Littérature scientifique sur le sujet « Indonesia. Direktorat Rehabilitasi Penderita Cacat »

Créez une référence correcte selon les styles APA, MLA, Chicago, Harvard et plusieurs autres

Choisissez une source :

Consultez les listes thématiques d’articles de revues, de livres, de thèses, de rapports de conférences et d’autres sources académiques sur le sujet « Indonesia. Direktorat Rehabilitasi Penderita Cacat ».

À côté de chaque source dans la liste de références il y a un bouton « Ajouter à la bibliographie ». Cliquez sur ce bouton, et nous générerons automatiquement la référence bibliographique pour la source choisie selon votre style de citation préféré : APA, MLA, Harvard, Vancouver, Chicago, etc.

Vous pouvez aussi télécharger le texte intégral de la publication scolaire au format pdf et consulter son résumé en ligne lorsque ces informations sont inclues dans les métadonnées.

Articles de revues sur le sujet "Indonesia. Direktorat Rehabilitasi Penderita Cacat"

1

Prasida, Dita Wasthu. « PERSEPSI IBU TENTANG PEMBERIAN OBAT FILARIASIS UNTUK PENCEGAHAN ELEPHANTIASIS PADA BALITA DI DESA JONO TAWANGHARJO GROBOGAN ». Jurnal SMART Kebidanan 3, no 2 (25 juillet 2017) : 1. http://dx.doi.org/10.34310/sjkb.v3i2.57.

Texte intégral
Résumé :
Latar Belakang:Penyakit filariasis sampai saat ini masih menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 angka kejadian penderita mencapai 11 kasus, termasuk data yang ada di Tawangharjo yaitu ada 3 kasus, yang terdapat di Desa Jono. Pada pemberian obat pencegahan filariasis di desa Jono yaitu mencapai 682 jiwa kecuali anak dibawah 2 tahun, ibu hamil, penderita penyakit berat dan usia lebih dari 70 tahun. Menurut data yang bersumber dari Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Republik Indonesia, saat ini Indonesia ada 302 kabupaten/kota yang endemis filariasis serta Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2014 Tentang Penanggulangan Filariasis yaitu Pemutusan rantai penularan sebagaimana yang dimaksud dilaksanakan paling sedikit melalui Pemberian Obat Pencegahan Secara Masal (POPM) Filariasis pada wilayah endemis Filariasis dan upaya perlindungan dari gigitan nyamuk. Tujuan penelitian: untuk melihat implementasi pelaksanaan pemberian obat massal pencegahan filariasis di kabupaten Grobogan tahun 2015. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain ,melalui wawancara terarah. Subyek penelitian adalah ibu-ibu yang mempunyai anak balita (2-5 tahun) yang mendapatkan pengobatan massal. Hasil penelitian: Pemberian obat secara massal untuk pencegahan filariasis pada balita (2-5 tahun) sangat diperlukan dan didukung oleh masyarakat, karena pengobatan massal ini akan berpengaruh terhadap rantai penularan penyakit filariasis yang mengakibatkan penyakit menahun dan cacat permanen pada penderitanya apabila tidak ditangani secara cepat. Tenaga kesehatan diharapkan meningkatkan sosialisasi tentang cara pencegahan filariasis dan memberikan pengobatan massal filariasis secara berkelanjutan untuk memutus rantai penyakit filariasis. Kata kunci : Persepsi; Pencegahan; Obat Filariasis Mother’s Perception About Drug For Prevention Elephantiasis Filariasis In Toddlers In Tawangharjo Grobogan ABSTRACT Background: Filariasis is still a problem for public health. Data health departementGrobogan 2015 the incidence of patients reached 11 cases, including data on the Tawangharjo namely 3 cases, contained in Jono village. Filariasis prevention of drug administration in Jono village, reaching 628 inhabitants except children under 2 years old, woman pregnant, patients with severe disease and the elderly over 70 years. According to data from the Directorate General of Disease Control and Environmental Health Department of the Republic of Indonesia, Indonesia there are 302 districts / cities are endemic filariasis as well as the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 94 Year 2014 About the Countermeasures Filariasisie Termination of the chain of transmission within the meaning carried out at least through Prevention off Mass Drug Administration (POPM) Filariasis in endemic areas of filariasis and protective measures against mosquito bites. Purpose: The purpose of this study is to see the implementation of the implementation of preventive filariasis mass drug administration in Grobogan 2015. Method: This study used qualitative methods to design, through targeted interviews. Subjects were mothers who have young children (2-5 years) who received mass treatment. Result: The results of this study indicate that mass drug administration for filariasis prevention in infants (2-5 years) is required and supported by the community, because this mass treatment would affect the chain of transmission of filariasis disease resulting in chronic diseases and permanent physical disabilities of patients if not treated rapidly.Health workers are expected to increase the socialization and give filariasis mass treatment on an ongoing basis to break the chain of filariasis. Key word : Perception; Prevention; Filariasis Drug
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
2

Arisanti, Yunita, Wijaya Andi Saputra et Putut Wisnu Nugroho. « Implementasi undang-undang kesehatan jiwa di provinsi DIY ». Berita Kedokteran Masyarakat, 30 juillet 2018, 12. http://dx.doi.org/10.22146/bkm.37662.

Texte intégral
Résumé :
Data Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi ganggunan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala depresi dan kecemasan mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk. Jumlah kasus gangguan jiwa berat tahun 2016 di DIY 12.322 orang, dengan data terakhir ada 56 kasus pemasungan. Riskesdas 2013 menyebutkan DIY mempunyai prevalensi kasus gangguan jiwa berat 2.7/mil lebih tinggi daripada prevalensi nasional yaitu 1.7/mil. Undang-undang Kesehatan Jiwa Nomer 18 Tahun 2014 disusun dengan tujuan menghentikan pelanggaran terhadap hak asasi manusia yaitu perlindungan terhadap pemasungan ODGJ berat, mengubah stigma dan diskriminasi terhadap penderita. Sampai tahun 2018 hanya 1 propinsi di Indonesia yang sudah mempunyai Perda mengenai Penyelenggaraan Kesehatan Jiwa yaitu Propinsi Jawa Barat. Di DIY, program kesehatan jiwa belum mempunyai peraturan daerah sendiri, masih dimasukkan ke dalam Perda No 4 tahun 2012 tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Hak Penyandang Disabilitas. ODGJ dan ODMJ dikategorikan dalam “gangguan sosialitas, emosional, dan perilaku”. Perda ini belum direvisi setelah diberlakukannya UU Nomer 8 tahun 2016 tentang Disabilitas. DIY hanya memiliki satu peraturan yang membahas masalah spesifik pemasungan penderita gangguan jiwa yaitu Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No.81 tahun 2014 untuk Pedoman Penanggulangan Pemasungan. Laporan Kinerja RS Jiwa Grhasia DIY tahun 2017 yang menjadi indikator yaitu “Presentase penderita gangguan jiwa berat yang ditangani RS Jiwa Grhasia DIY”. Menjadi pertanyaan : tanggung jawab siapakah proses promotif, preventif dan rehabilitasi psikososial pasien ODGJ dan ODMJ jika tidak ada peraturan daerah yang menjadi panduan. Kesimpulan yang diambil perlu sinkronisasi program yang disusun oleh Direktorat Bina Kesehatan Jiwa ke pemerintah daerah, masalah Kesehatan Jiwa belum menjadi prioritas dalam pelayanan kesehatan di daerah, UU kesehatan jiwa belum diturunkan menjadi peraturan daerah sesuai spesifikasi kondisi daerah setelah 4 tahun disahkan, dan belum ada PP yang mengatur tentang Kesehatan Jiwa secara lebih spesifik.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
3

Vani, Gabriela Chrisnita, Santoso Tri Raharjo, Eva Nuriyah Hidayat et Sahadi Humaedi. « PENGASUHAN (GOOD PARENTING) BAGI ANAK DENGAN DISABILITAS ». Share : Social Work Journal 4, no 2 (28 décembre 2014). http://dx.doi.org/10.24198/share.v4i2.13067.

Texte intégral
Résumé :
Setiap anak tidak terkecuali anak dengan disabilitas mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang, mendapatkan pendidikan, dan hak-hak lainnya. Akan tetapi jumlah anak disabilitas di Indonesia yang ternyata tidak sedikit harus diperhatikan bersama terutama oleh lingkungan terdekat atau orangtua. Hal ini dibuktikan dengan adanya jumlah anak penyandang disabilitas yang semakin meningkat dari tahun ke tahun menurut Pendataan Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat Kementerian Sosial (2009) , terdapat 65.727 anak, yang terdiri dari 78.412 anak dengan kedisabilitasan ringan, 74.603 anak dengan kedisabilitasan sedang dan 46.148 anak dengan kedisabilitasan berat. Lalu berdasarkan Susenas Triwulan 1 Maret 2011, jumlah anak Indonesia sebanyak 82.980.000. Dari populasi tersebut, 9.957.600 anak adalah anak berkebutuhan khusus dalam kategori penyandang disabilitas. Anak dengan disabilitas memerlukan penanganan khusus, tetapi tidak semua orangtua yang tulus menerima anak dengan disabilitas dan memberikan kasih sayang secara penuh hal ini dapat terlihat dari penerimaan orangtua yang sedih, malu, dan terkejut. Dengan penerimaan tersebut, akan mengakibatkan orangtua tidak memperdulikan anak dengan disabilitas dan kurangnya perhatian atau kasih sayang orangtua kepada anak dengan disabilitas. Belum banyak orangtua yang menerima anak dengan disabilitas dengan hati yang tulus, yang mengakibatkan kurang terpenuhinya hak dan kebutuhan anak dengan disabilitas. Dalam hal ini, perlu adanya pengasuhan baik dari keluarga terutama kedua orangtua anak. Pengasuhan yang baik akan menghasilkan anak dengan disabilitas dapat memenuhi kebutuhan dan mendapatkan hak mereka sehingga dapat berfungsi secara sosial. Perlunya edukasi akan fungsi keluarga yang memang harus dipenuhi yaitu afeksi, keamanan, identitas,afiliasi, sosialisasi, kontrol harus diberikan orangtua kepada anak penyandang disabilitas. Pelayanan sosial bagi keluarga juga dapat diterapkan diadakan misalnya dengan pelayanan konseling keluarga, family life education (pendidikan kehidupan keluarga), dan parent support group dapat dilakukan oleh pekerja sosial dalam memberdayakan orang tua serta anak dengan disabilitas.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
4

Vani, Gabriela Chrisnita, Santoso Tri Raharjo et Eva Nuriyah Hidayat. « PENGASUHAN (GOOD PARENTING) BAGI ANAK DENGAN DISABILITAS ». Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2, no 1 (1 septembre 2015). http://dx.doi.org/10.24198/jppm.v2i1.13263.

Texte intégral
Résumé :
Setiap anak tidak terkecuali anak dengan disabilitas mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang, mendapatkan pendidikan, dan hak-hak lainnya. Akan tetapi jumlah anak disabilitas di Indonesia yang ternyata tidak sedikit harus diperhatikan bersama terutama oleh lingkungan terdekat atau orangtua. Hal ini dibuktikan dengan adanya jumlah anak penyandang disabilitas yang semakin meningkat dari tahun ke tahun menurut Pendataan Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat Kementerian Sosial (2009) , terdapat 65.727 anak, yang terdiri dari 78.412 anak dengan kedisabilitasan ringan, 74.603 anak dengan kedisabilitasan sedang dan 46.148 anak dengan kedisabilitasan berat. Lalu berdasarkan Susenas Triwulan 1 Maret 2011, jumlah anak Indonesia sebanyak 82.980.000. Dari populasi tersebut, 9.957.600 anak adalah anak berkebutuhan khusus dalam kategori penyandang disabilitas. Anak dengan disabilitas memerlukan penanganan khusus, tetapi tidak semua orangtua yang tulus menerima anak dengan disabilitas dan memberikan kasih sayang secara penuh hal ini dapat terlihat dari penerimaan orangtua yang sedih, malu, dan terkejut. Dengan penerimaan tersebut, akan mengakibatkan orangtua tidak memperdulikan anak dengan disabilitas dan kurangnya perhatian atau kasih sayang orangtua kepada anak dengan disabilitas. Belum banyak orangtua yang menerima anak dengan disabilitas dengan hati yang tulus, yang mengakibatkan kurang terpenuhinya hak dan kebutuhan anak dengan disabilitas. Dalam hal ini, perlu adanya pengasuhan baik dari keluarga terutama kedua orangtua anak. Pengasuhan yang baik akan menghasilkan anak dengan disabilitas dapat memenuhi kebutuhan dan mendapatkan hak mereka sehingga dapat berfungsi secara sosial. Perlunya edukasi akan fungsi keluarga yang memang harus dipenuhi yaitu afeksi, keamanan, identitas,afiliasi, sosialisasi, kontrol harus diberikan orangtua kepada anak penyandang disabilitas. Pelayanan sosial bagi keluarga juga dapat diterapkan diadakan misalnya dengan pelayanan konseling keluarga, family life education (pendidikan kehidupan keluarga), dan parent support group dapat dilakukan oleh pekerja sosial dalam memberdayakan orangtua serta anak dengan disabilitas.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
5

Muslimah, Muslimah, Nina Anggraeni Noviasari, Wijayanti Fuad, Nabila Fahmi Hidayat, Deanna Trixie Ardelia, Nanindva Ailsa Pramudhita et Nila Nurdiana. « Pencegahan Stroke Melalui Edukasi, Pengukuran Kualitas Hidup Dan Senam Antistroke Di Panti Werdha Harapan Ibu, Ngaliyan Semarang (284-298) ». PENGABDIAN SOSIAL 3, no 2 (18 juillet 2023). http://dx.doi.org/10.32493/pbs.v3i2.32143.

Texte intégral
Résumé :
Indonesia, 55-60% orang dengan gejala stroke menderita cacat ringan sampai berat, 25% meninggal dunia, dan 10-15% penderita selamat. Akibat gangguan fungsional ini menyebabkan penderita stroke kehilangan produktivitasnya dan harus mengeluarkan biaya yang besar untuk perawatan rehabilitasi . Prevalensi kasus stroke di Jawa Tengah yaitu 3,09%. Kuesioner the EuroQol 5 Dimension 5 Level (EQ-5D-5L) merupakan alat ukur HRQol generik yang terbukti memiliki validitas dan reliabilitas yang baik pada populasi prolanis. Tujuan pengabdian bagi masyarakat ini adalah dengan pengukuran kualitas hidup metode EQ-5D-5L terciptanya kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat sebagai bentuk pencegahan terhadap suatu penyakit dibandingkan jika mereka sakit terus melakukan pengobatan dengan biaya mahal. Tujuan yang lain yaitu dengan pelatihan stroke meningkatkan imunitas/kekebalan dari tubuh manusia sehingga rentan terhadap penyakit dan hidupnya menjadi sehat tanpa harus tergantung pada obat. Pengabmas dosen ini bersinergi dengan kegiatan PBL mahasiswa. Dosen bekerjasama dengan Panti Werdha Harapan Ibu memberikan edukasi pencegahan penyakit stroke sedini mungkin, pengukuran kualitas dan senam. Kegiatan ini di laksanakan Sabtu pagi dengan jumlah peserta diperkirakan 44 orang. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada: Hari Sabtu Pukul 07.30 – 11.30, tanggal 27 Mei 2023, tempat Aula Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan Semarang. Instrumen PKM berupa bahan dan alat yang digunakan adalah LCD, Sound System, Poster Stroke , Gedung Aula, snack. Sound disediakan oleh petugas Panti dan Tim PKM FK UNIMUS. Sampel PKM peserta senam dari Panti. Pengumpulan data dengan mengumpulkan data primer melalui wawancara dengan kuesioner EQ-5D-5L dan edukasi stroke. Data yang diperoleh kemudian dihitung nilai kualitas hidupnya dengan rumus perhitungan EQ-5D-5L.yang sudah di standar versi Indonesia. Metode pengabdian masyarakat meliputi : Senam Antistroke diikuti 25 warga panti selama 25 menit, kemudian dilanjutkan penyuluhan pencegahan penyakit stroke dan dilanjut senam. Sumber data yang digunakan meliputi rekam medik pasien, kuesioner edukasi kesehatan dan kuesioner EQ-5D-5L. Analisa statistik dilakukan dengan Mann-whitney U test dan Kruskal-wallis test. Karakteristik subjek penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien dalam penelitian ini adalah Perempuan (77,3%), memiliki usia 56-65 tahun (43,2%), status pernikahan (93,2%), Pendidikan SMA keatas (54,5%), tidak bekerja (63,6%). Hasil penelitian menunjukkan usia dan pekerjaan memberikan pengaruh yang bermakna terhadap nilai Utilitas karena nilai P value < 0,05. sedangkan untuk varibel Jenis kelamin, status pernikahan, dan pendidikan tidak membrikan pengaruh yang bermakna terhadap nilai Utilitas. Hasil uji VAS menyatakan karakteristik pasien tidak memberikan pengaruh terhadap nilai VAS karena nilai p value > 0,05. Hasil pengabmas ini dapat digunakan dalam penentuan kebijakan kesehatan, asuransi kesehatan dan sumber data farmakoekonomi.Kata kunci: senam antistroke, edukasi stroke, imunitas, EQ-5D-5L, kualitas hidup
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

Livres sur le sujet "Indonesia. Direktorat Rehabilitasi Penderita Cacat"

1

Indonesia. Direktorat Rehabilitasi Penderita Cacat., dir. Himpunan data Direktorat Rehabilitasi Penderita Cacat. [Jakarta] : Direktorat Rehabilitasi Penderita Cacat, Direktorat Jenderal Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial, Departemen Sosial R.I., 1988.

Trouver le texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
Nous offrons des réductions sur tous les plans premium pour les auteurs dont les œuvres sont incluses dans des sélections littéraires thématiques. Contactez-nous pour obtenir un code promo unique!

Vers la bibliographie