Статті в журналах з теми "Tolaki"

Щоб переглянути інші типи публікацій з цієї теми, перейдіть за посиланням: Tolaki.

Оформте джерело за APA, MLA, Chicago, Harvard та іншими стилями

Оберіть тип джерела:

Ознайомтеся з топ-50 статей у журналах для дослідження на тему "Tolaki".

Біля кожної праці в переліку літератури доступна кнопка «Додати до бібліографії». Скористайтеся нею – і ми автоматично оформимо бібліографічне посилання на обрану працю в потрібному вам стилі цитування: APA, MLA, «Гарвард», «Чикаго», «Ванкувер» тощо.

Також ви можете завантажити повний текст наукової публікації у форматі «.pdf» та прочитати онлайн анотацію до роботи, якщо відповідні параметри наявні в метаданих.

Переглядайте статті в журналах для різних дисциплін та оформлюйте правильно вашу бібліографію.

1

Alim, Nur, Badarwan Badarwan, and Syahrul Syahrul. "Edukasi Kepemimpinan Berbasis Tradisi Lokal pada Masyarakat Tolaki di Kabupaten Konawe." Shautut Tarbiyah 26, no. 1 (May 17, 2020): 32. http://dx.doi.org/10.31332/str.v26i1.1840.

Повний текст джерела
Анотація:
This article aims to explore the education of local culture-based leadership in the Tolaki community, which includes: 1) the origins of Tolaki culture; 2) the noble values shared by the Tolaki people; 3) Pu'utobu as an actor in the traditional leadership practices of the Tolaki people; 4) Tolaki's culture-based leadership education process. To explore these four aspects, a qualitative approach with ethnographic methods is used. Data collection uses in-depth interview techniques, involved observations, and document studies. The collected data is analyzed through domain analysis, taxonomic analysis, componential analysis, and cultural theme analysis. To guarantee the validity of the data, an extension of observation is carried out, increased perseverance, and triangulation. The results showed that Tolaki culture has a closeness to cultures in Indonesia, both because of its origins and cultural contact. Therefore Tolaki culture contains noble values that are universal, can be accepted and practiced by various groups of people. In the context of leadership, traditional leadership practices are played by Pu'utobu, in customary matters. The challenge is that the traditional leadership education of the Tolaki people is not well institutionalized.Keywords: Traditional Leadership Education, Tolaki Culture
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
2

Hastuti, Heksa Biopsi Puji. "MITOS OHEO DAN ASAS HUBUNGAN DALAM KONSEP O RAPU Menguak Posisi Perempuan dalam Keluarga Suku Tolaki." Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya 6, no. 1 (March 1, 2014): 17. http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v6i1.181.

Повний текст джерела
Анотація:
AbstrakMitos Oheo adalah kisah tentang salah satu versi asal-usul suku Tolaki. Sumber mitologi yang diperoleh dari orang-orang tua suku Tolaki ini memuat kisah Oheo dan Anawaingguluri yang dalam salah satu buku sumber dikatakan sama dengan Putri Wekoila, seorang perempuan yang menjadi cikal bakal suku Tolaki. Meskipun mitos Oheo sudah tidak sekuat dulu diyakini oleh suku Tolaki, mitos ini memuat hal-hal yang pada akhirnya menjadi acuan aturan adat yang sudah ditetapkan. Penelitian difokuskan pada salah satu aspek aturan adat suku Tolaki, yaitu konsep o rapu. Penelitian ini bertujuan mengungkap asas hubungan dalam konsep o rapu yang terepresentasi dalam mitos Oheo. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kajian budaya, khususnya teori intertekstual. Hasil analisis menunjukkan bahwa di dalam mitos Oheo terdapat representasi asas hubungan meowali, meo’ana meo’ana, meo’ina meo’ana, dan mbeo’ana. Pembahasan hasil analisis diarahkan pada hubungan representasi konsep o rapu di dalam mitos dengan posisi perempuan di dalam keluarga suku Tolaki. Dari hasil dan pembahasan diketahui bahwa perempuan dalam keluarga suku Tolaki berada pada posisi terhormat dikaitkan dengan proses perawatan anak sebagai regenerasi keluarga, tidak tabu berada pada wilayah kerja nondomestik, dan posisi yang berhak mendapat perlindungan dari anggota keluarga laki-laki. AbstractOheo myth is one of the stories versions of Tolaki tribe. The ancient mythology of ancient Tolaki’s tribe tell about the story of Oheo’s and Anawaingguluri and it is same with the Princess of Wekoila, the pioneer woman of Tolaki’s tribe. Eventhough the myth is not strong as before, the myth contains the rule of thier custom. This research focused on one of the rule aspect of Tolaki’s tribe, which is o rapu concept. The purpose of this research is to reveal the relations of o rapu representations concept in Oheo myth. Qualitative method is used in this research and cultural studies as an approach, especially intertextual theory. The result of the research describes that in Oheo myth contained of principal representations of meowali, meo’ana meo’ana, meo’ina meo’ana, and mbeo’ana. The discussion of the research is directed to the relations concept of o rapu representation in myth and with women positions in the Tolaki’s tribe. From the finding and the discussion, it was found that women position in Tolaki tribe family is in the honorable position, it can be seen in the nursing/care process, domestics area is not taboo, and has the right in patronage from male family members.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
3

Ramadan, Sachrul. "INTERPRETASI KALOSARA DALAM RUMAH ADAT TOLAKI." NALARs 17, no. 2 (June 6, 2018): 145. http://dx.doi.org/10.24853/nalars.17.2.145-154.

Повний текст джерела
Анотація:
ABSTRAK. Etnis Tolaki, adalah salah satu dari tiga kelompok etnis utama di Sulawesi Tenggara yang memiliki gaya dan bentuk budaya yang spesifik. Bentuk budaya yang spesifik diwujudkan dalam obyek yang menjadi simbol budaya disebut Kalo Sara. Kalo Sara terdiri dari tiga elemen benda atau bahan, yaitu Rotan, Kain Putih dan Lingkaran (terbuat dari Rotan) ketiga komponen bahan dan benda tersebut merupakan bahasa simbolis yang melambangkan semua aspek kehidupan sosial masyarakat Tolaki. Penelitian ini akan mengeksplorasi nilai ruang dan bentuk rumah adat Tolaki dalam kaitannya dengan Kalo Sara sebagai unsur tertinggi dalam Tatanan Budaya Tolaki. Subyek yang akan diteliti adalah penafsiran Kalo Sara sebagai unsur budaya tertinggi dalam esensi budaya terhadap komposisi ruang, bentuk dan makna dalam rumah tradisional Tolaki. Hasil penelitian menemukan bahwa Kalo Sara sebagai simbol budaya di komunitas Tolaki sangat erat dan melekat dalam konfigurasi ruang rumah tradisional Tolaki. Inti dari ruang yang mendefinisikan sifat Kalo Sara dari seluruh pengaturan ruang disebut istilah Siwolembatohu.Kata Kunci: Rumah Tolaki, Siwolembatohu, Kalo Sara ABSTRACT. Ethnic Tolaki, is one of the three main ethnic groups in southeast Sulawesi that have a specific cultural style and form. A particular cultural form is manifested in an object that becomes a cultural symbol called Kalo Sara. If Sara is made up of three elements of matter or material, namely Rattan, White cloth and Circle (made of Rattan) the three components of the material and the object is a symbolic language symbolizing all aspects of the social life of the Tolaki community. This research will explore the value of space and customs house form Tolaki concerning Kalo Sara as the highest element in the Tolaki Cultural Organization. The subjects to be studied are the interpretation of Kalo Sara as the most top cultural element in the essence of culture to the composition of space, form, and meaning in Tolaki traditional house. The results of the study found that Kalo Sara as a cultural symbol in the Tolaki community is intimately tied to the traditional Tolaki house space configuration. The core of the space that defines the Kalo Sara nature of the whole spatial arrangement is called the Siwolembatohu term.Keywords: Rumah Tolaki, Siwolembatohu, Kalo Sara.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
4

Asrianingsih, Asrianingsih, Zalili Sailan, and Marwati Marwati. "POLISEMI DALAM BAHASA TOLAKI." Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) 4, no. 1 (January 28, 2019): 1. http://dx.doi.org/10.36709/jb.v4i1.10717.

Повний текст джерела
Анотація:
Penelitian ini berjudul Polisemi dalam Bahasa Tolaki. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk polisemi dalam bahasa Tolaki. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk polisemi dalam kelas kata verba, adjektiva, nomina, dan adverbia. Penelitian ini termakasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif dan metode penelitian lapangan. Data dalam penelitian ini berupa kosa kata bahasa Tolaki secara lisan maupun data yang ada dalam kamus. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak (observasi), metode cakap (wawancara), dan angket. Metode simak (observasi) adalah menyimak bahasa dari informan, sehingga metode ini diterapkan pada pembacaan kamus. Metode cakap (wawancara) adalah menanyakan kepada informan tentang kebenaran data yang ada dalam kamus tersebut. Sedangkan angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Data-data tersebut yang didapatkan dari sumber tertulis dicatat berdasarkan kelas kata verba terdiri dari, tekonda, lako, , mosalaki, pseudo, pewiso, tekoro, melele, dan sinimbi adjektiva terdiri dari, buna, ehe, magaga, meambo, dan mosa’a nomina terdiri dari, bungguno, holiwu, dan lohoro dan adverbia terdiri dari, auorunggi, dahu, lau-lau, dan nolia. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam bahasa Tolaki terdapat beberapa kata yang merupakan polisemi pada kelas kata verba, adjektiva, nomina dan adverbia. Polisemi merupakan kata yang memiliki makna lebih dari satu dan saling berkaitan.Kata Kunci: polisemi, bahasa Tolaki
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
5

Sabdah, Sabdah, and Sastramayani Sastramayani. "Menjaga Tradisi Islam Orang Tolaki melalui Pengenalan Al Qur'an pada Masyarakat di Kelurahan Bungguosu, Konawe." Shautut Tarbiyah 24, no. 1 (October 4, 2018): 91. http://dx.doi.org/10.31332/str.v24i1.923.

Повний текст джерела
Анотація:
Abstrak Mengidentifikasi orang Tolaki sebagai orang Islam memiliki dasar yang sangat kuat. Tidak hanya karena mayoritas dari etnik ini memeluk Islam, tetapi dari segi kesejarahan, pertemuan Orang Tolaki dengan Islam melampaui masa pertemuan dengan agama-agama lain yang diakui hari secara nasional. Deviasi sejarah memang tidak dapat dihindarkan, bahwa akhirnya orang Tolaki akhirnya melakukan konversi agama akibat zending pada zaman kolonial Belanda, maupun saat ini dengan berbagai motif. Akan tetapi stigma bahwa orang Tolaki adalah pemeluk Islam tetaplah kuat. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini melakukan kajian pada beberapa tinjauan: 1) pergulatan orang Tolaki dalam mendekati Al Qur'an; 2) Tradisi Islam yang hidup dalam Masyarakat Tolaki; 3) menjaga tradisi Islam melalui pembelajaran Al Qur'an. Kelurahan Bungguosu menjadi sorotan dalam artikel ini disebabkan geliat yang sangat kuat dalam menggerakkan kegiatan pembelajaran Al Qur'an yang menyatu dengan tradisi lokal. Temuan penelitian ini menunjukkan: 1) pergulatan orang Tolaki dalam mendekati Al Qur'an membentang masa yang cukup panjang, sejak awal perjumpaan dengan Islam, kemudian dinamika berubah ketika jaman kemerdekaan, orde lama, orde baru; dan era reformasi hingga kini. 2) Tradisi Islam yang hidup pada masyarakat Tolaki cukup kaya, merupakan hasil perjumpaan ajaran Islam dengan tradisi lokal yang baik. 3) Pembelajaran Al Qur'an menjadi pilihan strategis dalam menjaga tradisi Islam orang Tolaki.Kata Kunci: Tolaki, Tradisi Islam, Kearifan LokalAbstract Identifying Tolaki people as Muslims has a very strong basis. Not only because the majority of these ethnic groups embrace Islam, but in terms of historicity, the meeting of Orang Tolaki with Islam goes beyond the period of meeting with other recognized religions nationally. Historical deviation is inevitable, that finally the Tolaki finally convert religion due to zending in the Dutch colonial era, and now with various motives. But the stigma that Tolaki people are Muslims is still strong. Using a qualitative approach, this study conducts studies on several reviews: 1) the Tolaki people's struggle in approaching the Qur'an; 2) Islamic traditions that live in Tolaki Society; 3) safeguarding the Islamic tradition through learning the Qur'an. Kelurahan Bungguosu into the spotlight in this article due to very strong geliat in moving the learning activities of the Qur'an that blends with local traditions. The findings of this study show: 1) the Tolaki people's struggle in approaching the Qur'an stretches a fairly long period, from the beginning of encounter with Islam, then dynamics changed as the era of independence, the old order, the new order; and the reform era up to now. 2) The Islamic tradition that lives on Tolaki people is quite rich, is the result of encounter of Islamic teachings with good local traditions. 3) The study of the Qur'an becomes a strategic choice in safeguarding the Tolaki Islamic tradition. Keywords: Tolaki, Islamic Tradition, Local Wisdom
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
6

Badaruddin, Rusli, La Ode Nafiu, and Muh Amrullah Pagala. "ANALISIS GENETIK AYAM TOLAKI PADA MASA PERTUMBUHAN." Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis 2, no. 1 (June 26, 2016): 28. http://dx.doi.org/10.33772/jitro.v2i1.1075.

Повний текст джерела
Анотація:
Ayam Tolaki merupakan ayam lokal Konawe, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari Sifat fenotip dan genetik pada pertumbuhan ayam Tolaki. Dari 5 kelompok perkawinan 5 ekor pejantan dan 15 ekor induk masing-masing kelompok 1 ekor pejantan dengan 3 ekor induk dihasilkan 144 ekor anak ayam Tolaki yang terdiri dari (78 ekor jantan dan 66 ekor betina), yang diberi pakan secara adlibitum. Pengamatan meliputi :, Komponen variansi digunakan untuk mengistimasi nilai-nilai genetik (heritabilitas) sifat pertumbuhan ayam Tolaki. Hasil penelitian menunjukan pertumbuhan ayam jantan lebih cepat dibandingkan ayam betina . kemampuan sifat pertumbuhan ayam Tolaki berdasarkan komponen variansi jantan, betina dan variansi induk cukup berfluktuasi. Pewarisan sifat pertumbuhan berdasarkan komponen variansi jantan (ĥ2s) tinggi pada umur 0 sampai 12 minggu dan bernilai positif Kata kunci : Genetik, Heritabilitas, Ayam Tolaki dan Pertumbuhan
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
7

A.D., Firman, NFN Asri, and NFN Sukmawati. "VITALITAS BAHASA TOLAKI DI KOTA KENDARI (The Vitality of Tolaki Language in Kendari)." Kandai 16, no. 2 (November 30, 2020): 183. http://dx.doi.org/10.26499/jk.v16i2.2188.

Повний текст джерела
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
8

Hafid, Abdul, and Raodah Raodah. "PENERAPAN MOSEHE DALAM PENYELESAIAN KONFLIK OLEH MASYARAKAT TOLAKI DAN MASYARAKAT PENDATANG DI KABUPATEN KONAWE PROVINSI SULAWESI TENGGARA." Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya 9, no. 1 (June 1, 2018): 37–51. http://dx.doi.org/10.36869/wjsb.v9i1.20.

Повний текст джерела
Анотація:
Penelitian ini mendeskripsikan tentang mosehe sebagai salah satu hukum adat orang Tolaki yang masih tetap dipatuhi dan dijalankan oleh orang Tolaki, terkhusus buat mereka yang tinggal di Kabaupaten Konawe. Tulisan ini bersifat deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melaui wawancara mendalam, studi pustaka, pengamatan, dan dokumentasi. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa mosehe merupakan sebuah ritual yang telah berlangsung secara turun-temurun hingga sekarang sebagai bentuk penghormatan terhadap Dewa (Sangia), agar Tuhan Yang Maha Kuasa (Ombu) berkenan menerima upacara tersebut. Bagi orang Tolaki, mosehe berfungsi untuk kepentingan keselamatan dan kemaslahatan orang banyak. Selain itu, eksistensi mosehe merupakan salah satu bentuk penyelesaian konflik/sengketa bagi masyarakat Tolaki, yang awalnya dilatarbelakangi oleh peristiwa di masa lampau dan terjadi secara turun temurun oleh generasi orang Tolaki hingga sekarang. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat berupa perkataan sumpah, sikap, dan tindakan oleh nenek moyang orang Tolaki yang berimbas pada kehidupan generasi orang Tolaki hingga sekarang.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
9

Sultin, Sultin, La Ode Topo Jers, and Zaenal Zaenal. "BERGESERNYA PENGGUNAAN BAHASA DAERAH (MO MBE TOLAKI) KE BAHASA INDONESIA." KABANTI: Jurnal Kerabat Antropologi 4, no. 2 (February 15, 2021): 68–74. http://dx.doi.org/10.33772/kabanti.v4i2.1092.

Повний текст джерела
Анотація:
Bergesernya Penggunaan Bahasa Daerah (Mo Mbe Tolaki) Ke Bahasa Indonesia Bagi Masyarakat Tolaki Di Desa Ulusawa Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan mendasari bergesernya penggunaan bahasa daerah Tolaki (Mo Mbe Tolaki) ke bahasa Indonesia bagi masyarakat Tolaki di Desa Ulusawa Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan, serta mengetahui tentang pandangan masayarakat lokal dan penyebab tidak menggunakannya bahsa daerah Tolaki. Teori yang digunakan adalah teori Sapir-Whorf tentang Linguistik Relativisme (1884-1939). Sedangkan metode penelitian yang digunakan yaitu metode etnografi dan cara pengamatan (observasi) dan wawancara (interview) sehingga data dianalis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian yaitu (1) adanya faktor dari luar dan faktor dari dalam pada masyarakat yang menyebabkan pergeseran penggunaan bahasa daerah, (2) pandangan masyarakat lokal meliputi: kurangnya upaya pemertahan bahasa daerah dalam keluarga, masyarakat dan sekolah (3) penyebab kurangnya penggunaan bahasa daerah, diantaranya: tidak percaya diri (PD), perkawinan beda suku, pemukiman multi kultur, pengaruh lingkungan keluarga (orang tua), dan lingkungan sekolahKata kunci: Bergesernya, Mo Mbe Tolaki, ke Bahasa Indonesia, Masyarakat Ulusawa
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
10

Nurhidayati, Hesti, Hanna Hanna, and Lelly Suhartini. "THE PREDICTION OF TOLAKI LANGUAGE EXTINCTION AT PUNGGALUKU VILLAGE, LAEYA SUB DISTRICT, SOUTH KONAWE REGENCY." Journal of Teaching English 5, no. 3 (August 31, 2020): 207. http://dx.doi.org/10.36709/jte.v5i3.13858.

Повний текст джерела
Анотація:
This research discussed the language extinction in Tolaki language for Tolakinese who lived in Punggaluku village. Language contact that has occurred at multilingual society in Punggaluku became an interesting phenomenon to be learnt because it had close relationship with the use of ethnic language of the residents in this village. This study focused on the endangered level of Tolaki language extinction and predicted the Tolaki language extinction at Punggaluku Village, Laeya Sub district. The main data of the research were taken in Punggaluku Village, Laeya Sub district, South Konawe Regency. Observation and interview were used by the researcher in collecting the data from informants in this area. The result of this research showed that Tolaki language was potentially threatened as a severely endangered language. It was indicated from the parents were not transmitted Tolaki language to their children and the low frequency in using Tolaki language among old generation. It caused the young generation could not speak Tolaki language and final effect of this phenomenon was language extinction. Futhermore, the researcher predicted 30 years ahead, Tolaki language will be extincted in Punggaluku village, Laeya Sub District, South Konawe Regency.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
11

Ipandang, Ipandang, and Ai Yeni Yuliyanti. "Tolaki Tribe's Marriage: The Struggle of Islamic Law and Customary Law." Madania: Jurnal Kajian Keislaman 24, no. 2 (December 31, 2020): 191. http://dx.doi.org/10.29300/madania.v24i2.3872.

Повний текст джерела
Анотація:
This study aims to understand the history and struggles of Islamic law and Tolaki culture in the munakahat fiqh, inherited from the Tolaki community as contained in the Tolaki customary law structure. This study uses a qualitative descriptive method and a phenomenological approach. This research shows that the struggle of Islamic law and marriage culture in the Tolaki community is that the relationship between Islam and Tolaki culture shows adaptation, mutual understanding, and conversation. This relationship means no dominant or mutually dominant camps in this cycle of marriage, Islam, and traditions. Thus, there is a need for the role of traditional leaders, religious leaders, community leaders, and the government to socialize intensely the importance of cultural values in society, nation, and state to preserve existing culture for the continuity of future generations in various activities.Penelitian ini bertujuan untuk memahami sejarah dan pergumulan tentang hukum Islam dan budaya Tolaki dalam fikih munakahat yang diwariskan kepada masyarakat Tolaki yang terdapat dalam struktur hukum adat Tolaki. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan pendekatan fenomenologi, Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergumulan hukum islam dan budaya perkawinan pada masyarakat Tolaki adalah hubungan antara Islam dan budaya Tolaki menunjukkan adaptasi, saling pengertian dan percakapan satu sama lain. Artinya, tidak ada kubu yang dominan atau yang saling dominan dalam siklus pernikahan, Islam, dan tradisi ini. Untuk itulah perlunya peranan tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat maupun pemerintah secara intens dan berkelanjutan dilaksanakan berbagai kegiatan yang mensosialisasikan pentingnya nilai-nilai budaya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara guna melestarikan budaya yang sudah ada demi kelangsungan generasi mendatang.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
12

Feriasmita, Feriasmita, Najib Husain, and Sulsaman Moita. "PREFERENSI KONSUMEN PADA MAKNA PESAN SIMBOLIK KAIN TENUN TOLAKI DI KOTA KENDARI." Publica : Jurnal Administrasi Pembangunan dan Kebijakan Publik 11, no. 1 (March 30, 2020): 103. http://dx.doi.org/10.33772/publica.v11i1.13497.

Повний текст джерела
Анотація:
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis makna simbolik kain tenun tolaki yang menjadi preferensi konsumen pada maknapesan simbolik kain tenun tolaki di Kota Kendari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, Dimana pemilihan informan dilakukan secara sengaja berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan ditetapkan berdasarkan tujuan. Data dikumpulkan menggunakan teknik wawancara langsung terhadap narasumber yang berada di lokasi penjualan kain tenun tolaki.. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan kain tenun Tolaki sangat signikan dalam menentukan preferensi konsumen. Hal tersebut dilatarbelakangi atas tuntutan pekerjaan sehingga mewajibkan meraka untuk menggunakannya sebagai pakaian forma. Namun demikian adapula yang menggunakannya sebagai pakaian non formalKata kunci: Kain Tenun Tolaki, Preferensi Konsumen, Kesadaran, Pengetahuan, Membeli
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
13

Astuti, Dewi Suci. "MAKNA SIMBOLIK PAKAIAN ADAT SUKU TOLAKI SULAWESI TENGGARA." Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya 7, no. 1 (August 3, 2022): 42. http://dx.doi.org/10.33772/jpsb.v7i1.28863.

Повний текст джерела
Анотація:
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Untuk mendeskripsikan jenis, motif, dan warna pakaian adat suku Tolaki; (2) Untuk mendeskripsikan makna simbolik yang terkandung dalam pakaian adat suku Tolaki. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Unaha Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara. Berdasarkan hasil penelitian Pakaian adat suku memiliki jenis, motif dan warna sesuai tujuan penggunaannya. Jenis pakaian suku Tolaki terdiri atas pakaian Adat Kebesaran (Babu Kamokole), Pakaian Adat Perkawinan (Babu Mberapu), Pakaian Adat Tenunan Motif Tolaki (Babu Hinoru), Pakaian Adat Perlombaan (Babu Mbetandi), Pakaian Tamalaki (Babu Ndamalaki), Pakaian Menari (Babu Mborese’i), Pakaian Motif Tolaki Non Tenun (Babu Bari Ndolaki). Motif pakaian terdiri dari motif tradisional dan modern. Warna pakaian terdiri dari : Mokuni/Mouso (kuning) atau wulaa (emas), Meeto (hitam), Mowila (putih), Momea (merah), Maido/Motai (hijau), Mouro uro/ Mololo (biru), Orodu (ungu), Lango-lango/Langandaha (merah delima/pink ruby).Kata Kunci: Jenis motif dan warna pakaian adat suku tolaki.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
14

Adenisatrawan. "EKSISTENSI DAN RESISTENSI HUKUM ADAT PERKAWINAN SUKU TOLAKI DALAM ERA DIGITAL (Studi Kasus: Kabupaten Konawe Selatan)." Esensi Hukum 3, no. 2 (December 23, 2021): 101–22. http://dx.doi.org/10.35586/esensihukum.v3i2.107.

Повний текст джерела
Анотація:
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis eksistensi dan resistensi hukum adat perkawinan suku tolaki dalam era digital. Metode penelitian pada tulisan ini adalah metode kualitatif, dengan menggunakan dua pendekatan yakni pendekatan deskriptif analitis dan pendekatan sosiologis Subjek pada penelitian ini adalah masyarakat suku Tolaki di Kabupaten Konawe Selatan. Sedangkan Informan penelitian ini adalah Tokoh adat, kepala desa dan masyarakat suku Tolaki. Pengumpulan data dilakukan dengan cara, observasi, dokumentasi dan wawancara, selanjutnya data yang telah diperoleh akan dianalisis secara mendalam dengan teknik analisis data, melalui mengolah data, membaca keselurahan data, coding data, proses coding dan menginterpretasikan atau memaknai data untuk menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dijelaskan pertama, hukum adat perkawinan suku Tolaki dikabupaten konawe Selatan tetap eksis sampai sekarang, disebabkan; 1) kemajuan IPTEK tidak mempengaruhi implementasi atau pelaksanaan hukum adat perkawinan suku Tolaki dikarenakan kepercayaan yang kuat akan hukuman alam dari penolakan atau pengabaian/tahapan-tahapan dalam pelaksanaan prosesi adat istiadat perkawinan. 2) Hukum adat perkawinan suku Tolaki mengedepankan jalur musyawarah dan konsisten terhadap hasil keputusan musyawarah. 3) Religiusitas yang dimiliki dalam hukum adat Tolaki. Kedua; Kemajuan IPTEK menimbulkan perubahan syarat-syarat sebelum akad nikah dilaksanakan, baik pada persyaratan perkawinan ideal dan perkawinan tidak ideal, perubahan pada syarat dalam pelaksanaan hukum adat perkawinan suku tolaki senantiasa mengikuti kemajuan zaman perubahan ekonomi, akan tetapi dalam pelaksanaan tetap merujuk pada keputusan bersama kedua keluarga mempelai. Pertemuan dua keluarga masing-masing diwakili oleh orang kepercayaan sebelum peletakkan adat dilakukan didepan umum.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
15

Ramadan, Sachrul, Muhammad Zakaria Umar, and Ishak Kadir. "Tipologi Rumah Tradisional Tolaki Komali Di Desa Wolasi Kecamatan Wolasi Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara." Jurnal Permukiman 16, no. 1 (May 1, 2021): 21. http://dx.doi.org/10.31815/jp.2021.16.21-30.

Повний текст джерела
Анотація:
Rumah dapat dianalisis dengan pendekatan tipologi. Rumah tradisional Tolaki terdiri dari bagian bawah, bagian tengah, dan bagian atas. Salah satu etnis Tolaki berada di Desa Wolasi, Kecamatan Wolasi, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Menurut tokoh masyarakat bahwa rumah tradisional Tolaki Komali pernah ada di desa tersebut. Penelitian ini penting dilakukan untuk merekonstruksikan kembali bentuk rumah tradisional Tolaki Komali. Penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi tipologi rumah tradisional Tolaki Komali. Identfikasi rumah ini dilaksanakan dengan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan grounded theory. Sumber data primer didapatkan dari kajian literatur. Sumber data primer terdiri dari rumah tradisional Tolaki Komali dan tipologi bangunan. Tipologi bangunan dikelompokkan menjadi struktur bawah, struktur tengah, dan struktur atas. Data dikumpulkan dengan cara kajian literatur. Penelitian ini disimpulkan bahwa rumah tradisional Tolaki Komali sebagai berikut: pertama, struktur bawah yang paling khas yaitu pondasi tiang bagian bawah dibakar, ditanam, dan diselubungi dengan ijuk; tinggi tiang bawah dibuat sesuai dengan ukuran hewan kerbau; Komali terdapat tiang petumbu dan tiang tinohe; balok tiang serta lantai diikat oleh balok siwolembatohu. Kedua, struktur tengah yang paling khas yaitu dinding papan dipasang tegak; tangga terdapat di ruang tinumba ibunga; dan pintu dibuka pada bagian kiri. Ketiga, struktur atas yang paling khas yaitu atap rumah berbentuk perisai dan bubungan atap dibuat melengkung.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
16

Pertiwi Supriadi, Ade Putri, La Ode Sidu Marafat, and La Yani Konisi. "HOMONIM KATA DALAM BAHASA TOLAKI DIALEK MEKONGGA." Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) 4, no. 1 (January 28, 2019): 79. http://dx.doi.org/10.36709/jb.v4i1.10721.

Повний текст джерела
Анотація:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk homonim kata dalam Bahasa Tolaki dialek Mekongga berdasarkan lafal dan tulisannya pada masyarakat Sabilambo. Manfaat penelitian yang diharapkan dari penulisan ini adalah (1) Sebagai bahan informasi bagi masyarakat, khususnya masyarakat Kolaka yang berbahasa ibu Bahasa Tolaki dialek Mekongga, (2) Sebagai bahan informasi peneliti selanjutnya, khususnya yang akan mengkaji bahasa Tolaki dialek Mekongga. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan, karena melibatkan masyarakat sebgai informan atau sumber data dalam penelitian ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data lisan. Data lisan yang dimaksud adalah data yang berasal dari tuturan lisan bahasa daerah Tolaki dialek Mekongga yang dipakai dan diungkapkan dalam percakapan sehari-hari oleh masyarakat penuturnya. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik rekam, teknik catat dan teknik triangulasi. Pengumpulan data digunakan dengan menggunakan metode simak dan metode cakap dengan teknik rekam dan catat. Data yang terkumpul di analisis dengan metode distribusional dengan teknik oposisi. Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa homonim kata dalam bahasa Tolaki dialek Mekongga yaitu, bentuk-bentuk homonim kata berdasarkan lafal dan ejaan atau tulisan yaitu, kata dasar seperti kata kadu ‘cukup’ dan kadu ‘karung’, kata tia ‘perut’ dan tia ‘bagi’. Kata turunan seperti moratu ‘memberi racun’ dan moratu ‘buah siap panen (matang)’, kata metemba ‘duduk bersila’ dan metemba ‘menembak’.Kata kunci: semantik, homonim, kehomoniman
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
17

Jamaluddin Hos, Sarpin, and Suharty Roslan. "Mitigasi Bencana Berbasis Kearifan Lokal Pada Masyarakat Peladang Berpindah di Kecamatan Asera Kabupaten Konawe Utara." Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA) 2, no. 1 (November 20, 2019): 1–7. http://dx.doi.org/10.32734/lwsa.v2i1.602.

Повний текст джерела
Анотація:
AbstractThe Tolaki tribe, which is a native who inhabits the mainland areas of Southeast Sulawesi Province, some still manage their lives through traditional natural resource management. Until now, strong traditions and traditions for preserving the environment and forests in the Tolaki ethnic group are still maintained. This custom and tradition is always inherited from generation to generation. Shifting cultivation or monda'u (Tolaki language) is the main livelihood of the Tolaki tribe. Shifting cultivation activities have astrong dependence on natural environmental conditions. The concept of monda'u for the Tolaki community is one form of institutional management of fields and forests that points to the entire process of processing land fields from land clearing to storing crops. This study was directed to find out and study the local wisdom of the Tolaki people in shifting cultivation activities (monda'u) related to disaster mitigation, especially floods, landslides and fires. The research approach used is a qualitative approach with the main data collection techniques are observation and in-depth interviews. The results of the study showed that in the monda'u institution, there was a lot of local wisdom that had been maintained for generations so that it still paid attention to the carrying capacity and sustainability of the forest. This shows that in the activities of monda'u, the Tolaki tribe has long provided education to avoid natural disasters from generation to generation. Norms related to determining the location of fields, the right time for farming, rules and procedures for opening, burning, and clearing land in the monda'u tradition are full of mitigation of natural disasters floods, landslides and fires. AbstrakMasyarakat suku Tolaki yang merupakan penduduk asli yang mendiami wilayah-wilayah daratan Provinsi Sulawesi Tenggara, sebagian masih mengelola kehidupannya melalui pengelolaan sumber daya alam yang dilakukan secara tradisional. Hingga kini masih terpelihara kuat adat dan tradisi pemeliharaan kelestarian lingkungan dan hutan di kalangan suku bangsa Tolaki. Adat dan tradisi ini senantiasa diwariskan secara turun temurun. Perladangan berpindah atau monda’u (bahasa Tolaki) merupakan mata pencaharian hidup utama masyarakat suku Tolaki. Aktivitas perladangan berpindah memiliki ketergantungan yang kuat terhadap kondisi lingkungan alam. Konsep monda’u bagi masyarakat Tolaki merupakan salah satu wujud kelembagaan pengelolaan ladang dan hutan yang menunjuk pada keseluruhan proses aktivitas pengolahan tanah ladang mulai dari pembukaan lahan hingga penyimpanan hasil panen. Kajian ini diarahkan untuk mengetahui dan mengkaji kearifan-kearifan lokal masyarakat Suku Tolaki dalam aktivitas perladangan berpindah (monda’u) berkaitan dengan mitigasi kebencanaan, terutama bencana alam banjir, tanah longsor dan kebakaran. Penedekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data utama adalah observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pranata monda’u, terdapat banyak kearifan lokal yang secara turun temurun dipertahankan sehingga tetap memperhatikan daya dukung dan kelestarian hutan. Hal ini menunjukkan bahwa pada aktivitas monda’u, masyarakat suku Tolaki sudah sejak lama memberikan pendidikan menghindari bencana alam secara turun-temurun. Norma-norma yang terkait dengan penentuan letak lokasi ladang, waktu yang tepat untuk berladang, kaidah dan tata cara membuka, membakar, dan membersihkan lahan dalam tradisi monda’u sarat dengan mitigasi terhadap bencana alam banjir, longsor dan kebakaran
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
18

Indrawati, Eki, Takdir Saili, Syam Rahadi, and La Ode Nafiu. "FERTILITAS, DAYA HIDUP EMBRIO, DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM RAS HASIL INSEMINASI BUATAN DENGAN AYAM TOLAKI." Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis 2, no. 1 (May 27, 2015): 10. http://dx.doi.org/10.33772/jitro.v2i2.3796.

Повний текст джерела
Анотація:
Ayam tolaki merupakan ayam kampung yang dikembangkan di Sulawesi Tenggara yang memiliki postur tubuh yang kecil dan produksi telur yang rendah. Oleh karena itu dibutuhkan upaya untuk meningkatkan performans produksi dan reproduksi ayam tolaki. Salah satu upaya tersebut adalah menerapkan sistem kawin silang menggunakan metode inseminasi buatan. Pada penelitian ini dilakukan inseminasi semen ayam tolaki ke saluran reproduksi ayam petelur untuk menghasilkan telur/ayam silangan. Parameter yang diukur pada penelitian meliputi fertilitas, daya hidup embrio, daya tetas dan bobot tetas. Penelitian ini dilaksanakan di kandang Pembibitan Unggas Fakultas Peternakan Universitas Haluoleo selama tiga bulan (Juni-Agustus 2012). Penelitian ini menggunakan 12 ekor ayam ras petelur dan 4 ekor ayam tolaki. Semua data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan fertilitas telur hasil persilangan yaitu 50,54%, daya hidup embrio, daya tetas dan bobot tetas masing-masing 92,18%, 59,56% dan 39,83 g. Kesimpulan akhir dari penelitian ini menyatakan fertilitas telur, daya hidup embrio, daya tetas dan bobot tetas telur masih sangat rendah. Rujukan selanjutnya perlu dilakukan persilangan ayam ras petelur jantan dengan ayam tolaki betina.Kata kunci : Ayam tolaki, Fertilitas, daya hidup embrio, daya tetas, Inseminasi buatan.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
19

Wijaya, Putra, Muhammad Zakaria Umar, and Muhammad Arsyad. "DUA BELAS TEKNIK IKAT KONSTRUKSI KAYU PADA RUMAH VERNAKULAR TOLAKI." ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya 9, no. 2 (June 29, 2020): 152–63. http://dx.doi.org/10.33772/etnoreflika.v9i2.830.

Повний текст джерела
Анотація:
The technique of binding wood construction in Tolaki vernacular houses tends to fade due to esotericism. This research is important as follows: (1) to uncover and preserve Tolaki's architectural identity in the form of wood-binding techniques; (2) to enrich the Southeast Sulawesi architecture literature in particular and Indonesian architecture in general. This research is intended to formulate the wood construction binding technique in Tolaki vernacular house. This research uses a case study method with a qualitative approach. Data sources consist of primary data and secondary data. This research uses triangulation data collection techniques. The method of data analysis is carried out by means of information organized, information and codefication studied, cases and contexts described, findings interpreted, and findings presented narratively. The study concluded that the construction of wood in the Tolaki vernacular house consisted of 12 (twelve) connective techniques as follows: first, peusu temomo, peusu kinalase, peusu pinewa’a, peusu pinepuhe, peusu niranggia, and peusu tundo ndowaea are included in the category of cross ties; second, peusu kinalili and peusu pinekalo are included in the category of dead cross ties; third, peusu pinepuhu, peusu sinemba, peusu mbekale, and peusu sinemba aso hara are included in the category of mobile cross ties.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
20

Asis, Abdul. "FUNGSI DAN MAKNA TRADISI UPACARA MONAHU NDAU’U PADA KEGIATAN PERTANIAN OLEH MASYARAKAT TOLAKI DI DESA BENUA KABUPATEN KONAWE SELATAN." Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya 7, no. 1 (June 18, 2020): 153–68. http://dx.doi.org/10.36869/wjsb.v7i1.93.

Повний текст джерела
Анотація:
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan fungsi dan makna upacara tradisi Monahu Ndau’u di Desa Benua. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa pengamatan, wawancara, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Tolaki di Desa Benua masih melakukan sistem perladangan berpindah-pindah. Pengolahan lahan secara tradisional ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: pemilihan lahan, pembukaan lahan, penanaman, perawatan, dan panen. Sebelum masa tanam, masyarakat melakukan upacara Monahu Ndau’u. Upacara ini merupakan tradisi budaya masyarakat Tolaki di Desa Benua yang dilakukan ketika menjelang musim tanam. Pelaksanaannya mengandung banyak makna dan fungsi. Tradisi ini diawali dengan kegiatan Kanda atau Lulo Ngganda yangbermakna kegembiraan karena sudah tiba musim tanam. Upacara tersebut melibatkan seluruh masyarakat untuk menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. Tolak Bala berfungsi untuk mengusir penyakit tanamanyang dapat menyebabkan gagal panen; menghindarkan konflik dan kesalahpahaman di kalangan warga; dan menari bersama selama tiga malam sebagai media hiburan, berturut-turut pada bulan ke 14, 15, dan 16 dengan menggunakan api unggun.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
21

Haslan, Haslan. "AN ANALYSIS ADDRESS TERMS OF TOLAKI LANGUAGE." Shautut Tarbiyah 24, no. 1 (October 4, 2018): 55. http://dx.doi.org/10.31332/str.v24i1.922.

Повний текст джерела
Анотація:
Abstract The research focused on address term of Tolaki language which is conducted among the people who include in family. Which, the main objectives of the research namely (1) to find out the data about the address terms of Tolaki language (2) to describe the use of every address terms of Tolakinese society in their daily social interaction. This research uses qualitative descriptive analysis by applying some techniques of collecting data namely ( 1) Observation and participation (2) Noting. After the data being collected, the writer analyzes them through the following steps: (1) Transcribing the data, (2) Making classification of gathered data relating to address terms, (3) Making description for last generalization objectively based on the script of data will be gotten in the field of the research. The result of this research shows that there are thirty kinds of address terms of Tolaki language gathered in this research namely pue, mbue, ina, ama, naina, ma’ama, awo, awo langgai, awo ndina, ma’ama awo, naina awo, ama awo, ina awo, ka’aka awo, hai awo, pue awo, wali baisa, Ela, hine, bea, asa, sege, bio, wuto, tina, tie, mburi, ana, ka’aka and hai. Key Words: Tolaki, Address Term, Language
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
22

Juliana, Selti, Sri Suryana Dinar, and Marwati Marwati. "FAKTA CERITA DALAM CERITA RAKYAT TOLAKI RANDA WULA’A." Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) 4, no. 3 (December 10, 2019): 287. http://dx.doi.org/10.36709/jb.v4i3.10749.

Повний текст джерела
Анотація:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeksripsikan dan menganalisis unsur-unsur fakta cerita rakyat Tolaki Randa Wula’a. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, dengan menggunakan metode deskriftif kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tertulis berupa teks yang berhubungan dengan fakta cerita yang terkandung dalam cerita rakyat Tolaki Randa Wula’a. Sumber data dalam penelitian ini adalah cerita rakyat yang dimuat dalam buku Prosa dalam Sastra Tolaki yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta 1998. Tenik pengumpulan data teknik baca dan catat. Teknik analisis data menggunakan pendekatan struktural.Hasil penelitian menunjukan bahwa fakta cerita dalam Cerita Rakyat Tolaki RandaWula’a berupa adanya tokoh, tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama diperankan oleh Putra Bungsu/Randa Wulaa dan tokoh tambahan diperankan oleh Lalewuta, Baginda Raja Lasiwuta, Anawai, keenam saudara Randa Wula’a, janda tua, dan Raja Lipuwuta(ayah Anawai). Pada data berikut ditemukan adanya alur yang melatar belakanggi terbentuknya fakta cerita dalam cerita rakyat Tolaki Randa Wula’a ini merupakan alur maju. Adapun unsur latarnya yaitu latar tempat yakni ialah rumah, sungai, hutan, gubuk. Latar waktu yang ditemukan yaitu pagi hari, tepat tengah malam, pada tengah malam, hari berganti hari, minggu berganti minggu, tepat tujuh jumat, dan genap tujuh hari. Sedangkan latar sosialnya yaitu keyakinan tokoh utama untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Kata kunci: fakta cerita, cerita rakyat
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
23

Nuryadin, Nuryadin, and Ramlin Ramlin. "Model Revitalisasi Mantra Monda’u Masyarakat Tolaki." Jurnal Ilmiah Dikdaya 11, no. 2 (September 29, 2021): 251. http://dx.doi.org/10.33087/dikdaya.v11i2.220.

Повний текст джерела
Анотація:
Model revitalisasi pelaksanaan tradisi bercocok tanam padi di ladang masyarakat Tolaki yakni, monda’u. Monda’u adalah salah satu bentuk tradisi lisan dan sastra lisan yang belum memiliki dokumentasi secara tertulis. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah model revitalisasi mantra tradisi monda’u dalam bercocok tanam padi ladang ketika mantra tidak di fungsikan lagi, dalam masyarakat Tolaki”. Penelitian ini bertujuan mengrevitalisasitradisi monda’udan mantra monda’u pada proses pelaksanaan bercocok tanam padi ladang masyarakat Tolaki secara umum. Manfaat dari penelitian ini adalah memberi sumbangsih kepada generasi muda saat ini agar mereka lebih banyak mengetahui tentang betapa pentingnya mempertahankan suatu budaya dan tradisi yang sudah sejak dulu dilakukan oleh nenek moyang kita. Penulis menggunakan metode etnografi, untuk mengungkapkan tradisi lisan yang berada di masyarakat lokal Konawe yang berhubungan dengan revitalisasi tradisi monda’u, revitalisasi pelaksanaan ritual, dan revitalisasi pewarisan mantra monda’u dengan menggunakan kata- kata atau tulis. Kemudian dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa konsep dan teori sebagai pendukung dalam tulisan ini, adapun konsep dan teorinya adalah: ritual, tradisi lisan, revitalisasi, pewarisan, dan formula.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
24

Ramlin, Ramlin, and Nuryadin Nuryadin. "Mombesara pada Penyambutan Tamu Suku Tolaki." Jurnal Ilmiah Dikdaya 11, no. 2 (September 29, 2021): 289. http://dx.doi.org/10.33087/dikdaya.v11i2.225.

Повний текст джерела
Анотація:
Mombesara merupakan salah satu tradisi lisan yang diturunkan dari generasi ke generasi yang harus dilestarikan. Kegiatan adat dan budaya ini biasa disebut pesta budaya yang merupakan miniatur dalam mencerminkan kehidupan sosial dan nilai-nilai tradisional yang luhur, sebagai gambaran tradisi dan budaya lokal. Bahasa yang digunakan di mombesara adalah: a) harus menggunakan bahasa daerah asli Tolaki. b) bentuk tuturan adat harus disesuaikan dengan konteks pelaksanaan adat. Terjadinya proses Mombesara penyambutan tamu karena adanya dialog antara Pabitara dan Tina Mbutobu kepada tamu yang baru hadir sebagai bentuk penghormatan dan penyambutan adat. Bahasa yang digunakan dengan santun di mombesara mengandung makna dan nilai yang perlu diketahui. Untuk mengetahui makna dan nilai yang terkandung dalam mombesara yang dituturkan oleh Pabitara dan Tina Mbutobu, diperlukan pengetahuan kebahasaan untuk menganalisis bahasa tersebut. . Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencari data, ide dan konsep, serta memfokuskan pada keabsahan data sesuai dengan kenyataan di lapangan. Untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang data tentang masalah dan topik yang dipelajari, yang terkait dengan penyambutan tamu.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
25

Ramlin, Ramlin. "Tahap Pelaksanaan Tradisi Mombesara dalam Perkawinan Adat Suku Tolaki." Khazanah Hukum 2, no. 3 (November 28, 2020): 110–20. http://dx.doi.org/10.15575/kh.v2i3.9981.

Повний текст джерела
Анотація:
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi yang jelas tentang tradisi mombesara melalui kalo sara dalam perkawinan adat suku Tolaki. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur tertulis budaya suku Tolaki, sebagai pedoman praktis dalam perkawinan adat suku Tolaki, melestarikan budaya perkawinan adat suku Tolaki dan dapat menjadi bahan perbandingan para peneliti selanjutnya. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan yakni peneliti secara langsung mengumpulkan data dan informasi dari informan dilapangan. Data penelitian ini adalah data yang dituturkan oleh juru bicara adat (pabitara), pemangku adat (puutobu), dan pemerintah setempat (pamarenda). Sumber data dalam penelitian ini adalah bersumber dari beberapa informan (pabitara). Menggunakan metode penelitian Kualitatif, Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik perekaman, simak catat dan teknik elisitasi. Sedangkan teknik analisis datanya adalah teknik analisis deskriptif yaitu menguraikan setiap ungkapan yang digunakan oleh pabitara pada saat upacara adat perkawinan berlangsung. Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah (1) pelaksanaan tradisi mombesara dalam perkawinan adat suku Tolaki, (2) mombesara moawo pesuko/moawo niwule, (3) mombesara mesokey, (4) mombesara mepoteeniako, (5) mombesara mowea, (6) mombesara mowindahako.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
26

Takwa, Burhanuddin Arafah, Kaharuddin, Eko Putra, Masrur, and Azhariah Nur B. Arafah. "The Shift of Lexicon in Traditional Technology System in Tolaki Community at Konawe District of Southeast Sulawesi." Theory and Practice in Language Studies 12, no. 5 (May 4, 2022): 980–89. http://dx.doi.org/10.17507/tpls.1205.20.

Повний текст джерела
Анотація:
This research discusses the lexicon used for traditional technology systems in the Tolaki community. Lexicon is a language component containing information about the meaning and usage of words, the richness of words a language has. Lexicon runs into a shift due to certain factors such as changes in norms, culture, and environment and the development of science and technology. The level of shift and the change in the meaning of the lexicon for traditional technology systems in Tolaki community, Konawe Regency, Southeast Sulawesi are analyzed with the method of qualitative descriptive analysis. The data are taken from written sources, literature studies, by examining and recording some lexicons from the book "Tolaki Culture" by Abdurrauf Tarimana. This book discusses the lexicon used for traditional technology systems in the Tolaki community. The validation of the data is then substantiated by questionnaire distribution in which the informants fill in lexicon data for agricultural technology systems and imply them in Tolaki language. The lexical-semantic theory by Pateda is applied and the results of the data analysis show that the lexicon for agricultural technology system in Tolaki is extinct and undergoing a shift. 115 lexicons of traditional technology systems are analyzed and among them are 50 (44%) lexicons undergoing extinction, 29 (25%) undergoing a shift, and 36 (31%) undergoing no shift.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
27

Taridal, Siti Aida Adha, Nur Isiyana Wianti, Muhammad Arsyad, and Arifiana Shima Ekaputri. "A contrast among farmers’ ethnic groups: is this a social polarization tendency?" E3S Web of Conferences 52 (2018): 00044. http://dx.doi.org/10.1051/e3sconf/20185200044.

Повний текст джерела
Анотація:
The aim of the study was to capture the differences between Tolaki, Javanese, and Bugis ethnic in relation to their livelihoods in paddy upland farming activity. The study uses the post-positivism paradigm. In our research setting in Sulawesi drylands ecology, Tolaki local farmer, inhabit most areas of dry land, tend to be sub-subsistence and subsistence-oriented, their planting system is shifting cultivation, or the swidden farming, which was the legacy of their ancestors. Javanese tend to be subsistence and supra-subsistence oriented, while the Bugis farmer is expansive and supra-subsistence oriented. Another important message showed the symptoms of social polarization between the Tolaki and the Bugis as ethnic immigrants. The climax conditions will lead to social conflicts between Tolaki local farmer, Javanese, and Bugis migrants as a result of the emergence of social polarization.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
28

Zainal, Asliah, and Sudarmi Suud. "Kekerasan Simbolik Dalam Tradisi Perkawinan Masyarakat Tolaki Sulawesi Tenggara." Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian 13, no. 2 (November 29, 2018): 192. http://dx.doi.org/10.31332/ai.v13i2.1068.

Повний текст джерела
Анотація:
The position of customary institutions in traditional societies has two faces; be a protector and solution for the community, but can also be a dominant and even compelling force. This study will examine the marriage traditions of the Tolaki community that move between apparent compromise and potential conflict. Indigenous marriages implicitly indicate a form of symbolic violence that constructs false compromise in Tolaki society as well as potential latent conflicts. Symbolic violence can be found in several forms, namely injustice in the opportunity to marry women from any group; and rejection of procedures and marriage procedures. This condition is caused by social differences in the community; there is no legitimacy of the crime and the same opportunities; differences in interests between various parties; and the dominance of the indigenous elite. However, the marriage practices of the Tolaki community bring change with the loosening of the system and the social structure of the Tolaki community which was originally "closed." This can open up equal opportunities for all segments of society to get a life partner so that a more egalitarian society can be created.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
29

Junaedi, Junaedi, and Hastuti Hastuti. "Karakteristik Penetasan Hasil Persilangan Ayam Tolaki dan Ayam Pelung." TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production 22, no. 1 (June 1, 2021): 52–62. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jtapro.2021.022.01.7.

Повний текст джерела
Анотація:
Ayam Tolaki sebagai ayam lokal penghasil telur yang tinggi perlu disilangkan dengan ayam Pelung sebagai ayam lokal penghasil daging yang baik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji “karakteristik penetasan hasil persilangan ayam Tolaki dan ayam Pelung”. Penelitian ini menggunakan ayam umur satu tahun, yaitu dua pejantan ayam Tolaki yang dikawinkan dengan empat ekor ayam Pelung. Parameter yang diamati pada penelitian ini berupa berat telur tetas, berat telur tetas hari ke 18, susut tetas (egg weight loss), fertilitas, daya tetas telur, bobot day old chick (DOC), korelasi bobot telur tetas dengan egg weight loss, korelasi bobot telur tetas dengan bobot DOC, korelasi egg weight loss dengan bobot DOC. Hasil persilangan ayam Pelung dengan ayam Tolaki memiliki rataan bobot telur tetas 54,57 gram, rataan berat telur tetas hari ke 18 yaitu 48,71 gram, dan rataan bobot DOC sebesar 35,41 gram. Adapun fertilitas mencapai 91,11%, daya tetas sebesar 87,80%, dan egg weight loss (susut tetas) sebesar 11,01%. Parameter egg weight loss menunjukkan korelasi sangat lemah dengan bobot telur tetas, berat telur hari ke 18, dan bobot DOC. Sedangkan parameter bobot telur tetas dan bobot DOC berkorelasi kuat dan positif serta berpengaruh nyata.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
30

Mbangi, La Ino, and La Ode Sidu Marafad. "The Lexicostatistic Study Of Culambacu Language With Tolaki Language." CAKRAWALA LINGUISTA 1, no. 1 (March 29, 2018): 28. http://dx.doi.org/10.26737/cling.v1i1.496.

Повний текст джерела
Анотація:
<p><em>Language Culambacu spoken by ethnic Culambacu contained in North Konawe district. This language has several dialects such as Lamonae dialect in Wiwirano Subdistrict, Landawe dialect in Oheo Subdistrict of North Konawe Regency, and Torete dialect is on the east coast of Konawe Regency in Waworaha Village. Tolaki language is spoken by ethnic tolaki located in Konawe District. This language has two dialects of Konawe dialect and Mekongga dialect. Based on the results of the analysis using lexicostatistic method found kinship relationship between Culambacu language with Tolaki language quantitatively is 39% vocabulary that is related to error rate 230. Both languages are separated from proto language estimated 3070 ± 230 years ago.</em><em></em></p>
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
31

Pagala, Muhammad Amrullah, Achmad Selamet Aku, Rusli Badaruddin, and Hamdan Has. "Karakteristik Fenotip dan Genotip Gen GH (Growth Hormon) pada Ayam Tolaki." Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis 5, no. 2 (December 16, 2018): 1. http://dx.doi.org/10.33772/jitro.v5i3.4705.

Повний текст джерела
Анотація:
This study aims to improve the genetic quality of local chickens through genetic approaches and phenotypic characterization for selection purposes. The cGH gene (Chicken Growth Hormone) is one of the genes responsible for local chicken growth traits. Tolaki chicken is a local chicken from Southeast Sulawesi. This study uses the phenotyping method of production and genotyping traits with PCR technique. A total of 50 parents of tolaki chicken were kept 4 weeks. The results showed average body weight of tolaki chicken ranged from 1,395 kg - 1,910 kg, average body weight gain was 58,78 (g / head / week), feed consumption was 81,37 (g / head / day) and ration conversion 9,68. Body weight gain in males was slightly higher (60.30 g / head / mg) compared to females (58.42 g / head / mg). In this study, the presence of the tolaki chicken cGH gene was identified through DNA extraction and amplification through a PCR machine with a length of DNA section of 399 bp.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
32

Arrasyid, Ahmad Nuril, and Muh Sadly Said. "APLIKASI KAMUS BAHASA DAERAH TOLAKI BERBASIS ANDROID." Simtek : jurnal sistem informasi dan teknik komputer 1, no. 1 (April 11, 2016): 62–68. http://dx.doi.org/10.51876/simtek.v1i1.9.

Повний текст джерела
Анотація:
Android merupakan sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile yang bersifat open source yang memberikan kebebasan bagi developer untuk mengembangkan aplikasi mobile. Dengan kelebihan dari sistem operasi android, akan banyak membantu pengguna smartphone berbasis android untuk dapat menikmati beragam aplikasi, aplikasi yang akan di bangun dalam penelitian ini adalah kamus bahasa daerah Tolaki. Tujuan utama dari aplikasi ini adalah untuk membantu dalam menemukan terjemahan dalam bahasa Indonesia maupun bahasa daerah Tolaki. Adapun jenis data yang digunakan adalah jenis kualitatif yang diperoleh dari narasumber dan buku referensi serta literatur yang berhubungan dengan tugas akhir ini. Terdapat beberapa tahapan dalam pembuatan aplikasi ini, yaitu analisa dan perancangan, proses pengerjaan dan evaluasi terhadap model program yang telah dihasilkan.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
33

Aso, La, Syahrun Syahrun, Abdul Alim, Karsadi Karsadi, Ansor Putra, and La Tamburu. "Function and Meaning of Kalosara Tradition on Tolaki Ethnic People (A Study of Cultural Socialin Konawe Regency, Southeast Province, Indonesia)." Studies in Asian Social Science 7, no. 1 (February 14, 2020): 1. http://dx.doi.org/10.5430/sass.v7n1p1.

Повний текст джерела
Анотація:
This article discusses the function and meaning of kalosara tradition on Tolaki ethnic people in Konawe regency, Southeast Province based on the cultural social aspect. The objective of this research is to describe and to analyze the functions and menaings of kalosara tradition on Tolaki ethnic people in Konawe regency of Southeast province. The data of the research were collected through observation, interview, and documentation. The data then, were analyzed by descriptive qualitative method by using three steps of analyzing; they are reduction, presentation, and taking conclusion. The result of the research showed that Kalosara tradition has some functions and used in various rituals or ceremonies. The functions of kalosara tradition are: as a tool of peace to solve dispute, to keep solidarity, to keep consistency and polite attitudes, and to improve the social control on Tolaki ethnic people tradition. The equipment of Kalosara traditionis called kalo. Kalo has several kinds and each kind has certain meaning. Kalo is made from rattan in circle form to reflect and to give high respectful to the unity and solidarity on Tolaki ethnic group in Konawe regency. Kalo is put in a white cloth which is called siwole. The white cloth is interpreted as purity and sincerity. Purity and sincerity are two of main principles of Tolaki ethnic people.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
34

Ramlin, Ramlin. "INTERFERENSI FONOLOGIS BAHASA TOLAKI DALAM BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TONGAUNA." Prosodi 14, no. 2 (October 4, 2020): 138–46. http://dx.doi.org/10.21107/prosodi.v14i2.8802.

Повний текст джерела
Анотація:
Interferensi adalah adanya kemiripan beberapa kata terutama bahasa-bahasa, yang masih serumpun. Seperti halnya suku-¬suku bangsa di Indonesia lainnya, sebagian besar masyarakat suku tolaki di samping menggunakan bahasa daerah sebagai alat komunikasi juga menggunakan bahasa Indonesia. Namun, dalam penggunaan kedua bahasa tersebut ada yang mampu menggunakannya sesuai dengan norma-norma masing-masing bahasa tersebut, tetapi adapula yang kurang mampu, terutama siswa sekolah menengah atas yang belajar bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Pemakaian bahasa Indonesia oleh siswa tersebut akan dipengaruhi oleh bahasa tolaki, baik sistemnya maupun dalam bentuk bunyinya. Masalah penelitian ini adalah “Interferensi Fonologis Bahasa Tolaki dalam Penggunaan Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tongauna”. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh data dan informasi yang jelas tentang interferensi fonologis bahasa tolaki dalam penggunaan bahasa Indonesia siswa kelas X SMA Negeri 1 Tongauna. Manfaat penelitian ini yaitu dapat memberikan informasi faktual tentang kemampuan menggunakan bahasa Indonesia siswa kelas X SMA Negeri 1 Tongauna, sebagai bahan masukan bagi pengambil kebijakan dalam upaya meningkatkan pembelajaran bahasa Indonesia di SMA dan sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang sifatnya lebih mendalam dan relevan dengan objek penelitian ini. Jenis Penelitian ini penelitian lapangan karena peneliti terlibat langsung dilapangan atau ke sekolah tempat sampel untuk mengumpulkan data penelitian. Data penelitian ini adalah data lisan yakni berupa tuturan bahasa Tolaki yang disampaikan dalam bercerita oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Tongauna, yang direkam melalui tape recorder. Sumber data penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 1 Tongauna sebagai penutur asli yang menggunakan bahasa daerah Tolaki sebagai bahasa ibu atau bahasa pertama. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, teknik rekam dan teknik wawancara. Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah (1) penghilangan fonem, (2) penggantian dan penghilangan fonem, (3) penggantian fonem, (4) interpretasi hasil penelitian.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
35

Hos, Jamaluddin, Suharty Roslan, and Ratna Supiyah. "Disaster Mitigation Based on Local Wisdom in Shifting Cultivators Communities." WSEAS TRANSACTIONS ON ENVIRONMENT AND DEVELOPMENT 17 (April 15, 2021): 237–43. http://dx.doi.org/10.37394/232015.2021.17.24.

Повний текст джерела
Анотація:
The Tolaki tribe, which is a native who inhabits the mainland areas of Southeast Sulawesi Province, some still manage their lives through traditional natural resource management. Strong traditions, including preserving the environment and forests in the Tolaki ethnic group, are always maintained. This study was directed to find out and examine the local wisdom of the Tolaki people in moving farming activities (monda'u) related to disaster mitigation, especially natural disasters of floods, landslides, and fires. The research approach used is qualitative, where the primary data collection techniques are observation and in-depth interviews. The results showed much local wisdom in an institution that has been maintained to oversee forest support and sustainability. This indicates that in monda'u activities, Tolaki people have long provided education avoiding natural disasters for generations. Norms regarding the location of the field location, the right time to farm, the rules and ordinances of the opening, burning, and clearing of land in the monda'u tradition are loaded with mitigation against floods' natural disasters, landslides, and fires. This local wisdom can be integrated into modern agricultural systems to minimize natural disasters.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
36

Anggraini, Dewi. "INTERAKSI SOSIAL ORANG TANAH TORAJA PADA MASYARAKAT LOKAL DI KABUPATEN KOLAKA." KANAL: Jurnal Ilmu Komunikasi 2, no. 1 (October 1, 2016): 1. http://dx.doi.org/10.21070/kanal.v2i1.272.

Повний текст джерела
Анотація:
Tanah Toraja tribe community who came to nickel mining in Maniang Island are from five regions in Tanah Toraja areas such as Mamasa, Baruppu, Buakayu, Makale, and Mengkendek, who eventually settled in Pomalaa, Kolaka district and interact with the local population Tolaki Mekongga. Interaction between migrant communities (Tator Tribe) and local the key of all social life that occurs in communities (Tolaki Tribe) of mining area, Pomalaa. The purpose of this study is to determine the interaction of Tanah Toraja people in Tolaki Mekongga society and to know the local culture support in the welcoming of Tanah Toraja Society in Kolaka. This study uses qualitative method with phenomenological approach, in which the data collection method uses the participant observation and in-depth interviews by setting informants. The results of social interaction between Tator people and local communities basically run well, although sometimes hidden conflicts appear on the Tolaki Mekongga as local ethnic favoritism Tator in everyday life who are likely to be exclusive and luxurious, especially in the traditional rituals.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
37

Marhadi, Akhmad, Dinar Karni Josultin, and Ashmarita Ashmarita. "PERSEPSI MASYARAKAT TOLAKI TERHADAP PERCERAIAN DI DESA PEWUTAA KECAMATAN ANGATA KABUPATEN KONAWE SELATAN." KABANTI: Jurnal Kerabat Antropologi 4, no. 2 (December 22, 2020): 1–12. http://dx.doi.org/10.33772/kabanti.v4i2.986.

Повний текст джерела
Анотація:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat tolaki terhadap perceraian, penyebab terjadinya perceraian pada masyarakat tolaki dan kondisi-kondisi sosial budaya masyarakat tolaki yang menyebabkan perceraian. Teori yang digunakan untuk membaca data penelitian ini adalah Berger dan Luckman dalam Heddy Shri Ahimsa putra tentang fenomenologis. Metode penelitian ini mengunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan terlibat (Participant Observation) dan wawancara mendalam (Indepth Interview). Hasil dari penelitian ini menunjukan, berdasarkan persepsi masyarakat tolaki terhadap perceraian di Desa Pewutaa, adanya unsur ketidak mampuan untuk membina keluarga lagi dalam satu keluarga untuk hidup bersama, ketidak ingin melanjutkan hidup bersama pasangannya, disebabkan terjadinya perceraian salah satunya perceraian ini merupakan aib keluarga yang di pandang tidak baik dimata orang-orang diluar sana, disebabkan oleh kemiskinan yang dimana salah satu dari pasangan tersebut sudah tidak sanggup lagi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga mereka, sementara kebutuhan meningkat, kondisi ekonomi yang tidak memenuhi suatu kebutuhan keluarga, disebabkan akses transfortasi yang sekarang ini makin berkembang pesat dan masuk dalam kalangan masyarakat yang sudah berkeluarga sehingga akses trasfortasi ini dapat menjadi kondisi sosial budaya masyarakat yang menyebabkan perceraian.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
38

Nafiu, La Ode, Muh Rusdin, and Achmad Selamet Aku. "DAYA TETAS DAN LAMA MENETAS TELUR AYAM TOLAKI PADA MESIN TETAS DENGAN SUMBER PANAS YANG BERBEDA." Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis 1, no. 1 (August 11, 2015): 32. http://dx.doi.org/10.33772/jitro.v1i1.359.

Повний текст джерела
Анотація:
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya tetas dan lama menetas telur ayam tolaki pada mesin tetas dengan sumber panas yang berbeda. Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan di kandang pembibitan Fakultas Peternakan UHO. Ayam tolaki yang digunakan terdiri atas 5 ekor jantan dan 15 ekor betina umur sekitar 20 bulan. Perkawinan ayam dilakukan dengan cara IB. Parameter yang diamati adalah: fertilitas, daya hidup embrio, daya tetas, bobot tetas dan lama menetas. Hasil penelitian menujukkan: (1) rataan fertilitas telur ayam tolaki pada mesin tetas PL adalah 58,57% dan mesin tetas PLM adalah 46,88%, namun kedua mesin tetas secara statistik tidak berbeda nyata, (2) rataan DHE pada mesin tetas PL adalah 96,67% dan mesin tetas PLM adalah 89,58%, (3) rataan daya tetas pada mesin tetas PL adalah 45,61% dan mesin tetas PLM adalah 64,81%, (4) rataan bobot tetas, pada mesin tetas PL adalah 26,47 g, sedangkan mesin tetas PLM 26,96 g, dan (5) lama menetas telur pada mesin tetas PL adalah 21.05 hari dan PLM adalah 21,09 hari. Secara statistik, penggunaan mesin tetas dengan sumber panas berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati.Mesin tetas dengan sumber panas berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap fertilitas, DHE, daya tetas, bobot tetas dan lama menetas telur ayam tolaki. Untuk meningkatkan daya tetas direkomendasikan menggunakan mesin tetas dengan sumber panas kombinasi listrik dan lampu minyak. Kata Kunci : Fertilitas, DHE, Fertilitas Lama Menetas, Mesin Tetas dan Ayam Tolaki.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
39

Pehala, Ilfan Askul. "FRASA DAN KLAUSA DALAM KATA POLISINTESIS PADA BAHASA TOLAKI." LINGUA: Journal of Language, Literature and Teaching 14, no. 2 (April 21, 2017): 127. http://dx.doi.org/10.30957/lingua.v14i2.283.

Повний текст джерела
Анотація:
This study examines the descriptions of phrases and sentences in the polysynthesis words. Sources of data of this study polyshyntesis words in Tolaki Language. Data were collected using observation and interview. Data were anlyzed using descriptive qualitative of formal and informal techniques. The study revealed that: (1) construction of phrases and sentences in the polyshyntesis words, (2) kinds of phrases in the polyshinthesis words, (3) functions, roles, and categories of clauses in the polysunthesis words, and (4) polysinthesis occured due to lapses or changes of mofphology of the Tolaki speakers
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
40

Hastuti, Heksa Biopsi Puji. "MENELUSURI TRADISI ONGGOSO SUKU TOLAKI YANG TEREPRESENTASI DALAM MITOS OHEO." Aksara 31, no. 2 (December 30, 2019): 223. http://dx.doi.org/10.29255/aksara.v31i2.433.223-238.

Повний текст джерела
Анотація:
Abstrak Mitos Oheo adalah mitos yang hidup dalam masyarakat Tolaki, Sulawesi Tenggara. Mitos ini diyakini memuat peristiwa peminangan yang pertama kali dilakukan dalam peradaban suku Tolaki. Dalam penelitian ini dilakukan penelusuran representasi tradisi onggoso, sebuah tradisi membayar sejumlah uang belanja sebagai syarat pernikahan, dalam mitos Oheo. Permasalahan penelitian adalah bagaimana tradisi onggoso yang dikenal oleh Suku Tolaki terepresentasi dalam mitos Oheo. Penelitian ini bertujuan untuk menarik relasi antara kode- kode yang terdapat di dalam mitos Oheo dengan tradisi onggoso yang dikenal dalam adat perkawinan Suku Tolaki. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan semiotik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi onggoso mengambil contoh dari pengajuan syarat dari Anawaingguluri kepada Oheo untuk menerima pinangan Oheo. Dalam mitos Oheo, tradisi onggoso terepresentasi dalam dua fokus, yaitu penentuan kesepakatan dan teknis pembayaran. Segmen awal mitos Oheo berelasi dengan penentuan kesepakan mengenai jenis dan jumlah onggoso yang harus dibayarkan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan. Syarat yang diajukan oleh Anawaingguluri harus disetujui oleh Oheo agar pernikahan di antara keduanya dapat dilaksanakan. Segmen tengah dan akhir yang memuat upaya Oheo berkumpul kembali dengan Anawaingguluri berelasi dengan mo mbolika odandi atau memperbaharui janji. Melalui mo mbolika odandi inilah terlihat upaya pihak laki-laki dalam menepati janjinya sebagai sebuah tanggung jawab. Kata kunci: tradisi onggoso, suku Tolaki, mitos Oheo Abstract The Oheo myth is a myth that lives in the Tolaki society, Southeast Sulawesi. This myth is believed to contain the rst marriage proposal carried out in Tolakinese civilization. This study traced the representation of onggoso tradition, a tradition of paying an amount of spending money as a condition for marriage, in the Oheo Myth. The issue of research is how is the traditional tradition known by the Tolaki tribe represented in the Myth of Oheo? This study aims to attract relations between the myth of Oheo and the tradition of onggoso known in the marriage customs of the Tolaki tribe. The study was conducted with a qualitative descriptive method with a semiotic approach. Based on the results of the analysis it can be concluded that the Onggoso tradition took the example of submitting conditions from Anawaingguluri to Oheo to accept Oheo’s proposal. In the Oheo myth, the onggoso tradition is represented in two focuses, namely the determination of agreement and technical payment. The initial segment of the Oheo myth relates to the determination of agreement on the type and number of onggosos the male side must pay to the woman. The terms proposed by Anawaingguluri must be approved by Oheo so that the marriage between the two can be carried out. While the middle and nal segments that contain Oheo’s efforts are reunited with Anawaingguluri in connection with the music magazine or renewing an appointment. It is through this mo mbolika odandi that the efforts of the men in keeping their promises are seen as a responsibility.Keywords: onggoso tradition, Tolakinese tribe, Oheo myth
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
41

Ipandang. "Dinamika Mombolasuako di Sulawesi Tenggara: Perspektif Hukum Islam." Al-Ulum 20, no. 2 (December 31, 2020): 369–86. http://dx.doi.org/10.30603/au.v20i2.1334.

Повний текст джерела
Анотація:
Artikel ini menelaah dinamika mombolasuako yang muncul di masyarakat Tolaki Pesisir Sulawesi Tenggara dalam tinjauan hukum Islam. Dinamika ini pada dasarnya dipicu oleh tindakan yang hendak keluar dari adat tradisi masyarakat Tolaki Pesisir. Di mana masyarakat ini mempunyai tradisi perkawinan yang ketat dengan berpegang teguh pada prinsip “menikah dengan keluarga dekat” (endogami). Bahkan pelaksanaannya memerlukan biaya yang sangat besar pula. Oleh karenanya, artikel ini menggunakan pendekatan normatif dan sosiologi untuk menjelaskan dinamika dan paradigmatik dari perkawinan mombolasuako tersebut. Artikel ini menemukan, tindakan mombolasuako muncul karena terbentuk dari sisi paradigmatik masyarakat Tolaki yang relatif kurang sesuai dengan adat perkawinan. Bahkan, ketika dilihat dari perspektif hukum Islam, mombolasuako merupakan tindakan yang masuk dalam kategori tindakan sadd az-zari’ah, yaitu: tindakan yang awalnya mempunyai kemashlahatan, tetapi justru menuju pada kemafsadatan.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
42

Sariati, Sariati, Nuraini Nuraini, and Dian Agustina. "PENGARUH JENIS FORMULASI RANSUM TERHADAP PENAMPILAN AYAM TOLAKI UMUR 12-18 MINGGU YANG DIPELIHARA SECARA INTENSIF." Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis 3, no. 2 (May 10, 2016): 93. http://dx.doi.org/10.33772/jitro.v3i2.2717.

Повний текст джерела
Анотація:
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi ransum yang sesuai untuk pertumbuhan ayam tolaki umur 12-18 minggu. Penelitian ini menggunakan 24 ekor ayam tolaki yang dibagi ke dalam 12 petak kandang. Penelitian ini terdiri atas 3 perlakuan (A1 = BP-11 45%, jagung 45% dan dedak padi 10% atau protein 19%, A2 = BP-11 37%, jagung 53% dan dedak padi 10% atau protein 17%, A3 = BP-11 30%, jagung 60% dan dedak padi 10% atau protein 15%) dan 4 ulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian berbagai jenis formulasi ransum berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Dapat disimpulkan bahwa pemberian berbagai jenis formulasi ransum A1 (BP-11 45%, jagung 45% dan dedak padi 10% atau protein 19%), A2 (BP-11 37%, jagung 53% dan dedak padi 10% atau protein 17% ) dan A3 (BP-11 30%, jagung 60% dan dedak padi 10% atau protein 15%) pada ayam tolaki umur 12-18 minggu menunjukkan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum.Kata kunci : Formulasi ransum, Penampilan, Ayam Tolaki.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
43

Sinapoy, Sabaruddin, Basrin Melamba, and Herman Herman. "EKOLOGI BUDAYA DAN NILAI KEARIFAN LOKAL POHON SAGU DALAM DIMENSI MASYARAKAT SUKU TOLAKI." ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya 10, no. 3 (October 31, 2021): 323–42. http://dx.doi.org/10.33772/etnoreflika.v10i3.1163.

Повний текст джерела
Анотація:
Sinapoy, S., Melamba, B., & Herman. (2021). Ekologi budaya dan nilai kearifan lokal pohon sagu dalam dimensi masyarakat suku Tolaki. ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial Dan Budaya, 10(3), 323–342. https://doi.org/10.33772/etnoreflika.v10i3.1163 ABSTRACT Sago, as the identity of the indigenous people of the Tolaki tribe, besides having many values ​​and benefits also contains historical and philosophical values, so that the position of sago is very important to the life of the Tolaki ethnicity in Southeast Sulawesi. Philosophical values ​​contained in sago plants/trees are the values ​​of local wisdom related to its relationship with culture and the environment called cultural ecology. Local wisdom in cultural ecology for the indigenous people of the Tolaki tribe is always interconnected to the "kalosara" philosophy. Thus, the value of lakol sago wisdom in cultural ecology can be seen from the implementation of the "kalosara" philosophy itself. The survivability of the Tolaki people and their culture to date in the management and utilization of sago plants/trees is very likely due to this universal nature. Thus, the cultural ecology of the local community through its local wisdom regulates the pattern of community behavior. Community behavior patterns based on local wisdom tend to be more ecological than modern societies that do not use local wisdom in their lives. Local wisdom acts not only as a controller of individual human life, but it should also have thought of the survival of other humans in the area and also the sustainability of the surrounding natural environment as one of sustainable development goals.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
44

Pagala, Muhammad Amrullah, and Niken Ulupi. "DETEKSI GEN Mx AYAM TOLAKI MENGGUNAKAN TEKNIK EKSTRAKSI DNA YANG BERBEDA." Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis 1, no. 1 (August 11, 2015): 1. http://dx.doi.org/10.33772/jitro.v1i1.355.

Повний текст джерела
Анотація:
Penelitian ini bertujuan untuk mencari metode yang efektif dalam teknik ekstraksi DNA dari gen Mx (Myxovirus) ayam Tolaki. Gen Mx adalah gen yang bertanggungjawab terhadap kemampuan ayam untuk mertespon serangan penyakit viral seperti penyakit Flu Burung dan New Castle Disesase. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai dengan bulan Agustus 2013. Sampel penelitan terdiri atas 25 ekor ayam Tolaki dewasa, yang diperoleh dari pemeliharaan secara ekstensif oleh masyarakat di Kabupaten Konawe. Penelitian ini menggunakan kedua metode ekstraksi DNA yakni metode ekstraksi DNA secara konvensional dan metode Kit ekstraksi DNA. Selanjutnya hasil ekstraksi DNA diamplifikasi menggunakan mesin PCR. Produk DNA kedua metode tersebut kemudian dibandngkan dan dianalisis secara kualitatif. Secara umum kedua metode tersebut cukup efektif untuk menghasilkan kualitas DNA gen Mx yang baik. Ekstraksi DNA gen Mx dari kedua metode tersebut menghasilkan ukuran DNA dengan panjang 299 pb. Kata Kunci : Gen Mx, Ayam Tolaki, Ekstraksi DNA, PCR
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
45

Kokodi, Harisman, Sabrina Hidayat, and Handrawan Handrawan. "Penyelesaian Delik Perzinahan dalam sistem hukum adat Tolaki." Halu Oleo Legal Research 1, no. 1 (July 29, 2019): 59. http://dx.doi.org/10.33772/holresch.v1i1.6069.

Повний текст джерела
Анотація:
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui dan menganalisis kualifikasi delik perzinaan dalam sistem hukum Adat di Indonesia. Untuk mengetahui dan menganalisis Penyelesaian Delik perzinaan melalui mekanisme Hukum Adat Tolaki.Tipe penelitian yang digunakan adalah Tipe penelitian hukum normatif dengan pendekatan fakta empiris di lapangan. Penelitian hukum normatif atau tipe penelitian hukum kepustakaan adalah tipe atau cara yang dipergunakan di dalam penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang ada.Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah dalam KUHP perzinaan dapat terjadi apabila ada persetubuhan antara seorang pria dengan seorang wanita yang keduanya atau salah seorang dari mereka telah terikat perkawinan dengan orang lain menurut hukum adat dalam hal ini Hukum Adat Tolaki perzinaan tidak hanya dilakukan oleh orang yang sudah kawin. Jadi baik sudah menikah maupun belum menikah jika melakukan persetubuhan di luar hubungan yang sah tetap dianggap sebagai perbuatan yang terlarang dan disebut juga sebagai zina.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
46

Arniati, Arniati, Jahidin Jahidin, Murni Sabilu, and Dwi Nurhidayah Zubaidah. "KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR SISWA SMA NEGERI 4 KENDARI DAN SMA NEGERI 10 KENDARI DITINJAU DARI ETNIK MUNA, BUGIS, DAN TOLAKI." AMPIBI: Jurnal Alumni Pendidikan Biologi 6, no. 2 (September 4, 2021): 54. http://dx.doi.org/10.36709/ampibi.v6i2.20456.

Повний текст джерела
Анотація:
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kecenderungan gaya belajar siswa SMA Negeri 4 Kendari dan SMA Negeri 10 Kendari ditinjau dari etnik Muna. Bugis, dan Tolaki. Metode penelitian yang digunakan kualitatif, Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu sampling kuota dengan sampel berjumlah 30 orang dari tiap etnik berbeda (Muna, Bugis, dan Tolaki). Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data deskriptif, dengan mendeskripsikan dan menggambarkan berbagai data yang telah diperoleh. Hasil analisis deskriptif menunjukan etnik muna memiliki kecenderungan gaya belajar RO (reflectife observation) atau gaya belajar dengan pengamatan dengan persentase 40.00%, etnik bugis memiliki kecenderungan gaya belajar RO (reflectife observation) atau gaya belajar dengan pengamatan dengan persentase 43.33%, dan etnik tolaki memiliki kecenderungan gaya belajar AE (active exprementation) atau gaya belajar dengan tindakan dengan persentase 36.67%. Hal ini berarti bahwa tiap etnik memiliki kecenderungan gaya belajar berbeda-beda.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
47

Yadin, Hasdin, Haeranah Haeranah, and Hijra Adhiyanti Mirzana. "The efficacy of law enforcement in the Tolaki Mekongga Indigenous Law Community's adultery (Umoapi) resolution process." Jurnal Hukum Volkgeist 6, no. 1 (December 27, 2021): 15–20. http://dx.doi.org/10.35326/volkgeist.v6i1.1275.

Повний текст джерела
Анотація:
The purpose of this study is to ascertain and analyze the mechanism for resolving the crime of adultery (Umoapi) in the Tolaki Mekongga customary law community, as well as the efficacy of law enforcement in resolving the crime of adultery (Umoapi). The research method utilized is empirical, with data gathering approaches including interviews, questionnaires, and document studies, in which data are extracted directly from documents containing information about the study topics, such as laws and regulations, books, and journals. The findings indicated that (1) the mechanism for resolving adultery (Umoapi) in the Tolaki Mekongga customary law community was through the imposition of customary penalties by customary speakers (tolea), and (2) law enforcement was successful in resolving adultery (Umoapi) in the community. Tolaki Mekongga customary law is influenced by elements like as law, law enforcement, facilities and infrastructure, community, and cultural influences.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
48

Koodoh, Erens Elvianus, Heddy Shri Ahimsa Putra, and Setiadi Setiadi. "The Involvement of Religious Leaders in Conflict Resolution within Tolaki People of Konawe District." Al-Albab 7, no. 1 (October 9, 2018): 75. http://dx.doi.org/10.24260/alalbab.v7i1.965.

Повний текст джерела
Анотація:
This study aims to identify the various socio-cultural conditions of Tolaki people in Konawe that often engaging in inter-family conflict. The process of identifying the socio-cultural conditions leads to find the correlation between socio-cultural conditions and the types of inter-family conflicts and how they get resolved at the community level. Religious leaders are part of the efforts of solving the conflicts. In addition, this study is also aimed to determine and analyze the types of inter-family conflicts that exist and the processes for conflict resolution among families in the Tolaki in Konawe. The research data is based on two categories of informant; traditional leaders and ordinary informants that are public figures such as religious leaders, government officials within the scope of sub-district, village, and community members both at the level of individuals, families, and communities. The traditional leaders get involved in conflict resolution while public figures have experience on dealing with such conflicts and are sometime involved in a conflict. The work indicates that the conflicts in the Tolaki people take the form of closed and open conflicts. While the sources or the causes of the conflict come from tulura (speech), peowai (actions), and powaihako (behavior). The sources of the conflict then are manifested in the daily life of Tolaki people and become sisala'aineperapua (conflict in marriage), sisala'aine hapo-hapo (conflict by treasure), and conflict in social relations. Social and cultural conditions that often lead to inter-family conflicts are the difference in social strata, economic inequality, and religious differences. Tolaki People then settle their conflict through the expertise and charisma of religious and cultural leaders by the completion of melanggahako, mesokei, peohala, mombopoo'rai, sombalabu, and mosehe.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
49

Awaluddin, Awaluddin, Kahar Lahae, and Ratnawati Ratnawati. "Peran Lembaga Adat Patowonua dalam Menyelesaikan Sengketa Tanah pada Masyarakat Tolaki-Mekongga." DIVERSI : Jurnal Hukum 7, no. 2 (December 17, 2021): 301. http://dx.doi.org/10.32503/diversi.v7i2.1744.

Повний текст джерела
Анотація:
Penelitian ini membahas tentang peran lembaga adat Patowonua dalam menyelesaikan kasus sengketa tanah yang terjadi dikalangan suku Tolaki-mekongga sebelum terbentuknya lembaga adat dan pasca terbentuknya lembaga adat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peran lembaga adat dalam penyelesian sengketa tanah dengan menggunakan Kalosara sebagai media penengahnya. Penelitian merupakan jenis penelitian Hukum Empiris. Hasil penelitian menunjukan bahwa meski sempat dihapuskan nyatanya peradilan adat masih tetap eksis hingga kini di kalangan suku Tolaki-mekongga, Peralihan proses penyelesaian sengketa dari mekanisnme adat ke mekanisme hukum positif dikalangan suku tolaki pernah terjadi khusnya tentang sengketa tanah dimana pada saat kabupaten kolaka utara baru saja dimekarkan menjadi sebuah kabupaten baru yang kemudian terjadi kekosongan lembaga adat pada tingkat kabupaten yang mengakibatkan struktur kelembagaan adat yang beradah dibawahnya menjadi tidak stabil sehingga masayrakat menyelesaikan permasalahannya melalui mediasi yang diakukan oleh kepolisain bahkan hingga ke jalur hukum positif namun setelah lembaga adat kembali dihidupkan masyrakat lebih memilih menyelesaikan masalahnya melalui lembaga adat.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
50

Awaluddin, Awaluddin, Kahar Lahae, and Ratnawati Ratnawati. "Peran Lembaga Adat Patowonua dalam Menyelesaikan Sengketa Tanah pada Masyarakat Tolaki-Mekongga." DIVERSI : Jurnal Hukum 7, no. 2 (December 17, 2021): 301. http://dx.doi.org/10.32503/diversi.v7i2.1744.

Повний текст джерела
Анотація:
Penelitian ini membahas tentang peran lembaga adat Patowonua dalam menyelesaikan kasus sengketa tanah yang terjadi dikalangan suku Tolaki-mekongga sebelum terbentuknya lembaga adat dan pasca terbentuknya lembaga adat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peran lembaga adat dalam penyelesian sengketa tanah dengan menggunakan Kalosara sebagai media penengahnya. Penelitian merupakan jenis penelitian Hukum Empiris. Hasil penelitian menunjukan bahwa meski sempat dihapuskan nyatanya peradilan adat masih tetap eksis hingga kini di kalangan suku Tolaki-mekongga, Peralihan proses penyelesaian sengketa dari mekanisnme adat ke mekanisme hukum positif dikalangan suku tolaki pernah terjadi khusnya tentang sengketa tanah dimana pada saat kabupaten kolaka utara baru saja dimekarkan menjadi sebuah kabupaten baru yang kemudian terjadi kekosongan lembaga adat pada tingkat kabupaten yang mengakibatkan struktur kelembagaan adat yang beradah dibawahnya menjadi tidak stabil sehingga masayrakat menyelesaikan permasalahannya melalui mediasi yang diakukan oleh kepolisain bahkan hingga ke jalur hukum positif namun setelah lembaga adat kembali dihidupkan masyrakat lebih memilih menyelesaikan masalahnya melalui lembaga adat.
Стилі APA, Harvard, Vancouver, ISO та ін.
Ми пропонуємо знижки на всі преміум-плани для авторів, чиї праці увійшли до тематичних добірок літератури. Зв'яжіться з нами, щоб отримати унікальний промокод!

До бібліографії