To see the other types of publications on this topic, follow the link: Emploi de stries.

Journal articles on the topic 'Emploi de stries'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Emploi de stries.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Rahman, Aditia, Ayu Anjelina, Widya Astuti, Fathimah Syarif, Shintia Eriza, and Tesa Anggraini. "KONTRIBUSI SOCIAL SUPPORT TERHADAP TINGKAT STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA PSIKOLOGI BUKITTINGGI." Jurnal EMPATI 13, no. 3 (July 11, 2024): 53–60. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2024.44855.

Full text
Abstract:
Dukungan sosial dapat memengaruhi stres dan mengurangi stres pada mahasiswa sehingga kesehatan menjadi optimal. Tingginya tingkat stres dapat direduksi dengan dukungan sosial dan diganti menjadi aspek-aspek positif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana dukungan sosial berkontribusi terhadap stres akademik mahasiswa. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode kuantitatif dengan menggunakan alat ukur berupa skala. Teknik yang digunakan adalah regresi sederhana untuk melihat pengaruh dukungan sosial terhadap stres akademik mahasiswa. Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling dengan jumlah sample sebanyak 83 mahasiswa. Hasilnya menyatakan bahwa stres akademik dan dukungan sosial memiliki hubungan yang positif. Hasil dari uji normalitas dalam penelitian ini pada variabel social support dan stres akademik menunjukkan .200 (p>.05), sehingga dapat dikatakan variabel social support dan stres akademik memiliki sebaran data normal. Berdasarkan uji koefisien determinasi didapatkan nilai R square .158, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi social support sebesar 15.8% terhadap stres akademik mahasiswa psikologi 2021 Universitas Negeri Padang kampus Bukittinggi. Apabila dukungan sosial yang diterima individu meningkat maka stres akademiknya akan menurun, begitu pula sebaliknya apabila dukungan sosial yang diterima menurun maka stres akademik yang dialami individu tersebut akan meningkat. Dukungan sosial terbukti memiliki pengaruh yang positif terhadap resiliensi stres akademik. Ini menunjukkan bahwa dukungan sosial yang dilakukan oleh teman memiliki peran di tengah lingkungan stres akademik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penting bagi mahasiswa untuk memiliki dukungan sosial yang memadai dalam menghadapi stres akademik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Putri, Selvani Ane, and Dian Ratna Sawitri. "HUBUNGAN ANTARA HARDINESS DENGAN STRES AKADEMIK PADA TARUNA TINGKAT II POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG." Jurnal EMPATI 6, no. 4 (March 26, 2018): 319–22. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2017.20100.

Full text
Abstract:
Tuntutan akademik yang harus dihadapi peserta didik setiap harinya cenderung menjadi salah satu penyebab stres dalam kehidupan peserta didik. Stres yang berasal dari hambatan akademik yang di alami peseta didik disebut dengan istilah stres akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hardiness dengan stres akademik serta mengetahui besarnya dukungan efektif yang diberikan hardiness terhadap stres akademik. Populasi penelitian adalah taruna tingkat II di Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang yang berjumlah 337 orang, sampel sejumlah 173 orang diambil menggunakan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data menggunakan Skala Stres Akademik (31 item, α = .91) dan Skala Hardiness (48 item, α = .96). Analisis regresi sederhana menunjukkan hubungan negatif yang signifikan antara hardiness dengan stres akademik dengan nilai koefisien korelasi rxy = -.63 dengan p = .000 (p < .001). Artinya, semakin tinggi hardiness, semakin rendah stres akademik. Hardiness memberikan sumbangan efektif sebesar 39% terhadap variasi kecenderungan stres akademik. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi peserta didik, orang tua, dan sekolah maupun referensi pendukung bagi peneliti selanjutnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Risana, Intan Wientya, and Erin Ratna Kustanti. "HUBUNGAN ANTARA HARDINESS DENGAN STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS DIPONEGORO." Jurnal EMPATI 9, no. 5 (November 14, 2020): 370–74. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2020.29255.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hardiness dengan stres akademik pada mahasiswa Departemen Teknik Sipil Universitas Diponegoro Angkatan 2017. Stres akademik didefinisikan sebagai stres yang bersumber dari proses belajar mengajar atau hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar yang meliputi tekanan belajar, lama belajar, tugas yang banyak, hasil dari nilai ujian, menentukan karir ketika sudah lulus maupun kecemasan dalam ujian dan manajemen waktu. Hardiness merupakan pola dari sikap dan perilaku yang dimiliki individu untuk melawan stres dengan cara mengubah keadaan yang penuh dengan tekanan menjadi peluang pertumbuhan. Populasi pada penelitian ini yaitu mahasiswa Departemen Teknik Sipil Universitas Diponegoro Angkatan 2017 yang berjumlah 210 mahasiswa dengan sampel penelitian 118 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Alat ukur yang digunakan yaitu Skala Hardiness (25 item, α= 0,903) dan Skala Stres Akademik (30 item, α= 0,876). Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi sederhana, berdasarkan uji korelasi regresi sederhana diperoleh nilai rxy = -0,555; dengan p=0,000 (p<0,05), sehingga terdapat hubungan negatif antara hardiness dengan stres akademik pada mahasiswa Departemen Teknik Sipil Universitas Diponegoro Angkatan 2017. Semakin tinggi hardiness maka semakin rendah stres akademik, sebaliknya semakin rendah hardiness maka semakin tinggi stres akademik. Hardiness memberikan sumbangan efektif sebesar 30,8% terhadap stres akademik mahasiswa Departemen Teknik Sipil Universitas Diponegoro angkatan 2017, yang artinya stres akademik dipengaruhi oleh hardiness sebesar 30,8%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Purwati, Mirna, and Amalia Rahmandani. "HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN PADA TEMAN SEBAYA DENGAN STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG." Jurnal EMPATI 7, no. 2 (June 30, 2020): 456–66. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2018.21664.

Full text
Abstract:
Mahasiswa yang tidak dapat memenuhi tuntutan akademik cenderung mengalami stres. Adanya teman sebanya memiliki peranan penting dalam penurunan tingkat stres akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kelekatan pada teman sebaya dengan stres akademik serta mengetahui besarnya sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel kelekatan pada teman sebaya terhadap stres akademik. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro yang berjumlah 357 orang dengan jumlah sampel 190 orang yang diambil dengan menggunakan teknik stratified cluster random sampling. Pengumpulan data menggunakan dua skala, Skala Stres Akademik (28 item, α = 0,854) dan Skala Kelekatan pada teman Sebaya (41 item, α = 0,929). Analisis regresi sederhana menunjukkan hubungan negatif yang signifikan antara kelekatan pada teman sebaya dengan stres akademik pada mahasiswa Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro, ( = -0,402, p < 0,001). Kelekatan pada teman sebaya memberikan sumbangan efektif sebesar 16% terhadap stres akademik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Jannah, Siti Miftahul. "HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA YANG MENJALANI PEMBELAJARAN JARAK JAUH AKIBAT COVID-19." Jurnal EMPATI 10, no. 4 (December 12, 2021): 255–59. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2021.32580.

Full text
Abstract:
Pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa COVID-19 menimbulkan dampak stres akademik pada mahasiswa yang menjalaninya. Adanya dukungan sosial diharapkan dapat mengurangi dampak terjadinya stres akademik pada mahasiswa yang menjalani PJJ. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan stres akademik pada mahasiswa yang menjalani pembelajaran jarak jauh. Populasi penelitian ini berjumlah 43.687 mahasiswa di Universitas Diponegoro dengan sampel sebanyak 356 yang diambil menggunakan Cluster Random Sampling. Data dikumpulkan menggunakan skala dukungan sosial (41 aitem, α = 0,917) dan skala stres akademik (37 aitem, α = 0,935). Analisis data menggunakan metode analisis regresi sederhana dengan nilai koefisien rxy = -0,248 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05). Berdasarkan hasil analisis tersebut, terbukti bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara dukungan sosial dengan stres akademik, yang artinya semakin tinggi dukungan sosial yang diterima mahasiswa, maka semakin rendah stres akademik yang dialami. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial yang diterima, maka semakin tinggi stres akademik yang dialami.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Susetyo, Raden Irham, and Ika Zenita Ratnaningsih. "PERSEPSI TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN STRES KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT X DI BEKASI." Jurnal EMPATI 5, no. 1 (January 27, 2016): 55–59. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2016.14948.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui antara persepsi terhadap Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) dengan stres kerja pada karyawan bagian produksi PT “X. Hipotesis penelitian ini, ada hubungan negatif antara persepsi terhadap K3 dengan stres kerja pada karyawan bagian produksi PT “X”. Sampel penelitian ini adalah karyawan bagian produksi PT “X” yang berjumlah 95 orang. Sampel diambil menggunakan teknik proportional random sampling. Pengumpulan data menggunakan dua buah skala psikologi, yaitu Skala Persepsi K3 dan Skala Stres Kerja. Metode analisis data dengan menggunakan analisis regresi sederhana menunjukan nilai koefisien korelasi rxy = -0,369 dengan p = 0,000 (p<0,01). Hasil tersebut menunjukan bahwa hipotesis yang diajukan diterima yaitu terdapat hubungan negatif antara persepsi terhadap K3 dengan stres kerja pada karyawan bagian produksi PT “X”. Semakin positif persepsi K3 maka akan semakin rendah stres kerja karyawan, sebaliknya semakin negatif persepsi terhadap K3 maka akan semakin tinggi stres kerja. Sumbangan efektif variabel persepsi terhadap K3 pada stres kerja sebesar 13,6 % sedangkan 86,4 % dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Putri, Aprilia Kusuma, Diana Rusmawati, and Endah Kumala Dewi. "Hubungan antara Regulasi Emosi dengan Stres Pengasuhan pada Ibu dengan Anak Disabilitas Intelektual di Kabupaten Blora." Jurnal EMPATI 12, no. 3 (June 21, 2023): 246–50. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2023.39363.

Full text
Abstract:
Stres pengasuhan merupakan suatu ketegangan dan kecemasan akibat ketidakmampuan orangtua dalam mengasuh anak, sehingga akan mempengaruhi proses pengasuhan. Kemampuan mengelola emosi negatif ketika mengalami stres pengasuhan dapat membantu proses pengasuhan anak berjalan dengan baik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi emosi dengan stres pengasuhan pada ibu dengan anak disabilitas intelektual di Kabupaten Blora. Sampel pada penelitian sebanyak 49 orangtua yang memiliki anak disabilitas intelektual. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua skala Likert, yaitu skala regulasi emosi (16 aitem; α=0,838 ) dan skala stres pengasuhan (14 aitem; α=0,872). Hasil analisis data regresi linier sederhana menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif antara variabel regulasi emosi dengan stres pengasuhan orangtua anak disabilitas intelektual di Kabupaten Blora (rxy = -0,438; p=0,002). Semakin tinggi nilai regulasi emosi, maka akan semakin rendah stres pengasuhan dan sebaliknya, semakin rendah nilai regulasi emosi, maka nilai stres pengasuhan akan semakin rendah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Muatsiroh, Anis, and Siswati Siswati. "HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT INSTALASI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA." Jurnal EMPATI 6, no. 1 (January 16, 2017): 34–39. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2017.15109.

Full text
Abstract:
Stres kerja merupakan suatu kondisi ketika individu dihadapkan pada situasi menuntut dan menekan dalam pekerjaannya yang dapat menimbulkan dampak negatif, sehingga memaksa individu untuk menyimpang dari fungsi normal yang semestinya. Salah satu penyebab stres kerja yaitu konflik interpersonal yang rentan terjadi ketika berinteraksi sosial dengan individu lain. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan interpersonal dengan stres kerja yang dialami perawat instalasi rawat inap di RSJD Surakarta. Populasi penelitian adalah perawat yang bekerja di instalasi rawat inap RSJD Surakarta berjumlah 120 orang. Sampel penelitian berjumlah 65 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Alat ukur menggunakan skala stres kerja (33 aitem, α= 0,961) dan skala kecerdasan interpersonal (39 aitem, α= 0,954). Teknik analisis data dalam penelitian adalah analisis regresi sederhana. Penelitian ini menunjukkan rxy= -0,699; ρ= 0,000 (ρ < 0,001). Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan negatif dan signifikan antara kecerdasan interpersonal dengan stres kerja. Semakin tinggi kecerdasan interpersonal maka semakin rendah tingkat stres kerja. Sebaliknya, semakin rendah kecerdasan interpersonal maka akan semakin tinggi tingkat stres kerja. Sumbangan efektif kecerdasan interpersonal terhadap stres kerja sebesar 48,8% dan sebesar 51,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Riyanti, Frida Eriska, and Amalia Rahmandani. "HUBUNGAN ANTARA HARDINESS DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT INSTALASI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS." Jurnal EMPATI 8, no. 3 (January 21, 2020): 505–14. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2019.26491.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan antara hardiness dengan stres kerja pada perawat instalasi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 145 dengan sampel sebanyak 63 perawat. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik cluster random sampling. Pengumpulan data menggunakan Skala Hardiness (23 aitem, α=0,901) dan Skala Stres Kerja (28 aitem, α= 0,937). Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara hardiness dengan stres kerja (rxy=-0,641;p<0,001). Semakin kuat hardiness maka semakin rendah stres kerja yang dialami perawat, dan sebaliknya semakin lemah hardiness maka semakin tinggi stres kerja yang dialami perawat. Sumbangan efektif hardiness terhadap stres kerja sebesar 41,1%, sedangkan sisanya sebesar 58,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Ikasari, Anindya, and Ika Febrian Kristiana. "HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN STRES PENGASUHAN IBU YANG MEMILIKI ANAK CEREBRAL PALSY." Jurnal EMPATI 6, no. 4 (March 26, 2018): 323–28. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2017.20101.

Full text
Abstract:
Cerebral palsy merupakan suatu penyakit neuromuskular yang disebabkan oleh gangguan perkembangan atau kerusakan sebagian dari otak yang berhubungan dengan pengendalian fungsi motorik. Kehadiran anak yang mengalami cerebral palsy dapat memunculkan stres pada ibu sebagai figur utama pengasuhan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi emosi dengan stres pengasuhan ibu yang memiliki anak cerebral palsy. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif antara regulasi emosi dan stres pengasuhan. Subjek penelitian ini adalah 50 ibu yang memiliki anak cerebral palsy dan menjalani terapi di YPAC dan PNTC. Sampel diambil menggunakan teknik insidental quota. Pengumpulan data menggunakan dua skala likert yaitu skala stres pengasuhan (37 aitem, α = 0,941) dan skala regulasi emosi (37 aitem, α = 0,972) Hasil analisis data dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana menunjukkan adanya hubungan negatif antara variabel regulasi emosi dengan stres pengasuhan ibu dengan anak cerebral palsy (r = -0,451, p= 0,001). Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat regulasi emosi, maka semakin rendah tingkat stres pengasuhan ibu dan sebaliknya. Regulasi emosi memberikan sumbangan sebesar 20,3% terhadap stres pengasuan ibu.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Suseno, Ageng, Sri Hartati, and Tri Puji Astuti. "KECENDERUNGAN PERILAKU AGRESIF DITINJAU DARI STRES AKADEMIK PADA SISWA SMA NEGERI 1 PEMALANG." Jurnal EMPATI 2, no. 3 (August 24, 2013): 233–42. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2013.7324.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan stres akademik dengan kecenderungan perilaku agresif pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pemalang. Populasi pada penelitian ini berjumlah 57 siswa dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Skala Kecenderungan Perilaku Agresif terdiri dari 20 aitem sahih (α = 0,881) dan Skala Stres Akademik yang terdiri dari 25 aitem sahih (α = 0,869). Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan adanya hubungan positif dan sangat signifikan antara stres akademik dengan kecenderungan perilaku agresif pada siswa SMA Negeri 1 Pemalang yang ditunjukkan oleh angka korelasi rxy = 0,373 dengan p = 0,002 (p<0,05), sehingga hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara stres akademik dengan kecenderungan perilaku agresif pada siswa SMA Negeri 1 Pemalang dapat diterima.Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara stres akademik dengan kecenderungan perilaku agresif pada siswa SMA Negeri 1 Pemalang. Hubungan kedua variabel tersebut menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat stres akademik siswa maka semakin tinggi pula kecenderungan perilaku agresifnya, demikian juga sebaliknya. Stres akademik memiliki sumbangan efektif sebesar 13,9% terhadap kecenderungan perilaku agresif sedangkan 86,1% dipengaruhi faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Angelia, Natasya, and Diana Rusmawati. "HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN STRES PENGASUHAN PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK AUTISME." Jurnal EMPATI 10, no. 1 (March 22, 2021): 15–20. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2021.30416.

Full text
Abstract:
Kehadiran anak yang mengalami autisme dapat memunculkan stres pada ibu sebagai figur utama pengasuhan anak. Salah satu kemampuan yang berpengaruh menurunkan stres pengasuhan adalah kecerdasan emosional yang dimiliki ibu. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Stres Pengasuhan pada ibu yang memiliki anak autisme. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak autisme di Klinik YAMET Tanjungpinang dan Batam, SLBN 1 Tanjungpinang, SLBN 2 Tanjungpinang dan SLBN Bintan. Subjek penelitian adalah 80 ibu yang memiliki anak autisme. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan dua Skala Psikologi, yaitu Skala Stres Pengasuhan (28 aitem, α = 0.940) dan Skala Kecerdasan Emosional (35 aitem α = 0.954). Analisis data menggunakan regresi sederhana yang menunjukkan adanya hubungan negatif dan signifikan antara Kecerdasan Emosional dengan Stres Pengasuhan (r= - 0.803; p<0.000). Artinya semakin tinggi Kecerdasan Emosional yang dimiliki ibu, maka semakin rendah Stres Pengasuhan yang dialami ibu. Kecerdasan emosional memberikan sumbangan efektif terhadap Stres Pengasuhan pada ibu yang memiliki anak autisme sebesar 64.5% dan sisanya 35.5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Ashari, Abdul Malik, and Sri Hartati. "HUBUNGAN ANTARA STRES, KECEMASAN, DEPRESI DENGAN KECENDERUNGAN AGGRESSIVE DRIVING PADA MAHASISWA." Jurnal EMPATI 6, no. 1 (January 16, 2017): 1–6. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2017.15079.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres, kecemasan, dan depresi dengan kecenderungan aggressive driving. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Angkatan 2016. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah sampel adalah 73 subjek. Pengumpulan data menggunakan Skala Kecenderungan Aggressive Driving (35 aitem, α = 0,887), dan Skala Depression Anxiety Stress Scale (DASS) yang telah diadaptasi dengan subskala Stres (14 aitem, α = 0,890), subskala Kecemasan (11 aitem, α = 0,824) dan subskala Depresi (12 aitem, α = 0,796). Hasil analisis menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara stres (r = 0,401; p = 0,000), kecemasan (r = 0,231; p = 0,025), dan depresi (r = 0,318; p = 0,003) dengan kecenderungan aggressive driving pada mahasiswa Fakultas Psikologi UNDIP Angkatan 2016. Secara parsial, stres memberikan sumbangan efektif 16,1%, kecemasan 5,3%, dan depresi 10,1% terhadap kecenderungan aggressive driving sedangkan secara simultan stres, kecemasan dan depresi memberikan sumbangan efektif sebesar 19,9% terhadap aggressive driving pada subjek penelitian ini. Semakin tinggi tingkat stres, kecemasan, dan depresi maka semakin tinggi kecenderungan aggressive driving dan sebaliknya, semakin rendah tingkat stres, kecemasan dan depresi maka semakin rendah kecenderungan aggressive driving.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Ariati, Jati. "HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN STRES PADA TARUNA TINGKAT I AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG." Jurnal EMPATI 5, no. 4 (February 1, 2017): 623–29. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2016.15411.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara budaya organisasi dengan stres pada taruna tingkat I Akademi Kepolisian Semarang. Populasi pada penelitian ini adalah taruna tingkat I Akademi Kepolisian Semarang. Sampel dari penelitian ini merupakan taruna tingkat I sejumlah 165 orang yang diambil menggunakan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data menggunakan dua buah skala psikologi yaitu Skala Budaya Organisasi (25 aitem, α= 0,926) dan Skala Stres (34 aitem, α= 0,924). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi rxy = -0,688 dengan p = 0,000 (p < 0,001) yang berarti terdapat hubungan negatif antara budaya organisasi dengan stres. Hal ini berarti semakin budaya organisasi dipersepsikan secara positif, semakin rendah tingkat stres yang dialami. Budaya organisasi memberikan sumbangan efektif sebesar 47,3% terhadap tingkat stres yang dialami.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Suri, Syani Masinta, Prasetyo Budi Widodo, and Imam Setyawan. "THE CORRELATION OF ATTACHMENT TO PARENTS WITH COPING STRESS AMONG 7TH GRADE OF SECONDARY SCHOOL STUDENT AT PONDOK MODERN SELAMAT KENDAL." Jurnal EMPATI 2, no. 3 (August 24, 2013): 102–12. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2013.5256.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kelekatan terhadap orangtua dengan koping stres pada siswa kelas VII SMP Pondok Modern Selamat Kendal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara kelekatan terhadap orangtua dengan koping stres siswa.Populasi dalam penelitian ini 400 siswa kelas VII SMP Pondok Modern Selamat Kendal dengan sampel penelitian berjumlah 187 siswa yang diperoleh melalui cluster random sampling. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Koping Stres (41 aitem valid, α=0,898) dan Skala Kelekatan terhadap Orangtua (26 aitem valid, α=0,849), yang telah diuji cobakan pada 87 siswa kelas VII SMP Pondok Modern Selamat Kendal.Analisis regresi sederhana menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,658 dan p=0,000 (p<0,05). Nilai tersebut menunjukkan semakin positif kelekatan terhadap orangtua maka semakin tinggi koping stres siswa, dan sebaliknya. Sumbangan efektif kelekatan terhadap orangtua dengan koping stres siswa sebesar 43,3%. Hasil ini mengindikasikan bahwa 43,3% variasi koping stres siswa kelas VII SMP Pondok Modern Selamat dipengaruhi oleh variasi kelekatan terhadap orangtua. Sisanya sebesar 56,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Hadiningrum, Sinta Apriliana, and Karyono Karyono. "KEPUASAN KERJA DI TINJAU DARI STRES KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN MARKETING DI PT NEW RATNA MOTOR “NASMOCO GROUP” SEMARANG." Jurnal EMPATI 2, no. 3 (August 24, 2013): 557–66. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2013.7378.

Full text
Abstract:
Pada dunia organisasi industri, karyawan telah dipandang sebagai sumber daya yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian khusus, karena dapat menentukan tercapainya tujuan organisasi. Tujuan organisasi tidak akan tercapai apabila tidak didukung oleh kepuasan kerja karyawan, di sisi lain demi tercapainya tujuan tersebut, karyawan juga dituntut untuk bekerja lebih giat, disertai dengan tuntutan yang dapat memicu munculnya stres kerja pada karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan stres kerja dengan kepuasan kerja pada karyawan bagian marketing PT New Ratna Motor atau “Nasmoco Group” semarang.Populasi dalam penelitian ini adalah 122 karyawan dan jumlah sampel penelitian 92 karyawan. Penentuan sampel menggunakan cluster random sampling. Pengumpulan data menggunakan Skala Kepuasan Kerja terdiri dari 36 aitem (ɑ = 0,920) dan Skala Stres Kerja terdiri dari 34 aitem (ɑ = 0,943). Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan adanya hubungan negatif dan sangat signifikan antara stress kerja dengan kepuasan kerja yang ditunjukkan oleh angka analisis regresi F = 23,278 ; p = 0,000 ( p < 1% ), dan pada variabel stres kerja menunjukkan hasil t = - 4,825 ( p < 0,01), sehingga hipotesis yang menyatakan ada hubungan negatif antara stres kerja dengan kepuasan kerja karyawan bagian marketing di PT New Ratna Motor Semarang dapat diterimaBerdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara stres kerja dengan kepuasan kerja pada karyawan bagian marketing di PT New Ratna Motor “Nasmoco Group” Semarang, yang artinya bahwa semakin rendah stres kerja yang dialami maka akan semakin tinggi kepuasan kerja yang dirasakan, begitupun sebaliknya. Sumbangan efektif stres kerja terhadap kepuasan kerja sebesar 26,8 % sedangkan 73,2 % ditentukan oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Hazlina, Azna, and Dian Ratna Sawitri. "HUBUNGAN ANTARA KOPING STRES DENGAN KEPUASAN KERJA PADA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI (SMPN) DI KOTA TANGERANG." Jurnal EMPATI 4, no. 2 (April 30, 2015): 169–74. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2015.14911.

Full text
Abstract:
Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) dinilai memiliki beban tersendiri karena dituntut untuk mendidik siswa remaja dengan berbagai karakterstik yang khas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara koping stres dengan kepuasan kerja pada guru Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kota Tangerang. Kepuasan kerja merupakan penilaian positif individu terhadap pekerjaannya yang ditentukan oleh evaluasi kognitif dan afektif terhadap karakteristik pekerjaannya tersebut. Koping stres merupakan kemampuan individu untuk menguasai dan menghadapi situasi yang mengancam, menakutkan, atau menantang yang berasal dari external domain, student domain, school domain, dan personal domain dengan sumber daya yang dimiliki dengan tujuan mencegah dampak negatif yang akan muncul. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 999 guru Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) dengan status Pegawai Negeri Sipil di Kota Tangerang dengan masa kerja minimal 2 tahun yang terdistribusi pada 24 Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Tangerang. Kepada sampel penelitian sebanyak 119 guru yang diperoleh melalui cluster random sampling diberikan Skala Kepuasan Kerja (34 aitem, α = .89) dan Skala Koping Stres (28 aitem, α = .87). Analisis regresi sederhana menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara koping stres dengan kepuasan kerja pada guru Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kota Tangerang (r = .49; p < .001). Semakin tinggi koping stres maka semakin tinggi kepuasan kerja. Koping stres memberikan sumbangan efektif sebesar 24% terhadap kepuasan kerja. Ketika guru ingin meningkatkan kepuasan kerja maka ia perlu meningkatkan kemampuannya dalam melakukan koping stres.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Permana, Aditya Tudhing, and Endang Sri Indrawati. "PERBEDAAN STRES AKULTURATIF ANTARA MAHASISWA PAPUA DAN MAHASISWA BATAK DI KOTA SEMARANG." Jurnal EMPATI 3, no. 4 (October 22, 2014): 13–18. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2014.7556.

Full text
Abstract:
Stres akulturatif adalah respon fisik dan psikologis serta perilaku yang dirasakan individu terhadap peristiwa yang dianggap sebagai tekanan yang berasal dari akulturasi dan dapat mengakibatkan penurunan status kesehatan mental, perasaan marjinalisasi dan alienasi, simtom psikosomatis yang meningkat dan kebingungan jati diri. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik perbedaan stres akulturatif antara mahasiswa Papua dan mahasiswa Batak di Kota Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Papua dan mahasiswa Batak angkatan 2013. Subjek penelitian berjumlah 80 terdiri dari 45 mahasiswa Batak asli dan 35 mahasiswa Papua asli yang diperoleh melalui teknik Accidental Sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah teknik uji-t. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Skala Stres Akulturatif (42 item dengan α = 0,920). Hasil penelitian ini menunjukkan nilai t = 6,454 dengan p = 0,000 (p
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Nirmala, Fitria, and Nailul Fauziah. "PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN STRES KERJA PADA DRIVER PT. MULTI BINATRANSPORT." Jurnal EMPATI 5, no. 1 (January 27, 2016): 102–5. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2016.15058.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara persepsi terhadap kepemimpinan transaksional dengan stres kerja pada Driver Trailer PT. Multi BinaTransport. Subjek dalam penelitian ini adalah semua driver pada PT. Multi Binatransport yang berjumlah 60 orang, sampel diambil menggunakan teknik sampling jenuh. Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologi berupa Skala Stres Kerja (29 aitem valid, α = 0,912) dan Skala Persepsi Terhadap Kepemimpinan Transaksional (25 aitem valid, α = 0,884). Hasil dari penelitian ini menunjukkan koefisien korelasi rxy = -0,328 dengan p = 0,011 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti, yaitu terdapat hubungan negatif antara persepsi terhadap kepemimpinan transaksional dengan stres kerja. Semakin positif persepsi terhadap kepemimpinan transaksional maka semakin rendah stres kerja pada karyawan begitupun sebaliknya. Persepsi terhadap kepemimpinan transaksional memberikan sumbangan efektif sebesar 10,7 % pada stres kerja dan 89,3% ditentukan oleh faktor-faktor lain yang tidak diukur dalam penelitian ini.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Prasetyawan, Ardhi Budi, and Jati Ariati. "HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DAN STRES AKADEMIK PADA ANGGOTA ORGANISASI MAHASISWA PECINTA ALAM (MAPALA) DI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG." Jurnal EMPATI 7, no. 2 (June 30, 2020): 619–32. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2018.21690.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Adversity Intelligencedan stres akademik pada mahasiswa yang menjadi anggota organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) di Universitas Diponegoro Semarang. Jumlah sampel penelitian adalah 110 orang yang dipilih menggunakan teknik cluster random sampling. Subjek penelitian berusia antara 18-24 tahun yang terdiri dari 53% laki-laki dan 47% perempuan. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Stres Akademik (42 aitem, α = .92), dan Skala Adversity Intelligence (20 aitem, α = .87). Analisis data yang digunakan yaitu teknik korelasi parametrik product moment yang dibantu dengan program SPSS ver.21.0. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif antara Adversity Intelligence dan stres akademik pada anggota organisasi Pecinta Alam (Mapala) di Universitas Diponegoro Semarang dengan koefisien korelasi = -.556 (p < 0,05). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan Adversity Intelligence yang tinggi mahasiswa dapat mengatasi situasi sulitnya sehingga stres akademik cenderung rendah. Adversity Intelligence memberikan sumbangan efektif sebesar 30,9 % pada stres akademik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Desiningrum, Dinie Ratri. "EKSPLORASI PENGALAMAN STRESS PADA INDIVIDU YANG BERPERILAKU BRUKSISME (Studi Kualitatif dengan Pendekatan Fenomenologis)." Jurnal EMPATI 5, no. 4 (February 1, 2017): 604–9. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2016.15402.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bermaksud mengeksplorasi pengalaman stres dari seorang yang berperilaku bruksisme melalui sudut pandang pengalaman stres yang dialami masing-masing subjek. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi deskriptif. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara semi terstruktur. Subjek penelitian berjumlah tiga orang yang merupakan seorang dengan kebiasaan berperilaku bruksisme saat tidur (sleep bruxism). Peneliti menggunakan teknik purposive yaitu teknik pemilihan subjek dengan menetapkan kriteria tertentu kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh individu yang akan dijadikan subjek penelitian. Hasil penelitian menemukan bahwa pengalaman stres masing-masing subjek dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang mengakibatkan bermacam dampak. Ketiga subjek memunculkan reaksi berupa coping, yaitu katarsis, emotion-focused coping dan problem-focused coping. Pengalaman stres masing-masing subjek juga dipengaruhi oleh self concept dan lingkungan sosial dari masing-masing individu.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Rahimmatussalisa, Rahimmatussalisa, and Dian Ratna Sawitri. "HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING DENGAN STRES AKADEMIK (Studi pada Siswa Pondok Pesantren yang Bersekolah di SMA Futuhiyyah Mranggen Demak)." Jurnal EMPATI 4, no. 2 (April 30, 2015): 26–30. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2015.14977.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-regulated learning dengan stres akademik pada siswa pondok pesantren yang bersekolah di SMA Futuhiyyah, Mranggen, Demak. Self-regulated learning adalah proses pengaturan belajar terhadap keseluruhan pikiran, perasaan, dan tindakan oleh siswa dengan melakukan berbagai tindakan yang meliputi perencanaan, penetapan tujuan, monitoring, pencarian bantuan, dan penyesuaian diri demi terwujudnya tujuan yang ingin dicapai. Stres akademik adalah reaksi terhadap stresor berupa tuntutan akademik yang menimbulkan ketidaknyamanan baik fisik maupun mental pada individu. Karakteristik populasi pada penelitian ini adalah siswa pondok pesantren yang bersekolah di SMA Futuhiyyah. Populasi berjumlah 270 siswa dengan sampel sebanyak 120 siswa dengan menggunakan teknik convenience sampling. Pengumpulan data menggunakan Skala Stres Akademik ( 32 aitem; α=.87) dan Skala SRL ( 42 aitem; α=.91). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif antara self-regulated learning dengan stres akademik pada siswa pondok pesantren yang bersekolah di SMA Futuhiyyah, Mranggen, Demak (dengan koefisien korelasi sebesar -.25 dengan p=.003 (p < .01)). Sumbangan efektif variabel self-regulated learning terhadap stres akademik sebesar 6%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Evi, Suka, and Zaenal Abidin. "HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN DENGAN STRES MENGHADAPI TUGAS AKHIR PADA MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS DIPONEGORO." Jurnal EMPATI 4, no. 3 (August 31, 2015): 46–50. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2015.12974.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial teman dengan stres menghadapi tugas akhir. Stres merupakan keadaan tertekan atau emosi negatif yang diiringi dengan perubahan fisiologis, biokimia, dan behavioral pada individu yang dirancang untuk menyesuaikan diri terhadap stresor dengan cara memanipulasi situasi atau mengubah stresor atau dengan mengakomodasi efeknya. Dukungan sosial teman merupakan hubungan atau transaksi interpersonal yang dapat dipercaya, berupa pemberian bantuan yang berarti bagi individu sehingga individu merasa disayangi oleh temannya. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Semarang. Pengumpulan data menggunakan skala dukungan sosial teman yang terdiri dari 41 aitem (α = 0,959) dan skala stres menghadapi tugas akhir yang terdiri dari 24 aitem (α = 0,902). Subjek penelitian berjumlah 57 mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir yang dipilih melalui cluster random sampling. Hasil analisis data menggunakan teknik analisis regresi sederhana menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar -0,338 dengan P=0,010 (p<0,05), maka dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara dukungan sosial teman dengan stres menghadapi tugas akhir pada mahasiswa fakultas teknik jurusan teknik sipil Undip. Sumbangan efektif variabel dukungan sosial terhadap stres menghadapi tugas akhir sebesar 11,4%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Lestari, Putri Dyah Ayu, and Annastasia Ediati. "SELF COMPASSION DAN STRES PENGASUHAN ORANG TUA DI MASA PANDEMI COVID-19." Jurnal EMPATI 10, no. 4 (December 12, 2021): 270–76. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2021.32603.

Full text
Abstract:
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara self compassion dengan tingkat stres pengasuhan orang tua di masa pandemi COVID-19. Populasi penelitian adalah orang tua siswa SD Negeri 04 Sendangmulyo Semarang berjumlah 558 orang tua. Sampel penelitian berjumlah 255 orang tua yang diperoleh melalui teknik cluster random sampling. Metode pengumpulan data dilakukan menggunakan modifikasi Self compassion Scale (SCS) untuk mengukur self compassion (17 aitem; α = 0,849) dan adaptasi Parental Stress Scale (PSS) untuk mengukur stres pengasuhan (14 aitem; α = 0,836). Hasil analisis data menggunakan Spearman’s Rho menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara self compassion dengan stres pengasuhan orang tua (rs = -0,330; p ≤ 0,001). Artinya semakin tinggi self compassion yang dimiliki, maka semakin rendah stres pengasuhan yang dialami orang tua. Bagi orang tua yang merasa terbebani dalam mengasuh anaknya disarankan untuk mengembangkan kemampuan self-compassion.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Jannah, Siti Miftahul, Rizki Gatot Febrian Gatot Febrian, Cindy Desy Ariyani, and Darosy Endah Hyoscyamina. "PENGARUH TIDUR PAGI SETELAH SUBUH (HAILULLAH) TERHADAP TINGKAT STRES MAHASISWA." Jurnal EMPATI 8, no. 2 (August 19, 2019): 393–98. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2019.24403.

Full text
Abstract:
Telah banyak penelitian yang mengungkapkan manfaat dari tidur khususnya tidur pada malam hari. Namun, belum banyak penelitian yang mengungkapkan tentang pengaruh tidur pagi terhadap kondisi seseorang. Peneliti tertarik untuk meneliti tingkat stres mahasiswa yang melakukan hailullah (tidur pagi setelah Sholat Subuh) dengan mahasiswa yang tidak melakukan hailullah (tidur pagi setelah Sholat Subuh), dikarenakan kebanyakan mahasiswa memilih untuk tidur setelah subuh dibandingkan waktu malam. Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan desain penelitian korelasi yang melibatkan 56 mahasiswa yang digunakan adalah skala DASS 21 (The Depression, Anxiety and Stress Scale - 21 Items). Data dianalisis menggunakan uji wilcoxon. Perbedaan antara nilai pre test dan post test pada subjek kontrol tidak signifikan pada ketiga aspek dengan nilai signifikansi depresi, kecemasan dan stres adalah 0,816; 0,210; 0,543. Pada subjek eksperimen, terdapat perubahan yang signifikan pada nilai pre test dan post test pada kecemasan dan stres dengan nilai signifikansi masing-masing aspek yaitu 0,003 dan 0023, sedangkan pada tingkat depresi, tidak mengalami perubahan yang signifikan dibuktikan dengan nilai signifikansi 0,173. Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan, baik dengan variabel yang sama maupun berbeda dan hasilnya dapat diterapkan kepada masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan jumlah subjek lebih banyak sehingga dapat mewakili populasi. Selain itu, diharapkan juga menggunakan variabel kontrol yang lebih spesifik sehingga dihasilkan data yang lebih valid karena tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berbeda.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Laudza, M. Aufi, and Adi Dinardinata. "HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN HUMOR SEBAGAI STRATEGI COPING DENGAN TINGKAT STRES KERJA PADA KARYAWAN BAKERY “TOUS LES JOURS” KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT." Jurnal EMPATI 8, no. 2 (August 19, 2019): 451–63. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2019.24412.

Full text
Abstract:
Penelitian ini ditujukan untuk memahami hubungan antara penggunaan humor sebagai strategi coping dengan stres kerja karyawan Bakery “Tous Les Jours” Kota Administrasi Jakarta Barat. Penggunaan humor sebagai strategi coping merupakan sebuah reaksi yang digunakan secara sadar untuk menguasai stressor dengan cara menciptakan jarak antara individu dengan stressor, menciptakan perspektif baru terhadap diri dan lingkungan, dan mengelola emosi negatif serta mengolahnya menjadi afek positif. Stres kerja merupakan reaksi individu yang bersifat negatif, baik secara fisik, emosional, atau perilaku sebagai hasil dari persepsi dan penilaian terhadap situasi dalam pekerjaan yang tidak seimbang dengan kapasitas individu. Populasi penelitian ini berjumlah 122 karyawan Bakery Tous Les Jours wilayah Jakarta Barat dengan sampel 92 orang. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Penggunaan Humor sebagai Strategi Coping (21 aitem, α = 0,87) dan Skala Stres Kerja (32 aitem, α = 0,93). Analisis data menggunakan analisis regresi sederhana menunjukkan nilai rxy = -0,667 dan p = 0,000 (p < 0,05). Hasil penelitian terdapat hubungan negatif antara penggunaan humor sebagai strategi coping dengan stres kerja pada karyawan Bakery Tous Les Jours Jakarta Barat. Penggunaan humor sebagai strategi coping memberikan sumbangan efektif sebesar 44,5% dalam memprediksi stres kerja, sisanya sebesar 55,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Priyo Purwiantomo, Dhimas Rifqi, and Diana Rusmawati. "HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES AKADEMIK PADA SISWA SMA ISLAM AL AZHAR 14 SEMARANG." Jurnal EMPATI 9, no. 6 (January 31, 2021): 472–76. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2020.30066.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan antara kecerdasan emosi dengan stres akademik pada siswa SMA Islam 14 Al Azhar Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Islam 14 Al Azhar sejumlah 150 siswa, sedangkan jumlah subjek penelitian 114 siswa.Teknik pengambilan sampel menggunakan teknikconvenience sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Kecerdasan Emosi (37 aitem, α = 0,917.) dan Skala Stres Akademik (30 aitem, α = 0,901.). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Hasil analisis data menunjukkan koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,468 dengan tingkat signifikan korelasi p = 0,000 (p<0,05), yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan stres akademik pada siswa SMA Islam Al Azhar 14 Semarang. Artinya semakin tinggi kecerdasan emosi, maka semakin tingi stres akademik. Pada penelitian ini, variabel kecerdasan emosi memiliki koefisien determinasi sebesar 0,219. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel kecerdasan emosi memiliki sumbangan efektif sebesar 21,9% sedangkan sisa 78,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Yhani, Wahyu Dhewa, and Karyono Karyono. "KORELASI ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN STRESS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI RSUP Dr. KARIADI." Jurnal EMPATI 2, no. 3 (August 24, 2013): 595–603. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2013.7382.

Full text
Abstract:
Diabetes mellitus (DM) mulai menjadi salah satu permasalahan terbesar di dunia, hal ini disebabkan oleh meningkatnya resiko DM tipe 2 di banyak negara berkembang. Tahun 2003 WHO memperkirakan 194 juta atau 5,1% dari penduduk Indonesia usia 20-79 tahun menderita DM tipe 2 dan pada tahun 2025 meningkat menjadi 333 juta kasus. Stres psikologis dan psikososial dapat memberatkan control metabolit pada DM Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis korelasi antara penerimaan diri dengan stres yang dialami pasien DM tipe-2 di RSUP Dr Kariadi.Jumlah sampel penelitian ini adalah 40 pasien yang melakukan kontrol gula darah di Instalasi Rawat Jalan Penyakit Dalam RSUP Dr Kariadi. Sampel dibatasi dengan usia 40 hingga 60 tahun dan terdiagnosa DM tipe-2 kurang dari lima tahun. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan skala stres pada penderita DM tipe-2 yang terdiri dari 24 aitem (α=0,904) dan skala penerimaan diri yang terdiri dari 29 aitem (α=0,910).Hasil analisis regresi menunjukkan koefisien korelasi (rxy) = -0,451 dengan p = 0,003 (p<0,05), sehingga hipotesis yang menyatakan adanya hubungan negatif antara stres pada penderita DM tipe 2 dengan penerimaan diri dapat diterima. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa, terdapat hubungan negatif yang signifikan antara penerimaan diri dengan stres pada penderita DM tipe 2 di RSUP Dr. Kariadi Semarang.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Rodameria, Aveena Arreola, and Annastasia Ediati. "STRATEGI KOPING TERHADAP STRES DENGAN REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA MAHASISWA TINGKAT PERTAMA." Jurnal EMPATI 7, no. 3 (June 27, 2020): 886–91. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2018.21743.

Full text
Abstract:
Mahasiswa tingkat pertama dituntut untuk dapat beradaptasi dengan perubahan sistem pendidikan, serta meningkatnya tugas dan tanggung jawab belajar di perguruan tinggi. Tuntutan untuk mampu menyesuaikan diri di perguruan tinggi seringkali menyebabkan mahasiswa tahun pertama merasa tertekan (stress). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara strategi koping terhadap stres dengan regulasi diri dalam belajar (self-regulated learning) pada mahasiswa tingkat pertama Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa angkatan 2017 Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro yang berjumlah 230 orang. Sampel penelitian berjumlah 139 mahasiswa yang diperoleh dengan teknik convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua skala, yaitu Skala Regulasi Diri dalam Belajar (20 aitem; α = 0,836) dan Skala Strategi Koping terhadap Stres (19 aitem; α = 0,881). Uji korelasi Spearman Brown menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara strategi koping terhadap stres dengan regulasi diri dalam belajar (rxy = 0,493 ; p < 0,001). Semakin baik strategi koping terhadap stres, maka semakin baik pula regulasi diri mahasiswa dalam belajar. Untuk meningkatkan kemampuan regulasi diri dalam belajar, mahasiswa sebaiknya meningkatkan kemampuannya dalam menghadapi tekanan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Putri, Ibtichal Gusyani, and Achmad Mujab Masykur. "“BERTAHAN DALAM DILEMA” (Studi Fenomenologis Menghadapi Stres Kerja PadA Psikolog Klinis Wanita)." Jurnal EMPATI 6, no. 1 (January 16, 2017): 239–45. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2017.15081.

Full text
Abstract:
Psikolog terbagi dalam beberapa bidang, salah satunya yaitu bidang klinis. Psikolog klinis dapat bekerja di berbagai instansi dan bidang pekerjaan. Sesuatu yang umum dan wajar terjadi yaitu stres. Salah satu kelompok yang memiliki tingkat stres tinggi adalah wanita, dimana pada sekarang ini telah terjadi peningkatan secara drastis tenaga kerja wanita. Tujuan dari penelitian fenomenologis ini adalah untuk memahami pengalaman psikolog klinis wanita dalam upaya menangani stres kerja yang dialami. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologis dengan metode analisis IPA. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan in-deep interview. Partisipan penelitian berjumlah empat orang yang dipilih menggunakan metode purposive. Hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat stres kerja pada psikolog klinis dengan dua subjek penelitian yang juga mengalami work family conflict. WFC (work family conflict) adalah sebuah konflik antar peran yang terjadi ketika harapan yang terkait dengan sebuah peran di pekerjaan terganggu oleh tuntutan pemenuhan peran dalam keluarga, atau sebaliknya. Pada pemilihan coping stress, psikolog klinis akan menilik dari pengalaman selama bekerja. Psikolog klinis tetap membutuhkan bantuan dari orang lain dalam mereduksi stress melalui dukungan sosial dari suami yang menguatkan dan mendukung profesi subjek. Pada penelitian ini ditemukan bahwa stress dapat memberikan work family enrichment. WFE (work family enrichment) adalah peranan antara pekerjaan dan keluarga yang mengacu pada sejauh mana kualitas pekerjaan seseorang meningkatkan peranannya dalam keluarga atau sebaliknya peranan dalam keluarga meningkatkan kualitas dalam bekerja yang berdasarkan pada pengalaman dari keluarga ke pekerjaan, maupun dari pekerjaan ke keluarga.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Ruidahasi, Trya Dara, Mada Kartikasari, and H. Fuad Nashori. "VALIDASI MODUL TERAPI ZIKIR ISTIGFAR UNTUK MENINGKATKAN RESILIENSI DAN MENURUNKAN GEJALA GANGGUAN STRES PASCATRAUMA PADA ORANG DEWASA." Jurnal EMPATI 10, no. 5 (January 11, 2022): 368–79. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2021.32940.

Full text
Abstract:
Berbagai hal dalam kehidupan berpotensi memunculkan peristiwa menegangkan bagi setiap individu. Peristiwa menegangkan tersebut dapat berupa kejadian yang disebabkan oleh alam maupun kejadian di masyarakat seperti bullying dan kekerasan. Hal ini dapat mempengaruhi munculnya gangguan psikologis seperti gangguan stres pascatrauma. Gangguan stres pascatrauma muncul seiring dengan tingkat resiliensi yang rendah. Sebaliknya, resiliensi akan mempengaruhi kemampuan individu untuk bangkit kembali setelah mengalami peristiwa traumatis. Maka, diperlukan intervensi yang tepat untuk individu dengan gejala gangguan stres pascatrauma dengan resiliensi yang rendah. Salah satu intervensi yang dapat digunakan untuk kondisi ini adalah terapi zikir istigfar. Namun, modul terkait dengan terapi tersebut belum tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji validitas modul Terapi Zikir Istigfar dalam meningkatkan resiliensi dan menurunkan gejala gangguan stres pascatrauma pada orang dewasa. Modul ini terdiri dari psikoedukasi, latihan zikir istigfar, penugasan rumah, evaluasi dan terminasi. Uji validitas isi modul dilakukan oleh lima orang professional judgement, yaitu para psikolog yang berpraktik dalam bidang masing-masing. Validasi isi meliputi beberapa penilaian, yaitu materi, metode, media, aktivitas, lembar kerja dan waktu yang digunakan dalam pelaksanaan modul. Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan koefisien validitas Aiken’s V bergerak dari 0,67 sampai 0,93. Uji keterbacaan juga dilakukan oleh delapan orang dewasa yang memiliki kriteria sesuai dengan pengguna modul. Hasil koefisien validitas Aiken’s V uji keterbacaan bergerak dari 0,83 sampai 0,88. Hal tersebut menunjukkan bahwa modul ini memiliki validitas isi dan keterbacaan yang baik. Penyempurnaan modul dilakukan dengan memperbaiki beberapa kata dan kalimat agar lebih mudah dipahami oleh pembaca.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Simangunsong, Simon, and Dian Ratna Sawitri. "HUBUNGAN STRES DAN KECANDUAN SMARTPHONE PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 SURAKARTA." Jurnal EMPATI 6, no. 4 (March 26, 2018): 52–66. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2017.19988.

Full text
Abstract:
X grade students in the transition phase from junior high to high school are required to immediately adapt to the environment and master the lesson material that has never been before. With the sophistication of smartphones X-class students can solve problems they have to solve. This study aims to determine the relationship between stress with smartphone addiction in the class X students SMA Negeri 5 Surakarta. The hypothesis proposed is a significant positive relationship between stress with smartphone addiction in grade X students SMA N 5 Surakarta. The population of this study is the students of class X SMA Negeri 5 Surakarta as many as 300 students. A sample of 148 students consisting of 53 men and 95 women were obtained by cluster random sampling technique. The research instruments analyzed were Stress Scale (32 items; α = 0,88) and Smartphone Addiction Scale (29 items; α = 0,91). Simple regression analysis showed a positive and significant relationship between stress and subject matter smartphone addiction (rxy = 0.40; p <0.001). The results of this study indicate that the hypothesis proposed in this study accepted, ie there is a relationship between stress and addiction smartphones in the students of class X SMA Negeri 5 Surakarta. The data analysis shows R2 = 0.16 which explains that the contribution of stress to addiction of smartphone is 16% while the rest 84% is determined by other factor. Researchers provide suggestions for future researchers to conduct research into groups of subjects who have stress and high levels of smartphone addiction.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Eviani, Herlin, and Jati Ariati. "HUBUNGAN ANTARA COPING STRESS DENGAN BULLYING PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH KUDUS." Jurnal EMPATI 3, no. 4 (October 22, 2014): 245–54. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2014.7578.

Full text
Abstract:
Perilaku bullying di Kabupaten Kudus sudah mengkhawatirkan, sebanyak 180 siswa SMP dan SMA, 94% melakukan bullying. Perilaku bullying diataranya disebabkan oleh stress yang tidak bisa diatasi dengan baik. Perilaku bullying dapat dikurangi dengan menjalankan strategi yang tepat dalam mengatasi stress. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan coping stress dengan perilaku bullying pada siswa SMK Muhammdiyah Kudus. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster sampling dan didapat sampel sebanyak 123 siswa. Metode penggalian data dengan menggunakan dua skala psikologi. Skala perilaku bullying dengan 21 aitem valid (α = 0,869) dan skala coping stress dengan 30 aitem valid (α = 0,902). Analisis data menggunakan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi rxy = -0,321 dengan p = 0,000 (p
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

ERKAL AKSOY, Yasemin, Sema YILMAZ, and Havva UYANIK. "Ebelik Öğrencilerinin Klinik Uygulamalardaki Empati ve Post-Travmatik Stres Düzeyleri." Ankara Sağlık Bilimleri Dergisi 10, no. 2 (December 31, 2021): 94–105. http://dx.doi.org/10.46971/ausbid.915713.

Full text
Abstract:
Amaç Ebelik öğrencileri klinik uygulamalar sırasında birçok travmatik olay gözlemlemekte ya da tanık olmaktadır. Bu durum öğrencilerde duygusal travmalara neden olmaktadır. Bu çalışmada, ebelik öğrencilerinin klinik uygulamalarda empati algısının ve travma sonrası stres bozukluğu düzeylerinin belirlenmesi amaçlanmıştır. Gereç ve Yöntem Araştırmanın evreni bir devlet üniversitesinin ebelik bölümü öğrencileridir (n=288). Çalışmada tam sayım örnekleme yöntemi ile tüm öğrencilere ulaşılması hedeflenmiştir. Araştırmaya gönüllü olarak katılmayı kabul eden 2., 3. ve 4. sınıf ebelik öğrencilerinden 275 lisans öğrencisi örnekleme alınmıştır. Çalışmada veri toplama aracı olarak “Kişisel Bilgi Formu”, “Empati Düzeyi Belirleme Ölçeği” ve “Travma Sonrası Stres Bozukluğu Kısa Ölçeği” kullanılmıştır. Bulgular Öğrencilerin yaş ortalaması 20.56±1.61 ve genel akademik ortalaması 2.70±0.46 olarak belirlenmiştir. Çalışmamızda öğrencilerin %18.4’ünün yüksek kan basıncı, ateş, konvülsiyon, %11.4’ünün anne veya bebek ölümü, %11’inin postpartum kanama, %10.1’inin de malpozisyon ve malprezentasyonlar gibi klinik vakaları gözlemlediği belirlenmiştir. Öğrencilerin Empati Düzeyi Belirleme Ölçeği toplam puan ortalaması 49.39±7.61, ölçeğin alt boyut puanları incelendiğinde; sırasıyla sosyal beceri ortalaması 14.28±2.39, duygusal tepki ortalaması 16.29±2.82, bilişsel empati ortalaması 18.81±3.59’dur. Travma Sonrası Stres Bozukluğu Kısa Ölçeğinin puan ortalaması 13.69±6.92 olarak tespit edilmiştir. Öğrencilerin %5.8’inde travma sonrası stres bozukluğu olduğu saptanmıştır. Sonuç Sonuç olarak çalışmada eğitim yılı arttıkça travma düzeyinin arttığı, ancak travma olan ve olmayan öğrencilerin empati düzeyleri arasında fark olmadığı bulunmuştur. Öğrencilerin klinik uygulamalar sırasında psikolojik olarak etkilenebilecekleri göz önünde bulundurulmalıdır.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Kurnia S., Ayu, and Annastasia Ediati. "PENGARUH COLORING MANDALA TERHADAP NEGATIVE EMOTIONAL STATE PADA MAHASISWA." Jurnal EMPATI 7, no. 2 (June 30, 2020): 502–9. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2018.21680.

Full text
Abstract:
Negative emotional state adalah perasaan negatif berupa depresi, kecemasan, dan stres yang dapat melibatkan rangsangan fisiologis, pengalaman sadar, dan ekspresi. Prevalensi negative emosional state pada mahasiswa di Indonesia mencapai 52.7%. Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya penurunan tingkat negative emotional state serta menjelaskan pengalaman subjek setelah memperoleh intervensi coloring mandala selama 7 hari berturut-turut.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan randomized pretest-posttest control group design dengan mixed method. Subjek penelitian berjumlah 89 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro angkatan 2015-2017 yang dari hasil skrining menunjukkan tingkat extremely severe pada salah satu skor DASS 21.Kelompok eksperimen terdiri dari32 individu dan 49 individu kelas kontrol yang dipilih secara random.Pengumpulan data hasil eksperimen dengan menggunakan Depression Anxiety Stres Scale 21(DASS 21) versi Indonesia, sedangkan data kualitatif menggunakan FGD dan wawancara.Hasil analisis Paired Sample T-testmenunjukkan adanya penurunan yang signifikan pada skor depresi, kecemasan, danstres setelah subjek mendapatkan coloring mandala selama tujuh hari berturut-turut, Skor depresi menunjukkan rata-rata penurunan 6,13 (= 16,81dan = 10,68), skor kecemasan menunjukkan rata-rata penurunan 8,43 (= 24,43dan ), dan skor stres menunjukkan rata-rata penurunan 7,9 (= 26,12dan = 17,12) (P<0,05). Hasil analisa kualitatif menunjukkan bahwa pengalaman yang dirasakan individu saat melakukan coloring mandala antara lain individu merasakan tenang saat proses mewarnai, individu menjadikan coloring mandala sebagai media untuk meluapkan emosi saat terjadi masalah dan senang saat melihat hasil mewarnai seolah telah membuat sebuah karya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Yassar, Muhammad Naufal Elian, and Novi Qonitatin. "HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN HARDINESS PADA PENGURUS HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK PERKAPALAN (HIMASPAL) UNIVERSITAS DIPONEGORO PERIODE 2019." Jurnal EMPATI 11, no. 2 (April 30, 2022): 122–28. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2022.34436.

Full text
Abstract:
Pengurus Himpunan Mahasiswa Teknik Perkapalan (HIMASPAL) Universitas Diponegoro periode 2019, sebagai mahasiswa yang aktif di organisasi kemahasiswaan, tetap dituntut untuk mampu menjalani tanggungjawabnya baik di bidang akademik maupun di bidang non akademik. Berbagai tanggungjawab yang harus dipikul tersebut berpotensi menimbulkan stres bagi mereka, sehingga membutuhkan kepribadian tangguh untuk mengurangi efek negatif dari stres tersebut. Kepribadian tangguh ini lebih dikenal sebagai pola kepribadian hardiness, yang terkait erat dengan bagaimana seseorang mengenal dirinya sendiri. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan antara konsep diri dan hardiness pada Himpunan Mahasiswa Teknik Perkapalan (HIMASPAL) Universitas Diponegoro periode 2019. Subjek yang dilibatkan dalam penelitian ini yaitu pengurus aktif HIMASPAL periode 2019 berjumlah 97 orang yang terpilih dengan menggunakan teknik simple random sampling. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang menggunakan uji product moment, didapatkan nilai koefisien korelasi konsep diri dan hardiness sebesar 0,641 (p = 0,000), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan antara konsep diri dan hardiness pada pengurus Himpunan Mahasiswa Teknik Perkapalan (HIMASPAL) Universitas Diponegoro periode 2019.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Pradita, Kunthi Zahra, Prasetyo Budi Widodo, and Diana Rusmawati. "HARDINESS DI TEMPAT KERJA DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL REKAN KERJA PADA GURU SLB SE-KOTA SEMARANG." Jurnal EMPATI 2, no. 3 (August 24, 2013): 400–409. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2013.7364.

Full text
Abstract:
Dinamika tugas dan kewajiban serta beban kerja yang melingkupi profesi guru SLB membuat guru SLB rentan terhadapt stres. Stres pada guru dapat menyebabkan kecemasan dan frustasi sehingga berakibat buruk terhadap performa mengajar (Shepherd, 2010). Hardiness mampu melindungi individu dari efek negatif stres yang dihadapi (Abery&Munafo, 2008). Salah satu yang mempengaruhi perkembangan hardiness adalah pengalaman unik (Irwanto, 2002). Pengalaman unik dapat berasal dari pengalaman-pengalaman bersama orang-orang di sekitar guru. Dukungan sosial dengan sesama dianggap menjadi aspek penting yang dapat memberikan kepuasan emosional (Taylor, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial rekan kerja dengan hardiness di tempat kerja pada guru SLB se-kota Semarang.Total populasi dalam penelitian ini berjumlah 172 dengan sampel berjumlah 118 guru yang terebar di sembilan SLB di kota Semarang. Teknik sampling yang digunakan yaitu cluster random sampling. Pengambilan data menggunakan dua buah skala, yaitu Skala Hardiness di Tempat Kerja dan Skala Dukungan Sosial Rekan Kerja. Skala Hardiness di Tempat Kerja terdiri dari 28 aitem dengan nilai α = 0,877. Sedangkan skala dukungan sosial rekan kerja terdiri dari 40 aitem dengan nilai α = 0,915.Hasil analisis data menunjukkan koefisien korelasi rxy = 0,744 dengan p = 0,000 (p < 0,05). Terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial rekan kerja dengan hardiness di tempat kerja pada guru SLB se-kota Semarang. Artinya, semakin tinggi dukungan sosial yang didapat seorang guru dari rekan kerjanya maka semakin tinggi pula hardiness di tempat kerjanya. Koefisien Determinasi (R²) sebesar 0,554 menunjukkan bahwa dukungan sosial rekan kerja memberikan sumbangan efektif sebesar 55,4 % pada hardiness di tempat kerja guru SLB se-kota Semarang. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa hardiness di tempat kerja guru SLB di kota Semarang berada pada level tinggi, demikian pula dengan dukungan sosial yang diterima dari rekan kerja.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Pambudi, Bagus, and Diana Rusmawati. "HUBUNGAN ANTARA HARDINESS DAN PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA SISWA KELAS 11 SMA NEGERI 2 KOTA MAGELANG." Jurnal EMPATI 11, no. 1 (March 17, 2022): 44–49. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2022.33359.

Full text
Abstract:
Hardiness merupakan karakteristik kepribadian individu yang tahan terhadap stres, dengan ciri dapat merespon stres secara positif serta tahan terhadap tekanan yang dialaminya. Psychological well being merupakan keadaan individu yang mampu mengembangkan potensi, dapat berfungsi secara optimal dan positif, menerima dirinya secara utuh, memiliki hubungan positif dengan orang lain, memiliki kemandirian sosial, mampu mengontrol lingkungan eksternal, serta memiliki tujuan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hardiness dengan psychological well-being pada siswa kelas 11 SMA Negeri 2 Kota Magelang. Populasi penelitian ini sebanyak 8 kelas (224 siswa), dengan sampel penelitian sebanyak 4 kelas (114 siswa). Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik conviniece sampling. Alat ukur yang digunakan adalah skala hardiness (16 aitem valid; α=0,846) skala psychological well being (24 aitem valid; α=0,822). Hasil uji hipotesis menunjukan koefisien korelasi 0.603 dengan signifikansi 0.000 (p < 0.05). Artinya terdapat hubungan positif signifikan antara variabel hardiness dengan variabel psychological well-being pada siswa kelas 11 SMA N 2 Kota Magelang. Jika hardiness tinggi maka psychological well-being yang dimiliki siswa tinggi, sebaliknya jika hardiness rendah maka psychological well being yang dimiliki siswa rendah. Sumbangan efektif dari variabel hardiness terhadap variabel psychological well being sebesar 36,4%, dan 63,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terungkap dalam penelitian ini.Kata kunci: hardiness; psychological well being; siswa
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

NURDIANI, FARISA, and Ika Febrian Kristiana. "HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL PASANGAN PADA KARYAWATI DI BANK MEGA KANTOR CABANG AREA JAKARTA SELATAN." Jurnal EMPATI 6, no. 4 (March 26, 2018): 180–84. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2017.20029.

Full text
Abstract:
Effectiveness of interpersonal communication on couple is message delivery process that are capable to achieve suitable understanding and comprehension between husband and wife, which content of information is delivered appropriately, and takes places in a pleasant situation. Work stress is physiological, psychological, and behavioral responses caused by job stressors. Effectiveness of interpersonal communication is influenced by work stress, where stress will make individual generate negative emotions such as disbelief and suspicion, showing hostility, and other negative interactions. This study aims to determine relationship between work stress and effectiveness of interpersonal communication on couple to woman employees at Bank Mega Branch Offices of South Jakarta Area. The subject of this research is woman employees of Bank Mega who is married. The sample of the study is 121 people. The sampling technique used is purposive sampling technique. The research data were collected using Work Stress Scale (35 valid aitems, α = .91) and Effectiveness of Interpersonal Communication on Couple Scale (30 valid aitems; α = .93) which have been tested on 45 woman employees of Bank Mega. Spearman correlation test results showed a negative relationship between work stress and effectiveness of interpersonal communication on couple which is indicated by correlation coefficient rxy = -.275 with p = .002 (p <.01). Negative relationship shows the higher work stress the lower effectiveness of interpersonal communication on couple, and the lower work stress the higher effectiveness of interpersonal communication on couple.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

ULIMAZ, TALITHA AMANDA. "KONGRUENSI KARIR REMAJA-ORANG TUA DENGAN KOPING STRES PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA DAN KEDUA DI PROGRAM D3 KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG." Jurnal EMPATI 6, no. 4 (March 26, 2018): 291–96. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2017.20095.

Full text
Abstract:
The first and second year students are in the moment where they have to strive to achieve the emotional independence and preparing their economic career. The existence of the demands and responsibilities of students in D3 Program make them to be clever enough to do coping stress. This study aims to determine the relationship between adolescent-parent career congruence with coping stress in the first and second year students on D3 Nursing’s program Poltekkes Kemenkes Semarang. The population of this research is the first and second year students at D3 Nursing Program Poltekkes Kemenkes Semarang which amounted to 186. The research sample is 92 students (91.3% female subject, M age = 19.05 years, SD age = .63) obtained by cluster random sampling. Data collection using Coping Stress Scale (30 items, α = .91) and The Adolescent-Parent Career Congruence Scale (12 items, α = .90) were piloted on 44 students. The simple regression analysis shows that there is a significant positive relationship between adolescent parent-career congruence and coping stress (as shown by rxy value = .39 (p <.001). It means that if the adolescent-parent career congruence becomes higher, so the coping stress will be better. The adolescent-parent career congruence provides an effective contribution of 15.5% in coping stress.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Firmansyah, Puguh Suwito Setyo, and Nailul Fauziah. "PENGALAMAN TERBANG DALAM SITUASI KRITIS (Sebuah Studi Kualitatif Fenomenologis)." Jurnal EMPATI 5, no. 4 (February 1, 2017): 837–45. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2016.15450.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk memahami proses pengalaman terbang pada penerbang TNI AU terhadap peristiwa penyelamatan pesawat dari situasi kritis. Narasumber penelitian ini berfokus pada tiga orang penerbang TNI AU dari teknik purposive sampling yang dilakukan peneliti. Metode dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif fenomenologis psikologi. Pengumpulan data dalam penelitian yang dilakukan yaitu dengan survei awal, wawancara, dan data audio. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep pengambilan keputusan ketiga narasumber yaitu analytical decision making didukung dengan model pattern recognition dan recognition primed. Ketiga narasumber menunjukkan faktor internal terhadap pengalaman terbang ketika menyelamatkan pesawat dari situasi kritis. Pengalaman, masa pendidikan, dan pelatihan penerbang TNI AU merupakan acuan coping stres dari problem focus coping ketiga narasumber ketika menyelamatkan pesawat dalam situasi kritis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Winengku, Dila Naharikra, and Achmad Mujab Masykur. "Menjadi Wartawan (Studi Kualitatif Fenomenologis )." Jurnal EMPATI 4, no. 3 (August 31, 2015): 201–6. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2015.13000.

Full text
Abstract:
Jurnalistik dipahami sebagai proses peliputan, penulisan, dan penyebarluasan informasi (aktual) atau berita melalui media massa (Romli, 2012). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengalaman menjadi wartawan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Metode pengumpulan data adalah dengan wawancara. Subjek penelitian berjumlah tiga orang yang diperoleh dengan teknik purposif. Peneliti menggunakan model analisis eksplikasi data yaitu proses mengeksplikasikan ungkapan responden yang masih tersirat (implicit) (Subandi, 2009). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wartawan dalam melaksanakan pekerjaannya tidak terlepas dari adanya ancaman, tantangan, dan stres kerja. Tergabung dalam organisasi kewartawanan dirasa penting bagi wartawan karena akan mendapat banyak manfaat. Menjalani hubungan dengan pihak lain, baik dengan narasumber maupun dengan tempat kerja juga diperlukan bagi seorang wartawan dalam menjalankan profesinya untuk mendapat banyak relasi dalam menuliskan berita.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Puspitasari, Meitty Diah, and Erin Ratna Kustanti. "HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI BEBAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PADA AIR TRAFFIC CONTROLLER DI PERUM LPPNPI AIRNAV INDONESIA CABANG MADYA SURABAYA." Jurnal EMPATI 7, no. 1 (June 26, 2020): 113–18. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2018.20167.

Full text
Abstract:
Persepsi Beban Kerja diartikan sebagai penilaian secara kognitif dan afektif mengenai kegiatan atau tuntutan tugas yang membutuhkan aktivitas mental, aktifitas fisik dan waktu, sedangkan stress kerja adalah suatu tekanan akibat adanya ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian antara beban kerja yang diterima dengan kemampuan individu, sehingga mengakibatkan adanya gangguan pada kondisi emosi, fisik dan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi beban kerja dengan stress kerja pada Air Traffic Controller. Populasi pada penelitian ini adalah Air Traffic Controller di Perum LPPNPI AirNav Indonesia Cabang Madya Surabaya. Sampel penelitian berjumlah 76 orang dengan teknik pengambilan sample purposive sampling. Pengambilan data menggunakan Skala Persepsi Beban Kerja (14 aitem, α = 0,926) dan Skala Stres Kerja (23 aitem, α = 0,959). Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara persepsi beban kerja dengan stress kerja (r = 0,893; p<0,001). Semakin negatif persepsi beban kerja, maka semakin tinggi stress kerja, dan sebaliknya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Pratiwi, Atina Kamila, and Harlina Nurtjahjanti. "HUBUNGAN ANTARA SPIRITUALITAS KERJA DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT RAWAT INAP RSI SULTAN AGUNG KOTA SEMARANG." Jurnal EMPATI 7, no. 1 (June 26, 2020): 269–73. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2018.20195.

Full text
Abstract:
Burnout merupakan kondisi yang dirasakan individu yang ditandai dengan kelelahan emosional, depersonalisasi, dan ketidakefektifan dalam bekerja sebagai respon terhadap stres pekerjaan. Spiritualitas kerja merupakan individu yang memaknai pekerjannya dengan memahami tempat kerja sebagai sarana pemenuhan kehidupan batin, mencapai tujuan dalam bekerja, dan mengalami perasaan terhubung dengan individu lain di tempat kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara spiritualitas kerja dengan burnout pada perawat rawat inap RSI Sultan Agung Kota Semarang. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 270 perawat rawat inap RSI Sultan Agung. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan convenience sampling dengan jumlah 90 subjek. Instrumen penelitian terdiri dari dua skala yaitu Skala Burnout (36 aitem α ; = 0,934) dan Skala Spiritualitas kerja (26 aitem α ; = 0,903). Uji korelasi Spearman menunjukkan rxy = -0,373 (p < 0,001), yang berarti ada hubungan negatif yang signifikan antara spiritualitas kerja dengan burnout. Semakin tinggi spiritualitas kerja maka semakin rendah burnout.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Irawati, Mia Dewi, and Nailul Fauziah. "HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO." Jurnal EMPATI 7, no. 3 (June 27, 2020): 897–906. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2018.21745.

Full text
Abstract:
Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk menjadi pencari kerja (job seeker) saja tetapi juga diharapkan untuk menjadi pencipta lapangan pekerjaan (job creator). Salah satu cara untuk menciptakan lapangan pekerjaan yaitu dengan berwirausaha. Motivasi berwirausaha dibutuhkan sebagai pendorong bagi individu untuk mengolah sumber daya demi mencapai tujuan. Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk mengelola emosi dimana individu dapat mengelola emosi, bertahan menghadapi stres, berempati, dan tidak mudah putus asa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa Administrasi Bisnis Universitas Diponegoro. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 274 mahasiswa, dengan sampel penelitian sebanyak 166 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik convenience. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Motivasi Berwirausaha (35 aitem, α=0,913) dan Skala Kecerdasan Emosional (22 aitem, α=0,872). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan motivasi berwirausaha sebesar rxy=0,453 dengan p=0,000 (p<0,001). Kecerdasan emosional memberikan sumbangan efektif terhadap motivasi berwirausaha sebesar 20,5%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Rizki, Maulidina, and Anita Listiara. "HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN SCHOOL WELL-BEING PADA MAHASISWA." Jurnal EMPATI 3, no. 4 (October 22, 2014): 356–67. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2014.7598.

Full text
Abstract:
Masalah yang seringkali dialami oleh mahasiswa di kampus adalah ketika mereka kurang bisa membagi waktu untuk kuliah, mengerjakan tugas, melakukan kegiatan organisasi, dan melakukan penyesuaian dengan lingkungan kampus, baik itu dosen maupun teman-temannya. Hal demikian menyebabkan permasalahan menjadi semakin kompleks serta menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan, menekan, dan membosankan. Konsekuensinya adalah munculnya pola reaksi negatif pada diri mahasiswa, seperti stres, bosan, terasingkan, kesepian, dan depresi. Keadaan tersebut dapat berdampak pada penilaian individu terhadap kesejahteraan psikologis selama mengikuti kegiatan di kampus yang disebut school well-being. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara penyesuaian diri dengan school well-being pada mahasiswa. Partisipan penelitian ini adalah 247 mahasiswa. Data dikumpulkan dengan menggunakan Skala penyesuaian diri (25 item; α = 0.84) dan Skala school well-being (24 item; α = 0.81). Hasil analisis regresi linear sederhana menunjukkan nilai koefisien korelasi antara penyesuaian diri dengan school well-being adalah sebesar 0.30 dengan p = 0,000 (p
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Saraun, Gloria G. Saraun, and Krismi D. Ambarwati. "HUBUNGAN ANTARA PSYCHOLOGICAL WELL-BEING DENGAN BURNOUT PADA PEKERJA PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA LAHENDONG." Jurnal EMPATI 11, no. 5 (November 26, 2022): 359–67. http://dx.doi.org/10.14710/empati.0.36745.

Full text
Abstract:
Burnout merupakan sindrom psikologis dari kelelahan, sinisme, dan inefficacy, yang dialami sebagai respon terhadap stres kerja kronis (Maslach & Leiter, 2007). Salah satu faktor yang mempengaruhi burnout yaitu psychological well-being. Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya hubungan negatif antara psychological well-being dengan burnout pada pekerja. Subjek dalam penelitian ini adalah pekerja PT. Pertamina Geothermal Energy Area Lahendong dengan status sebagai pwtt (pekerja waktu tidak tertentu) sebanyak 42 orang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu berupa kuisioner. Skala yang digunakan untuk mengukur psychological well-being yaitu skala yang disusun oleh Ryff (1989), dan untuk mengukur burnout digunakan skala Maslach Burnout Inventory-General Survey (1996). Hubungan antara psychological well-being dengan burnout diuji dengan menggunakan uji korelasi product-moment pearson. Hasil dari penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara psychological well-being dengan burnout pada pekerja PT. Pertamina Geothermal Energy Area Lahendong dengan r = -0,286 dengan sig = 0,033 (p<0,05).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Tene, Talia, Marco Guevara, Gabriel Moreano, Edisson Calderón, Nataly Bonilla García, Cristian Vacacela Gomez, and Stefano Bellucci. "Modeling Plasmonics and Electronics in Semiconducting Graphene Nanostrips." Emerging Science Journal 7, no. 5 (October 1, 2023): 1459–77. http://dx.doi.org/10.28991/esj-2023-07-05-01.

Full text
Abstract:
In recent decades, both academia and industry have shown noteworthy interest in investigating the semiconducting properties of graphene. Nevertheless, the lack of a suitable bandgap in graphene has restricted its practical applications in the current semiconductor industry. To overcome this limitation, graphene micro/nano-strips have been actively explored. The focus of the present study centers on modeling the electronic and plasmonic characteristics of graphene strips with varying widths: 2.7, 100, 135 nm, and 4 m. This analysis is conducted at ultralow energies (0.3 eV, or ~73 THz). We employ conventional density functional computations to estimate the Fermi velocity of graphene, refining the results via the GW approximation. Utilizing the accurate Fermi velocity, we employ a semi-analytical model to explore the ground state and plasmon properties (frequency and dispersion) of these graphene strips. Notably, this approach effectively replicates the density of states observed in narrow experimental graphene nano-strips (2.7 nm) grown on Ge(001) and, similarly, reproduces the plasmon spectrum found in synthesized graphene microstrips (4 μm) on Si/SiO2. Interestingly, our study also offers insights into the potential application of this approach in comprehending the plasmon frequency and plasmon dispersion of graphene nano-strips (~135 nm) acquired through liquid-phase exfoliation. The outcomes of this investigation present compelling evidence that the properties of graphene-based strips can be customized to fulfill specific requirements and applications. These findings hold significant promise for advancing graphene-based technologies, bridging the gap between fundamental research and tangible applications. Doi: 10.28991/ESJ-2023-07-05-01 Full Text: PDF
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Hermawan, Enricko Bagas, and Adi Dinardinata. "HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DAN KECEMASAN TERHADAP KEMATIAN PADA PENGIDAP KANKER DI KOMUNITAS CISC SULUH HATI SEMARANG." Jurnal EMPATI 11, no. 2 (April 30, 2022): 102–8. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2022.34433.

Full text
Abstract:
Tingkatan kecemasan terhadap kematian pada seseorang dapat meningkat jika individu mengalami stres atau sebuah ancaman, seperti masalah kesehatan atau penyakit. Kanker merupakan salah satu penyakit yang memiliki jumlah kematian tertinggi, sedangkan landasan penelitian penanganan non medis yang salah satunya fokus pada apakah religiusitas berhubungan dengan kecemasan terhadap kematian masih belum jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel yaitu religiusitas dan kecemasan terhadap kematian pada pengidap kanker di Komunitas CISC Suluh Hati Semarang. Subjek dari penelitian ini adalah pengidap kanker yang merupakan angggota komunitas CISC Suluh Hati Semarang yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan data diambil dengan menggunakan skala Religiusitas (29 aitem, α = 0,927) dan Skala Kecemasan terhadap Kematian (25 aitem, α = 0,932). Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis regresi sederhana. Hasil analisis menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif yang signifikan antara religiusitas dan kecemasan terhadap kematian pada pengidap kanker di Komunitas CISC Suluh Hati Semarang ( = -0,595 dan p = 0,000). Hubungan negatif antara kedua variabel memiliki arti bahwa semakin tinggi religiusitas maka semakin rendah kecemasan terhadap kematian.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Salma, Adzkia Ra’ida, and Dian Ratna Sawitri. "HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN KETANGGUHAN AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN KEDUA DEPARTEMEN KEDOKTERAN UMUM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO." Jurnal EMPATI 10, no. 1 (March 22, 2021): 29–33. http://dx.doi.org/10.14710/empati.2021.30418.

Full text
Abstract:
Ketangguhan akademik (academic hardiness) adalah sebuah karakteristik kepribadian individu yang meliputi kemampuan untuk mengolah keadaan menekan dalam situasi akademik, memiliki kesungguhan dalam menjalani kegiatan akademik dengan tujuan meningkatkan kemajuan akademik yang positif, serta menganggap tekanan akademik sebagai tantangan dan bukan untuk dihindari. Ketangguhan akademik yang baik dapat diperoleh dari interaksi individu dengan teman sebaya, sehingga ia akan dapat mengatasi stres akademik dengan lebih baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan ketangguhan akademik pada mahasiswa tahun kedua Departemen Kedokteran Umum Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa tahun kedua yang berjumlah 240 orang. Sampel penelitian sejumlah 127 mahasiswa diperoleh dengan teknik cluster random sampling. Analisis Rank Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan ketangguhan akademik (rxy=0,305, p < 0,001). Artinya, semakin tinggi dukungan sosial teman sebaya pada individu, maka semakin tinggi pula ketangguhan akademik individu tersebut. Uji independent sample t-test menunjukkan bahwa mahasiswa dengan IPK lebih dari 3,5 memiliki ketangguhan akademik yang lebih tinggi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography