Literatura académica sobre el tema "Intervento di Ross"

Crea una cita precisa en los estilos APA, MLA, Chicago, Harvard y otros

Elija tipo de fuente:

Consulte las listas temáticas de artículos, libros, tesis, actas de conferencias y otras fuentes académicas sobre el tema "Intervento di Ross".

Junto a cada fuente en la lista de referencias hay un botón "Agregar a la bibliografía". Pulsa este botón, y generaremos automáticamente la referencia bibliográfica para la obra elegida en el estilo de cita que necesites: APA, MLA, Harvard, Vancouver, Chicago, etc.

También puede descargar el texto completo de la publicación académica en formato pdf y leer en línea su resumen siempre que esté disponible en los metadatos.

Artículos de revistas sobre el tema "Intervento di Ross"

1

Sabbatino, Pasquale. "Luigi Pirandello e Peppino de Filippo". Quaderni d'italianistica 36, n.º 1 (27 de enero de 2016): 193–232. http://dx.doi.org/10.33137/q.i..v36i1.26279.

Texto completo
Resumen
Nella ricca produzione teatrale di Peppino De Filippo, per la quale alla luce dei recenti studi e rinvenimenti è auspicabile una nuova stagione filologica, vengono analizzate le riduzioni napoletane di Liolà e Lumie di Sicilia (LL’uva rosa) di Pirandello. Gli interventi di Peppino sul testo pirendelliano risultano finalizzati non solo all’adattamento degli ambienti alla realtà napoletana, ma soprattutto a una personalizzazione delle messinscena, che in particolar modo nella caratterizzazione dei personaggi risente della sensibilità e delvissuto umano dell’autore partenopeo.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
2

Sari, Ratna, Dainty Maternity y Rosmiyati Rosmiyati. "Pengaruh pemberian aroma terapi bunga mawar terhadap tingkat nyeri dismenorea pada siswi SMA". Holistik Jurnal Kesehatan 14, n.º 2 (27 de julio de 2020): 271–75. http://dx.doi.org/10.33024/hjk.v14i2.1820.

Texto completo
Resumen
The effects of aromatherapy with rose oils in premenstrual pain and primary dysmenorrhea among high school girlsBackground : Dysmenorrhea is menstrual cramps during menstruation that usually occurs in the lower or back of the abdomen. In Indonesia the incidence of dysminorrhoea was 64.25%, which experienced primary dysmenorrhoea at 54.89% while the rest were secondary type sufferers. One non-pharmacological treatment that can be used to treat pain in disminore is to use rose aromatherapy.Purpose : To known The effects of aromatherapy with rose oils in premenstrual pain and primary dysmenorrhea among high school girlsMethod: A quantitative a quasy experimental approach with a two group pretest-posttest design. The population was all high school girls. The sampling technique used purposive sampling as many as 30 high school girls who has experienced of premenstrual pain and primary dysmenorrhea . Bivariate analysis using independent t-test.Results: Obtained an average of pain during menstruation in the group before being given an intervention of 7,420, after intervention 3,767, pretest pain in the control group of 7,040, after in the control group of 7,053. The independent sample T-test results obtained p value 0,000 <0.05.Conclusion: There was a effects of aromatherapy with rose oils in premenstrual pain and primary dysmenorrhea among high school girlsKeywords: Aromatherapy; Rose oils; Premenstrual pain; Primary dysmenorrheal; High school girlsPendahuluan: Dismenore adalah kram perut saat menstruasi yang biasa terjadi pada perut bagian bawah atau belakang. Di Indonesia angka kejadian disminorea sebesar 64,25%, yang mengalami dismenorea primer sebesar 54,89% sedangkan sisanya adalah penderita tipe sekunder. Salah satu pengobatan non farmakologi yang dapat digunakan untuk mengatasi nyeri pada disminore adalah dengan menggunakan aromatherapy mawar.Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh pemberian minyak essensial mawar pada siswi yang mengalami dismenorea di SMA Persada Kota Bandar Lampung Tahun 2019.Metode : Penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan quasy eksperimen dengan rancangan two group pretest-posttest design. Populasi penelitian adalah seluruh remaja putri di SMA Persada Bandar Lampung dengan sampel menggunakan purposive sampling sebanyak 30 remaja putri yang mengalami dismenore setiap menstrasi. Analisa bivariat dengan menggunakan uji t-test independent. Hasil : Diperoleh rata-rata nyeri saat menstruasi pada kelompok sebelum diberi intervensi sebesar 7,420, setelah intervensi 3,767, nyeri pretes pada kelompok kontrol sebesar 7,040, setelah pada kelompok kontrol 7,053. Hasil uji T-test sample independent diperoleh nilai p value 0,000 < 0,05.Simpulan: Ada pengaruh nyeri dismenorea dengan pemberian minyak essensial mawar pada siswi di SMA Persada Kota Bandar Lampung Tahun 2019.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
3

Suratinah, Suratinah. "Efektivitas RJP Mekanik dengan Manual terhadap Kejadian Return Of Spontaneous Circulation (ROSC) pada Pasien Henti Jantung di IGD RSUD Pasar Minggu". Open Access Jakarta Journal of Health Sciences 1, n.º 10 (29 de octubre de 2022): 327–33. http://dx.doi.org/10.53801/oajjhs.v1i10.68.

Texto completo
Resumen
Latar Belakang: Resusitasi Jantung Paru (RJP) merupakan suatu tindakan yang terdiri dari pemberian kompresi dada dan bantuan nafas dengan tujuan untuk mengembalikan dan mempertahankan fungsi organ vital pada korban henti jantung dan henti nafas. Kembali dan bertahannya fungsi organ vital pada korban henti jantung yang diberikan tindakan RJP ditandai dengan terjadinya Return of Spontaneus Circulation (ROSC). Tujuan: Untuk mengetahui efektifitas antara RJP mekanik dengan RJP manual terhadap kejadian Return of Spontaneous Circulation (ROSC) pada pasienhhenti jantung. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian observatif untuk mengetahui hubungan antara variabel independen (RJP) dengan variabel dependen (ROSC). Populasi pada penelitian ini adalah pasien henti jantung yang telah diberikan intervensi RJP mekanik maupun manual di IGD RSUD Pasar Minggu. Penelitian ini menggunakan total sampling sebagai metode penetapan besar sampel didapatkan sebanyak 60 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar observasi dan Catatan Rekam Medis responden. Analisis data menggunakan uji T-Paired. Hasil: Hasil sampel T-test yang membandingkan efektifitas RJP mekanik dan RJP manual terhadap kejadian ROSC didapatkan nilai Sign.(2-tailed) RJP mekanik sebesar 0,001 lebih kecil dibandingkan dengan nilai Sign.(2-tailed) RJP manual sebesar 0.043 dengan taraf signifikansi < 0,05 Kesimpulan: Didapatkan bahwa RJP mekanik lebih efektif dibandingkan dengan RJP manual terhadap kejadian Return of Spontaneous Circulation (ROSC) pada pasienhhenti jantung.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
4

Handoko, Lukas y Yohanes George. "De-resusitasi Dini dengan Target Balans Negatif pada Pasien Pediatrik dengan Demam Berdarah Dengue untuk Mencegah Disfungsi Organ Multipel". Majalah Anestesia & Critical Care 38, n.º 3 (12 de noviembre de 2020): 188–93. http://dx.doi.org/10.55497/majanestcricar.v38i3.199.

Texto completo
Resumen
Resusitasi cairan adalah langkah awal untuk mengimbangi kebocoran plasma pada demam berdarah dengue. Ketika resusitasi cairan tercapai, cairan resusitasi yang masuk kedalam tubuh akan di redistribusi ke jaringan dan berakhir dengan edema jaringan. Disfungsi multi organ dapat terjadi akibat edema jaringan. Dalam konsep ROSE, Malbrain mengemukakan konsep evakuasi cairan untuk mencegah gangguan multi organ. Konsep ROSE terdiri dari tahapan-tahapan resusitasi, optimalisasi, stabilisasi, dan evakuasi. Pada kasus ini, anak laki - laki 5 tahun, keluhan demam dengan diagnosis demam berdarah dengue. Masuk ICU dengan penurunan kesadaran dengan disertai efusi pleura kanan. Balans kumulatif +2089 ml dengan persen fluid overload 11,7% setelah resusitasi cairan di IGD. Furosemid diberikan dalam rangka deresusitasi dini untuk mencapai balans cairan negatif. Sebagai kesimpulan, pemberian diuretika dini sebagai de-resusitasi merupakan intervensi yang dilakukan untuk membatasi perkembangan balans cairan positif yang dapat memperbaiki luaran pada pasien DBD. Strategi balans negatif dapat digunakan dalam managemen cairan untuk mencegah disfungsi organ multipel.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
5

Sari, Dewi Yulia, Muhammad Hatta y Neneng Siti Lathifah. "The Effect Of Rose Aromatherapy On Labor Pain During 1 Active Phase". Jurnal Kebidanan Malahayati 9, n.º 1 (28 de enero de 2023): 95–104. http://dx.doi.org/10.33024/jkm.v9i1.8926.

Texto completo
Resumen
Latar Belakang: Kala I merupakan tahapan yang berlangsung dari terjadinya kontraksi uterus yang teratur sampai dengan dilatasi serviks lengkap. Kontraksi rahim pada persalinan menimbulkan kecemasan dan mengakibatkan nyeri persalinan yang sangat menakutkan bagi ibu bersalin. Di Amerika, dari National Vital Statistics Reports yang dilakukan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) proporsi operasi caesar di Amerika pada tahun 2013 sebesar 32,7% dari seluruh persalinan yang tercatat. Di Indonesia berdasarkan hasil Riskesdas 2013 menunjukkan angka kelahiran melalui operasi caesar adalah 19,9%.. Salah satu tumbuhan penting yang digunakan dalam aromaterapi adalah bunga mawar. Aroma bunga mawar efektif pada sistem saraf pusat, kandungan sytrinol dan 2-phenyl ethyl alcohol, pada bunga mawar dikenal sebagai zat anti ansietas. Menggunakan minyak mawar mengurangi kecemasan hingga 71% dalam persalinan dan hanya 14% dari mereka yang membutuhkan anestesi lokal.Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi mawar terhadap nyeri persalinan fase aktifMetode penelitian: Jenis penelitian kuantitatif, desain pre-experimental dengan pendekatan Two Group Pre-test – Post-test Design. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin fase aktif di wilayah kerja Puskesmas Branti Raya Natar yang berjumlah 42 orang yang terbagi dalam 2 kelompok, 21 orang luar dan 21 orang dengan teknik pengambilan sampel acidental. Intervensi penelitian memberikan 4 tetes aromaterapi mawar ke dalam 10 cc air melalui diffuser ultrasonik pada ibu bersalin. Alat ukur penelitian ini menggunakan Skala NRS. Analisis univariat dan bivariat menggunakan uji Man Witney. Penelitian ini dilakukan pada Juli 2022.Hasil: Rata-rata hasil nyeri persalinan fase I aktif sebelum pemberian aromaterapi mawar rata-rata 8,14 nyeri yang berarti responden mengalami nyeri berat terkontrol. Sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata nyeri sebesar 8,00 yang berarti responden mengalami nyeri berat terkontrol. Setelah diberikan aromaterapi dengan bunga mawar rata-rata nyeri sebesar 2,05 yang berarti responden mengalami nyeri ringan. Sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata nyeri adalah 4,05 yang berarti responden mengalami nyeri sedang. P-value = 0,000<0,05 yang artinya ada pengaruh aromaterapi mawar terhadap nyeri persalinan Kala I Fase AktifkesimpulantambahkanSaran : Dapat dijadikan syarat bagi klien untuk mengetahui cara mengalihkan nyeri, nyeri dapat dihilangkan tanpa harus menggunakan obat secara medis (farmakologi) nyeri dapat dikurangi dengan beberapa macam terapi komplementer seperti aromaterapi inhalasi mawar Kata Kunci : Nyeri Persalinan, Aromaterapi Mawar, Ketika 1 Fase Aktif ABSTRACT Background: Kala I is a stage that takes place from the occurrence of regular uterine contractions until complete cervical dilatation. Uterine contractions in labor cause anxiety and result in labor pain is very scary for maternity mothers. In America, from the National Vital Statistics Reports conducted by the Centers for Disease Control and Prevention (CDC) the proportion of cesarean section in America in 2013 was 32.7% of all recorded deliveries. In Indonesia, based on the results of Riskesdas 2013, it shows that the birth of cesarean section is 19.9%.. One of the essential herbs used in aromatherapy is roses. The aroma of roses is effective on the central nervous system, the content of sytrinol and 2-phenyl ethyl alcohol, in roses is known as an anti-anxiety agent. Using rose oil reduced anxiety by 71% in labor and only 14% of those who needed local anesthesia.Objective: Ditahu the effect of giving rose aromatherapy on labor pain during the Active PhaseResearch methods: Types of quantitative research, pre-experimental design with a Two Group Pre-test approach – Post-test Design. The population and sample in this study were all maternity mother durings the active phase in the branti raya natar health center working area,which was 42 people divided into 2 groups, 21 internations and 21 controls acidentals sampling techniquest. The research intervention provided 4 drops of rose aromatherapy into 10 cc of water via an ultrasonic diffuser in maternity mothers. The research measuring instrument uses the NRS Scale. Univariate and bivariate analysis using Man Witney test. This research was conducted in July 2022.Results: Rata-average results of active phase I labor pain before the administration of rose aromatherapy averaged 8.14 pain which means that respondents experienced controlled severe pain. Meanwhile, in the control group, the average pain was 8.00, which means that respondents experienced controlled severe pain.. After giving rose aromatherapy with, the average pain was 2.05 which means that respondents experienced mild pain. Meanwhile, in the control group, the average pain was 4.05, which means that respondents experienced moderate pain. P-value = 0.000<0.05 which means that there is an influence of rose aromatherapy on labor pain Kala I Active PhaseSuggestion :For Future ResearchersThe results of this study can be used as a reference material for further research, conducting a comparative study with two inhalation interventions from other therapeutic aromas such as lemon and lavender, and still conducting a control group as a comparison.Suggestion : Can be used as a requirement for clients to know how to divert pain, pain can be eliminated without having to use medication medically (pharmacology) pain can be reduced with several kinds of complementary therapies such as rose inhalation aromatherapy Keywords : Labor Pain ,Rose Aromatherapy, When 1 Phase Is Active
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
6

Sari Dewi, Elok. "PENGARUH SLOW STROKE BACK MASAGE (SSBM) DENGAN AROMATHERAPI ROSE TERHADAP TEKANAN DARAH DAN DENYUT NADI MENOPAUSE PENDERITA HIPERTENSI". JURNAL KEBIDANAN 9, n.º 1 (5 de abril de 2020): 18–23. http://dx.doi.org/10.35890/jkdh.v9i1.137.

Texto completo
Resumen
Terapi relaksasi merupakan terapi non farmakologis untuk menurunkan tekanan darah pada menopause dengan Hipertensi, tujuan diberikannya terapi ini adalah untuk mempertahankan tekanan darah pada keadaan normal. Salah satu terapi relaksasi yang dapat memebantu menurunkan tekanan darah adalah SSBM (Slow Stroke Back Masage) dan Aromatherapi Rose. Kombinasi kedua terapi non Farmakologis tersebut diharapkan dapat menurinkan tekanan darah pada menopause hipertensi (Aris, 2017). Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan efektifitas SSBM dan Aromatherapi Rose terhadap tekanan darah Menopause yang menderita Hipertensi. Desain penelitian yang digunakan adalah Quasy Eksperimental, Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Menopause Hipertensi yang ada di wilayah Kerja Puskesmas Kertosono Kabupaten Nganjuk sejumlah 250 orang. Dengan jumlah sampel 60 responden, yang terdiri dari kelompok kontrol dan perlakuan, dimana pada kelompok kontrol mendapatkan perlakuan SSBM dan kelompok perlakuan mendapatkan intervensi SSBM dan Aromatherapi Rose. Analisis data menggunakan Univariat dan Bivariat yang sebelumnya dilakukan tes Normalitas Data. Hasil menunjukkan Analisis Independent Samples Test pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sebelum dan sesudah perlakuan didapatkan P- value = 0.000, berarti ada penurunan tekanan darah sistole signifikan setelah diberikan perlakuan. Sedangkan uji analisis pada denyut nadi didapatkan p-value = 0.519 tidak ada perubahan denyut nadi sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok kontrol dan perlakuan. Terapi SSBM dan Aromatherapi Rose yang dilakukan dengan durasi yang tepat dan teratur dapat menurunkan tekanan darah pada menopause dengan Hipertensi, Memberikan penyuluhan kepada keluarga yang memiliki anggota menopause tentang terapi SSBM dan Aromaterapi Rose.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
7

Arman, Eliza, Etri Yanti, Mimitri Mimitri y Vino Rika Nofia. "Pengaruh kompres hangat jahe merah (Zingiber Officinale Rosc) terhadap rasa nyeri pada pasien Rheumathoid Arthritis". Jurnal Kesehatan Medika Saintika 10, n.º 1 (23 de junio de 2019): 8. http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v10i1.458.

Texto completo
Resumen
Rheumatoid Arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana persendianmengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnyamenyebabkan kerusakan bagian dalam sendi, salah satu upaya untuk mengurangi rasanyeri artritis rheumatoid yaitu dengan kompres jahe merah yang kandungan minyakatsirinya melancarkan peredaran darah dan peradangan sendi.Penelitian ini bertujuanuntuk melihat pengaruh kompres jahe merah terhadap penurunan intensitas nyeri artritisrheumatoid di wilayah kerja puskesmas siulak deras. Penelitian ini menggunakan metodeeksperimen one-group pretest-posttets design dengan menggunakan rumus acak randomsederhana dengan sampel sebanyak 16 orang bertempat diwilayah kerja PuskesmasSiulak Deras, pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara dengan penilaianhasil ukur menggunakan numeric Analog Visual (NAV). Rata-Rata intensitas nyeri pretestkompres jahe merah 6,88 dan posttest 3,94. Hasil penelitian ini didapatkan perbedaanintensitas nyeri artritis rheumatoid pretest dan posttest dilakukan kompres jahe. Inidibuktikan dengan uji t-test didapat nilai t yang signifikan = 0,000. Dapat disimpulkanbahwa kompres jahe merah berpengaruh terhadap intensitas nyeri artritis rheumatoid dandapat dilanjutkan sebagai intervensi yang dapat dilakukan secara mandiri oleh penderitaartritis rheumatoid. Diharapkan kepada masyarakat untuk dapat mengolah jahe sebagaiobat alternatif nyeri reumatoid arthritis.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
8

Karunia Saraswati, Ni Luh Putu Gita, Sayu Aryantari Putri Thanaya y Anak Agung Gede Angga Puspa Negara. "ANALISA ROSA PADA INTERVENSI DEEP NECK FLEXOR STRENGTHENING EXERCISE DAN MCKENZIE NECK EXERCISE MENINGKATKAN FUNGSIONAL LEHER PENDERITA CERVICOGENIC HEADACHE". Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia 10, n.º 3 (15 de septiembre de 2022): 186. http://dx.doi.org/10.24843/mifi.2022.v10.i03.p11.

Texto completo
Resumen
Pendahuluan: Cervicogenic headache disebabkan oleh ketidakseimbangan otot di leher, kepala, dan bahu. Insiden cervicogenic headache adalah 2,5 persen pada populasi umum pada, dan 15 persen hingga 20 persen pada populasi dengan riwayat nyeri kronis, menurut data yang diperoleh dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan efektivitas latihan deep neck flexor strengthening exercise dengan latihan mckenzie neck exercise dalam meningkatkan gerakan fungsional leher pada kondisi cervicogenic headache, serta untuk melihat faktor risiko ergonomis untuk Rapid Office Strain Assessment (ROSA). Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimental dengan menggunakan two-group randomized pre-and post-test design. Hasil kedua kelompok dievaluasi digabungkan dengan data pengukuran ROSA. Kelompok 1 menerima latihan deep neck flexor strengthening exercise, sedangkan kelompok 2 menerima latihan mckenzie neck exercise. Hasil: Nilai rerata ROSA pada kelompok 1 didapatkan hasil 4,53 dan nilai rerata ROSA pada kelompok 2 didapatkan hasil 4,07 yang berarti posisi kerja pada subjek dikedua kelommpok tergolong aman. Nilai Visual Analogue Scale (VAS) dan nilai Neck Disability Index (NDI) menurun pada masing-masing kelompok dengan p<0,001 (p<0,05), namun tidak terbukti adanya perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok, menurut data analisis yaitu VAS p=0,415 (p>0,05) dan NDI p=0,859 (p>0,05) juga signifikan. Temuan penelitian ini diharapkan dapat diimplementasikan dalam jangka panjang, memungkinkan peneliti, subjek, dan negara Indonesia untuk mengambil manfaat dari pengetahuan intervensi. Kesimpulan: Analisis faktor risiko ergonomi ROSA dan latihan deep neck flexor strengthening exercise sama baiknya dalam meningkatkan gerakan fungsional leher pada kondisi cervicogenic headache bila dibandingkan dengan analisis faktor risiko ROSA ergonomis dan mckenzie neck exercise. Kata Kunci: cervicogenic headache, deep neck flexor strengthening exercise, fungsional gerak leher, mckenzie neck exercise, rapid office strain assessment (ROSA)
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
9

Dewangga, Made Satria Yudha, Hendy Wirawan y Anak Agung Ayu Dwi Adelia Yasmin. "Gambaran karakteristik pasien in hospital cardiac arrest dan luaran pasca resusitasi jantung paru oleh tim code blue di RSUP Sanglah". Intisari Sains Medis 13, n.º 1 (14 de febrero de 2022): 59–64. http://dx.doi.org/10.15562/ism.v13i1.1280.

Texto completo
Resumen
Background: Cardiac arrest is a medical emergency due to the sudden cessation of the heart’s mechanical function. Cardiac arrest can be reversible with appropriate intervention, but otherwise, it can be fatal and result in death. The incidence of cardiac arrest in hospital or in-hospital cardiac arrest (IHCA) needs to be considered because it is associated with high mortality and describes an early detection system and hospital response speed. In this study, the authors examined the characteristics of the incidence of IHCA and cardiopulmonary resuscitation carried out by the code blue team at the Sanglah Central General Hospital (RSUP), including outcome trends and survival of IHCA patients after cardiopulmonary resuscitation.Methods: The authors analyzed the incidence of IHCA at Sanglah Hospital in 2021 in a retrospective cohort by tracing the patient’s medical records from January to December 2021. The sample was collected using a non-randomized consecutive sampling technique, then univariate analysis was performed to get an overview of the proportion and percentage distribution, as well as analysis. Bivariate method to determine the relationship between age group, comorbidities, response time of the code blue team, and the etiology of cardiac arrest on resuscitation outcomes.Results: In IHCA patients who were resuscitated at Sanglah Hospital, 26.2% had a successful return of spontaneous circulation (ROSC), with >50% of patients dying within <24 hours and only 1% returning home recovering. The majority of IHCA patients were men aged 40 years or older, with a Charlson Comorbidity Index (CCI) 3, with noncardiac causes. Most resuscitation was performed within 5 minutes of the sound of the code blue signal. There was no significant relationship between age group, CCI score, etiology of cardiac arrest, and response time of the code blue team with resuscitation outcomes.Conclusion: IHCA patients at Sanglah Hospital have a relatively low survival rate, but the code blue efforts have been going well. There were no significant differences in the outcome of ROSC and death based on age group variables, comorbidities, response time of the code blue team, and the etiology of cardiac arrest. Latar Belakang: Henti jantung adalah keadaan darurat medis akibat berhentinya fungsi mekanis jantung secara tiba-tiba. Henti jantung dapat bersifat reversible dengan intervensi yang tepat, namun sebaliknya dapat bersifat fatal dan mengakibatkan kematian. Kejadian henti jantung di dalam rumah sakit atau in hospital cardiac arrest (IHCA) perlu diperhatikan karena berkaitan dengan mortalitas yang tinggi serta menggambarkan sistem deteksi dini dan kecepatan respon rumah sakit. Pada penelitian ini, penulis meneliti gambaran karakteristik kejadian IHCA dan resusitasi jantung paru yang dilakukan oleh tim code blue di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, termasuk tren luaran dan kesintasan pasien IHCA pasca resusitasi jantung paru.Metode: Penulis menganalisis kejadian IHCA di RSUP Sanglah pada tahun 2021 secara kohort retrospektif melalui penelusuran rekam medis pasien dari bulan Januari hingga Desember 2021. Sampel dikumpulkan dengan teknik non randomized consecutive sampling, kemudian dilakukan analisis univariat untuk mendapat gambaran proporsi dan distribusi persentase, serta analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara kelompok usia, komorbid, waktu respon tim code blue, dan etiologi henti jantung terhadap luaran resusitasi.Hasil: Pada pasien yang IHCA yang diresusitasi di RSUP Sanglah, 26,2% yang berhasil mengalami return of spontaneous circulation (ROSC), dengan >50% pasien meninggal dalam waktu <24 jam dan hanya 1% yang pulang dalam kondisi sembuh. Mayoritas pasien IHCA adalah laki-laki usia 40 tahun atau lebih, dengan Charlson Comorbidity Index (CCI) ?3, dengan penyebab nonkardiak. Sebagian besar resusitasi sudah dilakukan dalam waktu 5 menit setelah dibunyikannya tanda code blue. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kelompok usia, skor CCI, etiologi henti jantung, serta waktu respon tim code blue dengan luaran resusitasi.Simpulan: Pasien IHCA di RSUP Sanglah memiliki angka kesintasan yang relatif rendah, namun upaya code blue sudah berjalan dengan baik. Tidak ada perbedaan kejadian luaran ROSC maupun meninggal yang signifikan berdasarkan variabel kelompok usia, komorbid, waktu respon tim code blue, dan etiologi henti jantung.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
10

Harsanto, Prayanto Widyo. "Visualitas Fotografi Foto Bupati Klaten dalam Kampanye Pilkada di Tengah Covid-19". Rekam 17, n.º 1 (25 de mayo de 2021): 37–50. http://dx.doi.org/10.24821/rekam.v17i1.4475.

Texto completo
Resumen
Abstrak Agenda politik tahun 2020 di Indonesia adalah pesta demokrasi untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak yang diikuti 270 wilayah meliputi 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota. Namun, pada saat semua calon (kandidat) mulai mempersiapkan dan memperkenalkan diri kepada masyarakat, pada saat itu pula muncul wabah virus korona (Covid-19) di dunia, termasuk di Indonesia. Kondisi ini mengakibatkan munculnya kampanye terselubung di tengah upaya pemerintah dalam menangani dan mencegah menyebarnya Covid-19. Indikasi munculnya kampanye terselubung telah dilakukan beberapa kepala daerah, salah satunya oleh bupati Klaten di tengah wabah Covid-19 dengan menyertakan foto diri dalam bantuan sosial (bansos), bahkan juga ditandai dengan munculnya foto kepala daerah di baliho-baliho di berbagai tempat strategis, di media massa, dan di media sosial di tengah pandemi virus corona. Wabah virus Covid-19 yang merupakan tragedi sosial kemanusiaan dimanfaatkan untuk kepentingan politik yang sifatnya pragmatis oleh segelintir anak bangsa. Terjadinya fenomena visualitas fotografi yang bersinggungan dengan fenomena politik dalam Pilkada 2020 ini menarik dan penting untuk dikaji. Tujuan kajian ini adalah untuk membaca dan memahami lebih dalam atas intervensi visual secara terus-menerus sebagai bagian esensi komunikasi sosial-politik. Untuk mengkaji fenomena tersebut menggunakan visual metodologis dari Gillian Rose (2001) yang didasarkan pada objek material berupa foto bupati Klaten pada berbagai media yang ditengarai sebagai bentuk kampanye politik Pilkada. Metode ini akan memaparkan deskripsi dan analisis secara komprehensif dengan dibantu berbagai literatur. Visualitas fotografi dalam konteks ini digunakan untuk menggambarkan citra visual yang dapat menarasikan melalui berbagai macam simbol visual. Visualitas fotografi yang dimanfaatkan pejabat publik pada media komunikasi visual dapat dilihat sebagai bentuk politisasi sebagai konsekuensi lahirnya upaya penafsiran terhadap fakta atau realitas sosial. Oleh karena itu, fotografi menjadi salah satu elemen penting sebagai upaya kampanye dalam menghadapi pemilihan kepala daerah, di mana foto dilihat dari fungsinya memiliki daya tarik dan persuasi yang kuat untuk membantu memperjelas dan memperteguh isi pesan terhadap konstituen atau masyarakat sebagai target sasarannya. PHOTOGRAPHIC VISUALITY: Photo of the Klaten Regent in the Regional Election Campaign in the Middle of Covid-19 Abstract The 2020 political agenda in Indonesia is a simultaneous democracy for regional heads (pilkada) followed by 270 stakes covering 9 provinces, 224 districts, and 37 cities. However, at a time when all candidates (candidates) start to prepare and introduce themselves to the public, at that moment a worldwide outbreak of the Corona virus (covid-19), including Indonesia. This resulted in a covert campaign amid government efforts to handle and prevent the spread of covid-19. Indications of the emergence of covert campaigns have been carried out by several regional heads, including the klaten regent in the middle of the covid-19 outbreak by including self-portraits in baliho-baliho in various strategic places, in the media, and at social media amid the corona virus pandemic. The covid-19 virus outbreak that was a social humanitarian tragedy was used for pragmatic political interests by a few national children. The occurrence of visualization of photography in relation to the political phenomenon of this 2020 pillage is of interest and importance. The purpose of the study is to read and understand more deeply about visual interventions constantly as part of the essence of socio-political communication. To review the phenomenon using a visual methodological of gillian rose (2001) based on material Photograph of the regent of klaten on various media that are believed to be a form of the election political campaign. It will outline comprehensive descriptions and analyses with help from different literature. Photographic visuals in this context are used to depict visual images that can apply through various visual symbols. Visualization of photography used by public officials on visual communication media can be viewed as politicisation as a consequence of an interpretation of facts or social reality. In consequence, photography becomes one of the key elements of a campaign effort in the face of the electoral election, where photographs of its function have a strong appeal and persuasion to help clarify and solidify the message's content of the constituency or society as its target.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

Tesis sobre el tema "Intervento di Ross"

1

Stiljan, Hoxha. "Thirty years of experience with the Ross operation in children with aortic valve disease and complex LVOT obstruction: Results of a multi-center study". Doctoral thesis, 2022. http://hdl.handle.net/11562/1058275.

Texto completo
Resumen
Objective: Progressive autograft and homograft dysfunction with need for later reoperation remain major concerns of the Ross procedure. The aim of the study is to document the outcomes into the third decade after the Ross operation in infants and children. For this purpose, a multi-center study was conducted. Methods: 325 children underwent Ross operation in 10 paediatric units between 1990 and December 2020. Median age at surgery was 10 (IQR 6-15) with 32 patients (10%) under 1 year of life. Indication was aortic stenosis in 114 patients, regurgitation in 116 and mixed lesion in 109. 116 (34%) patients had prior procedures. Root replacement was performed in 223 patients, inclusion cylinder in 33, subcoronary grafting in 20 and Ross-Konno in 63. The primary objective is to analyze the survival rate and re-operation rate on the left and right heart. The secondary objective is to identify risk factors for autograft and homograft failure. Results: There were 7 (2.1%) hospital and 14 late deaths with a median follow-up time of 11 years (IQR: 4,2-17). Survival was 91,6±3,3% and 86%±7% and freedom from any reoperation was 56±10% and 44±13% at 20 and 25 years. 39 (12%) patients had autograft reoperations (10 root replacement, 14 root replacement with valve preservation in 8, ascending aortic replacement in 2 and valve repair in 5). Freedom from autograft reoperation was 75±8% and 70%±11% at 20 and 25 years. 58 children had right heart redo procedures: 6 balloon dilation, 25 trans-catheter pulmonary valve implantation and 26 surgical pulmonary homograft valve replacement (20-year freedom from replacement, 75±5,6%). Prior operation (p=0.031), subcoronary implant (p=0.03) was risk factors for left heart reoperation, while infant age (p=0.001), aortic stenosis as indication to Ross procedure (p=0,049) and use of root technique (p=0.045) were for right heart. The majority (70%) of late survivors were in NYHA class I, 76% free from medication. Conclusions: Ross procedure is a low risk operation for isolated aortic valve or complex left heart obstruction in children, with satisfactory early and late survival. When possible, the Ross operation should be avoided in infants and post-pond after 12 months of age due to the high mortality in this sub-group of patients. In these patients an initial strategy of aortic surgical valvulotomy associated with valve repair should be performed if possible.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

Libros sobre el tema "Intervento di Ross"

1

Santarelli, Enzo. Rosso su rosso: Interventi e interviste di fine secolo, da Cattaneo a Gramsci. Roma: Datanews, 1998.

Buscar texto completo
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
2

Alasia, Walter. Contro la soluzione politica: Note su capitale, stato, rivoluzione nel contesto odierno : appunti e materiali : tre interventi di un compagno prigioniero delle Brigate Rosse, Colonna Walter Alasia. Guasila [Italy]: Arkiviu-Bibrioteka "T. Serra", 1999.

Buscar texto completo
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
3

Ruffilli, Roberto. Attualità del Partito popolare: Interventi di Roberto Ruffilli, Gabriele De Rosa e Renato Zangheri in occasione della presentazione dell'opera "Il Partito popolare in Emilia Romagna (1919-1926)" ... Roma, 19 gennaio 1988. Roma: Cinque lune, 1988.

Buscar texto completo
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.

Capítulos de libros sobre el tema "Intervento di Ross"

1

Cavallo, Stefano. "Il paese dei Coppoloni viaggio nell’italianita secondo Vinicio Capossela". En Sperimentare ed esprimere l’italianità. Aspetti letterari e culturali. Doświadczanie i wyrażanie włoskości. Aspekty literackie i kulturowe. Wydawnictwo Uniwersytetu Łódzkiego, 2021. http://dx.doi.org/10.18778/8220-478-0.06.

Texto completo
Resumen
Il presente intervento si prefigge di analizzare il tema viaggio all’interno dell’italianitŕ nel Paese dei coppoloni (2015) cantautore e scrittore Vinicio Capossela. Sulla base dell’analisi di tale tematica, si vuol notare come il viaggio dell’autore, pur fra i vari incontri e momenti di spossante festeggiamento, sia un costante andare in fuga e in solitudine; da qui l’emergere, in ultima analisi, del tema della solitudine come filo rosso sommesso alla narrazione (e alla produzione) caposseliana.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
Ofrecemos descuentos en todos los planes premium para autores cuyas obras están incluidas en selecciones literarias temáticas. ¡Contáctenos para obtener un código promocional único!

Pasar a la bibliografía