Artículos de revistas sobre el tema "Balai Penelitian Hasil Hutan (Indonesia)"

Siga este enlace para ver otros tipos de publicaciones sobre el tema: Balai Penelitian Hasil Hutan (Indonesia).

Crea una cita precisa en los estilos APA, MLA, Chicago, Harvard y otros

Elija tipo de fuente:

Consulte los 50 mejores artículos de revistas para su investigación sobre el tema "Balai Penelitian Hasil Hutan (Indonesia)".

Junto a cada fuente en la lista de referencias hay un botón "Agregar a la bibliografía". Pulsa este botón, y generaremos automáticamente la referencia bibliográfica para la obra elegida en el estilo de cita que necesites: APA, MLA, Harvard, Vancouver, Chicago, etc.

También puede descargar el texto completo de la publicación académica en formato pdf y leer en línea su resumen siempre que esté disponible en los metadatos.

Explore artículos de revistas sobre una amplia variedad de disciplinas y organice su bibliografía correctamente.

1

Ni Wayan Ernawati, Rajindra y Dicky Yusuf. "Analisis Pengelolaan Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai Pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung Palu Poso". Jurnal Kolaboratif Sains 3, n.º 7 (15 de octubre de 2020): 356–62. http://dx.doi.org/10.56338/jks.v3i7.1745.

Texto completo
Resumen
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia nomor: P.86/MENLHK/SETJEN/KUN.1/7/2018 mengenai ketepatan waktu pemasukan laporan berkala, dimana pemasukan laporan ini sebagai syarat pencairan tunjangan kinerja seluruh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan jika ada salah satu Balai yang belum mengirim berkala maka tunjangan kinerja seluruh Balai dilingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan seluruhnya belum bisa dicairkan. Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian ini adalah Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung Palu Poso. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil pengelolaan pembayaran tunjangan kinerja pegawai pada Balai Aliran Sungai Hutan Lindung Palu Poso, jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data sekunder, metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan menganalisis nilai dari penerimaan tunjangan kinerja pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung Palu Poso.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
2

Ernawati, Ni Wayan, Rajindra Rajindra y Dicky Yusuf. "ANALISIS PENGELOLAAN PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA PADA BALAI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI HUTAN LINDUNG PALU POSO". Jurnal Sinar Manajemen 7, n.º 1 (15 de marzo de 2020): 42–49. http://dx.doi.org/10.56338/jsm.v7i1.1100.

Texto completo
Resumen
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia nomor : P.86/MENLHK/SETJEN/KUN.1/7/2018 mengenai ketepatan waktu pemasukan laporan berkala, dimana pemasukan laporan ini sebagai syarat pencairan tunjangan kinerja seluruh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan jika ada salah satu Balai yang belum mengirim berkala maka tunjangan kinerja seluruh Balai dilingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan seluruhnya belum bisa dicairkan. Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian ini adalah Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung Palu Poso. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil pengelolaan pembayaran tunjangan kinerja pegawai pada Balai Aliran Sungai Hutan Lindung Palu Poso, jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data sekunder, metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan menganalisis nilai dari penerimaan tunjangan kinerja pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung Palu Poso.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
3

Harianto, Dedi, Yansen Yansen, Hery Suhartoyo, M. Faiz Barchia y Guswarni Anwar. "Laju Perubahan Penutupan Lahan dan Faktor-Faktor Yang Mendorong Perambahan Kawasan Hutan Bukit Balai Wilayah Pengelolaan UPTD KPH Wilayah XI Kikim-Pasemah Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan". Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan 11, n.º 2 (30 de octubre de 2022): 194–98. http://dx.doi.org/10.31186/naturalis.11.2.24226.

Texto completo
Resumen
Hutan adalah sebuah ekosistem yang menyediakan begitu banyak manfaat bagi kehidupan. Keberadaan dan kualitas hutan di Indonesia sedang terancam deforestasi. Analisa perubahan tutupan lahan menggunakan GIS dapat dilakukan untuk membantu memetakan penyebab deforestasi di suatu kawasan hutan. Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Hutan Bukit Balai yang terletak di wilayah administrasi Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan. Tujuan dari Penelitian adalah Untuk mengetahui laju perubahan tutupan lahan dan klasifikasi tutupan di Kawasan Hutan Bukit Balai periode tahun 2013-2018, dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong terjadinya perambahan di Kawasan Hutan Bukit Balai. Penelitian dilakukan dari Bulan Februari s/d Oktober 2019, dengan metode pengumpulan data, observasi lapangan, wawancara dan studi pustaka. Penentuan responden dalam penelitian ini menggunakan metode non probality sampling. Data yang diperoleh dianalisis dengan deskriftif. Hasil menunjukkan umur perambah di Kawasan Hutan Bukit Balai berada pada umur usia produktif dengan mayoritas berpendidikan rendah. Sebagian besar jumlah anggota keluarga perambah tersebar pada keluarga sedang (4-5 orang). Mayoritas perambah adalah masyarakat sekitar kawasan hutan, asal lahan rambahan 53,125% diperoleh dengan membuka lahan sendiri. Sebanyak 63,54% perambah tidak memiliki pekerjaan sampingan. Luas lahan yang dibuka oleh perambah pada luas sedang (1-2 hektar per orang). Pendapatan petani perambah rata-rata berkisar 10-50 juta per tahun. Tipe tutupan lahan di Kawasan Hutan Bukit Balai tahun 2018 teridentifikasi enam tipe, yaitu hutan lahan kering primer, hutan lahan kering sekunder, semak, perkebunan, lahan kering campur semak dan pertanian lahan kering. Laju perubahan tutupan lahan yang mengalami peningkatan di Kawasan Hutan Bukit Balai adalah pertanian lahan kering campur semak, sedangkan tutupan lahan yang mengalami penurunan luas terbesar adalah hutan lahan kering sekunder. Berdasarkan kelompok fungsi kawasan perubahan terluas terjadi pada kawasan hutan lindung. Faktor yang mendorong perambahan yaitu;, faktor sosial ekonomi, laju pertumbuhan penduduk dan ketersediaan lahan, rendahnya pengakuan masyarakat terhadap wilayah Kawasan Hutan Bukit Balai, faktor aksesibilitas, serta lemahnya pengawasan dan penegakan hukum dibidang kehutanan.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
4

Onu, Onu y L. L. Suhirsan Masrilurrahman. "FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAMBAHAN HUTAN PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG DI BALAI KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN TOFFO PAJO SOROMANDI DI KABUPATEN DOMPU". Jurnal Silva Samalas 5, n.º 1 (30 de junio de 2022): 52. http://dx.doi.org/10.33394/jss.v5i2.5953.

Texto completo
Resumen
Hutan sebagai sumber kekayaan alam milik bangsa Indonesia merupakan salah satu modal dasar bagi pembangu nan nasional yang dipergunakan untuk meningkatkan kemakmuran rakyat, sehingga seluruh rakyat dapat menikmati hasil-hasil dari sumber daya alam secara adil dan merata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan strategis penelitian studi kasus, pengumpulan data yang di lakukan dengan tehnik survey yang diawali dengan observasi lapangan dan wawancara. Pengambilan sampel sebagai lokasi penelitian secara porposive sampling. untuk menganalisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan kuantitatif bertujuan 1). untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya praktek perambahan hutan di kawasan hutan lindung di kabupaten dompu. 2). Untuk mengetahui perlaksanaan tindak pidana perambahan hutan yang terjadi pada kawasan hutan lindung oleh petugas balai kesatuan pengelolaan hutan toffo pajo soromandi di kabupaten dompu. 3). Untuk mengetahui kendala-kendala yang di hadapi oleh petugas balai kesatuan pengelolaan hutan toffo pajo soromandi di kabupaten dompu dalam pelaksanaan tindak pidana perambahan hutan. Berdasarkan hasil dari ada tiga faktor dengan jumlah responden 15 dari petugas polisi kehutan, dari 15 responden pernyataan terjadinya perilaku perambahan hutan. Dari pernyataan reponden yang menjawab cukup setuju merupakan nilai tertingi yaitu 13 pernyataan 14,4% menunjukan sebagian besar menjawab cukup Setuju, dikarenakan kurangnya Petugas Pengamanan Hutan menjadi faktor penyebab adanya kegiatan perambahan hutan. Kemudian faktor pelaksanaan tindak pidana perambahan hutan yang menjawab sangat setuju yaitu 57 pernyataan 54,2% responden yang menjawab pertanyaan sangat setujuh merupakan pernyataan yang tertinggi karna petugastelah melakukan patroli. Kemudian faktor kendala yang dihadapi petugas polisi hutan, jawaban Setuju lebih banyak yang menjawab setujuh 35 pernyataan 46% faktor Pelaksanaan tindak Pidana Perambahan Hutan dengan mengadakan Patroli di wilayah kawasan hutan lindung. Kata Kunci: Hutan Lindung, Perambahan hutan, Kendala
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
5

Raharja, Ivan Fauzani, Eko Nuriyatman y Bunga Permatasari. "Kewenangan Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat Dalam Penegakan Hukum Terhadap Perambahan Hutan Di Taman Nasional Kerinci Seblat". Jurnal Selat 6, n.º 1 (11 de noviembre de 2018): 01–18. http://dx.doi.org/10.31629/selat.v6i1.635.

Texto completo
Resumen
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan mendefinisikan Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan, dalam penelitin ini peneliti melakukan penelitian pada Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BBTNKS) dan pada lokasi Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), yang mana penelitian ini mendapat data bahwa dalam kawasan TNKS kegiatan perambahan hutan yang mana kegiatan ini merupakan sebuah kegiatan pembukaan hutan dengan tujuan untuk memiliki, menguasai dan memanfaatkan hasil hutan tanpa melihat dan memperhatikan fungsi pokok yang diemban oleh suatu kawasan hutan. Kegiatan perambahan hutan yang dilakukan oleh masyakat pada kawasan TNKS adalah untuk kegiatan pertanian yang mana timbul dikarenakan adanya kebutuhan lahan pertanian dan hanya sedikit masyarakat yang berada dalam kawasan TNKS yang memiliki lahan pertanian sendiri. Dalam penelitian ini membahas dua hal, yaitu mengenai kewenangan pengawasan pemerintah daerah dalam penanggulangan perambahan hutan di kawasan TNKS dan bentuk penanggulangan perambahan hutan oleh BBTNKS di kawasan TNKS wilayah Kabupaten Kerinci. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian non doctrinal (empiris) untuk membahas ketidak serasian antara dasolen dan dasein, serta mewawancarai beberapa pihak yang memungkinkan memberikan informasi tetrkait dengan penelitian yang berlangsung.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
6

Ririmasse, Marlon NR. "Peneliti Arkeologi di Indonesia: Antara Idealisme dan Kenyataan". Kapata Arkeologi 11, n.º 1 (30 de agosto de 2016): 53. http://dx.doi.org/10.24832/kapata.v11i1.281.

Texto completo
Resumen
The archaeological research in Indonesia is in positive progress in the last years. This situation is reflected by the increasing of public and media interest in the archaeological and cultural historical research activity. A main factor which is determine the quality of research result and the performance of the archaeological institution is the human capital. The quality and competence of researcher serve as the main factors in developing archaeological research institution in Indonesia. This paper will discuss the performance of archaeology researchers in Indonesia with the main focus on the researcher in Balai Arkeologi Ambon. Analysis on the perfomance was conducted based on the synopsis of National Research Result Evaluation 2013. We hope that this paper might serves as the discussion medium to evaluate the performance of archaeological research and develop solution for the better perfomance in the future.Penelitian arkeologi di Indonesia semakin berkembang selama tahun-tahun belakangan. Hal mana tercermin dari meluasnya perhatian masyarakat dan media atas aktifitas riset arkeologi dan sejarah budaya. Hal mana juga berimplikasi pada meningkatnya ekspektasi publik atas hasil penelitian. Salah satu faktor kunci yang menentukan kualitas hasil penelitian dan kinerja lembaga riset termasuk bidang arkeologi adalah sumber daya manusia. Kualitas kemampuan dan kompetensi peneliti merupakan penentu kinerja dan capaian institusi penelitian arkeologi di Indonesia. Makalah ini membahas mengenai tinjauan atas kinerja peneliti arkeologi di Indonesia dengan fokus pada kinerja peneliti di Balai Arkeologi Ambon. Telaah atas kinerja dilakukan dengan mengacu pada tujuh parameter kinerja yang disampaikan dalam sinopsis kegiatan Evaluasi Hasil Penelitian Arkeologi Nasional 2013. Diharapkan makalah sederhana ini bisa menjadi ruang diskusi untuk melakukan evaluasi kinerja peneliti arkeologi dan membangun solusi bagi kinerja yang lebih baik ke depan.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
7

Darmansyah, Ramlan y Raja Muhammad Amin. "Kearifan Lokal Desa Buluh Cina (Studi Kasus Koordinasi Lembaga Adat, Pemerintahan Desa Dan BBKSDA Riau Dalam Melindungi Taman Wisata Alam Desa Buluh Cina)". Nakhoda: Jurnal Ilmu Pemerintahan 18, n.º 1 (22 de noviembre de 2019): 35. http://dx.doi.org/10.35967/jipn.v18i1.7804.

Texto completo
Resumen
Taman Wisata Alam Desa Buluh Cina lahir dari kearifan lokal, dimana hutan ini memiliki usia yang sudah ratusan tahun yang berada ditengah-tengah budaya keikhlasan warga masyarakat Desa Buluh Cina. Sebelum dinamai Hutan Taman Wisata Alam dahulu disebut sebagai Hutan Adat. Penelitian ini dilakukan di Desa Buluh Cina Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Taman Wisata Alam Desa Buluh Cina dilindungi dan dijaga oleh Lembaga Adat, Pemerintahan Desa dan BBKSDA Riau. Hutan Taman Wisata Alam ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: SK. 3587/ Menhut-VII/KUH/2014 dengan luas _+1.000 hektar. BBKSDA adalah Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam yang memiliki fungsi pengelolaan dan perlindungan sumber daya alam berdasarkan asas dekonsentrasi. Ada beberapa masalah yang diangkat dalam penelitian ini (1). Bagaimana koordinasi Lembaga Adat, Pemerintah Desa dan BBKSDA Riau dalam melindungi Taman Wisata Alam Desa Buluh Cina? (2). Apa faktor yang mempengaruhi koordinasi Lembaga Adat, Pemerintah Desa dan BBKSDA Riau dalam melindungi Taman Wisata Alam Desa Buluh Cina?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana koordinasi Lembaga Adat, Pemerintah Desa dan BBKSDA Riau dalam melindungi Hutan Taman Wisata Alam. Pengambilan data penelitian dilakukan secara wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah koordinasi Lembaga Adat, Pemerintah Desa dan BBKSDA Riau masih kurang optimal, baik dalam kebijakan maupun kerja sama. Koordinasi yang dilakukan Lembaga Adat, Pemerintah Desa dan BBKSDA Riau adalah untuk melindungi dan menjaga kearifan lokal Hutan Taman Wisata Alam Desa Buluh Cina.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
8

Fakhirah, Susan, Yuliantoro Yuliantoro y Asyrul Fikri. "Destinasi Wisata Air Terjun Pongkar Terhadap Eksistensi Pariwisata Tanjung Balai Karimun". Jurnal Sosial Teknologi 2, n.º 1 (15 de enero de 2022): 51–57. http://dx.doi.org/10.36418/jurnalsostech.v2i1.285.

Texto completo
Resumen
Latar belakang: Tanjung Balai Karimun merupakan suatu pulau kecil yang terdapat di provinsi Kepulauan Riau Indonesia. Tanjung Balai Karimun memiliki berbagai macam kebudayaan dan juga destinasi wisata yang sangat menarik perhatian wisatawan. Salah satu destinasi wisata tersebut adalah Air Terjun Pongkar. Tentu saja di setiap destinasi wisata memiliki sejarahnya tersendiri. Pada jurnal kali ini penulis akan menjelaskan mengenai Sejarah Destinasi Wisata Air Terjun Pongkar Tanjung Balai Karimun Terhadap Eksistensi Pariwisata. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk memberi informasi kepada pembaca mengenai sejarah dari salah satu destinasi wisata Tanjung Balai Karimun yaitu Air Terjun Pongkar dan eksistensi dari destinasi wisata tersebut, mengupas sejarah dari Air Terjun Pongkar dan menganalisis eksistensi dari destinasi wisata Air Terjun Pongkar. Metode penelitian: Adapun metode atau pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian: Air Terjun Pongkar merupakan satu-satunya Air Terjun yang ada di Kabupaten Karimun. Air Terjun Pongkar sudah ada sebelum tahun 1960. Air Terjun Pongkar ini pertama kali digunakan oleh orang-orang Belanda yang singgah ke pulau Karimun saat itu untuk tempat pemandian mereka. Konon katanya bangunan-bangunan yang berada di Air Terjun Pongkar merupakan buatan orang-orang Belanda. Oleh karena itu, bangunan-bangunan tersebut sangat kokoh. Bangunan-bangunan tersebut merupakan tempat para Datuk yang dipuja oleh beberapa masyarakat Tanjung Balai Karimun dan para wisatwan dari Singapura dan Malaysia. Kesimpulan: Air terjun ini sudah banyak kali dilakukan pemugaran untuk memperindahnya menjadi destinasi wisata yang menarik perhatian wisatawan yang berdatangan. Aliran air terjun ini berasal dari Gunung Jantan. Air Terjun Pongkar ini berbeda dengan air terjun pada umumnya. Biasanya air terjun memiliki debit air yang besar mengalir dari tebing yang cukup tinggi. Berbeda dengan air terjun pongkar yang memiliki debit air yang kecil dan mengalir dari tebing yang tidak terlalu tinggi. Namun para wisatawan tetap dapat merasakan keasrian serta keindahan dari air terjun ini karena letaknya di dalam hutan yang masih asri.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
9

Fakhirah, Susan, Yuliantoro Yuliantoro y Asyrul Fikri. "Destinasi Wisata Air Terjun Pongkar Terhadap Eksistensi Pariwisata Tanjung Balai Karimun". Jurnal Sosial Teknologi 2, n.º 1 (15 de enero de 2022): 51–57. http://dx.doi.org/10.59188/jurnalsostech.v2i1.285.

Texto completo
Resumen
Latar belakang: Tanjung Balai Karimun merupakan suatu pulau kecil yang terdapat di provinsi Kepulauan Riau Indonesia. Tanjung Balai Karimun memiliki berbagai macam kebudayaan dan juga destinasi wisata yang sangat menarik perhatian wisatawan. Salah satu destinasi wisata tersebut adalah Air Terjun Pongkar. Tentu saja di setiap destinasi wisata memiliki sejarahnya tersendiri. Pada jurnal kali ini penulis akan menjelaskan mengenai Sejarah Destinasi Wisata Air Terjun Pongkar Tanjung Balai Karimun Terhadap Eksistensi Pariwisata. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk memberi informasi kepada pembaca mengenai sejarah dari salah satu destinasi wisata Tanjung Balai Karimun yaitu Air Terjun Pongkar dan eksistensi dari destinasi wisata tersebut, mengupas sejarah dari Air Terjun Pongkar dan menganalisis eksistensi dari destinasi wisata Air Terjun Pongkar. Metode penelitian: Adapun metode atau pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian: Air Terjun Pongkar merupakan satu-satunya Air Terjun yang ada di Kabupaten Karimun. Air Terjun Pongkar sudah ada sebelum tahun 1960. Air Terjun Pongkar ini pertama kali digunakan oleh orang-orang Belanda yang singgah ke pulau Karimun saat itu untuk tempat pemandian mereka. Konon katanya bangunan-bangunan yang berada di Air Terjun Pongkar merupakan buatan orang-orang Belanda. Oleh karena itu, bangunan-bangunan tersebut sangat kokoh. Bangunan-bangunan tersebut merupakan tempat para Datuk yang dipuja oleh beberapa masyarakat Tanjung Balai Karimun dan para wisatwan dari Singapura dan Malaysia. Kesimpulan: Air terjun ini sudah banyak kali dilakukan pemugaran untuk memperindahnya menjadi destinasi wisata yang menarik perhatian wisatawan yang berdatangan. Aliran air terjun ini berasal dari Gunung Jantan. Air Terjun Pongkar ini berbeda dengan air terjun pada umumnya. Biasanya air terjun memiliki debit air yang besar mengalir dari tebing yang cukup tinggi. Berbeda dengan air terjun pongkar yang memiliki debit air yang kecil dan mengalir dari tebing yang tidak terlalu tinggi. Namun para wisatawan tetap dapat merasakan keasrian serta keindahan dari air terjun ini karena letaknya di dalam hutan yang masih asri.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
10

Wiryono, Wiryono y Steffanie Nurliana. "Keragaman dan komposisi jenis bibit untuk rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) di Derah Aliran Sungai (DAS) Kapuas". Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan 12, n.º 2 (31 de octubre de 2023): 115–21. http://dx.doi.org/10.31186/naturalis.12.2.30228.

Texto completo
Resumen
Indonesia mempunyai lahan terdegradasi yang luas untuk direhabilitasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman jenis dan komposisi bibit untuk rehabilitasi lahan di DAS Kapuas, alasan pemilihan jenis, dan lokasi penanaman bibit serta membandingkan komposisi jenis bibit untuk rehabilitasi lahan terdegradasi di DAS Kapuas dan DAS Serayu- Opak-Progo. Data bibit selama tiga tahun (2015-2016-2017) dikumpulkan melalui kuesioner kepada Balai Pengelola DAS Kapuas. Data dianalisis secara kuantitatif menggunakan perangkat lunak statistik yang disebut Past. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekayaan spesies bibit per tahun berkisar antara 15-25 dengan jumlah total spesies 34, terdiri dari 24 spesies asli dan 10 spesies introduksi. Indeks dominasi Simpson (D) sebesar 0,19-0,93, indeks keanekaragaman Simpson (1-D) 0,07-0,81, dan indeks keanekaragaman Shannon (H’) 0,22-1,97. Pemilihan spesies sebagian besar ditentukan oleh ketersediaannya yang tinggi dan sebagian besar bibit ditanam di kawasan hutan. Komposisi jenis bibit di DAS Kapuas mempunyai kemiripan yang rendah dengan DAS Serayu-Opak-Progo. Vegetasi yang dihasilkan akan mempunyai spesies yang cukup beragam.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
11

Senoaji, Gunggung, Guswarni Anwar y Edi Suharto. "Efektivitas Pengelolaan Taman Wisata Alam (TWA) Seblat di Provinsi Bengkulu dan Sejarah Status Fungsi Kawasannya". Jurnal Ilmu Lingkungan 19, n.º 1 (28 de abril de 2021): 153–62. http://dx.doi.org/10.14710/jil.19.1.153-162.

Texto completo
Resumen
Taman Wisata Alam (TWA) Seblat di Provinsi Bengkulu, Indonesia, dengan luas 7.732,80 ha, merupakan kawasan hutan konservasi yang tujuan utamanya dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata alam dan rekreasi. Ekosistem hutan tropis dataran rendah dengan keanekaragaman hayati didalamnya dan adanya pusat latihan gajah (PLG) merupakan obyek daya tarik wisata kawasan TWA ini. Sebelum ditunjuk sebagai TWA kawasan ini merupakan hutan produksi. Adaya habitat gajah dan satwa liar lainnya di dalamnya menjadikan alasan kawasan ini berubah fungsi menjadi hutan konservasi TWA. Pengelola hutan konservasi TWA Seblat adalah Balai Kosevasi Sumberdaya Alam Bengkulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi penggunaan lahan saat ini, sejarah status fungsi hutannya dan tingkat efektivitas pengelolaan TWA Seblat. Kondisi penggunaan lahan ditentukan dengan metode pemetaan dan survey lapangan. Pendekatan sejarah digunakan untuk mengetahui dinamika perubahan status fungsi kawasan hutannya, sedangkan efektivitas pengelolaan ditentukan dengan metode METT (Management Effektiviness Tracking Tools). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan lahan di kawasan Taman Wisata Alam Seblat yang berupa hutan luasnya sekitar 5.015 ha (64,9%), semak belukar sekitar 2.142 ha (27,7%), pertanian lahan kering campur sekitar 381 ha (4,9%), perkebunan sekitar 59,1 ha (0,8%), tanah kosong sekitar 109 ha (1,4%) dan sawah sekitar 6 ha (0,1%). Sebelum tahun 1995. status fungsi kawasan hutan TWA Seblat ini adalah hutan produksi, pada tahun 1995 berubah menjadi hutan produksi tujuan khusus Pusat Latihan Gajah (PLG), dan sejak tahun 2011 berubah menjadi hutan konservasi TWA. Tingkat effektivitas pengelolaan TWA Seblat termasuk dalam kategori efektif, dengan nilai 71%. Untuk mengoptimalkan fungsi wisata alam dan rekreasi diperlukan penambahan fasilitas dasar, fasilitas wisata, dan rencana pengelolaan jangka pendek.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
12

Meilina, Meilina, Atina Amalia Shulha, Meina Meina y Denny Eko Wibowo. "Studi Perspektif Antropologi Gaya Tari MakYong Muda di Sanggar Ledang Balai Tanjung Pinang". Indonesian Journal of Performing Arts Education 2, n.º 2 (31 de julio de 2022): 23–34. http://dx.doi.org/10.24821/ijopaed.v2i2.7194.

Texto completo
Resumen
AbstractMak Yong art is a form of Malay traditional art. MakYong dance is theatrical performance art, part of a drama that tells the story of human life. Stories include conversations, dance and acting moves, and scripts for the actors. MakYong comes from several areas that started from Nara Yala, spread to Kelantan, and entered Indonesia. This study aims to determine the study of the Mak Yong Muda dance style in Ledang Balai Studio, Tanjung Pinang, Riau Archipelago. The theory of style studies is linked to the observation of the Mak Yong Dance from the view or perspective of Dance Anthropology. The dance style in question is the emblematic style and the assertive style. This research uses qualitative methods to explore whether there is factual information or events that happened. The results of the research show that Mak Yong Muda presents folklore. Some standards are still not to be removed in the Mak Yong Dance performance in the aspects of dance and script movements. The emblem and assertive styles in the dance seem to influence each other from the actor's story and the dancers at Ledang Balai. Experts, humanists, artists, and residents must contribute to preserving this art. AbstrakKesenian Tari MakYong merupakan salah satu bentuk seni tradisi Melayu. Tari MakYong merupakan seni pertunjukkan teater, bagian dari drama yang menceritakan kisah hidup manusia. Cerita dalam bentuk percakapan, gerak lakon maupun gerak tari, serta naskah tertulis untuk para pelakon. MakYong bersumber dari beberapa daerah yang berawal dari Nara Yala, menyebar ke Kelantan hingga masuk ke Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui studi gaya Tari MakYong Muda yang ada di Sanggar Ledang Balai, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Teori studi gaya dikaitkan ke observasi Tari MakYong dalam pandangan atau perspektif Antropologi Tari. Gaya tari yang dimaksud ialah gaya emblem dan gaya asertif. Penelitian menggunakan metode kualitatif guna menelusuri sendiri apakah terdapat informasi fakta atau kejadian yang benar terjadi. Hasil penelitian diketahui bahwa kesenian MakYong Muda ini membawakan cerita rakyat. Terdapat pakem-pakem yang tidak dihilangkan dalam pertunjukan Tari MakYong pada aspek gerak tari dan naskah. Gaya emblem dan gaya asertif pada tari terlihat saling mempengaruhi dari cerita pelakon dan para penari yang ada di Ledang Balai. Para pakar, budayawan, seniman, dan warga setempat perlu berkontribusi sehingga kesenian ini tetap dilestarikan.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
13

Pramesti, Tintin Retno, Rita Retnowati y Dolly Priatna. "An evaluation of a community-based forest restoration programme in Gunung Gede Pangrango National Park, West Java, Indonesia". Indonesian Journal of Applied Environmental Studies 1, n.º 2 (28 de octubre de 2020): 25–33. http://dx.doi.org/10.33751/injast.v1i2.2213.

Texto completo
Resumen
Forest restoration is needed to improve the condition of degraded ecosystems and boost up the ecological services. The existence of forest areas, especially in Indonesia, cannot be separated from the livelihoods of the people living around them. The purpose of this study was to evaluate whether the feasabiluty of the community-based forest restoration programme, implemented by the Gunung Gede Pangrango National Park Agency (BBGGPNP) and its partners, is feasible and can support efforts to restore forest ecosystem functioning and build community independence in managing the forest ecosystem. This study used the Context, Input, Process and Product (CIPP) method. This is an evaluation model which provides an analytical and rational basis for programme decision-making, based on a cycle of planning, structuring, implementing and reviewing and revising decisions, examined through a different aspect of evaluation –context, input, process and product evaluation. Data were obtained from field observations, interviews and document analysis. Aspects of the programme ‘Context’ were found to be categorized as good and can become the basis for programme implementation, Programme ‘Inputs’ were also determined to be good, and fulfilled the criteria required to support the achievement of programme objectives. The ‘Process’ aspects were found to be sufficient, with key areas for improvement included the need for better coordination with partners and the need to respond to technical restoration requirements by adjusting the area of land to be restored, the number of trees to be planted, and by considering the technical rule of restoration. The ‘Product’ aspect of the programme were shown to be good, is shown by the achievement of the target amount and growth of trees and the increased capacity of human resources as well as the development of independent businesses in the ex-encroachers who were the programme participants. Based on these results, it can be concluded that the community-based forest restoration programme such as conducted by the GGPNP Agency is feasible and can be implemented in similar sites.Restorasi hutan diperlukan untuk memperbaiki fungsi ekosistem hutan yang terdegradasi. Keberadaan kawasan hutan, khususnya di Indonesia, tidak dapat dipisahkan dengan penghidupan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apakah program restorasi hutan berbasis pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) bersama mitranya, layak serta dapat mendukung upaya pemulihan ekosistem dan membangun kemandirian masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode CIPP, yaitu model evaluasi pada aspek Context, Input, Process dan Product. Data diperoleh dari hasil observasi lapangan, wawancara dan analisa dokumen. Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa program restorasi hutan berbasis pemberdayaan masyarakat layak untuk diterapkan sebagai upaya memulihkan ekosistem dan membangun kemandirian masyarakat di sekitar hutan. Aspek Konteks program berkategori baik dan dapat menjadi dasar utama pelaksanaan program, Aspek Input program baik, telah memenuhi kriteria yang mendukung tercapainya tujuan program, Aspek Proses berkategori cukup, perlu melakukan koordinasi yang lebih baik dengan pihak mitra untuk lebih berkomitmen dan perlu untuk melakukan penyesuaian antara target luasan lahan yang direstorasi dengan jumlah pohon yang ditanam dengan mempertimbangkan aturan teknis restorasi. Aspek Produk berkategori baik ditunjukkan dengan tercapainya target jumlah dan pertumbuhan pohon dan meningkatnya kapasitas SDM serta terbangunnya usaha mandiri pada masyarakat eks perambah yang menjadi peserta program.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
14

Handoko, Wuri, Godlief Arsthen Peseletehaha, Andrew Huwae y Tofan Gayum Rumaf. "Kaimear Island Rock Art Site at Kur Island in West Kei Islands Region, A New Discovery in Eastern Indonesia". Kapata Arkeologi 14, n.º 2 (31 de diciembre de 2018): 123. http://dx.doi.org/10.24832/kapata.v14i2.531.

Texto completo
Resumen
Situs Rock art di Pulau Kaimear, Kepulauan Kur yang berada di kawasan Kepulauan Kei adalah temuan situs rock art terbaru, dan untuk pertama kalinya dicatat dan dilaporkan oleh Tim Penelitian Balai Arkeologi Maluku pada tahun 2018. Situs rock art di Pulau Kaimear sebelumnya tidak pernah dicatat dan dilaporkan oleh arkeolog di dunia. Temuan rock art Kaimear menambah deretan sejumlah rock art di Kepulauan Maluku yang sebelumnya dilaporkan oleh para arkeolog dari negara luar. Penelitian ini merupakan publikasi terkini terkait dengan penemuan lokasi situs rock art baru di wilayah Maluku. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan penelitian arkeologi melalui survei dan observasi didukung oleh studi pustaka. Penelitian ini juga bersifat penelitian eskploratif yang menindaklanjuti informasi dari masyarakat lokal. Pengumpulan data penelitian ini dengan cara mengambil gambar sejumlah panel rock art dan catatan lapangan yang berisi deskripsi singkat. Berdasarkan hasil analisis data, rock art di Pulau Kaimear termasuk temuan rock art yang masif, dengan jumlah gambar diperkirakan mencapai 400-500 motif gambar pada satu lokasi ceruk tebing cadas yang terjal. Selain bentuk figur manusia dalam berbagai variasi gaya, juga ditemukan bentuk hand stencil, foot stencil, perahu, hewan, lingkaran, dan masih banyak jenis gambar-gambar lain yang belum teridentifikasi. Hasil penelitian cukup menunjukkan pentingnya temuan situs ini, maka perlu ditindaklanjuti penelitian yang lebih sistematis dan intensif guna menunjang upaya pelestarian situs di masa yang akan datang.The Rock art site on Kaimear Island, the Kur Islands in the Kei Islands region was for the first time recorded and reported by the Balai Arkeologi Maluku Research Team in 2018. Archaeologists have never recorded and reported any rock art site on Kaimear Island before. The discovery of Kaimear's rock art adds to the rock art sites in Maluku, which were previously reported by archaeologists from outside the country. This study uses a qualitative descriptive approach based on archaeological research through surveys and observations supported by literature studies. It is also exploratory research that follows up information from local communities. Data collection for this study consisted of taking images of a number of rock art panels and field notes containing a brief description. Rock art on Kaimear Island includes many panels of rock art, with the number of images estimated at 400-500 patterns in a steep rocky niche location. In addition to human figure shapes in various styles, there are also hand stencils, foot stencils, boats, animals, circles, and many other unidentified images. The results of the study establish the importance of the discovery of this site, and that it is necessary to follow up with more systematic and intensive research to support the preservation of the site in the future.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
15

Gede Nira Wicitra Yudha, I. Nyoman Putu Budiartha y I. Made Minggu Widyantara. "Akibat Hukum Penolakan Rencana Perdamaian Debitur oleh Kreditur dalam Proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang". Jurnal Konstruksi Hukum 3, n.º 1 (24 de enero de 2022): 196–200. http://dx.doi.org/10.22225/jkh.3.1.4447.196-200.

Texto completo
Resumen
Dalam menjalankan suatu bisnis biasanya selalu terdapat permasalahan yang beragam, salah satunya masalah hutang piutang. Permasalahan ini biasanya terjadi karena salah satu pihak melakukan wanprestasi yang menyebabkan kompleksnya masalah yang terjadi, dari sudut pandang pelaku bisnis sebagai kreditor menginginkan kepastian hukum terkait piutang yang dimilikinya dibayar sesegera mungkin saat jatuh tempo. Dari sudut pandang nasabah sebagai debitur menghendaki utang piutang diselesaikan secara kekeluargaan, melihat situasi dan kondisi kemampuan membayar debitur tanpa pengembalian aset sebagai jaminan hutang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaturan hukum penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) di Indonesia dan mengungkapkan akibat hukum bagi debitur dalam pembatalan perdamaian penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Penelitian ini didesain dengan penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan. Sumber data yaitu primer dan sekunder yang dikumpulkan melalui kepustakaan, selanjutnya dianalisis secara intepretasi hukum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan hukum PKPU di Indonesia adalah upaya yang dihadirkan negara kepada debitor dan kreditor untuk bermusyawarah mengenai hutang piutangnya juga teknis pembayaran hutang melalui penetapan pengadilan yang memberikan kepastian hukum bersifat final dan mengikat. Dasar hukum dari penundaan kewajiban pembayaran utang diatur di UU No 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan PKPU. Akibat hukum dari adanya status pailit yang diberikan oleh pengadilan yakni debitor kehilangan hak dalam melakukan penguasaan dan pengurusan harta pailit dan beralih ke tangan curator atau balai harta peninggalan.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
16

Nur, Muhammad, Patrik M. Pasang y Alfred P. Manambangtua. "Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan Terhadap Komponen Produksi Tiga Varietas Kelapa Dalam". Buletin Palma 23, n.º 1 (24 de agosto de 2022): 24. http://dx.doi.org/10.21082/bp.v23n1.2022.24-39.

Texto completo
Resumen
<p>Pertanaman kelapa di Indonesia sebagian besar berada di lahan kering sehingga kebutuhan air tanaman dipenuhi dari air hujan. Perubahan curah hujan dan hari hujan akan mempengaruhi komponen produksi kelapa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh curah hujan dan hari hujan serta korelasinya terhadap komponen produksi tiga varietas kelapa Dalam. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Mapanget, Balai Penelitian Tanaman Palma pada bulan Januari 2021 sampai April 2021, menggunakan data produksi Kelapa Dalam Mapanget 99 (DMT 99), Kelapa Dalam Tenga (DTA) dan Kelapa Dalam Palu (DPU) tahun 2014 - 2020, data hari hujan (hari) dan curah hujan (mm) periode tahun 2014 - 2020. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dan analisis korelasi dengan menggunakan alat bantu statistik STAR. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa variabel hari hujan dan curah hujan tidak berpengaruh nyata pada taraf uji 5% terhadap peningkatan jumlah tandan/pohon/tahun, jumlah buah/tandan, dan jumlah buah/pohon/tahun pada semua varietas. Nilai koefisien determinasi (R2) secara umum tertinggi pada kelapa Dalam Palu (DPU) yaitu jumlah buah/pohon/tahun (98,28%), kemudian buah/tandan (97,89%), dan jumlah tandan/pohon/tahun (93,12%). Model persamaan analisis regresi berganda pada kelapa Dalam Palu (DPU) terhadap jumlah tandan/pohon/tahun adalah Y = 6,51 - 0,86 hari hujan – 1,06 curah hujan + E, kemudian jumlah buah/tandan diperoleh model persamaan Y = 5,32 - 1,27 hari hujan – 0,66 curah hujan + E, dan jumlah buah/pohon/tahun diperoleh model persamaan Y = 5,33 - 1,27 hari hujan – 0,66 curah hujan + E. Hasil korelasi untuk ketiga varietas kelapa Dalam tersebut dengan analisis 2 arah pada taraf uji 5% menunjukkan bahwa variabel curah hujan dan hari hujan mempunyai hubungan yang kuat dan nyata yaitu 0,858.</p>
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
17

Suhendra, Nfn, Bagaskara Adhinugroho, Yusuf Bilal Abdillah, Biandro Wisnuyana, Ali Akbar Maulana, Bayoghanta Maulana Mahardika, Rizky Nur Andrian, Rizky Sugianto Putri, Delta Bayu Murti y Toetik Koesbardiati. "Positive Identification on the Skull From Colonial Era in Balai Pemuda, Surabaya". Kapata Arkeologi 17, n.º 1 (25 de enero de 2022): 33–42. http://dx.doi.org/10.24832/kapata.v17i1.33-42.

Texto completo
Resumen
Dua tengkorak manusia ditemukan saat pembangunan ruang bawah tanah pada 30 November 2016 hingga 1 Desember 2016, di Balai Pemuda, Surabaya, salah satu bangunan peninggalan masa kolonial di Indonesia. Penemuan dua tengkorak menimbulkan pertanyaan, seperti identitas dan konteks keberadaannya. Kedua tengkorak tersebut diberi kode identitas tengkorak 160689 dan tengkorak 160690. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap identitas tengkorak 160689 dan tengkorak 160690 berdasarkan prosedur identifikasi positif antropologi forensik. Penelitian ini menggunakan metode prosedur identifikasi antropologi forensik. Metode ini diterapkan secara berurutan, pertama umur, kedua jenis kelamin, ketiga afiliasi populasi, keempat tinggi badan, dan terakhir karakteristik individu. Menariknya, karakteristik individu tengkorak 160690 ditemukan sejumlah bukti berbeda yang menjelaskan identitasnya, yaitu, modifikasi gigi, jejak penyakit, dan bentuk kepala asimetris. Berdasarkan hasil identifikasi positif pada tengkorak 160689 dan tengkorak 160690 menunjukkan bahwa kedua tengkorak tersebut berjenis kelamin perempuan dan berafiliasi dengan populasi ras Mongoloid. Terakhir, karakteristik individu dan deformasi pada daerah oksipital mengindikasikan deformasi yang tidak disengaja yang disebabkan oleh tekanan terus menerus pada sisi kiri daerah oksipital. Plagiocephaly bisa jadi akibat dari posisi tidur yang salah selama masa kanak-kanak. Two human skulls were found during basement construction from November 30th, 2016, to December 1st, 2016, in Balai Pemuda, Surabaya, one of Indonesia's colonial-era buildings. The discovery of two skulls raised questions, such as the identity and its context of existence. Both skulls were coded as skull 160689 and 160690. This research aimed to reveal the identity of skull 160689 and 160690 based on the positive identification procedure of forensic anthropology. This research applies the method of the forensic anthropology identification procedure. This method was used sequentially, firstly age, secondly gender, thirdly population affiliation, fourthly stature, and lastly, individual characteristics. Interestingly, the individual characteristics of skull 160690 have distinct evidence for explaining its identity, for instance, dental modification, disease markers, and asymmetrical head shape. Based on the positive identification results on skull 160689 and 160690 showed both skulls were female and affiliated with Mongoloid population. At last, individual characteristics and deformation on the occipital area were indicated as an unintentional deformation caused by pressure continuously on the left side of the occipital area. Plagiocephaly could be a result of incorrect sleeping position during childhood.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
18

Ferry Yunianti, Ika, Hesti Yulia ningrum y Miranti Ariani. "Pengaruh Pemberian Variasi Bahan Organik Terhadap Peningkatan Produksi Padi dan Penurunan Emisi Metana (CH4) di Lahan Sawah Tadah Hujan". Jurnal Ecolab 14, n.º 2 (1 de noviembre de 2020): 79–90. http://dx.doi.org/10.20886/jklh.2020.14.2.79-90.

Texto completo
Resumen
Budidaya tanaman padi memegang peranan penting dalam peningkatkan produksi pangan di Indonesia dan pembentukan emisi CH4 dari lahan sawah. Pemberian bahan organik ke dalam tanah berfungsi untuk memperbaiki kualitas tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman, disisi lain dapat menyebabkan emisi gas rumah kaca. Besaran emisi CH4 akibat pemberian bahan organik tergantung pada kandungan C organik dan tingkat dekomposisinya. Pemilihan bahan organik yang tepat perlu dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi emisi CH4 tanpa mengabaikan produktivitas tanah dan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan bahan organik yang dapat meningkatkan produktivitas sekaligus menekan emisi CH4 dari budidaya tanaman padi di lahan sawah tadah hujan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016-Januari 2017 di Kebun Percobaan Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, yang merupakan salah satu daerah tadah hujan di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian disusun secara acak kelompok dengan 4 perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali. Varietas padi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ciherang. Perlakuan terdiri dari : 1) kompos 5 ton/ha, 2) jerami padi 5 ton/ha, 3) biokompos 5 ton/ha, dan 4) tanpa bahan organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi padi yang dihasilkan oleh empat perlakuan secara berturut-turut adalah 4,76; 5,13; 4,72 dan 4,61 ton/ha dengan total emisi CH4 153; 281; 197; 143 kg/ha/musim, sedangkan nilai produksi padi per kg CH4 yang dihasilkan secara berturut-turut adalah 31,1; 18,3; 24,0 dan 32,2. Pemberian bahan organik berupa kompos berpotensi lebih optimal dalam meningkatkan produksi padi dan menurunkan emisi CH4 di lahan sawah tadah hujan dibandingkan jerami padi dan biokompos.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
19

Siswanto, Siswanto, Ngatono y Samidi Febri Saputra. "PROTOTYPE SISTEM PERINGATAN DINI BENCANA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI BERBASIS INTERNET OF THINGS". PROSISKO: Jurnal Pengembangan Riset dan Observasi Sistem Komputer 9, n.º 1 (19 de mayo de 2022): 60–66. http://dx.doi.org/10.30656/prosisko.v9i1.4743.

Texto completo
Resumen
Indonesia terletak pada pertemuan lempeng tektonik aktif, jalur pegunungan aktif, dan kawasan beriklim tropik, sehingga menjadikan sebagian besar wilayahnya rawan terhadap bencana alam. Bencana seperti gempa bumi, banjir, kebakaran hutan, badai angin, tanah longsor dan lain-lainnya, selalu menimbulkan kerugian baik berupa materi, psikologi juga bisa menyebabkan terjadinya korban jiwa, jika gempa bumi dibawah laut terjadi dengan kekuatan gempa 8,0 magnitudo dapat meyebabkan tsunami, Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat sistem yang dapat memberikan informasi peringatan dini bencana yang dapat di monitoring menggunakan internet of things untuk menghindari terjadinya kerugian yang lebih besar dan memberikan peluang melakukan penyelamatan diri sehingga kerugian bisa diminimalisasi, Metode penelitian riset dan pengembangan dengan teknik mengumpulkan data penelitian sebelumnya, Hasil dari penelitian berupa sebuat alat prototype alat pendeksi gempa dan tsunami berbasis internet of things dengan mikrokontroler ESP8266 dilengkapi sensor modul SW-420 sebagai sensor pendeteksi getaran dan sensor funduino water level sebagai sensor ketinggian air laut yang sudah terkoneksi dengan internet dan dapat di monitoring melalui aplikasi blynk smartphone, diharapkan dapat memberikan solusi dalam memberikan tindakan secara cepat dalam upaya penanggulangan bencana alam, khususnya gempa bumi dan gelompang tinggi tsunami sehingga dapat dilakukan upaya tindakan dan penanggulangan resiko akibat bencana alam secara cepat dan akurat. Kata Kunci: Bencana, ESP8266, Sensor modul sw-420, Funduino sensor level, dan Buzzer
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
20

Sumariyanto, Eko Adhi. "NILAI MORAL DALAM NOVEL AL-AJNIḤAH AL-MUTAKASSIROH KARYA KAHLIL GIBRAN DAN MEMANG JODOH KARYA MARAH RUSLI". TSAQOFIYA Jurusan Pendidikan Bahasa Arab IAIN Ponorogo 2, n.º 2 (30 de septiembre de 2020): 84–107. http://dx.doi.org/10.21154/tsaqofiya.v2i2.25.

Texto completo
Resumen
Al-Ajanihah Al-Mutakasirroh’s novel was written by Gibran Kahlil Gibran ( 1883 – 1931 ) a Lebanese-born literary writer. Various works have been published in various countries. One of them is the Al-Ajnihah Al-Mutakasirroh novel as an autobiograpical novel. This novel takes theme of a love story that fails when there is love for two human beings. Novel Memang Jodoh, by Marah Rusli ( 1889 – 1968 ) he is an Indonesian literary force at Balai Pustaka. Novel Memang Jodoh a match as an autobiographical novel of the author. This novel tells the story of love that happily interwoven. The method used is comparative descriptive method. Through this method teh date is first described and then compared. The approach used is the heuristic and hermeneutic approach, Michael Riffaterre to describe the role of moral values contained in the novel Al-Ajnihah Al-Mutakasiroh and Memang Jodoh. This study aims to determine the comparison of moral values contained in the novel. The results showed a dfiference between the characters who encourage the creation of moral values, the end of the love story in the novel and the causes of conflict in the novel. Novel Al-Ajnihah Al-Mutakasirroh dikarang oleh Gibran Kahlil Gibran ( 1883-1931 ), seorang penulis karya sastra kelahiran Lebanon. Beragam karya nya telah diterbitkan kedalam berbagai negara. Salah satunya yakni novel Al-Ajnihah Al-Mutakasirroh sebagai novel otobiografi. Novel ini mengangkat tema kisah percintaan yang kandas dikala tumbuhnya cinta pada dua insani. Novel Memang Jodoh karya Marah Rusli ( 1889 – 1968 ) ia seorang sastrawan Indonesia angkatan Balai Pustaka. Novel Memang jodoh sebagai novel otobiografi dari pengarang. Novel ini bercerita tentang kisah cinta yang terjalin bahagia. Metode yang digunakan adalah metode deksriptif komparatif. Melalui metode ini terlebih dahulu data dideskripsikan kemudian dibandingkan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan heuristik dan hermeneutik, Michael Riffater untuk mendeskripsikan peranan nilai moral yang terdapat dalam novel Al-Ajnihah Al-Mutakasirroh dan Memang Jodoh. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan Nilai Moral yang terdapat dalam novel. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan antara karakter tokoh yang mendorong terciptanya nilai moral, akhir dari kisah cinta dalam novel dan penyebab pertentangan dalam novel.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
21

Fitri, Yulia, Lidya Rahayu Lidya y Sri Fitria Retnawaty. "Tingkat Kerentanan Kota Pekanbaru terhadap Perubahan Iklim". Photon: Jurnal Sain dan Kesehatan 13, n.º 2 (30 de mayo de 2023): 28–34. http://dx.doi.org/10.37859/jp.v13i2.4823.

Texto completo
Resumen
Sekitar 60% bencana alam ialah bencana alam akibat dari kejadian iklim ekstrem seperti banjir, kekeringan, kebakaran hutan, angin kencang/badai, tanah longsor, gelombang pasang tinggi dan meledaknya penyakit. Perubahan iklim menyebabkan meningkatnya ancaman terhadap ketahanan pangan, kesehatan manusia, ketersediaan air, dan juga ancaman keragaman hayati. Sebanyak 23 dari 323 kabupaten/kota di Indonesia rentan terhadap perubahan iklim yang dikarakterisasi sebagai tingginya nilai rasio rendaman, nilai kepadatan penduduk, nilai kawasan permukiman dan nilai kawasan non permukiman. Kota Pekanbaru mengalami perubahan iklim yang berdampak cukup nyata terhadap masyarakat Pekanbaru. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat kerentanan Kota Pekanbaru terhadap perubahan iklim. Metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat kerentanan yaitu metode Centre for Climate Risk and Opportunity management (CCROM). Software Arc Gis 9.3 untuk memperoleh peta tingkat kerentanan Kota Pekanbaru. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil dari perhitungan tingkat kerentanan bahwa terdapat 49 kelurahan di Kota Pekanbaru tidak kategori rentan, 6 kelurahan dalam kategori agak rentan yaitu Kelurahan Kampung Tengah, Rejosari, dan Sukajadi, Industri Tenayan, Limapuluh dan Tanjung Rhu. Daerah yang dalam kategori rentan hanya satu yaitu Kelurahan Meranti Pandak.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
22

Anggraini, Najla. "TIPOLOGI MOTIF HIAS TEMBIKAR SITUS PULAU KAMPAI, SUMATERA UTARA". Berkala Arkeologi Sangkhakala 24, n.º 1 (9 de junio de 2021): 64–75. http://dx.doi.org/10.24832/bas.v24i1.448.

Texto completo
Resumen
Pottery is a human creation in the form of objects or containers made of clay which are burned at a burning temperature of 3500C-10000C. The pottery tradition began to be discovered during the cultivation period, in Indonesia pottery became known around 6000 BC, since then pottery has become one of the most important tools in human life. Pottery artifacts are often found at archaeological sites, either intact or in fragments. From the pottery data, there are several aspects that can be studied both in terms of form, decoration and function. The method used in this research is in the form of a special analysis, namely, by observing the attributes of decorative motifs on pottery at the Kampai Island Site, North Sumatra. The data used in this study were the findings of pottery from the excavation of the North Sumatra Archeology Center in 2013. The total number of pottery analyzed in total amounted to 974 shards. The purpose of this study was to determine the typology of decorative pottery motifs at the Kampai Island Site. The results of the research on the analysis of Kampai Island pottery motifs show that there are various decorative motifs so that the classification process of pottery decorative motifs is carried out which can produce several types or typologies of pottery decorative motifs in the Kampai Island Site, namely the types of motifs of lines, squares, circles, and triangles. Tembikar merupakan suatu hasil karya cipta manusia berupa benda atau wadah yang terbuat dari tanah liat yang dibakar pada suhu pembakaran 3500 C-10000 C. Tradisi tembikar mulai ditemukan pada masa bercocok tanam, di Indonesia tembikar mulai dikenal sekitar 6000 SM, yang sejak saat itu tembikar menjadi salah satu alat perlengkapan yang penting di kehidupan manusia. Artefak tembikar sering ditemukan pada situs arkeologi, baik utuh maupun pecahan. Data tembikar juga dapat diteliti dari beberapa aspek baik dari segi bentuk, hiasan maupun fungsi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa Analisis Khusus yaitu, dengan mengamati atribut motif hias pada tembikar Situs Pulau Kampai, Sumatera Utara. Data yang digunakan pada penelitian ini berupa temuan tembikar dari hasil ekskavasi Balai Arkeologi Sumatera Utara tahun 2013. Jumlah tembikar yang dianalisis secara keseluruhan berjumlah 974 pecahan. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui tipologi motif hias tembikar Situs Pulau Kampai. Hasil penelitian analisis motif hias tembikar Pulau Kampai menunjukan bahwa terdapat motif hias yang beragam sehingga dilakukan proses klasifikasi motif hias tembikar yang dapat menghasilkan beberapa tipe-tipe atau tipologi motif hias tembikar Situs Pulau Kampai, yaitu tipe motif garis, kotak, lingkaran, dan segitiga.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
23

Apriliani, Tenny, Nendah Kurniasari y Christina Yuliati. "STRATEGI PENGELOLAAN PERIKANAN DI WADUK SEMPOR, KABUPATEN KEBUMEN, PROVINSI JAWA TENGAH". Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan 13, n.º 2 (8 de febrero de 2019): 153. http://dx.doi.org/10.15578/jsekp.v13i2.6660.

Texto completo
Resumen
ABSTRAK Waduk Sempor merupakan salah satu tipologi sumber daya perairan umum daratan yang bersifat multiguna, yang salah satu pemanfaatannya adalah untuk perikanan baik perikanan tangkap maupun budidaya. Tulisan ini bertujuan untuk merumuskan strategi yang tepat dalam pengelolaan perikanan di Waduk Sempor, Kabupaten Kebumen. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada tahun 2016, data dikumpulkan melalui observasi yang kemudian dianalisis secara kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pengaruh (power) dan kepentingannya (interest), maka stakeholders dalam pengelolaan perikanan di Waduk Sempor dapat dikategorikan menjadi dua yaitu key players dan crowd. Stakeholders yang termasuk dalam kategori key players adalah Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kebumen, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, Kebumen Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Sumberdaya Air dan Energi Mineral (DSA) Kebumen dan masyarakat. Pemangku kepentingan yang termasuk dalam kategori kerumunan adalah DKP Prov. Jawa Tengah, Perusahaan Hutan Negara Indonesia (Perhutani) Kebumen, Perusahaan daerah Air Minum (PDAM) Kebumen, PT. Indonesia Power, lembaga penelitian dan universitas serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal. Masyarakat khususnya nelayan di Waduk Sempor tergolong sebagai stakeholder primer karena berkepentingan secara langsung terhadap sumberdaya perikanan yang terdapat di Waduk Sempor, serta memiliki pengaruh dalam pengelolaan. Pengaruh (power) masyarakat dalam pengambilan keputusan dalam pengelolaan perikanan di waduk Sempor tergolong cukup. Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya perikanan di perairan umum waduk dapat direkomendasikan dengan cara menerapkan unsur-unsur ko-manajemen yang terpadu dengan program pengembangan perikanan tangkap berbasis budidaya (Culture Based Fishery-CBF). Title: Fisheries Management Strategies In The Sempor Reservoir Of Kebumen Regency, Central Java ProvinceABSTRACTSempor Reservoir is one of inland water typologies with multipurpose utilizations, one of which is for fisheries, both capture fisheries and aquaculture.The aimed of this paper is to formulate an appropriate strategy of fisheries management in Sempor Reservoir, Kebumen Regancy through the impelementation of Culture Based Fisheries Program (CBF). This research was conducted in 2016 and data was collected through observation and interview. Data was analyzed quatitatively with descriptive approached. The results showed that based on the influence (power) and interests (interest), then stakeholders in fisheries management in Sempor Reservoir can be categorized into two key players and Crowd. Stakeholders included in the key players category are Marine and Fisheries Agency (DKP) Kebumen Regency, River Region Agency (BBWS) Serayu Opak, Department of Culture and Tourism Kebumen, Water and Mineral Resources Agency (DSA) Kebumen and community. Stakeholders belonging to the crowd category are DKP Prov. Central Java, State Forest Company of Indonesia (Perhutani) Kebumen, Kebumen Water Company (PDAM), PT. Indonesia Power, research institutes and universities as well as local nongovernmental organizations (NGOs). The community, especially fishers in Sempor Reservoir, classified as primary stakeholders because of direct interest to fishery resources contained in the Sempor Reservoir, and has influence in the management. The influence (power) of the community in making decisions in fisheries management in Sempor Reservoir is sufficient. Utilization and management of fishery resources in the general waters of the reservoir can be recommended by applying the elements of co-management integrated with the development Culture Based Fishery program (CBF).
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
24

Latif, Agustan y Agustan Agustan. "Karakteristik Geospasial Sebagai Dasar Perencanaan Untuk Memperkuat Ketahanan Perbatasan NKRI (Studi Kasus; Perencanaan Kota Perbatasan Distrik Sota-PNG, Merauke, Provinsi Papua)". Jurnal Ketahanan Nasional 23, n.º 3 (7 de diciembre de 2017): 263. http://dx.doi.org/10.22146/jkn.29205.

Texto completo
Resumen
ABSTRACTThis is a national strategic study of border areas because it has significance for the sovereignty, defense and security of the easternmost regions of Indonesia - Papua New Guinea. The purpose of this research is focused on the characteristics of geospatial data to support of the border city tourism plan in Sota of Merauke Regency (Border RI - PNG). Based on the result of an investigation of planning document from spatial plan of Merauke regency directing sota as non-agricultural area with indication of development of urban area and residential center, while from National Park of wasur as authority of national park management show direction of sota area development as development zone with indication of tourist destination. The research recommends several things in the management of border areas such as: It is necessary to strengthen the social and cultural fields, improving the infrastructure, especially the public services, the strengthening of human resources and the supervision of the environment. Meanwhile, in encouraging the acceleration of development in the border area of sota need to increase coordination between the central government, provincial and regional Merauke regency.ABSTRAKPenelitian ini merupakan kajian strategis nasional kawasan perbatasan karena memiliki arti penting bagi kedaulatan, pertahanan dan keamanan negara khususnya wilayah paling timur Indonesia – Papua Nugini. Secara khusus tujuan penelitian ini difokuskan pada karakteristik data geospasial dalam mendukung rencana kota wisata perbatasan di Sota Kabupaten Merauke (Perbatasan RI – PNG). Berdasarkan hasil investigasi dokumen perencanaan dari rencana tata ruang kabupaten Merauke mengarahkan sota sebagai kawasan non pertanian dengan indikasi pengembangan kawasan perkotaan dan pusat pemukiman, sedangkan dari balai Taman Nasional wasur sebagai otoritas pengelola taman nasional menunjukkan arahan pengembangan wilayah sota sebagai zona pengembangan dengan indikasi tujuan wisata. Hasil penelitian merekomendasikan beberapa hal dalam pengelolaan wilayah perbatasan sota diantaranya: Perlu adanya penguatan bidang sosial dan budaya, peningkatan infrastruktur khusu pelayanan umum, penguatan sumber daya manusia, dan pengawasan linkungan. Sedangkan dalam mendorong percepatan pembangunan di kawasan perbatasan sota perlu adanya peningkatan koordinasi antara pemerintah pusat, provinsi dan daerah kabupaten Merauke.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
25

Rimawan, Aris y Ufran Ufran. "PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PERUSAKAN HUTAN DALAM KAWASAN HUTAN TUTUPAN NEGARA". Parhesia 1, n.º 1 (1 de marzo de 2023): 81–91. http://dx.doi.org/10.29303/parhesia.v1i1.2559.

Texto completo
Resumen
Tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana kewenangan Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara serta Bagaimana implementasi penegakan hukum kerusakan hutan di wilayah NTB oleh Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris, dengan mengkaji melalui beberapa pendekatan yakni Pendekatan Perundang-undangan, Pendekatan Sosiologis, Pendekatan Konseptual. Kewenangan Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Dalam hal ini kewenangan Balai bersifat koordinatif untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi, Implementasi penegakan hukum kerusakan hutan di wilayah NTB oleh Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara dilakukan secara Litigasi namun pada kasus-kasus tertentu dilakukan musyawarah antara Balai dan masyarakat yang dimana hasil musyawarah tersebut pelaku Perusakan hutan dilepaskan karena masyarakat mengganggu ketertiban umum jika pelaku tidak dilepaskan sehingga penyuluhan kepada masyarakat sehingga masyarakat memahami dengan jelas dan tidak menghalang-halangi proses penyidikan dan penyelidikan.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
26

RACHMAWARDANI, AGUSTINA, SASTRA KUSUMA WIJAYA, PRAWITO PRAWITO y ARSHASENA SOPAHELUWAKAN. "Prediksi Banjir menggunakan ANFIS-PCA sebagai Peringatan Dini Bencana Banjir". ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika 12, n.º 2 (23 de abril de 2024): 335. http://dx.doi.org/10.26760/elkomika.v12i2.335.

Texto completo
Resumen
ABSTRAKDi antara kejadian bencana yang terjadi di Indonesia, 76 persen terdiri dari bencana hidrometeorologi seperti banjir, badai, longsor, dan kebakaran hutan. Provinsi DKI Jakarta sebagai daerah perkotaan sangat rentan terhadap banjir. Persamaan matematis yang kompleks dapat digunakan untuk memodelkan kejadian banjir secara fisik. Sistem pembelajar (machine learning) adalah sistem yang merancang dan mengembangkan algoritma yang menggunakan data historis untuk melakukan prediksi banjir. Dengan menggunakan data ini, sistem pembelajar dapat menghasilkan nilai probabilitas dasar, yang sangat membantu sistem prediksi, memberikan solusi yang lebih hemat biaya dan kinerja yang lebih baik. Prediksi yang akurat dan tepat dapat membantu strategi pengelolaan sumber daya air, analisis kebijakan dan rekomendasi serta pemodelan evakuasi lebih lanjut. Penelitian ini akan dibahas tentang Perancangan Sistem Peringatan Dini Banjir berbasis Ensemble Machine Learning sebagai mitigasi bencana banjir. Hasil dari penelitian menunjukkan nilai RMSE dari algoritma ANFIS – PCA adalah sebesar 0.12 dan koefisen korelasi (R2) sebesar 0.856.Kata kunci: Prediksi Banjir, Machine Learning, ANFIS, ANFIS – PCA ABSTRACTThe nation of Indonesia is prone to disaster, with 76% of natural disasters being hydrometeorological, such as floods, landslides, tropical cyclones, and droughts. Flood occurrences can be physically modeled using complex mathematical equations. Machine Learning serves as a system for designing and developing algorithms that can predict flood events using historical data. Machine learning systems can leverage existing data to produce underlying probability values, making significant contributions to prediction systems that offer better performance and cost-effective solutions. Accurate predictions contribute to water resource management strategies, policy recommendations, and further evacuation modeling. This research will discuss an Early Warning Flood System design based on Ensemble Machine Learning as a flood disaster mitigation measure. The research results show that the RMSE value and coefficient correlation (R2) for the ANFIS - PCA algorithm are 0.12 and 0.856, respectively. Keywords: Flood Early Warning, Machine Learning, ANFIS, ANFIS – PCA
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
27

Saefudin, Dindin, Zainuddin Zainuddin y Hanifa Sri Nuryani. "Peningkatan Tata Kelola Kawasan Hutan pada Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Batulanteh Kabupaten Sumbawa". JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 7, n.º 1 (17 de enero de 2024): 1117–24. http://dx.doi.org/10.54371/jiip.v7i1.3896.

Texto completo
Resumen
Tujuan penelitian yang dilaksanakan adalah; (1) Untuk mengetahui peran masyarakat dalam pengelolaan kawasan hutan. (2) Untuk merumuskan strategi peningkatan pengelolaan kawasan hutan. Metode penelitian ini menggunakan mixed method, yaitu penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis desktriftif dan penelitian kuantitatif dengan pendekatan analisis SWOT kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah: (1) Adanya peran aktif masyarakat sebagai tenaga pemberdayaan masyarat, sebagai penjaga hutan dan turut serta dalam kegiatan yang dilakukan. (2) Untuk peningkatan strategi pengelolaan hutan: Strategi meningkatkan Sumber Daya Balai Kesatuan Pengelolaan hutan Batulanteh didukung dengan status kelembagaan dan kawasan hutan yang jelas dengan dukungan pemerintah, daerah, masyarakat dan para pihak untuk mewujudkan pengeloaan hutan dan pembangunan hutan lestari, dengan skore tertinggi 8,93 (strategi SO) sedangkan Meningkatkan kapasitas dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya hutan melalui program perhutanan sosial, dengan skore 8,13 (Strategi ST) merupakan strategi ke enam dalam penelitian ini. Kesimpulan penelitian ini, adalah (1) Adanya peran aktif masyarakat dalam peningkatan tata kelola hutan dengan bentuk menjadi pengelola hutan melalui program perhutanan sosial, baik dengan skema hutan kemasyarakatan dan kemitraan kehutanan. (2) Dalam rangka peningkatan pengelolaan kawasan hutan pada Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Batulanteh, penulis telah merumuskan 6 (enam) strategi unggulan yang dapat diterapkan dan dilaksanakan sehingga keberlanjutan pengelolaan hutan Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Batulanteh dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan yang diharapkan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2021.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
28

Sumarni, Nani. "Perbaikan Pembungaan dan Pembijian Beberapa Varietas Bawang Merah dengan Pemberian Naungan Plastik Transparan dan Aplikasi Asam Gibberelat". Jurnal Hortikultura 22, n.º 1 (3 de marzo de 2012): 14. http://dx.doi.org/10.21082/jhort.v22n1.2012.p14-22.

Texto completo
Resumen
<p>Masalah utama dalam produksi true shallot seeds (TSS) di Indonesia sebagai sumber benih yang sehat ialah pembungaandan pembijian bawang merah yang masih rendah. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman SayuranLembang (1.250 m dpl.), pada bulan Mei sampai dengan November 2010. Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui pengaruh varietas,zat pengatur tumbuh (ZPT) asam gibberelat, dan naungan plastik transparan terhadap pembungaan dan hasil biji bawang merah TSS.Rancangan percobaan yang digunakan ialah petak terpisah, dengan tiga ulangan. Petak utama ialah tiga varietas bawang merah, yaituMaja, Bima, dan Kuning. Anak petak terdiri atas empat kombinasi perlakuan ZPT asam gibberelat dan naungan plastik transparan, yaitutanpa naungan + tanpa asam gibberelat, tanpa naungan + asam gibberelat 200 ppm, naungan plastik transparan + tanpa asam gibberelat,dan naungan plastik transparan + asam gibberelat 200 ppm. Sebelum ditanam, umbi bibit divernalisasi dengan suhu 10oC selama 3minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi yang nyata antara varietas dengan aplikasi asam gibberelat + naungan plastiktransparan hanya terjadi pada persentase jumlah tanaman bawang merah yang berbunga. Jumlah tanaman yang berbunga paling banyakterdapat pada varietas Bima dengan tanpa aplikasi naungan plastik transparan + asam gibberelat, yaitu sebesar 54,06%. Hasil biji bawangmerah TSS paling tinggi diperoleh dengan aplikasi naungan plastik trasparan + 200 ppm asam gibberelat, yaitu pada varietas Majasebesar 16,11 kg/ha, Bima 13,07 kg/ha, sedangkan pada varietas Kuning tidak dapat menghasilkan biji TSS karena bunga-bunganyamenjadi busuk terserang penyakit yang disebabkan oleh cendawan. Hasil dan kualitas biji TSS yang masih rendah disebabkan keadaancuaca tidak mendukung terjadinya pembuahan dan pembijian bawang merah yang optimal, akibat curah hujan yang cukup tinggi.</p><p>ABSTRACT</p><p>The main problem in producing true shallotseed (TSS) as source of healthy seed in Indonesia is low flowering and seed set of shallots. The experiment was conducted atExperimental Garden of Indonesian Vegetable Research Institute (IVEGRI), Lembang (1,250 m asl.) from May to November2010. Objective of the study was to evaluate the effect of varieties, gibberellic acid, and transparent plastic shelter on flowering andtrue seed forming of shallots. A split plot design with three replications was used in this experiment. Main plots were three shallotvarieties i.e. Allium ascalonicum cv. Maja, Bima, and Kuning. Subplots were four combinations of gibberellic acid and transparentplastic sheltering i.e. (1) no sheltering and gibberellic acid applying; (2) no sheltering and applying 200 ppm gibberellic acid; (3)transparent plastic sheltering and no gibberellic acid application, and (4) transparent plastic sheltering and application of 200 ppmgibberellic acid. Before planting, mother bulb seed were vernalized in 10oC for 3 weeks. The results showed that there was interactionbetween variety, gibberellic acid, and transparent plastic sheltering on percentage of shallots plant number which produced flower.The highest percentage of shallots plant number producing flower up to 54.06% was obtained on A. ascalonicum cv. Bima withoutapplication of transparent plastic sheltering and gibberellic acid. The highest yield of TSS, viz. 16.11 kg/ha for Maja and 13.07 kg/ha for Bima was determined on application of transparent plastic sheltering and 200 ppm gibberellic acid. The flowers of Kuningvariety did not produce TSS because the flowers were attacked by fungi diseases. The quantity and quality of TSS yield were stilllow due to unsupporting weather for the flowering and seedling of shallots optimally.</p>
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
29

ROOSTIKA, I., R. PURNAMANINGSIH y I. DARWATI. "PENYIMPANAN IN VITRO TANAMAN PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk.) MELALUI APLIKASI PENGENCERAN MEDIA DAN PACLOBUTRAZOL". Jurnal Penelitian Tanaman Industri 15, n.º 2 (25 de junio de 2020): 84. http://dx.doi.org/10.21082/jlittri.v15n2.2009.84-90.

Texto completo
Resumen
<p>ABSTRAK</p><p>Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molk.) adalah tanaman obatlangka asli Indonesia yang dikategorikan hampir punah. Konservasi in situtidak dapat diandalkan karena rusaknya habitat alami (hutan konservasi),sedangkan konservasi ex situ di lapang menghadapi kendala karenapurwoceng sulit dibudidayakan di luar habitat aslinya. Dengan demikian,konservasi in vitro merupakan alternatif yang dapat diterapkan untukmenghindari kepunahan tanaman purwoceng. Tujuan penelitian untukmengetahui efek dari kombinasi perlakuan pengenceran media dankonsentrasi paclobutrazol terhadap pertumbuhan kultur purwoceng, dayaregenerasi dan stabilitas genetik pasca penyimpanan. Penelitian dilakukanpada tahun 2004 di Laboratorium Kultur Jaringan, Balai Penelitian danPengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogorselama 9 bulan. Bahan tanaman yang digunakan bersumber dari koleksitanaman purwoceng di Kebun Percobaan Gunung Putri, Balai PenelitianTanaman Rempah dan Obat. Kegiatan penelitian mencakup: (1)Perbanyakan tunas in vitro purwoceng sebagai sumber eksplan denganmenggunakan regenerasi, yaitu media DKW + BA 1 ppm + Thidiazuron0,2 ppm + arginin 100 ppm, (2) Penyimpanan in vitro tunas purwocengdalam media DKW (1, ½, dan ¼ dosis) + paclobutrazol (0, 1, 3, dan 5ppm), (3) Regenerasi kultur purwoceng pasca penyimpanan in vitro padamedia regenerasi, dan (4) Evaluasi karakter sitologi kultur yang telahdisimpan melalui penghitungan jumlah kloroplas sel penjaga stomata.Rancangan percobaan disusun secara faktorial dalam lingkungan acaklengkap dengan 6 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanyainteraksi yang nyata antara pengenceran media dan konsentrasipaclobutrazol. Periode simpan kultur tidak dapat diperpanjang lebih dari 4bulan karena paclobutrazol mempunyai pengaruh penghambatan pertum-buhan yang sangat kuat sehingga sebagian besar kultur purwoceng mati.Efek residu paclobutrazol masih tampak pada jangka waktu lebih dari 4bulan pada tahap pemulihan, ditandai dengan adanya penampilan roset.Pengamatan ciri sitologi melalui penghitungan jumlah kloroplas selpenjaga stomata menunjukkan bahwa penggunaan paclobutrazol tidakmenyebabkan perubahan tingkat ploidi. Disimpulkan bahwa paclobutrazoltidak sesuai digunakan untuk penyimpanan in vitro purwoceng karenamenyebabkan pertumbuhan yang abnormal (roset) sekalipun pada tahapregenerasi pasca penyimpanan. Selanjutnya disarankan untuk mengguna-kan regulator osmotik, yang mampu meningkatkan potensi osmotik dalammedia dan memperlambat penyerapan nutrisi sehingga masa simpankemungkinan dapat diperpanjang tanpa menyebabkan pertumbuhan yangabnormal pada tahap regenerasi pasca penyimpanan.</p><p>Kata kunci : Pimpinella pruatjan Molk., penyimpanan in vitro, pengen-ceran media, dan paclobutrazol</p><p>ABSTRACT</p><p>Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molk.) is an Indonesian medicinalplant categorized as endangered plant. In situ conservation is quiteimpossible since conservation forest has been damaged whereas ex situconservation in the field is difficult because the plant needs specificagronomical condition. In vitro conservation is therefore the only choice tobe applied. The objectives of the study were to find out the effects ofcombined treatment between media dilution and paclobutrazolconcentration to the growth of pruatjan cultures, the genetic regenerationand stability after preservation. The research was conducted at the TissueCulture Laboratory, the Indonesian Center for Agricultural Biotechnologyand Genetic Resources Research and Development for 9 months. The plantmaterials were taken from Gunung Putri. The activities included: (1)Propagation of in vitro shoots as explants source in DKW media + 1 ppmBA + 0.2 ppm Thidiazuron + 100 ppm arginin, (2) Preservation of in vitroshoots of pruatjan on DKW (full, half, and quarter strength) +paclobutrazol (0, 1, 3, and 5 ppm), (3) Regeneration of the cultures after invitro preservation, and (4) Evaluation of cytological character of preservedcultures through chloroplast guard cells counting. The experiment wasarranged factorially in Completely Randomized Design with 6replications. The result revealed that there was no interaction betweenmedia dilution and paclobutrazol concentration. Preservation period couldnot be prolonged more than 4 months because this compound stronglyinhibited the growth so that almost none of them could survive longer. Theresidual effect of paclobutrazol was still appeared more than 4 months inregeneration phase assigned by rossette performances. Observation ofcytological character through chloroplast guard cells counting revealedthat paclobutrazol could not change ploidy level of preserved pruatjancultures. It was concluded that paclobutrazol is not suitable for in vitropreservation of pruatjan since it causes abnormal growth on regenerationstep after preservation. Thus, it was suggested to use osmotic regulatorwhich can increase osmoticum potential in media and decrease nutritionabsorption so that preservation period may be prolonged without abnormaleffect on regeneration step after preservation.</p><p>Key words: Pimpinella pruatjan Molk., in vitro preservation, mediadilution, and paclobutrazol</p>
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
30

Dewi, Iswari S., Indrastuti A. Rumanti, Bambang S. Purwoko y Triny S. Kadir. "Karakter Agronomi dan Ketahanan Beberapa Galur Pelestari Dihaploid terhadap Hawar Daun Bakteri". Buletin Plasma Nutfah 17, n.º 2 (11 de octubre de 2016): 88. http://dx.doi.org/10.21082/blpn.v17n2.2011.p88-95.

Texto completo
Resumen
<p>Agronomic Characters and Resistance of Several Dihaploid Maintainer Lines to Bacterial Leaf Blight. Bacterial blight (Xanthomonas oryzae pv. oryzae, Xoo) is one of the most serious diseases of rice in Indonesia. From previous research thirteen lines of dihaploid (DH) maintainer lines-derived anther culture were selected for developing cytoplasmic male sterile lines. In this research those DH maintainers were evaluated for their agronomic characters such as plant height, number of productive tiller, and seed weight per hill as well as their resistance to Bacterial Leaf Blight (BLB) pathotypes III, IV and VIII at Indonesian Center Rice Research (ICRR), Sukamandi during wet season 2008/2009. The results showed that 10 DH maintainer lines i.e. BioMAc18-H36-3-Ma, BioMAc19-H36-3-Mb, BioMAc20- H36-3-Mc, BioMAc21-H36-4-M, BioMAc26-B1-1-Mb, BioMAc29-B2-1-Db, BioMAc31-B2-1-M, BioMAc33-B2-4- Pb, BioMAc34-B4-1-Da and BioMAc35-B4-1-Dc having plant height ranged from 88.79-104.08 cm, productive tiller ranged from 9 to 13 tillers/hill. Among those DH maintainer lines three lines were resistant to BLB pathotype III, i.e. BioMAc26-B1-1-Mb, BioMAc29-B2-1-Db and BioMAc31- B2-1-M lines, and two lines, i.e. BioMAc21-H36-4-M and BioMAc35-B4-1-Dc were highly resistant to BLB pathotype VIII. Only BioMAc35-B4-1-Dc lines highly resistant to BLB pathotype IV.</p><p> </p><p><strong>Abstrak</strong></p><p>Hawar daun bakteri yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae, (Xoo) adalah salah satu penyakit utama padi di Indonesia. Dari penelitian sebelumnya 13 galur pelestari dihaploid (DH pelestari) yang berasal dari kultur antera telah diseleksi untuk perakitan galur mandul jantan baru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi karakter agronomi dan ketahanan galur-galur DH pelestari terhadap patogen HDB. Karakter agronomi yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, dan bobot hasil per rumpun, sedangkan ketahanan terhadap HDB diamati berdasarkan skor ketahanan terhadap Xoo patotipe III, IV dan VIII di Balai Penelitian Padi, Sukamandi pada musim hujan 2008/2009. Hasil penelitian menunjukkan 10 galur DH pelestari, yaitu galur BioMAc18-H36-3-Ma, BioMAc19-H36-3-Mb, BioMAc20- H36-3-Mc, BioMAc21-H36-4-M, BioMAc26-B1-1-Mb, BioMAc29-B2-1-Db, BioMAc31-B2-1-M, BioMAc33-B2-4- Pb, BioMAc34-B4-1-Da, dan BioMAc35-B4-1-Dc mempunyai tinggi tanaman berkisar antara 88,79-104,08 cm, anakan produktif berkisar antara 9-13 batang/rumpun. Di antara galur DH pelestari yang tahan terhadap HDB patotipe III, yaitu galur BioMAc26-B1-1-Mb, BioMAc29-B2-1-Db dan BioMAc31- B2-1-M, dua galur yaitu galur BioMAc21-H36-4-M dan BioMAc35-B4-1-Dc sangat tahan terhadap HDB patotipe VIII, sedangkan galur BioMAc35-B4-1-Dc yang sangat tahan terhadap HDB patotipe IV.</p>
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
31

Gusnita, Chazizah. "FENOMENA ANAK SEBAGAI PELAKU PERSEKUSI DI MEDIA SOSIAL". Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni 3, n.º 1 (4 de octubre de 2019): 11. http://dx.doi.org/10.24912/jmishumsen.v3i1.3455.

Texto completo
Resumen
Kasus persekusi mencuat ke publik mulai tahun 2017. Data dari SAFEnet mencatat pada Juni 2017 ada 66 pengaduan aksi persekusi di seluruh Indonesia. Bahkan tercatat ada 100 kasus persekusi yang terjadi sejak awal tahun 2017 sampai November 2017. Sementara data KontraS menyebutkan, sedikitnya ada 48 kasus atau peristiwa persekusi berbasis agama dan keyakinan terjadi sepanjang Januari hingga Oktober 2017. Hingga kemudian persekusi dinilai menjadi sebuah fenomena di Indonesia yang terjadi pada akhir 2016 hingga awal 2017. Masalah persekusi ini dapat terjadi akibat kebebasan berpendapat yang berlebihan di media sosial, orang dapat dengan bebas dan seenaknya melakukan penghinaan terhadap ulama atau tokoh lain, sedangkan disisi lain pihak yang merasa menjadi korban penghinaan tidak lagi percaya kepada penegak hukum sehingga muncul tindakan persekusi. Dalam kasus persekusi ini pun tidak jarang anak-anak terlibat di dalamnya. Anak-anak tersebut bahkan menjadi pelaku persekusi di media sosial. Maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana anak melakukan persekusi dan model rehabilitasi anak sebagai pelaku persekusi. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan analisis studi literatur pemberitaan anak di media massa dan metode terapi anak sebagai pelaku. Hasil penelitian ini melihat fenomena persekusi sebenarnya sudah ada sejak tahun 1965 karena melihat karakteristik persekusi yang tidak hanya sekedar ancaman. Persekusi masuk dalam kategori kejahatan pelanggaran HAM. Memberikan rasa takut pada orang lain dalam bentuk kekerasan baik verbal, fisik, maupun psikologis merupakan kejahatan HAM. Namun jika melihat dari pelaku yang masih usia anak-anak, maka tetap mempertimbangkan undang-undang perlindungan anak dimana anak tersebut harus diberikan rehabilitasi. Metode terapi anak diberikan oleh lembaga yang berwenang yaitu Balai Rehabilitasi Sosial Anak Membutuhkan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Kemensos. Cases of persecution started to surface in 2017. According to data from SAFEnet, in June 2017 there were 66 complaints of persecution throughout Indonesia. Meanwhile, there were 100 cases of persecution that occurred from the beginning of 2017 to November 2017. Data from KontraS stated that there were at least 48 cases or events of religion and belief-based persecution occurring from January to October 2017. Until then, persecution was considered to be a phenomenon in Indonesia that occurred at the end of 2016 until early 2017. Issues of persecution may occur due to excessive freedom of expression on social media, where people can freely and arbitrarily insult religious or other figures, while on the other hand, those who feel victimized no longer trust law enforcement which leads to persecution. It is not uncommon for children to be involved in cases of persecution. Children may even become the perpetrators of persecution on social media. The purpose of this study is to find out how children carry out persecution and the rehabilitation models for children as perpetrators of persecution. The method used in this study is descriptive qualitative, with literature analysis study of news involving children in the media and therapy methods for children as perpetrators. The result of this study indicates that the persecution phenomenon has been around since 1965, referring to characteristics of persecution as more than mere threats. Persecution is included in the category of crimes against human rights. Instilling fear in other people in the form of verbal, physical and psychological violence is crime against human rights. However, if the perpetrators are children, then we must consider the child protection law, indicating that the child must be given rehabilitation. Child therapy method is administered by authorized institutions such as the Balai Rehabilitasi Sosial Anak Membutuhkan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) of Ministry of Social Affairs.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
32

T.W.A., Stefanus, Mulyadi, Iva Sarifah y Dinny Devi Triana. "Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan Vokasi di BBPVP Bekasi Antara Kompetensi dan Keterserapan Industri". Jurnal Pembelajaran Inovatif 6, n.º 2 (1 de noviembre de 2023): 74–80. http://dx.doi.org/10.21009/jpi.062.10.

Texto completo
Resumen
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi dalam pelaksanaan pelatihan vokasi di BBPVP Bekasi guna menghadapi revolusi industri 4.0. Pemerintah mulai memperioritaskan atas pengembangan sumber daya manusia (SDM). Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bekasi merupakan Unit Pelaksana Teknis Pusat bidang pelatihan yang telah melaksanakan vocational training guna menjawab tantangan yang ada. Melalui program link and match antara dunia pelatihan dengan kebutuhan industri. Hal ini untuk memastikan agar kompetensi yang dimiliki SDM Indonesia sudah sesuai dengan kebutuhan industri berbasis digital, seperti halnya revolusi industri 4.0. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif dengan mengambil model CIPP Stufflebeam untuk evaluasinya. Peneliti melakukan observasi di lokasi pelatihan dan mengadakan wawancara dengan partisipan. Partisipan terdiri dari 3 orang instruktur dan 10 orang peserta dengan instrument berupa kuesioner dan penilaian dengan menggunakan skala likert. Hasil yang didapat untuk tahapan outputnya adalah tingkat keterserapan lulusan pada dunia kerja dan duna industri masih tergolong minim, karena baru 40 % yang bekerja pada instansi / perusahaan. Sedangkan 60 % lulusan berwiraswasta. AbstractThis study aims to evaluate the implementation of vocational training at BBPVP Bekasi to face the industrial revolution 4.0. The government began to prioritize the development of human resources (HR). The Bekasi Center for the Development of Job Training (BBPLK) is a Central Technical Implementation Unit in the field of training that has carried out vocational training to answer existing challenges. Through a link and match program between the world of training and industry needs. This is to ensure that the competencies of Indonesian human resources are in accordance with the needs of digital- based industries, such as the industrial revolution 4.0. This study used qualitative description method by taking the CIPP Stufflebeam model for its evaluation. Researchers conducted observations at the training site and conducted interviews with participants. Participants consisted of 3 instructors and 10 participants with instruments in the form of questionnaires and assessments using Likert scales. The results obtained for the output stage are the level of absorption of graduates in the world of work and industry is still relatively minimal, because only 40% work in agencies / companies. While 60% of graduates are self-employed.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
33

Runggandini, Caritas Woro Murdiati y Journal Manager APHA. "Peran Serta Masyarakat Adat dalam Pengelolaan Hutan Konservasi melalui Pemberdayaan Masyarakat Berbasis pada Kearifan Lokal". Journal of Indonesian Adat Law (JIAL) 2, n.º 1 (21 de octubre de 2020): 16–40. http://dx.doi.org/10.46816/jial.v2i1.23.

Texto completo
Resumen
Penelitian ini merupakan penelitian normatif dan penelitian empiris. Penelitian normatif dilaksanakan dengan mempelajari peraturan perundangan yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya hutan. Penelitian empiris difokuskan pada model pemberdayaan masyarakat adat sekitar hutan, dilaksanakan di Propinsi Bali, khususnya pemberdayaan masyarakat oleh Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Data sekunder dan data primer (temuan penelitian empiris) kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat adat sebagai masyarakat desa hutan sekitar TNBB telah memiliki kearifan lokal dalam berinteraksi dengan sumber daya hutan di sekitar mereka, yaitu dalam bentuk awig-awig (peraturan desa adat), juga didukung oleh kelembagaan adat yang masih kuat. Masyarakat tersebut juga mempunyai kemampuan untuk mengharmoniskan antara upaya untuk melindungi sumber daya hutan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi, antara lain melalui penamgkaran jalak Bali. Balai TNBB juga telah membantu mensejahterakan masyarakat desa hutan sekitar TNBB dengan memberi ijin masyarakat memenuhi kebutuhan hidup dengan mengambil pakan ternak, tanaman obat, madu lebah. Pengelolaan TNBB dapat berjalan dengan efektif, karena berbasis pada kearifan lokal, serta didukung oleh kelembagaan lokal (desa pekraman/desa adat). Model pemberdayaan masyarakat yang berbasis pada kearifan lokal, serta didukung oleh kelembagaan lokal dapat membangun hubungan harmonis antara pengelola Taman Nasional dengan masyarakat desa hutan, sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa hutan dan melestarikan hutan.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
34

Jabalnur, Jabalnur, Heryanti, Sahrina Safiuddin, Nur Intan, Jumiati Ukkas, Muslimah Suciati y Ramadan Tabiu. "Kemitraan Konservasi di Hutan Mangrove dalam Zona Pemanfaatan Tradisional". Halu Oleo Law Review 7, n.º 1 (26 de marzo de 2023): 52–65. http://dx.doi.org/10.33561/holrev.v7i1.13.

Texto completo
Resumen
Letak hutan mangrove yang strategis melandasi pengelola Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai membuka sarana ekowisata. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pola kemitraan konservasi di hutan mangrove dalam zona pemanfaatan tradisional dan menganalisis dampak pola kemitraan tersebut pada pelestarian ekosistem hutan mangrove. Metode penelitian yang digunakan adalah normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan konsep yang berdasar pada data sekunder. Analisis dilakukan secara deskriptif untuk menguraikan jawaban permasalahan. Hasil penelitian dan pembahasan bahwa bentuk pola kemitraan konservasi di hutan mangrove dalam zona pemanfaatan tradisional yaitu dengan mengakomodasi pemanfaatan secara tradisional yang dilakukan oleh penduduk setempat, terutama yang memiliki keterikatan secara adat istiadat/turun temurun terhadap sumber daya alam dalam kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Kemudian dampak pola kemitraan konservasi di hutan mangrove dalam zona pemanfaatan tradisional terhadap pelestarian ekosistem hutan mangrove yaitu masyarakat dan pihak balai TNRAW dapat bekerja sama meningkatkan potensi yang ada dan menjaga keberlangsungan mangrove.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
35

Sukarman, NFN, Erna Suryani y Husnain Husnain. "Land Suitability and Direction of Strategic Agricultural Commodities in East Kalimantan to Support the Development of the New Nation’s Capital of Republic of Indonesia". Jurnal Sumberdaya Lahan 15, n.º 1 (19 de marzo de 2021): 1. http://dx.doi.org/10.21082/jsdl.v15n1.2021.1-12.

Texto completo
Resumen
<p class="JSDLKatakunci"><strong>Abstra</strong><strong>ct</strong><strong>.</strong> The development of the new nation's capital in East Kalimantan must be supported with sufficient food supply. An Agricultural buffer zone must be provided as production area of food crops, horticulture, plantation, and livestock to suffice the food needs. The planning of landuse arrangement in the area required land suitability assessment for various agricultural commodities. The purpose of this paper is to provide information of land suitability in East Kalimantan Province that support the development plan of the new capital of the Republic of Indonesia. Literature studies of the previous research in East Kalimantan Province are carried out by the Indonesian Center for Agricultural Land Resources Research and Development (ICALRRD), as well as other research institutions. Based on the researches by ICALRRD conducted between year 2016-2019, the land suitable for agriculture is quite extensive (7.7 million ha), mostly for dry land farming. It is classified as suitable (S) mainly for plantation, forage, dry land food, horticulture, and upland rice, especially rainfed paddy. Only a small part is suitable for swamp lowland paddy field or tidal paddy field. The efforts to develop the regions include: (1) the expansion of new areas called as extensification (E), and a little through intensification (I). Extensification is conducted by cultivating superior commodities on new opening land that were previously in the form of shrubs or swampy shrubs, and open area or pasture. The available area for extensification program in East Kalimantan is 2.728 million ha. (2) The intensification program is carried out through the development of commodities in the existing land by strengthening the application of land technology, water management, crops varieties selection and cultivation techniques covering 73.2 thousand ha.</p><p><strong>Abstrak. </strong>Rencana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur, perlu didukung oleh kawasan penyangga pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan) untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Perencanaan penyusunan kawasan tersebut memerlukan data kesesuaian lahan berbagai komoditas pertanian. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk memberikan informasi data tentang kesesuaian lahan di Provinsi Kalimantan Timur dalam mendukung rencana pembangunan ibukota baru Republik Indonesia. Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah studi literatur dari hasil penelitian di Provinsi Kalimantan Timur, baik yang dilaksanakan oleh Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP), maupun lembaga penelitian lain. Berdasarkan data hasil penelitian BBSDLP antara tahun 2016-2019, lahan yang sesuai untuk pertanian cukup luas (7,7 juta ha), terutama untuk pertanian lahan kering. Lahan yang tergolong kelas sesuai (S) sebagian besar untuk tanaman perkebunan, pakan ternak, pertanian tanaman pangan lahan kering, hortikultura, dan padi sawah tadah hujan. Hanya sedikit yang sesuai untuk pertanian padi rawa lebak atau padi pasang surut. Upaya yang dapat ditempuh untuk membangun kawasan ini adalah: (1) melalui perluasan areal baru atau ekstensifikasi (E) tanaman perkebunan, pakan ternak, pertanian tanaman pangan lahan kering, hortikultura, dan padi sawah tadah hujan, pada lahan bukaan baru yang sebelumnya berupa semak belukar atau semak belukar rawa, lahan terbuka atau padang rumput seluas 2,728 juta ha. (2) melalui program intensifikasi (I) dilakukan melalui pengembangan komoditas di lahan sawah eksisting melalui penguatan aplikasi teknologi pengelolaan lahan, pengelolaan air, penggunaan varietas unggul, dan teknik budidaya, seluas 73,2 ribu ha.</p>
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
36

Purnomo, Rinaldy Harjo, Ani Listriyana y Roqy Barizy. "Analisis Indeks Kerusakan Pesisir Pantai Berighe'en Di Kabupaten Situbondo Upaya Pelestarian Ekosistem Pesisir". Jurnal Manajemen Pesisir dan Laut 2, n.º 01 (31 de mayo de 2024): 17. http://dx.doi.org/10.36841/mapel.v2i01.4327.

Texto completo
Resumen
Pesisir pantai Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Indonesia, adalah ekosistem yang kaya akan keanekaragaman hayati dan memegang peranan penting dalam menyediakan sumber daya alam untuk kehidupan manusia. Namun, seperti banyak wilayah pesisir lainnya, kabupaten ini menghadapi tekanan kerusakan akibat aktivitas manusia dan perubahan iklim global. Tantangan utama meliputi perubahan pola penggunaan lahan, peningkatan pembangunan pesisir, dan eksploitasi sumber daya alam laut. Untuk mengukur dan memahami tingkat kerusakan pesisir, pengembangan indeks kerusakan pesisir menjadi penting sebagai alat evaluasi dampak berbagai faktor terhadap kesehatan ekosistem pesisir. Kabupaten Situbondo, dengan keindahan alam uniknya, termasuk ekosistem hutan mangrove, terumbu karang, dan kehidupan laut yang beragam, mengalami tekanan signifikan dari pertumbuhan populasi dan aktivitas manusia. Perubahan iklim yang termanifestasi dalam kenaikan suhu air laut, permukaan laut, dan intensitas badai yang lebih tinggi semakin meningkatkan kerentanan pesisir terhadap kerusakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menerapkan indeks kerusakan pesisir di Pantai Berighe'en, Kabupaten Situbondo. Dengan melibatkan parameter fisik, biologis, kimia, dan sosio-ekonomi, indeks ini diharapkan memberikan gambaran komprehensif tentang kondisi pesisir dan tingkat kerusakannya, sambil mengidentifikasi faktor-faktor utama yang berkontribusi terhadap kerusakan pesisir. Metodologi analisis IKP melibatkan enam variabel, termasuk perubahan garis pantai, intensitas badai, populasi, sumber daya air, sumber daya pesisir, dan infrastruktur pesisir. Pembobotan variabel dilakukan dengan membagi nilai variabel ke dalam lima tingkatan kerusakan. Hasil analisis IKP di Pantai Berighe'en menunjukkan nilai sebesar 16,32, menandakan tingkat kerentanan pesisir yang rendah. Kesimpulannya, Kabupaten Situbondo dihadapkan pada tantangan signifikan terkait kerusakan pesisir. Meskipun demikian, nilai IKP yang rendah di Pantai Berighe'en menunjukkan adanya potensi untuk merancang strategi pelestarian efektif guna menjaga ekosistem pesisir yang berharga. Oleh karena itu, perlunya upaya pelestarian yang mendesak dan penerapan indeks kerusakan pesisir untuk identifikasi area yang memerlukan perhatian khusus dan pengembangan strategi pelestarian berkelanjutan
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
37

Sampepana, Eldha y Saibun Sitorus. "Identifikasi Komponen Senyawa Kimia Tandan Kosong Kelapa Sawit Kromatografi Gas - Spektrometer Massa (GC-MS)". Jurnal Riset Teknologi Industri 8, n.º 16 (25 de agosto de 2016): 123–32. http://dx.doi.org/10.26578/jrti.v8i16.1560.

Texto completo
Resumen
Air Product, 2014, Cellulosic Biofuels (Pembakaran/Gasifikasi Lignin Hidrolisis). Air Products and Chemicals, Inc. http://www.airpro-ducts.co.id/industries/Energy/Bioenergy/Cellulosic-Biofuels/product-list/ com-bustiongasification-of-hydrolyis-lignin-cellulosic-biofuels.aspx?itemId =8F39-9214FA4A462FA14588FE4F 86D3C2, Diakses tanggal 27 Oktober 2014Alejandro R., L. Serranoa, A. Morala, A. Pereza dan L. Jimeneza, 2007, Bioresource Tehnology, 98 (3): 554-559.Andaka Ganjar, 2011, Hidrolisis Ampas Tebu Menjadi Furfural Dengan Katalisator Asam Sulfat, Jurnal Teknologi, Volume 4 Nomor 2, Desember 2011, 180-188Anindyawati, Trisanti, 2009, Prospek Enzim dan Limbah Lignoselulosa Untuk Produksi Bioetanol, Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI, CibinongAnnisa, Gina, 2012, Hidrodeoksigenasi Bio-Oil menggunakan katalis CoMo/C untuk Optimalisasi Produksi Alkana dan Alkohol, Skripsi Universitas Indonesia, Depok.Artati, K., Enny, E., Novia Margareta, H. Widhie Vissia, 2010, Konstanta Kecepatan Reaksi Sebagai Suhu Hidrolisa Selulosa Dari Ampas tebu dengan Katalisator Asam Sulfat. Ekuilibrum Volume 9 Nomor 1 Januari 2010 Hal. 1-4. ISSN 1412-9124Darnako, 1992, Potensi Pemanfataan Limbah Lignoselulosa Kelapa Sawit Melalui Bioonversi, Berita Penelitian Perkebunan, 2 (2) : 85 – 87.Dea, I. A., 2009, Kajian Awal Biokonversi Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Menjadi Etanol Melalui Sakarifikasi dan fermentasi Alkoholik, Institut Teknologi Bandung, BandungDinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, 2013, Komoditi Kelapa Sawit, SamarindaFadiarwaty Diyah dan Susanto Herri, 2005, Penghematan Konsumsi Katalis Dalam Proses Hidrolisis Tandan kosong kelapa sawit Untuk Produksi Furfural, Jurnal Teknik Kimia Indonesia Volume 4 Nomor 3 Desember 2005 hal. 279 – 286Hambali, E., S. Mujdalipah, A. H. Tambunan, A. W. Pattiwiri dan Roy H. 2007, Teknologi Bioenergi, Agromedia Pustaka, Jakarta.Hidajati, Nurul, 2006, Pengolahan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Pembuatan Furfural, Jurnal Ilmu Dasar Volume 8 No. 1, Universitas Negeri Surabaya. SurabayaIriani, P. I., 2009, Kajian Awal Biokonversi Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Menjadi Etanol Melalui Skarifikasi dan Fermentasi Alkoholik, Diakses dari http://www.sith.itob.ac.id pada tanggal 16 April 2012.Juwita Rinna, Syarif Rizki Lailan, Tuhuloala Abubakar, 2012, Pengaruh dan Konsentrasi Asam Terhadap Sintesis furfural Dari Sekam Padi. Konversi, Volume 1 Nomor 1, Oktober 2012. Hal. 34 -38.Ketaren, S., 2005, Minyak dan Lemak Pangan., Universitas Indonesia Press, JakartaKirk, R. E., dan Othmer, D., 1995, Furan Derivatives : Supplement Encyclopedia of Chemical Technology, John Wiley & Sons. New YorkLewis, J. Richard., 2001, Condensed Chemical Dictionary Fourteenth Edition. John Wiley & Sons Inc. New York.Nist Standard Reference Data, 2011, 2-Furancarboxaldehyde, 5-methyl- Material Measturement Laboratory. The U.S. Secretary of Commerce on behalf of the United States of America. All rights reserved. AmericaOthmer dan Kirk, 1969, Furfural and other furan compounds,”encyclopedia of chemical Technology2nd. Ed., Vol.10Padil, Yelmida A., dan Masfika Candra, 2011, Optimasi Hidrolisis Tandan kosong kelapa sawit Dengan Ekstrak Abu Tks Menggunakan Rancangan Percobaan Response Surface Methode. Jurnal Sains Dan Teknologi 10 (1), Maret 2011: 42-46.Peby, Agrian 2010, Biomass to liquid: Proses Konversi tandan kosong sawit kelapa sawit menjadi biooil dengan metode pirolisis, Skripsi, Universitas Indonesia, DepokPurwito dan Firmanti, 2005, Pemanfaatan Limbah Sawit dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Seranggan Rayap Tanah: Departemen Pekerjaan Umum, BandungRohana Aulina Nova, Mardiah Elida dan Afrizal, 2013, Produksi Selulase Dari Aspergillus Niger Dan Kemampuannya Menghidrolisis Ampas Tebu, Jurnal Kimia Unand (ISSN No. 2303-3401), Volume 2 Nomor 2, Mei 2013Roliadi, H dan Fatriasari, W., 2011, Kemungkinan Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Bahan Baku Pembuatan Papan Serat Berkerapatan Sedang, Universitas Sriwijaya, PalembangSampepana, Eldha, Yustini Eka Paluphy, Renaldi Adhytia, Amiroh, 2013, Optimalisasi Proses Hidrolisis Furfural dari Tandan Kosong Kelapa Sawit, Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda, SamarindaSugiarta, Karmila Dian, 2009, Prarancangan Pabrik Furfural Dari Sekam Padi Dengan Proses Quaker Oats Kapasitas 1.550 Ton Per Tahun, Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, SurakartaSuharto, 2006, Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Sawit untuk Produksi Commercial Grade Furfural, Laporan Akhir Kumulatif – Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK, LIPISunarko, 2007, Petunjuk Praktis Budi Daya dan Pengolahan Kelapa Sawit, Agromedia Pustaka, Jakarta.Sun, Y. dan Cheng, J., 2002, Hydrolysis of lignocellulosic materials for ethanol production: a review, Bioresource Technology, 83(1), 1-11Suryadi, H., T., Katsuragi, N., Yoshida, S. Suzuki, dan Y. Tani., 2000, Polyol production by culture of methanol utilizing yeast. Journal of Bioscience and Bioengineering 89 (3): -Taherzadeh, M. J., dan Karimi, K., 2007, Enzyme-based hydrolysis processes for ethanol from lignocellulosic materials: A review, BioResources, 2(4), 707-738Wahyuni, Susilowati Ari, Setyaningsih Ratna, 2004, Optimasi Produksi Xilitol Dengan Variasi Konsentrasi Hidrolisat Hemiselulosa Bagase Oleh Candida Tropicalis. Biofarmasi 2 (1): 29-34, Pebruari 2004, ISSN: 1693-2242Wijanarko Anondho, Witono Anton Johanes, Wiguna Satria Made, 2006, Tinjauan Komprehensif Perancangan Awal Pabrik Furfural Berbasis Ampas Tebu Di Indonesia, Journal Of The Indonesian Oil And Gas Community. Published By “Komunitas Migas Indonesia”, ISSN: 1829-9466Wijaya Mohammad, Noor Erliza, Irawadi Tedja Tun Dan Pari Gustan, 2008, Perubahan Suhu Pirolisis Terhadap Struktur Kimia Asap Cair Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus, Jurnal Ilmu Dan Teknologi Hasil Hutan 1(2): 73-77 (2008)Wilson, W.C., 1941,"Furan", Org. Synth, Coll. Vol. 1: 274
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
38

Yudi Rahman, Fauziannor y Rizalu Mastaqim. "Analisis Kinerja Keuangan Pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Barito Kota Banjarbaru." Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis 8, n.º 2 (5 de julio de 2022): 386–403. http://dx.doi.org/10.35972/jieb.v8i2.768.

Texto completo
Resumen
Abstrak : Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan melakukan proses perhitungan rasio pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Baritob dan menilai kinerja keuangan dengan menganalisis dari hasil perhitungan rasio pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Barito Kota Banjarbaru. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan melakukan perhitungan-perhitungan terhadap data keuangan yang diperoleh untuk memecahkan permasalahan yang ada dengan menggunakan Analisis Pengukuran Kinerja Anggaran Belanja, Rasio Efektifitas, Rasio Efisiensi serta Rasio Keserasian. Hasil analisis pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Barito Kota Banjarbaru selama lima tahun berturut-turut yaitu pada periode 2016-2021. Menyatakan bahwa Efektivitas Kinerja Keuangan dikategorikan Efektif dan menunjukkan bahwa kinera keuangan tergolong baik dalam merealisasikan anggaran yang telah direncanakan. Tingkat efisiensi anggaran belanja tergolong sangat baik karena pada tahun 2016-2018 memiliki kriteria efisien dan tahun 2019-2020 memiliki kriteria sangan efisien. Rata – rata rasio belanja operasi lebih besar dari rasio belanja modal artinya dana diprioritaskan untuk kebutuhan belanja operasi hal ini menunjukkan bahwa dana lebih condong pada pengeluaran-pengeluaran rutin. Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Rasio Efektivitas, Rasio Efisiensi, Rasi Belanja Operasi, Rasio, Rasio Belanja Modal, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Barito Kota Banjarbaru
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
39

Sukirno, Sukirno, Muhammad Taufan Tirkaamiana, Jumani Jumani y Heni Emawati. "POTENSI TEGAKAN TINGKAT TIANG DAN POHON DI AREAL KHDTK HUTAN DIKLAT LOA HAUR KECAMATAN LOA JANAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR". AGRIFOR 18, n.º 2 (7 de octubre de 2019): 347. http://dx.doi.org/10.31293/af.v18i2.4351.

Texto completo
Resumen
Kegiatan Penataan Hutan Diklat diperlukan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai potensi hutan diklat yang akan dikelola. Dari Hasil kegiatan penataan tersebut akan diperoleh potensi mengenai keadaan hutan, topografi, iklim serta keadaan masyarakat yang ada di dalam dan sekitar hutan, yang mana data tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai dasar dalam menyusun pengelolaan hutan lebih lanjut sesuai dengan kondisi lapangan dan program diklat yang akan dilaksanakan.Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi tegakan tingkat Tiang di areal KHDTK Hutan Diklat Loa Haur Balai Diklat LHK Samarinda, Mengetahui potensi tegakan tingkat Pohon di areal KHDTK Hutan Diklat Loa Haur Balai Diklat LHK Samarinda dan Mengetahui keanekaragaman jenis tegakan yang mendominasi areal KHDTK Hutan Diklat Loa Haur Balai Diklat LHK Samarinda. Metode yang digunakan dalam Penelitian dan pengambilan data di lapangan adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling. Adapun metode pengujian Potensi Tegakan dengan menggunakan Rumus Total Volume dalam satuan Kubikasi dimana parameter yang diukur meliputi Diameter tegakan, Tinggi tegakan dan jumlah Populasi keseluruhan Plot penelitian.Sedangkan untuk nilai keanekaragaman jenis dihitung dengan menggunakan rumus Nilai Indeks Keragaman Shannon-Wiener 1992.Hasil yang didapatkan berdasarkan rekapitulasi dari 5 plot sampel penelitian seluas 26 Ha dengan Intensitas Sampling sebesar 5% pada Areal KHDTK Hutan Diklat Loa Haur diperoleh hasil bahwa Potensi tegakan tingkat Tiang sebesar 111 m3 dengan jumlah populasi sebanyak 1.159 tegakan atau sama dengan 4,269 m3/ha dengan populasi 45 tegakan/ha. Sedangkan pada tingkat Pohon diperoleh potensi sebesar 189,7 m3 dengan jumlah populasi sebanyak 497 tegakan atau sama dengan 7,30 m3/ha dengan populasi 19 tegakan/ha.Nilai indeks keanekaragaman H’ pada kelompok jenis Meranti tingkat Tiang sebesar 2,14 dan tingkat pohon sebesar 1,72. pada kelompok jenis Rimba Campuran Nilai indeks Keanekaragaman tingkat Tiang sebesar 1,98 dan tingkat Pohon sebesar 2,31. Baik untuk Kelompok Meranti dan Kelompok Rimba Campuran Nilai Indeks Keanekaragaman H’ masih termasuk dalam kategori Sedang. Pada kelompok Kayu Indah nilai indeks Keanekaragaman tingkat Tiang sebesar 1,20 dan tingkat Pohon 0,94 nilai H’ pada kelompok jenis ini nilai indeks keanekaragamannya masih tergolong dalam kategori.Dan berdasarkan hasil penelitian terhadap 5 plot sampel seluas 26 Ha dengan intensitas sampling 5% diketahui bahwa tegakan yang memiliki nilai indeks keanekaragaman tertinggi baik untuk tingkat Tiang dan Pohon adalah jenis Mahang (Macaranga sp), dimana untuk tegakan tingkat Tiang diperoleh jumlah tegakan sebanyak 312 tegakan dengan nilai indeks keanekaragaman 0,153, sedangkan tegakan tingkat Pohon dengan jumlah tegakan sebanyak 94 pohon nilai indeks keanekaragamannya sebesar 0,137, dan nilai indeks keanekaragaman ini masih termasuk dalam kategori.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
40

Pangestu, Agung Yoga, Rahmat Safe'i, Arief Darmawan y Hari Kaskoyo. "Evaluasi Usability pada Web GIS Pemantauan Kesehatan Hutan Menggunakan Metode System Usability Scale (SUS)". MATRIK : Jurnal Manajemen, Teknik Informatika dan Rekayasa Komputer 20, n.º 1 (29 de septiembre de 2020): 19–26. http://dx.doi.org/10.30812/matrik.v20i1.709.

Texto completo
Resumen
Pemantauan kesehatan hutan menjadi salah satu kriteria pada pengelolaan hutan yang lestari. Saat ini, data dan informasi mengenai persebaran lokasi dan hasil pemantauan kesehatan hutan dapat diketahui melalui Web GIS (Gheographic Information System) Pemantauan Kesehatan Hutan (Web GIS Simantan) yang masih dalam tahap pengembangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui kegunaaanya (usability). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui usability dari Web GIS Simantan menggunakan metode System Usability Scale (SUS) yang didalamnya terdiri dari 5 pertanyaan negatif dan 5 pertanyaan positif. Sebanyak 15 responden dilibatkan dalam penelitian ini yang berasal dari 33.33% atau setara 5 orang pegawai Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Way Seputih Way Sekampung, 33.33% pegawai Taman Hutan Raya (Tahura) Wan Abdul Rachman dan 33.33% Mahasiswa Kehutanan Unila. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Web GIS Simantan memiliki nilai akhir System Usability Scale (SUS) sebesar 70,50. Dengan demikian, Web GIS Simantan memiliki acceptability ranges dengan kategori marginal high, grade scale dengan kategori D dan adjective rating dengan kategori good.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
41

Sola Grecia Sinaga, Marlina y Berupilihen Ginting. "Sistem dan Prosedur Pemberian Tunjangan Pegawai Pada Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah I Medan". Jurnal Sains dan Teknologi 5, n.º 3 (12 de marzo de 2024): 933–38. http://dx.doi.org/10.55338/saintek.v5i3.2992.

Texto completo
Resumen
Strategi meningkatkan kesejahteraan kepada pegawai terus dilakukan oleh pemerintah. Tunjangan diberikan dalam bentuk uang yang dapat dimanfaatkan pegawai untuk memenuhi kebutuhan hidup, sekaligus juga untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya. Kesejahteraan hidup akan meningkatkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Mengurangi tuntutan karyawan atas upah kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Sistem dan Prosedur pemberian tunjangan dilihat dari jenis-jenis tunjangan yang diberikan pemerintah kepada pegawai di Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah I Medan. Metode penelitian yakni dengan kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, pengumpulan dokumen dan studi kepustakaan dan teknik analisis data yaitu metode deskriptif. Hasil penelitian yang diperoleh dari Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah I Medan seluruh sistem dan prosedur pemberian tunjangan sudah sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku dan dibayarkan tepat waktu dan selalu berjalan dengan baik.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
42

Amiruddin, Amiruddin, Sukardi Sukardi, Addinul Yakin, Halimatus Sa'diyah y MRT Mudhofir. "Faktor Kunci Dalam Pengembangan Hutan Rakyat di Kabupaten Lombok Barat". Jurnal Penelitian Kehutanan Faloak 4, n.º 2 (31 de octubre de 2020): 129–40. http://dx.doi.org/10.20886/jpkf.2020.4.2.129-140.

Texto completo
Resumen
Hutan rakyat menjadi salah satu potensi bagi penyediaan bahan baku kayu serta optimalisasi pemanfaatan lahan kering. Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu dari dua kabupaten dengan luas hutan rakyat terbesar di Pulau Lombok.Luas hutan rakyat mencapai 4.415 ha atau sekitar 10,7% dari luas wilayah adminstrasi Kabupaten Lombok Barat. Kegiatan pengelolaan hutan rakyat seringkali melibatkan berbagai pihak mulai dari kegiatan pembibitan, penanaman hingga pemanenan kayu. Aspek produksi dan kelembagaan menjadi aspek penting dalam pengembangan hutan rakyat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor kunci dalam pengembangan kelembagaan hutan rakyat terutama pada aspek kendala produksi dan peran aktor di Kabupaten Lombok Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala aspek produksi pada pengelolaan hutan rakyat adalah minimnya modal usaha petani dan terbatasnya jumlah dan mutu bibit tanaman yang berkualitas. Petani dan Ketua Kelompok Tani merupakan aktor yang berperan penting dalam pengelolaan hutan rakyat saat ini. Keterlibatan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Dodokan Mayosari dalam bantuan pengadaan bibit dan memfasilitasi kemitraan dengan industri pengolahan kayu hasil hutan rakyat berpotensi dalam mengatasi kendala produksi saat ini.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
43

Ayu Anindya Sekarndari, Jumadi y Sabhan. "RAGAM BAHASA JARGON DI PERSEMAIAN PERMANEN". LOCANA 6, n.º 1 (31 de julio de 2023): 38–53. http://dx.doi.org/10.20527/jlc.v1i1.127.

Texto completo
Resumen
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, makna, dan fungsi bahasa jargon yang dituturkan oleh para pekerja di Persemaian Permanen Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan. Pendekatan yang diaplikasikan terhadap penelitian ini ialah deskriptif-kualitatif. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian sosiolinguistik. Hasil penelitian ini menerangkan bahwa bahasa jargon yang dituturkan oleh para pekerja di Persemaian Permanen Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan, baik berdasarkan bentuk, makna, maupun fungsi memiliki berbagai ragam. Ragam bentuk bahasa jargon, yakni kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, singkatan dan akronim, serta kata majemuk. Ragam makna bahasa jargon, yaitu makna leksikal, makna gramatikal, makna kontekstual, dan makna istilah. Ragam fungsi bahasa jargon berupa fungsi instrumental, fungsi regulasi, fungsi representasi, fungsi interaksional, dan fungsi heuristik. This study aims to describe the forms, meanings, and functions of the jargon language spoken by workers at the Persemaian Permanen Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan. The approach applied to this research is descriptive-qualitative. This research is included in the type of sociolinguistic research. The results of this study explain that the jargon language spoken by workers in the Persemaian Permanen Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan, both based on form, meaning, and function has various variations. Various forms of jargon language, namely basic words, affixes, repeated words, abbreviations and acronyms, and compound words. Various meanings of jargon, namely lexical meaning, grammatical meaning, contextual meaning, and term meaning. Various jargon language functions include instrumental functions, regulatory functions, representational functions, interactional functions, and heuristic functions.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
44

Husen, Dede, Dede Sandi, Sepriadi Bumbungan, Kusnawi - y Kusrini -. "Analisis Prediksi Kebakaran Hutan dengan Menggunakan Algoritma Random Forest Classifier". NUANSA INFORMATIKA 16, n.º 1 (23 de enero de 2022): 150–55. http://dx.doi.org/10.25134/nuansa.v16i1.5392.

Texto completo
Resumen
Kebakaran hutan merupakan salah satu bencana yang sangat merugikan di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Berdasarkan laporan dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan total kebakaran hutan dan lahan dalam rentang 2015 – 2019 yang terbakar adalah seluas 1.6 juta (Ha) [1]. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kebakaran hutan diantaranya adalah faktor alam dan manusia. Faktor alam seperti kondisi suhu, kelembapan, kemarau, Elnino, erupsi gunung dan petir, kemudian para peneliti menemukan fakta bahwa aktivitas manusia di hutan seperti pembukaan lahan, eksploitasi kayu, perburuan dan pembakaran memiliki efek kausalitas terhadap terjadinya kebakaran hutan khususnya di daerah yang masih mempunyai hutan yang luas. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan seperti dengan menggunakan Teknik Data Mining dan Machine Learning yakni dengan melakukan prediksi kapan terjadinya kebakaran hutan berdasarkan kondisi cuaca dan histori laporan kebakaran namun masih belum sempurna. Maka dari itu pada penelitian ini kami mengembangkan konsep sistem prediksi kebakaran hutan yang akan menjadi salah satu acuan kebijakan pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan yang bersifat preventif. Dengan melakukan pemodelan menggunakan model Algoritma Random Forest pada data kebakaran hutan dari tahun ketahun diwilayah Indonesia diharapakan dapat membantu pemerintah dalam melakukan pencegahan kebakaran hutan dengan kebijakan hukumnya dan analisis yang ada bisa digunakan oleh Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) yang dapat membantu menentukan kapan modifikasi cuaca dilakukan.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
45

Andrian, Jordi Jordi y Hendrik Johanes Nadapdap. "PENGARUH WISATA HUTAN PINUS TOP SELFIE KRAGILAN TERHADAP PEMBERDAYAAN DAN PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT PETANI DI WISATA HUTAN PINUS TOP SELFIE KRAGILAN". Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh 7, n.º 2 (19 de agosto de 2020): 387. http://dx.doi.org/10.25157/jimag.v7i2.3449.

Texto completo
Resumen
Wisata Top Selfie Hutan Pinus Kragilan merupakan salah satu wisata yang ada dikota Magelang, Jawa Tengah yang didirikan oleh Kelompok Pemuda Dusun Kragilan. Wisata Hutan Pinus Kragilan sudah berdiri sejak tahun 2015 dan pada Tahun 2018 Wisata Hutan Pinus Kragilan dikelola oleh Balai Taman Nasional Gunung Merbabu bersama dengan Masyarakat petani Dusun Kragilan. Dalam penelitian ini bertujuan : Mengetahui Dampak Pembangunan Wisata Hutan Pinus Top Selfie Kragilan terhadap pemberdayaan masyarakat petani disekitar Hutan Pinus Kragilan dan Mengetahui Dampak Pembangunan Wisata Hutan Pinus Top Selfie Kragilan terhadap Perubahan Sosial masyarakat disekitar Hutan Pinus Kragilan. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel Simple random sampling. Dalam teknis penelitian penelitian ini peneliti menggunakan 3 tahap penelitian yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi serta di bantu dengan kusioner. Hasil penelitian Dengan nilai signifikansi 0,00 < 0,05 dan nilai thitung 4,906 > ttabel 2,051 bahwa Wisata Hutan Pinus Top Selfie Kragilan berpengaruh positif dan nyata terhadap Pemberdayaan masyarakat petani di Dusun Kragilan, dan Dengan nilai signifikansi 0,10 > 0,05 dan nilai thitung -2,749 < ttabel 2,051 bahwa Wisata Hutan Pinus Top Selfie Kragilan berpengaruh negatif dan tidak nyata terhadap Perubahan Sosial masyarakat petani di Dusun Kragilan.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
46

Nuryani, Wakiah, Evi Silfia Yusuf, Hanudin, Ika Djatnika y Budi Marwoto. "Pengendalian Layu Fusarium Menggunakan Mikrobe Antagonis dan Tanaman Resisten pada Lili". Jurnal Hortikultura 21, n.º 4 (2 de diciembre de 2011): 338. http://dx.doi.org/10.21082/jhort.v21n4.2011.p338-343.

Texto completo
Resumen
Lili merupakan tanaman hias penting dan bernilai ekonomi tinggi. Budidaya lili di Indonesia menghadapi kendala utama yaitu penyakit layu Fusarium. Aplikasi bahan kimia sintetik untuk mengendalikan penyakit ini berdampak negatif terhadap kerusakan lingkungan. Aplikasi organisme antagonis dan kultivar resisten merupakan alternatif pengendalian penyakit ramah lingkungan, berdampak positif terhadap kelestariannya, dan meningkatkan produktivitas lili. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan informasi mikrobe antagonis, mikrobe nonpatogenik, dan klon lili yang dapat menekan penyakit layu Fusarium. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokontrol dan Rumah Sere, Balai Penelitian Tanaman Hias pada bulan Januari sampai dengan Desember 2007. Tata letak percobaan disusun berdasarkan rancangan acak kelompok pola faktorial denga tiga ulangan. Faktor pertama ialah klon lili yang terdiri dari klon No.1, No 2, No.3 (tahan), dan No.4 (rentan). Faktor kedua ialah perlakuan mikrobe antagonis (1) Gliocladium sp. 107 spora/ml, (2). Trichoderma sp. 107 sel/ml, (3) Fusarium a virulen 107 spora/ml dan, (4) kontrol (tanpa mikrobe antagonis). Hasil percobaan menunjukkan bahwa penggunaan mikrobe antagonis Gliocladium sp. dan klon resisten paling efektif mengendalikan penyakit busuk umbi Fusarium pada lili. Hal ini dibuktikan dari persentase tanaman layu pada perlakuan aplikasi mikrobe dan penggunaan tanaman resistant dibandingkan dengan tanpa perlakuan. Penanaman tanaman resisten diikuti dengan aplikasi Gliocladium paling efektif menekan layu Fusarium dibanding perlakuan lainnya.<br /><br /><br /><br />Lilium is one of the most important and the heigest economic value of cut flower in Indonesia. Cultivation of Lilium faces major constrain, that is wilt disease caused by Fusarium. Application of synthetic chemicals to control the diseases is not recommended, because its impact is dangerous for environment and human life. Therefore other control measures that are move environmentally friendly and more effective/efficient have to applied. The use of antagonistic microbes and resistance varieties are the most promising control measures to be recommended in the field. The study was aimed to find out of antagonist and nonpathogenic microbes and plant resistant that were effective to control Fusarium bulb rot on lili. The experiment was conducted at Laboratory and Glasshouse of Indonesian Ornamental Crops Research Institute (1,100 m asl.) on January to December 2007. Factorial experiment was arranged in a randomized block design with three replications. The first factor was Lilium clones i.e. No.1, No. 2, No. 3 (resistant), and No. 4 (susceptible clone as control). The second factor was antagonism microbes i.e. (1) Gliocladium sp. 107 spora/ml, (2). 107 Trichoderma sp. cel/ml, (3) Fusarium nonpathogenic 107 spora/ml, and (4) control (tap water without antagonist microbe). The results indicated that the use of Gliocladium sp. and resistant clone of Lilium i.e. clone No.3 was effective to control Fusarium bulb rot of Lilium. This proven from lower percentage of disease occurance on the treatment of antagonistics microbes and resistance varieties compared both to those of without treatment (control). The use of resistance plant followed by application of Gliocladium was known to be most effective to control fusarial wilt disease compared to the other treatment combinations. <br /><br />
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
47

Taufiq, Efi, Hasim Hasim, Bonny PW Soekarno y M. Surahman. "KEEFEKTIFAN Trichoderma sp. DAN Fusarium NON PATOGENIK DALAM MENGENDALIKAN PENYAKIT BUSUK PUCUK VANILI BERWAWASAN LINGKUNGAN / Effectiveness of Trichoderma sp. and non-pathogenic Fusarium to Environmentally Control Vanilla Shoot Rot Disease". Jurnal Penelitian Tanaman Industri 23, n.º 1 (7 de noviembre de 2017): 18. http://dx.doi.org/10.21082/littri.v23n1.2017.18-25.

Texto completo
Resumen
<p align="center">ABSTRAK</p><p>Penyakit busuk pucuk vanili (BPV) merupakan salah satu penyakit penting vanili yang berpotensi mengurangi produksi vanili di Indonesia. Penyakit BPV di Indonesia umumnya merusak pembibitan, namun akibat perubahan iklim yang ekstrim, serangan penyakit BPV pada tanaman vanili dewasa di kebun mengalami peningkatan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui keefektifan <em>Trichoderma</em> sp. dan Fusarium non patogenik (FusNP) dalam mengendalikan penyakit BPV di kebun vanili. Penelitian lapangan dilakukan di KP Sukamulya, Sukabumi mulai November 2015 - Juli 2016. Pengujian residu fungisida sintetik dilakukan di Laboratorium Residu Bahan Agrokimia Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, Laladon Bogor. Penelitian terdiri atas lima perlakuan yaitu pemberian substrat <em>Trichoderma</em> sp. (T), penyemprotan suspensi konidia FusNP (F), kombinasi <em>Trichoderma</em> sp. dan FusNP (TF), fungisida sintetik mancozeb (M) dan kontrol (K). Perlakuan disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK), tiap perlakuan diulang sebanyak lima kali. Variabel yang diamati adalah gejala dan keparahan penyakit, curah hujan, dan residu fungisida sintetik. Data dianalisis dengan Uji Tukey pada selang kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa <em>Trichoderma</em> sp. dan FusNP cukup efektif mengendalikan penyakit BPV di lapangan, setara dengan keefektifan fungisida sintetik yaitu kejadian penyakit berkisar 2 - 5%, sedangkan kontrol mencapai 32%. Perkembangan penyakit BPV dipengaruhi oleh curah hujan, semakin tinggi curah hujan semakin tinggi intensitas serangan penyakit BPV. Penggunaan fungisida sintetik secara intensif menyebabkan pencemaran lingkungan berupa residu pestisida pada daun, buah, dan tanah rizosfer vanili..</p><p>Kata kunci: busuk pucuk vanili,<em> Phytophthora. capsici</em>, agens hayati.</p><p> </p><p align="center">ABSTRACT</p><p>Vanilla shoot rot disease (VSR) is one of important disease that potentially reduces Indonesia’s vanilla production. The VSR disease is prevalently developing in the nursery, but due to the extreme climate change, the disease occurrence in the garden has increased recently. A present study was aimed to assess the effectiveness of <em>Trichoderma </em>sp<em>.</em> and non-pathogenic Fusarium (NPF) in controlling the VSR disease in the garden. An experiment was conducted in a vanilla garden at KP Sukamulya, Sukabumi November 2015 - July 2016. The study consisted of five treatments that were application of <em>Trichoderma </em>sp<em>.</em> substrate (T) onto the vanilla tips, spraying the conidial suspension of FusNP (F), a combine application of <em>Trichoderma </em>sp<em>.</em> and FusNP (TF), synthetic fungicide mancozeb (M) and the control (K). The treatments were arranged in a randomized block design, replicated five times each. The variables measured were the incidence and severity of VSR diseases monthly, residue of synthetic fungicides and rainfall. The results showed that application of <em>Trichoderma sp.</em> sp. and NPF reduced the disease severity of VSR 3 % and 5 % respectively than the one of control. While the fungicide application was 3% lower than the control. The VSR disease progress is affected significantly by rainfall period. </p><p>Keyword: vanilla shoot rot disease<sup>, </sup><em>Phytophthora capsici. </em>Bioagent.</p>
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
48

Hidayah, Nurul, Trisha Julita, Mega Widia Melvinasari, Ghesang Dwiyanoto, Rizhal Hendi Ristanto y Diana Vivanti Sigit. "Identifikasi Pterydophyta di Hutan Kota Jakarta, Indonesia". Proceeding of Biology Education 4, n.º 1 (31 de enero de 2021): 1–11. http://dx.doi.org/10.21009/pbe.4-1.1.

Texto completo
Resumen
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis tumbuhan paku yang ditemukan dalam dua hutan kota di Jakarta, yaitu Hutan Kota Universitas Indonesia (UI), dan Hutan Kota Srengseng. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2020 dengan menggunakan metode jejak jelajah seluas 1,5 km². Metode jelajah ini dilakukan dengan berjalan menyusuri sepanjang area pengamatan yang telah ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Hutan Kota Srengseng ditemukan 10 spesies tumbuhan paku yang terbagi menjadi 5 famili yaitu Thelypteridaceae, Pteridaceae, Polypodiaceae, Davalliaceae, dan Lygodiaceae. Selanjutnya pada Hutan Kota UI ditemukan 13 spesies yang terbagi menjadi 8 famili yaitu Pteridaceae, Polypodiaceae, Selaginellaceae, Nephrolepidaceae, Dennstaedtiaceae, Lygodiaceae, Thelypteridaceae dan Davalliaceae. Pengukuran kondisi faktor lingkungan seperti suhu, intensitas cahaya, kelembaban tanah, serta pH tanah juga dilakukan. Faktor kelembaban dan pH tanah mempengaruhi keberadaan tumbuhan paku di kedua hutan kota. Keadaan di Hutan Kota UI lebih mendukung untuk pertumbuhan tumbuhan paku karena kondisi faktor lingkungannya lebih baik, sehingga di Hutan Kota UI lebih beragam jenisnya.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
49

Renca, Adrianus, Jumani Jumani y Ismail Bakrie. "KARAKTERISTIK JENIS TENGKAWANG DI PERSEMAIAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN EKOSISTEM HUTAN DIPTEROCARPA (B2P2EHD) SAMARINDA". JAKT : Jurnal Agroteknologi dan Kehutanan Tropika 1, n.º 1 (22 de enero de 2023): 39. http://dx.doi.org/10.31293/jakt.v1i1.6644.

Texto completo
Resumen
Jenis meranti yaitu tengkawang memiliki manfaat yaitu sebagai penghasil hutan non kayu yaitu minyak tengkawang sebagai bahan baku kosmestik.Penelitian ini untuk mengetahui karakteristik daun dan batang pada jenis tengkawang yang ada di Persemaian Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterocarpa (B2P2EHD) Samarinda.Metode penelitian dengan pengamatan karakteristik morfologi daun dan batang yaitu bentuk batang, warna batang, bentuk daun, warna daun, letak daun, dan tepi daun.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik daun dan batang dari 6 jenis tengkawang yang telah teridentifikasi memiliki persamaan, yaitu: warna, bentuk, ujung daun dan bentuk batang. Selain memiliki persamaan hasil identifikasi menunjukkan perbedaan dari permukaan daun dan batang.Jenis tengkawang memiliki persamaan yaitu bentuk daun, warna daun, ujung daun, batang memiliki persamaan permukaan batang dan bentuk batang licin.
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
50

Wiyekti, Ndari y Riatu Mariatul Qibthiyyah. "IMPACT INTERGOVERNMENTAL TRANSFER ON FOREST CONSERVATION IN INDONESIA". JURNAL MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK 5, n.º 1 (30 de junio de 2021): 29–53. http://dx.doi.org/10.31092/jmkp.v5i1.1212.

Texto completo
Resumen
Penelitian ini membahas dampak Intergovernmental Fiscal Transfers (IFT) terhadap konservasi hutan selama periode 2008-2016 di Indonesia. Penelitian ini menggunakan model panel berupa fixed effect dan Spatial Autoregressive (SAR) fixed effect. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa adanya pengaruh transfer pemerintah pusat dalam bentuk Dana Perimbangan berupa Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil positif memengaruhi perluasan area konservasi hutan di Indonesia level kabupaten/kota. Dana koordinasi berupa Dana Tugas Pembantuan positif signifikan memengaruhi pada level kabupaten/kota sedangkan level provinsi menunjukkan positif saja. Selain itu, dampak dari daerah yang berdekatan atau neighbourhood effect secara empiris terbukti memengaruhi perluasan area konservasi hutan di Indonesia. Dampak tersebut terlihat pada koefisien spasial yang positif. Sehingga dapat disimpulkan pada penyediaan barang publik seperti area konservasi hutan peristiwa yang terjadi justru bukan free rider. Barang publik yang memiliki spillover positif akan memunculkan kejadian berupa mimicry, keikutsertaan penyediaan pada daerah yang berdekatan (neighbour).
Los estilos APA, Harvard, Vancouver, ISO, etc.
Ofrecemos descuentos en todos los planes premium para autores cuyas obras están incluidas en selecciones literarias temáticas. ¡Contáctenos para obtener un código promocional único!

Pasar a la bibliografía