Siga este link para ver outros tipos de publicações sobre o tema: Hari Sumpah Pemuda.

Artigos de revistas sobre o tema "Hari Sumpah Pemuda"

Crie uma referência precisa em APA, MLA, Chicago, Harvard, e outros estilos

Selecione um tipo de fonte:

Veja os 17 melhores artigos de revistas para estudos sobre o assunto "Hari Sumpah Pemuda".

Ao lado de cada fonte na lista de referências, há um botão "Adicionar à bibliografia". Clique e geraremos automaticamente a citação bibliográfica do trabalho escolhido no estilo de citação de que você precisa: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

Você também pode baixar o texto completo da publicação científica em formato .pdf e ler o resumo do trabalho online se estiver presente nos metadados.

Veja os artigos de revistas das mais diversas áreas científicas e compile uma bibliografia correta.

1

Woring, M. Chesar. "Sumpah Pemuda Merupakan Cikal Bakal Tercetusnya Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan 1928-1954 (Suatu Tinjauan Historis)". Danadyaksa Historica 2, n.º 1 (17 de julho de 2022): 22. http://dx.doi.org/10.32502/jdh.v2i1.4788.

Texto completo da fonte
Resumo:
Awal terbentuknya Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan tidak terlepas dari para pemuda-pemuda Indonesia yang ingin lepas dari penjajahan. Penelitian ini dilatar belakangi oleh keinginan penulis untuk mengetahui Sumpah Pemuda Merupakan Cikal Bakal Tercetusnya Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan 1928-1954 (Suatu Tinjauan Historis) Penelitian ini menggunakan Metode historis, Jenis Penelitian Kajian Pustaka. dengan pendekatan geografis, sosiologi, politik, bahasa, budaya, pendekatan historis. Dari hasil penelitian mendapatkan Kesimpulan (1) Awal terbentuknya Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan tidak terlepas dari para pemuda-pemuda Indonesia yang memperjuangkan cita-cita kemerdekaan dari bangsa Indonesia melalui semangat Sumpah Pemuda yang terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928 melalui Kongres Pemuda yang dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 30 April-2 Mei 1926 yaitu Kongres Pemuda I, dan pada tanggal 28 Oktober 1928 dilaksanakan Kongres Pemuda II kemudian diputuskan sebagai hari Sumpah Pemuda. (2) Dampak Sumpah Pemuda terhadap pembentukan Bahasa Indonesia, Sumpah Pemuda terhadap pembentukan Bahasa Indonesia dimulai dengan Bahasa Indonesia dijadikan sebagai Bahasa Persatuan yang tidak terlepas dari ikrar pemuda Indonesia melalui peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928 dan kemudian disahkan pada UUD 1945 sebagai bahasa resmi. (3) Pada perkembangan Bahasa Indonesia tidak terlepas dari Bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar Indonesia pada awalnya pada 16 Agustus 1916. Kongres Pemuda II yang menghasilkan keputusan pentingnya itu Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa, akan tetapi Bahasa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari Kongres Pemuda I sebagai awal dari ditetapkannya Bahasa Indonesia dan kemudian di sahkan sebagai hari bahasa pada 2 Mei 1926. (4) Pada dampak Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan, kedudukan Bahasa Indonesia mempunyai empat fungsi yaitu sebagai lambing bangsa, lambing identitas, sebagai alat pemersatu, dan sebagai alat penghubung.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
2

Yeo, Sky Leonardo, Nelson Nelson e Jeydhen Kazuo. "Analisis Peran dan Kontribusi Generasi Muda Dalam Memperkuat Pancasila Sebagai Ideologi Negara". JALAKOTEK: Journal of Accounting Law Communication and Technology 1, n.º 2 (1 de julho de 2024): 364–74. http://dx.doi.org/10.57235/jalakotek.v1i2.2399.

Texto completo da fonte
Resumo:
Masa depan bangsa Indonesia akan ditentukan oleh generasi muda negaranya. Pemuda Indonesia adalah masa depan negara ini. Oleh karena itu, seluruh generasi muda Indonesia, baik yang masih berstatus pelajar maupun yang telah menyelesaikan pendidikannya, merupakan elemen penting yang menjadi sandaran bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan juga dalam menjaga kedaulatan negara. Pengamalan nilai-nilai Pancasila kepada pelajar di era globalisasi dapat dilakukan dengan cara menumbuhkan sifat nasionalisme di kalangan pelajar. Nasionalisme dapat ditanamkan kembali pada saat-saat yang tepat seperti Hari Sumpah Pemuda, Hari Kemerdekaan, Hari Pahlawan dan hari-hari besar nasional lainnya, agar pengajaran yang baik dapat terlaksana dengan penuh integritas dan peserta didik dapat mencapai hasil yang gemilang. Dapat belajar, mencintai, dan belajar dengan sungguh-sungguh. Kita bangga dengan segala kemampuan yang kita miliki demi nama bangsa dan kehormatan bangsa serta tidak takut menggunakan produk dalam negeri untuk pembangunan perekonomian negara. Pancasila mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pedoman pelaksanaan reformasi sistem pendidikan. Dengan kata lain, diharapkan dapat mendukung terwujudnya kualitas masyarakat Indonesia maju yang mampu merespon perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
3

Anriani, Nurul, e Mulki Siti Hajar Rezaini. "Evaluasi Program Gerakan Literasi Sekolah dalam Memperingati Bulan Bahasa Melalui Kegiatan Pojok Baca untuk Meningkatkan Minat Membaca Siswa di SMAN 3 Kota Serang". Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan 12, n.º 1 (30 de abril de 2023): 194. http://dx.doi.org/10.24036/jbmp.v12i1.122758.

Texto completo da fonte
Resumo:
Bulan bahasa dan sastra diselenggarakan tepatnya pada tanggal 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Salah satu isi Sumpah Pemuda adalah menetapkan bahasa resmi Bangsa Indonesia yaitu Bahasa Indonesia. Untuk memperingati bulan Bahasa tahun ini SMA Negeri 3 Kota Serang menyelenggarakan kegiatan Literasi dengan acara yang kreatif yaitu dengan menggelar berbagai kegiatan literasi seperti lomba debat bahasa Indonesia, kuis bahasa Inggris antar kelas dan lomba membuat karya pojok baca di setiap ruang kelas masing-masing. peringatan Bulan Bahasa bertujuan untuk membina dan mengembangkan, bahasa dan sastra Indonesia, serta bertekad memelihara semangat dan meningkatkan peran masyarakat luas dalam menangani masalah bahasa dan sastra. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian evaluatif merupakan suatu desain dan prosedur evaluasi dalam mengumpulkan dan menganalisis data secara sistematik untuk menentukan nilai atau manfaat dari suatu praktik (pendidikan). Metode penelitian deskriptif kualitatif biasanya mencakup wawancara dan observasi, tetapi mungkin juga termasuk studi kasus, survei, dan analisis historis dan dokumen. Waktu pelaksanaan bulan bahasa di SMAN 3 Kota Serang dilakukan pada tanggal 25 Oktober 2022 dengan perincian kegiatan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
4

TIUAJ, Yanto, Wibawa Prasetya e Feliks Prasepta Surbakti. "Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Masyarakat Webinar Nasional Building Bright Future for Generation Z bagi Siswa-Siswi SMA Jabodetabek". Jurnal Pengabdian Masyarakat Charitas 3, n.º 02 (20 de novembro de 2023): 45–52. http://dx.doi.org/10.25170/charitas.v3i02.4901.

Texto completo da fonte
Resumo:
The objective of this community service is to celebrate national “hari sumpah pemuda” as well as to provide knowledge and basic skills for Generazation Z about digital ability in this digital era. This activity is the collaboration between Industrial Engineering Department with Marketing Biro of Atma Jaya Catholic University of Indonesia. There were four speakers in this webinar who presented various topics related to digital era and how young Generation Z should adapt with the situation so that they could benefit and success in the future. After the presentation from the speakers, the participants could ask the questions regarding the topics. In this conference, more than 100 participants particated online via zoom.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
5

Astini, Baik Nilawati, Ika Rachmayani e Sagita Utari Saleh. "Identifikasi Penggunaan Pakaian Adat Melalui Pembelajaran Muatan Lokal di PAUD Kecamtan Sekarbela Kota Mataram". Jurnal Usia Dini 9, n.º 2 (29 de outubro de 2023): 73. http://dx.doi.org/10.24114/jud.v9i2.52400.

Texto completo da fonte
Resumo:
Pakaian adat adalah kostum yang menandakan identitas suatu daerah yang dibuat dan diwariskan untuk dikenakan secara turun temurun. Dengan adanya program penggunaan pakaian adat melalui pembelajaran muatan lokal di PAUD maka anak memiliki kesempatan sejak dini untuk mengenal pakaian adat yang ada di daerahnya dan daerah lain yang ada di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan pakaian adat dan program pelaksanaan dari penggunaan pakaian adat melalui pembelajaran muatan lokal di PAUD Kecamatan Sekarbela Kota Mataram. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Simple Random Sampling dengan populasi 76 guru. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner (angket) dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program penggunaan pakaian adat dilaksanakan dalam rangka program pemerintah dengan mengenalkan pakaian adat lokal dan pakaian adat nusantara, pakaian adat lokal biasanya digunakan secara rutin atau berkala tergantung pada kebijakan setiap sekolah sedangkan ragam pakaian adat nusantara digunakan pada saat perayaan hari besar nasional seperti hari kartini, hari sumpah pemuda, hari guru, perayaan 17 agustus dan lain sebagainya.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
6

Attahhiyyah, Febriani, e Desfiarni Desfiarni. "BENTUK PENYAJIAN TARI BALANANG SUKU SAKAI DI KELURAHAN PEMATANG PUDU KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU". Gesture: Jurnal Seni Tari 13, n.º 1 (9 de abril de 2024): 62. http://dx.doi.org/10.24114/gjst.v13i1.57065.

Texto completo da fonte
Resumo:
Tujuan Penelitian ini adalah untuk menemukan bentuk dan mendeskripsikan bentuk penyajian Tari Balanang pada peringatan Hari Sumpah Pemuda di SMKN 3 Mandau. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri dan dibantu dengan instrumen pendukung alat tulis dan handphone. Data penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data dikumpulkan melalui studi pustaka, observasi, wawancara dan dokumentasi. Langkah-langkah menganalisis data adalah pengumpulan data, mereduksi data, menyajikan data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tari Balanang merupakan tari tradisional masyarakat suku Sakai Bathin Betuah yang menggambarkan aktivitas kehidupan sehari-hari masyarakat suku Sakai dalam memenuhi kebutuhan hidup dari hutan seperti mencari ubi mengalo, tumbuhan herbal, dan berburu. Hewan yang diburu seperti kijang, kancil dan menangkap ikan. Tari Balanang ditampilkan dalam acara kepentingan masyarakat suku Sakai seperti ritual pengobatan dan penyambutan tamu-tamu besar yang berkunjung ke daerah suku Sakai.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
7

Hayon G. Nico, Firmina Angela Nai e Fransiskus Sanda. "MELIDIK KONEKSI IPK DAN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA MAHASISWA SEMESTER III KELAS A PROGRA STUDI PENIDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UNDANA KUPANG". Jurnal Lazuardi 3, n.º 3 (9 de dezembro de 2020): 599–625. http://dx.doi.org/10.53441/jl.vol3.iss3.45.

Texto completo da fonte
Resumo:
Kepala Badan Bahasa Pusat mengatakan bahwa Bahasa Indonesia saat ini sudah menjadi Bahasa Internasional. Sejak Sumpah ke -3 yakni Berbahasa Satu Bahasa Indonesia diikrarkan para pemuda pada 28 Oktober 1928, Berbahasa Indonesia masih merupakan salah satu tali pengikat rasa persaudaraan di antara Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai pada hari ini. Pertanyaannya: Cukupkah perasaan bangga itu hanya terbatas pada Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa? Bahasa Indonesia masih menjadi bahasa Nasional?Bahasa Indonesia sudah menjadi bahasa Internasional? Jawabannya adalah: Belum. Bagi para Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Undana, rasa bangga atau rasa memiliki serta sampai hari ini masih menggunakan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan berbagai peran dan fungsi Bahasa Indonesia seperti di atas, belumlah cukup. Para mahasiswa adalah calon guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dari tingkat SMP, SMA dan SMK. Sebagai calon guru, kemampuan dan keterampilan berbahasa Indonesia secara baik dan benar, tidak hanya untuk menggarisbawahi perannya sebagai Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Para mahasiswa yang kelak akan menjadi guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, juga menyandang peran dan tugas yang mulia yakni mencerdaskan kehidupan bangsa melalui Bahasa Indonesia. Kurikulum 2013 atau disebut Kurikulum Nasional, telah merenovasi pembelajaran Bahasa Indonesia dari pembelajaran parsial Menyimak, Berbicara, Membaca, dan Menulis, menjadi pembelajaran integratif berbasis teks.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
8

Asmaroini, Ambiro Puji. "IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA BAGI SISWA DI ERA GLOBALISASI". Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan 4, n.º 2 (3 de abril de 2016): 440. http://dx.doi.org/10.25273/citizenship.v4i2.1076.

Texto completo da fonte
Resumo:
<p>alam rangka mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, maka diperlukannya pendidikan yang tidak terlepas dari ajaran Pancasila sebagai dasar untuk melaksanakan pendidikan di Indonesia.<br />Pancasila memiliki serangkaian nilai, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dimana mengacu dalam tujuan yang satu. Nilai-nilai dasar Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan yang bersifat universal, objektif, artinya nilai-nilai tersebut dapat dipakai dan diakui oleh negara-negara lain. Sebagai suatu ideologi bangsa dan Negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang sebagaimana idelogi-ideologi lain di dunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia.<br />Globalisasi membawa perubahan-perubahan dalam tatanan dunia internasional yang pengaruhnya langsung terhadap perubahan-perubahan di berbagai Negara. Kemampuan menghadapi tantangan yang amat dasar dan akan melanda kehidupan nasional, sosial, dan politik, bahkan mental dan bangsa maka benteng yang terakhir ialah keyakinan nasional atas dasar Negara Pancasila yang sebagai benteng dalam menghadapi tantangan pada era Globalisasi yang semakin berkembang pada saat ini. Menerapkan nilai-nilai Pancasila bagi peserta didik di era globalisasi bisa dilaksanakan dalam momentum-momentum yang tepat seperti pada saat peringatan hari sumpah pemuda, hari kemerdekaan, hari pahlawan dan hari besar nasional lainnya, peserta didik berusaha mengukir prestasi yang gemilang, belajar dengan sungguh-sungguh dengan segenap kemampuannya demi nama baik bangsa dan Negara, cinta serta bangga tanpa malu-malu menggunakan produk-produk dalam negeri demi kemajuan ekonomi Negara.</p>
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
9

Asmaroini, Ambiro Puji. "IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA BAGI SISWA DI ERA GLOBALISASI". Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan 4, n.º 2 (3 de abril de 2016): 440. http://dx.doi.org/10.25273/citizenship.v4i2.1077.

Texto completo da fonte
Resumo:
<p>alam rangka mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, maka diperlukannya pendidikan yang tidak terlepas dari ajaran Pancasila sebagai dasar untuk melaksanakan pendidikan di Indonesia.<br />Pancasila memiliki serangkaian nilai, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dimana mengacu dalam tujuan yang satu. Nilai-nilai dasar Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan yang bersifat universal, objektif, artinya nilai-nilai tersebut dapat dipakai dan diakui oleh negara-negara lain. Sebagai suatu ideologi bangsa dan Negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang sebagaimana idelogi-ideologi lain di dunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia.<br />Globalisasi membawa perubahan-perubahan dalam tatanan dunia internasional yang pengaruhnya langsung terhadap perubahan-perubahan di berbagai Negara. Kemampuan menghadapi tantangan yang amat dasar dan akan melanda kehidupan nasional, sosial, dan politik, bahkan mental dan bangsa maka benteng yang terakhir ialah keyakinan nasional atas dasar Negara Pancasila yang sebagai benteng dalam menghadapi tantangan pada era Globalisasi yang semakin berkembang pada saat ini. Menerapkan nilai-nilai Pancasila bagi peserta didik di era globalisasi bisa dilaksanakan dalam momentum-momentum yang tepat seperti pada saat peringatan hari sumpah pemuda, hari kemerdekaan, hari pahlawan dan hari besar nasional lainnya, peserta didik berusaha mengukir prestasi yang gemilang, belajar dengan sungguh-sungguh dengan segenap kemampuannya demi nama baik bangsa dan Negara, cinta serta bangga tanpa malu-malu menggunakan produk-produk dalam negeri demi kemajuan ekonomi Negara.</p>
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
10

Kaaffah, Shilmi, Hisny Fajrussalam, Aisyah Rahmania, Juliati Ningsih, Maria Khofifah Rhamadan e Pina Mulyanti. "MENUMBUHKAN SIKAP TOLERANSI ANTAR AGAMA DI LINGKUNGAN MULTIKULTURAL KEPADA ANAK SESUAI AJARAN AGAMA ISLAM". JPG: Jurnal Pendidikan Guru 3, n.º 4 (5 de novembro de 2022): 289. http://dx.doi.org/10.32832/jpg.v3i4.7395.

Texto completo da fonte
Resumo:
Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam keanekaragaman suku, ras, budaya, bahasa dan agama. Dalam hal agama Indonesia mengakui memiliki beberapa banyak agama yaitu Islam, Kristen, Katolik, Protestan, Hindu dan Budha. Agama-agama tersebut memiliki prinsip-prinsip dan keyakinan yang berbeda sehingga apabila perbedaan tersebut tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan persengketaan atau permasalahan antar agama yang akan menghambat nilai-nilai perdamaian. Dengan menyikapi perbedaan-perbedaan tersebut oleh karena itu adanya semboyan negara Republik Indonesia Yaitu Bhineka Tunggal Ika Yang hendaknya selalu terpatri dalam semangat hidup berbangsa, nilai-nilai persatuan dalam Sumpah Pemuda menjadi kekuatan untuk membangun rasa nasionalisme serta nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila dapat menjadi jati diri bagi bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya toleransi maka perbedaan yang terjadi di Indonesia akan terselesaikan Oleh karena itu seluruh bangsa Indonesia baik anak-anak hingga orang dewasa harus mempunyai rasa toleransi dalam diri mereka masing-masing. Dalam ajaran agama Islam toleransi dijunjung sangat tinggi dari setiap ayat di dalam Al-Quran sangat jelas tentang toleransi antar agama. Menumbuhkan sikap toleransi pada anak-anak di lingkungan yang multikultural atau kita sebut dengan negara yang memiliki keberagaman sangatlah penting dikarenakan jika kita dilihat dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi di negara kita tentang toleransi bagi anak-anak perlu diajarkan untuk memiliki sikap toleransi.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
11

Aridhayandi, M. Rendi. "Resensi Buku (Book Review) Soediman Kartohadiprodjo, Kumpulan Karangan, Jakarta: PT Pembangunan, 1965." Jurnal Hukum Mimbar Justitia 3, n.º 1 (4 de outubro de 2017): 117. http://dx.doi.org/10.35194/jhmj.v3i1.13.

Texto completo da fonte
Resumo:
Soediman Kartohadiprodjo(lahir di Djatirogo [Tuban] 3 September1908- meninggal 26 Januari 1970karena penyakit jantung; dimakamkandi Taman makam Pahlawan CikutraBandung), merupakan Dekan FakultasHukum Universitas KatolikParahyangan Bandung pada tahun 1961-1970. Buku ini merupakan kumpulankarangan-karangan yang asal mulanyasebagian besar disiapkan dalam bentuk“stencil” sebagai bahan pelajaran bagimahasiswa Fakultas Hukum UniversitasKatolik Parahyangan dan tingkatanterakhir dari Fakultas HukumUniversitas Padjadjaran Bandung.Sedikit catatan tentang SoedimanKartohadiprodjo yaitu 1915 belajar diOpenbare Europese Lagere School(ELS) di Bojonegoro, 1927 - tamat diHogere Burgerschool (HBS) diSemarang, sempat melanjutkan keSekolah Tinggi Kedokteran namunmeneruskan dan tamat Sarjana Hukum1931 s.d. 1936 Sekolah Tinggi Hukum(Rechts Hogeschool) denganmemperoleh gelar Meester in deRechten (Mr). Kehidupan Soedimanmencerminkan ciri-ciri watak orangyang sederhana, jujur, setia, dan adil.Intelektual yang memiliki keutuhan pribadi yang lengkap dengan keberanianmoral yang selalu terpelihara dalamkeadaan apapun. Memancarkansemangat nasionalisme, patriotisme,idealisme dan kemanusiaan yang sudahmenyala sejak masa sekolahnya di HBSSemarang. Aktivis Tri Koro Darmo,Jong Java, dan Indonesia Muda, danturut serta pada Kongres Pemuda IIyang mencetuskan Sumpah Pemudapada tahun 1982. Soediman selaluakrab dengan para mahasiswa asuhnya,dan beliau selalu hadir dalam setiapkegiatan kemahasiswaan dengansenyumnya yang khas “senyum pakDiman”, baginya menumbuhkan danmembina benih kepemimpinan padamahasiswa sebagai calon pemimpinbangsa dikemudian hari haruslah jugamenjadi perhatian dalammenyelenggarakan perguruan tinggi.Pengalaman kerja: Bekerja padaPengadilan di Tg. Karang, Garut,Semarang, dan Jakarta sampai 1945,mengakhiri karir di lingkunganperadilan pada 1947 dalam kedudukanHakim Tinggi Republik Indonesia diJakarta, juga sempat bekerja diKejaksaan Agung sebagai pembantuKetua Kejaksaan Agung dan pada 1947di Kementrian Pendidikan Pengajarandan Kebudayaan (PP & K) sebagaiSekretaris Menteri.Pimpinan Perguruan TinggiDarurat Republik Indonesia pada 1946;Guru Besar luar biasa pada FakultasHukum dan Pengetahuan Masyarakatpada 1951; Guru Besar Biasa padaFakultas Hukum dan PengetahuanMasyarakat pada 1952-1957, setelahPTH terintegrasi ke FH UI, menjabatSekretaris Fakultas Hukum dan IlmuKemasyarakatan Universitas Indonesia(UI) pada 1952-1956, saat itu yangmenjadi Dekan FH UI adalah Mr.Djokosutono; Guru Besar padaAkademi Hukum Militer Jakarta mulaitahun 1952; ke Universitas CaliforniaBerkeley Amerika Serikat pada tahun1957 menjadi Guru Besar Tamu, selainitu juga di Universitas Columbia, JohnHopkins, Cornell, Ithaca, Yale, danHarvard, sepulangnya diangkat menjadiSekretaris Umum Majelis IlmuPengetahuan Indonesia (MIPI) yaitucikal bakal Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia; tahun 1961 pensiun daripegawai negeri, lalu diangkat menjadiGuru Besar biasa pada PerguruanTinggi Katolik Parahyangan dan GuruBesar luar biasa Universitas NegeriPadjadjaran.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
12

Pricilla, Lidya, Irma Sari Octaviani e Karolina Karolina. "Penata Kelolaan SDM di era Digital pada Pac Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang - Banten". DEDIKASI PKM 3, n.º 2 (1 de maio de 2022): 244. http://dx.doi.org/10.32493/dedikasipkm.v3i2.20192.

Texto completo da fonte
Resumo:
Tujuan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja terampil karena semakin hari semakin penting keberadaannya dalam membangun dan mengolah sumber daya yang ada agar memiliki daya saing dan mengejar ketertinggalan dengan bangsa lain, baik di tingkat lokal, regional dan global. Kebutuhan ini dirasakan semakin mendesak, karena tuntutan perkembangan globalisasi terus mengalir deras tanpa memandang batasan-batasan yang jelasSungguhpun akibat globalisasi itu berdampak pada hilangnya beberapa jenis pekerjaan, yang berarti pula terdapat peningkatan jumlah sumber daya manusia yang harus diserap dalam dunia kerja. Sebuah pertanyaan yang harus didaur dari awal agar permasalahan sumber daya manusia dan lapangan pekerjaan menghasilkan pemahaman yang adil dan elegan. Upaya membangun dan menciptakan iklim kompetisi bukan merupakan upaya sumber daya dalam bersaing memperebutkan lapangan kerja yang diciptakan oleh pemerintah, tetapi juga merupakan upaya-upaya untuk mandiri sebagai pribadi yang utuh. Sikap fleksibiltas, inovasi dan kreatif dalam berpikir merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan daya kreasi untuk tampil sebagai jiwa entrepreneur. Wilayah Indonesia yang luas dan terdiri dari ribuan pula membutuhkan entrepreneur yang kreatif dan inovatif untuk membantu pemerintah dalam mengelola dan mengolah sumber daya alam. Sumbar daya alam yang melimpah dan masih banyak yang membutuhkan sentuhan-sentuhan baru di bidang teknologi, informasi dan menambah nilai ekonomis agar memiliki nilai tambah.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
13

Halkis, Mhd, e Bani Sudardi. "The Concept of Ukhuwah Wathoniah in the 12 Gurindam Poems by Raja Ali Haji". IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya 20, n.º 1 (6 de julho de 2022): 44–61. http://dx.doi.org/10.24090/ibda.v20i1.6668.

Texto completo da fonte
Resumo:
This study explains the values of ukhuwah wathoniah in the poem Gurindam 12 by Raja Ali Haji. Researchers used a literature review method with three steps. First the exploration of Malay cultural texts related to ukhuwah wathoniah, and data collection through the internet, libraries, and scientific dialogues with experts. The second, uncover the meanings of the essential phrases found in Gurindam 12. The third, constructs the values found. The study's results found that the values of ukhuwah wathoniah in Gurindam 12 contain fundamental values, practical operational values, and reflective meta-values. The fundamental values in building ukhuwah wathoniah are; knowledge, nobility, language, the goal is happiness and glory. In practical operational values, one can understand textual and contextual issues, issues of humanity and unity, and issues of justice and welfare. The Meta-Reflective Approach Gurindam 12 values can be reflected in building nationalism in the era of Industry 4.0. In conclusion, the values of ukhuwah wathoniah are relevant to understanding the phenomenon of the Unitary State of the Republic of Indonesia as a country. This originated from a sense of togetherness of nations in the post-colonial archipelago of the Dutch East Indies and continues to grow to achieve common goals. Cultural works reflect the creativity of generations in their time. Thus, Raja Ali Haji's Gurindam 12 complements the Language Manual, which was used as a guide in the Sumpah Pemuda (Youth Oath) of October 28, 1928, to promote Malay as the national language of Indonesia. The rise and fall of Indonesia-Malaysia relations can be understood in the context of ukhuwah wathoniah and ukhuwah Islamiah.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
14

Fausi, Achmad Adzan. "Memperingati Hari Sumpah Pemuda Dengan Mengadakan Perlombaan Anak-anak di Lapangan Desa Lakatong". Pangulu Abdi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 3, n.º 1 (8 de maio de 2023). http://dx.doi.org/10.24252/pangabdi.v3i1.33938.

Texto completo da fonte
Resumo:
Penelitian ini berjudul “Memperingati Hari Sumpah Pemuda Dengan Mengadakan Perlombaan Anak-anak di Lapangan Desa Lakatong” Peneliti tertatik mengangkat judul ini karena hari sumpah pemuda merupakan Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda yang diikrarkan tanggal 28 Oktober 1928 merupakan peristiwa besar dalam sejarah Indonesia. Sumpah pemuda adalah komitmen para pemuda Indonesia dari berbagai suku bangsa dan agama untuk menyatukan diri mewujudkan Indonesia merdeka. Penelitian ini dilakukan untuk mencari jawaban bagaimana rasa satu bangsa di kalangan pemuda terbentuk dan siapa penggeraknya. Penelitian dilakukan dengan metode sejarah, dengan menggunakan sumber sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan telah melahirkan kesadaran kepada Bangsa Indonesia bahwa nenek moyang Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar. Feodalisme dan penjajahan menyebabkan Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang miskin, bodoh, dan tertindas. Para pemuda yang terdidik merupakan penggerak dari perjuangan Bangsa Indonesia. Rasa persatuan untuk mewujudkan Indonesia merdeka mampu menghilangkan sekat-sekat perbedaan. Perbedaan ras, bangsa, bahasa, dan agama dieliminasi demi terwujudnya persatuan.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
15

Mellenia, Rahma, Eko Kuntarto e Silvina Noviyanti. "STRATEGI GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER CINTA TANAH AIR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR". SCHOLASTICA JOURNAL : JURNAL PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PENDIDIKAN DASAR (Kajian Teori dan Hasil Penelitian) 5, n.º 1 (26 de junho de 2022). http://dx.doi.org/10.31851/sj.v5i1.6937.

Texto completo da fonte
Resumo:
ABSTRAKPendidikan karakter dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas menjadi salah satu alternatif untuk menanamkan karakter cinta tanah air pada peserta didik dengan kegiatan upacara bendera, pembiasaan menyanyikan lagu nasional sebelum dan sesudah aktivitas belajar mengajar di sekolah. Dari kegiatan tersebut diharapkan dapat menjembatani peserta didik dari karakter negatif yang mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi yang dilakukan oleh guru dalam menanamkan sikap cinta tanah air pada siswa di Sekolah Dasar Negeri 55/I Sridadi. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian berada di Sekolah Dasar Negeri 55/I Sridadi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan melalui mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan strategi yang dilakukan untuk menanamkan sikap cinta tanah air pada siswa yaitu melalui: (1) kegiatan belajar mengajar, dengan melakukan pembiasaan menggunakan bahasa Indonesia, menjaga kebersihan dan kerapian dalam kelas, menyanyikan lagu-lagu nasional sebelum pembelajaran, mengajarkan materi yang mendukung cinta tanah air. (2) budaya sekolah, melakukan kegiatan upacara bendera setiap hari Senin, kegiatan jum’at yasinan, peringatan hari kemerdekaan, hari sumpah pemuda dan hari pahlawan. (3) ekstrakurikuler, berupa pelaksanaan kegiatan pramuka. Beberapa cara tersebut sebagai suatu kesatuan untuk menanamkan cinta tanah air pada peserta didik di Sekolah Dasar Negeri 55/I Sridadi.Kata Kunci : Strategi, Sikap, Cinta Tanah AirABSTRAKPendidikan karakter dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas menjadi salah satu alternatif untuk menanamkan karakter cinta tanah air pada peserta didik dengan kegiatan upacara bendera, pembiasaan menyanyikan lagu nasional sebelum dan sesudah aktivitas belajar mengajar di sekolah. Dari kegiatan tersebut diharapkan dapat menjembatani peserta didik dari karakter negatif yang mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi yang dilakukan oleh guru dalam menanamkan sikap cinta tanah air pada siswa di Sekolah Dasar Negeri 55/I Sridadi. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian berada di Sekolah Dasar Negeri 55/I Sridadi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan melalui mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan strategi yang dilakukan untuk menanamkan sikap cinta tanah air pada siswa yaitu melalui: (1) kegiatan belajar mengajar, dengan melakukan pembiasaan menggunakan bahasa Indonesia, menjaga kebersihan dan kerapian dalam kelas, menyanyikan lagu-lagu nasional sebelum pembelajaran, mengajarkan materi yang mendukung cinta tanah air. (2) budaya sekolah, melakukan kegiatan upacara bendera setiap hari Senin, kegiatan jum’at yasinan, peringatan hari kemerdekaan, hari sumpah pemuda dan hari pahlawan. (3) ekstrakurikuler, berupa pelaksanaan kegiatan pramuka. Beberapa cara tersebut sebagai suatu kesatuan untuk menanamkan cinta tanah air pada peserta didik di Sekolah Dasar Negeri 55/I Sridadi.Kata Kunci : Strategi, Sikap, Cinta Tanah Air
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
16

Utami, Asih Puji, Yuyun Nailufar, Ahmad Faesol, Sofie Nornalita Dewi e Alfisna Fajru Rohmah. "Pemberdayaan remaja dalam peningkatan kesehatan melalui program posyandu remaja di Harjobinangun Pakem Sleman". Hayina 2, n.º 2 (14 de abril de 2023). http://dx.doi.org/10.31101/hayina.2754.

Texto completo da fonte
Resumo:
Dusun Sempol terletak 12 km dari gunung merapi, telah terbentuk organisasi remaja bernama PERSIDAS, yaitu Persatuan Muda Mudi Sempol. Anggota PERSIDAS berkisar antara 30-40 remaja berusia 12-18 tahun. Kegiatan yang telah dilaksanakan, diantaranya adalah menyelenggarakan perayaan hari besar nasional seperti hari kemerdekaan, hari besar islam, dan hari sumpah pemuda. Beberapa permasalahan yang ada dikelompok remaja PERSIDAS adalah merokok dikalangan remaja, tidak ada pemantauan kesehatan secara berkala, adanya beberapa gadis yang mengalami anemia, minimnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja, kesehatan jiwa dan pencegahan penyalahgunaan NAPZA, gizi, aktifitas fisik, pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) dan pencegahan kekerasan pada remaja, serta belum adanya kegiatan remaja yang bergerak di bidang Komunikasi Interaktif dan Edukatif (KIE). Tujuan pengabdian ini adalah pembentukan posyandu remaja, dan memberikan pelatihan pada kader remaja untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang peduli remaja. Metode yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu melakukan pendampingan pada pembentukan posyandu dengan sasaran remaja dengan memberdayakan kelompok remaja PERSIDAS. Program pendampingan tersebut adalah memberikan pelatihan pada kader remaja agar dapat memberikan pelayanan kesehatan peduli remaja, mencakup upaya promotif dan preventif, meningkatkan edukasi tentang kesehatan reproduksi remaja, kesehatan jiwa dan pencegahan penyalahgunaan NAPZA, gizi, aktifitas fisik, pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) dan pencegahan kekerasan pada remaja, serta menggerakan kegiatan remaja di bidang Komunikasi Interaktif dan Edukatif (KIE). Kegiatan pengabdian masyarakat tersebut memberikan kontribusi kepada kelompok remaja PERSIDAS, yaitu telah terbentuknya Posyandu Remaja untuk mengontrol kesehatan remaja setiap bulan dan berjalannya kegiatan KIE guna meningkatkan edukasi remaja.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
17

Wibisono, Makarim, Tri Legionosuko e Eka Yuninda. "Peran Diaspora Indonesia Dalam Sistem Pertahanan Negara (Studi Kasus Diaspora Indonesia di Belgia)". Jurnal Diplomasi Pertahanan 3, n.º 3 (3 de abril de 2018). http://dx.doi.org/10.33172/jdp.v3i3.185.

Texto completo da fonte
Resumo:
Abstrak -- Sistem pertahanan semesta mengintegrasikan pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter. Diaspora Indonesia yang berada di luar negeri memiliki potensi untuk membantu mencapai kepentingan negara baik dari sisi politik, ekonomi pertahanan, dengan menempatkan diaspora sebagai bagian dari strategi pertahanan dan diplomasi Indonesia. Penelitian ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui peran diaspora Indonesia khususnya di Belgia dalam mendukung sistem pertahanan negara. Penelitian dilakukan dengan metode kualitiatif, dengan sumber data primer dan sekunder. Pengumpulan data penelitian didapat dari proses wawancara dan studi pustaka terhadap dokumen yang terkait dengan permasalahan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diaspora Indonesia di Belgia melalui berbagai kegiatan yang dilakukan bersama-sama dengan KBRI Belgia telah melaksanakan delapan kemampuan pertahananan nirmiliter. Kemampuan tersebut yaitu Kemampuan kewaspadaan dini melalui kemampuan komunikasi yang baik dengan masyarakat lokal dapat membantu mengidentifikasi penganut paham-paham ekstrim sebagai early warning system. Kemampuan bela negara dengan mengikuti program-program dari KBRI. Kemampuan diplomasi dimana diaspora menjadi ujung tombak dalam hal people-to-people contacts karena mereka bersinggungan langsung dengan masyarakat lokal. Kemampuan iptek yang dilakukan oleh kelompok Indonesia Integrated. Kemampuan ekonomi berupa potensi investasi melalui kerjasama kedua negara. Kemampuan sosial ditunjukkan dengan perayaan hari keagamaan dan pengenalan budaya Indonesia kepada diaspora dan warga negara Belgia. Kemampuan moral ditunjukkan dengan aktif dalam mempromosikan budaya kerukunan, keramahtamahan, serta persatuan Indonesia sebagaimana tekad sumpah pemuda. Kemampuan dukungan penyelenggaraan pertahanan negara ditunjukkan dengan adanya kerjasama Sister City antara Kota Bandung dengan Kota Namur di Belgia. Ditinjau dari teori peran, diaspora Indonesia di Belgia masih berada di posisi sebagai alat komunikasi, dimana diaspora menjadi alat bagi pemerintah Indonesia untuk menyampaikan pesan bagi warga asli Belgia dan diaspora yang ada di Belgia. Kata Kunci: Peran, Diaspora, dan Pertahanan Nirmiliter. Abstract -- The universal defense system integrates military and non-military defense. Indonesian diaspora abroad have the potential to help achieve the interests of the state both from the political side, defense economy, by placing the diaspora as part of Indonesia's defense and diplomacy strategy. This research was designed to know the role of Indonesian diaspora especially in Belgium in supporting the state defense system. The research was conducted by qualitative method, with primary and secondary data sources. The research data collection is obtained from the interview process and literature study on the documents related to the research problem.The results show that the Indonesian diaspora in Belgium through various activities undertaken together with the Indonesian Embassy in Belgium has implemented eight nirmiliter defense capabilities. Such capability: Early alertness through good communication skills with local communities can help identify extremists as early warning systems. Ability to defend the country by following the programs of the Embassy. The ability of diplomacy where diaspora spearheads in terms of people-to-people contacts because they are in direct contact with local communities. The ability of science and technology conducted by Indonesian Integrated group. Economic capability in the form of investment potential through the cooperation of both countries. Social capability is demonstrated by the celebration of religious day and the introduction of Indonesian culture to the diaspora and Belgian citizens. Moral ability is demonstrated actively in promoting a culture of harmony, hospitality, and unity of Indonesia as is the resolve of the youth oath. The capability of support for the implementation of state defense is shown by the cooperation of Sister City between Bandung City and Namur City in Belgium. Judging from the role theory, the Indonesian diaspora in Belgium is still in a position as a communication tool, where diaspora is a tool for the Indonesian government to deliver messages for indigenous Belgians and diasporas in Belgium.Keywords: Role, Diaspora, and Nirmiliter Defense.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
Oferecemos descontos em todos os planos premium para autores cujas obras estão incluídas em seleções literárias temáticas. Contate-nos para obter um código promocional único!

Vá para a bibliografia