Littérature scientifique sur le sujet « Laboratorium Induk »

Créez une référence correcte selon les styles APA, MLA, Chicago, Harvard et plusieurs autres

Choisissez une source :

Consultez les listes thématiques d’articles de revues, de livres, de thèses, de rapports de conférences et d’autres sources académiques sur le sujet « Laboratorium Induk ».

À côté de chaque source dans la liste de références il y a un bouton « Ajouter à la bibliographie ». Cliquez sur ce bouton, et nous générerons automatiquement la référence bibliographique pour la source choisie selon votre style de citation préféré : APA, MLA, Harvard, Vancouver, Chicago, etc.

Vous pouvez aussi télécharger le texte intégral de la publication scolaire au format pdf et consulter son résumé en ligne lorsque ces informations sont inclues dans les métadonnées.

Articles de revues sur le sujet "Laboratorium Induk"

1

Sujarwani, Siyam, et Dadang Rusmana. « TEKNIK KULTUR DIATOM (Nitzschia sp.) UNTUK PENYEDIAAN LARVA ABALON (Haliotis squamata) ». Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur 18, no 2 (14 décembre 2020) : 115. http://dx.doi.org/10.15578/blta.18.2.2020.115-117.

Texte intégral
Résumé :
Keberhasilan pembenihan abalon telah menyebar di kalangan masyarakat, yang mana teknologi tersebut diadopsi dari Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan, Gondol-Bali. Beberapa rintisan pemeliharaan abalon yang telah dilakukan adalah transportasi induk, pemeliharaan induk, dan pemijahan induk sampai pemeliharaan larva abalon dalam bak terkontrol. Dalam pemeliharaan larva diperlukan pakan awal yaitu Nitzschia sp. Untuk memenuhi pakan tersebut perlu dilakukan upaya perbaikan kultur Nitzschia sp. skala Laboratorium dan semi massal. Tujuan dari kultur diatom ini untuk mengetahui pertumbuhan dan kepadatan yang dihasilkan, sehingga kebutuhan pakan alami untuk larva abalon tercukupi. Kultur Nitzschia sp. pada skala laboratorium (2 L) menghasilkan kepadatan tertinggi pada hari keenam sebanyak 13.000.000 sel/mL. Sedangkan kultur Nizschia sp. semi massal (20 L) dapat memenuhi kebutuhan pakan alami untuk larva abalon, dengan kepadatan tertinggi pada hari keenam sebesar 8.300.000 sel/mL.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
2

Satyani, Darti. « PERCOBAAN PEMIJAHAN IKAN BOTIA (Botia macracantha Blkr.) DILABORATORIUM ». Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 10, no 5 (7 mars 2017) : 55. http://dx.doi.org/10.15578/jppi.10.5.2004.55-59.

Texte intégral
Résumé :
Percobaan pemijahan ikan botia (Botia macracantha Blkr.) dilakukan di laboratorium Instalasi Riset Budidaya lkan Hias Air Tawar, Depok. Induk botia ukuran panjang standar antara 11-14 cm dengan bobot badan rata-rata 75 g dipelihara dalam 4 (empat) buah bak ukuran 1 x 1 x 0,8 m3 di laboratorium. Bak di laboratorium dilengkapi dengan sistem resirkulasi dan tutup dari fiberglas warna kecoklatan.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
3

Marzuqi, Muhammad, Ketut Sugama, Ketut Suwirya et Zafril Imran Azwar. « PENGARUH FITOSTEROL DALAM PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN YUWANA UDANG PUTIH (Penaeus indicus) ». Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 3, no 4 (7 avril 2017) : 11. http://dx.doi.org/10.15578/jppi.3.4.1997.11-15.

Texte intégral
Résumé :
Percobaan ini bertujuan untuk mengevaluasi kebutuhan fitosterol sebagai substitusi kolesterol dalam pakan terhadap pertumbuhan yuwana udang putih, Penoeus indicus. Percobaan dilakukan di laboratorium pakan dengan menggunakan yuwana dari pemijahan induk udang putih asal tambak.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
4

Fandi, Fandi, Irfan Faozun, Ade Warmansyah et Danyaka Putra Aji. « ANALISA EFESIENSI PURIFIER PADA LABORATURIUM ENGINE HALL SEBAGAI SARANA PELATIHAN PARA PESERTA DIKLAT ». JPB : Jurnal Patria Bahari 1, no 1 (1 septembre 2021) : 56–65. http://dx.doi.org/10.54017/jpb.v1i1.19.

Texte intégral
Résumé :
Dalam sistem purifier berperan penting untuk pemisahan dari air dan kotoran, Fuel Oil Purifier berperan untuk pemisahan air, kotoran, dan serpihan-serpihan metal yang dapat mengakibatkan kerusakan yang fatal pada mesin induk, dikarenakan penting alat tersebut bagi mesin induk maka penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan peserta diklat yang mampu mengopersikan dan merawat fuel oil purifier. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan fasilatas laboratorium Engine Hall yang berada di Politeknik Pelayaran Sorong, memperkenalkan spesifikasi alat, mengoperasikan secara kelompok dan individu sehingga peserta diklat nanti diatas kapal percaya diri dalam megoperasikan dan merawat alat tersebut.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
5

Praptisih, Praptisih. « KARAKTERISTIK BATUAN INDUK HIDROKARBON DAN HUBUNGANNYA DENGAN REMBESAN MINYAK DI LAPANGAN MINYAK CIPLUK, KABUPATEN KENDAL, PROVINSI JAWA TENGAH ». Buletin Sumber Daya Geologi 11, no 2 (30 août 2016) : 133–34. http://dx.doi.org/10.47599/bsdg.v11i2.26.

Texte intégral
Résumé :
Lapangan minyak Cipluk di Cekungan Serayu Utara merupakan lapangan minyak tua jaman Belanda yang telah ditinggalkan, dan belum pernah dilakukan analisis geokimia minyak atau batuan yang diduga sebagai batuan sumber. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik batuan induk dari Formasi Kerek dan Formasi Penyatan dan hubungannya dengan rembesan minyak bumi di Sojomerto. Metodologi yang dilakukan adalah penelitian lapangan dan analisis laboratorium. Dari analisis batuan induk diperoleh nilai Kandungan Organik Karbon (TOC) yang berkisar dari 0,72% sampai 7,97%, yang menunjukan kategori sedang hingga sangat baik untuk mampu membentuk hidrokarbon. Berdasarkan pirolisis rock eval tingkat kematangan thermal dari conto berada dalam kisaran belum matang hingga matang, sedangkan tipe kerogennya termasuk ke dalam tipe III. Hasil analisis geokimia conto minyak menunjukan minyak yang telah mencapai tingkat matang, batuan induk minyak diendapkan pada lingkungan estuarin atau lakustrin dangkal dengan material organik yang berasal dari tumbuhan daratan. Rembesan minyak di Sojomerto tidak mempunyai korelasi geokimia dengan conto batuan induk dari Formasi Kerek atau Formasi Penyatan.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
6

Ilmi, Nisa Nurul, et Aldrin Ramadian. « KARAKTERISTIK GEOKIMIA BATUAN INDUK FORMASI WALAT, KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT ». Buletin Sumber Daya Geologi 13, no 1 (29 mai 2018) : 31–43. http://dx.doi.org/10.47599/bsdg.v13i1.60.

Texte intégral
Résumé :
Kajian karakteristik geokimia batuan induk Formasi Walat di Sukabumi, Jawa Barat merupakan suatu langkah untuk mendapatkan informasi mengenai sistem minyak dan gas bumi yang ada. Lebih lanjut lagi, kajian ini juga diharapkan dapat mengungkap kesamaan sistem minyak dan gas bumi di daerah studi, dengan potensi hidrokarbon terbukti di Cekungan Jawabarat Utara. Kekayaan material organik, tingkat kematangan, serta tipe hidrokarbon yang dihasilkan merupakan parameter penting yang menunjukkan karakter batuan induk secara geokimia. Sistematika pemercontohan singkapan Formasi Walat yang diyakini berpotensi sebagai batuan induk, dianalisis ke laboratorium untuk penyelidikan karakteristik geokimia. Sebanyak tujuh belas percontoh terpilih, dan selanjutnya dianalisis karakter geokimianya melalui parameter Total Organic Carbon dan Rock Eval Pyrolysis (nilai S1, S2, dan S3 beserta turunannya). Berdasarkan tingkat kematangan, semua percontoh berada pada tingkatan matang hingga matang akhir dengan kualitas kerogen tipe III yang menghasilkan gas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Formasi Walat memiliki karakter batuan induk dengan kekayaan sedang hingga sangat baik, dan memiliki potensi untuk menghasilkan hidrokarbon jenis gas. Berdasarkan penemuan sumber batuan induk potensial di formasi ini, maka dapat dikatakan bahwa di daerah studi terdapat sistem minyak dan gas bumi yang setara dengan Cekungan Jawabarat Utara, sehingga eksplorasi migas pada wilayah selatan Jawa Barat menjadi menarik.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
7

Mahdaliana, Mahdaliana, Munawwar Khalil et Nur Aklima. « Induksi maturasi gonad ikan nilem (Ostheochilus hasselti) menggunakan hormon OODEV dengan dosis yang berbeda ». Arwana : Jurnal Ilmiah Program Studi Perairan 4, no 1 (29 mai 2022) : 34–42. http://dx.doi.org/10.51179/jipsbp.v4i1.1199.

Texte intégral
Résumé :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis hormon Oodev yang terbaik untuk mempercepat proses induksi maturasi gonad induk betina ikan nilem (Ostheochilus hasselti). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Universitas Malikussaleh, Aceh Utara dari tanggal 18 Agustus sampai 10 September 2020. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan menggunakan 12 ekor ikan uji dari 4 perlakuan yaitu perlakuan A (0 ml/kg), B (0,3 ml/kg), C (0,5 ml/kg), D (0,7 ml/kg). Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa induksi maturasi gonad pada ikan nilem (Ostheochilus hasselti) menggunakan Oodev dengan dosis perlakuan A (0 mL/kg) menunjukan hasil berbeda sangat nyata dengan perlakuan D (0,7 ml/kg) terhadap tingkat kematangan gonad, indek kematangan gonad, fekunditas, dan diameter telur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan D dengan dosis 0,7 mL/kg menghasilkan nilai terbaik pada indek kematangan gonad (14,59%), fekunditas (39,923 butir), dan diameter telur (0,82 mm).
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
8

Ghufriati, Ghufriati. « PEMERIKSAAN KUALITAS BIJI SEBAGAI FAKTOR KEBERHASILAN PERBANYAKAN ANGGREK PADA PRAKTIKUM MAHASISWA DI LABORATORIUM KULTUR JARINGAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH ». LUMBUNG 19, no 2 (31 août 2020) : 90–97. http://dx.doi.org/10.32530/lumbung.v19i2.230.

Texte intégral
Résumé :
Tabur Biji Anggrek adalah salah satu materi praktikum yang diajarkan kepada mahasiswa Budidaya Tanaman Pangan dan Manajemen Pertanian. Masalah yang ditemukan yaitu rendahnya persentase biji yang berkecambah setelah dilakukan penaburan biji dalam media agar, sehingga media dan bahan lainnya terbuang. Penelitian ini bertujuan menemukan solusi untuk meningkatkan keberhasilan perkecambahan biji dan pertumbuhan bibit anggrek yang ditanam secara kultur jaringan dalam praktikum Tabur Biji Anggrek. Penelitian dilakukan di Laboratorium Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh pada bulan April 2017 sampai September 2019. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dan 2 ulangan. Data diambil dari hasil praktikum mahasiswa. Perlakuan A tanaman induk tidak terpelihara baik, tidak ada pemeriksaan kualitas biji, perlakuan B tanaman induk terpelihara, tidak ada pemeriksaan kualitas biji, dan perlakuan C tanaman induk terpelihara baik, 1 bulan sebelum panen dipelihara dilaboratorium dan dilakukan pemeriksaan kualitas biji dengan mikroskop. Hasil terbaik didapat pada perlakuan C, dengan persentase perkecambahan biji sekitar 90%, setelah 9 bulan disimpan dalam botol kultur planletnya dapat disubkultur dan diaklimatisasi.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
9

Praptisih, Praptisih, et Kamtono Kamtono. « KARAKTERISTIK BATUAN INDUK HIDROKARBON FORMASI CIBULAKAN DI DAERAH PALIMANAN, CIREBON, JAWA BARAT ». Buletin Sumber Daya Geologi 9, no 1 (8 mai 2014) : 34–47. http://dx.doi.org/10.47599/bsdg.v9i1.119.

Texte intégral
Résumé :
Penelitan batuan induk hidrokarbon yang dilakukan pada Formasi Cibulakan didaerah Palimanan, Cirebon bertujuan untuk memperoleh data permukaan endapan klastik berbutir halus serta karakteristik litofasies yang diduga sebagai batuan induk hidrokarbon. Metode yang dipakai adalah penelitian lapangan dan laboratorium. Penelitian lapangan meliputi pengamatan stratigrafi detil dan pengambilan conto batuan, sedang analisis laboratorium terdiri dari analisis kandungan Total Organic Carbon dan analisis Pirolisis Rock Eval. Hasil analisis Total Organic Carbon terhadap 17 conto batulempung dan batulanau yang diambil dari Formasi Cibulakan menunjukkan nilai berkisar 0,27-4,43%, dan umumnya mempunyai potensi membentuk hidrokarbon dalam katagori rendah hingga sangat baik. Pirolisis Rock Eval dilakukan terhadap 9 conto yang berpotensi membentuk hidrokarbon dan memperlihatkan nilai T sebesar 331-557°C. Nilai yang menunjukkan tingkat kematangan termal sebanyak 6 conto dinyatakan matang hingga pasca matang dengan nilai T max berkisar 445-557°C, sedang 3 conto lainnya belum matang dengan nilai T sebesar 331-362°C. Nilai Hydrogen Index berkisar 3-338 mg Hydrocarbon/g Total Organic Carbon, dan berada dalam fasies BC, CD dan D. Batuan induk tersebut dapat menghasilkan minyak dalam kuantitas sedang dan gas dalam kuantitas kecil. Potensi hidrokarbon di daerah penelitian menunjukkan kategori kekayaan material organik rendah hingga sangat baik, dengan kerogen termasuk tipe II dan III. Kualitas batuan sumber berdasarkan nilai Hydrogen Index termasuk dalam kategori gas prone dan oil prone.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
10

Sodiq, Fajar, et Moh Heri Hermiyanto Z. « Potensi Batuan Induk Hidrokarbon di Cekungan Mesozoikum Embaluh Utara,Daerah Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur ». Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral 22, no 1 (29 mars 2021) : 33. http://dx.doi.org/10.33332/jgsm.geologi.v22i1.566.

Texte intégral
Résumé :
Cekungan Embaluh Utara merupakan cekungan Mesozoikum yang berada di wilayah Kalimantan Utara. Cekungan ini mempunyai sangat sedikit data terutama tentang potensi hidrokarbon. Beberapa analisis laboratorium yang digunakan dalam penelitian ini adalah TOC dan Rock Eval Pyrolysis. Berdasarkan hasil analisis TOC dan Rock-Eval Pirolisis (REP) serta pengeplotan pada diagram S2 vs TOC dan HI vs Tmax seluruh percontoh juga menunjukkan batuan memiliki kualitas kerogen Tipe II/III,Tipe III, dan Tipe IV. Kematangan batuan induk berada pada kisaran belum matang sampai lewat matang. Secara garis besar serpih Formasi Mentarang dan Formasi Sebakung memiliki potensi sebagai batuan induk di Cekungan Embaluh Utara.Katakunci: Kalimantan Utara, Embaluh Utara, Formasi Mentarang, tipe kerogen, hidrokarbon.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

Thèses sur le sujet "Laboratorium Induk"

1

Trentin, Patrícia Gonçalves. « Endotelina-1 induz comportamento de coçar quando administrada no dorso de camundongos ». Florianópolis, SC, 2006. http://repositorio.ufsc.br/handle/123456789/103116.

Texte intégral
Résumé :
Dissertação (mestrado) - Universidade Federal de Santa Catarina, Centro de Ciências Biológicas. Programa de Pós-Graduação em Farmacologia.
Made available in DSpace on 2013-07-16T03:01:11Z (GMT). No. of bitstreams: 1 226731.pdf: 602945 bytes, checksum: 0075e137862a7d8a18dcf2bfd893ba9e (MD5)
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

Actes de conférences sur le sujet "Laboratorium Induk"

1

Vargas, Ana Elisa Assad Teixeira, et Arthur Zambon Piumbini. « RELAÇÃO ENTRE PORTADORES DA HEMOGLOBINA S E A RESISTÊNCIA À MALÁRIA ». Dans II Congresso Brasileiro de Hematologia Clínico-laboratorial On-line. Revista Multidisciplinar em Saúde, 2022. http://dx.doi.org/10.51161/hematoclil/90.

Texte intégral
Résumé :
Introdução: A infecção causada por protozoários do gênero Plasmodium, conhecida como malária, é responsável por uma grande taxa de morbidade e mortalidade em países de clima tropical. Do mesmo modo, o eritrócito é fundamental no ciclo de vida do parasita, portanto qualquer distúrbio nas hemácias pode causar um ambiente desfavorável a esse. Por sua vez, a anemia falciforme é uma doença hemolítica de caráter genético e hereditária, caracterizada pela presença de eritrócitos com formato de foice. Neste caso, o padrão de herança genética é autossômico recessivo e o gene da globina beta S está em homozigose. Quando em heterozigose, em associação do gene beta S com outras variantes, é denominado traço falciforme. Objetivos: Descrever a contribuição do alelo HbS, como fator de proteção contra o P. falciparum. Material e métodos: O estudo foi construído a partir de revisão da literatura, utilizando-se os descritores malária, anemia falciforme, hemoglobina S e resistência. Os artigos foram pesquisados na base de dados SciELO e PubMed. Resultados: Tanto a homozigose quanto a heterozigose da HbS oferecem resistência ao parasita da malária, devido a dificuldade que este protozoário tem de invadir e crescer dentro dos eritrócitos falciformes, uma vez que, nessas células o nível de potássio intracelular está diminuído em decorrência da afinidade reduzida da hemoglobina S pelo oxigênio, causando a morte do parasito. Além disso, outro mecanismo que confere efeito protetor da hemoglobina falciforme contra a malária é mediado pela enzima heme oxigenase-1, cuja expressão é induzida pelas hemácias falciformes, que induz a produção de monóxido de carbono, impedindo que o parasita cause uma reação que leva à morte do hospedeiro. Outros fatores auxiliam na resistência, como a inibição da citoaderência às células endoteliais, o que reduz a chance de malária cerebral. Ademais, a fagocitose esplênica das células parasitadas também é responsável pela baixa densidade do Plasmodium. Conclusão: A Hemoglobina S protege, mesmo que parcialmente, os eritrócitos contra o processo hemolítico causado por infecções do Plasmodium.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
2

Barbosa, Ana Paula Bezerra, Gabriela Fernandes Ribeiro, Carla Caroline Figueira De Oliveira, Jéssyka Viana Valadares Franco et Letícia Clara Pires Campos. « MANIFESTAÇÕES HEMATOLÓGICAS RELACIONADAS À COVID-19 : UMA REVISÃO DE LITERATURA ». Dans II Congresso Brasileiro de Hematologia Clínico-laboratorial On-line. Revista Multidisciplinar em Saúde, 2022. http://dx.doi.org/10.51161/hematoclil/73.

Texte intégral
Résumé :
Introdução: A COVID-19 é uma infecção viral causada pelo SARS-Cov-2, evolui com processo inflamatório rápido, manifestações respiratórias e alterações hematológicas de origem trombóticas ou hemorrágicas, altera a expressão do gene plaquetário e desencadeia uma hiperreatividade plaquetária. Objetivos: Evidenciar quais os fatores responsáveis pelos eventos hematológicos ligados a COVID-19. Material e métodos: Trata-se de estudo analítico descritivo, utilizando publicações das plataformas PubMed, MedLine, Scielo, os termos COVID-19 e HEMATOLOGIA foram utilizados para as buscas, como critérios utilizou-se os trabalhos publicados nos anos de 2020 e 2021, artigos originais e contendo no título quaisquer alterações hematológicas referentes a doença. Resultados: A pesquisa demonstrou que dos pacientes hospitalizados considerados graves, testado para COVID-19, 3 a 8% apresentaram manifestações hematológicas, dentre elas: tromboembolismo venoso, coagulação intravascular disseminada (CID) e hemorragias. Comparando os paciente com e sem complicações, o grupo de complicações trombóticas apresentou maior D-dímero, fibrinogênio, PCR, ferritina e procalcitonina, o de complicações hemorrágicas apresentou maior procalcitonina, pico de D-dímero, menor contagem de plaquetas. Os mecanismos desencadeantes ainda não estão bem claros, contudo sabe-se que as plaquetas mesmo não expressando o receptor de ligação ao SARS-CoV-2 - ACE2, possuem TLRs, incluindo TLR7, que seria a via de entrada do vírus na célula, alterando o transcriptoma, expressando receptores de selectina-P, levando a ativação plaquetária, juntamente com fatores de coagulação para outras células (monócitos e células T). As respostas hiperreativas são impulsionadas pela ação de tromboxano A2. A CID apareceu na maioria das mortes, o seu desenvolvimento resulta quando monócitos e células endoteliais são ativados e liberam citocinas, expressando fator tecidual e secreção de fator de von Willebrand, dessa forma a circulação de trombina livre, não controlada por anticoagulantes naturais, induz a ativação plaquetária e estimula a fibrinólise O uso de anticoagulação profilática não foi consistente entre os estudos, pois não chegaram a um consenso sobre se a dose profilática padrão ou a anticoagulação para prevenir eventos trombóticos. Conclusão: É necessária melhor compreensão dos riscos hematológicos relacionados a COVID-19 para otimizar as estratégias de diagnóstico e condução sobre prevenção de distúrbios circulatórios decorrentes da doença, investigar e avaliar a eficácia e segurança da tromboprofilaxia.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
Nous offrons des réductions sur tous les plans premium pour les auteurs dont les œuvres sont incluses dans des sélections littéraires thématiques. Contactez-nous pour obtenir un code promo unique!

Vers la bibliographie