To see the other types of publications on this topic, follow the link: Partikel – e.

Journal articles on the topic 'Partikel – e'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Partikel – e.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Maulida, Cut Rizka, Mursal Mursal, and Ismail Ismail. "A Study on the utilization of coffee grounds for particle board." Journal of Aceh Physics Society 10, no. 2 (April 14, 2021): 48–52. http://dx.doi.org/10.24815/jacps.v10i2.19063.

Full text
Abstract:
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk membuat papan partikel dengan menggunakan limbah ampas kopi dan resin epoksi sebagai perekat. Komposisi resin epoksi divariasikan yaitu 5, 10, 15 dan 20 vol.% untuk masing-masing partikel ampas kopi berukuran 20 dan 40 mesh. Papan partikel dibuat dengan teknik pressing dengan beban sebesar 9 ton selama 30 menit. Sifat mekanik yang diuji adalah MOE, MOR, dan kuat tekan. Sifat fisis papan partikel yang diuji adalah kerapatan dan pengembangan tebal. Hasil menunjukkan bahwa nilai MOE tertinggi yaitu 20,910 kgf/cm2 pada komposisi 95 vol.% ampas kopi dan 5 vol.% resin epoksi dengan ukuran ampas kopi 40 mesh. MOR tertinggi yaitu 167 kgf/cm2 pada ukuran partikel 40 mesh dengan komposisi ampas kopi 90 vol.% dan resin epoksi 10 vol.%. Nilai kuat tekan tertinggi diperoleh 220 kgf/cm2 pada 20 mesh, dengan komposisi 85 vol.% ampas kopi dan 15 vol.% resin epoksi. Kerapatan dan pengembangan tebal papan partikel yang tertinggi masing-masing adalah 1,16 g/cm3 dan 0,85%. Secara umum, sifat mekanis papan partikel ampas kopi tergantung pada komposisi dan ukuran partikel ampas kopi. Namun, sifat fisisnya tidak berubah secara signifikan untuk ukuran partikel dan komposisi yang berbeda. Papan partikel yang diperoleh dari penelitian ini memenuhi standar ANSI sehingga berpotensi untuk dijadikan sebagai papan partikel atau komposit. Abstract.. This study aims to make a particle board using coffee ground waste and epoxy resin as an adhesive. The composition of the epoxy resin was varied, namely 5, 10, 15 and 20 vol.% for 20 mesh and 40 mesh of coffee grounds particles. Particle board is made by pressing technique with a load of 9 tons for 30 minutes. The mechanical properties tested were MOE, MOR, and compressive strength. The physical properties of the particle board tested were density and thickness swelling. The results showed that the highest MOE particle board was 20.910 kgf/cm2 (95 vol.% coffee grounds:5 vol.% epoxy resin; 40 mesh). The highest MOR was 167 kgf/cm2 (90 vol.% coffee grounds:10 vol.% epoxy resin;40 mesh). The hihgest compressive strength values was 220 kgf/cm2 (85 vol.% coffee grounds:15 vol.% epoxy resin;20 mesh). The highest density and thickness expansion were 1.16 g/cm3 and 0.85%, respectively. In general, the mechanical properties of coffee grounds particleboard depend on the composition and particle size of coffee grounds. However, their physical properties do not change significantly for different particle sizes and compositions. The particle board obtained from this study meets the standard of ANSI. Thus, coffee grounds have the potential to be used as particle board or composite. Keywords particle board, coffee grounds, epoxy resin, mechanical properties, physical properties
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Najihah, Yeni Fathatun, Dwi Puryanti, and Yuli Yetri. "Pengaruh Komposisi Kulit Buah Kakao, Ampas Tebu, dan Perekat terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel dari Campuran Limbah Kulit Buah Kakao dan Ampas Tebu." Jurnal Fisika Unand 7, no. 1 (January 3, 2018): 8–14. http://dx.doi.org/10.25077/jfu.7.1.8-14.2018.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan bahan terbaik terhadap sifat fisis dan mekanis papan partikel. Dalam penelitian ini digunakan dua variasi perlakuan bahan, yaitu perbandingan komposisi bahan dan jumlah perekat. Variasi komposisi bahan yang digunakan antara kulit buah kakao dan ampas tebu adalah 100:0%, 75:25%, 50:50%. Kadar perekat isosianat yang digunakan adalah 12%, 14%, dan 16%. Ukuran panjang serat ampas tebu yang digunakan adalah 3 cm. Parameter yang diukur adalah kadar air, kerapatan, daya serap air, keteguhan patah, kuat tekan sejajar permukaan dan kekuatan rekat internal. Didapatkan papan partikel terbaik adalah papan partikel dengan perbandingan komposisi bahan 50:50% dengan kadar perekat 16%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai sifat fisis yang dihasilkan memenuhi standar JIS A 5908 (2003), SNI 03-2105-2006, dan FAO (1996). Namun pada pengujian sifat mekanis terdapat beberapa nilai MOR papan partikel yang tidak memenuhi standar. Berdasarkan persentase densitas papan partikel maka papan partikel yang dihasilkan termasuk jenis medium density particle board hingga high density particle board.Kata kunci: kulit buah kakao, ampas tebu, perekat isosianat, papan partikel
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Wahya, Wahya. "Dimensi Sintaksis dan Semantik Partikel Euy dalam Novel Budak Teuneung Karya Samseodi." Metahumaniora 9, no. 1 (July 30, 2019): 1. http://dx.doi.org/10.24198/metahumaniora.v9i1.22875.

Full text
Abstract:
Partikel euy merupakan salah satu partikel fatis dalam bahasa Sunda. Partikel ini, sebagaimana partikel fatis lain, tidak memiliki fungsi sintaksis dalam kalimat, yakni sebagai unsur ekstraposisi dalam kalimat. Tulisan ini yang berjudul “Dimensi Sintaksis dan Semantik Partikel Euy dalam Novel Budak Teuneung”membahas perilaku sintaksis partikel euy, yaitu keberadaannnya dalam jenis kalimat berdasarkan bentuk sintaksisnya, dan makna gramatikal partikel euy dalam lingkungan kalimat deklaratif, interogatif, imperatif, dan eksklamatif. Metode penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode simak dengan teknk catat. Selanjutnya, data dianalisis menggunakan metode agih atau distribusional. Sumber data yang digunakan adalah novel anak-anak yang berjudul Budak Teuneung (2018) karya Samsoedi. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 46 data kalimat yang memuat partikel euy. Berdasarkan analisis terhadap 46 data tersebut dengan pendekatan sintaksis dan semantik, dapat disimpulkan bahwa partikel euy dapat berposisi di awal, di tengah, atau di akhir kalimat deklaratif, tetapi dominan berposisi di tengah kailimat. Partikel euy hanya berposisi di tengah dan di akhir kalimat interogatif, tidak ada yang berposisi di awal kalimat. Partikel euy dapat berposisi di awal, di tengah, dan di akhir kalimat imperatif, tetapi dominan berposisi di akhir kalimat. Partikel euy hanya berposisi di awal dan di akhir kalimat eksklamatif, tidak ada yang berposisi di tengah kalimat. Secara semantik, partikel euy bersama jenis kalimat yang memuatnya memiliki keragaman makna gramatikal. Secara umum dapat dikatakan partikel euy beserta unsur lingusitik yang mendampinginya dalam kalimat deklaratif memiliki makna ‘meberitahukan atau menyatakan sesuatu’; dalam kalimat interogatif, memiliki makna ‘meminta sesuatu’; dalam kalimat imperatif, memiliki makna ‘meminta sesuatu’ atau ‘memerintahkan sesuatu’; dalam kalimat eksklamataif. memiliki makna ‘mengungkapkan atau menyampaikan sesuatu’.Particle euy is just one-structured particles in the Sundanese language. This particle, as another particles phatic, does not have the syntactic function in the sentence, namely as an element in extraposition sentence. This article entitled "Dimensions of Syntax and Semantics of the Euy Particle in Novel of Budak Teuneung" discuses the behavior of particles in syntax dimension, namely it’s distribution in the type of sentence based on syntactic and grammatical meaning of particles in the environment, namely in declarative sentences, interrogative, imperative, and exclamative ones. This research method is descriptive qualitative. Data collected by using observation techniques to record. Furthermore, the data were analyzed using distributional method. Source data used is a children's novel titled Budak Teuneung (2018) written by Samsoedi. Based on the results of the study, found that 46 data sentence contains particles here. Based on an analysis of 46 data with the approach of syntax and semantics, it can be concluded that the particle euy can be positioned at the beginning, in the middle, or at the end of a declarative sentence, but a dominant position in the middle; particle euy simply positioned in the middle and at the end of interrogative sentences, no position early in the sentence; particle euy can be positioned at the beginning, in the middle, and at the end of the imperative sentence, but a dominant position in the end of the sentence; particle euy only just plays in the beginning and at the end of the exclamative sentence, no position in the middle of a sentence. Semantically, particle euy with the kind of sentences contain a variety of grammatical meaning. Generally speaking, the particle with linguistic elements that accompany the declarative sentences have meaning 'report missing or declared something'; interrogative sentences have meaning 'ask anything'; imperative sentences have meaning 'ask anything' or 'ordered something'; exclamative sentences have meaning 'reveal or convey something'.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Wahya, Wahya. "Dimensi Sintaksis dan Semantik Partikel Euy dalam Novel Budak Teuneung Karya Samseodi." Metahumaniora 9, no. 1 (July 30, 2019): 1. http://dx.doi.org/10.24198/mh.v9i1.22875.

Full text
Abstract:
Partikel euy merupakan salah satu partikel fatis dalam bahasa Sunda. Partikel ini, sebagaimana partikel fatis lain, tidak memiliki fungsi sintaksis dalam kalimat, yakni sebagai unsur ekstraposisi dalam kalimat. Tulisan ini yang berjudul “Dimensi Sintaksis dan Semantik Partikel Euy dalam Novel Budak Teuneung”membahas perilaku sintaksis partikel euy, yaitu keberadaannnya dalam jenis kalimat berdasarkan bentuk sintaksisnya, dan makna gramatikal partikel euy dalam lingkungan kalimat deklaratif, interogatif, imperatif, dan eksklamatif. Metode penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode simak dengan teknk catat. Selanjutnya, data dianalisis menggunakan metode agih atau distribusional. Sumber data yang digunakan adalah novel anak-anak yang berjudul Budak Teuneung (2018) karya Samsoedi. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 46 data kalimat yang memuat partikel euy. Berdasarkan analisis terhadap 46 data tersebut dengan pendekatan sintaksis dan semantik, dapat disimpulkan bahwa partikel euy dapat berposisi di awal, di tengah, atau di akhir kalimat deklaratif, tetapi dominan berposisi di tengah kailimat. Partikel euy hanya berposisi di tengah dan di akhir kalimat interogatif, tidak ada yang berposisi di awal kalimat. Partikel euy dapat berposisi di awal, di tengah, dan di akhir kalimat imperatif, tetapi dominan berposisi di akhir kalimat. Partikel euy hanya berposisi di awal dan di akhir kalimat eksklamatif, tidak ada yang berposisi di tengah kalimat. Secara semantik, partikel euy bersama jenis kalimat yang memuatnya memiliki keragaman makna gramatikal. Secara umum dapat dikatakan partikel euy beserta unsur lingusitik yang mendampinginya dalam kalimat deklaratif memiliki makna ‘meberitahukan atau menyatakan sesuatu’; dalam kalimat interogatif, memiliki makna ‘meminta sesuatu’; dalam kalimat imperatif, memiliki makna ‘meminta sesuatu’ atau ‘memerintahkan sesuatu’; dalam kalimat eksklamataif. memiliki makna ‘mengungkapkan atau menyampaikan sesuatu’.Particle euy is just one-structured particles in the Sundanese language. This particle, as another particles phatic, does not have the syntactic function in the sentence, namely as an element in extraposition sentence. This article entitled "Dimensions of Syntax and Semantics of the Euy Particle in Novel of Budak Teuneung" discuses the behavior of particles in syntax dimension, namely it’s distribution in the type of sentence based on syntactic and grammatical meaning of particles in the environment, namely in declarative sentences, interrogative, imperative, and exclamative ones. This research method is descriptive qualitative. Data collected by using observation techniques to record. Furthermore, the data were analyzed using distributional method. Source data used is a children's novel titled Budak Teuneung (2018) written by Samsoedi. Based on the results of the study, found that 46 data sentence contains particles here. Based on an analysis of 46 data with the approach of syntax and semantics, it can be concluded that the particle euy can be positioned at the beginning, in the middle, or at the end of a declarative sentence, but a dominant position in the middle; particle euy simply positioned in the middle and at the end of interrogative sentences, no position early in the sentence; particle euy can be positioned at the beginning, in the middle, and at the end of the imperative sentence, but a dominant position in the end of the sentence; particle euy only just plays in the beginning and at the end of the exclamative sentence, no position in the middle of a sentence. Semantically, particle euy with the kind of sentences contain a variety of grammatical meaning. Generally speaking, the particle with linguistic elements that accompany the declarative sentences have meaning 'report missing or declared something'; interrogative sentences have meaning 'ask anything'; imperative sentences have meaning 'ask anything' or 'ordered something'; exclamative sentences have meaning 'reveal or convey something'.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Horst, David, Qian Zhang, and Eberhard Schmidt. "Deliqueszenz und Effloreszenz hygroskopischer Salzpartikeln in Partikel-Wand- und Partikel-Partikel-Kontakten." Chemie Ingenieur Technik 91, no. 1-2 (December 3, 2018): 46–54. http://dx.doi.org/10.1002/cite.201800063.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Husairy, A., and Benny D. Leonanda. "SIMULASI PENGARUH VARIASI KECEPATAN INLET TERHADAP PERSENTASE PEMISAHAN PARTIKEL PADA CYCLONE SEPARATOR DENGAN MENGGUNAKAN CFD." Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) 10, no. 1 (February 15, 2014): 12. http://dx.doi.org/10.25077/jrs.10.1.12-21.2014.

Full text
Abstract:
Pada tulisan ini akan dibahas pengaruh kecepatan dan dimensi terhadap persentase pemisahan partikel cyclone separator dengan menggunakan CFD. Persamaan yang digunakan dalam CFD adalah persamaan kepsilon RNG. Variasi kecepatan 7, 10, 15, 20, dan 30m/s dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap persentase pemisahan partikel. Variasi lebar inlet 0,2 dan 0.25m serta diameter outlet 0.4 dan 0.5m juga dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap cyclone separator. Persentase pemisahan partikel didapat dengan simulasi Particle Track. Dimana pada penelitian didapat jumlah partikel yang Escaped ataupun Trapped. Escaped adalah jumlah partikel yang ikut keluar bersama udara bersih, sedangkan Trapped adalah partikel yang telah disisihkan dari udara bersih dan masuk kedalam chopper. Pada simulasi ini juga didapat kontur tekanan dan kecepatan dari cyclone separator tersebut. Dari hasil simulasi didapatkan bahwa variasi kecepatan cukup berpengaruh terhadap persentase pemisahan partikel, dimana semakin tinggi kecepatan inlet maka persentase partikel yang escaped semakin sedikit dan yang trapped semakin bertambah. Dari 4 tipe cyclone separator yang disimulasikan, cyclone separator dengan diameter outlet 0.4m dan lebar inlet 0.25m menghasilkan persentase pemisahan yang paling tinggi, untuk kecepatan 20m/s , hanya 4.54% partikel yang keluar bersama udara bersih. Tapi cyclone separator ini menghasilkan tekanan yang lebih tinggi dibandingkan cyclone separator tipe lainnya. Keywords: cyclone separator, kecepatan, tekanan, persentase pemisahan partikel
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Hatta, Zia Nurkhalida, Mursal Mursal, and Ismail Ismail. "Mechanical properties of coconut shell particle board using epoxy resin adhesive." Journal of Aceh Physics Society 10, no. 2 (April 14, 2021): 36–40. http://dx.doi.org/10.24815/jacps.v10i2.19086.

Full text
Abstract:
Abstrak. Papan partikel merupakan komposit yang tersusun dari filler (penguat) dan matriks (pengikat). Papan partikel dapat dibuat dari bahan limbah pertanian yang mengandung selulosa seperti tempurung kelapa. Penelitian ini menggunakan limbah tempurung kelapa sebagai filler dan resin epoksi (RE) sebagai matriks. Penelitian dilakukan dengan memvariasikan ukuran partikel tempurung kelapa (60, 80, 100 dan 120 mesh) dan komposisi filler tempurung kelapa:perekat RE (70:30, 75:25, 80:20, dan 85:15 vol.%) untuk memperoleh sifat mekanik yang terbaik. Sifat mekanik yang diuji adalah modulus of elasticity, modulus of rupture, dan kuat tekan. Sifat mekanik papan partikel diuji sesuai standar ASTM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat mekanik menurun dengan bertambahnya komposisi tempurung kelapa. Namun sifat mekanik meningkat dengan mengecilnya ukuran partikel dari 60 ke 120 mesh. Papan partikel yang dihasilkan memenuhi persyaratan ANSI untuk ukuran partikel 120 mesh, komposisi tempurung kelapa 80 vol.%, dan RE 20 vol.%.Abstract. Particle board is a composite composed of filler (reinforcement) and a matrix (binder). Particle board can be made of agricultural waste material containing cellulose such as a coconut shell. This study used coconut shell particles as a filler and epoxy resin (RE) as a matrix. The research was conducted by varying the particle size of coconut shells (60, 80, 100 and 120 mesh) and the composition of coconut shell fillers:RE adhesive (70:30, 75:25, 80:20, and 85:15 vol.%) to obtain the best mechanical properties. The mechanical properties tested were modulus of elasticity, modulus of rupture, and compressive strength. Particleboard was tested according to ASTM standards. The results showed that the mechanical properties decreased with increasing coconut shell composition. However, the mechanical properties increased as the particle size decreased from 60 to 120 mesh. The resulting particle board meets ANSI requirements for a particle size of 120 mesh, 80 vol.% of coconut shell composition, and 20 vol.% of RE. Keywords: Coconut Shell, Epoxy Resin, Mechanical Properties, Particle Board
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Suoth, Verna Albert, and Maria D. Bobanto. "PENGUKURAN KONSENTRASI PARTIKEL ASAP ROKOK DENGAN MENGGUNAKAN P-TRAK." JURNAL ILMIAH SAINS 16, no. 2 (November 9, 2016): 80. http://dx.doi.org/10.35799/jis.16.2.2016.14109.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi partikel pada asap rokok pada beberapa sampel rokok yang menggunakan filter dan sampel rokok tersebut merupakan rokok yang beredar di Indonesia. Ada 4 sampel rokok berfilter yang digunakan yakni filter x, filter B, filter DE, dan filter DF. Jumlah konsentrasi partikel asap rokok diukur dengan menggunakan P-Track. Hasil penelitian yang di dapat bervariasi bergantung dari karakteristik filter yang ada pada masing-masing rokok tersebut. Konsentrasi partikel asap rokok yang terukur dengan menggunakan beberapa filter didapatkan bahwa dengan menggunakan Filter B akan mendapatkan konsentrasi partikel paling tinggi yaitu 384.100 pt/cc sedangkan Filter DE konsentrasi partikel 234.000 pt/cc untuk Filter DF konsentrasi partikel 204.400 pt/cc dan Filter X konsentrasi partikel 43.320 pt/cc. Faktor emisi partikel asap rokok yang dikeluarkan oleh batang rokok filter B lebih besar dibanding dengan filter lain oleh karena pada masing-masing filter memiliki karakteristik yang berbeda sehingga asap yang dikeluarkan akan sangat berbeda. Dari data tersebut dapat diketahui tingkat bahaya partikel asap rokok sebanding dengan banyaknya asap rokok yang masuk ke detector. Kata kunci: P-Trak, konsentrasi Partikel, asap rokok SMOKE PARTICLE CONCENTRATION MEASURING USING P-TRAK ABSTRACT This research aims to determine the concentration of particles in cigarette smoke in some samples of cigarettes and cigarette samples using the filter is a cigarette that circulated in Indonesia. There are 4 samples of filtered cigarettes used the filter x, filter B, filter DE, and DF filter. The amount of smoke particle concentrations were measured by using the P-Track. Results of research on may vary depending on the characteristics of the existing filter on each of these cigarettes. The concentration of particles of cigarette smoke measured by using multiple filters found that by using Filter B will get a concentration of particles highest of 384.100 pt/cc while Filter DE particle concentration of 234.000 pt/cc to filter DF particle concentration 204.400 pt/cc and Filter X concentration of particles 43.320 pt/cc. Cigarette smoke particles emission factors released by cigarette filter rod B is greater than the other filters because at each filter has different characteristics so that the smoke released will be very different. From these data it can be seen the danger level of cigarette smoke particles is proportional to the number of cigarette smoke coming into the detector. Keywords: P-Trak, the concentration of particles, cigarette smoke
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Imban, Rizky Kurniawan, As'ari ., and Seni Herlina J. Tongkukut. "Pengukuran Koefisien Absorbsi Bunyi pada Serbuk Gergaji Kayu Nyatoh (Palaquium species) sebagai Bahan Peredam." Jurnal MIPA 3, no. 1 (March 2, 2014): 16. http://dx.doi.org/10.35799/jm.3.1.2014.3900.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian untuk memperoleh nilai koefisien absorbsi bunyi pada papan partikel dari bahan campuran serbuk gergajian kayu nyatoh dan tepung kanji dengan variasi ukuran butir. Papan partikel dibuat dengan komposisi 50 g serbuk gergaji dan 50 g tepung kanji. Papan partikel dibuat dengan rapat massa (ρ) = 0,62 x 103 kg.m-3. Koefisien absorbsi bunyi diukur dengan menggunakan sound level meter, intensitas bunyi yang diukur antara lain intensitas bunyi yang datang, intensitas yang dipantulkan dan intensitas yang ditransmisikan. Intensitas absorbsi didapat dengan mengurangkan intensitas awal ( ) dengan intensitas transmisi ( ) dan intensitas refleksi ( ). Data yang diperoleh dibuat grafik dan dianalisis. Diperoleh hasil bahwa papan partikel yang terbuat dari campuran serbuk gergajian kayu nyatoh dan tepung kanji dengan komposisi 1:1 (sampel 3) adalah papan partikel terbaik sebagai bahan absorbsi bunyi pada penelitian ini. Papan partikel mempunyai sifat fisis: koefisien absorbsi 0,15 cm-1, intensitas refleksi 1,5 dB, intensitas absorbsi 29,45 dB dan efisiensi absorbsi 29,42 %.Research has been conducted to obtain the sound absorbtion coefficient of the particle board from the mixture of the sawdust of Nyatoh and the starch with the variation of the grain size. Particle board is made with the composition of 50 g sawdust and 50 g starch. Particle board is made with the mass density (ρ) = 0.62 x 103 kg.m-3. Sound absorbtion coefficient is measured using a sound level meter, sound intensity is measured such as the intensity of incident sound, the intensity of reflected sound and the intensity of transmitted sound. The intensity of absorbtion is obtained by reducing the initial intensity (I0) with the transmission intensity (IT) and the reflection intensity (IR). The obtained data were graphed and analyzed. The results indicated that the particle board that is made from the mixture of the sawdust of Nyatoh and the starch with the composition 1:1 (sample 3) is the best particle board as sound absorbtion material in this research. The particle board has physical properties: the absorbtion coefficient 0.15 cm-1, the reflection intensity 1.5 dB, the absorbtion intensity 29.45 dB, and the absorbtion efficiency 29.42%. t-f�5y � p ew Roman";mso-ansi-language:SV;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language: AR-SA'>Papan partikel dibuat dengan komposisi 50 g serbuk gergaji dan 50 g tepung kanji. Papan partikel dibuat dengan rapat massa (ρ) = 0,62 x 103 kg.m-3. Koefisien absorbsi bunyi diukur dengan menggunakan sound level meter, intensitas bunyi yang diukur antara lain intensitas bunyi yang datang, intensitas yang dipantulkan dan intensitas yang ditransmisikan. Intensitas absorbsi didapat dengan mengurangkan intensitas awal ( ) dengan intensitas transmisi ( ) dan intensitas refleksi ( ). Data yang diperoleh dibuat grafik dan dianalisis. Diperoleh hasil bahwa papan partikel yang terbuat dari campuran serbuk gergajian kayu nyatoh dan tepung kanji dengan komposisi 1:1 (sampel 3) adalah papan partikel terbaik sebagai bahan absorbsi bunyi pada penelitian ini. Papan partikel mempunyai sifat fisis: koefisien absorbsi 0,15 cm-1, intensitas refleksi 1,5 dB, intensitas absorbsi 29,45 dB dan efisiensi absorbsi 29,42 %.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Nurazmi, Nurazmi, A. Taufik Hidayat Prayuda, Nurul Ainun Maudil Khawair, Harni Harni, Surya Sutriana, and Riska Riska. "An Analysis on the Relationship between the Number of Particles and the Volume by Using the Gas Kinetic Theory Model." Jurnal Pendidikan Fisika 8, no. 1 (January 30, 2020): 87–93. http://dx.doi.org/10.26618/jpf.v8i1.3110.

Full text
Abstract:
This study aims at finding out the relationship between the number of particles and the volume by using the gas kinetic theory model. In this study, the data collection was conducted three times employing different particle numbers, namely 10 particles, 20 particles and 30 particles group. During the data collection process, the scale reading of the load height was done when the load collision has been going on for 20 seconds. Based on the observations, it can be obtained that the more the number of particles, the greater the volume. The graph analysis also reveals that the slope of the three graphs varies. Graph 4.1 and graph 4.2 share the same slope that is 0.1, while the slope of graph 4.3 is 0.095. The slope of the graph illustrates that once the number of particle increases, the position of the piston will also go up. In other words, it can be said that the changes in the position of the piston (v) is directly proportional to the number of particles (n).Keywords: Kinetic Theory Of Gases, Volume, Piston Position, ParticlePenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jumlah partikel dengan volume menggunakan model teori kinetic gas. Pada penelitian ini, pengambilan data dilakukan sebanyak tiga kali dengan jumlah partikel yang berbeda-beda yaitu 10 partikel, 20 partikel dan 30 partikel. Pada proses pengambilan data yang dilakukan, pembacaan skala ketinggian beban dilakukan ketika penumbukan beban telah berlangsung selama 20 detik. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa semakin banyak jumlah partikel maka volumenya akan semakin besar pula. Dari hasil analisis grafik diperoleh kemiringan pada grafik 4.1 yaitu 0,1, grafik 4.2 diperoleh kemiringan 0,1 dan grafik 4.3 diperoleh kemiringan 0,095. Kemiringan grafik menggambarkan bahwa setiap pertambahan partikel bertambah pula kedudukan piston atau dapat dikatakan hubungan antara perubahan kedudukan piston (v) berbanding lurus dengan jumlah partikel (n).Kata kunci: Teori Kinetik Gas, Volume, Kedudukan Piston, Partikel
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Wahya, Wahya, Hera Meganova Lyra, and Raden (R ). Yudi Permadi. "Mengenal Penggunaan Partikel His ‘His’ sebagai Pengungkap Emosi dalam Cerita Rekaan Berbahasa Sunda." Metahumaniora 9, no. 2 (January 6, 2020): 291. http://dx.doi.org/10.24198/metahumaniora.v9i2.23292.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Bahasa di mana pun di dunia ini secara universal memiliki kelas kata yang disebut partikel. Secara praktis keberadaan partikel ini penting karena memiliki fungsi tertentu dalam bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi bagi para penuturnya. Namun demikian, sebagai ciri keunikan setiap bahasa, tentu bentuk, jumlah, dan fungsi partikel ini berbeda-beda. Bahasa Sunda sebagai bahasa alamiah yang merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia kaya dengan pertikel ini. Salah satu partikel yang terdapat dalam bahasa Sunda adalah his ’his’. Artikel ini akan mencoba membahas partikel his ini dari ssi sebagai pengungkap emosi dalam percakapan para tokoh cerita rekaan berbahasa Sunda. Untuk membahas partikel his ini digunakan metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode simak, yakni menyimak penggunaan partikel his oleh para tokoh dalam cerita rekaan berbahasa Sunda dengan teknik pengumpulan data berupa teknik catat. Adapun metode analisis menggunkan metode padan pragmatik dan referensial dengan pendekatan semantik gramatikal. Sumber data yang digunakan berupa enam buah cerita rekaan berbahasa Sunda dengan pertimbangan pada keenam buku tersebut terdapat data yang diperlukan dan sebagai sampel sumber data. Dari hasil pengamatan terhadap enam belas data ditemukan enam emosi yang diungkapkan partikel his, meyakinkan, kesal, melarang, kecewa, tidak setuju, danangkuh.Kata kunci: partikel, fatis, emosi, semantik gramatikal ABSTRACT Languages everywhere in the world universally have a class of words called particles. Practically the existence of this particle is important because it has a certain function in language as a means to communicate for its speakers. However, as a feature of the uniqueness of each language, the shape, number, and function of these particles differ. Sundanese as a natural language which is one of the regional languages in Indonesia is rich in this particles. One of the particles contained in Sundanese is his. This article will try to discuss his particle from an expression of emotion in the conversation of the fictional characters in Sundanese. To discuss this particle, a qualitative descriptive method is used. Data were collected using the method of listening, which is listening to the use of his particle by the characters in a fictional story in Sundanese language with data collection techniques in the form of note taking techniques. The analytical method uses the pragmatic and referential equivalent method with a grammatical semantic approach. The data source used in the form of six Sundanese fiction stories with consideration in the six books contained the necessary data and as a sample data source. From the observation of the sixteen data found six emotions expressed his particle, convincing, annoyed, forbidding, disappointed, disagreeing, and arrogant.Keywords: particle, phatic, emotion, grammatical semantics
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Wahya, Wahya, Hera Meganova Lyra, and Raden (R ). Yudi Permadi. "Mengenal Penggunaan Partikel His ‘His’ sebagai Pengungkap Emosi dalam Cerita Rekaan Berbahasa Sunda." Metahumaniora 9, no. 2 (January 6, 2020): 291. http://dx.doi.org/10.24198/mh.v9i2.23292.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Bahasa di mana pun di dunia ini secara universal memiliki kelas kata yang disebut partikel. Secara praktis keberadaan partikel ini penting karena memiliki fungsi tertentu dalam bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi bagi para penuturnya. Namun demikian, sebagai ciri keunikan setiap bahasa, tentu bentuk, jumlah, dan fungsi partikel ini berbeda-beda. Bahasa Sunda sebagai bahasa alamiah yang merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia kaya dengan pertikel ini. Salah satu partikel yang terdapat dalam bahasa Sunda adalah his ’his’. Artikel ini akan mencoba membahas partikel his ini dari ssi sebagai pengungkap emosi dalam percakapan para tokoh cerita rekaan berbahasa Sunda. Untuk membahas partikel his ini digunakan metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode simak, yakni menyimak penggunaan partikel his oleh para tokoh dalam cerita rekaan berbahasa Sunda dengan teknik pengumpulan data berupa teknik catat. Adapun metode analisis menggunkan metode padan pragmatik dan referensial dengan pendekatan semantik gramatikal. Sumber data yang digunakan berupa enam buah cerita rekaan berbahasa Sunda dengan pertimbangan pada keenam buku tersebut terdapat data yang diperlukan dan sebagai sampel sumber data. Dari hasil pengamatan terhadap enam belas data ditemukan enam emosi yang diungkapkan partikel his, meyakinkan, kesal, melarang, kecewa, tidak setuju, danangkuh.Kata kunci: partikel, fatis, emosi, semantik gramatikal ABSTRACT Languages everywhere in the world universally have a class of words called particles. Practically the existence of this particle is important because it has a certain function in language as a means to communicate for its speakers. However, as a feature of the uniqueness of each language, the shape, number, and function of these particles differ. Sundanese as a natural language which is one of the regional languages in Indonesia is rich in this particles. One of the particles contained in Sundanese is his. This article will try to discuss his particle from an expression of emotion in the conversation of the fictional characters in Sundanese. To discuss this particle, a qualitative descriptive method is used. Data were collected using the method of listening, which is listening to the use of his particle by the characters in a fictional story in Sundanese language with data collection techniques in the form of note taking techniques. The analytical method uses the pragmatic and referential equivalent method with a grammatical semantic approach. The data source used in the form of six Sundanese fiction stories with consideration in the six books contained the necessary data and as a sample data source. From the observation of the sixteen data found six emotions expressed his particle, convincing, annoyed, forbidding, disappointed, disagreeing, and arrogant.Keywords: particle, phatic, emotion, grammatical semantics
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Wiranata, Ferdinandus Edwin, Paulus Wisnu Anggoro, and Urip Nurwijayanto Prabowo. "ANALISIS KERENTANAN LONGSOR PADA LERENG BERBASIS GRAFIK PARTICLE MOTION." Inaque : Journal of Industrial and Quality Engineering 8, no. 1 (February 24, 2020): 1–10. http://dx.doi.org/10.34010/iqe.v8i1.2717.

Full text
Abstract:
Tampilan visual getaran tanah atau bangunan dapat dilihat secara langsung dengan perangkat mikrotremor. Perangkat mikrotremor terdiri dari perangkat lunak DATAQ, data logger dan seismometer yang dapat menampilkan bentuk sinyal secara langsung. Sistem seperti ini banyak digunakan dalam memonitor kejadian bencana. Pada bidang kebencanaan longsor akibat gempabumi, analisis kerentanan dilakukan setelah melakukan pengukuran melalui proses pengolahan data dengan perangkat lunak Geopsy. Beberapa fitur dalam Geopsy seperti H/V, SPAC, dan Damping digunakan untuk memberikan gambaran kuantitatif, sementara Particle Motion memberikan tampilan visual arah gerak partikel. Rentang frekuensi yang digunakan pada penelitian ini adalah1 – 15 Hz. Hasil penelitian menunjukkan arah gerak partikel di area barat lereng didominasi oleh arah barat laut-tenggara (NW-SE) sementara di timur lereng didominasi oleh pergerakan partikel ke segala arah. Pola pergerakan partikel di selatan lereng adalah barat laut-tenggara (NW-SE), timur laut-barat daya (NE-SW), dan timur-barat (E-W), sedangkan pergerakan partikel dalam arah vertikal didominasi oleh arah gerak kuadaran II-kuadran IV Kata Kunci: particle motion, mikrotremor, lereng, frekuensi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Müller, Nina, Charlotte Heinrich, Kai Abersfelder, and Guido Kickelbick. "Janus-Partikel." Chemie in unserer Zeit 50, no. 6 (October 26, 2016): 392–99. http://dx.doi.org/10.1002/ciuz.201600730.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Tomas, J., M. Schreier, S. Ehlers, and J. Friedrichs. "10. Aufschlußzerkleinerung und Abtrennung eines Partikel-Partikel-Verbundwerkstoffes." Chemie Ingenieur Technik 70, no. 9 (September 1998): 1066–67. http://dx.doi.org/10.1002/cite.330700914.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Setyawan, Heru. "Pemuatan listrik bipolar untuk partikel aerosol." Jurnal Teknik Kimia Indonesia 4, no. 3 (October 9, 2018): 287. http://dx.doi.org/10.5614/jtki.2005.4.3.4.

Full text
Abstract:
Bipolar diffusion charging of aerosol particles has been studied theoretically using Fuchs theory. Experimental data measured by several researchers available in the published literature were used to verify the calculation results. The calculation results show that Fuchs theory has been successfully used to predict the experimental data of the charging probability of submicron aerosol particles. The combination probability of ion-particle increases with the increase of particle size, both for particle and ion with the same sign and those with the opposite sign. However the combination probability is larger if the charges of particle and ion are of the opposite sign. Generally, Fuchs theory is not too easy to deal with due to the ill-defined of all parameters used, namely ion mass and ion mobility. These cause many possibilities of parameter combination that can give a good agreement with experimental data. Thus, in order to interpret the experimental results properly, the two parameters should be measured simultaneously with aerosol measurements.Keywords: Aerosol, Bipolar Charging, Combination ProbabilityAbstrakPemuatan listrik difusi bipolar partikel aerosol telah dipelajari secara teoritis menggunakan teori Fuchs. Sebagai verifikasi digunakan data eksperimen beberapa peneliti yang tersedia dalam literatur yang telah dipublikasikan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa teori Fuchs berhasil memprediksi dengan baik data eksperimen probabilitas pemuatan listrik partikel aerosol dalam rentang ukuran partikel berukuran submikron. Probabilitas penggabungan ion-partikel semakin besar dengan semakin besarnya ukuran partikel, baik untuk partikel dan ion yang memiliki tanda yang berlawanan maupun yang memiliki tanda yang sama. Akan tetapi, probabilitas penggabungan untuk partikel dan ion yang memiliki tanda yang berlawanan memiliki nilai yang lebih besar. Pada umumnya teori Fuchs tidak terlalu mudah untuk digunakan yang disebabkan oleh tidak terdefinisikannya dengan baik semua parameter yang digunakan, yaitu massa ion dan mobilitas ion. Hal ini mengakibatkan banyak kemungkinan kombinasi parameter yang bisa menghasilkan kesesuaian yang bagus dengan data hasil pengukuran. Jadi, agar dapat menginterpretasikan hasil pengukuran dengan tepat, kedua besaran tersebut harus diukur secara serempak denganpengukuran aerosol.Kata Kunci: Aerosol, Pemuatan Listrik Bipolar, Probabilitas Penggabungan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Setyadi, Ary. "Pemakaian Partikel kah dalam Kalimat Tanya." Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra 13, no. 2 (May 31, 2018): 231. http://dx.doi.org/10.14710/nusa.13.2.231-243.

Full text
Abstract:
AbstractParticle as a marker of the sentence type has its own characteristics/characteristics, namely: enclitis, human, and relatively free distributed. Due to the nature/ characteristics of the particle has a function as a confirmation of the sentence. In addition to the subject, the particles also have the ability to move in accordance with the elements of the sentence to be affirmed; and as a result of the ability to move in place the absence of particles can be able to join the many kinds of word classes. The application of methods, both data collection methods and methods of classification and data analysis as imposed in linguistic research activities. Namely: the stage of data collection, classification and data analysis phase, and stage of presentation/ report writing. The theory used in relation to the study of these particles is the linguistic theory of the syntactic field. The result show that the kah particle always follow to the word. Kah particle can be remove according to the sentence elements that are focused. The existing of kah particle in the interrogative sentence is optionally. IntisariPartikel kah sebagai penanda tipe kalimat tanya mempunyai sifat/ciri khusus, yaitu: bersifat enklitis, manasuka, dan relatif berdistribusi bebas. Akibat sifat/ciri tersebut maka partikel tersebut mempunyai fungsi sebagai penegas kalimat. Di samping perihal tersebut, partikel kah juga mempunyai kemampuan berpindah letak sesuai dengan unsur bagian kalimat yang hendak ditegaskan; dan akibat kemampuan berpindah tempat maka kebaradaan partikel kah mampu bergabung dengan sekian banyak macam kelas kata. Adapun penerapan metode, baik metode pengumpulan data maupun metode klasifikasi dan analisis data sebagaimana yang diberlakukan dalam kegiatan penelitian linguistik. Yaitu: tahap pengumpulan data, tahap klasifikasi dan analisis data, dan tahap penyajian/penulisan laporan. Teori yang digunakan sehubungan pengkajian partikel kah iniadalah teori linguistik bidang sintaksis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partikel kah selalu menempel pada kata. Partikel kah dapat berpindah letak sesuai dengan unsur kalimat yang dijadikan pemfokusan. Kehadiran partikel kah dalam kalimat tanya tidak bersifat wajib.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Mardiyanto, Mardiyanto, Herlina Herlina, Najma Annuria Fithri, and Yutry Rahmi. "Formulasi dan Evaluasi Sediaan Submikro Partikel Gelasi-Ionik Pembawa Ekstrak Daun Pluchea indica Sebagai Antibakteri pada Kulit Tikus Putih Jantan Galur Wistar." Jurnal Sains Farmasi & Klinis 6, no. 2 (August 28, 2019): 171. http://dx.doi.org/10.25077/jsfk.6.2.171-179.2019.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian mengenai formulasi dan evaluasi sediaan submikro partikel gelasi inonik pembawa ekstrak Beluntas (Pluchea indica L) sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas anti bakteri submikro partikel terhadap Staphylococcus aureus dengan melihat penurunan jumlah dan diameter abses pada kulit tikus putih jantan galur wistar. Preparasi ekstrak daun beluntas menjadi sediaan submikro partikel menggunakan polimer kitosan dan natrium alginat serta kalsium klorida (CaCl2) sebanyak 40 mL dengan konsentrasi 18 mM sebagai crosslinker dengan metode gelasi ionik. Tiga formula (F1-F3) dibedakan atas jumlah ekstrak 450, 900, dan 1350 mg untuk masing-masing formula. Formula optimum submikro partikel yang didapatkan memiliki persen efisiensi enkapsulasi terbesar yaitu 86,742% (formula 1). Hasil karakterisasi submikro partikel seperti diameter, distribusi ukuran partikel (PDI), dan zeta potensial dengan menggunakan alat particle size analyzer pada formula optimum (F1) yaitu 529,5 nm; 0,567; dan-27,6 mV. Pengujian in vivo menggunakan 6 kelompok diantarannya: kontrol normal (tanpa perlakuan), kontrol positif (salep tetrasiklin HCl 3%), kontrol negatif (tanpa bahan uji), kelompok uji I (submikro partikel), kelompok uji II (ekstrak), dan kelompok uji III (plasebo). Kulit tikus dioleskanStaphylococcus aureus selama 3 hari untuk mengindikasikan terbentuknya abses, kemudian pemberian bahan uji terhadap masing masing kelompok diberikan selama 7 hari berikutnya..Hasil penelitian in vivo menunjukkan bahwa submikro partikel kitosan dan natrium alginat pembawa ekstrak daun beluntas pada dosis 450 mg menghasilkan penurunan diameter abses sebesar85%, sedangkan pada ekstrak murni sebesar 60%, dan salep tetrasiklin-HCl sebesar 100%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Banon, Charles, Teja Dwi Sutanto, Irfan Gustian, Ilman Koharudin, and Widia Rahmi. "Cangkang Buah Karet Dengan Perekat Limbah Plastik Polipropilena Sebagai Alternatif Papan Partikel." Jurnal Kimia Riset 1, no. 2 (December 21, 2016): 86. http://dx.doi.org/10.20473/jkr.v1i2.3091.

Full text
Abstract:
AbstrakTelah dilakukan pembuatan dan karakterisasi mekanik papan partikel berbasis cangkang buah karet dengan perekat limbah plastik polipropilen. Papan partikel dibuat dengan variasi berat serbuk cangkang buah karet masing-masing 50 gram, 100 gram dan 150 gram, dicetak dengan ukuran 28 cm ´ 12 cm ´ 4 cm. Campuran serbuk cangkang dan perekat selanjutnya dikempa menggunakan alat press sederhana selama 1 jam dalam keadaan panas, kemudian didiamkan selama 7 hari pada suhu kamar. Karakterisasi papan partikel meliputi pengujian sifat fisika dan sifat mekanik. Papan partikel yang terbuat dari limbah plastik polipropilena dan cangkang buah karet memiliki kerapatan 0,81 – 0,88 g/cm3, kadar air 0,34 – 0,93%, daya serap air 5,67 – 10,69% dan tebal pengembangan 0,26 – 1,62%. Hasil uji sifat mekanik papan partikel dari serbuk cangkang buah karet dan plastik polipropilena menunjukkan nilai keteguhan patah 53 – 56,54 kgf/cm2, nilai keteguhan elastis 253,85 – 400,87 kgf/cm2 dan kuat cabut sekrup sebesar 1,96 kgf/cm2. Kata kunci: Cangkang buah karet, polipropilena, papan partikel, sifat fisika dan mekanik AbstractPreparation and characterization mechanical properties of particles board based shells fruit rubber use plastic of polypropylene waste as adhesive has been done. Preparation of the Particle board based shells fruit rubber and plastic of polypropylene addition with variation of 50, 100 and 150 grams. The Particle board was printed on the same size 28 cm ´ 12 cm ´ 4 cm. Blending of the internal shell powder and adhesive of polypropylene used a hot press for 1 hour, then settled for 7 days at room temperature. Characterization the particles board includes of the physics and mechanical properties. It is the density 0.81 – 0.88 g/cm3, of the water content 0.34 – 0.93%, water absorption 5.67 – 10.69% and the thickness board expansion 0.26 – 1.62%. The values of MOR and MOE of particle board was 53.00 – 56.54 kgf/cm2, and 253.85 – 400.87 kgf/cm2. The values of strong pull secrew was 1.96 kgf/cm2. Keywords: Shells fruit rubber, polypropylene, particle board, physic and mechanical properties
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Iskandar, M. I., and Achmad Supriadi. "KARAKTERISTIK PAPAN PARTIKEL DARI BULU DOMBA, SERBUK GERGAJI DAN SERUTAN KAYU DENGAN PEREKAT UREA FORMALDEHIDA." Jurnal Sains Natural 5, no. 1 (December 3, 2017): 9. http://dx.doi.org/10.31938/jsn.v5i1.94.

Full text
Abstract:
Particle Board Characteristics of Fur Sheep, Sawdust and Wood Shavings with Urea Formaldehyde Adhesive Particle board is a board made of particles of wood or other berlignoselulosa bonded with adhesive, then felted heat. Particle board excess, which uses industrial waste materials, uniform size and density, uniform thick and density, the character and quality can be set. This study aims to investigate the characteristics of particle board from sheep's wool, sawdust and wood shavings. The experimental design used was completely randomized design (CRD) with two factors and repeated three times. The first factor combination of pollen fleece (B), with sawdust sengon (G) and wood shavings sengon (S), namely B0G60S40 : (0% : 60% : 40%), B10G50S40 : (10% : 50% : 40%), B20G40S40 : (20% : 40% : 40%), B30G30S40 : (30% : 30% : 40% and the second factor consists of the physical properties (density, moisture content, thickness swelling and water absorption) and character of mechanical factor (flexural strength, modulus of elasticity, perpendicular and surface strength and straight screw holding). The results of the research were to produce a density value was between 0.69 to 0.78 g/cm3, water content with an average of 6.49%, a value between 32.36 to 83.9% thickness swelling, water absorption between 89,04- 169.15%, the flexural strength values between 68.4 to 121.8 kgf/cm2, elastic modulus was between 671.84 to 1381.51 kgf/cm2, the value of tensile strength perpendicular of the surface was between 0.44 to 1.3 kgf/cm2and screw holding strength value was between 6.0 to 22.3 kg. the higher use of powder fleece might degrade the quality of particle board, otherwise use the higher adhesive could improve the quality of particle board. The study of particle board and fleece, saws and wood shavings was on average below of the national Indonesia standard, except for the density and moisture content, for flexural strength was only partially standard value.Key words: fleece, characteristics, particle board, sawdust, wood shavings. ABSTRAK Papan partikel merupakan suatu papan yang terbuat dari partikel-partikel kayu atau bahan berlignoselulosa lainnya yang diikat dengan perekat, kemudian dikempa panas. Kelebihan papan partikel, yaitu menggunakan bahan limbah industri, ukuran dan kerapatan seragam, tebal dan kerapatan seragam, sifat dan kualitasnya dapat diatur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik papan partikel dari bulu domba, serbuk gergaji dan serutan kayu. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan dua faktor dan ulangan sebanyak tiga kali. Faktor pertama kombinasi serbuk bulu domba (B), dengan serbuk gergaji kayu sengon (G) dan serutan kayu sengon (S), yaitu B0G60S40 : (0% : 60% : 40%), B10G50S40 : (10% : 50% : 40%), B20G40S40 : (20% : 40% : 40%), B30G30S40 : (30% : 30% : 40%) dan faktor kedua terdiri dari sifat fisis (kerapatan, kadar air, pengembangan tebal dan daya serap air) dan sifat mekanis (kuat lentur, modulus elastisitas, kuat tarik tegal lurus permukaan dan kuat pegang sekrup). Hasil penelitian menghasilkan nilai kerapatan antara 0,69-0,78 g/cm3, nilai kadar air dengan rata-rata 6,49%, nilai pengembangan tebal antara 32,36-83,9%, daya serap air antara 89,04-169,15%, nilai kuat lentur antara 68,4-121,8 kgf/cm2, nilai modulus elastisitas antara 671,84-1381,51 kgf/cm2, nilai kuat tarik tegak lurus permukaan antara 0,44-1,3 kgf/cm2 dan nilai kuat pegang sekrup antara 6,0-22,3 kg. penggunakan serbuk bulu domba yang semakin tinggi dapat menurunkan kualitas papan partikel, sebaliknya penggunaan perekat yang semakin tinggi dapat meningkatkan kualitas papan partikel. Penelitian papan partikel dan bulu domba, gergaji dan serutan kayu rata-rata di bawah standar nasional Indonesia, kecuali untuk kerapatan dan kadar air, untuk kuat lentur hanya sebagian yang masuk standar.Kata kunci : bulu domba, karakteristik, papan partikel, serbuk gergaji, serutan kayu.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Asbach, C., T. A. J. Kuhlbusch, U. Quass, and H. Kaminski. "Zehn Jahre Messungen der Anzahl- und lungendeponierbaren Oberflächenkonzentration ultrafeiner Partikel im städtischen Hintergrund im Ruhrgebiet/Ten years of measurements of the number and lung deposited surface concentration of ultrafine particles in the urban background in the Ruhr Area." Gefahrstoffe 80, no. 01-02 (2020): 25–32. http://dx.doi.org/10.37544/0949-8036-2020-01-02-27.

Full text
Abstract:
Seit Anfang 2009 werden an einer städtischen Hintergrundmessstation in Mülheim-Styrum im westlichen Ruhrgebiet Anzahlkonzentration, Anzahlgrößenverteilung und lungendeponierbare Oberflächenkonzentration submikroner und ultrafeiner Partikel gemessen. Die dazu eingesetzten Messgeräte Scanning Mobility Particle Sizer (SMPS) und Nanoparticle Surface Area Monitor (NSAM) erwiesen sich als gut geeignet für derartige Messaufgaben. Insbesondere das NSAM ist sehr robust und zuverlässig und wird daher neben der Bestimmung der lungendeponierbaren Oberflächenkonzentration auch zur Funktionsüberwachung des SMPS verwendet. Die ultrafeinen Partikel an der Messstation stammen zu einem großen Teil von einer nahegelegenen Autobahn sowie diversen anderen Quellen in der näheren Umgebung. Der etwa 20 km südlich gelegene Flughafen Düsseldorf scheint keinen merklichen Einfluss zu haben. Eine Auswertung der Wochengänge zeigte überraschenderweise, dass in allen Jahren samstagnachts die im Wochenverlauf höchste Anzahlkonzentration von Partikeln >100 nm gemessen wurde. Während an allen anderen Wochentagen die mittleren Konzentrationen seit 2009 kontinuierlich gesunken sind, blieb die Höhe des Maximums in der Nacht von Samstag auf Sonntag nahezu konstant, was auf eine unveränderte, zeitlich sehr begrenzte Quelle hindeutet.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Sommer, R., M. Wendler, and A. Leipertz. "Prozesskontrolle nanoskaliger Partikel." Chemie Ingenieur Technik 76, no. 9 (September 2004): 1375–76. http://dx.doi.org/10.1002/cite.200490357.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Wurm, Frederik, and Andreas F M. Kilbinger. "Polymere Janus-Partikel." Angewandte Chemie 121, no. 45 (October 26, 2009): 8564–74. http://dx.doi.org/10.1002/ange.200901735.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Liebezeit, Gerd, and Elisabeth Liebezeit. "Partikel im Trinkwasser." Wasser und Abfall 17, no. 11 (November 2015): 54–58. http://dx.doi.org/10.1007/s35152-015-0583-7.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Schulz, Doris. "Strategien gegen Partikel." JOT Journal für Oberflächentechnik 50, no. 10 (October 2010): 46–49. http://dx.doi.org/10.1007/bf03241979.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Schmelz, Christian. "Partikel bleiben draußen." JOT Journal für Oberflächentechnik 49, no. 11 (November 2009): 32–33. http://dx.doi.org/10.1007/bf03242052.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Fischer, Simone. "Roboterschwertbürste gegen Partikel." JOT Journal für Oberflächentechnik 58, no. 4 (March 28, 2018): 134–37. http://dx.doi.org/10.1007/s35144-018-0027-8.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Denzel, Udo. "Feinste Partikel abscheiden." JOT Journal für Oberflächentechnik 46, no. 4 (April 2006): 50–51. http://dx.doi.org/10.1007/bf03252499.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Suhaemi, Thamrin, Seni H. J. Tongkukut, and As'ari . "Koefisien Serap Bunyi Papan Partikel Dari Bahan Serbuk Kayu Kelapa." Jurnal MIPA 2, no. 1 (February 11, 2013): 56. http://dx.doi.org/10.35799/jm.2.1.2013.961.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik koefisien serap bunyi papan partikel dari bahan dasar serbuk kayu kelapa. Papan partikel dibuat dengan mencampur serbuk kayu kelapa dengan tepung kanji, dicetak, dan dikeringkan. Sampel berbentuk silinder, dibuat sebanyak 4 buah dengan tebal : (1,15 cm), (1,95 cm), (2,95 cm) dan (4,05 cm). Nilai koefisien serap bunyi sampel diukur menggunakan alat ukur koefisien serap bunyi. Hasil penelitian menunjukkan, ketebalan sampel mempengaruhi nilai koefisien serap bunyi (α) yaitu pada frekuensi 600 Hz. Koefisien serap bunyi (α) semakin menurun dengan bertambahnya ketebalan papan partikel (sampel penyerap).The research had been doing to know characteristic sound absorption coefficient of particle board which made from base material coconut wood dust. The particle board made by mix of coconut wood dust with cornstarch then pressed and dried. The particle board as a sample is cylinder with diameter 8,5 cm. The thick of four samples are 1,15 cm, 1,95 cm, 2,95 cm, and 4,15 cm. The sound absorption coefficient have measured by sound absorption coefficient instruments. The result is sample thickness has influence to sound absorption coefficient values such as at 600 Hz frequencies. Sound absorption coefficients is decreasing to the increasing of the particle board thickness (absorber sample).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Permatasari, Rosyida, Feliks Handrianus, and Christina Eni. "PENGARUH MASSA JENIS PARTIKEL DAN KETINGGIAN PARTIKEL TERHADAP FENOMENA FLUIDISASI DALAM FLUIDIZED BED DENGAN MENGGUNAKAN CFD." SINERGI 20, no. 3 (December 14, 2016): 239. http://dx.doi.org/10.22441/sinergi.2016.3.010.

Full text
Abstract:
Fenomena fluidisasi pada fluidized bed yaitu kecepatan minimum dan tekanan statis partikel merupakan hal fenomena yang penting dalam desain fluidized bed. Fenomena-fenomena tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor dalam fluidized bed diantaranya massa jenis dan tinggi partikel di dalam fluidized bed. Penelitian ini menggunakan jenis partikel yang berbeda-beda dan rasio ketinggian partikel terhadap diameter fluidized bed (H/D) dengan menggunakan Computational Fluid Dynamics. Partikel yang digunakan adalah partikel dengan jenis Geldart B yaitu glass beads (ρ=2600 kg/m3), ground walnut shell (ρ=1200 kg/m3) dan ground corncob (ρ=800 kg/m3), sedangkan rasio ketinggian partikel yang digunakan yaitu 0.5, 1, 1.5, 2, dan 2.5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa massa jenis partikel berbanding lurus dengan kecepatan minimum fluidisasi dan ketinggian partikel tidak mempengaruhi kecepatan minimum fluidisasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Salamah, Ummi, Mulda Muldarisnur, and Yuli Yetri. "Pengaruh Ukuran Partikel Kulit Buah Kakao Terhadap Sifat Fisik, Mekanik dan Termal Papan Partikel dari Kulit Buah Kakao dan Serat Ampas Tebu." Jurnal Fisika Unand 8, no. 3 (September 27, 2019): 205–11. http://dx.doi.org/10.25077/jfu.8.3.205-211.2019.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan penelitian tentang pembuatan papan partikel dari kulit buah kakao dan serat ampas tebu yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh ukuran partikel serbuk kulit buah kakao yang ditinjau dari sifat fisik, mekanik dan termal papan partikel. Parameter yang diukur adalah kadar air, densitas, daya serap air, kuat lentur, kuat patah, dan termal. Papan partikel ini dibuat dengan 5 variasi serbuk kulit buah kakao yaitu lolos ayakan 149, 177, 250, 400, dan 841 µm dengan panjang serat ampas tebu 3 cm. Komposisi bahan kulit buah kakao dan ampas tebu adalah 50:50 dan kadar perekat isosianat 16%. Hasil sifat fisik didapatkan adalah nilai kadar air berkisar 9,27-13,05%, nilai densitas berkisar 0,89-1,23 g/cm3 dan nilai daya serap air berkisar 11,13-52,28%. Hasil uji sifat mekanik didapatkan adalah nilai kuat lentur 2,8×103-7,8×103 kg/cm2 dan nilai kuat patah berkisar 1,43×104-2,48×104 kg/cm2. Hasil pengujian sifat konduktivitas termal didapatkan berkisar 7,26×10-3-9,0×10-3 W/m°C. Ukuran partikel kulit buah kakao yang baik sebagai bahan pembuatan papan partikel adalah lolos ayakan 149 µm.Dari keseluruhan hasil pengujian disimpulkan bahwa ukuran partikel serbuk kulit buah kakao mempengaruhi pada sifat fisik, mekanik dan termal papan partikel. Semakin kecil ukuran partikel serbuk kulit buah kakao maka nilai densitas, kuat lentur, kuat patah dan konduktivitas termal papan partikel akan semakin tinggi. Pada pengujian kadar air dan daya serap air semakin kecil ukuran partikel kulit buah kakao maka semakin rendah nilai pengujian tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat fisik dan mekanik papan partikel yang didapatkan pada pengujian telah memenuhi standar SNI 03-2105-2008 kecuali pada pengujian densitas dan kuat lentur. Berdasarkan persentase densitas papan partikel maka papan partikel yang dihasilkan termasuk jenis papan partikel berkerapatan tinggi.Kata kunci: serbuk kakao, papan partikel, konduktivitas termal, sifat fisik, sifat mekanik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Maesaroh, Umi, Nanung Danar Dono, and Zuprizal Zuprizal. "Aplikasi Teknologi Nanoenkapsulasi sebagai Delivery System Fitobiotik Alami untuk Ternak." Buletin Profesi Insinyur 2, no. 2 (November 17, 2019): 91–95. http://dx.doi.org/10.20527/bpi.v2i2.48.

Full text
Abstract:
Teknologi nanoenkapsulasi merupakan suatu teknologi penyalutan partikel dimana memiliki diameter ukuran dari mikrometer sampai nonometer yang menggunakan suatu bahan enkapsulan khusus hingga membuat partikel tersebut mempunyai sifat fisikokimia yang diinginkan. Dalam sistem pengantaran komponen bioaktif fitobiotik pada target organ, nanoenkapsulasi berperan sebagai pembawa (carrier) senyawa bioaktif yang ada di dalam matriksnya. Nanopartikel memiliki ukuran yang sangat kecil akan tetapi luas permukaan untuk proses terjadinya reaksi kimia lebih lebar, sehingga menjadikan pencernaan dan pemanfaatan nutrien dalam tubuh ternak lebih optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari nanoenkapsulasi fitobiotik alami untuk ternak. Karakteristik dari nanenkapsulasi fitobiotik alami diteliti dengan menggunakan metode gelasi ionik antara ekstrak daun sirsak, kitosan dan STPP. Parameter yang diamati yaitu karakteristik nanoenkapsulasi ekstrak daun sirsak (NEDS) meliputi ukuran partikel, morfologi, dan zeta potensial. Ukuran partikel dan potensial zeta diamati dengan menggunakan particle size analyzer (PSA), dan morfologi nanopartikel diamati dengan menggunakan transmission electron microscopy (TEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa NEDS memiliki ukuran sebesar 234,00 ± 21,5 nm, dengan morfologi berbentuk bulat, dan muatan zeta potensial sebesar 38,20 ± 1,93 mV.Kata kunci : nanokapsulasi, fitibiotik, daun sirsak, kitosan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Faza, Yanwar, Nina Djustiana, Arief Cahyanto, I. Made Joni, and Kosterman Usri. "Nilai pH hidrolisis pada teknik sol-gel terhadap ukuran dan zeta potensial partikel keramik mullite sebagai bahan pengisi komposit kedokteran gigi." Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students 1, no. 2 (October 30, 2017): 90. http://dx.doi.org/10.24198/pjdrs.v1i1.22298.

Full text
Abstract:
Pendahuluan: Kecenderungan aggregasi dan aglomerasi partikel keramik ukuran nano di dalam resin (komposit kedokteran gigi) menjadi suatu tantangan untuk dapat mensintesis nano partikel mullite dengan teknik solution gelation (sol-gel). Nilai pH hidrolisis pada teknik sol-gel diketahui mempengaruhi ukuran dan zeta potensial partikel keramik sehingga mempengaruhi kestabilan distribusi partikel keramik di dalam cairan. Metode: Desain penelitian berupa penelitian deskriptif. Partikel mullite dihasilkan melalui prekursor tetraethyl orthosilicate (TeOS) dan aluminium nitrate (Al2(NO3)3) yang di dicampurkan pada tahap hidrolisis dengan pengaturan pH yang bervariasi: pH 2, pH 3 dan pH 4. Partikel mullite yang dihasilkan di karakterisasi menggunakan Dynamic light scattering (DLS) untuk mengetahui ukuran dan zeta potensial partikel mullite. Hasil: Ukuran rerata partikel mullite yang dihasilkan pada pH 2, 3 dan 4 berturut-turut adalah 2349,7 nm, 1281 nm dan 245,9 nm. Hasil memperlihatkan penurunan ukuran partikel seiring dengan peningkatan pH. Mulite dengan pH hidrolisis 4 berukuran nanometer, sementara mullite dengan pH 2 dan 3 berukuran mikron. Sementara itu, nilai zeta potensial pada keramik mullite yang dihasilkan pada pH 2, 3 dan 4 berturut-turut adalah 31,7 mV, 40,7 mV dan 29,2 mV. Nilai zeta potensial pada semua kelompok mullite, masuk pada kategori stabil. Simpulan: Partikel mullite yang dihasilkan dengan pH hidrolisis 4 dapat menjadi alternatif bahan pengisi kedokteran gigi karena memiliki ukuran nano dan kestabilan partikel yang baik.Kata kunci: Mullite, pH hidrolisis, ukuran partikel, zeta potensial, sol-gel
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Neubauer, S., and U. A. Peuker. "Prozessoptimierung bei Filtration und Entfeuchtung durch Einstellung der Partikel/Partikel-Wechselwirkungen." Chemie Ingenieur Technik 80, no. 9 (September 2008): 1419. http://dx.doi.org/10.1002/cite.200750588.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Yulianto, Dody dody. "ANALISA PENGARUH CAMPURAN BATANG KARET DENGAN MATRIKS LIMBAH PLASTIK ( PP ) PADA KOMPOSIT PAPAN PARTIKEL TERHADAP KEKUATAN UJI TEKAN DAN UJI BENDING." Journal of Renewable Energy & Mechanics (REM) 1, no. 02 (September 30, 2018): 1–8. http://dx.doi.org/10.25299/rem.2018.vol1.no02.1051.

Full text
Abstract:
Karet adalah tanaman yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat karena harga jual yang tinggi sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Akan tetapi beberapa fenomena yang terjadi belakangan ini menyebabkan harga jual karet menurun. Sehingga petani melakukan tindakan alih fungsi lahan perkebunan karet menjadi sawit. Karena adanya faktor ekonomi membuat petani beranggapan sawit lebih menguntungkan dibandingkan karet. Sehingga menghasilkan limbah batang karet yang begitu banyak , Maka penelitian ini mengunakan batang karet, Serta pengunaan matriks limbah plastik ( PP ) dalam pembuatan papan partikel. Tahapan penelitian dimulai dari penyaringan partikel batang karet dan pencacahan limbah plastik ( PP ), Pencampuran dan Pembentukan papan partikel, Sampai pada Pengujian. Untuk mengetahuai kekuatan papan partikel maka diperlukan pengujian mekanik seperti pengujian Tekan dan pengujian Bending sehingga dapat mengetahui nilai kekuatan tertinggi dari pencampuran partikel dan matriks. Adapun campuran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 50% Partikel 50% Plastik , 60% Partikel 40% Plastik dan 70% Partikel 30% Plastik. Dari hasil pengujian yang dilakukan didapat kekuatan tekan tertinggi yaitu 6,48 MPa pada campuran 60% partikel 40% Plastik sedangkan untuk pengujian kekuatan tekan terendah yaitu 4,06 MPa pada campuran 70% Partikel 30% Plastik. Serta dalam pengujian bending didapat nilai tegangan tertinggi 7,71 MPa pada campuran 50% Partikel 50% Plastik sedangkan untuk pengujian bending terendah yaitu 5,10 MPa pada campuran 70% Partikel 30% Plastik. Dapat disimpulkan bahwa limbah batang karet dan plastik ( PP ) dapat digunakan dalam pembutan papan partikel sehingga menghasilkan suatu produk untuk kebutuhan masyarakat serta menggurangi dampak lingkungan yang tidak sehat, Diakibatkan menumpuknya Limbah Plastik dan Limbah batang Karet.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Gracia-Medrano, V., S. Baesch, P. Scharfer, and W. Schabel. "Trocknung von Polymer-Partikel-Komposit-Lösungen mit plättchenförmigen Graphen-Partikeln." Chemie Ingenieur Technik 90, no. 9 (August 24, 2018): 1205–6. http://dx.doi.org/10.1002/cite.201855162.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Haryono, Muhammad Budi. "Pengaruh Perlakuan Panas dan Deformasi Panas Pada Perilaku Partikel Penguat-MMC." Jurnal Rekayasa Mesin 15, no. 3 (December 28, 2020): 212. http://dx.doi.org/10.32497/jrm.v15i3.2014.

Full text
Abstract:
<p>Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian tentang morfologi dan distribusi dari partikel penguat pada MMC sangat diminati karena terjadi suatu perdebatan dimana komposit dengan distribusi partikel jaringan memiliki kekuatan yang lebih baik dari distribusi merata. Perlakuan panas memiliki peran penting terhadap morfologi dan mendistibusikan ulang penguat partikel dipermukaan matriks yang bertujuan memperbaiki kekuatan mekanik dari komposit. Perlakuan panas pada komposit dapat menyebabkan penguat partikel tumbuh menjadi lebih besar dengan bentuk yang berbeda dan merubah distribusi partikel pada permukaan matriks yang berakibat menurunnya kekuatan mekanik. Oleh karena itu deformasi panas digunakan untuk mencegah terjadinya pertumbuhan partikel. deformasi panas juga memiliki peran untuk merubah struktur jaringan dari pola distribusi penguat partikel.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Sugandi, Budi, and Sefna Riftilah. "Komparasi Filter Warna Pada Sistem Pelacakan Wajah Berbasis Partikel Filter." CESS (Journal of Computer Engineering, System and Science) 6, no. 1 (January 31, 2021): 84. http://dx.doi.org/10.24114/cess.v6i1.21868.

Full text
Abstract:
Artikel ini bertujuan membandingkan filter warna RGB, HSL dan YCbCr dalam mendeteksi dan melacak wajah berbasis partikel filter. Citra wajah yang ditangkap kamera secara real time akan diproses menggunakan filter warna RGB, HSL, dan YCbCr. Citra wajah akan dideteksi dengan mengatur interval kombinasi tiap elemen warna dari filter warna yang digunakan. Setelah citra wajah berhasil dideteksi, proses selanjutnya adalah pelacakan wajah menggunakan partikel filter. Metode partikel filter terdiri dari beberapa tahap, diantaranya proses inisialisasi yang dilakukan dengan cara menyebar partikel secara acak di sekitar citra wajah, prediksi dan update partikel, resampling partikel dan proses estimasi berdasarkan posisi rata-rata partikel. Hasil pengujian menunjukkan perbandingan kesalahan pelacakan dengan jumlah partikel 50, 70 dan 100 pada sumbu X dan Y adalah (3.30; 2.11), (2.62; 1.70) dan (1.34; 1.21) menggunakan filter RGB, (3.72; 1.92), (2.50; 1.81) dan (1.85; 1.42) menggunakan filter HSL, dan (12.97; 5.01), (23.07; 5.11) dan (25.51; 3.57) menggunakan filter YCbCr.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Wati, Widya. "Aplikasi Distribusi Maxwell-Boltzmann dalam Menentukan Kecepatan Molekular." Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni 3, no. 2 (October 22, 2014): 71–78. http://dx.doi.org/10.24042/jpifalbiruni.v3i2.75.

Full text
Abstract:
Distribusi Maxwell-Boltzmann adalah salah satu dari tiga distribusi partikel yang dikenal pada sistem partikel. Distribusi Maxwell-Boltzmann, masih dalam kategori pada sistem partikel klasik, dimana partikel-partikel didalamnya masih dapat terbedakan.Salah satu penerapan distribusi Maxwell-Boltzmann yang ada disekitar kita adalah distribusi partikel pada tabung gas rumahan baik yang 3 kg maupun 12 kg. Dengan memahami distribusi Maxwell-Boltzmann, kita dapat mengetahui bagaimana kecepatan molekular yang terjadi pada tabung gas.Pada tulisan ini dipaparkan akan dipaparkan aplikasi distribusi Maxwell-Boltmann dalam menentukan kecepatan molekular, visualisasi ruang kecepatan, kecepatan gas dalam tabung gas, dan juga fenomena ledakan tabung gas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Afrizal, Afrizal. "Analisa Struktur Mikro Material Substitusi Hidroksiapatit Cangkang Kerang Darah dan Resin Akrilik Bahan Pembuat Gigi untuk Aplikasi Gigi Tiruan." Jurnal Surya Teknika 2, no. 04 (December 1, 2016): 1–9. http://dx.doi.org/10.37859/jst.v2i04.17.

Full text
Abstract:
Kerang darah (Anadara granosa) merupakan jenis kerang laut yang digunakan untuk menggantikan sebagian fungsi resin akrilik bahan pembuat gigi tiruan untuk aplikasi gigi pengganti. Dalam penelitian ini partikel halus hidroksiapatit sintetis yang berasal dari cangkang kerang darah digunakan sebagai partikel substitusi bahan pembuat gigi pengganti. Kerang darah dipersiapkan dengan membakar, menggiling hingga halus (menggunakan pulvalizer dan ball mill machine) dan mengayak hinggadidapatkan partikel sintetis HA dengan tingkat kekasaran hingga 62 m (nomor ayakan #125). Dalampenelitian ini dilakukan pemeriksaan struktur mikro material substitusi HACK+TRA. Struktur mikro inikemudian dibandingkan dengan struktur mikro gigi. Hasil pemeriksaan struktur mikro menggunakanSEM-EDX, terlihat bahwa komposisi material substitusi terbaik terdapat pada spesimen 1A dan 2A,dimana partikel HACK mengganti volume TRA sebesar 1,375 dan 1,500 gr dalam material substitusiHACK+TRA Hal ini disebabkan kehadiran partikel-partikel HACK dengan kerapatan (density) yangtinggi dan halus. Kerapatan partikel-partikel atom HACK dalam campuran HACK+TRA menghalangilaju dislokasi atom-atom resin akrilik dalam material substitusi ini. Hal ini meningkatkan sifat-sifat mekanik material substitusi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Kulsum, Umi. "Membandingkan Partikel Fatis deh dan dong dalam Bahasa Indonesia." Ranah: Jurnal Kajian Bahasa 1, no. 1 (June 1, 2012): 40. http://dx.doi.org/10.26499/rnh.v1i1.15.

Full text
Abstract:
Pengamatan terhadap bahasa Indonesia ragam lisan belum sebanyak pengamatan terhadap ragam tulis. Partikel deh dan dong banyak digunakan dalam ragam lisan dan belum ada yang mengungkap secara detail kedua partikel ini dan/atau membandingkan penggunaan keduanya. Pengamatan mengenai deh dan dong ini meliputi (1) jenis kalimat, (2) posisi, (3) pola, (4) fungsi, dan (5) kesinoniman keduanya. Pengamatan mengenai keduanya menggunakan metode deskriptif dengan teknik penyulihan dan permutasian. Kedua partikel yang diamati mempunyai persamaan dan perbedaan. Kedua partikel ini terdapat pada kalimat deklaratif dan imperatif dengan posisi final atau medial. Selain itu, partikel dong terdapat juga pada kalimat interogatif. Kedua partikel ini tidak ditemukan pada posisi inisial. Posisi final merupakan posisi dominan bagi keduanya. Kedua partikel hampir mempunyai fungsi yang sama, terutama fungsi yang dipunyai keduanya pada kalimat imperatif, yaitu menghaluskan perintah. Akan tetapi, fungsi deh pada kalimat deklaratif lebih bervariasi jika dibandingkan dengan fungsi dong. Namun, dong mempunyai fungsi sebagai penegas pertanyaan dan fungsi ini tidak dipunyai deh. Partikel deh bersinonim dengan dong hanya pada kalimat imperatif, sedangkan pada kalimat interogatif dong tidak bersinonim dengan deh. Partikel deh pada kalimat deklaratif sebagian besar bersinonim dengan dong.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Antono, Mixghan Norman. "PENANDA EMOTIF PARTIKEL JONEGOROAN." Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua 5, no. 1 (April 22, 2020): 41–44. http://dx.doi.org/10.21107/metalingua.v5i1.7122.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Melde, Kai, Tian Qiu, Andrew Mark, and Peer Fischer. "Akustische Hologramme steuern Partikel." Physik in unserer Zeit 48, no. 1 (January 2017): 9–10. http://dx.doi.org/10.1002/piuz.201790014.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Mandel, K. S., F. Hutter, C. Gellermann, and G. Sextl. "Superparamagnetische Partikel für Abwasserreinigung." Chemie Ingenieur Technik 84, no. 8 (July 25, 2012): 1382–83. http://dx.doi.org/10.1002/cite.201250079.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Treichler, Rolf, Winfried Holzapfel, and Reinhard Lemme. "Nano-Partikel im Blick." JOT Journal für Oberflächentechnik 51, no. 10 (September 30, 2011): 46–51. http://dx.doi.org/10.1365/s35144-011-0184-5.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Valet, Oliver K. "Partikel finden und fangen." JOT Journal für Oberflächentechnik 46, no. 11 (November 2006): 54–55. http://dx.doi.org/10.1007/bf03242865.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Heneka, Bernhard E. "Partikel — Was und woher?" JOT Journal für Oberflächentechnik 55, S13 (March 2015): 60–61. http://dx.doi.org/10.1007/s35144-015-0510-4.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Bannach, Oliver, Andreas Kulawik, Christian Zafiu, and Dieter Willbold. "Automatisierte Quantifizierung proteinöser Partikel." BIOspektrum 24, no. 1 (February 2018): 43–45. http://dx.doi.org/10.1007/s12268-018-0890-0.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Müller-Steinhagen, Hans. "Partikel-Ablagerung in Wärmeübertragern." Chemie Ingenieur Technik 62, no. 2 (February 1990): 130. http://dx.doi.org/10.1002/cite.330620217.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Wagner, Benno. "Pulver, Brocken und Partikel." CITplus 22, no. 4 (April 2019): 6–9. http://dx.doi.org/10.1002/citp.201900404.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography