Articles de revues sur le sujet « Harmonisasi sains dan agama »

Pour voir les autres types de publications sur ce sujet consultez le lien suivant : Harmonisasi sains dan agama.

Créez une référence correcte selon les styles APA, MLA, Chicago, Harvard et plusieurs autres

Choisissez une source :

Consultez les 50 meilleurs articles de revues pour votre recherche sur le sujet « Harmonisasi sains dan agama ».

À côté de chaque source dans la liste de références il y a un bouton « Ajouter à la bibliographie ». Cliquez sur ce bouton, et nous générerons automatiquement la référence bibliographique pour la source choisie selon votre style de citation préféré : APA, MLA, Harvard, Vancouver, Chicago, etc.

Vous pouvez aussi télécharger le texte intégral de la publication scolaire au format pdf et consulter son résumé en ligne lorsque ces informations sont inclues dans les métadonnées.

Parcourez les articles de revues sur diverses disciplines et organisez correctement votre bibliographie.

1

Adinugraha, Hendri Hermawan, Maghfur Ahmad et Achmad Tubagus Surur. « Strategi Harmonisasi Ilmu Modern dan Ilmu Agama di Lingkungan Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan ». PUSAKA 11, no 2 (5 novembre 2023) : 327–43. http://dx.doi.org/10.31969/pusaka.v11i2.1239.

Texte intégral
Résumé :
Penekanan pada ilmu agama dengan menafyikan ilmu-ilmu lain adalah masalah utama dengan aktualitas dikotomi dalam ilmu. Hubungan antara filsafat, sains, dan agama merupakan topik yang masih sangat relevan untuk dikaji. Fakta sosial yakni masih banyak orang yang berpendapat bahwa ketiga hal itu saling bertentangan. Padahal, hubungan itu bisa diharmonisasikan melalui konsep harmonisasi sains dan agama. Tujuan penulisan artikel ini ialah untuk mendeskripsikan prinsip, pendekatan, dan langkah strategis harmonisasi ilmu di Universitas Islam Negeri (UIN) K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan. Metode penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan pustaka yang bersumber dari jurnal dan buku otoritatif mengenai harmonisasi ilmu dan agama. Hasil kajian ini menyimpulkan bahwa khilafiyah antara sains dan agama sudah menjadi perdebatan sejak lama. Proses harmonisasi bertujuan untuk menyelaraskan antara sains dan agama. Harmonisasi ilmu merupakan proses dinamis dan strategis yang menjaga keselarasan antara ilmu modern dan ilmu agama saat ini. Selama harmonisasi agama dalam sains dan/atau sebaliknya sains dalam agama untuk kemaslahatan umat sesuai dengan maqashid syariah maka itu sangat diperbolehkan dalam ajaran Islam. UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan melakukanharmonisasi sains dan agama dengan cara menyelaraskan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru. Usaha tersebut membentuk sebuah corak ilmu yang merupakan hasil sinergitas bersama antara berbagai ragam sains dengan ilmu agama Islam.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
2

Kholid, Idham, et Supriyadi Supriyadi. « HARMONISASI SAINS DAN AGAMA : PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS INTERKONEKSI SAINS DAN NILAI-NILAI AGAMA ». BIOEDUKASI (Jurnal Pendidikan Biologi) 12, no 1 (26 mai 2021) : 57. http://dx.doi.org/10.24127/bioedukasi.v12i1.3755.

Texte intégral
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
3

Mohamad Fatkhurohman et Robingun Suyud El Syam. « RELASI SAINS DAN AGAMA : MATERI BESARAN DAN SATUAN DALAM MENINGKATKAN KEIMANAN PESERTA DIDIK ». JURNAL RISET RUMPUN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 2, no 1 (18 janvier 2023) : 213–24. http://dx.doi.org/10.55606/jurrimipa.v2i1.782.

Texte intégral
Résumé :
Agama dan sains merupakan kekuatan yang mampu mentransformasi kehidupan manusia. Harmonisasi diantara keduanya berusaha mengarahkan dan memberikan kesejahteraan bagi umat manusia. Namun, karena ketidaktahuan atau kemalasan seingkali manusia menganggap ada dikotomi antara keduanya, padahal keduanya terkait kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini untuk mengungkap relasi sains dan agama: materi besaran dan satuan dalam meningkatkan keimanan peserta didik. Melalui penelitian kualitatif korelasi, menyimpulkan: Dalam fisika, besaran diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka. Sebuah besaran dinyatakan dengan angka diikuti dengan satuan. Angka tanpa diikuti satuan akan menjadi sesuatu yang tidak bermakna. Idealnya sebuah alat ukur memiliki akurasi, presisi dan sensitivitas yang baik sehingga tingkat kesalahannya relatif kecil dan data yang dihasilkan akan akurat. Ukuran adalah sesuatu yang sangat mendasar dalam bidang apapun. Ukuran erat kaitannya dengan takaran, dan dosis yang sesuai dengan maksud firman Allah Swt dalam surat Al Qamar (54): 49, yang esensinya Apa yang terjadi pada semua makhluk sudah ditetapkan oleh Allah. Segala sesuatu menurut ukuran, yaitu suatu sistem dan ketentuan yang telah ditetapkan, tetapi manusia wajib berusaha, ketentuan-Nya diserahkan kepada usaha manusia. Dengan memahami konsepsi ini peserta didik akan bertambah nilai keimanannya.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
4

Majid, Zamakhsyari Abdul. « Refleksi Teknologi Dalam Dimensi Agama ». Almarhalah | Jurnal Pendidikan Islam 4, no 2 (30 septembre 2020) : 79–88. http://dx.doi.org/10.38153/alm.v4i2.37.

Texte intégral
Résumé :
Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara berkelanjutan dan kaitanya dengan sudut pandang kajian keilmuan keagamaan yang holistik, integratif dan interkonektif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-diskriptif dengan mencoba menelusuri berbagai karya dan tulisan yang berhubungan dengan fokus kajian, baik secara langsung maupun tidak langsung. Karya-karya itu dibaca secara seksama lalu dianalis dan diinterpretasi secara kualitatif mengikut permasalahan kajian yang sudah ditentukan sebelumnya. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan. Hasil tulisan ini menunjukkan Ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada zaman modern ini, mengalami banyak perubahan dan sangat cepat, sedang agama bergerak dengan lamban sekali, karena itu terjadi ketidak harmonisan antara agama dan ilmu pengetahuan serta teknologi. Ilmu pengetahuan dengan agama, baik dalam rangka untuk mempertegas keilmuan yang sudah ada dengan dalil-dalil dalam al-Qur'an, maupun sebaliknya menjadikan sains sebagai penjelas terhadap al-Qur'an
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
5

Syamsuri, Syamsuri. « Pola komunikasi Kelompok Komunitas Muballig Kota Makasar ». Ilmu Dakwah : Academic Journal for Homiletic Studies 10, no 2 (30 décembre 2016) : 199–221. http://dx.doi.org/10.15575/idajhs.v10i2.1074.

Texte intégral
Résumé :
Muballig di Kota Palu menjadikan multikultural agama sebagai manifestasi ajaran Islam di bidang toleransi. Pertemanan muballig dengan pendeta, pastor, bikhu, dan biara dalam even pertemuan lintas agama, menyampaikan pesan harmonisasi kehidupan yang berlandaskan nurani teologis. Pesan dakwah yang damai terbukti mencitrakan Kota Palu dalam membasuh kenangan “horor” kerusuhan Poso. Penelitian ini beralaskan empirik femenologi dari pemaparan muballig di Kota Palu sebagai informan riset. Kedalaman batin dan kekayaan argumen menampilkan muballig di Kota Palu di etalase normatif yang menuntun umat Islam untuk menghargai orang-orang yang tidak seagama. Muballig di Kota Palu tampil dalam fase dakwah lintas agama karena permintaan masyarakat dan pemerintah. Momentum ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para muballig untuk meningkatkan daya saing dakwah di era pencitraan media. Argumen dakwah lintas agama menjadi populis yang mengantarkan beberapa orang muballig meraih popularitas (kuntum khairah ummah ukhrijat linnas).
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
6

Sultan, Muhammad, Kamaluddin Kamaluddin et Fitriani Fitriani. « Harmonisasi Sosial Keagamaan dan Kemasyarakatan Dalam Pandangan Islam dan Kong Hu Cu ». Jurnal Penelitian Medan Agama 14, no 1 (25 juillet 2023) : 1. http://dx.doi.org/10.58836/jpma.v14i1.14763.

Texte intégral
Résumé :
<p>Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui harmonisasi sosial keagamaan dan kemasyarakatan dalam pandangan Islam dan Kong hu cu. Penelitian ini menggunakan jenis library research dengan metode komparatif. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa ajaran agama Islam dan Kong hu cu memiliki persamaan terkait harmonisasi sosial dan kemasyarakatan. Dimana kedua agama tersebut memandang harmonisasi sosial dan kemasyarakatan dengan suatu ajaran kebajikan dalam moral. Indonesia sebagai negara multi agama yang memberi banyak potret kerukunan dan harmonisasi sosial antar umat beragama, setiap agama memiliki suatu fungsi yang bercabang maupun bertentangan dalam fungsi kehidupan, agama merupakan sebagai perekat sosial dengan hidup saling toleran dan berdampingan dengan penganut agama lain dimana hubungan individu maupun kelompok dengan latar belakang yang berbeda seperti etnik, bahasa, dan budaya.</p>
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
7

Ridwan, Irwan Muhammad. « HARMONI, DISHARMONI, DAN INTEGRASI ANTARA SAINS DAN AGAMA ». Jurnal Filsafat Indonesia 3, no 1 (30 avril 2020) : 8–13. http://dx.doi.org/10.23887/jfi.v3i1.22472.

Texte intégral
Résumé :
Sains dan Agama dan Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) masih menjadi topik yang selalu hangat dan menaik untuk dibahas. Proses pergulatan antara Sains dan Agama telah melahirkan hubungan-hubungan yang luar biasa kompleks dan panjang dalam sejarah peradaban manusia. Harmoni dan Disharmoni. Bahkan beberapa kalangan yakin bahwa sains dan agama tidak dapat dipertemukan. Padahal tidak semua isu antara sains dan agama selalu dihiasi dengan pertentangan. Bahkan ada beberapaa ahli yang berusaha untuk mengintegrasikan keduanya disamping pendapat beberapa kalangan yang menyatakan bahwa Sains dan Agama adalah sesuatu hal tak tidak bisa dibandingkan, baik dari segi objek formal material (ontologi), metode penelitian (epistemologi), serta manfaat yang ditimbulkan dari Sains dan Agama (aksiologi).
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
8

Shofan, Moh. « Agama, Sains, dan Covid-19 : Mendialogkan Nalar Agama dan Sains Modern ». MAARIF 15, no 1 (30 juin 2020) : 5–10. http://dx.doi.org/10.47651/mrf.v15i1.74.

Texte intégral
Résumé :
Sejumlah artikel dalam jurnal edisi kali ini telah memberikan banyak perspektif, untuk memperkuat etos keagamaan dan etos keilmuan. Juga, mampu melihat secara kritis dan otoritatif untuk membicarakan dua bidang wilayah, baik wilayah agama maupun ilmu pengetahuan. Pula, dapat mengurangi kesenjangan penafsiran di antara dua bidang yang semakin lama semakin terspesialisasi ini. Artikel-artikel dalam jurnal ini harus kita baca secara kritis guna melihat celah menyikapi Covid-19 dengan pendekatan integrasi agama dan sains sebagai paradigma penyelesaian krisis.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
9

Qolbiyah, Aini, Amril M. Amril M et Zulhendri Zulhendri. « Konsep Integrasi Agama dan Sains Makna dan Sasarannya ». Jurnal Basicedu 7, no 3 (25 juillet 2023) : 1924–34. http://dx.doi.org/10.31004/basicedu.v7i3.5711.

Texte intégral
Résumé :
Hubungan antara ilmu agama dan ilmu umum sangat erat kaitannya. Menggabungkan ilmu agama antara keduanya dapat menunjang segala kegiatan ilmiah, namun di sisi lain ilmu umum juga dapat meningkatkan pemahaman agama untuk kemaslahatan umat manusia..Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep integrasi agama dan sains, makna dan tujuannya. Penelitian ini menggunakan kajian literature. Referensi kajian berupa buku, artikel jurnal, dan informasi faktual yang berkaitan dengan pembahasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa solusi integrasi agama dan sains di lembaga pendidikan Islam adalah: 1) Sistem pendidikan Sains Interdisipliner dalam Islam, 2) Implikasi dalam penyusunan silabus, 3) Membuat desain pembelajaran yang aplikatif, 4) Hubungan agama dan sains dalam ilmu sosial, dan bidang lainnya, dan 5) inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran -khususnya pendidikan agama.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
10

Alkaf, M. « Agama, Sains, Dan Covid-19 : Perspektif Sosial-Agama ». MAARIF 15, no 1 (30 juin 2020) : 93–108. http://dx.doi.org/10.47651/mrf.v15i1.79.

Texte intégral
Résumé :
Studi ini mengkaji hubungan agama, sains, dan Covid-19 dalam perspektif sosial-agama. Ada tiga pertanyaan utama dalam studi ini: (a) bagaimana titik perjumpaan dan pertengkaran antara agama dan sains itu berlangsung; (b) bagaimana respons dan perspektif agama terhadap wabah; dan (c) bagaimana kemampuan agama bertahan di tengah ancaman pandemi Covid-19. Studi menemukan bahwa selalu ada titik tengkar dan dialog antara sains dan agama. Lalu, doktrin agama juga memiliki pandangan bahwa wabah itu bisa jadi hukuman atau cobaan dari Tuhan sehingga menjadi anti sains, walau ada organisasi Muhammadiyah yang akrab dengan sains sehingga ikut memengaruhi landasan pemikiran keagamaan yang dibangunnya. Terakhir, agama diyakini dapat bertahan karena modal institusi dan tradisi spritualitas di tengah kuatnya Covid-19.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
11

Alfred, Alfred. « HUBUNGAN SAINS DAN AGAMA PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO ». JURNAL AL-AQIDAH 10, no 2 (18 juin 2018) : 65–82. http://dx.doi.org/10.15548/ja.v10i2.2206.

Texte intégral
Résumé :
Abstrak : Kuntowijoyo melihat, bahwa pertumbuhan sains di Indonesia merupakan problem yang akut. Menurutnya, sains umum sekarang ini sedang terjangkit krisis, tidak dapat memecahkan banyak persoalan, mengalami kemandekan dan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti peradaban, etnis, ekonomis, politis, jender, dan lainnya. Permasalahan sains tersebut tidak terlepas dari akar sejarah dimana abad pertengahan merupakan momentum dari terjadinya konflik antara sains dan agama. Pemberontakan para ilmuan terhadap gereja telah memicu tumbuhnya sains-sains bermasalah selama ini, namun itu disebabkan oleh keangkuhan gereja atas otoritasnya, sehingga sains yang dihasilkan tidak ikut campur dalam urusan agama. Kuntowijoyo seorang cendekiawan muslim yang berlatar belakang ilmu umum (sains murni), menginginkan agar terjalinnya hubungan yang harmonis antara sains dan agama. Melihat permasalahan tersebut, Kuntowijoyo menawarkan suatu bentuk penyikapan baru dalam melihat hubungan antara sains dan agama. Tawaran Kuntowijoyo tersebut akan di-identifikasi dari konsep Ian Barbour mengenai empat tipologi dalam melihat hubungan sains dan agama yaitu konflik, independen, dialog dan integrasi. Konsep Ian Barbour ini, akan menjadi pendekatan bagi peneliti untuk meneropong Kuntowijoyo dalam melihat hubungan antara sains dan agama.Kata Kunci : Sains, Agama, Intergrasi Kesainsan
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
12

Zuhriyyah Hidayati. « Memadu Sains dan Agama ». JURNAL CENDEKIA 10, no 02 (23 octobre 2018) : 163–70. http://dx.doi.org/10.37850/cendekia.v10i02.73.

Texte intégral
Résumé :
Sejarah Islam pernah mencatat bahwa umat Islam pernah mengalami masa kejayaan dalam bidang sains ini dan tidak ada permasalahan serius terkait dikotomi sains dan agama kala itu. Umat Islam masa itu bisa menjalankan penelitian tentang fenomena alam, tanpa harus “melepas baju” keimanannya. Bahkan motivasi utama mereka dalam penelitian dan observasi adalah untuk menyingkap ayat-ayat Allah dan kekuasaan-Nya yang Maha agung. Hal yang paling penting dari dari pembahasan integrasi sains dengan agama adalah menggali kembali nilai-nilai utama dan petunjuk-petunjuk utamanya tentang sains yang merupakan salah satu cabang keilmuan dalam Islam.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
13

Kurniawan, Martha Mulyani. « DILEMA SAINS DAN AGAMA ». Alucio Dei 4, no 1 (29 mars 2022) : 1. http://dx.doi.org/10.55962/aluciodei.v4i1.14.

Texte intégral
Résumé :
The rapid development of science and technology has caused many people who do not have the correct understanding to think that science and religion are very contradictory. But on the other hand for people who accept science and technology consider that it is an extraordinary gift that can make it easier for humans. Thus, there is often a debate between science and technology on religious norms. Along with the times, the progress of science and technology is increasingly growing, and of course the development of this technology must be balanced with the truth of the Word of God that has been believed by the congregation as a provision that science and technology cannot affect his faith even though challenges occur in everyday life. Science and technology in human life are things that can support the continuity and ease of human life in daily life, but it needs to be considered usefulness and benefits obtained so that it does not come out of understanding the truth of God's Word
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
14

Kurniawan, Martha Mulyani. « DILEMA SAINS DAN AGAMA ». Alucio Dei 4, no 1 (29 mars 2022) : 1. http://dx.doi.org/10.55962/aluciodei.v4i1.14.

Texte intégral
Résumé :
The rapid development of science and technology has caused many people who do not have the correct understanding to think that science and religion are very contradictory. But on the other hand for people who accept science and technology consider that it is an extraordinary gift that can make it easier for humans. Thus, there is often a debate between science and technology on religious norms. Along with the times, the progress of science and technology is increasingly growing, and of course the development of this technology must be balanced with the truth of the Word of God that has been believed by the congregation as a provision that science and technology cannot affect his faith even though challenges occur in everyday life. Science and technology in human life are things that can support the continuity and ease of human life in daily life, but it needs to be considered usefulness and benefits obtained so that it does not come out of understanding the truth of God's Word
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
15

Multahada, Asyruni. « INTEGRASI AGAMA DAN SAINS ». Borneo : Journal of Islamic Studies 2, no 1 (18 octobre 2021) : 46–55. http://dx.doi.org/10.37567/borneo.v2i1.751.

Texte intégral
Résumé :
Religion and science both have a very important role in human life. Religion is a guide or direction in life to lead an ethical, moral and civilized life. While science provides a lot of knowledge to humans, with the development of science it will advance the world with various discoveries that will facilitate and facilitate human survival. Integration seeks to create a conceptual unity between religion and science, thus leading to a re-formulation of the theological interpretation of religion. Religion is able to answer problems that science cannot answer. Religion can help science in developing scientific insights. Science can reveal the truths contained in the Qur'an, so that science can help mankind to increase their faith and devotion to Allah SWT.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
16

Naja, Hilmiyatu, Alfiyana Nurul Rizqi, Risa Dhotus Zahroh, Andika Agusti Mahardika et A. F. Hidayatullah. « Integrasi Sains dan Agama (Unity of Science) dan Pengaplikasiannya terhadap Penerapan Materi Reproduksi dan Embriologi ». Bioedukasi : Jurnal Pendidikan Biologi 13, no 2 (13 janvier 2021) : 70. http://dx.doi.org/10.20961/bioedukasi-uns.v13i2.37660.

Texte intégral
Résumé :
<p>ABSTRAK<br />Membahas tentang integrasi sains dan agama berarti menyatukan antara sains dan memberikan landasan wahyu sebagai latar atau pengikat penyatuan. Pada zaman milenial sekarang sangat penting dalam menyatukan ilmu umum khususnya ilmu sains dan agama agar menghadirkan kesadaran yang muncul lewat pandangan-pandangan yang lebih harmonis, holistik, dan komprehensif. Pendidikan merupakan salah satu medium terbaik untuk tujuan tersebut. Dengan metode studi pustaka artikel ini akan membahas tentang integrasi sains dan agama (Unity Of Sains) yang berimplikasi pada materi biologi tentang reproduksi dan embriologi yaitu dapat berimplikasi dalam hal kurikulum, mengantarkan peserta didik agar memiliki hasrat dan kemampuan untuk melakukan penelitian (riset) pada bidang-bidang sains terutama bidang biologi untuk kemudian menemukan “titik sambungnya” dengan realitas objektif yang terjadi pada aspek keagamaan. Implikasi dalam proses belajar mengajar, guru mengembangkan imajinasi kreatif. Dengan paradigma integratif, menumbuhkan sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan sebuah keyakinan dan agama.</p>
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
17

Humaidi, Humaidi. « HUBUNGAN HARMONIS ANTARA SAINS DAN AGAMA DALAM PEMIKIRAN AL-FARABI DAN IKHWAN AL-SHAFA ». Kordinat : Jurnal Komunikasi antar Perguruan Tinggi Agama Islam 17, no 1 (19 novembre 2018) : 142–66. http://dx.doi.org/10.15408/kordinat.v17i1.8106.

Texte intégral
Résumé :
Hubungan Harmonis Antara Sains dan Agama Dalam Pemikiran Al-Farabi dan Ikhwan Al-Shafa. Sains dalam pandangan modern selalu terpisah dengan agama. Sains sebagai satu-satunya ilmu yang ilmiah, sedangkan agama non-ilmiah. implikasi dari pandangan tersebut adalah munculnya pemahaman yang disintegratif, yaitu pemisahan antara agama dan sain. Penelitian ini menjelaskan tentang hubungan harmonis antara sains dan agama dalam kerangka pemikiran al-Farabi dan Ikhwan al-Shafa yang tumbuh dan berkembang pada sekitar abad ke-10 masehi. Pemikiran al-Farabi dan Ikhwan al-Shafa membuktikan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan selalu sejalan dengan agama, karena keduanya berasal dari sumber yang satu, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
18

Idris, Haidar, et Ahmad Ihwanul Muttaqin. « Rekonstruksi Spirit Harmoni Agama di Daerah Rawan Konflik dengan Pendekatan Participatory Action Research ». Khidmatuna : Jurnal Pengabdian Masyarakat 2, no 2 (15 mai 2022) : 150–67. http://dx.doi.org/10.54471/khidmatuna.v2i2.1707.

Texte intégral
Résumé :
Artikel ini hendak menjelaskan tentang dinamika pendampingan di daerah rawan konflik agama. Konflik dengan tendensi agama seringkali muncul di daerah yang memiliki diaspora etnis dan agama yang beragam. Hal ini pula yang terjadi di Desa Sidomulyo Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang, sebuah daerah dengan keragaman agama yang cukup merata. Pendampingan dilakukan untuk mewujudkan harmonisasi agama dengan pendekatan perubahan kesadaran dari masyarakat (grassroot). Pendampingan masyarakat menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR). Dimana dalam keselurahan proses pendampingan dari penelusuran problem hingga pemecahan masalah bersifat partisipatif. Hal ini memungkinkan harmonisasi agama terjadi dengan didahului oleh perubahan kesadasaran dan keterlibatan berbagai stakeholders dalam proses pelaksanaannya secara partisipatif. Dari hasil pendampingan didapati kesimpulan bahwa dalam mewujudkan harmonisasi agama masyarakat menggunakan dua pendekatan yakni melakukan kegiatan kebudayaan secara bersama dan kegiatan sosial secara bersama-sama. Kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama antara lain kenduri desa, pawon urip, pembentukan kelompok seni Gita Iswara Campursari dan kemah lintas agama yang direncanakan bersama dengan Forum Komunikasi Umat Beragama.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
19

Robby, Silmi Kapatan Inda, Saepul Milah et Aiman Faiz. « Studi Literatur : Integrasi Peran Agama dan Karakter bagi Sains ». EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN 4, no 2 (28 mars 2022) : 3052–57. http://dx.doi.org/10.31004/edukatif.v4i2.2663.

Texte intégral
Résumé :
Secara ontologi Islam tidak membatasi antara ilmu Agama dan ilmu yang bersifat umum. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengulas hal penting yang perlu dibahas terkait dengan pentingnya landasan Agama dan karakter dalam pengembangan sains. Untuk menjawab tujuan penelitian yang telah dibahas pada pendahuluan, peneliti menggunakan penelitian studi pustaka dengan metode deskriptif. Hasil penelitian mendeskripsikan bahwa hubungan antara Agama dan Sains merupakan satu keutuhan yang tak terpisahkan jangan sampai dipahami sebagai suatu hal yang bertolak belakang, namun hakikatnya adalah suatu sistem yang saling melengkapi antara keduanya karena perkembangan sains perlu dasar Agama agar terbentuk para ilmuan-ilmuan yang handal, pandai dan nilai religiusitas tinggi. Agama dan sains memiliki keterkaitan dan harus selalu terintegrasi, sains yang dipahami dan dimaknai berdasarkan norma-norma Agama dan Agama yang dipahami dan dimaknai berdasarkan temuan-temuan ilmiah atau fakta-fakta empiris. Sains dan agama merupakan gabungan antara pendekatan konsep, keterampilan proses, inkuiri dan discovery serta pendekatan dengan nilai-nilai agama sebagai landasan karakter. Dengan demikian, sains dan Agama tidak dapat dipisahkan bagi seseorang ilmuwan.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
20

Hidayat, Samsul. « SACRED SCIENCE vs. SECULAR SCIENCE : Carut Marut Hubungan Agama dan Sains ». KALAM 8, no 1 (1 juillet 2014) : 87. http://dx.doi.org/10.24042/klm.v8i1.169.

Texte intégral
Résumé :
Tulisan ini berupaya mengetahui pergumulan yang terjadi antara Agama dan Sains. Hipotesis yang diajukan adalah: Hubungan antara Agama dan Sains mengalami ketegangan dan variasi didalamnya. Ketegangan yang terjadi antara Sains dan Agama disebabkan karena perbedaan perspektif yang digunakan untuk memahami realitas sebagai sumber pengetahuan manusia. Kalau sains mendekati persoalan eksistensi melalui observasi dan eksperimen, sedangkan agama membangun landasan epistemologinya berdasarkan wahyu. Pada abad 19 dan sebagian besar abad 20, gagasan yang dominan adalah sains dianggap mampu memecahkan seluruh persoalan manusia, namun faktanya sains juga telah melahirkan senjata-senjata pemusnah massal dan polusi lingkungan, termasuk merusak keseimbangan aspek spiritual dan material dalam kehidupan manusia. Belakangan muncul para ilmuwan teolog dari beberapa agama yang berupaya mencari jalan tengah untuk menyelesaikan problematika kemanusiaan dan alam dengan menjembatani carut marut hubungan sains dan agama yang tampaknya belum berakhir.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
21

Kaharuddin, Kaharuddin, et Muh Darwis. « Peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam Pembinaan Kerukunan Hidup Beragama Di Luwu Timur ». Palita : Journal of Social-Religion Research 4, no 1 (26 avril 2019) : 31–46. http://dx.doi.org/10.24256/pal.v4i1.566.

Texte intégral
Résumé :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keberagaman masyarakat dan peran FKUB dalam memelihara harmonisasi trilogi kerukunan beragama masyarakat Luwu Timur. Penelitian ini merupakan jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang mengarahkan penelitiannya pada gejala-gejala yang terjadi pada masyarakat yang berbeda agama. Adapun subjek penelitian ini adalah Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Pengurus FKUB Kab. Luwu Timur, Tokoh agama dari masing-masing agama yang ada di Kab. Luwu Timur, Kementerian Agama Kab. Luwu Timur dan Masyarakat Biasa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kabupaten Luwu Timur masyarakatnya sangat majemuk karena terdiri dari berbagai suku, ras, budaya dan agama. Tetapi kemajemukan itu juga masyarakat Luwu Timur sangat toleran. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Luwu Timur sangat strategis dalam membina dan memelihara harmonisasi kerukunan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, terutama dalam memelihara harmonisasi kerukunan hidup beragama, antar umat beragama, dan antar hidup beragama dengan Pemerintah.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
22

Zaprulkhan, Zaprulkhan. « MEMBANGUN RELASI AGAMA DAN ILMU PENGETAHUAN ». KALAM 7, no 2 (2 mars 2017) : 259. http://dx.doi.org/10.24042/klm.v7i2.465.

Texte intégral
Résumé :
Kehidupan dunia modern yang positvistik telah menempatkan ilmu pengetahuan atau sains pada posisi yang terpisah dari agama. Sehingga ilmu pengetahuan seringkali lepas sama sekali dari nilai-nilai etis religius. Artikel ini fokus pada upaya membangun relasi agama dengan ilmu pengetahuan. Kajian ini diawali dengan menyoroti bagaimana prinsip-prinsip dalam penyelidikan ilmiah dan agama, kemungkinan pertemuan keduanya, serta diakhiri dengan catatan kritis terhadap kekurangan masing-masing. Kendati sains mempunyai metodenya sendiri yang bersifat ilmiah, sebagaimana agama juga memiliki metodenya tersendiri untuk menyibak makna, namun keduanya tidak seharusnya saling menegasikan eksistensi masing-masing. Meskipun sains dan agama mempunyai wilayah yurisdiksinya masing-masing, namun keduanya dapat saling berbagi. Sains dan agama bisa menjadi mitra dalam menafsirkan alam semesta dengan pelbagai metodenya yang saling melengkapi. Dalam hubungan dialogis antara keduanya, agama bisa mendukung segala kegiatan ilmiah, sebaliknya sains bisa memperbaiki pemahaman religius demi kesejahteraan umat manusia. Sebagaimana dinyatakan Albert Einstein: ilmu pengetahuan tanpa agama lumpuh, agama tanpa ilmu pengetahuan buta..
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
23

Meliani, Fitri, Nanat Fatah Natsir et Erni Haryanti. « Sumbangan Pemikiran Ian G. Barbour mengenai Relasi Sains dan Agama terhadap Islamisasi Sains ». JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 4, no 7 (24 novembre 2021) : 673–88. http://dx.doi.org/10.54371/jiip.v4i7.331.

Texte intégral
Résumé :
Hubungan sains dan agama adalah hubungan yang rumit. Keduanya selalu menjadi wacana diskusi yang menarik. Sains dalam kehidupan manusia selalu berkembang dan berubah. Sedangkan agama selalu dianggap tradisi turun temurun yang dipertahankan oleh masyarakat tertentu. Salah satu tokoh yang mengangkat masalah sains dan agama adalah Ian G. Barbour. Barbour berusaha memetakan aspek metodologis, konseptual hingga praktis relasi antara sains dan agama dalam tipologi. Tipologi Barbour terdiri dari empat tingkatan, yaitu konflik, independensi, dialog, dan integrasi. Ketika berbicara tentang agama, perhatian Barbour nyaris terbatas pada teologi, dan ketika berbicara tentang sains, perhatiannya terutama tertumpu pada ada yang disampaikan oleh isi teori-teori paling mutakhir dalam ilmu alam. Dengan adanya integrasi agama dan sain yang Barbour ungkapkan menjadi titik awal pencetusan Islamisasi sains. Gerakan Islamisasi Ilmu oleh Al-Faruqi dan Syed M. Naquib al-Attas hadir untuk menyelamatkan ilmu pengetahuan dari westernisasi, dan menjawab keresahan psrs ilmuwan Islam yang khawatir dengan kerusakan tauhid dan alam akibat dampak negatif sains Barat. Keduanya menekankan konsep tauhid sebagai dasar ilmu pengetahuan.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
24

Taher, Muhammad Tarmizi. « INTEGRASI AGAMA DALAM PEMBELAJARAN SAINS ». Jurnal al Muta'aliyah : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 6, no 1 (13 janvier 2021) : 66–85. http://dx.doi.org/10.51700/almutaliyah.v6i1.120.

Texte intégral
Résumé :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana konsep dan bentuk implementasi integrasi agama dalam pembelajaran sains yakni pada mata pelajaran biologi, matematika, fisika dan kimia di Madrasah Aliyah Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Kab. Lombok Timur, Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)-Indonesia.Penelitian ini dilakukan di lapangan yang dikategorikan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif-analitik. Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dengan telaah dokumen, wawancara, dan observasi. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan integratif. Konsep integrasi agama dalam pembelajaran sains (biologi, matematika, fisika, dan kimia) di Madrasah Aliyah Mu’allimin NW Pancor adalah dengan konsep integrasi yang menekankan pada internalisasi nilai-nilai keislaman yaitu nilai tauhid, syari’ah, akhlak dan pengembangan sains ke dalam diri peserta didik sehingga berdampak terhadap perilaku dan semangat penggunaan ilmu (aksiologi ilmu) peserta didik. Sains memperkuat dan mendukung keyakinan tentang Tuhan sebagai pencipta alam semesta, sedangkan agama memperkuat dan mengarahkan sains untuk memberikan manfaat dan pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Dengan demikian materi pelajaran sains tidak bisa dipisahkan dari ilmu agama karena agama dan sains saling mengukuhkan tanpa harus kehilangan identitas masing-masing. Dengan model integrasi apologetik yaitu model integrasi yang didasari oleh pandangan bahwa sains adalah produk yang bersifat universal dan bebas nilai. Karena itu ia dapat dipakai dan berlaku di mana saja dan di lingkungan apa saja. Dalam kaitan integrasi iptek dan imtak berusaha melegitimasi hasil-hasil sains modern dengan mencari ayat-ayat al-Qur’an yang sesuai, dikaitkan nilai-nilai keislaman dengan teori sains dan telah ada dalam ajaran agama.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
25

Haq, Muhammad Faishal. « Merumuskan Paradigma Sains Islam : Analisis Pemikiran Armahedi Mahzar ». AJMIE : Alhikam Journal of Multidisciplinary Islamic Education 3, no 1 (30 juin 2022) : 26–35. http://dx.doi.org/10.32478/ajmie.v1i1.892.

Texte intégral
Résumé :
Artikel ini menjadi bantahan terhadap teori yang menyebutkan bahwa sains dan agama itu berjalan sendiri-sendiri, dengan bidang garapan, cara dan tujuannya masing-masing, tanpa saling mengganggu. Alasannya, jika sains dan agama tidak saling bertegur-sapa, maka sains dan teknologi berpotensi mendatangkan mudarat bagi umat manusia. Sedangkan jika sains dan agama saling bertegur-sapa, maka sains dan teknologi diharapkan dapat mendatangkan maslahat bagi umat manusia. Relasi harmonis antara sains dan agama inilah yang dirumuskan oleh Armahedi Mahzar dalam konsep Integralisme sains Islam. Dalam Intergralisme, terdapat kesatuan hierarkis yang disebut sebagai integralitas. Integralitas mempunyai dua sumbu yang saling tegak lurus. Sumbu vertikal disebut sebagai dimensi-dimensi internalitas, sedangkan sumbu horizontal disebut sebagai dimensi-dimensi eksternalitas.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
26

Pratiwi, Nurul, Mustari Mustafa et Abdullah. « Analisis Perspektif Ismail Raji Al-Faruqi dan Seyyed Hossein Nasr tentang Islam dan Sains ». Al-Ubudiyah : Jurnal Pendidikan dan Studi Islam 4, no 1 (13 juin 2023) : 69–77. http://dx.doi.org/10.55623/au.v4i1.167.

Texte intégral
Résumé :
Ismail Raji Al-Faruqi dan Seyyed Hossein Nasr adalah dua cendekiawan Muslim yang telah menulis tentang hubungan antara Islam dan sains. Penelitian ini menggunakan penelitian studi Pustaka dengan mengumpulkan data melalui buku dan jurnal, dengan menggunakan pendekatan sistematik. Penelitian ini menunjukkan bahwa Faruqi mengusulkan konsep Islamisasi sains sebagai cara untuk mengintegrasikan sains dan agama, sementara Nasr menekankan pentingnya nilai-nilai spiritual dan etika salam sains Islam. Faruqi merinci proses praktis untuk Islamisasi dalam dua belas langkah, sedangkan Nasr berpendapat bahwa sains dan agama bukanlah entitas yang terpisah, tetapi dua aspek dari realitas yang bersatu. Keduanya percaya bahwa ada kebutuhan untuk mengintegrasikan sains dan agama, tetapi mereka berbeda dalam pendekatan mereka. Faruqi mengusulkan proses praktis untuk Islamisasi, sedangkan Nasr pmenekankan pentingnya nilai-nilai spiritual dan etika dalam sains Islam.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
27

Al-Asyari, M. Khoirul Hadi. « Dakwah Lintas Iman Sebagai Upaya Harmonisasi Agama : Studi Dakwah Lintas Iman Perpektif Sain An-Nursi ». FIKRAH 4, no 2 (7 mars 2017) : 303. http://dx.doi.org/10.21043/fikrah.v4i2.1632.

Texte intégral
Résumé :
Penelitian ini adalah penelitian yang berbasis library reseach, penelitian ini bertema tentang “ Dakwah lintas sebagai upaya harmonisasi Agama : Studi Dakwah Lintas Iman perpektif Said Nursi dalam artikel ini ada beberpa pertanyaan penelitian yang akan menjadi fokus masalah, pertama bagiamana pandangan Said An-Nursi berkaiatan dengan pola Dakwah keberagamaan (lintas Iman) dan keberimanan antar Umat beragama di dalam Risala-I Nur ? kedua bagaimana sosiohistoris kehidupan Said An-Nursi ? dan apa relevansinya dengan harmonisasai Agama di Indonesia ?, dengan pendekatan konten analisis untuk mendeskripsikan pandangan kebragaaman dan dakwah lintas iman dalam pandangan Said Nursi di dan pendekatan sejarah untuk mengkaji biografi kehidupan Said an-Nursi, serta mencoba mencari simpul dengan konsep Harmonisasi Agama di Indonesia, penelitian ini menghasilkan beberapa point penting pertama, mendeskripsikan pemikrian Said Nursi tentang konsep Dakwah Lintas Iman, dan kedua biografi Said Nursi sebgai pembacaan sosiohistoris kehidupan Said Nursi, dan ketiga mengetahu relevanitas konsep dakwah lintas Iman Said Nursi dengan harmonisasi Agama di Indonesia.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
28

Fatonah, Umti, M. Wasith Achadi et Mike Dewi Kurniasih. « Integration of Science and Religion ». Edumaspul : Jurnal Pendidikan 7, no 2 (1 octobre 2023) : 5539–48. http://dx.doi.org/10.33487/edumaspul.v7i2.7342.

Texte intégral
Résumé :
Sains dan agama adalah satu keilmuan yang saling berkaitan dan juga merupakan satu keilmuan yang utuh. Al-Qur’an dan hadis yang tidak ada keraguan di dalamnya tidak akan pernah lepas dari pengetahuan. Tujuan dari penelitian ini, tidak lain hanyalah untuk mengetahui pada integrasi sains dan agama. Metode penelitian ini menggunakan library riset, yang data yang digunakan dalam penelitian ini terpaku pada kajian literarur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya keterkaitan antara sains dan agama. Sejatinya al-Qur’an sudah menjelaskan segala sesutau yang berhubungan dengan sains. Melaui jiwa dan perasaan, Islam akan menyeimbangkan akal, pikiran dan logika manusia berdasarkan sains. Banyak sekali ilmu sains yang berkaitan dengan agama Islam. Dalam al-Qur’an sudah banyak penjelasan-penjelasan tentang sains, mulai dari ilmu kesehatan, kedokteran sampai astronomi
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
29

Fauziyah, Selvi. « IMPLIKASI LITERASI SAINS MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FIQH IBADAH DI PRODI TADRIS IPA ». Jurnal Riset dan Inovasi Pembelajaran 3, no 3 (31 décembre 2023) : 231–41. http://dx.doi.org/10.51574/jrip.v3i3.1160.

Texte intégral
Résumé :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi dan implikasi literasi sains mahasiswa pada mata kuliah fiqih agama Program Studi IPA IAIN Tadris Madura. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi literasi sains pada mata kuliah fiqih agama Program Studi Sains Tadris ditunjukkan dengan adanya muatan sains dan aspek proses sains yang dilakukan mahasiswa yaitu pada materi thoharoh, doa , dan puasa. Implikasi dari literasi sains pada mata kuliah fiqih agama adalah (1) meningkatkan keingintahuan mahasiswa terhadap kegiatan fiqh agama dari sudut pandang ilmiah, (2) memperkuat pemahaman konsep-konsep sains melalui eksperimen langsung berupa pelaksanaan kegiatan ubudiyah, dan (3) meningkatkan kemampuan peserta didik. 'kemampuan literasi sains di dunia. abad ke 21.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
30

., Nuraini. « Mengintegrasikan Agama, Filsafat, dan Sains ». Istawa : Jurnal Pendidikan Islam 2, no 1 (21 février 2017) : 111. http://dx.doi.org/10.24269/ijpi.v2i1.365.

Texte intégral
Résumé :
The effort of searching God that be done by human, some of them really find God but also many of them that be lost in the forest of Metafisisme. The discussion of philosophy and religion is the case that very interesting, even many philosophy which has been discussed about them, start from the contra until want to join both of them. In this case the contribution of philosophy and science is to accompany of faith to the God, within certain limits can support the various evidence of the truth of existence and the power of God which has been widely revealed by religion. Syari’at is the law of God, Which is not only legal that can’t be followed by philosophical reasoning. Islam came with the teachings, to be a fad for the people. In a definitive manner Syari’at become the way to face the God. Science and philosophy can move and grow because of the human mind and presence conviction. Science, philosophy or religion aims at least to deal with the same thing,that is the truth. However, the point of difference is in the source, science and philosophy sourced in ra’yu (mind of human). Whereas religion sourced in revelation. Science seek the truth by research, experience (empirical) and experiment as the exam. Philosophy approache the truth with exploration of common sense in radical (rooted), it does not feel bound by any, except by their own hands, that is logic. The human looking for and find the truth about religion by questioning of variety human problems or to scripture.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
31

Maliki, Musa. « Covid-19, Agama, dan Sains ». MAARIF 15, no 1 (30 juin 2020) : 60–92. http://dx.doi.org/10.47651/mrf.v15i1.77.

Texte intégral
Résumé :
Tulisan ini memaparkan tentang discourse kelompok beragama yang ignore terhadap Covid-19. Ada anggapan dari mainstream umat beragama bahwa kelompok ini tidak menggunakan akalnya tetapi menggunakan egonya sehingga mempunyai implikasi sosial yakni menularkan virus SARS-CoV-2 ke orang-orang di dekatnya. Singkatnya kelompok ini konservatif dan ‘anti-sains’. Tulisan ini memberi perspektif yang berbeda bahwa kaum beragama yang ignore terhadap Covid-19 menggunakan agama demi melindungi dirinya atau demi kepentingan survival-nya di level eksistensial dari represi discourse modernkapitalisme. Problemnya, discourse kelompok ignorance ini justru melegitimasi (membenarkan) discourse politik sekuler Barat yang telah mengandangkan agama ke ‘agama’ dalam definisi yang dikonstruksikannya. Padahal, dalam Islam, Ilmuwan Muslim terdahulu menjalankan hidup asketismenya justru melalui jalur sains demi mencari kebenaran Allah yang mewujud pada alam semesta (ayat kauniyah). Di sini ada sinergi dan keselerasan antara sains dan spiritualisme, yang ukhrawi dan yang duniawi (secular), transcendental dan immanent. Oleh sebab itu, hal yang penting adalah proses penghayatan keberagamaan selalu harus diawali dengan disiplin ketat dalam mempelajari agama secara bertahan, tidak serampangan dan melompat-lompat atau terus belajar kepada para ahlinya, bukan dengan ‘demokratisasi’ agama.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
32

Notonegoro, Abdullah Sidiq. « Sains Melampaui Politik dan Agama ». MAARIF 15, no 1 (30 juin 2020) : 109–36. http://dx.doi.org/10.47651/mrf.v15i1.80.

Texte intégral
Résumé :
Wabah Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19 menjadi ancaman serius bagi umat manusia di muka bumi. Daya jelajah Covid-19 yang sangat masif menyebar ke banyak negara, menjadikannya sebagai wabah global yang mematikan. Meski sejumlah peneliti dari banyak negara berjuang keras berusaha menemukan antivirus Covid-19, paling tidak hingga artikel ini selesai ditulis, belum terdengar kabar jika vaksin dari Covid-19 ini telah ditemukan. Covid-19 merupakan fenomena alam yang menjadi ranah sains yang obyektif dan independen. Karena itu, pembuktikan adanya virus hanya dapat disandarkan pada temuan ilmiah yang bersifat empiris. Pemangku kebijakan publik harus bisa memberikan ruang terbuka bagi sains untuk diuji secara obyektif. Ironisnya, sisi keagamaan masyarakat pada masa pandemi Covid-19 ini seolah menjadi penyingkap tabir praktik peribadatan tanpa pengetahuan yang tepat. Para dai lebih bersemangat dan gigih untuk mendorong masyarakat memasifkan kegiatan beribadah, tetapi loyo dalam memprovokasi masyarakat untuk menangkap makna esoterisme keberagamaan melalui pengetahuan yang mendalam. Tulisan ini mencoba melakukan pengamatan sederhana seiring adanya kebengalan politik pemerintah---baik pusat maupun daerah---yang merespons setengah hati rekomendasi para dokter yang berada di garda depan pengobatan korban Covid-19 serta para virologi yang sedang berjuang untuk menemukan vaksin agar sebaran Covid-19 tidak semakin merajalela. Di sisi lain, keangkuhan sebagian elite agama yang menolak mentah-mentah ataupun setengah-setengah protokol pencegahan terhadap wabah Covid-19 tersebut.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
33

Nasution, Ismail. « POLA KOMUNIKASI ANTAR BATAK MUSLIM DAN BATAK KRISTIANI DALAM MENINGKATKAN HARMONISASI BERAGAMADI KABUPATEN ASAHAN ». JURNAL ILMIAH SOSIOLOGI AGAMA (JISA) 2, no 2 (30 novembre 2019) : 149. http://dx.doi.org/10.30829/jisa.v2i2.6407.

Texte intégral
Résumé :
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola komunikasi antar etnis batak Muslim dan Kristiani dalam meningkatkan harmonisasi beragama di Kabupaten Asahan , hambatan hambatan yang ditemukan oleh etnis batak Muslim dan Kristiani dalam meningkatkan harmonisasi beragama di Kabupaten Asahan, langkah langkah yang dilakukan oleh etnis batak Muslim dan batak Kritiani dalam meningkatkan harmonisasi beragama di Kabupaten Asaha, implikasi komunikasi etnis Batak Muslin dan Kristiani dalam meningkatkan harmonisasi beragama di Kabupaten Asahan. Penelitian ini dilaksanakan Kabupaten Asahan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu Wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola komunikasi antar batak Muslim dengan batak Kristiani di Kabupaten Asahan untuk meningkatkan harmonisasi beragama dengan baik adalah dengan pola komunikasi interpersonal, pola komunikasi dialogis, pola komunikasi publik, pola komunikasi organisasi, Hambatan hambatan yang terjadi antar suku batak Muslim dan batak Kristiani di Kabupaten Asahan yaitu meningkatnya konsertvatisme keagamaan panatisme yang berlebihan pada pemeluk agama yang menimbulkan tidak ada ruang untuk menerima agama lain untuk hidup berdampingan, langkah langkah yang dilakukan oleh suku batak Muslim dan batak Kristiani yaitu saling menghormati dan menghargai sesame pemeluk agama, menumbuhkan komunikasi dan kesadaran rukun dan toleran antar batak Muslim dan batak Kristiani melalui pendidikan, sikap saling menghargai hak antar batak Muslim dan batak Kristiani dalam menjalani kehidupan beragama sehari hari, berfikir positif, sering melakukan dialog antar batak Muslim dan batak Kristiani, Implikasi komunikasi antar batak Muslim dan Batak Kristiani dalam meningkatkan harmonisasi beragama adalah saling menjalin keakraban, saling bekerja sama antar satu dengan yang lain, dan tidak adalagi upaya Kristenisasi dan Islamisasi
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
34

Ihsan, Nur Hadi, Khasib Amrullah, Usmanul Khakim et Hadi Fatkhurrizka. « Hubungan Agama dan Sains : Telaah Kritis Sejarah Filsafat Sains Islam dan Modern ». Intizar 27, no 2 (30 novembre 2021) : 97–111. http://dx.doi.org/10.19109/intizar.v27i2.9527.

Texte intégral
Résumé :
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan agama dan sains dari perspektif sejarah filsafat sains Islam dan sains Barat modern. Kajian ini merupakan kajian pustaka dengan data kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sejarah (historical approach) dalam hal ini sejarah filsafat sains Barat dan Islam. Data akan dianalisis menggunakan analisis konten. Penelitian ini menemukan bahwa pertama, dalam sejarahnya, sains Islam dibangun berdasarkan wahyu yang dikonfirmasi dengan akal dan observasi, sementara dalam sejarah kebudayaan Barat, lahirnya sains modern berpaku pada gerakan sekularisasi; yang mengafirmasi kebenaran rasio dan pengalaman indrawi di satu sisi dan menolak kebenaran doktrin agama (Gereja) di sisi yang lain. Kedua, setelah sains Islam mengalami kemunduran, sains modernlah yang menjadi kiblat dan mendominasi sains dunia. Dan ketiga, respon ilmuwan Muslim terhadap dominasi sains modern adalah dengan gerakan Islamisasi ilmu pengetahuan; secara khusus dengan melaksanakan program riset sains Islam.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
35

Junaedi, Mahfudz. « MENGKRITISI TIPOLOGI HUBUNGAN SAINS DAN AGAMA IAN G. BARBOUR ». Manarul Qur'an : Jurnal Ilmiah Studi Islam 18, no 2 (1 décembre 2018) : 36–63. http://dx.doi.org/10.32699/mq.v18i2.939.

Texte intégral
Résumé :
Sejarah interaksi antara agama dan sains mengambil beragam bentuk dantipologi. Temuan-temuan baru dalam sains menantang gagasan-gagasankeagamaan klasik, beberapa pemikir terbelah, ada yang berupayamempertahankan doktrin tradisional, dan beberapa meninggalkan tradisidengan merumuskan kembali konsep keagamaan secara ilmiah. Dengantinjauan yang kritis dan berimbang, ada empat tipologi hubungan sainsdan agama menjadi empat ragam tipologi: Konflik, Independensi, Dialog,dan Integrasi. Isu-isu penting untuk menanyakan tentang hubungan sainsdan agama terhadap “bagaimana manusia pertama muncul”. Agama dansains menawarkan jawaban yang berbeda, agama berbicara tentang Adam(hasil) ciptaan Tuhan.Sementara sains berbicara tentang manusia sebagaiproduk Evolusi. Kondisi ini menunjukkan hubungan sains dan agamamasih pada hubungan konflik, dan masih jauh poda pola hubunganindependensi, dan atau dialog, apalagi tipologi hubungan integrasi.Makalah ini hendak membaca kembali lanskap pemikiran Ian G. Barbourseorang pemikir yang memiliki dua disiplin sekaligus, fisika dan teologi,mencoba memetakan empat mazhab hubungan sains dan agamameskipun selalu mengandung simplikasi pada isu-isu evolusi, kosmologi,fisika kuantum, genetika dan neurosains. Wacana ini menjadi pentingmengingat agama dan sanis merupakan dua di antara kekuatan-kekuatanutama yang mempengaruhi nasib sejarah kemanusiaan, dulu, kini, danmasa depan.bahwa masa depan peradaban manusia ditentukan oleh sikapgenerasi sekarang terhadap hubungan antara agama dan sains.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
36

Toresano, Wa Ode Zainab Zilullah. « Integrasi Sains dan Agama : Meruntuhkan Arogansi di Masa Pandemi Covid-19 ». MAARIF 15, no 1 (30 juin 2020) : 231–45. http://dx.doi.org/10.47651/mrf.v15i1.87.

Texte intégral
Résumé :
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh persoalan pandemi COVID-19 atau wabah korona yang sedang dihadapi oleh masyarakat dunia di berbagai negara. Urgensi mengangkat tema mengenai “integrasi sains dan agama” ialah untuk meminimalisir konflik antara keduanya dalam merespons fenomena tersebut. Penulis bertujuan untuk meruntuhkan arogansi sains modern dan agama yang direpresentasikan oleh saintis dan agamawan, dengan paradigma integralistik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah “metode deskriptifanalitis” dengan pendekatan filosofis dan teologis. Penulis berkesimpulan bahwa upaya integrasi sains [sains modern] dan agama dalam merespons segala problem kemanusiaan, termasuk pandemi COVID-19, dapat menjadi solusi. Jadi, sains dan agama bisa memainkan peran yang sama dalam menyelesaikanwabah korona ini.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
37

Rahman, Rifqi Aulia. « MENYOROTI METODE PENYELIDIKAN SAINS DAN AGAMA ROLSTON HOLMES III ». Manarul Qur'an : Jurnal Ilmiah Studi Islam 21, no 2 (1 janvier 2022) : 149–64. http://dx.doi.org/10.32699/mq.v21i2.1534.

Texte intégral
Résumé :
Paper ini merupakan review article dari buku “ilmu dan agama sebuah survai kritis” karya Rolston Holmes, khususnya pada bab pertama yang berjudul”metode penyelidikan sains dan agama”. Bab pertama ini secara umum, mengutarakan pendekatan atau kawasan kajian rolston dalam melihat kemungkinan pertemuan antara sains dan agama. Dalam kaca mata Rolston, antara teori dalam sains dan teologi dalam agama lebih banyak memiliki kesamaan dari pada perbedaannya. Rolston mengakui bahwa pandangan itu membawa implikasi, terutama terhadap pandangan positivisme dan saintisme yang selama ini mengagungkan sains dan merendahkan agama. Bagi Rolston, pandangan itu jelas mengandung kesalahpahaman yang serius tentang alam, baik dari metode ilmiah atau metode keagamaan.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
38

Febriany, Dewi Rachma, et Rakhmat Hidayat. « Harmonisasi Agama dan Etnis Dalam Komunitas Sunda Wiwitan ». Indonesian Journal of Sociology, Education, and Development 3, no 2 (31 décembre 2021) : 87–96. http://dx.doi.org/10.52483/ijsed.v3i2.46.

Texte intégral
Résumé :
Paper ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor apa saja yang menyebabkan Sunda Wiwitan masih bertahan di tengah masyarakat Islam di Kampung Adat Urug dan mendeskripsikan relasi atau hubungan antara agama Islam dan etnis Sunda Wiwitan di Kampung Adat Urug. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan data penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukan bahwa Sunda Wiwitan di Kampung Adat Urug, ini berbeda dengan Sunda Wiwitan di daerah lain. Masyarakat Kampung Adat Urug seluruhnya memeluk agama Islam, namun tetap mempertahankan etnis Sunda Wiwitan. Harmonisasi antara agama dan etnis dapat menyatu dengan baik dalam kehidupan sehari-hari,maupun pada setiap rangkaian kegiatan upacara adat yang mengandung makna dari agama Islam juga tidak menghilangkan unsur adat istiadat dan tradisi Sunda Wiwitan.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
39

Ardi, Ardi. « PENDIDIKAN TINGGI ISLAM DAN TRANSFORMASI INTELEKTUAL ». KREATIF : Jurnal Studi Pemikiran Pendidikan Agama Islam 13, no 2 (4 mai 2018) : 134–47. http://dx.doi.org/10.52266/kreatif.v13i2.86.

Texte intégral
Résumé :
Sains dan teknologi modern merupakan produk sejarah dan kebudayaan khas Barat. Dalam penerapannya, sains dan teknologi modern menjadi kebutuhan masyarakat dunia. Tidak terkecuali masyarakat muslim, yang pada akhirnya bergantung pada masyarakat/kebudayaan Barat. Berdasarkan fenomena tersebut, para cendekiawan Muslim mencoba menggagas Islamisasi sains, karena sains dan teknologi yang ada hari ini telah terkontaminasi oleh peradaban Barat yang sekuler. Oleh sebab itu, Islamisasi sains dalam hal ini dimaksudkan untuk menghubungkan sains dengan agama, yang berarti mengaitkan hukum alam (sunatullah) dengan al-Qur’an yang pada hakikatnya merupakan ayat-ayat Tuhan. Pendidikan Tinggi Islam menjadi wadah yang tepat untuk sosialisasi dan transformasi intelektual, sehingga mampu mengimplementasikan nilai-nilai Islam kedalam sains modern, sebagai upaya mengintegrasikan sains dengan agama.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
40

Saepurahman, Aji, Nanat Fatah Natsir et Erni Haryanti. « Integrasi Sains dan Agama Menurut Jhon F. Haught ». JURNAL SYNTAX IMPERATIF : Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 2, no 6 (20 janvier 2022) : 642. http://dx.doi.org/10.36418/syntax-imperatif.v2i6.141.

Texte intégral
Résumé :
Tulisan ini menengahkan pemikiran tokoh kontemporer yang begitu intens mengkaji model integrasi sains dan agama, yaitu J.F Haught. Hal ini penting dibahas dalam rangka memberikan sumbangan pemikiran untuk membuat tatan hubungan konstruktif antara sains dan agama. Tulisan ini berdasarkan penelitian pustaka. Dari pembahasan diketahui bahwa ketika meninjau model integrasi teologi evolusi (evolution theology) dan sains Islam (Islamic science) terlihat perbedaan yang sangat jelas dimana Haught menerapkan integrasi pada teori evolusi (hanya salah satu jenis sains) Teologi di tangan Haught bersifat sangat adaptif, karena ia berpandangan bahwa teologi adalah bagian dari olah manusiawi yang selalu bergerak. Sehingga ketika teologi bertemu dengan evolusi sains lain maka dimungkinkan adanya perubahan. pemikiran tokoh J.F Haught dapat dijadikan sebagai landasan filosofis dan akademis dalam upaya penguatan eksistensi pengembangan ilmu pengetahuan dan agama secara integrative-subtantif yang seyogyanya sejak awal sudah dilandasi oleh nilai-nilai agama, sehingga agama akan menjadi ruh bagi konstruksi ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan digali maupun dikembangkan.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
41

Che Ab Rahman, Hazwani, Abdul Latif Samian et Nazri Muslim. « Pemikiran Mohd Yusof Othman Dalam Sains Tauhidik Ke Arah Membangunkan Tamadun Melayu ». Sains Insani 2, no 2 (13 septembre 2018) : 29–39. http://dx.doi.org/10.33102/sainsinsani.vol2no2.34.

Texte intégral
Résumé :
Sains memainkan peranan utama untuk mencipta teknologi bagi kemajuan negara dan menjadi antara salah satu teras kepada pembentukan tamadun manusia. Tamadun Barat telah mengolah ilmu sains yang diperoleh daripada tamadun-tamadun sebelumnya terutamanya tamadun Islam menjadi sains yang sekular dan liberal. Usaha pengembalian sains ke tempatnya perlu dijadikan suatu tanggungjawab yang harus dipikul oleh para ilmuan. Usaha-usaha ini memerlukan rujukan pemikiran tokoh yang berusaha memikirkan suatu penyelesaian ke arah membangunkan sains mengikut kehendak dan pandangan agama Islam. Justeru, tokoh ilmuan Muslim Melayu yang telah lama bersara yang menyumbang dalam usaha mengintegrasikan sains dan agama diketengahkan dalam kajian ini untuk menonjolkan pemikiran dan usaha beliau dalam membangunkan sains dalam kerangka agama Islam sebagai suatu usaha ke arah membangunkan tamadun Melayu yang menepati citarasa dan kehendak agama. Mohd Yusof yang telah mempertahankan penggunaan Bahasa Melayu dalam pendidikan dan mempopularkan “Sains Tauhidik” adalah antara ilmuan yang telah memberikan buah fikiran melalui penulisan, penyampaian lisan dan pelbagai aktiviti kemasyarakatan. Usaha Mohd Yusof yang membangunkan pendekatan sains Tauhidik dan mempertahankan penggunaan bahasa Melayu dalam pendidikan adalah untuk memperkasakan tamadun Melayu yang berilmu dan dalam masa yang sama patuh kepada segala kehendak dan aturan Islam . Kata kunci: Islam, pemikiran Mohd Yusof, Sains Tauhidik, Tamadun Melayu.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
42

Tahir, Muhmmad Tarmizi. « Integrasi agama dalam pembelajaran sains di Madrasah ». Jurnal al Muta'aliyah : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 1, no 01 (11 mars 2021) : 19–36. http://dx.doi.org/10.51700/jie.v7i01.151.

Texte intégral
Résumé :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana konsep dan bentuk implementasi integrasi agama dalam pembelajaran sains (mata pelajaran biologi, matematika, fisika dan kimia) di Madrasah Aliyah Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Kab. Lombok Timur, Propinsi Nusa Tenggara Barat(NTB)-Indonesia. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif jenis deskriptif-analitik, data dikumpulkan melalui teknik dokumen, wawancara, dan observasi untuk menggali data tentang integrasi dan internalisasi nilai-nilai keislaman yaitu nilai tauhid, syari’ah, akhlak dan pengembangan sains ke dalam diri peserta didik yang berimplikasi terhadap perilaku dan semangat penggunaan ilmu (aksiologi ilmu) peserta didik. Sains memperkuat dan mendukung keyakinan tentang Tuhan sebagai pencipta alam semesta, sedangkan agama memperkuat dan mengarahkan sains untuk memberikan manfaat dan pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Dengan model integrasi apologetik yaitu model integrasi yang didasari oleh pandangan bahwa sains adalah produk yang bersifat universal dan bebas nilai. Karena itu ia dapat dipakai dan berlaku dimana saja dan di lingkungan apa saja. Dalam kaitan integrasi iptek dan imtak berusaha melegitimasi hasil-hasil sains modern dengan mencari ayat-ayat alQur’an yang sesuai, dikaitkan nilai-nilai keislaman dengan teori sains dan telah ada dalam ajaran agama.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
43

Tahir, Muhmmad Tarmizi. « Integrasi agama dalam pembelajaran sains di Madrasah ». Jurnal al Muta'aliyah : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 1, no 1 (11 mars 2021) : 19–36. http://dx.doi.org/10.51700/almutaliyah.v1i1.151.

Texte intégral
Résumé :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana konsep dan bentuk implementasi integrasi agama dalam pembelajaran sains (mata pelajaran biologi, matematika, fisika dan kimia) di Madrasah Aliyah Mu’allimin Nahdlatul Wathan Pancor Kab. Lombok Timur, Propinsi Nusa Tenggara Barat(NTB)-Indonesia. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif jenis deskriptif-analitik, data dikumpulkan melalui teknik dokumen, wawancara, dan observasi untuk menggali data tentang integrasi dan internalisasi nilai-nilai keislaman yaitu nilai tauhid, syari’ah, akhlak dan pengembangan sains ke dalam diri peserta didik yang berimplikasi terhadap perilaku dan semangat penggunaan ilmu (aksiologi ilmu) peserta didik. Sains memperkuat dan mendukung keyakinan tentang Tuhan sebagai pencipta alam semesta, sedangkan agama memperkuat dan mengarahkan sains untuk memberikan manfaat dan pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Dengan model integrasi apologetik yaitu model integrasi yang didasari oleh pandangan bahwa sains adalah produk yang bersifat universal dan bebas nilai. Karena itu ia dapat dipakai dan berlaku dimana saja dan di lingkungan apa saja. Dalam kaitan integrasi iptek dan imtak berusaha melegitimasi hasil-hasil sains modern dengan mencari ayat-ayat alQur’an yang sesuai, dikaitkan nilai-nilai keislaman dengan teori sains dan telah ada dalam ajaran agama.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
44

Chanifudin, Chanifudin, et Tuti Nuriyati. « Integrasi Sains dan Islam dalam Pembelajaran ». ASATIZA : Jurnal Pendidikan 1, no 2 (12 mai 2020) : 212–29. http://dx.doi.org/10.46963/asatiza.v1i2.77.

Texte intégral
Résumé :
Dalam proses pembelajaran, kualitas atau mutu menjadi suatu hal yang mutlak harus ada. Oleh karenanya, dalam perkembambangan banyak model yang ditawarkan oleh beberapa pakar pendidikan, salah satunya adalah integrasi sains dan agama dalam proses pembelajaran. Pembelajaran pendidikan agama Islam harus mampu mengubah sesuatu yang masih bersifat kognitif menjadi makna dan nilai serta harus di internalisasikan dalam diri perserta didik. Sains dan agama dalam perspektif Islam yaitu memiliki dasar metafisik yang sama, dengan tujuan pengetahuan yang diwahyukan maupun diupayakan adalah mengungkapkan ayat-ayat Tuhan, motivasi dibalik pencarian kealaman matematis-upaya mengetahui ayat-ayat Tuhan di alam semesta. Dengan integrasi pendidikan agama Islam dengan sains dan teknologi diharapkan pembelajaran yangdilaksanakan menjadi lebih bermakna dan mudah dipahami. Sehingga tujuan pendidikan agama Islam dalam mengarahkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci Al- Quran dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman dapat terlaksana.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
45

Damni, Albertos, Dinyah Rizki Yanti Zebua et Bali Yana Fitri. « Tinjauan Sains dan Agama terhadap Vaksin SARS-Cov-2 : Sebuah Pendekatan Analisis Rasch ». Symbiotic : Journal of Biological Education and Science 3, no 1 (25 avril 2022) : 57–64. http://dx.doi.org/10.32939/symbiotic.v3i1.61.

Texte intégral
Résumé :
Sains dan Agama adalah dua entitas yang sering berbenturan. Tujuan dari penelitian ini adalah menginterpretasikan kecendrungan-kecenderungan mahasiswa dua entitas tersebut dengan menggunakan pendekatan analisis Rasch untuk memvalidasi kembali skala sebelumnya. Mahasiswa sains adalah mahasiswa dengan jurusan Tadris Biologi dan agama adalah mahasiswa dengan jurusan Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini menunjukkan perbedaan yang signifikan antara mahasiswa Sains dan Agama dalam memberikan kesetujuan terhadap vaksin virus Corona-SARS-Cov-2
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
46

Zuhaida, Anggun, Nur Hasanah et Wulan Izzatul Himmah. « Model Madrasah Sains Integratif : Menakar Konsep dan Strategi Pembelajaran Berbasis Relasi Sains dan Agama ». INFERENSI : Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 12, no 2 (1 décembre 2018) : 435–56. http://dx.doi.org/10.18326/infsl3.v12i2.435-456.

Texte intégral
Résumé :
AbstractRelations between science and religion are issues that have been developing for a long time, especially in Indonesia. Science as a pillar of human civilization cannot be separated from the attention of religions in the world. In Indonesia, efforts to establish the color of religion in its main education about scientific integration have been a concern in several Islamic universities. The purpose of this study was to find out the concepts and strategies of science and religion relations in learning in madrasas. This research method uses descriptive methods. The researcher measured the relation between science and religion by adapting to the approach developed by Ian G. Barbour which was divided into four: conflict; independence; dialog; and integration. The researcher found that the MTsN Kota Salatiga in the concept component was at the level of integration, but the strategy component was still at the level of dialogue. Whereas in the MTs NU Kota Salatiga it is known that the concept components and strategies are still at the level of dialogue.AbstrakRelasi ilmu dan agama adalah isu yang sudah cukup lama berkembang, utamanya di Indonesia. Ilmu sebagai pilar peradaban manusia, tidak dapat lepas dari perhatian agama-agama di dunia. Di Indonesia, upaya tentang adanya warna agama dalam pendidikan utamanya tentang integrasi keilmuan telah menjadi perhatian di beberapa perguruan tinggi islam. Tujuan dalam penelitian ini adalah, ingin mengetahui konsep dan strategi relasi sains dan agama dalam pembelajaran di madrasah. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Peneliti menakar relasi sains dan agama tersebut dengan mengadaptasi dari pendekatan yang dikembangkan oleh Ian G. Barbour yang terbagi atas empat: konflik; independensi; dialog; dan integrasi. Peneliti menemukan bahwa pada MTsN Kota Salatiga dalam komponen konsep sudah pada tataran integrasi, namun pada komponen strategi masih pada tataran dialog. Sedangkan pada MTs NU Kota Salatiga diketahui bahwa pada komponen konsep, dan strategi masih pada tataran dialog.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
47

Machsun, Toha, Istikomah Istikomah, Dzulfikar Akbar Romadlon et Mohamad Rojii. « INTERKONEKSI SAINS DAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SIDOARJO ». Imtiyaz : Jurnal Ilmu Keislaman 4, no 2 (20 septembre 2020) : 146–62. http://dx.doi.org/10.46773/imtiyaz.v4i2.95.

Texte intégral
Résumé :
Problematika dikotomi antara sains dan Agama telah menjadi topik pembahasan yang banyak dikaji oleh peneliti untuk dicarikan solusi terbaiknya, namun faktanya hingga saat ini problem tersebut masihlah hadir di tengah masyarakat. melihat fakta tersebut SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo hadir sebagai percontohan dengan membawa konsep interkoneksi sains dan Agama dalam upaya pengembangan pendidikan Agama Islam dan juga mencoba untuk mengikis dikotomi antara sains dan Agama. penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan metode kualitatif dan pendekatan studi kasus. Teknik analisis data dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap konsep, bentuk, dan dampak positif dari interkoneksi sains dan Agama dalam pengembangan pendidikan Islam. Hasil peneltian menunjukkan bahwa konsep interkoneksi di sekolah tersebut diwujudkan dalam bentuk bangunan kurikulum yang baku dan diterapkan dalam proses pendidikan. Bentuk interkoneksi diwujudkan dengan penggabungan kurikulum nasional dan kurikulum ISMUBA Khas sekolah Muhammadiyah, serta berbagai kegiatan ekstra. Dampak positif bagi siswa yakni menumbuhkan budaya islami dan karakter islami dalam diri peserta didik, penagalaman belajar yang menumbuhkan kreatifitas dan bijak dalam menata niat untuk menuntut ilmu serta prestasi gemilang di kancah nasional maupun internasional. Sementara bagi guru, Interkoneksi sains dan agama berdampak positif bagi pengembangan diri dan karier.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
48

Marvavilha, Azmah, et Suparlan Suparlan. « MODEL INTEGRASI NILAI ISLAM DALAM PEMBELAJARAN SAINS ». HUMANIKA 18, no 1 (16 janvier 2019) : 59–80. http://dx.doi.org/10.21831/hum.v18i1.23129.

Texte intégral
Résumé :
Dalam konteks masa kini, agama dan sains memiliki relasi yang saling melengkapi,dapat didialogkan, dan didiskusikan. Dikotomi antara sains dan agama dapatdiintegrasikan secara akurat, sehingga antara sains dan agama tidak berdiri sendiri-sendiri.Adanya integrasi antara sains dan agama, diharapkan akan menambah keyakinan dansemakin menyadari keagungan Allah swt. Dalam konteks pembelajaran sains, integrasisains dan agama dapat dikategorikan dalam tiga konteks, yakni bayani, burhani, dan‘irfani. Bayani, sains diintegrasikan dengan teks Alquran. Burhani, sains diintegrasikandengan konteks sosial, budaya, dan realitas alam. Irfani, sains diintegrasikan denganmanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan ketiga konteks tersebut, diharapkanpembelajaran akan semakin lebih bermakna.In contemporary context, religion and science have a complementary relations, it canbe dialogued and discussed. The dichotomy between science and religion can beaccurately integrated, so that between science and religion does not stand alone. Theexistence of integration between science and religion, is expected to add confidence and bemore aware of the majesty of Allah swt. In the context of science learning, the integrationof science and religion can be categorized in three contexts, bayani, burhani, and 'irfani.Bayani, science is integrated with the text of the Alquran. Burhani, science is integratedwith the social context, culture, and the reality of nature. Irfani, science is integrated withbenefits in everyday life. With these three contexts, learning is expected to be moremeaningful.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
49

Murtadlo, Ghulam, Ahmad Rizki Pranada, Alfina Hidayati, Devi Fransiska, Nabil Bintang Ananda et Putri Alam Sari. « Integrasi Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Dalam Konteks Sains dan Ilmu Sosial ». PANDU : Jurnal Pendidikan Anak dan Pendidikan Umum 1, no 1 (28 février 2023) : 35–43. http://dx.doi.org/10.59966/pandu.v1i1.73.

Texte intégral
Résumé :
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pentingnya integrasi antara ilmu agama, sains, dan ilmu sosial dalam sistem pendidikan Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menciptakan perpaduan harmonis antara pendidikan umum dan agama, menghubungkan pemahaman atau pengajaran Al-Qur'an dan hadits dengan sains dan ilmu sosial, dan menghasilkan sumber daya ilmiah yang dapat dipercaya dengan dukungan spiritual yang kuat. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode library research dengan mengumpulkan temuan ilmiah dari sumber-sumber terpercaya. Setelah dilakukan penelitian, ditemukan bahwa pemisahan antara ilmu pengetahuan umum dan agama dapat menyebabkan pendidikan yang tidak efektif dan ahli agama yang kurang peduli pada lingkungan sosial. Oleh karena itu, integrasi yang cermat antara ilmu pengetahuan umum dan agama perlu dilakukan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang sains, sosial, dan agama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa integrasi yang tepat antara ilmu pengetahuan umum dan agama akan membantu menciptakan pendidikan yang lebih holistik dan membawa manfaat untuk pembelajaran serta lingkungan sosial. Oleh karena itu, disarankan agar pemerintah, institusi pendidikan, dan ahli pendidikan bekerja sama untuk mengembangkan pendekatan integratif dalam pendidikan di Indonesia. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pengembangan pendidikan holistik yang mencakup nilai-nilai agama dan moral, sains, dan ilmu sosial.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
50

Anna, Dian Nur. « METODE SAINS MENURUT IAN G. BARBOUR DAN SUMBANGANNYA TERHADAP PENGKAJIAN ISLAM ». RELIGI JURNAL STUDI AGAMA-AGAMA 14, no 1 (22 août 2018) : 44. http://dx.doi.org/10.14421/rejusta.2018.1401-03.

Texte intégral
Résumé :
Keberanian dari sains ini tidak lepas dari anggapan dasar bahwa agama dan sains adalah dua hal yang dapat dianggap mempunyai jalan untuk menemukan kebenaran. Ketika metode sains itu mencoba memasuki agama, hal itu menjadi bukti bahwa sains itu layak untuk dijadikan alat dalam membantu penelitian agama. Kalau dianalogikan, maka agamapun dapat pula menjadi alat untuk memahami sains. Penelitian ini bertujuan untuk mengertahui bagaimana pemikiran Ian G. Barbour tentang metode sains dan sumbangannya terhadap pengkajian Islam. Untuk menjawab permasalahan yang ada, peneliti menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library research).Adapun penelitian ini hanya menggunakan perspektif fungsional untuk menjelaskan fungsi dari model interaksi pemikiran Barbour dengan pengembangkan keilmuan tentang agama dan sains. Pengujian keabsahan data dengan uji kredibilitas dengan meningkatkan ketekunan dan diskusi dengan teman sejawat.Hasil penelitian ini menunjukkan sebuah teori dari sains yang berdasar pada pengalaman yang bersifat empiris tersebut dapat diinterpretasikan bukan hanya ditentukan oleh pembuktian secara empiris tetapi juga berdasarkan pada intuisi. Komunitas ilmiah (scientific community) yang dipertajam menjadi komunitas penelitian (community of researches) itu mempunyai kedudukan yang penting dalam menentukan paradigma apa yang akan dipakai yang bisa dilakukan melalui jurnal. Berdasar experience dan interpretasi yang berinteraksi sebagai kata kunci dari Barbour, metode sains seperti analogi dapat untuk mengkaji agama. Sebetulnya, di dunia Islam telah ada metode yang dipakai untuk mengkaji teks seperti analogi yang sering disebut dengan qiyas. Pemikiran Barbour dapat membuka wawasan baru bagi umat Islam untuk tidak hanya berkutat pada pemahaman agama saja tetapi harus membuka horison khususnya tentang kajian dalam bidang sains dengan metode yang ditawarkannya dipertimbangkan sebagai salah satu alternatif dalam mengkaji keislaman dan sebaliknya. Kata kunci: Metode Sains Ian G. Barbour dan Pengkajian Islam
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
Nous offrons des réductions sur tous les plans premium pour les auteurs dont les œuvres sont incluses dans des sélections littéraires thématiques. Contactez-nous pour obtenir un code promo unique!

Vers la bibliographie