Academic literature on the topic 'Lembaga Sosial Desa'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the lists of relevant articles, books, theses, conference reports, and other scholarly sources on the topic 'Lembaga Sosial Desa.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Journal articles on the topic "Lembaga Sosial Desa"

1

Mulyan, Andi. "Peran Lembaga Sosial Dalam Pembangunan Desa (Studi di Desa Aik Berik Kecamatan Batukliang Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah)." Indonesian Journal of Education Research and Technology (IJERT) 4, no. 1 (January 29, 2024): 10–16. http://dx.doi.org/10.69503/ijert.v4i1.581.

Full text
Abstract:
Soerjono Soekanto mengatakan bahwa lembaga kemasyarakatan adalah lembaga yang dibentuk 0leh masyarakat dengan perinsip-perinsip kesukarelaan, kemandirian dan keragaman. Keberadaan lembaga-lembaga sosial tentu dapat membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat atau membantu pembangunan desa. Dengan judul “Peran Lembaga Sosial Dalam Pembangunan Desa ( Studi Di Desa Aik Berik Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah) digunakan pendekatan kualitatif, dengan métode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Yang menjadi informan adalah semua warga yang terlibat dalam lembaga-baga sosial. Hasil penelitian membahasakan bahwa lembaga-lembaga sosial yang berdiri secara sukarela atau mandiri di desa wisata ini telah bekerja dengan menjalankan sistem dengan baik, yang artinya setiap bagian atau devisi di dalam satu lembaga sosial bekerja dengan baik dan lebih mengutamakan kebersamaan yang tinggi sehingga. Hal ini menggambarkan bahwa lembaga-lembaga sosial yang ada di desa wisata ini berperan dengan baik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. LPK yang salah satu contoh telah mampu menggodok generasi bangsa untuk bisa berbahasa asing sehingga mereka bisa bekerja sebagai pemandu wisata di Desa Wisata Air Terjun ini. Sejatinya, selain LPK di mana lembaga-lembaga sosial lainnya telah berhasil meningkatkan ekonomi masyarakat sehingga berpengaruh terhadap pembangunan desa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Afni, Nur, Muhammad Rizki, and Jamilludin Jamilludin. "Pengaruh Kepemimpinan Dalam Penanganan Masalah Sosial (Studi Kasus Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul, Yoyjakarta)." Jurnal Econetica: Jurnal Ilmu Sosial, Ekonomi, dan Bisnis 4, no. 1 (May 18, 2022): 18–35. http://dx.doi.org/10.69503/econetica.v4i1.258.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Kepemimpinan dalam pengentasan Masalah sosial dan model kepemimpinan yang diterapakan di Kelurahan Desa Panggungharo Kecamatan Sewon Yogyakarta. Jenis penelitian adalah penelitian deskripstif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi dengan informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sangat besar pengaruh sistem kepemimpinan dalam pengentasan masalah sosial terhadap Keluharan Desa Panggungharjo. Hal tersebut dilakukan dengan membangun lembaga-lembaga Kemasyarakatan di desa tersebut untuk menguragi masalah sosial dalam permberdayaan. Lembaga yang terdapat di Desa Panggungharjo terdappat 13 lembaga diantaranya adalah: 1) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat. 2) Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga. 3) Karang Taruna Cahyaning Amerta. 4) Kelompok Kegiatan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa. 5) Rukun Tetangga. 6) Sanggar Anak Desa. 7) Bumi Panggung. 8) Bumdes Panggung Lestari. 9) Bapel Jps. 10) Pengelola Sistem Informasi Desa. 11) Lembaga Mediasi Desa. 12) Pakarti. 13) Gabungan Kelompok Tani. Adapun lembaga Desa Panggungarjo ini dibentuk untuk mengampu sebagian besar pelayanan atas barang dan jasa kepada masyarakat dan besar harapan juga dapat mengurangi masalah sosial di desa tersebut. Dengan adanya sistem pemerintahan yang sekarang dapat memeberi pengaruh besar terhadap Desa Panggungharjo dalam mengentaskan masalah sosial
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Saifuddin, Ridwan. "BUM Desa; Antara Fungsi Profit dan Sosial (Studi Kasus BUM Desa Swadesa Arta Mandiri, Lampung Selatan." Inovasi Pembangunan : Jurnal Kelitbangan 7, no. 1 (April 1, 2019): 15. http://dx.doi.org/10.35450/jip.v7i1.124.

Full text
Abstract:
Penelitian ini mendalami proses bisnis BUM Desa yang dipilih, untuk mengetahui praktik bisnis BUM Desa yang dinilai berkinerja baik di Provinsi Lampung, sebagai lembaga ekonomi yang berorientasi keuntungan finansial (profit business) sekaligus berorientasi sosial (social business), dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Profil BUM Desa yang diangkat dalam kajian ini adalah BUM Desa Swadesa Arta Mandiri, Desa Wonomarto, Kabupaten Lampung Utara, yang memiliki beberapa unit usaha, seperti mengelola wahana wisata air, perdagangan, pasar desa, pengelolaan sampah, serta lembaga keuangan. Idealnya dua fungsi BUM Desa sebagai lembaga profit dan lembaga sosial bisa berjalan sinergis. Kemampuan pengelola BUM Desa untuk mengintegrasikan fungsi sosial dan profit secara baik, akan melahirkan kinerja lembaga yang lebih optimal dalam memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarkat desa. Konsep social entrepreneurship baik dikembangkan oleh pengelola BUM Desa. Ukuran keberhasilan BUM Desa tidak semata dalam bentuk keuntungan uang, melainkan lebih pada kemampuannya menggerakkan dan mendinamisasi roda perekonomian desa, sehingga dapat meningkatkan kapasitas ekonomi warganya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Tiyas, Ratna Dewi Mulyaning, Sonny SM Laksono, and Kanafi Kanafi. "Program Pengembangan Bum Desa Di Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri." Otonomi 23, no. 2 (December 7, 2023): 399. http://dx.doi.org/10.32503/otonomi.v23i2.4577.

Full text
Abstract:
Pembangunan dan pengembangan wilayah keberadaan infrastruktur merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Perkembangan suatu wilayah hanya dapat terwujud jika didukung oleh tersedianya infrastruktur secara memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya pengembangan BUM Desa di Kecamatan Tarokan. Penelitian ini menngunakan metode penelitian kualititaf. Tempat penelitian ada di lima kecamatan Tarokan, waktu penelitian Bulan Agustus sampai September tahun 2023. Informan dalam penelitian ini sebanyak 10 orang. Hasil Penelitian ini bahwa BUM Desa merupakan pilar kegiatan ekonomi di desa, yang berfungsi sebagai lembaga sosial (social institution) dan lembaga komersial (commercial institution). BUMDes sebagai lembaga sosial berpihak kepada kepentingan masyarakat melalui kontribusinya dalam penyediaan pelayanan sosial. Sedangkan sebagai lembaga komersial bertujuan mencari keuntungan melalui penawaran sumberdaya lokal (barang dan jasa) ke pasar. BUM Desa sebagai instrumen modal sosial yang diharapkan menjadi jembatan yang menghubungkan desa dengan lingkup perekonomian di luarnya sehingga menjadi penguat ekonomi di pedesaan. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan langkah strategis dan taktis guna mengintegrasikan potensi, kebutuhan pasar, dan penyusunan desain lembaga tersebut ke dalam suatu perencanaan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Alkadafi, Muammar. "PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENGELOLAAN KELEMBAGAAN BADAN USAHA MILIK DESA MENUJU ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015." Jurnal EL-RIYASAH 5, no. 1 (June 1, 2014): 32. http://dx.doi.org/10.24014/jel.v5i1.656.

Full text
Abstract:
Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) merupakan pilar kegiatan ekonomi di desa yang berfungsi sebagai lembaga sosial (social institution) dan komersial (commercial institution), BUM Desa sebagai lembaga sosial berpihak kepada kepentingan masyarakat melalui kontribusinya dalam penyediaan pelayanan sosial. Sedangkan sebagai lembaga komersial bertujuan mencari keuntungan melalui penawaran sumberdaya lokal (barang dan jasa) ke pasar. Pembentukan BUM Desa di desa Selensen mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 09 Tahun 2009 tentang Pedoman Pembentukan Badan Usaha Milik Desa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan fokus penelitian: (1) prosess pembentukan dan pelaksanaan kegiatan kelembagaan Badan Usaha Milik Desa (2) peran kelembagaan Badan Usaha Milik Desa dalam pengembangan ekonomi pedesaan. Hasil penelitian ini ialah, pelaksanaan kegiatan Badan Usaha Milik Desa di Desa Selensen sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan pendirian kelembagaan, dan dapat dikatakan cukup berhasil. Kemudian, kelembagaan BUM Desa telah memberikan kontribusi positif bagi penguatan ekonomi di pedesaan dalam mengembangkan perekonomian masyarakat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Hidayatulloh, M. Taufik, and Wahyuni Wahyuni. "POTRET KERUKUNAN LINTAS AGAMA DALAM MEMBINA DINAMIKA SOSIAL DESA." Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Kemasyarakatan 27, no. 2 (December 28, 2023): 152–71. http://dx.doi.org/10.15408/dakwah.v27i2.36704.

Full text
Abstract:
Kerukunan umat beragama di Desa Pabuaran yang telah terjalin sejak lama perlu diperkuat dengan cara dihidupkan kerja sama aktif antar umat beragamanya untuk mengembangkan potensi masyarakatnya. Atas dasar itu maka dibentuklah Paguyuban Kerukunan Desa Pabuaran (PKDP). Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan model analisis Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini mendapatkan: 1) PKDP dibentuk dengan dasar kebersamaan dalam keberagaman. Setiap anggota memiliki pengaruh yang sama dan hak yang setara dalam bermusyawarah dan pengambilan keputusan. Hal ini berbeda dengan banyak lembaga lain yang seringkali memiliki hirarki yang ketat dan dominasi dari beberapa individu tertentu. 2) Adanya mekanisme rotasi kepemimpinan yang berimbang antar agama telah menjadi langkah yang progresif dan inklusif dalam memastikan keberagaman diwakili secara merata dalam pimpinan lembaga. Temuan ini berbeda dengan beberapa lembaga lain yang cenderung menunjuk pemimpin berdasarkan preferensi kelompok mayoritas. 3) Temuan menunjukkan bahwa PKDP mampu mengatasi tekanan dari dalam dan luar lembaga dengan baik. Dalam menghadapi tekanan dari dalam, PKDP membangun budaya dialog dan komunikasi yang terbuka untuk menyelesaikan konflik. Sementara itu, untuk menghadapi tekanan dari luar, PKDP membangun jaringan dan kerjasama dengan berbagai pihak terkait. Temuan ini mengejutkan karena PKDP mampu menjaga keutuhan dan kestabilan lembaga dalam menghadapi tantangan internal dan eksternal. 4) PKDP secara berkala melakukan evaluasi dan revisi aturan lembaga agar tetap sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dinamika sosial. Seluruh anggota terlibat dalam proses evaluasi dan revisi untuk memastikan kesesuaian aturan dengan aspirasi anggota. Temuan ini berbeda dengan beberapa lembaga lain yang cenderung kurang responsif terhadap perubahan sosial.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Handayani, Ni Nyoman Lisna, and Ni Ketut Erna Muliastrini. "Eliminasi Radikalisme Berbasis Adat (Pengembangan Model Alternatif Deteksi Dini Anarkisme Berlegitimasi Agama Di Provinsi Bali)." LAMPUHYANG 12, no. 2 (July 1, 2021): 86–105. http://dx.doi.org/10.47730/jurnallampuhyang.v12i2.257.

Full text
Abstract:
Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah: dihasilkannya model pencegahan perilaku radikal dan tindakan terorisme di wilayah bali, dengan basis keunggulan nilai-nilai budaya dan lembaga lokal di masing-masing desa adat yang ada di Provinsi Bali. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian pengembangan tipe “front-ended prototyfe studies” dengan mengedepankan kritik sosial-budaya dan rekonstruksi generalisasi radikalisme. Data dalam penelitian ini akan dikumpulkan dengan: (1) pedoman observasi, (2) pedoman wawancara, (3) kuisioner, (4) pedoman studi dokumen, (5) fokus groups discussion, dan (6) interrater validity. Hasil penelitian menunjukkan: Pertama, Modalitas sosial dan budaya yang dimiliki oleh desa adat tersebut terdiri dari: lembaga-lembaga sosial keagamaan, seperti sekehe santi, teruna teruni, pecalang, lulu apad, tegak desa, sekehe jegog, sekehe gong, sekehe jojor dan baris, sekehe ebat, sekehe gaguruitan, sekehe angklung, dan organisas-organisasi sosial lainnya. Kedua, secara sosiologis, potensi kekuatan yang dimiliki oleh setiap desa adat yang menjadi lokasi penelitian ini, terpolarisasi kedalam 5 kelompok aspek, yaitu: aspek keagamaan, aspek sosial, aspek budaya, aspek ekonomi, dan aspek politik. Ketiga, responden sebagian besar berpendirian dan menjustifikasi agama bisa menjadi modal kultural dalam coraknya agama menjadi basis budaya dan tradisi. Keempat, Desa adat biasanya mengembangkan model penyelesaian konflik yang terjadi umumnya dapat diselesaikan secara damai oleh lembaga penyelesaian konflik, baik ditingkat keluarga maupun di tingkat masyarakat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Kurli, Anis, Imam Hidayat, and Lily Elserisa. "Penggunaan Media Sosial Dalam Membranding Lembaga Pendidikan." Abhakte Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 1, no. 1 (March 15, 2023): 29–37. http://dx.doi.org/10.24929/abhakte.v1i1.2421.

Full text
Abstract:
Abstrak Era kovergensi media memberikan tantangan baru bagi dunia Pendidikan untukbertahan dalam gempuran arus media sosial yang perkembangannya setiap tahun semakin pesat. Kebangkitan media sosial memberikan tantangan baru bagi seluruh sektor, salah satunya sektor Pendidikan. Banyak Lembaga Pendidikan di pelosok-pelosok desa mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Melalui perkembangan media sosial harapannya mampu memanfaatkan kesempatan tersebut untuk membranding Lembaga pendidikannya sesuai positioning.Membranding organisasi atau Lembaga merupakan perihal terpenting dalam menunjukkan sebuah identitas dalam kehidupan bermasyarakat dan bersosial. Pencitraan secara visual suatu Lembaga atau organisasi terbentuk dari bagaimana organisasi tersebut diperkenalkan kepada halayaknya. Meliputi bagaimana organsiasi atau Lembaga dikelola, laboratoriumnya, suasana belajarnya, prestasi guru-gurunya, prestasi siswanya, dan prestasi lainnya. Membentuk citra positifmerupakan kewajiban seluruh stakeholder pada Lembaga atau organisasi tertentu tersebut citra yang terbangun sebagai sebuah cerminan jati diri dalam Lembaga/organisasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Fajar, Ni Made Anggia Paramesthi. "PENGATURAN KEWENANGAN PENGAWASAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) PEKRAMAN DESA ADAT DI BALI." Jurnal Yustitia 16, no. 1 (May 31, 2022): 45–53. http://dx.doi.org/10.62279/yustitia.v16i1.899.

Full text
Abstract:
Masyarakat di Bali dalam menjalankan kehidupan sosial masih sangat kental dengan adat dan budaya, bahkan dalam menjalankan pemerintahannya, masyarakat di Bali masih menggunakan otonomi sesuai dengan desa pekraman adat masing-masing. Seluruh urusan pemerintahan dalam desa adat diatur dan dijalankan sesuai dengan awig-awig yang ada didesa adat itu masing-masing. Hampir semua desa adat di Bali memiliki tata kelolanya masing-masing menjalankan pemerintahan dalam lingkup terkecil yaitu desa adat dengan otonomi sendiri, dari urusan sosial masyarakat, keagaamaan, pertanian, hingga kegiatan perekonomian. Salah satu bentuk dari otonomi desa adat dalam mengurus kegiatan perekonomiannya adalah pembentukan LPD. LPD atau Lembaga Perkreditan Desa merupakan Lembaga keuangan yang tujuan pembentukannya adalah untuk membantu perekonomian krame desa adat dan juga meningkaykan potensi desa dari bidang perekonomiannya, selain itu LPD juga diharapkan dapat menjaga budaya dari desa adat itu sendiri. Sehingga dibutuhkn sebuah sistem pengawsan yang dapat mewujudkan cita dari pembentukan LPD itu sendiri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Musyafa, AB. "PLURALITAS DAN RELASI ANTAR AGAMA Analisis Struktural Relasi Kelompok Agama Antara Islam Dan Katolik Di Desa Caluk Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo." Kodifikasia 11, no. 1 (August 31, 2017): 1. http://dx.doi.org/10.21154/kodifikasia.v11i1.1130.

Full text
Abstract:
Penelitian ini diawali dari kegelisahan akademik penulis adalah bagaimana bisa agama yang pada asalnya mempunyai klaim kebenaran yang sifatnya primordial menjadi kebenaran yang sifatya universal. Berangkat dari kegelisahan akademik tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan memfokuskan pada norma dan lembaga sosial yang mengikat mereka, dimana hal tersebut menjadikan harmonisasi kehidupan beragama. Dari fokus penelitian ini maka ada beberapa masalah yang dibahas; pertama, bentuk norma-norma yang ada yang menjadikan pemahaman agama masyarakat menjadi universal dan sekaligus juga primordial di desa Caluk tersebut. Kedua, bentuk lembaga sosial yang mewadahi norma-norma universalitas dan primordialitas agama masyarakat desa Caluk. Untuk membahas ini kami menggunakan pendekatan sosiologi dengan memanfaatkan teori fakta sosial Emile Durkheim. Tujuan dari masalah yang pertama adalah mendeskripsikan norma dan tujuan dari masalah yang kedua adalah mendeskripsikan lembaga sosial. Dari dua pembahasan tersebut disimpulkan bahwa norma yang mengubah sifat primordialitas agama ada tiga, yakni norma susila, kesopanan, dan agama. Sedangkan wadah norma tersebut adalah lembaga pemerintah dan agama.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Books on the topic "Lembaga Sosial Desa"

1

Gani, A. Yuli Andi. Intervensi lembaga swadaya masyarakat dalam pembangunan sosial ekonomi masyarakat desa. Malang: Universitas Brawijaya, 1991.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Universitas Negeri Padjadjaran. Fakultas Sastra., ed. Partisipasi masyarakat di dalam Lembaga Sosial Desa/Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa: Studi kasus di Desa Rawabogo, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung dan Desa Kuta Pohaci, Kecamatan Telukjambe, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat. Bandung: Fakultas Sastra, Universitas Padjadjaran, 1989.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Sakidjo. Pengkajian peranan Seksi IX, Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) dalam usaha-usaha kesejahteraan sosial (UKS). Yogyakarta: Departemen Sosial RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, 1999.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Muhammad, Noor. Peranan lembaga desa dalam meningkatkan sosial ekonomi masyarakat pedesaan di Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Pasir. Samarinda: Lembaga Penelitian, Universitas Mulawarman, 2003.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Tadulako, Universitas, ed. Peranan lembaga sosial desa dalam pembangunan pedesaan di Kecamatan Palu, Kabupaten Donggala: Laporan hasil penelitian. Palu: Universitas Tadulako, 1988.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Soebiantoro, M. Laporan hasil penelitian aspek kelembagaan dan nilai dalam pemberdayaan masyarakat desa: Studi mengenai peranan lembaga sosial dan nilai yang berkembang di pedesaan dalam mengentaskan kemiskinan di Kecamatan Sumbang, Kabupaten Daerah Tingkat II Banyumas. Purwokerto: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jenderal Soedirman, 1998.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Suminartika, Eti. Faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi petani dalam menerapkan teknologi hidroponik dan dampaknya terhadap pendapatan petani: Suatu kasus di Desa Cibodas, Kec. Lembang, Kab. Bandung : laporan penelitian. [Bandung]: Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, 1997.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Masnait, suatu lembaga sosial ekonomi nelayan di Desa Haria, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah: Laporan penelitian. Ambon: Fakultas Sosial & Politik, Universitas Pattimura, 1989.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Hasil Musyawarah Lembaga Sosial Desa (L.S.D.) Propinsi Dati I Jawa Tengah tgl. 7 s/d 9 Maret 1977 di Semarang. [Semarang]: Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah, 1987.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Penyertaan modal sosial dalam sistem pengendalian intern berbasis akuntansi pada lembaga perkreditan desa (LPD) di Bali: Studi kasus pada LPD Desa Prakaman Penglatan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng : laporan penelitian dosen muda. [Singaraja]: Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Ganesha, 2006.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Book chapters on the topic "Lembaga Sosial Desa"

1

Muhammad Alie Humaedi. "Kesemestaan dalam Data Kekuatan Narasi Emik Sembilan Amatan." In Mencatat untuk Membangun Negeri: Narasi Emik Registrasi Sosial Ekonomi Jilid 2 ­Indonesia Tengah-Barat. Penerbit BRIN, 2023. http://dx.doi.org/10.55981/brin.777.c703.

Full text
Abstract:
Narasi emik Regsosek pada Buku Seri 2 mengangkat temuan dari representasi daerah di Pulau Kalimantan, Jawa dan Sumatera. Topik terkait pengembangan wilayah Ibu Kota Negara menjadi salah satu pemantik untuk melihat lebih dalam mengenai proses pendataan dan ketersediaan data di wilayah tersebut yang kemudian dilanjutkan pada daerah Jawa dan Sumatera. Hasil akhir kegiatan Regsosek diharapkan mampu menjembatani koordinasi dan berbagi pakai data lintas lembaga dan lintas daerah untuk memastikan pemakaian data yang konsisten sebab terhubung dengan data induk kependudukan serta basis data lainnya hingga tingkat desa/kelurahan. Data yang dikumpulkan mencakup informasi: (i) Kondisi sosioekonomi demografis; (ii) Kondisi perumahan dan sanitasi air bersih; (iii) Kepemilikan aset; (iv) Kondisi kerentanan kelompok penduduk khusus; (v) Informasi geospasial; (vi) Tingkat kesejahteraan; dan (vii) Informasi sosial ekonomi lainnya. Pendataan Regsosek juga menyertakan informasi lokasi dan dimensi keruangan (geotagging) untuk menghasilkan validitas data yang otentik dan akurat. Tujuan strategis dari tulisan ini adalah menelisik dan menjelaskan proses pendataan Regsosek yang dianggap sebagai “sensus” model baru, sehingga titik kelebihan dan kelemahannya dapat diketahui. Nilai strategis ini menjadi sangat penting untuk proses pembaharuan ataupun konstruksi ulang kegiatan Regsosek di masa berikutnya. Kegiatan penarasian emik Regsosek tahun 2022 berada pada dua aspek utama. Pertama, prosesi pendataan yang dilakukan para pelaksana kegiatan, baik Koordinator Sensus Kecamatan (Koseka), Petugas Pemeriksaan Lapangan (PML), ataupun Petugas Pendataan Lapangan (PPL) yang tersebar di berbagai wilayah. Kedua, subyek data atau individu dan keluarga yang didata yang kemudian diceritakan melalui life story keluarga terdata. Data amatan dan wawancara ini untuk kepentingan perumusan sistem dan penetapan mekanisme kelayakan penerimaan warga masyarakat atas program perlindungan dan jaminan sosial dari negara
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography