Littérature scientifique sur le sujet « Masa lalu »

Créez une référence correcte selon les styles APA, MLA, Chicago, Harvard et plusieurs autres

Choisissez une source :

Consultez les listes thématiques d’articles de revues, de livres, de thèses, de rapports de conférences et d’autres sources académiques sur le sujet « Masa lalu ».

À côté de chaque source dans la liste de références il y a un bouton « Ajouter à la bibliographie ». Cliquez sur ce bouton, et nous générerons automatiquement la référence bibliographique pour la source choisie selon votre style de citation préféré : APA, MLA, Harvard, Vancouver, Chicago, etc.

Vous pouvez aussi télécharger le texte intégral de la publication scolaire au format pdf et consulter son résumé en ligne lorsque ces informations sont inclues dans les métadonnées.

Articles de revues sur le sujet "Masa lalu"

1

Heriwati, Sri Hesti, et Sularso Sularso. « Lagu menghubungkan masa lalu dengan masa kini : Analisis sosiolinguistik pertunjukan Didi Kempot ». Kawruh : Journal of Language Education, Literature and Local Culture 4, no 2 (31 octobre 2022) : 76. http://dx.doi.org/10.32585/kawruh.v4i2.2835.

Texte intégral
Résumé :
Ini adalah penelitian interdisiplin yang membahas fakta bahasa, sosial, dan fenomena pertunjukan Didi Kempot. Tinjauan sosiolinguistik pertunjukan digunakan sebagai paradigm kajian untuk melihat karya panggung Didi Kempot. Penelitian ini melihat bahwa terdapat hubungan yang menarik antara panggung pertunjukan Didi Kempot dengan bahasa pertunjukan. Penelitian ini memandang, panggung pertunjukan Didi Kempot tidak hanya bertindak sebagai tempat penelitian sosiolinguistik pertunjukan, tetapi juga secara bersamaan menjadi alat dan kerangka kerja bagi penelitian sosiolinguistik, sehingga kajian ini memiliki manfaat yang cukup signifikan dalam kajian interdisiplin, yakni hubungan antara musik, fenomena social, dan fenomena berbahasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat konektivitas masa lalu ke sekarang melalui lagu dalam tinjauan sosiolinguistik pertunjukan pada karya-karya panggung pertunjukan Didi Kempot. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode etnografi virtual. Data dikumpulkan dengan teknik observasi lapangan dan terlibat dalam ruang virtual internet dengan masuk ke grup-grup “Sobat Ambyar Didi Kempot” yang ada di telegram, Instagram, dan facebook. Sedang pengamatan atas pertunjukan Didi Kemepot dilakukan dengan menggunakan platform youtube. Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi terlebihdahulu indeksikalitas bahasa yang berpadu dengan pertunjukan musik, gerakan dan respon penonton terhadap penampilan Didi Kempot di panggung pertunjukan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa, transmisi nilai-nilai budaya, dan makna konseptual bahasa pertunjukan menjadi ruang ekspresi bagi “Sobat Ambyar Didi Kempot,” kami juga melihat bagaimana sosiolinguistik pertunjukan mampu menunjukkan berbagi ragam budaya berbahasa dalam panggung pertunjukan, seperti munculnya istilah sobat ambyar, cendol dawet, raja campursari, Godfather of Broken Heart, Lord Didi, patah hati tanpa harus merasakan cinta, sebagai ekspresi berbahasa dalam panggung pertunjukan Didi Kempot.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
2

Purba, Ronsen. « Data Mining : Masa Lalu, Sekarang, dan Masa Mendatang ». Jurnal SIFO Mikroskil 13, no 1 (20 avril 2012) : 31–41. http://dx.doi.org/10.55601/jsm.v13i1.44.

Texte intégral
Résumé :
Data mining telah menjadi disiplin ilmu yang dibangun dalam domain kecerdasan buatan (AI), dan rekayasa pengetahuan (KE). Data mining berakar pada machine learning dan statistika, tetapi merambah bidang lain dalam ilmu komputer dan ilmu lainnya seperti biologi, lingkungan, finansial, jaringan dan sebagainya. Data mining telah mendapatkan begitu besar perhatian pada dekade terakhir sehubungan dengan perkembangan hardware yang menyediakan kemampuan komputasi luar biasa yang memungkinkan pengolahan data besar. Tidak seperti kajian lain dalam??? AI dan KE, data mining dapat diperdebatkan sebagai sebuah aplikasi dibandingkan dengan sebuah teknologi, dengan demikian diharapkan akan menjadi topik yang hangat dibahas di masa mendatang, mengingat pertumbuhan data yang bersifat eksponensial. Paper ini memberikan kilas balik perjalanan sejarah data mining, keadaan saat ini dan beberapa pandangan dan perkembangan ke depan.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
3

Sagala, Gita Junita Br. « Karakter Batak : Masa Lalu, Kini, dan Masa Depan ». Umbara 6, no 1 (31 juillet 2021) : 72. http://dx.doi.org/10.24198/umbara.v6i1.34897.

Texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
4

Maskur, Maskur, Muhammad Sulthon, Musahadi Musahadi et Eman Suherman. « Pentingnya Kontekstualisasi Matan Hadist Menggunakan Metode Hermeneutika ». Jurnal Ilmiah Al-Muttaqin 8, no 2 (8 mars 2023) : 19–24. http://dx.doi.org/10.37567/al-muttaqin.v8i2.1711.

Texte intégral
Résumé :
Kontekstualisasi Matan Hadist merupakan tindakan interpretasi yang tidak akan meninggalkan teks, dan konteks masa lalu, namun teks dan konteks masa lalu tersebut direkognisi, agar sinkron dengan kondisi zaman modern. Karena teks dan konteks masa lalu, terkadang tidak ditemukan pada zaman modern, namun maksud dari teks dan konteks masanlalu, akan ditemukan di zaman modern. Interpretasi dan pemaknaan hadits akan terasa baru dengan adanya metode kontekstualisasi hadits, yang mana hal tersebut diramu dengan model hermeneutika hadits, asumsinya jika hadits tersebut hanya dipahami secara tekstual, dan hanya konteks masa lalu, sebagian hasilnya semacam bertentangan dengan kondisi saat ini. Maka dari itu, penting melakukan kontekstualisasi hadits pada zaman modern saat ini. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan studi library research Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kontekstualisasi hadis sangat diperlukan pada zaman kontemporer ini sebagai peluang bagi mujtahid kontemporer guna memahami dan menyelesaikan masalah pada hadis bahkan permasalahan di abad modern ini. Kontekstualisasi tersebut perlu menggunakan perangkat, salah satunya adalah hermeneutika.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
5

Maslahah, Khoirul, et Mei Candra Mahardika. « TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN : MELIHAT PERPUSTAKAAN DARI MASA KE MASA ». Journal of Documentation and Information Science 4, no 2 (1 septembre 2020) : 128–36. http://dx.doi.org/10.33505/jodis.v4i2.204.

Texte intégral
Résumé :
Perpustakaan mulai ada sejak manusia mengenal budaya baca dan tulis. Perkembangan perpustakaan dibagi menjadi tiga periodisasi yaitu perpustakaan pada masa lalu, masa sekarang dan hari esok. Konsep perpustakaan masa lalu adalah tempat mengumpulkan buku dan masih menggunakan cara manual untuk layannya. Perpustakaan saat ini adalah perpustakaan yang menggunakan teknologi komputer untuk kegiatannya dan user oriented. Perpustakaan masa depan adalah perpustakaan yang dapat diakses dari mana saja tanpa ada batas ruang dan waktu.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
6

Darmawan, Yusran. « Review Buku : Kuasa : Perkawinan Masa Lalu dan Masa Kini ». ETNOSIA : Jurnal Etnografi Indonesia 2, no 2 (29 décembre 2017) : 247. http://dx.doi.org/10.31947/etnosia.v2i2.2576.

Texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
7

Suharjanto, Gatot. « Konsep Arsitektur Tradisional Sunda Masa Lalu dan Masa Kini ». ComTech : Computer, Mathematics and Engineering Applications 5, no 1 (30 juin 2014) : 505. http://dx.doi.org/10.21512/comtech.v5i1.2644.

Texte intégral
Résumé :
It is known that traditional architectures are a product of human conception full of culture and philosophy, while modern architectural concepts prioritize functionality and simplicity that tends to be simple or quick. Now the architectural concept slowly changes according to the conditions of time, then so is the existence of works of architecture that also changes. This condition can be found in almost major cities in Indonesia, where many houses or buildings built still in traditional architecture theme but combined and matched with modern architecture concept. One of many diverse cultures of Indonesia archipelago architecture that has evolved is West Java. There are a lot of people trying to apply the concept of Sundanese traditional house in their residence. Shifting sacred values in traditional concept seems indeed to be lost along with the differences in modern human civilization.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
8

A'isyah, Siti. « MEMAAFKAN UNTUK PENYELESAIAN KEJAHATAN MASA LALU : ». MAQASHID Jurnal Hukum Islam 4, no 1 (28 mai 2021) : 1–17. http://dx.doi.org/10.35897/maqashid.v4i1.614.

Texte intégral
Résumé :
There are two points by which the theme above becomes necessary, first, the urgency of concerning the topic of holding past crime. Second, concerning the concept of forgiveness in accordance with Islamic doctrine. Forgiveness in Islam is firmly accounted, and even regarded as more honorable than retaliation, in holding past crime. Seeing it through maqsid al-syari’ah (the main goal of Islamic law) or mashlahah, and considering Allah’s right (public’s right) and human’s right (personal right), past crime against humanity is against mashlahah, namely mashlahah dlarury; hifz al-nafs. In fiqh, such a crime is included in qisas in which the perpetrator violates both Allah’s right and human’s right. When the victim forgives him, he is free from the responsibility over the personal right but not the public’s one. To fulfill the latest responsibilty, there are three duties to be done; uncovering the historical truth, confession as well as guarantee of non-recurrence in the future.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
9

Hasanah, Charisma Dian Uswatun, et Tri Kurniati Ambarini. « Hubungan Faktor Trauma Masa Lalu dengan Status Mental Beresiko Gangguan Psikosis Pada Remaja Akhir di DKI Jakarta ». INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental 3, no 2 (25 décembre 2018) : 73. http://dx.doi.org/10.20473/jpkm.v3i22018.73-81.

Texte intégral
Résumé :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan antara faktor yang menyebabkan trauma masa lalu dengan status mental beresiko gangguan psikosis pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif eksplanatori dengan analisis uji korelasi Spearman’s rho dengan 183 subjek, terdiri dari 91 laki-laki dan 92 perempuan dengan kriteria remaja akhir berusia 17-24 tahun yang berdomisili di Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode survey menggunakan kuisioner. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur faktor trauma pada masa lalu adalah kuisioner faktor trauma pada masa lalu, sedangka alat ukur yang mengukur status mental beresiko gangguan psikosis adalah skala identifikasi status mental beresiko gangguan psikosis. Kedua alat ukur dikembangkan oleh Ambarini (2019). Penelitian ini menghasilkan terdapat hubungan signifikan antara faktor trauma masa lalu dengan status mental beresiko gangguan psikosis. Hubungan ini memiliki kekuatan arah positif, artinya apabila seseorang memiliki nilai faktor trauma pada masa lalu yang tinggi maka resiko memiliki status mental beresiko juga akan tinggi.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
10

Prasetyo, Frans Ari. « Bandung dan Pemaknaan Dago dalam Sejarah : Masa Lalu, Masa Kini ». Lembaran Sejarah 15, no 1 (6 septembre 2020) : 64. http://dx.doi.org/10.22146/lembaran-sejarah.59525.

Texte intégral
Résumé :
This article explores the history of Bandung, in particular the Dago street area, as a history of place. It looks into how Bandung include Dago has been defined, its etymology and the way in which the people that inhabit the place use and place meaning to these urban spaces. The article argues that civic meaning is rooted in the historic creation of place. It also looks into civic design and civic reform going through different governmentality from the colonial up into the present period to see how much the meaning of place is both historical but also politic and strategic to the present needs of the people that inhabit it.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

Thèses sur le sujet "Masa lalu"

1

Riotor, Clotilde. « Une réconciliation contestée : l'affaire de la répression de Tanjung Priok : violence, justice et fabrique de l'après-violence en Indonésie (1984-2005) ». Thesis, Paris, EHESS, 2017. http://www.theses.fr/2017EHES0123.

Texte intégral
Résumé :
Pourquoi certains crimes d’État ou de masse sont-ils jugés au sortir d’un régime autoritaire ou d'une guerre civile, tandis que d'autres épisodes de violence voient leur traitement judiciaire en suspens ? Pourquoi passe-t-on parfois par des procédures ou institutions dites de « réconciliation » ? Ces dernières constituent-elles des formes de contournement de la justice ? La thèse tente de répondre à ces questions à l'aune d'un cas de violence survenu en 1984 en Indonésie. Tranchant avec un climat national souvent qualifié d'impunité des auteurs suspectés de violations graves passées, la « tragédie de Tanjung Priok » n'est pas restée sans suites. En 2003, cinq années après la démission de Suharto, quelque quinze militaires qui avaient été déployés sur les lieux lors du massacre furent jugés pour « crimes contre l'humanité » devant un tribunal national ad hoc des droits de l’homme. Or, une charte de « réconciliation », dite charte d'ishlah, se référant au droit islamique, signée avant le procès par les accusés et une partie des victimes, a déclenché une controverse et suscité l'embarras des acteurs institutionnels. Pour comprendre les enjeux de cette « réconciliation », ce travail fait dialoguer une revue comparative des mécanismes de justice transitionnelle à l'échelle internationale, avec un portrait de l'Indonésie en transition et une reconstitution historique des scènes-clés et polémiques ayant marqué l'ensemble d'une l'affaire qui s'étend sur plus de vingt ans. La thèse se démarque des descriptions surplombantes des lendemains de violence en insistant sur les dynamiques locales à l’œuvre sur une temporalité longue, à partir de sources variées (entretiens, tracts, procès, presse), depuis la contestation souterraine de la violence sous Suharto jusqu'aux années 2000. L'approche ici développée se distingue néanmoins des analyses centrées sur le déterminisme des structures pour mettre en lumière les effets de concaténation générés par la mondialisation des pratiques de justice transitionnelle
Why are some state or mass crimes judged in courts after a civil war or the fall of an authoritarian regime, while other episodes of violence see their judicial treatment suspended ? Why do they sometimes go through so-called “reconciliation” procedures or institutions? Are these forms of circumvention of justice ? This thesis is an attempt to answer these questions in the light of a case of violence in 1984 in Indonesia. In full contrast with a national climate often referred to as impunity of suspected perpetrators of serious past violations since the transition, the “tragedy of Tanjung Priok” has not remained without judicial consequences after the fall of Suharto in 1998. In 2003, about fifteen soldiers who were deployed on the scene during the bloody events were charged and tried for “crimes against humanity” before a national ad hoc human rights court. However, a charter of “reconciliation”, called ishlah charter, referring to Islamic law, signed before the trial between suspected perpetrators and some of the victims sparked off a controversy and the embarrassment of institutional actors. To understand the stakes of this “reconciliation”, this work makes an extensive review of the evolutions of transitional justice mechanisms on an international scale dialogue with a portrait of Indonesia in transition and a historical reconstitution of the key scenes and the controversies that have arisen over the course of this whole affair, which extends over more than twenty years. Thus, this thesis departs from disembodied descriptions of post-violence in order to insist on local dynamics at work on a long temporality, this being based on manifold sources (interviews, tracts, trials, press), from underground contests of State violence during Suharto's era up to the 2000s. Yet, it should also be distinguished from analysis in terms of determinism of structures and, conversely, puts the stress on the concatenation effects generated by the globalization of practices of transitional justice
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

Livres sur le sujet "Masa lalu"

1

As, Sumijati. Selisik masa lalu. [Bandung] : Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia, 2007.

Trouver le texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
2

W, Mira. Dikejar masa lalu. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Trouver le texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
3

Aris, Munandar Agus, dir. Jelajah masa lalu. [Jakarta] : Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia, 2002.

Trouver le texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
4

Susanti, Ninie. Patirthan : Masa lalu dan masa kini. Jagakarsa, Jakarta : Wedatama Widya Sastra, 2013.

Trouver le texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
5

Feener, R. Michael, Anthony Reid et Patrick T. Daly. Memetakan masa lalu Aceh. Denpasar, Bali : Pustaka Larasan, 2011.

Trouver le texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
6

Lestari, V. Misteri rumah masa lalu. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2015.

Trouver le texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
7

Koro, Nasaruddin. Makassar terkenang masa lalu. Jakarta : Mitracard Grafika, 2009.

Trouver le texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
8

(Indonesia), Semarang, dir. Semarang : Masa lalu, masa sekarang, dan masa mendatang. [Semarang] : Pemerintah Daerah Kotamadya Dati II Semarang, 1990.

Trouver le texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
9

Suhadi, Hadiwinoto, et Badan Pelestarian Pusaka Indonesia, dir. Nias, dari masa lalu ke masa depan. Jakarta, Indonesia : Badan Pelestarian Pusaka Indonesia, 2008.

Trouver le texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
10

Papua (Indonesia). Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Sejarah Papua masa lalu dan masa kini. [Jayapura] : Pemerintah Provinsi Papua, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, 2010.

Trouver le texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

Chapitres de livres sur le sujet "Masa lalu"

1

Wekke, Ismail Suardi. « Kekhasan IAPIM : Entitas Silaturahmi dan Kontribusi Eksternal ». Dans 42 Tahun IAPIM : Dari Masa Lalu ke Masa Depan. PubPub, 2023. http://dx.doi.org/10.21428/38805d68.f7136c8c.

Texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
2

Ferdinandus Moses. « INTROSPEKTIF EKOLOGIS "CA LÉLÉNG DO, DO LÉLÉNG CA" ». Dans Sastra dan Ekologi. Penerbit BRIN, 2023. http://dx.doi.org/10.55981/brin.304.c593.

Texte intégral
Résumé :
Dalam kajian ini, hubungan antara puisi dan ekologi muncul dalam puisi Ca Léléng Do, Do Léléng Ca ‘Satu Sama dengan Banyak, Banyak Sama dengan Satu’, sebuah puisi berbahasa Manggarai, NTT karya Inosensius Sutam. Pembahasan dalam kumpulan puisi ini menggunakan pendekatan pembacaan hermeneutik, yaitu pembacaan ulang dengan memberikan tafsiran berdasarkan konvensi sastra. Konvensi sastra itu, di antaranya yaitu konvensi ketaklangsungan ucapan (ekspresi) puisi. Kemudian dikaitkan dengan pandangan dunia pengarang. Tentang refleksi masa lalu menyoalkan keintiman manusia dengan alam.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
3

Untung Sugiharto, Aditya Dwi Permana Putra et Ali Arman. « Penentuan Umur dan Laju Pertumbuhan Karang Porites lobata di Wakatobi dan Teluk Lampung Menggunakan Sinar-X ». Dans Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Isotop dan Radiasi 2021 : Peran Isotop dan Radiasi untuk Indonesia yang Berdaya Saing. Penerbit BRIN, 2023. http://dx.doi.org/10.55981/brin.690.c649.

Texte intégral
Résumé :
Karang masif Porites lobata menyimpan informasi perubahan lingkungan disekitarnya, penentuan lingkaran tahun pada kerangka karang akan menggambarkan umur dan laju pertumbuhan karang sebagai parameter waktu untuk mempelajari perubahan iklim yang terjadi pada masa lalu. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pertumbuhan karang Porites lobata menggunakan radiografi sinar-X di Wakatobi dan teluk Lampung. Sampel karang diperoleh menggunakan bor pneumatik dengan penggerak tabung selam berdiameter 5 cm, sampel karang kemudian dipotong menjadi lempengan setebal 5 mm. Lempengan sampel karang dibersihkan dari senyawa organik dan jaringan karang dengan larutan asam peroksida dan kemudian direndam dalam bejana ultrasonik yang diisi air Mili-Q. Selanjutnya, sampel di keringkan pada suhu 60oC selama lima hari. Lempengan sampel karang dipindai radiografi sinar-X pada energi 30 keV selama tiga detik. Hasil pindaian sinar-X dianalisis menggunakan perangkat lunak ImageJ dalam penentuan umur, arah pertumbuhan, dan laju pertumbuhan. Diperoleh hasil laju pertumbuhan pada sampel Taman Nasional Wakatobi dan Teluk Lampung, yaitu 12,58 + 3,71 mm/tahun dan 10,38 + 3.78 mm/tahun, hal ini mungkin dipengaruhi oleh kondisi alam Arus Lintas Indonesia di area Taman Nasional Wakatobi dan aktivitas antropogenik di Teluk Lampung.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
4

Sastri Sunarti, Atisah et Jonner Sianipar. « REKONSTRUKSI MAJAPAHIT DALAM CERITA LISAN NTB, KALIMANTAN SELATAN, DAN SUMATRA UTARA : PERSPEKTIF SEJARAH LISAN ». Dans PROSIDING SEMINAR NASIONAL BAHASA DAN SASTRA KEBINEKAAN DALAM PERSPEKTIF BAHASA DAN SASTRA. Penerbit BRIN, 2022. http://dx.doi.org/10.55981/brin.305.c417.

Texte intégral
Résumé :
Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian Rekonstruksi Jejak Majapahit dalam Cerita Lisantahun lalu dengan perluasan wilayah pengamatan data di tiga wilayah yakni Nusa Tenggara Barat(NTB), Kalimantan Selatan, dan Sumatra Utara. Penelitian mengenai Majapahit selama ini lebihbanyak dibahas dari sudut pandang sejarah dan arkeologi belaka. Aspek cerita lisan yang tersimpandalam ingatan para tetua adat dan masyarakat hampir belum pernah dibahas dan diteliti. Penelitianini bertujuan menggali cerita lisan Majapahit yang berada di luar pusat kekuasaan Majapahit diJawa (Trowulan) melalui pendekatan kualitatif dan kajian lapangan. Data digali dari informankunci dan informan pendukung dengan teknik wawancara mendalam serta perekaman audiodan visual. Cerita lisan yang berhasil dikumpulkan direkonstruksi untuk menemukan hubunganMajapahit dengan daerah penelitian. Cerita lisan dengan berbagai versi tersebut menggambarkanhubungan daerah penelitian dengan Majapahit pada masa lalu, termasuk sejarah lisan daerahitu sendiri. Rekonstruksi terhadap cerita lisan Jejak Majapahit ini juga memperkuat pandanganmengenai keindonesian kita sebagai bangsa bhari ini yang ternyata sudah dibentuk sejak kehadiranMajapahit di Nusantara dan bukan dibentuk oleh penjajah Belanda sebagaimana yang diajarkandalam sejarah tertulis selama ini di ruang sekolah.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
5

Widyanningtyas, Mia Dwianna. « Idealisme Wartawan dalam Pusaran Bisnis Media : Runtuhnya Dinding Api ». Dans Idealisme Jurnalis & ; Inovasi Model Bisnis Industri Media, 165–76. Lembaga Penelitian, Publikasidan Pengabdian Masyarakat (LP3M) LSPR, 2022. http://dx.doi.org/10.37535/20320220111.

Texte intégral
Résumé :
Duapuluh lima tahun lalu, saat saya menjadi wartawan, saya tidak pernah dipusingkan dengan urusan “idealisme”. Hal ini karena dalam setiap tugas liputan, dalam benak saya hanya ada satu tujuan yakni selalu ingin membuat berita yang baik, yang memenuhi unsur nilai berita dan tentu saja eksklusif. Hingga saya keluar dari profesi wartawan, saya tidak pernah tahu dan tidak pernah bersinggungan dengan urusan bisnis media tempat dimana saya bekerja. Kondisiini dimungkinkan karena pada masa itu kami, para wartawan, tidak pernah terlibat dengan urusan iklan dan memang tidak perlu tahu pendapatan media. Kala itu, ada sebuah garis batas yang dalam jurnalisme dikenal dengan istilah dinding api (firewall).
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
6

Sastri Sunarti. « TRADISI LISAN POU HARI DALAM PENDEKATAN EKOKRITIK ». Dans Sastra dan Ekologi. Penerbit BRIN, 2023. http://dx.doi.org/10.55981/brin.304.c595.

Texte intégral
Résumé :
Melalui pendekatan ekokritik, tulisan ini menguraikan tradisi lisan Pou Hari dari Alor, Nusa Tenggara Timur yang memiliki kepercayaan kepada makhluk laut yang diangap memiliki hubungan dengan makhluk darat pada masa lalu. Hubungan tersebut merupakan hubungan yang harmonis yang ditandai dengan kepercayaan bahwa manusia darat dapat berkunjung ke dasar lautan dan sebaliknya manusia laut dapat menghadiri pesta lego-lego di daratan. Namun, hubungan harmonis itu pada suatu saat pecah karena kelalaian manusia memegang janji untuk tidak menyakiti makhluk laut yang sedang ikut pesta lego-lego tersebut. Berdasarkan mitologi tersebut kemudian suku Manglolong menjadikannya sebagai tradisi Pou Hari yang sejatinya adalah upacara penghormatan kepada alam khususnya laut dan isinya.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
7

Marrisa Arlinkha Ega Putri, Rizka Fitriana, Marapendi Hasibuan et Maman. « Analisis Perubahan Nilai Laju Dosis Terhadap Variasi Densitas Produk pada Iradiator Karet Alam ». Dans Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Isotop dan Radiasi 2021 : Peran Isotop dan Radiasi untuk Indonesia yang Berdaya Saing. Penerbit BRIN, 2023. http://dx.doi.org/10.55981/brin.690.c652.

Texte intégral
Résumé :
Iradiator Karet Alam merupakan fasilitas iradiasi yang dibangun tahun 1986 dengan memanfaatkan radiasi pengion Co-60. Iradiasi merupakan salah satu teknologi pengurangan jumlah mikroba dalam produk yang dapat memperpanjang masa simpan produk tersebut tanpa menghasilkan residu. Berbagai produk sudah diiradiasi di IRKA, seperti bahan dasar pangan, herbal, hingga alat kesehatan. Variasi jenis produk tersebut menimbulkan variasi densitas yang akan berpengaruh pada ketepatan dosis. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada pengaruh perubahan nilai laju dosis terhadap densitas, di mana nilai laju dosis ini yang menjadi acuan dalam penentuan waktu iradiasi produk. Metode penelitian yang digunakan berupa dose mapping untuk mengetahui persebaran dosis serap pada produk dan mengetahui titik maksimum dan minimum pada produk. Produk yang digunakan adalah dummy berupa sekam dan campuran sekam pasir untuk mendapatkan variasi tiga densitas, yakni 0,1 g/cm3; 0,3 g/cm3 dan 0,5 g/cm3. Produk diiradiasi dengan waktu yang sama pada posisi front di iradiator gamma Karet Alam (IRKA) pada aktivitas 36.249,15 Ci. Dari hasil penelitian didapatkan hubungan antara perubahan nilai laju dosis rata-rata terhadap variasi densitas berupa garis linier dengan fungsi negatif, yakni y = -0,325x + 1,3508 dengan nilai R2 = 0,998 yang bermakna bahwa semakin besar densitas maka nilai laju dosis yang diperoleh akan lebih kecil. Hal tersebut terlihat pada perubahan nilai laju dosis rata-rata pada densitas 0,1 g/cm3 terhadap 0,3 g/cm3 dan densitas 0,3 g/cm3 terhadap 0,5 g/cm3 mengalami penurunan sekitar 4,8 % hingga 5,3%. Sedangkan penurunan nilai laju dosis yang signifikan, yaitu pada produk dengan densitas 0,1 g/cm3 terhadap densitas 0,5 g/cm3 sebesar 9,8%. Oleh karena itu, dalam proses iradiasi, diperlukan perhitungan waktu radiasi berdasarkan laju dosis untuk variasi densitas tertentu agar didapatkan dosis yang tepat.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
8

Suhartono, Moch. Romli et Dzulfikri Pangestu. « Rancangan Konseptual Kontainer Pengangkutan untuk Limbah Radioaktif Kapsul Fission Product Molybdenum ». Dans Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Isotop dan Radiasi 2021 : Peran Isotop dan Radiasi untuk Indonesia yang Berdaya Saing. Penerbit BRIN, 2023. http://dx.doi.org/10.55981/brin.690.c667.

Texte intégral
Résumé :
Merupakan suatu keniscayaan bahwa kegiatan beroperasinya teknologi nuklir akan menimbulkan limbah radioaktif yang memiliki rentang radioaktivitas rendah hingga tinggi. Salah satu pemanfaatan teknologi nuklir yang menghasilkan limbah dengan radioaktivitas cukup tinggi adalah produksi radioisotop, khususnya produksi Molybdenum dengan proses fisi di reaktor yang dilakukan oleh PT INUKI. Dari kegiatan tersebut, salah satunya dihasilkan limbah kapsul stainless steel dengan laju dosis yang cukup tinggi sekitar 1 Sv/jam. Agar proses produksi radioisotop dapat tetap berjalan dan menjamin keselamatan pengoperasian fasilitas di PT INUKI maka limbah tersebut harus dikelola dengan mengirimnya ke fasilitas pengelolaan limbah radioaktif milik Pusat Riset dan Teknologi Limbah Radioaktif (PRTLR). Untuk menjamin keselamatan dalam pengangkutan limbah tersebut ke fasilitas PRTLR maka diperlukan kontainer pengangkutan yang memadai untuk mengukung radiasi dan kemudahan penanganan limbah tersebut. Kontainer pengangkutan ini merupakan sub sistem dari fasilitas Penyimpanan Sementara Limbah Aktivitas Tinggi (PSLAT) milik PRTLR. Kontainer pengangkutan didesain menggunakan perangkat lunak MicroShield dengan input data berasal dari survei yang telah dilakukan terhadap limbah kapsul stainless steel yang berada di dalam hotcell PT INUKI. Dalam pemodelan tersebut, digunakan beberapa pilihan material shielding untuk mencapai optimalisasi dari segi biaya dan teknis di lapangan. Dibandingkan dengan menggunakan material kombinasi stainless steel – beton – stainless steel yang membutuhkan ketebalan yang lebih besar, dipilihlah kombinasi material besi – timbal – besi yang lebih optimal dengan ketebalan yang lebih kecil, yaitu masing-masing 0,4 cm – 10 cm - 0,5 cm. Dengan pilihan material dan ketebalan tersebut, dari hasil pemodelan telah memenuhi persyaratan laju dosis untuk pengangkutan, yaitu maksimal 2 mSv/jam.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
9

Suhartono, Moch. Romli et Mochamad Ramdan. « Rancangan Kontainer Penyimpanan Jangka Panjang Hasil Dismantling Zat Radioaktif Terbungkus yang Tidak Digunakan ». Dans Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Isotop dan Radiasi 2021 : Peran Isotop dan Radiasi untuk Indonesia yang Berdaya Saing. Penerbit BRIN, 2023. http://dx.doi.org/10.55981/brin.690.c666.

Texte intégral
Résumé :
Telah dibuat rancangan kontainer untuk menyimpan jangka panjang terhadap hasil dismantling zat radioaktif terbungkus yang tidak digunakan (ZRTTD). Kontainer penyimpanan jangka panjang tersebut perlu dirancang dan dibuat, untuk menjamin keselamatan dan keamanan selama proses penyimpanan ZRTTD. Proses perancangan dilakukan dengan mengidentifikasi persyaratan keselamatan radiasi terhadap sumber radioaktif dan bungkusan zat radioaktif. Sedangkan perhitungan untuk tujuan proteksi radiasi terhadap rancangan kontainer tersebut dilakukan menggunakan perangkat lunak MicroShield 7.02. Dari proses perancangan yang telah dilakukan didapat desain kontainer penyimpanan jangka panjang ZRTTD kategori 3–5 berupa shell drum 200 liter yang didalamnya terdapat blok timbal (Pb) berbentuk silinder dengan diameter 30 cm yang memiliki 6 lubang penyimpanan. Bahan struktur penyusun kontainer tersebut terdiri dari plat baja sebagai bahan struktur drum 200 liter dan 100 liter dengan ketebalan total 0,16 cm, beton cor dengan ketebalan 6,5 cm, serta timbal dengan ketebalan 5 cm. Kapasitas maksimal penyimpanan dari kontainer tersebut adalah 16,80 Ci untuk Cs-137, atau 0,45 Ci untuk sumber Co-60. Jika kontainer hasil rancangan tersebut diisi penuh dengan sumber radioaktif hasil dismantling ZRTTD, maka laju dosis radiasi pada kontak permukaan luar kontainer tidak melebihi 2 mSv/jam. Nilai laju dosis tersebut relatif aman dan memenuhi kriteria bungkusan radioaktif dengan kategori III Kuning.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
10

Pauwels, Simonne. « 7 The Vasu Position and the Sister’s Mana The Case of Lau, Fiji ». Dans Living Kinship in the Pacific, 143–65. Berghahn Books, 2022. http://dx.doi.org/10.1515/9781782385783-009.

Texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

Actes de conférences sur le sujet "Masa lalu"

1

Yondri, Lutfi. « PENELITIAN JEJAK MANUSIA DAN BUDAYA AUSTRONESIA DI SITUS SUBANGLARANG, KABUPATEN SUBANG PANTAI UTARA JAWA BARAT ». Dans Seminar Nasional Arkeologi 2019. Balai Arkeologi Jawa Barat, 2020. http://dx.doi.org/10.24164/prosiding.v3i1.6.

Texte intégral
Résumé :
Proses awal penghunian rumpun Austronesia di wilayah Jawa bagian barat atau khususnya Jawa Barat sampai sekarang masih menjadi misteri. Sebagian ahli berpendapat hal itu sulit ditemukan disebabkan karena situs-situs neolitik awal di pantai utara Jawa Barat telah terkubur oleh di bawah endapan aluvial. Gagasan untuk pencarian lokasi awal pendaratan Masyarakat Austronesia di pantai Utara Jawa sudah dikembangkan sejak beberapa tahun belakangan, termasuk yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional pada November 2015 di daerah Cilamaya (Karawang). Lokasi lain yang patut diduga sebagai bagian dari kawasan hunian awal dari pendaratan Austronesia di masa lalu adalah situs Subanglarang, Kecamatan Binong, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Lokasi tersebut berada di kawasan aliran sungai yang cukup ideal sebagai lokasi hunian pada masa lalu dan berada di ketinggian garis pantai yang termasuk dalam penafsiran para ahli sebagai lokasi hunian masyarakat berbudaya Austronesia pada masa lalu. Untuk menjajaki tinggalan tersebut dilakukan survey dan ekskavasi. Dari hasil dua kegiatan tersebut memberikan beberapa bukti arkeologi berupa sisa rangka manusia dengan temuan serta berupa gigi babi, tembikar selip merah, beliung persegi, dan manik-manik dari berbagai bahan, bentuk, ukuran dan bahan yng terkait erat dengan keberadaan budaya Austronesia pada masa lalu di lokasi tersebut.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
2

Abdul, Nurnaningsih Nico, Sri Sutarni Arifin et Vierta Ramlan Tallei. « Inventarisasi Ragam Pusaka Arsitektur Masa Lalu pada Kawasan Kota Tua Gorontalo ». Dans Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia 6. Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia, 2017. http://dx.doi.org/10.32315/ti.6.i025.

Texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
3

Hendayana, Yayat. « TEKS DAN KONTEKS DALAM JEJAK BUDAYA TAKBENDA STUDI KASUS : BABASAN DAN PARIBASA SUNDA ». Dans Seminar Nasional Arkeologi 2019. Balai Arkeologi Jawa Barat, 2020. http://dx.doi.org/10.24164/prosiding.v3i1.24.

Texte intégral
Résumé :
Babasan (perumpamaan) dan paribasa (peribahasa) yang terdapat dalam bahasa Sunda, merupakan warisan budaya takbenda yang masih tetap hidup dan digunakan oleh masyarakat Sunda hingga saat ini. Bahasa Sunda termasuk rumpun bahasa-bahasa Austronesia, yang mempunyai hubungan erat dengan rumpun bahasa Austro-Asia. Keduanya disebut sebagai rumpun bahasa Austris. Bahasa Sunda merupakan anggota dari keluarga bahasa yang besar dan penting sekali di dunia. Bahasa Sunda mengenal tiga tahapan perkembangan, yaitu bahasa Sunda Buhun (kuno), bahasa Sunda Klasik (peralihan) dan bahasa Sunda Kiwari (Masa Kini), yaitu bahasa Sunda yang mulai digunakan sejak tahun 1900-an, ketika kolonialisme Belanda mulai melancarkan politik balas budi (politik etis). Sejak saat itulah awal mula berkembangnya perumpamaan dan pribahasa dalam bahasa Sunda, yang masih tetap digunakan di zaman kini. Babasan dan paribasa tersebut merupakan teks yang diciptakan oleh para leluhur (Sunda) ketika itu, yang sudah tentu disesuaikan dengan kebutuhan zamannya, dengan konteksnya. Zaman sudah berubah. Konteks pun berubah pula. Babasan dan paribasa produk para leluhur Sunda itu tentu saja tidak semuanya cocok untuk digunakan pada masa sekarang, yang sudah jauh berubah dari masa lalu. Pikiran bahwa semua produk masa lalu bersifat adiluhung (berkualitas sangat tinggi) tidak sepenuhnya benar.. Terhadap babasan dan paribasa yang merupakan produk masa lalu itu harus dilakukan langkah-langkah penyesuaian bertahap agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari zaman kini. Langkah-langkah bertahap itu ialah: (1) reseleksi, (2) redeskripsi, (3) reorientasi, dan (4) reimplementasi.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
4

Yondri, Lutfi. « Menggali Nilai Kepemimpinan dan Nilai Kemasyarakatan Masa Lalu dari Tinggalan Budaya Pengagungan Leluhur ». Dans SEMINAR ARKEOLOGI NASIONAL 2018. BALAI ARKEOLOGI JAWA BARAT, 2019. http://dx.doi.org/10.24164/prosiding18/08.

Texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
5

Sulistyo, Ary. « PERSEBARAN SITUS-SITUS MEGALITIK DI LERENG TENGGARA GUNUNG SLAMET : BUKTI DETERMINISME MANUSIA INDONESIA PADA LINGKUNGAN ». Dans Seminar Nasional Arkeologi 2019. Balai Arkeologi Jawa Barat, 2020. http://dx.doi.org/10.24164/prosiding.v3i1.9.

Texte intégral
Résumé :
Megalitik merupakan salah satu bukti dari budaya Austronesia yang masih ada di wilayah Indonesia sejak millennium pertama sebelum masehi. Situs-situs megalitik yang ditemukan di lereng Tenggara Gunung Slamet, Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah ini adalah bukti determinime lingkungan manusia pada masa lalu. Penelitian dengan metode deskriptif kualitatif menunjukkan bahwa situs-situs dengan jarak ke sumber air (sungai atau mata air) kurang dari 100 m (7 situs), ketinggian 100-500 m (9 situs), kelerengan 15-25% (6 situs), batuan kuarter muda (Qvs) (8 situs) dan bentuk medan perbukitan bergelombang (Pgl) (7 situs) dengan tinggalan berupa menhir, lumpang dan punden berundak, meja batu, pagar batu, jalan batu dan batu telur. Situs-situs tersebut menunjukkan karakter situs campuran (pemujaan dan penguburan), situs pemujaan dan situs objek tunggal. Praktek-praktek pemujaan terhadap nenek moyang masih tetap dijalankan dalam bentuk yang sederhana maupun kompleks di Indonesia. Nilai keberlanjutan dari situs dan budaya megalitik adalah kearifan lokal seperti toleransi dan gotong royong
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
6

Nadia, Adli, et Doni Fireza. « PROSES DESAIN MUSEUM SITUS PENINGGALAN PERADABAN AUSTRONESIA SEBAGAI MEDIA KONSERVASI DAN TUJUAN WISATA ARKEOLOGI ». Dans Seminar Nasional Arkeologi 2019. Balai Arkeologi Jawa Barat, 2020. http://dx.doi.org/10.24164/prosiding.v3i1.25.

Texte intégral
Résumé :
Situs arkeologi yang merupakan salah satu rute migrasi manusia preshistoris berjumlah sangat banyak di pulau Jawa. Situs ini memiliki kandungan yang sangat berharga dari sisi ilmu pengetahuan hingga potensi pariwisata, namun seringkali dua hal diatas berjalan secara bertolak belakang. Apabila ditinjau dari ilmu pengetahuan, aset-aset bersejarah tersebut seharusnya dipreservasi dan dikonservasi agar jejak-jejak peradaban masa lalu dapat terus ditelusuri, sedangkan apabila ditinjau dari pariwisata, semakin banyak wisatawan yang datang artinya potensi rusaknya aset-aset bersejarah baik disengaja maupun tidak disengaja juga akan semakin tinggi, padahal sumbangan pendapatan daerah dari kunjungan wisatawan ini tergolong signifikan bagi pertumbuhan ekonomi kawasan dan dibutuhkan untuk mendanai penelitian dan peratawan situs terkait. Riset ini bertujuan untuk menggali sebuah model proses perancangan museum yang kontekstual dan sekaligus berfungsi untuk preservasi dan konservasi sekaligus mewadahi pariwisata. Metoda penelitian yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah gabungan dari interpretasi historis dan fenomenologi serta gabungan dengan metoda berpikir matematis untuk mendapatkan kemungkinan terbaik dalam merespon konteksnya.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
7

Kirana, Ayu Dipta, et Fajar Aji Jiwandono. « Indonesian Museum after New Order Regime : The Representation that Never Disappears | Museum Indonesia Selepas Orde Baru : Representasi Rezim yang Tak Pernah Hilang ». Dans The SEAMEO SPAFA International Conference on Southeast Asian Archaeology and Fine Arts (SPAFACON2021). SEAMEO SPAFA, 2021. http://dx.doi.org/10.26721/spafa.pqcnu8815a-33.

Texte intégral
Résumé :
Indonesia marked a new era, known as the Reformation Era, in 1998 after the downfall of Suharto, the main face of the regime called the New Order (Orde Baru) and ran the government from 1966 to 1998. This long-run government creates certain structures in many sectors, including the museum sector in Indonesia. Suharto leads the government in a totalitarian manner, his power control over many layers, including the use of museums as regime propaganda tools. The propaganda in the museums such as a standardized storyline, the use of historical versions that are approved by the government, and the representation of violence through the military tale with the nation’s great enemy is made for the majority of museums from the west to east Indonesia at that time. Thus, after almost two-decade after the downfall of the New Order regime how Indonesian museum transform into this new era? In the new democratic era, museum management is brought back to the regional government. The museums are encouraged to writing the local history and deconstruct the storyline from the previous regime. Not only just stop there, but there are alsomany new museums open to the public with new concepts or storylines to revive the audience. Even, the new museum was also erected by the late president’s family to rewrite the narration of the hero story of Suharto in Yogyakarta. This article aims to look up the change in the Indonesian museum post-New Order regime. How they adjust curatorial narration to present the storyline, is there any change to re-write the new narrative, or they actually still represent the New-Order idea along with the violence symbolic that never will deconstruct. Indonesia menandai masa baru yang dikenal sebagai masa reformasi pada tahun 1998 dengan tumbangnya Soeharto yang menjadi wajah utama rezim yang dikenal dengan sebutan Orde Baru ini. Pemerintahan Orde Baru telah berlangsung sejak tahun 1966 hingga 1998 yang mengubah banyak tatanan kehidupan, termasuk sektor permuseum di Indonesia. Corak pemerintahan Orde Baru yang condong pada kontrol dan totalitarian mengantarkan museum sebagai kendaraan propaganda rezim Soeharto. Dimulai dari narasi storyline yang seragam di seluruh museum negeri di Indonesia hingga kekerasan simbolik lewat narasi militer dan musuh besar bangsa. Lalu setelah hampir dua dekade era reformasi di Indonesia bagaimana perubahan museum di Indonesia? Pada era demokrasi yang lebih terbuka, pengelolaan museum dikembalikan kepada pemerintah daerah dan diharapkan untuk dapat menulis kembali sejarah lokal yang baru. Tak berhenti disitu, banyak museum-museum baru yang tumbuh berdiri memberikan kesegaran baru namun juga muncul museum yang berbau rezim Orde Baru turut didirikan sebagai upaya menuliskan narasi.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
8

Dafrina, Armelia, Deassy Siska et Maulana Hakiki. « Identifikasi Pengaruh Arsitektur Timur Tengah pada Desain Masjid Raya Pase Panton Labu ». Dans Temu Ilmiah IPLBI 2021. Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia, 2021. http://dx.doi.org/10.32315/ti.9.i023.

Texte intégral
Résumé :
Perkembangan zaman memberikan pengaruh pada seni arsitektur, salah satunya perkembangan seni arsitektur pada masjid. berdasarkan dari bentuk sebuah masjid mengacu pada sejarah kejayaan dinasti Islam pada masa lampau yang meninggalkan bangunan masjid dengan karakteristik atau ciri-ciri bentuk masjid berdasarkan peninggalan beberapa masa yang berbeda yakni Abbasiyah (Mesir/Mesopotamia), Ummayah (Andalusia/Spanyol), Safavid (Iran), Mughal (India), Utsmaniyah (Turki).Timur Tengah merupakan istilah oleh bangsa Inggris untuk wilayah yang mayoritas umat Islam. Wilayah tersebut disebutkan berdasarkan Menteri Luar Negeri RI adalah Aljazair (Algeria), Arab Saudi, Emiran Arab, Irak, Bahrain, Lebanon, Kuwait, Libya, Mesir, Oman, Maroko, Qatar, Sudan, Palestina, Tunisia, dan Suriah. Masjid Raya Pase diidentifikasikan mendapat pengaruh bentuk dari Arsitektur Timur Tengah, berdasarkan elemen-elemen arsitektur Islam yang terdapat pada Masjid Raya Pase Panton Labu yaitu lengkungan, kubah, minaret, mimbar, mihrab dan ornamen (muqarnas). Wilayah Timur Tengah merupakan periode masjid pada dinasti masa kejayaan Abbasiyah dan Safavid maka karakteristik Masjid Raya Pase mendapat pengaruh masa Abbasiyah dan Safavid yang berkembang di wilayah Timur Tengah. Kata-kunci : identifikasi, elemen arsitektur islam, arsitektur Timur Tengah, masjid raya Pase
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
9

Pratikno, Priyo. « Melankolia Para Korban Gempa tentang Omah Jembar ». Dans Temu Ilmiah IPLBI 2021. Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia, 2021. http://dx.doi.org/10.32315/ti.9.i033.

Texte intégral
Résumé :
Masyarakat korban bencana gempa bumi 2006 Yogyakarta membangun kembali tempat tinggalnya (omah jembar) yang luluh-lantak secara mandiri mereka. Berbagai keterbatasan seperti tenaga kerja, ketrampilan, dan material, mengharuskan mereka menggunakan kembali puing-puing reruntuhan bangunan lama agar omah jembar dapat ditinggali lagi. Rasa kehilangan tempat tinggalnya di depan mata kepala sendiri sangat menyedihkan dan mereka kehilangan (melankolia) baik fisik maupun memori mereka. Makalah ini menjelaskan fenomena melankolia dan laku perkabungannya (mourning) dengan metode kualitatif deskriptif berdasarkan data sekunder. Analisis dilakukan berdasar sekuen temporal beberapa saat setelah gempa dicocokkan dengan kondisi rumahnya yang sekarang. Hasilnya menunjukkan bahwa hunian baru yang mereka buat jauh dari kriteria omah jembar sebagaimana yang mereka ingini. Namun melalui laku melankolia mereka berhasil membangun kembali huniannya, melalui berbagai penyangkalan (disavowal), dalam kategori yang menawarkan kebaruan dan berhasil menyembuhkan luka akibat perkabungannya melalui cara-rara yang fetis. Kata-kunci : omah jembar, membangun dengan puing, melankolia, fetis.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
10

Sofyan, Emma Trinurani, Yuliati Machfud, Oviyanti Mulyani, Dadang Gusyana et Ricardo Parningotan Rajagukguk. « Uji Efektivitas Pupuk An-Organik Ammonium Klorida "BUMI IJO" Terhadap Tanaman Jagung (Zea mays L.) ». Dans Seminar, Expo dan Diskusi (SEEDs) Perbenihan Nasional 2017. Jember : AGROPROSS, National Conference Proceedings of Agriculture, 2017. http://dx.doi.org/10.25047/agropross.2017.41.

Texte intégral
Résumé :
Pengujian Pupuk Ammonium Klorida BUMI IJO ini dilakukan di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Kampus Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Lokasi penelitian memiliki ketinggian 820 m di atas permukaan laut, dan analisis laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Kimia Tanah Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah media tanam berupa tanah mineral Inceptisols. Benih jagung manis (Zea mays L.); Pupuk Anorganik Hara Makro “BUMI IJO” Ammonium Klorida; Pupuk Anorganik Tunggal Urea (45 % N), SP-36 (36 % P2O5), dan KCl (60 % K2O). Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaplikasian pupuk anorganik “BUMI IJO” dengan ¾ dosis anjuran menujukan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan vegetatif tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang dengan perlakuan kontrol. Berdasarkan analisis statistik bobot tongkol dan konversi bobot hasil per hektar tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan E (3/4 dosis anjuran) dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Nilai Nilai Relativitas Agronomi (RAE) tertinggi 171% dicapai oleh perlakuan Pupuk Anorganik “BUMI IJO” ¾ dosis anjuran. Dilihat dari perhitungan “index benefit cost ratio” (IBCR), yaitu berdasarkan bandingan antara penerimaan yang memperoleh perlakuan dikurangi control terhadap pengeluaran yang memperoleh perlakuan dikurangi kontrol, maka pemberian Pupuk Anorganik “BUMI IJO” memperlihatkan nilai-nilai yang relatif tinggi dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Berdasarkan perhitungan B/C, usahatani jagung manis dengan penggunaan Pupuk Anorganik “BUMI IJO” dapat memberikan keuntungan bersih rata-rata 108 sampai 296 persen. Bila dihitung dengan biaya produksi per hektar pada musim penghujan sejak Februari - Juni 2016 dapat memberikan keuntungan bersih 1,08 – 2,96 kali dari modal yang ditanam. Pendapatan usahatani yang relatif tinggi diperoleh pada perlakuan Pupuk Anorganik “BUMI IJO” ¾ dosis anjuran (E) diikuti oleh perlakuan Pupuk Anorganik “BUMI IJO” 1 ¼ dosis anjuran (F) dan kemudian Pupuk Anorganik “BUMI IJO” 1 ½ dosis anjuran (G) lalu yang terakhir adalah perlakuan NPK Standard (B). Masingmasing sebesar Rp 60.480.000; Rp 54.038.880; Rp 53.760.000; dan Rp 47.488.560, selama 4 sampai 5 bulan (termasuk waktu persiapan tanam).
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
Nous offrons des réductions sur tous les plans premium pour les auteurs dont les œuvres sont incluses dans des sélections littéraires thématiques. Contactez-nous pour obtenir un code promo unique!

Vers la bibliographie