To see the other types of publications on this topic, follow the link: Pertamina (Organization). Wilayah II.

Journal articles on the topic 'Pertamina (Organization). Wilayah II'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 30 journal articles for your research on the topic 'Pertamina (Organization). Wilayah II.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Sari, Aprillia Yayang, Nur Faozi, and Saifur Rohman Cholil. "Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Prioritas Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Alam Menggunakan Metode PROMETHEE II." Jurnal Tekno Kompak 18, no. 2 (May 5, 2024): 355. http://dx.doi.org/10.33365/jtk.v18i1.3883.

Full text
Abstract:
Letak Negara Indonesia yang berada pada Kawasan Ring of Fire menjadi suatu alasan mengapa Indonesia sering mengalami bencana. Banyak nya bencana di Indonesia membuat proses pemulihan dan pembangunan kembali wilayah yang yang terkena dampak setelah terjadinya bencana merupakan suatu hal penting. Dengan melalui proses rehabilitasi dan rekonstruksi dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap suatu pemulihan serta pembangunan berkelanjutan di suatu daerah atau komunitas. Penentuan perbaikan dan pembangunan kembali setelah bencana alam dilakukan dengan memanfaatkan Sistem Pendukung Keputusan metode PROMETHEE II (Preference Ranking Organization Methods for Enrichment Evaluation) yang akan di terapkan untuk membantu menentukan Keputusan terbaik. Metode menjadi acuan karena konsepnya yang simple serta efisien. Data yang digunakan adalah data bencana di Provinsi Jawa Barat tahun 2021. Penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan perhitungan menggunakan SPK dengan mengimplementasikan tahapan PROMETHEE II, sehingga dalam proses penanggulangan betul – betul tepat pada sasaran. Ranking pertama dengan nilai akhir tertinggi yaitu Kabupaten Subang dan Indramayu sebesar 0,22. Yang Dimana berarti alternatif terbaik nya yaitu Kota Subang dan Indramayu diiikuti Kabupaten Bekasi dengan alternatif terbaik ke 2 dengan nilai akhir 0,12.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Wirman, Welly, Genny Gustina Sari, and Indah Kus Pratiwi. "Strategi Pengelolaan Komunikasi Corporate Social Responsibility Melalui Program Bukit Mekar PT. PERTAMINA RU II Dumai." JURNAL SIMBOLIKA: Research and Learning in Communication Study 7, no. 1 (April 30, 2021): 35–46. http://dx.doi.org/10.31289/simbollika.v7i1.4279.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam pengelolaan program CSR Pertanian dan Perikanan Bukit Mekar Terpadu. Menggunakan metode penelitian kualitatif, dan penentuan informan menggunakan teknik purposive. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pertamina RU II Dumai CSR melaksanakan empat tahapan pengelolaan program CSR Bukit Mekar diantaranya: tahap perencanaan program CSR Dumai RU II melakukan social mapping untuk mengetahui wilayah binaan yang membutuhkan program. pendampingan dan pengumpulan permasalahan sosial di wilayah binaan yang meliputi penyuluhan dan pendampingan tentang program yang akan dilaksanakan. Pemantauan program, termasuk pemantauan sistematis yang dilakukan oleh CSR Pertamina RU II Dumai dan pemangku kepentingan terkait. Evaluasi, yang dilakukan untuk kelangsungan program agar terus berjalan dan untuk meningkatkan kapasitas dan pendapatan masyarakat yang dikelola oleh Kelompok Tani. Untuk melihat upaya perusahaan dalam memberikan pendampingan dan penyuluhan kepada Grup Bukit Mekar atas pengelolaan program Pertanian dan Perikanan Bukit Mekar Terpadu, perusahaan berupaya mewujudkan program CSR ini menjadi Ikon Pariwisata Kota Dumai. Kesimpulan penelitian ini bahwa Pertamina RU II Dumai CSR melaksanakan empat tahapan pengelolaan program CSR Bukit Mekar diantaranya: tahap perencanaan program CSR Dumai RU II, pendampingan dan pengumpulan permasalahan sosial di wilayah binaan, Pemantauan program, Evaluasi, yang dilakukan untuk kelangsungan program agar terus berjalan dan untuk meningkatkan kapasitas dan pendapatan masyarakat yang dikelola oleh Kelompok Tani.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Satrio, Galih Puja, Suprapti Suprapti, Asih Soenarih, and Ranu Wijaya. "Pengembangan Kapasitas dan Pendampingan PT Pertamina Hulu Mahakam dalam Pemberdayaan Pengrajin Dayak di Desa Budaya Sungai Bawang." Intervensi Komunitas 2, no. 2 (March 12, 2021): 62–73. http://dx.doi.org/10.32546/ik.v2i2.1004.

Full text
Abstract:
Desa Budaya Sungai Bawang dengan mayoritas penduduknya berasal dari sub- suku Dayak Kenyah, terletak di Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara. Desa ini ditetapkan sebagai desa definitif berstatus desa budaya pada tahun 2008, diharapkan mampu menjaga kelestarian dan keaslian budaya Dayak serta mendukung pembangunan pariwisata daerah Kutai Kartanegara dengan letaknya yang strategis karena berdekatan dengan Bandara Internasional APT Pranoto Samarinda. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang produksi minyak dan gas, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) melakukan operasi di wilayah Delta Mahakam, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. PHM melaksanakan komitmen dalam menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan di mana desa ini masuk ke dalam Ring II wilayah program pengembangan masyarakatnya. Berangkat dari pemetaan isu strategis di Desa Sungai Bawang, PHM berkomitmen menjalankan Program Pengembangan Desa Budaya Sungai Bawang (ProBudSuBa) untuk menggali dan mengoptimalkan potensi kebudayaan Dayak Kenyah di wilayah tersebut. Salah satu fokus dari program tersebut adalah pengembangan kapasitas dan pendampingan pengrajin. Dalam pemberdayaan masyarakat pengrajin di desa tersebut, PHM melakukan 6 tahapan untuk mencapai tujuan bersama, menciptakan kemandirian para pengrajin dengan bersinergi dengan para pemangku kepentinga. Tahapan tersebut diantaranya pemetaan isu strategis, pemetaan potensi kerajinan, perencanaan strategis, pengembangan kapasitas pengrajin, pendampingan pengrajin, serta monitoring dan evaluasi. Skema pemberdayaan ini telah mampu meningkatkan kapasitas pengrajin dalam memproduksi kerajinan dengan standar kualitas yang baik. Program ini juga mampu mendorong inisiatif para pengrajin, membentuk kelompok untuk mengembangkan usaha kerajinan yang dijalankan masyarakat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Yohana, Nova. "MODEL MANAJEMEN KOMUNIKASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) KAMPUNG GAMBUT BERDIKARI PT. PERTAMINA RU II SUNGAI PAKNING KABUPATEN BENGKALIS." Commed : Jurnal Komunikasi dan Media 5, no. 2 (July 12, 2021): 170–87. http://dx.doi.org/10.33884/commed.v5i2.2387.

Full text
Abstract:
Kampung Gambut Berdikari merupakan salah satu tema besar program CSR PT. Pertamina RU II Sungai Pakning. Ide besar program CSR mengenai Kampung Gambut Berdikari sendiri berawal karena masalah serius yang dulu kerap dialami oleh provinsi Riau, yakni kebakaran lahan dan hutan salah satunya di Kecamatan Sungai Pakning yang menyebakan kerugian ekonomi juga masalah kesehatan masyarakat. Melalui program Kampung Gambut Berdikari, perusahaan berupaya merestorasi lingkungan sekaligus memberdayakan masyarakatnya secara berkelanjutan terutama pada lahan gambut di wilayah Riau yang rentan terbakar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen komunikasi PT Pertamina RU II Sungai Pakning dalam program CSR “Kampung Gambut Berdikari” di wilayah operasi perusahaan yang meliputi proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing) dan pelaksanaan (actuating), pengawasan (monitoring) dan dan evaluasi (evaluation) dan ingin mengetahui respon atau tanggapan dari pengelola dan masyarakat yang memperoleh manfaat dari program CSR tersebut. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penentuan informan dilakukan secara purposif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan, tahap perencanaan komunikasi, utuk mengetahui keadaan yang sebenarnya terjadi dilapangan, maka dilakukannya proses social mapping dan penyusunan rencana kerja hingga rencana strategis dan menghasilkan output yaitu program Kampung Gambut Berdikari. Tahap pengorganisasian dan pelaksanaan program, yang berperan sebagai komunikator yaitu Bidang CSR tepatnya CDO (Community Development Officer). Pesan program berisi hasil analisis dan keluaran kebijakan perusahaan kepada berbagai komunikan dibagian yang berbeda-beda. Komunikan terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu masyarakat sasaran yang sesuai dengan kriteria penerima yang telah ditetapkan. Pesan yang disampaikan oleh CDO disalurkan melalui media formal dalam proses monitoring dan evaluasi, juga memanfaatkan media sosial insragram, koran, portal berita serta laporan kinerja tahunan. Monitoring dan evaluasi, komunikasi terbagi kedalam dua jenis yaitu, monev internal dan monev eksternal. Monev internal dilakukan pada saat program berjalan (ongoing review, dan dilakukan per tiga bulan. Sedangkan monev eksternal dilakukan saat program telah melalui setahun berjalan (end review). Manajemen Komunikasi, Prrogram CSR, Kampung Gambut Berdikari, Pemberdayaan Masyarakat
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Farradinna, Syarifah, Fatimah Omar, and Fatimah Wati Halim. "THE EFFECT OF INTERNALIZED OF VALUES ORGANIZATIONAL CULTURE IN RELATION TO ORGANIZATIONAL COMMITMENT: PT. PERTAMINA (PERSERO) UNIT II DUMAI REFINERY, INDONESIA CASE STUDY." JOURNAL OF SOCIAL SCIENCE RESEARCH 3, no. 3 (April 30, 2014): 344–50. http://dx.doi.org/10.24297/jssr.v3i3.3263.

Full text
Abstract:
The purpose of this study was to develop and test models of the internalization value of organizational culture that appears to determine the characteristics of organizational commitment among employees of PT. Pertamina (Persero) Unit II Dumai Refinery, Indonesia. The internalized of values organizational culture was related to the organizational commitment dimension (affective, normative, and continuance). Likewise, organizational commitment was correlated to the internalized of values organizational culture (clean, competitive, confident, customer focused, commercial, and capable). It seems that higher internalized of values organizational culture associated with higher of commitment in organization, vice versa. Internalized of values organizational culture dimensions interaction showed no greater value than organizational commitment based on sociodemographic variables, this shows demographic factors should know better human resources and cultural values.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Dharmariza, Muhammad, Rahmad Hidayat, and Miftah Faridl Widhagdha. "PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEBAGAI STRATEGI RESOLUSI KONFLIK SOSIAL." Jurnal Kebijakan Publik 11, no. 1 (April 16, 2020): 1. http://dx.doi.org/10.31258/jkp.11.1.p.1-6.

Full text
Abstract:
Pengelolaan konflik dalam tata kelola pemangku kepentingan (stakeholders) merupakan salah satu instrument penting yang menjamin keberlanjutan organisasi. Dalam konteks Pertamina Refinery Unit II Production Sungai Pakning sebagai salah satu perusahaan pengolahan minyak dan gas yang beroperasi di wilayah Bukit Batu, Bengkalis, Riau dengan karakteristik masyarakat pedesaan, pengelolaan konflik sosial menjadi krusial karena tidak hanya untuk menjaga kehandalan operasional pengolahan minyak dan gas namun juga keberlanjutan perusahaan baik dari sisi sosial, ekonomi dan lingkungan. Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dalam kerangka tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) atau yang lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu strategi dalam resolusi dan mitigasi konflik sosial. Keberadaan program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan kepada masyarakat yang berada di sekitar wilayah operasional dijalankan secara partisipatif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan dan evaluasi sehingga mampu melibatkan peran aktif pemangku kepentingan, terutama masyarakat. Hasilnya, selama pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat dari tahun 2017 sampai dengan 2018, tidak hanya mampu meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat namun juga kecenderungan menurunnya jumlah kasus dan konflik sosial dengan masyarakat. Selain itu, pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat yang partisipatif juga mampu menjadi upaya mitigatif untuk mengelola hubungan dengan masyarakat dan pemangku kepentingan sebelum berakhir menjadi konflik sosial. Dampaknya secara keberlanjutan, hubungan sosial antara perusahaan dan masyarakat terbina dengan baik, kesejahteraan ekonomi masyarakat binaan meningkat, serta kualitas lingkungan hidup meningkat berkat adanya program pemberdayaan masyarakat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Wibowo, Yudho, Andi Zakiah Safitri, Muhammad Luthfan Togar, Andi N. Renita Relatami, Asmi Citra Malina, Rahmi Rahmi, Siti Rafi’ah Darajat, Sri Wahyuni Firman, and Andi Ade Ula Saswini. "Pemberdayaan Masyrakat Berbasis Ketahanan Pangan Melalui Aplikasi Produk Ramah Lingkungan–Probiotik." Jurnal Aplikasi dan Inovasi Iptek (JASINTEK) 3, no. 1 (October 31, 2021): 65–73. http://dx.doi.org/10.52232/jasintek.v3i1.74.

Full text
Abstract:
Pandemi COVID-19 yang sedang dihadapi secara global menyebabkan masalah pada sektor kesehatan, dan sektor lain seperti ekonomi, pertanian, perikanan, peternakan dan sosial masyarakat. Beberapa negara termasuk Indonesia menerapkan kebijakan bekerja dan sekolah dari rumah untuk mencegah peningkatan penularan COVID-19. Kebijakan ini memberikan dampak terhadap kehidupan ekonomi keluarga. Salah satu cara untuk membantu ekonomi dan memenuhi pangan keluarga adalah dengan pengoptimalan sumberdaya yang ada di suatu wilayah. Pandemi COVID-19 tidak hanya menyebabkan krisis kesehatan global, tapi juga menyeret ke bidangbidang lainnya, terutama sosial dan ekonomi. Masyarakat umum mungkin banyak yang terfokus pada aspek kesehatan hingga terlupa ada aspek lain yang juga sangat penting untuk diperhatikan saat ini, yaitu aspek kebutuhan pangan. Pada akhirnya, pandemi ini tidak hanya mengancam keselamatan, kesehatan masyarakat, tapi juga meneror sektor pangan, dimulai dari produksi, distribusi, hingga konsumsi. Potensi ancaman tersebut sempat disuarakan Organisasi Pangan Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO). Menurut FAO, pandemi covid-19 bisa berakibat pada krisis pangan dunia. Rantai pasokan pangan dunia terancam karena kebijakan negara-negara dalam menekan penyebaran virus korona, seperti pemberlakuan karantina wilayah atau lockdown, pembatasan sosial, dan larangan perjalanan. Kondisi tersebut mendapatkan perhatian dari PT Pertamina DPPU Hasanuddin untuk melakukan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Ketahanan Pangan melalui produk ramah lingkungan yaitu Probiotik dalam pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) Untuk Menjawab SDGs Point (8&12). Program-program yang dijalankan berkaitan erat dengan upaya untuk melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan (Sustainable Development). Pembangunan berkelanjutan tersebut tidak hanya berfokus pada isu lingkungan namun mencakup juga dua aspek lainnya, yaitu pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat (People, Profit, dan Planet). Kegiatan pemberdayaan Masyrakat dari PT Pertamina DPPU Hasanuddin berfokus pada kegiatan yang berhubungan dengan inovasi untuk peningkatan produktivitas ramah lingkungan di bidang perikanan, pertanian, peternakan. Program pemberdayaan yang menjadi unggulan di DPPU Hasanuddin adalah Program Produksi Probiotik. Kegiatan ini selain menjadi kegiatan yang bernilai ekonomi untuk Kelompok Probiotik Laikang Binaan DPPU Hasanuddin, tetapi diharapkan mampu sebagai media untuk pengelolaan kegiatan agrokompleks lebih bijaksana dengan memperhatikan berbagai aspek yang berhubungan di dalamnya. Adapun jenis aspek yang dimaksud antara lain adalah tanaman, ikan, dan juga hewan yang lain. Dari penjelasan diatas maka perlu dilakukan pemberdayaan masyrakat berbasis ketahanan pangan melalui aplikasi produk ramah Lingkungan–Probiotik. Kegiatan ini mampu mendukung TJSL untuk menjawab SGDs point (8&12) dalam Meningkatkan taraf hidup petani, petambak dan peternak dengan memanfaatkan probiotik dengan hasil yang lebih baik sehingga dapat memenuhi kebutuhannya dalam kondisi pandemi COVID-19
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Soehaimi, A., S. R. Sinung Baskoro, Eko Soebowo, Ma'mur Ma'mur, and Yayan Sopyan. "Penilaian Potensi Bencana Gempabumi dan Tsunami untuk Pelindungan Infrastruktur Migas dan PLTU di Cilacap, Jawa Tengah." Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral 22, no. 4 (December 1, 2021): 209. http://dx.doi.org/10.33332/jgsm.geologi.v22i4.657.

Full text
Abstract:
Kilang minyak Pertamina dan PLTU Indonesia Power milik pemerintah di Kota Cilacap berada di wilayah dengan percepatan tanah puncak (PGA) = 0,4-0,5 g, percepatan pseudo spectral (PSA Ss) = 0,9-1 g dan (PSA S1) = 0,4-0,5g pada situs batuan SB, 2% probabilitas dalam 50 tahun (SNI 1726:2019). Penilaian potensi bencana gempabumi di kota ini pada kelas situs SC memiliki nilai SDS= 0,67g dan SD1= 0,43 g, sedangkan SDS = 0,73g dan SD1= 0,50 g pada kelas situs SD. Sesuai dengan ketentuan SNI 1726:2019, struktur gedung dan non gedung katagori risiko I, II, III dan IV pada kelas situs SC dan SD tersebut di atas berkatagori desain seismik D. Gaya geser desain seismik pada dasar silos tangki minyak adalah Qd = (0,24~ 0,34)*10496,4 x 103 =(2.309,21~2.519,14) x 103 (N). Potensi landaan tsunami dengan runup high berkisar antara 2,5-6 m. Bangunan gedung dan non gedung yang tidak sesuai dengan katagori desain seismik, dapat dilakukan penguatan atau retrofitting sesuai ketentuan. Untuk memperkecil gaya geser desain seismik pada dasar silos, dapat dilakukan dengan rekayasa keteknikan pada fondasi. Untuk meminimalisir bahaya tsunami dapat dibuat tembok penahan atau ditanam pemecah gelombang tsunami (sea wave tsunami breaker) di sekitar kilang minyak dan PLTU yang berhadapan langsung dengan laut. Jalur evakuasi tsunami berupa jalan lebar dengan arah selatan-utara dan bangunan bertingkat penyelamatan tsunami di sepanjang jalan di kota ini sebaiknya dibuat, khususnya di wilayah sekitar kilang minyak dan PLTU.Katakunci: Katagori risiko, katagori desain seismik, runup high, tsunami.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Nickita, Dhea. "Pengaruh Person Job Fit dan Person Organization Fit Terhadap Komitmen Organisasional dan Organization Citizenship Behavior." Jurnal Ekonomi Bisnis Digital 1, no. 2 (June 4, 2022): 137–49. http://dx.doi.org/10.59663/jebidi.v1i2.14.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bermaksud untuk melihat pengaruh person job fit terhadap komitmen organisasional dan organizational citizenship behavior (OCB), serta melihat pengaruh person organization fit terhadap komitmen organisasional dan organizational citizenship behavior (OCB). Peneliti melakukan reserch pada Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II. Banyaknya jumlah populasi diperusahaan sekitar 400 orang, sedangkan sampel yang dipakai oleh peneliti sebanyak 200 orang dengan menggunakan metode rumus slovin. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebar kuesioner. Hasil dari pengujian ini menunjukkan bahwa person job fit memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional dan organization citizenship behavior (OCB), sedangkan person organization fit tidak memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap komitmen organisasionla dan organization citizenship behavior (OCB). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu organisasi merekrut, menyaring serta penempatan para pekerja yang ingin bergabung di dalam organisasi secara teliti, agar organisasi memiliki sumber daya manusia yang berkualitas sehingga dapat mencapai tujuan utama suatu organisasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Reihan, Audina, Mukhammad Fatkhullah, and Bambang Imawan. "COMPANY'S ROLE IN RESTORING THE ECONOMY OF PANDEMI AFFECTED COMMUNITIES." An-Nisbah: Jurnal Ekonomi Syariah 9, no. 2 (December 15, 2022): 265–83. http://dx.doi.org/10.21274/an.v9i2.6694.

Full text
Abstract:
Abstrak: Pemulihan ekonomi karena pandemi Covid-19 adalah tanggung jawab setiap negara di Dunia. Indonesia setelah 2 tahun terdampak Covid-19 mulai membenahi ekonomi masyarakat setelah phk yang cukup besar melanda bersamaan dengan tingginya kasus Covid-19 tahun 2020. Penelitian bertujuan untuk memetakan peran perusahaan, dalam hal ini adalah PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dalam memulihkan ekonomi masyarakat terdampak melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pencegahan cluster baru, pelibatan UMKM dan upaya lain untuk membangkitkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan berlandaskan teori pembangunan masyarakat pasca bencana. Hasilnya, PT KPI memenuhi kebutuhan dasar masyarakat melalui "pasar pangan siaga covid". Untuk mencegah penyebaran cluster baru, PT KPI menggerakkan mitra binaan CSR-nya untuk memproduksi face shield, masker dan handsanitizer. Berbagai upaya tersebut dilakukan berbasis berbasis UMKM untuk memulihkan perekonomian masyarakat khususnya di wilayah sekitar perusahaan. Dalam melakukan tanggap bencana, PT KPI Unit Dumai turut melakukan kemitraan dan Kerjasama melibatkan aktor dari berbagai sector sepertihalnya Posyandu, Rutan Kelas II B, Pemerintah daerah, Kelompok Pemuda, serta Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kota (LPMK) agar dapat menunjang keberhasilan mitigasi bencana di luar daerah Kota Dumai umumnya dan di Kota Dumai khususnya. Kata kunci: pembangunan masyarakat, usaha mikro kecil dan menengah, tangguung jawab sosial perusahaan, pembangunan sosial, covid-19 Abstract: Economic recovery due to the Covid-19 pandemic is the responsibility of every country in the world. After 2 years of being affected by Covid-19, Indonesia has begun to improve the people's economy after sizable layoffs hit along with the high number of Covid-19 cases in 2020. The research aims to map the role of companies, in this case, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), in restoring the community's economy affected by fulfilling basic needs, preventing new clusters, involving MSMEs and other efforts to revive the socio-economic life of the community. This research method is descriptive qualitative, based on the theory of post-disaster community development. As a result, PT KPI Dumai Unit fulfils the community's basic needs through the "covid alert food market". To prevent the spread of new clusters, PT KPI mobilized its CSR partners to produce face shields, masks and hand sanitisers. These various efforts were made based on UMKM to restore the community's economy, especially around the company. In carrying out disaster response, PT KPI Dumai Unit participates in partnerships and collaboration involving actors from various sectors such as Posyandu, Class II B prisons, local Government, youth groups, and City Community Empowerment Institutions (LPMK) to restore the community's economy affected by the pandemic. Keywords: community development, micro small and medium enterprises, corporate social responsibility, social development, covid-19
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Seva, T. A., W. Purwanto, and A. R. Latuconsina. "Ecosystem conservation of Mangrove Education Center (MEC) in handling abration disaster at Pangkalan Jambi village based on stakeholder engagement perspective." IOP Conference Series: Earth and Environmental Science 986, no. 1 (February 1, 2022): 012019. http://dx.doi.org/10.1088/1755-1315/986/1/012019.

Full text
Abstract:
Abstract The coastal communities of Pangkalan Jambi Village lives in an abrasion-prone situation. This vulnerability can’t be separated from natural factor namely hydrodynamic phenomena worsened by lack of mangrove plants, which also caused by some destructive human activities that ruined the ecosystem. This phenomena, simultaneously creates an abrasion-prone situation on the Pangkalan Jambi Village’s coastal area, which is marked by the coastline decline on the village coast up to 115 meters. Hence, this study aims to examine an innovative idea to restore and conserve the mangrove ecosystem of village coastal area. Using descriptive qualitative approach with conceptual framework of stakeholder engagement, it focused on analyzing the idea of conservation of mangrove areas initiated by CSR PT Kilang Pertamina Internasional RU II Production Sungai Pakning in partnership with various stakeholders such as local government and also civil society organization as well. Activities that performed to conserve coastal mangrove areas in Pangkalan Jambi Village started from mangrove planting practice using Hybrid Engineering and Triangle Mangrove Barriers (Trimba), and developing Mangrove Education Center (MEC) area as a tourism spot as well as a learning laboratory for mangrove ecosystems.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Pratiwi, Iva Gamar Dian, Eko Mulyadi, Dian Permatasari, and Akhmad Feri Fatoni. "Hubungan Sikap Ibu Hamil Trimester III Dengan Cakupan K6 Di Wilayah Kerja Puskesmas Gapura." Jurnal Abdi Kesehatan dan Kedokteran 2, no. 2 (July 20, 2023): 32–39. http://dx.doi.org/10.55018/jakk.v2i2.38.

Full text
Abstract:
Antenatal Care (ANC) adalah suatu pelayanan kesehatan yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya . Kunjungan ibu hamil K6 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit enam kali, dengan distribusi pelayanan satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester II dan dua kali pada trimester III dan mendapatkan 90 butir tablet Fe selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. World Health Organization (WHO) sudah menetapkan standar dalam melakukan ANC, minimal 6 kali selama masa kehamilan.Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, yaitu penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui pengujian hipotesa Sedangkan waktu penelitian dengan metode survey dan wawancara dengan kuesioner. Pada penelitian ini pengambilan sampel dengan menggunakan rumus besar sampel cross sectional sejumlah 35 pada ibu hamil trimester tiga yang datang untuk ANC.Pengumpulan data menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data, analisa data menggunakan uji Chi- squere.Didapatkan bahwa sebagian responden besar memiliki sikap positif Yaitu sebanyak 21 orang (60,0%). Diketahui cakupan K6 ibu di wilayah kerja Puskesmas Gapura sebagian besar yaitu terpenuhi sebanyak 62,9%. Hasil analisis statistik menunjukkan nilai p-value = 0,02 ≤ 0,05 berarti disimpulkan ada hubungan sikap ibu hamil trimester tiga dengan cakupan K6 di Wilayah Kerja Puskesmas Gapura Tahun 2022. Ada hubungan sikap ibu hamil trimester tiga dengan cakupan K6 di Wilayah Kerja Puskesmas Gapura Tahun 2022, dengan nilai p-value = 0,02 ≤ 0,05
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Dehas Abdaa, Manyuk Fauzi, and Ari Sandhyavitri. "Rasionalisasi Kerapatan Stasiun Hujan Wilayah Sungai Rokan Berdasarkan Data Hujan Harian dan Variasi Tingkat Kesalahan." JURNAL SAINTIS 21, no. 02 (June 28, 2021): 61–70. http://dx.doi.org/10.25299/saintis.2021.vol21(02).6839.

Full text
Abstract:
[ID] Sebaran lokasi dan jumlah stasiun hujan ideal akan merepresentasikan kejadian hujan untuk menunjang akurasi informasi analisis di suatu wilayah. Kerapatan stasiun hujan eksisting dikaji berdasarkan metode standar World Meteorogical Organization sedangkan analisis rasionalisasi jumlah dan sebaran stasiun hujan berdasarkan data hujan harian dan variasi tingkat kesalahan menggunakan Metode Kagan-Rodda. Metode Kagan-Rodda telah digunakan di beberapa wilayah penelitian dengan beragam kategori fisiografi dan lingkup terbatas pada daerah aliran sungai. Sehingga dirasa perlu melakukan pengembangan cakupan penelitian untuk wilayah yang lebih luas yaitu Wilayah Sungai. Lokasi penelitian adalah Wilayah Sungai Rokan dengan fisiografi dataran tropis mediteran dan sedang seluas 22.455,28 km². Stasiun hujan eksisting berjumlah 13 stasiun hujan dan 1 stasiun tidak lolos Uji F, koefisien luasan Thiessen eksisting tidak merata sebesar 165,03 km2-3.758,12 km2 (0,007-0,17), dan korelasi hujan harian sebesar 0,03-0,37. Evaluasi analisis WMO menghasilkan 7 stasiun hujan yang memenuhi standar untuk luas daerah pengaruh sebesar 1.000–2.500 km2/stasiun. Perhitungan metode Kagan-Rodda dilakukan 2 skenario kesalahan perataan, skenario I dengan kesalahan perataan (Z1) sebesar 4,93% menghasilkan 37 stasiun hujan, luasan pengaruh Thiessen 273,89 km2–1197,80 km2 (0,01-0,05), nilai r(0) sebesar 0,20, jarak antar stasiun hujan sejauh 26,36 km, dan 2 stasiun memenuhi standar WMO. Sedangkan skenario II dengan Z1 sebesar 9,72% menghasilkan 10 stasiun hujan, dimana mempertahankan 2 stasiun, memindahkan 8 stasiun dan menutup 3 stasiun diperoleh luasan pengaruh Thiessen 1.691,71 km2–2.488,21 km2 (0,08-0,11), jarak antar stasiun hujan sejauh 50,70 km, dan seluruh stasiun memenuhi standar WMO. Rasionalisasi metode Kagan-Rodda skenario II relatif mewakili luas pengaruh wilayah dibandingkan skenario I. [EN] The distribution of locations and the number of ideal rain stations will represent rain events to support the accuracy of analytical information in an area. The density of existing rain stations was assessed based on the standard method of the World Meteorological Organization, while the rationalization analysis of the number and distribution of rain stations based on daily rainfall data and variations in error rates used the Kagan-Rodda method. The Kagan-Rodda method has been used in several research areas with various physiographic categories and limited scope in watersheds. So it is necessary to develop the scope of research for a wider area, namely the River Basin. The research location is the Rokan River Basin with physiography of the Mediterranean and medium tropical plains covering an area of ​​22,455.28 km². The existing rain stations are 13 rain stations and 1 station does not pass the F test, the coefficient of the existing Thiessen area is uneven at 165.03 km2-3,758.12 km2 (0.007-0.17), and the daily rainfall correlation is 0.03-0, 37. WMO analysis evaluation resulted in 7 rain stations that met the standard for the area of ​​influence of 1,000–2,500 km2/station. The calculation of the Kagan-Rodda method is carried out in 2 scenarios of smoothing error, scenario I with an alignment error (Z1) of 4.93% resulting in 37 rain stations, the area of ​​influence of Thiessen is 273.89 km2–1197.80 km2 (0.01-0.05) , the value of r(0) is 0.20, the distance between rain stations is 26.36 km, and 2 stations meet the WMO standard. While scenario II with Z1 of 9.72% produces 10 rain stations, which maintains 2 stations, moves 8 stations and closes 3 stations, the Thiessen influence area is 1,691.71 km2–2,488.21 km2 (0.08-0.11), the distance between rain stations is 50.70 km, and all stations meet WMO standards. The rationalization of the Kagan-Rodda method in scenario II is relatively representative of the area of ​​influence compared to scenario I.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Santi, Mina Yumei, Sabar Santoso, and Nasyiatush Sholihah. "RELATIONSHIP SUPPORT OF WORK PLACES WITH EXCLUSIVE BREASTFEEDING ON WORKING MOTHERS." Kesmas Indonesia 12, no. 1 (January 30, 2020): 41. http://dx.doi.org/10.20884/1.ki.2020.12.1.1447.

Full text
Abstract:
United Nation Childrens Fund dan World Health Organization merekomendasikan pemberian ASI eksklusif untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas bayi. Ibu bekerja cenderung tidak memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga. Kurangnya dukungan tempat kerja menjadi salah satu faktor penyebab kegagalan ASI eksklusif pada ibu bekerja. Cakupan ASI eksklusif di wilayah Puskesmas Sewon II menurun dari tahun 2015 ke 2016 dan menjadi salah satu puskesmas dengan cakupan terendah di Kabupaten Bantul. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan dukungan tempat kerja dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di wilayah kerja Puskesmas Sewon II. Metode yang digunakan observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling dan melibatkan 70 responden yaitu ibu balita yang bekerja. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Analisis data menggunakan uji statistik chi-square. Hasil studi menunjukkan terdapat hubungan antara dukungan tempat kerja dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja dengan p-value 0,011 (α = <0,05) dan keeratan hubungan rendah dengan coefficient contingency 0,291. Karakteristik responden yang berhubungan dengan ASI eksklusif yaitu pendidikan, paritas, dan durasi kerja. Tempat kerja diharapkan memberikan waktu, sarana prasarana, dan kebijakan yang mendukung ASI eksklusif pada ibu bekerja sesuai dengan peraturan pemerintah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Widiani, Ni Nyoman Ayuk, and Made Pradnyawati Chania. "EFEKTIVITAS BABY MASSAGE TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI USIA 3-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II SUKAWATI TAHUN 2021." An-Nadaa Jurnal Kesehatan Masyarakat 9, no. 1 (June 3, 2022): 29. http://dx.doi.org/10.31602/ann.v9i1.6348.

Full text
Abstract:
World Health Organization (WHO) menyatakan pada tahun 2012 sekitar 33% bayi mengalami masalah tidur, sedangkan di Indonesia sebanyak 44,2%. Masalah tidur dapat mengganggu pertumbuhan bayi, menyebabkan fungsi kekebalan tubuh rentan, dan mengganggu regulasi sistem endokrin. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas tidur adalah dengan baby massage. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas baby massage terhadap kualitas tidur bayi usia 3-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Selatan. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan Pretest-Posttest Control Group Design, dilakukan di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan selama bulan September-November 2021. Perlakuan pijat bayi diberikan pada bayi selama 4 minggu. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah kuisioner tentang kualitas tidur bayi. Analisis data meliputi analisis univariat, serta dilanjutkan dengan analisis bivariat dengan uji Independent T-Test dan Wilcoxon. Hasilnya, pada kelompok kontrol didapatkan kualitas tidur saat pretest yaitu 60%;33,3%;6,7% bayi memiliki kualitas tidur cukup, kurang, dan baik (secara berurutan), dan setelah dilakukan posttest didapatkan 53,3%; 40%; 6,7% bayi memiliki kualitas tidur baik, cukup, kurang (secara berurutan). Untuk kelompok perlakuan, data kualitas tidur saat pretest yaitu 20%;66,6%;13,4% bayi memiliki kualitas tidur baik, cukup, dan kurang (secara berurutan). Setelah dilakukan baby massage didapatkan 93,3; 6,7% bayi memiliki kualitas tidur baik, dan cukup (secara berurutan) (p=0,002). Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada kualitas tidur bayi yang diberikan baby massage dengan bayi yang tidak diberikan baby massage. Diharapkan tenaga kesehatan, khususnya bidan lebih mensosialisasikan baby massage kepada ibu bayi dengan melakukan pelatihan atau kelas rutin.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Maulidanita, Riska, and Sarma Lumban Raja. "Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Status Anemia pada Trimester II dan III di Puskesmas Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai." Jurnal Bidan Komunitas 1, no. 2 (December 15, 2018): 86. http://dx.doi.org/10.33085/jbk.v1i2.3944.

Full text
Abstract:
Menurut World Health Organization (WHO) memperkirakan 80% kematian ibu disebabkan oleh penyebab langsung dan 20% penyebab tidak langsung Berdasarkan hasil data dinas kesehatan kabupaten Serdang Bedagai (2007), ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak 20%. Di wilayah Puskesmas Pariwisata Pantai Cermin Pada Tahun 2011 dan tahun 2012 tidak terdapat kasus kematian ibu. Desain penelitian ini adalah penelitian explanatory research (penelitian penjelasan) yaitu yang menghubungkan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik acidental sampling. Hasil penelitian ini diperoleh mayoritas pendidikan ibu SD (50,0%), mayoritas umur ibu 20-30 tahun (58,8%), mayoritas paritas ibu multigravida (17%), mayoritas jarak kehamilan ibu <1 tahun (38,3%), mayoritas pengetahuan ibu kurang (67,6%) dan mayoritas status anemia ibu terjadi anemia (64,7%). Diharapkan kepada ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan tentang anemia melalui penyuluhan atau media dan mengaplikasikan pengetahuan tersebut di dalam penyakit anemia.Kata Kunci : Karakteristik Ibu Hamil, Status Anemia Pada Trimester II dan III
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Destriyansah, Wahyu, and Mawaddah Irham. "Peran Komisi Irigasi Dalam Program Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif Guna Peningkatan Produksi Padi Wilayah Asahan: Studi Kasus pada Bappeda Kab.Asahan." El-Mal: Jurnal Kajian Ekonomi & Bisnis Islam 4, no. 4 (January 19, 2023): 880–93. http://dx.doi.org/10.47467/elmal.v4i4.1943.

Full text
Abstract:
This study aims to (i) identify various achievements and implement the work agenda of the Irrigation Commission, (ii) assess the institutional effectiveness of the Irrigation Commission, and (ii) recommend improvement of progress towards the Asahan Government Irrigation Commission. Data collection methods used Secondary data with different time frames and strategies were used in this study, including a combination of literature and surveys, complemented by a critical approach. Evaluation of the performance of the Irrigation Committee using a quick assessment method involving three variables, namely organization, secretariat and funding, described in 10 variables with 25 indicators to evaluate the performance of the Irrigation Commission. Preparation and determination of RTTG, RTTD for the planting period 2022 – 2025. The results of the evaluation of the irrigation committee's performance contained 70 points in the medium performance category. The above review explains that a number of obstacles arise in the institutional management of the Irrigation Commission, including the availability of experts and resources in various fields. Implementation of the activities of the Irrigation Committee, funding support for the operations of the Irrigation Committee and the Secretariat is still low. Keywords: effectiveness, irrigation commission, Asahan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Indriyati and Vitri Dyah Herawati. "Kemampuan Konsep Diri Terhadap Tingkat Kualitas Hidup Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II." TRIAGE Jurnal Ilmu Keperawatan 10, no. 1 (July 3, 2023): 1–8. http://dx.doi.org/10.61902/triage.v10i1.648.

Full text
Abstract:
Penyakit kronik merupakan kondisi yang mempengaruhi aktivitas harian baik fisik, psikologis, sosial dan spiritual yang terjadi dalam jangka waktu yang lama serta membutuhkan pengobatan khusus, salah satu penyakit kronik yaitu diabetes mellitus (DM). Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti pada penderita DM di wilayah kerja puskesmas colomadu I, bahwa penderita DM grade IV dengan luka ulkus diabetik dimana jaringan sudah mati bahkan membusuk dan menimbulkan bau yang khas sehingga tindakan medis yang dilakukan adalah amputasi dan menganggu konsep diri. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan konsep diri terhadap kualitas hidup penderita DM. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis analitik korelasional dan menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi sebanyak 159 orang dan penghitungan sampel menjadi 84. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Instrument penelitian menggunakan kuesioner untuk konsep diri memakai alat ukur Tennesse self concept scale (TSCS) yang terdiri dari 36 pertanyaan, sedangkan untuk variable kualitas hidup menggunakan kuesioner yang dari Word Health Organization Quality Of Life (WHOQOL) sebanyak 26 pertanyaan. Analisis menggunakan spearman. Hasil uji statistik dengan spearman diperoleh nilai p = 0,008 (p<0,05) sehingga hipotesa penelitian yang diambil adalah Ho ditolak. Ho ditolak ini berarti bahwa ada hubungan antara kemampuan konsep diri dengan tingkat kualitas hidup penderita diabetes mellitus.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Fitrianingsih, Nining, Titih Huriah, and Sri Muryati. "Hubungan Antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Mlati II Yogyakarta." Journal of Health 1, no. 2 (July 31, 2014): 72. http://dx.doi.org/10.30590/vol1-no2-p72-78.

Full text
Abstract:
Background: The United Nations Children's Fund (UNICEF) and the World Health Organization (WHO) in 2006 stated, pneumonia is the most important child killer. Every year, more than 2 million children die from pneumonia, means that 1 in 5 infants died in the world. Health status is not only determined by health service, but the most dominant are environment and people’s behavior. One efffort to change people’s behavior, in order to support the improvement of health is by implemented of Clean And Healthy Life Behavior Program. Aim: To know the correlation between the behavior of clean and healthy life with incident pneumonia in children in the work area of Mlati II Primary Health Center Yogyakarta. Methods: The reseach method used an analytical survey research with cross sectional survey design. Total population in this study were 2.243 childrens, while the technical sampling is done with cluster techniques obtained as 96 samples of children. Statistical tests used chi square and than analized the relationship using Prevalence Ratio (PR). Results:Result showed p value = 0.000 and PR = 2.88 on the relationship between the incidence of pneumonia with clean and healthy life behavior. Exclusive breastfeeding variables showed p value 0.00 and PR = 3.811. Variabel wash hand shows the results p value 0.034 and PR= 1.277. Variable smoking habits of family members is p value 0.026. and PR = 9.831. Conclusion: There are relation between the behavior of clean and healthy life, exclusive breastfeeding, hand washing with soap and smoking habits of family members with the incidence of pneumonia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Hutagalung, Siti Merida. "PENETAPAN ALUR LAUT KEPULAUAN INDONESIA (ALKI): MANFAATNYA DAN ANCAMAN BAGI KEAMANAN PELAYARAN DI WILAYAH PERAIRAN INDONESIA." Jurnal Asia Pacific Studies 1, no. 1 (November 24, 2017): 75. http://dx.doi.org/10.33541/japs.v1i1.502.

Full text
Abstract:
Indonesia is the largest archipelago after the United States with 13,465 islands, total land area 1.922.570 km² and total water area 3,257,483 km2. As a country that has ratified the International Sea Law Convention, there are legal obligations and responsibilities to grant the rights of innocent, archipelagic sea lanes and transit passages for foreign ships and foreign aircrafts to sail and fly in the territory of Indonesian sovereignty as stipulated in Article 51 of the International Sea Law Convention 1982. Foreign ships and aircraft may pass through the territorial and waters of the Indonesian archipelago through specific sections and routes undertaken by determining archipelagic sea lanes. In 2002, through a long process, the concept of ALKI proposed by Indonesia finally got approval from Malaysia, Singapore, Philippines, including Organization Maritime International. The three Archipelagic Sea Lanes of ​​Indonesia (ALKI) is called ALKI I, ALKI II and ALKI III. The determination of this archipelago path provides benefits and threats to the safety of shipping along the territorial waters of Indonesia. Therefore, the government set various conditions to cross the ALKI in order to provide a sense of security for foreign ships and foreign aircraft sailing along the archipelagic sea lanes. Each archipelagic sea lane has different benefits and challenges depending on the geopolitical and geographic conditions of them. The type of research used in this paper is qualitative research with descriptive analysis approach. Keywords: ALKI, Archipelago, Safety Abstrak Indonesia adalah negara kepulauan terbesar setelah Amerika Serikat dengan jumlah 13.465 pulau, luas daratan 1.922.570 km­2 dan luas perairan 3.257.483 km2. Sebagai negara yang telah meratifikasi Konvensi Hukum Laut Internasional ada kewajiban dan tanggung jawab hukum untuk memberikan hak lintas damai, hak lintas alur laut kepulauan dan hak lintas transit bagi kapal-kapal asing dan pesawat udara asing untuk berlayar dan terbang di wilayah kedaulatan Indonesia sebagaimana diatur dalam pasal 51 Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Kapal-kapal dan pesawat asing dapat melintasi wilayah teritorial dan perairan kepulauan Indonesia melalui bagian dan rute tertentu yang dilakukan dengan cara menentukan alur laut kepulauan. Pada tahun 2002 melalui proses yang panjang konsep ALKI yang diusulkan Indonesia akhirnya mendapat persetujuan dari negara-negara Malaysia, Singapura, Filipina termasuk Organization Maritime International. Ketiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) disebut dengan ALKI I, ALKI II dan ALKI III. Penentuan alur kepulauan ini memberikan manfaat dan ancaman bagi keamanan pelayaran di sepanjang wilayah perairan Indonesia. Oleh sebab itu, pemerintah menetapkan berbagai syarat untuk dapat melintasi ALKI agar memberikan rasa aman bagi kapal-kapal asing dan pesawat udara asing yang berlayar di sepanjang alur laut kepulauan. Setiap alur laut kepulauan mempunyai manfaat dan tantangan yang berbeda-beda tergantung kondisi geopolitik dan geografis dari setiap alur laut kepulauan. Jenis penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Kata Kunci: ALKI, Negara Kepulauan, Keselamatan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

SYAHRUL, SYAHRUL, NOFRI ZAYANI, ATIKA PRADANA YUNTARISA, and AIDA ELIZA. "HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN 3M PLUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA PARIAMAN." As-Shiha : JOURNAL OF MEDICAL RESEARCH 5, no. 1 (July 22, 2024): 120–33. http://dx.doi.org/10.69922/asshiha.v5i1.108.

Full text
Abstract:
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a health problem in tropical countries. The World Health Organization (WHO) in 2023 reported that an unexpected spike in dengue fever cases resulted in the highest number in history, namely more than 6.5 million cases with more than 7,300 deaths. The prevalence of DHF in West Sumatra in 2020 was 292 cases. The purpose of the study was to determine the Relationship between Knowledge and Community Attitudes Towards DHF Prevention with 3M Plus in the Pariaman Health Center work area. The research method used quantitative research with a descriptive analytical design with a Cross Sectional Study approach. The study was conducted in Kp. Jawa II, Central Pariaman. The research sample was 85 heads of families. Sampling was done by acidential sampling. Statistical tests using Chi Square. The results of the study showed that the majority of the community (69.4%) had low knowledge, (56.5%) had negative attitudes, and (65.9%) the community was low in preventing DHF with 3M Plus. There is a significant relationship between knowledge of dengue prevention and 3M Plus showing p value = 0.000. There is a significant relationship between attitude and dengue prevention with 3M Plus showing p value = 0.000.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Febriani, Sari. "Pengelolaan Administrasi Birokrasi Pada Masa Sultan Mahmud Badaruddin II Di Kesultanan Palembang Darussalam Pada Tahun 1803-1821." International Journal of Pegon : Islam Nusantara civilization 7, no. 01 (June 20, 2022): 33–51. http://dx.doi.org/10.51925/inc.v7i01.57.

Full text
Abstract:
Administrasi adalah perencanaan, pengendalian, dan pengorganisasian pekerjaan pemerintahan, serta pergerakan mereka yang melaksanakannya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan birokrasi menunjuk pada suatu organisasi yang dimaksudkan untuk mengerahkan tenaga dengan teratur dan terus-menerus, untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pengelolaan administrasi birokrasi pada masa Kesultanan Mahmud Badaruddin II bertujuan untuk mengetahui riwayat hidup Sultan Mahmud Badaruddin II, menguraikan sejarah Kesultanan Palembang Darussalam serta menjabarkan pengelolaan administrasi birokrasi pada masa Sultan Mahmud Badaruddin II di Kesultanan Palembang Darussalam. Administration is planning, controlling, and organizing the work of government, and the movement of those who implement it in order to achieve the goals that have been set. While bureaucracy refers to an organization that is intended to exert energy regularly and continuously, to achieve a certain goal. Management of bureaucratic administration during the Mahmud Badaruddin Sultanate II aims to know the history of Sultan Mahmud Badaruddin II, describes the history of the Sultanate of Palembang Darussalam and describes the management of bureaucratic administration in the time of Sultan Mahmud Badaruddin II in Palembang Darussalam Sultanate. This thesis uses primary data source and secondary data source. The primary source is a book written by P. DE ROO DE FAILLE entitled From The Age of Palembang Sultanate, translated by Soegarda Poerbakawatja. The secondary sources include the form of books, journals and others. All sources of data are collected by historical methods of heuristics and verification in which researchers review documents are generally focused on documents recording experts from various fields and other sources containing information about the past or that is worthy of historical value. Heuristics and verification serves to select historical data that the facts (evidence) history has been valid and that has been tested the validity and reliability, then the process of historiography. In addition, researchers also collect qualitative data consisting of observation and documentation. Technique of data analysis in this research is qualitative descriptive based on logic of science. In a study entitled "The Management of Bureaucratic Administration In the Period of Sultan Mahmud Badaruddin II at the Sultanate of Palembang Darussalam In the Year 180-1821" it was found that the administrative system of bureaucratic administration in the Sultanate was not much different from that of the previous Sultan-Sultan system, Java, by applying the system of four foreign countries or five pancalang in government. In the administration of bureaucracy administration Sultan Mahmud Badaruddin II divides the Sultanate into two areas, namely the capital region and the hinterland, then in the capital with the application of the system of four foreigners or pancalang lima, and for the interior area consisting of Marga led by Pesirah, Marga region is divided into three region, namely the area of ​​attitude, levy and Sindang led by Proatin. And there is also a bureaucratic means in the form by Sultan Mahmud Badaruddin II, namely institutions Kepenghuluan, Patih institutions, and institutions Syahbandar. Then used the Law of the Simbur Cahaya as a form of guidance and rule of law in the Sultanate of Palembang Darussalam. Tesis ini menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber primer berupa buku yang ditulis oleh P. DE ROO DE FAILLE berjudul Dari Zaman Kesultanan Palembang, yang diterjemahkan oleh Soegarda Poerbakawatja. Adapun Sumber sekunder diantaranya berupa buku-buku, jurnal dan lain-lain. Semua sumber data tersebut dihimpun dengan metode historis yaitu heuristik dan verifikasi dimana peneliti menelaah dokumen-dokumen pada umumnya dititik beratkan pada dokumen hasil rekaman para ahli dari berbagai bidang dan sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa lampau atau yang sudah layak bernilai sejarah. Heuristik dan verifikasi berfungsi untuk menyeleksi data-data sejarah yang fakta (bukti-bukti) sejarahnya telah valid dan yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya, barulah proses historiografi. Di samping itu peneliti juga mengumpulkan data kualitatif terdiri dari observasi dan dokumentasi. Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif berlandaskan pada logika keilmuan. Dalam penelitian yang berjudul “Pengelolaan Administrasi Birokrasi Pada Masa Sultan Mahmud Badaruddin II di Kesultanan Palembang Darussalam Pada Tahun 180-1821” ditemukan bahwa sistem pengelolaan administrasi birokrasi di Kesultanan tidak jauh berbeda dengan sistem pemerintahan pada masa Sultan-Sultan sebelumnya, yang mengikuti pola pemerintahan di Jawa, yaitu dengan penerapan sistem empat mancanegara atau pancalang lima dalam pemerintahan. Dalam pengelolaan administrasi birokrasi Sultan Mahmud Badaruddin II membagi wilayah Kesultanan menjadi dua, yaitu wilayah ibukota dan wilayah pedalaman, selanjutnya di ibukota dengan penerapan sistem empat mancanegara atau pancalang lima, dan untuk wilayah pedalaman yang terdiri dari Marga dipimpin oleh Pesirah, wilayah Marga dibagi menjadi tiga kawasan, yaitu daerah Sikap, Kepungutan dan Sindang yang dipimpin oleh Proatin. Dan terdapat pula sarana birokrasi yang di bentuk oleh Sultan Mahmud Badaruddin II, yaitu lembaga Kepenghuluan, lembaga Patih, dan lembaga Syahbandar. Kemudian digunakan Undang-Undang Simbur Cahaya sebagai bentuk pedoman dan aturan hukum di Kesultanan Palembang Darussalam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Aryani, Roza, Afriana Afriana, and Nurlela Qadri. "Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi (Fe) di Puskesmas Lhoong Kabupaten Aceh Besar." JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE 9, no. 1 (April 19, 2023): 110. http://dx.doi.org/10.33143/jhtm.v9i1.2791.

Full text
Abstract:
Berdasarkan World Health Organization (WHO) dalam Infodatin Gizi (2021) menyebutkan diperkirakan 40% ibu hamil di seluruh dunia mengalami anemia. Salah satu penyebab terjadinya anemia adalah ketidakpatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet zat besi sehingga memiliki peluang yang lebih besar untuk terkena anemia.Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan kepatuhan konsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Lhoong Aceh BesarJenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat analitik, penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi dengan pendekatan cross sectiona. Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan cara total sampling yaitu seluruh populasi. Jumlah sample pada penelitian ini adalah 42 ibu hamil dengan anemia pada trimester II dan trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Lhoong Aceh Besar. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden yang berpengetahuan tinggi yaitu 25 orang (59,5%) dan Mayoritas responden bersikap negatif dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) yaitu 22 orang (52,4%). Pada uji chi square menunjukkan variabel pengetahuan dapat dilihat dengan nilai P value sebesar 0,000 (P< 0,05) dan variabel sikap dengan nilai P value sebesar 0,016 (P< 0,05),sehingga dapat disimpulkan ada hubungan pengetahuan dan sikap dengan kepatuhan konsumsi tablet besi (Fe). Ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan kepatuhan konsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas Lhoong Kabupaten Aceh Besar. Tenaga kesehatan disarankan agar memberikan dan meningkatkan informasi tentang manfaat tablet Fe sehingga masyarakat termotivasi untukpatuh mengkonsumsi tablet besi.Kata Kunci: Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi, Pengetahuan, Sikap Based on the World Health Organization (WHO) in the Nutrition Infodata (2021) it is estimated that 40% of pregnant women worldwide experience anemia. One of the causes of anemia is the disobedience of pregnant women consuming iron tablets so that they have a greater chance of developing anemia. To determine the relationship between knowledge and attitudes of pregnant women with adherence to consumption of iron (Fe) tablets at the Lhoong Aceh Besar Health Center, this type of research was a survey research. analytic in nature, research directed at explaining a situation or situation with a cross sectional approach. Sampling in this study using total sampling, namely the entire population. The number of samples in this study were 42 pregnant women with anemia in the second and third trimesters in the working area of the Lhoong Aceh Besar Health Center. The results showed that the majority of respondents had high knowledge, namely 25 people (59.5%) and the majority of respondents had a negative attitude in consuming iron (Fe) tablets, namely 22 people (52.4%). The chi square test shows that the knowledge variable can be seen with a P value of 0.000 (P <0.05) and the attitude variable with a P value of 0.016 (P <0.05), so it can be concluded that there is a relationship between knowledge and attitudes with consumption compliance iron (Fe) tablets. There is a relationship between knowledge and attitudes of pregnant women with adherence to consumption of iron (Fe) tablets at the Lhoong Health Center in Aceh Besar District. Health workers are advised to provide and increase information about the benefits of Fe tablets so that people are motivated to comply with consuming iron tablets.Keywords: Compliance with Iron Tablet Consumption, Knowledge, Attitude
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Wijayanti, Sudarma Dita, Endrika Widyastuti, Dego Yusa Ali, and Ali Wafa. "Pembinaan Masyarakat Desa Pandesari Malang Melalui Usaha 0lah Limbah Organik Secara Mikrobial." J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) 2, no. 2 (October 31, 2018): 111. http://dx.doi.org/10.30734/j-abdipamas.v2i2.288.

Full text
Abstract:
ABSTRACTPandesari Village is a village located in the Pujon District, Malang Regency, East Java Province. The agricultural sector with vegetable commodities and dairy farming are business field that dominates the livelihoods of the people in Pandesari Village, so that the potential for organic waste in the form of vegetable waste and cow dung is very high. However, waste management has not been optimal. Based on these problems, a community empowerment system is needed through microbial organic waste processing. The program involved two partners there are Mekarsari VI Farmers Group Gesingan village as the main supplier of agricultural and livestock waste and Pandesari Village Youth Organization as the second partner. The mechanism for the implementation of this service is implemented by adopting a pattern of action research implementation that includes four stages, there are: program planning, program implementation, observation, and reflection. Based on the results, there was an increase in the level of understanding of trainees regarding the principles of making and application of Local Microorganism (LM) in the growing media and organic animal feed. Assistance related to waste management in Pandesari Village has been carried out so that the village can be more independent to manage and process the waste. Labeling and packaging for LM and products from the use of LM, for example in the form of liquid fertilizer, compost, livestock probiotics which are the results of the production of the Village have been carried out but temporarily used for themselves. Keywords : Microbial, Organic, Waste ABSTRAKDesa Pandesari merupakan desa yang terletak di wilayah Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur. Sektor pertanian dengan komoditas sayuran dan peternakan sapi perah merupakan bidang usaha yang mendominasi mata pencaharian penduduk di Desa Pandesari, sehingga potensi limbah organik berupa sampah sayuran dan kotoran sapi sangat tinggi. Kendati demikian pengolahan limbah belum optimal. Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan sebuah sistem pemberdayaan masyarakat melalui usaha olah limbah organik secara mikrobial. Program ini melibatkan dua mitra yaitu Mitra I adalah Kelompok Tani Mekarsari VI Dusun Gesingan sebagai pemasok utama limbah pertanian dan peternakan dan Mitra II adalah Kelompok Karang Taruna Desa Pandesari. Mekanisme pelaksanaan kegiatan pengabdian ini diimplementasikan dengan mengadopsi pola pelaksanaan penelitian tindakan meliputi empat tahap, yaitu: perencanaan program, pelaksanaan program, observasi, dan refleksi. Berdasarkan capaian yang telah dihasilkan, terjadi peningkatan tingkat pemahaman peserta pelatihan terkait prinsip pembuatan dan aplikasi MOL (Mikroorganisme Lokal) pada media tanam dan pakan ternak organik. Pendampingan terkait manajemen kelola sampah di Desa Pandesari telah dilakukan sehingga desa dapat lebih mandiri untu mengelola dan mengolah sampah. Pembuatan label dan kemasan untuk MOL dan produk hasil penggunaan MOL misalnya berupa pupuk cair, kompos, probiotik ternak yang merupakan hasil produksi Desa telah dilakukan namun sementara digunakan untuk kalangan sendiri. Kata Kunci: Limbah, Mikrobial, Organik
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Ti Ripan, Ripanwati Aridi, Titin Dunggio, and Novian S. Hadi. "THE ROLE OF POSYANDU CADRES IN EFFORTS TO IMPROVE THE NUTRITIONAL STATUS OF TODDLERS IN SUKA MAKMUR VILLAGE, PATILANGGIO DISTRICT." Journal of Health, Technology and Science (JHTS) 2, no. 1 (April 11, 2021): 37–43. http://dx.doi.org/10.47918/jhts.v2i1.151.

Full text
Abstract:
THE ROLE OF POSYANDU CADRES IN EFFORTS TO IMPROVE THE NUTRITIONAL STATUS OF TODDLERS IN SUKA MAKMUR VILLAGE, PATILANGGIO DISTRICT Ripanwati Aridi1), Titin Dunggio2), Novian S. Hadi3) 1.2.3)University Of Bina Mandiri Gorontalo, Gorontalo E-Mail: Aridiripanwati@gmail.com ABSTRACT The Integrated Health Post is a community role that is managed by cadres, generally who manages the Posyandu in their respective regions voluntarily. The success of Posyandu can be seen from the maternal mortality rate, infant mortality rate, and under-five mortality rate. Posyandu's specific goal is to increase community participation in the implementation of basic health efforts (primary health care), increase the role of cross-sector, and increase the reach of basic health services. The purpose of this study was to find out the role of Posyandu cadres in improving the nutritional status of toddlers in Suka Makmur Village, Patilanggio District. This research was conducted in Suka Makmur Village, Patilanggio District. The method in this study is quantitative using a cross-sectional approach with a point time approach design. The population in this study was mothers who have children aged 1 to 5 years in Suka Makmur Village, Patilanggio District. The sampling technique was taken by total sampling. The results of the study about the role of cadres in Suka Makmur Village, Patilanggio District, the best roles were 25 people (83.3%). The increase in the nutritional status of toddlers in Suka Makmur Village, Patilanggio District, the most with good nutritional status was 26 respondents (86.7%). The results of statistical tests with Fisher's Exact Test correction obtained p-value = 0.048 <á (0.05), thus there is a significant relationship between the role of Posyandu cadres in efforts to improve the nutritional status of toddlers in Suka Makmur Village, Patilanggio District. Keyword: The Role of Cadres, improved Nutritional Status, Toddle INTRODUCTION Posyandu is a Community Based Health Efforts (UKBM) which is managed, by, for, and with the community to empower the community and provide facilities for the community in obtaining basic health services. The Integrated Health Post is a community role that is managed by cadres, generally, these cadres manage posyandu in their respective areas voluntarily [1]. If the Posyandu is programmed thoroughly the problems of malnutrition in children under five, malnutrition, edema, and other health problems related to the health of mothers and children will be easily avoided because remembering that Posyandu is also one of the places for public health services that directly interact with the community. The Success of Posyandu can be seen from the maternal mortality rate, infant mortality rate, under-five mortality rate, and also coverage of other Posyandu programs such as immunization [2]. RPJMN policy direction for health 2020-2024 Improves health services towards universal health coverage, especially strengthening primary health care by encouraging increased promotional and preventive efforts, supported by innovation and the use of technology. RPJMN Strategy 2020-2024 to Improving maternal and child health, family planning, and reproductive health, accelerating community nutrition improvement, increased disease control, strengthening the Healthy Living Community Movement (Germas), Strengthening Health Systems, Drug and Food Control. Ministry of Health Strategic (2020-2024) Increasing quality universal health coverage, Improving public health status through a life cycle approach, increasing the culture of healthy living people through community empowerment and health mainstreaming, increased disease prevention and control and management of public health emergencies, increased health resources, improved good governance [3]. Village Community Health Development (PKMD) is an activity carried out by the community, from the community, and for the community. One of the operational forms of community participation or UKBM (community-based health efforts) namely with the posyandu. Posyandu is one of the means in health service efforts carried out by, from, and with the community, to empower the community and provide facilities for the community to obtain maternal and child health, which is the main objective of posyandu. Posyandu's specific goal is to increase community participation in the implementation of primary health care, increasing the role across sectors, and increasing the reach of basic health services [4]. Posyandu is held for the benefit of the community so that the community itself is actively involved in forming, organizing, and making the best use of posyandu. Community participation is needed in utilizing posyandu. In carrying out their duties, previous health cadres will be given the training to support the smooth implementation of activities to improve the nutritional status of children under five [5]. Nationally, the nutritional status of children in various regions in Indonesia is still a problem. The amount of people with malnutrition in the world reaches 104 million children, and malnutrition is the cause of one-third of all causes of child deaths worldwide. Indonesia is among a group of 36 countries in the world that contribute 90% of the world's nutritional problems [6]. Cadres are the central point in implementing posyandu activities. It is hoped that participation and activeness will be able to drive community participation. However, the presence of cadres is relatively unstable because their participation is voluntary, so there is no guarantee that they will continue to carry out their functions properly as expected. If there are family interests or other interests, the posyandu will be abandoned [7]. In 2017, the total of Posyandu in Indonesia was 291,447 but only 164,487 were active with the percentage of active Posyandu 56.57% [8]. In Gorontalo Province in 2017, the highest proportion of Posyandu was Posyandu Madya 48.5%, then Posyandu Purnama 39%, Posyandu Pratama 10.7%, and Posyandu with Independent strata only 1.9%. According to data from the health office of Gorontalo Province, in 2017 the highest of posyandu was in the Gorontalo Regency area, namely 442 posyandu and the least in the Gorontalo City is 128 posyandu [9]. The development of posyandu in Gorontalo Province aims to provide services to the community, especially improving the nutritional status of children under five. Based on data from the Health Office of Gorontalo Provincial. The results of nutritional surveillance through a survey of monitoring nutritional status (PSG) in 2015 in all areas of Gorontalo province involving the Poltekes of the Ministry of Health found that the prevalence of underweight/malnutrition in Gorontalo province is 24.4%, consisting of 18.8% malnourished toddlers and 5.6% malnutrition. Then the prevalence of stunting / short and very short was 36.5% consisting of 22.4% short and very short toddlers and 14.1%. The prevalence of wasting / thin and very thin children was 13.4% consisting of thin children 9.0% and 4.4% very thin. In 2015 the number of cases of malnutrition in Pohuwato Regency reached 105 cases, in 2016 it decreased to 57 cases and in 2017 totaled 57 cases of malnutrition, this shows that there is still a lack of health services provided by health workers and the role of cadres, especially in improving the nutritional status of children under five [9]. From the results of observations in the work area of Puskesmas Patilanggio, there are 21 posyandu with 30 cadres active in implementing posyandu. Although all of them are active, their roles are still not optimal. There are those whose participation is good and those that are lacking. From 30 cadres, it was found that 60% of their roles were motivators, 70% were administrators, and 60% were educators. After the researcher saw the implementation of posyandu activities carried out by cadres based on the implementation of the Vtable system, it did not implement properly. The implementation is limited to table II (weighing) and table III (recording in KMS). The counseling that should be provided by cadres is, in fact, in the field most cadres are still very dependent on health workers. Cadres only weigh children under five and if there is a scale that is less or more, cadres do not provide health education to mothers who bring a toddler. From the results of interviews conducted by researchers with 5 cadres, 2 cadres said that besides being active in implementing the posyandu, the cadres also do house visits to invite mothers with toddlers to come to the posyandu and take time to discuss with mothers who the house is close to each other. Meanwhile, 3 cadres said that their activities were limited to implementing posyandu. Based on the monthly reports of Puskesmas Patillanggio, in March 2020 the total of all toddlers was 120 people, with 1 person with malnutrition status, 23 people deficient nutrition, 1 person over nutrition, and 95 good nutrition. Meanwhile, in the Sukamakmur village in April 2020 the total of all toddlers was 167 people, with a malnutrition status of 15 people, over-nutrition 2 people, and good nutrition 143 people. The background above encourages researchers to research “The Role of Posyandu Cadres in Improving the Nutritional Status of Toddlers in Suka Makmur Village, Patilanggio District. RESEARCH METHODS This type of research is quantitative using a cross-sectional approach with a point time approach design. This research was conducted from June 2020 to August 2020. The location of this research was in Suka Makmur Village, Patillanggio District. The population in this research was mothers who have children aged 1 to 5 years in Suka Makmur village, Patilanggio district, with a total of 167 mothers of children under five. The sampling of this research using the Slovin formula, where the results obtained that the number of samples of 30 mothers who have toddlers 1 - 5 years old adjusted to the number of samples (cadres). Samples were taken by random sampling. The research analysis used univariate and bivariate analysis, where the bivariate analysis used the chi-square statistical test. RESEARCH RESULTS Univariate Analysis Age distribution of respondents Table 1. Distribusi umur responden Mother's age N % 20 - 25 Years 11 36,7 26 – 30 Years 7 23,3 31 – 35 Years 6 20,0 > 36 Years 6 20,0 Jumlah 30 100,0 Source: Processed data (2020) Based on table 1 above, it can be seen that it shows that from 30 respondents (100%), the most respondents were aged 20-25 years as much as 11 people (36.7%). Distribution of respondents' education Table. 2 Distribution of respondents' education Education N % SD SMP SMA Diploma/Sarjana 19 6 3 2 63,3 20,0 10,0 6,7 Total 30 100,0 Source: Processed data (2020) Based on table 2 above, it can be seen that from the 30 respondents (100%), most of them had primary school education as much as 19 respondents (63.3%). Distribution of respondents' work Table 3. Distribution of respondents' work Pekerjaan N % Housewife Entrepreneur PNS 28 1 1 93,3 3,3 3,3 Total 30 100,0 Source: Processed data (2020) Based on table 3 above, it can be seen that from the 30 respondents (100%) the most respondents have IRT jobs totaling 28 people (93.3%). Child sex distribution Table 4. Child sex distribution Jenis kelamin N % Man Woman 11 19 36,7 63,3 Total 30 100,0 Source: Processed data (2020) Based on table 4 above, it can be seen that from the 30 respondents (100%), most respondents were female, as much as 19 people (63.3%). Age distribution of children under five Table 5. Age distribution of children under five Toddler’e Age N % 12 – 18 Month 19 – 26 Month 27 – 43 Month 51 – 60 Month 8 7 10 5 26,6 23,3 33,5 16,6 Total 30 100,0 Source: Processed data (2020) Based on table 5 above, it can be seen that from the 30 respondents (100%), most respondents were aged 27 - 43 months, totaling 10 people (33.5%). Distribution of cadre roles Table 6. Distribution of cadre roles Cadres’ Role N % Poor Good 5 25 16,7 83,3 Total 30 100,0 Source: Processed data (2020) Based on table 6 above, it can be seen that from the 30 respondents (100%), most respondents had a good role as many as 25 people (83.3%). Distribution of Nutritional Status Table 7. Distribution of Nutritional Status Nutrition Status N % Good Poor Fat 26 3 1 86,7 10,0 3,3 Total 30 100,0 Source: Processed data (2020) Based on table 7 above, it can be seen that from the 30 respondents (100%), most respondents with good nutritional status were 26 respondents (86.7%). Bivariate Analysis Table 8. The relationship between cadres of posyandu cadres and nutritional status of toddler Cadres’ Roler Nutrition Status Total Sig. Good Poor Fat Poor Good 3 (10,0%) 23 (76,7%) 1 (3,3%) 2 (6,7%) 1 (3,3%) 0 (0%) 5 (16,7%) 25 (83,3%) p= 0,048 Total 26 (86,7%) 3 (10,0%) 1 (3,3%) 30 (100,0%) Source: Processed data (2020) The results of statistical analysis using the chi-square test at the level of significance á = 0.05 or the confidence interval p <0.05. The results of statistical tests with the Fisher's Exact Test correction obtained p value = 0.048 <á (0.05), thus it can be said that there is a relationship between the role of Posyandu cadres in improving the nutritional status of toddlers in Suka Makmur Village, Patilanggio District. DISCUSSION The Role of Cadre Based on the results of this research, according to the data obtained, it shows that most of the roles of cadres in Suka Makmur Village have a good role, as much as 25 people (83.3%). The results of this research are in line with research conducted by Onthonhie in Sangihe, whose research results found that most of the cadres (86.9%) had carried out their duties well as cadres in carrying out posyandu activities both as motivators, administrators, and educators [10]. The role of cadres is very important because cadres are responsible for implementing the posyandu program. If the cadres are not active, the implementation of posyandu will also not run smoothly and as a result, the nutritional status of infants and toddlers (under five years old) cannot be detected early clearly [11]. The role of cadres as a motivator can improve the quality of Posyandu, especially in handling health problems. Cadres play a role in implementing posyandu activities and mobilizing maternal activity in posyandu activities. Cadres as implementers at posyandu are tasked with filling in the KMS for toddlers. The completeness and correctness of filling in KMS are very important as information on the status of toddler growth and development. If the role of cadres is lacking, monitoring of toddler growth and development will increase [12]. The role of cadres as educators in providing maximum understanding to mothers of toddlers is very much needed for the progress of children's development and nutritional status. The role of cadres as educators, among others, can explain the KMS data for each toddler or the condition of the child based on the weight gain data depicted in the KMS graph, hold group discussion activities with mothers whose houses are close together, and home visit activities [12]. Nutritional status of children under five Based on the results of this research, according to the data obtained, it shows that most of the nutritional status of a toddler in Suka Makmur Village has a good nutritional status of as many as 26 people (86.7%). The factors that influence the nutritional status of a toddler in Suka Makmur village are in terms of good health services and the role of cadres in increasing education of food consumption for toddlers. The results of this research are in line with the research conducted by Onthonie, most of the results (85.2%) had a good nutritional status [10]. The problem of poor nutrition is caused by various causes in children, namely the result of the consumption of bad food so that the energy entering and leaving is not balanced. The body needs good food choices so that nutritional needs are met and the body functions properly [13]. Lack of knowledge of mothers about nutrition results in low spending, food and quality budgets, as well as less food diversity, besides the ability of mothers to apply information about nutrition in their daily life [14]. Nutrition activities in posyandu are one of the main activities and are generally a priority in the implementation of Posyandu activities and are carried out by cadres [15]. The relationship between the role of cadres on the nutritional status of toddler The results of this research indicate that there is a relationship between the role of posyandu cadres in improving the nutritional status of a toddler. This research is in line with the research conducted by Purwanti et al, which states that there is a relationship between the role of cadres and the nutritional status of children under five [16]. Fitriah's research also states that there is a relationship between the role of cadres and the nutritional status of children under five [17]. The duties of cadres in activities at the posyandu are to conduct early detection of abnormalities in under-fives weight, providing additional food, and how to prevent diarrhea in a toddler. Posyandu cadres are health providers that are close to the targeted posyandu activities. The frequency of meeting with cadres is more frequent than other health workers. Therefore, cadres must be active in various activities, not only in implementation but also in management matters such as planning activities, recording, and reporting of cadre meetings [15]. The role of cadres can help the community in reducing the number of malnutrition, besides, role cadres also help in reducing maternal and toddler mortality rates, by utilizing the expertise and other supporting facilities related to improving the nutritional status of a toddler, so it can be concluded that the role of cadres affects the nutritional status of a toddler, If the role of cadres is higher, the rate of reduction of malnutrition among toddler also high [16]. Based on the results of the research above, the researchers assumed that the role of cadres would be better in carrying out their roles in posyandu activities and helping health workers because cadres had the duties and responsibilities to help improve the nutritional health of toddler. Thereby, the role of a good cadre can affect the nutritional status of children where the better the role of the cadres, the higher rate of good nutrition in toddler and can improve the quality of posyandu, especially in handling toddler health problems so that malnutrition can be resolved quickly through prevention and rapid handling. Besides, the role of good cadres tends to motivate mothers of toddlers to always pay attention to things that can improve the nutrition of their children and motivate mothers to routinely bring toddlers to posyandu to monitor their health. In this research using anthropometric indicators of weight/height because height can provide an overview of the growth function seen from the thin and short stature and height is also very good for seeing past nutritional conditions, especially those related to low birth weight and underweight conditions and nutrition in toddlerhood. Height is expressed in the form of Index TB / U (height for age), or also index weight/height (weight for height) is rarely done because changes in height are slow and usually only done once a year. CONCLUSION The role of cadres in Suka Makmur Village, Patilanggio District is mostly cadres who have a good role. The nutritional status of toddlers in Suka Makmur Village, Patilanggio District has increased with good nutritional status. There is a significant relationship between the role of Posyandu cadres in efforts to improve nutritional status, the better the role of cadres, the better the reduction in malnutrition in a toddler in Suka Makmur village, Patilanggio district. Therefore, it is hoped that cadres will further improve their knowledge and skills by attending regular meetings at every meeting held by the Puskesmas, to further improve themselves in participating actively in posyandu programs. REFERENCES [1] Kemenkes RI. 2012 Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2012 tentang Buku Saku Posyandu. [2] Adisasmito W, 2016. Sistem Kesehatan. [3] Kemenkes RI. 2020. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024. Jakarta [4] Kemenkes RI. 2013. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan. Jakarta. [5] Depkes RI. 2012. Buku Paket Pelatihan Kader Kesehatan. Jakarta. [6] World Health Organization. The Global Burden Of Disease : Geneva: WHO Library. [7] Syafei, A. 2010. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Kader Dalam Kegiatan Gizi Posyandu Di Kelurahan Rengas Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah [8] Kemenkes RI. 2018. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta [9] Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo. [10] Ontonhie. 2014. Hubungan Peran Serta Kader Posyandu dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe. E-Journal Keperawatan. Program Studi Ilmu keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Samratulangi. [11] Isaura, V. 2011. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Tarusan Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan. Padang: Universitas Andalas [12] Anondo. 2007. Kualitas Kader Rendah, Peran Posyandu Melemah [13] Almatsier. 2009. Prinsip Dasar Ilumu Gizi. Jakarta. [14] Ernawati A., 2006. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi, Higiene Sanitasi Lingkungan, Tingkat Konsumsi dan Infeksi dengan Status Gizi Anak Usia 2-5 tahun di Kabupaten Semarang Tahun 2003. Tesis. Universitas Diponegoro. [15] Wahyutomo, A. H. 2010. Hubungan Karakteristik Dan Peran Kader Posyandu Dengan Pemantauan Tumbuh Kembang Balita Di Puskesmas Kalitidu-Bojonegoro. Surakarta: Universitas Sebelas Maret [16] Purwanti, D., Pajeriaty., & Rasyid, A. 2014. Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Madello Kabupaten Barru. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 [17] Fitriah, R. 2012. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Peningkatan Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Dasan Cermen Kecamatan Sandubaya. Mataram: Politeknik Kesehatan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Putra, Achmad Budiawan, Nasrul Nasrul, and Steven Victor Lanongbuka. "Maleo Conservation Development by Local Communities: A Case Study of PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Poso’s CSR Program in Sumara Jaya Village." INTERNATIONAL JOURNAL OF MULTIDISCIPLINARY RESEARCH AND ANALYSIS 06, no. 08 (August 31, 2023). http://dx.doi.org/10.47191/ijmra/v6-i8-70.

Full text
Abstract:
Maleo is one of the most interesting and unique endemic birds in Sulawesi Tengah, Indonesia. This bird is known for its exciting and unique breeding behavior. Maleo belongs to the family Megapodiidae. According to the Regulations of the Minister (PERMEN) of the Environment and Forestry of the Republic of Indonesia (KLHK), no. P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.I/6/2018 regarding the protected species of plants and animals, the maleo bird is designated as a protected animal. The research was carried out at a Maleo bird conservation site located in Sumara Jaya village in Morowali Utara district, Province of Sulawesi Utara, Indonesia. Conservation of maleo birds is not other than one of the CSR programs of PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Poso in cooperation with BKSDA Sulawesi Tengah through the Seksi Konservasi Wilayah II Poso. The aim of this research is to find out the shape and level of participation of the local community in the conservation program of Maleo in the village of Sumara Jaya. The results of this study show that there are three people from the local community in the village of Sumara Jaya who are actively engaged as robbers in the Pertamina Bersama Maleo program. They play a role in monitoring the nest and protecting the habitat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Kartikasari, Ika Bayu, and Helen Puspita Sari. "PERAN CSR PHE WMO DALAM MENURUNKAN EMISI GAS KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI PENGAMBILAN AIR KE SUNGAI Studi Kasus: Berkurangnya Dampak Emisi dengan Program HIPPAM Sumber Barokah Desa Bandangdaja, Kab. Bangkalan." Khazanah: Jurnal Mahasiswa 12, no. 1 (October 30, 2020). http://dx.doi.org/10.20885/khazanah.vol12.iss1.art2.

Full text
Abstract:
Desa Bandangdaja berada di perbukitan tanah kapur dan dengan tekstur tanah liat yang memiliki sedikit kandungan air, akibatnya, tidak banyak jenis palawija/pertanian yang cukup bisa diandalkan. Masyarakat Desa Bandangdaja yang memperoleh air bersih yang terletak jauh dari pemukiman, kegiatan seperti mandi dan mencuci adalah disungai Lekgung yang terletak sekitar 3 Km dari pemukiman. Masalah dihadapi masyarakat banyak menggunakan kendaraan bermotor untuk memperoleh sumber air dengan membawa keranjang dan ember untuk dibawa kerumah masing-masing sehingga menghasilkan sumber pencemaran yaitu emisi dari kendaraan bermotor. Pembakaran kendaraan bermotor pada umumnya memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. PT. Pertamina PHE-WMO menginisiasi Program CSR dari dijalankan di Desa Bandangdaja, Kecamatan Tanjungbumi, Kabupaten Bangkalan yang berada di luar wilayah operasi Perusahaan atau Wilayah Ring II. dengan adanya program Air Bersih Berkelanjutan HIPPAM (Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum) ‘Sumber Barokah’ dapat mengurangi potensi emisi dari kendaraan bermotor dengan adanya inovasi air bersih yang dapat menghilangkan waktu masyarakat yang digunakan untuk mengambil air bersih dari sumber. Dari hasil penelitian didapatkan beban Emisi Kendaran pada polutan CO 4,35 ton/tahun. HC 6,72 ton/tahun, NOx 0,33 ton/tahun, SO2 0,009 ton/tahun, dan 3625,2 ton/tahun. Sedangkan peranan CSR secara umum pada pada sektor Ekonomi Desa Bandangdaja dapat terbantu dan menggerakkan perekonomian masyarakat dengan adanya Koperasi HIPPAM Sumber Barokah. Secara sosial Program ini telah menyediakan air bersih untuk tiga desa yang ada di Kecamatan Tanjung Bumi. Secara Kesejahteraan proses keberdayaan anggota kelompak HIPPAM Sumber Barokah dalam program CSR PHE WMO dapat menumbuhkan kapasitas sosial ekonomi kelompok serta meningkatkan taraf hidupnya secara mandiri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Kartikasari, Ika Bayu, and Helen Puspita Sari. "PERAN CSR PHE WMO DALAM MENURUNKAN EMISI GAS KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI PENGAMBILAN AIR KE SUNGAI Studi Kasus: Berkurangnya Dampak Emisi dengan Program HIPPAM Sumber Barokah Desa Bandangdaja, Kab. Bangkalan." Khazanah: Jurnal Mahasiswa 12, no. 1 (October 30, 2020). http://dx.doi.org/10.20885/khazanah.vol12.iss1.art2.

Full text
Abstract:
Desa Bandangdaja berada di perbukitan tanah kapur dan dengan tekstur tanah liat yang memiliki sedikit kandungan air, akibatnya, tidak banyak jenis palawija/pertanian yang cukup bisa diandalkan. Masyarakat Desa Bandangdaja yang memperoleh air bersih yang terletak jauh dari pemukiman, kegiatan seperti mandi dan mencuci adalah disungai Lekgung yang terletak sekitar 3 Km dari pemukiman. Masalah dihadapi masyarakat banyak menggunakan kendaraan bermotor untuk memperoleh sumber air dengan membawa keranjang dan ember untuk dibawa kerumah masing-masing sehingga menghasilkan sumber pencemaran yaitu emisi dari kendaraan bermotor. Pembakaran kendaraan bermotor pada umumnya memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. PT. Pertamina PHE-WMO menginisiasi Program CSR dari dijalankan di Desa Bandangdaja, Kecamatan Tanjungbumi, Kabupaten Bangkalan yang berada di luar wilayah operasi Perusahaan atau Wilayah Ring II. dengan adanya program Air Bersih Berkelanjutan HIPPAM (Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum) ‘Sumber Barokah’ dapat mengurangi potensi emisi dari kendaraan bermotor dengan adanya inovasi air bersih yang dapat menghilangkan waktu masyarakat yang digunakan untuk mengambil air bersih dari sumber. Dari hasil penelitian didapatkan beban Emisi Kendaran pada polutan CO 4,35 ton/tahun. HC 6,72 ton/tahun, NOx 0,33 ton/tahun, SO2 0,009 ton/tahun, dan 3625,2 ton/tahun. Sedangkan peranan CSR secara umum pada pada sektor Ekonomi Desa Bandangdaja dapat terbantu dan menggerakkan perekonomian masyarakat dengan adanya Koperasi HIPPAM Sumber Barokah. Secara sosial Program ini telah menyediakan air bersih untuk tiga desa yang ada di Kecamatan Tanjung Bumi. Secara Kesejahteraan proses keberdayaan anggota kelompak HIPPAM Sumber Barokah dalam program CSR PHE WMO dapat menumbuhkan kapasitas sosial ekonomi kelompok serta meningkatkan taraf hidupnya secara mandiri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Alvin Yesaya, Mikhael Mangopo, and Ni Nyoman Pujianiki. "ANALISIS GELOMBANG DAN ARUS LAUT MENGGUNAKAN KOMBINASI MODEL NUMERIK DUA DIMENSI DAN DATA ECWMF DI SELAT RUPAT, RIAU, Indonesia." Konferensi Nasional Teknik Sipil (KoNTekS) 1, no. 1 (February 14, 2024). http://dx.doi.org/10.62603/konteks.v1i1.2.

Full text
Abstract:
Informasi tinggi gelombang dan kecepatan arus merupakan salah satu faktor terpenting dalam melakukan pengembangan fasilitas Pelabuhan. Salah satu contoh adalah PT. Pertamina RefinaryUnit II, Dumai, ingin mengembangkan dermaga eksisting yang terletak Selat Rupat, Dumai, Riau. Ketiadaan rekaman data gelombang dan arus laut menyebabkan analisis pengembangan dermaga menjadi sulit. Salah satu solusinya adalah menggunakan data sekunder yaitu data satelit. ERA-5 adalah salah satu data reanalisis yang cukup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari tinggi gelombang dan arus laut di daerah dermaga untuk keperluan perencanaan pengembangan dermaga. Metode yang digunakan menggunakan kombinasi antara model numerik dua dimensi dengan data ERA-5 untuk mendapatkan hasil simulasi yang akurat di lokasi tinjauan. Pengumpulan data yang dilakukan menjadi dua bagian, yaitu data primer dengan mengambil data secara langsung arus, batimetri, dan pasang surut secara singkat dan data sekunder yaitu mengekstrak data satelit gelombang dan pasang surut selama satu tahun. Data sekunder akan digunakan sebagian input datauntuk simulasi model numerik dan data primer akan digunakan untuk validasi. Validasi model numerik dua dimensi dengan elevasi muka air didapatkan nilai R-squared dan Root Mean Square error sebesar 0.9 dan 20,4%. sehingga gelombang yang didapat dapat terhitung valid. Hasil gelombang menunjukkan selama satu tahun, gelombang yang terjadi di wilayah tinjauan bervariasi dengan <0,1m sebesar 35%, 0,1-0,2m sebanyak 41,6%, 0,2-0,3m sebanyak 3,5%. Untuk arus didapatkan nilai besaran tahunan bervariasi antara 0,1 m/s sampai 0,35 m/s. Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi antara data satelit dan simulasi model numerik dapat merepresentasikan tinggi gelombang dan besar arus laut yang terjadi sebagai input data dalam melakukan kajian pengembangan pelabuhan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

"EFEKTIFITAS BUAH SEMANGKA MERAH ( CITRULLUS VULGARIS ) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA." Jurnal Endurance 6, no. 3 (June 21, 2022): 460–67. http://dx.doi.org/10.22216/jen.v6i3.390.

Full text
Abstract:
ABSTRACT World Health Organization (WHO) data shows that around 972 million people worldwide or around 24 % of the world’s population suffer from hypertension with ratio 26,6 % of men and 26,1 % of women. This figure is likely to increase to 29,2 % the years 2025. The purpose of this study was a determine the effect of red watermelon Citrllus Vulgaris) on reducing blood pressure in the eldery in the area of health center in Siak Hulu II in 2020. This research method uses the Quasy-experimental design method, one group pretest-posttest. The population of this study was 46 elderly hypertension, with a total sampel of 15 people taken by consecutive sampling technique. Data collection was done by observing blood pressure before and after the intervention, whichis done for 7 consecutive days. Blood pressurdata were analyzed using wilcoxon with p value < 0,05. The results showed that there were differences in average blood pressure of systole and diastole before being given a watermelon, that is 146,00/93,33 mmHg, and the differences in average blood pressure of systole and diastole before being given a watermelon, that is 136,00/88,67 mmHg. The results of the Non Parametic the showed that p value= 0,025 < α= 0,05, so that Ho was rejected Ha was accepted, it can be concluded that there is an effectiveness of red watermelon (citrullus vilgaris) to recude blood pressurein old age. Keywords : Red Watermelon Fruits (Citrullus Vulgaris) , Blood Pressure, Eldery ABSTRAK Data World Health Organization (WHO) menunjukkan, bahwa sekitar 972 juta orang di seluruh dunia atau sekitar 24 % penduduk dunia mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6 % pria dan 26,1 % wanita. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2 % ditahun 2025. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas buah semangka merah (citrullus vulgaris) terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Siak Hulu II Tahun 2020. Metode penelitian ini menggunakan metode rancangan Quasy-eksperimen, one group pretest-posttest. Populasi dari penelitian ini adalah 46 lansia hipertensi, dengan jumlah sampel 15 orang yang diambil dengan teknik Consecutive Sampling. Pengumpulan data dengan observasi tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi, yang dilakukan selama 7 hari berturut-turut. Data tekanan darah dianalisa menggunakan Uji Wilcoxon dengan p value < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan rata-rata tekanan darah sistol dan diastol sebelum diberikan buah semangka yaitu 146,00/93,33 mmHg, dan perbedaan rata-rata tekanan darah sistol dan diastol sesudah diberikan buah semangka yaitu 136,00/88,67 mmHg. Hasil uji Non Parametik didapatkan p value= 0,025 < α= 0,05 sehingga Ho ditolak Ha diterima, dapat disimpulkan bahwa ada efektifitas buah semangka merah (citrullus vulgaris) terhadap penurunan tekanan darah pada lansia. Kata Kunci : Buah Semangka Merah (Citrullus Vulgaris) , Tekanan Darah, Lansia PENDAHULUAN Tekanan darah merupakan salah satu indikator penting dalam menjaga kesehatan tubuh karena tekanan darah yang tinggi (hipertensi) dalam jangka panjang akan menyebabkan perenggangan dinding arteri dan mengakibatkan pecahnya pembuluh darah. Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif. Pertambahan tekanan darah seiring bertambahnya umur, dari umur 55-74 tahun, lebih banyak perempuan dibanding laki-laki yang menderita hipertensi (Triyanto, 2014). Data World Health Organization (WHO) menunjukkan, bahwa sekitar 972 juta orang di seluruh dunia atau sekitar 24 % penduduk dunia mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6 % pria dan 26,1 % wanita. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2 % ditahun 2025. Pada saat ini, dari 972 juta orang pengidap hipertensi, 333 juta orang berada di negara maju dan 639 orang berada dinegara sedang berkembang, termasuk Indonesia (Haerudin, 2014). Berdasarkan (Riskesdas 2018) prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia 18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%). Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%). Di Provinsi Riau, hipertensi menempati urutan ke enam (Dinas Kesehatan Provinsi Riau, 2013). Salah satu kabupaten di Provinsi Riau yang juga mengalami peningkatan kasus hipertensi yaitu Kota Pekanbaru, kasus hipertensi bulan Januari– Desember 2017 sebanyak 35.090 kasus. Hipertensi menempati urutan kedua setelah ISPA sebagai penyakit terbanyak di Pekanbaru (Dinkes kota Pekanbaru, 2017). Penelitian Framingham, menyebutkan bahwa pada umur lebih muda dari 60 tahun prevalensi hipertensi sebesar 27% dan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography