Articles de revues sur le sujet « Duta Pandawa »

Pour voir les autres types de publications sur ce sujet consultez le lien suivant : Duta Pandawa.

Créez une référence correcte selon les styles APA, MLA, Chicago, Harvard et plusieurs autres

Choisissez une source :

Consultez les 23 meilleurs articles de revues pour votre recherche sur le sujet « Duta Pandawa ».

À côté de chaque source dans la liste de références il y a un bouton « Ajouter à la bibliographie ». Cliquez sur ce bouton, et nous générerons automatiquement la référence bibliographique pour la source choisie selon votre style de citation préféré : APA, MLA, Harvard, Vancouver, Chicago, etc.

Vous pouvez aussi télécharger le texte intégral de la publication scolaire au format pdf et consulter son résumé en ligne lorsque ces informations sont inclues dans les métadonnées.

Parcourez les articles de revues sur diverses disciplines et organisez correctement votre bibliographie.

1

Soelatiep, Dicky Hendranata, Timoticin Kwanda et Jani Rahardjo. « STRATEGI RESILIENSI ADAPTIF MAL DI SURABAYA UNTUK MEMPERTAHANKAN JUMLAH PENGUNJUNG SELAMA MASA NEW NORMAL ». Dimensi Utama Teknik Sipil 9, no 2 (31 octobre 2022) : 116–35. http://dx.doi.org/10.9744/duts.9.2.116-135.

Texte intégral
Résumé :
Pusat perbelanjaan (mal) dan sektor ritel merupakan faktor penting untuk menyokong pertumbuhan ekonomi dan kehidupan sosial perkotaan. Namun karena pandemi COVID-19, pemerintah harus menerapkan berbagai kebijakan yang membatasi aktivitas di tempat umum. Berbagai kebijakan tersebut menghambat aktivitas perkotaan yang memicu bencana krisis ekonomi dan sosial bagi mal di area perkotaan tersebut. Sehingga mal harus memiliki strategi untuk mempertahankan jumlah pengunjung selama masa New Normal. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor faktor yang membentuk strategi resiliensi adaptif mal selama masa New Normal. Faktor yang dianalisa yaitu suasana internal mal, campuran tenan mal, komunikasi & aktivitas promosi mal, fasilitas & pelayanan mal. Penelitian ini dilakukan di kota Surabaya saja, penelitian dilakukan melalui sudut pandang pengunjung dan sudut pandang manajer mal. Data pengunjung dikumpulkan secara kuantitatif melalui survei dan data manajer dikumpulkan secara kualitatif melalui wawnacara semi terstruktur. Kemudian data kuantitatif dan kualitatif diolah dengan metode campuran (Mix Method Research).
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
2

Ing, Lie Han. « BERDUSTA DAN TETAP DIPAKAI ALLAH ». Jurnal Amanat Agung 13, no 2 (1 décembre 2017) : 181–205. http://dx.doi.org/10.47754/jaa.v13i2.30.

Texte intégral
Résumé :
Dusta adalah salah satu dosa yang sering dianggap ringan dan lentur penilaiannya tergantung kondisi yang mengikuti. Nilai bersalah atau tidaknya tergantung efek pragmatis yang mengikutinya. Dusta dapat bersifat netral tanpa mengandung unsur dosa di dalamnya atau bahkan dinilai positif jika melaluinya kita mendatangkan hasil yang baik. Dalam 1 Raja-Raja 13:11-32 juga dicatat kisah dusta seorang nabi tua. Bagaimana kita menjelaskan bahwa nabi tua itu dipakai Allah dengan cara ia berdusta kepada nabi muda yang hendak dihukum Allah. Jika kita menganggap dusta nabi tua sebagai cara yang Tuhan pakai untuk memberikan penghukuman, itu akan merusak atau bertentangan dengan karakteristik Allah yang kudus. Tulisan ini berusaha memaparkan beberapa aspek yang diperlukan untuk menjawab persoalan dusta ini dari sudut pandang teologis-etis sehingga kita tetap dapat menerima firman Tuhan yang suci dengan tepat dari kisah dusta seorang nabi tua.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
3

Susanto, Yusak Noven. « EFEKTIVITAS PENYAMPAIAN KABAR BAIK MELALUI MEDIA SOSIAL YOUTUBE BERDASARKAN SUDUT PANDANG MAHASISWA SEKOLAH TINGGI TEOLOGI DUTA PANISAL JEMBER ». Alucio Dei 5, no 2 (29 mars 2022) : 107–18. http://dx.doi.org/10.55962/aluciodei.v5i2.28.

Texte intégral
Résumé :
The delivery of the gospel is a task mandated by the Lord Jesus Christ to his disciples. This does not stop with the disciples of Jesus Christ, but also to the Apostles, the Fathers of the Church, to all believers. Seeing the rapid development of the times in the field of Information and Communication Technology, social media has become the most popular media for everyone today. In a survey conducted by a competent survey institution, it was stated that almost all humans have social media. From this it is also followed by the development of the delivery of gospel which is packaged in interesting content on social media. Through a qualitative approach using a descriptive method, the researcher wants to know the views of STT Duta Panisal students regarding the effectiveness of delivering gospel through social media Youtube.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
4

Afdaliza, Afdaliza. « MAJOR DEPRESSIVE DISORDER PADA LANSIA (DIBAHAS DENGAN SUDUT PANDANG PSIKOLOGI) ». PSIKOLOGI KONSELING 17, no 2 (24 décembre 2020) : 678. http://dx.doi.org/10.24114/konseling.v17i2.22070.

Texte intégral
Résumé :
Seiring dengan meningkatnya harapan hidup pada lansia, meningkat pula jumlah penyakit yang ada, salah satunya penyakit mental kronis, yaitu depresi. Depresi bukanlah bagian yang normal dari proses penuaan, namun merupakan masalah yang umum yang terjadi pada lansia. Mereka akan menghadapi banyak duka cita karena kehilangan seseorang yang dicintai atau orang terdekat, menghadapi masa pensiun, kehilangan pekerjaan, perubahan kedudukan, prestise, dan menurunnya kondisi fisik maupun mental. Semua perubahan tersebut sering menimbulkan depresi. Sayangnya, depresi merupakan gangguan yang “bisu”, sehingga sulit untuk mendeteksi atau mendiagnosis depresi pada lansia. Banyak lansia dan keluarganya salah meyakini bahwa mereka tidak dapat berbuat apapun terhadap masalah mental dan perilaku, namun jika dilakukan diagnosa, pencegahan, dan treatment yang tepat terhadap depresi, maka lansia bisa hidup lebih lama dan lebih aktif. Terapi yang sering digunakan adalah psikoterapi singkat (sekitar empat bulan) berupa CBT, intervensi obat, dan kombinasi keduanya. Kata Kunci: Major Depressive Disorder, Lansia, Psikologi
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
5

Dina Uswatun Hasanah et Ahmad Ma'ruf. « MODEL WISATA RELIGI MASJID CHENG HOO PANDAAN SEBAGAI KATALISATOR ESKPLANASI NILAI- NILAI KEBUDAYAAN ISLAM DI PASURUAN ». Jurnal Mu’allim 4, no 1 (28 février 2022) : 80–91. http://dx.doi.org/10.35891/muallim.v4i1.2959.

Texte intégral
Résumé :
Nilai-nilai kebudayaan Islam dalam mendukung pariwisata Pasuruan yang terdapat di model wisata religi masjid Cheng Ho Pandaan, mencakup tiga hal yakni pertama nilai aqidah, yang tertuang dalam unsur bangunan masjid Cheng Ho yang merupakan perwujudan simbol Islami dan mampu meningkatkan serta menumbuhkan keyakinan dalam mengesakan Allah Swt. Kedua nilai ibadah atau ubudiyah yang terwujud melalui berbagai kegiatan Islami seperti akad nikah, pelatihan sholat khusyuk, santunan anak yatim, MTQ, festival banjari, sholawat, dan pengajian rutin. Sedangkan yang ketiga yakni nilai muamalah yang terwujud melalui aktivitas jual beli di pasar wisata yang sudah berjalan sampai sekarang. Untuk wisata religi masjid Cheng Hoo Pandaan ini sudah melakukan promosi dengan berbagai cara seperti strategi promosi oleh pemerintah Kabupaten Pasuruan yang bekerjasama dengan duta wisata, strategi promosi melalui blogspot dan media sosial milik wisatawan, dan juga sering diliput di acara televisi dan surat kabar. Akan tetapi, kegiatan promosi ini bukan hanya sekedar mempromosikan keunikan masjid saja, melainkan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di masjid Cheng Hoo ini. Melalui berbagai kegiatan-kegiatan yang didukung dengan media promosi inilah yang nantinya akan mengundang banyak pihak wisatawan untuk terus datang ke wisata religi ini. Baik wisatawan lokal maupun mancanegara dengan tujuan yang berbeda-beda.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
6

Indriyanta, Gani, Nugroho Agus Haryono et Prihadi Beny Waluyo. « Implementasi Remote Laboratorium Praktikum Infrastruktur LAN Pada Masa Work From Home ». Technomedia Journal 8, no 1 Juni (11 avril 2023) : 109–24. http://dx.doi.org/10.33050/tmj.v8i1.1984.

Texte intégral
Résumé :
Pandemi Covid19 menuntut kreatifitas dalam pengajaran praktikum Infrastruktur LAN. Batasan-batasan pertemuan yang dilakukan secara online mengharuskan adanya pelatihan peningkatan ketrampilan bagi mahiswa. Program simulator dan emulator jaringan memiliki beberapa kekurangan jikalau dibandingkan dengan penggunaan piranti jaringan secara langsung. Implementasi Laboratorium Praktikum Infrastruktur LAN pada Masa Work From Home sudah dapat diujicobakan di Prodi Informatika Universitas Kristen Duta Wacana. Implementasi remote piranti- piranti jaringan guna mendukung praktikum Infrastruktur LAN dibuat dengan memanfaatkan jaringan internet yang tersedia. Koneksi piranti dari mana saja dimungkinkan dilakukan menggunakan Open-VPN sehingga mahasiswa seolah hadir secara langsung di laboratorium dan dapat mengakses piranti jaringan yang tersedia. Ujicoba piranti sudah dapat dilakukan untuk mengakses 12 buah router cisco, 5 buah router mikrotik dan 12 buah access point. Tingkat kemanfaatan remote lab dari sudut pandang mahasiswa sebesar 62,5%. Kelancaran akses dari rumah terhadap remote lab hanya 70% karena kendala jaringan. kita.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
7

Benuf, Kornelius. « Harmonisasi Hukum : Pemilu Serentak dan Ketenagakerjaan, Analisis Yuridis terhadap Kematian KPPS Tahun 2019 ». Gema Keadilan 6, no 2 (24 septembre 2019) : 196–216. http://dx.doi.org/10.14710/gk.2019.5871.

Texte intégral
Résumé :
Pesta demokrasi sejatinya adalah ajang yang membawa kebahagiaan bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun kenyataannya, banyak KPPS yang meninggal dunia. Hal ini dikarenakan beban kerja yang banyak dan waktu kerja yang panjang. Gugurnya para KPPS membawa duka mendalam sekaligus pembelajaran yang sangat berharga bagi pendewasaan politik di Indonesia. Apabila dilihat dari sudut pandang hukum ketenagakerjaan, KPPS bisa dikategorikan sebagai pekerja. Sehingga di sini bisa diberlakukan regulasi mengenai ketenagakerjaan di Indonesia. Tulisan ini ingin menjelaskan mengenai realitas kematian KPPS sebagai refleksi dari harmonisasi hukum Pemilu dengan regulasi ketenagakerjaan di Indonesia.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
8

Nuur An-Nafi. « KONSEP TAHADDUST BIN NI'MAHSURAH AD-DUHA AYAT 11 DALAM PERSPEKTIF TAFSIR Al-MISBAH ». Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) 1, no 3 (19 mai 2024) : 340–48. http://dx.doi.org/10.62017/jppi.v1i3.1194.

Texte intégral
Résumé :
Artikel ini bertujuan untuk mengkaji kata tahaddust bin ni'mah pada surah ad-duha ayat 11 dalam tafsir al misbah. tahaddust bin ni'mah ini sangat marak di media sosial yang banyak sekali orang salah mengartikan maksud dari rasa syukur kepada allah swt, tak jarang orang mengetahui apa itu rasa syukur dan bagaimana mengungkap kan rasa syukur tanpa adanya flexing di media sosial, maka dari itu peneliti sangat ingin mengkaji kata tahaddust bin ni'mah dalam surah ad -duha ayat 11 dalam makna yang terkandung tafsir al-misbah karya M.Quraish Shihab. peniliti banyak mengambil data dari Jenis penelitian adalah Pustaka (library research) dan metode penelitian adalah deskriptif analitis, Akan tetapi manusia banyak riya’ di media social dengan berlindung kata tahaddust bin ni;mah, dan bagaimana cara menerapkan rasa syukur tersebut di mulai dengan mengubah cara pandang seseorang terhadap nikmat. dalam memandang nikmat mestinya dimulai dari apa yang dimiliki peneliti akan menjabarkan kata tahaddust bin ni'mah sebagai cara bersyukur yang sesungguhnya menurut tafsir al misbah.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
9

Karim, Ahmad Abdul, et Dian Hartati. « Nilai-Nilai Humanisme dalam Puisi Bertema Palestina Karya Helvy Tiana Rosa ». Jurnal Sastra Indonesia 10, no 2 (23 juillet 2021) : 93–101. http://dx.doi.org/10.15294/jsi.v10i2.43918.

Texte intégral
Résumé :
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui nilai-nilai humanisme dalam buku Puisi-puisi yang Melepuh di Mataku karya Helvy Tiana Rosa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan semiotika Aart Van Zoest. Serta teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik baca catat. Peneliti membaca secara keseluruhan puisi. Lalu menandai beberapa frasa hingga kata yang mengandung nilai-nilai humanisme. Hasil penelitian yaitu ditemukan lima puisi yang mengandung nilai-nilai humanisme, di antaranya “Semoga Bersanding di Surga”, “Razan”, “Untuk Palestina dari Sudaramu Indonesia”, “Negeri yang Terbelah”, dan “Nyanyian Duka Turakhan Muslim”, pada kelima puisi tersebut ditemukan dominasi pola kalimat tidak lengkap, dominasi makna kalimat denotasi, dan temuan sebelas majas, diantaranya majas pararelisme, majas pleonasme, majas personifikasi, majas metafora, majas retorika, majas hiperbola, majas repitisi, majas simbolik, majas klimaks, majas sinisme, dan penggunaan majas sarkasme. Sedangkan isotopi yang digunakan pada lima puisi tersebut yaitu isotopi gerakan, isotopi manusia, dan isotopi persepsi pandang. Aku lirik dalam kelima puisi tersebut didominasi oleh sudut pandang perempuan. Selain itu, puisi-puisi tersebut merupakan sebuah refleksi nyata dalam merespons pembantaian manusia yang terjadi di Palestina.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
10

Nurmamurti, Resitaka Aulia, Shendy Friska Navila, Ema Sulistyaning Budi, Anggie Chyntia Amanda et Diah Siti Kholifah. « Kebijakan Amerika Serikat dalam Menjaga Eksistensi Pasar Global Melalui Perusahaan Coca-Cola (Kapitalisme : Coca Colonization) ». Publicio : Jurnal Ilmiah Politik, Kebijakan dan Sosial 4, no 1 (31 janvier 2022) : 64–74. http://dx.doi.org/10.51747/publicio.v4i1.925.

Texte intégral
Résumé :
Abstrak Perekonomian internasional tentu tidak terlepas dari perekonomian Amerika Serikat. Amerika Serikat merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Dalam kerangka Neoliberalisme, ekonomi tidak bisa lepas dari intervensi negara. Negara dapat melakukan berbagai kebijakan dengan tujuan dapat mencapai kepentingan nasional dan keuntungan semaksimal mungkin. Tulisan ini dimaksudkan untuk memperoleh upaya Amerika Serikat membangun Coca Colonization dalam sudut pandang paradigma ekonomi kapitalisme dan neoliberalisme. Coca-Cola sendiri merupakan minuman yang berasal dari Amerika di mana sudah ada sejak tahun 1886 dan menjadi minuman bersoda nomor satu di dunia. Eksistensi Coca-Cola sendiri sudah ada pada saat masa Perang Dunia, dimana Coca-Cola ini datang bersama dengan kehadiran pasukan Amerika Serikat dan sudah ada 60 pabrik bottling Coca-Cola di seluruh dunia yang mulai dibangun pada saat ada operasi militer Amerika. Coca-Cola dianggap sebagai budaya Amerika dan menjadi duta tidak resmi gaya hidup masyarakat Amerika sendiri. Menggunakan studi kepustakaan melalui beragam berita, dokumentasi, jurnal ilmiah maka penelitian ini menghasilkan upaya Amerika Serikat meliputi membangun nation branding. Nation branding ini sangat kuat sehingga produk lokal sulit untuk lepas dari pengaruh kolonialisme produk yang ditanamkan oleh Amerika Serikat secara global. Kata kunci: Amerika Serikat, Coca Colonization, Nation branding, Coca-Cola
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
11

Hasanah, Khuswatun, et Sika Nur Indah. « Peningkatan Kompetensi Penulisan Berita Memdalam Bagi Reporter Majalah Mata Budaya Yogyakarta ». Bengawan : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1, no 2 (28 décembre 2021) : 9–17. http://dx.doi.org/10.46808/jurnal_bengawan.v1i2.34.

Texte intégral
Résumé :
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tercatat memiliki 56 desa mandiri budaya. Publikasi terkait keberadaan dan aktivitas desa ini diharapkan mampu berkontribusi terhadap pelestarian budaya. Oleh karena itu diperlukan sumber daya manusia yang kompeten di bidang tersebut. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kompetensi reporter, kontributor, dan relawan Majalah Mata Budaya dalam menyajikan tulisan yang secara dalam menelisik perkembangan budaya, termasuk mengangkat citra desa budaya secara menarik sesuai kaidah 9elemen jurnalisme dan Kode Etik Jurnalisme (KEJ). Harapannya dengan produk jurnalistik yang baik, desa budaya dapat berkembang dan lebih dikenal. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggandeng Dinas Budaya (Kundha Kabudayan) DIY, menyasar 24 peserta dari 7 organisasi berbeda mulai dari Duta Museum hingga Pendamping Desa Budaya di DIY. Kegiatan ini dilakukan dengan metode ceramah, diskusi, dan latihan menganalisis tulisan mendalam. Materi-materi yang diberikan terkait pengenalan liputan mendalam danperbedaannya dengan karya jurnalistik lainnya, teknik merancang liputan mendalam, menggali data dalam liputan mendalam, dan teknik menulis liputan mendalam. Dari kegiatan ini, reporter, kontributor, serta relawan memiliki sudut pandang baru dalam menulis liputan mendalam. Hal ini terbukti dari hasil analisis tulisan oleh peserta yang menunjukkan pemahaman atas materi yang disampaikan dalam pelatihan.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
12

Minarni, Nani. « Penerapan Metode Cambrigde Scriptural Reasoning Texts (CSRT) pada Kelas Pendidikan Agama Kristen di Universitas Kristen Duta Wacana ». GEMA TEOLOGIKA : Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian 7, no 1 (28 avril 2022) : 19. http://dx.doi.org/10.21460/gema.2022.71.731.

Texte intégral
Résumé :
Abstract The aim of this Classroom Action Experimental Research is to know the changing attitude of the students after implementing CSRT method. Christian Religious Education (CRE) at Duta Wacana Christian University (DWCU) emphasizes a multidisciplinary approach covering the fields of Sociology, Psychology, Theology, and Studies of Religions. Through CRE, students are expected to embrace inclusive and respectable attitudes as Indonesian citizens. How do CRE materials support the formation of inclusive and respectable attitudes? One of the teaching materials is the Interpretation of Scriptural Texts that are theoretically taken from the thoughts of John Hayes and Holladay in Biblical Exegesis, while the form of development of the theoretical interpretation exercise uses the “Cambridge Scriptural Reasoning Texts (CSRT)” method. The CSRT method was tested in one of the CRE classes as a “research sample”. The finding shows that students’ insights and perspectives were more open after learning hermeneutics using the CSRT method. Abstrak Penelitian Tindakan Kelas Experimental ini bertujuan untuk melihat perubahan sikap mahasiswa setelah menerapkan metode CSRT. Pendidikan Agama Kristen (PAK) di UKDW menekankan pada pendekatan multidisiplin yang meliputi bidang Sosiologi, Psikologi, Teologi, dan Studi Agama-agama. Melalui PAK, mahasiswa diharapkan semakin dikuatkan dalam menghidupi sikap inklusif dan respek sebagai warga bangsa Indonesia. Bagaimana materi PAK mendukung pembentukan sikap inklusif dan respek? Salah satu materi bahan ajar PAK di UKDW yakni Interpretasi Teks Kitab Suci yang secara teoritik diambil dari pemikiran John Hayes dan Holladay dalam Biblical Exegesis, sedangkan bentuk pengembangan dari latihan interpretasi atas teori tersebut digunakan metode “Cross Scriptural Reasoning Texts (CSRT)”. Metode CSRT tersebut diujikan dalam salah satu kelas PAK sebagai “sampel penelitian”, didapati bahwa wawasan dan cara pandang mahasiswa semakin terbuka setelah belajar hermeneutik dengan metode CSRT.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
13

Jaya, I. Made Laut Mertha, Tjiptohadi Sawarjuwono, Sungkono Sungkono et Mar'a Elthaf Ilahiyah. « Ethics, Behaviors, and Characters of Memayu Hayuning Bawono, Ambrasto Dur Hangkoro Accountant in Java ». Jurnal Kajian Akuntansi 5, no 2 (11 décembre 2021) : 142. http://dx.doi.org/10.33603/jka.v5i2.5110.

Texte intégral
Résumé :
AbstractThe moral teachings and philosophy of life of the Javanese have a very deep meaning which leads to happiness. This paper aims to provide up-to-date knowledge about the meaning of Ethics, Behavior, and Character of Memayu Hayuning Bawono, Ambrasto dur Hangkoro in accounting profession education in Java, based on Javanese philosophy. This study uses a qualitative method approach, ethnography. The results of this study conclude that ethics, behavior, and character in accounting profession education based on Javanese philosophy are more bars, ruruh, wantah, duga prayoga, nastiti and do not focus on ardana. The character of "dhakah" in him slowly disappeared because the formed "warok" had reached "Wiloka". This finding provides a new aspect for the curriculum development of accounting education programs, so that graduates (accountants) can better understand and interpret the philosophy of human life from the point of view of Javanese philosophy.Keywords: Ethics; Behavior; Accountant profession education character.Abstrak Ajaran moral dan filosofi hidup orang Jawa memiliki makna yang sangat mendalam yang mengarah kepada kebahagiaan. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan keterbaruan pengetahuan tentang makna Etika, Perilaku, dan Karakter Memayu Hayuning Bawono, Ambrasto dur Hangkoro pada pendidikan profesi akuntan di Jawa, berdasarkan filsafat Jawa. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif, etnografi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa etika, perilaku, dan karakter pada pendidikan profesi akuntan berlandaskan filsafat Jawa lebih bars, ruruh,wantah,duga prayoga,nastitidan tidak berfokus pada ardana. Karakter dhakah dalam dirinya perlahan sirna karena warok yang terbentuk telah mencapai Wiloka. Temuan ini memberikan aspek baru bagi pengembangan kurikulum program pendidikan akuntansi, agar lulusannya (akuntan) lebih dapat mengerti dan memaknai filosofi hidup manusia dari sudut pandang filsafat Jawa.Kata kunci: Etika; Perilaku; Karakter pendidikan profesi akuntan.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
14

Dewi, Resnita. « MAKNA SYAIR SENGO DALAM RITUAL RAMBU SOLO’ ». TELAGA BAHASA 7, no 1 (15 janvier 2020) : 73–82. http://dx.doi.org/10.36843/tb.v7i1.65.

Texte intégral
Résumé :
Penelitian ini mengkaji makna syair Sengo dalam ritual Rambu Solo’ dengan menggunakan sudut pandang Semiotika. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan mengungkapkan makna yang terdapat dalam syair Sengo. Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif. Data bersumber dari tuturan atau syair Sengo yang digunakan pada ritual adat Rambu Solo’ di kabupaten Toraja Utara yang dikumpulkan dengan teknik rekam, teknik catat, dan teknik wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna dalam syair Sengo (1) Ungkapan duka yang mendalam; (2) Harapan dari yang merasakan dukacita; (3) Perjuangan hidup mendiang menuju alam Puya (surga) Kata Kunci : Makna Syair, Sengo, Ritual Rambu Solo ABSTRACTThis study examines the meaning of Sengo in Rambu Solo’ which is used Semiotika theory. Thus, this study aims to reveal the meaning contained in the Sengo rhyme. This research is a qualitative descriptive type. The data is sourced from utterance or Sengo rhyme, which is used in the indigenous ritual of the Rambu Solo ' in North Toraja Regency, which is collected with record techniques, record-taking techniques, and interview techPenelitian ini mengkaji makna syair Sengo dalam ritual Rambu Solo’ dengan menggunakan sudut pandang Semiotika. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan mengungkapkan makna yang terdapat dalam syair Sengo. Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif. Data bersumber dari tuturan atau syair Sengo yang digunakan pada ritual adat Rambu Solo’ di kabupaten Toraja Utara yang dikumpulkan dengan teknik rekam, teknik catat, dan teknik wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna dalam syair Sengo (1) Ungkapan duka yang mendalam; (2) Harapan dari yang merasakan dukacita; (3) Perjuangan hidup mendiang menuju alam Puya (surga) Kata Kunci : Makna Syair, Sengo, Ritual Rambu Solo THE MEANING OF SENGO RHYMEIN RAMBU SOLO’ RITUAL ABSTRACTThis study examines the meaning of Sengo in Rambu Solo’ which is used Semiotika theory. Thus, this study aims to reveal the meaning contained in the Sengo rhyme. This research is a qualitative descriptive type. The data is sourced from utterance or Sengo rhyme, which is used in the indigenous ritual of the Rambu Solo ' in North Toraja regency, which is collected with record techniques, record-taking techniques, and interview techniques. The results showed that the meaning in Sengo rhyme (1) a profound expression of grief; (2) The hope of the sorrow; (3) The struggle of life of the deceased to the nature of Puya (Paradise) niques. The results showed that the meaning in Sengo rhyme (1) a profound expression of grief; (2) The hope of the sorrow; (3) The struggle of life of the deceased to the nature of Puya (Paradise)
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
15

Farhani, Dea. « MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN KOKURIKULER KEAGAMAAN ». Jurnal Isema : Islamic Educational Management 4, no 2 (31 décembre 2019) : 209–20. http://dx.doi.org/10.15575/isema.v4i2.5619.

Texte intégral
Résumé :
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana manajemen pendidikan karakter melalui kegiatan kokurikuler mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian, Hasil dan Faktor pendukung dan penghambat pendidikan karakter melalui kegiatan kokurikuler terhadap peserta didik. Penelitian ini berangkat dari pemikiran mengenai fungsi manajemen menurut G.R Terry yaitu planning, organizing, actuating, controling untuk mencapai tujuan lembaga yang telah ditentukan. Maka manajemen yang baik sangat dibutuhkan dalam kegiatan pendidikan karakter di MTs ArRaudloh yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian pendidikan karakter untuk mewujudkan tujuan pendidikan karakter dalam kegiatan kokurikuler keagamaan.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Dari hasil penelitian ini data yang ditemukan dapat disimpulkan perencanaan pendidikan karakter adanya nilai-nilai yang ditanamkan yaitu mandiri, ikhlas, jujur, bertanggung jawab dan santun. Pengorganisasian pendidikan karakter dilakukan dengan struktur organisasi yang jelas dan tugas tupoksi yang jelas. Pelaksanaan pendidikan karakter dilakukannya shalat duha sebelum melaksanakan pembelajaran, shalat dzuhur berjamaah, bimbingan tilawah. Pengendalian pendidikan karakter dilakukan dengan cara monitoring setiap kegiatan kokurikuler keagamaan dan selalu mengadakan evaluasi setiap satu minggu sekali. Keberhasilan pendidikan karakter dapat dilihat dilihat dari kriteria keberhasilan, efektif dan efesien manajemen pendidikan karakter. Faktor penunjang pendidikan karakter adalah SDM, sarana dan prasarana, satndar mutu dan cara pandang masyarakat terhadap pendidikan.Kata kunci: Manajemen, Pendidikan Karakter, Kokurikuler
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
16

Supriyatna, Wawan, Ade Rachmawan et Zakaria Zakaria. « PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA PRODUK PEYEK KACANG DIPRODUSEN PEYEK BERKAH BERSAUDARA BOJONG SARI,DEPOK,JAWA BARAT ». JURNAL SeMaRaK 4, no 2 (9 juin 2021) : 31. http://dx.doi.org/10.32493/smk.v4i2.10987.

Texte intégral
Résumé :
Pandemi covid-19 datang menerjang bagaikan tsunami bagi sendi-sendi bisnis tanpa pandang bulu. Memukul dengan sangat massive dan telak hingga meninggalkan duka akibat gelombang PHK yang tidak terhindarkan. Bisnis yang sudah dijalani puluhan tahun dan tak pernah ada masalah pun tiba-tiba ambruk. Dirumahkan, kondisi tersebut memaksa banyak orang bahkan dari kalangan manajemen kelas menengah, para manajer keatas untuk rela dipotong gajinya atau menjadi korban PHK. Usaha kecil produsen peyek kacang dirintis oleh seorang korban pandemic Covid-19 untuk bertahan dengan segala kebutuhan ekonomi keluarga besarnya dengan nama Berkah Bersaudara. Sejak dibentuk awal Maret lalu, usaha peyek yang dirintis telah banyak membuahkan hasil, tetapi sekitar sebulan belakangan ini mengalami kelesuan dalam hal pemasarannya. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh harga dan kualitas produk terhadap minat beli konsumen pada produk peyek tersebut. Objek pada penelitian ini adalah para pelanggan atau outlet tempat produk peyek Berkah Bersaudara dipasarkan kepada pelanggan, metode penelitian ini menggunakan metode asosiatif pendekatan kuantitatif dengan jumlah sampel sebanyak 67 outlet. Metode pengumpulan data yang digunakan ialah angket kuesioner. Analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linear berganda dan uji asumsi klasik. Hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara harga dan kualitas produk terhadap minat beli konsumen. Luaran yang ditargetkan dalam penelitian ini adalah akan dipublikasikan pada jurnal nasional di Universitas Pamulang.Kata Kunci : harga, kualitas produk, pemasaran, UMKM, minat beli
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
17

Widada, Dwi Masdi. « Nilai-nilai Karakter dalam Novel Hafalan Sholat Delisa ». Ibriez : Jurnal Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains 3, no 1 (29 juin 2018) : 21–36. http://dx.doi.org/10.21154/ibriez.v3i1.42.

Texte intégral
Résumé :
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan nilai-nilai pendidikan budaya karakter bangsa. Teknik pengumpulan data menggunaka metode dokumentasi dan metode telaah teks. Metode dokumentasi dilaksanakan untuk mengumpulkan, memilah, mengolah, dan menyampaikan informasi untuk dapat mengkaji data selanjutnya.Analisis data dilakukan secara analisis isi. validitas data yang digunakan menggunakan trianggulasi data untuk mengumpulkan data yang sama. Artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenaranya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Novel HSD ditinjau dari strukturnya menceritakan kehidupan seseorang dari awal sampai meninggal, tema dalam novel ini banyak mengangkat tentang tema motivasi pendidikan dn hidup, rasa kemanuasiaan yang terekam sikap rasa simpati dan empati terhadap sesama. Peristiwa dalam novel ini terjadi di LhokNga dengan alur yang digunakan dalam novel maju. Amanat dalam novel ini adalah pentingnya hafalan bacaan shalat, sikap sabar dalam menghadapi cobaan apa pun, selalu bersyukur kepada Tuhan dalam keadaan suka dan duka. Kebutuhan aktualisasi diri dalam novel ditunjukkan adanya keinginan dalam diri tokoh untuk selalu mengaktualisasikan setiap cita-cita dan keinginannya untuk menghafalkan bacaan shalat dengan sempurna. Novel HSD sarat akan nilai pendidikan untuk pembacanya, terdiri dari nilai pendidikan agama yang menjelaskan hubungan manusia dengan Tuhannya, nilai moral yang mengatur baik buruknya perilaku manusia dalam hubungannya dengan sesama, nilai pendidikan sosial yang menunjukkan rasa peduli antar manusia satu dengan yang lain sesuai peranannya sebagai makhluk sosial; dan nilai pendidikan budaya bangsa yang menunjukkan kebiasaan dan cara pandang masyarakat dalam menjalani kehidupan.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
18

Harimurti, Albertus. « Posisi Obskur Psikologi Kualitatif ». Suksma : Jurnal Psikologi Universitas Sanata Dharma 4, no 1 (5 mai 2023) : 1–8. http://dx.doi.org/10.24071/suksma.v4i1.6245.

Texte intégral
Résumé :
Pada mulanya adalah perihal obskur. Psikologi Kualitatif diposisikan seperti anak tiri dalam Psikologi. Secara teoretis dan metodologis, pendekatan kualitatif tidak diragukan eksistensinya. Namun secara praktis penelitian, pendekatan kualitatif tampak dan terdengar seperti wilayah yang jauh dan teramat asing, setidaknya dalam peta psikologi mainstream. Sejak awal kelahiran Psikologi, pendekatan kualitatif telah eksis sebagai sebuah tradisi berpikir tersendiri, yang misalnya dicomot dari tradisi fenomenologi. Bahkan, dalam karya-karya Wilhelm Wundt (1832-1920) dan William James (1842-1910) – dua tokoh awal Psikologi – kedudukan unsur subjektif dan objektif telah menjadi bagian dalam pembahasan risalah intelektual. Kedua tokoh tidak luput membicarakan makna, budaya, dan identitas yang kerap kali menjadi diskusi serius dalam tradisi kualitatif. Selain itu, apabila dicermati dengan sungguh, psikoanalisis yang dikembangkan Sigmund Freud (1856-1932) memanfaatkan wawancara dan serakan data remeh sebagai dasar dalam memahami psikologi subjek. Namun, mengapa pendekatan kualitatif seolah-olah begitu obskur?Menurut Danziger (1990), keberadaan pendekataan kualitatif sebagai “the excluded” dalam Psikologi dimulai dari penelitian-penelitian yang dianggap menjadi ciri khas Psikologi. Dalam sejarah keilmuan Psikologi sejak 1800an hingga hari ini, terjadi pergeseran dalam cara kerja penelitian yang tadinya dipraktikkan dengan pencatatan lewat observasi kemudian direduksi menjadi respons diri yang bersifat naif. Dalam eksperimen, yang dicatat si peneliti adalah respons perilaku dan bukan mental (mind) manusia. Oleh karena itu, intensi Psikologi untuk menangkap dan mengeksplorasi “mind” berubah menjadi pencatatan respons perilaku. Artinya, penelitian Psikologi cenderung menjadi ilmu mengenai mind terhadap mindless individual (Rogers Willig, 2017).Apa yang ditunjukkan di atas adalah cara manusia untuk menjawab bagaimana dan apa yang bisa diketahui. Dalam tradisi keilmuan, hal demikian diperdebatkan melalui Epistemologi. Cabang Filsafat tersebut upaya untuk menjawab mengenai bagaimana suatu pengetahuan diperoleh. Dalam tradisi Psikologi yang dominan (mainstream psychology), epistemologi yang bekerja adalah positivis (Rogers Willig, 2017; Willig 2008, 2013). Epistemologi positivis dalam keilmuan dapat ditelusur secara historis untuk kemudian akan ditemukan beberapa modelnya, yakni positivisme klasik, positivisme kritis, dan positivisme logis (Rogers Willig, 2017). Secara umum, dalam ketiga model positivisme tersebut, subyektivitas, sejarah, dan masyarakat menjadi tidak relevan untuk menentukan kebenaran pengalaman. Seorang peneliti perlu melakukan isolasi terhadap manusia agar kebenaran dapat diperoleh. Apa yang digagas Karl Popper (1902-1994) sebagai rasionalisme kritis juga memiliki asumsi serupa, sehingga sekalipun ia memberi kritik terhadap positivisme, tetapi ia dianggap sebagai seorang positivis (Ormerod, 2009).Secara dominan, Teo (2018) menunjukkan bahwa tradisi berpikir ala Popper direproduksi dengan keyakinan dari filsafat pengetahuan yang menunjukkan bagaimana suatu pernyataan keilmuan dapat dijustifikasi atau disebut dengan konteks justifikasi (context of justification). Karena penekanan pada justifikasi, maka konteks penemuan (context of discovery) atau pertanyaan mengapa suatu ilmu berminat pada suatu pertanyaan, bukan lagi menjadi hal yang menjadi perhatian serius. Sebagai implikasi, peneliti akan cenderung berminat pada kecanggihan metodologi alih-alih asal-usul sosiohistoris disiplin Psikologi, termasuk di dalamnya adalah subyektivitas peneliti. Ketiadaan dimensi sosiohistoris tersebut akan membatasi peneliti psikologi untuk tidak melibatkan minat personal dalam rangka mengarahkan cara pandang terhadap dunia (Willig, 2013). Problem yang muncul kemudian adalah ketidakmungkinan untuk netral secara murni, seseorang senantiasa melakukan penciptaan makna mengenai objek tertentu yang terbangun selama pengalaman hidupnya.Tradisi berpikir positivis dengan berbasis pada konteks justifikasi tersebut kemudian dikritik oleh seorang pemikir bernama Thomas Kuhn (1922-1996) yang menyatakan bahwa dalam proses keilmuan terdapat elemen yang melampaui-yang-logis dan melampaui-yang-rasional yang kemudian nantinya akan berujung pada sejarah dan sosiologi ilmu pengetahuan dalam cabang Epistemologi. Secara khusus, kelemahan dari perspektif positivis adalah absennya sejarah, budaya, dan masyarakat dalam upaya menjelaksan serta memahami dunia. Menurut Teo (2018), proses dalam keilmuan tidak hanya konteks justifikasi, melainkan juga konteks penemuan, konteks interpretasi (context of interpretation), dan konteks aplikasi (context of application). Bahkan, konteks justifikasi sendiri nyatanya tidak luput dari subjektivitas peneliti. Letak Psikologi sebagai ilmu kemanusiaan dan ilmu sosial mestinya juga memposisikan Psikologi tidak hanya berfokus pada kecanggihan metodologi untuk memotret kehidupan individual, melainkan juga menempatkan pengalaman subjektif individual dalam tegangan antara subjek dengan sistem (Keucheyan, 2011).Bergeser dari tradisi positivis, tokoh Psikologi asal Jerman, yakni Klauz Holzkamp (1927-1995), menyebut tradisi dalam Psikologi dengan istilah yang sangat tepat, yakni realisme naif (naive realism) (Holzkamp, 1972). Realisme naif berupaya menggambarkan penelitian empiris sebagai cerminan dunia luar dengan meminimalisasi bias, menanggalkan gagasan sebelumnya (purifikasi), dan melakukan penetralan metodologi. Dengan melakukan purifikasi tersebut, maka tradisi berpikir Psikologi mengasumsikan tidak terdapat dimensi societal atau historis. Persoalannya kemudian adalah bahwa sebuah persepsi beroperasi secara selektif dan orang bisa melihat satu hal dengan cara yang berbeda, tergantung dari tujuan pengamatan yang dilakukan (Rogers Willig, 2017).Selain tradisi positivis dan realisme naif, problem lain yang ditunjukkan dalam filsafat ilmu adalah hypothethico-deductivism (Willig 2008, 2013). Gagasan tersebut dimulai dari kritik Popper tehadap induktivisme yang tidak bisa memberikan pernyataan kategoris seperti “a mengikuti b”. Dalam induktivisme, tidak dapat dipastikan bahwa kejadian selanjutnya akan mengikuti pola “a mengikuti b”. Karena tidak tertebak, maka akan muncul kesulitan untuk melakukan verifikasi. Lantas Popper mengusulkan bahwa sebuah ilmu sebaiknya menganut sistem deduksi dan falsifikasi, misalnya dengan membuat hipotesis di awal. Dengan adanya falsifikasi, maka akan bisa ditentukan mana yang benar dan tidak benar.Kontras dengan tradisi positivis dan realisme naif, Henwood (2014) menyatakan bahwa seorang peneliti kualitatif mensyaratkan keterlibatan aktif peneliti pada dunia yang sedang dipelajari. Oleh karena itu, peneliti kualitatif mestinya melakukan pengamatan yang jeli, mendengarkan, merekam, dan mengkontekstualisasikan pengalaman nyata, pikiran, tindakan, dan refleksi manusia untuk kemudian melakukan interpretasi terhadap data yang diperoleh dari hasil proses tersebut. Sekalipun demikian, proses interpretasi ini bukan “barang” baru dalam penelitian Psikologi. Sebagaimana ditunjukkan dalam oleh Danziger (1990) proses interpretasi (atau yang lebih subtil, yakni introspeksi) tergeser dan terdominasi oleh penelitian eksperimen dan survei yang tadinya peneliti menjadi subjek pengamat menjadi pencari respons. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa selama kurun waktu satu abad lebih sejarah ilmu Psikologi, pendekatan kualitatif cenderung tersembunyi (hidden) dalam berbagai hasil penelitian.Sifat tersembunyi atau obskur tersebut muncul sebagai gejala methodolatry dalam Psikologi. Methodolatry merupakan kecenderungan untuk menghindari teori dan mengidolakan metode yang dianggap bisa menggambarkan keahlian tertentu dari peneliti (Rogers Willig, 2017). Kecenderungan methodolatry ini kemudian membuat keilmuan dalam ranah para ahli saja. Dengan demikian, rezim ilmu pengetahuan sebagai digagas Foucault (1969/2002), dengan terang-terangan menampilkan diri pada perkembangan penelitian Psikologi. Apabila dicermati, struktur jurnal Psikologi cenderung memberi porsi bagian diskusi yang cukup minim, artinya proses interpretasi dan kemungkinan untuk membuka ruang alternatif terhadap pemahaman suatu fenomena bukan menjadi perkara yang penting untuk dielaborasi.Agaknya, kecenderungan methodolatry tersebut mengalami perlawanan yang cukup sengit dari para pemikir yang tidak puas dengan penjelasan kuantitatif. Setidaknya, ada dua palingan yang secara pelan tapi pasti berupaya untuk melakukan resistensi dengan pendekatan yang terlampau realisme naif. Palingan tersebut adalah palingan bahasa (language turn) dan palingan interpretasi (interpretation turn) (Rogers Willig, 2017). Kedua paling tersebut bermula dari metode interpretasi dan kesadaran sebagai subjek studi yang dikesampingkan oleh Psikologi mainstream. Sebagai contoh adalah kelahiran Psikologi Feminis yang berupaya mempertanyakan mengapa dalam penelitian Psikologi (juga penelitian sosial) cenderung menemukan atau mengkonfirmasi kemampuan intelektual dan karakter moral perempuan yang digambarkan inferior. Oleh karena itu, persoalannya bukan sekadar inferioritas perempuan, melainkan lebih pada inferiorisasi perempuan (Gilligan, 1982; bdk. Žižek, 2009).Pada palingan pertama, yakni palingan bahasa, ditunjukkan bahwa bagaimana cara seseorang berbicara dan merepresentasikan realitas berkontribusi dalam mengekspresikan mentalitas orang tersebut. Dalam palingan bahasa, seorang peneliti akan berfokus pada konstruksi makna. Palingan ini muncul secara gradual sejak 1930an dalam gerakan ilmu kemanusiaan dan seni surealisme (Roudinesco, 1993/1997) – yang kemudian berpuncak di Psikologi pada sekitar 1980an dan 1990an (Rogers Willig, 2017). Sumbangan besar palingan bahasa adalah membawa kesadaran bahwa bahasa bukanlah produk kultural yang netral. Dalam kajian ilmu yang lain, palingan bahasa ini disebut dengan palingan budaya (cultural turn). Sifat kultural dari bahasa menunjukkan bahwa wicara atau produk yang diekspresikan oleh seseorang merupakan interseksi dari subjek dan sistem sosial yang lebih luas. Palingan bahasa ini membuka kemungkinan untuk suatu analisis yang mempertimbangkan konteks atau saat dan tempat ketika seseorang mengekpresikan gagasannya mengenai dunia.Sebab sebuah makna dikonstruksi sebagaimana diyakini palingan bahasa, maka kemudian dalam palingan interpretasi penekanan pada penciptaan makna (meaning-making) menjadi pusat analisis (Rogers Willig, 2017). Dalam sejarah pendekatan kualitatif, ada dua cara memahami bahasa. Pertama adalah bahwa peneliti meyakini bahwa bahasa merupakan ekspresi jujur dan murni dari kesadaran. Cara pertama ini ditampilkan dalam model fenomenologi deskriptif. Bahwa apa yang disampaikan subjek penelitian merupakan suatu kebenaran yang tidak lagi perlu melalui interpretasi, peneliti cukup melakukan pengelompokkan tema untuk kemudian mendeskripsikan pengalaman. Cara kedua adalah sebagaimana dimanifestasikan oleh fenomenologi interpretatif dan tradisi konstruksionisme. Bahwa suatu ungkapan atau bahasa muncul dari konteks yang menghadirkan subjek pewicara. Dalam cara kedua ini, peneliti akan mendemonstrasikan analisis yang berbasis data (grounded in data) sekaligus konsisten scara teoretis (theoretically driven). Menurut Rogers dan Willig (2017), apa yang membedakan model deskriptif dan interpretatif adalah bahwa penelitian interpretatif berupaya memproduksi pemahaman mengenai bagaimana seseorang mengalami dunia dan dirinya dengan cara yang khusus. Oleh karena keunikan pengalaman ini, maka diasumsikan ada fenomena sosial yang perlu diidentifikasi dan dijelaskan dengan detail. Fenomena sosial inilah yang dianggap tersembunyi dan perlu diuraikan untuk memahami (bukan sekadar menjelaskan) cara pandang terhadap dunia, perilaku, dan pengalaman seseorang. Bahkan interpretasi ini bukanlah perkara yang sudah final, sebuah interpretasi perlu membuka ruang kemungkinan bahwa ada alternatif interpretasi lain. Kekeliruan diasumsikan akan senantiasa membayangi analisis yang dianggap benar dan bahwa kebenaran itu sendiri tidak bisa dipastikan tunggal. Lantas, dalam model interpretatif, tantangannya adalah melampaui apa yang tampak, dengan harapan bisa menyingkap dimensi tersembunyi sekaligus tidak memaksakan makna yang mendasari suatu fenomena psikologis.Persoalan palingan bahasa, palingan budaya, maupun palingan interpretasi ini kemudian dalam perkembangan kontemporer mulai melirik pada palingan afek (affective turn) yang diinisiasi oleh Brian Massumi (1987, 2015) dan Patricia Clough (2008). Palingan afek ini menampilkan bahwa afek merupakan pengalaman fisiologis yang bersifat pra-subjektif sebelum rasionalitas dan intensionalitas hadir. Dalam afek, bahasan seperti kenikmatan (pleasure and joy), luka dan duka (pain and mourning), serta hasrat (desire) menjadi fokus yang dieksplorasi. Meskipun demikian, afek juga bukan sesuatu yang bersifat alamiah. Kesenangan atau hasrat seseorang senantiasa tidak berada dalam ruang kosong. Artinya, aspek fluiditas dan keterikatan pada konteks menjadi bagian yang tidak bisa tidak untuk dipahami dalam sebuah penelitian (Gough, 2017).Pemahaman pada konteks yang dipadu dengan posisionalitas peneliti ini kemudian juga membuka ruang baru untuk melakukan penelitian yang sifatnya tidak eksploitatif dan justru membebaskan manusia, misalnya gerakan decolonializing psychology (dekolonisasi Psikologi) (Bhatia, 2017). Dekolonisasi merupakan upaya untuk melakukan pergeseran dari etic menjadi emic (insider’s perspective) sebagaimana juga terjadi dalam pendekatan budaya dalam Psikologi (Matsumoto Juang, 2013; Ratner, 2006). Tradisi berpikir dekolonial ini agaknya juga perlahan menjadi tren yang tengah berlangsung dalam penelitian psikologi yang berfokus pada “kebutuhan akan keragaman, keadilan, dan inklusi dalam konten ilmiah serta mengambil langkah untuk memperbaiki praktik yang rasis dan berprasangka selama berdekade lamanya” (Santoro, 2023 hlm. 50). Warisan kolonialisme, orientalisme, maupun Eurosentris yang tampil dalam subjek penelitian Western, Educated, Industrialized, Rich and Democratic (WEIRD) nyatanya tidak memuaskan untuk menjelaskan konteks negara global belahan bumi Selatan (Global South) maupun komunitas yang tersingkir (Santoro, 2023).Model psikologi yang inklusif dan berkeadilan demikian berupaya untuk menempatkan diri bahwa penelitian dan interpretasi bukan hal yang netral dan secara etis justru berimplikasi semakin memangkirkan mereka yang tersingkir. Bahkan, dalam perkembangan di Psikologi, penelitian kuatitatif nyatanya juga membuka arena baru bernama QuantCrit (Quantitative Critical Theory) yang meyakini bahwa angka tidak netral, kategori tidak natural, data tidak bisa berbicara sendiri dan membutuhkan penyuaraan, serta kebutuhan untuk mempertimbangkan keadilan (sosial). Lantas, alih-alih sekadar berfokus pada metodologi yang digunakan, sebuah penelitian pertama-tama perlu untuk berfokus pada episteme atau logika yang mungkin saja pincang sedari peneliti membangun problematisasi. Dengan demikian, refleksivitas menjadi hal yang senantiasa diperlukan dalam proses penelitian dengan harapan bahwa ada kejelian dan ketelatenan proses penelitian, entah batasan apa yang dimiliki peneliti, kemungkinan adil-tidaknya cara berpikir, atau bahkan implikasi dari temuan penelitian.Berbarengan dengan tren global perkembangan disiplin Psikologi, Suksma: Jurnal Psikologi Universitas Sanata Dharma Vol. 4, No. 1 kali ini didominasi oleh pendekatan yang bersifat eksploratif dengan memanfaatkan data kualitatif. Pemanfaatan data kualitatif tersebut selaras gagasan Arellano (2022) yang menyatakan bahwa berbagai jurnal hasil penelitian yang tersaji perlu membuat perubahan transformasional dengan mendengarkan cerita pengalaman dari para subjek. Orang perlu terhubung pada ranah emosi manusia yang (kebetulan) hanya dapat diperoleh lewat data kualitatif. Secara detail, terdapat enam tulisan bernuansa kualitatif, dengan detail sebanyak lima penelitian berbasis pada pengambilan data terhadap para informan dan satu tulisan berbasis studi arsip.Pada tulisan pertama, Supratiknya dkk. (2023) berupaya mengungkap aspek formatif dalam pola komunikasi guru-siswa dalam konteks pembelajaran di Sekolah Dasar (SD). Berbasis pada gagasan Empat Wacana (Four Discourses) yang diinisiasi oleh Jacques Lacan (1901-1981), seorang psikoanalis Perancis, tulisan tersebut mengidentifikasi tipe wacana yang digunakan dalam proses komunikasi di kelas. Lacan merupakan figur besar psikoanalisis yang kembali ke Freud (return to Freud) dengan pendekatan Hegelian dan semiologi. Rahim interdisiplin yang dikembangkan Lacan ini menandai bahwa cara pandang Psikologi yang dikawinkan dengan pendekatan keilmuan lain berpotensi untuk memberi kesegaran pemahaman terhadap pengalaman komunikasi di kelas, terlebih dalam kajian mengenai formasi subjek.Tulisan kedua mengembangkan gagasan komunikasi di kelas pada level Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan memanfaatkan pengolahan data Analisis Tematik (Thematic Analysis) tipe realis. Ketiga penulis, yakni Justin, Widiyanto, dan Kristiyani, memanfaatkan analisis tematik dengan harapan bisa menangkap dan mengeksplorasi pengalaman komunikasi dengan tidak mengesampingkan perkembangan komunikasi secara daring. Penelitian tersebut menemukan bahwa pengalaman komunikasi secara langsung (luring) menciptakan ekosistem yang membuat transmisi pengetahuan guru-siswa menjadi lebih efektif dan nyaman.Selanjutnya, dalam tulisan ketiga, Putri dan Hidajat mengeksplorasi pengalaman dukacita yang dialami oleh individu dewasa awal yang mengalami kehilangan sanak-saudara selama pandemi Covid-19. Dalam eksplorasi tema secara kualitatif yang dilakukan, kedua peneliti secara khusus berfokus pada pertumbuhan pasca-trauma (post-traumatic growth). Melalui penelitian ini, Putri dan Hidajat menemukan bahwa dalam ruminasi kedukaan, makna dan perbedaan kepribadian menjadi aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam proses intervensi terhadap rasa duka yang dialami para informan.Melalui Analisis Fenomenologi Interpretif (Interpretative Phenomenological Analysis), tulisan keempat akan mengeksplorasi mengenai pandangan petani terhadap lembaga pendidikan. Tulisan Handayani dilatarbelakangi oleh fakta obyektif bahwa tingkat pendidikan di daerah pedesaan cenderung lebih rendah daripada orang-orang yang tinggal di perkotaan. Bagi para petani yang tinggal di area pedesaan, Handayani mengungkapkan bahwa pada kenyataannya sekolah juga dianggap sebagai ruang penting untuk dinikmati oleh keluarga mereka. Bahkan, keluarga petani di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah mempersepsikan sekolah sebagai ruang transformasional bagi para agen yang mengenyam pendidikan di dalamnya.Kemudian, dalam tulisan kelima, Hartoko memanfaatkan kombinasi merodologi kuantitatif dan kualitatif dengan perspektif representasi sosial guna mencermati cara orang muda dalam memahami demokrasi. Perspektif representasi sosial, yang digagas Serge Moscovici (1925-2014) berusaha untuk menangkap strukturasi gagasan yang diyakini para subjek. Melalui pengambilan data survei kualitatif, Hartoko mengidentifikasi gagasan orang muda mengenai demokrasi yang tercermin dalam kebebasan berpendapat, keberagaman dan kesetaraan, serta keadilan. Ketiga gagasan tersebut menunjukkan nilai-nilai dasar pembentukan kewargaan dan kebutuhan orang muda untuk berpartisipasi sekaligus independen dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Tulisan keenam, atau terakhir, memanfaatkan studi arsip untuk melihat perkembangan wacana pendidikan dan layanan psikologi. Dalam tulisan tersebut, Justin dan Supratiknya berupaya menawarkan orientasi pendidikan psikologi profesional di Indonesia. Secara khusus, kedua penulis mengeksplorasi dan melakukan komparasi kurikulum program profesi dan program akademik. Studi arsip ini kemudian menampilkan beberapa usulan kompetensi mengenai program profesi yang perlu diperhatikan dalam merencanakan dan menyusun kurikulum program profesi.Kembali pada bagian awal mengenai sejarah dan perkembangan Psikologi Kualitatif dan disiplin ilmu Psikologi, keenam tulisan yang terkumpul agaknya menjadi simptom yang menunjukkan bahwa ada semacam gerakan yang pelan tapi pasti menuju pada model Psikologi yang sifatnya eksploratif dan jauh dari pendekatan arus utama yang cenderung positivistik. Sekalipun kecenderungan tersebut dirayakan secara kecil-kecilan dan obskur, tidak bisa dipungkiri bahwa ada transgresi yang melekat dalam tubuh disiplin Psikologi. Transgresi tersebut dilakukan melalui membuka celah-celah baru dalam penelitian yang tidak melulu bersifat realisme naif dan empirisis serta memanfaatkan data kualitatif.Meskipun demikian, gagasan keterikatan pada konteks (context-bound), fluiditas fenomena, dan aspek posisionalitas peneliti belum secara khusus memperoleh ruang analisis yang tebal dan mendalam (thick description) dalam keenam tulisan yang tersaji. Pada akhirnya, bukan sesuatu yang muluk-muluk apabila berbagai tulisan dalam terbitan Suksma kali ini diharapkan menciptakan riak dalam keilmuan Psikologi yang selama ini didominasi oleh problem abstraksi dan kuantifikasi. Struktur kekuasaan dalam pengetahuan dan praktik hidup sehari-hari sebagaimana direpresentasikan memalui keenam tulisan barangkali juga telah digemakan beberapa dekade lalu: “Di mana ada kekuasaan,” ungkap Foucault (1978), “di sanalah hadir resistensi.”
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
19

Hasan, Bashori, Muhammad Habib, Cindy Mutiara Utami et Devania Agelita Andani. « Pengaruh Pembelajaran Daring Mahasiswa Dimasa Covid 19 Dalam Tugas Mempelajari Dan Menghafal Ayat-Ayat Alquran ». Jurnal Ilmiah Mandala Education 7, no 4 (27 octobre 2021). http://dx.doi.org/10.36312/jime.v7i4.2448.

Texte intégral
Résumé :
Pandemi Covid 19 menyebar sejak akhir tahun 2019 hingga kini di beberapa wilayah dengan kasus yang berbeda, terhitung 193 negara berjuang dengan keras untuk melawan covid yang tidak pandang bulu. Wuhan adalah salah satu kota di China sebagai tempat pertama kali virus ditemukan, sebelum virus ini lalu berstatus pandemi. Tentu sangat berpengaruh terhadap sosial ekonomi, khususnya bidang pendidikan, pelaksanaan sistem pembelajaran pada satuan pendidikan mengalami perubahan bentuk operasional yaitu intruksi social distancing, hingga berujung pada himbauan lockdown , sehingga model pembelajaran hampir di seluruh Indonesia dengan Model daring mulai daari lembaga pendidikan hingga Instansi Pemerintah. Penelitian ini menggunakan metode diskrptif kualitatif karena jauh lebih subyektif dalam pembelajaran daring di Universitas Duta Bangsa Surakarta yang diputuskan pembeljaran dari rumah. Subyek terdiri dari 2 dosen dan 2 mahasiswa Universitas Duta Bangsa Surakarta. Dengan aplikasi E-Learning UDB, Zoom, Google Meet, Whatsap, vidio call email dll, walaupun terdapat beberapa kendala diantaranya, sinyal internet, kuota , serta tidak bisa bertanya kepada dosen dengan leluasa.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
20

Hasan, Bashori, Muhammad Habib, Cindy Mutiara Utami et Devania Agelita Andani. « Pengaruh Pembelajaran Daring Mahasiswa Dimasa Covid 19 Dalam Tugas Mempelajari Dan Menghafal Ayat-Ayat Alquran ». Jurnal Ilmiah Mandala Education 7, no 4 (27 octobre 2021). http://dx.doi.org/10.58258/jime.v7i4.2448.

Texte intégral
Résumé :
Pandemi Covid 19 menyebar sejak akhir tahun 2019 hingga kini di beberapa wilayah dengan kasus yang berbeda, terhitung 193 negara berjuang dengan keras untuk melawan covid yang tidak pandang bulu. Wuhan adalah salah satu kota di China sebagai tempat pertama kali virus ditemukan, sebelum virus ini lalu berstatus pandemi. Tentu sangat berpengaruh terhadap sosial ekonomi, khususnya bidang pendidikan, pelaksanaan sistem pembelajaran pada satuan pendidikan mengalami perubahan bentuk operasional yaitu intruksi social distancing, hingga berujung pada himbauan lockdown , sehingga model pembelajaran hampir di seluruh Indonesia dengan Model daring mulai daari lembaga pendidikan hingga Instansi Pemerintah. Penelitian ini menggunakan metode diskrptif kualitatif karena jauh lebih subyektif dalam pembelajaran daring di Universitas Duta Bangsa Surakarta yang diputuskan pembeljaran dari rumah. Subyek terdiri dari 2 dosen dan 2 mahasiswa Universitas Duta Bangsa Surakarta. Dengan aplikasi E-Learning UDB, Zoom, Google Meet, Whatsap, vidio call email dll, walaupun terdapat beberapa kendala diantaranya, sinyal internet, kuota , serta tidak bisa bertanya kepada dosen dengan leluasa.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
21

AP., I. Gd Setiawan. « MASALAH-MASALAH PENYULUHAN PERTANIAN ». Jurnal Penyuluhan 1, no 1 (1 mars 2005). http://dx.doi.org/10.25015/penyuluhan.v1i1.2101.

Texte intégral
Résumé :
Ibarat orang buta yang sedang menduga-duga seekor binatang yang bernama Gajah, maka suatu objek amatan dapat diinterpretasikan bermacam-macam sesuai sudut pandang dan kemampuan orang tersebut. Apabila yang dipegang oleh orang buta tersebut adalah belalai si Gajah, maka ia menyimpulkan bahwa Gajah adalah binatang yang bulat panjang, dan tidak bisa diam. Apabila yang dipegang kebetulan adalah salah satu kakinya, maka ia dapat menyimpulkan bahwa gajah adalah binatang yang kokoh bagaikan tiang listrik yang biasa mereka pegang dipinggir jalan. Demikian seterusnya. Sama dengan analogi orang buta memegang gajah, maka masalah-masalah penyuluhan pertanian yang dihadapi bangsa kita akan beragam sesuai dengan sudut pandang dan dasar keilmuan yang ditekuni. Menemukan masalah-masalah penyuluhan bukan sarana untuk mendebat bahkan menyalahkan orang lain, tetapi mencari solusi demi perbaikan kegiatan penyuluhan di Indonesia. Berikut akan diuraikan masalah-masalah penyuluhan yang telah terjadi dan sedang terjadi ditinjau dari kacamata Ilmu Penyuluhan Pembangunan
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
22

Syaifullah, Syaifullah. « PELATIHAN ENGLISH FOR TOURIST GUIDE UNTUK HIMPUNAN PRAMUWISATA INDONESIA (HPI) KOTA PEKANBARU ». Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 5, no 4 (24 août 2021). http://dx.doi.org/10.31849/dinamisia.v5i4.5368.

Texte intégral
Résumé :
Menurut Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) tahun 2011, Himpunan Pramuwisata Indonesia disingkat HPI atau Indonesian Tourist Guide Association (ITGA) adalah organisasi profesi non politik mandiri yang merupakan wadah tunggal pribadi-pribadi berprofesi Pramuwisata. HPI adalah asosiasi Tingkat Nasional, Provinsi Dan Kabupaten/ Kota. Organisasi ini bernama Himpunan Pramuwisata Indonesia disingkat HPI yang didirikan berdasarkan hasil temu wicara nasional Pramuwisata di Pandaan (Jawa Timur) tanggal 29-30 Maret 1988, sebagai kelanjutan dari Himpunan Duta Wisata Indonesia (HDWI) yang lahir di Kuta –Bali, tanggal 27 Maret 1983. Untuk kota Pekanbaru, asosiasi ini sudah berjalan kurang lebih satu tahun, dari tahun tahun 2019 hingga sekarang. Selanjutnya, berdasarkan AD/ART HPI (2011), ada beberapa tugas yang harus dijalankan oleh pengurus dan anggota, salah satunya adalah berusaha meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan anggota administrasi keanggotaan secara teratur sesuai dengan peraturan yang berlaku. Berdasarkan AD/ART di atas, terkhusus tentang tugas dari pengurus dan anggota HPI yaitu memiliki tugas untuk meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan anggota secara teratur sesuai dengan peraturan yang ada. Salah satu indikator tentang HPI yang profesional dapat dilihat dari kelancaran proses komunikasinya baik dengan sesama penggurus/ anggota HPI maupun dengan para tamu. Hasil dari pengamatan peneliti sehari-hari, peneliti menemukan adanya masalah pada proses komunikasi HPI kota Pekanbaru, khususnya komunikasi dalam bahasa Inggris. Dapat dilihat dari kegiatan sehari-hari pada saat dibutuhkan anggota/pengurus HPI untuk melaksanakan program yang berkaitan atau membutuhkan komunikasi dalam bahasa Inggris, hampir tidak ada anggota/pengurus yang mandaftar pada program tersebut. Dari masalah yang ada pada paragraph sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi dalam bahasa Inggris Anggota dan Pengurus HPI kota Pekanbaru perlu ditingkatkan. Sebagai solusi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi pengurus dan anggota HPI kota Pekanbaru, peneliti telah memberikan pelatihan English for Tourist Guide. Pelatihan ini telah dilakuakn sebanyak tiga kali tatap muka, satu kali penyajian teori dan dua kali praktek di lapangan. Foto-foto kegiatan dan daftar hadir terlampir.
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
23

Darmawati, Darmawati. « Analisis Struktur Dalam Hikayat Aceh Manoe Ie Mata Karya Tgk. Sofyan Mus ». Serambi Konstruktivis 1, no 2 (30 juin 2019). http://dx.doi.org/10.32672/konstruktivis.v1i2.1430.

Texte intégral
Résumé :
<p>Penelitian ini berjudul Analisis Struktur dalam Hikayat “Aceh Manoe Ie Mata” karya Tgk. Sofyan Mus. Masalah dalam penelitian ini adalah analisis struktur apa sajakah yang terdapat dalam hikayat “Aceh Manoe Ie Mata” karya Tgk. Sofyan Mus?. Tujuan umum Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan struktur yang terdapat dalam hikayat “Aceh Manoe Ie Mata” karya Tgk. Sofyan Mus. Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu untuk memperoleh data dan informasi tentang struktur hikayat “Aceh Manoe Ie Mata” karya Tgk. Sofyan Mus. Sumber data dalam penelitian ini adalah hikayat “Aceh Manoe Ie Mata” karya Tgk. Sofyan Mus yang berjumlah 46 halaman yang yang disusun oleh Tgk. Sofyan Mus pada tahun 2005 di Lhoeng gapui Aceh Besar. Manfaat dalam penelitian ini secara teoritis untuk menambah khasanah pengetahuan tentang analisis struktur, secara praktis yaitu untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai struktur yang terdapat dalam hikayat “Aceh Manoe Ie Mata” karya Tgk. Sofyan Mus. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik dokumentasi. Analisis data menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan analisis struktur berdasarkan tema, amanat, tokoh/penokohan, setting/latar, sudut pandang dan motif. Hasil penelitian adalah sebagai berikut. (1) Temanya adalah menceritakan tentang mengenang kisah duka musibah gempa bumi dan tsunami yang menimpa Aceh. (2) Amanatnya adalah mengajak masyarakat untuk saling tolong menolong secara ikhlas. (3) Tokoh atau Penokohannya adalah masyarakat Aceh yang menimpa musibah “tsunami”. (4) Latarnya adalah latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. (5) Sudut pandagnya adalah menggunakan sudut padang orang ketiga. (6) Motifnya adalah motif ikan. <br />Kata Kunci :Analisis, Struktur, Hikayat</p>
Styles APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
Nous offrons des réductions sur tous les plans premium pour les auteurs dont les œuvres sont incluses dans des sélections littéraires thématiques. Contactez-nous pour obtenir un code promo unique!

Vers la bibliographie