Journal articles on the topic 'Non usus'

To see the other types of publications on this topic, follow the link: Non usus.

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Non usus.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Manalip, Daisy, Sarah M. Warouw, and Jeanette I. Ch Manoppo. "Hubungan antara Patogen Usus dengan Kadar Laktoferin Tinja pada Anak dengan Diare Akut." Sari Pediatri 17, no. 2 (November 8, 2016): 124. http://dx.doi.org/10.14238/sp17.2.2015.124-8.

Full text
Abstract:
Latar belakang. Para dokter sering mengalami kesulitan membedakan diare akut yang disebabkan oleh bakteri maupun non-bakteri.Kadar laktoferin (LF) tinja merupakan petanda migrasi neutrofil dalam lumen usus dan dihubungkan dengan inflamasi usus.Tujuan. Mengetahui hubungan antara patogen usus dengan kadar LF tinja pada anak dengan diare akutMetode. Penelitian analitik observasional dengan pendekatan potong lintang dilakukan di dua rumah sakit umum kota Manado selamabulan Juli hingga November 2013. Pengambilan sampel dilakukan secara konsekutif pada anak berusia 7-60 bulan yang menderitadiare akut. Hasil dianalisis secara deskriptif untuk data karakteristik anak dan data laboratorium, serta analisis regresi dan korelasilinier sederhana. Data diolah menggunakan program SPSS versi 21, dengan tingkat kemaknaan p<0,05.Hasil. Total sampel yang didapatkan 43 pasien diare akut, terdiri atas 25 laki-laki dan 18 perempuan. Kadar LF tinja yang disebabkanoleh patogen usus bakteri didapatkan rerata 9,65 (SB 3,69) μg/g. Sementara kadar LF tinja yang disebabkan oleh patogen usus nonbakteri didapatkan rerata 3,72 (SB 1,48) μg/g. Terdapat perbedaan bermakna rerata LF tinja pada kedua kelompok patogen usus(p<0,001, r=0,591).Kesimpulan. Adanya hubungan yang bermakna antara patogen usus dengan kadar laktoferin tinja pada anak dengan diare akut.Patogen usus golongan bakteri memiliki kadar laktoferin tinja yang lebih tinggi daripada patogen usus golongan non bakteri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Pramono, Yosra Sigit, and Meti Agustini. "PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PERISTALTIK USUS PADA PASIEN POST OP LAPARATOMI." Journal of Nursing Invention E-ISSN 2828-481X 2, no. 1 (June 30, 2021): 66–71. http://dx.doi.org/10.33859/jni.v2i1.119.

Full text
Abstract:
Latar Belakang: : Laparatomi merupakan pembedahan insisi menuju rongga abdomen dimana operasi yang dapat dilakukan dengan prosedur laparotomi pada bagian digestive antara lain herniotomi, gasterktomi, kolesisduodenostomi hepatektomi, splenoktomi, appendiktomi, kolostomi. Pemulihan peristaltik usus yang lebih cepat disebabkan oleh adanya kegiatan mobilisasi dini di mana kegiatan mobilisasi tersebut akan berpengaruh pada sistem kardiovaskuler, pernafasan, dan metabolisme. Tujuan : Mengidentifikasikan pengaruh mobilisasi dini terhadap peristaltik usus pada pasien post op laparatomi di Rumah Sakit Umum Ulin Banjarmasin Metode: Pra Eksperimen dengan rancangan pretest dan posttest (one group pre-post test design). Sampel dalam penelitian berjumlah 14 orang, metode pengambilan data dilakukan secara non probability sampling yaitu Accidental Sampling Hasil: Uji Paired Sample T-Test menunjukan p : 0.000 < 0.05 yang mengindikasikan ada pengaruh mobilisasi dini terhadap peristaltik usus pada pasien dengan post op laparatomi. Kesimpulan: ada pengaruh mobilisasi dini terhadap peristaltik usus pada pasien dengan post op laparatomi Kata kunci: Laparatomi, Mobilisasi Dini, Peristaltik Usus
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Batubara, Melvariani Syari, and Nurmaini Ginting. "Biotransformasi Tartrazin oleh Bakteri Usus Manusia." BIOLINK (Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan) 4, no. 2 (January 24, 2018): 101. http://dx.doi.org/10.31289/biolink.v4i2.972.

Full text
Abstract:
The aimed of this research was to investigated human intestinal bacteria (<em>Streptococcus faecalis, Eschericia coli,</em> <em>Salmonella Sp.</em>, and <em>Vibrio fischeri</em>), to investigated dose of tartrazine, and to investigated biotransformation of tartrazine by human intestinal bacteria (<em>Streptococcus faecalis, Eschericia coli,</em> <em>Salmonella Sp.</em>, and <em>Vibrio fischeri</em>). The method of this research was experiment with significant correlation to investigated biotransformation of tartrazine by human intestinal bacteria (<em>Streptococcus faecalis, Eschericia coli,</em> <em>Salmonella Sp.</em>, and <em>Vibrio fischeri</em>). This study is primarily focussed on made bacteria medium, made standart inoculums of bacteria, and evaluation for activity of human intestinal bacteria (<em>Streptococcus faecalis, Eschericia coli,</em> <em>Salmonella Sp.</em>, and <em>Vibrio fischeri</em>). The results obtained were attributed to the human intestinal bacteria was used in this research was biotransformated tartrazine. From the results that had been increase dose of tartrazine correlation with increase biotransformation by human intestinal bacteria. Highest dose of tartrazine was 15 mg, and highest biotransformation by <em>Vibrio fischeri</em>, which rate of zone decolourisation diameter was 1,22 cm, and rate of zone decolourisation was 1,44 cm<sup>2</sup>. Statistically showed significantly in correlation dose of tartrazine with rate of zone decolourisation (0,001 &lt; P &lt; 0,05), but statistically showed non significantly in correlation bacteria with rate of zone decolourisation (0,05 &lt; P &lt; 0,268).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Baiq Annisa Pratiwi, Putu Diah Ananda Putri Atmaja, Qurrata’yuni Pratiwi, and Ilsa Hunaifi. "Gut-Brain Connection : The Role Of Gut Microbiome in Preventing Stroke." Unram Medical Journal 11, no. 1 (March 30, 2022): 726–31. http://dx.doi.org/10.29303/jku.v11i1.536.

Full text
Abstract:
Stroke merupakan penyakit penyebab kematian terbanyak kedua didunia dan peringkat ketiga terbanyak sebagai penyebab kecacatan. Stroke tidak hanya berdampak pada bidang kesehatan, tetapi dapat mempengaruhi bidang sosial, fisik, dan psikologis karena penurunan kualitas hidup penderita dan bidang ekonomi karena memerlukan biaya yang besar dalam perawatannya. Hingga saat ini penanganan stroke masih terpusat dalam pengobatan dan rehabilitasi, diperlukan upaya promotif dan preventif dalam penanganan stroke. Beberapa studi menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara mikrobiota usus dan sistem saraf yang disebut Gut-Brain Connection atau Gut-brain Axis (GBA). Mikrobiota usus memiliki peranan penting dalam GBA. Menjaga keseimbangan mikrobiota usus merupakan salah satu cara dalam mencegah terjadinya stroke, melalui komunikasi dua arah baik secara neuronal atau non-neuronal yang terjadi antara otak dan usus.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Putri, Ega Evinda, and M. Arif Rahman. "Sistem Pakar Mendiagnosa Stadium Dari Kanker Usus Besar Dengan Metode Certainty Factor." Syntax : Journal of Software Engineering, Computer Science and Information Technology 1, no. 2 (December 20, 2020): 62–67. http://dx.doi.org/10.46576/syntax.v1i2.1018.

Full text
Abstract:
Sistem Pakar merupakan sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer. Sistem pakar dapat digunakan dalam dunia kesehatan dan sebagai media informasi bagi masyarakat terutama penderita penyakit untuk mengetahui Stadium dari kanker usus besar yang diderita sebagai diagnosa awal, juga sebagai alat bantu bagi dokter untuk dapat mengambil keputusan secara cepat dan lebih akurat. Kolorektal merupakan suatu tumor ganas terbanyak diantara tumor lainya yang menyerang saluran pencernaan, Kanker usus besar bisa berkembang secara diam-diam, seperti anemia akibat kurang darah atau bahkan non spesifik, seperti berkurangnya berat badan. Biasanya ada perubahan kebiasaan dalam buang air; baik diare, sembelit atau perubahan konsistensi tinja. Pertumbuhan tumor pada dinding sebelah kiri bawah khususnya pada rektum bisa menyebabkan adanya perasaan buang air yang tidak tuntas disebut tenesmus. Perubahan bentuk atau warna tinja khususnya jika berwarna merah cerah atau merah gelap dapat juga menjadi indikasi adanya pendarahan yang disebabkan kanker usus besar. Oleh karena itu dibangun suatu sistem pakar yang dapat membantu menyelesaikan masalah dengan menggunakan metode sistem pakar certainty factor.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Saputra, Fahril Rizal, Ida Bagus Rai, and Zainal Fikri. "Gambaran Tingkat Infeksi Cacing Soil Transmitted Helminth (STH) Pada Pengrajin Gerabah Di Desa Banyumulek Lombok Barat." Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) 6, no. 2 (September 6, 2019): 116. http://dx.doi.org/10.32807/jambs.v6i2.143.

Full text
Abstract:
Infeksi cacing adalah sebagai infestasi satu atau lebih cacing parasit usus yang terdiri dari golongannematoda usus. Diantara nematoda usus ada sejumlah spesies yang penularannya melalui tanah atau biasa disebut dengan cacing jenis STH yaitu Ascaris lumbricoides, Necator americanus, Trichuris trichuira dan Ancylostoma duodenale. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat infeksi cacing soil transmitted helminth (STH) pada pengrajin gerabah di Desa Banyumulek Lombok Barat. Metode penelitian ini menggunakan metode observational analitik dengan pendekatan cross-sectional, teknik pengambilan sampel dengan cara teknik Non random Purposive Sampling,dan Analisis hasil penelitian dilakukan secara deskriptif. Jumlah Sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang. Dari 30 sampel yang diperiksa di dapatkan 1 diantaranya positif terinfeksi kecacingan nematoda usus dengan ditemukannya telur cacing jenis Hookworm dengan persentase 3,33% sedangkan pada sampel lainya tidak ditemukan adanya nematoda usus atau negatif dengan persentase 96,66%. Dengan tingkat infeksi termasuk infeksi ringan. Jadi kesimpulannya adalah Telur cacing golongan STH yang didapatkan pada feses pengrajin gerabah adalah Hookworm dengan tingkat infeksi kecacingan termasuk dalam kategori infeksi ringan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Annisa Pratiwi, Baiq, Putu Diah Ananda Putri Atmaja, and Qurrata’yuni Pratiwi. "Gut-Brain Connection: Peran Mikrobiota Usus dalam Mencegah Stroke." Jurnal Syntax Fusion 2, no. 01 (January 20, 2022): 38–47. http://dx.doi.org/10.54543/fusion.v2i01.143.

Full text
Abstract:
Stroke is the second most prevalent cause of death in the world and placed third in disability causes worldwide. Beside affecting health, the reduced quality of life and the expensive cost of its treatment also has a huge impact on social, physical, and psychological aspect of a patient. Currently, the management of stroke is centered on currative and rehabilitative effort. Hence, the preventive efforts are on demand. Several studies have showed that there is a link between gut microbiota and the nervous system in somehing called the Gut-Brain Axis (GBA). Intestinal microbiota plays an important role in GBA. Therefore, maintaining the balance of intestinal microbiota, through neuronal or non-neuronal two-way communication between both of those system, is a promising way to prevent stroke. The writing of this article includes various sources originating from scientific journals and government guidelines and related agencies. Source searches were carried out on online portals for journal publications such as Google Scholar (scholar.google.com) and the National Centre for Biotechnology Information/NCBI (ncbi.nlm.nih.gov), with the keyword “Gut Brain Connection”
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Nadhilah, Farisah, Nurhayati Nurhayati, and Lia Handayani. "Histologi Usus Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang diberikan Pakan dengan Campuran Adsorben Cangkang Langkitang (Faunus ater)." Jurnal TILAPIA 3, no. 2 (July 30, 2022): 51–60. http://dx.doi.org/10.30601/tilapia.v3i2.2678.

Full text
Abstract:
Permintaan pasar akan kebutuhan ikan nila yang tinggi mengakibatkan pembudidaya ikan berlomba-lomba dalam meningkatkan produksi usaha, salah satu cara yang dilakukan adalah dengan meningkatkan konsumsi pakan. Mengingat padat tebar yang tinggi tanpa menjaga kualitas air, mengakibatkan kualitas air menjadi buruk sehingga berdampak menurunnya penyerapan nutrisi oleh ikan sehingga berdampak pertumbuhan ikan. Salah satu organ yang berperan langsung dalam penyerapan nutrisi adalah usus. Kalsium merupakan salah satu sumber mineral yang butuhkan oleh ikan untuk proses metabolisme dalam tubuh, sehingga kebutuhan mineral kalsium oleh ikan harus dipenuhi secara maksimal. Sumber kalsium yang digunakan dapat berasal dari limbah perikanan, salah satunya adalah cangkang langkitang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran histologi usus ikan nila yang diberikan pakan dengan campuran adsorben cangkang langkitang. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap pola non faktorial. Parameter yang diamati adalah histologi usus, kelangsungan hidup ikan, pertumbuhan bobot mutlak, pertumbuhan panjang mutlak, laju pertumbuhan harian, rasio konversi pakan, efesiensi pakan, suhu dan pH. Hasil penelitian pada gambaran histologi usus menunjukkan panjang vili terbaik terdapat pada perlakuan C (949,02 µm) dan D (931,39 µm) dibandingkan pada perlakuan B (744,50 µm). Pada parameter pertumbuhan seperti kelangsungan hidup, pertumbuhan bobot mutlak, pertumbuhan panjang mutlak, laju pertumbuhan harian, rasio konversi pakan, efesiensi pemanfaatan pakan perlakuan terbaik dijumpai pada A (kontrol) dan B (Adsorben 0,5%).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Mardhiyah, Radhiyatam, Achmad Fauzi, and Ari Fahrial Syam. "Diagnosis dan Tata Laksana Enteropati akibat Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)." Jurnal Penyakit Dalam Indonesia 2, no. 3 (January 31, 2017): 190. http://dx.doi.org/10.7454/jpdi.v2i3.84.

Full text
Abstract:
Obat anti inflamasi non steroid (OAINS) merupakan salah satu golongan obat yang paling banyak dan paling sering diresepkan di Indonesia. Meskipun mampu mengurangi gejala inflamasi, penggunaan OAINS juga menimbulkan gangguan dalam mekanisme pertahanan mukosa saluran pencernaan. Kerusakan mukosa saluran pencernaan akibat OAINS tidak hanya dialami lambung, namun juga dialami oleh usus halus yang disebut enteropati. Namun demikian, enteropati akibat OAINS masih belum mendapat perhatian yang besar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Mulyani, Sri. "Identification Lactic Acid Bacteria Potentially as Probiotic at Joruk Maman." JURNAL PROTEKSI KESEHATAN 8, no. 2 (January 2, 2020): 67–73. http://dx.doi.org/10.36929/jpk.v8i2.176.

Full text
Abstract:
Tren konsumen pangan telah mengalami perkembangan dengan meningkatnya kesadaran akan kesehatan, seperti permintaan probiotik yang mulai meningkat. Indonesia kaya akan sumber bakteri asam laktat yang berpotensi probiotik. Joruk Maman merupakan makanan fermentasi khas Propinsi Riau. Joruk maman telah diketahui mengandung bakteri asam laktat. Sifat fungsional dari BAL probiotik dapat berbeda tergantung strainnya. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi dan karakterisasi bakteri asam laktat dari Joruk Maman. Karakterisasi BAL meliputi sifat gram, bentuk, motilitas, sifat katalase dan pengujian ketahanan terhadap kondisi pH lambung dan usus serta identifikasi dengan API Kit Tes. Hasil Penelitian menunjukkan isolat bakteri asam laktat dari Joruk Maman berbentuk batang, bakteri gram positif, bersifat katalase negatif dan non motil. BAL Joruk Maman berpotensi sebagai kandidat probiotik yaitu tahan terhadap pH lambung (2.0) dan usus (7.2) dengan ketahanan 93.07 % pada pH lambung dan 96.13 % pada pH usus serta teridentifikasi sebagai Weisella confusa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Simanjuntak, Betty Yosephin, Rahma Annisa, and Arie Ikhwan Saputra. "Kajian Literatur: Berhubungankah mikrobiota saluran cerna dengan stunting pada anak balita?" Amerta Nutrition 6, no. 1SP (December 23, 2022): 343–51. http://dx.doi.org/10.20473/amnt.v6i1sp.2022.343-351.

Full text
Abstract:
Latar Belakang: Stunting, salah satu malnutrisi yang dimulai sejak berada di dalam kandungan hingga dua tahun pertama kehidupan dan diperparah oleh penyakit infeksi berulang setelah lahir. Tujuan: Mengkaji artikel tentang keberadaan mikrobiota saluran cerna dikaitkan dengan stunting. Ulasan: Penelitian mengeksplorasi artikel melalui database di Pubmed, Science Direct, Sage Journal, Springer Link, dengan kata kunci: “stunting, gut microbiota, under 5 years”. Studi ini menggunakan 5 artikel open acces yang telah terbit tahun 2016-2021. Keberadaan mikrobiota usus berkontribusi terhadap kejadian stunting. Infeksi saluran cerna memiliki mekanisme spesifik menyebabkan kegagalan pertumbuhan dan pengerdilan pasca kelahiran. Ketidakdewasaan dan defisiensi mikrobiota non patogen di usus sebagai penyebab utama. Penurunan keanekaragaman mikrobiota saluran pencernaan pada balita yang mengalami diare dan stunting Kesimpulan: Pergeseran komposisi bakteri usus balita telah dikaitkan dengan peningkatan jumlah infeksi saluran cerna yang mengakibatkan gangguan pertumbuhan kronis
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Sulaiman, Aisha Merghani Abdurrahim. "Usus wa-Ru’á fī Tadrīs al-Lughah al-‘Arabīyah li-Ghayr al-Nāṭiqīna bi-hā." Al-Ma‘rifah 16, no. 2 (October 30, 2019): 205–20. http://dx.doi.org/10.21009/almakrifah.16.02.09.

Full text
Abstract:
The research aims to explain (1) Teaching and disseminating the Arabic language among non-native speakers in a correct way; (2) Teaching language skills in a clear and integrated manner; (3) Choose the appropriate method of teaching; (4) Finding the most effective way to communicate the Arabic language to the whole world; (5) Keep the sounds of the Arabic language as is. Therefore, the researcher presents the problem of this research: the need of non-Arab societies for the Arabic language, and learning them in an often non-systematic way, which led to the spread of the language incorrectly. The results show that (1) Learners of the Arabic language in general, their education must be based on confirming the four language skills and their learners from non-native speakers in particular, it must be trained and practiced on these skills; (2) There is no complete and imperfect teaching method, but it is the educational position that imposes a certain type of method; (3) Some learners of the Arabic language who are not their children have reached a stage of mastery that may exceed their children. This is due to his keen desire to learn it. (4) The teacher of the Arabic language for non-native speakers of it must be broad-educated, familiar with the cultures of the people who study Arabic, to know the differences between the voices of the Arabic language and the sounds of the learner’s mother language, as well as the significance of the vocabulary that differs from one people to another.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Rukmana, Nora, Emantis Rosa, and Wendi Prameswari. "PREVALENSI PROTOZOA USUS PADA KUKANG SUMATERA (Nycticebus coucang) MELALUI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MEDIA PENGAWET DAN KONSENTRASI BERBEDA DI PUSAT REHABILITASI YIARI CIAPUS, BOGOR." Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati 3, no. 2 (November 2, 2016): 45–51. http://dx.doi.org/10.23960/jbekh.v3i2.84.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis protozoa, jumlah ookista dan prevalensi kukang sumatera (Nycticebus coucang) yang terinfeksi protozoa usus dengan menggunakan berbagai macam media pengawet dan konsentrasi berbeda. Penelitian ini dilakukan pada lima ekor kukang sumatera. Pengambilan sampel dilakukan pada malam hari dan diawetkan pada berbagai macam media kontrol (tanpa larutan), alkohol 70%, alkohol 80%, formalin 5%, dan formalin 10%. Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode pemeriksaan natif dan metode apung. Pemeriksaan sampel dilakukan di Laboratorium Diagnostik, YIARI dan Laboratorium Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. Hasil pemeriksaan dengan metode natif diperoleh dua kelompok protozoa yaitu protozoa parasitik dan protozoa non parasitik. Protozoa parasitik diperoleh tiga famili yaitu Eimeriidae, Endamobidae, dan Balantiidae dengan empat jenis yaitu Isospora sp., Cryptosporidium parvum, Entamoeba coli, dan Balantidium coli. Sedangkan hasil identifikasi Protozoa non parasitik hanya ditemukan famili Oxytrichidae dengan satu jenis yaitu Oxytricha granulifera. Hasil perhitungan dengan metode apung diperoleh ookista Eimeria sp. dengan jumlah 200 sel/gram. Prevalensi protozoa usus melalui penggunaan berbagai macam media dan konsentrasi berbeda pada kukang sumatera yaitu 2% pada kontrol, 9,2% pada alkohol 70%, 13% pada alkohol 80%, 5,8% pada formalin 5%, dan 5,4% pada formalin 10%. Media alkohol 80% menjadi rekomendasi paling bagus sebagai media pengawet protozoa usus dibandingkan dengan alkohol 70%, formalin 5%, dan formalin 10%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Sihite, Agatha Cecilia, and Melva Silitonga. "BERAT BADAN DAN KADAR KOLESTEROL ORGAN-ORGAN DALAM AYAM BROILER YANG DIBERI PAKAN SUPLEMENTASI TEPUNG DAUN BANGUNBANGUN (Plectranthus amboinicus L. Spreng)." JURNAL BIOSAINS 4, no. 1 (March 15, 2018): 55. http://dx.doi.org/10.24114/jbio.v4i1.9789.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan suplementasi tepung daun bangunbangun (TDB) (Plectranthus amboinicus L. Spreng) terhadap berat badan, berat organ dalam dan kadar kolesterol organ dalam ayam broiler. Jenis penelitian adalah eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Non Faktorial menggunakan 50 ekor ayam broiler CP 707. Pemberian TDB dilakukan setiap hari dengan mencampurkan TDB dengan pakan komersial dengan dosis 0%, 1%, 2%, 3% dan 4% selama 42 hari . Parameter yang diamati adalah berat badan, berat hati, berat usus halus, berat ampela, kadar kolesterol hati, kadar kolesterol usus halus dan kadar kolesterol ampela. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Anava satu jalur dengan menggunakan SPSS 21.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi TDB 2% meningkatkan berat badan ayam secara signifikan, dan suplementasi TDB 1%, 3% dan 4% tidak berpengaruh . Suplementasi TDB 1% hingga 4% berpengaruh menurunkan berat hati secara signifikan. Suplementasi TDB 4% signifikan menurunkan kadar kolesterol hati, usus halus dan ampela.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Aris, Muhammad, and Sudirto Malan. "Histological analysis of Milkfish (Chanos chanos, Forskal) which was stunting." Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal 8, no. 1 (April 15, 2021): 13. http://dx.doi.org/10.29103/aa.v8i1.3823.

Full text
Abstract:
Ikan bandeng ( Chanos chanos ) merupakan ikan penting yang bernilai ekonomi. Ikan bandeng banyak dikonsumsi karena memiliki nilai gizi yang tinggi. Ikan bandeng juga digunakan sebagai umpan hidup untuk memancing. Dalam sistem budidaya ikan bandeng peningkatan produksi merupakan faktor yang sangat penting. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi dalam sistem budidaya ikan adalah dengan menerapkan padat tebar yang tinggi. Kendala penerapan padat tebar yang tinggi menyebabkan pertumbuhan bandeng tidak merata, bahkan ada yang kerdil, yaitu kondisi ikan mengalami pertumbuhan yang lambat. Penelitian bertujuan untuk mengamati kondisi jaringan bandeng dengan ikan tidak kerdil dan kerdil. Ikan bandeng ( Chanos chanos) yang digunakan adalah ikan yang sudah dipelihara selama 6 bulan. Organ ikan yang menjadi sampel observasi adalah ikan stunting dan non stunting. Organ yang diamati adalah insang, otot, dan usus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bandeng ( Chanos chanos ) yang mengalami stunting mempengaruhi kondisi insang, otot dan jaringan usus. Insang mengalami edema dan nekrosis. Otot mengamati edema, merosot serat otot, dan nekrosis. Usus mengalami nekrosis atau kematian sel.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Haryanti, Mega, Rahma Elliya, and Setiawati Setiawati. "Program Teknik Relaksasi untuk Nyeri Akut dengan Masalah Post Apendiktomi di Desa Talang Jawa Lampung Selatan." Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) 6, no. 2 (February 1, 2023): 742–56. http://dx.doi.org/10.33024/jkpm.v6i2.7295.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Radang usus buntu, peradangan akut usus buntu vena, adalah penyebab paling umum dari operasi perut darurat yang disebut usus buntu. Pada pasien pasca operasi usus buntu, pasien umumnya mengalami masalah nyeri karena setiap operasi menyebabkan jaringan (luka) pecah, luka merangsang rasa sakit yang disebabkan oleh sekresi prostaglandin dan leukotrien dari jaringan luka, merangsang sistem saraf pusat, kemudian diteruskan ke sumsum tulang belakang. melepaskan impuls nyeri. Tujuan kegiatana ini untuk mengurangi nyeri post apendiktomi dapat dilakukan dengan teknik non farmakologi. Terapi pendamping untuk masalah nyeri akut melalui teknik relaksasi benson di desa Talang Jawa Lampung Selatan. Metode pada kegiatan ini menggunakan studi kasus. Subjek yang digunakan 3 orang dengan post apendiktomi yang memiliki keluhan nyeri akut di desa Talang Jawa Lampung Selatan. Terapi relaksasi benson diberikan sebelum pemberian analgetik dengan durasi 10-30 menit sebanyak 3 hari dalam satu minggu. Sebelum dan sesudah pemberian terapi relaksasi benson diukur skala nyeri menggunakan Numeric rating scale (NRS). Hasil pada 3 pasien mengalami penurunan intensitas skala nyeri. Kesimpulan bahwa relaksasi benson terbukti efektif menurunkan intensitas nyeri pada pasien post operasi apendiktomi. Kata Kunci: Apendisitis, Apendiktomi, Nyeri, Relaksasi Benson ABSTRACT Appendicitis, an acute inflammation of the appendix vein, is the most common cause of emergency abdominal surgery called appendicitis. In post-appendicitis patients, patients generally experience pain problems because each operation causes the tissue (wound) to rupture, the wound stimulates pain caused by the secretion of prostaglandins and leukotrienes from the injured tissue, stimulates the central nervous system, then is passed on to the spinal cord. releasing pain impulses. The purpose of this activity to reduce post-appendectomy pain can be done with non-pharmacological techniques. Companion therapy for acute pain problems through Benson relaxation techniques in the village of Talang Jawa, South Lampung. The method in this activity uses a case study. The subjects used were 3 people with post-appendectomy who had complaints of acute pain in the village of Talang Jawa, South Lampung. Benson relaxation therapy is given before administering analgesics with a duration of 10-30 minutes 3 days a week. Before and after the administration of Benson relaxation therapy, the pain scale was measured using the Numeric Rating Scale (NRS). The results in 3 patients experienced a decrease in the intensity of the pain scale. The conclusion is that Benson relaxation is proven to be effective in reducing pain intensity in post-appendectomy patients. Keywords: Appendicitis, Appendectomy, Pain, Benson Relaxation
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Siswandi, Riki, Fadeli Bermani, and Nurul Anjar Prastiwi. "Efektivitas penggunaan iopamidol sebagai bahan kontras gastrointestinal pada Kucing." ARSHI Veterinary Letters 6, no. 3 (August 17, 2022): 57–58. http://dx.doi.org/10.29244/avl.6.3.57-58.

Full text
Abstract:
Iopamidol merupakan media kontras yang larut dalam air dan bersifat non-ionik. Tulisan ini melaporkan kasus seekor kucing domestik jantan berusia 3 tahun, berwarna putih, yang dibawa oleh pemiliknya ke klinik dengan keluhan tidak defekasi selama lima hari dan memiliki nafsu makan yang baik. Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan radiografi kontras gastro-intestinal dengan menggunakan iopamidol. Pengambilan x-ray dilakukan pada menit ke-0, 30, 60, 150 dan 240. Motilitas GI dievaluasi dengan penilaian semi kuantitatif.. Kucing terlihat tidak mengalami gangguan motilitas lambung dan usus halus, namun obstruksi ditemukan pada usus besar. Tidak terlihat adanya efek samping maupun komplikasi dari penggunaan iopamidol baik selama prosedur maupun sampai hari ke lima setelah prosedur. Iopamidol dinilai dapat dijadikan sebagai bahan kontras gastro-intestinal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Murwaningrum, Artati, Murdani Abdullah, and Dadang Makmun. "Pendekatan Diagnosis dan Tatalaksana Tuberkulosis Intestinal." Jurnal Penyakit Dalam Indonesia 3, no. 3 (January 23, 2017): 165. http://dx.doi.org/10.7454/jpdi.v3i3.28.

Full text
Abstract:
Tuberkulosis (TB) telah menjadi masalah global yang terus membesar seiring dengan bertambahnya jumlah pasien TB. Infeksi TB masih merupakan hal yang umum ditemukan dan merupakan faktor penting terhadap angka kesakitan dan kematian, terutama pada negara yang belum dan sedang berkembang. Kasus Tuberkulosis usus (TB usus) juga meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah kasus TB secara umum. Indonesia merupakan Negara ke-2 dengan prevalensi Tuberkulosis TB tertinggi di Asia Tenggara setelah Timor Leste pada tahun 2014. TB usus adalah manifestasi TB ekstrapulmonal terbanyak keenam.Manifestasi klinis yang tidak spesifik dan kadang menyerupai beberapa kondisi lain termasuk keganasan menyebabkan diagnosis TB usus sulit ditegakkan secara akurat. Temuan dari hasil endoskopi dan gambaran radiologi dari berbagai stage penyakit sudah sangat banyak, namun diagnosis tetap sulit dilakukan. Sampai saat ini belum ada metode tunggal yang dapat mendeteksi TB usus secara tepat dan akurat, berbagai metode investigasi telah digunakan dalam diagnosis TB usus. Diagnosis yang dilakukan sejak awal, pemberian terapi anti tuberculosis dan tindakan bedah adalah hal-hal esensial dalam pencegahan terjadinya kesakitan dan kematian akibat TB usus, sehingga dibutuhkan kombinasi penilaian klinis dan pemeriksaan berbagai modalitas. Pasien yang telah didiagnosis TB usus diberikan terapi obat anti tuberculosis (OAT) dan pertimbangan tindakan bedah jika mengalami komplikasi.Kata Kunci: diagnosis, tuberkulosis intestinal Diagnostic Approach and Treatment of Instestinal TuberculosisTuberculosis (TB) has become a resurgent global problem with increasing numbers of patients. TB infection is still common and remains an important cause of morbidity and mortality, particularly in underdeveloped and developing nations. Intestinal tuberculosis (intestinal TB) rates are rising, consistet with the overall trend. In 2014 Indonesia has the second highest TB prevalence in South East Asia after Timor Leste. Intestinal TB is the sixth highest manifestation of extrapulmonal TB. Manifestations can be non-specific and mimic many conditions, including malignancies causes’ intestinal TB diagnosis more difficult to be accurately determined. Findings from endoscopy and radiological imaging are countless, and depend on the stage of the disease and the time at which investigations are carried out. Hence, diagnosis can be difficult. Until recently there is no single method to identify intestinal TB accurately, various investigative methods have been used to aid in the diagnosis of intestinal TB. Early diagnosis and initiation of antituberculous therapy and surgical treatment are essential to prevent morbidity and mortality. Combined clinical assessment and some modalities examinations are needed to determine intestinal TB. Patient whom has been diagnosed with intestinal TB will be given anti tuberculosis therapy and surgery if any complications occur. Keywords: diagnosis, intestinal tuberculosis
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Aswad, Ahmad. "RELAKSASI FINGER HOLD UNTUK PENURUNAN NYERI PASIEN POST OPERASI APPENDEKTOMI." Jambura Health and Sport Journal 2, no. 1 (February 29, 2020): 1–6. http://dx.doi.org/10.37311/jhsj.v2i1.4555.

Full text
Abstract:
Penyakit usus buntu adalah peradangan yang terjadi pada usus buntu atau appendisitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi Finger Hold terhadap penurunan nyeri pada pasien post operasi appendiktomi. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy experiment dengan teknik one group pretest dan posttest design tanpa kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non probability sampling melalui teknik accidental sampling sebanyak 32 pasien post operasi appendiktomi. Alat ukur skala nyeri Visual Analog Scale (VAS). Analisis data meliputi univariat dan bivariat menggunakan uji wilcoxon. Hasilnya, sebelum dilakukan teknik relaksasi Finger Hold skala nyeri sangat berat (53,1) dan berat (46,9). Setelah dilakukan teknik relaksasi Finger Hold skala nyeri sangat berat (25,0) dan nyeri berat (75,0). Hasil tersebut membuktikan bahwa perlunya teknik relaksasi Finger Hold untuk mengurangi nyeri yang dirasakan pada pasien post operasi appendiktomi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Huculak, Benedykt. "Persona sustentat naturam, et non eam 'substantificat'. De corrigenda editione libri Ioannis Duns Scoti." Teologia w Polsce 4, no. 1 (April 6, 2020): 13–31. http://dx.doi.org/10.31743/twp.2010.4.1.02.

Full text
Abstract:
Notiones ‘naturae’ et ‘personae’ sunt magni ponderis non solum in re philosophica, sed etiam in theologia, quod earum rectus usus necessarius est ad indicandum, in quonam consitant fidei catholicae arcana vel duo principalia, nempe veritas de Deo trino et de Domino Iesu Christo, vero Deo veroque homine. Nunc de eis scribendum venit propter mutationes factas ab hodierno praeside coetūs Scotistici in edendo libro beati Ioannis Duns Scoti de Incarnatione: in volumine, quod prodiit anno 2006, continens multa aliena cum a mente tum a codicibus Doctoris Subtilis. Praesidi pluries comiterque dictum est ab eiusmodi interventibus abstinedum esse, idque illi patefactum “non singularitate contentiosa vincendi, sed humilitate concordandi” – quemadmodum declaratum est de ipso Ioanne – simulque iuxta Evangelii legem de correctione primum facienda sine ullo teste (Mt. 18, 15-17).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Yohmi, Elizabeth, Aswitha D. Boediarso, Badriul Hegar, Pramita G. Dwipurwantoro, and Agus Firmansyah. "Intoleransi Laktosa pada Anak dengan Nyeri Perut Berulang." Sari Pediatri 2, no. 4 (December 6, 2016): 198. http://dx.doi.org/10.14238/sp2.4.2001.198-204.

Full text
Abstract:
Sakit perut berulang (SPB) merupakan masalah yang sering ditemukan pada anakterutama dalam hal pendekatan diagnosis dan tatalaksana. Sebagian besar penyebabSPB adalah gangguan fungsional dan hanya sebagian kecil (10%) yang disebabkan olehkelainan organik. Intoleransi laktosa dilaporkan merupakan penyebab SPB terbanyakpada anak berusia di atas 5 tahun. Intoleransi laktosa terjadi akibat ketidakmampuanlaktase menghidrolisis laktosa yang masuk ke dalam usus halus. Manifestasi klinis yangdiperlihatkan sangat bervariasi seperti mual, muntah, sakit perut, kembung, sering flatusdan diare. Berbagai pemeriksaan penunjang dapat digunakan untuk mendiagnosiskeadaan intoleransi laktosa. Uji hidrogen napas merupakan alat diagnostik pilihan saatini, karena bersifat non invasif dan mempunyai nilai sensitifitas dan spesifisitas yangtinggi, serta sangat mudah dan aman dilakukan pada anak. Biopsi usus masih merupakanuji diagnostik baku emas untuk mengukur aktivitas laktase. Prevalens intoleransi laktosadi berbagai tempat di dunia sangat beragam. Ras dan pola hidup dalam mengkonsumsisusu/produk susu dilaporkan berperan pada aktivitas laktase. Di Indonesia, prevalensintoleransi laktosa pada anak pernah dilaporkan dengan memperlihatkan peningkatanprevalens sesuai dengan bertambahnya usia, tetapi prevalens intoleransi laktosa padaanak yang menderita SPB belum pernah dilaporkan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Novita, R., and W. Ibrahim. "Penambahan Tepung Daun Sirsak (Annona muricata Linn) dalam Ransum terhadap Sistem Pencernaan Ayam Petelur Jantan (Gallus domesticus)." Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) 22, no. 1 (February 11, 2020): 48. http://dx.doi.org/10.25077/jpi.22.1.48-55.2020.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penambahan Tepung Daun Sirsak dalam Ransum Terhadap sistem pencernaan Ayam Petelur Jantan (Gallus domesticus). Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acaka Lengkap (RAL) yang disusun secara non faktorial, dengan 6 taraf perlakuan 4 kali ulangan sehingga diperoleh 24 unit percobaan. Adapun perlakuan dalam penelitian ini adalah : U0 = Pakan komersil BR-1, U1 = 100% Pakan Komersil Tanpa Tepung Daun Sirsak, U2 = Pakan Komersil 98% + Tepung Daun Sirsak 2%, U3 = Pakan Komersil 96% + Tepung Daun Sirsak 4%, U4 = Pakan Komersil 94% + Tepung Daun Sirsak 6%, U5 = Pakan Komersil 92% + Tepung Daun Sirsak 8%. Dari hasil analisis data secara statistik diketahui bahwa perlakuan pemberian tepung daun sirsak dalam ransum terhadap sistem pencernaan ayam Petelur Jantan tidak berpengaruh nyata terhadap bobot potong, bobot gizard, bobot usus halus dan bobot usus besar. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung daun sirsak pada taraf 8 % dalam ransum mempengaruhi sistem pencernaan ayam petelur jantan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Hanafi, Salis Nur, Eko Julianto, and Sudiarto Sudiarto. "LITERATURE REVIEW PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OPERASI APPENDIKTOMI." Sentani Nursing Journal 4, no. 1 (July 5, 2021): 23–31. http://dx.doi.org/10.52646/snj.v4i1.95.

Full text
Abstract:
Latar belakang : Apendiksitis dapat didefinisikan sebagai radang usus buntu dan merupakan penyebab paling umum dari abdomen akut apendiksitis membentuk peradangan pada apendiks atau usus buntu yang berakibat penyempitan atau penyumbatan. Di Indonesia peristiwa apendikitis berjumlah sekitar 7% dari jumlah penduduk yaitu kurang lebih 179.000 orang. Tindakan pada pasien apendiksitis salah satunya adalah dengan cara pembedahan atau yang disebut appendiktomi. Penatalaksanaan appendiktomi ini dapat dilakukan dengan farmakologis maupun non farmakologis. Salah satu terapi non farmakologisnya yaitu dengan cara relaksasi genggam jari. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan nyeri pada pasien post operasi appendiktomi. Hasil : Pada jurnal I setelah diberikan intervensi genggam jari terdapat penurunan tingkat nyeri dari nyeri sedang menjadi tidak nyeri sebanyak 8 orang. Dan pada jurnal II setelah diberikan intervensi genggam jari terdapat penurunan tingkat nyeri dari skala nyeri sedang menjadi skala nyeri ringan. Hal ini dikarenakan pada setiap jari-jari yang terhubung dengan berbagai organ terdapat saluran atau meridian energi. Kondisi relaksasi alamiah akan memicu pengeluaran hormon endorfin atau hormon analgesik alami yang berada di tubuh sehingga menjadikan nyeri berkurang. Kesimpulan : Adanya pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien post apendiktomi. Kata Kunci: Apendiksitis, Tingkat Nyeri, Relaksasi Genggam Jari
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Aris, Muhammad, and Sudirto Malan. "Histological Observation Of Milkfish Organs With Stunting Phenomenon." Jurnal Ilmiah PLATAX 9, no. 1 (January 22, 2021): 1. http://dx.doi.org/10.35800/jip.9.1.2021.31649.

Full text
Abstract:
Milkfish (Chanos chanos) is an important economic fish. Milkfish is widely consumed because it has high nutritional value. Milkfish is also used as live bait for fishing. In the milkfish cultivation system, increasing production is a very important factor. One of the efforts to increase production in fish farming systems is the application of high stocking density. Constraints to the application of the high stocking density cause the growth of milkfish to be non-uniform, some of them even experience stunting, which is a condition in which the fish experience slow growth. This study aims to observe the condition of the milkfish tissue with normal growth and stunted fish. Milkfish (Chanos chanos) used are fish that have been reared for 6 months. Fish organs that were sampled for observation were stunted and normal (non-stunting) fish. The organs observed were the gills, muscles, and intestines. The results showed that stunted milkfish (Chanos chanos) affected the condition of the gill tissue, muscles, and intestines. The gills are edema and necrosis. Muscles undergo edema, degeneration of muscle fibers, and necrosis. The intestine experiences necrosis or cell death.Keywords: Milkfish; Stunting; Histology.AbstrakIkan Bandeng (Chanos chanos) merupakan ikan bernilai ekonomis penting. Ikan Bandeng banyak dikonsumsi karena mempunyai nilai gizi yang tinggi. Ikan bandeng juga dimanfaatkan sebagai umpan hidup untuk penangkapan ikan. Pada sistem budidaya ikan Bandeng peningkatan produksi menjadi faktor yang sangat penting. Salah satu upaya peningkatan produksi pada sistem budidaya ikan adalah dengan aplikasi padat tebar yang tinggi. Kendala penerapan padat penebaran yang tinggi menyebabkan pertumbuhan ikan Bandeng tidak seragam, bahkan beberapa diantaranya mengalami stunting yang merupakan suatu kondisi dimana ikan mengalami lambatnya pertumbuhan. Penelitian ini, bertujuan untuk mengamati kondisi jaringan ikan bandeng dengan pertumbuhan normal dan ikan yang mengalami stunting. Ikan Bandeng (Chanos chanos) yang digunakan adalah ikan yang telah dipelihara selama 6 bulan. Organ ikan yang menjadi sampel pengamatan adalah ikan yang mengalami stunting dan normal (non-stunting). Organ yang diamati adalah insang, otot, dan usus. Hasil penelitian menunjukan ikan Bandeng (Chanos chanos) yang mengalami stunting mempengaruhi kondisi jaringan insang, otot dan usus. Insang mengalami edema dan necrosis. Otot mengamali edema, degenerasi serabut otot, dan necrosis. Usus mengalami necrosis atau kematian sel.Kata kunci: Ikan Bandeng, Stunting, Histologi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Oktaviandari, Putu Risma, I. Wayan Sudira, and I. Ketut Berata. "Infiltrasi Sel-sel Radang pada Histopatologi Usus Halus Ayam Kampung yang Diberikan Jamu Daun Ashitaba dan Divaksinasi Tetelo." Indonesia Medicus Veterinus 9, no. 5 (September 30, 2020): 716–26. http://dx.doi.org/10.19087/imv.2020.9.5.716.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan histopatologi usus halus ayam kampung (Gallus domesticus) yang diberikan jamu daun ashitaba (Angelica keiskei) dan vaksin Newcastle Disease (ND). Penelitian ini menggunakan Day Old Chick (DOC) ayam kampung sebanyak 25 ekor yang dibagi menjadi 5 perlakuan secara acak. P0 digunakan sebagai kontrol, sedangkan perlakuan P1, P2, P3, dan P4 diberikan jamu daun ashitaba dengan dosis yang berbeda-beda, yakni 50mg/ekor/hari; 100mg/ekor/hari; 200mg/ekor/hari; dan 400mg/ekor/hari. Pemberian jamu daun ashitaba dilakukan mulai hari ke-7 selama 14 hari, kemudian pada hari ke-21 diberikan vaksin ND. Hari ke-35 semua ayam dikorbankan dan dinekropsi. Organ duodenum dan ileum diambil secukupnya dan dimasukkan ke dalam pot yang telah diisi dengan Neutral Buffer Formalin 10% untuk dibuat preparat histopatologi dengan pewarnaan Hematoxyilin-Eosin (HE). Variabel yang diperiksa pada usus halus meliputi perubahan seperti degenerasi melemak, infiltrasi sel radang, dan nekrosis. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan mikroskop pada pembesaran 400x pada 5 lapang pandang yang berbeda. Hasil pemeriksaan histopatologi berupa data skoring, ditabulasi, dan selanjutnya dianalisis menggunakan uji statistik non-parametrik Kruskal-Wallis. Hasil pemeriksaan histopatologi menunjukkan tidak ditemukan perubahan degenerasi melemak dan nekrosis yang signifikan. Hasil lain tampak adanya respon peradangan berupa proliferasi sel-sel limfosit yang menunjukkan adanya respon imunitas positif akibat pemberian jamu daun ashitaba dan vaksin ND pada duodenum dan ileum ayam kampung.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Sadjadi, Sadjadi, Betty Herlina, and Ririn Novita. "PENAMBAHAN TEPUNG BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) SEBAGAI IMBUHAN PAKAN TERHADAP BOBOT ORGAN DALAM AYAM BROILER." Jurnal Inspirasi Peternakan 2, no. 1 (February 24, 2022): 250–58. http://dx.doi.org/10.36085/jinak.v2i1.2738.

Full text
Abstract:
Kajian tentang pengaruh penambahan tepung buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) terhadap organ dalam ayam Broiler. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan November 2020 sampai dengan bulan Februari 2021 di Kelurahan Sumber Harta, Kecamatan Sumber Harta, Kabupaten Musi Rawas dengan ketinggian tempat 129 mdpl. Metode yang di gunakan adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non factorial sebagai berikut: P0: 100% Ransum P1: 3%, P2: 6%, P3: 9%, P4: 12%, P5: 15% (dari tepung buah mengkudu dalam ransum). Peubah yang diamati berupa bobot Potong (g), Bobot Ventrikulus/Gizzard (%), Bobot Usus Halus (%) dan Bobot Hati (%).Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung buah mengkudu berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot ventrikulus/gizzard, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot potong, bobot usus halus dengan nilai dan bobot hati. Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat di simpulkan pemberian tepung buah mengkudu sebagai imbuhan pakan belum berpengaruh nyata terhadap organ dalam  ayam broiler dan tepung buah mengkudu dapat digunakan dalam ransum ayam pedaging sampai taraf 15 %  tanpa menimbulkan pengaruh negatif pada organ dalam.  Kata Kunci: Broiler, Organ Dalam, Tepung Mengkudu
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Farida, Zenni, Nurhayati Nurhayati, and Lia Handayani. "Aplikasi Penggunaan Enzim Protease Kasar Tanaman Biduri (Calotropis gigantea) Pada Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)." Jurnal TILAPIA 3, no. 1 (January 29, 2022): 84–93. http://dx.doi.org/10.30601/tilapia.v3i1.2600.

Full text
Abstract:
Tanaman biduri merupakan salah satu tanaman yang memiliki potensi untuk dieksplorasi secara optimal sebagai sumber enzim protease yang berfungsi menghidrolisis protein menjadi asam amino sehingga asam amino tersebut lebih mudah di proses oleh tubuh ikan.Penambahan protease dalam pakan diharapkan dapat membantu menghidrolisis protein kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh enzim protease kasar tanaman biduri yang diberikan pada pakan ikan nila. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial dengan 3 perlakuan 2 ulangan. Hewan uji yang digunakan adalah benih ikan nila dengan ukuran 3-5 cm sebanyak 36 ekor per akuarium, wadah penelitian yang digunakan aquarium berukuran 60x40x40 cm dengan tinggi 30 cm dan volume air 72 liter.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian enzim protease getah rubek kedalam pakan berpengaruh terhadap histologi usus ikan nila dimana perlakuan terbaik dijumpai pada perlakuan B (1%) dengan panjang vili usus 395 µm yang mengalami peningkatan hingga 176 µm, pada lebar vilim 95µm yang mengalami peningkatan 31 µm. Pada parameter pertumbuhan perlakuan terbaik dijumpai pada B (1%).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Utomo, Irfan Hakim, and Dwi Budiono. "Gambaran parameter fisiologi sebelum dan setelah penanganan pada kuda dengan kasus kolik ringan." ARSHI Veterinary Letters 6, no. 4 (December 26, 2022): 73–74. http://dx.doi.org/10.29244/avl.6.4.73-74.

Full text
Abstract:
Kolik merupakan penyakit yang sering dialami oleh kuda. Kondisi kolik secara umum akan menyebabkan perubahan pada kondisi fisiologis kuda. Tulisan ini melaporkan kondisi parameter fisiologi sebelum dan setelah penanganan pada kuda yang mengalami kolik ringan. Beberapa gejala klinis yang muncul pada kedua kuda adalah menakur-nakur, memojok, napas terengah-engah, dan tidak memakan pelet. Hasil pemeriksaan parameter fisiologi kuda yang mengalami kolik ringan menunjukkan kedua kuda mengalami peningkatan frekuensi denyut jantung, frekuensi denyut nadi, frekuensi respirasi dan frekuensi peristaltik usus kuda hanya terdengar 1 kali. Temperatur tubuh dan warna mukosa kedua kuda dalam kondisi normal. Kedua kuda tidak berdefekasi sebelum penanganan. Kedua kuda diberikan terapi berupa penyuntikan obat non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID) flunixin intravena. Selain itu, kuda juga diajak berjalan-jalan dan dilakukan penundaan pemberian pakan. Hasil pemeriksaan parameter fisiologi kedua kuda setelah penanganan berhasil menurunkan frekuensi denyut jantung, frekuensi denyut nadi, frekuensi respirasi dari nilai sebelum penanganan menjadi normal. Peristaltik usus kedua kuda meningkat yang disertai dengan defekasi. Suhu tubuh dan warna mukosa kedua kuda dalam kondisi normal
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Andayani, Safira Noor, Gressty Sari Br Sitepu, I. Nyoman Budiarta, and Made Lia Damayanti. "KARAKTERISASI KIMIA DAN SENSORI COOKIES NON-GLUTEN DENGAN SUBTITUSI TEPUNG TULANG IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) SEBAGAI ALTERNATIF MAKANAN RINGAN PENDERITA CELIAC." JST (Jurnal Sains dan Teknologi) 11, no. 2 (August 15, 2022): 257–66. http://dx.doi.org/10.23887/jstundiksha.v11i2.45983.

Full text
Abstract:
Celiac adalah penyakit genetik dengan prevalensi kasus rendah yang menyebabkan penderitanya mengalami gangguan usus halus apabila mengonsumsi pangan mengandung gluten. Penderita Celiac biasanya membatasi konsumsi gluten dalam makanan ringan dari sumber lainnya. Singkong merupakan salah satu komoditas pertanian lokal unggulan Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pangan non-gluten. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi komposisi kimia dan tingkat kesukaan panelis terhadap cookies non-gluten dengan subtitusi tepung tulang ikan tongkol (Euthynnus affinis) sebagai upaya pemanfaatan hasil samping perikanan. Cookies non-gluten dengan penambahan 6% tepung tulang ikan tongkol memiliki total karbohidrat dan kadar air lebih rendah, serta kadar abu, protein, dan lemak lebih tinggi dibandingkan dengan cookies kontrol. Hasil sensori menunjukkan bahwa cookies non-gluten dengan penambahan tepung tulang ikan tongkol memiliki tingkat penerimaan paling tinggi berturut-turut, yaitu warna, tekstur, aroma, keseluruhan, dan rasa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Widok, Norbert. "Priorytetowe znaczenie formuły trynitarnej "mia physis – treis idiotetes" w nauczaniu Grzegorza z Nazjanzu." Vox Patrum 49 (June 15, 2006): 707–24. http://dx.doi.org/10.31743/vp.8246.

Full text
Abstract:
Formula trinitaria mia physis – treis idiotetes, quam Basilius Magnus statuit, in hodiernam scientiam theologicam accepta est. Attamen Gregorius Nazianzenus libentius adhibuit formulam a se introductam in suam institutionem, i.e. pia mia physis – treis idiotetes. Hoc opusculum enodat Gregorium Nazianzenum elencatam formulam saepius ad Trinitatis descriptionem adhibuisse, quia ea in suis operibus octies usus est. Voces physis et hypostasis a saeculis univocas habebant significationes, dum saeculo quarto non dici potest de vocibus ouoia et hypostasis. Qua de causa Gregorius Nazianzenus has ad Trinitatem pertinentas raro adhibebat, praesertim ouoia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Ucherek, Dorota. "Od cudzysłowów ostrych do chorągiewki." Z Badań nad Książką i Księgozbiorami Historycznymi 16, no. 2 (July 29, 2022): 239–68. http://dx.doi.org/10.33077/uw.25448730.zbkh.2022.698.

Full text
Abstract:
The aim of the article is to answer the question in what situations and contexts departing from traditional typographic and editorial norms and conventions turns out to be fortunate, as well as to present the mechanisms of introducing non-traditional solutions among readers and on the market, and thus shaping typographic and editorial usus. After defining the basic terms for the article: typographic and editorial usus, typography itself and the concept of a congenial book, traditional Polish typographic layouts and editorial solutions are presented on the example of the quarterly “Pamiętnik Literacki” (“Literary Memoir”) and the series Biblioteka Narodowa (National Library). Next, 11 representative publications on typography, prepared by the d2d.pl company, are analysed from this angle. The analysis covers such aspects of layout as the parameters of headings, text alignment, the function of highlights, the method of isolating quotations, the use of margins, pagination, types of figures, the location of footnotes, the form of their numbers and references in the main text, the use of first and second degree quotation marks, as well as the appearance of ornaments. The analysis leads to the conclusion that in the case of books dealing with typography, preserving their original typographic form was the best possible choice, because this form, no less than the content of the text itself, conveys information about the views and recommendations of the authors. The introduction of such solutions to the Polish publishing market and to the readers’ awareness by a publishing house respected in the editorial environment undoubtedly influences the typographic and editorial usus, and it can be expected that in time it will also transform the related norms.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Mabruroh, Rifkatul, and Dahlia Indah Amareta. "Hubungan Karakteristik Individu dan Faktor Lingkungan dengan Asupan Serat Makanan Mahasiswa Politeknik Negeri Jember." Jurnal Kesehatan 6, no. 2 (April 18, 2019): 61–67. http://dx.doi.org/10.25047/j-kes.v6i2.20.

Full text
Abstract:
Serat makanan merupakan zat non gizi yang berguna untuk diet. Serat merupakan kelompok karbohidrat yang memiliki struktur kimia sangat komplek dan berasal dari bagian tumbuhan yang dapat dikonsumsi serta memiliki sifat resistan terhadap proses pencernaan dan absorbsi pada usus halus dengan fermentasi lengkap atau parsial pada usus besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik individu (pengetahuan, jenis kelamin) dan faktor lingkungan (peran teman sebaya, tempat tinggal) dengan asupan serat makanan Mahasiswa Politeknik Negeri Jember. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan desain penelitian cross sectional, pengambilan sampel dengan menggunakan stratified random sampling. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2017 di Politeknik Negeri Jember, menggunakan angket, form food record selama 3 hari (2 hari aktif dan 1 hari libur) untuk mengetahui asupan serat makanan dan melibatkan 95 responden. Analisis data menggunakan analisis univariat (distribusi frekuensi), analisis bivariat (uji chi-square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan dengan asupan serat makanan 0,002 (p <0,05), terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan asupan serat makanan 0,003 (p <0,05), terdapat hubungan antara peran teman sebaya dengan asupan serat makanan 0,001 (p<0,05), terdapat hubungan antara tempat tinggal dengan asupan serat makanan 0,000 (p <0,05). Kesimpulan terdapat hubungan pengetahuan, jenis kelamin, peran teman sebaya, tempat tinggal dengan asupan serat makanan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Reski, Porina, Wira Ekdeni A, and Fajar Sari T. "Pengaruh Pemberian Rebusan Daun Kersen (Muntingia Calabura L.) terhadap Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Klinik Pratama Alifa." Jurnal Kesehatan Global 3, no. 3 (September 30, 2020): 123–29. http://dx.doi.org/10.33085/jkg.v3i3.4713.

Full text
Abstract:
Jumlah penderita DM di dunia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. World Health Organization / WHO (2016), memperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan Diabetes Mellitus International Diabetic Foundation (IDF) menyatakan bahwa terdapat 382 juta orang didunia hidup dengan Diabetes Mellitus, di Klinik Pratama Alifa juga merupakan pasien terbanyak mengalami Diabetes Mellitus. Diabetes Mellitus merupakan kunci dari terjadinya komplikasi. Daun kersen dipercaya sebagai alternatif dalam menurunkan kadar gula darah tidak puasa (sewaktu) secara non-farmakologi. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh pemberian rebusan daun kersen (muntingia calabura L.) terhadap kadar gula darah pasien diabetes mellitus tipe II di Klinik Pratama Alifa. Penelitian ini menggunakan metode Quasy experiment dengan rancangan One group pretest and post design. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 48 orang pasien yang mengalami Diabetes Mellitus Pemilihan sampel menggunakan metode Purposive Sampling. Besar sampel adalah 11 orang. Variable independen dalam penelitian ini adalah pemberian rebusan daun kersen (Muntingia Calabura L.), variable dependen dalam penelitian ini adalah penurunan kadar gula darah. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan mengobservasi sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dengan menggunakan lembar checklis dan alat ukur kadar gula darah Digital GlucoDr, analisa menggunakan uji paired t-test dengan level signifikan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden sebelum diberikan intervensi sebanyak 63,6%, sesudah diberikan intervensi 90,9%. Adanya pengaruh pemberian rebusan daun kersen terhadap penurunan kadar gula darah (p = 0,009). Daun kersen mengandung saponin dan flavonoid yang dapat menghambat peneyerapan gula darah dari usus, sehingga karbohidrat tidak banyak diserap oleh usus. Rebusan daun kersen terbukti dapat menurunkan kadar gula darah dan dapat dijadikan obat herbal untuk penderita DM. Bagi responden hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam upaya pengobatan diabetes mellitus secara non farmakologi atau herbal
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Khusnan, Khusnan, and Agus Purnomo. "Deteksi Faktor Virulensi Secara Fenotip pada Escherichia coli Isolat Susu Mentah Sapi Perah." Jurnal Veteriner 22, no. 1 (March 31, 2022): 42–54. http://dx.doi.org/10.19087/jveteriner.2022.23.1.42.

Full text
Abstract:
Susu sapi merupakan media pertumbuhan bakteri patogen maupun non patogen. Escherichia coli mrupakan salah satu bakteri yang sering ditemukan pada susu sapi mentah. Escherichia coli patogen pada sapi dapat menyebabkan mastitis maupun radang usus serta dapat menyebabkan masalah kesehatan pada manusia seperti diare, kolitis hemoragik dan sindrom uraemik hemolitik. Hemaglutinin dan hemolisin merupakan faktor virulen yang penting pada E. coli patogen, karena berperan sebagai faktor adhesin, dan faktor pertahanan terhadap fagositosis. Tujuan penelitian ini mendeteksi hemaglutinin dan hemolisin E. coli isolat asal susu sapi mentah serta kemampuan adhesi pada sel epitel serta pertahanan terhadap fagosit netrofil. Hasil penelitian ini menunjukkan 100% isolat E. coli tidak memiliki hemaglutinin dan 17,2% merupakan E. coli hemolitik. Pada uji adhesi mampu melekat pada sel epitel bukalis 46,87 bakteri/sel. Pada uji fagositosis isolat-isolat hemolitik lebih sedikit difagosit oleh neutrofil dibandingkan isolat non hemolitik (2,64 dibanding 3,1 bakteri) tiap neutrofil (P<0,05). Ditemukannya E. coli patogen pada susu mentah menegaskan pentingnya pasteurisasi pada susu sebelum dikonsumsi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Lahlali, Sanaa Allal. "Tadris Maharah Al-Qiroah li An-Nathiqiin bi Ghairiha Al-Usus An-Nazhariah wa Al-Istiratijiyat At-Tathbiqiyah." HuRuf Journal : International Journal of Arabic Applied Linguistic 1, no. 2 (January 5, 2022): 132. http://dx.doi.org/10.30983/huruf.v1i2.5103.

Full text
Abstract:
<p><em>This research paper highlights the reading skill in teaching Arabic to other speakers as a receptive skill (listening-reading) that contributes to enriching the learner's language ammunition. The research is made up of two parts: a theoretical part: it focuses on the<strong> </strong>importance of reading skill, while presenting its types and the purpose of its teaching. And a practical one which deals with the most important strategies used while presenting a reading lesson. This research paper is based on theoretical ideas derived from the heart of applied linguistics, as well as from applied study based on, on the one hand, an educational experience that I have gained while teaching non-Arabic speakers from different countries and nationalities, as well as benefiting from some training courses developed by academic specialists in Arabic language education for nonnative speakers of Arabic. On the other hand, it benefits from specialized and varied linguistic sources and references.</em><strong><em></em></strong></p><p dir="RTL">تروم هذه الورقة البحثية تسليط الضوء على مهارة القراءة في مجال تعليم اللغة العربية للناطقين بغيرها؛ باعتبارها من المهارات الاستقبالية (الاستماع- القراءة) التي تسهم في إغناء الذخيرة اللغوية لدى المتعلم. ويتكون البحث من شقين: شق نظري: تطرق لماهية القراءة وأهميتها، مع عرض أنواعها والهدف من تدريسها. وشق تطبيقي تم فيه عرض أهم الاستراتيجيات المتبعة في تقديم القراءة. تستند هذه الورقة البحثية إلى أفكار نظرية مستمدة من صميم اللسانيات التطبيقية، و وإلى دراسة تطبيقية ميدانية ترتكز – من جهة – على تجربة تربوية خضناها في تدريس الناطقين بغير العربية من دول وجنسيات مختلفة، فضلا عن استفادتي – حضوريا – من بعض الدورات التدريبية التي أطرها خبراء دوليون. وترتكز من جهة أخرى على مصادر ومراجع لسانية متخصصة ومتنوعة.</p><p dir="RTL"> </p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Aprilia, Anisa. "PERSENTASE NONKARKAS DOMBA LOKAL JANTAN DENGAN PENGGUNAAN POD KAKAO FERMENTASI DALAM RANSUM." Jurnal Ilmu Teknologi Ternak Unggul (JITTU) 1, no. 1 (June 28, 2022): 32–36. http://dx.doi.org/10.58432/jittu.v1i1.423.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian pod kakao fermentasi terhadap persentase non karkas domba lokal Jantan. Penelitian dilaksakan di peternakan domba milik Bapak Umar yang berlokasi di jalan Asahan, Kota Pematangsiantar, pada bulan Oktober -Desember 2021. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan menggunakan domba dengan rataan bobot awal 12,65± 1,00 kg. Perlakuan terdiri dari 5 level pemberian pod kakao fermentasi P0 : (0%), P1 : (20%), P2 : (40%), P3 : (60%), P4 : (80%). Parameter yang diamati adalah : persentase bobot kepala, kaki, kulit, ekor, trakea dan paru-paru, hati, jantung, ginjal, darah, perut majemuk dan usus. Hasil penelitian menunjukan bahwa persentase bobot non karkas eksternal seperti kepala, kaki dan ekor menunjukkan hasil yang tidak nyata pada setiap perlakuan (P>0,05). Persentase non karkas internal seperti trakea dan paru-paru, hati, jantung, darah, perut majemuk, usus dan organ eksternal yaitu kulit menunjukkan pengaruh nyata (P<0,05), dimana perlakuan dengan pemberian ransum yang mengandung pod kakao fermentasi dengan komposisi Pakan Komplit (Hijauan 40% + Pod kakao fermentasi 40% + Konsentrat) lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Dapat disimpulkan bahwa pemberian ransum yang mengandung pod kakao 40% lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Kata Kunci : pod kakao; fermentasi; non karkas; domba lokal ABSTRACT The purpose of this experiment (research) are to examine the effect of giving fermented cocoa pods to the percentage of nonlocal carcasses of lamb. The research was carried out on Mr Umar's sheep farm located on Jl. Asahan, Pematangsiantar City, in October-December 2021. The experiment was conducted in the complete randomized design (CRD) with 5 treatments and 4 replications using sheep with an average initial weight of 12.65 ± 1 kg. The treatment consisted of 5 levels of fermented cocoa pods P0 : (0%), P1 : (20%), P2 : (40%), P3 : (60%), P3 : (80%). The parameters observed were: weight of head, foot, skin, tail, trachea and lungs, liver, heart, blood and digestive tract.The results showed that the nonweight percentage external carcass like the head, feet and tail show results which is not real at each treatment (P> 0.05) and significant. to percentage non internal carcass like trachea and lungs, liver, heart, blood, compound stomach, intestines and external organs namely skin shows influence real (P <0.05), where treatment with giving rations containing pods cocoa is fermentating with Comprehensive Feed composition (Forage 40% + Pod cocoa 40% fermentation + concentrate) better than that other treatment. Could concluded that giving rations containing pods 40% better cocoa compared to treatment others. Keywords : Pod cacao, fermentation, noncarcass, local sheep
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Muhtadi, Muhtadi. "UJI TOKSISITAS AKUT DARI KOMBINASI EKSTRAK HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri auct. Non L.), DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) DAN BIJI JINTEN HITAM (Nigella sativa L.)." Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia 12, no. 2 (January 27, 2015): 69–72. http://dx.doi.org/10.23917/pharmacon.v12i2.35.

Full text
Abstract:
Telah dilakukan uji toksisitas akut pada tikus jantan dan betina dari kombinasi ekstrak herba meniran (Phyllanthus niruri auct. Non L.), daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) dan biji jinten hitam (Coleus ambonicus Lour). Pengujian dilakukan dengan cara pemberian sediaan uji yang berupa kombinasi ekstrak dengan formula 1,5 : 3 : 1,5 dosis tunggal dengan peringkat dosis sebagai berikut: dosis I; 100 mg/kgbb, dosis II; 300 mg/kgbb, dosis III; 900 mg/kgbb, dosis IV; 2.700 mg/kgbb dan dosis V; 8.100 mg/kgbb. Kemudian dilakukan pengamatan gejala-gejala klinis yang timbul, perubahan berat badan per minggu dan histopatologi organ-organ vital yaitu: hati, ginjal, lambung, usus, limfa, jantung dan paru-paru. Pengamatan dilakukan selama 14 hari. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dosis tertinggi hingga 8100 mg/kgbb dari kombinasi ekstrak tersebut hampir tidak toksik terhadap tikus putih betina dan jantan galur SD. Kata kunci : uji toksisitas akut; kombinasi ekstrak; tikus jantan dan betina galur SD.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Saputra, Gede Ardi. "Intoleransi Laktosa : Variasi Pemeriksaan Penunjang dan Tatalaksana." Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan 6, no. 2 (December 30, 2019): 121–25. http://dx.doi.org/10.33024/jikk.v6i2.2260.

Full text
Abstract:
Susu adalah sumber nutrisi yang sangat mendasar dalam memenuhi kebutuhan sehari hari. Tidak semua orang dapat mencerna susu dengan baik terutama mencerna laktosa karena dibutuhkan produksi laktase yang mencukupi.intoleransi laktosa didefinisikan sebagai sindrome klinis defisiensi laktase yang ditandai dengan gejala kembung, nyeri perut, flatuen, muntah, kemerahan pada anus dan diare. Defisiensi laktase primer terjadi pada bayi prematur usia kehamilan 26-32 minggu, defek kongenital, dan defek genetik autosomal resesif, sedangkan defisiensi laktase sekunder terjadi karena kerusakan epitel usus halus akibat penyakit lain. Uji hidrogen nafas merupakan pemeriksaan yang baik dalam mendiagnosis intoleransi laktosa karena sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi. Prevalensi faktor genetik sebagai penyebab intoleransi laktosa sekitar 90% penduduk asia. Tatalaksana terkini bertujuan untuk menyiasati kebutuhan nutrisi dengan cara membatasi konsumsi laktosa, konsumsi produk non-susu, enzim eksogen oral, dan adaptasi prebiotik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Apriliana Hardika, Putu Stephanie. "Sindrom Rapunzel – Diagnosis dan Tatalaksana." Cermin Dunia Kedokteran 48, no. 9 (September 1, 2021): 343. http://dx.doi.org/10.55175/cdk.v48i9.1491.

Full text
Abstract:
<p>Sindrom Rapunzel merupakan kondisi medis terdapatnya massa (gumpalan) rambut yang terperangkap di gaster atau sampai menuju usus halus. Gangguan psikiatri trikotilomania dan trikofagia menjadi faktor predisposisi gastric trichobezoar. Kondisi ini dominan ditemukan pada remaja perempuan. Manifestasi klinis biasanya non-spesifik berupa nyeri abdomen, mual, dan muntah. Endoskopi menjadi baku emas diagnosis. Metode endoskopi dan open surgery merupakan pilihan modalitas pengangkatan massa (trichobezoar). Pendekatan multidisiplin evaluasi psikiatri berkala sangat perlu guna mencegah berulang.</p><p>Rapunzel Syndrome is a medical condition of solid mass (accumulation) of hair in stomach and may extend to small intestine. Psychiatric disorders, such as trichotillomania and trichophagia, are two predisposition factors for gastric trichobezoar. This condition is predominantly found in young female. Clinical manifestation is usually non-specific gastrointestinal symptoms, like abdominal pain, nausea, and vomiting. Endoscopic examination is the gold standard for diagnosis. The main management is removal by endoscopy or open surgery. Multidiscipline approach including regular follow up and psychiatric evaluation is required to prevent its recurrence.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Pitaloka, Indraswari. "Peran Apoteker dalam Pengobatan Wasir." Farmasetika.com (Online) 3, no. 5 (May 25, 2019): 65. http://dx.doi.org/10.24198/farmasetika.v3i5.19337.

Full text
Abstract:
Wasir atau ambeien merupakan istilah populer dari penyakit hemorrhoid, atau dalam bahasa kedokteran disebut piles. Wasir didefinisikan sebagai gejala pembengkakan dan perpindahan bantalan hemorrhoid normal. Gejala hemoroid yang paling umum adalah perdarahan rektum yang terkait dengan gerakan usus, dan benjolan pada luar anus. Pembengkakan bantalan hemorrhoi dan hiperplasia pembuluh darah memainkan peran penting dalam perkembangan wasir, dan bisa menjadi target potensial untuk perawatan medis. Wasir dapat diobati dan dicegah dengan terapi non-farmakologi seperti memakan makanan tinggi serat, banyak minum air putih, tidak menunda-nunda BAB, dan juga dapat diobati dengan salep pereda nyeri yang dijual secara bebas di apotek, maupun dengan resep dokter. Sebagai penderita wasir, terkadang sulit mengetahui sejauh mana wasir dapat diobati dengan pengobatan sederhana di rumah, ataukah sudah harus mendapatkan perawatan dari dokter maupun tindakan operatif lebih lanjut. Oleh karena itu artikel ini menguraikan penyebab wasir yang harus dihindari, tingkat keparahan wasir untuk menilai seberapa parah wasir yang diderita, dan tindakan yang sesuai, sampai pola makan yang disarankan untuk penderita wasir.Kata kunci: Wasir, Pola Makan, Terapi-Non Farmakologi, Terapi Farmakologi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Nyak Adam, Vhodzan Adzima, Nurliana Nurliana, and Samadi Samadi. "Pengaruh Pemberian Ampas Kedelai dan Bungkil Inti Sawit (AKBIS) yang Difermentasi dengan Aspergillus niger terhadap Bakteri Usus Broiler." Jurnal Agripet 18, no. 1 (April 1, 2018): 48–56. http://dx.doi.org/10.17969/agripet.v18i1.8110.

Full text
Abstract:
ABSTRAK. Salah satu upaya dilakukan untuk mengganti penggunaan antibiotik adalah mencari imbuhan pakan alternatif seperti pro-prebiotik, bahan pakan herbal dan berbagai imbuhan pakan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ampas kedela dan bungkil inti sawit (AKBIS) yang difermentasi dengan Aspergillus niger (A. niger) terhadap mikroflora saluran pencernaan broiler. Sampel saluran pencernaan ayam diperoleh dari 80 ekor broiler yang dibagi menjadi empat perlakuan. Setiap unit perlakuan terdiri dari empat ekor ayam. Setiap perlakuan terdiri dari 5 ulangan yang diberi pakan perlakuan selama 21 dan 35 hari dengan penambahan empat konsentrasi pakan fermentasi yang berbeda (0%, 2%, 4%, 6% dari total pakan). Saluran pencernaan broiler diperiksa ALT mikroba, E.coli, Salmonella dan BAL. Data dianalisis dengan uji Anava melalui program SPSS for windows versi 17.0 dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa AKBIS yang difermentasi dengan A. niger berpengaruh nyata (P0,05) terhadap jumlah mikroba saluran pencernaan broiler. Konsentrasi dan lama pemberian berpengaruh (P0,05) terhadap jumlah mikroba saluran pencernaan broiler. Pemberian AKBIS fermentasi mampu mempertahankan jumlah mikroba yang menguntungkan seperti E. coli dan mengurangi mikroba patogen yaitu Salmonella, serta mampu meningkatkan jumlah bakteri asam laktat dalam saluran pencernaan broiler. Hasil penelitian disimpulkan bahwa AKBIS fermentasi dapat digunakan sebagai sumber probiotik sehingga mampu meningkatkan kualitas broiler dan aman bagi konsumen.The effect of soybean by products and palm kernel meal fermented with Aspergillus niger on broilers intestinal bacteria ABSTRACT. One of the efforts to replace antibiotics in animal feed is by providing other sources of feed additives such as pre- pro biotics, phytogenics, and other feed additives. The aim of this study was to determine the effect of soybean by products and palm kernel meal that fermented with A. niger on the microflora digestive tract of broilers. Chicken digestive tract samples obtained from 80 species of broiler fed treatment for 21 and 35 days. The tretaments in this experiment were different concentrations of fermented soybean by products and palm kernel meal (0%, 2%, 4%, 6%) in the commercial feed. Digestive tract of broiler examined TPC of microbe, E. coli, Salmonella and lactic acid bacteria (LAB). Data were analyzed by Anova with SPSS for Windows version 17.0 and continued with Duncan test. The results showed that soybean by products and palm kernel meal fermented with A. Niger significantly affected (P 0.05) to the number of microbial digestive tract of broilers. Fermented feed was able to maintain the number of non-pathogenic microflora and reduced the number of pathogenic microflora. In conclusion, fermentation of soybean by products with palm kernel meal was able to improve the broiler quality and safe for consumers.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Wibawanto, Agung, Yopie Afriandi Habibie, and Arman Arman. "BILATERAL MORGAGNI HERNIA IN INFANT, A RARE TYPE IN CONGENITAL DIAPHRAGMATIC HERNIA: A CASE SERIES." Jurnal Kedokteran Syiah Kuala 17, no. 2 (August 1, 2017): 93–102. http://dx.doi.org/10.24815/jks.v17i2.8988.

Full text
Abstract:
Abstrak. Hernia Diafraghma Kongenital (HDK) merupakan kelainan kongenital yang jarang ditemukan pada bayi. Hernia Morgagni bilateral merupakan kasus yang sangat jarang ditemukan. Kami melaporkan kasus ini karena lokasi hernia Morgagni yang bilateral yang sangat jarang dijumpai (kanan dan kiri). Kami laporkan dua kasus dari HDK. Kasus pertama bayi perempuan usia 4 bulan dengan keluhan usus halus dan hati lobus kiri berada di dalam rongga dada yang berhubungan dengan defek anterior dari hernia diafraghma. Kasus kedua neonatus perempuan usia 22 hari datang dengan keluhan distress pernafasan, sesak nafas dan muntah. Pendekatan insisi subcotal dilakukan pada kedua pasien, dan defek dari hernia diafrahgma ditutup dengan menggunakan goretex pacth dengan hasil yang sangat baik. Pasca operasi, kedua pasien dengan kondisi sbaik, dan dipulangkan dari rumah sakit tanpa komplikasi. Berbagai macam teknik tindakan operasi telah dipaparkan, dan pendekatan dengan tindakan laparotomy telah menjadi salah satu standar teknik operasi. Tindakan ini dapat memungkinkan untuk mereduksi dan melihat isi dari hernia diafraghma tersebut, memudahkan untuk prosedur operasi dalam merepair bileteral hernia diafraghmatika. Dan sekaligus juga dapat mengkoreksi jika terdapat kelainan malrotasi dari usus halus. (JKS 2017; 2: 94-104)Kata Kunci : Bilateral Morgagni Hernia, kondisi klinis non spesifik, pendekatan abdominal.Abstract. Congenital diaphragmatic hernia (CDH) is a rare congenital anomaly in infant. Bilateral Morgagni Hernia is an absolute rarity. We describe this case because of the absolute rarity of bilateral localization in Morgagni hernia.We present 2 case series of CDH, First case a 4-month-old baby girl was an intrathoracic bowel and left lobe liver associated with anterior diaphragmatic defects in a symptomatic. Second case was a 22 days neonates girl, presented with respiratory distress, shortness of breath and vomiting. Subcostal incision were done for both patients, defect was repair with goretex pacth with a good result. Postoperatively, both of patient enjoyed an uneventful course and was discharged home without any further events. Numerous approaches have been described and, particularly the significance of laparatomy has been emphasized as an operative technique. This allows easy reduction and inspection of contents, allows access and repair of bilateral hernias, and corrects an associated malrotation if present. (JKS 2017; 2: 94-104)Key Words : Bilateral Morgagni Hernia, Non spesific Presentations, Abdominal Approach.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Putra, I. Made Cahyadi Dwi, I. Nyoman Gde Sumardika, I. Made Dharma Pramana, and Ni Luh Putu Siska Kahari Sari. "Non-eosinofilia pada Infeksi Trichuris trichiura: sebuah laporan kasus." Intisari Sains Medis 13, no. 1 (April 6, 2022): 171–74. http://dx.doi.org/10.15562/ism.v13i1.1277.

Full text
Abstract:
Background: Trichuris trichiura or whipworm is a Platyhelminthes parasite infecting the human gastrointestinal tract. Trichuris trichiura is a soil-transmitted helminth (STH). A tropical climate like Indonesia is an ideal place for STH. Prevalence of STH is still high in Indonesia, ranging from 2,5 – to 62 %. This parasite lives in the human colon, consuming blood, and nutrition from its host as well as usually manifests with eosinophilia incomplete blood count. However, this case study aims to evaluate the non-eosinophilia in Trichuris trichiura infection.Case Presentation: In this case, the patient is an 11 years old male with symptoms of diarrhea and dehydration; there are also signs of mild dehydration from a physical examination. Several tests are taken to assess the cause of diarrhea, such as a complete blood count (CBC) test which the result is only leukocytosis and slight monocyte increase, no elevation of eosinophil. Trichuris trichiura egg was found on the microscopic stool observation.Conclusion: Some studies show a significant association between the elevation of eosinophil and trichuriasis infection. However, the case report shows leukocytosis only, without elevation of eosinophil. Eosinophilia could be used as a marker of Trichuriasis infection, especially in the acute phase, but not all trichuriasis infections are followed by eosinophilia. This might be because of the natural course of the disease itself and the defense mechanism of the parasite. Latar Belakang: Trichuristrichiura atau cacing cambuk adalah parasit dari jenis cacing pipih yang menyerang saluran pencernaan manusia.Trichuris trichiura merupakan jenis cacing soil-transmitted helminth (STH) yang dapat berkembang biak dengan baik di iklim tropis seperti Indonesia. Prevalensi kecacingan di Indonesia masing cukup tinggi dan angkanya bervariasi di tiap wilayah, berkisar antara 2,5 – 62 %. Parasit ini hidup di usus besar manusia, memakan darah, dan nutrisi dari inangnya serta biasanya bermanifestasi dengan eosinofilia dalam hitung darah lengkap. Namun, studi kasus ini bertujuan untuk mengevaluasi non-eosinofilia pada infeksi Trichuris trichiura.Presentasi Kasus: Kasus yang kami dapatkan adalah anak laki-laki 11 tahun dengan keluhan buang air besar cair dan dehidrasi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda dehidrasi ringan. Untuk mencari penyebab keluhannya dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan darah lengkap dimana didapatkan peningkatan pada sel darah putih dan sedikit peningkatan monosit, namun tidak disertai dengan peningkatan eosinofil. Pada pemeriksaan feses didapatkan gambaran telur cacing Trichuris trichiura.Kesimpulan: Beberapa penelitian menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara peningkatan eosinofil dengan trichuriasis. Namun, pada pasien ini hanya didapatkan leukositosis tanpa diikuti dengan peningkatan eosinofil. Eosinofil dapat dijadikan penanda infeksi terutama pada fase awal trichuriasis, namun tidak semua kasus ditemukan eosinofilia. Hal ini dapat terjadi karena mekanisme perjalanan penyakit itu sendiri dan juga mekanisme pertahanan dari parasit (Trichuristrichiuria) itu sendiri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Rantesigi, Nirva, and Agusrianto Agusrianto. "Penerapan Massage Abdomen dan Minum Air Putih Hangat untuk Mencegah Konstipasi pada Asuhan Keperawatan dengan Kasus Stroke di RSUD Poso." Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan 13, no. 2 (July 5, 2020): 91–95. http://dx.doi.org/10.33860/jik.v13i2.119.

Full text
Abstract:
Tindakan non farmakologis yang dapat mencegah dan mengatasi konstipasi adalah massage abdomen dan terapi minum air hangat 500 cc pada pagi hari. Dengan melakukan massage mampu membantu mendorong pengeluaran feses dan menurunkan ketegangan otot abdomen. Tujuan penelitian ini adalah Penerapan Asuhan keperawatan pada kasus stroke. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Studi kasus dengan menerapkan asuhan keperawatan komprehensif pada pasien. Hasil penelitian didapatkan data pasien belum BAB selama 4 hari, perut terasa penuh, ada keinginan untuk BAB namun sulit untuk keluar, bising usus 6 kali/menit. Tujuan dari asuhan keperawatan yaitu untuk mencegah dan mengatasi konstipasi dari konstipasi sedang menjadi konstipasi ringan. Diagnosa keperawatan konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal. Intervensi keperawatan Manajemen konstipasi/ impikasi. Implementasi keperawatan melakukan massage abdomen dan terapi minum air hangat 500 cc pada pagi hari. Evaluasi setelah 5 kali pemeberian intervensi pasien dapat BAB. Kesimpulan: Penerapan massage abdomen dan terapi minum air hangat 500 cc dapat mencegah dan mengatasi konstipasi pada pasien stroke di RSUD Poso.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Ranuh, Reza, and Badriul Hegar. "Bifidobakterium dan Kesehatan Saluran Cerna Anak." Sari Pediatri 22, no. 3 (October 27, 2020): 190. http://dx.doi.org/10.14238/sp22.3.2020.190-6.

Full text
Abstract:
Kolonosisasi mikrobiota saluran cerna yang didominasi oleh mikrobiota sehat merupakan aspek penting dalam optimalisasi kesehatan anak. Komposisi mikrobiota saluran cerna selalu berubah pada setiap keadaan karena banyak faktor yang memengaruhinya. Bifidobacteria terdapat dalam Air Susu Ibu dan mendominasi saluran cerna bayi yang mendapat ASI eksklusif, seringkali dikaitkan dengan kesehatan bayi dan anak dikemudian hari. Bifidobacteria dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu (1) spesies Bifidobacteria berasal dari manusia (human residential bifidobacteria/HRB) dan (2) spesies Bifidobacteria yang secara alami berkoloni di hewan/ lingkungan (non-HRB). Bifidobacteria breve, B. longum subsp.infantis, dan B. bifidum adalah HRB yang terdapat pada bayi. Kolonisasi usus bayi ASI eksklusif didominasi oleh HRB saat berusia 2 minggu. Suplementasi HRB memberikan efek protektif NEC pada bayi dengan usia gestasi <34 minggu. Resolusi sakit perut bermakna terlihat pada irritable bowel syndrome yang mendapat suplementasi HRB, walaupun demikian belum cukup kuat bukti untuk menyatakan bahwa probiotik lebih efektif dalam mencegah kolik infantil.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Herlina, Herlina. "PENYULUHAN PENANGGULANGAN PENYAKIT TYPOID DAN CARA PENGGUNAAN OBAT YANG TEPAT DI PULAU SEMAMBU." Jurnal Pengabdian Sriwijaya 8, no. 4 (December 19, 2020): 1136–40. http://dx.doi.org/10.37061/jps.v8i4.13206.

Full text
Abstract:
Penyakit typoid (tipes) merupakan penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh bakteriSalmonella typhii. Bakteri Salmonella typhii dapat masuk ke dalam tubuh manusia melaluimakanan dan minuman yang tercemar bakteri tersebut. Penyebab yang sering terjadi yaitu faktorkebersihan. Seperti halnya ketika makan di luar apalagi di tempat-tempat umum biasanyaterdapat lalat yang beterbangan dimana-mana bahkan hinggap di makanan. Lalat-lalat tersebutdapat menularkan Salmonella thyphi dari lalat yang sebelumnya hinggap di feses atau muntahpenderita demam tifoid kemudian hinggap di makanan yang akan dikonsumsi. Penyakit typoiddapat diberikan dengan terapi farmakologi maupun non farmakologi. Terapi non farmakologiadalah bed rest, diet lunak rendah serat serta menjaga kebersihan sedangkan terapi farmakologidengan terapi antibiotik dan kortikosteroid. Penggunaan antibiotik dan kortikosteroid secarasembarangan menyebabkan peningkatan kejadian penyakit typoid yang resistensi terhadapantibiotik dan timbulnya efek samping. Banyak dilakukan penelitian-penelitian mengenaitanaman yang memiliki efek yang sama dengan obat sintetik namun memiliki efek samping yanglebih ringan. Salah satu tanaman yang diduga berpotensi untuk terapi penyakit typoid adalahdaun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) dan biji palem putri (Adonia merrillii) . Oleh karenaitu diperlukan suatu penyuluhan terkait penggunaan obat typoid secara rasional di Desa PulauSemambu Inderalaya agar didapatkan outcome terapi yang baik. Penyuluhan dimulai denganmemberi materi bagaimana memberikan penyuluhan penanggulangan dan cara penangananpenyakit typoid yang tepat sebagai salah cara untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.Dengan memberikan penyuluhan mengenai swamedikasi terhadap penyakit typoid, diharapkanmasyarakat mampu menangani penyakit typoid dengan baik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Andayani, Anik, and Nita Ermawati. "Identifikasi Antibodi IgM Salmonella Typhi Metode IMBI (Inhibition Magnetic Binding Immunoassay) Untuk Membantu Diagnosa Demam Typhoid." Judika (Jurnal Nusantara Medika) 5, no. 1 (July 26, 2021): 1–5. http://dx.doi.org/10.29407/judika.v5i1.15677.

Full text
Abstract:
Demam Typhoid adalah penyakit infeksi di usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella thypi, dan Salmonella parathypi bakteri A, B, atau C yang ditularkan melalui saluran pencernaan. Infeksi dengan Salmonella thypi dan Salmonella parathypi memberikan inmunitas pada tingkat tertentu, yaitu peningkatan kadar antibodi IgM dalam cairan tubuh yang merupakan petunjuk dini untuk mendeteksi adanya infeksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah identifikasi antibodi IgM Salmonella thypi metode IMBI dapat membantu diagnosa demam typhoid. Desain penelitian yang dilakukan adalah metode observasional dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan teknik sampling non random. Metode yang digunakan untuk menganalisis antibody IgM Salmonella thypi adalah metode IMBI (Inhibition Magnetic Binding Immunoassay). Dari 35 sampel yang diperiksa, 7 sampel (20%) dengan hasil skala : 2 (tidak menunjukkan infeksi demam typhoid aktif), 21 sampel (60%) dengan hasil skala : 4 (menunjukkan infeksi demam typhoid aktif), dan 7 sampel (20%) dengan hasil skala : 6 (indikasi kuat dengan demam typhoid aktif). Kesimpulan dari penelitian ini adalah identifikasi antibodi IgM Salmonella thypi metode IMBI (Inhibition Magnetic Binding Immunoassay) dapat membantu diagnosa demam typhoid.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Kazanskaya, Maria N. "ἀνά τε ἔδραμεν: Explaining the Longevity of the Tmesis." Philologia Classica 14, no. 1 (2022): 48–59. http://dx.doi.org/10.21638/spbu20.2022.104.

Full text
Abstract:
It is a well-known fact that tmesis (independent use of the preverb from its verb) as a linguistic phenomenon was progressively eliminated from Ancient Greek, so that only residual usage is attested in the language of the Classical age. However, one verb, ἀναδραμεῖν, retained tmetic usage with the particle τε intervening between the preverb and the verb, ἀνά τε ἔδραμε, until late Antiquity (Appian, Eunapius). It is significant that this construction (on par with the non tmetic form ἀνέδραμε) was used in prose, which suggests that it was part of actual linguistic usus. The article examines the reasons behind the unique longevity of this tmesis. Followingan overview of the occurrences of ἀνά τε ἔδραμεν in Herodotus, Appian and Eunapius, and the comparison of the use of the tmetic and non tmetic forms, the elements of the construction are discussed. It is shown that the survival of ἀνά τε ἔδραμεν must have been influenced by the semantic development of the verb (the root no longer denotes actual running, but springing to one’s feet or rapid growth), as well as the capacity of the preverb ἀνα- to appear independently of its verb (the deontic ἄνα). Finally, a possible shift in meaning of τε (as invariable part of the expression) is discussed. While it is impossible to pinpoint one single factor that determined the singular longevity of the tmesis ἀνά τε ἔδραμε in Greek, a combination of factors seems to have contributed to its survival.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Camelia, Tika Camelia, Muh Husnul Khuluq, and Tri Cahyani Widiastuti. "EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI PUSKESMAS PETANAHAN PERIODE JANUARI-JUNI 2019." Jurnal Farmasi Klinik dan Sains 1, no. 1 (December 30, 2021): 51. http://dx.doi.org/10.26753/jfks.v1i1.676.

Full text
Abstract:
Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik akut yang menyerang saluran pencernaan terutama pada usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Salah satu tatalaksana penyakit ini adalah dengan pemberian antibiotika yang penggunaannya perlu dievaluasi untuk menjamin mutu dan efektivitas terapi demam tifoid, meliputi tepat indikasi, pasien, obat dan dosis (4T). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid di Puskesmas Petanahan Periode Januari-Juni 2019. Metode yang digunakan adalah penelitian non eksperimental dengan pengambilan data secara retrospektif. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian diperoleh 66 kasus demam tifoid. Data yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan Standar Operasional Prosedur Penanganan Demam Tifoid Puskesmas Petanahan periode 2018 dan Kemenkes 2006. Antibiotika yang digunakan di Instalasi Rawat Inap Puskesmas Petanahan periode januari-juni 2019 adalah chloramphenicol (40,90%), thiamphenicol (4,54%), cotrimoxazole (4,54%), ceftriaxone (18,18%), cefadroxil (4,54%), cefixime (24,24%) dan ciprofloxacin (3,03%). Hasil evaluasi diketahui bahwa 100% tepat indikasi, 100% tepat pasien, 95,45% tepat obat dan 78,78% tepat dosis. Kesimpulan dari penelitian yaitu antibiotika kloramfenikol masih menjadi antibiotika lini petama untuk menangani pasien demam tifoid di Puskesmas Petanahan periode Januari-Juni 2019.Kata kunci: Antibiotika, Demam Tifoid, Evaluasi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Meriyani, Herleeyana, and Ni Nyoman Wahyu Udayani. "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SINBIOTIK PADA PASIEN PEDIATRI GASTROENTERITIS DI RSUD MANGUSADA." Jurnal Ilmiah Medicamento 5, no. 1 (June 19, 2020): 6–10. http://dx.doi.org/10.36733/medicamento.v5i1.832.

Full text
Abstract:
Gastroenteritis merupakan peradangan pada lambung dan usus yang ditandai dengan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh. Gastroenteritis saat ini masih menjadi masalah kesehatan di Negara berkembang seperti Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengunaan sinbiotik pada pasien pediatri penderita gastroenteritis di RSUD Mangusada. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yaitu Cross Sectional dengan pengambilan data secara retrospektif di RSUD Mangusada periode januari 2016 sampai dengan Juni 2017. Sample diambil dengan teknik purposive sampling dan pengambilan data dilakukan menggunakan data sekunder yaitu catatan rekam medis. Pada penelitian ini efektivitas penggunaan sinbiotik dinilai dari lama rawat inap/ length of stay (LOS). Berdasarkan hasil penelitian terdapat 296 penderita gastroenteritis pada pasien pediatri di RSUD Mangusada pada periode penelitian. Pasien yang menjadi peserta dalam penelitian ini yaitu sebanyak 80 orang yang terdiri atas 40 pasien dengan menggunankan sinbiotik dan 40 pasien lainya yang tidak mengunakan sinbiotik. Pasien berjenis kelamin laki laki yaitu sebanyak 71,25%. Rentang usia terbanyak yaitu bayi 1 bulan – 2 tahun 62,50%. Dari hasil uji statistik Mann Whitney yang telah dilakukan diperoleh data yang menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawat inap pasien yang memperoleh sinbiotik dan tanpa sinbiotik (p > 0,935).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography