Gotowa bibliografia na temat „Yogyakarta (Indonesia). Kraton”

Utwórz poprawne odniesienie w stylach APA, MLA, Chicago, Harvard i wielu innych

Wybierz rodzaj źródła:

Zobacz listy aktualnych artykułów, książek, rozpraw, streszczeń i innych źródeł naukowych na temat „Yogyakarta (Indonesia). Kraton”.

Przycisk „Dodaj do bibliografii” jest dostępny obok każdej pracy w bibliografii. Użyj go – a my automatycznie utworzymy odniesienie bibliograficzne do wybranej pracy w stylu cytowania, którego potrzebujesz: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver itp.

Możesz również pobrać pełny tekst publikacji naukowej w formacie „.pdf” i przeczytać adnotację do pracy online, jeśli odpowiednie parametry są dostępne w metadanych.

Artykuły w czasopismach na temat "Yogyakarta (Indonesia). Kraton"

1

Utami, Annisa Wiweka, i Ardyan Pramudya Kurniawan. "Beauty Care Ingredients Used at Kraton Yogyakarta Hadiningrat, Indonesia". Jurnal Biologi Tropis 23, nr 4 (1.09.2023): 141–49. http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v23i4.5488.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
Kraton Yogyakarta Hadiningrat has a culture of beauty treatments. Knowledge of traditional beauty treatments is one of the manifestations of culture that has been passed down from generation to generation and has been used in everyday life. This study aims to examine plants used as beauty care ingredients at Kraton Yogyakarta Hadiningrat. This research was carried out in November 2022 - July 2023 in the complex environment of Kraton Yogyakarta Hadiningrat. The methods used are semi-structured interview method (open-ended interview) and literature study of manuscript manuscripts of Traditional Jamu Records at Kraton Yogyakarta. The results of the study found 25 herbal preparations used for beauty treatments consisting of four types, namely body skin care (6 concotion), facial skin care (10 concotion), hair care (7 concotion), and reproducive organ care (2 concotion). From the results of the study it was concluded that the use of herbs for body beauty care is still used today.
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
2

Dewi, Enny Ratna. "BENTUK LENGKUNG PADA PESANGGRAHAN-PESANGGRAHAN KESULTANAN YOGYAKARTA (Tinjauan Arsitektur Berdasarkan Bentuk, Fungsi, Konstruksi dan Simbol)". Berkala Arkeologi 6, nr 2 (27.09.1985): 61–69. http://dx.doi.org/10.30883/jba.v6i2.444.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
Suatu hal yang umum dijumpai pada kota-kota Isiam di Indonesia adalah bahwa di samping bangunan kraton, terdapat alun-alun, masjid Agung, serta pasar. Bangunan kraton yang merupakan pusat pemerintahan dilengkapi pula dengan benteng atau tembok keliling, masjid, dan taman. Taman dapat didirikan di dalam atau di luar, lingkungan kraton. Demikian pula halnya dengan taman-taman yang terdapat di Yogyakarta. Taman yang didirikan di dalam lingkungan kraton Yogyakarta adalah Tamansari, sedangkan yang didirikan di luar lingkungan kraton antara lain adalah Ngarjakusuma, Rejowinangun, Wanacatur (Semak), serta Gua Siluman.
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
3

Kuncoro, Denok Estu, Purwanita Setijanti i Didit Novianto. "TRANSFORMATION OF FORM, FUNCTION, AND MEANING SACRED SPACE OF GEDHONG JENE KRATON YOGYAKARTA". Jurnal Arsitektur ARCADE 8, nr 2 (29.06.2024): 110–17. http://dx.doi.org/10.31848/arcade.v8i2.3384.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
Abstract: The fusion of cultural and social accumulations is capable of creating architectural works with specific functions and meanings. In Indonesia, Kraton Yogyakarta, which continues to uphold its role as a traditional palace. However, the transition from an absolute monarchy to a republic, has led the transformation in form, functions, and meanings of spaces in the kraton. Spaces previously used by the king now serve different functions, sacred spaces are repurposed for more general purposes. Gedhong Jene, one of these spaces, responds to these changes, evidencing an adaptation from a space exclusively for the king to a more inclusive functionThis research aims to conduct an analysis of the transformation of Gedhong Jene as a reflection of the dynamic political and socio-cultural developments within the Kraton Yogyakarta. Used qualitative approaches, the study will explore the change in function and meaning of Gedhong Jene's space, considering both its architectural and non-architectural elements. Data gathered from observations, interviews, and archival documents will be analyzed using descriptive criticism.The research findings revealed significant changes in Gedhong Jene, particularly in its static and dynamic aspects. However, the building exhibited more complex functionality following these alterations. Keyword: Transformation of Sacred Space, Gedhong Jene, Kraton YogyakartaAbstrak: Perpaduan akumulasi budaya dan sosial mampu menghasilkan karya arsitektur yang memiliki fungsi dan makna tertentu. Di Indonesia, salah satunya adalah Kraton Yogyakarta yang hingga saat ini masih memegang peranannya sebagai kerajaan tradisional. Namun, seiring adanya perubahan sistem pemerintahan absolut ke sistem republik, hal ini berdampak pada perubahan bentuk dan pergeseran fungsi dan makna ruang di dalam kraton. Ruang-ruang yang sebelumnya digunakan hanya untuk keperluan raja kini memiliki fungsi yang berbeda, ruang-ruang yang dianggap sakral difungsikan untuk tujuan yang lebih umum. Gedhong Jene, salah satu ruang yang merespons perubahan tersebut. Bangunan ini menjadi bukti adanya adaptasi dari ruang sakral yang hanya digunakan untuk raja menjadi lebih inklusif. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis mendalam terhadap perubahan ruang Gedhong Jene sebagai cerminan dari perkembangan dinamika politik dan sosial budaya yang terjadi di Kraton Yogyakarta. Penelitian kualitatif digunakan untuk mengeksplorasi perubahan bentuk, fungsi, dan makna ruang Gedhong Jene dilihat dari elemen-elemen arsitektur maupun non-arsitekturnya. Data didapatkan dari observasi, wawancara, serta penggunaan dokumen arsip kraton yang nantinya akan dianalisis menggunakan descriptive criticism. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya perubahan yang signifikan pada Gedhong Jene, terutama dalam aspek statis dan dinamisnya. Namun, bangunan menunjukkan fungsionalitas yang lebih kompleks setelah adanya perubahan.Kata Kunci: Transformasi Ruang Sakral, Gedhong Jene, Kraton Yogyakarta
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
4

Subardjo, Ratna Yunita Setiyani, i Zahro Varisna Rohmadanai. "Pembinaan Keterampilan Deteksi Dini Kesehatan Jiwa Bagi Kader Jiwa Wilayah". Urecol Journal. Part H: Social, Art, and Humanities 1, nr 1 (29.06.2021): 32–38. http://dx.doi.org/10.53017/ujsah.50.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
Gangguan jiwa masih menjadi masalah serius kesehatan mental di Indonesia. Hasil Riskesdas tahun 2013 menyatakan bahwa DIY berada di urutan pertama untuk tingkat gangguan jiwa tertinggi di Indonesia. Menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah DIY untuk melakukan upaya dari segala sisi dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat para penderita gangguan jiwa, baik secara preventif, promotif, kuratif maupun rehabilitatif. Salah satu wilayah di DIY yang tingkat gangguan jiwanya masih tinggi adalah wilayah Kecamatan Kraton. Hal ini dibuktikan dengan adanya data dari Puskesmas Kecamatan Kraton bahwa terdapat sekitar 661 orang yang terpapar gangguan jiwa dan berbagai masalah kejiwaan dari 22.502 penduduk yang ada. 661 orang yang terpapar tersebut, sebanyak 53 orang didiagnosa dengan skizofrenia (gangguan jiwa berat. Masyarakat di lingkungan kecamatan Kraton kebanyakan adalah lansia dan pendatang. Keluhan yang paling sering muncul pada keluarga yang mengalami psikotik adalah; lelah, tidak berdaya, malu, dunia sempit, takut, hingga muncul waham dan halusinasi yang dapat mengakibatkan munculnya gangguan jiwa baru bagi keluarga. Upaya promotif dan preventif masih sangat langka dilakukan karena masyarakat kurang pengetahuan terhadap pengertian gangguan jiwa terutama bagaimana mengenali gejala-gejala yang dapat dijadikan penanda untuk deteksi awal. Berdasarkan permasalahan ini, maka penulis mengusulkan diadakannya pelatihan tentang deteksi dini gangguan jiwa kepada kelompok masyarakat di Wilayah Panembahan dan Patehan di kecamatan Kraton, Yogyakarta. Hal ini dikarenakan adanya penderita gangguan jiwa di wilayah tersebut cukup tinggi. Pelatihan ini diberikan dengan melibatkan pakar di bidang kesehatan jiwa seperti, psikolog dan psikiater serta pengamat kebijakan. Direncanakan diberikan sebanyak empat kali. Harapannya dapat membantu masyarakat meningkatkan kesehatan jiwa wilayahnya dengan membuka jaringan dengan Puskesmas, menjadi program Puskesmas yang dapat mengurangi kerentanan masyarakat setempat. Program ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangsih secara lebih luas menurunkan tingkat gangguan jiwa di wilayah Kota Yogyakarta/DIY dengan mengadvokasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan DPRD Kota Yogyakarta.
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
5

Subarkah, Muhammad Zidni, Martina Hilda i Etik Zukhronah. "Analisis Sentimen Review Tempat Wisata Pada Data Online Travel Agency Di Yogyakarta Menggunakan Model Neural Network IndoBERTweet Fine Tuning". Seminar Nasional Official Statistics 2022, nr 1 (1.11.2022): 543–52. http://dx.doi.org/10.34123/semnasoffstat.v2022i1.1246.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
Pariwisata merupakan sektor unggulan di Indonesia, salah satunya di D.I.Yogyakarta. Tahun 2017, total wisatawan yang berkunjung ke DIY sebanyak 5.229.298. Tingginya intensitas kunjungan wisatawan, berbanding lurus dengan data preferensi masyarakat terhadap tempat wisata. Dari masalah ini, penulis tertarik untuk melakukan analisis sentimen review tempat wisata dengan model Neural Network IndoBERTweet Fine Tuning dengan menggunakan data Online Travel Agency (OTA). Analisis ini bertujuan agar pemerintah maupun pengelola wisata setempat dapat dengan mudah mengambil sebuah keputusan atau kebijakan dalam meningkatkan kenyamanan tempat wisata. Berdasarkan analisis ini diperoleh lima tempat wisata dengan jumlah review pengunjung tertinggi yaitu, Jalan Malioboro, Istana Air Tamansari, Kraton Yogyakarta, Taman Pintar Yogyakarta, dan Tugu Yogyakarta. Analisis sentimen dari klasifikasi ini menghasilkan nilai accuracy sebesar 92,84%, dengan weighted average recall 93%, precision 92%, dan F1-Score 93%.
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
6

Pratama, Galuh Prasetio, Ani Purwanti i Dyah Wijaningsih. "KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA MENGENAI PEMILIHAN KEPALA DAERAH YANG BIAS GENDER DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA". Diponegoro Law Journal 6, nr 4 (30.10.2017): 1–11. http://dx.doi.org/10.14710/dlj.2017.19780.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan suatu daerah yang memiliki otonomi khusus. Dimana otonomi khusus tersebut memberikan kewenangan suatu daerah untuk membuat kebijakan sesuai dengan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakatnya, khususnya norma adat Kraton Yogyakarta yang menjadi corak tersendiri bagi Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun, meskipun Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah yang memiliki otonomi khusus, Daerah Istimewa Yogyakarta tetap harus tunduk pada hukum yang berlaku dalam Negara Republik Indonesia dan dasar negara. Dalam kebijakan yang mengatur mengenai pengisian jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur dapat dikatakan inkonstitusional dan menyimpang dari dasar negara. Hal ini dikarenakan adanya unsur diskriminatif gender dalam kebijakakan tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan socio-legal. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dilakukan dengan wawancara langsung kepada para sumber dan didukung oleh studi kepustakaan. Maka dari itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa kebijakan yang mengatur mengenai pengisian jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dinilai bias gender. Dimana suatu kebijakan seharusnya tidak boleh diskriminatif. Karena setiap warga negara sama kedudukannya di hadapan hukum.
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
7

Fanani, Fahril, i Ayu Candra Kurniati. "UPAYA PEMERINTAH DALAM MELESTARIKAN URBAN HERITAGE DALAM MENDUKUNG LIVEABLE CITY KOTA YOGYAKARTA". KURVATEK 3, nr 2 (12.12.2018): 7–14. http://dx.doi.org/10.33579/krvtk.v3i2.940.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
Cultural heritage has values on the past cultural heritage that must be preserved and maintained in order to support urban development in the future. The city of Yogyakarta has been appointed as one of the "Liveable Cities" in Indonesia (IAP, 2014) in terms of preservation of cultural heritage. Based on the Government Regulation of Daerah Istimewa Yogyakarta No. 40/2014 in terms of “Determaning Cultural Heritage Areas”, stated that Yogyakarta has 5 (five) Cultural Heritage Areas (KCB) which are: Kraton, Kotabaru, Pakualaman, Malioboro and Kotagede. The purpose of this study is to identify the government's efforts to preserve the Yogyakarta cultural heritage building in terms of maintaning the Liveable City Index of Yogyakarta. Next, collecting data method is using observation, interviews and literature studies. The research method is a qualitative descriptive approach, by using preservation variables considering with liveable city criteria, such as: protection, development and utilitation of cultural heritage buildings. Furthermore, the results is the Yogyakarta`s government has prepared conservation guidelines and management of cultural heritage buildings for each cultural heritage area, but those guidelines and management are not integrated with the governor's regulation. The conclusion obtained is the lack of integration from several policies / regulations set by the government in the preserving of cultural heritage buildings
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
8

Ayuningtyas, Nurina Vidya, i Istiana Adianti. "POLA DESAIN FASAD PADA DERET BANGUNAN BALUWARTI KRATON YOGYAKARTA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KENYAMANAN TERMAL". BORDER 1, nr 1 (30.06.2019): 1–10. http://dx.doi.org/10.33005/border.v1i1.7.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
Berbagai cara dilakukan manusia untuk menanggapi iklim yang kurang nyaman. Indonesia memiliki iklim tropis basah dimana suhu udara dan kelembapan cukup tinggi. Tembok baluwarti Keraton Yogyakarta berfungsi untuk batas mengitari kawasan tempat tinggal kerabat Sultan dan pemukiman Abdi Dalem serta jalur inspeksi prajurit. Perubahan wujud dan fungsi secara signifikan terjadi saat HB VI memperbolehkan warga luar beteng bertempat tinggal sementara di tempat terbuka di sisi dalam dan sekitar beteng. Deret pemukiman sisi timur dan barat dinilai tidak memiliki kenyaman secara termal dibanding sisi lainnya. Faktor orientasi bangunan dan bukaan berpengaruh dalam desain arsitektural untuk meningkatkan kenyaman termal pada iklim tropis basah. Solusi untuk menyelesaikan masalah kenyamanan termal yang dilakukan oleh masing-masing penghuni pada bangunan hunian maupun komersial paling besar mereka melakukan penambahan tritisan atau perpanjangan lebar atap nya, kemudian memanfaatkan spanduk/banner/bambu untuk membantu menghalangi panas matahari, dan strategi yan terakhir yaitu dengan menambahkan vegetasi di depan rumahnya.
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
9

Amrina, Lia Amalia, i Adhitya Rechandy Christian Santoso. "Lanskap Linguistik Sebagai Konstruksi Simbolik di Ruang Publik Pada Pameran Kontemporer Narawandira di Karaton Yogyakarta Hadiningra". ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya 7, nr 1 (1.04.2024): 70–80. http://dx.doi.org/10.33503/alfabeta.v7i1.3992.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
Penelitian ini mengungkap penggunaan bahasa dalam informasi yang menjelaskan pameran kontemporer Narawandira (Karaton, alam, dan kesinambungan) di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dari sudut pandang lanskap bahasa. Dalam penelitian ini membahas mengenai variasi bahasa yang digunakan serta makna yang terkandung dalam setiap gambar di pameran kontemporer narawandira. Data didapatkan dari lima puluh gambar yang diambil dari pameran kontemporer tersebut kemudian diklasifikasikan dan dianalisis berdasarkan variasi bahasa dan makna. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Narawandira di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menggunakan tanda-tanda multibahasa untuk menyampaikan informasi tentang pameran kontemporer yang membahas tentang alam dan Karaton. Namun, beberapa tanda bilingual (bahasa Indonesia dan Inggris) dan simbol-simbol aksara Jawa lebih dominan. Multibahasa (Inggris, Jawa, dan Indonesia) digunakan untuk pelestarian bahasa dan memberikan informasi satu arah kepada wisatawan mancanegara. Hal ini juga merupakan tanda komposisi sosiolinguistik di kota Yogyakarta, yang sebagian besar merupakan kawasan cagar budaya.
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
10

Fathah, Rigel Nurul, Iswara Sukma Windyakirana, Layli Rahmah Sulistianingtyas, Andini Larasati Widodo, Alfia Damariyanti i Chalistia Hilma Nisabelle. "Financial Literation Reporting Training In the MSME Group of the Kraton Kemantren". Proceeding International Conference of Community Service 1, nr 1 (31.07.2023): 249–55. http://dx.doi.org/10.18196/iccs.v1i1.27.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
Micro, Small, and Medium Enterprises are very supportive of the economy in Indonesia and enormous but unfortunately, some MSMEs have not implemented financial reporting for their business activities so it is difficult to get capital from credit institutions. There are still many MSME business actors who do not understand the importance of recording and preparing financial reports. This community service aims to provide financial reporting training to MSMEs at the Yogyakarta Kraton Kemantren. In order to increase financial literacy. The data collection method uses survey and observation methods while the community service activities use the lecture method with discussion and question and answer and the training method uses cases and working on financial reports. The participants of this training were 25 MSMEs at the Kraton Kemantren. The results obtained from this community service activity are increased knowledge and understanding of MSME participants regarding the importance of recording financial reporting for business continuity and facilitating access to capital for third parties. This activity requires ongoing assistance to further optimize the technical process of recording and preparing financial reports
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.

Rozprawy doktorskie na temat "Yogyakarta (Indonesia). Kraton"

1

Houben, Vincent J. H. "Kraton and Kumpeni : Surakarta and Yogyakarta, 1830-1870 /". Leiden : KITVL, 1994. http://catalogue.bnf.fr/ark:/12148/cb357371314.

Pełny tekst źródła
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.

Książki na temat "Yogyakarta (Indonesia). Kraton"

1

Houben, V. J. H. Kraton and Kumpeni: Surakarta and Yogyakarta, 1830-1870. Leiden: KITLV Press, 1994.

Znajdź pełny tekst źródła
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
2

Sungaidi, Muhammad. Karakteristik masjid Kraton Yogyakarta. Ciputat, Jakarta: Lembaga Penelitian, UIN Jakarta, 2009.

Znajdź pełny tekst źródła
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
3

Sungaidi, Muhammad. Karakteristik Masjid Kraton Yogyakarta. Ciputat, Jakarta: Lembaga Penelitian, UIN Jakarta, 2009.

Znajdź pełny tekst źródła
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.

Części książek na temat "Yogyakarta (Indonesia). Kraton"

1

Woodward, Mark. "Order and Meaning in the Yogyakarta Kraton". W Java, Indonesia and Islam, 137–67. Dordrecht: Springer Netherlands, 2010. http://dx.doi.org/10.1007/978-94-007-0056-7_4.

Pełny tekst źródła
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
2

Woodward, Mark. "The Kraton Revolution: Religion, Culture, Regime Change and Democracy in Yogyakarta". W Java, Indonesia and Islam, 229–62. Dordrecht: Springer Netherlands, 2010. http://dx.doi.org/10.1007/978-94-007-0056-7_7.

Pełny tekst źródła
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.

Streszczenia konferencji na temat "Yogyakarta (Indonesia). Kraton"

1

Viciani G, Riana, i Himasari Hanan. "Karakteristik Kawasan Tamansari Watercastle sebagai Warisan Budaya Kraton Yogyakarta". W Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia. Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia, 2017. http://dx.doi.org/10.32315/sem.1.b053.

Pełny tekst źródła
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
2

Suryono, Alwin. "Pelestarian Makna Universal – Kelokalan dan Wujud Arsitektur Bangsal Sitihinggil di Kraton Yogyakarta". W Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia. Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia, 2017. http://dx.doi.org/10.32315/sem.1.b095.

Pełny tekst źródła
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
3

Kwanda, T. "Conservation principles, tangible and intangible authenticity: Reconstruction of the Trajumas pavilion in the Kraton of Yogyakarta, Central Java, Indonesia". W REHAB 2014 - International Conference on Preservation, Maintenance and Rehabilitation of Historical Buildings and Structures. Green Lines Institute for Sustainable Development, 2014. http://dx.doi.org/10.14575/gl/rehab2014/025.

Pełny tekst źródła
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
Oferujemy zniżki na wszystkie plany premium dla autorów, których prace zostały uwzględnione w tematycznych zestawieniach literatury. Skontaktuj się z nami, aby uzyskać unikalny kod promocyjny!

Do bibliografii