Gotowa bibliografia na temat „Badan Kerja Sama Antar Kota Seluruh Indonesia”

Utwórz poprawne odniesienie w stylach APA, MLA, Chicago, Harvard i wielu innych

Wybierz rodzaj źródła:

Zobacz listy aktualnych artykułów, książek, rozpraw, streszczeń i innych źródeł naukowych na temat „Badan Kerja Sama Antar Kota Seluruh Indonesia”.

Przycisk „Dodaj do bibliografii” jest dostępny obok każdej pracy w bibliografii. Użyj go – a my automatycznie utworzymy odniesienie bibliograficzne do wybranej pracy w stylu cytowania, którego potrzebujesz: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver itp.

Możesz również pobrać pełny tekst publikacji naukowej w formacie „.pdf” i przeczytać adnotację do pracy online, jeśli odpowiednie parametry są dostępne w metadanych.

Artykuły w czasopismach na temat "Badan Kerja Sama Antar Kota Seluruh Indonesia"

1

Karina Putri, Syahrani, i Noviy Hasanah. "SOLIDARITAS SOSIAL ANGGOTA ORGANISASI BSA OWNER MOTORCYCLE’ SIANTAR (BOM’S) DI KOTA PEMATANGSIANTAR". Jurnal Socius: Journal of Sociology Research and Education 5, nr 1 (18.10.2018): 32. http://dx.doi.org/10.24036/scs.v5i1.87.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
Organisasi BOM’S yang bertujuan untuk melestarikan dan mempertahankan keberadaan BSA (Birmingham Small Arms), dalam keberjalanannya tentu tidak lepas dari peran seluruh anggota yang berangkat dari kesamaan cita-cita yang menuntut kesadaran kolektif anggota kelompok, sehingga tercipta rasa solidaritas sosial untuk mencapai tujuan bersama. Maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan solidaritas anggota organisasi BOM’S di Kota Pematangsiantar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa solidaritas sosial anggota organisasi BOM’S termasuk ke dalam tipe solidaritas sosial mekanik. Hal ini ditunjukkan dari deskripsi solidaritas sosial melalui beberapa sifat pokoknya, yaitu : pertama, pembagian kerja yang rendah dan tidak adanya saling ketergantungan yang tinggi melainkan sebuah kerjasama antar seluruh anggota. Kedua, adanya kesadaran kolektif yang kuat dalam organisasi BOM’S yang ditunjukkan melalui adanya pandangan yang sama untuk melestarikan dan mempertahankan keberadaan BSA. Ketiga, hukum yang dominan berlaku dalam organisasi BOM’S adalah hukum represif dan keterlibatan organisasi dalam menghukum tindakan yang mengancam kesadaran kolektif anggota organisasi cenderung lebih tinggi dan tidak ada campur tangan dari badan-badan kontrol sosial. Keempat, nilai-nilai dalam organisasi BOM’S adalah nilai kekeluargaan dan kebersamaan yang ditunjukkan melalui sikap saling menghormati dan tingginya rasa kepedulian sosial antar sesama anggota yang menunjukkan sifat individualitas yang rendah dalam hubungan antar anggota organisasi.
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
2

Sarman i Darmin. "Determinan Epidemiologis Kejadian Stunting pada Anak Usia 6-12 Bulan di Kota Kotamobagu". Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) 4, nr 3 (9.08.2021): 392–400. http://dx.doi.org/10.56338/mppki.v4i3.1616.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
Stunting masih merupakan satu masalah gizi di Indonesia yang belum terselesaikan. Stunting akan menyebabkan dampak jangka panjang yaitu terganggunya perkembangan fisik, mental, intelektual, serta kognitif. Prevalensi kejadian stunting di Kota Kotamobagu pada tahun 2018 sebanyak 29,03%, tahun 2019 sebanyak 5,6%, dan tahun 2020 sebanyak 5,3%. Tujuan penelitian menganalisis determinan epidemiologis kejadian stunting pada anak usia 6-12 bulan di Kota Kotamobagu. Jenis penelitian observasional analitik dengan menggunakan rancang bangun case control study. Populasi seluruh ibu yang memiliki anak usia 6-12 bulan yang stunting dengan total anak sebanyak 219. Sedangkan populasi kontrol adalah seluruh ibu yang memiliki anak usia 6-12 bulan yang tidak stunting sebanyak 3583. Besar sampel untuk masing-masing kelompok kasus adalah 49 orang dan kelompok kontrol adalah 98 orang. Sehingga besar sampel secara keseluruhan adalah 147 anak. Teknik pengambilan sampel yaitu Simple random sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square dan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah tinggi badan ibu (p=0,048;OR=2,148), riwayat anemia saat hamil (p=0,036;OR=2,251), dan berat badan lahir (p=0,006;OR=2,885). Variabel yang tidak berhubungan adalah status imunisasi, riwayat penyakit diare, dan riwayat penyakit ISPA. Variabel dominan berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 6-12 bulan adalah berat badan lahir (p=0,001, OR=3,629; 95% CI:1,671-7,881). Diharapkan kepada seluruh Puskesmas di Kota Kotamobagu untuk menjalin kerja sama lintas sektor untuk mengatasi permasalahan stunting dan upaya peningkatan pengetahuan ibu mengenai asupan gizi saat hamil.
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
3

Frisca, Frisca, Idawati Karjadidjaja i Alexander Halim Santoso. "PREVALENSI OBESITAS SENTRAL BERDASARKAN LINGKAR PINGGANG PADA PENGEMUDI BUS ANTAR KOTA". Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 3, nr 2 (15.01.2020): 231. http://dx.doi.org/10.24912/jmstkik.v3i2.3911.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
Central obesity has become a public health problem which is currently rapidly increasing throughout the world, including in developing countries like Indonesia. The World Health Organization states that central obesity is a major risk factor for various cardiometabolic diseases, such as diabetes and hypertension. Inter-city bus drivers are high-risk occupations of cardiometabolic disease, this is due to unhealthy lifestyles and work patterns such as high consumption of fatty foods, smoking habits, lack of physical activity, long driving times and irregular sleep patterns. This study aims to determine the prevalence of central obesity based on waist circumference in inter-city bus drivers. This research is a descriptive cross sectional study. Data obtained from measurements of body weight, height and waist circumference, as well as calculation of body mass index (BMI) on 176 subjects obtained through consecutive sampling method. Obesity is said if BMI ≥25 according to WHO criteria for Asia-Pacific and central obesity if waist circumference> 90 cm for men and> 80 cm for women. In this study all subjects were men with an average age of 42.45  10.50 years. Based on the calculation of BMI there are 54.3% of subjects obese. Through measurement of waist circumference there are 50.6% of subjects with central obesity. Providing education is very important so that subjects can make lifestyle changes for the better so as to prevent cardiometabolic disease in inter-city bus drivers. AbstrakObesitas sentral telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang saat ini sangat meningkat pesat di seluruh dunia, termasuk di negara berkembang seperti Indonesia. World Health Organization menyatakan bahwa obesitas sentral merupakan faktor risiko utama terjadinya berbagai penyakit kardiometabolik, seperti diabetes dan hipertensi. Pengemudi bus antar kota merupakan pekerjaan dengan risiko tinggi terkena penyakit kardiometabolik tersebut, hal ini disebabkan karena gaya hidup dan pola kerja yang tidak sehat seperti tingginya konsumsi makanan berlemak, kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas fisik, durasi menyetir yang lama dan pola tidur yang tidak teratur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi obesitas sentral berdasarkan lingkar pinggang pada pengemudi bus antar kota. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain potong lintang. Data diperoleh dari pengukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta perhitungan indeks massa tubuh (IMT) pada 176 subjek yang diperoleh melalui metode consecutive sampling. Dikatakan Obesitas jika IMT ≥25 menurut kriteria WHO untuk Asia-Pasifik dan obesitas sentral jika lingkar pinggang >90 cm untuk laki-laki dan >80 cm untuk perempuan. Pada penelitian ini semua subjek adalah laki-laki dengan usia rata-rata 42.45 ± 10.50 tahun. Berdasarkan perhitungan IMT terdapat 54.3% subjek mengalami obesitas. Melalui pengukuran lingkar pinggang terdapat 50.6% subjek dengan obesitas sentral. Pemberian edukasi sangat penting agar subjek dapat melakukan perubahan gaya hidup menjadi lebih baik sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit kardiometabolik pada pengemudi bus antar kota.
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
4

Budiyono, Sri. "BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK) PENGUATAN KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN UTBK TAHUN 2021". Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ 8, nr 3 (30.09.2021): 291–99. http://dx.doi.org/10.32699/ppkm.v8i3.1870.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
Kegiatan pengabdian di Hotel Golden Tulip Essential Makassar, Jalan Sultan Hasanudin, nomor 43, Sawerigading, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan ini bertujuan untuk melatih guru-guru bidang studi pengampu Ujian Akhir Nasional dan Ujian Masuk Perguruan Tinggi. Kegiatan ini bisa berlangsung dengan sukses atas kerja sama antara Pengurus Madrasah Insan Cendekia, di seluruh Indonesia, yang berdasarkan kesepartan bersama antar Kepala Sekolah yang ada di berbagai wilayah nusantara. Ketua panitia mengambil sikap bahwa dalam suasana pandemi tetap dilaksanakan dengan mengindahkan protokoler kesehatan. Pelaksanaan pelatihan ini dilaksanakan secara luring walaupun masih dalam suasana pandemi. Akan tetapi, pelaksanaan secara protokoler kesehatan, benar-benar tetap dijaga dan diutamakan. Pelaksanaan kegiatan ini tidak ada tendensi negatif apa pun, yang terpenting dapat menghasilkan tindakan yang positif, kreatif, tendentif, dan menggugah aspirasi para guru khususnya dalam menghantarkan para anak didiknya ke Perguruan Tinggi idaman (favorit). Metode yang dipakai dalam kegiatan ini adalah dengan memberikan ceramah, drilling, diskusi kelompok, dan presentasi. Hasil uji coba sebelum diadakan pelatihan dan setelah diadakannya pelatihan menunjukkan hasil yang signifikan, dengan kata lain para guru dapat meningkatkan prestasinya. Hasil uji, mengalami peningkatan yang bagus sekali.
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
5

Penawan, Adi, Tri Widianto i Anggoro Panji Nugroho. "PELATIHAN PEMBUATAN LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK BERDASARKAN PSAK 45 DAN PP NO 71 TAHUN 2010 PADA BKAD KABUPATEN SRAGEN". WASANA NYATA 3, nr 2 (28.02.2020): 115–19. http://dx.doi.org/10.36587/wasananyata.v3i2.523.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM) merupakan kelanjutan kegiatan khusus pengelolaan pinjaman dana bergulir setelah kegiatan Program Pemberdayaan Masyakat Mandiri perdesaan (PNPM-MD) berakhir pada tahun 2014, Program Pemberdayaan Masyakat Mandiri perdesaan (PNPM-MD) yang dirancang sebagai upaya Pemerintah Indonesia untuk memberdayakan masyarakat perdesaan secara terpadu dan berkelanjutan. PNPM-MD membangun kelembagaan Badan Kerja Sama Antar Desa (BKAD) beserta unit kerja yang mendukung kegiatan paska program PMPM Mandiri Perdesaan, yaitu Unit Pengelola Kegiatan (UPK), Tim Verifikasi (TV) dan Badan Pengawas (BP). Unit-unit kerja tersebut adalah lembaga pengelola dana bergulir dengan fungsi memberdayakan masyarakat miskin danmarjinal melalaui pemberian pinjaman untuk modal usaha masyarakat yang dipandang tidak bankable dan visible dari mata lembaga keuangan formal ataupun Bank dan tugas penting dari para pengelola Kegiatan DAPM adalah menjaga kelestarian serta keberlanjutan dana bergulir tersebut.Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan profesional diyakini mampu menentukan visi, misi dan tujuan organisasi, untuk mencapai visi, misi dan tujuan organisasi Kelembagaan DAPM, Khususnya untuk BKAD perlunyapelatihan secara teknis dalam pembuatan Laporan Keuangan terhadap penggunaan dana sosial dan dana Kelembagaan yang telah di dapatkan dari hasil suplus Unit Pengelola Keuangan Daerah Sragen. Laporan yang dibutuhkan harus bisa mencerminkan posisi Arus Kas, Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca agar mudah di pahami sesuai dengan PSAK45 tetang Laporan keuangan Sektor public yang diperkuat dengan Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 2005 yang telah diperbaharui menjadi Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2010. Pengabdian ini telah pada 29 – 30 April 2019 di Hotel Syariah Solo dengan peserta adalah seluruh AnggotaBKAD Kabupaten Sragen sejumlah 40 Peserta yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Pelaksanaan ini menggunakan metode simulasi praktek dengan membuat laporan keuangan sesuai dengan PSAK 45 dan PP no 71 tahun 2010 tentang laporan keuangan sektor publik.
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
6

Mazlan, Mazlan, Imran Ismail i Juharni Juharni. "STRATEGI PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DI KABUPATEN SINJAI". Jurnal Paradigma Administrasi Negara 2, nr 2 (9.01.2021): 86–90. http://dx.doi.org/10.35965/jpan.v2i2.563.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
Pengembangan kawasan pedesaan memiliki peran penting dalam mendukung pembangunan nasional. oleh karena itu, pengembangan diarahkan dalam pemanfaatan sumber daya yang ada. Diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap kota. BUMDes Polewali Maju menjadi salah satu bagian dalam proses pemanfaatan sumber daya yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui sistem pelaksanaan pengelolaan BUMDes Polewali Maju di Desa Polewali Kabupaten Sinjai dan (2) Mengetahui cara meningkatkan pengembahan usaha BUMDes Polewali Maju di Desa Polewali Kabupaten Sinjai. Penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif, subyek penelitian ini adalah BUMDes Polewali Maju, dengan informan kunci adalah Direktur BUMDes, dan informan adalah Kepala Desa, staf BUMDes, Kepala Dinas PMD Sinjai dan Kabid PMD Sinjai. Hasil penelitian menunjukkan (1) Pelaksanaan pengelolaan BUMDes Polewali Maju dilakukan berdasarkan regulasi yang mengatur, seperti proses pembentukan kelembagaan dan ketersediaan sarana dan prasarana. (2) Cara mengembangkan usaha BUMDes Polewali Maju dilakukan melalui interpensi keuangan (Permodalan) dari pemerintah Desa Polewali, memberdayakan masyarakat untuk ikut serta dalam pengembangan BUMDes, membina masyarakat dan petugas BUMDes melalui pelatihan dan pendampingan serta mengembangkan kemitraan dengan para pihak yang bertujuan untuk membantu pemasarean hasil produksi BUMDes Polewali Maju yaitu produk air minum kemasan. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah bahwa pelaksanaan pengelolaan BUMDes di Desa Polewali sudah dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan tata kerja yang telah dibuat bersama antar seluruh pihak terkait dengan BUMDes Polewali Maju. Penentuan kelembagaan BUMDes juga dilakukan dengan baik karna sudah tidak melibatkan perangkat Desa. Hanya saja kelegkapansaran dan prasaranan BUMDes masih sangat terbatas. Sementara berkaitan dengan cara pengembangan usaha BUMDes masih belum produktif, seperti kerja sama dengan para pihak, pelatihan dan pendampingan yang minim. Rural area development has an important role in supporting national development. Therefore, development is directed towards the utilization of available resources. It is expected to reduce the dependence on the city. Polewali Maju BUMDes is one part of the process of utilizing existing resources. This study aims to: (1) Know the implementation system of Polewali Maju BUMDes management in Polewali Village, Sinjai Regency; and (2) Know how to increase Polewali Maju BUMDes business development in Polewali Village, Sinjai Regency. This study used a qualitative descriptive approach, the subjects of this study were BUMDes Polewali Maju, and the key informants were BUMDes Directors, Village Heads, BUMDes staff, Sinjai PMD Office Heads and Sinjai PMD Heads. The results showed that: (1) The implementation of the Polewali Maju BUMDes management was carried out based on the regulations that govern it, such as the process of institutional formation and the availability of facilities and infrastructure. (2) How to develop BUMDes Polewali Maju business is done through financial interventions (Capital) from the Polewali Village government, empowering the community to participate in BUMDes development, fostering community and BUMDes officers through training and mentoring and developing partnerships with parties aiming to assist in supplying Polewali Maju's BUMDes production results, which are bottled water products. The conclusion from the results of the study is that the implementation of BUMDes management in Polewali Village has been carried out in accordance with applicable regulations and work procedures that have been made jointly between all parties related to Polewali Maju BUMDes. The determination of BUMDes institutions is also done well because it does not involve village officials. However, the facilities and infrastructures of BUMDes are still very limited. Meanwhile, related to the business development, BUMDes is still not productive, such as cooperation with the parties, training and assistance that are minimal.
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
7

Fatiah, Mona S. "DETERMINAN AKSES MEMPEROLEH KONDOM PADA KALANGAN LELAKI SEKS LELAKI DI INDONESIA". JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI 14, nr 1 (28.06.2023): 1–9. http://dx.doi.org/10.58185/jkr.v14i1.54.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
DETERMINAN AKSES MEMPEROLEH KONDOM PADA KALANGAN LELAKI SEKS LELAKI DI INDONESIA DETERMINANTS OF CONDOM ACCESS AMONG MEN HAVE SEX WITH MEN (MSM) IN INDONESIA Mona S Fatiah 1 1Kesehatan Reproduksi, Ilmu Kesehatan Masyarakat, FKM, Universitas Cenderawasih. Jl. Raya Abepura- Sentani, Kota Jayapura, Papua *E-mail: mona.s.fatiah@gmail.com Naskah masuk: dd mm 20xx Review: dd mm 20xx Disetujui terbit: dd mm 20xx Abstract Background: condoms is a form of intervention in preventing HIV transmission in key population groups, especially LSL considering that LSL is thehighest group living with HIV in Indonesia. Objective: This study was conducted with the aim of: looking at the determinants of access to condoms in LSL circles. Method: The design of the study was a cross-sectional design using STBP data 2018-2019 where this study was conducted in 24 provinces inIndonesia with the research sample being a total population of 4,290 LSL people with a sampling technique is Respondent Driven Sampling (RDS).After the funds are obtained, an analysis is carried out up to a multivariate analysis of prediction models using STATA 4 software Result: . The results of this study found that the exposure of information about HIV (OR: 1.64 with a value of 95% CI: 1.18 – 2.28), the risk of contracting HIV (OR: 1.69 with a value of 95% CI: 1.29 – 2.20) and the consistency of condom use (OR: 4.06 with 95% CI: 3.03 – 5.45), where the dominant factor affecting access to condoms is the risk of contracting HIV Conclusion: The conclusion in this study is that these three factors affect 75% of access to condoms. Keywords: Determinants, condom access, Men Have Sex with Men (MSM) Abstrak Latar belakang: Akses dalam mendapatkan kondom merupakan salah satu bentuk intervensi dalam pencegahan penularan HIV pada kelompok populasi kunci, terutama LSL mengingat LSL merupakan kelompok tertinggi yang hidup dengan HIV di Indonesia Tujuan: melihat determinan akses memperoleh kondom pada kalangan LSL Metode: Desain dari penelitian adalah desain cross sectional dengan menggunakan data STBP 2018-2019 dimana penelitian ini dilakukan di 24 provinsi yang ada di Indonesia dengan sampel penelitian adalah total populasi berjumlah 4.290 orang LSL dengan Teknik pengambilan sampel adalah Respondent Driven Sampling (RDS). Setelah dana diperoleh, maka dilakukan analisis sampai dengan analisis multivariat model prediksi dengan menggunakan software STATA 14 Hasil: Hasil penelitian ini menemukan jika keterpaparan informasi tentang HIV (OR: 1,64 dengan nilai 95% CI: 1,18 – 2,28), risiko tertular HIV (OR: 1,69 dengan nilai 95% CI: 1,29 – 2,20) dan konsistensi penggunaan kondom (OR: 4,06 dengan 95% CI: 3,03 – 5,45), dimana factor yang dominan mempengaruhi akses mendapatkan kondom adalah risiko tertular HIV Kesimpulan: Kesimpulan pada penelitian ini jika ketiga factor tersebut mempengaruhi seitar 75% dalam akses memperoleh kondom. Kata kunci: Determinan; Akses memperoleh kondom; Lelaki Seks Lelaki (LSL) PENDAHULUAN Kondom merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mencegah penularan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang mudah di akses oleh khalayak umum, namun berbeda halnya akses memperoleh kondom pada kelompok berisiko terutama kelompok Lelaki Seks Lelaki (LSL), dimana proporsi keberadaan kelompok LSL ini di Indonesia sekitar 0,03% dari populasi masyarakat Indonesia1. LSL merupakan salah satu kelompok risiko tinggi untuk menular dan tertular Human Immunodeficiency Virus (HIV) pada pasangannya, dimana gay dan LSL memiliki risiko 28 kali lebih besar tertular HIV melalui hubungan sex dibandingkan populasi laki – laki umumnya (usia 15 – 19 tahun) 2. Unsafe sex dikendarai menjadi factor penularan HIV utama selain penggunaan jarum suntik tidak steril di kalangan Pengguna Narkoba Jarum Suntik (Penasun), riwayat Infeksi Menular Seksual (IMS) 3, hal ini dapat terlihat dari tren laporan HIV triwulan III (47%) tahun 2021 dan triwulan I tahun 2022 (43%), yang mana proporsi unsafe sex menjadi penyebab terbesar dalam penularan HIV pada kelompok heteroseksual maupun homoseksual dibandingkan dengan Penasun 4,5. Gay dan LSL menjadi kelompok tertinggi yang terinfeksi HIV dengan proporsi sebesar 45% di seluruh dunia pada tahun 2021 6, tidak hanya di dunia, namun penularan HIV tertinggi pada LSL juga terjadi di wilayah South – East – Asia (SEA) 7 , dimana Indonesia merupakan salah satu anggota SEA yang memiliki prevalensi kejadian HIV sebesar 0,10 per 1.000 populasi yang tidak terinfeksi pada tahun 20208, dimana prevalen tersebut menempati posisi ke-empat tertinggi sebelum Malaysia (0,19 per 1.000 populasi yang tidak terinfeksi), Filipina (0,15 per 1.000 populasi yang tidak terinfeksi) dan Laos (0,13 per 1.000 populasi yang tidak terinfeksi)8. Prevalensi HIV sendiri di Indonesia pada kelompok LSL juga terbilang tinggi, hal ini terlihat dari laporan Subdit HIV dan PMS Kemenkes tahun 2022, dimana sekitar 329.582 orang pada bulan Januari – Maret 2022 yang teinfeksi HIV 28,8% diantaranya adalah kelompok LSL5, jumlah tersebut sebenarnya sudah melebihi target UNAIDS yang menginginkan jika adanya penurunan kasus HIV infeksi baru menjadi 370.000 kasus tahun 2025 9. Jika melihat jumlah kasus tersebut tentunya sangatlah miris, dimana lelaki menjadi aktor utama dalam penularan HIV. Hal ini sesuai dengan Laporan triwulan I Kemenkes tahun 2021 memaparkan jika, 71% Orang Dengan HIV (ODHIV) di Indonesia4. Menghadapi realitas tersebut maka Kemenkes mengeluarkan regulasi yang tertuang dalam Peraturan Meteri Kesehatan (Permenkes) nomor 12 tahun 2013, dimana salah satu cara upaya penularan HIV dan IMS adalah dengan konsisten menggunakan kondom saat berhubungan badan serta tidak melakukan kegiatan seks berisiko, dimana dalam Permenkes tersebut juga menyinggung bahwa pemerintah menjamin ketersediaan kondom sebagai bagian dari kesehatan10. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk melihat determinan akses memperoleh kondom pada kelompok LSL di Indonesia. METODE Penelitian ini berdesain cross sectional dengan memanfaatkan data Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) tahun 2018 – 2019 yang dikeluarkan oleh Subdit HIV AIDs dan PMS Kemenkes, dimana penelitian ini di lakukan di Indonesia dalam kurun waktu selama enam bulan (Juni – November 2022). Sampel pada penelitian ini merupakan total populasi sejumlah 4.290 orang LSL yang berada di 24 Provinsi yang ada di Indonesia, dimana sampel pada penelitian ini diambil dengan pendekatan Respondent Driven Sampling (RDS). Variabel pada penelirian ini terdiri dari variabel Independen berupa: karakteristik LSL (usia, pendidikan LSL, status perkawinan dan pekerjaan), jaminan kesehatan, informasi tentang HIV, risiko tertular HIV serta konsistensi penggunaan kodom dan variabel dependen berupa: akses mendapatkan kondom. Setelah data terkumpul maka data di analisis sampai dengan analisis multivariat yaitu regresi logistic model prediksi dengan menggunakan software STATA 14. Penelitian ini telah lulus uji etik dengan nomor: 727/UN2.F10/PPM/00.02/2018. HASIL Sebanyak 4.176 orang LSL 24,2% LSL diantaranya mengaku tidak memiliki kondom, dengan usia LSL termuda berada pada range antara 15 – 19 tahun sekitar 17,4%. Sebagian besar (60,1%) dari LSL mengaku memiliki latar belakang pendidikan tamat SMA/sederajat dengan status perkawinan terbanyak adalah belum menikah sekitar 81,9 persen. untuk membiayai kebutuhan sehari – hari kelompok LSL mengaku jika 36% LSL memiliki pekerjaan dengan gaji tetap. Untuk kepemilikan jaminan kesehatan, proporsi LSL yang tercover dalam jaminan kesehatan sekitar 59,8%, sedangkan untuk informasi tentang HIV sekitar 20,8% LSL mengaku tidak pernah mendapatkan informasi tentang HIV. Sekitar 64,1% LSL mengaku jika mereka merasa berisiko tertular HIV dan 12,45 LSL mengaku tidak konsisten menggunakan kondom saat melakukan hubungan badan dengan pasangan seks tetap (tabel 1). Tabel 1. Distribusi Karaktersitik LSL (Usia, Pedidikan, Status Perkawinan dan Pekerjaa), Jaminan Kesehatan, Informasi tentang HIV, Risiko tertular HIV, Konsistensi Penggunaan Kondom dan Akses Mendapatkan Kondom Akses Mendapatkan Kondom n % Tidak memiliki kondom 1.011 24,2 Hanya membeli 1.352 32,4 Gratisan 1.170 28,0 Membeli dan dapat gratis 643 15,4 Total 4.176 100,0 Karakteristik Responden Usia (dalam tahun) 15 – 19 748 17,4 20 – 24 1.245 29,1 25 – 49 2.163 50,4 ³50 Tahun 134 3,1 Total 4.290 100,0 Pendidikan Tidak pernah sekolah 16 0,4 Menamatkan SD 294 6,8 Menamatkan SMP 763 17,8 Menamatkan SMA 2.580 60,2 Menamatkan akademi sederajat 637 14,8 Total 4.290 100,0 Status Perkawinan Belum kawin 3.515 81,9 Menikah dan tinggal dengan pasangan 453 10,6 Menikah namun tidak tinggal serumah 107 2,5 Cerai hidup 172 4,0 Cerai mati 43 1,0 Total 4.290 100,0 Pekerjaan Tidak bekerja 1.178 27,5 Bekerja dengan gaji tetap 1.544 36,0 Bekerja dengan gaji tidak tetap 754 17,6 freelance 814 19.0 Total 4.290 100,0 Kepemilikikan jaminan kesehatan BPJS 2.566 59,8 Asuransi swasta 116 2,7 BPJS dan Asuransi swasta 142 3,3 Tidak memiliki 1.466 34,2 Total 4.290 100,0 Informasi tentang HIV Ya mendapatkan informasi 3.397 79,2 Tidak mendapatkan informasi 893 20,8 Total 4.290 100,0 Risiko tertular HIV Tidak berisiko 2.750 64,1 Berisiko 990 23,1 Tidak tahu 550 12,8 Total 4.290 100,0 Konsistensi Penggunaan Kondom Tidak pernah 232 12,5 Jarang/kadang – kadang 726 39,0 Sering 263 14,1 Selalu 618 33,2 Tidak punya pasangan tetap 24 1,3 Total 1.863 100,0 LSL yang berusia di atas 20 tahun memiliki peluang sebesar 1,87 kali dalam kemudahan mengakses kondom di bandingkan dengan LSL yang berusia di bawah 20 tahun (Nilai OR: 1,87 dengan nilai 95% CI: 1,56 – 2,23). Kelompok LSL berlatar belakang pendidikan yang lulusan aakademik/PT memiliki peluang sebesar 1,39 kali lebih besar untuk memperoleh kemudahan dalam mengakses kondom di bandingkan kelompok LSL yang berlatar belakang pendidikan lulusan SMA ke bawah (Nilai OR: 1,39 dengan nilai 95% CI: 1,12 – 1,74). LSL yang berstatus bekerja lebih berpeluang sebesar 1,76 kali lebih besar untuk mendapatkan kemudahan dalam mengakses kondom pada saat berhubungan badan di bandingkan dengan LSL yang tidak bekerja (Nilai OR: 1,76 dengan nilai 95% CI: 1,51 – 2,06). Hasil analisis untuk variabel kepemilikan jaminan kesehatan diperoleh jika LSL yang memiliki jaminan kesehatan berpeluang sebesar 1,34 kali lebih besar untuk memperoleh kemudahan dalam mendapatkan kondom di bandingkan dengan LSL yang tidak memiliki jaminan kesehatan (Nilai OR: 1,34 dengan nilai 95% CI: 1,15 – 1,55). LSL yang terpapar tentang informasi HIV memiliki peluang sebesar 2,43 kali lebih besar untuk mendapatkan kemudahan dalam negakses kondom dibandingkan dengan LSL yang tidak terpapar informasi tentang HIV (Nilai OR: 2,34 dengan nilai 95% CI: 1,98 – 2,76). LSL yang merasa berisiko tertular HIV berpeluang sebesar 2,12 kali lebih besar dalam kemudahan akses mendapatkan kondom dibandingkan dengan LSL yang merasa tidak berisiko tertular HIV (Nilai OR: 2,12 dengan nilai 95% CI: 1,83 – 2,46). Kelompok LSL yang konsisten menggunakan kondom saat berhubungan seksual dengan pasnagannya berpeluang sebesar 4,16 kali lebih besar mendapatkan kemudahan dalam mengakses kondom dibandingkan dengan LSL yang tidak konsisten dalam menggunakan kondom saat berhubungan seksual dengan pasangan seksnya (Nilai OR: 4,16 dengan nilai 95% CI: 3,09 – 5,67) yang dapat terlihat pada tabel 2 Tabel 2. Hasil Analisis Bivariat antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen Variabel Akses Mendapatkan Kondom Total p value OR (95% CI) Mudah Tidak mudah n % n % n % Karakteristik LSL Usia dalam tahun ³ 20 2.695 77,9 762 22,1 3.457 100,0 0,0001 1,87 (1,56 – 2,23) < 20 470 65,4 249 34,6 719 100,0 Pendidikan Tamat akademi/PT 509 80,7 122 19,3 631 100,0 0,002 1,39 (1,12 – 1,74) Tamat SMA ke bawah 2.656 74,9 889 25,0 3.545 100,0 Status Perkawinan Menikah dan cerai 522 70,3 221 29,3 743 100,0 0,001 0,706 (0,589 – 0,845) Belum menikah 2.643 76,9 790 23,1 3.433 100,0 Pekerjaan Berkerja dan freelance 2.399 78,8 646 21,2 3.045 100,0 0,001 1,76 (1,51 – 2,06) Tidak bekerja 766 67,7 365 32,3 1.131 100,0 Kepemilikan Asuransi Memiliki Jamkes 2.139 77,6 616 22,4 2.755 100,0 0,001 1,34 (1,15 – 1,55) Tidak memiliki 1.026 72,2 395 27,8 1.421 100,0 Keterpaparan Informasi tentang HIV Pernah terpapar 2.650 79,2 695 20,7 3.345 100,0 0,001 2,34 (1,98 – 2,76) Tidak pernah terpapar 515 61,9 316 38,1 831 100,0 Risiko tertular HIV Berisiko 2.199 80,8 523 19,2 2.722 100,0 0,001 2,12 (1,83 – 2,46) Tidak berisiko 966 66,4 488 33,6 1.454 100,0 Konsistensi Penggunaan Kondom Konsisten 813 92,6 65 7,4 878 100,0 0,001 4,16 (3,09 – 5,67) Tidak konsisten 711 75,0 237 25,0 948 100,0 Hasil akhir analisis multivariat, diperoleh ada tiga faktor yang mempengaruhi akses mendapatkan kondom pada kalangan LSL, yaitu: keterpaparan informasi tentang HIV dengan nilai p value sebesar 0,003 dan nilai OR sebesar 1,65 (95% CI: 1,18 – 2,28), risiko tertular HIV dengan nilai p value sebesar 0,001 dan nilai OR sebesar 1,69 (95% CI: 1,29 – 2,21) serta variabel konsistensi menggunakan kondom dengan nilai p value sebesar 0,001 dan nilai OR sebesar 4,06 (95% CI: 3,02 – 5,45), dimana variabel yang paling dominan yang mempengaruhi akses mendapatkan kondom adalah risiko tertular HIV, dimana jika kita melihat interval dari nilai 95. Tabel 3. Hasil Analisis Multivariat Akses mendapatkan kondom OR SE z p value 95% CI Informasi tentang HIV 1,65 0,27 2,98 0,003 1,18 – 2,28 Risiko tertular HIV 1,69 0,23 3,88 0,001 1,29 – 2,21 Konsistensi penggunaan kondom 4,06 0,62 9,33 0,001 3,02 – 5,45 Konstanta 0,06 0,08 -19,5 0,001 0,04 – 0,08 PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan menggunakan data sekunder yang memiliki keterbatasan berupa: peneliti tidak bisa mengontrol bias dalam pengumpulan data penelitian, selian itu juga adanya keterbatasan data yang diteliti karena ketersediaan data sekunder yang terbatas, sehingga ada beberapa variabel yang belum tereksplore. Kondom merupakan salah satu dari enam langkah pencegahan penyebaran HIV pada kelompok kunci, dimana populasi kunci diharapkan konsisten menggunakan kondom saat berhubungan badan baik dengan pasangan tetap maupun tidak dengan pasangan tetap10, ketersediaan kondom dapat membuat seseorang untuk menggunakan kondom pada saat melakukan hubungan seks11 untuk bisa memperkenalkan kondom kepada masyarakat umum sebagai alat mencegah penularan HIV selain sebagai alat kontrasepsi dalam mencegah kehamilan maka pemerintah melakukan sosialisasi baik melalui lini massa maupun dari lini kesehatan selain itu pemerintah juga membuat regulasi terkait ketersediaan kondom10,12, namun meskipun sudah ada regulasi dan sosialisasi tersebut, masih ditemukan adanya LSL pada penelitian ini yang tidak memiliki akses memperoleh kondom alias tidak memiliki kondom sekitar 24,2%. Hasil penelitian ini mirip dengan temuan yang dilakukan di Swatziland oleh Brown et al (2016), menemukan jika 18,9% LSL mengaku kesulitan dalam mengakses kondom13 hal yang sama juga ditemukan di Amerika, dimana sekitar 15 – 19 % tidak menggunakan kondom saat berhubungan seksual14. Kemudahan dalam akses memperoleh kondom akan menfasilitasi seseorang untuk menggunakan kondom pada saat berhubungan seks dengan partnernya sehingga penularan HIV bisa dicegah15 untuk itu perlunya memastikan ketersediaan kondom pada tempat – tempat yang di jangkau LSL sehingga kejadian HIV pada kalangan LSL bisa ditekan, mengingat jika ODHIV pada kelompok LSL di Indonesia masuk ke dalam kelompok kunci tertinggi dengan proporsi sebesar 28,8%5. Meningkatkan persepsi risiko tertular HIV pada kelompok LSL dapat membantu LSL untuk mudah mengaskses kondom16. Pada penelitian ini menemukan jika, LSL yang terpapar informasi tentang HIV baik oleh tenaga kesehatan, teman serta mendapatkan intervensi dalam menawarkan kondom ke pasangan seks akan lebih mudah mengakses kondom17. Pada penelitian ini menemukan jika adanya keterkaitan anatara keterpaparan informasi tentang HIV dengan akses mendapatkan kondom. Penelitian ini selarang dengan penelitian yang dilakukan oleh Parwangsa dan Bantas di lima kota yang ada di Indonesia menemukan jika LSL yang terpapar informasi tentang HIV berpeluang sebesar 1,99 kali untuk lebih mudah mengakses untuk memperoleh kondom dibandingkan dengan LSL yang tidak terpapar informasi HIV18, hal ini dikarenakan bahwa seseorang yang lebih terpapar informasi akan lebih bisa memproteksi diri dan pasangannya supaya tidak terkena HIV. Konsistensi penggunaan kondom dalam upaya pencegahan penularan HIV sangat dipengaruhi oleh pasangan seks19 selain factor negosiasi hal ini dapat membantu untuk konsisten dalam menggunakan kondom17. Penggunaan kondom, akses mendapatkan kondom dan juga keterjangkauan kondom dapat membantu populasi kunci untuk bisa konsisten dalam menggunakan kondom20 selain factor negosiasi dengan pasangan dan juga factor income yang diperoleh oleh LSL21. Konsistensi pengunaan kondom serta penggunaan kondom yang benar saat berhubungan seks merupakah salah satu intervensi dalam penuruna HIV di Kalangan populasi kunci22. Ketika seseorang mudah dalam mengakses kondom maka akan ada peluang untuk konsisten dalam kondom dalam berhubungan seks dengan pasangannya, dimana pada penelitian ini diperoleh sekitar 33,2% LSL yang konsisten menggunakan kondom pada saat berhubungan seks. KESIMPULAN Variabel keterpaparan informasi, risiko tertular HIV dan konsistensi penggunaan kondom merupakan determinan yang mempengaruhi akses dalam memperolhe kondom, dimana ketiga variabel ini mempengaruhi sekitar 75% dalam akses mendapatkan kondom, sedangkan variabel yang dominan mempengaruhi akses mendapatkan kondom pada kalangan LSL adalah risiko tertular HIV. SARAN Perlunya upaya intervensi dan evaluasi dari dinas kesehatan dan LSM terkait kemudahan akses ketersediaan kondom di tempat kerja pada kelompok berisiko sehingga upaya penuruan kejadian ODHIV pada kelompok berisiko dapat di control, serta perlunya upaya sosialisasi tentang HIV pada kelompok berisiko sehingga peningkatan pengetahuan dan persepsi tertular HIV pada kelompok berisiko dapat membantu dalam penurunan ODHIV. Ucapan Terima Kasih Peneliti mengucapkan terima kasih bagi pihak Subdit HIV AIDs dan PMS Kementerian Kesehatan yang telah bersedia memberikan akses raw data STBP 2018 – 2019 kepada peneliti, sehingga data tersebut dapat diolah dan menjadi sebuah informasi. Daftar Pustaka Pusdatin Kemenkes. Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) 2018-2019. Jakarta; 2019. UNAIDS. In Danger: UNAIDs Global AIDs Update 2022 [Internet]. Geneve; 2022. Available from: https://www.unaids.org/sites/default/files/media_asset/2022-global-aids-update_en.pdf WHO. HIV [Internet]. 2022 [cited 2022 Jan 2]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hiv-aids Subdit HIV AIDs dan IMS Kemenkes. Laporan Triwulan III Tahun 2021 tentang Perkembangan HIV AIDs dan IMS [Internet]. Jakarta; 2021. Available from: https://siha.kemkes.go.id/portal/files_upload/Laporan_TW_III_2021.pdf Subdit HIV dan PMS. Laporan Triwulan 1 Tahun 2022 tentang Perkembangan HIV, AIDS dan PMS [Internet]. Jakarta; 2022. Available from: https://siha.kemkes.go.id/portal/files_upload/Laporan_TW_1_2022.pdf UNAIDS. UNAIDS data 2021 [Internet]. 2021. Available from: https://www.unaids.org/sites/default/files/media_asset/JC3032_AIDS_Data_book_2021_En.pdf ASEAN Secretarist. Second Regional Report on HIV & AIDS in the ASEAN Region [Internet]. 2016. Available from: https://asean.org/wp-content/uploads/2021/01/08ASEAN-Regional-Report-on-HIV-AIDS-1dec.pdf WHO. World Health Statistics 2022 (Monitoring Health for the SDGs) [Internet]. WHO; 2022. Available from: https://cdn.who.int/media/docs/default-source/gho-documents/world-health-statistic-reports/worldhealthstatistics_2022.pdf UNAIDS. Mengakhiri AIDS: Strategi AIDS Global 2021-2026 [Internet]. Switzerland; 2020. Available from: https://www.unaids.org/sites/default/files/media/documents/global-AIDS-strategy-2021-2026_id.pdf Kemenkes. Penanggulangan HIV & AIDS (Permenkes nomor 21 tahun 2013) [Internet]. Jakarta; 2013. Available from: https://dinkes.jatimprov.go.id/userfile/dokumen/Permenkes No 21 Tahun 2013 Penanggulangan HIVAIDS.pdf Eva, Fridalina. Determinan Penggunaan Kondom pada Penjaja Seks Komersial ( PSK ) di Kawasan Sicanang Belawan. J Ilmu Kesehat Masy [Internet]. 2017;74–84. Available from: https://journals.stikim.ac.id/index.php/jikm/article/view/109 Pemerintah Kab. Tegal. Peraturan Bupati Tegal tentang Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Penanggulangan HIV dan AIDs di Tingkat Desa. Tegal; 2016. Brown CA, Grosso AL, Adams D, Sithole B, Ketende S, Greene J, et al. Characterizing The Individual, Social, and Structural Determinants of Condom Use Among Men who Have Sex with Men in Swaziland. AIDS Res Hum Retroviruses [Internet]. 2016;32(6):539–46. Available from: https://www.liebertpub.com/doi/epub/10.1089/aid.2015.0240 Paz-bailey G, Mendoza MCB, Finlayson T, Wejnert C, Le B, Rose C, et al. HHS Public Access. HSS Public Access [Internet]. 2018;30(February 2015):1985–90. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5838316/pdf/nihms943893.pdf Maria N, Izah N. Keterjangkauan dan Ketersediaan Kondom dalam Perilaku Seks Berisiko HIV/AIDs. Info Kesehat [Internet]. 2022;12(2):557–62. Available from: https://jurnal.ikbis.ac.id/infokes/article/view/452/303 Fauk NK, Sukmawati AS, Wardojo SSI, Teli M, Bere YK, Mwanri L. The Intention of Men Who Have Sex With Men to Participate in Voluntary Counseling and HIV Testing and Access Free Condoms in Indonesia. Am J Mens Health [Internet]. 2018;12(5):1175–84. Available from: https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/1557988318779737 Irwan Budiono. Konsistensi Penggunaan Kondom oleh Wanita Pekerja Seks /Pelangganya. J Kesehat Masy [Internet]. 2014;13(3):304–13. Available from: https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwi3kJL7v_P8AhXx7XMBHVdUA8c4ChAWegQIChAB&url=https%3A%2F%2Fjournal.unnes.ac.id%2Fnju%2Findex.php%2Fkemas%2Farticle%2Fdownload%2F2803%2F2859&usg=AOvVaw3odQsSxM1E5IkHaDnE Parwangsa NWPL, Bantas K. Determinants of Condom Use Status among Men Who Have Sex with Men (MSM) Group in 5 Indonesian Cities in 2015. GHMJ (Global Heal Manag Journal) [Internet]. 2019;3(2):72. Available from: https://publications.inschool.id/index.php/ghmj/article/view/544/422 Safika I, Johnson TP, Cho YI, Praptoraharjo I. Condom Use Among Men Who Have Sex With Men and Male-to-Female Transgenders in Jakarta, Indonesia. Am J Mens Health [Internet]. 2017;8(4):278–88. Available from: https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/1557988313508430 Becquet V, Nouaman M, Plazy M, Masumbuko JM, Anoma C, Kouame S, et al. Sexual health needs of female sex workers in Côte d’Ivoire: A mixed-methods study to prepare the future implementation of pre-exposure prophylaxis (PrEP) for HIV prevention. BMJ Open [Internet]. 2020;10(1):1–12. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6955511/pdf/bmjopen-2018-028508.pdf Ubrihien A, Davies SC, Driscoll T. Is cost a structural barrier preventing men who have sex with men accessing condoms? A systematic review. AIDS Care - Psychol Socio-Medical Asp AIDS/HIV [Internet]. 2016;28(11):1473–80. Available from: https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/09540121.2016.1189999 Purbowati N, Wahyuni ED, Aticeh A. Determinan Upaya Pencegahan IMS pada WPS di Jakarta Timur. J Bidan Cerdas. 2022;4(2):93–103.
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
8

Rahmi, Rahmi, Ernawati Hamid i Mirawati Yanita. "PERAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DESA (PADes) DI KECAMATAN TEBING TINGGI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT". Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis 25, nr 02 (29.11.2023): 38–45. http://dx.doi.org/10.22437/jiseb.v25i02.19324.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
PERAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DESA (PADes) DI KECAMATAN TEBING TINGGI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT ABSTRACT Rahmi1,Ernawati Hamid2, Mirawati Yanita3 1Alumni of the Agribusiness Study Program, Postgraduate Program, Jambi University 2Lecturer of the Agribusiness Study Program, Postgraduate Program, Jambi University Email : rahmirahmansp@gmail.com Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan BUMDes (Maju Jaya, Gerbang Nusantara, Karya Bersama) di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat, (2) Mengkaji pendapatan BUMDes (Maju Jaya, Gerbang Nusantara, Karya Bersama) di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat, (3) Menganalisis peran BUMDes dalam meningkatan Pendapatan Asli Desa (PADes) di Kecamatan Tebing Tinggi. Metode penentuan daerah penelitian ditentukan secara purposive. Penelitian dilakukan pada Bulan November 2021 sampai dengan bulan Januari 2022. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif kualitatif, yang digunakan untuk menjawab tujuan pertama yakni, untuk mendeskripsikan BUMDes (Maju Jaya, Gerbang Nusantara, BUMDes Karya Bersama) Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Analisis Deskriptif kuantittatif, yang digunakan untuk menjawab tujuan kedua yakni, mengkaji pendapatan BUMDes pada masing-masing desa penelitian dan tujuan kedua menganalisis peran BUMDes di daerah penelitian dalam meningkatkan Pendapatan Asli Desa. Berdasarkan hasil penelitian BUMDes di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat BUMDes di Kecamatan Tebing tinggi yang berperan aktif terhadap pendapatan asli desa (PADes) adalah BUMDes Maju Jaya, BUMDes Gerbang Nusantara dan BUMDes Karya Bersama. Pendapatan BUMDes yang paling berpengaruh besar terhadap peningkatan PADes salah satunya dihasilkan oleh unit usaha yang bergerak di bidang pertanian yaitu pupuk kompos. Berdasarkan kontribusi pendapatan BUMDes terhadap PADes dari ketiga BUMDes yang berkontribusi dapat disimpulkan bahwa BUMDes Karya Bersama di Desa Delima memiliki kontribusi yang paling besar terhadap PADes di Kecamatan Tebing Tinggi dibandingkan BUMDes dari dua desa lainnya. Artinya BUMDes Karya Bersama memiliki peranan penting terhadap perekonomian desa di Kecamatan Tebing Tinggi. Berdasarkan nilai rata-rata kontribusi pendapatan BUMDes terhadap PADes sebesar 59,74%, sedangkan nilai rata-rata kontribusi pendapatan BUMDes terhadap PADes dari BUMDes Maju Jaya dan BUMDes Gerbang Nusantara masing-masing hanya sebesar 20,59 % dan 10,72 %. Kata Kunci : Peran, Pendapatan, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Pendapatan Asli Desa (PADes) ABSTRACT This study aims to (1) describe the BUMDes (Maju Jaya, Gerbang Nusantara, Karya Bersama) in Tebing Tinggi District, Tanjung Jabung Barat Regency, (2) Assess the income of BUMDes (Maju Jaya, Gerbang Nusantara, Karya Bersama) in Tebing Tinggi District, Tanjung Regency. West Jabung, (3) Analyzing the role of BUMDes in increasing Village Original Income (PADes) in Tebing Tinggi District. The method of determining the research area was determined purposively. The research was conducted from November 2021 to January 2022. The analysis used in this study is qualitative descriptive analysis, which is used to answer the first objective, namely, to describe BUMDes (Maju Jaya, Gerbang Nusantara, BUMDes Karya Bersama) Tebing Tinggi District, Tanjung Regency. West Jabung. Quantitative descriptive analysis, which is used to answer the second objective, is to examine the income of BUMDes in each research village and the second objective is to analyze the role of BUMDes in the research area in increasing Village Original Income. Based on the results of the research, BUMDes in Tebing Tinggi District, Tanjung Jabung Barat Regency, BUMDes in Tebing Tinggi District that play an active role in village original income (PADes) are BUMDes Maju Jaya, BUMDes Gate Nusantara and BUMDes Karya Bersama. The income of BUMDes that has the most influence on the increase in PADes is produced by business units engaged in agriculture, namely compost. Based on the contribution of BUMDes income to PADes from the three contributing BUMDes, it can be concluded that Karya Bersama BUMDes in Delima Village has the largest contribution to PADes in Tebing Tinggi District compared to BUMDes from the other two villages. This means that BUMDes Karya Bersama has an important role in the village economy in Tebing Tinggi District. Based on the average value of BUMDes income contribution to PADes, it is 59.74%, while the average value of BUMDes income contribution to PADes from BUMDes Maju Jaya and BUMDes Gate Nusantara is only 20.59% and 10.72%, respectively. Keywords: Role, Income, Village Owned Enterprises (BUMDes), Village Original Income (PADes) PENDAHULUAN Amanat Undang-undang Desa Nomor 6 tahun 2014 ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat. Dengan mendorong pembangunan desa-desa mandiri dan berkelanjutan yang memiliki ketahanan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa membentuk suatu badan keuangan yaitu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang bisa mendirikan usaha-usaha untuk meningkatkan ekenomi masyarakat. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah suatu lembaga/badan perekonomian desa yang berbadan hukum dibentuk dan dimiliki oleh Pemerintah Desa, dikelola secara ekonomis mandiri dan profesional dengan modal seluruhnya atau sebagian besar merupakan kekayaan desa yang dipisahkan. Pada akhirnya BUMDes dibentuk dengan tujuan memperoleh keuntungan untuk memperkuat Pendapatan Asli Desa (PADes), memajukan perekonomian desa, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Pendapatan Asli Desa (PADes) adalah penerimaan dari berbagai usaha pemerintah desa untuk mengumpulkan dana guna keperluan desa dalam membiayai kegiatan rutin/pembangunan. Pendapatan Asli Desa berasal dari penerimaan tanah kas desa, pasar/kios desa, pemandian umum yang diurus desa, daya tarik wisata, bangunan milik desa yang disewakan, kekayaan desa lainnya, swadaya dan partisipasi masyarakat dan gotong royong masyarakat Berdasarkan data perkembangan BUMDes di Provinsi Jambi semenjak tahun 2015 sampai dengan Tahun 2021 terdapat 1.146 BUMDes, yang terdiri dari 738 BUMDes yang masih aktif dan sebanyak 408 BUMDes yang sudah tidak aktif. Dalam perkembangannya, BUMDes di Provinsi Jambi diklasifikasikan berdasarkan beberapa kategori dengan indikator sebagai berikut: (1) Mandiri (laba bersih pertahun > Rp. 500 Juta) (2) Maju (laba bersih pertahun > Rp. 100 Juta) (3) Berkembang (laba bersih pertahun > Rp. 30 Juta) (4) Tidak Berkembang (laba bersih pertahun < 30 Juta) Berdasarkan data yang diperoleh dari data klasifikasi BUMDes tahun 2021 dapat dijadikan rekapitulasi untuk melihat kategori BUMDes masing-masing Kabuaten/Kota yang ada di Provinsi Jambi. Berdasarkan klasifikasi dengan indikator laba bersih pertahun yang terdapat di Provinsi Jambi mayoritas BUMDes di Provinsi Jambi berada pada tahap tidak berkembang, dan sebagian lagi berkembang. Hanya terdapat empat BUMDes yang berada di kategori maju, yakni BUMDes yang berasal dari Batanghari terdapat satu BUMDes, Muaro Jambi terdapat satu BUMDes, dan Tanjung Jabung Barat terdapat 3 (tiga) BUMDes. Kategori yang terakhir yaitu kategori mandiri yang hanya berasal dari satu kabupaten yakni Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki 13 kecamatan yang terdiri dari 114 desa. Dari 114 desa tersebut hanya terdapat 68 desa yang memiliki BUMDes berstatus aktif, 46 desa berstatus tidak aktif. Di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, kecamatan Tebing Tinggi memiliki semua kategori BUMDes yakni BUMDes Mandiri, BUMDes Maju, BUMDes Berkembang dan BUMDes Tidak Berkembang diantara semua kecamatan yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Berdasarkan data BUMDes yang dipeoleh menunjukkan bahwa Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki 9 BUMDes yang terdiri dari 3 BUMDes kategori tidak berkembang, 3 BUMDes kategori berkembang, dua BUMDes kategori maju, dan 1 BUMDes kategori mandiri. BUMDes yang masuk kategori Mandiri dari Kecamatan Tebing Tinggi adalah Desa Delima. Sedangkan BUMDes yang masuk dalam kategori Maju adalah BUMDes dari Desa Adi Jaya dan BUMDes dari Desa Dataran Kempas. Pencapaian BUMDes sebagai BUMDes Maju dan Mandiri di Kecamatan Tebing Tinggi dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian di Kecamatan Tebing Tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk Mendeskripsikan BUMDes (Maju Jaya, Gerbang Nusantara, Karya Bersama) di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Mengkaji pendapatan BUMDes (Maju Jaya, Gerbang Nusantara, Karya Bersama) di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Menganalisis peran BUMDes dalam meningkatan Pendapatan Asli Desa (PADes) di Kecamatan Tebing Tinggi. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Kecamatan Tebing Tinggi. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa daerah yang dipilih merupakan daerah di dalam Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang memiliki BUMDes dengan kategori maju dan mandiri lebih banyak daripada semua BUMDes yang ada di Provinsi Jambi. Adapun objek dari penelitian ini adalah BUMDes dengan laba bersih dari unit usaha BUMDes lebih dari Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per-tahun. Populasi dari penelitian ini adalah BUMDes Maju Jaya Desa Adi Jaya, BUMDes Gerbang Nusantara Desa Dataran Kempas, BUMDes Karya Bersama Desa Delima, dengan unit usaha yang diteliti adalah unit usaha yang bergerak dibidang pertanian atau Agribisnis dan Pendapatan Asli Desa yang diambil atau diteliti yaitu Pendapatan Asli Desa (PADes) yang bersumber dari Hasil Usaha Desa penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November 2021 sampai dengan bulan Januari 2022. Sumber data yang digunakan berasal dari data primer dan data sekunder. Metode penarikan sampel adalah Purposive Sampling, sedangkan sampel yang digunakan adalah unit usaha BUMDes yang berkaitan dengan bidang pertanian. Jumlah sampel penelitian terdiri dari 12 orang yang merupakan orang yang mengelola masing-masing unit usaha, dimana untuk BUMDes Maju Jaya dengan unit usaha TBS terdiri dari 3 orang dan unit usaha pupuk 1 orang. BUMDes Gerbang Nusantara dengan unit usaha kompos terdiri dari 3 orang dan unit usaha jahe 2 orang, serta BUMDes Karya Bersama dengan unit usaha kompos terdiri dari 3 orang. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Deskriptif Kuantitatif dan Kualitatif. Untuk mengetahui Peran BUMDes dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Desa dapat diketahui seberapa besar kontribusinya dengan Rumus Kontribusi menurut Mangkoesoebroto dan Algifari, 1992 sebagai berikut: Kontribusi = Pendapatan BUMDes x 100% ................(1) PADes HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Daerah Penelitian Kecamatan Tebing Tinggi adalah salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Tungkal Ulu. Seiring perkembangannya, kemajuan Kecamatan Tebing Tinggi sangat pesat karena didukung oleh keberadaan perusahaan besar yang bergerak di bidang industry manufaktur, kehutanan dan perkebunan. Gambaran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kecamatan Tebing Tinggi BUMDes adalah suatu lembaga ekonomi yang dikelola bersama oleh pemerintah dan masyarakat desa dengan tujuan perekonomian desa dengan memperhatikan potensi dan kebutuhan yang ada pada masyarakat desa (Suharyanto,2014). Adapun deskripsi BUMDes secara garis besar dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Deskripsi BUMDes (Maju Jaya, Gerbang Nusantara, dan Karya Bersama) No. Deskripsi BUMDes Nama BUMDes Maju Jaya Gerbang Nusantara Karya Bersama 1. Desa Adi Jaya Dataran Kempas Delima 2. Pendirian BUMDes Tahun 2016 Tahun 2016 Tahun 2016 3. Modal Awal Rp. 150.000.000,- Rp. 300.000.000,- Rp. 135.000.000,- 4. Unit Usaha (Keseluruhan) Unit usaha Tandan Buah Segar (TBS), Unit usaha Pupuk, Unit BRILink dan unit Simpan Pinjam Unit usaha pupuk kompos , unit usaha jahe, sewa ruko, BRILink, Unit pasar Unit usaha pupuk kompos, unit perdagangan, unit jasa, unit usaha wisata, unit air RO, unit BRILink 5. Unit Usaha (Pertanian) Unit Usaha Tandan Buah Segar (TBS) dan Unit Usaha Pupuk Unit usaha pupuk kompos dan unit usaha jahe Unit usaha pupuk kompos 6. Sarana Pendukung a. Pengelola Unit Usaha Tandan Buah Segar (TBS) 3 orang, Pupuk 1 orang Unit usaha pupuk kompos 3 orang dan unit usaha jahe 2 orang Unit usaha pupuk kompos 3 orang b. Prioritas Unit usaha Tandan Buah Segar (TBS) Pupuk kompos Unit usaha pupuk kompos 7. Modal Total Modal (2017-2021) =Rp. 982.521.762 Rp. 900.000.000,- Total Modal (2017-2021) = Rp. 800.000.000 8. Sumber Modal Dana Desa Dana Desa Dana Desa 9. Pendapatan BUMDes Total Pendapatan (2017-2021) = Rp.768.920.695 Total Pendapatan (2017-2021)= Rp. 895.455.661 Total Pendapatan (2017-2021) = Rp. 1.673.945.354 10. Partner Kerja Sama PT. Agro Wiyana, Fortius, Makin Group dan Palma PT. Wira Karya Sakti PT. Wira Karya Sakti Sumber: Data diolah oleh peneliti Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa Permodalan BUMDes berasal dari Dana Desa yaitu Modal awal BUMDes Maju Jaya sebesar Rp. 150.000.000,- BUMDes Gerbang Nusantara sebesar Rp. 300.000.000,- dan BUMDes Karya Bersama Rp. 135.000.000,- dan dengan modal tersebut terjadi penambahan modal sampai dengan Tahun 2021 menjadi Rp. 982.521.762,- (BUMDes Maju Jaya) Rp. 900.000.000,- (BUMDes Gerbang Nusantara) dan Rp. 800.000.000,- (BUMDes Karya Bersama). Pendapatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 71 Ayat (1) menyatakan bahwa Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa. Pasal 72 Ayat 1 (a), disebutkan sumber pendapatan desa berasal dari Pendapatan Asli Desa (PADes) terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa. Pendapatan Asli Desa (PADes) di daerah penelitian salah satunya adalah bersumber dari BUMDes. Banyaknya unit usaha BUMDes yang dikelola tergantung kepada potensi desa itu sendiri. Unit usaha BUMDes ada yang berasal dari usaha pertanian dan non pertanian. BUMDes Maju Jaya Tujuan didirikannya BUMDes Maju Jaya adalah sebagai upaya menampung seluruh kegiatan dibidang ekonomi ataupun pelayanan umum yang dikelola Desa atau kerja sama antar desa dengan harapan kedepannya kepengurusan BUMDes Maju Jaya dapat bekerjasama dengan baik agar dapat menghasilkan hasil yang maksimal, sehingga dapat mendongkrak ekonomi masyarakat menjadi lebih baik lagi. BUMDes Maju Jaya mendapatkan Pendapatan sampai akhir tahun 2021 adalah sebesar Rp. 279.860.180,- dengan rincian pada Tabel 2. Tabel 2. Pendapatan BUMDes Maju Jaya Tahun 2017 s.d 2021 Tahun Pendapatan (Rp) Laba Bersih (Rp) Setor PADes (Rp) 2017 47.562.411 39.826.411 7.965.282 2018 107.572.000 40.530.747 8.106.149 2019 145.233.884 132.872.967 26.574.593 2020 188.692.260 167.035.499 33.407.099 2021 279.860.180 270.393.917 54.078.783 Sumber : Laporan Keuangan BUMDes Maju Jaya, Tahun 2017 s.d 2021 Berdasarkan tabel 2 di atas, pada tahun 2021 BUMDes Maju Jaya memberikan sebesar 20% ke PADes dari laba bersih yang didapatkan BUMDes Maju Jaya. Hal ini sesuai dengan aturan pembagian hasil sisa usaha. BUMDes Gerbang Nusantara Bumdes Gerbang Nusantara berperan sebagai media pemasaran dari tiap unit usaha yang dijalankannya. Modal awal dibentuknya BUMDes Gerbang Nusantra sebesar Rp.300.000.000. (tiga ratus juta rupiah). Rincian mengenai jumlah pendapatan BUMDes Gerbang Nusantara terdapat dalam Tabel 3. Tabel 3. Pendapatan BUMDes Gerbang Nusantara Tahun 2017 s.d 2021 Tahun Pendapatan (Rp) Laba Bersih (Rp) Setor PADes (Rp) 2017 98.700.570 65.870.800 13.174.160 2018 156.462.781 126.420.018 25.284.003.6 2019 245.760.870 198.356.718 39.671.343.6 2020 185.870.600 145.765.900 29.153.180 2021 208.660.840 170.856.650 34.171.330 TOTAL 895.455.661 707.270.086 141.454.017,2 Sumber : Dokumen Laporan Keuangan BUMDes Gerbang Nusantara Tahun 2017 s.d 2021 Dari Tabel 3 dapat dilihat terjadi penurunan pendapatan pada Tahun 2020, hal ini disebabkan terjadinya perubahan kepengurusan BUMDes, dengan kepengurusan baru tersebut terjadi konflik internal dalam BUMDes, sehingga terjadi penurunan pendapatan dan hanya memberikan 20% ke PADes sebesar Rp. 57.153.180,- BUMDes Karya Bersama Desa Delima merupakan desa yang mengelola BUMDes Karya Bersama. Unit usaha Karya Bersama ada yang berasal dari usaha non pertanian dan pertanian. Berdasarkan penyertaan modal sejak tahun 2016 hingga tahun 2021, BUMDes Karya Bersama mendapatkan penerimaan berjumlah Rp. 17.512.332.643 dengan pendapatan berjumlah Rp. 2.150.705.896 dan menyumbangan setoran Pendapatan Asli Desa (PADes) berjumlah Rp. 669.117.904. Rincian mengenai jumlah omset diatas terdapat dalam Tabel 4 berikut ini : Tabel 4. Total Penerimaan, Pendapatan dan Setoran PADes dari BUMDes Karya Bersama Tahun 2017 s.d 2021 Tahun Total Penerimaan (Rp) Pendapatan (Rp) Setor PAD Desa (Rp) 2017 10.960.120 7.069.410 1.413.882 2018 800.486.236 690.840.036 158.168.006 2019 796.468.237 672.585.226 174.800.000 2020 650.782.600 579.462.324 211.907.000 2021 740.490.565 476.760.542 378.705.425 TOTAL 2.999.187.758 2.426.717.538 924.994.313 Sumber: Profil BUMDes Karya Bersama, Tahun 2017 s.d 2021 Dari tabel 4 dapat dilihat bagi hasil sisa usaha 40% hasil dari pendapatan BUMDes diperuntukkan untuk PADes, dengan demikian semakin besar pendapan BUMDes maka semakin besar pula pendapatan desa yang dihasilkan Analisis Peran BUMDes dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Desa Kontribusi Pendapatan BUMDes terhadap pendapatan PADes Peran BUMDes terhadap peningkatan PADes dapat dilihat melalui semakin tinggi pendapatan BUMDes maka semakin besar pula kontribusi pendapatan yang disumbangkan ke Pendapatan Asli Desa. Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi pendapatan BUMDes dapat mencerminkan peningkatan PADes. Pada akhirnya BUMDes dibentuk dengan tujuan memperoleh keuntungan untuk memperkuat Pendapatan Asli Desa (PADes), memajukan perekonomian desa, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Tabel 5. Kontribusi Pendapatan BUMDes terhadap pendapatan PADes Tahun 2017 s.d 2021 BUMDes Tahun Setor BUMDes ke PADes TOTAL PADes Persentase (%) Maju Jaya 2015 0 0 0 2016 0 0 0 2017 7.965.282 45.000.000 17,70 2018 8.106.149 125.000.000 6,48 2019 26.574.593 45.000.000 59,05 2020 33.407.099 614.817.305 5,43 2021 54.078.783 378.705.425 14,28 Gerbang Nusantara 2015 0 0 0 2016 0 0 0 2017 13.174.160 121.580.000 10,84 2018 25.284.003 216.002.000 11,71 2019 39.671.343 319.000.600 12,44 2020 29.153.180 427.670.000 6,82 2021 34.171.330 289.900.000 11,79 Karya Bersama 2015 0 0 0 2016 0 0 0 2017 0 0 0 2018 276.336.014 315.700.000 87,53 2019 269.034.090 392.670.000 68,51 2020 231.784.930 419.787.000 55,21 2021 190.704.217 218.090.000 87,44 Sumber : Data diolah oleh peneliti Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa keberadaan BUMDes memberikan kontribusi yang tinggi terhadap peningkatan PADes. Hal tersebut sejalan dengan tujuan dibentuknya BUMDes pada Permendes No.4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa Pasal 3 yaitu meningkatkan perekonomian desa. Keberadaan BUMDes Maju Jaya, Gerbang Nusantara, dan Karya Bersama memainkan peran yang sangat penting terhadap Pendapatan Asli Desa. Hal tersebut tentunya berhubungan dengan hasil masing-masing unit usaha dalam menjalankan bisnisnya. Dari pencapaian inilah memberikan pengaruh yang baik dalam peningkatan PADes. Gambar 1. Grafik persentase kontribusi Pendapatan BUMDes terhadap PADes Berdasarkan gambar 1 kontribusi pendapatan BUMDes terhadap PADes dari ketiga BUMDes yang berkontribusi dapat disimpulkan bahwa BUMDes Karya Bersama di Desa Delima memiliki kontribusi yang paling besar terhadap PADes di Kecamatan Tebing Tinggi dibandingkan BUMDes dari dua desa lainnya. Artinya BUMDes Karya Bersama memiliki peranan penting terhadap perekonomian desa. Berdasarkan nilai rata-rata kontribusi pendapatan BUMDes terhadap PADes sebesar 59,74%, sedangkan nilai rata-rata kontribusi pendapatan BUMDes terhadap PADes dari BUMDes Maju Jaya dan BUMDes Gerbang Nusantara masing-masing hanya sebesar 20,59 % dan 10,72 %. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chikamawati (2015) menghasilkan kesimpulan bahwa BUMDes salah satu pilar pembangunan desa yang digalakkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Sebagai sebuah sentral ekonomi desa, diharapkan BUMDes mempunyai peran dalam pembangunan desa yang berkelanjutan, pemberdayaan masyarakat desa, dan peningkatan terhadap ekonomi desa. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut BUMDes di Kecamatan Tebing tinggi yang berperan aktif terhadap pendapatan asli desa (PADes) adalah BUMDes Maju Jaya, BUMDes Gerbang Nusantara dan BUMDes Karya Bersama. Pendapatan BUMDes yang paling berpengaruh besar terhadap peningkatan PADes salah satunya dihasilkan oleh unit usaha yang bergerak di bidang pertanian yaitu pupuk kompos. Dan berdasarkan kontribusi pendapatan BUMDes terhadap PADes dari ketiga BUMDes yang berkontribusi dapat disimpulkan bahwa BUMDes Karya Bersama di Desa Delima memiliki kontribusi yang paling besar terhadap PADes di Kecamatan Tebing Tinggi dibandingkan BUMDes dari dua desa lainnya. Artinya BUMDes Karya Bersama memiliki peranan penting terhadap perekonomian desa di Kecamatan Tebing Tinggi. Berdasarkan nilai rata-rata kontribusi pendapatan BUMDes terhadap PADes sebesar 59,74%, sedangkan nilai rata-rata kontribusi pendapatan BUMDes terhadap PADes dari BUMDes Maju Jaya dan BUMDes Gerbang Nusantara masing-masing hanya sebesar 20,59 % dan 10,72 %. DAFTAR PUSTAKA Anggraeni, Maria Rosa Ratna. 2016. “Peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pada Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan Studi Pada Bumdes Di Gunung Kidul, Yogyakarta”, MODUS Vol.28 (2): 155-167, 2016. Bahareh Ansari dan Mirdamadi. 2013. Sustainable Entrepreneurship in Rural Areas’ Research Journal of Environmental and Earth Sciences. 5(1), pp. 26–31. doi: 10.19026/rjees.5.5635. Chikamawati, Zulifah. 2015. Peran BUMDes Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan Melalui Penguatan Sumber Daya Manusia. Skripsi. Universitas Soedirman. Jawa Tengah. Dipublikasikan. http://jp.feb.unsoed.ac.id/index.php/sca-1/article/view/603. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. 2021. Laporan Rincian Keuangan BUMDes Maju Jaya. Jambi. Hernanto F. 1991. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Infobumdes. 2021. 5 Sektor Prioritas BUMDes. Diakses di https://infobumdes.id/5-sektor-prioritas-bumdes/. Pada tanggal 12 Januari 2022 Maryunani. 2008. Pembangunan Bumdes dan Pemerdayaan Pemerintah Desa. Pustaka Setia. Bandung. Modal BUMDes. 2021. Diakses di : https://infobumdes.id/modal-bumdes/. Pada Tanggal 12 Januari 2022. Permendes PDTT. 2020. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 13 Tahun 2020. PDTT, Pemendes, (16), pp. 1689–1699. Putra, A. R. 2010. Analisis Kelayakan Usaha Pupuk Organik Darul Fallah (Studi Kasus: Unit Pupuk Organik Pondok Pesantren Darul Fallah, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Agribisnis IPB. Diakses di https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/60399. Pada tanggal 12 Januari 2022 Romadhon. 2020. Analisis Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Teluk Pandan Rambahan Kabupaten Tebo. UIN Sultan Thaha Saipuddin Jambi. Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. UI-Press. Jakarta. Wiryanta, Bernadinua T. Wahyu. Bertanam Cabai Pada Musim Hujan. Cetakan Pertama. Yunus. 2011. Kontribusi Usaha Budidaya Rumput Laut Terhadap Pendapatan Keluarga. Jurnal Penelitian Universitas Hasanudin.
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
9

Setiawan, Vicky Agusta, i Mieke Choandi. "CLUB HOUSE REKREASI DAN SENI". Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) 2, nr 2 (1.11.2020): 2103. http://dx.doi.org/10.24912/stupa.v2i2.8584.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
Jakarta City as the capital city of Indonesia is a city with a population of 10.504.100 people (Jakarta Central Agency, 2019) and population density wih an average of 16.704 people/ km2. The population of Jakarta is crowded with various educational, economics, socio-cultural, and diverse backgrounds, making the people of Jakarta living in environment and daily activities that vary. Every day, the most common things they do are activities at home and at school or workplace. Gradually activities into routines, then people starting to experience “boredom”. One solution to get rid of this “boredom” is required a place where everyone can rest, interact, express and entertain themselves, which usually in the form of Third Place. Duri Kosambi area consists of three housing whose inhabitants rarely interact with each other. The area was then surveyed as a form of conventional design methods to determine the needs of residents. Third Place that can be built between three different characteristics housing is a Club House with ‘recreation and art’ theme. ‘Recreation’ to get rid of “boredom” and ‘Art’ which is to develop the creativity and special skills of the residents. It’s main programs are painting workshop, dance and music studio. This Club House Recreation and Art aims to create a new meeting point for the three different housing. With the opening of access point for the whole society, it also tries to create new interactions between fellow residents with diverse backgrounds to further develop a sense of brotherhood, mutual respect, sharing ideas and information. Keywords: boredom; club house; housing; recreation and art, third place AbstrakJakarta, ibukota negara Indonesia merupakan kota yang jumlah penduduk mencapai 10.504.100 jiwa (Badan Pusat Statistik Jakarta, 2019) dengan kepadatan penduduk mencapai 16.704 jiwa/km2. Kepadatan penduduk Jakarta yang beragam pendidikan, sosial ekonomi dan budaya, membuat kota Jakarta hidup di dalam lingkungan dengan ciri khas dan aktivitas keseharian yang berbeda-beda pula. Setiap harinya penduduk Jakarta melakukan berbagai aktivitas, yang paling umum ialah di rumah dan di sekolah atau tempat kerja. Lama-kelamaan aktivitas menjadi sebuah rutinitas. Ketika aktivitas menjadi sebuah rutinitas, manusia pasti mengalami “kejenuhan”. Salah satu solusi untuk menghilangkan “kejenuhan” ini diperlukan sebuah wadah di mana semua golongan masyarakat dapat beristirahat, berinteraksi, berekspresi dan menghibur diri dari rutinitas mereka hadapi, di mana seringkali wujudnya berupa Third Place. Kawasan Duri Kosambi terdiri dari tiga perumahan yang penghuninya jarang berinteraksi. Kawasan ini kemudian di survey sebagai bentuk metode perancangan konvensional untuk mengetahui kebutuhan warga. Salah satu Third Place yang dapat muncul di tengah-tengah ke tiga perumahan dengan karakteristik masyarakat yang beragam yaitu sebuah Club House yang lebih bertema ‘rekreasi dan seni’. ‘Rekreasi’ untuk melepas “kejenuhan” dan ‘Seni’ berupa penambahan fasilitas kawasan untuk mengembangkan kreativitas dan keterampilan bagi warga masyarakat setempat. Dengan program utama berupa fasilitas lokakarya melukis, sanggar tari, dan studio musik. Club House Rekreasi dan Seni, diharapkan dapat menjadi titik simpul berkumpul dan beraktivitas bersama bagi setiap warga dari ke tiga perumahan berbeda. Dengan terbukanya akses bagi seluruh masyarakat, maka diharapkan terjadi interaksi antar sesama warga Duri Kosambi dari berbagai kalangan untuk menumbuhkan rasa persaudaraan, saling menghormati, saling berbagi ide dan informasi.
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
10

Puspitasari, Erindra, Nelis Supriati i Febri Restu Widianto. "PEMBELAJARAN ANALISA TEXT PADA SEBUAH KOMIK SISWA KELAS IV MENGGUNAKAN METODE DOBLE LOOP PROBLEM SOLVING (DLPS)". COLLASE (Creative of Learning Students Elementary Education) 5, nr 4 (17.07.2022): 826–34. http://dx.doi.org/10.22460/collase.v5i4.5650.

Pełny tekst źródła
Streszczenie:
AbstractThis study aims to analyze the text of a comic in grade IV students using the Doble Loop Problem Solving (DLPS) learning method. The research method used is descriptive qualitative. The subjects in this study were fourth grade students of SDN 201 Sukaluyu, Bandung City with a total of 25 respondents. The instruments used were teacher and student observation sheets, evaluation questions to analyze text, and teacher and student questionnaires. The results showed that there was an increase in the quality of learning after using the DLPS method. This is indicated by the average value of student learning outcomes of 77.76 which is in the good category, the highest score of students is 94 and the lowest score is 62. Students' learning completeness shows 88.0% of students get scores above the minimum completeness criteria and 12.0% still scores below the minimum completeness criteria value. Keywords: Text Analysis, Doble Loop Problem Solving Learning Method  Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menelaah menganalisa text sebuah komik pada siswa kelas IV dengan menggunakan metode pembelajaran Doble Loop Problem Solving (DLPS). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 201 Sukaluyu Kota Bandung dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang responden. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi guru dan siswa, soal evaluasi menganalisa text, serta angket guru dan siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan kualitas pembelajaran setelah menggunakan metode DLPS. Hal tersebut ditunjukan dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 77,76 yang tergolong dalam kategori baik, nilai tertinggi siswa sebesar 94 dan nilai terendah sebesar 62. Ketuntasan belajar siswa menunjukan 88,0% siswa mendapatkan nilai diatas kriteria ketuntasan minimum dan 12,0% masih mendapat nilai dibawah nilai kriteria ketuntasan minimum. Kata kunci : Analisa Text, Metode Pembelajaran Doble Loop Problem Solving  PENDAHULUANBahasa sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Mengingat pentingnya bahasa tersebut, maka dalam dunia pendidikan perlu adanya pengajaran bahasa. Dengan diangkatnya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, maka bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa pengantar disekolah, mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selain itu, bahasa Indonesia pun menjadi mata pelajaran yang harus diberikan kepada siswa agar mereka mampu berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Mata pelajaran bahasa Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa, yakni belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pe-serta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran kemampuan berbahasa di SDN 201 Sukaluyu harus lebih banyak ditekankan pada kemampuan berbicara dan kemampuan menulis. Siswa diharapkan dapat membaca dengan baik sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Membaca pada dasarnya bukan hanya menuangkan isi pikiran ke dalam bentuk bacaan, tetapi lebih pada proses kreatif dalam menuangkan gagasan dalam wacana agar dapat dibaca, dipahami dengan mudah, dan lebih dari itu menarik untuk dibaca. Pembelajaran menganalisis teks pada sebuah komik ini tentunya harus memerlukan langkah-langkah yang tepat harus dilakukan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran supaya berhasil langkah ini yaitu sebuah model yang dapat membantu untuk mempermudah dalam menganalisi teks pada sebuah komik yaitu dengan menggunakan metode Double loop problem solving (DLPS). Pendekatan Double Loop Problem Solving mengakomodasi adanya perbedaan level dari penyebab suatu masalah, termasuk mekanisme bagai-mana sampai terjadi suatu masalah. DLPS merupakan perkembangan lebih lanjut dari teori dooble loop learning yang dikembangkan dan berfokus pada pemecahan masalah yang kompleks dan tak terstruktur untuk kemudian dijadikan semacam perangkat problem solving yang efektif. Dalam DLPS, siswa perlu didorong untuk bekerja pada dua loop pemecahan yang berbeda, akan tetapi saling terkait. ANALISA TEXT PADA SEBUAH KOMIKTarigan (2008) menyatakan, bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Menarik kesimpulan dari pernyataan Tarigan di atas membaca merupakan kegiatan pemerolehan informasi dengan cara memaknai setiap simbol-simbol yang dimunculkan dalam tulisan yang dibuat oleh si penulis. Kegiatan membaca dapat dilakukan melalui kata-kata dalam bahasa tulis. Menganalisis adalah salah satu kegiatan membaca kritis dengan kegiatan menganalisis kesalahan pada teks. Kegiatan menganalisis dilakukan agar terhindar dari kesalah pahaman arti yang ingin disampaikan oleh penulis pada pembaca. Kegiatan menganalisis tak lepas dari keterampilan berbahasa dan menulis. Keterampilan berbahasa yang dimaksud adalah membaca. Semakin baik keterampilan dalam membaca semakin baik pula seseorang dalam memperbaiki kesalahan yang terjadi dalam tulisan. Teks merupakan kumpulan dari kata-kata yang dirangkai menjadi sebuah tulisan yang padu, sehingga menghasilkan makna yang dapat dipahami oleh pembaca, selain itu teks merupakan hasil curahan ide atau gagasan penulis yang dituangkan kedalam tulisan demgan tujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca. Menurut Gordon E Mills dalam Haris Herdiansyah (2013) mengatakan bahwa observasi adalah sebuah kegiatan yang terencana dan terfokus untuk melihat dan mencatat serangkaian perilaku ataupun jalannya sebuah sistem yang memiliki tujuan tertentu, serta mengungkap apa yang ada di balik munculnya perilaku dan landasan suatu sistem tersebut. METODE DOBLE LOOP PROBLEM SOLVING (DLPS)Miftahul (2013:300) mengatakan bahwa metode double loop problem solving adalah sebagai berikut pengambilan keputusan menyangkut proses pertimbangan berbagai macam pilihan yang akhirnya akan sampai pada suatu kesimpulan atas pilihan yang akan diambil. Pada suatu kelompok diminta untuk membuat keputusan. Double Loop Problem Solving berfokus pada pemecahan masalah yang kompleks dan tak terstruktur untuk kemudian dijadikan semacam perangkat problem solving. Dalam DLPS, siswa perlu didorong untuk bekerja pada dua loop pemecahan yang berbeda, akan tetapi saling terkait.  Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran double loop problem solving merupakan cara atau strategi pembelajaran dengan mengumpulkan informasi. Siswa secara berkelompok dapat mengamati atau mencari informasi bersama-sama disekitar lingkungan sekolah.    Tujuan metode double loop problem solving bisa memudahkan peserta didik dalam melakukan pengamatan, bisa diciptakan suasana belajar sedemikian rupa sehingga memunculkan kemampuan di atas rata-rata, komitmen tugas, dan kreativitas. Argyris (1976) mengatakan bahwa tujuan metode double loop problem solving adalah untuk mencari satu kesepakatan dan memupuk rasa kerja sama sesama teman. Menurut Miftahul (2013) dalam bukunya yang berjudul Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, langkah-langkah dari metode double loop problem solving adalah sebagai berikut; (1) mengidentifikasi masalah, tidak hanya gejalanya, (2) mendeteksi penyebab langsung, dan secara cepat menerapkan solusi sementara, (3) mengevaluasi keberhasilan dari solusi sementara, (4) memutuskan apakah analisis akar masalah diperlukan atau tidak, (5) jika dibutuhkan, dilakukan deteksi terhadap penyebab masalah yang levelnya lebih tinggi dan (6) merancang solusi akar masalah. Kelebihan model pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS) Menurut Huda (2014) adalah sebagai berikut; (1) dapat menambah wawasan tentang efektivitas penggunaan pembelajaran double loop problem solving untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan (2) dapat lebih menciptakan suasana kelas yang menghargai (menghormati) nilai-nilai ilmiah dan termotivasi untuk terbiasa mengadakan penelitian sederhana yang bermanfaat bagi perbaikan dalam proses pembelajaran serta meningkatkan kemampuan guru itu sendiri. Kekurangan model pembelajaran Double Loop Problem Solving (DLPS) Menurut Huda (2014) adalah sebagai berikut; (1) tidak semua pelajaran dapat mengandung masalah/problem, yang justru harus dipecahkan. Akan tetapi memerlukan pengulangan dan latihan-latihan tertentu. Misalnya pada pelajaran agama, mengenai cara pelaksanaan shalat yang benar, cara berwudhu, dan lain-lain, (2) kesulitan mencari masalah yang tepat/sesuai dengan taraf perkembangan dan kemampuan siswa, (3) banyak menimbulkan resiko. Terutama bagi anak yang memiliki kemampuan kurang. Kemungkinan akan menyebabkan rasa frustasi dan ketegangan batin, dalam memecahkan masalah-masalah yang muskil dan mendasar dalam agama, (4) kesulitan dalam mengevaluasi secara tepat. Mengenai proses pemecahan masalah yang ditempuh siswa dan (5) memerlukan waktu dan perencanaan yang matang. Keterampilan adalah kemampuan untuk menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu seseorang. Keterampilan bergantung pada konteks, tugas, serta tuntutan yang diajukan oleh kehidupan kita, dan bukan tergantung pada nilai IQ, gelar perguruan tinggi, atau repuatasi bergengsi. Jadi meskipun tes keterampilan secara konsisten meramalkan kesuksesan di sekolah, tes ini tidak berhasil menunjukan bahwa seorang siswa dapat berhasil atau tidak setelah terjun ke dunia nyata. Dibuktikan melalui sebuah studi yang dilakukan terhadap para profesional yang sukses bahwa sepertiga dari mereka mempunyai nilai IQ yang rendah. Maka dari itu, tes IQ lebih tepat disebut sebagai alat untuk mengukur “bakat bersekolah”, sementara keterampilan sejati mencakup mencakup berbagai ketrampilan yang lebih luas (Armstrong, 2002) Analisa text pada sebuah komik adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengingat rangkaian nada dan irama serta mengekspresikannya melalui aktivitas musik. Anak dengan keterampilan ini cenderung senang mendengarkan lagu, menikmati lagu tersebut, bahkan dapat menyanyikan/memainkan lagu tersebut dengan nada yang tepat. Mengekspresikan irama dan rangkain nada dapat dilakukan dengan memainkan alat musik dan menyanyikan lagu. Analisa text pada sebuah komik memuat kemampuan seseorang untuk peka terhadap suara-suara nonverbal yang berada di sekelilingnya, termasuk dalam hal ini adalah nada dan irama (Hamzah, 2010). Hal serupa juga diungkapkan Paul Suparno (2004) bahwa ada beberapa ciri-ciri anak yang memiliki analisa text pada sebuah komik, antara lain; (1) mampu mengingat melodi musik dengan baik, (2) punya suara yang bagus dalam menyanyi, (3) mampu memainkan alat musik, (4) bernyanyi dengan baik, (5) punya cara ritmik dalam bicara dan bergerak, (6) peka terhadap suara di sekitarnya dan (7) mampu mencipta lagu. Semua anak yang memiliki analisa text pada sebuah komik pasti memiliki salah satu ciri dari yang telah disebutkan. Berdasarkan konsep keterampilan yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka untuk mengoptimalkan keterampilan yang dimiliki anak dilakukan dengan cara pembiasaan-pembiasaan fisik maupun nonfisik. Anita Lie (2004) menyebutkan setidaknya ada 4 cara untuk meningkatkan analisa text pada sebuah komik anak, antara lain; (1) memberi motivasi kepada anak untuk belajar suatu alat musik, (2) mengajak anak untuk menciptakan musik sendiri, (3) mengajak anak untuk menikmati suatu pertunjukan musik dan (4) memberi motivasi kepada anak untuk tampil dalam suatu pertunjukan. Seni Budaya dan Ketrampilan merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah dasar yang memiliki unsur kesenian (seni rupa, seni musik, dan seni tari), unsur budaya, dan unsur ketrampilan. Pembelajaran SBK pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Ki Hajar Dewantara (Ahmad Susanto, 2013) mengatakan bahwa pendidikan kesenian merupakan salah satu faktor penentu dalam membentuk kepribadian anak. Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) adalah proses yang diberikan oleh guru kepada siswa dengan cara menfasilitasi siswa dalam mengekspresikan seni untuk menjadikan siswa belajar sehingga dapat memperoleh ilmu dan pengetahuan seni budaya dan memperoleh kemahiran dalam suatu bidang seni atau keterampilan. Melalui pembelajaran SBK dengan prinsip pendidikan melalui seni dapat menanamkan budi pekerti dan berperanan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai kecerdasannya. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pembelajaran SBK memiliki fungsi dan tujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan siswa dalam berkreasi dan apresiasi dalam kesenian. Kreasi dan apesiasi tersebut dituangkan melalui cabang-cabang dalam seni. Setiap siswa memiliki kemampuan seni yang berbeda- beda, sesuai dengan cabang seni yang diminatinya, oleh karena itu melalui pendidikan SBK dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar kesenian yang diminatinya. METODEMetode penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskriptif Kualitatif. Menurut pendapat Nana Syaodih Sukmadinata (2011), sebuah penelitian deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan. Selain itu, Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel yang diteliti, melainkan menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya. Satu-satunya perlakuan yang diberikan hanyalah penelitian itu sendiri, yang dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Menurut Sugiono (2012) penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan upaya yang dilakukan oleh guru dalam memperbaiki kualitas pembelajaran analisa text pada sebuah komik pada siswa kelas IV SD Negeri 201 Sukaluyu Kota Bandung dengan pendekatan menggunakan metode DLPS. Prosedur penelitian yang dilakukan melalui tahapan sebgaai berikut; observasi awal proses pembelajaran, selanjutnya pada pelaksanaan penelitian dilakukan pretest untuk mengetahui pengetahuan awal siswa, pelaksanaan metode pembelajaran analisa text pada sebuah komik pada siswa kelas IV dengan menggunakan metode DLPS, dan pemberian tes akhir atau postest. Selama proses pembelajaran berlangsung, dilakukan observasi antara siswa dan guru oleh observer dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan dan mencatat kejadian-kejadian yang tidak terdapat dalam lembar observasi dengan membuat lembar catatan lapangan. Setelah proses pembelajaran selesai, maka siswa kembali diberi tes akhir berupa pengisian tes tulis dan pengisian angket skala sikap siswa dan guru. Alokasi waktu pembelajaran analisa text pada sebuah komik dengan menggunakan metode DLPS adalah 3 x 35 menit (1 kali pertemuan).  HASIL DAN DISKUSI Hasil Pada penelitian ini data diperoleh melalui observasi dan tes analisa text pada sebuah komik setiap siswa untuk mengukur hasil belajar siswa kelas IV SDN 201 Sukaluyu Kota Bandung menggunakan metode DLPS. Pengumpulan data dilakukan secara langsung dengan menemui responden, hal ini diharapkan agar lebih efektif untuk meningkatkan respon rate responden dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan di kelas IV SDN 201 Sukaluyu Kota Bandung dengan mengambil 34 orang responden yang terdiri dari 17 orang siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana skenario dan implementasi, respon guru dan siswa, serta kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan tugas. Data penelitian diperoleh dari observasi, angket, dan soal tertulis. Data tersebut terdiri dari data kemampuan analisa text pada sebuah komik dengan menggunakan metode DLPS. Dari hasil analisis data diketahui bahwa ada perubahan kualitas yang lebih baik pada kemampuan analisa text pada sebuah komik siswa kelas IV SDN 201 Sukaluyu kota Bandung. Skenario dan implementasi pembelajaran analisa text pada sebuah komik pada siswa SD kelas IV diperoleh beberapa adanya temuan-temuan di lapangan diantaranya dengan penggunaan menggunakan metode DLPS,  siswa dapat belajar lebih aktif selama pembelajaran dan adanya interaksi yang positif antara siswa dengan siswa ataupun siswa dengan guru. Hal ini membuat siswa lebih percaya diri, aktif, dan mandiri. Selain itu, pembelajaran juga menjadi menarik, menyenangkan, dan efektif. Respon guru dan siswa terhadap penerapan menggunakan metode DLPS dalam pembelajaran analisa text pada sebuah komik pada siswa SD kelas IV diukur menggunakan instrumen wawancara. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa diketahui bahwa respon guru dan siswa kelas IV SDN 201 Sukaluyu Kota Bandung pada pembelajaran analisa text pada sebuah komik dengan menggunakan metode DLPS sebagian besar memberikan respon positif, baik dari guru maupun para siswa dan materi pelajaran mampu tersampaikan dari guru kepada siswa. Hambatan atau kesulitan yang dialami beberapa siswa dalam mengikuti pembelajaran SBK dengan menggunakan metode DLPS. Diantaranya (1) masih ada siswa mengalami kesulitan saat menganalisa text pada sebuah komik, dan belum terbiasa dengan metode DLPS, (2) siswa membutuhkan waktu yang lebih banyak dalam pembelajaran, (3) pendekatan DLPS lebih sesuai jika diterapkan dikelas atas, (4) siswa belum memahami materi yang diajarkan, sehingga di awal pembelajaran diperlukan penyesuaian, masih ada siswa yang ribut, dan tidak fokus terhadap materi, (5) diskusi kelompok masih dikuasai oleh anak-anak yang pintar dan (6) siswa masih mengalami kesulitan dalam pengisian LKS karena tidak terbiasa dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). DiskusiData kemampuan analisa text siswa kelas IV pada kelas dengan pembelajaran yang menggunakan metode DLPS dapat kita amati pada tabel 1, selanjutnya data tersebut dianalisis dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 25,0. Hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil pembelajaran pada kelas IV dengan menggunakan metode DLPS diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 77,76. Nilai rata-rata analisa text pada sebuah komik siswa tersebut tergolong dalam kategori baik, selanjutnya nilai tertinggi yang diperoleh siswa kelas IV SDN 201 Sukaluyu Antapani Kota Bandung sebesar 94,00 dan nilai terendah adalah 62,00.  Tabel 1. Tabel Statistik Nilai SBK Siswa Kelas IVKemampuan Analisa text pada sebuah komikNilai Rata-rata77,76Nilai Maksimal94,00Nilai Minimal62,00Jumlah Sampel25,00  Berdasarkan pengolahan data kemampuan analisa text pada sebuah komik siswa kelas IV SDN 201 Sukaluyu Kota Bandung dengan menggunakan metode DLPS diketahui bahwa 7 orang siswa mendapatkan nilai pada rentang kisaran 56-70 (kategori sedang) atau sebesar 28,0% dari seluruh sampel, 13 orang siswa mendapatkan nilai pada rentang kisaran 71-85 (kategori baik) atau sebesar 52,0% dari seluruh sampel, dan 5 orang siswa mendapatkan nilai pada rentang kisaran 86-100 (Kategori sangat baik) atau sebesar 20,0% dari seluruh sampel. Untuk lebih jelas dapat kita lihat pada histogram berikut.              Gambar 1  Histogram Nilai Akhir Siswa Kelas IV  Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa data kemampuan analisa text pada sebuah komik dengan menggunakan aplikasi Ms. Office 2017 diketahui bahwa 88% siswa mendapatkan nilai setara maupun diatas kriteria ketuntasan minimum. Sedangkan sebanyak 12% siswa lainnya masih belum dapat mencapai kriteria ketuntasan minimum untuk mata pelajaran SBK. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Tabel Ketuntasan SiswaKetuntasanJumlah%Tuntas2288%Tidak Tuntas312%TOTAL25100% Selanjutnya prosentase ketuntasan siswa kelas IV pada pembelajaran SBK dengan menggunakan metode DLPS dapat dilihat pada diagram berikut ini.                Gambar 1. Diagram Ketuntasan Siswa Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat dikemukakan bahwa pembelajaran menggunakan metode DLPS pada kelas IV SDN 201 Sukaluyu Kota Bandung memberikan perubahan terhadap peningkatan nilai SBK siswa. Hal ini disebabkan karena pembelajaran dengan menggunakan metode DLPS membuat siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran dan mampu mendorong siswa untuk lebih aktif serta kreatif untuk dapat menyelesaikan tugas pembelajaran. Adanya tahap pengulangan juga membuat siswa tidak mudah lupa dengan materi yang sudah dipelajari. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian kualitatif ini, maka dapat disimpulkan bahwa:Skenario dan Implementasi pembelajaran menganalisa text pada sebuah komik pada siswa kelas IV SDN 201 Sukaluyu Kota Bandung dengan menggunakan metode Doble Loop Problem Solving (DLPS) membuat siswa terlihat lebih aktif, interaktif, mandiri, dan gembira selama proses pembelajaran berlangsung. Terjadi interaksi yang positif antara siswa dengan siswa ataupun siswa dengan guru selama proses pembelajaran dan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan efektif dalam meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa.Respon guru dan siswa kelas IV SDN 201 Sukaluyu Kota Bandung pada pembelajaran menganalisa text pada sebuah komik dengan menggunakan metode Doble Loop Problem Solving (DLPS) sebagian besar memberikan respon positip, baik dari guru maupun para siswa dan materi pelajaran mampu tersampaikan dari guru kepada siswa.Kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama penelitian pembelajaran menganalisa text pada sebuah komik dengan menggunakan metode Doble Loop Problem Solving (DLPS) pada siswa kelas IV SDN 201 Sukaluyu Kota Bandung dengan menggunakan metode Doble Loop Problem Solving (DLPS) adalah sebagai berikut; (1) masih ada siswa mengalami kesulitan saat menganalisa text pada sebuah komik, dan belum terbiasa dengan metode DLPS, (2) siswa membutuhkan waktu yang lebih banyak dalam pembelajaran, (3) pendekatan DLPS lebih sesuai jika diterapkan dikelas atas, (4) siswa belum memahami materi yang diajarkan, sehingga di awal pembelajaran diperlukan penyesuaian, masih ada siswa yang ribut, dan tidak fokus terhadap materi, (5) diskusi kelompok masih dikuasai oleh anak-anak yang pintar dan (6) siswa masih mengalami kesulitan dalam pengisian LKS karena tidak terbiasa dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS).                         REFERENSIAbdul, Majid. (2012). Pendidikan Karakter Perspektif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.Akhadiah, Sabarti. (1998). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.Argyris, C. (1976). Increasis Leadership Effectiveness. New YorkGinting, Abdorrakhman. (2008). Esensi Praktis Belajar & Pembelajaran.Herdiansyah, Haris (2013). Wawancara Observasi dan Fokus Groups sebagai Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: Rajawali.Kartono, K. (1980). Teori Kepribadian. Bandung.Kosasih. (2013). Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas IV Berdasarkan Kurikulum 2013.Mulyasa. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.Nurhadi. (2008). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Alegensindo.Poerwandari, E. Kristi. (1998). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Universitas Terbuka.Subana dan Sudrajat. (2011). Dasar – Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia.Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Bandung:Alfabeta.Syamsudin dan Damayanti. (2011). Metode Penelitian Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.Tarigan, H.G. (2008). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.Tarigan, H.G. (1994). Membaca Ekspresif. Bandung.Tim Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Balai Pustaka.
Style APA, Harvard, Vancouver, ISO itp.
Oferujemy zniżki na wszystkie plany premium dla autorów, których prace zostały uwzględnione w tematycznych zestawieniach literatury. Skontaktuj się z nami, aby uzyskać unikalny kod promocyjny!

Do bibliografii