Academic literature on the topic 'Gaya Yogyakarta'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the lists of relevant articles, books, theses, conference reports, and other scholarly sources on the topic 'Gaya Yogyakarta.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Journal articles on the topic "Gaya Yogyakarta"

1

Agustina, Prima. "Pemertahanan Warisan Budaya Wayang Wong Gaya Yogyakarta dan Komodifikasinya untuk Atraksi Wisata di Kota Yogyakarta." Metahumaniora 8, no. 1 (April 3, 2018): 68. http://dx.doi.org/10.24198/metahumaniora.v8i1.18875.

Full text
Abstract:
AbstrakWayang wong gaya Yogyakarta merupakan seni pertunjukan yang dasargerakannya adalah tari klasik gaya Yogyakarta atau Joged Mataram. Masyarakatmemanfaatkan warisan budaya wayang wong gaya Yogyakarta untuk atraksi wisata.Dalam perspektif kajian budaya, pemanfaatan tersebut merupakan industri budayayang menuntut komodifikasi. Data penelitian dikumpulkan dari kepustakaan,wawancara dengan pakar wayang wong gaya Yogyakarta, dan pengamatan di lokasipementasan, di tempat pembelajaran tari klasik di kota Yogyakarta. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa untuk tujuan atraksi wisata pementasan wayang wong gayaYogyakarta mengalami perkembangan dan komodifikasi, tetapi masyarakat tetapmempertahankan aturan baku dari segi teknis tari dan penjiwaan dari para penarinya.Kata kunci: wayang wong, Yogyakarta, atraksi wisata, industri budaya, komodifikasiAbstractWayang wong is an outstanding dance performance in Java. Yogyakarta’s stylemeans that the dance movement has its basic on Yogyakarta’s classical court dance namedJoged Mataram. People in Yogyakarta present the show of this intangible heritage as touristattraction. Cultural studies acknowledge the practice as part of cultural industry whichrequire its commodification. Datas are obtained out of field research and litterature study:interviews with experts of wayang wong Yogyakarta style, observations in some classicaldance training societies in the city of Yogyakarta. The result indicate that transformation andcommodification in wayang wong performance occured due to tourist attraction. Nevertheless,communities continue their effort to preserve the court classical dance standard in term ofdance technicality and the highly controlled emotion of dancers expression.Keywords: wayang wong, Yogyakarta, tourist attraction, cultural industry,commodification.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Agustina, Prima. "Pemertahanan Warisan Budaya Wayang Wong Gaya Yogyakarta dan Komodifikasinya untuk Atraksi Wisata di Kota Yogyakarta." Metahumaniora 8, no. 1 (April 3, 2018): 68. http://dx.doi.org/10.24198/mh.v8i1.18875.

Full text
Abstract:
AbstrakWayang wong gaya Yogyakarta merupakan seni pertunjukan yang dasargerakannya adalah tari klasik gaya Yogyakarta atau Joged Mataram. Masyarakatmemanfaatkan warisan budaya wayang wong gaya Yogyakarta untuk atraksi wisata.Dalam perspektif kajian budaya, pemanfaatan tersebut merupakan industri budayayang menuntut komodifikasi. Data penelitian dikumpulkan dari kepustakaan,wawancara dengan pakar wayang wong gaya Yogyakarta, dan pengamatan di lokasipementasan, di tempat pembelajaran tari klasik di kota Yogyakarta. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa untuk tujuan atraksi wisata pementasan wayang wong gayaYogyakarta mengalami perkembangan dan komodifikasi, tetapi masyarakat tetapmempertahankan aturan baku dari segi teknis tari dan penjiwaan dari para penarinya.Kata kunci: wayang wong, Yogyakarta, atraksi wisata, industri budaya, komodifikasiAbstractWayang wong is an outstanding dance performance in Java. Yogyakarta’s stylemeans that the dance movement has its basic on Yogyakarta’s classical court dance namedJoged Mataram. People in Yogyakarta present the show of this intangible heritage as touristattraction. Cultural studies acknowledge the practice as part of cultural industry whichrequire its commodification. Datas are obtained out of field research and litterature study:interviews with experts of wayang wong Yogyakarta style, observations in some classicaldance training societies in the city of Yogyakarta. The result indicate that transformation andcommodification in wayang wong performance occured due to tourist attraction. Nevertheless,communities continue their effort to preserve the court classical dance standard in term ofdance technicality and the highly controlled emotion of dancers expression.Keywords: wayang wong, Yogyakarta, tourist attraction, cultural industry,commodification.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Sugimin, Sugimin. "MENGENAL KARAWITAN GAYA YOGYAKARTA." Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi 18, no. 2 (March 26, 2019): 67–89. http://dx.doi.org/10.33153/keteg.v18i2.2398.

Full text
Abstract:
AbstrakKarawitan gaya Yogyakarta dan karawitan gaya Surakarta diduga bersumber dari budaya yang sama, yaitu kerajaan Mataram. Kedua gaya karawitan ini menggunakan perangkat gamelan yang sama, yaitu perangkat gamelan ageng. Karawitan yang berkembang di wilayah Kasultana Yogyakarta kemudian memunculkan ciri-ciri yang berbeda dengan karawitan gaya Surakarta. Ciri-ciri tersebut dapat dilihat secara fisik maupun non fisik Ciri-ciri fisik dapat dikenali melalui bentuk instrumen, sedangkan ciri-ciri non fisik berupa cara kerja musikal dapat dikenali melalui pola tabuhan, garap, irama, tempo sajian, dan susunan balungan gending yang semuanya dalam rangka untuk penguatan sebuah identitas gaya karawitan. AbstractYogyakarta style karawitan and Surakarta style gamelan are said to originate from the same culturalsource: that of the Mataram kingdom. Each style uses the same type of gamelan: the gamelan ageng.The style of karawitan that developed in the Yogyakarta Sultanate gradually evolved different characteristicsfrom that in Surakarta. These characteristics are both physical and non-physical. The former canbe observed in the shapes of the instruments, while the latter involve how the music is played: how theinstruments are struck, garap, irama, the tempo within performances, and the balungan of compositions.All these elements go towards strengthening the identity of each style.Keywords: Yogyakarta style Karawitan, physical characteristics, and musical characteristicsKata Kunci: Karawitan Gaya Yogyakarta, ciri fisik, dan ciri musikal
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Tri Suwasono, Bening. "RUPA TOPENG PANJI GAYA YOGYAKARTA DI MUSEUM SONOBUDOYO." SULUH: Jurnal Seni Desain Budaya 4, no. 2 (October 25, 2021): 147–66. http://dx.doi.org/10.34001/jsuluh.v4i2.2539.

Full text
Abstract:
Artikel tentang rupa topeng Panji gaya Yogyakarta ini merupakan kajian hasil penelitian yang berusaha untuk mengetengahkan permasalahan berkaitan dengan bagaimana latar belakang keberadaan kesenian topeng di Yogyakarta, bagaimana makna simbolis yang terkandung di dalam topeng Panji, dan bagaimana rupa topeng Panji gaya Yogyakarta di Museum Sonobudoyo. Tujuan dari penelitian adalah untuk melihat sejauhmana keberadaan kesenian topeng Panji di Yogyakarta lewat penelusuran jejak artefak, selain itu hasil dari penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan khususnya seni rupa tradisi lewat visual topeng Panji gaya Yogyakarta yang menjadi bagian dari koleksi museum Sonobudoyo. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan studi kasus tunggal, yaitu rupa topeng Panji gaya Yogyakarta koleksi museum Sonobudoyo. Sumber data yang pakai dalam penelitian ini didapatkan dari narasumber dan sumber tertulis. Secara teknis pengumpulan data dilakukan melalui cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keberadaan topeng sebagai artefak budaya tida bisa diabaikan begitu saja. Terbukti setelah dilakukan sebuah kajian menunjukkan bahwa topeng Panji gaya Yogyakarta memiliki akar sejarah yang kuat, serta di dalamnya terdapat makna simbolis yang kuat pula. Topeng sebagai sebuah artefak budaya keberadaannya dapat terindra secara fisik. Topeng cerita Panji gaya Yogyakarta di museum Sonobudoyo memiliki bentuk visual yang menarik. Berdasarkan hasil kajian didapatkan sebuah kesimpulan bahwa topeng Panji gaya Yogyakarta memiliki karakteristik yang menjadi penciri/pembeda dengan topeng Panji lainnya
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Melinda, Gita Melinda. "IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR MODEL KOLB TERHADAP PESERTA DIDIK MAN II YOGYAKARTA." JURNAL PENDIDIKAN SAINS (JPS) 6, no. 1 (March 29, 2018): 47. http://dx.doi.org/10.26714/jps.6.1.2018.47-55.

Full text
Abstract:
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gaya belajar peserta didik dan mengetahui korelasi antara kemampuan spasial dan gaya belajar peserta didik pada mata pelajaran kimia.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Variabel dalam penelitian ini adalah gaya belajar yang meliputi diverger, assimilator, converger, dan accomodator. Subjek dalam penelitian ini sejumlah 52 peserta didik XI MIPA MAN II Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 dan 270 peserta didik dari 6 sekolah yang ada di Yogyakarta. Teknik pengumpulan data menggunakan angket KLSI (Kolb Learning Style Inventory). Adapun teknik analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik dari MAN II Yogyakarta memiliki kecenderungan pada gaya belajar assimilator sebanyak 19 peserta didik atau 36,5%, gaya belajar diverger sebanyak 17 peserta didik atau 32,6%, gaya belajar converger sebanyak 11 peserta didik atau 21,2%, dan gaya belajar accomodator sebanyak 5 peserta didik atau 9,6%. Peserta didik dari 6 sekolah di Yogyakarta memiliki kecenderungan pada gaya belajar assimilator sebanyak 96 peserta didik atau 35,5%, gaya belajar diverger sebanyak 93 peserta didik atau 34,4%, gaya belajar converger sebanyak 53 peserta didik atau 19,6% dan gaya belajar accomodator sebanyak 28 peserta didik atau 10,3%. Terdapat korelasi antara kemampuan spasial dan gaya belajar yang ditunjukkan oleh 19 peserta didik XI MIPA MAN II Yogyakarta memiliki nilai kemampuan spasial dan nilai ulangan harian hidrokarbon diatas nilai KKM materi hidrokarbon sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki peserta didik yaitu gaya belajar tipe assimilator.Kata Kunci: gaya belajar model Kolb, diverger, converger, assimilator, accomodator
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Bowo, Ahmad Nasir Ari, Paryanto Paryanto, and Muhamad Iqbal. "Pengaruh Media Sosial Instagram terhadap Gaya Hidup Mahasiswa." Jurnal Ilmu Manajemen dan Pendidikan (JIMPIAN) 3, no. 1 (June 14, 2023): 21–32. http://dx.doi.org/10.30872/jimpian.v3i1.2249.

Full text
Abstract:
Tujuan dalam penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui pengaruh media sosial Instagram terhadap Mahasiswa Universitas Cokroaminoto Yogyakarta; (2) untuk mengetahui gaya hidup Mahasiswa Universitas Cokroaminoto Yogyakarta. Jenis penelitian kuantitatif deskriptif analisis statistik. Populasi penelitian adalah Mahasiswa PPKn Universitas Cokroaminoto Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, dokumentasi, penyebaran angket dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh media sosial Instagram terhadap mahasiswa Universitas Cokroaminoto Yogyakarta, yang di mana hal ini menjadikan Instagram sebagai sarana untuk mengakses informasi, mencari hiburan, dan sebagai media untuk berkomunikasi; (2) ada pengaruh gaya hidup mahasiswa Universitas Cokroaminoto Yogyakarta dalam penggunaan Instagram tergantung pada konten-konten yang sering di nikmati ketika mengakses Instagram. Di samping itu mahasiswa universitas Cokroaminoto Yogyakarta sering menjadikan Instagram sebagai referensi untuk melihat fashion-fashion terbaru; (3) ada Pengaruh media sosial Instagram terhadap gaya hidup mahasiswa Universitas Cokroaminoto Yogyakarta di perolah melalui uji hipotesis menggunakan Regresion Linear sehingga didapatkan hasil angka signifikan menunjukkan nilai 0,000 yang berarti <0,05, sehingga Ha diterima berarti terdapat pengaruh media sosial Instagram terhadap gaya hidup Mahasiswa Universitas Cokroaminoto Yogyakarta.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Soemaryatmi, Soemaryatmi. "STUDI PUSTAKA TARI SRIMPI MUNCAR GAYA YOGYAKARTA DAN GAYA MANGKUNAGARAN SURAKARTA." Acintya : Jurnal Penelitian Seni Budaya 13, no. 2 (March 9, 2022): 204–18. http://dx.doi.org/10.33153/acy.v13i2.4123.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Penelitian dengan judul Studi Pustaka Tari Srimpi Muncar Gaya Yogyakarta dengan Gaya Mangkunegaran Surakarta, merupakan penelitian membandingkan dua judul tari yang sama guna menemukan persamaan untuk ditarik ke dalam konklusi baru. Penelitian pustaka ini bersifat kualitatif, dengan menggunakan metode studi pustaka dan pendekatan koreografi.Hasil penelitian menunjukan bahwa, tari Srimpi Muncar yang berkembang di Mangkunagaran Surakarta memiliki persamaan nama dan bentuk dengan tari yang berkembang di Istana Yogyakarta. Jenis tarian yang pada awalnya memiliki nilai sakral dan dipergelarkan di kalangan terbatas yaitu istana, seiring perubahan jaman menjadi pertunjukan hiburan dan disajikan dikalangan masyarakat.Tari Srimpi Muncar di Yogyakarta diciptaan olah Hamengku Buwana ke VI sedang Srimpi Muncar di Mangkunegaran Surakarta disusun kembali oleh Mangkunegara VII. Di dalam sajiannya kedua Tari Srimpi Muncar terdapat perbedaan dan persamaan yang menarik. Tari Srimpi Muncar disusun dengan gerakan tari yang bersumber dari tari bedhaya, dalam penyajiannya terdapat pengembangan gerak yang spesifik yaitu gerak sojah dan gerak guladrahan, dalam seluruh sajiannya memiliki teknis atau gaya yang berbeda. Adapun persamaannya, struktur sajian, iringan yang digunakan gending Muncar, desain kostum yang digunakan juga menyesuaikan dengan tokoh yang diperankannya yaitu putri cina dan putri jawa. Tema yang diangkat adalah percintaan dengan sumber ceritera mengambil dari Serat Menak yang bernafaskan ke-Islaman. Kata Kunci: Tari, Muncar, Sojah, Guladrahan, Putri Cina ABSTRACTThe research entitled Literature Review about Srimpi Muncar Dance in Yogyakarta and Mangkunegaran Surakarta Style is a research that compare same dance in two different style. It aimed to find some similarities and then integrated into a new conclusion. It is a qualitatively research which uses literature method and choreography approach.Research result shows that Srimpi Muncar Dance which has developed at Mangkunegaran Surakarta actually has some similarities such as name and format with one else at Yogyakarta Palace. At first, this dance with sacred value performed for special audience. But now, it performed for all audience and come to be entertainment material. Srimpi Muncar dance either in Yogyakarta style or Mangkunegaran style, still in relation with its history. Both of dances have some differences and similarities in performance. Srimpi Muncar dance arranged with specific movements based on bedaya dance. They have specific movement such as sojah and goladraham but different in technique and style. They are equally accompanied by gendhing called Muncar. Costume for these dance allowing characters, Chinese and Javanese princes. Dance theme is romance inspired by Serat Menak with Islamic nuance. Keywords: Muncar Dance, Sojah, Guladrahan, Chinese princess.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Marsudi, Marsudi Marsudi. "Metode Pembelajaran Suling Laras Slendro Gaya Yogyakarta." Resital: Jurnal Seni Pertunjukan 23, no. 1 (April 30, 2022): 39–50. http://dx.doi.org/10.24821/resital.v23i1.6112.

Full text
Abstract:
This research is motivated by the fact that many flute players, artists, musical practitioners and students do not recognize the characteristics of the Yogyakarta style flute, so there is a tendency to abandon it. On the other hand, the Yogyakarta style flute instrument has specifications that lead to special characteristics. This study aims to provide an understanding of the Yogyakarta style flute as well as produce teaching materials for the Yogyakarta style flute as a guide for learning. This study uses two methods, namely data collection and analysis and design methods. Yogyakarta Style flute learning techniques include: knowledge of the flute, basic techniques, intermediate techniques, and advanced techniques. Knowledge of the flute includes the characteristics of the shape, blow hole, tone hole, closing tone, cengkok seleh, and the application of cengkok seleh flute Yogyakarta style. Basic techniques include mastery of blowing and closing types in finding the tone of both the slendro barrels. Intermediate techniques include basic mastery of crooked selh, slendro barrel and pelog barrel. Advanced techniques include the application of seleh bends on the gending and lagon.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Marsudi, Marsudi Marsudi. "Metode Pembelajaran Suling Laras Slendro Gaya Yogyakarta." Resital: Jurnal Seni Pertunjukan 23, no. 1 (April 30, 2022): 39–50. http://dx.doi.org/10.24821/resital.v1i1.6112.

Full text
Abstract:
This research is motivated by the fact that many flute players, artists, musical practitioners and students do not recognize the characteristics of the Yogyakarta style flute, so there is a tendency to abandon it. On the other hand, the Yogyakarta style flute instrument has specifications that lead to special characteristics. This study aims to provide an understanding of the Yogyakarta style flute as well as produce teaching materials for the Yogyakarta style flute as a guide for learning. This study uses two methods, namely data collection and analysis and design methods. Yogyakarta Style flute learning techniques include: knowledge of the flute, basic techniques, intermediate techniques, and advanced techniques. Knowledge of the flute includes the characteristics of the shape, blow hole, tone hole, closing tone, cengkok seleh, and the application of cengkok seleh flute Yogyakarta style. Basic techniques include mastery of blowing and closing types in finding the tone of both the slendro barrels. Intermediate techniques include basic mastery of crooked selh, slendro barrel and pelog barrel. Advanced techniques include the application of seleh bends on the gending and lagon.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Hariani, Firi Oktavia, and Siti Hamidah. "PERKEMBANGAN RIAS DAN BUSANA PENGANTIN GAYA YOGYAKARTA PADA MASYARAKAT JOGJA TAHUN 2015-2021." Home Economics Journal 7, no. 1 (May 31, 2023): 16–23. http://dx.doi.org/10.21831/hej.v7i1.47158.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perkembangan tata rias dan busana pengantin gaya Yogyakarta pada masyarakat kota Yogyakarta tahun 2015 hingga 2021. Objek pada penelitian ini adalah perkembangan tata rias dan busana pengantin gaya Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah pasangan pengantin masyarakat kota Yogyakarta, anggota HARPI Melati Yogyakarta, dan dokumen berupa foto pasangan pengantin. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi studi pustaka, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, klasifikasi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan. Hasil dari penelitian menunjukkan adanya perkembangan tata rias dan busana pengantin gaya Yogyakarta pada masyarakat Jogja. Perkembangan pada tata rias disebabkan dengan adanya faktor dari alat dan bahan kosmetik yang semakin beraneka ragam, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan selera dari perias maupun konsumen. Perkembangan pada busana disebabkan oleh faktor kepraktisan dan penghematan waktu dalam pemakaian busana itu sendiri. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa perkembangan tersebut dikarenakan adanya faktor perubahan trend, selera, agama, dan kepraktisan dalam penyelenggaraan pesta pernikahan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Dissertations / Theses on the topic "Gaya Yogyakarta"

1

Esch, David B. "Trans Terrains: Gendered Embodiments and Religious Landscapes in Yogyakarta, Indonesia." FIU Digital Commons, 2015. http://digitalcommons.fiu.edu/etd/1829.

Full text
Abstract:
Transgendered Indonesians live in the fourth most populated nation in the world with more Muslims than any other country. This thesis summarizes an ethnography conducted on one religiously oriented male-to-female transgender community known in the city of Yogyakarta as the waria. This study analyzes the waria’s gender and religious identities from an emic and etic perspective, focusing on how individuals comport themselves inside the world’s first transgender mosque-like institution called a pesantren waria. The waria take their name from the Indonesian words wanita (woman) and pria (man). I will chart how this male-to-female population create spaces of spiritual belonging and physical security within a territory that has experienced geo-religio-political insecurity: natural disasters, fundamentalist movements, and toppling dictatorships. This work illuminates how the waria see themselves as biologically male, not men. Anatomy is not what gives the waria their gender, their feminine expression and sexual attraction does. Although the waria self-identity as women/waria, in a religious context they perform as men, not women.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Singiza, Douglas Karekona. "Exorcising the antiquity spirit of intolerance : possibilities and dilemmas of decriminalising sodomy laws in Uganda." Diss., University of Pretoria, 2007. http://hdl.handle.net/2263/5851.

Full text
Abstract:
The general objective of the study is to assess the role of culture and traditions as stumbling blocks in the legal reform that would lead to the decriminalization of same-sex sexual intercourse. Focuses on the sodomy laws in Africa with specific reference to Uganda. Compares the Ugandan and South African legal regimes. Uganda is chosen because it represents one of the African countries where same-sex unions are specifically prohibited by the Constitution.
Thesis (LLM (Human Rights and Democratisation in Africa)) -- University of Pretoria, 2007.
A Dissertation submitted to the Faculty of Law University of Pretoria, in partial fulfilment of the requirements for the degree Masters of Law (LLM in Human Rights and Democratisation in Africa). Prepared under the supervision of Prof Pierre de Vos of the Faculty of Law, University of the Western Cape, Cape Town South Africa.
http://www.chr.up.ac.za/
Centre for Human Rights
LLM
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Books on the topic "Gaya Yogyakarta"

1

Wibowo, Fred. Tari klasik gaya Yogyakarta. Jogjakarta, Indonesia: Yayasan Bentang Budaya, 2002.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Soemaryatmi. Wiraga tunggal: Tari gaya Yogyakarta. Ketingan, Jebres, Surakarta: ISI Press Solo, 2007.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Supadmi, Murtiadji Sri. Tata rias pengantin gaya Yogyakarta. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Yosodipuro, Marmien Sardjono. Rias pengantin gaya Yogyakarta dengan segala upacaranya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1996.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Hadiprayitno, Kasidi. Estetika janturan wayang kulit purwa gaya Yogyakarta. Sewon, Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta, 2012.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Pringgawidagda, Suwarna. Tata upacara dan wicara: Pengantin gaya Yogyakarta. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2006.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Hadi, Y. Sumandiyo. Pasang surut pelembagaan tari klasik gaya Yogyakarta. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher & Lembaga Penelitian, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, 2007.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Kriswanto. Dominasi karawitan gaya Surakarta di Daerah Istimewa Yogyakarta. Surakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, Program Beasiswa Unggulan, 2007.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Soedarsono. Wayang wong gaya Yogyakarta: Masa gemilang dan memudar. Yogyakarta: Tarawang, 2000.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Indrawati, Antonia. Analisis struktur tari klana raja gaya Yogyakarta: Laporan penelitian. Denpasar: Sekolah Tinggi Seni Indonesia, 1994.

Find full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles

Conference papers on the topic "Gaya Yogyakarta"

1

Riza, Masyiana Arifah Alfia, and Dimas Wihardyanto. "Perubahan Era Gaya Arsitektur Stasiun Jalur Yogyakarta-Bantul." In Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia 6. Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia, 2017. http://dx.doi.org/10.32315/ti.6.i047.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Fitria, Rani. "Evaluation Program of Physical and Health Educational Learning in Junior Secondary School In The Gayo Lues Region of Aceh." In Proceedings of the 2nd Yogyakarta International Seminar on Health, Physical Education, and Sport Science (YISHPESS 2018) and 1st Conference on Interdisciplinary Approach in Sports (CoIS 2018). Paris, France: Atlantis Press, 2018. http://dx.doi.org/10.2991/yishpess-cois-18.2018.168.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography