Articles de revues sur le sujet « Sejarah Kalimantan »

Pour voir les autres types de publications sur ce sujet consultez le lien suivant : Sejarah Kalimantan.

Créez une référence correcte selon les styles APA, MLA, Chicago, Harvard et plusieurs autres

Choisissez une source :

Consultez les 50 meilleurs articles de revues pour votre recherche sur le sujet « Sejarah Kalimantan ».

À côté de chaque source dans la liste de références il y a un bouton « Ajouter à la bibliographie ». Cliquez sur ce bouton, et nous générerons automatiquement la référence bibliographique pour la source choisie selon votre style de citation préféré : APA, MLA, Harvard, Vancouver, Chicago, etc.

Vous pouvez aussi télécharger le texte intégral de la publication scolaire au format pdf et consulter son résumé en ligne lorsque ces informations sont inclues dans les métadonnées.

Parcourez les articles de revues sur diverses disciplines et organisez correctement votre bibliographie.

1

Sumiatie, Sumiatie, Dewi Ratna Juwita, Yudi Susanto et Eny Susilowati. « Pengaruh Subjektivitas Dalam Penulisan Sejarah Lokal Kalimantan Tengah ». Anterior Jurnal 21, no 1 (8 décembre 2021) : 26–35. http://dx.doi.org/10.33084/anterior.v21i1.2782.

Texte intégral
Résumé :
Penulisan sejarah lokal berhubungan dengan dua aspek tradisi kesejarahan yang tumbuh dan melekat dalam kehidupan suatu komunitas, yaitu tradisi kesejarahan yang bersifat lisan dan tertulis. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendriskripsikan Pengaruh Subjektivitas dalam Penulisan Sejarah Lokal Kalimantan Tengah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif dengan menggunakan pendekatan kualititatif. Berdasarkan hasil analisa dan interprestasi bahwa Tradisi lisan dapat dimanfaatkan sebagai sumber sejarah, dengan menekankan sejauh mungkin keterbatasan-keterbatasan dari tradisi lisan. Hal ini mengingat bahwa sering terjadi sumber sejarah yang hanya ada berupa tradisi lisan yang diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Penulisan sejarah lokal Kalimantan Tengah tidak terlepas dari subjektivitas penulis, hal ini terjadi karena sulitnya memperoleh jejak-jejak sejarah yang bersifat tertulis dan lebih banyak menggunakan jejak sejarah lisan.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
2

Irmayanti. « SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI KALIMANTAN BARAT ». CBJIS : Cross-Border Journal of Islamic Studies 3, no 2 (13 janvier 2022) : 95–113. http://dx.doi.org/10.37567/cbjis.v3i2.1014.

Texte intégral
Résumé :
This study aims to analyze the history of the entry of Islam in Kalimantan and Islamic educational institutions in West Kalimantan before and after independence. This research method uses a literature review. The primary data source is the history book of Islam in Kalimantan. Secondary data sources use references to journals, books, and magazines relevant to this research study. The results of this study indicate that the entry of Islam into West Kalimantan is not known for certain, there are still many differences of opinion from various groups, including that Islam first entered West Kalimantan in the 15th century, and there is also an opinion that Islam entered West Kalimantan in the 15th century. 16. The first areas in West Kalimantan that were previously thought to have received a touch of Islam were Pontianak, Matan, and Mempawah. Another center for the spread of Islam in West Kalimantan is near Muara Sambas. It is estimated that Islam entered this area in the sixteenth century brought by people from Johor, following later the kingdom of Johor conquered the Sambas area. Islamic education in Kalimantan was pioneered by Madrasatun Najah wal Falah, founded in 1918 AD, and this became the inspiration for establishing other Ibtidaiyah and Tsanawiyah madrasas. Among them are: Islamic College Madrasah (Assulthaniah) in Sambas, Al-Raudlatul Islamiyyah in Pontianak, Junior Islamic High School (SMIP) in Banjarmasin, Amuntai Islamic Normal Madrasa, and many other madrasas, such as Imad Darussalam in Martapura, Middle School Islam in Kandangan, Al-Ashriah in Banjarmasin and others. The Islamic educational institutions in West Kalimantan before independence consisted of Madrasahtun Najah Walfalah, Madrasah As-Sultaniyah Sambas and Pontianak Islamic College. After independence consisted of the 50s Era (Madarsah Diniyah Ismail Mundu, Waqf Board al-Madrasah al-Arabiyah Islamiyah (BAWAMAI) Pontianak, Pontianak Muhammadiyah SLPT Educational Institutions), the 70s Era (Ponpes: Development of Ushuluddin Singkawang, Darul Ulum Pontianak, Baisuni Imran Sambas), the 80s (Mujahidin College, Salafi As-Salam Islamic Boarding School, Al-Falah Islamic Center Foundation, Islamic Education Institution MTs Al-Ma'arif NU Pontianak, and Baitul Atik Ketapang Islamic Boarding School), 90s Era (Ponpes ; Al-Jihad Hulu Gurung (Kapuas Hulu), Darussalam Sekubang (Mempawah), Al-Ma'arif NU Sintang, Khulafaurrasyidin (Pontianak), and Matala'u Anwar (Pontianak).
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
3

Marfuah, Siti, Muhammad Azmi, Muhammad Ma'rifat Nur, Yusran Yusran et Alexander Pandu Prameswara. « Integrasi Situs Sejarah di Samarinda dan Balikpapan dalam Pembelajaran Sejarah Lokal ». Yupa : Historical Studies Journal 4, no 2 (31 décembre 2020) : 73–81. http://dx.doi.org/10.30872/yupa.v4i2.319.

Texte intégral
Résumé :
Mata pelajaran sejarah berdasarkan kurikulum 2013 hanya sedikit yang membahas tentang sejarah lokal di Kalimantan. Sumber belajar sejarah lokal khususnya buku sangat minim, sehingga diperlukan alternatif sumber belajar lainnya seperti alam lingkungan peninggalan sejarah., yaitu situs-situs sejarah lokal di Kalimantan Timur yang dapat dijadikan sumber pendukung pada metode diskusi dan lawatan sejarah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik observasi lapangan dan dokumentasi terkait situs di Samarinda dan Balikpapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa situs di Samarinda dan Balikpapan dapat dijadikan sumber belajar sejarah dari masa kerajaan Islam sampai perjuangan revolusi fisik yang mencakup materi dari kelas X sampai kelas XII.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
4

Firmansyah, Haris, Astrini Eka Putri, Ika Rahmatika Chalimi, Hadi Wiyono et Andang Firmansyah. « Sosialisasi Pemanfaatan Museum Sebagai Sumber Belajar Sejarah Lokal Pada Guru Sejarah Se Kota Pontianak ». Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat 7, no 4 (30 novembre 2022) : 1025–31. http://dx.doi.org/10.30653/002.202274.161.

Texte intégral
Résumé :
SOCIALIZATION OF THE USE OF MUSEUMS AS A SOURCE OF LOCAL HİSTORY LEARNİNG FOR HİSTORY TEACHERS İN PONTİANAK CİTY. Based on the team's observations that have been stated above, the team feels it is important to carry out socialization activities regarding the use of museums as a source of learning local history to history teachers. So that this museum can be one of the interesting learning experiences in history learning. The expected objectives of this program are as follows: (1) The history of the establishment of the West Kalimantan Museum. (2) Implementation of the use of the West Kalimantan Museum as a source of local history by history teachers throughout the city of Pontianak. And (3) To find out the efforts of the museum and teachers in utilizing the West Kalimantan Museum as a source of learning local history by history teachers throughout the city of Pontianak. The target community involved in the implementation of this activity are all teachers of history subjects in the city of Pontianak. The location for the implementation of the activity is planned in the West Kalimantan Museum Hall in Pontianak City. This activity is carried out through lecture and discussion methods. As a result of this activity, participants consisting of history teachers were able to understand the material regarding the use of museums as a source of learning local history in improving student learning activities in history subjects. The understanding of the participants (teachers) was shown through their enthusiasm in discussing and asking questions about the socialization material.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
5

Syarif Yusirwan Syamsuddin, Candra Kusuma Negara et Abd Basid. « RANCANG BANGUN APLIKASI MUSEUM LAMBUNG MANGKURAT BERBASIS FLASH ». Jurnal Teknologi Informasi Universitas Lambung Mangkurat (JTIULM) 5, no 2 (31 octobre 2020) : 67–78. http://dx.doi.org/10.20527/jtiulm.v5i2.48.

Texte intégral
Résumé :
Seperti museum pada umumnya, Museum Lambung Mangkurat yang terletak di kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan yang didalamnya banyak memiliki benda - benda bersejarah dan yang berhubungan dengan budaya asli Banjar serta wajah dari Provinsi Kalimantan Selatan, di dalamnya terdapat berbagai alat yang berhubungan dengan kegiatan sehari - hari beserta dengan potensi alam yang terdapat di Kalimantan Selatan. Pada Museum Lambung Mangkurat terdapat berbagai macam koleksi yang bernilai sejarah, kebudayaan maupun sejarah alam yang saat ini dikelola oleh Museum Lambung Mangkurat untuk dijaga dan dipublikasikan kepada masyarakat luas. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mempublikasikan hal - hal bersejarah tersebut seperti melalui pameran, media cetak ataupun media elektronik, brosur dan juga buku. Seiring dengan semakin majunya teknologi saat ini, menyebabkan semakin berkurangnya minat generasi muda untuk berkunjung ke museum yang hanya menyajikan koleksi - koleksi peninggalan sejarah yang hanya dapat dilihat secara langsung atau melalui brosur atau buku. Aplikasi Adobe Flash diimplementasikan menjadi program komputer yang mampu memberikan informasi mengenai sejarah, musik daerah, foto, video serta koleksi - koleksi yang terdapat pada Museum Lambung Mangkurat secara interaktif dan menarik sehingga diharapkan akan meningkatkan minat generasi muda untuk mengenali sejarah dan budaya yang ada di Kalimantan Selatan.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
6

Apria Yemima Epipani. « Menemukan Nilai Kepemimpinan Christian Simbar Bagi Wajah Pendeta GKE Masa Kini ». Jurnal Teologi Pambelum 2, no 2 (26 août 2022) : 25–33. http://dx.doi.org/10.59002/jtp.v2i2.28.

Texte intégral
Résumé :
Sejarah merupakan cerita di masa lalu yang menampung sejuta pelajaran berharga. Ketika menggumuli sejarah, maka muncul suatu kalimat ajakan bernada positif di dalamnya, yakni: belajarlah dari sejarah. Perjuangan bangsa Indonesia secara khusus perjuangan masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah merupakan salah satu pelajaran penting yang perlu untuk dipelajari. Kalimantan Tengah sebelum resmi menjadi provinsi mandiri memiliki lika-liku sejarah yang panjang. Semangat juang dari para pejuang dan kelompok masyarakat perlu untuk dikenali, dipahami, serta dihayati. Salah satu tokoh pahlawan yang berperan dalam proses pembentukkan Provinsi Kalimantan Tengah adalah Christian Mandolin Simbar atau Christian Simbar yang memimpin suatu gerakan bernama Gerakan Mandau Talawang Pantja Sila[1]. Kepemimpinan Christian Simbar menjadi bagian yang patut untuk dikenali dan dipahami, dan direfleksikan dengan keberadaan pendeta GKE masa kini. [1]Selanjutnya disingkat GMTPS.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
7

Turiman. « MENELUSURI “JEJAK” LAMBANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERDASARKAN ANALISIS SEJARAH HUKUM ». Jurnal Hukum & ; Pembangunan 44, no 1 (26 février 2014) : 155. http://dx.doi.org/10.21143/jhp.vol44.no1.18.

Texte intégral
Résumé :
Adalah berkaitan suatu kenyataan sejarah, bahwa sejarah urusan dengan masa silam, atau kejadian-kejadian yang telah lewat dan tidak mungkin diulang kembali. Penelusuran sejarah memerlukan bukti-bukti sejaman, sebagai suatu "recorded memory" yang sangat penting serta diperlukan dalam pembuktian sejarah. Untuk mengungkapkannya perlu adanya kejujuran dan "kesadaran sejarah", karena kesadaran sejarah itu sendiri adalah sikap kejiwaan atau mental attitude dan state of mind yang merupakan kekuatan moral untuk meneguhkan hati nurani kita sebagai bangsa dengan hikmah kearifan dan kebijaksanaan, dalam menghadapi masa kini dan masa depan dengan belajar dan bercermin kepada pengalamanpengalaman masa lampau. Dengan persepsi yang demikian itu, tentunya dalam kajian sejarah hukum harus ada keberanian moral untuk mengungkapkan dengan jujur, kebenaran dan fakta sejarah secara transparan dan obyektif. Karena kajian akademis yang jujur pada hakekatnya adalah keberanian moral untuk membenahi yang masih terbengkalai, meluruskan yang bengkok, mengadakan koreksi dan penyegaran terus-menerus, secara gradual, beradab dan santun dalam koridor konstitusional serta kajian akademis yang dapat dipertanggungjawabkan. Atas dasar pandangan yang demikian itu, secara arif apabila kita melihat catatan sejarah nasional khususnya sejarah kenegaraan Republik Indonesia tercatatlah dalam peristiwa masa lampau, andil seorang anak bangsa yang sekaligus orang daerah berasal dari Kalimantan Barat yang sementara ini terlupakan oleh sejarahnya bangsanya, Sultan Hamid II. Sebenarnya dengan merujuk kronologis fakta sejarah dapat disimak adanya karya kebangsaan Sultan Hamid II yang merupakan alat perekat nasionalisme Indonesia yang tak ternilai dalam perjalanan sejarah bangsa ini, yang menjadi kenangan masyarakat Indonesia dan secara inheren mengharumkan nama bumi kelahirannya; Kalimantan Barat. Sewaktu menjabat Menteri Negara Zonder Porto Folio (1949-1950) danm secara pribadi beliau sepenuhnya aktif berperan dan memiliki konstribusi sejarah dalam merancang gambar lambang negara Republik Indonesia, seperti bentuk gambarnya sekarang ini, sebagaimana dinyatakan oleh Muhammad Hatta, 1978.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
8

Hartati, Endang. « Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis Peristiwa-Peristiwa Lokal Di Kalimantan Tengah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis ». Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang 9, no 1 (30 juin 2018) : 39–50. http://dx.doi.org/10.37304/jikt.v9i1.5.

Texte intégral
Résumé :
Artikel ini membahas pentingnya pengajaran sejarah lokal di sekolah-sekolah yang dikembangkan. Belajar sejarah atau kejadian lokal masih dirasakan sebagai beban oleh para guru. Penyebabnya adalah kurangnya guru kreatif dalam mengembangkan materi sejarah, mereka berfokus pada materi yang tercantum dalam silabus sejarah pengajaran dan minimal atau tidak ada sumber sejarah lokal yang dapat digunakan oleh guru sebagai bahan ajar di sekolah. Makalah ini berfokus pada urgensi belajar sejarah lokal, yang terintegrasi dengan pengajaran sejarah di Indonesia. Lebih banyak penelitian dilakukan secara khusus terhadap karakter dan peristiwa yang terjadi di wilayah Kalimantan Tengah. Dalam penelitian ini, penulis menunjukkan bahwa di Kalimantan Tengah harus ada banyak karakter dan acara lokal yang harus mendapat perhatian serius dari semua pihak untuk dikembangkan dalam pengajaran sejarah di sekolah. Hal ini sangat penting mengingat pengembangan karakter harus dimulai dari kesadaran akan identitas mereka sebagai bagian dari sejarah Indonesia. Oleh karena itu, perkembangan sejarah lokal merupakan bagian dari pengembangan identitas sebagai bangsa Indonesia. Kata Kunci: Nasionalisme, Patriotisme, Toleransi
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
9

Khoirul Ulum, Khoirul. « Sejarah Peradaban Islam Di Sukadana Kalimantan Barat ». Journal of Islamic Education Studies 2, no 2 (23 mars 2024) : 147–56. http://dx.doi.org/10.58569/jies.v2i2.977.

Texte intégral
Résumé :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang, polemic, ekonomi, dan peninggalan kerajaan sukadana, serta memperkaya khazanah peradaban islam yang ada di Indonesia khususnya di Kalimantan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif. Hasil penelitian yaitu Sukadana berasaal dari bahasa sunskerta yang memiliki arti pemberian yang menyenangkan. Pada masa pemerintahan Panembahan Karang Tanjung. Kerajaan Sukadana bercorak ekonomi maritim dan pertambangan. Kerajaan ini terkenal dengan hasil tambang emas, perak dan intan. Islamisasi kerajaan Sukadana dilakukan oleh ulama-ulama dari kerajaan Demak. Selain dari Jawa, Islamisasi di kerajaan ini juga dilakukan oleh pedagang-pedagang Islam dari luar negeri..
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
10

Yanti, Prima Gusti, et Nini Ibrahim. « MENYOROTI SEJARAH PERJUANGAN BANGSA DALAM MENINGKATKAN NASIONALISME SISWA PENDIDIKAN DASAR DI DAERAH PERBATASAN KALIMANTAN BARAT DAN KALIMANTAN UTARA ». Prosiding Kolokium Doktor dan Seminar Hasil Penelitian Hibah 1, no 1 (8 février 2019) : 296–305. http://dx.doi.org/10.22236/psd/11296-30579.

Texte intégral
Résumé :
Kurangnya pemahaman siswa tentang sejarah perjuangan bangsa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sikap nasionalisme. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menyoroti sejarah perjuangan bangsa dalam meningkatkan nasionalisme bagi siswa pendidikan dasar di daerah perbatasan negara, Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara. Penelitian ini akan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif untuk mengolah data tentang rasa nasionalisme peserta didik di SD dan SMP di wilayah perbatasan Provinsi Kalimantan Barat dengan Malaysia. Proses pengumpulan data pada penelitian ini melalui kuesioner dan wawancara.Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa terkait dengan sejarah perjuangan bangsa setiap sekolah secara umum masih perlu ditingkatkan dengan optimal. Kepala sekolah harus memiliki langkah-langkah nyata untuk meningkatkan pemahaman ini, sehingga terbentuk rasa nasionalisme yang tinggi. Guru-guru disekolah sudah melakukan tugas dan tanggung jawab mengajar sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan. Akan tetapi, untuk daerah-daerah perbatasan masih memerlukan tindakan-tindakan khusus agar nasionalisme siswa menjadi tinggi.Untuk menunjang peningkatan rasa nasionalisme yang tinggi, diperlukan bahan ajar atau materi yang terkait dengan sejarah perjuangan bangsa, sehingga terbentuk rasa nasionalisme yang tinggi. Bahan ajar tersebut merupakan suplemen untuk kurikulum utama (Kurikulum 2013) yang ada di tanah air saat ini.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
11

Mukhlishin, Hamdil, Rianawati Rianawati et Muhamad Tisna Nugraha. « Sejarah 6 Tokoh Muhammadiyah Di Kalimantan Barat Yang Menginspirasi ». Islamadina : Jurnal Pemikiran Islam 24, no 1 (3 août 2023) : 31. http://dx.doi.org/10.30595/islamadina.v0i0.14368.

Texte intégral
Résumé :
Tulisan ini berlatar belakang dari betapa pentinggnya sejarah itu sendiri, khususnya sejarah berkembangnya organisasi Muhammadiyah di Kalimantan Barat. Beberapa tokoh penting yang berperan diantaranya, H. Ahmad Mawardi Dja’far, H. A. Rahim Dja’far, Chatib Syarbaini, H. Ishaq Saleh, Muhammad bin Djaie, dan H. Yusuf Haris. Tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui sejarah hidup dan peran yang diberikan oleh keenam tokoh tersebut terhadap perkembangan oreganisasi Muhammadiyah di Kalimantan Barat. Sumber referensi diperoleh melalui literatur berupa buku-buku dan artikel penelitian. Kesimpulan dari tulisan ini bahwa keenam tokoh tesebut memiliki peran yang besar tehadap perkembangan organisasi Muhammadiyah di Kalimantan Barat. Adapun peran yang dilakukan oleh H. Ahmad Mawardi Dja’far sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Muhamamdiyah Kalimantan Barat Periode 1968-1971, dan mendirikan Kepanduan Hizbul Wathan Muhammadiyah. Peran H. A. Rahim Dja’far sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah selama 4 periode dari tahun 1978-1995, mendirikan 2 Perguruan Tinggi Muhamamdiyah yaitu Universitas Muhammadiyah Pontianak pada tahun 1990 dan STIK Muhammadiyah tahun 1992. Peran Chatib Syarbaini sebagai salah satu Pimpinan Wilayah Muhammadiyah periode 1978-1982, menjadi Wakil Ketua Majelis P & K (sekatang Dikdasmen) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Barat. Peran H. Ishaq Saleh menjadi Aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kalimantan Barat pada tahun 1967-1977, menjadi salah satu Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalimantan Barat selama 4 periode dari tahun 1978-2000, berperan dalam berdirinya Universitas Muhammadiyah Pontianak, Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (STIK) Muhammadiyah Pontianak, dan menjadi penasehat PWM Kalinatan Barat periode 2015-2020. Peran Muhammad bin Djaie pendiri Muhammadiyah Ranting Setapuk Besar, dan aktif membina organisasi otonom Muhammadiyah seperti Aisyiyah dan Pemuda Muhammadiyah di Setapuk Besar. Peran H. Yusuf Haris mendirikan Muhammadiyah di Kabupaten Sintang, sekaligus menjadi ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Sintang dari tahun 1963-1985. Berperan dalam pendirian SMP dan SMA Muhammadiyah Sintang, SMP dan SMA Muhammadiyah di Nanga Pinoh.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
12

Mukhlishin, Hamdil, Rianawati Rianawati et Muhamad Tisna Nugraha. « Sejarah 6 Tokoh Muhammadiyah Di Kalimantan Barat Yang Menginspirasi ». Islamadina : Jurnal Pemikiran Islam 24, no 1 (3 août 2023) : 31. http://dx.doi.org/10.30595/islamadina.v24i1.14368.

Texte intégral
Résumé :
Tulisan ini berlatar belakang dari betapa pentinggnya sejarah itu sendiri, khususnya sejarah berkembangnya organisasi Muhammadiyah di Kalimantan Barat. Beberapa tokoh penting yang berperan diantaranya, H. Ahmad Mawardi Dja’far, H. A. Rahim Dja’far, Chatib Syarbaini, H. Ishaq Saleh, Muhammad bin Djaie, dan H. Yusuf Haris. Tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui sejarah hidup dan peran yang diberikan oleh keenam tokoh tersebut terhadap perkembangan oreganisasi Muhammadiyah di Kalimantan Barat. Sumber referensi diperoleh melalui literatur berupa buku-buku dan artikel penelitian. Kesimpulan dari tulisan ini bahwa keenam tokoh tesebut memiliki peran yang besar tehadap perkembangan organisasi Muhammadiyah di Kalimantan Barat. Adapun peran yang dilakukan oleh H. Ahmad Mawardi Dja’far sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Muhamamdiyah Kalimantan Barat Periode 1968-1971, dan mendirikan Kepanduan Hizbul Wathan Muhammadiyah. Peran H. A. Rahim Dja’far sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah selama 4 periode dari tahun 1978-1995, mendirikan 2 Perguruan Tinggi Muhamamdiyah yaitu Universitas Muhammadiyah Pontianak pada tahun 1990 dan STIK Muhammadiyah tahun 1992. Peran Chatib Syarbaini sebagai salah satu Pimpinan Wilayah Muhammadiyah periode 1978-1982, menjadi Wakil Ketua Majelis P & K (sekatang Dikdasmen) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Barat. Peran H. Ishaq Saleh menjadi Aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kalimantan Barat pada tahun 1967-1977, menjadi salah satu Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalimantan Barat selama 4 periode dari tahun 1978-2000, berperan dalam berdirinya Universitas Muhammadiyah Pontianak, Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (STIK) Muhammadiyah Pontianak, dan menjadi penasehat PWM Kalinatan Barat periode 2015-2020. Peran Muhammad bin Djaie pendiri Muhammadiyah Ranting Setapuk Besar, dan aktif membina organisasi otonom Muhammadiyah seperti Aisyiyah dan Pemuda Muhammadiyah di Setapuk Besar. Peran H. Yusuf Haris mendirikan Muhammadiyah di Kabupaten Sintang, sekaligus menjadi ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Sintang dari tahun 1963-1985. Berperan dalam pendirian SMP dan SMA Muhammadiyah Sintang, SMP dan SMA Muhammadiyah di Nanga Pinoh.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
13

Putri, Astrini Eka, Andang Firmansyah, Edwin Mirzachaerulsyah et Haris Firmansyah. « Tradisi Saprahan Sebagai Sumber Belajar Sejarah Lokal Kalimantan Barat ». Fajar Historia : Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan 5, no 1 (30 juin 2021) : 45–59. http://dx.doi.org/10.29408/fhs.v5i1.3512.

Texte intégral
Résumé :
Lokal history content is always neglected from the national stage as seen in the history learning textbooks presented to student. The narrative that is told is a Javanese historical narrative, causing jealousy among student. One of the lokal traditions that can be used as a source for learning local history is the Saprahan tradition in West Kalimantan. This study aims to find out the history of the Saprahan tradition, the values of local wisdom in the Saprahan tradition that can be integrated into history learning, and to make the Saprahan tradition an alternative source of learning local history. The method used in this research is a qualitative method. The results showed that the Saprahan tradition is one local the local traditions that can be used as a local of local history. The existence of the Saprahan tradition is important because it is a form of local of lokal culture with Islamic culture in West Kalimantan. The local of local wisdom contained in the Saprahan tradition include the value of togetherness, religious value, and the value of cooperation. The provision of local history materials in schools is expected to be able to create positive characters in student. Konten sejarah lokal selalu terabaikan dari panggung nasional seperti yang terlihat dalam buku teks pembelajaran sejarah yang dihadirkan kepada siswa. Narasi yang diceritakan merupakan narasi sejarah Jawa sehingga menimbulkan kecemburuan di kalangan siswa. Salah satu tradisi lokal yang dapat diangkat sebagai sumber belajar sejarah lokal adalah tradisi Saprahan di Kalimantan Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah mengenai tradisi Saprahan, nilai-nilai kearifan lokal pada tradisi Saprahan yang dapat dintegrasikan dalam pembelajaran sejarah, dan menjadikan tradisi Saprahan sebagai alternatif sumber belajar sejarah lokal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Saprahan merupakan salah satu tradisi lokal yang dapat digunakan sebagi sumber sejarah lokal. Keberadaaan tradisi Saprahan menjadi penting karena menjadi salah satu bentuk akulturasi kebudayaan lokal dengan kebudayaan Islam di Kalimantan Barat. Nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat dalam tradisi Saprahan di antaranya nilai kebersamaan, nilai religius, dan nilai gotong royong. Adanya pemberian materi sejarah lokal di sekolah diharapkan mampu mewujudkan karakter positif pada diri siswa.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
14

Sari, Diana Novita, Syaharuddin Syaharuddin, Muhammad Rezky Noor Handy, Ismi Rajiani et Bambang Subiyakto. « The Spirit of Nationalism of the Banjar People on the Proclamation of 17th May 1949 ». Kalimantan Social Studies Journal 4, no 1 (1 octobre 2022) : 9. http://dx.doi.org/10.20527/kss.v4i1.4970.

Texte intégral
Résumé :
Sejarah perjuangan ALRI Divisi IV sendiri merupakan gambaran perjuangan rakyat Kalimantan Selatan dalam menunjukkan kesetiaan kepada NKRI dari para pejuang di Kalimantan. sejarah perjuangan ALRI Divisi IV yang dipimpin oleh Hassan Basry memproklamirkan bahwa Kalimantan ada wilayah Republik Indonesia pada 17 mei 1949. Tujuan penulisan artikel ini adalah memaparkan bagaimana kesadaran nasionalisme masyarakat Banjar pada peristiwa Proklamasi 17 Mei 1949. Artikel adalah penelitian studi kepustakaan dengan mengkaji sumber-sumber artikel jurnal, buku-buku sejarah dan sumber terkait dengan Peristiwa Proklamasi 17 Mei 1949 dengan Analisa dari sumber-sumber terkait yang ditarik kesimpulan mengenai topik yang dibahas. Hasil dari artikel ini adalah Perjuangan ALRI Divisi IV Kalimantan yang dipimpin oleh Hassan Basry yang bermarkas di wilayah Kandangan melakukan perlawanan sengit kepada pihak NICA Belanda. Pada tahun 1949, Ketika wilayah perjuangan dari ALRI Divisi IV bertambah luas di Kalimantan Selatan. Karena mereka mengaku sebagai alat pemerintah Republik Indonesia maka para pejuang atau gerilyawan ini berinisiatif melakukan rapat dan hingga pada peristiwa Proklamasi 17 Mei 1949 di desa Mandapai Hulu Sungai Selatan, yang telah mendorong meningkatnya semangat perjuangan pada jiwa masyarakat Banjar, yang dimana masyarakat Banjar sendiri berjuang dan sudah merasa menjadi bagian dari Republik Indonesia bukan menjadi wilayah boneka Belanda.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
15

Firmansyah, Haris, et Ika Rahmatika Chalimi. « KARAKTERISTIK KEBUTUHAN BAHAN AJAR SEJARAH LOKAL BERBASIS E-MODUL UNTUK SMAN KOTA PONTIANAK ». Sosial Horizon : Jurnal Pendidikan Sosial 9, no 1 (25 juin 2022) : 23–34. http://dx.doi.org/10.31571/sosial.v9i1.3704.

Texte intégral
Résumé :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan bahan ajar Sejarah lokal berbasis e-modul dan kebutuhan materi sejarah lokal Kalimantan Barat pada SMA N Kota Pontianak. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Kualitatif deskriptif. Adapun Lokasi pada penelitian yaitu SMA di Kota Pontianak, yang dijjadikan sebagai sample terdiri dari 5 sekolah yakni: Sekolah Menengah Atas Negeri 2, Sekolah Menengah Atas Negeri 3, Sekolah Menengah Atas Negeri 6, Sekolah Menengah Atas Negeri 8 dan Sekolah Menengah Atas Negeri 10. Hasil dari penelitian ini sebagai berikut 1) Bahan ajar sejarah lokal berbasis e-modul dibutuhkan oleh guru sejarah SMA N Kota Pontianak yang dapat digunakan sebagai tambahan literasi sejarah lokal yang minim serta sebagai invoasi baru dalam belajar sejarah lokal sebagaimana perkembangan teknologi pembelajaran yang dibutuh selama masa pandemic maupun pada pembelajaran tatap muka terbatas. 2) Pada analisis kebutuhan materi sejarah lokal yang dibutuhkan guru adalah materi sejarah perkembangan kerajaan-kerajan Islam di Kalimantan Barat yang terdapat pada kelas X dengan KD 3.8. yakni mengidentifikasi karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
16

Chalimi, Ika Rahmatika. « Pengembangan Bahan Ajar Sejarah Lokal Kalimantan Barat Berbasis E-Modul ». Jurnal Educatio FKIP UNMA 9, no 1 (13 mars 2023) : 251–58. http://dx.doi.org/10.31949/educatio.v9i1.4602.

Texte intégral
Résumé :
Based on the results of the needs analysis, the learning conditions of local history are still not optimal. The teacher still focus on learning general history and has not been maximized in teaching local history material limited spesific learning resources. Problems of a local history learning can be solved through the development of e-module-based teaching materials designed to facilitate students to learn independently. This development research was created in an effort to assist teachers in teaching local history through e-module-based teaching materials with the application Adobe Flash CS version 6. The e-module-based teaching material design consists of a title page, table of contents, basic competency information, introduction to e-modules, scope, learning objectives, learning materials, evaluations and bibliography. The initial validation test of local history e-module products is carried out with media experts and local history material experts. After the expert validation test it was stated to be advanced, then a small-scale and large-scale feasibility test was carried out at the SMAN 6 Pontianak. The evaluation of local history teaching materials based on e-modules can be said to be feasible but there are a number of things that must be revised to be products that can be implemented in the classroom. Keywords: development, e-module-based teaching materials, local history. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, kondisi pembelajaran sejarah lokal masih belum optimal. Guru masih berfokus pada pembelajaran sejarah secara umum dan belum maksimal dalam mengajarkan materi sejarah lokal dengan keterbatasan sumber belajar yang spesifik. Permasalahan pembelajaran sejarah lokal tersebut dapat diatasi melalui pengembangan bahan ajar berbasis e-modul yang dirancang untuk memfasilitasi siswa belajar secara mandiri. Penelitian pengembangan ini dibuat sebagai upaya untuk membantu guru dalam mengajarkan sejarah lokal melalui bahan ajar berbasis e-modul dengan aplikasi Adobe Flash CS versi 6. Desain bahan ajar berbasis e-modul terdiri dari halaman judul, daftar isi, informasi kompetensi dasar, pengantar e-modul, ruang lingkup, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, evaluasi dan daftar pustaka. Uji validasi awal produk e-modul sejarah lokal dilakukan dengan ahli media dan ahli materi sejarah lokal. Setelah uji validasi ahli dinyatakan layak untuk dilanjutkan, kemudian dilakukan uji kelayakan skala kecil dan skala besar di SMAN 6 Pontianak. Hasil evaluasi bahan ajar sejarah lokal berbasis e-modul dapat dikatakan layak namun ada beberapa hal yang harus direvisi untuk menjadi produk yang dapat diimplementasikan di kelas. Kata kunci: pengembangan, bahan ajar berbasis e-modul, sejarah lokal.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
17

Suryanti, Suryanti, Ihsan Mz et ST Rahmah. « Sejarah Diaspora Suku Bugis-Makassar di Kalimantan Tengah ». Rihlah : Jurnal Sejarah dan Kebudayaan 8, no 2 (25 novembre 2020) : 100. http://dx.doi.org/10.24252/rihlah.v8i2.15707.

Texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
18

Marihandono, Djoko. « Wilayah Perbatasan Kalimantan Barat : Sumber Sejarah dan Permasalahannya ». Paradigma, Jurnal Kajian Budaya 1, no 2 (10 février 2016) : 132. http://dx.doi.org/10.17510/paradigma.v1i2.10.

Texte intégral
Résumé :
<p>The research deals with the region in the two-area Kalimantan/Borneo border with Malaysia; in the east, Nunukan, and in the west, Entikong. The border problem rises when a geopolitical interest of Indonesia and Malaysia overwhelms the traditional ways of farming and trade that have existed even before the British and Dutch colonial governments executed their administrative systems by dividing them into security and prosperity belts, despite the existing active roles of local authorities to manage their resources. Now, the heritage of the rich natural resources and the mobile population, becomes a major issue of dispute. The available resources, such as fish, coal and gold; crops, such as chocolate, nutmeg and rubber; prospective reservation areas for tourism, such as the Indonesian national parks in Danau Sentarum, Gunung Niut, and Betung Karihun, become a vulnerable target for exploitation. These crucial zones have been a part of an intricate interwoven eco-region. The paper uses the colonial British and Dutch archieves and other literature to describe the historic conflict of interest for exploitation and extraction of the resources, and the post-independent sources which talked about the endless Malaysian intrusions faced by the Indonesian government.</p>
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
19

Putri, Astrini Eka, Andang Firmansyah et Edwin Mirzachaerulsyah. « IMPLEMENTASI MODUL SEJARAH LOKAL BERBASIS MUATAN KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KALIMANTAN BARAT DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS ». Yupa : Historical Studies Journal 6, no 2 (10 décembre 2022) : 90–100. http://dx.doi.org/10.30872/yupa.v6i2.1065.

Texte intégral
Résumé :
This research is one of the phases in development research, namely the implementation phase. The purpose of this study was to describe the implementation of the local history module based on local wisdom capacities of West Kalimantan people in high school. This local history module has been validated by experts and has been tested. The research method used in this research is descriptive qualitative. The results of the study describe this module which is presented in digital form which is shared by history teachers through the school's e-learning application. This local history module has been prepared in accordance with the KD mapping in the curriculum of 2013. This local history module consists of three chapters that discuss local history based on the content of local wisdom of West Kalimantan people. Based on the results of observations, it is shown that this local history module is easy to understand and interesting to read. The existence of a local history module based on the content of local wisdom of West Kalimantan people can help students understand local traditions as a form of preserving their culture. This module is also able to influence students' interest and motivation in learning history in general.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
20

Noor, Yusliani, et Rabini Sayyidati. « Tionghoa Muslim dan Dunia Perdagangan di Banjarmasin Abad ke-13 hingga ke-19 ». JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam) 3, no 2 (16 janvier 2020) : 182. http://dx.doi.org/10.30829/juspi.v3i2.5901.

Texte intégral
Résumé :
<p>Sasaran penelitian ini dikhususkan pada Muslim Tionghoa dan perdagangannya di Banjarmasin sejak abad ke-13 hingga abad ke-19. Mengetahui sejarah awal Muslim Tionghoa dan perkembangannya di Kesultanan Banjarmasin sejak abad ke-13 sampai dengan abad ke-19. Selain itu, perdagangan dan dakwah Muslim Tionghoa di Banjarmasin Kalimantan Selatan dan untuk mengetahui keunggulan pola perdagangan lada Muslim Tionghoa di Banjarmasin Kalimantan Selatan. Metode yang digunakan adalah Historiografi, sebuah penulisan sejarah yang terdiri dari tahapan heuristik, kritik, interpretasi, historiografi. Sebuah fenomena unik dalam penerimaan masyarakat Banjarmasin terhadap etnis Tionghoa adalah menerima mereka sebagai pedagang sekaligus mereka dapat menduduki jabatan dalam birokrasi Kesultanan Banjarmasin. Etnis Tionghoa yang Muslim bersedia kawin dengan Ulama Banjar, dan anak-anak keturunan mereka menjadi Ulama (Tuan Guru) yang tersebar di Kalimantan Selatan. Tionghoa yang Muslim yang telah bergaul lama dalam masyarakat Banjar, kemudian menjadi Ulama, baik karena perkawinan maupun hubungan kepentingan perdagangan, kemudian menyebut identitasnya sebagai orang Banjar.</p>Kata Kunci: Tionghoa Muslim, perdagangan, sejarah Banjarmasin.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
21

Ngardi, Valensius. « GAGASAN MULTIKULTURALISME DALAM MATERI MUATAN LOKAL SMP/MTs DI KALIMANTAN BARAT ». Handep : Jurnal Sejarah dan Budaya 1, no 2 (16 février 2019) : 59–80. http://dx.doi.org/10.33652/handep.v1i2.16.

Texte intégral
Résumé :
Tulisan ini mendeskripsikan bagaimana gagasan tentang multikulturalisme diintegrasikan ke dalam muatan lokal yang dijadikan sebagai materi pembelajaran di SMP/ MTs. Tulisan ini bertujuan menjelaskan pentingnya penerapan pendidikan multikultur di Kalimantan Barat dengan cara menganalisis isi buku, dan implementasi muatan lokal tersebut pada beberapa SMP/MTs. di Kota Pontianak. Data diperoleh dari buku muatan lokal pendidikan multikultur untuk SMP/MTs, buku-buku yang relevan, dan media cetak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejarah perseteruan antarentnis yang kelam dan traumatis bagi generasi muda telah mendorong beberapa LSM untuk menyusun materi muatan lokal tentang pendidikan multikultur. Muatan lokal ini telah diimplementasikan pada tujuh SMP/ MTs di Kota Pontianak.Tema-tema yang dibahas di dalam muatan lokal tersebut berhubungan dengan sejarah pendidikan multikultur, sejarah multietnik, dan keragaman budaya yang terdapat di Kalimantan Barat, serta gambaran mengenai interaksi antaretnis di Kalimantan Barat. Materi muatan lokal tersebut mengandung lima aspek penting, yaitu kognitif, afektif, psikomotorik, sosial, dan spiritual memungkinkan mampu membangun persaudaraan dan keharmonisan hidup.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
22

Mulyani, Nur Asriatul Kholifah, Anisah Azizah, Amelia Dwi Nur Azizah, Afriza Rizki Antaresti, Nabeela Amalia Putri, Vinie Tamama et Saddam Gumilang Syarif. « Peran Arsitek dalam Pelestarian Objek di duga Cagar Budaya Wilayah Samarinda Kalimantan Timur ». Jurnal Rekayasa Tropis, Teknologi, dan Inovasi (RETROTEKIN) 1, no 2 (29 décembre 2023) : 30–39. http://dx.doi.org/10.30872/retrotekin.v1i2.994.

Texte intégral
Résumé :
Indonesia memiliki beragam budaya dalam setiap daerah, keberagaman ini menciptakan berbagai sejarah serta bentuk atau ciri khas dari sebuah daerah tersebut. Salah satu daerah yang memiliki berbagai macam cerita terdahulu adalah Samarinda tepatnya berada di Samarinda Seberang dengan terbentuknya atau terbangunnya sebuah bangunan yang memiliki filosofi maupun cerita nya masing-masing. Semakin berkembangnya pembangunan-pembangunan pada wilayah Samarinda membuat bangunan-bangunan terdahulu semakin tidak diperhatikan. Namun, hal ini ditindaklanjuti oleh pemerintah wilayah Samarinda untuk melakukan pelestarian terhadap sejarah yang telah terjadi di masa lampau. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Menentukan objek bangunan bersejarah yang di duga belum menjadi cagar budaya, 2) Mengetahui sejarah terbangunnya sebuah bangunan pada wilayah tersebut, 3) Menentukan upaya pelestarian yang akan digunakan pada bangunan. Penelitian ini merupakan pengembangan dalam pelestarian sebuah bangunan bersejarah yang akan mengacu pada pola pikir untuk melakukan upaya-upaya pelestarian bangunan sejarah. Kesimpulan dari perencanaan ini adalah 1) Penentuan Objek bersejarah serta fungsi disesuaikan dengan sejarah terdahulu, 2) Awal mula sejarah bangunan ini diketahui melalui sejarah seseorang melalui salah satu alat transportasi, 3) Bangunan bersejarah membutuhkan beberapa upaya pelestarian yaitu dengan melakukan rekonstruksi yang merupakan upaya dengan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang telah terjadi tanpa merubah bentuk asli sebuah bangunan. Kata Kunci: Sejarah, Bangunan, Cagar Budaya, Pelestarian
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
23

Andrian. « PETAKA DI AWAL TUAIAN ». Jurnal Teologi Pambelum 1, no 1 (31 août 2021) : 69–95. http://dx.doi.org/10.59002/jtp.v1i1.6.

Texte intégral
Résumé :
Pada Hari Pekabaran Injil GKE sering disinggung tentang peristiwa pembunuhan Misionaris Rheinische Missionsgesellschaft (RMG) di Tanggohan dan Penda Alai pada tanggal 7 dan 9 Mei 1859. Pembunuhan tersebut merupakan dampak buruk dari Perang Banjar terhadap pelayanan RMG. Tidak ada penjelasan secara terperinci mengenai peristiwa tersebut. Hermann Witschi dan Fridolin Ukur berpendapat bahwa pembunuhan tersebut terjadi karena para pasukan Perang Banjar tidak dapat membedakan antara orang-orang Belanda selaku penjajah dan para Misionaris RMG selaku Pemberita Injil atau dengan kata lain terjadi penyamarataan orang-orang Eropa, sehingga pembunuhan tersebut bukan suatu kesengajaan. Dengan studi kepustkaan, tulisan ini bertujuan untuk meneliti lebih dalam motif-motif lain mengapa terjadi pembunuhan terhadap misionaris RMG. Hasil penelitian menunjukan beberapa peristiwa sejarah Perang Banjar memiliki indikasi bahwa pembunuhan tersebut memiliki motif-motif islami yang berupaya menghambat Pekabaran Injil di Kalimantan. Perang Banjar menjadi sejarah heroik melawan penjajah, tetapi juga menjadi catatan kelam bagi sejarah Kekristenan di Kalimantan. Catatan kelam yang akhirnya tetap membawa terang yang lebih cerah baik bagi gereja di Kalimatan maupun di luar Kalimantan.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
24

Van Gobel, Della Gita. « Revitalisasi Gereja melalui Pelestarian Warisan Sejarah Kekristenan ». DUNAMIS : Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani 8, no 2 (14 décembre 2023) : 506–21. http://dx.doi.org/10.30648/dun.v8i2.975.

Texte intégral
Résumé :
Abstract. Preserving the historical heritage of Christianity is an important effort for the church to maintain the existence of church history which also influences the process of growth and development of the church today. This article aimed to offer efforts in preserving Christian historical heritage as an approach to church revitalization based on research on preservation Christian historical heritage at the Kalimantan Evangelical Church in the Mandomai resort for the 2019-2022 period. The results of the research showed that actions to preserve Christian history have an impact on increasing the quality and quantity of the church which include aspects of didascalia, coinonia, diakonia, marturia, and church resources.Abstrak. Pelestarian warisan sejarah kekristenan merupakan salah satu upaya penting bagi gereja untuk memelihara eksistensi sejarah gereja yang turut berpengaruh bagi proses pertumbuhan dan perkembangan gereja masa kini. Tulisan ini bertujuan untuk menawarkan upaya pelestarian warisan sejarah kekristenan sebagai salah satu pendekatan revitalisasi gereja berdasarkan penelitian terahdap pelestarian warisan sejarah kekristenan di Gereja Kalimantan Evangelis resort Mandomai periode tahun 2019-2022. Hasil penelitian menunjukan bahwa tindakan pelestarian sejarah kekristenan berdampak bagi peningkatan kualitas dan kuantitas gereja yang meliputi aspek didaskalia, koinonia, diakonia, marturia, dan sumber daya gereja.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
25

Fery Andi, Uray. « PENGARUH JARINGAN PERDAGANGAN GLOBAL PADA STRUKTUR WILAYAH DAN KONFIGURASI SPASIAL PUSAT PEMERINTAHAN KESULTANAN-KESULTANAN MELAYU DI KALIMANTAN BARAT ». LANGKAU BETANG : JURNAL ARSITEKTUR 1, no 1 (10 juin 2017) : 67. http://dx.doi.org/10.26418/lantang.v4i1.20395.

Texte intégral
Résumé :
Lokasi pusat-pusat pemerintahan kesultanan Melayu di Kalimantan Barat berada di sepanjang tepian sungai. Sungai menjadi faktor yang sangat penting dalam kehidupan kesultanan, yaitu terkait dengan fungsinya sebagai sumber kehidupan dengan beragan jenis flora dan fauna, sebagai aksesibilitas dan jalur transportasi serta komunikasi. Keterbatasan wilayah tepian sungai menyebabkan perkembangan pusat kesultanan melebar sepanjang tepian sungai karena wilayah daratan masih berupa hutan dan kurang aman. Perkembangan aktivitas perdagangan global pada masa pemerintahan kesultanan yang semakin pesat menyebabkan jalur sungai semakin ramai dilalui oleh pedagang lokal, regional dan internasional. Keberadaan kongsi dagang Belanda (VOC) hingga menjadi pemerintahan Hindia Belanda turut mempengaruhi perkembangan pusat-pusat pemerintahan kesultanan Melayu di Kalimantan Barat.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jaringan perdagangan global terhadap struktur wilayah Borneo Barat dan konfigurasi spasialpusat pemerintahankesultanan-kesultanan Melayu di Kalimantan Barat. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode sejarah yaitu dengan mengetahui perkembangan sistem jaringan perdagangan global dan korelasinya dengan sejarah pembentukan wilayah kesultanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem dan jaringan perdagangan mempengaruhi struktur wilayah Borneo Barat dengan sistem hulu-hilir dan konfigurasi spasial wilayah pusat pemerintahan kesultanan Melayu yang terbatas dan melebar sepanjang tepian sungai. Kata-kata kunci: jaringan perdagangan, struktur wilayah, konfigurasi spasial, kesultanan Melayu, Kalimantan Barat THE INFLUENCE OF GLOBAL TRADING NETWORK ON THE MALAY SULTANATES CENTRAL OF GOVERNMENT STRUCTURE AND SPATIAL CONFIGURATION IN WEST KALIMANTANMalay sultanates central government in West Kalimantan were located along the banks of the river. The river became very important factor in the life of sultanates, which was related to its function as a source of life with a variety of floras and faunas, as well as accessibility, transportation lines and communication. Limitations of the riverbank area led to the development of the center of sultanates which extended along the river banks, because land area were still forested and less secure. The development of global trade activities during the reign of sultanates, which grew rapidly, led to increasingly crowded river path, traversed by local, regional and international traders. The existence of Dutch trade partnership (VOC) and later became the Dutch East Indies, also influenced the spatial development of administrative centers in West Kalimantan Malay sultanates. The purpose of this study was to determine the influence of global trading network on the spatial structure of Westeer Borneo Afdelling and on spatial configuration of the Malay sultanates region in West Kalimantan. The study was conducted using historical method, by mapping the development of a global trading network system and its correlation with the history of the region formation of the sultanates. The results showed that the trading systems and networks affected the structure of afdelling by upstream and downstream system, and the spatial configuration of the central region of Malay sultanates government became limited and spread along the riverbanks. Keywords: trading network, regional structure, spatial configuration, Malay sultanates, West Kalimantan REFERENCES_______. Tanpa Tahun. Sejarah Kerajaan Tanjungpura-Matan. Tanpa Penerbit. Andi, Uray Fery. (2016): Sejarah Perkembangan Arsitektur Istana Kesultanan Melayu di Kalimantan Barat, Disertasi Doktor Arsitektur, Institut Teknologi Bandung, Bandung Barnet, Jonathan. (1974): Urban design as public policy: Practical methods for improving cities, Architectural Record Books Collins, J. T. (2001). Contesting Straits-Malayness : The Fact of Borneo. Journal of Southeast Asian Studies,32(3), 385–395. Coedes, George. (2010). Asia Tenggara Masa Hindu-Buddha, Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, Jakarta Damayanti, R., dan Handinoto. (2005). Kawasan “pusat kota” dalam perkembangan sejarah perkotaan di Jawa.Dimensi Teknik Arsitektur, 33 (1),34 – 42. De Graaf, H.J. & Pigeaud, T.H. (1989). Kerajaan Islam Pertama di Jawa: Tinjauan Sejarah Politik Abad XV dan XVI. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti dan KITLV. Dick, HW & Rimmer, PJ, 1998: Beyond the third world city: the new urban geography of South-east Asia’, Urban Studies, vol. 35, no. 12, Enthoven, J. J. . (2013)Sejarah dan Geografi Daerah Sungai Kapuas Kalimantan Barat, Terjemahan Bijdragen Tot De Geographie van Borneo’s Wester-Afdeeling 1905. (P. O. C. Yeri, Ed.) (1st ed.), Pontianak, Institut Dayakologi. Groat, L., & Wang, D. (2002). Architectural Research Method. Canada: John Wiley and Sons, Inc. Lindblad, J. T. (2012). Antara Dayak dan Belanda, Sejarah Ekonomi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan 1880-1942 (1st ed.). Jakarta: KITLV-Jakarta. Leur, J. C. van. (1967). Indonesia Trade and Society: Essays in Asian Social and Economic History, The Hague, The Hague: W. Van Hoeve Publishers. Lombard, D. (2005). Nusa Jawa Silang Budaya, - Buku I, II, & III. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Lontaan, J.U. (1975). Sejarah, Hukum Adat, dan Adat Istiadat Kalimantan-Barat. Pontianak: Pilindo. Manguin, P. (2014). Sifat Amorf Politi-politi Pesisir Asia Tenggara Kepulauan. In P. Manguin (Ed.), Kedatuan Sriwijaya (Kedua, p. 315). Jakarta: Komunitas Bambu. Rahman, Ansar. (2000). Perspektif Berdirinya Kota Pontianak. Pontianak: Tanpa Penerbit.Groat, L., & Wang, D. (2002). Architectural Research Method. Canada: John Wiley and Sons, Inc. Lombard, D. (2005). Nusa Jawa Silang Budaya, - Buku I, II, & III. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Manguin, P. (2014). Sifat Amorf Politi-politi Pesisir Asia Tenggara Kepulauan. In P. Manguin (Ed.), Kedatuan Sriwijaya (Kedua, p. 315). Jakarta: Komunitas Bambu. Reid, A. (2011). Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680, Jilid 2: Jaringan Perdaganga Global (2nd ed.). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Usman, S. (2011). Kota Pontianak Sedjak Tempo Doeloe: Album dan Dokumen Masa Lampau. Pontianak. Ricklefs, M. C. (2010). Sejarah Indoensia Modern 1200-2008, Jakarta, PT. Serambi Ilmu Semesta. Schutte, G.J, ed. (1994). State and Trade in Indonesian Archipelago, KITLV Press, Leiden Veth, P. (2012). Borneo Bagian Barat: Geografis, Statistik, Historis Jilid 1, Terjemahan Borneo’s Wester-Afdeeling Geographisch, Statistisch, Historisch 1854, terjemahan oleh P. O. C. Yeri., Pontianak, Institut Dayakologi
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
26

Hakim, Budianto. « Tinjauan Kembali Sejarah Sulawesi Selatan (Abad IX - XIV M) Berdasarkan Beberapa Sumber Tertulis ». Berkala Arkeologi 14, no 2 (30 mai 1994) : 34–38. http://dx.doi.org/10.30883/jba.v14i2.639.

Texte intégral
Résumé :
Perjalanan waktu lima betas abad dalam cakupan sejarah kuna merupakan jangka waktu yang cukup panjang. Dalam usaha mengungkap sejarah itu terlihat adanya kekosongan seperti uraian waktu, gambaran keadaan dari tiap-tiap bagian, maupun segi daerah yang dibicarakan. Keadaan seperti ini terjadi akibat tidak meratanya penelitian sejarah dan arkeologi di Nusantara. Penelitian yang telah dilakukan umumnya difokuskan pada sejarah daerah-daerah yang banyak meninggalkan bukti-bukti budaya khususnya berkenaan dengan peninggalan kebudayaan Hindu seperti di daerah Jawa. Sumatera, Kalimantan dan Bali. Sedangkan penelitian sejarah kuna untuk daerah-daerah lain hingga kini masih sangat kurang seperti halnya Sulawesi Selatan.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
27

Purmintasari, Yulita Dewi, et Yuver Kusnoto. « Pemukiman awal sungai Kapuas ». SOCIA : Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial 15, no 1 (15 novembre 2018) : 71–78. http://dx.doi.org/10.21831/socia.v15i1.22013.

Texte intégral
Résumé :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kodisi geografis Kalimantan Barat dan Sungai Kapuas, dan mengetahui pola pemukiman masyarakat Kalimantan Barat di sepanjang Sungai Kapuas.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Metode sejarah adalah prosedur sejarawan Untuk melukiskan kisah masa lampau berdasarkan jejak-jejak yang ditinggalkan pada masa lampau dengan langkah-langkah penulisan sejarah sebagai berikut: (1) heuristik, (2) kritik, (3) interpretasi dan (4) historiografi.Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: (1) sebagian besar di wilayah borneo barat ditutupi oleh hutan-hutan tropis, dan aliran-aliran sungai yang panjang. Sungai-sungai tersebut merupakan jalur transportasi penghubung antar daerah. Sungai merupakan sumber kehidupan masyarakat borneo. (2) Terbentukanya pola pemukiman masrayarat di pinggirian aliran sungai kapuas adalah proses utuk membentuk suatu kawasan yang terencana yang kemudian dapat mengantur kehidupan masyarakat yang pasti suatu saat nanti semakin kompleks.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
28

Lizawati, Lizawati, et Indriyana Uli. « IMPLEMENTASI NILAI EDUKATIF CERITA RAKYAT DARI KALIMANTAN BARAT 2 KARYA SYAHZAMAN DALAM RELEVANSI TERHADAP MATERI PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA ». Jurnal Pendidikan Bahasa 8, no 1 (16 juillet 2019) : 92. http://dx.doi.org/10.31571/bahasa.v8i1.1138.

Texte intégral
Résumé :
<p>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan nilai edukatif serta relevansinya Cerita Rakyat dari Kalimantan Barat 2 karya Syahzaman terhadap materi pembelajaran apresiasi sastra di tingkat SMA. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik analisis dokumen. dengan alat pengumpul data adalah peneliti sendiri sebagai instrument kunci. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis jalinan atau mengalir yang meliputi tiga komponen, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan. Hasil analisis dapat ditarik kesimpulan yaitu pertama, ni edukatif terkandung dalam Cerita Rakyat dari Kalimantan Barat 2 karya Syahzaman berupa niali moral, nilai adat (tradisional), nilai budi pekerti, dan nilai sejarah yang memberikan gambaran kebiasaan baik prilaku masyarakat Kalimantan barat. Dan kedua, relevansi Cerita Rakyat dari Kalimantan Barat 2 karya Syahzaman terhadap pembelajaran di SMA relevan dengan kurikulum dan kebutuhan siswa pada saat ini. Relevansi tersebut juga tergambar dalam kurikukum 2013 yang diterapkan di sekolah-sekolah menengah atas dan sejalan dengan hasil wawancara bersama infoman.<br />Kata Kunci: Edukatif, Cerita Rakyat, Relevansi</p>
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
29

Syaifulloh, Muhammad, et Desy Fitriana. « ANALISIS KEBUTUHAN PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA N 2 NANGA TAYAP KABUPATEN KETAPANG KALIMANTAN BARAT : LANGKAH AWAL MENUJU PENDIRIAN LABORATORIUM SEJARAH ». Estoria : Journal of Social Science and Humanities 4, no 2 (28 avril 2024) : 614–38. http://dx.doi.org/10.30998/je.v4i2.2686.

Texte intégral
Résumé :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan pembelajaran sejarah di SMA dan bagaimana pendirian laboratorium sejarah dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan siswa, guru sejarah, dan kepala sekolah, observasi partisipan di laboratorium sejarah, dan analisis dokumen kurikulum sejarah dan bahan ajar sejarah.Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa SMA memiliki kebutuhan yang beragam dalam pembelajaran sejarah, seperti kebutuhan akan metode pembelajaran yang lebih interaktif, akses ke sumber belajar yang lebih beragam, dan kesempatan untuk mempraktikkan pengetahuan sejarah. Pendirian laboratorium sejarah dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan menyediakan ruang belajar yang interaktif, dilengkapi dengan berbagai sumber belajar, dan memungkinkan siswa untuk melakukan eksperimen dan simulasi sejarah.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
30

Efendi, Zakaria. « Komunikasi penyiaran dakwah dalam sejarah islamisasi di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia pada masa kerajaan ». Islamic Communication Journal 6, no 2 (25 décembre 2021) : 233–49. http://dx.doi.org/10.21580/icj.2021.6.2.7527.

Texte intégral
Résumé :
As is known, the border area of Indonesia and Malaysia in West Kalimantan is an area that is included in the underdeveloped, outermost, and leading (3T) areas. At some points in the border area, Islam has become a religion embraced by minority communities because the indigenous people who live come from the Dayak tribe who do not embrace Islam. However, at other border points, Islam became the majority religion, such as in the Sambas border area, because there was an Islamic kingdom, namely the Sambas Sultanate. Islam is present in the border area can not be separated from the influence of the Islamic Kingdom in West Kalimantan in the past. Therefore, this study aims to describe the communication of da'wah broadcasting in the history of Islamization at the border using communication analysis, while the approach method uses descriptive qualitative methods. The results of the study: (1) the history of the development of Islam in border areas cannot be separated from the role of Islamic da'wah carried out by Islamic kingdoms in West Kalimantan, (2) the Islamic Kingdom became the most contributing media in broadcasting Islam in the past, the influence of The Islamic Kingdom in West Kalimantan still remains today, 3) Political and economic power in the Islamic Kingdom is the most effective medium used in carrying out the Islamization mission in West Kalimantan to the border areas. The conclusion of this study is that the Islamic kingdoms in West Kalimantan played a role as a medium in the process of developing Islam in West Kalimantan and border areas, the power in the kingdom became a very influential medium in the success of broadcasting Islam. So that Islam becomes a religion that is embraced by the majority of people at several border points.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
31

Marzali, Amri. « Sejarah awal kerajaan melayu di jambi ». Jurnal Pengajian Melayu 34, no 2 (25 octobre 2023) : 65–80. http://dx.doi.org/10.22452/jomas.vol34no2.5.

Texte intégral
Résumé :
ABSTRAK Kajian berkaitan sejarah awal bagi sesebuah kerajaan sukar kurang dijalankan kerana kekurangan sumber dan bukti. Objektif kajian ini ialah mengkaji asal-usul dan lokasi awal kerajaan Melayu. Untuk mencapai objektif kajian, pengkaji menggunakan dua pendekatan, iaitu etnohistori (ethnohistory) dan perbandingan terkawal (controlled comparison). Etnohistori merupakan kajian tentang orang asli (native) dari sudut kombinasi pendekatan historis dengan antropologi, dengan menggunakan pelbagai sumber seperti sastera lisan, manuskrip, etnolinguistik, prasasti atau inskripsi laporan perjalanan, catatan Kerajaan asing, kultur material, peta, ekologi dan laporan kajian etnografi. Perbandingan terkawal pula ialah membandingkan sejarah dua atau tiga institusi sosial untuk mendapatkan ciri-ciri am daripada institusi-institusi berkenaan. Salah satu sumber awal yang digunakan dalam Makalah ini ialah perenggan Kisah Bermula di Bukit Si Guntang dalam manuskrip klasik Sulalatus Salatin (Sejarah Melayu). Isi daripada naskhah ini dibandingkan dengan isi daripada salah satu inskripsi Yupa yang dijumpai di Kalimantan Timur. Penggunaan laporan etnografi dapat menjelaskan konsep sosiopolitik, iaitu proses indianisasi. Proses indianisasi merupakan satu proses sosiopolitik yang telah berlaku di lokasi kelahiran Kerajaan Melayu dan Kutai Mulawarman yang bermula dengan kedatangan musafir bangsawan dari India Selatan, perkahwinan ketua musafir India dengan anak perempuan pemimpin tempatan. Dapatan kajian ini menyimpulkan bahawa kemunculan kerajaan Melayu di Jambi dan kerajaan Kutai Mulawarman di Kalimantan Timur diperoleh apabila perbandingan antara kedua sumber ini dilakukan. Implikasi kajian ini ialah asal-usul dan lokasi awal kerajaan Melayu tidak tetap di sebuah lokasi sahaja tetapi berpindah ke beberapa lokasi atas pelbagai faktor. Kata Kunci: Sulalatus Salatin; Inskripsi Yupa; Demang Lebar Daun; Sang Kundungga; proses indianisasi ABSTRACT The initial purpose of this study is to find the origins and the first location of the Malay Kingdom. Such a study usually comes to a dead end due to lack of sources and evidence that can be used. To achieve this purpose, I will use two approaches: ethnohistory and controlled comparison. Ethnohistory is the study of native culture based on the combination of anthropological and historical approaches, with the use of various resources, such as oral tradition, manuscripts, ethnolinguistics, inscriptions, foreign reports, material culture, ecology, and ethnography. Controlled comparison compares the history of two or three local social institutions that can be generalized. One of the first sources used in this article is the paragraph “Kisah Bermula di Bukit Si Guntang” in the classic manuscript of Sulalatus Salatin (Malay History). The information given by this story can be compared to the information printed in one of the yupa inscriptions in East Kalimantan. Comparing these resources allows us to recognize the birth of the Malay Kingdom and the Mulawarman Kingdom. On the other hand, the use of ethnography helped to uncover the socio-political concept that can explain the birth of the two local kingdoms. The concept is called indianization by Coedès. The process of indianization means a socio-political process that happened at the location of the birth of the Malay Kingdom and the Mulawarman Kingdom. Firth is the coming of royal travellers from South India, continued by the marriage of the leader of the travellers with the daughter of the local leader, and finally emerged the Malay Kingdom in Jambi and the Mulawarman Kingdom in East Kalimantan. Lastly, the study of searching the origins and the location of the first Malay Kingdom has led me to believe that the Malay Kingdom did not remain in one location, but had moved to some other locations pushed by different factors. This thesis will be described in the last part of this article. Keywords: Sulalatus Salatin; Inscription Yupa; Demang Lebar Daun; Sang Kundungga; Indianization process
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
32

Cambah, Tahan, et Agunius Gosyen. « Kontekstualisasi Basa Dayak Ngaju dalam Liturgi Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) di Jemaat Eben Ezer Banjarmasin ». Jurnal Teologi Pambelum 3, no 1 (31 août 2023) : 1–28. http://dx.doi.org/10.59002/jtp.v3i1.58.

Texte intégral
Résumé :
Gereja Kalimantan Evangelis (GKE). Pada awal sejarah GKE, bahasa Dayak Ngaju telah menjadi media yang efektif dalam menyampaikan Injil di Kalimantan. Penelitian khusus tentang kontekstualisasi bahasa Dayak Ngaju tidak banyak dilakukan secara mendalam. Tulisan ini bertujuan mengungkapkan proses kontekstualisasi bahasa Dayak Ngaju yang digunakan dalam liturgi GKE, khususnya Jemaat Eben Ezer. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan kerangka pemahaman J. D. Crihton dan Lawrence A. Hoffmann tentang sejarah liturgi dikombinasikan dengan pemahaman David Hesselgrave dan Rommen tentang proses kontekstualisasi serta dipadukan dengan pikiran James F.White tentang kontekstualisasi liturgi. Dalam sejarah ditemukan bahwa kontekstualisasi liturgi di GKE dipengaruhi oleh penerjemahan Alkitab ke dalam Bahasa Dayak Ngaju (Surat Barasih), teks liturgi Bahasa Dayak Ngaju, Nyanyin Ungkup (Nyanyian Jemaat berbahasa Dayak Ngaju) dan bahan-bahan pembinaan rohani lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi pembalikkan proses kontekstualisasi bahasa Dayak Ngaju di GKE. Pada awalnya relevan dengan konteks, tetapi lama-kelamaan konteks berubah, sehingga kontekstualisasi bahasa Dayak Ngaju di GKE Eben Ezer pun harus berubah pula.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
33

Hasnida, Hasnida. « SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PADA MASA PRA KOLONIALISME DAN MASA KOLONIALISME (BELANDA, JEPANG, SEKUTU) ». Kordinat : Jurnal Komunikasi antar Perguruan Tinggi Agama Islam 16, no 2 (6 octobre 2017) : 237–56. http://dx.doi.org/10.15408/kordinat.v16i2.6442.

Texte intégral
Résumé :
Sejarah Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia Pada Masa Pra Kolonialisme dan Masa Kolonialisme (Belanda, Jepang, Sekutu). Atikel ini membahas tentang sejarah Sejarah Perkembangan Pendidikan Islam Pada Masa Pra Kolonialisme yang dibagi menjadi Pendidikan Islam Pada Masa Kerajaan Islam di Indonesia dan pendidikan islam pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Pendidikan Islam pada masa kerajaan islam di Indonesia penulis bahas tentang Pendidikan Islam pada masa Kerajaan Islam Aceh, Kerajaan Islam di Jawa, Kerajaan Islam di Maluku, Kerajaan Islam di Kalimantan, Kerajaan Islam di Sulawesi, pendidikan Islam Pada masa Wali Songo. Sejarah Perkembangan Pendidikan Islam Pada Masa Kolonialisme (Belanda, Jepang, Sekutu) penulis bahas tentang pendidikan Islam pada masa kolonialisme Belanda dan penjajahan Jepang.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
34

Sulaiman, Sulaiman. « Agama Khonghucu Sejarah, Ajaran, dan Keorganisasiannya di Pontianak Kalimantan Barat ». Analisa 16, no 1 (11 juin 2009) : 50. http://dx.doi.org/10.18784/analisa.v16i1.58.

Texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
35

Atmojo, Bambang Sakti Wiku. « TINGGALAN ARKEOLOGI ISLAM SEBAGAI BAGIAN PERKEMBANGAN SEJARAH BUDAYA DI KALIMANTAN ». Naditira Widya 6, no 2 (10 août 2016) : 94. http://dx.doi.org/10.24832/nw.v6i2.86.

Texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
36

Kusnoto, Yuver, et Haris Firmansyah. « EKSISTENSI ISTANA KERAJAAN DI KALIMANTAN BARAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH ». HISTORIA 4, no 1 (29 février 2016) : 19. http://dx.doi.org/10.24127/hj.v4i1.397.

Texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
37

Angela, Vivi Friskila, et Defri Triadi. « Penggunaan Media Video Animasi untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Sejarah pada Siswa SMA Isen Mulang Palangka Raya Kalimantan Tengah ». Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan 10, no 2 (15 février 2022) : 441–51. http://dx.doi.org/10.47668/pkwu.v10i2.343.

Texte intégral
Résumé :
Dalam kondisi pandemi seorang guru harus mengembangkan kompetensi pada penerapan metode pembelajaran agar siswa tidak merasakan kejanggalan dalam menerima materi pelajaran, sedangkan pada sisi lain secara khusus dalam konteks mata pelajaran sejarah, baik dalam kondisi pandemi maupun tidak, guru sejarah mengalami kesulitan dalam memikat ataupun memotivasi siswa agar menyukai mata pelajaran sejarah, meskipun sudah memakai metode pembelajaran yang sudah di konsep dnegan matang. Artinya, kondisi pandemi lebih memicu guru sejarah untuk memunculkan suatu pembelajaran yang kreatif agar siswa memiliki motivasi belajar sejarah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Penggunaan Media Video Animasi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Sejarah Pada Siswa di SMA Isen Mulang Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif, dan teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, menyusun ke dalam pola, memilki mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
38

Suarta, Komang. « Amalan Sampaingat Dalam Local Genius Hindu Kaharingan ». Satya Widya : Jurnal Studi Agama 3, no 2 (30 décembre 2020) : 36–53. http://dx.doi.org/10.33363/swjsa.v3i2.592.

Texte intégral
Résumé :
Aspek muatan lokal dan berwawaskan potensi keunggulan Hindu etnis Dayak Kalimantan Tengah, maka akan kita jumpai kearifal lokal seperti “hidup menyatu dengan alam”. Kearifan lokal sangat diperlukan untuk menyiapkan sebuah generasi yang tidak hanya bisa menjadi penonton dalam sejarah peradaban, akan tetapi bisa menjadi pelaku sejarah dari peradaban itu sendiri. Dalam melestarikan kebijakan setempat “local wisdom” atau pengetahuan setempat “local knowledge”atau kecerdasan setempat “local genious”, ajaran Hindu Kaharingan merupakan sumber untuk mempelajarinya.Amalan Sampaingat merupakan sebuah warisan dari leluhur Dayak Kalimantan Tengah yang merupakan sebuah metode untuk menciptakan kecerdasan pada orang yang mengamalkannya. Amalan ini terdiri atas dua cara, yakni melalui menginang dan dengan cara permandian (keramas). Amalan sampaingat dengan menginang menggunakan beberapa sarana, seperti; Pinang, Sirih, Kapur Sirih, Gambir, Tembakau, Daun Panyalembang, Buah Kapapulut, Daun Parinting/ Paretei, dan Kayu Paleket. Sementara itu, Amalan Sampaingat yang digunakan melalui cara permandian yakni menggunakan sarana berupa; Batang Kajajak, daun Panyalembang, daun Kapapulut dan daun Untek Undang. Amalan ini mengajarkan agar masyarakat Dayak khususnya di Kalimantan Tengah selalu melakukan pembauran dan menjaga alam semesta. Ada beberapa Pali dalam menjalankan amalan Sampaingat.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
39

Wajidi, Wajidi. « EKSISTENSI PARTAI INDONESIA RAYA (PARINDRA) DI KALIMANTAN SELATAN, 1935-1942 ». Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya 7, no 1 (1 mars 2015) : 17. http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v7i1.80.

Texte intégral
Résumé :
AbstrakParindra merupakan organisasi pergerakan berpusat di Jawa yang mempunyai cabang organisasi di Kalimantan Selatan. Peranannya di Kalimantan Selatan belum banyak dipublikasikan. Atas dasar alasan itulah, maka kajian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui persebaran organisasi Parindra di Kalimantan Selatan; (2) mengetahui perjuangan Parindra di Kalimantan Selatan; (3) mengetahui tindakan Pemerintah Hindia Belanda terhadap Parindra di Kalimantan Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah (historical research) dengan menggunakan sebagian besar data primer yakni memoar para pelaku sejarah dari anggota perintis kemerdekaan. Hasil kajian menunjukkan bahwa asal mula Parindra di Kalimantan Selatan adalah organisasi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) yang dibentuk pada tahun 1930. Karena berfusinya PBI dengan Budi Utomo dan organisasi lainnya di pulau Jawa menjadi Partai Indonesia Raya (Parindra) di tahun 1935 maka dengan sendirinya PBI di Kalimantan Selatan menjadi Parindra. Perjuangan Parindra di Kalimantan Selatan di antaranya: duduk dalam keanggotaan dewan legislatif (Raad), mendirikan Rukun Tani, Koperasi, Rukun Pelayaran Indonesia (Roepelin), dan Lumbung Padi, Mendirikan organisasi Keputrian, Kepanduan Surya Wirawan, dan Sekolah Parindra, menulis artikel politik dan mengeluarkan mosi menentang peraturan kerja paksa (erakan, rodi). Pemerintah Hindia Belanda menghadapi perjuangan Parindra dengan cara melakukan tindakan pengawasan, pelarangan, dan pembubaran rapat serta penangkapan dan pemenjaraan aktivis Parindra di Kalimantan Selatan. AbstractParindra is a Java-based movement organizations that have branch organization in South Kalimantan. Its role in South Kalimantan has not been widely publicized. Based on that reasons, the study aims are to: (1) determine the distribution of Parindra organization in South Kalimantan; (2) determine Parindra struggle in South Kalimantan; (3) determine the action of Dutch East Indies government against Parindra in South Kalimantan. This research is the historical research by using most of the primary data that the perpetrators of historical memoirs of pioneering independence members. The results show that the origin of Parindra in South Kalimantan is the organization Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) was formed in 1930. Since the fusion of PBI with Budi Utomo and other organizations on the island of Java, Indonesia Raya became a Party (Parindra) in 1935 then by itself PBI in South Kalimantan into Parindra. Parindra struggle in South Kalimantan include: sitting in the membership of the legislative council (Raad), established the Pillars of Farmers, cooperatives, Pillars Shipping Indonesia (Roepelin), and Lumbung Padi, Establishing keputrian organization, Scouting Surya Wirawan, and School Parindra, write political articles and issued a motion against the labor regulations (erakan, forced labor). Dutch East Indies government facing Parindra movement with perform acts of supervision, prohibition and dissolution of the meeting as well as the arrest and imprisonment of activists Parindra in South Kalimantan.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
40

Susanto, Yudi, et Endang Sri Andayani. « PENGEMBANGAN BUKU DIGITAL SEJARAH LOKAL : RAPAT DAMAI TUMBANG ANOI 1894 UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SEJARAH MAHASISWA PENDIDIKAN SEJARAH UNIVERSITAS PGRI PALANGKA RAYA ». Jurnal Pendidikan Sejarah Indonesia 6, no 1 (30 juin 2023) : 117. http://dx.doi.org/10.17977/um0330v6i1p117-131.

Texte intégral
Résumé :
This research and development aim to produce local history teaching materials in the form of digital book that is valid, effective and feasible to be used. The content developed in this digital book is a study of local historical events during the colonial era in Central Kalimantan entitled the Tumbang Anoi Peace Meeting 1894. This digital book was designed to increase students' historical awareness. The research and development method used in this study refers to the 4-D development model, which consists of 4 main stages: Define, Design, Develop, and Disseminate. The trial implementation used a quasi-experimental method involving the experimental and control groups, accompanied by pretest and posttest activities. The results of this digital book development research are as follows: (1) the percentage score of the validation results of material experts is 95 percent declared very valid and validation by media experts with a percentage of 99 percent is declared very valid; (2) the results of the feasibility assessment carried out by lecturers and students in the limited test and field test get the title of very decent; (3) the results of field trials in the experimental group after using digital books were 87.93 percent or an increase of 15.82 percent compared to before using digital books as a result of development. Based on these results, the digital book Peace Tumbang Anoi Meeting 1894 can be categorized as teaching material that is valid, effective, and appropriate to use.Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar sejarah lokal berupa buku digital yang valid, efektif, dan layak untuk digunakan. Materi yang dikembangkan dalam buku digital ini adalah kajian peristiwa sejarah lokal pada masa kolonial di Kalimantan Tengah dengan judul Rapat Damai Tumbang Anoi 1894. Buku digital ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran sejarah mahasiswa. Metode penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model pengembangan 4-D yang terdiri dari 4 tahapan utama yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate. Pelaksanaan uji coba menggunakan metode kuasi eksperimen yang melibatkan kelompok eksperimen dan kontrol, disertai dengan kegiatan pretest dan posttest. Hasil penelitian pengembangan buku digital ini adalah sebagai berikut: (1) persentase skor hasil validasi ahli materi sebesar 95 persen dinyatakan sangat valid dan validasi oleh ahli media dengan persentase sebesar 99 persen dinyatakan sangat valid; (2) hasil penilaian kelayakan yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa pada uji coba terbatas dan uji lapangan mendapatkan predikat sangat layak; (3) hasil uji coba lapangan pada kelompok eksperimen setelah menggunakan buku digital sebesar 87,93 persen atau meningkat 15,82 persen dibandingkan sebelum menggunakan buku digital hasil pengembangan. Berdasarkan hasil tersebut, buku digital Rapat Damai Tumbang Anoi 1894 dapat dikategorikan sebagai bahan ajar yang valid, efektif, dan layak untuk digunakan.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
41

Haryanto, Haryanto. « Narasi Musik Kalimantan pada Abad IX : Tinjauan Relief Candi Borobudur ». SELONDING 18, no 1 (29 mai 2022) : 34–48. http://dx.doi.org/10.24821/sl.v18i1.7026.

Texte intégral
Résumé :
Perkembangan musik tidak bisa lepas dari cerita rakyat yang terdapat di berbagai tempat seperti naskah, manuskrip dan relief, seperti yang terdapat pada relief candi borobudur yang memberikan informasi mengenai keberadaan instrumen etnis di Indonesia. sudut pandang yang menarik dari relief candi Borobudur adalah tentang keberadaan instrumen etnis kalimantan yang terdapat pada dinding candi, fakta ini menarik karena sampai saat ini masih terjadi simpangsiur terhadap informasi asal-usul instrumen etnis kalimantan. berdasarkan fenomena tersebut maka fokus kajian adalah menarasikan musik kalimantan sesuai relief candi borobudur. metode narasi menjadi pilhan karena konsep sejarah mengikuti proses pengumpulan, dan analisis data. hasil menunjukkan bahwa relief candi borobudur adalah interaksi agama dan musik
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
42

Norhidayat. « PEMAHAMAN SEJARAH LOKAL, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MEMBINA SIKAP PATRIOTISME SISWA (STUDI KORELASI PADA SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANJAR) ». Historia : Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah 2, no 1 (1 novembre 2018) : 29. http://dx.doi.org/10.17509/historia.v2i1.12569.

Texte intégral
Résumé :
Kemerosotan sikap patriotisme siswa dewasa ini patut perhatian antara lain dengan menanamkan pemahaman sejarah lokal, kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk Untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara pemahaman sejarah lokal di Kalimantan Selatan, kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir kreatif secara terpisah dan bersama-sama dengan sikap patriotisme.Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri se Kabupaten Banjar, dengan metode kuantitatif korelasional. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri Se Kabupaten Banjar. Sampel penelitian sebanyak 202 siswa dari populasi berjumlah 488 siswa. Proses pengumpulan data menggunakan instrumen tes pemahaman sejarah lokal, kemampuan berpikir kritis dan kreatif, dan angket sikap patriotisme. Teknik analisis data menggunakan analisis korelasi, regresi sederhana dan regresi ganda dengan taraf signifikansi 5%.Hasil penelitian menunjukkan (1) ada hubungan positif signifikan antara pemahaman sejarah lokal di Kalimantan Selatan (X1) dengan sikap patriotisme (Y) dengan nilai korelasi r = 0,611, t = 12,87 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. (2) ada hubungan positif signifikan antara kemampuan berpikir kritis (X2) dengan sikap patriotisme (Y) dengan nilai korelasi r = 0,707, t = 16,716 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. (3) ada hubungan positif signifikan antara kemampuan berpikir kreatif (X3) dengan sikap patriotisme (Y) dengan nilai korelasi r = 0,718, t = 17,207 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. (4) ada hubungan secara simultan antara pemahaman sejarah lokal (X1), kemampuan berpikir kritis (X2) dan kemampuan berpikir kreatif (X3) dengan sikap patriotisme (Y) dengan nilai F sebesar 241,7 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. Hasil analisis diperoleh nilai R2 sebesar 0,724 yang berarti variabel yang dipilih pada variabel independen (pemahaman sejarah lokal, kemampuan berpikir kritis dan kreatif) dapat menerangkan variabel dependen (sikap patriotisme) dengan kontribusi 72,4% sedangkan sisanya 27,6% diterangkan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
43

Firmansyah, Haris, et Ika Rahmatika Chalimi. « Urgensi dan Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Sejarah Pada Masa Pandemi Covid 19 ». Jurnal Basicedu 5, no 5 (18 septembre 2021) : 4053–63. http://dx.doi.org/10.31004/basicedu.v5i5.1483.

Texte intégral
Résumé :
Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana urgensinya Pendidikan karakter dan bagaimana guru mengimplemntasikannya dalam pembelajaran sejarah di SMK Cahaya bangsa yang barkaitan dengan tiga aspek pembelajaran yakni perencanaan, pelaksanaan (strategi dan metode pembelajaran) dan evaluasi pembelajarannya selama masa pandemic covid 19. Metode Penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada semester Ganjil tahun ajaran 2021-2022 di Sekolah Menengah Kejuruan Cahaya Bangsa Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Ada dua sumber data yang peneliti gunakan yakni data primer dan data sekunder. Hasil penelitian ini menjukan era globlisasi dan moderniasi yang berdampak negative terhadap moral dan pergaulan peserta didik menunjukan urgensi Pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah pada masa pandemic covid 19 sehingga peserta didik mampu belajar dari sejarah. Sedagka Implementasinya guru sejarah membuat Perencanaan pembelajaran yang diturunnkan dari silabus yang telah dibuat oleh pemerintah. Pelaksanaan pembelajaran sejarah masa pandemic ini guru harus memaksimalkan strategi dan metode pembelajaran terutama dalam memanfaatkan media dan sumber pembelajaran sejarah. Evalusi pembelajaran perlu dilakukan sejak awal untuk melihat keberhasilan implementasi Pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah selama masa pandemic ini. Evalusi pembelajran sejarah dapat dilakukan guru dengan tes kelompk atau tes induvidu guna melihat perubahan hasil belajar afektif peserta didik
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
44

Sabahan, Sabahan. « Evaluasi Daya Tarik Wisata Lanskap Sejarah Istana Alwatzikhoebillah Sambas Kalimantan Barat ». Eksos 17, no 1 (30 juin 2021) : 22–28. http://dx.doi.org/10.31573/eksos.v17i1.299.

Texte intégral
Résumé :
The Alwadzikhoebillah Palace area is a cultural heritage related to the history of ancient Sambas. The landscape of the palace building is in the form of a stage and is located close to the river. Rivers are the main infrastructure in carrying out social and government activities. In addition to government interests, the existence of the Alwadzikhoebillah Palace area near the river is also based on the philosophy of the Malay community who believes that a good building location is a place close to a spring. This study uses quantitative and descriptive methods to analyze the relationship between existing data by looking at the potential and constraints that affect tourism activities. The quantitative method was carried out using a simple scoring technique based on the criteria of MacKinnon et al. (1986) with several modifications adapted to the conditions and research needs to assess the potential as a tourist attraction which consists of several components. This evaluation indicates that the Alwatzikhoebillah Palace area actually has two tourist objects and attractions (67%) in the very potential category (S1) and one tourist object and attraction (33%) in the quite potential category (S2). Objects and tourist attractions in the Alwadzikhoebillah Palace area have good access values. All of these accesses are in good condition, namely in the form of flat asphalt roads with no holes and can be passed by two and four-wheeled vehicles. It's just that in the dining area the ease of access is worth less due to the limited parking area for visitors.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
45

Sabahan. « EVALUASI DAYA TARIK WISATA LANSKAP SEJARAH ISTANA ALWATZIKHOEBILLAH SAMBAS KALIMANTAN BARAT ». JURNAL PELITA KOTA 2, no 2 (30 août 2021) : 55–64. http://dx.doi.org/10.51742/pelita.v2i2.418.

Texte intégral
Résumé :
Kawasan Istana Alwadzikhoebillah merupakan salah satu contoh lanskap sejarah Sambas kuno, hal ini dapat dilihat dari bentuk bangunan Istana yang sebagian besar berupa panggung dan posisinya yang dekat dengan sungai mengingat dahulu sungai sebagai prasarana utama dalam melakukan kegiatan sosial dan pemerintahan. Selain adanya kepentingan pemerintahan, keberadaan kawasan Istana Alwadzikhoebillah yang dekat sungai juga didasari atas filosofi masyarakat Melayu yang percaya bahwa letak bangunan yang baik adalah tempat yang dekat dengan sumber mata air. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi daya tarik wisata lanskap bersejarah kawasan istana Alwatzikhoebillah sebagai upaya pengembangan wisata sejarah di kabuapten Sambas. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan deskriptif untuk menganalisis keterkaitan data yang ada dengan melihat potensi dan kendala yang mempengaruhi kegiatan wisata. Metode kuantitatif dilakukan dengan menggunakan teknik skoring sederhana berdasarkan kriteria MacKinnon et al. (1986) dengan beberapa modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan penelitian untuk menilai potensi sebagai objek wisata yang terdiri dari beberapa komponen. Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan, bahwa kawasan Istana Alwatzikhoebillah secara aktual memiliki 2 (67 %) objek dan atraksi wisata dengan kategori sangat potensial (S1) dan 1 (33 %) objek dan atraksi wisata dengan kategori cukup potensial (S2).Objek dan daya tarik wisata yang ada pada kawasan Istana Alwadzikhoebillah ini memiliki nilai akses yang baik. Semua akses ini dalam kondisi baik yaitu berupa jalan aspal yang rata dan tidak berlubang serta dapat dilewati oleh kendaraan beroda dua dan empat. Hanya saja pada kawasan makan kemudahan akses bernilai kurang dikarenakan terbatasnya area parkir pengunjung.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
46

Setiawan, Sigit. « WAYANG DAN GAMELAN BANJAR KALIMANTAN SELATAN ». Keteg : Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi 19, no 1 (9 septembre 2019) : 39–46. http://dx.doi.org/10.33153/keteg.v19i1.2635.

Texte intégral
Résumé :
Tulisan ini merupakan upaya awal untuk mengungkap Wayang Banjar dalam perspektif secara umum, mengingat masih minimnya pembahasan mengenai wayang Banjar di Kalimantan Selatan. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil dari tulisan ini adalah mengetahui tentang sejarah dan perkembangan wayang Banjar serta mendeskripsikan salah satu gending dalam pertunjukan wayang Banjar. Kata kunci: wayang, banjar, gending, gamelan.AbstractThis paper is an initial effort to reveal the Wayang Banjar in a general perspective, given the lack of discussion on the Banjar puppet in South Kalimantan. The approach used is descriptive qualitative. The results of this paper are to know about the history and development of the Banjar puppet and to describe one of the songs in the Banjar puppet show.Keywords: puppets, banjar, gending, gamelan.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
47

Emanuel, Fransiskus, et Pius Pandor. « Kontribusi Misionaris Pasionis dalam Memajukan Sumber Daya Manusia di Wilayah Kalimantan Barat Ditinjau dari Sejarah Misi ». Borneo Review 1, no 2 (5 janvier 2023) : 115–24. http://dx.doi.org/10.52075/br.v1i2.116.

Texte intégral
Résumé :
The focus of this research is to present the contribution of the missionaries of the Passionist Congregation in the Nusantara, specifically the West Kalimantan region. The Congregation of Passionists is an institute of consecrated life with papal status in the Roman Catholic Church founded by Saint Paul of the Cross. Missionaries who came to Indonesia came from two provinces, namely Mater Santae Spei from the Netherlands and Pieta from Italy as evangelists in the West Kalimantan region, precisely in Ketapang and Sekadau regencies with an analysis based on the history of the mission. The presence of missionaries in West Kalimantan has made a very extraordinary contribution, related to the development of the faith of the people. The methodology used in this research is a qualitative literary method of documents related to the history of the mission of the Passionist Congregation in Kalimantan. The result to be shown in this study is that the Dayak people in Ketapang and Sekadau Districts in particular were fortunate because of the presence of the Passionist Missionaries where their presence was not only as evangelists but also directly involved in the effort to educate the lives of the Dayaks by establishing schools and scholarship program for children who can afford to go to school.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
48

Nadilla, Dewicca Fatma, Wisnu Subroto, Rochgiyanti Rochgiyanti et Daud Yahya. « INTERNALISASI NILAI KAYUH BAIMBAI DAN HARAM MANYARAH WAJA SAMPAI KAPUTING MELALUI MATERI RESTORASI MEIJI DALAM MATA KULIAH SEJARAH ASIA TIMUR ». Yupa : Historical Studies Journal 7, no 1 (31 janvier 2023) : 28–45. http://dx.doi.org/10.30872/yupa.v7i1.1832.

Texte intégral
Résumé :
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan impelementasi pendidikan karakter dalam mata kuliah dengan memanfaatkan penokohan, peristiwa, ataupun kreativitas model dan media yang digunakan oleh pendidik. Proses internaliasi nilai kayuh baimbai dan haram manyarah waja sampai kaputing dilaksanakan secara terintegrasi dalam mata kuliah Sejarah Asia Timur terkhusus dalam materi Sejarah Jepang melalui 3 (tiga) tahapan, yakni tahapan persiapan, tahapan proses pembelajaran dengan menggunakan Model VCT (Value Clarification Technique), dan tahapan evaluasi yang melalui dua tahapan yakni tahapan penilaian sikap dan tahapan penilaian secara menyuruh menyangkut aspek pengetahuan dan keterampilan. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa internalisasi nilai lokal Kalimantan Selatan dalam Mata Kuliah Sejarah Asia Timur pada materi Restorasi Meiji dapat diimplementasi dalam 7 materi pembahasan.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
49

Hamzah, Rahma Ashari, Bahaking Rama et Arifuddin Siraj. « PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA AWAL DI KALIMANTAN, LEMBAGA DAN TOKOHNYA ». JBI : Jurnal Bahasa Indonesia 1, no 2 (30 décembre 2023) : 63–70. http://dx.doi.org/10.59966/jbi.v1i2.660.

Texte intégral
Résumé :
Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang-pedagang Arab dan Gujarat dari India yang tertarik dengan rempahrempah. Kemudian mereka membentuk koloni-koloni Islam yang ditandai dengan Komunikasi penyiaran dakwah dalam sejarah islamisasi di daerah perbatasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan pendidikan islam pada masa awal di Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis liberary research. Berdasarkan penelitian dijelaskan bahwa kawasan Kalimantan adalah bagian dari Nusantara. Karena itu berbagai perkembangan Islam di Nusantara secara umum dalam berbagai aspeknya juga turut memengaruhi dan membentuk wajah Islam di kawasan Kalimantan. Hal ini dapat terjadi karena masing-masing wilayah satu sama lain saling berhubungan dan saling berinteraksi, baik itu di Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Utara. Dalam interaksi dan relasi itu berbagai jaringan baik itu bersifat sosial-ekonomi, sosial-politik maupun sosial-intelektual telah terbentuk di kalangan umat Islam di Nusantara yang memungkinkan terjadinya saling mempengaruhi, saling berkontribusi, dan bahkan saling berkompetisi. Tokoh pendidikan islam masa awal di Kalimantan adalah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, Fatimah, Syekh Abdul Wahab Bugis, Datu Kandang Haji dan Datu Muning alias Datu Sanggul. Juga Syekh Muhammad Thayyib Bin Mas'ud Al-Banjari, Syekh Muhammad Nafis Al-Banjari, dan Syekh Abdul Hamid Abulung.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
50

NELA, NELA SYARAH VIKRATI, et Muhammad Fauzil 'Adzim. « Penanaman Nilai-nilai Karakter Melalui Kegiatan Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di MTS N 4 Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan ». Thawalib | Jurnal Kependidikan Islam 1, no 2 (5 octobre 2020) : 87–102. http://dx.doi.org/10.54150/thawalib.v1i2.12.

Texte intégral
Résumé :
Artikel ini membahas mengenain tentang penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta didik melalui kegiatan literasi berupa pembuatan poster, mading dan pohon literasi khususnya di MTs N 4 Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Penanaman nilai-nilai karakter tersebut dilakukan dengan pertama, melalui kegiatan literasi secara konseptual mengarahkan peserta didik pada penanaman nilai sehingga menjadi pribadi yang mandiri bertanggung jawab, disiplin, kerja keras dan kreatif. Kedua, penanaman nilai-nilai karakter yang diterapkan merupakan tujuan pendidikan secara keseluruhan. Ketiga, terdapat beberapa kendala dalam menerapkan kegiatan literasi seperti belum mengetahui kegiatan literasi yang dimaksudkan, menurunnya semangat peserta didik dalam melaksanakan kegiatan dan membutuhkan waktu yang lumayan lama dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Sehingga daat ditasik kesimpulan bahwa penanaman nilai-nilai karakter peserta didik melalui kegiatan literasi di MTs N 4 Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan merupakan bentuk dari humanisasi pendidikan dan sebagai upaya menumbuhkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik, sehingga peserta didik berkarakter baik. Kata Kunci : Nilai-nilai karakter, kegiatan literasi, dan sejarah kebudayaan Islam
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
Nous offrons des réductions sur tous les plans premium pour les auteurs dont les œuvres sont incluses dans des sélections littéraires thématiques. Contactez-nous pour obtenir un code promo unique!

Vers la bibliographie