Journal articles on the topic 'Kupu'

To see the other types of publications on this topic, follow the link: Kupu.

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Kupu.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Fernando, Riki. "Simbol Kupu-Kupu dalam Cerpen Seto Menjadi Kupu-Kupu Karya A.S. Laksana: Kajian Semiotika." Kelasa 16, no. 1 (June 30, 2021): 86–103. http://dx.doi.org/10.26499/kelasa.v16i1.164.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Sitompul, Amiruddin. "Metamorfosis Kupu-kupu: Sebuah Komposisi Musik." PROMUSIKA 5, no. 1 (April 25, 2017): 17–24. http://dx.doi.org/10.24821/promusika.v5i1.2283.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Gagasan menciptakan karya seni terkadang berasal dari lingkungan sekitar, di antaranya yang banyak digunakan sebagai ide ialah kupu-kupu yang perkembangbiakannya melalui proses metamorfosis. Metamorfosis Kupu-kupu dipilih sebagai gagasan komposisi musik karena memiliki metamorfosis sempurna, atau holometabolisme. Penerapan gagasan Metamorfosis Kupu-kupu dalam komposisi ini menggunakan unsur ekstra-musikal sebagai gagasan dasar penciptaannya. Elemen ekstra musikal tersebut ditransformasikan ke dalam ide musikal dengan menggunakan unsur musikal di wilayah musik tonal. Karya ini dibuat oleh sumber program musik apelatif, yaitu yang dapat menempatkan karakter tertentu menjadi judulnya. Musik program musikal ini dibudidayakan dengan mengeksplorasi bentuk dan harmonisasinya. Pada karya ini penulis memperdalam ide dengan konsep-konsep harmoni, melodi, dinamika dan timbre. Penggunaan ukuran elemen eksplorasi dan pengolahan konsep-konsep tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap orisinalitas karya. Metamorfosis Kupu-kupu dilambangkan dengan catatan kunci soprano yang tenang pada bagian awal, kemudian menjadi lebih kompleks, dan didasarkan atas harmoni dan ritme yang dipertahankan sebagai iringan dengan penggunaan arpeggio sehingga menciptakan amosfir tenang pada proses tahap metamorfosis. Pemilihan alat musik yang tepat, penggunaan teknik-teknik kontrapung stretto, modus, polikordal, metrik, dan juga motif ekspansi maupun penyempitan yang digunakan dalam budidaya, diharapkan dapat memberi warna baru dalam penciptaan karya seni musik dan orisinalitasnya.
3

Ngatimin, Sri Nur Aminah, Andi Nasruddin, Ahdin Gassa, and Tamrin Abdullah. "Keanekaragaman Hayati Kupu-kupu Berbasis Pelestarian Lingkungan di Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung." BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR 4, no. 2 (July 3, 2019): 145. http://dx.doi.org/10.20956/bioma.v4i2.6915.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung adalah salah satu habitat kupu-kupu di Sulawesi Selatan. Sejak beberapa tahun yang lalu terjadi penurunan populasi kupu-kupu yang sangat cepat karena kerusakan hutan dan perburuan liar oleh masyarakat. Tujuan penelitian yang telah dilakukan adalah mempelajari habitat dan preferensi kupu-kupu terhadap tumbuhan pakan di Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung. Pelaksanaan kegiatan menggunakan metode survei dengan pemasangan transek berdasarkan habitat kupu-kupu di Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung Kabupaten Maros mulai bulan Juli sampai September 2017. Hasil pengamatan habitat kupu-kupu menunjukkan kupu-kupu paling banyak berada di lapangan terbuka yakni 18 ekor (35.3%), 12 ekor (23.5%) berada di hutan sekunder dan 6 ekor (11.8%) memilih berada dekat aliran air. Berdasarkan fungsi tumbuhan, 3 famili kupu-kupu menunjukkan preferensi terhadap tumbuhan penghasil nektar dan 4 famili kupu-kupu memilih tumbuhan penghasil daun untuk meletakkan telurnya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lapangan terbuka (mating area) dan hutan sekunder merupakan habitat yang paling disukai oleh kupu-kupu untuk perkembangannya. Caesalpinia pulcherrima dan Clerodendron japonicum dapat digunakan sebagai sumber nektar kupu-kupu di Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung. Untuk jangka panjang diperlukan kerjasama antara Perguruan Tinggi, pemerintah daerah dan instansi terkait dalam melakukan pelestarian lingkungan hidup kupu-kupu di Sulawesi Selatan.Kata kunci : Bantimurung, habitat, keanekaragaman hayati, kupu-kupu, tumbuhan pakan
4

Ngatimin, Sri Nur Aminah, Tamrin Abdullah, Andi Nasruddin, and Ahdin Gassa. "Pengenalan Jenis Kupu-kupu pada Murid SD 129 INPRES Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros Sulawesi Selatan." Jurnal Hutan dan Masyarakat 9, no. 1 (July 30, 2017): 30. http://dx.doi.org/10.24259/jhm.v9i1.1975.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Tujuan kegiatannya adalah : a) inventarisasi dan identifikasi jenis kupu-kupu di TWA Gua Pattunuang dan b) meningkatkan pemahaman murid Sekolah Dasar tentang peranan kupu-kupu di alam dan sumber keanekaragaman hayati. Manfaatnya adalah : kupu-kupu dapat menjadi sumber lapangan kerja dan pendapatan masyarakat di TWA Gua Pattunuang jika dilakukan secara berkelanjutan. Penelitian berbentuk survei dilaksanakan di TWA Gua Pattunuang dan pengenalan jenis kupu-kupu untuk murid SD 129 Inpres Bantimurung Kabupaten Maros, yang berlangsung pada bulan Maret sampai Mei 2017. Tahapan pelaksanaan kegiatan : 1) pemasangan transek dan pengamatan jenis kupu-kupu; 2) identifikasi kupu-kupu dan menghitung keanekaragamannya dengan Indeks Shannon-Wiener; dan 3) pengenalan jenis kupu-kupu ke murid Sekolah Dasar. Jenis kupu-kupu yang diperoleh sebanyak 20 individu yang terdiri dari 6 jenis famili Papilionidae (T. haliphron, T. helena, P. demoleus, P. demolion dan G. agamemnon) dan D. chrysippus dari famili Nymphalidae. Berdasarkan nilai Indeks Shannon-Wiener untuk semua jenis kupu-kupu mempunyai kriteria sangat rendah (H < 1). Saat kegiatan berlangsung, lokasi pengamatan berada dalam peralihan musim hujan ke musim kemarau. Kesimpulannya : 1) kupu-kupu yang ditemukan sebanyak 20 individu terdiri dari 6 jenis yang berasal dari famili Papilionidae dan Nymphalidae; 2) sebanyak 57.3% murid Kelas 5 SDN 129 Inpres Bantimurung telah mengenal jenis kupu-kupu dan 28.8% dari murid SD berprofesi sebagai penangkap kupu-kupu. Rekomendasi untuk kegiatan ini adalah kerjasama Universitas dan Pemda Kabupaten Maros untuk memperbanyak kegiatan sosialisasi manfaat kupu-kupu kepada murid sekolah yang bermukim di sekitar TWA Gua Pattunuang.Kata Kunci : kupu-kupu, Gua Pattunuang, Papilionidae, Nymphalidae
5

Dalem, Anak Agung Gde Raka. "Kupu-Kupu Sebagai Daya Tarik Ekowisata Di Kawasan Pariwisata Lebih, Gianyar, Bali." Metamorfosa: Journal of Biological Sciences 8, no. 1 (March 31, 2021): 178. http://dx.doi.org/10.24843/metamorfosa.2021.v08.i01.p20.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Penelitian tentang kupu-kupu sebagai daya tarik ekowisata di kawasan pariwisata Lebih, Gianyar dilaksanakan pada tahun 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis kupu-kupu yang ditemukan di kawasan tersebut serta mengetahui potensinya sebagai daya tarik ekowisata. Sampel kupu-kupu diambil melalui eksplorasi lokasi-lokasi penelitian, serta data lain diambil melalui wawancara. Kupu-kupu yang ditemukan di lokasi ini diidentifikasi kemudian dicatat. Potensi kupu-kupu sebagai daya tarik ekowisata dianalisis berdasarkan persepsi wisatawan. Lokasi dimana kupu-kupu telah dipakai sebagai daya tarik ekowisata, serta bagaimana membuat paket ekowisata berbasis kupu-kupu (jika ada) dilaporkan. Hasil studi ini menunjukkan bahwa ada 30 species kupu-kupu teridentifikasi di Kawasan Pariwisata Lebih. Berdasarkan hasil observasi serta wawancara dapat disimpulkan, bahwa ekowisata berbasis kupu-kupu atau produk ekowisata berbasis kupu-kupu sudah ada satu buah di Kawasan Pariwisata Lebih. Kawasan Pariwisata Lebih memiliki potensi untuk mengembangkan ekowisata berbasis kupu-kupu. Potensi ini dapat dilihat dari adanya kupu-kupu beragam, 30 jenis sebagai atraksi ekowisata. Potensi ini dapat ditingkatkan dengan keberadaan atraksi lainnya termasuk diantaranya keberadaan atraksi budaya dan atraksi buatan. Dari segi aksesibilitas: Kawasan Pariwisata Lebih termasuk relatif mudah diakses, khususnya oleh fasilitas transport yang dikelola berbasis online. Keberadaan fasilitas pariwisata di kawasan Lebih telah meningkat. Dukungan untuk pengembangan Kawasan Pariwisata Lebih telah diberikan oleh pemerintah. Setelah menetapkan sembilan desa serta beberapa desa di sekitarnya sebagai kawasan pariwisata, pemerintah serta pihak-pihak lainnya telah mengembangkan fasilitas dan menyelenggarakan even-even pariwisata pada kawasan ini. Kata Kunci— Bali, ekowisata, Kawasan Pariwisata Lebih, kupu-kupu, potensi ekowisata
6

Supriyanto, Ageng, Paska Sukandar, and Susanti Murwitaningsih. "Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu (Lepidoptera) di Kawasan Penangkaran Wana Wisata Curug Cilember sebagai Sumber Belajar Sekolah Sekitarnya." BIOEDUSCIENCE 2, no. 2 (December 31, 2018): 129. http://dx.doi.org/10.29405/j.bes/22129-1342467.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Background: Penelitian keragaman kupu-kupu dilaksanakan di Penangkaran kupu-kupu di Wana Wisata Curug Cilember. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang keragaman jenis kupu-kupu. Mengetahui sekolah mana saja yang sudah memanfaatkan Kawasan Penangkaran kupu-kupu di Wana Wisata Curug Cilember sebagai sumber dan sarana belajar di luar kelas. Metode: penelitian ini dibagi menjadi dua tahap penelitian yaitu kegiatan pertama observasi habitat dan pengamatan jenis kupu-kupu, sedangkan kegiatan kedua observasi dan wawancara ke sekolah. Hasil: Hasil pengamatan pada penelitian tahap satu menunjukkan total kupu-kupu yang tercatat di area Penangkaran Wana Wisata Curug Cilember sebanyak 14 jenis yang terdiri dari 2 famili Papilionidae dan Nymphalidae, Stasiun parit/kolam memiliki indeks keanekaragaman jenis lebih tinggi (H’=2,33) dibanding stasiun rumput/semak (H’=1,64). Hasil penelitian tahap dua observasi wawancara menunjukkan 3 dari 8 sekolah responden yang lokasinya dekat dengan Penangkaran kupu-kupu 37,5 % sekolah yang sudah menggunakan Penangkaran kupu-kupu sebagai sumber belajar dan kegiatan pembelajaran di luar kelas. Kesimpulan: hasil penelitian mendapatkan dua famili kupu-kupu, Stasiun parit secara umum memiliki nilai indeks keanekaragaman jenis kupu-kupu lebih tinggi (H‘= 2,33) dibanding stasiun semak/rumput (H‘= 1,64).
7

Mutiasari, Nadila Restu, Nurlaela Widyasari, Fitria Kristanti Eka Putri, Ihiya Aprisia Wanti, Refirman Djamahar, and Nurmasari Sartono. "Keanekaragaman kupu-kupu (Lepidoptera) di Danau Kenanga, Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat, Indonesia." Proceeding of Biology Education 4, no. 1 (January 31, 2021): 63–71. http://dx.doi.org/10.21009/pbe.4-1.6.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Penelitian mengenai Keanekaragaman kupu-kupu (Lepidoptera) di Danau Kenanga Universitas Indonesia dilaksanakan pada bulan November 2020. Metode yang digunakan ialah eksploratif dengan menjelajahi jalur lokasi penelitian. Hasil dari data yang telah diperoleh yaitu 6 spesies kupu-kupu yang berasal 3 famili yaitu Lycaenidae, Pieridae, dan Nymphalidae, serta berjumlah 40 individu kupu-kupu. Hasil dari analisis indeks keanekaragaman pada kupu-kupu dengan menggunakan rumus Shanon-Wienner didapatkan (H’) sebesar 1,54 yang artinya memiliki keanekaragaman sedang dan hasil dari analisis indeks dominansi kupu-kupu dengan menggunakan rumus dominansi Simpson diperoleh (D) sebesar 0,25 yang artinya memiliki kategori rendah yaitu hampir tidak ada spesies yang mendominasi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa Ruellia simplex (kencana ungu) merupakan tumbuhan pakan serta tumbuhan inang kupu-kupu, Oxalis barrelieri (calincing tanah) merupakan tumbuhan pakan kupu-kupu, dan Dimocarpus longan (kelengkeng) merupakan tumbuhan inang kupu-kupu.
8

Wahyudi, Andria Kusuma, Freandy Fernando Mewo, and Sabatino Ganda. "Perangkat Visualisasi Metamorfosis Kupu-kupu Menggunakan Animated Augmented Reality." SISFOTENIKA 8, no. 1 (January 10, 2018): 69. http://dx.doi.org/10.30700/jst.v8i1.180.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
<p>Aplikasi ini menampilkan visualisasi metamorfosis kupu-kupu dan jenis jenis kupu kupu. Pada saat ini media visualisasi metamorfosis kupu-kupu masih terbatas pada tampilan 2D dan belum bisa di lihat secara keseluruhan. Umumnya media pengenalan metamorfosis kupu-kupu masih menggunakan buku ataupun poster yang terbatas 2D saja dan ukurannya tidak sama persis seprti ukuran aslinya. Aplikasi ini merupakan aplikasi augmented reality pada smartphone yang dapat menampilkan proses metamorfosis kupu-kupu dan jenis-jenis kupu-kupu dengan menampilkan gambar 3D dari setiap objek metamorfosis dan jenis-jenis kupu-kupu secara detail dan dengan skala yang sesunguhnya. Paper ini membahas cara pembuatan, pengumpulan data, perancangan aplikasi dan implementasi. Hasilnya adalah aplikasi visual 3D disempurnakan dengan animasi, text, narrator, yang dapat menstimulasi lebih dari satu indra dan model game kuis yang dapat di jalankan dalam smartphone berbasis android.</p><p>Kata kunci— Augmented Reality, Metamorfosis Kupu-kupu, interaktif media, Animasi.</p>
9

Latipah, Asslia Johar, Naufal Azmi Verdhika, and Siti Puspita Hida Sakti MZ. "Rancang Bangun Aplikasi Klasifikasi Jenis Kupu- Kupu Awetan Family Papilionidae Dengan Metode SVM." Jurnal Rekayasa Teknologi Informasi (JURTI) 2, no. 2 (December 11, 2018): 143. http://dx.doi.org/10.30872/jurti.v2i2.1868.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Kupu-kupu dari family Papilionidae adalah jenis kupu-kupu yang paling banyak diminati untuk dijual dalam bentuk telah diawetkan. Dalam kegiatan laboraturium taksonomi, kupu-kupu family Papilionidae juga menjadi jenis yang paling sering digunakan karena bentuk sayap yang lebar dan kokoh membuat pembuangan sisik atau warna sayap berlangsung lebih mudah serta mengurangi resiko sobeknya sayap. Aplikasi klasifikasi jenis kupu-kupu bersifat stand alone dan dibangun dengan menggunakan model klasifikasi SVM Non Linear sebagai sistem klasifikasi. Data dalam aplikasi ini adalah citra kupu-kupu awetan. Pada tahap awal, data masukan akan dipraproses terlebih dahulu dan diestraksi fiturnya sebelum diklasifikasi oleh model klasifikasi. Aplikasi berjalan dengan baik dan mampu melakukan pemilihan wilayah yang akan diklasifikasi atau ROI(Region of Interest). ROI dalam penelitian ini adalah sayap kupu-kupu sebelah kanan.
10

Lamatoa, Debry C., Roni Koneri, Ratna Siahaan, and Pience V. Maabuat. "POPULASI KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA ) DI PULAU MANTEHAGE, SULAWESI UTARA." JURNAL ILMIAH SAINS 13, no. 1 (May 15, 2013): 52. http://dx.doi.org/10.35799/jis.13.1.2013.2032.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
POPULASI KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA ) DI PULAU MANTEHAGE, SULAWESI UTARA ABSTRAK Kupu-kupu berperan penting dalam ekosistem dan dapat membantu proses penyerbukan pada tumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji populasi kupu-kupu di Pulau Mantehage, Sulawesi Utara. Pengambilan sampel kupu-kupu dilakukan dari Maret sampai Mei 2013 di Pulau Mantehage, Sulawesi Utara. Kupu-kupu dikoleksi dengan menggunakan metode sweeping yang diterapkan secara acak sepanjang 500m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kupu-kupu di Pulau Mantehage ada 19 spesies yang termasuk ke dalam 4 famili yaitu Nymphalidae, Papilionidae, Pieridae dan Riodinidae. Spesies kupu-kupu yang paling banyak ditemukan yaitu Catopsilia scylla asema. Famili yang paling banyak ditemukan yaitu Famili Nymphalidae dengan jumlah spesies sebanyak 11 spesies. Kupu-kupu yang paling sedikit yaitu Famili Riodinidae yang memiliki jumlah satu spesies. Kata kunci : Populasi kupu-kupu, Pulau Mantehage, Sulawesi Utara. POPULATION OF BUTTERFLY (LEPIDOPTERA) IN MANTEHAGE ISLAND, NORTH SULAWESI ABSTRACT Butterfly has ecological functions for pollination and as biodicator of ecosystem change. This study was conducted for studying butterfly population in Mantehage Island, North Sulawesi. Butterfly sampling conducted in March until May 2013 in Mantehage island, North Sulawesi. Butterfly were collected by using random sweeping along 500 m. The result showed there were 19 species in 4 families i.e. Nymphalidae, Papilionidae, Pieridae dan Riodinidae. The most commonly butterfly found was Catopsilia scylla asema. The most common family was Nymphalidae with numbers of species were 11 species. The least family was Riodinidae with only 1 species. Keywords: Butterfly population, Mantehage Island, North Sulawesi.
11

Siregar, Elida Hafni, and Halim Simatupang. "INVENTARISASI KUPU-KUPU DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN." BIOLINK (Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan) 4, no. 1 (August 18, 2017): 63. http://dx.doi.org/10.31289/biolink.v4i1.968.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
This reseach aims to known the butterflies species at State University of Medan. Observation and collection of butterflies were conducted from March – April 2016 at State University of Medan. Butterflies observation conducted with scan sampling method at 09:00 to 17:00 in sunny days. This study consist of found 43 species of butterflies, belonging to 5 families, i.e. Pieridae, Papilionidae, Nymphalidae, Lycaenidae, and Hesperiidae. 15 species of butterflies are found in only one site but 2 species are found in all sites, i.e. Appias olferna and Papilio polytes.
12

Novitasari, Delima, and Asep Yudha Wirajaya. "Kesejarahan Teks pada Naskah Syair Kupu-Kupu." Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara 12, no. 1 (June 1, 2021): 21. http://dx.doi.org/10.37014/jumantara.v12i1.1114.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Manuscript Syair Kupu-Kupu (hereinafter referred to as SKK) is one of the manuscripts that fall into the category of symbolic poetry. This manuscript stored at Staatsbibliothek zu Berlin with the Schoemann V 40 manuscript code. SKK has three version of texts. This manuscript does not have a colophon containing information about the manuscript. SKK manuscripts is included in the category of symbolic poetry because the contents of the SKK text are assumed to represent past events written using animal and plant symbols as character names. This characteristic of symbolic poetry described by GL Koster in his dissertation research. The research on the SKK manuscrips was carried out to determine the history of the emergence of symbolic poetry through the information contained in the text. The theories used in this research are codicology and textology theories. Codicological theory is used to describe the text. Textological theory is used to analyze the history of the SKK text and the reasons for the emergence of symbolic verses. The result of the research on the SKK manuscript was that the SKK manuscript was written at the request of a manuscript collector from Germany named Carl Schoemann while in the Dutch East Indies. In addition, the emergence of symbolic poetry in the Malay region is due to the concept in the Malay community to hide things that are considered taboo to be told. This is in accordance with the agreement of the first Malay king with his people in Malay History.
13

Tabadepu, Heri, Damayanti Buchori, and Bandung Sahari. "Butterfly record from salak mountain, indonesia." Jurnal Entomologi Indonesia 5, no. 1 (February 23, 2017): 10. http://dx.doi.org/10.5994/jei.5.1.10.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Keanekaragaman kupu-kupu dari Gunung Salak, Indonesia. Penelitian mengenai kupu-kupu telah banyak dilakukan di seluruh dunia, namun informasi basis data tentang kupu-kupu sangat terbatas di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengetahui spesies dari komunitas kupu-kupu yang berada di hutan alam dan habitat sekitarnya di areal Gunung Salak, Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Bogor, Jawa Barat. Pengumpulan data ekologi dilakukan pada bulan September sampai dengan Desember 2003. Survei kupu-kupu dilakukan dengan menggunakan transek sepanjang 200 meter di lima lokasi terpilih yang berbeda. Survei mengumpulkan 237 individu dari 28 spesies yang terdiri dari dari 4 famili. Famili yang paling sering dijumpai adalah Nymphalidae. Pencatatan yang dilakukan menunjukkan bahwa Nymphalidae memiliki jumlah species terbanyak dan kelimpahan individu tertinggi. Dalam tataran species, Melanitis leda adalah spesies dengan kelimpahan tertinggi. Penelitian lebih jauh diperlukan untuk menyediakan informasi yang lebih lengkap tentang komunitas kupu-kupu di daerah ini.
14

Triyanti, Merti, and Destien Atmi Arisandy. "KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU DI BUKIT COGONG KABUPATEN MUSI RAWAS PROPINSI SUMATERA SELATAN." Bioma : Jurnal Biologi dan Pembelajaran Biologi 5, no. 2 (December 30, 2020): 94–105. http://dx.doi.org/10.32528/bioma.v5i2.2664.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks keanekaragaman jenis kupu-kupu di Kawasan Bukit Cogong kabupaten Musi Rawas Propinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif dengan menggunakan teknik menjelajah transek. Penangkapan menggunakan jaring net, pengidentifikasian dengan melakukan pengamatan ciri-ciri morfologi kupu-kupu. Berdasarkan penelitian, diperoleh data 127 Individu kupu-kupu dari 16 Spesies kupu-kupu dari 3 famili. Komposisi jenis yang paling rendah yaitu Lariso coon sebesar 0,78%, sedangkan yang paling tinggi yaitu Junonia atlites sebesar. 27,55%. Indeks keanekaragaman kupu-kupu di Bukit Cogong Kabupaten Musi Rawas berkategori sedang dengan nilai rerata sebesar 2,48. Indeks keseragaman pada seluruh stasiun berkategori tinggi, komunitas stabil dan indeks dominansi (C) pada seluruh stasiun berkategori rendah.
15

Lestari, Mega, Imam Widhiono, and Darsono Darsono. "KEANEKARAGAMAN DAN KEMERATAAN SPESIES KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA: NYMPHALIDAE) DI HUTAN CAGAR ALAM BANTARBOLANG, PEMALANG, JAWA TENGAH." BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed 2, no. 1 (January 31, 2020): 16. http://dx.doi.org/10.20884/1.bioe.2020.2.1.1911.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Kupu-kupu (Lepidoptera) menjadi objek penelitian karena kupu-kupu merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya dari kepunahan maupun penurunan keanekaragaman jenisnya. Kupu-kupu mempunyai nilai penting diantaranya adalah secara ekologis kupu-kupu berperan dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem, sehingga perubahan keanekaragaman dan kepadatan populasinya dapat dijadikan sebagai salah satu indikator kualitas lingkungan. Mengingat pentingnya kupu-kupu di alam dan untuk mengantisipasi kerusakan habitatnya maka perlu diadakan penelitian mengenai keanekaragaman kupu-kupu. Metode yang digunakan yaitu sweeping. Analisis data diperoleh dengan menggunakan metode deskriptif dengan menghitung keragaman dan kemerataan. Indek yang digunakan untuk mengetahui keragaman adalah indeks Shannon-Wiener, Indeks dominansi Simpson’s, Indeks kemerataan Shannon-Evennes dan perhitungan indeks keragaman dibantu dengan software Biodiversity Pro (BDPro). Keanekaragaman famili Nymphalidae dikategorikan sedang dengan kemerataan relatif stabil. Efek tepi tidak berpengaruh terhadap kelimpahan di lokasi penelitian. Faktor lingkungan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya keanekaragaman dan kemerataan spesies dari famili Nymphalidae di Cagar Alam Bantarbolang.
16

Nuraini, Ulfah, Imam Widhiono, and Edy Riwidiharso. "KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA : RHOPALOCERA) DI CAGAR ALAM BANTARBOLANG, JAWA TENGAH." BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed 2, no. 2 (July 19, 2020): 157. http://dx.doi.org/10.20884/1.bioe.2020.2.2.1756.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Kupu-kupu adalah serangga yang termasuk dalam Ordo Lepidoptera, artinya serangga yang hampir seluruh permukaan tubuhnya tertutupi oleh lembaran-lembaran sisik yang memberi corak dan warna sayap kupu-kupu. Keanekaragaman dan Kelimpahan kupu-kupu di pengaruhi oleh faktor lingkungan seperti intensitas cahaya matahari, temperatur, dan kelembapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan kupu-kupu di Cagar Alam Bantarbolang, Jawa Tengah. Data yang di dapat di analisis menggunakan indeks keanekaragaman indeks keanekaragaman Shannon-Wiener, indeks kemerataan Shannon-Evenners, dan Indeks dominansi. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ditemukan 359 individu dalam 6 familia. Keanekaragaman tertinggi yaitu pada jarak 0 m (H’ = 2.760; E: 0,752). Kelimpahan tertinggi pada jarak 0 m dengan jumlah individu sebanyak 192. Keanekaragaman tertinggi pada jarak 0 m di tepi hutan, sedangkan keragaman terrendah pada jarak 150 m di dalam hutan. Keanekaragaman kupu-kupu didominasi oleh H. glaucippe dari famili Piridae sebanyak 64 individu. Faktor lingkungan yang paling mempengaruhi keanekaragaman dan kelimpahan kupu-kupu adalah intensitas cahaya matahari.
17

As'andira, Yera Sekar, Didik S. P. Raharja, and Sandra Arhesa. "Pengaruh Latihan Menggunakan Hula Hoop Terhadap Kecepatan Renang Gaya Kupu-Kupu Pada Atlet Caruban Aquatic Club Cirebon." Jurnal Educatio FKIP UNMA 7, no. 2 (April 30, 2021): 317–21. http://dx.doi.org/10.31949/educatio.v7i2.615.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Keterampilan gerak pinggul pada gerakan kaki gaya kupu-kupu atlet Caruban Aquatic Club masih rendah, indikasi kesalahan yang dilakukan yaitu gerakan kaki gaya kupu-kupu yang dimulai dari lutut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan menggunakan hula hoop dan latihan konvensional terhadap kecepatan renang gaya kupu-kupu. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan rancangan Nonequivalent Control Group Design. Populasinya adalah atlet renang Caruban Aquatic Club Cirebon, menggunakan total sampling sebanyak 10 orang atlet yang dibagi menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol melalui teknik pengambilan sampel random sederhana dengan cara diundi. Menggunakan instrumen tes kecepatan renang gaya kupu-kupu. Teknik pengolahan data menggunakan SPSS 17. Uji hipotesis kecepatan renang diperoleh Thitung 0,002 < Ttabel 2.77 dan Sig. (2-tailed) 0.0998 > 0.05, maka hipotesis yang diajukan terdapat perbedaan pengaruh latihan menggunakan hula hoop dan latihan secara konvensional terhadap kecepatan renang gaya kupu-kupu, tidak dapat diterima. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh latihan hula hoop dan latihan konvensional terhadap kecepatan renang gaya kupu-kupu pada atlet renang di perkumpulan Caruban Aquatic Club Cirebon.
18

Sulistiyowati, Tutut Indah, and Ida Rahmawati. "KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN KUPU-KUPU DI KAWASAN WISATA AIR TERJUN IRENGGOLO KEDIRI." STIGMA: Jurnal Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unipa 11, no. 02 (September 28, 2018): 1–8. http://dx.doi.org/10.36456/stigma.vol11.no02.a1658.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Telah dilakukan penelitian mengenai keragaman kupu-kupu di kawasan Wisata Air Terjun Irenggolo Kediri pada bulan Februari hingga Juli 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan database tentang keragaman dan kelimpahan kupu-kupu di kawasan Wisata ini. Metode yang digunakan untuk mengkoleksi kupu-kupu adalah dengan metode VES. Kupu ditangkap menggunakan jaring serangga dan dikoleksi menggunakan kertas papylote. Semua spesies diidentifikasi di laboratorium zoology dan dikonsultasikan pada ahli. Data keragaman kupu dianalisis menggunakan indeks Shanon Winner. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 35 spesies kupu dengan total jumlah 1.622 individu. Berdasarkan analisis kuantitatif, disimpulkan bahwa meskipun kekayaan individu tinggi, namun derajad kemelimpahan masing-masing spesies rendah. Adapun spesies yang derajad kelimpahannya cukup adalah Hasora taminatus (14,5) dan Chilades pandava (16,5). Untuk menjaga kelestarian jenis kupu dan menjaga kemelimpahannya, perlu dilakukan edukasi kepada pengunjung agar tetap menjaga keberadaan tumbuhan liar di kawasan wisata Air Terjun Irenggolo Kediri. Kata kunci: Keanekaragaman kupu, media belajar
19

Statifiansyah, Friga, and Gita Siswhara. "PENGARUH SERVICESCAPE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION DI KAFE KUPU-KUPU (Survei Terhadap Tamu Yang Melakukan Pembelian di Kafe Kupu-Kupu)." Journal : Tourism and Hospitality Essentials Journal 6, no. 2 (February 27, 2017): 1064. http://dx.doi.org/10.17509/thej.v6i2.5516.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
This aims to find the influence of service scape to the behavioral intention for visitors at the restaurant. Many researchers have already discovered that people dine in the restaurant, not just because of the food taste, but also the ambience or physical attributes. Many restaurants have attempted to design its service scape to create a competitive advantage for surpassing the competitors. The variables studied in this research are service scape, as the independent variable, and the behavioral intention as the dependent one. The dimension of service scape consists of the ambient conditions, spatial layout, sign and symbols. Whereas, the dimension of behavioral intention consists of repurchase intention and the tendency of spreading the word-of-mouth about the restaurant. The instrument of this research was questionnaires that are distributed to 100 respondents. The multiple regression's statistical tool was used for analyzing the data and assisted by SPSS 18. The result indicated that the sign and symbol had the highest impact to the behavioral intention.
20

Sriningsih, Sriningsih. "KETERAMPILAN RENANG GAYA KUPU-KUPU MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DALAM PEMBELAJARAN AKUATIK." JURNAL PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA 2, no. 2 (September 17, 2017): 43. http://dx.doi.org/10.17509/jpjo.v2i2.8178.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan keterampilan renang gaya kupu-kupu pada mahasiswa di STKIP Pasundan Cimahi. Metode yang digunakan yaitu penelitian tindakan (Actions Research) dengan pengambilan data kuantitatif, dimana pelaksanaan penelitian ini melibatkan 1 dosen mata kuliah renang dan 2 pelatih renang Kota Cimahi sebagai kolaborator dan penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus. Pada siklus pertama peneliti mengidentifikasi dan memberikan konsep teknik dasar renang gaya kupu-kupu pada mahasiswa melalui pendekatan bermain. Pada siklus ke dua, penelitian lebih diutamakan teknik nafas dan koordinasi renang gaya kupu-kupu lebih variatif melalui pendekatan bermain seperti permainan kibas tali tiga orang secara statis dan dinamis, kibas tali dua orang statis dan dinamis, serta gerakan tangan bebas kaki kupu-kupu. Melalui pendekatan bermain memberikan suasana berbeda didalam pelaksanaan pembelajaran, mahasiswa lebih aktif secara psikomotor. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan penguasaan renang gaya kupu-kupu.
21

Aryanti, Evy, Immy Suci Rohyani, and Suripto Suripto. "KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN INANG LARVA KUPU-KUPU DI TAMAN WISATA ALAM SURANADI." BioWallacea 5, no. 1 (April 30, 2019): 7–11. http://dx.doi.org/10.29303/biowal.v5i1.101.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Potensi flora dan fauna di Taman Wisata Alam Suranadi cukup melimpah salah satu diantaranya adalah kupu-kupu. Kupu-kupu memiliki peranan yang sangat penting sebagai pollinator dan bioindikator terhadap perubahan kualitas lingkungan. Keberadaan dan keanekaragaman kupu-kupu sangat dipengaruhi oleh penyebaran dan kelimpahan tumbuhan inang terutama pada masa larva. Penelitian bersifat deskriptif eksploratif menggunakan metode jelajah. Tumbuhan inang ditentukan berdasarkan keberadaan larva dan kerusakan daun akibat gigitan ulat kupu-kupu. Tumbuhan inang yang ditemukan dikoleksi dan diidentifikasi menggunakan buku identifikasi Flora of Java, Flora of Malesiana dan URL: http://www.theplantlist.org. Data hasil pengamatan dianalisis secara kuantitatif untuk menentukan kerapatan relatif, frekuensi relatif dan indeks diversitas Shannon–Wiener (H’). Berdasarkan hasil analisisi data, ditemukan 26 spesies dari 18 famili tumbuhan yang berpotensi sebagai tumbuhan inang larva kupu-kupu. Spesies tumbuhan inang yang dominan yaitu Chlorantus officinalis diikuti oleh Dracontomelon dao dengan Indeks diversitas sebesar 4,1.
22

Indah, Tutut. "KUPU-KUPU DI TAMAN KOTA KEDIRI MEMORIAL PARK." Jurnal Biologi dan Pembelajarannya (JB&P) 6, no. 2 (October 23, 2019): 22–25. http://dx.doi.org/10.29407/jbp.v6i2.14796.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Kupu-kupu merupakan serangga yang bergantung terhadap daya dukung habitatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman, kemerataan dan kemelimpahan kupu-kupu di Kediri Memorial Park beserta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Metode sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah VES (Visual Eccounting Survey). Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 6 spesies kupu-kupu. Indeks keanekaragaman sebesar 1,68401 dan indeks kemerataan menunjukkan nilai 0,40646. Derajad kemelimpahan spesies masuk dalam kategori langka, dengan rata-rata perjumpaan kurang dari 5 perjumpaan per hari.
23

Nathalia, Nathalia Dwijayanti. "TIPIKALIS MOTIF KUPU-KUPU DARI SUKU ENGGROS PAPUA." Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni 14, no. 2 (February 24, 2020): 27–32. http://dx.doi.org/10.33153/dewaruci.v14i2.2693.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Batik is a cultural heritage of ancestors which is still developing. Batik in Indonesia has its own diversity and distinctive characteristics, including in the Papua region. In Papua batik has characteristics that describe animals, plants and musical instruments. In this study, the use of motifs in Enggros tribe has a different position from each of its clans. Some motifs in the Enggros cannot be used by other clans. Each of these batik motifs has a meaning and hereditary meaning. This study uses a review of the shape of the motif, colour, and aesthetic value. The research method uses a qualitative descriptive method supported by the hermeneutic theory as a method of obtaining a valid interpretation of objectivity. The results of this research discussion reveal about Enggros batik as a characteristic of the Enggros tribe whose surname is from the Iwo Tribe. Expectations achieved in this study can help and find out the motives of the Enggros and the community is expected to understand more deeply these motifs as a legacy of ancestral tradition.
24

Lisnani, Lisnani, Maria Oktavia Nira Tania Beda, Thessalonika Elma La Septi Manik, Benediktha Evi Fani Puji Lestari, Titus Dwianto Prasetyo, and Wenny Angeliana. "KUPU-KUPU TERSEMBUNYI PENERUS BANGSA DI TPA SUKAWINATAN." Jurnal Terapan Abdimas 6, no. 1 (January 31, 2021): 28. http://dx.doi.org/10.25273/jta.v6i1.6354.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
<p><strong>Abstract. </strong><em>Hidden butterfly of the successor to the nation is a form of devotion conducted by students from different study programs with lecturers. This activity was carried out by five students from different study programs namely Primary School Teacher Education, English Education, Management, Accounting, and Industrial Engineering. The purpose of this activity is to equip children of TPA Sukawinatan with the following: 1) improving the ability to read, write and count (calistung); 2) improve English language skills; 3) apply wise attitude in using money; 4) Instilling good character of management (arrangement) and time discipline in children; 5) Developing children's skills in utilizing used goods to be made as something that has added value. The method of implementation used in the form of preparation, planning and implementation stages. Methods of practice, experiments, lectures and games. The results of this activity are as follows: 1) increased ability to read, write and count; 2) increasing English language skills; 3) understanding the importance of using money wisely; 4) has a management character (discipline) of time; 5) have skills in utilizing used goods to become something that has added value.</em><em></em></p><p><strong><em><br /></em></strong></p><p><strong><em>Ab</em></strong><strong>strak. </strong>Kupu-kupu tersembunyi penerus bangsa adalah bentuk kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh mahasiswa dari program studi berbeda bersama dosen. Kegiatan ini dilakukan oleh lima orang mahasiswa dari program studi yang berbeda-beda yaitu Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Pendidikan Bahasa Inggris, Manajemen, Akuntansi, dan Teknik Industri. Tujuan dari kegiatan ini adalah membekali anak-anak TPA Sukawinatan dengan hal berikut: 1) meningkatkan kemampuan membaca, menulis dan berhitung (calistung); 2) meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris; 3) menerapkan sikap bijaksana dalam menggunakan uang; 4) Menanamkan karakter manajemen (pengaturan) dan disiplin waktu yang baik pada anak-anak; 5) Menumbuhkembangkan keterampilan anak-anak dalam memanfaatkan barang bekas untuk dijadikan sesuatu yang memiliki nilai tambah. Metode pelaksanaan yang digunakan dalam bentuk tahap persiapan, perencanaan dan pelaksanaan. Metode praktik, eksperimen, ceramah, dan permainan. Hasil dari kegiatan ini adalah sebagai berikut: 1) meningkatnya kemampuan membaca, menulis dan berhitung; 2) meningkatnya kemampuan bahasa Inggris;3) memahami pentingnya penggunaan uang dengan bijak; 4) memiliki karakter manajemen (disiplin) waktu; 5) memiliki keterampilan dalam memanfaatkan barang bekas untuk dijadikan sesuatu yang memiliki nilai tambah.</p>
25

Lestari, Virda Catur, Tatang S. Erawan, Melanie Melanie, Hikmat Kasmara, and Wawan Hermawan. "Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu Familia Nymphalidae dan Pieridae di Kawasan Cirengganis dan Padang Rumput Cikamal Cagar Alam Pananjung Pangandaran." Agrikultura 29, no. 1 (April 6, 2018): 1. http://dx.doi.org/10.24198/agrikultura.v29i1.16920.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
ABSTRACTThe diversity of butterflies’ family of Nymphalidae and Pieridae at Cirengganis area and Cikamal Savannah area of Pananjung Sanctuary of PangandaranThe research reported the diversity o.f butterflies of Nymphalidae and Pieridae Families at Cirengganis area and Cikamal Savannah area which located at Pananjung Sanctuary, Pangandaran. The experiment was conducted using visual encounter survey method. The butterflies were caught using sweeping technique. The butterflies were collected and identified. Abiotic factors such light intensity and temperature were measured during observation. The result showed that 13 species of nymphalidae family were identified whilst only 2 species were identified belongs to the family of Pieridae. Butterfly diversity index at Cirengganis and Cikamal Savannah categorized as moderate with value of 2.285647. Vegetation that interacted with the butterflies were Tectona grandis), Psychotria aurantiaca, and Melastoma malabathricum. Furthermore, light intensity and temperature at Cirengganis were detected at 12473.33 lux and 28.6oC, respectively. While at Cikamal Savannah, the light intensity was measured at 26900 lux and temperature reached 33.6oC.Keywords: Visual encounter survey, Abiotic factor, VegetationABSTRAKPenelitian ini melaporkan mengenai keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu Famili Nymphalidae dan Pieridae di kawasan Cirengganis dan Padang Rumput Cikamal Cagar Alam Pananjung Pangandaran. Metode yang digunakan adalah metode Visual Encounter Survey (VES). Penangkapan kupu-kupu dilakukan dengan teknik sweeping. Kupu-kupu yang diperoleh dikoleksi dan diidentifikasi. Faktor abiotik seperti intensitas cahaya dan suhu diukur selama pengamatan. Serta diamati pula vegetasi sekitar lokasi pengamatan yang berinteraksi dengan kupu-kupu. Hasil pengamatan diperoleh total kupu-kupu famili Nymphalidae sebanyak 13 spesies dan kupu-kupu famili Pieridae sebanyak 2 spesies. Nilai indeks keanekaragaman kupu-kupu di kawasan Cirengganis dan Padang Rumput Cikamal tergolong kategori sedang yaitu 2,285647. Hasil vegetasi yang diketahui berinteraksi dengan kupu-kupu yaitu jati (Tectona grandis), ki kores (Psychotria aurantiaca), dan harendong (Melastoma malabathricum). Sementara rata-rata intensitas cahaya dan suhu di Cirengganis sebesar 12473,33 lux dan 28,6oC dan di Padang Rumput Cikamal sebesar 26900 lux dan 33,6oC.Kata Kunci: Visual Encounter Survey, Faktor abiotik, Vegetasi
26

Mas'ud, Abdu, A. D. Corebima, Ade Haerullah, Said Hasan, and Alisi Alisi. "JENIS KUPU-KUPU PENGUNJUNG BUNGA MUSSAENDA DAN ASOKA DI KAWASAN CAGAR ALAM GUNUNG SIBELA PULAU BACAN." Jurnal Biologi Tropis 19, no. 2 (October 7, 2019): 189. http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v19i2.1108.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Abstrak: Musaenda dan Asoka merupakan salah satu tanaman hostplant dan sekaligus foodplant bagi kupu-kupu di Gunung Sibela. Hostplant adalah tumbuhan inang yang menjadi makanan larva dan foodplant adalah tumbuhan yang menjadi makanan kupu-kupu dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kupu-kupu yang mengunjungi tanaman mussaenda dan asoka di kawasan cagar alam gunung Sibela pulau Bacan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah direct sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi dataran rendah (20 mdpl) ditemukan 10 spesies kupu-kupu pengunjung tanaman mussaenda dan asoka, 5 genus, 2 famili. Kupu-kupu pengunjung tanaman mussaenda di dataran rendah yaitu: Ornithopthera croesus, Papilio ulysses, Papilio deiphobus, Papilio lorquinianus gelia, Troides hypolitus, Troides criton, Graphium milon, Graphium codrus dan Hebomoia glaucippe sulphure. Kupu-kupu pengunjung tanaman asoka di dataran rendah yaitu: Ornithopthera croesus, Papilio ulysses, Papilio fuscus lapathus dan Troides hypolitus. Pada lokasi dataran tinggi (400 mdpl) ditemukan 9 spesies kupu-kupu pengunjung tanaman mussaenda dan asoka, 5 genus, 2 famili. Kupu-kupu pengunjung tanaman mussaenda di dataran tinggi yaitu: Ornithopthera croesus, Papilio ulysses, Papilio deiphobus, Papilio lorquinianus gelia, Troides hypolitus, Troides criton, Graphium milon, dan Hebomoia glaucippe sulphurea, sedangkan kupu-kupu pengunjung tanaman asoka di dataran tinggi yaitu: Papilio ulysses, Papilio fuscus lapathus dan Troides hypolitus.Kata Kunci: mussaenda, asoka, kupu-kupu, pulau BacanAbstract : Musaenda and Asoka are one of the hostplant plants and also a foodplant for butterflies on Mount Sibela. Hostplants are host plants that feed on larvae and foodplants are plants that feed on adult butterflies. This study aims to determine the types of butterflies that visit mussaenda and asoka plants in the Sibela mountain nature reserve Bacan Island. The method used in this study is direct sampling. The results showed that in lowland locations (20 masl) 10 species of butterfly were found to be visitors to mussaenda and asoka plants, 5 genera, 2 families. Butterflies visitors to mussaenda plants in the lowlands are: Ornithopthera croesus, Papilio ulysses, Papilio deiphobus, Papilio lorquinianus gelia, Troides hypolitus, Troides criton, Graphium milon, Graphium codrus and Hebomoia glaucippe sulphure. Butterflies visitors to Ashoka plants in the lowlands are: Ornithoptera croesus, Papilio ulysses, Papilio fuscus lapathus and Troides hypolitus. At high altitude locations (400 meters above sea level), 9 species of butterflies were visited by visitors to the mussaenda and asoka plants, 5 genera, 2 families. Butterflies visiting mussaenda plants in the highlands are: Ornithopthera croesus, Papilio ulysses, Papilio deiphobus, Papilio lorquinianus gelia, Troides hypolitus, Troides criton, Graphium milon, and Hebomoia glaucippe sulphurea, while butterflies visiting asoka plants on the plateau are: Papilio ulysses, Papilio fuscus lapathus and Troides hypolitus.Keywords: mussaenda, asoka, butterfly, Bacan island
27

Achmad, Kurniawati, Herawati Soekardi, Nismah Nukmal, and Martinus Martinus. "KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU NYMPHALIDAE DI PULAU PUHAWANG BESAR, TELUK LAMPUNG." Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati 2, no. 1 (May 1, 2014): 41–45. http://dx.doi.org/10.23960/jbekh.v2i1.107.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari keanekaragaman dan kemelimpahan spesies kupu-kupu Nymphalidae di Pulau Puhawang Besar, Lampung. Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Puhawang Besar pada bulan Agustus-September 2013. Metode yang digunakan adalah metode Pollard dengan menelusuri rute jalan setapak yang ada sepanjang 8,6 km. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah individu kupu-kupu Nymphaidae yang ditemukan di Pulau Puhawang Besar sebanyak 59 individu, terdiri dari 11 spesies dan termasuk dalam 6 Subfamili, yaitu Biblidinae, Danainae, Heliconiinae, Limenitidinae, Nymphalinae, dan Satyrinae. Indeks keanekaragaman kupukupu Nymphalidae di Pulau Puhawang Besar termasuk dalam kategori sedang (1,90). Kemelimpahan kupu-kupu relative tertinggi ditunjukkan oleh Ypthima baldus sebesar 37,29%, diikuti Danaus melanipus sebesar 20,34%, dan Orsotriaena medus sebesar 11,86% sedangkan kupu-kupu yang memiliki kemelimpahan relatif terendah yaitu Cupha erymanthis dan Euthalia monina (1.69%).
28

Sumah, Astrid Sri Wahyuni, and Mega Sari Apriniarti. "KUPU-KUPU PAPILIONIDAE (LEPIDOPTERA) DI KAWASAN CIFOR, BOGOR, INDONESIA." Jurnal Biologi Tropis 19, no. 2 (October 19, 2019): 197. http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v19i2.1309.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Abstrak : CIFOR adalah organisasi penelitian ilmiah yang berfokus pada hutan tropis di negara-negara berkembang dan dikelilingi oleh hutan sekunder dan daerah pemukiman. Peningkatan jumlah pemukiman telah menyebabkan perubahan habitat kupu-kupu dan dapat mengurangi populasi kupu-kupu di daerah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari keragaman kupu-kupu di daerah CIFOR berdasarkan habitat yang berbeda dan hubungan keragaman kupu-kupu dengan faktor lingkungan. Pengamatan dilakukan dengan metode scan sampling pada pagi dan sore hari di dua lokasi yaitu, hutan sekunder dan daerah perumahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 59 spesies dan 441 individu kupu-kupu ditemukan di daerah tersebut dalam waktu 8 minggu pengamatan. Di hutan sekunder dan daerah perumahan ditemukan 42 spesies (256 individu), dan 40 spesies (174 individu) kupu-kupu. Keragaman kupu-kupu lebih tinggi di daerah tersebut (H '> 3), di mana kawasan perumahan memiliki nilai lebih tinggi (H' = 3,34) daripada hutan sekunder (H '= 3,16). Indeks kesamaan Sorensen (CN) menunjukkan bahwa dua lokasi adalah struktur komunitas yang berbeda karena ada beberapa spesies dominan yang berbeda di setiap lokasi. Secara statistik, kecepatan angin memberikan pengaruh lebih signifikan pada jumlah individu kupu-kupu daripada parameter iklim lainnya. Hasil penelitian ini disarankan bagi CIFOR untuk lebih memperhatikan kondisi habitat kupu-kupu, terutama tumbuhan pakan larva yang makin berkurangKata kunci: Kupu-kupu, CIFOR, Papilionoidea, Hutan Sekunder, Daerah Pemukiman.Abstract : CIFOR is a scientific research organization that focus on tropical forests in developing countries and the area were surrounded with secondary forest and residential areas. Increasing number of residential area have caused changes of the butterfly habitat and may decrease butterfly population in the area. Aim of the research was to study the diversity of the butterflies in CIFOR area based on different habitats and the relation diversity of butterflies with environmental factor. The observations were done by scan sampling method in the morning and afternoon at two locations i.e., secondary forest and residential area. Results showed that 59 spesies and 441 individual of butterflies were found at the areas within 8 weeks of observation. At secondary forest and residential area were found 42 spesies (256 individu), and 40 spesies (174 individu) of butterflies. The diversity of butterflies was higher in the areas (H’ > 3), where residential area has higher value (H’ = 3,34) than secondary forest (H’ = 3,16). Sorensen similarity index (CN) showed that two locations were different community structures because there were several different dominant species at each location. Statistically, wind speed gave more significant influence on the number butterfly individuals than other climate parameters. It is recommended for CIFOR to pay more attention to the butterfly habitat conditions, especially the diminishing larval feed plants.Keywords: Butterfly, CIFOR, Papilionoidea, Secondary Forest, Residential Area.
29

Nasution, Fery Azani, Pedia Aldy, and Mira Dharma Susilawaty. "KAJIAN ARSITEKTUR BIOMIMIKRI DALAM PERANCANGAN ROKAN HULU BUTTERFLY PARK AND CONSERVATION CENTER." Jurnal Arsitektur ZONASI 3, no. 3 (October 20, 2020): 322–37. http://dx.doi.org/10.17509/jaz.v3i3.26876.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Abstract: Rokan Hulu is a region that is rich in biodiversity, with natural tropical conditions making Rokan Hulu a suitable habitat for flora and fauna. One of them is butterfly fauna. There are various types of endemic butterflies preserved in the tourist area of Hapanasan Rokan Hulu which has an information center and butterfly breeding, which is one of the most visited tourist attractions in Rokan Hulu. The Rokan Hulu Butterfly Park and Conservation Center are a butterfly research and breeding facility that serves as a conservation area and educational activities, to provide updated information about butterflies for the public. By implementing Biomimicry Architecture, it is able to create a relationship between architecture and nature by implementing natural strategies into building designs. Through the concept of 'butterfly metamorphosis' and transformed with biomimicry architecture approach, this building has architectural qualities that can stimulate the life of the butterfly habitat and plants as source of food.Keywords: Biomimicry; Butterfly Park; Conservation Center Abstrak: Rokan Hulu merupakan daerah yang kaya akan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Kabupaten ini memiliki keadaan alam yang beriklim tropis sehingga menjadikan Rokan Hulu sebagai habitat yang cocok untuk flora dan fauna salah satunya adalah fauna kupu-kupu. Terdapat berbagai macam jenis kupu-kupu endemik yang dilestarikan di kawasan wisata Hapanasan Rokan Hulu yang memiliki pusat informasi dan penangkaran kupu-kupu yang merupakan salah satu kawasan wisata yang paling banyak dikunjungi di Rokan Hulu. Rokan Hulu Butterfly Park and Conservation Centre merupakan wadah penelitian dan penangkaran kupu-kupu yang berfungsi sebagai ruang interaksi kegiatan konservasi dan edukasi, sehingga dapat memberikan informasi mengenai kehidupan kupu-kupu kepada masyarakat. Dengan implementasi Arsitektur Biomimikri, pendekatan arsitektur ini mampu menciptakan hubungan antara arsitektur dan alam dengan mengaplikasikan strategi alam ke dalam rancangan bangunan. Melalui konsep ‘metamorphosis kupu-kupu’ dan ditransformasikan dengan pendekatan arsitektur biomimikri bangunan ini memiliki kualitas arsitektur yang dapat menstimulasi kehidupan habitat kupu-kupu dan tanaman yang menjadi sumber makanannya.Kata Kunci: Biomimikri; Butterfly Park; Conservation Center
30

Kananda, Kiki, Hanalde Andre, Agus Rahmad Timor, Khairullah ., Erliwati ., and Zulka Hendri. "Perancangan Modifikasi Antena Kupu – Kupu Panjang Dual Frekuensi untuk Aplikasi Hypherthermia." Jurnal Nasional Teknik Elektro 4, no. 2 (August 1, 2015): 207–14. http://dx.doi.org/10.20449/jnte.v4i2.168.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Ferdian, Robby, Fajry Sub'haan Syah Sinaga, and Agung Dwi Putra. "Formulasi Musik Deret dalam Penciptaan Komposisi Programa Berjudul Kupu-Kupu Terakhir." Tonika: Jurnal Penelitian dan Pengkajian Seni 4, no. 1 (May 29, 2021): 67–81. http://dx.doi.org/10.37368/tonika.v4i1.245.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
“Kupu-Kupu Terakhir” merupakan sebuah karya musik yang berjenis musik programa, karya musik ini memuat cerita tentang fenomena pencemaran udara dengan menggunakan bahasa musikal. Pencemaran udara yaitu sebuah bencana modern, sebuah bencana yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi yang tidak dapat ditanggulangi dengan baik. Hal ini dapat menimbulkan bencana yang dahsyat bagi kelangsungan hidup manusia. Objek material yang digunakan pada karya ini dihasilkan dari proses interpretasi pengkarya terhadap hal-hal unik, menarik sekaligus hal memprihatinkan yang terdapat di lingkungan yang telah terpapar oleh pencemaran udara. Berdasarkan objek material tersebut, pengkarya membuat sebuah narasi musik yang menceritakan tentang kehidupan kupu-kupu normal yang terkena dampak dari pencemaran udara dan dimasuki oleh polutan, sehingga lama-kelamaan kupu-kupu tersebut akhirnya mati dan kehilangan tempat tinggalnya. Penciptaan pada karya ini diawali dengan melakukan penelitian terhadap lingkungan, khususnya udara dan mengidentifikasi karakteristik dari binatang kupu-kupu, polutan (unsur dan senyawa yang menciptakan polusi), dan suasana homeostasis (Keseimbangan lingkungan). Kemudian pada perwujudannya material tersebut diinterpretasikan menjadi bahasa musikal dengan menggunakan tekhnik penciptaan pada musik Barat.
32

Gindhi, Erika Oktavia, Herawati Soekardi, and Nismah Nukmal. "PERBANDINGAN POLA PELETAKKAN TELUR KUPU-KUPU Eurema blanda (LEPIDOPTERA: PIERIDAE) PADA DUA SPESIES TANAMAN PAKAN LARVA DI TAMAN KUPU-KUPU GITA PERSADA." Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati 3, no. 2 (November 2, 2016): 39–44. http://dx.doi.org/10.23960/jbekh.v3i2.83.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Eurema blanda merupakan kupu-kupu dari famili Pieridae yang memiliki warna kuning dan bintik coklat pada sayapnya yang merupakan ciri khas dari kupu-kupu tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan pola peletakan telur E.blanda pada dua macam tanaman pakan larva. Dua spesies tanaman pakan yang di gunakan yaitu tanaman kaliandra (Calliandra surinamensis) dan tanaman ketepeng (Cassia alata). Penelitian ini di lakukan di Taman Kupu–kupu Gita Persada yang terletak di Gunung Betung, Kemiling, Bandar Lampung, Provinsi Lampung, yang di lakukan pada bulan Januari sampai Maret 2016. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu eksperimen dengan menggunakan 2 macam tanaman pakan larva yang masing-masing 10 polybag di letakkan berkelompok pada kandang penangkaran. Analisis data di lakukan dengan cara deskriptif kuantitatif dan uji independent samples test. Hasil penelitian menunjukkan kupu-kupu E. blanda meletakkan telur-telurnya secara berkelompok di daun termuda pada kedua tanaman pakan larvanya. Kelompok telur yang terdapat pada tanaman kaliandra dan tanaman ketepeng berbeda nyata (p = 0,007) setelah di uji menggunakan uji T. Kelompok telur pada kaliandra yaitu 1-3 kelompok dengan rata-rata jumlah telur per kelompok yaitu 31,50 ± 6,85 butir sedangkan pada tanaman ketepeng 1-2 kelompok dengan rata-rata jumlah telurnya yaitu 40,84 ± 11,02 butir. Rata-rata panjang telur berbeda nyata (p = 0,005) pada tanaman kaliandra yaitu 1,31 ± 0,06 mm sedangkan pada tanaman ketepeng 1,28 ± 0,03 mm. Rata-rata diameter telur tidak berbeda nyata (p = 0,569) pada tanaman kaliandra yaitu 0,75 ± 0,11 mm dan pada tanaman ketepeng yaitu 0,76 ± 0,09 mm.
33

Apriyanti, Emilia, Herawati Soekardi, and Nismah Nukmal. "PERBANDINGAN PUPASI DUA JENIS KUPU-KUPU Troides helena DAN Pachliopta aristolochiae (LEPIDOPTERA: PAPILIONIDAE)." Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati 3, no. 2 (November 2, 2016): 33–38. http://dx.doi.org/10.23960/jbekh.v3i2.82.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
T. helena dan P. aristolochiae merupakan spesies kupu-kupu yang memakan tanaman pakan yang sama (Aristolochia tagala) pada fase larva. Ketika akan memasuki fase pupa, larva kupu-kupu T. helena dan P. aristolochiae mengalami pupasi yang diawali dengan aktifnya hormon prothoracicotropic (PTTH) yang memicu larva untuk berhenti makan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tahapan dan waktu yang dibutuhkan dari awal pupasi hingga terbentuk pupa dari dua jenis kupu-kupu. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2016 di Taman Kupu-kupu Gita Persada Lampung. Sepuluh larva instar terakhir T. helena dan P. aristolochiae hasil penangkaran diamati aktivitasnya setiap satu jam hingga terbentuk pupa, serta pengukuran panjang benang dan penimbangan berat pupa. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, uji t (Independent Sample Test), dan analisis korelasi untuk panjang benang dan berat pupa. Hasil menunjukkan bahwa pada awal memasuki pupasi, larva instar terakhir T. helena dan P. aristolochiae memiliki aktivitas yang sama, yaitu berhenti makan dan mencari tempat yang cocok yang akan digunakan sebagai tempat menggantung. Larva memendekkan tubuhnya, membuat benang, menggantung dan kemudian membentuk pupa. Pembuatan benang T. helena dan P. aristolochiae terjadi pada malam hari. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa rata-rata lama pupasi kupu-kupu T. helena dan P. aristolochiae berbeda nyata ( < 0,03), rata- rata pupasi T. helena 4,8 jam lebih lama dibandingkan P. aristolochiae. Adanya korelasi positif antara panjang benang dan berat dengan nilai r T. helena : 0,94 dan r P. aristolochiae : 0, 60
34

Halimatus, Halimatus, Lara Fridani, and Sri Martini Meilani. "Pengembangan Media Grafis untuk Pengenalan Life Science pada Anak Usia Dini." Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 4, no. 1 (December 16, 2019): 395. http://dx.doi.org/10.31004/obsesi.v4i1.318.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Penelitian ini bertujuan mengembangkan media grafis untuk pengenalan life scence Kupu-kupu pada anak usia 5-6 tahun dengan metode penelitian Research & Development/ R&D. Studi ini menggunakan metode model ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation, and Evaluation). Data dikumpulkan melalui analisis kebutuhan (studi literatur, analisis komparatif, wawancara & observasi), angket untuk pakar. Hasil penelitian uji draft media grafis menunjukkan bahwa dalam pembelajaran life science kehidupan Kupu-kupu dinilai cukup berhasil setelah menggunakan media grafis dibanding dengan metode konvensional hal ini di lihat dari catatan pelaksannan melalui tiga tahapan, yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksaan pembelajaran dan evaluasi. Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa media grafis layak digunakan untuk meningkatkan pengenalan kehidupan Kupu-kupu pada anak usia 5-6 tahun di Kabupaten Musi Banyuasin provinsi Selatan.
35

Hasanudin Kelsubun and Hermanus Warmetan. "KERAGAMAN JENIS KUPU-KUPU PADA WILAYAH DATARAN MASNI, KABUPATEN MANOWKARI." JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA 5, no. 1 (February 25, 2020): 93–99. http://dx.doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.vol5.iss1.135.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis kupu-kupu yang tersebar pada wilayah dataran Masni, Kabupaten Manokwari. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan yaitu deskriptif melalui kegiatan observasi lapangan secara langsung pada tiga bentang lahan yang berbeda yaitu pada tipe hutan sekunder, pada sisi aliran sungai, dan pada area pekarangan rumah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat total 39 jenis kupu-kupu dari 5 famili dengan jumlah dominan berasal dari famili Nymphalidae dan yang paling sedikit ditemukan dari famili Papilionidae. Berdasarkan distribusinya, jumlah individu kupu-kupu yang paling banyak ditemukan pada area pekarangan dengan 304 individu. Namun dari hasil analisis indeks keragaman dan indeks kemerataan menunjukkan bahwa area hutan sekunder memiliki nilai indeks keragaman dan kemerataan tertinggi dengan nilai H’ = 3,54 dan nilai indeks kemerataannya adalah 0,66 dibandingkan ke dua bentang lahan lainnya.
36

Krohn, Haakon S. "Indonesian vs. Bribri: Striking Lexical Similarities In Two Unrelated Languages." Jurnal Bahasa dan Sastra 9, no. 1 (March 2, 2021): 1. http://dx.doi.org/10.24036/jbs.v9i1.111535.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Despite the fact that Indonesian and Bribri belong to two different language families and are spoken on opposite sides of the world, their lexicons contain many words that are strikingly similar. In this paper I anayze the origin of three word pairs from these languages that not only sound similar, but also have almost exactly the same meaning: (1) Indonesian kulit and Bribri kuö́lit ‘skin, hide, leather, crust, shell, bark, rind, peel’, (2) Indonesian kutu and Bribri kú̱ ‘louse’, and (3) Indonesian kupu-kupu and Bribri kua’kua ‘butterfly’. The intention is not to propose any genealogical link between the Austronesian and the Chibchan language families, but rather to show how phonological, morphological and semantic properties can converge in two unrelated languages and produce this kind of eye-catching similarities.
37

Arisandi, Rossy, and Fauziah Syamsi. "Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu (Lepidoptera) di Taman Wisata Alam Muka Kuning Batam." SIMBIOSA 7, no. 1 (July 31, 2018): 64. http://dx.doi.org/10.33373/sim-bio.v7i1.1315.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keanekaragaman kupu-kupu di Taman Wisata Alam Muka Kuning Batam. Pengumpulan data menggunakan teknik survey dengan metode scan sampling, studi pustaka dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif dan interpretasi angka indeks yang berupa indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H’), indeks keseragaman Evennes (E) , indeks kekayaan Margalef (R), indeks Dominansi Simpson (D) dan indeks similaritas Sorenson (S). Dari penelitian ini diperoleh kupu-kupu sebanyak 23 spesies dan terdiri dari tiga famili yaitu famili Papilionidae, Pieridae dan Nymphalidae. Analisis indeks keanekaragaman kupu-kupu di lokasi penelitian tergolong sedang (2,29-2,66), keseragaman jenisnya tergolong hampir merata (0,73-0,85), kekayaan jenisnya tergolong sedang (2,81-3,52) dan tidak terdapat dominansi yang menonjol (0,08-0,12) serta indeks similaritas antara stasiun 1-2, 1-3 tergolong sedang (46,67 dan 50,00) dan indeks similaritas antara stasiun 2-3 tergolong tinggi (66,67).
38

Mogan, Yakobus, Roni Koneri, and Eva Baideng. "Keanekaragaman Kupu-kupu (Lepidoptera) di Kampus Universitas Sam Ratulangi, Manado (Diversity of Butterfly (Lepidoptera) in Campus of Sam Ratulangi University, Manado)." JURNAL BIOS LOGOS 8, no. 2 (August 31, 2018): 59. http://dx.doi.org/10.35799/jbl.8.2.2018.23357.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Keanekaragaman Kupu-kupu (Lepidoptera) di Kampus Universitas Sam Ratulangi, Manado(Diversity of Butterfly (Lepidoptera) in Campus of Sam Ratulangi University, Manado) Yakobus Mogan1*), Roni Koneri1), Eva Lienneke Baideng1)1) Program Studi Biologi, FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115*Email korespondensi: moganyakobus@gmail.com Diterima 7 Agustus 2018, diterima untuk dipublikasikan 31 Agustus 2018 Abstrak Kupu-kupu merupakan salah satu jenis serangga dari Ordo Lepidoptera yang memiliki kombinasi corak warna yang variatif dan sebagai salah satu satwa penyerbuk pada tumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis keanekaragaman spesies kupu-kupu yang terdapat di kampus Universitas Sam Ratulangi. Pengambilan sampel dilakukan dari bulan Februari sampai Juni 2018 di kampus Univesitas Sam Ratulangi, Manado. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei dengan pengambilan sampel secara purporsif. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sweeping yang diterapkan secara acak sepanjang 150 m. Hasil penelitian menunjukan bahwa kupu-kupu di kampus Universitas Sam Ratulangi ada 29 spesies yang termasuk dalam 5 famili yaitu Papilionidae, Nymphalidae, Pieridae, Lycaenidae dan Hesperidae. Spesies kupu-kupu yang paling banyak ditemukan yaitu Zizina otis. Famili yang banyak ditemukan yaitu famili Nymphalidae dengan jumlah spesies sebanyak 10 spesies.Kata Kunci: keanekaragaman, kupu-kupu, Nymphalidae, Universitas Sam Ratulangi Abstract Butterflies are one type of insect from the Order of Lepidoptera which has a variety of combinations of colors and as one of the pollinators in the process of flower fertilization. This research aims to identify and analyze butterfly species diversity that exist within Sam Ratulangi University. The sampling was taken from February until June 2018 at Sam Ratulangi University, Manado. The research method was survey through purposive sampling method. The sampling was conducted by using sweeping technique that was performed randomly as long as 150 m. The results of the research shows that there are 29 species of butterflies that exist within the area of Sam Ratulangi University and they are categorized into 5 families, they are: Papilionidae, Nymphalidae, Pieridae, Lycaenidae and Hesperidae. The most common butterfly species is Zizina otis. The family that is commonly found is the Nymphalidae family with 10 species.Keywords: diversity,butterfly,Nymphalidae,Sam Ratulangi University
39

Hengkengbala, Sabatini, Roni Koneri, and Deidy Katili. "Keanekaragaman Kupu-Kupu di Bendungan Ulung Peliang Kecamatan Tamako Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara." JURNAL BIOS LOGOS 10, no. 2 (June 24, 2020): 63. http://dx.doi.org/10.35799/jbl.11.2.2020.28424.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
ABSTRAKKupu-kupu merupakan serangga yang termasuk dalam ordo Lepidoptera. Serangga tersebut memiliki peranan yang penting dalam suatu ekosistem yaitu mempertahankan keseimbangan ekosistem dan memperkaya keanekaragaman hayati di alam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman kupu-kupu di kawasan Bendungan Ulung Peliang, Kecamatan Tamako, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Teknik pengambilan sampel menggunakan metoda transek. Pengambilan sampel dilakukan pada tiga tipe habitat yaitu habitat pinggir bendungan, hutan dan kebun. Pada masing-masing habitat dibuat transek dengan panjang 300m. Pengambilan sampel kupu-kupu dilakukan sepanjang garis transek menggunakan sweepnet. Komposisi kupu-kupu yang diperoleh terdiri dari 5 famili, 30 spesies dan 463 individu. Famili yang paling banyak ditemukan jumlah spesies dan individunya adalah Nymphalidae. Spesies yang memiliki kelimpahan tertinggi adalah Junonia hedonia intermedia dan Eurema tominia. Analisis keanekaragaman didapatkan bahwa indek kekayaan, indek keanekaragaman dan indek kemerataan spesies kupu-kupu tertinggi ditemukan pada habitat kebun, sedangkan kelimpahan spesies tertinggi terdapat pada habitat pinggir bendungan.Kata kunci: Keanekaragaman; kupu-kupu; Bendungan Ulung Peliang; Kepulauan SangiheABSTRACTButterflies are insects that are included in the order Lepidoptera. Theses insects have an important role in ecosystem that is to maintain the balance of the ecosystem and enrich the biodiversity in nature. This study aims to analyze the diversity of butterflies in the area of Ulung Peliang Dam, Tamako District, Sangihe Islands Regency, North Sulawesi. The sampling technique used the transect method. Sampling has been carried out in three types of habitats namely dam, forest and garden habitat. Each transect has been made with a length of 300m. Butterfly sampling was carried out along the transect line using. The composition of butterflies that habve been obtained consisted of 5 families, 30 species and 463 individuals. The most abundant family with a number of species and individuals is Nymphalidae. Species that have the highest abundance are Junonia hedonia intermedia and Eurema tominia. Diversity analysis found that the highest wealth index, diversity index and evenness species of butterfly species were found in the garden habitat, while the highest species abundance was in the dam edge habitat. Keywords: Diversity; butterfly; Ulung Peliang Dam; Sangihe Islands.
40

Irawan, Dedy, and Muhammad Nidomuddin. "HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN OTOT TUNGKAI DENGAN PRESTASI RENANG GAYA DADA 50 METER." JP.JOK (Jurnal Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan) 1, no. 1 (November 20, 2017): 48–56. http://dx.doi.org/10.33503/jpjok.v1i1.251.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui hubungan antara kekuatan otot lengan (X1),kekuatan otot tungkai (X2) dengan prestasi Renang gaya kupu-kupu 50 Meter (Y). Penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan tujuan menghubungkan antara variabel bebas dan variabel terikat. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan pengukuran, teknik analisa data menggunakan statistik korelasi product moment dengan taraf signifikan 5%. Hasil analisa korelasi antara Kekuatan otot lengan (X1) dengan prestasi Renang (Y) di peroleh sebesar 0,012 dan pada taraf signifikan 5% sebesar 0,301 Hasil analisa korelasi antara kekuatan otot tungkai (X2) dengan prestasi Renang gaya kupu-kupu (Y) diperoleh sebesar 0,051dan pada taraf signifikan 5% sebesar 0,301. Sedangkan analisis korelasi bersama-sama antara kekuatan otot lengan (X1) = 0,012 pada taraf singnifikan 5% (0,301) dan kekuatan otot tungkai (X2) = 0,051dengan prestasi renang gaya kupu-kupu 50 Meter (Y) diperoleh sebesar (7,27) dan pada taraf signifikan 5% sebesar (0,301)
41

Sariningsih, Ni Luh Putu, Ni Wayan Sariani Binawati, and Ferdinandus Nanduq. "PENERAPAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DI YAYASAN KUPU-KUPU KABUPATEN BANGLI." Jurnal Penelitian Agama Hindu 2, no. 1 (May 28, 2018): 141. http://dx.doi.org/10.25078/jpah.v2i1.460.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
<p><em>Any unique routine is done by Butterflies Foundation at Bangli Regancy which behind their deficency give the education, especialy the education aplication of Hinduism Religion feisible to hold the research. The Problem study : (1) The form of the aplication education of Hinduism Religion; (2) The obstacle on aplicating education of Hinduism Religion; and (3) </em><em>Resolve</em><em> the obstacle on education aplicating of Hinduism Religion. Commonly the research is to know the education aplication of Hinduism Religion at Butterflies Foundation as a place for disabilities children to study education </em><em>like</em><em> the aplication, obstacle and effort their resolve. </em><em>Problem analisys on this research is based on the theory that relevant with theory of structural fungsional, which it’s reviewing the education aplication of Hinduism Religion, theory of action reviewing the obstacle, and theory to motivate to analize and to resolve the obstacle. This reserach is belong to qualitative descrivtive research which the data source from primary and secondary data. The data is collected by using non partisipant obsevation technic, interview random ( structure and unstructure), literature reviewand documentation. Data analisis by reduction of present data and take the conclusion. </em><em></em></p><p><em>Based on that presentation can be concluded that form of the education aplication of Hinduism Religion at by Butterflies Foundation at Bangli Regancy is found on form (1) learning process, (2) Yoga exercise, (3) through the tirtayatra, and (4) on daily activity such as give something to someelse (ngejot) and ofer someting to the God (mebanten). The obstacle that block activity the education aplication of Hinduism Religion at by Butterflies Foundation commonly is coused by two factors, they are : (1) the members of Butterflies Foundation which is abnormal </em><em> (</em><em>disability</em><em>) (</em><em>physical disability</em><em>, mental</em><em> disability</em><em>, </em><em>and physical and mental disability</em><em>); </em><em>and</em><em>, (2) </em><em>The componen of facilities and infrastucturewhich not adequate such as there is not support book and another facilities and infrastructure</em><em>.</em><em> The effort to resolve the education aplication of Hinduism Religion at Butterflies Foundation Bangli Regancy is hold by any activity such as (1) give the briefing, guiding, and educate both teacher and staff to abnormal children when doing routine, and (2) Look for the donation both material and non material to menunjang the activity at Butterflies Foundation at Bangli Regancy.</em></p>
42

Alfida, Alfida, Ulia Hanum, and Eliyanti Eliyanti. "KUPU-KUPU (Rhopalocera) DI KAWASAN HUTAN KOTA BNI BANDA ACEH." BIOTIK: Jurnal Ilmiah Biologi Teknologi dan Kependidikan 4, no. 2 (September 1, 2016): 117. http://dx.doi.org/10.22373/biotik.v4i2.2906.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
A study on Butterflies (Rhopalocera) in the BNI forest park Banda Aceh, Tibang village Syiah Kuala subdistrict has been conducted on Mei 2014. The aim of this research was to know the species of butterflies (Rhepalocera) in that space. The data were gathered by using explorative survey method by using purposive sampling technique. They were analyzed by using descriptive qualitative. It was found that there were 18 species of Rhepalocera which were classified into 3 familia ((Nympalidae, Pieridae, dan Papillionidae) in one order. Among all familia found, Pieridae were the most dominant familia (50%) found in the forest with 9 species, while Nympalidae was 33.33% and papillionidae was 16.7%. The species that were cought the most were Dananus chrysippus L and Celastrinaladon sp. There were 16 species of butterflies were found the most in the third observation point, they were 6 species of Nympalidae, 7 species of Pieridae, dan 3 species of Papillionidea.
43

Putri, Indra ASLP. "Dampak Pariwisata Terhadap Kupu-Kupu di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung." Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 13, no. 2 (2016): 101–18. http://dx.doi.org/10.20886/jphka.2016.13.2.101-118.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Triyanti, Merti, and Destien Atmy Arisandy. "Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu Famili Nymphalidae di Kawasan Bukit Cogong." BIOEDUSAINS: Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains 2, no. 2 (December 25, 2019): 133–42. http://dx.doi.org/10.31539/bioedusains.v2i2.953.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
This study aims to determine the diversity index of the species of nympalidae family in the Cusi Hill area of ​​Musi Rawas. This research uses exploration and description methods using transect roaming techniques. The observation station was determined to be 3 stations with 5 transects systematically with a transect area of ​​100m x 100m. Catching using net net, identification by observing the morphological characteristics of the nympalidae family butterfly. Based on the study, 106 data obtained from dragonflies from 12 species of butterflies from 6 families of nympalidae, namely Junonia athletes, Ideopsis juventa, Junoni orithya, Cupha erymanthis, Micalesis mineus, Junonia almana, Melanitis leda, Danaus genutia, Ideopsis juventa, Junoni orithya, Cupha erymanthis, Micalesis mineus, Junonia almana, Melanitis leda, Danaus genutia, Euploea mulciber, Euploea eunhaa, Phupa columella, and Doleschallia bisaltide. The lowest species composition was Phaedyma columella, and Doleschallia bisaltide by 1.89%, while the highest was Junonia athletes by. 33.01%. Conclusion The diversity index of the butterfly species of nympalidae family in Bukit Cogong, Musi Rawas Regency is in the medium category with a value of 2.48. uniformity index at all stations in the high category, stable community and dominance index (C) in all stations in the low category. Keywords: diversity, butterflies, family nympalidae, bukit cogong
45

Warikar, Evie L., Euniche R. P. F. Ramandey, and Hendra K. Maury. "Analisis Dimorfisme Kupu-Kupu Sayap Burung (Ornithoptera sp.) Endemik Papua." JURNAL BIOLOGI PAPUA 11, no. 1 (May 29, 2019): 1–7. http://dx.doi.org/10.31957/jbp.634.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Ornitophera sp. is one of the groups of butterflies endemic in Papua and West Papua provinces. The significant morphological differences between male and female butterflies (dimorphism) are in the shape, size and color of the wings. Morphological characteristics are important sources of information. Based on the results of specimen collections at the Papua Insect Collection Laboratory (KSP) Jayapura, there are several species from various locations in Papua. The variation in dimorphism is likely to occur in this species which gives rise to new sub-species. The purpose of this study was to record the dimorphism of the endemic Bird Wing of Papua which had been stored in the Papua Insect Collection Laboratory (KSP) Jayapura. The method used is a direct measurement of the morphology of bird wing butterfly specimens stored in the KSP Laboratory, Cenderawasih University. Morphometric data were analyzed using the SPSS 20 and Multi Variate Statistical Package (MVSP 3.1) programs. The results obtained were 7 Ornithoptera species stored in the KSP Jayapura Laboratory, namely O. chiamera, O. goliath, O. meridionalis, O. paradisea, O. priamus, O. thitonus and O. rothschildi. Based on observations there are striking differences in color, shape and size between male and female in the same species. Key words: birdwing butterfly, Ornithoptera sp., KSP Jayapura, dimorphisme.
46

Ahmad, Ahmad, Andi Khemal Akbar, Suaib Nur, A. Hery Riswanto, and Firman Dahlan. "PENGARUH INTERVAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX RENANG GAYA KUPU-KUPU PADA ATLET RENANG KOTA PALOPO." JURNAL PENDIDIKAN GLASSER 4, no. 1 (April 27, 2020): 37. http://dx.doi.org/10.32529/glasser.v4i1.417.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang di akibatkan oleh pengaruh interval training terhadap peningkatan Vo2Max renang gaya kupu-kupu pada atlet renang kota palopo.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana penelitian ini untuk mencari pengaruh treatment tertentu dengan melakukan pretest dan posttest dan desain penelitian yang di gunakan adalah Quasi Experiment dengan One Group Pretest-Posttest Design dengan jumlah sampel 15 orang atlet renang putra dan putri kota palopo.Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh interval training terhadap peningkatan Vo2Max renang gaya kupu-kupu pada atlet renang kota palopo dengan nilai yang di peroleh t-hitung sebesar 24,364 > t-tabel 2,145 sedangkan nilai signifikan 0,000 < α 0,05. Karena tingkat signifikan lebih kecil dari pada 0,05. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai rata-rata posttest lebih besar dibanding nilai rata-rata pretest (40.607 : 44.540) dengan selisih (3.933). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan interval training terhadap peningkatan Vo2Max renang gaya kupu-kupu pada atlet renang kota palopo.
47

Manihuruk, Santa Ramayana, Keliopas Krey, and Ursula Paula Maker. "TAHAPAN PERKEMBANGBIAKAN KUPU-KUPU SAYAP BURUNG (ORNITHOPTERA GOLIATH) DI CAGAR ALAM PEGUNUNGAN ARFAK." VOGELKOP: Jurnal Biologi 2, no. 1 (September 8, 2020): 28–35. http://dx.doi.org/10.30862/vogelkopjbio.v2i1.53.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
ABSTRACT Butterflies are one of the natural resources and are part of the biodiversity that must be preserved. Efforts to patronize bird wing butterflies (Ornithoptera goliath) are an alternative in the preservation of bird wing butterflies which are presently endangered. Efforts to preserve bird wing butterflies (Ornithoptera goliath) have not been widely carried out and there is no data on the breeding stage because information about butterflies is not widely known. This study aims to analyze the stages of development or life cycle (from caterpillars to cocoons) bird wing butterflies (Ornithoptera goliath) in the buffer zone of the Arfak Mountains Nature Reserve. The method used is descriptive method with direct observation techniques in the field. The characteristics of the morphological structure of the young caterpillar recorded were small and short body shapes, the initial length is 0.55 cm and diameter is 0.15 cm, the whole body was blackish brown, there was a whitish yellow stripe on the back. There are soft spikes in all parts of the body and a pair of orange antennas in the head, head and abdomen in black. The morphological structure characteristics of adult caterpillars are elongated oval body 4,15 cm long and 1.25 cm in diameter. The head and abdomen are black, the whole body is black, there are soft black spikes all over the body, on the dorsal mid-body there is a white line, a pair of orange antennas on the head. Bird wing butterflies (Ornithoptera goliath) have a life cycle to cocoon for 48 to 51 days. ABSTRAK Kupu-kupu merupakan salah satu sumberdaya alam dan merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya. Usaha penagkaran terhadap kupu-kupu sayap burung (Ornithoptera goliath) merupakan alternatif dalam pelestarian kupu-kupu sayap burung yang saat ini mulai terancam kelestariannya. Usaha pelestarian kupu-kupu sayap burung (Ornithoptera goliath) belum banyak dilakukan serta belum ada data informasi tahap perkembangbiakannya disebabkan informasi mengenai kupu-kupu belum banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tahapan perkembangan atau siklus hidup (dari ulat hingga kepompong) kupu-kupu sayap burung (Ornithoptera goliath) di daerah penyangga Cagar Alam Pegunungan Arfak. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan tehnik pengamatan langsung di lapangan. Karakteristik struktur morfologi ulat muda yang direkam adalah bentuk tubuh kecil dan pendek, dengan ukuran ratarata 0,55 cm dan diameter 0,15 cm, seluruh tubuh berwarna cokelat kehitaman, terdapat corak bergaris kuning keputihan pada bagian punggung. Terdapat duri-duri lunak di seluruh bagian tubuh dan sepasang antena berwarna orange di bagian kepala, Kepala dan abdomen berwarna hitam. Karakteristik struktur morfologi ulat dewasa adalah tubuh lonjong memanjang, panjang 4,15 cm dan diameter 1,25 cm. Kepala dan abdomen berwarna hitam, seluruh tubuh berwarna hitam, terdapat duri-duri lunak hitam di seluruh tubuh, pada bagian dorsal mid-body terdapat garis berwarna putih, sepasang antenna berwarna orange dibagian kepala. Kupu-kupu sayap burung (Ornithoptera goliath) mempunyai siklus hidup hingga kepompong selama 48 hingga 51 hari.
48

Maulidin and Nune Wira Panji. "Pengaruh Metode Mengajar Dan Motor Educability Terhadap Keterampilan Renang Gaya Kupu-Kupu." Gladi : Jurnal Ilmu Keolahragaan 11, no. 01 (April 15, 2020): 46–59. http://dx.doi.org/10.21009/gjik.111.04.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh metode mengajar gaya latihan, dan metode mengajar dengan gaya komando terhadap keterampilan renang gaya kupu-kupu. Penelitian experiment dengan rancangan 2 X 2. Sampel sebanyak 60 orang untuk kemudian dilakukan tes motor educability, selanjutnya diurutkan berdasarkan skor tertinggi, dan diambil 27% kelompok atas dan 27%, masing-masing terdiri dari 15 mahasiswa. Teknik analisis data adalah dengan analisis varians (ANAVA) dua jalur dan dilanjutkan dengan uji tukey pada taraf signifikansi (0,05). Hasil penelitian ini adalah: 1) Metode mengajar gaya komando memiliki pengaruh lebih baik dibandingkan dengan metode mengajar gaya latihan tehadap keterampilan renang gaya kupu-kupu, 2) Terdapat interaksi antara gaya mengajar dengan metode latihan dan gaya mengajar komando dan motor educability tehadap keterampilan renang gaya kupu-kupu, 3) Metode mengajar gaya latihan memiliki pengaruh lebih baik dibandingkan dengan metode mengajar gaya komando bagi mahasiswa dengan kemampuan motor educability tinggi, 4) Metode mengajar gaya komando memiliki pengaruh lebih baik dibandingkan dengan metode mengajar gaya latihan bagi mahasiswa dengan kemampuan motor educability rendah.
49

Maulidin, Maulidin. "The PENGARUH METODE MENGAJAR DAN MOTOR EDUCABILITY TERHADAP KETERAMPILAN RENANG GAYA KUPU-KUPU." Gladi : Jurnal Ilmu Keolahragaan 11, no. 01 (April 15, 2020): 46–59. http://dx.doi.org/10.21009/111.04.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh metode mengajar gaya latihan, dan metode mengajar dengan gaya komando terhadap keterampilan renang gaya kupu-kupu. Penelitian experiment dengan rancangan 2 X 2. Sampel sebanyak 60 orang untuk kemudian dilakukan tes motor educability, selanjutnya diurutkan berdasarkan skor tertinggi, dan diambil 27% kelompok atas dan 27%, masing-masing terdiri dari 15 mahasiswa. Teknik analisis data adalah dengan analisis varians (ANAVA) dua jalur dan dilanjutkan dengan uji tukey pada taraf signifikansi (0,05). Hasil penelitian ini adalah: 1) Metode mengajar gaya komando memiliki pengaruh lebih baik dibandingkan dengan metode mengajar gaya latihan tehadap keterampilan renang gaya kupu-kupu, 2) Terdapat interaksi antara gaya mengajar dengan metode latihan dan gaya mengajar komando dan motor educability tehadap keterampilan renang gaya kupu-kupu, 3) Metode mengajar gaya latihan memiliki pengaruh lebih baik dibandingkan dengan metode mengajar gaya komando bagi mahasiswa dengan kemampuan motor educability tinggi, 4) Metode mengajar gaya komando memiliki pengaruh lebih baik dibandingkan dengan metode mengajar gaya latihan bagi mahasiswa dengan kemampuan motor educability rendah.
50

Mariadi, Aska Intan, Herawati Soekardi, and Emantis Rosa. "PERBANDINGAN PERKEMBANGAN LARVA Graphium doson (Lepidoptera: Papilionidae) PADA BEBERAPA JENIS TANAMAN PAKAN LARVA." Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati 4, no. 1 (March 1, 2017): 1–7. http://dx.doi.org/10.23960/jbekh.v4i1.119.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Larva Kupu-kupu G. doson memiliki empat jenis tanaman sebagai tanaman pakan larvanya yaitu cempaka (Michelia campaca), glodokan (Polyalthia longifolia), alpukat (Persea americana) dan sirsak (Annona muricata). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan perkembangan larva kupu-kupu G. doson pada beberapa tanaman pakan larva yang berbeda Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Febuari – April 2016 di Taman Kupu-kupu Gita Persada Lampung. Rancangan percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan tanaman pakan larva dan sepuluh kali ulangan. Parameter yang diamati yaitu lama fase larva sampai menjadi pupa, dan juga diukur berat, panjang, dan lebar kepala larva setiap instar. Data dianalisis menggunakan ANOVA yang dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf nyata 5 %. Hasil penelitian menunjukkan tanaman pakan yang paling baik bagi perkembangan larva adalah tanaman cempaka dengan lama perkembangan yaitu 14,60 ± 1,07 hari,kemudian sirsak 18,20 ± 0,91, glodokan yaitu 19,80 ± 1,13 dan alpukat yaitu 20,40 ± 1,17. Begitu juga dengan panjang dan berat, larva yang diberi pakan tanaman cempaka memiliki perkembangan yang paling baik. Sedangkan pemberian tanaman pakan larva yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap lebar kepala larva, prepupa dan pupa.

To the bibliography