To see the other types of publications on this topic, follow the link: Penggilingan.

Journal articles on the topic 'Penggilingan'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Penggilingan.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Gaga, Yusdin, Sjahril Botutihe, and Sirajuddin Haluti. "RANCANG BANGUN ALAT PENGGILINGAN CABAI MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK." Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 4, no. 2 (December 20, 2019): 71–77. http://dx.doi.org/10.30869/jtpg.v4i2.464.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui cara merancang bangun alat penggilingan cabai menggunakan motor listrik.Hasil penelitian menunjukan bahwa rancang bangun alat penggilingan cabai menggunkan motor listrik. Diketahui bahwa hasil pembuatan konstruksi alat peggiling cabe dilakukan dilaboratorium Mesin Peralatan pertanian,Kemudian mekanisme penggerak yang digunakan adalah puli pengantar dengan perbandingan hasil pengujian dalam penggiling cabai menggunakan metode Model Konvensional /manual, kemudian model alat penggilingan menggunakan motor listrik, dan pada prosedur pengujian melalui tahapan siapkan timbangan, apabila proses sudah siap langkah selanjutnya berupa buah cabe, penggilingan pada sebuah alat penggiling menggunakan motor listrik, tuangkan buah cabe kedalam hoper pada saat proses penggiligan,kemudian untuk prose pengujian dilakukan dengan membedakan proses secara manual dan menggunakan motor listrik penggilingan cabe.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Sartika, Novi Dewi, and Zuhriyah Ramdhani. "KAJIAN PENGGUNAAN MESIN PENGGILING MOBILE TERHADAP MUTU BERAS UNTUK BEBERAPA VARIETAS PADI DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT (Study on Mobile Milling Machine Utilization in Rice Quality of Several Paddy Variety at Sumbawa Barat Regency)." Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem 6, no. 1 (March 22, 2018): 53–59. http://dx.doi.org/10.29303/jrpb.v6i1.72.

Full text
Abstract:
Rice mill has a very important role, this role is reflected in the large number of rice mills that spread almost evenly throughout the rice production centers in Indonesia. The large number of rice mills scattered in some areas does not guarantee the quality of rice produced will be better. One of the areas that have used rice milling technology is Sumbawa Barat Regency. The grinding machines used in this area are mobile. Therefore, this study aims to analyze the effect of rice varieties used on the quality of rice from milling, to determine the quality of rice produced, and to determine the yield of the milling. This research was conducted by grinding Ciherang varieties, Cigelis and Infari 32 using mobile grinding machine each three replications. The result of this research showed that rice varieties had significant effect on yield and losses of milling. Infari 32 varieties yield average yield of 69.41%, followed by Cigelis varieties 62.75% and Ciherang 59.36%. Infari 32 varieties also resulted in the lowest shrinkage of 1.46% compared to Ciherang (3.48%) and Cigelis (2.95%). Keyword: Grinding machine mobile, quality of rice, rice, yield milled ABSTRAK Penggilingan padi memiliki peran yang sangat penting, peranan ini tercermin dari besarnya jumlah penggilingan padi yang menyebar hampir merata di seluruh daerah sentra produksi padi di Indonesia. Besarnya jumlah penggilingan padi yang tersebar di sejumlah daerah tidak menjamin kualitas beras yang dihasilkan akan lebih baik. Salah satu daerah yang telah menggunakan teknologi penggilingan padi adalah Kabupaten Sumbawa Barat. Mesin penggiling yang digunakan di daerah ini bersifat berpindah-pindah (mobile). Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari varietas padi yang digunakan terhadap mutu beras hasil penggilingan, menentukan kualitas/mutu beras yang dihasilkan, dan menentukan rendemen dari hasil penggilingan. Penelitian ini dilakukan dengan menggiling varietas padi Ciherang, Cigelis dan Infari 32 menggunakan mesin penggiling mobile masing-masing tiga kali ulangan. Hasil penelitian yang diperoleh adalah varietas padi berpengaruh nyata terhadap rendemen dan susut penggilingan. Varietas Infari 32 menghasilkan rendemen tertinggi rata-rata 69.41%, disusul oleh varietas Cigelis 62.75% dan Ciherang 59.36%. Varietas Infari 32 juga menghasilkan susut paling rendah 1.46% dibandingkan Ciherang (3.48%) dan Cigelis (2.95%). Kata Kunci: Mesin penggiling mobile, mutu beras, rendemen giling, padi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Rakhmawati, Agdatia, Djamaluddin Ramlan, and Yulianto Yulianto. "HUBUNGAN INTENSITAS SUARA MESIN PRODUKSI DAN LAMA PAPARAN DENGAN AMBANG DENGAR PEKERJA PENGGILING PADI DI DESA BANJARSARI KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2017." Buletin Keslingmas 37, no. 3 (July 31, 2018): 245–57. http://dx.doi.org/10.31983/keslingmas.v37i3.3872.

Full text
Abstract:
AbstrakKemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi masa sekarang berpengaruh pada industri yangsangat bergantung pada tenaga manusia dan mesin-mesin yang menimbulkan intensitas suara,semakin lama paparan intensitas suara berpengaruh pada ambang dengar. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk memperoleh gambaran intensitas suara mesin produksi dan lama paparan yangdihubungkan dengan ambang dengar pekerja penggiling padi.Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian observasi analitik dengan pendekatancrossectional. Variabel yang diteliti adalah intensitas suara mesin produksi, lama paparan danambang dengar. Penelitian dilakukan di 3 unit lokasi penggilingan padi. Populasi dan sampel dalampenelitian ini adalah semua pekerja penggiling padi sebanyak 11 orang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 titik pengukuran intensitas suara yang tidakmemenuhi syarat (85 dBA), yaitu titik A1 sebesar 86,72 dBA , titik A2 sebesar 86,61 dBA dan titikC3 sebesar 85,45 dBA. Pengukuran ambang dengar pekerja penggiling padi yaitu normal sebanyak 5orang, tuli ringan sebanyak 5 orang dan tuli sedang 1 orang. Lama paparan pekerja terbanyak yaitu6-8 jam/hari.Simpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan intensitas suara mesin produksi dan lama paparandengan ambang dengar pekerja penggiling padi. Disarankan untuk pihak penggilingan padimenyediakan APT (Alat Pelindung Telinga) untuk pekerja dan diharapkan penelitian lanjutan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Widyasanti, Asri, Isthafa Harits Utami, Ade Moetangad Kramadibrata, and Totok Herwanto. "UJI KINERJA DAN ANALISIS EKONOMI UNIT PENGGILING PADI (COMPACT RICE MILLING CRM-10) (STUDI KASUS DI PT. BUMR (BADAN USAHA MILIK RAKYAT) PANGAN TERHUBUNG PASIRHALANG, SUKARAJA, KABUPATEN SUKABUMI)." Journal of Applied Agricultural Science and Technology 3, no. 1 (February 28, 2019): 15–28. http://dx.doi.org/10.32530/jaast.v3i1.56.

Full text
Abstract:
Unit Penggiling Padi (Compact Rice Milling–CRM 10) belum memiliki spesifikasi teknis dan nilai ekonomis, karena itu uji kinerja dan analisis ekonomi mesin ini perlu dilakukan agar mesin siap dipasarkan kepada masyarakat pengguna. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji kinerja dan analisis ekonomi pada mesin CRM–10. Analisis Deskriptif digunakan untuk pengukuran, pengamatan, perhitungan, analisis, pengujian, dan mengevaluasi kinerja mesin dan tingkat kelayakan ekonominya. Hasil uji kinerja pada varietas Inpago 5 dan Inpari 4 berturut-turut menunjukkan bahwa mesin memiliki kapasitas penggilingan 897,63 kg/jam dan 1003,2 kg/jam, efisiensi penggilingan 78,33% dan 65%, kebutuhan daya 28,2 kW dan 28,9 kW, energi spesifik 112,7 kJ/kg dan 107,7 kJ/kg, dengan tingkat kebisingan mesin di bawah ambang batas yaitu 87,23 dan 87,3 dB, serta rendemen penggilingan 68,5% dan 62,9%. Sedang dari hasil analisis ekonomi mesin CRM berturut-turut, telah memenuhi kriteria dengan NPV > 0 yaitu Rp 413.768.068 dan Rp 466.299.086, dengan nilai IRR 16,32% dan 18,0% , BC ratio > 1 dengan nilai 1,17 dan 1,19, serta periode pengembalian modal tercapai pada tahun ke-3.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Putri, Renny Eka, Andasuryani Andasuryani, and Liza Mardalena. "ANALISIS PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PENGGILINGGAN GABAH PADA RICE MILLING UNIT (RMU) STATIS DAN DINAMIS." JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN 8, no. 1 (October 30, 2019): 29–37. http://dx.doi.org/10.32520/jtp.v8i1.762.

Full text
Abstract:
Konsumsi energi pada penggilingan gabah dinamis dan statis dianalisis berdasarkan beberapa sumber energi yang digunakan. Sumber energi penggilingan dinamis meliputi energi manusia, energi bahan bakar, energi mesin, dan energi bahan bakar transportasi RMU menuju tempat penggilingan. Selanjutnya sumber energi penggilingan statis meliputi energi manusia, energi bahan bakar, energi mesin, dan energi listrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan membandingkan konsumsi energi antara penggilingan dinamis dan statis. Tahap awal pada penelitian ini dimulai dari studi data literatur, studi data sekunder, dan pengamatan langsung. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan total konsumsi energi penggilingan statis lebih besar dibandingkan dengan penggilingan dinamis. Total energi penggilingan gabah statis dan dinamis per berat bahan yang digiling berturut-turut yaitu sebesar 922,419 MJ/ton dan 472,946 MJ/ton. Penggunaan sumber energi terbesar pada penggilingan dinamis dan statis adalah pada konsumsi energi bahan bakar penggilingan. Sementara itu penggunaan sumber energi terkecil pada penggilingan dinamis dan statis yaitu konsumsi energi mesin.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Praswanto, Djoko Hari, Soeparno Djiwo, and Eko Yohanes Setyawan. "PERANCANGAN MESIN PENGGILING BUMBU PECEL MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK DENGAN METODE REVERSE ENGINEERING." JURNAL APLIKASI DAN INOVASI IPTEKS "SOLIDITAS" (J-SOLID) 2, no. 1 (April 1, 2019): 11. http://dx.doi.org/10.31328/js.v2i1.1283.

Full text
Abstract:
Sambel Pecel merupakan makanan khas Jawa Timur khususnya daerah Blitar, Kediri dan Tulungagung. Prospek wirausaha sambel pecel ini sangat menguntungkan dan berkelanjutan, karena makanan jenis ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat jawa timur dan menjadi pusat oleh - oleh bagi masyarakat pendatang. Produksi sambel pecel sekarang ini sudah mulai menyebar ditempat - tempat lain didaerah jawa timur, seperti daerah Pasuruan khususnya kecamatan Purwosari. Pengusaha sambel pecel cap "mawar" di Purwosari ini merupakan resep turunan dari keluarga yang berasal dari Blitar. Selama proses produksinya ditemukan beberapa kekurangan yang tidak mengikuti standar Good Manufacturing Practice (GMP) sehingga pada saat di uji laboratorium kesehatan masih belum lolos uji. Setelah dilakukan survei ditempat produksi terdapat salah satu proses yang tidak mengikuti standar GMP dalam produksi yaitu proses penggilingan kacang. oleh karena itu dalam kegiatan pengabdian masyarakat, tim akan mengkonsep mesin grinding serba guna untuk digunakan sebagai penggilingan kacang. Dari hasil kegiatan yang telah dilakukan, mesin penggiling sambel pecel dengan kapasitas alat 166,67 gram/menit menggunakan motor listrik 1 HP sebagai penggerak dapat digunakan mitra sebagai alat penggiling sambel pecel dengan mudah. Dengan adanya mesin penggiling ini, produksi mitra higienitas produk terjaga dan dapat meminimalisir biaya produksi sehingga keuntungan mitra meningkat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Tahalu, Nursalam, Siradjuddin Haluti, and Burhan Liputo. "PENERAPAN MATA PISAU TUNGGAL PADA ALAT PENGGILING BAWANG MERAH DENGAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK." Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 5, no. 1 (May 27, 2020): 22–27. http://dx.doi.org/10.30869/jtpg.v5i1.541.

Full text
Abstract:
Kemajuan teknologi menuntut manusia untuk bekerja secara cepat dan meningkatkan produksi. Salah satunya adalah dengan bantuan mesin atau alat, baik otomatis atau semi otomatis. Dengan adanya mesin ini menjadi solusi bagi masyarakat yang umumnya masih menggunakan cara-cara tradisional dalam pengolahan bahan makanan seperti menggiling bawang merah. Mesin yang dirancang merupakan mesin dengan penerapan mata pisau tunggal pada alat penggiling bawang merah dengan penggerak motor listrik ¼ HP. Pengujian dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan dengan berat bawang merah pada tiap pengujian sebanyak 0.5 kg dengan waktu yang berbeda. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh data lamanya waktu penggilingan untuk pengujian pertama, kedua, dan ketiga masing-masing 65, 57, dan 54 detik dengan berat akhir bawang merah setelah mengalami penggilingan masing-masing yaitu 0.45, 0.40, dan 0.35 kg.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Indriyani, Indriyani, and Wisnaningsih Wisnaningsih. "ANALISIS ENERGI PENGANGKUTAN, ENERGI PENGERINGAN DAN ENERGI PENGGILINGAN PADA PABRIK PENGGILINGAN PADI KAPASITAS MENENGAH." Teknika Sains : Jurnal Ilmu Teknik 1, no. 1 (June 1, 2016): 55–65. http://dx.doi.org/10.24967/teksis.v1i1.122.

Full text
Abstract:
Energi pengangkutan, energi pengeringan dan energi penggilingan merupakan suatu kegiatan pada Pabrik Penggilingan Padi Kapasitas Menengah (PPPKM). Efisiensi energi merupakan suatu proses mengoptimalkan penggunaan energi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data perbandingan energi pengangkutan, energi pengeringan dan energi penggilingan dan menganalisis efisiensi energi pada Pabrik Penggilingan Padi Kapasitas Menengah (PPPKM) yang berhubungan dengan energi pengangkutan, energi pengeringan, dan energi penggilingan. Berdasarkan analisis energi bahwa rerata energi pengangkutan PPPKM 48,65 kJ/kg. Rerata energi pengeringan PPPKM 20,90 kJ/kg. Rerata energi penggilingan PPPKM 158,62 kJ/kg. Rerata efisiensi energi pada PPPKM 249,24 kJ/kg. Kesimpulannnya adalah bahwa energi pengeringan pada PPKM lebih efisien dibanding energi pengangkutan dan energi penggilingan. Hal ini disebabkan pada energi pengangkutan masih menggunakan tenaga manusia, motor dan mobil. Energi manusia masih sangat diperlukan dalam proses memindahkan barang dari sawah ke kendaraan roda dua maupun roda empat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Maulana, Mohammad. "Prospek Implementasi Kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Multikualitas Gabah dan Beras di Indonesia." Analisis Kebijakan Pertanian 10, no. 3 (August 18, 2016): 211. http://dx.doi.org/10.21082/akp.v10n3.2012.211-223.

Full text
Abstract:
Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan kebijakan HPP gabah dan beras yang selama ini telah ditempuh dan prospek alternatif kebijakan HPP multikualitas gabah dan beras. Penetapan Harga Pembelian Pemerintah untuk kualitas tunggal yang selama ini diterapkan memang telah mampu melindungi petani dari kejatuhan harga saat panen raya tetapi belum dapat meningkatkan kualitas gabah dan beras yang dihasilkan petani. Kebijakan HPP multikualitas pada gabah diperkirakan mampu meningkatkan produksi gabah dengan kualitas lebih baik dan keuntungan usaha tani melalui peningkatan produktivitas dan adanya insentif petani meningkatkan kualitas gabahnya dari kualitas medium ke premium. Sementara kebijakan HPP multikualitas pada beras juga diyakini mampu mendorong pedagang/penggiling untuk meningkatkan produksi beras berkualitas yang berasal dari proses penggilingan gabah berkualitas lebih baik, perbaikan mesin dan operator (meningkatkan rendemen beras), dan adanya insentif melakukan penggilingan lebih sempurna untuk gabah kualitas medium untuk menghasilkan beras berkualitas premium.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Noviza, Deni, and Rara Monisah. "Pengaruh Penggilingan Terhadap Penetrasi Cream Asiklovir." Jurnal Sains Farmasi & Klinis 5, no. 3 (February 8, 2019): 218. http://dx.doi.org/10.25077/jsfk.5.3.218-224.2018.

Full text
Abstract:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh penggilingan pada asiklovir terhadap sifat fisikokimia dan penetrasi dari cream asiklovir. Penggilingan asiklovir menggunakan alat ball mill dengan variasi lama penggilingan 1, 3 dan 6 jam. Asiklovir kemudian diformulasikan menjadi cream dan dilakukan evaluasi sifat fisikokimia dan penetrasinya. Sebagai pembanding digunakan basis cream tanpa zat aktif dan cream asiklovir yang sudah beredar. Uji pelepasan dilakukan dengan menggunakan sel difusi Franz jenis horizontal dan kadar asiklovir yang terpenetrasi diukur menggunakan Spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang serapan maksimum 254 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan cream yang dihasilkan homogen, dengan pH antara 7-7,5, type cream M/A, Sediaan cream mudah tercuci dan tidak menyebabkan iritasi. Proses penggilingan 1 dan 3 jam menyebabkan terjadinya penurunan ukuran partikel sehingga meningkatkan jumlah asiklovir yang terpenetrasi, sedangkan penggilingan 6 jam menyebabkan terbentuknya agregat dengan ukuran partikel lebih besar, sehingga menyebabkan jumlah asiklovir yang terpenetrasi lebih rendah dibandingkan cream asiklovir tanpa penggilingan. Proses penggilingan terhadap asiklovir tidak mempengaruhi sifat dari cream tapi semakin lama proses penggilingan menyebabkan penurunan jumlah zat yang terpenetrasi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Sumaryanti, Lilik, and Chusnul Chotimah. "SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PRODUKSI BERAS PADA UNIT USAHA PENGGILINGAN PADI." MUSTEK ANIM HA 7, no. 3 (December 3, 2018): 217–36. http://dx.doi.org/10.35724/mustek.v7i3.1734.

Full text
Abstract:
Usaha penggilingan padi dikategorikan sebagai bisnis produksi, yang menghasilkan beras yang siap untuk dipasarkan. Penggilingan Padi Karya Jaya melayani jasa penggilingan padi dari para petani. Persediaan beras pada gudang penyimpanan diperoleh dari jasa hasil penggilingan dan pembelian beras dari petani. Permasalahan yang timbul dari sistem persediaan beras saat ini yaitu kesulitan dalam menentukan jumlah persediaan beras yang berada di gudang penyimpanan jika dibutuhkan, karena pendataan beras masuk dan keluar dari gudang penyimpanan masih dilakukan dalam buku yang berbeda, sehingga mengharuskan petugas pengelola gudang untuk merekap data beras masuk dan keluar setiap harinya, dan memeriksa gudang penyimpanan secara langsung untuk megetahui jumlah ketersediaan beras. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan sistem informasi persediaan produksi beras yang dapat menyajikan informasi jumlah ketersediaan beras berdasarkan jenis beras dan membantu dalam mencatat transaksi kegiatan operasional harian pada penggilingan padi. Pemanfaatan teknologi komputer dalam dunia bisnis antara lain dalam hal transaksi-transaksi, pencatatan hasil keuangan, dan pendataan arus keluar masuk barang produksi atau dagang. Penerapan Sistem informasi persediaan produksi beras digunakan untuk meningkatkan kinerja organisasi yang lebih baik. Teknologi informasi tidak hanya berfungsi sebagai sarana pendukung untuk meningkatkan kinerja, tetapi juga menjadi senjata utama dalam bersaing serta meminimalisasi resiko keamanan transaksi. Sistem akan menyajikan informasi jumlah ketersediaan beras berdasarkan jenis beras dan membantu dalam mencatat transaksi kegiatan operasional harian pada unit usaha penggilingan padi. Kata kunci : Penggilingan Padi, Beras, Sistem Informasi, CBIS
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Ginting, Mustafa, and Syahriani Devika. "ANALISIS FINANSIAL USAHA PENGGILINGAN PADI KELILING DI NAGORI PANOMBEIAN PANEI KABUPATEN SIMALUNGUN." Jurnal Agrilink 2, no. 1 (February 5, 2020): 56–61. http://dx.doi.org/10.36985/agrilink.v9i1.18.

Full text
Abstract:
Padi yang diproduksi pengusaha penggilingan padi di Nagori Panombeian Panei Kabupaten Simalungun sebagian besar bersumber dari lokal atau sekitar usaha penggilingan padi keliling dengan jumlah produksi beras sebesar 7.872 Kg per tahun.Pendapatan rata-rata usaha penggilingan padi keliling di Panombeian Panei adalah sebesar Rp.90.826.679 per tahun.Maka berdasarkan kriteria kelayakan secara finansial untuk kedelapan sampelsecara keseluruhan nilai NPV, Net B/C, IRR, dan PP layak untuk dikembangkan.Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata NPV sebesar Rp.216.346.250, rata-rata Net B/C sebesar 1,026, rata-rata IRR sebesar 20,43% serta rata-rata PP sebesar 3,8 bulan.Usaha penggilingan padi keliling di Nagori Panombeian Panei Kabupaten Simalungun sebagai mata pencaharian pada masyarakat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Manalu, Lamhot Parulian, and Himawan Adinegoro. "MUTU BERAS PENGGILINGAN PADI DI RICE PROCESSING CENTER KABUPATEN MUKOMUKO SESUAI SNI 6128:2015." Jurnal Standardisasi 19, no. 1 (March 6, 2018): 61. http://dx.doi.org/10.31153/js.v19i1.422.

Full text
Abstract:
<p>Tulisan ini bertujuan untuk mempelajari proses penggilingan beras di usaha penggilingan rakyat dan <em>Rice Processing Centre</em> (RPC) Kabupaten Mukomuko serta menganalisis mutu beras hasil penggilingannya berdasarkan SNI 6128-2015. Kajian ini juga akan memberikan masukan bagi RPC untuk mengoptimalkan kinerjanya dalam menghasilkan beras bermutu. Rendemen beras kepala merupakan persyaratan utama dalam penetapan mutu beras, karena akan menentukan jumlah berat beras yang dihasilkan dan pada akhirnya menentukan nilai ekonomis beras tersebut. Komponen mutu beras yang diukur adalah derajat sosoh, kadar air, beras kepala, butir patah, butir menir, butir merah, butir kuning, butir mengapur, benda asing dan butir gabah dengan mengacu pada SNI beras. Analisis pengamatan dan pengukuran dilakukan pada 100 gram sampel beras. Hasil pengukuran dan pengamatan kemudian dibandingkan dengan kriteria mutu beras berdasarkan SNI 6128-2015. Rendemen beras yang dihasilkan penggilingan padi di RPC Mukomuko bervariasi pada angka 59-65% dengan derajat sosoh 95,8%, beras kepala 73,5% dan butir patah 20,1%. Sedangkan beras penggilingan rakyat derajat sosohnya 83,5%, beras kepala 61,7% dan butir patah 26,9%. Kualitas beras hasil penggilingan RPC berdasarkan SNI 6128-2015 masuk kedalam kategori mutu medium 2, lebih baik daripada penggilingan rakyat. Kategori mutu beras yang dihasilkan RPC masih dapat ditingkatkan menjadi mutu 1 atau premium dengan melakukan penyetelan ulang setiap unit mesin dan sinkronisasi antar-alat secara keseluruhan. Hal yang perlu mendapat perhatian untuk meningkatkan mutu beras hasil penggilingan RPC adalah peningkatan derajat sosoh dan rendemen beras kepala.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Fatisa, Yuni, and Maslinda. "PENGARUH SUHU AIR PADA PROSES PENGGILINGAN KEDELAI (Glycin Max (L) Merril) TERHADAP KADAR PROTEIN SUSU DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis." Photon: Jurnal Sain dan Kesehatan 2, no. 1 (October 30, 2011): 23–26. http://dx.doi.org/10.37859/jp.v2i1.122.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian pengaruh suhu air pada proses penggilingan kedelai terhadap kadar protein susu kedelai. Variasi suhu air yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 30,40,60 dan 100 oC. Untuk menentukan pengaruh suhu air pada proses penggilingan kedelai terhadap kadar protein susu kedelai digunakan analisis data anova satu arah dengan taraf signifikansi 5 % dan 1 %.Hasil analisis menunjukkan bahwa variasi suhu air yang digunakan pada proses penggilingan kedelai berpengaruh nyata terhadap kadar protein susu kedelai. Dimana kadar protein pada suhu 30oC adalah 2,583%, 40oC adalah 3,789%, 60oC adalah 4,415%, 80 oC adalah 3,876 dan 100 oC adalah 2,189%. Dari hasil penelitian diperoleh kadar protein tertinggi didapat dari penggilingan yang menggunakan air suhu 60 oC.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Putri, Tursina Andita, Nunung Kusnadi, and Dwi Rachmina. "KINERJA USAHA PENGGILINGAN PADI, STUDI KASUS PADA TIGA USAHA PENGGILINGAN PADI DI CIANJUR, JAWA BARAT." Jurnal Agribisnis Indonesia 1, no. 2 (December 1, 2013): 143. http://dx.doi.org/10.29244/jai.2013.1.2.143-154.

Full text
Abstract:
<em>It is assumed that government policy to protect farmer’s income by maintaining a high grain price that leads to a high production cost of rice milling combine with a policy that keeping the rice at relatively low price to protect consumer, causes a low profit of rice milling business. To prove it, multiple case study was conducted to portray the performance of rice milling business by identifying and analyzing the cost and revenue structure of rice milling business. In this study, three types (maklon, non maklon, and combination of both) of rice milling business were selected. The biggest cost of rice milling business is the cost of purchasing grain, while the main revenue derived from rice. The rice milling business can still tolerate a 9.81 persent increase of the grain price. It is equal to the maximum price of grain Rp 4281,93 per kg GKP. While the decline in the price of rice that can still be tolerated is of 10.34 percent that’s referred to a minimum price of rice Rp 8120.00 per kg. The largest proportion of the rice milling business profit is not derived from rice as main product but from the by product such as rice bran, rice husk, broken rice, and groats. Type of businees, price of inputs and outputs, and by-product management would be the key variables that determine the business performance. These variables should be more studied in the future research.</em>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Andingtyas, Alin, and Susiyanti Susiyanti. "STUDI DESKRIPTIF KADAR DEBU UDARA PADA PENGGILINGAN PADI DAN JAGUNG “SRI REJEKI” DESA BOJONGSARI KECAMATAN BOJONGSARI KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2016." Buletin Keslingmas 35, no. 4 (March 16, 2017): 305–7. http://dx.doi.org/10.31983/keslingmas.v35i4.1677.

Full text
Abstract:
Pencemaran udara merupakan keadaan tercemarnya udara atmosfer oleh suatu sumber, baik melalui aktifitas manusia maupun alamiah dengan dibebaskannya satu beberapa bahan zat-zat dalam kualitas maupun batas waktu tertentu yang secara karakteristik memiliki kecenderungan menimbulkan ketimpangan susunan atmosfer secara ekologi. Pencemaran udara yang terjadi saat ini sudah menjadi masalah yang serius, dengan akibat yang sangat merugikan bagi lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kadar debuudara pada penggilingan padi dan jagung “Sri Rejeki”. Metode penelitian ini yaitu menganalisis secara deskriptif dengan menggunakan pendekatan observasional untuk membuat gambaran tentang kadar debu pada penggilingan padi dan jagung “Sri Rejeki” Bojongsari pada saat pengukuran. Hasil penelitian didapat dengan cara pengukuran kadar debu udara menggunakan alat pengukur EPAM (Environmental Prticulate Air Monitoring 5000), jenis pengukuran adalah debu total dengan durasi pengukuran selama 15 menit dalam 1 titik pengulangan 3 hari. Pengukuran dilakukan pada 1 titik selama 3 hari didapatkan hasil kadar debu rata-rata sebesar 586,528mg/m3.Standar yang digunakan KEPMENKES RI Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri. Simpulan dari penelitian ini adalah kadar debu udara pada ruang produksi penggilingan padi dan jagung “Sri Rejeki” sebesar 586,528 mg/ m2. Apabila dibandingkan dengan baku mutu yang ada, maka kadar debu di penggilingan padi dan jagung “Sri Rejeki” diatas Nilai Ambang Batas yang ditetapkan. Pengelola atau pemilik penggilingan padi dan jagung “Sri Rejeki” sebaiknya melakukan perawatan dan pemeliharaan mesin untuk mengurangi kadar debu dari hasil produksi, pada ruang produksi sebaiknya dilengkapidengan alat scrubbing dan blower (penyedot debu),dan pengelola atau pemilik penggilingan padi sebaiknyamenyediakan masker.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Kurniawan, Septi, and Agus Kusnayat. "Perancangan Hammer Pada Mesin Hammer Mill Menggunakan Metoda Discrete Element Modelling Untuk Meningkatkan Kehalusan Penggilingan Kulit Kopi." Jurnal Rekayasa Sistem & Industri (JRSI) 3, no. 04 (November 8, 2017): 21. http://dx.doi.org/10.25124/jrsi.v3i04.223.

Full text
Abstract:
Hammer mill merupakan alat pengecilan ukuran bahan karena adanya tumbukan yang terus menerus antara bahan yang dimasukkan dengan hammer yang berputar pada kecepatan tinggi. Kinerja penggilingan hammer mill diteliti menggunakan discrete element modelling (DEM) melalui rancangan eksperimen simulasi sehingga lingkungan simulasi virtual untuk mendapatkan pemahaman mendasar mengenai pengaruh desain hammer terhadap perubahan hasil penggilingan. Model simulasi disusun berdasarkan sistematika design of experiment untuk mengetahui rancangan hammer yang memberikan nilai respon terbesar berdasarkan faktor yang paling signifikan. Simulasi yang dilakukan menghasilkan nilai energi yang hilang pada partikel kulit kopi saat terjadinya tabrakan dengan hammer yang menggambarkan terjadinya perpecahan partikel di dalam penggilingan. Tujuan dari studi ini adalah untuk menentukan rancangan hammer yang baru atau perbaikan rancangan hammer sebelumnya agar dapat meningkatkan kehalusan penggilingan kulit kopi. Rancangan simulasi yang dijalankan menyimpulkan desain hammer dengan menambahkan ketebalan serta menambah mata pisau menghasilkan rata-rata nilai respon terbesar yaitu 826,88 J. Faktor menambah menambahkan ketebalan menjadi faktor yang paling signifikan terhadap perpecahan partikel kulit kopi dengan nilai pengaruh sebesar 356,41J.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Ningsih, Johar Afitri, and Ragil Setiyabudi. "Faktor ISPA pada pekerja penggilingan padi." Jurnal Kesehatan 11, no. 2 (July 10, 2020): 105. http://dx.doi.org/10.35730/jk.v11i2.526.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Aisyah, Siti, and Muhammad Hanif Fachrizal. "ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS USAHA PENGGILINGAN PADI." Paradigma Agribisnis 3, no. 1 (September 25, 2020): 50. http://dx.doi.org/10.33603/jpa.v3i1.4101.

Full text
Abstract:
Tujuan dari penelitian ini yaitu : (1) untuk mengetahui kelayakan usaha penggilingan padi dan (2) untuk mengetahui seberapa sensitif terhadap beberapa perubahan variabel yang mungkin terjadi yakni penurunan jumlah giling sebesar 10% dan kenaikan harga BBM (solar) sebesar 5,3% pada usaha penggilingan padi. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan metode penelitian survei. Populasi yang digunakan merupakan pengusaha penggilingan padi di Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon yang sesuai dengan kriteria penelitian berjumlah 8 orang. Teknik analisis data mengunakan analisis kelayakan dengan pendekatan analisis investasi yaitu menggunakan NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), Net B/C Ratio, ARR (Average Rate of Return) dan Payback Period dan analisis sensitivitas perubahan variabel terjadi penurunan jumlah giling 10% dan kenaikan harga solar 5,3% Hasil penelitian menunjukan bahwa 1. Usaha penggilingan padi layak untuk dijalankan dengan nilai NPV (Net Present Value) sebesar Rp.21.804.273, IRR (Internal Rate of Return) sebesar 23%, Net B/C Ratio sebesar 1,18, ARR (Average Rate of Return) sebesar 58% dan Payback periode selama 3 tahun 6 bulan 7 hari. 2. Analisis sensitivitas dengan penurunan jumlah giling sebesar 10% mengakibatkan usaha ini tetap layak akan tetapi rawan untuk dijalankan karena mengakibatkan seluruh nilai kriteria analisis mendekati batas kriteria kelayakan dan pada saat penurunan sebesar 15% menjadi tidak layak, pada saat kenaikan harga solar sebesar 5,3% usaha ini masih layak untuk dilaksanakan karena dampaknya tidak terlalu berpengaruh secara signifikan. Kata Kunci : Penggilingan Padi, Kelayakan Usaha, Sensitivitas
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Fitriani, Fitriani, Cholid Fatih, Sutarni Sutarni, and Fembriarti Erry Prasmatiwi. "Keberlanjutan Rantai Nilai Komoditas Beras." AGRIMOR 6, no. 1 (January 31, 2021): 27–33. http://dx.doi.org/10.32938/ag.v6i1.1240.

Full text
Abstract:
Memahami keterkaitan rangkaian arus produk sepanjang rantai komoditas menjadi awal bagi pelaku usaha dalam menentukan strategi keberlanjutan. Lingkup kajian rantai nilai komoditas beras ini meliputi produksi padi petani, penggilingan beras skala kecil dan industri rumah tangga (IRT) penggilingan beras. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi rantai nilai komoditas beras skala kecil di Propinsi Lampung. Penelitian ini menggunakan metode survei, selama bulan Mei s.d. Juli 2018. Pengambilan data primer dari UKM beras dan perdagangan beras menggunakan panduan kuesioner. Analisis kualitatif pola hubungan antar pelaku usaha dilakukan dengan pendekatan bagan sistem agri-food value chain agroindustri beras. Hasil analisis menunjukkan pola aliran produk dari hulu bahan bahan baku berasal dari petani padi kepada pelaku tataniaga hingga pelaku usaha olahan beras. Alir komoditas produk akhir melibatkan pelaku pasar dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, hingga ibukota propinsi. Proses transformasi raw material hingga sampai di tangan konsumen akhir menghasilkan informasi aliran produk, informasi (harga, pelaku tataniaga) dan pendapatan (keuangan). Pelaku UKM penggilingan tepung beras yang ada di desa sebanyak 3-5 unit, dengan volume produksi 50-120 kg/bulan. Harga tepung beras rerata Rp 12.500/kg. Kemampuan pasokan gabah untuk penggilingan sebesar 2-5 ton/agen/minggu. Penggilingan beras umumnya memiliki 2-6 pemasok gabah tetap. Informasi harga gabah pada lini pemasok rata-rata sebesar Rp 4.500/kg. Harga beras pada lini distribusi ke pedagang beras/grosir sebesar Rp 8.500. Sementara itu, aliran pendapatan memberikan informasi nilai penerimaan produksi beras 59,7 ton per bulan sebesar Rp 40,3 juta dengan keuntungan sebesar Rp 318/kg.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Sawit, Mohamad Husein. "INDUSTRI PADI DAN PEMBANGUNAN PERDESAAN." JURNAL PANGAN 28, no. 2 (November 28, 2019): 83–94. http://dx.doi.org/10.33964/jp.v28i2.434.

Full text
Abstract:
Sektor padi -seperti sektor yang lain- memerlukan input dan mensuplai output ke berbagai sektor. Sektor padi memerlukan input, seperti benih, pupuk, pestisida dan prasarana penunjang dari sektor lain. Sedangkan padi yang dihasilkannya digunakan pula oleh sektor lain, terutama sektor penggilingan padi dan pakan ternak. Keterkaitan antar-industri itulah yang ingin ditangkap dengan alat analisa I/O terbitan terakhir 2010. Oleh karena itu, tujuan makalah ini adalah untuk (i) menganalisa keterkaitan antar-industri padi dengan sektor-sektor lain dalam ekonomi nasional; (iii) dapatkah sektor padi disebut sebagai salah satu industri kunci dalam pembangunan nasional; dan (iii) menghitung dan menganalisa angka pengganda sektor padi terhadap pembangunan nasional. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kaitan langsung kedepan sektor padi, outputnya berupa padi terbanyak digunakan oleh sektor penggilingan padi. Artinya, sektor penggilingan padi yang kuat dan kokoh dapat menarik sektor padi menjadi lebih kuat. Oleh karena itu, sektor penggilingan padi seharusnya sama-sama diperkokoh, jangan diabaikan seperti yang terjadi sekarang ini. Sektor padi adalah salah satu industri kunci dalam pembangunan ekonomi, terutama pembangunan perdesaan. Angka pengganda output sektor sektor padi tinggi. Artinya setiap peningkatan stimulus ekonomi akan mendorong peningkatan ekonomi secara keseluruhan yang tinggi pula. Implikasinya adalah pengadaan gabah/beras BULOG berdampak tinggi dalam mendorong pembangunan ekonomi, khususnya pembangunan perdesaan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Sajima, Sajima, and Moch Setyaji. "Pengaruh Temperatur, Waktu, dan Aditif Dalam Pembuatan Zircon Micronized." EKSPLORIUM 38, no. 1 (June 21, 2017): 63. http://dx.doi.org/10.17146/eksplorium.2017.38.1.3533.

Full text
Abstract:
ABSTRAKPenelitian pengaruh temperatur, waktu dan aditif terhadap proses penggilingan dalam pembuatan zircon micronized telah dilakukan. Proses pembuatan zircon micronized diawali dari proses sortir hasil penambangan dilanjutkan dengan benefisiasi, pemanggangan, pelindian, pengeringan dan penggilingan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi proses pemanggangan optimum terjadi pada temperatur 425 °C, selama 25 menit dan menggunakan aditif sebanyak 4%. Pada kondisi proses tersebut diperoleh zircon-micronized (2 µm) sebanyak 92,10% dengan lama penggilingan 10 menit. ABSTRACTResearch on temperature, time and additives effects on milling process in micronized-zircon production has been conducted. The production of zircon micronized started from sorting process on mining products then followed by beneficiation, roasting, leaching, dryng and milling processes. The results showed that the optimum conditions of the roasting process was at the temperature of 425 °C, in 25 minutes and using 4% additives. In these conditions, micronized zircon (2 µm) obtained as much as 92.10% in10 minutes milling time.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Binalopa, Thitin. "Proses Pratanak dan Teknik Penggilingan untuk Mempertahankan Mutu Beras Merah (Oryza nivara)." JURNAL PANGAN 28, no. 2 (November 28, 2019): 109–20. http://dx.doi.org/10.33964/jp.v28i2.427.

Full text
Abstract:
Salah satu alternatif untuk meningkatkan mutu fisik beras adalah dengan mengolah gabah secara pratanak. Beras pratanak merupakan proses perendaman gabah dan pengukusan dengan uap panas yang dapat mempengaruhi mutu beras pratanak dan menghindari kerusakan beras pada saat penggilingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh proses pratanak dan teknik penggilingan terhadap kandungan antosianin dan mutu beras merah. Tahapan penelitian dimulai dengan pembuatan beras pratanak dilanjutkan ke tahap penggilingan dengan konfigurasi giling yaitu husker satu kali (1H), husker dua kali (2H), husker satu kali polisher satu kali (1H1P) dan husker dua kali polisher satu kali (2H1P) kemudian dilakukan tahap uji karakteristik yang meliputi mutu fisik beras pratanak, rendemen beras, dan kadar antosianin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen beras pratanak dengan konfigurasi penggilingan husker satu kali (1H) tertinggi yaitu 78.09­%. Proses perendaman dan penyosohan beras merah pratanak menyebabkan penurunan kandungan antosianin. Penurunan kandungan antosianin beras merah pratanak dan konfigurasi giling husker satu kali (1H), husker dua kali (2H), husker satu kali polisher satu kali (1H1P), dan husker dua kali polisher satu kali (2H1P) adalah masing masing 24.96 mg/100g, 22.86 mg/100g, 21.77 mg/100g, dan 17.18 mg/100g dibanding perlakuan kontrol (tanpa pratanak) 30.87 mg/100g. Kehilangan kandungan antosianin pada beras merah dapat diminimalkan dengan memperhatikan proses penyosohan beras merah.kata kunci: Beras pratanak, kadar antosianin, mutu beras merah
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Bandrang, Tirsa Neyatri, and Anggun Erli Santika. "ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP JASA PENGGILINGAN PADI (Studi Kasus Penggilingan Padi Tunas Karya Desa Persil Raya, Kecamatan Seyuran Hilir, Kabupaten Seruyan)." MAHATANI: Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal) 4, no. 1 (June 30, 2021): 299. http://dx.doi.org/10.52434/mja.v4i1.1235.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik pelanggan dan menganalisis kepuasan pelanggan Jasa Penggilingan Padi Tunas Karya, karena pelanggan yang merasa puas merupakan asset penting bagi tempat usaha Penggilingan Padi Tunas Karya. Dalam melakukan penelitian ini, untuk tujuan pertama menggunakan metode analisis deskriptif yakni untuk melihat karakteristik pengunjung dan untuk tingkat kepuasan konsumen di Penggilingan Padi Tunas Karya menggunakan dua metode, yakni Customer Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk menentukan kepuasan pelanggan secara menyeluruh dengan pendekatan yang mempertimbangkan tingkat kepentingan dari variabel-variabel yang diukur, dan Importance Perfoemance Analysis (IPA) digunakan untuk mengetahui keadaan masing-masing variabel dari faktor-faktor kepuasan ditinjau dari segi tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut, serta menggunakan diagram kartesius dan yang terdapat pada empat kuadrat. Hasil uji realibilitas untuk butir soal evaluasi kepentingan dan evaluasi kinerja menunjukan nilai yang lebih besar dari nilai kritis yang ditoleransi yaitu 0,81 untuk butir soal evaluasi kepentingan dan 0,86 untuk butir soal evaluasi kinerja. Hasil penelitian berdasarkan metode Importance Performance Analysis (IPA) pada kuadran I terdapat 1 atribut, Pada kuadran II terdapat 11 atribut, Kuadran III terdapat 4 atribut, Pada kuadran IV terdapat 3 atribut. Berdasakan metode Customer Satisfaction Index (CSI) posisi pada tingkat kepuasan pelanggan berada pada tingkat sangat puas dengan hasil 0,85 yang didasarkan pada tabel indeks kepuasan pelanggan untuk atribut-atribut yang telah diuji. Kata Kunci: Penggilingan Padi, Analisis Deskriptif, Performance Analysis (IPA), Customer Satisfaction Index (CSI)
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Suantari, Ni Made Ayu Manik, I. G. N. Apriadi Aviantara, and I. A. Rina Protiwi Pudja. "Analisis Kinerja Sistem Penggilingan Gabah Sebagai Penunjang Usaha Pertanian Berkelanjutan (Studi Kasus di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan)." Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) 6, no. 2 (October 27, 2018): 112. http://dx.doi.org/10.24843/jbeta.2018.v06.i02.p08.

Full text
Abstract:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kinerja mesin dari penggilingan gabah dan mengetahui berapa persen kapasitas yang terpakai dalam penggilingan gabah sehingga dapat mengukur dan menilai keberlanjutan dari produktivitas finansial pada usaha penggilingan gabah. Analisis keberlanjutan finansial menggunakan analisis menghitung NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), dan BCR (Benefit Cost Ratio). NPV (Net Present Value) adalah salah satu kriteria terpenting dalam evaluasi sebuah investasi, menunjukkan bahwa selisih jumlah kas yang dihasilkan proyek investasi dan nilai investasi yang diperlukan. IRR (Internal Rate of Return) adalah suatu investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya lebih besar daripada laju pengembalian investasi ditempat lain. BCR (Benefit Cost Ratio) merupakan suatu analisis yang diperlukan untuk melihat sudah sampai sejauh mana perbandingan antara nilai manfaat terhadap nilai biaya jika dilihat pada kondisi nilai saat ini PV (Present Value). Berdasarkan pada tabel Analisis kinerja operasional produktivitas didapatkan kontribusi terhadap kinerja pada PGK yaitu 21,1%, PGM 32.3% dan PGB 47,5%. Sehingga dalam penggilingan gabah berdasarkan hasil sampling rata-rata yang ada di Kecamatan Penebel untuk PGB mempunyai kontribusi terhadap kinerja operasional yang paling besar dan pada tabel kondisi kinerja mesin penggilingan gabah dalam Intensitas Operasi yang dikerjakan dimana pelaku usaha penggilingan gabah yaitu penggilingan kapasitas besar, menengah ini memiliki kegiatan investasi yang bisa dikatakan layak untuk dilanjutkan atau dikembangkan kembali namun tidak dengan kapasitas kecil karena penggilingan tersebut dikatakan tidak layak untuk dilanjutkan. Hal ini didasarkan pada hasil sampling rata-rata pada setiap kapasitas penggilingan gabah yang terpasang dengan analisis kelayakan finansial yaitu NPV (Net Present Value) yang setiap kapasitasnya berbeda yaitu kapasitas besar Rp. 306.400.273, kapasitas menengah Rp. 190.596.835 dan kapasitas kecil Rp. -15.890.115. IRR (Internal Rate of Return) kapasitas besar 48%, kapasitas menengah 24% dan kapasitas kecil 0.6%. B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) kapasitas besar mendapatkan 2,18 dan kapasitas menengah mendapatkan 1,75 sedangkan kapasitas kecil hanya 1,0. The purpose of this study are to know the condition og grain milling machine performance and to know the percentage of capacity used in the machine, thus can measure and assess the sustainability of the financial productivity of the grain milling business. Financial sustainability analyzes use NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), and BCR (Benefit Cost Ratio) calculations. NPV (Net Present Value) is one of the most important criteria in the evaluation of an investment, indicating that the difference in the amount of cash generated by the investment project and the value of the investment required. IRR (Internal Rate of Return) is an investment can be done if the rate of return is greater than the rate of return on investment at another place. BCR (Benefit Cost Ratio) is an analysis required to see how far the comparison between the value of benefits to the value of the cost when viewed at the current value of PV (Present Value). Based on the table of operational performance of productivity analysis, contribution to performance on small capacity is 21,1%, medium capacity is 32.3%, and large capacity is 47,5%. Therefore, based on the average sampling results in Penebel Sub-district, grain milling with large capacity has the greatest contribution to operational performance and on the table of grinding machine performance conditions in the Operation Intensity done where the grain milling business actors namely the milling of large, medium, capacity has investment activities that can be said worthy to be continued or developed again but not with a small capacity because the milling is said to be inappropriate to continu. Based on the average sampling result on each grain milling capacity installed with a financial feasibility analysis of NPV (Net Present Value) has different capacity where large capacity is Rp. 306.400.273, medium capacity is Rp. 190.596.835, and small capacity is Rp. -15.890.115. In IRR (Internal Rate of Return) large capacity is 48%, medium capacity is 24%, and small capacity is 0,6%. In B / C Ratio (Benefit Cost Ratio), large capacity is 2.18, medium capacity is 1.75, meanwhile small capacity is 1,0.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Narto, Narto. "STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PENGGILINGAN PADI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING USAHA DI UD. SUMBER TANI." KAIZEN : Management Systems & Industrial Engineering Journal 2, no. 1 (May 31, 2019): 16. http://dx.doi.org/10.25273/kaizen.v2i1.5168.

Full text
Abstract:
<p>Komoditi unggulan yang strategis di Indonesia adalah sektor pertanian yang dapat menghasilkan beras guna mencukupi kebutuhan pangan nasional. Salah satu pendukung industri dalam memenuhi kebutuhan pokok adalah usaha penggilingan padi. Ketersediaan lahan pertanian tidak menjadi jaminan dalam memenuhi jumlah pasokan beras nasional, terlebih lagi adanya peraturan dalam penetapan harga beras premium menjadi kendala utama dalam keberlangsungan usaha penggilingan padi UD Sumber Tani. Untuk menciptakan usaha yang mempunyai daya saing tinggi dibutuhkan model bisnis yang terstruktur dan strategi pengembangan yang mampu meningkatkan keunggulan bersaing. Tujuan penelitian ini adalah pengembangan usaha penggilingan padi dengan model business canvas untuk menentukan strategi yang tepat guna meningkatkan daya saing usaha di UD. Sumber Tani. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai IFAS sebesar 2,9838 dan EFAS dengan skor 3,0540, sedangkan hasil penyusunan matriks IE diketahui bahwa posisi perusahaan masuk dalam sel II yaitu pertumbuhan. Strategi pengembangan dilakukan melalui segmentasi pasar dengan menyusun penjualan berbasis startup digital, peningkatan proses produksi dengan meningkatkan kualitas produk, pengembangan produk melalui inovasi produk yang berstandart dan bersertifikat, membangun sistem distribusi barang untuk menciptakan rantai pasok barang yang stabil.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Richardo, Richardo. "MODEL RA NTAI PASOK BERAS SOLOK." UNES Journal of Social And Economics Research 2, no. 2 (December 31, 2017): 150. http://dx.doi.org/10.31933/ujser.2.2.150-155.2017.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengindentifikasi pelaku dalam rantai pasok beras solok dan menyusun model rantai pasok beras solok. Penelitian di lakukan di Kota Solok pada Bulan Juni sampai Agustus 2017. Responden ditetapkan secara sengaja, sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu terdiri dari penggilingan yang ada di Kota Solok, Toke beras solok, pedagang besar beras solok, pedagang kecil beras solok, pedagang eceran beras solok dan konsumen beras solok. Di samping itu, pemuka pasyarakat, PPL dan pemasok padi juga dijadikan responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pelaku dalam rantai beras solok, terdiri dari petani padi, toke padi, penggilingan padi, toke beras, pedagang besar, pedagang kecil dalam Kota Solok, Pedagang besar luar Kota Solok, pedagang eceran di Kota Solok, pedagang eceran di luar Kota Solok dan pedagang antar daerah (propinsi), 2) Terdapat aliran barang, aliran uang dan aliran informasi antar pelaku dalam rantai pasok beras solok. Panjangnya rantai beras solok, baik rantai pasok bahan baku (padi) maupun rantai pasok beras setelah keluar dari penggilingan, menyebabkan biaya produksi terutaa transportasi menjadi tinggi, sehingga harga beras solok selalu termahal di antara beras lainnya di Sumatera Barat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Aisyah, Yuliani, Raida Agustina, and Dewi Yunita. "PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA USAHA PRODUKSI BUMBU BUBUK INSTAN “MEURASA” MASAKAN KHAS ACEH." Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat 4, no. 3 (December 15, 2020): 297. http://dx.doi.org/10.12928/jp.v4i3.1951.

Full text
Abstract:
Provinsi Aceh merupakah salah satu daerah yang terkenal dengan berbagai jenis masakan tradisional yang sangat banyak menggunakan rempah-rempah dan bumbu dasar. Jenis masakan Aceh yang sudah sangat terkenal antara lain Mie Aceh, Nasi Goreng Aceh, Kari Aceh, Ayam Tangkap Aceh dan lain-lain. Mitra dalam kegiatan ini adalah unit usaha yang memproduksi bumbu bubuk instan “Meurasa” masakan khas Aceh. Permasalahan utama didalam memproduksi bumbu bubuk instan adalah pada proses pengeringan bahan bumbu, penggilingan, dan pengemasan bumbu. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah mengintroduksi beberapa teknologi yaitu berupa alat pengering tenaga surya dengan solar cell, mesin penggiling (grinder machine) dan mesin pengemas (sealer machine). Metode yang digunakan dalam kegiatan ini mencakup beberapa metode yaitu penyuluhan, pelatihan, dan demonstrasi. Hasil pelaksanan kegiatan pengabdian kepada masyarakat antara lain telah terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang alat pengering, mesin penggiling bumbu (grinder machine), dan mesin pengemas (sealer machine) pada mitra, telah dapat memperbaiki mutu produk, daan terjadi peningkatan jumlah produk yang dihasilkan sekaligus dapat memperluas pemasaran dengan peningkatan jumlah produk yang disuplai ke outlet-outlet dan swalayan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Priyanto, Sugeng. "RANCANG BANGUN DRUM OVEN MESIN PENGERING LIMBAH IKAN UNTUK PAKAN TERNAK." JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN 2, no. 2 (January 31, 2018): 128–32. http://dx.doi.org/10.52447/jktm.v2i2.977.

Full text
Abstract:
Minimnya pengetahuan tentang pemanfaatan limbah ikan dan belum adanya penerapan teknologi dalam pengelolaan limbah ikan. Hal ini yang menyebabkan limbah ikan hanya dibuang ke laut atau dijual ke pengepul dengan harga murah. Limbah ikan dapat diolah menjadi tepung ikan yang sangat baik sebagai nutrisi tambahan pakan hewan ternak maupun ikan. Penelitian ini membuat”Rancang Bangun Mesin Penggiling Limbah Ikan Menjadi Tepung Ikan”. Pembuatan mesin penggiling limbah ikan ini dimulai dari melakukan studi literatur dan observasi untuk merencanakan dan menentukan mekanisme penggilingan limbah ikan. Setelah itu menyiapkan komponen alat dan bahan untuk pembuatan dan perakitan alat. Setelah alat sudah jadi dilakukan pengujian. Rancang bangun mesin mengunakan motor Type YAL 632 – 4, puli dengan putaran motor 1370rpm, Poros pada pisau berdiameter 18 mm dan system pemanas berupa blower dan heater. Setelah dilakukan perhitungan, rancang bangun alat menggunakan motor 180 watt, dengan gear reduksi 1 : 25 dengan kecepatan akhir 55 rpm, dengan kecepatan sabuk 12.3 m/s. poros memiliki tegangan geser 4 kg/mm2 dan torsi 1279.7 kg.mm. sedang drum yang digunakan memiliki kapasitas 60 liter dan kapasitas ikan yang dikeringkan sebanyak 9 liter.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Lobwaer, Anthonia Karolina Rejo. "STRATEGI RANTAI PASOKAN USAHA PENGGILINGAN PADI KABUPATEN MERAUKE." JURNAL ILMU EKONOMI & SOSIAL 9, no. 2 (August 7, 2019): 74–79. http://dx.doi.org/10.35724/jies.v9i2.1861.

Full text
Abstract:
The Rice Milling business continues to experience growth and places its position as the first supplier in the rice supply chain. This study aims to determine the activities of rice mills and their supply chain strategies. This research uses a descriptive qualitative. The results of the study found that there were 4 rice milling groups based on their activities, where 3 groups strengthened their position as the first channel with a backward integration strategy vertically so that they had control over suppliers / farmers. The independence of farmers and mutually beneficial partnerships is expected to provide balanced and reasonable benefits to each supply chain network
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Prabowo, Hartiwi. "Kelayakan Investasi Perluasan Pabrik Penggilingan Plastik PD XYZ." Binus Business Review 3, no. 2 (November 30, 2012): 803. http://dx.doi.org/10.21512/bbr.v3i2.1363.

Full text
Abstract:
PD. PENGGILINGAN PLASTIK XYZ is a company engaged in the manufacturing industry. Recently, demands for products are increasing and the company finds it difficult to meet the demands. Therefore, the company wants to expand the factory to increase output of the products. The purpose of this study is to determine whether the expansion of businesses that want to run is well-worth in terms of financial and nonfinancial aspects. The research method used is descriptive qualitative and quantitative methods. Qualitative descriptive analysis method is used to analyze the legal, technical/operations, markets and marketing, management/organizational, economic, social and environmental impacts. Quantitative descriptive analysis method is used to analyze the financial aspects, the market and marketing. The results of the feasibility study of the factory expansion from the financial aspect refer to an optimistic scenario assumptions and moderate, and worthy to do. Similarly, the non-financial aspects, all aspects point out that the expansion of the factory is feasible to do. By this, the company is expected to maintain a stable supply of raw materials, because, if the supply of raw materials is interrupeted, the operation cannot run.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Harahap, Linda Rahmadhani. "Rancang bangun mesin smart capsule (kaplet sapi unggul) limbah sawit." Jurnal Mesin Nusantara 2, no. 1 (August 2, 2019): 1–9. http://dx.doi.org/10.29407/jmn.v2i1.13040.

Full text
Abstract:
Pembuatan mesin smart kapsul (kaplet sapi unggul) telah dibuat di desa Durian, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang. Pembuatan mesin bertujuan untuk membantu peternak sapi desa durian dalam mengatasi kesulitan pakan sapi dengan memanfaatkan limbah sawit. Metode yang digunakan mulai dari studi kelayakan, merancang mesin, mengumpulkan dan membeli alat dan bahan, mengevaluasi hasil dan alat pengujian. Hasil yang diperoleh melalui dua tahap penggilingan yaitu mesin pencaacah dan mesin pencetak smart kapsul limbah sawit yaitu 10 kg / jam penggilingan dan 8 kg/jam dalam pencetakan pakan Hasil akhir yang diperoleh dari mesin smart kapsul adalah pakan yang siap diberikan kepada sapi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Purwaningtyas, Friandini Bayu, and Djamaluddin Ramlan. "HUBUNGAN INTENSITAS SUARA MESIN PENGGILINGAN PADI DENGAN KELUHAN GANGGUAN PENDENGARAN PEKERJA DI DESA KURIPAN KECAMATAN KESUGIHAN KABUPATEN CILACAP TAHUN 2015." Buletin Keslingmas 34, no. 3 (September 30, 2015): 124–27. http://dx.doi.org/10.31983/keslingmas.v34i3.3052.

Full text
Abstract:
Tenaga kerja mempunyai peranan yang penting sebagai penggerak roda pembangunan nasional khususnyayang berkaitan dengan sektor industri yang tidak luput dari resiko terjadi celaka dan penyakit sebagai akibat daripekerjaan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran hubungan intensitas suara mesinpenggilingan padi dengan keluhan gangguan pendengaran pekerja. Metode penelitian yang digunakan adalahpenelitian observasi analitik dengan pendekatan crossectional. Penelitian dilakukan di 3 lokasi penggilingan padidi desa kuripan kecamatan kesugihan kabupaten cilacap. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pekerja padapenggilingan padi dengan total keseluruhan pekerja: 8 orang.Hasil dari penelitian ini diketahui terdapat 5 titikpengukuran yang tidak memenuhi syarat ( NAB = 85 dBA ). Titik A1 sebesar 87.24 dBA, titik A2 sebesar 91.6dBA, titik B4 sebesar 85.62 dBA, titik C1 sebesar 92.17 dBA, titik C2 sebesar 86.22 dBA. Jenis keluhan yang dialamipekerja pada 3 lokasi penggilingan padi yaitu berupa telinga berdenging, percakapan diulang, gangguankomunikasi dan keluhan pusing/sakit kepala.Simpulan dari penelitian ini adalah hasil uji statistik menggunakankorelasi range spearman’s diperoleh hasil p = 0,223 α ( 0,05 ), artinya tidak ada hubungan antara intensitassuara mesin penggilingan padi dengan keluhan gangguan pendengaran pekerja di Desa Kuripan KecamatanKesugihan Kabupaten Cilacap. Disarankan untuk penelitian lebih lanjut dilakukan penambahan jumlah responden.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Rafianto, Vibi, Gunomo Djoyowasito, Mochammad Bagus Hermanto, and Yusuf Wibisono. "PENDUGAAN REDUKSI UKURAN BERBASIS MODEL ALGORITMA PERHITUNGAN BALIK PADA PENEPUNGAN CANGKANG RAJUNGAN MENGGUNAKAN BALL-MILL." Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem 9, no. 1 (March 28, 2021): 66–75. http://dx.doi.org/10.29303/jrpb.v9i1.217.

Full text
Abstract:
Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan salah satu hewan laut yang banyak terdapat di perairan Indonesia. Limbah cangkang rajungan memiliki kadar protein (32,95%), serat kasar (10,89%), kalsium (22,93%), dan fosfor (0,78%). Kandungan kalsium yang tinggi membuat cangkang rajungan dapat diolah untuk mendapatkan senyawa hidroksiapatit, yang bisa dipergunakan untuk pupuk lepas lambat. Sebelum dikonversi menjadi senyawa hidroksiapatit, diperlukan proses pengecilan ukuran atau penepungan dari cangkang rajungan. Proses penepungan dapat dilakukan menggunakan Ball-Mill, tetapi belum ada penelitian secara khusus yang membahas tentang mekanisme penepungan cangkang rajungan menggunakan Ball-Mill. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan parameter penggilingan dari model kinetik pada penggilingan cangkang rajungan sehingga didapatkan prediksi pengecilan ukuran partikel tepung cangkang rajungan. Dalam penelitian ini, Ball-Mill tipe batch digunakan untuk menggiling 1,5 kg cangkang rajungan kering dengan rasio diameter bola yang berbeda. Estimasi parameter pemecahan dilakukan menggunakan model algoritma penghitungan balik, dengan estimasi parameter pemecahan secara berurutan ɑ; α; δ; γ; 𝜙 = 1,1 ; 1,9 ; 1000 ; 0,5 ; 0,6 pada perlakuan A, dan α; δ; γ; 𝜙 adalah 8,8 ; 6,4 ; 1000 ; 0,6 ; 8,8 pada perlakuan B. Dengan menggunakan parameter tersebut dapat disimulasikan antara lama waktu penggilingan dengan ukuran partikel yang dihasilkan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Wulandari, Endah, Souvia Rahimah, and Rivaldo Giovano Totos. "ISOLASI PROTEIN SORGUM SEBAGAI PRODUK SAMPING EKSTRAKSI PATI MENGGUNAKAN METODE PENGGILINGAN BASAH." Jurnal Pangan dan Agroindustri 9, no. 3 (July 30, 2021): 148–54. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jpa.2021.009.03.2.

Full text
Abstract:
Sorgum merupakan serealia dengan kandungan protein yang cukup tinggi, namun, memiliki kandungan tanin. Perlu pengolahan lebih lanjut untuk dapat memanfaat sorgum sebagai sumber protein yaitu dengan mengisolasi proteinnya. Isolasi protein merupakan langkah untuk memurnikan protein dari bahan lainnya. Setelah dilakukan isolasi protein terhadap sorgum maka dapat diketahui karakteristik fungsional proteinnya. Metode isolasi protein dilakukan secara fisik yaitu metode penggilingan basah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rasio perendaman dalam proses isolasi protein yang menghasilkan kadar protein tertinggi dengan metode penggilingan basah, menggunakan sorgum sebagai bahan utama. Metode penelitian adalah eksperimental yang dilanjutkan dengan analisis deskriptif. Hasil isolasi dengan kadar protein tertinggi didapat sebesar 61.69% dengan rasio perendaman sorgum : air = 1:4 menghasilkan rendemen sebesar 5.78%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Angka, Awerawe, and Herdiana Herdiana. "OPTIMALISASI LIMBAH SEKAM PADI SEBAGAI PUPUK ORGANIK UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PADA PENGGILINGAN PADI SEMI KONVENSIONAL DI KELURAHAN LALABATA KABUPATEN SOPPENG PROVINSI SULAWESI SELATAN." MEDIA BINA ILMIAH 14, no. 2 (September 24, 2019): 20432046. http://dx.doi.org/10.33758/mbi.v14i2.301.

Full text
Abstract:
Tanaman padi dibudidayakan sebagai penghasil beras dan dijadikan bahan pangan yang paling banyak dikonsumsi. Semakin banyak produksi beras maka semakin banyak pula limbah sekam yang dihasilkan, padi adalah jenis tanaman yang multifungsi dimana buahnya dimanfaatkan untuk makan, kulit halusnya untuk pakan ternak dan kulit kasarnya untuk pupuk organic, batang pohon untuk bahan pembuatan sapu. Pada penggilingan padi semi konvensional limbah sekam dapat dijadikan lahan usaha baru yaitu POC (Pupuk Organik Cair). Lokasi penelitian berada di Kelurahan Lalabatang Kabupaten Soppeng Provinsi Sulawesi Selatan dilakukan pada bulan Januari-Agustus 2019. Analisis data dengan deskriptif kualitatif, metode indepth interview dan SWOT. Gambaran usaha hanya memanfaatkan dedak halus sedangkan sekam digunakan sebagai bahan bakar batu bata yang dijaul dengan harga murah 2000/karung. Hasil analisis SWOT sebagai berikut strategi S-O meningkatkan volume penjualan, menciptakan pupuk yang berkualitas, memperluas jaringan pemasaran, Strategi W-O melakukan diferensiasi produk dan penggunaan alat modern. Strategi S-T dilakukan dengan meningkatkan promosi dan membuat izin usaha dan strategi W-T melakukan hubungan kemitraan dengan petani. Rencana dalam meningkatkan usaha dan untuk berdaya saing maka melakukan kemitraan dengan para petani di desa lain. Pemanfatan limbah sekam padi pada penggilingan semi konvensional dengan baik berpengaruh [positif dalam peningkatan pendapat penggilingan padi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Thalib, Suharjo. "Analisis Persediaan Optimal Usaha Penggilingan Beras di Kabupaten Konawe." Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 4, no. 3 (July 1, 2020): 647–54. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jepa.2020.004.03.19.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Saputro, Ahmad Gilang, Suprapti Supardi, and Susi Wuri Ani. "Analisis Usaha Agroindustri Penggilingan Padi Kecil Di Kabupaten Sragen." SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 15, no. 1 (November 1, 2018): 50. http://dx.doi.org/10.20961/sepa.v15i1.25050.

Full text
Abstract:
<p><em>Rice Milling Agroindustry was a business engaged in time after rice harvest that would process dry milled rice (GKG) into rice. This study aims to obtained cost, income, income and break even point (BEP) in unit (Kg) and price (Rp) of small agroindustry rice mill in Sragen regency. The basic method of research used analytical descriptive method with survey technique. Determination of location of sample sub- district was done by purposive, that was Kedawung, Masaran and Tanon Subdistrict. Respondents were taken with purposive sampling of 30 people. The types and sources of data used from the primary and secondary data. Technical data was done by interview, observation and documentation. The results showed the average amount of operating revenues of IDR 3,440,880,724/year and IDR 478,41,.307/year. The fficiency of the business were 1.16 and can be said to be efficient because the R/C ratio was more than one. Break even point (BEP) of Small rice milling agroindustry business on the basis of price (IDR) has their breakeven business position broken down by the main output of brown rice from IDR 508,027,645, white rice IDR 30,825,245, gloss rice at IDR 181,746,850. BEP on the basis of unit with main product of white rice was equal to</em><em>66,610 Kg, 36,588 kg of gloss of rice, brown rice of 109.963 Kg.</em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Masdi, Rahmi Amir, and Amir Pantintingan. "PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP FREKUENSI DENYUT NADI PADA PEKERJA PENGGILINGAN GABAH DI DESA SANGLEPONGAN KECAMATAN CURIO KABUPATEN ENREKANG." Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan 2, no. 2 (May 31, 2019): 220–29. http://dx.doi.org/10.31850/makes.v2i2.145.

Full text
Abstract:
Kebisingan merupakan salah satu masalah kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja.Bising adalah suara yang tidak dikehendaki yang dapat menganggu dan atau dapat membahayakan kesehatan. Berdasarkan kepmenaker,kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat, proses produksi yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan pendengaran Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intensitas kebisingan dengan frekuensiDenyut Nadi pada Pekerja penggilingan Gabah Di Desa Sanglepongan Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang, dan Untuk mengetahui dampak kesehatan bagi pekerja penggilingan gabah di Desa Sanglepongan Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang. Metode dalam penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistic yang telah dilakukan dihasilkan t hitung yakni 6,000 dengan tingkat signifikansi yakni 0,000 yang artinya ada perbedaan antara frekuensi denyut nadi sebelum dan setelah terpapar kebisingan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Susandi, Yudi, and Danang Priatmodjo. "POLA PERJALANAN BERANGKAT BEKERJA MENGGUNAKAN LAYANAN TRANSJAKARTA (STUDI KASUS: PERUMAHAN SUNTER HIJAU VIII- SUNTER JAYA, DAN PERUMAHAN TAMAN BUARAN INDAH IV, PENGGILINGAN, PENGGILINGAN)." Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 2, no. 2 (March 30, 2019): 506. http://dx.doi.org/10.24912/jmstkik.v2i2.2211.

Full text
Abstract:
Meningkatnya mobilitas di perkotaan disebabkan oleh berbagai macam faktor, diketahui salah satunya adalah semakin meningkatnya tingkat urbanisasi dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh lebih menariknya perkotaan dibandingkan daerah rural di mata kalangan penduduk usia produktif. Kota Jakarta pun mengalami hal yang serupa, tercatat dari tahun 2013–2016 jumlah urbanisannya selalu meningkat 1-1,5% tiap tahunnya, dengan total penduduk pada tahun 2016 sebesar 10,2 juta jiwa. Seiring dengan terus bertambahnya jumlah penduduk tersebut tentu lahan-lahan yg diperuntukan untuk pemukiman juga diharuskan bertambah, lahan pusat kota sudah banyak terisi oleh perkantoran dan pusat–pusat perdagangan menyebabkan harga lahan untuk pemukiman menjadi sulit untuk dijangkau. Hal ini mengakibatkan para penduduk memilih hunian yang agak di pinggir kota ataupun benar–benar keluar dari batasan administrasi pusat kota itu sendiri, dan dalam kesehariaannya setiap individu melakukan perjalanan dalam memenuhi aktivitas kegiatan masing–masing, berbagai aktivitas kegiatan tersebut menimbulkan sebuah mobilitas). Untuk kota DKI Jakarta yg memiliki 14,5 Juta Jiwa pada siang hari hal ini tentu menjadi sebuah tantangan permasalahan mobilitas yang sangat besar, usaha Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasi permasalahan mobilitas warga kota DKI Jakarta salah satunya adalah pada tahun 2004 Pemprov DKI Jakarta mencetuskan layanan transportasi BRT Transjakarta. Seperti yang kita ketahui agar suatu sistim tertentu dapat memenuhi kebutuhan penggunanya maka diharuskan dirancang agar sesuai untuk keperluan para penggunanya. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi pola-pola perjalanan berangkat bekerja dengan menggunakan layanan Transjakarta pada penghuni perumahan di Kota Jakarta, penelitian ini menggunakan metode Collective Case Study dengan pendekatan kualitatif deskriptif, banyaknya partisipan dari penelitian ini berjumlah 13 (tiga belas) partisipan yang kesehariannya menggunakan layanan transportasi Transjakarta untuk berangkat bekerja. Temuan hasil penelitian ini antara lain: jarak tempuh perjalanan dalam jarak relative jauh yang disebabkan oleh pemisahan zonasi yang terlalu jauh antara residential-komersial, ketidakhandalan transportasi umum diluar BRT Transjakarta memberikan beban lebih pada pelayanan mobilitas masyarakat, waktu tempuh dan kecepatan jelajah rata-rata masih rendah, penggunaa layanan BRT Transjakarta memberikan kontribusi positif pada penggunaan sepeda motor yang digunakan dalam radius <5 Km, dan masih banyaknya aspek yang perlu dibenahi agar layanan BRT Transjakarta menjadi layanan yang handal dan dapat memenuhi kebutuhan penggunanya. Rekomendasi hasil penelitian ini ditujukan untuk perancang kota dan perancang transportasi perkotaan yang sangat berhubungan erat dengan kesuksesan kota dalam perancangan kota yang lebih layak huni. PT. Transportasi Transjakarta untuk layanan transportasi BRT Transjakarta yang lebih handal, reliable dalam waktu dan biaya operasional, serta kualitas pelayanan transportasi publik yang lebih baik lagi dalam melayani seluruh lapisan masyarakat Kota Metropolitan Jakarta.Kata kunci: Pola Perjalanan, BRT System Transjakarta.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Swastika, Dewa Ketut Sadra. "Teknologi Panen dan Pascapanen Padi: Kendala Adopsi dan Kebijakan Strategi Pengembangan." Analisis Kebijakan Pertanian 10, no. 4 (August 18, 2016): 331. http://dx.doi.org/10.21082/akp.v10n4.2012.331-346.

Full text
Abstract:
Pada kondisi konversi lahan pertanian yang sulit dibendung dan teknologi usahatani padi yang hampir jenuh, sulit mengharapkan pertumbuhan produksi yang tinggi dari perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas. Di pihak lain, angka kehilangan hasil masih relatif tinggi. Penurunan kehilangan hasil melalui perbaikan penerapan teknologi panen dan pascapanen nampaknya merupakan sumber pertumbuhan produksi yang prospektif. Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi ketersediaan teknologi maju pascapanen dan kendala petani, buruh, pedagang, dan penggilingan padi dalam mengadopsi teknologi maju tersebut. Hasil kajian menunjukkan bahwa sudah cukup banyak tersedia teknologi maju panen, perontokan, pengeringan, dan penggilingan padi. Namun tingkat adopsi dari teknologi tersebut masih relatif rendah. Berbagai kendala yang dihadapi dalam mengadopsi teknologi maju pascapanen, antara lain: (i) Ketidaktahuan petani, buruh, dan pedagang tentang teknologi tersebut, (ii) Harga alat dan mesin pascapanen yang kurang terjangkau oleh petani individu, (iii) Belum adanya jasa penyewaan alat dan mesin pascapanen, (iv) Adanya tekanan dari buruh dan pengasak, karena khawatir akan kehilangan lapangan pekerjaan, (v) Tidak adanya insentif perbedaan harga bagi pedagang untuk melakukan kegiatan pengeringan, dan (vi) Rasa puas penggilingan padi dengan alat dan mesin yang dimiliki saat ini. Untuk mempercepat adopsi teknologi maju pascapanen, diperlukan beberapa alternatif kebijakan strategis, antara lain: mengintensifkan introduksi, promosi dan demonstrasi alat dan mesin pascapanen melalui penyuluhan dan pelatihan di tingkat kelompok tani, memperbaiki harga pembelian gabah dan beras untuk memberi insentif bagi petani dan pedagang melakukan pengeringan, dan penyediaan kredit lunak dengan administrasi sederhana bagi perorangan atau perusahaan penyewaan alat dan mesin pascapanen.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Sarastuti, Sarastuti, Usman Ahmad, and Sutrisno Sutrisno. "Penerapan GHP dan GMP Pada Penanganan Pascapanen Padi Di Tingkat Penggilingan (GHP and GMP Implementations in Postharvest Handling of Rice at The Rice Mill Operator Level)." JURNAL PANGAN 27, no. 2 (October 24, 2018): 79–96. http://dx.doi.org/10.33964/jp.v27i2.369.

Full text
Abstract:
AbstrakPenerapan Good Handling Practices (GHP) dan Good Manufacturing Practices (GMP) pada penanganan pascapanen padi di tingkat penggilingan di Indonesia masih rendah, bahkan sebagian besar operator tidak memperhatikan tentang standar mutu beras. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan GHP dan GMP pada penanganan pascapanen padi di tingkat penggilingan. Survey dilakukan terhadap enam penggilingan padi penyalur beras mitra Toko Tani Indonesia Center dalam kegiatan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM), di wilayah Jawa Barat. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi lapangan, dan pengambilan sampel gabah dan beras sesuai berdasarkan metode SNI 19-0428-1998. Analisis mutu dilakukan berdasarkan metode SNI 01-0224-1987 untuk gabah dan SNI 6128:2015 untuk beras. Penilaian kesesuaian penerapan GHP dan GMP dilakukan berdasarkan praktek yang dilakukan responden, dibandingkan terhadap pedoman GHP dan GMP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pedoman GHP dan GMP belum sepenuhnya diterapkan oleh penggilingan padi. Tingkat kesesuaian penanganan pascapanen padi adalah 52.9% untuk GHP dan 66.7% untuk GMP. Ketidaksesuaian terhadap pedoman GHP dan GMP dibedakan menurut aspek fasilitas dan penanganan pascapanen padi. Ketidaksesuaian dari aspek fasilitas, yaitu: kondisi bangunan dan gudang penyimpanan tidak dilengkapi pengontrol suhu, tekanan, kelembaban udara, dan perlindungan dari debu, kotoran, binatang pengerat, hama, dan serangga. Ketidaksesuaian pada penanganan pascapanen padi, antara lain: operator penggilingan padi tidak melakukan proses sortasi, pembersihan, dan pemutuan gabah. Selain itu, pengemasan gabah tidak disesuaikan dengan standar kelas mutu. Kondisi tersebut menghasikan beras bermutu rendah berdasarkan persyaratan mutu pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 31/Permentan/PP.130/8/2017.kata kunci: beras, mutu, pascapanen padi, penggilingan AbstractsIn Indonesia, implementation of Good Handling Practices (GHP) and Good Manufacturing Practices (GMP) in postharvest handling of rice at the rice mill operator level is categorized low, and even most operators do not care about rice quality standards. This study aims to evaluate the application of GHP and GMP on postharvest handling of rice at the rice mill level. The survey was conducted on six rice mills as milled rice supplier to Toko Tani Indonesia Center in the Food Business Community Development (PUPM) activity, in West Java area. The data were collected through interview, field observation, and sampling of rice and milled rice according to SNI 19-0428-1998 method. Quality analysis was conducted based on SNI 01-0224-1987 method for rice and SNI 6128: 2015 for milled rice. Conformity assessment of GHP and GMP implementation was calculated based on respondents' practice, compared to GHP and GMP guidelines. The results show that GHP and GMP guidelines have not been fully implemented by rice mill operators. The postharvest handling conformity level was 52.9% for GHP and 66.7% for GMP. Non-compliance with GHP and GMP guidelines were grouped into two aspects, facilities and postharvest handling of rice. Non-conformity of the facilities aspect, namely: the condition of the building and storage warehouse was not equipped with temperature control, pressure, humidity, and protection from dust, dirt, rodents, pests, and insects. Non-compliance to postharvest handling of rice, among others are lacks of sorting, cleaning, and rice grading processes. In addition, the rice packaging was not adjusted to the quality standards. These conditions result milled rice with low quality according to the Regulation of the Minister of Agriculture Number: 31/ Permentan/PP.130/8/2017. keywords: milled rice, postharvest handling, quality, rice mill operator
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Pratama, Girindra Yoga, and Djamaluddin Ramlan. "STUDI ANGKAT ANGKUT KARUNG BERAS BAGI PEKERJA DI PENGGILINGAN PADI." LINK 14, no. 2 (December 1, 2018): 55. http://dx.doi.org/10.31983/link.v14i2.3610.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Sokhibi, Akh, Mia Ajeng Alifiana, and Muhammad Imam Ghozali. "Perancangan Troli Ergonomi pada Aktivitas Pengangkutan Beras di Penggilingan Padi." Jurnal Sistem dan Manajemen Industri 2, no. 2 (December 28, 2018): 111. http://dx.doi.org/10.30656/jsmi.v2i2.840.

Full text
Abstract:
Ergonomics in rice milling does not use often. In Kedungdowo village, Kaliwungi Subdistrict, Kudus Regency, the working position of the rice hull machine to the scales did not take into account the ergonomic aspects because only rice was rice with a shoulder. This is done continuously fast and efficiently. The method used in this study is to measure anthropometric data from rice carrying workers. The anthropometric data in this study were worker elbow height (TSB) and hand held hand diameter (DGT). Anthropometric data is processed and edited for the ergonomic trolley base to be designed. The results of the research conducted were obtained by the ergonomic trolley concept. with a height of 100, 81 cm trolley; diameter of electric hand trolley 4.77 cm; 71 cm long trolley; and the width of the trolley is 52 cm. From the results of the questionnaire, the profit that occurred on the neck was 11%, in the hand round was 90%, the back was 4%, the waist was 8%, the thigh was 47%, the knee was 25%, the calf was 17%. after using ergonomic trolleys
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Suharyanto, Rifqi Al-Farisi, and Hendra Permana. "ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PENGGILINGAN PADI PD. ANCOL JAYA CIANJUR." SPEKTRUM INDUSTRI 13, no. 1 (April 9, 2015): 67. http://dx.doi.org/10.12928/si.v13i1.1840.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Aminullah, Aminullah. "OPTIMASI PENGOLAHAN MIE JAGUNG SECARA GILING BASAH BERBAHAN BAKU JAGUNG JENIS PIONEER-21 DENGAN METODE EKSTRUSI." JURNAL AGROINDUSTRI HALAL 2, no. 1 (March 20, 2017): 043–50. http://dx.doi.org/10.30997/jah.v2i1.353.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengoptimasi pembuatan mie jagung secara giling basah dengan metode ekstrusi. Penelitian dibagi dalam dua tahapan, yaitu optimasi proses penggilingan secara basah dan kajian pengolahan mie jagung dengan menentukan poporsi tepung kering dan basah serta membuat mie jagung. Variabel yang digunakan adalah konsentrasi tawas (0% dan 0.01%), konsentrasi guar gum (0%, 1%, dan 2%), dan kadar air (60%, 70%, dan 80%). Jumlah air sebanyak 6.5 liter digunakan ketika penggilingan per 1 kg jagung pipil kering. Lama proses pengendapan yaitu tiga jam di mana sudah terbentuk dua lapisan. Kadar air dari tepung kering dan basah adalah 8.13% dan 72.93% (bb). Penentuan perbandingan tepung kering dan basah (dalam gram) menggunakan prinsip kesetimbangan massa (mass balance) di mana kadar air 60%, 70%, dan 80% diperoleh perbandingan, berturut-turut, sebesar 218.70:181.30, 195.99:204.01, dan 176.11:223.89. Waktu pengukusan mie jagung selama ±15 menit dengan suhu 100oC.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Luthfianto, Saufik, Zulfah, and Fajar Nurwildani. "PERANCANGAN ALAT PENGGILING IKAN DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS." Simetris: Jurnal Teknik Mesin, Elektro dan Ilmu Komputer 8, no. 1 (April 1, 2017): 1–8. http://dx.doi.org/10.24176/simet.v8i1.833.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang mesin giling ikan yang sesuai dengan desain ergonomicn, menghasilkan mesin penggiling ikan yang mempunyai produktivitas dengan rancangan kekuatan material alat dan mesin motor serta menghitung kapasitas produksi, BEP dan total biaya hasil prodiksi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan perancangan ergonomic. Hasil penelitian ini adalah Perhitungan anthropometri dapat ditentukan fasilitas kerja operator dengan dimensi kursi dengan tinggi 44 cm dan meja dengan tinggi 67 cm, lebar 63 cm, panjang 130 cm yang digunakan operator pada proses penggilingan ikan yang dirancang. Penentuan kualitas motor dapat ditentukan dengan daya motor sebesar 2,83 Kw atau 3 Hp, diameter puli sebesar 20 cm, sabuk pertama 61 inch, sabuk 2 sebesar 68 inch, dengan bahan poros ST 42, tegangan tarik 420 N/mm2, bahan elektroda AWS 60xx, Kekuatan tarik elektroda sebesar 427,21 N/mm2, Tebal Pengelasan sebesar 3 mm, lebar pengelasan 40 mm dan factor keamanan sebesar N=3. Rancangan alat pengiling ikan dapat memproduksi sebanyak 39.600 gram atau lebih maka sudah berada pada titik impas (BEP) atau sudah mendapat keuntungan. Biaya total yang dibutuhkan untuk membuat 39.600 gram Rp 365.522,-
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Pranadji, Tri, and Budiman Hutabarat. "Beberapa aspek sosial ekonomi kegiatan pengeringan padi." Forum penelitian Agro Ekonomi 6, no. 2 (September 13, 2016): 53. http://dx.doi.org/10.21082/fae.v6n2.1988.53-60.

Full text
Abstract:
<strong>Indonesian</strong><br />Penelitian tentang pengeringan padi yang sebelumnya dilakukan kebanyakan masih bersifat teknologis atau baru pada tingkat uji laboratorium. Penelitian yang mengkaji aspek sosial ekonomi kegiatan pengeringan padi ini disajikan dalam bentuk analisis deskriptip, dengan beberapa alat bantu tabulasi silang sederhana. Dengan lokasi di daerah-daerah produsen padi, yang diwakili oleh Karawang Jawa Barat dan Jember Jawa Timur. Pertama, petani lemah dalam pengelolaan ekonomi dan pemasaran. Kedua, kegiatan pengeringan padi sebagai bagian dari unit bisnis penggilingan padi lebih banyak dikuasai oleh PPK (Pabrik Penggilingan Kecil), PBB (Pabrik Penggilngan Besar) dan KUD besar, dan nilai tambahnya tidak jatuh ke petani. Ketiga, koordinasi yang bersifat kelembagaan antara Departemen Pertanian, Perindustrian, Koperasi, dan BULOG perlu lebih diserasikan agar memberi iklim yang lebih merangsang bagi perkembangan KUD dan organisasi-organisasi yang mendukungnya. Keempat, penggunaan jenis teknologi lantai jemur untuk kegiatan pengeringan padi dalam sepuluh tahun mendatang agaknya masih sebagai alternatif teknik termurah dan memenuhi patokan pasaran umum (kota besar) dan BULOG.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Fathimahhayati, Lina Dianati, Theresia Amelia, and Andra Noor Syeha. "Analisis Beban Kerja Fisiologi pada Proses Pembuatan Tahu Berdasarkan Konsumsi Energi (Studi Kasus: UD. Lancar Abadi Samarinda)." Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya 5, no. 2 (December 31, 2019): 100–106. http://dx.doi.org/10.30656/intech.v5i2.1695.

Full text
Abstract:
UD. Lancar Abadi merupakan usaha produksi tahu yang melayani kebutuhan sehari-hari masyarakat Samarinda. Kondisi lingkungan kerja UD. Lancar Abadi yang kurang baik, seperti suhu yang panas, kurangnya ventilasi, dan lantai licin dapat berpengaruh pada tingkat beban kerja pekerjanya. Beban kerja berlebih dapat mempengaruhi performansi kerja dan bisa berdampak pada penurunan produktivitas. Berdasarkan permasalahan tersebut, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengukur tingkat beban kerja yang dialami pekerja pada UD. Lancar Abadi menggunakan konsumsi energi. Pengambilan data dilakukan pada 6 pekerja yang terdiri dari 5 laki-laki dan satu perempuan. Berdasarkan hasil kuesioner Nordic Body Map didapatkan rata-rata pekerja mengalami keluhan cukup sakit dan sakit. Keluhan diakibatkan karena proses pekerjaan masih minim alat bantu sehingga memerlukan tenaga otot. Konsumsi Energi pekerja untuk bagian penggilingan 2,59 kkal/menit, bagian perebusan sekaligus penyaringan 8,542 kkal/menit, dan bagian penyaringan sekaligus pencetakan 7,06 kkal/menit. Pekerjaan penggilingan termasuk pekerjaan dengan beban kerja sedang, pekerjaan perebusan hingga pencetakan termasuk pekerjaan dengan beban kerja berat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Yuniarti, Dwi, Endang Siti Rahayu, and Mohamad Harisudin. "SALURAN PEMASARAN BERAS ORGANIK DI KABUPATEN BOYOLALI." Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian 1, no. 2 (November 11, 2017): 112. http://dx.doi.org/10.14710/agrisocionomics.v1i2.1671.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi saluran pemasaran, marjin pemasaran dan farmer’s share beras organik di Kabupaten Boyolali. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) di Kecamatan Sawit dan Kecamatan Banyudono. Metode penelitian menggunakan metode diskriptif analitif. Analisis data menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif (marjin pemasaran dan farmer’s share). Total responden 30 petani produsen, 2 pedagang pengumpul desa, 5 penggilingan desa dan 1 pedagang pengecer. Hasil penelitian menunjukan ada 4 tipe saluran pemasaran. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa rata-rata produsen beras organik di Kabupaten Boyolali melewati satu lembaga pemasaran saja (penggilingan padi). Hasil pertanian padi organik di Kabupaten Boyolali belum sepenuhnya diserap sebagai produk organik. Penyerapan hasil produksi organik di Kabupaten Boyolali sebagai produk organik hanya ada 37% dari keseluruhan responden produsen. Penjualan beras organik diperlakukan sama seperti beras biasa sebesar 63%. Marjin pemasaran terbesar pada saluran pemasaran I yaitu sebesar Rp 8.500,00 dan terendah pada saluran pemasaran IV yaitu Rp 5.375,00. Nilai farmer’s share tertinggi 57% dan terendah sebesar 37%.Kata kunci : saluran pemasaran; beras organik
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography