Academic literature on the topic 'Gilda Musa'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the lists of relevant articles, books, theses, conference reports, and other scholarly sources on the topic 'Gilda Musa.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Journal articles on the topic "Gilda Musa"

1

GRILLO, ANGELA TEODORO. "Os “Poemas da Negra”, uma leitura a contrapelo da “poesia do senhor do engenho”." Estudos Avançados 31, no. 90 (May 2017): 199–214. http://dx.doi.org/10.1590/s0103-40142017.3190014.

Full text
Abstract:
RESUMO O presente artigo dedica-se a uma leitura dos doze “Poemas da Negra” de Mário de Andrade, escritos em 1928 e publicados em 1930 na obra Remate de males. A análise e a interpretação do conjunto amoroso nascem dos estudos do manuscrito Preto no acervo do escritor (Grillo, 2010), salvaguardado no Instituto de Estudos Brasileiros (IEB-USP), e seguem indicações de Gilda de Melo e Souza (2005). A estudiosa aponta para que se faça uma leitura dos poemas a contrapelo do que ela denomina “poesia do senhor do engenho”. De fato, em um dos mais belos versos amorosos de Mário de Andrade, o poeta desenvolve na poesia modernista uma nova dicção a respeito da negra, na medida em que o eu lírico a eleva a um plano cósmico, igualando o eu poético e a musa de azeviche.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Oktora, Imelda, and Tina Kartika. "Reflection of Identity through the Use of Bintil Language in Gaya Lentera Muda Community Lampung." KOMUNITAS: International Journal of Indonesian Society and Culture 9, no. 1 (March 2, 2017): 143–49. http://dx.doi.org/10.15294/komunitas.v9i1.4968.

Full text
Abstract:
Effeminate language reflects effeminate characters and creativity of Gaya Lentera community. Therefore, the effeminate language represents the creative forms of language slang words are fascinating, brief, and simply-recalled. This research found the difference among Gay, Effeminate Men, and LSL [men sex with men] is only at their intonation when they are stating the language. Because through the intonation, they give their intention. There are 42 words examples which are usually used in the community, like: Eke Senandung sama Kanua, Apa kabose, Banjaran, Benyong, Bodrek, Barbie, Pepsi/Kencana wungu, Centong, Capcus, Dese, Duta, Endul/Endang, Gedung, Gilda/Gilingan, Hitachi/Puput melati, Greton/Gretongan, Inang, Eim/Ember/Um, Jalinan kasih, Jengong, Lagi apose, Lapangan bola, and Tandus. Bintil language among Gay, Transgender and LSL is commonly used in everyday life.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Yulianti, Cikal. "NILAI MORAL DALAM ANTOLOGI CERPEN DARI PEMBURU KE TERAPEUTIK KARYA PARA PENULIS MUDA DARI TIGA NEGARA." Diksatrasia : Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 6, no. 2 (October 28, 2022): 393. http://dx.doi.org/10.25157/diksatrasia.v6i2.7881.

Full text
Abstract:
SARIPenelitian ini berdasar dari masalah bahan ajar pada pembelajaran bahasa Indonesia yang kurang lengkap, berkaitan dengan Kompetensi Dasar 3.6 menganalisis isi cerpen pada pembelajaran SMP. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan nilai moral yang terdapat dalam Antologi Cerpen dari Pemburu ke Terapeutik karya para penulis muda dari tiga negara. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan telaah pustaka, teknik dokumentasi, dan teknik analisis. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Nilai moral adalah nilai-nilai yang mengacu pada baik buruknya tindakan manusia sebagai manusia. Nilai moral tentunya ada dalam karya sastra, karena sastra merupakan representasi atau cerminan dari kehidupan. Alat ukur dalam penelitian ini yaitu teori nilai moral menurut Nurgiyantoro (2010:324), "Hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk hubungannya dengan lingkup alam, hubungan manusia dengan Tuhannya." Hasil penelitian ini sebagai berikut, nilai moral dalam antologi cerpen dari Pemburu ke Terapeutik karya para penulis dari tiga negara terdapat tiga aspek kajian dengan masing-masing indikatornya yaitu; 1) Hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi sikap sabar dan percaya diri, 2) Hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial dan hubungannya dalam lingkup alam meliputi sikap menolong sesama manusia, menghindari perdebatan, cinta perdamaian, tidak gila kekuasaan, dan melindungi sesama makhluk hidup, dan 3) Hubungan manusia dengan Tuhannya meliputi sikap bersyukur, ikhlas, dan berserah diri kepada Tuhan.Keberadaan nilai moral tersebut dapat dijadikan dasar dan acuan bagi guru dalam rangka pemilihan bahan ajar bermuatan nilai moral. Kata kunci: Nilai Moral, Antologi Cerpen dari Pemburu ke Terapeutik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Khoirunnisa, Eunis, and Ebah Habibah. "PROFIL KETERAMPILAN ABAD 21 (21st CENTURY SOFT SKILLS) PADA MAHASISWA." Iktisyaf: Jurnal Ilmu Dakwah dan Tasawuf 2, no. 2 (September 28, 2020): 55–68. http://dx.doi.org/10.53401/iktsf.v2i2.20.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Zaman sekarang mahasiswa lebih tergila – gila media sosial dari pada berdiskusi secara tatap muka. Hal ini menyebabkan rendahknya keterampilan berkomunikasi pada mahasiswa. Yang akan memicu permaslahan yang baru yang cukup kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil keterampilan abad 21 pada mahasiswa program studi komunikasi dan penyiaran islam STID Sirnarasa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan jumlah populasi seluruh mahasiswa program studi kouminikasi dan penyiaran islam STID Sirnarasa. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik snowball berdasarkan data kualitatif. Sumber data berasal dari data obervsi, wawancara dan dokumentasi selain itu data diperoleh dari angket terbuka dengan parameter yang digunakan adalah keterampilan abad 21 (21st century soft skills) yang dikaitkan dengan program studi komunikasi dan penyiaran islam terdiri dari; berpikir kritis dan memecahkan masalah, kreatif dan inovasi, dan komunikasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam peneitian ini adalah teknik deskriptif. Hasil analisis data penelitian menunjukan bahwa profil keterampilan abad 21 (21st century soft skills) pada mahasiswa program studi komunikasi dan penyiaran islam STID Sirnarasa cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mahasiswa program studi komunikasi dan penyiaran islam STID Sirnarasa mampu menghadapi tantangan abad ke 21 dan berdasarkan nilai visi dan misi yang ditanamkan oleh STID Sirnarasa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Bernard, Seth G. "A conference on fortification walls in Italy and elsewhere - GILDA BARTOLONI e LAURA MARIA MICHETTI (a cura di), MURA DI LEGNO, MURA DI TERRA, MURA DI PIETRA: FORTIFICAZIONI NEL MEDITERRANEO ANTICO. Atti del convegno internazionale, Sapienza Università di Roma, 7-9 Maggio 2012 (= Scienze dell'Antichità 19 [2013] Fascicoli 2/3; Quasar Editore, Roma 2014). Pp. 693, many figs. ISSN 1123-5713; ISBN 978-88-7140-560-5. EUR. 85." Journal of Roman Archaeology 29 (2016): 572–74. http://dx.doi.org/10.1017/s1047759400072378.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Camilletti, Fabio. "Fantascienza e ufologia nell’opera di Inisero Cremaschi, Gilda Musa e Giuseppe Pederiali, 1967–1978." Italian Studies, August 24, 2022, 1–13. http://dx.doi.org/10.1080/00751634.2022.2098451.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Dissertations / Theses on the topic "Gilda Musa"

1

Iannuzzi, Giulia. "Letteratura fantascientifica italiana. Un percorso tra istituzioni e testi dagli anni Cinquanta agli anni Settanta." Doctoral thesis, Università degli studi di Trieste, 2013. http://hdl.handle.net/10077/8594.

Full text
Abstract:
2011/2012
Questa tesi è dedicata a esplorare gli sviluppi - letterari, editoriali, critici - della fantascienza Italiana a partire dai primi anni Cinquanta fino agli ultimi anni Settanta. Il lavoro si suddivide in tre macrosezioni. La prima, di carattere introduttivo e preliminare, fornisce lo sfondo teorico e storico alle due seguenti. Ho indicato alcuni riferimenti teorici relativamente al concetto di genere e in particolare alla circoscrizione del genere fantascientifico, adottandone una concezione tassonomica, ossia intendendo il genere fantascientifico piuttosto che come un insieme al quale le opere possono appartenere o meno, come un repertorio di topoi e temi tipici, passibili di un riuso stereotipizzato o rifunzionalizzante a seconda delle intenzioni dell'autore. Ho anche cercato di dare almeno in parte conto del complesso dibattito che accompagna il problema definitorio e che si riflette nelle numerose posizioni storiografiche relativamente alle origini del genere e alla sua periodizzazione. Infine una ricostruzione delle vicende della fantascienza in Italia ha offerto l'occasione per tentare di rispondere ad alcune domande fondamentali: ci sono precedenti italiani alla fantascienza del secondo Novecento? Come mai nel secondo dopoguerra la fantascienza viene principalmente importata da altri paesi attraverso le traduzioni dall'inglese e dal francese? Chi ha letto fantascienza in Italia in questi decenni? E, infine, quale è stato il rapporto che la critica letteraria italiana ha avuto con la fantascienza? Il problema dei rapporti tra letteratura fantascientifica e critica ha offerto anche l'occasione di posizionare il presente lavoro nel panorama degli studi esistenti, fornire alcuni rilievi metodologici e motivare la circoscrizione dell'oggetto di studio. Se come momento iniziale del percorso è stato scelto simbolicamente il 1952, anno di nascita delle prime pubblicazioni specializzate e di invenzione del termine “fantascienza”, il termine ad quem del lavoro è invece posto alla fine degli anni Settanta, in virtù del fatto che in un breve torno d'anni vi furono alcuni importanti studi e convegni (il più importante dei quali tenutosi a Palermo nel 1978), che segnarono l'entrata del genere nell'ambito degli studi universitari. Dunque il periodo considerato comprende i primi tre decenni in cui la fantascienza è stata scritta, pubblicata e letta come tale in Italia, ossia con la consapevolezza, da parte degli attori in gioco, di aver a che fare con un genere codificato, dotato di un suo repertorio di topoi e di un suo canone di modelli. Alle principali pubblicazioni specializzate di questi anni è dedicata la seconda sezione: «Urania» di Mondadori (1952-corrente), «I Romanzi del Cosmo» di Ponzoni (1957-'67), la romana «Oltre il Cielo» (pubblicata da Armando Silvestri, 1957-'70), la piacentina «Galassia» (dell'editore La Tribuna, 1961-'79), la romana «Futuro» (edita dalla piccola sigla omonima, 1963-'64), «Robot», pubblicata a Milano da Armenia (1976-'79). Si tratta di riviste o serie periodiche vendute in edicola: la prima fantascienza italiana si presenta come un genere contraddistinto da una vocazione popolare e, almeno inizialmente, assente dalle librerie. Di ciascuna pubblicazione ho ricostruito la storia e la politica editoriale: che tipo di editore la pubblicava, chi ne era il curatore e chi vi collaborava, che tipo di testi - narrativi, critici, informativi, venivano pubblicati e, dunque, che interpretazione ciascuna di esse dava del genere fantascientifico e a che pubblico si rivolgeva. Le fonti adoperate comprendono, oltre alle testate medesime, studi, testimonianze appositamente raccolte e carte d'archivio edite e inedite. Le significative differenze che corrono tra questi periodici danno conto di un'ampia serie di concezioni possibili del genere: se la mondadoriana «Urania» si inserisce a pieno titolo nel settore periodici del grande editore industriale con tirature che arrivano a superare le 40.000 copie a numero negli anni Sessanta, tra le altre testate «Oltre il Cielo», rivista in cui la narrativa affianca gli articoli di missilistica e aeronautica, sopravvive soprattutto grazie agli abbonamenti sottoscritti dal Ministero dell'aeronautica, «I Romanzi del Cosmo» non superano le 20.000 copie di tiratura, «Galassia» le 10.000, fino alle 5.000 di «Futuro». Così, mentre «Urania» sosteneva con una distribuzione capillare la politica editoriale dei curatori (Giorgio Monicelli prima, Fruttero e Lucentini in seguito) rivolta un pubblico il più possibile ampio, e «I Romanzi del Cosmo» ne inseguivano i successi presso un pubblico giovane e desideroso di intrattenimento, le altre si rivolgevano piuttosto a nicchie particolari di pubblico. «Galassia» ad esempio, sotto le successive direzioni di Roberta Rambelli, Ugo Malaguti, Vittorio Curtoni e Gianni Montanari, offriva agli appassionati più raffinati le tendenze recenti e sperimentali della fantascienza internazionale e vantava traduzioni integrali e di qualità; «Futuro», creata da Lino Aldani, Carlo Lo Jacono e Giulio Raiola tentava la via di una fantascienza letterariamente impegnata, e così via. Altrettanto differenziati sono stati gli atteggiamenti di queste pubblicazioni - o meglio: di ciascun curatore - nei confronti degli autori italiani. Svantaggiati dalla concorrenza di una produzione angloamericana cospicua e già pronta da tradurre, gli scrittori italiani che si sono cimentati col genere hanno dovuto fare i conti con le opere tradotte anche in termini di modelli letterari e di repertori tematici consolidati. La relativa ristrettezza del mercato delle pubblicazioni specializzate e le sue periodiche contrazioni non hanno favorito d'altronde la professionalizzazione degli scrittori, che in molti casi si sono rivolti anche ad altri settori del lavoro intellettuale. La seconda e la terza sezione del lavoro ritraggono insomma la fitta rete di legami tra produzione editoriale e produzione letteraria. Proposito in particolare della terza sezione è esemplificare gli esiti di queste dinamiche, attraverso la lettura critica ravvicinata della produzione di tre autori e un'autrice: Lino Aldani, Gilda Musa, Vittorio Curtoni e Vittorio Catani. Si tratta di scrittori che hanno esordito sulle pubblicazioni considerate prima, e in molti casi ne sono stati a lungo lettori, collaboratori o curatori. Le opere di questi quattro autori incarnano modi differenti di intendere la fantascienza, come differenti sono i percorsi da cui ciascun autore proviene. Aldani si impadronisce dei meccanismi e dei topoi tipici del genere per dar vita a una narrativa in cui coesistono un'anima avventurosa e una distopica. Musa coniuga elementi tipicamente fantascientifici a una spiccata sensibilità linguistica, adoperando il genere per riflettere sui destini dell'uomo nella modernità e soprattutto per raggiungere un pubblico più ampio di quello delle sue raccolte poetiche. Curtoni sperimenta le tendenze più recenti della fantascienza anglosassone proponendo racconti che guardano a modelli come quelli di Philip K. Dick e James Graham Ballard. Infine Catani offre l'esempio di una fantascienza italiana meno concentrata sulla sperimentazione formale, ma in grado di incorporare elementi tecnologici e scientifici nelle sue tematiche profonde - dal rapporto tra tecnologia e corpo umano al ruolo dell'economia finanziaria nel mondo post-industriale. Nel complesso questi autori dimostrano non solo l'esistenza di una fantascienza italiana, ma l'esistenza di una fantascienza italiana di qualità.
XXV Ciclo
1984
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Book chapters on the topic "Gilda Musa"

1

Nagar, Richa, Sangtin Kisan Mazdoor Sangathan, and Parakh Theatre. "Stories, Bodies, Movements." In Hungry Translations, 197–240. University of Illinois Press, 2019. http://dx.doi.org/10.5622/illinois/9780252042577.003.0005.

Full text
Abstract:
Can the ways of knowing and being co-developed with SKMS and Parakh be reworked pedagogically in a public research university? This exploration births a combined undergraduate and graduate course, 'Stories, Bodies, Movements,' which unfolds in the form of fifteen weekly 'Acts' and uses storytelling, writing, and theatre as modes of collective relearning. In absorbing the writing of W.E.B. Du Bois, June Jordan, Nina Simone, Sujatha Gidla, Om Prakash Valmiki, Viet Thanh Nguyen, and others, the Syllabus asks: What of ourselves must each member of the class offer in order to become an ethical receiver of the stories we are reading? And how might this commitment to ethically receive stories translate into an embodied journey that seeks to transform the self in relation to the collective?
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

"Status, Distribution, and Conservation of Native Freshwater Fishes of Western North America." In Status, Distribution, and Conservation of Native Freshwater Fishes of Western North America, edited by Jerald B. Johnson and Mark C. Belk. American Fisheries Society, 2007. http://dx.doi.org/10.47886/9781888569896.ch16.

Full text
Abstract:
ABSTRACT The fundamental charge of conservation biology is to preserve biological diversity. Yet, efforts to accomplish this goal have focused too narrowly on reversing the slide toward extinction in already threatened or endangered species. In this review, we argue that conservation biologists and fisheries managers should broaden their vision to include efforts to preserve the ecological and evolutionary processes that ultimately give rise to new biodiversity. Our view is based upon the simple observation that biological diversity is a function of both the rate at which new taxa originate as well as the rate at which established taxa are lost to extinction. Efforts to stem extinction that fail to maintain the ecological and evolutionary processes of speciation are ultimately unsustainable. We suggest that common, widespread species are particularly important to the origin of new diversity and argue that conservation biologists should pay particular attention to the evolution of diversity within such species. We illustrate several key points to this argument using the desert minnow, Utah chub <em>Gila atraria</em>, as a model system. In particular, we show that conservation efforts in common species must focus on clearly delineating conservation unit boundaries and that particular care should be paid to unique ecological and evolutionary diversity within such species.We also show the importance of understanding and conserving the range of ecological and evolutionary interactions that are common hallmarks of abundant and widespread taxa.We conclude our review by suggesting several specific areas of future research in Utah chub that would help more clearly define conservation and management priorities in this species.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Conference papers on the topic "Gilda Musa"

1

Couto, Maria de Fátima Morethy. "A biografia na história da arte: o “confronto” entre Anita e Tarsila." In Encontro da História da Arte. Universidade Estadual de Campinas, 2006. http://dx.doi.org/10.20396/eha.2.2006.3680.

Full text
Abstract:
Minha comunicação tem por objetivo analisar um aspecto preciso da historiografia de dois ícones do movimento modernista brasileiro: o “confronto” que teria existido entre a bela Tarsila e a “mulher-menina” Anita Malfatti. Para alguns historiadores, o mal-estar criado pela convivência com Tarsila foi uma das razões que levaram Anita a recuar de seu engajamento vanguardista e buscar uma arte “sem excessos”. Destaco aqui a contribuição de dois autores: Gilda de Mello e Souza, em seu artigo “Vanguarda e Nacionalismo na década de Vinte”, de 1975, e Sérgio Miceli, em seu livro Nacional Estrangeiro, publicado em 2003, tratam do tema apontando o quanto as vantagens físicas e materiais de Tarsila ajudaram-na a impor-se como a musa final do movimento modernista brasileiro.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography