Articles de revues : « Sistemi grid connected »

1

Ramos-Paja, Andrés, Andrés Julián aavedra-Montes et Juan David Bastidas-Rodríguez. « Control en cuatro cuadrantes de un inversor de puente completo conectado a la red eléctrica ». Revista UIS Ingenierías 19, n^o 1 (1 janvier 2020) : 117–29. http://dx.doi.org/10.18273/revuin.v19n1-2020012.

Texte intégral

Résumé :

Los sistemas de almacenamiento de energía (SAE) son elementos claves en las microrredes para garantizar la estabilidad en la magnitud de la tensión y la frecuencia. Los SAE se conectan a la microrred por medio de inversores bidireccionales cuya potencia compleja de salida pueda estar en cualquiera de los cuatro cuadrantes y es definida por un control de alto nivel. Este artículo presenta un sistema de control por histéresis para un inversor monofásico con filtro inductivo conectado a la red que permite obtener potencia compleja en cualquiera de los cuatro cuadrantes. El sistema de control está compuesto por un lazo interno de control de corriente por histéresis y un método para calcular la referencia de corriente a partir de las potencias activa y reactiva deseadas. La referencia de corriente puede estar adelantada o atrasada respecto a la tensión de la red, para operar en los cuatro cuadrantes, y puede tener diferentes valores de magnitud, para obtener diferentes valores de potencia aparente. El inversor y el sistema de control son implementados en el software PSIM para verificar su correcto funcionamiento. Los resultados muestran que es posible obtener diferentes valores de potencia aparente en cualquiera de los cuatro cuadrantes del plano complejo.

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

2

Rivera-Martínez, Mario Arturo, Geovanni Hernández-Galvez, Omar Sarracino-Martínez, Luis Ixtlilco-Cortés, Alina Juantorena-Ugás, Ulises Ivan Batalla-Nolasco et David Becerra-García. « Análisis de sensibilidad de sistemas fotovoltaicos conectados a la red eléctrica : Caso de estudio en Guerrero, México ». Ingeniería, investigación y tecnología 18, n^o 3 (1 juillet 2017) : 293–305. http://dx.doi.org/10.22201/fi.25940732e.2017.18n3.026.

Texte intégral

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

3

Mohamed, Azah, Zetty Adibah Kamaruzzaman et Nor Azwan Mohamed Kamari. « Effect of Grid-Connected Photovoltaic Generator on Dynamic Voltage Stability in Power System ». Jurnal Kejuruteraan 30, n^o 2 (1 septembre 2018) : 289–96. http://dx.doi.org/10.17576/jkukm-2018-30(2)-20.

Texte intégral

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

4

Arifin Sinaga, Gordon, I. Made Mataram et Tjok Gede Indra Partha. « Analisis Pembangkit Listrik Sistem Hybrid Grid Connected Di Villa Peruna Saba, Gianyar – Bali ». Jurnal SPEKTRUM 6, n^o 2 (1 juin 2019) : 1. http://dx.doi.org/10.24843/spektrum.2019.v06.i02.p01.

Texte intégral

Résumé :

Renewable energy is energy that comes from natural processes that will not be exhausted and sustainable if managed properly. In its use, to maintain the continuity of the availability of electrical energy maximally, it is necessary to combine several types of power plants that are connected to the grid or better known as hybrid grid connected power systems. This research took place at Villa Peruna Saba, Gianyar - Bali which uses a hybrid grid connected power system that combines photovoltaics and generators connected to the grid utilty in supplying electricity loads. The analysis is carried out on the characteristics of the average load, the contribution of each electric power source and the workings of the hybrid grid connected hybrid power plant system. From the analysis, it is known that the contribution of power derived from solar power plants is 561.27 kW or 22.41% in April 2018 and 510.72 kW or 20.71% in May 2018.

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

5

Hemalatha, N., et Seyezhai Ramalingam. « MODIFIED CAPACITOR ASSISTED EXTENDED BOOST QUASI Z-SOURCE INVERTER FOR THE GRID-CONNECTED PV SYSTEM ». IIUM Engineering Journal 20, n^o 1 (1 juin 2019) : 140–57. http://dx.doi.org/10.31436/iiumej.v20i1.1042.

Texte intégral

Résumé :

A grid-tied, single stage, three phase, PV system provides higher efficiency than a two-stage PV system. This paper presents a three-phase, single stage, grid-connected PV system with MPPT and reactive power injection capability into the grid using modified capacitor assisted extended boost quasi Z-source inverter (MCAEB q-ZSI) as the grid-tied PV inverter. The adaptability of the inverter for irradiance changes and the boost factor control with its shoot-through duty ratio adjustment made it highly recommended for the grid system. The shoot-through control technique like maximum constant boost control with a third harmonic injection enhances the performance of the inverter by reducing the low order ripples and voltage stress. The fuzzy voltage controller is proposed with the capacitor linearization algorithm to regulate the DC-link voltage. The current approach uses a fuzzy controller to control the real and the reactive power injection into the grid. The performance evaluation of the fuzzy and PI grid controller is carried out for the constant irradiance condition and from the investigation, parameters like boost factor (B), the shoot-through duty ratio(Ds), real power (P), reactive power (Q), power factor and harmonics in the current injection are determined. A laboratory setup of the PV powered grid system is implemented, tested and validated with the simulation results. ABSTRAK: Dalam sistem fotovoltaik (PV) yang bersambung dengan satu peringkat, satu sistem elektronik kuasa yang mempunyai keuntungan dan kecekapan yang tinggi diperlukan untuk menginterupasi dengan utiliti tersebut. Dalam makalah ini, kapasitor yang diubah suai dibantu oleh pemacu kuadratik Z-source yang dilanjutkan (MCAEB q-ZSI) bertindak sebagai unit interfacing antara PV dan grid. Penyesuaian penyongsang untuk perubahan sinaran dan kawalan faktor rangsangan dengan pelarasan nisbah tugas menembak membuatnya sangat disyorkan untuk sistem grid. Teknik kawalan menembak seperti kawalan rangsangan berterusan maksimum dengan suntikan harmonik ketiga meningkatkan prestasi penyongsang dengan mengurangkan aruhan pesanan rendah dan tekanan voltan. Pendekatan semasa menggunakan pengawal kabur untuk mengawal suntikan kuasa sebenar dan reaktif ke grid. Penilaian prestasi pengawal grid fuzzy dan PI dilakukan untuk keadaan iradiasi malar dan dari penyiasatan, parameter seperti faktor rangsangan (B), nisbah tugas menembak (Ds), kuasa nyata (P), kuasa reaktif Q), faktor kuasa dan harmonik dalam suntikan semasa ditentukan.

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

6

-, Herwandi. « Implementasi grid tie inverter pada pembangkit listrik tenaga surya on grid untuk golongan pelanggan rumah tangga masyarakat perkotaan ». JURNAL ELTEK 19, n^o 1 (29 avril 2021) : 108. http://dx.doi.org/10.33795/eltek.v19i1.292.

Texte intégral

Résumé :

Terbatasnya energi fosil di Indonesia menyebabkan adanya pengembangan energi baru terbarukan. Energi terbarukan merupakan energi non-fosil yang berasal dari alam. Pemanfaatan energi surya bisa dilakukan dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Perencanaan PLTS menggunakan sistem on grid, sistem masih terkoneksi dengan jaringan PLN. Sistem dimanfaatkan sebagai backup untuk aliran listrik. Sistem akan bekerja secara otomatis ketika aliran listrik PLN terputus dengan memanfaatkan panel ATS (Automatic Transfer Switch). Pembangkit listrik tenaga surya sistem on grid ini cocok diterapkan di perumahan dengan memanfaatkan atap sebagai ruang untuk menyerap energi matahari. Sistem ini jika dipasang bersamaan dengan PLN akan mengurangi pengeluaran biaya listrik. Penerapan sistem atau prinsip kerja PLTS Grid Tie System ini dapat dijalankan dengan sistem kelistrikan PLN. Dalam sistem ini, jaringan listrik PLN berperan sebagai penyalur atau penghubung arus listrik yang berasal dari panel surya yang dialirkan pada beban. Dengan begitu pada siang hari, penggunaan listrik dapat memanfaatkan energi listrik dari sinar matahar dan pada malam hari karena tidak ada sinar matahari menyebabkan tidak ada produksi listrik dari solar panel, maka dapat tetap menggunakan arus listrik yang berasal dari PLN. Perencanaan dilakukan dengan pemilihan komponen PLTS, beban yang dibutuhkan 900Watt, lama waktu penyinaran efektif 10 jam/hari. kemudian melakukan perhitungan komponen PLTS, menentukan tata letak penempatan panel surya dan panel ATS (Automatic Transfer Switch) yang digunakan untuk membackup apabila jaringan listrik PLN terputus. Dari hasil pengukuran arus, tegangan dan daya di dalam rumah pada jam 07.00 sampai dengan 17.00 pada waktu cuaca cerah, yaitu sebelum Grid Tie Inverter dihubungkan ke jala-jala dihasilkan daya rata-rata, P=606,105Watt dan setelah Grid Tie dihubungkan ke jala-jala, P=292,63 Watt. Jadi penghematan daya beban di rumah yang dihasilkan sebesar 52 % dalam satu hari. Limited fossil energy in Indonesia has led to the development of new and renewable energy. Renewable energy is non-fossil energy that comes from nature. Utilization of solar energy can be done by building a Solar Power Plant (PLTS). PLTS planning uses an on-grid system, the system is still connected to the PLN network. The system is used as a backup for electricity. The system will work automatically when the flow of PLN electricity is cut off by utilizing an ATS (Automatic Transfer Switch) panel. This on-grid solar power plant system is suitable for residential use by utilizing the roof as a space to absorb solar energy. This system if installed together with PLN will reduce expenditure of electricity costs. The application of the system or the working principle of the PLTS Grid Tie System can be run with the PLN electrical system. In this system, the PLN electricity network acts as a distributor or connector for the electricity that comes from the solar panels that are flowed to the load. That way during the day, the use of electricity can take advantage of electrical energy from the sun and at night because there is no sunlight it causes no electricity production from solar panels, it can still use the electric current that comes from PLN. Planning is done by selecting the PLTS component, the load required is 900 Watt, the duration of effective irradiation is 10 hours / day. Then calculate the PLTS components, determine the layout of the placement of the solar panels and ATS (Automatic Transfer Switch) panels which are used to back up when the PLN electricity network is interrupted. From the results of measuring currents, voltages and power in the house at 07.00 to 17.00 when the weather is clear, that is, before the Grid Tie Inverter is connected to the grid, the average power is generated, P = 606.105Watt and after the Grid Tie is connected to the grid mesh, P = 292.63 Watts. So, the resulting load power savings at home is 52% in one day

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

7

Chandra, Aditya, Euis Ismayati, Syariffudien Zuhrie et Subuh Isnur Haryudo. « Simulasi Grid Connected PV Dengan Fungsi Kompensasi Daya Reaktif PV-Inverter Menggunakan Kontrol ANN ». INAJEEE Indonesian Journal of Electrical and Eletronics Engineering 2, n^o 1 (23 mai 2019) : 22. http://dx.doi.org/10.26740/inajeee.v2n1.p22-28.

Texte intégral

Résumé :

Abstrak - Implementasi Energi Baru dan Terbarukan (EBT) tenaga surya di Indonesia sudah banyak berkembang. Dari penentuan tarif hingga stabilitas jaringan distribusi, masih banyak kekurangan – kekurangan dari sistim distribusi dengan menggunakan panel surya atau modul PV bila digunakan dalam skema penghasil tenaga listrik atau berperan sebagai Independent Power Producer (IPP)-Residensial. Salah satu kekurangan proses pembangkitan tenaga surya konvensional adalah tidak adanya fungsi kompensasi daya reaktif (Q) karena modul panel surya umumnya digunakan untuk memenuhi keperluan daya aktif (P) baik itu pada jaringan ataupun pada modul beban yang terhubung pada grid utama. Hal ini mengakibatkan rendahnya faktor daya pada beban sehingga sistem harus mengambil kebutuhan daya reaktif dari grid sehingga biaya operasional akan bertambah besar dan mengurangi faktor daya dari jaringan utama. Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilustrasi terhadap implementasi sistem PV-Inverter menggunakan kendali Artificial Neural Network (ANN). Injeksi daya aktif dan reaktif pada grid akan diregulasi melalui inverter yang dikendalikan mengunakan ANN dengan referensi daya dari Photovoltaic.

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

8

Bovolini Grigoletto, Felipe, et Humberto Pinheiro. « Flexible Arrangement Of Static Converters For Grid Connected Wind Energy Conversion Systems ». Eletrônica de Potência 18, n^o 4 (1 novembre 2013) : 1245–56. http://dx.doi.org/10.18618/rep.2013.4.12451256.

Texte intégral

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

9

SAODAH, SITI, et SRI UTAMI. « Perancangan Sistem Grid Tie Inverter pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya ». ELKOMIKA : Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & ; Teknik Elektronika 7, n^o 2 (24 mai 2019) : 339. http://dx.doi.org/10.26760/elkomika.v7i2.339.

Texte intégral

Résumé :

ABSTRAKGrid Tie Inverter (GTI) merupakan inverter yang digunakan untuk mengubah energi yang dihasilkan panel surya berupa arus searah (DC) menjadi arus bolakbalik (AC). Keluaran dari GTI berupa bentuk gelombang sinusoidal yang masih belum ideal dan mempunyai nilai Total Harmonic Distortion (THD) di atas 3% serta nilai efisiensi belum mencapai 90%. Pengurangan nilai THD dan peningkatan efisiensi dapat dilakukan melalui proses kontrol switching pada inverter. Penelitian ini mengusulkan inverter dengan boost converter dua tahap, buck converter dua tahap, rangkaian switching control inverter, H-Bridge inverter dan rangkaian LC filter. Teknik switching dari inverter yang diusulkan terdiri dari kombinasi modulasi lebar pulsa sinusoida dan gelombang persegi. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan nilai THD sebesar 4,97%. Terdapat selisih sebesar 1,97% dari nilai awal perancangan. Untuk efisiensi rata-rata inverter off-grid (tidak terkoneksi dengan PLN) sebesar 89,48% dan 79,4% untuk inverter on-grid (terkoneksi dengan PLN).Kata kunci: GTI, boost converter, buck converter, switching control,grid, THD. ABSTRACTGrid Tie Inverter (GTI) is an inverter used to convert energy resulted by solar panels in the form of direct current (DC) to alternating current (AC). The output of GTI is unideal sinusoidal and having Total Harmonic Distortion (THD) above 3% and efficiency below 90%. Reducing the THD value and increasing efficiency can be done through switching control process on inverters. This research proposed an inverter using two-stage boost converter, two-stage buck converter, an inverter switching control circuit, H-Bridge inverter and LC filter circuit. The switching technique of the proposed inverter system combined sinusoidal and square wave width modulation. The result showed THD of the proposed system is 4.97%, and still, there is a difference of 1.97% of the desired value. For average efficiency of off-grid systems (not connected with State Electricity Company/PLN) is 89.48% and 79.4% for on-grid systems (connected with PLN).Keywords: GTI, boost converter, buck converter, switching control,grid, THD

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

10

Tambunan, William Dwianugrah, Karnoto Karnoto et Enda Wista Sinuraya. « ANALISIS POTENSI PENGGUNAAN SUMBER ENERGI LISTRIK DI RUMAH SAKIT MEDIKA DRAMAGA BOGOR ». Transient : Jurnal Ilmiah Teknik Elektro 10, n^o 3 (30 septembre 2021) : 413–18. http://dx.doi.org/10.14710/transient.v10i3.413-418.

Texte intégral

Résumé :

Rumah Sakit Medika Dramaga Bogor terletak di Bogor, Jawa Barata. Lokasi yang terletak di bogor ini memilikiiiradiasi pencahayaan yang cukup besar, oleh karenanya hal ini dapat dimanfaatkan untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). PLTS adalah sistem pembangkit yang memanfaatkan sinar matahari untuk dikonversi menjadi energi listrik menggunakan PV (photovilatic). HOMER adalah suatu perangkat lunak untuk pemodelan sistem pembangkit skala kecil untuk membantu mengevaluasiidesainidari jaringanitunggal (off-grid)iimaupuniijaringaniiyang terkoneksi dengan sistem (grid-connected). Pemodelan dalam HOMER memungkinkaniiuntukimembandingkanibanyakiopsiiidesainiyangiberbeda mengacu pada parameter teknis dan ekonomis. Dengan menggunakaniiHOMER dapat mengetahui konfigurasi sistem pembangkit yang berpotensi dan juga dapat mengetahui besar potensi energi terbaharukan di Rumah Sakit Medika Dramaga Bogor. Hasilnyaiidenganiimenggunakan HOMER diidapatikonfigurasiiyang paling tepat dipasang di Gedung Rumah Sakit Medika Dramaga yaitu photovoltaic (PV)-Grid secara On grid, dengan 272.400 kWh/tahun untuk daya yang dihasilkan oleh PV dan 566.871 kWh/tahun dayaiyangidisuplai oleh gridiuntuk memenuhiipermintaanibeban Rumah Sakit sebesar 822.337 kWh/tahun.

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

11

Prawira, Andre Barry, Bambang Winardi et Agung Nugroho. « OPTIMASI PENGUNAAN SUMBER ENERGI LISTTRIK DI DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK HOMER ». TRANSIENT 7, n^o 4 (25 mai 2019) : 904. http://dx.doi.org/10.14710/transient.7.4.904-910.

Texte intégral

Résumé :

Departemen Teknik Elektro Universitas Diponegoro terletak di Semarang,Jawa Tengah. Lokasi ini memiliki iradiasi yang cukup besar,hal ini dapat dimanfaatkan untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). PLTS adalah sistem pembangkit yang memanfaatkan sinar matahari yang nantinya akan dikonversikan menjadi energi listrik menggunakan PV. HOMER adalah suatu model sistem pembangkit skala kecil untuk mempermudah dalam mengevaluasi desain dari jaringan tunggal (off-grid) maupun jaringan yang terkoneksi dengan sistem ( grid-connected ). HOMER memungkinkan pemodelan untuk membandingkan banyak opsi desain yang berbeda bedasarkan manfaat teknis dan ekonomi mereka. Dengan menggunakan HOMER diharapakan dapat mengetahui konfigurasi sistem pembangkit yang optimal juga dapat mengetahui besar potensi energi terbaharukan di Teknik Elektro. Hasilnya dengan menggunakan HOMER di dapat konfigurasi yang optimal yaitu photovoltaic (PV)-Grid,dengan 255.530 kWh/tahun untuk daya yang dihasilkan oleh PV dan 158.788 kWh/tahun daya yang disuplai oleh grid untuk memenuhi permintaan beban sebesar 414.319 kWh/tahun.

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

12

Ristić, Vladan, et Darko Šošić. « Application of differential evolution for defining the optimal grid reinforcement shown on the test-system ». Tehnika 75, n^o 6 (2020) : 611–18. http://dx.doi.org/10.5937/tehnika2005611r.

Texte intégral

Résumé :

Building of the renewable energy sources in the geographic areas that were not, until that moment, recognized as the locations where the energy could be generated could lead to the change in load flows and voltage values in the system in which these sources are being incorporated. The inability of the system operator to deny the connection of the renewable sources can often cause the need for the system reinforcements between the newly created productive regions and the existing zones with the significant consumption. Therefore, the goal of this paper is the determination of the optimal new line that should be commissioned in the system, according to the results of the conducted multi-criteria optimization, performed using the differential evolution method, modified applying the georeferencing principle. This calculation takes into account the maximization of the installed capacity of the connected renewable source and minimization of the energy losses ' costs in the system during the lifespan of the built line as the objective functions for optimization. The application of the developed methodology is demonstrated on the test-system containing 30 nodes, with the wind power plant being connected to the grid in one of them.

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

13

Maulana, Muhammad Anang, Agung Nugroho et Bambang Winardi. « OPTIMASI PENGUNAAN SUMBER ENERGI LISTIK DI GEDUNG FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK HOMER ». Transient : Jurnal Ilmiah Teknik Elektro 9, n^o 2 (9 juin 2020) : 189–95. http://dx.doi.org/10.14710/transient.v9i2.189-195.

Texte intégral

Résumé :

Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro terletak di Semarang, Jawa Tengah. Lokasi ini memiliki iradiasi iradiasi yang cukup besar, oleh karenanya hal ini dapat dimanfaatkan untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). PLTS adalah sistem pembangkit yang memanfaatkan sinar matahari untuk dikonversi menjadi energi listrik menggunakan PV (photovilatic). HOMER adalah suatu perangkat lunak untuk pemodelan sistem pembangkit skala kecil untuk membantu mengevaluasi desain dari jaringan tunggal (off-grid) maupun jaringan yang terkoneksi dengan sistem (grid-connected). Pemodelan dalam HOMER memungkinkan untuk membandingkan banyak opsi desain yang berbeda mengacu pada parameter teknis dan ekonomis. Dengan menggunakan HOMER diharapakan dapat mengetahui konfigurasi sistem pembangkit yang optimal juga dapat mengetahui besar potensi energi terbaharukan di Fakultas Psikologi. Hasilnya dengan menggunakan HOMER di dapat konfigurasi yang optimal yaitu photovoltaic (PV)-Grid,dengan 361.355 kWh/tahun untuk daya yang dihasilkan oleh PV dan 241.520 kWh/tahun daya yang disuplai oleh grid untuk memenuhi permintaan beban sebesar 592.015 kWh/tahun.

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

14

Machado de Almeida, Pedro, André Augusto Ferreira, Henrique Antônio Carvalho Braga, Paulo Fernando Ribeiro et Pedro Gomes Barbosa. « Control And Harmonic Current Reduction Of A Photovoltaic System Connected To The Grid Without Passive Filters ». Eletrônica de Potência 18, n^o 4 (1 novembre 2013) : 1149–60. http://dx.doi.org/10.18618/rep.2013.4.11491160.

Texte intégral

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

15

Sutawan, Pande K. B., I. Nyoman Satya Kumara et W. G. Ariastina. « SIMULASI SISTEM KONTROL OPERASI ON GRID SERTA ISLANDING PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS UDAYANA ». Majalah Ilmiah Teknologi Elektro 14, n^o 2 (30 décembre 2015) : 57. http://dx.doi.org/10.24843/mite.2015.v14i02p11.

Texte intégral

Résumé :

An on-grid solar power plant will distribute electric power to the grid in normal conditions. But when the supply of grid outages (islanding), on-grid solar power plant also can’t operate because the loss of the reference signal that is used as a reference for the inverter in the synchronization process. So there is potential loss of power when solar power plant can be used as a substitute source of electrical energy while PLN can’t serve consumers. In this research developed a simulation model that refers to the off grid solar power plant 500 Wp in the Department of Electrical Engineering, University of Udayana and can operate on-grid and off grid when islanding in matlab simulink. In this model made operation scenario where solar power plant operates on grid at the beginning of the simulation and after that operate off-grid (not connected to the grid and supply the local load). The simulation results show the model off grid solar power plant has been able to generate a voltage of 220 V and a frequency of 50 Hz in accordance with the solar power plant at the research site. The simulation results also show model of on grid solar power plant has been able to synchronize to the low voltage grid of PLN not loaded and loaded. On/off grid solar power plant model can operate on-grid or off-grid that corresponds to the operation scenario and produce the same output. Thus solar power plant can supply.

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

16

Manullang, Victor Ragidup Tua, Agung Nugroho et Enda Wista Sinuraya. « PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER DI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS DIPONEGORO ». Transient : Jurnal Ilmiah Teknik Elektro 9, n^o 2 (9 juin 2020) : 148–56. http://dx.doi.org/10.14710/transient.v9i2.148-156.

Texte intégral

Résumé :

Pembangkit listrik di Indonesia saat ini masih banyak yang menggunakan energi tak terbarukan. Sehingga diperlukan energi terbarukan yang dapat bekerja secara efisien. Departemen Teknik Indusrtri Universitas Diponegoro terletak di Semarang,Jawa Tengah. Lokasi ini memiliki iradiasi yang cukup besar,hal ini dapat dimanfaatkan untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). PLTS adalah sistem pembangkit yang memanfaatkan sinar matahari yang nantinya akan dikonversikan menjadi energi listrik menggunakan PV. HOMER adalah suatu model sistem pembangkit skala kecil untuk mempermudah dalam mengevaluasi desain dari jaringan tunggal (off-grid) maupun jaringan yang terkoneksi dengan sistem (grid-connected). HOMER memungkinkan pemodelan untuk membandingkan banyak opsi desain yang berbeda bedasarkan manfaat teknis dan ekonomi mereka. Dengan menggunakan HOMER diharapakan dapat mengetahui konfigurasi sistem pembangkit yang optimal juga dapat mengetahui besar potensi energi terbaharukan di Teknik Industri. Hasilnya dengan menggunakan HOMER di dapat konfigurasi yang optimal yaitu photovoltaic (PV)-Grid dengan 22.244 kWh/tahun untuk daya yang dihasilkan oleh PV dan 284.061 kWh/tahun daya yang disuplai oleh grid untuk memenuhi permintaan beban sebesar 305.305 kWh/tahun, dengan investasi awal sebesar $13.597 pada HOMER menggunakan bunga sebesar 6 %, didapat nilai NPC sebesar $392.973, nilai COE sebesar $0,101/kWh dan BEP terjadi pada tahun ke-15,58.

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

17

Agung Ayu Permata, Maria Gusti, Antonius Ibi Weking et Widyadi Setiawan. « OPTIMASI PEMASANGAN KAPASITOR PADA SISTEM JARINGAN LISTRIK DISTRIBUSI DI BALI MENGGUNAKAN METODE QUANTUM GENETIC ALGORITHM ». Jurnal SPEKTRUM 6, n^o 1 (10 mai 2019) : 96. http://dx.doi.org/10.24843/spektrum.2019.v06.i01.p14.

Texte intégral

Résumé :

This study optimized the installation of capacitors on the distribution grid system in Penyabangan feeder, Singaraja, Bali using the Quantum Genetic Algorithm method to reduce the impact of increasing reactive currents. This feeder, consisting of 162 buses in which 62 buses are directly connected to the load and 5 buses are connected to medium voltage cosumers. The results of this study are obtained by the capacity of capacitors installed in 31 buses that have a power factor value less than the permitted limit and the power loss values decrease from 0,0674 MW and 0,0546 MVAr to 0,0543 MW and 0,0442 MVAr.

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

18

Hasanah, Aas Wasri, Tony Koerniawan et Yuliansyah Yuliansyah. « KAJIAN KUALITAS DAYA LISTRIK PLTS SISTEM OFF-GRID DI STT-PLN ». Energi & ; Kelistrikan 10, n^o 2 (28 janvier 2019) : 93–101. http://dx.doi.org/10.33322/energi.v10i2.211.

Texte intégral

Résumé :

Inadequate power quality causes damage and may even cause damage to electrical equipment. Solar Power Plants Off-grid is a stand-alone power plant is not connected to the network. This system uses storage media such as batteries to maintain the availability of electricity at night or when the sun's intensity decreases. Solar power plant has a PV module that works based on the intensity of the captured sunlight and the inverter that can change the dc voltage into ac where as is known in the inverter there are non linear components which can result in poor quality of electrical power in this case the total harmonic distortion and voltage variations change. This may result in damage to electrical equipment. The electrical power quality of the STT-PLN off-grid PLTS will be analyzed and compared with the IEEE 519-1992 and SPLN 1: 1995 standards. Based on the results of the discussion that the THDi and THDv values are still above the established standard limit of 5%.

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

19

Paulo Bonaldo, Jakson, Helmo Kelis Morales Paredes et José Antenor Pomilio. « Flexible Control Applied On Single-phase Converters Connected To Low Voltage Distorted Grids ». Eletrônica de Potência 19, n^o 4 (1 novembre 2014) : 354–67. http://dx.doi.org/10.18618/rep.2014.4.354367.

Texte intégral

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

20

Rodrigo Piccini, Anderson, Geraldo C. Guimarães, Arthur Costa de Souza, Leonardo Rosenthal Caetano Silva, Jaqueline Oliveira Rezende et Ana Maria Denardi. « GRID-CONNECTED PHOTOVOLTAIC SYSTEM USING AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR WITH MODIFIED CONTROL DESIGNED TO MITIGATE MOMENTARY VOLTAGE DIPS ». Eletrônica de Potência 27, n^o 01 (31 mars 2022) : 1–12. http://dx.doi.org/10.18618/rep.2022.1.0034.

Texte intégral

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

21

Rodrigo Piccini, Anderson, Geraldo C. Guimarães, Arthur Costa de Souza, Leonardo Rosenthal Caetano Silva, Jaqueline Oliveira Rezende et Ana Maria Denardi. « GRID-CONNECTED PHOTOVOLTAIC SYSTEM USING AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR WITH MODIFIED CONTROL DESIGNED TO MITIGATE MOMENTARY VOLTAGE DIPS ». Eletrônica de Potência 27, n^o 01 (31 mars 2022) : 1–12. http://dx.doi.org/10.18618/rep.2022.1.0034.

Texte intégral

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

22

Jumilla-Corral, A. A., C. Pérez-Tello, H. E. Campbell-Ramírez, Z. Y. Medrano-Hurtado et P. Mayorga-Ortiz. « Prediction and modeling of harmonic current behavior in grid-connected photovoltaic systems based on NARX networks ». Revista Mexicana de Ingeniería Química 20, n^o 3 (25 juillet 2021) : 1–11. http://dx.doi.org/10.24275/rmiq/sim2453.

Texte intégral

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

23

Murfianah, Anggi, Krismadinata Krismadinata et Yoan Elviralita. « Data Acquisition of PV Mini-Grid Voltage and Current using Arduino and PLX-DAQ ». MOTIVECTION : Journal of Mechanical, Electrical and Industrial Engineering 3, n^o 2 (31 mai 2021) : 77–84. http://dx.doi.org/10.46574/motivection.v3i2.88.

Texte intégral

Résumé :

Solar panels are the main equipment for a solar power generation system that functions to convert sunlight energy directly into electrical energy. The solar panel performance monitoring system is designed to be equipped with current and voltage measuring sensors that have been integrated into an Excel Spreadsheet using the PLX-DAQ application program. Arduino Nano based system design and connected to a computer via USB. The advantage of this monitoring system is that measurement results from sensors can be processed directly and displayed in the form of data and graphics in real time conditions. This makes it easy for data processing. Panel surya adalah peralatan utama sistem pembangkit listrik tenaga surya yang berfungsi untuk mengkonversikan energi cahaya matahari menjadi energi listrik secara langsung. Untuk memenuhi keperluan pemantauan output panel surya, sistem pemantauan (monitoring) kinerja panel surya dirancang dilengkapi dengan sensor pengukur arus dan tegangan yang diintegrasikan ke Spreadsheet Excel menggunakan program aplikasi PLX-DAQ. Perancangan sistem berbasis Arduino nano dan dihubungkan ke komputer melalui USB. Kelebihan dari sistem pemantauan ini adalah hasil pengukuran dari sensor dapat diproses secara langsung dan ditampilkan dalam bentuk data dan grafik pada kondisi real time. Hal ini memberikan kemudahan untuk pengolahan data.

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

24

Surya, Priya, et Mochammad Junus. « Kajian PLTS on–grid pada gedung X Politeknik Negeri Malang untuk melayani beban perkantoran menggunakan perangkat HOMER PRO ». JURNAL ELTEK 19, n^o 2 (29 octobre 2021) : 96. http://dx.doi.org/10.33795/eltek.v19i2.320.

Texte intégral

Résumé :

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dapat diaplikasikan mulai skala kecil sampai skala besar, itu merupakan keunggulan teknologi ini. Dalam skala kecil, pemanfaatan energi surya dapat diaplikasikan di setiap atap rumah untuk memenuhi kebutuhan listrik tiap konsumen residential / rumah tangga. Untuk kebutuhan ini, sistem PLTS dilakukan secara on – grid yaitu terhubung dengan jaringan yang sudah tersedia yaitu jaringan penyedia layanan listrik seperti PLN. Pada penelitian ini, objek penelitian adalah Gedung X pada Politeknik Negeri Malang, dimana kebutuhan bebannya sebesar 12,5 kW dan kebutuhan energi harian 64 kWh. Menggunakan aplikasi HOMER PRO didapatkan untuk sistem dengan skema PV, Baterai, Grid PLN, dan konverter, maka Skematik yang diusulkan pada sistem PLTS adalah menggunakan solar panel dengan total daya terpasang sebesar 11 kWp, dan ditambah dengan baterai sebesar 1500 Ah, konverter daya sebesar 6 kW , dan grid PLN tetap sebagai suplai utama. Untuk bisa mengurangi tagihan listrik, dilakukanlah Renewable Fraction (RF) sebesar 58,5 %, sehingga didapatkan produksi harian untuk solar panel sebesar 45,6 kWh, yaitu sebesar 68 % kebutuhan harian dengan capacity factor sebesar 17,3 %. Solar panel yang digunakan merk ICASOLAR dengan kapasitas 250 Wp membutuhkan sebanyak 44 panel dengan total luasan yang diperlukan sebesar 57 m2 pada atap gedung. Secara ekonomis didapatkan bahwa Net Present Cost pada sistem ini adalah sebesar Rp. 183.000.000,- dan nilai Cost of Energy sebesar Rp. 484,58,- / kWh. PLTS can be applied from small to large scale, that is the advantage of this technology. On a small scale, the use of solar energy can be applied on every roof of the house to meet the electricity needs of each residential / household consumer. For this need, the PLTS system is carried out on an on-grid basis, which is connected to an already available network, namely a network of electricity service providers such as PLN. In this study, the object of research is Building X at the State Polytechnic of Malang, where the load requirement is 12.5 kW and the daily energy requirement is 64 kWh. Using the HOMER PRO application obtained for systems with PV schemes, Batteries, PLN Grids, and converters, the proposed Schematic for the PLTS system is to use solar panels with a total installed power of 11 kWp, and coupled with a 1500 Ah battery, a power converter of 6 kW , and the PLN grid remains as the main supply. To be able to reduce electricity bills, Renewable Fraction (RF) is carried out by 58.5%, so that the daily production for solar panels is 45.6 kWh, which is 68% of daily needs with a capacity factor of 17.3%. The solar panels used by the ICASOLAR brand with a capacity of 250 Wp require 44 panels with a total required area of 57 m2 on the roof of the building. Economically, it is found that the Net Present Cost in this system is Rp. 183,000,000,- and Cost of Energy amount Rp. 484,58,- / kWh.

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

25

Lau de Melo, Paulo Eduardo, et Evandro de Souza Queiroz. « ESTUDO DE VIABILIDADE TÉCNICA E ECONÔMICA DA IMPLEMENTAÇÃO DE UM SISTEMA FOTOVOLTAICO EM UMA RESIDÊNCIA EM PALMARES-PE ». Revista Científica Semana Acadêmica 9, n^o 209 (4 octobre 2021) : 1–27. http://dx.doi.org/10.35265/2236-6717-209-9266.

Texte intégral

Résumé :

The growing attention to environmental and energy issues led to the search for renewable energy sources, which is gaining more and more space. In this context, photovoltaic solar energy is considered one of the most promising because it has advantages, such as ease of operation, possibility of integration in buildings, low level of proliferation during an operation and great potential for power generation in Brazil. Therefore, this work aims at a proposal to implement a photovoltaic system connected to the grid (On-grid) as an alternative to reduce the cost of energy consumption in a residence in the municipality of Palmares-PE. For the dimensioning of the photovoltaic system it was considered the monthly energy consumption of the residence and an irradiation of the place. Finally, a cost analysis was carried out to implement the system, which revealed that the use of this energy is economical and feasible. The solar generation capacity was projected at 6,27 kWp. The value of the project was R $ 32,049.98 and the payback period was 3 years and 8 months. Considering a Minimum Attractiveness Rate (TMA) of 6.5%, the NPV was R $ 225,707.88 and the Internal Rate of Return (IRR) of the system was a percentage of 43.55%.

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

26

Nathawibawa, A. A. Ngurah Bagus Budi, I. Nyoman Satya Kumara et Wayan Gede Ariastina. « Analisis Produksi Energi dari Inverter pada Grid-connected PLTS 1 MWp di Desa Kayubihi Kabupaten Bangli ». Majalah Ilmiah Teknologi Elektro 16, n^o 1 (10 octobre 2016) : 131. http://dx.doi.org/10.24843/mite.1601.18.

Texte intégral

Résumé :

Inverter is a very important component of a grid-connected PV plant related its function to convert photovoltaic DC to be AC power. Inverter constructed from many components to support its operation so that inverter is the most complex component in a PV plant systems. 1 MWp Grid-connected Kayubihi PV Plant uses 50 units 20 kW grid-connected inverter. This research goal is to know how inverter performance also the string array position impact to energy production. Energy production analysis at Kayubihi PV Plant by mapping the energy production percentage each inverter, then choose an inverter with the highest energy production percentage as a reference to measure the other inverters performance. The analysis considers string array location which connected to the inverter too and also based on the condition of PV location. Obtained that the highest energy production is inverter 44-E5 at 17.827 kWh and the lowest is inverter 8-D3 at 8.898 kWh. The highest average energy production is inverter 44-E5 at 72,47 kWh/day, and the lowest is inverter 11-C5 at 39,26 kWh/day. The conclusion is inverter energy production is ? 75 % based on each string array optimum energy with inverter 29-B9 has the highest ? 75 % energy production percentage. Inverter merupakan komponen yang sangat penting dalam sebuah PLTS yang terhubung dengan jaringan listrik karena fungsinya untuk mengubah daya DC modul surya menjadi daya AC. Inverter dibangun dari berbagai macam komponen untuk menunjang operasinya, sehingga inverter adalah komponen paling kompleks di dalam sistem PLTS. Grid-connected PLTS 1 MWp Kayubihi menggunakan 50 unit inverter dengan kapasitas masing-masing 20 kW. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana unjuk kerja inverter serta pengaruh posisi string array terhadap produksi energi. Analisis produksi energi di PLTS Kayubihi dilakukan dengan pemetaan persentase produksi energi dari setiap inverter, kemudian memilih inverter dengan persentase produksi energi tertinggi sebagai acuan untuk menilai unjuk kerja dari 49 inverter yang lain. Analisis juga memperhatikan letak string array yang terhubung dengan inverter serta berdasarkan kondisi lingkungan di lokasi PLTS. Diperoleh bahwa produksi energi tertinggi dihasilkan oleh inverter 44-E5 sebesar 17.827 kWh dan terendah adalah inverter 8-D3 sebesar 8.898 kWh. Inverter dengan produksi energi rata-rata tertinggi adalah inverter 44-E5 sebesar 72,47 kWh/hari dan terendah adalah inverter 11-C5 sebesar 39,26 kWh/hari. Dapat disimpulkan bahwa produksi energi seluruh inverter di PLTS Kayubihi sudah ?75% berdasarkan energi optimum string array masing-masing, dengan inverter 29-B9 memiliki persentase produksi energi ? 75 % tertinggi. DOI: 10.24843/MITE.1601.18

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

27

Almeida, Rildo Afonso, Nilo de Lima Domingues, João Paulo Santos Felix et Guilherme Amaral Ribeiro. « Estudo sobre os componentes utilizados em sistemas fotovoltaicos conectados a Rede/ Study on the components used in grid-connected photovoltaic systems ». Brazilian Journal of Development 7, n^o 8 (7 août 2021) : 77752–69. http://dx.doi.org/10.34117/bjdv7n8-135.

Texte intégral

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

28

Friansa, Koko, Rishal Asri, Monna Rozana et FX Nugroho Soelami. « Perancangan Sistem Pemanenan Energi Surya Terintegrasi Kaca Bangunan, Studi Kasus : Gedung Bandar Lampung ». Journal of Science and Applicative Technology 3, n^o 2 (31 décembre 2019) : 78. http://dx.doi.org/10.35472/jsat.v3i2.209.

Texte intégral

Résumé :

In this paper, design of solar energy harvesting system which integrated in building glass window was proposed. The location as the design reference is Bandar Lampung Building. Bandar Lampung Building uses 90% of the glass on the outside walls building with facing the sunrise and sunset. The design solar energy harvesting system was consisted of solar glass and electronic power system. Solar glass using several mini PV affixed on the glass with space in between, so partially of sunlight pass into the room. The solar energy harvesting system used for DC house network and not connected to the grid system. The solar energy harvesting is also equipped with power electronic system such as MPPT, lead acid battery, and DC-DC converter. The design of solar energy harvesting system is using calculative method based on secondary data several references for this case. Area of the solar glass reaches 16.32 m2 for 1 office room scale. The ratio between PV and room glass about 0.35. The power average of the solar glass on the glass building with facing to the sunrise is about 74.35 W, and then the average power of the solar glass with facing to the sunlight about 161.32W.

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

29

Salim, Muhammad Aditya, et Insani Abdi Bangsa. « PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) ROOF TOP PADA GEDUNG GUDANG UTAMA PT PEMBANGKIT JAWA BALI UNIT MUARA KARANG ». Aisyah Journal Of Informatics and Electrical Engineering (A.J.I.E.E) 5, n^o 1 (27 février 2023) : 39–48. http://dx.doi.org/10.30604/jti.v5i1.129.

Texte intégral

Résumé :

It should be noted that electricity demand in Indonesia reached 1,109 kWh per capita in the third quarter 2021 that figure is equivalent to 92.2% of the target in 2021 of 1,203 kWh per capita electricity consumption per capita has continued to increase since 2015 and the highest increase occurred in 2017 of 6.80% while the lowest increase occurred in 2020 of 0.4%. On-grid PLTS are solar panels and inverters. Meanwhile, off-grid PLTS works continuously independent without being connected to the PLN network. The method used in the research This is the observation method. The observation method is a data collection technique that is carried out through an observation, accompanied by notes on the situation or the behavior of the target object. The application of rooftop PV mini-grid construction in PV mini-grid projects rooftop at PT. Muara Karang PJB unit uses an on-grid system which means the PLTS system will only generate electricity when there is electricity from the grid (PLN). generated from a rooftop solar power plant (PLTS) in the main warehouse building of PT. PJB estuary unit based on the calculations carried out is 669.8496 kWh / day. Power that produced will change with the intensity of sunlight in the area, where if low intensity the power generated will be low and if the intensity is high the power generated will be high. Perlu diketahui kebutuhan listrik di Indonesia mencapai 1.109 kWh per kapita pada kuarta III 2021 angka itu setara dengan 92,2% dari yang di targetkan pada tahun 2021 sebesar 1.203 kWh per kapita kosumsi listrik per kapita terus meningkat sejak 2015 dan peningkatan tertinggi tejadi pada tahun 2017 sebesar 6,80% sedangkan peningkatan terendah terjadi pada tahun 2020 sebesar 0,4%. PLTS on-grid adalah panel surya dan inverter. Sedangkan PLTS off-grid bekerja secara independen tanpa dihubungkan dengan ke jaringan PLN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi.Metode observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukaan melalui sesuatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau prilaku objek sasaran.Penerapan pembangunan PLTS rooftop pada proyek pembangunan PLTS rooftop di PT. Unit PJB muara karang menggunakan sistem on-grid dimana berarti sistem PLTS hanya akan menghasilkan listrik ketika terdapat listrik dari jaringan (PLN).Daya maksimal yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) rooftop di Gedung Gudang utama PT. PJB unit muara karang bedasarkan perhituang yang dilakukan adalah 669,8496 kWh / hari. Daya yang dihassilkan akan berubah seiring intensitas cahaya matahari di daerah tersebut, di mana bila intensitas rendah daya yang dihasilkan akan rendah dan jika intensitas tinggi daya yang dihasilkan akan tinggi.

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

30

Hayusman, Lauhil Mahfudz, Noor Saputera et Eddy Robinson Sampe. « Penggunaan SFCL untuk membatasi arus gangguan pada jaringan distribusi terintegrasi dengan pembangkit energi baru terbarukan ». JURNAL ELTEK 19, n^o 1 (29 avril 2021) : 1. http://dx.doi.org/10.33795/eltek.v19i1.291.

Texte intégral

Résumé :

ABSTRAK Integrasi pembangkit listrik energi baru terbarukan ke jaringan listrik yang sudah ada dapat menyebabkan kenaikan arus gangguan, mengakibatkan peralatan proteksi yang ada tidak mampu untuk menangulanginya. Hal ini tentunya dapat menyebabkan kerusakan peralatan-peralatan listrik yang dilewati arus gangguan tersebut dan dapat mengakibatkan kegagalan dalam sistem penyaluran daya listrik. Pada penelitian ini dilakukan studi penggunaan peralatan superconducting fault current limiter/SFCL untuk membatasi arus gangguan yang timbul pada jaringan tenaga listrik. Dengan cara memanfaatkan impedansi yang dimiliki oleh SFCL untuk menggerakan mechanical switch (fast switch) sehingga arus gangguan akan melewati current limiting reactor yang terhubung paralel dengan superconductor yang dapat bekerja kurang dari setengah siklus setelah terjadinya ganggun. Pengujian sistem dilakukan dengan beberapa skenario yaitu: 1. sistem tanpa integrasi pembangkit listrik energi baru terbarukan; 2. sistem dengan integrasi pembangkit listrik energi baru terbarukan; 3. sistem dengan integrasi pembangkit listrik energi baru terbarukan dan superconducting fault current limiter. Hasil pengujian skenario 3 menunjukan adanya penurunan arus gangguan yang semula sebesar I = 1,007 kA menjadi I = 0,278 kA dan nilai tegangan sistem yang semula turun sebesar Vrms = 0,856 pu naik menjadi Vrms = 0,96 pu. ABSTRACT The integration of new and renewable energy power plants into existing power grids can cause an increase in fault currents, rendering existing protective equipment unable to cope. This of course can result in damage to electrical equipment through which the disturbance current passes and can result in failure in the electrical power distribution system. This research will conduct a study on the use of superconducting fault current limiter equipment to limit the fault currents that appear in the power grid, by utilizing a very high impedance to drive the mechanical switch (fast switch) so that the fault current will pass through the current limiting reactor which is connected parallel to the superconductor. which can work for less than half a cycle after the disturbance. System testing is carried out with several scenarios, namely: 1. systems without integration of new renewable energy power plants, 2. systems with integration of new renewable energy power plants, 3. systems with integration of new renewable energy power plants and superconducting fault current limiter. The test results of scenario 3 showed a decrease in the fault current by the original I = 1,007 kA to I = 0.278 kA and the value of the system voltage that originally decreased by Vrms = 0.856 pu rose to Vrms = 0.96 pu

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

31

Juniarta, I. Kadek, I. Nyoman Setiawan et Ida Ayu Dwi Giriantari. « ANALISIS SISTEM KELISTRIKAN PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA ON-GRID KAPASITAS 25 KWP DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI BALI ». Jurnal SPEKTRUM 9, n^o 1 (1 avril 2022) : 111. http://dx.doi.org/10.24843/spektrum.2022.v09.i01.p13.

Texte intégral

Résumé :

In the 2020 fiscal year, the Ministry of Energy and Mineral Resources of the Republic ofIndonesia provided PLTS On-Grid grants to the Province of Bali as many as 10 PLTS locationsin Denpasar City. One of them is in the Regional Development Planning Agency (BAPPEDA) ofBali Province with an installed capacity of 25 kWp which is connected to the PLN network.BAPPEDA Bali is an example of the NRE Development Program and the Regional Medium-Term Development (RPJMD) that supports the PV mini-grid sector. This research wasconducted to determine the performance of the PLTS electrical system and to simulate theresults of PLTS production using Helioscope software so that it can compare the simulationresults of 2 scenarios with real conditions to determine the level of effectiveness in savingelectricity bills and the factors that influence the results of PLTS energy production. The resultsshowed that the potential for electrical energy generated for a year from the simulation ofScenario 1 and Scenario 2 was 38.90MWh and 39.07MWh. It is known that the real energyproduction from July to December 2021 is 18,083 kWh with the simulation results of scenario 1and scenario 2 from July to December 2021 which are 19,810 kWh and 20,015 kWh. Thedifference between real energy production and the simulation results in scenario 1 and scenario2 is 1,727kWh with a percentage of 8.72%, and 1,931kWh with a percentage of 9.65%. Thepercentage of savings obtained for 6 months in 2021 compared to 6 months in 2020 is 56.42%with a saving value of Rp. 18,783,953.

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

32

Almeida, Rildo Afonso, Nilo de Lima Domingues, Adriana de Souza Guimarães et Saulo de Moraes Garcia Júnior. « Estudo de caso : projeto de um sistema fotovoltaico conectado à rede para residência/ Case study : design of a grid-connected photovoltaic system for a residence ». Brazilian Journal of Development 7, n^o 7 (20 juillet 2021) : 72800–72821. http://dx.doi.org/10.34117/bjdv7n7-451.

Texte intégral

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

33

STEFANIE, ARNISA, et FARRADINA CHORIA SUCI. « Analisis Performansi PLTS Off-Grid 600 Wp menggunakan Data Akuisisi berbasis Internet of Things ». ELKOMIKA : Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & ; Teknik Elektronika 9, n^o 4 (10 octobre 2021) : 761. http://dx.doi.org/10.26760/elkomika.v9i4.761.

Texte intégral

Résumé :

ABSTRAKPLTS pada penelitian ini didesain dengan sistem Off-Grid dengan kapasitas 600 Wp yang terhubung dengan MPPT 50 A, DC 150V dan energi output disimpan pada baterai VRLA 100 Ah. Pemanfaatan teknologi Internet of Things dengan komunikasi data menggunakan jalur komunikasi serial dengan modul ESP 8266. Pengujian dilakukan dengan memasang PLTS dengan kemiringan 300 pada koordinat wilayah -06°33’25’’, 107°12’39’’. Analisis data dilakukan untuk membaca performa daya output dan membandingkan dengan data total photovoltaic power output (Wh) yang dirilis Global Solar Atlas. Sampel data diambil pada bulan September 2020, 06.00-18.00 WIB, yang menunjukkan bahwa rentang waktu kerja efektif PLTS adalah 07.00-08.00 WIB dengan daya output ±140 watt, dimana mendekati nilai total photovoltaic power output adalah 143 Wh.Kata kunci: PLTS, Off-Grid, Internet of Things, power output ABSTRACTThis Solar Power Plant is designed with an Off-Grid system with a capacity of 600 Wp connected to MPPT 50 A, DC 150V, and the output energy stored in a VRLA 100 Ah battery. Utilization of Internet of Things technology with data communication by serial communication line using the ESP 8266 module. Testing was carried out by installing Solar Power Plants with a slope of 300 at the coordinates of the area -06 ° 33'25 '', 107 ° 12'39 ''. Data analysis was carried out to read the output power performance and compare it with the Total photovoltaic power output (Wh) data released by Global Solar Atlas. Data samples were taken in September 2020 at 06.00-18.00 WIB, which shows the effective working time gap of PLTS at 07.00-08.00 WIB with an output power of ± 140 watts is close to the total photovoltaic power output value of 143 Wh.Keywords: Solar Power Plants, Off-Grid, Internet of Things, power output

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

34

Nóbrega, Baldoino Sonildo da, Waleria Guerreiro Lima, Raphael Henrique Falcão De Melo, Maria Cassiana Pereira Gonçalves et Austriclinio Da Costa Wanderley Neto. « Desempenho de um sistema solar fotovoltaico com diferentes inclinações e orientações azimutais em cidades da Paraíba ». Revista Principia - Divulgação Científica e Tecnológica do IFPB 1, n^o 43 (13 décembre 2018) : 175. http://dx.doi.org/10.18265/1517-03062015v1n43p175-188.

Texte intégral

Résumé :

The Sun is the main source of energy for the Earth. The conversion of solar to electric energy can be done through photovoltaic systems, whose performance depends on variables such as slope angle and azimuth orientation. The objective of this project was to evaluate the annual production of electric energy according to the function of the angles of inclination and azimuth orientation for a residential photovoltaic system connected to the grid in six municipalities of Paraíba. The analysis was performed via a System Advisor Model simulation for a system with a capacity of 1500 Wp. The reference system considered in this study was oriented to the geographic north and the slope was equal to the local latitude. The variation of the angle of inclination of the module was considered at intervals between 0 ° and 90 ° and the azimuthal angle ranged from 0 ° to 360 °. The annual production of energy in each system positioning was normalized by the yield of the reference system to obtain the losses for each orientation. Results indicated that concerning the energy produced by the system in the horizontal condition and regardless of the azimuthal angle, the losses did not exceed 1% in relation to the reference system. It was also observed that there is a wide range of slopes and orientations so that a photovoltaic arrangement can be applied with the minimum loss of electricity generation in relation to the reference system.

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

35

HIDAYAT, FERY, DANI RUSIRAWAN et IQBAL RACHMADI FAJAR TANJUNG. « Evaluasi Kinerja PLTS 1000 Wp di Itenas Bandung ». ELKOMIKA : Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & ; Teknik Elektronika 7, n^o 1 (24 janvier 2019) : 195. http://dx.doi.org/10.26760/elkomika.v7i1.195.

Texte intégral

Résumé :

ABSTRAKPembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan salah satu sistem pembangkit non-konvensional yang dapat menggantikan peran pembangkit listrik konvensional. Saat ini Institut Teknologi Nasional Bandung (Itenas) sedang mengembangkan instalasi PLTS 1000 Wp jenis grid connected system, menggunakan modul fotovoltaik (FV) tipe monokristalin. Dalam artikel ini, hasil evaluasi berbagai parameter utama modul FV akan dipaparkan dalam rangka mendapatkan kinerja dari PLTS. Pengukuran parameter utama modul FV dilakukan dengan menggunakan mikrokontroler Arduino Mega 1.8.2 meliputi radiasi matahari (G) dan temperatur lingkungan (Ta), sebagai parameter masukan serta tegangan (V), arus (I) dan temperatur sel/modul FV (Tc), sebagai parameter keluaran. Pengukuran parameter utama bertujuan untuk memperoleh daya (P), efisiensi (η) serta energi kumulatif (Ek) dari PLTS terpasang. Dari hasil pengujian selama 6 hari, diperoleh daya, efisiensi, dan produksi energi kumulatif rata-rata harian PLTS terpasang adalah 535,99 W/hari, 14,29 % dan 2,64 kWh.Kata kunci: fotovoltaik, monokristalin, daya dan efisiensi rata-rata harian ABSTRACTThe solar power plant (SPP) is one of non convensional power plant, which can be used to substitute the conventional power plant. Presently, Institut Teknologi Nasional (Itenas) has been developed a 1000 Wp grid-connected SPP, using monocrystalline photovoltaic (PV) modules. In this paper, evaluation results of the PV modules parameters will be elaborated to figure out the PV modules characteristics, as a basic to evaluate the SPP performance. The measuring of PV modules have been done using arduino mega 1.8.2 microcontroller. The input parameters of the PV modules are solar radiation (G) and ambient temperature (Ta), meanwhile the output parameters are voltage (V), current (I) and cell/module temperature (Tc). All these parameters are used to estimate the power (P), efficiency (η) and cumulative energy (E). Based on measurements and evaluation during 6 days, it is found that the average of the power and efficiency of the SPP were 535,99 W/day and 14,29 %, respectively, and average yield of energy (daily) was 2,64 kWh .Keywords: photovoltaic, monocrystalline, daily power and efficiency average

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

36

Motakabber, S. M. A., Tawfikur Rahman, Muhammad I. Ibrahimy et A. H. M. Zahirul Alam. « PLL-BASED 3 ? INVERTER CIRCUIT FOR MICROGRID SYSTEM OPERATED BY ELECTROSTATIC GENERATOR ». IIUM Engineering Journal 20, n^o 1 (1 juin 2019) : 177–93. http://dx.doi.org/10.31436/iiumej.v20i1.1071.

Texte intégral

Résumé :

A current source control based PLL (phase lock loop) technique is one of the most efficient methods for modern 3? synchronized grid power systems. When an inverter circuit is driven by an electrostatic generator with wind power, it encounters some problems, such as static and dynamic turn-on-off switching losses, unbalanced source voltage, low continuous current, higher frequency harmonic distortion, phase angle imbalance, etc. To solve these problems, a series of connected switching inverter modules technique is proposed. It is not only a traditional inverter system, but it also works as a low-frequency ripple current inverter with lower switch losses. A new topology of phase synchronous inverter (PSI) is designed using a PLL current source controller. The input voltage source of the PSI is a high DC voltage from an electrostatic generator (ESG). The modified ESG is capable of generating the HVDC and a continuous moderate amount of current. The proposed switching topology of the inverter is able to control the microgrid power as well as reduce the dynamic and static switching loss. It also reduces the high-frequency harmonic distortion and improves the phase angle error. The output LCL lowpass filter scheme of the inverter is designed to reduce the total harmonic distortion of 1.62%. The PSI circuit is designed and simulated using MATLAB software. In the developed system, the input voltage of 8 k , microgrid frequency of 50Hz, switching frequency of the carrier of 10 kHz, and modulation index of 0.85 are considered to be implemented. The proposed novel microgrid connected PSI switching module design technique has significantly enhanced the power stability. The overall system efficiency improved by 95.52%. ABSTRAK: Sumber-arus terkawal berdasarkan teknik PLL (fasa litar kunci) adalah satu kaedah cekap bagi sistem moden tenaga grid selaras 3?. Apabila litar songsang (inverter) digerak menggunakan penjana elektrostatik bersama tenaga angin, ia mengalami masalah seperti kehilangan tenaga statik dan dinamik suis hidup-mati, sumber voltan yang tidak seimbang, kurang arus terus, gangguan harmoni frekuensi tinggi, ketidak-seimbangan sudut fasa, dan sebagainya. Bagi menyelesaikan masalah ini, teknik modul suis bersiri dihubung bersama inverter telah dicadangkan. Ini bukan semata-mata teknik lama sistem inverter, tetapi ia juga berfungsi sebagai arus tidak tetap frekuensi-rendah dengan kurang kehilangan tenaga pada suis inverter. Topologi baru fasa inverter tetap (PSI) ini telah direka menggunakan kawalan sumber arus PLL. Sumber voltan masuk PSI ini telah digunakan daripada voltan DC tinggi penjana elektrostatik (ESG). ESG yang diubah suai ini dapat menghasilkan HVDC dan arus terus yang sederhana. Topologi suis inverter yang dicadang ini dapat mengawal kuasa mikrogrid serta mengurangkan kehilangan dinamik dan statik suis. Ia juga mengurangkan gangguan harmoni frekuensi tinggi dan memperbaiki ketidak-seimbangan sudut fasa. Skim tapisan signal keluar yang rendah pada LCL inverter ini direka bagi mengurangkan total gangguan harmoni sebanyak 1.62%. Litar PSI ini direka dan disimulasi menggunakan perisian MATLAB. Dalam sistem yang dibangunkan ini, 8 kVDCvoltan masuk, 50Hz frekuensi mikrogrid, 10 kHz frekuensi suis angkutan dan 0.85 indeks modulasi telah dipertimbangkan untuk kegunaan. Teknik baru modul suis PSI mikrogrid bersambung yang dicadangkan ini mempunyai kepentingan dalam menstabilkan kuasa dan memperbaiki kecekapan sistem keseluruhan sebanyak 95.52%.

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

37

Arruda Junior, Alcides, Ozlean de Lima Dantas et Roberto Apolonio. « DIMENSIONAMENTO DE SISTEMAS FOTOVOLTAICOS CONECTADOS À REDE APLICADOS A EDIFICAÇÕES RESIDENCIAIS E COMERCIAIS : URBANAS E RURAIS ». ENERGIA NA AGRICULTURA 36, n^o 1 (20 juillet 2021) : 41–57. http://dx.doi.org/10.17224/energagric.2021v36n1p41-57.

Texte intégral

Résumé :

DIMENSIONAMENTO DE SISTEMAS FOTOVOLTAICOS CONECTADOS À REDE APLICADOS A EDIFICAÇÕES RESIDENCIAIS E COMERCIAIS: URBANAS E RURAIS ALCIDES ARRUDA JUNIOR1, OZLEAN DE LIMA DANTAS2, ROBERTO APOLONIO2 1Universidade Federal de Mato Grosso - UFMT, Faculdade de Agronomia e Zootecnia – FAAZ, Programa de Pós-Graduação em Agricultura Tropical – PPGAT, Av. Fernando Corrêa da Costa, n°2367, Bairro: Boa Esperança - Cuiabá - MT, Brasil, CEP: 78060900, E-mail: juninhoxt5@gmail.com. 2Universidade Federal de Mato Grosso – UFMT, Faculdade de Engenharia e Tecnologia – FAET, Departamento de Engenharia Elétrica - DENE, Endereço: Av. Fernando Corrêa da Costa, nº 2367. Bairro Boa Esperança - Cuiabá – Mato Grosso, Brasil, CEP: 78060-900, E-mail: Ozlean.dantas@gmail.com, r_apol@hotmail.com. RESUMO: O objetivo deste trabalho é apresentar uma nova proposta de metodologia para o dimensionamento de sistema Fotovoltaicos Conectados à Rede (SFVCR), cujo passo a passo foi definido por meio de uma análise sistemática de literaturas nacionais e internacionais, sobre a temática de dimensionamento de SFVCR. Como síntese desta análise extraiu-se as principais informações, critérios, considerações técnicas e equacionamentos, que não estavam disponíveis de forma sintética, nem organizados de forma sequencial, lógica e didática. Acredita-se que a principais contribuições deste trabalho são: uma nova metodologia detalhada, passo a passo com critérios para ajustamento ótimo entre o gerador fotovoltaico (GFV) e o inversor (IFV), visando uma operação segura, dentro dos padrões nominais dos equipamentos, sem comprometer suas vidas úteis; e ainda a proposta de uma nova equação para o cálculo da potência máxima de saída do sistema aperfeiçoada com os mais diversos fatores de perdas concatenados em uma única expressão matemática. Conclui-se que a metodologia apresentada neste artigo poderá contribuir para sanar muitas das dúvidas existentes quanto ao tema do dimensionamento de SFVCR, especialmente no que se refere ao ajustamento entre o GFV e o IFV, e auxiliar estudos de viabilidade técnica para previsão e pré-dimensionamento de SFVCR para aplicação em edificações residenciais e comerciais, sejam elas urbanas ou rurais. Palavras-Chave: energia, sustentabilidade, tecnologias renováveis. SIZING OF GRID CONNECTED PHOTOVOLTAIC SYSTEMS APPLIED TO RESIDENTIAL AND COMMERCIAL BUILDINGS: URBAN AND RURAL. ABSTRACT: this work aims to present a new methodology proposal for the dimensioning of grid connected photovoltaic systems (GCPVS), whose step by step was defined by means of a systematic analysis of national and international literature, on the theme of dimensioning of GCPVS. As a synthesis of this analysis, the main information, criteria, technical considerations and equations were extracted, which were not available in a synthetic form, nor were they organized in a sequential, logical and didactic way. The main contributions of this work are: a new detailed methodology, step by step with criteria for optimal adjustment between the photovoltaic generators (PVG) and the inverter (PVI), aiming at a safe operation, within the nominal standards of the equipment, without compromising their useful lives; and the proposal of a new equation for calculating the maximum output power of the system perfected with the most diverse loss factors concatenated in a single mathematical expression. It is concluded that the methodology presented in this article can help resolve many of the existing doubts regarding the issue of SFVCR dimensioning, especially regarding the adjustment between the GFV and the IFV, and auxiliary technical feasibility studies for forecasting and pre- SFVCR dimensioning for application in residential and commercial buildings, whether urban or rural. Keywords: energy, sustainability, renewable technologies.

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

38

SRIDHARAN, HARIKA, et Seyezhai Ramalingam. « Design And Implementation of Two-Phase Interleaved Voltage Source Inverter For PV Applications ». IIUM Engineering Journal 20, n^o 2 (2 décembre 2019) : 127–41. http://dx.doi.org/10.31436/iiumej.v20i2.1142.

Texte intégral

Résumé :

ABSTRACT:The design of a voltage source inverter is challenging for PV-grid connected systems due to power quality issues. To improve the power quality,a two-phase interleaved voltage source inverter (IVSI) is proposed in this paper. IVSI phase shifts two voltage source inerters connected in parallel. The inverter topology is interfaced with a 40W PV panel employing a multiple maxima search (MMS) MPPT algorithm. This algorithm results in higher tracking efficiency compared to existing methods. Modelling of the PV with MPPT and the circuit configuration of the interleaved inverter is simulated in MATLAB/SIMULINK. The switches in the IVSI is controlled by employing a unipolar PWM technique. The performance of the IVSI is investigated in terms of weighted total harmonic distortion (WTHD), distortion factor (DF), harmonic spread factor (HSF), and inductor current ripple and compared with classical VSI. From the analysis, it is inferred that the proposed inverter results in reduced total harmonic distortion(THD) and decreased inductor current ripple thereby producing a high-quality output. The hardware model of the two-phase IVSI is developed and interfaced with PV where gating pulses are generated in FPGA. The simulation results are validated experimentally. ABSTRAK: Rekaan pembalik sumber voltan adalah mencabar pada sistem gabungan grid-PV disebabkan isu kualiti tenaga. Bagi memperbaharui kualiti tenaga, pembalik sumber voltan antara lembar dua-fasa (IVSI) telah dicadangkan dalam kajian ini. Anjakan fasa IVSI pembalik sumber voltan dua-fasa telah dihubungkan secara selari. Topologi pembalik telah diantaramukakan dengan 40W panel PV dengan mengunakan carian maksima berganda (MMS) algoritma MPPT. Hasil algoritma menunjukkan lebih tinggi keberkesanan dibandingkan dengan kaedah sedia ada. PV model dengan MPPT dan konfigurasi litar pembalik antaramuka telah disimulasi menggunakan MATLAB/SIMULINK. Suis dalam IVSI dikawal dengan menggunakan teknik PWM unipolar. Dapatan kajian ke atas IVSI adalah berdasarkan berat pengherotan total harmoni (WTHD), faktor pengherotan (DF), faktor sebaran harmoni (HSF), getaran arus pembalik dan dibandingkan dengan kaedah klasik VSI. Analisis menunjukkan kesimpulan dapatan kajian ke atas pembalik yang dicadangkan telah berkurang jumlah pengherotan harmoni (THD) dan getaran arus pembalik telah berkurang, oleh itu menghasilkan hasil akhir yang berkualiti tinggi. Model perkakasan IVSI dua-fasa telah dibangunkan dan diantaramukakan dengan PV di mana signal pengegetan dihasilkan dalam FPGA. Dapatan hasil simulasi telah disahkan secara eksperimen.

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

39

Espinoza, Rafael, Carolina Luque, E. Muñoz Cerón et J. De la Casa. « BARRERAS A SUPERAR EN EL INTENTO DE UNA INTERVENCIÓN MASIVA DE SISTEMAS FV CONECTADOS A LA RED EN EL PERÚ ». Revista Cientifica TECNIA 27, n^o 1 (4 janvier 2018) : 7. http://dx.doi.org/10.21754/tecnia.v27i1.120.

Texte intégral

Résumé :

El consumo de la energía eléctrica en el Perú se incrementó 5,1% en promedio entre los años 2002 y 2011 mientras que la demanda creció desde 2 700MW hasta 4 800MW como consecuencia del incremento del PBI. Por otro lado, el Perú ha aplicado la tecnología FV para generar electricidad instalando algunos miles de pequeños sistemas fotovoltaicos (SFD) en los últimos 25 años en programas de electrificación rural domiciliaria que le ha permitido acumular notable experiencia que lo sitúa en condiciones expectantes para abordar la posibilidad de hacer instalaciones de mayor potencia FV con conexión a la red pública. Así mismo, en los últimos 5 años se han instalado plantas de generación de EE que la inyectan directamente a la red del SEIN sin intervención sustantiva de la ingeniería nacional, este escenario de avance tecnológico FV cubre los extremos de una escala de generación de EE que empieza con los "watts" y termina con los MW sin la existencia de potencias intermedias del orden de kW. En este contexto, el presente trabajo intenta proponer la generación de un respaldo técnico y mínimas condiciones requeridas para promover y consolidar la introducción masiva de instalaciones FV de tamaño medio (100kW‐1MW) bajo el esquema de la generación distribuida en el Perú en un plazo medio de los próximos 5 años, basada en el análisis de los siguientes aspectos: a) Evolución de la energía en el Perú desde 1995 hasta 2015 de acuerdo con particularidades de tipo geográfico con especial énfasis sectorial focalizado en perfiles de consumos residencial, comercial e industrial; b) Dinámica del crecimiento FV que ha devenido en instalaciones totales de 96MW interconectados y 2MW aislados, c) Dinámica del mercado de importaciones de módulos FV durante la última década, particularmente de los últimos 3 años que mantiene un crecimiento sostenido de 2,5MW/año y, d) Programas educacionales de entrenamiento de técnicos e ingenieros. Este intento cuenta con el soporte técnico de un equipo profesional formado por académicos de la Universidad de Jaén‐España y de la Universidad Nacional de Ingeniería de Lima‐Perú. Palabras clave.- Países en desarrollo; diseminación; educación y entrenamiento; factores globales y políticas y estrategias. ABSTRACT Electrical power consumption in Peru increased on average by 5.1% between 2002 and 2011, while demand increased from 2 700 MW to 4 800 MW as a consequence of the increase in GDP. On the other side, photovoltaic (PV) technologies have been used in Peru for power generation in a few thousand small solar home systems (SHS) in the last 25 years, through various rural home electrification programs. This has permitted to accumulate a large amount of experience, which would open the possibility to consider the installation of larger PV systems with connection to the grid. Likewise, in the last five years, power generating plants have been installed to inject power directly in the National Power Grid (SEIN, from its Spanish acronym) without any substantial intervention of the national engineering community. One can see that in this scenario of technological evolution, PV technologies is present at both extremes of the power generation scale going from Watt to MegaWatt, without any intermediary power in the KiloWatt range. In this context, the present work proposes the creation of technical backstopping and minimal conditions necessary to promote and consolidate a massive introduction of medium‐size PV facilities (100 kW ‐ 1 MW), in order to aim for a distributed power generation in Peru in the medium term of the next five years. This project is based on the analysis of the following points: a) The evolution of power generation in Peru between 1995 and 2015, considering the geographical peculiarities and with special emphasis on residential, commercial and industrial consumer profiles; b) The growth dynamics of the PV sector, which has resulted in 96 MW and 2 MW of connected and isolated power generation, respectively; c) The evolution of the import market of PV modules during the last ten years, and especially during the last three years, which has maintained a sustained growth of 2.5 MW/year; and d) Education programs for the training of technicians and engineers. The present work has counted with the technical support of a professional team from Universidad de Jaen (Spain) and Universidad Nacional de Ingeniería (Perú). Keywords.- developing countries; dissemination; education and training; global factors; policies and strategies.

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

40

Nugroho, Andri Prasetyo, et Daniel Kurniawan. « Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Rooftop di Gedung Mohammad Hatta, Universitas Proklamasi 45 ». Jurnal Offshore : Oil, Production Facilities and Renewable Energy 5, n^o 1 (27 juin 2021). http://dx.doi.org/10.30588/jo.v5i1.935.

Texte intégral

Résumé :

AbstrakBerdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 22 tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), pengembangan tenaga surya sebagai energi listrik diproyeksikan mencapai 6,5 GW pada tahun 2025 dan 45 GW pada tahun 2050 setara dengan 22% dari total potensi tenaga surya yakni sebesar 207,9 GW. Proyeksi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) cukup optimis untuk diimplementasikan mengingat tren investasi dan harga listrik dari PLTS global semakin terjangkau. Universitas Proklamasi 45 berkomitmen untuk mengaplikasikan PLTS secara mandiri. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan atap bangunan sebagai lahan PLTS terinterkoneksi yang sering disebut PLTS rooftop on-grid atau grid-connected. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung potensi energi listrik dan kontribusi dalam penurunan emisi CO2 dari PLTS rooftop di Gedung Muhammad Hatta, Universitas Proklamasi 45. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode simulasi sistem dengan software PVsyst. Berdasarkan hasil simulasi sistem, potensi energi listrik yang dihasilkan oleh PLTS rooftop grid-connected setiap tahunnya terhitung sebesar 31.172 kWh atau 31,172 MWh, dengan rincian per kWp-nya adalah 1528 kWh/kWp/tahun. Selanjutnya, kontribusi penurunan emisi CO2 dari implementasi PLTS dengan produksi energi listrik sebesar 31,17 MWh/tahun selama 30 tahun adalah 576,3 tCO2 atau setara dengan 83,96% dari total emisi CO2 pada pembangkit listrik lainnya.Kata kunci: PLTS rooftop, Universitas Proklamasi 45, grid-connected, simulasi sistem, emisi CO2 AbstractBased on the Presidential Regulation of the Republic of Indonesia number 22 of 2017 concerning the General National Energy Plan, the development of solar power as electrical energy is projected to reach 6,5 GW in 2025 and 45 GW in 2050, equivalent to 22% of the total solar power potential of 207,9 GW. Projections of Solar Power Plants are quite optimistic to be implemented considering the investment trend and the price of electricity from the global solar power plants is increasingly affordable. Universitas Proklamasi 45 is committed to applying solar power plants independently. One of the efforts made is to use the roof of the building as an interconnected solar power plant which is often called rooftop solar power plant on-grid or grid-connected. The purpose of this study was to calculate the potential for electrical energy and its contribution to reducing CO2 emissions from rooftop solar power plants at Muhammad Hatta Building, Universitas Proklamasi 45. The method used in this study is a system simulation method with PVsyst software. Based on the results of the system simulation, the potential for electrical energy generated by rooftop grid-connected solar power plant each year is 31172 kWh or 31,172 MWh, with details per kWp of 1528 kWh/kWp/year. Furthermore, the contribution of reducing CO2 emissions from the implementation of solar power plants with electricity production of 31,17 MWh/year for 30 years is 576,3 tCO2 or equivalent to 83,96% of the total CO2 emissions in other power plants.Keywords: rooftop solar power plants, Universitas Proklamasi 45, grid-connected, system simulation, CO2 emissions

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

41

Harmini, Harmini, et Titik Nurhayati. « Optimalisasi Pemanfaatan Grid Connected Rooftop Solar Photovoltaic (SPV) Sebagai Pengembangan Green Energy System ». Jurnal Ecotipe (Electronic, Control, Telecommunication, Information, and Power Engineering) 8, n^o 1 (13 avril 2021). http://dx.doi.org/10.33019/jurnalecotipe.v8i1.2135.

Texte intégral

Résumé :

Gedung Fakultas Teknik Universitas Semarang berpotensi untuk dilakukan pemasangan rooftop solar photovoltaic (SPV) sehingga menghasilkan energi listrik dari sumber energi matahari. Energi yang dihasilkan oleh system SPV dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan listrik pada siang hari, sehingga pemenuhan energi listrik dapat dibagi dari PLN dan Rooftop SPV. Pemanfaatan rooftop SPV mempunyai beberapa keunggulan yaitu pemanfaatan energi matahari lebih maksimal dan meminimalisir penghalang karena, serta lebih mudah untuk diintegrasikan dengan sistem kelistrikan yang sudah ada. Perancangan system Rooftop SPV perlu dilakukan untuk mengoptimalisasi pemanfaatan energi matahari sebagai salah satu pengembangan green energy system agar dapat memprediksi berapa daya atau energy yang mampu dihasilkan. Daya dan energy yang dihasilkan oleh grid connected rooftop SPV dihitung berdasarkan data meteorologi radiasi matahari dan temperature Tahun 2019 dari BMKG Kota Semarang serta dimensi luas atap Gedung. Penelitian ini divalidasi dengan menggunakan software PVSYS 6.8.1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan daya dan energi sebesar 103.87 kW dan 1371.74 KWh dengan dimensi atap gedung sebesar 441 m2. Atap gedung mampu menampung jumlah modul SPV sebanyak 356 Unit dengan total daya dan energi sebesar 85.119 Kw dan 658.6 KWh. Pemanfaatan grid connected rooftop SPV ini mampu mensupply kebutuhan energi sebesar 81.9% dari total kebutuhan energi listrik pada gedung Fakultas Teknik

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

42

Effendy, Machmud, Rizky Dwiki Zulyazis et Nuralif Mardiyah. « Desain Power Sistem PV pada DC Microgrid berdasarkan Kombinasi Supercapacitor dan Battery ». CYCLOTRON 2, n^o 2 (8 août 2019). http://dx.doi.org/10.30651/cl.v2i2.3257.

Texte intégral

Résumé :

Abstrak— Baterai dan superkapasitor memiliki karakteristik yang berbeda sehingga sebuah sistem penyimpanan sangat sulit di injeksikan ke sebuah jaringan transmisi (grid) yang akan langsung dihubungkan dengan daya permintaan (Load Demand). Dc Microgrid adalah solusi utama yang mana sumber energi berasal dari Photovoltaic dan storage system berasal dari kombinasi Battery dan Supercapacitors. Penggunaan kombinasi Supercapacitors dan Battery berfungsi untuk mengurangi kinerja baterai yang berlebih. Power Management Strategy digunakan untuk menentukan seberapa besar daya yang dibutuhkan pada grafik daya permintaan, Kontrol Logika Fuzzy digunakan sebagai kontrol utama pada sistem ini untuk menentukan refrensi masukan pada Supercapacitors. Hasil simulasi menunjukan Supercapacitors mampu mensuplai kekurangan energi pada baterai dengan waktu lebih singkat.Kata kunci: Dc Microgrid, Photovoltaic, Power Management Strategy, Supercapacitors, Fuzzy Abstract— Batteries and super capacitors have different characteristics so that a storage system is very difficult to inject into a transmission network (grid) which will be directly connected to the demand power. Dc Micro grid is the main solution where energy sources from Photovoltaic and storage systems come from a combination of Battery and Super capacitors. The use of a combination of Super capacitors and Battery serves to reduce the performance of excessive batteries. Power Management Strategy is used to determine how much power is needed in the demand power graph, Fuzzy Logic Control is used as the main control in this system to determine the reference input to Supercapacitors. The simulation results show that super capacitors are able to supply a lack of energy in batteries with a shorter time.Keywords: Dc Microgrid, Photovoltaic, Power Management Strategy, Supercapacitors, Fuzzy

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

43

Tarigan, Elieser, et Fitri Dwi Kartikasari. « ANALISIS POTENSI ATAP BANGUNAN KAMPUS SEBAGAI LOKASI PENEMPATAN PANEL SURYA SEBAGAI SUMBER LISTRIK ». Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 1, n^o 1 (12 mai 2017). http://dx.doi.org/10.24912/jmstkik.v1i1.414.

Texte intégral

Résumé :

Penelitian ini dilakukan dengan simulasi untuk mengetahui potensi pemanfaatan area atap bangunan kampus Universitas Surabaya untuk tempat pemasangan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Atap bangunan perpustakaan disimulaskan dan menjadi representasi perhitungan untuk atap bangunan yang lain. Sistem PLTS grid-connected dipakai dalam perhitungan energi listrik PLTS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tersedia area atap bangunan seluas 10.353 m2 yang dapat dimanfaatkan untuk instalasi panel surya. Total kapasitas listrik yang dihasilkan untuk area seluas itu adalah 2.030 kWp atau 2,03 MWp. Kapasitas sebanyak itu terbagi empat, yaitu 630 kWp dari atap yang menghadap Timur Laut, 535 kWp dari arah Barat Laut, 668 kWp pada arah Barat Daya dan 553 kWp dari arah Tenggara.

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

44

Mahzarnia, Maedeh, Abdolreza Sheikholeslami et J. Adabi. « A VOLTAGE STABILIZER FOR A MICROGRID SYSTEM WITH TWO TYPES OF DISTRIBUTED GENERATION RESOURCES ». IIUM Engineering Journal 14, n^o 2 (19 novembre 2013). http://dx.doi.org/10.31436/iiumej.v14i2.450.

Texte intégral

Résumé :

ABSTRACT:Â Microgrids are used as controllable units connected to power grid, in which the electrical distances between reactive power sources and the loads that need the reactive compensation are not too much. Thus, a coordinated compensation of reactive sources has to be implemented in order to avoid a fast voltage collapse by proposing a Microgrid Voltage Stabilizer (MGVS). This stabilizer is desirable to improve the dynamic voltage profile and is tested at a 21-bus IEEE microgrid system. In order to verify the performance of this stabilizer, three distributed generation (DG) resources are utilized in this microgrid (Two PV resources which are categorized as power-electronic converter based on DG and a diesel generator which is known as synchronous machine-based on DG). At first, the mentioned resources and all of their needed equipments are modeled. Then a control model of the stabilizer with appropriate parameters for the proposed microgrid is presented. Voltage deficiency of the system is the input of the stabilizer, and the output signal of the stabilizer, is divided between the DGs in order to provide required reactive power. The dynamic voltage profile of buses in the presence of MGVS and its absence has been compared by implying disturbances. Simulation results in MATLAB/SIMULINK show that the dynamic voltage profile of the buses improves satisfactorily with the addition of MGVS.Â ABSTRAK: Grid mikro digunakan sebagai unit kawalan yang disambungkan kepada grid kuasa, di mana jarak elektrikal antara sumber kuasa reaktif dan bebanan yang memerlukan kompensasi reaktif tidak terlalu besar.Â Dengan itu, kompensasi yang selaras dengan sumber reaktif perlu diimplimentasikan untuk mengelak kegagalan voltan pantas dengan menggunakan Grid Mikro Penstabil Voltan (Microgrid Voltage Stabilizer - MGVS). Penstabil ini sesuai digunakan untuk meningkatkan profil voltan dinamik dan telah diuji ke atas sistem mikro grid 21-bus IEEE. Untuk memastikan keupayaan penstabil ini, tiga sumber penjanaan agihan (distributed generation - DG) telah digunakan (dua sumber PV yang dikategorikan sebagai pengubah kuasa elektronik berdasarkan DG dan penjana diesel yang dikenali sebagai mesin segerak berasaskan DG). Mulanya, semua sumber dan alatan yang diperlukan, diilustrasikan. Kemudian, satu model penstabil kawalan bersama parameter yang sesuai dengan mikro grid yang dikemukakan. KetakcukupanÂ voltan dalam sistem merupakan input penstabil, isyarat keluaran penstabil kemudiannya dibahagikan antara kesemua DG agar ia dapat menyalurkan kuasa reaktif yang diperlukan. Profil voltan dinamik setiap bus dengan kehadiran MGV dan ketidakhadirannya dibandingkan dengan mengimplikasikan gangguan. Keputusan simulasi menggunakan MATLAB/SIMULINK menunjukkan bahawa profil voltan dinamik setiap bus meningkat pada kadar yang memuaskan dengan kehadiran MGVS.

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

45

Abe, Caio Felippe, et João Batista Dias. « Avaliação do impacto de sombreamentos parciais em um sistema fotovoltaico com microinversor ». Revista Liberato, 18 décembre 2019, 199–208. http://dx.doi.org/10.31514/rliberato.2019v20n34.p199.

Texte intégral

Résumé :

Resumo Este trabalho apresenta uma avaliação do efeito de sombreamentos parciais em um módulo fotovoltaico por meio de simulação e análise experimental, considerando um sistema conectado à rede elétrica da concessionária com topologia de microinversor. Para as simulações, considerou-se um modelo elétrico da célula fotovoltaica, assim como métodos para identificação e translação de seus parâmetros, de acordo com as condições de irradiância solar e temperatura das células. Por sua vez, a avaliação experimental foi realizada através de medições de variáveis elétricas em um módulo fotovoltaico, o que foi feito empregando um traçador de curvas. Os resultados mostram que o sombreamento, além de reduzir a potência disponibilizada pelo módulo fotovoltaico, pode levar a tensão do ponto de máxima potência do módulo para valores fora da faixa de operação do microinversor, causando perdas adicionais no sistema. Palavras-chave: Sistemas fotovoltaicos. Microinversor. Sombreamentos parciais. Abstract This paper presents an evaluation of partial shading effect in a photovoltaic module through simulation and experimental analysis, considering a system connected to the utility grid with microinverter topology. For the simulations, an electric model of the photovoltaic cell has been considered, as well as methods for identification and translation of its parameters, according to the solar irradiance and cell temperature conditions. On the other hand, the experimental evaluation has been carried out by performing electrical measurements in a photovoltaic module, which was done using a curve tracer. The results show that shading, in addition to reducing the power provided by the photovoltaic module, can take the maximum power point voltage to values outside the microinverter operating range, causing additional system losses. Keywords: Photovoltaic systems. Microinverter. Partial shadings.

Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

Articles de revues sur le sujet « Sistemi grid connected »

Créez une référence correcte selon les styles APA, MLA, Chicago, Harvard et plusieurs autres