Journal articles on the topic 'Pondok Pesantren Luhur (Kendal, Indonesia)'

To see the other types of publications on this topic, follow the link: Pondok Pesantren Luhur (Kendal, Indonesia).

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 18 journal articles for your research on the topic 'Pondok Pesantren Luhur (Kendal, Indonesia).'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Fanny Zakkiyah, Rasdi Ekosiswoyo, and Achmad Rifai. "Peran Kiai dalam Pengembangan Pesantren: Studi Kasus Pondok Pesantren Manbaul Hikmah Kaliwungu Kendal Indonesia." Bulletin of Indonesian Islamic Studies 2, no. 2 (October 31, 2023): 101–18. http://dx.doi.org/10.51214/biis.v2i2.651.

Full text
Abstract:
This paper discusses the role of kiai in the decision-making process of pesantren development innovation and the impact of pesantren development innovation on learning activities in pesantren. This paper used qualitative research. Data were obtained through interviews and participatory observation. Data analysis was conducted using an interactive model including data collection, data reduction, data presentation and conclusion drawing. The findings of this study are the role of the main kiai or founder of the pesantren in the form of giving decisions on innovations implemented by Kiai Basyar Rohman. He is a figure who is considered to play a role as a carrier of change, an agent of reform, as well as an implementer of innovation in accordance with the qualifications and abilities he has from his previous experience managing pesantren. The success of pesantren innovations carried out was supported by all internal parties of the pesantren including santri and other ustaz. The impact of the development of pesantren education implemented by Kiai Basyar made Pesantren Manbaul Hikmah a combination pesantren (hybrid pesantren between modern and salaf) which did not eliminate the main characteristics of its salaf. In the morning, santri study in formal schools, and when they return to the pesantren, they carry out routine pesantren activities as usual, and at night they attend madrasah diniyah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Fathurrohman, Azhari. "Strategi Meningkatkan Motivasi Tahfidz Al-Qur’an Pada Pondok Pesantren." Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam dan Isu-Isu Sosial 20, no. 1 (January 15, 2022): 76–90. http://dx.doi.org/10.37216/tadib.v20i1.542.

Full text
Abstract:
Sejarah pendidikian Islam di Indonesia sudah berjalan demikian panjang yang bahkan pendidikan Islam sudah ada sebelum Indonesia merdeka, perjuangan panjang untuk meneruskan syiar keislaman tidak pernah putus sampai dengan saat ini, hal ini dapat dibuktikan dengan berkembangnya pondok pesantren wabil khusus menjamurnya pondok tahfiz Al-Qur’an. Pondok tahfidz memiliki peminat yang tidak sedikit karena tumbuhnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mempelajari dan menghafal Al-Qur’an agar tidak terjerumus kepada pergaulan langsung dengan masyarakat yang kurang mengindahkan agama maupun dengan pengaruh teknologi yang semakin merajai dunia yang dapat menjadi candu bagi anak dalam pemanfaatannya. Keberadaan pondok tahfidz Al-Qur’an sangat penting sebagai langkah untuk membumikan Al-Qur’an serta memperkokoh nilai-nilai keberagamaan yang mampu mengantarkan generasi muda Indonesia berakhlak mulia, berbudi pekerti yang luhur dan toleran terhadap perbedaan baik menyangkut sikap, peradaban, suku, ras dan lain sebagainya. Untuk mencapai itu semua diperlukan langkah atau strategi yang dapat meningkatkan motivasi dan gairan belajar dan menghapal Al-Qur’an.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Susilo, Agus Agus, and Ratna Wulansari. "Sejarah Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia." Tamaddun: Jurnal Kebudayaan dan Sastra Islam 20, no. 2 (December 29, 2020): 83–96. http://dx.doi.org/10.19109/tamaddun.v20i2.6676.

Full text
Abstract:
Islam masuk ke nusantara dibawa oleh kaum pedagang asing yang berdagang sambil mengenalkan agama Islam. Untuk mempermudah dalam syiar Islam yang semakin banyak, para Walisongo dan ulama mendirikan Pesantren. Adanya media Pesantren ini, masyarakat nusantara dapat belajar agama Islam dengan leluasa. Seiring berjalannya waktu, kehadiran Pesantren semakin dirasakan oleh masyarakat nusantara, sehingga Pesantren selain mengajarkan ilmu agama juga membuka ilmu-ilmu umum sebagai bekal para santrinya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Dalam metode sejarah ini, peneliti menggunakan langkah-langkah seperti Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi, dan Historiografi. Untuk mengalisis data yang didapat tersebut, peneliti mengkaji sumber-sumber dari jurnal dan buku referensi terkait penelitian yang dilakukan di langkah-langkah metode sejarah tersebut. Hasil dan pembahasan meliputi: 1) Sejarah Perjalanan Pesantren di Indonesia, yaitu: Pesantren yang dirikan oleh para Walisongo sebagai misi penyebaran agama Islam, mendapat sambutan yang baik terhadap masyarakat nusantara. Pondok Pesantren sebagai tempat menimba ilmu agama, juga sebagai tempat menempa nilai dan norma manusia untuk menjadi akhlak yang terpuji. 2) Pengaruh-Pengaruh Pesantren dalam Pendidikan di Indonesia, yaitu: kehadiran Pondok Pesantren telah banyak memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia. Masyarakat yang belajar agama Islam yang biasa disebut santri dapat belajar membaca dan memahami Al-qur’am serta kehidupan Islam dari sang Kyai di Pondok Pesantren. Setelah kemajuan zaman, Pesantren juga membuka pendidikan umum yang berintegrasi dengan kurikulum pemerintah. Para santri selain mendapatkan ilmu agama juga dibekali ilmu pengetahuan umum yang siap menyambut perubahan zaman. Kesimpulannya adalah peran Pesantren dalam pendidikan Islam di Indonesia sangat besar pengaruhnya. Sistem pendidikan Pesantren mampu membentuk manusia Indonesia yang berakhlak berbudi luhur. Pesantren selain mendidik santri menjadi juru dakwah, juga mampu menciptakan dunia wirausahaan bagi para santri lulusan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Basuki, Basukiyatno, and Fitriyanto. "Effektivitas Ibadah Dalam Pengembangan Kecerdasan Spiritual Santri, Di Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya." Cakrawala: Jurnal Pendidikan 14, no. 2 (April 1, 2021): 1–10. http://dx.doi.org/10.24905/cakrawala.v14i2.1712.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pendidikan yang dikembangkan di pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya. Pesantren adalah salah lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Pesantren, menurut analisis Nurcholis Madjid (1985), adalah lembaga yang mewujudkan proses perkembangan pendidikan nasional secara wajar. Secara historis, pesantren tidak hanya mengandung makna keislaman, melainkan juga keaslian Indonesia, karena lembaga yang serupa sudah terdapat pada masa kekuasaan Hindu-Budha, sedangkan Islam meneruskan dan mengislamkannya. Sejalan dengan hakikat pendidikan pesantren yang tumbuh dan berkembang sepenuhnya berdasarkan motivasi agama, Pesantren Suryalaya dikembangkan untuk mengefektifkan usaha penyiaran agama dan pengamalan ajaran-ajarannya. Dalam pelaksanaannya, pendidikan pesantren melakukan proses pembinaan pengetahuan, sikap, dan kecakapan, yang menyangkut segi keagamaan. Tujuan intinya yaitu mengusahakan pembentukan manusia berbudi luhur (al-akhlaq al-karimah) dengan pengamalan-pengamalan keagamaan yang konsisten (istiqomah). Seorang santri (siswa) di pesantren menurut Marzuki Wahid (1999: 17) juga harus mengemban fungsi untuk mencari kebenaran mutlak (ultimate truth), sebagaimana kaum sufi mengembara untuk memperoleh ‘makanan’ bagi jiwanya yang tidak pernah puas. Karena itu, pesantren salafiyah tidak memberikan ijazah, output yang diharapkan adalah melahirkan orang-orang bertaqwa (manusia utuh). Ketaqwaan diyakini oleh warga pesantren sebagai puncak kecerdasan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Latif, Muhaemin. "PERGULATAN PESANTREN DENGAN MODERNITAS (Bercermin pada Pondok Pesantren DDI Mangkoso, Barru)." Al-Qalam 25, no. 2 (December 5, 2019): 379. http://dx.doi.org/10.31969/alq.v25i2.768.

Full text
Abstract:
<p>Artikel ini mendiskusikan bagaimana pesantren memiliki kemampuan untuk bernegosiasi dengan modernitas. Pesantren dengan modernitas adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Pesantren direpresentasikan sebagai penjaga tradisi-tradisi luhur yang dimiliki oleh Indonesia, sementara kecenderungan modernitas menegasikan eksistensi dari tradisi-tradisi tersebut. Landasan filosofis inilah yang menjadi tujuan utama dari penulisan artikel inidengan mendemonstrasikan Pondok Pesantren DDI Mangkoso yang berlokasi di Sulawesi Selatan yang sukses mempertahankan tradisi dan pada saat yang bersamaan mampu berdialog dengan modernitas. Adapun jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah qualitatif. Dalam pengumpulan data, peneliti mempraktekkan triangulasi, observasi, wawancara dan pengumpulan dokumen-dokumen yang terkait dengan pesantren dan modernitas. Data-data tersebut kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pondok Pesantren DDI Mangkoso memiliki kapabilitas dan kompetensi dalam melakukan negosiasi dan dialog dengan arus globalisasi dan modernitas. Keberhasilan pesantren ini karena didukung oleh kreatifitas dan inovasi pesantren dalam menjembatani tradisi dan modernitas. Beberapa strategi yang dijabarkan dalam pesantren ini adalah mendefinisikan ulang makna modernitas, mengadopsi sistem pendidikan madrasah, pembinaan bahasa Inggris, serta pembentukan karakter kemandirian.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Muhammad, Muhammad, Mokh Sya'roni, Nida Alkhawa, Titik Rahmawati, and Ella Izzatin Nada. "PEMBERDAYAAN SANTRI PEREMPUAN BERBASIS EKONOMI KREATIF MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN PRODUK KIMIA INDUSTRI RUMAH TANGGA PADA PONDOK PESANTREN USSYAQUL QURAN, KENDAL." JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) 7, no. 2 (April 9, 2023): 1931. http://dx.doi.org/10.31764/jmm.v7i2.13107.

Full text
Abstract:
Abstrak: Pondok Pesantren di Indonesia sudah banyak melakukan pengembangan. Namun sayangnya tidak sedikit santri putri di banyak pesantren tidak mendapatkan pendidikan kewirausahaan. Oleh karena itu, program pengabdian ini bertujuan untuk membawa wawasan gender di pondok pesantren sekaligus membekali santri putri dengan keterampilan dan kewirausahaan sehingga berkontribusi secara ekonomi kedepannya. Program ini menggunakan metode Participatory action reseacrh (PAR) dan dilaksanakan dalam bentuk pelatihan pembuatan produk rumah tangga dan melewati beberapa tahapan; pemetaan dan identifikasi masalah, focused group discussion, persiapan kegiatan, sosialisasi program, pelaksanaan kegiatan, dan monitoring evaluasi. Kegiatan ini melibatkan tim pengabdian, LPPM UIN Walisongo Semarang, Pengasuh dan Jajaran Pengurus, dan 20 peserta santri putri Pondok Pesantren Usysyaqul Quran. Berdasarkan monitoring dan evaluasi yang dilakukan secara partisipatif, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini berhasil meningkatkan pengetahuan, sikap belajar, dan keterampilan membuat beberapa produk rumah tangga pada santri peserta. Kedepan tentunya perlu adanya pelatihan-pelatihan lanjutan seperti branding dan pemasaran.Abstract: Islamic boarding schools in Indonesia have done a lot of development. Unfortunately, many female students in Islamic boarding schools do not get entrepreneurship education. Therefore, it aims to bring gender insight into Islamic boarding schools as well as equip female students with skills and entrepreneurship so that they can contribute economically in the future. This program used participatory action research (PAR) and was carried out in the form of training on making household products and went through several stages; mapping and problem identification, focused group discussions, activity preparation, program socialization, activity implementation, and evaluation monitoring. This activity involved the community service team, LPPM UIN Walisongo Semarang, caretakers, Board and 20 female student participants of Pondok Pesantren Usysyaqul Quran, Kendal.. Based on participatory monitoring and evaluation, it can be concluded that this activity, in addition to being successful in making several household products, has also brought about changes in the form of increased knowledge, skills and learning attitudes of female students at the Usysyaqul Qur'an Islamic Boarding School, Kendal. In the future, surely, there is a need for further training such as branding and marketing.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Setyaningrum, Yuli, Anny Rosiana Masithoh, and Ina Zulia Alfijannah. "HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK AUTISME DI YAYASAN PONDOK PESANTREN ABK AL-ACHSANIYYAH KUDUS TAHUN 2017." Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan 9, no. 1 (February 2, 2018): 44. http://dx.doi.org/10.26751/jikk.v9i1.399.

Full text
Abstract:
Abstrak Latar Belakang : Peningkatan jumlah penderita gangguan autis di dunia semakin hari semakin bertambah dan begitu juga di Indonesia. Sekarang ini di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kabupaten Kudus tahun 2016 terdapat 88 anak penderita gangguan autis. Pada penderita autisme mengalami gangguan perkembangan yang sangat komplek, salah satunya adalah kemampuan sosialisasi. Hal itu akan teratasi jika mendapat dukungan sosial baik dari orang tua maupun dari lingkungan. Dengan adanya dukungan sosial diharapkan anak autisme dapat berkembang lebih baik sesuai kemampuan yang dimilikinya.Tujuan : Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan kemampuan sosialisasi anak autis di yayasan pondok pesantren ABK Al-Achsaniyyah Kudus tahun 2017. Metode : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasi analitik. Metode pendekatan Cross Sectional, sampel sebanyak 41 responden dari 70 anak autis di yayasan pondok pesantren ABK Al-Achsaniyyah Pedawang Kabupaten Kudus dengan teknik stratified random sampling dengan alat ukur kuesioner. Uji hubungan penelitian menggunakan Kendal Tau. Hasil Penelitian : Penelitian tentang hubungan dukungan sosial dengan kemampuan sosialisasi anak autis di yayasan pondok pesantren ABK Al-Achsaniyyah Kudus tahun 2017 menunjukkan korelasi sangat signifikan, (p.value: 0,000; α: 0,05; r: 0,958). Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan kemampuan sosialisasi anak autis di yayasan pondok pesantren ABK Al-Achsaniyyah Kudus tahun 2017 Kata Kunci : Dukungan Sosial, Kemampuan Sosialisasi, Autisme
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Fithri, Widya. "INTERNALISASI NILAI BUDAYA LOKAL MINANGKABAU PADA SANTRI PONDOK PESANTREN MODERN DINIYYAH PASIA." JURNAL AL-AQIDAH 11, no. 1 (October 11, 2019): 44–52. http://dx.doi.org/10.15548/ja.v11i1.907.

Full text
Abstract:
Internalisasi Nilai budaya lokal Minangkabau pada Santri Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia sangat penting dilaksanakan karena Santri di Pesantren ternyata tidak diberikan pengetahuan tentang nilai- nilai budaya lokal khusunya Minangkabau secara spesifik dimana mereka tumbuh, berkembang, dan akan kembali ke tengah masyarakat setelah menyelesaikan studinya. Pesantren kenyataannya memiliki sub kultur yang berdiri sendiri dan tidak membaur dengan masyarakat secara langsung. Mereka para santri hidup dengan sistem dan pola yang sudah baku di Pesantren. Di sisi lain penguatan nilai- nilai budaya lokal Minangkabau bertujuan untuk mengembangkan dan memperkuat karakter generasi muda Minangkabau yang banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai global yang menerobos nilai-nilai yang ada di masyarakat. Generasi muda diharapkan dapat meneruskan dan melestarikan nilai budaya Minangkabau. Banyak tokoh bangsa Indonesia yang dilahirkan dari rahim budaya Minangkabau yang perlu dijelaskan kepada generasi muda sehingga memunculkan rasa kebanggan dan penghargaan pada nilai-nilai luhur budaya lokal Minangkabau. Internalisasi nilai budaya lokal Minangkabau dilaksanakan dalam rangkaian pengabdian ke masyarakat dengan menghadirkan 50 orang santri dari kelas IV dan V pesantren. Langkah yang dilakukan 1) Menyebarkan Kuesioner dibantu oleh bagian pengasuhan, Merekapitulasi data yang sudah terkumpul dan mengevaluasi ulang rencara kegiatan. 2) Pelaksanaan FGD dengan pendekatan partisipatif 3) Pemutaran Film dan diskusi kelompok.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Janeko, Janeko. "Tasawuf Sebagai Alternatif Pendidikan Pesantren Anak." Childhood Education : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 2, no. 2 (July 1, 2021): 202–15. http://dx.doi.org/10.53515/cji.2021.2.2.202-215.

Full text
Abstract:
Pendidikan nasional di Era Reformasi ini diarahkan kepada pencapaian tujuan tertentu sebagaimana tersurat dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, bahwa “pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Pendidikan Islam sebagai sub-sistem dari sistem pendidikan nasional mencita-citakan terbentuknya muslim seutuhnya, ya’ni seorang muslim Indonesia yang berkualitas dengan tetap menjaga budaya bangsa yang mulia. Dengan demikian pendidikan mengarah kepada pencapaian nilai–nilai yang luhur dan selaras bagi kehidupan muslim yang bercirikan Indonesia. Akan tetapi dalam perjalanannya, akhlak menjadi hanya sekedar adab atau tatakrama, kehilangan substansi filosofisnya; moralitas umat Islam Indonesia mengalami krisis akhlakul karimah, dan keshalihan ritual seringkali tidak berkorelasi positif dengan keshalihan sosial. Peran pesantren sangat dibutuhkan melalui pendidikan alterntif berupa Ilmu Tasawuf, karena ilmu tasawuf dapat meningkatkan akhlakul karimah, sebagaimana bukti bagaimana keberhasilan pesantren yang mendidik santrinya dengan mengintegrasikan ilmu tasawuf ke dalam kehidupan sehari-hari, sehinga akhlak santri benar-benar meningkat sebagai akhlakul karimah. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilaksanakan dengan fokus yakni Bagaimana Ilmu Tasawuf sebagai Alternatif Pendidikan Pesantren dalam Meningkatkan Akhlak Santri kepada Allah, Sesama, dan Lingkungan di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Desa Glagahwero Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember? Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan obyek penelitian adalah Pondok Pesantren Miftahul Ulum Desa Glagahwero Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode purposive sampling dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, interview, dan dukomentasi. Setelah data terkumpul maka data tersebut dianalisis dengan analisa data reflective thinking. Berpijak pada kajian teroritis yang dilanjutkan dengan hasil paparan dan analisis data, maka diperoleh hasil penelitian bahwa, Ilmu tasawuf sebagai alternatif pendidikan pesantren dalam meningkatkan akhlak santri kepada Allah SWT, akhlak santri kepada sesama dan akhlak santri kepada lingkungan hidup, merupakan bentuk pendidikan yang kompleks melebihi pendidikan non-pesantren dengan ilmu tasawuf sebagai pendidikan alternatifnya. Dalam hal ini, ilmu tasawuf diajarkan melalui pengajian kitab-kitab kuning, melalui praktek akhlakul karimah, dan melalui amalan-amalan berupa tarikat/wiridan yang dibiasakan setiap waktu. Hasilnya, ilmu tasawuf sebagai pendidikan alternatif pesantren yang diajarkan di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Glagahwero Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember telah mengantarkan santri berakhlakul karimah lebih meningkat dari pada sebelum menerapkan ilmu tasawuf sebagai pendidikan alternatif pesantren.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Setyaningrum, Nur. "Factors Affecting Student Views Of Afghanistan And Thailand About Islamic Education Curriculum Content In Pondok Pesantren Luhur Wahid Hasyim Semarang." Ri'ayah: Jurnal Sosial dan Keagamaan 3, no. 01 (August 5, 2018): 112. http://dx.doi.org/10.32332/riayah.v3i01.1183.

Full text
Abstract:
This paper describes the analysis of the factors that led to their different views and Thailand Afghan students at the University of Wahid Hasyim about the content of curriculum in Pondok Pesantren Luhur Wahid Hasyim (PPLWH) Semarang. The background of this work, first, the students of Afghanistan to counter the unwillingness and the opt-out on non-formal education in PPLWH. One reason for the problem because the curriculum content presented too dense. Second, on the other hand there is uniqueness, students demonstrated Thailand. Namely, the existence of conditions of Thai students learning environment that is unstable and a variety of issues as well as negative fact, it strengthens their reaction to learning through pesantren education offered at the University of Wahid Hasyim. The second view of the type of student on Indonesian pesantren curriculum content is very important, one of them in Pondok Wahid Hasyim. This is because the University of Wahid Hasyim is the University of Nahdlatul 'Ulama in Indonesia which implemented a system of boarding schools. The other reason for the two types of these students have different cultural backgrounds (the Middle East and Southeast Asia) but still in one ideology, Islam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Fitriah ElKarimah, Mia. "PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN KITAB ALA LA DI PONDOK PESANTREN HAYATINNUR BEKASI." Ilma Jurnal Pendidikan Islam 1, no. 1 (September 22, 2022): 50–59. http://dx.doi.org/10.58569/ilma.v1i1.454.

Full text
Abstract:
Tujuan diselenggarakannya penelitian di Pondok Pesantren Hayatinnur Bekasi adalah untuk mendeskripsikan pendidikan karakter pada pembelajaran kitab Ala la. Pondok pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan yang berada pada lingkungan masyarakat Indonesia dengan model pembinaan yang sarat dengan pendidikan nilai, baik nilai agama maupun nilai-nilai luhur bangsa. Sehingga pesantren menjadi sebuah lembaga yang sangat efektif dalam pengembangan pendidikan karakter (akhlak) peserta didik. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian lapangan. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pembelajaran pendidikan karakater dalam kitab Ala la. Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan analisis data yang digunakan menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) kitab Ala la membahas persoalan mengenai pendidikan karakter santri, salah satunya yaitu karakter yang harus dimiliki orang yang menuntut ilmu, sabar dalam hal ini adalah pengendalian diri, yaitu menahan emosi, memaafkan kesalahan, dan berpikir panjang, kemudian selalu bertahan dalam situasi sulit tanpa mengeluh, ulet, dan bekerja keras untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (2) pelaksanaan pembelajaran menitikberatkan pada kemampuan guru dalam menyampaiakan materi dengan menggunakan metode ceramah, keteladanan dan pembiasaan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

., Sriyanto, Edi Kurniawan, Erni Suharini, and Danang Junior Trimasukmana. "Religious-Nationalist Character Building Model on Pondok Pesantren based School to Reduce Radicalism in Kendal Regency, Central Java Provinces." International Journal of Engineering & Technology 7, no. 4.15 (October 7, 2018): 182. http://dx.doi.org/10.14419/ijet.v7i4.15.21443.

Full text
Abstract:
Globalization has made the boundaries between countries and territories are blurred, this is due to the increasing of the population transfers between regions of the state. This condition makes the positive mean taken as easy to find cooperation network and job opportunity, but on the other hand also become a threat to the integrity of a country. The threat generally comes from the many ideologies and cultures that enter into a country, thus undermining the ideology of the country of origin. The main objective of the research is to develop a model of religious nationalist characteristic of schools based on boarding schools, like the pondok pesantren where the model can be accepted as an educational medium to reduce radicalism in Indonesia that usually under the guise of religion. The research uses research and development method which is preceded by observation,and interviews with students, cottage and school managers, and stakeholders of pondok pesantren in pesantren based school in Kendal Regency to know the condition of social life and there policy, and then create database. The main outcome of this study is the guidebook on the model of religious nationalist characterization, which is expected to be a new innovation in character building strategies in pesantren-based schools that are expected to answer the challenge of danger of radicalism under the guise of religion. It also produced scientific articles published in international and national journals as an effort to socialize the model.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Dwi Lestari, Ririn, Antariksa, and Jenny Ernawati. "OBJEK AMATAN PADA TIPO-MORFOLOGI RUANG PONDOK PESANTREN SALAF-TRADISIONAL." Pawon: Jurnal Arsitektur 2, no. 02 (November 5, 2018): 29–44. http://dx.doi.org/10.36040/pawon.v2i02.250.

Full text
Abstract:
Pondok Pesantren Salaf-Tradisional merupakan model sistem sosial sekaligus sistem intelektual yang pertama dan tertua di Indonesia. Sebutan di Jawa, Sunda dan Madura adalah Pesantren atau Pondok, di Minangkabau Surau (Dayah), di Aceh dinamakan Rangkang (Meunasah). Lembaga ini bertujuan untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral agama sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari. Melalui pengkajian kitab klasik atau kitab kuning, dengan metode sorogan, bandongan atau wetonan, dan hafalan serta halaqoh. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui objek amatan apa saja yang dapat menjadi panduan untuk mengamati tipo-morfologi tipe ‘ibu’ atau tipe dasar/tradisional penyelenggaraan ruang-ruangnya. Melalui elaborasi teori ruang dan sintesa objek amatan dari penelitian terdahulu yang terkait, diperoleh objek amatan pada Ruang Luar berupa, (1)Organisasi Massa, (2)Lay-Out dan (3)Tatanan Massa dengan variabel amatan (a)Bentuk Massa, (b)Konfigurasi Massa, (c)Orientasi Massa, (d)Pola Sirkulasi, (e)Hirarki Massa dan (f)Transformasi Massa. Objek Amatan pada Ruang Dalam yaitu, (1)Organisasi Ruang, (2)Denah Ruang, (3)Teritori Ruang dan (4)Tatanan Ruang dengan variabel amatan (a)Bentuk Ruang, (b)Konfigurasi Ruang, (c)Orientasi Ruang, (d)Sirkulasi Ruang, (e)Elemen Pembatas Ruang, (f)Teritori Pemanfaatan Ruang, (g)Hirarki Ruang dan (h)Transformasi Ruang. Tanpa mengetahui tipe dasarnya, tidak mungkin bisa mengenal peran pentignnya dalam sejarah perjuangan bangsa hingga sekarang, apalagi mampu melestarikan nilai-nilai tradisi/kultur luhur yang dimilikinya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Wafa, Ali, and Moh Wardi. "Pendidikan Pesantren dan Perubahan Nilai Religius." KABILAH : Journal of Social Community 3, no. 2 (December 1, 2018): 189–201. http://dx.doi.org/10.35127/kbl.v3i2.3408.

Full text
Abstract:
Abstrak: Penelitian ini merupakan kajian teorits tentang pendidikan pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia yang sudah memberikan banyak kontribusi dalam perubahan sosial kehidupan bangsa melalui penanaman nilai-nilai religius, yang dalam hal ini relevan dengan tujuan pendidikan Nasional, yakni berbudi luhur, amal shalih, kegiatan keagamaan sehari-hari, kemandirian, kesehatan rohani dan tanggung jawab kemasyrakatan. Hal tersebut menjadikan pendidikan pesantren mampu mengendalikan perubahan nilai-nilai dalam kehidupan. Beberapa pendapat mengatakan bahwa terdapat lima komponen pesantren untuk dapat disebut sebagai pesantren, antara lain: ada kiai, pondok, masjid, santri serta pengkajian kitab klasik (gundul). Kelima komponen tersebut merupakan satu-kesatuan yang saling berkaitan dalam pendidikan pesantren. Dalam penelitian ini fokus pada proses pendidikan pesantren dalam merubah dan menanmkan nilai-nilai kepada para santri. Kata Kunci: Pendidikan Pesantren, Perubahan Nilai Religius Abstract: This research is a theoretical study of Islamic boarding school education as the oldest Islamic educational institution in Indonesia that has contributed a lot in the social change of the nation's life through the cultivation of religious values, as contained in the national educational goals of nobility, good deeds, daily religious, independence, spiritual health and community responsibility. This makes the boarding school education able to control changes in values ​​in life. Some opinions say that there are five components of the boarding school to be called as boarding school, among others: there are teacher of Islam, cottage, mosques, strict adherent of Islam and yellow book teaching (classical). The five components are a unit that cannot be separated from boarding school education. In this case the writer will explain how the boarding school education process in changing and instill values to the strict adherent of Islam. Keywords: Islamic Boarding School Education, Change in Religious Value
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Imamatus Sholihah. "STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MEWUJUDKAN AKHLAQ LUHUR SISWA SMK SUNAN KALIJOGO JABUNG MALANG." Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam 3, no. 1 (January 13, 2022): 1–15. http://dx.doi.org/10.51339/ittishol.v3i1.342.

Full text
Abstract:
Globalisasi sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia terlebih lagi anak-anak di masa kini maupun di masa depan, hal ini mengakibatkan krisis moral dan akhlak pada anak. Jauhnya kehidupan anak-anak dari nilai-nilai agama merupakan salah satu dampak nyata perkembangan dan akses global yang demikian deras tanpa adanya filter yang dapat menjadi perekat identitas yang cukup kuat. Fenomena kenakalan remaja dan hal-hal lain yang dapat merusak karakter peserta didik tersebut, memperlihatkan begitu pentingnya pembinaan akhlaq yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didik ketika di sekolah. Tujuan utama adalah membentuk generasi muda yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yaitu memiliki karakter luhur dan membawa kemaslahatan bagi orang lain. Hal ini menggugah semangat peneliti untuk melakukan observasi di SMK Sunan Kalijogo Malang, dengan melihat strategi komunikasi guru-guru SMK terhadap peserta didik dalam mewujudkan akhlaq luhur para peserta didik di sekolah. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan metode pengumpulan data menggunakan observasi, sedangkan obyek penelitiannya adalah guru dan peserta didik SMK Sunan Kalijogo Jabung Malang. Hasil dari analisis penelitian ini ialah penulis mengetahui metode yang diterapkan guru dalam strategi membina akhlak di sekolah, diantaranya; a) Metode dialog atau diskusi, b) Metode teladan, c) Metode pembiasaan, d) Metode Nasehat. Selain itu, terdapat beberapa program keislaman untuk mendukung pembinaan akhlak siswa-siwi SMK Sunan Kalijogo, diantaranya: sholat dhuha dan dzuhur berjamaah yang dilakukan setiap hari, membaca surah Al waqi’ah, sebelum memulai pembelajaran yang dilakukan setiap hari, Praktek pengamalan ibadah (PPI), dan ziarah ke makam pendiri pondok pesantren Sunan Kalijogo Jabung Kyai Nur yang dilakukan setiap hari.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Haikal, Muhammad Fikri, and Wirani Atqia. "Strategi Pembelajaran Guru dalam Memotivasi Siswa untuk Mencari Keberkahan Ilmu di Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati Bangsri Jepara." Permata : Jurnal Pendidikan Agama Islam 2, no. 2 (August 24, 2021): 125. http://dx.doi.org/10.47453/permata.v2i2.401.

Full text
Abstract:
To get perfect results in a lesson, what must be considered is the teacher's learning strategy concerned with students. All teachers want their students to be able to provide useful results for the nation and state. In this case, the researcher concludes that the teacher's strategy in motivating students to seek the blessings of knowledge is very effective and efficient by studying the book Hidayatul Muta'alim written by Father Yai H. Taufiqul Hakim (Peesantren Pondok Peesantren Darul Falah Amtsilati). Which is read by students at the beginning and at the end of the KBM (Teaching and Learning Activities), the Hidayatul Muta'alim Book is one of the first books he wrote that discusses students' manners in seeking knowledge which refers to the Ta'limul Muta'alim Book, which consists of three languages, namely Arabic, Javanese, and Indonesian. With this strategy over time the contents of the book will enter their subconscious. So a to be able to create a generation that is highly knowledgeable, noble, and virtuous. Abstrak Upaya mendapat hasil yang sempurna dalam suatu pembelajaran, maka yang harus di perhatikan adalah strategi pembelajaran guru yang bersangkutan pada peserta didik. Semua guru pasti menginginkan anak didiknya dapat memberikan hasil yang berguna bagi bangsa maupun negara. Dalam hal ini peneliti menyimpulkan bahwa strategi guru dalam memotivasi siswa untuk mencari keberkahan ilmu sangatlah efektif dan efisien dengan mengkaji kitab Hidayatul Muta’alim karangan dari Romo kiyai H. Taufiqul Hakim (Pengasuh Pondok Peesantren Darul Falah Amtsilati). Yang dibaca oleh para siswa di awal dan di akhir KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), Kitab Hidayatul Muta’alim adalah kitab salah satu karangan beliau yang pertama kali yang membahas tentang adab siswa dalam mencari ilmu yang merujuk pada Kitab Ta’limul Muta’alim, yang terdiri dari tiga bahasa, berupa bahasa arab, bahasa jawa, dan bahasa indonesia. Dengan strategi inilah seiring berjalannya waktu isi dari kitab tersebut akan masuk ke dalam alam bawah sadar mereka. Sehingga mampu menciptakan generasi yang berilmu tinggi, berahklak mulia, serta berbudi luhur.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Ta'rif, Ta'rif. "ORIENTASI PENDIDIKAN PESANTREN SALAFIYAH: Studi Kasus Pesantren Benda Kerep Cirebon." EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan 10, no. 2 (August 1, 2012). http://dx.doi.org/10.32729/edukasi.v10i2.161.

Full text
Abstract:
AbstractPesantren is the oldest educational institution in Indonesia, which is also a subculture that has been fused and colored to the patterns of social life of religious affairs, nation and state in Indone­sia. Over the time, many pesantrens are transforming themselves. The teaching methods, culture and even pesantren orientation are shifting together with the flow of changing times. The presence of these changes is expected to continue to address the needs of schools and the increasingly complex problems of the people. However, unlike the case of Benda Kerep Islamic Boarding School, a pesantren located at Benda Kerep Block, Argasunya Village, Harja Mukti Sub-district, Cirebon City, West Java. In the middle of the swift current of changes, this pesantren remains committed and defended the noble values and the past traditions. Changes hardly occur either in social, cultural, religious, and learning method aspects. External system changes do not change the existing education traditions and systems. Even the caregivers, using the legitimacy of the pesantren’s founders try desperately to maintain the traditions as an advantage and uniqueness.AbstrakPesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang juga merupakan subkultur yang telah menyatu dan mewarnai corak kehidupan sosial keagamaan, berbangsa dan bernegara di In­donesia. Seiring dengan berjalannya waktu, banyak pesantren yang kemudian mengalami transformasi diri. Metode pengajaran, kultur, bahkan orientasi pesantren bergeser mengikuti arus perubahan zaman. Melalui perubahan ini diharapkan kehadiran pesantren dapat senantiasa menjawab kebutuhan dan pro­blematika umat yang semakin kompleks. Namun demikian, berbeda halnya dengan Pondok Pesantren Benda Kerep, sebuah pesantren yang berlokasi di Blok Benda Kerep Desa Argasunya, Kecamatan Harja Mukti – Kota Cirebon Jawa Barat. Di tengah derasnya arus perubahan, pesantren ini tetap istiqamah mempertahankan nilai-nilai luhur dan tradisi masa lalu. Perubahan hampir tidak terjadi baik dalam kehidupan sosial, kultural keagamaan, serta metode pembelajarannya. Perubahan sistem di luar tidak serta merubah tradisi dan sistem pendidikan yang ada. Bahkan para pengasuh, dengan menggunakan legitimasi wasiat para pendiri pesantren, berupaya sekuat tenaga mempertahankan tradisi tersebut se­bagai sebuah kelebihan dan keunikan tersendiri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Handoyo, Budhy. "PENGARUH PEMBERIAN BANTUAN DANA BAGIAN KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABUPATEN JEMBER TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN." Majalah Ilmiah DIAN ILMU 12, no. 2 (February 16, 2018). http://dx.doi.org/10.37849/midi.v12i2.23.

Full text
Abstract:
Pendidikan merupakan suatu proses di dalam menemukan transformasi baik dalam diri, maupun komunitas. Oleh sebab itu proses pendidikan yang benar adalah membebaskan seseorang dari berbagai kungkungan, intimidasi, dan ekploitasi. Disinilah letak afinitas dari pedagogik, yaitu membebaskan manusia secara konprehensif dari ikatan-ikatan yang terdapat diluar dirinya atau dikatakan sebagai sesuatu yang mengikat kebebasan seseorang. “Hal ini terjadi jika pendidikan dijadikan instrumen oleh sistem penguasa yang ada hanya untuk mengungkung kebebasan individu. Secara sistematis pendidikan yang ada di Indonesia adalah sebagian kecil yang terdesain dan terorganisir oleh bingkai sistem. Gambaran sistem semacam itu merupakan bentuk pemaksaan kehendak danmerampas kebebasan individu, kesadaran potensi, beserta kreativitas. Maka pendidikan telah berubah menjadi instrumen oppressive bagi perkembangan individu atau komunitas masyarakat”. (Tilaar, 2004).Maka dari pada itu, pendidikan adalah merupakan elemen yang sangat signifikandalam menjalani kehidupan. Karena dari sepanjang perjalanan manusia pendidikan merupakan barometer untuk mencapai maturasi nilai-nilai kehidupan. Ketika melihat dari salah satu aspek tujuan pendidikan nasional sebagai mana yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu tentang membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur melalui proses pembentukan kepribadian, kemandirian dan norma-norma tentang baik dan buruk. Sedangkan menurut Widagdho (2001:8), manusia sebagai makhluk pengemban etika yang telah dikaruniai akal dan budi. Dengan demikian, adanya akal dan budi menyebabkan manusia memiliki cara dan pola hidup yang multidimensi, yakni kehidupan yang bersifat material dan bersifat spritual. Begitu pentingnya pendidikan bagi setiap manusia, karena tanpa adanya pendidikansangat mustahil suatu komunitas manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan cita-citanya untuk maju, mengalami perubahan, sejahtera dan bahagia sebagaimana pandangan hidup mereka. Semakin tinggi cita-cita manusia semakin menuntut peningkatan mutu pendidikan sebagai sarana pencapaiannya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography