Academic literature on the topic 'Taman Nasional Gunung Leuser (Indonesia)'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the lists of relevant articles, books, theses, conference reports, and other scholarly sources on the topic 'Taman Nasional Gunung Leuser (Indonesia).'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Journal articles on the topic "Taman Nasional Gunung Leuser (Indonesia)"

1

Siregar, Ameilia Zuliyanti, Diana Rahmi, and Suzanna Fitriany Sitepu. "KEANEKARAGAMAN SERANGGA DI PERTANAMAN KECOMBRANG (Etlingera elatior JACK) PADA ZONA PENYANGGA KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER." AGRIFOR 19, no. 2 (September 22, 2020): 191. http://dx.doi.org/10.31293/af.v19i2.4629.

Full text
Abstract:
Keanekaragaman Serangga di Pertanaman Kecombrang (Etlingera elatior Jack) pada Zona Penyangga Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Kecombrang merupakan tanaman rempah - rempah asli Indonesia. Sampai saat ini belum ada penelitian keanekaragaman serangga pada tanaman kecombrang dan juga belum terdeteksinya status peran serangga pada tanaman kecombrang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai keanekaragaman serangga di pertanaman kecombrang pola tanam monokultur dan polikultur di zona penyangga Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Penelitian dilaksanakan menggunakan metode survei dengan 4 kali pengamatan di lapangan dan identifikasi serangga dilakukan sampai tingkat famili. Penelitian ini menggunakan 4 jenis perangkap serangga (perangkap jaring, perangkap jatuh, perangkap kuning, perangkap lampu). Hasil identifikasi serangga yang tertangkap pada lahan kecombrang monokultur yaitu 917 ekor dengan 7 ordo dan 37 famili sedangkan pada lahan kecombrang polikultur terdapat 1595 ekor dengan 7 ordo dan 42 famili. Identifikasi nilai keanekaragaman pada lahan monokultur menunjukkan nilai 2,51, nilai kekayaan margalef 5,27 dan indeks kemerataan 0,69 sementara pada lahan polikultur nilai keanekaragaman sebesar 2,52, nilai kekayaan Margalef 5,55 dan indeks kemerataan 0,67. Indeks kemerataan pada lahan monokultur lebih tinggi atau berbanding terbalik dari indeks keanekaragaman dan indeks kekayaan pada kedua jenis lahan, hal tersebut menunjukkan kedua lahan termasuk ke dalam kategori kemerataan tinggi Analisis nilai kesamaan dua lahan menunjukkan angka 0,67 yang termasuk ke dalam kategori tinggi pada kesamaan spesies. Penelitian menyimpulkan bahwa ekosistem serangga di zona penyangga kawasan taman nasional gunung leuser masih alami.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Lubis, Muhammad Ikhsan. "Implementation of the Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) and Law No. 5 of 1990 in Law Enforcement Efforts and Guarantees of Environmental Rights in Gunung Leuser National Park, Indonesia." Journal of Indonesian Legal Studies 2, no. 1 (August 16, 2017): 55–78. http://dx.doi.org/10.15294/jils.v2i01.16635.

Full text
Abstract:
Indonesia is renowned for its abundant natural resources and vast biodiversity. However, Indonesia also has wildlife species that are most vulnerable to the threat of extinction. Illegal wildlife trade poses a serious threat to the preservation of wildlife in Indonesia. Wildlife illegally traded based on facts found in the field is mostly a catch from nature, not from captive breeding. Gunung Leuser National Park (Taman Nasional Gunung Leuser, TNGL) as one of the national parks in Indonesia faces problems in the protection of this wildlife. This is triggered by the process of industrialization, illegal logging activities and crimes against protected wildlife. Wildlife protection in Indonesia and internationally is regulated legally through Law No.5 of 1990 and internationally through the Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES). The role of local government, BKSDA TNGL, and related agencies in suppressing the extinction rate provides an understanding to the community of TNGL conservation areas, in particular, to reduce conflicts and clearance of plantation land by utilizing the concept of environmentally sustainable development as well as providing the mitigation measures.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

., Handayani. "KERAGAMAN GENETIKA BADAK SUMATERA DALAM UPAYA MENDUKUNG KONSERVASI DI INDONESIA." Konservasi Hayati 17, no. 1 (June 30, 2021): 44–48. http://dx.doi.org/10.33369/hayati.v17i1.13037.

Full text
Abstract:
Jumlah populasi badak Sumatera semakin menurun dengan peta sebaran yang sudah sangat terbatas pada daerah tertentu saja terutama berada di Taman Nasional Gunung Leuser (Aceh), Taman Nasional Kerinci Seblat (Jambi), Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (Sumatera Selatan) dan Taman Nasional Way Kambas. Koleksi Sample berasal dari SRS (Suaka Rhino Sumatera) TN Way Kambas, sample berupa darah dari 2 ekor badak sumatera berjenis kelamin betina (Rosa berasal dari TN. Bukit Barisan Selatan/TNBBS & Bina berasal dari Bengkulu) dan 2 ekor badak jantan asli indonesia tetapi telah lama ditangkarkan di kebun binatang Inggris (Los Angeles Zoo) dan Amerika (Cincinati Zoo) yaitu (Torgamba berasal dari Riau & Andalas kedua induknya berasal dari Bengkulu). Darah diambil dengan menggunakan disposible syringe 10 ml pada daerah vena auricularis (bagian telinga). Isolasi DNA dilakukan menggunakan metode Duryadi (2005). Amplifikasi CO I menggunakan pasangan primer tersebut yaitu Primer untuk mengamplifikasi sekuen CO I partial (RHCOIF & RHCOIR). menunjukkan perbedaan basa nukleotida diantara keempat individu badak Sumatera dengan badak India adalah berkisar 95 – 100 nukleotida sedangkan dengan badak putih Afrika 93 – 101 nukleotida. dalam badak Sumatera (Indonesia) sendiri terjadi keragaman. Torgamba terlihat satu kluster dengan Bina, namun Andalas dan Rosa terlihat jauh kekerabatannya baik dengan Torgamba maupun Bina.Berdasarkan karakteristik sekuen gen CO I, walaupun baru parsial 716 bp didapatkan bahwa badak Asia terpisah dengan badak Afrika.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Megami, Zubaidah, Anna Farida, and Roslizawaty Roslizawaty. "Tingkat Palatabilitas Pakan Alami Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Desa Namo Sialang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara." Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian 7, no. 4 (December 1, 2022): 1152–61. http://dx.doi.org/10.17969/jimfp.v7i4.22181.

Full text
Abstract:
Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan salah satu kekayaan fauna indonesia yang termasuk satwa dilindungi. Gajah bukan satwa yang hemat terhadap pakan dan cenderung banyak meninggalkan sisa makanan bila masih terdapat pakan yang lebih disukainya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis pakan alami dan untuk mengetahui tingkat palatabilitas pakan gajah sumatera. Berdasarkan hasil inventarisasi jenis tumbuhan pakan alami gajah ditemukan 14 jenis tumbuhan dari 13 suku yaitu, Annonaceae, Arecaceae, Colehicaceae,Dipterocarpaceae, Hypoxydaceae, Myristiceaea, Moraceae, Pandanaceae, Selaginellaceae, Solanaceae, Telypteridaceae, Zingiberaceaae. Indeks palatabilitas pakan alami gajah yang paling disukai dari kawasan pengembalaan merbau yaitu jenis tumbuhan combrang dan liana, sedangakan dari kawasan pengembalaan ficus yaitu jenis tumbuhan iyo-iyo, meranti dan buluh-buluh dan dari kawasan pengembalaan tualang puntung yaitu jenis tumbuhhan bendo, pandan, iyo-iyo, rotan dan liana.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Yuliana, Yayuk, Adrial Falahi, Wan Dian Safina, and Nur’ain Harahap. "Implementasi E-Marketing Kelompok Budidaya Trigona Batu Katak." remik 7, no. 1 (January 1, 2023): 24–31. http://dx.doi.org/10.33395/remik.v7i1.11923.

Full text
Abstract:
Perusahaan kecil dewasa ini dikenal dengan sebuatan industri kreatif merupakan kegiatan ekonomi yang masih terus menerus diperhatikan oleh banyak pihak, karena sektor ini dipandang sebagai sektor yang dapat memberikan kontribusi yang luar biasa bagi negara dalam menangani pengangguran dan pemerataan distribusi pendapatan. Penyebaran virus corona (Covid-19) memukul perekonomian Indonesia, termasuk pelaku usaha. Pemasaran merupakan elemen penting menjalankan sebuah bisnis. Pelaku bisnis yang meluangkan waktunya untuk memikirkan metode pemasaran apa yang tepat agar barang yang dijualnya laku di pasaran karena sukses tidaknya bisnis bergantung pada metode atau cara pemasaran apa dan bagaimana yang dilakukan oleh pelaku usaha khususnya para pelaku UMKM. Minimnya pengetahuan tentang pemasaran secara on line menyebabkan pemasaran terbatas jangkauannya. Pemasaran yang dilakukan usaha Trigona batu katak masih sebatas pemasaran off line. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis digital marketing di tengah Pandemi Covid 19 sebagai pertahanan ekonomi. Metode penelitian yang dilakukan adalah kualitatif deskriptif. Tujuan dari penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif adalah untuk memperoleh gambaran implementasi e-marketing pada usaha Trigona Batu Katak. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi kepada Ketua Kelompok Budidaya Trigona Batu Katak dan Penyuluh Kehutanan Taman Nasional Gunung Leuser. Hasil penelitian menunjukkan memanfaatkan digital marketing membantu Usaha Trigona Batu Katak dalam menginformasikan dan berinteraksi secara langsung dengan konsumen yaitu melalui sosial media faccebook dan Wasthsap. Dengan Pemasaran e-marketing diharapkan jangkauan pemasaran semakin luas dan pendapatan masyarakat dusun Batu Katak meningkat seiring ditutupnya ekowisata pada pertengahan maret 2020 akibat pandemi Covid 19.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Irfan, Mhd, and Riri Rezeki Hariani. "IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEMNYA DI KANTOR BALAI BESAR TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER MEDAN." Lex Lectio Law Journal 1, no. 2 (August 28, 2023): 63–74. http://dx.doi.org/10.61715/jlexlectio.v1i2.19.

Full text
Abstract:
Abstrak To maintain the sustainability of all habitats in the forest of the Gunung Leuser National Park, it has been fully regulated in Law no. 5 of 1990 concerning Conservation of Biological Natural Resources and Their Ecosystems. The formulation of the problem in this research is how the implementation of Law no. 5 of 1990 in TNGL and what are the obstacles to the Gunung Leuser National Park Center. The research method in data collection is used by the method of literature study and field study. The data that has been collected was analyzed qualitatively. Based on the results of the study found the implementation of Law no. 5 of 1990 concerning the Conservation of Biological Natural Resources and Their Ecosystems is carried out by means of pre-emptive, preventive to repressive activities. The obstacle experienced by the Gunung Leuser National Park Center is the lack of joint forestry police personnel and the weapons used are only long-barreled weapons that are very old, so that it is possible for crimes in the Gunung Leuser national forest area to be repeated. AbstractUntuk menjaga kelestarian dan seluruh habitat yang berada di hutan Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser sepenuhnya telah di atur di dalam Undang-Undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Adapun rumusan masalah dalam penelitian tersebut adalah Bagaimana implementasi Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 di TNGL dan apa saja hambatan Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser. Metode penelitian dalam pengumpulan data yaitu digunakan dengan metode studi pustaka dan studi lapangan. Data yang telah dikumpulkan dianalisa secara kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan implementasi Undang-Undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya dilakukan dengan cara kegiatan preemtif, preventif sampai dengan represif. Hambatan yan dialami oleh Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser adalah kurangnya personel gabungan polisi kehutanan dan senjatan yang digunakan hanya menggunakan senjata laras panjang yang sudah berusia sangat tua, sehingga dapat memungkinkan kejahatan di kawasan hutan nasional Gunung Leuser akan tetap terulang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Lubis, Muhammad Irfan, EKS Harini Muntasib, and Rinekso Soekmadi. "MEKANISME HUBUNGAN STAKEHOLDERS DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA TANGKAHAN." RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan 10, no. 2 (August 1, 2023): 112–24. http://dx.doi.org/10.29244/jkebijakan.v10i2.44309.

Full text
Abstract:
Ekowisata Tangkahan adalah salah satu Ekowisata yang terkenal di Taman nasional Gunung Leuser. Banyak pihak yang ikut berperan dalam pengelolaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme hubungan para pihak yang ikut mengelola di Ekowisata Tangkahan. Metode yang digunakan adalah pemetaan stakeholders, analisis stakehoders, dan sintesis dengan merumuskan mekanisme hubungannya. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat sebagian stakeholders, seperti Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Kabupaten Langkat, dan Lembaga Pariwisata Tangkahan (LPT) yang menjadi pemain kunci dengan pengaruh dan kepentingan tertinggi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Hutasuhut, Melfa Aisyah. "INVENTARISASI JENIS-JENIS ARECACEAE DI KAWASAN HUTAN TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER DESA TELAGAH KABUPATEN LANGKAT SUMATERA UTARA." KLOROFIL: Jurnal Ilmu Biologi dan Terapan 2, no. 2 (August 3, 2020): 1. http://dx.doi.org/10.30821/kfl:jibt.v2i2.7823.

Full text
Abstract:
<p>Tumbuhan<em> Ericaceae </em>merupakan salah satu jenis tumbuhan tumbuhan monokotil berbatang tunggal maupun berumpun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2018 di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Leuser Desa Telagah Kabupaten Langkat dengan melakukan prosedur penelitian deskriptif dengan teknik observasi. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh 13 jenis Araceae, dengan 4 marga Araceae. Genus <em>Calamus</em>memiliki jumlah jenis yang paling banyak yaitu 7 jenis, kemudian dari Genus <em>Daemonorops</em>dan <em>Korthasia </em>yaitu masing-masing 2 jenis, selanjutnya dari Genus <em>Plepcomiopsis </em>yaitu 1 jenis.</p><strong>Keywords</strong> : Areaceae, Tumbuhan monokotil, Taman Nasional Gunung Leuser
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

,, Afkar, and Nadia Aldyza. "Pola Aktivitas Orangutan (Pongo abelii) di Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Ketambe Aceh Tenggara." BIOTIK: Jurnal Ilmiah Biologi Teknologi dan Kependidikan 3, no. 2 (February 1, 2017): 133. http://dx.doi.org/10.22373/biotik.v3i2.1003.

Full text
Abstract:
The study was conducted in the area of Gunung Leuser National Park Ketambe, Southeast Aceh, in January 2016. This study aimed (1) to find out the activity patterns of orangutan (Pongo abelii), and (2) to determine the dominant activities of orangutan (Pongo abelii) in Gunung Leuser National Parks Ketambe Southeast Aceh district. The data were collected by using Focal Animal Sampling Method and recording of data using One Zero Sampling Method. The research found that there were three orangutans (Pongo abelii), and the activities of orangutan (Pongo abelii) were eating 13 % , moving 4 % , sitting 21 % , standing 5 % , sleeping 0 % , looking for lice 4 % , swinging 7 %, hanging in tree 21 % , playing 0 % , feeding 25 %, breast-feeding and rolling 0 % 0 %. Based on these activities, the most dominant activity carried out by Pongo abelii in the Gunung Leuser National Park Ketambe Southeast Aceh Regency was foraging.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Auliana, Anggi, Elfrida Elfrida, and Tri Mustika Sarjani. "Keanekaragaman Tumbuhan Survival di Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Bukit Lawang Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat." Biologi Edukasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi 13, no. 2 (January 19, 2022): 68–74. http://dx.doi.org/10.24815/jbe.v13i2.24277.

Full text
Abstract:
Tumbuhan survival merupakan jenis tumbuhan liar yang dapat dikonsumsi atau dijadikan bahan makanan dan berkhasiat sebagai obat. Tumbuhan ini dapat dikonsumsi dalam keadaan darurat saat mendaki atau mejelajah didalam hutan sebagai pertolongan pertama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keanekaragaman tumbuhan survival dan jenis tumbuhan yang paling dominan di Taman Nasional Gunung Leuser Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat. metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu metode belt transek (trasek sabuk) dan teknik purposive sampling dengan menjelajah sepanjang jalur pendakian. Penelitian ini dilakukan pada 2 lokasi dengan berbeda ketinggian: lokasi penelitian pertama 500 mdpl dan lokasi penelitian kedua 500-700 mdpl. Analisis data menggunakan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener. Hasil penelitian yang didapatkan bahwa keanekaragaman jenis tumbuhan survival di Taman Nasional Gunung Leuser tergolong sedang melimpah dengan jumlah indeks keanekaragaman Shannon-Wiener H’= 1,1413. Jenis-jenis tumbuhan survival yang didapatkan terdiri dari 5 divisi, 7 kelas, 22 ordo, 22 famili, dan 27 spesies.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Dissertations / Theses on the topic "Taman Nasional Gunung Leuser (Indonesia)"

1

Minarchek, Matthew J. "The Development Continuum: Change and Modernity in the Gayo Highlands of Sumatra, Indonesia." Ohio : Ohio University, 2009. http://www.ohiolink.edu/etd/view.cgi?ohiou1243359348.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Books on the topic "Taman Nasional Gunung Leuser (Indonesia)"

1

Ch, Darul Qutni. Taman nasional Gunung Leuser. Karangkajen, Yogyakarta: Mitra Gama Widya, 2004.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Widhorini. contoh pengurai Inventarisasi jenis jamur pengurai serasah di Ketambe, Taman Nasional Gunung Leuser: Laporan penelitian. [Banda Aceh]: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala, 1998.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Gunung Halimun-Salak National Park Management Project (Indonesia), ed. Rencana pengelolaan Taman Nasional Gunung Halimun Salak periode 2007-2026. [Kabandungan]: Gunung Halimun-Salak National Park Management Project, 2007.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Supriyanto, Bambang. 5 strategi rekonstruksi dan sosial konservasi di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Sukabumi, Jawa Barat: Balai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, 2007.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Indonesia. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam., ed. Konservasi Taman Nasional Gunung Leuser: Pengelolaan, sumber daya alam, kemasyarakatan di wilayah interaksi taman nasional, Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Daerah Istimewa Aceh : laporan kegiatan persiapan. Tapak Tuan: Kerjasama teknik Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam, Departemen Kehutanan, WWF for Nature [dan] Program Konservasi Taman Nasional Gunung Leuser, 1995.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Thoha, Achmad Siddik. Teknik rehabilitasi hutan berbasis sistem informasi geografis di Taman Nasional Gunung Leuser: Laporan penelitian hibah bersaing tahun ketiga. Medan]: Universitas Sumatera Utara, 2010.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Workshop Keanekaragaman Hayati Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Barat (1992). Konservasi dan masyarakat: Diskusi dan rumusan Workshop Keanekaragaman Hayati Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Barat. Jakarta: Biological Science Club, 1992.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Priyadi, Hari. Five hundred plant species in Gunung Halimun Salak National Park, West Java: A checklist including Sundanese names, distribution, and use. Bogor, Indonesia: Cifor, 2010.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Indonesia), ed. Cibodas to Cibeureum. [Cipanas, Cianjur?]: Gede Pangrango National Park, 1994.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Rencana pengelolaan Taman Nasional Gunung Halimun Salak periode 2007-2026. [Kabandungan]: Gunung Halimun-Salak National Park Management Project, 2007.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Conference papers on the topic "Taman Nasional Gunung Leuser (Indonesia)"

1

Putra Adela, Fernanda, and Anwar Saragih. "Corruption, Deforestation And Disaster In The Taman Nasional Gunung Leuser Forest." In 2nd International Conference on Social and Political Development (ICOSOP 2017). Paris, France: Atlantis Press, 2018. http://dx.doi.org/10.2991/icosop-17.2018.96.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

MIRZA, IZZAT NAFISHA. "Evaluasi reforestasi di kawasan konservasi Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi, Sumedang." In Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. Masyarakat Biodiversitas Indonesia, 2015. http://dx.doi.org/10.13057/psnmbi/m010713.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

SURYAWAN, DHANI. "Sebaran invasive alien species Acacia decurrens pada kawasan Taman Nasional Gunung Merapi." In Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. Masyarakat Biodiversitas Indonesia, 2015. http://dx.doi.org/10.13057/psnmbi/m010409.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

DENDANG, BENYAMIN. "Struktur dan komposisi tegakan hutan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat." In Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. Masyarakat Biodiversitas Indonesia, 2015. http://dx.doi.org/10.13057/psnmbi/m010401.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

GUNAWAN, HENDRA. "Invasi jenis eksotis pada areal terdegradasi pasca erupsi di Taman Nasional Gunung Merapi." In Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. Masyarakat Biodiversitas Indonesia, 2015. http://dx.doi.org/10.13057/psnmbi/m010511.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

SULAKSONO, NURPANA. "Strategi resolusi konflik ekosistem kawasan Taman Nasional Gunung Merapi: Pelajaran dari Jurang Jero." In Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. Masyarakat Biodiversitas Indonesia, 2015. http://dx.doi.org/10.13057/psnmbi/m010618.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

GUNAWAN, HENDRA. "Suksesi sekunder hutan terganggu bekas perambahan di Taman Nasional Gunung Ciremai, Jawa Barat." In Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. Masyarakat Biodiversitas Indonesia, 2015. http://dx.doi.org/10.13057/psnmbi/m010709.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

SUMARHANI, SUMARHANI. "Aplikasi agroforestri sebagai upaya rehabilitasi Taman Wisata Alam Gunung Selok Cilacap yang terdegradasi." In Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. Masyarakat Biodiversitas Indonesia, 2015. http://dx.doi.org/10.13057/psnmbi/m010715.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

SUHARTI, SRI. "Pemanfaatan tumbuhan bawah di zona pemanfaatan Taman Nasional Gunung Merapi oleh masyarakat sekitar hutan." In Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. Masyarakat Biodiversitas Indonesia, 2015. http://dx.doi.org/10.13057/psnmbi/m010625.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

WIDARTI, ASMANAH. "Keragaman jenis pakan ternak dan ketersediaannya di wilayah sekitar Taman Nasional Gunung Halimun Salak." In Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. Masyarakat Biodiversitas Indonesia, 2015. http://dx.doi.org/10.13057/psnmbi/m010704.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography