Journal articles on the topic 'Kaltim Prima Coal'

To see the other types of publications on this topic, follow the link: Kaltim Prima Coal.

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 43 journal articles for your research on the topic 'Kaltim Prima Coal.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Rusli Akib. "PENYULUHAN ALAT BUKTI GANDA HAK GARAP TANAH KELOMPOK TANI PADA AREAL IZIN PERTAMBANGAN PT. KALTIM PRIMA COAL." Abdimas Awang Long 5, no. 1 (January 30, 2022): 30–37. http://dx.doi.org/10.56301/awal.v5i1.348.

Full text
Abstract:
Kepemilikan hak garap pada lahan yang sama oleh beberapa Kelompok Tani pada areal ijin pertambangan PT. Kaltim Prima Coal di Desa Swarga Bara, Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, memunculkan konflik antar kelompok masyarakat. Permasalahan terjadi karena aparat pejabat (Kepala Desa dan Camat) mengeluarkan surat keterangan tanah hak garap tanpa dasar hukum yang jelas sehingga terjadi tumpang tindih hak atas tanah garapan dan memunculkan alat bukti ganda hak garap atas tanah pada objek/lahan yang sama. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penelitian ini mengkaji mengenai faktor penyebab alat bukti ganda atas hak garap di atas areal ijin pertambangan PT. Kaltim Prima Coal di Desa Swarga Bara, Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Selain itu juga untuk mengetahui bagaimana bentuk penyelesaian sengketa antar sesama pemegang hak garap di atas areal ijin pertambangan PT. Kaltim Prima Coal di Desa Swarga Bara, Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur agar penyelesaiannya dapat menguntungkan bagi semua pihak yang berselisih. Penulis menggunakan metode library research atau kajian pustaka. Riset kajian kepustakaan ini adalah melakukan penelitian dari buku-buku perpustakaan, majalah, jurnal dan artikel dan sumber dari internet yang relevan dengan masalah yang dibahas. Berikut kajian berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria atau disingkat dengan sebutan UUPA.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Eli Tri Kursiswanti, Septhian Cahya Nugraha, and Rusli Akib. "Alat Bukti Ganda Hak Garap Tanah Kelompok Tani Pada Areal Izin Pertambangan PT. Kaltim Prima Coal." Collegium Studiosum Journal 4, no. 2 (December 31, 2021): 79–87. http://dx.doi.org/10.56301/csj.v4i2.482.

Full text
Abstract:
Ownership of cultivation rights on the same land by several farmer groups in the mining permit area of ​​PT. Kaltim Prima Coal in Swarga Bara Village, North Sangatta District, East Kutai Regency, East Kalimantan, has created conflicts between community groups. The problem occurred because the official apparatus (Village Head and Camat) issued a certificate of cultivating land rights without a clear legal basis so that there was overlapping of arable land rights and gave rise to double evidence of cultivating rights on land on the same object/land. Based on these problems, this study examines the factors causing the double evidence of cultivation rights over the mining permit area of ​​PT. Kaltim Prima Coal in Swarga Bara Village, North Sangatta District, East Kutai Regency, East Kalimantan. In addition, to find out how the form of dispute resolution between fellow holders of cultivation rights over the mining permit area of ​​PT. Kaltim Prima Coal in Swarga Bara Village, North Sangatta District, East Kutai Regency, East Kalimantan so that the settlement can be beneficial for all parties to the dispute. The author uses the library research method or literature review. This literature review research is conducting research from library books, magazines, journals and articles and sources from the internet that are relevant to the problems discussed. The following is a study based on the Law of the Republic of Indonesia Number 5 of 1960 concerning Basic Agrarian Regulations or abbreviated as UUPA.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Mukhlisi, Mukhlisi, and Wawan Gunawan. "KARAKTERISTIK VEGETASI HABITAT ORANGUTAN (Pongo pygmaeus morio) DI PT. KALTIM PRIMA COAL, KALIMANTAN TIMUR." Al-Kauniyah: Jurnal Biologi 12, no. 1 (April 24, 2019): 63–72. http://dx.doi.org/10.15408/kauniyah.v12i1.8629.

Full text
Abstract:
AbstrakOrang utan (Pongo pygmaeus morio) merupakan salah satu primata dilindungi. Sebagian populasinya dapat ditemukan pada Kawasan Reklamasi Pasca Tambang Batubara (KRPT) di PT. Kaltim Prima Coal Sangatta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik vegetasi habitat orang utan di sekitar PT. Kaltim Prima Coal. Metode pengumpulan data vegetasi menggunakan kombinasi jalur berpetak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik vegetasi habitat orang utan di tiga lokasi KRPT terdiri dari 40 jenis tumbuhan. Sekitar 41-45% di antaranya merupakan jenis tumbuhan yang dimakan oleh orang utan. Nilai indeks keanekaragaman jenis vegetasi (H’) berkisar 1,00-1,09; indeks dominansi (D’) berkisar 0,14-0,40; dan indeks keseragaman (E’) berkisar 0,91-0,99. Vegetasi pada strata pertumbuhan semai dikuasai oleh paku resam (Dicranopteris linearis) dan ilalang (Imperata cylindrica). Strata pertumbuhan pancang cenderung dikuasai oleh jenis Leea indica dan Flemingia congesta. Sementara itu, vegetasi strata pohon dikuasai oleh jenis tanaman reklamasi yaitu Cassia siamea dan Cassia suratensis. Pola regenerasi vegetasi belum berjalan dengan normal, namun proses suksesi telah berjalan dengan hadirnya jenis-jenis alami. Karakteristik vegetasi tidak ideal bagi habitat orang utan. Peningkatan daya dukung habitat perlu dilakukan melalui pengembangan koridor vegetasi antar fragmen hutan tersisa.Abstract Orang utan (Pongo pygmaeus morio) is one of the protected primates. Some of their population might be found in the Mine Closure Area (MCA) at PT. Kaltim Prima Coal Sangatta. The aim of this research was to analyze the characteristics of the vegetation of their habitat at PT. Kaltim Prima Coal. Data was collected by using a combination of line-plot sampling method. The results showed that vegetation characteristic of orang utan habitat in three locations of MCA consisted of 40 plants species, which 41-45% of the plant species were fed by orang utan. Diversity index (H'), dominance index (D') and evenness index (E') were by 1.09-1.00, 0.14-0.40, and 0.91-0.99, respectively. The vegetation on the seedling stage was dominated by Dicranopteris linearis and Imperata cylindrica. The sapling stage was dominated by Leea indica and Flemingia congesta. Meanwhile, the tree stage was dominated by reclamation plants that were Cassia siamea and Cassia suratensis. The regeneration pattern of vegetation has not run normally but the succession process has been starting that indicated by the presence of species naturally. Vegetation characteristics were not ideal for orang utan habitat. Increasing carrying capacity needs to be carried out by developing vegetation corridors among the remaining forest fragments.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Rusli Akib and Husni Thamrin. "ALAT BUKTI GANDA HAK GARAP TANAH KELOMPOK TANI PADA AREAL IZIN PERTAMBANGAN PT. KALTIM PRIMA COAL." Abdimas Awang Long 4, no. 2 (June 30, 2021): 59–66. http://dx.doi.org/10.56301/awal.v4i2.273.

Full text
Abstract:
Kepemilikan hak garap pada lahan yang sama oleh beberapa Kelompok Tani pada areal ijin pertambangan PT. Kaltim Prima Coal di Desa Swarga Bara, Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, memunculkan konflik antar kelompok masyarakat. Permasalahan terjadi karena aparat pejabat (Kepala Desa dan Camat) mengeluarkan surat keterangan tanah hak garap tanpa dasar hukum yang jelas sehingga terjadi tumpang tindih hak atas tanah garapan dan memunculkan alat bukti ganda hak garap atas tanah pada objek/lahan yang sama. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penelitian ini mengkaji mengenai faktor penyebab alat bukti ganda atas hak garap di atas areal ijin pertambangan PT. Kaltim Prima Coal di Desa Swarga Bara, Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Selain itu juga untuk mengetahui bagaimana bentuk penyelesaian sengketa antar sesama pepegang hak garap di atas areal ijin pertambangan PT. Kaltim Prima Coal di Desa Swarga Bara, Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur agar penyelesaiannya dapat menguntungkan bagi semua pihak yang berselisih. Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka metode penelitian yang digunakan adalah yuridis empiris, yaitu menggunakan norma-norma hukum yang bersifat menjelaskan dengan cara meneliti dan membahas peraturan-peraturan hukum yang berlaku saat ini. Untuk menghindari terulangnya kembali sengketa tanah garapan, pemerintah daerah sebaiknya meningkatkan penertiban atas terjadinya tumpang tindih surat keterangan hak garap tanah yang diterbitkan oleh Kepala Desa dan RT setempat dan sekaligus melakukan sosialisasi kepada aparatur pemerintahan desa dan masyarakat tentang kewenangan dalam penerbitan izin membukan lahan beserta ketentuan-ketentuannya berdasarkan undang-undang dan atau peraturan pemerintah. Alas hak bagi para penggarap wajib diberikan untuk tertibnya administrasi di bidang pertanahan dan sekaligus dapat memberikan kepastian dan perlindungan hukum kepada para penggarap agar potensi sengketa pertanahan dapat dihindari sedini mungkin.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Choirul Fajri and Dani Fadillah. "THE DYNAMICS OF COMMUNICATION MEDIA MANAGEMENT PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY MINING COMPANIES IN INDONESIA." Proceedings Of International Conference On Communication Science 2, no. 1 (November 10, 2022): 324–30. http://dx.doi.org/10.29303/iccsproceeding.v2i1.29.

Full text
Abstract:
Mining areas where there should be a prosperous society, are in fact very contradictory to the high poverty rate there. The activities of mining companies have actually caused many natural disasters, not to mention the problem of post-mining holes, which so far have also claimed many lives because many of them are still left open and not immediately reclaimed. East Kalimantan and South Sumatera are the two provinces in Indonesia that have the most natural damage due to mining activities there. Kaltim Prima Coal, and Bukit Asam Company as the largest mining company there, have actually tried to manage their post-mining areas by implementing CSR programs to improve the welfare of the community, but this seems not to have been optimal. Several demonstrations were carried out by the community both in East Kalimantan and South Sumatera to demand an increase in the quality of life. Seeing this problem, the role of communication media is needed to be able to communicate effective and effective CSR programs for the community, so that there will be good acceptance and support from the community to jointly preserve the environment. This research is a qualitative research with a case study method, where researchers will examine how the dynamics of digital communication media management carried out by Kaltim Prima Coal and Bukit Asam Company to communicate their CSR programs. The results of the research are expected to provide an overview of how effective the management of digital communication media from the implementation of the CSR program by Kaltim Prima Coal and Bukit Asam Company is so that later it can become a reference for the CSR program communication process carried out by the company.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Kurniasari, Febriana. "WELLNESS PROGRAM : INTERVENSI PERUBAHAN PARADIGMA KESEHATAN PT KALTIM PRIMA COAL." Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 1, no. 1 (March 29, 2020): 673–86. http://dx.doi.org/10.36986/ptptp.v1i1.109.

Full text
Abstract:
ABSTRAK “Industry 4.0 : It’s all about the people” Doug Gates, May 2017 Kita berada pada awal revolusi industri 4.0 yang secara fundamental mengubah cara hidup, bekerja dan berhubungan satu sama lain. Menghadapi industri digitalisasi saat ini, rencana pembangunan Indonesia akan mengedepankan optimalisasi Sumber Daya Manusia (SDM). Hal tersebut searah dengan score card dalam strategy map Human Resources Division (HRD) PT Kaltim Prima Coal (KPC), bahwa optimalisasi SDM pada produktivitas dan kegesitan karyawan menjadi salah satu tujuan perusahaan. Salah satu faktor penentu dalam keberhasilan optimalisasi produktivitas karyawan ini adalah dengan kondisi bugar baik secara fisik dan mental. Dari 56 juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2015, 40 juta diantaranya disebabkan oleh Noncommunicable Diseases (NCDs) atau penyakit tidak menular. Penyakit yang disebabkan karena gaya hidup tidak baik. KPC sebagai produsen batubara terbesar di Indonesia, memiliki karyawan hingga 4,537 orang. Pengelolaan pelayanan medis kepada karyawan sudah diberikan dengan baik, dari fasilitas hingga rujukan ke luar kota Sangatta, tetapi angka karyawan sakit masih tinggi yaitu sekitar 2,000 orang per tahun. KPC menyadari harus melakukan perubahan paradigma kesehatan kepada karyawan dan tanggungannya, dimana lebih mengutamakan aspek pencegahan penyakit daripada sekedar mengobati. KPC juga mengajak karyawan untuk lebih peduli terhadap kesehatan agar terhindar dari resiko faktor penyakit kronis (NCDs). Dalam makalah ini, penulis membahas Wellness Program yang sedang dilaksanakan KPC dengan metode intervensi berupa berbagai kegiatan promotif dan preventif. Wellness Program merupakan sebuah upaya yang bertujuan lebih kepada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan saja. Sebagai dasar dalam pelaksanaan Wellness Program adalah 5 Pilar Kesehatan yang terdiri dari : Mental Sehat, Tidak Merokok, Gerak Fisik atau Olahraga, Diet Seimbang, dan Istirahat Cukup. Perusahaan berharap karyawan dapat bekerja lebih produktif dan sehat hingga masa pensiun. Banyak hal positif yang didapat dengan pelaksanaan Wellness Program. Karyawan dan tanggungannya lebih gemar berolahrga, antusiasme terhadap kegiatan edukatif kesehatan dan semakin tingginya peminat dalam kompetisi berolahraga. Kata Kunci : Sumber Daya Manusia, NCDs, Perubahan Paradigma, Wellness Program ABSTRACT “Industry 4.0 : It’s all about the people” Doug Gates, May 2017 We are facing industrial revolution 4.0 which will fundamentally change our lifestyle, working condition and human relation. In the midst of this digitalization era, one of Indonesia’s key development goals is to advance human development. This goal is in line with Human Resources Division (HRD) PT Kaltim Prima Coal (KPC) score card in strategic plan to achieve employees’ optimum productivity and agility. One of main factors to being successfully able to optimize employees’ productivity is by improving health (physically and mentally) and fitness. Globally, in 2015, not less than 40 million deaths (out of total 56 million deaths) are caused by non-communicable diseases (NCDs). This group of diseases has bad lifestyle as one of its risk factors. KPC as the largest coal mining company in Indonesia currently employs 4,537 individuals in total. Though provision of medical serivices benefit has been delivered well through establishing good health facility and referral to offsite Sangatta, number of work day lost due to illness is still high, but not less than 2,000 in one year. KPC recognizes the need to shift health paradigm of the employees and their dependants, that should be recognized as self-awareness not only as “the absence of illness (medical treatment)”. KPC should be able to keep employee care about their health in order to avoid the risk of chronic disease factors (NCDs). The objective of this paper is to describe Wellness Program as an intervention done by KPC to achieve, sustain, and protect health as a complete physical, mental and social wellbeing and not merely the absence of disease or infirmity. Wellness Program is mainly delivered through promotion and prevention campaign. KPC introduces 5 Pillars of Health: Mentally Healthy, Physically Active, Not Smoking, Balanced Diet, and Qualified Rest. The company expects its employees to be more productives and to be healthy even until retiree. Wellness Program has many benefits. Employees and their dependants have become more enthusiastic to participate in physical activity competition and health education sessions. Keywords: Human Development, NCDs, Shifting Paradigm, Wellness Program
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Sasongko, Ardityas Gema, Hairudinor Hairudinor, and Muhammad Riduansyah Syafari. "Pengaruh Budaya Organisasi, Motivasi Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Di Mining Support Division PT Kaltim Prima Coal." Jurnal Bisnis dan Pembangunan 10, no. 1 (January 15, 2021): 62. http://dx.doi.org/10.20527/jbp.v10i1.9958.

Full text
Abstract:
The Influence of Organizational Culture, Work Motivation and Transformational Leadership Styles on Employee Performance With Job Satisfaction as an Intervening Variable in the Mining Support Division of PT Kaltim Prima Coal.This study aims to test the influence of organizational culture (X1), work motivation (X2) and transformational leadership style (X3) on employee performance (Y2) through job satisfaction (Y1) in the Mining Support Division of PT Kaltim Prima Coal. This study took a sample of 62 respondent. While the data analysis techniques used are descriptive statistical analysis and path analysis.The results show the influence of organizational culture on positive but insignificant job satisfaction, the influence of transfomasional leadership motivation and style on positive and significant job satisfaction; the influence of organizational culture on employee performance is insignificant and positive; the influence of motivation and transformational leadership style on employee performance is significant and positive; and the effect of job satisfaction on employee performance is significant and positive.Keywords: Job Motivation, Work Discipline, Organizational Culture, Employee Performance
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Gusprastomo, Niko, Wahyu Wardana, and Gigih Irfatongga. "MENGUKUR KEBERHASILAN REKLAMASI PASCATAMBANG MENGGUNAKAN BIOINDIKATOR DI PT. KALTIM PRIMA COAL." Indonesian Mining Professionals Journal 3, no. 2 (August 30, 2022): 107–18. http://dx.doi.org/10.36986/impj.v3i2.48.

Full text
Abstract:
Studi ini, bertujuan untuk mengukur peran ekosistem reklamasi pascatambang PT Kaltim Prima Coal (PT KPC) sebagai ekosistem penyangga kehidupan. Keberhasilan reklamasi diukur berdasarkan acuan bioindikator kondisi ekologis area rona awal. Kondisi ekologis yang diamati, meliputi kehadiran mamalia dan burung, populasi bakteri penambat fosfat dan nitrogen dan tingkat keanekaragaman hayati. Pengamatan flora untuk area reklamasi, menggunakan petak ukur permanen (PUP) berukuran 20m x 20m. Sedangkan pada hutan alam, menggunakan PUP berukuran 20m x 100m, mewakili area rona awal Sangatta dan Bengalon, seluruhnya berjumlah 42 plot. Untuk pengamatan fauna menggunakan dua metode, yakni pengamatan langsung dan pengamatan tidak langsung. Pengamatan langsung, yaitu perjumpaan dan kamera trap, sedangkan pengamatan tidak langsung, menggunakan identifikasi jejak, kotoran, bekas cakar, bulu, sarang, dan suara. Penilaian bioindikator menggunakan rumus Indeks keragaman Shannon-Wiener, Indeks Similaritas Sorensen, dan Indeks kehadiran mamalia. Hasil studi, untuk nilai keanekaragaman hayati kelompok tumbuhan di area reklamasi 3.2 satuan dan 3.4 satuan pada area rona awal. Sedangkan untuk kelimpahan jenis, area reklamasi sebesar 83 jenis berbanding 53 jenis pada rona awal. Dengan nilai indeks kesamaan jenis sebesar 25%. Untuk kehadiran mamalia area reklamasi sebesar 24 jenis berbanding 15 jenis pada rona awal. Kehadiran burung area reklamasi berjumlah 54 jenis dan 31 jenis pada rona awal. Populasi bakteri penambat fosfat untuk area reklamasi sebesar 0.06 x 107 cfu/ml dan rona awal nol. Untuk populasi bakteri penambat nitrogen area reklamasi sebesar 1.33 x 107 cfu/ml, sedangkan rona awal 0.82 x 107 cfu/ml. Dengan demikian, reklamasi pascatambang KPC telah mampu berperan sebagai ekoisistem penyangga kehidupan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Arifin, Bustanil, and Ilham Mubaroq. "REAL TIME HAUL ROAD CONDITION MONITORING STUDI PT KALTIM PRIMA COAL." Indonesian Mining Professionals Journal 4, no. 2 (December 9, 2022): 63–74. http://dx.doi.org/10.36986/impj.v4i2.73.

Full text
Abstract:
Kondisi jalan tambang selalu dilakukan pemeliharaan agar operasional pengangkutan material tambang dapat berjalan optimal dan aman. Kondisi jalan tambang yang buruk dapat menurunkan produktifitas alat, menaikan biaya operasi dan pemeliharaan pada haul truck, serta menjadi potensi bahaya. Proses pemantauan kondisi jalan tambang umumnya dilakukan secara manual, melalui inspeksi fisik langsung di lapangan. Teknologi Real-time Condition Monitoring (RTCM) mampu memantau kondisi operasi truk angkut secara real-time dari jauh, termasuk parameter yang erat hubungannya dengan kondisi jalan seperti tekanan suspensi. Tekanan suspensi memiliki standar yang digunakan untuk mengetahui tingkat keparahan kondisi operasi haul truck, melalui pengukuran nilai Rack, Pitch, dan Bias. Sistem RTCM dikembangkan agar mampu memantau nilai tersebut secara real-time dan memberikan notifikasi ketika terjadi nilai yang melebihi ambang batas, menandakan kondisi kelebihan beban pada rangka haul truck, yang umumnya disebabkan kondisi jalan yang buruk. Tim Condition Monitoring dapat segera memverifikasi kondisi tersebut untuk kemudian menyampaikannya ke tim pemeliharaan jalan mengenai kemungkinan segmen jalan yang kondisinya buruk. Pemantauan kondisi jalan secara remote dan real-time membantu mengetahui kondisi dan perbaikan jalan yang lebih cepat, yang membantu upaya optimalisasi operasional pertambangan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Irfandy, Afif, Agus Triantoro, and Sari Melati. "Analisis coal losses pada kegiatan penambangan di Pit Inul Middle Panel 3 PT Kaltim Prima Coal." Jurnal Himasapta 6, no. 2 (August 31, 2021): 57. http://dx.doi.org/10.20527/jhs.v6i2.3960.

Full text
Abstract:
Coal Losses merupakan proses hilangnya batubara yang terjadi pada saat proses penambangan berlangsung sampai pada saat pengiriman batubara ke tujuan. Proses penambangan batubara seperti clean up roof batubara, proses pemuatan batubara, serta saat pengangkutan batubara menuju stockpile berpotensi menimbulkan coal losses. PT Kalimantan Prima Coal menetapkan coal recovery criteria sebesar 98,5%, lebih ketat dari yang ditetapkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebesar 90%. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung coal losses pada proses clean up batubara, pemuatan batubara di loading point, dan pengangkutan batubara; mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya coal losses; dan memberi rekomendasi upaya penanganan coal losses.Penelitian dilakukan di Pit Inul Middle Panel 3 pada PT KPC bulan Mei dan Juni 2019. Ada lima seam batubara yang diamati, yaitu seam K17LR, K13, K12, K9 dan K4. PT KPC menggunakan survey yang dibandingkan dengan truck count untuk menghitung coal recovery. Total coal losses yang didapat dari setiap seam dibagi menjadi tiga proses penambangan batubara, yaitu coal losses pada saat clean up roof batubara, di loading point, dan saat hauling.Coal Losses yang didapatkan pada seam K17LR bulan Mei dan Juni 2019 sebesar 4,49% dan 3,93%; seam K13 bulan Mei dan Juni 2019 sebesar 2,83% dan 1,47%; seam K12 bulan Mei dan Juni 2019 sebesar 3,57% dan 2,71%; seam K9 bulan Mei dan Juni 2019 sebesar 4,24% dan 4,15%; seam K4 bulan Mei dan Juni 2019 sebesar 4,3% dan 1,11%. Coal losses yang terjadi masih di atas dari kriteria yang diberikan oleh ESDM sehingga masih memenuhi batas kriteria. Persentase coal losses terbesar terjadi di loading point sehingga dilakukan simulasi pengurangan coal losses di loading point. Total losses 19.43% pada Bulan Mei and dan 13.38% pada Bulan Juni berhasil diturunkan menjadi 9,44% and 6,98%. Kata-kata kunci : batubara, recovery, clean up, loading point, hauling
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Ruslan, Zuhri, and Anggoro Budi Nugroho. "Collectibility Improvement In PT. Kaltim Prima Coal Receivables Management: A Framework Roadmap Proposal." Jurnal Sosial Sains 2, no. 1 (January 15, 2022): 149–58. http://dx.doi.org/10.36418/sosains.v2i1.320.

Full text
Abstract:
Background : The Importance of efficient working capital management is indisputable given that a firm’s viability relies on the financial manager’s ability to effectively manage receivables, inventory, and payables. One of widely used measurement to calculate the effectiveness of working capital management is Cash Conversion Cycle. Purpose : Traditional Cash Conversion Cycle is calculated using items from Financial Statement. However, it is proofed to be overstated compare to the actual calculation. Based on a comparison with Cash Conversion Cycle of another company listed on Indonesian Stock Exchange, Cash Conversion Cycle of PT Kaltim Prima Coal seems to be superior with lower days it needs to convert inventory into cash and longer time to pay its payables. Method: This research uses a quantitative approach method. Results : The research found that based on the regression method, days of late payment and sales amounts of late payment have significant relationship with Profit. Days of late payment and sales amounts of late payment have significant relationship with ROA. And, Days of late payment and sales amounts of late payment also have significant relationship with NPM. Conclusion : Variables of tourist attraction and price simultaneously influence the decision to visit the Blue Kersik beach, Marangkayu.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Mardiono, Didik. "ANALISA BEBAN KERJA PENGAWAS OPERASIONAL TAMBANG DI MINING OPERATION DIVISION, PT. KALTIM PRIMA COAL." Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 1, no. 1 (August 29, 2019): 119–28. http://dx.doi.org/10.36986/ptptp.v0i0.11.

Full text
Abstract:
Berdasarkan surat edaran Kepala Inspektur Tambang pada bulan Juli 2018, datakecelakaan tambang Indonesia menunjukkan bahwa telah terjadi: kecelakaanberakibat fatal (meninggal) 10 orang, cidera berat 38 orang, cidera ringan 38orang. Beberapa penyebab dari kecelakaan tambang ini antara lain kondisi tidakaman karena cuaca, kurangnya pengetahuan karyawan atau pengawas terhadapbahaya dan resiko pekerjaan, kurangnya pengawas dan personil di areal kerja, dan kurangnya kendali manajemen terhadap temuan inspeksi, rasio pengawas, pelatihan pengawas . Salah satu instruksi Kepala Inspektur Tambang adalah pemetaan kembali rasio kebutuhan jumlah pengawas terhadap area kerja yang menjadi tanggung jawabnya. Divisi Mining Operation yang merupakan salah satu divisi yang bertanggung jawab terhadap operasional tambang di wilayah PT. Kaltim Prima Coal telah melakukan analisa beban kerja pengawas operasional tambang. Beberapa kriteria yang dimasukkan dalam perhitungan analisa beban kerja meliputi:1. Aktifitas Pekerjaan: kriteria ini diukur berdasarkan waktu pengawasan terhadap aktifitas operasi tambang yang dihadapi, dan prosedur-prosedur kerja yang terikat pada pekerjaan tersebut. Kriteria ini mempunyai bobot 22% dari keseluruhan kriteria.2. Jumlah Karyawan/bawahan langsung: Berapa banyak jumlah karyawan atau operator yang secara administrasi dibawah tanggung jawab seorang pengawas. Semakin banyak jumlah karyawan yang menjadi tanggung jawabnya maka semakin besar bobot kerjanya. Kriteria ini mempunyai bobot 16% dari keseluruhan kriteria.3. Jumlah alat yang diawasi: pengukurannya didasarkan pada jumlah alat beroperasi di wilayah/area kerja yang menjadi tanggung jawabnya, seperti alat gali, alat kut, dozer, dll. Bobot kriteria ini adalah 14%.4. Luasan area kerja: Diukur berdasarkan radius kerja, semakin luas area kerja yang menjadi tanggung jawabnya maka semakin tinggi beban kerja seorang pengawas. Bobot kriteria untuk luasan area kerja adalah 14%.5. Fungsi koordinasi: Dalam menjalankan pekerjaannya, seorang pengawas pasti berkoordinasi dengan pihak-pihak luar departemen yang berhubungan dengan pekerjaannya. Semakin banyak fungsi koordinasi maka beban kerja pengawas juga semakin tinggi. Bobot kriteria ini adalah 14%.6. Indikator unjuk kerja: Setiap pengawas yang bertanggung jawab dimasing-masing area kerja mempunyai beban tanggung jawab untuk memastikan indicator unjuk kerja terutama alat tambang bisa tercapai. Semakin banyak indicator unjuk kerja makaka semakin besar beban kerjanya. Kriteria ini mempunyai bobot 20%.Analisa beban kerja pengawas operasional tambang dilakukan pada pengawas yang bertanggung jawab pada area: Loading point, Dumping point, Road, Project, Drill, dll. Dari hasil analisa didapat bahwa beberapa posisi pengawas operasional mempunyai beban kerja yang tinggi, sehingga direkomendasikan menambah pengawas operasi agar beban kerjanya bisa berkurang dan fokus pengawasan terhadap keselamatan kerja bisa meningkat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Muhtasar, Iqbal Maulana, Moh Sholichin, and Runi Asmaranto. "Studi Erosi Dan Sedimentasi Tambang Batubara Pada Pit Pinang South Pt. Kaltim Prima Coal Menggunakan Geographic Information System (ArcGIS)." Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air 2, no. 1 (January 31, 2022): 1–230. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jtresda.2022.002.01.17.

Full text
Abstract:
Penambangan batubara oleh PT.Kaltim Prima Coal (KPC) merupakan penambangan terbuka, sehingga dapat menimbulkan hilangnya bentuk permukaan bumi, meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi, erosi, sedimentasi, maupun penurunan produktivitas tanah. Oleh karena itu diperlukan reklamasi dan rehabilitasi lahan bekas tambang. Dalam proses reklamasi pasca tambang dibutuhkan spesifikasi khusus agar hasil dari reklamasi sesuai dengan yang diharapkan. Faktor-faktor erosi yang memenuhi persamaan USLE dapat diolah dengan mudah menggunakan bantuan Sistem Informasi Geografis. Dari hasil perhitungan pada Pit Pinang South PT.KPC, didapatkan laju erosi 32,62 (ton/ha/tahun), daerah yang mengalami erosi sangat ringan seluas 27,26 ha (35,12%), erosi ringan seluas 27,89 ha (35,94%), erosi sedang seluas 20,60 ha (26,54%), erosi berat seluas 1,62 ha (2,08%), dan erosi sangat berat seluas 0,21 ha (0,27%). Berdasarkan perhitungan SDR, didapatkan hasil sebesar 1440,8 ton/tahun, sedangkan perkiraan besar perhitungan sedimen secara aktual didapatkan nilai sebesar 2223,6 ton/tahun. Maka didapati hasil SDR (931,3 ton/tahun) < hasil aktual (2223,6 ton/tahun). Hal tersebut dikarenakan hasil perhitungan SDR menggunakan nilai erosi yang diperoleh dari metode USLE yang merupakan pendugaan laju erosi sedangkan dalam perhitungan sedimentasi aktual berdasarkan dari perhitungan secara langsung dan hasil laboratorium PT. Kaltim Prima Coal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Pranoto, Kris, Widia Rahmawati Pahilda, Muhammad Sonny Abfertiawan, Apridawati Elistyandari, and Andi Sutikno. "Activated Sludge Technology to Treat Wastewater from Offices and Residential Areas PT Kaltim Prima Coal." Indonesian Mining Professionals Journal 1, no. 1 (December 17, 2019): 61–66. http://dx.doi.org/10.36986/impj.v1i1.14.

Full text
Abstract:
In Indonesia, coal mining operations generally involve a huge number of workers. This condition causes its own challenges in managing environmental impacts that potentially generated from human activities. One of them is domestic wastewater. Domestic waste water is waste water that comes from activities of daily living of humans related to water usage. In mining operations, domestic wastewater is generated from office and residential areas. Because of the potential impact on the environment, domestic wastewater must be treated before flowing to natural water bodies. Since the beginning of mining operations in 1990s, PT Kaltim Prima Coal has been building and operating Domestic Wastewater Treatment Plant (IPALD) to treat domestic wastewater resulting from offices and residential areas. There are 12 IPALDs with activated sludge technology operating in the PT KPC area. Active sludge is one of the domestic wastewater treatment technologies by utilizing the role of aerobic bacteria to degrade organic material contained in domestic wastewater. This paper is presented to describe the performance of activated sludge technology usedin the KPC’s IPALD and the challenges faced in its operation. One of the challenges faced is the fulfillment of water quality standards in Minister of Environment and Forestry Decree No. P. 68 of 2016 concerning Domestic Wastewater Quality Standards. The latest quality standards regulate the effluent concentration of IPALD more stringent than before and there are new parameters, including ammonia which requires attention in the operation of IPALD.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Pranoto, Kris, Widia Rahmawati Pahilda, Muhammad Sonny Abfertiawan, Apridawati Elistyandari, and Andi Sutikno. "TEKNOLOGI LUMPUR AKTIF DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH PEMUKIMAN KARYAWAN DAN PERKANTORAN PT KALTIM PRIMA COAL." Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 1, no. 1 (March 29, 2020): 697–704. http://dx.doi.org/10.36986/ptptp.v1i1.111.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Di Indonesia, operasional penambangan batubara umumnya melibatkan tenaga kerja dengan jumlah yang besar. Kondisi ini memberikan tantangan tersendiri dalam pengelolaan dampak lingkungan yang berpotensi timbul dari aktivitas manusia. Salah satu potensi tersebut yakni air limbah domestik. Air limbah domestik merupakan air limbah yang berasal dari aktivitas hidup sehari-hari manusia yang berhubungan dengan pemakaian air. Di area operasional pertambangan, air limbah domestik dapat timbul dari area pemukiman karyawan dan perkantoran. Karena potensi dampaknya terhadap lingkungan, air limbah domestik harus diolah sebelum dialirkan ke badan air penerima. Sejak tahun 1990an, diawal operasi penambangan, Kaltim Prima Coal (KPC) telah membangun dan mengoperasiokan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) untuk mengolah air limbah domestik yang bersumber dari pemukiman karyawan dan perkantoran. Terdapat 12 IPALD dengan teknologi lumpur aktif yang beroperasi di area KPC. Lumpur aktif merupakan salah satu teknologi pengolahan air limbah domestik dengan memanfaatkan peran bakteri aerob untuk mendegradasi material organik yang terkandung didalam air limbah domestik. Makalah ini disajikan untuk mendeskripsikan performa teknologi lumpur aktif yang digunakan dalam IPALD KPC dan tantangan yang dihadapi dalam pengoperasiannya. Salah satu tantangan yang dihadapi yakni pemenuhan baku mutu yang tertuang dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P. 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Baku mutu terbaru mengatur konsentrasi efluen IPALD lebih ketat dari sebelumnya dan terdapat paramater baru, diantaranya amoniak yang memerlukan perhatian dalam pengoperasian IPALD. Kata kunci: air limbah domestik, lumpur aktif, ipald ABSTRACT In Indonesia, coal mining operations generally involve a huge number of workers. This condition causes its own challenges in managing environmental impacts that potentially generated from human activities. One of them is domestic wastewater. Domestic waste water is waste water that comes from activities of daily living of humans related to water usage. In mining operations, domestic wastewater is generated from office and residential areas. Because of the potential impact on the environment, domestic wastewater must be treated before flowing to natural water bodies. Since the beginning of mining operations in 1990s, PT Kaltim Prima Coal has been building and operating Domestic Wastewater Treatment Plant (IPALD) to treat domestic wastewater resulting from offices and residential areas. There are 12 IPALDs with activated sludge technology operating in the KPC area. Active sludge is one of the domestic wastewater treatment technologies by utilizing the role of aerobic bacteria to degrade organic material contained in domestic wastewater. This paper is presented to describe the performance of activated sludge technology used in the KPC’s IPALD and the challenges faced in its operation. One of the challenges faced is the fulfillment of water quality standards in Minister of Environment and Forestry Decree No. P. 68 of 2016 concerning Domestic Wastewater Quality Standards. The latest quality standards regulate the effluent concentration of IPALD more stringent than before and there are new parameters, including ammonia which requires attention in the operation of IPALD. Keywords: domestic waste water, activated sludge, ipald
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Gusprastomo, Niko, Agung Febrianto, Wahyu Wardana, and Kris Pranoto. "PENERAPAN METODE BIOREMEDIASI DAN FITOREMEDIASI PADA REKLAMASI LOW WALL PIT PERI, PT KALTIM PRIMA COAL." Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 1, no. 1 (September 2, 2019): 225–36. http://dx.doi.org/10.36986/ptptp.v0i0.23.

Full text
Abstract:
Kegiatan penambangan pada akhirnya akan menyisakan lubang tambang (void)dan dinding-dinding lubang tambang. Low Wall merupakan dinding lubangtambang dengan sudut kemiringan searah lapisan batu bara, sedangkan HighWall merupakan dinding lubang tambang dengan arah sebaliknya. Keduanyaakan tetap nampak di atas permukaan air void dan menjadi bagian dari kewajiban reklamasi. Low Wall Pit Peri seluas ± 6 ha memiliki sudut kemiringan 26 % dengan sifat kimia tanah: miskin zat organik, pH masam, kandungan batuan pembentuk asam (PAF) tinggi, serta rendahnya nilai KTK (kapasitas tukar kation) dan kejenuhan basa. Kondisi tersebut tergolong lahan kritis sehingga memerlukan rekayasa khusus dalam melakukan reklamasi.PT KPC telah melakukan reklamasi-revegetasi di Low Wall Pit Peri dengankombinasi metode bioremediasi dan fitoremediasi. Tahapan reklamasi diawalipembersihan permukaan carbonaceous untuk mengurangi tereksposnya batuanPAF, penyiapan media tanam bioremediasi, dan penanaman fitoremediasi.Metode ini cukup efektif memperbaiki sifat kimia tanah. Terbukti pada umur ±11 bulan setelah tanam, pohon turi telah mencapai ketinggian rata-rata ± 1,5 mdan rumput signal grass mampu menutupi mayoritas areal yang ditabur.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Ariansyah, Joni, Ana Fitriah, and Imam Sanusi. "Analisis Strategi Rencana Pembangunan Peternakan Kambing Pada Lahan Pasca Tambang (Studi Kasus di Telaga Batu Arang PT. Kaltim Prima Coal Kabupaten Kutai Timur)." ZIRAA'AH MAJALAH ILMIAH PERTANIAN 45, no. 2 (July 6, 2020): 185. http://dx.doi.org/10.31602/zmip.v45i2.2959.

Full text
Abstract:
Luas wilayah konsensi pertambangan PT. Kaltim Prima Coal adalah 90.938 ha. Sebagian peralihan wilayah pasca tambang dijadikan zona pemanfaatan untuk pengembangan sektor agribisnis seperti peternakan. Tujuan penelitian adalah menganalisis strategi rencana pembangunan peternakan kambing di lahan pasca tambang. Metode yang digunakan adalah analisis SWOT yaitu faktor sistematis dalam menetukan strategi perusahaan untuk rencana pembangunan peternakan. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa strategi pembanguan peternakan kambing berada pada kuadran 1 di koordinat 3,250 (Internal Factor Evaluation) dan 2,661 (Eksternal Factor Evaluation) matriks internal eksternal. Terdapat 6 (enam) strategi yang dapat digunakan sebagai acuan rencana pembangunan peternakan kambing oleh perusahaan. Rencana pembangunan peternakan kambing dapat dilaksanakan sesuai hasil dari matrik SWOT yaitu tumbuh dan membangun, dengan potensi terbesar yaitu ketersediaan lahan dan hijauan makanan ternak.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Mahadika, Gilang. "Conditional Harmony: The Relations between Mining Company and Local People." JCIC : Jurnal CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial 3, no. 1 (March 28, 2021): 1–16. http://dx.doi.org/10.51486/jbo.v3i1.24.

Full text
Abstract:
Mining corporation plays a role as surrogate state since it takes after the state in its development agenda. One of the biggest coal mining companies in Indonesia, PT. KPC (Kaltim Prima Coal), has carried out several activities other than mining ones. The activities are manifested in CSR (Corporate Social Responsibility) programs. An obligation to recover post-mining area by KPC is already implemented in a program called PESAT (Integrated Cattle Farm) which is one of the CSR programs. The farm in the recovered post-mining area is developed as a social program for people living around the mining area. My research was carried out with qualitative approach. Participatory observation and interviews with people in the village of Swarga Bara, Kutai Timur, East Kalimantan, were used in collecting data. The result shows that the people living around the KPC is an active agent in responding the corporate lives. The local people, in fact, depend on the KPC’s social programs since the programs are in favor of local development and welfare. Nevertheless, the local people respond negatively toward programs which do not meet their needs
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Arifindan, Bustanil, and Ilham Mubaroq. "PENCEGAHAN KERUSAKAN BERAT PADA HAUL TRUCK DENGAN REAL-TIME CONDITION MONITORING STUDI KASUS PT KALTIM PRIMA COAL." Indonesian Mining Professionals Journal 3, no. 2 (August 30, 2022): 59–60. http://dx.doi.org/10.36986/impj.v3i2.54.

Full text
Abstract:
Upaya pencegahan kerusakan komponen pada haul truck dilakukan untuk menjaga tingkat ketersediaan peralatan yang tinggi dan menurunkan biaya perawatan alat. Real-time Condition Monitoring (RTCM) bertujuan untuk mendeteksi masalah lebih dini sehingga kerusakan berat dapat dihindari, khususnya kondisi dimana komponen akan mengalami kerusakan berat dalam waktu singkat, seperti masalah engine oil. Untuk mengelola RTCM, PT Kaltim Prima Coal memasang perangkat Maintenance Management System yang terintegrasi dengan Fleet Management System pada alat beratnya. Sistem memonitor status kesehatan dan informasi operasional secara menerus pada alat berat yang sedang bekerja di lapangan. Sistem memberikan peringatan secara real-time, kemudian secara remote dapat dianalisis penyebabnya untuk ditindaklanjuti. Truck dapat diarahkan untuk segera berhenti di lokasi aman sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah, untuk dilakukan pengecekan dan perbaikan. User-defined event dengan kriteria yang lebih ketat lalu dibuat agar kerusakan yang sama dapat dideteksi lebih dini. Setiap pendeteksian dini kerusakan menghindarkan tim dari penggantian engine tidak terencana, memberikan manfaat penghematan biaya sekitar US$228.000, durasi perbaikan yang cepat, memperpanjang umur komponen, dan mengeliminasi risiko keselamatan kerja di lapangan. Hal ini mendukung strategi agar biaya dan downtime tidak terencana menjadi lebih rendah sehingga perusahaan lebih optimal dalam mengelola biaya operasional ditengah kondisi harga batu bara yang fluktuatif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Lung, Felly Sianus, Bonaventura Ngarawula, and Praptining Sukowati. "Social Conflict Mitigation between Mining Workers: A case study of PT. Kaltim Prima Coal company of Indonesia." International Journal of Research in Social Science and Humanities 03, no. 03 (2022): 25–32. http://dx.doi.org/10.47505/ijrss.2022.v3.3.3.

Full text
Abstract:
Mitigation of social conflicts in mining focuses on the problems of conflicts between indigenous workers and foreign workers. The conflict itself is caused by two sources, namely the management of coal mining companies and the subjective pattern of communication between workers. This conflict was mediated by stakeholders from Dayak adat leaders and trade unions. This research method is descriptive qualitative involving six informants consisting of company leaders, trade unions, laborers, traditional leaders, and youth. Data collection techniques are interviews and FGDs, then the data analysis method uses Miles & Hubberman. This research, which is located in East Kalimantan, categorizes the types of internal and external conflicts how to resolve them through conflict mitigation. The recommendations of this research are regarding methods, conflict mitigation implementation models, and reporting of supporting factors that hinder their implementation.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Syaifudin, Fahmi, and Susilo Catur M. "DWIFUNGSI RUAS JALAN PENGALIH TEBANGAN LEMBAK SEBAGAI KOLAM KONTROL DEBIT." Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 1, no. 1 (March 29, 2020): 731–7738. http://dx.doi.org/10.36986/ptptp.v1i1.115.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Wilayah operasional Pit B/C PT Kaltim Prima Coal (KPC) area Bengalon terus melakukan ekspansi penambangan pada tahun 2019. Operasional pit akan memotong jalan umum dalam status Jalan Kabupaten penghubung desa Tebangan Lembak, Sepaso Barat dan kota kecamatan Bengalon. Salah satu ruas pemindahan jalan juga akan menjadi area tangkapan air limbah hasil operasional dumping Nakula Pit B/C yaitu pada titik penaatan kolam Kemuning. Penggunaan salah satu ruas jalan pengalih antara STA 2+100 – 2+375 untuk sekaligus dijadikan kolam kontrol debit menjadi opsi yang menarik mengingat potensi penghematan akan didapat perusahaan. Riset ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan menghitung dan membandingkan volume pekerjaan tanah terhadap dua kondisi berbeda. Perhitungan penghematan didapatkan dengan memakai harga kontrak yang telah ditetapkan untuk pekerjaan konstruksi jalan. Biaya tambahan yang mencakup faktor non-teknis juga dimasukkan dalam perhitungan biaya karena penggunaan jalan ini perlu mendapatkan izin dari Bupati Kutai Timur. Dapat disimpulkan bahwa dengan integrasi pembangunan jalan pengalih sekaligus sebagai kolam kontrol debit air limbah tambang, KPC menghemat biaya konstruksi sebesar 41% dari total biaya konstruksi infrastruktur Pit B/C. Kata kunci: Jalan pengalih, kontrol debit, titik penaatan. ABSTRACT Operational area of Pit B/C PT Kaltim Prima Coal (KPC) continues to expand in 2019. Pit operation will cut public road with the status of connecting road between Tebangan Lembak village, West Sepaso and Bengalon sub-district. One of the re-alignment road segments will also be crossed by mining water flow from Nakula Dump activities at Pit B/C down to Kemuning Pond. Utilization those road segments between STA 2+100 to 2+375 to be control pond discharge shall be profitable for company. The research use quantitative approach by calculating and comparing earthwork volume for two different options. Saving calculation use the rate from approved contract for this road construction. Additional cost that covers non-technical issue also included in the calculation since utilization of road shall be approved by Bupati Kutai Timur. It is concluded that the integration of road and control pond discharge will save the cost for construction of Pit B/C KPC infrastructure by 41%. Keywords: Road re-alignment, discharge control, compliance point.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Hermawanto, Aris, and Radja Nove Putra. "PENINGKATAN KUALITAS FRAGMENTASI DAN DIGGING TIME DENGAN MENGGUNAKAN DETONATOR ELEKTRONIK DI PIT CMD PT KALTIM PRIMA COAL." Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 1, no. 1 (March 29, 2020): 327–36. http://dx.doi.org/10.36986/ptptp.v1i1.76.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kualitas hasil peledakan adalah tingkat keakurasian waktu tunda dari sistem inisiasi peledakan yang digunakan. Saat ini, peledakan di Pit PAMA CMD PT Kaltim Prima Coal (PT KPC) menggunakan detonator non electric (nonel) yang memiliki tingkat keakurasian waktu tunda sebesar ±97-98% dari waktu tunda rencana. Hasil analisis fragmentasi menggunakan software WipFrag™ dan pengukuran digging time pada peledakan nonel menunjukkan % passing 300 mm (P30) sebesar 80,64% dengan digging time 11,10 detik di Pit Pelikan dan P30 sebesar 82,66% dengan digging time 10,41 detik di Pit Kanguru. Ukuran fragmentasi pada peledakan nonel di Pit PAMA CMD aktualnya telah memenuhi standar ukuran fragmentasi yang diterapkan di PT KPC yaitu P30 ≥ 80%, namun masih terdapat potensi untuk meningkatkan hasil ini dengan menggunakan detonator elektronik DigiShot™ Plus (DS+). Penggunaan DS+ yang memiliki tingkat keakurasian waktu tunda mencapai ±99.8% dari waktu tunda rencana, selain dapat meningkatkan kualitas ukuran fragmentasi juga dapat memperbaiki digging time dan mengurangi penggunaan Lead in Line (LiL) dengan aplikasi remote firing. Hasil peledakan DS+ di Pit Pelikan menunjukkan P30 sebesar 86,24% atau 5,6% lebih tinggi dibanding peledakan nonel dengan digging time 10,22 detik atau 7,9% lebih cepat dibanding peledakan nonel. Sementara data yang didapat di Pit Kanguru menunjukkan P30 sebesar 87,55% atau 4,9% lebih tinggi dengan digging time 9,66 detik atau 7,2% lebih cepat dibanding peledakan nonel. Data ini didapatkan dari penggunaan DS+ sebanyak 8.541 unit di 89 lokasi peledakan di Pit Pelikan dan Pit Kanguru PAMA CMD PT KPC. Selaras dengan peningkatan pada kualitas fragmentasi dan digging time, peledakan DS+ di Pit PAMA CMD juga berkontribusi terhadap perbaikan produktivitas alat gali yang meningkat ±2,5% dan penghematan penggunaan LiL sepanjang 49,8 km. Dapat disimpulkan, penggunaan detonator elektronik pada peledakan sangat berpotensi untuk meningkatkan kualitas hasil peledakan dan penghematan biaya peledakan jika diaplikasikan dengan optimal. Kata kunci: elektronik, fragmentasi, digging time ABSTRACT One important factor that influences the quality of blasting results is the accuracy of the delay of the blasting initiation system used. At present, the blast activity at PAMA CMD Pit PT Kaltim Prima Coal uses a non-electric (nonel) detonator which has a delay time accuracy of ± 97-98% of the planned delay. The results of fragmentation analysis using WipFrag™ software and measurement of digging time on nonel blasting showed % passing 300 mm (P30) was 80.64% with digging time of 11.10 seconds in the Pelikan Pit and P30 of 82.66% with digging time of 10.41 seconds in the Kanguru Pit.The size of the fragmentation in nonel blast at PAMA CMD Pit actually has met the standard fragmentation size applied at PT KPC which is P30 ≥ 80%, but there is still potential to increase this result by using the DigiShot ™ Plus (DS +) electronic detonator. The use of DS + which has an accuracy of delay time reaching ± 99.8% of the plan delay time, not only to increase the quality of the fragmentation size, but also improve digging time and reduce the use of Lead in Line (LiL) with remote firing applications. The results of DS + blasting in Pelikan Pit showed P30 was 86.24% or 5.6% higher than nonel blasting with digging time 10.22 seconds or 7.9% faster than nonel blasting. The data obtained in the Kanguru Pit showed P30 was 87.55% or 4.9% higher with a digging time of 9.66 seconds or 7.2% faster than nonel blasting. This data was obtained from the use of DS + as many as 8,541 units in 89 blasting locations in the Pelikan Pit and the Kanguru PAMA CMD Pit PT KPC. In line with the improvement in the quality of fragmentation and digging time, DS + blasting in the PAMA CMD Pit also contributed to improved digging equipment productivity which increased by ± 2.5% and savings in the use of LiL along 49.8 km. It can be concluded, the use of electronic detonators in blasting has the potential to improve the quality of blasting results and blast cost savings if applied optimally. Keywords: electronics, fragmentation, digging time
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Garsetiasih, R., and N. M. Heriyanto. "Potensi Hutan Reklamasi Bekas Tambang Batu Bara, Sangata, Kalimantan Timur untuk Penangkaran Rusa Sambar (Rusa unicolor)." Buletin Plasma Nutfah 23, no. 2 (March 6, 2018): 127. http://dx.doi.org/10.21082/blpn.v23n2.2017.p127-136.

Full text
Abstract:
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi areal hutan reklamasi bekas tambang batu bara di PT Kaltim Prima Coal (KPC) sebagai habitat penangkaran rusa. Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai April tahun 2015 berlokasi di PT KPC Kabupaten Sangata, Provinsi Kalimantan Timur. Pengumpulan data tumbuhan bawah dan biomasnya serta vegetasi pohon dilakukan dengan analisis vegetasi dengan petak contoh ukuran 1 m x 1 m untuk tumbuhan bawah dengan jarak antarplot 50 m, untuk vegetasi tingkat pohon ukuran plot 50 x 50 m, jarak antarplot 100 m. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kerapatan pohon pada tiga lokasi pengamatan berkisar antara 256 pohon per hektar sampai 416 pohon per hektar sedangkan perkiraan daya dukung untuk rusa berkisar antara 4 ekor per hektar sampai 19 ekor per hektar. Areal reklamasi bekas tambang batu bara di PT KPC memenuhi syarat sebagai habitat penangkaran rusa.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Fadli, Fadli. "IMPLEMENTASI PROGRAM “TAKE-5” UNTUK MENGURANGI POTENSI PENGGALIAN KERAS PADA ALAT GALI MUAT DI PIT BENDILI PT KALTIM PRIMA COAL." Indonesian Mining Professionals Journal 4, no. 2 (December 9, 2022): 153–64. http://dx.doi.org/10.36986/impj.v4i2.75.

Full text
Abstract:
PT Kaltim Prima Coal (PT KPC) merupakan perusahaan tambang batu bara yang menetapkan target volume material hasil peledakan hingga 430 juta bcm. Untuk mencapai target produksi tersebut diperlukan sinergi antar lini. Sinergi antar lini akan menghasilkan suatu keseimbangan yang harmonis sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang optimum. Implementasi sinergi antar lini juga diterapkan pada kerjasama tim teknikal dan operasional di Drill &#38; Blast Department PT KPC.Banyak faktor yang menyebabkan penggalian keras pada alat gali muat diantaranya adalah faktor manusia, alat, metode yang dipakai, serta faktor material. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah eksperimental, dimulai dengan melakukan langkah studi literatur, pengambilan data dan analisa data untuk menemukan solusi penyelesaian masalah. Suatu teknik manajemen operasional yang digunakan dalam menggkoordinasikan kegiatan peledakan yang melibatkan beberapa stakeholder dalam upaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi kegiatan penambangan dibuat dan disosialisasikan ke semua lini. Program ini disebut “TAKE-5”, program ini merupakan perwujudan sinergi antar lini yaitu tim teknikal dan operasional untuk menghindari potensi penggalian keras pada alat gali muat. Contoh pelaksanan Program “TAKE-5”, yaitu: pembuatan rencana pengeboran dan peledakan sudah mengikuti kaidah Kuz-Ram oleh tim Teknikal, memastikan persiapan drill pad sesuai dengan standard oleh tim Operasional Pit, memastikan batas pengeboran pada lubang terakhir tersambung dengan area/material yang sudah diledakkan sebelumnya oleh tim Pengeboran serta memastikan jumlah bahan peledak yang diisi ke dalam lubang ledak sesuai dengan rencana isian bahan peledak oleh tim Peledakan. Setelah program “TAKE-5” diimplementasikan, produktivitas alat gali yang beroperasi di area Pit Bendili Prima Sawit mengalami kenaikan sekitar 11%, yaitu dari 1763 bcm/jam ke 1964 bcm/jam. Hasil dari digging rate alat gali yang beroperasi di area Pit Bendili Prima Sawit sekitar 17% yaitu dari 2551 bcm/jam menjadi 2994 bcm/jam. Hasil ini memberikan dampak positif dari implementasi “TAKE 5” agar dilanjutkan dan dilakukan secara berkesinambungan untuk mengoptimalkan target produksi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Simangunsong, Ganda M., E. Yulianto, S. Kramadibrata, K. Matsui, H. Shimada, Shiro Kubota, and Yuji Ogata. "Field Investigation of Blast-Induced Damage of the Sedimentary Strata Rock Mass at PT Kaltim Prima Coal, Indonesia." Materials Science Forum 465-466 (September 2004): 175–80. http://dx.doi.org/10.4028/www.scientific.net/msf.465-466.175.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Sadiq, Masda Rohal. "OPTIMALISASI WAIT FOR BLASTING TIME BAGI ALAT GALI-MUAT DENGAN PENDEKATAN ANALISA SIGNATURE HOLES DI PT. KALTIM PRIMA COAL." Indonesian Mining Professionals Journal 3, no. 2 (August 30, 2022): 93–106. http://dx.doi.org/10.36986/impj.v3i2.55.

Full text
Abstract:
Salah satu parameter delay produksi yang mempengaruhi target pengupasan tanah penutup adalah “Wait For Blasting Time” atau waktu tunggu bagi alat gali-muat terhadap kegiatan peledakan. Semakin tinggi waktu tunggu alat gali muat maka akan berdampak terhadap penurunan produksi pengupasan tanah penutup yang pada akhirnya akan mempengaruhi penurunan coal exposed dari target yang sudah ditetapkan. Salah satu wilayah operasional PT. KPC menjadi fokus penelitian saat ini adalah Pit Inul East Panel 4 yang secara mandiri dioperasikan oleh Departemen Hatari. Pit Inul East Panel 4 sendiri secara geografis berbatasan langsung dengan area pemukiman warga dan jalan umum dengan jarak 150 m – 500 m sehingga membutuhkan suatu metode penyalaan peledakan khusus untuk menjaga tingkat getaran tanah sesuai baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebesar maksimal 3 mm/s. Adapun metode penyalaan peledakan khusus yang dimaksud adalah Metode “Multiple Firing” atau metode penyalaan peledakan berkali-kali dimana 1 lokasi peledakan yang sama di bagi menjadi beberapa blok peledakan atau urutan penembakan bergilir dalam kurun waktu tertentu. Implementasi metode penyalaan ini tentunya akan membutuhkan durasi waktu peledakan yang lebih lama dibandingkan dengan metode penyalaan peledakan konvensional pada umumnya. Berdasarkan data yang diambil dari bulan Juni 2020 – September 2020, tercatat rata-rata aktual Wait For Blasting Time alat gali muat di Pit Inul East Panel 4 sebesar 1.39 jam atau 39% lebih lama bila dibandingkan dengan budget maksimal 1 jam yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Salah satu hal krusial yang berkontribusi menyebabkan besarnya waktu tunggu alat gali muat pada kurun waktu tersebut adalah belum optimalnya kombinasi delay 140 x 120 ms yang digunakan pada metode penyalaan peledakan Multiple Firing. Kombinasi delay tersebut menyebabkan “Firing Duration” secara teori dan aktual lebih lama dibandingkan kombinasi delay lainnya. Atas dasar hal tersebut maka dilakukan suatu improvement dengan menggunakan pendekatan Analisa “Signature Holes” untuk mendapatkan kombinasi delay yang lebih optimal. Pada bulan September 2020 dilakukan pengambilan data untuk analisa Signature Holes di Pit Inul East Panel 4 sebanyak 3 lubang ledak dengan isian dan jarak yang berbeda ke titik pengukuran. Kemudian dilakukan analisis yang komprehensif menggunakan software khusus dan didapat output rekomendasi kombinasi delay baru yaitu 80 x 50 ms. Implementasi kombinasi delay 80 x 50 ms ini di mulai dari tanggal 7 September 2020 – 25 Maret 2021 dimana hasil perbaikan terhadap rata-rata aktual Wait For Blasting Time alat gali muat menjadi 0.95 jam atau 32% lebih optimal bila dibandingkan dengan sebelum improvement dilakukan sebesar 1.39 jam
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Lelono, Hari Sasongko. "ANALISIS ALTERNATIF PEMILIHAN BUCKET TOOTH UNIT EXCAVATOR HITACHI EX3600 DI PT. KALTIM PRIMA COAL (KPC) DENGAN PENDEKATAN LIFE CYCLE COST." Indonesian Mining Professionals Journal 4, no. 2 (December 9, 2022): 75–86. http://dx.doi.org/10.36986/impj.v4i2.76.

Full text
Abstract:
Salah satu komponen penting pada unit excavator adalah bucket tooth yang digunakan sebagai penggali batuan penutup. Bucket tooth terpasang pada bucket excavator dengan desain tertentu agar dapat melakukan penetrasi pada batuan penutup, sehingga excavator dapat melakukan penggalian. Unit excavator yang digunakan di KPC diantaranya EX3600 dengan kapasitas bucket 18 m3. Unit ini menjadi salah satu yang terbesar di KPC dan tingkat penggunaan yang tinggi. Oleh karena itu, komponen bucket tooth dengan seri Posilok S95 pada EX3600 menjadi lebih sering dilakukan penggantian. Berdasarkan data tahun 2021, biaya untuk penggantian bucket tooth seri Posilok mencapai USD 262,256.24. Dengan adanya biaya yang cukup tinggi, perlu adanya alternatif seri bucket tooth dengan kehandalan yang tinggi, biaya kompetitif dan pemasangan yang mudah di lapangan. Pada tahun 2022, alternatif seri untuk bucket tooth EX3600 telah tersedia. Seri Nemysis N95 adalah alternatif bucket tooth yang juga cocok digunakan unit EX3600 di KPC. Seri Posilok merupakan seri bucket tooth lama yang masih menggunakan desain lock pin, sehingga perlu adanya alternatif desain terbaru tanpa lock pin. Dengan metode perhitungan life cycle cost, pengambilan data-data harga dan umur pemakaian, maka didapat bucket tooth seri Nemysis N95 lebih kompetitif dengan perbedaan potensial margin 2.00 $/hour dibanding seri Posilok.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Aditama, Givandi, Henarno Pudjihardjo, and Ahmad Syauqi Hidayatillah. "Relasi Kualitas Batubara dengan Lingkungan Pengendapan Pit South Pinang dan Sekitarnya, PT. Kaltim Prima Coal, Sangatta Utara, Kutai Timur, Kalimantan Timur." Jurnal Geosains dan Teknologi 1, no. 1 (April 6, 2018): 34. http://dx.doi.org/10.14710/jgt.1.1.2018.34-40.

Full text
Abstract:
Total sulfur adalah salah satu parameter untuk menentukan kualitas batubara, dan tinggi rendahnya nilai total sulfur salah satunya dipengaruhi oleh lingkungan pengendapan batuan pengapit serta batubara itu sendiri. Abu dalam batubara merupakan material pengotor yang tersisa setelah proses pembakaran, sehingga keterdapatan abu dapat menurunkan kualitas batubara. Penelitian ini dilaksanakan pada area Pit South Pinang dan sekitarnya yang tersusun dari Formasi Balikpapan. Observasi lapangan serta Measuring Stratigraphy (MS) dilakukan untuk mengetahui kondisi geologi daerah penelitian. Properti batubara, yang diketahui berdasarkan hasil analisis proksimat dan ultimat dari sampel sumur bor, menjadi parameter yang dianalisis untuk menginterpretasikan lingkungan pengendapan batubara di daerah penelitian. Dijumpai empat satuan litologi pada daerah penelitian dari yang tertua hingga yang termuda yaitu Satuan Batulempung Karbonan Sisipan Batugamping, Satuan Batulempung Sisipan Batupasir-Batubara, Satuan Batupasir Sisipan Batulanau dan Dataran Aluvial. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, dapat diinterpretasikan bahwa satuan pembawa batubara, yaitu Satuan Batulempung Sisipan Batupasir-Batubara terendapkan pada lingkungan Transitional Lower Delta Plain. Batubara pada daerah penelitian berdasarkan ASTM D388-99 diklasifikasikan sebagai High Volatile C Bituminous Coal. Berdasarkan hubungan antara kondisi geologi dengan nilai total sulfur dan abu yang terdapat pada Pit South Pinang, lingkungan pengendapan cukup berpengaruh terhadap nilai total sulfur dan abu, semakin besar pengaruh air laut, nilai total sulfur dan abu menjadi lebih tinggi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Sismanto, Sismanto. "Policy Analysis of Teacher Professional Improvement in YPPSB Elementary School." International Journal of Asian Education 2, no. 1 (March 1, 2021): 79–87. http://dx.doi.org/10.46966/ijae.v2i1.92.

Full text
Abstract:
The purpose of the research was to identify policy formulation, policy implementation, policy environment, and performance professional improvement of teachers in the elementary school of YPPSB. This policy research used a qualitative approach. The data of this research was collected by in-depth interviews, observation, documentation study. Analysis of data using a technique of organizing data, coding, verification, and conclusions). This research's findings are as follows: (1) policy of the teacher professional improvement of SD YPPSB - PT. Kaltim Prima Coal follows a Top-down approach and bottom-up approach model of formulation policy, (2) the implementation of teacher professional improvement policy successfully conducted to its vision, mission, and goal; (a) recruitment of qualification teachers, (b) Conducting and includes teachers in the education and training, (c) professionalization of teachers through KKG and MGMP, (d) facilitating teachers to continue their studies S2, (e) educational supervision, ( f) course intensification, (g) weekly meeting, (h) reward, and (i) allowance. Policy recommendations that can be given are as follows, (1) Principal of SD YPPSB needs to increase teachers' professional development, primarily through forms of training, (2) the Education Department to develop comprehensive education, especially for private schools, and (3) The Government continually strive to find alternatives to increase the professionalism of teachers.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Budiman and Meita Sondang Riski. "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUSU SAPI DI PETERNAKAN SAPI TERPADU SANGATTA." MADANI ACCOUNTING AND MANAGEMENT JOURNAL 6, no. 1 (April 3, 2020): 1–10. http://dx.doi.org/10.51882/jamm.v6i1.4.

Full text
Abstract:
Penelitian yang dibuat tahun 2019 ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruhfaktor produk, harga dan promosi terhadap keputusan konsumen membeli susu sapi diPeternakan Sapi Terpadu Sangatta. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak,khususnya bagi PT Kaltim Prima Coal sebagai panduan arah kebijakan dalam rangkapengambilan keputusan terhadap pengelolaan peternakan sapi terpadu di Sangatta. Modelanalisis yang digunakan untuk membuktkan hipotesis adalah model analisis regresi linierberganda yang akan dianalisis dengan menggunakan program statistik. Jumlah respondenyang menjadi objek dalam penelitian ini sebanyak 60 konsumen. Namun dari 60 kuesioneryang disebarkan hanya kembali 58. Hasil analisis data menggunakan alat bantu SPSS.21 forWindows diperoleh nilai koefisien determinasi (R) sebesar 0.657. Koefisien ini diartikanbahwa variabel produk, harga dan promosi mampu menjelaskan variabel keputusan membelisebesar 65,7 % sedangkan sisanya yaitu sebesar 34,4 % dijelaskan oleh variabel lain yangtidak terdapat di dalam model penelitian ini. Hasil uji hipotesis pertama diketahui bahwavariabel produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan membeli dengan dibukltikan thitung sebesar 4,631 dengan signifikansi 0,00. Sedangkan uji hipotesis kedua dibuktikansignifikan dengan t hitung sebesar 1,802, sedangkan uji hipotesis ketiga dibuktikan tidaksignifika dengan t hitung sebesar 0,431. Hubungan fungsional antara variabel produk (X1),harga (X2) dan promosi (X3) terhadap keputusan membeli susu (Y) dapat digambarkandengan model berikut: Y=7,019+0,204(X1)+0,123(X2)+0,070(X3).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Lathifaturrahmah, Lathifaturrahmah, and Ahmad Choibar Tridakusumah. "ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETANI SAYURAN DALAM PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (Studi Kasus di Kelompok Tani Harapan Jaya Binaan PT Kaltim Prima Coal)." Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis 7, no. 1 (January 30, 2021): 60. http://dx.doi.org/10.25157/ma.v7i1.3896.

Full text
Abstract:
Companies as national economic development actors must be able to contribute to improve the welfare of the community and the surrounding environment, this concern is proved by the Corporate Social Responsibility (CSR) program, including PT. Kaltim Prima Coal, which has implemented Social Responsibility for Agibusiness Development for farmers around the mine since 1999. One of the groups that becomes the beneficiary is Harapan Jaya Farmer Group. The purpose of this study is (1) Describe the application of Social Responsibility/CSR of PT. KPC in Harapan Jaya farmer group, (2) Find out the income and expenditure structure of vegetable farmer households who are members of Harapan Jaya farmer group, (3) Find out the welfare level of vegetable farmer households. This study uses a qualitative design with a case study method. The selection of study sites was carried out deliberately (purposive) with the consideration that the area is the ring I area closest to the mining area. The welfare level of household was measured using the poverty line of the Sayogyo (1996), World Bank, and BPS. The welfare level of farmers households based on Sayogyo's criteria (1996), World Bank and based on BPS poverty line criteria continued is criteria shows that 78.95% of farmer households are classified as not poor, 57.89 % of households are classified as poor and 52.63% of farmer households are classified as poor.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Ghoni, Khoirul Abror Ad-Dluha, Wike Wike, and Asti Amelia Novita. "Implementasi Program Corporate Social Responsibility di Bidang Pendidikan (Studi pada Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Timur dan PT. Kaltim Prima Coal di Kecamatan Bengalon)." Jurnal Ilmiah Administrasi Publik 006, no. 01 (April 1, 2020): 71–81. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jiap.2020.006.01.9.

Full text
Abstract:
Education is a strategic area for a nation's change, but Indonesia is not optimistic enough to rely on this position because in reality the conditions and results of education in Indonesia are inadequate. Data published by the United Development Index shows that Indonesia's Human Development Index (HDI) in 2015 was still 113th out of 188 countries. Education in Bengalon district is based on data on dropout rates, the number of level students and education is second place on poverty level indicator. So the government does a partnership with PT. KPC in Corporate Social Responsibility (CSR) programs is one of them in the field of education. This study aims to analyze the implementation of CSR programs in the field of education in Bengalon District. The research method used is descriptive qualitative method. Based on the research that has been done, it is obtained that the implementation of CSR programs in the field of education in Bengalon District has been successfully carried out by PT. KPC is seen from 3 aspects namely Accountability, Transparency, and Sustainability.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Sadiq, Masda Rohal. "IMPLEMENTASI BOTTOM AIR DECK DAN EXPAND PATTERN SECARA TERINTEGRASI DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENGGUNAAN BAHAN PELEDAK DI PIT SOUTH PINANG PT. KALTIM PRIMA COAL." Indonesian Mining Professionals Journal 3, no. 1 (June 29, 2021): 17–30. http://dx.doi.org/10.36986/impj.v3i1.39.

Full text
Abstract:
Untuk menghadapi harga jual batubara yang terus melemah dan mempertahankan kinerja perusahaan, manajemen PT. Kaltim Prima Coal terus melakukan strategi manajemen biaya dengan menekan berbagai komponen pengeluaran, diantaranya adalah dengan melakukan upaya efisiensi penggunaan bahan peledak yang di gunakan. Seiring dengan perkembangan waktu dan teknologi, terdapat beberapa metode yang di gunakan untuk mengefisiensi penggunaan bahan peledak tanpa mengorbankan kualitas hasil peledakan. Adapun metode yang telah di lakukan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan cara sebagai berikut :1.Implementasi Bottom Air Deck pada Lubang LedakBottom Air Deck merupakan istilah rongga udara yang terdapat di bagian bawah kolom bahan peledak yang berfungsi untuk membuat perangkap energi dan mengurangi energi terbuang secara vertikal. Rongga udara yang ada akan menyebabkan energi hasil peledakan lebih merata ke sekitar lubang ledak dan menciptakan fragmentasi peledakan yang lebih seragam. Implementasi Bottom Air Deck di terapkan pada kedalaman lubang mulai dari 7.5 m – 11 m (berdasarkan analisa Air Deck Factor &#38; Rock Mass Rating), dimana penggunaan bahan peledak dapat di efisiensi sebesar 15% - 17% per lubang (setara dengan penghematan 20 kg – 25 kg bahan peledak) 2.Trial Expand Pattern menggunakan Analisa Kuz-Ram dan Scale Depth Of Burrial (S.D.O.B)Analisa Kuz-ram dan Scale Depth Of Burial digunakan sebagai pendekatan matematis untuk memprediksi dan mengontrol fragmentasi batuan hasil peledakan, Flying Rock dan Air Blast. Dengan melakukan percobaan Expand Pattern dari 8x8 m dan 8x8.5 m menjadi 8x9 m (dimana distribusi fragmentasi aktual P-30 ≥ 80% dan rasio S.D.O.B = 0.92 – 1.40) masing-masing dapat mengoptimalkan Powder Factor sebesar 5 % – 11 % dari budget yang sudah di tetapkanSetelah melakukan 2 metode di atas selama bulan Januari - September 2020, penggunaan bahan peledak telah berhasil di efisiensi sebesar 8.6 % dari budget yang telah di tetapkan (aktual Powder Factor = 0.201 kg/ bcm terhadap Budget = 0.220 kg/ bcm). Penghematan bahan peledak tersebut setara dengan penghematan biaya operasional sebesar $84,888 (Rp.1.2 Milyar) selama bulan January – September 2020. Di sisi lain, aktual produktifitas alat gali-muat Libherr S420 dan Hitachi S321 selama bulan Januari – September 2020 yang beroperasi di Pit South Pinang, masing- masing masih produktif di angka 5.3% dan 4.7% dari budget yang telah di tetapkan (Aktual Prodt’y S420 = 2,106 bcm/ hr terhadap budget = 2,000 bcm/ hr dan Aktual Prodt’y S321 = 1,314 bcm/ hr terhadap budget = 1,255 bcm/ hr)
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Nursandi, Wahyu Asmoro, and Agus Siswanto. "Analisis Hubungan Antara Peningkatan Travel Speed Truck dengan Match Factor untuk Menunjang Efisiensi Pengoperasian Truck pada Operasi Penambangan Pit Inul East P2B, HATARI Department, PT Kaltim Prima Coal." Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 1, no. 1 (August 28, 2019): 133–42. http://dx.doi.org/10.36986/ptptp.v0i0.13.

Full text
Abstract:
Pit Inul East P2B merupakan salah satu area operasional Hatari Department,selain Pit Inul Middle. Berdasarkan plan 2018 material overburden 50.941 kbcmdari Pit Inul East P2B dialokasikan di AB void dump dengan jarak tempuh 4,2 Km. Tantangan besar dalam operasional Pit Inul East adalah dump sequence yang semakin menjauh dan tuntutan untuk menciptakan praktek operasional yang efisien agar tetap menjadi industri pertambangan yang kompetitif. Sebagai persiapan agar Pit Inul East P2B dapat beroperasi sesuai rencana produksi dan cycle time tetap sesuai target, maka pertengahan tahun 2017 technical section Hatari Department menyampaikan gagasan membuat “jalan bebas hambatan” untuk dump truck. Technical section Hatari Department melakukan kajian secara komprehensif hubungan peningkatan travel speed truck dengan match factor. Tujuan akhir dari analisis tersebut adalah menetapkan guide line jumlah truck yang beroperasi bagi operation, serta menganalisis opportunity melakukan internal park up. Gagasan yang disampaikan oleh technical Hatari adalah menciptakan jalan bebas hambatan dengan panjang 4.2 km dengan kualitas jalan meminimalkan undulasi dan memisahkan jalur overburden truck dengan jalur kendaraan ringan, bahkan dengan coal truck. Sehingga truck mampu mengoptimalkan kecepatannya dan meminimalkan cycle time. Project travel speed diberi nama “Everest Road” dan ditargetkan awal tahun 2018 dapat digunakan. Dasar pemikiran Project Everest Road adalah rumus kecepatan dan match factor. Dalam rumus match factor, jumlah truck berbanding terbalik dengan cycle time. Kecepatan merupakan jarak tempuh dibagi waktu tempuh (cycle time). Cycle time berbanding terbalik dengan kecepatan, jika kecepatan maksimal tentu akan menghasilkan cycle time minimal. Sehingga dengan travel speed yang optimal akan menghasilkan cycle time minimal dan pengoperasian truck lebih sedikit atau lebih efisien.Project Everest Road mulai dikerjakan akhir tahun 2017 dan mulai digunakanJanuari 2018. Konsekuensi pengoptimalan kecepatan truck tentu akan berimbasakan munculnya debu dan diperlukan penambahan safety control. Untukmengontrol keselamatan akibat munculnya kenaikan kecepatan truck, maka dilakukan Risk Assessment. Sedangkan kontrol aspek lingkungan akibat timbulnya debu tetap mengacu pada Kepmen 1827K/MEM/30/2018, Pengelolaan Lingkungan Hidup Pada Kegiatan Pengangkutan. Selama penggunaan jalur Everest Road mampu menaikkan travel speed menjadi, sehingga menekan cycle time AB void dump 3.79 menit dan Hatari mampu melaksanakan effisiensi internal park up 3 trucks EH4500.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Febriana, Yudha, and Zakaria Al Ansor. "ALTERNATIF PENGGANTI TITIK PENAATAN PADA PEMBUKAAN PIT PELIKAN SOUTH EXTENSION." Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 1, no. 1 (September 5, 2018): 251–62. http://dx.doi.org/10.36986/ptptp.v0i0.25.

Full text
Abstract:
Pit Pelikan South Extension (PSE) merupakan salah satu tambang baru yangakan dibuka oleh PT. Kaltim Prima Coal (KPC). Versi internal berdasar v70B 2017 diperkirakan terdapat 4,582 juta ton batubara serta 41,075 juta m3 overburden yang bisa dikeluarkan dari perut bumi. Guna mendukung angka tersebut, validasi data diperlukan dengan cara pemboran (eksplorasi) dengan jarak yang rapat 100x100m). Data tahun 1990 memiliki 19 titik lubang, kemudian dari hasil eksplorasi lanjut rencana meningkat menjadi 115 titik lubang. Merapatkan jarak antar lubang berarti menambah bukaan terhadap hutan alami. Sesuai standard operational procedure (SOP) internal perusahaan, aktivitas pemboran dengan jarak 100x100m membutuhkan kolam pengendap berupa titik penaatan. Kedepannya, kolam penaatan ini juga berfungsi untuk menjaga baku mutu air ketika pit sudah dibuka Tantangan di area pit PSE adalah kondisi topografi dimana arah aliran airnya tidak menuju ke satu titik. Kontur yang ada saat ini tersusun seperti jejeran piramid, berbukit curam sempit, dengan 8 titik keluaran air. Luas total daerah angkapan airnya (DTA) 164Ha. Hampir separuh menjadi footprint pit, yakni 80Ha. Area footprint-nya bila dibagi lagi menjadi sub daerah berdasar aliran air terdiri atas 8 sub-DTA. Tiga sub-DTA diantaranya masing-masing harus dibangun kolam untuk menangkap aliran air. Sedangkan 5 sub-DTA yang lain dapat direkayasadengan membuat contour drain untuk mengarahkan aliran ke kolam pompa.Tiga sub-DTA dengan total luasan 56Ha perlu dibuat kolam sebagai syaratsebelum memulai pemboran dan aktivitas penambangan. Pilihannya apakah semua dijadikan sebagai titik penaatan atau bukan? Bila dibuat menjadi kolam titik penaatan, aliran air harus patuh dari ambang baku pH, TSS, Fe dan Mn. Kru water reatment harus tersedia di 3 kolam selama 24 jam. Sedangkan jika tanpa titik penaatan, aliran air harus dibendung kemudian dipompa ke titik penaatan terdekat. Dua pilihan ini harus dipertimbangkan secara tepat, cepat dan hemat.Atas dasar diatas, infrastruktur untuk mengelola air di Pit PSE diputuskandibuat 3 kolam namun tidak dijadikan sebagai titik penaatan. Semua kolamdilengkapi dengan pompa, karena tidak diijinkan sama sekali untuk mengalirkanair ke hilir. Kolam ini sebagai wadah untuk mengumpulkan air dari sub-DTA.Ketika terjadi hujan, kolam akan terisi dari aliran run off. Di elevasi tertentu pompa harus dihidupkan, air diarahkan ke klaster Megaria sebagai kolam penaatan. Dari hasil perhitungan kolam 1 dan 2 harus disediakan minimal pompa berkapasitas masing-masing 0,1m3/s dan kolam 3 berkapasitas 0,2m3/s. Dengan masa layan kolam 3 tahun sampai elevasi batas terluar pit PSE lebih rendah daripada elevasi kolam pompa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Rudianto, Supris, and Tikto Hartanto. "STRATEGI TRANSPORTASI BATUBARA – MEMBANDINGKAN OVERLAND CONVEYING DENGAN TRUK PENGANGKUT BATUBARA." Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 1, no. 1 (March 29, 2020): 147–58. http://dx.doi.org/10.36986/ptptp.v1i1.58.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Pada tahun 2005 PT Kaltim Prima Coal (KPC) melakukan kajian proyek peningkatan bisnis untuk mengembangkan operasi tambang Sangatta. Kajian difokuskan pada peningkatan kapasitas produksi 34-35 Metrik Ton per Tahun (JTPT) saat itu, menjadi 44 JTPT dan sampai dengan 70 JTPT. Inisiatif pengurangan biaya produksi karena meningkatnya jarak tempuh , kenaikan harga bahan bakar dan kelangkaan ban pada tahun 2005 dimasukan sebagai fariabel eksogen penting dalam kajian ini. Kajian yang dilakukan meliputi strategi pemilihan transportasi batubara dengan cara membandingkan moda transportasi batubara mengunakan conveyor system terhadap mode pengangkutan menggunakan truk. Hasilnya mode transportasi conveyor system lebih unggul dari sisi produktifitas, kontinuitas produksi, umur layanan operasi yang lebih lama, biaya operasi & maintenance yang lebih rendah dan lebih handal untuk lokasi tambang yang terbatas dengan kecuraman medan sampai pada tingkat 300-350. Dengan dasar pertimbangan teknis dan ekonomis, proyek peningkatan bisnis ini ditindak lanjuti dengan melakukan tujuh proses kajian secara internal. Tahapan berikutnya adalah analisa keekonomian dengan memasukan lima belas variabel untuk menentukan satu dari 3 alternatif pembiayaan yang tersedia. Hasil analisa dari 3 alternatif tersebut akan diambil keputusan dengan membandingkan dua parameter utama yakni Net Present Value dan Internal Rate Return. Analisa ekonomi dipertajam dengan uji sensitifitas untuk melihat respond NPV terhadap pengaruh variabel produksi, pasokan pembangkit listrik, biaya modal, dan biaya truk pengangkut. Rangkaian kajian dan evaluasi tersebut menghasilkan keputusan pembangunan Melawan Crushing Station & Western Overland (OLC) yang berlokasi ditengah lokasi tambang Melawan area dengan disain dasar berkapasitas rata-rata 4.000 ton per jam. Kata Kunci: Strategi transportasi batubara, Melawan Crushing Station & Western OLC, pertimbangan aspek teknis dan analisis ekonomis ABSTRACT KPC conducted a business improvement project study to develop Sangatta mining operations in 2005. The study focused on increasing production capacity from 34 to 35 Metric Tons per Year (MTPY) to 44 MTPY and up to 70 MTPY. Initiatives to reduce production costs due to increased mileage, rising fuel prices and tire scarcity in 2005 were included as exogenous variables in this study.The study focused on strategy for selecting coal transportation modes by comparing conveyor transporting system to trucking mode. The study resulted that the conveyor system transportation mode was superior in terms of productivity, production continuity, longer service life cycle, lower operating & maintenance costs and more reliable for finite mine sites with steepness of terrain up to the level of 300-350.Based on technical and economic considerations, this business improvement project was followed up by conducting seven steps internal process study. The following stage was an economic analysis by entering fifteen variables to determine the best one from the 3 available financing alternatives.The results of the analysis of the 3 alternatives will be decided by comparing the two main parameters namely Net Present Value and Internal Rate Return. Economic analysis is sharpened with sensitivity testing to see NPV respond against the influence of production variables, power generation supplies, capital costs, and cost of transporter trucks. The course of studies and evaluations concluded to construct of Melawan Crushing Station & Western Overland. It would be placed at center of the Melawan mine site, with a basic design average capacity was 4,000 tons per hour. Keyword: coal transportation strategy, Melawan Crushing Station & Western Overland Conveyor, technical aspect consideration and economical analysis
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Brahmansyah, Dhion. "ANALISA KEBUTUHAN GRADER UNTUK PERBAIKAN JALAN ANGKUT PADA OPERASIONAL PENAMBANGAN DI PT KALTIM PRIMA COAL,SANGATTA, KALIMANTAN TIMUR." Jurnal Eksakta Kebumian 1, no. 2 (November 22, 2021). http://dx.doi.org/10.25105/jek.v1i2.10802.

Full text
Abstract:
PT Kaltim Prima Coal adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang pertambangan batubara yang terletak di Kecamatan Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Sistem penambangan yang digunakan oleh PT Kaltim Prima Coal adalah sistem tambang terbuka (surface mining). Kegiatan operasi penambangan ditunjang dengan adanya Grader untuk memperbaiki jalan angkut. Penelitian pengamatan kebutuhan Grader dilakukan di Departemen Bintang dan Departemen Hatari yang merupakan bagian dari MOD (Mining Operation Division) PT Kaltim Prima Coal. Departemen Bintang memiliki 7 unit Grader 24 dan 2 unit Grader 16. Departemen Hatari memiliki 8 unit Grader 24 dan 4 Unit Grader 16. Produktivitas Grader di Departemen Bintang untuk Grader 24 yaitu 42,754.96 (m²/jam) dan 27,720.00 (m²/jam) untuk Grader 16. Produktivitas Grader di Departemen Hatari untuk Grader 24 yaitu 34,923.06 (m²/jam) dan 24,867.28 (m²/jam) untuk Grader 16. Luas Area jalan angkut yang ada di Departemen Bintang sebesar 647,378.37 (m²) dan yang ada di Departemen Hatari sebesar 537,230.00 (m²). Setelah dilakukan pengamatan, kebutuhan Grader masih kurang dengan adanya luas jalan angkut dibandingkan dengan Produksi Grader yang ada di Departemen Bintang dan Departemen Hatari. Upaya meningkatkan kegiatan operasi penambangan dengan memperbaiki jalan angkut yaitu dengan cara Departemen Bintang untuk diperlukan penambahan 1 unit Grader eq 24 dan 2 unit untuk Departemen Hatari atau dengan cara meningkatkan kinerja operator agar Ketersedian Penggunaan sesuai dengan rencana. Kata-kata kunci: operasi penambangan, perbaikan jalan, grader, produktivitas
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

"PT Thiess Contractors Indonesia v PT Kaltim Prima Coal." Arbitration Law Reports and Review 2011, no. 1 (2011): 467–81. http://dx.doi.org/10.1093/alrr/alr026.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Yusran, Khairuddin. "SIST EM PENYALIRAN TAMBANG PIT AB EKS PADA PT. ANDALAN MINING JOBSITE KALTIM PRIMA COAL SANGATTA KALIMANTAN TIMUR." Jurnal Geomine 3, no. 1 (December 31, 2015). http://dx.doi.org/10.33536/jg.v3i1.20.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

MULYADI, MULYADI, DADDY RUHIYAT, MARLON IVANHOE AIPASSA, and SIGIT HARDWINANTO. "The growth of Paraserianthes falcataria at three different plant ages and soil thickness classes on reclamation sites of post-coal mining areas in East Kalimantan, Indonesia." Biodiversitas Journal of Biological Diversity 23, no. 4 (April 10, 2022). http://dx.doi.org/10.13057/biodiv/d230427.

Full text
Abstract:
Abstract. Mulyadi, Ruhiyat D, Aipassa MI, Hardwinanto S. 2022. The growth of Paraserianthes falcataria at three different plant ages and soil thickness classes on reclamation sites of post-coal mining areas in East Kalimantan, Indonesia. Biodiversitas 23: 1930-1937. Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen syn. Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W. Grimes) is a fast-growing species commonly used for reclamation of post-coal mining areas in East Kalimantan. The study aimed to determine the impact of different thicknesses of topsoil applied at some reclamation sites after coal mining activities on the growth of P. falcataria. Three coal mining companies were chosen as study areas, i.e., PT Bukit Baiduri Energi (BBE), PT. Mahakam Sumber Jaya (MSJ), and PT. Kaltim Prima Coal (KPC). The regolith soil layer at the reclamation site had three thickness classes (0-10 cm, 0-30 cm, 0-100 cm), and the P. falcataria growing on reclamation had three ages, i.e.,< 2 yrs old (initial growth phase), 2-5 yrs old (tending phase), and > 5 yrs old (independent growth phase). The number of surviving plants, plant height, and plant stem’s diameter were recorded, and the data were analyzed using ANOVA and the least significant difference at 5% level. The results showed that no significant difference in the number of trees among different ages of P. falcataria plantation was found at MSJ. In contrast, at BBE and KPC the number of surviving trees decreased significantly with the increasing plant age. The growth of the plant (height, diameter) increased significantly along with plant age in all sites. The interaction between the top soiling thickness factor and plant age factor produced no different result in plant growth except for plant height at BBE. The P. falcataria plants had not been able to lower the surface soil density in the land reclamation area.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Prabandari, Yayi S., Bagas S. Bintoro, and Purwanta Purwanta. "A Comprehensive Tobacco Control Policy Program in a Mining Industry in Indonesia: Did It Work?" Frontiers in Public Health 10 (March 24, 2022). http://dx.doi.org/10.3389/fpubh.2022.853862.

Full text
Abstract:
BackgroundRisk factor controls, including smoking cessation and prevention, impact health costs. This study aimed to describe the Kaltim Prima Coal (KPC), one of Indonesia's largest coal mining operations, comprehensive tobacco control policy program in 2015 and its impact on smoking behavior among the employees.MethodA survey among 404 employees was conducted to assess the impact of the smoke-free KPC programs. In addition to the descriptive analysis, logistic regression was used to measure the association of intention to the smoking behavior change and the association between intention and the determinants using the Theory of Planned Behavior in 102 smokers.ResultsA series of tobacco control programs: advocacy, health education, brief interventions for smoking cessation, peer counselor training, media campaigns, and policy regulations were implemented. About 95.5% of the respondents attended the KPC Smoke-Free 2015 programs, and 97.8% reported they already knew that KPC is a total smoke-free area. Nearly 50% of the respondents expressed that the staff complied with the rules and no longer smoked in KPC. Majority of smokers (76.6%) reduced their consumption, and 5.6% of them quit smoking. Among smokers, we found that attitude toward smoking cessation, subjective norm, and perceived control for quitting were related to the intention to stop smoking.ConclusionsThe KPC smoke-free policy has been comprehensively implemented. Regulations on smoking and tobacco controls should be maintained, and monitoring should be consistently done. Media campaigns on the regulations and the availability of trained peer educators for smoking cessation help need to be applied continuously.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Mapi, Dano Antonio. "Response of the Dayak Basap Indigenous People on Settlement Relocation by PT. Kaltim Prima Coal in East Kutai District, East Kalimantan, Indonesia." International Journal of Humanities and Social Science 9, no. 8 (2019). http://dx.doi.org/10.30845/ijhss.v9n8p19.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Hidayat, Nuzul, Muhammad Ramli, and Purwanto Purwanto. "Tyre Drop Structure Design for Erosion Handling in Mine Rehabillitation Area." JURNAL GEOCELEBES, October 31, 2022. http://dx.doi.org/10.20956/geocelebes.v6i2.21106.

Full text
Abstract:
Mining activities require large work areas that potentially cause environmental problems. One of the impacts that can be caused is an increase of erosion rate, which can reduce the function of the land, especially in the location that planned to be mine rehabilitation area. The potential for erosion formed must be predicted to prepare methods of prevention. Estimation of erosion potential was carried out at Tiung AB Dump PT. Kaltim Prima Coal uses the RUSLE (Revised Unified Soil Loss Equation) method which considers rain erosivity, material erodibility, slope factor, vegetation factor and conservation factor. Based on the results of the study, the average erosion rate was 292.4 tons/ha/month with a catchment area of ​​0.674 km2. Erosion reduction uses a conservation technique using the terracing method which is supported by the construction of an open channel to drain the rain discharge that enters the catchment area. Rainfall uses data from the last 15 years with the highest rainfall in January of 231.9 mm/month and the lowest in September of 118.3 mm/month. The 10-year return period of the highest rainfall is 121.49 mm/day. Peak runoff rainfall is 13.22 m3/s with infiltration discharge is 9.72 m3/s. The designed open channel has a flow rate of 21.09 m3/s with supercritical flow. The use of a tire drop structure can reduce the speed up to 3.8 m/s which is within the permissible speed based on the type of material so that erosion can be reduced to 11.7 tons/ha/month or 96% of the natural erosion rate.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography