Journal articles on the topic 'Ibu Janda'

To see the other types of publications on this topic, follow the link: Ibu Janda.

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 32 journal articles for your research on the topic 'Ibu Janda.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Suci Indah, Suci Indah, and Abdul Alim. "STRATEGI SOSIAL EKONOMI JANDA CERAI MATI SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL DI DESA OELONGKO, KECAMATAN BONE, KABUPATEN MUNA." KABANTI : Jurnal Kerabat Antropologi 5, no. 2 (December 9, 2021): 44–55. http://dx.doi.org/10.33772/kabanti.v5i2.1277.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi sosial ekonomi para janda cerai mati dan bagaimana strategi janda cerai mati mengatasi masalah sosial dan meningkatkan kondisi ekonomi keluarga di Desa Oelongko, Kecamatan Bone, Kabupaten Muna. Penelitian ini menggunakan teori Model of Model for dari Clifford Geertz. Dengan teknik purposive sampling, yaitu dengan menentukan individu yang dianggap dapat memberikan informan sesuai dengan kriteria-kriteria yang releven dengan objek penelitian yang jelas tentang strategi sosial ekonomi janda cerai mati sebagai orang tua tunggal. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penelitin lapangan (field work) dengan menggunakan dua metode yaitu pengamatan terlibat (parcitipation observation) dan wawancara mendalam (indepth interview). Peneltian ini adalah penelitian kualitatif dan menggunakan metode penelitian etnografi.Hasil penelitian ini adalah dapat disimpulkan bahwa kondisi sosial ekonmi janda cerai mati dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu aspek ekonmi, aspek pendidikan, aspek konsumsi dan aspek kesehatan. Sedangkan strategi janda cerai mati dalam memenuhi nafkah keluarga di Desa Oelongko Kecamatan Bone Kabupaten Muna, selain sebagai seorang ibu yang mendidik anak dan mengurus masalah yang ada di dalam rumah tangga yang juga berperan untuk mencari nafkah diantaranya bekerja sebagai pedagang atau berwarung dan sebagai seorang petani serta memiliki pekerjaan sampingan seperti asiten rumah tangga dan buruh tani dalam hal ini seorang janda cerai mati bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Rohinah, Rohinah, and Nisfi Anisah. "Solidaritas Janda: Pemberdayaan Perempuan di PJJI Armalah Yogyakarta." Musãwa Jurnal Studi Gender dan Islam 19, no. 2 (March 10, 2021): 157–71. http://dx.doi.org/10.14421/musawa.2020.192.157-171.

Full text
Abstract:
Status Janda dapat menyebabkan subordinasi dan marginalisasi. Hal ini Nampak jelas pada perempuan yang sering mengalami pengucilan sosial dan perampasan ekonomi. Janda bukan hanya nasib kurang beruntung, miskin, dan orangtua tunggal akan tetapi sikap didiskriminasi adalah pemicu dari hilangnya hak ekspresi. Status janda juga menjadi sasaran kecurigaan dan tuduhan kejahatan moral. Paper ini bertujuan mengetahui spirit pendirian komunitas persaudaraan Janda-Janda Indonesia (PJJI) Armalah Yogyakarta serta program kegiatan dan program pendampingan atau advokasi. Hal tersebut mengeksplorasi kemungkinan agensi perempuan dan destigmatisasi dalam mobilisasi jejaring sosial pada penekanan nilai kehormatan sosial sebagai seorang ibu. Paper menunjukkan tata cara kerja PJJI Armalah yang fokus pada Janda dalam hak keadilan yang berlandaskan spirit cinta kasih dan persamaan kesejahteraan dalam nilai Pancasila. Hal ini mendorong para janda dalam sikap berani dan mandiri dalam kebenaran.[A widow condition talks the subordination and marginalization on Social frame. The Woman in status is especially evident in seeing the experience of social exclusion and economic deprivation. Widows are not only unlucky, poor, and single parents, but the attitude of being discriminated against is the trigger for the loss of the right to expression. The status of the widow was also putting to suspicion and allegations of moral crimes. This paper aims to find out the spirit of the establishment of the organization's human rights on persaudaraan Janda-Janda Indonesia (PJJI) Armalah Yogyakarta. It is as well as activities in advocacy programs. It explores the possibility of female agency and destigmatization in the social framework for the Social honor value as women and mothers. The paper shows the work procedures of PJJI Armalah which focuses on widows in the right of justice based on the spirit of love and equality. It puts welfare in the values of Pancasila. The idea encourages widows to be courageous and independent in righteousness.]
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Sihotang, Amri P., Endah P. A, and A. Heru N. "REPOSISI KEDUDUKAN JANDA (CERAI MATI) DALAM HUKUM WARIS ADAT BATAK DALAM PERSPEKTIF GENDER." Jurnal Dinamika Sosial Budaya 17, no. 2 (November 16, 2017): 181. http://dx.doi.org/10.26623/jdsb.v17i2.469.

Full text
Abstract:
<p>Tulisan ini mengkaji tentang reposisi kedudukan janda (cerai mati) dalam hukum waris adat Batak dengan pendekatan gender. Hukum waris adat Batak, masih cenderung merujuk pada sistem kekerabatan patrilineal, yaitu sistem kekerabatan yang ditarik menurut garis bapak, dimana janda (cerai mati) bukanlah ahli waris dari suaminya, karena yang menjadi ahli waris pada masyarakat Batak hanya anak laki-laki. Dengan perkembangan zaman dan semakin besarnya peran seorang ibu/ wanita dalam rumah tangga, maka perlu dikaji lebih mendalam materi kedudukan seorang ibu/ wanita yang ditinggal mati suaminya (janda cerai mati) dalam hukum waris adat Batak dengan berbagai pendekatan, salah satunya dengan pendekatan gender. Hal tersebut penting dilakukan, karena telah banyak pemikir modern hukum adat yang ingin melakukan pembaruan dalam hukum adat, khususnya waris demi tercapainya kesetaraan gender yang sesuai dengan perkembangan zaman, diantaranya dengan cara mereposisi kedudukan janda (cerai mati) dalam sistem pewarisan melalui pembentukan hukum adat waris nasional yang bersifat bilateral. Pembelajaran hukum waris adat Batak dengan pendekatan gender, masyarakat Batak dapat berfikir kritis dan tidak kaku dalam menyelesaikan tentang masalah pembagian warisan dengan menempatkan janda (cerai mati) sebagai ahli waris</p><p>This writing mengkaji about widow position reposition (off divorce) in custom beneficial owner law Robs with gender's approaching. Custom beneficial owner law Robs, still tend refers on patrilineal's kinship system, which is cold-drawn kinship system terminological father lining, where are widow (off divorce) not heir of its husband, since one becomes heir on society just Rob boy. With epoch developing and the greater role a mother / woman in family, therefore need more been assessed visceral material domiciles a mother / woman that is stayed behind dies its husband (widow parts to die) in custom beneficial owner law Robs with approaching sort, one of it with gender's approaching. That thing essential is done, since have a lot of commons law modern thinker which want to do renewal in common law, notably beneficial owner after be reached gender's equivalence that corresponds to epoch developing, amongst those by repositions widow position (off divorce) in endowment system via formation national beneficial owner common law that gets bilateral's character. Expected by beneficial owner law learning custom Robs with gender's approaching, society Robs to get bethinks critical and not rigorous in solves about inheritance division problem by place widow (off divorce) as heir.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Justitia, Dewi, Neviyarni S, and Yarmis Syukur. "Studi Meta Analisis Kebermaknaan Hidup Single Parent." Psychocentrum Review 3, no. 1 (March 25, 2021): 96–104. http://dx.doi.org/10.26539/pcr.31542.

Full text
Abstract:
Single parent merupakan kondisi keluarga yang salah satu dari orangtua yang tinggal bersama anaknya (mungkin ibu, mungkin ayah) dan bertanggung jawab sepenuhnya dapat dikarenakan kematian atau perceraian, sehingga kekososongan makna hidup akan terasa dalam kehidupan seseorang ketika mengalami kejadian yang mengecewakan dan tidak diinginkan dalam kehidupannya. Tujuan penenelitianini adalah untuk menganalisis kebermaknaan hidup single parent (janda) . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah meta analisis. Tahap awal dalam penelitian ini adalah merumuskan masalah, kemudian ditindak lanjuti dengan menulusiri hasil peneltian dengan judul yang relevan untuk dianalisis. Data dikumpulkan 4 artikel, 5 skripsi dan 2 tesis dengan menelusiri jurna melalui google scholar serta repository. Berdasarkan hasil penelusuran ditemui artikel dan tesis. Data dianalisis dengan mendeskripsikan secara kualitatif. Setelah dianalisis ditemukan bahwa status singe parent (janda) tidak menjadikan perempuan kehilangan kebermaknaan hidup, salah satu faktornya adalah rasa bertanggung jawab terhadap anak dan keberlangsungan kehidupan keluarga.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Benciang, Josepha, Martina Norsanah, and Liniati Geografi. "PEMERIKSAAN KESEHATAN DAN KONSULTASI OBAT PADA PERHIMPUNAN WARAKAWURI SANTA MONIKA SAMARINDA." Jurnal Pengabdiaan Masyarakat Kasih (JPMK) 1, no. 1 (October 1, 2019): 9–12. http://dx.doi.org/10.52841/jpmk.v1i1.62.

Full text
Abstract:
Perhimpunan Warakawuri Katolik Santa Monika merupakan suatu wadah Ibu-ibu janda / wanita Katolik yang tidak menikah, dengan usia rata-rata 60 tahun. Tujuan kegiatan ini adalah: mengetahui tekanan darah, berat badan, kadar kolesterol, asam urat, glukosa darah peserta, promosi kesehatan sesuai dengan kondisi peserta, baik secara langsung maupun dengan bantuan brosur dan membuka konsultasi terkait kepatuhan peserta dalam menjalankan terapi obat. Penyuluhan dilakukan kepada peserta yang mengalami hiperkolesterolemia (kadar kolesterol ≥ 200 mg/dL) dan hipertensi (tekanan darah >140 mm Hg). Hasil rata-rata dari empat kali pemeriksaan kesehatan menunjukkan bahwa 18 orang (78%) mengalami hiperkolesterolemia, 12 orang (52%) mengalami hiperurisemia (kadar asam urat ≥ 6 mg/dL), 10 orang (42%) mengalami hipertensi, dan 2 orang (9%) memiliki kadar glukosa darah ≥ 200 mg %. Mengingat besarnya manfaat kegiatan ini, maka selanjutnya perlu diadakan penyuluhan kesehatan secara berkesinambungan agar memberikan manfaat yang lebih optimal terhadap peningkatan kualitas hidup anggota Perhimpunan Warakawuri St. Monika Samarinda
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Komariah, Komariah, Wiwiek Poedjiastoeti, Rahmi Amtha, Sri Lestari, Eko Fibryanto, Aneizza Danya Puteri Roberto, and Aristya Julianto Sidharta. "Pemanfaatan Limbah Serai Dapur sebagai Obat Kumur dan Hand Sanitizer untuk Meningkatkan Pemberdayaan Ekonomi." ABDI MOESTOPO: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat 5, no. 1 (January 31, 2022): 74–82. http://dx.doi.org/10.32509/abdimoestopo.v5i1.1809.

Full text
Abstract:
Indonesia merupakan negara yang amat kaya akan bahan alam yang penuh manfaat bagi kesehatan. Salah satu tanaman yang diketahui memiliki banyak manfaat adalah daun serai karena kandungan minyak atsiri di dalamnya. Diketahui bahwa salah satu bagiannya, yaitu bagian atas (daun) sering tidak terpakai dan menjadi limbah, padahal hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian tersebut tidak bersifat toksik dan mengandung anti oksidan tinggi, memiliki daya hambat berbagai mikroba dan jamur. Pelatihan pemanfaat limbah serai sebagai obat kumur dan hand sanitizer dilakukan pada 25 orang di Yayasan Adz Zikra Jakarta Timur yang terdiri dari anak yatim dan ibu-ibu janda untuk dapat meningkatkan perekonomian komunitas tersebut. Pelatihan secara langsung diberikan oleh 5 pemateri yang mencakup latar belakang pemilihan limbah serai, manfaat, teknis pembuatan obat kumur dan hand sanitizer, pengemasan, monitoring dan evaluasi produk serta tinjauan pemberdayaan ekonomi. Antusiasme peserta tampak sangat baik dan evaluasi hasil produk dari segi rasa,warna dan bau seluruhnya dapat diterima dengan baik. Rekomendasi tim untuk dapat meneruskan kegiatan pelatihan ini pada anggota lainnya agar dapat mewujudkan peluang usaha lokal mandiri dari komunitas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Ganivasari Citra Ladiba and Muhana Sofiati Utami. "RESILIENSI SINGLE WORKING MOTHER PASCA SUAMI MENINGGAL." Happiness, Journal of Psychology and Islamic Science 4, no. 1 (September 9, 2022): 1–17. http://dx.doi.org/10.30762/happiness.v4i1.360.

Full text
Abstract:
Ibu yang menjadi orang tua tunggal pasca suami meninggal memiliki berbagai masalah yang dihadapi. Meski demikian, terdapat single working mother yang mampu kembali dengan cepat dari kondisi sulit dan mengalami adaptasi positif ketika berhadapan dengan masalah (resiliensi). Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi makna dan proses menuju resiliensi single working mother. Responden penelitian ini adalah dua janda yang ditinggal mati suaminya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data dikumpulkan melalui wawancara semi terstruktur. Analisis dilakukan dengan Interpretative Phenomenological Analysis. Proses single working mother menuju resiliensi dipengaruhi oleh faktor risiko, faktor protektif, dan strategi koping. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna resiliensi single working mother adalah kondisi dimana individu mampu bangkit dari kesedihan dengan mengalami pertumbuhan dan memiliki insight yang ditandai dengan kemampuan individu untuk menerima diri, memiliki kemandirian, mensyukuri kondisi kehidupan dan memiliki religiusitas yang lebih tinggi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Sugiyanto, Aisyatul Karima, and Auria Farantika Yogananti. "Peningkatan Ketrampilan Pembuatan Desain Kemasan serta Pemanfaatan Media Promosi dan Pemasaran Online Pada Kube Ash-Shidiqqy dan Pik Abdussalam Jepara." Techno.Com 16, no. 1 (February 3, 2017): 9–16. http://dx.doi.org/10.33633/tc.v16i1.1283.

Full text
Abstract:
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan yang sangat penting bagi pemerintahan Kabupaten Jepara. Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Ash-Shidiqqy, merupakan unit usaha bersama yang dibuat oleh ibu-ibu di Desa Margoyoso-Kalinyamatan untuk memberikan pelatihan kemandirian untuk wanita dan janda melalui usaha pembuatan makanan ringan.Pusat Industri Kreatif (PIK) Abdussalam, merupakan komunitas UMKM yang memproduksi: kerajinan monel, kain troso, batik Jepara, kerajinan rotan dan lain-lain. Untuk kemasan produk, keduanya hanya menggunakan plastik tanpa identitas, hal tersebut yang membuat (KUBE) Ash-Shidiqqy dan UMKM dibawah asuhan (PIK) Abdussalamtidak terlalu dikenal masyarakat. Kemasan tidak menarik dan tidak ada standar dari kemasan yang digunakan.Padahal produk-produk tersebut seringkali digunakan sebagai ciri khas produk Kabupaten Jepara. Pemasaran produk-produk yang ada juga terbatas di wilayah UMKM. Dari masalah yang ada, solusi yang ditawarkan adalah menyediakan pelatihan pembuatan Logo, Kemasan serta promosi dan pemasaran produk melalui media online.Dengan solusi yang ditawarkan, UMKM diharapkan dapat membuat desain kemasannya sendiri serta dapat secara mandiri mengoperasikan media promosi dan pemasaran produk melalui media online untuk menaikkan penjualan produk UMKM dan meningkatkan kesejahteraan anggota(KUBE) Ash-Shidiqqydan (PIK) Abdussalam.Luaran yang dihasilkan adalah standar kemasan produk UMKM, media promosi dan pemasaran secara online serta tulisan ilmiah Kata kunci— UMKM, Kemasan, Media Promosi, Pemasaran Online
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Husin, Patta Ariffin, Sharifuddin Zainal, and Sim Chea Cheang. "Peranan Wanita Dalam Persembahan Ritual Pengubatan Tradisional Magbuaya." Jurai Sembah 1, no. 1 (June 16, 2020): 46–51. http://dx.doi.org/10.37134/juraisembah.vol1.1.5.2020.

Full text
Abstract:
Etnik Bajau yang menduduki Kampung Seloka Empat, Pulau Bum-Bum, Semporna masih mengekalkan dan mengamalkan adat istiadat tradisional amalan nenek moyang yang berpaksikan kepada amalan ritual pengubatan berbentuk tradisional. Amalan nenek moyang yang diamalkan sehingga kini menerapkan nilai-nilai penghormatan kepada kaum wanita kerana mereka dianggap sebagai satu identiti gender yang berwibawa dan suci. Permasalahan kajian yang didapati adalah berkaitan dengan peranan penting kaum wanita dalam persembahan ritual pengubatan tradisional seperti ritual pengubatan magbuaya. Selain itu, wanita memainkan peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan persembahan ritual pengubatan tersebut. Ini disebabkan, persembahan ritual pengubatan tradisional magbuaya ini penting bagi wanita untuk menjadi tumpuan dalam keseluruhan proses pelaksanaan serta kelancaran persembahan ritual pengubatan tradisional magbuaya ini. Hal ini kerana, waris kalamat (bomoh) adalah seorang wanita yang akan meneruskan persembahan ritual pengubatan tradisional magbuaya ini. Selain itu, para pembantu utama kalamat adalah wanita dan para pembantu atau dikenali sebagai dayang ini akan dibantu oleh para wanita terpilih yang terdiri daripada ibu tunggal, janda atau balu sahaja. Selain itu, kertas kerja ini mengaplikasikan kaedah kajian etnografi bagi mendapatkan data yang lebih kukuh. Salah satu syarat yang paling penting dalam persembahan ritual pengubatan tradisional magbuaya adalah peranan tujuh orang wanita yang masih dara sebagai dayang-dayang. Dapatan kajian menemukan bahawa wanita sangat memainkan peranan penting dalam ritual pengubatan magbuaya kerana kemenjadian sesuatu proses pengubatan adalah ditentukan oleh kewujudan peranan wanita.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Nurnazmi, Nurnazmi, and Ida mawaddah Ida mawaddah. "Ketahanan Penenun Songket Bima Dalam Memenuhi Kehidupan." EDU SOCIATA ( JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI ) 4, no. 1 (December 29, 2020): 1–21. http://dx.doi.org/10.33627/es.v4i1.407.

Full text
Abstract:
Disharmonis dalam rumah tangga menyebabkan perpisaha atau perceraian dan salah satu pasangan hidup meninggal dunia. Secara otomatis bahwa seorang ibu yang akan menjadi ibu rumah tangga, dan bertanggung jawab memenuhi fungsi keluarga terutama berbagai fungsi kebutuhan dalam hal mempertahankan hidup. Kebutuhan-kebutuhanhidupyangakandipenuhiolehpenenunsongket,antaralain: kebutuhan ekonomi (fisiologis), kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan (proteksi), kebutuhan akan rasa kasih sayang (afeksi), kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan yang mendasar untuk mempertahankan hidup yakni kebutuhan ekonomi (fisiologis), pemenuhan kebutuhan ekonomi belum tentu masuk dalam standar hidup sejahtera, ini terealisasi terdapat 165 penenun di Kelurahan Rabdompu Barat Kecamatan Raba Kota Bima yang profesi penenun ini belum masuk dalam jenis pekerjaan (Pengrajin industri rumah tangga tidak ada pada Profil Kelurahan Rabadompu Barat Kecamatan Raba Kota Bima Provinsi NTB Tahun 2017-2018). Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan Ketahanan Penenun Songket Bima dalam Memenuhi Kehidupan (Studi Single Parents dalam Keluarga Inti (conjugal family) di Kelurahan Rabadompu Barat Kecamatan Raba Kota Bima). Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian deskripsi. Sumber data yakni informan utama 22 orang dan informan pendukung 3 orang dengan menggunakan teknik sampling purposive sampling. Teknik pengumpulan data antara lain observasi non-partisipan, wawancara terstruktur dan mendalam, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi data, display data dan verifikasi data. Pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi sumber data, triangulasi teknik pengumpulan data dan triangulasiwaktu. Penenun wanita memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan hidup, terlebih disaat penenun memiliki peran ganda seprti singel parents, permasalah ini sesuai dengan data tahun 2019 yakni jumlah penenun yang suaminya meninggal dunia 15 orang, bercerai 6 orang, pisah ranjang 1 orang, dan berstatus istri kedua 1 orang. Tanggungan dalam keluarga bukan saja pada keluarga kecil (nuclear family) tetapi pada keluarga besar (extended family). Selain penghasilan dari menenun, pendapatannya bersumber dari mempercepat proses produksi, buruh tanu, baby sister, asisten rumah tangga, pedagang kaki lima (PKL), penyanyi daerah (rawa mbojo), profesi mengane, kader posyandu dan kader KB, dan gaji khusus janda bagi suami yangPNS.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Kasemetan, Feliana Eliza, Yulius Yusak Ranimpi, and Merry Kristina Rungkat. "Arketipe Kepribadian Naomi: Suatu Kajian Psikoanalitikal Carl Gustav Jung." GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian 7, no. 2 (October 25, 2022): 213. http://dx.doi.org/10.21460/gema.2022.72.884.

Full text
Abstract:
AbstractNaomi is one of the characters in the book of Ruth who experiences many challenges. The death of her husband and two sons left Naomi as a widow. Naomi has to survive with the status as a widow who haslimitations in social circles. This paper aims to analyze and describe Naomi’s personality archetypes using Jung’s psychoanalytic studies. The method used is descriptive analytic which is traced through historical traces, characterizations and conversations in the story. The results of the study prove that Naomi is able to survive and has the support of the archetypes contained within her. The archetypes are: anima-animus, shadow, persona, self, and the great mother. With the support of archetypes, Naomi is able to survive and show her bestqualities. AbstrakNaomi adalah salah satu tokoh dalam kitab Rut yang mengalami banyak tantangan. Kematian suami dan kedua putra membuat Naomi hidup menjanda. Naomi harus bertahan hidup dengan status janda yang memiliki keterbatasan dalam lingkungan sosial. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan arketipe kepribadian Naomi menggunakan kajian psikoanalitikal Jung. Metode yang dipakai adalah deskriptif analitik yang ditelusuri melalui jejak historis, penokohan dan percakapan dalam cerita. Hasil penelitian membuktikan bahwa Naomi mampu bertahan hidup dan mendapat dukungan dari arketipe yang terdapat dalam dirinya. Arketipe tersebut adalah: animus (pikiran), shadow (bayangan), persona (topeng), self (diri), dan the great mother (ibu agung). Adanya dukungan dari arketipe membuat Naomi mampu bertahan hidup dan menunjukkan kualitas terbaik dirinya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Ndolu, Nelci Nafalia, and Marsi Bombongan Rantesalu. "Makna Tanah Leluhur Bagi Naomi Berdasarkan Teks Rut 1:1-22." Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) 1, no. 1 (June 18, 2019): 87–98. http://dx.doi.org/10.37364/jireh.v1i1.9.

Full text
Abstract:
The Meaning of Ancestral Land For Naomi Based on Ruth 1: 1-22. The story of Naomi in Ruth 1: 1-22 is closely related to her ancestral land in Bethlehem-Judah. In Ruth 1: 1-3, Naomi is told to make a choice to leave her ancestral land. But Ruth 1: 6 explains that Naomi finally chose to return to her ancestral lands in Bethlehem-Judah after experiencing various suffering and tragedies in the land of Moab. Naomi's choice implied Naomi's perception of the economic, cultural, political and religious meaning of her ancestral land. Based on Ruth 1: 6-19-22, Naomi continues to acknowledge her ancestral land as the "mother" who gave birth to her, always faithfully welcomes her return, treats all the pain of her life; and even guarantee the prosperity of his life, the place that guarantees the rights of life and the social as a widow, and a safe place to worship faithfully to Allah the giver and the owner of his ancestral land. Makna Tanah Leluhur Bagi Naomi Berdasarkan Rut 1:1-22. Kisah Naomi dalam Rut 1:1-22 berkaitan erat dengan tanah leluhurnya di Betlehem-Yehuda. Dalam Rut 1:1-3, Naomi dikisahkan membuat pilihan untuk meninggalkan tanah leluhurnya. Namun Rut 1:6 menjelaskan bahwa Naomi akhirnya memilih untuk kembali ke tanah leluhurnya di Betlehem-Yehuda setelah mengalami berbagai penderitan dan tragedi di Moab tanah rantau. Pilihan Naomi tersebut tersirat persepsi Naomi tentang makna ekonomis, budaya, politis dan religious dari tanah leluhurnya. Berdasarkan Rut 1:6-19-22, Naomi tetap mengakui tanah leluhur nya sebaga “ibu” yang telah melahirkannya, selalu setia menyambut kepulangannya, mengobati semua kepedihan hidupnya; dan bahkan menjamin kesejahtraan hidupnya, tempat paling menjamin hak-hak hidup dan sosial sebagai seorang janda, dan tempat yang aman untuk beribadah dengan setia kepada Allah sang pemberi dan pemilik tanah leluhurnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Fauzi, Ahmad. "PEMIKIRAN IBN HAZM TENTANG KEBERADAAN WALI NIKAH DALAM PERKAWINAN JANDA." AL-IHKAM: Jurnal Hukum & Pranata Sosial 8, no. 2 (October 14, 2014): 300–333. http://dx.doi.org/10.19105/al-lhkam.v8i2.352.

Full text
Abstract:
Wali nikah merupakan salah satu rukun dalam perkawinan.Begitu pentingnya keberadaan wali nikah, kajian membahastentang keberadaan wali dalam suatu perkawinan yangdilakukan oleh janda (tsayyib), dalam perspektif Ibn Hazm.Kajian ini bersifat deskriptif analitis artinya hasil penelitianini berusaha memberikan gambaran secara menyeluruh,mendalam tentang suatu keadaan atau gejala yang diteliti,yaitu berusaha memaparkan data secara obyektif tentangwali nikah bagi janda menurut pemikiran Ibn Hazmkemudian menganalisanya. Penelitian ini merupakanpenelitian pustaka (library research) dengan menggunakanpendekatan sejarah sosial dan pendekatan ushul fiqh. Dalammenganalisis data penyusun menggunakan metode analisisisi (content analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwadalam hal wali nikah Ibn Hazm sependapat dengan jumhûrulamâ’, kecuali Abû Hanîfah, yang tidak membolehkanperempuan mewalikan dirinya sendiri, tetapi harusmenyerahkannya kepada walinya, yakni dari keturunanlaki-laki (ashabah). Jika tidak diizinkan, maka yangmenikahkan adalah sulthân. Ibn Hazm tidak membedakanantara gadis dan janda dalam hal kewajiban meminta izinwali dalam suatu pernikahan, bahwa jika ingin menikah,gadis atau janda harus dengan izin walinya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Azhar, Musafa’, and Khusnul Khotimah. "Strategi LAZISNU dalam Pemberdayaan Umat (Studi Kasus LAZISNU PAC Dolopo Kabupaten Madiun)." Journal of Community Development and Disaster Management 1, no. 2 (July 22, 2019): 69–78. http://dx.doi.org/10.37680/jcd.v1i2.739.

Full text
Abstract:
Abstrak Berdasarkan Undang-undang tentang zakat ini, pengelolaan Zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan Zakat. Sehubungan dengan hal tersebut ada dua organisasi pengelola zakat yang diakui yaitu Badan Pemerintah tingkat Pusat Wilayah dan Daerah, dan Lembaga Amil Zakat Infaq, dan Shodaqoh (LAZIS) yang sepenuhnya dibentuk oleh masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah. Dolopo merupakan daerah pertanian, baik pertanian sawah dengan irigasi teknis, sawah tadah hujan, tanah pekarangan dan hutan jati milik perum Perhutani. Sebagian besar penduduk beragama Islam. Di Kecamatan Dolopo terdapat masalah sosial diantaranya anak terlantar, pengemis/gelandangan, WTS, anak nakal, mantan napi, dan eks penderita penyakit kronis. Program kerja LAZISNU Kecamatan Dolopo terdapat program utama yaitu mengurusi tentang zakat, infaq, dan shadaqah. Kemudian program pendukung yang menyangkut pada Bidang Dakwah membantu atau menunjang kegiatan dakwah islamiyah bidang dakwah LAZISNU Kecamatan Dolopo, Bidang sosial yaitu santunan anak yatim piatu dan dhuafa’, Bantuan logistic kaum mustadzafin, Bantuan penanggulangan korban bencana, Bantuan janda tua, orang jompo dan orang cacat, Bidang pendidikan yaitu Pemberian beasiswa TK hingga Perguruan Tinggi, Bantuan untuk para Guru/Ustadz/Ustadzah, Penguatan pendidikan berbasis Pesantren, Bantuan fisik pendidikan tempat ibadah, Bidang kesehatan yaitu bantuan layanan kesehatan bagi para Kyai, Ustadz/Ustadhah mustadzafin, penanggulangan gizi buruk dan busung lapar, Khitanan masal, bantuan persalinan bagi ibu-ibu kaum mustadzafin, pembuatan klinik kesehatan untuk warga nahdhiyin di Kecamatan Dolopo. Bidang Ekonomi yaitu memberikan bantuan modal usaha pedagang kaki lima, petani, peternak, pengrajin, dan home industri. Abstract Based on this law on zakat, zakat management is the activity of planning, organizing, implementing, and supervising the collection, distribution and utilization of zakat. In connection with this there are two recognized zakat management organizations, namely the Regional and Regional Central Government Agencies, and the Infaq Zakat Institution, and Shodaqoh (LAZIS) which are fully formed by the community and confirmed by the government. Dolopo is an agricultural area, both rice fields with technical irrigation, rainfed rice fields, homesteads and teak forests belonging to Perhutani Corporation. Most of the population is Muslim. In Dolopo Subdistrict, there are social problems including abandoned children, beggars / vagrants, prostitutes, naughty children, ex-convicts, and former chronic disease sufferers. The LAZISNU work program in Dolopo District has a main program, namely taking care of zakat, infaq, and shadaqah. Then the support program related to the Da'wah Sector helps or supports the activities of Da'wah Islamiyah in the field of da'wah LAZISNU, Dolopo District, the social sector, namely donations for orphans and dhuafa ', logistical assistance for the mustadzafin, assistance for disaster victims, assistance for elderly widows, elderly people and disabled people. , In the field of education, namely providing scholarships from kindergarten to tertiary institutions, assistance for teachers / ustadz / ustadzah, strengthening of Islamic boarding school-based education, physical assistance for education for places of worship, the health sector, namely health service assistance for Kyai, Ustadz / Ustadhah mustadzafin, overcoming malnutrition and busung hunger, mass circumcision, childbirth assistance for mothers of the mustadzafin, construction of a health clinic for nahdhiyin residents in Dolopo District. Economic sector, namely providing business capital assistance for street vendors, farmers, breeders, craftsmen, and home industry.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

KUBOTA, Chikara. "Janma-samklesa." JOURNAL OF INDIAN AND BUDDHIST STUDIES (INDOGAKU BUKKYOGAKU KENKYU) 47, no. 1 (1998): 122–27. http://dx.doi.org/10.4259/ibk.47.122.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Yamaoka, H., D. W. E. Green, N. N. Samus, K. Aksnes, A. C. Gilmore, S. Nakano, T. Sphar, J. Tichá, and G. V. Williams. "DIVISION B COMMISSION 6: ASTRONOMICAL TELEGRAMS." Proceedings of the International Astronomical Union 11, T29A (August 2015): 90–98. http://dx.doi.org/10.1017/s1743921316000661.

Full text
Abstract:
IAU Commission 6 “Astronomical Telegrams” had a single business meeting during Honolulu General Assembly of the IAU. It took place on Tuesday, 11 August 2015. The meeting was attended by Hitoshi Yamaoka (President), Daniel Green (Director of the Central Bureau for Astronomical Telegrams, CBAT, via Skype), Steven Chesley (JPL), Paul Chodas (JPL), Alan Gilmore (Canterbury University), Shinjiro Kouzuma (Chukyo University), Paolo Mazzali (Co-Chair of the Supernova Working Group), Elena Pian (Scuola Normale Superiore di Pisa), Marion Schmitz (chair IAU Working Group Designations + NED), David Tholen (University of Hawaii), Jana Ticha (Klet Observatory), Milos Tichy (Klet Observatory), Giovanni Valsecchi (INAF\slash Italy), Gareth Williams (Minor Planet Center). Apologies: Nikolai Samus (General Catalogue of Variable Stars, GCVS).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Nurbaeti, Siti. "Hadis tentang Nasab Anak Zina dalam Perspektif Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah." Holistic al-Hadis 4, no. 2 (December 30, 2018): 114. http://dx.doi.org/10.32678/holistic.v4i02.3232.

Full text
Abstract:
Kehadiran seorang anak dalam keluarga merupakan suatu yang sangat berarti dan kebahagian bagi keluarga. Karena anak adalah buah pernikahan yang sah dan sebuah landasan keturunan bagi kedua orang tua. Anak memiliki arti yang berbeda-beda bagi setiap orang. Anak merupakan penyambung keturunan, sebagai investasi masa depan, dan anak merupakan harapan untuk menjadi sandaran di kala usia lanjut. Anak di anggap sebagai modal untuk meningkatkan peringkat hidup sehingga dapat mengontrol status sosial pran orang tua. Dalam hukum Islam melakukan hubungan seksual antara pria dan wanita tanpa ada ikatan penikahan yang sah yaitu disebut zina. Hubungan seksual tersebut tidak di bedakan apakah pelakunya gadis, atau janda, jejaka, beristri atau duda. Kedudukan anak dalam Islam sangat tinggi dan mulia. Alquran memposisikan anak sebagai perhiasan dunia dan anak juga sebagai suatu hiburan yang menyenangkan. Berbeda halnya dengan anak zina, sebagai anak yang tidak sah atau anak yang lahir di luar nikah, kedudukan hukum, yaitu yang berkaitan dengan hak-hak keperdatan mereka tentu saja tidak menguntungkan, padahal keberadaan mereka di dunia ini adalah atas kesalahan dan dosa-dosa orang yang mengakibatkan mereka. Seorang anak tentu saja tidak minta dilahirkan, ia lahir disebabkan oleh kedua orang tuanya, namun keadirannya tidak sesuai dengan hukum dan ajaran Agama, yang menjadi persoalan dan polemik yang membawa berbagai dampak. Bahkan anak tersebut diberi lebel oleh masyarakat sebagai anak tidak sah, anak zadah, anak zina, maupun anak haram. Meskipun anak itu sendiri sebenarnya menginginkan dirinya tidak dipandang berbeda dengan anak lain yang lahir dari perkawinan yang sah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Bektaş, İbrahim, Ahmet Tutuş, and Gamze Gültekin. "The Effect of Sapwood and Heartwood Differences on Mechanical Properties of Fast-Growing Tree Species." Drvna industrija 71, no. 3 (July 10, 2020): 261–69. http://dx.doi.org/10.5552/drvind.2020.1940.

Full text
Abstract:
In most uses where wood material needs impregnation or dimensional stability is essential, the properties of sapwood and heartwood should be taken into account. Also, due to the structural differences between heartwood and sapwood, differences in the strength of wood materials should be predicted. Therefore, the aim of this study was to reveal the differences between the mechanical properties of sapwood and heartwood of some important fast-growing forest trees. For this purpose, two softwoods (Pinus sylvestris) and (Pinus brutia) and two hardwoods (Populus usbekistanica) and (Eucalyptus grandis) were selected as test trees. Compression strength parallel to grain (CS ǁ), static quality value (IS), bending strength (MOR), modulus of elasticity (MOE), tensile strength perpendicular to grain (TS⊥), shearing strength parallel to grain (SS ǁ), impact bending strength (IBS), dynamic quality value (ID) and Janka hardness values (JH) of sapwood and heartwood of test trees were determined in laboratory studies. The results of the t-test analysis showed that all mentioned mechanical properties of sapwood and heartwood of test trees were separated from each other as significant, except the shear strength of Eucalyptus, dynamic quality values of red pine and Scots pine and Janka hardness value of red pine. Finally, the results of the study revealed that the differences between sapwood and heartwood strength should be taken into account when wood species are used in constructions and other sensitive areas.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Tajul Urus, Nur Sarah, Shahmi Awang, Mohd Syahmil Samsudin, and Alias Azhar. "Sumbangan Simbolik Dalam Pembahagian Aset Harta Sepencarian di Malaysia:Satu Permintaan Pasxa Perceraian." Journal of Fatwa Management and Research 24, no. 2 (April 30, 2021): 1–39. http://dx.doi.org/10.33102/jfatwa.vol24no2.349.

Full text
Abstract:
Islamic Family Law Act or Enactment of the States in Malaysia has recognised that such property may be demanded or claimed by the husband and wife during the normal marriage period or when the husband wishes to polygamy. Such property can also be claimed after the death of one of the spouses or the dissolution of marriage through divorce or one of the apostasy couples and the religion of other religions. The Strategic Plan to portray Malaysia's face in the Common Prosperity Vision was born after the end of the National Vision Policy 2020 and the Vision of TN50 championing the same laws to protect women's rights, so that these groups could plan their future finances even as a wife or wives of polygamous husbands (honey), wife who’s husband death (widow), widow, and single mother. Symbolic contribution to jointly acquired property claims is a form of property distribution given specifically for women and this practice is provided under Islamic family law in Malaysia. Symbolic contribution of this property can only be applied in the Syariah High Court during the period of marriage and upon divorce, polygamy or death. The first objective of this study is to identify the provisions of laws relating to jointly acquired property. The second objective is to analyze cases decided by the courts in relation to claims of jointly acquired property. The third objective is to propose a simple, fast and friendly standard operating procedure for jointly acquired property applications. The study used qualitative methodology. Content analysis methods are also applied where most of the library-sourced materials consist of primary and secondary data. The main data is collected from the book fiqh to explain how the fiqh method is applied. The provisions of the law in the Kedah State Islamic Family Law Enactment 2008 and other relevant statutes as well as related legal cases are also referred to. In addition, the method of observation and reference of the original case in court is also implemented. Secondary data is based on published materials, such as textbooks, journal articles, online databases and the Internet. For analysis, this study uses a combined method of data analysis, i.e. descriptive, critical and comparative approach. The judges' statements in each case are thoroughly examined and followed by rational justification. The results show that the harmonisation of fiqh law and legal adaptation on jointly acquired property is the best law to apply especially by islamic family law institutions. The goal of giving symbolic contributions to jointly acquired assets is to maintain the best interests for married couples according to the context of the ‘uruf in Malaysia. Therefore, the laws and guidelines in force are parallel and do not contradict the ruling of fiqh in Islam. It also guarantees that the couple will benefit from the distribution of property in marriage and after a divorce, polygamy or death. What the government has implemented is a necessity to protect the welfare of couples by introducing certain procedures to ensure justice for the husband and wife in the future in safeguarding the welfare and justice of the wife. Abstrak Akta atau Enakmen Undang-undang Keluarga Islam Negeri-negeri di Malaysia telah mengiktiraf bahawa harta sepencarian boleh diminta atau dituntut haknya oleh suami dan isteri dalam tempoh perkahwinan biasa atau ketika suami ingin berpoligami. Harta sepencarian juga boleh dituntut selepas berlakunya kematian salah satu pasangan atau pembubaran perkahwinan melalui perceraian atau salah satu pasangan murtad dan menganut agama lain. Pelan Strategik bagi mempotretkan wajah Malaysia dalam Wawasan Kemakmuran Bersama dilahirkan selepas berakhirnya Dasar Wawasan Negara 2020 dan Visi TN50 memperjuangkan undang-undang yang sama demi melindungi hak wanita, agar golongan ini boleh merancang kewangan masa depan mereka walaupun sebagai seorang isteri atau madu, balu, janda, dan ibu tunggal. Sumbangan simbolik dalam tuntutan harta sepencarian merupakan satu bentuk pembahagian harta yang diberikan khusus untuk wanita dan amalan ini diiktraf oleh undang-undang keluarga Islam di Malaysia. Sumbangan simbolik harta sepencarian ini hanya boleh dipohon di Mahkamah Tinggi Syariah ketika dalam tempoh perkahwinan dan apabila berlakunya perceraian, poligami atau kematian. Objektif pertama kajian ini adalah untuk mengenal pasti peruntukan undang-undang yang berkaitan dengan harta sepencarian. Objektif kedua adalah untuk menganalisis kes-kes yang diputuskan oleh mahkamah berkaitan tuntutan harta sepencarian. Objektif ketiga pula adalah untuk mencadangkan satu prosedur operasi standard yang mudah, cepat dan mesra bagi permohonan harta sepencarian. Kajian ini menggunakan metodologi kualitatif. Kaedah analisis kandungan turut digunakan di mana sebahagian besar bahan-bahan bersumberkan perpustakaan yang terdiri daripada data primer dan sekunder. Data utama dikumpulkan dari kitab fiqah untuk menjelaskan bagaimana kaedah fiqah diterapkan. Peruntukan undang-undang dalam Enakmen Undang-undang Keluarga Islam Negeri Kedah 2008 dan lain-lain statut berkaitan serta kes undang-undang yang berkaitan turut dirujuk. Selain itu, kaedah pemerhatian dan rujukan kes asal di mahkamah juga dilaksanakan. Data sekunder pula adalah berdasarkan bahan yang diterbitkan, seperti buku teks, artikel jurnal, pangkalan data dalam talian dan Internet. Untuk analisis, kajian ini menggunakan kaedah gabungan analisis data, iaitu pendekatan deskriptif, kritis dan perbandingan. Pernyataan hakim dalam setiap kes diperiksa dengan teliti dan diikuti dengan justifikasi yang rasional. Hasil kajian menunjukkan bahawa harmonisasi hukum fiqah dan adaptasi undang-undang pada harta sepencarian adalah undang-undang terbaik untuk diguna pakai terutama oleh institusi undang-undang keluarga Islam. Matlamat pemberian sumbangan simbolik harta sepencarian adalah untuk mengekalkan kepentingan terbaik bagi pasangan suami isteri mengikut konteks uruf di Malaysia. Oleh itu, undang-undang dan garis panduan yang berkuat kuasa adalah selari dan tidak bertentangan dengan hukum fiqah dalam Islam. Ia juga menjamin bahawa pasangan itu akan mendapat manfaat pembahagian harta dalam perkahwinan dan selepas berlakunya perceraian, poligami atau kematian. Apa yang telah dilaksanakan oleh kerajaan adalah satu keperluan untuk melindungi kebajikan pasangan dengan memperkenalkan prosedur tertentu bagi memastikan keadilan bagi suami dan isteri pada masa hadapan dalam menjaga kemaslahatan dan keadilan pihak isteri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Afiq, Ahmad Zubadul Afiq. "Kontroversi Hak Ijbar Wali terhadap Mempelai Wanita dalam Pernikahan dan Dampaknya terhadap Ekonomi Keluarga." Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam (JEBI) 1, no. 2 (June 6, 2022): 135–48. http://dx.doi.org/10.56013/jebi.v1i2.1069.

Full text
Abstract:
Salah satu maksud disyari’atkan pernikahan dalam agama Islam oleh Allah adalah untuk menjaga agama karena pernikahan merupakan salah satu usaha untuk memelihara kemuliaan keturunan serta menjadi kunci ketentraman dalam keluarga. Agar tercapai pernikahan Sakînah, Mawadah wa Rahmah yang penuh barakah kiranya perlu dilandasi dengan cinta kasih sayang di antara keduanya. Jika kemaslahatan ini tidak terpelihara maka akan menimbulkan kerusakan. Fiqih madzhab hanafiah dan fiqih madzhab syafiiah memiliki pemahaman berbeda mengenai hak ijbar wali. Bukan hanya perbedaan pendapat di masing-masing ulama, namun juga prakteknya di Indonesia. faktor yang mempengaruhi perbedaan pandangan Fiqih Madzhab Hanafîah Fiqih Madzhab Syafi’iah mengenai hak ijbar diantaranya adalah: adanya ta’arud dalam qiyas, perbedaan dalam pemahaman dalalah lafazd dan faktor sosial budaya. istidlal Fiqih Madzhab Hanafîah tentang hak ijbar: (1).Al-Qur’an (2).Lafadz الْأَيِّمُ bermakna perempuan perawan atau janda yang tidak mempunyai suami (3)pema’naan secara majazi pada lafdz (الْبِكْر) (4). menganalogikan nikah dengan jual beli (5). menggunakan ‘urf penduduk Kufah. Sedangkan istidlal Fiqih Syafi’iah (1) Al-Qur’an (2) menggunakan mafhum Mukhalafah hadits:الْأَيِّمُ أَحَقُّ بِنَفْسِهَا مِنْ وَلِيِّهَا. (3) hadits yang diriwayatkan oleh ibn abbas (أَنَّ جَارِيَةً بِكْرًا) adalah pernikahan yang tidak sekufu’. (4) : tindakan Abû Bakar yang menikahkan putrinya (‘Âisyah) yang masih berumur enam atau tujuh tahun, dengan Nabi. KHI selaku hukum perkawianan Islam Indonesian dalam hal hak ijbar wali berpegangan pada pendapat fiqih madzhab Hanafîah. Pada pasangan pernikahan secara ijbar, yang pastinya masih di bawah umur otomatis pendidikannya belum maksimal. Keterbatasan pendidikan pada akhirnya membatasi akses lapangan pekerjaan bagi mereka. Ini yang menyebabkan kondisi ekonomi pasangan yang menikah dini sulit untuk ditingkatkan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Demichelis, Marco. "Fanā’ al-Nār Within Early Kalām and Mysticism." Archiv orientální 83, no. 3 (March 4, 2021): 385–410. http://dx.doi.org/10.47979/aror.j.83.3.385-410.

Full text
Abstract:
The annihilation of the fire (fanā’ al-nār), is an expression used by Ibn Taymiyya in Al-Radd ‘alā man Qāla bi-Fanā’ al-Janna wa-l-Nār. It acts as a rejoinder to those who maintain that the annihilation of the Garden and the Fire within Islamic theology is a fascinating theory that could quite easily be confused with the Christian Patristic apokatastasis or the falsafa cosmological hypothesis, which emerged in the works of al-Kindī (d. 873) and Fakhr ad-Dīn al-Rāzī (d. 1209). Jane I. Smith and Yvonne Yazbeck Haddad, in The Islamic Understanding of Death and Resurrection (New York: OUP, 2012), supported the argument that the nature of Heaven and Hell has been subjected to a range of interpretations stretching from the purely literal to the utterly allegorical. Hell is a place of just chastisement for sin, an everlasting location for sinning believers; whether or not any punishment there would be truly eternal, has been the subject of considerable dispute. My objective in this article is not to focus on al-Ghazālī or Ibn al-Taymiyya, but on those scholars who, at an earlier stage, had elaborated a rational speculation on the fanā’ al-nār. At the same time, this article does not set out to provide a comparative analysis linked with the late Patristic authors or Manichean and Zoroastrian influences which, conversely, appear as possible theories. The main goal is to uncover the backgrounds of the authors in Islamic kalām and mysticism who, preceding the Ghazalian phase, were engaged in elaborating the annihilation of the fire. Al-Baghdādī (‘Abd al-Qāhir b. Ṭāhir, d. 1037) in Al-Farq bayna al-Firaq, argues that the Mu‘tazilite Abū al-Hudhayl al-‘Allāf (d. 850), probably influenced by Ḍirār ibn ‘Amr (d. unknown) and Jahm Ibn Safwān (d. 746), were the first to theorise on the finiteness of both Heaven and Hell. However, it is plausible that different early Muslim mystics from the same century also supported the annihilation of at least the latter. All options remain open to debate.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Nuriakhmetova, T., D. Abdulganieva, A. Vasiliev, N. Cheremina, and J. Shevnina. "AB0377 DIFFERENCES OF EFFICACY OF TNF-α INHIBITORS AND THEIR IMMUNOGENICITY IN RHEUMATOID ARTHRITIS AND INFLAMMATORY BOWEL DISEASES." Annals of the Rheumatic Diseases 81, Suppl 1 (May 23, 2022): 1315.2–1316. http://dx.doi.org/10.1136/annrheumdis-2022-eular.5145.

Full text
Abstract:
BackgroundThe immunogenicity of TNF-α inhibitors (TNFi) and its effect on their efficacy can depend on the underlying disease. To date, no studies were performed to directly compare this relation between different groups of immune-mediated diseases.ObjectivesTo compare the effect of immunogenicity of TNFi on their efficacy in rheumatoid arthritis (RA) and inflammatory bowel diseases (IBD) (Crohn’s disease (CD) and ulcerative colitis (UC)).Methods20 patients with RA and 53 patients with IBD (38 (30.9%) with CD and 15 (12.2%) with UC) were observed for 17 [10; 27] months. 26 (35.6%) of them received infliximab (INX) infusions, 23 (31.5%) – adalimumab (ADM) and 24 (32.9%) – certolizumab pegol (CZP). The following criteria were used for the evaluation of the response to TNFi: EULAR criteria for RA, decrease of CDAI for CD and Mayo Score for UC. Trough level of TNFi and the level of anti-drug antibodies (ADAb) were measured in the serum samples drawn directly before the planned drug administration. The threshold for low trough level was determined as follows: 1 μg/mL for INX1 in RA group and 5 μg/mL for INX2 in IBD group, 5 µg/ml for ADM3, and 20 µg/l for CZP4.Results17 (85%) patients with RA and 35 (66%) patients with IBD responded well to the treatment. Loss of response to the treatment developed in 3 (15%) cases of RA and 18 (34%) cases of IBD (p>0.05).The median trough level of INX was 0.22 [0.17; 6.19] µg/ml in RA and 1.56 [0.79; 3.87] µg/ml in IBD. The median trough level of ADM was 5.45 [1.05; 12.07] μg/mL in RA and 11.17 [3.19; 13.01] μg/mL in IBD. The tendency toward lower median trough level of CZP in IBD was observed (28.17 [20.69; 42.95] μg/mL in IBD vs 16.92 [8.31; 30.96] μg/mL in RA (p=0.09)). Low trough level of TNFi was found in 11 (55%) patients with RA and 27 (50.9%) patients with IBD. It did not differ significantly either between the diseases or between the TNFi (p>0.05). Loss of response was associated with low trough level of TNFi in all 3 cases of RA and in IBD – in 9 (50%) cases (p>0.05).Positive ADAb were detected in 6 (30%) patients with RA and 8 (15.1%) patients with IBD. The rate of positive ADAb was comparable between different TNFi and immune-mediated diseases (p>0.05). A tendency toward lower prevalence of ADAb to ADM in CD than in RA was observed (0% vs 40%, OR 0.6, 95%CI 0.362 to 0.995, p=0.08). Association of loss of response to the treatment with ADAb was observed in 2 (66.7%) patients with RA and 2 (11.1%) patients with IBD. Inefficacy of TNFi due to immunogenicity was 6 times more frequent in RA than in IBD (OR 6.0, 95%CI 1.296 to 27.769, p=0.08).ConclusionAll RA patients not responding to TNFi treatment had either low trough level of the drug or ADAb as opposed to IBD patients with inefficacy, half of which did not have ADAb or low trough level.References[1]Takeuchi T, Miyasaka N, Tatsuki Y, Yano T, Yoshinari T, Abe T, et al. Baseline tumour necrosis factor alpha levels predict the necessity for dose escalation of infliximab therapy in patients with rheumatoid arthritis. Ann Rheum Dis (2011) 70:1208–15. 10.1136/ard.2011.153023[2]Feuerstein JD, Nguyen GC, Kupfer SS, et al. American Gastroenterological Association Institute Guideline on Therapeutic Drug Monitoring in Inflammatory Bowel Disease. Gastroenterology 2017;153:827-34. 10.1053/j.gastro.2017.07.032[3]Bartelds GM, Krieckaert CL, Nurmohamed MT, van Schouwenburg PA, Lems WF, Twisk JW, Dijkmans BA, Aarden L, Wolbink GJ. Development of antidrug antibodies against adalimumab and association with disease activity and treatment failure during long-term follow-up. JAMA. 2011;305:1460–1468. doi: 10.1001/jama.2011.406.[4]Gehin, J.E., Goll, G.L., Warren, D.J. et al. Associations between certolizumab pegol serum levels, anti-drug antibodies and treatment response in patients with inflammatory joint diseases: data from the NOR-DMARD study. Arthritis Res Ther 21, 256 (2019). https://doi.org/10.1186/s13075-019-2009-5Disclosure of InterestsTatiana Nuriakhmetova Grant/research support from: grant for the purchase of laboratory kits from Novartis ltd, Diana Abdulganieva: None declared, Artem Vasiliev: None declared, Natalya Cheremina: None declared, Jana Shevnina: None declared
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Nuriakhmetova, T., D. Abdulganieva, A. Odincova, E. Sukhorukova, and J. Shevnina. "AB0780 Association of low trough level of TNFi and their immunogenicity with efficacy in rheumatic diseases and inflammatory bowel diseases." Annals of the Rheumatic Diseases 81, Suppl 1 (May 23, 2022): 1516.2–1516. http://dx.doi.org/10.1136/annrheumdis-2022-eular.5200.

Full text
Abstract:
BackgroundThe immunogenicity of TNF-α inhibitors (TNFi) is known to affect the efficacy of these biologic drugs. No previous studies compared this effect head-to-head between different groups of immune-mediated diseases.ObjectivesTo compare the effect of immunogenicity of TNFi and their trough level on their efficacy in rheumatic diseases (RD) (ankylosing spondylitis (AS) and rheumatoid arthritis (RA)) and inflammatory bowel diseases (IBD) (Crohn’s disease (CD) and ulcerative colitis (UC)).Methods123 patients receiving infliximab (INX) (n=36, 29.3%), adalimumab (ADM) (n=49, 39.8%) and certolizumab pegol (CZP) (n=38, 30.9%) were included into the study. 70 (56.9%) of them had RD (50 (40.7%) with AS and 20 (16.3%) with RA) and 53 (43.1%) of them had IBD (38 (30.9%) with CD and 15 (12.2%) with UC). The specific criteria were used to assess the response to the treatment (ASAS20 for AS, EULAR for RA, CDAI for CD and Mayo Score for UC). Measurement of trough level of TNFi and the level of anti-drug antibodies (ADAb) was performed with the use of commercially available ELISA kits. The threshold of low trough level depended on the diseases based on the guidelines: 1 μg/mL for INX1 in RD group and 5 μg/mL for INX2 in IBD group, 5 µg/ml for ADM3, and 20 µg/l for CZP4.ResultsEfficacy of TNFi was 1.3 times more prevalent among patients with RD than among IBD patients (n=60, 85.7% vs n=35, 66%, OR 1.3, 95%CI 1.0 to 1.6, p=0.01). Rate of response to INX and ADM was comparable between the diseases while CZP was more efficient in RD (4.8% vs 35.3%, OR 1.5, 95%CI 1.0 to 2.0, p=0.031).Median trough levels of TNFi did not differ between the groups (p>0.05). Low level was determined in 26 (40.6%) patients with RD and 27 (45.8%) patients with IBD. Low level of TNFi most often was found in patients with UC (n=12, 80%, OR 5.6, 95%CI 1.493 to 20.999, p=0.006). Only INX low level was more prevalent in IBD patients than in RD (87% vs 46.2%, OR 5.7, 95%CI 1.1 to 29.2, p=0.046). The rate of low level of other TNFi was comparable between the groups (p>0.05). In RD group low level was associated with loss of response (80%, OR 6.0, 95%CI 1.2 to 30.7, p=0.036) while in IBD group no relation was found (51.4% vs 50%, p>0.05).Positive ADAb were determined in 22 (17.9%) patients: 14 (20%) in RD group and 8 (15.1%) in IBD group. TNFi did not differ significantly by the rate of ADAb-positivity (p>0.05). Association of loss of response with ADAb was observed in 4 (40%) patients with RD and 2 (11.1%) patients with IBD. Inefficacy of TNFi due to immunogenicity was 6 times more frequent in RA than in IBD (p>0.05). ADAb to INX (a chimeric antibody) were found only in patients with inefficacy (n=2, 66.7%, p=0.067). After exclusion of patients receiving ADM (a humanized antibody) 3 (75%) non-responders to INX or CZP with RD had positive ADAb while significantly less non-responders among IBD patients were ADAb-positive (n=2, 14.3%; OR 0.06, 95%CI 0.004 to 0.84, p=0.044).ConclusionMost of non-responders with RD had either low trough level of TNFi or ADAb, while in IBD group only half of cases of non-response could be attributed to the effect of ADAb or low trough level of TNFi.References[1]Takeuchi T, Miyasaka N, Tatsuki Y, et al. Baseline tumour necrosis factor alpha levels predict the necessity for dose escalation of infliximab therapy in patients with rheumatoid arthritis. Ann Rheum Dis (2011) 70:1208–15.[2]Feuerstein JD, Nguyen GC, Kupfer SS, et al. American Gastroenterological Association Institute Guideline on Therapeutic Drug Monitoring in Inflammatory Bowel Disease. Gastroenterology 2017;153:827-34.[3]Bartelds GM, Krieckaert CL, Nurmohamed MT, et al. Development of antidrug antibodies against adalimumab and association with disease activity and treatment failure during long-term follow-up. JAMA. 2011;305:1460–1468.[4]Gehin, J.E., Goll, G.L., Warren, D.J. et al. Associations between certolizumab pegol serum levels, anti-drug antibodies and treatment response in patients with inflammatory joint diseases: data from the NOR-DMARD study. Arthritis Res Ther 21, 256 (2019).Disclosure of InterestsTatiana Nuriakhmetova Grant/research support from: grant for the purchase of lab kits from Novartis ltd, Diana Abdulganieva: None declared, Alfia Odincova: None declared, Elena Sukhorukova: None declared, Jana Shevnina: None declared
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Qaralleh, Elham, and Ibrahim Al-Btoush. "The Duality of Image and Significance in the Single Singular in Rashid Issa's Poetry." Dirasat: Human and Social Sciences 49, no. 6 (November 30, 2022): 439–52. http://dx.doi.org/10.35516/hum.v49i6.3781.

Full text
Abstract:
This study analyzes numerous models of complete sentence forms combined in one word that contain a verb, a subject and an object, or only a verb and a subject , such as Tarrazani’s "embroider me" and Zanbagat "lily", where these formulas are abundantly found in Rashid Issa's poetry, and this phenomenon has become an aesthetic advantage shining in his poetic language, in addition, one of the reasons we sought to identify other structural aspects of the single word that the poet brought to serve the image and the psychological state that brought him to this, such as generating from the rigid, its conjugation and the necessary transgression of verbs, and also his use of formulas that contradict linguistic analogy. To reveal the importance of these technical advantages, the researchers memorized the potential spaces of the poetic image in those universal formulas, and deduced the semantic fields expected in them as well, by relying on the analytical, descriptive, and psychological methods. The researchers concluded that the poet’s use of such words (sentences) was based on what was measured against the words of the Arabs, especially in the field of derivation according to Ibn Jana and others, however, he presented to the Arabic poem a new set of innovative linguistic enriching, such as “sawsantne” from Alsawsanah (lily) , and “Lailakaha” from the lilac star or the lilac flower, and “Tamarimat” from Mary, mother of Jesus, peace be upon him
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

BROŽIČ, LILIANA. "REVIEW CULTURAL CHARACTERISTICS OF SLOVENIAN SOCIETY AND ITS ATTITUDE TOWARDS SECURITY AND THE MILITARY." EU IN NATO: VARNOSTNA RAZMERJA/EU AND NATO: SECURITY RELATIONS, VOLUME 2021/ISSUE 23/2 (June 15, 2021): 107–9. http://dx.doi.org/10.33179/bsv.99.svi.11.cmc.23.2.rev.

Full text
Abstract:
In June 2021, a scientific monograph by Dr Janja Vuga Beršnak was published, titled Kulturne značilnosti slovenske družbe in njen odnos do varnosti: vojska na stičišču zahtev države, pričakovanj družbe in lastne pohlepnosti . It has been reviewed by DD Rudi Rizman, Professor Emeritus, from the Faculty of Arts in Ljubljana; Dr Majda Hrženjak, senior research fellow at the Peace Institute in Ljubljana, and Dr Ljubica Jelušič from the Faculty of Social Sciences in Ljubljana. The monograph has 180 pages and forms a part of the Varnostne študije (Security Studies) collection (ed. Dr Anton Grizold, Prof) published by the Faculty of Social Sciences publishing house. Methodologically, the monograph is divided into three content sets: macro-, mezzo- and micro level, and individual level. At the macro level, the author first describes Slovenian culture. This is followed by the description of Slovenian society and security culture in the context of acceptable "risk", which she calls “the security bubble”, and finally, by a chapter on Slovenian society and its armed forces. The mezzo- and micro levels are first devoted to the future of military organizations: their culture and identity, followed by a chapter on the gender representativeness of the military organization. The author concludes this set with a chapter on the motivation for the military profession. In the last set, she focuses on the psychosocial framework of the functioning of members of a military organization, and on the risk and protection factors affecting them and their families. The presented topics indicate a step forward in the study of military sociology-related contents in Slovenia, specifically in the field of health and well-being. Dr. Janja Vuga Beršnak is Associate Professor and Senior Research Fellow at the Faculty of Social Sciences. She has discoursed the cultural aspects of the activities of members of the armed forces in international operations and missions as early as in her dissertation. In this scientific monograph, she explores the rarely presented dimensions of security culture, i.e. the relationship between the military and security from a cultural perspective. Her work is based on the research by probably one of the most famous authors in the field of research of interactions the between national and organizational cultures, a Dutchman Geert Hofstede, who died last year at the age of 91. Hofstede included Slovenia in one of his researches in 1991, when he researched the culture of business corporations (IBM). As early as in that period, he discovered, what was later confirmed in 2021 by Dr Andreja Terpotec in her doctoral dissertation on national culture in Slovenia in connection with corruption, and by Dr Janja Vuga Beršnak on the case of Slovenian society and its attitude towards the military. Slovenian culture is predominantly female-oriented, which means that it is determined by female qualities such as modesty, helping others and the weak, caring and nurturing good interpersonal relationships, compared to male-determined cultures, which are characterized by self-confidence, strength, determination, competition and success. The military organization and its mission are both based on a male-determined culture. Its members must demonstrate strength, self-confidence, determination and success. Only with such a culture is it possible to defend the homeland and deter various forms of threats. We could make a rough estimate that, considering the attitude of the state and the society towards its military, Slovenia is experiencing a harmonious relationship between two partners. In more depth, however, the author of the monograph notes that these two different cultural determinants have certain characteristics that should be understood, researched and taken into account in many processes and public policies; all with one single purpose – to ensure the safety and successful performance of each individual in the military and families of these individuals, and the security of the country as a whole. The monograph brings valuable findings and a completely different, fresh, very welcome, new perspective of the understanding of certain phenomena and characteristics in the broader international environment, but especially in Slovenia. Ever since the last global financial crisis, when the funds for the Slovenian Armed Forces were steadily being cut, there has been an impression that the armed forces were experiencing long-lasting cramp twinges that were by no means easing away. There was an impression that the attitude of the Slovenian state and the society towards the national armed forces resembled a relationship between a stepmother and a stepchild, whereby the former only demands and never gives. Gradually and after a long time, the cramp twinges subsided. This new monograph will facilitate the understanding of Slovenian culture, our society, the Slovenian Armed Forces and its families, and our diverse relations. An important role in the understanding of all of the above is certainly played by the monograph’s author Dr Janja Vuga Beršnak. She has consistently followed the scientific methodology, laws, views and various pieces of literature and sources throughout her research, and at the same time has personal experience of what a military family is, what are its benefits, and what it requires, being a greedy institution.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

BROŽIČ, LILIANA. "RECENZIJA KULTURNE ZNAČILNOSTI SLOVENSKE DRUŽBE IN NJEN ODNOS DO VARNOSTI IN VOJSKE." EU IN NATO: VARNOSTNA RAZMERJA/EU AND NATO: SECURITY RELATIONS, VOLUME 2021/ISSUE 23/2 (June 15, 2021): 105–6. http://dx.doi.org/10.33179/bsv.99.svi.11.cmc.23.2.rec.

Full text
Abstract:
Konec maja 2021 je izšla znanstvena monografija dr. Janje Vuga Beršnak z naslovom Kulturne značilnosti slovenske družbe in njen odnos do varnosti: vojska na stičišču zahtev države, pričakovanj družbe in lastne pohlepnosti. Recenzije so napisali zaslužni profesor ddr. Rudi Rizman s Filozofske fakultete v Ljubljani, dr. Majda Hrženjak, višja znanstvena sodelavka na Mirovnem inštitutu v Ljubljani, in dr. Ljubica Jelušič s Fakultete za družbene vede v Ljubljani. Monografija ima 180 strani in je izšla v knjižni zbirki Varnostne študije, ki jo ureja prof. dr. Anton Grizold in jo izdaja Založba Fakultete za družbene vede. Metodološko je monografija razdeljena na tri vsebinske sklope: makro raven, mezo in mikro raven ter individualno raven. Na makro ravni avtorica najprej opiše slovensko kulturo, potem slovensko družbo in varnostno kulturo v kontekstu sprejemljivega »tveganja«, ki ga poimenuje varnostni mehurček, sledi poglavje o slovenski družbi in njeni vojski. Mezo in mikro raven sta najprej posvečeni prihodnosti vojaških organizacij: kulturi in identiteti, sledi poglavje o spolni reprezentativnosti vojaške organizacije. Ta sklop avtorica sklene s poglavjem o motivaciji za vojaški poklic. V zadnjem sklopu se avtorica osredotoči na psihosocialni okvir delovanja pripadnic in pripadnikov vojaške organizacije ter na dejavnike tveganja in zaščite zanje in za njihove družine. Predstavljene teme nakazujejo korak naprej pri preučevanju vsebin iz vojaške sociologije v slovenskem prostoru, in sicer specifično na področju zdravja in dobrobiti. Dr. Janja Vuga Beršnak je izredna profesorica in višja znanstvena sodelavka na Fakulteti za družbene vede. Že njena disertacija je bila posvečena kulturnim vidikom delovanja pripadnic in pripadnikov oboroženih sil v mednarodnih operacijah in na misijah. Avtorica v tej znanstveni monografiji raziskuje redko predstavljene razsežnosti kulture varnosti, gre za raziskovanje odnosov med vojsko in varnostjo z vidika kulture. Pri tem izhaja iz raziskav verjetno enega najbolj znanih avtorjev na področju raziskovanja interakcij med nacionalnimi in organizacijskimi kulturami Nizozemca Geerta Hofstedeja, ki je umrl lani v 91. letu starosti. Hofstede je Slovenijo vključil v eno svojih raziskav leta 1991, ko je raziskoval kulturo gospodarskih korporacij (IBM) in že takrat ugotovil to, kar sta potrdili leta 2021 dr. Andreja Terpotec v svoji doktorski disertaciji o nacionalni kulturi v Sloveniji v povezavi s korupcijo in dr. Janja Vuga Beršnak na primeru slovenske družbe in njenega odnosa do vojske. Slovenska kultura je pretežno žensko orientirana. To pomeni, da jo določajo ženske lastnosti, kot so skromnost, pomoč drugim in šibkejšim, skrbnost ter negovanje dobrih medosebnih odnosov, v primerjavi z moško determiniranimi kulturami, za katere so značilne samozavest, moč, odločnost, tekmovalnost in uspeh. Vojaška organizacija in njeno poslanstvo temeljita na moško determinirani kulturi. Njeni pripadnice in pripadniki morajo izkazovati moč, samozavest, odločnost in uspeh. Samo s tako kulturo je mogoče braniti domovino in odvračati različne pojavne oblike groženj. Na hitro bi lahko ocenili, da gre v primeru Slovenije glede na odnos države in družbe do svoje vojske za harmoničen odnos dveh partnerjev, bolj poglobljeno pa avtorica monografije ugotavlja, da imata ti dve različni kulturni determinanti določene značilnosti, ki jih je nujno treba razumeti, raziskovati in upoštevati pri številnih procesih in javnih politikah vse z enim samim namenom, kako poskrbeti za varnost in učinkovitost vsakega posameznika v vojski, za družine teh posameznikov in varnost države kot celote. Monografija prinaša dragocene ugotovitve in povsem drugačen, svež, zelo dobrodošel, nov pogled na razumevanje nekaterih pojavov in značilnosti v širšem mednarodnem okolju, predvsem pa v Sloveniji. Vse od zadnje svetovne finančne krize, ko so se sredstva za Slovensko vojsko vztrajno zmanjševala, je bil vtis, da je vojska v dolgotrajnem krču, ki nikakor ne popusti. Zdelo se je, da gre v odnosu med slovensko državo in družbo do nacionalne vojske za odnos med mačeho in pastorkom, pri čemer prva samo zahteva in ničesar ne daje. Krč je postopoma in po dolgem času popustil. Z novo monografijo bomo bolj razumeli slovensko kulturo, svojo družbo, Slovensko vojsko in njene družine ter naše raznovrstne odnose. Prav pri tem razumevanju ima pomembno vlogo avtorica dr. Janja Vuga Beršnak, ki je v celotnem spektru svojega raziskovanja dosledno upoštevala znanstveno metodologijo, zakonitosti, poglede ter različne literaturo in vire, hkrati pa ima sama izkušnjo, kaj je vojaška družina, kaj lepega prinaša in kaj vse zahteva kot pohlepna inštitucija.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Nuriakhmetova, T., I. K. Valeeva, J. Shevnina, and D. Abdulganieva. "AB0484 TROUGH LEVELS OF TNF-Α INHIBITORS AND THEIR IMMUNOGENICITY IN THE TREATMENT OF RHEUMATIC DISEASES AND INFLAMMATORY BOWEL DISEASES." Annals of the Rheumatic Diseases 80, Suppl 1 (May 19, 2021): 1269.2–1270. http://dx.doi.org/10.1136/annrheumdis-2021-eular.4006.

Full text
Abstract:
Background:The features of the underlying immune-mediated disease can affect the efficacy, pharmacokinetics and immunogenicity of the biologic agents, which are among the important predictors of loss of response to TNF-α inhibitors (TNFi).Objectives:To compare the frequency of TNFi low trough levels and their immunogenicity in the treatment of rheumatic diseases (RD) (ankylosing spondylitis (AS) and rheumatoid arthritis (RA)) and inflammatory bowel diseases (IBD) (Crohn’s disease (CD) and ulcerative colitis (UC)).Methods:Among 120 patients (40 with AS (33.3%), 19 with RA (15.8%), 42 with CD (35%), and 19 with UC (15.8%)), trough level of infliximab (INX) (n=36, 30%), adalimumab (ADM) (n=45, 37.5%) and certolizumab pegol (CZP) (n=39, 32.5%) and the level of anti-drug antibodies (ADAb) were measured in the serum samples drawn directly before the planned drug administration.Results:Low drug level (below 0.5 μg/mL for INX1, 4.9 µg/ml for ADM2, and 20 µg/l for CZP3) was found in 54 (45%) patients: in 33 (55.9%) patients with RD and 21 (34.4%) patients with IBD. In the RD group, low drug trough level was observed more often than in IBD (55.9% vs 34.4%, OR 2.418, 95% CI 1.157 to 5.052, p=0.018). Only in UC was there a relationship between the received low dose of the drug (up to 200 mg of INX, 40 mg of ADM, and 200 mg of CZP) and its low level in the serum (p=0.026). Among the additional factors associated with a low TNFi level, lower dose of concomitant therapy at the time of a biologic initiation (66.7% vs 20.8%, OR 7.6, 95% CI 1.388 to 41.617, p=0.033) and the absence of pseudopolyps (78.9% vs 21.1%, p=0.045) were found in IBD, and in case of RD these factors included the age of 30 to 45 years (72.7% vs 41.9%, OR 3.692, 95 % CI 1.136 to 12.0, p=0.026), the absence of comorbidities (58.6% vs 41.4%, OR 3.44, 1.09 to 10.858, p=0.032) and male gender (78.8% vs 50% in women, OR 3.714, 95% CI 1.194 to 11.552, p=0.02).ADAb were detected in 29 (24.2%) patients (7 to INX (19.4%), 8 (17.8%) to ADM, 14 (35.9%) to CZP), 23 (79.3%) of which had also a concomitant low trough level of the drug. There were no significant differences in the frequency of ADAb formation between the pathologies. In the AS group, antibodies to CZP were detected in all patients with a low level of the biologic, while only in 25% of patients receiving ADM, a low level was associated with the formation of ADAb (p=0.019). In addition, among patients with AS, ADAb were detected only in those patients who did not take prednisone at the time of blood serum sampling (100% vs 37.9%, p=0.037).Conclusion:Low level of TNFi is more common in RD than in IBD. For each group, the factors associated with a low trough level of TNFi were identified. There were no significant differences in the frequency of ADAb formation between nosologies.References:[1]Steenholdt C, Bendtzen K, Brynskov J, et al. Cut-off levels and diagnostic accuracy of infliximab trough levels and anti-infliximab antibodies in Crohn’s disease. Scand J Gastroenterol 2011; 46: 310–318.[2]Bartelds GM, Krieckaert CL, Nurmohamed MT, van Schouwenburg PA, Lems WF, Twisk JW, Dijkmans BA, Aarden L, Wolbink GJ. Development of antidrug antibodies against adalimumab and association with disease activity and treatment failure during long-term follow-up. JAMA. 2011;305:1460–1468. doi: 10.1001/jama.2011.406.[3]Gehin, J.E., Goll, G.L., Warren, D.J. et al. Associations between certolizumab pegol serum levels, anti-drug antibodies and treatment response in patients with inflammatory joint diseases: data from the NOR-DMARD study. Arthritis Res Ther 21, 256 (2019). https://doi.org/10.1186/s13075-019-2009-5Disclosure of Interests:Tatiana Nuriakhmetova Grant/research support from: A grant to purchase reagents for scientific research from Novartis Pharmaceuticals, Ildariya Khairullovna Valeeva: None declared., Jana Shevnina: None declared., Diana Abdulganieva: None declared.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Lodise, Thomas, Thomas Lodise, Janna Manjelievskaia, Matthew Brouillette, and Kate Sulham. "1439. Epidemiology and 12- Month Antibiotic Use in the Outpatient Setting among Adult Patients with Complicated Urinary Tract Infections: A Retrospective Database Analysis." Open Forum Infectious Diseases 8, Supplement_1 (November 1, 2021): S801. http://dx.doi.org/10.1093/ofid/ofab466.1631.

Full text
Abstract:
Abstract Background Complicated urinary tract infections (cUTI) are one of the most common bacterial infections and represent substantial burden to the health care system. Here, we examine the epidemiology and treatment patterns associated with cUTI in a large US database containing longitudinal inpatient (IP) and outpatient (OP) patient-level data. Methods We conducted a retrospective cohort study of adult patients in the IBM MarketScan® Commercial or Medicare Supplemental Databases with at least 1 IP or non-diagnostic OP claim with a diagnosis for cUTI between January 1, 2017 and June 30, 2019. Patients meeting the following criteria were included for analysis: (1) ≥18 years of age on the index date, (2) ≥6 months of continuous enrollment (CE) with medical and pharmacy benefits prior to the index date, (3) ≥12 months of CE following the index date or evidence of death, and (4) no evidence of a prior cUTI during the 6-month baseline period. Demographics and clinical characteristics were quantified. Patients were classified as IP if they were hospitalized during 30-day post index date; remaining patients were classified as OP. Antibiotics received in the OP setting in the 12-months post index date were examined. Results 95,423 patients met study criteria. Most (86.4%) patients were Commercially insured, mean (SD) age was 53.6 (18.1) and 70.4% were female. Mean baseline Charlson Comorbidity Index was 0.77. During the 30-day post index date, 22.2% were treated as IP and 77.8% were strictly treated as OP. In the 12-month OP follow-up period among index IP, 78.2% required ≥ 2 antibiotics, 38.2% required ≥4 antibiotics, and 41.6% received an IV antibiotic. In the 12-month OP follow-up period among index OP, 81.8% required ≥2 antibiotics, 38.2% required ≥4 antibiotics, and 46.8% received an IV antibiotic. For both IP and OP, fluoroquinolones were the most common oral antibiotic class (57.7%), followed by cephalosporins (39.2%), penicillins (30.3%), trimethoprim-sulfamethoxazole (29.8%), and nitrofurantoin (25.2%). Cephalosporins were the most common IV antibiotic class (38.5%). Conclusion Regardless of index treatment setting, approximately 40% of all cUTI patients required ≥4 antibiotic therapy and almost half with receive an IV antibiotic in the outpatient setting in the 12-months post index date. Disclosures Thomas Lodise, Jr., PharmD, PhD, Astra-Zeneca (Consultant)Bayer (Consultant)DoseMe (Consultant, Advisor or Review Panel member)ferring (Consultant)genentech (Consultant)GSK (Consultant)Melinta (Consultant)merck (Consultant, Independent Contractor)nabriva (Consultant)paratek (Consultant, Advisor or Review Panel member, Speaker’s Bureau)shionogi (Consultant, Advisor or Review Panel member, Speaker’s Bureau)Spero (Consultant)tetraphase (Consultant)Venatrox (Consultant) Thomas Lodise, Jr., PharmD, PhD, Melinta Therapeutics (Individual(s) Involved: Self): Consultant; Merck (Individual(s) Involved: Self): Consultant, Scientific Research Study Investigator; Paratek (Individual(s) Involved: Self): Consultant; Shionogi (Individual(s) Involved: Self): Consultant, Speakers’ bureau; Spero (Individual(s) Involved: Self): Consultant; Tetraphase Pharmaceuticals Inc. (Individual(s) Involved: Self): Consultant Janna Manjelievskaia, PhD, MPH, IBM Watson Health (Employee)Spero Therapeutics (Consultant) Matthew Brouillette, MPH, Spero Therapeutics, Inc. (Other Financial or Material Support, I am an employee of IBM Watson Health, who received funds from Spero Therapeutics, Inc. to conduct this analysis.) Kate Sulham, MPH, Spero Therapeutics (Consultant)
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Muryani, Muryani, Shochrul Rohmatul Ajija, Riris Diana Rachmayanti, and Angga Erlando. "PKM PENDIRIAN BANK SAMPAH PADA KELOMPOK IBU RUMAH TANGGA, JANDA, DAN LANSIA DI DESA DEKETAGUNG, KECAMATAN SUGIO, KABUPATEN LAMONGAN." Studi Kasus Inovasi Ekonomi 3, no. 2 (October 8, 2019). http://dx.doi.org/10.22219/skie.v3i2.8955.

Full text
Abstract:
Program pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakan di desa Deketagung, Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan memiliki design kegiatan membentuk bank sampah untuk memberdayakan ibu rumah tangga, janda, danlansia. Pemberdayaan masyarakat ini juga bertujuan untuk memperbaiki kondisi lingkungan serta meningkatkanperekonomian masyarakat desa tersebut. Kegiatan yang telah dilakukan meliputi: sosialisasi pembentukan bank sampahpada kelompok ibu rumah tangga, lansia, dan janda, membentuk kelompok-kelompok untuk mengelola sampah ditingkat rumah tangga, mendesain insetif pertukaran sampah yang bisa didaur ulang, dan menghitung hasil sampah yangterkumpul, evaluasi pencatatan bank sampah, dan Focus Group Discussion (FGD. Adanya program pengabdianmasyarakat melalui pendampingan pembentukan bank sampah di desa Deketagung, diharapkan mampu meningkatkanperekonomian masyarakat desa Deketagung melalui pengelolaan sampah dan mewujudkan lingkungan bersih
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Subair, Nurlina, Andi Alim, and Alimin Alwi. "MEKANISME SURVIVAL DAN MODAL SOSIAL PEDAGANG BERSTATUS JANDA DI PASAR SINJAI." Jurnal Analisa Sosiologi 11, no. 4 (October 31, 2022). http://dx.doi.org/10.20961/jas.v11i4.64577.

Full text
Abstract:
<p><em>Single parenting is a phenomenon where mothers take care of and raise their children without the help of their partners. Meanwhile, the perspective of the surrounding community still sees a woman left by her husband, dead or living lightly or underappreciated. The purpose of this study was to determine the survival mechanism and the form of social capital of merchant widows in the Sinjai Central Market in improving the household economy. To find facts, the descriptive qualitative method is an option. The target of this research is people who are widows and work as traders in the Sinjai Central Market. Informants were selected by purposive sampling. Data were collected using participatory observation techniques, in-depth interviews and documentation studies. The analysis technique is carried out starting with data collection, data reduction, data presentation and conclusion. The results of the study found that the survival mechanism or survival strategy carried out by the widow of the merchant was to take action to suppress the cost of existing food needs; Taking action by involving family members in making a living and opening a salon business as an additional job; Take action to find additional work such as being padderos (harvest labour/slasher) and sharecroppers (farm labour). In addition, there are several actions taken that are not included in the framework of James Scott's theoretical analysis, such as committing criminal acts and saving activities. The form of social capital for merchant widows in earning a living so that they can increase their income is by joining lottery club groups in the market and their respective villages, borrowing (debt) and cooperation. All examples of forms of social capital carried out by merchant widows are closely related or inseparable from the network they have, the norms that apply in society and the trust between fellow traders or the community.</em></p><p><strong><em>Keywords</em></strong><strong><em>: Survival Mechanism, Widow Trader, Social Capital</em></strong><strong><em></em></strong></p><p><strong><em> </em></strong></p><h2>Abstrak</h2><p>Single parent merupakan fenomena sang ibu mengasuh dan membesarkan anak-anak mereka sendiri tanpa bantuan dari pasangannya. Sedangkan perspektif masyarakat sekitar masih memandang seorang perempuan ditinggal suami mati atau hidup dengan remeh atau kurang dihargai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mekanisme survival dan bentuk modal sosial janda pedagang di Pasar Sentral Sinjai dalam meningkatkan perekonomian rumah tangganya. Untuk menemukan fakta maka metode kualitatif deskriptif sebagai pilihan. Sasaran penelitian ini adalah orang yang merupakan janda dan berprofesi sebagai pedagang di Pasar Sentral Sinjai. Informan dipilih dengan cara purposive sampling. Data dikumpulkan dengan teknik observasi partisipatif, wawancara mendalam serta studi dokumentasi. Teknik penganalisisan dilakukan berawal dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menemukan bahwa upaya mekanisme survival atau strategi bertahan hidup yang dilakukan janda pedagang yaitu melakukan tindakan penekanan terhadap biaya kebutuhan pangan yang ada; Melakukan tindakan dengan melibatkan anggota keluarga dalam mencari nafka dan membuka usaha salon sebagai tambahan pekerjaan; Melakukan tindakan mencari pekerjaan tambahan seperti menjadi <em>padderos</em> (buruh panen/penebas) dan petani penggarap (buruh tani). Selain itu, ada beberapa tindakan di lakukan tidak masuk kerangka analisis teori James Scott seperti melakukan tindakan kriminalitas dan aktifitas menabung. Bentuk modal sosial janda pedagang dalam mencari nafkah sehingga bisa meningkatkan pendapatannya yaitu dengan bergabung dengan kelompok arisan di pasar maupun di desa masing-masing, meminjam (berutang) dan gotong royong. Semua contoh bentuk modal sosial yang dilakukan janda pedagang erat kaitannya atau tidak lepas dari jaringan yang dimiliki, norma yang berlaku dalam masyarakat dan kepercayaan antar sesama pedagang atau masyarakat.</p><strong>Kata Kunci: Mekanisme Survival, Pedagang Berstatus Janda, Modal Sosial</strong>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Mukmilah, Aniswatul, and Faizah Ulumi Firdausi. "PERAN SINGLE FIGHTER DIKEHIDUPAN SOSIAL DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN EKONOMI KELUARGA DI DUSUN SIDORUKUN CLUMPRIT KABUPATEN MALANG." MAHARSI 4, no. 2 (January 2, 2023). http://dx.doi.org/10.33503/maharsi.v4i2.2151.

Full text
Abstract:
Pengertian single fighter secara umum adalah orang tua tunggal. Single fighter mengurus dan membesarkan anak mereka sendiri tanpa bantuan dari pasangan, keluarga, baik itu pihak suami maupun pihak istri. Orang tua sebagai single fighter dituntut mampu melakukan peran gle parent memiliki kewajiban sangat besar dalam mengatur segala urusan keluarganya. Dalam keluarga single fighter tentu saja memiliki berbagai macam problematika paling rumit dibandingkan keluarga yang masih utuh. Single fighter harus bekerja demi keberlangsungan hidup keluarganya. Single fighter harus mampu menjalankan peran gandanya sebagai single fighter baik dibidang domestik dan publik. Orang tua yang berstatus single fightert harus bekerja keras demi mencari uang untuk menafkahi keluarganya dan juga memenuhi kebutuhan kasih sayang keluarganya, ia harus melakukan perencanaan dalam membagi waktu untuk menjalankan peran ganda tersebut. Orang tua yang berstatus single fightert harus bekerja keras untuk menafkahi keluarganya dan juga memenuhi kebutuhan kasih sayang keluarganya, ia haruslah melakukan perencanaan yang matang dalam menjalankan peran ganda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan implementasi kehidupan sosial dan ekonomi sebagai penyandang single fighter di Desa Sidorukun Clumprit Kabupaten Malang. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif naratif , yakni wawancara dan observasi, sasaran dari penelitian ini adalah perempuan yang berstatus single fighter(janda) sebagai informan atau responden dalam hal ini Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara terhadap responden dan observasi. Teknik validitas data menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan teknik pengumpulan data, reduksi data, tampilan data dan menarik kesimpulan atau verifikasi data. Hasil dari penelitian ini adalah, pertama, strategi sosial yang ditunjukan oleh wanita single fighter dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga tanpa bantuan dari mantan suami dalam membesarkan anak, kedua, bagaimana cara ibu single fighter dalam mengatur waktu antara mengurus anak dengan masalah pekrjaan, ketiga, bagaimana peran ibu single fighter dikehidupan sosial bermasyarakat dengan baik dikarenakan dengan ststus yang disandang tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Raihan Andhira Putera Santosa and Riza Hernawati. "Analisis Kegiatan Corporate Social Responsibility PDAM Tirta Raharja dalam Membangun Stakeholder Relations." Bandung Conference Series: Public Relations 2, no. 2 (July 29, 2022). http://dx.doi.org/10.29313/bcspr.v2i2.4080.

Full text
Abstract:
Abstract. PDAM Tirta Raharja implements Corporate Social Responsibility as a form of assistance and services to local residents in the construction of uninhabitable houses (Rutilahu). From the Corporate Social Responsibility of PDAM Tirta Raharja, researchers see the function of Public Relations as the hand of the company to establish relationships between the public. The purpose of this study is to find out and understand the criteria of PDAM Tirta Raharja in determining the CSR program for unfit for habitation, to find out and understand the stakeholder mapping conducted by PDAM Tirta Raharja in the CSR program for uninhabitable houses, and to find out why PDAM Tirta Raharja designed the Uninhabitable House program. Habitable. In this study using the theory of Public Relations, Stakeholder Relations and the theory of Corporate Social Responsibility. Researchers used qualitative methods with a case study approach. In this study, the data collection techniques used were interviews with resource persons, Tati Haryati as a Junior Manager, the company secretary of Pdam Tirta Raharja, PR staff and CSR field workers, and Mrs. Idah as a recipient of assistance from the social program of PDAM Tirta Raharja, observations, documentation and references. Abstrak: PDAM Tirta Raharja menerapkan Corporate Social Responsibility sebagai bentuk bantuan dan pelayanan terhadap warga sekitar dalam pembangunan rumah tidak layak huni (Rutilahu). Dari Corporate Social Responsibility PDAM Tirta Raharja peneliti melihat fungsi Public Relations sebagai tangan dari perusahaan untuk menjalin hubungan-hubungan antara publik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan memahami kriteria PDAM Tirta Raharja dalam menetapkan program CSR Rumah Tidak Layak Huni, untuk mengetahui dan memahami stakeholders mapping yang dilakukan PDAM Tirta Raharja dalam prgram CSR rumah tidak layak huni, dan untuk mengetahui mengapa PDAM Tirta Raharja merancang program Rumah Tidak Layak Huni. Dalam penelitian ini menggunakan teori Public Relations, Stakeholder Relations dan teori Corporate Social Responsibility. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara dengan narasumber Tati haryati sebagai Manajer Junior sekertaris perusahaan Pdam Tirta Raharja, Staff PR dan Pekerja lapangan CSR, dan Ibu Idah sebagai penerima bantuan dari program sosial PDAM Tirta Raharja, Observasi, dokumentasi dan referensi. Hasil dari penelitian ini adalah 1). Dalam menetapkan bantuan dalam hal ini ada prioritas dan kriteria yang didahulukan, pertama dari prioritas calon penerima bantuan tentunya harus kondisi tidak mampu (miskin), janda dan seperti yang dalam berbagai aspek rumah keselamatan dan lain sebagainya. 2). Stakeholders Mapping yang dilakukan PDAM Tirta Raharja 4 tahapan stakeholders mapping PDAM Tirta Raharja yang petama riset/survey, melalui lembaga pemerintah daerah, selanjutnya penetapan daerah-daearh yang layak di beri bantuan dari program CSR, dan proses pembangunan 10 hari kerja. membagi para stakeholder sesuai kebutuhan dan tujuan PDAM Tirta Raharja seperti kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan dan segala perizinin yang berkaitan dengan operasional perusahaan. 3).PDAM Tirta Raharja merancang program rumah tidak layak huni dalam mebangun stakeholders relations merupakan termasuk yang dilakukan sebagai bentuk kepedulian, rasa perhatian, dan tanggung jawab PDAM Tirta Raharja terhadap lingkungan sekitar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography