To see the other types of publications on this topic, follow the link: Rumah mewah.

Journal articles on the topic 'Rumah mewah'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Rumah mewah.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Gracia, Gracia, and Stephanus Huwae. "TAMAN HIBURAN TEMATIK DUNIA ANJING DI JAKARTA." Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) 1, no. 1 (September 9, 2019): 323. http://dx.doi.org/10.24912/stupa.v1i1.3994.

Full text
Abstract:
Kehidupan di tengah kota metropolis melahirkan sebuah iklim hedonisme, dimana setiap orangnya merasa bahagia dengan hidup berfoya-foya dan komsuntif. Banyak orang yang secara tidak sadar menjadikan hedonisme sebagai tujuan hidup, seperti bekerja tanpa henti demi membeli rumah mewah. Banyak orang tidak sadar bahwa kesenangan mereka akan rumah mewah hanyalah kesenangan yang sementara. Begitu mendapatkan rumah mewah, harus kembali bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah mewah tersebut yang juga mahal, seperti pajak dan perawatannya. Keinginan dalam iklim hedonisme akan terus bertambah sehingga dikatakan kebahagiaan yang di dapat hanyalah kebahagiaan sementara. Theme park dapat diartikan sebagai “realitas pengganti realitas”, yaitu suatu usaha untuk mewujudkan impian. Segalanya adalah mungkin, hingga pada akhirnya theme park mengkriteriakan faktor pengunjung yang bukan sebagai penonton melainkan juga sebagai pemain. Hewan menjadi daya tarik yang sangat diminati pada era ini karena pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan objek wisata yang hidup atau dapat dikatakan “hubungan dua arah”. Anjing merupakan hewan yang paling dekat dan bisa berinteraksi langsung dengan manusia secara aman dan menyenangkan. Anjing merupakan mahkluk sosial seperti halnya manusia. Anjing memiliki posisi unik dalam hubungannya dengan manusia. Kesetiaan dan pengabdian yang ditunjukkan anjing sangat mirip dengan konsep manusia tentang cinta dan persahabatan. Kedekatan anjing dan manusia menjadikan anjing bisa dilatih, diajak bermain, tinggal bersama manusia serta bersosialiasi secara intens dengan manusia, anjing maupun hewan lain.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Phengkarsa, Arnold. "ANALISA PENGARUH BUDAYA DAN SOSIAL TERHADAP NIAT KONSUMEN DALAM PEMBELIAN RUMAH PADA PERUMAHAN MEWAH DI MAKASSAR." Dimensi Utama Teknik Sipil 4, no. 1 (February 1, 2017): 40–47. http://dx.doi.org/10.9744/duts.4.1.40-47.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilakukan di kota Makassar, untuk mengetahui faktor-faktor internal yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam membeli rumah. Penelitian sebelumnya lebih banyak meneliti tentang faktor eksternal (harga, lokasi, desain, dll) dibanding faktor internal. Faktor-faktor internal yang diteliti terhadap niat konsumen membeli rumah di kawasan perumahan mewah adalah faktor budaya dan sosial. Faktor budaya terbagi atas faktor power distance dan faktor individualism-collectivism. Faktor sosial terbagi atas pengaruh pasangan, pengaruh anak, pengaruh orang tua, dan pengaruh teman. Analisa hasil penelitian dari 204 sampel ini menyebutkan faktor power distance, individualism-collectivism, dan pengaruh anak adalah faktor-faktor yang signifikan terhadap niat pembelian rumah di kawasan perumahan mewah Makassar. Di sisi lainnya pengaruh pasangan hidup, orang tua, dan teman tidak mempunyai korelasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Herdiani, Ida, Ade Kurniawati, and Hana Nuradillah. "Penyuluhan Kesehatan Rumah Sehat Pada Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Cibeureum." Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstorming 4, no. 1 (January 29, 2021): 47–52. http://dx.doi.org/10.30591/japhb.v4i1.2052.

Full text
Abstract:
Rumah adalah tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang. Rumah sehat adalah rumah yang mempunyai persyaratan-persyaratan tertentu tidak harus besar dan mewah , tetapi rumah sederhana yang memenuhi kriteria-krieteria tertentu. Rumah sehat harus mempunyai sirkulasi udara yang baik, penerangan yang cukup, air bersih terpenuhi ,pembuangan air limbah diatur dengan baik ,lantai dan dinding tidak lembab. Rumah juga harus memenuhi kebutuhan psikologis yaitu kenyamanan dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga. Di daerah Bantargedang Kersanegara Tasikmalaya masih ada rumah-rumah yang belum mempunyai MCK yang baik dan pengelolaan sampah yang belum tertata dengan baik. sehingga dengan kondisi tersebut akan menimbulkan faktor resiko yang dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit, Melalui pengabdian masyarakat kami mengadakan penyuluhan kesehatan tentang rumah sehat. Kegiatan penyuluhan kesehatan ini diharapkan akan memberikan manfaat yaitu memberikan peningkatan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat di wilayah RT 04/RW 09 Bantargedang Kersanegara Cibeureum Kabupaten Tasikmalaya, tentang rumah sehat dimana masyarakat dapat merasakan kenyamanan dan meningkatkan produktivitasnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Anas, Adli, Drajat Martianto, and Resa Ana Dina. "Estimasi Dampak Income Shock Terhadap Konsumsi Pangan Rumah Tangga di Kabupaten dan Kota Bogor." Jurnal Ilmu Gizi dan Dietetik 1, no. 1 (June 13, 2022): 74–80. http://dx.doi.org/10.25182/jigd.2022.1.1.74-80.

Full text
Abstract:
Salah satu dampak dari kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menanggulangi penyebaran Covid-19 di Indonesia adalah income shock yang terjadi pada setiap golongan masyarakat, terutama rumah tangga berpendapatan rendah. Income shock ini berpotensi menurunkan kuantitas dankualitas konsumsi pangan rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi dampak income shock yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 terhadap konsumsi pangan rumah tangga di Kabupaten dan Kota Bogor. Desain penelitian menggunakan desain studi deskriptif kuantitatif dengan data dasarSusenas 2017. Simulasi dilakukan dengan memasukkan model persamaan regresi pendapatan dengan konsumsi pangan rumah tangga. Hasil analisis menunjukkan adanya penurunan kategori Tingkat Kecukupan Energi (TKE) dan Tingkat Kecukupan Protein (TKP), terutama pada rumah tangga berpendapatan rendah setelah disimulasikan terkena income shock -10%, -20%, dan -30%. Pada rumah tangga berpendapatan rendah, jenis pangan strategis yang bersifat elastis atau mewah antara lain jagung, daging ayam, daging sapi, dan susu mengalami penurunan konsumsi yang signifikan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Mintardjo, Ambrosius. "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Konstruksi Rumah Menengah dan Mewah di Surabaya." Dimensi Utama Teknik Sipil 6, no. 1 (July 31, 2019): 17–24. http://dx.doi.org/10.9744/duts.6.1.17-24.

Full text
Abstract:
The quality factor is considered when people will buy a house. People are willing to pay more for good quality house, as it will have high value to resell. Hence, it is important to realize quality factor in construction. The respondent answered how was the house construction quality in Surabaya and factors affecting it. The result of this research found 8 expected factors that affects the middle and high-end landed house construction quality in Surabaya. These factors were budget allocation for quality management and occupational health and safety, comprehensive review to the architecture and structure design, supplier management, process management, human resource management, written working standard, customer satisfaction oriented, and proper construction specification and drawing. Out of 8 factor, there was only 1 factor that affects the most, it was proper construction specification and drawing. This research also found there was a difference in factors affecting middle & high-end landed house construction quality in Surabaya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Almani, Almani, Abdul Hakim, and Djufiansyah Ganie. "PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL TIK TOK SEBAGAI SARANA EDUKASI PENGEMBANGAN USAHA ORANG TUA WALI MURID SANGGAR BIMBINGAN SUBANG MEWAH KUALA LUMPUR MALAYSIA." SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan 7, no. 2 (June 17, 2023): 1373. http://dx.doi.org/10.31764/jpmb.v7i2.15176.

Full text
Abstract:
ABSTRAKPemanfaatan Media Sosial Tik Tok Sebagai Sarana Edukasi Pengembangan Usaha Orang Tua Wali Murid Sanggar Bimbingan Subang Mewah Kuala Lumpur Malaysia, Tujuan yang ingin dicapai dari PKM ini ialah untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang dimana sebagian besar orang tua wali murid pada sanggar bimbingan subang mewah ini tidak dapat bekerja karena tidak adanya dokumen atau IC. Metode yang digunakan ialah observasi yang dimana melakukan pengamatan terhadap lingkungan Sanggar Bimbingan Subang Mewah yang dimana terdapat beberapa orang tua wali murid disekitarnya, tahap selanjutnya wawancara yang dimana diperoleh informasi tentang kondisi rumah tangga yang susah mendapatkan pekerjaan dan ruang geraknya terbatas serta sosialisasi penggunaan marketplace tik tok kepada orang tua wali murid sanggar bimbingan subang mewah. Adapun hasil yang didapatkan orang tua wali murid sanggar bimbingan subang mewah telah mempunyai skill atau kemampuan dalam menggunakan media sosial tik tok untuk berjualan seperti cara menggunakan marketplace tik tok, cara menentukan produk, cara mebuat promo seperti pemberian challange dan cara membuat konten menarik serta konsisten dalam memasarkan produk sehingga menghasilkan keuntungan yang hanya dilakukan dirumah saja atau dimanapun. Orang tua wali murid juga lebih produktif serta bisa melakukan edukasi ke anaknya. Kata kunci: sosialisasi; edukasi; media sosial; marketplace tik tok. ABSTRACTUtilization of Tik Tok Social Media as a Means of Business Development Education for Parents Students of the Subang Mewah Guidance Studio Kuala Lumpur Malaysia, The goal to be achieved of this Community Service is to provide a solution to the problem where most of the parents students of the Subang Mewah guidance studio do not can work because there are no documents or IC. The method used is an observation that makes observations of the environment of the Subang Mewah Guidance Studio where there are several parents of students around it, the next stage is interviews where information is obtained about the condition of households that have difficulty getting work and limited space and socialization of the use of the tik tok marketplace to the parent’s students of the Subang Mewah Guidance Studio. The results obtained by the parents’ students of the Subang Mewah Guidance Studio have the skills or abilities to use Tik Tok social media to sell, such as how to use the Tik Tok marketplace, how to determine products, how to make promotions such as giving challenges and how to create interesting and consistent content. marketing products to generate profits that are only done at home or anywhere. Parents of students are also more productive and can educate their children. Keywords: socialization; education; social media; marketplace tik tok.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Deanggi, Vivid Lucha, Arief Setiawan Budi Nugroho, and Fauzie Siswanto. "PENGARUH BIAYA PRASARANA, SARANA, UTILITAS DAN OVERHEAD TERHADAP BIAYA PRODUKSI UNIT BANGUNAN PADA PERUMAHAN MEWAH DI YOGYAKARTA." INERSIA: lNformasi dan Ekspose hasil Riset teknik SIpil dan Arsitektur 15, no. 2 (December 7, 2019): 72–83. http://dx.doi.org/10.21831/inersia.v15i2.28626.

Full text
Abstract:
ABSTRACTMany factors influence developers to determine proce of a house unit of housing. There are some additional costs must be considered for accomplishing projects which not directly related to the cost of a house units. These costs are needed to provide basic and supporting facilities, utilities and some other project overheads are then borne to prospective customers. This study observed the influence of those costs to the cost of building units of luxury housing in Yogyakarta. The survey was conducted to find the cost components from two luxury housing projects. The data was obtained through interviewing field supervisors and heads of engineering which consisted of the costs for developing public and residental facilities, expensing projects overhead, land acquition and house construction. The results showsed that in average, cost of facilities, infrastructure, utilities and project overhead of both housing affect about 29,9% of the total, it also shows that land acquittion for road construction became the highest influenced cost. Keywords: basic facilities, effect,overhead, supporting facilities, utilities ABSTRAK Banyak faktor mempengaruhi pengembang perumahan dalam menentukan harga tiap unit rumah. Selain biaya dasar unit rumah, terdapat beberapa biaya tambahan yang tidak langsung berhubungan dengan biaya pembangunan unit rumah seperti, biaya bahan, alat dan tenaga kerja namun harus dipersiapkan untuk mendukung pelaksanaannya. Biaya-biaya tersebut seperti biaya untuk pemenuhan keberadaan prasarana, sarana, utilitas dan overhead yang pada umumnya kemudian dibebankan kepada pelanggan yang membeli setiap unit rumah. Studi ini membahas pengaruh keberadaan biaya-biaya tambahan tersebut terhadap biaya produksi unit bangunan pada perumahan mewah di Yogyakarta. Survei dilakukan pada dua perumahan mewah di Yogyakarta. data diperoleh melalui wawancara dengan supervisor lapangan dan kepala teknik yang berupa biaya pengembangan fasilitas umum dan fasilitas sosial perumahan, overhead, pengadaan lahan dan biaya bangunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara rata-rata pembiayaan fasilitas, infrastruktur, utilitas dan overhead terhadap biaya unit bangunan pada kedua perumahan berpengaruh sebesar 29,9% dari total biaya yang diperlukan, dimana biaya pengadaan tanah untuk prasarana jalan menyumbangkan kontribusi terbesar dalam pembiaayaan tersebut. Kata kunci: biaya, pengaruh, perumahan, overhead
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Rahmadda, Awan Labi. "PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU." Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan 10, no. 2 (January 27, 2022): 309–17. http://dx.doi.org/10.31186/naturalis.10.2.19968.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan mengkaji persepsi dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Penelitian dilaksanakan pada Oktober sampai dengan Desember 2019 di Kota Bengkulu. Sejumlah 60 responden ditentupan dengan quote-Sampling masing 10 responden dari masyarakat perumahan mewah, Perumnas biasa, pesisir pantai, dekat pasar, dekat sungai, dan perumahan masyarakat. Skor jawaban pada kuesioner penelitian menggunakan skala likert (skala 1,00 sampai 5,00). Kompilasi data dari kuesioner dianalisis secara diskriftif, sedangkan hubungan antar variabel yang dimati dianalisis dengan Uji Korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor persepsi, partisipasi langsung, dan partisipasi tidak langsung masyarakat terhadap pengelolaan sampah rumah tangga masing masing sebesar 3,32 (cukup setuju), 2,89 (cukup sering), dan 2,27 (jarang). Korelasi antara persepsi, partisipasi langsung, dan pasrtisipasi tidak langsung terhadap pengelolaan sampah rumah tangga adalah signifikan dengan pola hubungan linear positif. Tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat juga berkorelasi secara signifikan dengan persepsi, partisipasi langsung, maupun partisipasi tidak langsung dengan pola hubungan linear positif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Nahdodin, Nahdodin. "KONSUMSI GULA RUMAHTANGGA DI INDONESIA." Agro Ekonomi, no. 5 (November 30, 2016): 55. http://dx.doi.org/10.22146/agroekonomi.16836.

Full text
Abstract:
Sejak tahun 1984 Indonesia menghadapi usaha pelestarian swasembada gula. Dalam hal ini perlu diketahui perilaku konsumsi gula di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi informasi perilaku konsumsi gula rumah tangga dengan menaksir elastisitas permintaan gula atas pendapatan dan atas harga dengan memperhatikan gejala "diseconomies of scale" dan "economies of scale", Hasil analisis menunjukkan bahwa elastisitas permintaan alas pendapatan sebesar 0,59, elastisitas permintaan atas harga sebesar — 0,412, gula bukan barang mewah dan gejala "diseconomies of scale" dan "economies of scale" secara agregat tidak tampak
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Supriyanto, Teguh, and Esti Sudi Utami. "Struktur dan Corak Novel-Novel Jawa Pra Kemerdekaan." JENTERA: Jurnal Kajian Sastra 5, no. 2 (December 31, 2016): 95. http://dx.doi.org/10.26499/jentera.v5i2.368.

Full text
Abstract:
Struktur teks novel- novel Jawa Pra Kemerdekaan dibangun dari arkasemem kota –desa. Kota merupakan tempat yang ideal sementara desa tidak ideal. Dengan demikian, alur cerita umumnya memutar dari kota ke desa dan memutar kembali ke kota menuju ke arah yang ideal. Alur cerita dibangun melalui penerobosan medan semantis yang memenuhi ruang ruang artistik. Medan semantis novel novel tersebut umumnya dikonstruksi melalui pasangan oposisi bangsawan - rakyat, laki- perempuan, tampan/cantik-buruk, kaya–miskin. Bangsawan tinggal di kota. Mereka berada di istana serta rumah-rumah mewah. Sementara desa merupakan tempat para petani dan orang orang biasa bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya. Corak novel Jawa Pra Kemerdekaan umumnya istana sentris dengan gaya bahasa perbandingan seperti metafora dan personifikasi. Romantisisme menjadi corak yang menonjol dengan sebaran ideologi yang berorientasi feodalistik dan romantik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Sutjahjo, Nurhasanah, Fitrijani Anggraini, and R. Pamekas. "Konsumsi dan Pelanggan Air Minum Di Kota Besar dan Metropolitan." Jurnal Permukiman 6, no. 3 (November 8, 2011): 138. http://dx.doi.org/10.31815/jp.2011.6.138-146.

Full text
Abstract:
Air adalah kehidupan, sehingga tanpa air tidak akan ada kehidupan. Ketersediaan air tawar dan jernih di lingkungan permukiman mencerminkan kapasitas lingkungan untuk mendukung kehidupan. Salah satu indikator yang telah digunakan secara global untuk mengukur daya dukung lingkungan adalah akses penduduk terhadap sumber air yang aman. Namun, indikator tersebut hanya bermanfaat untuk penetapan kebijakan. Selain itu, indikator itu tidak dapat digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan air minum. Para perancang dan perencana memerlukan indikator yang cepat dan tepat untuk merencanakan pelayanan air minum yang berkelanjutan. Keragaman disain kriteria dapat menyebabkan kesulitan dalam menciptakan pelayanan air minum yang memadai. Oleh karena itu, penelitian inovasi dan deskriptif ini dilaksanakan untuk mengkaji ulang pelayanan air minum di kota besar dan metro terpilih. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode statistik deskriptif dan statistik inferensial. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan parameter jumlah elemen tarif air, banyaknya pelanggan, banyaknya air yang didistribusikan kepada pelanggan, dan konsumsi atau pemakaian air rata-rata per kapita dan per hari. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pelanggan rumah tangga merupakan pemakai air minum terbesar antara 65-85% dengan konsumsi air minum rata-rata untuk rumah sederhana antara 135-145 liter/orang/hari, rumah menengah antara 146-155 liter/orang/hari, dan rumah mewah antara 156-245 liter/orang/hari.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Muhammad Kadir, Junaedi, Amriani Hambali, Syahruni Thamrin, and Nildayanti. "PEMBUATAN TERRARIUM MINI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS KELOMPOK PKK DESA MANDALLE KABUPATEN PANGKEP DI MASA PANDEMI COVID19." J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 1, no. 7 (December 29, 2021): 1607–14. http://dx.doi.org/10.53625/jabdi.v1i7.954.

Full text
Abstract:
Terrarium mini sebagai salah satu bentuk karya seni dan hobby bertanam tanaman hias dalam wadah kaca, merupakan hiasan bernilai ekomomi tinggi, selama ini masih dipandang sebagai aksesori rumah/kantor yang mahal dan dan hanya dapat diperoleh di perkotaan dan pasar tanaman hias besar, padahal dalam prakteknya pembuatan terrarium tidak selalu membutuhkan biaya yang mahal dan bahan-bahan yang mewah, karena beberapa jenis Terrarium sederhana dapat dibuat dengan memeanfaatkan bahan-bahan local sederhana namun tidak mengurangi keindahan hasilnya. Pelatihan pembuatan Terrarium mini bertujuan untuk memberikan keterampilan khusus dan teknis kepada anggota kelompok PKK di Desa Mandalle, Kecamatan Mandalle Kabupaten Pangkajene Kepulauan, dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian akan berkurangnya aktivitas outdoor masyarakat akibat pengetatan aktivitas selama Pandemi Covid-19, sehingga masyarakat yang tergabung dalam Kelompok PKK memiliki Aktivitas di rumah (Work From Home) yang menghasilkan karya yang dapat bernilai Ekonomis serta bernilai seni tinggi. Kegiatan dilaksanakan dalam tahapan Penyuluhan, pelatihan dan Pendampingan. Hasil yang diperoleh menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang Terrarium dan kemampuan teknis dalam memproduksi beberapa model seni Terrarium Mini
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Alnoza, Muhamad, Desfira Ramadhania Rousthesa, and Garin Dwiyanto Pharmasetiawan. "GAMBARAN ORGANISASI RUANG PADA RUMAH LAKSMANA MAEDA DI MENTENG, JAKARTA, BERDASARKAN HOUSEHOLD ARCHAEOLOGY." Forum Arkeologi 34, no. 2 (October 31, 2021): 67. http://dx.doi.org/10.24832/fa.v34i2.689.

Full text
Abstract:
Maeda’s house is one of colonial houses with layout and furnitures that are still remained and maintained today. Through Maeda’s house, we could still study its inhabitants social values that are reflected from their remains. This study seeks to reconstruct the social values that existed at that time, through the spatial arrangement of Maeda’s house using household archaeology. The method used in analysing this problem consists of data collection, analysis and interpretation. Based on the studies that have been carried out, it can be seen that the spatial arrangement in Maeda’s house is related to the social class of its residents. Spatial planning in this case also includes accessibility, room size and facilities. This study also provides an overview of the hierarchical figure of Maeda in managing his house, as well as showing examples of the arrangement of luxury houses in Menteng during his time. Rumah Laksamana Maeda merupakan rumah yang kaya akan sejarah dalam perjalanan Indonesia menjadi negara. Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh Rumah Laksamana Maeda adalah tata ruang dan perabotannya yang masih terjaga hingga sekarang. Rumah Laksamana Maeda dapat dikatakan masih mencerminkan nilai sosial yang ada pada masa itu. Kajian ini berusaha untuk merekonstruksi nilai sosial yang ada pada masa itu, melalui penataan ruang rumah Maeda dengan menggunakan paradigma arkeologi rumah. Metode yang digunakan dalam menjawab masalah ini terdiri dari pengumpulan data, analisis dan interpretasi. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa penataan ruang di rumah Maeda berkaitan dengan kelas sosial para penghuninya. Penataan ruang dalam hal ini adalah juga termasuk aksesibiltas, ukuran ruang dan fasilitas. Kajian ini juga memberikan gambaran mengenai sosok Maeda yang bersifat hirarkis dalam menata rumahnya, sekaligus juga menunjukkan contoh pola penataan rumah mewah di Menteng pada masanya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Trisusanto, Endo, Pandansari Kusumo, and Agatha Pratama. "PERANCANGAN LUNAR SMART LAMP UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS TIDUR DEWASA TINGKAT AWAL." SINGULARITY: Jurnal Desain dan Industri Kreatif 01, no. 01 (November 12, 2020): 13–18. http://dx.doi.org/10.31326/jsing.v1i1.742.

Full text
Abstract:
Tidur merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh manusia. Tidur memiliki manfaat yang sangat besar untuk kesehatan dan metabolisme tubuh. Namun seringkali kualitas tidur seseorang tergolong kurang baik karena pengaruh padatnya kegiatan sehari-hari. Hal ini berpengaruh pada durasi tidur seseorang dan keberlangsungan saat tidur. Pada tahap usia dewasa awal, seseorang akan mengalami tingkat kesibukan yang sangat tinggi mulai dari urusan pekerjaan hingga rumah tangga seperti yang dialami oleh kalangan eksekutif muda. Keseharian yang tergolong mewah mulai dari kepemilikan apartemen, mobil mewah hingga kebiasaan untuk makan siang atau sekedar minum kopi di café ternama. Berdasarkan gaya hidup dan keseharian yang padat, kalangan eksekutif muda cenderung menggunakan peralatan serba praktis. Di era revolusi 4.0 ini, produk dengan Internet of Things mulai banyak diproduksi dengan menamakan produk tersebut sebagai smart product. Dimana smart product ini dapat memenuhi kebutuhan pengguna yang dianggap sebagai product assistant. Atas dasar permasalahan tidur yang sering dihadapi kalangan eksekutif muda dan perkembangan produk internet of Things di era inilah perancangan lampu tidur cerdas ini dapat mengatasi permasalahan dan ikut serta dalam perkembangan penciptaan produk cerdas untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Pemilihan gaya minimalis dan tema smart design pada lampu dan pemilihan warna hitam putih dengan kesan elegan diharapkan mampu menjadi solusi desain yang tepat dan dapat sebagai salah satu referensi penciptaan produk cerdas
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Pujiyanto, Pujiyanto. "The Demands for Outpatient Care in Private Hospitals." Kesmas: National Public Health Journal 7, no. 5 (December 1, 2012): 208. http://dx.doi.org/10.21109/kesmas.v7i5.42.

Full text
Abstract:
Improvement of per capita income will boost the demand for outpatient care and lead enhanced expectation of service quality of hospital. People perceived that private hospital has better services than public hospital. Based on these, we assumed that private hospital users have particularcharacteristics. This study aimed to investigate factors associated with utilization of private hospitals for outpatient care and who get the benefits, the rich or the poor. This study used data of 42,540 respondents from IFLS-4 collected in 2007. Analyses showed the higher the income the higher the demand. Insured’s groups have higher demand than uninsured. Demand analyses revealed that increased price of private hospital caused higher demand. This evidence indicated that outpatient care of private hospital was perceived as luxuries goods. However increased price of public hospital didnot influence the demand of private hospital. It is indicate that private hospital has different type with patients of public hospital. It means that the two types of hospital comprise different segment of patients. The rich benefited more outpatient care in private hospital than the poor. It implies that the government should enforced Ministry of Health’s regulation on hospital social function.Keywords: demand, elasticity, outpatient care, private hospitalAbstrakPeningkatan pendapatan per kapita menaikkan permintaan rawat jalan dan harapan mutu pelayanan rumah sakit. Masyarakat memiliki persepsi pelayanan rumah sakit swasta lebih bermutu daripada rumah sakit pemerintah, sehingga terdapat asumsi pelanggan rumah sakit swasta mempunyaikarakteristik khusus. Tujuan studi ini adalah menginvestigasi berbagai faktor yang berhubungan dengan utilisasi rawat jalan dan kelompok yang mendapat manfaat. Studi ini menggunakan 42.540 responden rumah sakit swasta IFLS-4 tahun 2007. Semakin tinggi pendapatan semakin tinggi pulapermintaan, kelompok jaminan/asuransi mempunyai permintaan yang lebih tinggi daripada non-jaminan. Kenaikan tarif rawat jalan rumah sakit swasta yang dipersepsi masyarakat sebagai barang mewah meningkatkan permintaan. Namun, kenaikan tarif rawat jalan rumah sakit pemerintah tidak memengaruhi permintaan rawat jalan rumah sakit swasta. Hal tersebut mengindikasikan karakteristik pasien rumah sakit swasta yang berbeda dari rumah sakit pemerintah. Kelompok kaya mendapatkan manfaat rawat jalan rumah sakit swasta lebih besar daripada kelompok miskin. Untuk mengoreksikeadaan ini pemerintah perlu menegakkan peraturan menteri kesehatan tentang fungsi sosial rumah sakit.Kata kunci: permintaan, elastisitas, rawat jalan, rumah sakit swasta
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Sirait, Rohadi Simon Hesekiel, Kamil Erwansyah, and Rico Imanta Ginting. "IMPLEMENTASI METODE FUZZY LOGIC PADA SISTEM MONITORING SUHU DAN KELEMBABAN RAK SERVER BERBASIS MIKROKONTROLER." JURNAL TEKNISI 2, no. 2 (August 24, 2022): 34. http://dx.doi.org/10.54314/teknisi.v2i2.975.

Full text
Abstract:
Disaat sekarang ini LPG sudah tidak menjadi barang mewah lagi bagi masyarakat bahkan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat dari kalangan manapun. Tetapi karena sering terjadinya kebakaran yang disebabkan oleh kebocoran gas menjadikan hal itu sebagai suatu momok yang sangat menakutkan bagi masyarakat. Pada awal peluncurannya, gas LPG tidak berbau dan sulit untuk membedakan apakah tabung gas tersebut mengalami kebocoran atau tidak. Seiring dengan kemajuan zaman khususnya dibidang teknologi yang saat ini semakin canggih, maka pembuatan alat pada tugas akhir ini yang dilandasi oleh mikrokontroler dapat dilakukan dan dikerjakan secara otomatis yang nantinya akan dikendalikan oleh peralatan elektronika yang dapat bekerja secara terprogram sesuai dengan kebutuhan. Sebuah contoh alat pengendali atau mikrokontroler Arduino Uno yang sudah banyak dijumpai pada dunia elektronika atau pemrograman mikrokontroler karena pemrograman dan pengoprasian dari Arduino Uno sendiri dapat dikerjakan dengan mudah. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik membuat suatu alat pendeteksi kebocoran gas menggunakan LED dan Buzzer sebagai peringatan dini dan akan menggunakan IoT agar apabila tidak ada orang yang berada didalam rumah tetap akan mendapat informasi kalau terjadi kebocoran gas didalam rumah yang ditinggalinya dan mengendalikan penanggulangan apabila terjadi kebocoran yaitu dengan menggunakan pengendali katup. Hasil dari penelitian ini mampu mengatasi permasalahan dalam pengoperasiannya yaitu dapat memonitoring dan mengendalikan sistem pendeteksi kebocoran pada gas LPG berbasis NodeMCU.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Nasruloh, Rahma Andriani, Rosmayanti, and Mochamad Whilky Rizkyanfi. "Pengaruh Kemudahan Berbelanja pada Masa Society 5.0 yang Meningkatkan Sifat Konsumtif pada Kaum Milenial." Jurnal EMT KITA 7, no. 3 (July 1, 2023): 771–75. http://dx.doi.org/10.35870/emt.v7i3.1062.

Full text
Abstract:
Penelitian ini berfokus pada bagaimana perkembangan teknologi dan informasi yang sangat cepat pada society 5.0. Hal ini berpengaruh terhadap perubahan di masyarakat dalam berbelanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan adanya perkembangan teknologi ini masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari tanpa perlu keluar rumah apalagi yang memiliki kesibukan. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah analisis data kuantitatif dengan cara menyebarkan kuesioner tentang belanja online dan perilaku konsumtif kepada kalangan remaja menuju dewasa yaitu rentang umur 17-25 tahun. Data diperoleh dengan teknik simple random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dari Sebagian peserta dalam sebuah populasi yang kemudian hasil dari data tersebut dianalisis. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan adanya perkembangan teknologi tidak serta merta menyebabkan seseorang berperilaku konsumtif karena mudahnya mendapatkan sesuatu yang diinginkan atau dibutuhkan tanpa perlu keluar rumah. Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang lebih mendorong seseorang untuk berperilaku konsumtif disamping adanya teknologi yang memudahkan untuk berbelanja. Factor-faktor tersebut seperti karena adanya diskon yang ditawarkan sehingga tanpa pikir panjang langsung membeli barang tersebut karena merasa bisa lebih hemat padahal barang tersebut tidak terlalu dibutuhkan, kemudian gaya hidup yang mewah dan sangat memikirkan gengsi karena ingin dipandang memiliki status social yang tinggi di masyarakat, dan yang terakhir selalu ingin tampil dengan teman-teman sebayanya, remaja cenderung akan melakukan hal apapun agar tidak ketinggalan dengan trend yang ada.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Ida Ayu Iran Adhiti, I Made Suarta, and Gd Sidi Artajaya. "Bentuk Tindak Tutur Bahasa Bali pada Cerpen “I Bojog Teken I Kedis Sangsiah” sebagai Alternatif Media Pembelajaran." Mimbar Ilmu 27, no. 3 (December 14, 2022): 460–67. http://dx.doi.org/10.23887/mi.v27i3.53475.

Full text
Abstract:
Tindak tutur pada dasarnya merupakan kalimat yang digunakan untuk menyatakan suatu tuturan agar maksud dari tuturan tersebut dapat diketahui oleh pendengar/pembaca. Hanya saja tidak semua siswa mampu memahami makna dari sebuah tindak tutur, sehingga dibutuhkan kajian yang kusus untuk mengkaji tindak tutur yang digunakan oleh sebuah cerita/film. Adapun tujuan dari penelitian ini yakni untuk untuk menggali bentuk tindak tutur yang terdapat pada cerpen “I Bojog Tekĕn I Kedis Sangsiah”. Penelitian ini tergolong kedalam jenis penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan metode pustaka dan teknik baca. Data hasil penelitian kemudian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif yang kemudian dikaitkan dengan hasil penelitian terdahulu. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa cerpen “I Bojog Tekén I Kedis Sangsiah” menunjukkan tindak tutur lokusi yakni tuturan I Kedis Sangsiah dengan bangga menyatakan dirinya memiliki rumah dari hasil jerih payah sendiri. Tindak tutur ilokusi ditemukan tuturan dari I Bojog kepada I Kedis Sangsiah yang sombong, menyatakan dirinya mampu membuat rumah mewah. I Bojog menginginkan respon dari I Kedis Sangsiah. Tindak tutur perlokusi ditemukan pada tuturan I Bojog berusaha membela diri dengan keadaannya, menceritakan leluhurnya berjasa terhadap Batara Rama yang mampu mengalahkan Prabu Rahwana di kerajaan Langkapura. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa dalam cerpen “I Bojog Tekén I Kedis Sangsiah” terdapat tiga tindak tutur yang digunakan, diantaranya adalah tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Faradini, Ifwana Fairuzil. "ANALISIS RESPON WARGANET PADA AKUN YOUTUBE THE NEWSROOM NET (Episode Seputar Rumah Kecil yang Berhimpitan dengan Apartemen Mewah di Tengah Ibu Kota)." ORASI: Jurnal Dakwah dan Komunikasi 13, no. 1 (July 23, 2022): 94. http://dx.doi.org/10.24235/orasi.v13i1.8530.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Maulana, Maulana, and Sukendra Martha. "Pertimbangan Lokasi Geografis dalam Membangun Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Koruptor di Pulau Terluar." Jurnal Lemhannas RI 7, no. 1 (July 28, 2020): 59–71. http://dx.doi.org/10.55960/jlri.v7i1.51.

Full text
Abstract:
Untuk membangun lokasi apapun yang sesuai peruntukannya, termasuk penentuan bangunan lembaga kemasyarakatan (lapas), diperlukan sebuah pertimbangan geografis. Dengan pertimbangan informasi geografis/ kewilayahan tersebut kemudian dapat memilih dan memilah lokasi yang tepat bagi bangunan di lingkungan lapas. Setiap wilayah mempunyai karakteristik geografis yang tidak sama. Oleh karena itu kecocokan lahan untuk pembangunan Lapas dapat dicari lokasinya sesuai dengan persyaratan lapas yang hendak dibangun. Karena tingkat kemampuan lahan, kesuburan, topografi dan berbagai kondisi dan potensinya yang tidak sama itu, maka dalam penentuan lahan untuk membangun sebuah lapas diperlukan pertimbangan lokasional geografis. Teknologi Sistem Informasi Geografis (Geographic Information Systems) dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan suatu informasi spasial yang terintegrasi yang siap digunakan untuk pengambilan keputusan, yakni menentukan lokasi pembangunan lapas yang ideal. Makalah ini membahas pentingnya pertimbangan geografis, sebagai jawaban atas banyaknya saran masukan pejabat publik, terkait kejadian Lapas Sukamiskin yang dari sisi lokasi terlalu dekat dengan kota dan dianggap banyak memfasilitasi kemudahan dan kemewahan untuk para narapidana (napi) koruptor. Harapannya agar bagaimana napi itu ditempatkan di lokasi yang tepat, misalnya lokasinya yang jauh - di pulau terluar dimaksudkan agar menyulitkan akses, dan tidak dapat menjadikan lapas maupun rumah tahanan negara (rutan) dengan fasilitas yang mewah dan berlebihan, tetapi sisi pembinaan pemasyarakatan bagi napi tetap diperlukan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Marbun, Fanny Elizabeth, Anak Agung Gde Raka Dalem, and I. Ketut Muksin. "EFISIENSI PENGGUNAAN AIR BERSIH PADA ALILA VILLAS ULUWATU, BALI." SIMBIOSIS 10, no. 1 (March 31, 2022): 101. http://dx.doi.org/10.24843/jsimbiosis.2022.v10.i01.p09.

Full text
Abstract:
Peningkatan wisatawan di hotel dan akomodasi jenis lain berdampak pada meningkatnya kebutuhan dan pemakaian air bersih. Manusia bergantung pada air bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik rumah tangga, tetapi juga untuk kebutuhan produksi, industri dan lainnya. Karena kebutuhan sumber daya air dengan kualitas tinggi bagi industri perhotelan, maka perlu diadakan pengamatan untuk mengetahui efisiensi penggunaan air bersih pada suatu hotel atau villa. Alila Villas Uluwatu Bali merupakan salah satu villa mewah dengan predikat bintang lima dengan berbagai sarana dan prasarana yang tersedia sehingga penggunaan air bersih tentunya cukup banyak. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui upaya efisiensi penggunaan air bersih pada Alila Villas Uluwatu Bali. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, pemeriksaan dokumen, dan observasi lapangan. Data yang didapatkan dianalisis secara kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, konsumsi rata-rata air bersih AVU pada tahun 2017 sebesar 2,80 liter/pengunjung dan tahun 2018 sebesar 2,73 liter/pengunjung. Di tahun 2018 efisiensi penggunaan air bersih di Alila Villas Uluwatu adalah sebesar 2,5% dibandingkan di tahun 2017. Usaha-usaha lainnya yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi konsumsi air bersih di AVU yaitu dengan menggunakan water fixture dan sanitair, melakukan penyerapan air melalui biopori dan sumur peresapan pada lahan hijau, melakukan pengoptimalan pipa air, memberi batas aliran shower dan mengontrol kebocoran serta regulasi tekanan air secara berkala. Makna hasil studi ini yaitu Alila Villas Uluwatu telah mengurangi limbah yang tidak baik bagi lingkungan, melainkan Alila Villas Uluwatu mengolahnya kembali untuk operasional hotel.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Sembiring, Sartika Br. "PERSEPSI WARNA EMAS PADA PERHIASAN PENGANTIN KARO DI SEI BINGEI, KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA." Artchive: Indonesia Journal of Visual Art and Design 2, no. 1 (June 1, 2021): 49. http://dx.doi.org/10.53666/artchive.v2i1.1732.

Full text
Abstract:
Color in human life has a very important role. With color, humans can identify something that appears in front of them. There is a strong relationship between color and one’s emotions that can even cause a feeling that is unique to a person. Karo bridal jewelry uses gold as a whole, from bracelets, necklaces to earrings worn by the bride and groom. This study focuses on the role of gold in Karo bridal jewelry in influencing the perception of the bride and groom in living a new household. The method used in this research is descriptive qualitative with data collection techniques in the form of observation, interviews and documentation. The results showed that the perception of the gold color in the Karo people, especially the bride and groom, had a very deep meaning, namely the value of responsibility, the value of hard work, the value of honesty and the value of prosperity expected in domestic life. The perception of value that arises from the gold color of jewelry reflects that both the bride and the extended family must be able to become role models who have luxurious and effective symbols such as gold.ABSTRAK Warna di dalam kehidupan manusia memiliki peranan yang sangat penting. Dengan warna manusia dapat mengidentifikasi sesuatu yang tampak dihadapannya. Terdapat keterkaitan kuat antara warna dengan emosi seseorang yang bahkan dapat menimbulkan suatu perasaan yang khas dari diri seseorang. Perhiasan pengantin Karo menggunakan warna emas secara keseluruhan mulai dari gelang, kalung sampai dengan anting yang dikenakan oleh kedua pengantin. Penelitian ini memfokuskan peran warna emas pada perhiasan pengantin Karo dalam mempengaruhi persepsi pengantin dalam menjalani rumah tangga yang baru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan persepsi warna emas pada masyarakar Karo khususnya kedua pengantin memiliki arti yang sangat dalam yaitu nilai tanggung jawab, nilai kerja keras, nilai kejujuran serta nilai kemakmuran yang diharapkan dalam kehidupan rumah tangga. Persepsi nilai yang timbul dari warna emas perhiasan mencerminkan kedua pengantin dan keluarga besar harus mampu menjadi panutan yang memiliki simbol mewah dan tepat guna seperti emas. Kata Kunci : Emas; Perhiasan; Pengantin Karo
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Wijayati, Prasmita Dian, NFN Harianto, and Achmad Suryana. "Permintaan Pangan Sumber Karbohidrat di Indonesia." Analisis Kebijakan Pertanian 17, no. 1 (June 28, 2019): 13. http://dx.doi.org/10.21082/akp.v17n1.2019.13-26.

Full text
Abstract:
<p>Rice is the main staple food for Indonesian population. At the same time, per capita consumption of wheat products has increased annually. One of main government policies related to food consumption is to accelerate food and nutrition diversification based on local food sources. Objective of this study was to understand demand for various carbohydrate food sources at household level by introducing socio-economic variables such as household size, wife working status, and characteristics of household head. This research used Susenas 2017 data at national level. Demand for food was estimated by the AIDS model. Rice was still as the most favorable carbohydrate source for Indonesian people. Bread and processed food were categorized as luxurious; while rice, wheat flour, cereals, and roots were as normal goods. Own-price demand elasticity for rice, wheat flour, cereals, and roots were elastic, meanwhile for bread and prepared foods were inelastic. Reducing per capita rice consumption, among others, should be conducted by increasing knowledge and awareness of household members of the importance of food consumption diversification. The government should be aware of the continuing increase in wheat flour imports in line with national economic growth due to high income elasticity for bread and processed food.</p><p> </p><p>Abstrak</p><p>Pangan sumber karbohidrat yang merupakan pemasok utama energi untuk menjalankan aktivitas sehari-hari penduduk Indonesia masih didominasi oleh beras. Bersamaan dengan itu, konsumsi pangan/kapita berasal dari gandum meningkat setiap tahunnya. Di fihak lain, Indonesia memiliki beragam pangan lokal sumber karbohidrat. Salah satu kebijakan utama pemerintah terkait konsumsi pangan adalah mempercepat diversifikasi pangan dan gizi berbasis pangan lokal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui permintaan pangan berbagai komoditas sumber karbohidrat di tingkat rumah tangga dengan memasukkan variabel sosial ekonomi yaitu jumlah anggota rumah tangga, status istri bekerja, dan karakterestik kepala keluarga. Penelitian ini menggunakan data Susenas tahun 2017 untuk tingkat nasional dari BPS. Permintaan pangan dianalisis dengan menggunakan model AIDS. Hasil analisis mengkonfirmasi bahwa beras masih menjadi komoditas sumber karbohidrat yang paling diminati masyarakat. Roti dan makanan jadi merupakan golongan pangan mewah sedangkan beras, terigu, padi-padian, serta umbi merupakan barang normal. Elastisitas harga sendiri untuk permintaan komoditas beras, terigu, padi-padian, dan umbi bersifat inelastis sedangkan roti dan makanan jadi tergolong elastis. Dari hasil penelitian ini disarankan upaya pengurangan konsumsi beras/kapita diantaranya dilakukan melalui peningkatan pengetahuan dan kesadaran anggota rumah tangga mengenai manfaat diversifikasi pangan dan gizi untuk memelihara hidup sehat dan produktif. Pemerintah perlu mewaspadai berlanjutnya peningkatan impor terigu sejalan dengan pertembuhan ekonomi nasional karena roti dan makanan jadi memiliki elastisitas pendapatan yang tinggi.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Erwantoro, Heru. "BIOSKOP KELILING PERANANNYA DALAM MEMASYARAKATKAN FILM NASIONAL DARI MASA KE MASA." Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya 6, no. 2 (June 1, 2014): 285. http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v6i2.200.

Full text
Abstract:
AbstrakFilm masuk ke Hindia Belanda untuk pertama kalinya pada tanggal 5 Desember 1900 dalam format bioskop keliling. Bioskop keliling ternyata mampu eksis dari masa ke masa karena ada faktor yang mendukung keberadaannya. Melalui pendekatan historis, penelitian ini mencoba untuk menelusuri perjalanan bioskop keliling dari masa ke masa dan peranannya dalam perfilman nasional. Penelitian ini memiliki arti yang signifikan bagi perkembangan perfilman nasional. Dari penelitian ini terungkap bahwa: (1) eksistensi bioskop keliling ditentukan oleh motif ekonomi dan motif politik. Secara ekonomis, bioskop keliling menjual jasa pemutaran film langsung ke konsumennya secara massal dan murah, namun tetap menjanjikan keuntungan secara finansial. Motif politik menjadikan film sebagai instrumen politik, namun demikian motif politik ini membuat eksistensi bioskop keliling semakin kokoh; (2) bioskop keliling merupakan mesin peredaran film nasional yang sangat efektif di dalam memasyarakatkan film nasional ke tengah-tengah masyarakat. Melalui bioskop keliling mimpi film nasional menjadi tuan rumah di negeri sendiri secara realistik dapat terwujud. Anggapan yang selama ini dipahami oleh kalangan perfilman bahwa menjadi tuan rumah di negeri sendiri hanya dapat dicapai dengan cara menguasai bioskop yang permanen, mewah dan yang berada di kota-kota berakibat mengubur potensi besar yang dimiliki bioskop keliling. AbstractThe first time of movie come to the Dutch East Indie in December 5th 1990 on cinema circumference. Cinema circumference exists from time to time since there are factors that support the existence. Through historical approach, the research tries to browse the cinema trip around from time to time and its role in national film. The research has a significant means in the developing of national film. From the result, it can be seen that (1) the existences of cinema circumference decided by the economic motif and political motif. Economically, cinema circumference sells the screening services directly to consumers in bulk and cheap, but still promising benefit financially. Political motives make the film as a political instrument; however it makes the existence of a political motive theater sturdy. (2) Cinema circumference is the main power of national film which is very effective in promoting national film to society. Through national movie theaters, the dream to be a host on their own country can realistically be realized. The assumption, that hosts in their own country can only be achieved by means of holding a permanent cinema master, luxurious, and located in cities is burying large potential of circumference cinema.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Tati Haryati and A. Gafar Hidayat. "Tradisi Nika Leka Pasa Masyarakat Kurang Mampu Di Desa Tangga Kecamatan Monta Kabupaten Bima." JURNAL PENDIDIKAN IPS 8, no. 1 (June 30, 2018): 53–63. http://dx.doi.org/10.37630/jpi.v8i1.117.

Full text
Abstract:
Penelitian ini betujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan tradisi nika leka di Desa Tangga Kecamatan Monta Kabupaten Bima. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan sosial budaya, pendekatan ini digunakan untuk mengungkapkan fenomena yang berkaitan dengan tradisi Nikah Leka sebagai salah satu tradisi kultural dalam adat perkawinan masyarakat Bima. Teknik pengumpulan data meliputi: wawancara, studi kepustakaan dan observasi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tradisi nika leka adalah tradisi pernikahan yang dilaksanakan oleh masyarakat yang tidak memiliki kesanggupan untuk membiayai upacara perkawinan yang mewah dikarenakan alasan ekonomi. Proses pelaksanaanya antara lain: a) Pada proses lamaran nika leka, dilkasanakan hanya oleh kalangan keluarga dekat yang terdiri dari kedua orang tua dengan disaksikan oleh ketua RT dilingkungan tempat tinggal mereka; b) jumlah mahar diserahkan sepenuhnya kepada pihak keluarga calon mempelai laki, jadi pihak mempelai perempuan tidak memaksakan mahar yang tinggi pada keluarga laki-laki; c) Mbolo Weki, adalah salah satu acara yang tidak boleh dilewatkan begitu saja oleh keluarga pasangan nika leka. Acara ini merupakan acara pemberian sumbangan oleh keluarga dan warga masyarakat setempat untuk telesenggaranya sebuah acara pernikahan. Jumlah dana mbolo weki yang terkumpul biasanya tidak terlalu banyak, dana tersebut dipergunakan untuk menambah biaya pernikahan;d) Ritual pernikahan ini di awali dengan acara dende, acara dende ini dilakukan di malam hari yaitu dimana pengantin laki-laki di arak menuju rumah mempelai wanita dengan berjalan kaki diringi dengan musik rebana dan juga zikir. Pengantin laki-laki mengenakan baju adat Bima demikian pula pengantin wanitanya. Acara nika leka dilakukan setelah pelaksanaan sholat Isya dan waktu berakhirnya acara tersebut tidak ditentukan kapan berakhirnya. Karena lama atau sebentarnya acara tersebut itu tergantung sungguh pada tamu yang datang memberikan ucapan selamat. Apabila tamunya sudah tidak ada maka acara nika lekapun berakhir dengan sendirinya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Suhartono, Bunga Rahmasari, Fredy Andereas Guntoro, and Hery Susanto. "Studi Analisis Membangun Rumah Sederhana dengan Dinding Bata Merah dan Bahan Alternatif." Composite: Journal of Civil Engineering 1, no. 1 (June 22, 2022): 16–22. http://dx.doi.org/10.26905/cjce.v1i1.7782.

Full text
Abstract:
Guna tercapainya pembangunan rumah dengan inovasi baru maka perlu adanya perencanaan yang dilakukan secara terperinci agar dapat terlaksana dengan lancar. Penyusunan RAB memerlukan ketelitian terhadap harga material yang digunakan sehingga semua pihak yang terlibat tidak ada yang dirugikan satu sama lain. Studi ini bertujuan untuk membandingkan RAB dari dinding dengan material penyusun bata merah, bata ringan, dan dinding sistem komponen, serta untuk mengetahui pengaruh kelebihan dan kekurangan dari masing-masing material tersebut terhadap RAB rumah sederhana tipe 36 secara keseluruhan.Dalam penyusunan studi, metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, yaitu studi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi berupa data primer, data sekunder, dan literatur menurut apa adanya pada saat studi dilakukan. Data primer didapatkan dari PT. Atakana Sejahtera Abadi untuk rumah dengan dinding bata merah dan PT. Anugrah Multi Cipta Karya untuk rumah dengan sistem RUKOM (Rumah Komponen). Sedangkan data sekunder didapatkan dari jurnal studi sebelumnya untuk analisa RAB rumah dengan dinding bata ringan dan digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing material penyusun rumah yang diteliti. Hasil dari studi yang telah dilakukan adalah Biaya pekerjaan dinding bata merah sebesar Rp30.446.739,42 dan biaya pembangunan rumah keseluruhan sebesar Rp156.514.294,40, biaya pekerjaan dinding bata ringan sebesar Rp27.043.107,71 dan biaya pembangunan rumah keseluruhan sebesar Rp152.076.557,55, lebih ekonomis 3% dibandingkan dengan biaya rumah bata merah, serta untuk biaya pekerjaan dinding dengan sistem komponen sebesar Rp23.864.251,23 dan biaya pembangunan rumah keseluruhan sebesar Rp134.607.567,62, lebih ekonomis 14% dibandingkan dengan biaya rumah bata merah. Rumah bata merah, rumah bata ringan, dan rumah komponen memiliki kelebihan dan kekurangan. Rumah bata merah tidak banyak mengalami kesulitan pada saat pembangunannya, namun proses pengerjaannya lama dan biayanya menjadi mahal. Pemasangan dinding rumah bata ringan lebih cepat, material lebih sedikit, dan tahan terhadap benturan. Rumah komponen merupakan alternatif rumah layak huni dengan kelebihan tahan gempa, kokoh, dan ringan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Rafik, Aunur, Muhammad Humaidi, and Rinova Firman Cahyani. "Pengaruh Penggunaan Bata Merah Dan Bata Ringan Terhadap Dimensi Pondasi Dan Harga Rumah Tipe 54." Jurnal INTEKNA : Informasi Teknik dan Niaga 18, no. 1 (May 10, 2018): 18. http://dx.doi.org/10.31961/intekna.v18i1.548.

Full text
Abstract:
Keamanan dan kenyamanan merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius dalam membangun sebuah rumah. Sering terjadi kasus ambruknya rumah yang diakibatkan karena tidak kuatnya struktur rumah. Pemilihan material penyusun dinding menjadi penting diperhatikan karena penurunan struktur pondasi juga diakibatkan beratnya beban dinding. Terutama bangunan rumah pada daerah rawa atau tanah lunak. Bata ringan menjadi bahan baku alternatif dalam pekerjaan pasangan dinding. Perbedaan bentuk, ukuran dan berat pada bata merah dan bata ringan mempengaruhi beban yang ditanggung oleh elemen struktur bangunan seperti balok, kolom dan pondasi. Penelitian ini menganalisis pengaruh material dinding berupa bata merah dan bata ringan terhadap dimensi struktur bawah/pondasi dan harga untuk rumah tipe 54. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan komparatif. Metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana pengaruh material bata merah dan bata ringan terhadap dimensi struktur pondasi. Sedangkan metode komparatif digunakan untuk membandingkan hasil perhitungan harga rumah tipe 54 antara material dinding berupa bata merah dan bata ringan. Berdasarkan analisis dan perhitungan, pondasi rumah yang pasangan dindingnya menggunakan material bata ringan dimensinya lebih kecil dan harga rumahnya lebih murah dibanding menggunakan material bata merah. Pada penggunaan bata merah harga bangunan rumah Rp 350.964.275. Sedangkan pada penggunaan bata ringan harga bangunan rumah Rp 304.350.739. Kesimpulannya penggunaan material bata ringan menjadikan harga bangunan rumah lebih murah Rp 46.613,536 (13,28 %) dibanding menggunakan material bata merah
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Puspitasari, Rina, Mei Sundari, and Setyowati Setyowati. "Analisis Komparatif Industri Rumah Tangga Gula Merah dan Gula Semut di Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen." Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 5, no. 2 (April 1, 2021): 404–13. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jepa.2021.005.02.11.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keuntungan, profitabilitas, dan efisiensi dari industri rumah tangga gula merah dan industri rumah tangga gula semut di Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen. Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan analitik. Metode pengambilan lokasi secara purposive dan pengambilan sampel dengan metode simple random sampling. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 30 responden gula merah dan 30 responden gula semut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata biaya industri rumah tangga gula merah sebesar Rp 2.110.243, penerimaan sebesar Rp 2.421.617, dengan keuntungan sebesar Rp 311.374, sedangkan besarnya rata-rata biaya industri rumah tangga gula semut sebesar Rp 2.484.629, penerimaan sebesar Rp 3.741.700, dengan keuntungan sebesar Rp 1.257.071. Industri rumah tangga gula merah mempunyai tingkat profitabilitas sebesar 12,75%, dengan nilai efisiensi sebesar 1,13, sedangkan industri rumah tangga gula semut sebesar 46,66% dengan nilai efisiensi sebesar 1,47. Hasil uji statistik (t-test) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keuntungan, profitabilitas, dan efisiensi antara industri rumah tangga gula merah dan gula semut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Kusumadewi, Putu Oktavia, Dwi Putra Darmawan, and Gede Mekse Korri Arisena. "KONTRIBUSI PENDAPATAN INDUSTRI GULA MERAH TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA." Jurnal Hexagro 6, no. 2 (August 1, 2022): 98–114. http://dx.doi.org/10.36423/hexagro.v6i2.925.

Full text
Abstract:
Agroindustri gulamerahmerupakan salah satu agroindustri yang banyak ditemui di Desa Besan, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Agroindustri gula merahdi Desa Besan telah ada secara turun temurun dan bersifat tradisional. Kelompok Wanita Tani Sari Kelapa merupakan kelompok yang beranggotakan para ibu rumah tangga di Desa Besanyang memiliki mata pencaharian yang sama.Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh kelompok ini adalah memproduksi produk olahan nira kelapa seperti gula merah batok, gula semut dan sirup gula.Kegiatan produksi gula merah ini memberikan kontribusi yang besar bagi pendapatan rumah tangga setiap anggota KWT. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Menganalisis sumber-sumber pendapatan rumah tangga Kelompok Wanita Tani Sari Kelapa, 2) Menganalisis kontribusi pendapatan industri gula merah terhadap pendapatan rumah tangga KWT Sari Kelapa. Metode yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif dan kualitatif.Responden penelitian ditentukan dengan metode sensus, data penelitian diperoleh melalui wawancara langsung, observasi, dan dokumentasi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:1) Sumber pendapatan dari rumah tangga anggota KWT dari industri gula merah, usahatani lainnya, dan non pertanian, 2) Kontribusi pendapatan industri gula merah terhadap pendapatan rumah tangga anggota KWT Sari Kelapa adalah 50,10 % Kata Kunci: kontribusi, gula merah; kelompok wanita tani; pendapatan rumah tangga
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Desak Putu, Eka Pratiwi, and Sulatra I Komang. "Louis Vuitton: Advertising Without a Word." Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan 14, no. 1 (January 12, 2023): 59–67. http://dx.doi.org/10.26594/diglossia.v14i1.3018.

Full text
Abstract:
Abstract Visual communication, especially body language, play a compelling role in communications. People deliver information and messages over their body and accept them from others during the communication process. This study aims at identifying body language shown by the model of the advertisement, as well as discovering the meaning and the roles of body language in Louis Vuitton advertisements. Louis Vuitton, is a French luxury fashion house and company founded in 1854 by Louis Vuitton. The data was collected by observation method. The researchers watched the advertisement repeatedly and noted important findings related to the research questions. Then, the researchers classified the data based on types of body languages performed by the models, such as eye contact, facial expressions, gestures, postures, and other interesting body movements like touching and dancing. Qualitative method was used to analyze the collected data. In analyzing the data, the researchers used theory of body signs proposed by Danesi (2004) as the main theory and supported by theory of body language by Pease (2004). The finding shows that Louis Vuitton perfume video advertisement uniquely deliver messages in a mysterious way without using any promising words. Keywords: body language, non-verbal communication, meaning, Louis Vuitton Abstrak Komunikasi visual, khususnya bahasa tubuh, memainkan peranan penting dalam komunikasi. Orang-orang mengirimkan informasi dan pesan melalui tubuhnya dan sebaliknya menerima informasi dan pesan dari orang lain juga melalui tubuhnya, selama proses komunikasi berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah bahasa tubuh yang digunakan oleh model iklan Louis Vuitton dan menemukan makna serta peranannya dalam periklanan. Louis Vuitton merupakan rumah mode mewah di Perancis dan sebuah perusahaan yang didirikan pada tahun 1854 oleh Louis Vuitton. Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan metode observasi. Peneliti menonton iklan Louis Vuitton berulang kali dan mencatat temuan-temuan penting yang berkaitan dengan rumusan masalah penelitian. Kemudian, peneliti mengklasifikasikan data berdasarkan jenis-jenis bahasa tubuh yang digunakan oleh model iklan, seperti kontak mata, ekspresi wajah, gestur, postur, dan gerakan tubuh lainnya yang menarik seperti sentuhan atau tarian. Peneliti menggunakan medote kualitatif dalam menganalisis data, dengan menggunakan teori dari Danesi (2004) tentang bahasa tubuh sebagai teori utama dan teori dari Pease (2004) sebagai teori pendukung. Temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa video iklan parfum Louis Vuitton memiliki cara unik untuk menyampaikan pesan tanpa menggunakan kata-kata yang menjanjikan. Kata kunci: bahasa tubuh, komunikasi non-verbal, makna, Louis Vuitton
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Moekasan, Tonny Koestony, Nikardi Gunadi, Witono Adiyoga, and Ineu Sulastrini. "Kelayakan Teknis dan Ekonomi Budidaya Cabai Merah di Dalam Rumah Kasa untuk Menanggulangi Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan." Jurnal Hortikultura 25, no. 2 (April 13, 2016): 180. http://dx.doi.org/10.21082/jhort.v25n2.2015.p180-192.

Full text
Abstract:
<p>K. Pada satu dasawarsa terakhir produktivitas cabai merah mengalami penurunan akibat meningkatnya serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang dipicu oleh dampak perubahan iklim. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan budidaya cabai merah di dalam rumah kasa. Budidaya cabai merah di dalam rumah kasa di dataran rendah mampu meningkatkan hasil panen &gt; 9 kali dibandingkan dengan budidaya cabai merah di lahan terbuka, sedangkan di dataran tinggi mampu mengurangi penggunaan pestisida dengan hasil panen tetap tinggi. Namun demikian, kelayakan teknis dan ekonominya belum diketahui. Penelitian bertujuan mengetahui kelayakan teknis dan ekonomi budidaya cabai merah di dalam rumah kasa di dataran tinggi dalam upaya menanggulangi serangan OPT. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu, Balai Penelitian Tanaman Sayuran di Lembang (± 1.250 m dpl.), Jawa Barat, sejak bulan Juni sampai November 2014. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode petak berpasangan dan diulang empat kali. Petak perlakuan berukuran 75 m2, varietas cabai yang ditanam adalah Ciko. Dua macam perlakuan yang diuji adalah (a) budidaya tanaman cabai di dalam rumah kasa dan (b) budidaya tanaman cabai merah di lahan terbuka. Penyemprotan insektisida dilakukan berdasarkan ambang pengendalian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan rumah kasa dapat mengurangi serangan hama sehingga biaya insektisida dapat dikurangi sebesar 73,19% dengan produksi lebih tinggi sebesar 106,45–109,00% dibandingkan dengan budidaya tanaman cabai merah di lahan terbuka, dengan tingkat pengembalian (R) mencapai 2,36. Dengan demikian, penggunaan rumah kasa dapat direkomendasikan sebagai teknologi budidaya cabai merah di dataran tinggi karena secara teknis dapat menekan serangan OPT dan mengurangi penggunaan insektisida dan secara ekonomi menguntungkan.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Putri utami, Inayah Rahmawati, Wiludjeng Roessali, and Siwi Gayatri. "Analisis Profitabilitas dan Tingkat Kesejahteraan Petani Bawang Merah di Kecamatan Mijen Kabupaten Demak." AGRIMOR 8, no. 3 (August 4, 2023): 130–38. http://dx.doi.org/10.32938/ag.v8i3.2039.

Full text
Abstract:
Komoditas bawang merah memiliki nilai ekonomis tinggi dan banyak digunakan sebagai bahan utama bumbu dasar masakan di Indonesia, selain itu dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan. Kabupaten Demak merupakan salah satu sentra produksi bawang merah di Jawa Tengah. Kontribusi produksi bawang merah Kabupaten Demak terhadap produksi provinsi sebesar 13 %. Usaha tani bawang merah di Indonesia masih menghadapi banyak kendala, tidak terkecuali di Kabupaten Demak. Kendala usahatani tersebut di antaranya ancaman konversi lahan, harga bibit berkualitas mahal dan belum optimalnya penggunaan input produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pendapatan dan profitabilitas usahatani bawang merah, pengeluaran rumah tangga petani bawang merah di Kecamatan Mijen Kabupaten Demak dan Tingkat kesejahteraan rumah tangga petani bawang merah di Kecamatan Mijen Kabupaten Demak. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah petani bawang merah sebanyak 96 responden yang ditentukan menggunakan rumus slovin dengan tingkat eror 10%. Berdasarkan hasil analisis didapat pendapatan petani bawang merah di Kecamatan Mijen Kabupaten Demak sebesar Rp 119.188.411,00 dengan rata – rata luas lahan petani 7600 m2. Nilai profitabilitas sebesar sebesar 169,67% dimana tingkat bunga deposito Bank BRI saat penelitian ini berlangsung yaitu 3,75% artinya usahatani bawang merah di Kecamatan Mijen layak untuk dijalankan. Total pengeluaran rumah tangga petani bawang merah di Kecamatan yaitu Rp 88.039.262/MT. Pengeluaran tersebut terdiri atas pengeluaran usahatani sebesar Rp 70.117.256 dan pengeluaran non usahatani Rp 17.922.006. Nilai tukar pendapatan rumah tangga petani bawang merah yaitu sebesar 1,48 yang mana nilai tersebut lebih besar dari 1 artinya tingkat kesejahteraan petani sudah masuk kedalam golongan sejahtera.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Enjelina, Weni, and Zulya Erda. "Bahan Organik Rumah Tangga sebagai Pendeteksi Formalin pada Makanan." GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh 1, no. 4 (November 6, 2022): 102. http://dx.doi.org/10.29103/jkkmm.v1i4.9257.

Full text
Abstract:
Penggunaan formalin sebagai pengawet makanan masih dijumpai dewasa ini. Formalin dapat menyebabkan keracunan dan penyebab kanker golongan I. Bahan alami yaitu antosianin berpotensi sebagai pendeteksi formalin pada makanan. Antosianin bisa didapatkan dari sisa bahan organik rumah tangga. Tujuan penelitian ini untuk menentukan batas deteksi minimum formalin dari tiga bahan organik, yaitu kulit buah naga, kulit bawang merah dan kulit ubi jalar ungu. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Tahapan penelitian dimulai dari ekstraksi antosianin dari bahan, deteksi formalin secara langsung dan deteksi pada bahan makanan (“tahu putih”). Konsentrasi formalin yang diuji, yaitu 0,5%, 1%, 2%, 5%, 25% dan 50%. Kemampuan deteksi dilihat dari perubahan warna antara kontrol dan perlakuan formalin. Data yang didapatkan ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar. Kulit buah naga menghasilkan ekstrak berwarna oranye, kulit bawang merah menghasilkan ekstrak berwarna merah, sedangkan kulit ubi ungu menghasilkan ekstrak berwarna merah pekat. Batas deteksi minimum kulit buah naga 50%, sedangkan kulit bawang merah dan kulit ubi ungu 25%. Pengujian pada tahu putih membuktikan bahwa ekstrak bisa mendeteksi formalin pada tahu putih dengan aplikasi konsentrasi 25% dan 50%. Kulit buah naga, kulit bawang merah dan kulit ubi jalar dapat digunakan sebagai pendeteksi formalin dengan batas deteksi minimum yang masih cukup tinggi yaitu 25%. Perlu dilakukan penelitian lanjutan optimasi ekstraksi untuk mendapatkan antosianin yang lebih maksimal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Prabaningrum, Laksminiwati, and Tonny Koestony Moekasan. "Pengelolaan Organisme Pengganggu Tumbuhan Utama Pada Budidaya Cabai Merah di Dataran Tinggi." Jurnal Hortikultura 24, no. 2 (April 13, 2016): 179. http://dx.doi.org/10.21082/jhort.v24n2.2014.p179-188.

Full text
Abstract:
Organisme pengganggu tumbuhan (OPT) masih merupakan salah satu kendala utama pada budidaya cabai merah di dataran tinggi, sejak fase vegetatif hingga generatif. Oleh karena itu pengelolaan OPT selalu diupayakan guna menekan kehilangan hasil panen. Penelitian mengenai pengelolaan OPT utama pada budidaya cabai merah di dataran tinggi telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu, Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang (1.250 m dpl.) sejak April hingga Oktober 2011. Tujuannya ialah menguji pengaruh penggunaan rumah kasa dan mulsa plastik pada budidaya tiga varietas cabai merah terhadap serangan OPT, penggunaan pestisida, dan produksi cabai merah. Penelitian menggunakan rancangan petak terpisah dan setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Macam perlakuan yang diuji adalah : (A) sistem tanam : di dalam rumah kasa (a1) dan di lahan terbuka (a2); (B) kombinasi varietas dan penggunaan mulsa plastik : Tanjung 2 + mulsa plastik (b1), Wibawa + mulsa plastik (b2), Hot Beauty + mulsa plastik (b3), Tanjung 2 tanpa mulsa plastik (b4), Wibawa tanpa mulsa plastik (b5), dan Hot Beauty tanpa mulsa plastik (b6). Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) penggunaan rumah kasa pada budidaya cabai merah mampu menekan serangan OPT dan penggunaan pestisida dengan hasil panen lebih tinggi dibandingkan dengan budidaya di lahan terbuka, (2) kombinasi penggunaan rumah kasa dan mulsa plastik mampu menekan kerusakan tanaman oleh serangan trips, (3) varietas Wibawa yang ditanam di dalam rumah kasa menggunakan mulsa plastik berproduksi tertinggi. Dengan demikian, penggunaan rumah kasa dan mulsa plastik dapat direkomendasikan untuk pengelolaan OPT cabai merah di dataran tinggi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Rizka, Jihan, and Paulina Herlina N. Sirait. "Pengaruh Harga dan Kualitas Produk terhadap Kepuasan Konsumen pada Rumah Makan Pondok Puyuh Kang Lathif Rambung Merah." Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer 4, no. 01 (June 7, 2024): 51–57. http://dx.doi.org/10.47709/jpsk.v4i01.3926.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap kepuasan konsumen pada Rumah Makan Pondok Puyuh Kang Lathif Rambung Merah. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen pada Rumah Makan Pondok Puyuh Kang Lathif Rambung Merah. Untuk mengetahui pengaruh harga dan kualitas produk secara bersamasama terhadap kepuasan konsumen pada Rumah Makan Pondok Puyuh Kang Lathif Rambung Merah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Sampel penelitian berjumlah 55 responden, pengambilan sampel menggunakan Teknik non probability sampling dengan jenis accidental sampling. Untuk sumber data yang dipergunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisi statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukan bahwa harga, kualitas makanan secara simultan (bersama-sama) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen Rumah Makan Pondok Puyuh Kang Lathif Rambung Merah. Kedua variabel independen (X) secara parsial berpengaruh terhadap variable dependen (Y). Ini membuktikan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) untuk kepuasan konsumen sebesar 0.403 ini menunjukan korelasi atau hubungan antara variabel tersebut secara simultan terhadap kepuasan konsumen Rumah Makan Pondok Puyuh Kang Lathif Rambung Merah yang erat sebesar 40,3%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Helmi, Dewilna, Asep Asep, Paisal Ansiska, Dwi Partini, and C. S. A. Barus. "Pemanfaatan Limbah Bawang Merah Sebagai Pupuk Pada Pekarangan Rumah Bagi Buruh Pengupas Bawang Merah di Nagari Muaro Paneh." Jurnal Pengabdian Arumbai 1, no. 2 (October 13, 2023): 65–70. http://dx.doi.org/10.30598/arumbai.vol1.iss2.pp65-70.

Full text
Abstract:
Kabupaten Solok merupakan kabupaten penghasil bawang merah terbesar di Provinsi Sumatra Barat. Hasil panen yang melimpah memberi dampak baik kepada ibu rumah tangga yang tidak bekerja dengan menjadi buruh harian pengupas bawang merah. Bawang merah yang dikupas menghasilkan limnah yang melimpah yang pemanfaatannya belum diotimalkan. Terdapat berbagai manfaat yang dikandung oleh bawang merah yang berguna untuk pertumbuhan tanaman hal ini didasari oleh penelitian terdahulu yang telah dilakukan. Pupuk organic dapat dihasilkan dengan memanfaatkan limbah bawang merah. Tujuan dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) adalah memberikan tambahan pengetahuan kepada masyarakat dalam memanfaatkan limbah bawang merah menjadi pupuk organik yang dapat digunakan untuk tanaman pekarangan rumah. Sasaran kegiatan ini adalah ibu rumah tangga yang menjadi buruh harian pengupas bawang merah yang berjumlah 25 orang. Kegiatan PKM ini terdiri dari tahapan observasi, sosialisasi, diskusi dan evaluasi. Kegiatan pengabdian belangsung selama bulan juli 2023. Hasil kegiatan ini berupa 1) keikut sertaan peserta dari kehadirannya mencapai 92% dan keaktifan peserta mencapai 80%, 2) pemahaman peserta dalam mengikuti materi mencapai 84%, 3) keterampilan peserta dalam mengolah limbah bawang merah sebesar 80%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Jayathi, I. Dewa Agung Ayu Arinda. "PELATIHAN DIGITAL MARKETING BAGI PENGERAJIN TANAH MERAH DESA PEJATEN MENUJU DESA INDUSTRI YANG MANDIRI." Parta: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 2, no. 2 (March 16, 2022): 101–5. http://dx.doi.org/10.38043/parta.v2i2.3350.

Full text
Abstract:
Desa Pejaten merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Desa Pejaten ini merupakan Desa Industri tanah merah yang terkenal di Bali.Salah satu hasil Industrinya yaitu genteng, bata, serta gerabah. Di setiap pinnggir jalan Desa Pejaten ini dihiasi dengan rumah industri yang dijadikan mata pencaharian masyarakat Desa Pejaten. Selain masyarakat asli Desa Pejaten beberapa penduduk diluar Bali juga ikut bekerja di rumah industry tanah merah tersebut.Dari hasil penelitian terkait kualitas dari hasil industri tanah merah desa Pejaten tersebut, seharusnya produk ini bisa lebih berkembang di luar Provinsi Bali hingga ke mancanegara tetapi karena teknik pemasaran produk ini masih dengan cara dari mulut ke mulut membuat produk tanah merah ini belum begitu dikenal oleh masyarakat luas.Melihat dari potensi tersebut peneliti mengangkat strategi pelatihan dan pendampingan khususnya untuk para pengerajin di desa Pejaten. Tujuan dari dilakukannya pelatihan dan pendampingan kepada para pengerajin adalah untuk bisa lebih memperkenalkan rumah industry tanah merah Desa Pejaten yang nantinya bisa dikenal masyarakat diluar Bali bahkan hingga ke Mancanegara. Dari hasil penelitian muncul solusi berupa ajakan kepada para pengerajin tanah merah untuk lebih mengenal bagaimana teknik-teknik yang bisa dilakukan untuk memasarkan produk rumah industri tanah merah mereka melalui teknik pemasaran digital.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Fauzan, Muhammad. "PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI BAWANG MERAH LAHAN PASIR PANTAI DI KABUPATEN BANTUL." JAS (Jurnal Agri Sains) 4, no. 1 (June 30, 2020): 60. http://dx.doi.org/10.36355/jas.v4i1.362.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan rumah tangga dan tingkat kesejahteraan petani bawang merah lahan pasir pantai. Penelitian ini dilakukan di Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul. Pengumpulan data dilakukan kepada 45 responden dengan menggunakan teknik simple random sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis pendapatan dan kesejahteraan menggunakan kriteria Badan Pusat Statistik (BPS) dan World Bank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan rumah tangga petani bawang merah lahan pasir pantai bersumber dari pendapatan on farm, off farm dan nonfarm sebesar Rp 24.598.413 per tahun. Tingkat kesejahteraan petani bawang merah lahan pasir pantai sebanyak 64,44% tergolong tidak miskin menurut Kriteria BPS dan sebanyak 24,44% tergolong tidak miskin menurut kriteria World Bank.Kata kunci:bawang merah; kesejahteraan, lahan pasir pantai, pendapatan rumah tangga
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Suwardji, Suwardji, I. Made Sudantha, I. Gusti Putu Muliarta Aryana, and Pramadya Sudantha. "PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI DALAM MEMPRODUKSI BIOKOMPOS DAN APLIKASINYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL UMBI BAWANG MERAH DAN RUMAH PANGAN LESTARI." Abdi Insani 5, no. 2 (October 24, 2018): 38. http://dx.doi.org/10.29303/abdiinsani.v5i2.176.

Full text
Abstract:
Target KKN-PPM bagi Kelompok Tani adalah: (1) Masyarakat tani memiliki pengetahuan tentang pengembangan biokompos, budidaya tanaman bawang merah dan rumah pangan lestari. (2) Kelompok tani menjadi lebih berdaya dalam pengembangan biokompos, budidaya tanaman bawang merah, dan rumah pangan lestari. Metode yang diterapkan dalam melakukan pemberdayaan adalah pendekatan kaji tindak partisipatif aktif (partisipatory action research) sesuai dengan karakteristik, sosial dan budaya setempat. Kegiatan KKN-PPM ini dilaksanakan di Desa Senteluk Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat. Ada 3 kelompok tani yang menjadi sasaran kegiatan ini yang berjumlah 45 orang, yaitu kelompok tani “Aiq Genit”, “Penyangget” dan “Senteluk II” yang mengembangkan biokompos, tanaman bawang merah dan rumah pangan lestari yang didampingi dan dibina oleh 46 orang mahasiswa KKN-PPM dengan kegiatan yang meliputi satu kegiatan penyuluhan, satu kegiatan bimbingan teknis, dan satu kegiatan pendampingan. Hasil kegiatan Program KKN-PPM di Desa Senteluk Lombok Barat menunjukkan bahwa: Mahasiswa KKN-PPM dan Kelompok Tani sasaran dapat meningkatkan hasil biokompos, hasil bawang merah, dan sayuran rumah pangan lestari. Aplikasi biokompos dapat meningkatkan hasil bawang merah 14 ton/ha dari target 12 ton/ha . Hasil biokompos yang diperoleh rata-rata sebanyak 4,0 ton dari target sebanyak 2,0 ton, dan hasil sayuran sawi untuk kebutuhan rumah tangga kelompok tani sebanyak 200 kg dari target 100 kg.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Mariyah, Titin, Wiludjeng Roessali, and Titik Ekowati. "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Bawang Merah pada Rumah Tangga di Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes." Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 7, no. 1 (January 31, 2023): 77. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jepa.2023.007.01.8.

Full text
Abstract:
<p>Bawang merah merupakan komoditi hortikultura yang sudah menjadi kebutuhan konsumen rumah tangga sebagai pelengkap bumbu masak sehari-hari. Ketersediaan bawang merah dapat berubah-ubah di pasaran yang menyebabkan fluktuasi harga dan nantinya berpengaruh terhadap permintaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permintaan bawang merah, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan bawang merah dan menganalisis elastisitas permintaan bawang merah pada rumah tangga di Kecamatan Banjarharjo <br /> Kabupaten Brebes. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2021 pada rumah tangga di Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (<em>purposive sampling</em>) dengan pertimbangan bahwa bawang merah menjadi tanaman sayuran terbanyak yang diproduksi di Kecamatan Banjarharjo. Metode yang digunakan adalah survei dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian yaitu rata-rata responden mengkonsumsi bawang merah sebanyak 1,55 kg perbulan. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa harga bawang merah, harga bawang putih, pendapatan, jumlah tanggungan keluarga dan frekuensi pembelian secara serempak berpengaruh signifikan terhadap permintaan bawang merah. Secara parsial, harga bawang putih, pendapatan, jumlah tanggungan keluarga dan frekuensi pembelian berpengaruh signifikan terhadap permintaan bawang merah, sedangkan harga bawang merah tidak berpengaruh terhadap permintaan bawang merah. Elastisitas harga bawang merah bersifat inelastis. Elastisitas silang harga bawang putih bersifat inelastis dan merupakan barang komplementer dari bawang merah. Elastisitas pendapatan bersifat inelastis dan bertanda negatif menunjukkan bahwa bawang merah termasuk barang inferior.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Heranda, Bella, Muhammad Harun, and Muhammad Torik. "PENYELESAIAN PEMBATALAN PERTUNANGAN CILIK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ADAT DAN HUKUM ISLAM." Muqaranah 5, no. 1 (July 13, 2021): 85–100. http://dx.doi.org/10.19109/muqaranah.v5i1.9213.

Full text
Abstract:
Kida-kidahan atau yang disebut dengan pertunangan ciIik ini sudah menjadi tradisi yang turun temurun dari zaman nenek moyang sampai zaman modern pada saat ini. Di awaIi dari ahIi pihak Iaki-Iaki datang ke rumah pihak perempuan dengan membawa apa sekedar yang dapat dibawanya sebagai tanda penghormatan kepada keIuarga perempuan. Namun seiring dengan perkembangan tradisi pertunangan ciIik ini Iebih banyak menghabiskan biaya karena perayaan ini setara dengan resepsi pernikahan yang diIaksanakan dengan megah dan mewah. Tujuan peneIitian ini adaIahuntuk mengetahui bagaimana penyeIesaian sengketa pertunangan ciIik di desa Baru Rambang menurut prespektif hukum adat dan hukum IsIam. PeneIitian ini dapat menambah kajian yang Iebih Iuas secara khusus tentang penyeIesaian sengketa pertunangan ciIik daIam kehidupan masyarakat Baru Rambang, serta mampu memberikan khazanah pengetahuan bagi penuIis dan peneIiti seIanjutnya mengenai hukum IsIam, tradisi dan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. Metode peneIitian yang digunakan yaitu peneIitian Iapangan (fieId research) dengan sumber data meIaIui data primer dan sekunder dan dikumpuIkan dengan cara observasi, dokumentasi dan wawancara Iangsung dengan tokoh adat, tokoh agama serta perangkat desa yg terIibat. HasiI dari peneIitian ini adaIah bahwa penyeIesaian sengketa pertunangan ciIik ini diseIesaikan dengan cara yang baik yaitu dengan cara kekeIuargaan dan juga musyawarah yang meIibatkan tokoh adat, tokoh agama serta kepaIa desa. Sanksi bagi pihak yang membataIkan sudah di tetapkan oIeh masyarakat setempat supaya bisa bertanggung jawab atas apa yang teIah di perbuat dan juga demi keadiIan bagi kedua beIah pihak yang bersengketa supaya terciptanya kerukunan dan kedamaian. HaI ini pun tidak bertentangan dengan ajaran dan hukum IsIam. Kata Kunci: PembataIan Pertunangan CiIik, Adat dan IsIam. Absract Kida-kidahan or what is known as little engagement has become a tradition passed down from generation to generation from the time of our ancestors to modern times today. At the beginning, the men and women came to the women's house with what they could bring as a sign of respect to the women's family. However, along with the development of this little engagement tradition, it costs more because this celebration is equivalent to a wedding reception which is held grandly and luxuriously. The purpose of this research is to find out how to settle a small-scale engagement dispute in Baru Rambang village from the perspective of customary law and Islamic law. This research can add to a more extensive study in particular on the resolution of civil engagement disputes in the life of the Baru Rambang community, as well as being able to provide a wealth of knowledge for writers and further researchers regarding Islamic law, traditions and culture of the community concerned. The research method used is field research with data sources through primary and secondary data and collected by means of observation, documentation and direct interviews with traditional leaders, religious leaders and village officials involved. The result of this research is that the settlement of this small engagement dispute is resolved in a good way, namely by family methods and also through deliberation involving traditional leaders, religious leaders and village heads. Sanctions for those who break it have been set by the local community so that they can be held accountable for what has been done and also for the sake of justice for both parties to the dispute in order to create harmony and peace. This is also not contrary to the teachings and laws of Islam. Keywords: Cancellation of Civil Engagement, Custom and Islam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Ramadhan, Masri, and Adnan Adnan. "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Cabai Merah Di Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah." Gajah Putih Journal of Economics Review 3, no. 2 (October 1, 2021): 114–21. http://dx.doi.org/10.55542/gpjer.v3i2.223.

Full text
Abstract:
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Survei adalah penelitian yang di ambil sampel dan menggunakan quesioner sebagai alat pengumpul data. Adapun cara pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu penelitian perpustakaan dan penelitian lapangan. Setelah data dikumpulkan dan ditabulasi, selanjutnya dianalisis sesuai dengan hipotesa yang akan diuji. Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan alat bantu SPSS. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari tiga variabel faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan cabai merah yaitu harga cabai merah (X1), pendapatan rumah tangga (X2) dan jumlah anggota keluarga (X3), ternyata hanya ada dua variabel yang mempengaruhi permintaan cabai merah di Kecamatan Kebayakan, yaitu: (1) Harga cabai merah (X1) dengan nilai t = -0,391 dan jumlah anggota keluarga (X3) dengan nilai t = -0,032 yang berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan cabai merah di Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah; sedangkan (2) Pendapatan rumah tangga (X2) dengan nilai t = 0,233 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan cabai merah di Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa variabel pendapatan rumah tangga tidak mempengaruhi permintaan cabai merah di Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah. Sedangkan variabel harga cabai merah dan jumlah anggota keluarga berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan cabai merah di Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Hamid, Nisrina, Yuan Swastika, Muhammad Sofian Maskar, Inayah Abdillah Rabbani, and Nurafiah Aswawi. "EDUKASI MENANAM BAWANG MERAH (ALLIUM CEPU) SEBAGAI GERAKAN TANAMAN ANTI INFLASI (GERTANI)." Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkarya 2, no. 02 (April 30, 2023): 55–63. http://dx.doi.org/10.62668/berkarya.v2i02.506.

Full text
Abstract:
Bawang merah (Allium Cepa) merupakan salah satu komoditi penyumbang inflasi di Kota Kendari dan Kota Bau-bau Provinsi Sulawesi Tenggara meskipun andilnya hanya 0.16% dari tingkat inflasi year on year pada tahun 2022 sebesar 58,77%. Harga bawang merah yang fluktuatif kerap dikeluhkan masyarakat sehingga salah satu cara untuk menekan laju inflasi yakni optimalisasi pemanfaatan pekarangan dengan menanam tanaman penyumbang inflasi seperti bawang merah. Salah satu alternatif metode pemanfaatan pekarangan yang dapat digunakan adalah metode hidroponik atau menanam bawang merah dengan media tanam air. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait dengan hal tersebut maka dilakukan sebuah Gerakan Tanaman Anti Inflasi, yang bertujuan mengedukasi masyarakat agar memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam tanaman penyumbang inflasi sekaligus sebagai upaya untuk menekan laju inflasi di Sulawesi Tenggara. Selain mengedukasi masyarakat tujuan lainnya adalah untuk mengetahui potensi produksi bawang merah yang diharapkan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga tetapi juga dimanfaatkan untuk kebutuhan komersil yang dapat menambah penghasilan rumah tangga.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Sa’i, Muhammad. "Dualisme Masjid (Studi Integrasi dan Disintegrasi Masyarakat di Kota Mataram)." JURNAL PENELITIAN KEISLAMAN 13, no. 2 (December 25, 2017): 200–212. http://dx.doi.org/10.20414/jpk.v13i2.791.

Full text
Abstract:
Abstrak: Masjid dilihat secara epistimologis maupun sosiologis didirikan dengan tujuan utama sebagai pusat peribadatan dan pusat kegiatan peradaban umat Islam. Dan secara historis fungsi masjid sebagai pusat peribadatan lahir bersamaan dengan dakwah Nabi Muhammad saw. Masyarakat Lombok yang terkenal dengan semangat keberagamaan yang tinggi keberadaan masjid dapat dijumpai di setiap penjuru desa dan bahkan dasan. Pada satu sisi, kesadaran membangun sebuah masjid merupakan wujud dari pemakmuran masjid secara materil, namun di sisi lain, secara materil pemakmuran masjid seringkali tidak berjalan seirama dan berdampingan. Oleh karenanya, sangat banyak kita menemukan masjid tanpa banyak jamaah seperti rumah mewah tanpa penghuni. Penelitian yang berlokasi di Mataram ini, dan khusus pada beberapa lingkungan yang terdapat di dalamnya dua masjid, yaitu wilayah Dasan Cermen, Karang Bedil-Punia, Karang Baru, dan Babakan. Sumber utama penelitian ini adalah dari para tokoh agama, tokoh masyarakat, pengurus masjid, dan pemerintah. Berdasarkan data yang diperoleh disimpulkan motif pembangunan masjid; pertama menimbulkan integrasi masyarakat dan bahkan menjadikan mereka semakin kuat dan solid, kedua menimbulkan disintegrasi, yaitu 1) kelompok semu yang mempunyai kepentingan sama; 2) kelompok kepentingan yang diwakili oleh pendukung keberadaan masjid kedua dan masjid ketiga; dan 3) kelompok konflik yang diwakili oleh kelompok pendukung ketiga. Abstract: Masjid epistimologically and sociologically is founded with the main purpose as center of worship and center of civilization Moslem’s activity. Historically the function of masjid as the center of worship was born simultaneously with the Prophet Muhammad's dawah as well. Within Lombok people which are famous for the high religious spirit, the existence of masjid can be found in every corner of the village and even sub-village. On one hand, the awareness to build a masjid is a manifestation of the masjid’s prosperity in a material way. But on the other hand, materially the masjid’s prosperity often does not run in rhythm and side by side. Therefore, there are many mosques without it’s pilgrims like a luxury homes without it’s occupants. The study is located in Mataram, and specialized in several area which contained two masjids, namely Dasan Cermen, Karang Bedil-Punia, Karang Baru, and Babakan. The main sources of this research are from religious leaders, community leaders, masjid administrators, and government. Based on the data obtained, it is concluded the motive of masjid construction, the first it leads to the society integration and even makes them stronger and more solid; the second it leads to disintegration, namely 1) the false groups having the same interests; 2) the interest groups represented by supporters of the second masjid and the third masjid; and 3) the conflict groups represented by third supporter groups.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Agusman, Agusman, and Dasmita Dasmita. "Analisis Perbandingan Biaya dan Waktu Menggunakan Batu Bata Merah dengan Batako Press Pada Rumah Type 60, Perumahan Asri Wijaya." SCEJ (Shell Civil Engineering Journal) 3, no. 1 (June 15, 2018): 1–10. http://dx.doi.org/10.35326/scej.v3i1.1048.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilakukan karena efektifitas dan efisiensi pelaksanaan bahan konstruksi batu bata merah dan batu batako press banyak digunakan dimasyarakat,kemudian menjadi tanda tanya bagi masyarakat,manakah yang lebih hemat dan praktis soal biaya dan waktu. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode SNI,-2012 . Sedangkan metode analisa yaitu Deskriptif Komparatif. Dari hasil analisa di dapat, bahwa biaya pembangunan rumah type 60 dengan menggunakan batu bata merah adalah sebesar Rp.75.565.000,sedangkan biaya pembangunan rumah type 60,dengan menggunakan batako press adalah sebesar 75.105.000,dengan bahan pendukung yang sama.Serta waktu pelaksanaan pekerjaan pembangunan rumah type 60 dengan menggunakan batu bata merah selama 21,9 hari atau 22 hari,sedangkan waktu pelaksanaan pekerjaan batako press selama 18,8 atau 19 hari.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Zainuddin, Ahmad, Rena Yunita Rahman, Illia Seldon Magfiroh, Intan Kartika Setyawati, and Luh Putu Suciati. "Pengambilan Keputusan Konsumen dalam Membeli Bawang Merah di Pedesaan: Sebuah Analisis Deskriptif." Berkala Ilmiah Pertanian 7, no. 2 (May 31, 2024): 134. http://dx.doi.org/10.19184/bip.v7i2.48167.

Full text
Abstract:
Bawang merah merupakan salah satu kebutuhan utama bagi rumah tangga khususnya di Kabupaten Jember. Adanya perubahan harga yang sering terjadi menyebabkan perubahan terhadap keputusan konsumen dalam membeli bawang merah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis keputusan konsumen dalam membeli bawang merah di Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan jumlah responden sebanyak 120 orang. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukan bahwa keputusan konsumen dalam membeli bawang merah memperhatikan terkait dengan ukuran bawang, kebiasaan, dan harga. Informasi terkait pembelian bawang merah sebagian besar berasal dari penjual, teman dan diri sendiri. Informasi yang penting bagi konsumen meliputi kondisi fisik, dan harga bawang merah. Pembelian bawang merah biasanya dilakukan tergantung situasi konsumen dengan frekuensi pembelian 4 kali dalam sebulan. Keputusan pembelian sangat tergantung pada istri/ibu rumah tangga. Berdasarkan harga, bawang merah dianggap tidak terjangkau oleh konsumen karena sering mengalami kenaikan. Konsumen juga akan tetap membeli bawang jika harga naik karena merupakan kebutuhan utama. Selain itu, konsumen memilih tempat belanja yang dekat dengan tempat tinggal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Husdi, Husdi, and Yusrianto Malago. "PREDIKSI JUMLAH HASIL PRODUKSI GULA MERAH MENGGUNAKAN METODE REGRESI LINEAR SEDERHANA." semanTIK 9, no. 1 (June 28, 2023): 9. http://dx.doi.org/10.55679/semantik.v9i1.28364.

Full text
Abstract:
Rumah Produksi Gula Merah yang terletak di desa Pinontoyonga Kec.Atinggola, Kab. Gorontalo Utara merupakan Rumah Industri yang memproduksi gula merah dari tahun 2010 setiap bulannya produksi gula merah mengalami peningkatan dan penurunan. Meningkatnya jumlah produksi disebabkan banyaknya pemesanan dan penjualan setiap bulannya, dan Menurunnya jumlah produksi dikarenakan kurangnya pemesanan dan penjualan gula merah sehingga produksi gula merah menjadi menumpuk dan rusak karena berada ditempat yang lembab akibatnya gula merah tersebut tidak dapat bertahan lama dan tidak dapat dijual kembali. Sehingga Tujuan dilakukan prediksi yaitu untuk mengetahui jumlah gula merah yang akan di produksi pada periode Berikutnya. Berdasarkan urain tersebut maka penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode Regresi Linier Sederhana untuk memprediksi jumlah hasil produksi gula merah. Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu prediksi jumlah hasil produksi gula merah dapat dilakukan dengan menggunakan metode regresi linier sederhana dengan nilai MAPE 6,657% dan berdasarkan atas interpretasi MAPE maka persentase tersebut termasuk dalam ketegori Sangat Akurat. Kata kunci; Gula Merah, prediksi, metode Regresi Linear Sederhana
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Samay, Alfatin, Elly Susanti, and Romano Romano. "Pembagian Peran Gender Pada Rumah Tangga Petani Bawang Merah." Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian 5, no. 4 (November 1, 2020): 118–24. http://dx.doi.org/10.17969/jimfp.v5i4.15588.

Full text
Abstract:
Abstrak: Permasalahan dalam penelitian ini pembagian curahan jam kerja laki-laki dan perempuan dalam usaha tani bawang merah. Penilitian ini bertujuan mengetahui apakah ada perbedaan curahan waktu kerja laki-laki dan perempuan dalam kegiatan usahatani bawang merah. Mengetahui apa yang menyebabkan terjadi perbedaan curahan waktu kerja laki-laki dan perempuan dalam kegiatan usahatani bawang merah. Hasil penilitian ia Dari tiga tahapan usahatani bawang merah yang terdiri kegiatan pratanam, budidaya, penaganan hasil dan penjualan menunjukan terdapat perbedaan curahan waktu kerja laki-laki dan perempuan. Laki-laki lebih mencurahkan waktu pada kegiatan kegiatan persiapan lahan, persiapan bibit, penanaman, pemupukan, pengendalian OPT dan penjualan. Sedangkan perempuan lebih mencurahkan waktu pada kegiatan pengendalian gulma, pemanenan, pembersihan dan penjemuran. Perbedaan curahan waktu kerja laka-laki dan perempuan dilatarbelakangi dari bentuk beban kerja pada saat budidaya bawang merah. Laki-laki bekerja separuh waktu sedangkan perempuan masih harus menyelesaikan peran reproduktifnya.the dispasition of the gendre in the houshold of the onion farmerAbstract.. The problem in this research is the distribution of hours of work of men and women in onion farming. This research aims to find out whether there are differences in the flow of work time of men and women in onion farming activities. Know what causes differences in the outpouring of work time of men and women in onion farming activities. The results of his research Of the three stages of onion farming consisting of farming, cultivation, yield management and selling activities, there are differences in the outpouring of working time for men and women. Men devote more time to land preparation activities, seed preparation, planting, fertilizing, pest control and sales. While women devote more time to weed control activities, harvesting, cleaning and drying. The difference between male and female working time flow is based on the form of workload during onion cultivation. Men work part time while women still have to complete their reproductive role.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Supriyanto. "Pengaruh Besarnya Upah Minimum Provinsi Buruh Tani terhadap Produktifitas Kerja." ESA 3, no. 2 (August 2, 2021): 48–61. http://dx.doi.org/10.58293/esa.v3i2.25.

Full text
Abstract:
Pertanian merupakan sektor mata pencaharian utama bagi penduduk Indonesia. Sebagian rumah tangga di Indonesia adalah rumah tangga pertanian yang berada di pedesaan rumah tangga pertanian merupakan rumah tangga petani pengguna lahan, baik lahan kering maupun lahan basah. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui penetapan besarnya UMP terhadap buruh tani bawang merah di desa sumberwringin kecamatan Sukowono, (2) mengetahui pengaruh besarnya UMP terhadap perilaku kerja dan konsumsi buruh tani bawang merah di desa sumberwringin kecamatan Sukowono. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yakni menjelaskan pengaruh upah terhadap perilaku kerja dan konsumsi. Sumber data primer dan sekunder diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara, dan studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik interview, Observasi. Hasil penelitian ini, penulis memperoleh kesimpulan bahwa Penetapan upah minimum yang layak dapat digunakan sebagai jaring pengaman sosial serta merupakan hal yang penting dalam membina hubungan industrial yang kondusif antara tenaga kerja dan pemberi kerja. Pendidikan buruh tani bawang merah berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan hidup mereka.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Munandar, Munthi, Romano Romano, and Mustafa Usman. "analisis Faktor-Faktor Permintaan Cabai Merah Di Kabupaten Aceh Besar." Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian 2, no. 3 (August 1, 2017): 80–91. http://dx.doi.org/10.17969/jimfp.v2i3.3752.

Full text
Abstract:
Penelitian ini membahas tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan cabai merah di Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah faktor internal rumah tangga dan faktor eksternal rumah tangga berpengaruh nyata terhadap permintaan cabai merah di Kabupaten Aceh Besar. Populasi penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang ada di dusun bale cut dan dusun mesjid. Sampel penelitian ditetapkan 10% atau sebanyak 31 rumah tangga. Penarikan sampel dilakukan secara Multi Stage Cluster Random Sampling yaitu pemilihan sampel bertingkat yang dilakukan atas tiga tahap. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkah bahwa faktor internal rumah tangga dengan variabel-variabel bebas yaitu: jumlah anggota rumah tangga dan jumlah pendapatan rumah tangga berpengaruh secara nyata terhadap permintaan cabai merah di Kabupaten Aceh Besar dan faktor eksternal rumah tangga dengan variabel-variabel bebas yaitu: harga cabai merah, harga cabai kering, dan harga tomat tidak berpengaruh secara nyata terhadap permintaan cabai merah di Kabupaten Aceh Besar. Analysys Of Factors Influencing The Demand Of Red Chilli In Aceh Besar Regency This research describes the factors influencing the demand of red chilli in Aceh Besar Regency. This research aims at figuring out wether both of internal and external household factors reallyinfluence the demand of red chilli in Aceh Besar Regency. The population of the research is all of the household residing in the dusun (hamlets) of bale cut and mesjid. The seleted sample is 10% that equals 31 households. The sample is chosen agreeing with the Multi Stage Cluster Random Sampling, that is, by involvingthree-stage stratified sampling. The data used in this research are the pprimary data collected from direct interview with the respondents. The findings of the research reveal that the internal household factor together with its independent variables, viz, the number of household members and incomereally influence the demand of red chilli in Aceh Besar Regency, and the external factor together with its independent variables, viz, the cost of red chilli, dried chilli, and tomato do not really influence the demand of red chilli in Aceh Besar Regency Kata kunci : Permintaan; Jumlah Anggota Keluarga; Jumlah Pendapatan Keluarga; Harga Cabai Merah; Harga Cabai Kering; Harga TomatKeywords: The demand; the number of household members; the number of household income; the cost of red chilli; The cost of dried chilli; the cost of tomato
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography