To see the other types of publications on this topic, follow the link: Parametry kabelu.

Journal articles on the topic 'Parametry kabelu'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Parametry kabelu.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Santoso, Hinawan Teguh. "Estimasi Gaya Tarik pada Kabel Jembatan Cable Stayed dengan Pengujian Dinamik." Potensi : Jurnal Sipil Politeknik 22, no. 1 (March 31, 2020): 33–43. http://dx.doi.org/10.35313/potensi.v22i1.1878.

Full text
Abstract:
Kabel merupakan salah satu elemen utama pada jembatan cable stayed yang fungsinya memikul dan meneruskan beban pada balok dan lantai jembatan ke struktur pilon. Elemen kabel perlu selalu dilakukan monitoring dan pemeliharaan selama umur jembatan, sehingga gaya kabel yang bekerja tidak melampaui kapasitasnya. Salah satu metode dilakukan dengan uji dinamik, dimana nilai parameter dinamik (frekuensi dan mode getar) berkorelasi dengan gaya tarik kabel. Selain parameter dinamik, gaya tarik kabel juga dipengaruhi oleh parameter fisiknya, yaitu parameter tak-berdimensi l2 akibat efek kelengkungan (sag effect) dan parameter tak-berdimensi x akibat efek kekakuan lentur (bending stiffness effect). Berbagai rumusan pendekatan telah dikembangkan oleh para ahli, diantaranya: taut string, beam string, wei-xin, dan zui et.al. theory. Studi ini akan membahas perbandingan rumusan tersebut dengan mengambil studi kasus Jembatan Pedamaran 1, Riau. Hasil studi menunjukkan bahwa parameter tak berdimensi l2 dan x “cukup berpengaruh” dan perlu ditinjau dalam perhitungan, dimana kombinasi dari kedua parameter tersebut memberikan pengaruh sebesar 1.77% - 6.00% terhadap estimasi gaya tarik kabel. Penggunaan rumusan empiris taut string theory dan beam string theory memberikan estimasi gaya tarik kabel dengan tingkat kesalahan di bawah 7,0%, sedangkan rumusan empiris wei-xin dan zui et.al. memberikan hasil dengan akurasi paling baik dengan kesalahan di bawah 3,0%
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Amirullah, Amirullah, and Adi Laksono. "Perbandingan Penggunaan Kabel Isolasi Xlpe Dengan Kabel Laut Isolasi Minyak Pada Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 150 kV Jawa-Madura." CAKRAWALA 6, no. 1 (December 22, 2011): 73–87. http://dx.doi.org/10.32781/cakrawala.v6i1.145.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan unjuk kerja kabel laut three core isolasi minyak antara Pulau Jawa dengan Madura dengan kabel isolasi XLPE single core pada Jembatan Suramadu. Analisis dilakukan pada sejumlah parameter yaitu; tahanan arus bolak-balik, kerugian dielektrik,kemampuan hantar arus,jatuh tegangan,daya sisi kirim,rugi-rugi daya,daya sisi terima, dan efesiensi penyaluran kabel. Penelitian ini juga melakukan prediksi jangka waktu kemampuan kabel isolasi XLPE pada Jembatan Suramadu melayani pasokan daya listrik mengacu pada data pertumbuhan kebutuhan daya listrik di Pulau Madura dengan menggunakan Metode Regresi Linier. Hasil penelitian menunjukkan kabel isolasi XLPE jenis three core mempunyai nilai tegangan lebih kecil,serta kemampuan hantar arus (KHA) dan efisiensi saluran transmisi yang lebih besar dibandingkan dengan kabel laut isolasi minyak jenis three core.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Gandoria, Vadhya Wiendyas, V. Vekky Ronald Repi, and Agus Wibowo. "Rancang Bangun Pengamat Parameter Cuaca Menggunakan Komunikasi Nir Kabel." Jurnal Ilmiah Giga 22, no. 1 (January 15, 2020): 14. http://dx.doi.org/10.47313/jig.v22i1.739.

Full text
Abstract:
Automatic Weather Sation (AWS) sampai saat ini belum ada produksi dalam negeri, dengan demikian dibutuhkan penelitian lebih lanjut menyangkut AWS yang dapat mendeteksi parameter cuaca. Maka dibangunlah sistim pengamat parameter cuaca ini, yang dilengkapi dengan 4 buah sensor, yaitu: DHT22 untuk mengukur suhu dan kelembaban, BMP180 untuk mengukur tekanan udara, LDR untuk mengukur penguatan cahaya (Iluminasi), serta opto-interrupt-device untuk mengukur kecepatan angin dengan kondisi cuaca yang diamati pada suatu titik tempat. Data sensor akan diolah dalam mikrokontroler Arduino, lalu ditampilkan melalui VB.Net dan data akan tersimpan ke dalam database MySQL. Akses pengiriman data menggunakan wireless NRF24L01 yang dapat berfungsi sebagai transceiver. Sistim yang dirancang akan dibandingkan dengan AWS milik Universitas Nasional. Dengan hasil pengujian tiap parameter diantaranya suhu error maximum 1.76%, kelembaban error maximum 4.3%, iluminasi error rata-rata 1.5%, tekanan udara error maximum 0.0099%, kecepatan angin erorr maximum 21.6%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Fitrahadi, Agung, Wijono Wijono, and Harry Seoktjo. "PELETAKAN DAN ANALISIS KEANDALAN KABEL BAWAH LAUT BANGKA-LEPAR." Jurnal Ecotipe (Electronic, Control, Telecommunication, Information, and Power Engineering) 6, no. 2 (October 3, 2019): 67–75. http://dx.doi.org/10.33019/ecotipe.v6i2.1071.

Full text
Abstract:
Penelitian ini mengevaluasi keandalan submarine power cable 20 kV Bangka-Lepar. Submarine power cable ini juga menggambarkan jaringan distribusi tegangan menengah di Bangka-Lepar dan menentukan korelasi berbagai parameter yang mempengaruhi operasi jaringan kemudian memberikan informasi tentang prosedur peletakan kabel. Selanjutnya penelitian dilakukan dengan analisis reliabilitas berdasarkan model statistik. Model ini digunakan untuk mengevaluasi karakteristik operasional kabel seperti tingkat kegagalan dari penyebab alami atau manusia serta juga digunakan untuk memilih antara dua rute kabel dan menentukan satu keandalan maksimum.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Junaidi, Junaidi. "Pemodelan Dan Simulasi Sistem Roda Gigi Menggunakan Pendekatan Multi Body Dynamic Dengan Metode Menghitung Parameter Roda Gigi Dengan Roda Senyawa." JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING MANUFACTURES MATERIALS AND ENERGY 4, no. 1 (June 30, 2020): 40–49. http://dx.doi.org/10.31289/jmemme.v4i1.3751.

Full text
Abstract:
Artikel ini menyajikan skema desain dan prinsip operasi transmisi gigi dengan komposit roda dan elemen elastis. Teknik dan hasil analisis untuk menentukan tingkat mobilitas roda gigi dengan roda komposit dan elemen elastis. Dinamika pendaratan pesawat pada kapal induk melibatkan proses perambatan gelombang sementara di tali dan halus perlambatan pesawat. Ini membawa tantangan besar dalam mensimulasikan seluruh proses karena yang pertama membutuhkan sedikit waktu untuk melakukannya menjamin kestabilan, sementara nanti membutuhkan langkah waktu yang besar untuk mengurangi waktu perhitungan. Untuk mengatasi masalah ini, makalah ini mengusulkan model dinamika multibodi skala penuh dari sistem roda gigi penangkapan memanfaatkan skema integrasi langkah-langkah variabel. Terutama jenis elemen kabel baru yang mampu menggambarkan perpindahan besar dan sewenang-wenang dalam ruang tiga dimensi diadopsi untuk menyatukan kabel kawat, dan gaya peredam digunakan untuk memodelkan efek sistem hidrolik
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

KLEPKA, TOMASZ. "Parameters characterizing optotelecommunication cable and its innerduct interaction." Polimery 46, no. 03 (March 2001): 192–200. http://dx.doi.org/10.14314/polimery.2001.192.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Sukoco, Muhammad Helmi, Gunawan Wibisono, and Kukuh Nugroho. "Implementasi Komunikasi Data Menggunakan Sistem PLC (Power Line Communication)." Techno (Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto) 22, no. 1 (April 23, 2021): 43. http://dx.doi.org/10.30595/techno.v22i1.7573.

Full text
Abstract:
Kabel listrik berfungsi untuk menyalurkan energi listrik ke peralatan listrik yang sering digunakan di kehidupan sehari – hari. Namun dalam pemanfaatannya kurang maksimal karena hanya digunakan sebagai penghantar arus listrik saja, padahal dapat digunakan sebagai Komunikasi data antar perangkat seperti komputer, handphone dan perangkat mobile lainnya. Teknologi yang menerapkan sistem dimana memanfaatkan kabel listrik sebagai Komunikasi data yang biasa disebut dengan Power Line Communication (PLC). Dalam penelitian ini dilakukan Implementasi sistem PLC dalam membangun sebuah jaringan menggunakan media kabel listrik untuk menghubungkan beberapa perangkat jaringan tanpa memerlukan instalasi baru karena jalur yang digunakan sudah terdistribusi di setiap tempat menggunakan perangkat powerline, serta menggunakan perangkat jaringan yang terhubung secara wireless ke perangkat mobile pada Jaringan wireless LAN (WLAN). Sistem PLC diterapkan pada tiga kali Pengujian, diantaranya membandingkan sistem PLC dengan tanpa sistem PLC, diterapkan berdasarkan jarak serta berdasarkan beban listrik yang diterapkan. Tiga Pengujian yang dilakukan dilihat berdasarkan parameter Quality of Service (QoS) seperti throughput, delay, jitter dan packet loss. Pada pengujian antara sistem PLC menghasilkan kinerja QoS lebih baik dibandingkan tanpa PLC, kemudian untuk pengujian bedasarkan jarak menghasilkan QoS yang baik walaupun cenderung konstan serta pengujian berdasarkan beban listrik menghasilkan QoS yang baik meskipun cenderung konstan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Attamimi, Said, Aprilia Dian Oftari, and Setiyo Budiyanto. "Analisis QoS (Quality of Service) Pada Implementasi Layanan Broadband IPTV (Internet Protocol Television) di Jaringan Akses PT. Telkom." Jurnal Teknologi Elektro 10, no. 2 (December 26, 2019): 76. http://dx.doi.org/10.22441/jte.v10i2.001.

Full text
Abstract:
IPTV (Internet Protocol Television) yaitu suatu layanan multimedia dalam bentuk televisi, video, audio, text, graphic, data yang disalurkan ke pelanggan melalui jaringan IP (Internet Protocol), yang dijamin kualitasnya (Quality of Service), keamanannya (security), realibility (kehandalannya) dan memungkinkan komunikasi dengan pelanggan secara dua arah atau interaktif (interactivity) secara “real time”. IPTV (Internet Protocol Television) menawarkan interaktivitas dua arah antara end user dengan sistem IPTV melalui komponen berupa Set Top Box, dimana end user dapat menggunakan layanan yang bersifat on demand. Pada penelitian ini akan di analisa kesiapan jaringan akses kabel tembaga untuk implementasi layanan broadband IPTV (Internet Protocol Television). Analisa ini dilakukan untuk menjelaskan cara mengukur QoS (Quality of Service) untuk IPTV (Internet Protocol Television) dari berbagai parameter yaitu: throughput, packet loss,dan delay. Mekanisme QoS (Quality of Service) mampu menghitung dan mengukur berapa besarnya nilai throughput, packet loss, delay dan mencocokannya dengan kebutuhan aplikasi yang ada digunakan dalam jaringan akses tersebut. Untuk itu diperlukan jaringan akses yang handal untuk dapat mendukung penyediaan layanan IPTV (Internet Protocol Television) pada kabel tembaga, karena bandwidth yang saat ini disediakan untuk IPTV (Internet Protocol Television) adalah sebesar 6 Mbps, dengan kecepatan downstream sebesar 6 Mbps, kecepatan upstream sebesar 1 Mbps, redaman sebesar 25 dB, dan S/N (signal to noise) sebesar 38,4 dB. Sehingga dengan menggunakan parameter QoS (Quality of Service) yaitu throughput, packet loss, dan delay pada jaringan akses kabel tembaga IPTV (Internet Protocol Television) kita dapat mengetahui kualitas layanan yang diterima pelanggan agar layanan pada jaringan akses IPTV (Internet Protocol Television) ini bisa bekerja lebih optimal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Rusdan, Muchamad, and Muhamad Sabar. "DESAIN JARINGAN WIRELESS MENGGUNAKAN DISTRIBUTION SYSTEM (WDS) DAN PENGUJIAN BERDASARKAN QUALITY OF SERVICE (QOS)." Jurnal Ilmiah Teknologi Infomasi Terapan 6, no. 1 (January 3, 2020): 23–39. http://dx.doi.org/10.33197/jitter.vol6.iss1.2019.318.

Full text
Abstract:
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang jaringan wireless yang memanfaatkan jalur wireless sebagai backbone pada semua access point kecuali basestation point yang tetap mempergunakan kabel UTP sebagai backbone-nya dan memperluas area jangkauan jaringan wireless yang mampu mencakup seluruh bagian di Universitas Widyatama. Hasil desain jaringan wireless dengan WDS akan diuji dengan melakukan simulasi. Kemudian pengujian akan difokuskan pada parameter delay, packet loss, throughput, dan jitter dengan menggunakan metode Quality of Service (QoS) menggunakan aplikasi Axence netTools. Desain jaringan wireless dengan Wireless Distribution System (WDS) memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih baik daripada backbone yang menggunakan kabel Unshielded Twisted Pair (UTP). Hasil pengujian menunjukkan bahwa throughput, delay, packet loss, dan jitter menunjukkan hasil yang bagus. Hasil pengujian throughput didapatkan nilai rata-rata throughput dengan presentase sebesar 90%, dapat dikategorikan BAGUS dengan indeks 3, sedangkan hasil pengujian delay didapatkan nilai rata-rata sebesar107,8 dapat dikategorikan SANGAT BAGUS dengan indeks 4, kemudian nilai rata-rata packet loss dengan presentase 2%, dapat dikategorikan BAGUS dengan indeks 3, dan hasil pengujian jitter diperoleh nilai yang bervariasi dengan nilai rata-rata jitter sebesar 1,71 ms, dapat dikategorikan BAGUS dengan indeks 3.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Ramesh Chandra, M., Prashant Kumar Rai, Rupesh Kumar, and Bineeta M. Bara. "Effect of Priming on Germination and Vigour Parameters on Kabuli Chickpea (Cicer kabulium L.)." International Journal of Current Microbiology and Applied Sciences 8, no. 08 (August 10, 2019): 2860–64. http://dx.doi.org/10.20546/ijcmas.2019.808.329.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Singh, K. B., P. C. Williams, and H. Nakkoul. "Influence of growing season, location and planting time on some quality parameters of kabuli chickpea." Journal of the Science of Food and Agriculture 53, no. 4 (1990): 429–41. http://dx.doi.org/10.1002/jsfa.2740530402.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

ZAWODNIAK, Jozef J., Krzysztof LOWCZOWSKI, and Magdalena CZERNIAK. "Connection of PV Sources Into Transmission Grid vs. Thermal Overload Risk of Wires and Cables." AUTOMATYKA, ELEKTRYKA, ZAKLOCENIA 12, no. 2(44)2021 (June 30, 2021): 48–56. http://dx.doi.org/10.17274/aez.2021.44.03.

Full text
Abstract:
W artykule opisano wybrane zagadnienia związane z sieciami elektroenergetycznych niskiego napięcia, do których są przyłączane przydomowe elektrownie fotowoltaiczne. Określono ogólne parametry techniczne sieci dystrybucyjnej celem przybliżenia problematyki związanej z ograniczeniami technicznymi sieci. Dokonano symulacji komputerowych celem zweryfikowania skuteczności zabezpieczeń nadprądowych w sieciach dystrybucyjnych, w których występują lokalne źródła energii
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Oktora, Devic, and Jumail Soba. "KESESUAIAN PRODUK PENGERAS SUARA TANPA KABEL DI INDONESIA TERHADAP STANDAR ELECTROMAGNETIC COMPATIBILITY UNTUK PARAMETER UJI EMISI RADIASI 30 – 1000 MHz." Instrumentasi 45, no. 1 (July 27, 2021): 55. http://dx.doi.org/10.31153/instrumentasi.v45i1.234.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Atabiq, Fauzun, and Yohanes Suyanto. "Komputasi Tingkat Kesehatan Instalasi Listrik pada Gedung." JURNAL INTEGRASI 9, no. 1 (April 28, 2017): 1. http://dx.doi.org/10.30871/ji.v9i1.262.

Full text
Abstract:
Kesehatan instalasi listrik gedung adalah kondisi mengenai baik buruknya integritas instalasi listrik sistem instalasi listrik pada suatu gedung. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sebuah teknik evaluasi kesehatan instalasi listrik untuk menentukan tingkat kesehatan instalasi listrik pada sebuah gedung/bangunan. Sebuah sistem komputasi kesehatan instalasi listrik telah dimodelkan untuk mengevaluasi tingkat kesehatan instalasi kelistrikan pada sebuah gedung berdasarkan parameter-parameter instalasi. Dengan melakukan ekivalen analisis terhadap beberapa parameter instalasi seperti; usia instalasi, pembebanan circuit breaker, pembebanan pada kabel, ketidakimbangan beban instalasi dan temperatur pada panel di setiap panel instalasi listrik yang ada pada gedung, kondisi kesehatan instalasi listrik sebuah gedung dapat ditentukan. Dari implementasi yang dilakukan pada instalasi listrik Gedung S2/S3 FMIPA UGM pada bulan Maret - April 2016, hasil penelitian memperlihatkan bahwa tingkat kesehatan instalasi listrik Gedung S2/S3 FMIPA UGM secara keseluruhan adalah di atas 7.0, atau secara garis besar menunjukkan bahwa kondisi kesehatan instalasi listrik pada gedung tersebut adalah baik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Wicaksono, Britantyo, and Reza Istoni. "Monitoring Penerangan Jalan Umum Bertenaga Surya Menggunakan Komunikasi Power Line Carrier Communication." ELECTRICES 2, no. 1 (December 1, 2020): 30–36. http://dx.doi.org/10.32722/ees.v2i1.3589.

Full text
Abstract:
PJU bertenaga surya di Indonesia saat ini telah memiliki kemampuan otomasi tetapi masih belum tersentuh oleh konsep teknologi industry 4.0. sebenarnya sudah banyak riset tentang PJU bertenaga surya yang terkontrol dan termonitoring menggunakan IoT (Internet of Things) baik menggunakan kabel maupun nirkabel. Pada penelitian ini digunakan pendekatan metode komunikasi menggunakan PLCC melalui jaringan PLN 1 fasa. PJU bertenaga surya ini akan mengirimkan parameter-parameter pada panel remote dan solar panel serta terkontrol dari kontrol utama. Terdapat 15 parameter yang termonitor oleh kontrol utama. Dan 1 parameter untuk mode manual sehingga PJU dapat dikontrol langsung dari kontrol utama. PJU ini dimonitor selama 24 jam untuk mengukur pemakaian daya listrik dari LTMS (Long Term Monitoring System) PJU itu sendiri. Hasil dari penelitian ini adalah, pemakaian daya rata-rata LTMS untuk PJU bertenaga surya adalah 0,1 Watt, dan hasil perbandingan perhitungan PM + PdM dengan CBM PJU bertenaga surya adalah LTMS ini akan BEP pada tahun ke-6 sehingga LTMS PJU bertenaga surya secara teknis dan ekonomis layak untuk diimplementasikan pada dunia industri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Mdenye, Baraka B., Josiah M. Kinama, Florence M. Olubayo, Benjamin M. Kivuva, and James W. Muthomi. "Effect of Storage Methods on Carbohydrate and Moisture of Cassava Planting Materials." Journal of Agricultural Science 8, no. 12 (November 6, 2016): 100. http://dx.doi.org/10.5539/jas.v8n12p100.

Full text
Abstract:
Storage of cassava (Manihot esculenta Cruntz.) planting materials has been a challenge because of its properties of moisture and carbohydrates loss under storage. Two varieties of cassava cuttings 1 m long, stored for four months under four different storage methods in two locations Kabete and Kiboko. The storage methods were clamp under double shade (CUDS), horizontal under shade (HUS), vertical under shade (VUS) and the control horizontal under open ground (HOUG). In each storage method data loggers were installed to record temperature and RH. Percentage carbohydrate, moisture content (MC), 100% dry cuttings (DC) and cuttings dried to 25% or more of its stored length but not 100% were measured at intervals of 4 weeks. Data were subjected ANOVA and means separated using LSD. CUDS performed better than other storage methods in all parameters measured. The results showed cuttings stored under CUDS lost less moisture than those stored in HUOG. The moisture loss in CUDS was from 70.16%-56.69% while that of HUOG dropped from 70.16% to 27.26% within 8 weeks after storage. High rate of carbohydrate loss was observed in Kiboko than Kabete. Mean temperatures were 25 °C Kiboko and 22 °C Kabete. The results showed that temperature had effect on loss of carbohydrate. The results have proven that safe storage of cassava planting material is affected by plant related factors as well as environmental conditions.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Salman, Salman, Jafaruddin Gusti Amri Ginting, and Reni Dyah Wahyuningrum. "Analisis Unjuk Kerja TCP Window Size 64k Menggunakan Algoritma TCP New Reno pada Jaringan Wired dan Wireless." RESISTOR (Elektronika Kendali Telekomunikasi Tenaga Listrik Komputer) 4, no. 1 (May 22, 2021): 55. http://dx.doi.org/10.24853/resistor.4.1.55-68.

Full text
Abstract:
Kemacetan jaringan merupakan masalah serius di jaringan internet yang dapat menimbulkan peningkatan jumlah packet loss. Kemacetan juga dapat menjadi beban jaringan sehingga dapat memperlambat koneksi jika tidak ditangani dengan baik, bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan dalam jaringan . Transport Control Protocol (TCP) menyediakan mekanisme transfer data yang dapat diandalkan (reliable), sehingga aliran data yang dibaca TCP receiver tidak rusak, tanpa duplikasi, dan berurutan. Pada penelitian ini, penulis menguji kualitas pengiriman data Transport Control Protocol (TCP) Window Size 64K menggunakan Algoritma TCP New Reno pada jaringan kabel Fast Ethernet dan Wireless 802.11n. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi kemacetan pada jaringan wired dan wireless dengan menggunakan TCP Window Size 64K dan Algoritma TCP New Reno dan membandingkan hasil dari parameter Quality of Service (QoS) yang akan diuji diantaranya adalah throughput, delay, jitter, dan packet loss. Proses simulasi penelitian ini menggunakan Software Riverbed sebagai simulator untuk merancang dan mencari nilai parameter Quality of Service (QoS) pada jaringan wired dan wireless tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa throughput dan delay yang dihasilkan pada jaringan Wireless 802.11n memiliki performa yang lebih baik daripada Wired Fast Ethernet dengan nilai throughput 13050,6 bit/sec dan nilai delay 0,000253344 sec. Adapun jaringan Wired Fast Ethernet memiliki performa jitter dan packet loss yang lebih baik daripada Wireless 802.11n dengan nilai jitter 0,0000000000003 sec dan nilai packet loss 0%.Kata Kunci: Kabel Fast Ethernet, Wireless 802.11n, TCP Window Size 64K, TCP New Reno, Quality of Service (QoS). Congestion Network congestion is a serious problem in internet networks that can cause an increase in the number of packet loss. Congestion can also become a burden on the network so that it can slow down the connection if not handled properly, and can even cause paralysis in the network. The Transport Control Protocol (TCP) provides a reliable data transfer mechanism, so that the data streams that are read by the TCP receiver are not damaged, without duplication, and sequential. In this study, the authors simulated using TCP Window Size 64K with the New Reno TCP Algorithm on Wired Fast Ethernet and Wireless 802.11n. This study conducted a simulation to solve congestion on wired and wireless networks and then compared the results of the Quality of Service (QoS) parameters tested, including throughput, delay, jitter, and packet loss. The simulation process of this research uses Riverbed Software as a simulator to design and find the QoS parameter values on the wired and wireless networks. The results of this study indicate that the resulting throughput and delay on the Wireless 802.11n network has better performance than Wired Fast Ethernet with a throughput value of 13050.6 bits / sec and a delay value of 0.000253344 sec. The Wired Fast Ethernet network has better jitter and packet loss performance than Wireless 802.11n with a jitter value of 0.0000000000003 sec and a packet loss value of 0%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Wehrend, A., and K. Stähli. "Methodische Aspekte der Aufzeichnung eines telemetrischen, transabdominalen fetalen Elektrokardiogramms bei der trächtigen Stute." Tierärztliche Praxis Ausgabe G: Großtiere / Nutztiere 38, no. 05 (2010): 269–77. http://dx.doi.org/10.1055/s-0037-1621616.

Full text
Abstract:
Zusammenfassung: Gegenstand und Ziel: In der equinen Reproduktionsmedizin gibt es kaum etablierte Methoden zur Überwachung der fetalen Vitalität. Im Folgenden sollen methodische Aspekte und Hinweise zur Durchführung einer fetalen elektrokardiographischen Messung an hochträchtigen Stuten präsentiert werden. Verwendet wurde ein neu entwickeltes ambulantes, mittels Bluetooth-Technik telemetrisch arbeitendes fetales EKG-Gerät. Material und Methoden: Von 29 hochträchtigen Stuten wurden mit dem telemetrischen EKG-Gerät Televet 100 insgesamt 267 fetale EKGs von je 40 Minuten Dauer aufgezeichnet. Die geprüften Parameter waren Elektrodenplatzierung, Eignung und Akzeptanz von Gerät und Messtechnik sowie die Prozentfehlerzeit (PFZ). Ergebnisse: Die Stuten tolerierten die Messung insgesamt gut. Lediglich zwei Stuten beknabberten während zwei Aufnahmen die Kabel, wobei es in einem Fall zu einer Beschädigung der Kabel kam. Die fetale Herzaktion ließ sich stets darstellen. Die deutlichsten Ausschläge ergaben sich am häufigsten bei Platzierung der ventralen Elektrode bis 5 cm links der Medianlinie sowie 10–20 cm kranial des Euters. Bei 55% der Messungen wurden bereits mit der erstgewählten Position deutliche fetale Ausschläge erzielt. Je 20% der Original-EKGs konnten bezogen auf die PFZ (Anteil der nicht auswertbaren Zeit an der Gesamtaufzeichnungszeit) in die ersten drei Qualitätsgrade (PFZ: ≤5%, > 5–10%, > 10–20%) eingeteilt werden. Nach Korrektur betrug die PFZ bei 53% der EKGs maximal 5%. Schlussfolgerung und klinische Relevanz: Das EKG-Gerät Televet 100 stellt ein adäquates System zur fetalen Herzfrequenzerfassung beim Pferd dar. Die kabellose Übertragung, die entfallende Fixation der Tiere und die Möglichkeit von Langzeitaufnahmen sind Vorteile gegenüber bisher genutzter Methoden zur Trächtigkeitsüberwachung.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Lenama, Endang, Novi I. Bullu, and Alfred G. O. Kase. "STRUKTUR KOMUNITAS MAKROALGA DI PERAIRAN PANTAI PALIBO KECAMATAN KABOLA KABUPATEN ALOR." Indigenous Biologi : Jurnal Pendidikan dan Sains Biologi 2, no. 2 (July 13, 2020): 73–84. http://dx.doi.org/10.33323/indigenous.v2i2.32.

Full text
Abstract:
Salah satu komponen penyusun ekosistem wilayah pesisir yang sangat penting dan memberikan kontribusi yang besar bagi ekonomi Indonesia adalah makroalga laut atau rumput laut. Nama rumput laut (ganggang laut) digunakan untuk menyebut tumbuhan laut yang hidup di dasar perairan (fitobentos), berukuran besar dan tergolong dalam divisi thallophyta. Kehadiran jenis makroalga di perairan Kelurahan Kabola, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor berperan penting dalam pembentukan ekosistem terumbu karang yaitu sebagai tempat berlindung biota-biota kecil seperti benih ikan dan udang. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui struktur komunitas makroalga yang terdapat di Pantai Palibo Kecamatan Kabola Kabupaten Alor. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai Februari 2019. Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode sampling kuadrat. Pengambilan sampel dilakukan pada tiga transek (jarak antar transek 20 m), dengan menggunakan plot berukuran 1 x 1 m (jarak antar plot 5 m). Pada setiap plot dihitung jumlah individu dari setiap spesies makroalaga yang ditemukan. Analisis dilakukan untuk mendapatkan parameter epadatan, keanekaragaman, keseragaman dan dominasi. Faktor fisik-kimia perairan yang diambil adalah suhu, pH dan salinitas. Dari hasil penelitian ditemukan 11 spesies makroalga yang terdiri dari alga hijau (Chlorophycea) 3 spesies, alga coklat (Phaeophyceae) 4 spesies, dan alga merah (Rhodophyceae)4 spesies. Nilai kepadatan tertinggi dimiliki oleh spesies Padina boergesenii (38,583 individu/m2), sedangkan terendah dimiliki oleh spesies Halimeda opuntia (0,66 individu/m2). Indeks keanekaragaman yang diperoleh sebesar 1,65 dan dikategorikan sedang, indeks keseragaman sebesar 1,59 dikategorikan stabil dan indeks dominasi sebesar 0,25 dikategorikan rendah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Fachrurrozi, Nurwan Reza. "Analisa Kelayakan Capital Budgeting Jaringan Backbone Kabel Serat Optik Palapa Ring Studi Kasus : Palapa Ring Barat." Jurnal Telekomunikasi dan Komputer 9, no. 2 (August 31, 2019): 87. http://dx.doi.org/10.22441/incomtech.v9i2.6472.

Full text
Abstract:
Dalam rangka masyarakat Indonesia yang modern dan berbasis informasi, pemerintah bekerjasama dengan beberapa perusahaan telekomunikasi swasta menggelar mega-proyek pembangunan jaringan infrastruktur telekomunikasi berupa jaringan backbone kabel serat optik berkecepatan tinggi yang dinamakan Palapa Ring. Tujuan Palapa Ring antara lain untuk mengurangi kesenjangan digital antara Indonesia Bagian Barat & Indonesia Bagian Timur serta menyediakan akses telekomunikasi bagi masyarakat dengan tujuan pemerataan akses informasi untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan. Dalam perancangan jaringan ekstensi, parameter diatas ditambah lagi dengan proyeksi kapasitas jaringan yang dibutuhkan untuk beberapa tahun kedepan. Landing Stations ini terdiri dari 12 Kota Pantai beserta analisa penempatannya yang tidak semuanya sama dengan rekomendasi KMI. Untuk proyeksi kebutuhan kapasitas, didapatkan angka kebutuhan kapasitas untuk masing-masing Landing Stations sampai tahun 2033. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kelayakan dari rencana investasi yang akan dilaksanakan PT. XXX. Rencana investasi ini berupa pembangunan proyek Palapa Ring Barat dengan total investasi sebesar Rp. 1,000,000,000,000 dengan tingkat bunga sebesar 18% & 30%. Dengan alat analisis Payback Period, Discounted Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate Of Return. Tiga alat analisis tersebut dipakai juga oleh PT. XXX untuk mengukur layak atau tidaknya proyek tersebut. Dari hasil analisis dan rencana proyek Palapa Ring Barat diperoleh Payback Period (PP) 3 tahun 1 bulan dan Discounted Payback Period 4 tahun 5 bulan dari target PT. XXX yaitu 15 tahun, Net Present Value (NPV) Rp. 1,392,644,795,000 dari target yang di tentukan PT. XXX yang hasilnya positif, Internal Rate Of Return (IRR) 35 % dari 18 % & 30 % yang di targetkan oleh PT. XXX. Dan juga didapatkan hasil Subsidi KPBU dari pemerintah Rp. 1,490,772,000,000 dengan rincian simulasi pembayaran selama 15 Tahun dengan Interest 0 % sebesar Rp. 99,384,800,000 / Tahun.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Pratama, I. Putu Gede Yudha, Gede Sukadarmika, and Pande Ketut Sudiartha. "PERANCANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GIGABYTE PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) PADA MALL PARK23 TUBAN." Majalah Ilmiah Teknologi Elektro 16, no. 2 (August 31, 2017): 60. http://dx.doi.org/10.24843/mite.2017.v16i02p12.

Full text
Abstract:
Abstrak-Perancangan jaringan ini berpusat pada sebuah mall baru yang akan dibangun pada daerah Tuban, Bali. Yang dimana mall berada pada pada luas tanah 6,981 m2. Perancangan ini menggunakan sistem IndiHome (100% fiber) dengan menggunakan GPON (Gigabyte Passive Optical Network) sebagai teknologinya. Perancangan jaringan ini, dimulai dengan perhitungan demand dan menghitung kebutuhan traffik tiap calon tenant yang akan dibagi menjadi 3 kategori jenis tenant. Dilanjutkan dengan proses merancang struktur jaringan yang dimulai dari penyambungan kabel pada closure sebanyak 48 core hingga sampai pada ONT (Optical Network Termination). Hasil analisis dengan menggunakan parameter Power Link Budget diperoleh total redaman untuk uplink dan downlink masing-masing sebesar 23,84 dB dan 23,574 dB. Margin Daya didapat sebesar 4,16 dBm. Sedangkan, Rise Time Budget diperoleh sebesar 0,25 ns untuk uplink dan 0,22 ns untuk downlink. Nilai tersebut masih dibawah standard maksimum rise time yaitu sebesar 0,5833 ns.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Khaerani, Puspa, Heru Sri Naryanto, Dian Nuraini Melati, and Syakira Trisnafiah. "Kajian Landing Station Alat Deteksi Dini Tsunami Berbasis Kabel Serat Optik Bawah Laut di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat." Jurnal ALAMI : Jurnal Teknologi Reduksi Risiko Bencana 5, no. 1 (July 29, 2021): 19–30. http://dx.doi.org/10.29122/alami.v5i1.4841.

Full text
Abstract:
The construction of an underwater fiber-optic cable-based tsunami early detection system is planned to be installed in the Makassar Strait with a landing point in West Sulawesi. Land infrastructure such as a Power House (PH), a communication tower, and a Beach Manhole (BMH) is needed to sustain the system's power in order to survive. Therefore, the aim of this scientific paper is to study several alternative landing station locations in Pasangkayu, West Sulawesi and then determine the priority locations. The methods used to achieve these objectives are field observation methods and secondary data analysis based on parameters of land area conditions, environmental conditions, supporting infrastructure, social conditions and licensing systems, and marine activities. These aspects are then assessed to determine the priority of the selected location. The location selected based on the assessment carried out is ALT-02B. In succession, the three priority locations selected from the order of most priority to least priority are ALT-02B, ALT-02A, and ALT-06. This selected priority location is not necessarily the final choice location to be used in the construction of a tsunami early detection system land infrastructure because in the process there are still things to be considered and aspects that are made the main priority for consideration in making decisions.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Kaur, Diljeet, Guriqbal Singh, and Poonam Sharma. "Symbiotic Parameters, Productivity and Profitability in Kabuli Chickpea (Cicer arietinum L.) as Influenced by Application of Phosphorus and Biofertilizers." Journal of Soil Science and Plant Nutrition 20, no. 4 (July 27, 2020): 2267–82. http://dx.doi.org/10.1007/s42729-020-00293-z.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Ngabirano, Hannington, Denis Byamugisha, and Emmanuel Ntambi. "Effects of Seasonal Variations in Physical Parameters on Quality of Gravity Flow Water in Kyanamira Sub-County, Kabale District, Uganda." Journal of Water Resource and Protection 08, no. 13 (2016): 1297–309. http://dx.doi.org/10.4236/jwarp.2016.813099.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Uçak, Ilknur. "Determination of antioxidant and antimicrobial effects of pomegranate peel extract in trout burgers stored at cold temperatures (4±1°C)." Ege Journal of Fisheries and Aquatic Sciences 37, no. 4 (December 15, 2020): 415–22. http://dx.doi.org/10.12714/egejfas.37.4.13.

Full text
Abstract:
Recently, it has become a common practice to utilize food processing waste as natural additives in food products by evaluating their antioxidant and antimicrobial activities. Pomegranate peel is also an important by-product involved in the pomegranate processing industry and has strong antioxidant and antimicrobial properties. Therefore, the aim of this study is to examine the quality changes of trout burgers prepared with pomegranate peel extract during the refrigerated (4±1°C) storage. For this purpose, peroxide value, thiobarturic acid (TBARs), total aerobic mesophilic bacteria (TAMB) count, total psyschophilis bacteria (TPB) count, total coliform bacteria, total yeast-mold, total lactic acid bacteria (LAB) count and sensory quality parameters were evaluated in trout burgers. Peoxide value was found to be 2.75 meq O2/kg at the beginning with increasing in all groups and were observed significantly lower in the groups prepared with pomegranate peel extract than the control group (24.85 meq O2/kg). TBARs value of trout fillet was 0.07 mg MDA/kg and increased in all groups until the end of storage. The lowest values compared to the control group were found in the group prepared with 1% pomegranate peel extract. At the end of storage, TBARs values of the control, groups enriched with 0.5% and 1% pomegranate peel extract reached 2.78, 2.32 and 2.25 mg MDA/kg, respectively. It has been determined that pomegranate peel extract has a suppressive effect on TAMB, TPB, total coliform, total yeast-mold and LAB growth in trout burgers. As a result of sensory evaluations, pomegranate peel extract has been observed to extend the shelf life of trout burgers by 6 days compared to the control group. All these data revealed that pomegranate peel extract can be used as an alternative natural additive in trout burgers.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Kaur, Diljeet, Guriqbal Singh, and Poonam Sharma. "Correction to: Symbiotic Parameters, Productivity and Profitability in Kabuli Chickpea (Cicer arietinum L.) as Influenced by Application of Phosphorus and Biofertilizers." Journal of Soil Science and Plant Nutrition 20, no. 4 (August 28, 2020): 2761. http://dx.doi.org/10.1007/s42729-020-00331-w.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Agustin, Cyntia, M. Romli, Sofia Loren Butar-butar, Rahayu Kusumastuti, Sriyono Sriyono, and Geni Rina Sunaryo. "Studi Radiolisis Air Ringan dan Pengukuran Laju Dosis Bahan Bakar Terhadap Jarak Sumber Radiasi Pada Kolam Penyimpanan Bahan Bakar Bekas (ISSF)." SIGMA EPSILON - Buletin Ilmiah Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir 22, no. 2 (November 7, 2018): 50. http://dx.doi.org/10.17146/sigma.2018.22.2.4488.

Full text
Abstract:
Studi Literatur Radiolisis Air Ringan dan Pengukuran Laju Dosis Bahan Bakar Terhadap Jarak Sumber Radiasi Pada Kolam Penyimpanan Bahan Bakar Bekas (ISSF). . Elemen bahan bakar bekas masih mengandung sejumlah uranium diperkaya dengan paparan radiasi yang sangat tinggi, sehingga digunakan air sebagai media penyimpanan bahan bakar bekas pada kolam ISSF agar paparan radiasi bahan bakar tidak keluar ke lingkungan.Paparan radiasi dalam air dapat menyebabkan adanya pembentukan oksidator yang dapat menyebabkan korosi pada material bahan ISSF. Laju dosis dapat terukur dalam suatu sumber radiasi terhadap besarnya penahan radiasi. Laju dosis ini digunakkan sebagai input parameter untuk reaksi radiolysis sehingga konsentrasi pembentukan oksidator dalam air dapat diprediksi. Hubungan antara laju dosis teradap jarak sumber radiasi (tebal penahan) menjadi penting untuk penerapan proteksi radiasi. Metode untuk mengukur laju dosis pada kolam ISSF dilakukan pada rak bahan bakar bekas serta uji cicip pada sebuah kelongsong bahan bakar bekas. Laju dosis diukur dengan detector radiagem dengan kabel yang terbungkus plastik. Data hasil percobaan didapatkan bahwa hubungan antara laju dosis radiasi terhadap sumber radiasi yaitu semakin besar jarak detektor terhadap sumber radiasi semakin kecil laju dosis yang terukur dan bersifat eksponensial.Kata Kunci : Kolam ISSF, radiasi, radiolysis air, laju dosis, detector
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Amri, Idral, Febri Awalsya, and Irdoni. "Pengolahan limbah cair industri pelapisan logam dengan proses elektrokoagulasi secara kontinyu." CHEMPUBLISH JOURNAL 5, no. 1 (May 31, 2020): 15–26. http://dx.doi.org/10.22437/chp.v5i1.7650.

Full text
Abstract:
Limbah cair industri pelapisan logam berasal dari hasil pembilasan pada proses pelapisan dengan Chrome, masih banyak terkandung zat berbahaya apabila langsung dibuang kelingkungan. Untuk itu perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut dengan menggunakan elektrokoagulasi. Metode ini memiliki potensi penjernihan limbah cair pelapisan logam dan penurunan kandungan logam yang terkandung tanpa adanya penambahan koagulan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penerapan metoda elektrokoagulasi untuk menetralkan pH, serta menurunkan kadar TSS dan Cr pada limbah dan untuk mengetahui pengaruh perubahan laju alir dan kuat arus untuk menetralkan pH, serta menurunkan kadar TSS dan Cr pada limbah. Parameter yang diuji meliputi pH, TSS (Total Suspended Solid), dan Cr. Proses elektrokoagulasi menggunakan listrik searah melalui elektroda. Reaktor elektrokoagulasi yang dipasangkan kabel ke power suplay kemudian disambungkan ke arus listrik dengan variasi kuat arus (1,2 ; 1,6 ; dan 2 A) dan variasi laju alir (0,78 ; 1,32 ; 2,7 L/menit). Hasil penelitian didapat kondisi optimum pada kuat arus 2 A dan laju alir 0,78 L/menit dengan kenaikan pH dari 4,5 menjadi 6,6, penurunan TSS dari 3,2 menjadi 1,2 mg/L, penurunan Cr sebesar 82,4 % dari 1,5 mg/L menjadi 0,263 mg/L.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Wahyudi, Eka, Wahyu Pamungkas, and Bayu Saputra. "Analisis Link Budget Antena Sideband Doppler Very High Omni-Directional Range (DVOR) Pada Jalur Lintasan Penerbangan." JURNAL INFOTEL - Informatika Telekomunikasi Elektronika 5, no. 1 (May 10, 2013): 1. http://dx.doi.org/10.20895/infotel.v5i2.108.

Full text
Abstract:
Teknologi telekomunikasi terus berkembang seiring dengan perkembangan jaman. Mulai dari komunikasi kabel hingga komunikasi nirkabel. Salah satu pemanfaatan komunikasi nirkabel sebagai media komunikasi adalah teknologi radio yang diterapkan pada salah satu peralatan navigasi penerbangan, yang dikenal dengan istilah Doppler Very high Omni-Directional Range (DVOR). Dalam DVOR, informasi yang dikirim menggunakan efek doppler menuju pesawat akan mengalami penurunan sinyal (loss) yang diakibatkan oleh jarak. Dengan melakukan analisis perhitungan link budget menggunakan parameter pathloss dan atenuasi terhadap efek doppler dengan objek penerima (pesawat), maka apabila pesawat semakin mendekat, akan menghasilkan perubahan nilai pathloss dan atenuasi yang tidak berarti. Perhitungan pathloss dengan peubah jarak menghasilkan pengurangan ± 1dB pada rentang jarak tempuh pesawat, mulai dari jarak 30 Km hingga 5 Km dengan interval 5 Km. Sehingga semakin jauh jarak yang ditempuh oleh gelombang frekuensi Fobserved maka semakin besar nilai atenuasi yang akan diterima. Pada analisis atenuasi sebuah antena terhadap jangka waktu tertentu menghasilkan perubahan sebesar ± 1dB dalam waktu tempuh dengan rentang masing-masing sebesar 32 detik, 29 detik, 26 detik, 22 detik, 18 detik, 15 detik, 12 detik, 10 detik, dan 8 detik, dan diperoleh kesimpulan semakin besar nilai waktu yang dipergunakan pada sebuah antena DVOR maka semakin kecil atenuasinya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Nurhadi, Ahmad Adhitya, Denny Darlis, and Muhammad Ary Murti. "Implementasi Modul Komunikasi LoRa RFM95W Pada Sistem Pemantauan Listrik 3 Fasa Berbasis IoT." Ultima Computing : Jurnal Sistem Komputer 13, no. 1 (June 26, 2021): 17–21. http://dx.doi.org/10.31937/sk.v13i1.2065.

Full text
Abstract:
Penggunaan listrik untuk beban besar seperti gedung dan industri adalah sistem kelistrikan 3 fasa. Kegiatan pencatatan atau pemantauan data penggunaan listrik secara manual dinilai kurang praktis, sehingga penggunaan perangkat IoT dapat menjadi solusinya. Namun pengiriman data pada perangkat IoT dengan menggunakan komunikasi kabel dan Wi-Fi dinilai kurang sesuai mengingat perangkat akan ditempatkan di ruang panel yang jarang tercakup dalam jaringan. Sehingga penggunaan komunikasi IoT lainnya seperti LoRa bisa menjadi pilihan. Oleh karena itu dilakukan perancangan dan pembuatan perangkat IoT berbasis LoRa. Hal tersebut dilakukan untuk memperluas cakupan perangkat IoT dalam melakukan pembacaan kWh meter 3 fasa. Perangkat mengirimkan data melalui komunikasi LoRa dengan parameter uji yaitu RSSI, SNR dan throughput. Perangkat yang dibuat merupakan antarmuka antara kWh meter 3 fasa dengan komunikasi LoRa yang meliputi IC MAX485, mikrokontroler ATMega 2560, dan modul komunikasi LoRa RFM95W. Dari hasil pengujian, perangkat dapat mengirimkan data kWh meter 3 fasa setiap 3.611 detik dengan throughput rata-rata 957.231 bps. Performa komunikasi LoRa yang digunakan pada kondisi LOS dapat mencapai 300 meter dengan RSSI -107.625 dBm, SNR -13.063 dB. Sedangkan pada kondisi non-LOS RSSI terendah sebesar -103.338 dBm dan SNR terendah sebesar -8.897 dB.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Hiremath, Umesh, Basave Gowda, Lokesh G.Y ., and B. S. Ganiger. "Development of priming technology for enhanced planting value of seeds in kabuli chickpea (Cicer arietinum L.)." Journal of Applied and Natural Science 13, no. 2 (June 12, 2021): 735–43. http://dx.doi.org/10.31018/jans.v13i2.2507.

Full text
Abstract:
The continuous rise in global population demands more food production under limited land resources accompanied by climate change. More oversupply of quality seeds to meet ever-growing food demand is a highly challenging task. Seeds with low vigour level limit the growth and yield of crops at varied field conditions. Hence, an experiment was conducted to develop a technique for the fast and homogeneous growth of kabuli chickpea seeds. The priming treatments evaluated in the present study enhanced the various seed quality parameters of kabuli chickpea significantly when compared to control. Hydro-priming for 4 hours (at 20°C) and air drying for 72 hours showed better results compared to rest of the treatments both in fresh seeds which recorded higher first count (66.38%), germination (92.50%) root length (11.85 cm), shoot length (6.16), mean seedling length (18.01), dry seedling weight (747 mg), seedling vigour index-I (1665), higher speed of emergence (0.3992) and old seeds with higher first count (61.88%), germination (74.13%) root length (8.15 cm), shoot length (5.85 cm), mean seedling length (14.00 cm), seedling dry weight (611 mg), seedling vigour index-I (1056), higher speed of emergence (0.3814). The aged seeds have recorded 29 % increase in germination percentage in contrast to 8 percent increases in fresh seeds. Kabuli chickpea seeds could be subjected to hydropriming, an affordable, alternative, and eco-friendly technique for improving seed and seedling vigour of kabuli chickpea.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Majeed, Mudasir, Abdullah Ijaz Hussain, Haseeb Anwar, Shahzad Irfan, Shahzad Ali Shahid Chatha, Qasim Ali, Imran Mukhtar, and Zahra Hafeez. "Hepatoprotective effect of desi and kabuli cultivars of Cicer arietinum L (chick peas) against carbon tetrachloride-induced toxicity in rats." Tropical Journal of Pharmaceutical Research 19, no. 3 (April 9, 2020): 609–15. http://dx.doi.org/10.4314/tjpr.v19i3.22.

Full text
Abstract:
Purpose: To determine the hepatoprotective potential of ethanol extracts of desi and kabuli cultivars of Cicer arietinum L. (chick peas). Methods: Hepatotoxicity was induced in rats using oral administration of carbon tetrachloride (CCl4). The rats were then orally administered different doses of the ethanol extracts of desi and kabuli cultivars of Cicer arietinum L. for 21 days. Oxidative stress parameters and hepatoprotective profiles were determined in serum samples using standard procedures. The effect of the treatments on liver histology was also determined. Results: Administration of extracts of desi and kabuli cultivars of Cicer arietinum L. to CCl4 treated rats at a dose of 300 mg/kg resulted in a significant (p ≤ 0.05) decrease in oxidative stress parameters, whereas catalase activity significantly increased (p ≤ 0.05); on the other hand, ALT and AST levels were decreased significantly (p ≤ 0.05), when compared to the control group. Conclusion: High doses of Cicer arietinum L (desi and kabuli cultivars) seem to have hepatoprotective and antioxidant effects on CCl4-induced toxicity in rats. This finding underscores the therapeutic importance of Cicer arietinum L. as a plant with hepatoprotective properties. Keywords: Cicer arietinum, Phenolics, Hepatotoxicity, Chick peas, Catalase
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Hidayat, Rizki Nugraha, Umaisaroh Umaisaroh, and Said Attamimi. "Analisa Karakteristik Kanal HF Lintasan Jamak." Jurnal Teknologi Elektro 11, no. 3 (October 21, 2020): 124. http://dx.doi.org/10.22441/jte.2020.v11i3.002.

Full text
Abstract:
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Oleh karena itu, diperlukan konsep dan perencanaan sistem komunikasi jarak jauh yang murah dan handal agar bisa terhubungnya komunikasi di wilayah kepulauan yang relatif sulit dijangkau oleh sistem kabel yang sudah terhubung saat ini. Sistem komunikasi high frequency (HF) yang beroperasi pada frekuensi 3-30 MHz. Sistem ini memanfaatkan lapisan ionosfer sebagai media transmisi gelombang radionya. Lapisan ionosfer sangat dipengaruhi oleh aktivitas matahari dan perubahan waktu sepanjang hari. Hal ini berakibat timbulnya gangguan-gangguan ionosfer yang menyebabkan kinerja sistem komunikasi HF terganggu juga kondisi dimana terdapat interferensi ketika sinyal lebih dari satu jalur pada saat ditransmisikan hal ini dinamakan multipath atau lintasan jamak. Karakteristik kanal HF menjadi hal yang sangat penting. Dengan mengetahui karakteristik kanal HF yang tepat kita dapat mencapai kinerja sistem komunikasi yang lebih baik. Perubahan kondisi lapisan ionosfer berpotensi mempengaruhi kinerja sistem komunikasi HF yang disebabkan oleh nilai delay spread. Pada penelitian ini dilakukan analisa parameter karakteristik kanal HF mengenai power delay profile dan delay spread yang dilakukan dengan uji simulasi. Berdasarkan hasil percobaan dalam kurun waktu 2 bulan. Dilakukan sebanyak 8 kali percobaan dalam 4 waktu yang berbeda. Menghasilkan nilai delay spread maksimal terjadi pada pagi hari yaitu bernilai 124,1 ms berbeda dengan sore hari yang memiliki nilai 41 ms.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Waluyo, Waluyo, Muhammad Syirajuddin, and Moh Abdullah Anshori. "Disain dan Implementasi Atenna BOW TIE Pada Frekuensi 750 MHz Untuk Aplikasi Penerima TV." Jurnal Jartel: Jurnal Jaringan Telekomunikasi 10, no. 4 (December 30, 2020): 191–96. http://dx.doi.org/10.33795/jartel.v10i4.112.

Full text
Abstract:
Antena yang bekerja pada band UHF , banyak jenisnya antara lain : antena dipole 1/2l, antena Yagi-Uda array, antena log periodik dan sebagainya. Antena jenis ini, dimensi fisiknya disesuaikan dengan panjang gelombang. Semakin tinggi frekuensi kerja, semakin pendek panjang gelombangnya, sehingga semakin pendek pula panjang fisik antenna tersebut. Antena bow tie juga sering digunakan sebagai antena penerima TV , selain cukup mudah pembuatannya, sederhana dan gainnya cukup besar. Pada penelitian ini, antena yang disain adalah antena jenis bow tie (kupu-kupu) yang bekerja pada frekuensi UHF yaitu 750 Mhz, disusun secara array, selanjutnya dicatu dengan balun 4:1 (impedansi antena 300 ? ke 75 ?), menggunakan balun toroida dengan inti udara, agar bisa matching dengan impedansi kabel koaxial 75 ?. Bahan antena dari alumunium(solid). Adapun tempat penelitian dilaksanakan di laboratorium Telekomunikasi Polinema. Hasil Pengujian antena pada frekuensi kerja yakni 750 Mhz, menunjukkan bahwa nilai RL (retrun loss) : - 11 dB, koefisien pantul ? = 0,282 dan besarnya nilai VSWR = 1,786 . Sedang untuk pengukuran gain tertinggi terjadi pada frekuensi : 567,25 Mhz (kanal 33) yakni 10,45 dB, dan gain rata-rata antena adalah 3,19 dB. Karena harga VSWR lebih kecil dari 2, maka dapat dikatakan bahwa antena bow tie masih cukup layak atau bagus , telah memenuhi kreteria dari suatu parameter antena.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Hwang, Bok-Ju. "The Effects of the Servant Leadership of Community Self-Sufficiency Center Workers(Team Leader) on the Management Performance of Business Group: Focusing on Parameters of Resilience and Self-respect." Korean Business Education Review 35, no. 6 (December 31, 2020): 1–24. http://dx.doi.org/10.23839/kabe.2020.35.6.1.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Lumenta, Edner, and Tedy Setiawan. "Metode Pemetaan Resistivitas Tanah pada Survei Pertanian dengan HUMA EC 1." Jurnal Geofisika 15, no. 2 (November 20, 2019): 21. http://dx.doi.org/10.36435/jgf.v15i2.409.

Full text
Abstract:
Survey geosika pertanian masih dapat dibilang baru dan parameter penting dari survei geosika pertanian adalah sifat-sifat tanah (tekstur, struktur, porositas, resistivitas, dan lain-lain). Survei tanah dalam geosika biasanya menggunakan metode resistivitas, induksi elektromagnetik (EMI), dan Ground Penetrating Radar (GPR) karena metode-metode ini cepat dan dapat memperkirakan banyak sifat- sifat tanah, seperti salinitas, konten batu, dan kedalaman air tanah, tetapi metode ini tidak dapat memberikan informasi tentang variasi properti tanah dalam suatu prol tanah. Array wenner adalah salah satu array yang sering digunakan untuk mengukur resistivitas semu tanah dangkal. Array wenner dapat dengan mudah menghitung resistivitas semu tanah di suatu daerah dan sensitivitas instrumen ini tidak sepenting dalam geometri array lain. Besaran arus yang relatif kecil diperlukan untuk mengukur perbedaan potensial. Kerugian array wenner adalah dalam setiap pengukuran, semua elektroda harus dipindahkan ke posisi baru. Secara umum instrumentasi metode resistivitas untuk pemetaan tanah menggunakan kabel karena instrument-instrumen ini dapat digunakan untuk berbagai array, HUMA EC 1 dirancang hanya untuk mengukur resistivitas tanah dangkal dan dengan HUMA EC 1 kita bisa mengukur sifat tanah dangkal dengan lebih cepat, mudah, dan murah. Dalam penelitian ini saya akan mengukur sifat-sifat tanah di daerah Kampung Padi dan di daerah Padaasih dengan OYO McOHM dan HUMA EC 1, dan mengkorelasikan hasil kedua data resistivitas tanah, sehingga kita akan tahu apakah daerah ini baik untuk pertanian.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Mohammed, Husam Hasan, Hiba Zuhair Abdul Kareem, and Wafaa Mohammed Ridha Ridha. "IMPROVE THE EFFICIENCY OF THE POWER TRANSMISSION SYSTEM USING THE GENETIC ALGORITHM TO DETERMINE THE OPTIMUM LOCATION AND FACTS DEVICES." IIUM Engineering Journal 21, no. 2 (July 4, 2020): 133–42. http://dx.doi.org/10.31436/iiumej.v21i2.1273.

Full text
Abstract:
As the world's energy consumption increases, the expansion of the energy system becomes increasingly important. However, the creation of new transmission lines requires excessive costs and time if the same transmission capacity is to be added to the existing network. Today's electrical networks are faced with high risks of voltage instability and real power losses. This development tends to occur due to the lack of reactive control power (RPL) in heavily stressed operating conditions caused by increased demand for loads and the rapid development of power systems worldwide. This paper has adopted the setting of FACTS (flexible AC transmission system) devices as additional control parameters for reducing transmission losses in power system static types of two FACTS devices consisting of SVC (static VAR compensators) while the TCSC (thermistor controlled series compensator) is included in the issue formulation. During this paper, the proposed algorithm was to determine the optimal placement of power network devices by genetic algorithm to manage reactive power, reduce losses, increase the transmission capacity and power lines, and help simulate the IEEE 24 bus control system and also the position of FACTS devices. ABSTRAK: Apabila penggunaan tenaga dunia semakin meningkat, penambahan sistem tenaga sangat penting. Walau bagaimanapun, penciptaan talian penghantaran terkini memerlukan kos yang berlebihan dan had masa jika kapasiti penghantaran yang sama digunakan dengan lebih tinggi. Dalam rangkaian elektrik hari ini, unit ini berhadapan dengan risiko ketidakstabilan voltan dan putus bekalan tenaga. Penambahan sistem tenaga ini cenderung berlaku disebabkan kekurangan kuasa kawalan reaktif (RPL) dalam keadaan beban operasi yang besar disebabkan oleh peningkatan beban permintaan dan perkembangan pesat sistem kuasa di seluruh dunia. Kertas ini telah mengguna pakai peranti FACTS (sistem penghantaran AC fleksibel) sebagai parameter kawalan tambahan bagi mengurangkan kehilangan penghantaran dalam sistem kuasa statik dua peranti FACTS yang terdiri daripada SVC (pemampas VAR statik) manakala TCSC (pemampas siri termistor kawalan) adalah termasuk dalam perumusan isu. Dalam kertas kerja ini, algoritma yang dicadangkan adalah penempatan optimum peranti rangkaian kuasa oleh algoritma genetik bagi mengurus kuasa reaktif juga mengurangkan kerugian dan meningkatkan kapasiti penghantaran dan kabel elektrik dan membantu menyerupai sistem kawalan bas IEEE 24 dan juga kedudukan peranti FACTS di mana ia terbukti berkesan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

PUDIN, APIP, and IGNATIUS RIYADI MARDIYANTO. "Desain dan Implementasi Data Logger untuk Pengukuran Daya Keluaran Panel Surya dan Iradiasi Matahari." ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika 8, no. 2 (May 19, 2020): 240. http://dx.doi.org/10.26760/elkomika.v8i2.240.

Full text
Abstract:
ABSTRAKInformasi mengenai daya keluaran panel surya dan intensitas radiasi matahari diperlukan dalam sistem PLTS guna mengetahui karakteristik potensi daya yang dibangkitkan panel dan estimasi besarnya beban yang terpasang. Dalam penelitian ini, telah dirancang perangkat data logger berbasis Arduino Uno dengan media penyimpan data berupa kartu MicroSD dan format data MS Excel. Parameter daya diperoleh menggunakan modul sensor tegangan dengan prinsip pembagi tegangan dan sensor arus dengan resistor shunt. Intensitas radiasi diperoleh dari sensor Solar Power Meter menggunakan interface kabel RS232 to TTL. Hasil menunjukan nilai rata-rata error tegangan sebesar 36 mV atau inakurasi 0,41% untuk rentang pengukuran dari 0,7 V sampai 24 V, sedangkan rata-rata error arus sebesar 10 mA atau inakurasi 0,42% untuk pengukuran dari 0,3 A sampai 7,5 A. Nilai inakurasi ini masih dibawah nilai rata-rata alat ukur standar yang ada di pasaran sekitar 1%, sehingga hasil rancangan ini bisa digunakan untuk keperluan pengukuran.Kata kunci: tegangan, arus, daya, iradiasi matahari, Arduino ABSTRACTInformation about the output power of solar panels and the intensity of solar radiation are needed in the PV system to determine the characteristics of the power generated by the panel and the estimated amount of installed load. In this research, an Arduino-based data logger has been designed with a MicroSD card data storage media and a MS Excel data format. Power parameters are obtained using a voltage sensor module with the principle of a voltage divider and a current sensor with a shunt resistor. The radiation intensity is obtained from the Solar Power Meter sensor using a RS232 to TTL cable interface. The results show the average of voltage error is 36 mV or inaccuracy is 0.41% for the measurement range from 0.7 V to 24 V, while the average of current error is 10 mA or inaccuracy is 0.42% for the measurement from 0.3 A to 7.5 A. This inaccuracy value is still below the average value of standard measurement tools on the market about 1%, so the results of this design can be used for the purpose of measurements.Keywords: voltage, current, power, solar irradiation, Arduino
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Masrullita, Masrullita, Lukman Hakim, Rizka Nurlaila, and Nur Azila. "PENGARUH WAKTU DAN KUAT ARUS PADA PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR BERSIH DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI." Jurnal Teknologi Kimia Unimal 10, no. 1 (June 19, 2021): 111. http://dx.doi.org/10.29103/jtku.v10i1.4184.

Full text
Abstract:
Air payau biasa terjadi akibat intrusi air asin ke air tanah. Hal ini karena degradasi lingkungan. Air payau yang mengandung pencemaran logam tingkat tinggi seperti Fe, Cl, Mn, Zn, dll. Air payau juga biasanya memiliki kadar TDS (Total Dissolved Solid), total kesadahan yang tinggi dan nilai pH air payau bersifat asam. Oleh karena itu, air payau harus diolah terlebih dahulu agar layak untuk digunakan sebagai air tawar. Instalasi pengolahan air payau dijalankan berdasarkan elektrokoagulasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menkaji pengaruh waktu dan kuat arus terhadap menetralkan pH, dan menurunkan kadar TDS, total kesadahan dan Mn pada air payau. Parameter yang diuji meliputi pH, TDS, total kesadahan dan Mn menggunakan AAS. Proses elektrokoagulasi menggunakan daya listrik yang mengalir searah dengan elektroda. Reaktor elektrokoagulasi dipasangkan dengan kabel yang dihubungkan ke catu daya kemudian dihubungkan ke arus listrik dengan variasi waktu (20, 50, 80 dan 110 menit) dan variasi arus (1,2 ; 1,6 ; 2 ; 2,2 ; dan 2,6A). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kondisi terbaik penurunan TDS pada waktu 110 menit dan kuat arus 2,2 A yaitu 940 mg/l, total kesadahan pada waktu 110 menit dan kuat arus 1,6 A yaitu 480 mg/l, dan nilai pH yang terbaik pada waktu 80 menit dan 110 menit dengan kuat arus 0,8 A yaitu 7. Terjadi penurunan pada konsentrasi Mn pada waktu 110 menit dan kuat arus 1,6 A yaitu 0.0124 mg/l dan perubahan warna setelah elektrokoagulasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Ahmad, Imtiyaz, Shariq Shamsi, and Mohd Shadab. "PHYSICOCHEMICAL EVALUATION OF SHARBAT ALOO BALOO." International Journal of Research in Ayurveda and Pharmacy 12, no. 1 (March 2, 2021): 68–74. http://dx.doi.org/10.7897/2277-4343.120116.

Full text
Abstract:
Sharbat (Syrup) is one of the important dosage forms of Unani system of the medicine (USM). In the form of Sharbat, numbers of formulations are manufactured because of its various advantages in respiratory system, digestive system and urinary system. Out of these, Sharbat Aloo baloo (SAB) is one of the important formulations, being used in urinary system to cure the renal calculi and stone in bladder. Both of these diseases are very common and present everywhere. SAB is very effective for both diseases, hence was selected and prepared as per the ratio of drug and sugar (1:4) given in Bayaz Kabeer and then evaluated for its standardization on different physicochemical parameters. Physico-chemical evaluation was done on three batches of SAB of different volumes (one litre batch, five lire batch and ten litre batch). Physico-chemical standards of SAB were fixed on various parameters like (a) organoleptic properties (appearance, colour, odour and taste) (b) Viscosity (c) pH values (d) Ash values (e) Extractive values (f) Alcohol soluble matter (g) Water soluble matter (h) Specific gravity at 25ºC (i) Refractive index (j) Sugar quantity (total sugar, reducing sugar and non-reducing sugar) (k) Estimation of calcium, potassium and phosphorus (l)TLC finger printing. The results obtained for the various Physico-chemical tests of lab samples of SAB may be taken as standard values for future reference.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Tulloh, Rohmat, Yuli Sun Hariyani, Mochammad Fakhrizal Hafidh, and Ayu Warni Pertiwi. "PAPAN INFORMASI DIGITAL BERBASIS RASPBERRY-PI MENGGUNAKAN JARINGAN WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM." Simetris : Jurnal Teknik Mesin, Elektro dan Ilmu Komputer 8, no. 2 (November 24, 2017): 721. http://dx.doi.org/10.24176/simet.v8i2.1586.

Full text
Abstract:
Papan informasi digital adalah media digital untuk menampilkan informasi dalam bentuk visual yang dapat dinikmati oleh orang-orang disekitarnya. Media digital bisa menjadi sarana informasi, promosi produk, dan juga sebagai sarana berita terbaru. Papan informasi digital yang ada di kantor atau sekolah biasanya menggunakan layar LED TV dilengkapi 1 unit komputer (CPU) dan menggunakan media transmisi kabel. Banyaknya jumlah TV dan CPU yang digunakan menimbulkan masalah biaya dan tempat. Disamping itu manajemen konten informasi yang ditampilkan menjadi tidak praktis karena dilakukan langsung satu persatu di setiap CPU. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem informasi terpadu berbasis web yang ditanam pada mini komputer berupa raspberry pi menggunakan jaringan wireless distribution system (WDS). Perangkat digital berupa LED TV dipasang raspberry-pi sebagai interface, yang dapat menghemat daya, biaya dan tempat. Manajemen konten informasi terintegrasi dengan komputer server yang menyediakan layanan edit fitur dan update informasi video streaming dan live streaming. Dari hasil pengukuran Quality of Service (QOS) menggunakan Transmission Control Protocol (TCP) untuk layanan video dan live streaming dengan kondisi Line of Sight (LOS) dan Non Line of Sight (NLOS) direkomendasikan menggunakan kondisi LOS dengan nilai Throughput sebesar 585 KBps dan 230 KBps, delay sebesar 1.7 ms dan 3.3 ms, dan Jitter sebesar 2.5 ms dan 6.19 ms. Nilai parameter tersebut memenuhi standar Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks (TIPHON). Cakupan WDS dari server ke raspberry-pi client mencapai 70 meter dengan kondisi LOS maupun NLOS. Pengujian Mean Opinion Score (MOS) didapatkan nilai rata-rata sebesar 4 atau dalam kategori puas dengan sistem yang dibuat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Cheboi, Juliana J., Miriam G. Kinyua, Paul K. Kimurto, Oliver K. Kiplaga, Fredrick Ng’an’ga, and Sita R. Ghimire. "Biochemical composition of pigeonpea genotypes in Kenya." November 2019, no. 13(11):2019 (November 20, 2019): 1848–55. http://dx.doi.org/10.21475/ajcs.19.13.11.p1886.

Full text
Abstract:
Pigeonpea is an important crop in semi-arid tropics and sub-tropics. The improvement and utilization of this crop in East Africa can enhance food and nutrition security. A study was carried out to examine variation in biochemical composition (crude protein, total phenols, total flavonoid and total anti-oxidant activity) of 55 pigeonpea genotypes grown in Kabete field station during the long rains of April-September 2017. The experiment was set up in a randomized complete block design with three replications. After harvest, 100g of dry seed samples were collected for biochemical analyses. The biochemical analyses were performed at nutrition platform of Biosciences eastern and central Africa- International Livestock Research Institute (BecA-ILRI) Hub, Nairobi, Kenya. Treatment means were separated based on Tukey test using Genstat, SAS and R software. The genotypes varied significantly (P≤0.05) for all the parameters measured with a mean of 20.88 g/100g, 46.21 mg/100g, 23.98 mg/100g and 38.13 mg/100g for crude protein, total phenol, total flavonoid and total anti-oxidant activity, respectively. Advanced elite materials out performed for all parameters analyzed except for crude protein with a mean of 59.57 mg/100g, 26.64 mg/100g and 30.23 mg/100g for total phenols, total flavonoid and total anti-oxidant activity, respectively. The total antioxidant activity had significantly positive correlation (P≤0.05) with total phenol, total flavonoid and crude protein. Similarly, total phenol and total flavonoid had significantly positive correlation (≤0.05). The results revealed that the advanced elite materials contain high phenolics and antioxidant activity that contribute to lowering oxidation of free radicals due to their redox properties. Therefore, these germplasm are valuable genetic resources for improving pigeonpea varieties for nutritional qualities.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Mukasa-Tebandeke, I. Z., Karume, I., Ssebuwufu, J., Wasajja , H. Z., Nankinga, R, and Habimana, M. "How variations in concentrations of metal ions and suspended solids downstream river Rwabakazi in Uganda can be used to study pollution." JOURNAL OF ADVANCES IN CHEMISTRY 17 (June 9, 2020): 44–63. http://dx.doi.org/10.24297/jac.v17i.8767.

Full text
Abstract:
Pollution is affecting river Rwabakazi in the Nile basin. Its effects are reflected by high turbidity, pH, total suspended solids, (T.S.S.), electrical conductivity, metal ions concentrations, and low concentration of dissolved oxygen (DO5). In this study, we report the variations in selected physicochemical parameters of waters of the Rwabakazi river. Turbidity, pH, concentrations of selected metal ions, T.S.S., and DO5 of water sampled from three selected sites on the river in Kabale were very high. Mean DO5 fell from 96 ± 2 mg/L to 86± 1.5 mg/L downstream. The mean pH fell from 7.8 ± 0.03 to 7.6 ± 0.04, showing the removal of basic components. The turbidity dropped from370 ± 3 NTU to 305 ± 2 NTU, showing that the haziness of water decreased. The concentration of iron(II) fell from 320 ± 0.3 mg/L to 291 ± 0.2 mgL-1 indicating the fair extent of heavy metal ions downstream. The T.S.S. decreased from 330 ± 5 mg/L to 300± 5 mg/L, and concentrations of calcium and magnesium ions also decreased, providing evidence for self-purification. The available data suggests that river Rwabakazi is polluted as a result of poor agricultural practices, erosion, and flash flooding. Further studies on nutrient and pesticide pollution of this river need to be carried out, and trees should be planted on steep open surfaces to minimize erosion.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Daud, Rahmiyati, Bambang Subakti Zulkarnain, and Ivan Virnanda Amu. "Providing counseling through home pharmacy care (HPC) for hemodialysis patients with hypertension in lowering blood pressure." Journal of Basic and Clinical Physiology and Pharmacology 32, no. 4 (June 25, 2021): 459–65. http://dx.doi.org/10.1515/jbcpp-2020-0462.

Full text
Abstract:
Abstract Objectives Hypertension is one of the main factors in increasing the risk of cardiovascular disease with 51% reported cause of death in chronic kidney disease (CKD) patients with end-stage renal disease (ESRD). It is a comorbid that needs to be managed properly and gets special attention from various health disciplines including a pharmacist. Methods This was a quasi experimental study with pretest–posttest intervention using home pharmacy care (HPC) counseling both on the counseling and the noncounseling group. Initial data collection and informed consent was done at the Hemodialysis Unit Aloei Saboe and Toto Kabila Hospital, Gorontalo. The parameters in the study were patients’ compliance to their medication using the Medication Adherence Questionnaire (MAQ) and Pill Count Adherence (PCA) questionnaires and the patient’s blood pressure. Results Fifty-eight patients met the inclusion criteria and were divided into two groups (the counseling group and the noncounseling group). Based on MAQ and PCA, the level of patient medication adherence increased significantly in the counseling group compared to the noncounseling group with a significance value of p<0.05. Increasing adherence was correlated with patients’ outcome of lowering blood pressure. More patients in the counseling group showed decrease in systolic and diastolic blood pressure compared to the noncounseling group (86.2 vs. 17.2% for systolic BP and 69 vs. 10.3% for diastolic blood pressure (BP). Following adjusted confounding variables, counseling through HPC provided a chance of decreasing systolic blood pressure 32 times (95% CI: 7.198–144.550) and diastolic blood pressure 42 times (95% CI: 6.204–286.677). Conclusions HPC affects the improvement of patient medication adherence and reduction of blood pressure in hemodialysis patients with hypertension.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Ridarmin, Ridarmin, Fauzansyah Fauzansyah, Elisawati Elisawati, and Eko Prasetyo. "PROTOTYPE ROBOT LINE FOLLOWER ARDUINO UNO MENGGUNAKAN 4 SENSOR TCRT5000." I N F O R M A T I K A 11, no. 2 (December 26, 2019): 17. http://dx.doi.org/10.36723/juri.v11i2.183.

Full text
Abstract:
<p><em>Sensor merupakan indera bagi robot </em><em>sehingga </em><em>dapat mengenali berbagai parameter disekitar lingkungan, seperti robot yang dapat bergerak mengikuti garis atau biasa disebut dengan robot line follower. </em><em>Robot line follower analog terdiri dari rangkaian analog dalam melacak </em><em>dan membaca </em><em>sebuah garis.</em><em> </em><em>permasalahan yang dijadikan dasar dalam penulisan skripsi ini yaitu </em><em>pada r</em><em>obot line follower analog</em><em> hanya</em><em> terdiri dari rangkaian analog untuk melacak garis serta tidak dapat diprogram, karena </em><em>robot </em><em>line follower analog tidak dilengkapi</em><em> dengan</em><em> mikrokontroller. Adapun yang menggunakan mikrokontroler tidak dilengkapi </em><em>dengan </em><em>perangkat chip programmer dan bootloader</em><em> sehingga memunculkan ide peneliti untuk merancang </em><em> </em><em>dan membuat p</em><em>rototype line follower menggunakan Arduino</em><em> Uno</em><em> sebagai pengendali robot</em><em>. </em><em>Arduino Uno R3 terdapat p</em><em>apan </em><em>yang </em><em>sudah terdapat chip programmer dan bootloader.</em><em> dan </em><em>pem</em><em>ogram</em><em>anya</em><em> menggunakan IDE </em><em>A</em><em>rduino melalui komunikasi kabel </em><em>USB</em><em>.</em><em> </em><em>Prototype line follower ini menggunakan papan Arduino Uno sehingga dapat diprogram sesuai kebutuhan dan dapat dikembangkan secara cepat.</em><em></em></p><p><em> </em></p><p><strong><em>Kata Kunci</em></strong><em> :</em><em>Arduino Uno</em><em>, </em><em>Robot Line Follower,TCRT5000</em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Heriyanto, Heriyanto, Mohammad Hamdani, and Kun Wardhana. "Perancangan Sistem Komunikasi ManajemenElevatorMenggunakan Jaringan Power Line." Sainstech: Jurnal Penelitian dan Pengkajian Sains dan Teknologi 26, no. 2 (April 9, 2020). http://dx.doi.org/10.37277/stch.v26i2.512.

Full text
Abstract:
Pada makalah ini dibahas rancangan suatu jaringan berbasis Power Line Communication pada komunikasi sistem manajemen elevator. Sebuah sistem elevator saat ini menggunakan kabel komunikasi CAT5 dan kabel jala listrik sepanjang ruang luncur. Penggunaan Power line communication dalam komunikasi elevator dapat menggantikan peranan CAT5 serta memaksimalkan kabel jala listrik yang telah terpasang. Power Line Communication sendiri merupakan teknologi komunikasi data, suara dan video melalui jala listrik. Pemilihan Power Line Communication berdasarkan bahwa jaringan ini mampu menjangkau lebih dari kabel existing. Pengujian performansi dibutuhkan pada perancangan ini untuk mengetahui layak atau tidaknya untuk diaplikasikan pada sistem komunikasi elevator. Parameter uji yang digunakan adalah throughput, transfer time, allocation time dan latency. Dari hasil pengujian didapatkan throughput, transfer time, allocation time dan latency yang cukup baik hanya untuk allocation time yang lebih besar 0.1 detik dari jaringan existing. Sehingga didapatkan bahwa Power Line Communication pada komunikasi sistem manajemen elevator layak digunakan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Abrianto, Heru, and Andi Anggoro. "Pengaruh Jarak Base Station Dengan Subscriber Station Terhadap Kinerja Wimax." Sainstech: Jurnal Penelitian dan Pengkajian Sains dan Teknologi 23, no. 1 (June 3, 2020). http://dx.doi.org/10.37277/stch.v23i1.562.

Full text
Abstract:
Peningkatan permintaan layanan telekomunikasi tidak sepenuhnya dapat di penuhi oleh penyelenggaratelekomunikasi, Hal tersebut dikarenakan keterbatasan jaringan kabel yang tersedia dan mahalnyapenyelenggaraan untuk jaringan kabel tersebut. Broadband Wireless Access (BWA) menjadi salah satu alternatifsolusi untuk permasalahan tersebut. Seiring berkembangnya teknologi wireless, kemudian muncul WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) sebuah standar internasional mengenai wireless system yangmengacu pada standar IEEE 802.16. Kebutuhan kualitas layanan yang baik menjadi tolak ukur, tingkat kepuasanpelanggan. Jarak Base Station (BS) dengan Subscriber Station (SS) merupakan salah satu faktor yangberpengaruh terhadap kinerja WIMAX, karena jarak antar keduanya akan menyebabkan parameter Free SpaceLoss (L FS ) semakin besar, hal ini mengakibatkan kinerja WiMAX akan semakin turun.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Prajitno, Prajitno. "PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PARAMETER PROSES MBE-P3TM." GANENDRA Majalah IPTEK Nuklir 5, no. 1 (March 25, 2015). http://dx.doi.org/10.17146/gnd.2002.5.1.208.

Full text
Abstract:
PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PARAMETER PROSES MBE-P3TM. Telah dilakukan analisis, perancangan dan pembuatan program komputer untuk mendukung Sistem Instrumentasi dan Kendali MBE di P3TM. Komputer untuk Instrumentasi MBE dilengkapi dengan kartu PCL-745B komunikasi serial untuk jaringan RS485. Komputer berfungsi untuk melakukan akuisisi data parameter proses MBE dan menampilkan data dalam bentuk numerik maupun diagram batang dan visualisasi posisi trafo variac filamen sumber elektron dan trafo variac sumber tegangan tinggi osilator daya. Kartu antarmuka Advantech PCL-718 dipasang di salah satu slot komputer bantu, berfungsi untuk mengubah masukan sinyal analog yang telah dikondisikan sesuai persyaratan menjadi bentuk dijital. Data dalam bentuk dijital dikirimkan ke komputer utama secara serial lewat pasangan kabel terpilin dengan protokol RS-485. Program komputer yang dikembangkan telah diuji coba di laboratorium secara simulasi dan juga diuji coba langsung pada saat MBE dioperasikan, memberikan hasil unjuk kerja tampilan yang stabil pada layar monitor. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tampilan program komputer dapat memberi tambahan informasi bagi operator saat mengoperasikan MBE
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Sihombing, Eidi, and Nurhayati Purba. "Karakterisasi Superkonduktor Bahan Bscco Didoping Dengan MgO." EINSTEIN e-JOURNAL 5, no. 1 (August 24, 2017). http://dx.doi.org/10.24114/einstein.v5i1.7228.

Full text
Abstract:
Superkonduktor berbasis Bismut BSCCO adalah material yang paling banyak dikaji untuk meninggkatkan suhu kritis. Material BSCCO ini banyak digunakan dalam bnetuk kabel bawah tanah, kabel transmisi, maglev dan lain lain. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bahan superkonduktor berbasis Bismut antara lain : Bismut Nitrat (Bi(NO3)3), Stronsium Nitrat (Sr(NO2)3), Kalsium Nitrat (Ca(NO3)24H¬2O), Kopper Oksida (CuO), Magnesium Oksida (MgO). Bahan-bahan ini direaksikan dengan metode kering atau metode padatan menggunakan perbandingan molar 2: 2 : 2 : 3. Proses kalsinasi dilakukan dengan variasi suhu selama 24 jam. Sintering dilakukan pada suhu konstan 850oC selama 48 jam. Serbuk superkonduktor dipeletisasi dengan tekanan 10 ton dalam bentuk silinder berdiameter 0,4 cm dan tinggi 0,5 cm, selanjutnya dilakukan uji sifat dimagnetik dengan uji efek Meissner menggunakan nitrogen cair. Kemudian dikarakterisasi dengan alat XRD (X-Ray Diffraction) dan SEM (Scanning Electron Mycroscopy). Hasil yang diperoleh adalah superkonduktor BMgSCCO mengalami sedikit levitasi melaui uji efek meissner. Dari uji XRD diperoleh Hasil analisa XRD diperoleh fasa 2212 dan fasa 2223 dengan fraksi volume tertinggi sebesar 30,6% dan 68,5%. Parameter kisi a = 1,917 Å, b = 2,825 Å, c = 4,759 Å untuk BMgSCCO 0,1 gram menunjukkan stuktur ksristal adalah orthorhombic. Hasil analisa morfologi permukaan melalui alat SEM berupa Gumpalan dan serpihan kecil bersifat acak.hasil uji efek meissner sampel mengalami levitasi lemah pada setiap sampel.Kata kunci : Superkonduktor, BSCCO, doping MgO
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Tiwari, Sushma, Vinod Kumar Sahu, Neha Gupta, M. K. Tripathi, and M. Yasin. "Evaluation of Physiological and Biochemical Contents in Desi and Kabuli Chickpea." LEGUME RESEARCH - AN INTERNATIONAL JOURNAL, OF (August 4, 2020). http://dx.doi.org/10.18805/lr-4265.

Full text
Abstract:
Background: Chickpea (Cicer arietinum L.), a self-pollinating legume being cultivated globally as a rich source of vegetarian protein. It plays an important role in human feed and nutritional security, especially in agricultural-based communities. Chickpea has higher bioavailability of protein, good sources of polyphenols and flavonoids. Besides their nutritional value, chickpea seeds contain various phenolic compounds. Phenolic compounds are of particular interest due to their contribution to the seed colour, sensory characteristics and several biological properties. Flavonoids are one of the main groups of phenolic compounds found in grain legumes. Desi and Kabuli chickpeas are being used worldwide and there are few studies where both desi and kabuli chickpeas seed flour for above properties with respect to physiological traits has been reported. Methods: The present investigation has been formulated to compare popular chickpea genotypes of desi and kabuli types for biochemical parameters viz., protein content, amino acid, total flavonoid content, total phenolic contents and RSA as well as two physiological traits i.e., chlorophyll content and leaf area index. The experiment consisted of 44 genotypes () grown in Randomized Block Design with row to row distance of 30 cm, in two replications during Rabi 2018-19. Result: The average crude protein content in desi and kabuli chana varied from 18.2% (Dollar variety) to 26.7% (JG315) and total phenolic content (TPC) ranged 1.22 to 0.74 mg/g. Total Flavonoid content (TFC) varied from 0.39 (ICCV-2) to 0.61 mg/g (JAKI-9218) with mean value of 0.47. Radical scavenging activity (RSA) in chickpea genotypes ranged from 36.2 to 49.5% with mean value of 40.86%. Total amino acid significantly correlated with TPC and TFC and TPC significantly correlated with TFC at 5% significant level.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography