Academic literature on the topic 'Kulintang'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the lists of relevant articles, books, theses, conference reports, and other scholarly sources on the topic 'Kulintang.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Journal articles on the topic "Kulintang"

1

Firmansyah, Dedy, and Awang Kautzar. "KONSEP MAT DALAM MUSIK KULINTANG TARI MILUR." Tonika: Jurnal Penelitian dan Pengkajian Seni 2, no. 2 (December 9, 2019): 1–10. http://dx.doi.org/10.37368/tonika.v2i2.111.

Full text
Abstract:
The function of kulintang music for the Komering tribe is as a supporting means to carry out the entire process of customary marriage of the Komering tribe. One of the marriage process in it there is a procession using milur dance accompanied by kulintang music. The concept of mat is a distinctive character as well as a guideline in the kulintang music game, so the writer is interested in studying the concept of mat in the komering kulintang music, especially in accompanying the milur dance. This study also analyzes the shape and structure of the kulintang music mat concept in the stages of the Komering marriage, especially in accompanying the milur dance. The analysis includes musical elements contained in the form and structure of the musical presentation such as phrases, figures and motifs. This study uses qualitative methods and data collection is done by observation, interviews, study of written data and documents. The results of this study conclude that the concept of mat in kulintang music to accompany the milur dance is a guideline for coordinating musical games so that each player can play his musical instruments correctly and appropriately. Whereas the form of kulintang music in accompanying the milur dance always begins with the concept of mat in each of its performances.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Rumengan, Perry, RA Dinar Sri Hartati, Roy G. A. Massie, Felly Philipus Senewe, and Reiner Emyot Ointoe. "Minahasa Kulintang Music (Musicological and Ethnomusicological Studies on Birth History)." International Journal of Religion 5, no. 10 (July 8, 2024): 3275–81. http://dx.doi.org/10.61707/28rb4h15.

Full text
Abstract:
This article describes the birth history of the Kulintang music genre or the Minahasa Wooden Kulintang Music Ensemble. Through the qualitative research method, using a multidisciplinary approach with musicology and ethnomusicology as an umbrella approach, it was found that the Wooden Kulintang Music Ensemble was born in Tumantangtang village of Tomohon Minahasa, made by Lodewijk Supit Kaligis in 1947. The entertainment needs of refugees drove the birth of this music genre during turbulent times in Japan. Kulintang Minahasa was a new music genre due to the transmutation of the Portuguese Keroncong music genre.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Scholz, Scott. "The Supportive Instruments of the Magindanaon Kulintang Ensemble." Asian Music 27, no. 2 (1996): 33. http://dx.doi.org/10.2307/834487.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Posner, Karen L. "A Preliminary Analysis of Style in Maguindanoan Kulintang Music." Asian Music 27, no. 2 (1996): 19. http://dx.doi.org/10.2307/834486.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Pebriyanti, Indah. "Makna Tari Sada-Sabai Dalam Upacara Pernikahan Masyarakat Komering Martapura, OKU Timur." Tanjak: Sejarah dan Peradaban Islam 2, no. 1 (January 28, 2022): 46–54. http://dx.doi.org/10.19109/tanjak.v2i1.11976.

Full text
Abstract:
Indonesia merupakan salah satu Negara dengan banyak ragam budaya maupun adat istiadat didalamnya. Salah satunya, Tari Sada Sabay yang merupakan salah satu tarian khas Suku Komering yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan. Tarian ini dilaksanakan ketika upacara pernikahan berlangsung, tarian ini tidak hanya dilakukan ketika sesama suku Komering yang menikah. Tari Sada Sabay tetap dilaksanakan dalam tiga kondisi pernikahan yakni perempuan suku Komering dengan laki-laki suku Komering, perempuan suku Komering dengan laki-laki bukan suku Komering, dan perempuan bukan suku Komering dengan laki-laki suku Komering. Tari Sada Sabay ini dilakukan pada saat acara inti dari upacara pernikahan berlangsung, tari ini dilakukan oleh kedua orang tua mempelai pengantin dan posisi pengantin dibelakang mertua masing-masing dengan posisi mengipas ke arah mertua mereka. Tari Sada Sabay ini dimaknai sebagai tari kekelurgaan, tari kebahagiaan, serta wujud rasa syukur telah mendapatkan keluarga baru dari pernikahan anak-anak mereka. Diketahui tarian ini telah dilaksanakan sejak zaman nenek moyang suku Komering terdahulu, hanya saja mengalami perubahan pada musik pengiringnya. Dahulu musik pengiring dari tarian ini masih berupa alat musik tradisional yang bernama Kulintang, seiring perkembangan zaman tari Sada Sabay ini dilakukan dengan iringan musik orgen tunggal tetapi masih ada dibeberapa tempat yang melaksanakan tari Sada Sabay ini dengan iringan musik tradisional Kulintang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Kalanduyan, Danongan S. "Magindanaon Kulintang Music: Instruments, Repertoire, Performance Contexts, and Social Functions." Asian Music 27, no. 2 (1996): 3. http://dx.doi.org/10.2307/834485.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Santaella, Mayco A. "Kulintang Kultura: Danongan Kalanduyan and Gong Music of the Philippine Diaspora." Ethnomusicology 66, no. 3 (October 1, 2022): 542–45. http://dx.doi.org/10.5406/21567417.66.3.16.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Terada, Yoshitaka. "Variational and Improvisational Techniques of Gandingan Playing in the Magindanaon Kulintang Ensemble." Asian Music 27, no. 2 (1996): 53. http://dx.doi.org/10.2307/834488.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Hariandi, Ahmad, Chika Orsalia Yovita Sari, Denisya Zahara, Hasta Purwindah Hapsari, and Lailatul Badriatul Mubarokah. "Nilai-Nilai Moral Terkandung dalam Tradisi Arakan Sahur di Kabupaten Tanjung Jabung Barat." Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) 5, no. 1 (June 30, 2023): 83–96. http://dx.doi.org/10.37364/jireh.v5i1.133.

Full text
Abstract:
The people of Kuala Tungkal are characterized by this culture in their own unique way. The Arakan Sahur tradition is one that originates from Kuala Tungkal. In this tradition, members of the public play Malay musical instruments such as drums, kulintang, tambourines and bells to prepare food for the procession, which have been passed down from generation to generation. Today, this tradition is part of the annual calendar of West Tanjung Jabung Regency. As a result, researchers are interested in lifting this tradition to investigate its moral principles. An emic approach to qualitative research is used in this study. The findings of this study indicate that the Arakan Sahur tradition which has existed since the time of our ancestors and is still practiced today contains moral principles. Religious Values, Social Values, Cultural Values, Educational Values, and Cultural Values are the four moral values. This tradition must be protected and strengthened by continuing to carry out the Sahur Arakan tradition consistently during the holy month of Ramadan as a sign of Kuala Tungkal City residents and a form of appreciation for being given the opportunity to feel the atmosphere of Kuala Tungkal City. this fasting month. Masyarakat Kuala Tungkal dicirikan oleh budaya ini dengan caranya sendiri yang unik. Tradisi Sahur Arakan adalah salah satu yang berasal dari Kuala Tungkal. Dalam tradisi ini, anggota masyarakat memainkan alat musik Melayu seperti gendang, kulintang, rebana, dan genta untuk menyiapkan makanan arakan telah diwariskan secara turun-temurun. Hari ini, tradisi ini menjadi bagian dari kalender tahunan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Akibatnya, para peneliti tertarik untuk mengangkat tradisi ini untuk menyelidiki prinsip-prinsip moralnya. Pendekatan emic untuk penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi Sahur Arakan yang telah ada sejak zaman nenek moyang dan masih dipraktikkan hingga saat ini mengandung prinsip-prinsip moral. Nilai Religius, Nilai Sosial, Nilai Budaya, Nilai Pendidikan, dan Nilai Budaya adalah empat nilai moral. Tradisi ini harus dilindungi dan dikukuhkan dengan terus melaksanakan tradisi Sahur Arakan secara konsisten selama bulan suci Ramadhan sebagai tanda warga Kota Kuala Tungkal dan bentuk penghargaan karena masih diberi kesempatan untuk merasakan suasana Kota Kuala Tungkal. bulan puasa ini.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Kaunang, Meyny S. C. "Penerapan Manajemen Pembelajaran Seni Musik pada Masa Pandemi (Studi Kasus di SMA-Manado Independent School (MIS) Manado)." Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia 6, no. 5 (May 21, 2021): 2358. http://dx.doi.org/10.36418/syntax-literate.v6i5.2729.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keunggulan dalam pengelolaan Pembelajaran Seni Musik (Manajemen). Adapun manajemen pembelajarannya dilihat pada Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan dan Pengendalian. Penelitian ini Menggunakan Pendekatan Deskriptif Kualitatif, dengan Tekhnik pengumpulan data Observasi, Wawancara dan Studi Dokumentasi, semua dilakukan di lingkungan SMA-MIS (Manado Independen School) Manado. Penelitian ini dilaksanakan di SMA-MIS (Manado Independen School), SMA-MIS yang merupakan satu-satunya sekolah yang memiliki keunggulan dibidang pembelajaran seni musik yang terdiri dari piano, vokal choir, alat tiup, band, drum, dan musik daerah kulintang. Pada masa Pandemi ini tidak ada perubahan baik kualitas maupun prestasi yang masih tetap unggul dari sekolah lainnya. Penekanan penelitian ini difokuskan pada penggunaan Ilmu Manajemen Analisis Pembelajaran Seni Musik pada masa Pandemi Covid 19 saat ini. Penelitian ini menggambarkan pelaksanaan dan pengelolaan manajemen pembelajaran Seni Musik dimasa Pandemi Covid 19 yang mendukung Proses Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan dan Pengendalian Seni di SMA.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Dissertations / Theses on the topic "Kulintang"

1

Talusan, Mary I. "Reconstructing identity appropriation and representation of Kulintang music in the United States /." 1999. http://catalog.hathitrust.org/api/volumes/oclc/43895812.html.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Books on the topic "Kulintang"

1

The Muranao kakolintang: An approach to the repertoire. Iligan City: Coordination Center for Research and Development, MSU-Iligan Institute of Technology, 1985.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Book chapters on the topic "Kulintang"

1

Talusan, Mary, and Bernard Ellorin. "Reframing and Reclaiming Kulintang Music: Countering Written History with Contemporary Reality." In Indigenous Media and Popular Culture in the Philippines, 117–37. Singapore: Springer Nature Singapore, 2024. http://dx.doi.org/10.1007/978-981-99-9101-3_7.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Conference papers on the topic "Kulintang"

1

Laguna, Ann Franchesca B., Nicanor Marco P. Valdez, and Rowena Cristina L. Guevara. "MIDI implementation of a kulintang modal synthesizer using the VST2.4 standard." In TENCON 2012 - 2012 IEEE Region 10 Conference. IEEE, 2012. http://dx.doi.org/10.1109/tencon.2012.6412221.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography