Academic literature on the topic 'Rumah Sakit Dokter Soetomo'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the lists of relevant articles, books, theses, conference reports, and other scholarly sources on the topic 'Rumah Sakit Dokter Soetomo.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Journal articles on the topic "Rumah Sakit Dokter Soetomo"

1

Rakhmaningrum, Kanti. "Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Kepatuhan Dalam Pengembalian Berkas Rekam Medis Di Seksi Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo." Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo 2, no. 2 (October 21, 2016): 153. http://dx.doi.org/10.29241/jmk.v2i2.61.

Full text
Abstract:
ABSTRAKPengembalian berkas rekam medis adalah sistem yang cukup penting di seksi rekam medis, karena pengembalian berkas rekam medis dimulai dari berkas tersebut berada diruang rawat sampai kembali ke seksi rekam medis sesuai dengan kebijakan batas waktu pengembalian yaitu 2x24 jam. Berdasarkan data evaluasi pada bulan Februari 2016 dapat dilihat adanya keterlambatan yaitu dari 3451 berkas rekam medis pasien Keluar Rumah Sakit (KRS) terdapat 859 atau sekitar 24,9% berkas rekam medis belum masuk pada seksi rekam medis. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2016 – Juli 2016. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner tertutup yang ditujukan pada dokter, perawat/bidan dan petugas rekam medis di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Soetomo. Sampel dalam penelitian ini yaitu 81 orang responden yang terdiri dari dokter, perawat/bidan dan petugas rekam medis. Analisis data menggunakan teknik korelasi spearman dan crosstab dengan hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan tanggung jawab dengan kepatuhan (p=0,388), tidak ada hubungan beban kerja dengan kepatuhan (p=0,206), tidak ada hubungan penghargaan prestasi dengan kepatuhan (p=0,213), namun ada hubungan motivasi dari pimpinan terhadap kepatuhan (p=0,029) karena dari 4 faktor motivasi yang memiliki hubungan dengan kepatuhan hanyalah 1 faktor dan 3 faktor lainnya tidak memiliki hubungan maka pada penelitian ini motivasi tidak memiliki hubungan terhadap kepatuhan (p=0,250). Kesimpulan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan motivasi (meliputi: tanggung jawab, beban kerja, motivasi dari pimpinan dan penghargaan prestasi) terhadap kepatuhan pengembalian berkas rekam medis di seksi rekam medis RSUD Dr. Soetomo. Saran yang diberikan adalah lebih meningkatkan lagi tanggung jawab terhadap setiap pekerjaan, pemahaman pengetahuan tentang tupoksi yang akan berhubungan dengan beban kerja dan pemberian penghargaan berupa reward secara berkala kepada ruangan yang telah patuh dalam hal pengembalian berkas rekam medis dari ruang rawat inap ke seksi rekam medis RSUD Dr. Soetomo.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Sularso, Raden Andi. "Kinerja Dokter Muda sebagai Mediasi Pengaruh Burnout, Kecerdasan Emosional, Self-efficacy terhadap Kepuasan Kerja di Rumah Sakit dr. Soetomo Surabaya, Indonesia." Jurnal Maksipreneur: Manajemen, Koperasi, dan Entrepreneurship 7, no. 2 (July 4, 2018): 174. http://dx.doi.org/10.30588/jmp.v7i2.366.

Full text
Abstract:
<span class="fontstyle0">Job satisfaction and performance of co-assistant doctors can not be separated by burnout, given the high mobility of work in clinical studies and assisting clinical lecturers in serving patients. Burnout is a psychological syndrome consisting of three dimensions, namely emotional<br />exhaustion, depersonalization, and low personal accomplisment. To achieve the performance and job satisfaction of young physicians with intervening emotional intelligence and self-efficacy can anticipate burnout. This study includes the type of explanatory research with cross-sectional data collection method. The sample size is the same as the population of 270 co-assistants with the Generalized Structured Component Analysis (GSCA) method. The results of this study found that from seven direct effects between the variables tested, there are five significant effects that are: (1) burnout have a significant effect on emotional intelligence; (2) burnout have a significant effect on self-efficacy; (3) self-efficacy have a significant effect on emotional intelligence; (4) emotional intelligence has a significant effect on performance, and (5) self-efficacy has a significant effect on performance, while (1) burnout has no significant effect on self-efficacy; and (2) co-assistant performance has no significant effect on co-assistant doctor job satisfaction.</span>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Munsy, Abdul Kadir, Nancy Margarita Rehatta, Maulydia Maulydia, Agustina Salinding, Arie Utariani, Teguh Sylvaranto, and Elizeus Hanindito. "Perbandingan Visualisasi Laring dan Glotis pada Maneken Intubasi Sulit menggunakan Video Laryngoscope C-MAC dan VL-Scope." JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) 10, no. 3 (November 1, 2018): 143. http://dx.doi.org/10.14710/jai.v10i3.20666.

Full text
Abstract:
Latar Belakang: Video laryngoscope C-MAC terbukti sangat membantu dalam tindakan intubasi terutama pada pasien kasus dengan difficult airway. Departemen Anestesiologi dan Reanimasi Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya telah menciptakan video laryngoscope VL-Scope dengan fitur perekam audiovisual dengan harga yang jauh lebih murah.Tujuan: Membandingkan waktu yang dibutuhkan oleh video laryngoscope C-MAC dan VL-Scope pada simulasi maneken imobilisasi cervical spine dengan rigid collar neck.Metode: Penelitian dengan desain eksperimental acak ini melibatkan residen untuk melakukan intubasi dengan 2 video laringoskop yaitu C-MAC dan VL-Scope pada simulasi maneken imobilisasi cervical spine dengan rigid collar neck. Penelitian dilakukan dengan cara mengobservasi perbedaan waktu yang diperlukan untuk melihat plica vocalis, lama intubasi dan penekanan pada gigi menggunakan laringoskop C-MAC dan video laringoskop VL-ScopeHasil: Video laryngoscope C-MAC mempersingkat waktu rata-rata untuk menilai derajat Cormarck and Lehane (8.57 ± 2,64 ) dan intubasi (17.89 ± 5,92) dibandingkan dengan video laringoskop VL-Scope (12.24±5,83) dan (20,68±5,83) detik. Namun frekuensi kejadian penekanan terhadap gigi saat tindakan laringoskopi adalah sama menggunakan kedua alat tersebut 2/37(5,4%)Kesimpulan: Intubasi menggunakan video laryngoscope C-MAC lebih efektif pada maneken imobilisasi cervical spine dengan rigid collar neck namun angka kejadian penekanan gigi pada tindakan tersebut adalah sama.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Faida, Eka Wilda. "Perbandingan Pelaksanaan Informed Consent Di Irna Bedah Flamboyan Dengan Irna Bedah Gladiol Rsud. Dr. Soetomo Surabaya Berdasarkan Standar Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)." Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo 1, no. 1 (October 26, 2015): 1. http://dx.doi.org/10.29241/jmk.v1i1.38.

Full text
Abstract:
ABSTRAKInformed consent merupakan persetujuan yang diberikan kepada pasien setelah diberikan penjelasan oleh dokter mengenai tindakan kedokteran. Tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah untuk membandingkan prosedur pelaksanaan Informed To Consent, Informed Consent, Informed Refusal antara Irna Bedah Gladiol dengan Irna Bedah Flamboyan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Informed To Consent di Irna Bedah Gladiol lebih baik dibandingkan dengan Irna Bedah Flamboyan karena di Irna Bedah Gladiol yang tidak sesuai dengan standar KKI adalah hanya 5% lebih rendah 9% dibandingkan yang ada di Irna Bedah Flamboyan yaitu sebanyak 14%. Pada aspek Informed Consent di Irna Bedah Gladiol lebih buruk dibandingkan dengan Irna Bedah Flamboyan karena di Irna Bedah Gladiol yang tidak sesuai dengan standar KKI adalah sebanyak 6% lebih tinggi 1% dibandingkan yang ada di Irna Bedah Flamboyan yaitu hanya sebanyak 5%. Sedangkan Informed Refusal di Irna Bedah Gladiol adalah sama dengan Irna Bedah Flamboyan memiliki prosedur penolakan tindakan medis yang sudah baik karena memiliki nilai 100% sesuai berdasarkan standar KKI. Saran yang dapat diberikan peneliti adalah Perlu di lakukan evaluating, controlling dan monitoring agar menghasilkan kriteria penilaian yang sangat baik dan bermanfaat besar bagi rumah sakit. Perlu dilakukannya pemberian informasi secara tertulis. Misal, penempelan Leaflet yang menjelaskan cara pengisian berkas rekam medis maupun form persetujuan tindakan harus diisi dengan jelas, lengkap, dan benar yang ditujukan kepada pasien maupun peraturan yang menjelaskan tentang Informed Consent.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Romdhoni, Achmad Chusnu, and Muhammad Noer Shoffi. "Pemeriksaan EBER sebagai identifikasi infeksi virus Epstein-Barr pada karsinoma nasofaring." Oto Rhino Laryngologica Indonesiana 47, no. 2 (January 7, 2018): 152. http://dx.doi.org/10.32637/orli.v47i2.224.

Full text
Abstract:
Latar belakang: Protein Epstein-Barr Virus Encoded Small RNA (EBER) ditemukan pada sebagian besar jaringan karsinoma nasofaring (KNF). Hal ini merupakan bukti bahwa infeksi virus Epstein-Barr (VEB) menjadi salah satu penyebab terjadinya KNF. Penurunan ekspresi EBER dipengaruhi oleh maturasi sel dan diferensiasi sel karsinoma. Tujuan: Mengidentifikasi hubungan ekspresi EBER dengan stadium dan jenis histopatologi pada penderita KNF. Metode: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Unit Rawat Jalan Telinga Hidung Tenggorok - Bedah Kepala Leher Rumah Sakit Umum Daerah Doktorr. Soetomo Surabaya mulai bulan November 2015 hingga Oktober 2016 dengan consecutive sampling. Fisher exact test untuk melihat hubungan ekspresi EBER dengan stadium KNF. Hasil: Ekspresi EBER dari seluruh sampel didapati negatif sebanyak 23,33%, positif lemah sebanyak 10%, positif sedang sebanyak 33,33%, dan positif kuat sebanyak sebanyak 33,33%. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan hubungan antara ekspresi EBER dengan stadium KNF didapatkan p=0,623, sedangkan ekspresi EBER dengan jenis histopatologi KNF diketahui p=0,204. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara ekspresi EBER dengan stadium KNF, maupun antara ekspresi EBER dengan jenis histopatologi KNF. Kata kunci: Karsinoma nasofaring, ekspresi EBER, stadium dan jenis histopatologi ABSTRACT Background: Protein of Epstein Barr Virus Encoded Small RNA (EBER) have found in most of the nasopharyngeal carcinoma (NPC) tissue which prove that NPC was caused by Epstein Barr Virus Infection (EBV). EBER expression decreased was triggered by maturation and differentiation cell EBER expression in NPC patients. Purpose: To identify association between EBER expression and histopathological type of NPC. Method: This study was an observational analytic with cross-sectional design. This study occured at Inpatients Unit of Otorhinolaryngology - Head and Neck Surgery of Dr. Soetomo Hospital Surabaya, November 2015 - October 2016. Samples were collected by consecutive sampling. Statistical analysis was using Fisher’s exact test. Result: The EBER expression from all sample there were 23.33% negative, 10.00% weak positive, 33.33% moderate positive, and 33.33% strong positive. Statistical analysis was obtained p=0.623 and the association between EBER expression with stage of NPC was obtained p=0.204. Conclusion: There was no association between EBER expression and stage NPC, nor histopathological type of nasopharyngeal carcinoma. Keywords: Nasopharyngeal carcinoma, EBER expression, stage and histopathological type
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Ricardo Goncalves Klau, Muhammad Saiful Fahmi, and Gusti Ayu Utami. "PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM PERDATA RUMAH SAKIT TERHADAP TINDAKAN MEDIS DOKTER MITRA YANG MERUGIKAN PASIEN." Jurnal Komunitas Yustisia 5, no. 3 (November 1, 2022): 490–97. http://dx.doi.org/10.23887/jatayu.v5i3.56323.

Full text
Abstract:
Rumah sakit tidak saja bersifat kuratif tetapi juga bersifat pemulihan (rehabilitatif), promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Dalam hal sumber daya manusia Pasal 12 di atas, berarti sebuah rumah sakit dapat mempekerjakan tenaga tidak tetap seperti halnya tenaga medis atau dokter dari luar rumah sakit. Dokter tidak tetap atau dokter out (dokter tamu). Tanggung jawab rumah sakit terhadap dokter mitra tersebut masih perlu mendapat perhatian. Timbul pertanyaan bagaimana andai kata dalam melakukan tindakan medis ada tenaga kesehatan organik yang terlibat dalam pelayanan dokter mitra. Misalnya dokter bedah dalam melakukan tindakan bedah akan melibatkan perawat operator dan sebagainya. Apakah dokter mitra secara serta merta juga dapat bertanggung jawab atas kelelaian yang dilakukan perawat operator tersebut atau rumah sakit yang bertanggungjawab sebagaimana disebutkan dalam Pasal 46 UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah. Penelitian in merupakan penelitiaan hukum normatif dengan pendekatan undang-undang (statute approach) yang digunakan untuk melihat kesesuaian dan konsistensi dari suatu peraturan perundang-undangan dengan perundang undangan yang lain dengan menggunakan analisis kualitatif. Tindakan medis dokter mitra yang merugikan pasien dalam kaitannya pertanggungjawaban rumah sakit apabila terjadi tindakan medis yang merugikan pasien baik itu secara fisik maupun materi yang dilakukan dokter mitra maka, rumah sakit bertanggungjawab terhadap semua kegiatan pelayanan pada aspek preventif,kuratif maupun reabilitatif. Pola hubungan kerja dan terapeutik dalam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di rumah sakit menjadi tanggung jawab penuh pihak rumah sakit. Pasal 46 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, menyebutkan rumah sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit baik dokter tetap maupun dokter mitra. Dalam pasal 1367 KUH Perdata yang menyebutkan seorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan perbuatan orangorang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh barang-barang yang berada di bawah pengawasannya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Suparman, Rossi. "PERLINDUNGAN HUKUM DAN TANGGUNG JAWAB RUMAH SAKIT TERHADAP DOKTER DALAM SENGKETA MEDIS." Syiar Hukum : Jurnal Ilmu Hukum 17, no. 2 (May 4, 2020): 188–215. http://dx.doi.org/10.29313/shjih.v17i2.5441.

Full text
Abstract:
Praktek kesehatan selalu berpotensi menimbulkan resiko hukum bagi dokter dan rumah sakit, resiko, setiap resiko hukum akan menuntut tanggung jawab hukum sehingga persoalan ini perlu dikaji untuk mendapat solusi. Tulisan ini menggunakan metode yuridis normatif dengan menggunakan data sekunder yang dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian (1) Implementasi dari pelaksanaan tanggung jawab rumah sakit terhadap dokter dalam Undang – undang tersebut berbeda – beda, tergantung dari status kepegawaian / ketenagakerjaan dokter, kontrak kerjasama yang telah disepakati antara pihak rumah sakit dengan dokter, status rumah sakit sebagai suatu badan hukum atau korporasi, regulasi, keputusan serta ketetapan internal rumah sakit, peran organisasi profesi dan masyarakat. Konsep penanganan sengketa medik yang ada selama ini, disamping menggunakan cara litigasi, dilakukan juga dengan mengedepankan cara alternatif penyelesaian sengketa diluar pengadilan (non ligitasi). (2) Model yang dapat diterapkan dalam rangka perlindungan hukum dan tanggungjawab rumah sakit terhadap dokter dalam sengketa medik adalah Model yang adil menurut hukum, dimana dokter dibekali kode etik kedokteran, standar profesi, hukum kesehatan, hak asasi manusia, fungsi sosial serta peraturan–peraturan yang mengatur praktik kedokteran; dan rumah sakit harus mempunyai berbagai aturan untuk melindungi pasien dari praktek rumah sakit yang tidak layak beroperasi, melindungi tenaga kesehatan dari bahaya yang ditimbulkan oleh rumah sakit, melindungi masyarakat dari dampak lingkungan rumah sakit, mengendalikan fungsi rumah sakit kearah yang benar, meningkatkan mutu rumah sakit.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Pasinringi, Syahrir Andi, A. Amirah Shalihah, and Nurmala Sari. "Hubungan Perceived Organizational Support terhadap Kinerja Dokter di Rumah Sakit Kota Makassar." Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 15, no. 4 (December 12, 2019): 358. http://dx.doi.org/10.30597/mkmi.v15i4.7871.

Full text
Abstract:
Dokter adalah salah satu tenaga professional yang memiliki peranan penting dalam pelayanan rumah sakit. Persepsi dokter terkait dukungan organisasi dapat menumbuhkan kepercayaan dan kinerja dokter terhadap rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan Perceived Organizational Support (POS) terhadap kinerja dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Total sampel dalam penelitian ini adalah 126 responden dipilih dengan teknik simple random sampling. Data dianalisis dengan menggunakan uji korelasi pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara perceived organizational support terhadap kinerja dokter dengan nilai p 0,010 < 0,05. POS memiliki hubungan terhadap kinerja dokter sehingga rumah sakit perlu meningkatkan keterlibatan dokter dengan menciptakan lingkungan kerja yang supportif dan menyusun program inovasi untuk meningkatkan rasa kepercayaan dokter terhadap rumah sakit.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Elyani, Nur. "Analisis Tingkat Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Perawat Di Instalasi Diagnostik Intervensi Kardiovaskular Rsud Dr. Soetomo." Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo 2, no. 2 (October 20, 2016): 133. http://dx.doi.org/10.29241/jmk.v2i2.59.

Full text
Abstract:
ABSTRAKPenelitian ini dilakukan di Instalasi Diagnostik Intervensi Kardiovaskular (IDIK) Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo merupakan Rumah Sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur tipe A Pendidikan. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo telah menyediakan pelayanan dan fasilitas terlengkap untuk pasien bayi sampai dengan para lansia dengan berbagai masalah kesehatan. Berbagai jenis pelayanan kesehatan yang diberikan, salah satu jenis pelayanan RSUD Dr. Soetomo adalah pelayanan kardiovaskuler terdapat di Instalasi Diagnostik Intervensi Kardiovaskular (IDIK). IDIK merupakan suatu unit pelaksana atau instalasi yang melakukan prosedur invasive pada penderita penyakit jantung baik bertujuan diagnostic maupun terapetik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat beban kerja perawat di IDIK Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo, untuk mengetahui gambaran tingkat stress kerja perawat di IDIK RSUD Dr. Soetomo dan mengetahui tingkat beban kerja terhadap stress kerja perawat di IDIK RSUD Dr. Soetomo. Jenis penelitian ini dikategorikan dalam penelitian deskriptif dengan rancangan Cross sectional (potong lintang) dan instrumen penelitiannya menggunakan kuesioner (angket) untuk mengetahui tingkat beban kerja dan tingkat stress kerja. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di Instalasi Diagnostik Intervensi Kardiovaskular (IDIK) RSUD Dr. Soetomo sebanyak 4 perawat. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampling jenuh atau sensus. Hasil penelitian menunjukan bahwa 4 perawat (100%) merasakan beban kerja berat dengan tingkat stress kerja pada kategori ringan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah untuk menyeimbangkan beban kerja perawat di IDIK dan meminimalkan timbulnya stress pada saat bekerja agar stress yang dirasakan oleh perawat tidak bertambah
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Chrismanda, Harry, Zulfendri Zulfendri, and Destanul Aulia. "Pengaruh Komitmen Dan Kepuasan Kerja Dokter Spesialis Terhadap Pengisian Rekam Medis Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda Medan Tahun 2018." Jurnal Kesmas Jambi 3, no. 1 (September 23, 2019): 18–23. http://dx.doi.org/10.22437/jkmj.v3i1.7472.

Full text
Abstract:
Rekam medis merupakan salah satu unsur utama didalam sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang baik dan bermutu. Ketidaklengkapan dokumen rekam medis menjadi salah satu masalah yang masih belum teratasi sampai saat ini. Pada survei awal yang dilakukan di ruang rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda, masih didapati ketidaklengkapan dokumen rekam medis oleh dokter spesialis. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh komitmen dokter spesialis terhadap pengisian rekam medis di ruang rawat inap Rumah Sakit Permata Bunda Kota Medan. Jenis penelitian ini adalah survei explanatory research dengan desain cross sectional. Lokus penelitian ini di Rumah Sakit Permata Bunda Kota Medan, pada bulan Juli tahun 2018 sampai dengan selesai. Keseluruhan jumlah populasi juga merupakan sampel penelitian yaitu sebanyak 41 dokter spesialis. Metode analisis data menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan variabel komitmen dokter berpengaruh secara signifikan terhadap pengisian rekam medis. Semakin berkomitmen seorang dokter spesialis maka akan meningkatkan pengisian rekam medis dibandingkan dengan dokter spesialis yang tidak berkomitmen. Disarankan kepada manajemen rumah sakit agar memberikan reward kepada dokter spesialis yang meluangkan waktu lebih dalam mengisi rekam medis. Kata Kunci: Komitmen, Dokter Spesialis, Rekam Medis
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Books on the topic "Rumah Sakit Dokter Soetomo"

1

Ilyas, Amir. Pertanggungjawaban pidana dokter dalam malpraktik medik di rumah sakit. Yogyakarta: Kerjasama Rangkang Education dan Republik Institute, 2014.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

BP, Cipta Media Indonesia. Undang-Undang RI no. 20 tahun 2013 Tentang Pendidikan Kedokteran dan jaminan kesehatan (Perpres no. 12 tahun 2013): Dilengkapi Permenkes RI no. 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit, Permenkes RI no. 36 tahun 2012 tentang rahasia kedokteran, Permenkes RI no. 7 tahun 2012 tentang pedoman pengangkatan dan penempatan dokter dan bidang sebagai pegawai tidak tetap, pola tarif badan layanan umum rumah sakit, Permenkes RI no. 54 tahun 2012 tentang penyelenggaraan tugas belajar sumber daya manusia kesehatan, Undang-Undang Tentang Kedokteran, Undang-Undang Tentang Rumah Sakit. Jakarta: CV. Cipta Media Indonesia, 2014.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Narendra, Jatna R., and Indonesia, eds. Quo vadis kliniko mediko legal Indonesia: Undang-Undang no. 29 tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, kejelasan rekam medis, persetujuan tindakan kedokteran, hukum rumah sakit, peran dokter dalam tahap penyidikan, pra penuntutan, dan persidangan, serta peliputan media massa. Jakarta: Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, 2008.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

A. Dinajani S. Abidin Mahdi. Quo vadis kliniko mediko legal Indonesia: Undang-Undang no. 29 tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, kejelasan rekam medis, persetujuan tindakan kedokteran, hukum rumah sakit, peran dokter dalam tahap penyidikan, pra penuntutan, dan persidangan, serta peliputan media massa. Edited by Jatna R. Narendra and Indonesia. Jakarta: Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, 2008.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

A. Dinajani S. Abidin Mahdi. Quo vadis kliniko mediko legal Indonesia: Undang-Undang no. 29 tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, kejelasan rekam medis, persetujuan tindakan kedokteran, hukum rumah sakit, peran dokter dalam tahap penyidikan, pra penuntutan, dan persidangan, serta peliputan media massa. Edited by Jatna R. Narendra and Indonesia. Jakarta: Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, 2008.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Book chapters on the topic "Rumah Sakit Dokter Soetomo"

1

I Ketut Eddy Purnama, Muhtadina, Ahmad Zainia, and Rudy Dikaironob. "Robot RAISA: Robot Pelayan untuk Ruang Perawatan Pasien Covid-19." In Prosiding Use Cases Artificial Intelligence Indonesia: Embracing Collaboration for Research and Industrial Innovation in Artificial Intelligence. Penerbit BRIN, 2023. http://dx.doi.org/10.55981/brin.668.c540.

Full text
Abstract:
Penyakit Coronavirus (COVID-19) diidentifikasi sebagai penyebab wabah penyakit pernapasan yang telah menginfeksi banyak negara di dunia dan menyebabkan banyak kasus kematian. Di Indonesia, virus tersebut telah menginfeksi ratusan orang serta menimbulkan kasus kematian, di antaranya terdapat dua dokter spesialis dan satu orang perawat yang meninggal karena terinfeksi virus ini dari pasien yang dirawatnya. Seperti halnya penyakit menular lainnya, tenaga kesehatan memiliki risiko yang sangat tinggi ketika merawat pasien dengan kasus infeksi penyakit menular. Kondisi ini sangat tidak menguntungkan bagi sistem kesehatan sebuah negara karena tenaga medis yang seharusnya menjadi garda depan dalam menangani pasien, malah bisa menjadi pasien karena terinfeksi oleh pasien lain. Hal ini akhirnya menyebabkan kekurangan tenaga medis untuk menghadapi kasus-kasus epidemik maupun pandemik, seperti halnya kasus COVID-19. Robot RAISA, robot pelayan (robot service) yang digunakan oleh tenaga medis untuk memberikan pelayanan kepada dengan risiko penularan yang tinggi berhasil dikembangkan. Robot pelayan ini membawa logistik ke pasien dengan cara dikendalikan dari jarak jauh oleh tenaga medis, dengan menggabungkan berbagai sensor yang diletakkan pada robot berbasis kecerdasan artifisial. Robot RAISA sudah tersedia di beberapa rumah sakit pemerintah maupun swasta untuk membantu dokter melayani pasien dengan meminimalisir kontak dengan pasien.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography