Journal articles on the topic 'Islam'

To see the other types of publications on this topic, follow the link: Islam.

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Islam.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Ortega, Rafael. "Sudán: ¿islam africano e islam árabe? Dicotomías del islam, el islamismo y el sufismo." Araucaria, no. 41 (2019): 439–64. http://dx.doi.org/10.12795/araucaria.2019.i41.21.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

KARAKUŞ, Münevver KARAKUŞ, and Hülya GÖNDEŞ GÖNDEŞ. "PİYASA İSLAMI: İSLAM SURETİNDE NEOLİBERALİZM." Sakarya Üniversitesi İlahiyat Fakültesi Dergisi (SAUIFD) 17, no. 32 (January 6, 2016): 231. http://dx.doi.org/10.17335/sakaifd.219932.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Potočnik, Dragan. "Islam v imaginaciji Zahoda in pouk zgodovine." Ars & Humanitas 14, no. 1 (June 24, 2020): 201–13. http://dx.doi.org/10.4312/ars.14.1.201-213.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Islamska civilizacija je bila v srednjem veku mogočna kulturna in politična sila. V številnih vidikih je pomembno vplivala na kulturni, znanstveni in politični razvoj Evrope ter navdihovala številne zahodne raziskovalce in popotnike, zlasti v 19. in zgodnjem 20. stoletju. V odnosu do islamske civilizacije sodobni zahodni diskurz izraža veliko mero strahu in nezaupanja. Razlogi za tako stanje so med drugim v nepoznavanju islama ter v neobjektivnem pisanju o tej civilizaciji. Za bolj uravnotežen diskurz o islamu sta potrebna poznavanje in civilizacijski dialog. Prispevek obravnava diskurz o islamski civilizaciji v povezavi s slovenskimi in ameriškimi učbeniki. V slovenskih učnih načrtih za zgodovino je v 7. razredu islamski civilizaciji namenjena le izbirna tema. Spričo množice izbirnih tem to pomeni, da se zaradi drugih zanimivih tem le redki učitelji odločijo za obravnavo islamske civilizacije. V ameriškem kontekstu pa so učbeniki kritizirani zaradi naklonjenosti islamu. Pristop, ki ga priporoča American Textbook Council, ne pripomore k razumevanju in spoštovanju islamske civilizacije, ker islam v določeni meri enači s fundamentalizmom in nanj meče senco krivde stereotipnih obtožb. V članku zagovarjamo stališče, da je tak pristop destruktiven, kajti javnost na podlagi stereotipov in nepoznavanja islam vse pogosteje identificira z ekstremističnim fundamentalizmom. Takšno podajanje zgodovine islama bi odnose med islamom in Zahodom v bodoče utegnilo le še poslabšati.
4

Faqihuddin, Achmad, and Fajar Romadhon. "DIFERENSIASI KONSEPTUAL DAN PRAKTIS PENDIDIKAN ISLAM, PENDIDIKAN ISLAMI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM." Taklim : Jurnal Pendidikan Agama Islam 21, no. 2 (September 1, 2023): 119–32. http://dx.doi.org/10.17509/tk.v21i2.67838.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
AbstactThis study aims to analyze the conceptual and practical distinctions among Islamic Education, Islamic Pedagogy, and Islamic Religious Education. Employing a qualitative approach and a comparative study design, data were gathered through in-depth interviews with education practitioners, literature review, and direct observation of the learning process in selected educational institutions in Indonesia. The research sample was purposively chosen to encompass a representative range of institutions implementing these three educational approaches. The findings highlight significant conceptual variances: Islamic Education encompasses a broad spectrum of education grounded in Islamic values; Islamic Pedagogy emphasizes the integration of character education and morality within the curriculum; while Islamic Religious Education focuses on imparting knowledge of Islamic religious beliefs. It is anticipated that this research will enrich the Islamic education literature by elucidating the distinctions among these three educational paradigms and their implications for the formulation of education policies, curricula, and pedagogical practices in Islamic educational institutions.Keywords: Islamic Education, Islamic Pedagogy, Islamic Religious Education, Concept of Islamic Education, Islamic Education Paradigm.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan konseptual dan praktis antara Pendidikan Islam, Pendidikan Islami, dan Pendidikan Agama Islam. Melalui pendekatan kualitatif dan desain studi komparatif, penelitian ini mengumpulkan data melalui wawancara mendalam dengan praktisi pendidikan, studi pustaka, serta observasi langsung pada proses pembelajaran di lembaga pendidikan yang terpilih di Indonesia. Sampel penelitian dipilih secara purposive untuk mendapatkan variasi representatif dari lembaga yang menerapkan ketiga pendekatan pendidikan tersebut. Hasil penelitian mengidentifikasi perbedaan konseptual yang signifikan antara Pendidikan Islam, yang mencakup aspek luas pendidikan berdasarkan nilai-nilai Islam; Pendidikan Islami, yang lebih fokus pada integrasi pendidikan karakter dan moralitas dalam kurikulum; dan Pendidikan Agama Islam, yang terfokus pada pengajaran aspek keagamaan Islam. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada literatur pendidikan Islam dengan menyediakan pemahaman yang lebih jelas tentang diferensiasi antara ketiga pendekatan pendidikan ini dan implikasinya terhadap pengembangan kebijakan pendidikan, kurikulum, dan praktik pengajaran di lembaga pendidikan Islam. Kata Kunci: Pendidikan Islam, Pendidikan Islami, Pendidikan Agama Islam, Konsep Pendidikan Islam, Paradigma Pendidikan Islam
5

Hatta, M. "IMPLEMENTASI ISI ATAU MATERI PENDIDIKAN (IMAN, ISLAM, IHSAN, AMAL SALEH, DAN ISLAH) DI SD MUHAMMADIYAH 7 PEKANBARU." Indonesian Journal of Islamic Educational Management 2, no. 1 (May 21, 2019): 12. http://dx.doi.org/10.24014/ijiem.v2i1.7121.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Salah satu elemen pendidikan yang tidak kalah pentingnya adalah materi pendidikan. Materi pendidikan bagian dari kurikulum yang harus disampaikan kepada peserta didik. Oleh sebab itu maka kajian mengenai materi pendidikan menjadi bagian khusus yang tidak terpisahkan dari kurikulum. materi pendidikan yang baik didasari oleh konsep dan landasan teori yang bisa dipertanggungjawabkan. Dalam kajian tulisan ini memuat materi pendidikan berdasarkan konsep pendidikan islam. Konsep pendidikan Islam menawarkan banyak keutamaan, antara lain karena bersumber dari kebenaran ilmiah, meliputi segenap aspek kehidupan manusia, berlaku universal, tidak terbatas hanya untuk bangsa tertentu saja, berlaku sepanjang masa, sangat sesuai dengan fitrah kemanusiaan bahkan menyiapkan pengembangan naluri-naluri kemanusiaan sehingga tercapai kebahagiaan yang hakiki. Oleh karena itu, tuntutan utama dalam pengembangan materi pendidikan Islam, bukanlah materi yang padat, lebih dari itu adalah kemampuan-kemampuan yang membawa siswa menguasai ketrampilan hidup (life skill) yang Islami. diantara materi pendidikan yang menjadi bahsanan adalah Isi atau Materi Pendidikan (Iman, Islam, Ihsan, Amal Saleh, Dan Islah).
6

Harahap, Khairunnisa, and Salminawati. "SUMBER- SUMBER FILSAFAT ISLAM URGENSI FILSAFAT ISLAM SERTA TOKOH-TOKOH FILSAFAT ISLAM." Journal Of Social Research 1, no. 4 (March 28, 2022): 277–84. http://dx.doi.org/10.55324/josr.v1i4.78.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Dalam pradaban islam ilmu filsafat sangat lah berkembang bahkan bukan hanya diduni islam namun juga didunia barat, dalam dunia barat melahirkan filsuf-filsuf sehingga filsafat didunia barat sangat berkembang dan sangat di minati. Begitu pula dengan dunia islam berkembangnya filsafat di dunia barat membuat dunia islam tidak ingin ketertinggalan dengan filsafat barat, dengan membuat teori-teori filsafat islam yang dapat di sejalan dengan ajaran-ajaran isalm sehingga tidak menyimpang dari syari’at islam Dengan adanya filsuf islam sangat membantu agama untuk menjelaskan dalil-dalil yang terkandung dalam al-qua’an serta hadis, serta membantu agama dalam mempertahankan kebenaran dari munculnya ideologi-idoelogi serta membantu menghadapi perekembangan zaman yang terus menerus berubah dengan segala masalahnya
7

Sam, Raisatun Nisaa Firdausiyah Abdur Rouf. "ELEMEN KOTA ISLAMI DALAM TATA RUANG KOTA BOGOR." Mozaic : Islam Nusantara 8, no. 1 (April 30, 2022): 25–38. http://dx.doi.org/10.47776/mozaic.v8i1.523.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Kota Islami awal mulanya adalah kota yang dibangun oleh Nabi Muhammad Shollahu ‘Alaihiwassalam dengan beberapa pertimbangan konsep ideologis yang mengusung nilai-nilai positif dalam Islam. Kota Islami merupakan sebuah kota yang didirikan oleh umat Islam selama beberapa waktu (peradaban Islam) atau wilayah pusat kota yang memiliki elemen tertentu yang diidentifikasikan sebagai masjid utama, istana, pasar, pemakaman, benteng, hukum Islam dan masyarakat berbagai etnik. Kota Islami terbentuk atas berbagai prinsip kehidupan yang bersifat vertikal maupun horizontal untuk mencapai sebuah identitas Islam. Kota Bogor merupakan kota yang dibentuk oleh pemerintah kolonial dan bukan pula wilayah bekas kerajaan Islam. Namun, dalam perkembangannya Kota Bogor memiliki elemen Kota Islami. Berdasarkan hasil penelitian, tata ruang Kota Bogor terdapat 11 elemen Kota Islami. Elemen non fisik yang dibahas adalah elemen Kota Islam yang meliputi elemen sosial dan budaya, serta pemerintahan dan kebijakan yang ada di Kota Bogor. Elemen fisik Kota Islami yang diamati meliputi jaringan jalan utama, jaringan jalan pendukung, majid jami, musalla (musholla/masjid yang lebih kecil), suqs (pasar), citadel/ksar (istana kerajaan/penguasa setempat), sur (dinding), alun-alun publik, sekolah Islam, permukiman, turba dan maqraba (pemakaman pribadi dan umum), dan qasaba (benteng pertahanan). Berdasarkan tingkat kecenderungan berkembang terdapat 11 elemen yang bertambah kuat atau semakin meningkat eksistensinya pada elemen Kota Islami dari kondisi sebelumnya. Terdapat 5 elemen kota yang mengalamai banyak perubahan pada bangunan atau fasilitas tersebut. Ada 9 elemen kota yang berdampak positif atau baik terhadap waktu perkembangan.
8

Sudardi, Bani, and Hanifah Hikmawati. "PERKEMBANGAN KONSEP SASTRA ISLAM." Haluan Sastra Budaya 34, no. 1 (January 19, 2017): 27. http://dx.doi.org/10.20961/hsb.v34i1.4266.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
<span>Islam adalah sebuah agama yang dihayati oleh pemeluknya di seluruh dunia. Konsekuensi logis dari hal tersebut ialah munculnya sastra yang dijiwai nilai-nilai Islam. Meskipun Islam disampaikan dengan kitab suci Al quran dan hadis yang berbahasa Arab, sastra Islam tidak selalu bermediakan bahasa Arab. Sastra Islam lahir dari lingkungan masyarakat bahasa tertentu yang menghayati nilai-nilai islami. Tulisan ini merupakan suatu penelitian dengan menggunakan metode kajian pustaka (</span><em>content analysis</em><span>). Sumber data adalah buku-buku tentang konsep sastra dan aplikasi sastra Islam. Penelitian menunjukan bahwa ada satu konsep dasar tentang sastra Islam, yakni menjunjung tinggi keagungan Islam dengan berbagai aset yang terdapat dalam agama Islam seperti tasawuf, tokoh Islam, dan nilai-nilai Islami. Konsep sastra Islam terus berkembang dan belum memperoleh bentuk baku. sastra Islam ialah sastra yang berpegang teguh pada akidah dan akhlak sesuai dengan syariat yang telah ditetapkan. Karakteristik sastra Islam sangatlah beragam, tidak hanya dari bentuk sastranya saja, namun substansinya juga menjadi hal penting yang harus diperhatikan.</span>
9

Shah Rizky, Annisa. "Manajemen Radio Suara Muslim Surabaya." Jurnal Kopis: Kajian Penelitian dan Pemikiran Komunikasi Penyiaran Islam 2, no. 2 (July 1, 2020): 102–17. http://dx.doi.org/10.33367/kpi.v2i2.1230.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Indonesia dengan penduduknya yang mayoritas muslim merupakan sasaran yang tepat ketika membangun sebuah industri media Islam atau membangun industri media dalam sudut pandang religius, salah satu radio Islam di Indonesia ialah Radio Suara Muslim yang terletak di Surabaya namun dengan namanya yang berlogokan Islam apakah stasiun radio dengan konteks islam selalu dalam manajemen Islam ataukah konteks Islam dalam berdirinya sebuah stasiun radio hanyalah menjadi sebuah konsumsi simbol. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui manajemen dalam Radio Suara Muslim Surabaya merupakan manajemen media Islam atau Islami. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang diteliti. Didapatkan hasil penelitian bahwa manajemen Radio Suara Muslim Surabaya hampir mendekati dengan manajemen Islam yang Islami dengan disandarkan pada tiga syarat media Islam menurut Satrio Arismunandar dintaranya 1) Media Islam harus dimiliki oleh orang Islam, 2) Media Islam sedikit banyak harus mengemban misi dakwah dan menyebarkan nilai-nilai ajaran Islam, 3) Media Islam harus menerapkan aturan, etika, dan nilai-nilai ajaran Islam dalam menjalankan bisnis perusahaan media dan aktivitas keredaksian (editorial) dan Radio Suara Muslim Surabaya memberlakukan kebijakan standart minimal 7 amalan harian.
10

Pink, Johanna. "Islam? Welcher Islam?" Kursbuch 54, no. 196 (2018): 128–44. http://dx.doi.org/10.5771/0023-5652-2018-196-128.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

,, Hikmatullah. "Model Keluarga Harmonis dalam Islam." Syaksia : Jurnal Hukum Perdata Islam 23, no. 1 (June 30, 2022): 88–100. http://dx.doi.org/10.37035/syakhsia.v23i1.6471.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Model pendidikan keluarga harmonis dalam Islam yang dapat mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan tentang pendidikan keluarga harmonis dalam Islam. Berdasarkan fokus penelitian di atas, muncul beberapa masalah yang berkaitan dengan tingkat keefektifan model pendidikan keluarga untuk membentuk keluarga harmonis (sakinah) salah satu jaminannya adalah pemahaman, pengamalan, dan penghayatan ajaran agama dalam kehidupan keluarga islami. Keberadaan keluarga yang islami ini akan membantu terbentuknya masyarakat yang bermoral, damai dan sejahtera. Keluarga yang islami juga akan dapat mewujudkan kebahagiaan bagi segenap anggota keluarganya. Adapun objek kajiannya adalah model pendidikan keluarga sakinah dalam Islam. Pentingnya model pendidikan keluarga sakinah dalam Islam terutamanya dalam pembinaan bagi orang yang ingin meresmikan dan melegalkan hubungannya dalam suatu ikatan perkawinan.
12

Muhammad, Nur Adila, and Izziah Suryani Mat Resad @ Arshad. "[Zainuddin Labay Al-Yunusiyyah: The Great Muslih From Minangkabau] Zainuddin Labay Al-Yunusiyyah: Muslih Hebat Dari Minangkabau." Jurnal Islam dan Masyarakat Kontemporari 22, no. 1 (June 10, 2021): 61–73. http://dx.doi.org/10.37231/jimk.2021.22.1.546.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Abstract Zainuddin Labay al-Yunusiyyah was one of the Islah Minangkabau scholar that play a huge role in the Islah Islamic thought and Islamic education reformation. Even though his education background is informal and was only received in the Minangkabau region, he can be regarded as an exemplary scholar that is very progressive and can be regarded highly with other Islah scholars. His biggest contribution that gives a huge impact towards the Muslim Minangkabau community is the Islamic education reformation with modern orientation. This model of modern Islamic education Institution that was introduced by Zainuddin Labay al-Yunusiyah became a prime example to the establishment of other Islamic education institution. Thus, this research will study the Islah movement in Minagkabau and the biography of Zainuddin Labay al-Yunusiyyah. In addition, the objective of this research is to analyse his role regarding the thought purification and Islamic education reformation in Indonesia.This research is a qualitative research that utilizes the content analysis as the research design with the use of historical research method.The finding of this research shows that Zainuddin Labay al-Yunusiyyah was one of the Islah scholars from the 20th century. Even though he did not receive a formal education and only receive his education in Minangkabau, he emerge as one of the reformation figure of Islah that have a huge impact to the Islah movement in Minangkabau especially the Islamic education reformation and also the Islah of Islamic thought in Minangkabau. The Islamic education reformation that has been done by Zainuddin Labay al-Yunusiyyah become the foundation and model of the Islamic education reformation in whole of Minangkabau and Indonesia. Keywords: Islah scholar, islah of Islamic thought, education reformation, Zanuddin Labay al-Yunusiyyah, Minangkabau Abstrak Zainuddin Labay al-Yunusiyyah merupakan seorang daripada ulama islah Minangkabau yang memainkan peranan besar dalam islah pemikiran dan reformasi pendidikan Islam. Walaupun beliau mempunyai latar belakang pendidikan yang tidak teratur dan hanya belajar dalam wilayah Minangkabau, namun beliau merupakan seorang tokoh ulama yang begitu progresif dan mampu menyamai tokoh-tokoh islah terkemuka yang lain. Sumbangan terbesar beliau yang memberi impak besar kepada umat Islam Minangkabau ialah pembaharuan pendidikan Islam berorientasikan moden. Model institusi pendidikan Islam moden yang diperkenalkan oleh Zainuddin Labay al-Yunusiyyah menjadi contoh kepada penubuhan institusi pendidikan Islam yang lain. Justeru, kajian ini meneliti gerakan islah di Minangkabau dan biografi Zainuddin Labay al-Yunusiyyah. Selain itu, objektif kajian ini juga menganalisis peranan beliau terhadap pemurnian pemikiran dan pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia. Kajian ini merupakan kajian yang berbentuk kualitatif menggunakan analisis kandungan sebagai reka bentuk kajian dengan menggunakan metode kajian sejarah. Hasil kajian mendapati Zainuddin Labay al-Yunusiyyah merupakan seorang daripada ulama islah abad ke-20. Walaupun beliau tidak mendapat pendidikan yang sistematik dan hanya belajar di Minangkabau sahaja, beliau mampu muncul sebagai tokoh pembaharu dan islah yang memberi impak besar kepada gerakan islah di Minangkabau terutamanya reformasi pendidikan Islam dan juga islah pemikiran Islam di Minangkabau. Pembaharuan pendidikan Islam yang dilakukan oleh Zainuddin Labay al-Yunusiyyah menjadi asas dan model kepada pembaharuan pendidikan Islam di seluruh Minangkabau dan juga Indonesia. Kata kunci: ulama islah, islah pemikiran Islam, reformasi pendidikan Islam, Zanuddin Labay al-Yunusiyyah, Minangkabau
13

Mahtum, Rohiqi, and Ahmad Rijalul Fikri. "Teknik Pembelajaran pada Aspek-aspek Pendidikan Islam dalam Surah Luqman Ayat 13-19." Tarbiyatuna : Kajian Pendidikan Islam 4, no. 1 (February 15, 2020): 076. http://dx.doi.org/10.29062/tarbiyatuna.v4i1.283.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan sangatlah dibutuhkan pada masa sekarang ini terutama pendidikan yang islami. Pendidikan yang islami maksudnya pendidikan islam yaitu pendidikan yang mengandung aspek-aspek yang ada pada agama Islam. Karena Islam adalah agama yang rahmah disebabkan karena diturunkan melalui nabi yang rahmah yaitu Nabi Muhammad saw. Aspek-aspek pendidikan Islam haruslah diterapkan pada setiap lembaga pendidikan utamanya pendidikan yang barbasic Islam sehingga nampak nyata prinsip pendidikan yang berlandaskan ajaran Islam.
14

Panji, Aji Luqman, Achmad Ruslan Afendi, Akhmad Ramli, Sudadi Sudadi, and Agus Mubarak. "PENDIDIKAN ISLAM DENGAN PENANAMAN NILAI BUDAYA ISLAMI." JURNAL PENDIDIKAN ISLAM AL-ILMI 6, no. 1 (January 3, 2023): 9. http://dx.doi.org/10.32529/al-ilmi.v6i1.2155.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Pendidikan Islam merupakan bagian integral dalam sistem pendidikan Nasional memiliki konstribusi yang besar dalam penanaman nilai dan budaya serta perilaku keberagaman pada setiap diri seseorang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai-nilai dan budaya yang perlu dipertahankan sebagai hasil warisan pendidikan Islam pada generasi penerus dan metode pendidikan Islam dalam penanaman nilai-nilai dan budaya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan data seperti jurnal, buku, modul, serta web yang dijadikan referensi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data dan penarikan kesimpulan. Hasil yang diperoleh menunjukkan dalam pendidikan Islam nilai yang perlu diwariskan adalah nilai-nilai yang terdapat dalam sumber ajaran Islam, yakni Al-quran dan sunnah yang menjadi inti dalam al-akhlaq al-karimah (budi pekerti) sebagai muara dari segenap aktivitas pendidikan. Melalui penanaman pendidikan Islam dengan berbagai metode, maka akan timbul kesadaran pribadi sebagai individu dan anggota masyarakat.
15

Husna, Faiqatul. "KEPEMIMPINAN ISLAMI DALAM MENINGKATKAN MUTU LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM." MISYKAT: Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran, Hadist, Syari'ah dan Tarbiyah 2, no. 2 (December 30, 2017): 131. http://dx.doi.org/10.33511/misykat.v2n2.131-154.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Pengembangan mutu lembaga Pendidikan Islam salah satunya akan sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan yang dikembangkan oleh individu dalam memimpin lembaga pendidikan Islam. Kepemimpinan islami memiliki beberapa ciri khas yang dapat digunakan pemimpin lembaga pendidikan Islam dalam melakukan tugas kepemimpinan.Kepemimpinan Islami merupakan keseimbangan antara kepemimpinan dengan konsep duniawi maupun konsep ukhrawi, menggapai tujuan hakiki lebih dari sekedar tujuan organisasi yang bersifat sementara, menuntut komitmen tinggi kepada prinsip-prinsip Islam dan menempatkan tugas kepemimpinan tidak sekedar tugas kemanusiaan yang dipertanggungjawabkan hanya kepada anggota, tetapi juga di hadapan Allah Swt.Pengembangan mutu lembaga pendidikan Islam salah satunya akan sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan yang dikembangkan oleh individu dalam memimpin lembaga pendidikan Islam.Kata Kunci : Kepemimpinan, mutu dan Pendidikan Islam
16

Pingky, Lisa, Fuji Punjung Sari, Salsabilla Putri, Susana Susana, and Yecha Febrieanitha Putri. "PARENTING ISLAMI DAN KEDUDUKAN ANAK DALAM ISLAM." Jurnal Multidisipliner Bharasumba 1, no. 03 (July 29, 2022): 351–63. http://dx.doi.org/10.62668/bharasumba.v1i03.227.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Artikel ini membahas tentang parenting islami dan kedudukan anak dalam islam dimana Parenting Islam adalah pola asuh yang dilakukan oleh orang tua yang mendidik dan mengasuh anak berdasar pada ajaran, aturan dan nilai-nilai agama islam kepada anaknya yang bersumber pada Al-Qur’an dam Al-Hadis. Islami parenting adalah suatu metode pengasuhan orang tua kepada anak sebagai solusi metode pendidikan dengan pendekatan karakter budi pekerti dan relegiusitas agama Islam. Prinsip pengasuhan orang tua yang berkaitan dengan pengembangan karakter, prinsip dimaksud meliputi keteladanan diri, kebersamaan dengan anak dalam merealisasikan nilai moral, sikap demokratis, sikap terbuka, jujur dalam diri anak, serta kesatuan kata dan tinfakan yang melahirkan kepercayaan dan kewibawaan. Kedudukan anak dalam islam Islam memandang bahwa anak memiliki kedudukan atau fungsi yang sangat penting, baik untuk orang tuanya sendiri, masyarakat maupun bangsa secara keseluruhan. Semakin tinggi tingkat parenting islami yang dipahami dan diamalkan orang tua, maka semakin tinggi karakter kedisiplinan anak usia dini, begitu pula sebaliknya. Penelitian yang dilakukan pada artikel ini merupakan penelitian yang menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data berupa jurnal-jurnal terlebih dahulu. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisi isi. Sumber data yang diperoleh dari penelitian yang berjudul “Parenting islami dan kedudukan anak dalam islam” adalah berupa artikel-artikel jurnal yang terlebih dahulu. Orang tua mempunyai banyak peran, diantaranya yaitu sebagai pendidik dan pembina sikap pada anak. Namun tidak semua orang tua memahami materi pembinaan sikap yang dibutuhkan anak pada usia dini. Tujuan dari penelitian ini yaitu menemukan atau mengetahui seperti apa si parenting islami itu dan bagaimana kedudukan anak dalam islam, dengan menggunakan sumber data artikel jurnal terlebih dahulu.
17

Firmansyah, Firmansyah. "LINGKUP PENDIDIKAN ISLAM." FIKRUNA 5, no. 1 (January 15, 2023): 51–63. http://dx.doi.org/10.56489/fik.v5i1.91.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Ruang lingkup pendidikan Islam adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan Islam, yang merupakan unsur-unsur utama yang sangat penting sehingga membuat proses pendidikan Islam dapat berjalan dengan lancar dan efektif untuk mencapai tujuan Pendidikan Islam itu sendiri. Pendidikan sangat diperlukan sebagai proses yang mampu membangun potensi manusia menuju kemajuan dalam segala aspek Pendidikan menurut Islam atau Pendidikan Islami. Yakni, pendidikan yang dipahami dan yang dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah. Tujuan dari penulisan artikel ini antara lain untuk mengetahui tentang ruang lingkup ilmu pendidikan Islam Kata Kunci, Lingkup, Pendidikan, Islam
18

Yasir, Muhammad, Nurul Maulida, and Jasmi. "Pengaruh Nilai-nilai Islam terhadap Budaya Organisasi." Langgas: Jurnal Studi Pembangunan 1, no. 1 (March 31, 2022): 26–30. http://dx.doi.org/10.32734/ljsp.v1i1.8164.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Setiap organisasi apapun orientasi, sifat, dan bentuknya, dapat dipastikan memiliki budaya organisasional, dan budaya organisasional tersebut memiliki peran penting untuk menghasilkan norma-norma perilaku individu yang diharapkan di dalam organisasi. Dalam junal ini difokuskan peran penting budaya organisasional khususnya budaya organisasional yang Islami untuk membentuk perilaku individu yang diharapkan (prestatif) di dalam organisasi. Organisasi yang memiliki budaya organisasional yang Islami bisa mendorong perilaku individu yang diharapkan (prestatif) di dalam organisasi. Budaya organisasional yang Islami adalah budaya organisasional yang dibangun dari nilai-nilai atau prinsip-prinsip ajaran Islam. Nilai-nilai atau prinsip-prinsip ajaran Islam tersebut adalah berasal dari konsep Islam, yakni tauhid, khilafah, serta keadilan, dan karakteristik-karakteristik Islam, yakni bekerja merupakan ibadah. Dengan konsep dan karakteristik-karakteristik dari ajaran Islam tersebut perilaku individu yang diharapkan di dalam organisasi bisa terbentuk.
19

Fikri, Fikri. "TRANSFORMASI NILAI AL-ISLAH TERHADAP KEBERAGAMAN KONFLIK: EPISTEMOLOGI HUKUM ISLAM DALAM AL-QUR’AN." Al-Risalah 16, no. 02 (December 1, 2018): 201. http://dx.doi.org/10.30631/al-risalah.v16i02.308.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Tulisan ini mencoba mengungkap trasformasi al-islah terhadap keberagaman konflik dengan menganalisis epistemologi hukum Islam dalam al-Qur’an, menggunakan pendekatan teologis normatif, yuridis dan sosiologis. Hukum Islam sangat mengedepankan nilai al-islah dengan melarang tindakan tercela, memelihara perdamaian, harmonisasi dalam masyarakat dan bangsa sebaimana tercantum dalam al-Qur’an. Al-Islah adalah meniadakan setiap konflik dalam hubungan yang rusak.Keadilan dalam al-islah adalah sangat penting ditransformasikan dalam kehidupan berhukum dengan meletakkan hukum Islam sebagai panglima dalammenyelesaikan beragam konflik untuk mewujudkan ketertiban, kepastian hukum dan keadilan.
20

Fikri, Fikri. "TRANSFORMASI NILAI AL-ISLAH TERHADAP KEBERAGAMAN KONFLIK: EPISTEMOLOGI HUKUM ISLAM DALAM AL-QUR’AN." Al-Risalah: Forum Kajian Hukum dan Sosial Kemasyarakatan 16, no. 02 (December 1, 2018): 201–16. http://dx.doi.org/10.30631/alrisalah.v16i02.308.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Tulisan ini mencoba mengungkap trasformasi al-islah terhadap keberagaman konflik dengan menganalisis epistemologi hukum Islam dalam al-Qur’an, menggunakan pendekatan teologis normatif, yuridis dan sosiologis. Hukum Islam sangat mengedepankan nilai al-islah dengan melarang tindakan tercela, memelihara perdamaian, harmonisasi dalam masyarakat dan bangsa sebaimana tercantum dalam al-Qur’an. Al-Islah adalah meniadakan setiap konflik dalam hubungan yang rusak.Keadilan dalam al-islah adalah sangat penting ditransformasikan dalam kehidupan berhukum dengan meletakkan hukum Islam sebagai panglima dalammenyelesaikan beragam konflik untuk mewujudkan ketertiban, kepastian hukum dan keadilan.
21

R, Muhammad Dahlan. "LINGKUNGAN PENDIDIKAN ISLAMI DAN HUBUNGANNYA DENGAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMA NEGERI 10 BOGOR." Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam 7, no. 02 (September 6, 2018): 195. http://dx.doi.org/10.30868/ei.v7i2.276.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Lingkungan pendidikan islami dan hubungannya dengan minat belajar Pendidikan Agama Islam siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Bogor.Penelitian bertujuan untuk mengetahui Lingkungan pendidikan islami dan hubungannya dengan minat belajar Pendidikan Agama Islam siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 10 bogor. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 10 yang berjumlah 295, dan yang dijadikan sampel berjumlah 45 siswa.Metode yang digunakan adalah kuantitatif dan kuesioner sebagai instrumen, pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi dan regresi, Analisis data menggunakan analisis statistik Pearson Correlation.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan positif antara variabel lingkungan pendidikan islami dan variabel minat belajar Pendidikan Agama Islam dihitung dengan Pearson Correlation, dan diperoleh nilai koefisien korelasi antara variabel tersebut sebesar 0.770. Nilai koefisien determinasi dalam analisis ini diperoleh nilai 0,541 yang berarti 59,3 % variabel minat belajar Pendidikan Agama Islam bisa dijelaskan dari variabel lingkungan pendidikan islami.Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa lingkungan pendidikan islami (X1) memiliki hubungan dengan minat belajar Pendidikan Agama Islam (Y) siswa SMA Negeri 10 Bogor. Keywords : lingkungan, pendidikan islami, minat belajar, PAI
22

Arian Fitry, Susanti. "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Islami di Sekolah Menengah Pertama." Ta'dib 11, no. 2 (March 15, 2022): 21–24. http://dx.doi.org/10.54604/tdb.v11i2.38.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Dengan adanya budaya Islami di sekolah atau Lembaga Pendidikan Islam dapat mengenalkan dan menanamkan nilai – nilai agama islam sehingga pada proses perkembangan anak nantnya senantiasa berpegang teguh terhadap nilai – nilai ajaran agama islam dan dapat membentuk akhlaqul karimah peserta didik, selain itu dapat mewujudukan nilai ajaran agama sebagai tradisi yang harus diterapkan oleh lembaga pendidikan islam kepemimpinan kepalaa sekolah merupakan faktor yang menjadi kunci pendorong keberhasilan dan keberlangsungan suatu budaya sekolah dengan menggunkan strategi kepemimpinan suatu cara agar dapat mengembangkan budaya islami di sekolah.
23

Rif’at, Dzakiyyah Fauziyah, and Nurwahidin Nurwahidin. "Feminisme Dan Kesetaraan Gender Dalam Kajian Islam Kontemporer." Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia 7, no. 1 (January 20, 2022): 172. http://dx.doi.org/10.36418/syntax-literate.v7i1.6038.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Feminisme yang lahir dari ketimpangan sosial dan budaya patriarki di Barat pada abad 20 memberikan pengaruh pada pemikiran Islam kontemporer. Dalam kajian Islam kontemporer, pemikiran feminis Islami mengkritik ayat-ayat Al-Qur’an tentang perempuan, hadits misogini dan hukum-hukum Islam yang dianggap tidak adil dan relevan bagi perempuan. Oleh karena itu perlu adanya diskursus lebih lanjut untuk meluruskan kesalahan berpikir dalam hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kajian Islam kontemporer melihat kritik feminis Islami dan bagaimana membuktikan tuduhan-tuduhan yang dilayangkan oleh mereka tidaklah benar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan paradigma kritis. Penelitian ini mencoba menggambarkan fenomena, gejala, fakta dan realitas sosial dan dibahas secara mendalam sehingga memberikan pemahaman baru yang melawan pemahaman sebelumnya. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari berbagai literatur seperti buku dan jurnal, sehingga penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan studi pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemikiran feminis Islami yang mengkritik Al-Qur’an, hadits dan hukum Islam merupakan pengaruh dari feminisme yang berkembang di Barat. Hal ini tidak terlepas dari budaya patriarki dan ketimpangan sosial. Kritik mereka mengenai konsep perempuan dalam Islam merupakan kesalahan berpikir yang hanya melihat Islam secara kontekstual. Hal ini menyebabkan semangat emansipasi yang mendasari pemikiran tersebut berupaya merekonstruksi hasil dan produk ulama klasik Islam.
24

Suhendri and Ateng Rohendi. "Peradaban Dalam Perspektif Islam." Sharia: Jurnal Kajian Islam 1, no. 2 (April 2, 2024): 14–28. http://dx.doi.org/10.59757/sharia.v1i2.27.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Abstrak Peradaban Dalam Persfektif Islam; Sebuah Tinjauan Masa Lalu, Pijakan Masa Akan Datang. Peradaban adalah hasil dari kompleksitas interaksi antara manusia, lingkungan, nilai-nilai budaya, dan zaman yang membentuk pola kehidupan sebuah masyarakat. Konsep peradaban tidaklah statis; sebaliknya, ia adalah refleksi dari dinamika yang senantiasa berubah, bergerak menuju kemajuan, namun juga rentan terhadap kemunduran seiring perubahan zaman. Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui; (1) memahami pengertian peradaban dan peradaban Islam, (2) pendapat para ulama tentang prinsip-prinsip dari peradaban Islam, (3) peradaban Islam dalam lintasan sejarah masa lalu, (4) memahami, dan mengimplementasikan peran profesional muslim dalam membangun peradaban yang islami. Metode penulisan makalah ini adalah melalui studi kepustakaan, dimana penulis mengutip beberapa pendapat dari para ahli sesuai bidangnya yang penulis ambil dari beberapa sumber baik primer maupun sekunder tentang peradaban dalam perspektif Islam. Hasil pengkajian melalui studi kepustakaan penulis dapat; (1) mengetahui dan memahami pengertian peradaban dan peradaban Islam secara utuh, (2) mengetahui perbedaan pendapat para ulama tentang prinsip-prinsip dari peradaban Islam, (3) mengetahui peradaban Islam dalam lintasan sejarah masa lalu sebagai gambaran untuk melangkah dalam membangun peradaban ke masa yang akan datang (4) mengetahui, memahami, dan mengimplementasikan peran profesional muslim dalam membangun peradaban yang Islami.
25

Sukatin, Andri Astuti, Zahratul Afiyah, Septia Ningsih, Agus Pranata, and Ridho Tawakkal Jannah. "KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM." Educational Leadership: Jurnal Manajemen Pendidikan 2, no. 01 (July 31, 2022): 72–85. http://dx.doi.org/10.24252/edu.v2i01.29939.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Tulisan ini dibuat untuk mengetahui kepemimpinan dalam islam. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan berbagai sumber-sumber tulisan dan referensi lainnya untuk mendapatkan kesimpulan secara khusus. Kepemimpinan adalah cara untuk memimpin sebuah kelompok. Kepemimpinan islam adalah kepemimpinan yang dilandasi oleh al-Quran dan as-Sunnah. Penelitian ini menjelaskan bahwa kepemimpinan islam memiliki tugas dan kewajiban bagi pemimpin Islam yang perlu diperhatikan, dijelaskan juga bagaimana ciri-ciri pemimpin islami, serta apa saja prinsip-prinsip kepemimpinan islam. Kepemimpinan islam memliki peranan penting untuk mengetahui aspek-aspek yang perlu diperhatikan oleh pemimpin terutama bagi pemimpin islam serta memimpin sesuai dengan apa yang Allah SWT dan Rasulullah SAW perintahkan, karena apa yang dilihat oleh para manusia khususnya umat islam mempengaruhi kesesuaian atas apa yang dipimpin oleh seorang pemimpin.
26

Chaliddin and Munawar Khalil. "Kepemimpinan Dalam Islam." Siyasah Wa Qanuniyah 1, no. 2 (December 24, 2023): 47–60. http://dx.doi.org/10.61842/swq/v1i2.11.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Tulisan ini dibuat untuk mengetahui kepemimpinan dalam islam. Penulisan ini menggunakan metode penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan berbagai sumber-sumber tulisan dan referensi lainnya untuk mendapatkan kesimpulan secara khusus. Kepemimpinan adalah cara untuk memimpin sebuah kelompok. Kepemimpinan islam adalah kepemimpinan yang dilandasi oleh al-Quran dan asSunnah. Penulisan ini menjelaskan bahwa kepemimpinan islam memiliki tugas dan kewajiban bagi pemimpin Islam yang perlu diperhatikan, dijelaskan juga bagaimana ciri-ciri pemimpin islami, serta apa saja prinsip-prinsip kepemimpinan islam. Kepemimpinan islam memliki peranan penting untuk mengetahui aspek-aspek yang perlu diperhatikan oleh pemimpin terutama bagi pemimpin islam serta memimpin sesuai dengan apa yang Allah SWT dan Rasulullah SAW perintahkan, karena apa yang dilihat oleh para manusia khususnya umat islam mempengaruhi kesesuaian atas apa yang dipimpin oleh seorang pemimpin.
27

Khan, M. A. Muqtedar. "Radical Islam, Liberal Islam." Current History 102, no. 668 (December 1, 2003): 417–21. http://dx.doi.org/10.1525/curh.2003.102.668.417.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
It is in the battle for Islam's soul that the United States and liberal Islam share a common strategic goal: the systematic dismantlement and delegitimization of the rogue Islamist discourse that portrays America as an anti-Islam crusader and Islam as an ideology of hate and violence.
28

Ardianto, Teguh. "Analisis Penggunaan Cerita Islami Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Materi Narrative Reading Pada SMP Islam Di Semarang." Metakognisi : Jurnal Kajian Pendidikan 3, no. 2 (July 4, 2021): 120–24. http://dx.doi.org/10.57121/meta.v3i2.18.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Masalah moral yang muncul dewasa ini bertolak belakang dengan nilai islami yang dicontohkan oleh para tokoh Islam. Salah satu materi pembelajaran pada tingkat SMP kelas VIII adalah tentang cerita naratif. Dengan demikian, cerita para tokoh Islam dapat di gunakan dalam mengajar materi cerita naratif pada SMP Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi, kendala dan upaya yang dilakukan guru dalam menggunakan cerita Islami pada pembelajaran Bahasa Inggris khususnya pada materi membaca naratif di SMP Islam. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di MTs N 1 Semarang dan MTs N 2 Semarang dengan subjek penelitian guru Bahasa Inggris kelas VIII yang berjumlah 2 orang. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara dan kuesioner. Hasil penelitian menununjukkan bahwa guru masih menggunakan cerita umum yang bukan cerita Islami. Kendala yang dihadapi guru adalah minimnya sumber bacaan Islami berbahasa Inggris yang ada di dalam buku teks dan kurangnya kemampuan guru untuk membuat sendiri cerita naratif bertema islam. Upaya yang dilakukan oleh guru yaitu dengan mengembangkan diri mencari cerita cerita berbahasa Inggris yang Islami dari internet. Guru juga mencoba untuk menterjemahkan cerita islami yang mereka tahu ke dalam Bahasa Inggris sehingga dapat digunakan di dalam kelas.
29

Firdaus, Muhammad. "Islam Indonesia: Diskursus Islam Kultural dan Islam Politik." JURNAL INDO-ISLAMIKA 9, no. 2 (September 29, 2020): 190–203. http://dx.doi.org/10.15408/idi.v9i2.17512.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
This study discusses two faces of Islam regarding its relationship with the state, namely cultural Islam and political Islam. Cultual Islam believes that to spread Islamic values does not have to take power, but can also pay attention to the grassroots, by preaching to the community, establishing educational, health and economic institutions. Whereas cultural Islam is more power-oriented, they believe that with that power it can be easy to apply Islamic teachings, and some even want to change the shape of the country into an Islamic state. Some political Islamists participate in parties, and some are non-parties. Usually, those who are non-party are more likely to be radical. Both have advantages and disadvantages, what is clear is that cultural Islam is more humane and has an impression on society.
30

Kamali, Mohammad Hashim. "Tajdid, Islah and Civilisational Renewal in Islam." ICR Journal 4, no. 4 (October 15, 2013): 484–511. http://dx.doi.org/10.52282/icr.v4i4.434.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
The basic theme of this article is that civilisational renewal is an integral part of Islamic thought. The article looks into the meaning, definition and origins of tajdid, islah and their relationship with ijtihad, and how these have been manifested in the writings and contributions of the thought leaders of Islam throughout its history. The article develops tajdid-related formulas and guidelines that should lead the efforts of contemporary Muslims in articulating the objectives of inter-civilisational harmony and their cooperation for the common good.
31

Muzammil, Muzammil. "Konseptualisasi Kepemimpinan Islami dalam Pengembangan Pendidikan Islam." AT-TURAS: Jurnal Studi Keislaman 4, no. 2 (September 30, 2018): 256–78. http://dx.doi.org/10.33650/at-turas.v4i2.335.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Pemimpin sebagai salah satu motor utama pengembangan lembaga pendidikan, dipengaruhi oleh model kepemimpinan yang dimiliki dan digunakan untuk memimpin lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Dalam hal ini, salah satu model kepemimpinan yang dapat digunakan adalah model kepemimpinan Islami yang menekankan bukan sekedar pada kemampuan untuk mempengaruhi staff untuk melakukan suatu aktivitas, namun lebih dari itu, kemampuan tersebut diiringi dengan karakteristik individu yang dekat dengan prinsip-prinsip Islam. Kepemimpinan islami merupakan keseimbangan antara kepemimpinan dengan konsep duniawi maupun konsep ukhrawi, menggapai tujuan hakiki lebih dari sekedar tujuan organisasi yang bersifat sementara, menuntut komitmen tinggi kepada prinsip-prinsip Islam dan menempatkan tugas kepemimpinan tidak sekedar tugas kemanusiaan yang dipertanggungjawabkan hanya kepada anggota, tetapi juga di hadapan Allah SWT
32

Anggraini, Puput, Eka Robiul Khasanah, Putri Pratiwi, Alya Zakia, and Yecha Febrieanitha Putri. "PARENTING ISLAMI DAN KEDUDUKAN ANAK DALAM ISLAM." Jurnal Multidisipliner Kapalamada 1, no. 02 (June 10, 2022): 175–86. http://dx.doi.org/10.62668/kapalamada.v1i02.169.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Mendidik anak dalam Islam memiliki tatacara dan aturan tersendiri yang harus kita jadikan pegangan dalam memilih model/cara mendidik anak yang akan kita lakukan. Orang tua dalam keluarga memiliki peran dan tanggung jawab terhadap anaknya. Setiap orang tua ingin mempunyai anak yang berkepribadian akhlak mulia. Untuk mencapai keinginan tersebut, orang tua diharapkan untuk mengoptimalkan peran dan tanggung jawab sebagai orang tua terhadap anaknya. Mengasuh dan mendidik anak yang dilakukan orang tua dengan berbagai macam pola asuh seperti demokratis; otoriter; permisif; dan penelantar (acuh tak acuh). Islam sebagai agama solutif terhadap permasalahan yang terjadi dalam keluarga tentang bagaimana mendidik anak sesuai dengan usia dan masa pertumbuhan dan perkembangan anak. Pola asuh ini telah dipraktikkan oleh Rasulullah Saw. Adapun pola asuh tersebut, yaitu: membimbing cara belajar sambil bermain pada jenjang usia 0-7 tahun; menanamkan sopan santun dan disiplin pada jenjang usia 7-14 tahun; dan ajaklah bertukar pikiran pada jenjang usia 14-21 tahun, dan sesudah itu lepaskan mereka untuk mandiri.
33

Amalia, Tiara, Farika Lasmi, Rismana Septiani, Meutia Adelia Putri, and Yecha Febrieanitha Putri. "PARENTING ISLAMI DAN KEDUDUKAN ANAK DALAM ISLAM." Jurnal Multidisipliner Bharasumba 1, no. 02 (April 28, 2022): 156–63. http://dx.doi.org/10.62668/bharasumba.v1i02.196.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Parenting Islami adalah dua kata yang berasal dari bahasa inggris, Islamic merupakan kata sifat (adjektif) bagi parenting. Islamic Parenting dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan pareting Islami. Kata “Parenting” mempunyai kata dasar Parent yang dalam bahasa Inggris berarti orang tua. Kata kedudukan dalam Islam diistilahkan dengan kata nasab, nasab itu akan menunjuk pada hubungan keluarga yang sangat dekat, yaitu hubungan anak dengan orang tua terutama orang tua laki-laki.Pola asuh Islami lebih menekankan pada praktik pengasuhan, tidak hanya fokus pada gaya pengasuhan dalam keluarga, akan tetapi lebih fokus pada bagaimana orangtua membentuk insan al-kamil pada anak-anaknya. Orangtua memiliki kewajiban membimbing dan mendidik anak berdasar kan syariat agama.
34

Adin, Ahmad Muchlis, and Sriyono Fauzi. "Peran Pendidikan Islam dalam Membentuk Generasi Islami." TSAQOFAH 4, no. 2 (January 17, 2024): 839–47. http://dx.doi.org/10.58578/tsaqofah.v4i2.2590.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Education is a perfect process that organizes, educates and nurtures a generation so that it has the ability to process data so that it becomes something useful. Islamic education is an important factor in life. With Islamic education, a person will be guided towards noble morals and character in accordance with the guidance of the Al-Quran and Sunnah. Creating an ethical, moral society and preparing ourselves to face the challenges of trials in this world and the hereafter. Islamic education has a noble goal, namely that a person has faith, piety, knowledge and noble character.
35

Yasin, Nur Yasin, and Siti Aminah. "Dakwah Multikultural Islami Menuju Masyakarat Qur’aniala Islam Nusantara." Dakwatuna: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam 9, no. 2 (August 31, 2023): 169–80. http://dx.doi.org/10.54471/dakwatuna.v9i2.2545.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Abstract: Da'wah of Islam must be continued and strengthened. Da'wah should not stop before there is an order to stop preaching. However, this da'wah should not become legitimacy and motivation to act as he pleases without censorship. Da'wah cannot be separated from the spirit of preaching. Such as Islamic da'wah. It has a clear basis. He leaned on the preaching spirit of his predecessors who were polite, full of impressive invitations. Polite preaching, one of which has given birth to Islam Nusantara, a glorious gift from Allah. It is a very distinctive variant. Friendly and peaceful Islam. This da'wah is now being continued by Islam Nusantara as its heir. Dakwah that is thick with the spirit of da'wah, upholds the noble values ​​of al-akhlaq al-karimah to create an Islamic Qur'anic society. Abstrak Dakwah Islam harus terus dilanjutkan dan dikuatkan. Dakwah tidak boleh berhenti sebelum ada komando untuk mengentikan dakwah. Namun dakwah tersebut jangan menjadi legitimasi dan motivasi untuk bersikap sesukanya tanpa sensor. Dakwah tidak bisa dipisahkan dari ruh dakwahnya. Semisal dakwah Islam. Ia memiliki dasar yang gamblang. Ia bersandar pada ruh dakwah para pendahulu yang santun, penuh ajakan yang mengesankan. Dakwah yang santun, salah satunya telah melahirkan Islam Nusantara, anugerah Allah yang gemilang. Ia menjadi varian tersendiri yang sangat khas. Islam yang ramah dan damai. Dakwah tersebut kini diteruskan oleh Islam Nusantara sebagai pewarisnya. Dakwah yang kental dengan ruh dakwah, menjunjung tinggi nilai-nilai agung al-akhlaq al-karimah untuk mewujudkan masyarakat yang Islami Qur’ani.
36

Saputra, Andhika, and Ai Fatimah Nur Fuad. "Efektivitas Kegiatan Ekstrakurikuler Rohani Islam terhadap Karakter Islami Peserta Didik SMAN 43 Jakarta." JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 7, no. 5 (May 1, 2024): 4329–35. http://dx.doi.org/10.54371/jiip.v7i5.4176.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas kegiatan ekstrakurikuler rohani Islam dalam membentuk karakter Islami peserta didik di SMAN 43 Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen terkait kegiatan ekstrakurikuler rohani Islam. Responden penelitian ini adalah guru Pembina esktrakurikuler Rohis, pengurus Ekstrakurikuler Rohi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler rohani Islam di SMAN 43 Jakarta memiliki tujuan yang jelas untuk membentuk karakter Islami peserta didik. Peserta didik aktif terlibat dalam berbagai kegiatan, seperti kajian Quran, diskusi keagamaan, dan kegiatan sosial yang berbasis nilai-nilai Islam. Adanya perencanaan kegiatan yang terstruktur dan berkelanjutan memberikan kontribusi positif terhadap pemahaman peserta didik terhadap ajaran Islam.
37

Saputra, Andhika, and Muhammad Abdullah Darraz. "Efektivitas Kegiatan Ekstrakurikuler Rohani Islam terhadap Karakter Islami Peserta Didik SMAN 43 Jakarta." JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 7, no. 5 (May 3, 2024): 4856–62. http://dx.doi.org/10.54371/jiip.v7i5.4467.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas kegiatan ekstrakurikuler rohani Islam dalam membentuk karakter Islami peserta didik di SMAN 43 Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen terkait kegiatan ekstrakurikuler rohani Islam. Responden penelitian ini adalah guru Pembina esktrakurikuler Rohis, pengurus Ekstrakurikuler Rohi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler rohani Islam di SMAN 43 Jakarta memiliki tujuan yang jelas untuk membentuk karakter Islami peserta didik. Peserta didik aktif terlibat dalam berbagai kegiatan, seperti kajian Quran, diskusi keagamaan, dan kegiatan sosial yang berbasis nilai-nilai Islam. Adanya perencanaan kegiatan yang terstruktur dan berkelanjutan memberikan kontribusi positif terhadap pemahaman peserta didik terhadap ajaran Islam.
38

Hadi, Abdul. "HAPPY LIFE STYLE (HAYATAN TAYYIBAH) FROM THE QUR'ANIC PERSPECTIVE." Al-Risalah 12, no. 2 (February 19, 2021): 152–68. http://dx.doi.org/10.34005/alrisalah.v11i1.1239.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Islamic lifestyle mean is amount of topics and issues that satisfies Islam in human life, if we want to see that our lifestyle Islamic or not, we have to put some standart to evaluate it. But beside that, we must know rightly the concept and reality of the Islamic way of life. The standard of behavior in the Muslim community should be based on the principles of Islamic teachings, and the most important criteria for Islamic lifestyle based on the hole submission of God and the rule of Islamic values ​​in life. So we should be base on Islamic and Quranic teaching in personal life and social ones, and in this case we can be assured that Islam being our life style. Yang dimaksud dengan gaya hidup islami adalah banyaknya topik dan isu yang memuaskan Islam dalam kehidupan manusia, jika kita ingin melihat apakah gaya hidup islami atau tidak, kita harus menempatkan suatu standart untuk mengevaluasinya. Namun disamping itu, kita harus mengetahui dengan benar konsep dan realita jalan hidup Islam. Standar perilaku dalam masyarakat Muslim harus didasarkan pada prinsip-prinsip ajaran Islam, dan kriteria terpenting gaya hidup Islami berdasarkan lubang ketaatan Tuhan dan kaidah nilai-nilai Islam dalam kehidupan. Jadi kita harus mendasarkan pada ajaran Islam dan Alquran dalam kehidupan pribadi dan sosial, dan dalam hal ini kita dapat yakin bahwa Islam menjadi gaya hidup kita.
39

Mohamed, Norahida, and Mohamad Zaidin Mat@Mohamad. "Islah Sebagai Pendekatan Pembangunan Masyarakat: Kajian Terhadap Pemikiran Muhammad Rashid Rida." Sains Insani 2, no. 2 (September 2, 2017): 98–105. http://dx.doi.org/10.33102/sainsinsani.vol2no2.42.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
This paper discussed the Muhammad Rashid Rida’s Islah thought in developing the Muslims community. The objective of this paper is to identify the concept of ‘Islah’ according to Islamic perspective generally based on his based on his Islamic, realistic and futuristic thought. This paper generally explains the concept of ‘Islah’ based on Islamic perspective, background and Muhammad Rashid Rida’s thought on the weakness factors in Muslim society as an approach to overcome the problem faced by Muslim. This study on Muhammad Rashid Rida is important to see the suitability the concept of ‘Islah’ as an approach in developing the Muslim community based on the reality of ummah nowadays.This study using qualitative approach through content analysis to examine and analyze data from primary and secondary sources. The data collected from various sources will be filtered and sorted before analyzed by using the deductive method. The paper found that the concept of reformation brought by this scholar in solving the problems faced by Muslim is relevant to the situation today. This study also found that all parties including the government, citizens, and intellectuals should play a significant role in solving the problems facing by the Muslims. Keywords: Islah; society; thought; development ABSTRAK: Makalah ini mengupas tentang pemikiran islah Muhammad Rashid Rida dalam membangunkan masyarakat Islam. Objektif makalah ini adalah untuk mengenal pasti konsep islah menurut persektif Islam secara umum huraian konsep tersebut berdasarkan pemikiran beliau yang islamik, realistik dan futuristik. Makalah ini secara umumnya menyentuh mengenai konsep islah menurut perspektif Islam, latar belakang dan pemikiran Muhammad Rashid tentang faktor-faktor kelemahan umat Islam serta bagaimana islah dijadikan sebagai pendekatan dalam menangani permasalahan yang sedang dihadapi oleh umat Islam. Kajian terhadap pemikiran Muhammad Rashid Rida penting untuk melihat kesesuaian konsep islah yang dikemukakannya sebagai pendekatan dalam membangunkan masyarakat Islam berdasarkan realiti ummah pada hari ini. Penulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui analisis kandungan bagi meneliti dan menganalisis data-data daripada sumber primer dan sekunder. Data-data yang dikumpulkan daripada pelbagai sumber akan disaring dan disusun sebelum dianalisis menggunakan metode deduktif. Makalah ini mendapati, konsep islah yang dibawa oleh tokoh kajian ini bagi menangani permasalahan umat Islam adalah releven dengan situasi ummah pada hari ini. Kajian ini juga mendapati, semua pihak seperti kerajaan, rakyat, dan para cendekiawan perlu memainkan peranan yang signifikan bagi menyelesaikan permasalahan yang melanda umat Islam. Kata kunci: Islah; Masyarakat; Pemikiran; Kelemahan; Pembangunan
40

Tohir Muntoha, Ahmad Sodik, Muhammad Taufiq, and Fajar Ramadhan. "ISLAM NUSANTARA SEBUAH HASIL AKULTURASI ISLAM DAN BUDAYA LOKAL." Jurnal Tarbiyatuna: Jurnal Kajian Pendidikan, Pemikiran dan Pengembangan Pendidikan Islam 4, no. 1 (June 1, 2023): 141–52. http://dx.doi.org/10.30739/tarbiyatuna.v4i1.2493.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Perdebatan tentang eksistensi Islam Nusantara masih sering dilakukan dengan dasar mengadakan firqoh baru yang diada ada, sedangkan islam nusantara sendiri merupakan sebuah hasil akulturasi yang terjadi secara alami oleh proses social. Proses akulturasi tersebut kemudian dibahas dalam makalah ini untuk mendudukan permasalahan dalam sebuah deskrisi-deskripsi secara sistematis. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif dengan pendekatan Studi Pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Islam Nusantara bukanlah sebuah ajaran baru, namun sebuah kebudayaan yang terintegrasi dengan ajaran Islam hingga menghasilkan sebuah kebudayan baru yang Islami menurut data historisnya, seperti halnya pemujaan kepada dewa-dewa yang bergeser menjadi berdzikir atau memuji-muji Allah Swt dengan ritual-ritual yang sebelumnya telah ada.
41

Kharisma, Maya Elok, Fadillah Hadid, M. Alvin Faiz, and Akram Fadhlurrahman. "Pembinaan Manajemen Peserta Didik dalam Perspektif Pendidikan Islam." Jurnal Syntax Transformation 2, no. 6 (June 23, 2021): 811–24. http://dx.doi.org/10.46799/jst.v2i6.302.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk membahas tentang pembinaan manajemen peserta didik dalam perspektif pendidikan islam. Metodologi analisis yang digunakan penelitian ini adalah analisis kualitatif berdasarkan model pengamatan untuk mengetahui apasajakah pembinaan sekolah dalam pandang pendidikan isalm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Manajemen pendidikan Islam terdiri dari tiga kata yang diungkapkan Rahendra Maya, yaitu istilah manajemen, pendidikan dan Islam. Islam wahyu meliputi Al-Qur'an dan Sunnah Nabi, dan Islam budaya mencakup ekspresi para sahabat Nabi, pemahaman ulama, pemahaman ulama dan budaya Muslim. Oleh karena itu, pembahasan manajemen pendidikan Islam selalu melibatkan wahyu dan budaya Islam ditambah aturan-aturan manajemen pendidikan secara umum. Pengelolaan lembaga pendidikan Islam merupakan dasar yang realistis untuk merumuskan prinsip-prinsip manajemen pendidikan Islam
42

El Zalaf, Ahmed Abou. "Islams komplethed (šumuliyyat al-Islam), kontinuitet eller brud?" Tidsskrift for Islamforskning 9, no. 2 (February 5, 2017): 130. http://dx.doi.org/10.7146/tifo.v9i2.25356.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Foreliggende artikel hævder, at Hasan al-Banna (d. 1949) formulerede en politisk-islamisk ideologi, der blev anvendt som ramme for Det Muslimske Broderskabs mobilisering og udbredelse i det egyptiske samfund. Bevægelsen fortolkede islam som et komplet system og en livsfilosofi (šumuliyyat al-islam), der ifølge bevægelsens strategi skulle udgøre fundamentet for reform i Egypten såvel som i resten af den islamiske verden. Denne artikel vil diskutere, hvorvidt šumuliyyat al-islam (islams komplethed) repræsenterede et brud med det traditionelle islam, eller om denne ideologi i grunden udgjorde en fortsættelse af en lang tradition, hvor islam har været anskuet som et holistisk system. Dertil vil artiklen undersøge, hvordan ovenstående ideologi, blev italesat i en moderne kontekst. I den forbindelse vil artiklen demonstrere, hvilke koncepter Det Muslimske Broderskab adopterede fra de vestlige ideologier, og hvordan disse koncepter blev italesat som traditionelle islamiske koncepter for at fremhjælpe Broderskabets mobilisering i samfundet.
43

Ahmad, Irfan. "Democracy and Islam." Philosophy & Social Criticism 37, no. 4 (May 2011): 459–70. http://dx.doi.org/10.1177/0191453711400996.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
The dominant debate on Islam and democracy continues to operate in the realm of normativity. This article engages with key literature showing limits of such a line of inquiry. Through the case study of India’s Islamist organization, Jamaat-e-Islami, I aim at shifting the debate from textual normativity to demotic praxis. I demonstrate how Islam and democracy work in practice, and in so doing offer a fresh perspective to enhance our understandings of both Islam and democracy. A key proposition of this article is that rather than discussing the cliché if Islam is compatible with democracy, or Islam should be democratized, we study the ‘hows’ of de-democratization in Muslim societies.
44

Eriko Meliana Eksanti. "Akhlak Nabi Muhammad Dalam Buku Alwafa: Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad Saw." Spiritualita 5, no. 2 (December 18, 2022): 54–72. http://dx.doi.org/10.30762/spiritualita.v5i2.843.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Segala perilaku Nabi Muhammad adalah cerminan agama Islam. Mengenal Nabi Muhammad dari perspektif sosial dapat memunculkan nilai-nilai sosial dalam Islam. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan semangat untuk meneladani akhlak IslamiNabi Muhammad yang di kalangan umat Islam sendiri masih cenderung rendah karena dianggap sangat berat. Penelitian kepustakaan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan fokus perhatian dengan beragam metode, yang mencakup pendekatan interpretif dan naturalistic terhadap subjek kajiannya. Dalam penelitian ini membahas tentang Nabi Muhammad yang tertera pada buku Islam karya Fazlur Rahman. Hasil dari penelitian ini ialah eksplorasi bentuk profan akhlak islami Nabi Muhammad, ditemukan bahwa Nabi adalah figur yang tidak pernah mendahulukan kepentingan pribadinya. Sedangkan bentuk-bentuk yang sakral dari akhlak islami Nabi Muhammad bersumber dari dogma utama Islam, yaitu Quran dan Hadis. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa dari setiap akhlak islami Nabi Muhammad ternyata ada penjelasannya di dalam Quran maupun Hadis. Ini sesuai dengan pernyataan Aisyah bahwa akhlak Nabi adalah Quran.
45

Hakim, Lukmanul, Aziza Meria, Lisna Sandora, Siti Aisyah, and Yulniza. "Dari Minangkabau Untuk Dunia Islam." Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora 24, no. 1 (May 31, 2020): 25–38. http://dx.doi.org/10.37108/tabuah.v24i1.270.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Tujuan tulisan ini untuk menganalisis perjalanan hidup Hamka sehingga dapat diidentifikasi latar minat istimewa sejarah Hamka, termasuk pengaruh faktor agama, pendidikan dan sosio-kultural terhadap persepsi dan interpretasi sejarah Hamka. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan historiografi. Latar belakang minat istimewa Hamka di bidang sejarah: Pertama, Hamka berasal dari lingkungan keluarga yang islami, sehingga Hamka dididik dengan semangat dan jiwa Islam. Pandangan hidup Hamka yang Islami ini terakumulasi pada dua sasaran, yaitu demi perjuangan Islam dan kewajiban moril terhadap bangsa. Kedua, bahaya yang mengancam Islam justeru dari lapangan kebudayaan, untuk itu Hamka terpanggil berkiprah di lapangan kebudayaan, khususnya tentang sejarah Islam. Ketiga, karena penulisan sejarah Islam di Indonesia di dominasi oleh penulis asing, maka banyak terjadi kekeliruan dan kesalahan data yang tidak sesuai dengan fakta yang ada, hal ini disebabkan kepentingan kolonial dan kepentingan misionaris Kristen. Pandangan Hamka terhadap sejarah dipengaruhi oleh agama Islam, pendidikan, dan sosio-kultural, sehingga bagi Hamka sejarah Islam itu adalah sejarah dan agama Islam. Hamka adalah sejarawan dari masyarakat dan sejarawan otodidak, yang dibentuk oleh lingkungan keluarga, lingkungan alam tempat kelahirannya, kondisi zaman dan masyarakat tempat ia tumbuh dan hidup di tanah kelahirannya, Minangkabau, serta di perantauan yang berpindah-pindah
46

Ana Chonitsa. "PELATIHAN PUBLIKASI JURNAL TERINDEKS SINTA BAGI MAHASISWA FTIK IAIN PEKALONGAN." Jurnal Abdi Masyarakat Multidisiplin 1, no. 1 (April 30, 2022): 8–14. http://dx.doi.org/10.56127/jammu.v1i1.71.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Pelatihan Publikasi Jurnal Terindeks SINTA untuk mahasiswa adalah kursus yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas siswa dalam membuat dan menerbitkan jurnal. Mahasiswa menjadi lebih sadar akan kebutuhan untuk menerbitkan dan memproduksi karya ilmiah karena informasi dan pengetahuan disebarluaskan secara online. Hal ini sesuai dengan tren sumber bacaan seperti buku elektronik (e-book), jurnal, artikel, dan karya referensi lainnya yang lebih mudah ditemukan melalui Google dan internet. Tujuan diadakanya pelatihan publikasi berindeks SINTA diharapkan mahasiswa FTIK memiliki pengalaman dalam mempublish jurnal berindeks SINTA. Metode pengabdian ini menggunakan beberapa pendekatan yang meliputi metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Hasil dari pengabdian ini menunjukan bahwa melalui pelatihan ini telah menghasilkan beberapa artikel yang telah disubmit ke jurnal pendidikan terindeks SINTA jurnal tersebut diantaranya Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam, Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Attarbiyah: Journal of Islamic Culture and Education, Axiom: Jurnal Pendidikan Matematika, Tadris: Jurnal Pendidikan Islam, Belajea: Jurnal Pendidikan Islam, Al-Islah: Jurnal Pendidikan Islam, Al-Thariq: Jurnal Pendidikan Agama Islam, English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris, Al-Iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam, Jurnal Pendidikan Islam, Al-Islah: Jurnal Pendidikan, Auladuna: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, RESLAJ: Religion Education Social Laa Roiba Journal. Dengan melakukan submission ini para mahasiswa dapat menyalurkan ilmu kepenulisan dan publikasi ilmiah di lingkup IAIN Pekalongan.
47

Setiaji, Heri. "METODE CERITA BERNUANSA ISLAMI DALAM MENUMBUHKAN KEDEWASAAN BERAGAMA BAGI ANAK MILENIAL (Studi pada Peserta Didik di di SMP Islam Al-Ikhlas Cipadu)." Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Islam 3, no. 3 (January 22, 2022): 378–90. http://dx.doi.org/10.36671/andragogi.v3i3.234.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Tulisan ini membahas Penerapan Metode Cerita Islami Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Kdewasaan Beragama Bagi Anak Milenial siswa kelas IX SMP. Kajian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya penggunaan metode dalam pembelajaran, salah satunya adalah penerapan metode cerita Islami pada pembelajaran PAI dalam membentuk Kedewasaan Beragama siswa sebagai wujud pengajaran yang memberikan contoh nyata kepada peserta didik melalui tokoh cerita. Metode Cerita Islami Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan kedewasaan bragama siswa kelas IX SMP Islam Al-Ikhlas tahun ajaran 2020/2021 yang diklasifikasikan pada Persiapan Penerapan Metode Cerita, Materi untuk Penerapan Metode Cerita dan Penyampaian Metode Cerita, Alat Peraga untuk Penerapan Metode Cerita dan Evaluasi Penerapan Metode Cerita. Dalam hal Persiapan untuk Penerapan Metode Cerita, pendidik SMP Islam Al-Ikhlas sudah melakukan berbagai persiapan pribadi dan teknis secara optimal. Dalam hal materi dan penyampaian, pendidik SMP Islam Al-Ikhlas mengacu pada PROTA (Program Tahunan), kemudian di bentuk PROMES (Program Semesteran), SILABUS dan sebelum pembelajaran pendidik akan merancang RPP (Rancangan Perencanaan Pembelajaran) sebagai hasil dari pengembangan kurikulum. Materi yang digunakan sudah variatif, berisi dan disampaikan dengan baik, dalam hal Alat Peraga pendidik SMP Islam Al-Ikhlas sudah menggunakan berbagai alat peraga diantaranya buku cerita, audio visual dan papan tulis
48

Calabrese, Laura, and Magali Guaresi. "Islam de Belgique, islam moderne ou islam des origines ?" Varia, no. 28 (July 1, 2021): 113–31. http://dx.doi.org/10.54563/lexique.637.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
This article studies a large corpus of newspaper articles about Islam in Belgium. The analysis focuses on repeated segments, i.e., collocations that appear regularly throughout the corpus. Among all the repeated segments identified we isolated those that contain the word Islam, namely 27 definite or indefinite nominal expressions (Islam in Belgium, modern Islam). We will first observe the nature of these phrases (their syntactic structure and semantic content which enable them to behave as more or less fixed expressions) and, in a second step, their discursive meaning and referential properties through the study of co-occurrences. These repeated segments uncover a social endeavour to define Islam on the basis of competing representations which vary according to the place this religion is meant to have in Belgian and European societies.
49

Baihaqi, Wazin. "PENGARUH ISLAM TERHADAP KEKUASAAN POLITIK DI INDONESIA." ALQALAM 22, no. 1 (February 13, 2019): 1. http://dx.doi.org/10.32678/alqalam.v22i1.1437.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Ada tiga fase perkembangan Islam yang dijelaskan dalam tulisan ini. Pertama tetang masuknya Islam ke Indonesia. Pada fase ini Islam sebagai sebuah ide baru di Nusantara mendapatkan tempatnya tidak hanya sebagai agama yang kemudian dianut oleh penduduk asli, tetapi juga mengubah lembaga politik yang semula berbentuk kerajaan bercorak Hindu menjadi bentuk kerajaan yang bercorak Islam. Fase kedua tentang bagaimana Islam bereaksi terhadap kolonialisme yang masuk ke Indonesia. Perlawanan terhadap kolonialisme dilakukan oleh kelompok Islam selama 3,5 abad. Gerakan perlawanan yang semula bersifat sporadis kemudian berkembang menjadi gerakan politik yang lebih modern karena bangkitnya kesadaran dari kelompok terpelajar Islam yang disebut dengan urban Islam (Islam perkotaan). Di tengah kebijakan-kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang menghambat perkembangan dan pelaksanaan syari'at Islam, kelompok Islam bersikap defensif (bertahan) dan bahkan terus berkembang higga Islam tetap sebagai agama mayoritas penduduk Indonesia. Fase ketiga tentang bagaimana kelompok Islam bersikap pro aktif terhadap persiapan pembentukan negara pasca kemerdekaan. Para tokoh nasionalis islami berusaha untuk menetapkan Islam sebagai asas kehidupan bernegara dan berbangsa setelah pada akhirnya harus berkompromi dengan heterogintas masyarakat Indonesia. Kata Kunci: Islam, Indonesia, politik, sejarah
50

Basit, Abdul, Desman Desman, Zulmuqim, and Duski Samad. "Peran Ormas Islam Dalam Pengembangan Pendidikan Islam di Indonesia." AL-IBANAH 8, no. 2 (July 31, 2023): 77–84. http://dx.doi.org/10.54801/ibanah.v8i2.196.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
Abstract:
Islam merupakan agama rahmatan lil’alamin, yang tidak hanya bisa dilihat dari aspek ritual maupun teologis semata. Ormas Islam lahir dan didirikan untuk menjawab kebutuhan umat pada bidang keberagamaan. Penelitian ini ingin mengetahui peran ormas pada bidang pengembangan pendidikan Islam di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif melalui studi kepustakaan (library research), dengan content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ormas Islam didirikan dengan tujuan mulia yaitu menjawab keresahan dan melayani kebutuhan masyarakat pada aspek keberagamaan. Untuk mengeksplor lebih dalam tentang perilaku keberagamaan dalam konteks sosial setidaknya membutuhkan tiga pendekatan, yaitu pendekatan sosial, pendekatan agama, dan pendekatan psikologi. Awal munculnya ormas Islam dapat dikelompokkan pada tiga alasan yaitu: pertama, dakwah Islami; kedua, pendidikan; dan ketiga, pemberdayaan ekonomi umat. Ketiga alasan inilah yang melatarbelakangi pergerakan Islam saat itu, sebab urusan politik diawasi dan dikontrol oleh penjajah Hindia Belanda. Kelahiran organisasi keagamaan Islam diawali dengan adanya Jami’at Al Khair di Jakarta (1905), kemudian Al Irsyad (1911), merupakan ormas keturunan Arab di Indonesia pengembangan dari Jami’at Al Khair, seterusnya muncul Syarikat Dagang Islam (1911), dan berikutnya lahir Muhammadiyah di Yogyakarta (1912), Persatuan Islam (1923) di Bandung, Nahdatul Ulama di Surabaya (1926), Al Jami’atul Washliyah di Medan (1930) dan Al Ittihadiyah di Medan (l935).

To the bibliography