Literatura científica selecionada sobre o tema "Balai Penelitian Hasil Hutan (Indonesia)"

Crie uma referência precisa em APA, MLA, Chicago, Harvard, e outros estilos

Selecione um tipo de fonte:

Consulte a lista de atuais artigos, livros, teses, anais de congressos e outras fontes científicas relevantes para o tema "Balai Penelitian Hasil Hutan (Indonesia)".

Ao lado de cada fonte na lista de referências, há um botão "Adicionar à bibliografia". Clique e geraremos automaticamente a citação bibliográfica do trabalho escolhido no estilo de citação de que você precisa: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

Você também pode baixar o texto completo da publicação científica em formato .pdf e ler o resumo do trabalho online se estiver presente nos metadados.

Artigos de revistas sobre o assunto "Balai Penelitian Hasil Hutan (Indonesia)"

1

Ni Wayan Ernawati, Rajindra e Dicky Yusuf. "Analisis Pengelolaan Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai Pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung Palu Poso". Jurnal Kolaboratif Sains 3, n.º 7 (15 de outubro de 2020): 356–62. http://dx.doi.org/10.56338/jks.v3i7.1745.

Texto completo da fonte
Resumo:
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia nomor: P.86/MENLHK/SETJEN/KUN.1/7/2018 mengenai ketepatan waktu pemasukan laporan berkala, dimana pemasukan laporan ini sebagai syarat pencairan tunjangan kinerja seluruh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan jika ada salah satu Balai yang belum mengirim berkala maka tunjangan kinerja seluruh Balai dilingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan seluruhnya belum bisa dicairkan. Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian ini adalah Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung Palu Poso. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil pengelolaan pembayaran tunjangan kinerja pegawai pada Balai Aliran Sungai Hutan Lindung Palu Poso, jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data sekunder, metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan menganalisis nilai dari penerimaan tunjangan kinerja pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung Palu Poso.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
2

Ernawati, Ni Wayan, Rajindra Rajindra e Dicky Yusuf. "ANALISIS PENGELOLAAN PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA PADA BALAI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI HUTAN LINDUNG PALU POSO". Jurnal Sinar Manajemen 7, n.º 1 (15 de março de 2020): 42–49. http://dx.doi.org/10.56338/jsm.v7i1.1100.

Texto completo da fonte
Resumo:
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia nomor : P.86/MENLHK/SETJEN/KUN.1/7/2018 mengenai ketepatan waktu pemasukan laporan berkala, dimana pemasukan laporan ini sebagai syarat pencairan tunjangan kinerja seluruh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan jika ada salah satu Balai yang belum mengirim berkala maka tunjangan kinerja seluruh Balai dilingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan seluruhnya belum bisa dicairkan. Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian ini adalah Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung Palu Poso. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil pengelolaan pembayaran tunjangan kinerja pegawai pada Balai Aliran Sungai Hutan Lindung Palu Poso, jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data sekunder, metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan menganalisis nilai dari penerimaan tunjangan kinerja pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung Palu Poso.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
3

Harianto, Dedi, Yansen Yansen, Hery Suhartoyo, M. Faiz Barchia e Guswarni Anwar. "Laju Perubahan Penutupan Lahan dan Faktor-Faktor Yang Mendorong Perambahan Kawasan Hutan Bukit Balai Wilayah Pengelolaan UPTD KPH Wilayah XI Kikim-Pasemah Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan". Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan 11, n.º 2 (30 de outubro de 2022): 194–98. http://dx.doi.org/10.31186/naturalis.11.2.24226.

Texto completo da fonte
Resumo:
Hutan adalah sebuah ekosistem yang menyediakan begitu banyak manfaat bagi kehidupan. Keberadaan dan kualitas hutan di Indonesia sedang terancam deforestasi. Analisa perubahan tutupan lahan menggunakan GIS dapat dilakukan untuk membantu memetakan penyebab deforestasi di suatu kawasan hutan. Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Hutan Bukit Balai yang terletak di wilayah administrasi Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan. Tujuan dari Penelitian adalah Untuk mengetahui laju perubahan tutupan lahan dan klasifikasi tutupan di Kawasan Hutan Bukit Balai periode tahun 2013-2018, dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong terjadinya perambahan di Kawasan Hutan Bukit Balai. Penelitian dilakukan dari Bulan Februari s/d Oktober 2019, dengan metode pengumpulan data, observasi lapangan, wawancara dan studi pustaka. Penentuan responden dalam penelitian ini menggunakan metode non probality sampling. Data yang diperoleh dianalisis dengan deskriftif. Hasil menunjukkan umur perambah di Kawasan Hutan Bukit Balai berada pada umur usia produktif dengan mayoritas berpendidikan rendah. Sebagian besar jumlah anggota keluarga perambah tersebar pada keluarga sedang (4-5 orang). Mayoritas perambah adalah masyarakat sekitar kawasan hutan, asal lahan rambahan 53,125% diperoleh dengan membuka lahan sendiri. Sebanyak 63,54% perambah tidak memiliki pekerjaan sampingan. Luas lahan yang dibuka oleh perambah pada luas sedang (1-2 hektar per orang). Pendapatan petani perambah rata-rata berkisar 10-50 juta per tahun. Tipe tutupan lahan di Kawasan Hutan Bukit Balai tahun 2018 teridentifikasi enam tipe, yaitu hutan lahan kering primer, hutan lahan kering sekunder, semak, perkebunan, lahan kering campur semak dan pertanian lahan kering. Laju perubahan tutupan lahan yang mengalami peningkatan di Kawasan Hutan Bukit Balai adalah pertanian lahan kering campur semak, sedangkan tutupan lahan yang mengalami penurunan luas terbesar adalah hutan lahan kering sekunder. Berdasarkan kelompok fungsi kawasan perubahan terluas terjadi pada kawasan hutan lindung. Faktor yang mendorong perambahan yaitu;, faktor sosial ekonomi, laju pertumbuhan penduduk dan ketersediaan lahan, rendahnya pengakuan masyarakat terhadap wilayah Kawasan Hutan Bukit Balai, faktor aksesibilitas, serta lemahnya pengawasan dan penegakan hukum dibidang kehutanan.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
4

Onu, Onu, e L. L. Suhirsan Masrilurrahman. "FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAMBAHAN HUTAN PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG DI BALAI KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN TOFFO PAJO SOROMANDI DI KABUPATEN DOMPU". Jurnal Silva Samalas 5, n.º 1 (30 de junho de 2022): 52. http://dx.doi.org/10.33394/jss.v5i2.5953.

Texto completo da fonte
Resumo:
Hutan sebagai sumber kekayaan alam milik bangsa Indonesia merupakan salah satu modal dasar bagi pembangu nan nasional yang dipergunakan untuk meningkatkan kemakmuran rakyat, sehingga seluruh rakyat dapat menikmati hasil-hasil dari sumber daya alam secara adil dan merata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan strategis penelitian studi kasus, pengumpulan data yang di lakukan dengan tehnik survey yang diawali dengan observasi lapangan dan wawancara. Pengambilan sampel sebagai lokasi penelitian secara porposive sampling. untuk menganalisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan kuantitatif bertujuan 1). untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya praktek perambahan hutan di kawasan hutan lindung di kabupaten dompu. 2). Untuk mengetahui perlaksanaan tindak pidana perambahan hutan yang terjadi pada kawasan hutan lindung oleh petugas balai kesatuan pengelolaan hutan toffo pajo soromandi di kabupaten dompu. 3). Untuk mengetahui kendala-kendala yang di hadapi oleh petugas balai kesatuan pengelolaan hutan toffo pajo soromandi di kabupaten dompu dalam pelaksanaan tindak pidana perambahan hutan. Berdasarkan hasil dari ada tiga faktor dengan jumlah responden 15 dari petugas polisi kehutan, dari 15 responden pernyataan terjadinya perilaku perambahan hutan. Dari pernyataan reponden yang menjawab cukup setuju merupakan nilai tertingi yaitu 13 pernyataan 14,4% menunjukan sebagian besar menjawab cukup Setuju, dikarenakan kurangnya Petugas Pengamanan Hutan menjadi faktor penyebab adanya kegiatan perambahan hutan. Kemudian faktor pelaksanaan tindak pidana perambahan hutan yang menjawab sangat setuju yaitu 57 pernyataan 54,2% responden yang menjawab pertanyaan sangat setujuh merupakan pernyataan yang tertinggi karna petugastelah melakukan patroli. Kemudian faktor kendala yang dihadapi petugas polisi hutan, jawaban Setuju lebih banyak yang menjawab setujuh 35 pernyataan 46% faktor Pelaksanaan tindak Pidana Perambahan Hutan dengan mengadakan Patroli di wilayah kawasan hutan lindung. Kata Kunci: Hutan Lindung, Perambahan hutan, Kendala
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
5

Raharja, Ivan Fauzani, Eko Nuriyatman e Bunga Permatasari. "Kewenangan Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat Dalam Penegakan Hukum Terhadap Perambahan Hutan Di Taman Nasional Kerinci Seblat". Jurnal Selat 6, n.º 1 (11 de novembro de 2018): 01–18. http://dx.doi.org/10.31629/selat.v6i1.635.

Texto completo da fonte
Resumo:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan mendefinisikan Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan, dalam penelitin ini peneliti melakukan penelitian pada Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BBTNKS) dan pada lokasi Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), yang mana penelitian ini mendapat data bahwa dalam kawasan TNKS kegiatan perambahan hutan yang mana kegiatan ini merupakan sebuah kegiatan pembukaan hutan dengan tujuan untuk memiliki, menguasai dan memanfaatkan hasil hutan tanpa melihat dan memperhatikan fungsi pokok yang diemban oleh suatu kawasan hutan. Kegiatan perambahan hutan yang dilakukan oleh masyakat pada kawasan TNKS adalah untuk kegiatan pertanian yang mana timbul dikarenakan adanya kebutuhan lahan pertanian dan hanya sedikit masyarakat yang berada dalam kawasan TNKS yang memiliki lahan pertanian sendiri. Dalam penelitian ini membahas dua hal, yaitu mengenai kewenangan pengawasan pemerintah daerah dalam penanggulangan perambahan hutan di kawasan TNKS dan bentuk penanggulangan perambahan hutan oleh BBTNKS di kawasan TNKS wilayah Kabupaten Kerinci. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian non doctrinal (empiris) untuk membahas ketidak serasian antara dasolen dan dasein, serta mewawancarai beberapa pihak yang memungkinkan memberikan informasi tetrkait dengan penelitian yang berlangsung.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
6

Ririmasse, Marlon NR. "Peneliti Arkeologi di Indonesia: Antara Idealisme dan Kenyataan". Kapata Arkeologi 11, n.º 1 (30 de agosto de 2016): 53. http://dx.doi.org/10.24832/kapata.v11i1.281.

Texto completo da fonte
Resumo:
The archaeological research in Indonesia is in positive progress in the last years. This situation is reflected by the increasing of public and media interest in the archaeological and cultural historical research activity. A main factor which is determine the quality of research result and the performance of the archaeological institution is the human capital. The quality and competence of researcher serve as the main factors in developing archaeological research institution in Indonesia. This paper will discuss the performance of archaeology researchers in Indonesia with the main focus on the researcher in Balai Arkeologi Ambon. Analysis on the perfomance was conducted based on the synopsis of National Research Result Evaluation 2013. We hope that this paper might serves as the discussion medium to evaluate the performance of archaeological research and develop solution for the better perfomance in the future.Penelitian arkeologi di Indonesia semakin berkembang selama tahun-tahun belakangan. Hal mana tercermin dari meluasnya perhatian masyarakat dan media atas aktifitas riset arkeologi dan sejarah budaya. Hal mana juga berimplikasi pada meningkatnya ekspektasi publik atas hasil penelitian. Salah satu faktor kunci yang menentukan kualitas hasil penelitian dan kinerja lembaga riset termasuk bidang arkeologi adalah sumber daya manusia. Kualitas kemampuan dan kompetensi peneliti merupakan penentu kinerja dan capaian institusi penelitian arkeologi di Indonesia. Makalah ini membahas mengenai tinjauan atas kinerja peneliti arkeologi di Indonesia dengan fokus pada kinerja peneliti di Balai Arkeologi Ambon. Telaah atas kinerja dilakukan dengan mengacu pada tujuh parameter kinerja yang disampaikan dalam sinopsis kegiatan Evaluasi Hasil Penelitian Arkeologi Nasional 2013. Diharapkan makalah sederhana ini bisa menjadi ruang diskusi untuk melakukan evaluasi kinerja peneliti arkeologi dan membangun solusi bagi kinerja yang lebih baik ke depan.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
7

Darmansyah, Ramlan, e Raja Muhammad Amin. "Kearifan Lokal Desa Buluh Cina (Studi Kasus Koordinasi Lembaga Adat, Pemerintahan Desa Dan BBKSDA Riau Dalam Melindungi Taman Wisata Alam Desa Buluh Cina)". Nakhoda: Jurnal Ilmu Pemerintahan 18, n.º 1 (22 de novembro de 2019): 35. http://dx.doi.org/10.35967/jipn.v18i1.7804.

Texto completo da fonte
Resumo:
Taman Wisata Alam Desa Buluh Cina lahir dari kearifan lokal, dimana hutan ini memiliki usia yang sudah ratusan tahun yang berada ditengah-tengah budaya keikhlasan warga masyarakat Desa Buluh Cina. Sebelum dinamai Hutan Taman Wisata Alam dahulu disebut sebagai Hutan Adat. Penelitian ini dilakukan di Desa Buluh Cina Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Taman Wisata Alam Desa Buluh Cina dilindungi dan dijaga oleh Lembaga Adat, Pemerintahan Desa dan BBKSDA Riau. Hutan Taman Wisata Alam ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: SK. 3587/ Menhut-VII/KUH/2014 dengan luas _+1.000 hektar. BBKSDA adalah Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam yang memiliki fungsi pengelolaan dan perlindungan sumber daya alam berdasarkan asas dekonsentrasi. Ada beberapa masalah yang diangkat dalam penelitian ini (1). Bagaimana koordinasi Lembaga Adat, Pemerintah Desa dan BBKSDA Riau dalam melindungi Taman Wisata Alam Desa Buluh Cina? (2). Apa faktor yang mempengaruhi koordinasi Lembaga Adat, Pemerintah Desa dan BBKSDA Riau dalam melindungi Taman Wisata Alam Desa Buluh Cina?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana koordinasi Lembaga Adat, Pemerintah Desa dan BBKSDA Riau dalam melindungi Hutan Taman Wisata Alam. Pengambilan data penelitian dilakukan secara wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah koordinasi Lembaga Adat, Pemerintah Desa dan BBKSDA Riau masih kurang optimal, baik dalam kebijakan maupun kerja sama. Koordinasi yang dilakukan Lembaga Adat, Pemerintah Desa dan BBKSDA Riau adalah untuk melindungi dan menjaga kearifan lokal Hutan Taman Wisata Alam Desa Buluh Cina.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
8

Fakhirah, Susan, Yuliantoro Yuliantoro e Asyrul Fikri. "Destinasi Wisata Air Terjun Pongkar Terhadap Eksistensi Pariwisata Tanjung Balai Karimun". Jurnal Sosial Teknologi 2, n.º 1 (15 de janeiro de 2022): 51–57. http://dx.doi.org/10.36418/jurnalsostech.v2i1.285.

Texto completo da fonte
Resumo:
Latar belakang: Tanjung Balai Karimun merupakan suatu pulau kecil yang terdapat di provinsi Kepulauan Riau Indonesia. Tanjung Balai Karimun memiliki berbagai macam kebudayaan dan juga destinasi wisata yang sangat menarik perhatian wisatawan. Salah satu destinasi wisata tersebut adalah Air Terjun Pongkar. Tentu saja di setiap destinasi wisata memiliki sejarahnya tersendiri. Pada jurnal kali ini penulis akan menjelaskan mengenai Sejarah Destinasi Wisata Air Terjun Pongkar Tanjung Balai Karimun Terhadap Eksistensi Pariwisata. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk memberi informasi kepada pembaca mengenai sejarah dari salah satu destinasi wisata Tanjung Balai Karimun yaitu Air Terjun Pongkar dan eksistensi dari destinasi wisata tersebut, mengupas sejarah dari Air Terjun Pongkar dan menganalisis eksistensi dari destinasi wisata Air Terjun Pongkar. Metode penelitian: Adapun metode atau pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian: Air Terjun Pongkar merupakan satu-satunya Air Terjun yang ada di Kabupaten Karimun. Air Terjun Pongkar sudah ada sebelum tahun 1960. Air Terjun Pongkar ini pertama kali digunakan oleh orang-orang Belanda yang singgah ke pulau Karimun saat itu untuk tempat pemandian mereka. Konon katanya bangunan-bangunan yang berada di Air Terjun Pongkar merupakan buatan orang-orang Belanda. Oleh karena itu, bangunan-bangunan tersebut sangat kokoh. Bangunan-bangunan tersebut merupakan tempat para Datuk yang dipuja oleh beberapa masyarakat Tanjung Balai Karimun dan para wisatwan dari Singapura dan Malaysia. Kesimpulan: Air terjun ini sudah banyak kali dilakukan pemugaran untuk memperindahnya menjadi destinasi wisata yang menarik perhatian wisatawan yang berdatangan. Aliran air terjun ini berasal dari Gunung Jantan. Air Terjun Pongkar ini berbeda dengan air terjun pada umumnya. Biasanya air terjun memiliki debit air yang besar mengalir dari tebing yang cukup tinggi. Berbeda dengan air terjun pongkar yang memiliki debit air yang kecil dan mengalir dari tebing yang tidak terlalu tinggi. Namun para wisatawan tetap dapat merasakan keasrian serta keindahan dari air terjun ini karena letaknya di dalam hutan yang masih asri.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
9

Fakhirah, Susan, Yuliantoro Yuliantoro e Asyrul Fikri. "Destinasi Wisata Air Terjun Pongkar Terhadap Eksistensi Pariwisata Tanjung Balai Karimun". Jurnal Sosial Teknologi 2, n.º 1 (15 de janeiro de 2022): 51–57. http://dx.doi.org/10.59188/jurnalsostech.v2i1.285.

Texto completo da fonte
Resumo:
Latar belakang: Tanjung Balai Karimun merupakan suatu pulau kecil yang terdapat di provinsi Kepulauan Riau Indonesia. Tanjung Balai Karimun memiliki berbagai macam kebudayaan dan juga destinasi wisata yang sangat menarik perhatian wisatawan. Salah satu destinasi wisata tersebut adalah Air Terjun Pongkar. Tentu saja di setiap destinasi wisata memiliki sejarahnya tersendiri. Pada jurnal kali ini penulis akan menjelaskan mengenai Sejarah Destinasi Wisata Air Terjun Pongkar Tanjung Balai Karimun Terhadap Eksistensi Pariwisata. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk memberi informasi kepada pembaca mengenai sejarah dari salah satu destinasi wisata Tanjung Balai Karimun yaitu Air Terjun Pongkar dan eksistensi dari destinasi wisata tersebut, mengupas sejarah dari Air Terjun Pongkar dan menganalisis eksistensi dari destinasi wisata Air Terjun Pongkar. Metode penelitian: Adapun metode atau pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian: Air Terjun Pongkar merupakan satu-satunya Air Terjun yang ada di Kabupaten Karimun. Air Terjun Pongkar sudah ada sebelum tahun 1960. Air Terjun Pongkar ini pertama kali digunakan oleh orang-orang Belanda yang singgah ke pulau Karimun saat itu untuk tempat pemandian mereka. Konon katanya bangunan-bangunan yang berada di Air Terjun Pongkar merupakan buatan orang-orang Belanda. Oleh karena itu, bangunan-bangunan tersebut sangat kokoh. Bangunan-bangunan tersebut merupakan tempat para Datuk yang dipuja oleh beberapa masyarakat Tanjung Balai Karimun dan para wisatwan dari Singapura dan Malaysia. Kesimpulan: Air terjun ini sudah banyak kali dilakukan pemugaran untuk memperindahnya menjadi destinasi wisata yang menarik perhatian wisatawan yang berdatangan. Aliran air terjun ini berasal dari Gunung Jantan. Air Terjun Pongkar ini berbeda dengan air terjun pada umumnya. Biasanya air terjun memiliki debit air yang besar mengalir dari tebing yang cukup tinggi. Berbeda dengan air terjun pongkar yang memiliki debit air yang kecil dan mengalir dari tebing yang tidak terlalu tinggi. Namun para wisatawan tetap dapat merasakan keasrian serta keindahan dari air terjun ini karena letaknya di dalam hutan yang masih asri.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
10

Wiryono, Wiryono, e Steffanie Nurliana. "Keragaman dan komposisi jenis bibit untuk rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) di Derah Aliran Sungai (DAS) Kapuas". Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan 12, n.º 2 (31 de outubro de 2023): 115–21. http://dx.doi.org/10.31186/naturalis.12.2.30228.

Texto completo da fonte
Resumo:
Indonesia mempunyai lahan terdegradasi yang luas untuk direhabilitasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman jenis dan komposisi bibit untuk rehabilitasi lahan di DAS Kapuas, alasan pemilihan jenis, dan lokasi penanaman bibit serta membandingkan komposisi jenis bibit untuk rehabilitasi lahan terdegradasi di DAS Kapuas dan DAS Serayu- Opak-Progo. Data bibit selama tiga tahun (2015-2016-2017) dikumpulkan melalui kuesioner kepada Balai Pengelola DAS Kapuas. Data dianalisis secara kuantitatif menggunakan perangkat lunak statistik yang disebut Past. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekayaan spesies bibit per tahun berkisar antara 15-25 dengan jumlah total spesies 34, terdiri dari 24 spesies asli dan 10 spesies introduksi. Indeks dominasi Simpson (D) sebesar 0,19-0,93, indeks keanekaragaman Simpson (1-D) 0,07-0,81, dan indeks keanekaragaman Shannon (H’) 0,22-1,97. Pemilihan spesies sebagian besar ditentukan oleh ketersediaannya yang tinggi dan sebagian besar bibit ditanam di kawasan hutan. Komposisi jenis bibit di DAS Kapuas mempunyai kemiripan yang rendah dengan DAS Serayu-Opak-Progo. Vegetasi yang dihasilkan akan mempunyai spesies yang cukup beragam.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.

Livros sobre o assunto "Balai Penelitian Hasil Hutan (Indonesia)"

1

Seminar, Hasil-hasil Penelitian Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor (2007 Solok Indonesia). Prosiding Seminar Hasil-hasil Penelitian Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor, Solok, 7 November 2007: Teknologi perbenihan untuk peningkatan produktifitas hutan tanaman rakyat di Sumatera Barat. Bogor: Departemen Kehutanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman, 2007.

Encontre o texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
2

Seminar Hasil-hasil Penelitian Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor (2007 Solok, Indonesia). Prosiding Seminar Hasil-hasil Penelitian Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor, Solok, 7 November 2007: Teknologi perbenihan untuk peningkatan produktifitas hutan tanaman rakyat di Sumatera Barat. Editado por Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman (Indonesia). Bogor: Departemen Kehutanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman, 2007.

Encontre o texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
3

Seminar Nasional Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia (2nd 1999 Yogyakarta, Indonesia). Proceedings Seminar Nasional II Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia: Hasil-hasil penelitian sifat fisika & mekanika kayu, serat & pulp, kimia kayu & hasil hutan non kayu. [Yogyakarta: BIGRAF Pub., 2000.

Encontre o texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
4

Wistara, Nyoman Jaya. Inovasi metodologi dan metode estimasi cadangan karbon dalam hutan dalam rangka program reduced emissions from deforestation and degradation (REED) Indonesia: Laporan hasil penelitian tahun kedua hibah kompetitif penelitian strategis nasional. Bogor]: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Institut Pertanian Bogor, 2010.

Encontre o texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
5

Proceedings Seminar Nasional II Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia: Hasil-hasil penelitian sifat fisika & mekanika kayu, serat & pulp, kimia kayu & hasil hutan non kayu. Bigraf Pub, 2000.

Encontre o texto completo da fonte
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.

Trabalhos de conferências sobre o assunto "Balai Penelitian Hasil Hutan (Indonesia)"

1

Ikrarwati, FNU, Iskandar Zulkarnaen, Ana Fathonah, FNU Nurmayulis e Fitria Riany Eris. "Pengaruh Jarak Lampu LED dan Jenis Media Tanam Terhadap Microgreen Basil (Ocimum basilicum L.)". In Seminar Nasional Semanis Tani Polije 2020. Politeknik Negeri Jember, 2020. http://dx.doi.org/10.25047/agropross.2020.7.

Texto completo da fonte
Resumo:
Microgreen basil memiliki kandungan nutrisi yang tinggi serta menjadi salah satu solusi untuk mengurangi adanya gizi buruk dan obesitas di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengetahui pegaruh pemberian jarak lampu LED dan jeis media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil produksi microgreen basil. Penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2019 di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) DKI Jakarta. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Petak Terbagi (split plot) yang terdiri dari dua faktor, faktor pertama yaitu jarak lampu LED terdiri dari 3 taraf dan faktor kedua yaitu media tanam yang terdiri dari 4 taraf sehingga terdapat 12 satuan percobaan dengan 6 kali ulangan. Faktor pertama yaitu J1(20 cm), J2 (40 cm), J3 (60 cm). Faktor kedua yaitu M1 (media tanam zeolit), M2 (media tanam rockwool), M3 (media tanam vermikulit), dan M4 (media tanam arang sekam). Hasil penelitian menunjukkan jarak lampu yang semakin dekat memberikan intensitas cahaya yang lebih tinggi, namun suhu dan kelembaban udara pada iklim mikro penelitian tidak jauh berbeda. Perlakuan jarak lampu LED berpengaruh signifikan terhadap peubah bobot segar dan kandungan klorofil pada microgreen. Sementara itu, perlakuan media tanam memberikan pengaruh yang nyata terhadap peubah tinggi tanaman, berat segar, dan klorofil daun, sementara itu perlakuan jarak lampu LED dan interaksi antar kedua perlakuan member pengaruh nyata hanya pada peubah bobot segar dan kandungan klorofil microgreen. Jarak lampu yang direkomendasikan berdasar penelitian ini adalah 20 cm (J1); media tanam yang memberikan hasil terbaik adalah rockwool dan vermikulit.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
2

Waluyo, Nurmalita, Joko Pinilih, Ineu Sulastrini e Eli Korlina Edisaputra. "Pertumbuhan dan Produksi Benih 14 Varietas Bawang Merah (Allium Cepa L. Var Aggregatum) di Dataran Tinggi Lembang, Kabupaten Bandung Barat". In Seminar Nasional Semanis Tani Polije 2021. Politeknik Negeri Jember, 2021. http://dx.doi.org/10.25047/agropross.2021.229.

Texto completo da fonte
Resumo:
Bawang merah merupakan komoditas utama di Indonesia yang digunakan sebagai bumbu masak dan obat, sehingga ketersediaannya sepanjang tahun sangat penting untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi benih 14 varietas bawang merah di dataran tinggi. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil bawang merah di KP. Margahayu Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Lembang (1.250 m dpl) dari bulan Agustus s.d. Oktober 2020. Materi yang digunakan berupa 14 varietas bawang merah dari Badan Penelitian dan pengembangan Pertanian (Balitbangtan), yaitu: Sembrani, Maja Cipanas, Bima Brebes, Kuning, Trisula, Mentes, Kramat 1, Violetta 1 Agrihorti, Violetta 2 Agrihorti, Violetta 3 Agrihorti, Ambassador 1 Agrihorti, Ambassador 2 Agrihorti, Ambassador 3 Agrihorti, dan Ambassador 4 Agrihorti. Pertumbuhan 14 varietas bawang merah selama penanaman cukup baik. Ambassador 3 Agrihorti menunjukkan tinggi tanaman dan panjang daun tertinggi dibanding varietas lainnya, yaitu masing-masing 41,80 cm dan 34,72 cm. Berat benih per rumpun berkisar antara 31,00-64,61 gram. Violetta 2 Agrihorti menunjukkan jumlah umbi per rumpun, berat basah per rumpun, berat kering eskip umbi per rumpun, dan berat benih per rumpun tertinggi dibanding varietas lainnya, yaitu masing-masing 9,70 umbi; 144,53 gram, 85,69 gram dan 31,59 gram. Sedangkan berat benih per plot tertinggi terdapat pada varietas Sembrani. Pertumbuhan dan produksi benih bawang merah dipengaruhi oleh varietas.
Estilos ABNT, Harvard, Vancouver, APA, etc.
Oferecemos descontos em todos os planos premium para autores cujas obras estão incluídas em seleções literárias temáticas. Contate-nos para obter um código promocional único!

Vá para a bibliografia