Academic literature on the topic 'Pengembangan'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the lists of relevant articles, books, theses, conference reports, and other scholarly sources on the topic 'Pengembangan.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Journal articles on the topic "Pengembangan"

1

Pawana, I. Gusti Ngurah Agung, Hendri Gunawan, and Adhi Paramartha. "Integrated Development Environment Untuk Pengembangan Smart System/ IoT Berbasis Chip ESP32." TIERS Information Technology Journal 2, no. 2 (December 29, 2021): 16–23. http://dx.doi.org/10.38043/tiers.v2i2.3313.

Full text
Abstract:
IDE (Integrated Development Environment) adalah sebuah aplikasi perangkat lunak yang menyediakan fungsi untuk memudahkan pengembangkan perangkat lunak. Integrated development environment (IDE) adalah rangkaian perangkat lunak yang menggabungkan alat dasar yang diperlukan untuk menulis dan menguji perangkat lunak. Pengembang menggunakan banyak alat di seluruh pembuatan, pembuatan, dan pengujian kode perangkat lunak. Alat pengembangan sering kali mencakup editor teks, pustaka kode, kompiler, dan platform pengujian. Tanpa IDE, pengembang harus memilih, menyebarkan, mengintegrasikan, dan mengelola semua alat ini secara terpisah. IDE menyatukan banyak alat terkait pengembangan tersebut sebagai kerangka kerja, aplikasi, atau layanan tunggal. Toolset terintegrasi dirancang untuk menyederhanakan pengembangan perangkat lunak dan dapat mengidentifikasi dan meminimalkan kesalahan pengkodean dan kesalahan ketik. Beberapa IDE adalah open source, sementara yang lain adalah penawaran komersial. IDE dapat berupa aplikasi yang berdiri sendiri atau dapat menjadi bagian dari paket yang lebih besar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Kurniawan, Pedi, and Sukisno Sukisno. "Manajemen Startegi Dalam Pengembangan Pendidikan Karakter di Sekolah." IJEDR: Indonesian Journal of Education and Development Research 2, no. 1 (January 1, 2024): 588–93. http://dx.doi.org/10.57235/ijedr.v2i1.1902.

Full text
Abstract:
Tujuan artikel adalah untuk menjelaskan manajemen strategi dalam pengembangkan pendidikan karakter dan langkah-langkah yang perlu diterapkan dalan pengembang pendidikan karakter di sekolah, artikel ini ditulis dengan menggunakan pendekatan studi pustaka,Pengembangan pendidikan karakter di sekolah menjadi penting dewasa ini, menginggat masih adanya tindakan bullying, tindakan kekerasan, pelecehan seksual, dll. Dan dalam pengembangan pendidikan karakter di sekolah diperlukan menajemen strategi yang baik. Yang mana manjemen startegi itu merupakan perencanaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Ini adalah langkah yang dapat diterapkan dalam pengembang pendidikan karakter di sekolah: (1) mengembangkan pernyataan visi dan misi; (2) analisis lingkungan tempat sekolah berada baik lingkungan internal maupun ekstrnal; (3) menetapkan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai; (4) menciptakan, mengevaluasi, dan memilih strategi yang sesuai dengan visi misi yang ada; (5) penerapan strategi; (6) mengevaluasi strategi yang telah diterapkan. Dan pengembangan pendidikan karakter di sekolah memerlukan manajemen strategi yang baik dan tepat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Ariyanti, Ida. "PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK PESERTA DIDIK DI TINGKAT TAMAN KANAK-KANAK." Educational Technology Journal 2, no. 1 (April 20, 2022): 34–44. http://dx.doi.org/10.26740/etj.v2n1.p34-44.

Full text
Abstract:
Sejalan dengan itu perbaikan dan penyesuaian kurikulum nasional terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman. Dinamika pendidikan dewasa ini ditandai dengan suatu pembeharuan dan transformasi pemikiran tentang hakekat pembelajaran sebagai suatu proses yang aktif, interaktif dan konstruktif. Titik central setiap peristiwa pembelajaran terletak pada keberhasilan peserta didik dalam mengorganisasikan pengalamannya, Mengembangkan berfikir dan mengimplementasikan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam penelitian pengembangan ini, pengembang menggunakan model pengembangan Lee & Owens. Model pengembangan Lee & Owens memiliki 5 tahapan yang dilakukan oleh pengembang. Lima tahapan yang dikemukakan oleh Lee & Owens ialah (1) Tahap Analisis (Analysis),(2) Tahap Desain (Design), (3) tahap Pengembangan (Development), (4) Tahap Penerapan (Implementation), (5) Tahap Evaluasi (Evaluation). Dalam penelitian pengembangan ini, pengembang menggunakan model pengembangan Lee & Owens. Model pengembangan Lee & Owens ialah suatu model pengembangan untuk membuat sebuah prototype pembelajaran yang menggunakan multimedia. Dari hasil uji coba para ahli dan uji cpba lapangan dapat ditarik kesimpulan bahwa multimedia yang dikembangkan telah valid dan layak untuk digunakan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

I Gusti Ngurah, I. Gusti Ngurah Suryantara, Johanes Fernandes Andry, Siska, and Karunia Sentosa. "Penggunaan Framework SCRUM dalam Mencapai Optimasi Software Development." KALBISCIENTIA Jurnal Sains dan Teknologi 10, no. 1 (March 10, 2023): 68–80. http://dx.doi.org/10.53008/kalbiscientia.v10i1.2096.

Full text
Abstract:
Suatu perusahaan perlu didukung dengan aplikasi yang menunjang proses bisnis perusahaan. Terkadang aplikasi yang dibuat tidak sesuai dengan proses bisnis, atau aplikasi yang dibuat tidak tepat waktu dalam menyelesaikan aplikasi oleh developer. Aplikasi yang dibuat oleh developer terkadang tidak menerapkan suatu metodologi, sehingga tidak tercipta kolaborasi antara pengguna dan pengembang aplikasi. Hal ini tentu memberikan dampak pada pengembangan aplikasi. Pemilihan metodologi sangat penting, mengingat metodologi merupakan sebuah framework yang dapat memberikan panduan selama proses pengembangan aplikasi. Pada penelitian ini menggunakan kerangka kerja Scrum dalam proses pengembangan aplikasi sehingga mencapai optimasi selama pengembangan aplikasi. Dengan tercapai optimasi pengembangan aplikasi selama proses pengembangan akan memberikan dampak yang signifikan dalam kemajuan suatu pengembangan aplikasi. Dalam hal ini Scrum mengadopsi konsep Agile yang memberikan kedinamisan antara pengembang dan pengguna aplikasi untuk melakukan perubahan selama pengembangan aplikasi. Dengan memilih kerangka kerja pengembangan aplikasi yang tepat, maka berdampak pada peningkatan optimasi selama proses pengembangan aplikasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Stevanie B.K, Felicia A., and Nansy Herina. "Analisis Framework & Model Pengembangan Pada Perangkat Lunak Berbasis Web." Dirgamaya: Jurnal Manajemen dan Sistem Informasi 2, no. 2 (October 31, 2022): 48–55. http://dx.doi.org/10.35969/dirgamaya.v2i2.286.

Full text
Abstract:
Pengembangan perangkat lunak memiliki metode-metode yang beragam, sehingga pemilihan metode perangkat lunak bagi seorang pengembang menjadi hal yang sangat penting agar menghasilkan perangkat lunak yang berkualitas sesuai standar. Pentingnya pengetahuan bagi seorang pengembang dalam memilih metode pengembangan maka penulis akan melakukan kajian pustaka berkaitan metode pengembangan perangkat lunak web. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis model proses pengembangan perangkat lunak berbasis web. Pada penyusunan artikel ini kami menggunakan pedoman PRISMA (Preffered Reporting Item for Systematic Review and Meta-Analysis). Hasil dari artikel ini menunjukkan metode yang dominan digunakan dalam pengembangan perangkat lunak berbasis web. Kesimpulan dari artikel ini adalah model pengembangan perangkat lunak yang paling sering digunakan dalam perangkat lunak web.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Nuzulia, Nuril. "Pengembangan Lagu Sebagai Media Pendidikan Karakter Bagi Siswa Kelas 1 SDN Purwantoro 01 Malang." Bada'a: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 2, no. 1 (June 30, 2020): 1–20. http://dx.doi.org/10.37216/badaa.v2i1.284.

Full text
Abstract:
Pendidikan karakter sendiri merupakan usaha untuk mendidik anak agar mereka dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Berbagai cara dilakukan untuk memberikan kemudahan dalam mendapatkan pendidikan karakter, salah satu caranya melalui pengembangan lagu anak. Dalam hal ini pengembang mengembangkan lagu anak dengan mengubah lirik yang didalamnya terdapat unsur materi pelajaran. Dalam pengembangan lagu ini, pengembang menggunakan model desain pengembangan Borg & Gall. Pengembangan ini menghasilkan lagu sebagai media pendidikan karakter siswa kelas 1 SDN Purwantoro 01 Malang. Produk pengembangan ini diuji cobakan melalui beberapa tahap secara berurutan yakni (1) validasi ahli materi, (2) validasi ahli media, (3) validasi menurut guru, (4) uji coba lapangan. Tanggapan penilaian ahli materi terhadap pengembangan lagu adalah 86 % dengan kualifikasi sangat baik. Tanggapan penilaian ahli media terhadap pengembangan lagu adalah 92 % dengan kualifikasi sangat baik. Tanggapan penilaian ahli pembelajaran terhadap pengembangan lagu adalah 96 % dengan kualifikasi sangat baik. Tanggapan penilaian uji coba lapangan terhadap pengembangan lagu adalah 88 % dengan kualifikasi sangat baik. Dengan demikian, pengembangan lagu sebagai media pendidikan karakter ini dapat membantu meningkatkan keefektifan dan kemenarikan pembelajaran dan membantu mempermudah siswa dalam membentuk karakter islami.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Prasetyo, Huda, and Ucu Nugraha. "Optimasi Keamanan dalam Pengembangan Aplikasi Menggunakan Metode Agile Scrum dan JSON Web Token." JUSTINFO | Jurnal Sistem Informasi dan Teknologi Informasi 1, no. 1 (December 16, 2023): 34–41. http://dx.doi.org/10.33197/justinfo.vol1.iss1.2023.1228.

Full text
Abstract:
Penelitian ini membahas tentang kemudahan dan keamanan dalam pengembangan aplikasi dengan memanfaatkan metode Agile Scrum dan JSON Web Token (JWT). Tujuannya adalah memberikan panduan kepada para pengembang aplikasi agar mampu mengembangkan solusi perangkat lunak dengan lebih efisien, cepat, dan menjaga tingkat keamanan dengan baik. Penelitian dilakukan secara sistematis dan jelas, dengan harapan bahwa penerapan metode Agile Scrum dan JWT dapat menyelesaikan pengembangan aplikasi secara efektif dan aman. Sebagian besar pengembang masih menggunakan metode tradisional seperti Waterfall atau Session, yang mungkin telah menetapkan tujuan dan konfigurasi baku pada awal pengembangan, tetapi kurang responsif terhadap perubahan mendadak atau permintaan klien. Oleh karena itu, penerapan metode Agile Scrum dan JWT menjadi sangat penting untuk mengatasi tantangan tersebut. Metode Agile Scrum memungkinkan adaptabilitas dan responsivitas tinggi terhadap perubahan dalam pengembangan aplikasi, sementara JWT memberikan lapisan keamanan yang kuat. Kolaborasi keduanya dapat membantu menciptakan aplikasi yang lebih mudah, jelas, dan memiliki nilai tambah yang tinggi. Dengan demikian, para pengembang dapat menghadapi tantangan pengembangan dengan lebih siap dan menghasilkan solusi aplikasi yang lebih baik. Artinya, penerapan Agile Scrum dan JWT dalam pengembangan aplikasi tidak hanya membawa kemudahan dalam proses, tetapi juga memperkuat aspek keamanan, menciptakan lingkungan pengembangan yang adaptif dan responsif terhadap dinamika kebutuhan aplikasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Darwisyah, Darwisyah, Kemas Imron Rosadi, and Hapzi Ali. "BERFIKIR KESISTEMAN DALAM PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM." JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL 2, no. 1 (March 9, 2021): 225–37. http://dx.doi.org/10.38035/jmpis.v2i1.444.

Full text
Abstract:
Dalam kajian ini penulis mengangkat permasalahan terkait dengan variabel berpikir kesisteman dalam pendidikan islam melalaui variabel sistem perencanaan dan sistem pengembanagan. Maksudnya Apakah Perencanaan pendidikan Islam sangat penting dalam mengembangkan kemajuan pendidikan Islam, sehingga dengan perencanaan yang matang akan menghasilkan pendidikan Islam yang berkualitas. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Dan hasil dari penelitian ini yaitu sistem perencanaan dan sistem pengembangan dalam pendidikan islam harus mampu melihat bagaimana gambaran masyarakat pada masa yang akan datang, dan adalah tugas perencanaan untuk menyesuaiakan sistem pendidikan. Oleh karena itu, mekanisme yang dipandang paling sesuai dengan Perencanaan Pendidikan Islam adalah memadukan pendekatan perencanaan dari atas ke bawah dengan perencanaan dari bawah ke atas. Sehingga sistem pengembanganya secara langsung akan ikut serta berkembang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Juahab, Juahab. "Peran Dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah Dan Guru Dalam Pengembangan Kurikulum." Bada'a: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 1, no. 1 (June 30, 2019): 23–30. http://dx.doi.org/10.37216/badaa.v1i1.241.

Full text
Abstract:
Peran adalah sebuah perilaku yang diharapkan dapat menerangkan yang harus dilakukan dalam suatu situasi tertentu baik secara formal maupun informal. Sedangkan tanggung jawab adalah suatu kewajiban untuk melakukan peran atau tingkah laku yang disengaja maupun tidak disengaja menurut cara tertentu. Peran kepala sekolah dalam pengembangan kurikulum yaitu sebagai menejer, dan leader (pemimpin). Sedangkan tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah yaitu sebagai pengelola pendidikan dan sebagai pemimpin formal. Peran guru dalam pengembangan kurikulum, menurut Murry Print ada 4 level yaitu sebagai pengembang kurikulum atau designing, peneliti kurikulum atau planning, implementers, dan adapter atau evaluating. Sedangkan dari segi pengelolaannya, peran guru dalam pengembangan kurikulum itu dapat dibedakan antara tiga sifat yaitu yang bersifat sentralilasi,desentralisasi dan sentral desentral. Adapun tanggung jawab guru dalam pengembangan kurikulum yaitu sebagai pengajar, pembimbing, pengembang kurikulum, pengembang profesionalnya dan dapat membina hubungan dengan masyarakat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Abhinaya Sigit Kumara, Yohanes De Deo, and Sri Ngudi Wahyuni. "Perancangan Sistem Informasi Berbasis Web Pada D’lofa Laundry Menggunakan Metode Waterfall." Indonesian Journal of Computer Science Research 3, no. 1 (January 15, 2024): 10–17. http://dx.doi.org/10.59095/ijcsr.v3i1.85.

Full text
Abstract:
Sistem informasi adalah salah satu cara melakukan strukturisasi bisnis sehingga seluruh kegiatan dapat terkendali dan terpantau pemilik bisnis. Pengembangan sistem informasi sangat penting dalam pengembanagn bisnis. Sistem Informasi (SI) memberikan beragam keuntungan yang signifikan bagi organisasi atau perusahaan. Beberapa manfaat pengembangan sistem informasi adalah optimasi Efisiensi Operasional, Sistem Informasi dapat mengotomatisasi tugas rutin dan proses bisnis, mengurangi kelambatan, kesalahan manusia, dan biaya operasional, sehingga meningkatkan efisiensi keseluruhan operasional. Penelitian ini bertujuan melakukan pengembangan sistem informasi pengelolaan loundri pada Loundri D’Lofa menggunakan metode waterfall. Adapun pengembangan sistem informasi berbasis website dengan menggunakan bahasa pemroghraman HTML dan framework CodeIgniter. Hasil pengembangan sistem informasi ini diuji menggunakan metode pengujian Blakbox sistem dan Whitebox sistem untuk melakukan pengujian debug dan eror sistem
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Dissertations / Theses on the topic "Pengembangan"

1

Karjoredjo, Jacob Sardi. "Peranan kota-kecamatan dalam pengembangan pedesaan (studi kasus Jawa Tengah) /." Yogyakarta : Universitas Gajah Mada, 1989. http://books.google.com/books?id=NWZPAAAAMAAJ.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Panjaitan, Seno Darmawan. "Development process for distributed automation systems based on elementary mechatronic functions = Entwicklungsprozess für verteilte Automatisierungssysteme basierend auf mechatronischen Grundfunktionen = Proses pengembangan sistem otomatisasi terdistribusi berbasis fungsi-fungsi mekatronis dasar /." Aachen : Shaker, 2008. http://d-nb.info/987523368/04.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Irianto, Bambang. "An investigation of current problems facing the Science Teachers' Development and Training Centre in Indonesia." Curtin University of Technology, Science and Mathematics Education Centre, 2001. http://espace.library.curtin.edu.au:80/R/?func=dbin-jump-full&object_id=13035.

Full text
Abstract:
The Science Teachers' Development and Training Centre or STDTC (Pusat Pengembangan dan Penataran Guru Ilmu Pengetahuan Alam or PPPG IPA) is an official in-service science teacher training, which is in Bandung, West Java, Indonesia. Between 1978 and 1997, an in-service science-teacher training project, which is known as the PKG IPA Project, was developed by the Directorate of General Secondary Education. The successful PKG IPA project implemented its own in-service science teacher training system within its own training network across Indonesia, without the involvement of the PPPG IPA as the existing official teacher-training agent. The existence of the project was discontinued when the World Bank loan ended. Unfortunately, the expensive infrastructures developed by the PKG IPA project could no longer be utilized because the PKG IPA project was excluded from the official structure of organization of the Ministry of Education and Culture (MOEC) which is now known as Ministry of National education (MNE). In addition, the ignorance of the staff of the PPPG IPA about the PKG IPA project is one indicator why that the PPPG IPA is facing some problems, which affect the implementation of its duties and functions.Based on this indicator, this study was implemented with two objectives, namely, to investigate and analyze current problems facing the PPPG IPA, and to make recommendations for formulating appropriate policies and strategies in order to rationalize the future roles of the PPPG IPA. The study involved seven research questions, which were grouped into three concerns, namely, the quality of the environment, a needs analysis, and analysis of the Directorate's policies. The seven research questions required different instruments to collect the data. Existing instruments, SLEQ (School Level Environment Questionnaire) and SLEI (Science Laboratory Environment Inventory), ++
were translated into Indonesian. The researcher developed other instruments. The study involved both qualitative and quantitative research methods and types of data, included various sampling strategy classifications, such as purposeful sampling and opportunistic sampling. The data collecting strategy involved surveys, observations, interviews, and mining documents.The study concluded that the PPPG IPA is facing some current problems related to the aspects of working environment, science laboratory environment, human resources, facilities, policies, and in-service training networking. The study recommended that the Ministry of National Education (MNE) formulate appropriate policies and strategies in order to rationalize the roles of the PPPG IPA in order to strengthen the implementation, and improve the quality, effectiveness, and efficiency of the in-service training programs. A new ministerial regulation also is recommended to be released to replace the previous relevant regulations in order to accommodate the above concerns.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Books on the topic "Pengembangan"

1

Pusat Penelitian dan Pengembangan Transmigrasi (Indonesia), ed. Pengembangan transmigrasi swakarsa melalui pengembangan desa potensial. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Transmigrasi, 1990.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Nasdian, Fredian Tonny. Pengembangan masyarakat. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Indonesia). Pusat Penelitian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Institut Teknologi 10 Nopember (Surabaya. Studi pengembangan metodologi pelaksanaan Amdal pengembangan kota baru. [Surabaya]: Pusat Penelitian Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Lembaga Penelitian, Institut Teknologi Sepuluh Nopember dan Bapedal, 1996.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Junaidi. Desain pengembangan mutu madrasah: Konsep rancangan pengembangan sekolah (RPS). Depok, Sleman, Yogyakarta: Teras, 2011.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

1961-, Ambardi Urbanus M., Prihawantoro Socia 1963-, and Indonesia. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Deputi Bidang Pengkajian Kebijaksanaan Teknologi., eds. Pengembangan wilayah dan otonomi daerah: Kajian konsep dan pengembangan. Jakarta: Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah, 2002.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

1938-, Batubara Cosmas, Aziz M. Amin, Pusat Pengembangan Agribisnis (Indonesia), and Center for Information and Development Studies (Indonesia), eds. Tenaga kerja pengembangan agroindustri: Prospek pengembangan pada PJPT II. Jakarta: Pusat Pengembangan Agribisnis, 1993.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Muta'ali, Lutfi. Pengembangan kawasan perbatasan. Yogyakarta: Badan Penerbit, Fakultas Geografi (BPFG), Universitas Gadjah Mada, 2014.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Rencana induk pengembangan. Banjarmasin: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas Lambung Mangkurat, 1988.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Subroto, H. Perencanaan pengembangan wilayah. Samarinda: Fajar Gemilang, 2003.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Wasistiono, Sadu. Prospek pengembangan desa. Bandung: Fokusmedia, 2006.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Book chapters on the topic "Pengembangan"

1

Sianipar, Bernhard H. "Kebijakan Pengembangan Tele-Medisin di Indonesia." In Kajian Kebijakan dan Hukum Kedirgantaraan, 42–62. Bogor: Mitra Wacana Media, 2015. http://dx.doi.org/10.30536/9786023181339.3.

Full text
Abstract:
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, mengamanatkan, bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan. Namun kondisi pelayanan kesehatan di Indonesia terutama di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan masih terbatas, dan belum ada sistem pelayanan kesehatan secara terpadu di Indonesia yang menggunakan teknologi tinggi seperti satelit tele-medisin. Bagaimana kebijakan pengembangan tele-medisin di Indonesia untuk menuju keterpaduan sistem pelayanan kesehatan secara mandiri. Dengan melakukan patok duga pada sistem tele-medisin global sebagai bahan pembelajaran, diperoleh hasil bahwa pengembangan sistem tele-medisin di Indonesia memerlukan, antara lain: sumber daya manusia yang profesional, berdedikasi, berkomitmen, dan beretika; perangkat keras dan perangkat lunak dalam sistem tele-medisin harus handal; tingkat keseriusan semua pihak yang terlibat dalam pengembangan tele-medisin; kolaborasi beberapa institusi/lembaga nasional terkait dalam pengembangan sistem tele-medisin secara terpadu; kebijakan dan peraturan yang jelas untuk mengatur pelaksanaan telemedisin termasuk keamanan data dan etika pelaksanaannya; serta political will dari pemerintah dan legislatif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Perwitasari, Intan. "Analisis Kebutuhan Permintaan Pembangunan Satelit Operasional Nasional." In Kajian Kebijakan dan Informasi Kedirgantaraan, 153–76. Bogor: Mitra Wacana Media, 2015. http://dx.doi.org/10.30536/9786023181360.9.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui gambaran kondisi dan strategi pengembangan satelit operasional di negara ASEAN, (2) mengetahui faktor lingkungan strategis yang berpengaruh pada litbang satelit di Indonesia, dan (3) mengetahui kebutuhan akan pengembangan satelit operasional di Indonesia. Metode analisisnya menggunakan deskriptif analisis dengan melakukan benchmarking, analisa lingkungan strategis dan identifikasi kebutuhan satelit nasional. Hasilnya menunjukkan bahwa (1) latar belakang negara ASEAN memiliki satelit operasional sendiri untuk kepentingan prestise, kemandirian dan ilmiah; (2) faktor strategis yang mempengaruhi litbang teknologi satelit di Indonesia diantaranya keberadaan jasa peluncur internasional, keterbatasan slot orbit, pilihan untung rugi atas kepemilikan satelit sendiri atau leasing, dan supply chain bisnis keantariksaan; dan (3) kebutuhan pengembangan program satelit operasional nasional adalah berprinsip independence and self-reliance, dengan misi untuk pemantauan sumberdaya alam wilayah pesisir, daratan dan mendukung mitigasi bencana alam--satelit berukuran mikro berbasis SAR.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Susanti, Dini, Sri Rubiyanti, and Astri Rafikasari. "Missile Technology Control Regime (MTCR)." In Kajian Kebijakan Penerbangan dan Antariksa, 64–89. Bogor: In Media, 2018. http://dx.doi.org/10.30536/9786026469762.4.

Full text
Abstract:
Pada saat ini Indonesia sedang melakukan penguasaan kemampuan dalam mengembangkan teknologi Roket Sonda menjadi Roket Pengorbit Satelit (RPS). Di dalam pengembangan teknologi RPS tersebut terdapat hambatan yang dilakukan oleh kelompok negara-negara anggota Missile Technology Control Regime (MTCR) karena RPS sudah termasuk teknologi Roket yang memiliki jarak jangkau lebih dari 300 km. Sampai saat ini, Indonesia belum menjadi anggota MTCR tetapi berkeinginan untuk menjadi anggota dari rezim tersebut. Makalah ini mengkaji manfaat dan konsekuensi keanggotaan Indonesia dalam MTCR. Metoda yang digunakan dalam kajian ini adalah deskriptif kualitaif. Analisis dilakukan dengan pendekatan dari pengalaman negara-negara sebelum dan sesudah menjadi anggota MTCR. Dari kajian diperoleh hasil bahwa terdapat manfaat yang akan diperoleh Indonesia apabila masuk menjadi anggota MTCR diantaranya yaitu kepercayaan internasional terhadap Indonesia, peluang kerja sama, dan kemudahan di dalam transfer teknologi Roket. Sedangkan konsekuensinya diantaranya adalah Indonesia harus bersedia seluruh fasilitas berkaitan dengan pengembangan teknologi misil yang dimiliki diperiksa oleh Tim dari MTCR, melengkapi perundang-undangan nasional untuk mendukung implementasi MTCR, dan pengembangan kemampuan sumber daya manusia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Jamil, Abdullah. "Kebijakan Global Navigation Satellite System (GNSS) Negara Pengguna." In Kajian Kebijakan dan Informasi Kedirgantaraan, 93–115. Bogor: Mitra Wacana Media, 2015. http://dx.doi.org/10.30536/9786023181360.6.

Full text
Abstract:
Teknologi GNSS semakin banyak digunakan untuk berbagai aplikasi seperti transportasi, pertambangan dan mitigasi bencana. GNSS saat ini telah banyak digunakan di berbagai negara seperti Amerika, Eropa dan Asia Pasifik. Dua negara asia pasifik yang telah banyak menggunakan teknologi GNSS adalah Australia dan Korea Selatan. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan GNSS di Australia dan Korea Selatan, kemudian membandingkannya dengan penerapannya di Indonesia. Metodologi yang digunakan dalam kajian ini adalah deskriptif dengan menjelaskan kebijakan-kebijakan GNSS yang dikeluarkan oleh Australia dan Korea Selatan kemudian membandingkannya dengan kebijakan GNSS yang dikeluarkan Indonesia. Hasilnya adalah Australia dan Korea Selatan telah mengeluarkan kebijakan GNSS baik terkait pengembangan maupun pemanfaatan GNSS sedangkan Indonesia hingga saat ini belum mempunyai kebijakan pengembangan GNSS. Akan tetapi, Indonesia juga telah mengeluarkan kebijakan terkait pemanfaatan GNSS meskipun masih dalam lingkup lembaga dan belum dibuat secara nasional.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Supriadhie, Anjar. "Pengembangan Hukum Keantariksaan sebagai Suatu Sub Sistem Hukum dalam Sistem Hukum Nasional." In Kajian Kebijakan dan Hukum Kedirgantaraan, 22–41. Bogor: Mitra Wacana Media, 2015. http://dx.doi.org/10.30536/9786023181339.2.

Full text
Abstract:
Sistem hukum nasional merupakan sistem hukum yang berlaku di seluruh Indonesia yang meliputi semua unsur hukum yang antara yang satu dengan yang lain saling bergantung yang bersumber pada pembukaan dan UUD 1945. Keberadaan hukum udara dan hukum laut sebagai sub sistem dari Sistem Hukum Nasional, telah dipahami dan dimaklumi masyarakat, karena telah terintegrasi dengan perjalanan panjang sejarah ketatanegaraan Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut, kajian ini bertujuan mengkaji langkahlangkah dan atau tindakan hukum yang perlu dilakukan agar pengembangan sistem hukum keantariksaan setelah adanya Undang-undang Nomor 21 Tahun 2013 Tentang Keantariksaan dapat berkembang menjadi sub sistem hukum yang mandiri seperti halnya hukum laut dan hukum udara dalam wadah satu kesatuan sistem hukum nasional. Pengkajian dilakukan dengan metode deskriptif yuridis normatif, dengan mendasarkan pada pandangan Friedman tentang Sistem hukum, bahwa dalam sistem hukum nasional harus terkandung unsur materi hukum (legal subtance), struktur hukum (legal structure) dan budaya hukum (legal culture) dalam kaitan pembangunan sistem hukum keantariksaan menjadi satu kesatuan bangunan dalam satu sistem hukum nasional, maka diperlukan langkah dan atau tindakan hukum untuk dapat terbangunnya sistem hukum dimaksud.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Nasution, Husni. "Missile Technology Control Regime (MTCR)." In Kajian Kebijakan Penerbangan dan Antariksa, 46–63. Bogor: In Media, 2018. http://dx.doi.org/10.30536/9786026469762.3.

Full text
Abstract:
Untuk memperoleh alih teknologi antariksa, khususnya teknologi roket bagi Indonesia tidaklah mudah, karena teknologi tersebut, di samping mengandung teknologi tinggi, resiko tinggi, dan biaya tinggi juga sifatnya guna ganda (kepentingan sipil dan militer), sehingga negara-negara yang memiliki kemampuan dalam teknologi tersebut dan negara yang tergabung dalam kelompok Missile Technology Control Regime (MTCR) akan membatasi alih teknologi roket ke negara yang bukan kelompoknya. Sampai saat ini, Indonesia belum bergabung dengan kelompok MTCR tetapi ada keinginan untuk masuk menjadi kelompoknya. Makalah ini mengkaji MTCR dalam perpektif kepentingan nasional. Metodologi yang digunakan dalam kajian ini adalah deskriptif kualitatif yang datanya dikumpulkan dari berbagai referensi dan dari sumber lainnya, baik cetak maupun elektronik. Sedangkan dasar analisis yang dilakukan dalam kajian ini penulis menggunakan teori kepentingan nasional. Dari kajian diperoleh hasil bahwa MTCR dibutuhkan oleh Indonesia untuk transfer teknologi bagi pengembangan teknologi roket di Indonesia dalam rangka mewujudkan kepentingan nasional di bidang pertahanan, perekonomian, serta turut serta dalam mewujudkan perdamaian dan ketertiban dunia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Susilawati, Euis. "Pentingnya APSCO bagi Pembangunan Keantariksaan Indonesia." In Kajian Kebijakan dan Informasi Kedirgantaraan, 116–32. Bogor: Mitra Wacana Media, 2015. http://dx.doi.org/10.30536/9786023181360.7.

Full text
Abstract:
APSCO merupakan organisasi kerja sama multilateral keantariksaan yang dibentuk oleh delapan negara di Asia Pasifik pada tahun 2005 di Beijing, Tiongkok. Indonesia merupakan salah satu negara penandatangan Konvensi APSCO, namun sampai sekarang belum menjadi anggota karena belum meratifikasi Konvensi tersebut. Apabila Indonesia menjadi anggota APSCO maka setiap tahunnya Indonesia harus membayar kontribusi pendanaan dan tentunya akan menambah beban anggaran pemerintah Indonesia. Untuk itu harus dibuktikan bahwa dengan kontribusi yang dibayarkan tersebut dapat memberikan manfaat bagi pembangunan keantariksaan untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Kajian ini bertujuan menganalis pentingnya APSCO bagi pembangunan keantariksaan yang dilihat tidak hanya menilai manfaat yang diperoleh dari sisi kontribusi pendanaan yang diberikan. Metoda yang digunakan dalam kajian ini adalah deskriptif, dan dengan menggunakan perspektif politik, analisis menghasilkan bahwa secara politik dalam APSCO sangat penting bagi Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai wahana untuk promosi kemampuan Indonesia dalam aplikasi keantariksan kepada negara-negara anggota APSCO, dan memperoleh alih teknologi antariksa (peroketan) dari Tiongkok atau Iran melalui kegiatan atau program pengembangan teknologi antariksa, atau kegiatan pilihan lainnya yang disepakati bersama yang tidak terdapat dalam organisasi multilateral lainnya sejenis seperti APRSAF dan UNCSSTEAP.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Harry Tetra Antono and Muhammad Lutfi. "Dampak Sosial–Ekonomi Kegiatan UCG." In Pertambangan Gasifikasi Batubara Bawah Tanah: Teknologi Non Konvensional Batubara. Penerbit BRIN, 2022. http://dx.doi.org/10.55981/brin.447.c343.

Full text
Abstract:
Keberadaan perusahaan tambang di tengah-tengah masyarakat merupakan wujud dan partisipasi dalam peningkatan dan pengembangan pembangunan masyarakat. Perusahaan dan masyarakat yang bermukim di sekitarnya merupakan dua komponen yang saling memengaruhi. Perusahaan memerlukan masyarakat sekitar dalam pengembangan perusahaan itu sendiri, begitupun sebaliknya, masyarakat memerlukan perusahaan tersebut dalam peningkatan perekonomian masyarakat serta pengembangan daerah akibat keberadaan perusahaan tersebut. Oleh karena itu, aktivitas perusahaan tidak dapat dipungkiri memiliki dampak sosial terhadap masyarakat sekitarnya. Kegiatan pengembangan gasifikasi batubara bawah tanah (underground coal gasification/UCG) yang dilakukan pada suatu tempat, wajib memperhatikan keseimbangan dan kelestarian sumber daya alam yang digunakan dalam kegiatan tersebut serta mencegah timbulnya kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup. Dampak negatif dapat berupa gangguan terhadap lingkungan, kerusakan, dan bahaya terhadap keselamatan serta kesehatan masyarakat di sekelilingnya yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah, air, dan udara termasuk kebisingan suara yang berasal dari kegiatan pengembangan UCG.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Retno Damayanti. "Hidrologi pada Pengembangan Teknologi UCG." In Pertambangan Gasifikasi Batubara Bawah Tanah: Teknologi Non Konvensional Batubara. Penerbit BRIN, 2022. http://dx.doi.org/10.55981/brin.447.c336.

Full text
Abstract:
Air sangat penting untuk operasi proses UCG efisiensi tinggi, karena menyediakan segel di sekitar rongga gasifikasi yang membatasi keluarnya gas dan jumlah yang benar berpartisipasi dalam reaksi menghasilkan gas produk berkualitas tinggi. Tekanan operasi reaktor UCG harus dijaga lebih rendah dari kepala hidrostatik di jahitan, sehingga air akan mengalir ke rongga secara terus-menerus dan cukup air tanah harus tersedia untuk mempertahankan aliran ini tanpa menghabiskan sumber daya air di lokasi secara berlebihan. Ketersediaan air di suatu lokasi dipengaruhi oleh kedalaman lapisan batubara dan permeabilitasnya bahan di sekitar reaktor UCG. Jadi ini adalah masalah utama dalam pemilihan lokasi. Permeabilitas rendah batuan penutup (overburden) lebih disukai untuk mengurangi risiko banjir rongga selama operasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Sarif Subarna Yudha. "Penentuan Area Prospek untuk Pengembangan Gasifikasi Batubara Bawah Tanah Di Blok A PT ATD, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan." In Pertambangan Gasifikasi Batubara Bawah Tanah: Teknologi Non Konvensional Batubara. Penerbit BRIN, 2022. http://dx.doi.org/10.55981/brin.447.c334.

Full text
Abstract:
Potensi pengembangan teknologi UCG di Indonesia sangat besar dan tersebar di beberapa cekungan batubara seluruh Indonesia. Salah satu cekungan yang memiliki potensi sumberdaya batubara yang besar adalah Cekungan Sumatera Selatan. Menurut Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (2019), sumberdaya batubara yang berada di cekungan ini berkisar 1.900 juta ton, sedangkan yang ditambang secara tambang terbuka hanya sebagian kecil. Salah satu izin usaha pertambangan (IUP) batubara yang berada di dalam cekungan ini dan memiliki luasan area yang besar adalah IUP PT ATD. Akan tetapi, sampai saat ini belum ada data mengenai potensi batubara untuk pengembangan teknologi UCG di dalam wilayah IUP ini. Oleh karena itu, dalam rangka mendukung ketahanan energi Indonesia, pemetaan potensi batubara dilakukan untuk pengembangan teknologi UCG yang berada di dalam wilayah IUP PT ATD.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Conference papers on the topic "Pengembangan"

1

Elisabeth, Adriana. "Pengembangan Teknologi Roket." In Seminar Nasional Kebijakan Penerbangan dan Antariksa II. Bogor: In Media, 2018. http://dx.doi.org/10.30536/p.sinaskpa.ii.2.

Full text
Abstract:
Mengacu pada pesawat antariksa yang mampu mencapai deep space melampaui bulan, planet Mars dan sistem solar atau Orion oleh Lembaga Antariksa Amerika Serikat atau National Aeronautics and Space Administration (NASA), terdapat tiga pelajaran penting yang dapat diambil oleh Indonesia terkait pengembangan teknologi roket nasional: pertama, pengembangan teknologi roket merupakan proses panjang dan berkesinambungan, kedua, pengembangan teknologi roket beserta inovasinya memerlukan dukungan dan ketersediaan dana yang sangat besar, ketiga, pengembangan teknologi perlu ditopang oleh sumber daya manusia (SDM) yang menguasai teknologi roket secara tepat dan juga berbagai keahlian bidang ilmu pengetahuan lain.Untuk mendukung teknologi antariksa, Pemerintah Indonesia telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Penyelenggaraan Keantariksaan. Urgensi pengembangan teknologi antariksa nasional selain perlu segera direalisasikan, juga bersifa jangka panjang. Hal ini terutama berhubungan dengan pembangunan konektivitas dan koordinasi antarsektor, penataan terpadu lembaga riset dan pengembangan teknologi roket nasional. Science and technology driven di bidang roket harus menjadi prioritas pembangunan nasional, karena ini berhubungan langsung dengan pembangunan sektor maritim, keselamatan jalur perdagangan dan pelayaran, pertanian terkait perubahan iklim, dan lain-lain. Selanjutnya, strategi pengembangan teknologi satelit nasional perlu memperhatikan pendekatan lingkungan dan dampak sosial bagi masyaraka lokal (environmental and social impact assessments), di mana pendekatan ini sebaiknya dilakukan secara terpadu. Sejalan dengan urgensi untuk mengembangkan teknologi satelit nasional, beberapa tantangan yang akan dihadapi oleh Pemerintah Indonesia antara lain terkait komitmen politik Pemrintah yang belum sepenuhnya difokuskan pada pengembangan teknologi ini. Kedua, masalah anggaran riset dan pengembangan yang relatif terbatas. Ketiga, pemahaman masyarakat Indonesia yang relatif minim, bahkan sebagian menentang. Keempat, fokus bisnis masih terbatas pada pemanfaatan belum pada investasi di bidang teknologi canggih untuk membangun kehidupan yang lebih baik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Sanjaya, Lari Andres, Agus Setyo Budi, and I. Made Astra. "PENGEMBANGAN ALAT PERAGA ENERGI TERBARUKAN." In SEMINAR NASIONAL FISIKA 2016 UNJ. Pendidikan Fisika dan Fisika FMIPA UNJ, 2016. http://dx.doi.org/10.21009/0305010210.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

"Pengembangan Mercusuar Bangkalan Berdasarkan Sustainability." In Seminar Nasional Budaya Madura V. UTM Press, 2019. http://dx.doi.org/10.21107/budayamadura.2019.33.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

"Pengembangan Wisata Gili Iyang Madura." In Seminar Nasional Budaya Madura V. UTM Press, 2019. http://dx.doi.org/10.21107/budayamadura.2019.13.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Putra, Ariyanto Adi, and Titus Adi Kurniawan. "Penyusunan MasterPlan dalam Perencanaan Sarana Infrastruktur Dasar Lahan Otorita Labuan Bajo." In Temu Ilmiah IPLBI 2021. Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia, 2021. http://dx.doi.org/10.32315/ti.9.j001.

Full text
Abstract:
Kerja praktik ini merupakan suatu program kemahasiswaan dalam pengembangan kemampuan dan kualitas diri di dunia kerja. Dalam pelaksanaan Kerja Profesi praktikan memilih PT. Gagas Karya Mandiri, dengan tujuan untuk mengembangkan pengalaman dalam pekerjaan pada Developer Kawasan yang berada dalam pengawasan oleh Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF). Metode penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode penelitian pengembangan kombinasi. Tujuan laporan ini adalah menjelaskan background perusahaan yang bergerak di bidang developer untuk memberikan gambaran proses pengembangan Kawasan menjadi Kawasan Pariwisata Otorita. Penjelasan jurnal menunjukan keterkaitan pengembangan Kawasan Pariwisata Otorita Labuan Bajo dengan mengacu pada MasterPlan. Kata-kunci: laporan jurnal kerja profesi, developer kawasan, masterplan, tujuan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Herlantino, Herlantino. "Pengembangan Media Powerpoint pada Materi Pythagoras dengan Menggunakan Model Addie di SMP 1 Suti Semarang." In Seminar Nasional Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi : kampus merdeka meningkatkan kecerdasan sumberdaya manusia melalui interdispliner ilmu pengetahuan dan teknologi : Pontianak, 24 Agustus 2021. Untan Press, 2021. http://dx.doi.org/10.26418/pipt.2021.39.

Full text
Abstract:
Selama masa pandemi proses pembelajaran dilakukan dengan jarak jauh atau menggunakan metode daring. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memfasilitasi guru dalam proses pembelajaran daring dengan pengembangan media PowerPoint pada materi Pythagoras. Adapun pengembangan media PowerPoint menggunakan model ADDIE dengan langkah-langkah Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation. Hasilnya menunjukkan bahwasanya Powerpoint yang dikembangkan menunjukkan respon siswa terhadap materi mudah dimengerti dan pembelajaran lebih menarik pada siswa. Hal ini dikarenakan PowerPoint merupakan media pembelajaran yang baru bagi siswa. Pengembangan media powerpoint pada materi Pythagoras akan menarik perhatian dan meningkatkan motivasi para siswa. Hasil penulisan ini menunjukkan bahwa pengembangan media PowerPoint pada materi Pythagoras dengan menggunakan model ADDIE dapat dipahami siswa secara mendalam. Metode penelitian ini adalah pengembangan dengan menggunakan model ADDIE. Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 8 SMP NEGERI 1 Suti Semarang Kabupaten Bengkayang. Dengan adanya penggunaan model ADDIE guru maupun siswa dapat menerapkan pembelajaran jarak jauh yang lebih baik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Almatin, Nur. "Regulasi Pengembangan Teknologi Roket Negara-negara dan Implementasinya di Indonesia." In Seminar Nasional Kebijakan Penerbangan dan Antariksa III. Bogor: In Media, 2019. http://dx.doi.org/10.30536/p.sinaskpa.iii.7.

Full text
Abstract:
Pengembangan tekonologi, khususnya di bidang teknologi roket, saat ini sedang gencar dilakukan oleh berbagai negara di dunia. Tulisan ini melihat sejauh mana regulasi pengembangan teknologi roket yang diatur oleh Amerika Serikat dan Rusia sebagai contoh negara maju dalam keantariksaan serta Korea Selatan sebagai contoh negara Asia yang berkembang menjadi negara spacefaring. Penulisan dilakukan dengan metode yuridis normatif yang membahas pelaksanaan hukum nasional negara-negara dimaksud. Kemudian lebih lanjut akan dikaji praktiknya di Indonesia sesuai dengan beberapa ketentuan nasional yang relevan. Hasil kajian menunjukkan bahwa baik ketentuan nasional maupun praktik Amerika Serikat, Rusia dan Korea Selatan mengarahkan ke pengembangan teknologi RLVs dan roket kelas berat. Sementara, berdasarkan ketentuan nasional Indonesia, pengembangan roket masih mengarah ke roket sonda dan roket pengorbit satelit mikro ke orbit bumi rendah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

"Pengembangan Pariwisata Madura Berbasis Budaya Lokal." In Seminar Nasional Budaya Madura V. UTM Press, 2019. http://dx.doi.org/10.21107/budayamadura.2019.1.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Nuralamsah, Fahmi, Muhammad Nurdin Abdul Muhaemin, Fitri Syabandyah, and Peti Savitri. "PENERAPAN JAVASCRIPTY REACT UNTUK APLIKASI CHAT ROOM BERBASIS WEB." In Seminar Sosial Politik, Bisnis, Akuntansi dan Teknik (SoBAT) ke-3. LPPM USB YPKP, 2021. http://dx.doi.org/10.32897/sobat3.2021.37.

Full text
Abstract:
Aplikasi chat room merupakan hasil dari pengembangan teknologi informasi dan komunikasi. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk berdiskusi dalam sebuah room atau group chatting yang bisa diakses dimanapun dan kapanpun dan menggunakan perangkat apapun (perangkat mobile atau komputer). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah aplikasi chat room dengan menerapkan kedua teknologi tersebut. Metode pengembangan sistem yang akan digunakan adalah dengan metode pengembangan sistem Prototype yang dipa,ndang cocok dengan aplikasi yang akan dibuat. Hasil yang diperoleh adalah sebuah aplikasi chat room yang dapat digunakan atau diterapkan ke aplikasi lain yang lebih besar yang membutuhkan sebuah fitur chat room. Dalam pengembangannya, React.js akan berperan sebagai library di sisi klien dan Javascript akan beran di sisi backend atau server dibantu library lainnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Prabowo, Hendro, Mahargyantari P. Dewi, Henny Regina Salve, and Agung Wahyudi. "Saatnya Mengembangkan (Lagi) Community Based Development di Kawasan Pesisir Indonesia." In Temu Ilmiah IPLBI 2021. Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia, 2021. http://dx.doi.org/10.32315/ti.9.k039.

Full text
Abstract:
Sebagai negara kepulauan (13.446 pulau) dan memiliki panjang garis pantainya nomor dua di dunia setelah Kanada atau 99.093 kilometer atau, diperkirakan 60% dari penduduk Indonesia hidup dan tinggal di wilayah pesisir. Dewasa ini terdapat 16 proyek reklamasi pantai di seluruh wilayah Indonesia, namun pengembangan reklamasi di Indonesia ini harus berhadapan dengan masyarakat nelayan yang sudah menghuni dalam waktu yang lama di kawasan pesisir tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskusikan masalah pengembangan lingkungan binaan yang dilakukan di wilayah pesisir di Indonesia. Dengan mengambil tiga wilayah yaitu Jakarta, Makassar dan Bali, peneltian ini dilakukan dengan studi pustaka melalui scholar.google.com dan studi media, penelitian ini menemukan tidak adanya keterlibatan masyarakat lokal pada pengembangan reklamasi. Masyarakat lokal justru termarginalisasikan secara sosial, ekonomi dan budaya. Kata-kunci : lingkungan binaan, pesisir, reklamasi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Reports on the topic "Pengembangan"

1

Winarsa, Hendra. STRATEGI PENGEMBANGAN JAMU KEMASAN DI INDONESIA. Jurnal Madani: Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Humaniora, March 2019. http://dx.doi.org/10.33753/madani.v2i1.40.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Wibisono, I. T. C. Kajian Kelayakan dan Pengembangan Desain Teknis Rehabilitasi Pesisir. World Agroforestry Centre (ICRAF), 2016. http://dx.doi.org/10.5716/wp16037.pdf.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Lusiana, Betha, Lisa Tanika, Sacha Amaruzaman, and Beria Leimona. Potensi dan Tantangan dalam Pengembangan Skema Ko-Investasi Jasa Lingkungan di Kabupaten Buol, Indonesia. World Agroforestry Centre, 2017. http://dx.doi.org/10.5716/wp17008.pdf.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Nadhira, Fatharani. Mendorong Investasi di Sektor Pendidikan di ASEAN: Pendidikan Inklusif, Program-Program Pendidikan Lintas Batas, dan Pengembangan Kapasitas TIK. Jakarta, Indonesia: Center for Indonesian Policy Studies, 2021. http://dx.doi.org/10.35497/353776.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Revina, Shintia, Rezanti Putri Pramana, Rizki Fillaili, and Daniel Suryadarma. Systemic Constraints Facing Teacher Professional Development in a Middle-Income Country: Indonesia’s Experience Over Four Decades. Research on Improving Systems of Education (RISE), November 2020. http://dx.doi.org/10.35489/bsg-rise-wp_2020/054.

Full text
Abstract:
Despite government efforts to reform teacher professional development (TPD) in the past four decades, Indonesian teacher quality remains low. Why have the improvement efforts failed? In the present study we investigate what caused these reforms to fail from two angles. First, we examine the efficacy of the latest teacher professional development (TPD) initiative in Indonesia, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan or PKB (Continuing Professional Development), and identify the factors affecting its efficacy. We found that some essential features of effective TPD are missing in PKB. The PKB programme has not targeted teachers based on years of experience, has not followed up teachers with post-training activities, has not incorporated teaching practice through lesson enactment, and has not built upon teacher existing practice. Second, our analysis demonstrates that PKB's weaknesses have existed in Indonesia's previous TPD initiatives as far back as four decades ago. This indicates that the long-term problem of TPD’s ineffectiveness is driven by different elements of the education system beyond the TPD’s technical and operational aspects. Our system-level analysis points out that merely improving the technical aspects of TPD would be insufficient given the Indonesian education system’s lack of coherence surrounding teacher quality. The problems surrounding the provision of effective TPD is more complex than simply a matter of replacing the “old” with the “new” initiative. The change requires a reorientation of the education system to produce high-quality teachers.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Revina, Shintia, Rezanti Putri Pramana, Rizki Fillaili, and Daniel Suryadarma. Systemic Constraints Facing Teacher Professional Developmentin a Middle-Income Country: Indonesia’s Experience Over Four Decades. Research on Improving Systems of Education (RISE), November 2020. http://dx.doi.org/10.35489/bsgrisewp_2020/054.

Full text
Abstract:
Despite government efforts to reform teacher professional development (TPD) in the past four decades, Indonesian teacher quality remains low. Why have the improvement efforts failed? In the present study we investigate what caused these reforms to fail from two angles. First, we examine the efficacy of the latest teacher professional development (TPD) initiative in Indonesia, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan or PKB (Continuing Professional Development), and identify the factors affecting its efficacy. We found that some essential features of effective TPD are missing in PKB. The PKB programme has not targeted teachers based on years of experience, has not followed up teachers with post-training activities, has not incorporated teaching practice through lesson enactment, and has not built upon teacher existing practice. Second, our analysis demonstrates that PKB's weaknesses have existed in Indonesia's previous TPD initiatives as far back as four decades ago. This indicates that the long-term problem of TPD’s ineffectiveness is driven by different elements of the education system beyond the TPD’s technical and operational aspects. Our system-level analysis points out that merely improving the technical aspects of TPD would be insufficient given the Indonesian education system’s lack of coherence surrounding teacher quality. The problems surrounding the provision of effective TPD is more complex than simply a matter of replacing the “old” with the “new” initiative. The change requires a reorientation of the education system to produce high-quality teachers.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Putriastuti, Massita Ayu Cindy, Nadira Asrifa Nasution, and Vivid Amalia Khusna. Meningkatkan Peran Strategis Pemerintah Daerah dalam Transisi Energi Indonesia. Purnomo Yusgiantoro Center, May 2024. http://dx.doi.org/10.33116/pyc-br-6.

Full text
Abstract:
Dalam menghadapi perubahan iklim dan ketidakpastian pasokan energi konvensional, Indonesia menekankan pentingnya transisi dari energi fosil ke sumber energi terbarukan. Meskipun ini merupakan prioritas nasional, peran pemerintah daerah masih terbatas, terhambat oleh kurangnya desentralisasi dalam pengelolaan energi dan regulasi yang belum mendukung. Laporan ini mengeksplorasi peran strategis pemerintah daerah dalam mempercepat transisi energi di Indonesia, dengan fokus pada tantangan spesifik yang mereka hadapi dan rekomendasi untuk mengatasi tantangan tersebut. Menggunakan metodologi kualitatif yang mencakup diskusi kelompok terfokus (FGD), wawancara, kunjungan lapangan, dan studi literatur, penelitian ini mengidentifikasi beberapa tantangan utama. Antaranya adalah kurangnya otonomi dalam pengambilan keputusan energi, kekurangan sumber daya manusia yang terampil, dan koordinasi yang tidak efektif antarlembaga pemerintah. Kondisi geografis dan topografi yang beragam di Indonesia juga menambah kompleksitas, memerlukan strategi yang disesuaikan dengan kebutuhan energi lokal yang spesifik. Dari hasil analisis, laporan ini memberikan rekomendasi terstruktur dalam tiga jangka: pendek, menengah, dan panjang. Rekomendasi jangka pendek meliputi peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan dan penambahan tenaga ahli, serta memperbaiki koordinasi antarlembaga untuk efisiensi pelaksanaan proyek. Untuk jangka menengah, disarankan pengembangan strategi energi yang lebih inklusif dan integrasi rencana energi terbarukan ke dalam perencanaan pembangunan regional. Jangka panjang menargetkan pembentukan kebijakan yang mendukung investasi dan infrastruktur untuk energi terbarukan, serta penggunaan teknologi terkini. Dengan mengadopsi rekomendasi ini, pemerintah daerah dapat memainkan peran kunci dalam mendorong Indonesia menuju masa depan energi yang lebih berkelanjutan dan memastikan ketahanan energi nasional dalam jangka panjang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography