Journal articles on the topic 'Seremoniat'

To see the other types of publications on this topic, follow the link: Seremoniat.

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Seremoniat.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

STIE YKPN Yogyakarta Indonesia, Fadhila Hanasari, and Astuti Purnamawati STIE YKPN Yogyakarta Indonesia. "JUMPA Vol. 8 No. 3 Oktober 2021 Sifat Kolektivisme Sebagai Pemoderasi Pengaruh Motivasi Hedonis dan Motivasi Utilitarian Pada Penggunaan Kebaya." Jurnal Manajemen dan Perbankan (JUMPA) 8, no. 3 (October 27, 2021): 32–46. http://dx.doi.org/10.55963/jumpavol4no1feb2017.v8i3.402.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi hedonis dan motivasi utilitarian pada penggunaan kebaya untuk acara non seremonial budaya yang dimoderasi oleh sifat kolektivisme. Pada saat ini banyak kaum wanita yang menggunakan kebaya untuk menghadiri acara non seremonial budaya. Motivasi apa yang mendasari penggunaan kebaya untuk acara non seremonial budaya menarik untuk diteliti. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif dengan menggunakan program statistik. Penelitian ini menggunakan sumber data primer. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa motivasi hedonis berpengaruh positif pada niat seseorang menggunakan kebaya untuk acara non seremonial budaya. Motivasi utilitarian berpengaruh positif pada niat seseorang menggunakan kebaya untuk acara non seremonial budaya. Sifat kolektivisme tidak memoderasi pengaruh motivasi hedonis pada niat seseorang menggunakan kebaya untuk acara non seremonial budaya. Orang-orang menggunakan kebaya untuk acara non seremonial budaya bukan karena temannya atau ikut-ikutan saja, tetapi karena keinginan diri mereka sendiri. Mereka menggunakan kebaya karena untuk bersenang-senang dan memuaskan diri mereka sendiri. Sifat kolektivisme tidak memoderasi pengaruh motivasi utilitarian pada niat seseorang menggunakan kebaya untuk acara non seremonial budaya. Orang-orang menggunakan kebaya untuk acara non seremonial budaya karena mereka mendapatkan manfaat seperti nyaman digunakan untuk sehari-hari, bukan karena adanya sifat kolektivisme dalam dirinya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Wulandari, Jeni, and Gita Paramita Djausal. "Peningkatan Kompetensi Keprotokolan dan Master of Ceremony Pada Anggota Organisasi Wanita dengan Metode CPDL." Jurnal Abdimas BSI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 7, no. 1 (February 27, 2024): 159–68. http://dx.doi.org/10.31294/jabdimas.v7i1.16750.

Full text
Abstract:
Organisasi seringkali dihadapkan pada kegiatan seremonial yang membutuhkan pemahaman protokoler dan public speaking, khususnya menjadi Master of Ceremony (MC). Pada praktiknya, pelatihan yang dilakukan berkenaan dengan public speaking lebih banyak pada aspek teoritis sehingga peserta organisasi tidak begitu merasakan perubahan kompetensi sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan. Hal ini menstimulus untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi keprotokolan dan MC dengan menggunakan metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL). Sasaran dalam kegiatan ini adalah anggota organisasi wanita yang secara rutin memiliki kegiatan aktif baik secara formal maupun informal sehingga etika dan tata cara penyelenggaraan acara menjadi aturan pergaulan yang harus dipahami anggota organisasi. Terdapat peningkatan kompetensi protokoler dan MC pada peserta berdasarkan hasil evaluasi pre-test dan post-test yang dilakukan, baik pada materi maupun praktik. Hasil ini menunjukkan efektivitas penerapan metode CPDL dalam meningkatkan kompetensi peserta di bidang keprotokolan dan MC. Perlu dilakukan latihan berulang bagi peserta dengan aktif terlibat secara langsung pada kegiatan seremoni yang diselenggarakan organisasi untuk mendukung penguatan kompetensi sebagai MC profesional.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Wahyudiyanto, Wahyudiyanto, and Pundjul Pitono. "Pemadatan Ngremo Konvensional Pertunjukan Ludruk Menuju Pertunjukan Seremonial Torism." Gayatri : Jurnal Pengabdian Seni dan Budaya 1, no. 1 (March 25, 2023): 8–15. http://dx.doi.org/10.20111/gayatri.v1i1.21.

Full text
Abstract:
The presentation of the Ngrema dance in the Ludruk performance takes a relatively long time, especially in the part of the interlude structure because there are nyawer spectators and involved in nayub in the presentation. In this era of tourism that respects time, long presentations of art are no longer interesting to show, therefore a Lecturer at the Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya held community service activities by providing socialization of compact Ngrema at the pendapa of the East Java Cultural Park in Surabaya as a result of the revitalization of Ngrema Ludruk Karya Mojokerto culture. The methods used are demonstration and drill in the process of condensing motion material, chants, and music in each part of the Ngrema Ludruk performance structure. The result of this community service was Ngrema Ludruk in compact form which received high appreciation and enthusiasm from the Ludruk community and the audience in general.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Lundby, Geir. "Reflekterende team som hedrende seremoni." Fokus på familien 34, no. 03 (November 3, 2005): 143–60. http://dx.doi.org/10.18261/issn0807-7487-2005-03-02.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Matitaputty, Jenny Koce, and Ida Masinay. "The Ceremonial Procession and Meaning of Makan Patita in Negeri Oma - Maluku." Society 8, no. 2 (July 31, 2020): 298–312. http://dx.doi.org/10.33019/society.v8i2.181.

Full text
Abstract:
Makan Patita is a tradition of communal feasting or eating together among Maluku communities that practiced in festivity the Panas Pela, Panas Gandong, King coronation, building Baileo house, the celebration of city`s anniversary day, and other events in Ambon city. However, for the people of Negeri Oma in Haruku Island, the tradition of Makan Patita differs from others. The differences are attracted to be discussed about the ceremonial procession and its meaning of the tradition of Makan Patita in Negeri Oma. This research aims to describe the ceremonial process and its meaning of the Makan Patita Soa practiced in Negeri Oma, Haruku Island District, Central Maluku Regency, Maluku Province, Indonesia. This is a qualitative research where the data source obtained purposively and the data collection techniques by using observation, interview, and documentation. The results showed that: 1) Makan Patita in Negeri Oma is divided into two types; first, the uncle feeds his nephew/child (Mara/Marei), and also the nephew/child feeds his uncle (ana kas makang om). There are three stages in the practice of Makan Patita tradition; the initial stage, a time-set meeting, and preparation of various things, both food and a long white table and the prayers of struggle in Baileo Kotayasa by the Bapa Lima-Lima. In the second stage, the Makan Patita begins with Cakelele dances and the ceremonial procession takes children to the Patita dining table, then the uncles feed their nephews. In the final stage, each remaining food must be brought back and eaten by all children at home, then covered with a Eucharistic prayer for the Soa and Maradansa. 2) The meaning of Makan Patita tradition for the people in Negeri Oma is kinship ties, respect, and appreciation for elders (uncles) and it contains the symbolic meaning of hope to the children in the Soa will become a good generation and remain in the fellowship of siblings.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

ÖZER-, Çağla. "Sosyal Bir Seremoni: Anadoluda Düğün Yemekleri ve Ritüelleri." Turkish Studies-Social Sciences Volume 15 Issue 8, Volume 15 Issue 8 (2020): 3677–90. http://dx.doi.org/10.47356/turkishstudies.46346.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Huldiansyah, Denny, and T. Yoyok Wahyu Subroto. "Pola Invasi Ruang sebagai Penentu Hierarki Kegiatan di Masjid Pathok Negara Babadan, Bantul, D. I. Yogyakarta." Jurnal Teknologi dan Desain 1, no. 2 (January 29, 2020): 1–13. http://dx.doi.org/10.51170/jtd.v1i2.5.

Full text
Abstract:
Masjid Pathok Negara Babadan merupakan salah satu dari empat masjid pathok negara di wilayah Kasultanan Yogyakarta. Masjid merupakan bentuk representatif dari masjid tradisional Jawa dan difungsikan sebagai sarana untuk melakukan kegiatan yang bersifat keagamaan. Meningkatnya jumlah jamaah yang menggunakan masjid tidak sebanding dengan dimensi ruang yang dimiliki oleh masjid. Hal ini memunculkan fenomena adanya kegiatan-kegiatanyang menggunakan lebih dari satu ruang sebagai area perluasannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang terindikasi melakukan proses invasi ruang, serta pola spasial yang tercipta dari invasi ruang tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan paradigma rasionalistik. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi lapangan, wawancara, serta dokumentasi. Analisis menggunakan abstraksi morfologi guna melihat proses arah invasi ruang secara spasial. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa proses invasi ruang ditemukan pada delapan kasus kegiatan di dalam Masjid Pathok Negara Babadan dengan pola invasi ruang yang beragam. Berdasarkan pola-pola tersebut ditemukan tiga pola dominan yang masing-masing mewakili kegiatan ritual, kegiatan seremonial, dan kegiatan sosial. Ketiga pola ini membentuk suatu hierarki kegiatan yang mengatur batasan arah invasi serta penggunaan ruang. Kegiatan ritual memiliki arah invasi ke segala arah (tanpa batas) dan kegiatan seremonial dan sosial memiliki arah invasi yang terbatas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Edward, Edward, and Sorta Hutahaean. "ANALISIS BENTUK FUNGSI DAN MAKNA PANTUN MELAYU DALAM SAMBUTAN SEREMONI RESMI." Jurnal Ilmu Budaya 19, no. 1 (August 5, 2022): 16–23. http://dx.doi.org/10.31849/jib.v19i1.10871.

Full text
Abstract:
This research was aimed at exploring the meaning, form, and function of Malay poem expression uttered during the official ceremony. The analysis was based on the whole context using an operational approach, that is, how a text works within its context. Out of the form and function, meaning is best viewed from its surrounding context and situation. The result shows that text meaning is context-dependent on the cultural value which operates. The text was found unique because of the subject deletion that takes place. The form of the text may be directive, and yet, it sounds as if it was not. This characteristic is due to suffixing the verb with a particle, “lah”. Thus, the function of the directive form is weakening. It tends to be a very polite request instead of an order. 80% dominates the form of representative and the rest was directive.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

I Made Dwi Susila Adnyana. "Analisis Siklus Perkembangan Anak Berdasarkan Pemahaman Masyarakat Hindu Bali." VIDYA SAMHITA: Jurnal Penelitian Agama 9, no. 1 (April 30, 2023): 28–43. http://dx.doi.org/10.25078/vs.v9i1.2445.

Full text
Abstract:
Bali yang dinobatkan sebagai Pulau Religius senantiasa bergelut dengan suatu ritual dalam kegiatan apapun. Begitu juga dengan memahami siklus perkembangan anak, pemahaman masyarakat Bali yang mayoritas umatnya memeluk agama Hindu memiliki cara tersendiri sebagai bentuk local genius Pulau Dewata. Siklus perkembangan anak mulai dari dalam kandungan, lahir, tumbuh, dan berkembang hingga remaja selalu diiringi dengan ritual. Pelaksanaan ritual tersebut tidak serta merta hanya berkutat pada seremonial dan tradisi kuno semata. Namun dibalik semua itu terdapat makna filosofis, sosiologis, dan religiosains di dalamnya. Demikianlah analisis siklus perkembangan anak berdasarkan pemahaman masyarakat Hindu Bali yang senantiasa diimplementasikan dengan sebuah ritual. Inilah bentuk local genius masyarakat Hindu Bali yang diwariskan sejak turun-temurun dan masih terpelihara hingga kini.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Kamal, Aulia. "Politik Moderasi Beragama di Indonesia di Era Disrupsi: Menuju Dialog Spiritual-Humanis." Moderate El Siyasi: Jurnal Pemikiran Politik Islam 1, no. 1 (January 26, 2022): 40. http://dx.doi.org/10.30821/moderateel-siyas.v1i1.11035.

Full text
Abstract:
<p>Artikel ini mendiskusikan soal moderasi beragama yang dikampanyekan di Indonesia dengan menempatkannya dalam kerangka demokratisasi dan konteks era industri 4.0. Data dikumpulkan melalui studi pustaka, lalu dianalisis secara deskriptif. Artikel ini menunjukkan bahwa; politik moderasi beragama yang selama ini didorong oleh penguatan teologis-kebangsaan melalui “Islam Nusantara” tidak berhasil dengan baik, begitupula dengan pendekatan dialog seremonial. Politik moderasi beragama juga didukung oleh usaha-usaha demokratisasi melalui perlindungan hukum terkait kebebasan beragama; akan tetapi di sisi lain moderasi beragama dan demokrasi menghadapi tantangan serius dari gelombang revolusi industri 4.0. Artikel ini juga menawarkan model dialog spiritual-humanis sebagai pendekatan alternatif bagi pemerintah dalam membangun moderasi beragama di era disrupsi.<strong></strong></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Nirwan Wahyudi AR. "Dakwah Kultural melalui Tradisi Akkorongtigi." AL-MUTSLA 2, no. 1 (June 30, 2020): 39–55. http://dx.doi.org/10.46870/almutsla.v2i1.48.

Full text
Abstract:
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan tradisi akkorongtigi di Kelurahan Limbung, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, serta menginterpretasikan dakwah simbolik yang terdapat di dalam prosesinya. Penulis mengumpulkan data melalui penelusuran pustaka, observasi lapangan, dan wawancara dengan tokoh agama dan tokoh adat setempat. Akkorongtigi merupakan salah satu rangkaian tradisi pernikahan suku Makassar. Prosesinya diawali dengan appassili (mandi uap) di pagi hari, lalu pada malam hari dilaksanakan appatamma (khatam Alquran), dilanjutkan dengan acara inti yakni akkorongtigi dan ditutup dengan anynyori/annangra (pemberian sumbangan kepada keluarga calon mempelai). Setidaknya terdapat tujuh macam elemen atau bahan yang harus disiapkan pada prosesi akkorongtigi yang semuanya mengandung pesan-pesan dakwah simbolik. Dengan memahami pesan-pesan tersebut, masyarakat diharapkan melaksanakan tradisi akkorongtigi tidak sebatas seremonial belaka, namun juga bisa menghayati dan mengaktualisasikannya sehingga misi dakwah kultural melalui tradisi akkorongtigi bisa terlaksana dan efektif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Nirwan Wahyudi Ar and Asmawarni. "DAKWAH KULTURAL MELALUI TRADISI AKKORONGTIGI (Studi pada Masyarakat Kelurahan Limbung, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa)." AL-MUTSLA 2, no. 1 (June 30, 2020): 26–42. http://dx.doi.org/10.46870/jstain.v2i1.32.

Full text
Abstract:
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan tradisi akkorongtigi di Kelurahan Limbung, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, serta menginterpretasikan dakwah simbolik yang terdapat di dalam prosesinya. Penulis mengumpulkan data melalui penelusuran pustaka, observasi lapangan, dan wawancara dengan tokoh agama dan tokoh adat setempat. Akkorongtigi merupakan salah satu rangkaian tradisi pernikahan suku Makassar. Prosesinya diawali dengan appassili (mandi uap) di pagi hari, lalu pada malam hari dilaksanakan appatamma (khatam Alquran), dilanjutkan dengan acara inti yakni akkorongtigi dan ditutup dengan anynyori/annangra (pemberian sumbangan kepada keluarga calon mempelai). Setidaknya terdapat tujuh macam elemen atau bahan yang harus disiapkan pada prosesi akkorongtigi yang semuanya mengandung pesan-pesan dakwah simbolik. Dengan memahami pesan-pesan tersebut, masyarakat diharapkan melaksanakan tradisi akkorongtigi tidak sebatas seremonial belaka, namun juga bisa menghayati dan mengaktualisasikannya sehingga misi dakwah kultural melalui tradisi akkorongtigi bisa terlaksana dan efektif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Yunita, Dina. "STRATEGI PENGEMBANGAN DESA SILALAHI II SEBAGAI DESTINASI WISATA RAMAH WISATAWAN PASCA PANDEMI COVID-19." TEHBMJ (Tourism Economics Hospitality and Business Management Journal) 2, no. 2 (December 23, 2022): 103–17. http://dx.doi.org/10.36983/tehbmj.v2i2.366.

Full text
Abstract:
Abstrak Pemerintah Kabupaten Dairi melalui SK Bupati Kabupaten Dairi No. 83/556/II/2022 menetapkan desa wisata silalahi sebagai desa wisata yang akan dikembangkan sebagai bagian dari Kaldera Toba UNESCO Global Geopark. Desa wisata silalahi II dan sekitarnya menjadi atraksi wisata menarik yang dapat dikembangkan dengan mengandalkan potensi wisata yang ada. Selain Pesona alam yang mempesona Desa Wisata Silalahi II memiliki Wisata adat dan budaya yang diwariskan oleh Raja Silahisabungan yang mempunyai keturunan 8 marga yakni berupa situs - situs Budaya, kearifan Budaya lokal yang dilaksanakan dalam Pesta Rakyat Marga ditiap Tahunnya dan acara seremonial tersendiri oleh masyarakat setempat. Pengembangan atraksi wisata alam dan budaya dilakukan dengan memperhatikan aspek keberlanjutan dan trend quality tourism sebagai trend wisata pasca pandemi covid-19. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualiatatif deskriftif dengan analisis strategi SWOT.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Fındık, Ebru Fatma. "Ay Işığında Tütün Seremonisi - Osmanlı Kırsalında Tütün Kullanımının Kanıtları: Aziz Nikolaos Kilisesi Kazıları Lüle ve Nargile Buluntuları." Cedrus, no. 4 (June 30, 2016): 373. http://dx.doi.org/10.13113/cedrus/201622.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Susanti, Novi, Inggit Dessy Susanti, Yunita Janah, and Andi Putri Djohar Tenri Waru. "Pelaksanaan Prosedur Perjalanan Dinas Bagi Pegawai PT. ASABRI (Persero) Jakarta." Jurnal Administrasi Bisnis 1, no. 1 (May 3, 2021): 28–32. http://dx.doi.org/10.31294/jab.v1i1.315.

Full text
Abstract:
Manajemen pelaksanaan perjalanan dinas yang baik akan memberikan dampak positif bagi pegawai yang mengikuti perjalanan dinas dan juga kelancaran bisnis suatu perusahaan. Banyak sekali tujuan perjalanan dinas diantaranya kunjungan kerja, acara seremonial, rapat umum pemegang saham, kegiatan pendidikan dan latihan maupun sosialisasi yang dibiayai langsung oleh perusahaan. Untuk mengetahui pelaksanaan prosedur perjalanan dinas bagi pegawai pada PT ASABRI (Persero), tujuan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan perjalanan dinas maka digunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan cara pengumpulan data melelui observasi, wawancara dan dokumentasi. Pada PT ASABRI (Persero) sebelum melakukan perjalanan dinas banyak sekali yang harus dipersiapkan seperti mendapat persetujuan Nota Dinas dari Divisi Sumber Daya Manusia, surat perintah perjalanan dinas, transportasi dan akomodasi. Perjalanan dinas pada PT ASABRI (Persero) memiliki tujuan kunjungan kerja ke kantor cabang, sosialisasi dan menghadiri undangan serta pendidikan dan latihan. Di dalam PT ASABRI (Persero) terdapat kendala atau hambatan berupa manajemen waktu pelaksanaan perjalanan dinas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Darwis, Riadi. "INVENTARISASI KHAZANAH KULINER TRADISIONAL DESA PAKUWON KECAMATAN CISURUPAN KABUPATEN GARUT DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN KAMPUNG WISATA HALAL." Tourism Scientific Journal 2, no. 2 (September 4, 2017): 234. http://dx.doi.org/10.32659/tsj.v2i2.31.

Full text
Abstract:
Program pariwisata halal di Indonesia sedang giat dilaksanakan di sejumlah daerah termasuk di dalamnya Provinsi Jawa Barat. Salah satu di antaranya adalah kawasan Kabupaten Garut tepatnya di Desa Pakuwon, Kecamatan Cisurupan. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode kualitatif. Sampel kulinernya adalah yang ada di Kawasan Kampung Sindang Daweung dan sekitarnya. Teknik pengumpulan data yang dipakai meliputi: observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknis analisis yang dipakai adalah analisis statistik deskriptif. Temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) jumlah ragam kuliner yang ada mencapai 189 jenis; (2) teknik kuliner yang dilakukan mencapai 55 dari 69 teknik kuliner Sunda; (3) konteks pembuatan dan penyajian kuliner terbagi atas rutinitas kebutuhan domestik keluarga, komersial, dan acara seremonial adat, keagamaan maupun hari-hari besar nasional; (4) kehalalan bahan makanan hampir mendekati 100% halal, perolehan 100% halal, proses hampir mendekati 100%, aspek higiene dan sanitasi masih kurang. Kata kunci: ragam kuliner, teknik pengolahan kuliner, konteks pembuatan dan penyajian kuliner, kehalalan kuliner.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Maarief, Syafii, and Muhammad Alfikri. "Efektifitas Iklan Bungkus Rokok Terhadap Anak di Bawah Umur Studi Kasus Kecamatan Medan Belawan." Jurnal Sains Sosio Humaniora 6, no. 2 (December 24, 2022): 88–94. http://dx.doi.org/10.22437/jssh.v6i2.22894.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas iklan bungkus rokok sebagai komunikasi informative dan komunikasi massa. Iklan yang dimaksud adalah peringatan bahaya merokok sebagai bentuk himbauan sebagai akibat dari merokok. Pada dewasa ini, merokok sudah menjadi polemik baik dari segi sosial maupun segi kesehatan. Hal ini diperparah dengan data bahwa sepuluh tahun terakhir angka perokok malah meningkat jauh. Problematika ini memunculkan keraguan atas kredibilitas kemenkes dalam memanfaatkan komunikasi massa. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis efektifitas iklan bungkus rokok pada Kecamatan Belawan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan observasi. Data primer penelitian ini adalah sepuluh pelajar SMP yang terkategori di bawah umur. Sedangkan data sekunder diambil dari beberapa penelitian terdahulu dari buku, jurnal dan artikel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektifitas iklan rokok masih jauh dari ekspektasi. Sepuluh informan merasa iklan tersebut bukan bagian dari himbauan dan hanya sekedar seremonial belaka. Adapun mayoritas informan tidak terlalu peduli terhadap iklan layanan masyarakat yang diupayakan oleh kementrian kesehatan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Aulia, Fithrotul, and Yessy Artanti. "Peran Festival Satisfaction sebagai variabel pemediasi pada pengaruh Festival Quality dan Positive Emotion terhadap Festival Loyalty para pengunjung Jazz Traffic Festival di kota Surabaya." Benefit: Jurnal Manajemen dan Bisnis 6, no. 2 (December 14, 2021): 49–71. http://dx.doi.org/10.23917/benefit.v6i2.13932.

Full text
Abstract:
Abstrak - Industri festival musik mengalami perkembangan sejak tahun 2010 hingga kini ditandai dengan banyaknya festival musik yang mulai bermunculan secara rutin dilaksanakan setiap tahunnya atau hanya untuk seremonial tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membahas pengaruh festival quality dan positive emotion terhadap festival loyalty dengan festival satifaction sebagai variabel mediasi pada pengunjung Jazz Traffic Festival di Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan 200 responden dengan teknik non-probability sampling dan metode yang digunakan adalah judgemental sampling. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara online. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisi jalur (path analysis). Hasil penelitian menemukan bahwa festival quality dan positive emotion berpengaruh positif signifikan terhadap festival loyalty dan festival satisfaction terbukti sebagai varibel mediasi. Hasil penelitian ini menyarankan pihak penyelenggara Jazz Traffic Festival atau promotor festival musik lainnya untuk memperhatikan kualitas layanan festival dan emosi pengunjung yang terbentuk ketika mengunjungi suatu festival musik untuk meningkatkan kepuasan sehingga berdampak pada loyalitas terhadap festival tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Ewilensia Magdalen Mbura, I Ketut Kaler, and A.A. Ayu Murniasih. "Kebertahanan Ritual Ka Pena Kampung Wolowuwu Desa Tana Lo’o Kec Wolowaru Kab Ende/NTT." J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah 1, no. 6 (October 7, 2022): 791–804. http://dx.doi.org/10.56799/jceki.v1i6.872.

Full text
Abstract:
Ka pena adalah upacara adat yang ada di kampung Wolowuwu, Desa Tana Lo’o, Kecamatan Wolowaru, Kabupaten Ende, NTT, untuk melaksanakan ritual ka pena banyak persiapan serta susunan seremonial acara yang perlu dilalui. Peran seorang mosalaki selaku pemimpin adat, serta seluruh lapisan masyarakat yang ada sangatlah penting dalam kesuskesan ritual ini. Pelaksanaan dari upacara ka pena ini merupakan wujud penghormatan dari masyarakat terhadap roh-roh nenek moyangnya yang dianggap sebagai pendahulu dan pelindung dari kampung Wolowuwu. Ka pena juga sebagai bentuk untuk menolak bala dalam persiapan memasuki musim bercocok tanam masyarakat Wolowuwu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui teknik penentuan informan, observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan analisis data yang digunakan adalah analisi deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini menerangkan bahwa kampung Wolowuwu meyakini kesejahteraan kehidupan mereka saat ini tidak terlepas dari campur tangan para leluhurnya. Masyarakat Wolowuwu tetap menjalankan upacara ka pena yang diwarisi oleh pendahulunya hingga saat ini, untuk menghormati roh nenek moyangnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Qurniawati, Zuly, and Herlina Setyowati. "PELATIHAN KETERAMPILAN PEMBAWA ACARA BERBAHASA JAWA PADA ANGGOTA PKK DUSUN CABEAN, SEWON, BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA." Taroa: Jurnal Pengabdian Masyarakat 2, no. 1 (January 17, 2023): 9–15. http://dx.doi.org/10.52266/taroa.v2i1.1128.

Full text
Abstract:
Pelatihan keterampilan pembawa acara berbahasa Jawa didasari dengan fenomena penggunaan bahasa Jawa dalam acara seremonial atau kegiatan tertentu dalam masyarakat yang masih kurang tepat penggunaannya. Selain itu didasari oleh faktor penggunaan bahasa Jawa dalam komunikasi sehari-hari yang tidak disesuaikan dengan tingkatan bahasa. Pada dasarnya bahasa Jawa di lingkungan masyarakat Jawa merupakan bahasa ibu sehingga bukan menjadi suatu hal yang asing. Diketahui dalam penggunaan bahasa Jawa terdapat tingkat tutur yang harus diperhatikan ketika digunakan untuk berkomunikasi. Penggunaan tingkat tutur ini disesuaikan dengan mitra bicara atau kegiatan yang sedang dilaksanakan. Pelatihan keterampilan pembawa acara berbahasa Jawa diberikan kepada ibu-ibu PKK yang ada di dusun Cabean, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ibu-ibu PKK identik dengan berbagai kegiatan di masyarakat, sehingga pelatihan ini memiliki tujuan untuk memberikan bekal keterampilan sebagai pembawa acara menggunakan bahasa Jawa yang tepat. Metode yang digunakan dalam kegiatan pelatihan keterampilan ini yakni ceramah dan praktk. Kegiatan berjalan dengan lancar, memotivasi peserta pelatihan agar dapat menjadi pembawa acara berbahasa Jawa yang baik dan sesuai.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Itlay, Penina, Saul Arlos Gurich, and Paulus Dimas Prabowo. "Esensialitas Korban Kristus Yang Multidimensional dalam Ibrani 10." Jurnal Ilmiah Tafsir Alkitab 1, no. 1 (April 30, 2024): 59–70. http://dx.doi.org/10.69668/juita.v1i1.8.

Full text
Abstract:
Inti dari doktrin Kristen terletak pada keyakinan yang mendalam bahwa dalam penyaliban Yesus dari Nazaret, Sang Allah dan Sang Manusia bersinggungan dengan cara yang selamanya mengubah jalannya sejarah manusia. Namun dimensi dari korban Yesus Kristus dimaknai secara beragam dengan berbagai model, yang setidaknya menyentuh aspek soteriologis dan moralitas. Namun adakah dimensi lain yang digapai melalui pengorbanan Kristus? Artikel ini hendak menunjukkan kepada pembaca bahwa Ibrani 10 memperlihatkan jangkauan dimensi yang lebih luas dari korban Kristus. Melalui metode eksposisi yang ditunjang dengan studi literaur, diperoleh bahwa korban Kristus menyentuh lima dimensi, yakni: pertama, dimensi soteriologis, yakni korban Kristus berkuasa menghapuskan dosa (ay. 1-10); kedua, dimensi seremonial, yakni korban Kristus mengakhiri sistem korban Perjanjian Lama (ay. 11-18); ketiga, dimensi relasional, yakni korban Kristus membuka jalan bagi umat percaya kepada Allah (ay. 19-25); keempat, dimensi eskatologis, yakni korban Kristus mengingatkan penghakiman manusia (ay. 26-31); kelima, dimensi spiritual, yakni korban Kristus mendorong ketekunan di tengah derita (ay. 32-39).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Fidjestøl, Erling. "En historie om Ellen, om en terapeut –– samt en uventet bruk av en definerende seremoni." Fokus på familien 37, no. 01 (April 16, 2009): 53–67. http://dx.doi.org/10.18261/issn0807-7487-2009-01-05.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Ilham, Teguh, Mila Dewanti, Tiara Navy, and Ivan Renaldi Sudarso. "MENAKAR AFIRMASI MEDIA TERHADAP KELOMPOK MARGINAL: ANALISIS PEMBERITAAN MASYARAKAT ADAT DI INDONESIA." Jurnal Dialektika: Jurnal Ilmu Sosial 20, no. 1 (April 1, 2022): 1–16. http://dx.doi.org/10.54783/dialektika.v20i1.28.

Full text
Abstract:
Masyarakat adat salah satu objek pemberitaan yang minim diliput oleh media. Media biasanya memberitakan kelompok masyarakat yang termarginalkan ini hanya ketika terjadi konflik atau seremonial semata. Penelitian ini bertujuan untuk melihat afirmasi media dalam pemberitaan secara daring oleh tirto.id dan medcom.id serta menggunakan metode deskriptif dengan teknik analisis isi (content analysis). Analisis dilakukan terhadap 60 berita daring pada kedua media yang diambil secara purposif pada tanggal 1 Juli 2021 hingga 15 Desember 2021. Penelitian ini menggunakan lima dimensi yang digunakan dalam analisis, yaitu: komposisi narasumber, tone narasumber, skala pemberitaan, dan konteks peristiwa. Hasil penelitian menemukan bahwa kedua media cenderung lebih banyak mengambil perspektif narasumber di luar kelompok marginal dengan didominasi dengan tone positif. Begitu juga dari aspek konteks peristiwa kedua media lebih banyak menyoroti aspek kebijakan. Sedangkan dari aspek skala pemberitaan, terdapat perbedaan dimana tirto.id lebih banyak membingkai beritanya secara lebih komprehensif (tematik), sementara itu medcom.id lebih banyak secara episodik. Ke depan, diharapkan media lebih banyak memberikan porsi kepada masyarakat adat untuk menyuarakan kepentingannya dalam setiap pemberitaan sehingga hak-hak mereka dapat dipenuhi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Atmy, Yuni. "Dampak Pemanfaatan Candi Panataran di Bidang Agama, Kebudayaan, dan Pariwisata." Tumotowa 4, no. 1 (June 30, 2021): 45–60. http://dx.doi.org/10.24832/tmt.v4i1.86.

Full text
Abstract:
Penelitian ini membahas tentang dampak yang ditimbulkan akibat kegiatan pemanfaatan di Candi Panataran khususnya di bidang agama, budaya, dan pariwisata. Ketiga jenis kegiatan pemanfaatan ini merupakan kegiatan dengan jumlah peserta terbanyak, sehingga menjadi ancaman kerusakan terbesar bagi objek cagar budaya Candi Panataran. Variable yang menjadi objek penelitian meliputi jenis pemanfaatan, pelaku pemanfaatan, perilaku pemanfaatan, dampak yang ditimbulkan dari pemanfaatan, dan penanganan permasalahan akibat dampak pemanfaatan di Candi Panataran. Tujuan penelitian adalah mengetahui permasalahan dan dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pemanfaatan di Candi Panataran, serta batasan pemanfaatan Candi Panataran pada kegiatan seremonial. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu pegumpulan data melalui studi pustaka dan pengumpulan data lapangan, analisis, dan interpretasi data. Analisis data yang dilakukan adalah analisis nilai penting, analisis dampak pemanfaatan terhadap objek dan nilai penting, serta analisis faktor penyebab dampak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kegiatan pemanfaatan cagar budaya di bidang agama, budaya, dan pariwisata belum memiliki batasan pemanfaatan yang jelas, sehingga kerusakan secara fisik dan nonfisik candi tidak dapat terelakkan. Berdasarkan hasil dari penelitian ini memberikan keluaran berupa rekomendasi batasan pemanfaatan objek cagar budaya Candi Panataran.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Khusairi, Halil. "KOMPLEKSITAS KAWIN SIRI: ANTARA HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG PERKAWINAN DI INDONESIA." istinbath 21, no. 1 (August 24, 2022): 165–88. http://dx.doi.org/10.20414/ijhi.v21i1.492.

Full text
Abstract:
Perkawinan merupakan suatu kejadian yang sangat penting dalam kehidupan seseorang. Bagi Bangsa Indonesia yang memiliki alam pikiran magis (percaya pada hal-hal gaib), ritual perkawinan tidak hanya dipandang sebagai sebuah seremonial, tetapi juga peristiwa sakral. Ikatan yang ada di antara mereka merupakan ikatan lahiriah, rohaniah, spiritual dan kemanusiaan. Ikatan perkawinan menimbulkan akibat hukum terhadap suami isteri yang berupa hak dan kewajiban. Menjelaskan kontradiksi hukum agama dan undang-undang perkawinan menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research). Peneliti berusaha mengkaji konsep kawin sirri dalam pembaharuan hukum perkawinan Islam dan hukum perkawinan di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini, pada dasarnya bersumber dari literatur-literatur yang berkaitan dengan fiqih dan pembaharuan hukum perkawinan Islam. Hasil penelitian ini menunjukkan kompleksitas kawin sirri berada pada konsekuensi hukum, antara sah menurut agama dan hukum negara. Kompilasi Hukum Islam berpijak pada argumen bahwa pernikahan harus sesuai dengan hukum Islam dan hukum positif. Dengan kata lain, keabsahan pernikahan berkaitan erat dengan implementasi Hukum Islam dan Undang-undang Perkawinan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Uwen, Aldi, and Mohammad Amin Lasaiba. "Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Adat Pergantian Atap Rumah Raja di Negri Hitu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah." GEOFORUM 1, no. 1 (November 13, 2022): 56–62. http://dx.doi.org/10.30598/geoforumvol1iss1pp56-62.

Full text
Abstract:
Penelitian ini mengkaji persepsi masyarakat terhadap tradisi adat pergantian atap rumah raja di Negri Hitu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Indonesia. Fokus penelitian meliputi berbagai aspek tradisi ini, termasuk ukuran dan penempatan atap, perubahan objek, serta proses ulangan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskripsi dengan pengumpulan data melalui observasi lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi adat pergantian atap rumah raja memiliki signifikansi budaya, sosial, dan ekonomi. Masyarakat menjaga tradisi ini dengan erat, mempertahankan nilai-nilai kebersamaan, saling menghormati, dan kerja sama. Selain nilai-nilai budaya, tradisi ini juga berdampak positif pada sektor pariwisata dan ekonomi lokal. Tradisi ini bukan hanya seremonial semata, tetapi juga menjadi sarana untuk menjaga identitas budaya, memperkuat kebersamaan, dan memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat. Pengangkatan budaya daerah dalam bentuk tradisi seperti ini memiliki potensi sebagai daya tarik wisata yang unik. Oleh karena itu, kesimpulannya, tradisi adat pergantian atap rumah raja di Negri Hitu adalah manifestasi keberlanjutan budaya yang memiliki dampak luas, melibatkan partisipasi masyarakat, dan memberikan peluang ekonomi serta pariwisata bagi daerah tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Waskito, Tejo, and Fauzan Fauzan. "Identity Politics of Hijrah Community of "Yuk Ngaji"." KALAM 15, no. 2 (December 30, 2021): 145. http://dx.doi.org/10.24042/klm.v15i2.10260.

Full text
Abstract:
Artikel ini bertujuan memperlihatkan keragaman dan persaingan gagasan budaya pupuler islami dalam ranah eksistensi identitas Generasi Milenial. Di Indonesia, budaya pupuler islami kerap tampil dalam segmen masyarakat urban yang selalu mengakomodasikan, merundingkan dan mendefinisikan ulang modernitas dalam berbagai bentuk aktivitas keislaman yang visual-seremonial. Secara khusus, kita dapat melihat bagaimana kecenderungan Generasi Milenial yang tinggal di perkotaan berakrobat dengan menggunakan tiga jurus sekaligus; menjadi Muslim taat dengan berbagai identitas religius yang berpegang pada landasan moralitas, menjadi warga negara terhormat yang bertanggungjawab, dan menjadi anggota komunitas produsen-konsumen berskala global. Identitas dan eksistensi menjadi corak bagaimana Generasi Milenial mendaur ulang pandangan keislamannya. Secara mekanis, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pengambilan data berdasarkan observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun objek penelitian adalah komunitas hijrah Yuk Ngaji regional Lampung. Hasilnya menemukan bahwa eksistensi komunitas hijrah Yuk Ngaji ditopang oleh tiga faktor utama yaitu kemampuan memilih pasar dakwah, faktor bahasa sebagai alat konfirmasi dan peran figuritas sebagai magnet. Selain itu, penggunaan media digital baru menjadikan aktivitas hijrah di kalangan Generasi Milenial kian eksis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Oktarina, Soraya. "TANTANGAN ORGANISASI BUNDO KANDUANG DALAM MENDORONG REPRESENTASI PEREMPUAN DI LEMBAGA LEGISLATIF SUMATERA BARAT." Journal Acta Diurna 14, no. 2 (October 30, 2018): 48. http://dx.doi.org/10.20884/1.actadiurna.2018.14.2.1345.

Full text
Abstract:
Tesis ini membahas tentang peran dan tantangan yang di hadapi Organisasi Bundo Kanduang Dalam Mendorong Representasi Perempuandi Lembaga Legislatif Sumatera Barat. Penelitian ini adalah penilitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian memaparkan bahwa adanya Undang-undang No.22 tahun 1999 yang kemudian direvisi dengan Undang-undang No.32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah berdampak terhadap berlakunya sistem demokrasi lokal di sejumlah daerah di Indonesia, salah satunya Sumatera Barat. Provinsi Sumatera Barat merupakan daerah yang corak kebudayaanya khas, menganut asas matrilineal, perempuan menempati posisi sentral. Peran perempuan Sumatera Barat atau yang dikenal dengan istilah bundo kanduang kemudian diperkuat melalui Peraturan daerah tentang Pemerintahan Nagari. Bundo kanduang tidak hanya sebagai pelestari adat, namun juga memiliki peran politis sebagai penentu kebijakan. Organisasi Bundo Kanduang, sebagai salah satu kelompok perempuan Minangkabau berupaya mendorong kehadiran perempuan di dalam lembaga kebijakan melalui peningkatan kapasitas perempuan, mulaidaritingkatnagarihingga provinsi. Realitanya, tak sedikit hambatan yang harus dihadapi dalam menghadirkan perempuan di dalam pengambil kebijakan. Kentalnya akulturasi budaya patriarkhi, doktrin Agama, hingga adanya dualisme sistem pemerintahan yang berjalan di Sumatera Barat menjadi isu utama. Tak hayal, peran organisasi bundo kanduang pun hanya mampu berjalan di tataran subtantif seremonial.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

De Poere, Joses Worthy. "Menilik Hak Pekerja Di Masa Pandemi: Analisis Naratif Ulangan 24:14-15." Vox Dei: Jurnal Teologi dan Pastoral 3, no. 1 (June 30, 2022): 107–17. http://dx.doi.org/10.46408/vxd.v3i1.132.

Full text
Abstract:
Data menunjukkan dampak besar pandemi kepada pekerja secara global, termasuk Indonesia. Hak pekerja secara langsung menjadi isu yang hangat seiring data perusahaan dan juga pengusaha yang kian merugi. Gereja yang memiliki tanggung jawab sosial semestinya memberi perhatian lebih terhadap hal ini. Namun, pada fakta di lapangan hal ini menjadi isu yang jarang sekali dibahas. Banyak bantuan sosial yang diberikan kepada masyarakat hanya sebatas seremonial dalam rangka merayakan perayaan-perayaan gerejawi tertentu. Lebih lagi, gereja jarang menyuarakan hak-hak masyarakat yang tertindas secara ekonomi dengan tegas. Oleh sebab itu, tulisan ini hendak memberikan kontribusi pemikiran teologis serta advokasi terhadap isu hak pekerja di masa pandemi. Pemikiran teologis ini dibangun berdasarkan analisis narasi Ulangan 24:14-15. Analisis ini diharapkan bermanfaat untuk mengingatkan kembali bahwa kepedulian terhadap hak pekerja telah hadir sejak zaman dahulu. Karenanya, analisis ini bertujuan untuk memberikan gambaran serta ajakan terhadap seluruh pihak terutama gereja untuk memberikan perhatian atas isu ini. Pada akhirnya, refleksi dari tulisan ini akan memberikan advokasi terkait hak-hak pekerja di masa pandemi yang dapat dikembangkan oleh pembaca. Sehingga harapan peneliti akan kepedulian terhadap hak pekerja di masa pandemi dapat tumbuh dan mekar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Frederik Reinardus Naiheli, Wilhelmina Seran, Fadlan Pramatana, and Ludji Michael Riwu Kaho. "Struktur dan Komposisi serta Status Regenerasi Mamar Desa Beaneno, Kecamatan Sasitamean, Kabupaten Malaka." JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA 8, no. 2 (December 30, 2022): 342–55. http://dx.doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.368.

Full text
Abstract:
Mamar Desa Beaneno berfungsi untuk menjaga kelestarian sumber mata air, penunjang ekonomi masyarakat serta tempat melakukan seremonial adat Desa Beaneno. Namun, dalam perkembangannya terjadi penurunan produktivitas mamar Desa Beaneno akibat perubahan kondisi biofisiknya seperti usia vegetasi penyusun mamar dan kepadatan kerapatan tajuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan komposisi serta status regenerasi mamar Desa Beaneno. Pengambilan sampel menggunakan teknik analisis vegetasi dengan peletakan plot secara stratified systematic sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur tegakan pada sistem mamar Desa Beaneno berada dalam kondisi normal/seimbang, dimana proses regenerasi dapat berlangsung karena tersedia permudaan dalam jumlah yang mencukupi, dengan komposisi pada mamar ditemukan sebanyak 14 jenis pada tingkat semai, 5 jenis pada tingkat pancang, 4 jenis pada tingkat tiang dan 12 jenis pada tingkat pohon. Pinang merupakan jenis yang dominan hampir pada setiap tingkatan pertumbuhan. Status regenerasi pada mamar Desa Beaneno menunjukkan bahwa dari 19 jenis memiliki status regenerasi yang berbeda, dimana 1 jenis berstatus ‘baik’, 8 jenis berstatus ‘baru beregenerasi’, 1 jenis berstatus ‘buruk’, 3 jenis berstatus ‘cukup’ dan 6 jenis berstatus ‘tidak beregenerasi’. Mamar berperan sangat penting dimana, mamar sebagai tempat ritual adat, penyembah para leluhur dan adanya mata air yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Beaneno.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Qurniawati, Zuly. "PEMBEKALAN KETERAMPILAN PIDATO BAHASA JAWA BAGI PESERTA DIMAS DIAJENG KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2023." Taroa: Jurnal Pengabdian Masyarakat 3, no. 1 (January 30, 2024): 1–8. http://dx.doi.org/10.52266/taroa.v3i1.1836.

Full text
Abstract:
Pemilihan Dhimas Diajeng yang ada di Kota Yogyakarta, menjadi ajang rutin yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali. Kegiatan yang dilaksanakan di bawah naungan Dinas Pariwisata ini bertujuan untuk memberikan persuasi kepada generasi muda terhadap pengembangan pariwisata dan pelestarian budaya. Tujuan ini tentu tidak terlepas dari keterampilan berkomunikasi yang baik bagi para peserta. Sebagai “duta” dari Kota Yogyakarta, salah satu bahasa yang perlu dikuasai dalam keterampilan komunikasi pada ajang tersebut adalah bahasa Jawa. Sebagaimana fakta yang ada di lapangan, penggunaan bahasa Jawa dalam acara seremonial maupun kegiatan tertentu masih kurang tepat penggunaannya. Meski bukan hal yang asing dalam keseharian, namun tingkatan bahasa pada bahasa Jawa juga mulai kurang diperhatikan. Hal ini menjadi dasar pentingnya memberikan pembekalan keterampilan khususnya dalam pidato berbahasa Jawa bagi peserta Dhimas Diajeng Kota Yogyakarta tahun 2023. Peserta Dhimas Diajeng dalam perjalanan dinasnya akan aktif pada berbagai kegiatan di masyarakat, sehingga pelatihan ini memiliki tujuan untuk memberikan bekal keterampilan menggunakan bahasa Jawa yang tepat. Metode yang digunakan dalam kegiatan pelatihan keterampilan ini yakni ceramah dan praktk. Luaran yang diharapkan setelah pelatihan dilaksanakan adalah kegiatan berjalan dengan lancar, memotivasi peserta pelatihan agar memiliki keterampilan berpidato dalam bahasa Jawa yang baik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

B, Isma Wariyanti, Sulsalman Moita, and Ratna Supiyah. "INTERNALISASI KALOSARA PADA GENERASI MUDA SUKU TOLAKI (Studi di Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe)." Gemeinschaft 5, no. 2 (October 22, 2023): 107. http://dx.doi.org/10.52423/gjmpp.v5i2.22562.

Full text
Abstract:
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji bagaimana fungsi lembaga adat dan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalalm proses internalisasi Kalosara pada generasi muda suku Tolaki di Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe. Metode penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknis pengumpulan datanya yaitu studi pustaka, studi lapangan, wawancara, serta dokumentasi. penelitian ini menunjukan bahwa dalam proses internalisasi Kalosara pada generasi muda melakukan beberapa cara diantaranya internalisasi budaya melalui kegiatan seremoni pesta perkawinan, kematian, menyambut tamu/pejabat, dan melalui penyelesaian konflik serta pelatihan dan seminar budaya Kalosara, adapun faktor-faktor yang mendukung yaitu pemerintah daerah dan tokoh masyarakat dan yang menjadi menghambat adalah pengaruh modernisasi dan faktor pendidikan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Hamrin, Hamrin. "Transformasi Model Gambusu’ Menjadi Gambusu’ Eletrik Pada Musik Batti’-Batti’ Di Kepulauan Selayar Sebagai Praktik Dekulturasi." JURNAL PAKARENA 4, no. 1 (July 1, 2019): 1. http://dx.doi.org/10.26858/p.v4i1.12981.

Full text
Abstract:
Gambusu’ digolongkan sebagai alat musik petik berjenis dawai. Gambusu’ digunakan di pertunjukan Batti’-Batti’ di Kepulauan Selayar. Fenomena sekarang ini terdapat perubahan signifikan yang ditemukan pada bentuk instrumen gambusu’, yakni berbentuk gitar elektrik. Perubahan tersebut dianggap oleh masyarakat sebagai sesuatu yang bersifat tradisional karena spirit dari ke-tradisonalannya masih hadir, tetapi dalam bentuk fisik dan perilaku sudah dekulturasi. Bentuk instrument Gambusu’ model gitar elektrik tidak hadir begitu saja, hal tersebut dipengaruhi oleh perubahan sosial masyarakat. Pada praktik yang terindikasi dekulturasi pada instrument Gambusu’ mulai berubah secara signifikan pada bentuk organologi serta di sisi lain kebiasaan-kebiasaan musikal mengalami perkembangan di mana teks lagunya sudah agak longgar yakni terdapat pencampuran bahasa daerah, bahasa Indonesia dan juga bahasa Inggris. Dengan demikian, kesenian ini tidak hanya dimainkan di tempat yang sakral seperti di acara pernikahan tetapi juga dilaksanakan di acara seremonial. Hal demikian terjadi karena diduga karena masuknya kebudayaan Barat, di mana anak muda di era itu kebanyakan menggunakan gitar elektrik yang sangat marak digunakan baik itu di acara pertunjukan seni dan festival seni musik yang berimplikasi pada praktik kesenian batti’-batti’. Atas dasar fenomena itu sehingga para pengrajin dan pemain musik Gambusu’ menginisasi gerakan untuk mentransformasikan bentuk Gambusu’ dengan model gitar elektrik yang akhirnya praktik tersebut sebagai praktik dekulturasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Aulia, Dina, Lalu Sumardi, Bagdawansyah Alqadri, and Muh Zubair. "Tradisi Maulid Nabi Masyarakat Suku Sasak." Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan 8, no. 1b (April 18, 2023): 589–601. http://dx.doi.org/10.29303/jipp.v8i1b.1230.

Full text
Abstract:
Maulid nabi adalah salah seremonial keagamaan yang dilaksanakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Salah satu daerah yang rutin dalam memperingati perayaan tradisi maulid nabi Muhammad SAW yakni Dusun Gubuk Barat Desa Mamben Daya yang terletak di Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur. Tujuan diadakannya penelitian ini untuk mengetahui proses pelaksanaan dan nilai nilai yang terkandung dalam perayaan Maulid nabi di Dusun Gubuk Barat Desa Mamben Daya Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian etnografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik wawancara semi terstruktur, observasi partisipatif dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perayaan tradisi maulid nabi di Dusun Gubuk Barat Desa Mamben Daya memiliki dua tahapan yakni pra acara dan acara puncak. Masing-masing tahapan memiliki beberapa rangkaian. Perayaan tradisi maulid nabi di Dusun Gubuk Barat ini dilaksanakan mulai dari tanggal 1 hingga 12 Rabiul Awwal. Puncak acara wajib dilaksanakan pada tanggal 12 Rabiul Awwal dari pagi hingga sore hari. Keunikan tradisi ini terdapat pada sanganan yang hanya ada pada perayaan maulid nabi. Selain itu pada perayaan tradisi Maulid nabi ini memiliki beberapa nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai tersebut antara lain; nilai keagamaan, nilai kebersamaan, nilai tolong menolong, nilai keindahan dan nilai budaya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Deno, Rosdiana, Yosef Tomi Roe, and Samingan Samingan. "DUA BAPU KEPERCAYAAN KEPADA ROH NENEK MOYANG DENGAN PEMBERIAN SESAJIAN PADA UPACARA ADAT DI DESA SOKORIA KECAMATAN NDONA TIMUR KABUPATEN ENDE." Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah 7, no. 1 (March 20, 2024): 77–89. http://dx.doi.org/10.37478/sajaratun.v7i1.1961.

Full text
Abstract:
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana wujud ritual Du’a Bapu bagi penghormatan pada Du’a Ngg’e yang dilaksanakan didalam rumah adat Sa’o Nggua terhadap masyarakat adat di Desa Sokoria.Tujuan dalam penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai berikut: Untuk mengetahui wujud ritual Du’a Bapu bagi penghormatan pada Du’a Nga’e yang dilaksanakan didalam rumah adat Sa’o Nggua terhadap masyarakat adat Desa Sokoria. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif untuk mengumpulkan data digunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pola penerapan Du’a Bapu sebagai wujud penghormatan bagi Du’a Ngga’e pada masyarakat adat Desa Sokoria Kecamatan Ndona Timur, Kabupaten Ende merupakan wujud kepercayaan masyarakat kepada roh nenek moyang yang telah meninggal dunia pada jaman dulu. Du’a Bapu memiliki makna sebagai tempat peletakan sesajian bagi arwah atau roh nenek moyang yang telah meninggal dunia. Tua adat berkuasa atas seluruh wilayah kekuasaan atas tanah ulayat, pemimpin seremonial adat, serta menyelesaikan segala persoalan yang melanggar hukum adat dan nilai adat istiadat. Masyarakat merupakan tokoh panutan dan sebagai sandaran hidup bagi semua masyarakat adat seperti fai walu ana kalo. Peneliti menyimpulkan disimpulkan bahwa Du’a Bapu yaitu roh nenek moyang yang dipercaya oleh masyarakat Sokoria sebagai tempat tinggal para leluhur sehingga Du’a Bapu ini di jaga dan dianggap sangat sakral.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Mukarom, Zaenal. "Islamic Da'wah in Industrial Society: Study of PT Indorama Employees Synthetics Tbk Purwakarta." Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies 14, no. 1 (June 13, 2020): 1–20. http://dx.doi.org/10.15575/idajhs.v14i1.8693.

Full text
Abstract:
The employees of PT Indorama Synthetics Tbk Purwakarta as an industrial society have distinctive characteristic. The characteristics affect behavior and religious activities. This study aims to identify and reveal: (1) the Religious Behavior of PT Indorama Syntehtics Tbk Employees; (2) Da'wah Activities of PT Indorama Synthetics Tbk. Based on the results of the study found the following: (1) The religious behavior of industrial communities still tends to be normative and formalistic; (2) Da'wah activities in industrial communities are still temporal, momental, and ceremonial. There are two recommendations from the results of this study, namely: (1) There is a need to internalize religious values towards the industrial community; (2) There is a need for efforts to intensify da'wah for the industrial community.Karyawan PT Indorama Synthetics Tbk Purwakarta sebagai masyarakat industri mempunyai karakteristik yang khas. Karakteristik tersebut berpengaruh terhadap perilaku dan aktivitas keberagamaan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui dan mengungkapkan: (1) Perilaku Keberagamaan Karyawan PT Indorama Syntehtics Tbk; (2) Aktivitas Dakwah Karyawan PT Indorama Synthetics Tbk. Berdasarkan hasil studi ditemukan beberapa hal berikut: (1) Perilaku keberagamaan masyarakat industri masih cenderung normatif dan formalistis; (2) Aktivitas dakwah masyarakat industri masih bersifat temporal, momental, dan seremonial. Ada dua rekomendasi dari hasil studi ini, yaitu: (1) Perlu adanya upaya internalisasi nilai-nilai agama terhadap masyarakat industri; (2) Perlu adanya upaya intensifikasi dakwah bagi masyarakat industri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Mamahit, Ferry Yefta. "Globalisasi, Gereja Injili dan Transformasi Sosial." Veritas : Jurnal Teologi dan Pelayanan 6, no. 2 (October 1, 2005): 255–78. http://dx.doi.org/10.36421/veritas.v6i2.151.

Full text
Abstract:
Sebuah penelitian terhadap keprihatinan sosial gereja injili, khususnya terhadap masalah kemiskinan di dua kota besar Jakarta dan Bandung, mengungkapkan bahwa sekitar 20-27% dari seluruh responden telah mengalokasi dana untuk urusan sosial dan itu dilakukan 1-4 kali per tahun, dan kemungkinan hal itu dilakukan secara seremonial, maksudnya dilakukan pada saat perayaan-perayaan gerejawi seperti Paskah, Natal atau acara tertentu. Informasi ini mengisyaratkan betapa kurangnya tanggapan komunitas orang percaya terhadap masalah kemiskinan. Tindakan sosial belum menjadi sebuah “gaya hidup.” Di satu sisi, gereja injili memang masih sedang bergumul dengan masalah kekurangpekaan terhadap masalah-masalah sosial, namun, di sisi lain, masalah kemiskinan itu sendiri telah menjadi hal yang tidak dapat dihindari. Celakanya, kemiskinan ini terjadi karena sebuah proses “alamiah” yang tak terelakkan: globalisasi. ... Tulisan ini akan berusaha menjelaskan apa globalisasi itu dan bagaimana dampak-dampak negatif yang dihasilkannya, khususnya dalam bidang sosioekonomi. Selanjutnya, pembahasan akan ditujukan kepada bagaimana sikap gereja sejauh ini dan apa yang menyebabkan sikap seperti itu terjadi. Akhirnya, tulisan ini akan mengusulkan semacam kerangka konseptual teologis (conceptual theological framework) sederhana, bagaimana gereja injili dapat menjadi agen perubahan (transformasi) sosial di tengah-tengah gelombang globalisasi dengan segala akibatnya yang tak terbendung itu. Sementara banyak orang di Indonesia dan sebagian negara-negara miskin dan berkembang menghadapi dampak sosioekonomis globalisasi, diharapkan melalui tulisan ini, gereja-gereja injili dapat semakin berperan sebagai agen transformasi sosial, yang dapat menyatakan Kristus sebagai Penebus yang membarui dan mentransformasi masyarakat (bdk. paradigma Christ the Transformer of Culture dari Richard Niebuhr).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Alvionita, Vinny, Ummul Khair, Nunung Erviany, Inez Vravty Lestari, Herawaty Herawaty, Sumarni Syam, Nur Rahmah, Andini Aulia Ramadhani, Egi Dian Syafitri, and Bayu Citra Pala’buan. "Penyuluhan dan Pemeriksaan Kesehatan Dalam Rangka Dies Natalis Akademi Kebidanan Menara Primadani XV Sebagai Upaya Mencegah dan Menekan Kejadian Stunting Pada Masyarakat Desa Mattabulu." Ahmar Metakarya: Jurnal Pengabdian Masyarakat 2, no. 2 (February 28, 2023): 97–106. http://dx.doi.org/10.53770/amjpm.v2i2.156.

Full text
Abstract:
Program Pengabdian Kepada Masyarakat yaitu berupa penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gratis dalam rangka dies natalis Akbid Menara Primadani XV. Pelaksanaan kegiatan PKM ini bertujuan untuk menekan dan mencegah angka kejadian stunting pada masyarakat Desa Mattabulu. Penyuluhan memberikan peningkatan pengetahuan anak sekolah tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar, mengkonsumsi makanan yang bergizi serta pola hidup yang sehat agar dapat terhindar dari stunting. Selain itu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan memiliki dampak yang positif bagi masyarakat yang datang memeriksakan kesehatannya. Hasil pengabdian ini menunjukkan bahwa masyarakat memberikan respon positif dan sangat antusias dalam berpartisipasi baik dalam kegiatan penyuluhan maupun pemeriksaan kesehatan. Kegiatan dies natalis yang rutin dilaksanakan setiap tahun ini juga sebagai kegiatan yang dapat mempererat hubungan silaturahmi civitas akademik. Adapun metode pelaksanaannya dilaksanakan dengan 6 tahapan yaitu: pertama dengan survey lokasi pada tanggal 20- 21 Oktober 2022. Tahap ke dua, tanggal 1-20 Desember 2022 penyusunan proposal kegiatan dan pencarian sponsor. Tahap ketiga persiapan internal pada tanggal 3-9 Desember yaitu persiapan materi penyuluhan dan konsultasi dengan pembimbing terkait prosedur pelaksanaan kegiatan. Tahap keempat persiapan eksternal pada tanggal 13 Desember yaitu perizinan pada pemerintah setempat serta diskusi dengan mitra PKM. Tahap kelima pelaksanaan pada tanggal 21 Desember 2022 adalah pelaksanaan penyuluhan kesehatan sekaligus pemeriksaan kesehatan gratis. Tahap keenam 21-22 Desember 2022, seremonial dies natalis Akbid Menara Primadani VX berupa sabutan Direktur, persembahan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), senam bersama, dan pembubaran panitia sekaligus penutupan kegiatan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Warsito, Warsito, Hasudungan Sinaga, and M. T. Marbun. "Kedudukan Mpr Sebelum Dan Sesudah Amandemen Uud 1945." Jurnal Surya Kencana Dua : Dinamika Masalah Hukum dan Keadilan 9, no. 2 (December 5, 2022): 139. http://dx.doi.org/10.32493/skd.v9i2.y2022.26276.

Full text
Abstract:
Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI (MPR RI) sangat menarik untuk diteliti dan dikaji dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia sebelum perubahan UUD 1945 sebagai lembaga pemegang kekuasaan negara tertinggi. Sebagai pemegang dan pelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat, lembaga ini merupakan penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. MPR sebagai lembaga tertinggi negara memiliki kewenangan purbawisesa dapat mengangkat dan memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden. Hasil amandemen UUD 1945 sejak 1999 s/d 2002 kedudukan MPR berubah menjadi Lembaga negara yang memiliki kedudukan sederajat dengan Lembaga-lembaga negara lain agar dapat melakukan kegiatan fungsi saling mengontrol dan saling mengimbangi (check and balances). Tereduksinya kewenangan MPR tidak lagi mengangkat Presiden dan/atau Wakil Presiden disebabkan pemilihan Presiden diserahkan secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Selain itu MPR tidak berwenang lagi menetapkan GBHN sebagai Haluan bernegara. Dengan dipangkasnya kewenangan MPR secara signifikan, tugas MPR secara seremonial hanya melantik Presiden dan Wakil Presiden. Sedangkan, kewenangan MPR merubah UUD 1945 dan memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memeriksa, mengadili, dan memutus pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela: dan/atau pendapat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden, sifatnya hanya insidentil. Meski kedudukan MPR sederajat dengan Lembaga-lembaga negara lain, dalam praktek ketatanegaraan MPR tetap sebagai lembaga Negara yang kuat karena dapat memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden, setelah MK memutus bersalah secara hukum.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Faiz, Aiman. "Program Pembiasaan Berbasis Pendidikan Karakter Di Sekolah." Jurnal PGSD 5, no. 2 (November 24, 2019): 1–10. http://dx.doi.org/10.32534/jps.v5i2.741.

Full text
Abstract:
Pendidikan karakter selalu menjadi hal yang menarik untuk diperbincangkan dalam memecahkan berbagai persoalan. Pembangunan karakter sangat berkaitan dengan kualitas suatu bangsa, karena karakter adalah aspek yang penting dalam membangun sebuah peradaban disuatu bangsa. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, dan menganalisis perencanaan kegiatan pembiasaan di sekolah, diharapkan dengan penelitian ini dapat menjadi satu tolok ukur guru dan pihak sekolah dalam mengelola kegiatan pembiasaan berbasis karakter. Sehingga hasil dari tujuan dapat bermanfaat bagi penemuan fakta-fakta dalam penelitian ini, besar harapan peneli tian ini dapat melahirkan sumbangsih pemikiran yang dapat melengkapi, menyempurnakan serta mengembangkan teori teori dan praksis pendidikan karakter. Untuk menggali data penelitian ini menggunakan . Pendekatan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif, pendekatan ini digunakan untuk meneliti pada obyek yang alamiah memahami fenomena tertentu yang dialami oleh subyek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Hasil penelitian ini menemukan bahwaprogram pembiasaan berbasis pendidikan karakter harus dilakukan secara sadar, terencana, sistematis dan terstruktur. Sebagai media pendidikan karakter kegiatan pembiasaan rumusan perencanaan tersebut juga untuk mempermudah guru dalam menginternalisasikan nilai yang difokuskan dan menghindari kegiatan pembiasaan dari kegiatan yang bersifat seremonial semata. Dengan demikian, guna mendukung program pemerintah dalam hal ini kegiatan pembiasaan berbasis karakter sekolah harus memahami langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam kegiatan pembiasaan untuk mencapai tujuan sesuai undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Ulhasanah, Nova, Ariyanti Sarwono, Michael Yosafaat, Dennis Filippi, I. Wayan Koko Suryawan, and I. Made Wahyu Wijaya. "Pengolahan Sampah Bunga Menjadi Kompos dengan Pemberian Bioaktivator yang Berbeda." Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan 9, no. 2 (August 1, 2022): 38–45. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jsal.2022.009.02.1.

Full text
Abstract:
Sampah bunga merupakan salah satu sampah yang secara spesifik dihasilkan dari kegiatan seremoni agama Hindu. Sampah ini dapat dimanfaatkan sebagai kompos karena mengandung bahan organik yang mudah didegradasi. Untuk mempercepat proses degradasi dibutuhkan bioaktivator. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian biaktivator berbeda terhadap proses pembuatan kompos sampah bunga. Sampel sampah bunga yang digunakan terdiri dari gemitir (Tagates erecta L.), pacar air (Impatiens balsamina L.), bunga hortensia (Hydrangea), dan kamboja (Plumeria). Reaktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan reaktor aerobik yang dilengkapi dengan lubang untuk sirkulasi udara. Suhu dan pH dalam reaktor komposting mengalami perubahan dari 25-26oC ke suhu sekitar 35-36oC sedangkan pH menjadi ke pH normal. Hal ini menunjukkan adanya proses metabolisme dalam reaktor. Kada air alam sampah mengalami penurunan dari sekitar 80% menjadi dibawah 50% selama waktu detensi 30 hari. C/N hasil pengolahan memiliki nilai signifikansi 0.504, dengan nilai 14.3-15.8. Hal ini menunjukkan pemberian bioaktivator yang berbeda tidak mempengaruhi (F-value: 0.867 dan P-value: 0.504) proses pengolahan sampah bunga menjadi kompos.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Yasser Arafat, Alfi Sahrin, and Arnasari Merdekawati Hadi. "PILKADA ANTARA PERTARUNGAN GAGASAN DAN PEREBUTAN KEKUASAAN." Al-Ittihad: Jurnal Pemikiran dan Hukum Islam 8, no. 2 (December 17, 2022): 22–35. http://dx.doi.org/10.61817/ittihad.v8i2.69.

Full text
Abstract:
Pemilihan kepala daerah secara langsung sejatinya merupakan ruang kompetisi terbuka bagi setiap warga negara untuk tampil mengisi ruang kepemimpinan publik. Karena pilkada di negara demokrasi adalah sarana perwujudan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan setiap 5 (lima) sekali sebagai wadah rekruitmen kepemimpinan politik. Di negara-negara demokrasi seleksi kepemimpinan merupakan agenda pokok kekuasaan yang didesain secara khusus dan ketat oleh negara melalui konstitusi, karena pemilihan kepala daerah secara langsung dapat menjadi salah satu indikator yang menentukan kualitas pembangunan demokrasi di aras politik lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perhelatan pemilihan kepala daerah yang diselenggarakan sekali dalam 5 (lima) tahun betul-betul menjadi agenda politik nasional yang produktif dan berdampak positif bagi kemajuan daerah, karena kualitas politik lokal sangat ditentukan oleh perkembangan proses demokratisasi pemilihan kepala daerah yang dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia dan jujur adil. Apakah pemilihan kepala daerah betul- betul menjadi agenda pertarungan gagasan atau hanya sekedar seremoni perebutan kekuasaan. Metode penelitian yang digunkana adalah librarary research yaitu studi dengan mempelajari berbagai literatur yang mengulas masalah pemilihan kepala daerah, dan berbagai peraturan perundang-undangan tentang penyelenggaran pemilihan kepala daerah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Salasuo, Mikko. "Suomalainen ”kilju-stoori”." Nuorisotutkimus 40, no. 1 (May 10, 2022): 38–53. http://dx.doi.org/10.57049/nuorisotutkimus.9115800.

Full text
Abstract:
Kiljulla on ollut ainakin sadan vuoden ajan paikka suomalaisten nuorten kulttuurissa. Erityisen suosittua kiljun juominen oli 1970-luvulla ja vielä 1990-luvulla noin joka kymmenes 15–16-vuotiais kertoi juoneensa kiljua viimeisen kuukauden aikana. Kiljuperinne alkoi hiipua vuosituhannen taitteessa ja nykyään vain muutama prosentti nuorista kertoo juovansa kiljua. Vaikka kilju on koskettanut kymmenien tuhansien nuorten elämää, on kiljukulttuuri tutkimusaiheena jäänyt näkymättömäksi alkoholi- ja nuorisotutkimuksen välimaastoon. Kaunokirjallisia kuvauksia lukuun ottamatta kiljukulttuuri on unohduksiin painuva kulttuurinen perinne. Artikkelissa paikataan tutkimuksessa olevaa aukkoa tarkastelemalla nuorten kiljukokemuksia ja -muistoja aina 1960-luvulta nykypäivään asti. Aiheeseen tarttumisen mahdollistavat 521 kirjoitettua kiljumuistelua, jotka kerättiin Nuorisotutkimusverkoston vuonna 2019 toteuttamasta ”Kilju-stoorit”-muistitietokeräyksestä. Artikkelissa kysytään, millaisia kulttuurisia ja sosiaalisia merkityksiä kiljun valmistamiselle ja juomiselle annetaan muisteluissa ja millainen muistamisen maisema kiljumuisteluista rakentuu. Aineistolähtöisellä otteella muisteluista nousevat esiin nuoruuden ainutkertaiset kiljukokemukset, mutta muistamisen sosiaalinen maisema on lopulta hämmästyttävän yhtenäinen. Artikkelin lopussa aineistosta konstruoidaan nuoruuden kiljumuistelun tyyppitarina: Suomalainen ”kilju-stoori”. Kiljumuisteluista paljastuu merkitysrikas sosiaalinen maailma. Noin 15 ikä - vuoteen ajoittuvista kiljumuisteluista aukeaa näkymä nuoruuden salattuun seremoniaan ja kiellettyyn leikkiin. Tärkeää siinä ei ole humala vaan jännityksen, innostuksen, riemun, kielletyn tekemisen ja sosiaalisen yhteenkuuluvuuden tuntemukset ja kokemukset. Tämä tunnekuvasto yhdistyy muisteluissa sellaiseen nuoruuden maisemaan, johon kuuluvat kotiseutu, kaverit, kesä, tytöt, pojat, punk, ensimmäiset humalakokemukset, bileet ja huolettomuus. Asiasanat: kilju, nuorisokulttuuri, muistitieto, juomatavat, sosiaalihistoria
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Bakti, Indra Setia, Khairul Amin, and Fakhrurrazi Fakhrurrazi. "Ruang Sakral dan Ruang Ritual Prosesi Adat Pernikahan Sintê Mungêrjê pada Masyarakat Gayo Lôt." Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) 1, no. 2 (December 30, 2020): 168. http://dx.doi.org/10.29103/jspm.v1i2.3133.

Full text
Abstract:
Rational and empirical human dominate modern society. But in practice, modernity often lacks reflection. Wedding processions in modern Gayo communities illustrate this reality. The depth of meaning through symbols and social actions in every stage of the traditional Gayo wedding procession is beginning to be displaced by the ceremonial lack of understanding that tends to be rushed and infiltrated by global culture. This study documents the knowledge and subjective meaning of Gayo traditional actors regarding the tradition of sintê mungêrjê marriage by identifying sacred spaces and ritual spaces, then how the modern Gayo people interpret and act based on the observations of research informants. This qualitative research uses in-depth interview techniques in the data collection process. This research found that the essence of sintê mungêrjê was spirituality and communality nuances characterized by sacred and ritual activity stages. However, this set of norms is no longer institutionalized during modern Gayo society. This condition makes ritual meaningless and presents a culture without a clear personality identity. AbstrakMasyarakat modern didominasi oleh manusia yang bercirikan rasional dan empiris. Tapi dalam praktiknya, sering ditemukan fenomena modernitas minim refleksi. Hal itu sebagaimana pelaksanaan prosesi adat pernikahan pada masyarakat Gayo modern. Kedalaman makna yang ditampilkan melalui simbol dan tindakan sosial dalam setiap tahapan prosesi adat pernikahan Gayo tradisional mulai tergeser oleh seremonial minim pemahaman yang cenderung tergesa-gesa dan disusupi budaya global. Studi ini mendokumentasikan pengetahuan dan makna subjektif para pelaku adat Gayo mengenai tradisi pernikahan sintê mungêrjê dengan mengidentifikasi ruang sakral dan ruang ritual, kemudian bagaimana masyarakat Gayo modern memaknai dan bertindak berdasarkan pengamatan informan penelitian. Penelitian kualitatif ini menggunakan teknik wawancara mendalam dalam proses pengumpulan data. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pemahaman bahwa hakikat sintê mungêrjê adalah spiritualitas dan komunalitas yang diwarnai oleh tahapan kegiatan yang bersifat sakral dan ritual. Namun seperangkat norma ini tidak lagi terinstitusionalisasi di tengah masyarakat Gayo modern sehingga hanya melahirkan ritual miskin makna dan budaya tanpa identitas kepribadian yang jelas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Zulfikar, Eko. "Tradisi Halal Bihalal dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadis." Jurnal Online Studi Al-Qur'an 14, no. 2 (July 30, 2018): 127–50. http://dx.doi.org/10.21009/jsq.014.2.03.

Full text
Abstract:
Abstract Celebrating the day of ‘Idul Fitri after the fasting month of Ramadan with the extended family is a routine for some Indonesians. In the feast of ‘Idul Fitri there is a tradition that has been entrenched, namely halal bihalal. Halal bihalal is the right moment to stay in touch and mutually apologize to each other. Halal bihalal is also considered as a means of productive communication between various components of the nation which is carried out with joy and formed in a ceremonial manner followed by a group of citizens from various kinds of Religion, Race, and Tribe. The halal bihalal atmosphere filled with religious nuances, kinship and openness make everyone present does not have a certain psychological burden. That's when healthy communication can wake up well. In turn, the desire to help each other and enhance each other, which ultimately bring positive impact for the sustainability of their relationship in the community and the creation of plural attitude with other religions Keywords: Halal bihalal, Silaturahim, ‘Idul fitri, al-Qur’an dan Hadis. Abstrak Merayakan hari raya ‘Idul fitri setelah melaksanakan puasa di bulan Ramadhan bersama keluarga besar merupakan sebuah rutinitas bagi sebagian masyarakat Indonesia. Di dalam hari raya ‘Idul fitri ini terdapat suatu tradisi yang sudah membudaya, yaitu halal bihalal. Halal bihalal merupakan momen yang tepat untuk bersilaturahim dan saling meminta maaf antar sesama. Halal bihalal juga dianggap sebagai ajang komunikasi produktif antar berbagai komponen bangsa yang dilaksanakan dengan suka cita dan dibentuk secara seremonial yang diikuti oleh sekelompok warga dari berbagai macam agama, ras dan suku. Suasana halal bihalal yang penuh dengan nuansa religius, kekeluargaan dan keterbukaan membuat semua orang yang hadir tidak memiliki beban psikolgis tertentu. Pada saat itulah komunikasi sehat bisa terbangun dengan baik. Pada gilirannya muncul keinginan untuk saling membantu dan saling membesarkan yang akhirnya membawa dampak positif bagi keberlangsungan hubungan mereka dalam bermasyarakat dan terciptanya sikap plural dengan agama lain. Kata kunci: Halal bihalal, Silaturahim, ‘Idul fitri, al-Qur’an dan Hadis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Ikramatoun, Siti, Khairul Amin, Darwin Darwin, and Halik Halik. "Iron Cage Birokrasi Pendidikan: Suatu Analisis Sosiologis." Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis 6, no. 1 (July 15, 2021): 18. http://dx.doi.org/10.17977/um021v6i1p18-29.

Full text
Abstract:
This article aims to describe the education bureaucracy as a tool to achieve the objectives of education through a qualitative approach to the literature study model. The data in this paper is sourced from relevant literature and the author's experience while active in educational activities. The results of this study indicate that the bureaucracy in the form of educational administration has changed to an iron cage that shackles the educational activity itself. The delivery of education loses its orientation and turns into ceremonial routines to meet the demands of the bureaucracy. Various training, capacity building, and teacher competence have been done, but they have not significantly changed the face of education. Iron cage bureaucracy makes teachers "appear" to be developing their competence, but in fact, they are meeting the demands of the bureaucracy. Education must come out of the iron cage bureaucracy by reducing all administrative aspects that bind the noble activities of education. Bureaucracy is a human creation, so bureaucracy should be subject to humans and not humans who are subject to the will of the bureaucracy. Artikel ini bertujuan mendeskripsikan birokrasi pendidikan sebagai alat untuk mencapai tujuan penyelenggaraan pendidikan melalui pendekatan kualitatif dengan model studi literatur. Data dalam tulisan ini bersumber dari literatur yang relevan dan pengalaman penulis selama aktif dalam aktivitas pendidikan. Hasil kajian menunjukkan bahwa birokrasi dalam bentuk administrasi pendidikan berubah menjadi “kerangkeng besi” yang membelenggu aktivitas pendidikan itu sendiri. Penyelenggaraan pendidikan kehilangan orientasinya dan berubah menjadi rutinitas seremonial demi memenuhi tuntutan birokrasi. Beragam pelatihan dan peningkatan kapasitas maupun kompetensi guru dalam dunia pendidikan telah dilakukan, namun belum mampu mengubah wajah pendidikan secara signifikan. Kontrol birokrasi membuat para guru “terlihat” sedang mengembangkan kompetensinya, padahal sejatinya sedang memenuhi tuntutan birokrasi. Untuk itu, pendidikan harus keluar dari “jerat birokrasi” dengan cara mereduksi semua aspek administratif yang membelenggu aktivitas mulia pendidikan. Birokrasi adalah hasil ciptaan manusia, maka seharusnya birokrasi tunduk pada manusia dan bukan manusia yang tunduk pada kehendak birokrasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Utomo, Sukarno Wibowo, dan Harry Soeparman, Bambang Sapto. "KAJIAN KRITIS DAMPAK PERKEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA SUNDA DI KOTA BANDUNG." Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya 6, no. 3 (September 1, 2014): 447. http://dx.doi.org/10.30959/ptj.v6i3.174.

Full text
Abstract:
AbstrakDewasa ini pariwisata di Kota Bandung terus berkembang dan menunjukkan kontribusinya dalam menyejahterakan masyarakat. Kecenderungan perkembangan pariwisata sekarang ini tidak merujuk pada pelestarian nilai-nilai budaya Sunda, melainkan hanya terkonsentrasi pada industri ekonomi kreatif. Permasalahan ini tentunya dapat mengancam keberadaan pariwisata budaya di mana identitas budaya Sunda pada sektor pariwisata di Kota Bandung mulai ditinggalkan. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana dampak perkembangan pariwisata terhadap budaya Sunda di Kota Bandung. Metode penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif. Penulis berusaha mengembangkan konsep dan menghimpun fakta dengan cermat mengenai permasalahan eksistensi budaya Sunda. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari observasi, kajian dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian menjelaskan bahwa perkembangan pariwisata di Kota Bandung berdampak pada melunturnya pariwisata bernuansa nilai budaya Sunda. Eksistensi budaya Sunda sebagai nilai-nilai yang harus dilestarikan kian kurang dihormati pada sisi esensi sejarah. Hal ini ditandai ketika beberapa pagelaran Sunda tidak lagi menyentuh pemahaman pada nilai-niai yang terkandung pada budaya Sunda. Pagelaran hanya bersifat formalitas, seremonial, dan bermotif ekonomi. AbstractTourism in Bandung continues to grow today and show the contribution to the development of social welfare. However, the development of tourism in Bandung focused on the creative industries, while the Sundanese cultural values tend to be ignored. The main purpose of this research is to determine the impact of tourism development to Sundanese culture in Bandung. This research used descriptive qualitative method, that author are tried to develop concepts and gather facts about Sundanese culture in tourism. Data collection techniques in this research consisted of observation, documentation review, and interviews. The results of this research explains that the development of tourism in Bandung impacted to faded Sudanese cultural values in tourism. On the essence of history, the existence of Sundanese culture as values that should be preserved to be less respected. Indicators of declining respect to the Sundanese culture is the lack of understanding on cultural values which contained in a Sundanese arts performances. Sundanese arts performances just a formality, ceremonial and economically motivated.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Wardah, Eva. "Peran Lembaga Hukum Adat Laot dalam mengatur sistem bagi hasil perikanan tangkap antar nelayan dengan pemodal di Kabupaten Aceh Barat." Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal 2, no. 2 (October 28, 2015): 75. http://dx.doi.org/10.29103/aa.v2i2.337.

Full text
Abstract:
Peran lembaga Hukum Adat laot masing sangat mengakar pada masyakarat nelayan yang ada ada diwilayah pesisir Provinsi Aceh. Keberadaannya bukan hanya sebatas mengatur kegiatan-kegiatan seremonial adat namun juga mengatur hubungan antara nelayan dengan pemilik modal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Lembaga Hukum Adat Laot dalam mengatur Sistem bagi hasil antara antara nelayan perikanan tangkap dengan pemodal di Kabupaten Aceh Barat.metode penelitian digunakan adalah metode survey dengan analisis data melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif berrdasarkan jawaban quisioner pada saat wawancara dengan responden. Hasil penelitian menunjukkan persentase sumber modal nelayan perikanan tangkap masih sebahgian besar berasal dari Tauke bangku dan sumber sendiri. Sistem bagi hasil perikanan tangkap mengikat tiga pihak meliputi; (1) pemilik perahu/boat, (2) pawang pukat dan aneuk pukat serta (3) tauke bangku dan masing memiliki kewajiban dan hak yang harus dipenuhi. Kepatuhan terhadap Ketentuan hukum adat laot tentang bagi hasil antara nelayan dan pemilik modal dengan menjunjung kemaslahatan hubungan antara pemilik modal dengan pawang dan aneuk pukat masih berlaku dan diterapkan pada kehidupan nelayan perikanan tangkap di Kabupaten Aceh Barat. Role of Laot Customary Law institution still deeply exists in the fishermen society existing at coastal region of Aceh province. Its existence is not only to regulate the tradition ceremonial activities but also to regulate the relationship of fishermen and the investor. This study aimed to determine the role of Laot Customary Law Institution in regulating the system of profit sharing between the fishermen with the investor at West Aceh district. Research method used was survey method with data analysis through quantitative and qualitative approaches based on the answers of questionnaires during interviewing respondents. The results showed that the percentage of capital sources of fishermen was mostly from the their boss called tauke bangku and their own capital. Fishery profit sharing system involved three parties such as; (1) the boat owner, (2) the trawl handler and trawl crew and (3) tauke bangku. Each party had obligations and rights that must be fulfilled. Compliance onto the regulation of laot customary law about profit sharing between fishermen and investor by holding the benefits of the relationship of among capital owners, trawl handler and trawl crew was still valid and applicable to the life of fishermen at West Aceh.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Sukandar, Rudi, Lestari Nurhajati, Rani Chandra Oktaviani, and Xenia Angelica Wijayanto. "Komunikasi Publik Pemerintah Republik Indonesia terkait Pandemi Covid-19 di Indonesia." PERSPEKTIF 11, no. 2 (April 17, 2022): 771–78. http://dx.doi.org/10.31289/perspektif.v11i2.6281.

Full text
Abstract:
Penelitian ini berusaha mengevaluasi komunikasi publik Pemerintah Republik Indonesia terkait pandemi Covid-19 di Indonesia dari perspektif para jurnalis sebagai mitra pemerintah dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat. Dengan menggunakan teori sistem dan excellence theory Grunig sebagai kerangka teoretis, penelitian ini mencoba memahami bagaimana pemerintah sebagai organismee hidup berinteraksi dengan lingkungannya dan mengidentifikasi strategi kehumasan yang dipakai dalam berkomunikasi kepada para pemangku kepentingan terkait pandemi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan memakai focus group discussion (FGD) dan big data analysis (BDA) sebagai teknik pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan dalam pola komunikasi krisis pemerintah. Hal ini didorong oleh adanya perubahan kepemimpinan di lembaga terkait dan pergeseran pola komunikasi yang awalnya bersifat militeristik menjadi nonmiliteristik. Namun demikian, beberapa masalah masih didapati dalam komunikasi pemerintah tersebut, di antaranya, masih ditemukannya ego sektoral, inkonsistensi pesan yang dikirimkan oleh lembaga-lembaga pemerintah, penggunaan symbol rujukan yang tidak universal, banyaknya aspek seremonial yang tidak perlu, dan kesenjangan antara perumusan dan realisasi ide serta pelibatan para pemangku kepentingan dalam semangat volunterisme.This study seeks to evaluate the public communication of the Government of the Republic of Indonesia regarding the Covid-19 pandemic in Indonesia from the perspective of journalists as government partners in conveying messages to the public. Using Grunig's systems theory and excellence theory as a theoretical framework, this study tries to understand how the government as a living organisme interacts with its environment and identifies the public relations strategy used in communicating with stakeholders regarding the pandemic. This study employed a qualitative approach using focus group discussions (FGD) and big data analysis (BDA) as data collection techniques. The results showed a change in the government's crisis communication pattern. This is driven by a change in leadership in related institutions and a shift in communication patterns from militaristic to non-militaristic. However, several problems are still found in the government's communication, including the finding of sectoral egos, inconsistency of messages sent by government institutions, the use of non-universal reference symbols, many unnecessary ceremonial aspects, and the gap between formulation and realization of ideas and involvement of stakeholders in the spirit of voluntarism.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Rahmadani, Fegelia. "MOTIF BATIK KASIH SAYANG IBU UNTUK MEMAKNAI HARI IBU." IKONIK : Jurnal Seni dan Desain 1, no. 1 (July 13, 2019): 7. http://dx.doi.org/10.51804/ijsd.v1i1.420.

Full text
Abstract:
Mengamati peristiwa peringatan Hari Ibu, yang jatuh pada tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu Nasional di negara Indonesia. Dewasa ini, makna dari moment Hari Ibu serta esensinya telah banyak berubah dan bergeser. Dimana peringatan Hari Ibu sekarang hanya pada hal-hal yang seremonial dan temporal, sepeti ucapan selamat via media sosial. Memaknai Hari Ibu dengan memberikan kasih sayang, merupakan suatu ungkapan yang indah. Semua manusia dan makhluk hidup di dunia ini memerlukan kasih sayang, tak terkecuali. Kasih sayang ibu terhadap anaknya tidak akan sama dengan kasih sayang anak kedapada ibunya. Seperti peribahasa “kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah” dari arti kata yang digunakan yaitu “jalan dan galah”, jalan selau berkaitan dengan jalan lain sehingga tidak berujung. Sementara galah adalah sebuah tongkat yang memiliki ukuran tertentu yang dapat dilihat ujung dan pangkalnya. Dengan motif batik ini, ingin menyampaikan perasaan kasih sayang terhadap ibu sebagai bentuk apresiasi atas jasanya selama ini, dan juga ingin menyadarkan kaum millennial akan makna kasih sayang pada moment Hari Ibu, bukan sekedar ajang pencitraan di media sosial.Observed the Mother's Day memorial event, which falls on December 22 as National Mother's Day in the country of Indonesia. Today, the meaning of mom's Moment and its essence has changed and shifted. Where Mother's Day commemoration is now only on ceremonial and temporal matters, such as congratulations by social media. Meaning Mother's Day by giving affection, is a beautiful expression. All humans and living beings in this world need love, not exception. Mother's love for her child will not be the same as the child's love for her mother. Like the proverb "mother's love along the way, child love along the pole" from the meaning of the word used is "road and" pole ", the path is connected with another way so that no end. While the pole is a stick that has a certain size that can be seen end and base. With this pattern batik, want to convey feelings of affection for mother as a form of appreciation for his services so far, and also want to awaken the millennial will be the meaning of affection on the Moment, not just a social media imaging event.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography