Journal articles on the topic 'Kota lama'

To see the other types of publications on this topic, follow the link: Kota lama.

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Kota lama.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Utami, Adinda Sih Pinasti Retno, Tanti Satriana Rosary Nasution, and Satya Wahyuputra Santosa. "REVITALISASI KOTA LAMA MELALUI OPTIMALISASI POTENSI ZONA PENYANGGA KOTA LAMA GRESIK." BORDER 1, no. 2 (November 30, 2019): 73–82. http://dx.doi.org/10.33005/border.v1i2.25.

Full text
Abstract:
Konservasi kawasan cagar budaya di Gresik telah dilaksanakan sejak 2009. Proses konservasi meliputi dokumentasi, klasifikasi, dan peningkatan fisik. Namun, kerusakan, perubahan, dan penurunan kualitas di kawasan cagar budaya masih terjadi. Salah satu daerah yang direvitalisasi di Gresik adalah Kampung Kemasan. Fenomena yang muncul saat ini adalah bahwa revitalisasi di Kampung Kemasan dianggap tidak memadai baik untuk memicu kebangkitan kembali wilayah warisan dalam skala yang lebih besar atau untuk menghindari degradasi kualitas kawasan warisan di sekitarnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menemukan solusi dari masalah ini dengan mengusulkan desain yang berfokus pada pengembangan zona penyangga Kampung Kemasan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui partisipasi masyarakat untuk memetakan potensi wilayah, observasi, dan interpretasi spasial. Interpretasi spasial dalam hal ini adalah interpretasi karakter ruang yang terbentuk di zona penyangga. Setelah semua data diperoleh, dianalisis dengan menggunakan metode overlay untuk mendapatkan ruang yang akan direncanakan lebih lanjut. Hasil penelitian adalah perencanaan zona penyangga dengan intervensi desain pada street furniture dan area pejalan kaki yang memperkuat citra atau tema kawasan cagar budaya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Setiawan, Allif Agust, and Arif Rahman Hakim. "Pergeseran Budaya Bersantai Masyarakat Kota Banjarmasin (Komparasi Pasar Lama dan Kota Lama)." Huma: Jurnal Sosiologi 2, no. 4 (December 25, 2023): 360–68. http://dx.doi.org/10.20527/h-js.v2i4.176.

Full text
Abstract:
There is a change in the leisure culture in the life of the Banjarmasin City people today, for example, the Mawarung culture in today's life has changed to Nongkrong culture filled with young Banjarmasin people. The point of study compares two places that are the same places to leisure in Banjarmasin, namely Pasar Lama and Kota Lama. This study uses cultural theory and leisure class theory. This type of research is included in qualitative research with a comparative study approach. Data collection techniques by means of observation, interviews and documentation. The research took place from November 2022 to January 2023. The results of this study show several different of the two places to leisure from clothing, places, visitors, menus, facilities, to topics of conversation. There are three main elements that make a cultural shift occur in the two places to leisure, namely the different ideas between the two places, visitor activities, and artifacts or characteristics of places to leisure. The conclusion of this study shows that there is a change in the leisure culture of the Banjarmasin City people from three cultures namely ideas, activities and buildings. Ideas of the past at Pasar Lama and ideas of the present at Kota Lama. Visitor activities at the Pasar Lama are purely leisure and visitor activities at the Kota Lama are leisure while showing off their social status. Most Pasar Lama building represents a simple place and most Kota Lama building represents an aesthetic place. The nongkrong culture as conspicuous leisure in the Pasar Lama was replaced by the culture of nongkrong as conspicuous consumption in the Kota Lama.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Wulanningrum, Sintia Dewi. "Elemen-elemen Pembentuk Kota yang Berpengaruh terhadap Citra Kota (Studi Kasus: Kota Lama Semarang)." JURNAL PEMBANGUNAN WILAYAH & KOTA 10, no. 2 (June 6, 2014): 197. http://dx.doi.org/10.14710/pwk.v10i2.7650.

Full text
Abstract:
Kota Lama Semarang merupakan kawasan kolonial Belanda dimana mana terdapat gedung-gedungyang dibangun sejak zaman Belanda. Kota lama sering disebut sebagai Little Netherland, denganlanskap mirip kota di Eropa serta terdapat kanal yang mengelilinginya menjadikan Kota Lama sepertiminiatur Belanda di Semarang. Akan tetapi seiring berkembangnya zaman, citra Kota Lama Semarangsemakin luntur oleh pengaruh modernisasi. Penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui elemen-elemenpembentuk kota yang berpengaruh terhadap citra di kawasan Kota Lama, sehingga dapat digunakansebagai rujukan dalam meningkatkan citra di kawasan kota lama Semarang. Metode penelitian adalahkualitatif dan kuantitatif. Dari hasil analisis, maka didapatkan bahwa elemen-elemen yang palingberpengaruh terhadap citra kawasan Kota Lama berada di area Letjen Soeprapto seperti Landmarkyang paling menonjol adalah Gereja Blenduk, distrik yang memiliki aktivitas serta tata massa khusus,dimana terdapat aktivitas seperti peribadatan, perdagangan dan jasa serta perkantoran. Selain itu,path paling menonjol berada di jalur Letjen Soeprapto yang dapat dilihat melalui adanya deretanbangunan yang khas di sisi kanan maupun kiri jalur.Kata kunci : elemen-elemen pembentuk kota, citra kota
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Lamahoda, Rudini A. R. B., Amos Setiadi, Reginaldo Christophori Lake, and Ricky Samara. "Perkembangan morfologi kawasan Kota Lama Kupang." EMARA: Indonesian Journal of Architecture 6, no. 2 (January 7, 2021): 77–90. http://dx.doi.org/10.29080/eija.v6i2.1010.

Full text
Abstract:
Kota Kupang adalah Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, terletak di pesisir Teluk Kupang, bagian Barat Laut Pulau Timor. Perkembangan kawasan Kota Lama Kupang dimulai pada periode abad ke-15, diawali sebagai kota bandar yang dikuasi oleh Raja Helong hingga adanya intervensi pemerintahan Belanda, Portugis, dan Cina, sehingga memiliki morfologi kawasan kota yang unik untuk diteliti. Tujuan penelitian ini ialah mengidentifikasi perkembangan kawasan Kota Lama Kupang selama beberapa periode dan menganalisis perubahan serta perbandingan apa saja terkait morfologi kawasan Kota Lama Kupang. Penelitian deskriptif eksploratif dengan metode analisis sinkronik (tissue analysis) digunakan dalam penelitian ini untuk membaca sejarah yang terjadi pada kawasan Kota Lama Kupang dari periode awal terbentuk kawasan yakni abad ke-15 sampai pada abad ke-21. Selanjutnya, metode analisis diakronik (historical reading) digunakan untuk menemukan perubahan serta perbandingan morfologi kawasan Kota Lama Kupang periode abad ke-15 sampai abad ke-21 dan memaparkan bagaimana ruang-ruang Kota Lama Kupang mulai bertumbuh serta berkembang. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kawasan Kota Lama Kupang mulai berkembang karena memiliki generator utama yaitu masuknya kekuasaan Raja Helong untuk menjadikan Kota Lama Kupang sebagai kota bandar yang ada di Pulau Timor. Temuan perubahan dan perbandingan perkembangan morfologi kawasan Kota Lama Kupang ialah saat masuknya bangsa Belanda, Portugis, dan etnis Cina serta terjadi perubahan setelah Indonesia merdeka yakni perubahan status kawasan Kota Lama Kupang berdasakan aspek politik yang berkembang
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Sagung Alit Widyastuty, Anak Agung. "IDENTIFIKASI KAWASAN KOTA LAMA GRESIK." WAKTU: Jurnal Teknik UNIPA 9, no. 2 (July 15, 2011): 6–16. http://dx.doi.org/10.36456/waktu.v9i2.919.

Full text
Abstract:
Keberadaan kota lama semakin memudar seiring dengan terdapatnya fenomena perubahan yang mengakomodasikan perkembangan yang terjadi. Kota lama Gresik terletak di sekitar alon – alon yang merupakan perkampungan kuno dan terletak di dalam kota. Seiring dengan perkembangannya perubahan fisik dan lingkungan ditandai dengan penambahan, perubahan dan pembongkaran bangunan bersejarah yang mencerminkan identitas kawasan dengan bangunan baru yang jauh berbeda dari karakteristik bangunan asli. Studi ini bertujuan untuk mendapatkan arahan pelestarian kawasan kota lama dengan terlebih dahulu mengetahui tingkat perubahan fisik dan lingkungan yang terjadi dengan membandingkan kondisi dulu dengan kondisi saat ini. Hasil studi ini menunjukkan bahwa kawasan kota lama Gresik dalam perkembangannya semakin mengalami perubahan fisik maupun lingkungan mengakibatkan kaburnya / hilangnya identitas kota. Terjadinya perubahan fisik dan lingkungan tersebut di indikasikan karena factor fisik (pengguna lahan dan kondisi bangunan) dan factor non fisik (ekonomi, social budaya dan masyarakat sekitar dan factor hokum) terjadinya perbedaan infrastruktur kawasan, terjadinya perubahan fungsi bangunan, belum terdapatnya peraturan bangunan / lingkungan serta terjadinya perbedaan struktur pertumbuhan ekonomi kawasan serta kurangnya pengetahuan dan keperdulian masyarakat akan sejarah dan kebudayaan yang dimiliki merupakan beberapa factor yang menjadi penyebab terjadinya perubahan fisik dan lingkungan di kawasan kota lama Gresik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Fitriana, Mira. "KONSEP WATERFRONT KALI MBEROK KOTA LAMA SEMARANG." Jurnal Arsitektur ARCADE 5, no. 2 (August 2, 2021): 152. http://dx.doi.org/10.31848/arcade.v5i2.697.

Full text
Abstract:
Abstract: Kali Mberok Kota Lama Semarang is a river that has a lot of history during the Dutch colonial era in Central Java. The revitalization of the Kota Lama area is now being carried out by turning old buildings into places for office activities and also for supporting tourism activities in the Old City. The development of the revitalization of the Kota Lama cultural heritage area was hampered by the problem of tidal flooding and street lighting. The waterfront concept for Kali Mberok is one solution to overcome the obstacles to revitalizing the Old City by adding green open spaces on the edge of Kali Mberok. The implementation of a waterfront in Kali mberok Kota Lama will have a positive impact on reducing buildings on the riverbank and also increasing street lighting with the addition of public open spaces. Innovatively, this study will lead and develop the potential of Kali Mberok in the design of Kali Mberok waterfront tourism around Kota Lama with an emphasis on the Waterfront conceptAbstrak: Abstrak Kali Mberok Kota Lama Semarang adalah salah sungai yang memiliki banyak sejarah di masa kolonial Belanda di Jawa Tengah. Revitalisasi kawasan Kota Lama kini dilakukan dengan memfungsikan gedung gedung tua menjadi tempat kegiatan perkantoran dan juga tempat kegiatan penunjang pariwisata di Kota Lama. Perkembangan revitalisasi kawasan cagar budaya Kota Lama sempat terhambat karena adanya masalah banjir rob dan penerangan jalan. Konsep waterfront untuk Kali Mberok menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kendala revitalisasi Kota Lama dengan penambahan ruang terbuka hijau di pinggir Kali Mberok. Penerapan waterfront di Kali mberok Kota Lama akan memberikan dampak positif untuk mengurangi bangunan di pinggir sungai dan juga menambah penerangan jalan dengan penambahan ruang terbuka publik. Secara inovatif, kajian ini akan mengarah dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh Kali Mberok pada desain perancangan wisata tepian air Kali Mberok disekitar Kota Lama dengan penekanan konsep Waterfront.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Rukayah, R. Siti, Muhammad Abdullah, and Annica Etenia. "KONSERVASI MENARA SLEKO MENUJU LANSEKAP KAWASAN KOTA KUNO SEMARANG." Jurnal Pengembangan Kota 9, no. 1 (July 15, 2021): 13–25. http://dx.doi.org/10.14710/jpk.9.1.13-25.

Full text
Abstract:
Konservasi arsitektur dan kawasan bersejarah menjadi issu penting dalam pengembangan kota dewasa ini. Semarang memiliki Kawasan Kota Lama dengan Menara Sleko di Kawasan Sleko yang berfunsgi sebagai kawasan pelabuhan di era kolonial. Menara ini berfungsi sebagai menara pandang yang digunakan untuk memantau keadaan pelabuhan dan pedagang kecil, serta untuk istirahat para pedagang. Namun, karena kini tertutup oleh bangunan kumuh maka kemegahan bangunan Menara Sleko sebagai landmark pada kawasan Kota Kuno Semarang tak nampak lagi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguak keberadaan Menara Sleko sebagai bagian dari Kawasan Kota Lama Semarang. Penelitian ini menggunakan penggalian sejarah dari beberapa arsip kolonial berupa buku, peta dan foto untuk menguak keberadaan Menara Sleko sebagai bagian dari Kota Lama Semarang di masa lalu. Hasil penelitian menunjukan bahwa Menara Sleko merupakan satu kesatuan rancang kota dengan kota benteng yang kini dikenal dengan nama Kota Lama Semarang. Lokasinya menjadi lansekap kota tepi sungai sebagai tempat kapal berlabuh menuju kota lama dan pusat kota Semarang. Dengan menggunakan pendekatan sejarah sebagai alat analisa maka terkuak gambaran kota lama dengan bangunan menara sebagai landmark kota di masa lalu yang terintegrasi dengan lansekap sungai yang bisa digunakan sebagai guideline konservasi kawasan Kota Lama Semarang secara utuh.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Sri Sulihingtyas Drihartati and Endah Dwi Hayati. "PELATIHAN KETERAMPILAN BERBAHASA DAN KEPEMANDUAN BAGI PEMANDU WISATA KOTA LAMA SEMARANG." Jurnal Suara Pengabdian 45 1, no. 4 (December 5, 2022): 145–53. http://dx.doi.org/10.56444/pengabdian45.v1i4.211.

Full text
Abstract:
Kota Lama Semarang telah menjadi salah satu daya tarik wisata yang menarik minat wisatawan baik dari dalam kota Semarang maupun luar kota Semarang. Pemerintah Kota Semarang melalui Badan Pengembangan Kawasan Kota Lama Semarang merevitalisasi Kota Lama Semarang sehingga menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi wisatawan. Selain memperbaiki kondisi fisik, pemerintah juga memperbaiki dan meningkatkan fasilitas di Kota Lama Semarang. Salah satunya adalah dengan menyediakan pemandu wisata yang juga memiliki peran penting dalam kemajuan pariwisata. Dengan demikian ketrampilan seorang pemandu wisata juga harus diperhatikan dan ditingkatkan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan ketrampilan berbahasa dan teknik kepemaduan para pemandu wisata Kota Lama Semarang. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan pelatihan dan praktek langsung di Kota Lama Semarang. Dengan mengikuti kegiatan ini diharapkan ketrampilan berbahasa dan kepemanduan pemandu wisata Kota Lama Semarang meningkat dan pada akhirnya dapat meningkatkan pariwisata di kota Semarang. Kata Kunci: pariwisata, pemandu wisata, Kawasan Kota Lama Semarang. Semarang Old Town has become one of the tourist attractions that attracts tourists both from within the city of Semarang and outside the city of Semarang. The Semarang City Government through Badan Pengembangan Kawasan Kota Lama Semarang revitalized Semarang Old City so that it became a comfortable place for tourists to visit. In addition to improving physical conditions, the government also improves and improves facilities in Semarang Old City. One of them is by providing tour guides who also have an important role in the progress of tourism. Thus the skills of a tour guide must also be considered and improved. This community service activity is carried out with the aim of improving the language skills and guidance techniques of the Semarang Old City tour guides. This activity is carried out by providing training and hands-on practice in Kota Lama Semarang. By participating in this activity, it is hoped that the language skills and guidance of the Semarang Old City tour guide will increase and in the end can increase tourism in the city of Semarang. Keywords: tourism. guide., Kota Lama Semarang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Lake, Reginaldo Christophori, Yuliana Bhara Mberu, and Avitu Diaz. "ELEMEN-ELEMEN PEMBENTUK SISTEM KOTA-LAMA KUPANG." Jurnal Arsitektur KOMPOSISI 12, no. 3 (May 29, 2019): 257. http://dx.doi.org/10.24002/jars.v12i3.2235.

Full text
Abstract:
Abstract: This research focuses on the old city-area of Kupang as a historical area formed based on the typology and morphology of the city of Kupang in the past. In the study of the existence of the city-old Kupang is associated with aspects of the function and development of the city. The problems studied are what physical elements exist in the old city area that needs to be emphasized in order to be able to support the activities and functions of the old city-area of Kupang and its preservation. The purpose of revealing the physical elements of the old city of Kupang is to become a concept or direction for the design of the morphology of the city of Kupang on an ongoing basis. The results of the study indicate that changes in the Kupang city-old region are influenced by the elements forming the urban area that are in line with the socio-cultural and economic development of the community in the region.Keywords: physical elements, morphology, heritage, city of KupangAbstrak: Penelitian ini berfokus pada kawasan kota-lama Kupang sebagai kawasan bersejarah yang terbentuk berdasarkan tipologi dan morfologi kota Kupang tempo dulu. Dalam kajian keberadaan kota-lama Kupang dikaitkan dengan aspek fungsi dan perkembangan kota. Permasalahan yang dikaji adalah apa saja elemen fisik yang terdapat pada kawasan kota-lama yang perlu dipertegas agar mampu mendukung kegiatan dan fungsi kawasan kota-lama Kupang dan pelestariannya. Tujuan dari mengungkapkan elemen fisik dari kota-lama Kupang dijadikan sebuah konsep atau arahan desain morfologi kota Kupang secara berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan pada kawasan kota-lama Kupang dipengaruhi oleh elemen-elemen pembentuk kawasan kota yang sejalan dengan perkembangan sosial budaya dan ekonomi masyarakat dalam kawasan.Kata Kunci: elemen fisik, morfologi, kota-lama, kota Kupang
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Anisa, Anisa. "Karakteristik Arsitektur di Kota Lama Kudus." NALARs 17, no. 2 (June 5, 2018): 155. http://dx.doi.org/10.24853/nalars.17.2.155-164.

Full text
Abstract:
ABSTRAK. Kota Lama Kudus atau yang lebih sering disebut Kudus Kulon adalah sebuah kawasan bersejarah yang berada di Kabupaten Kudus, Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten Kudus terbagi menjadi dua yaitu Kudus Kulon dan Kudus Wetan dengan sebuah sungai sebagai pemisah kedua area tersebut. Kudus Kulon atau Kota Lama Kudus merupakan cikal bakal kota Kudus dan sebuah tempat bersejarah dengan adanya makam Sunan Kudus dan Masjid Menara Kudus. Kudus yang kita kenal sekarang ini selain adanya Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus, juga terkenal karena industri rokok. Dalam sejarah dikisahkan dahulu industri rokok berkembang mulai dari home industry di Kota Lama Kudus sekitar tahun 1900. Jauh sebelum industri rokok berkembang, sudah ada perdagangan yang memajukan daerah Kota Lama Kudus yaitu perdagangan palawija dan tembakau. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang mendeskripsikan serta menginterpretasikan karakteristik arsitektur Kota Lama Kudus. Deskripsi dan interpretasi ini penting dilakukan karena kondisi terkini Kota Lama Kudus sudah mengalami banyak perubahan. Data diambil melalui observasi lapangan tentang kondisi rumah, permukiman dan kawasan Kota Lama Kudus. Pada daerah sekitar Masjid dan Menara Kudus, permukiman didominasi oleh rumah-rumah Kilungan sehingga membentuk jalan-jalan berbentuk lorong seperti labirin. Semakin jauh dari Masjid dan Menara Kudus bentuk permukimannya berubah menjadi rumah-rumah terbuka tanpa dinding kilungan. Selain lingkungan permukimannya, arsitektur rumah di Kota Lama Kudus juga beragam. Ada rumah tradisional Kudus dengan bangunan sisir (tempat usaha), rumah tradisional Kudus tanpa bangunan sisir, rumah gedong (gaya eropa) dan rumah kilungan (rumah di dalam pagar tinggi). Tiga arsitektur rumah tersebut adalah asli sebagai karakteristik arsitektur Kota Lama Kudus. Faktor yang mempengaruhi karakteristik arsitektur di Kota lama Kudus adalah aktivitas yang di lakukan di kawasan tersebut Kata Kunci: karakteristik, arsitektur, rumah, permukiman, Kota Lama Kudus ABSTRACT. Kota Lama Kudus or more commonly called Kudus Kulon is a historic area located in Kudus District, Central Java Province. Kudus District is divided into two namely Kudus Kulon and Kudus wetan with a river as a separator of both areas. Kudus Kulon or Kota Lama Kudus is the forerunner of Kudus city and a historic place with the tomb of Sunan Kudus and Mosque of Menara Kudus. Kudus that we know today besides the existence of the Masjid Menara and the Tomb of Sunan Kudus, also famous for the cigarette industry. In the history of the first cigarette industry began to grow from the home industry in the Kudus Old City around the year 1900. Long before the cigarette industry develops, there is a trade that promotes the area of the Old Town Kudus palawija and tobacco trade. This research is qualitative descriptive research that describes and interpret the architectural character of Kota Lama Kudus. These descriptions and interpretations are essential because the current condition of the Kudus Old City has undergone many changes. The data was taken through field observations on the condition of houses, settlements and the area of the Old City. In the area around the Mosque and the Menara, the settlements are dominated by Kilungan houses to form alley-shaped streets such as labyrinths. The farther away from the Mosque and the Menara form the settlements are transformed into open houses without the globe walls. In addition to its residential neighborhood, the architecture of the house in the Kudus Old City also varied. There is a traditional Kudus house with a sisir building (place of business), a traditional Kudus house without a sisir building, a gedong house (European style) and a kilungan house (house inside a high fence). The three architectural houses are genuine and are a character of the architecture of the Kudus Old City. Factors affecting the architectural characteristics of the old city of Kudus are the activities undertaken in the region Keywords: characteristics, architecture, house, settlement, kudus Old City
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Nday, Rosvitayati Umbu. "Potensi Kota Lama Kupang Sebagai Kawasan Cagar Budaya." Jurnal Latar 2, no. 1 (June 10, 2024): 91–99. http://dx.doi.org/10.69749/jl.v2i1.69.

Full text
Abstract:
Kota Lama merupakan embrio perkembangan Kota Kupang. Kota Lama Kupang termasuk kawasan bersejarah yang ditandai keberadaan obyek-obyek peninggalan bangsa asing. Kawasan bersejarah merupakan aset yang perlu dilindungi, dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Pengelolaan aset bersejarah yang tepat tidak hanya bertujuan untuk menyelamatkan dan melestarikan warisan budaya kota (urban heritage) namun dapat dioptimalkan untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat. Menurut identifikasi dan kondisi eksisting obyek-obyek bersejarah menunjukkan Kota Lama Kupang memiliki potensi memenuhi kriteria penetapan cagar budaya sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2010. Cagar budaya adalah kekayaan budaya bangsa yang perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat dalam rangka memajukan kebudayaan nasional. Namun mengacu pada pengelolaan sampai saat ini belum dikelola secara tepat dan sesuai dengan nilai sejarah dan karakter urban heritage di Kota Lama Kupang. Pengelolaan dimaksud adalah upaya terpadu untuk melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan cagar budaya melalui kebijakan pengaturan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu kajian potensi Kota Lama Kupang sebagai kawasan cagar budaya merupakan upaya untuk mendorong Pemerintah Kota Kupang untuk mengoptimalkan potensi cagar budaya yang dimiliki dengan mendayagunakan aset obyek diduga cagar budaya (ODCB). Tujuan pengembangan cagar budaya di Kota Lama Kupang adalah guna menyelamatkan dan melestarikan karakter urban heritage, meningkatkan harkat dan martabat bangsa melalui cagar budaya, memperkuat kepribadian bangsa, meningkatkan kesejahteraan Masyarakat dan pembentukan identitas Kota Kupang. Metode kajian dilakukan dengan pendekatan studi lapangan, studi sejarah dan studi karakter urban heritage dan hasil kajian menghasilkan gambaran potensi cagar budaya di Kota Lama Kupang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Harani, Arnis Rochma, Hermin Werdiningsih, and Resza Riskiyanto. "Peningkatan Fungsi Guna Bangunan Di Kawasan Kota Lama Semarang." MODUL 17, no. 1 (September 19, 2017): 22. http://dx.doi.org/10.14710/mdl.17.1.2017.22-26.

Full text
Abstract:
Kawasan kota lama Semarang merupakan kawasan konservasi yang dipertahankan keasliannya olehpemerintah kota Semarang. Kawasan kota lama Semarang merupakan pusat perdagangan pada abad ke 19-20.Karena merupakan kawasan peninggalan pada masa belanda, maka bangunan yang ada dikawasan ini bergayakolonial. Namun seiring berkembangnya kota Semarang, kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi inimulai ditinggalkan, sehingga menjadi kawasan mati. kawasan kota lama yang masih aktif hanya seperempatnya,sisanya berupa bangunan kosong/gudang
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Husaini, Ahmad, Melda Yenni, and Cici Wuni. "efektivitas metode filtrasi dan adsorpsi dalam menurunkan kesadahan air sumur di kecamatan kota baru kota jambi." Jurnal Formil (Forum Ilmiah) Kesmas Respati 5, no. 2 (November 13, 2020): 91. http://dx.doi.org/10.35842/formil.v5i2.323.

Full text
Abstract:
Penggunaan air dengan kesadahan tinggi dan pH tidak netral dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan rumah tangga dan juga akan mengakibatkan gangguan kesehatan seperti cardiovascular desease dan urolithalisis. Air sumur yang digunakan masyarakat di wilayah kerja Kecamatan Kota Baru Kota Jambi memiliki kesadahan yang tinggi dengan ciri-ciri menimbulkan kerak pada peralatan masak, endapan warna putih pada tempat penampungan air.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode filtrasi dan adsorpsi terhadap derajat pH air dan tingkat kesadahan air.Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen dengan rancangan time series design. Sampel penelitian ini yaitu air sumur. Pengambilan data dengan melakukan pengukuran pH menggunakan pH meter dan kesadahan air dengan metode titrimetri. Data di analisis dengan cara melihat perubahan derajat keasaman (pH) dan persentase perubahan kesadahan air.Hasil penelitian menunjukkan pH air sebelum pengolahan yaitu 4 dan meningkat pada lama kontak <1 menit menjadi 6,2, 6,5 pada lama kontak 30 menit, 6,3 pada lama kontak 60 menit, 6,2 pada lama kontak 90 menit dan 6,7 pada lama kontak 120 menit. Persentase penurunan kesadahan air pada waktu kontak <1 menit sebesar 7,14%, lama kontak 30 menit sebesar 15,35%, lama kontak 60 menit sebesar 36,42%, lama kontak 90 menit sebesar 38,57% dan lama kontak 120 menit sebesar 62,85%.Terdapat peningkatan derajat pH air sumur dan penurunan tingkat kesadahan air sumur setelah dilakukan pengolahan dengan cara filtrasi dan adsorpsi. Semakin lama kontak dalam proses filtrasi dan adsorpsi akan semakin efektif terhadap peningkatan pH air sumur dan penurunan tingkat kesadahan air sumur.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Analisa, Fabiola Charisma Kirana. "DAMPAK REVITALISASI TERHADAP AKTIVITAS VANDALISME DI KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG." Jurnal Arsitektur KOMPOSISI 12, no. 2 (March 20, 2019): 97. http://dx.doi.org/10.24002/jars.v12i2.2044.

Full text
Abstract:
Abstract: The Uniqueness of Kawasan Kota Lama Semarang is always be an interesting topic to learn. This area has historic buildings as an attraction. However, there are still some buildings that are not well-maintained. This condition could make the nearest street space has a negative image and lead to the emergence of negative activities, such as vandalism. There are pictures and writings as the results of vandalism in several parts of the street space in Kawasan Kota Lama Semarang. Kawasan Kota Lama Semarang with the Blenduk Church as the landmark is become a cultural heritage area that needs to be preserved. The government collaborated with the local community commited to revitalize Kawasan Kota Lama Semarang in an effort to maintain its existence. Since 2013, the revitalization of buildings in Kawasan Kota Lama Semarang has been intensified. This article aims to elaborate on the thinking about the potential of revitalization for tourism development and its impact on vandalism activities that have occurred in Kawasan Kota Lama Semarang. The explaination is done by comparing the vandalism mapping and buildings revitalization mapping. From the mapping, we could found the relationship between the revitalization of the area and the products of vandalism as well as the direction that could be done to enhance the positive image of Kawasan Kota Lama Semarang optimally.Keyword : vandalism, revitalization, kota lamaAbstrak: Kekhasan Kawasan Kota Lama Semarang selalu menjadi topik menarik untuk dipelajari. Kawasan ini memiliki bangunan-bangunan bersejarah yang menjadi daya tarik wisata. Namun masih terdapat bangunan-bangunan yang tidak terawat dan tidak berfungsi. Kondisi ini mengakibatkan terbentuknya ruang jalan yang memiliki kesan kurang baik serta mengundang munculnya aktivitas negatif, salah satunya adalah vandalisme. Terdapat gambar dan tulisan hasil aktivitas vandalisme di beberapa bagian ruang jalan di Kawasan Kota Lama Semarang. Kawasan Kota Lama Semarang dengan ikon Gereja Blenduk ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya yang perlu dijaga kelestariannya. Pemerintah bekerjasama dengan komunitas penggiat kawasan terus melakukan revitalisasi dalam upaya menjaga eksistensi dan peran kawasan sebagai kawasan wisata yang bersejarah. Sejak tahun 2013, revitalisasi bangunan di Kawasan Kota Lama Semarang semakin intensif dilakukan. Artikel ini bertujuan untuk menguraikan pemikiran mengenai potensi revitalisasi terhadap perkembangan pariwisata serta dampaknya terhadap aktivitas vandalisme yang pernah terjadi di Kawasan Kota Lama Semarang. Pemaparan dilakukan dengan cara melakukan pemetaan terhadap lokasi terjadinya vandalisme dan pemetaan bangunan atau ruang publik yang telah mengalami revitalisasi. Dari pemetaan tersebut diperoleh hubungan antara revitalisasi kawasan dengan produk aktivitas vandalisme serta arahan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesan (image) positif terhadap kawasan secara optimal.Kata kunci: vandalisme, revitalisasi, kota lama
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Rafsyanjani, Muhammad Akbar, and Ari Widyati Purwantiasning. "Kajian Konsep Teori Lima Elemen Citra Kota pada Kawasan Kota Lama Semarang." Arsir 3, no. 2 (March 11, 2020): 47. http://dx.doi.org/10.32502/arsir.v3i2.2219.

Full text
Abstract:
Kawasan Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan kawasan yang memiliki makna tradisional dan modern pada saat ini. kutipan buku Image Of The City secara umum ialah kota harus mempunyai ciri khas dari sebuah kota. Dikarenakan kota adalah menimbulkan karateristik yang berbeda-beda. Misalkan dari Kawasan Kota Lama Semarang mempunyai ciri khas dengan penataan kota dengan sistem grid, maupun banyaknya persimpangan jalan untuk lalu lalang manusia. Maka dari itu, Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu untuk menjelaskan bagaimana penerapan Kawasan Kota Lama Semarang Jakarta dengan teori lima elemen citra kota menurut Kevin Lynch, kemudian untuk mengkaji teori lima elemen citra kota menurut Kevin Lynch, serta dapat menjelaskan prinsip-prinsip teori lima elemen citra kota menurut Kevin Lynch terhadap Kawasan Kota Lama Semarang. Prinsip-prinsip lima elemen citra kota menurut Kevin Lynch adalah Path, Edges, Node, District, Landmark. Oleh sebab itu, hasil dalam penelitian kali ini akan menjelaskan Kawasan Kota Lama Semarang dengan konsep teori lima elemen citra kota yang akan dijabarkan antara lain pathnya pada kawasan ini dapat menghubungkan antar bangunan, kemudian edgesnya ditunjukkan dengan pembatas jembatan berok, kemudian nodenya ditunjukkan dengan banyaknya persimpangan jalan, dan hanya sedikit titik kumpulnya, kemudian districtnya ditunjukkan dengan pola deretan bangunannya, landmarknya ditunjukkan dengan gereja blenduk.Kata kunci : Lima Elemen, Kevin Lynch, Kawasan Kota Lama Semarang
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Jerobisonif, Aplimon, and Ariency Manu. "ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KAWASAN KOTA LAMA KOTA KUPANG." JUTEKS - Jurnal Teknik Sipil 2, no. 1 (November 10, 2017): 93. http://dx.doi.org/10.32511/juteks.v2i1.128.

Full text
Abstract:
Perkembangan kota yang terjadi di Kota Kupang terlihat dengan semakin berkembangnya perekonomian di segala sektor. Perdagangan dan jasa juga memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Bertambahnya tingkat pertumbuhan penduduk juga merupakan dampak dari suatu perubahan kota yang menunjukkan banyaknya aktivitas yang terjadi di dalam kota tersebut yang pada akhirnya membutuhkan lahan yang banyak untuk permukiman. Perkembangan kota juga akan mengakibatkan konversi terhadap lahan-lahan hijau, sehingga peran lahan hijau tersebut menjadi prioritas. Penelitian ini betujuan untuk : 1). Menganalisis luas dan sebaran ruang terbuka hijau di Kota Lama Kota Kupang; 2). Menganalisis jumlah kebutuhan ruang terbuka hijau di Kota Lama Kota Kupang berdasarkan luas kawasan, jumlah penduduk, dan karbon dioksida yang dihasilkan; 3). Mengidentifikasi apakah luas dan sebaran RTH di Kota Lama Kota Kupang telah sesuai terhadap kebutuhan luas kawasan hijau berdasarkan: (a). persentase luas (Permendagri No. 1 tahun 2007 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.05/PRT/M/2008); (b). luasan perkapita (Simonds,1983); dan (c). isu penting pada suatu kota; 4) Mengidentifikasi kesesuaian jumlah dan sebaran RTH berdasarkan Masterplan RTH Kota Kupang terhadap Kondisi RTH di Kota Lama; 5) Model Pengembangan ruang terbuka hijau untuk memenuhi kebutuhan RTH di Kota Lama Kota Kupang, Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan menganalisis data-data biofisik berupa luas wilayah, data jumlah penduduk, dan jumlah kendaraan di Kota Kupang untuk merumuskan model pengembangan RTH. Kondisi Eksisting RTH yang terdapat di Kelurahan LLBK hanya terdiri dari : a) RTH Publik berupa : Taman kota pantai Kopan, Taman Tugu- Terminal, Halaman Gereja Kota Kupang, Parkiran terbuka Jalan Siliwangi, Sempadan Pantai, Sempadan Sungai. Luasan RTH Publik mencapai 0,14 Ha atau sebesar 11,29 % dari luas Kawasan Kota Lama. Sedangkan berdasarkan pedoman dari UU no. 26 tahun 2007 maka luas RTH Publik yang dibutuhkan sebesar 20% adalah 0,24 Ha ; b). RTH Privat : Pekarangan seluas 745 m2 dan Taman Atap sebesar 200 m2 = 945 m2 atau 0,091 Ha atau sebesar 7,25% dari luas Kawasan Kota Lama. Sedangkan berdasarkan pedoman dari UU no. 26 tahun 2007 maka luas RTH Privat yang dibutuhkan sebesar 10% adalah seluas 0,12 Ha. Hasil Analisis kebutuhan luasan RTH Kawasan Kota Lama didapat kebutuhan RTH berdasarkan Luas wilayah adalah sebesar 0,37 Ha, berdasarkan Jumlah Penduduk adalah sebesar 0,18 Ha, berdasarkan Kebutuhan Oksigen adalah sebesar 0,38 Ha, berdasarkan Netralisasi Karbon Dioksida adalah sebesar 1,05 Ha.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Basori, Muh Hasan, Mukaromah Mukaromah, and Muh Noor Hidayat. "KAJIAN SIGN SYSTEM SEBAGAI BAGIAN DARI PENANDA WAYFINDING KAWASAN WISATA KOTA LAMA SEMARANG." Seminar Nasional Pariwisata dan Kewirausahaan (SNPK) 1 (April 20, 2022): 371–81. http://dx.doi.org/10.36441/snpk.vol1.2022.60.

Full text
Abstract:
Kota Semarang memiliki destinasi wisata yang bernama Kawasan Kota Lama Semarang. Kawasan ini adalah kawasan yang menonjolkan keindahan arsitektur bangunan sebagaimana layaknya bangunan di eropa. Sebagai kawasan tujuan wisata, adanya sign system atau penanda arah bagi wisatawan sangat dibutuhkan untuk mengetahui arah destinasi, peta kawasan, jalan lalu-lintas, dan sebagainya. Tujuan penulisan ini adalah mengetahui kualitas sign system sebagai objek pengamatan yang ada di kawasan wisata Kota Lama Semarang dalam memberikan bantuan bagi pengunjung dalam mengeksplorasi kawasan wisata Kota lama Semarang. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kualitatif yang mana pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi atas beragam tanda (sign system) kawasan kota Lama Semarang. Fokus penelitian penanda ini dilakukan terhadap dua komponen visual yaitu: pertama pada sign system di ruang terbuka kawasan Kota Lama untuk melihat hubungan pola tata ruang bangunan, dan kedua adalah komponen sign system yang sudah tersedia di area Kota Lama Semarang. Kemudian menginterpretasikan data terkait struktur, bentuk, dimensi, konten tulisan, jenis huruf, warna, hingga material yang digunakan pada sign system Kota Lama Semarang. Hasil yang diperoleh yaitu semua jenis penanda identitas sudah menunjukkan nama spot-spot wisata, gedung, bangunan dimana lokasi penanda berada. Namun, ditemukan beberapa spot wisata yang tidak memiliki penanda identifikasi, seperti rumah akar dan pasar Klitikan. Selain itu, penanda wayfinding juga masih kurang mendukung, untuk pengunjung bisa ke tujuan spot wisata yang dinginkan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Sari, Suzanna Ratih, Dhanoe Iswanto, and Djoko Indrosaptono. "PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN RUANG TERBUKA KOTA YANG SEHAT Studi Kasus: Kawasan Kota Lama Semarang." MODUL 16, no. 2 (February 13, 2017): 81. http://dx.doi.org/10.14710/mdl.16.2.2016.81-85.

Full text
Abstract:
Kota Lama merupakan salah satu kawasan di Kota Semarang yang memiliki nilai historis dan dilindungi sebagai kawasan Cagar Budaya sekaligus sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Tengah. Namun kondisi saat ini dapat dikatakan cukup memprihatinkan khususnya pada saat hujan turun. Lingkungan di sekitar kawasan Kota Lama dan sebagaian kawasan Kota Lama senantisa tergenang air. Selain banjir, kawasan ini selalu terkena rob khususnya di beberapa spot area di sekitar kawasan Kota Lama. Disamping itu, kawasan Kota Lama merupakan daerah yang cukup padat dilalui kendaraan bermotor, sehingga tingkat polusi didaerah tersebut relative cukup tinggi. Kurangnya ketersediaan ruang terbuka hijau yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi polusi lingkungan menjadi salah satu penyebab. Ketidaksadaran masyarakat terhadap pentingya keberadaan ruang terbuka hijau menyebabkan beberapa ruang terbuka dialihfungsikan menjadi bangunan-bangunan non permanen dan semi permanen. Seperti yang terjadi di bantaran sungai Mberok sebagai batasan administrative kawasan Kota Lama Semarang. Berdasarkan pada fenomena-fenomena diatas, maka melalui penelitian ruang terbuka ini peneliti berupaya untuk dapat memberikan konsep dan strategi yang dapat digunakan secara implementatif oleh masyarakat guna membantu meningkatkan kesadaran untuk peran serta secara aktif dalam meningkatkan kualitas lingkungannya khususnya di kawasan Kota Lama. Metode penelitian yang akan diguanan adalah kualitatif deskriptif untuk memudahkan peneliti dalam mendiskripsikan kondisi dan segala permasalahan yang muncul serta memberikan alternative solusi yang dibutuhkan.Harapan yang diinginkan dari penelitian ini adalah dengan konsep peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga kualitas lingkungan akan membantu pemerintah daerah dalam menciptakan suatu kawasan di Kota Semarang yang sehat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Djulius, Horas, and Ricky Syafutra. "Lama Tinggal Wisatawan Nusantara di Bandung." JAE (JURNAL AKUNTANSI DAN EKONOMI) 4, no. 1 (March 1, 2019): 75. http://dx.doi.org/10.29407/jae.v4i1.12537.

Full text
Abstract:
Lama tinggal wisatawan merupakan salah satu indikator yang dapat menjelaskan keberhasilan suatu daerah memanfaatkan peluang sektor wisata sebagai sumber perkembangan ekonomi. Karenanya penting bagi stakeholder di daerah untuk mengetahui apa saja yang memengaruhi lama tinggal wisatawan yang datang ke daerahnya. Selain memeroleh karakteristik wisatawan nusantara yang berkunjung ke Bandung, penelitian ini juga bertujuan mengetahui pengaruh pengeluaran, jumlah kunjungan objek wisata, jarak kota asal wisatawan, dan tanggapan mengenai keamanan, kenyamanan, kemacetan, dan cuaca di Bandung Raya terhadap lama tinggal wisatawan. Penelitian dilakukan melalui survey kepada 100 wisatawan yang tengah berkujung di objek daya tarik wisata sebagai responden, yang dipilih dengan metode cluster random sampling. Variabel yang secara positif dan signifikan memengaruhi lama tinggal adalah pengeluaran, jarak kota asal, dan tanggapan keamanan. Bila segmen dan target pasar wisatawan tidak dirubah maka sangat sulit bagi Kota Bandung untuk mendapatkan wisawatan yang tinggal lebih lama dari 2-3 hari. Diperlukan upaya untuk merubah segmen pasar yang mengarah pada wisatawan nusantara yang berasal dari kota yang cukup jauh atau merubah sebagian segmen pasar pada wisatawan mancanegara.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Wahid Marzuki, Irfanuddin, Putra Kamajaya, Nurachman Iriyanto, and Ajeng Wulandari. "Pandangan Masyarakat mengenai Keberadaan Tinggalan Arkeologi di Kawasan Kota Lama Gorontalo." JURNAL WALENNAE 19, no. 2 (November 25, 2021): 161–78. http://dx.doi.org/10.24832/wln.v19i2.519.

Full text
Abstract:
Kawasan Kota Lama Gorontalo memiliki banyak tinggalan arkeologi berupa bangunan-bangunan indis dan kolonial, yang saat ini mengalami ancaman karena perkembangan kota dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk menggali persepsi masyarakat awam mengenai tinggalan-tinggalan arkeologi di kawasan Kota Lama Gorontalo. Banyaknya bangunan kolonial membuktikan kota Gorontalo telah ada dan berperan penting sejak lama masa kolonial. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan penalaran induktif. Tahap pengumpulan data memadukan antara studi pustaka dan pengamatan lapangan serta wawancara. Selain itu, untuk mendapatkan masukan dari para ahli dilakukan FGD yang melibatkan peneliti dari Balai Arkeologi, BPNB, akademisi, pemerintah daerah, guru, BPCB, dan professional. Hasil penelitian menunjukkan sebagian masyarakat masih ada yang belum mengetahui kawasan Kota Lama, meskipun mereka beraktivitas di kawasan tersebut. Upaya sosialisasi kepada masyarakat mengenai kawasan Kota Lama diperlukan sehingga masyarakat menyadari keberadaan kawasan Kota Lama dan potensi arkeologi yang dimilikinya, pelestarian serta pengembangan kawasan. Stakeholder atau pemangku kepentingan di kawasan Kota Lama Gorontalo dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu; pemain kunci (pemerintah), subjek (pemilik/pemakai), pendukung (akademisi, LSM, budayawan), dan pengikut lain (masyarakat umum). Masing-masing stakeholder (pemangku kepentingan) memiliki fungsi dan peran sendiri-sendiri, sehingga perlu dikoordinasi dan disinergikan agar sesuai dengan tujuan, yaitu pelestarian dan pengelolaan kawasan yang sesuai dengan kondisi sosial budaya Gorontalo. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk kegiatan penelitian ke depan mengenai pengelolaan kawasan baik oleh Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Utara, akademisi, maupun pihak Pemerintah Daerah. Kota Lama Gorontalo has many archaeological remains indis and colonial buildings, which are currently experiencing threats due to urban and economic developments. This study aims to explore the general public's perception of archaeological remains in the Kota Lama Gorontalo. The number of colonial buildings in Gorontalo proves that Gorontalo has existed and played an important role since the long colonial period. This research is descriptive with inductive reasoning. The data collection combines literature study and field observations and interviews. In addition, to get input from experts, an FGD was conducted which involved researchers from the Balai Arkeologi, BPNB, academics, local government, teachers, BPCB, and professionals. The results showed that some people still do not know Kota Lama, even though they are active in this area. Socialization efforts to the public regarding Kota Lama are needed so that people are aware of the existence of Kota Lama and its archaeological potential, preservation and development of the area. Stakeholders in Kota Lama Gorontalo can be grouped into four, namely; key players (government), subjects (owners / users), supporters (academics, NGOs, cultural observers), and other followers (general public). Each stakeholder (stakeholder) has its own function and role, so it needs to be coordinated and synergized so that it is in accordance with the objectives, namely the preservation and management of the area in accordance with the socio-cultural conditions of Gorontalo. The results of this study can be used as the basis for future research activities regarding area management by the Balai Arkeologi Sulawesi Utara Province, academics, and the local government.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Ega Dwi Maharani and Ahmad Rizani. "PENGARUH MODAL, TENAGA KERJA, JAM KERJA DAN LAMA USAHA TERHADAP PENDAPATAN KONTER PULSA DI KOTA PALANGKA RAYA." JEMBA: Jurnal Ekonomi Pembangunan, Manajemen & Bisnis, Akuntansi 3, no. 1 (March 25, 2023): 24–38. http://dx.doi.org/10.52300/jemba.v3i1.8769.

Full text
Abstract:
Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Jam Kerja, dan Lama Usaha Terhadap Pendapatan Konter Pulsa di Kota Palangka Raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh Modal terhadap pendapatan konter pulsa di Kota Palangka Raya, (2) Pengaruh Tenaga Kerja terhadap pendapatan konter pulsa di Kota Palangka Raya, (3) Pengaruh Jam Kerja terhadap pendapatan konter pulsa di Kota Palangka Raya, (4) Pengaruh Lama Usaha terhadap pendapatan konter pulsa di Kota Palangka Raya, (5) Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Jam Kerja, dan Lama Usaha terhadap pendapatan konter pulsa di Kota Palangka Raya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif. Data yang digunakan adalah data primer. Teknik pengumpulan data berupa angket (kuesioner) dengan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sebanyak 50 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda serta pengujian hipotesis dengan menggunakan program IBM SPSS 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Modal berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan konter pulsa di Kota Palangka Raya, (2) Tenaga kerja tidak berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan konter pulsa di Kota Palangka Raya. (3) Jam kerja berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan usaha konter pulsa di Kota Palangka Raya. (4) Lama Usaha berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan konter pulsa di Kota Palangka Raya, (5) Modal, Tenaga Kerja, Jam Kerja, dan Lama Usaha berpengaruh secara simultan terhadap pendapatan usaha konter pulsa di Kota Palangka Raya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Baskara, Medha. "Ruang Terbuka Hijau sebagai Katalis Urban dalam Revitalisasi Kawasan Kota Lama Trunojoyo Malang." Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia 5, no. 4 (December 5, 2016): 193–97. http://dx.doi.org/10.32315/jlbi.v5i4.224.

Full text
Abstract:
Penurunan kualitas dan vitalitas pada kawasan kota lama Trunojoyo Malang akibat berkurangnya kinerja kawasan dan terjadinya ketidaksesuaian antara kemampuan kawasan dengan kebutuhan masa kini. Studi ini bermaksud untuk menguji ruang terbuka Trunjoyo mampu menciptakan kawasan kota lama berkarakter unik yang mampu berperan skala kota dengan vitalitas yang tinggi secara fisik, sosial dan ekonomi. Secara spesifik ruang terbuka hijau sebagai katalis urban menekankan pada terbentuknya kawasan sebagai destinasi baru, yang selaras dan terintegrasi secara fisik maupun visual dengan lingkungan kota lama maupun kawasan lain disekitarnya. Studi berkesimpulan bahwa pengembangan strategis elemen katalis urban pada ruang terbuka hijau didasarkan pada karakteristik ruang terbuka di kawasan Trunojoyo dengan pengembangan kegiatan-kegiatan yang tepat yang dapat menjadi alternatif penggerak revitalisasi kawasan kota lama Malang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Nugraha, Satya Budi, Erni Suharini, Abd Basith Mukhlas, Febri Wahyu Saputro, Zulfikar Ardiansyah Fajri, Yumna Kinanthi, Syntya Juli Prasetyo, and Husna Fauzia. "Pengaruh Penataan Kawasan Kota Lama Semarang pada Aspek Ekonomi dan Sosial." Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian 18, no. 1 (June 20, 2021): 21–29. http://dx.doi.org/10.15294/jg.v18i1.27512.

Full text
Abstract:
Revitalisasi kawasan kota lama Kota Semarang merupakan suatu langkah strategis yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang. Hal ini dilakukan dalam rangka menyiapkan kawasan kota lama tersebut sebagai bagian dari world heritage sekaligus menghidupkan kembali bagian dari kawasan perkotaan Semarang tersebut yang selama ini sebagian sudutnya terlihat suram dan tidak termanfaatkan. Penelitian ini bertujuan mengkaji penataan Kawasan Kota Lama Semarang dan kaitannya dengan perubahan aktivitas ekonomi masyarakat/stakeholders dan aspek sosial pada kawasan tersebut. Penelitian dilakukan dengan pendekatan mix-method (kuantitatif dan kualitatif). Pengumpulan data dilakukan dengan metode studi literatur, observasi lapangan dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum masyarakat berpendapat bahwa penataan Kawasan Kota Lama Semarang memberikan pengaruh yang baik pada aspek ekonomi dan sosial pada kawasan tersebut. Perubahan dan penguatan citra kawasan melalui penyediaan fasilitas umum dan penataannya sebagai destinasi wisata perlu dipertahankan dengan upaya pengelolaan yang berkelanjutan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Retno Sari, Ika Dewi. "“KOTA LAMA SEMARANG” SITUS SEJARAH YANG TERPINGGIRKAN." Berkala Arkeologi 32, no. 2 (November 29, 2012): 195–208. http://dx.doi.org/10.30883/jba.v32i2.57.

Full text
Abstract:
The existence of Semarang city as a trading town on the north coast of Java had been going on since the founding of Old Mataram Kingdom and continues to grow, until the period of Dutch colonial rule. The rapid development as a city of Semarang in the Dutch colonial period was marked by the establishment of the buildings at the site which is now called Semarang Old Town. Most of these buildings serve as offices and private VOC trade. Over time, Semarang became not only a trading center but it evolved into a gemeente (municipality), up to the present period. Nevertheless, there seems to be lack of interest in making the history of Semarang as a subject in teaching history at the local level, especially in educational circles, as the subject matter in teaching history. As a source of considerable historical importance, there is nothing wrong if a teacher of History, especially in the city of Semarang, making the Old City as a source of learning for students in the city of Semarang. Therefore the existence of sites as well as historical buildings in the city of Semarang is should no longer simply regarded as old buildings that have without meaning. And at least it will foster public awareness of Semarang city, especially among students to participate in regard to keep the existence of the Old Town and make it as an asset of History and Tourism in the city of Semarang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Mandaka, Mutiawati, Ivan Syamsul Huda, and Esti Yulitriani. "TIPOLOGI DAN MORFOLOGI KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG." ALUR : Jurnal Arsitektur 6, no. 1 (May 24, 2023): 13–20. http://dx.doi.org/10.54367/alur.v6i1.1863.

Full text
Abstract:
The purpose of this paper is to determine the typology and morphology of the old city of Semarang. The method used is a literature review with a focus on scoping reviews to explain the typology and morphology of an area. The old city of Semarang was appointed as the research theme by taking into account the history and uniqueness that has a very strong character. The results showed that the old city of Semarang was formed from a square-shaped city framework consisting of roads, plots and buildings where there were urban artifacts in it from a fairly long process based on the formation of the city geographically and if viewed from its history.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Amin, Choirul, and Adi Sasmito. "ASPEK MONUMENTAL GEREJA BLENDUK DI KOTA SEMARANG." Jurnal Arsitektur Kolaborasi 3, no. 1 (April 1, 2023): 26–36. http://dx.doi.org/10.54325/kolaborasi.v3i1.39.

Full text
Abstract:
Gereja Blenduk merupakan suatu salah satu bangunan tua yang cukup ikonik di Kota lama Semarang, dimana keberadaannya tidak lepas dari perkembangan Kota Semarang, yakni keterkaitan dengan periode waktu pembangunannya pada waktu pendudukan Belanda di Indonesia, serta fungsinya sebagai sebuah bangunan peribadatan umat kristiani, dan juga letaknya yang stategis di jantung Kota lama Semarang. Aspek Monumentalitas sebuah bangunan dapat ditinjau dari beberapa aspek yang dapat dikategorikan untuk memperkuat kedalaman makna filosofis bangunan tersebut, seperti Kekhasan Arsitektur, Sejarah, Asimilasi Budaya, Fungsi Bangunan, Landmark Kawasan, Kesan Lingkungan, Lokasi, Image di masyarakat dan Hirarki bangunan terhadap kawasan sekitar. Tujuan dan maksud dari penelitian ini adalah membuktikan seberapa dalam aspek monumentalitas sebuah bangunan Gereja Blenduk. Ruang lingkup dari obyek material penelitian ini adalah bangunan Gereja Blenduk di kawasan Kota Lama Semarang, sedangkan pada ruang lingkup formal dalam penelitian ini adalah pembuktian seberapa dalam aspek monumentalitas bangunan Gereja Blenduk pada kawasan lingkungan Kota Lama Semarang. Hasil yang diharapkan dari adanya penelitian ini adalah mendapatkan bukti kedalaman atas aspek monumentalitas pada bangunan Gereja Blenduk di kawasan lingkungan Kota Lama Semarang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Bili, Irene Maria, Yuliana Radja Riwu, and Soleman Landi. "Gambaran Sanitasi Lingkungan di Pasar Oeba Kecamatan Kota Lama Kota Kupang." Media Kesehatan Masyarakat 3, no. 2 (August 6, 2021): 128–37. http://dx.doi.org/10.35508/mkm.v3i2.3427.

Full text
Abstract:
Market sanitation is an effort to supervise, prevent, and control the quality of the market environment, especially those that can transmit diseases such as flies. The density of flies can increase if the environment of markets does not meet the sanitation requirements. Oeba traditional market is one of the markets in Kupang City that has the highest density of flies with an average of 21 blocks/30 seconds of block grill. The purpose of this research is to describe the environmental sanitation of Oeba Market, Kota Lama Sub-district, Kupang City in 2020. The research was descriptive. The population in this study were all selling sections located in the market from which the sample of fish, meat and vegetable sections were selected using purposive sampling method. The density of flies was measured using a fly grill tool. Data were analyzed descriptively. The results showed that the availability of environmental sanitation at the fish selling section was categorized as quite good with an average fly density level of 2 heads/block grill, the meat section was categorized as poor with the density level of 10 fly/block grill and the vegetable/fruit section was categorized as poor with the density of 2 flies/block grill. A collaboration among the government and the local community both traders and market managers is necessary to ensure to the environmental sanitation of the market.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Sari, Suzanna Ratih, Arnis Rochma Harani, and Hermin Werdiningsih. "PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN KOTA LAMA SEBAGAI LANDASAN BUDAYA KOTA SEMARANG." MODUL 17, no. 1 (September 19, 2017): 49. http://dx.doi.org/10.14710/mdl.17.1.2017.49-55.

Full text
Abstract:
Kota Semarang sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah dan juga termasuk dalam kategori kota besar di Indonesia, memiliki ketiga aspek utama dari pengembangan kota berkelanjutan. Konservasi kawasan bersejarah yang termasuk dalam ikon pariwisata, dapat menjadi sumber pendapatan masyarakat dan pemerintah daerah yang menjanjikan dan menjadi fokus utama pengembangannya. Kota Semarang sendiri memiliki beberapa kawasan yang strategis untuk di konservasi keberadaannya seperti Kota Lama, daerah Pecinan, Pasar Johar, dan Kampung Sekayu. Konservasi kawasan dilakukan untuk memberikan perlindungan kawasan bersejarah termasuk isi di dalamnya agar perkembangannya terkendali dan tidak tergusur oleh pembangunan dan modernisasi.Kota Semarang terbentuk melalui perjalanan sejarah panjang dan unik, yang ditandai dengan berbagai peninggalan sejarah utamanya gedung dan bangunan kuno. Bertolak dari hal ini, kiranya diperlukan suatu konsep pemikiran yang komprehensif untuk menangani mutiara-mutiara yang ada di Kota Semarang ini, yang masih tampak kusam dan tidak kelihatan kilauannya. Pemerintah Kota Semarang sendiri juga tidak dapat melihat bahwa potensi kawasan dan bangunan kuno ini merupakan mutiara-mutiara yang masih kusam dan tersembunyi, yang dapat digosok supaya berkilau dan menarik perhatian. Mereka lebih suka latah membangun gedung-gedung dan mal-mal tanpa perencanaan yang matang, dan justeru sering menggusur bangunan bersejarah tersebut.Dari urian di atas, kiranya penelitian ini diperlukan untuk menangani satu diantara mutiara-mutiara tersebut yakni Kawasan Kota Lama melalui pengembangan konsep konservasi kawasan, yaitu merupakan konsep penataan, pelestarian dan pengembangan kawasan-kawasan bersejarah di kota Semarang, dan tentu saja merupakan salah satu landasan budaya bagi perencanaan dan pengembangan kota.Kegiatan penelitian diawali dengan mengumpulkan data-data histories-arkeologis di kawasan-kawasan bersejarah khususnya Kota Lama yang dilakukan melalui studi pustaka, studi arsip, studi peta, serta diikuti dengan observasi lapangan untuk mengetahui kondisi fisik kawasan dan bangunan-bangunan bersejarah. Data-data histories, arkeologis maupun arsitektural, baik berbentuk sumber primer maupun sekunder diklasifikasikan dan dianalisis secara deskriptif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Utami, Sri Rejeki Laku, and Adib Wahyu Hidayat. "ANALISIS BANJIR ROB SISTEM POLDER TAWANGKOTA LAMA SEMARANG UTARA." JURNAL KAJIAN TEKNIK SIPIL 5, no. 1 (June 26, 2020): 14–27. http://dx.doi.org/10.52447/jkts.v5i1.4110.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Kota Semarang sebagai salah satu metropolitan yang memiliki wilayah pesisir di bagian utara dengan garis pantai sepanjang 13 Km jelas sangat terkena dampak kenaikan muka laut tersebut. Persepsi Masyarakat kecamatan semarang utara terhadap sistem Polder Kota Lama sebagai pencegahan ROB di Kecamatan Semarang Utara. Di kota semarang khususnya di daerah Kecamatan Semarang Utara, kini telah di bangun polder kota lama yang berfungsi untuk menangani ROB dan banjir (Pemkot Semarang). Sistem Polder Kota Lama tidak banyak membantu dalam mengatasi banjir dan ROB, fakta didukung dengan beberapa kapasitas daya tamping kolam retensi kecil, kurang terawatnya system polder kota lama. Persepsi mengenai kondisi lingkungan pemungkiman (Fasilitas umum, Sosial dan Tempat Tinggal). Jumlah penduduk yang terdapat di lokasi tersebut adalah 20.780 jiwa dengan 4400 kepala keluarga, sedangkan jumlah kepala keluarga di RW 2 sebanyak 630 kepala keluarga. Kondisi saluran drainase di perkampungan Kawasan Polder Tawang saat tidak rob sebagian besar cukup lancar dan bentuk saluran beraneka ragam, bahkan beberapa rumah tidak terdapat saluran air baik untuk limbah rumah tangga atau limbah di perkampungan. Rumah yang drainasenya tergolong lancar ada 31, tersumbat 5 rumah dan menggenang 2 rumah. Sedangkan pada saat ROB kondisinya berubah, saluran yang lancar 8 rumah, tersumbat 30 rumah dan menggenang 50 rumah. Kata Kunci: Analisis Banjir ROB Polder Tawang Kota Semarang Utara .
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Paramartha, I. Nyoman Adi, and Putu Ayu Pramitha Purwanti. "PENGARUH TENAGA KERJA DAN LAMA USAHA TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KAIN BORDIR DI KOTA DENPASAR." E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana 11, no. 5 (May 20, 2022): 1831. http://dx.doi.org/10.24843/eep.2022.v11.i05.p09.

Full text
Abstract:
Usaha industri kain bordir di kota Denpasar pada kurun waktu lima tahun terakhir produktivitas tenaga kerjanya berfluktuatif dan cenderung menurun, penurunan produktivitas tenaga kerja tersebut akan berdampak pada pendapatan usaha. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh tenaga kerja dan lama usaha terhadap produktivitas dan pendapatan usaha, serta pengaruh tenaga kerja dan lama usaha terhadap pendapatan melalui produktivitas. Penelitian ini dilakukan pada indutri kain bordir di Kota Denpasar. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 62 unit usaha, dengan teknik Proportional Random Sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis jalur (path analysis). Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas, sedangkan lama usaha tidak berpengaruh positif terhadap produktivitas. Tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan, sedangkan lama usaha tidak berpengaruh positif terhadap pendapatan. Tenaga kerja dan lama usaha berpengaruh signifikan terhadap pendapatan melalui produktivitas pada usaha industri kain bordir di Kota Denpasar. Usaha industri kain bordir di Kota Denpasar disarankan dapat meningkatkan penyerapatan tenaga kerja karena tenaga kerja dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan usaha. Pemerintah setempat khususnya Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar dapat membantu dalam penyerapan tenaga kerja baru pada industri kain bordir di Kota Denpasar. Kata kunci: tenaga kerja, lama usaha, produktivitas, pendapatan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Kusumaningtyas, Khairani, Rahel Situmorang, and Anindita Ramadhani. "Pengembangan Kawasan Pariwisata Kota Lama Tegal dengan Pendekatan Travel Cost Method." JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI 7, no. 1 (January 31, 2022): 24–36. http://dx.doi.org/10.25105/pdk.v7i1.10392.

Full text
Abstract:
Sektor pariwisata memiliki peranan penting terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yang akan berdampak pada keberhasilan pembangunan daerah. Kawasan Pariwisata Kota Lama Tegal merupakan potensi kegiatan pariwisata kota yang seharusnya dapat berkontribusi pada pendapatan daerah sektor pariwisata. Pengelolaan Objek Daya Tarik Wisata seringkali mengalami keterbatasan dalam penyediaan sarana dan prasarana, sehingga dapat menyebabkan hambatan kontribusi kawasan wisata terhadap pendapatan daerah. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan arahan pengembangan kawasan pariwisata Kota Lama Tegal dengan menggunakan Travel Cost Method, yaitu dengan mengidentifikasi nilai ekonomi kawasan berdasarkan perhitungan total biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh wisatawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai ekonomi kawasan pariwisata Kota Lama Tegal berasal dari dua kawasan yaitu Kawasan Alun-Alun dan Kawasan Balaikota Lama. Kawasan Alun-Alun memiliki nilai ekonomi kawasan lebih unggul dibandingkan Kawasan Balaikota Lama, karena komponen pariwisata yang lebih memadai dan Kawasan Alun-Alun lebih dikenal oleh wisatawan sebagai destinasi untuk berwisata di Kota Tegal. Arahan pengembangan bagi Kawasan Alun-Alun adalah untuk tetap mempertahankan dan memaksimalkan implementasi rencana pengembangan sistem kepariwisataan, sedangkan untuk Kawasan Balaikota Lama diharapkan dapat meningkatkan pengelolaan Objek Daya Tarik Wisata dan dapat menyediakan sarana penunjang pariwisata untuk meningkatkan minat wisatawan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Jingga, Manisa Edelin, and Lintang Suminar. "Analisis Sirkulasi dan Jalur Penghubung Kawasan Pecinan Kota Lama Tangerang." INERSIA lnformasi dan Ekspose Hasil Riset Teknik Sipil dan Arsitektur 17, no. 2 (December 31, 2021): 175–85. http://dx.doi.org/10.21831/inersia.v17i2.45604.

Full text
Abstract:
ABSTRACTThe circulation system and city connecting lanes have a role in optimizing the use of roads that will provide convenience and security for road users. Tangerang City is a city that is experiencing rapid growth, one of which is influenced by its strategic location close to Jakarta as the nation's capital. The high growth in Tangerang City is also directly proportional to the increase in demand for roads to accommodate traffic activities, including the effect on circulation conditions. The research location is the Chinatown area of Kota Lama Tangerang which is located in 3 (three) urban villages, namely Sukasari, Sukarasa, and Sukaasih villages. The Chinatown area of Kota Lama Tangerang is an area of culture, trade and services, offices, and housing. The Chinatown area in Kota Lama is the forerunner of the center of Tangerang City or can even be called the city's zero point because it is in this area that the center of Tangerang City was formed. This study aims to analyze the circulation and connecting lanes of the Chinatown area of Kota Lama Tangerang which consists of road network analysis and movement, vehicle circulation analysis, transit movement analysis, parking system analysis, and pedestrian and bicycle lane analysis. The research method used is a qualitative method. The research approach used is descriptive with data collection through observation which is then translated into documentation, mapping, and description. The results of the study concluded that there is a need for improvement and rearrangement of the area so that it becomes more integrated and can support the area to become a tourism object. ABSTRAKSistem sirkulasi dan jalur penghubung kota memiliki peran dalam optimalisasi pemanfaatan jalan yang akan memberikan kemudahan dan keamanan bagi pemakai jalan. Kota Tangerang merupakan kota yang mengalami pertumbuhan pesat, salah satunya dipengaruhi faktor lokasi yang strategis berdekatan dengan Jakarta sebagai ibu kota Negara. Tingginya pertumbuhan di Kota Tangerang turut berbanding lurus dengan peningkatan permintaan terhadap jalan untuk menampung kegiatan lalu lintas, termasuk juga berpengaruh pada kondisi sirkulasi. Lokasi penelitian yaitu Kawasan Pecinan Kota Lama Tangerang yang berada pada 3 (tiga) kelurahan, yaitu kelurahan Sukasari, Sukarasa, dan Sukaasih. Kawasan Pecinan Kota Lama Tangerang merupakan kawasan budaya, perdagangan dan jasa, perkantoran, dan perumahan. Kawasan Pecinan di Pasar Lama merupakan cikal bakal pusat Kota Tangerang atau bahkan dapat disebut sebagai zero point kota karena di kawasan inilah pusat Kota Tangerang terbentuk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sirkulasi dan jalur penghubung Kawasan Pecinan Kota Lama Tangerang yang terdiri dari analisis jaringan jalan dan pergerakan, analisis sirkulasi kendaraan, analisis pergerakan transit, analisis sistem parkir, dan analisis jalur pejalan kaki dan jalur sepeda. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan pengumpulan data melalui observasi yang kemudian diterjemahkan dalam dokumentasi, pemetaan, dan deskripsi. Hasil penelitian menyimpulkan perlunya perbaikan dan penataan ulang kawasan agar menjadi lebih terintegrasi dan dapat mendukung kawasan menjadi obyek pariwisata.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Nuralam, Inggang Perwangsa, Priandhita Sukowati Asmoro, Hanifa Maulani Ramadhan, Nurlita Novianti, Fitrotul Laili, and Edlyn Khurotul Aini. "Kontribusi Media Sosial terhadap Penguatan Usaha dan Sustainable Tourism di Kota Lama Semarang." DEDIKASI PKM 5, no. 2 (May 1, 2024): 375–83. http://dx.doi.org/10.32493/dkp.v5i2.38927.

Full text
Abstract:
Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan mendukung pariwisata berkelanjutan di Kawasan Kota Lama Semarang, dengan fokus pada identifikasi masalah, kebutuhan, dan pembuatan konten media sosial untuk memperkuat bisnis dan pariwisata berkelanjutan. Potensi kawasan Kota Lama belum maksimal dimanfaatkan untuk pertumbuhan ekonomi lokal dan pelestarian lingkungan. Melalui observasi dan diskusi dengan pemangku kepentingan lokal, diidentifikasi masalah kurangnya kesadaran wisatawan tentang potensi pariwisata dan pentingnya pelestarian lingkungan dan budaya. Berdasarkan hasil identifikasi, tim membuat konten media sosial yang menarik dan informatif, bekerja sama dengan pemangku kepentingan. Konten ini berfokus pada promosi potensi pariwisata Kota Lama Semarang, edukasi tentang pelestarian lingkungan dan budaya, serta mengajak wisatawan untuk mendukung pariwisata berkelanjutan. Tujuannya adalah menjadikan Kota Lama Semarang destinasi pariwisata berkelanjutan yang berkontribusi pada ekonomi lokal dan menjaga warisan sejarah dan budaya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Nurcholis, Ahmad. "KOTA TUA MUARA TEBO SEBAGAI TEMPAT BERSEJARAH." Krinok: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sejarah 1, no. 2 (August 29, 2022): 89–95. http://dx.doi.org/10.22437/krinok.v1i2.20050.

Full text
Abstract:
Kawasan Kota Tua Muara Tebo merupakan kota yang terbentuk dari proses sejarah yang seharusnya menyimpan nilai sejarah tempat tersebut agar tidak hilang lagi. Karena suatu daerah memiliki karakter, jiwa dan budaya yang unik. Penyebab pencarian tahu dulu adalah untuk mengetahui kepribadian permukiman Kota Lama Muara Tebo, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Teknik pendekatan yang digunakan dalam pencarian ini adalah dengan menggunakan teknik kualitatif dengan pendekatan rasionalistik. Penelitian ini menggunakan strategi penelitian sejarah yang meliputi 1. Heuristik, 2 Kritik Sumber, tiga Interpretasi, dan empat Historiografi. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif empiris dan visual untuk menemukan fakta-fakta tentang peningkatan kontrak Kota Lama Muara Tebo dan untuk mengetahui kepribadian permukiman Kota Lama Muara Tebo.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Romadhon, Riyan Hidayatur. "IDENTIFIKASI PENATAAN SISTEM DRAINASE BERKELANJUTAN DI KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG." Jurnal Kajian Ruang 2, no. 1 (March 31, 2022): 29. http://dx.doi.org/10.30659/jkr.v2i1.20603.

Full text
Abstract:
ABSTRAK (dalam Bahasa Indonesia)Kawasan Kota Lama Semarang merupakan suatu blok kawasan yang terletak di tepi sungai mberok. Secara administratif, Kawasan Kota Lama Semarang berada di Kelurahan Bandaharjp, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah. Kawasan ini merupakan salah satu objek wisata bagi Kota Semarang. Sebagai salah satu objek icon wisata bagi Kota Semarang, perlu adanya penataan sarana prasarana yang salah satunya drainase. Drainase di Kawasan Kota Lama Semarang ini mayoritas jenis drainase tertutup. Penataan drainasee pada kawasan ini sudah baik, namun masih terdapat beberapa masalah yang terdapat di Kawasan Kota Lama Semarang diantaranya kurang berfungsinya kinerja sistem drainase akibat perubahan tata guna lahan, kurangnya penyuluhan mengenai pentingnya menjaga kebersihan drainase. Konsep yang digunakan dalam pengembangan drainase kawasan kota lama adalah konsep sistem drainase yang berkelanjutan. Penerapan konsep ini dengan membangun beberapa sumur pada beberapa titik di Kawasan Kota Lama SemarangPada penelitian ini merupakan identifikasi mengenai kondisi dan permasalahan mengenai prasarana drainase di Kawasan Kota Lama Semarang. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi kemudian diolah menggunakan metode analisis deskriptif. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan pandangan mengenai penataan drainase yang berkelanjutan pada Kawasan kota Lama semarang. Kata Kunci : Drainase, Permsalahan, Konsep pengembangan ABSTRACT The Old Town area of Semarang is an area block located on the banks of the Berok River. Administratively, the Semarang Old Town area is included in the Tanjung Mas area, North Semarang District, Semarang City, Central Java. This area is one of the tourist attractions for the city of Semarang. As one of the tourist icon objects for the city of Semarang, it is necessary to arrange infrastructure facilities, one of which is drainage. Drainage in the Old City area of Semarang is mostly closed drainage. The drainage arrangement in this area is good, but there are still some problems in the Old City area of Semarang including the lack of functioning of the drainage system due to changes in land use, lack of counseling about the importance of maintaining clean drainage. The concept used in the development of drainage in the old city area is the concept of a sustainable drainage system. The application of this concept by building several wells at several points in the Semarang Old Town AreaThis research is an identification of the conditions and problems regarding drainage infrastructure in the Old City of Semarang. This study uses a qualitative approach with data collection techniques through observation and documentation and then processed using descriptive analysis methods. It is hoped that this research can provide views on sustainable drainage arrangements in the Old City area of Semarang Keyword: Drainage, Problems, Development concept
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Yuliati, Dewi. "Mengungkap Sejarah Kota Lama Semarang dan Pengembangannya Sebagai Asset Pariwisata Budaya." Anuva 3, no. 2 (June 21, 2019): 157–71. http://dx.doi.org/10.14710/anuva.3.2.157-171.

Full text
Abstract:
Artikel ini berisi pembahasan tentang sejarah pembentukan Kota Lama Semarang dan pembangunannya sebagai salah satu asset pariwisata budaya Kota Semarang. Kota Lama berdiri pada akhir abad ke-17, setelah terjadi perjanjian antara Kerajaan Mataram di bawah kekuasaan Amangkurat II, dan Vereeniging van Oost-Indische Compagnië (VOC) pada tahun 1678, yang memberikan hak kepada VOC untuk menguasai wilayah Pantai Utara-Timur Jawa, jika VOC dapat mengalahkan perlawananan Trunajaya dari Madura terhadap Mataram. VOC berhasil untuk mengalahkan Trunajaya dan kompeni dagang ini memilih area di dekat pusat kabupaten Semarang dan Kali Semarang sebagai tempat permukimannya agar dapat mengawasi secara mudah pemerintahan Jawa dan aktivitas perdagangan di Laut Jawa. Dalam perkembangannya, koloni VOC ini menjadi kota yang dikelilingi benteng, tempat para pimpinan, para pegawai, serta serdadu VOC bermukim. Di dalam kawasan benteng ini tumbuh dan berkembang fasilitas kota seperti: balai kota, pertokoan, jalan-jalan, barak militer, dan perumahan. Pada sekitar dekade ke-3 abad ke-19, benteng VOC ini diruntuhkan, karena terjadi perluasan area permukiman ini. Sekarang, kota benteng yang dibangun oleh VOC ini disebut Kota Lama atau “De Oude Stad”, dan Pemerintah Kota Semarang berusaha untuk melindungi dan mengembangkan kota ini sebagai asset pariwisata budaya, karena posisinya yang unik dan menarik sebagai suatu warisan budaya dan atraksi pariwisata.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Mberu, Yuliana Bhara, and Yohanes Djarot Purbadi. "MAKNA RUANG JALAN DI KOTA LAMA KUPANG MENURUT PENGGUNA RUANG PEDAGANG INFORMAL DAN FORMAL." ARTEKS, Jurnal Teknik Arsitektur 3, no. 1 (November 30, 2018): 79. http://dx.doi.org/10.30822/artk.v3i1.161.

Full text
Abstract:
Title: The significance of the space of kota lama Kupang street according to the informal and formal street vendors The Space at Soekarno Street and Siliwangi Sreet in the Kota Lama Kupang area has existed since the establishment of Kupang city. Since then, this space has developed into a trading area and played important role as economic and social interaction instrument in the life of the people. The long-lasting activities and usage of the space by users, especially by the informal and formal traders indicate how they give meaning to the space. Finding the meaning of street space of Kota Lama will be benefitial in encouraging development sustainability and in contributing thoughts to the parties responsible for the continuing life at Kota Lama Kupang. The aim of this research was to find out the meanings of street space of Soekarno and Siliwangi Streets at Kota Lama Kupang and the underlying terms according to the space users of informal and formal sellers. The research employed qualitative approach with inductive analysis method. The informants were 24 informal sellers and four formal sellers who have been at the space for more than 15 years. The finding of the research was the depth knowledge about the meaning of space according to the informal and formal sellers and the concept underlying their existence. There were two concepts of meanings of the space found, namely living survival and local life unity (community). Both concepts were supported by six themes, namely theme of economy, kinship, togetherness, bonding with the place, gender and annual event. It was concluded that the meaning of Space Street at Kota Lama Kupang was categorized as local meaning. Keywords: meaning of street space, space users, kota lama, Kupang
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Pakhudin, Arenawati, and Titiq Stiawati. "Implementasi Kebijakan Pengembangan Pariwisata Daerah Banten Lama Kota Serang." Sawala : Jurnal Administrasi Negara 10, no. 1 (June 30, 2022): 151–67. http://dx.doi.org/10.30656/sawala.v10i1.4096.

Full text
Abstract:
Kawasan Banten Lama Kota Serang merupakan suatu kawasan cagar budaya di kompleks peninggalan Kesultanan Banten terdiri atas berbagai macam peninggalan sejarah yang menjadi daya tarik wisata tersendiri bagi wisatawan. Maka berdasarkan tujuan destinasi wisata pemerintah daerah melakukan pengembangan Pariwisata Banten Lama dan lingkungan sekitarnya. Penelitian ini di lakukan untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan pengembangan pariwisata Banten Lama Kota Serang sebagai daerah tujuan wisata. Teori yang di gunakan adalah analisis Edward III (Nawawi, 2009:138). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus dengan metode deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan adalah model Miles & Huberman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Implementasi Kebijakan Pengembangan Pariwisata Daerah Banten Lama Kota Serang masih belum optimal dan pelaksanaan yang tepat untuk diterapkan dalam Pengembangan pariwisata Banten Lama yaitu di butuhkan keberanian dan komitmen dari Kepala Daerah dalam mengimplementasikan kebijakan pengembangan pariwisata Banten Lama, organisasi Perangkat daerah (OPD) dalam pengembangan pariwisata daerah agar menurunkan ego sektoral supaya koordinasi dan komunikasi berjalan efektif, menyelesaikan pembangunan kawasan penunjang wisata (KPW) sehingga dapat difungsikan untuk penataan pedagang dan pusat parkir wisatawan, sinkronisasi dan sinergi antar kelembagaan kepariwisataan dalam menjalankan kebijakan penataan pariwisata Banten Lama dengan mengarahkan kunjungan wisatawan ke kawasan penunjang wisata dan para pemangku kepentingan harus duduk bersama dalam rencana Pembentukan kelembagaan pengelolaan pariwisata Banten Lama.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Arrazi, Ilham Muhammad, and Hari Susanta Nugraha. "Pengaruh Daya Tarik Dan Electronic Word Of Mouth Terhadap Keputusan Berkunjung Pada Kawasan Kota Lama Semarang." Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis 10, no. 1 (April 6, 2021): 890–99. http://dx.doi.org/10.14710/jiab.2021.29886.

Full text
Abstract:
Abstract: The Old city Semarang area is one of the tourist attractions which is expected to become a mainstay/tourist icon for the city of Semarang. The revitalization carried out by the government of the Kota Lama Semarang Area in 2017-2019 has made the face of the Kota Lama Semarang area more attractive. However, the majority of tourists who come to make tourist visits are only to take pictures and sit around, even though the tourist facilities provided by the Kota Lama Semarang are quite diverse.“This research was conducted to determine the effect of attraction and electronic word of mouth on the decision to visit the Kota Lama Semarang area. The type of research used is explanatory research with data collection tools questionnaires, interviews, and literature study. The population in this study are domestic tourists who have visited in the last 3 years and have social media. The samples taken were 100 respondents. The sampling technique for this research is nonprobability sampling with a purposive sampling approach. Data were analyzed through validity test, reliability test, correlation coefficient, determination coefficient, simple linear regression, multiple linear regression, t test, and F test. The results showed that attraction and electronic word of mouth contributed positively to the tourist visiting decision.” Keywords: Attraction; Electronic word of mouth;Tourist Visiting Decisions Abstrak: Kawasan Kota Lama Semarang merupakan salahIsatuItempat wisataIyang diharapkan mampu menjadi andalan/ikon wisata bagi Kota Semarang. Revitalisasi yang dilakukan pemerintah terhadap Kawasan Kota Lama Semarang pada tahun 2017-2019 menjadikan wajah Kawasan Kota Lama Semarang menjadi semakin menarik. Akan tetapi wisatawan yang datang untuk melakukan kunjungan wisata mayoritas hanya untuk berfoto dan duduk-duduk saja, padahal fasilitas wisata yang disediakan Kawasan Kota Lama Semarang sudah cukup beragam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh daya tarik dan electronic word of mouth terhadap keputusan berkunjung di Kawasan Kota Lama Semarang.“Tipe penelitian yang digunakan adalah explanatory research dengan alat pengumpulan data kuesioner, wawancara, dan studi pustaka. Populasi dalam penelitian ini yaitu wisatawan domestik yang pernah berkunjung pada 3 tahun terakhir dan memiliki media sosial. Sampel yang diambil berjumlah 100 responden.Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan pendekatan purposive sampling. Data dianalisis melalui uji validitas, uji reliabilitas, koefisien korelasi, koefisien determinasi, regresi linier sederhana, regresi linier berganda, uji t dan uji F. Hasil penelitian menunjukan bahwa Daya tarik dan Electronic Word of Mouth memberikan kontribusi pengaruh positif terhadap Keputusan Berkunjung.” Kata Kunci: daya tarik; electronic word of mouth; keputusan berkunjung
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Ayuning, Olyna, and Fadjar Hari Mardiansjah. "Pemangku kepentingan dalam pengembangan Kota Lama Semarang berdasarkan peran dan tingkat kepentingan." Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif 17, no. 2 (July 29, 2022): 500. http://dx.doi.org/10.20961/region.v17i2.42358.

Full text
Abstract:
<p class="Abstract"><span lang="ZH-CN">Salah satu potensi </span><span lang="EN-US">wisata</span><span lang="ZH-CN"> Kot</span><span lang="EN-US">a</span><span lang="ZH-CN"> Semarang yang saat ini sedang dikembangkan adalah Kota Lama Semarang</span><span lang="EN-US"> menyusul masuknya dalam daftar tentative Kota Warisan Dunia oleh UNESCO</span><span lang="ZH-CN">. Pengembangan ini tertuang </span><span lang="EN-US">dalam</span><span lang="ZH-CN"> program kerja walikota dari tahun 2015 yang berfokus pada revitalisasi Kota Lama Semarang</span><span lang="EN-US">.</span><span lang="EN-US">N</span><span lang="ZH-CN">amun </span><span lang="EN-US">hal ini menimbulkan pro dan kontra</span><span lang="ZH-CN">.</span><span lang="EN-US"> Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dan tingkat kepentingan <em>stakeholders </em>dalam pembangunan Kota Lama Semarang. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, dilakukan observasi lapangan dan wawancara untuk mengumpulkan data. Wawancara mendalam dengan teknik <em>purposive </em>dilakukan kepada narasumber terpilih berdasarkan saran dan rekomendasi dari kelompok pemangku kepentingan pada pengembangan Kota Lama Semarang. Kelompok narasumber dibagi menjadi lima kategori, yaitu pemerintah, pengusaha, masyarakat, BPK2L, dan masyarakat. Setelah dilakukan analisis deskriptif kualitatif, hasil penelitian menunjukkan bahwa pemangku kepentingan di Kota Lama Semarang memiliki persepsi yang beragam mengenai perkembangan Kota Lama Semarang. Salah satu masalah penting yang teridentifikasi adalah kurangnya komunikasi antar pemangku kepentingan selama pembangunan sehingga berdampak pada keseluruhan kegiatan di Kota Lama Semarang.</span></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Kamalia, Assa, Agung Budi Sardjono, and Suzanna Ratih Sari. "Pengaruh Masjid Menara Kudus Sebagai Landmark Kota Terhadap Lingkungan Kota Lama Kudus." Jurnal Planologi 19, no. 2 (November 29, 2022): 124. http://dx.doi.org/10.30659/jpsa.v19i2.20195.

Full text
Abstract:
ABSTRACT The Formation of a city cannot be sparated from the existence of city-forming elements, one of which is a landmark. Landmark is an identity that is owned by a city. Kudus city has a Menara Kudus Mosque that serves as the city’s identity. This study will find the influence of the Menara Kudus Mosque on the surrounding environtment. The research method used is direct observation in the field and with interviews with informans, namely resident around the Old City of Kudus. From the results of the study, it was found that there were several influences due to the existence of the Menara Kudus Mosque, that a growing economy, crowded and surrounding mosques that were oriented to the Menara Kudus Mosque.Keywords:landmark,menara kudus mosque, old city of kudus ABSTRAK Terbentuknya suatu kota tak lepas dari adanya elemen-elemen pembentuk kota salah satunya adalah Landmark. Landmark merupakan suatu identitas yang dimiliki oleh sebuah kota. Kota Kudus mempunyai Masjid Menara sebagai identitas kota. Penelitian ini bertujuan mencari pengaruh Masjid Menara Kudus terhadap lingkungan sekitarnya. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi secara langsung di lapangan dan dengan wawancara kepada informan yaitu penduduk sekitar Kota Lama Kudus.Dari hasil penelitian ditemukan beberapa pengaruh karena keberadaan Masjid Manara Kudus, yaitu aspek fisik dan aspek non fisik pada lingkungan sekitar Masjid Menara.Katakunci:landmark,masjid menara kudus,kota lama kudus
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Nayati, Widya. "PERGESERAN LOKASI PEMUKIMAN ORANG CINA DI KOTA BANTEN DARI ABAD XVI - XIX (BERDASARKAN PENGAMATAN PETA KUNA KOTA BANTEN)." Berkala Arkeologi 6, no. 2 (September 27, 1985): 70–83. http://dx.doi.org/10.30883/jba.v6i2.445.

Full text
Abstract:
Bekas lbukota Kerajaan Banten saat ini terletak di Kalurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang, Propinsi Jawa Barat. Kota Banten terletak di tepi Laut Jawa dan berada pada sebuah teluk yang bernama Teluk Banten. Tepatnya kota Banten terletak di antara dua muara sungai, yaitu muara sungai Cibanten lama di sebelah timur dan muara anak sungai Cibanten lama di sebelah barat kota. Kota Banten berfungsi sebagai lbukota kerajaan Banten dari tahun 1552 hingga 1813.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Nandia Pelita Kusumadewi. "Pengembangan Potensi Wisata Festival Kota Lama Semarang Sebagai Daya Tarik Wisata di Kota." Gemawisata: Jurnal Ilmiah Pariwisata 18, no. 1 (January 2, 2022): 33–40. http://dx.doi.org/10.56910/gemawisata.v18i1.201.

Full text
Abstract:
Daya Tarik Wisata terbagi menjadi beberapa jenis yaitu daya tarik wisata alam, buatan, dan budaya. Dalam penelitian ini Festival termasuk dalam daya tarik wisata buatan, yang harus memenuhi potensi wisata yaitu Something To Do, Something To See, Something To Buy, aksesbilitas, dan amenitas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengelolaan dan mengembangkan potensi wisata di Festival Kota Lama Semarang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan 10 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisi kualitatif menggunakan pengolahan data dari hasil temuan data, kemudian di analisis dan dikembangkan hingga mendapat kesimpulan. Hasil penelitian menujukan bahwa dalam Festival Kota Lama Semarang memenuhi potensi wisata, aksesbilitas, dan amenitas. Selain itu juga ditemukan bagaimana pengelolaan, upaya pengembangan dan kesulitan dalam pengelolaan yang dapat dikembangkan serta diberikan saran untuk penyelesaian.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Soekmono, Roostrianawahti, Erik Armayuda, and Duana Fera Risina. "Pengembangan Media Boardgame Multikultural AUD Ethnic Enclave Kota Lama melalui Desain Iteratif." Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 6, no. 3 (November 23, 2021): 1938–54. http://dx.doi.org/10.31004/obsesi.v6i3.1904.

Full text
Abstract:
Bangsa Indonesia merupakan masyarakat multikultural sehingga sikap toleransi sangat penting. Tema multikultural Ethnic Enclave Kota Lama pada penelitian sebelumnya dapat meningkatkan kesadaran tentang keberagaman Anak Usia Dini (AUD), sebagai pondasi sikap toleransi. Keterbatasan media pembelajaran Pendidikan multikultural, mendorong penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan Board Game multikultural Etnic Enclave Kota Lama. Pendekatan penelitiannya menggunakan Penelitian dan Pengembangan dengan tiga langkah yaitu: (1) Penelitian pendahuluan, (2) pengembangan Board Game melalui proses Iteration Design yaitu desain prototipe, tes bermain pada uji coba prototipe 2 anak dan uji coba kelompok kecil pada 8 anak usia 5-6 tahun dan umpan balik berdasarkan intrumen observasi kesadaran tentang keberagaman, (3) tes validasi Board Game menggunakan intrumen validasi elemen dan mekanik boardgame. Hasil penelitian berupa media boardgame multikultural ethnic enclave Kota Lama yang dapat meningkatkan kesadaran tentang keberagaman berupa identifikasi nama dan ciri-ciri suku serta budaya melalui benda budaya di dalam bangunan di Kota Lama.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Gunawan, Vellicia, and Sutarki Sutisna. "RUANG REKREASI WISATA DAN BUDAYA DI PASAR LAMA." Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) 3, no. 1 (May 30, 2021): 945. http://dx.doi.org/10.24912/stupa.v3i1.10736.

Full text
Abstract:
Moving and stopping are the basic activities for human, the base concept of movement and living for human. When we stop, we do what is called dwelling. The hearth was the birthplace of dwelling, where human gathered for the first time and exchanged stories, interacting with each other. From the hearth then the community was borned of which it kept changing through the age until now. The form always changes, but the essence of dwelling remains the same. The Pasar Lama district is a hearth for the citizens of Kota Tangerang, the heart of a city where it is the crossing point for people to interact socially. With time, a location rich with cultural heritage will slowly lose its existence if not preserved and taken into consideration for future development. This project intends to reenergize the Pasar Lama district by bringing forth a new space for people to interact. Located in one of the most important junctions in Kota Tangerang, this project hopes to return the essence of dwelling in Pasar Lama by creating a space catering to the extension of the culinary destination and the existing market, as well as holding the annual festival being hold in the area. The project utilizes the dragon dance which is an integral local culture for the Chinese etnicity in Tangerang as a red-string to dwelling of Pasar lama, the proyek aims to be a new landmark for the citizen of Kota Tangerang that can lift the image of dwelling in Pasar Lama. Keywords: architecture; dragon dance; hearth; heritageAbstrakBerjalan dan berhenti merupakan aktivitas dasar bagi manusia, sebuah konsep dasar dari bergerak dan hidup bagi manusia. Ketika berhenti, manusia melakukan apa yang disebut dengan berhuni. Tungku perapian merupakan tempat lahir berhuni, dimana manusia pertama kali berkumpul dan saling bertukar cerita, berinteraksi antar satu sama lain. Dari tungku perapian lahir komunitas yang terus berkembang hingga sekarang. Bentuknya terus berubah, tetapi esensi berhuni di tengah perapian tetap sama. Kawasan Pasar Lama merupakan sebuah tungku perapian bagi masyarakat Kota Tangerang, sebuah jantung kota dimana menjadi titik temu bagi masyarakat untuk berinteraksi sosial. Seiring dengan waktu, sebuah lokasi dengan beragam cagar budaya akan terkikis oleh waktu bila tidak dipertahankan dan dikembangkan untuk kemudian hari. Proyek ini bertujuan untuk menghidupkan kembali kawasan Pasar Lama dengan menghadirkan sebuah ruang baru bagi masyarakat untuk bersosialisasi. Berlokasi tepat di salah satu simpul terpenting Kota Tangerang, proyek ini berharap untuk mengembalikan esensi berhuni di Pasar Lama dengan mewadahi ekstensi dari wisata kuliner serta kegiatan pasar yang sudah ada, serta mewadahi kegiatan festival yang kerap diselenggarakan di kawasan. Desain proyek mengangkat tarian liong yang merupakan sebuah bentuk kebudayaan lokal yang erat kaitannya dengan etnis Tionghoa di Tangerang sebagai benang merah dari berhuni di Pasar Lama, proyek berperan sebagai sebuah landmark baru bagi masyarakat Kota Tangerang yang dapat mengangkat citra berhuni di Pasar Lama.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Armarieno, Dessa Andriyali, Rizka Drastiani, and Sri Lilianti Komariah. "Simulasi Desain dengan Konsep Adaptive Reuse pada Bangunan Museum Tekstil di Kota Palembang." Archvisual: Jurnal Arsitektur dan Perencanaan 1, no. 1 (December 24, 2021): 45–56. http://dx.doi.org/10.55300/archvisual.v1i1.700.

Full text
Abstract:
Sejarah sebuah kota menjadi sebuah aspek penting yang perlu dipertahankan keberlangsungannya dikarenakan nilai historis yang menjadi wajah perjalanan suatu kota. Jika dilihat secara lebih rinci, sebuah kota meninggalkan banyak cerita yang dapat menjadi awal peradaban. Kota Palembang dengan segala dinamika perkembangan dan pembangunan kota yang semakin hari bertambah pesat, namun diharapkan dengan tidak merubah dan menghapus jejak-jejak peninggalan kota yang salah satu wujudnya diwakili oleh keberadaan bangunan lama. Di beberapa titik yang ada di Kota Palembang, keberadaan bangunan lama ini sangat memprihatinkan dikarenakan kurangnya penghargaan masyarakat akan bangunan lama serta perawatan yang tidak baik, sehingga membuat nilainya semakin menurun dengan disertai kerusakan yang cukup signifikan. Menurunnya nilai serta kualitas bangunan ini juga memiliki dampak terhadap penurunan kualitas kawasan secara lebih luas. Tujuan penulisan ini adalah menawarkan salah satu cara yang bisa dilakukan terhadap bangunan lama dengan menggunakan konsep adaptive reuse dengan harapan dapat menjaga karakter dan identitas bangunan. Metode kualitatif desktriptif dilakukan dengan melihat aspek sejarah terkait perubahan fungsi dan bentuk melalui observasi dan pengumpulan data untuk kemudian diolah dengan sebuah simulasi desain. Pada tahap ini, adaptive reuse akan coba diterapkan pada bangunan Gedung Museum Tekstil dengan tujuan untuk menghidupkan kembali aktifitas dengan fungsi baru dan tetap mempertahankan karakter bangunan heritage yang dapat meningkatkan nilai ekonomi bangunan dan kawasan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Firdaussyah, Anandya Ghifari, and Santy Paulla Dewi. "PENGARUH REVITALISASI TERHADAP POLA RUANG KOTA LAMA SEMARANG." Jurnal Riptek 15, no. 1 (August 24, 2021): 17–27. http://dx.doi.org/10.35475/riptek.v15i1.104.

Full text
Abstract:
The revitalization of the Old City of Semarang has had a significant impact on the physical condition of the area. Initially, the image of the Old City of Semarang as a historical tourist destination is an ancient area with poorly maintained conditions, experiencing flooding every year, and socio-economic problems. Revitalization is one of the efforts undertaken by the government to revive the Kota Lama Semarang area which is experiencing environmental degradation or degradation. Improvement of infrastructure conditions, widening pedestrian paths, and procurement of street furniture are the main focus of the revitalization program. The purpose of this study is to analyze the effect of revitalization on changes in spatial patterns that occur in the Kota Lama Semarang area. In order to achieve these objectives, research objectives are set, namely the identification of the revitalization process, analysis of changes in spatial patterns, and analysis of the impact of revitalization on changes in regional spatial patterns in the Old City of Semarang. In this study using quantitative methods through temporal spatial analysis, descriptive analysis and comparative descriptive analysis which aims to determine the relationship between the revitalization process and changes in spatial patterns in the Kota Lama Semarang area. The results showed that revitalization affects the changes in the spatial pattern of the Kota Lama Semarang in terms of spatial use, building characteristics, accessibility, land prices and settlement characteristics. Many things have happened due to revitalization, such as the emergence of new activities in the form of commercial areas, trade areas and changes in community activities in the Kota Lama Semarang area. Spatial use control is carried out to control changes in spatial patterns that occur so that it remains in accordance with the designation of the area of the Old City of Semarang
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Setioko, Bambang, and Bangun IR Harsritanto. "Transformasi Bentuk Dan Pola Ruang Komunal Di Kota Lama Semarang." MODUL 17, no. 1 (September 19, 2017): 11. http://dx.doi.org/10.14710/mdl.17.1.2017.11-16.

Full text
Abstract:
Pembentukan citra sebuah kawasan kota tua tidak hanya sekedar dilihat dari kualitas fisik bangunannya saja, akan tetapi juga dilihat dari kualitas fisik lingkungan yang diikuti dengan fungsi sosial lingkungan. Fungsisosial lingkungan ini dapat terwujud dalam bentuk ruang komunal.Ruang komunal di kota lama Semarang adalahtaman srigunting (yang sebelumnya merupakan permakaman, halaman gereja, tempat pedagang kaki lima) danpolder tawang (yang sebelumnya halaman stasiun, terminal, lapangan sepakbola. Fenomena tersebut menunjukkanbahwa telah terjadi perubahan/transformasi ruang komunal di kawasan Kota Lama Semarang. Penelitian inibertujuan untuk untuk memperkaya teori transformasi spasial yang berkaitan dengan bentuk dan pola ruangkomunal. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Selain itu, metode pengolaan datadilakukan dengan metode studi kasus dan analisa deskriptif kualitatif.Berdasarkan hasil analisis penelitian,ditemukan bahwa terjadi transformasi bentuk dan pola ruang komunal di Kota Lama Semarang. Kemudian,transformasi tersebut terjadi pada beberapa hal, yaitu: fungsi, bentuk, sirkulasi,aktivitas, dan identitas ruangkomunal
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Pratama, Syndu Yoga, and Edi Purwanto. "KAJIAN TERHADAP REVITALISASI KOTA LAMA SEMARANG TAHUN 2020." Jurnal Arsitektur ARCADE 5, no. 1 (March 30, 2021): 25. http://dx.doi.org/10.31848/arcade.v5i1.622.

Full text
Abstract:
Abstract: The revitalization of the old city of Semarang was carried out because of the strong tourism potential when viewed from history and economy, besides that there are regulations regarding conservation that resulted in the Regional Medium-Term Development Plan (RPJMD) in 2016-2021 to respond to the coronation of the old city of Semarang as a tentative list ( 2015) with the aim of the UNESCO World Heritage status. The revitalization with the concept of "Little Netherland" is divided into several stages. In 2020, only 2 stages are known, namely the first stage which focuses on infrastructure and the second stage focuses on the construction of new landmarks in the form of museums. This study is more focused on the real results of the phase 1 revitalization which began in 2017 and was declared complete in mid-2020. If it is considered in general, Revitalization phase 1 is quite successful because it can revive the old city area both in terms of public interest and tourists and also the economy. because. However, in terms of history, architecture and planology, there are still many things that are considered odd, and if it is not immediately responded it will be a problem in the future, these things include: status of building ownership, vandalism, congestion, limited parking space, Incompatibility between the concept and DED, Failure to work on DED infrastructureAbstrak: Revitalisasi Kota lama Semarang, dilakukan karna adanya potensi wisata yang kuat jika ditinjau dari sejarah dan ekonomi, selain itu adanya regulasi mengenai konservasi yang menghasilkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) pada tahun 2016-2021 untuk merespon penobatan kota lama Semarang sebagai tentative list (2015) dengan tujuan status world Heritage dari UNESCO.Revitalisasi dengan konsep “Little Netherland” ini terbagi dalam beberapa tahap. Pada tahun 2020 ini baru 2 tahap yang diketahui yaitu tahap pertama yang berfokus pada infrastruktur dan tahap kedua berkokus pada pembangunan landmark baru berupa museum. kajian ini lebih difokuskan kepada hasil nyata revtalisasi tahap 1 yang dimulai sejak tahun 2017 dan dinyatakan selesai pada petengahan tahu 2020. Bila dinilai secara awam Revitalisasi tahap 1 ini cukup berhasil karna dapat menghidupkan kembali kawasan kota lama baik dari segi animo masyarakat dan wisatawan dan juga ekonomi karna. Namun jika ditinjau dari segi sejarah, arsitektur dan juga planologi masih banyak hal yang dinilai janggal, dan di indikasi bilamana tidak segera di respon akan menjadi permasalahan kedepanya, hal-hal tersebut antara lain: Status kepemiikan bangunan, Vandalisme, Kemacetan, Keterbatasan lahan parkir, Ketidak sesuaian antara konsep dan DED, Kegagalan pengerjaan DED infrastruktur
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Mulia, Joseph, and J. M. Joko Priyono Santoso. "GALERI SENI SEBAGAI INTERVENSI TERHADAP JAKARTA KOTA LAMA." Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) 4, no. 2 (January 23, 2023): 1463–78. http://dx.doi.org/10.24912/stupa.v4i2.22073.

Full text
Abstract:
The Kota Tua area, Tamansari District, West Jakarta is an area that is famous for its history. This area is not developing in the current era of modernization, thus making this area unattractive to visitors. To revive this area, it is necessary to intervene using the conservation conservation concept which aims to preserve the culture that has existed for a long time. The intervention was carried out by including a program of art galleries, educational areas, garden areas (public). To achieve success, data collection is carried out in the form of primary data such as site surveys, taking pictures from Google Maps and secondary data such as from journals, government publications and books. Next, an analysis process is carried out such as the needs in the area and the objectives to be achieved such as the preservation of the area contained in the form of buildings, historical items, paintings, sculptures and others, in addition to adding functions such as modern galleries that can attract attention. visitors to visit the building because it can be seen from the data that a modern gallery is a function that is currently developing. The analysis process results in art galleries dominating a larger space than other programs because their functions are in accordance with the objectives and can also solve problems. The final result of the intervention will only reach its maximum value if all systems in the Kota Tua area can be properly integrated. Keywords: Modernization; Regional Development; Urban Heritage; Visitors Abstrak Kawasan Kota Tua Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat merupakan kawasan yang terkenal akan sejarahnya. Kawasan ini tidak berkembang di era modernisasi saat ini, sehingga membuat kawasan ini tidak diminati pengunjung. Untuk menghidupkan kawasan ini perlu dilakukan intervensi dengan menggunakan konsep konservasi preservasi yang bertujuan untuk melestarikan budaya yang sudah lama ada. Intervensi dilakukan dengan memasukkan program galeri seni rupa, area edukasi, area taman (publik). Untuk mencapai keberhasilan dilakukan pendataan dalam bentuk data primer seperti survei lokasi tapak, pengambilan gambar dari google maps dan sekunder seperti dari jurnal, publikasi pemerintah maupun buku. selanjutnya dilakukan proses analisis seperti kebutuhan dalam kawasan tersebut dan tujuan yang akan dicapai seperti pelestarian kawasan yang tertuang dalam bentuk bangunan, barang-barang bersejarah, lukisan-lukisan, patung dan yang lain-lainnya, selain itu penambahan fungsi seperti galeri modern yang dapat menarik perhatian pengunjung untuk mengunjungi bangunan tersebut karena terlihat dari data juga galeri modern merupakan suatu fungsi yang sedang berkembang saat ini. Proses analisis menghasilkan galeri seni rupa mendominasi ruang lebih besar dibanding program-program lainnya dikarenakan fungsi yang sesuai dengan tujuan dan juga dapat menyelesaikan masalah. Hasil akhir intervensi baru akan mencapai nilai maksimal apabila seluruh sistem di dalam Kawasan Kota Tua dapat terintegrasi dengan baik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography