Artigos de revistas sobre o tema "Kudi"

Siga este link para ver outros tipos de publicações sobre o tema: Kudi.

Crie uma referência precisa em APA, MLA, Chicago, Harvard, e outros estilos

Selecione um tipo de fonte:

Veja os 50 melhores artigos de revistas para estudos sobre o assunto "Kudi".

Ao lado de cada fonte na lista de referências, há um botão "Adicionar à bibliografia". Clique e geraremos automaticamente a citação bibliográfica do trabalho escolhido no estilo de citação de que você precisa: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

Você também pode baixar o texto completo da publicação científica em formato .pdf e ler o resumo do trabalho online se estiver presente nos metadados.

Veja os artigos de revistas das mais diversas áreas científicas e compile uma bibliografia correta.

1

Phoborisut, Penchan. "Understanding the Identity of the Thai Muslim Community of Kudi Khao in Thonburi, Bangkok". MANUSYA 11, n.º 4 (2008): 68–81. http://dx.doi.org/10.1163/26659077-01104004.

Texto completo da fonte
Resumo:
Kudi Khao or Bang Luang Community is one of the oldest Thai-Muslim communities in Bangkok. Its history can be traced back to the time of the late Ayudhaya Dynasty. Some Thai Muslims migrated to the south of the Chao Phraya River. After the subsequent capital, Thonburi, was established, some had settled along the river near the capital where their descendants have resided until the present time. This Thai-Muslim community is located among diverse neighboring communities which today boast the motto of “One sub-district2, three religions.” Kudi Khao’s unique blend of cultural identity illustrates an integration of cultural pluralism in the diverse ethnic environment of Thailand as seen through the physical features of the religious center, Kudi Khao, an Islamic mosque built in Thai architectural style and the people’s way of life intertwining Thai influence.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
2

Wu, Kai, Meijun Gong, Xiaoyan Jiang, Mingxing Ling e Honglin Yuan. "Petrogenesis and Geodynamic Implications of the North Kudi Granitoids in the West Kunlun Orogen, NW China". Minerals 13, n.º 7 (14 de julho de 2023): 941. http://dx.doi.org/10.3390/min13070941.

Texto completo da fonte
Resumo:
The petrogenesis of aluminous A-type granites is a contentious subject. Here, we focused on the North Kudi pluton in the Western Kunlun orogen to investigate the origin and magmatic processes responsible for generating A-type granites. Samples from the North Kudi pluton are metaluminous to weakly peraluminous. K-feldspar granite samples are characterized by high alkali and Cl contents, high HFSE concentrations and FeO/MgO, low F content, negative Ba, Sr, P, Eu, and Ti anomalies, and high magma temperature (>903 °C), showing affinity to aluminous A-type granites. However, their 10,000 × Ga/Al ratios (1.86–3.18) are relatively lower than typical A-type granites. Quartz-monzonite displays similar Sr–Nd isotopic compositions and Ga/Al ratios with the K-feldspar granite but less pronounced negative Sr, P, and Ti anomalies and no discernable negative Ba and Eu anomalies. Fractional crystallization of alkali-rich, Cl-rich, and F-poor magmas can generate some typical geochemical characteristics of A-type granites (e.g., negative Ba, Sr, P, and Eu anomalies) but has little influence on Ga/Al ratios. The enriched Sr–Nd isotopic compositions, high Cl and alkali contents, arc-like geochemical features, and the involvement of slab-derived components, as indicated by high zircon Ce4+/Ce3+ (up to 503), suggest that the North Kudi pluton was possibly derived from partial melting of the metasomatized lithospheric mantle in the time of asthenosphere upwelling during the post-collisional stage. The emplacement of the North Kudi pluton thus indicates the onset of the post-orogenic stage in the Western Kunlun orogen.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
3

Wang, Zhihong, Quanlin Hou, Jiliang Li e Haihong Chen. "Platinum-group elements for the Kudi ophiolite, western Kunlun". Chinese Science Bulletin 45, n.º 6 (março de 2000): 551–56. http://dx.doi.org/10.1007/bf02887105.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
4

Purwaningsih, Dyah Raina, Rosdiana Puspita Sari e Gigih Ariastuti Purwandari. "IMPLEMENTING THEMATIC SONGS IN TEACHING VOCABULARY SKILLS FOR ELEMENTARY STUDENTS IN TAMAN BACA MASYARAKAT KUDI GUNUNG CUNIL BANYUMAS". Lingua Didaktika: Jurnal Bahasa dan Pembelajaran Bahasa 11, n.º 2 (12 de janeiro de 2018): 216. http://dx.doi.org/10.24036/ld.v11i2.8097.

Texto completo da fonte
Resumo:
The discussion on English vocabulary teaching is not a new thing, especially when it is about the technique and method used in the teaching-learning process. The purpose of this paper is to disseminate the result of community service experience in teaching vocabulary for elementary students by using thematic songs. This activity is conducted to different grade students that belong to a reading community called Taman Baca Masyarakat Kudi that is located in one of Banyumas subdistricts. The use of songs is in accordance with our community service purpose that is to motivate the students that English is fun to learn. Teaching vocabulary especially to young learners should be fun and and the teacher should avoid monotonous activities. However, some teachers are still stuck in the convensional method, for example by asking students to memorize a stack of vocabulary items without taking into account student’s boredom in doing such task. Songs are considered effective to be used in teaching children because they can trigger children’s creativity and curiousity especially in dealing with vocabulary acquisition.Keyword: teaching,vocabulary, thematic songs, English PENERAPAN LAGU-LAGU BERTEMA DALAM PENGAJARAN KOSAKATA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR DI TAMAN BACA MASYARAKAT KUDI GUNUNG CUNIL BANYUMASAbstrakPembahasan tentang pengajaran kosakata bahasa Inggris bukanlah hal yang baru, terutama bila menyangkut teknik dan metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Makalah ini bertujuan menyebarkan pengalaman dalam pengabdian kepada masyarakat dalam mengajarkan kosa kata dengan menggunakan lagu-lagu bertema untuk siswa sekolah dasar. Aktivitas ini dilaksanakan dalam sekelompok siswa sekolah dasar yang berasal dari kelas berbeda yang tergabung dalam komunitas baca bernama Taman Baca Masyarakat Kudi yang terletak di salah satu kecamatan Banyumas. Penggunaan lagu sesuai dengan tujuan pelayanan masyarakat kita, yaitu untuk memotivasi siswa bahwa bahasa Inggris itu menyenangkan untuk dipelajari. Lagu dianggap efektif untuk digunakan dalam mengajar anak-anak karena bisa memicu kreativitas dan rasa ingin tahu anak-anak terutama dalam kaitannya dengan proses pemerolehan kosakata.Kata kunci: pengajaran, kosakata, lagu tematik, bahasa Inggris
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
5

Saifulhayat, Hendri. "KAJIAN BENTUK DAN SIMBOL KUJANG SUNDA". ARTic 2 (14 de setembro de 2018): 67–72. http://dx.doi.org/10.34010/artic.2018.2.2524.67-72.

Texto completo da fonte
Resumo:
Kujang dikenal dan dianggap sebagai senjata tradisi yang merepresentasikan budaya masyarakat Sunda. Melihat ke belakang, bahwa sebilah pisau merupakan pengembangan dari temuan sisi tajam yang terbentuk atas serpihan batu sejenis kalsedon yang menjadikan manusia menduduki peringkat utama dalam mata rantai makanan di atas muka bumi. Pisau bertransformasi memanjang menjadi pedang, dilontarkan menjadi tombak, bergerigi menjadi gergaji, dihimpitkan dengan sumbu menjadi gunting dan masih banyak fungsi lain yang semakin spesifik menjadi berbagai alat bantu karena tuntutan kebutuhan hidup yang semakin berkembang. Kujang berasal dari kata Kudi Hyang. Kudi secara fungsi merupakan perkakas pertanian yang dipersiapkan untuk menghormati dan memuja Hyang, penguasa tertinggi alam semesta. Konsep perupaan Kujang jauh dari kebutuhan fungsi utilitas sebuah alat bantu ataupun sebilah senjata. Kujang merupakan artefak simbolis yang berfungsi intrinsik, dan bukan senjata, karena perencanaan sejak awal dapat dibedakan dengan membuat senjata. Kemudian Kujang secara bentuk mengikuti fungsi terbukti tidak memenuhi kebutuhan utilitas. Kujang yang diidentikan dengan istilah “nyumput buni dinu caang” atau tersembunyi di tempat yang terlihat / terang, dapat diungkap secara lengkap melalui pisau bedah ajaran budaya Sunda yaitu Panca Niti atau lima tahapan pemahaman. Ajaran ini memberi petunjuk untuk memahami sesuatu secara lebih mendalam, mulai dari arti, makna, alamiah, ketuhanan dan pemahaman secara menyeluruh. Kujang sarat dengan muatan tontonan, tuntunan, ajaran atau edukasi hingga ke-tata-negaraan, dan potensial akan dapat diungkap lebih banyak lagi hal positif dibalik perupaannya.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
6

Saifulhayat, Hendri. "KAJIAN BENTUK DAN SIMBOL KUJANG SUNDA". ARTic 2 (15 de março de 2019): 67–72. http://dx.doi.org/10.34010/artic.v2i0.2524.

Texto completo da fonte
Resumo:
Kujang dikenal dan dianggap sebagai senjata tradisi yang merepresentasikan budaya masyarakat Sunda. Melihat ke belakang, bahwa sebilah pisau merupakan pengembangan dari temuan sisi tajam yang terbentuk atas serpihan batu sejenis kalsedon yang menjadikan manusia menduduki peringkat utama dalam mata rantai makanan di atas muka bumi. Pisau bertransformasi memanjang menjadi pedang, dilontarkan menjadi tombak, bergerigi menjadi gergaji, dihimpitkan dengan sumbu menjadi gunting dan masih banyak fungsi lain yang semakin spesifik menjadi berbagai alat bantu karena tuntutan kebutuhan hidup yang semakin berkembang. Kujang berasal dari kata Kudi Hyang. Kudi secara fungsi merupakan perkakas pertanian yang dipersiapkan untuk menghormati dan memuja Hyang, penguasa tertinggi alam semesta. Konsep perupaan Kujang jauh dari kebutuhan fungsi utilitas sebuah alat bantu ataupun sebilah senjata. Kujang merupakan artefak simbolis yang berfungsi intrinsik, dan bukan senjata, karena perencanaan sejak awal dapat dibedakan dengan membuat senjata. Kemudian Kujang secara bentuk mengikuti fungsi terbukti tidak memenuhi kebutuhan utilitas. Kujang yang diidentikan dengan istilah “nyumput buni dinu caang” atau tersembunyi di tempat yang terlihat / terang, dapat diungkap secara lengkap melalui pisau bedah ajaran budaya Sunda yaitu Panca Niti atau lima tahapan pemahaman. Ajaran ini memberi petunjuk untuk memahami sesuatu secara lebih mendalam, mulai dari arti, makna, alamiah, ketuhanan dan pemahaman secara menyeluruh. Kujang sarat dengan muatan tontonan, tuntunan, ajaran atau edukasi hingga ke-tata-negaraan, dan potensial akan dapat diungkap lebih banyak lagi hal positif dibalik perupaannya.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
7

Yuan, Chao, Min Sun, Mei-fu Zhou, Hui Zhou, Wen-jiao Xiao e Ji-liang Li. "Tectonic Evolution of the West Kunlun: Geochronologic and Geochemical Constraints from Kudi Granitoids". International Geology Review 44, n.º 7 (julho de 2002): 653–69. http://dx.doi.org/10.2747/0020-6814.44.7.653.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
8

PRIHASTUTI, ASTRI. "MUSEUM TOSAN AJI DI PURWOREJO". ARSITEKTURA 15, n.º 2 (1 de novembro de 2017): 428. http://dx.doi.org/10.20961/arst.v15i2.12582.

Texto completo da fonte
Resumo:
<em><span lang="EN-ID">Tosan Aji Museum in Purworejo is a built space in Purworejo Regency. It serves the purpose of keeping, preserving, and displaying the tosan aji, an umbrella term referrring to any esteemed metal works which comprises of keris (the most renowned metal work), spear, sword, kudi, and menur for education and recreation purposes. The problem to be tackled during the design process is to accomplish the intents of exhibiting the tosan aji to the general public. The expressive designs focuses on the building's physical aspects ( room, form and massing, facade, and interior) to show an intention or aim – presents on the visual level – in achieving the purposes of Tosan Aji Museum ini Purworejo.</span></em>
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
9

LIU, Jianguo, Keiko HATTORI e Jian WANG. "Mineral Inclusions in Chromite from the Chromite Deposit in the Kudi Ophiolite, Tibet, Proto-Tethys". Acta Geologica Sinica - English Edition 91, n.º 2 (abril de 2017): 469–85. http://dx.doi.org/10.1111/1755-6724.13112.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
10

P, Nithya Priya Meena. "The Condition of the Washermen who do the laundry as shown ‘Koveru kazhuthaigal (Mules)’". International Research Journal of Tamil 4, n.º 4 (12 de outubro de 2022): 164–68. http://dx.doi.org/10.34256/irjt22420.

Texto completo da fonte
Resumo:
Human beings are rational in God's creation. In the early years, the occupations which were divided among themselves separately for the betterment of man are later divided on the basis of class. Thereafter, they create caste and divide certain castes into lower castes and other castes into upper castes. In a town where all the people live together, the last street is named colony street, where the lower caste people are excluded. These lower caste people are not allowed to enter the village freely even for festival-like events. Though there is an economy to buy quality food and clothing, the upper castes do not allow them to buy it. Vannar Kudi (Washermen Colony) is one such divided society. This article explains the condition of the washer people who are engaged in the business of washing.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
11

Srivastava, P. K., Pawan Singh, Neha Arora, Stanzin Namga e Rajni Magotra. "Geochemistry of the Biotite from Pegmatites of Kudi Valley, Paddar area, District Kishtwar, Jammu and Kashmir". Journal of the Geological Society of India 95, n.º 3 (março de 2020): 279–85. http://dx.doi.org/10.1007/s12594-020-1426-z.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
12

Liu, Jianguo, Jian Wang, Keiko Hattori, Zeli Wang e Han Zhang. "Early Palaeozoic sub-arc chromitite-bearing peridotite in the Kudi ophiolite on the westernmost Tibetan Plateau". International Geology Review 61, n.º 9 (12 de julho de 2018): 1105–23. http://dx.doi.org/10.1080/00206814.2018.1493623.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
13

Vaishampayan, Shruti, Meghraj Dev e Upendra Patel. "Hedonic pricing model for impact of infrastructure facilities on land rates: case study of Kudi Bhagtasni, Jodhpur, India". International Journal of Sustainable Real Estate and Construction Economics 2, n.º 1 (2021): 103. http://dx.doi.org/10.1504/ijsrece.2021.10041735.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
14

Vaishampayan, Shruti, Meghraj Dev e Upendra Patel. "Hedonic pricing model for impact of infrastructure facilities on land rates: case study of Kudi Bhagtasni, Jodhpur, India". International Journal of Sustainable Real Estate and Construction Economics 2, n.º 1 (2021): 103. http://dx.doi.org/10.1504/ijsrece.2021.118126.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
15

Ginanjar, Akhmad, Tri Yuniastuti e Desy Ayu Krisna Murti. "GEDUNG PERTUNJUKAN SENI (TEATER) DI BANYUMAS Dengan Penekanan Arsitektur Post Modern – Neo Vernakular". JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA 2, n.º 2 (25 de fevereiro de 2020): 10–21. http://dx.doi.org/10.37631/pendapa.v1i2.97.

Texto completo da fonte
Resumo:
Banyumas sebagai bagian dari kebudayaan Indonesia, merupakan daerah yang mempunyai kebudayaan yang kental, antik, dan unik. Banyumas lebih dikenal dengan bahasa ngapaknya, yang bagi sebagian orang terdengar lucu, dan apa adanya sesuai dengan ikon daerahnya yakni Bawor dengan senjatanya kudi. Banyumas juga tak bisa terlepas dari arus globalisasi dan social media. Pengaruh negatif yang terjadi di Banyumas adalah dengan mulai punahnya beberapa seni tradisional, yaitu Gondolio dari Desa Tambaknegara, Rawalo, Tari Buncis dari Desa Tanggeran, Kecamatan Somagede, Dhalang Jemblung Sumpiuh dan Tambak, Sintren dari Purwojati, Rengkong di Kutaliman, Kedungbanteng, Cepetan dari Desa Watu Agung Tambak, Rinding dari Gumelar, dan Baritan Desa Plana, Somagede. Di sisi lainnya minimnya fasilitas gedung kesenian juga jadi masalah tersendiri di Kabupaten Banyumas.Melihat hal itu, sangatlah dibutuhkan sebuah ruang untuk pelestarian dan pengembangan berbagai seni Banyumas. Ruang yang mampu mewadahi proses pertunjukan, regenerasi, dan pengembangan seni Banyumas. Sebuah Gedung Pertunjukan Seni (Teater) Banyumas, dengan karakter Arsitektur Post Modern- Neo Vernakular bisa dijadikan antitesa hal tersebut. Karena disatu sisi unsur-unsur local Banyumas musti terus dilestarikan dan dikembangkan dalam dunia arsitektur dan dalam segala bidang.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
16

Qiao, Geng-biao, Wen-ming Li e Tian-hu Li. "Formation age of the dunite of Kudi ophiolite in the West Kunlun: Evidence from SHRIMP zircon U-Pb dating". China Geology 4, n.º 3 (2021): 1–4. http://dx.doi.org/10.31035/cg2021047.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
17

Wang, Zhihong, Shu Sun, Quanlin Hou e Jiliang Li. "Effect of melt–rock interaction on geochemistry in the Kudi ophiolite (western Kunlun Mountains, northwestern China): implication for ophiolite origin". Earth and Planetary Science Letters 191, n.º 1-2 (agosto de 2001): 33–48. http://dx.doi.org/10.1016/s0012-821x(01)00400-9.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
18

Wang, Zhihong, Shu Sun, Jiliang Li e Quanlin Hou. "Petrogenesis of tholeiite associations in Kudi ophiolite (western Kunlun Mountains, northwestern China): implications for the evolution of back-arc basins". Contributions to Mineralogy and Petrology 143, n.º 4 (julho de 2002): 471–83. http://dx.doi.org/10.1007/s00410-002-0358-5.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
19

Karini, Zulia. "Learning Fun English Using Total Physical Response Method". IJECA (International Journal of Education and Curriculum Application) 1, n.º 3 (30 de dezembro de 2018): 23. http://dx.doi.org/10.31764/ijeca.v1i3.2127.

Texto completo da fonte
Resumo:
One of the difficult parts of learning the target language for English language learners is the acquisition of vocabulary. Most learners find that English is a hard subject to be studied. However, they can enjoy learning English when it is taught in a fun way. Using games for teaching vocabulary has been very popular for several decades. Different studies revealed that games are beneficial in vocabulary learning because they enhance students’ ability to memorize words, encourage student’s interaction, improve their communicative skills and enhance students’ motivation. Games also can help the teachers to create contexts in which the language is useful and meaningful. Watching a movie is also a great way to learn English. Learners can improve their vocabulary while watching a film. Total Physical Response method can also be applied when teaching English for children. This method makes language skills more quickly understood and understood by children the use of functional English like "Show and tell". Fun English learning activities (over English learning) was done this time, considering how enthusiastic the children in Taman Baca Kudi Dusun Cunil Pegalongan village Banyumas in every activity given. This English learning activity also aims to provide English introduction materials early so that they will be accustomed to facing all things related to the English language.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
20

Habicht, Külli, Pille Penjam e Ilona Tragel. "Kas tahtma tahab abiverbiks?" Eesti ja soome-ugri keeleteaduse ajakiri. Journal of Estonian and Finno-Ugric Linguistics 1, n.º 2 (17 de junho de 2010): 115–46. http://dx.doi.org/10.12697/jeful.2010.1.2.07.

Texto completo da fonte
Resumo:
Artiklis käsitletakse eesti keele polüseemse verbi tahtma semantilist ja morfosüntaktilist arengut 16. sajandist kuni tänapäevani. Materjal pärineb põhiosas eesti kirjakeele korpustest. Grammatisatsiooniteooria taustal vaadeldakse astmeid, mille see verb on eesti keeles läbinud alates täistähenduslikust kasutusest kuni kõrgel grammatisatsiooniastmel modaalsete ja post-modaalsete konstruktsioonideni välja.Käsitluses keskendutakse eri tüüpi infinitiivitarindite koosseisus esinevale tahtma-verbile, millega vormistatakse muuhulgas agendi tahet ja kavatsust, osalejasisest võimalikkust ja vajalikkust, episteemilist modaalsust ning ka postmodaalseid tähendusi (avertiivsus/proksimatiivsus, habituaalsus) kandvaid konstruktsioone. Vana kirjakeele perioodil (kuni 18. sajandini) on kasutusel olnud ka saksamõjulisi tahtma-tuleviku konstruktsioone. Artiklis visandatakse tahtma-verbi võimalik grammatiseerumistee ning jõutakse järelduseni, et tahtma on kindlates konstruktsioonides kujunenud abiverbiks, kuid grammatiseerunud kasutuste kõrval on keeles säilinud ka oletatav algne leksikaalne ’soovimise’ tähendus.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
21

Sari, Dewi Kemala, Khairul Huda e Cut Nursaniah. "Perancangan Arena Pacuan Kuda Blang Bebangka di Takengon". Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan 7, n.º 1 (3 de junho de 2023): 16–22. http://dx.doi.org/10.24815/jimap.v7i1.21214.

Texto completo da fonte
Resumo:
Pacu Kude Gayo (Pacuan kuda) merupakan salah satu kebudayaan dari Kabupaten Aceh Tengah, pacu kuda ini sudah menjadi tradisi masyarakat Gayo dan memiliki nilai sejarah tersendiri. Event ini diadakan setiap tahun tepatnya pada bulan Februari memperingati Hari Ulang Tahun Kota Takengon dan pada bulan Agustus yang memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Event ini dihadiri oleh ribuan penonton baik dari dalam maupun luar daerah. Dalam pertandingan balap kuda tersebut banyak keterbatasan pada fasilitas pendukung dan pengunjang salah satunya tribun penonton yang kurang luas dan tidak mencukupi untuk menampung penonton yang berdatangan, sehingga banyak pengunjung menyakiskan pertandingan tersebut dipinggir pagar lintasan dan didalam lapangan. Serta infrakstruktur arena pacuan kuda yang belum memenuhi standar nasional, salah satunya track pacu kuda yang belum memenuhi standar nasional. Selain itu perencanaan tempat parkir yang kurang baik sehingga menyebabkan ketidaknyamanan bagi pengunjung. Dengan demikian dibutuhkan Perancangan Arena Pacuan Kuda Blang Bebangka sebagai pusat penyelenggaraan balap kuda di wilayah Kabupaten Aceh Tengah bukan hanya sebagai tempat kejuaraan balap kuda melainkan memberikan fasilitas dalam penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-21 pada tahun 2024 mendatang dan dapat meningkatkan kenyamanan pengunjung. Desain arena pacuan kuda blang bebangka tersebut mengambil tema Arsitektur Historicism sesuai dengan yang diharapkan yaitu membawa kembali sejarah dan kebudayaan Gayo yang mulai dilupakan dan ditampilkan melalui arsitektur.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
22

Yuan, Chao, Min Sun, Mei-Fu Zhou, Wenjiao Xiao e Hui Zhou. "Geochemistry and petrogenesis of the Yishak Volcanic Sequence, Kudi ophiolite, West Kunlun (NW China): implications for the magmatic evolution in a subduction zone environment". Contributions to Mineralogy and Petrology 150, n.º 2 (9 de agosto de 2005): 195–211. http://dx.doi.org/10.1007/s00410-005-0012-0.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
23

Siti Ismirat Purnama Sari Rush, Wisnu Subroto e Mansyur Mansyur. "Development of Tanggui Craftsmen In Kuin Utara In 2010-2019". Santhet (Jurnal Sejarah Pendidikan Dan Humaniora) 8, n.º 1 (31 de maio de 2024): 765–70. http://dx.doi.org/10.36526/santhet.v8i1.3672.

Texto completo da fonte
Resumo:
This study aims to determine the beginning of the existence and development of tanggui craftsmen in North Kuin in 2010-2019. The method used in this research is the historical method. Historical research steps are used to obtain data related to the development of Tanggui craftsmen, starting from source collection (Heuristics), Criticism, Interpretation, and Historiography. At the data collection stage (Heuristics), primary and secondary data are obtained from oral sources through interviews and written sources obtained from books, journals and theses, as well as tangible sources from Tanggui craftsmen. then the source criticism stage is carried out to determine the authenticity of the source, then interpretation and finally historical writing or historiography. The results of this study are the beginning of the existence and development of Tanggui craftsmen in North Kuin from 2010 to 2019 started by parents and continued by their children when they were young to increase pocket money and continue into adulthood. In its development, tanggui craftsmen experienced several changes, namely in terms of the economy, wages increased in response to the high demand for tanggui handicraft products when the harvest season arrived. Tanggui craftsmen in North Kuin have recently faced changes, namely experiencing an increase in wages from the initial 70 thousand to 80 thousand per kudi. Usually, the craftsmen collect their wages once a month. Although Tanggui wages have increased, this is not a reason for Tanggui craftsmen to stay until finally they choose to quit due to old age and some craftsmen choose to switch professions.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
24

ZHU, JIE, QIUGEN LI, XU CHEN, HAOSHU TANG, ZONGQI WANG, YANJING CHEN, SHUWEN LIU, BING XIAO e JUNLU CHEN. "Geochemistry and petrogenesis of the early Palaeozoic appinite-granite complex in the Western Kunlun Orogenic Belt, NW China: implications for Palaeozoic tectonic evolution". Geological Magazine 155, n.º 8 (17 de julho de 2017): 1641–66. http://dx.doi.org/10.1017/s0016756817000450.

Texto completo da fonte
Resumo:
AbstractThe Datong pluton, the largest early Palaeozoic granitoid in the Western Kunlun Orogenic Belt (WKOB) in NW China, is a typical appinite-granite complex. It consists of diorites, quartz diorites, monzodiorites, quartz monzodiorites, monzonites, quartz monzonites, syenites, granodiorites and monzogranites. Laser ablation inductively coupled plasma mass spectrometry (LA-ICP-MS) zircon U–Pb dating yielded crystallization ages of 459 ± 3 Ma for the quartz monzonites and 452 ± 5 Ma for the monzogranites (Late Ordovician). The rocks possess a wide range of SiO2 (56.0–73.4 wt %), MgO (0.17–4.55 wt %) and Mg no. (25–60), with high K2O (2.83–5.29 wt %) contents, exhibiting high-K calc-alkaline to shoshonitic traits. They are characterized by enrichments in large-ion lithophile elements (LILEs) and light rare Earth elements (LREEs), as well as depletions in high-field-strength elements (HFSEs). The rocks have initial 87Sr/86Sr ratios of 0.7086–0.7185, negative εNd(t) values of –3.72 to –1.79 and εHf(t) values vary from –1.6 to +4.7. These features are modelled to show that they were most likely derived from an enriched lithospheric mantle source and that fractional crystallization with minor crustal contamination was involved in their petrogenetic process. Considering the distribution and chronology of the Palaeozoic intrusions – such as Kegang, Bulong, Qiukesu, Yierba, North Kudi, Dongbake, Buya, Ayilixi and Warengzilafu granitoid plutons with ages of c. 420–530 Ma – in conjunction with the Palaeozoic metamorphic overprinting in the WKOB, we propose a divergent double-subduction model to explain the destruction of the Proto-Tethys Ocean and suggest that the Datong pluton was likely emplaced in a post-collisional setting following the termination of subduction in response to slab break-off.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
25

Chang, Haining, Guiting Hou, Shaoying Huang, Caiming Luo, Jinkai Xia, Ziqi Zhong, Xiang Li e Lunyan Wei. "Analysis of proto-type Tarim Basin in the late Precambrian and the dynamic mechanism of its evolution". PLOS ONE 18, n.º 6 (7 de junho de 2023): e0286849. http://dx.doi.org/10.1371/journal.pone.0286849.

Texto completo da fonte
Resumo:
Tarim Basin has undergone an intricate tectonic evolution history ever since its formation from two discrete terranes in Neoproterozoic rather than in the Paleoproterozoic. More precisely, the amalgamation is assumed to happen during 1.0–0.8 Ga based on plate affinity. As the beginning of a unified Tarim block, studies of Tarim Basin in the Precambrian are basic and important. After the amalgamation of south and north paleo-Tarim terranes, Tarim block was experiencing a complicated tectonic process of being affected by mantle plume related to the breakup of Rodinia supercontinent in the south, and compressed by the Circum-Rodinia Subduction System in the north. The breakup of Rodinia supercontinent finished in the late Sinian Period, leading Kudi Ocean and Altyn Ocean to open and separating Tarim block from itself. According to the residual strata thickness, drilling data, and lithofacies distribution, the proto-type basin and tectono-paleogeographic maps of Tarim Basin in the late Nanhua Period and Sinian Period are reconstructed. With these maps, the characteristics of the rifts are revealed. Two rift systems were developed inside the unified Tarim Basin in the Nanhua Period and Sinian Period, one back-arc rift system in the northern margin and the other aulacogen system in the southern margin. The azimuth distribution of the rifts in Quruqtagh showed a predominant NE-SW trend, and the rifts in Aksu trended mainly NW-SE, while the rifts in Tiekelike trended SW-NE. With a three-dimensional elastic FEM (Finite Element Method) model that includes all rifts and deposited areas in Tarim Basin, applying the southern subduction and northern mantle upwelling properly to get the paleotectonic mian stress axes and the differential stress field, the dynamic mechanisms of rifts evolution are proved to be related to the peripheral tectonic environment mentioned above.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
26

Punithalakshmi, K., e Preeti Chouhan. "A Community Based Study to Find Out the Profile, Risk Factors and Outcome of People Affected With COVID-19 at Semi Urban Area of Kudi, Jodhpur, and Rajasthan". GFNPSS GLOBAL NURSING JOURNAL OF INDIA 6, n.º II (4 de setembro de 2023): 542–46. http://dx.doi.org/10.46376/gnji/6.ii.2023.542-546.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
27

Krull, Edgar. "Tähelepanekuid ja mõtteid TLÜ artiklite kogumikku "Haridusmõte" lugedes". Eesti Haridusteaduste Ajakiri. Estonian Journal of Education 9, n.º 1 (1 de maio de 2021): 307–19. http://dx.doi.org/10.12697/eha.2021.9.1.13.

Texto completo da fonte
Resumo:
"Haridusmõte" (2020) on TLÜ kirjastuses sarja "Acta Universitatis Talliensis Educatio" esmaväljaandena ilmunud artiklite kogumik. Teos on pühendatud saja aasta möödumisele õpetajakoolituse algusest Tallinna Ülikoolis. Koostaja ja toimetaja on professor Mati Heidmets. Teos annab põhjaliku ülevaate arengust ja saavutustest pedagoogilise mõtte ja õpetajakoolituse valdkonnas. Raamatu 19 artiklit jaotatult nelja ossa käsitlevad haridusmõtte kujunemist Eestis, uurimusi hariduse eri astmetel alusharidusest kuni täiskasvanuõppeni, psühholoogia lõimimisvõimalusi kasvatusteadustega ning tulevikuvisioone uurimistulemuste rakendamisel koolipraktikasse. Et hariduse valkonnale on omane mõtteviiside ja lahenduste paljusus, kajastuvad siingi haridusmõtte ja -praktika probleemid, suuremal või vähemal määral nähtuna artiklite autorite silme läbi. Kuid selline "kallutatus" pole puudus, vaid pigem voorus, mis innustab "Haridusmõtte" lugejat probleemidesse paremini süüvima ja alternatiivseid lahendusi kaaluma.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
28

L. Ramakrishna. "Pichiguntala @ Helava @ Vamsharaj: Genealogical nomadic tribes of India". World Journal of Advanced Research and Reviews 17, n.º 1 (30 de janeiro de 2023): 133–49. http://dx.doi.org/10.30574/wjarr.2023.17.1.0005.

Texto completo da fonte
Resumo:
Pichiguntala are one of the ancient Genealogical Nomadic Tribes in India. Their existence only found in the southern parts of India. The origins of these nomadic tribes are dating back to 8th Century C.E. These people have very meagre in their populations numbering less than 0.05% of the total populations of the southern states. These Pichiguntalas are basically from the Telugu speaking areas of present day divided Andhra Pradesh and Telangana States. They are found to be the heirs of legendary Shaivite religious Hindu leader Kunti Malla Reddy of Srisailam (Nallamala Hills). The word Kunti means to a lame and Pichi means to mad or beggar in Telugu, hence the Pichiguntala means to a lame beggar who do service the cultivating families on their genealogical aspects for alms. It is found that during times of pre-Medieval Period, these people were engaged to record the population studies, keepers of revenue records and recording of census data under the Rashtrakutas, Kakathiyas and Reddy Rulers in India. It is observed that during 12th Century C.E., the religious movements instituted by lengendary Shaivite leader Basavanna @ Basaveshwara (who formed the Lingayuth Community) against the Jain Rulers of Bijjalas of Basavakalyan; had attracted these Pichiguntalas leading mass migrations to non-Telugu speaking areas of Karnataka, Tamilnadu, Maharashtra, Kerala, Goa, Pondicherry, Orissa and other parts in India. Presently, their socio-economic conditions are very pathetic due to their nomadic life styles. They do not have the basic facilities such as food, shelter, housing, schooling, educational and economical avenues, etc. Most of them are either school dropouts or illiterates; and have not entered government jobs or have any political representations. Since, their population size and vote bank is meagre; they are living as numerical minorities without any welfare and developmental interests by the Government. There is need for the safe guarding of their dilutions and extinctions in the society. There exists a threat that these people are slowly opting for religious conversions for their betterment. These Pichiguntalas are also called as Helavas in Kannada, Helavi in Marathi, Vamsharaju in Telangana, Kudi Panians in Tamil, and are referring themselves as Kunti Malla Reddy Reddys in Andhra Pradesh. Here, the author is aiming to bring out the details & socio-economic status on the Pichiguntalas in India with an objective to create a reference for the future researchers and the State Governments.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
29

Lubis, Ismail, e Hafnita Sari Dewi Lubis. "ADAPTASI ETNIS JAWA DI DESA AEK PAING KABUPATEN LABUHANBATU (1955-2000)". Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah 5, n.º 1 (7 de janeiro de 2020): 55. http://dx.doi.org/10.24114/ph.v5i1.18274.

Texto completo da fonte
Resumo:
Penelitian yang berjudul Adaptasi Etnis Jawa di Desa Aek Paing Kabupaten Labuhanbatu 1955-2000 ini bertujuan untuk mengetahui: 1) latar belakang masuknya etnis Jawa ke Desa Aek Paing, 2) Proses adaptasi etnis Jawa dalam aspek sosial dan ekonomi di Desa Aek Paing, 3) Peran etnis Jawa dalam mengembangkan kesenian di Desa Aek Paing. Penelitian ini diteliti dengan menggunakan metode sejarah yang memiliki 4 (empat) tahapan, yakni: 1) Heuristik, yaitu pengumpulan sumber yang penulis dapatkan berdasarkan sumber tulisan berupa buku dan sumber lisan melalui wawancara, 2) Kritik sumber, kritik sumber penulis lakukan dalam bentuk kritik internal dan eksternal, 3) Interpretasi, data yang telah penulis himpun diinterpretasi menggunakan pendekatan sejarah etnis dan antropologi, 4) Historiografi, setelah data diinterpretasi penulis lanjutkan dengan menulis tulisan sejarah yang disebut juga dengan historiografi/eksplanasi. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Latar belakang etnis Jawa berada di Desa Aek Paing ialah disebabkan oleh industri perkebunan yang berkembang di Sumatera Timur dan menggunakan etnis Jawa sebagai kuli kontrak, 2) Adaptasi dalam aspek sosial ditunjukkan dengan etnis Jawa yang diterima oleh masyarakat dan mampu menjaga identitas serta kebudayaan Jawa di Desa Aek Paing, sedangkan dalam aspek ekonomi ditunjukkan dengan etnis Jawa yang memiliki pekerjaan beragam seperti beternak dan mengusahakan lahan pertanian, dan 3) Etnis Jawa berperan dalam mengembangkan kesenian di Desa Aek Paing seperti ludruk, wayang kulit, dan kuda kepang. Namun hanya kuda kepang yang masih sering diselenggarakan, sementara ludruk dan wayang kulit sudah mulai jarang ditemukan.Kata kunci: Adaptasi, Etnis Jawa, Aek Paing.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
30

Kasparov, Boris S., Denis V. Kovlen, Tatiana Y. Semiglazova, Oleg V. Zaozerskii, Kristina O. Kondrateva, Gennady N. Ponomarenko, Valeria A. Kluge et al. "Personalized Rehabilitation of Patients with Prostate Cancer after Radical Prostatectomy: a Comparative Analysis of Urodynamic Parameters". Bulletin of Rehabilitation Medicine 22, n.º 4 (25 de dezembro de 2023): 23–30. http://dx.doi.org/10.38025/2078-1962-2023-22-4-23-30.

Texto completo da fonte
Resumo:
INTRODUCTION. Applying a personalized approach in the treatment of urinary incontinence in patients after RP can significantly improve the rates of correction of postoperative incontinence. AIM. To study the effect of personalized rehabilitation of patients with prostate cancer (PCa) after radical prostatectomy on the state of functional indicators of the lower urinary tract. MATERIALS AND METHODS. The study included 60 patients with verified primary resectable prostate cancer who underwent laparoscopic nerve-sparing prostatectomy. Patient ages ranged between 46 and 77 years (median 62.8 years). The patients were divided into main and control groups of 30 people each. The patients of the main group received rehabilitation using a personalized approach. The rehabilitation programs for the patients in the control group were formed on the basis of a syndromic-pathogenetic approach. Functional parameters of the lower urinary tract were assessed using a 24-hour pad test and a comprehensive urodynamic study before and after surgery, after a course of rehabilitation and 1 year after surgery. RESULTS. Assessment of the degree of urinary incontinence in patients with prostate cancer using a 24-hour pad test showed similar clinical pictures in both groups in the postoperative period in the form of mild or moderate disorders. After the rehabilitation course, a positive trend was observed, however, in the observation group, 66.7 % of patients completely retained urine, while in the comparison group only 40%. Similar trends were observed in a year after a surgical treatment. According to a comprehensive urodynamic study (CUDS), after rehabilitation in the observation group, 76.7 % of patients showed signs of restoration of detrusor activity to the preoperative level with retention of the effect a year after the intervention (p 0.05). A peak decrease in maximum detrusor pressure was observed in the postoperative period with a partial recovery of the indicator after rehabilitation and after 1 year in both groups. In the comparison group, a more pronounced decrease in detrusor pressure was observed, but the difference was statistically insignificant (p 0.05). DISCUSSION. This study tested a personalized approach in the rehabilitation of patients with urological oncology. This concept allows the use of physical and rehabilitation medicine technologies with maximum efficiency by identifying a specific patient model. The results of functional research methods (pad test, KUDI) are one of the potential determinants of the effectiveness of the use of rehabilitation technologies. CONCLUSION. The results of rehabilitation of patients in the group with a personalized approach can significantly improve the rates of correction of postoperative incontinence.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
31

Kristiyanto, Hery, e Agung Yuntoro. "KOMPARASI BIAYA PENGGUNAAN KAYU DAN BAJA RINGAN UNTUK KONTRUKSI KUDA-KUDA". CivETech 15, n.º 2 (17 de junho de 2021): 11–23. http://dx.doi.org/10.47200/civetech.v15i2.799.

Texto completo da fonte
Resumo:
Perencanaan gedung pada saat ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor namun semua ditujukan untuk mencapai suatu struktur yang kuat dan ekonomis. Termasuk dalam hal perencanaan struktur atap yang mempunyai beberapa macam variasi bahan material yang dapat digunakan untuk bahan rangka dan bahan pembuatan kuda-kuda.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan biaya pada pekerjaan struktur rangka atap dengan kuda-kuda dari kayu dengan kuda-kuda dari baja ringan. Pengumpulan data secara langsung dari lapangan dengan ditunjang data literatur untuk perencanaan. Struktur kuda-kuda yang terpasang dilapangan adalah baja ringan. Dalam perencanaan menggunakan peraturan pembebanan PPIUG tahun 1987 dan analisa pekerjaan menggunakan SK-SNI. Untuk perhitungan gaya batang dalam perencanaan kuda-kuda menggunakan metode join. Anggaran biaya untuk pekerjaan atap dengan kuda-kuda dari kayu bengkirai mutu kayu A adalah Rp 113.803.728,77. Sedangkan anggaran biaya untuk pekerjaan kuda-kuda baja ringan yang terpasang Rp 114.285.600,00.Selisih biaya antara penggunaan kuda-kuda kayu dengan kuda-kuda baja ringan adalah Rp 481.871,23. Prosentase selisih biaya terhadap nilai pekerjaan adalah 0,42 %. Perbedaan ini menjadi lebih besar ketika penggunaan penutup atap diperhitungkan karena struktur baja ringan menuntut material penutup atap yang ringan dengan harga yang lebih mahal.Biaya setelah penutup atap diperitungkan untuk rangka atap dengan kuda-kuda baja ringan dengan penutup atap dari metal roof biaya mencapai Rp 186.373.440,00. Sedangkan rangka atap dengan kuda-kuda kayu untuk penggunaan genteng tanah liat mencapai biaya Rp 140.323.262,69 (prosentase selisih biaya = 24,7%) dan untuk penggunaan genteng beton mencapai biaya Rp 146.431.388,45 (prosentase selisih biaya = 21,4%)
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
32

Widiasanti, Irika, Adhi Purnomo e Arif Budiman. "PERBANDINGAN VOLUME KEBUTUHAN MATERIAL KUDA-KUDA RANGKA ATAP BAJA TIPE PRATT, HOWE, COMPOUND FAN". Menara: Jurnal Teknik Sipil 7, n.º 1 (9 de janeiro de 2012): 16. http://dx.doi.org/10.21009/jmenara.v7i1.7942.

Texto completo da fonte
Resumo:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kebutuhan material baja pada kuda-kuda bentuk Pratt truss, Howe Truss, danCompound Fan Truss sehingga dapat diketahui jumlah penggunaan kebutuhan material baja terkecil. Penelitian ini akan membandingkantiga tipe kuda-kuda pada panjang bentangan 24 m. Perhitungan gaya batang pada kuda-kuda menggunakanprogram SAP 2000 yang didasarkan oleh beban mati, beban hidup, dan beban angin yang bekerja pada struktur kuda-kuda sesuai denganSNI-03-1727-1989 tentang Tata Cara Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung. Data perhitungan gaya batang didapat, selanjutnya ditentukanjenis profil baja yang sesuai dengan besarnya gaya dan jenis batang yang berkerja yaitu batang tarik dan tekan. Perhitungan dimensi profilpada batang kuda-kuda dilakukan sesuai dengan SNI 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk BangunanGedung.Berat parameter profil di setiap batang kemudian dikalikan dengan panjangnya sehingga diketahui volume material baja yang diperlukan dalam satuan kilogram(kg). Volume seluruh batang dijumlahkan dan kemudian dibandingkan dengan bentuk kuda-kudayang lainnya.Perbandingan dilakukan untuk mendapatkan bentuk kuda-kuda yang paling sedikit menggunakan bahan material baja.Kesimpulan penelitian ini adalah pada bentang 24 m bentuk kuda-kuda Compound Fan Truss memiliki jumlah kebutuhan materialbaja terkecil yaitu sebesar 1220,51 kg. Kuda-kuda Howe Truss memiliki jumlah kebutuhan pemakaian material baja dengan nilai sebesar1870,12 kg, sedangkan kuda-kuda Bentuk Pratt Truss memiliki jumlah kebutuhan material baja terbesar pada bentang ini yaitu 2112,37 kg.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
33

Utomo, Irfan Hakim, e Dwi Budiono. "Gambaran parameter fisiologi sebelum dan setelah penanganan pada kuda dengan kasus kolik ringan". ARSHI Veterinary Letters 6, n.º 4 (26 de dezembro de 2022): 73–74. http://dx.doi.org/10.29244/avl.6.4.73-74.

Texto completo da fonte
Resumo:
Kolik merupakan penyakit yang sering dialami oleh kuda. Kondisi kolik secara umum akan menyebabkan perubahan pada kondisi fisiologis kuda. Tulisan ini melaporkan kondisi parameter fisiologi sebelum dan setelah penanganan pada kuda yang mengalami kolik ringan. Beberapa gejala klinis yang muncul pada kedua kuda adalah menakur-nakur, memojok, napas terengah-engah, dan tidak memakan pelet. Hasil pemeriksaan parameter fisiologi kuda yang mengalami kolik ringan menunjukkan kedua kuda mengalami peningkatan frekuensi denyut jantung, frekuensi denyut nadi, frekuensi respirasi dan frekuensi peristaltik usus kuda hanya terdengar 1 kali. Temperatur tubuh dan warna mukosa kedua kuda dalam kondisi normal. Kedua kuda tidak berdefekasi sebelum penanganan. Kedua kuda diberikan terapi berupa penyuntikan obat non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID) flunixin intravena. Selain itu, kuda juga diajak berjalan-jalan dan dilakukan penundaan pemberian pakan. Hasil pemeriksaan parameter fisiologi kedua kuda setelah penanganan berhasil menurunkan frekuensi denyut jantung, frekuensi denyut nadi, frekuensi respirasi dari nilai sebelum penanganan menjadi normal. Peristaltik usus kedua kuda meningkat yang disertai dengan defekasi. Suhu tubuh dan warna mukosa kedua kuda dalam kondisi normal
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
34

Achimugu, Solomon, e Judith Okolo. "Evaluation of The Nutritional Quality of Kuli-kuli (Peanut cake) Produced from Melon seeds and Groundnut." Indonesian Food Science & Technology Journal 4, n.º 1 (31 de dezembro de 2020): 15–18. http://dx.doi.org/10.22437/ifstj.v4i1.10725.

Texto completo da fonte
Resumo:
In the bid to enhance human health and secure food safety as well as public health enlightenment to food, there is the need to evaluate the Nutritional quality of Kuli-kuli from melon seeds. Kuli-kuli which is majorly produced from groundnut is one of the major snacks consumed by most Nigerians especially in the North.The use of melon seeds in the production of Kuli-kuli is not known. Therefore, this research work was carriedout to produce and evaluate the nutrient of Kuli-kuli produced from Melon seeds. Sensory evaluation showed that the Kuli-kuli produced from melon seeds varied in appearance, aroma, texture, taste, and acceptability.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
35

Romaniuk, Ryszard. "Kudit fotonowy". PRZEGLĄD TELEKOMUNIKACYJNY - WIADOMOŚCI TELEKOMUNIKACYJNE 1, n.º 3 (22 de junho de 2023): 15–21. http://dx.doi.org/10.15199/59.2023.3.2.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
36

Gosden, Chris, e Yvonne Marshall. "Esemete kultuurilised elulood". Studia Vernacula 9 (6 de novembro de 2018): 35–47. http://dx.doi.org/10.12697/sv.2018.9.35-47.

Texto completo da fonte
Resumo:
Kõigis sotsiaalteadustes peetakse praegusajal oluliseks mõelda inimeste ja asjade vahelistele suhetele. Kuni viimase ajani ei pööratud sellistes valdkondades nagu antropoloogia, ajalugu ja sotsioloogia materiaalsetele objektidele eriti tähelepanu, neis nähti peamiselt sotsiaalse protsessi jaoks vajalikke funktsionaalseid üksusi, mitte nende protsesside kujundajat. Arheoloogide jaoks on esemed muidugi alati olnud tegevuse keskmes, kuid ka nende tähelepanu on koondunud esemete funktsioonile, dateerimisele ning vähemal määral stiilile. Nende tunnuste analüüsimise kaudu on arheoloogid püüdnud esememaailma mõtestada. Kahekümnenda sajandi viimase paarikümne aasta jooksul on olukord muutunud ja materiaalne kultuur on hõivanud ühiskonnateadustes palju kaalukama osa. Inimesed on hakanud mõistma, et esemed ei moodusta ainult inimtegevuse kulissi – nad on selle tegevuse lahutamatu koostisosa. Kui mõtleme materiaalse kultuuri peale selle valmistamise, vahetamise ja tarbimise eri hetkedel, siis loomulikult on vähe seda, mis jääks väljapoole, eriti kui arvesse võtta kõigi nende hetkede ühiskondlikku konteksti ja järelmeid. Niisugune uus fookus suunab meie tähelepanu sellele, kuidas inimeste ja esemete ajalood teineteist kujundavad. Siinkohal uurime üht metafoori nende protsesside mõistmiseks: elulugu. Keskseks ideeks on, et koos sellega, kuidas inimesed ja asjad koguvad endasse aega, liikumisi ja muutusi, muutuvad nad ka ise, ja et need inimeste ja esemete muutumised on teineteisega lahutamatult seotud.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
37

Gosden, Chris, e Yvonne Marshall. "Esemete kultuurilised elulood". Studia Vernacula 9 (6 de novembro de 2018): 35–47. http://dx.doi.org/10.12697/sv.2018.9.35-47.

Texto completo da fonte
Resumo:
Kõigis sotsiaalteadustes peetakse praegusajal oluliseks mõelda inimeste ja asjade vahelistele suhetele. Kuni viimase ajani ei pööratud sellistes valdkondades nagu antropoloogia, ajalugu ja sotsioloogia materiaalsetele objektidele eriti tähelepanu, neis nähti peamiselt sotsiaalse protsessi jaoks vajalikke funktsionaalseid üksusi, mitte nende protsesside kujundajat. Arheoloogide jaoks on esemed muidugi alati olnud tegevuse keskmes, kuid ka nende tähelepanu on koondunud esemete funktsioonile, dateerimisele ning vähemal määral stiilile. Nende tunnuste analüüsimise kaudu on arheoloogid püüdnud esememaailma mõtestada. Kahekümnenda sajandi viimase paarikümne aasta jooksul on olukord muutunud ja materiaalne kultuur on hõivanud ühiskonnateadustes palju kaalukama osa. Inimesed on hakanud mõistma, et esemed ei moodusta ainult inimtegevuse kulissi – nad on selle tegevuse lahutamatu koostisosa. Kui mõtleme materiaalse kultuuri peale selle valmistamise, vahetamise ja tarbimise eri hetkedel, siis loomulikult on vähe seda, mis jääks väljapoole, eriti kui arvesse võtta kõigi nende hetkede ühiskondlikku konteksti ja järelmeid. Niisugune uus fookus suunab meie tähelepanu sellele, kuidas inimeste ja esemete ajalood teineteist kujundavad. Siinkohal uurime üht metafoori nende protsesside mõistmiseks: elulugu. Keskseks ideeks on, et koos sellega, kuidas inimesed ja asjad koguvad endasse aega, liikumisi ja muutusi, muutuvad nad ka ise, ja et need inimeste ja esemete muutumised on teineteisega lahutamatult seotud.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
38

Lestari, Ayu, Handayani Indah Susanti, Suci Ananda e Rusny Rusny. "Manajemen Pemeliharaan Kuda di Desa Gantarang, Kabupaten Jeneponto". Anoa: Journal of Animal Husbandry 2, n.º 2 (27 de agosto de 2023): 88–94. http://dx.doi.org/10.24252/anoa.v2i2.39954.

Texto completo da fonte
Resumo:
Perkembangan peternakan kuda di Desa Gantarang belum sejalan dengan tingginya pemanfaatan ternak kuda tersebut sehingga perlu dilakukan evaluasi manajemen pemeliharaan peternakan kuda di daerah tersebut. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2022 di Desa Gantarang, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto. Objek pada penelitian ini adalah peternak kuda yang ada di Desa Gantarang sebanyak 30 orang responden. Responden dipilih secara sengaja (purpopsive sampling) kemudian diwawancara. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas peternak kuda di Desa Gantarang memelihara kuda dalam jumlah 1-3 ekor (60%). Sebanyak 67% responden merupakan pemilik pribadi ternak kuda yang mereka pelihara. Pemeliharaan kuda di Desa Gantarang menggunakan sistem intensif (50%) dan semi intensif (50%). Frekuensi pemberian pakan 3 kali ini dilakukan oleh 67% peternak dan dilakukan pada pagi, siang, dan sore hari. Seluruh peternak (100%) yang memelihara kuda tradisional di Desa Gantarang hanya menggunakan paka berupa hijauan yakni rumput dan Jerami. Peternakan kuda di Desa Gantarang masih bersifat tradisional dengan jumlah kepemilikan kuda yang rendah. Pemberian hijauan dilakukan dengan metode cut and carry yakni mengambil pakan dari lokasi lain sejauh 1-2 km dari lokasi kandang dan dibawa ke kandang atau ke tempat kuda digembalakan. Penelitian mengenai peternakan kuda khususnya di Kabupaten Jeneponto harus dilanjutkan sebagai salah satu upaya peningkatan ekonomi masyarakat, pelestarian budaya, plasma nutfah dan lingkungan, pengembangan kualitas dan kesehatan ternak, serta keberlanjutan produksi kuda di masa yang akan datang.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
39

Zamrazilová, Eva. "Monetary Policy - the Way Forward?" Politická ekonomie 67, n.º 6 (6 de janeiro de 2020): 655–71. http://dx.doi.org/10.18267/j.polek.1266.

Texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
40

Woźniewska-Działak, Magdalena. "Inside the crystal ball of tradition". Studia Norwidiana 38, English Version (2020): 240–51. http://dx.doi.org/10.18290/sn.2020.38-16en.

Texto completo da fonte
Resumo:
The article reviews Agata Seweryn’s book titled Between the Worlds. Studies in the Literature of the Enlightenment and Romanticism, accounting for the composition of the book, examining research problems raised in it in greater detail, and discussing essays included in the publication as supplementing existing interpretations of selected Romantic works. Seweryn is argued to draw attention to those aspects that reveal the richness inherent in the discussed works, which are demonstrated as not having been exhausted yet. These works are analysed in the reviewed book by pursing references to the baroque tradition, or by reflecting on their relationship with normative poetics and rhetoric.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
41

Makarskaitė-Petkevičienė, Rita. "A SCHOOL OPEN TO INNOVATION". ŠVIETIMAS: POLITIKA, VADYBA, KOKYBĖ / EDUCATION POLICY, MANAGEMENT AND QUALITY 3, n.º 3 (5 de dezembro de 2011): 34–37. http://dx.doi.org/10.48127/spvk-epmq/11.3.34b.

Texto completo da fonte
Resumo:
Associate Professor Rita Makarskaitė-Petkevičienė, a member of the editorial board of the journal, talks to Aušra Drumstiene, the director of Vilnius Vyturys Primary School. This school was the first primary school after the restoration of independence in Lithuania in 1990.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
42

Maulana, Hendy, Hamidsyukrie ZM e Suud Suud. "Fungsi dan Makna Tradisi Pacuan Kuda (Maen Jaran) Bagi Masyarakat Desa Moyo Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa". SOCED SASAMBO: Journal of Social Education Sasambo 1, n.º 1 (26 de junho de 2023): 17–22. http://dx.doi.org/10.29303/socedsasambo.v1i1.5077.

Texto completo da fonte
Resumo:
Penelitian ini bertujuan guna: (1) mengetahui fungsi tradisi pacuan kuda (maen jaran) bagi masyarakat Sumbawa; serta (2) makna tradisi pacuan kuda (maen jaran) bagi masyarakat Sumbawa. Studi ini memakai pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data memakai observasui, wawancara, serta dokumentasi. Hasil penelitian ini menerangkan bahwa terdapat tiga fungsi dan dua makna tradisi pacuan kuda (maen jaran), yaitu fungsi primer, fungsi sekunder, serta fungsi tersier: (1) fungsi primer dari tradisi pacuan kuda yaitu sebagai ajang olahraga balap kuda. (2) fungsi sekunder dari tradisi pacuan kuda (maen jaran) jika dilihat dari esensinya yaitu perubahan fungsi maen jaran yang beralih dari perayaan hasil panen menjadi perayaan hari besar disebabkan perubahan sosial dalam masyarakat. (3) fungsi tersier dari tradisi pacuan kuda (maen jaran) dimasa kini kuda merupakan hewan yang bernilai tinggi khususnya kuda pacuan yang hanya dimiliki oleh masyarakat menegah ke atas. Hal tersebut memberikan dampak bahwa maen jaran dimasa kini menjadi olahraga kaum burjois. Adapun makna dari tradisi pacuan kuda (maen jaran) terdapat makna identitas sosial dan status sosial: (1) identitas sosial dari adalah perasaan atau rasa kebanggan diri yang timbul dari pemilik kuda, joki, atau perawat kuda atas pencapain kudanya sebagai juara dalam maen jaran. (2) status sosial dari maen jaran adalah pelabelan yang didapatkan bagi pemenang maen jaran oleh masyarakat sekitar. Pelabelan yang dimaksud adalah achieved status, karena dengan berhasilnya kuda memenangkan maen jaran maka pemilik kuda akan menjadi lebih terkenal dan populer di kalangan masyarakat.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
43

Tri Julian, Ikhsan, Denden Setiaji e Arni Apriani. "Analisis Struktur Penyajian Kesenian Dogdog Kuda Lumping Panggeuing Ati Group Di Citapen Kidul Kota Tasikmalaya". Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni 4, n.º 2 (31 de dezembro de 2021): 148–54. http://dx.doi.org/10.35568/magelaran.v4i2.1493.

Texto completo da fonte
Resumo:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur penyajian kesenian Dogdog Kuda Lumping Panggeuing Ati Group di Citapen Kidul Kota Tasikmalaya. Objek penelitian ini adalah pemimpin kesenian Dogdog Kuda Lumping Panggeuing Ati Group di Citapen Kidul Kota Tasikmalaya. Penelitian ini difokuskan pada Analisis Struktur Penyajian Kesenian Dogdog Kuda Lumping. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif Deskriptif. Lokasi penelitian dilakukan di Citapen Kidul Kota Tasikmalaya. Objek dalam penelitian ini adalah kesenian Dogdog Kuda Lumping Panggeuing Ati. Data diperoleh melalui observasi langsung di padepokan kuda lumping panggeuing ati. Wawancara dilakukan dengan pememimpin kuda lumping panggeuing ati, serta dokumentasi yang berupa foto dan rekaman wawanacara. Hasil temuan penelitian ini menunjukan bahwa, terdapat beberapa perbedaan dalam struktur penyajian kesenian dogdog kuda lumping panggeuing ati, dengan kesenian kuda lumping pada umumnya. Hal tersebut dilihat dari struktur gerak, struktur musik, tata rias dan busana, dan properti yang digunakan dalam penyajiannya. Tahapan penyajian Dogdog Kuda Lumping dengan Kuda Lumping pada umumnya berbeda dari pola iringan dan pola gerakannya.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
44

Widiasanti, Irika. "ANALISIS KECENDERUNGAN BIAYA KUDA-KUDA KAYU DITINJAU DARI PANJANG BENTANG". Menara: Jurnal Teknik Sipil 1, n.º 2 (7 de julho de 2006): 7. http://dx.doi.org/10.21009/jmenara.v1i2.7864.

Texto completo da fonte
Resumo:
Penelitian ini bertujuan untuk mencari kecenderungan (trend) biaya pembuatan kuda-kuda atap pelana dengan struktur kayu. Sehingga dapat diperkirakan biaya pembuatan kuda-kuda rangka kayu untuk berbagai panjang bentang.Biaya pembuatan rangka kuda-kuda dengan material kayu dengan bentang 9 m adalah Rp. 4.580.400,- , 12 m adalah Rp. 5.862.912,- , bentang 15 m adalah Rp. 7.695.072,- dan bentang 18 m Rp. 10.260.096,-. Kecenderungan (trend) yang diperoleh adalah y = 320628x2 + 283985x + 4E+06
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
45

Septiandini, Erna. "KECENDERUNGAN BIAYA KUDA-KUDA KAYU DINTINJAU DARI PANJANG BENTANG". Menara: Jurnal Teknik Sipil 3, n.º 1 (8 de janeiro de 2008): 7. http://dx.doi.org/10.21009/jmenara.v3i1.7892.

Texto completo da fonte
Resumo:
Penelitian ini bertujuan untuk mencari kecenderungan (trend) biaya pembuatan kuda-kuda atap pelana dengan struktur kayu. Sehingga dapatdiperkirakan biaya pembuatan kuda-kuda rangka kayu untuk berbagai panjang bentang.Biaya pembuatan rangka kuda-kuda dengan material kayu dengan bentang 9 m adalah Rp. 4.580.400,- , 12 m adalah Rp. 5.862.912,- , bentang 15 madalah Rp. 7.695.072,- dan bentang 18 m Rp. 10.260.096,-. Kecenderungan (trend) yang diperoleh adalah y = 320628x2 + 283985x + 4E+06
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
46

Siregar, Imanuddin, e Jones Sinaga. "Pengembangan Alat Kuda-Kuda Pelana Jamur Pada Latihan Spindle Atlet Senam 7-15 Tahun Kota Medan". All Fields of Science Journal Liaison Academia and Sosiety 1, n.º 2 (26 de abril de 2022): 24–28. http://dx.doi.org/10.58939/afosj-las.v1i2.50.

Texto completo da fonte
Resumo:
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat latihan kuda kuda pelana jamur gerakanspindle pada cabang olahraga senam.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pengembangan (Research and Developmen / RD).Pendekatan yang digunakan Kuantitatif, Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah Wawancara, Angket.Populasi dalam penelitian ini adalah 3 orang atlet untuk uji skala kecil dan 10 orang atlet untuk skala besar, yang berlatih digedung senam Jepta Hutabarat kota medan.Penembangan alat bantu latihan kuda kuda pelana jamur terlebih divalidasi 3 ahli, 1 ahli pelatih, 1 ahli olahraga, 1 ahli alat. dimana persentase validasinya adalah92,5 %,92,5 %,86,66%. Metode yang digunakan penelitian pengembangan (Research and Development/ RD). Hasil uju coba skala kecil melibatkan 3 orang atlet senam menunjukan bahwa alat bantu latihan kuda kuda pelana jamur memenuhi criteria untuk dilanjutkan dalam uji coba skala besar karena persentase skor dari setiap aspek 91, 66% -95,835%. Hasil uji coba skala besar terhadap 10 atelt senam bahwa alat bantu latihan kuda kuda pelana jamur sudah memenuhi kriteria untuk melanjutkan dalam pembuatan produk missal karena persentase dari setiap aspek antara 93,12% - 84,37% .Dapat disimpulkan bahwa alat bantu latihan kuda kuda pelana jamur pada gerakan spindle menjadi sebuah alat bantu latihan yang lebih efektif dan efisien.karena hal tersebut sangat menunjang prestasi atlet pada gerakan spindle di kuda kuda pelana.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
47

Setiyanto, Agus, e Suparman Suparman. "PEREMPUAN PESISIR DALAM KESENIAN KUDA KEPANG TRI TUNGGAL JAYA LEMPUING KOTA BENGKULU". Tsaqofah dan Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam 7, n.º 2 (30 de dezembro de 2022): 203. http://dx.doi.org/10.29300/ttjksi.v7i2.7867.

Texto completo da fonte
Resumo:
Kuda kepang merupakan salah satu produk kesenian tradisional masyarakat Jawa. Kuda kepang juga sering disebut kuda Lumping, jathilan, jarang kepang, eblek, jarang goyang, dan mungkin masih ada istilah lainnya. Untuk masyarakat Sumatera khususnya Bengkulu, lebih popular dengan sebutan kuda kepang. Bentuk awalnya Kuda kepang merupakan sebuah tarian yang sederhana, tidak memerlukan keahlian dalam olah tari maupun olah musik. Demikian juga dengan kostum dan tata riasnya.Properti yang dipakainya pun sederhana, berupa kuda-kudaan yang terbuat dari bilahan bambu (kepang) yang berbentuk seperti kuda. Oleh karena itulah kemudian lebih popular dengan nama “kuda kepang”. Musik pengiringnya juga sederhana, yaitu hanya terdiri atas, gong dua buah, kenong dua buah, kendang, dan terompet. Para penarinya pun semula dilakukan oleh oleh kaum laki-laki saja. Kemudian dalam perkembangannya, para penarinya sudah banyak di dominasi kaum perempuan. Para perempuan pesisir ini pada mulanya hanya sebagai penggembira – penonton pasif dalam setiap pertunjukan Kuda Kepang. Tetapi seiring dengan dinamika zaman, kaum perempuan mulai bergabung dalam kesenian Kuda Kepang Tri Tunggal Jaya. Sebagian dari mereka ada yang ikut ambil bagian sebagai tukang masak, tukang cuci pakaian (kostum), bagian perlengkapan, dan lain sebagainya. Persisnya sejak kapan kaum perempuan bergabung dalam kesenian Kuda Kepang sulit dipastikan.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
48

Setyowati, Dewi Nuraeni, e Nunik Cokrowati. "BUDIDAYA KUDA LAUT DI DESA EKAS BUANA KECAMATAN JEROWARU KABUPATEN LOMBOK TIMUR". Abdi Insani 5, n.º 2 (24 de outubro de 2018): 46. http://dx.doi.org/10.29303/abdiinsani.v5i2.179.

Texto completo da fonte
Resumo:
Desa Ekas Buana memilik potensi perikanan diantaranya penangkapan kuda laut. Harga jual kuda laut yang tinggi (Rp. 7.000.000,- per kg) dapat mendorong penangkapan berlebih terhadap komoditas ini. Pengetahuan budidaya kuda laut perlu dilakukan untuk mencegah kepunahan kuda laut dari penangkapan berlebih, selain itu dapat menjadi alternatif pendapatan di masyarakat Desa Ekas Buana. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Ekas Buana, Kecamtatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Metode pelaksanaan kegiatan meliputi sosialisasi, pelatihan kepada masyarakat, demplot budidaya kuda laut skala rumah tangga dengan demplot di mitra (budidaya kuda laut di akuarium dan di keramba jaring apung), serta pembinaan. Hasil demplot menunjukkan bahwa kuda laut lebih optimal dipelihara di keramba jaring apung.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
49

Rezeki, Kiki Sri, Elly Prihastuti Wuriyani e Rosmawaty Harahap. "Nilai norma masyarakat dalam permainan Jawa “Kuda Lumping”". Jurnal Penelitian Humaniora 27, n.º 1 (9 de setembro de 2022): 8–15. http://dx.doi.org/10.21831/hum.v27i1.50074.

Texto completo da fonte
Resumo:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai norma masyarakat dalam permainan Jawa Kuda Lumping. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan model studi kasus dengan melakukan observasi terhadap pertunjukan Kuda Lumping dan wawancara dengan pihak terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa norma-norma kemasyarakatan yang terdapat dalam praktik kesenian Kuda Lumping pada masyarakat Jawa pada umumnya dan Indonesia pada khususnya antara lain: pertama, norma agama, yang bertentangan karena ritual tersebut dianggap syirik. Kedua, norma kesopanan kelompok kesenian Kuda Lumping dalam pertunjukan selalu memperhatikan kepentingan yang ada di masyarakat. Ketiga, norma kesusilaan terlihat dari hubungan penari kuda lumping dengan penontonnya. Keempat, kesenian Kuda Lumping masih diperbolehkan jika dilihat dari norma hukum sejauh pada saat dipentaskan tidak melanggar aturan hukum yang ada di negara Indonesia pada khususnya. Oleh karena itu, temuan empat norma masyarakat dalam permainan Jawa Kuda Lumping merepresentasikan budaya Indonesia yang masih hidup dalam masyarakat.Community norms in the traditional Javanese game “Kuda Lumping”This study aimed to describe the community norms contained in the traditional Javanese game named Kuda Lumping. This qualitative descriptive research used a case study model by observing Kuda Lumping show and interviews with some related parties. The results of the study show that the social norms contained in the practice of Kuda Lumping include: First, regarding religious norms (which are predominantly Muslim), this game is considered contradictory because the ritual is considered Shirk or the sin of idolatry or polytheism. Second, in the norm of decency, the Kuda Lumping art group in performances always pays attention to the interests of the community. Third, in the moral norm, there is a close relationship between the Kuda Lumping dancers and the audience. Fourth, judging from legal norms, if there are no acts that violate legal norms, performances are still permitted. From the four societal norms, it can be concluded that Kuda Lumping represents Indonesian culture that is still alive in society.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
50

Zulkifli, Zulkifli, e Sri Yunarti. "SISTEM PEMBAYARAN UPAH BAGI KULI BARANG DI PASAR SAYUR BLOK A PADANG PANJANG MENURUT FIKIH MUAMALAH". JISRAH: Jurnal Integrasi Ilmu Syariah 2, n.º 1 (30 de abril de 2021): 213. http://dx.doi.org/10.31958/jisrah.v2i1.3246.

Texto completo da fonte
Resumo:
Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana sitem pembayaran upah yang terjadi bagi kuli di pasar sayur Padang Panjang, bagaimana pemilik kios memberikan upah kepada kuli dan bagaimana tinjauan fiqh muamalah dalam pembayaran upah bagi kuli.. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian kualitatif, dengan jenis penelitian lapangan (field research), teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Sumber data primer terdiri dari 2 orang penjual sayuran dan 3 orang kuli, sumber data sekunder terdiri dari bentuk dokumentasi dan angket sebagai tambahan dan pendukung dari penulisan skripsi ini. Adapun data yang dilakukan yaitu reduksi data, penyajian data dan selanjutnya dianalisa untuk mencari kesimpulan terhadap sistem pembayaran upah kuli yang terjadi di pasar sayur Padang Panjang. Pelaksanaan sistem pembayaran upah bagi kuli terdapat ketidakadilan bagi kuli dalam transaksinya, dikarenakan dia tidak lagsung menerima upah setelah pekerjaan nya telah selesai, melainkan dibayarkan setelah habis barang dagangan si pejual sayuran. Pertama sistem pembayaran upah bagi kuli di pasar sayur Padang Panjang tidak dibenarkan, kuli merasa dirugikan dalam transaksi tersebut. Kedua mengenai tinjauan fiqh muamalah dalam sistem pembayaran upah, terdapat unsur ketidak jelasan dalam pembayaran upah bagi kuli tersebut, karena menurut fiqh muamalah Upah hendaknya segera dibayarkan sebelum keringat si pekerja kering.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
Oferecemos descontos em todos os planos premium para autores cujas obras estão incluídas em seleções literárias temáticas. Contate-nos para obter um código promocional único!

Vá para a bibliografia