Siga este link para ver outros tipos de publicações sobre o tema: Temple of Diane.

Artigos de revistas sobre o tema "Temple of Diane"

Crie uma referência precisa em APA, MLA, Chicago, Harvard, e outros estilos

Selecione um tipo de fonte:

Veja os 50 melhores artigos de revistas para estudos sobre o assunto "Temple of Diane".

Ao lado de cada fonte na lista de referências, há um botão "Adicionar à bibliografia". Clique e geraremos automaticamente a citação bibliográfica do trabalho escolhido no estilo de citação de que você precisa: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

Você também pode baixar o texto completo da publicação científica em formato .pdf e ler o resumo do trabalho online se estiver presente nos metadados.

Veja os artigos de revistas das mais diversas áreas científicas e compile uma bibliografia correta.

1

Gras, Michel. "Le temple de Diane sur l'Aventin". Revue des Études Anciennes 89, n.º 1 (1987): 47–61. http://dx.doi.org/10.3406/rea.1987.4259.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
2

Jones, Gareth A. "Diane E. Davis, Urban Leviathan: Mexico City in the Twentieth Century (Philadelphia, PA: Temple University Press, 1994), pp. xiii + 391, $49.95, $24.95 pb." Journal of Latin American Studies 27, n.º 3 (outubro de 1995): 730–33. http://dx.doi.org/10.1017/s0022216x00011846.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
3

Pincock, Stephen. "Diana Temple". Lancet 368, n.º 9544 (outubro de 2006): 1322. http://dx.doi.org/10.1016/s0140-6736(06)69543-3.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
4

Khodorchuk, Andrii. "Pedagogical aspect of the formation of critical thinking in students of philosophy and theology". Grani 24, n.º 1 (31 de janeiro de 2021): 5–17. http://dx.doi.org/10.15421/172101.

Texto completo da fonte
Resumo:
The purpose of the article is to reveal and form pedagogical tools for development of critical thinking of students who study philosophy and theology. Alternative variants existing in pedagogy and philosophy are considered for wider analysis of the subject. Critical thinking is considered from the pedagogical point of view, but is focused and addressed more for teaching students who study philosophical and theological subjects. The article emphasizes not just the ability to receive information but also to critically evaluate it, comprehend and practically apply. Students can get tools to consider information from various points of view, and to draw conclusions about its value and accuracy. For these purposes, the first part of the article contains the analysis of the pedagogical model of the American teacher Robert H. Ennis, in which he suggests some phases of development of critical thinking for learning, namely to care that views and decisions are justified, to be able to introduce your own position and the position of others, and to respect opinions and dignity. The article also introduces and considers a position of the prominent American psychologist Diane Halpern, who is developing a critical thinking program in the USA and is introducing her own model in which she thinks that developing a habit to think critically is no less important than developing a habit to think. The psychologist describes the following qualities of a critically thinking person: readiness for planning, flexibility, persistence, readiness for correcting mistakes, awareness, and search for compromise solutions.This work also presents a technology called “Critical Thinking Development” designed by the International Reading Association of the University of Northern Iowa and the colleges of Hobard and William Smith. The authors of the program are Charles Temple, Ginny Steele, and Kurt Meredith. The peculiarity of this technology is in the presented idea of “three phases of challenge” for critical thinking development for students of philosophy and theology. The last part of this article points out what is not considered to be critical thinking. The author refers to the works on critical thinking by Dr. David J. Klooster.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
5

Sari, Dewi Kartika, e Anjar Nurrohmah. "BUBUR TEMPE MEMBANTU PENANGANAN DIARE PADA BALITA". GEMASSIKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 3, n.º 1 (28 de maio de 2019): 10. http://dx.doi.org/10.30787/gemassika.v3i1.309.

Texto completo da fonte
Resumo:
Latar Belakang: Penyakit diare dapat terjadi karena konsumsi makanan maupun minuman yang terkontaminasi oleh bakteri, virus, atau parasit. Mayoritas penderita diare adalah anak berusia dibawah lima tahun (balita) dengan prevalensi sebesar 12,2%. Penyakit diare dapat berakibat fatal apabila penderita diare mengalami dehidrasi berat. Pemberian bubur tempe kepada penderita diare ini dapat mempersingkat durasi diare akut serta mempercepat pertambahan berat badan setelah menderita diare akut. Hasil wawancara pada ibu-ibu yang mempunyai anak Balita di wilayah Gendengan, Wirun, Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo didapatkan mayoritas belum mengetahui tentang penanganan diare pada balita dengan bubur tempe. Tujuan: Memberikan pengertian kepada masyarakat bahwa bubur tempe dapat mengobati diare pada balita. Metode: yang diterapkan dalam pengabdian masyarakat adalah sosialisasi dan pendidikan kesehatan mengenai penyakit diare dan penatalaksanaannya dengan pemberian bubur tempe. Kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan pada hari Selasa tanggal 27 Februari 2018 di rumah warga di Desa Gendengan Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo. Kegiatan pengabdian masyarakat diikuti oleh 35 orang. Hasil: Observasi dari kegiatan penyuluhan kesehatan ini, bahwa mayoritas peserta aktif dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan yang diberikan oleh tim pengabdian masyarakat serta dapat mendemonstrasikan kembali cara pembuatan bubur tempe. Pemberian pendidikan kesehatan tentang penanganan diare dengan pemberian bubur tempe telah membuktikan bahwa pengetahuan dan ketrampilan masyarakat meningkat setelah diberikan penyuluhan
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
6

Fadillah, Aditya Ibnu Nur, Aldilla Nurhaliza, Anastasya Yuntia Eka W, Azzahra Amanda C. O, Cahya Sulistyo P, Charel Ardi N e Maryatun Maryatun. "Peningkatan Gizi Anak Saat Diare Melalui Sosialisasi Bubur Tempe di Desa Ngenden Sukoharjo". JERUMI: Journal of Education Religion Humanities and Multidiciplinary 2, n.º 1 (1 de junho de 2024): 67–72. http://dx.doi.org/10.57235/jerumi.v2i1.1666.

Texto completo da fonte
Resumo:
Penyakit diare menjadi salah satu penyakit yang sering terjadi pada anak. Berbagai penyebab terjadinya diare pada anak antara lain infeksi virus, bakteri, parasit, keracunan makanan, malabsorbsi, dan faktor lain yang menyebabkan anak diare. Kurangnya pengetahuan orang tua terutama Ibu mengenai penanganan diare pada anak sering membuat anak menjadi dehidrasi. Permasalahan mitra dari hasil observasi diperoleh bahwa sebagian besar masyarakat tidak mengetahui bubur tempe untuk peningkatan gizi saat diare pada anak. Masyarakat tidak menganggap bahwa peningkatan gizi saat diare perlu dilakukan untuk mencegah adanya dehidrasi atau hal lain yang terjadi pada anak. Para ibu tidak mengetahui bubur tempe sebagai asupan gizi saat diare pada anak. Permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat mitra adalah (1) belum memiliki pengetahuan mengenai Bubur Tempe (2) belum mengetahui keterampilan tentang pembuatan Bubur Tempe. Tujuan pengabdian ini adalah (1) meningkatkan pengetahuan ibu mengenai Pentingnya Bubur Tempe sebagai upaya peningkatan gizi anak saat diare (2) meningkatkan keterampilan ibu dalam keterampilan membuat bubur tempe. Solusi yang ditawarkan dalam kegiatan pengabdian ini adalah (1) memberikan edukasi kepada ibu mengenai Bubur Tempe (2) mengajarkan ibu dalam pembuatan Bubur Tempe. Kegiatan pengabdian ini melibatkan mahasiswa sebagai wujud dukungan terlaksananya implementasi tugas Mata Kuliah Praktikum Keperawatan Anak. Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah (1) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu di Desa Nganden, Talang, Banaran, Grogol, Sukaharjo (2) publikasi pada jurnal nasional pengabdian masyarakat.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
7

Wiseman, T. P. "The Temple of Apollo and Diana in Rome". Oxford Journal of Archaeology 33, n.º 3 (7 de julho de 2014): 327–38. http://dx.doi.org/10.1111/ojoa.12040.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
8

Baihaqi, Ahmad Noval, Putri Meliana, Adinda Putri Fatikha, Agnestya Dwi Rahmawati, Anita Rahmawati e Zulfa Mahdiatur Rasyidah. "Pembuatan Bubur Tempe Sebagai Salah Satu Penanganan Diare pada Balita". JERUMI: Journal of Education Religion Humanities and Multidiciplinary 2, n.º 1 (1 de junho de 2024): 40–45. http://dx.doi.org/10.57235/jerumi.v2i1.1574.

Texto completo da fonte
Resumo:
Menurut WHO (2018), dikatakan diare bila keluarnya tinja yang lunak atau cair dengan frekuensi tiga kali atau lebih sehari semalam dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja. Sedangkan menurut Depkes (2019), diare adalah buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih dari tiga kali atau lebih dalam sehari. Diare merupakan penyebab kematian balita nomor dua di dunia (16%) setelah pnemonia (17%). Kematian pada anak-anak meningkat sebesar 40% tiap tahunnya yang disebabkan diare (WHO, 2009 dalam zainul, 2017). Faktor utama penyebab diare pada bayi adalah berat badan lahir, status gizi, status imunisasi campak, riwayat pemberian zinc, pola pemberian ASI, pemahaman dan pengetahuan ibu dengan kebiasaan mencuci tangan dan faktor sanitasi lingkungan yang kurang baik. Metode lain untuk menangani penyakit diare yaitu dengan mengkonsumsi bubur tempe. Bubur tempe dipercaya dapat mempersingkat durasi diare akut dan juga mempercepat pertumbuhan berat badan pada anak. Tempe sebagai bahan dasar pembuatan bubur dipilih karena tempe merupakan bahan pangan tradisional yang mudah didapat dan murah, tempe mengandung komponen fungsional probiotik dan prebiotic, serat larut, asam lemak omega 3 polyunsarated, konjugasi asam linoleat, antioksidan pada tanaman, vitamin dan mineral, beberapa protein, peptide dan asam amino seperti phospholipid. Permasalahan mitra dari hasil observasi diperoleh bahwa sebagian besar masyarakat belum memiliki pengetahuan tentang pembuatan bubur tempe sebagai penanganan diare. Mayarakat tidak tahu bahwa tempe merupakan bahan makanan tinggi protein yang dapat mempersingkat durasi diare pada anak. Permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat mitra adalah (1) Belum memiliki pengetahuan mengenai pembuatan bubur tempe, (2) Belum mengetahui keterampilan tetang pembuatan bubur tempe. Tujuan pengabdian ini adalah (1) Meningkatkan pengetahuan ibu mengenai pembuatan bubur tempe, (2) Meningkatkan keterampilan ibu dalam pembuatan bubur tempe. Solusi yang ditawarkan dalam kegiatan pengabdian ini adalah (1) Memberikan edukasi pada ibu mengenai bubur tempe, (2) Mengajarkan ibu dalam pembuatan bubur tempe. Kegiatan pengabdian ini melibatkan mahasiswa sebagai wujud dukungan terlaksananya implementasi tugas Mata Kuliah Praktikum Keperawatan Anak. (1) Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu di Desa Sorogenen RT 05, RW 05, Jagalan Jebres Surakarta, (2) Publikasi pada jurnal nasional pengabdian masyarakat.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
9

Sari, Komala, Meily Nirnasari e Kony Putriani. "Pendidikan Kesehatan dan Pemberian Makanan Tambahan untuk Penanganan Diare pada Balita dengan Formula Bubur Tempe di Wilayah Puskesmas Sei Jang". SEGANTANG LADA : JURNAL PENGABDIAN KESEHATAN 2, n.º 1 (30 de junho de 2024): 33–38. http://dx.doi.org/10.53579/segantang.v2i1.149.

Texto completo da fonte
Resumo:
Diare dapat terjadi akibat dari konsumsi makanan maupun minuman yang terkontaminasi oleh bakteri, virus, atau parasit. Mayoritas penderita diare adalah anak berusia dibawah lima tahun (balita) dengan prevalensi sebesar 12,2%. Penyakit diare dapat berakibat fatal apabila penderita diare mengalami dehidrasi berat. Pemberian bubur tempe kepada penderita diare ini dapat mempersingkat durasi diare akut serta mempercepat pertambahan berat badan setelah menderita diare akut. Diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan anak khususnya didaerah pesisir dan dapat menimbulkan kejadian luar biasa. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat dalam menanganani kasus kejadian diare pada balita serta pembuatan makanan tambahan berbahan tempe yang mengandung tinggi protein, asam amino serta prebiotik dan probiotik. Metode yang digunakan dikemas dalam bentuk pendidikan kesehatan beserta cara pembuatan pembuatan bubur tempe sebagai makan tambahan dalam penanganan diare. Hasil didapatkan setelah dilakukan Pemberian pendidikan kesehatan tentang penanganan diare dengan pemberian bubur tempe telah membuktikan bahwa pengetahuan dan keterampilan masyarakat meningkat.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
10

Khasanah, Evy Triastuti, Farah Shafira Chairunnisa, Firmanda Novita Sari, Hariyanti Hariyanti e Herlina Maulidya. "Upaya Peningkatan Status Gizi Melalui Pemberian Bubur Tempe pada Balita di Kelurahan Kedunglumbu, Pasar Kliwon". JERUMI: Journal of Education Religion Humanities and Multidiciplinary 2, n.º 1 (1 de junho de 2024): 245–49. http://dx.doi.org/10.57235/jerumi.v2i1.1836.

Texto completo da fonte
Resumo:
Pengabdian masyarakat ini berupa penyampaian informasi atau edukasi kepada para Ibu yang memiliki bayi dan balita dalam mengatasi diare dengan cara memberikan bubur tempe. Tujuan pengabdian pada Masyarakat ini adalah memberikan pelatihan kepada para ibu bagaimana cara pembuatan bubur tempe untuk meningkatkan status gizi pada anak. Pelatihan ini diperlukan karena banyak ibu yang belum mengetahui cara mengobati diare pada anak dengan bubur tempe, dan selama ini belum ada yang menyelenggarakan pendidikan kesehatan tentang penanganan diare. Oleh karena itu perlu adanya sosialisasi dan pendidikan kesehatan tentang diare dan penanganannya dengan pemberian bubur tempe agar ibu-ibu yang memiliki anak dapat membuat bubur tempe jika anaknya menderita diare. Metode Pelaksanaan Pengabdian kepada masyarakat ini menekankan pada Service Learning karena menerapkan secara nyata peran mahasiswa dan kampus dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat. Hasil yang diharapkan dari pengabdian Masyarakat ini yaitu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang meningkatkan status gizi anak dan mengatasi diare pada anak.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
11

Editia, Yulia Vanda. "Edukasi Pemberian Oralit dan Bubur Tempe Pada Balita Diare di Posyandu Mekar II". Jurnal Abdimas Multidisiplin 2, n.º 1 (27 de janeiro de 2023): 30–35. http://dx.doi.org/10.58705/jam.v2i1.82.

Texto completo da fonte
Resumo:
Abstrak Diare masih menjadi masalah di dunia maupun di Indonesia itu sendiri. Data WHO pada tahun 2017. Menjelaskan bahwa setiap tahunnya terjadi sekitar 1,7 milyar kasus diare di seluruh dunia dan pada rentang waktu yang sama. Balita sering mengalami diare dkarenakan daya tahan tubuh yang masih lemah. Cara mengatasi diare dapat dilakukan dengan memberikan oralit dan bubur tempe sehingga tujuan penanggulangan diare pada balita dapat diatasi. Posyandu Mekar II terletak di Dusun Kuwiran Dukuh Babadan Kecamatan Bantul dengan angka kasus diare yang tinggi dan ibu balita yang belum mengerti cara mengatasi diare dengan benar. Melalui edukasi masyarakat tentang pemberian oralit dan bubur tempe diharapkan dapat menambah pengetahuan ibu balita tentang cara penanganan diare. Kegiatan pengabdian masyarakat Poltekkes Ummi Khasanah melalui edukasi yang dilakukan dengan metode ceramah atau penyuluhan. Dengan tujuan mengedukasi masyarakat untuk berperan aktif dalam mengatasi diare pada balita di wilayah tersebut. Oleh karena itu, pada pengabdian ini, program studi Promosi Kesehatan melakukan kegiatan pengabdian dengan edukasi tentang oralit dan bubur tempe agar ibu balita dapat mengatasi diare pada balita di Dusun Kuwiran Wilayah Posyandu Mekar II. Kata kunci: Diare, Balita, Oralit, Bubur Tempe, Mekar II
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
12

Azzahra, Shevi Claradita, Azizah Novitasari, Anung Kurniawan A., Choirotun Nisak e Devita Mayaningrum. "Peningkatan Berat Badan dan Pemulihan Diare Pada Bayi Melalui Bubur Tempe". Jurnal Multidisiplin West Science 2, n.º 11 (30 de novembro de 2023): 962–69. http://dx.doi.org/10.58812/jmws.v2i11.781.

Texto completo da fonte
Resumo:
Cakupan layanan diare balita adalah target penemuan kasus diare balita berdasarkan target yang telah diberikan berdasarkan angka morbiditas diare balita Indonesia. Penemuan kasus diare balita masih jauh dari target yang diberikan. Pada tahun 2021 angka penemuan kasus sebesar 22,18% atau sebesar 818.687 dari target sebesar 3.690.984 balita diare. Tantangan dalam pencapaian target-target program antara lain; Frekuensi pergantian pengelola program PISP yang sering sehingga kapasitas, pengelola program PISP tidak maksimal dalam melaksanakan program, Ketepatan dan kelengkapan laporan dari provinsi masih rendah. Begitu juga dengan validasi dan akurasi dari data tersebut. Dalam pelaksanaannya, penanggulangan diare sangat bergantung dengan dukungan Lintas Program maupun Lintas Sektor, karena tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi di dalam direktorat P2PML. Upaya pencegahan yang telah dilaksanakan antara lain dengan mengedukasi masyarakat dengan cara memperbanyak jumlah dan memperluas jangkauan distribusi media KIE baik cetak maupun elektronik agar meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap diare. Peningkatan dan penguatan kerja sama lintas program seperti KIA, Surveilans, Kesling, Gizi dan lain-lain. Permasalahan mitra dari hasil observasi diperoleh bahwa sebagian besar masyarakat tidak mengetahui penanganan diare pada anak yang benar, dan hanya memberikan obat saat diare tanpa memikirkan pemulihan gizi dan nutrisi pada anak setelah kehilangan zat besi dan nutrisi lain saat diare terjadi. Permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat mitra adalah (1) belum kenal dengan pembuatan bubur tempe (2) belum mengetahui manfaat bubur tempe untuk penangangan diare pada bayi/balita. Tujuan pengabdian ini adalah (1) mengenalkan kepada para ibu tentang bubur tempe (2) meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat mengenai manfaat bubur tempe. Solusi yang ditawarkan dalam kegiatan pengabdian ini adalah (1) memberikan edukasi kepada ibu mengenai bubur tempe (2) mengajarkan ibu dalam membuat bubur tempe dengan baik dan benar.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
13

Maryatun, Maryatun, Rineke Berliana M, Rischa Dwi Prastiwi, Stevanie Sherly F. P, Vivi Mei Syaroh e Ratno Yuliyanto. "Bubur Tempe Sebagai Upaya Membantu Pemulihan Kasus Diare pada Anak". JERUMI: Journal of Education Religion Humanities and Multidiciplinary 2, n.º 1 (1 de junho de 2024): 677–81. http://dx.doi.org/10.57235/jerumi.v2i1.2076.

Texto completo da fonte
Resumo:
Kegiatan Pengabdian masyarakat ini merupakan salah satu bentuk hilirasi dasar anggota tim yang di danai oleh Universitas Aisyiyah Surakarta tahun 2021 dengan SK penelitian No : 042/P3M/III/2022. Diare telah menyebabkan perkembangan pada anak-anak menurun. Saat ini bidang kesehatan sudah menemukkan sarana supaya anak bisa mengurangi konsumsi obat diare dan membuat balita tidak kekurangan cairan. Masalah kesehatan pada anak di Indonesia sangat kompleks dan bervariasi salah satu nya yang memnyebabkan anak kekurangan cairan adalah diare. Permasalahan penurunan angka diare pada balita merupakan salah satu prioritas pemerintah di bidang kesehatan. Permasalahan mitra dari hasil observasi diperoleh bahwa sebagian besar masyarakat tidak mengetahui akan pembuatan bubur tempe pada balita yang terkena diare. Masyarakat tidak menganggap diare yang terjadi pada balita itu akan menyebabkan balita kekurangan cairan. Ibu penggerak PKK dan kader kesehatan selama ini tidak mendapatkan informasi pengetahuam serta keterampillan bagaimana cara membuat bubur tempe dan mengenai idealnya cairan yang harus ada di tubuh balita. Sebagian besar masyarakat tidak mengetahui dampak yang di timbullkan pada balita yang mengalami diare. Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok kader kesehatan dan penggerak PKK adalah (1) belum memiliki pengetahuan tentang bahayanya diare (2) belum mengetahui keterampilan tentang pembuatan bubur tempe. Tujuan pengabdian ini adalah (1) meningkatkan pengetahuan pada ibu penggerak PKK dan kader kesehatan di desa Singkil (2) Supaya ibu penggerak PKK dan kader kesehatan di desa Singkil mengetahu cara pembuatan bubur tempe (3) Membangun komunitas masyarakat peduli kesehatan balita. Solusi yang ditawarkan dalam kegiatan pengabdian ini adalah (1) Pelatihan cara pembuatan bubur tempe (2) Membuat komunikasi masyarakat peduli kesehatan balita (3) Pemberi fasilitas kepada balita yang sedang mengalami diare. Kegiatan pengabdian ini melibatkan mahasiswa sebagai wujud dukungan terhadap program MBKM yang dicanangkan pemerintah. Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah (1) meningkatkan pengetahuan mengenai diare dan keterampilan membuat bubur tempe (2) publikasi pada nurnal nasional pengabdian masyarakat.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
14

Kurniati, Neli, Retno Sugesti e Irma Jayatmi. "Pengaruh Penanganan Diare pada Balita dengan Pemberian Bubur Tempe dan Madu di Puskesmas Sindangresmi". Jurnal Penelitian Inovatif 4, n.º 3 (7 de junho de 2024): 875–80. http://dx.doi.org/10.54082/jupin.436.

Texto completo da fonte
Resumo:
Diare ialah suatu kumpulan gejala yang ditandai dengan tekstur tinja mencair dan frekuensi BAB yang lebih dari biasanya (3x atau lebih). Kondisi diare kadang kala disertai dengan keluarnya darah dalam tinja dan disertai mual muntah. Di Indonesia, diare telah menyerang pada 93.619 (11%) anak di seluruh Indonesia. Pada tahun 2016, di Provinsi Banten terdata ada sebanyak 322.790 kasus diare yang terjadi pada balita, dimana sebanyak 50,8% diantaranya berhasil dilakukan penanganan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penanganan diare pada balita dengan pemberian bubur tempe dan madu di Puskesmas Sindangresmi tahun 2023. Desain penelitian yang akan dipakai dalam riset ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan Study Case Literature Review (SCLR). Kedua partisipan diberikan intervensi berbeda, yakni partisipan 1 diberikan terapi farmakologi oralit dan zinc serta terapi non farmakologi bubur tempe dan madu, sedangkan partisipan 2 hanya diberikan terapi farmakologi oralit dan zinc. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan frekuensi BAB pada balita setelah pemberian intervensi selama 7 hari yakni yang mulanya kedua partisipan mengalami diare dengan frekuensi 5-6 kali sehari dengan konsistensi cair, kini frekuensi BAB menjadi 1x sehari (partisipan intervensi bubur tempe dan madu) dan frekuensi BAB 4-5x sehari (partisipan non-intervensi bubur tempe dan madu). Kesimpulan penelitian yang telah dilakukan ialah bahwa bubur tempe dan madu terbukti efektif dalam menangani masalah diare pada balita di Puskesmas Sindangresmi tahun 2023.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
15

Dewi, Mustikasari, Firza Zaenatin, Galuh Setyo, Revilia Kania e Purnama Indah. "Bubur Tempe Sebagai Upaya Membantu Pemulihan Kasus Diare pada Anak". JERUMI: Journal of Education Religion Humanities and Multidiciplinary 2, n.º 1 (1 de junho de 2024): 644–49. http://dx.doi.org/10.57235/jerumi.v2i1.2051.

Texto completo da fonte
Resumo:
Diare telah menyebabkan perkembangan pada anak-anak menurun. Saat ini bidang kesehatan sudah menemukkan sarana supaya anak bisa mengurangi konsumsi obat diare dan membuat balita tidak kekurangan cairan. Masalah kesehatan pada anak di Indonesia sangat kompleks dan bervariasi salah satu nya yang memnyebabkan anak kekurangan cairan adalah diare. Permasalahan penurunan angka diare pada balita merupakan salah satu prioritas pemerintah di bidang kesehatan. Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok kader kesehatan dan penggerak PKK adalah (1) belum memiliki pengetahuan tentang bahayanya diare (2) belum mengetahui keterampilan tentang pembuatan bubur tempe. Tujuan pengabdian ini adalah (1) meningkatkan pengetahuan pada ibu penggerak PKK dan kader kesehatan di desa Singkil (2) Supaya ibu penggerak PKK dan kader kesehatan di desa Singkil mengetahu cara pembuatan bubur tempe (3) Membangun komunitas masyarakat peduli kesehatan balita. Solusi yang ditawarkan dalam kegiatan pengabdian ini adalah (1) Pelatihan cara pembuatan bubur tempe (2) Membuat komunikasi masyarakat peduli kesehatan balita (3) Pemberi fasilitas kepada balita yang sedang mengalami diare. Kegiatan pengabdian ini melibatkan mahasiswa sebagai wujud dukungan terhadap program MBKM yang dicanangkan pemerintah. Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah (1) meningkatkan pengetahuan mengenai diare dan keterampilan membuat bubur tempe (2) publikasi pada nurnal nasional pengabdian masyarakat.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
16

Khikmah, Nur, e Apriani Haloho. "Uji Antibakteri Rhizopus sp. Asal Inokulum Tempe terhadap Vibrio cholerae". SCISCITATIO 2, n.º 2 (7 de outubro de 2021): 82–89. http://dx.doi.org/10.21460/sciscitatio.2021.22.72.

Texto completo da fonte
Resumo:
Rhizopus sp. merupakan kapang yang digunakan dalam fermentasi tempe. Kapang Rhizopus pada tempe telah dikaji manfaatnya dalam mengurangi kejadian diare pada Escherichia coli dan Salmonella typhidibandingkan pada Vibrio cholerae. Diare kolera yang disebabkan oleh Vibrio cholerae pernah menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia, sehingga bakteri kolera sebagai penyebab penyakit pada penderita diare masih ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan antibakteri Rhizopus sp asal inokulum tempe terhadap Vibrio cholerae dan mengetahui perbedaan kemampuan antibakteri Rhizopus sp dari beberapa inokulum tempe terhadap Vibrio cholerae. Uji antibakteri Rhizopus sp terhadap Vibrio cholerae dilakukan dengan metode difusi kertas. Isolasi dari inokulum tempe komersial memperoleh dua isolat kapang, yang teridentifikasi Rhizopus sp.IP dan Rhizopus sp. IJ. Hasil uji antibakteri menunjukkan bahwa dua isolat Rhizopussp. tersebut dapat menghambat Vibrio cholerae. dengan kemampuan penghambat kategori sedang dan tidak terdapat perbedaan aktivitas antibakteri Rhizopus sp. IP dan Rhizopus sp. IJ terhadap Vibrio cholerae.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
17

Milindasari, Praty, e Ida Yatun Khomsah. "Peningkatan Pengetahuan Ibu tentang Pembuatan Bubur Tempe untuk Penanganan Diare pada Balita di Lingkungan Akper Bunda Delima Bandar Lampung". JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) 5, n.º 9 (1 de setembro de 2022): 3017–26. http://dx.doi.org/10.33024/jkpm.v5i9.6309.

Texto completo da fonte
Resumo:
ABSTRAK Penyakit diare dapat terjadi dikarenakan konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri, virus, atau parasit. Anak-anak di bawah usia lima tahun (balita) merupakan mayoritas penderita diare dengan prevalensi yaitu sebesar 12,2%. Salah satu cara untuk membantu menangani masalah diare adalah dengan diberikannya makanan berupa bubur tempe. Tujuan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu-ibu yang mempunyai anak balita tentang pembuatan bubur tempe untuk penanganan diare pada balita. Metode pengabdian ini adalah penyuluhan dan demonstrasi tentang pembuatan bubur tempe. Hasil dari kegiatan ini bahwa mayoritas peserta aktif dalam kegiatan serta dapat mendemontrasikan kembali cara pembuatan bubur tempe. Peserta kegiatan 90% mengalami peningkatan keterampilan dalam upaya penanganan diare pada balita dengan mendemonstrasikan kembali cara pembuatan bubur tempe. Kata Kunci: Pengetahuan, Bubur Tempe, Balita ABSTRACT Diarrheal diseases can occur due to the consumption of food or beverages contaminated by bacteria, viruses, or parasites. Children under the age of five (toddlers) make up the majority of diarrhea sufferers with a prevalence of 12.2%. One way to help deal with the problem of diarrhea is to give food in the form of tempeh porridge (bubur tempe). The purpose of this devotion is to increase the knowledge of mothers who have toddler children about making tempeh porridge for the treatment of diarrhea in toddlers. This method of devotion is counseling and demonstration of the making of tempeh porridge. The result of this activity is that the majority of participants are active in the activity and can re-demonstrate how to make tempeh porridge. Participants of the 90% activity experienced an increase in skills in efforts to treat diarrhea in toddlers by re-demonstrating how to make tempeh porridge. Keywords: Knowledge, Porridge Tempe, Toddler
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
18

Lesmana, Feri Dwi, Erlina Rahmawati, Fara Harum Anisa, Fitri Nur Andini, Hasna Nur Azizah e Zulfa M. Rasyida. "Edukasi Pembuatan Bubur Tempe Untuk Pencegahan Diare Balita pada Ibu Rumah Tangga Desa Jaten, Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar". JERUMI: Journal of Education Religion Humanities and Multidiciplinary 2, n.º 1 (1 de junho de 2024): 250–55. http://dx.doi.org/10.57235/jerumi.v2i1.1840.

Texto completo da fonte
Resumo:
Diare merupakan kondisi dimana frekuensi defekasi yang tidak biasa lebih dari 3 hari sekali, juga perubahan dalam jumlah dan konsistensi feses cair. Penyakit diare sangat sering dialami oleh anak – anak. Penyakit diare masih menjadi masalah di dunia maupun di Indonesia itu sendiri. Data WHO pada tahun 2017. Menjelaskan bahwa setiap tahunnya terjadi sekitar 1,7 milyar kasus diare di seluruh dunia dan pada rentang waktu yang sama, UNICEF juga mempertegas bahwa angka kematian anak yang diakibatkan oleh penyakit diare di seluruh dunia menyentuh angka 1.300 anak per hari atau 480.000 anak per tahunnya(1). Salah satu cara untuk mengatasi diare yaitu dengan konsumsi oralit dan melakukan diet makanan seperti bubur tempe. Balita sering mengalami diare dkarenakan daya tahan tubuh yang masih lemah. Kondisi diare pada balita sangat berbahaya karena dapat menurunkan kualitas hidup balita tersebut. Balita yang mengalami diare lebih sering mengeluh sakit pada perutnya. Gejala lainnya yaitu gangguan gizi akibat nafsu makan berkurang, muntah-muntah karena adanya gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh. Diare dapat menyebabkan hipoglikemia dan kematian jika tidak segera ditangani dengan cepat.(1) Larutan gula dan garam atau oralit diberikan untuk menggantikan cairan dan elektrolit guna mencegah terjadinya dehidrasi. Campuran gula dan garam dalam air diserap dengan baik oleh tubuh pada penderita diare. Garam dapat berfungsi untuk meningkatkan pengangkutan absorbsi gula melalui membrane sel, sedangkan gula berfungsi untuk meningkatkan penyerapan air pada dinding usus sehingga dehidrasi dapat tertangani. Pada umumnya banyak orang tua yang telah mengetahui kegunaan oralit, namun masih banyak ibu yang tidak memberikan larutan oralit pada balitanya saat menderita diare.(1)Selain mengkonsumsi oralit diet bubur tempe juga dapat dikonsumsi untuk mengatasi masalah diare. Pemberian bubur tempe kepada penderita diare berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat berguna untuk mempersingkat penyembuahan diare, dan menambah berat badan. Posyandu Mekar merupakan posyandu di wilayah Jaten yang terletak di Dusun Dagen Kabupaten Karanganyar. Di Desa Dagen terdapat banyak kasus diare pada balita sebanyak 123 kasus pada tahun 2023 dan jumlah balita terbesar berada di Dukuh Dagen. Edukasi adalah pemberian pengetahuan tentang hal tertentu sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat. Pemahaman yang baik akan tercipta sebuah mindset yang baik pula. Dikarenakan ibu balita di wilayah Posyandu Mekar belum mengetahui cara pembuatan oralit yang benar dan belum mengenal tentang manfaat bubur tempe maka edukasi ini dilakukan untuk memberikan pemahaman terhdap ibu balita tentang cara membuat oralit yang benar dan alternatif mengatasi diare dengan bubur tempe.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
19

Boyle, Anne M. "Book Review: Nancy Whittier. FEMINIST GENERATIONS: THE PERSISTENCE OF THE RADICAL WOMEN'S MOVEMENT. Philadelphia: Temple University Press, 1995. and Katie King. THEORY IN ITS FEMINIST TRAVELS: CONVERSATIONS IN U.S. WOMEN'S MOVEMENTS. Bloomington: Indiana University Press, 1994. and edited by Diane Elam and Robyn Wiegman. FEMINISM BESIDE ITSELF. New York: Routledge, 1995." NWSA Journal 8, n.º 3 (outubro de 1996): 166–71. http://dx.doi.org/10.2979/nws.1996.8.3.166.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
20

Suprapti. "PEMBERIAN BISKUIT DARI BAHAN TEPUNG TEMPE UNTUK MENURUNKAN ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BALITA". Journal of Scientech Research and Development 1, n.º 1 (31 de dezembro de 2019): 044–51. http://dx.doi.org/10.56670/jsrd.v1i1.6.

Texto completo da fonte
Resumo:
Diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara berkembang seperti di Indonesia. Pada 2013, di Indonesia terjadi wabah yang tersebar di 6 provinsi, 8 kabupaten dengan total 646 orang dengan 7 kematian (Case Fatality Rate/CFR = 1,08%). Berdasarkan Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik kejadian diare pada semua umur di Kecamatan Gresik cukup tinggi berada diperingkat kedua dari 17 Kecamatan yaitu mempunyai jumlah kejadian sebanyak 5956 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemberian biskuit dari tepung tempe pada balita yang menderita diare. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen quasi dengan pretest posttest control dan eksperimen. Hasil menunjukan sig 0,000 dan Beda penurunan frekuensi BAB kelompok eksperimen dan kontrol adalah 1,97. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian biskuit tepung tempe dapat menurunkan frekuensi BAB pada pasien anak diare.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
21

Lovett, Marian. "Diana Copperwhite, Temple Bar Gallery & Studios, Dublin, December - January 1995-6". Circa, n.º 75 (1996): 56. http://dx.doi.org/10.2307/25562939.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
22

Eunice Simões Lins Gomes, Ramon S. S. da Fonseca e. "A linguagem simbólica da igreja barroca". REFLEXUS - Revista Semestral de Teologia e Ciências das Religiões 7, n.º 10 (9 de março de 2015): 137. http://dx.doi.org/10.20890/reflexus.v7i10.205.

Texto completo da fonte
Resumo:
Resumo: Este artigo analisa o conjunto de imagens presentes na igreja barroca de São Francisco, em João Pessoa, e buscamos uma compreensão por meio de uma hermenêutica simbólica das atividades humanas expressas em seu patrimônio simbólico, pelo qual o homem exprime seu desejo por um sentido maior que si e a sua maneira de enfrentar a angústia existencial diante de finitude da vida. Adotamos como pressuposto que as imagens podem ser um veículo de conhecimento da verdade que norteia o comportamento individual ou social do homem. Ressaltamos a relevância do símbolo e do imaginário para o equilíbrio psíquico-fisico-biológico do ser humano, bem como as configurações de imagens existentes naquele templo. Palavras-chaves: Símbolo. Imagens. Barroco. Angústia existencial. Abstract: This paper analyzes some images of São Francisco Baroque Church, in João Pessoa. We sought to understand them through a symbolic hermeneutics of human activities expressed in their symbolic heritage, by which man expresses his desire for a greater sense than himself and the way he faces existential anguish before the finitude of life. We based on the assumption that images can be a vehicle for knowledge of the truth that guides the man's individual or social behavior. We emphasized the importance of symbol and imagery for the psycho-physical-biological balance of human being, as well as the configuration of images existing in that temple. Keywords: Symbol. Images. Baroque. Existential anguish.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
23

Pobjoy, Mark. "A new reading of the mosaic inscription in the temple of Diana Tifatina". Papers of the British School at Rome 65 (novembro de 1997): 59–88. http://dx.doi.org/10.1017/s0068246200010588.

Texto completo da fonte
Resumo:
UNA NUOVA LETTURA DELL'ISCRIZIONE A MOSAICO NEL TEMPIO DI DIANA TIFATINAQuesto articolo propone un testo completamente rivisitato dell'iscrizione a mosaico localizzata nel pavimento del tempio di Diana Tifatina, che attualmente forma parte della basilica di Sant' Angelo in Formis (San Michele Arcangelo). Il tempio, situato appena a nord dell'antica Capua, era uno dei più importanti santuari della Campania in epoca romana, ed era conosciuto in tutto il mondo romano. L'iscrizione, che è gravemente danneggiata, era stata precedentemente datata al 74 a.C. e menziona, fra le altre cose, la ricostruzione del tempio da parte di un gruppo di magistri. La nuova lettura, oltre ad apportare importanti correzioni al testo per quanto riguarda i nomi degli individui e le attività per le quali questi erano responsabili, indica che il testo era stato erroneamente datato, e che in effetti appartiene ad un periodo alquanto diverso della storia italiana.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
24

Siyama, Anis, Alif Muhammad Suhada, Annisa Tito Febrinawati, Aulia Firly Azzahra, Deviana Rosmawati e Maryatun Maryatun. "Pelatihan Pembuatan Makanan Tambahan Bubur Tempe Guna Membantu Menangani Diare pada Anak". JERUMI: Journal of Education Religion Humanities and Multidiciplinary 2, n.º 1 (1 de junho de 2024): 33–39. http://dx.doi.org/10.57235/jerumi.v2i1.1573.

Texto completo da fonte
Resumo:
Diare didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah buang air besar yang terjadi akibat adanya suatu infeksi. Seorang anak bisa dikatakan telah mengalami diare apabila volume buang air besarnya terukur lebih besar dari 10 ml / kg per hari. Konsistensi tinja yang encer, banyak mengandung cairan (cair) dan sering (pada umumnya buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam). Diare dapat menimbulkan terjadinya malnutrisi dan sebaliknya, malnutrisi juga bisa menjadi penyebab timbulnya diare. Infeksi mempengaruhi status gizi melalui penurunan asupan makanan, penurunan absorpsi makanan di usus, meningkatkan katabolisme, dan mengambil nutrisi yang diperlukan tubuh untuk sintesis jaringan dan pertumbuhan. Di samping itu, malnutrisi bisa menjadi faktor predisposisi terjadinya infeksi karena menurunkan pertahanan tubuh dan mengganggu fungsi kekebalan tubuh manusia. Kejadian diare sangat erat hubungannya dengan status gizi seseorang. Dalam keadaan gizi yang baik, tubuh mempunyai cukup kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap penyakit infeksi. Jika keadaan gizi menjadi buruk maka reaksi kekebalan tubuh akan menurun yang berarti kemampuan tubuh mempertahankan diri terhadap serangan infeksi menjadi turun. Oleh karena itu, penyakit diare membutuhkan penanganan yang cepat sehingga pengetahun ibu sangat dibutuhkan dalam hal ini. Pengetahuan yang cukup seorang ibu dapat menerapkan perilaku hidup bersih sehat, mengetahui pencegahan, dan dapat menangani setiap risiko yang menimbulkan diare pada balita dan sebaliknya. Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan kepada wali murid TK RA Sudirman, dapat disimpulkan bahwa rata-rata orang tua ataupun wali murid belum begitu memahami dan mengetahui bagaimana cara pencegahan dan penanganan penyakit diare yang terjadi pada anak dengan tepat. Sehingga, kurangnya pengetahuan dalam pencegahan dan penanganan tersebut mengakibatkan semakin tingginya kasus diare dan proses penyembuhan pada anak yang mengalami diare semakin lambat. Tujuan pengabdian ini adalah (1) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua atau wali murid mengenai cara pencegahan dan penanganan diare yang terjadi pada anak. (2) meningkatkan keterampilan orang tua atau wali murid dalam menangani diare pada anak melalui pembuatan bubur tempe. (3) membangun komunitas orang tua atau wali murid yang peduli terhadap kesehatan anak. Solusi yang ditawarkan dalam kegiatan pengabdian ini adalah (1). Pemberian materi mengenai pencegahan dan pengobatan diare pada anak. (2) pelatihan pembuatan makanan tambahan berupa bubur tempe (3.) membuat komunitas orang tua peduli kesehatan anak.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
25

Fleisher, Linda, Cassidy Kenny, Shayna Yeates Yeates, Zoe Landau, Patrick Kelly, Sarah Bass, Diane Ammerman, Canan Bilgin e Esprit Ma. "Abstract B007: mychoiceTM User-Testing – Insights from diverse cancer patients". Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention 32, n.º 1_Supplement (1 de janeiro de 2023): B007. http://dx.doi.org/10.1158/1538-7755.disp22-b007.

Texto completo da fonte
Resumo:
Abstract (A) Although clinical trials (CTs) aim to establish new strategies for reducing cancer morbidity and mortality, participation remains suboptimal, especially for racial and ethnic minorities, and few studies have evaluated tailored communication tools to address barriers/facilitators to CT participation across diverse groups.(B) mychoiceTM is a novel, culturally tailored online CT education tool designed to foster shared decision making between patients (pts) and their providers. The mychoiceTM tool was developed over 5 years utilizing community engagement, perceptual mapping, a clinically based RCT, and in-depth user-testing (UX) which we will discuss further here. UX was conducted to further guide the implementation of mychoiceTM in routine clinical settings and to understand when is the ideal time for patients to receive CT education as well as obtain feedback on the tool’s content and usability. A mixed methods approach was utilized and included a talk-aloud walk through of the mychoiceTM tool, an in-depth interview targeting specific sections, and a post-survey. In order to maintain a representative sample, pts were contacted from reviewing their EMR data that met the enrollment criteria (age≥18 yrs, able to speak and read English, in active or completed treatment ≤ last 6 months), and CT participation status (participated in a CT, offered a CT but did not participate, or were never offered), race, and gender at Fox Chase Cancer Center and Temple University Health System. In total, 27 pts completed UX. 16 participants (59%) were non-white (NW), and nearly 90% of NW participants were black. Participants were 52% female, and 48% male, and split fairly evenly amongst CT participation status (26% participated, 37% offered but never participated, 37% never offered and never participated).(C) Preliminary results showed that responses were generally consistent between NW and W participants. Nearly all patients said that they would use mychoiceTM if it was given to them by their provider, and the majority of both groups (81% of NW pts and 64% of W pts) said that they would like to receive mychoiceTM prior to making a treatment decision. While all pts found that the tool would have been helpful with making a treatment decision, NW pts found the tool generally more helpful than W pts did. 56% of NW pts gave it a 5 (extremely helpful), while only 36% of W pts rated it the same. 45% of W pts gave it a 3 (moderately helpful), while only 36% of NW pts did. Patients across both groups recommended potential content additions including: additional information on side effects, cancer specific resources, and ways to find support which will be included in the next iteration.(D) While mychoiceTM was well received overall, preliminary findings show that the tool is particularly helpful among NW pts. These findings are consistent with those from the previously conducted RCT and will guide the next steps in the tools growing research initiatives and upcoming implementation study. Citation Format: Linda Fleisher, Cassidy Kenny, Shayna Yeates Yeates, Zoe Landau, Patrick Kelly, Sarah Bass, Diane Ammerman, Canan Bilgin, Esprit Ma. mychoiceTM User-Testing – Insights from diverse cancer patients [abstract]. In: Proceedings of the 15th AACR Conference on the Science of Cancer Health Disparities in Racial/Ethnic Minorities and the Medically Underserved; 2022 Sep 16-19; Philadelphia, PA. Philadelphia (PA): AACR; Cancer Epidemiol Biomarkers Prev 2022;31(1 Suppl):Abstract nr B007.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
26

Ergenç, Duygu, e Rafael Fort González. "Investigación preliminar de la preparación de morteros de reconstrucción para el Templo de Diana, Mérida, España". Ge-conservacion 11 (25 de junho de 2017): 42–49. http://dx.doi.org/10.37558/gec.v11i0.443.

Texto completo da fonte
Resumo:
En este trabajo se presenta la caracterización de los morteros de diferentes elementos constructivos en el Templo Romano de Diana con vista a su conservación. Las muestras de mortero que fueron recogidas de diferentes partes del Templo se caracterizaron por microscopía óptica polarizada (POM), difracción de rayos X (DRX), análisis térmico (ATG-DSC) y fluorescencia de rayos X (FRX). Los resultados de la microscopía óptica revelaron que los morteros fueron realizados con un aglomerante de cal, y con agregados de cuarzo, feldespato y biotita junto con fragmentos de rocas graníticos y metamórficos. Los análisis DRX apoyan las observaciones microscópicas y añaden la información de presencias de actinolita en los agregados que indican el mismo origen de las rocas graníticas y metamórficas del entorno geológico de Mérida (España) y muestra la ausencia de biotita en el mortero de suelo y poco cuarzo en el mortero de mampostería de criptoporticus. Según los resultados proporcionados con ATG-DSC y FRX los morteros utilizados para la construción del canal frente al Templo, la fundación de sillería de granito y la pared interna de criptoporticus tienen alto carácter hidráulico. Para la conservación futura del monumento es necesario tener presente estas características para el diseño de los morteros de restauración a utilizar.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
27

Redi Aryanta, I. wayan. "MANFAAT TEMPE UNTUK KESEHATAN". Widya Kesehatan 2, n.º 1 (10 de maio de 2020): 44–50. http://dx.doi.org/10.32795/widyakesehatan.v2i1.609.

Texto completo da fonte
Resumo:
Tempe merupakan produk olahan kedelai yang terbentuk atas jasa kapang jenis Rhizopus sp. terutama dari spesies Rhizopus oligosporus, melalui proses fermentasi. Produk tradisional ini sangat bermanfaat bagi kesehatan karena mengandung zat-zat gizi esensial (karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral) dan senyawa-senyawa bioaktif yang unggul seperti vitamin B12, antidiare, antikanker, penurun kolesterol jahat, dan antioksidan dalam bentuk isoflavon (daidzein, glisitein, genistein dan 6,7,4 trihidroksi isoflavon). Pangan fungsional ini sangat sesuai untuk dikonsumsi oleh para penderita malnutrisi. Selain itu, tempe bermanfaat untuk mengobati diare, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan jantung, menghambat proses penuaan, menurunkan berat badan, memenuhi kebutuhan vitamin B12, mengatasi efek flatulensi, mengurangi risiko Parkinson, meningkatkan kinerja otak, menurunkan kadar kolesterol jahat, dan mencegah berbagai penyakit seperti: penyakit jantung koroner, osteoporosis, penyakit saluran pencernaan, kanker, anemia, diabetes mellitus, dan asma.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
28

Rachmawati, M. H., H. Soetjipto e A. Ign A. Ign. Kristijanto. "JENIS ASAM LEMAK MINYAK TEMPE BUSUK". Jurnal Kimia 13, n.º 1 (16 de janeiro de 2019): 82. http://dx.doi.org/10.24843/jchem.2019.v13.i01.p13.

Texto completo da fonte
Resumo:
Overripe tempe is a food product that used by peoples in Indonesia as a food seasoning. So far, overripe tempe received less attention than fresh tempe and research of overripe tempe is rarely done. The objective of the study is to identify the fatty acid compounds of the fifth day fermentation overripe tempe oil before and after purification . The overripe tempe oil of fifth day fermentation was extracted with soxhletation method using n – hexane solvent, then it was purified. The various fatty acids of overripe tempe oil were analyzed by GC – MS. The purification process was done by using H3PO4 0,2% and NaOH 0,1N. The result of the study showed that before purification the oil was composed of eight compounds are palmitic acid (13,33%), linoleic acid (77,57%), stearic acid (6,15%), and the five chemical components, Dasycarpidan – 1 - methanol, acetate , oleic acid, 9 - Octadecenamide ,Cholestane - 3, 7, 12, 25 - tetrol, tetraacetate, (3?, 5?, 7?, 12?) and 6, 7 – Epoxypregn – 4 – ene -9, 11, 18- triol - 3, 20 - dione, 11, 18 – diacetate have percentage of areas less than 3%. After purification the oil was composed of palmitic acid (12,38% ), linoleic acid (80,35 %), stearic acid (5,84%), and 17 – Octadecynoic acid (1,42 %) .
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
29

Lee, Ji-Eun. "A Study on the Aventine Hill as a Liminal Space in Ancient Rome: The Temple of Diana in the 6th Century BCE and Its History". Western History Review 155 (31 de dezembro de 2022): 41–65. http://dx.doi.org/10.46259/whr.155.2.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
30

Presas, Adela. "«CUIDADO QUE ANDA EL AMOR EN EL TEMPLO DE DIANA»: EL DISCURSO DE LO FEMENINO EN EL TEATRO MUSICAL ESPAÑOL DE LA PRIMERA MITAD DEL SIGLO XVIII". Acotaciones. Revista de Investigación y Creación Teatral 2, n.º 51 (21 de dezembro de 2023): 19–44. http://dx.doi.org/10.32621/acotaciones.2023.51.01.

Texto completo da fonte
Resumo:
Este trabajo profundiza en un campo que no se ha ob- servado específicamente con perspectiva de género, y que presenta un indudable interés sociológico y cultural, como es el de los libretos del teatro musical español y especialmente de la zarzuela, durante los rei- nados de Carlos II y Felipe V. Tras el análisis de la materia mitológica que constituye la base literaria de los argumentos de las zarzuelas y de su tratamiento, por un lado, y a partir de la consideración del teatro como una actividad artística absolutamente imbricada en la sociedad que lo produce y que lo recibe, por otro, aspiramos a comprender mejor la realidad de la mujer en estos años, el entramado social en el que se desenvuelve y la discusión especulativa en torno a ella, y en qué medida el teatro sólo reproduce una realidad social o aspira a modificarla.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
31

KITLV, Redactie. "Book Reviews". Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde / Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia 158, n.º 3 (2002): 535–92. http://dx.doi.org/10.1163/22134379-90003776.

Texto completo da fonte
Resumo:
-Martin Baier, Han Knapen, Forests of fortune?; The environmental history of Southeast Borneo, 1600-1880. Leiden: The KITLV Press, 2001, xiv + 487 pp. [Verhandelingen 189] -Jean-Pascal Bassino, Per Ronnas ,Entrepreneurship in Vietnam; Transformations and dynamics. Copenhagen: Nordic Institute of Asian Studies (NIAS) and Singapore: Institute of Southeast Asian Studies, 2001, xii + 354 pp., Bhargavi Ramamurty (eds) -Adriaan Bedner, Renske Biezeveld, Between individualism and mutual help; Social security and natural resources in a Minangkabau village. Delft: Eburon, 2001, xi + 307 pp. -Linda Rae Bennett, Alison Murray, Pink fits; Sex, subcultures and discourses in the Asia-Pacific. Clayton, Victoria: Monash Asia Institute, 2001, xii + 198 pp. [Monash Papers on Southeast Asia 53.] -Peter Boomgaard, Laurence Monnais-Rousselot, Médecine et colonisation; L'aventure indochinoise 1860-1939. Paris: CNRS Editions, 1999, 489 pp. -Ian Coxhead, Yujiro Hayami ,A rice village saga; Three decades of Green revolution in the Philippines. Houndmills, Basingstoke: MacMillan, 2000, xviii + 274 pp., Masao Kikuchi (eds) -Robert Cribb, Frans Hüsken ,Violence and vengeance; Discontent and conflict in New Order Indonesia. Saarbrücken: Verlag für Entwicklungspolitik, 2002, 163 pp. [Nijmegen Studies in Development and Cultural Change 37.], Huub de Jonge (eds) -Frank Dhont, Michael Leifer, Asian nationalism. London: Routledge, 2000, x + 210 pp. -David van Duuren, Joseph Fischer ,The folk art of Bali; The narrative tradition. Kuala Lumpur: Oxford University Press, 1998, xx + 116 pp., Thomas Cooper (eds) -Cassandra Green, David J. Stuart-Fox, Pura Besakih; Temple, religion and society in Bali. Leiden: KITLV Press, xvii + 470 pp. [Verhandelingen 193.] -Hans Hägerdal, Vladimir I. Braginsky ,Images of Nusantara in Russian literature. Leiden: KITLV Press, 1999, xxvi + 516 pp., Elena M. Diakonova (eds) -Hans Hägerdal, David Chandler, A history of Cambodia (third edition). Boulder, Colorado: Westview, 2000, xvi + 296 pp. -Robert W. Hefner, Leo Howe, Hinduism and hierarchy in Bali. Oxford: James Currey, Santa Fe: School of American Research Press, 2001, xviii + 228 pp. -Russell Jones, Margaret Shennan, Out in the midday sun; The British in Malaya, 1880-1960. London: John Murray, 2000, xviii + 426 pp. -Russell Jones, T.N. Harper, The end of empire and the making of Malaya. Cambridge: Cambridge University Press, 1999, xviii + 417 pp. -Sirtjo Koolhof, Christian Pelras, The Bugis. Oxford: Blackwell, 1996, xvii + 386 pp. [The People of South-East Asia and the Pacific.] -Tania Li, Lily Zubaidah Rahim, The Singapore dilemma; The political and educational marginality of the Malay community. Kuala Lumpur: Oxford University Press, 1998, xviii + 302 pp. -Yasser Mattar, Vincent J.H. Houben ,Coolie labour in colonial Indonesia; A study of labour relations in the Outer Islands, c. 1900-1940. Wiesbaden: Harrassowitz, 1999, xvi + 268 pp., J. Thomas Lindblad et al. (eds) -Yasser Mattar, Zawawi Ibrahim, The Malay labourer; By the window of capitalism. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies, 1998, xvi + 348 PP. -Kees Mesman Schultz, Leo J.T. van der Kamp, C.L.M. Penders, The West Guinea debacle; Dutch decolonisation and Indonesia 1945-1962. Leiden: KITLV Press, 2002, viii + 490 pp. -S. Morshidi, Beng-Lan Goh, Modern dreams; An inquiry into power, cultural production, and the cityscape in contemporary urban Penang, Malaysia. Ithaca, New York: Cornell University Southeast Asia Program, 2002, 224 pp. [Studies on Southeast Asia 31.] -Richard Scaglion, Gert-Jan Bartstra, Bird's Head approaches; Irian Jaya studies - a programme for interdisciplinary research. Rotterdam: Balkema, 1998, ix + 275 pp. [Modern Quarternary Research in Southeast Asia 15.] -Simon C. Smith, R.S. Milne ,Malaysian politics under Mahathir. London: Routledge, 1999, xix + 225 pp., Diane K. Mauzy (eds) -Reed L. Wadley, Christine Helliwell, 'Never stand alone'; A study of Borneo sociality. Phillips, Maine: Borneo Research Council, 2001, xiv + 279 pp. [BRC Monograph Series 5.] -Nicholas J. White, Francis Loh Kok Wah ,Democracy in Malaysia; Discourses and practices. Richmond, Surrey: Curzon Press, 2002, xiii + 274 pp. [Nordic Institute of Asian Studies Democracy in Asia Series 5.], Khoo Boo Teik (eds)
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
32

Ortiz Coder, Pedro, e Beatriz Del Pino Espinosa. "Digitalización 3D automática con láser escáner, fotogrametría y videogrametría. El caso práctico del Templo de Diana (Mérida)." Virtual Archaeology Review 4, n.º 8 (20 de novembro de 2015): 90. http://dx.doi.org/10.4995/var.2013.4325.

Texto completo da fonte
Resumo:
<p>Photogrammetry and videogrammetry are presented as non-contact heritage documentation techniques, with an increased application which is being imposed to other documentation methods in order to economy and rapidity. In this paper, we describe the methodological process of digitalization of a complex monument such as the case of the Temple of Diana in Mérida, National Monument since 1932, inserted in the Archaeological Ensemble of Mérida (Spain), and included in the List of World Heritage since 1993, which has remain with an important prominence in the city through its history. For this purpose, we had used some of the techniques before mentioned, becoming a simple process through which we can obtain different results for different kinds of applications and needs.</p>
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
33

Laky, Lilian De Angelo. "The attribution of the sanctuary of Casa Marafioti to Zeus Olympios in Lokroi Epizephyrii: an exercise of archaeological interpretation". Revista do Museu de Arqueologia e Etnologia. Suplemento, supl.11 (10 de setembro de 2011): 151. http://dx.doi.org/10.11606/issn.2594-5939.revmaesupl.2011.113550.

Texto completo da fonte
Resumo:
Neste artigo apresentaremos os caminhos interpretativos que nos levaram à atribuição do santuário de Casa Marafioti a Zeus Olímpio na antiga pólis de Lócris, localizada na atual região italiana da Calábria. Na bibliografia sobre a cidade permanecem dúvidas sobre o pertencimento da área sagrada e de seu templo dórico a Zeus em razão da ausência de testemunhos que identifiquem a divindade cultuada no santuário e do desconhecimento da função de um muro de época grega que separa o santuário dos arquivos de Zeus Olímpio. Diante de evidências problemáticas do espaço sagrado queremos mostrar como o templo dórico e o contexto edilício dessa pólis forneceram elementos alternativos e importantes para a elucidação do culto da maior divindade dos gregos em Lócris Epizefiri
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
34

Simanungkalit, Happy Marthalena, e Muliana Muliana. "Pemberian Bubur Tempe terhadap Lamanya Diare Akut pada Balita di Puskesmas Puruk Cahu". Jurnal Kesehatan Manarang 7, n.º 1 (29 de julho de 2021): 27. http://dx.doi.org/10.33490/jkm.v7i1.147.

Texto completo da fonte
Resumo:
Diarrhea is currently still the third leading cause of under-five mortality after pneumonia. Diarrhea is one of the diseases that causes death and illness in toddlers every year. One result of diarrhea is nutritional disorders due to reduced food intake, vomiting, hypoglycemia, dehydration which causes metabolic balance disorders because fluid intake is not balanced with expenditure through vomiting and diarrhea. The purpose of this study was to determine the difference in the duration of diarrhea when giving tempeh porridge to toddlers at the Puruk Cahu Health Center. The design of this study is analytic research with this type of research is Quasi Experiment using the design of the Group Control Post Test Only Design. The population in this study were toddlers who had acute diarrhea in the working area of ​​Puruk Cahu Health Center, Murung Raya Regency and the sample size was 38 people (19 people as the control group and 19 experimental groups). The statistical test used in this study was the Mann Whitney test. The results of statistical tests using the Mann Whitney test found that p value = 0.002 means the value of p value < alpha (0.05), meaning that there is an effect of giving tempe porridge to the duration of diarrhea at Puruk Cahu Health Center. Diarrhea in the group that was not given tempeh porridge lasted longer than the group that was given tempeh porridge. The Conclusion is that there is a difference in the duration of acute diarrhea in the administration of tempe porridge for toddlers at the Puruk Cahu Health Center.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
35

Ndolu, Nelci Nafalia, e Ezra Tari. "Religious Tolerance Based on Ezra 5–6". Biblical Theology Bulletin: Journal of Bible and Culture 50, n.º 2 (29 de março de 2020): 77–82. http://dx.doi.org/10.1177/0146107920913792.

Texto completo da fonte
Resumo:
The purpose of this study is to seek the reading of Ezra 5–6 from the perspective of religious tolerance by paying attention to the characteristics of religious tolerance in the decision of Darius I concerning the Construction of the Temple. The authors use the Reader Response analysis method in describing the text of Ezra 5–6 by using Dianne Tilman’s theory of the characteristics of religious tolerance supported by historical research from researchers of Old Testament texts. The result of the study is that Darius I emerges as a tolerant and persistent leader, consistent in fighting for the religious rights of everyone as experienced by Israelitess in the Old Testament era.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
36

Klein. "Were Joshua, Zerubbabel, and Nehemiah Contemporaries? A Response to Diana Edelman's Proposed Late Date for the Second Temple". Journal of Biblical Literature 127, n.º 4 (2008): 697. http://dx.doi.org/10.2307/25610150.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
37

Santos, Goiamérico Felício Carneiro dos. "Agência de Propaganda: Casa de Orates ou Templo do Oráculo". Signos do Consumo 1, n.º 2 (16 de dezembro de 2009): 173. http://dx.doi.org/10.11606/issn.1984-5057.v1i2p173-187.

Texto completo da fonte
Resumo:
Diante das responsabilidades e dos compromissos que a sociedade midiática impõe, faz-se necessário repensar a percepção, os valores e os lugares que ocupam hoje as agências de propaganda. Assim, elas não poderiam estar no lugar de uma Casa de Orates: lugar de abrigo de lunáticos, sonhadores, inspirados, aptos a criar, instantaneamente, grandes sacadas, memoráveis campanhas e soluções mercadológicas em termos de comunicação? Se as agências têm por metas aconselhar, orientar, solucionar problemas dos seus clientes, não poderíamos inferir que essas se constituem em Templos do Oráculo, uma espécie de Santuário dos nossos tempos? Seriam os publicitários os novos Oráculos, aqueles que teriam as respostas para os problemas do mercado, das empresas, das instituições?
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
38

Sánchez García, José María. "Edificio perimetral y adecuación del entorno del Templo Romano de Diana en Mérida, Badajoz. España". EN BLANCO. Revista de Arquitectura 8, n.º 21 (28 de outubro de 2016): 54. http://dx.doi.org/10.4995/eb.2016.6741.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
39

Danielová, Mariana, Holger Kumke e Stefan Peters. "3D Reconstruction and Uncertainty Modelling Using Fuzzy Logic of Archaeological Structures: Applied to the Temple of Diana in Nemi, Italy". Cartographica: The International Journal for Geographic Information and Geovisualization 51, n.º 3 (setembro de 2016): 137–46. http://dx.doi.org/10.3138/cart.51.3.3160.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
40

Fernandes, Fabiano. "As disputas eclesiásticas entre a Ordem do Templo e o Cabido da Sé de Coimbra (1290-1308)." História Revista 24, n.º 1 (22 de julho de 2019): 59–82. http://dx.doi.org/10.5216/hr.v24i1.56772.

Texto completo da fonte
Resumo:
As comendas de Ega, Soure, Redinha e Pombal ocupavam, na estrutura da Ordem do Templo, um lugar economicamente e politicamente relevante. Frequentemente, as cobranças eclesiásticas e senhoriais apareciam imersas na questão do sagrado. Logo, a superposição de jurisdições e de níveis de percepção, nos conflitos eclesiásticos, era regra. Na década de 1290, os comendadores templários buscavam afirmar a autonomia de sua própria religiosidade diante de uma maquinaria, cada vez mais, complexa e pesada da Igreja hierárquica. As cobranças, que na contemporaneidade julgaríamos imersas na mera e na pura ambição, refletiam, sobretudo, a luta pela honra e pelo prestígio de homens que se julgavam íntimos do sagrado.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
41

Coombe, Penny, e Martin Henig. "The Gloucester Hoard of Roman Bronze". Britannia 51 (22 de julho de 2020): 225–64. http://dx.doi.org/10.1017/s0068113x20000501.

Texto completo da fonte
Resumo:
AbstractA cache of Roman copper-alloy fragments was discovered, apparently carefully layered in a pit, in a field in Gloucestershire by metal-detectorists in 2017. The assemblage comprises over 5 kg of metal pieces, predominantly box fittings, but also smaller items of personal use such as a fourth-century belt buckle, a three-strand bracelet, a spoon and a coin (a nummus of Crispus). Most remarkable are the sculptural fragments, including several pieces of life-size statuary and the complete statuette of a dog with fine incised decoration, and part of an incised bronze inscription panel. This article considers the original form of the statuary and the use and deposition of the cache. It is proposed that these fragments represent the remains of the accoutrements of a temple or shrine in the local area, perhaps dedicated to Diana Venatrix, and that they were removed and deposited together in the late fourth century. Supplementary material is available online (https://doi.org/10.1017/S0068113X20000501) and comprises additional figures.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
42

Elkins. "The Career of Cornutus Tertullus and the Significance of Diana Planciana and the Temple of Artemis at Perge on Nerva’s Coinage". Memoirs of the American Academy in Rome 68 (2023): 3. http://dx.doi.org/10.2307/27271672.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
43

Frizzo, Antonio Carlos. "Eles proíbem o casamento, mas não podem impedir o amor. Uma leitura da proibição dos casamentos mistos em Nm 13,23-29." Ribla 81, n.º 1 (27 de janeiro de 2020): 141. http://dx.doi.org/10.15603/1676-3394/ribla.v81n1p141-155.

Texto completo da fonte
Resumo:
O artigo procura compreender os reais motivos que obrigou o líder Neemiasa proibir casamentos e impor separações das mulheres e homens judaítasdos povos vizinhos de Yehud, em meados do ano 445 a.C. Diante doedito do rei Ciro, no ano de 539 a.C., famílias que alcançaram ascensão social,nos anos vividos na Babilônia, desconsideraram a ação propagandistado ex-copeiro real. Mas, por outro lado, os que regressam têm em mentereconstruir o templo, a cidade e seus muros e legitimar uma reforma religiosacentrada em aspectos étnicos, religiosos e econômicos. Sob as discutíveisordens de Neemias uma nova religião está para nascer, não sem antesgarantir devotamente os interesses políticos persas na V satrapia formadapor Síria, Palestina e Chipre.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
44

Aleixo, Vítor Corrêa. "Trânsito religioso e regulação institucional: um estudo de caso na Igreja do Evangelho Quadrangular em Belo Horizonte". Religião & Sociedade 39, n.º 3 (dezembro de 2019): 11–33. http://dx.doi.org/10.1590/0100-85872019v39n3cap01.

Texto completo da fonte
Resumo:
Resumo: Diante da autonomização das experiências religiosas, trânsito de pessoas e símbolos no circuito evangélico e perda de legitimidade eclesial em regular as trajetórias individuais, este estudo de caso na Igreja do Evangelho Quadrangular em Belo Horizonte se propõe a investigar os mecanismos de regulação institucional dirigidos a adeptos estáveis e episódicos. Sendo assim, a primeira seção deste artigo volta-se ao período fundacional do templo e aos reflexos dos métodos de evangelismo pessoal na formação de um núcleo de convertidos. Já a segunda seção atenta ao processo de catedralização e às estratégias de evangelismo de massa, investimentos midiáticos e correntes de oração, direcionadas à clientela flutuante. Enfim, encerra-se com alguns apontamentos sobre as reconfigurações dos laços de pertença no pentecostalismo contemporâneo.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
45

Beard, Mary. "Frazer, Leach, and Virgil, The Popularity (and Unpopularity) of The Golden Bough". Comparative Studies in Society and History 34, n.º 2 (abril de 1992): 203–24. http://dx.doi.org/10.1017/s0010417500017655.

Texto completo da fonte
Resumo:
In 1985 Edmund Leach, well into retirement from his chair of Anthropology in Cambridge, made his first visit to the site of the temple of Diana at Nemi, some fifteen miles southeast of Rome.Leach called this visit a pilgrimage, for Nemi and the problems of its bizarre cult were the starting place for James Frazer's founding work of Social Anthropology, The Golden Bough. This was the spot that Frazer described in such lavish detail in his opening chapter: ‘the sylvan landscape [that] was the scene of a strange and recurring tragedy.’ This was the setting for the problem that Frazer set out to solve: Why in Roman times could the priest-king of the sacred grove of Nemi (the so-called Rex Nemorensis) win his priestly office only by killing the previous incumbent; why would he himself lose it only through murder at the hands of his successor? For those who see Frazer's work as the start of anthropological study in its modern sense, the site and the cult of Nemi must hold a particular place: This colourful, but minor, backwater of Roman religion marks the source of the discipline of Social Anthropology.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
46

Posselt, Julie R. "Incidental Racialization: Performative Assimilation in Law School. By Yung-Yi Diana Pan. Philadelphia: Temple University Press, 2017. Pp. viii+221. $92.50 (cloth); $29.95 (paper)." American Journal of Sociology 124, n.º 5 (março de 2019): 1607–9. http://dx.doi.org/10.1086/702532.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
47

Cataldo, Jeremiah. "The Origins of the ‘Second’ Temple: Persian Imperial Policy and the Rebuilding of Jerusalem. By Diana Edelman. London: Equinox, 2005. Pp. xvi + 440. $37.95 (paperback)." Journal of Near Eastern Studies 69, n.º 2 (outubro de 2010): 263–64. http://dx.doi.org/10.1086/658969.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
48

Hruby, Hugo. "O templo das sagradas escrituras: o Instituto Histórico e Geográfico Brasileiro e a escrita da história do Brasil (1889-1912)". História da Historiografia: International Journal of Theory and History of Historiography 2, n.º 2 (29 de maio de 2009): 50–66. http://dx.doi.org/10.15848/hh.v0i2.7.

Texto completo da fonte
Resumo:
A possibilidade de observar as ricas e contraditórias discussões sobre a institucionalização e disciplinarização dos estudos históricos é obscurecida quando partimos de um assentado caráter científico no século XIX. Nestes debates, fé, leis e razão buscavam subsidiar a História enquanto campo do conhecimento. O limiar da República, no Brasil, é um período profícuo para estes estudos pelo choque entre espaços de experiências e horizontes de expectativas de atores diversos, como a Igreja Católica, os governos republicanos, os burocratas monarquistas e os homens de letras. O objetivo deste artigo é o de analisar as propostas de escrita da História do Brasil dos sócios do Instituto Histórico e Geográfico Brasileiro (IHGB), na cidade do Rio de Janeiro, diante da proclamação do novo regime político em 15 de novembro de 1889.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
49

Del Sole, Francesco. "Building on the Border: Architecture as a Meeting Place". ATHENS JOURNAL OF ARCHITECTURE 7, n.º 4 (3 de setembro de 2021): 415–40. http://dx.doi.org/10.30958/aja.7-4-1.

Texto completo da fonte
Resumo:
To establish a border signifies defining a fixed point from which to start and to which to refer in order to circumscribe controlled and measured environments. It is not important whether it is a border between states and regions or private and public spaces, because the main effect of the border is to sanction a diversity. This proposal will analyse three case-studies that, starting from antiquity to the contemporary age, have proposed over time different ways of conceiving the border, making architecture the convergence point. The first is the Temple of Diana at Ephesus, a monument created by Greek artists located in Persian territory. It stood on the peninsula of Anatolia, the border land par excellence in the Hellenistic world, a place where the dominant Western cultures of Greece and Persia clashed. The second is Castel Velturno, a border utopia belonging to Prince-Bishop Cristoforo Madruzzo, who deposited his dreams of unification between the North and the South of Christianity which were torn apart by the theological demands addressed during the Council of Trento. Finally, this proposal will examine the contemporary project entitled the Bi-National Community Skyscraper, which proposes a reinterpretation of the walls erected on the border between the USA and Mexico by building a skyscraper on it in which the two communities can meet and merge together.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
50

Silva, Dom Rafael Maria Francisco da. "Maria e o seu serviço “sacerdotal” uma visão da eclesialidade mariana na tradição da igreja". Revista de Cultura Teológica. ISSN (impresso) 0104-0529 (eletrônico) 2317-4307, n.º 78 (26 de março de 2013): 103. http://dx.doi.org/10.19176/rct.v0i78.14449.

Texto completo da fonte
Resumo:
A colaboração da Virgem Maria na obra da salvação sempre foi uma temática controversa na história da Igreja de, amplo debate e causando até incompreensões. Para os santos Padres e diversos Autores do passado cristão isto nunca foi um problema, pois eles fizeram suas teologias de joelhos com oração, fé, espiritualidade, doutrina e coerência de vida. Tinham sempre diante dos olhos a Palavra da verdade, a experiência da Igreja. Maria de Nazaré tão intimamente unida ao Filho é sua colaboradora por excelência com um serviço sacerdotal inerente a todo cristão. Seu sacerdócio não se equipara ao sacerdócio ministerial conferido aos bispos, sacerdotes e diáconos. Com os aspectos simbólicos os diversos Autores do passado associam Nossa Senhora com os animais que foram sacrificados no Templo segundo a tradição bíblica, assim como o fora Cristo, o Cordeiro de Deus que tira o pecado do mundo. A Mãe do Senhor, a primeira discípula, se une ao sacrifício único do Redentor e não o ofusca, mas o concretiza na sua vida de Virgem-Mãe oferente, de escuta e de serviço.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
Oferecemos descontos em todos os planos premium para autores cujas obras estão incluídas em seleções literárias temáticas. Contate-nos para obter um código promocional único!

Vá para a bibliografia