Gotowa bibliografia na temat „Malay Fables”

Utwórz poprawne odniesienie w stylach APA, MLA, Chicago, Harvard i wielu innych

Wybierz rodzaj źródła:

Zobacz listy aktualnych artykułów, książek, rozpraw, streszczeń i innych źródeł naukowych na temat „Malay Fables”.

Przycisk „Dodaj do bibliografii” jest dostępny obok każdej pracy w bibliografii. Użyj go – a my automatycznie utworzymy odniesienie bibliograficzne do wybranej pracy w stylu cytowania, którego potrzebujesz: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver itp.

Możesz również pobrać pełny tekst publikacji naukowej w formacie „.pdf” i przeczytać adnotację do pracy online, jeśli odpowiednie parametry są dostępne w metadanych.

Artykuły w czasopismach na temat "Malay Fables"

1

Abu Bakar, Sakinah. "Kearifan Tempatan Orang Melayu: Refleksi melalui Hikayat Pelandok Jenaka". Malay Literature 29, nr 1 (1.06.2016): 22–41. http://dx.doi.org/10.37052/ml.29(1)no2.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
Isu kemanusiaan menjadi subjek yang dominan dalam karya kesusasteraan kerana manusia dan kemanusiaan merupakan suatu gabungan elemen fizikal dan mental yang cukup kompleks. Kompleksiti itu terjadi kerana amalan kebudayaan yang berbeza mengikut negara, kaum, agama serta kepercayaan yang kemudiannya membentuk cara hidup, personaliti dan perwatakan. Kemanusiaan adalah nilai yang universal yang dapat digarap dan dimanfaatkan sebagai impak bermakna dalam kehidupan manusia daripada pembacaan terhadap genre kesusasteraan. Nilai ini turut dapat digarap dalam cerita binatang yang menjadi salah satu cabang cerita rakyat. Cerita binatang merupakan sisipan tindak tanduk manusia dan kemanusiaan menerusi watak-watak binatang. Watak dan perwatakan tersebut digarap oleh pengarang masa lampau sebagai pernyataan kemanusiaan dengan begitu halus dan menarik. Konflik antara watak-wataknya adalah paparan fenomena yang berlaku dalam kehidupan sebenar manusia. Isu kepimpinan, konflik dan penyelesaian dipersembahkan dalam penceritaan yang bersahaja, ringan dan berunsur lelucon. Unsur lelucon disaring dengan pemikiran jernih yang menyajikan kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan khususnya berkaitan fenomena alam sekitar. Artikel yang membincangkan kisah-kisah pilihan daripada Hikayat Pelandok Jenaka ini memaparkan konflik-konflik yang terjadi dalam kelompok masyarakat binatang serta kaedah penyelesaiannya sebagai refleksi kearifan masyarakat Melayu lampau. Kata kunci: cerita binatang, refleksi kearifan Melayu, Hikayat Pelandok Jenaka , penyelesaian konflik Abstract Human issues are the dominant subjects in literary works because the human element and humanity are related in complex ways. This complexity is due to different cultural practices according to one’s country, ethnicity, religion and belief, which in turn shape one’s way of life, personality and character. Literature, on the whole, attempts to reflect the differences, uniqueness and complexities of people’s lives. Humanity, however, is a universal value that has a meaningful impact on the lives of people, which can be gleaned from reading literary works. This universal value can be discerned in animal fables, which are one branch of folk tales. Animal fables reflect human actions through animal characters. Ancient storytellers used such characters and characterizations as subtle and interesting expressions of humanity. Conflicts between characters demonstrate phenomena that really take place in human life. Issues such as leadership, and conflict and resolution are presented in a light, casual and comedic style. The comedic element Clear thinking filters the comedic element and provides knowledge, especially concerning natural phenomena. This article discusses several fables from the Hikayat Pelandok Jenaka that deal with conflicts within the community and their methods of resolution in order to reflect the knowledge of the Malay community of the past. Keywords: animal fable, reflections of Malay knowledge, Hikayat Pelandok Jenaka, conflict resolution
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
2

Kurniawan, Dwi Apri. "HIKAYAT KALILAH DAN DAMINA: SEBUAH CERMINAN MODEL PENGAJARAN MORAL MELALUI CERITA HIKMAH". tuahtalino 14, nr 2 (4.12.2020): 250. http://dx.doi.org/10.26499/tt.v14i2.1885.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
Moral problems become one of the challenges that must be faced by society today. As the currents of globalization develop, the noble values of culture and norms are fading in the younger generation now. Moral teaching is considered necessary to be instilled in various ways, one of which is through literary works. Hikayat Kalilah and Damina are one of the popular Malay classical literary works that are included as ancient manuscripts. The values of wisdom in this saga have their own moral message for their readers. As a reflection of moral teaching, the script of Hikayat Kalilah and Damina is part of past literary works that can be used as a source of human moral learning through wisdom stories. Moral is closely related to the limits that assess a human behavior in his life in society. Moral is also used as a benchmark to assess a person's actions in society, good or bad value. The stories in Hikayat Kalilah and Damina are an alternative moral teaching media that is suitable for children. Because the story which mostly revolves around animal figures or fables is one type of story that is very popular with children.
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
3

Susanti, Putri. "TEMA DAN KEKHASAN BAHASA DALAM TEKS SEGALA CERITA ANAK SEKULA". Sirok Bastra 8, nr 1 (30.06.2020): 97–108. http://dx.doi.org/10.37671/sb.v8i1.204.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
Penelitian ini muncul dari penelusuran penulis terhadap naskah Melayu yang berjudul Segala Cerita Anak Sekula (SCAS), sebuah naskah yang dapat digolongkan sebagai hikayat dengan tujuh cerita tentang hewan (fabel). Dari judul naskah tersebut, penulis akan menganalisis tema cerita dan kekhasan bahasa Melayu karena ada kemungkinan naskah ini dijadikan bahan ajar untuk anak sekolah. Sesuai dengan hal tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah menunjukkan kekhasan bahasa dan tema cerita dalam SCAS, serta mengidentifikasikan secara tematik bahan bacaan anak-anak sekolah pada masa-masa akhir abad ke-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural dalam penyimpulan tema terkait hubungannya dengan tokoh, latar, dan alur. Dari penelitian ini, diperoleh paparan kekhasan bahasa yang tidak menyulitkan penulis dalam membaca naskah ini dan tema-tema cerita yang muncul dalam naskah SCAS. This research emerged from the author's search to the Malay Manuscript that titled Segala Cerita Anak Sekula (SCAS), a text that can be classified as a saga with seven stories about animals (fables). From the title of the manuscript, author will analyze the theme of the story and the uniqueness of the Malay language because there is a possibility that this script will be used as teaching material for school children. According to, the purpose of this study is to show the uniqueness of the language and story themes in SCAS, and to identify thematically the reading material of school children in the late 19th century. The method used in this study is a structural approach in the inference of themes related to the relationship with figures, settings, and plot. From this study, it was obtained exposure to language uniqueness that did not complicate the writer in reading this manuscript and the themes of the stories that appeared in the SCAS manuscript.
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
4

Hasibuan, Serepina Yoshika, i Setiaman Larosa. "Pembinaan Karakter Anak melalui Aktivitas Bermain, Drama Fabel dan Kontemplasi di GPIN Bukit Zaitun Bandar Lampung". Real Coster : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 5, nr 2 (8.09.2022): 53–65. http://dx.doi.org/10.53547/realcoster.v5i2.178.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
love for God. From the evaluation results of Sunday school teachers and parents, it is known that changes in Character building of children can be done in many ways. However, unfortunately there are still not many servants of God who have succeeded in designing an activity that is fun, not boring, full of entertainment but also teaches spiritual character in depth This paper discusses three methods used in children's character-building activities, namely playing activities, staging fable dramas and nights of contemplation. These three events are packaged in such a way in two days to create a fluid atmosphere, fun but also touching the hearts of every child. This character development of children is manifested in the context of Community Service activities carried out by STTMSL lecturers in collaboration with Sunday school teachers at GPIN Bukit Zaitun Panjang on January 14-15, 2021. Through this series of activities, several characters to be built include: honesty, mutual respect, concern and children's behavior and character are seen that are in line with the target of the activity.Keywords: character building; contemplation; drama; playing AbstrakPembinaan karakter anak dapat dilakukan dengan banyak cara. Namun, sayangnya masih belum banyak pelayan Tuhan yang berhasil merancang sebuah kegiatan yang menyenangkan, tidak membosankan, penuh hiburan tetapi juga mengajarkan karakter rohani secara mendalam. Tulisan ini membahas tiga cara yang dipakai dalam kegiatan pembinaan karakter anak yakni aktivitas bermain, pementasan drama fabel dan malam kontemplasi. Ketiga acara ini dikemas sedemikian rupa dalam dua hari untuk membuat suasana cair, menyenangkan tetapi juga menyentuh hati setiap anak. Pembinaan karakter anak ini diwujudkan dalam konteks kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan oleh dosen STTMSL bekerja sama dengan guru-guru sekolah minggu di GPIN Bukit Zaitun Panjang pada 14-15 Januari 2021. Melalui rangkaian kegiatan ini, beberapa karakter yang hendak dibangun antara lain: kejujuran, saling menghargai, kepedulian dan kecintaan pada Tuhan. Dari hasil evaluasi guru sekolah minggu dan orang tua, diketahui bahwa nampak perubahan perilaku dan karakter anak yang mengarah sesuai dengan sasaran kegiatan.Kata kunci: bermain; drama; kontemplasi; pembinaan karakter
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
5

Ahmad, Asy Syams Elya. "KRITIK SEJARAH BATIK SIDOARJO". Gorga : Jurnal Seni Rupa 10, nr 1 (9.06.2021): 137. http://dx.doi.org/10.24114/gr.v10i1.24626.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
The popular historical narrative of the batik Sidoarjo needs to be reexamined based on historical methodology so that there is no historical bias based only on oral stories of the general public. Many studies are trapped in an inaccurate understanding of local historicity. As a result, these various studies have failed to fit batik Sidoarjo into its full context, instead it has become a kind of narrative standardization on its characteristics and history. This study aims to criticize the historical construction that has been popular in relation to the basic understanding of batik Sidoarjo and to explain the position of batik Sidoarjo in the cultural framework of its people. This article is the author's attempt to provide an analysis or explanation that is different from the historical narrative of batik Sidoarjo which is commonly used in various discussions. This research is classified as a qualitative research, using the historical method which consists of four stages, namely heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. This research uses historical and sociological approaches to collect, select, and critically examine historical sources of Sidoarjo batik, resulting in historical facts. The results showed that the historicity of batik Sidoarjo refers to the batik activities in the areas of Kedungcangkring, Jetis, Sekardangan, Gajah Mada St. (Peranakans), and Tulangan, all of which have a direct relationship with both Peranakans nor indigenous. Batik Sidoarjo is not framed by traditional rituals, nor is it under the control and domination of the royal aristocracy. Its growth is based on the factor of the economic needs of the supporting community, which tends to be a trading commodity. The presence of other groups of people or nations such as Peranakan Chinese, Indo-European, Dutch, Arabic contributed to the birth of Sidoarjo batik. Keywords: batik, Sidoarjo, historical criticism.AbstrakNarasi sejarah batik Sidoarjo yang populer perlu dikaji ulang dengan didasari metodologi sejarah sehingga tidak terjadi bias sejarah yang hanya berdasar pada cerita lisan masyarakat umum. Banyak penelitian yang terjebak dalam pemahaman historisitas setempat yang kurang tepat. Akibatnya, berbagai kajian tersebut tidak berhasil mendudukkan batik Sidoarjo sesuai dengan konteksnya secara utuh, malah menjadi semacam standardisasi narasi pada karakteristik maupun sejarahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkritisi konstruksi sejarah yang telah populer terkait pemahaman dasar tentang batik Sidoarjo serta menjelaskan kedudukan batik Sidoarjo dalam kerangka budaya masyarakatnya. Artikel ini merupakan upaya penulis untuk memberikan analisis atau paparan yang berbeda dari narasi sejarah batik Sidoarjo yang umum dilakukan pada berbagai pembahasan. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kualitatif, dengan menggunakan metode sejarah yang terdiri atas empat tahap, yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini menggunakan pendekatan historis dan sosiologis untuk mengumpulkan, menyeleksi, dan menguji secara kritis sumber-sumber sejarah batik Sidoarjo, sehingga menghasilkan fakta sejarah. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa historisitas batik Sidoarjo merujuk pada aktivitas pembatikan yang ada di wilayah Kedungcangkring, Jetis, Sekardangan, Jl. Gajah Mada (China Peranakan), dan Tulangan yang kesemuanya saling terkait memiliki hubungan langsung baik itu pembatikan China peranakan maupun pribumi. Batik Sidoarjo tidak dikerangkai oleh ritual adat, juga tidak di bawah kendali dan dominasi aristokrasi kraton. Pertumbuhannya didasari faktor kebutuhan ekonomi masyarakat pendukungnya, sifatnya cenderung merupakan komoditas dagang. Hadirnya golongan masyarakat atau bangsa lain seperti China Peranakan, Indo-Eropa, Belanda, Arab turut berpengaruh melahirkan batik Sidoarjo.Kata Kunci: batik, Sidoarjo, kritik sejarah. Author:Asy Syams Elya Ahmad : Universitas Negeri Surabaya References:Abbas, Irwan. (2014). Memahami Metodologi Sejarah antara Teori dan Praktek. ETNOHISTORI: Jurnal Ilmiah Kebudayaan dan Kesejerahan, 1(1), 33–41.Abdurrahman, Dudung. (1999). Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Logos.Ahmad, Asy Syams Elya. (2013). Kajian Estetik Batik Sidoarjo. Tesis. Tidak Diterbitkan. Bandung: Program Studi Magister Desain, Institut Teknologi Bandung.Anas, Biranul, Hasanuddin, Ratna Panggabean, Yanyan Sunarya. (1997). Indonesia Indah-Buku ke 8; “Batik”. Jakarta: Yayasan Harapan Kita/BP 3 TMII.Anshori, Yusak & Kusrianto, Adi. (2011). Keeksotisan Batik Jawa Timur. Jakarta: Elex Media Komputindo.Anwarid. (2012). Geliat Batik Tulis Sidoarjo. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Surabaya: Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah, Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel.Arfianti, D. Y., Afandi, A. F., permatasari, i., Agustin, F. R., & Nikmah, K. (2018). Batik Jetis Sidoarjo. https://doi.org/ 10.31227/osf.io/xq3r2 (diakses tanggal 17 April 2021).Benard, Russell H. (1994). Research Methods in Anthropology. London: Sage Publications.Carey, Peter. (1996). “The World of the Pasisir”, dalam Fabric of Enchantment; Batik from the North Coast of Java. County Museum of Art.Daliman. (2012). Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ombak.Djoemena, Nian S. (1990a). Batik dan Mitra. Jakarta: Djambatan.________, Nian S. (1990b). Ungkapan Sehelai Batik: Its Mystery and Meaning. Cetakan II. Jakarta: Djambatan.Elliott, Inger McCabe. (2004). Batik, Fabled Cloth of Java. Singapore: Periplus.Fauzi, Ahmad. (2020, Juli 24). Daya Tarik Kampung Batik Jetis Sidoarjo. https://brisik.id/read/ 54889/daya-tarik-kampung-batik-jetis-sidoarjo (diakses tanggal 17 April 2021).Fitinline. (2013, Februari 17). Batik Sidoarjo. https://fitinline.com/article/ read/batik-sidoarjo/ (diakses tanggal 17 April 2021).Garraghan, Gilbert J. 1957. A Guide To Historical Method. New York: Fordham University Press.Gottschalk, Louis. (1975). Mengerti Sejarah. Terjemahan Nugroho Notosusanto. Jakarta: Yayasan Penerbit UI.Gray, Wood. (1964). Historian's Handbook: A Key to the Study and Writing of History. Boston: Houghton Mifflin.Gustami, SP. (2007). Butir-butir Estetika Timur; Ide Dasar Penciptaan Seni Kriya Indonesia. Yogyakarta: Prasista.Hani, Asfi. (2020, September 18). Sejarah Batik di Kampung Batik Jetis Sidoarjo. https://www. kompasiana.com/asfihani5098/5f642741097f3602e03e3cc3/sejarah-batik-di-kampung-batik-jetis-sidoarjo?page=all (diakses tanggal 17 April 2021).Hasanuddin. (2001). Batik Pesisiran: Melacak Etos Dagang Santri pada Ragam Hias Batik. Bandung: Kiblat.Harris, Jennifer, Ed. (1993). 5000 Years of Textiles. London: The British Museum Press.Hitchcock, Michael. (1991). Indonesian Textiles. Periplus Editions (HK) Ltd.Heringa, Rens & Veldhuisen, H.C. (1996). Fabric of Enchantment; Batik from the North Coast of Java. Los Angeles: County Museum of Art.Heringa, Rens. (2010). "Upland Tribe, Coastal Village, and Inland Court: Revised Parameters for Batik Research" dalam Five Centuries of Indonesian Textiles. Ruth Barnes & Mary Hunt Kahlenberg (Ed). Munich: Prestel.Irwanto, Dedi & Sair, Alian. (2014) Metodologi dan Historiografi Sejarah. Yogyakarta: EJA PUBLISHER.Irwantono, Yusuf & Hidayatun M.I. (2019). Fasilitas Wisata Edukasi Batik Sidoarjo di Sidoarjo. Jurnal eDIMENSI ARSITEKTUR, 7(1), 1089–1096. Ishwara, Helen, L.R. Supriyapto Yahya, Xenia Moeis. (2011). Batik Pesisir Pusaka Indonesia; Koleksi Hartono Sumarsono. Jakarta: KPG.Kartodirdjo, Sartono (1993). Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia.Khasanah, Uswatun. (2018, Juni 8). Batik Asli Sidoarjo.https://doi.org/ 10.31227/ osf.io/zdka8 (diakses tanggal 17 April 2021).Kuntowijoyo. (2013). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.Listanto, Virgiawan. (2019). “Batik Sebagai Representasi Produk Indsutri Kreatif di Sidoarjo Reinvensi Pragmatis untuk Inovasi Industri Kreatif Berbasis Budaya Visual Nusantara." Prosiding Seminar Nasional Seni dan Desain 2019, 465–469. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.Majlis, Brigitte Khan. (2000). “Javanesse Batik: An Introduction” dalam Rudolf G. Smend, Batik from The Courts of Java and Sumatra. Singapore: Periplus.Masadmin, (2016, Oktober 3). Batik Jetis Sidoarjo. Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur. https:// jawatimuran.disperpusip. jatimprov.go.id/2016/10/03/batik-jetis-sidoarjo/ (diakses tanggal 17 April 2021).Maxwell, Robyn. (2003). Textiles of Southeast Asia: tradition, trade and transformation. Hongkong: Tuttle.Pranoto, Suhartono W. (2010). Teori dan Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Graha Ilmu.Qamariah, Desti. (2012). Perkembangan Motif Batik Tulis Jetis Sidoarjo (2008-2011). Skripsi. Tidak Diterbitkan. Malang: Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang.Ran. (2015, Desember 5). Sempat Tenggelam, Kini Kian Eksis: Sejarah Panjang Batik Sidoarjo. Jawa Pos. https://www.pressreader.com/indone sia/jawa-pos/20151205/282656096383339 (diakses tanggal 17 April 2021).Ramadhan, Iwet. (2013). Cerita Batik. Tangerang: Literati.Rouffaer, G.P. & Juynboll, H.H. (1914). De Batikkunst in Nederlandsch Indië en haar geschiedenis. Utrecht: Oosthoek.Rusli. (2013). “Pendokumentasian Artifak Sejarah Pembatikan di Kedungcangkring”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 2 Februari 2013. Kedungcangkring, Sidoarjo.Skocpol, Theda (ed.). (1984). Vision and Method in Historical Sociology. Cambridge: Cambridge University Press.Solikha, Rokhimatus. (2019). Sejarah Perkembangan dan Pengaruh Batik Jetis dalam Perekonomian Masyarakat Desa Jetis Sidoarjo. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Surabaya: Program Studi Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.Spradley, James. (1997). Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.Susanto, Sewan. (1980). Seni Kerajinan Batik Indonesia. Jakarta: Balai Penelitian Batik dan Kerajinan. Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri, Departemen Perindustrian RI.Tjoa, Dave. (2004, Oktober 5). Batik Sidoarjo: Kampung Batik Jetis, Kampung Pengrajin Batik Tulis Sidoarjo. http://jejakbatik.blogspot. com/2014/10/batik-sidoarjo.html (diakses tang-gal 17 April 2021).Van Leur, J.C. (1955). Indonesian Trade and Society: Essay in Asean Social and Economical History. ‘s-Gravenhage: n.v. Uitgeverij W. Van Hoove.Van Roojen, Pepin. 2001. Batik Design. Amsterdam: Pepin Press.Wasino & Hartatik, Endah Sri. (2018). Metode Penelitian Sejarah: dari Riset hingga Penulisan. Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama.Wibowo, Januar, Haryanto Tanuwijaya, Achmad Yanu A.F. (2016). “Rancang Bangun Management Information System Batik Tradisional Jawa Timur sebagai Upaya Pelestarian Warisan Budaya Bangsa”. Laporan Akhir Penelitian Hibah Bersaing. Tidak Diterbitkan. Surabaya: Institut Bisnis dan Informatika, STIKOM.Wirawan, Rizky S. & Trilaksana, Agus. (2015). Sejarah Industrialisasi Batik di Kampung Batik Jetis Sidoarjo Tahun 1970-2013. AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah, 3(3), 480–486.Wulandari, Ari. (2011). Batik Nusantara; Makna Filosofis, Cara Pembuatan dan Industri Batik. Yogyakarta: Andi.Wulandari, S.E., Imam As’ary, Yudi Prasetyo. (2013). Perkembangan Motif Batik Jetis Sidoarjo dalam Tinjauan Sejarah. GENTA: Jurnal Pendidikan Sejarah, 1(1), 1–12.Yanuar. (2016, Oktober 19). Kampung Kuno Jetis Penghasil Batik Tulis Khas Sidoarjo. https://kabarinews.com/kampung-kuno-jetis-penghasil-batik-tulis-khas-sidoarjo/87296 (diakses tanggal 17 April 2021).
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
6

Sujud, Arbaie, Normaliza Abd Rahim i Nik Rafidah Nik Muhammad Affendi. "Word Recognition through Malay Animal Fables". Asian Social Science 10, nr 11 (30.05.2014). http://dx.doi.org/10.5539/ass.v10n11p252.

Pełny tekst źródła
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
7

Asyura, Muhammad. "IMPLEMENTATION OF THE GREIMAS NARRATIVE STRUCTURE ON ULAT ENTADUK STORY (ORAL LITERATURE OF MALAY MEMPAWAH)". Kibas Cenderawasih 18, nr 2 (26.10.2021). http://dx.doi.org/10.26499/kc.v18i2.294.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
This research is a qualitative study describing the narrative structure of Ulat Entaduk story as one among the oral literature (fable) living in Malay society in Mempawah. The source of this research data are two native speakers from Mempawah with data in the form of fable stories. The Data was analyzed with a literary study using Greimas narrative structure theory. The results of this study showed that the acution and functional schemes of Ulat Entaduk story is based off the inner conflict of the main character namely the mother and her childish adoptive son (blood-sucking worm) to torment the inner and physical mother. This happened because she too spoiled for her adoptive child that threatened her and family life. The most striking extrinsic element in the Caterpillar's story is self-immaturity and a family education that belongs to sex education. Readers are also taught to be thankful, respect for parents, and live independently as a key to the happiness of life. Keywords: Ulat Entaduk (caterpillar), Greimas narrative, Malay Mempawah
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
8

Novasyari, Ressy. "Significant Roles of Children’s Literature In Efl". Global Expert: Jurnal Bahasa dan Sastra 8, nr 1 (12.09.2019). http://dx.doi.org/10.36982/jge.v8i1.798.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
ABSTRACTThis article describes about the concept of children’s literature, the genre and the role of children’s literature in teaching English as a foreign language. In Indonesia, English as a foreign language because Indonesian use Bahasa Indonesia for communication.Children’s literature is a kind of literary texts such as picture story books, fable, novel, short stories etc in order to make students interested in reading especially for English as a foreign language. Sometimes they feel bored and lazy to learn English because they think that it is a difficult subject therefore, English teacher in Indonesia usually teaches the students with language combination between Indonesia and English in teaching and learning pocess in order to make their students understand what they learn. Not only that, teachers always use textbook as material in teaching and learning process without introducing new material like literature text and usually the use of teacher-centered strategy in classroom without involving students. One solution for solving this problem is introducing literature in teaching and learning process. Motivating students to learn English Literature is one of the best approach for teacher in teaching of English language skills (reading, writing, speaking and listening) because it can make students enhance their knowledge from story that they read in literary text.Keywords : Childrens’ literature, genre and role of children’s literatureABSTRAKArtikel ini akan menjelaskan tentang konsep sastra anak-anak, macam-macam dan peran sastra terhadap anak-anak dalam mengajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing.Di Indonesia, Bahasa Inggris sebagai bahasa asing karena orang Indonesia menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi.Sastra anak-anak adalah jenis teks sastra seperti buku cerita bergambar, dongeng, novel, cerita pendek dll supaya siswa tertarik membaca terutama untuk bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Terkadang mereka merasa bosan dan malas belajar bahasa Inggris karena mereka pikir itu adalah pelajaran yang sulit oleh karena itu guru pelajaran bahasa Inggris di Indonesia biasanya mengajar siswa dengan menggunakan bahasa campuran antara bahasa Indonesia dan bahsa Inggris di proses belajar mengajar supaya siswa mengerti apa yang mereka pelajari. Tidak hanya itu, guru selalu menggunakan buku paket sebagai bahan ajar di proses belajar mengajar tanpa mengenalkan bahan ajar baru seperti teks sastra dan biasanya menggunakan strategi yang berpusat pada guru tanpa melibatkan siswa. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini adalah memperkenalkan sastra dalam proses belajar mengajar. Memotivasi siswa untuk belajar Sastra Inggris adalah salah satu pendekatan terbaik untuk guru dalam mengajar keterampilan bahasa Inggris (membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan) karena itu dapat membuat siswa meningkatkan pengetahuan mereka dari cerita yang mereka baca dalam teks sastra.Kata kunci : Sastra Anak- anak, macam sastra dan peran sastra anak- anak
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.

Książki na temat "Malay Fables"

1

Mahalingam, Eugene. Parallel tales: Fairy tales and fables reimagined. Petaling Jaya, Selangor, Malaysia: MPH Group Publishing Sdn Bhd, 2017.

Znajdź pełny tekst źródła
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
2

Ikan Haruan Ajaib. Kuala Lumpur, Malaysia: Dewan Bahasa dan Pustaka, Malaysia, 2017.

Znajdź pełny tekst źródła
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
3

Jarum Cik Helang Hilang. Kuala Lumpur, Malaysia: Dewan Bahasa dan Pustaka, Malaysia, 2018.

Znajdź pełny tekst źródła
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
Oferujemy zniżki na wszystkie plany premium dla autorów, których prace zostały uwzględnione w tematycznych zestawieniach literatury. Skontaktuj się z nami, aby uzyskać unikalny kod promocyjny!

Do bibliografii