Articles de revues sur le sujet « Laboratorium Induk »

Pour voir les autres types de publications sur ce sujet consultez le lien suivant : Laboratorium Induk.

Créez une référence correcte selon les styles APA, MLA, Chicago, Harvard et plusieurs autres

Choisissez une source :

Consultez les 50 meilleurs articles de revues pour votre recherche sur le sujet « Laboratorium Induk ».

À côté de chaque source dans la liste de références il y a un bouton « Ajouter à la bibliographie ». Cliquez sur ce bouton, et nous générerons automatiquement la référence bibliographique pour la source choisie selon votre style de citation préféré : APA, MLA, Harvard, Vancouver, Chicago, etc.

Vous pouvez aussi télécharger le texte intégral de la publication scolaire au format pdf et consulter son résumé en ligne lorsque ces informations sont inclues dans les métadonnées.

Parcourez les articles de revues sur diverses disciplines et organisez correctement votre bibliographie.

1

Sujarwani, Siyam, et Dadang Rusmana. « TEKNIK KULTUR DIATOM (Nitzschia sp.) UNTUK PENYEDIAAN LARVA ABALON (Haliotis squamata) ». Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur 18, no 2 (14 décembre 2020) : 115. http://dx.doi.org/10.15578/blta.18.2.2020.115-117.

Texte intégral
Résumé :
Keberhasilan pembenihan abalon telah menyebar di kalangan masyarakat, yang mana teknologi tersebut diadopsi dari Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan, Gondol-Bali. Beberapa rintisan pemeliharaan abalon yang telah dilakukan adalah transportasi induk, pemeliharaan induk, dan pemijahan induk sampai pemeliharaan larva abalon dalam bak terkontrol. Dalam pemeliharaan larva diperlukan pakan awal yaitu Nitzschia sp. Untuk memenuhi pakan tersebut perlu dilakukan upaya perbaikan kultur Nitzschia sp. skala Laboratorium dan semi massal. Tujuan dari kultur diatom ini untuk mengetahui pertumbuhan dan kepadatan yang dihasilkan, sehingga kebutuhan pakan alami untuk larva abalon tercukupi. Kultur Nitzschia sp. pada skala laboratorium (2 L) menghasilkan kepadatan tertinggi pada hari keenam sebanyak 13.000.000 sel/mL. Sedangkan kultur Nizschia sp. semi massal (20 L) dapat memenuhi kebutuhan pakan alami untuk larva abalon, dengan kepadatan tertinggi pada hari keenam sebesar 8.300.000 sel/mL.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
2

Satyani, Darti. « PERCOBAAN PEMIJAHAN IKAN BOTIA (Botia macracantha Blkr.) DILABORATORIUM ». Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 10, no 5 (7 mars 2017) : 55. http://dx.doi.org/10.15578/jppi.10.5.2004.55-59.

Texte intégral
Résumé :
Percobaan pemijahan ikan botia (Botia macracantha Blkr.) dilakukan di laboratorium Instalasi Riset Budidaya lkan Hias Air Tawar, Depok. Induk botia ukuran panjang standar antara 11-14 cm dengan bobot badan rata-rata 75 g dipelihara dalam 4 (empat) buah bak ukuran 1 x 1 x 0,8 m3 di laboratorium. Bak di laboratorium dilengkapi dengan sistem resirkulasi dan tutup dari fiberglas warna kecoklatan.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
3

Marzuqi, Muhammad, Ketut Sugama, Ketut Suwirya et Zafril Imran Azwar. « PENGARUH FITOSTEROL DALAM PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN YUWANA UDANG PUTIH (Penaeus indicus) ». Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 3, no 4 (7 avril 2017) : 11. http://dx.doi.org/10.15578/jppi.3.4.1997.11-15.

Texte intégral
Résumé :
Percobaan ini bertujuan untuk mengevaluasi kebutuhan fitosterol sebagai substitusi kolesterol dalam pakan terhadap pertumbuhan yuwana udang putih, Penoeus indicus. Percobaan dilakukan di laboratorium pakan dengan menggunakan yuwana dari pemijahan induk udang putih asal tambak.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
4

Fandi, Fandi, Irfan Faozun, Ade Warmansyah et Danyaka Putra Aji. « ANALISA EFESIENSI PURIFIER PADA LABORATURIUM ENGINE HALL SEBAGAI SARANA PELATIHAN PARA PESERTA DIKLAT ». JPB : Jurnal Patria Bahari 1, no 1 (1 septembre 2021) : 56–65. http://dx.doi.org/10.54017/jpb.v1i1.19.

Texte intégral
Résumé :
Dalam sistem purifier berperan penting untuk pemisahan dari air dan kotoran, Fuel Oil Purifier berperan untuk pemisahan air, kotoran, dan serpihan-serpihan metal yang dapat mengakibatkan kerusakan yang fatal pada mesin induk, dikarenakan penting alat tersebut bagi mesin induk maka penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan peserta diklat yang mampu mengopersikan dan merawat fuel oil purifier. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan fasilatas laboratorium Engine Hall yang berada di Politeknik Pelayaran Sorong, memperkenalkan spesifikasi alat, mengoperasikan secara kelompok dan individu sehingga peserta diklat nanti diatas kapal percaya diri dalam megoperasikan dan merawat alat tersebut.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
5

Praptisih, Praptisih. « KARAKTERISTIK BATUAN INDUK HIDROKARBON DAN HUBUNGANNYA DENGAN REMBESAN MINYAK DI LAPANGAN MINYAK CIPLUK, KABUPATEN KENDAL, PROVINSI JAWA TENGAH ». Buletin Sumber Daya Geologi 11, no 2 (30 août 2016) : 133–34. http://dx.doi.org/10.47599/bsdg.v11i2.26.

Texte intégral
Résumé :
Lapangan minyak Cipluk di Cekungan Serayu Utara merupakan lapangan minyak tua jaman Belanda yang telah ditinggalkan, dan belum pernah dilakukan analisis geokimia minyak atau batuan yang diduga sebagai batuan sumber. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik batuan induk dari Formasi Kerek dan Formasi Penyatan dan hubungannya dengan rembesan minyak bumi di Sojomerto. Metodologi yang dilakukan adalah penelitian lapangan dan analisis laboratorium. Dari analisis batuan induk diperoleh nilai Kandungan Organik Karbon (TOC) yang berkisar dari 0,72% sampai 7,97%, yang menunjukan kategori sedang hingga sangat baik untuk mampu membentuk hidrokarbon. Berdasarkan pirolisis rock eval tingkat kematangan thermal dari conto berada dalam kisaran belum matang hingga matang, sedangkan tipe kerogennya termasuk ke dalam tipe III. Hasil analisis geokimia conto minyak menunjukan minyak yang telah mencapai tingkat matang, batuan induk minyak diendapkan pada lingkungan estuarin atau lakustrin dangkal dengan material organik yang berasal dari tumbuhan daratan. Rembesan minyak di Sojomerto tidak mempunyai korelasi geokimia dengan conto batuan induk dari Formasi Kerek atau Formasi Penyatan.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
6

Ilmi, Nisa Nurul, et Aldrin Ramadian. « KARAKTERISTIK GEOKIMIA BATUAN INDUK FORMASI WALAT, KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT ». Buletin Sumber Daya Geologi 13, no 1 (29 mai 2018) : 31–43. http://dx.doi.org/10.47599/bsdg.v13i1.60.

Texte intégral
Résumé :
Kajian karakteristik geokimia batuan induk Formasi Walat di Sukabumi, Jawa Barat merupakan suatu langkah untuk mendapatkan informasi mengenai sistem minyak dan gas bumi yang ada. Lebih lanjut lagi, kajian ini juga diharapkan dapat mengungkap kesamaan sistem minyak dan gas bumi di daerah studi, dengan potensi hidrokarbon terbukti di Cekungan Jawabarat Utara. Kekayaan material organik, tingkat kematangan, serta tipe hidrokarbon yang dihasilkan merupakan parameter penting yang menunjukkan karakter batuan induk secara geokimia. Sistematika pemercontohan singkapan Formasi Walat yang diyakini berpotensi sebagai batuan induk, dianalisis ke laboratorium untuk penyelidikan karakteristik geokimia. Sebanyak tujuh belas percontoh terpilih, dan selanjutnya dianalisis karakter geokimianya melalui parameter Total Organic Carbon dan Rock Eval Pyrolysis (nilai S1, S2, dan S3 beserta turunannya). Berdasarkan tingkat kematangan, semua percontoh berada pada tingkatan matang hingga matang akhir dengan kualitas kerogen tipe III yang menghasilkan gas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Formasi Walat memiliki karakter batuan induk dengan kekayaan sedang hingga sangat baik, dan memiliki potensi untuk menghasilkan hidrokarbon jenis gas. Berdasarkan penemuan sumber batuan induk potensial di formasi ini, maka dapat dikatakan bahwa di daerah studi terdapat sistem minyak dan gas bumi yang setara dengan Cekungan Jawabarat Utara, sehingga eksplorasi migas pada wilayah selatan Jawa Barat menjadi menarik.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
7

Mahdaliana, Mahdaliana, Munawwar Khalil et Nur Aklima. « Induksi maturasi gonad ikan nilem (Ostheochilus hasselti) menggunakan hormon OODEV dengan dosis yang berbeda ». Arwana : Jurnal Ilmiah Program Studi Perairan 4, no 1 (29 mai 2022) : 34–42. http://dx.doi.org/10.51179/jipsbp.v4i1.1199.

Texte intégral
Résumé :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis hormon Oodev yang terbaik untuk mempercepat proses induksi maturasi gonad induk betina ikan nilem (Ostheochilus hasselti). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Universitas Malikussaleh, Aceh Utara dari tanggal 18 Agustus sampai 10 September 2020. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan menggunakan 12 ekor ikan uji dari 4 perlakuan yaitu perlakuan A (0 ml/kg), B (0,3 ml/kg), C (0,5 ml/kg), D (0,7 ml/kg). Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa induksi maturasi gonad pada ikan nilem (Ostheochilus hasselti) menggunakan Oodev dengan dosis perlakuan A (0 mL/kg) menunjukan hasil berbeda sangat nyata dengan perlakuan D (0,7 ml/kg) terhadap tingkat kematangan gonad, indek kematangan gonad, fekunditas, dan diameter telur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan D dengan dosis 0,7 mL/kg menghasilkan nilai terbaik pada indek kematangan gonad (14,59%), fekunditas (39,923 butir), dan diameter telur (0,82 mm).
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
8

Ghufriati, Ghufriati. « PEMERIKSAAN KUALITAS BIJI SEBAGAI FAKTOR KEBERHASILAN PERBANYAKAN ANGGREK PADA PRAKTIKUM MAHASISWA DI LABORATORIUM KULTUR JARINGAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH ». LUMBUNG 19, no 2 (31 août 2020) : 90–97. http://dx.doi.org/10.32530/lumbung.v19i2.230.

Texte intégral
Résumé :
Tabur Biji Anggrek adalah salah satu materi praktikum yang diajarkan kepada mahasiswa Budidaya Tanaman Pangan dan Manajemen Pertanian. Masalah yang ditemukan yaitu rendahnya persentase biji yang berkecambah setelah dilakukan penaburan biji dalam media agar, sehingga media dan bahan lainnya terbuang. Penelitian ini bertujuan menemukan solusi untuk meningkatkan keberhasilan perkecambahan biji dan pertumbuhan bibit anggrek yang ditanam secara kultur jaringan dalam praktikum Tabur Biji Anggrek. Penelitian dilakukan di Laboratorium Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh pada bulan April 2017 sampai September 2019. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dan 2 ulangan. Data diambil dari hasil praktikum mahasiswa. Perlakuan A tanaman induk tidak terpelihara baik, tidak ada pemeriksaan kualitas biji, perlakuan B tanaman induk terpelihara, tidak ada pemeriksaan kualitas biji, dan perlakuan C tanaman induk terpelihara baik, 1 bulan sebelum panen dipelihara dilaboratorium dan dilakukan pemeriksaan kualitas biji dengan mikroskop. Hasil terbaik didapat pada perlakuan C, dengan persentase perkecambahan biji sekitar 90%, setelah 9 bulan disimpan dalam botol kultur planletnya dapat disubkultur dan diaklimatisasi.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
9

Praptisih, Praptisih, et Kamtono Kamtono. « KARAKTERISTIK BATUAN INDUK HIDROKARBON FORMASI CIBULAKAN DI DAERAH PALIMANAN, CIREBON, JAWA BARAT ». Buletin Sumber Daya Geologi 9, no 1 (8 mai 2014) : 34–47. http://dx.doi.org/10.47599/bsdg.v9i1.119.

Texte intégral
Résumé :
Penelitan batuan induk hidrokarbon yang dilakukan pada Formasi Cibulakan didaerah Palimanan, Cirebon bertujuan untuk memperoleh data permukaan endapan klastik berbutir halus serta karakteristik litofasies yang diduga sebagai batuan induk hidrokarbon. Metode yang dipakai adalah penelitian lapangan dan laboratorium. Penelitian lapangan meliputi pengamatan stratigrafi detil dan pengambilan conto batuan, sedang analisis laboratorium terdiri dari analisis kandungan Total Organic Carbon dan analisis Pirolisis Rock Eval. Hasil analisis Total Organic Carbon terhadap 17 conto batulempung dan batulanau yang diambil dari Formasi Cibulakan menunjukkan nilai berkisar 0,27-4,43%, dan umumnya mempunyai potensi membentuk hidrokarbon dalam katagori rendah hingga sangat baik. Pirolisis Rock Eval dilakukan terhadap 9 conto yang berpotensi membentuk hidrokarbon dan memperlihatkan nilai T sebesar 331-557°C. Nilai yang menunjukkan tingkat kematangan termal sebanyak 6 conto dinyatakan matang hingga pasca matang dengan nilai T max berkisar 445-557°C, sedang 3 conto lainnya belum matang dengan nilai T sebesar 331-362°C. Nilai Hydrogen Index berkisar 3-338 mg Hydrocarbon/g Total Organic Carbon, dan berada dalam fasies BC, CD dan D. Batuan induk tersebut dapat menghasilkan minyak dalam kuantitas sedang dan gas dalam kuantitas kecil. Potensi hidrokarbon di daerah penelitian menunjukkan kategori kekayaan material organik rendah hingga sangat baik, dengan kerogen termasuk tipe II dan III. Kualitas batuan sumber berdasarkan nilai Hydrogen Index termasuk dalam kategori gas prone dan oil prone.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
10

Sodiq, Fajar, et Moh Heri Hermiyanto Z. « Potensi Batuan Induk Hidrokarbon di Cekungan Mesozoikum Embaluh Utara,Daerah Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur ». Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral 22, no 1 (29 mars 2021) : 33. http://dx.doi.org/10.33332/jgsm.geologi.v22i1.566.

Texte intégral
Résumé :
Cekungan Embaluh Utara merupakan cekungan Mesozoikum yang berada di wilayah Kalimantan Utara. Cekungan ini mempunyai sangat sedikit data terutama tentang potensi hidrokarbon. Beberapa analisis laboratorium yang digunakan dalam penelitian ini adalah TOC dan Rock Eval Pyrolysis. Berdasarkan hasil analisis TOC dan Rock-Eval Pirolisis (REP) serta pengeplotan pada diagram S2 vs TOC dan HI vs Tmax seluruh percontoh juga menunjukkan batuan memiliki kualitas kerogen Tipe II/III,Tipe III, dan Tipe IV. Kematangan batuan induk berada pada kisaran belum matang sampai lewat matang. Secara garis besar serpih Formasi Mentarang dan Formasi Sebakung memiliki potensi sebagai batuan induk di Cekungan Embaluh Utara.Katakunci: Kalimantan Utara, Embaluh Utara, Formasi Mentarang, tipe kerogen, hidrokarbon.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
11

Praptisih, Praptisih. « GEOKIMIA BATUAN INDUK HIDROKARBON FORMASI CINAMBO DI DAERAH SUMEDANG, JAWA BARAT ». Buletin Sumber Daya Geologi 12, no 3 (29 novembre 2017) : 144–53. http://dx.doi.org/10.47599/bsdg.v12i3.48.

Texte intégral
Résumé :
Penelitian geokimia batulempung telah dilakukan pada Formasi Cinambo di wilayah Kabupaten Sumedang, dengan tujuan untuk mengetahui karakter batuan induk dan biomarker ekstrak batuan serta hubungannya dengan rembesan minyak di daerah Majalengka. Metode yang dilakukan adalah penelitian lapangan dan analisis laboratorium yang meliputi analisis Total Organic Carbon (TOC), pirolisis Rock Eval dan Gas Chromatography Mass Spectrometry (GCMS). Penelitian lapangan meliputi pengamatan litostratigrafi Formasi Cinambo pada Sungai Cinambo dan Cisaar serta pengambilan percontoh untuk analisis laboratorium. Hasil analisis dari 16 percontoh batulempung Formasi Cinambo menunjukkan nilai TOC 0,32-1,47% yang berpotensi rendah hingga baik untuk membentuk hidrokarbon. Material organik di daerah penelitian termasuk dalam kerogen tipe III, berdasarkan diagram TOC vs Hydrogen Index (HI). Tingkat kematangan 4 percontoh mengindikasikan kondisi belum matang (immature), 6 percontoh termasuk matang dan 6 percontoh lainnya tidak terdeteksi. Berdasarkan nilai HI, yaitu 2-90, dapat menghasilkan gas dengan kuantitas kecil. Hasil biomarker ekstrak batuan Formasi Cinambo menunjukkan tidak ada korelasi positif dengan rembesan minyak di daerah Majalengka.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
12

Mila, Nor, et Lilin Ika Nur Indahsari. « Preferensi Lalat Buah (Drosophila melanogaster) Terhadap Berbagai Macam Substrat ». Jurnal Penelitian Sains dan Pendidikan (JPSP) 3, no 2 (30 octobre 2023) : 173–79. http://dx.doi.org/10.23971/jpsp.v3i2.7227.

Texte intégral
Résumé :
Lalat buah (Drosophila melanogaster) merupakan hama bersifat polifag yang menjadi penyebab masalah kesehatan manusia dan dapat menurunkan produksi buah-buahan dan juga sayuran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesukaan (preferensi) lalat buah terhadap berbagai jenis substrat alami sebagai media inangnya. Metode penelitian yang digunakan adalah choice test dengan menggunakan jenis substrat yang berbeda-beda yaitu buah pisang kepok, kulit buah pisang kepok, nasi basi, kue basah, dan sayur labu. Penelitian dilakukan di Laboratorium Struktur dan Perkembangan, Tadris Biologi, IAIN Palangka Raya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indukkan lalat buah yang paling banyak menghinggapi substrat yaitu 12 induk pada substrat buah pisang, 8 induk pada kulit pisang, dan 1 induk dari ketiga substrat lainnya yaitu nasi basi, kue basah dan sayur labu. Dapat disimpulkan bahwa substrat buah pisang kepok merupakan substrat yang paling disukai oleh lalat buah karena mengandung zat-zat fermentasi yang memiliki aroma kuat, sehingga lalat buah tertarik untuk menghinggapinya.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
13

Kholidah, Hani, Moch Arifin et Bakti Wisnu Widjajani. « WATER QUALITY POLLUTION INDEX ANALYSIS IN DOWNSTREAM OF PORONG SUB-WATERSHED, JABON DISTRICT, SIDOARJO REGENCY ». AQUASAINS 11, no 1 (5 novembre 2022) : 1189. http://dx.doi.org/10.23960/aqs.v11i1.p1189-1200.

Texte intégral
Résumé :
Sungai Porong atau disebut Sub-DAS Porong merupakan bagian dari Sungai Brantas yang telah berubah fungsi sebagai tempat pembuangan lumpur panas Porong. Adanya bencana lumpur ini membuat perubahan yang mempengaruhi kondisi air di sungai, sawah, tambak, dan pemukiman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air dan indeks pencemaran kualitas air pada berbagai jenis penggunaan lahan berdasarkan kondisi di sekitar muara sungai, penelitian ini dilakukan di Porong pada berbagai jenis penggunaan lahan berdasarkan kondisi di sekitar muara sungai. Penelitian ini dilakukan di Sub DAS Porong Hilir, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, sedangkan Laboratorium Analisis dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian dan Laboratorium Teknik Lingkungan UPN “Veteran” Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan metode indeks pencemaran kualitas air yang tertuang dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003. Kualitas air pada DAS mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, sedangkan pengambilan sampel air mengacu pada SNI 6989.57:2008. Nilai indeks pencemaran air menunjukkan bahwa penggunaan lahan termasuk dalam kategori tercemar ringan dengan hasil perhitungan sebesar 0,740 (Kolam), 1,007 (sawah), 1,107 (Sungai Induk), dan 1,461 (Pemukiman). Indeks kualitas air di permukiman sangat berpengaruh, hal ini disebabkan oleh degradasi biologis fungsi lahan. Selain itu, di sungai tersebut terdapat pembuangan limbah domestik dan industri setempat. 2008. Nilai indeks pencemaran air menunjukkan bahwa tata guna lahan termasuk dalam kategori tercemar ringan dengan hasil perhitungan sebesar 0,740 (Kolam), 1,007 (sawah), 1,107 (Sungai Induk), dan 1,461 (Pemukiman). Indeks kualitas air di permukiman sangat berpengaruh, hal ini disebabkan oleh degradasi biologis fungsi lahan. Selain itu, di sungai tersebut terdapat pembuangan limbah domestik dan industri setempat. 2008. Nilai indeks pencemaran air menunjukkan bahwa tata guna lahan termasuk dalam kategori tercemar ringan dengan hasil perhitungan sebesar 0,740 (Kolam), 1,007 (sawah), 1,107 (Sungai Induk), dan 1,461 (Pemukiman). Indeks kualitas air di permukiman sangat berpengaruh, hal ini disebabkan oleh degradasi biologis fungsi lahan. Selain itu, di sungai tersebut terdapat pembuangan limbah domestik dan industri setempat.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
14

Sukmawan, Yan, Bambang Utoyo, Dewi Riniarti et Riswansyah Riswansyah. « Pengaruh Pupuk NPK pada Pertumbuhan Tanaman Induk Lada (Piper nigrum L.) Tahun Kedua ». AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian 7, no 1 (6 juin 2022) : 70. http://dx.doi.org/10.35329/agrovital.v7i1.2159.

Texte intégral
Résumé :
Pohon induk merupakan tanaman yang ditanam pada areal tertentu sebagai sumber bahan tanam. Pemberian pupuk dengan dosis yang cukup pada tanaman lada diperlukan untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan mendapatkan dosis pupuk NPK yang terbaik bagi pertumbuhan tanaman induk lada tahun kedua. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Analisis Kimia Politeknik Negeri Lampung. Penelitian dimulai pada Oktober 2019 sampai dengan Agustus 2020. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal dengan empat perlakuan dan setiap percobaan diulang tiga kali sehingga terdapat 12 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri atas tiga tanaman. Perlakuan dosis pupuk NPK terdiri atas tiga taraf, yaitu 287,5 g.tanaman-1.tahun-1 (P1), 575 g.tanaman-1.tahun-1 (P2), 862,5 g.tanaman-1.tahun-1 (P3), dan sebagai kontrol menggunakan pupuk tunggal dengan dosis pupuk yaitu urea sebesar 200 g.tanaman-1.tahun-1, SP-36 96 g.tanaman-1.tahun-1,dan KCl 40 g.tanaman-1.tahun-1 (P0).Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK sampai dosis tertinggi belum mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman induk lada pada tahun kedua, kecuali pada indeks kehijauan daun dosis 575 g.tanaman-1.tahun-1 dengan nilai rata-rata tertinggi 41,42.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
15

Bempa, Siti Hadijah Lamato. « Karbon Aktif Teraktivasi ZnCl2 sebagai Adsorben Logam Fe(III) Di Limbah Laboratorium Universitas Negeri Gorontalo ». Jambura Journal of Chemistry 2, no 1 (23 juillet 2020) : 17–26. http://dx.doi.org/10.34312/jambchem.v2i1.7055.

Texte intégral
Résumé :
Limbah laboratorium kimia merupakan limbah B3 mengandung unsur logam berat seperti besi (Fe) yang dihasilkan dari aktivitas praktikum dan penelitian. Penelitian ini bertujuan menganalisa kemampuan karbon aktif ampas tebu teraktivasi ZnCl2 sebagai adsorben logam Fe(III) pada limbah laboratorium Universitas Negeri Gorontalo. Karbon aktif dikarakterisasi kadar air, kadar abu, daya adsorpsi, serta analisis FTIR, SEM, XRD. Aplikasi menggunakan metode adsorpsi dengan pengompleks 0,5 mL KSCN 2M ditambah 0,3 mL HNO3 4M dan absorbansi diukur dalam Spektrometer UV-Visible. Nilai absorbansi dari hasil pengukuran larutan standar dengan variasi konsentrasi 0.1, 0.3, 0.5, 0.7 dan 1 ppm, larutan induk Fe 100 ppm diperoleh persamaan regresi li nier y = 0.0721x + 0.0135 nilai regresi (R2) = 0.9988(λMax) 490 nm dengan nilai absorbansi (A) tertinggi yakni 0.043. Hasil penelitian menunjukkan karbon aktif teraktivasi ZnCl2 efektif dalam mengadsorpsi logam Fe(III) di limbah laboratorium dengan kadar teradsorpsi sampel A 88.36%, sampel B 94.10%, sampel C 92.36%, sampel D 90.19%, sampel E 91,49%, sampel F 90.91% dan sampel G 95.76%.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
16

Mawan, Amanda, et Herma Amalia. « Statistika Demografi Riptortus linearis F. (Hemiptera : Alydidae) pada Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) ». Jurnal Entomologi Indonesia 8, no 1 (28 septembre 2015) : 8. http://dx.doi.org/10.5994/jei.8.1.8.

Texte intégral
Résumé :
Kepik polong kacang panjang Riptortus linearis F. (Hemiptera: Alydidae) menjadi salah satu hama penting pada pertanaman kacang panjang. Dalam upaya pengendalian hama R. linearis dibutuhkan informasi dasar seperti informasi biologi dan neraca kehidupan dari serangga tersebut. Neraca kehidupan R. linearis pada kacang panjang diamati pada kondisi laboratorium. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui biologi dan neraca kehidupan dari kepik polong R. linearis pada kacang panjang. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bioekologi Parasitoid dan Predator, Departemen Proteksi Tanaman, Fakul-tas Pertanian, Institut Pertanian Bogor sejak Oktober 2009 hingga Februari 2010. Peubah yang diamati pada penelitian ini meliputi: 1) lama waktu perkembangan yang dibutuhkan nimfa pada setiap instar hingga menjadi imago, 2) lama hidup imago sejak berganti kulit hingga mati, 3) jumlah telur yang diletakkan. Data yang diperoleh dicatat dalam sebuah tabel yang dalam kajian dinamika populasi disebut neraca kehidupan (life table) tipe kohort. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stadium telur berlangsung selama 6,37 hari, sedangkan stadium nimfa instar I, II, III, IV, V, dan VI berlangsung selama berturut-turut 2,06; 4,75; 4,55; 4,54; 6,2; dan 6,67 hari. Lama hidup imago R. linearis adalah 29,3 hari. Laju reproduksi bersih (R0) R. linearis pada tanaman kacang panjang adalah 22,07 individu per induk per generasi, laju pertumbuhan intrinstiknya (rm) sebesar 0,06 individu per induk per hari, dan rata-rata masa generasi (T) selama 49,94 hari.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
17

Pranowo, Navasha Lingga, Irma Nur Fatmawanti, Marsela Puji Ana, Risa Nurul Asiah et Mohammad Faizal Ulkhaq. « Teknik Pembenihan Ikan Nilem (Osteochilus Hasselti) Di Unit Pelaksana Teknis (Upt) Laboratorium Kesehatan Ikan Dan Lingkungan, Pasuruan, Jawa Timur ». JAGO TOLIS : Jurnal Agrokompleks Tolis 4, no 3 (3 juillet 2024) : 217. http://dx.doi.org/10.56630/jago.v4i3.644.

Texte intégral
Résumé :
Ikan nilem (Osteochilus hasselti) menjadi salah satu spesies dari 23 spesies Osteochilus yang termasuk ke dalam ikan asli dari Indonesia yang memiliki habitat di perairan tawar. Ikan Nilem memiliki ciri-ciri berwarna coklat kehitaman, posisi mulut subterminal, dan terdapat dua pasang sungut peraba pada kedua sudut mulutnya. Budidaya ikan nilem memiliki keuntungan di sisi ekonomi karena mudah dipelihara pada kondisi air yang berbeda, memiliki sintasan dan reproduksi yang tinggi. Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di UPT. Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Umbulan, Pasuruan, Jawa Timur. Hasil Praktek Kerja Lapang (PKL) mengenai teknik pembenihan ikan nilem dimulai dari pembersihan kolam, pengapuran, pengeringan, dan pengisian air. Sebelum dipijahkan induk ikan nilem perlu diseleksi untuk mengetahui induk mana yang telah matang gonad. Setelah diseleksi dilakukan penyuntikan hormon ovaprim sebanyak 0,2ml/kg dengan perbandingan betina dan Jantan 1:2. Telur yang telah dibuahi kemudian dipindahkan dari hapa ke akuarium. setelah umur 3 hari larva dipindahkan ke kolam pendederan dan dipeliharan hingga umur 21 hari. Pengecekan kualitas air dilakukan secara rutin pada pagi dan sore hari meliputi suhu, pH, dan DO.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
18

Syahputra, Guntur Adham, Warto Utomo et Arief Rahman. « POTENSI BATUAN INDUK FORMASI SALODIK PULAU PELENG BAGIAN BARAT, CEKUNGAN BANGGAI ». Lembaran publikasi minyak dan gas bumi 53, no 2 (31 août 2019) : 97–109. http://dx.doi.org/10.29017/lpmgb.53.2.358.

Texte intégral
Résumé :
Cekungan Banggai merupakan suatu cekungan produktif di Indonesia yang terdiri atas offshore (Laut Banda) dan onshore (pesisir Timur Sulawesi Tengah, Pulau Peleng, Kepulauan Banggai). Cekungan Banggai menyumbangkan produksi gas yang cukup signifi kan, diantaranya berasal dari Lapangan Senoro dan Donggi-Matindok. Daerah penelitian terletak di Pulau Peleng bagian Barat, yang merupakan tepian dari Cekungan Banggai. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan karakteristik dan potensi kematangan pada batuan induk Eosen-Miosen; Formasi Salodik. Pengukuran data geokimia dilakukan di laboratorium meliputi Total Organic Carbon (TOC) dan Rock- Eval Pyrolysis, dengan data keluarannya yaitu: %TOC, S1 , S2 , S3 dan Tmax. Berdasarkan parameter tersebut, secara matematis diperoleh data geokimia turunan yaitu potential yield (PY), hydrogen index (HI), oxygen index (OI) dan productivity index (PI). Analisis dan interpretasi data geokimia dilakukan terhadap plot data kedalaman semu terhadap TOC, PY, HI, dan PI, TOC terhadap HI, OI terhadap HI dan Tmax terhadap HI. Analisis dan interpretasi dikaitkan dengan geologi regional di sekitarnya. Hasil penelitian ini adalah; karakter dan potensi batuan induk Formasi Salodik kaya akan material organik yang ditunjukkan dari nilai TOC dan PY, dengan kerogen tipe II/III. Tingkat kematangan menunjukkan kondisi belum matang, tetapi apabila batuan induk Formasi Salodik mencapai kematangan yang optimum, maka dapat menghasilkan minyak dan gas.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
19

Kusharjanto. « Pengaruh ketebalan logam pengisi terhadap sifat-sifat mekanik dan struktur mikro sambungan silver-brazing ». Jurnal Teknik : Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik 7, no 1 (1 septembre 2020) : 1–15. http://dx.doi.org/10.26874/jt.vol7no1.276.

Texte intégral
Résumé :
Penggunaan logam pengisi berbentuk lembaran tipis masih belum banyak diketahui oleh para praktisi di lapangan untuk proses brazing. Penelitian dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanik (kekuatan tarik-geser dan kekerasan) dan perubahan struktur mikro pada sambungan lap-joint dengan memyariasikan ketebalan logam pengisi. Bahan yang digunakan sebagai logam induk adalah stainless steel AISI 304 dan logam pengisi paduan perak. Proses brazing yang menggunakan furnace brazing dilakukan pada temperatur 850C. Hasil pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa semakin tebal logam pengisi terjadi penurunan kekuatan tarik-geser sambungan. Kekuatan tarik-geser terbesar diperoleh pada tebal lapisan t, (0,03 mm atau 30 m) — 6,223 kg/mm'. Sedangkan kekerasan tidak mengalami perubahan yang signifikan, harga kekerasan logam induk berkisar 232,6 HV, antarmuka 161, 8 HV dan logam pengisi 34,5 HV. Terjadi penurunan ketebalan logam pengisi akibat adanya logam pengisi yang keluar dari daerah sambungan saat pencairan. Rata-rata penurunan ketebalan sebesar 1194 dari tebal awal. Pemeriksaan struktur mikro dengan mikroskop metalurgi dan SEM-EDS menunjukkan bahwa di logam induk dan di daerah antarmuka sambungan tidak berubah (fasa austenit), sedangkan pada daerah sambungan berfasa dendrit sebagai akibat logam pengisi mencair dan kemudian membeku. Tidak terjadi difusi atom-atom dari unsur-unsur yang terdapat dalam logam pengisi.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
20

Rohman, Hanif Fatur, et Maria Azizah. « Identifikasi Genetik Hasil Grafting Tanaman Durian (Durio zibethinus Murr.) Lokal Menggunakan 8 Primer ». Jurnal Ilmiah Inovasi 21, no 2 (30 août 2021) : 102–8. http://dx.doi.org/10.25047/jii.v21i2.2622.

Texte intégral
Résumé :
Grafting merupakan teknik perbanyakan vegetatif yang digunakan untuk mempertahankan karakter unggul durian dari batang atas dan batang bawah. Identifikasi genetik merupakan faktor utama untuk mengetahui apakah tanaman hasil perbanyakan okulasi mempunyai karakter utama dari tanaman induk. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang keragaman genetik semai durian dari metode okulasi dan mendapatkan informasi primer terbaik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi genetika durian. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. Delapan primer yang digunakan adalah OPAI-15, OPB-08, OPAB-14, OPF-13, OPB-10, OPC-05, OPH-15, OPC-08 untuk mengidentifikasi 6 sampel (2 induk untuk batang atas dan batang bawah) dan 4 sampel. sampel dari okulasi bibit. Hasil penelitian menunjukkan dari 6 sampel dan 8 primer yang digunakan untuk identifikasi, sebagian besar sampel hasil perbanyakan cangkok menunjukkan karakteristik batang bawah daripada karakteristik batang bawah. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 8 primer dari penelitian ini dapat digunakan untuk identifikasi DNA tanaman durian.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
21

Somanjaya, Rachmat, et Aaf Falahudin. « UJI KUALITAS PAKAN KOMPLIT BERBASIS HIJAUAN SORGUM-INDIGOFERA UNTUK INDUK DOMBA PROLIFIK ». Agrivet : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian dan Peternakan (Journal of Agricultural Sciences and Veteriner) 9, no 2 (29 décembre 2021) : 148–57. http://dx.doi.org/10.31949/agrivet.v9i2.1761.

Texte intégral
Résumé :
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas dan nilai kecernaan pakan komplit berbasis hijauan sorgum dan indigofera sebagai pengganti rumput lapangan untuk induk domba prolifik. Penelitian dilakukan secara eksperimental di laboratorium melalui uji proksimat dan in vitro. Tiga komposisi pakan percobaan yaitu SI1 (60% silase hijauan Sorgum + 30% hay hijauan Indigofera + 10% dedak padi); SI2 (50% silase hijauan Sorgum + 40% Hay hijauan Indigofera + 10% dedak padi); SI3 (40% silase hijauan Sorgum + 50% Hay hijauan Indigofera + 10% dedak padi); dan RL (100% rumput lapangan) sebagai kontrol. Peubah yang diamati yaitu nilai kandungan nutrien dan kecernaan pakan. Data hasil uji proksimat yang diperoleh dianalisis dan diterjemahkan secara deskriptif dan dibandingkan berdasarkan acuan standar pakan untuk induk domba bunting dan menyusui dengan potensi kelahiran kembar dari NRC-Canada. Sedangkan, data nilai kecernaan dianalisis dengan uji ANOVA dan diuji lanjut dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kandungan nutrien pakan SI secara keseluruhan dapat mengimbangi RL. Bahkan, kandungan protein kasar dan energi bruto pakan SI lebih tinggi dari RL sesuai jumlah hay indigofera yang diberikan dalam ransum. Nilai kecernaan pakan SI lebih tinggi (p<0,05) dari RL, dan semua pakan yang diujikan memiliki kandungan nutrien lebih tinggi dari standar NRC. Dapat disimpulkan bahwa pakan komplit berbasis hijauan sorgum dan indigofera (SI) memiliki kualitas yang lebih tinggi dari rumput lapangan dan rekomendasi NRC untuk induk domba prolifik serta dapat dijadikan sebagai pensubstitusi rumput lapangan. Selain itu, komposisi pakan komplit SI1 (60% silase hijauan sorgum + 30% hay indigofera + 10% dedak halus) merupakan pakan komplit ideal untuk induk domba garut prolifik.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
22

N. L. P., Kristina, N. P. Mariani et T. I. Putri. « PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT TERHADAP KECERNAAN NUTRIEN PADA SAPI BALI INDUK PASCA MELAHIRKAN ». Jurnal Peternakan Tropika 8, no 2 (29 juin 2020) : 279. http://dx.doi.org/10.24843/jpt.2020.v08.i02.p06.

Texte intégral
Résumé :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui level penambahan konsentrat yang mampu meningkatkan kecernaan nutrien ransum pada sapi bali induk pasca melahirkan. Penelitian dilaksanakan di Kelompok Ternak Sedana Bakti Pertiwi di Desa Kesiman, Denpasar Timur selama tiga bulan, menggunakan 12 ekor sapi bali induk pasca melahirkan. Analisis sampel ransum dan feses dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Udayana selama satu bulan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga perlakuan dan empat kelompok sebagai ulangan. Perlakuan tersebut adalah hijauan (rumput gajah, rumput lapangan, batang jagung dan kulit jagung) ad lib (P0), 0,5kg konsentrat + hijauan ad lib (P1), dan 1kg konsentrat + hijauan ad lib (P2). Variabel yang diamati meliputi kecernaan bahan kering (KCBK), kecernaan bahan organik (KCBO), kecernaan protein kasar (KCPK), dan kecernaan serat kasar (KCSK). Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi penambahan konsentrat pada ransum, maka semakin meningkat pula kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik sapi, dengan nilai masing-masing 63,73% -71,18% dan 88,45%-74,70% secara statistik menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05). Kecernaan protein kasar dan kecernaan serat kasar semakin meningkat dengan nilai masing-masing 66,88%-73,32% dan 74,70%-77,45% namun secara statistik menunjukkan perbedaan tidak nyata (P>0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian ransum dengan level konsentrat 0,5kg dan 1kg belum mampu meningkatkan kecernaan nutrien ransum secara maksimal. Kata kunci: konsentrat, kecernaan nutrien, sapi bali induk pasca melahirkan
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
23

Irzon, Ronaldo. « PENGAYAAN LOGAM BERAT Mn, Co, DAN Cr PADA LATERIT NIKEL DI KABUPATEN KONAWE UTARA, PROVINSI SULAWESI TENGGARA ». Buletin Sumber Daya Geologi 12, no 2 (31 août 2017) : 71–86. http://dx.doi.org/10.47599/bsdg.v12i2.37.

Texte intégral
Résumé :
Proses pelapukan lebih mudah terjadi pada wilayah beriklim tropis seperti di Indonesia dan meredistribusi kandungan kimia batuan induk. Hasil proses pelapukan batuan ultramafik banyak teridentifikasi di Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Proses pengayaan logam-logam berat pada horizon pelapukan di wilayah Konawe Utara merupakan tujuan penelitian ini. Perangkat XRF dan ICP-MS milik Laboratorium Geologi – Pusat Survei Geologi dimanfaatkan dalam pengukuran kadar oksida utama, unsur jarang, dan unsur tanah jarang pada setiap horizon pelapukan dari tiga profil: Andowia, Wawolimbue, dan Marombo. Horizon saprolit di Marombo dianggap layak untuk dijadikan pengganti horizon saprolit di Wawolimbue, karena berasal dari lokasi yang tidak jauh dan sebagai hasil dari pelapukan batuan ultramafik. Dapat disimpulkan bahwa logam berat: Mn, Co dan Cr terkayakan pada horizon laterit relatif terhadap dua horizon pelapukan lainnya, sedangkan Ni tertahan pada transitional bedrock. Pada sisi lain, Mg, Si, dan Ca cenderung mengalami pengurangan bertahap berbanding lurus dengan proses pelapukan. Profil Wawolimbue dan Marombo sangat mungkin berasal dari batuan induk yang sama dan dipertegas oleh diagram laba-laba unsur tanah jarang. Perbedaan pola diagram unsur tanah jarang berikut derajat anomali Eu menegaskan kesimpulan bahwa profil Andowia berasal dari batuan induk berbeda terhadap profil Wawolimbue-Marombo. Unsur tanah jarang paling terkayakan pada horizon laterit dengan anomali Ce negatif terkait terbentuknya fraksi lempungan dan oksidasi spontan Ce3+ menjadi Ce4+ saat pelapukan.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
24

Budi Lelono, Eko, et Isnawati Isnawati. « PERANAN IPTEK NUKLIR DALAM EKSPLORASI HIDROKARBON ». Jurnal Forum Nuklir 1, no 2 (1 novembre 2007) : 79. http://dx.doi.org/10.17146/jfn.2007.1.2.3274.

Texte intégral
Résumé :
Perkembangan iptek nuklir berpengaruh terhadap teknik eksplorasi hidrokarbon, antara lain terbukti dengan adanya penggunaan isotop radioaktif untuk menentukan umur absolute batuan. Penentuan umur batuan yang pada awalnya menggunakan fosil penunjuk umur (baik mikro maupun makro-fosil) yang menghasilkan umur relatif batuan, belakangan ini diperkaya dengan metode perhitungan peluruhan mineral radioaktif untuk menentukan umur absolute batuan, sehingga posisi stratigrafi suatu lapisan batuan (batuan induk dan reservoir) dapat ditentukan dengan pasti. Sementara itu, aplikasi teknologi nuklir juga dipergunakan dalam survey sumur pemboran eksplorasi yang antara lain dikenal dengan Nuclear Magnetic Resonance (NMR) yang membantu ahli geologi dalam mengukur porositas dan permiabilitas secara langsung di lapangan, sehingga dapat memprediksi keberadaan hidrokarbon. Dari sisi sedimentologi, iptek nuklir juga diaplikasikan dalam laboratorium X Ray Diffraction (XRD Laboratory) untuk menentukan jenis mineral penyusun batuan dan laboratorium Scanning Electron Microscope (SEM Laboratory) untuk mengetahui porositas batuan. Kedua hal tersebut membantu ahli eksplorasi dalam menyusun manajemen reservoir.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
25

Putra, Exa Ricky Choirul, et Bambang Tri Rahardjo. « BIOLOGI DAN STATISTIK DEMOGRAFI Aphis glycines PADA TANAMAN KEDELAI ». Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan 9, no 2 (30 juin 2021) : 41–47. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jurnalhpt.2021.009.2.2.

Texte intégral
Résumé :
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mendapatkan informasi mengenai aspek biologi dan statistik demografi Aphis glycines pada tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hama dan Rumah Kawat, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang pada bulan November 2019 sampai Maret 2020. Pengamatan biologi meliputi siklus hidup, lama hidup, dan keperidian A. glycines, digunakan dalam perhitungan data demografi. Parameter demografi meliputi laju reproduksi kotor (GRR), laju reproduksi bersih (R0), laju pertambahan instrinsik (rm), dan masa generasi (T). Hasil penelitian menunjukkan bahwa A. glycines mempunyai tahap perkembangan meliputi fase nimfa instar I sampai instar IV dengan rataan perkembangan berturut-turut berlangsung selama 1,000; 1,118; 1,068; 1,091 hari. Rataan siklus hidup A. glycines terjadi selama 4,352 hari dengan keperidian 50,363 individu/imago betina. Sedangkan rataan lama hidup A. glycines yaitu 12,843 hari. Nilai statistik demografi A. glycines pada tanaman kedelai diperoleh antara lain nilai GRR sebanyak 50,373 individu/generasi, nilai R0 sebanyak 35,681 individu/ induk/generasi, nilai rm sebanyak 0,285 individu/induk/hari, dan nilai T yaitu 12,557 hari.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
26

Sinuhaji, Etta Elis Dayanti, Zainal Usman et Riris Yuli Valentine. « Embryogenesis Development of Pearl Catfish (Clarias gariepinus) The Fish Health and Environment Testing Laboratory of Muntilan ». Indonesian Journal of Aquaculture Medium 4, no 2 (28 mai 2024) : 1–8. http://dx.doi.org/10.29303/mediaakuakultur.v4i2.3945.

Texte intégral
Résumé :
Ikan lele mutiara ( Clarias garipinus ) merupakan salah satu ikan air tawar asal Indonesia yang memiliki nilai ekonomis sangat penting dan banyak digemari oleh masyarakat. Masih sangat sedikit informasi tentang perkembangan embrionik (embriogenesis). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan embrio. Penelitian dilakukan pada 27 Maret hingga 25 Mei 2023 di Laboratorium Uji Kesehatan Ikan dan Lingkungan Muntilan, Jawa Tengah. Pengamatan dilakukan terhadap telur pemijahan 1 induk lele mutiara jantan dan 1 induk lele mutiara betina. Materi dianalisis secara deskriptif dengan bantuan gambar fase perkembangan setiap telur dan informasi waktu penetasan telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan embrio lele mutiara meliputi fase pembelahan sel zigot (clevage), 27 menit dari 22:22 sampai 22:45, tahap morula 2 jam dari 22:45 sampai 00:45, tahap blastula 1 jam dan 21 menit. 00:45 – 01:06, tahap gastrula berlangsung 4 jam 10 menit 01:06 – 04:00, tahap organogenesis hingga penetasan larva 1.225 menit atau 20 jam 25 menit dari tahap awal. Daya tetas telur pada penelitian ini adalah 83,47%.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
27

Praptisih, Praptisih. « Karateristik Biomarker Batuan Induk Hidrokarbon pada Formasi Jatiluhur di Daerah Karawang, Jawa Barat ». Lembaran publikasi minyak dan gas bumi 57, no 2 (1 août 2023) : 19–28. http://dx.doi.org/10.29017/lpmgb.57.2.1576.

Texte intégral
Résumé :
Studi biomarker dilakukan pada sampel batulempung dari Formasi Jatiluhur di daerah Karawang, Jawa Barat. Tujuan penelitian ini untuk menguji karakteristik biomarker batuan induk hidrokarbon dari sampel batulempung Formasi Jatiluhur. Metode yang dipakai adalah pengambilan conto permukaan dilapangan dan analisis GCMS di laboratorium. Hasil analisis GCMS menunjukkan Fragmentogram massa m/z 191 memperlihatkan fasies sumbernya berasal berasal dari tanaman darat. Tingkat kematangan berdasarkan hasil perhitungan Tm/Ts (17a(H), 21b (H), adalah 22, 29, 30, trisnorhopane/18a(H), 21b (H), 22, 29, 30, trisnorhopane) adalah 3,23-24,76 menunjukkan biomarker kurang matang. Lingkungan pengendapan asal material organik Formasi Jatiluhur di daerah Karawang berdasarkan plot diagram segitiga Huang dan Meinchen, 1979 menunjukkan pada open marine, estuarine dan terrestrial
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
28

Taqwa, Fadhila Muhammad Libasut, Nurul Chayati, Alimuddin Alimuddin et Nurcholis Salman. « Pemeriksaan Hasil Pelaksanaaan Pemadatan Timbunan Tanah di Lokasi Pembangunan Jalan Akses Gardu Induk PLN Kasus Pembangunan Gardu Induk PLN Pd. Indah II Kec. Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan ». Jurnal Komposit 3, no 2 (13 septembre 2019) : 53. http://dx.doi.org/10.32832/komposit.v3i2.3280.

Texte intégral
Résumé :
<p class="JUDUL">Abstrak: Pemeriksaan hasil pemadatan timbunan tanah dilakukan sebagai bagian dari pelaksanaan manajemen kualitas di lokasi proyek. Pengujian timbunan tanah dilakukan dengan metode konus pasir dimaksudkan untuk mengetahui kepadatan relatif tanah apabila dibandingkan dengan hasil pengujian kepadatan tanah di laboratorium dengan metode Proctor. Dari 3 (tiga) titik pengujian, hasil uji berat isi kering di lapangan (<em>g</em><em><sub>dry(lap)</sub></em>) memberikan nilai sebesar 1,16 – 1,36 g/cm<sup>3</sup>, jauh lebih kecil daripada hasil pengujian kepadatan tanah laboratorium (<em>g</em><em><sub>dry(max)</sub></em>) dengan nilai sebesar 1,44 – 1,52 g/cm<sup>3</sup>. Dengan kepadatan relatif (<em>D<sub>R</sub></em>) sebesar 78,7% - 94,2%, hasil pemadatan di lapangan dinyatakan tidak diterima. Setelah dilakukan proses pemadatan ulang di lokasi pekerjaan, nilai berat isi kering di lapangan (<em>g</em><em><sub>dry(lap)</sub></em>) berubah menjadi 1,16 – 1,17 g/cm<sup>3</sup>, dan hasil pengujian kepadatan tanah laboratorium (<em>g</em><em><sub>dry(max)</sub></em>) menghasilkan nilai sebesar 1,22 – 1,23 g/cm<sup>3</sup>, sehingga besar kepadatan relatif tanah (<em>D<sub>R</sub></em>) adalah sebesar 94,3% - 95,9%. Berdasarkan hasil tersebut, pelaksanaan pemadatan tanah di lapangan dapat diterima.<br /><br />Abstract: Inspection of the results of compaction of soil embankment is carried out as part of the implementation of quality management at the project site. Soil density test on site is carried out using the sand cone method to determine the relative density of the soil when compared with the soil density test results in the laboratory using the standard Proctor method. From the 3 (three) test points, field dry density results (<em>g</em><em><sub>dry(lap)</sub></em>) give a value of 1.16 - 1.36 g / cm3, much smaller than the laboratory soil density test results ((<em>g</em><em><sub>dry(max)</sub></em>)) with a value of 1.44 - 1.52 g / cm3. With a relative density (DR) of 78.7% - 94.2%, the results of compaction in the field were not accepted. After the compaction process is carried out, the soil dry density (<em>g</em><em><sub>dry(lap)</sub></em>) changes to 1.16 - 1.17 g / cm3, and with the laboratory soil density test results (<em>g</em><em><sub>dry(max)</sub></em>) value of 1 .22 - 1.23 g/cm3, so that the relative soil density (DR) was 94.3% - 95.9%. Based on these results, the implementation of soil compaction in the field is acceptable.</p><p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: project quality management, dry density of soil, </em><em>relative dry density, sand cone test, standard Proctor compaction test</em><em></em></p>
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
29

Cindowarni, Olivia, et Damsir Damsir. « Respon Pupuk Kalium dan Ukuran Umbi Bibit Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kentang (Solanum tuberosum) ». J-Plantasimbiosa 5, no 2 (1 novembre 2023) : 22–28. http://dx.doi.org/10.25181/jplantasimbiosa.v5i2.3237.

Texte intégral
Résumé :
Kentang merupakan salah satu sayuran yang memiliki banyak kandungan gizi. Kentang mengadung sumber utama karbohidrat, yang bermanfaat untuk meningkatkan energi dan proses metabolisme dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pupuk kalium (KCl) dengan ukuran umbi bibit berbeda terhadap pertumbuhan dan produksi kentang. Penelitian ini dilaksanakan di tiga lokasi yaitu di lahan Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH), Laboratorium Ilmu-ilmu Dasar Fakultas, serta di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman. Bahan tanam yang digunakan pada penelitian ini adalah benih kentang varietas Granola G1, benih berasal dari produsen benih kentang di Lembang, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial (3x4). Perlakuan faktorial tersebut terdiri dari dua faktor, faktor pertama adalah ukuran benih (B) dan faktor kedua adalah dosis pupuk kalium (K). Pupuk kalium (KCl) dan berbagai ukuran umbi bibit memberikan respon terhadap tingkat kehijauan daun, tinggi tanaman, bobot basah brangkasan, jumlah umbi, dan bobot umbi. Kombinasi perlakuan pupuk kalium (KCl) 30 kg ha-1 dan ukuran umbi besar (±16,02 gr) berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi kentang (Solanum tuberosum L.).
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
30

Soeyono, Gunanti, Sus Derthi Widhyari, Selma Laily Nur Afifah, Shavrillia Inovanny Angesti, Intan Khoirunnisa, Irda Khaeriyah, Riana Nurul Maulani et Beata LYL Ayu. « Mastektomi pada kambing peranakan etawa (Capra aegagrus hircus) ». ARSHI Veterinary Letters 4, no 2 (26 juin 2020) : 29–30. http://dx.doi.org/10.29244/avl.4.2.29-30.

Texte intégral
Résumé :
Kambing betina peranakan etawa berumur 3 tahun diperiksa dengan gejala ada pembesaran di kelenjar mamaria. Anamnesis kambing sudah beranak 5 kali, setiap beranak 1-2 ekor dan anaknya selalu mati. Air susu induk tidak keluar walaupun terlihat ada pembesaran kelenjar mamaria. Pemeriksaan klinis menunjukkan ada pembesaran salah satu kelenjar mamaria. Diagnosis kambing tersebut menderita tumor mamaria. Hasil pemeriksaan laboratorium sebelum operasi menunjukkan gambaran hematologi masih dalam keadaan normal meskipun Hb normal rendah dan platelet rendah. Setelah operasi menunjukkan peningkatan neutrophil, monosit, dan kadar hemoglobin. Operasi masektomi berhasil dengan baik dan kondisi hewan setelah operasi memperlihatkan nafsu makan dan minum baik. Terjadi peningkatan gambaran RBC dan Hb sehingga kambing dilanjutkan perawatan sampai pulih kembal
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
31

Sahbudin, Sahbudin, Khairullah Khairullah et Sufardi Sufardi. « Kemasaman Tanah dan Sifat-sifat Pertukaran Kation pada Mollisols dan Ultisols di Lahan Kering Kabupaten Aceh Besar ». Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian 5, no 3 (1 juillet 2020) : 25–34. http://dx.doi.org/10.17969/jimfp.v5i3.15407.

Texte intégral
Résumé :
Abstrak. Kemasaman tanah dan pertukaran kation merupakan indikator penting terhadap kesuburan tanah terutama pada lahan kering suboptimal. Kemasaman tanah dan pertukaran kation erat kaitannya dengan bahan induk tanahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat kemasaman tanah dan pertukaran kation pada dua ordo tanah di lahan kering Kabupaten Aceh Besar yaitu pada Mollisols Krueng Raya dan Ultisols Jantho. Kedua ordo tanah tersebut terbentuk dari bahan induk yang berbeda. Mollisols Krueng Raya terbentuk dari bahan induk batuan sedimen gampingan, sedangkan Ultisols Jantho dari bahan induk batuan sedimen liat tua. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survai deskriptif yaitu melalui pengamatan di lapangan dan analisis di laboratorium. Identifkasi profil dan ordo tanah dilakukan dengan menggunakan sistem klasifikasi tanah USDA (Soil Survey Staff, 2014). Pengambilan sampel tanah dilakukan pada setiap lapisan horizon dari setiap profil pewakil ordo tanah yang diamati di lapangan. Sampel-sampel tanah tersebut selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dianalisis pH (H2O), kapasitas tukar kation (KTK) dan kation dapat ditukar (Ca, Mg, K, dan Na) ditetapkan dengan metode 1N NH4COOCH3 pH7, sedangkan Al- dan H-dapat ditukar diekstrak dengan 1M KCl. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua ordo tanah yang diteliti memiliki tingkat kemasaman dan pertukaran kation yang berbeda. Mollisols Krueng Raya mempunyai pH agak masam hingga agak alkalis (6,48-8,2) dan KTK tinggi, sedangkan Ultisols Jantho bereaksi masam (pH 6,50) dan mempunyai KTK dan kejenuhan basa yang rendah.Soil Acidity and Cation Exchange Properties in Mollisols and Ultisols in Dryland of Aceh Besar DistrictAbstract. Soil acidity and cation exchange is an important indicator of soil fertility especially on suboptimal drylands. Soil acidity and cation exchange closely related to the parent materials of soil. This study aims to assess soil acidity level and cation exchange in two soil orders of dryland in Aceh Besar District namely Mollisols Krueng Raya and Ultisols Jantho. The two soil orders are formed from different parent materials. The Mollisols of Krueng Raya are formed from limestone sedimentary rock, while Ultisols Jantho are formed from the parent material of the old clay sedimentary rock. The research is conducted using a descriptive survey method that is through field observations and analysis in the laboratory. Identification of soil profile and soil orders were conducted using USDA's soil classification system (Soil Survey Staff, 2014). Soil sampling is taken from each layer of the horizon of the soil orders that are observed in the field. These soil samples were subsequently brought to the laboratory for analysis of pH (H2O), cation exchange capacity (CEC) and exchangeable cations (Ca, Mg, K, and Na) are extracted by 1N NH4COOCH3 pH7, while exchangeable Al and H were extracted with 1M KCl. The results of analysis showed that both the soils orders being researched had a different level of acidity and exchange of cations. Mollisols of Krueng Raya has a moderately alkaline pH that is slighty alkalis (6.48-8.2) and high CEC, while the Ultisols Jantho has an acid pH (pH 6.50) and has low CEC and low base saturation.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
32

Widyaningsih, Sri, Farida Yulianti et Nirmala Frianti Devy. « Keefektifan Eliminasi Penyakit Sistemik (Huanglongbing dan Citrus Tristeza Virus) pada Jeruk dengan Embriogenesis Somatik ». Jurnal Hortikultura 23, no 2 (20 mai 2016) : 107. http://dx.doi.org/10.21082/jhort.v23n2.2013.p107-113.

Texte intégral
Résumé :
<p>Perbanyakan tanaman dengan teknik embriogenesis somatik diduga mampu mengeliminasi penyakit sistemik pada tanaman jeruk. Namun tingkat keefektifan eliminasi penyakit sistemik tersebut sangat bergantung pada eksplan dan status penyakit pada pohon induk. Tujuan penelitian ialah mengetahui keefektifan perbanyakan dengan embriogenesis somatik dalam membersihkan penyakit sistemik pada jeruk (huanglongbing dan citrus tristeza virus). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Terpadu dan Screenhouse Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) Tlekung, Kota Batu. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Januari 2010 sampai dengan Desember 2011. Pengujian status penyakit sistemik dilakukan terhadap hasil perbanyakan melalui teknik embriogenesis somatik yang berasal dari tanaman induk terinfeksi dan bebas penyakit sistemik huanglongbing (HLB) dan citrus tristeza virus (CTV). Analisis penyakit HLB menggunakan metode pengujian PCR, sedangkan analisis penyakit CTV menggunakan metode DAS-ELISA. Pengujian dilakukan pada empat stadia pertumbuhan (kalus, embrio, planlet, dan semai) hasil perbanyakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik embriogenesis somatik efektif mengeliminasi penyakit HLB, namun kurang efektif untuk penyakit CTV. Hal ini ditunjukkan oleh hasil pengujian yang menunjukkan bahwa semua varietas dan semua stadia yang diuji bebas dari HLB, namun untuk CTV hanya terjadi pada varietas keprok Kinnow, siam Kintamani, dan nipis. Pada varietas JC (Japanche citroen) fase embrio, 40% dari sampel yang diuji masih terinfeksi CTV. Oleh karena itu, pengambilan nuselus sebagai sumber eksplan pada perbanyakan tanaman jeruk dengan embriogenesis somatik perlu dilakukan pada tanaman yang bebas dari penyakit sistemik.</p>
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
33

Ananto, Agus Dwi, Gusti Ayu Putu Sri Erwinayanti et Handa Muliasari. « Desain Turunan Fluorouinolon Baru sebagai Zat Antibakteri terhadap S. typhimurium melalui Komputasi Kimia ». Unram Medical Journal 7, no 2 (28 juin 2018) : 1. http://dx.doi.org/10.29303/jku.v7i2.172.

Texte intégral
Résumé :
Latar Belakang: Perkembangan kimia komputasi mengalami kemajuan yang sangat cepat beberapa tahun terakhir ini. Hal ini sinergis dengan perkembangan penemuan obat baru yang semakin lama diharapkan semakin efektif dan efisien. Fluorokuinolon memiliki sifat-sifat seperti spektrum antibakteri yang lebar, terserap baik pada saluran cerna, dan masa kerja yang panjang. Penelitian yang mengarah kepada penemuan zat antibakteri baru turunan fluorokuinolon perlu dilakukan. Metode: Pada penelitian ini digunakan senyawa induk dari fluorokuinolon yang kemudian dilakukan optimasi menggunakan metode yang telah divalidasi sebelumnya, yaitu metode semiempirik PM3. Optimasi geometri dari senyawa induk fluorokuinolon dilakukan dengan menggunakan model balls and cylinders yang tersedia pada paket program Hyperchem. Evaluasi persamaan QSAR dilakukan berdasarkan analisis regresi multilinear dan dilakukan menggunakan program SPSS for Windows dengan metode Backward. Hasil: Desain senyawa baru didasarkan pada muatan atom dan menggunakan parameter-parameter hidrofobik, elektronik dan sterik. Perhitungan deskriptor dilakukan dengan metode PM3, sedangkan aktivitas senyawa diperoleh dari literatur. Berdasarkan persamaan terbaik, dirancang senyawa baru turunan fluorokuinolon yaitu senyawa dengan substitusi pada atom C no. 7 dengan propil, siklopropil, butyl dan sikloheksil dengan masing-masing harga MIC sebesar 0,331; 0,181; 0,201 dan 0,811. Senyawa turunan fluorokuinolon baru tersebut dianjurkan untuk disintesis di laboratorium guna pembuktian lebih lanjut. Kesimpulan: Desain senyawa baru turunan fluorokuinolon berdasarkan persamaan terbaik yaitu senyawa dengan substitusi pada atom C no. 7 dengan propil, siklopropil, butyl dan sikloheksil dengan masing-masing harga MIC sebesar 0,331; 0,181; 0,201 dan 0,811.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
34

Yulita, Kusuma Dewi Sri. « Identifikasi Molekuler Pohon Induk Beberapa Varietas Durian Asal Jepara Menggunakan Random Amplified Polymorphic DNA ». Jurnal Hortikultura 23, no 2 (20 mai 2016) : 99. http://dx.doi.org/10.21082/jhort.v23n2.2013.p99-106.

Texte intégral
Résumé :
Jepara dikenal sebagai salah satu sentra buah durian di Jawa Tengah. Di antara varietas durian asal Jepara yang banyak dikenal di pasar buah domestik ialah durian Petruk. Beberapa varietas lokal lain yang terdapat di Jepara yaitu Sutriman, Sukarman, Subandi, dan Sundari. Varietas tersebut secara formal belum dilepas tetapi memiliki potensi sebagai varietas unggul. Penelitian bertujuan memperoleh identitas kelima varietas durian lokal Jepara dan keragaman genetiknya berdasarkan profil sidik RAPD. Penelitian yang dilakukan meliputi koleksi lapangan sampel tanaman durian di Kabupaten Jepara dan Kebun Raya Bogor pada Bulan Maret-April 2009 dan analisis RAPD dilakukan di Laboratorium Genetika Tumbuhan, Pusat Penelitian Biologi-LIPI sejak Bulan Juli 2010-Maret 2011. Tujuh primer RAPD diseleksi dan tiga di antaranya terpilih untuk dianalisis, yaitu OPB-18, OPN-14, dan OPD-20. Ketiga primer ini menghasilkan 22 pita DNA yang dapat diskor, dimana 91,1% di antaranya merupakan pita-pita polimorfik. Beberapa pita merupakan pita spesifik yang merupakan identitas varietas tertentu, yaitu OPB-18 ukuran 1210 bp pada varietas Sutriman, 1200 dan 1300 bp pada varietas Subandi, 450 bp dijumpai pada varietas Petruk, dan OPN-14 ukuran 1200 bp pada varietas Sukarman. Profil RAPD ini kemudian digunakan untuk menganalisis sistem pengelompokan menggunakan metode UPGMA. Nilai kesamaan genetik berkisar antara 49−73% yang menunjukkan tingginya kesamaan genetik antarvarietas yang diuji, sehingga mengindikasikan rendahnya keragaman genetik di antara aksesi durian tersebut.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
35

Roza, Faizatin Nadya, Nuning Nurcahyani et Hendri Busman. « EFEK TERATOGENIK EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.) TERHADAP JUMLAH FETUS, PANJANG EKSTREMITAS DEPAN DAN BELAKANG, SERTA MALFORMASI FETUS MENCIT (Mus musculus L.) ». Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati 3, no 1 (1 juillet 2016) : 17–26. http://dx.doi.org/10.23960/jbekh.v3i1.68.

Texte intégral
Résumé :
Rumput teki (C. rotundus) mengandung senyawa yang zat-zat aktif yang dapat mempengaruhi proses hormonal jika digunakan secara langsung sehingga dapat memberikan efek samping khususnya jika dikonsumsi oleh wanita hamil. Pada periode organogenesis, embrio sangat sensitif terhadap masuknya suatu zat ke dalam tubuhnya. Penelitian yang dilakukan pada 23 Desember 2015 hingga 22 Januari 2016 di Laboratorium Zoologi dan Laboratorium Kimia Organik FMIPA Universitas Lampung bertujuan untuk mengetahui pengaruh teratogenik dari ekstrak rimpang rumput teki terhadap jumlah fetus, pertumbuhan panjang ekstremitas depan dan belakang, serta malformasi (kecacatan) fetus mencit (M. musculus L.) secara anatomi. Dua puluh mencit betina dibagi menjadi 4 kelompok. Ekstrak diberikan secara oral pada tiga kelompok perlakuan dengan dosis 45 mg/40 gBB (B); 90 mg/40 gBB (C); dan 135 mg/gBB (D), dalam 0,4 mL aquabides sedangkan satu kelompok tanpa ekstrak (A) sebagai kontrol. Perlakuan diberikan pada hari ke-6 samapai ke-13 kehamilan (periode organogenesis). Hasil menunjukkan bahwa pemberian ekstrak rimpang rumput teki tidak mengurangi jumlah fetus yang dikandung namun menyebabkan kematian pada beberapa fetus. Selain itu, ekstrak rimpang rumput teki tidak menghambat pertumbuhan panjang ekstremitas depan fetus tetapi menghambat pertumbuhan panjang ekstremitas belakang fetus secara signifikan terhadap kontrol. Pemberian ekstrak rimpang rumput teki menyebabkan perbedaan panjang antara ukuran ekstremitas depan dan belakang kanan dibanding bagian kirinya serta menyebabkan malformasi fetus dan salah satu induk mencit mati akibat pemberian ekstrak.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
36

Setiawan, Bagus Dimas, Bieng Brata et Jarmuji Jarmuji. « Pengaruh Berbagai Campuran Media Pada Feses Sapi Kaur Yang Diberi Pakan Rumput Setaria Dan Pelepah Sawit Terhadap Pertumbuhan Cacing Tanah Pheretima Sp ». Buletin Peternakan Tropis 2, no 1 (4 juin 2021) : 15–22. http://dx.doi.org/10.31186/bpt.2.1.15-22.

Texte intégral
Résumé :
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh berbagai campuran media pada feses sapi kaur yang diberi pakan rumput setaria dan pelepah sawit terhadap pertumbuhan cacing tanah Pheretima sp. Penelitian dilaksanakan Pondokan Edo Gang 3, Unib Belakang, Kelurahan Kandang Limun Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu dan Laboratorium Peternakan Universitas Bengkulu.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan:P0 100% feses sapi kaur, P150% sekam, P2 50% jerami padi,P3 50% batang pisang dan P4 50% serbuk gergaji. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemberian campuran media pada feses sapi kaur yang diberi pakan rumput setaria dan pelepah sawit berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pertambahan bobot badan anak dan bobot badan anak per ekor cacing tanah Pheretima sp namun tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap pertambahan bobot badan induk cacing tanah Pheretima sp.Kata Kunci: Media, Feses Sapi Kaur,Cacing tanah, Pheretima sp.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
37

Rasidi, Rasidi. « PEMBENIHAN CACING LAUT Dendronereis pinnaticirris : SUATU UPAYA AWAL PENYEDIAAN BENIH CACING LAUT UNTUK BUDIDAYA ». Media Akuakultur 7, no 2 (31 décembre 2012) : 88. http://dx.doi.org/10.15578/ma.7.2.2012.88-91.

Texte intégral
Résumé :
Ketersediaan benih mutlak diperlukan untuk mencukupi kebutuhan budidaya baik jumlah maupun kualitasnya. Budidaya cacing laut (marine worm aquaculture) juga memerlukan ketersediaan benih yang akan dipelihara. Salah satu usaha untuk penyediaan benih dapat dilakukan dengan melakukan pemijahan secara eksternal. Teknologi pembenihan cacing laut Dendronereis pinnaticirris telah berhasil dilakukan skala laboratorium. Hal ini menjadi salah satu kemajuan yang dapat dijadikan referensi untuk pemijahan cacing laut jenis yang lain di Indonesia. Mengingat ketersediaan data dan informasi mengenai teknologi budidaya cacing laut di Indonesia masih sangat terbatas. Sementara di beberapa negara misalnya di Inggris dan Australia budidaya cacing laut telah berkembang dan produknya telah diekspor ke berbagai negara, sehingga cacing laut telah menjadi salah satu sumber devisa negara. Sementara di Indonesia cacing laut belum banyak dilakukan penelitian budidayanya. Peluang penelitian dan pengembangan budidaya cacing laut di Indonesia masih terbuka lebar dalam rangka penyediaan pakan alami untuk induk udang di pembenihan udang.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
38

;Yuliawati, Ramadhani ; Dian. « KUALITAS BAKTERIOLOGIS BERDASARKAN KEBERADAAN Salmonella sp PADA SELADA (Lactusa sativa) ». Jurnal Kesmas Jambi 1, no 1 (19 mai 2017) : 11–18. http://dx.doi.org/10.22437/jkmj.v1i1.3686.

Texte intégral
Résumé :
Konsumsi selada mentah sangat rentan terhadap kontaminasi bakteri patogen, karena rendahnya mutumikrobiologis selada yang ada di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kualitasbakteriologis selada (Lactusa sativa) dengan mengidentifikasi keberadaan bakteri Salmonella sp padaselada yang dijual di pasar induk tradisional dan pasar swalayan di kota Semarang, serta menganalisisbeberapa faktor yang berhubungan dengan keberadaan bakteri Salmonella sp pada selada. Metodeyang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dan pemeriksaan laboratorium dengan pendekatancross sectional. Responden dalam penelitian ini sebanyak 32 pedagang. Analisis data menggunakanuji Chi-square. Variabel bebas yang diteliti adalah sanitasi tempat, sanitasi air, higiene pedagang, dankesehatan pedagang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 32 sampel selada yang diperiksaterdapat 4 sampel selada yang diambil dari pasar tradisional positif teridentifikasi keberadaan bakteriSalmonella sp. Variabel yang berhubungan dengan keberadaan Salmonella sp meliputi kesehatanpedagang (pvalue= 0,026) pada (POR) = 0,091 95%CI= 0,008-1,039. Dibutuhkan penanganan seladayang baik selama penjualan oleh pedagang di pasar tradisional dengan lebih memperhatikan sanitasi,higiene dan kesehatan pedagang untuk mencegah peningkatan kontaminasi mikroba pada selada.Kata kunci: Selada, Salmonella sp, pedagang
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
39

Brata, B., A. Juliansyah et B. Zain. « Pengaruh Pemberian Ampas Tahu sebagai Campuran Pakan terhadap Pertumbuhan Cacing Tanah Pheretima sp ». Jurnal Sain Peternakan Indonesia 12, no 3 (15 octobre 2017) : 277–89. http://dx.doi.org/10.31186/jspi.id.12.3.277-289.

Texte intégral
Résumé :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ampas tahu sebagai campuran pakan terhadap pertumbuhan cacing tanah Pheretima sp. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kota Bengkulu dan Laboratorium Peternakan Universitas Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metotede Rancangan Acak Lengakap (RAL) dengan 4 perlakauan serta 5 ulangan: (P1) = Sekam padi 50% + Feses sapi 50% + (0% ampas tahu), (P2) = Sekam padi 50%+Feses sapi 45% + (5% ampastahu), (P3) = Sekam padi 50% + Feses sapi 40% + (10% ampas tahu), (P4) = Sekam padi 50% + Feses sapi 35% + (15% ampas tahu). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pemberian pakan campuran ampas tahu pada media cacing tanah Pheretima sp berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhap pertumbuhan bobot induk cacing tanah Pheretima sp dan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap bobot badan anak per unit pemeliharaan serta berbeda nyata (P<0,05) terhadap rataan bobot badan anak per ekor. Kata kunci: ampas tahu, campuran pakan, pertumbuhan, cacing tanah Pheretima sp.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
40

Tri Cahyono, Ujang, et Muhammad Hasan. « Pemanfaatan Oasis Basah Sebagai Bahan Alternatif Pengganti Media Konvensional Pada Pencangkokan Tanaman Mangga (Mangifera indica, L) di Laboratorium Tanaman ». Indonesian Journal of Laboratory 1, no 1 (15 décembre 2018) : 39. http://dx.doi.org/10.22146/ijl.v1i1.40968.

Texte intégral
Résumé :
Salah satu kegiatan laboratorium tanaman adalah untuk meneliti mengenai pengelolaan tanaman hortikultura agar didapatkan tanaman yang bersifat unggul dan cepat berproduksi. Ketersediaan bibit berkualitas merupakan salah satu kendala dalam meningkatkan hasil dan kualitas buah mangga. Dalam hal untuk mendapatkan tanaman mangga yang berproduksi lebih cepat dan menghasilkan buah yang berkualitas serupa dengan tanaman induknya. Maka perbanyakan vegetatif melalui cangkok merupakan salah satu alternatifnya. Mencangkok merupakan salah satu teknik perbanyakan vegetatif dengan cara pelukaan atau pengeratan cabang pohon induk dan dibungkus media tanam untuk merangsang pembentukan akar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase keberhasilan pencangkokan tanaman mangga menggunakan media oasis basah, mengetahui efektifitas penggunaan oasis basah sebagai pengganti media konvensional. Penelitian ini terdiri dari 2 perlakuan dengan jumlah 15 cangkokan pada masing-masing perlakuan, sehingga didapatkan jumlah populasi 30 cangkokan. Perlakuan terdiri dari: (Co) perlakuan cangkok dengan menggunakan media konvensional; (C1) perlakuan cangkok dengan menggunakan media oasis basah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase keberhasilan cangkokan tanaman mangga menggunakan media oasis basah sama dengan penggunaan media konvensional. Kajian ini dapat memberikan sebuah solusi alternatif bahwa media oasis basah dapat dijadikan sebagai bahan pengganti media konvensional dalam kegiatan praktikum pencangkokan tanaman.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
41

Kukuh Septihandoko et Mirni Lamid. « Hibridisasi Ikan Karper (Cyprinus carpio) Rajadanu Dengan Ikan Karper Merah Muntilan di Laboratorium Pengujian Kesehatan Ikan dan Lingkungan (LPKIL) Muntilan, Magelang, Jawa Tengah ». Samakia : Jurnal Ilmu Perikanan 11, no 2 (22 octobre 2020) : 71–78. http://dx.doi.org/10.35316/jsapi.v11i2.718.

Texte intégral
Résumé :
Ikan karper (Cyprinus carpio) merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang menjadi primadona di sub sektor perikanan. Adanya kendala dalam usaha pembenihan yaitu tingkat kelangsungan hidup rendah dan pertumbuhan relatif lambat. Oleh karena itu, hibridisasi dapat diterapkan untuk mendapatkan varietas benih unggul serta produksi tinggi. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengujian Kesehatan Ikan dan Lingkungan (LPKIL) Muntilan Jawa Tengah pada tanggal 17 Desember 2018 hingga 31 Januari 2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengumpulan data, data primer diperoleh dari pengamatan langsung dan data sekunder diperoleh dari studi pustaka. Penelitian ini meliputi kegiatan persiapan kolam, seleksi induk, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva, hama dan penyakit serta pemanenan. Parameter yang diamati antara lain fekunditas, fertilization rate, hatching rate dan survival rate. Hasil pengamatan menunjukkan nilai fekunditas, FR (Fertilization Rate), HR (Hatching Rate) dan SR (Survival Rate) pada pemijahan semi buatan secara berturut-turut adalah 297.840 butir telur, 78 %; 96 % dan 34,19 %, sedangkan pada pemijahan alami secara berturut-turut adalah 230.400 butir telur, 84 %; 95 % dan 35,43 %.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
42

Ambarwati, Ninik, et Tholibah Mujtahidah. « TEKNIK PEMBENIHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI LABORATORIUM PENGUJIAN KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH ». MANFISH JOURNAL 2, no 01 (13 octobre 2021) : 16–21. http://dx.doi.org/10.31573/manfish.v2i01.358.

Texte intégral
Résumé :
Kegiatan pembenihan ikan nila yang diproduksi di Laboratorium Pengujian Kesehatan Ikan danLingkungan (LPKIL) Ambarawa dilakukan dengan pemilihan induk ikan secara fisik dengan ratarata berat 4-1,5 kg dengan benih yang dihasilkan memiliki berat 0, 03 gram dengan panjang 3-5 cmdan siap dipindahkan pada fiber hingga kantong kuningnya hilang selama ± 3 hari, pakan yangdigunakan yaitu pelet halus dan air kolam lele, saat ikan berusia lebih dari 2 minggu dipindahkan kekolam pendederan. LPKIL Ambarawa sebagai pemasaran benih ikan sehingga bagi ikan nila hanyasampai proses pendederan kemudian dipanen dan dipasarkan kepada petani ikan dan pemilik lahandi Rawa Pening. Kegiatan pengamatan dan analisis yang dilakukan pada saat proses satu kalipemijahan menghasilkan perhitungan SR 80,533%, perhitungan SGR 0,047 % per hari, perhitunganHR 86,69%, perhitungan FR 79,3 %, nilai fekunditas 285,71 butir, perkembangan larva dari mingguke 0 sampai ke 3 kisaran angka 0,86 cm -1,64 cm. Nilai rata-rata suhu kisaran 24,64 oC, pH 8,06, danDO 6,98 ppm. Nilai penjualan benih ikan nila berdasarkan takaran dan kg dengan total pembeliandalam satu bulan sebanyak 70 gelas takaran dan 56,9 kg, hasil penjualan ikan nila selama satu bulanRp 3,500,000,-. Analisis hama meliputi keong, kerang, dan ular, untuk penyakit yaitu Streptococcussp, Lerneae sp, dan Tricodina sp dengan sampel pengambilan preparat permukaan tubuh dan insangikan nila. Kategori dalam pembenihan ikan nila secara keseluruhan optimal namun memiliki kendalaakibat faktor internal dan eksternal sehingga belum mencapai target produksi secara maksimal dalamproduksi ikan nila.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
43

Junita, Junita, Budi Afriyansyah et Hasbullah Iwansyah Hakim. « Prevalensi Cacing Endoparasit Ikan Tongkol Lisong di Pasar Induk Pulau Bangka ». Jurnal Kelautan Tropis 26, no 1 (22 février 2023) : 170–78. http://dx.doi.org/10.14710/jkt.v26i1.15380.

Texte intégral
Résumé :
The Bullet Tuna (Auxis rochei) is a low-cost fish popular among Bangka residents. Bullet Tuna has components that are good for the human body, such as protein, carbs, and minerals. However, because Bullet Tuna is classed as a carnivorous fish with the ability to contain endoparasites, it must be ensured that it is safe and healthy for consumers. The goal of this study was to determine the prevalence, intensity, and relationship between fish class length and the presence of endparasites infecting tuna in Bangka Island’s primary market. This research was conducted in March 2021 - July 2022. Pangkalpinang, Sungailiat, Koba, Toboali, and Muntok Main Markets on Bangka Island were all used to collect samples. The Parasite Testing Laboratory (LP-683-IDN) of the Fish Quarantine Station for Quality Control and Safety of Fishery Products (SKIPM) Pangkalpinang tested the samples. Anisakis sp., Didymozoid sp., Lecithochirium sp., and Rhadinorhyncus sp. are four types of endoparasites found in Bullet Tuna (Auxis rochei) samples, according to the findings. With a prevalence rate of 45.67 percent, the number of infected samples from the total number of samples examined fell into the category of Very Frequent infection. In the moderate infection category, Rhadinorhyncus sp. Had the highest intensity. The fish with the highest endoparasites, 986 parasites, were in the class range with a size 21,46-23,03 cm.The presence of Bulet tuna infected with endoparasitic worms in this Main Market must be reported so that the public can be more vigilant in managing fish in a good and correct way. Ikan Tongkol Lisong (Auxis rochei) termasuk ikan dengan harga yang ekonomis di kalangan masyarakat Bangka. Kandungan protein, karbohidrat dan mineral pada Ikan Tongkol Lisong merupakan nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Ikan Tongkol Lisong yang memiliki nilai gizi tinggi harus dipastikan aman dan sehat bagi konsumen, karena Ikan ini tergolong ikan karnivora yang berpotensi sebagai inang endoparasit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat prevalensi, intensitas dan korelasi panjang kelas ikan terhadap keberadaan endoparasit yang menginfeksi Ikan Tongkol di Pasar Induk Pulau Bangka. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2021 - Juli 2022. Sampel diperoleh dari 5 Pasar Induk Pulau Bangka meliputi Pasar Induk Pangkalpinang, Sungailiat, Koba, Toboali dan Muntok. Pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Penguji Parasit (LP-683-IDN) Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Pangkalpinang. Hasil identifikasi didapatkan 4 jenis endoparasit yang menginfeksi sampel Ikan Tongkol Lisong (Auxis rochei) yaitu Anisakis sp., Didymozoid sp., Lecithochirium sp. dan Rhadinorhyncus sp. Jumlah sampel yang terinfeksi dari seluruh jumlah sampel diuji diperoleh nilai tingkat prevalensi sebesar 45,67% dengan kategori infeksi Sangat Sering. Intensitas tertinggi ditemukan pada infeksi endoparasit Rhadinorhyncus sp. yang masuk dalam kategori Infeksi Sedang. Rentang kelas dengan ukuran antara 21,46 cm hingga 23,03 cm menjadi ukuran ikan yang paling banyak diinfeksi oleh endoparasit yaitu sebanyak 986 parasit. Keberadaan Ikan Tongkol Lisong yang terinfeksi cacing endoparasit di Pasar Induk ini harus dilaporkan sehingga masyarakat dapat lebih waspada dalam mengelola ikan dengan cara yang baik dan benar.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
44

Taridala, Sitti Aida Adha, et Tresjia C. Rakian ; Wa Ode Alzarliani ; Andi Septiana ; Hadi Sudarmo. « PELESTARIAN ANGGREK SERAT ENDEMIK SULAWESI TENGGARA OLEH KARANG TARUNA WOILA MELALUI KULTUR JARINGAN ». Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat MEMBANGUN NEGERI 6, no 2 (31 octobre 2022) : 144–57. http://dx.doi.org/10.35326/pkm.v6i2.2684.

Texte intégral
Résumé :
Karang taruna Woila yang menjadi mitra PKM tidak memiliki aktifitas produktif, padahal terdapat potensi anggrek serat endemik Sulawesi Tenggara yang hanya ditemukan di daerah ini. Tujuan kegiatan adalah melakukan (1) edukasi tentang organisasi karang taruna dan peluang usaha, (2) sosialisasi dan edukasi tentang anggrek serat dan tehnik kultur jaringan, serta (3) pelatihan dan praktik kultur jaringan. Kegiatan PKM yang bermitra dengan Karang Taruna Woila diawali dengan sosialisasi untuk mengenalkan kegiatan yang akan dilakukan di Kelurahan Woitombo, Kecamatan Mowewe, Kabupaten Kolaka Timur. Selain Tim PKM dan peserta dari anggota Karang Taruna Woila sejumlah 16 orang, juga hadir Sekretaris Camat dan Camat Mowewe, serta Kepala SMA Negeri 1 Mowewe. Pemaparan materi dilakukan oleh Tim PKM UHO dengan dua materi pokok, yaitu tentang (1) organisasi karang taruna dan peluang usaha; serta (2) anggrek serat, dan tehnik kultur jaringan. Untuk menguji pengetahuan dan persepsi peserta , dilakukan pre-test sebelum penyampaian materi, dan post-test setelah penyampaian materi. Kegiatan selanjutnya adalah pelatihan dan praktek tehnik kultur jaringan yang diikuti oleh empat orang anggota karang taruna terpilih di Laboratorium Invitro Fakultas Pertanian UHO di Kota Kendari dan di Laboratorium Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) Sulawesi Tenggara.di Konawe Selatan. Kesimpulan yang dapat diambil adalah kegiatan PKM ini (1) didukung oleh pemeritah setempat, dan SMA Negeri 1 Mowewe, (2) setelah mengikuti sosialisasi dan edukasi, terjadi peningkatan pengetahuan, dan minat untuk melakukan budidaya anggrek serat, khususnya mengikuti pelatihan kultur jaringan, dan (3) pelatihan dan praktek kultur jaringan anggrek serat endemik Sulawesi Tenggara berhasil dilakukan oleh anggota Karang Taruna Woila.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
45

Efendi, Siska, Yaherwandi Yaherwandi et Novri Nelly. « Biologi dan Statistik Demografi Coccinella transversalis Thunberg (Coleoptera : Coccinellidae), Predator Aphis gossypii Glover (Homoptera : Aphididae) ». Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia 22, no 1 (27 juillet 2018) : 91. http://dx.doi.org/10.22146/jpti.28409.

Texte intégral
Résumé :
Biology and demographic statistics of lady beetle Coccinella transversalis Thunberg (Coleoptera: Coccinellidae) using Aphis gossypii (Hemiptera: Aphididae) as prey was studied in laboratory. Development of C. transversalis from egg to adult was 31.02±4.73 days. The egg stage lasted for 2.33±0.58 days. Larva stage has four instars, which lasted for 2.43±0.19 days (instar I); 2.53 days±0.19 (instar II); 2.64±0.04 days (instar III), and 2.77±0.21 days (instar IV). A female laid 90.44±14.38 eggs. Meanwhile, gross reproduction rate (GRR) of C. transversalis was 74.80 individuals per generation, the net reproduction rate (R0) was 18.22 individual per female per generation, the innate capacity for increase (rm) was 0.46 individual female per day, the mean generation time (T) 12.40 days, and the double population value (DT) was 1.51 days. IntisariMasa perkembangan pradewasa dan imago serta keperidian Coccinella transversalis (Thunberg) (Coleoptera: Coccinellidae) telah diteliti di laboratorium dengan menggunakan Aphis gossypii (Glover) (Homoptera: Aphididae) sebagai mangsa. Masa perkembangan C. transversalis sejak stadium telur hingga menjadi imago adalah 31,02±4,73 hari. Perkembangan larva terdiri dari empat instar, masa perkembangan instar I sampai IV berturut-turut adalah 2,43±0,19 hari; 2,53±0,19 hari; 2,64±0,04 hari, dan 2,77±0,21 hari, dengan masa pupa 3,18±0,77 hari. Umur imago betina C. transversalis lebih panjang jika dibandingkan dengan imago jantan yakni 15,14±1,90 dan 13,63±1,00 hari. Imago betina meletakkan telur setelah melewati masa pra oviposisi selama 2,67±0,58 hari. Masa oviposisi C. transversalis yakni 8,97±0,89 hari dengan jumlah telur yang diletakkan yakni 90,44±14,38 butir. Parameter demografi C. transversalis adalah laju reproduksi kotor (GRR) adalah 74,80 individu per generasi; laju reproduksi bersih (Ro) 18,22 individu per induk per generasi; laju pertumbuhan intrinsik (rm) sebesar 0,46 individu per induk per hari; masa rata-rata generasi (T) selama 12,40 hari; dan nilai pelipatgandaan populasi (DT) adalah 1,51 hari.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
46

Efendi, Siska. « Coccinella repanda Thunberg (Celeoptera : Coccinellidae) Aphidophagus Potensial pada Tanaman Cabai : Biologi, Demografi, dan Tanggap Fungsional Pada Beberapa Kutudaun ». Savana Cendana 8, no 4 (31 octobre 2023) : 213–22. http://dx.doi.org/10.32938/sc.v8i4.2112.

Texte intégral
Résumé :
Coccinella repanda Thunberg (Coleoptera: Coccinellidae) adalah salah satu predator penting dalam pengendalian hama pada tanaman cabai. Hanya saja informasi tentang biologi, demografi dan tanggap fungsional predator tersebut masih sedikit di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi C. repanda dengan mempelajari biologi, demografi dan tanggap fungsional pada beberapa spesies kutudaun hama utama tanaman cabai. Pengamatan biologi dan demografi menggunakan 5 ulangan, dengan masing-masing ulangan diperlakukan satu pasang C. repanda. Pengamatan preferensi dan kemampuan memangsa C. repanda pada beberapa mangsa yang berbeda menggunakan rancangan faktorial dengan 2 faktor dan 5 ulangan. Faktor pertama adalah pemaparan mangsa dengan kerapatan yang berbeda dan faktor kedua jenis mangsa yang berbeda. Data dianalisis dengan uji sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan’s New Multiple Range Tests (DNMRT) pada taraf 5%. Masa perkembangan pradewasa dan imago serta keperidian Coccinella transversalis (Thunberg) (Coleoptera: Coccinellidae) telah diteliti di laboratorium dengan menggunakan Aphis gossypii (Glover) (Homoptera: Aphididae) sebagai mangsa. Hasil penelitian memperlihatkan masa perkembangan C. repanda yakni 31,02 ± 4,73 hari. Selama hidupnya imago betina mampu meletakkan telur sebanyak 90,44 ± 14,38 butir. Parameter demografi C. repanda adalah laju reproduksi kotor (GRR) adalah 74,80 individu per generasi; laju reproduksi bersih (Ro) 18,22 individu per induk per generasi; laju pertumbuhan intrinsik (rm) sebesar 0,46 individu per induk per hari; masa rata-rata generasi (T) selama 12,40 hari; populasi berlipat ganda (DT) selama 1,51 hari. Laju pemangsaan C. repanda berbeda tidak nyata pada tiga jenis mangsa yang dipaparkan. Begitu juga hasil analisis regresi logistik terungkap bahwa C. repanda dimana pada mangsa A. gossypii, A. craccivora dan M. persicae tergolong pada tanggap fungsional tipe I. Hasil ini menunjukkan bahwa C. repanda dapat dikategorikan sebagai agens kontrol biologis yang efektif. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan strategi pengendalian hama secara hayati pada tanaman cabai.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
47

Silaban, Rikardo, et Angelia Utari Harahap. « Produksi dan Komposisi Nutrisi Limbah Pelepah Tanaman Salak yang Difermentasi dengan Kapang Pelapuk Putih (Phanerochaete chrysosporium) ». Journal of Livestock and Animal Health 4, no 1 (28 février 2021) : 15–20. http://dx.doi.org/10.32530/jlah.v4i1.317.

Texte intégral
Résumé :
Produksi limbah pelepah tanaman salak Sidimpuan (Salacca sumatrana Becc) dipandang potensial dalam penyediaan pakan alternatif untuk ternak ruminansia. Selain itu, cemaran limbah tersebut dapat menurunkan metabolisme hara tanah untuk pertumbuhan tanaman induk. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi produksi biomassa nutrisi limbah pelepah tanaman salak setelah difermentasi dengan menggunakan kapang pelapuk putih (Phanerochaete chrysosporium). Produksi bahan baku segar limbah diperoleh setelah menggiling pelepah salak utuh dan dilanjutkan dengan proses fermentasi dengan memanfaatkan inokulan lignin degradator dan dilanjutkan dengan analisa proksimat di Laboratorium Nutrisi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Jambi. Kapang spesies Phanerochate chrysosporium masing-masing 0%, 10%, 15% dan 20% diinokulasikan kedalam substrtat konsentrat kasar limbah pelepah tanaman salak. Penelitian menggunakan RAL dengan 4 perlakuan dan 10 ulangan. Parameter penelitian meliputi nutrisi kadar air, bahan kering, bahan organik, protein kasar, dan fraksi serat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan inokulan sampai 20% berpengaruh nyata (P<0.01) terhadap semua parameter. Produksi biomassa nutrisi terbaik ditunjukkan oleh perlakuan P3 (inokulan sebanyak 20%). Kesimpulan penelitian yaitu pemanfaatan inokulan pelapuk putih sangat berpotensi dalam memperbaiki kualitas serat pelepah tanaman salak dan dapat berdampak positif untuk dijadikan sebagai pakan ternak.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
48

Febrina, Laila, et Ardhila Zilda. « EFEKTIFITAS TAWAS DARI MINUMAN KALENG BEKAS SEBAGAI KOAGULAN UNTUK PENJERNIH AIR ». Sustainable Environmental and Optimizing Industry Journal 1, no 1 (29 mars 2019) : 71–79. http://dx.doi.org/10.36441/seoi.v1i1.610.

Texte intégral
Résumé :
Persediaan air bersih di Indonesia semakin terbatas, dimana sumber air untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat pada saat ini sebagian besar sudah tercemar karena kegiatan manusia itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut dirasa perlu melakukan pengolahan air lebih lanjut guna mendapatkan supply air bersih. Dalam pengolahan air bersih salah satunya dilakukan proses koagulasi yang menggunakan koagulan tawas sebagai proses penjernihan air. Ada banyak koagulan yang dapat digunakan antara lain tawas atau aluminium sulfat. Pada penelitian ini dilakukan penelitian pembuatan koagulan dari kaleng bekas. Unsur aluminium yang terdapat pada kaleng bekas tersebut yang dimanfaatkan untuk pembuatan tawas. Pengamatan dilakukan terhadap hasil tawas dari kaleng bekas dengan mengetahui rendemen tawas yang dihasilkan dari kaleng bekas, efektifitas tawas dari kaleng bekas, dan hasil parameter kekeruhannya terhadap air yang diuji dengan skala laboratorium menggunakan jartest. Variasi dosis larutan induk tawas yang terbuat dari limbah kaleng bekas dengan dosis 15, 20, 25, 30, 35, dan 40 ppm Setelah itu dicari efektivitas tawas yang terbuat dari limbah kaleng dengan membandingkan parameter kekeruhan terhadap Permenkes No. 492/MenKes/Per/IX/2010.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
49

Erawati, Dyah Nuning, Usken Fisdiana et Muhammad Kadafi. « Respon Eksplan Vanili (Vanilla planifolia) dengan Stimulasi BAP dan NAA Melalui Teknik Mikropropagasi ». Agriprima, Journal of Applied Agricultural Sciences 4, no 2 (30 septembre 2020) : 146–53. http://dx.doi.org/10.25047/agriprima.v4i2.362.

Texte intégral
Résumé :
Pengembangan tanaman vanili dengan perbanyakan vegetatif secara konvensional memiliki keterbatasan tanaman induk sebagai bahan setek sehingga vanili berpotensi dikembangkan melalui teknik mikropropagasi. Kemampuan eksplan vanili dalam beregenerasi dan berdiferensiasi untuk membentuk tunas dan akar secara in vitro perlu dikontrol melalui pengaturan auksin dan sitokinin. Tujuan dalam penelitian adalah: 1) menganalisis respon eksplan vanili dengan stimulasi BAP; 2) menganalisis respon eksplan vanili dengan stimulasi NAA dan 3) menganalisis interaksi stimulasi BAP dan NAA terhadap respon eksplan vanili melalui teknik mikropropagasi. Penelitian dilaksanakan di laboratorium Kultur Jaringan Politeknik Negeri Jember menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Faktor 1 adalah stimulasi BAP pada level konsentrasi 0.0, 1.0, 3.0 mg/L dan faktor 2 adalah stimulasi NAA pada level konsentrasi 0.0, 0.5 mg/L. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa stimulasi BAP secara tunggal mempengaruhi multiplikasi tunas vanili dengan rerata jumlah tunas terbanyak 6.8 tunas/ eksplan pada stimulasi BAP 1 mg/L dan stimulasi NAA secara tunggal menginduksi pembentukan akar dengan rerata jumlah akar terbanyak 3.0 akar/eksplan pada stimulasi NAA 0.5 mg/L.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
50

Utomo, Suryadi Budi. « APLIKASI LIGNOSELULOSA SULFONAT AMPAS TEBU UNTUK ADSORPSI ZAT WARNA TEKSTIL KATIONIK BASIC VIOLET 10 ». JKPK (Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia) 1, no 1 (2 janvier 2020) : 11. http://dx.doi.org/10.20961/jkpk.v1i1.10096.

Texte intégral
Résumé :
<span>Telah dilakukan penelitian aplikasi lignoselulosa sulfonat ampas tebu untuk adsorpsi zat warna tekstil kationik basic violet 10. Lignoselulosa sulfonat disintesis dari limbah ampas tebu melalui proses ekstraksi dan sulfonasi menggunakan larutan induk yang terbuat dari 168 g Na2SO3 dan 1 g NaHCO3. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen di laboratorium. Prosedur kerja yang dilakukan adalah dengan membuat adsorben alami, bebas ekstrak, dan lignoselulosa sulfonat kemudian mengidentifikasi gugus fungsi dengan metode spektrofotometri menggunakan spektrometer infra merah. Uji adsorpsi dilakukan pada berbagai variasi waktu interaksi 5, 10, 20, 40, 80, dan 160 menit pada pH 6,0. Untuk analisa kuantitatif dilakukan dengan metode spektrofotometri menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 542,75 nm.Kandungan komponen ekstraktif total (total extractive content) dari ampas tebu yang diteliti adalah 15,2 %. Adsorben lignoselulosa sulfonat memiliki daya adsorpsi paling tinggi terhadap zat warna tekstil kationik basic violet 10 yaitu sebesar 87,42 %, sedangkan adsorben alami 66,3% dan adsorben bebas ekstrak 82,64%. Waktu optimum adsorpsi oleh adsorben alami adalah 40 menit, sedangkan untuk adsorben bebas ekstrak dan lignoselulosa sulfonat adalah 80 menit.</span>
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
Nous offrons des réductions sur tous les plans premium pour les auteurs dont les œuvres sont incluses dans des sélections littéraires thématiques. Contactez-nous pour obtenir un code promo unique!

Vers la bibliographie