Littérature scientifique sur le sujet « Kota lama »

Créez une référence correcte selon les styles APA, MLA, Chicago, Harvard et plusieurs autres

Choisissez une source :

Consultez les listes thématiques d’articles de revues, de livres, de thèses, de rapports de conférences et d’autres sources académiques sur le sujet « Kota lama ».

À côté de chaque source dans la liste de références il y a un bouton « Ajouter à la bibliographie ». Cliquez sur ce bouton, et nous générerons automatiquement la référence bibliographique pour la source choisie selon votre style de citation préféré : APA, MLA, Harvard, Vancouver, Chicago, etc.

Vous pouvez aussi télécharger le texte intégral de la publication scolaire au format pdf et consulter son résumé en ligne lorsque ces informations sont inclues dans les métadonnées.

Articles de revues sur le sujet "Kota lama"

1

Utami, Adinda Sih Pinasti Retno, Tanti Satriana Rosary Nasution et Satya Wahyuputra Santosa. « REVITALISASI KOTA LAMA MELALUI OPTIMALISASI POTENSI ZONA PENYANGGA KOTA LAMA GRESIK ». BORDER 1, no 2 (30 novembre 2019) : 73–82. http://dx.doi.org/10.33005/border.v1i2.25.

Texte intégral
Résumé :
Konservasi kawasan cagar budaya di Gresik telah dilaksanakan sejak 2009. Proses konservasi meliputi dokumentasi, klasifikasi, dan peningkatan fisik. Namun, kerusakan, perubahan, dan penurunan kualitas di kawasan cagar budaya masih terjadi. Salah satu daerah yang direvitalisasi di Gresik adalah Kampung Kemasan. Fenomena yang muncul saat ini adalah bahwa revitalisasi di Kampung Kemasan dianggap tidak memadai baik untuk memicu kebangkitan kembali wilayah warisan dalam skala yang lebih besar atau untuk menghindari degradasi kualitas kawasan warisan di sekitarnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menemukan solusi dari masalah ini dengan mengusulkan desain yang berfokus pada pengembangan zona penyangga Kampung Kemasan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui partisipasi masyarakat untuk memetakan potensi wilayah, observasi, dan interpretasi spasial. Interpretasi spasial dalam hal ini adalah interpretasi karakter ruang yang terbentuk di zona penyangga. Setelah semua data diperoleh, dianalisis dengan menggunakan metode overlay untuk mendapatkan ruang yang akan direncanakan lebih lanjut. Hasil penelitian adalah perencanaan zona penyangga dengan intervensi desain pada street furniture dan area pejalan kaki yang memperkuat citra atau tema kawasan cagar budaya.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
2

Setiawan, Allif Agust, et Arif Rahman Hakim. « Pergeseran Budaya Bersantai Masyarakat Kota Banjarmasin (Komparasi Pasar Lama dan Kota Lama) ». Huma : Jurnal Sosiologi 2, no 4 (25 décembre 2023) : 360–68. http://dx.doi.org/10.20527/h-js.v2i4.176.

Texte intégral
Résumé :
There is a change in the leisure culture in the life of the Banjarmasin City people today, for example, the Mawarung culture in today's life has changed to Nongkrong culture filled with young Banjarmasin people. The point of study compares two places that are the same places to leisure in Banjarmasin, namely Pasar Lama and Kota Lama. This study uses cultural theory and leisure class theory. This type of research is included in qualitative research with a comparative study approach. Data collection techniques by means of observation, interviews and documentation. The research took place from November 2022 to January 2023. The results of this study show several different of the two places to leisure from clothing, places, visitors, menus, facilities, to topics of conversation. There are three main elements that make a cultural shift occur in the two places to leisure, namely the different ideas between the two places, visitor activities, and artifacts or characteristics of places to leisure. The conclusion of this study shows that there is a change in the leisure culture of the Banjarmasin City people from three cultures namely ideas, activities and buildings. Ideas of the past at Pasar Lama and ideas of the present at Kota Lama. Visitor activities at the Pasar Lama are purely leisure and visitor activities at the Kota Lama are leisure while showing off their social status. Most Pasar Lama building represents a simple place and most Kota Lama building represents an aesthetic place. The nongkrong culture as conspicuous leisure in the Pasar Lama was replaced by the culture of nongkrong as conspicuous consumption in the Kota Lama.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
3

Wulanningrum, Sintia Dewi. « Elemen-elemen Pembentuk Kota yang Berpengaruh terhadap Citra Kota (Studi Kasus : Kota Lama Semarang) ». JURNAL PEMBANGUNAN WILAYAH & ; KOTA 10, no 2 (6 juin 2014) : 197. http://dx.doi.org/10.14710/pwk.v10i2.7650.

Texte intégral
Résumé :
Kota Lama Semarang merupakan kawasan kolonial Belanda dimana mana terdapat gedung-gedungyang dibangun sejak zaman Belanda. Kota lama sering disebut sebagai Little Netherland, denganlanskap mirip kota di Eropa serta terdapat kanal yang mengelilinginya menjadikan Kota Lama sepertiminiatur Belanda di Semarang. Akan tetapi seiring berkembangnya zaman, citra Kota Lama Semarangsemakin luntur oleh pengaruh modernisasi. Penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui elemen-elemenpembentuk kota yang berpengaruh terhadap citra di kawasan Kota Lama, sehingga dapat digunakansebagai rujukan dalam meningkatkan citra di kawasan kota lama Semarang. Metode penelitian adalahkualitatif dan kuantitatif. Dari hasil analisis, maka didapatkan bahwa elemen-elemen yang palingberpengaruh terhadap citra kawasan Kota Lama berada di area Letjen Soeprapto seperti Landmarkyang paling menonjol adalah Gereja Blenduk, distrik yang memiliki aktivitas serta tata massa khusus,dimana terdapat aktivitas seperti peribadatan, perdagangan dan jasa serta perkantoran. Selain itu,path paling menonjol berada di jalur Letjen Soeprapto yang dapat dilihat melalui adanya deretanbangunan yang khas di sisi kanan maupun kiri jalur.Kata kunci : elemen-elemen pembentuk kota, citra kota
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
4

Lamahoda, Rudini A. R. B., Amos Setiadi, Reginaldo Christophori Lake et Ricky Samara. « Perkembangan morfologi kawasan Kota Lama Kupang ». EMARA : Indonesian Journal of Architecture 6, no 2 (7 janvier 2021) : 77–90. http://dx.doi.org/10.29080/eija.v6i2.1010.

Texte intégral
Résumé :
Kota Kupang adalah Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, terletak di pesisir Teluk Kupang, bagian Barat Laut Pulau Timor. Perkembangan kawasan Kota Lama Kupang dimulai pada periode abad ke-15, diawali sebagai kota bandar yang dikuasi oleh Raja Helong hingga adanya intervensi pemerintahan Belanda, Portugis, dan Cina, sehingga memiliki morfologi kawasan kota yang unik untuk diteliti. Tujuan penelitian ini ialah mengidentifikasi perkembangan kawasan Kota Lama Kupang selama beberapa periode dan menganalisis perubahan serta perbandingan apa saja terkait morfologi kawasan Kota Lama Kupang. Penelitian deskriptif eksploratif dengan metode analisis sinkronik (tissue analysis) digunakan dalam penelitian ini untuk membaca sejarah yang terjadi pada kawasan Kota Lama Kupang dari periode awal terbentuk kawasan yakni abad ke-15 sampai pada abad ke-21. Selanjutnya, metode analisis diakronik (historical reading) digunakan untuk menemukan perubahan serta perbandingan morfologi kawasan Kota Lama Kupang periode abad ke-15 sampai abad ke-21 dan memaparkan bagaimana ruang-ruang Kota Lama Kupang mulai bertumbuh serta berkembang. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kawasan Kota Lama Kupang mulai berkembang karena memiliki generator utama yaitu masuknya kekuasaan Raja Helong untuk menjadikan Kota Lama Kupang sebagai kota bandar yang ada di Pulau Timor. Temuan perubahan dan perbandingan perkembangan morfologi kawasan Kota Lama Kupang ialah saat masuknya bangsa Belanda, Portugis, dan etnis Cina serta terjadi perubahan setelah Indonesia merdeka yakni perubahan status kawasan Kota Lama Kupang berdasakan aspek politik yang berkembang
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
5

Sagung Alit Widyastuty, Anak Agung. « IDENTIFIKASI KAWASAN KOTA LAMA GRESIK ». WAKTU : Jurnal Teknik UNIPA 9, no 2 (15 juillet 2011) : 6–16. http://dx.doi.org/10.36456/waktu.v9i2.919.

Texte intégral
Résumé :
Keberadaan kota lama semakin memudar seiring dengan terdapatnya fenomena perubahan yang mengakomodasikan perkembangan yang terjadi. Kota lama Gresik terletak di sekitar alon – alon yang merupakan perkampungan kuno dan terletak di dalam kota. Seiring dengan perkembangannya perubahan fisik dan lingkungan ditandai dengan penambahan, perubahan dan pembongkaran bangunan bersejarah yang mencerminkan identitas kawasan dengan bangunan baru yang jauh berbeda dari karakteristik bangunan asli. Studi ini bertujuan untuk mendapatkan arahan pelestarian kawasan kota lama dengan terlebih dahulu mengetahui tingkat perubahan fisik dan lingkungan yang terjadi dengan membandingkan kondisi dulu dengan kondisi saat ini. Hasil studi ini menunjukkan bahwa kawasan kota lama Gresik dalam perkembangannya semakin mengalami perubahan fisik maupun lingkungan mengakibatkan kaburnya / hilangnya identitas kota. Terjadinya perubahan fisik dan lingkungan tersebut di indikasikan karena factor fisik (pengguna lahan dan kondisi bangunan) dan factor non fisik (ekonomi, social budaya dan masyarakat sekitar dan factor hokum) terjadinya perbedaan infrastruktur kawasan, terjadinya perubahan fungsi bangunan, belum terdapatnya peraturan bangunan / lingkungan serta terjadinya perbedaan struktur pertumbuhan ekonomi kawasan serta kurangnya pengetahuan dan keperdulian masyarakat akan sejarah dan kebudayaan yang dimiliki merupakan beberapa factor yang menjadi penyebab terjadinya perubahan fisik dan lingkungan di kawasan kota lama Gresik.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
6

Fitriana, Mira. « KONSEP WATERFRONT KALI MBEROK KOTA LAMA SEMARANG ». Jurnal Arsitektur ARCADE 5, no 2 (2 août 2021) : 152. http://dx.doi.org/10.31848/arcade.v5i2.697.

Texte intégral
Résumé :
Abstract: Kali Mberok Kota Lama Semarang is a river that has a lot of history during the Dutch colonial era in Central Java. The revitalization of the Kota Lama area is now being carried out by turning old buildings into places for office activities and also for supporting tourism activities in the Old City. The development of the revitalization of the Kota Lama cultural heritage area was hampered by the problem of tidal flooding and street lighting. The waterfront concept for Kali Mberok is one solution to overcome the obstacles to revitalizing the Old City by adding green open spaces on the edge of Kali Mberok. The implementation of a waterfront in Kali mberok Kota Lama will have a positive impact on reducing buildings on the riverbank and also increasing street lighting with the addition of public open spaces. Innovatively, this study will lead and develop the potential of Kali Mberok in the design of Kali Mberok waterfront tourism around Kota Lama with an emphasis on the Waterfront conceptAbstrak: Abstrak Kali Mberok Kota Lama Semarang adalah salah sungai yang memiliki banyak sejarah di masa kolonial Belanda di Jawa Tengah. Revitalisasi kawasan Kota Lama kini dilakukan dengan memfungsikan gedung gedung tua menjadi tempat kegiatan perkantoran dan juga tempat kegiatan penunjang pariwisata di Kota Lama. Perkembangan revitalisasi kawasan cagar budaya Kota Lama sempat terhambat karena adanya masalah banjir rob dan penerangan jalan. Konsep waterfront untuk Kali Mberok menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kendala revitalisasi Kota Lama dengan penambahan ruang terbuka hijau di pinggir Kali Mberok. Penerapan waterfront di Kali mberok Kota Lama akan memberikan dampak positif untuk mengurangi bangunan di pinggir sungai dan juga menambah penerangan jalan dengan penambahan ruang terbuka publik. Secara inovatif, kajian ini akan mengarah dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh Kali Mberok pada desain perancangan wisata tepian air Kali Mberok disekitar Kota Lama dengan penekanan konsep Waterfront.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
7

Rukayah, R. Siti, Muhammad Abdullah et Annica Etenia. « KONSERVASI MENARA SLEKO MENUJU LANSEKAP KAWASAN KOTA KUNO SEMARANG ». Jurnal Pengembangan Kota 9, no 1 (15 juillet 2021) : 13–25. http://dx.doi.org/10.14710/jpk.9.1.13-25.

Texte intégral
Résumé :
Konservasi arsitektur dan kawasan bersejarah menjadi issu penting dalam pengembangan kota dewasa ini. Semarang memiliki Kawasan Kota Lama dengan Menara Sleko di Kawasan Sleko yang berfunsgi sebagai kawasan pelabuhan di era kolonial. Menara ini berfungsi sebagai menara pandang yang digunakan untuk memantau keadaan pelabuhan dan pedagang kecil, serta untuk istirahat para pedagang. Namun, karena kini tertutup oleh bangunan kumuh maka kemegahan bangunan Menara Sleko sebagai landmark pada kawasan Kota Kuno Semarang tak nampak lagi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguak keberadaan Menara Sleko sebagai bagian dari Kawasan Kota Lama Semarang. Penelitian ini menggunakan penggalian sejarah dari beberapa arsip kolonial berupa buku, peta dan foto untuk menguak keberadaan Menara Sleko sebagai bagian dari Kota Lama Semarang di masa lalu. Hasil penelitian menunjukan bahwa Menara Sleko merupakan satu kesatuan rancang kota dengan kota benteng yang kini dikenal dengan nama Kota Lama Semarang. Lokasinya menjadi lansekap kota tepi sungai sebagai tempat kapal berlabuh menuju kota lama dan pusat kota Semarang. Dengan menggunakan pendekatan sejarah sebagai alat analisa maka terkuak gambaran kota lama dengan bangunan menara sebagai landmark kota di masa lalu yang terintegrasi dengan lansekap sungai yang bisa digunakan sebagai guideline konservasi kawasan Kota Lama Semarang secara utuh.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
8

Sri Sulihingtyas Drihartati et Endah Dwi Hayati. « PELATIHAN KETERAMPILAN BERBAHASA DAN KEPEMANDUAN BAGI PEMANDU WISATA KOTA LAMA SEMARANG ». Jurnal Suara Pengabdian 45 1, no 4 (5 décembre 2022) : 145–53. http://dx.doi.org/10.56444/pengabdian45.v1i4.211.

Texte intégral
Résumé :
Kota Lama Semarang telah menjadi salah satu daya tarik wisata yang menarik minat wisatawan baik dari dalam kota Semarang maupun luar kota Semarang. Pemerintah Kota Semarang melalui Badan Pengembangan Kawasan Kota Lama Semarang merevitalisasi Kota Lama Semarang sehingga menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi wisatawan. Selain memperbaiki kondisi fisik, pemerintah juga memperbaiki dan meningkatkan fasilitas di Kota Lama Semarang. Salah satunya adalah dengan menyediakan pemandu wisata yang juga memiliki peran penting dalam kemajuan pariwisata. Dengan demikian ketrampilan seorang pemandu wisata juga harus diperhatikan dan ditingkatkan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan ketrampilan berbahasa dan teknik kepemaduan para pemandu wisata Kota Lama Semarang. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan pelatihan dan praktek langsung di Kota Lama Semarang. Dengan mengikuti kegiatan ini diharapkan ketrampilan berbahasa dan kepemanduan pemandu wisata Kota Lama Semarang meningkat dan pada akhirnya dapat meningkatkan pariwisata di kota Semarang. Kata Kunci: pariwisata, pemandu wisata, Kawasan Kota Lama Semarang. Semarang Old Town has become one of the tourist attractions that attracts tourists both from within the city of Semarang and outside the city of Semarang. The Semarang City Government through Badan Pengembangan Kawasan Kota Lama Semarang revitalized Semarang Old City so that it became a comfortable place for tourists to visit. In addition to improving physical conditions, the government also improves and improves facilities in Semarang Old City. One of them is by providing tour guides who also have an important role in the progress of tourism. Thus the skills of a tour guide must also be considered and improved. This community service activity is carried out with the aim of improving the language skills and guidance techniques of the Semarang Old City tour guides. This activity is carried out by providing training and hands-on practice in Kota Lama Semarang. By participating in this activity, it is hoped that the language skills and guidance of the Semarang Old City tour guide will increase and in the end can increase tourism in the city of Semarang. Keywords: tourism. guide., Kota Lama Semarang.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
9

Lake, Reginaldo Christophori, Yuliana Bhara Mberu et Avitu Diaz. « ELEMEN-ELEMEN PEMBENTUK SISTEM KOTA-LAMA KUPANG ». Jurnal Arsitektur KOMPOSISI 12, no 3 (29 mai 2019) : 257. http://dx.doi.org/10.24002/jars.v12i3.2235.

Texte intégral
Résumé :
Abstract: This research focuses on the old city-area of Kupang as a historical area formed based on the typology and morphology of the city of Kupang in the past. In the study of the existence of the city-old Kupang is associated with aspects of the function and development of the city. The problems studied are what physical elements exist in the old city area that needs to be emphasized in order to be able to support the activities and functions of the old city-area of Kupang and its preservation. The purpose of revealing the physical elements of the old city of Kupang is to become a concept or direction for the design of the morphology of the city of Kupang on an ongoing basis. The results of the study indicate that changes in the Kupang city-old region are influenced by the elements forming the urban area that are in line with the socio-cultural and economic development of the community in the region.Keywords: physical elements, morphology, heritage, city of KupangAbstrak: Penelitian ini berfokus pada kawasan kota-lama Kupang sebagai kawasan bersejarah yang terbentuk berdasarkan tipologi dan morfologi kota Kupang tempo dulu. Dalam kajian keberadaan kota-lama Kupang dikaitkan dengan aspek fungsi dan perkembangan kota. Permasalahan yang dikaji adalah apa saja elemen fisik yang terdapat pada kawasan kota-lama yang perlu dipertegas agar mampu mendukung kegiatan dan fungsi kawasan kota-lama Kupang dan pelestariannya. Tujuan dari mengungkapkan elemen fisik dari kota-lama Kupang dijadikan sebuah konsep atau arahan desain morfologi kota Kupang secara berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan pada kawasan kota-lama Kupang dipengaruhi oleh elemen-elemen pembentuk kawasan kota yang sejalan dengan perkembangan sosial budaya dan ekonomi masyarakat dalam kawasan.Kata Kunci: elemen fisik, morfologi, kota-lama, kota Kupang
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
10

Anisa, Anisa. « Karakteristik Arsitektur di Kota Lama Kudus ». NALARs 17, no 2 (5 juin 2018) : 155. http://dx.doi.org/10.24853/nalars.17.2.155-164.

Texte intégral
Résumé :
ABSTRAK. Kota Lama Kudus atau yang lebih sering disebut Kudus Kulon adalah sebuah kawasan bersejarah yang berada di Kabupaten Kudus, Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten Kudus terbagi menjadi dua yaitu Kudus Kulon dan Kudus Wetan dengan sebuah sungai sebagai pemisah kedua area tersebut. Kudus Kulon atau Kota Lama Kudus merupakan cikal bakal kota Kudus dan sebuah tempat bersejarah dengan adanya makam Sunan Kudus dan Masjid Menara Kudus. Kudus yang kita kenal sekarang ini selain adanya Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus, juga terkenal karena industri rokok. Dalam sejarah dikisahkan dahulu industri rokok berkembang mulai dari home industry di Kota Lama Kudus sekitar tahun 1900. Jauh sebelum industri rokok berkembang, sudah ada perdagangan yang memajukan daerah Kota Lama Kudus yaitu perdagangan palawija dan tembakau. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang mendeskripsikan serta menginterpretasikan karakteristik arsitektur Kota Lama Kudus. Deskripsi dan interpretasi ini penting dilakukan karena kondisi terkini Kota Lama Kudus sudah mengalami banyak perubahan. Data diambil melalui observasi lapangan tentang kondisi rumah, permukiman dan kawasan Kota Lama Kudus. Pada daerah sekitar Masjid dan Menara Kudus, permukiman didominasi oleh rumah-rumah Kilungan sehingga membentuk jalan-jalan berbentuk lorong seperti labirin. Semakin jauh dari Masjid dan Menara Kudus bentuk permukimannya berubah menjadi rumah-rumah terbuka tanpa dinding kilungan. Selain lingkungan permukimannya, arsitektur rumah di Kota Lama Kudus juga beragam. Ada rumah tradisional Kudus dengan bangunan sisir (tempat usaha), rumah tradisional Kudus tanpa bangunan sisir, rumah gedong (gaya eropa) dan rumah kilungan (rumah di dalam pagar tinggi). Tiga arsitektur rumah tersebut adalah asli sebagai karakteristik arsitektur Kota Lama Kudus. Faktor yang mempengaruhi karakteristik arsitektur di Kota lama Kudus adalah aktivitas yang di lakukan di kawasan tersebut Kata Kunci: karakteristik, arsitektur, rumah, permukiman, Kota Lama Kudus ABSTRACT. Kota Lama Kudus or more commonly called Kudus Kulon is a historic area located in Kudus District, Central Java Province. Kudus District is divided into two namely Kudus Kulon and Kudus wetan with a river as a separator of both areas. Kudus Kulon or Kota Lama Kudus is the forerunner of Kudus city and a historic place with the tomb of Sunan Kudus and Mosque of Menara Kudus. Kudus that we know today besides the existence of the Masjid Menara and the Tomb of Sunan Kudus, also famous for the cigarette industry. In the history of the first cigarette industry began to grow from the home industry in the Kudus Old City around the year 1900. Long before the cigarette industry develops, there is a trade that promotes the area of the Old Town Kudus palawija and tobacco trade. This research is qualitative descriptive research that describes and interpret the architectural character of Kota Lama Kudus. These descriptions and interpretations are essential because the current condition of the Kudus Old City has undergone many changes. The data was taken through field observations on the condition of houses, settlements and the area of the Old City. In the area around the Mosque and the Menara, the settlements are dominated by Kilungan houses to form alley-shaped streets such as labyrinths. The farther away from the Mosque and the Menara form the settlements are transformed into open houses without the globe walls. In addition to its residential neighborhood, the architecture of the house in the Kudus Old City also varied. There is a traditional Kudus house with a sisir building (place of business), a traditional Kudus house without a sisir building, a gedong house (European style) and a kilungan house (house inside a high fence). The three architectural houses are genuine and are a character of the architecture of the Kudus Old City. Factors affecting the architectural characteristics of the old city of Kudus are the activities undertaken in the region Keywords: characteristics, architecture, house, settlement, kudus Old City
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

Livres sur le sujet "Kota lama"

1

Supangkat, Eddy. Salatiga : Sketsa kota lama. 2e éd. Salatiga : Griya Media, 2007.

Trouver le texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
2

1956-, Lubis Nina H., dir. Sejarah kota-kota lama di Jawa Barat. Bandung : Alqaprint Jatinangor, 2000.

Trouver le texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
3

Ekasiwi, Sri Nastiti N. Kaitan peremajaan kota terhadap kelestarian kota lama Surabaya : Laporan penelitian. Surabaya : Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Lembaga Penelitian, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 1996.

Trouver le texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
4

Ginting, Nurlisa. Revitalisasi Balai Kota Lama, Jalan Balai Kota, Medan : Laporan penelitian. Medan : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I., Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Universitas Sumatera Utara, 1999.

Trouver le texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
5

Melamba, Basrin. Kota lama kota baru Kendari : Kajian sejarah sosial, politik, dan ekonomi. Sleman, Yogyakarta : Teras, 2011.

Trouver le texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
6

Gallery, Semarang. Arsitek, perupa, dan sketsa Kota Lama, Semarang. Semarang, Indonesia : Semarang Gallery, 2013.

Trouver le texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
7

Purwanto, Edy. Eksplorasi karakter arsitektur kota kawasan pusat kota lama Semarang : Laporan hasil penelitian. Semarang : Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, 1996.

Trouver le texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
8

Rahardjo, Supratikno. Kota Banten lama : Mengelola warisan untuk masa depan. Jagakarsa, Jakarta : Wedatama Widya Sastra, 2011.

Trouver le texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
9

Falah, W. Anwar. Menyingkap riwayat dan pesona Kota Padang Lama yang tersisa. Padang : Pemerintah Propinsi Sumatera Barat, Dinas Pariwisata Seni dan Budaya, UPTD Museum Adityawarman, 2007.

Trouver le texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
10

Kusumastuti. Mencari arahan pola pertumbuhan fisik ruang pusat kota Surakarta dengan mempertahankan pola arsitektur kota lama : Laporan penelitian. [Surakarta] : Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, 1997.

Trouver le texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

Chapitres de livres sur le sujet "Kota lama"

1

Liman Kaban, Ayşegül. « Erken Yaşta Teknoloji Kullanımının Dil Gelişimine Etkisi ». Dans Yabancı Dil Öğretmeni Eğitiminde Değişen Koşullar, Gereksinimler ve Öneriler, 14–21. İstanbul Üniversitesi–Cerrahpaşa Yayınevi, 2023. http://dx.doi.org/10.5152/3703.

Texte intégral
Résumé :
Koronavirüs salgını nedeniyle okulların kapanması ve çocukların zamanlarını evde geçirmek zorunda kalmaları sonucu ekranla tanışma yaşı etkilendi ve daha çok çocuk ekran karşısın- da zaman geçirmeye başladı. Günümüzde yeni iletişim teknolojileri ve sosyal medya, toplum- sal, kültürel, ekonomik ve politik dönüşümleri tetikleyebildiği gibi bireylerin gündelik hayatları ve yaşam tarzları üzerinde de bir takım köklü değişikler yaşanmasına sebep olmaktadır. Bu teknolojilerin bilgiye kolay ve hızlı şekilde ulaşma, zaman-mekan kısıtlarını aşarak iletişim kurma, gündelik hayatı kolaylaştırma gibi faydalarının yanı sıra bir de madalyonun öteki yüzü bulunmaktadır. Kişisel mahremiyetin tehlikeye girmesi, enformasyon yığınından faydalı bilgil- eri süzmenin zorluğu, yalan haberlerin hızlı biçimde dolaşıma girmesi gibi olumsuz etkilerle birlikte sosyal medya bağımlılığı ile kol kola yürüyen toplumsal hayattan izole yaşam tarzları, birer sorun olarak önümüzde durmaktadır. Yabancı dil öğretmenleri her zaman çocuklara yeni beceriler ve kavramlar tanıtmanın en iyi yolunu arar. Konu teknoloji kullanımı olduğunda ise bi- raz daha temkinli davranır. Bilinçsiz teknoloji kullanımı eğitimcileri endişelendirse de çevrimiçi program ve uygulamaların çocukların bilişsel ve sosyo-duygusal gelişim düzeylerine uygun ve doğru bir biçimde kullanıldığı takdirde birtakım fırsatlar sunduğu aşikardır. Yapılan araştırma- lar teknolojik araçların kullanımının yaratıcılığı ve çok yönlü dikkati arttırdığını, görsel bilgiyi çok hızlı bir biçimde alıp işlemede çocuklara yardımcı olduğunu, görsel zekâyı geliştirebildiğini göstermektedir. Ayrıca çocukların oynadıkları pek çok oyunun; problem çözme, strateji ve plan- lama becerilerinin gelişimine destek olduğu da bilinmektedir.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

Actes de conférences sur le sujet "Kota lama"

1

Wuisang, Cynthia E. V., Agung Sutrisno et Julianus A. R. Sondakh. « Strategi Revitalisasi Kawasan Heritage di Pusat Kota Lama Kota Manado ». Dans Temu Ilmiah IPLBI 2019. Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia, 2019. http://dx.doi.org/10.32315/ti.8.a103.

Texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
2

« Pengelolaan Kawasan Kota Heritage Pesisir Berbasis Pariwisata Kreatif Studi Kasus : Kawasan Kota Lama Semarang ». Dans Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia. Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia, 2017. http://dx.doi.org/10.32315/sem.1.b321.

Texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
3

Hariyono, Paulus. « Mental Maps sebagai Penguat Citra Wisata Kota Lama Semarang ». Dans Temu Ilmiah IPLBI 2018. Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia, 2018. http://dx.doi.org/10.32315/ti.7.b036.

Texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
4

Harianto, Gracia Angela, et Gregorius Genep Sukendro. « Branding Analysis in Development Effort Kota Lama Semarang’s Tourism Destinations ». Dans International Conference on Economics, Business, Social, and Humanities (ICEBSH 2021). Paris, France : Atlantis Press, 2021. http://dx.doi.org/10.2991/assehr.k.210805.141.

Texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
5

Suskiyatno, FX bambang, et Krisprantono Krisprantono. « Koservasi Air Hujan sebagai Air Bersih di Kawasan Kota Lama Semarang ». Dans Temu Ilmiah IPLBI 2018. Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia, 2018. http://dx.doi.org/10.32315/ti.7.i006.

Texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
6

Rahmi, Anggita, et Muhammad Sani Roychansyah. « Tipologi Arsitektur Fasad Bangunan Kantor Kolonial di Kawasan Kota Lama Semarang ». Dans Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia 6. Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia, 2017. http://dx.doi.org/10.32315/ti.6.i033.

Texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
7

Setiawati, Sri, Titus Adji, Widhi Nugroho, Iwan Darmawan, Moh Susanto et Adri Yandi. « The Conservation of Cultural Heritage Areas of Film City in Kota Lama of Semarang ». Dans Proceedings of the 2nd International Conference of Science and Technology for the Internet of Things, ICSTI 2019, September 3rd 2019, Yogyakarta, Indonesia. EAI, 2020. http://dx.doi.org/10.4108/eai.20-9-2019.2292115.

Texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
8

Dameria, Christin, Roos Akbar et Petrus Natalivan. « Siapa Pemilik Sense of Place ? Tinjauan Dimensi Manusia dalam Konservasi Kawasan Pusaka Kota Lama ». Dans Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia. Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia, 2017. http://dx.doi.org/10.32315/sem.1.b235.

Texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
9

Febriyani, Suci, Agus Ekomadyo et Hari Hajaruddin Siregar. « Penerapan Karakter Kota Lama Medan dalam Perancangan Pusat Kuliner di Tepi Sungai Deli Medan ». Dans Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia 6. Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia, 2017. http://dx.doi.org/10.32315/ti.6.d025.

Texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
10

Hidayatullah, R. H., Supriyadi, Khumaedi et Sugiyanto. « Ground Structures Analysis Based on Microseismic Data Case Study of Heritage Kota Lama Semarang ». Dans 2021 14th International Conference on Advanced Computer Theory and Engineering (ICACTE). IEEE, 2021. http://dx.doi.org/10.1109/icacte53799.2021.00019.

Texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

Rapports d'organisations sur le sujet "Kota lama"

1

Hudgens, Bian, Jene Michaud, Megan Ross, Pamela Scheffler, Anne Brasher, Megan Donahue, Alan Friedlander et al. Natural resource condition assessment : Puʻuhonua o Hōnaunau National Historical Park. National Park Service, septembre 2022. http://dx.doi.org/10.36967/2293943.

Texte intégral
Résumé :
Natural Resource Condition Assessments (NRCAs) evaluate current conditions of natural resources and resource indicators in national park units (parks). NRCAs are meant to complement—not replace—traditional issue- and threat-based resource assessments. NRCAs employ a multi-disciplinary, hierarchical framework within which reference conditions for natural resource indicators are developed for comparison against current conditions. NRCAs do not set management targets for study indicators, and reference conditions are not necessarily ideal or target conditions. The goal of a NRCA is to deliver science-based information that will assist park managers in their efforts to describe and quantify a park’s desired resource conditions and management targets, and inform management practices related to natural resource stewardship. The resources and indicators emphasized in a given NRCA depend on the park’s resource setting, status of resource stewardship planning and science in identifying high-priority indicators, and availability of data and expertise to assess current conditions for a variety of potential study resources and indicators. Puʻuhonua o Hōnaunau National Historical Park (hereafter Puʻuhonua o Hōnaunau NHP) encompasses 1.7 km2 (0.7 mi2) at the base of the Mauna Loa Volcano on the Kona coast of the island of Hawaiʻi. The Kona coast of Hawaiʻi Island is characterized by calm winds that increase in the late morning to evening hours, especially in the summer when there is also a high frequency of late afternoon or early evening showers. The climate is mild, with mean high temperature of 26.2° C (79.2° F) and a mean low temperature of 16.6° C (61.9° F) and receiving on average 66 cm (26 in) of rainfall per year. The Kona coast is the only region in Hawaiʻi where more precipitation falls in the summer than in the winter. There is limited surface water runoff or stream development at Puʻuhonua o Hōnaunau NHP due to the relatively recent lava flows (less than 1,500 years old) overlaying much of the park. Kiʻilae Stream is the only watercourse within the park. Kiʻilae Stream is ephemeral, with occasional flows and a poorly characterized channel within the park. A stream gauge was located uphill from the park, but no measurements have been taken since 1982. Floods in Kiʻilae Stream do occur, resulting in transport of fluvial sediment to the ocean, but there are no data documenting this phenomenon. There are a small number of naturally occurring anchialine pools occupying cracks and small depressions in the lava flows, including the Royal Fishponds; an anchialine pool modified for the purpose of holding fish. Although the park’s legal boundaries end at the high tide mark, the sense of place, story, and visitor experience would be completely different without the marine waters adjacent to the park. Six resource elements were chosen for evaluation: air and night sky, water-related processes, terrestrial vegetation, vertebrates, anchialine pools, and marine resources. Resource conditions were determined through reviewing existing literature, meta-analysis, and where appropriate, analysis of unpublished short- and long-term datasets. However, in a number of cases, data were unavailable or insufficient to either establish a quantitative reference condition or conduct a formal statistical comparison of the status of a resource within the park to a quantitative reference condition. In those cases, data gaps are noted, and comparisons were made based on qualitative descriptions. Overall, the condition of natural resources within Puʻuhonua o Hōnaunau NHP reflects the surrounding landscape. The coastal lands immediately surrounding Puʻuhonua o Hōnaunau NHP are zoned for conservation, while adjacent lands away from the coast are agricultural. The condition of most natural resources at Puʻuhonua o Hōnaunau NHP reflect the overall condition of ecological communities on the west Hawai‘i coast. Although little of the park’s vegetation...
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
Nous offrons des réductions sur tous les plans premium pour les auteurs dont les œuvres sont incluses dans des sélections littéraires thématiques. Contactez-nous pour obtenir un code promo unique!

Vers la bibliographie