Journal articles on the topic 'Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan dan Kebudayaan'

To see the other types of publications on this topic, follow the link: Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan dan Kebudayaan.

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 42 journal articles for your research on the topic 'Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan dan Kebudayaan.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Muqodas, Rizal Zenal, Kamin Sumardi, and Ega Taqwali Berman. "DESAIN DAN PEMBUATAN BAHAN AJAR BERDASARKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATA PELAJARAN SISTEM DAN INSTALASI REFRIGERASI." Journal of Mechanical Engineering Education 2, no. 1 (June 30, 2015): 106. http://dx.doi.org/10.17509/jmee.v2i1.1160.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran berupa bahan ajar cetak (buku) yang mempunyai karakteristik pendekatan saintifk Kurikulum 2013 yang akan digunakan pengguna pada mata pelajaran sistem dan instalasi refrigerasi di Sekolah Menengah Kejuruan. Berawal dari Perubahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013 yang menuntut adanya pemerataan sistem khususnya dalam meningkatkan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran seperti perangkat pembelajaran. Pengadaan perangkat pembelajaran yang berkarakteristikan Kurikulum 2013 merupakan suatu tuntutan Kurikulum yang harus segera dipenuhi. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode penelitian pengembangan (research and development/ R&D). Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang sudah dibuat oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Penelitian ini menghasilkan produk perangkat pembelajaran berupa bahan ajar cetak yang mempunyai kategori sangat layak sesuai dengan karakteristik Kurikulum 2013. Kesimpulan dari hasil penelitian ini didapat bahwa bahan ajar cetak Kurikulum 2013 yang telah dibuat, layak untuk dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Widyastono, Herry. "Implikasi RPJMN 2010-2014 Sektor Pendidikan terhadap Manajemen Pengembangan Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah." Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 18, no. 3 (September 5, 2012): 342–51. http://dx.doi.org/10.24832/jpnk.v18i3.93.

Full text
Abstract:
The goal of writing this article is to set a management strategy of national curriculum development, regional curriculum, and school curriculum in accordance with RPJMN 2010-2014 education sector. The results of the study are as follows: a) In general, distinguished between centralized curriculum development management (centralized), spread (decentralized), and central-decentralized; b) KTSP is the operational curriculum developed by and implemented in each school, with reference to the National Education Standards. So the KTSP is the central -decentralized management of curriculum development, c) In general, teachers are adapting even adopt KTSP from other schools that do not necessarily correspond to the characteristics of their schools, d) The authorization better tiered, ranging from the authority of the central government, provincial, district/city governments, and schools. Based on these conclusions, it is recommended that the relevant work units, in accordance with the duties and functions, shall: a) preparing and determining the Regulation of Minister of Education and Culture on the National Curriculum Arrangement, District, and School, as well as all the conflicting rules regarding curriculum revoked and is no longer valid; b) socialization to all education stakeholders at national and regional levels, c) giving technical and professional training on curriculum development, d) giving training for educators and education personnel, and (e) prepare and copying all the necessary learning tool. ABSTRAK Tujuan penulisan untuk menyusun rencana strategi pengembangan kurikulum nasional, daerah, dan satuan pendidikan sesuai amanah RPJMN 2010-2014 sektor pendidikan. Hasil kajian menyimpulkan: a) Secara umum dibedakan antara manajemen pengembangan kurikulum terpusat (sentralistik), tersebar (desentralistik), dan sentral-desentral; b) KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan, dengan mengacu Standar Nasional Pendidikan. KTSP merupakan manajemen pengembangan kurikulum sentral-desentral; c) Pada umumnya guru hanya mengadaptasi bahkan mengadopsi KTSP dari satuan pendidikan lain yang belum tentu sesuai dengan karakteristik satuan pendidikannya; d) Pemberian kewenangan lebih baik berjenjang, mulai dari kewenangan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan satuan pendidikan. Berdasarkan kesimpulan tersebut, direkomendasikan agar unit-unit kerja terkait, melakukan: a) penyusunan dan penetapan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Penataan Kurikulum Nasional, Daerah, dan Sekolah; b) sosialisasi kepada seluruh pemangku kepentingan pendidikan di tingkat pusat dan daerah; c) bantuan profesional pengembangan kurikulum dan pembinaan teknis kepada para penyelenggara pendidikan; d) pelatihan bagi para pendidik dan tenaga kependidikan; dan e) penyiapan dan penggandaan seluruh sarana pembelajaran yang diperlukan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Firmansyah, Ruli, Nasir Mangngasing, and Sussanti Sussanti. "Koordinasi Pendidikan Masyarakat Pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Kana Mapande Kota Palu." PARADIGMA : Jurnal Administrasi Publik 1, no. 2 (September 1, 2022): 109–28. http://dx.doi.org/10.55100/paradigma.v1i2.49.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui koordinasi yang dilakukan oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kana Mapande dan dinas Pendidkan dan Kebudayaan Kota Palu dalam meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif, yang merupakan suatu penelitian yang berupaya membangun pandangan orang yang diteliti secara rinci serta dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik (menyeluruh dan mendalam) dan rumit. Sedangkan tipe penelitian yang digunakan yaitu deskriptif, yang merupakan suatu penelitian yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun informan dalam penelitian ini yaitu Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu, Kepala Bidang PAUD dan DIKMAS Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu, Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian PAUD dan DIKMAS Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu serta Kepala Seksi Peserta Didik dan Pengembangan Karakter PAUD dan DIKMAS Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu. Sedangkan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori yang dikemukakan oleh Hasibuan (2011), yang mana menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi koordinasi antara lain : kesatuan tindakan, komunikasi dan pembagian kerja. Hasil penelitian menunjukan bahwa koordinasi antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu dan PKBM Kana Mapande berjalan dengan baik. Pada bagian kesatuan tindakan, adanya koordinasi dari segi penggunaan kurikulum serta mekanisme pembiayaan PKBM dengan mengacu pada Permendikbud Nomor 13 Tahun 2020 serta kedua lembaga ini memiliki tujuan yang sama dalam meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Pada bagian komunikasi, terlihat bahwa adanya kesatuan tindakan terkait penggunaan kurikulum, adanya bantuan pembiayaan yang diberikan. Sedangkan pada bagian pembagian kerja dalam koordinasi antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu dan PKBM Kana Mapande berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari adanya kesatuan tindakan dalam meningkatkan kualitas pendidikan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Simon Paulus Olak Wuwur, Erwin. "PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH DASAR." SOKO GURU: Jurnal Ilmu Pendidikan 3, no. 1 (April 14, 2023): 1–9. http://dx.doi.org/10.55606/sokoguru.v3i1.1417.

Full text
Abstract:
Kurikulum Merdeka adalah konsep kurikulum yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 2021. Konsep ini memberikan kebebasan bagi sekolah untuk menentukan materi pembelajaran yang akan disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan siswa serta konteks lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan solusi atau langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi problematika implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar dan memastikan bahwa tujuan Kurikulum Merdeka dapat tercapai dengan baik. Hasil penelitian menunjukan bahwa guru-guru menghadapi tantangan dan kendala yang signifikan dalam mengimplemntasikan Kurikulum Merdeka dalam tahap perencanaan, pelaksanaan di dalam kelas dan evaluasi. Kendala-kendala tersebut antara lain terkait dengan pemahaman dan keterampilan guru dalam mengaplikasikan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif, kondisi lingkungan sekolah, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia yang tersedia. Namun adanya upaya untuk menghadapi kendala-kendala tersebut yaitu, pelatihan dan pengembangan kompetensi guru dan staf pendidikan, peningkatan dukungan dari orang tua dan masyarakat, peningkatan fasilitas dan sarana prasarana, peningkatan pengawasan dan monitoring, pengembangan kerjasama antar stakeholder pendidikan, dan dorongan untuk mengikuti program guru penggerak.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Sianipar, Ronald, Hendrik Bernadus Tetelepta, Talizaro Tafonao, Otieli Harefa, and Jan Lukas Lombok. "Problematika Pengajaran Pendidikan Agama Kristen di Indonesia: Perspektif Regulasi, Kurikulum, dan Sarana Prasarana." Educatum: Jurnal Dunia Pendidikan 1, no. 2 (June 29, 2024): 157–70. http://dx.doi.org/10.62282/je.v1i2.157-170.

Full text
Abstract:
Pengajaran Pendidikan Agama Kristen di Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang kompleks dan multidimensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis problematika utama yang dihadapi dalam pengajaran Pendidikan Agama Kristen dari tiga perspektif utama: regulasi, kurikulum, dan sarana prasarana. Dari perspektif regulasi, ditemukan bahwa terdapat kekurangan sinkronisasi antara peraturan pemerintah pusat dan implementasinya di daerah, serta adanya diskriminasi terhadap sekolah-sekolah Kristen di beberapa daerah. Dalam hal kurikulum, terdapat ketidaksesuaian antara kebutuhan lokal dan kurikulum nasional yang bersifat homogen, serta kurangnya pengembangan materi ajar yang kontekstual dan relevan dengan kondisi sosial budaya setempat. Dari aspek sarana prasarana, banyak sekolah Kristen yang masih kekurangan fasilitas pendukung, termasuk ruang kelas yang memadai, perpustakaan, dan teknologi pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus di beberapa sekolah Kristen di Indonesia, melalui wawancara mendalam dengan guru, kepala sekolah, dan pembuat kebijakan pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas Kristen untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut. Rekomendasi yang diusulkan mencakup revisi regulasi yang lebih inklusif, pengembangan kurikulum yang adaptif dan kontekstual, serta peningkatan investasi dalam sarana prasarana pendidikan. Dengan demikian, diharapkan pengajaran Pendidikan Agama Kristen di Indonesia dapat lebih efektif dan relevan, sehingga mampu memberikan kontribusi positif terhadap pembentukan karakter peserta didik yang beriman, berilmu, dan berintegritas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Ranggana, Dewi, and Wasrob Nasrudin. "Analisis Wilayah Nodal Berdasarkan Analisis Hierarki Wilayah di Kabupaten Malang." Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis 5, no. 1 (December 31, 2021): 12–22. http://dx.doi.org/10.51852/jaa.v5i1.466.

Full text
Abstract:
Pengembangan wilayah Kabupaten Malang dengan populasi penduduk terbesar di Jawa Timur perlu diperhatikan. Adanya hierarki wilayah dengan menilai aspek jumlah penduduk serta sarana dan prasarana yang ada di masing-masing kecamatan mampu melihat pusat pertumbuhan dan mengoptimalkan potensi wilayahnya terutama dalam sektor pertanian. Tujuan penulisan adalah untuk menetapkan hierarki wilayah nodal Kabupaten Malang berdasarkan data jumlah penduduk dan data jumlah sarana dan prasarana setiap kecamatan, menetapkan wilayah ibukota dan hinterland serta merencanakan pengembangan wilayah dengan pendekatan sistem agribisnis. Metode penelitian menggunakan teknik pengumpulan data dan analisis data sekunder yang bersumber dari BPS (Badan Pusat Statistik) dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Hasil dari analisis hierarki wilayah menunjukkan bahwa Kecamatan Singosari menempati hieraki tertinggi sebagai inti atau pusat pengembangan wilayah, dengan berbagai faktor seperti penduduk, jumlah sarana, transportasi dan memiliki nilai historis. Wilayah hinterland dibagi menjadi tiga pembagian berdasarkan komparasi hasil analisis jumlah penduduk dan jumlah sarana dan prasarana yang ada dimasing-masing kecamatan. Penentuan pusat pengembangan wilayah dengan analisis tersebut, difokuskan pada tiap subsistem agribisnis dengan menitikberatkan produk unggulan tiap daerah dan pemasaran kreatif serta mengoptimalkan rencana pengembangan wilayah yang disesuaikan dengan wilayah itu sendiri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Queen, Tafsa Ghoniyyu, Filia Prima Artharina, and Husni Wakhyudin. "ANALISIS BAHAN AJAR IPAS PADA KURIKULUM MERDEKA KELAS IV DI KOTA SEMARANG." Wawasan Pendidikan 4, no. 1 (February 6, 2024): 224–40. http://dx.doi.org/10.26877/wp.v4i1.17366.

Full text
Abstract:
Kurikulum merupakan sebuah acuan tiap-tiap pendidik dalam menerapkan proses pembelajaran. Perubahan kurikulum harus memiliki dasar yang kuat, serta tidak terlepas dari perkembangan zaman yang sudah serba digital. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim, mencetuskan adanya perubahan kurikulum tahun 2019, perubahan ini digunakan sebagai penyempurna Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka Belajar. Tujuan penelitian mengetahui kelayakan bahan ajar yang sesuai Kurikulum Merdeka. Mengetahui analisis HOT’S bahan ajar. Mengetahui penerapan profil pelajar pancasila dalam bahan ajar. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di SD Semarang, yaitu SDN Podorejo 02, SDN Kembangarum 01, dan SDN Karangtempel. Subyek penelitian yang diteliti adalah bahan ajar yang diterapkan di kelas IV. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tiga buku yaitu buku IPAS karangan Irene M.JA., Kristiyono dan Nani R. terbitan Erlangga tahun 2022, buku IPAS karangan Ervina Purnamasari dan Yalista Tianasari terbitan Pustaka Persada tahun 2023 dan buku IPAS karangan Amalia Fitri dkk. terbitan Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi Jakarta Pusat bahwa isi buku sangat layak baik secara isi, penyajian dan bahasa. Hasil analisis instrumen penerapan HOT’S pada bahan ajar tersebut bahwa sudah layak. Materi pada buku tersebut sudah sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

AZIS, H. SULAIMAN L. "DESENTRALISASI PENDIDIKAN DI ERA OTONOMI DAERAH KONSEP, IMPLEMENTASI, DAN KENDALANYA." Foramadiahi: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keislaman 10, no. 2 (October 29, 2019): 167. http://dx.doi.org/10.46339/foramadiahi.v10i2.121.

Full text
Abstract:
Desentralisasi pendidikan adalah pelimpahan kewenangan berupa pengaturan, pengurusan, pembinaan, pengawasan dan substansinya, kurikulum, mutu pembelajaran, kualifikasi guru, dan infrastruktur pada unit layanan pendidikan dari pemerintah pusat kepada pemerintah kabupaten/kota.Sasaran pengelolaannya mencakup 3 langkah strategis, yakni peningkatan pemerataan dan perluasan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang bermutu; pengembangan wawasan persaingan dan keunggulan bangsa; memperkuat keterkaitan pendidikan agar sepadan dengan kebutuhan pembangunan (link and match).Dalam implementasinyaterkendala beberapaproblema, terutama kurikulum, sumber daya manusia, dana, serta sarana-prasarana pendidikan. Keberhasilan desentralisasi pendidikan selain komitmen Pemda dalam pembinaan organisasi kelembagaan dan kordinasi, juga membutuhkan profesionalitas supervisor dalam melaksanakan pembinaan profesionalguru
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Musfiroh, Imroh Atul. "Pendayagunaan Pusat Sumber Belajar (PSB) DI IAIN Samarinda." SYAMIL: Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education) 7, no. 1 (June 1, 2019): 1–15. http://dx.doi.org/10.21093/sy.v7i1.1421.

Full text
Abstract:
Keberhasilan proses kegiatan belajar dan mengajar tidak hanya ditentukan oleh kualifikasi tenaga pengajar, melainkan semua komponen yang menjadi faktor pendidikan juga memiliki peranan penting. Selain kurikulum yang matang, tenaga pendidik yang kompeten, input peserta didik yang pilihan, dan sarana yang memadai, juga perlu adanya sumber belajar yang dapat dimanfaatkan demi tercapainya tujuan pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.Bagi kalangan pendidikan tinggi (perguruan tinggi) upaya untuk mengoptimalkan pengelolaan Pusat Sumber Belajar menjadi perhatian utama. Terlebih lagi adanya perpustakaan yang merupakan jantung lembaga pendidikan (perguruan tinggi), di samping sumber belajar lainnya. Demikian pula IAIN Samarinda yang menjadi icon Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri di provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara juga mencanangkan program pendayagunaan Pusat Sumber Belajar yang dimilikinya.Adapun Pusat Sumber Belajar (PSB) yang terdapat di IAIN Samarinda antara lain adalah perpustakaan, laboratorium komputer yang dikelola oleh Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (TIPD), Pesantren Kampus (ma’had al-Jami’ah) dan Unit Pengembangan Bahasa. Upaya mendayagunakan Pusat Sumber Belajar (PSB) telah dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Hal ini termasuk pola penganggaran (dana), pengembangan program akademik (software dan hardware), manajerial SDM maupun administratifnya. Pendayagunaan PSB tersebut diselaraskan dengan akselerasi dan peningkatan status akreditasi baik lembaga (institusi) maupun program studi, serta pengembangan kurikulum untuk matakuliah yang bercirikan KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia), bahkan untuk pembukaan Program Studi baru.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Cut Fatma Hanum, Cut Lisna Wati, Cut Sirri Mulyati, and Teuku Salfiyadi. "Pengembangan Kurikulum 2013 Pada Guru Dalam Peningkatkan Mutu Pendidikan Pada MIN 13 Aceh Utara." JEUMPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 1, no. 2 (September 8, 2022): 45–50. http://dx.doi.org/10.30867/jeumpa.v1i2.133.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Pengabdian ini bertujuan untuk menganalisis (1) implementasi kurikulum dalam peningkatan mutu lulusan, (2) strategi pembinaan guru mengimplementasikan kurikulum dalam peningkatan mutu lulusan, dan (3) faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum. Penelitian ini dilaksanakan di MIN 13 Aceh Utara menggunakan metode penelitian kulitatif dengan pendekatan studi deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik Miles dan Huberman, yang mencakup pengumpulan data, reduksi data, dan konklusi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi diwujudkan dengan siklus manajemen yakni perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Fokus siklus itu pada peningkatan mutu lulusan. Kemudian untuk mencapainya dilakukan pembinaan guru melalui workshop, yang secara praktik di MIN 13 Aceh Utara. Pembinaan terbagi dua yakni pembinaan pusat yaitu dari Kemendikbud dan Kemenag, dan pembinaan mandiri yaitu dilakukan atas kebijakan kepala madrasah dengan mengundang pakar. Kemudian faktor pendukung ialah kualifikasi dan kompetensi guru yang sudah sesuau, serta motivasi guru mensukseskan program tersebut. Sedangkan faktor penghambat adalah belum maksimal sarana dan prasarana, dan kondisi real di lapangan yang kerap bersebrangan dengan kondisi ideal harapan pemerintah. Kata kunci: Kurikulum 2013, Mutu Pendidikan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Dalyono, Bambang, and Dwi Ampuni Agustin. "Tri Pusat Pendidikan Dalam Menyikapi Pelaksanaan Lima Hari Sekolah Di Pendidikan Dasar." Bangun Rekaprima 3, no. 1 (April 25, 2017): 50. http://dx.doi.org/10.32497/bangunrekaprima.v3i1.763.

Full text
Abstract:
<p><em>Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan tersebut sering disebut sebagai Tri Pusat Pendidikan. Dengan demikian proses perkembangan pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang optimal tidak hanya tergantung sistem pendidikan formal dijalankan, tetapi juga tergantung pada lingkungan pendidikan secara menyeluruh. Dalam Pasal 13 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang “Sistem Pendidikan Nasional” dinyatakan bahwa “jalur pendidikan terdiri atas pendidikan format, non formal, dan informal”. Karena itu, dalam konteks sistem pendidikan nasional bahwa keluarga, sekolah, dan masyarakat merupakan komponen sistem pendidikan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Muhadjir Effendy memastikan kebijakan lima hari sekolah dalam seminggu akan diterapkan mulai tahun ajaran 2017-2018. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui harapan dan tantangan penerapan pelaksanaan lima hari sekolah. Harapan Tri Pusat Pendidikan dalam menyikapi pelaksanaan lima hari sekolah adalah : lingkungan pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat mempunyai hubungan yang erat dan saling melengkapi, baik berkenaan dengan kepentingan pendidikan bagi peserta didik maupun dalam rangka pelaksanaannya : anak kesempatan rekreasi, wisata dan otomatis akan meningkatkan pergerakan wisata domestik serta anak lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga. Sedangkan tantangan yang dihadapi adalah : perlu penguatan pendidikan informal, nonformal dan kerja sama diantara Tri Pusat Pendidikan; pengembangan kurikulum dan pengendalian mutu pendidikan; pengembangan profesi guru; sekolah yang masih menggunakan sistem double shift, mengalami kesulitan dalam menyelenggarakan peraturan lima hari sekolah.</em></p><p><strong><em>Kata Kunci</em></strong><em> : Tri Pusat Pendidikan, Pendidikan Dasar</em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Maryati, Sulis, and A Ubaidillah. "Transformasi Pendidikan Islam pada Era Nabi Muhammad SAW: Sebuah Studi Historis dan Praktis." Fahima 3, no. 2 (July 15, 2024): 252–69. http://dx.doi.org/10.54622/fahima.v3i2.333.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejarah pendidikan Islam pada masa Nabi Muhammad SAW, yang menjadi fondasi utama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan dalam peradaban Islam. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk memahami visi, misi, tujuan, kurikulum, metode pendidikan, sarana dan prasarana, serta pembiayaan pendidikan pada masa tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan analisis deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dari berbagai sumber literatur yang terpercaya, termasuk buku, artikel ilmiah, dan karya para ahli sejarah pendidikan Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan pada masa Nabi Muhammad SAW memiliki visi untuk mencetak generasi yang beriman, berakhlak mulia, dan menguasai ilmu pengetahuan. Misi pendidikan meliputi penyebaran ajaran Islam, pembinaan akhlak, dan pencerdasan umat. Tujuan pendidikan mencakup pembentukan manusia yang beriman, berakhlak mulia, dan cakap dalam kehidupan sosial. Kurikulum pendidikan berfokus pada pengajaran al-Quran, hadits, akhlak, bahasa Arab, sejarah, dan keterampilan hidup. Metode pendidikan yang digunakan meliputi ceramah, tanya jawab, diskusi, perumpamaan, dan keteladanan. Sarana dan prasarana pendidikan mencakup masjid sebagai pusat pendidikan, kuttab untuk belajar membaca dan menulis, suffah sebagai asrama untuk mendalami ilmu agama, serta peralatan tulis. Pembiayaan pendidikan berasal dari zakat, infaq, shadaqah, ghanimah, dan sumbangan sahabat kaya, yang dikelola secara transparan dan bertanggung jawab. Penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana pendidikan Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dikembangkan dan menjadi inspirasi bagi sistem pendidikan Islam di masa kini dan masa depan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Rummar, Marthen. "Pelaksanaan Program Revitalisasi SMK Berbasis Wilayah Adat dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Kelulusan SMK di Kabupaten Merauke." Jurnal Health Sains 3, no. 10 (October 14, 2022): 1252–63. http://dx.doi.org/10.46799/jsa.v3i10.487.

Full text
Abstract:
PPendidikan memegang peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga sekolah yang membantu siswa lulus langsung ke dunia kerja. Oleh karena itu, SMK harus mampu berkontribusi pada daya saing negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Program Peningkatan Karir Kabupaten Merauke dengan melihat implementasi pada beberapa dimensi dan indikator. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsi metode penelitian survei, dengan sampel 3 sekolah di Ha Anim Habit Zone yaitu SMKN 3 Merauke, SMK Negeri 5 Merauke, SMK Negeri 4 Merauke. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 6 aspek dan 35 indikator, program yang dilaksanakan SMKN 3 Merauke, SMK Negeri 5 Merauke dan SMK Negeri 4 Merauke meliputi aspek pertama, pengembangan kurikulum dan pengembangan kurikulum. dan DU/IN harus konsisten. Bidang kedua adalah kerjasama dengan DU/DI dan perguruan tinggi negeri, yang indikatornya menunjukkan semakin meningkatnya peran industri dalam praktik kerja industri bagi guru magang dan mahasiswa. Dimensi ketiga, perwujudan dan pengembangan profesionalisme guru dan pendidik, terindikasi dari runtuhnya program pendidikan guru berkualifikasi ganda. Bidang keempat adalah standarisasi sarana dan prasarana, peningkatan indikator mutu sarana dan prasarana laboratorium/bengkel utama melalui pengadaan sekolah. Aspek kelima yaitu inovasi pembelajaran, menjadikan teaching factory sebagai indeks pengembangan pusat inovasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Wisnu Hapsari, Naomi Tri Mada. "Inovasi Pembelajaran Matematika Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Di SMKN 1 Surakarta Sebagai Sekolah Pusat Keunggulan." Jurnal Pendidikan Indonesia 4, no. 02 (January 18, 2023): 104–11. http://dx.doi.org/10.59141/japendi.v4i02.1562.

Full text
Abstract:
Sebagai pendidik, guru memiliki tanggung jawab besar terkait dengan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa terhadap materi yang disampaikan mengingat kemampuan dasar siswa terhadap materi belajar. Siswa Indonesia membutuhkan penguatan literasi dan numerasi. Hal ini berangkat dari fakta bahwa beragam survei di tingkat nasional dan internasional secara konsisten, dari tahun ke tahun, menunjukkan kedua bidang tersebut tidak mengalami peningkatan signifikan bahkan cenderung menurun. Kondisi ini terjadi karena proses pembelajaran di satuan pendidikan mengabaikan literasi dan numerasi sebagai dasar berpikir. Kondisi ini diperparah dengan pandemi Covid-19 yang memaksa siswa belajar dari rumah. Ketidaksiapan guru dalam mengajar dan minimnya sarana-prasarana pendukung mengakibatkan kegiatan pembelajaran terganggu. Survei Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengungkap bahwa 67,11% guru mengalami kendala dalam mengoperasikan perangkat digital. Di lain sisi, 88,7% siswa kekurangan fasilitas pendukung seperti laptop, listrik, jaringan internet, dan gawai. Dampaknya, siswa tidak konsentrasi dalam belajar (51,1%). Menurut survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia, 76,7% siswa tidak suka belajar dari rumah. Sebab, menurut pengakuan 37,1% siswa, mereka merasa kurang istirahat dan kelelahan karena mengerjakan tugas semua mata pelajaran. Dampak fatal akhirnya terjadi: siswa mengalami penurunan kemampuan belajar (learning loss).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Wisnu Hapsari, Naomi Tri Mada. "Inovasi Pembelajaran Matematika Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Di SMKN 1 Surakarta Sebagai Sekolah Pusat Keunggulan." Jurnal Pendidikan Indonesia 4, no. 2 (January 18, 2023): 104–11. http://dx.doi.org/10.36418/japendi.v4i2.1562.

Full text
Abstract:
Sebagai pendidik, guru memiliki tanggung jawab besar terkait dengan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa terhadap materi yang disampaikan mengingat kemampuan dasar siswa terhadap materi belajar. Siswa Indonesia membutuhkan penguatan literasi dan numerasi. Hal ini berangkat dari fakta bahwa beragam survei di tingkat nasional dan internasional secara konsisten, dari tahun ke tahun, menunjukkan kedua bidang tersebut tidak mengalami peningkatan signifikan bahkan cenderung menurun. Kondisi ini terjadi karena proses pembelajaran di satuan pendidikan mengabaikan literasi dan numerasi sebagai dasar berpikir. Kondisi ini diperparah dengan pandemi Covid-19 yang memaksa siswa belajar dari rumah. Ketidaksiapan guru dalam mengajar dan minimnya sarana-prasarana pendukung mengakibatkan kegiatan pembelajaran terganggu. Survei Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengungkap bahwa 67,11% guru mengalami kendala dalam mengoperasikan perangkat digital. Di lain sisi, 88,7% siswa kekurangan fasilitas pendukung seperti laptop, listrik, jaringan internet, dan gawai. Dampaknya, siswa tidak konsentrasi dalam belajar (51,1%). Menurut survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia, 76,7% siswa tidak suka belajar dari rumah. Sebab, menurut pengakuan 37,1% siswa, mereka merasa kurang istirahat dan kelelahan karena mengerjakan tugas semua mata pelajaran. Dampak fatal akhirnya terjadi: siswa mengalami penurunan kemampuan belajar (learning loss).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Prasetyowati, Dina, Kartinah Kartinah, Sugiyanti, and Lukman Harun. "IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DI SMK NEGERI 1 PURBALINGGA." PATIKALA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 3, no. 1 (August 15, 2023): 808–13. http://dx.doi.org/10.51574/patikala.v3i1.868.

Full text
Abstract:
Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengeluarkan kebijakan dalam pengembangan Kurikulum Merdeka yang diberikan kepada satuan pendidikan sebagai opsi tambahan dalam rangka pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Kebijakan Kemendikbudristek terkait kurikulum nasional dikaji ulang pada 2024 berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran. Kurikulum Merdeka dirancang sebagai bagian dari upaya Kemendikbudristek untuk mengatasi krisis belajar yang menjadi semakin parah karena pandemi. Krisis ini ditandai oleh rendahnya literasi membaca juga ditandai oleh ketimpangan kualitas belajar yang lebar antar wilayah dan antar kelompok sosial-ekonomi. Pemulihan sistem pendidikan dari krisis belajar tidak bisa diwujudkan melalui perubahan kurikulum saja. Diperlukan juga berbagai upaya penguatan kapasitas guru dan kepala sekolah, pendampingan bagi pemerintah daerah, penataan sistem evaluasi, serta infrastruktur dan pendanaan yang lebih adil. Kurikulum berpengaruh besar pada apa yang diajarkan oleh guru, juga pada bagaimana materi tersebut diajarkan. Karena itu, kurikulum yang dirancang dengan baik akan memudahkan guru untuk mengajar dengan lebih baik. Kurikulum baru ini memiliki tujuan untuk mengejar ketertinggalan pembelajaran yang disebabkan oleh pandemi covid-19. Kurikulum ini dibuat dengan tujuan pendidikan di Indonesia bisa seperti pendidikan di Negara maju lainnya di mana siswa diberikan kebebasan dalam memilih apa yang diminatinya dalam pembelajaran. Karena kebijakan ini baru saja diluncurkan, maka membutuhkan sosialisasi secara bertahap dan menyeluruh, dimulai dari Kepala Sekolah, Kepala Madrasah, Kepala Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), serta kepada bapak ibu guru. Untuk mensosialisasikan Kurikulum Merdeka tersebut di lingkungan SMK Negeri 1 Purbalingga, maka diadakan workshop. Tim PKM Universitas PGRI Semarang mengadakan workshop tentang Kurikulum Merdeka untuk guru-guru di SMK Negeri 1 Purbalingga pada bulan Juni 2022 dengan empat nara sumber dari Tim pelaksana PKM UPGRIS.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Yulianti, Uki Hares, Subyantoro Subyantoro, and Rahayu Pristiwati. "Pengembangan Buku Fabel Dwibahasa Bermuatan Pendidikan Karakter bagi Siswa SD Kelas Dasar." Jurnal Sastra Indonesia 11, no. 3 (December 1, 2022): 189–95. http://dx.doi.org/10.15294/jsi.v11i3.61287.

Full text
Abstract:
Literasi di Indonesia yang bisa dikatakan masih cukup rendah inilah yang menjadi masalah dalam pendidikan di Indonesia. Aktivitas membaca menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan literasi. Hal ini tentunya diperlukan buku yang menarik siswa untuk membaca. Melalui buku fabel dengan menghadirkan cerita yang ringan dan singkat untuk menarik siswa kelas dasar untuk membaca. Buku fabel juga menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter sebagai pondasi awal membentuk karakter anak. Buku fabel ini disajikan juga menggunakan dwibahasa yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dan bahasa jawa sebagai wujud melestarikan kebudayaan daerah yang beragam di Indonesia. Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian research & development (R&D) model Borg & Gall. Hasil awal berupa prinsip pengembangan buku meliputi prinsip kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan kegrafikaan berdasarkan hasil analisis kebutuhan. Produk pengembangan buku cerita fabel dwibahasa bermuatan pendidikan karakter bagi Siswa Kelas Dasar ini juga dapat digunakan sebagai buku penunjang dalam proses pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah. Buku fabel ini selain sebagai sarana untuk memupuk nilai pendidikan karakter pada siswa juga sebagai sarana hiburan untuk meningkatkan imajinasi siswa dengan tujuan kesenangan. Buku fabel ini juga menggunakan dwi bahasa yang melatih siswa melancarkan bahasa Indonesia juga mengenalkan bahasa daerah yaitu bahasa Jawa sesuai kurikulum merdeka.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Mawardi, Mawardi. "PEMBERLAKUAN KURIKULUM SD/MI TAHUN 2013 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP UPAYA MEMPERBAIKI PROSES PEMBELAJARAN MELALUI PTK." Scholaria : Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 4, no. 3 (September 3, 2014): 107. http://dx.doi.org/10.24246/j.scholaria.2014.v4.i3.p107-121.

Full text
Abstract:
<p>Konsekuensi utama pemberlakuan kurikulum 2013 untuk jenjang SD/MI diantaranya pada cara mensinergikan pendekatan, model dan standar proses pembelajaran, serta cara menyusun dan melakukan penilaian. Dua komponen utama sistem pembelajaran ini merupakan komponen yang sangat erat kaitannya dengan peningkatan mutu pembelajaran. Pendekatan, model dan standar proses pembelajaran berkaitan dengan jaminan mutu prosesnya, sedangkan komponen penilaian berkaitan dengan akurasi dan validitas pengukuran mutu pembelajaran tersebut. Pendekatan saintifik (5M) yang meliputi keterampilan proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan perlu disinergikan dengan standar proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (EEK). Kedua keterampilan (5M dan EK) inilah yang menjadi pemandu bagi guru untuk memilih model (dan metode) pembelajaran serta alat penilaian otentik yang sesuai. Dalam rangka membantu para guru untuk mengimplemantasikan kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyiapkan buku guru dan buku siswa. Namun demikian para guru dapat memodifikasi dan mengembangkan sendiri. Pengembangan instrumen pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik para siswa dan lingkungan belajar-nya, sehingga mutu proses dan hasil pembelajaran dapat ditingkatkan. Pengem-bangan mutu pembelajaran seperti ini sekaligus menjadi sarana bagi para guru untuk mengembangkan profesinya secara berkelanjutan. Permasalahannya adalah pemberlakuan kurikulum 2013 berimplikasi pada proses pengembangan keprofesian guru, misalnya bagaimana proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) yang selama ini telah dilakukan. Rambu-rambu pendekatan, model, sistem penilaian, buku guru dan buku siswa dalam kurikukum 2013 mestinya tidak membatasi ruang gerak guru dalam berinovasi. </p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Karunianingsih, Diyah Ayu, Ade Wahyudin, Ardian Setyo Utomo, Dina Dwika Oktora, and Arum Marwati. "Pengembangan Video Media Pembelajaran Berbasis Multimedia dan Animasi bagi Guru Sekolah Dasar." PARAHITA : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat 3, no. 1 (July 24, 2022): 17–28. http://dx.doi.org/10.25008/parahita.v3i1.59.

Full text
Abstract:
Masa pandemi Covid-19 mengharuskan kegiatan pembelajaran di berbagai tingkat pendidikan dilakukan secara daring. Pendidikan di Indonesia menerapkan sistem belajar dari rumah (BDR) termasuk di tingkat sekolah dasar (SD). Pada awal pelaksanaan, kegiatan ini belum berlangsung dengan baik, karena masih perlu menyesuaikan dengan situasi, kondisi, sarana dan prasana baik bagi pendidik, peserta didik maupun wali murid yang mendampingi proses BDR. Sebagai upaya mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggandeng TVRI untuk menayangkan program video pembelajaran. Namun realitasnya belum berjalan sesuai harapan dan kebutuhan pembelajaran. Kondisi ini menuntut guru sebagai ujung tombak dalam kegiatan pembelajaran daring perlu persiapan materi pembelajaran secara khusus yang dapat diaplikasikan dan diterima oleh peserta didik dalam pelaksanaan BDR. Perlu peningkatan keterampilan bagi guru untuk menyiapkan media pembelajaran yang mendukung pelaksanaan BDR, diantaranya video media pembelajan berbasis multimedia dan animasi yang diwujudkan dalam bentuk pelatihan. Pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan produksi video media pembelajaran berbasis multimedia dan animasi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru agar lebih melek teknologi dan melek media sehingga mampu memproduksi video media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan kurikulum masing-masing, menghadirkan guru kehadapan siswa dengan termediasi teknologi dan menarik perhatian siswa melalui video media pembelajaran. Metode pelatihan berupa penyampaian materi produksi video media pembelajaran dilanjutkan praktek produksi. Manfaat hasil pelatihan bagi guru meliputi: (1) pengenalan video berbasis multimedia dan animasi sebagai media pembelajaran bagi siswa; (2) pelatihan produksi video media pembelajaran berbasis multimedia dan animasi; (3) pemanfaatan media sosial youtube dan instagram untuk publikasi video media pembelajaran.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Munawar, Ghifari, Bambang Wisnuadhi, Lukmanul Hakim Firdaus, Aprianti Nanda Sari, Cholid Fauzi, Siti Dwi Setiarini, and Trisna Gelar. "PENGEMBANGAN UNIT PELATIHAN TEKNOLOGI INFORMASI DI POLITEKNIK NEGERI BANDUNG." Jurnal DIFUSI 3, no. 2 (July 28, 2020): 18. http://dx.doi.org/10.35313/difusi.v3i2.1901.

Full text
Abstract:
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran tahun 2019 untuk lulusan SMK merupakan angka paling tinggi dibanding jenjang pendidikan lainnya. Hal ini terjadi karena keterampilan lulusan SMK belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan industri. Untuk itu, perlu adanya unit pelatihan teknologi informasi di perguruan tinggi yang bidangnya bersesuaian sebagai wadah para lulusan SMK yang belum bekerja untuk meningkatkan kemampuan mereka agar dapat diterima di industri. Selain itu, unit pelatihan teknologi informasi di perguruan tinggi juga dapat menjadi sarana dosen untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan menjadi instruktur pada pelatihan tersebut. Metode pelaksanaan yang dilakukan dalam pengabdian masyarakat ini antara lain studi literatur, pengumpulan data, analisa kebutuhan, perencanaan pembuatan unit pelatihan, dan pembuatan media promosi.Luaran lain dari program ini adalah terbentuknya dokumen kurikulum pelatihan dan bahan ajar yang sesuai dengan kompetensi SKKNI yang diharapkan dan sesuai dengan kebutuhan industri, sehingga angkatan kerja lulusan SMK dapat terserap dengan baik. Kata kunci: Pengembangan Unit Pelatihan, SMK, Pelatihan, Lulusan SMK
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Arifin, Zainur, and Sani Rahmawati. "Optimalisasi Manajemen Sarana dan Prasarana sebagai Penunjang Mutu Pembelajaran di Madrasah Aliyah Berbasis Pesentren." Dirasat: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam 8, no. 2 (December 20, 2022): 218–31. http://dx.doi.org/10.26594/dirasat.v8i2.3117.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana optimalisasi manajemen sarana dan prasarana sebagai penunjang mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah berbasis pesentren, yaitu Madrasah Aliyah Perguruan Muallimat (MAPM) Cukir Diwek Jombang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-fenomenologis. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pengelolaan sarana dan prasarana di MAPM sudah berjalan dengan baik, mulai dari perencanaan yang dilaksanakan setiap awal tahun pelajaran baru, pengadaan, pemeliharaan, inventarisasi, serta penghapusan sarana dan prasarana pendidikan yang telah terjadwal; dan bentuk luaran produktivitas pembelajaran di MAPM bisa dilihat dari cara kerja yang efesien, mutu lembaga semakin baik, semangat kerja yang terus meningkat, pengembangan diri yang cukup pesat, dan mampu meningkatkan hasil yang dicapai di setiap tahunya. Capaian tersebut didukung dengan diterapkannya kurikulum terpadu di MAPM. Di samping kurikulum yang telah ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementrian Agama, MAPM juga menerapkan kurikulum yang berciri khas pesantren. The purpose of this study is to find out how to optimize the facilities and infrastructure management as a support for the learning quality in Islamic High School based on pesantren, namely Madrasah Aliyah Perguruan Mu’allimat (MAPM) Cukir Diwek Jombang. This study uses a qualitative-phenomenological approach. Data collection was carried out using interview, observation, and documentation techniques. The results of the study show that the facilities and infrastructure management at MAPM has been going well, starting from planning which is carried out at the beginning of each new academic year, procurement, maintenance, inventory, and scheduled removal of educational facilities and infrastructure; and the output form of learning productivity at MAPM can be seen from the efficient way of working, the institution quality is getting better, the enthusiasm for work continues to increase, self-development is quite rapid, and is able to improve the academic achievement every year. This achievement is supported by the implementation of an integrated curriculum at MAPM. In addition to the curriculum set by the Ministry of Education and Culture and the Ministry of Religion, MAPM also applies a curriculum that is typical of pesantren.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Opradesman, Hotner Tampubolon, and Hotmaulina Sihotang. "Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Di SMA Negeri 1 Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau." Jurnal Manajemen Pendidikan 8, no. 1 (January 7, 2019): 73–92. http://dx.doi.org/10.33541/jmp.v8i1.2967.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan mengetahui aspek-aspek pengelolaan sekolah yang terjadi di SMA Negeri 1 Teluk Kuantan dalam penenerapan MBS. Metode penelitian ini deskriptif dengan pendekatan studi kasuskarena fokus penelitian inimenjawab pertanyaan “bagaimana”perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitorig dan evaluasi serta faktor pendukung dan penghambat MBS di SMA Negeri 1 Teluk Kuantan.Dalam penelitian ini studi yang mendalam dilakukan terhadap implementasi manajemen berbasis sekolah di SMA Negeri 1 Teluk Kuantan maka peneliti harus melakukan observasi deskriptif dan selanjutnya melakukan analisis data. Konsep dasar Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah terjadinya transfer otoritas atau wewenang dan tanggung jawab dalam pengelolaan sekolah dari pemerintah pusat ke tingkat sekolah. Penelitian ini ingin mengetahui otoritas dan tanggung jawab yang dimiliki oleh pemerintah, sekolah dan komite sekolah dalam pengelolaan sekolah. Hasil penelitian didapat: (1) Perencanaan Manajemen Berbasis Sekolah di SMA Negeri 1 Teluk Kuantan meliputi perumusan tujuan, pengambilan keputusan, keterlibatan pihak sekolah. (2) Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di SMA Negeri 1 Teluk Kuantan dengan melibatkan kepala sekolah, guru, staff tata usaha, komite sekolah, waka kurikulum dan siswa untuk lebih memperhatikan pendidikan. (3) Monitoring dan Evaluasi untuk mengetahui hasil kerja dan evaluasi guru dan staf dan pemantauan proses pembelajaran (4) Faktor pendukung dan penghambat MBS meliputi otonomi, demokrasi dan pengambilan keputusan, pemberdayaan fasilitas pendidikan, pengembangan kinerja profesional dan partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi dan faktor penghambat meliputi anak didik, pendidik, sarana prasarana dan partisipasi masyarakat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Regeng, Regeng. "PEMILOS : implementasi pembinaan kesadaran konstitusi di SMK N 1 Pandak." SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial 15, no. 1 (November 12, 2018): 57–70. http://dx.doi.org/10.21831/socia.v15i1.21970.

Full text
Abstract:
Artikel ini bertujuan menjelaskan hasil penelitian best practises tentang penyelenggaraan pemilihan osis (pemilos), menjelaskan peran guru PPKn dan menganalisis praktek pembinaan kesadaran konstitusi melalui pemilos di SMK N 1 Pandak. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan studi pustaka. Teknik analisa hasil penelitian dengan triangulasi sumber dan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan pemilos mengedepankan prinsip-prinsip pembelajaran yakni 1) Upaya menyampaikan pengetahuan tentang Pancasila dan Kewarganegaraan kepada peserta didik di sekolah; 2) Pewarisan kebudayaan yang memuat nilai-nilai karakter kejujuran, keadilan, toleransi, penghargaan, mengakui hak dan kewajiban kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah; 3) upaya mengorganisasikan lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik melalui dukungan penyelenggaraan pemilos; 4) Upaya mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik untuk terlibat aktif dalam proses menentukan pemimpin; 5) Proses membantu peserta didik menghadapi kehidupan sehari-hari sebagai warga negara. Guru PPKn berperan menerjemahkan pemilos sebagai sarana inovasi model pembelajaran yang dirumuskan dalam tiga langkah yakni orientasi, implementasi dan capaian pembelajaran. Selain itu pemilos dapat ditelaah dalam sebuah kajian tentang bentuk pembelajaran PPKn dengan menggunakan pendekatan Kurikulum 2013 melalui 1) Proses pendidikan yang mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill) bagi peserta didik; 2) Pendekatan ilmiah (scientific learning) yang dilakukan oleh peserta didik dan guru menjadikan guru sebagai fasilitator bagi peserta didik untuk menemukan pengetahuan baru yang ditemukan di lapangan melalui pemilos; 3) Model pembelajaran yang dikembangkan melalui pemilos dapat dikatakan sebagai bentuk Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning); 4) Pengembangan kemampuan berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah, kreativitas, inovasi, kemampuan komunikasi, dan kemampuan kolaborasi peserta didik telah terbangun melalui pemilos; 5) Pemilos sebagai sarana pembelajaran yang mampu menguatkan pendidikan karakter. Kata kunci : pemilos, kesadaran konstitusi, SMK N 1 Pandak, guru PPKn
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Mulyana, Agus. "Strategi Pembenahan Organisasi PPSDMA Menghadapi Tantangan Pengembangan SDM di Kementerian ESDM." JURNAL APARATUR 3, no. 1 (February 24, 2021): 42–60. http://dx.doi.org/10.52596/ja.v3i1.35.

Full text
Abstract:
The quality of training institutions is an important part of human resource management that needs to be improved. To become a professional training institution, PPSDM Aparatur must be able to manage the implementation of training in a professional manner and become a center for developing of human resources that capable to provide an excellent service in all management aspects. PPSDM Apparatus needs to carry out organizational improvement strategies. Quality training happens if it is supported by all elements of quality education, both training institutions, widyaiswara, and fasilitator of professional training, curriculum relevant to the aims and objectives of training program, the availability of facilities and infrastructure relevant to the needs of training implementation. For widyaiswara, widyaiswara development is needed continuously in terms of both quantity and quality considering the development and rapid progress of world of. ABSTRAKKualitas lembaga pendidikan dan pelatihan merupakan bagian penting dalam pengelolaan SDM yang perlu terus ditingkatkan. Untuk menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan yang terpercaya, PPSDM Aparatur harus mampu mengelola penyelenggaraan diklat secara professional serta menjadi pusat pengembangan sumber daya manusia aparatur negara yang mampu memberikan pelayanan prima dalam semua aspek manajemen. Dalam upaya mewujudkan kondisi tersebut, PPSDM Aparatur perlu melakukan strategi pembenahan organisasi. Diklat dikatakan bermutu apabila didukung oleh semua unsur kediklatan yang berkualitas, baik lembaga diklatnya, widyaiswara, dan pengelola diklat yang profesional, kurikulum yang sesuai dengan tujuan dan sasaran pogram diklat, ketersediaan sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan diklat. Diperlukan pengembangan widyaiswara secara berkesinambungan baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya mengingat perkembangan dunia ilmu pengetahuan dewasa ini mengalami kemajuan yang begitu pesatnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Shoimah, Retno Nuzilatus. "Implementasi Gerakan Literasi di Sekolah (Studi Kasus di SDN Karah 1 Surabaya)." MIDA : Jurnal Pendidikan Dasar Islam 3, no. 2 (July 10, 2020): 1–17. http://dx.doi.org/10.52166/mida.v3i2.984.

Full text
Abstract:
Sekolah adalah salah satu sarana edukatif yang dipilih pemerintah sebagai pusat implementasi program “Surabaya kota literasi”. Melalui peraturan yang dikeluarkan oleh dinas pendidikan kota Surabaya tentang semangat literasi di sekolah, diharapkan seluruh sekolah di Surabaya, mulai tingkatan SD/sederajat hingga SMA/sederajat dapat mengimplementasikan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dan mengintegrasikan misi pengembangan kemampuan literasi ke dalam kurikulum sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sejauh mana implementasi program “Gerakan Literasi Sekolah” di SDN Karah 1 Surabaya. Penelitian kualitatif-deskriptif digunakan dalam penelitian ini agar proses literasi di SDN Karah 1 dapat dijabarkan dengan jelas dan rinci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi GLS di SDN Karah 1 masih “baru”. Kegiatan pendukung literasi masih terus diupayakan, seperti: perbaikan fasilitas dan pelayanan di perpustakaan sekolah, penambahan koleksi buku, pengadaan sudut baca di setiap ruang kelas, diberlakukannya wajib baca 15 menit sebelum masuk kelas, wajib baca minimal satu buku dalam satu minggu, dan membuat resume atau melaporkan isi dari buku yang telah dibaca. Beberapa hal yang masih menjadi kendala keterlaksanaan program literasi di SDN Karah I adalah sedikitnya variasi buku bacaan yang disediakan sekolah dan rasio jumlah buku dengan jumlah siswa masih terpaut jauh. Pengawasan dan dorongan dari orang tua serta masyarakat sekitar juga sangat dibutuhkan demi kesuksesan Gerakan Literasi Sekolah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Utari, Tria, and Hartono Hartono. "Muatan penalaran dan pembuktian matematis pada buku teks matematika SMA kelas X Kurikulum 2013." Jurnal Riset Pendidikan Matematika 6, no. 1 (May 28, 2019): 1–13. http://dx.doi.org/10.21831/jrpm.v6i1.17002.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan muatan penalaran dan pembuktian matematis pada buku teks matematika SMA kelas X Kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif jenis analisis isi. Sumber data penelitian adalah buku teks Matematika kelas X Kurikulum 2013 edisi revisi 2016 yang diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pembacaan dan pencatatan dengan menggunakan instrumen yang telah divalidasi berupa pedoman analisis dokumen. Data penelitian dianalisis menggunakan skema Kripendorff yang meliputi pengumpulan data, penentuan sampel, perekaman/pencatatan, reduksi, penarikan kesimpulan dan narasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada bagian materi, siswa memiliki kesempatan yang besar untuk menalar dan membuktikan melalui membaca justifikasi namun memiliki kesempatan yang kecil melalui pengembangan justifikasi. Pada soal evaluasi, siswa belum memiliki kesempatan untuk menalar dan membuktikan melalui pengerjaan soal dengan indikator mengevaluasi argumen. Artinya, buku teks belum sepenuhnya memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar menalar dan membuktikan. AbstractThis study aimed to describe the content of mathematical reasoning and proof in the high school mathematics textbooks 10th grade Curriculum 2013. This research used descriptive qualitative approach type of content analysis. The source of research data was the high school mathematics textbook of 10th grade Curriculum 2013 edition of revision 2016 published by Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia. Data collection techniques in this study was the reading and recording using instruments that had been validated in the form of document analysis guidelines. Research data was analyzed using Kripendorff scheme which included unitizing, sampling, recording/coding, reducing, inferring and narrating. The results showed that in the learning material section students had big opportunities to learn reasoning and proof through justification reading, but they had small opportunities in justification developing. In evaluation section, students had not opportunities to learn reasoning and proof through argument evaluation problem solving. Therefore, the textbook had not fully provided opportunities for students to learn reasoning and proof.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Yani, Ivo. "PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN VOKASI BERDASARKAN MINAT PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN FUNGSIONAL PAKET C." JIV-Jurnal Ilmiah Visi 13, no. 2 (December 4, 2018): 145–55. http://dx.doi.org/10.21009/jiv.1302.8.

Full text
Abstract:
The package C equality education has the distinctiveness of entrepreneurship skills that are put in the functional skills subjects. During this time, the selection of the vocational types (skills) is determined by the package C manager and without the certificate of competence even though the vocational types can be determined based on the student’s interests through the Rothwell Miller Interest Blank (RMIB) test. After completing the competency tests, the graduate students can obtain the competency certificates from the Competence Certification Institutiton (LSK). This study aims to investigate (1) the students’ interest in vocational learning and (2) vocational learning outcomes in package C’s functional skills subjects. The research was conducted to the 26 research subjects of the 6th level of 2nd advanced competency degree in four PKBM at North Sumatra from August to October 2017. In order to seek out the field validation, the quasi experimental design method with pretest and post-test was used. The data collection instrumentswere in the form of tests with 15 items of multiple choice questions. The program significance was tested with the correlated t-test. The finding showed that the value of the t > ttable was (7.01> 2.06). Therefore, it could be concluded that there was a significant difference in values obtained by the students from before and after participating in sewing learning at a 5% significance level. Thus, in determining the vocational interest, the students should pay attention to the availability of the competency test places. References Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.(2013). Pedoman peminatan peserta didik. Diakses melalui http://bk.fip.uny.ac.id/sites/ psikologi-pendidikanbimbingan.fip.uny.ac.id/files/PEDOMAN%20PEMINATAN%20SMA-SMK.pdf Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Peraturan pemerintah no. 19 tentang standar nasional pendidikan. Jakarta. Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan. (2015). Kurikulum kursus dan pelatihan tata busana jenjang 2 dan 3 berbasis kerangka kualifikasi nasional Indonesia. Jakarta. Djamarah, S. B. (2008). Psikologi belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Heri, P. (1998). Pengantar perilaku manusia. Jakarta: EGC. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 Tahun 2007 tentang Standar Isi untuk Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2008 tentang Uji Kompetensi Bagi Peserta Didik Kursus dan Pelatihan dari Satuan Pendidikan Nonformal atau Warga Masyarakat yang Belajar Mandiri. Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Ikhtisar data pendidikan 2015/2016. Jakarta: Kemendikbud. Rothwell. (1947). Tes RMIB. Diakses melalui http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195010101980022-SITI_WURYAN_INDRAWATI/TES_RMIB.pdf. Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Achmad, Nurjanah, Mustaffa Abdullah, and Mohamad Azrien Mohd Adnan. "Pemerkasaan Pengajian Al-Qur’an Di Perguruan Tinggi Agama Islam (Ptai) Di Indonesia: Kajian Di Institut Ilmu Al-Qur’an (Iiq) Jakarta." Al-Basirah Journal 12, no. 1 (June 30, 2022): 70–82. http://dx.doi.org/10.22452/basirah.vol12no1.6.

Full text
Abstract:
Selama ini terkesan bahawa pengajian al-Qur’an di Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) masih bersifat monoton dan tidak variatif. Selain itu pula, pengajian al-Qur’an juga masih dihadapkan segudang persoalan, di antaranya kerana secara am masih bertumpu pada kitab klasik, metode pengajaran konvesional, teknologi terhad dan profesionalisme pengajar. Sementara, dunia kini memerlukan jawapan atas permasalahan umat yang semakin berkembang dari masa ke semasa. Rentetan itu, penyelidik menawarkan idea pemerkasaan di Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) Jakarta-Indonesia sebagai sebuah institusi khas bidang al-Qur’an yang tersohor di Indonesia. Justeru, pemerkasaan pengajian al-Qur’an diharapkan dapat menjadi sarana pengembangan dan evaluasi pengajian al-Qur’an di masa hadapan. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Temubual berstruktur telah digunakan sebagai kaedah pungutan data utama dan disokong dengan penelitian dokumen penting yang berkaitan. Proses analisis data pula dilakukan dengan menggunapakai metode analisis tematik. Seramai lima orang informan telah ditemubual iaitu: Dekan Fakulti Usuluddin dan Dakwah IIQ, Ketua Jabatan Ilmu al-Qur’an dan tafsir (IAT) dan tiga orang pensyarah di jabatan IAT. Pemerkasaan pengajian al-Qur’an di IIQ dilaksanakan dalam empat aspek iaitu penilaian kurikulum dan silibus, pemantapan metode pengajaran, pemanfaatan dan pengembangan ICT serta peningkatan profesionalisme tenaga pengajar. Pelaksanaan program pemerkasaan yang disarankan, diharap mampu melonjakkan IIQ sebagai satu pusat rujukan yang berwibawa dalam pengajian ilmu al-Qur’an sekaligus dapat melakar transformasi mencipta kecemerlangan menjelang 50 tahun penubuhannya. Ianya juga boleh dijadikan rujukan oleh IPTA atau IPTS lainnya sama ada di Indonesia mahupun di Malaysia untuk mengambil langkah memperkasakan lagi bidang pengajian al-Quran agar setaraf dengan bidang pendidikan arus perdana yang lain. Kata kunci: pemerkasaan, pengajian al-Qur’an, PTAI, IIQ dan IAT.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Soekardjo, Mochamad, and Lipur Sugiyanta. "ANALISIS STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA KURKULUM 2013 DALAM RANGKA MENINGKATKAN NILAI PISA MATEMATIKA." JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan) 5, no. 1 (April 20, 2018): 42–64. http://dx.doi.org/10.21009/jkkp.051.05.

Full text
Abstract:
Mathematics courses are given to students from elementary school to higher education which equip them with logical, analytical, systematic, critical, and creative thinking skills, as well as the ability to work together. According to the Organization for Economics Cooperation and Development (OECD) year 2013, the concep of mathematical literacy in Programme for International Student Assessment (PISA) supports the importance of developing strong understanding of pure mathematical concepts and the benefits involved in exploration in the abstract world of mathematics. This research produces a Mathematics strategic learning analysis of grade IX that supports high-order mathematical thinking skills (HOMT). Two (2) parts of the materials will be discussed more focused, ie (a) learning materials and (b) learning strategies. With a learning syllabus that supports the HOMT, the opportunity to increase the value of Mathematics education is greater, one of which is formulate challenging questions. Challenging Mathematical questions will meet the criteria of high-level questions (PISA has a level of questions from level 1 to level 6). HOMT supports the development of a strong understanding of pure mathematical concepts and is useful in exploration in the abstract world of mathematics. The sources of data used in the preparation of this reseach are the results of the PISA survey in 2006 and 2012 and the 2013 curriculum book sourced from the Ministry of Education and Culture. Keywords: Mathematics grade IX, 2013 curriculum, PISA, HOMT Abstrak Mata pelajaran Matematika diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Menurut Organization for Economics Coopration and Development (OECD) tahun 2013, konsepsi literasi matematika dalam Program for International Student Assessment PISA mendukung pentingnya siswa mengembangkan pemahaman yang kuat tentang konsep-konsep matematika murni dan manfaat yang terlibat dalam eksplorasi dalam dunia abstrak matematika. Penelitian ini menghasilkan sebuah analisis trategi pembelajaran matematika Kelas IX yang mendukung kemampuan berpikir tingkat tinggi matematika (HOMT). Dua (2) bagian dari materi akan dibahas lebih fokus, yaitu (a) materi pembelajaran dan (b) strategi pembelajaran. Dengan silabus pembelajaran yang mendukung HOMT tersebut maka peluang untuk meningkatkan nilai pendidikan Matematika lebih besar, salah satu di antaranya adalah dapat disusunnya soal-soal yang menantang. Soal-soal matematika yang menantang akan memenuhi kriteria soal level tinggi (PISA memiliki tingkatan soal dari level 1 hingga level 6). HOMT mendukung pengembangan pemahaman yang kuat tentang konsep-konsep matematika murni dan bermanfaat dalam eksplorasi dalam dunia abstrak matematika. Sumber data yang digunakan dalam penyusunan buku penelitian ini adalah hasil survey PISA tahun 2006 dan 2012 dan buku kurikulum 2013 yang bersumber dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kata Kunci: Matematika kelas IX, Kurikulum 2013, PISA, HOMT References B. Johnson. 2002. Contextual Teaching and Learning: What it is and why it’s here to stay. Corwin Press,Inc. California. A. Dahlan. 2009. Pengembangan model computer based e-learning untuk meningkatkan kemampuan high order mathematical thinking siswa SMA. LPPM UPI. Bandung. Watson and E. M. Glaser. 1980. Critical Thinking Appraisal. Harcourt Brace Jovanovich, Inc. New York. Hakim. 2016. Analisis Gambaran Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP Pada Ujian Nasional Tahun 2015 Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta. Nata. 2009. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Purwanto. 2004. Psikologi Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung OECD. 2012. OECD Programme for International Student Assessment 2012. OECD. Westat. OECD. 2006. OECD Programme for International Student Assessment 2006. OECD. Westat. P. P. Kemdikbud. 2016. Penilaian yang Berkualitas untuk Pendidikan yang Berkualitas [Online]. Available:http://litbang.kemdikbud.go.id/pengumuman/Mengenal%20Puspendik%205%20Jan %202015-2.pdf. [Accessed 07 Feb 2016]. K. d. Perbukuan. 2015. Buku Guru Matematika Kelas IX SMP/MTs. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. H. Ennis. 1985. Critical Thinking. University of lllinois. New Jersey: Prentice Hall. W. Weisberg. 2006. Expertise and Reason in Creative Thinking: Evidence from Case Studies and the Laboratory. Cambridge University Press. Cambridge. Mariana. 2011. Penerapan pendekatan kontekstual dengan pemberian tugas mind map setelah pembelajaran terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa SMP. Krulik and J. A. Rudnick. 1995. The New Sourcebook for Teaching Reasoning and Problem Solving in Elementary School. Allyn & Bacon. Needham Heights. Sardiman. 1987. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta. Suwarma and D. Mayadiana. 2009. Suatu Alternatif Pembelajaran Kemampuan Berpikir Kritis Matematika. Cakrawala Maha Karya. Jakarta Gustiningsi. 2015. Pengembangan Soal Matematika Model Pisa Untuk Mengetahui Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas VII. Jurnal Pendidikan Matematika JPM RAFA , vol. Vol.1, no. No.1, September 2015. Y. E. Siswono. 2016. Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif sebagai Fokus Pembelajaran Matematika in Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika (1st SENATIK). Semarang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Wibawa, D. M. Satria, L. J. Erawati Dewi, and I. N. Pasek Nugraha. "Pengembangan Media Pembelajaran Audio Visual Berbasis Powtoon Mata Pelajaran Sistem Refrigerasi Bagi Siswa SMK." Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha 9, no. 2 (August 31, 2021): 89–99. http://dx.doi.org/10.23887/jptm.v9i2.27598.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk mengetahui pengembangan media pembelajaran audio visual berbasis PowToon pada Mata Pelajaran Sistem Refrigerasi bagi siswa SMK. 2) Untuk mengetahui tingkat kelayakan media pembelajaran audio visual berbasis PowToon menurut ahli materi dan ahli media pada Mata Pelajaran Sistem Refrigerasi bagi siswa SMK. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian (R&D) Research and Development, dengan model pengembangan 4D (Four-D Models), yang terdiri dari 4 tahap yaitu tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (development), dan tahap penyebaran (deseminate). Pada penelitian ini hanya dilakukan 3 tahap, yaitu tahap pendefenisian (define), tahap perancangan (design), dan tahap pengembangan (development). Hasil penelitian ini adalah 1) memahami pengembangan media pembelajaran audio visual berbasis PowToon pada Mata Pelajaran Sistem Refrigerasi bagi siswa SMK, 2) mengetahui tingkat kelayakan dan tanggapan siswa pada media pembelajaran audio visual berbasis PowToon menurut ahli materi, ahli media, uji kelompok kecil dan uji kelompok besar pada Mata Pelajaran Sistem Refrigerasi bagi siswa SMK. Penilaian dari ahli materi yaitu sangat layak dengan persentase nilai sebesar 87,70%. Penilaian dari ahli media memperoleh kriteria sangat layak dengan persentase nilai sebesar 91,16%. Dalam Uji Coba Kelompok Kecil memperoleh kriteria sangat layak dengan persentase nilai sebesar 90,33%. Dalam Uji Coba Kelompok Besar memperoleh kriteria sangat layak dengan persentase nilai sebesar 88%. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan media ini sangat layak dari segi materi dan media, serta tanggapan dari siswa, sehingga media ini dapat dinyatakan sangat layak digunakan dalam proses pembelajaran.Kata Kunci : Audio Visual, Dasar-dasar Refrigerasi, Media Pembelajaran, PowToon.This study aims to: 1) Find out the development of PowToon-based audiovisual learning media on the Refrigeration System Subjects for vocational students. 2) Determine the feasibility of PowToon-based audiovisual learning media according to material experts and media experts in the Refrigeration System Subjects for vocational students. This research uses Research and Development (R&D) type, with the development model of the 4D (Four-D Models) which consists of 4 stages: the defining stage, the design stage, the development stage, and the deployment stage (disseminate). There are three stages used in this study: the defining stage, the design phase, and the development stage. The results of this study are: 1) understanding the development of PowToon-based audiovisual learning media on Refrigeration System Subjects for vocational students, 2) knowing the level of eligibility and student responses to PowToon-based audiovisual learning media according to material experts, media experts, small group tests and tests large groups on Subjects Refrigeration Systems for vocational students. The assessment of the material experts is very feasible with a percentage value of 87.70%. The assessment of the media experts obtained a very decent criterion with a percentage value of 91.16%. In the small group trial, the criteria are very feasible with a percentage value of 90.33%. In the large group trial, the criteria are very decent with a percentage value of 88%. Based on these results it can be stated that this media is very feasible in terms of material and media, as well as responses from students so that this media can be declared very feasible to use in the learning process.Keywords: Audiovisual, Learning Media, PowToon, Refrigeration Basics.DAFTAR RUJUKANAiken L. R. (1985). Three coeffcient for analyzing the reliability and validity of ratings. Education and psychological measurement. 45,131-142Anastasi, A., Urbina, u. (1997). Psychological testing. New Jersey Prentice-Hall.IncAriana, I G. (2019). Pengembangan media pembelajaran berbasis video animasi software solidworks 2014 dan adobe flash cs3 pada mata pelajaran teknologi dasar otomotif (tdo) materi motor bakar. (Skripsi Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, FTK, Undiksha)Arsyad, Azhar. (2013). Media pembelajaran. Depok: PT Rajagrafindo PersadaAzwar, S. (2012) reabilitas dan validitas. Edisi 4. Yogyakarta : Pustaka PelajarBorg & Gall, (2003). Education research. New York : Allyn and Bacon.Dale, Edgar. (1969). Audio visual methods in teaching, New Yorg: Holt, Rinehart and Winston Inc. The Dryden Press.Daryanto. (2013). Media pembelajaran perannya sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.Hermawan, Asep Herry. (2007). Pengembangan kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.Krisnadi, Elang. (2004). Pemanfaatan program CAI sebagai sarana untuk membantu siswa dalam menyerap konsep-konsep matematika dengan pendekatan abstrak-konkret. Jakarta: pustekkom dan Pusat InformasiMusfiqon. (2012). Pengembangan media dan sumber pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka.Putra, Nusa. (2012). Metode penelitian kualitatif pendidikan. (Jakarta: Rajawali Pers).Sadiman, Arief S. (2006). Media pendidikan pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.Salim, A. (2003). Pengertian animasi dan multimedia pembelajaran. Jakarta : Elec Media Komputindo.Slamet. (2013). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.Sudaryono, dkk. (2013). Pengembangan insrumen penelitian pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.Sudjana, Nana. (2007). Teknologi pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. (2013). Media pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.Sugiyono. (2016). Statistika untuk penelitian. Bandung: AlfabetaSuheri, Agus. (2006). Animasi multimedia pembelajaran. Jakarta : Elec media Komputindo.Sukmadinata, Nana Syaodih. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PTRemaja Rosdakarya.Sutopo, Ariesto Hadi. (2003). Multimedia interaktif dengan flash. Yogyakarta: Graha IlmuTalizaro Tafonao, Jurnal Komunikasi Pendidikan (2018:2). Peranan media pembelajaran dalam meningkatkan minat belajar siswa. STT KADESI YogyakartaThiagarajan. (1974). four D Model-model pengembangan perangka pembelajaran. Tersedia pada https://bustangbuhari.wordpress.com/2011/08/25/four-d-model-model-pengembangan-perangkat-pembelajaran-dari-thiagarajan -dkk/. (Diakses tanggal 2 Desember 2018)Trianto. (2010). Model pembelajaran inovatif-progresif konsep, landasan, dan implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Syamsuri, Andi Sukri, and Eka Yulianti Bur. "Peran Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Membentuk Karakter Pada Era Vuca." Bahasa: Jurnal Keilmuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 5, no. 1 (June 28, 2023): 11–21. http://dx.doi.org/10.26499/bahasa.v5i1.340.

Full text
Abstract:
This study aims to describe the Role of Learning the Indonesian Language and Literature in Character Building during the VUCA Era. In carrying out this research, the authors used a descriptive-qualitative approach. The source of the data in this study was the Class X High School/Vocational High School Indonesian Language Teaching Material Books published by the Ministry of Education, Culture, Research and Technology, the Agency for Research and Development and Books, and the Center for Curriculum and Books. The number of pages in this book consists of 248 pages. The data in this study are in the form of clauses, sentences, and images containing 18 characters set by the Ministry of National Education. The results showed that: 1) The character of creativity is described through a text entitled "Presenting Observation Reports in the Form of a Scrapbook", 2) The character of Responsibility is described through a text entitled "Presenting Observation Reports", 3) the character of Love for Peace is described through the text "Expressing Criticism Through a Smile", 4) the character of Discipline is described through the text "Cellphone Addict" 5) The Character of Concern for the Environment is described through the text "Use Plastic Substitutes From Now On", and finally 6) The Character of Social Care is described through the text "Internet Behavior Bullying”. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Peran Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Membentuk Karakter pada Era VUCA. Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini, yaitu Buku Bahan Ajar Bahasa Indonesia SMA/SMK Kelas X yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan, Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Jumlah halaman dalam buku ini terdiri atas 248 halaman. Data dalam penelitian ini berupa klausa, kalimat, dan gambar yang memuat 18 karakter yang ditetapkan oleh Kemendiknas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Karakter kreativitas digambarkan melalui teks yang berjudul “Menyajikan Laporan Hasil Observasi dalam Bentuk Buku Tempel”, 2) Karakter tanggung jawab digambarkan melalui teks yang berjudul “Mempresentasikan Laporan Hasil Observasi”, 3) karakter cinta damai digambarkan melalu teks “Mengungkapkan Kritik Lewat Senyuman”, 4) karakter disiplin digambarkan melalui teks “Ponsel Pecandu “ 5) Karakter Peduli Lingkungan digambarkan melalui teks “Gunakan Barang-Barang pengganti Plastik Mulai Sekarang”, dan terakhir 6) Karakter peduli sosial digambarkan melalui teks“Internet Perilaku Perundungan”.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Suryana, Dadan, Novi Engla Sari, Winarti, Lina, Farida Mayar, and Sri Satria. "English Learning Interactive Media for Early Childhood Through the Total Physical Response Method." JPUD - Jurnal Pendidikan Usia Dini 15, no. 1 (April 30, 2021): 60–80. http://dx.doi.org/10.21009/jpud.151.04.

Full text
Abstract:
Although there are several approaches and strategies for teaching foreign languages, the Total Physical Response (TPR) approach is the most suitable for young learners. TPR is a way of teaching language that is based on the synchronization of speech and behaviour, or in other words, teaching language through movement. This study aims to develop English learning media for children through the Total Physical Response (TPR) method. This study uses a Research and Development (R & D) approach. The development model used is the ADDIE development model (analysis, design, development, implementation, and evaluation). Data collection techniques in this study were based on the results of expert validation tests, media practicality tests, and media effectiveness tests on children aged 5-6 years in Kindergarten. The results showed that the validity test of developing interactive media for children's English learning through the TPR method by media expert was declared valid with the result of 93%. The validity test on the material aspect shows the result is 98%. In the language aspect, the language expert gave the results of the feasibility of the language used in the media with a value of 96%. Likewise, with the practicality test, the results showed that the media had an average value of practicality with a percentage of 94%. The most important result in media development is determined by the results of the effectiveness test, and this media gets an average percentage score of 77.8% on the media tested on children. Therefore, interactive media for children's English learning through the Total Physical Response method deserves to be used as interactive and quality learning media that is practical and effective for early childhood. Intervention in introducing how to develop interactive media for learning English to teachers can be carried out in further research. Keywords: Early Childhood, English Learning Media, Total Physical Response (TPR) method References: Amri, S. (2013). Pengembangan & Model Pembelajaran Dalam Kurikulum. Prestasi Pustakarya. Andi. (2013). Kupas Tuntas Adobe Flash CS6. Gramedia. Ariani, N. & H. (2010). Pembelajaran Multimedia di Sekolah Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif, dan Prospektif. Prestasi Pustakarya. Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Asher, J. J. (1969). The Total Physical Response Approach to Second Language Learning. The Modern Language Journal, 53(1), 3. https://doi.org/10.2307/322091 Astutik, Y., & Aulina Choirun, N. (2017). Total Physical Response (Tpr) Pada Pengajaran Bahasa Inggris Siswa Taman Kanak-Kanak. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 17(2), 196–2017. Chaer, A. (2009). Psikolinguistik Kajian Teoretik. Rineka Cipta. Cheng, G. (2009). Using Game Making Pedagogy to Facilitate Student Learning of Interactive Multimedia. Australasian Journal Educational Technology, Vol. 25 (2, 204–220. Danim. (2008). Media Komunikasi Pendidikan. Bumi Aksara. Dardjowidjojo, S. (2010). Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Manusia Edisi Kedua. Yayasan Obor Indonesia Unika Atma Jaya. Darmawan, D. (2012). Inovasi Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. Depdiknas. (2009). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia dini. Er, S. (2013). Using Total Physical Response Method in Early Childhood Foreign Language Teaching Environments. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 93, 1766–1768. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.10.113 Fauzi, C., & Basikin. (2020). The Impact of the Whole Language Approach Towards Children Early Reading and Writing in English. JPUD - Jurnal Pendidikan Usia Dini, 14(1), 87–101. https://doi.org/10.21009/jpud.141.07 Hanafiah, Nanang & Cucu, S. (2010). Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama. Jackman Hilda, L. (2010). Childhood Education Curriculum: A Child’s Connection to The world. Nelson Education Ltd. Jared, K., & Grace, O. (2009). Technology Interaction Profeesional Development Model for Practicing Teachers. Journal Technology and Early Childhood Education, 37, 209–218. Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama. Larsen-Freeman, D., & Anderson, M. (2011). Techniques and principles in language teaching (3rd ed). Oxford University Press. Lase, F. (2017). Hakikat Pendidikan Berdasarkan Kebutuhan Usia. . . Jurnal PPKn & Hukum, 12(1). Mayesky. (2012). Creative Activities for Young Children. Nelson Education. Mohamad Syarif Sumantri. (2015). Strategi Pembelajaran: Teori dan Praktik di Tingkat Pendidikan Dasar. PT Raja Grafindo Persada. Ghani, N. H. H. M. G. (2014). The Effectiveness of Total Physical Response (TPR ) Approach in Helping Slow Young Learners With Low. International Journal of Research in Social Sciences, 4(6). Mulia Dewi. (2016). Thesis the Role of Play in Teaching English as A Foreign Language in Early Childhood Settings in Indonesia. Australia: Deakin University. Munir. (2009). Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Alfabeta. Munir. (2012). Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Alfabeta. Nuraeni, C. (2019). Using Total Physical Response (TPR) Method on Young Learners English Language Teaching. Metathesis: Journal of English Language, Literature, and Teaching, 3(1), 26. https://doi.org/10.31002/metathesis.v3i1.1223 Paturan Menteri Pendidikan Repuberlik Indonesia Nomor 137. (2014). Tentang Standar PAUD. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 146 Tahun 2014 Tentang Implementasi Kurikulum 2013 PAUD. (2014). Pinter, A. (2006). Teaching young language learners. Oxford University Press. Pranowo, G. (2011). Kreasi Animasi Interaktif dengan Action Script 3.0 pada Flash CS6. Graha Ilmu. Priscilla, C. (2009). Supporting Children Learning English as Second Language in the Early Years (Birth to Six Years). Australia: Victorian Curriculum and Assessment Authority. Purwanti, R. (2020). Pembelajaran Bahasa Inggris Untuk Anak Usia Dini Melalui Metode Gerak dan Lagu. Potensia, Jurnal Ilmiah, 5(2), 91–105. Putro, W. E. (2013). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Pustaka Pelajar. Rahmat, A. (2010). Implementasi Kurikulum Bahasa Asing di Taman-Kanak (TK) DKI Jakarta. Jurnal Kajian Linguistik Dan Sastra, 22(77–10), 1. Richards, J. C., & Rodgers, T. S. (2001). Approaches and methods in language teaching. Cambridge University Press. Riduwan. (2012). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Alfabeta. Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran. Kencana. Santrock, Jhon. W. (2011). - Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Erlangga. Sari, N. E., & Suryana, D. (2019). Thematic Pop-Up Book as a Learning Media for Early Childhood Language Development. JPUD - Jurnal Pendidikan Usia Dini, 13(1), 43–57. https://doi.org/10.21009/10.21009/jpud.131.04 Savic, V. (2014). Total Physical Response Activities in Teaching English to Young Learners. Journal of Physical Culture and Modern Society, 17, 447–454. Setiawan Deni dkk. (2017). Pengaruh Media Pembelajaran Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Desain Sistem Instruksional Pendekatan Tpack. Jurnal Teknologi Dan Informasi Dalam Pendidikan, Vol 4 No 2, 141–146. Stakanova E., & Tolstikhina, E. (2014). Different Approaches to Teaching English As A Foreign Language to Young Learner. . . Journal of Procedia Social and Behaviour Science, Vol. 146, 456–460. Suryana, D. (2016). Stimulasi dan Aspek Perkembangan Anak. Kencana. Suyadi. (2013). Konsep Dasar PAUD. Rosdakarya. Suyanto. (2008). Evolutionary Computation. Informatika. Tarigan, H. G. (2009). Pengajaran kedwibahasaan. Angkasa. Wijayatiningsih, & Mulyadi. (2014). Pemanfaatan model total physical response dan repetition untuk pengembangan pembelajaran bahasa Inggris anak usia dini / TK. Jurnal Penelitian Pendidikan, 31(1), 63–66. Wiyani, N. A. (2014). Perkembangan Anak Usia Dini: Panduan Orang Tua dan Pendidik PAUD Dalam Memahami serta mendidik Anak Usia Dini. Gava Media.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

HUSNA, ROZIA AFRIA. "PERAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN MINAT BACA SISWA." LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran 2, no. 3 (October 1, 2022): 201–8. http://dx.doi.org/10.51878/learning.v2i3.1523.

Full text
Abstract:
This research is motivated by the low interest in reading students in the world of education, especially at the elementary level. This low interest in reading has triggered the government through the Ministry of Education and Culture to hold a School Literacy Movement which is integrated into the curriculum. With the hope of increasing students' interest in reading and becoming a center of motivation for lifelong learning. The purpose of this research is to describe the role of the school literacy movement in increasing students' motivation and interest in reading. This study uses a descriptive qualitative approach. The research subjects were fourth grade students at SDN 2 Suryawangi. Data collection techniques in the form of interviews with school principals, librarians, teachers for grade IV, grade IV students, observation, and documentation. Based on the results of the study, it was shown that the implementation of the school literacy movement at SDN 2 Suryawangi implemented a strategy in the form of 15-minute reading activities in the classroom reading corner and mandatory visits for each class to the library. This 15-minute reading activity is carried out every day in class as an effort to make reading habits and visits to the library as a form of motivation for students to want to read. In influencing students' reading interest, three stages of the implementation of the school literacy movement are carried out including the habituation stage, the development stage, and the learning stage. The supporting factor is the active role of all school members and adequate infrastructure, while the obstacle is the different interests of children so that it is the teacher's job to motivate students to have the habit of reading. ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi karena rendahnya minat baca siswa dalam dunia pendidikan khususnya pada tingkat dasar. Minat baca yang rendah ini memicu pemerintah melalui kemendikbud mengadakan Gerakan Literasi Sekolah yang diintegrasikan ke dalam kurikulum. Dengan harapan dapat meningkatkan minat baca siswa dan menjadi pusat motivasi untuk belajar sepanjang hayat. Tujuan peneltian ini adalah untuk mendeskripsikan peran gerakan literasi sekolah dalam meningkatkan motivasi dan minat baca siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek penelitiannya adalah peserta didik kelas IV SDN 2 Suryawangi. Teknik pengumpulan data berupa wawancara dengan kepala sekolah, pustakawan, guru wali kelas IV, siswa kelas IV, observasi, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkkan bahwa pelaksanaan gerakan literasi sekolah di SDN 2 Suryawangi menerapkan strategi berupa kegiatan membaca 15 menit di pojok baca kelas dan kunjungan wajib setiap kelas ke perpustakaan. Kegiatan membaca 15 menit ini dilakukan setiap hari di kelas sebagai upaya melakukan pembiasaan membaca dan kunjungan ke perpustakaan sebagai bentuk motivasi siswa untuk mau membaca. Dalam mempengaruhi minat baca siswa dilakukan tiga tahapan pelaksanaan gerakan literasi sekolah diantaranya yaitu tahap pembiasaan, tahap pengembangan, dan tahap pembelajaran. Faktor pendukungnya yakni peran aktif seluruh warga sekolah dan sarana-prasrana yang memadai, sedangkan yang menjadi hambatannya yakni minat anak yang berbeda-beda sehingga menjadi tugas guru untuk memotivasi siswa memiliki kebiasaan membaca.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Rohita and Nadhifah Rahmadini Hidayat. "The Effectiveness of Using Learning Device Information Systems in Preparing Learning Plans." JPUD - Jurnal Pendidikan Usia Dini 17, no. 1 (April 30, 2023): 155–72. http://dx.doi.org/10.21009/jpud.171.12.

Full text
Abstract:
The importance of the ability to develop lesson plans requires educators to be able to understand and master learning content as well as understand various ways to complete it. The learning device information system (SIPP) as one of the results of technology is here to help educators complete this task. The purpose of this study was to demonstrate the effectiveness and efficiency of SIPP in developing learning plans in early childhood education. The research was conducted using a quantitative approach, with descriptive statistical analysis presented in the form of a frequency distribution table. The questionnaire was distributed using a Likert scale, which contains items regarding goal achievement, quality, output, and user response as indicators of effectiveness and contains items regarding the use of time, cost, effort, and use of paper materials as indicators of efficiency. The results showed that the four indicators of effectiveness were met with an average score of 385.8. Efficiency which includes four indicators achieves an average score of 19.3. The availability of components in templates that are adjusted to the applicable provisions and can be used automatically allows users to complete their tasks in a relatively faster time. The availability of components in templates that are adjusted to the applicable provisions and can be used automatically allows users to complete their tasks in a relatively faster time. The conclusion is that SIPP is very effective and efficient for preparing lesson plans so that it can facilitate and save the teacher's time in completing the task. Keywords: learning device information; early childhood education, lesson plan References: Abdurohman, M., Kuspriyanto, Sutikno, S., & Sasongko, A. (2010). Perancangan Aturan Transformasi UML-Systemic dalam Perancangan Embedded System. Jurnal Ilmu Komputer Dan Informasi, 3(2), 91–97. https://doi.org/hhttps://doi.org/10.21609/jiki.v3i2.146 Adnan, K., & Bataineh, A. (2014). Impacts of Employee Training on the Performance of Commercial Banks in Jordan. European Journal of Business and Management Www.Iiste.Org ISSN, 6(27), 192–197. Afeanpah, F. (2017). Komentar Tentang Paperless Office. Paperless Office. Afendi, M. (2019). Penggunaan Media Lingkungan Berbasis Eksperimen sebagai Alat Bantu Terciptanya Tujuan Pendidikan. Seminar Nasional Pendidikan FKIP, 2(1), 596–608. Ahmad, & Pambudi, B. S. (2014). Pengaruh Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan, Keamanan dan Ketersediaan Fitur Terhadap Minat Ulang Nasabah Bank dalam Menggunakan Internet Banking (Studi pada Program Layanan Internet Banking BRI). Jurnal Studi Manajemen, 8(1), 2–11. https://doi.org/https://doi.org/10.21107/kompetensi.v8i1.589 Apriyansyah, Maullidina, I., & Purnomo, E. P. (2018). Efektivitas sistem informasi desa (SID) dalam pelayanan publik di Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Jurnal Analisis Kebijakan Dan Pelayanan Publik, 4(1), 10–24. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31947/jakpp.v4i1.5901 Arza, W. (2019). New Aplikasi Raport K13 Paud/TK/RA (ERA Erlangga). YouTube. Astriani, S. A. (2018). Prinsip & Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran. Universitas Nurul Jadid. Astuty, E. Y., & Chandra, A. N. (2016). Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan untuk Menentukan Tingkat Keahlian User pada PT. Willong Atlantik Jakarta. Jurnal Sains & Teknologi, VI(2), 103–118. Baker El-Ebiary, Y. A., Mjlae, S. A., Abu-Ulbeh, W., Hassan, A. H., Bamansoor, S., & Saany, S. I. A. (2020). The Effectiveness of Management Information System in Decision-Making. Journal of Mechanics of Continua and Mathematical Sciences, 15(7), 316–327. https://doi.org/10.26782/jmcms.2020.07.00026 Beny, B., Yani, H., & Ningrum, G. M. (2019). Evaluasi Usability Situs Web Kemenkumham Kantor Wilayah Jambi dengan Metode Usability Test dan System Usability Scale. RESEARCH : Computer, Information System & Technology Management, 2(1), 30–34. https://doi.org/10.25273/research.v2i1.4282 Burhan, M. N. I., & Herman. (2019). Perilaku Prokrastinasi Akademik Mahasiswa (Studi Pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar). In Social landscape journal pendidikan ilmu pengetahuan sosial. Universitas Negeri Makassar. Creswell, J. W., & Clark, V. L. P. (2017). Designing and Conducting Mixed Methods Research-SAGE Publications. Creswell, W. J., & Creswell, J. D. (2018). Research Design: Qualitative, Quantitative adn Mixed Methods Approaches. In Journal of Chemical Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9). file:///C:/Users/Harrison/Downloads/John W. Creswell & J. David Creswell - Research Design_ Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches (2018).pdf%0Afile:///C:/Users/Harrison/AppData/Local/Mendeley Ltd./Mendeley Desktop/Downloaded/Creswell, Cr Dindayani, N., Menne, F., & Mane, A. (2019). Analisis sistem informasi akuntansi penjualan tunai dalam menunjang efektivitas dan efisiensi sistem pengendalian intern pada PT Optik Tunggal Sempurna Cabang Mall Ratu Indah. Economics Bosowa Journal, 5(002), 108–122. Fatmawati, N., Sofia, A., Drupadi, R., Nawangsasi, D., Irzalinda, V., & Sugiana. (2019). Pelatihan penyusunan perangkat pembelajaran kurikulum 2013 bagi guru pendidikan anak usia dini (PAUD). Seminar Nasional Pendidikan Forkom PG PAUD 2019, 8–14. Febriana, R. (2019). Kompetensi guru (B. S. Fatmawati (ed.); Pertama). Bumi Aksara. Fitria, N., & Rohita. (2019). Content Analysis of Kindergarten Daily Learning Implementation Plans ( RPPH ) in Central Jakarta Region. International Symposium on Social Sciences, Education, and Humanities, 306(Isseh 2018), 152–158. Fitria, N., Rohita, & Zahrawanny, V. P. (2019). Kindergarten teacher’s ability in developing kindergarten learning planning in Kebayoran Baru District. Proceedings of ISER-ACN, December, 7–9. Hendarwati, E., Setiawan, A., & Rahayu, A. P. (2017). Pelatihan pembelajaran inovatif, penyusunan perangkat pembelajaran dan pembukuan pada Bunda PAUD. AKSIOLOGIYA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 81–91. https://doi.org/10.30651/aks.v1i2.748 Himawan. (2019). Review dan Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Akses Halaman Website. Ultimatics : Jurnal Teknik Informatika, 11(1), 38–45. https://doi.org/10.31937/ti.v11i1.1060 Humaedi, M. A. (2015). Etnografi bencana: Menakar peran para pemimpin lokal dalam pengurangan resiko bencana. LKiS Yogyakarta. Irviani, R., & Setiawan, P. (2017). Aplikasi Berbagi Pesan Berbasis Web Sebagai Media Komunikasi Di Stmik Pringsewu. Semnasteknomedia Online, 5(1), 4-7–13. https://ojs.amikom.ac.id/index.php/semnasteknomedia/article/view/1819/1541 Kaleb, B. J., Lengkong, V. P. ., & Taroreh, R. N. (2019). Penerapan Sistem Informasi Manajemen dan Pengawasannya di Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Manado. Jurnal EMBA, 7(1), 781–790. Kemdikbud. (2015a). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2013 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kemdikbud. (2015b). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Khan, R. A. G., Khan, F. A., & Khan, M. A. (2011). The Impact of Training and Development on Organizational Performance. Global Journal of Management and Business Research, 11(7), 113–123. https://doi.org/10.24191/ji.v17i2.18177 Koloay, L. P., Morasa, J., & Elim, I. (2014). Peranan Sistem Informasi Akuntansi dalam Efektifitas Pelaporan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Pada PT. POS Indonesia (Persero) Manado. 2(2), 1528–1538. Machmuddah, Z., & Suhartono, E. (2019). Peranan Aplikasi Sistem BOP PAUD yang Akuntabel untuk Guru PAUD Kota Semarang The Role of BOP PAUD System Aplication Accountable for PAUD Teachers in Semarang City. Abdimasku: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(2), 114–120. https://doi.org/10.33633/ja.v2i2.45 Marading, N. (2019). Peningkatan kompetensi guru binaan dalam menyusun RPPH melalui workshop di Gugus PAUD Rantepao Kabupaten Toraja Utara. Indonesian Journal of Educational Studies (Ijes), 22(1), 8–15. https://doi.org/https://doi.org/10.26858/ijes.v22i1.9342 Masnipal. (2018). Menjadi Guru PAUD Profesional. PT Remaja Rosdakarya. Meliana, Julianto, V., & Hafidz, K. A. (2020). Sistem Informasi Manajemen Taman Kanak-Kanak (Studi Kasus: Taman Kanak-Kanak (TK) Mekar Sari Desa Ambawang). Aisyah Journal of Informatics and Electrical Engineering, 2(2), 145–151. https://doi.org/10.30604/jti.v2i2.39 Membara, E. P., Liza, Y., & Indra, K. (2014). Sistem informasi akademik SMP Negeri 2 Talang Empat berbasis web. Jurnal Infotama, 10(1), 72–80. Mudjiyanto, B. (2018). Tipe Penelitian Eksploratif Komunikasi. Jurnal Studi Komunikasi Dan Media, 22(1), 65–74. https://doi.org/10.31445/jskm.2018.220105 Mulyono, T. (2018). Sistem informasi E-Office pendukung program paperless korespondensi perkantoran (studi kasus : bagian administrasi akademik akademi komunitas semen Indonesia Gresik ). Jurnal Tecnoscienza, 2(2), 107–122. Munawaroh, S., Syukri, M., & Marmawi. (2019). Kompetensi guru dalam menyusun perangkat pembelajaran di PAUD Cahaya Desa Kapur Kecamatan Sungai Raya. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 8(7), 1–8. Ndihokubwayo, K., Ndayambaje, I., & Uwamahoro, J. (2020). Analysis of Lesson Plans from Rwandan Physics Teachers. International Journal of Learning, Teaching and Educational Research, 19(12), 1–29. https://doi.org/https://doi.org/10.26803/ijlter.19.12.1 Neuman, W. L. (2018). Metode Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif (7th ed.). Indeks. Niati, A., Soelistiyono, A., & Ariefiantoro, T. (2019). Pengembangan Kemampuan Sumber Daya Manusia melalui Pelatihan Komputer Microsoft Office Excel untuk Meningkatkan Kinerja Perangkat Desa Mranggen. E-Dimas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 10(1), 105. https://doi.org/10.26877/e-dimas.v10i1.3557 Ningrum, O. S., & Puspasari, D. (2015). Penggunaan Aplikasi Google Drive Sebagai Penunjang Paperless Office. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP), 3(3), 1–15. Nugroho, Y. S. (2015). Pengembangan Manajemen Data Elektronik PAUD di PAC Aisyiyah Kecamatan Tingkir, Salatiga. Warta LPM, 18(2), 110–117. https://doi.org/10.23917/warta.v18i2.1950 Oyitso, M., & Olomukoro. (2012). Training and Retraining Nigeria Workers To Enhance Task Performance. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, 4(1), 69–78. https://journal-archieves18.webs.com/69-78.pdf Pamungkas, J., Hayati, N., & Maryatun, I. B. (2016). Pengembangan Perencanaan Pembelajaran Paud Berbasis Budaya. Jurnal Pendidikan Anak, 5(2), 831–839. https://doi.org/10.21831/jpa.v5i2.12389 Parsaorantua, P. H., Pasoreh, Y., & Rondonuwu, S. A. (2017). Implementasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (Studi tentang Web E-Government di Kominfo Kota Manado). Acta Diurna Komunikasi, VI(3), 1–14. Prananda, A. A., & Datu, C. (2016). Peranan Sistem Informasi Akuntasi Manajemen dalam Pengambilan Keputusan Investasi Asset Tetap pada PT. ETMIECO Sarana Laut Bitung. Jurnal EMBA, 4(1), 1531–1541. https://doi.org/10.35794/emba.v4i1.12375 Purwanto, R. (2017). Penerapan sistem informasi akademik (SIA) sebagai upaya peningkatan efektifitas dan efisiensi pengelolaan akademik sekolah. Jurnal Teknologi Terapan, 3(2), 24–31. Rafael, A. M. D., Feka, V. P., Nama, D. Y., Nitte, Y. M., & Benu, A. Y. (2021). Pelatihan Media Pembelajaran Powtoon Untuk Pembelajaran Bahasa bagi Guru PAUD Pelangi dan Guru TK Mentari, Balai Pendidikan PAUD Kota Kupang. Pemimpin: Pengabdian Masyarakat Ilmu Pendidikan, 1(1), 37–43. Rahman, F., Nabi Bux, J., Akhter, Y., Saeed Ul Hasan, C., & Ajmal, M. (2011). Relationship Between Training Of Teachers And Effectiveness Teaching. International Journal of Business and Social Science, 2(4), 150–160. http://search.proquest.com/docview/904524261?accountid=12253%5Cnhttp://openurl.man.ac.uk/sfxlcl3?url_ver=Z39.88-2004&rft_val_fmt=info:ofi/fmt:kev:mtx:journal&genre=article&sid=ProQ:ProQ:abiglobal&atitle=Relationship+Between+Training+Of+Teachers+And+Effect Remler, D. K., & Ryzin, G. G. Van. (2015). Research Methods in Practice. Strategies for Description and Causation. https://www.ptonline.com/articles/how-to-get-better-mfi-results Rohita, Fitria, N., & Haryadi, D. (2018a). Pemanfaatan Aplikasi Penyusunan Perencanaan Pembelajaran (AP3) dalam Penyusunan Perencanaan Pembelajaran bagi Guru Taman Kanak-kanak di Jakarta. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 24(2), 644–654. https://doi.org/10.24114/jpkm.v24i2.10168 Rohita, Haryadi, D., Fitria, N., & Bustan, R. (2019). Sistem informasi perangkat pembelajaran Untuk meningkatkan kualitas pendidik anak usia dini. Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ, September, 1–6. Rohita, R., Fitria, N., & Haryadi, D. (2018b). Pemanfaatan aplikasi penyusunan perencanaan pembelajaran (AP3) dalam penyusunan perencanaan pembelajaran bagi guru taman kanak-kanak di Jakarta. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 24(2), 644. https://doi.org/10.24114/jpkm.v24i2.10168 Saifuddin, A. (2020). Penyusunan Skala Psikologi. Prenadamedia Group. Salsabil, Z., & Arfa, M. (2019). Efektifitas website Femaledaily.com dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 8(2), 199–210. Saparahayuningsih, S., Daryanti, M. E., & Badeni. (2020). Penyuluhan perencanaan pembelajaran kepada guru-guru Raudatul Atfal wilayah Kecamatan Seluma. Jurnal Pengabdian, 1(1), 16–26. Sari, H. E., & Prasetiawati, R. (2020). Analisis Sistem Informasi Customer Relationship Management Berbasis Web pada PT. INOVATIF TEKNIK MESINDO. Technomedia Journal, 5(1), 1–13. https://doi.org/10.33050/tmj.v5i1.881 Setyowati, E. O. T., & Respati, A. D. (2017). Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Manfaat, Computer Self Efficacy, Dan Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Akuntansi. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan, 13(1), 63. https://doi.org/10.21460/jrak.2017.131.281 Sijabat, S., Indah, T. A., Ramadhan, F., Ramadhani, A., & Hasibuan, S. H. (2021). Faktor-Faktor yang Menentukan Keberhasilan Produk Melalui Desain Logo pada Produk Og Home Care. KESATRIA: Jurnal Penerapan Sistem Informasi, 2(4), 195–199. https://doi.org/https://doi.org/10.30645/kesatria.v2i4.82 Sudjiman, P. E., & Sudjiman, L. S. (2018). Analisis Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer dalam Proses Pengambilan Keputusan. TeIKa, 8(2), 55–66. https://doi.org/10.36342/teika.v8i2.2327 Sum, T. A., & Taran, E. G. M. (2020). Kompetensi pedagogik guru PAUD dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2), 543–550. https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i2.287 Supriyatna, A., & Maria, V. (2017). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pengguna Sistem Informasi DJP Online Pelaporan SPT Pajak. Prosiding SNATIF, 4, 147–154. Suratini, N. P. E., Sinarwati, N. K., & Atmadja, A. W. T. (2015). Pengaruh efektivitas sistem informasi akutansi dan penggunaan teknologi informasi akutansi terhadap kinerja individual pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali kantor cabang Singaraja. E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, 3(1). https://doi.org/http://dx.doi.org/10.23887/jimat.v3i1.4779 Suryana, D., & Rizka, N. (2019). Manajemen pendidikan anak usia dini berbasis akreditasi lembaga (Y. Rendy (ed.); Pertama). Prenadamedia Group. Susilo, S., Saibani, A., & Djati. (2016). Pedoman Penyelenggaraan PAUD. Bee Media Pustaka. Wahab, A., Syahid, A., & Junaedi, J. (2021). Penyajian Data Dalam Tabel Distribusi Frekuensi Dan Aplikasinya Pada Ilmu Pendidikan. Education and Learning Journal, 2(1), 40–48. https://doi.org/10.33096/eljour.v2i1.91 Wahyuni, M., Yuliantina, I., & Ritayanti, U. (2015). Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PAUD (Issue 021). Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. Wahyuni, R., & Berliani, T. (2018). Pelaksanaan kompetensi pedagogik guru di sekolah dasar. Sekolah Dasar: Kajian Teori Dan Praktik Pendidikan, 27(2), 108–115. https://doi.org/https://doi.org/10.17977/um009v27i22018p108 Yakub. (2012). Pengantar sistem informasi. Graha Ilmu. Yusuf, A. M., Hasmizal, H., & Dini, N. (2021). Sistem Informasi Perhitungan Penyusutan Aktiva Tetap Menggunakan Metode Garis Lurus Berbasis Vb.Net Pada CV Ginanjar Sejahtera Mandiri Karawang. Jurnal Interkom: Jurnal Publikasi Ilmiah Bidang Teknologi Informasi Dan Komunikasi, 16(1), 38–45. https://doi.org/10.35969/interkom.v16i1.95
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Diana, Neneng Tasu’ah, Sony Zulfikasari, and Tias Martika. "ECE Teachers’ Roles of Developing Numeracy Literacy in Special Needs Children." JPUD - Jurnal Pendidikan Usia Dini 17, no. 2 (November 30, 2023): 267–83. http://dx.doi.org/10.21009/jpud.172.06.

Full text
Abstract:
Special needs ECE children should be prepared with early literacy and numeracy skills to strengthen their competencies during the transitional phase to primary school. To help this transitional phase, teachers can provide a variety of diverse play activities. This study aims to explore and evaluate the pedagogical strategies employed by teachers in reinforcing special needs children's literacy and numeracy, as a support to their transition process from ECE to primary year. The research applied a qualitative method with data collection techniques through interviews, observations, and documentation. The sample selection applied purposive sampling based on the criteria and objectives of this study. The sample consisted of inclusive classroom teachers from ten ECE institutions in five regions of Central Java, including Semarang City, Pekalongan City, Surakarta City, Wonosobo District, and Jepara District. The study concludes that ECE teachers still see several limitations in dealing with special needs children. Therefore, teachers should modify plans and play activities to strengthen literacy and numeracy skills for special needs children to help them embark on primary school. Teachers expect necessary support for their improvement through training and guidance in dealing with special needs children, especially in developing their literacy and numeracy. Keywords: literacy and numeracy, special needs children, ECE-primary school transition References: 1 Agustina, E., & Zayyadi, M. (2023). Kemampuan Literasi Numerasi Siswa di Sekolah Inklusi. Apotema: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, 9(1), 15-20. Alberta. (2019). Literacy and Numeracy Proggression. Understanding Special Education Needs, 1-15. Atlar, H., & Uzuner, Y. (2023). Supporting Teacher Development about Early Literacy in Children with Hearing Loss: An Action Research in Turkey. European Journal of Special Education Research, 9(2), 92-121. https://doi.org/https://doi.org/10.46827/ejse.v9i2.4832 Aunio, P., & Räsänen, P. (2016). Core numerical skills for learning mathematics in children aged five to eight years – a working model for educators. European Early Childhood Education Research Journal, 24(5), 684-704. https://doi.org/10.1080/1350293X.2014.996424 Barham, A. I., Ihmeideh, F., Al-Falasi, M., & Alabdallah, A. (2019). Assessment of first-grade students’ literacy and numeracy levels and the influence of key factors. International Journal of Learning, Teaching and Educational Research, 18(12), 174-195. https://doi.org/https://doi.org/10.26803/ijlter.18.12.11 BBPMP, B. B. P. M. P. P. J. T. (2022). Capaian Literasi, Numerasi, Dan Karakter Siswa Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021. https://bbpmpjateng.kemdikbud.go.id/capaian-literasi-numerasi-dan-karakter-siswa-di-provinsi-jawa-tengah-tahun-2021 Brandenburg, R., McDonough, S., Burke, J., & White, S. (2016). Teacher Education Research and the Policy Reform Agenda. In R. Brandenburg, S. McDonough, J. Burke, & S. White (Eds.), Teacher Education: Innovation, Intervention and Impact (pp. 1-14). Springer Singapore. https://doi.org/10.1007/978-981-10-0785-9_1 Brooks-Gunn, J., & Markman, L. B. (2005). The Contribution of Parenting to Ethnic and Racial Gaps in School Readiness. The Future of Children, 15(1), 139-168. http://www.jstor.org/stable/1602666 BSKAP. (2022). Modul 3 Bagaimana Membangun Kemampuan Literasi. Comunitity Child Care Victoria. (2011). Early Literacy and Numeracy Self-Guided Learning Package. In: Australia. Davenport, L. A. (2012). Numeracy in inclusive early childhood classrooms: embedding learning opportunities and using effective instructional strategies. Department of Education and Early Childhood Development. ( 2009). Victorian Early Years Learning and Development Framework: For all children from birth to eight years. Department of Education and Early Childhood Development. Diana, Sunardi, Gunarhadi, & Yusuf, M. (2020a). The development of I-Teach model to improve early childhood teachers professionalism. Cypriot Journal of Educational Sciences, 15(6), 1614–1628. https://doi.org/10.18844/CJES.V15I6.5321 Diana, Sunardi, Gunarhadi, & Yusuf, M. (2020b). Preschool Teachers’ Attitude Toward Inclusive Education in Central Java, Indonesia. Icliqe, 1361–1368. https://doi.org/10.2991/assehr.k.200129.166 Elliott, L., Zheng, P., & Libertus, M. (2021). Individual Differences in Parental Support for Numeracy and Literacy in Early Childhood. Education Sciences, 11(9), 541. https://www.mdpi.com/2227-7102/11/9/541 Fatmawati, E., & Safitri, E. (2020). Kemampuan Literasi Informasi dan Teknologi Mahasiswa Calon Guru Menghadapi Pembelajaran di Era Revolusi Industri 4.0. Edukasi: Jurnal Pendidikan, 18(2), 214-224. https://doi.org/10.31571/edukasi.v18i2.1863 Fontil, L., Gittens, J., Beaudoin, E., & Sladeczek, I. E. (2020). Barriers to and Facilitators of Successful Early School Transitions for Children with Autism Spectrum Disorders and Other Developmental Disabilities: A Systematic Review. Journal of Autism and Developmental Disorders, 50(6), 1866-1881. https://doi.org/10.1007/s10803-019-03938-w Fontil, L., Sladeczek, I. E., Gittens, J., Kubishyn, N., & Habib, K. (2019). From early intervention to elementary school: A survey of transition support practices for children with autism spectrum disorders. Research in Developmental Disabilities, 88, 30-41. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.ridd.2019.02.006 Haerudin, H. (2021). Pengaruh Literasi numerasi Terhadap Perubahan Karakter Siswa. Prosiding Sesiomadika, 1(1a). https://journal.unsika.ac.id/index.php/sesiomadika/article/view/2123 Imtiyas, I. A. R., & Simatupang, N. (2022). The Effect of Early Childhood Teacher's Educational Background on the Ability to Manage Children’s Learning: Evidence From Learning Process During Covid 19 Pandemic. Golden Age: Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, 7(2), 67-76. https://doi.org/10.14421/jga.2022.72-02 Indah, W. (2023). Analisis Kemampuan Literasi Numerasi Berdasarkan Gaya Belajar pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(6), 5840-5849. Jurmang, J. L. (2014). Teacher competencies for inclusive education: The case of management and instructional function. National Journal of Inclusive education, 2(1). Justice, L. M., Jiang, H., & Strasser, K. (2018). Linguistic environment of preschool classrooms: What dimensions support children’s language growth? Early Childhood Research Quarterly, 42, 79-92. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.ecresq.2017.09.003 Keily, T., Evans, A., & Atchison, B. (2019). Strengthening the Early Childhood Education Continuum. Policy Guide. Education Commission of the States. Khasanah, I., & Purnamasari, I. (2023). Role-Playing Methods: Efforts to Stimulate the Development of Early Childhood Numeracy Literacy. Journal of Social Research, 2(4), 1074-1078. https://doi.org/https://doi.org/10.55324/josr.v2i4.776 Kokkalia, G., Drigas, A. S., Economou, A., & Roussos, P. (2019). School Readiness From Kindergarten to Primary School. Int. J. Emerg. Technol. Learn., 14(11), 4-18. Kurnianingsih, I., Rosini, R., & Ismayati, N. (2017). Upaya peningkatan kemampuan literasi digital bagi tenaga perpustakaan sekolah dan guru di wilayah Jakarta pusat melalui pelatihan literasi informasi. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1), 61-76. Kurniastuti, I., Evanjeli, L. A., & Sari, D. P. (2023). Teachers’ Challenges and Strategies in Teaching Literacy Skills for Children with Special Needs. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(1), 937-948. https://doi.org/https://doi.org/10.31004/obsesi.v7i1.3598 Manning, M., Garvis, S., Fleming, C., & Wong, G. T. W. (2017). The relationship between teacher qualification and the quality of the early childhood education and care environment. Campbell Systematic Reviews, 13(1), 1-82. https://doi.org/https://doi.org/10.4073/csr.2017.1 Mazzotti, V. L., Rowe, D. A., Kwiatek, S., Voggt, A., Chang, W.-H., Fowler, C. H., Poppen, M., Sinclair, J., & Test, D. W. (2021). Secondary Transition Predictors of Postschool Success: An Update to the Research Base. Career Development and Transition for Exceptional Individuals, 44(1), 47-64. https://doi.org/10.1177/2165143420959793 Mumpuniarti, M. (2017). Challenges faced by teachers in teaching literacy and numeracy for slow learners. Journal of Sustainable Development, 10(3), 243. https://doi.org/https://doi.org/10.5539/jsd.v10n3p243 Ningsih, S., Gunayasa, I. B. K., & Dewi, N. K. (2022). Pengaruh Literasi Numerasi Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas III SDN Lingkok Lima Tahun Ajaran 2021/2022. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7(3c), 1938-1943. https://doi.org/10.29303/jipp.v7i3c.881 Nurhayani, N., & Nurhafizah, N. (2022). Media dan Metode Pengembangan Literasi Anak Usia Dini di Kuttab Al Huffazh Payakumbuh. Jurnal Basicedu, 6(6), 9333-9343. Park, M.-H., Dimitrov, D. M., & Park, D.-Y. (2018). Effects of Background Variables of Early Childhood Teachers on Their Concerns About Inclusion: The Mediation Role of Confidence in Teaching. Journal of Research in Childhood Education, 32(2), 165-180. https://doi.org/10.1080/02568543.2017.1417926 Purab, S. M., & Purwono, A. (2022). Pengaruh Program Literasi Terhadap Keterampilan Menulis Siswa Kelas Iv a Mi Darussalam Pacet Mojokerto. Aulada : Jurnal Pendidikan Dan Perkembangan Anak, 3(2), 133–151. https://doi.org/10.31538/aulada.v3i2.972 Rachmat, M., Otong, S., Yubaedi, S., & Nur, R. (2017). Pengaruh Intensi, Motivasi, dan Pemahaman Guru terhadap Impementasi Pendidikan Inklusif. Jurnal Pendidikan Usia Dini, 11(2). https://doi.org/10.21009/JPUD.112.08 Rehalat, A., & Nurul 'ainy, Z. (2022). The Effect of Education Background Teacher on The Learning Process In Class At Muhammadiyah First Middle School Ambon. Perspektif Pendidikan dan Keguruan, 13(2), 81-87. https://doi.org/10.25299/perspektif.2022.vol13(2).10592 Salminen, J., Khanolainen, D., Koponen, T., Torppa, M., & Lerkkanen, M.-K. (2021). Development of Numeracy and Literacy Skills in Early Childhood—A Longitudinal Study on the Roles of Home Environment and Familial Risk for Reading and Math Difficulties [Original Research]. Frontiers in Education, 6. https://doi.org/10.3389/feduc.2021.725337 Sanches, T. (2018, 2018//). Required Skills for Teachers: Information Literacy at the Top. Information Literacy in the Workplace, Cham. Sari, D. Y. (2017). Peran guru dalam menumbuhkan literasi melalui bermain pada Anak Usia Dini. Golden Age: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(2). https://doi.org/10.29313/ga.v1i2.3316 Setiawan, A. (2018). Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Usia Dini melalui Media Pembelajaran Matematika di RA Ma’arif 1 Kota Metro. SELING: Jurnal Program Studi PGRA, 4(2), 181-188. https://doi.org/https://doi.org/10.29062/seling.v4i2.309 Shvartsman, M., & Shaul, S. (2023). The Role of Working Memory in Early Literacy and Numeracy Skills in Kindergarten and First Grade. Children, 10(8), 1285. https://www.mdpi.com/2227-9067/10/8/1285 Stein, K., Veisson, M., Õun, T., & Tammemäe, T. (2019). Estonian preschool teachers’ views on supporting children’s school readiness. Education 3-13, 47(8), 920-932. https://doi.org/10.1080/03004279.2018.1539113 Suryawati, E. A., & Akkas, M. (2021). Buku Panduan Guru Capaian Pembelajaran Elemen Dasar-Dasar Literasi dan STEAM untuk Satuan PAUD. Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Titi, C., & Siti, A. (2022). ECE Educator Training: How to Develop Literacy and Environment Education for Children? Jurnal Pendidikan Usia Dini, 16(1). https://doi.org/10.21009/JPUD.161.09 Trainor, A. A., Carter, E. W., Karpur, A., Martin, J. E., Mazzotti, V. L., Morningstar, M. E., Newman, L., & Rojewski, J. W. (2020). A Framework for Research in Transition: Identifying Important Areas and Intersections for Future Study. Career Development and Transition for Exceptional Individuals, 43(1), 5-17. https://doi.org/10.1177/2165143419864551 Wackerle-Hollman, A. K., Durán, L. K., & Miranda, A. (2020). Early Literacy Skill Growth in Spanish-Speaking Children With and At Risk for Disabilities in Early Childhood. Topics in Early Childhood Special Education,40(1), 24-38. https://doi.org/10.1177/0271121420906469 Winarsih, S., Hendra, J., Idris, F. H., & Adnan, E. (2013). Panduan penanganan anak berkebutuhan khusus bagi pendamping (orang tua, keluarga, dan masyarakat). Kementrian Perlindungan Anak dan Perempuan. Yin, M., Condelli, L., Ogut, B., & Cronen, S. (2013). The Importance of Teacher Background Qualifications for Student Learning. American Institutes for Research. Zhao, X. (2017). Transition from kindergarten to elementary school: Shanghai’s experience and inspiration. Creative Education, 8(3), 431-446. https://doi.org/10.4236/ce.2017.83033
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Riyanto, Budi, Ngasbun Egar, and Ngurah Ayu Nyoman Murniati. "IMPLEMENTASI KEBIJAKAN MERDEKA BELAJAR DI SD NEGERI SURUH 01 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG." Jurnal Manajemen Pendidikan (JMP) 12, no. 1 (July 3, 2023). http://dx.doi.org/10.26877/jmp.v12i1.15334.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kesiapan SD Negeri Suruh 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang dalam Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar; (2) mengetahui Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar di SD Negeri Suruh 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang; dan (3) mengetahui Faktor-faktor Penghambat Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar di SD Negeri Suruh 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yakni penelitian yang memberikan gambaran tentang situasi dan kejadian faktual dan sistematis mengenai faktor-faktor, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang dimiliki untuk mengetahui dasar-dasarnya saja. Menggambarkan tentang realita empirik dibalik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas tentang Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar di SD Negeri Suruh 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang (Studi Kesiapan Satuan Pendidikan Non Sekolah Penggerak). Pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan Studi Dokumentasi. Aktifitas pengumpulan data melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Untuk mengecek keabsahan data peneliti menggunakan teknik pengamatan yang tekun dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) SD Negeri Suruh 01 secara empirik mempunyai kesiapan untuk mengimplementasikan Kebijakan Merdeka Belajar ditinjau dari Sumber Daya Manusia, Sarana Prasarana, dan Anggaran Belanja Sekolah. (2) Pelaksaan Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar di SD Negeri Suruh menunjukkan: (a) Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar PPDB Zonasi terlaksana 100% dari jalur zonasi dengan jumlah peserta 43 orang dari kuota 56 orang (2 rombel). (b) Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar Penghapusan UN diubah menjadi AKM telah dilaksanakan untuk guru dan kepala satuan pendidikan tanggal 22-31 Agustus 2022 dan untuk siswa tanggal 2-3 November 2022 melalui proses sosialisasi, pembentukan panitia, penganggaran, dan pelaksanaan. Hasil ANBK 2022 belum keluar sampai penelitian ini selesai dilaksanakan. (c) Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar Fleksibilitas Pengelolaan BOS sudah dilaksanakan dengan kenaikan anggaran BOS yang diterima SD Negeri Suruh 01 sebesar Rp 222.300.000, transfer dari pusat kerekening sekolah dan sekolah fleksibel merencanaan melalui ARKAS Kemendikbudristek, (d) Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar RPP Yang Disederhanakan, dimana semua guru SD Negeri Suruh 01 sudah membuat RPP 1 lembar sebagaimana Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2019. (e) Implementasi Merdeka Belajar Kurikulum Merdeka di SD Negeri Suruh 01 melalui sosialisasi, pembentukan tim pengembang kurikulum, penganggaran dan terwujudlah Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) sebagai bentuk Implementasi Kurikulum Merdeka. (3) Faktor-faktor Penghambat Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar di SD Negeri Suruh 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang yaitu: (a) faktor beban kerja guru yang meningkat dan kurangnya guru seni, (b) faktor sarana prasarana yang yang belum lengkap di semua kelas LCD Laptop, Acces Point Wifi, buku ajar kurikulum merdeka, dan buku bacaan lainnya. (c) faktor aplikasi PPDB online masih sering trouble saat pelaksanaan dan kemampuan IT orang tua calon siswa juga masih rendah, dan (d) faktor pembiayaan, dimana anggaran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Honor untuk Guru Seni belum dianggarkan di RKAS 2022.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Ananda, Ayu Rizki, Gigih Forda Nama, and Mardiana Mardiana. "Pengembangan Sistem Informasi Geografis Pemerintahan Kota Metro Dengan Metode SSADM (Structured System Analysis and Design Method)." Jurnal Informatika dan Teknik Elektro Terapan 10, no. 1 (January 7, 2022). http://dx.doi.org/10.23960/jitet.v10i1.2261.

Full text
Abstract:
Abstrak - Pemerintahan Kota Metro merupakan kota administratif yang memiliki kondisi dan potensi yang cukup besar serta ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai. Kota Metro tumbuh dengan pesat sebagai pusat pendidikan, kebudayaan dan pusat pemerintahan maka dengan potensi tersebut Kota Metro ditingkatkan menjadi Kotamadya Metro. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut Kota Metro diharuskan untuk dapat mengikuti perkembangan zaman khususnya pada bidang teknologi informasi. Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Metro membuat website pemerintahan Kota Metro untuk memberikan informasi terkait dengan pemerintah daerah Kota Metro. Meskipun demikian website pemerintahan Kota Metro masih perlu pembaharuan dalam informasi, maka diperlukan pembaharuan pada layanan publik Kota Metro berupa sistem informasi geografis dan interaksi langsung terhadap admin dengan masyarakat atau live chat. Pengembangan sistem menggunakan metode SSADM (Structured System Analysis and Design Method). Metode SSADM adalah metode pendekatan sistem untuk menganalisis dan mendesain sebuah sistem informasi, dimana konsep ini digunakan untuk menentukan data, proses, serta informasi yang dihasilkan dari sistem yang dibangun. Terdapat 2 tahap pengujian yaitu presentasi dan blackbox testing yaitu data pendidikan dan data kesehatan. Hasil dari pengembangan sistem menghasilkan prototype sistem layanan publik Kota Metro berupa sistem informasi geografis dan live chat yang berfungsi untuk berinteraksi secara langsung dengan admin.Kata kunci : Website, Metode SSADM, Pemerintah Kota Metro, Sistem Informasi Geografis
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

*, Sri Budyartati. "INDIGENEOUSASI ILMU SOSIAL SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PERSPEKTIF PHILOSHOPIS." SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial 9, no. 2 (March 4, 2015). http://dx.doi.org/10.21831/socia.v11i02.3626.

Full text
Abstract:
Globalisasi telah mengakibatkan pergeseran budaya. Kebudayaan local dan Ilmu. Sosial semakin kurang membumi dan terpinggirkan dalam kehidupan kaum Pribumi. Indigeneousasi ilmu social dari perspektif Geography, Ekonomi, Sejarah, Politik telah banyak dilakukan namun dari perspektif Philosophis belum banyak dikaji. Artikel ini bermaksud membahas aspek Philosophis yang meliputi Epistemologi, Ontology, Axiologi dalam Ilmu Sosial dalam rangka pengembangan Pendidikan Karakter. Nilai-nilai karakter bangsa sebagaimana disusun oleh Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional (2011) meliputi: Religius, Jujur,Toleransi, Disiplin,Kerja Keras, Kreatif, Mandiri,Demokratis,Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi,Cinta Damai,Gemar Membaca,Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, Tanggung jawab. Tata nilai kesatuan dan persatuan bangsa dapat dikembangkan dari 3 karakter utamanya: Kerja Keras, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air. Kerja Keras: Perilaku yang rnenunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belaiar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Semangat Kebangsaan: Menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Cinta Tanah Air: Menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap Bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Dengan mengkaji aspek filosofis tadi diharapkan peran Ilmu Sosial dalam pengembangan Pendidikan Karakter bangsa dapat dioptimalkan. Utamanya karakter yang berkenaan dengan tata nilai kesatuan dan persatuan bangsa yang termarjinalkan pada era globalisasi saat ini. Kata kunci: indigeneousasi, pendidikan karakter, perspektive philoshopis
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

BPMR, Innayah. "DONGENG ANAK NUSANTARA RADIO EDUKASI (RE) SEBAGAI MEDIA UNTUK PENANAMAN KARAKTER BANGSA." Jurnal Teknodik, June 13, 2019, 278–87. http://dx.doi.org/10.32550/teknodik.v0i0.29.

Full text
Abstract:
Dongeng merupakan salah satu media pembelajaran alternatif bagi anak-anak. Dongeng adalah bentuk bermain, hal itu dapat membawa sukacita ke dalam kehidupan anak, memenuhi semangat bermain masa kanak-kanak, memberikan anak kekuatan pengamatan yang teliti, memperkuat kekuatan emosi, mengembangkan daya imajinasi, melatih memori, dan wawasan, memperluas dan mengintensifkan hubungan sosial anak. Dongeng anak-anak Nusantara disiarkan oleh Radio Pendidikan (RE) adalah dongeng baik yang dapat memberikan pedoman moral. Isi program ini dirancang agar maknanya dapat diserap oleh pendengar terutama oleh anak-anak karena muatan ceritanya ditekankan pada pendidikan moral, sopan santun, dan menghindari kata-kata dan tindakan yang tidak baik dan tidak mendidik. Karakter moral tersebut diambil dari kurikulum pendidikan karakter yang dirumuskan oleh Pusat Kurikulum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: a) cerita anak-anak Nusantara disiarkan oleh RE dapat dianggap sebagai sarana untuk mengembangkan nilai-nilai karakter anak. Hal ini disebabkan bahan yang terkandung dalam cerita rakyat menyampaikan pesan moral, b) Dongeng anak Nusantara disiarkan oleh RE memiliki karakteristik nilai karakter bangsa, c) format dongeng anak nusantara pada RE merupakan format sajian audio yang dirancang semenarik mungkin melalui cerita yang menghibur agar anak merasa senang dan terhibur sehingga dapat merangsang pengembangan karakternya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

BPMR, Innayah. "DONGENG ANAK NUSANTARA RADIO EDUKASI (RE) SEBAGAI MEDIA UNTUK PENANAMAN KARAKTER BANGSA." Jurnal Teknodik, February 23, 2022, 278–87. http://dx.doi.org/10.32550/teknodik.vi0.29.

Full text
Abstract:
Dongeng merupakan salah satu media pembelajaran alternatif bagi anak-anak. Dongeng adalah bentuk bermain, hal itu dapat membawa sukacita ke dalam kehidupan anak, memenuhi semangat bermain masa kanak-kanak, memberikan anak kekuatan pengamatan yang teliti, memperkuat kekuatan emosi, mengembangkan daya imajinasi, melatih memori, dan wawasan, memperluas dan mengintensifkan hubungan sosial anak. Dongeng anak-anak Nusantara disiarkan oleh Radio Pendidikan (RE) adalah dongeng baik yang dapat memberikan pedoman moral. Isi program ini dirancang agar maknanya dapat diserap oleh pendengar terutama oleh anak-anak karena muatan ceritanya ditekankan pada pendidikan moral, sopan santun, dan menghindari kata-kata dan tindakan yang tidak baik dan tidak mendidik. Karakter moral tersebut diambil dari kurikulum pendidikan karakter yang dirumuskan oleh Pusat Kurikulum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: a) cerita anak-anak Nusantara disiarkan oleh RE dapat dianggap sebagai sarana untuk mengembangkan nilai-nilai karakter anak. Hal ini disebabkan bahan yang terkandung dalam cerita rakyat menyampaikan pesan moral, b) Dongeng anak Nusantara disiarkan oleh RE memiliki karakteristik nilai karakter bangsa, c) format dongeng anak nusantara pada RE merupakan format sajian audio yang dirancang semenarik mungkin melalui cerita yang menghibur agar anak merasa senang dan terhibur sehingga dapat merangsang pengembangan karakternya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Rahmi, Rina. "NILAI-NILAI KEISLAMAN PADA MATERI POKOK IPS DALAM BUKU TEMATIK KELAS IV SD/MI TEMA PEDULI TERHADAP MAKHLUK HIDUP"." AL-IHTIRAFIAH: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH, December 31, 2021, 89–101. http://dx.doi.org/10.47498/ihtirafiah.v1i02.730.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis nilai-nilai keislaman yang terdapat pada materi pokok IPS dalam buku tematik kelas IV SD/MI tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup” edisi revisi 2017 terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jenis penelitian menggunakan penelitian kualitatif metode library research./Content Analysis. Sumber data dalam penelitian ini berupa sumber data primer yaitu buku tematik (buku guru dan siswa) kelas IV SD/MI semester I (satu). Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan teori Miles and Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai keislaman yang terkandung dalam materi pokok IPS buku Tematik tema 3 terdapat 4 dari 18 nilai karakter yang dikemukakan oleh Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan yang terdiri dari Nilai Aqidah berupa religius daN tanggung jawab; Nilai Ibadah berupa Peduli Lingkungan, dan Nilai Akhlak berupa disiplin.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

"PERAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN MINAT BACA SISWA KELAS IV SDN 2 SURYAWANGI." JURNAL DIDIKA : WAHANA ILMIAH PENDIDIKAN DASAR 9, no. 1 (June 30, 2023): 177–88. http://dx.doi.org/10.29408/didika.v9i1.18795.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi karena rendahnya minat baca siswa dalam dunia pendidikan khususnya pada tingkat dasar. Minat baca yang rendah ini memicu pemerintah melalui kemendikbud mengadakan Gerakan Literasi Sekolah yang diintegrasikan ke dalam kurikulum. Dengan harapan dapat meningkatkan minat baca siswa dan menjadi pusat motivasi untuk belajar sepanjang hayat. Tujuan peneltian ini adalah untuk mendeskripsikan peran gerakan literasi sekolah dalam meningkatkan motivasi dan minat baca siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek penelitiannya adalah peserta didik kelas IV SDN 2 Suryawangi. Teknik pengumpulan data berupa wawancara dengan kepala sekolah, pustakawan, guru wali kelas IV, siswa kelas IV, observasi, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkkan bahwa pelaksanaan gerakan literasi sekolah di SDN 2 Suryawangi menerapkan strategi berupa kegiatan membaca 15 menit di pojok baca kelas dan kunjungan wajib setiap kelas ke perpustakaan. Kegiatan membaca 15 menit ini dilakukan setiap hari di kelas sebagai upaya melakukan pembiasaan membaca dan kunjungan ke perpustakaan sebagai bentuk motivasi siswa untuk mau membaca. Dalam mempengaruhi minat baca siswa dilakukan tiga tahapan pelaksanaan gerakan literasi sekolah diantaranya yaitu tahap pembiasaan, tahap pengembangan, dan tahap pembelajaran. Faktor pendukungnya yakni peran aktif seluruh warga sekolah dan sarana-prasrana yang memadai, sedangkan yang menjadi hambatannya yakni minat anak yang berbeda-beda sehingga menjadi tugas guru untuk memotivasi siswa memiliki kebiasaan membaca.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography