Siga este link para ver outros tipos de publicações sobre o tema: Rumah Sakit Dokter Soetomo.

Artigos de revistas sobre o tema "Rumah Sakit Dokter Soetomo"

Crie uma referência precisa em APA, MLA, Chicago, Harvard, e outros estilos

Selecione um tipo de fonte:

Veja os 50 melhores artigos de revistas para estudos sobre o assunto "Rumah Sakit Dokter Soetomo".

Ao lado de cada fonte na lista de referências, há um botão "Adicionar à bibliografia". Clique e geraremos automaticamente a citação bibliográfica do trabalho escolhido no estilo de citação de que você precisa: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

Você também pode baixar o texto completo da publicação científica em formato .pdf e ler o resumo do trabalho online se estiver presente nos metadados.

Veja os artigos de revistas das mais diversas áreas científicas e compile uma bibliografia correta.

1

Rakhmaningrum, Kanti. "Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Kepatuhan Dalam Pengembalian Berkas Rekam Medis Di Seksi Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo". Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo 2, n.º 2 (21 de outubro de 2016): 153. http://dx.doi.org/10.29241/jmk.v2i2.61.

Texto completo da fonte
Resumo:
ABSTRAKPengembalian berkas rekam medis adalah sistem yang cukup penting di seksi rekam medis, karena pengembalian berkas rekam medis dimulai dari berkas tersebut berada diruang rawat sampai kembali ke seksi rekam medis sesuai dengan kebijakan batas waktu pengembalian yaitu 2x24 jam. Berdasarkan data evaluasi pada bulan Februari 2016 dapat dilihat adanya keterlambatan yaitu dari 3451 berkas rekam medis pasien Keluar Rumah Sakit (KRS) terdapat 859 atau sekitar 24,9% berkas rekam medis belum masuk pada seksi rekam medis. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2016 – Juli 2016. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner tertutup yang ditujukan pada dokter, perawat/bidan dan petugas rekam medis di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Soetomo. Sampel dalam penelitian ini yaitu 81 orang responden yang terdiri dari dokter, perawat/bidan dan petugas rekam medis. Analisis data menggunakan teknik korelasi spearman dan crosstab dengan hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan tanggung jawab dengan kepatuhan (p=0,388), tidak ada hubungan beban kerja dengan kepatuhan (p=0,206), tidak ada hubungan penghargaan prestasi dengan kepatuhan (p=0,213), namun ada hubungan motivasi dari pimpinan terhadap kepatuhan (p=0,029) karena dari 4 faktor motivasi yang memiliki hubungan dengan kepatuhan hanyalah 1 faktor dan 3 faktor lainnya tidak memiliki hubungan maka pada penelitian ini motivasi tidak memiliki hubungan terhadap kepatuhan (p=0,250). Kesimpulan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan motivasi (meliputi: tanggung jawab, beban kerja, motivasi dari pimpinan dan penghargaan prestasi) terhadap kepatuhan pengembalian berkas rekam medis di seksi rekam medis RSUD Dr. Soetomo. Saran yang diberikan adalah lebih meningkatkan lagi tanggung jawab terhadap setiap pekerjaan, pemahaman pengetahuan tentang tupoksi yang akan berhubungan dengan beban kerja dan pemberian penghargaan berupa reward secara berkala kepada ruangan yang telah patuh dalam hal pengembalian berkas rekam medis dari ruang rawat inap ke seksi rekam medis RSUD Dr. Soetomo.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
2

Sularso, Raden Andi. "Kinerja Dokter Muda sebagai Mediasi Pengaruh Burnout, Kecerdasan Emosional, Self-efficacy terhadap Kepuasan Kerja di Rumah Sakit dr. Soetomo Surabaya, Indonesia". Jurnal Maksipreneur: Manajemen, Koperasi, dan Entrepreneurship 7, n.º 2 (4 de julho de 2018): 174. http://dx.doi.org/10.30588/jmp.v7i2.366.

Texto completo da fonte
Resumo:
<span class="fontstyle0">Job satisfaction and performance of co-assistant doctors can not be separated by burnout, given the high mobility of work in clinical studies and assisting clinical lecturers in serving patients. Burnout is a psychological syndrome consisting of three dimensions, namely emotional<br />exhaustion, depersonalization, and low personal accomplisment. To achieve the performance and job satisfaction of young physicians with intervening emotional intelligence and self-efficacy can anticipate burnout. This study includes the type of explanatory research with cross-sectional data collection method. The sample size is the same as the population of 270 co-assistants with the Generalized Structured Component Analysis (GSCA) method. The results of this study found that from seven direct effects between the variables tested, there are five significant effects that are: (1) burnout have a significant effect on emotional intelligence; (2) burnout have a significant effect on self-efficacy; (3) self-efficacy have a significant effect on emotional intelligence; (4) emotional intelligence has a significant effect on performance, and (5) self-efficacy has a significant effect on performance, while (1) burnout has no significant effect on self-efficacy; and (2) co-assistant performance has no significant effect on co-assistant doctor job satisfaction.</span>
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
3

Munsy, Abdul Kadir, Nancy Margarita Rehatta, Maulydia Maulydia, Agustina Salinding, Arie Utariani, Teguh Sylvaranto e Elizeus Hanindito. "Perbandingan Visualisasi Laring dan Glotis pada Maneken Intubasi Sulit menggunakan Video Laryngoscope C-MAC dan VL-Scope". JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) 10, n.º 3 (1 de novembro de 2018): 143. http://dx.doi.org/10.14710/jai.v10i3.20666.

Texto completo da fonte
Resumo:
Latar Belakang: Video laryngoscope C-MAC terbukti sangat membantu dalam tindakan intubasi terutama pada pasien kasus dengan difficult airway. Departemen Anestesiologi dan Reanimasi Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya telah menciptakan video laryngoscope VL-Scope dengan fitur perekam audiovisual dengan harga yang jauh lebih murah.Tujuan: Membandingkan waktu yang dibutuhkan oleh video laryngoscope C-MAC dan VL-Scope pada simulasi maneken imobilisasi cervical spine dengan rigid collar neck.Metode: Penelitian dengan desain eksperimental acak ini melibatkan residen untuk melakukan intubasi dengan 2 video laringoskop yaitu C-MAC dan VL-Scope pada simulasi maneken imobilisasi cervical spine dengan rigid collar neck. Penelitian dilakukan dengan cara mengobservasi perbedaan waktu yang diperlukan untuk melihat plica vocalis, lama intubasi dan penekanan pada gigi menggunakan laringoskop C-MAC dan video laringoskop VL-ScopeHasil: Video laryngoscope C-MAC mempersingkat waktu rata-rata untuk menilai derajat Cormarck and Lehane (8.57 ± 2,64 ) dan intubasi (17.89 ± 5,92) dibandingkan dengan video laringoskop VL-Scope (12.24±5,83) dan (20,68±5,83) detik. Namun frekuensi kejadian penekanan terhadap gigi saat tindakan laringoskopi adalah sama menggunakan kedua alat tersebut 2/37(5,4%)Kesimpulan: Intubasi menggunakan video laryngoscope C-MAC lebih efektif pada maneken imobilisasi cervical spine dengan rigid collar neck namun angka kejadian penekanan gigi pada tindakan tersebut adalah sama.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
4

Faida, Eka Wilda. "Perbandingan Pelaksanaan Informed Consent Di Irna Bedah Flamboyan Dengan Irna Bedah Gladiol Rsud. Dr. Soetomo Surabaya Berdasarkan Standar Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)". Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo 1, n.º 1 (26 de outubro de 2015): 1. http://dx.doi.org/10.29241/jmk.v1i1.38.

Texto completo da fonte
Resumo:
ABSTRAKInformed consent merupakan persetujuan yang diberikan kepada pasien setelah diberikan penjelasan oleh dokter mengenai tindakan kedokteran. Tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah untuk membandingkan prosedur pelaksanaan Informed To Consent, Informed Consent, Informed Refusal antara Irna Bedah Gladiol dengan Irna Bedah Flamboyan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Informed To Consent di Irna Bedah Gladiol lebih baik dibandingkan dengan Irna Bedah Flamboyan karena di Irna Bedah Gladiol yang tidak sesuai dengan standar KKI adalah hanya 5% lebih rendah 9% dibandingkan yang ada di Irna Bedah Flamboyan yaitu sebanyak 14%. Pada aspek Informed Consent di Irna Bedah Gladiol lebih buruk dibandingkan dengan Irna Bedah Flamboyan karena di Irna Bedah Gladiol yang tidak sesuai dengan standar KKI adalah sebanyak 6% lebih tinggi 1% dibandingkan yang ada di Irna Bedah Flamboyan yaitu hanya sebanyak 5%. Sedangkan Informed Refusal di Irna Bedah Gladiol adalah sama dengan Irna Bedah Flamboyan memiliki prosedur penolakan tindakan medis yang sudah baik karena memiliki nilai 100% sesuai berdasarkan standar KKI. Saran yang dapat diberikan peneliti adalah Perlu di lakukan evaluating, controlling dan monitoring agar menghasilkan kriteria penilaian yang sangat baik dan bermanfaat besar bagi rumah sakit. Perlu dilakukannya pemberian informasi secara tertulis. Misal, penempelan Leaflet yang menjelaskan cara pengisian berkas rekam medis maupun form persetujuan tindakan harus diisi dengan jelas, lengkap, dan benar yang ditujukan kepada pasien maupun peraturan yang menjelaskan tentang Informed Consent.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
5

Romdhoni, Achmad Chusnu, e Muhammad Noer Shoffi. "Pemeriksaan EBER sebagai identifikasi infeksi virus Epstein-Barr pada karsinoma nasofaring". Oto Rhino Laryngologica Indonesiana 47, n.º 2 (7 de janeiro de 2018): 152. http://dx.doi.org/10.32637/orli.v47i2.224.

Texto completo da fonte
Resumo:
Latar belakang: Protein Epstein-Barr Virus Encoded Small RNA (EBER) ditemukan pada sebagian besar jaringan karsinoma nasofaring (KNF). Hal ini merupakan bukti bahwa infeksi virus Epstein-Barr (VEB) menjadi salah satu penyebab terjadinya KNF. Penurunan ekspresi EBER dipengaruhi oleh maturasi sel dan diferensiasi sel karsinoma. Tujuan: Mengidentifikasi hubungan ekspresi EBER dengan stadium dan jenis histopatologi pada penderita KNF. Metode: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Unit Rawat Jalan Telinga Hidung Tenggorok - Bedah Kepala Leher Rumah Sakit Umum Daerah Doktorr. Soetomo Surabaya mulai bulan November 2015 hingga Oktober 2016 dengan consecutive sampling. Fisher exact test untuk melihat hubungan ekspresi EBER dengan stadium KNF. Hasil: Ekspresi EBER dari seluruh sampel didapati negatif sebanyak 23,33%, positif lemah sebanyak 10%, positif sedang sebanyak 33,33%, dan positif kuat sebanyak sebanyak 33,33%. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan hubungan antara ekspresi EBER dengan stadium KNF didapatkan p=0,623, sedangkan ekspresi EBER dengan jenis histopatologi KNF diketahui p=0,204. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara ekspresi EBER dengan stadium KNF, maupun antara ekspresi EBER dengan jenis histopatologi KNF. Kata kunci: Karsinoma nasofaring, ekspresi EBER, stadium dan jenis histopatologi ABSTRACT Background: Protein of Epstein Barr Virus Encoded Small RNA (EBER) have found in most of the nasopharyngeal carcinoma (NPC) tissue which prove that NPC was caused by Epstein Barr Virus Infection (EBV). EBER expression decreased was triggered by maturation and differentiation cell EBER expression in NPC patients. Purpose: To identify association between EBER expression and histopathological type of NPC. Method: This study was an observational analytic with cross-sectional design. This study occured at Inpatients Unit of Otorhinolaryngology - Head and Neck Surgery of Dr. Soetomo Hospital Surabaya, November 2015 - October 2016. Samples were collected by consecutive sampling. Statistical analysis was using Fisher’s exact test. Result: The EBER expression from all sample there were 23.33% negative, 10.00% weak positive, 33.33% moderate positive, and 33.33% strong positive. Statistical analysis was obtained p=0.623 and the association between EBER expression with stage of NPC was obtained p=0.204. Conclusion: There was no association between EBER expression and stage NPC, nor histopathological type of nasopharyngeal carcinoma. Keywords: Nasopharyngeal carcinoma, EBER expression, stage and histopathological type
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
6

Ricardo Goncalves Klau, Muhammad Saiful Fahmi e Gusti Ayu Utami. "PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM PERDATA RUMAH SAKIT TERHADAP TINDAKAN MEDIS DOKTER MITRA YANG MERUGIKAN PASIEN". Jurnal Komunitas Yustisia 5, n.º 3 (1 de novembro de 2022): 490–97. http://dx.doi.org/10.23887/jatayu.v5i3.56323.

Texto completo da fonte
Resumo:
Rumah sakit tidak saja bersifat kuratif tetapi juga bersifat pemulihan (rehabilitatif), promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Dalam hal sumber daya manusia Pasal 12 di atas, berarti sebuah rumah sakit dapat mempekerjakan tenaga tidak tetap seperti halnya tenaga medis atau dokter dari luar rumah sakit. Dokter tidak tetap atau dokter out (dokter tamu). Tanggung jawab rumah sakit terhadap dokter mitra tersebut masih perlu mendapat perhatian. Timbul pertanyaan bagaimana andai kata dalam melakukan tindakan medis ada tenaga kesehatan organik yang terlibat dalam pelayanan dokter mitra. Misalnya dokter bedah dalam melakukan tindakan bedah akan melibatkan perawat operator dan sebagainya. Apakah dokter mitra secara serta merta juga dapat bertanggung jawab atas kelelaian yang dilakukan perawat operator tersebut atau rumah sakit yang bertanggungjawab sebagaimana disebutkan dalam Pasal 46 UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah. Penelitian in merupakan penelitiaan hukum normatif dengan pendekatan undang-undang (statute approach) yang digunakan untuk melihat kesesuaian dan konsistensi dari suatu peraturan perundang-undangan dengan perundang undangan yang lain dengan menggunakan analisis kualitatif. Tindakan medis dokter mitra yang merugikan pasien dalam kaitannya pertanggungjawaban rumah sakit apabila terjadi tindakan medis yang merugikan pasien baik itu secara fisik maupun materi yang dilakukan dokter mitra maka, rumah sakit bertanggungjawab terhadap semua kegiatan pelayanan pada aspek preventif,kuratif maupun reabilitatif. Pola hubungan kerja dan terapeutik dalam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di rumah sakit menjadi tanggung jawab penuh pihak rumah sakit. Pasal 46 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, menyebutkan rumah sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit baik dokter tetap maupun dokter mitra. Dalam pasal 1367 KUH Perdata yang menyebutkan seorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan perbuatan orangorang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh barang-barang yang berada di bawah pengawasannya.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
7

Suparman, Rossi. "PERLINDUNGAN HUKUM DAN TANGGUNG JAWAB RUMAH SAKIT TERHADAP DOKTER DALAM SENGKETA MEDIS". Syiar Hukum : Jurnal Ilmu Hukum 17, n.º 2 (4 de maio de 2020): 188–215. http://dx.doi.org/10.29313/shjih.v17i2.5441.

Texto completo da fonte
Resumo:
Praktek kesehatan selalu berpotensi menimbulkan resiko hukum bagi dokter dan rumah sakit, resiko, setiap resiko hukum akan menuntut tanggung jawab hukum sehingga persoalan ini perlu dikaji untuk mendapat solusi. Tulisan ini menggunakan metode yuridis normatif dengan menggunakan data sekunder yang dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian (1) Implementasi dari pelaksanaan tanggung jawab rumah sakit terhadap dokter dalam Undang – undang tersebut berbeda – beda, tergantung dari status kepegawaian / ketenagakerjaan dokter, kontrak kerjasama yang telah disepakati antara pihak rumah sakit dengan dokter, status rumah sakit sebagai suatu badan hukum atau korporasi, regulasi, keputusan serta ketetapan internal rumah sakit, peran organisasi profesi dan masyarakat. Konsep penanganan sengketa medik yang ada selama ini, disamping menggunakan cara litigasi, dilakukan juga dengan mengedepankan cara alternatif penyelesaian sengketa diluar pengadilan (non ligitasi). (2) Model yang dapat diterapkan dalam rangka perlindungan hukum dan tanggungjawab rumah sakit terhadap dokter dalam sengketa medik adalah Model yang adil menurut hukum, dimana dokter dibekali kode etik kedokteran, standar profesi, hukum kesehatan, hak asasi manusia, fungsi sosial serta peraturan–peraturan yang mengatur praktik kedokteran; dan rumah sakit harus mempunyai berbagai aturan untuk melindungi pasien dari praktek rumah sakit yang tidak layak beroperasi, melindungi tenaga kesehatan dari bahaya yang ditimbulkan oleh rumah sakit, melindungi masyarakat dari dampak lingkungan rumah sakit, mengendalikan fungsi rumah sakit kearah yang benar, meningkatkan mutu rumah sakit.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
8

Pasinringi, Syahrir Andi, A. Amirah Shalihah e Nurmala Sari. "Hubungan Perceived Organizational Support terhadap Kinerja Dokter di Rumah Sakit Kota Makassar". Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 15, n.º 4 (12 de dezembro de 2019): 358. http://dx.doi.org/10.30597/mkmi.v15i4.7871.

Texto completo da fonte
Resumo:
Dokter adalah salah satu tenaga professional yang memiliki peranan penting dalam pelayanan rumah sakit. Persepsi dokter terkait dukungan organisasi dapat menumbuhkan kepercayaan dan kinerja dokter terhadap rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan Perceived Organizational Support (POS) terhadap kinerja dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Total sampel dalam penelitian ini adalah 126 responden dipilih dengan teknik simple random sampling. Data dianalisis dengan menggunakan uji korelasi pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara perceived organizational support terhadap kinerja dokter dengan nilai p 0,010 < 0,05. POS memiliki hubungan terhadap kinerja dokter sehingga rumah sakit perlu meningkatkan keterlibatan dokter dengan menciptakan lingkungan kerja yang supportif dan menyusun program inovasi untuk meningkatkan rasa kepercayaan dokter terhadap rumah sakit.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
9

Elyani, Nur. "Analisis Tingkat Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Perawat Di Instalasi Diagnostik Intervensi Kardiovaskular Rsud Dr. Soetomo". Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo 2, n.º 2 (20 de outubro de 2016): 133. http://dx.doi.org/10.29241/jmk.v2i2.59.

Texto completo da fonte
Resumo:
ABSTRAKPenelitian ini dilakukan di Instalasi Diagnostik Intervensi Kardiovaskular (IDIK) Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo merupakan Rumah Sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur tipe A Pendidikan. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo telah menyediakan pelayanan dan fasilitas terlengkap untuk pasien bayi sampai dengan para lansia dengan berbagai masalah kesehatan. Berbagai jenis pelayanan kesehatan yang diberikan, salah satu jenis pelayanan RSUD Dr. Soetomo adalah pelayanan kardiovaskuler terdapat di Instalasi Diagnostik Intervensi Kardiovaskular (IDIK). IDIK merupakan suatu unit pelaksana atau instalasi yang melakukan prosedur invasive pada penderita penyakit jantung baik bertujuan diagnostic maupun terapetik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat beban kerja perawat di IDIK Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo, untuk mengetahui gambaran tingkat stress kerja perawat di IDIK RSUD Dr. Soetomo dan mengetahui tingkat beban kerja terhadap stress kerja perawat di IDIK RSUD Dr. Soetomo. Jenis penelitian ini dikategorikan dalam penelitian deskriptif dengan rancangan Cross sectional (potong lintang) dan instrumen penelitiannya menggunakan kuesioner (angket) untuk mengetahui tingkat beban kerja dan tingkat stress kerja. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di Instalasi Diagnostik Intervensi Kardiovaskular (IDIK) RSUD Dr. Soetomo sebanyak 4 perawat. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampling jenuh atau sensus. Hasil penelitian menunjukan bahwa 4 perawat (100%) merasakan beban kerja berat dengan tingkat stress kerja pada kategori ringan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah untuk menyeimbangkan beban kerja perawat di IDIK dan meminimalkan timbulnya stress pada saat bekerja agar stress yang dirasakan oleh perawat tidak bertambah
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
10

Chrismanda, Harry, Zulfendri Zulfendri e Destanul Aulia. "Pengaruh Komitmen Dan Kepuasan Kerja Dokter Spesialis Terhadap Pengisian Rekam Medis Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda Medan Tahun 2018". Jurnal Kesmas Jambi 3, n.º 1 (23 de setembro de 2019): 18–23. http://dx.doi.org/10.22437/jkmj.v3i1.7472.

Texto completo da fonte
Resumo:
Rekam medis merupakan salah satu unsur utama didalam sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang baik dan bermutu. Ketidaklengkapan dokumen rekam medis menjadi salah satu masalah yang masih belum teratasi sampai saat ini. Pada survei awal yang dilakukan di ruang rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda, masih didapati ketidaklengkapan dokumen rekam medis oleh dokter spesialis. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh komitmen dokter spesialis terhadap pengisian rekam medis di ruang rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda Kota Medan. Jenis penelitian ini adalah survei explanatory research dengan desain cross sectional. Lokus penelitian ini di Rumah Sakit Permata Bunda Kota Medan, pada bulan Juli tahun 2018 sampai dengan selesai. Keseluruhan jumlah populasi juga merupakan sampel penelitian yaitu sebanyak 41 dokter spesialis. Metode analisis data menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan variabel komitmen dokter berpengaruh secara signifikan terhadap pengisian rekam medis. Semakin berkomitmen seorang dokter spesialis maka akan meningkatkan pengisian rekam medis dibandingkan dengan dokter spesialis yang tidak berkomitmen. Disarankan kepada manajemen rumah sakit agar memberikan reward kepada dokter spesialis yang meluangkan waktu lebih dalam mengisi rekam medis. Kata Kunci: Komitmen, Dokter Spesialis, Rekam Medis
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
11

Anindyajati, Maharsi, Diana Harding, Rismiyanti Koesma e Yus Nugraha. "PENGARUH PEMBERDAYAAN PSIKOLOGIS TERHADAP PERILAKU KERJA ADAPTIF (STUDI PADA DOKTER DI 5 RUMAH SAKIT NIRLABA JAKARTA DAN YOGYAKARTA)." INQUIRY: Jurnal Ilmiah Psikologi 9, n.º 1 (27 de dezembro de 2018): 1–15. http://dx.doi.org/10.51353/inquiry.v9i1.220.

Texto completo da fonte
Resumo:
Di era yang penuh perubahan ini, organisasi rumah sakit tidak luput dari tuntutan untuk melakukan perubahan agar dapat bertahan dan meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat. Kondisi ini tidak hanya menuntut manajemen rumah sakit untuk berubah, namun juga para dokter sebagai ujung tombak pelayanan. Kemampuan dokter untuk menyesuaikan diri dengan perubahan adalah hal yang mutlak dilakukan. Kesediaan para dokter untuk menampilkan perilaku kerja adaptif diduga dipengaruhi oleh pemberdayaan psikologis yang dialami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pemberdayaan psikologis terhadap perilaku kerja adaptif dokter. Penelitian dilakukan terhadap 89 dokter yang berstatus sebagai pegawai tetap pada 5 rumah sakit nirlaba di Jakarta dan Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan psikologis yang dialami oleh para dokter berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku kerja adaptifnya.Kata Kunci: pemberdayaan psikologis, perilaku kerja adaptif, dokter, rumah sakit nirlaba.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
12

Tesmanto, Joni, e Nijan Subarja. "Pengaruh Kualitas Pelayanan Dokter Terhadap Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD)". Jurnal Manajemen, Bisnis dan Kewirausahaan 2, n.º 1 (20 de abril de 2022): 25–32. http://dx.doi.org/10.55606/jumbiku.v2i1.69.

Texto completo da fonte
Resumo:
Bisnis dalam bidang kesehatan atau rumah sakit semakin tajam di era globalisasi. Hal ini menuntut pengelola atau perusahaan rumah sakit kanker dharmais untuk siap bersaing. Pelaksanaan pelatihan pelayanan dokter pada Rumah Sakit Kanker Dharmaissudah berjalan sesuai dengan SOP.Rumah Sakit Kanker Dharmais telah menetapkan standar fasilitas Rumah Sakit dan pelayanan dokter yang baik, serta pengaruhnya terhadap tingkat kepuasan pasien pada Rumah Sakit Kanker Dharmais sangat berhubungan. Pelayanan yang baik merupakan penentu keberhasilan tingkat kepuasan pasien. Meski begitu, fasilitas yang lengkap tetap menjadi prioritas. Pelayanan dan fasilitas yang semakin baik akan berbanding lurus dengan kepuasan pasien, namun sebaliknya jika menurun maka akan berdampak pada jumlah pasien. Kualitas pelayanan dokter secara simultan berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka saran yang diberikan adalah fasilitas rumah sakit merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Rumah sakit harus selalu meningkatkan fasilitas dari waktu ke waktu dan mengikuti perkembangan teknologi kedokteran terkini. RS Kanker Dharmais juga diharapkan mampu mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas pelayanan dokter kepada pasien agar pasien tidak berpindah ke rumah sakit lain dan dapat meningkatkan jumlah pasien. Sebisa mungkin ciptakan suasana yang aman, nyaman, dan bersahabat bagi pasien sehingga pasien merasa dihargai dan dihormati.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
13

Yuli Octavia, Hikmah, Aulia Yohana e Nur Atika Ramadhani. "TANGGUNG GUGAT RUMAH SAKIT ATAS KESALAHAN DIAGNOSA YANG DILAKUKAN OLEH DOKTER". Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) 6, n.º 1 (15 de fevereiro de 2020): 36. http://dx.doi.org/10.23887/jkh.v6i1.23435.

Texto completo da fonte
Resumo:
Tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk dapat mengetahui Apakah rumah sakit bertanggung gugat atas kesalahan diagnosa dokter. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan menggunakan metode pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Tindakan dokter yang tidak sesuai dengan standar profesi dapat dikulifikasikan sebagai perbuatan melanggar hukum. Atas tindakan dokter yang dilakukan tidak sesuai prosedur maka pasien berhak untuk meminta ganti rugi. Perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh dokter yang bekerja pada rumah sakit melahirkan tanggung gugat resiko (risico aanspraklijkheid) pada rumah sakit.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
14

Asri, Andi, e Sunita Firdayana. "Tanggung Jawab Rumah Sakit Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan (Studi Kasus Di Rumah Sakit Kota Kendari)". Jurnal Janaloka 1, n.º 1 (30 de junho de 2023): 36–43. http://dx.doi.org/10.54883/janaloka.v1i1.294.

Texto completo da fonte
Resumo:
Rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien sangat dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu kualitas pelayanan diberikan, siapa memberikan pelayanan dan konsumen (pasien) yang menerima dan menilai pelayanan. Tujuan penelitian ini untukmengetahui dan menjelaskan tanggung jawab rumah sakit dalam penyelenggaran pelayanan kesehatan. Penelitian dilaksanakan padatanggal 1 Januari hingga 20 Maret 2023 di Rumah Sakit Kota Kendari. Informan yang terpilih adalah pengelola rumah sakit, karyawan rumah sakit, petugas rumah sakit, pasien dan keluarga pasien. Hasil penelitian menemukan bahwa dokter dan karyawan memiliki tanggung jawab yang tinggi dan bijaksana dalam penyelenggaran pelayanan kesehatan di rumah sakit. Saran penelitian adalah menerapkan sanksi hukum atas kelalaian dalam menggunakan SOP dalam pelayanan di rumah sakit, membuat buku saku manual dan digital tentang SOP bagi dokter dan petugas kesehatan di rumah sakit.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
15

Ujianto, Marsono Budi, e Wijaya Wijaya. "TANGGUNG JAWAB HUKUM DOKTER TERHADAP GUGATAN PASIEN DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT". Jurnal JURISTIC 1, n.º 01 (4 de abril de 2020): 52. http://dx.doi.org/10.35973/jrs.v1i01.1482.

Texto completo da fonte
Resumo:
Gugatan terhadap malpraktik medik semakin marak diajukan pasien kepada dokter akibat tindakan medik yang dilakukan telah merugikan pasien. Permasalahan mengenai tanggung jawab hukum dokter terhadap gugatan pasien dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit, dan akibat hukum pelanggaran tanggung jawab hukum dokter terhadap gugatan pasien dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, dengan spesifikasi penelitian deskriptif analitis. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang diperoleh melalui studi kepustakaan, yang kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian ini adalah : (1) Tanggung jawab hukum dokter terhadap gugatan pasien dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit terjadi atas kelalaian dokter dalam memberikan tindakan medik yang tidak sesuai dengan standar profesi kedokteran sehingga mengakibatkan kerugian pasien.; (2) Akibat hukum pelanggaran tanggung jawab hukum dokter terhadap gugatan pasien dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit, dalam aspek hukum , pidana , perdata , administrasi. Sebagai rekomendasi, maka perlu memperbanyak sosialisasi tentang hukum pidana, perdata, dan administrasi bagi dokter; dibuat surat pernyataan secara
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
16

Rahmawati, Neni. "ANALISIS SAFE BEHAVIOR DENGAN PENDEKATAN BEHAVIOR-BASED SAFETY PADA RADIOGRAFER DI RUMAH SAKIT Dr. SOETOMO SURABAYA". Indonesian Journal of Occupational Safety and Health 6, n.º 3 (30 de outubro de 2018): 321. http://dx.doi.org/10.20473/ijosh.v6i3.2017.321-333.

Texto completo da fonte
Resumo:
The development of science in health world may let use radiation to diagnose a disease. Radiation have some bad effect if excessively exposed, so that management should be create radiographer’s safe behavior to prevent an accident. Management could applied behavior based safety with a behavioral intervention effort and external factor to encourage radiographer’s safe behavior. The aim of this research was to analyze safe behavior by using behavior based safety approach for radiographer in Instalasi Radiodiagnostik Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya. This was a cross sectional study with qualitative approach in order to know about behavioral intervention effort and external factor in Instalasi Radiodiagnostik Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya. Respondent of this research was 11 people who all authorized as radiographer in Instalasi Radiodiagnostik Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya. The results of this research represent that radiographer’s behavior in Instalasi Radiodiagnostik Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya 100% included in safe category. Management has used behavioral intervention effort properly, by applied activator and consequence to direct and motivate radiographer’s behavior. As discovered that the external factor of instalasi radiodiagnostik has support radiographer to perform safe behavior. The conclusion of this research was radiographer’s safe behavior created by behavioral intervention effort which used activator and consequence to direct and motivate radiographer’s safe behavior and external factor supporting radiographer’s safe behavior in Instalasi Radiodiagnostik Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya. Keywords: behavioral intervention effort, external factor, safe behavior
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
17

Mulyana, Mulyana. "KEPUASAN TERHADAP KOMPENSASI DAN KOMITMEN DOKTER DI RUMAH SAKIT". Contagion: Scientific Periodical Journal of Public Health and Coastal Health 1, n.º 2 (31 de dezembro de 2019): 83. http://dx.doi.org/10.30829/contagion.v1i2.7205.

Texto completo da fonte
Resumo:
<div><table cellspacing="0" cellpadding="0" align="left"><tbody><tr><td align="left" valign="top"><p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p> </p></td></tr></tbody></table></div><p>Setiap orang akan meminta kompensasi yang layak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukannya maka semakin baik kinerja yang diberikan akan membuat mereka semakin layak mendapatkan kompensasi yang baik. Kompensasi gaji, kompensasi jasa medis dan kepuasan terhadap kompensasi menjadi salah satu hal yang dapat berdampak terhadap komitmen tenaga kesehatan terhadap rumah sakit. Komitmen dalam memberikan pelayanan merupakan hal yang perlu diperhatikan agar terciptanya mutu pelayanan yang baik di rumah sakit.</p><p>Jenis penelitian adalah penelitian observasional dengan design crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua dokter umum di Rumah Sakit Umum yang berjumlah 59 dokter. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total Sampling. Penelitian dilakukan pada Januari 2018 hingga Maret 2019 menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden menggunakan kuesioner.</p><p>Hasil penelitian menunjukkan mayoritas dokter umum memiliki kepuasan dalam kategori kurang puas terhadap gaji yang diberikan sebanyak 31 orang (52,5%) dan dokter dalam kategori sangat puas terhadap gaji yang diberikan sebanyak 28 orang (47,5%). Dokter umum menyatakan tidak puas terhadap pemberian insentif yang diberikan Rumah Sakit Umum sebanyak 59 orang (100%) dan tidak puas terhadap fasilitas pribadi sebanyak 59 orang (100%). Komitmen dokter terhadap pekerjaan di rumah sakit dalam kategori sedang yaitu sebanyak 40 orang (67,8%) sedangkan komitmen dokter dalam kategori tinggi sebanyak 19 orang (22%).</p><p>Dari hasil penelitian ini diharapkan pihak manjemen Rumah Sakit Umum untuk memberikan kompensasi yang lebih baik sesuai dengan harapan. Pihak dokter diharapkan mau menyampaikan harapan terkait kompensasi yang diinginkan agar keinginan dokter dapat dipenuhi oleh Rumah Sakit Umum Daerah terutama terkait kompensasi pemberian insentif dan fasilitas pribadi yang diasumsikan akan berdampak terhadap komitmen dokter terhadap rumah sakit.</p><p> </p><p><strong>Kata Kunci</strong> : Dokter, Komitmen, Kompensasi, Rumah Sakit</p>
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
18

Dewi, Emilia Sartika, Isna Kusuma Ninstyastuti, Lale Maulin Prihatina e Lina Nurbaiti. "Hubungan Komunikasi Dokter-Pasien dengan Tingkat Pemahaman Medis Pasien Poliklinik Mata Rumah Sakit Prof. Mulyanto Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat". Unram Medical Journal 7, n.º 3 (28 de setembro de 2018): 5. http://dx.doi.org/10.29303/jku.v7i3.179.

Texto completo da fonte
Resumo:
Latar belakang: Komunikasi kesehatan ditujukan untuk pembangunan kesehatan masyarakat. Keterampilan interpersonal dalam komunikasi dokter-pasien yang baik memiliki potensi untuk membantu mengatur emosi dan merupakan media untuk pemahaman informasi medis. Dalam profesi kedokteran, komunikasi dokter pasien masih sering diabaikan oleh dokter maupun dokter gigi. Rumah Sakit Prof. Mulyanto Universitas Mataram sebagai rumah sakit yang dikembangkan menjadi rumah sakit pendidikan perlu adanya studi untuk mengetahui apakah ada hubungan antara komunikasi dokter pasien dengan tingkat pemahaman pasien poliklinik Mata Rumah Sakit Prof. Mulyanto Universitas Mataram apakah sudah baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan metode pengambilan data secara cross-sectional menggunakan kuesioner. Responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dipilih berdasarkan teknik consecutive sampling. Responden menjawab 18 pertanyaan dalam kuesioner. Analisis statistik menggunakan analisa deskriptif, analisis bivariat menggunakan metode korelasi Spearman. Hasil: Sebanyak 84 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Pada variabel komunikasi dokter, didapatkan responden menilai komunikasi dokter dengan sangat baik yaitu sebanyak 68 orang (80,95%). Pada variabel tingkat pemahaman pasien, didapatkan responden yang memiliki tingkat pemahaman sangat baik yaitu sebanyak 63 orang (75%). Nilai korelasi menunjukkan terdapat hubungan positif hubungan yang positif dan kuat antara komunikasi dokter pasien dengan tingkat pemahaman pasien (r = 0,630). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang positif dan kuat antara komunikasi dokter pasien dengan tingkat pemahaman pasien poliklinik Mata Rumah Sakit Prof. Mulyanto Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
19

Muhammad Ikhsan Akbar, Leniarti Ali e Ratnawati. "KAJIAN KEBUTUHAN TENAGA DOKTER UMUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORKLOAD INDICATOR STAFF NEED (WISN) DI POLI UMUM DAN UNIT GAWAT DARURAT (UGD) RSUD KABUPATEN BUTON UTARA". MIRACLE Journal Of Public Health 3, n.º 2 (30 de dezembro de 2020): 153–62. http://dx.doi.org/10.36566/mjph/vol3.iss2/173.

Texto completo da fonte
Resumo:
Ketersediaan sumber daya manusia kesehatan di rumah sakit harus menjadi perhatian, utamanya pada perencanaan kebutuhan Sumber daya manusia secara tepat sesuai dengan fungsi pelayanan setiap unit, bagian, dan instalasi rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dokter umum di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan desikriptif dengan menggunakan Metode Perhitungan Workload Indicator Staff Need (WISN). Instrumen pengumpulan data yang digunakan yaitu lembar observasi. Teknik analisis data menggunakan analisis WISN. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa waktu kerja tersedia bagi Dokter Umum adalah 244 hari kerja tersedia atau 1500 waktu kerja tersedia dalam satu tahun. Dengan kegiatan dan standar beban kerja Dokter Umum di poli umum sebesar 18000 dan di Unit Gawat Darurat sebesar 45000. Sementara itu standar kelonggaran dokter umum sebesar 0,22. Dengan kuantitas kegiatan pokok pada poli umum sebesar 130 dan Unit Gawat Darurat sebesar 366 maka kebutuhan Dokter Umum di Rumah Sakit Umum Buton Utara sebesar 1,6 atau dibulatkan menjadi 2. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Buton Utara membutuhkan tambahan tenaga Dokter Umum untuk memenuhi pelayanan kesehatan yang lebih paripurna kepada pasien RSUD Buton Utara.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
20

Sestriyenti, Enny. "Analisis Pelayanan Publik di Rumah Sakit Mayjen H. A. Thalib Kabupaten Kerinci". Ebisma (Economics, Business, Management, & Accounting Journal) 2, n.º 1 (31 de março de 2022): 7–15. http://dx.doi.org/10.61083/ebisma.v2i1.7.

Texto completo da fonte
Resumo:
Tujuan dari Penelitian ini adalah Untuk mengetahui Pelayanan publik di Rumah Sakit Mayjen H. A. Thalib Kabupten Kerinci. Metode penelitian yang dipakai adalah metode kualitatif. Informan Dalam Penelitian ini berasal orang yang berkaitan langsung dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Umum Kabupaten Kerinci yang berjumlah 10. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dan pengumpulan data melalui wawancara dan observasi lapangan. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit Mayjen H. A. Thalib Kabupten Kerinci ini mencakup Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemanfaatan bukti fisik, Keandalan petugas, Ketanggapan petugas, Jaminan pelayanan dan perhatian petugas. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah Bukti langsung dalam pelayanan di Rumah Sakit Mayjen H. A. Thalib Kabupaten Kerinci yaitu fasilitas yang ada di rumah sakit tersebut sudah cukup bagus dalam pelayanan atau dapat di katakan pasien sudah puas dengan apa yang ada dalam rumah sakit tersebut, Kehandalan perawat dan dokter dalam menangani pasien sudah memuaskan , Sikap tanggap perawat atau dokter Rumah Sakit Mayjen H. A. Thalib Kabupaten Kerinci dan para perawat mau mendengarkan keluhan pasien, memberikan pertolongan yang cepat kepada pasien tersebut, jaminan kemampuan perawat atau dokter dalam menimbulkan kepercayaan dan keyakinan pasien melalui pengetahuan, kesopanan serta menghargai perasaan pasien. sikap empati perawat dan dokter di R Rumah Sakit Mayjen H. A. Thalib Kabupaten Kerinci sudah bagus atau dapat dikatakan sudah memenuhi apa yang pasien inginkan dalam memberikan pelayanan.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
21

Kusumawati, Rina. "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR ENGAGEMENT DOKTER SPESIALIS DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. SOEROJO MAGELANG". Jurnal Admmirasi 6, n.º 2 (23 de novembro de 2021): 9–22. http://dx.doi.org/10.47638/admmirasi.v6i2.91.

Texto completo da fonte
Resumo:
Latar belakang : Upaya pendekatan rumah sakit dalam manajemen dokter spesialis salah satunya menggunakan konsep keterlekatan (Engagement) yang saat ini merupakan hal yang baru. Engagement merupakan prediktor keberhasilan organisasi dalam hal ini rumah sakit sedangkan dokter spesialis merupakan faktor kunci dalam sistem organisasi rumah sakit yang memiliki potensi, baik potensi untuk berkinerja prima maupun potensi untuk tidak produktif. Tujuan : Untuk mengidentifikasi dan mendiskripsikan hubungan engagement dokter spesialis dengan rumah sakit. Metode : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif studi kasus, untuk mengetahui fenomena dalam konteks kehidupan dengan menggunakan design kasus tunggal holistic singel case design. Studi kasus tunggal digunakan karena penelitian ini merupakan kasus yang sangat penting (critical case) untuk membuktikan bahwa manajemen kasus di RS Jiwa Prof. Dr. SOEROJO Magelang diselenggarakan dengan efektif dan efisien dengan menggunakan design holistic (unit analisa tunggal). Hasil : Dari hasil analisis data responden penelitian menyatakan bahwa faktor social support/ sumber daya professional yang dalam hal ini terkait hubungan dengan rekan kerja, atasan dan lingkungan pekerjaan paling tinggi pengaruh terhadap engagement ddoktr spesialis dengan organisasi/Rumah Sakit yaitu 11,08 % kemudian diikuti oleh harga diri atau self esteem 9,72%, selanjutnya efikasi diri atau self efficacy 7,88%, selanjutnya umpan balik kinerja/performance feedback paling rendah 7,19%. Simpulan : Faktor-faktor yang mendasari menurut sembilan dokter spesialis yang menjadi responden penelitian bahwa yang masuk dalam job resources yang merupakan sumber daya yang berhubungan dengan rumah sakit, rekan kerja, atasan dan lingkungan pekerjaan hubungan engagement dokter spesialis dan rumah sakit di Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.Soerojo Magelang adalah social support, self esteem, self efikasi dan performace feed back
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
22

Hafiz, Muhammad, Thomson P. Nadapdap e Iman Muhammad. "Analisis Implementasi Kebijakan Case Mix INA-CBG’S (Indonesian Case Base Groups) Berdasarkan Permenkes NO. 59 Tahun 2014 Di Rumah Sakit Pabatu Kabupaten Serdang Bedagi". Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) 3, n.º 2 (15 de maio de 2020): 113–22. http://dx.doi.org/10.56338/mppki.v3i2.1080.

Texto completo da fonte
Resumo:
Kebijakan pemerintah menetapkan standar tarif layanan kesehatan dalam pelaksanaan program asuransi kesehatan melalui Permenkes No. 59 tahun 2014 dianggap merugikan rumah sakit, karena perhitungan biaya didasarkan pada tingkat Case Mix INA-CBG. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi kebijakan Case Mix INA-CBG berdasarkan Permenkes No. 59 tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini dil-akukan di Rumah Sakit Pabatu. Informan penelitian sebanyak 9 orang yang terdiri dari. Analisis data kualitatif dengan tahapan reduksi data, tampilan data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program Kesehatan BPJS secara keseluruhan baik dalam pandangan sistem reguler, lebih menguntungkan masyarakat (pasien) karena layanan murah (gratis). Penerapan kebijakan tarif campuran kasus INA-CBGs berdasarkan Permenkes No. 59 tahun 2014 menyebabkan Rumah Sakit Pabatu menderita kerugian. Penentuan tarif untuk dokter / dokter spesialis di Rumah Sakit Pabatu berdasarkan persetujuan direktur dengan dokter spesialis. Pendanaan operasional Rumah Sakit Pabatu melalui Top Up didasarkan pada perbedaan antara tarif Rumah Sakit Pabatu dan Case Mix INA-CBGs. Rumah Sakit Pabatu mengklaim pembayaran melalui verifikasi BPJS Kesehatan. Saat ini ada tunggakan pembayaran selama 2 bulan oleh BPJS Kesehatan. Layanan untuk pasien BPJS Kesehatan adalah sama antara pasien umum dan pasien BPJS Kesehatan, perbedaannya hanya pada fasilitas yang digunakan. Keuntungan dari Rumah Sakit Pabatu bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dapat mendukung program pemerintah dalam menyediakan layanan kesehatan kepada masyarakat. Kendala / hambatan bekerja sama dengan BPJS Kesehatan adalah laba dari rumah sakit menjadi kerugian yang kadang kala berkurang, keterlambatan pembayaran klaim, SDM rumah sakit kurang mengikuti perubahan peraturan BPJS. Direkomendasikan bahwa Rumah Sakit Pabatu menemukan sumber pendapatan lain, termasuk pelatihan untuk sumber daya manusia, meningkatkan kesejahteraan dokter.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
23

Syahidin, Rukhiyat. "PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER, DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA DOKTER DI RS X TIPE C". SOSIOHUMANITAS 21, n.º 1 (20 de agosto de 2019): 46–51. http://dx.doi.org/10.36555/sosiohumanitas.v21i1.997.

Texto completo da fonte
Resumo:
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Visioner dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja dokter (Studi pada Dokter di Rumah Sakit tipe C)”, bertujuan untuk Mengetahui kondisi kepemimpinan visioner pimpinan,motivasi kerja, Kinerja dokter di rumah Sakit tipe C serta untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan visioner pimpinan terhadap Kinerja dokter, pengaruh motivasi kerja terhadap Kinerja dokter, pengaruh kepemimpinanvisioner pimpinan dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja dokter, di Rumah Sakit tipe C. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan tingkat eksplanasi asosiatif.Responden dalam penelitian ini merupakan sensus sebanyak 57 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan, studi dokumentasi, dan studi lapangan menggunakan cara wawancara danangket. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dan analisis statistik. Analisis kualitatif meliputi skor responden, sedangkan analisis statistik meliputi analisis jalur.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
24

Martono, Aris, e Padeli Padeli. "Model Deteksi Penyimpangan Keuangan Medis Menggunakan Gradient Boosted Tree (GBT ) Pada Rumah Sakit ABC". Journal Sensi 10, n.º 1 (28 de fevereiro de 2024): 33–42. http://dx.doi.org/10.33050/sensi.v10i1.3115.

Texto completo da fonte
Resumo:
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui penyimpangan keuangan yang terjadi di lingkungan Rumah Sakit. Penyimpangan transaksi keuangan ini melibatkan aktivitas dokter, pembuatan resep dan apotik atau farmasi serta bagian keuangan Rumah Sakit. Setiap dokter yang mengeluarkan resep untuk pengobatan pasien, diharapkan pasien membeli obat di apotik Rumah Sakit itu sendiri sehingga transaksi keuangannya menjadi pemasukan bagi Rumah Sakit. Namun sebaliknya, hal ini bisa mempersulit mengetahui pemasukan kas yang diperoleh dari setiap dokter terkait resep yang dikeluarkan. Oleh karenanya penelitian ini dilakukan dengan membuat model untuk mengetahui penyimpangannya. Untuk mendapatkan model yang terbaik dilakukan evaluasi model terhadap algoritma Gradient Boosted Tree(GBT) dan Random Forest(RF). Hasilnya adalah AUC (Area Under the Curve) model GBT = 0.976 dan AUC model RF = 0.964 yang menunjukkan bahwa algoritma GBT pilihan terbaik untuk pemrosesan penyimpangan transaksi keuangan dataset medis di Rumah Sakit ABC.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
25

Marian Tonis, Abdul Zaky, Marido Bisra e Wiwik Suryandartiwi. "Designing a Doctor's Practice Scheduling Application in a Hospital Using the Graph Coloring Method". Journal of Health (JoH) 11, n.º 02 (27 de junho de 2024): 182–89. http://dx.doi.org/10.30590/joh.v11n2.845.

Texto completo da fonte
Resumo:
Penjadwalan merupakan suatu kebutuhan yang umum pada saat ini. Salah satu contohnya adalah rumah sakit. Rumah sakit membutuhkan proses penjadwalan untuk menjadwalkan dokter yang akan bertugas dan menggunakan suatu ruangan. Hal ini disebabkan jumlah dokter yang banyak dan jumlah ruangan yang terbatas maka diperlukan sistem penjadwalan sesuai kebutuhan. Permasalahan yang terjadi di RSUD Petala Bumi, jumlah dokter yang bertugas di IGD cukup banyak. Namun terdapatnya kebingungan dari manajemen dalam mengatur jadwal dokter dipelayanan IGD. Penelitian ini merupakan pengembangan dari metode pewarnaan Graph yang dilakukan dalam penyusunan jadwal dokter di rumah sakit. Adapun penelitian ini dilakukan untuk mengatasi masalah penjadwalan yang sering tidak sesuai dan biasanya perlu diperbaiki berulang kali di rumah sakit. Metode yang digunakan untuk melakukan penjadwalan cukup beragam salah satunya yaitu metode pewarnaan Graph. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pewarnaan graf dalam menyusun jadwal dokter. Penelitian ini merupakan jenis penelitian R&D dengan desain perancangan sistem dengan penerapan pewarnaan graf. Pewarnaan graf dilakukan untuk empat hari karena pada matriks pola pewarnaan graf mengalami pengulangan setelah hari keempat. Selama penyusunan empat hari, pewarnaan graf memiliki 10 warna atau bilangan kromatik dengan asumsi tiga shift dan dua dokter dalam satu shift. Oleh karena itu pengoptimalan penyusunan jadwal dokter pada IGD RSUD Petala Bumi minimal dapat dilakukan dengan 10 dokter.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
26

Ahmad, Ruslan, Moh Faisal Dunggio e Muh Rizal Mahanggi. "RUMAH SAKIT PENDIDIKAN GORONTALO KELAS B". JAMBURA Journal of Architecture 4, n.º 1 (3 de junho de 2022): 17–24. http://dx.doi.org/10.37905/jjoa.v4i1.12783.

Texto completo da fonte
Resumo:
Perancanangan rumah sakit pendidikan gorontalo menjadi pertimbangan karena pendidikan kedokteran yang telah dibuka di Universitas Negeri Gorontalo tahun ini. Salah satu persyaratan Pendidikan Kedokteran adalah tersedianya rumah sakit utama pendidikan kedokteran dalam jaringan lahan praktek yang kelayakannya dinilai oleh pakar pendidikan kedokteran sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam paduan pendidikan kedokteran (Dirjen Dikti, 2002). Pada tahun 2006, Konsil Kedokteran Indonesia telah mengesahkan standar pendidikan profesi Dokter dan Standar Pendidikan profesi dokter spesialis serta standar kompetesni dokter, dalam standar tersebut juga juga dikatakan bahwa institusi pendidikan kedokteran harus menjamin tersedianya fasilitas pendidikan klinik bagi mahasiswa yang terdiri dari rumah sakit pendidikan dan sarana kesehatan lain yang diperlukan. Untuk itu, pendidikan kedokteran Universitas Negeri Gorontalo menyediakan fasilitas yang bisa mewadahi mahasiswa kedokteran untuk pelatihan medis untuk profesional kesehatan masa depan dan sebagai sarana penunjang prodi kshususnya, fakultas kedokteran sehingga bisa menarik minat calon-calon dokter dari dalam Gorontalo maupun luar provinsi Gorontalo sehingga prodi kedokteran bisa menjadi prodi yang banyak diminati di Universistas Negeri Gorontalo.Rumusan masalah yang dikaji adalah bagaimana merancang Rumah Sakit Pendidikan Gorontalo Kelas B sebagai fasilitas penunjang pendidikan dan pelatihan medis bagi mahasiswa kedokteran agar menjadi dokter professional di masa depan. Tujuan dari perancangan ini adalah untuk menghasilkan suatu rancangan Rumah Sakit Pendidikan Gorontalo Kelas B sebagai fasilitas penunjang pendidikan, kesehatan dan pelatihan medis. Metode penelitian yang digunakan dalam perancangan ini adalah dengan melakukan studi lapangan, studi literatur, studi banding objek sejenis dan studi kasus dengan melihat standar fasilitas rumah sakit di Gorontalo. Kemudian mengidentifikasi permasalahan yang terjadi. Dari hasil identifikasi kemudian dianalisis dan menghasilkan konsep perancangan dengan tema Green Arsitketur yang lebih ditekankan pada bentuk, ruang dan fungsi. Hasil laporan berupa konsep perancangan dan penerapannya pada rancangan sebagai pedoman untuk melanjutkan perancangan Rumah Sakit Pendidikan Gorontalo Kelas B. Kata kunci:Rumah Sakit Pendidikan, Green Arsitektur
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
27

Sufarnap, Erlanie, e Sudarto Sudarto. "Analisis Optimasi Penjadwalan Jaga Dokter Residen Penyakit Dalam pada Rumah Sakit Pendidikan". Jurnal SIFO Mikroskil 12, n.º 2 (20 de outubro de 2011): 97–104. http://dx.doi.org/10.55601/jsm.v12i2.37.

Texto completo da fonte
Resumo:
Penjadwalan kegiatan jaga residen pada sebuah rumah sakit adalah hal yang rumit. Hampir sama rumitnya dengan penjadwalan belajar mengajar pada sebuah institusi pendidikan. Seorang dokter residen biasanya mendapat giliran jaga pada dua rumah sakit??? yang berbeda.??? Selain dilihat dari sisi dokter??? supervisornya??? juga harus dilihat dari sisi dokter residen, yaitu kemungkinan-kemungkinan dokter residen akan menangani beberapa kasus yang berbeda sesuai dengan pasien yang masuk rumah sakit saat itu. Hal ini bisa dilihat dari sudah berapa stase yang dilewati oleh seorang dokter residen selama pendidikan kespesialisannya sebab ada kemungkinan jumlah kasus pasien yang banyak??? dan berbeda-beda serta jumlah dokter residen tidak sebanding pada saat jaga,??? sehingga harus dipikirkan juga solusi agar dokter residen bekerja dengan tim jaganya pada hari , tanggal??? dan jam jaga yang sama. Selain itu, harus dipertimbangkan juga tingkat atau semester seorang dokter residen sehingga levelisasi tim jaga dapat dilaksanakan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan algoritma genetik. Algoritma genetik merupakan pendekatan komputasional untuk menyelesaikan masalah yang dimodelkan dengan proses biologi dari evolusi. Diharapkan dengan??? digunakannya algoritma genetik akan diperoleh optimasi penjadwalan yaitu kondisi dimana terjadi kombinasi terbaik untuk pasangan dokter residen??? dengan tim jaga beserta keahlian dan kemampuan lainnya secara keseluruhan, tidak ada permasalahan bentrokan jadwal jaga pada stase lain dan pada rumah sakit lainnya.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
28

Lestari, Hesti. "PELAYANAN PRIMA PADA RUMAH SAKIT UMUM MILIK PEMERINTAH DI JAWA (Studi di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang, Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya, dan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung)". Dialogue : Jurnal Ilmu Administrasi Publik 3, n.º 1 (30 de junho de 2021): 55–72. http://dx.doi.org/10.14710/dialogue.v3i1.11545.

Texto completo da fonte
Resumo:
Hospital services are basically a form of service provided to patients by paying attention to predetermined service quality standards, in order to create satisfaction for patients in accordance with patient expectations. Central General Hospital Dr. Kariadi Semarang, Regional General Hospital Dr. Soetomo Surabaya, and Central General Hospital Dr. Hasan Sadikin Bandung is a government-owned public hospital located in the Java region. The three hospitals are government-owned hospitals as national referral hospitals which are class A hospitals. The purpose of this research is to find out how the form of excellent service and the advantages and disadvantages of the Central General Hospital Dr. Kariadi Semarang, Regional General Hospital Dr. Soetomo Surabaya and Central General Hospital Dr. Hasan Sadikin Bandung. The research method used the desk-review method, namely the collection of secondary data or data that has been previously collected without conducting a field survey and library research methods. Besides that, this research also uses literature study, namely collecting scientific papers or collecting data related to the object of research or collecting library data. The form of excellent service carried out by the Central General Hospital Dr. Kariadi Semarang, Regional General Hospital Dr. Soetomo Surabaya and Central General Hospital Dr. Hasan Sadikin Bandung is about speed of service, accuracy of service, accurate service and quality of service. Each hospital has problems regarding the speed of service, so that the speed of service is a priority for improvement for hospitals to realize excellent service in accordance with patient expectations.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
29

Rachman, Taufik, e Ratri Surya Pratiwi. "SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT MATA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING (Studi kasus RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG)". Jurnal Mnemonic 4, n.º 2 (25 de setembro de 2021): 38–44. http://dx.doi.org/10.36040/mnemonic.v4i2.4123.

Texto completo da fonte
Resumo:
Rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit adalah layanan konsultasi mata. Konsultasi mata dilakukan oleh dokter spesialis penyakit mata di rumah sakit. Jumlah dokter mata yang ada di RSUD Lawang hanya 1 orang dan jam pelayanan poli juga terbatas, sehingga ada beberapa pasien yang tidak dapat dilayani langsung karena keterbatasan tersebut. Salah satu alasan masyarakat enggan untuk memeriksakan mata ke fasilitas kesehatan karena waktu tunggu antrian yang cukup lama. Padahal banyak sekali masyarakat yang mengalami gangguan penglihatan. Dengan dibangunnya sistem pakar penyakit mata ini diharapkan mampu mempermudah masyarakat untuk memperoleh informasi penyakit mata berdasarkan gejala yang dirasakan, dan membantu masyarakat yang ingin melakukan konsultasi dengan dokter spesialis mata. Sistem ini juga membantu mayarakat yang ingin berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis mata di rumah sakit dengan mendapatkan nomor antrian poli mata, sehingga pasien tidak perlu mengambil antrian secara manual di pendaftaran dan mengurangi waktu tunggu
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
30

Ma’ruf, Arrijal Amar, Feliya Anisaa Widyaputri, Shofiya Nafisah e Dedi Gunawan. "Website Rumah Sakit Pelayanan Kesehatan Umum Muhammadiyah Sragen". Jurnal Komputer dan Teknik Informatika 1, n.º 1 (18 de março de 2023): 21–30. http://dx.doi.org/10.54082/kontak.3.

Texto completo da fonte
Resumo:
Rumah Sakit (Pelayanan Kesehatan Umum) PKU Muhammadiyah Sragen sebagai salah satu garda terdepan dalam memberikan layanan kesehatan pada masyarakat. Dengan adanya perancangan dan implementasi website informasi layanan kesehatan berbasis Springboot dan React Native ini dapat membantu masyarakat mengenai informasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sragen secara seperti gambaran umum layanan dan fasilitas kesehatan, jadwal pemeriksaan dokter serta pelayanan pendaftaran secara daring. Pada perancangan dan implementasi website pelayanan kesehatan ini menggunakan framework Spring boot dan React Js yang dimana Spring boot adalah framework aplikasi untuk platform java dan React Js adalah library JavaScript yang digunakan untuk membangun UI website / aplikasi web. Untuk mewujudkan terciptanya sistem yang sistematis maka digunakan metode waterfall, yang terdiri dari 5 tahapan yaitu Analysis, Design, Implemention, Testing, Maintenance. Setelah dilakukan perancangan sistem perangkat lunak berbasis website dapat meningkatkan pelayanan rumah sakit serta memudahkan masyarakat dalam mendapatkan informasi pelayanan dan fasilitas rumah sakit, jadwal dokter serta pelayanan bagi penggunanya baik dokter, staff dan karyawan maupun pasien. Serta pasien membuat janji temu dengan dokter secara online.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
31

Trisnawati, Rika, Muhamad Kadafi e Evi Fadilah. "Sistem Informasi Pendaftaran Pasien Berobat Pada Rumah Sakit Khusus Paru-Paru Palembang Berbasis Android". JUSIFO (JURNAL SISTEM INFORMASI) 3, n.º 2 (30 de dezembro de 2017): 127–34. http://dx.doi.org/10.19109/jusifo.v3i2.3867.

Texto completo da fonte
Resumo:
Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan merupakan rumah sakit khusus yang menangani pasien dengan gangguan pernafasan, adapun masalah dalam pendaftaran berobat yaitu pasien harus datang langsung ke rumah sakit untuk melakukan pendaftaran dan menunggu di panggil satu per satu hal ini memerlukan waktu yang lama dan antrian yang sangat panjang. Tujuan penelitian ini untuk membangun sistem informasi pendaftaran pasien berobat pada rumah sakit khusus paru-paru palembang berbasis android, agar mempermudah para pasien untuk melakukan pendaftaran berobat yang dapat mengambil antrian, membatalkan antrian, melihat jadwal praktik dokter serta mengelola laporan menggunakan metode prototype dan menggunakan Unified Modeling Language (UML) untuk memvisualisasikan pemodelan, sedangkan bahasa pemrograman menggunakan PHP dengan MySQL untuk pengolahan database-nya. Penelitian ini menghasilkan data pasien, data dokter, jadwal praktik dokter, jenis pembayaran dan antrian serta dapat membantu dalam pengelolaan laporan.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
32

Payana, Mahendar Dwi, Zuhar Musliyana, Zalfie Ardian, M. Bayu Wibawa e Desita Ria Yusian TB. "SISTEM PENDAJADWALAN DOKTER DAN FASILITAS POLI PADA RUMAH SAKIT SULTAN ISKANDAR MUDA NAGAN RAYA BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN FLUTTER". JOURNAL OF INFORMATICS AND COMPUTER SCIENCE 9, n.º 1 (29 de abril de 2023): 27. http://dx.doi.org/10.33143/jics.v9i1.2939.

Texto completo da fonte
Resumo:
Abstrak— Penyajian informasi jadwal praktek dokter dan poli pada Rumah Sakit Sultan Iskandar Muda Nagan Raya selama ini masih belum terpublikasi dengan bauk kepada masyarakat. Untuk mengetahui jadwal dokter dan poli masyarakat mengharuskan diri ke rumah sakit langsung. Permasalahan pada informasi yang diberikan pihak Rumah Sakit khususnya pada website yang tersedia tidak adanya informasi jadwal dokter, jadwal poli. Dengan adanya teknologi informasi berupa aplikasi, nantinya masyarakat bisa mengetahui dengan akurat jadwal dokter dan fasilitas kesehatan yang tersedia di Rumah Sakit Sultan Iskandar Muda. Masyarakat tidak perlu datang langsung ke Rumah Sakit apabila hanya sekedar untuk mengetahui jadwal dokter dan fasilitas kesehatan yang tersedia. Guna mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkan sebuah sistem yang dapat memberikan informasi terkait dengan jadwal dokter dan fasilitas yang ada pada Rumah sakit tersebut secara online. Teknologi yang digunakan pada sistem ini nantinya berbasis websiste di sisi admin dan android pada bagian pengguna atau masyarakat. Teknologi yang digunakan untuk membangun aplikasi android menggunakan bahasa pemrograman dart dengan framework flutter. Informasi yang disajikan dari aplikasi ini berupa jadwal dokter dan fasilitas baik poliklinik, dan sebagainya yang tersedia pada Rumah Sakit Sultan Iskandar Muda.Kata Kunci : Android, jadwal dokter, fasilitas rumah sakit, kesehatan, flutterAbstract—The presentation of doctor and polyclinic schedule information at Sultan Iskandar Muda Nagan Raya Hospital has not been effectively communicated to the public. To obtain doctor and polyclinic schedules, people are required to visit the hospital directly. The problem lies in the lack of information provided by the hospital, particularly on their website, where there is no information about doctor schedules or polyclinic schedules. With the use of information technology in the form of an application, the public will be able to accurately access the schedules of doctors and healthcare facilities available at Sultan Iskandar Muda Hospital. People will no longer need to visit the hospital just to find out about doctor schedules and available healthcare facilities. To address this issue, a system is needed that can provide online information regarding doctor schedules and available facilities at the hospital. The technology used in this system will be based on a website for the admin side, and on Android for the user or public side. The technology used to develop the Android application will involve the Dart programming language with the Flutter framework. The information provided by this application will include doctor schedules and various facilities, such as the polyclinic, available at Sultan Iskandar Muda Hospital.Keywords : Android, doctor schedule, hospital fasility, health, flutter
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
33

Muhadi, Muhadi. "Studi Penanganan Komplain Pasien Di Instalasi Rawat Jalan (Irj) Rsud Dr. Soetomo". Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo 2, n.º 1 (23 de abril de 2016): 8. http://dx.doi.org/10.29241/jmk.v2i1.47.

Texto completo da fonte
Resumo:
ABSTRAKRumah Sakit Umum Daerah Dr.Soetomo sebagai pusat rujukan nasional di Jawa Timur mengalami peningkatan jumlah kunjungan rata-rata pasien setiap tahun. Proses pelayanan pasien secara berjenjang, menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soetomo menjadi rujukan terkahir pasien. Di era JKN berbagai permasalahan semakin banyak yaitu tentang keluhan pasien berobat di rumah sakit semakin meningkat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pihak rumah sakit dan pasien di wawancarai tentang model penanganan keluhan. Penelitian bertempat di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo pada tahun 2015. Pasien mengeluh tentang antrian yang lama dan sikap petugas yang kurang responsif. Pasien merasa kesulitan menyesuaikan persyaratan administrasi pasien BPJS kesehatan dengan model kepesertaan lama atau asuransi kesehatan. Sosialisasi yang kurang menyebabkan informasi yang beredar mengenai prosedur pendaftaran dan pemanfaatan BPJS kesehatan tidak relevan dan membingungkan. Akibatnya tidak jarang staf rumah sakit menerima komplain atau kemarahan pasien, dituduh mempersulit, bahkan dituding mencari keuntungan. Tidak sedikit juga masyarakat yang mendatangi rumah sakit bukan untuk berobat melainkan untuk menanyakan mengenai perihal BPJS, sebagaimana terjadi di RSUD Dr.Soetomo. Implementasi program BPJS kesehatan bersinggungan langsung terhadap pasien yang datang berobat di rumah sakit. Peningkatan jumlah kunjungan pasien mengakibatkan hampir disetiap prosedur pelayanan di rumah sakit dikeluhkan pasien, mulai dari ruang mendatangi bagian informasi sampai dengan pasien mengambil di loket obat. Kebanyakan pasien memiliki keterbatasan informasi terkait pengaduan jika mereka mengeluhkan masalah yang berkaitan dengan pelayanan di poli. Maka diperlukan keterangan yang jelas dan sosialisasi tentang layanan pengaduan masyarakat baik melalui spanduk maupun poster untuk memudahkan mereka.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
34

Bahri, Samsul, Fathul Mu'in, Rissa Afni Martinouva e Nurlis Effendi. "IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN HUKUM PASIEN TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN (STUDI PADA RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG)". Jurnal Hukum Malahayati 3, n.º 1 (6 de junho de 2022): 32–45. http://dx.doi.org/10.33024/jhm.v3i1.4143.

Texto completo da fonte
Resumo:
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2012 tentang Rahasia Kedokteran merupakan perlindungan dan kepastian hukum terhadap rahasia kedokteran secara komprehensif dalam proses pelayanan kesehatan. Pelanggaran terhadap kewajiban menyimpan rahasia kedokteran dapat dikenai sanksi baik itu sanksi perdata, pidana, maupun administrasi.Adapun permasalahan yaitu bagaimana peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai perlindungan hukum pasien tentang rahasia kedokteran, bagaimana implementasi perlindugan hukum pasien tentang rahasia kedokteran di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin, dan bagaimana akibat hukum atas pelanggaran terhadap rahasia kedokteran bagi profesi dokter dan rumah sakit. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif empiris dengan tipe penelitian deskriptif eksploratif, yang menggunakan pendekatan perundang-undangan.Sumber data yang digunakan dari bahan hukum primer, sekunder, dan nonhukum.Data yang digunakan menggunakan data primer dan sekunder yang kemudian dianalisa secara kualitatif.Penelitan ini dilakukan dengan menganalisis peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perlindungan hukum terhadap rahasia kedokteran serta akibat hukum atas pelanggaran rahasia kedokteran. Penelitian ini juga dilakukan dengan cara wawancara terhadap dokter dan direktur Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan perlindungan hukum terhadap rahasia kedokteran. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa perlindungan hukum terhadap rahasia kedokteran tidak hanya diatur di dalam satu peraturan perundang-udangan saja, melainkan ada beberapa peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kewajiban menyimpan rahasia kedokteran.Secara khusus, rahasia kedokteran diatur di dalam Peraturan Menteri kesehatan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Rahasia Kedokteran.Pelaksanaan perlindungan hukum terhadap rahasia kedokteran di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.Kewajiban dokter dan rumah sakit dalam melindungi rahasia kedokteran yang diatur dalam undang-undang maupun yang timbul melalui hubungan hukum sudah dilaksanakan.Hubungan hukum antara rumah sakit dan pasien yaitu perjanjian perawatan dan perjanjian pelayanan medis, sedangkan hubungan hukum antara dokter dan pasien melalui perjanjian terapeutik.Pelanggaran atas rahasia kedokteran yang dilakukan oleh dokter ataupun rumah sakit dapat dimintai pertanggungjawaban perdata, administrasi, dan pidana.Kata Kunci: pasien, perlindungan hukum, rahasia kedokteran.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
35

Riswandar, Juli, Lina Maulidiana e Ino Susanti. "PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PETUGAS RUMAH SAKIT TERHADAP PENGANIAYAAN OLEH KELUARGA PASIEN". Viva Themis: Jurnal Ilmu Hukum 3, n.º 1 (28 de setembro de 2020): 31–41. http://dx.doi.org/10.24967/vt.v3i1.781.

Texto completo da fonte
Resumo:
AbstrakPenertiban dokter keberadaan ruang IGD lebih sering menyasar nuansa dan tindakan pasien yang tidak diterima oleh aturan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit. Berbagai tindakan keluarga pasien dilakukan oleh petugas ruamah hingga ke rumah sakit, mulai dari pemukulan baik dilanjutkan hingga pemukulan ringan yang mengakibatkan berat bahkan luka. Sepiperawat petugas rumah sakit atau bahkan seorang dokter di dalamnya hanyalah menjaankan perintah yang telah kita buat, sehingga tidak ada gunanya bila keluarga pasien marah pada petugas rumah sakit tersebut. Permasaahan bagaimana penerapan perlindungan hukum bagi petugas yang sakit akibat penganiayaan oleh keluarga pasien, apa saja kendala dalam penerapan perlindungan hukum terhadap petugas rumah sakit karena penganiayaan oleh pasien.Metodologi penelitian, merupakan pendekatan suatu masalah dengan pendekatan yurdis normatif dan pendekatan yuridis empiris. Jenis datanya terdiri dari dua kelompok yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data antara lain data sekunder, data primer tersier. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan studi lapangan. Pengolahan data dilakukan dengan data dan klasifikasi data yang menggunakan analisis data adalah analisis kualitatif.Penelitian hukum perlindungan terhadap rumah sakit umum derah kabupaten pesawaran yang telah dianiaya oleh keluarga pasien dengan ketentuan undang-undang nomor 13 tahun dan tahun 2006 tentang perlindungan saksi dan yang di dalam pasal 95 undang-undang peristiwa pidana, dalam penelitian ini tidak berlaku memberikan ganti rugi yang sah karena atas permintaan keluarga korban dan keluarga pasien adalah keluarga yang kurang mampu. Saran bagi petugas rumah sakit untuk meningkatkan kewaspadaan karena pasien ini tidak terduga dan terjadi secara tiba-tiba. Kepada masyarakat luas perlu diwaspadai bahwa sebuah rumah sakit meniiki oprasioanal saja dan prosedurnya sudah harus dijalnkan bersama oleh pihak rumah sakit dan pasien.Kata Kunci: Rumah Sakit, Pasien, Dokter, Korban.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
36

Toumahuw, Bella Natalia, Andy Usmina Wijaya e Rahmadi Mulyo Widianto. "TANGGUNG JAWAB RUMAH SAKIT TERHADAP KELALAIAN MALPRAKTIK". Jurnal Ilmu Hukum Wijaya Putra 1, n.º 2 (15 de agosto de 2023): 57–68. http://dx.doi.org/10.38156/jihwp.v1i2.84.

Texto completo da fonte
Resumo:
Malpraktik merupakan suatu jenis kelalaian dalam menjalankan suatu profesi yang mengakibatkan kerugian bagi seseorang. Malpraktik di bidang kesehatan sangat marak terjadi di Indonesia yang mana dalam hal ini pasien seringkali mengalami kerugian akibat tindakan kesalahan medis yang dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan rumah sakit, sehingga dalam hal ini membebankan kewajiban pertanggungjawaban bagi dokter atau rumah sakit yang telah melakukan malpraktik tersebut. Secara hukum malpraktik diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan maupun Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Penelitian ini membahas tentang tanggung jawab rumah sakit terhadap kelalaian malpraktik dengan menggunakan metode penelitian hukum yuridis normatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rumah sakit bertanggung jawab atas tindakan kelalaian tenaga kesehatan di rumah sakit yang menyebaban kerugian pada seseorang/pasien dengan mengacu pada Pasal 1367 KUHPerdata, Pasal 46 UU Rumah Sakit, dan standart profesi dan akreditasi pelayanan kesehatan secara internasional, namun pada faktanya pasien tidak mudah dalam melakukan gugatan ganti kerugian kepada rumah sakit atas tindakan malpraktik, sebab tidak semua kelalaian tenaga kesehatan merupakan tanggungjawab pihak rumah sakit.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
37

Jarno, Muhammad. "Analisis Kesesuaian Rencana Kerja Dan Anggaran (RKA) Dengan Temuan Initial Assesment Akreditasi Joint Commission International (JCI) Di Rumah Sakit Dr. Soetomo". Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo 2, n.º 2 (16 de outubro de 2016): 118. http://dx.doi.org/10.29241/jmk.v2i2.57.

Texto completo da fonte
Resumo:
ABSTRAKPada 2016 Rumah Sakit Umum D Dr. Soetomo tengah melaksanakan penilaian akreditasi Joint Commission Internasional (JCI). Untuk mencapai kelulusan akreditasi JCI ada 16 standar yang harus dipenuhi oleh RSUD Dr.Soetomo. Pada penelitian awal yaitu pada bulan Januari 2016, terdapat beberapa temuan masalah yang dinilai oleh Tim Penilai Akreditasi JCI yang ada di RSUD Dr. Soetomo. Jika Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo ingin lulus dalam penilaian akreditasi JCI maka pihak rumah sakit harus menyelesaikan temuan penilaian awal. Penelitian ini merupakan penelitian Inferensial yaitu suatu penelitian dengan melakukan analisis hubungan antar variabel dengan pengujian hipotesis. Peneliti menetapkan hipotesis tentang Adakah kesesuaian antara penggunaan anggaran Rumah Sakit terhadap penyelesaian Initial Assesment ?. Dalam pengujian hipotesis tersebut peneliti menggunakan Uji Chi Square. Peneliti menggunakan beberapa data primer antara lain, Rencana Kerja dan Anggaran, Data Usulan Kelompok Kerja FMS, dan data temuan JCI serta melakukan wawancara. Jumlah usulan Pokja FMS yang sesuai dengan temuan Initial Assesmment akreditasi JCI sebanyak 34 usulan sedangkan jumlah usulan yang tidak sesuai adalah sebanyak 78 usulan dari 112 usulan. Untuk jumlah RKA yang sesuai dengan Initial Assesment sebanyak 76 item, sedangkan yang tidak sesuai adalah sebanyak 135 item dari 211 rencana kerja. Pada uji Chi square nilai asymp signifikansinya < 0,05 maka H0 diterima, maka dapat dikatakan bahwa tidak adanya kesesuaian antara penggunaan anggaran Rumah Sakit terhadap penyelesaian Initial Assesmen. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang tidak berhubungan untuk menjawab temuan Initial Assesment anggarannya jangan realisasikan karena bisa menjadi sumber pemborosan anggaran Rumah Sakit. RKA yang tidak sesuai dengan temuan anggarannya dapat dipangkas atau digunakan untuk menjawab temuan yang belum terjawab.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
38

Irnanda, Carissa Putri, e Albert Surya Wanasida. "Profesionalisme Dokter dan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit dan Klinik Kota Malang". Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo 8, n.º 2 (26 de outubro de 2022): 287. http://dx.doi.org/10.29241/jmk.v8i2.1026.

Texto completo da fonte
Resumo:
Pandemi COVID-19 mengakibatkan penurunan jumlah kunjungan rumah sakit di Jawa Timur pada tahun 2020. Seiring dengan hal tersebut, beberapa rumah sakit di Kota Malang memiliki nilai indeks kepuasan pasien yang tidak memenuhi target pada tahun 2020-2021. Pada masa pandemi ini, profesionalisme dokter menjadi isu hangat di kalangan masyarakat, karena dokter dianggap mengambil keuntungan dengan mendiagnosis COVID-19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antara profesionalisme dokter terhadap kepuasan pasien.Penelitian kuantitatif observasional dengan desain potong lintang. Populasi target yaitu penduduk atau yang berdomisili di Kota Malang, Jawa Timur. Pengambilan data dengan media kuesioner secara daring pada bulan Februari hingga Maret 2022. Analisis statistik data dilakukan dengan aplikasi SmartPLS. Penelitian dilakukan terhadap 100 orang responden. Hasil penelitian menyatakan bahwa profesionalisme dokter memiliki hubungan yang signifikan terhadap kepuasan pasien (p=0,000). Profesionalisme dokter merupakan komponen penting untuk diprioritaskan oleh manajer untuk meningkatkan kepuasan pasien di rumah sakit dan klinik.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
39

Irianto, Torry Duet. "Model Remunerasi Jasa Pelayanan Yang Berkeadilan Bagi Karyawan Rumah Sakit Pemerintah Daerah". Jurnal Ners 7, n.º 2 (30 de setembro de 2023): 1459–68. http://dx.doi.org/10.31004/jn.v7i2.19200.

Texto completo da fonte
Resumo:
Keluhan dari tenaga fungsional baik tenaga Medis, mulai dari Dokter Spesialis, dokter umum, dokter gigi, Perawat, Bidan dan tenaga lainnya di beberapa rumah sakit daerah mengenai remunerasi yang diterimanya dapat berdampak tidak baik terhadap motivasi kerjanya. Sehingga akan berpengaruh tidak baik terhadap pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit. Keluhan tersebut karena tidak tepat atau tidak diperhitungkan seperti Pendidikannya, risiko pekerjaan, kinerja serta kemampuan. Sehingga diperlukan upaya berupa jalan keluar untuk mengembangkan Model remunerasi yang sudah berjalan yang melakukan modifikasi terhadap indeks indeksnya atau indikator indikatornya. Dimana Model remunerasi yang dikembangkan ini memiliki indikator indikator yang menyentuh seluruh pekerjan yang dilakukan oleh Karyawan Rumah Sakit. Tujuan penelitian untuk mengembangkan model remunerasi yang digunakan oleh Rumah Sakit Daerah menjadi suatu Model Remunerasi yang berkeadilan bagi karyawan rumah sakit daerah. Penelitian ini merupakan penelitian penelitian kualitatif, dimana penggalian informasi melalui wawancara mendalam dan focus group discussion serta dokumen dokumen yang berkaitan dengan remunerasi melalui observasi partisipasif aktif. Formulasi Model Remunerasi ini dirumuskan dari hasil penggalian informasi melalui Focus Group discussion selanjutnya perumusan dilakukan oleh Tim Perumus yaitu para expert. Penelitian dilaksankan pada bulan juni sampai agustus 2017 di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Hasil penelitian adalah adanya Suatu Model Remunerasi yang Berkeadilan bagi Karyawan Rumah Sakit Daerah, dimana Suatu Model Remunerasi yang merupakan pengembangan dari Remunerasi yang telah dijalankan atau digunakan oleh Rumah Sakit Daerah. Kata Kunci: Model Remunerasi, FGD, Keadilan.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
40

Kirana, Gerardin Ranind, e Reny Nugraheny. "Penilaian Kinerja Dokter RS Medika Utama Blitar Berdasarkan 6 Kompetensi Umum Dokter". JPKM: Jurnal Profesi Kesehatan Masyarakat 4, n.º 2 (30 de outubro de 2023): 103–11. http://dx.doi.org/10.47575/jpkm.v4i2.506.

Texto completo da fonte
Resumo:
Penilaian kinerja dokter merupakan faktor penting dalam rumah sakit karena menjadi acuan dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai kinerja dokter RS Medika Utama Kabupaten Blitar berdasarkan 6 Kompetensi Umum Dokter. Penelitian yang dilaksanakan pada Rabu, 29 Maret 2023 hingga Minggu, 2 April 2023 ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh dokter baik Dokter Umum, Dokter Gigi dan Dokter Spesialis di Rumah Sakit Medika Utama Kabupaten Blitar yang berjumlah 30 dokter. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Total Sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner berjumlah 11 pertanyaan, kemudian hasilnya akan dianalisis dengan teknik analisis data univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja dokter di RS Medika Utama Blitar sudah dalam kategori baik. Namun, jika dilihat berdasarkan setiap aspek, masih ada beberapa kekurangan, yaitu terdapat 3,3% dokter menyatakan bahwa pengetahuan medis/klinis yang kurang, serta keterampilan interpersonal dan komunikasi baik terhadap tenaga medis lain maupun keluarga pasien yang masih kurang. Diadakannya pelatihan dan pendidikan yang memadai tentang etika dan praktik medis yang benar, serta mengenai keterampilan interpersonal dan komunikasi kepada dokter, diharapkan dapat meng-update ilmu para dokter terhadap ilmu medis/klinis terbaru dan memenuhi standar etika yang ditetapkan oleh rumah sakit.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
41

Sikumbang, Yanti. "FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN TERHADAP KINERJA DOKTER DALAM PENULISAN REKAM MEDIS DI RUANG INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TINGKAT II MEDAN". Excellent Midwifery Journal 3, n.º 2 (5 de novembro de 2020): 60–74. http://dx.doi.org/10.55541/emj.v3i2.137.

Texto completo da fonte
Resumo:
Rumah Sakit merupakan salah satu sarana untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sehingga rumah sakit harus memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan agar pasien merasa senang untuk berobat di rumah sakit. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Sundari Medan didapatkan 5 orang (62,5%) dari 8 pasien merasa tidak puas terhadap pelayanan yang dilakukan Rumah Sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan dan citra rumah sakit terhadap tingkat kepuasan pasien rawat inap Rumah Sakit Umum Sundari Medan Tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif analitik dengan penelitian Cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap dan sampel sebanyak 71 orang. Metode analisa data dengan cara analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian secara statistik menunjukkan pendidikan, pendapatan, citra rumah sakit, dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pasien (p< 0.05). Hasil uji regresi logistik berganda diketahui variabel yang berpengaruh terhadap tingkat kepuasaan adalah pendidikan, penghasilan, citra rumah sakit, dan kualitas pelayanan. kualitas pelayanan merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap tingkat kepuasaan pasien. Disarankan pihak rumah sakit, perlu lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan citra rumah sakit melalui pemberian pelatihan kepada dokter dan perawat yang ada di rumah Sakit. dokter perlu ketanggapan dengan adanya Komite Etik Rumah Sakit (KERS) untuk aktif mengawasi pelayanan yang diberikan kepada pasien selalu cepat merespon dan menanggapi keluh kesah pasien. Kata Kunci : Citra Rumah Sakit, Kualitas Pelayanan, dan Kepuasaan Pasien
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
42

Anfal, Al. "PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA RUMAH SAKIT TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM SUNDARI MEDAN TAHUN 2018". Excellent Midwifery Journal 3, n.º 2 (5 de novembro de 2020): 1–19. http://dx.doi.org/10.55541/emj.v3i2.130.

Texto completo da fonte
Resumo:
Rumah Sakit merupakan salah satu sarana untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sehingga rumah sakit harus memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan agar pasien merasa senang untuk berobat di rumah sakit. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Sundari Medan didapatkan 5 orang (62,5%) dari 8 pasien merasa tidak puas terhadap pelayanan yang dilakukan Rumah Sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan dan citra rumah sakit terhadap tingkat kepuasan pasien rawat inap Rumah Sakit Umum Sundari Medan Tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif analitik dengan penelitian Cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap dan sampel sebanyak 71 orang. Metode analisa data dengan cara analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian secara statistik menunjukkan pendidikan, pendapatan, citra rumah sakit, dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pasien (p< 0.05). Hasil uji regresi logistik berganda diketahui variabel yang berpengaruh terhadap tingkat kepuasaan adalah pendidikan, penghasilan, citra rumah sakit, dan kualitas pelayanan. kualitas pelayanan merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap tingkat kepuasaan pasien. Disarankan pihak rumah sakit, perlu lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan citra rumah sakit melalui pemberian pelatihan kepada dokter dan perawat yang ada di rumah Sakit. dokter perlu ketanggapan dengan adanya Komite Etik Rumah Sakit (KERS) untuk aktif mengawasi pelayanan yang diberikan kepada pasien selalu cepat merespon dan menanggapi keluh kesah pasien. Kata Kunci : Citra Rumah Sakit, Kualitas Pelayanan, dan Kepuasaan Pasien
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
43

Kasih, Patmi, e Dwi Harini. "LAYANAN BERBASIS LOKASI DALAM SISTEM INFORMASI DAN RUTE RUMAH SAKIT DI KOTA KEDIRI". Joutica 3, n.º 2 (28 de setembro de 2018): 194. http://dx.doi.org/10.30736/jti.v3i2.234.

Texto completo da fonte
Resumo:
Layanan informasi berbasis lokasi (Location Based Service/ LBS) sudah menjadi suatu kebutuhan yang mengiringi aktivitas masyarakat sehari-hari dalam penyajian informasi yang akurat, khususnya bagi masyarakat yang sangat membutuhkan informasi tertentu dalam kondisi yang mendesak. Demikian juga kebutuhan informasi mengenai rumah sakit dan fasilitas yang disediakan oleh rumah sakit. Sumber informasi tentang rumah sakit sangat diperlukan untuk mengetahui ketersediaan fasilitas di rumah sakit, terutama mengenai dokter ahli dan penyakit yang bisa ditangani. Dalam fungsinya sebagai pendukung layanan GPS (Global Position System) dalam mencari suatu tempat atau lokasi, LBS sangat mendukung fungsi sistem informasi dan rute rumah sakit yang dibangun dalam penelitian ini. Dengan keunggulan dari LBS sebagai gabungan konsep baru Teknologi Informasi dan Komunikasi seperti sistem telekomunikasi selular dan perangkat mobile, dari internet dan dari Sistem Informasi Geografis (GIS) dengan database spasial, diharapkan sistem informasi yang dibangun dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat. Dalam sistem yang dibangun, informasi tentang rumah sakit yang di berikan meliputi alamat, nomor telepon, e-mail, webside, nama dokter dan penyakit yang ditangani, serta rute menuju rumah sakit.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
44

Ningsih, Winda. "KESIAPAN RUMAH SAKIT DALAM PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 PADA TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT X PURWODADI". JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama 10, n.º 1 (21 de agosto de 2022): 110. http://dx.doi.org/10.31596/jkm.v10i1.1033.

Texto completo da fonte
Resumo:
Tenaga kesehatan memiliki peranan penting bagi sistem pelayanan kesehatan yang merupakan garda terdepan dalam melawan pandemi COVID-19. Data tenaga kesehatan yang terinfeksi COVID-19 di Rumah Sakit X Purwodadi pada bulan Juni 2021 menunjukkan terdapat 56 nakes yang terkonfirmasi COVID-19 yang terdiri dari 6 dokter umum, 5 dokter spesialis dan 45 perawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesiapan rumah sakit dalam pencegahan penularan COVID-19 pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit X Purwodadi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek kepemimpinan, komunikasi, sumber daya manusia, sarana prasarana, kesehatan kerja, dan kesehatan mental Rumah Sakit X Purwodadi kurang siap untuk pencegahan penularan COVID-19 pada tenaga kesehatan. Hanya aspek administrasi dan keuangan Rumah Sakit X Purwodadi yang telah siap untuk pencegahan penularan COVID-19 pada tenaga kesehatan. Rumah Sakit X Purwodadi perlu melakukan monitoring evaluasi serta memberi arahan tenaga kesehatan dalam melaksanakan SOP terkait pencegahan penularan COVID-19 dan menyediakan layanan pemeriksaan kesehatan mental dan support group bagi tenaga kesehatan. Kata Kunci: Rumah Sakit, Tenaga Kesehatan, COVID-19, Kesiapan, Pencegahan Penularan.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
45

Hamdi, Rasul, e Dimas Adrianto. "Pengkajian Resep Elektronik Rawat Jalan Di Rumah Sakit X Dari Aspek Administratif Pada Bulan Desember 2022". Indonesian Journal of Health Science 3, n.º 2 (7 de julho de 2023): 76–80. http://dx.doi.org/10.54957/ijhs.v3i2.418.

Texto completo da fonte
Resumo:
Seorang ahli farmasi wajib melakukan pengkajian terhadap resep yang diterimanya meliputi pengkajian administratif, farmasetis dan klinis untuk menjamin resep yang legal dan meminimalkan kesalahan pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang penulisan resep elektronik oleh dokter terhadap Peraturan Menteri Kesehatan nomor 72 tahun 2016 dari aspek administratif di Rumah Sakit X pada bulan Desember tahun 2022. Penelitian ini termasuk non eksperimental bersifat deskriptif, yaitu hanya menggambarkan keadaan objek yang didasarkan pada data resep elektronik rawat jalan saja. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember tahun 2022 di rumah sakit x. Dengan menghitung persentase kelengkapan administratif resep elektronik rawat jalan hasil nya dapat di uraikan sebagai berikut: nama dokter 100%, SIP dokter 100%, alamat praktek dokter 100%, paraf dokter 100%, nama pasien 100%, umur pasien 100%, berat badan 57%, jenis kelamin 67%,ruangan asal penulisan resep 76%. Kesimpulan dari gambaran kelengkapan resep elektronik rawat jalan rumah sakit x, dari 363 lembar resep 31 % lengkap dan 69 % tidak lengkap.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
46

Rahmaddian, Tosi, e Laiza Faaghna. "Evaluasi Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Rekam Medis dengan Metode Problem Solving Tools di Rumah Sakit X". Jurnal Kesehatan 12, n.º 2 (31 de dezembro de 2023): 339–45. http://dx.doi.org/10.46815/jk.v12i2.176.

Texto completo da fonte
Resumo:
Rumah sakit di seluruh indonesia telah diwajibkan menggunakan SIMRS yang mudah digunakan dan mampu menangani masalah yang muncul dalam layanan mereka. Evaluasi implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) rekam medis dilakukan bertujuan untuk menentukan startegi perbaikan dalam mengintegrasikan keseluruhan pelayanan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengevaluasi implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Rekam Medis dengan metode Problem Solving Tools di Rumah Sakit X. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif. Informasi pada pendekatan kualitatif ini didapatkan melalui Problem solving Tools dengan melakukan wawancara mendalam (indept interview). Komponen yang diteliti mengenai identifikasi masalah, analisis penyebab masalah, alternatif pemecahan masalah, dan prioritas pemecahan masalah. Identifikasi masalah ditemukan pada jadwal dokter, sistem booking, tidak ada user penginput transaksi obat, resep elektronik di apotek yang belum terintegrasi, dan tidak ada Standar Pelayanan Operasional. Analisis penyebab masalah ditemukan pada man, method, money, dan materials yang masih bermasalah. Alternatif pemecahan masalah dilakukan sesuai dengan penyebab masalah yang ada, dan kemudian dipilih prioritas pemecahan masalahnya yaitu manajemen rumah sakit membuat komitmen dengan komite medis mengenai kedisiplinan jadwal pelayanan dokter spesialis. Maka disimpulkan bahwa rekam medis dapat dibuat secara konvensional (tertulis) ataupun secara elektronik di Rumah Sakit X data rekam medis diinput secara elektronik karena sudah terintegrasi dengan SIMRS. Untuk mengatasi permasalahan yang ada pada pelaksanaan SIMRS rekam medis, manajemen Rumah Sakit perlu membuat komitmen dengan komite medis mengenai kedisiplinan jadwal pelayanan dokter, manajemen menetapkan provider yang akan menggunakan sistem booking serta koordinasi dengan pihak yayasan terkait penyelenggaraan SIMRS.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
47

Irwanto, Ronald, Djoko Widodo, Aziza Ariyani e Hadianti Adlani. "Survei Persepsi Kebutuhan dan Hambatan Rumah Sakit dalam Menjalankan Fungsi Panitia Pengendalian Resistensi Antibiotik". Journal of Hospital Accreditation 1, n.º 2 (31 de julho de 2019): 36–40. http://dx.doi.org/10.35727/jha.v1i2.40.

Texto completo da fonte
Resumo:
Latar Belakang: Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) edisi 1 (2018) menetapkan pengkajian pengendalian resistensi antibiotik di setiap rumah sakit di seluruh Indonesia sebagai salah satu syarat akreditasi rumah sakit. Namun, dalam pelaksanaannya, kerapkali pengendalian resistensi antibiotik mengalami banyak kendala. Tujuan: Menilai persepsi anggota Panitia Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) terhadap hambatan dan kebutuhan rumah sakit dalam menjalankan peran PPRA. Metode: Dilakukan survei potong lintang dengan membagikan kuesioner kepada responden 156 rumah sakit. Responden mengisi kuesioner berupa pertanyaan tertutup pilihan berganda dan memilih satu jawaban yang paling tepat. Analisa dilakuakn secara deskriptif. Hasil: Pada survei ini diperoleh 26.92% dari 156 rumah sakit yang telah menjalankan program PPRA di rumah sakit. 65.38% menyatakan hanya sebagian dokter yang duduk sebagai anggota PPRA mampu melakukan tugasnya. 40.48% dari responden rumah sakit yang telah menjalankan program PPRA mengatakan bahwa tidak adanya sistem implementasi merupakan kesulitan utama dalam menjalankan program PPRA. Sementara 61.90% mengatakan anggota PPRA rumah sakitnya baru setengah mampu melakukan restriksi antibiotik. 93.86% dari 114 responden rumah sakit yang belum menjalankan program PPRA menyatakan saat ini yang paling dibutuhkan adalah konsep yang jelas untuk menjalankan program PPRA. Kesimpulan: Sebagaian besar responden berpersepsi bahwa hanya sebagian dokter yang mampu menjalankan tugas-tugasnya sebagai anggota PPRA di rumah sakit. Kebutuhan terbesar dalam menjalankan PPRA di rumah sakit adalah konsep yang jelas, agar antibiotik dapat diberikan sesuai Panduan Penggunaan Antibiotik (PPAB), program restriksi dan penggunaan antibiotik dapat dilakukan secara benar.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
48

Agusti Medika Putri e Wiku Bakti Bawono Adisasmito. "Tantangan dan Strategi Penerapan Adaptasi Dokter Spesialis Lulusan Luar Negeri di Rumah Sakit : Systematic Literatur Review". Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) 7, n.º 1 (1 de janeiro de 2024): 15–26. http://dx.doi.org/10.56338/mppki.v7i1.4304.

Texto completo da fonte
Resumo:
Latar Belakang: Kekurangan tenaga dokter spesialis kronis dapat diatasi dengan suplai dokter lulusan luar negeri. Suplai dokter spesialis lulusan luar negeri menjadi alternatif dalam pemenuhan layanan spesialistik di rumah sakit. Terlepas dari peran pentingnya dalam pemenuhan layanan spesialistik, masih terdapat tantangan dan hambatan dalam adaptasi dokter lulusan luar negeri di rumah sakit. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman adaptasi dokter spesialis lulusan luar negeri di berbagai negara baik berupa tantangan dan strategi untuk mengatasinya selama masa adaptasi di rumah sakit. Metode: Tinjauan sistematik menggunakan panduan PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Review or Meta-Analysis). Pencarian data menggunakan search engine yaitu Pubmed, Proquest dan Scopus mulai tahun 2018 sampai dengan tahun 2023. Penulis menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi untuk mengidentifikasi studi yang akan direviu. Hasil: 12 studi yang memenuhi kriteria inklusi dari 1070 artikel. Tantangan pelaksanaan adaptasi dokter lulusan luar negeri di berbagai negara adalah perbedaan bahasa dan budaya, pemenuhan fasilitas pendukung adaptasi, stigma penerimaan dan diskriminasi terhadap lulusan luar negeri serta sistem dan standar pelayanan kesehatan yang berbeda. Beberapa studi menyampaikan strategi untuk menghadapi tantangan pelaksanaan adaptasi meliputi pemahaman bahasa serta tradisi budaya setempat, pemenuhan kebutuhan fisiologis dan psikologis bagi dokter spesialis lulusan luar negeri, bimbingan serta pelatihan terkait sistem dan regulasi kesehatan. Kesimpulan: Pemenuhan kebutuhan fisiologis dan psikologis dokter spesialis lulusan luar negeri sangat penting untuk disiapkan di lokasi pelaksanaan adaptasi. Bimbingan serta pelatihan terkait sistem dan regulasi kesehatan menjadi bekal bagi dokter spesialis lulusan luar negeri dalam menerapkan adaptasi di rumah sakit. Strategi-strategi tersebut perlu mendapatkan penguatan dukungan dari Pemerintah. Penguatan dukungan dalam bentuk penyiapan infrastruktur, pelatihan dan regulasi.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
49

Mulyatna, Lili, Deni Rusmaya e Deri Baehakhi. "HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN PERSEPSI MASYARAKAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT KELAS A, KELAS B DAN KELAS C KOTA BANDUNG". Journal of Community Based Environmental Engineering and Management 1, n.º 1 (6 de fevereiro de 2019): 25. http://dx.doi.org/10.23969/jcbeem.v1i1.1363.

Texto completo da fonte
Resumo:
Kebisingan di lingkungan rumah sakit merupakan suatu permasalahan yang cukup serius dan harus diperhatikan. Sesuai dengan fungsinya rumah sakit merupakan tempat untuk merawat orang yang sakit, maka lingkungan rumah sakit sangat membutuhkan suasana yang tenang, nyaman dan terbebas dari kebisingan. Usaha untuk menanggulangi kebisingan di rumah sakit dapat dilakukan dengan cara penanggulangan kebisingan pada sumbernya, jejak perambatannya serta pada penerimanya. Untuk mengetahui unsur-unsur tersebut maka dilakukan penelitian ini agar dapat mengetahui tingkat kenyamanan para pekerja maupun pasien berdasarkan kualitas tingkat kebisingan rumah sakit. Salah satu upaya untuk mengetahui tingkat kenyamanannya yang dilakukan adalah membuat kuisioner yang ditujukan kepada pasien, dokter, perawat serta karyawan. Dipilih tiga rumah sakit yaitu RSUP Hasan Sadikin, Rumah Sakit Advent Bandung dan Rumah Sakit Santo Yusup karena ketiga rumah sakit tersebut berdekatan dengan jalan raya, pasar dan pusat perbelanjaan lainnya. Hasil kuisioner menunjukan bahwa 53,84% responden di Rumah Sakit Hasan Sadikin, 46,15% responden di RumahSakit Advent Bandung dan 66,67% responden di Rumah Sakit Santo Yusup merasakan kebisingan. Sumber bising yang paling besar dari RSHS dan RS Santo Yusup yaitu percakapan, sedangkan di RSAB sumber bising yang paling besar itu dari kendaraan bermotor karena dekat sekali dengan jalan raya. Di setiap Rumah Sakit didapat data berdasarkan responden bahwa kebisingan yang berlangsung tidak terjadi secara terus menerus dan ada pada saat-saat tertentu terutama pada jam besuk pasien. Dari persepsi para responden di ketiga rumah sakit tersebut, dapat disimpulkan bahwa setiap orang yang berada di rumah sakit baik itu dokter, perawat, karyawan maupun pasien mereka masih merasakan kebisingan, namun kebisingan tersebut terjadi pada saat-saat tertentu seperti pada saat jam besuk jadi intensitas kebisingannya tidak terus-menerus
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
50

Abdi, Nuzul, Sudi Fahmi e Bagio Kadaryanto. "TANGGUNGJAWAB HUKUM RUMAH SAKIT TERHADAP TINDAKAN MEDIS DOKTER". JOURNAL OF SCIENCE AND SOCIAL RESEARCH 5, n.º 3 (24 de outubro de 2022): 628. http://dx.doi.org/10.54314/jssr.v5i3.1007.

Texto completo da fonte
Resumo:
Abstract: Hospitals have an important meaning in providing health services and medical services. Health services in hospitals are important and must be maintained or improved in quality according to applicable service standards so that the community as recipients of services can feel the health services provided. Calling a doctor is one form of health service, so if it is proven that a doctor has made a medical mistake, the hospital is also responsible for the doctor's mistake. Because hospitals and doctors have a legal relationship that is equally responsible for the health services provided to patients. The form of accountability can be in the form of criminal legal responsibility, civil legal responsibility, administrative legal responsibility.Keywords: legal liability, doctor's medical action Abstrak: Rumah sakit memiliki arti penting dalam memberikan pelayanan kesehatan maupun pelayanan medis. Pelayanan kesehatan pada rumah sakit merupakan hal yang penting dan harus dijaga maupun ditingkatkan kualitasnya sesuai standar pelayanan yang berlaku agar masyarakat sebagai penerima Jasa dapat merasakan pelayanan kesehatan yang diberikan. Pemanggilan dokter merupakan salah satu bentuk dari pelayanan kesehatan, sehingga jika terbukti dokter melakukan kesalahan tindakan kedokteran, maka rumah sakit ikut bertanggungjawab atas kesalahan dokter tersebut. Karena rumah sakit dengan dokter memiliki hubungan hukum yang sama-sama bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Bentuk pertanggungjawaban tersebut dapat berupa tanggung jawab hukum pidana, tanggungjawab hukum perdata, tanggungjawab hukum administasi.Kata kunci: tanggungjawab hukum, tindakan medis dokter
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
Oferecemos descontos em todos os planos premium para autores cujas obras estão incluídas em seleções literárias temáticas. Contate-nos para obter um código promocional único!

Vá para a bibliografia