Journal articles on the topic 'Education Indonesia Sulawesi Tengah'

To see the other types of publications on this topic, follow the link: Education Indonesia Sulawesi Tengah.

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Education Indonesia Sulawesi Tengah.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Nurdiyanto, Eka, NFN Sukamdi, and Abdur Rofi. "Partisipasi Tenaga Kerja Pemuda di Sektor Pertanian di Sulawesi Tengah." Analisis Kebijakan Pertanian 18, no. 2 (December 23, 2020): 135. http://dx.doi.org/10.21082/akp.v18n2.2020.135-150.

Full text
Abstract:
Structural transformation in Central Sulawesi has led to a decline in the contribution of agricultural sector in the province’s economy. In addition, the phenomenon of increasing aging farmers was one of the problems in improving the agricultural sector performance. This study aimed to examine factors that influence youth labor participation in the agricultural sector in Central Sulawesi. The data used in this research was Sakernas 2018 published by Statistics Indonesia (BPS). The analysis was carried out in three levels, namely individual, household, and contextual levels, using a multilevel binary logistic analysis. Results of this analysis showed that youth labor participation in the agricultural sector was significantly influenced by the several factors: for individual factors were level of education and gender; household socioeconomic factors were education level of household heads, occupations of household heads, and number of household members; and the region contextual factors were population density and Gross Regional Domestic Products (GRDP) per capita. To increase youth labor participation in this province, it is recommended that the local government to implement programs to change youth perceptions of work opportunity in the agricultural sector, create agricultural diversification, improve welfare of agricultural households, strengthen agricultural market strategies. and enhance the skills and capacity of agricultural youth.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Iskandar, Azwar, and Rahmaluddin Saragih. "REGIONAL GOVERNMENT SPENDING EFFICIENCY ON HEALTH AND EDUCATION IN DECENTRALIZATION ERA : EVIDENCE FROM INDONESIA." INFO ARTHA 3, no. 1 (September 8, 2019): 13–27. http://dx.doi.org/10.31092/jia.v3i1.452.

Full text
Abstract:
The purpose of this paper is to assess spending efficiency of regional governments in Indonesia on health and education during the fiscal decentralization period year of 2010-2017. Relying on a sample of 33 provinces as regional government, this paper compute efficiency scores adopting nonparametric frontier that estimated by Data Envelopment Analysis (DEA) to study spending inefficiency. Results of the paper show that in west regions, Bali, Bangka Belitung, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, and Kep. Riau relatively most efficient in public spending both on health and education in period of study. DKI Jakarta and Jawa Barat have efficient score on health, and Bengkulu has efficient score on education. On the other hand, in east regions, Gorontalo, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur and Sulawesi Utara were also most efficient in public spending on health and education services. Maluku and Sulawesi Tenggara have efficient score on health, and Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, and Sulawesi Barat have efficient score on education. The results show that provinces in east regions of Indonesia were relatively more efficient in public spending both on health and education for promoting equal distribution of income
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Mahabie, Ahans. "AKULTURASI BUDAYA TIMUR TENGAH DI INDONESIA (Kedatangan Islam dan Pengaruh Budaya)." Mamba'ul 'Ulum 16, no. 1 (April 20, 2020): 1–13. http://dx.doi.org/10.54090/mu.1.

Full text
Abstract:
From the history of Islamic conquest to various parts of the world, Indonesia was one of the countries that was visited on the journey and the struggle to spread the monotheistic religion. With the entry of Islam into Indonesia, there was an encounter with all forms of Middle Eastern / Arabic culture, especially Islam with the archipelago, and naturally the encounter experienced acculturation with the culture in Indonesia. Indonesia as a country also has its own indigenous culture. Portraits of indigenous Indonesian culture can now be found in inland-inland areas such as the Tengger people found on Sukapura on the slopes of Mount Bromo near Tasar Malang, Samin communities in Blora, Central Java, Baduwi communities in southern Banten, Kubu communities in southern Sumatra and Jambi, Baliage communities in Tenganan Pegringsing Karang Asem in Bali, and the Toraja community in Central Sulawesi, the Dayak tribe consisting of Oloot, Olonaju, and Manyansiyung in the interior of Borneo, and the Asmat tribe in Irian Jaya. All of them still hold the original culture with several forms such as animism, dynamism, veteism, and shammanism. The arrival of Islam to Indonesia in the First Century H / VII-VIII M resulted in this nation experiencing cultural acculturation between Middle Eastern culture and Indonesian culture. The evidence of acculturation can be felt in several aspects, including language, literature, arts and education.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Kim, Yong Chan, and Titi Susilowati Prabawa. "Hybrid Internal Migration: The Factors Of Migration For Education Among Wana Tribe Community In Central Sulawesi." Jurnal Kawistara 10, no. 2 (August 22, 2020): 221. http://dx.doi.org/10.22146/kawistara.58018.

Full text
Abstract:
Berdasarkan wawancara dengan warga desa yang bermigrasi dari suku Wana yang tinggal di Sulawesi Tengah di Indonesia, penelitian ini membahas tentang faktor yang mendorong migrasi ke kota untuk tujuan pendidikan. Kami menemukan bahwa orang tua mengarahkan anaknya pindah ke kota untuk mendapatkan pendidikan. Oleh karena itu, informasi, pengetahuan, dan pengalaman dari orang tua maupun generasi angkatan mereka secara langsung memengaruhi proses pengambilan keputusan untuk migrasi. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa migrasi generasi muda di daerah asal ditentukan oleh tiga faktor pendorong terkait dengan pengalaman migrasi orang tua di kota. Keputusan untuk migrasi suku Wana ke kota besar di wilayah Sulawesi Tengah tidak hanya untuk meningkatkan status sosial mereka, tetapi dalam rangka mengupayakan perubahan status ekonomi, peningkatan pendidikan, dan fasilitas di daerah asal. Secara umum, artikel ini menggambarkan alasan psikologis dan tantangan generasi orang tua suku Wana ketika berjuang mendorong anak-anak mereka untuk pergi ke kota besar dengan tujuan memperoleh pendidikan.Kata Kunci: Migrasi pendidikan; Pengambilan keputusan; Proses migrasi; Pengembangan masyarakat; Suku Wana.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Pangalila, Theodorus, and Jeane Mantiri. "Nilai budaya masyarakat Sulawesi Utara sebagai model pendidikan toleransi." Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi 20, no. 1 (October 19, 2020): 55–64. http://dx.doi.org/10.21009/jimd.v20i01.15924.

Full text
Abstract:
Hakikat dasar bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural dan multikultural. Hal ini tercermin dari semboyan bangsa Indonesia: Bhinneka Tunggal Ika. Kenyataan dewasa ini menunjukkan banyaknya kasus intoleransi terus terjadi. Di tengah banyaknya kasus Intoleransi di berbagai daerah di Indonesia, kenyataan membuktikan bahwa masyarakat kota Tomohon-Sulawesi Utara tetap hidup dalam suasana penuh toleransi di tengah perbedaan agama, suku, ras, bahasa dan budaya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tentang bagaimana nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Sulawesi Utara menjadi model toleransi. Penelitian ini dilakukan di kota Tomohon Sulawesi Utara. Sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat lokal, berbeda agama, suku, bahasa, pemuka agama dan pemerintah. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Adapun penelitian ini menemukan bahwa nilai budaya/kearifan lokal masyarakat Sulawesi Utara: Si Tou Timou Tumou Tou (Manusia Hidup untuk Memanusiakan Orang Lain), Mapalus (Gotong-royong) dan Torang Samua Basudara (Kita Semua Bersaudara) mampu membuat masyarakat Sulawesi Utara hidup dalam suasana penuh toleransi, sehingga bisa diadopsi dan dikembangkan menjadi model pendidikan toleransi. Ketiga nilai budaya ini terimplementasi secara konkrit dalam kehidupan konkrit masyarakat yang tidak membeda-bedakan asal-usul suku, agama, etnis dari masyarakat. Adapun penelitian ini merekomendasikan penelitian lanjut tentang pengembangan model pembelajan berbasis nilai budaya lokal. Abstract: The basic nature of the Indonesian people is a plural and multicultural nation. This is reflected in the Indonesian motto: Unity in Diversity. Today's reality shows that many cases of intolerance continue to occur. In the midst of the many cases of intolerance in various regions in Indonesia, the reality proves that the people of the city of Tomohon-North Sulawesi continue to live in an atmosphere of tolerance in the midst of differences in religion, ethnicity, race, language and culture. The purpose of this study is to describe how the values of the local wisdom of the people of North Sulawesi become a model of tolerance. This research was conducted in the city of Tomohon, North Sulawesi. The data sources in this study are local people, different religions, ethnicities, languages, religious leaders and government. This research uses a qualitative descriptive approach by collecting data through observation, interviews and documentation studies. The research found that the cultural values / local wisdom of the North Sulawesi people: Si Tou Timou Tumou Tou (Humans Live to Humanize Others), Mapalus (Mutual Cooperation) and Torang Samua Basudara (We Are All Brothers) are able to make North Sulawesi people live in an atmosphere of tolerance, so that it can be adopted and developed into a model of tolerance education. These three cultural values are implemented concretely in the concrete life of the community which does not differentiate between ethnic, religious, and ethnic origins from the community. The study recommends further research on the development of a learning model based on local cultural values.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Wibowo, Dody. "Mendukung Guru untuk Mempelajari Perdamaian: Studi Awal di Sekolah Sukma Bangsa Sigi, Sulawesi Tengah." Sukma: Jurnal Pendidikan 6, no. 2 (November 14, 2022): 181–207. http://dx.doi.org/10.32533/06204.2022.

Full text
Abstract:
Using data from a teacher from Sukma Bangsa School Sigi, Central Sulawesi, Indonesia, this paper wants to provide a preliminary finding for research on supporting teachers to learn peace. This research uses a framework that states the practice of school culture contributes to teachers’ professional development for peace education. The framework provides four categories of school culture practice that can support teachers in learning peace: institutional management, school environment, facilitation for learning, and relations among teachers. The data shows that those four categories of school culture practice are found in Sukma Bangsa School Sigi. However, each category has a different level of supporting the teacher in learning peace.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Sabran, Moh, Rocky RT Lembah, Wahyudi Wahyudi, Hamzah Baharuddin, Manap Trianto, and Samsurizal M Suleman. "Jenis dan Kekerabatan Kupu-Kupu (Lepidoptera) di Taman Hutan Raya Sulawesi Tengah." Biotropika: Journal of Tropical Biology 9, no. 1 (April 16, 2021): 46–55. http://dx.doi.org/10.21776/ub.biotropika.2021.009.01.06.

Full text
Abstract:
Species and cladystic of butterflies is closely related to the preservation and utilization of biological resources in Indonesia. This study aims to determine species and cladystic of butterflies (Lepidoptera) in Grand Forest Park Central Sulawesi. Sampling of butterflies using a sweeping net with a purposive sampling method at three different watershed (DAS) locations, namely Vatutela, Kawatuna, and Poboya. Butterfly samples obtained at the research location were then identified at the Biology Laboratory, Faculty of Teacher Training and Education, Tadulako University. The results showed that there were 97 species from 5 butterfly families, namely Papilionidae (14 species), Pieridae (16 species), Nymphalidae (46 species), Lycanidae (15 species), and Hesperiidae (6 species). The research sample used for the analysis of kinship is 23 species from five butterfly families that dominate the research location. The observed characters included 32 characters. Analysis of kinship was calculated using the Sorensen similarity index, then processed using the Multivariate Statistical Package (MVSP) software. The closest kinship relationship is between the species Appias ithome and A. zarinda which is supported by a similarity index above 0.90 and the farthest relationship occurs between the species Bibasis sp. with other species from the Hesperiidae family which were supported by a similarity index below 0.7.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Widjaja, Junus, Anis Nurwidayati, Hayani Anastasia, Octaviani Octaviani, and Ahmad Erlan. "Masterplan Pengendalian Schistosomiasis Dalam Upaya mendukung Eliminasi di Kabupaten Sigi Propinsi Sulawesi Tengah 2022-2024." Jurnal Vektor Penyakit 16, no. 2 (December 6, 2022): 97–106. http://dx.doi.org/10.22435/vektorp.v16i2.6122.

Full text
Abstract:
ABSTRACT Schistosomiasis is a neglected tropical disease caused by blood trematodes of the genus Schistosoma, which remains a major public health problem worldwide. Schistosomiasis japonica, in Asia endemic to China, the Philippines and parts of Indonesia. Schistosomiasis in Indonesia is only found in Central Sulawesi Province, namely Napu Highlands and Bada Highlands, Poso Regency and Lindu Highlands, Sigi Regency. Schistosomiasis can cause anemia and trigger stunting and reduced learning abilities in children. It also causes organ damages, such as severe hepatosplenism, periportal fibrosis, even some cases died. With Indonesia's commitment to realizing Sustainable Development Goals (SDGs) as stated in the 2030 Agenda, schistosomiasis is one of the diseases that will be eliminated in Indonesia. This study used descriptive analysis method with a qualitative approach through in-depth interviews and discussions in the form of meetings. The results of the preparation of the schistosomiasis control master plan 2021-2024. The Masterplan is prepared cross-sectorally between the Health Service, Public Works and Spatial Planning, Livestock and Animal Health Service, Community and Village Empowerment Service, Food Security and Fisheries Service, Food Crops and Horticulture Service, Education and Culture Office and Planning and Research Agency. Area. The structured activities are treatment for humans and animals, environmental modification, control of snail habitat, implementation of surveillance on humans and animals and snails that transmit schistosomiasis, technical capacity building, provision of drinking water and proper and sustainable sanitation. Schistosomiasis control master plan which can be the basis and guideline for schistosomiasis control in Sigi District in 2022-2024. ABSTRAK Schistosomiasis adalah penyakit tropis terbaikan yang disebabkan oleh trematoda darah dari genus Schistosoma, yang tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat utama di seluruh dunia. Schistosomiasis japonica, di Asia endemik di Cina, Filipina dan sebagian Indonesia. Schistosomiasis di Indonesia hanya ditemukan di Propinsi Sulawesi Tengah, yaitu Dataran Tinggi Napu dan Dataran Tinggi Bada, Kabupaten Poso serta Dataran Tinggi Lindu, Kabupaten Sigi. Schistosomiasis ini dapat menyebabkan anemia dan memicu kekerdilan (stunting) dan berkurangnya kemampuan belajar pada anak-anak. Penyakit tersebut juga menimbulkan kerusakan organ spesifik organ seperti hepatosplenisme parah, fibrosis periportal, bahkan beberapa kasus meninggal dunia. Dengan komitmen Indonesia untuk mewujudkan Pembangunan yang Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) sebagaimana tertuang dalam Agenda 2030, maka schistosomiasis menjadi salah satu penyakit yang akan dieliminasi di Indonesia. Penelitian menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dan diskusi dalam bentuk pertemuan. Hasil penelitian adalah tersusunnya masterplan pengendalian schistosomiasis 2021-2024. Penyusunan masterplan dilakukan dengan lintas sektor antara Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Badan Perencanaan dan Penelitian Daerah. Kegiatan yang termasuk dalam master plan pengendalian schistosomiasis meliputi pengobatan pada manusia dan hewan, modifikasi lingkungan, pengendalian pada habitat keong, pelaksanaan surveilans pada manusia dan hewan serta pada keong perantara schistosomiasis, peningkatan kapasitas teknis, penyediaan air minum dan sanitasi yang layak dan berkesinambungan. Masterplan pengendalian schistosomiasis yang dapat menjadi dasar dan pedoman kegiatan pengendalian schistosomiasis di Kabupaten Sigi Tahun 2022-2024.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Mursyid, Besse Tenriabeng. "PONDOK PESANTREN DITINJAU DARI PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAERAH DI SULAWESI TENGAH." Bilancia: Jurnal Studi Ilmu Syariah dan Hukum 15, no. 2 (December 30, 2021): 263–79. http://dx.doi.org/10.24239/blc.v15i2.824.

Full text
Abstract:
One way to educate the nation's life is through education. This is in line with the 1945 Constitution Article 31 paragraph (1) which states that "every citizen has the right to education". One of the educational institutions that has an important role in the development of this religious character is pesantren. Islamic boarding school education can be organized by the Government and/or community groups of religious adherents whose function is to prepare students to become members of the community who understand and practice the values ​​of their religious teachings and/or become experts in religious knowledge. Pesantren education can be held in formal, non-formal, and informal education channels. As an educational institution, Islamic boarding schools have made a major contribution to the formation of religious Indonesian people. Therefore, it is necessary to strengthen this pesantren-based learning in Indonesian Islamic society. Several constitutional facts which state that the 20% allocation for education is important to note. In empirical facts, the expectations of Article 31 paragraph (4) of the Constitution are not immediately realized properly, because the existence of Islamic boarding schools and religious education is not included in the allocation. the budget allocation. The presence of regulations cannot be denied is something very important, as a follow-up to the existence of Law Number 20 of 2003 concerning the National Education System by the regional government of Central Sulawesi Province, an academic document and regional regulation Number 2 of 2014 concerning the implementation of Regional Education and Culture were issued. , specifically described in the weighing sheet of regional regulations, it is explained that the people of Central Sulawesi Province have a diversity of cultures, ethnicities, races, religions and regional origins, which have the potential to create social problems so that regional policies in the field of education and culture are needed that can strengthen a sense of unity and a sense of nationality. This is a breath of fresh air when viewed from the perspective of the existence of these regional regulations that will touch all educational institutions, but in fact this is not the case. However, in 2019 there was Law Number 18 of 2019 concerning Islamic Boarding Schools which became a breath of fresh air for Islamic Boarding School educational institutions in all regions in the unitary territory of the Republic of Indonesia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Mubarak, Muhammad Syahrul, and Nugroho SBM. "The Impact of Population, Labor, Unemployment, and Poverty on Economic Growth Regencies/Municipality in Sulawesi Tengah Province." Jurnal Ekonomi Pembangunan 18, no. 1 (June 30, 2020): 62. http://dx.doi.org/10.22219/jep.v18i1.11736.

Full text
Abstract:
High population growth could be a serious barrier to regional economic development. In general, if productivity in each sector of the economy is very low, there will be a high unemployment level in that society. The purpose of this study is to analyze the partial and simultaneous influences of population, labor, unemployment, and poverty on economic growth. The type of data used is panel statistic data from 11 regencies and municipality in Sulawesi Tengah province of Indonesia during the 2011-2019 period with 99 observations. The regression model with fixed effect approach was used to analyze the data panel. The results reveal that labor and unemployment do not significantly affect economic growth, whereas population and poverty significantly affect economic growth in positive and negative ways, respectively. The partial results of the test imply that the increase in population must be coherently supported by the specialization of the workforce through an increase in the length of school each individual. These implications can be realized through the construction of educational infrastructure. Poverty reduction can be implemented through the improvement of the education level of the people. It is expected that good education will generate more new experts to increase industrial productivity, which in turn will increase the output
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Saputri, Erlika, Dwi Endarti, and Tri Murti Andayani. "Tingkat Pengetahuan Orang Tua terhadap Penyakit Pneumonia dan Imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) di Indonesia." JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) 10, no. 2 (June 30, 2020): 156. http://dx.doi.org/10.22146/jmpf.54423.

Full text
Abstract:
PCV immunization has been proven to be effective in preventing pneumonia, but the immunization coverage is still low in Indonesia. Good parental knowledge about pneumonia and PCV vaccine is an important factor that can support the coverage of PCV immunization. The purpose of this study was to determine the level of parental knowledge about pneumonia and PCV immunization and to know the factors that influence it. This study obeservasional design with a multi-center cross-sectional approach. Data was collected using survey to parents in 5 Provinces in Indonesia which were Provinces of DIY, Lampung, Sulawesi Tengah, Kalimantan Tengah, and Jawa Barat using convenience sampling. Study instrument consisted of questionnaire to determine sociodemographic characteristics and level of knowledge. Data was analyzed and presented descriptively and statistically using the Mann Whitney test. The results showed of 500 respondents had mean score of knowledge 80.6% ± 12.8% and median of knowledge 84.6%. Low knowledge was observed in the item of PCV immunization was not yet included in national program of immunization in Indonesia with percentage of respondents’ correct answer was 24.6%. There was significant difference in the score of knowledge about pneumonia and PCV immunization within different groups in the respondents’ characteristics of expenditure per month (p=0.001), number of responsibilities (p=0.007), experience of hearing illness (p=0,000), experience of illness (p=0.046), experience of hearing vaccines (p=0,000), and vaccine information sources (p=0.024). This study suggests the need of regular education programs for community in Indonesia to improve knowledge regarding pneumonia and PCV immunization.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Ahmad Hairul Alamsyah. "Implementasi Budaya Siri’ Na Pacce di Tengah Arus Kebudayaan Populer." Ad-Dariyah: Jurnal Dialektika, Sosial dan Budaya 3, no. 1 (June 27, 2022): 1–15. http://dx.doi.org/10.55623/ad.v3i1.106.

Full text
Abstract:
With the rapid development of technology and the easier it is to access information from outside, it has resulted in the emergence of various external cultures which have become new cultures for Indonesian society without exception the Bugis-Makassar ethnic group. The rapid flow of popular culture that touches the lives of the Bugis-Makassar people has resulted in changes in behavior in social life. South Sulawesi, which is known for its siri 'na paccenya culture, which contains the value of not embarrassing oneself and others as well, is slowly starting to erode. This occurs due to the lack of education about culture on a regular basis and also the lack of supervision and filtering of the incoming foreign cultures so that people accept the outside culture at face value. As a result, the behavior pattern of the Buginese society has started to change, from the one that used to uphold and maintain the value of siri 'na pacce, now it is gradually disappearing.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Syahrul, Syahrul. "DAKWAH NATIO-EDUCATION PADA MASYARAKAT EKS TAHANAN POLITIK DI KAMPUNG NANGA-NANGA KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA." Jurnal Dakwah 16, no. 2 (December 1, 2015): 305–19. http://dx.doi.org/10.14421/jd.2015.16207.

Full text
Abstract:
Kemajemukan bangsa Indonesia tidak hanya pada aspek-aspek yang selama ini populer di masyarakat seperti budaya, suku, bahasa, agama ataupun ras. Lebih dari itu, kemajemuk-an nampak pula pada kondisi sosial yang mengalami pelapisan“atas-menengah-bawah”, terdidik-kurang terdidik, bahkan pelabelan berdasarkan latar belakang afiliasi politik seperti “kiri-tengah-kanan”. Fakta-fakta sosial tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan perlakuan bagi masing-masing komunitas yang mengalami polarisasi tersebut baik secara struktural, kultural maupun politik.Mengambil setting pada masyarakat eks tahanan politik di Kampung Nanga-Nanga Kota Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara, tulisan ini merupakan upaya melukiskan kondisi suatu komunitas yang mengalami ketidakadilan secara sosial akibat pilihan mereka di masa lalu. Fakta lain yang menjadi sorotan adalah rendahnya partisipasi mereka terhadap pendidikan. Sehingga tulisan ini juga merupakan ikhtiar memberikan tawaran solutif atas permasalahan tersebut.Masyarakat eks tahanan politik Kampung Nanga-Nanga Kota Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara adalah komunitas yang diasingkan dari hiruk-pikuk penyelenggaraan negara akibat peristiwa 30 September 1965. Meskipun reformasi pada mei 1998 memberi harapan rehabilitasi, tetapi kondisi traumatik yang demikian kuat tidak memberi perubahan berarti dalam kehidupan sosial masyarakat kampung Nanga-Nanga. Proses isolasi masyarakat eks tahanan politik yang telah berlangsung cukup lama di tempat itu menciptakan stigma bahwa kampung Nanga-Nanga dan masyarakatnya merupakan lapisan asing dalam struktur masyarakat di Kota Kendari.Akibat dari pengasingan itu masyarakat kampung Nanga-Nanga menunjukkan beberapa perilaku seperti: pesimisme dalam berbangsa dan bernegara, apriori terhadap lembaga pendidikan, sensitif terhadap agama, dan tertutup dalam pergaulan sosial.Kondisi masyarakat eks tahanan politik di kampung Nanga-Nanga yang mayoritas beragama Islam menghadirkan tawaran tentang perlunya pendekatan agama dalam konteks membangun kesadaran berbangsa dan menumbuhkan semangat untuk bersekolah. Pendekatan strategis tersebut diharapkan menjadi gerakan dakwah kebangsaan dan perbaikan layanan pendidikan. Akibatnya strategi dakwah ini menuntut keterlibatan seluruh elemen masyarakat baik pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda, mahasiswa dan lembaga pendidikan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Sulhan, Moh. "Nilai Profetis Pendidikan Islam untuk Menanggulangi Perdagangan Manusia." Nadwa 6, no. 2 (March 22, 2016): 151. http://dx.doi.org/10.21580/nw.2012.6.2.585.

Full text
Abstract:
<p>Traffi</p><p>cking creates human as commerce object by deception modus, trap, tease, fake appointment, forcing and exploitation, even the violations that insult the human. The Consortium of Indonesia Migrant Labour (KOBUMI) noted that 1-1.5 million from 5 million of Indonesia migrant labours are the victim. American Center for International Labor Solidarity (ACILS) report in 2003 noted that 700.000 to 1 million Indonesia migrant labours who is employable as prostitute. Many of provinces in Indonesia, such as North Sumatra, Riau, Lampung, West Java, Jakarta, Central Java, East Java, West Borneo, East Borneo, North Cele-bes, Bali, and The West Lesser Sundas are the sources of trafficking area. Seeing that trafficking serious problem in Indonesia, it is important to encourage the prevention by adopting many of ethic values as the reinforcement of human re-source and education. Here, Islamic education is important enough to overcome anti-trafficking.<br /><br /><strong>Abstrak</strong></p><p><strong></strong><br />Trafficking menjadikan manusia sebagai objek perdagangan melalui modus pen-ipuan, jebakan, bujuk rayu, janji palsu, pemaksaan dan eksploitasi serta bentuk-bentuk pelanggaran yang merendahkan martabat manusia. Konsorsium Buruh Migran Indonesia (KOBUMI) mencatat 1-1,5 juta dari 5 juta buruh migran In-donesia adalah korban. American Center for International Labor Solidarity (ACILS) report 2003 mencatat terdapat 700.000 sampai 1 juta buruh migran Indonesia yang dipekerjakan sebagai pekerjaan seksual, penghibur, dan ek-sploitasi kerja lainnya. Banyak propinsi di Indonesia seperti, Sumatera Utara, Riau, Lampung, Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Bali dan Nusa Tenggara Barat adalah sumber daerah Trafficking. Melihat demikian serius problem Trafficking di In-donesia, dirasa sangat penting untuk mencari bentuk pencegahan melalui adopsi berbagai nilai etis bagi penguatan sumber daya manusia, penguatan kapasitas dengan pendidikan. Di sini, letak Pendidikan Islam untuk menanggulangi anti Trafficking ini menjadi penting untuk dirumuskan.<br /><br /></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Lainsamputty, Ferdy. "KELELAHAN DAN GAYA HIDUP PADA PASIEN HIPERTENSI." Nutrix Journal 4, no. 1 (April 28, 2020): 20. http://dx.doi.org/10.37771/nj.vol4.iss1.427.

Full text
Abstract:
Abstract Hypertension is a current significant health problem in many countries. Indonesia also has a high prevalence of hypertension. Fatigue is a common symptom that often occurs in hypertensive patients. Unhealthy lifestyles may worsen the impact of hypertension. The study aimed to explore the relationship between fatigue and lifestyle among patients with hypertension. This was a descriptive correlational study with cross-sectional approach using 68 convenience samples in a general hospital of Central Sulawesi. The questionnaires were Multidimensional Assessment of Fatigue (MAF) and Health Promotion Lifestyle Profile II (HPLP II). Descriptive statistics and Spearman rank correlation were used to explore the relationships between variables and domains. Overall, lifestyle was correlated to fatigue (r=0,28, p<0.05). Hypertensive patients with higher degree of fatigue, performed a better lifestyle. More effective strategies such as health education, professional consultation, support and group sharing need to be done to improve the lifestyle of patients. Keywords: Fatigue, hypertension, lifestyle. Abstrak Penyakit hipertensi merupakan masalah kesehatan signifikan yang sedang dialami di banyak negara. Di Indonesia, hipertensi merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi. Kelelahan adalah gejala umum yang terjadi pada pasien hipertensi. Gaya hidup tidak sehat dapat memperburuk efek dari hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan kelelahan dan gaya hidup pada pasien hipertensi. Penelitian ini berjenis deskriptif korelasi berpendekatan potong lintang dengan 68 sampel yang direkrut menggunakan teknik convenience sampling di salah satu rumah sakit umum daerah di Sulawesi Tengah. Kuesioner yang digunakan yaitu MAF dan HPLP II. Statistik deskriptif dan Spearman Rank Correlation digunakan untuk mencari hubungan antar variabel dan domain-domainnya. Secara keseluruhan, gaya hidup berhubungan signifikan dengan kelelahan (r=0,28, p<0,05). Penderita hipertensi yang menderita kelelahan berat, menerapkan gaya hidup yang lebih baik. Strategi yang lebih efektif dalam penyuluhan kesehatan, konsultasi profesional, support dan sharing group, perlu dilakukan untuk meningkatkan gaya hidup. Kata Kunci: Gaya hidup, hipertensi, kelelahan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Laente, Hendra. "MAKNA DAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL BUGIS (BOLA)." Imaji 17, no. 1 (June 27, 2019): 51–56. http://dx.doi.org/10.21831/imaji.v17i1.25733.

Full text
Abstract:
Suku Bugis merupakan kelompok etnik dengan wilayah asal Sulawesi Selatan. Kebudayaan dan kesenian yang ada di dalam Suku Bugis memiliki ciri dan karakter yang dapat membedakannya dengan suku-suku lain yang ada di Indonesia. Salah satu ciri khas suku Bugis, yaitu rumah adat tradisionalnya. Rumah adat tradisional suku bugis memilki makna dan nilai-niali kearifan lokal. Ada tiga bagian rumah yang memiliki nilai filosofis yang dipercaya oleh Suku Bugis. Rakkeang (bagian atas rumah) merupakan bagian tertinggi sebuah rumah. Suku Bugis menganggap rakkeang merupakan bagian suci. Bagian rumah selanjutnya adalah alle bola atau bagian tengah. Suku Bugis menganggap bagian ini merupakan cerminan kehidupan manusia. Bagian terakhir, yakni yawa bola (bagian bawah). Bagian ini, menurut pandangan mitologi Bugis, merupakan tempat bersemayamnya Dewa Uwae dan dianggap sebagai dunia bawah dan tempat segala sesuatu yang kurang baik dan tidak suci. Kata Kunci: nilai, kearifan lokal, rumah tradisional, suku bugis TITLE SHOULD BE CONDENSED, DESCRIBING THE CONTENT AND NOT MORE THAN THIRTEEN WORDS Abstract Abstract should be written in both English and Indonesian in a single paragraph, 100-120 words, highlighting the key messages from the research like research goals, methods, and findings, and shows how the paper contributes to the field of education as a whole. Key words should be written under the abstract in bold italic and should reflect the substance of the paper as also mentioned in the title. Format of the writing of abstract and key words, as well as the body of the article must follow this template. Keywords: abstract, bold, italic, maximum five words/phrases, template
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Entoh, Christina. "GAMBARAN PENGETAHUAN IBU AKSEPTOR TENTANG METODE KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA UNA-UNA KECAMATAN UNA-UNA." Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia 4, no. 1 (May 15, 2017): 1. http://dx.doi.org/10.20527/jpkmi.v4i1.3425.

Full text
Abstract:
Abstrak Berdasarkan data kesehatan Dunia WHO, pengguna KB sebanyak 77,9% peserta dan pengguna KB di Indonesia sebanyak 52,62%. Menurut data Provinsi Sulawesi Tengah ada 84,6% penguna KB, sedangkan menurut Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Kabupaten Tojo Una-una tahun 2014 terdapat 40.917 PUS dimana 33.404 diantaranya adalah peserta KB aktif (81,64%). Dari 33.404 PUS peserta KB terdapat 12.079 (36,16%) PUS yang menggunakan metode kontrasepsi suntik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu akseptor tentang pemilihan metode kontrasepsi suntik di Desa Una-Una Kecamatan Una-Una. Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu Total Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 45 responden, tingkat pengetahuan Ibu akseptor tentang metode kontrasepsi suntik yang paling banyak yaitu yang berpengetahuan cukup dengan jumlah 28 responden (62%), berdasarkan umur terbanyak adalah >35 tahun berpengetahuan cukup yaitu 16 responden (64%), berdasarkan pendidikan terbanyak adalah SD berpengetahuan baik yaitu 1 responden (100%), berdasarkan paritas terbanyak adalah >2 berpengetahuan cukup yaitu 14 responden (67%). Dengan demikian dapat disarankan agar tenaga kesehatan sebaiknya dapat memberi konseling dan pemahaman lebih dalam pada akseptor KB tentang metode kontrasepsi suntik. Kata-kata kunci: pendidikan, pengetahuan, keluarga berencana, KB suntik, paritas Abstract Based on data from the World Health Organization (WHO), KB users as much as 77.9% of the participants and users of family planning in Indonesia as much as 52.62%. According to the data of Central Sulawesi there are 84.6% users KB, while based on data from the Women's Empowerment, Child Protection and Family Planning Tojo Una-Una 2014, there were 40.917 PUS where 33.404 of which are active family planning participants (81.64%). 33.404 participants from 12.079 KB (36.16%) PUS injectable contraceptive methods. The purpose of this study was to determine the knowledge capital overview acceptor on injectable contraceptive method selection in the village of Una-Una, District of Una-Una. This study was a descriptive study. The sampling technique in this research is total sampling. The results showed that 45 respondents, the level of knowledge about the mother acceptor injectable contraception method that most that are knowledgeable enough with the number of 28 respondents (62%), Most are based on age> 35 years was knowledgeable enough is 16 respondents (64%), based on the highest level is a primary good knowledge ie 1 respondent (100%), based on the highest parity is> 2 knowledgeable enough that 14 respondents (67%). Thus it can be recommended that health workers should be able to provide counseling and deeper understanding of family planning acceptors of the injectable contraceptive method. Keywords: education, knowledge, family planning, injectables, parity
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Bulu', Bulu'. "PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENDUNG PENGARUH AJARAN ALUK TODOLO DI TANA TORAJA SULAWESI SELATAN." Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) 4, no. 2 (November 2, 2016): 179. http://dx.doi.org/10.15642/jpai.2016.4.2.179-205.

Full text
Abstract:
<p><strong>Bahasa Indonesia:</strong></p><p>Pendidikan Agama Islam sangat berperan dalam mengantisipasi ajaran Aluk Todolo karena agama merupakan salah satu faktor pengendalian tingkah laku masyarakat. Bentuk ajaran Aluk Todolo yang masih melekat pada masyarakat Tana Toraja Sulawesi Selatan merupakan tantangan berat yang dihadapi masyarakat muslim sebagai minoritas karena ajaran tersebut telah lama ada secara turun temurun. Ajaran Aluk Todolo yang masih dipelihara oleh masyarakat termasuk oleh mereka yang beragama Islam sendiri adalah <em>rambu solo, rambutuka, pamalian, me’nene’, ma’pakan dedeata, ma’bating </em>dan <em>paramisi. </em>Beberapa faktor penghambat dalam mengatasi Aluk Todolo tersebut adalah pemahaman agama, struktur sosial masyarakat, emosi keagamaan, dan faktor kultural. Adapaun solusi dalam mengatasi pengaruh ajaran Aluk Todolo di Tana Toraja Sulawesi Selatan adalah dengan menjalankan nilai-nilai Agama Islam yang terbukti sudah menjadi alat pemersatu bangsa, bersilaturrahim dengan banyak kalangan yang dengan faham agama kuat, banyak membaca berbagai referensi dari buku-buku Agama Islam, selalu ingin memperbaiki diri, menetapkan tujuan hidup, sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk mampu menciptakan suasana yang nyaman, aman dan kondusif di tengah perbedaan yang muncul dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.</p><p><strong><br /></strong></p><p><strong>English:</strong></p><p>Islamic education as a school subject has a very significant role in anticipating Aluk Todolo teachings since the religion is a factor of controlling people’s behavior. The Todolo teachings attached in the Tana Toraja South Sulawesi community is a hard challenge for the Muslim as the minority as the teaching has been rooted over generations. Several Todolo teachings which are still practiced the Muslim are <em>rambu solo, rambutuka, pamalian, me’nene’, ma’pakan dedeata, ma’bating</em> and<em> paramisi</em>. The challenge for anticipating the Todolo teachings are the understanding towards religion, social structure of the community, and the culture. The solution to anticipate the Todolo teaching in Tana Toraja are conducting Islamic teachings as a way of uniting people, visiting nad communicating with religious people, reading Islamic references, developing self quality, making life purposes, and creating safe and conducive environment in the middle of national diversity.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Bulu', Bulu'. "PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENDUNG PENGARUH AJARAN ALUK TODOLO DI TANA TORAJA SULAWESI SELATAN." Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) 4, no. 2 (November 2, 2016): 179. http://dx.doi.org/10.15642/pai.2016.4.2.179-205.

Full text
Abstract:
<p><strong>Bahasa Indonesia:</strong></p><p>Pendidikan Agama Islam sangat berperan dalam mengantisipasi ajaran Aluk Todolo karena agama merupakan salah satu faktor pengendalian tingkah laku masyarakat. Bentuk ajaran Aluk Todolo yang masih melekat pada masyarakat Tana Toraja Sulawesi Selatan merupakan tantangan berat yang dihadapi masyarakat muslim sebagai minoritas karena ajaran tersebut telah lama ada secara turun temurun. Ajaran Aluk Todolo yang masih dipelihara oleh masyarakat termasuk oleh mereka yang beragama Islam sendiri adalah <em>rambu solo, rambutuka, pamalian, me’nene’, ma’pakan dedeata, ma’bating </em>dan <em>paramisi. </em>Beberapa faktor penghambat dalam mengatasi Aluk Todolo tersebut adalah pemahaman agama, struktur sosial masyarakat, emosi keagamaan, dan faktor kultural. Adapaun solusi dalam mengatasi pengaruh ajaran Aluk Todolo di Tana Toraja Sulawesi Selatan adalah dengan menjalankan nilai-nilai Agama Islam yang terbukti sudah menjadi alat pemersatu bangsa, bersilaturrahim dengan banyak kalangan yang dengan faham agama kuat, banyak membaca berbagai referensi dari buku-buku Agama Islam, selalu ingin memperbaiki diri, menetapkan tujuan hidup, sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk mampu menciptakan suasana yang nyaman, aman dan kondusif di tengah perbedaan yang muncul dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.</p><p><strong><br /></strong></p><p><strong>English:</strong></p><p>Islamic education as a school subject has a very significant role in anticipating Aluk Todolo teachings since the religion is a factor of controlling people’s behavior. The Todolo teachings attached in the Tana Toraja South Sulawesi community is a hard challenge for the Muslim as the minority as the teaching has been rooted over generations. Several Todolo teachings which are still practiced the Muslim are <em>rambu solo, rambutuka, pamalian, me’nene’, ma’pakan dedeata, ma’bating</em> and<em> paramisi</em>. The challenge for anticipating the Todolo teachings are the understanding towards religion, social structure of the community, and the culture. The solution to anticipate the Todolo teaching in Tana Toraja are conducting Islamic teachings as a way of uniting people, visiting nad communicating with religious people, reading Islamic references, developing self quality, making life purposes, and creating safe and conducive environment in the middle of national diversity.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Rohman, Dede. "KESIAPAN PEMERINTAH SULAWESI SELATAN DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 DI BIDANG TENAGA KERJA PARIWISATA." Jurnal Mandala : Jurnal Ilmu Hubungan Internasional 1, no. 1 (April 12, 2018): 144. http://dx.doi.org/10.33822/jm.v1i1.287.

Full text
Abstract:
The implementation of the economic pillars of the ASEAN Community through an ASEAN Economic Community (AEC), effected on the incoming and outgoing labor freely in the field of tourism between ASEAN countries. To prepare for the enactment of the AEC, the regions throughout Indonesia must, of course, be administratively structural and infrastructure must be prepared in accordance with the agreed of Mutual Recognition Arrangement (MRA) provisions. Through regional autonomy, local governments have the power to raise the quality of local human resources so they can compete with other ASEAN member countries, such as creating new regulations (local regulations) related to the AEC. The study aims to determine the readiness of the Government of South Sulawesi in anticipation of the 2015 ASEAN Economic Community (AEC) and identify factors driving and inhibiting in the face of the ASEAN Economic Community in 2015 in the field of tourism labor force. The method used is descriptive qualitative, pursued through the depiction of the issues examined in the validity of the data of informants who provide information. The data is processed and analyzed by qualitative analysis. The results showed the readiness of South Sulawesi tourism workforce in the face of a shortage in quantity MEA has certified workers, certification bodies, and the number of assessors. Qualitatively, the role of the South Sulawesi government has anticipated the implementation of MEAs through Perda No. 1 of 2011 which have an impact on improving the quality of tourism. Opportunities in the face of relatively large MEA boosted tourism labor supply large institutional competency based education and training according to the standard of work agreed upon during the Mutual Recognition Arrangement (MRA) in MEA. It Challenges from the lack of attention to the regional work units (SKPD) in the process of socialization and the acceleration of professional certification.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Bastiana, Bastiana. "Short-Term Strategy for Developing School-Based Lesson Study towards Learning Community at Special Education in Indonesia." MIMBAR PENDIDIKAN 2, no. 2 (November 2, 2017): 185–96. http://dx.doi.org/10.17509/mimbardik.v2i2.8628.

Full text
Abstract:
ABSTRACT: The implementation of Lesson Study provides a new perspective in the context of pedagogy in schools among teachers. This article proposes a short-term strategy that can be implemented in developing School-Based Lesson Study at school towards the establishment of learning community at Special Education. In School-Based Lesson Study, the teachers from various backgrounds have done Lesson Study activities together regardless the subjects they teach. The strategy that can be implemented by the school in the first year is to train the core staffs, to clarify the vision on child education, to have similar perception of teachers, and to create the system of lesson activities. The second and the third year is the time for evaluating the progress of the implementation of School-Based Lesson Study at Special Education based on certain characters, namely the pupils lesson and study from each other, and the teachers learn from each other through meeting in order to improve their teaching skill. KEY WORD: School-Based Lesson Study; Learning Community; Special Education; Short-Term Strategy; Activities Together. ABSTRAKSI: “Strategi Jangka Pendek untuk Mengembangkan Lesson Studi Berbasis Sekolah Menuju Masyarakat Pembelajar di Sekolah Luar Biasa di Indonesia”. Implementasi Lesson Studi menyediakan perspektif baru dalam konteks pedadogis kepada guru-guru di sekolah. Artikel ini mengusulkan sebuah strategi jangka pendek yang dapat diterapkan dalam mengembangkan Lesson Studi Berbasis Sekolah menuju terbentuknya masyarakat pembelajar di SLB (Sekolah Luar Biasa). Lesson Studi Berbasis Sekolah di mana guru dari berbagai bidang studi bersama-sama melakukan kegiatan Lesson Studi tanpa melihat latar belakang bidang studi yang dipegang oleh guru. Strategi yang diterapkan pada tahun pertama yang dapat dilakukan oleh sekolah adalah membina “core staff” (tenaga inti), mengklarifikasi visi pendidikan anak, menyamakan persepsi unsur­unsur keahlian guru, dan menciptakan sistem aktivitas pembelajaran. Pada tahun kedua dan ketiga, mengevaluasi tingkat keberhasilan pelaksanaan Lesson Studi Berbasis Sekolah di SLB berdasarkan karakteristik, yaitu anak-anak saling menyimak dan saling belajar satu sama lain, dan para guru saling belajar satu sama lain melalui pertemuan untuk mengasah keterampilan mengajar yang kreatif.KATA KUNCI: Lesson Studi Berbasis Sekolah; Masyarakat Pembelajar; Sekolah Luar Biasa; Strategi Jangka Pendek; Aktivitas Bersama.About the Author: Dr. Bastiana is a Lecturer at the Faculty of Education UNM (State University of Makassar) in Makassar City, South Sulawesi, Indonesia. For academic interests, the author is able to be contacted via e-mail address at: bastiana@unm.ac.idHow to cite this article? Bastiana. (2017). “Short-Term Strategy for Developing School-Based Lesson Study towards Learning Community at Special Education in Indonesia” in MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Vol.2(2), September, pp.185-196. Bandung, Indonesia: UPI [Indonesia University of Education] Press, ISSN 2527-3868 (print) and 2503-457X (online). Chronicle of the article: Accepted (March 11, 2017); Revised (May 13, 2017); and Published (September 30, 2017).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Aratusa, Zana Chobita. "THE USE OF CONTENT-BASED SUMMARIZING TECHNIQUE IN IMPROVING STUDENTS’ READING SKILLS OF MADRASAH." IJEE (Indonesian Journal of English Education) 4, no. 2 (December 28, 2017): 208–20. http://dx.doi.org/10.15408/ijee.v4i2.6153.

Full text
Abstract:
ABSTRACT Previous studies argued that summarizing techniques can improve students skill to comprehend a reading text, but those studies did not address what type of summarizing teachniques and how to apply them, in particular in Islamic schools context in which their studdents often study rich textual documents. Through the use of the experimental method, this study implemented Content-Based Summarizing Technique (CBST) in teaching English reading skill at two State Islamic Senior High Schools (Madrasah Aliyah Negeri) in Palu, Central Sulawesi. After 12 weeks teaching, this study found that students who were taught by using CBST have significantly improved their reading skill to comprehend a reading text. Meanwhile, the non-CBST treatment students’ reading skill remain stable. This study concludes that the use of CBST in English reading teaching can be used as a new alternative technique in English teaching. The limitation of this study is that the treatment might not be long enough and the sample small. Future research need to involve more sample and apply longer treatment period. ABSTRAK Sejumlah penelitian sebelumnya menemukan bahwa teknik merangkum dapat meningkatkan keterampilan siswa untuk memahami teks bacaan, namun penelitian tersebut tidak membahas jenis pengajaran yang meringkas dan bagaimana menerapkannya, khususnya dalam konteks sekolah Islam seperti madrasah yang para siswanya sering mempelajari berbagai teks bacaan. Dengan menggunakan metode eksperimen, penelitian ini menerapkan Content-Based Summarizing Technique (CBST) dalam pembelajaran keterampilan membaca dalam bahasa Inggris pada dua Madrasah Aliyah Negeri di Palu, Sulawesi Tengah. Setelah 12 minggu mengajar, penelitian ini menemukan bahwa siswa yang diajar dengan CBST mampu meningkatkan kemampuan membaca mereka secara signifikan dalam memahami teks bacaan dalam bahasa Inggris. Sementara itu, kemampuan membaca siswa yang tidak diajarkan dengan -CBST tetap tidak meningkat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan CBST dalam pengajaran membaca bahasa Inggris dapat digunakan sebagai teknik alternatif baru dalam pengajaran bahasa Inggris. Keterbatasan penelitian ini adalah lamanya penerapan CBST mungkin tidak cukup dan sampelnya kecil. Penelitian selanjutnya perlu melibatkan lebih banyak sampel dan periode penerapan CBST perlu lebih lama. How to Cite: Aratusa, Z. C. (2017). The Use of Content-Based Summarizing Technique in Improving Students’ Reading Skills of Madrasah. IJEE (Indonesian Journal of English Education), 4(2), 208-220. doi:10.15408/ijee.v4i2.6153
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Sriwahyuni, Sriwahyuni, and Sri Darmawan. "Pelatihan Teknik Suntik Insulin Pada Keluarga Penderita Diabetes Mellitus Di Dusun Pattiro Desa Paccelekang Kec.Pattalassang Kab.Gowa." JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) 4, no. 5 (October 1, 2021): 1109–16. http://dx.doi.org/10.33024/jkpm.v4i5.4438.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Penyakit Diabetes merupakan salah satu penyakit degeneratif yang terkait langsung dengan gaya hidup atau life style, Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2014, 8,5% dari orang dewasa berusia 18 tahun dan lebih tua menderita diabetes. Indonesia berdasarkan wawancara yang terdiagnosis dokter sebesar 1,5%, dan Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2014, jumlah Kasus Diabetes Mellitus (282 penderita) terdiri atas Diabetes mellitus yang terlapor (207 penderita), Diabetes mellitus yang tidak terlapor (160 penderita) dan Diabetes mellitus bergantung insulin (72 penderita) Peran dari tenaga kesehatan dan orang terdekat yang sangat dianggap penting oleh penderita juga sangat mempengaruhi perilaku dalam mengontrol kadar gula darah penderita DM Tipe II, karena jika tidak ada dukungan dan motivasi dan health edukasi dari tenaga kesehatan serta orang terdekat maka penderita cenderung tidak memperhatikan status kesehatannya. Kegiatan ini sasaran utama adalah keluarga penderita Diabetes Mellitus yang aktif melakukan suntik insulin yang ada di Dusun Pattiro Desa Paccelekang Kec.Pattalassang Kab.Gowa . Salah satu cara yang ditempuh sebelum dilakukan pelatihan adalah dengan melakukan pertemuan dan pendataan terlebih dahulu tentang warga yang memiliki riwayat aktif melakukan suntik insulin. Pelatihan teknik dan keterampilan melakukan suntik insulin yang tepat Daya serap para peserta terhadap materi kegiatan cukup baik, hal ini terlihat dari kemampuan masyarakat menjawab dan mempraktikan Teknik Suntik Insulin..Kata kunci : Health Edukasi, Pelatihan, Suntik Insulin, Diabetes Mellitus ABSTRACT Diabetes is a degenerative disease that is directly related to lifestyle, according to the World Health Organization (WHO), in 2014, 8.5% of adults aged 18 years and older suffered from diabetes. Indonesia based on interviews with diagnosed doctors by 1.5%, and South Sulawesi Province in 2014, the number of Diabetes Mellitus Cases (282 patients) consisted of reported Diabetes Mellitus (207 cases), Unreported Diabetes Mellitus (160 cases), and Diabetes Insulin-dependent Mellitus (72 patients) The role of health workers and loved ones who are very important to sufferers also greatly affects behavior in controlling blood sugar levels for people with Type II diabetes, because if there is no support and motivation and health education from health workers and those closest to them then sufferers tend not to pay attention to their health status. This activity is the main target for families with Diabetes Mellitus who actively inject insulin in the Pattiro Hamlet, Paccelekang Village, Pattalassang District, Gowa Regency. One of the methods taken before training is to conduct meetings and collect data in advance about residents who have a history of actively injecting insulin. Training on techniques and skills for performing the right insulin injection The participants' absorption of the activity material was quite good, this can be seen from the community's ability to answer and practice the Insulin Injection Technique. Keywords: Health Education, Training, Insulin Injection, Diabetes Mellitus
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Nur'eni, Nur'eni, and Lilies Handayani. "Regresi Probit untuk Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Perceraian di Sulawesi Tengah." Jurnal Aplikasi Statistika & Komputasi Statistik 12, no. 1 (June 30, 2020): 13. http://dx.doi.org/10.34123/jurnalasks.v12i1.211.

Full text
Abstract:
Sulawesi Tengah adalah salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki permasalahan dalam perceraian. Tingkat perceraian di Sulawesi Tengah pada tahun 2016 sebesar 2,44%. Persentase tingkat perceraian di Sulawesi Tengah ini menjadi tingkat perceraian ketiga tertinggi di Indonesia. Pada penelitian ini diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi kasus perceraian di Sulawesi Tengah. Metode yang digunakan adalah regresi probit biner dengan variabel respon adalah status perkawinan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel prediktor yang mempengaruhi perceraian secara signifikan di Provinsi Sulawesi Tengah adalah umur kawin pertama (X2) kategori 1 (18-21 tahun) dan kategori 2 ( >21 tahun), tingkat pendidikan (X3) kategori 1 (SD) dan kategori 4 (di atas SMA), daerah tempat tinggal (X4) kategori 1 (kota) dan jumlah pengeluaran rumah tangga (X6) dengan tingkat ketepatan klasifikasi model sebesar 99,2%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

SRI SUSILAWATI. "Analisis Partisipasi Masyarakat dalam Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat." Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal 13, no. 1 (June 30, 2022): 1–11. http://dx.doi.org/10.51888/phj.v13i1.97.

Full text
Abstract:
Pemerintah Indonesia melaksanaan Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), yaitu salah salah satu program nasional (Pemerintah dan Pemerintah Daerah) untuk meningkatkan akses penduduk pedesaan dan peri-urban terhadap fasilitas air minum dan sanitasi yang layak dengan pendekatan berbasis masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat. Penelitian dilaksanakan di daerah yang mendapatkan program pamsimas yaitu di Desa Bunga, Kecamatan Luwuk Utara, Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah - Indonesia. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan survey lapangan dan pemberian kuisioner kepada masyarakat yang telah dipilih dengan teknik simple random sampling. Data dianalisis dengan menggunakan distribusi frekuensi, skala likert dan dibantu dengan alat analisis SPSS versi 16.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam penyediaan air minum dan sanitasi tergolong kategori cukup tinggi dengan nilai skor 1190 dengan bentuk partisipasi masyarakat di berikan dalam kategori tenaga, uang, material, pikiran dan keterlibatan. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat dalam program pamsimas di Desa Bunga, yaitu jenis kelamin, jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan. Sedangkan faktor eksternal yaitu pihak yang berkepentingan terhadap program pamsimas yang mempengaruhi bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat adalah pihak pemerintah daerah, pengurus desa, konsultan dan tokoh masyarakat. Melalui evaluasi program pamsimas yang dilakukan di Desa Bunga memberikan dampak positif bagi masyarakat. Harapanya program ini dapat direplikasi dan dikembangkan di desa lain yang berada pada daerah Kabupaten Banggai. The Government of Indonesia implements the Community-Based Drinking Water and Sanitation Provision Program (Pamsimas), which is one of the national programs (Government and Local Government) to increase rural and peri-urban population access to proper drinking water and sanitation facilities with a community-based approach. This study aims to determine the level of community participation in the provision of drinking water and community-based sanitation. This research was conducted in an area that received the PAMSIMAS program located in Bunga Village, North Luwuk District, Banggai Regency. The method used is descriptive qualitative and descriptive quantitative. Data was collected using of a field survey and the provision of questionnaires to the people who had been selected using a simple random sampling technique. Data were analyzed using frequency distribution, Likert scale and assisted with SPSS version 16.0 analysis tool. The results showed that the level of community participation in the provision of drinking water and sanitation was categorized as quite high with a score of 1190 with the form of community participation being given in the categories of energy, money, material, thoughts, and involvement. Internal factors that influence the form and level of community participation in the PAMSIMAS program in Bunga Village, namely gender, type of work, and level of education. While external factors, namely parties with an interest in the PAMSIMAS program that affect the form and level of community participation are local governments, village administrators, consultants, and community leaders. Through the evaluation of the PAMSIMAS program carried out in Bunga Village, it has a positive impact on the community. It is hoped that this program can be replicated and developed in other villages in the Banggai Regency area.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Anggraeni, Mita, and Mulharnetti Syas. "REPRESENTASI PARIWISATA DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA, SULAWESI TENGAH PADA MAJALAH DESTINASI INDONESIA." Mediakom : Jurnal Ilmu Komunikasi 3, no. 2 (2019): 155–64. http://dx.doi.org/10.35760/mkm.2019.v3i2.2338.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang representasi pariwisata di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah yang digambarkan oleh Majalah Destinasi Indonesia. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif, dengan metode analisis semiotika sosial M.A.K. Halliday. Hasil Penelitian: Pada elemen field of discourse (medan wacana), Majalah Destinasi Indonesia menggambarkan semua unsur pariwisata yang terdapat pada Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah. Pada elemen tenor of discourse (pelibat wacana), Majalah Destinasi Indonesia hanya mencantumkan satu narasumber untuk setiap feature. Pada elemen mode of discourse (sarana wacana) Majalah Destinasi Indonesia) menggunakan ragam bahasa sastra, gaya bahasa dengan majas penegasan dan majas perbandingan, serta penggunaan istilah asing dan bahasa daerah setempat. Kesimpulan: Majalah Destinasi Indonesia menggambarkan keindahan, keunikan, kekayaan budaya, kelengkapan fasilitas, dan kesiapan masyarakat lokal Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah sebagai destinasi wisata yang patut dikunjungi oleh calon wisatawan. Saran: Redaksi Majalah Destinasi Indonesia sebaiknya menambah narasumber pada setiap feature yang disajikan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Syawal, Mirza Ahmad, and Adnan Putra Pratama. "KINERJA DAYA SAING EKSPOR CRUDE COCONUT OIL INDONESIA DAN PESAING UTAMA DI PASAR INTERNASIONAL." MAHATANI: Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal) 5, no. 2 (December 22, 2022): 466. http://dx.doi.org/10.52434/mja.v5i2.2092.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keunggulan komparatif dan Kompetitif Crude Coconut Oil Indonesia dan negara pesaing utama dalam kurun waktu tahun 2004 hingga 2021 dan menghitung kontribusi Provinsi Sulawesi Tengah terhadap total ekspor CCO Indonesia. Data bersumber dari website resmi Badan Pusat Statistik, UNComtrade, International Trade Center dan Kementerian Pertanian. Penelitian ini menggunakan metode Revealed Comparatif Advantage (RCA), Acceleration Ratio (AR), Export Product Dynamic (EPD) dan Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP). Hasil analisis RCA dan AR untuk mencari tahu keunggulan komparatif menunjukan Crude Coconut Oil Indonesia. Indonesia mempunyai daya saing secara komparatif dengan nilai rata-rata RCA sebesar 33,23 dan 0,9998. Hasil analisis EPD dan ISP untuk mencari tahu keunggulan kompetitif menunjukan Crude Coconut Oil Indonesia mampu bersaing dengan negara lain dibuktikan dengan posisi Indonesia yang berada pada kuadran Rising Star dan nilai ISP 0,94. Provinsi Sulawesi Tengah dalam total ekspor CCO Indonesia tidak terlalu berkontribusi secara signifikan, provinsi Sulawesi Tengah hanya berkontribusi sebesar 4% dalam 5 tahun terkahir.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Permana, Gusti Ngurah, Sari Budi Moria, Haryanti Haryanti, and Bambang Susanto. "VARIASI MORFOMETRIK DAN ALLOZYME CALON INDUK RAJUNGAN, Portunus pelagicus DARI BEBERAPA PERAIRAN DI INDONESIA." Jurnal Riset Akuakultur 1, no. 2 (August 30, 2006): 235. http://dx.doi.org/10.15578/jra.1.2.2006.235-244.

Full text
Abstract:
Sampel diambil dari empat populasi rajungan yang berbeda yaitu Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui variasi morfometrik dan allozyme dari calon induk rajungan. Hasil yang diperoleh yaitu variasi genetik rata-rata keempat populasi sangat rendah (0,0025). Rajungan dari Jawa Tengah dan Bali mempunyai nilai heterosigositas tertinggi yaitu 0,004 sedangkan populasi Sulawesi Selatan dan Jawa Timur (0,001). Jarak genetik populasi Jawa Timur dan Bali (0,0013), kemudian Jawa Tengah (0,0016), dan Sulawesi Selatan (0,002). Uji analisis komponen utama (Principal component analysis, PCA), menunjukkan bahwa secara morfometrik rajungan jantan dan betina yang berasal dari populasi Cilacap-Jawa Tengah dan P. Saugi-Sulawesi Selatan dapat membentuk satu sub populasi yang sama, sebaliknya populasi asal Negara-Bali membentuk sub populasi tersendiri. Korelasi yang erat antara nisbah panjang dan lebar karapas terhadap bobot tubuh ditemukan pada populasi P. Saugi-Sulawesi Selatan dan Cilacap-Jawa Tengah sebaliknya pada populasi Negara-Bali mempunyai korelasi yang rendah.Samples were collected from South Sulawesi, Central Java, East Java, and Bali. Genetic variation from allozyme was consistently low in all populations (0.0025) This research aimed to know morphometric and allozyme variation of Swimming Blue Crab, Portunus pelagicus from Indonesian waters. Population from Central Java and Bali had the highest heterozigosity value (0.004) compare to those from South Sulawesi and East Java (0.001). Sample cluster according to the pair’s genetic distance showe that East Java and Bali population has the smallest value (0.0013). By contrast, the largest value was observed in Central Java (0.0016) and South Sulawesi population (0.002). Principal Component Analysis showed that morphometrically male and female swimming blue crabs from Saugi and Cilacap population can build one identical subpopulation On the other hand population originated from Negara made a separate subpopulation There high correlation between carapace length and width ratio on population of P. Saugi-South Sulawesi and Cilacap-Central Java, on the other hand, Negara-Bali population had a low correlation.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Gamayanti, Nurul Fiskia, and Junaidi Junaidi. "PEMODELAN HASIL PRODUKSI PADI DI PROVINSI SULAWESI TENGAH MENGGUNAKAN FIXED EFFECT MODEL (FEM)." BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan 15, no. 2 (June 1, 2021): 347–54. http://dx.doi.org/10.30598/barekengvol15iss2pp347-354.

Full text
Abstract:
Padi merupakan komoditas pangan utama di Indonesia. Tingkat konsumsi padi mayarakat di Sulawesi Tengah sebesar 111,4 kg perkapita pertahun yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan masyarakat Sulawesi Selatan yaitu 106,9 kg perkapita pertahun. Diperlukan model yang dapat memprediksi hasil produksi padi di Sulawesi tengah untuk menjaga stok kebutuhan pangan masyarakat. Fixed effect Model dapat digunakan untuk melihat faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hasil produksi padi di Sulawesi Tengah dengan menggunakan pendekatan data penelitian data panel. Fixed effect Model adalah cara mengestimasi data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk memperoleh perbedaan intersep yang diinginkan. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa faktor yang mempengaruhi hasil produksi padi di Sulawesi tengah adalah luas panen dengan setiap kenaikan luas panen sebesar 1 % akan meningkatkan hasil produksi padi sebesar 0,6764%. Dari hasil analisis diperoleh nilai R2 sebesar 98.15%.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Tope, Patta. "Analisis Sektor Basis, Potensi Ekspor dan Shift Share Sektor Pertanian di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016-2020." Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian 28, no. 3 (January 14, 2022): 294–306. http://dx.doi.org/10.22487/agrolandnasional.v28i3.1102.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah sector pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan sector basis di Provinsi Sulawesi Tengah guna memberikan gambaran kegiatan ekonomi yang dapat dikembangkan di Sulawesi Tengah. Alat analisis yang digunakan dalam kajian ini meliputi Location Quotient (LQ) dan Shift-Share. Dari hasil perhitungan melalui LQ diperoleh bahwa sector pertanian, kehutanan dan perikanan secara umum adalah sector basis di Provinsi Sulawesi Tengah karena mempunyai nilai LQ yang lebih besar dari satu. Hal ini berarti bahwa sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik tetapi juga dapat melayani pasar ekspor. Potensi ekspor sector pertanian, kehutanan dan perikanan di Sulawesi Tengah pada tahun 2016 sebesar Rp.14.814.927,3 juta sedangkan pada tahun 2020 potensi ekspornya sebesar Rp.11.700.760,1 juta. Berdasarkan analisis shift share yang dilakukan, menunjukkan bahwa sector pertanian, kehutanan dan perikanan di Sulawesi Tengah selama periode 2016-2020 mengalami peningkatan sebesar Rp.2.664.168,78 juta. Pengaruh pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Indonesia terhadap pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Sulawesi Tengah memberikan kontribusi positif sebesar Rp.3.655.336,36 juta. Output yang dihasilkan dari bauran industri (industry mix) pada sector pertanian, kehutanan dan perikanan di Sulawesi Tengah berdampak positif dengan nilai sebesar Rp.62.354,54 juta. Sector pertanian, kehutanan dan perikanan di Sulawesi Tengah periode 2016-2020 telah menunjukkan tingkat penurunan daya saing relative terhadap sektor yang sama di level nasional dengan nilai sebesar Rp.-1.053.522,11 juta.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Chandra, Muhammad Dwi, Eka Irawan, Ilham Syahputra Saragih, Agus Perdana Windarto, and Dedi Suhendro. "Penerapan Algoritma K-Means dalam Mengelompokkan Balita yang Mengalami Gizi Buruk Menurut Provinsi." BIOS : Jurnal Teknologi Informasi dan Rekayasa Komputer 2, no. 1 (March 20, 2021): 30–38. http://dx.doi.org/10.37148/bios.v2i1.19.

Full text
Abstract:
The purpose of this study was to screen toddlers who were experiencing severe malnutrition according to province. Sources of research data used were obtained from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia. The variables used are toddlers who experience malnutrition according to the Province. In this study using Data Mining Techniques using the K-means algorithm. It is expected that the results of this study can provide input to the central government to pay more attention to nutritional intake in infants, so as to increase the growth and development of toddlers in Indonesia. . And the data obtained by high clusters are 15 Provinsi yaitu (Aceh, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Papua Barat, Papua), dan cluster rendah ada 19 yaitu (Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kep. Bangka Belitung, Kep. Riau, Dki Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi utara, Maluku Utara).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Lestari, Widya Sari. "STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM CSR BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI TENGAH." KINESIK 6, no. 2 (August 31, 2019): 237–46. http://dx.doi.org/10.22487/ejk.v6i2.84.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini yaitu : (1) untuk mengetahui perencanaan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) dibidang pendidikan dalam membantu sekolah SMK Negeri 1 Banawa Kab. Donggala; (2)untuk mengetahui implementasi Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) dibidang pendidikan dalam membantu sekolah SMK Negeri 1 Banawa Kab. Donggala; (3) untuk mengetahui evaluasi Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) dibidang pendidikan dalam membantu sekolah SMK Negeri 1 Banawa Kab. Donggala; (4) untuk mengetahui pelaporan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) dibidang pendidikan dalam membantu sekolah SMK Negeri 1 Banawa Kab. Donggala. Tipe Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kualitatif.Dasar riset penelitian ini adalah metode studi kasus.Informan dalam penelitian ini adalah 3 orang.Penelitian ini dilakukan di Kota Palu, yaitu bertempat di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah. Data yang dikembangkan dalam penulisan ini, data Primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukan bahwa Perencanaan dalam Program Sosial Bank Indonesia dimulai dengan kesadaran pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan bahwa PSBI hadir sebagai bentuk tanggung jawab sosial Bank Indonesia dalam memecahkan masalah sosial yang ada di masyarakat dan mengindentifikasi aspek-aspek yang menjadi prioritas PSBI hal ini menjadi kerangka acuan Dalam penerapan program diawali dengan Permohonan bantuan dalam bentuk pengajuan proposal dari calon penerima bantuan yang ditujukan langsung ke BI Sulteng. Setelah itu, dilakukan verifikasi oleh pihak Bank Indonesia. mekanisme pelaksanaan PSBI dengan melakukan Sosialiasasi ke pemerintah daerah, kemudian melakukan kegiatan pelaksnaan yang terencana dan berdasarkan prosedur. Evaluasi dalam Program PSBI dilakukan pada saat selesainya suatu tahapan kegiatan, Kegiatan evaluasi dilakukan pada pihak kedua yaitu SMA 1 Banawa, khususnya pada program PSBI regular. Pelaporan dalam Program PSBI tidak bisa diakses oleh pihak eksternal, laporan kegiatan tersebut langsung diberikan oleh kantor pusat Bank Indonesia, untuk kemudian dilaporkan dalam bentuk laporan keuangan triwulan dan tahunan dalam bentuk beban umum dan lainnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Haliadi, Haliadi, and Leo Agustino. "PEMIKIRAN POLITIK LOKAL: SEJARAH PEMBENTUKAN PROVINSI SULAWESI TENGAH." CosmoGov 1, no. 2 (April 14, 2017): 354. http://dx.doi.org/10.24198/cosmogov.v1i2.11843.

Full text
Abstract:
Fenomena kemapanan dalam sejarah sebagai wujud integrasi tidak terjadi begitu saja, namun biasanya dimulai dari sebuah usaha yang disebut persepadudigabung (integrated) untuk menuju penubuhan yang dimaksudkan. Integrasi sosial tidak pernah dapat dicapai dengan sempurnah, namun secara fundamental sistem sosial selalu cenderung bergerak ke arah equilibrium yang bersifat dinamis: menanggapi perubahan-perubahan yang datang dari luar dengan kecenderungan memelihara agar perubahan-perubahan yang terjadi di dalam sistem sebagai akibatnya hanya akan tercapai derajat yang minimal. Biasanya integrasi terealisasi dalam sejarah kedalam dua perkara yang berbeda, yaitu integrasi secara positif dan integrasi secara negatif. Artikel ini akan mendedahkan integrasi secara positif yang terlihat dalam bentuk pemikiran politik—delapan Konsepsi Pembentukan Provinsi Sulawesi Tengah—elite tempatan di Sulawesi Tengah, Indonesia dalam proses terbentuknya Provinsi Sulawesi Tengah setelah mekar dari Provinsi Sulawesi Utara Tengah pada tahun 1964. Demikian juga integrasi secara negatif biasanya tidak diharapkan oleh masyarakat kerana kecenderungannya ke arah konflik dan terbukti pada perjuangan dalam Gerakan Pemuda Sulawesi Tengah (GPST) dalam mengusir Permesta sejak tahun 1957 dari Sulawesi Tengah. Hujah utama kertas kerja ini adalah pemekaran bukan hanya terkonsepsi dari pusat kekuasaan tetapi juga menurut pemikiran-pemikran politik tempatan daripada peringkat daerah (history of below)
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Widiarta, Nyoman, and Syahrir Pakki. "VARIASI VIRULENSI VIRUS TUNGRO BERSUMBER DARI INOKULUM DI DAERAH ENDEMIS TUNGRO DI INDONESIA." JURNAL HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN TROPIKA 15, no. 1 (March 2, 2015): 1. http://dx.doi.org/10.23960/j.hptt.1151-9.

Full text
Abstract:
Variations in virulence of tungro viruses from various inoculum sources in tungro endemic areas in Indonesia. Rice tungro disease is caused by virus which is effectively transferred by the green leafhopper. Reactions of resistant varieties to virus sources of inocula from 15 tungro endemic areas were employed as indicator of variations of virus virulence. The green leafhopper of Sukamandi’s population was used as the vector and allowed to transfer viruses acquired from tungro’s infected plants from 15 tungro endemic areas to five groups of virus resistant varieties based on parent source of resistance using free choice screening box method. The results showed that the most resistant variety was group V1-Tukad Petanu, followed by V4-Tukad Unda, V2-Tukad Balian and V3-Bondoyudo. Based on resistance test result group variety of V1-Tukad Petanu is recommended for 15 provinces source of incula except for Sulawesi Utara. Group variety of V4-Tukad Unda is not recommended to plant in Yogyakarta and Banten provinces. Group V2-Tukad Balian is not recommended to plant in Bali, Sulawesi Utara, Banten and Kalimantan Selatan provinces. Group V3-Bondoyudo is not recommended to plant in Jawa Tengah, Yogyakarta, and Banten provinces. There were variations in virus virulence among sources of inocula. Six virulence variants were identified, i.e. 001 (Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Lampung, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Papua), 011 (Jawa Tengah), 021 (Bali, Kalimantan Selatan), 051 (Yogyakarta), 071 (Banten) and 121 (Sulawesi Utara).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Chandra Wijaya, Riki. "Potensi Banjir Bandang Pada Wilayah Sigi Sulawesi Tengah Indonesia." Borneo Engineering : Jurnal Teknik Sipil 5, no. 2 (August 31, 2021): 191–200. http://dx.doi.org/10.35334/be.v5i2.1838.

Full text
Abstract:
Banjir bandang merupakan salah satu bencana yang berbahaya bagi suatu wilayah. Kuantitas air permukaan yang besar dengan kecepatan yang tinggi akan memberikan momentum yang besar pada seluruh objek yang dilewatinya. Hal ini tentu akan memberikan dampak yang besar terhadap kerusakan yang akan dihasilkannya. Pada wilayah Sigi Sulawesi Tengah berdasarkan informasi kejadian bencana merupakan daerah yang sering dilanda banjir bandang. Untuk itu, kajian potensi banjir bandang ini dilakukan dalam penelitian ini. Berdasarkan data kejadian banjir pada tahun 2017 maka analisis ini dilakukan menggunakan data curah hujan harian pada tahun 2017 di daerah Sigi Sulteng. Berdasarkan hasil analisis diketahui potensi banjir yang terjadi memiliki kedalaman hingga 70 cm lebih dengan kecepatan aliran mencapai 0,085 m/detik. Daerah yang terdampak banjir berdasarkan hasil analisis ini sangatlah besar hampir semua wilayah terdampak banjir. Kondisi topografi yang mendatar menyebabkan area genangan air akan lebih mudah menyebar. Kemiringan yang tajam pada wilayah hulu menyebabkan banjir berpotensi datang secara tiba-tiba. Untuk itu, potensi banjir dari hasil analisis ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam penelitian selanjutnya dalam mengatasi permasalahan ini.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Schrauwers, Albert. "Bangunan dan pemukiman di Sulawesi Tengah." LOBO: Annals of Sulawesi Research 3, S1 (January 1, 2019): 225. http://dx.doi.org/10.25071/2563-2418.16.

Full text
Abstract:
Buku ini berinci gambar dan denah bangunan dari pemukiman di pegunungan Sulawesi Tengah pada tahun 1918. Buku asli ditulis oleh seorang Swedia, diterjemahkan ke Bahasa Ingris dan dicetak 1925. Buku ini terjemahannya dalam basa Indonesia. Penulis mengkategorikan bangunan-bangunan pada orang Toraja Sulawesi Tengah atas 3 bentuk, pertama, Balai sakral (lobo) yang meliputi 7 tipe yakni tipe-tipe: Kulawi, Pipikoro, Mopahi, Lindu, Towulu, Bada-Besoa, Boku. Kedua, bangunan rumah tinggal yang meliputi 3 buah tipe, yakni tipe rumah Kulawi, tipe rumah Napu-Besoa-Koro dan tipe rumah Kaili-Sigi. Ketiga, Lumbung yang meliputi 2 tipe, yakni tipe gampiri, dan tipe paningku. Penulis menyebutkan bahwa perbedaan di antara ketiga bentuk bangunan tempat tinggal disebabkan oleh struktur bagian bawah rumah yang mempengaruhi bentuk bangunan atasnya. Untuk memastikan bahwa gambar-gambar tersedia dalam semua detail yang ada, dalam terjemahan ini hyperlink disediakan ke arsip foto daring dari foto-foto asli di Swedia; dan untuk versi denah lantai yang lebih besar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Anastasia, Hayani. "Diagnosis Klinis Demam Berdarah Dengue di Tiga Kabupaten/Kota Sulawesi Tengah Tahun 2015-2016." Jurnal Vektor Penyakit 12, no. 2 (December 17, 2018): 77–86. http://dx.doi.org/10.22435/vektorp.v12i2.834.

Full text
Abstract:
Abstract Dengue is a major public health problem in Indonesia including Central Sulawesi. In the past, Palu was the only city reported high dengue cases. Then, dengue outbreaks were also reported from several districts in Central Sulawesi. The Provincial Health Office suspected over-reporting of dengue infection. This reviewed article was aimed to identify whether the clinical diagnosis was the cause of over-reporting of dengue infection. Data of dengue cases from three districts/city in 2015-2016 were analyzed descriptively. The results showed that there was an over-reporting of dengue infection by 51.7%. The over-reporting occurred because the diagnosis of cases was not strictly followed the guideline for dengue infection classification by the Ministry of Health. Therefore, it is necessary for the health practitioners to understand fully the guideline of dengue infection classification used in Indonesia. Abstrak Dengue merupakan salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia, termasuk di Sulawesi Tengah. Kota Palu merupakan daerah endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) utama di Sulawesi Tengah. Namun, dalam beberapa tahun terakhir kejadian luar biasa DBD dilaporkan di beberapa kabupaten. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah menduga adanya kemungkinan over-reporting kasus DBD yang menyebabkan meningkatnya laporan kasus DBD setiap tahunnya. Review ini bertujuan untuk mengidenfikasi kemungkinan adanya over-reporting kasus DBD di tiga kabupaten/kota di Sulwesi Tengah. Data kasus DBD tahun 2015-2016 dianalisis secara deskriptif untuk melihat adanya over-reporting. Hasil menujukkan bahwa terdapat kelebihan 51,7% kasus DBD yang disebabkan karena diagnosis tidak mengikuti kriteria diagnosis klinis sesuai panduan klasifikasi infeksi dengue yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan. Oleh karena itu sangat penting bagi klinisi untuk memahami kriteria diagnosis infeksi dengue yang digunakan di Indonesia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Wiesner, Jurgen. "Two New Species of Thopeutica Schaum, 1861, Subgenus Pseudotherates Cassola, 1991 (Coleoptera, Cicindelidae) from Sulawesi, Indonesia." Journal of Tropical Coleopterology 3, no. 1 (July 28, 2022): 31–38. http://dx.doi.org/10.53716/jtc.3.1.5.2022.

Full text
Abstract:
Thopeutica (Pseudotherates) inakerkeringi sp. nov. from Sulawesi Selatan and Thopeutica (Pseudotherates) petragehrmanni sp. nov. from Sulawesi Tengah are described and illustrated. A key is given for all members of subgenus Pseudotherates.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Widjonarko. "Evaluasi Kinerja KAPET (Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu) Palapas Dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sulawesi Tengah." JURNAL PEMBANGUNAN WILAYAH & KOTA 9, no. 1 (March 3, 2013): 74. http://dx.doi.org/10.14710/pwk.v9i1.6528.

Full text
Abstract:
KAPET (Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu) merupakan program pemerintah yang ditujukanuntuk mendorong percepatan pembangunan ekonomi di wilayah Timur Indonesia. Program inidiluncurkan pada periode pemerintahan Presiden Suharto pada tahun 1996 dan dimatangkan padatahun 1998 melalui Keppres No 9 Tahun 1998. KAPET Palapas merupakan salah satu KAPET di PulauSulawesi, berlokasi di Provinsi Sulawesi Tengah yang merupakan relokasi dari KAPET Batui. Secaraefektif KAPET Palapas beroperasi pada tahun 2008. Pengembangan KAPET Palapas bertujuan untukmendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Tengah dengan Kota Palu sebagai pusatpengembangan wilayah. Studi ini mengevaluasi kinerja KAPET Palapas dengan memeriksa indikatorindikatorekonomi makro yang merupakan turunan dari Produk Domestik Regional Bruto di ProvinsiSulawesi Tengah. Proses evaluasi menunjukkan bahwa dalam kurun waktu empat tahunpengembangan KAPET Palapas belum mampu memberikan tenaga penggerak perekonomian diProvinsi Sulawesi Tengah.Kata Kunci: evaluasi, kinerja, KAPET
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Krisdianto, A. H., Rais, N. Fiskia, and H. Sain. "Prediksi Tingkat Produksi Padi di Sulawesi Tengah Menggunakan Analisis Algoritma FBprophet." JURNAL ILMIAH MATEMATIKA DAN TERAPAN 19, no. 2 (December 24, 2022): 2014–214. http://dx.doi.org/10.22487/2540766x.2022.v19.i2.16062.

Full text
Abstract:
Padi yang memiliki Bahasa latin Oryza sativa L adalah tanaman penting yang menjadi makanan pokok bagi bangsa Indonesia, Provinsi Sulawesi Tengah merupakan salah satu daerah yang sesuai untuk pengembangan produksi padi dan total produksi padi di Provinsi Sulawesi Tengah pada 2 tahun terakhir mengalami penurunan. Dari pemasalahan yang dibahas sebelumnya memunculkan gagasan untuk meramalkan produksi padi kedepannya sebagai langkah untuk tetap menjaga ketersediaan stok padi. FBprophet merupakan salah satu metode peramalan yang cocok untuk meramalkan produksi padi di Provinsi Sulawesi Tengah. Hasil penelitian menunjukkan hasil peramalan produksi padi mengalami penurunan pada tahun 2022 dan 2023 yang akan datang. Adapun nilai MAPE (mean absolute percentage error) sebesar 0.36% yang terdapat pada rentang dibawah 10% hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kesalahannya sangat rendah atau tingkat akurasi peramalan dikategorikan sangat baik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Purwanto, Endi Hari, and Suprapto Suprapto. "PEMETAAN POTENSI LABORATORIUM KALIBRASI MASSA SEBAGAI PENGUATAN KETERTELUSURAN PENGUKURAN DI INDONESIA." Jurnal Standardisasi 21, no. 2 (May 9, 2019): 101. http://dx.doi.org/10.31153/js.v21i2.738.

Full text
Abstract:
Aktivitas penilaian kesesuaian bidang kalibrasi di Indonesia berkembang dengan cukup pesat, diiringi dengan perkembangan akreditasi ketertelusuran lab.kalibrasi di Indonesia. Seiring dengan itu ketersediaan informasi ketertelusuran kalibrasi pada laboratorium kalibrasi pun senantiasa berkembang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Perkembangan ketertelusuran kalibrasi di Indonesia terpolarisasi pada wilayah tertentu, daerah Jakarta-Tangerang dan sekitarnya, informasi ketertelusuran kalibrasi yang ada, belum dapat menyediakan informasi yang memetakan pola ketertelusuran kalibrasi standar massa di Indonesia sehingga diperoleh: 1) potensi pengembangan laboratorium kalibrasi untukarea baru (rintisan), 2) pengembanganlaboratorium dengan standar massa yang belum termanfaatkan dan 3) pengembangan pada laboratorium yang telah termanfaatkan namun belum optimal.Metode yang digunakan adalah dengan memperbandingkan antara kondisi nyata kepemilikan standar massa yang dimiliki terhadap jumlah permintaan kalibrasi ketertelusuran dengan menggunakan standar massa tersebut. Analisis ini disebut analisis kesenjangan pemanfaatan laboratorium kalibrasi, dilakukan berdasarkan wilayah Provinsidan berdasarkan kelas standar massa. Hasilnya menunjukkan bahwa wilayah Indonesia Timur seperti: Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku dan Papua Barat berpotensi sebagai daerah pengembangan rintisan laboratorium kalibrasi ketertelusuran, kemudian wilayah/kota yang berpotensi namun pemanfaatan yang belum optimal meliputi: Sumatera Barat, Kepulauan Riau dan Sumatera Selatan (P.Sumatera), kemudian Yogyakarta (P.Jawa), Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Selatan (P.Kalimantan dan Sulawesi). Wilayah dengan rasio manfaat &gt; 1 meliputi: Jawa Barat-Banten, Bontang, Pekanbaru, Bandung-Bekasi-Bogor. Adapun wilayah dengan rasio manfaat total &lt; 1 terdapat beberapa kota yang disebutkan dalam bagian akhir analisis tulisan ini.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Virgantari, Fitria, Sonny Koeshendrajana, Freshty Yulia Arthatiani, Yasmin Erika Faridhan, and Fajar Delli Wihartiko. "PEMETAAN TINGKAT KONSUMSI IKAN RUMAH TANGGA DI INDONESIA." Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan 17, no. 1 (June 28, 2022): 97. http://dx.doi.org/10.15578/jsekp.v17i1.11045.

Full text
Abstract:
Ikan merupakan salah satu produk pangan hewani yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap konsumsi protein penduduk di Indonesia. Dari tahun ke tahun tingkat konsumsi ikan terus meningkat; namun ironisnya, tingkat konsumsi ikan di Indonesia masih tergolong rendah. Selain itu, data menunjukkan bahwa persebaran konsumsi ikan nasional per pulau selama ini tidak merata. Tingginya disparitas tingkat konsumsi ikan di Jawa atau Kawasan Barat Indonesia dengan Kawasan Timur Indonesia menyebabkan tingkat konsumsi ikan nasional relatif rendah. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memantau tingkat kecukupan konsumsi ikan dengan mudah adalah dengan mengelompokkannya di seluruh Indonesia. Dengan adanya klasterisasi kemudian pemetaan, perencanaan, monitoring dan evaluasi, serta sistem peringatan dini masalah kelangkaan konsumsi dapat dilakukan dengan baik. Kajian ini dilakukan dengan tujuan untuk menilai tingkat konsumsi ikan di Indonesia dengan cara mengelompokkan dan memetakannya; sehingga dapat dirumuskan rekomendasi kebijakan peningkatan konsumsi ikan penduduk Indonesia secara akurat. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder SUSENAS 2019 yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat konsumsi ikan, tingkat partisipasi, dan tingkat pengeluaran untuk ikan. Pengelompokan dilakukan berdasarkan metode cluster K-means. Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah cluster yang optimal dengan rasio variance terkecil adalah 5 cluster. Klaster 1 dengan tingkat konsumsi, partisipasi dan pengeluaran ikan terendah adalah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Klaster 2 terdiri dari 5 provinsi yaitu Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur. Klaster 3 terdiri dari 8 provinsi, yaitu Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Banten, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Sulawesi Barat. Klaster 4 terdiri dari 11 provinsi yaitu Sumatera Utara, Jambi, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara dan Papua. Sedangkan cluster 5 dengan tingkat konsumsi, partisipasi, dan pengeluaran ikan tertinggi terdiri dari 8 provinsi, yaitu Aceh, Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Papua Barat
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Cintra, Allasay Kitsash Addifisyuka, Isdradjad Setyobudiandi, and Achmad Fahrudin. "ANALISIS KERENTANAN PERIKANAN TANGKAP AKIBAT PERUBAHAN IKLIM PADA SKALA PROVINSI (Province Scaled Fisheries Vulnerability on Climate Change)." Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management 8, no. 2 (February 2, 2018): 223. http://dx.doi.org/10.29244/jmf.8.2.223-233.

Full text
Abstract:
<p align="center"><strong><em>ABSTRACT</em></strong><strong></strong></p><p><em>Fisheries has significant roles for the Indonesian economy. Climate change influences Indonesian fisheries through a range of direct and indirect pathaway. A scientific based approach such as vulnerability is needed to determine the risks of climate change and adaptation strategies. Therefore, this study was conducted to analyze the vulnerability of fisheries to climate change on province scaled in Indonesia. Vulnerability index (VI) is obtained with composite index of exposure (EI), sensitivity (SI) and adaptive capacity (ACI) of ten provinces representing the eastern and western parts of Indonesia by using purposive sampling method. Source of data for indices variables were using recorded datas from relevant institutions. The results showed that fisheries status of North Sulawesi (VI = 0,78), Central Sulawesi (VI = 0,72) and Gorontalo (VI = 0,61) were very vulnerable despite the composition of constituent vulnerability index was different. This difference determined the specific policies to be taken to each province to reduce vulnerability.</em> <em>Short term policies are taken to reduce the vulnerability of the most vulnerable areas on Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, and Gorontalo. Medium term policy is carried out in high sensitivity areas, namely Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, and Kalimantan Timur and in low adaptive capacity areas such as Jambi, Gorontalo and Bangka Belitung. Long term policy is conducted for areas with high exposure such as Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara and Kalimantan Timur.</em></p><p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: Climate change, fisheries, vulnerability, province</em></p><p><em><br /></em></p><p align="center"><strong>ABSTRAK</strong><strong></strong></p>Perikanan tangkap memiliki peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Adanya perubahan iklim akan berdampak merugikan secara langsung maupun tidak langsung pada perikanan tangkap Indonesia. Suatu pendekatan ilmiah diperlukan untuk menentukan risiko perubahan iklim dan strategi adaptasi perikanan tangkap, salah satunya adalah analisis kerentanan (<em>Vulnerability</em>). Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kerentanan perikanan tangkap akibat perubahan iklim pada skala provinsi di Indonesia. Indeks kerentanan (VI) didapatkan dengan mengkompositkan indeks keterpaparan (EI), kepekaan (SI) dan kapasitas adaptif (ACI) dari sepuluh provinsi yang mewakili bagian timur dan barat Indonesia dengan metode <em>purposive sampling. </em>Sumber variabel penyusun indeks variabel menggunakaan rekaman data dari instansi terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa provinsi Sulawesi Utara (VI=0,78), Sulawesi Tengah (VI=0,72) dan Gorontalo (VI=0,61) berstatus sangat rentan walaupun komposisi penyusun indeks kerentanannya tidak sama. Perbedaan ini menentukan bahwa jenis kebijakan yang diambil menjadi spesifik pada tiap provinsi untuk mengurangi kerentanan. <em>Short term policy </em>diambil untuk mengurangi dapak di daerah yang paling rentan yaitu Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo. <em>Medium term policy </em>dilakukan pada daerah yang kepekaannya tinggi yaitu Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, dan Kalimantan Timur dan kapasitas adaptifnya rendah yaitu Jambi, Gorontalo dan Bangka Belitung. <em>Long term policy </em>dilakukan untuk daerah yang keterpaparannya tinggi yaitu Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Kalimantan Timur.<p><strong>Kata kunci</strong>:<em> </em>perubahan iklim, perikanan tangkap, kerentanan, provinsi <strong></strong></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Burhanudin, Dede. "Inskripsi Keagamaan Nusantara di Palu Sulawesi Tengah." Jurnal Lektur Keagamaan 14, no. 1 (June 30, 2016): 153. http://dx.doi.org/10.31291/jlk.v14i1.476.

Full text
Abstract:
Religious inscriptions often cannot be separated from religious doctrines developed by the local communities in relation to their level of understanding of religion. In Central Sulawesi, religious teachings acquired from the teachers, scholars and religious leaders of Islam have colored the form and content of religious inscriptions. This article discusses the history and development of some religious inscriptions in Central Sulawesi, primarily in the cities of Palu, Donggala, and Banggai. The study focuses on four areas, namely (1) The family cemetery of Tanga Banggo (Kings of Palu), (2) the Mosque of Kampung Baru in Kota Palu, (3) the Al-Amin Mosque in Wani, Donggala, and (4) The Grand Mosque of Donggala in Donggala. From these areas, the research found 46 inscriptions. The inscription on the tombstone consists of identity and titles of the deceased, prayers, verses of the Qur’an, and the name of the Prophet's family and Companions. Meanwhile, the inscription on the mosques consists of the mosque names, the year of construction, and Hadith. Calligraphy is used generally in the styles of Tsulutsi, and Naskhi. The materials used consisted of wood, river rock, stone and marble temples. The existing conditions of inscriptions on tombstones, generally have suffered damage (wear). Headstone size generally between 20-120 centimeters. Headstone for men mostly spherical (phallus) and for women are usually flat. At the cemetery, the inscription contains the pilgrimage to the cemetery or graves, especially the graves Islamic leaders generally have similarities with other regions in Indonesia. While encryption in mosques suggests the words of prayers five times a day, away from God’s prohibition, hoping to worship for Allah's pleasure, advice, obedience, and others. Keywords: Religious Inscription, Mosques, Tombs, Islam, History, Central Sulawesi Inskripsi kegamaan seringkali tidak dapat dipisahkan dari kepercayaan masyarakat setempat dalam hubungannya dengan tingkat pemahaman mereka terhadap agamanya. Di Sulawesi Tengah, ajaran agama yang diperoleh dari para guru, ulama dan pimpinan agama Islam sedari awal mewarnai bentuk dan isi inskripsi keagamaan. Artikel ini membahas sejarah dan perkembangan beberapa inskripsi keagamaan di provinsi Sulawesi Tengah, tepatnya di kota yaitu Palu, Donggala, dan Banggai. Penelitian di fokuskan pada empat lingkungan, yaitu (1) Makam Situs Pekuburan Keluarga Tanga Banggo (Raja-Raja Palu), (2) Masjid Jami Kampung Baru Kota Palu, (3) Masjid Al Amin Wani di Donggala, dan (4) Masjid Raya Donggala di Donggala. Penelitian ini menemukan 46 inskripsi. Inskripsi pada nisan terdiri dari identitas dan gelar orang yang meninggal, doa, ayat al-Qur’an, dan nama keluarga dan sahabat Nabi. Sementara itu, inskripsi di Masjid terdiri dari nama masjid, tahun pembangunannya, dan hadis. Kaligrafi yang digunakan umumnya memakai Arab tsulutsi, dan naskhi. Adapun bahan yang digunakan terdiri dari kayu, batu sungai, batu candi dan marmer. Keadaan inskripsi yang ada pada nisan, umumnya telah mengalami kerusakan (aus). Ukuran nisan pada umumnya antara 20 - 120 cm. Nisan untuk laki-laki kebanyakan berbentuk bulat (lingga) dan untuk perempuan pipih. Di pekuburan, inskripsi berisikan ziarah ke pemakaman atau kuburan, terutama kuburan pemuka-pemuka Islam yang banyak kesamaan dengan daerah lainnya di Indonesia. Sementara inkripsi yang ada di masjid banyak menjelaskan masalah salat lima waktu, menjauhi larangannya, ibadah untuk mengharap rida Allah, nasehat, ketaatan, dan lain-lain. Kata kunci: Prasasti Keagamaan, Masjid, Kuburan, Islam, Sejarah, Sulawesi Tengah
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Yuniawati Umar, Dwi Yani. "Keterkaitan Etnis Da’a di Wilayah Pedalaman Pegunungan Gawalise, Sulawesi Bagian Tengah, dengan Populasi Australomelanesid di Sulawesi." AMERTA 34, no. 1 (June 25, 2016): 1. http://dx.doi.org/10.24832/amt.v34i1.71.

Full text
Abstract:
The Correlation Between Da’a Ethnic in the Hinterlands of Gawalise Mountains,Central Sulawesi, with the Australomelanesid Population in Sulawesi. Evidences of inhabitationby early modern human that characterized by Australomelanesid race have been found in mostregion of Indonesia. They lived in this archipelago, including Sulawesi, approximately 60.000-40.000 years ago. Caves occupation in the Maros-Pangkep and open sites of settlement landscape atPasso, Minahasa, have showed us the evidence of their existence in South and North Sulawesi at thattime. But, in Central Sulawesi their traces were not present. This fact is what makes us interested inconducting this study. The goal of this study is to find the traces of early modern human populationswith Australomelanesid race character in Central Sulawesi. The method for this study is a surveymethod using ethnoarchaeology. In this research we concluded that one of the ethnic that inhabit thisregion, the Da’a, has the character of Australomelanesid race. It is possible that they are descendantsof the early modern human populations. But in the present time, they are using the Austronesian cultureand language, which introduced to Sulawesi when their speakers migrated to this island nearly 4000years ago. The discovery of this Da’a ethnic tribe not only has produced a new hipothesis, but alsostrengthen the former hipothesis about the existence of modern human at Sulawesi. Abstrak. Bukti adanya hunian dan budaya manusia modern awal berkarakter ras Australomelanesid di Indonesia adalah bahwa 60.000-40.000 tahun yang lalu telah ada jejak hunian di sejumlah kawasan di Indonesia, termasuk ke wilayah Sulawesi. Hal ini terlihat dari bukti-bukti hunian gua-gua di kawasan Maros-Pangkep di Sulawesi Selatan dan hunian situs bentang alam terbuka di Passo, Minahasa (Sulawesi Utara). Akan tetapi jejak hunian itu tidak ditemukan di bagian Sulawesi lainnya seperti di Sulawesi bagian tengah. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini. Tujuannya untuk mengetahui jejak kehadiran populasi manusia modern awal yang berkarakter ras Australomelanesid di Sulawesi bagian tengah. Metode yang digunakan adalah metode survei melalui kajian atau pendekatan etnoarkeologi. Hasil yang diperoleh adalah menemukan etnik Da’a yang memiliki karakter ras Australomelanesid yang diduga merupakan sisa-sisa populasi manusia modern awal. Akan tetapi dalam kehidupannya sekarang budaya dan bahasanya sudah menggunakan budaya dan bahasa Austronesia yang masuk ke Sulawesi sekitar 4000 tahun yang lalu. Dengan ditemukannya komunitas etnik Da’a ini menghasilkan hipotesis.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Lamuri, Ahmadan B. "PENGELOLAAN WAKAF ALKHAIRAAT PALU SULAWESI TENGAH." HUNAFA: Jurnal Studia Islamika 11, no. 2 (December 16, 2014): 315. http://dx.doi.org/10.24239/jsi.v11i2.359.315-346.

Full text
Abstract:
Alkhairaat is one of institutions of education that possesses waqf institution. Nevertheless, the waqf institution is still managed traditionally, the lack of attention to the aspect of the development of the waqf institution, to that of standardization of its managers, to that aspect of the benefits and to that of the development of waqf property. As a result, the waqf institution administered do not possess driving force towards the economic development, the attractiveness of public trust, determinant force of economic management system as well as the competitiveness of the institution, both internally and externally. Based on the facts, it is suggested that the Alkhairaat organization attempt to improve the managerial system of its waqf, paying attention to the essence of the waqf, and to establish the independence of its waqf institution in order to be able to implement good management.Kata kunci: Alkhairaat, pengelola wakaf (nāẓir), manajemen.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Dasril, Muhamad, and Abdul Hanif. "Administrasi Investasi pada Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Palu Sulawesi Tengah." Jurnal Kolaboratif Sains 5, no. 4 (April 5, 2022): 196–201. http://dx.doi.org/10.56338/jks.v5i4.2367.

Full text
Abstract:
Bank Muamalat Indonesia TBK Cabang Palu Sulawesi Tengah sebagai suatu bank syariah sudah tentu sangat mengharapkan suatu investasi yang terus menerus meningkat. Oleh sebab itu pelaksanaan administrasi investasi juga harus dapat mengikuti perkembangan investasi pada masyarakat dengan mengutamakan pelayanan prima. Penelitian ini adalah survey dengan tipe deskriptif kualitatif, hasil data kuisioner yang berhasil dikumpulkan kemudian dianalisis dan dipersentasekan dengan cara membuat tabel frekuensi dan persentasi. Hasil penelitian ini menyimpulkan administrasi investasi telah berjalan baik dan dapat memberikan kejelasan dan keuntungan bersama antara pihak bank dan nasabah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Dewanto, Didit Kustantio, Finarti Finarti, Roni Hermawan, Samliok Ndobe, Putut Har Riyadi, and Wendy Alexander Tanod. "Aktivitas Antioksidan Ekstrak Karang Lunak Asal Teluk Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia." Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 14, no. 2 (December 30, 2019): 163. http://dx.doi.org/10.15578/jpbkp.v14i2.583.

Full text
Abstract:
Bioaktif antioksidan merupakan substansi yang penting bagi kesehatan manusia. Karang lunak telah diketahui memproduksi bioaktif dengan keragaman struktur dan aktivitas biologi, termasuk memproduksi bioaktif antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bioprospeksi karang lunak dari perairan Teluk Palu sebagai penghasil antioksidan. Penelitian meliputi pengambilan sampel, identifikasi, ekstraksi (maserasi) karang lunak, skrining konstituen kimia, pengujian aktivitas antioksidan (penangkapan radikal DPPH), dan penentuan IC50. Pengambilan sampel dilakukan di Teluk Palu, pesisir desa Kabonga Besar, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Berdasarkan bentuk koloni monomorfik, tujuh sampel karang lunak yang digunakan pada penelitian ini termasuk dalam genus Sinularia, Dampia dan Sarcophyton. Analisis konstituen kimia mengindikasikan adanya senyawa saponin, fenolik, triterpenoid, dan alkaloid. Hasil pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH, menunjukkan ekstrak kasar karang lunak menunjukkan persentase inhibisi radikal DPPH yang lemah. Hasil pengujian aktivitas antioksidan (metode DPPH) dari fraksi hasil partisi tujuh ekstrak kasar karang lunak berpotensi sebagai antioksidan dengan kategori kuat sampai lemah. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak karang lunak asal Teluk Palu berpotensi sebagai sumber antioksidan. Karang lunak di pesisir Desa Kabonga Besar didominasi oleh genus Sinularia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Koesnandar, Ade. "PENGEMBANGAN MODEL PENDAYAGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) UNTUK PENDIDIKAN DI DAERAH TERPENCIL, TERTINGGAL, DAN TERDEPAN." Jurnal Kwangsan 1, no. 2 (December 24, 2013): 122. http://dx.doi.org/10.31800/jkwangsan-jtp.v1n2.p122--142.

Full text
Abstract:
This article is about the development of information and communication technology utilization model for education on remote, rural and border areas in Indonesia. The model is named “PSB di Daerah 3T” or information and communication technology-based learning resource center at school on remote, rural, and border areas. The model was developed based on modern learning, empowering, bottom- up, and partnership approaches and also set a benchmark with experiences of other countries. Piloting was developed in five sub-districts, they are Naringgul in Cianjur (West Java), Cijaku in Lebak (Banten), Atambua in Belu (East Nusa Tenggara), Sebatik in Nunukan (East Kalimantan), and Marore in Sangihe Islands (North Sulawesi). An elementary and a secondary school without electricity and internet access were choosen within each sub-district. Then a pack of learning resource contained an electric generator solar cell, a parabolic antenna, a television set, 6 units of laptop, wi-fi apparatus, and a hard disc of digital open learning material was given to each school. To ensure the success of the program a series of activities were conducted such as training, assistance, monitoring, and evaluation. Hopefully, within the following three years the program could be fully adopted and run independently by the school itself. Then the model couldbe disseminated to another districts that have similar characteristics. AbstrakArtikel ini menjelaskan pengembangan model pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk sekolah di daerah terpencil, tertinggal, dan terdepan. Model diwujudkan dalam bentuk “PSB di Daerah 3T” yakni pusat sumber belajar berbasis teknologi informasi dan komunikasi di sekolah pada daerah terpencil, tertinggal, dan terdepan. Pengembangan dilakukan berdasarkan konsep pembelajaran modern, pemberdayaan, tumbuh dari bawah, dan kemitraan, serta dengan belajar dari pengalaman Negara lain. Rintisan dikembangkan di lima daerah, yaitu Naringgul, Cianjur (Jawa Barat), Cijaku, Lebak (Banten), Atambua, Belu (NTT), Sebatik, Nunukan (Kalimantan Timur), dan Marore, Kepulauan Sangihe (Sulawesi Utara). Pada masing-masing daerah tersebut dipilih satu Sekolah Dasar dan satu Sekolah Lanjutan tingkat Pertama yang tidak terjangkau layanan energi listrik dan akses internet. Pada masing-masing sekolah tersebut diberikan paket bantuan pusat sumber belajar lengkap yang terdiri dari pembangkit listrik tenaga surya, antena parabola, pesawat televisi, 6 unit laptop, modem, wi-fi, dan sebuah harddisk satu terabyte berisi konten bahan belajar digital. Guna menjamin keberhasilan program ini diberikan pula paket pelatihan dan bimbingan, pendampingan, serta monitoring dan kajian. Selanjutnya diharapkan program ini dapat dijalankan secara mandiri oleh masing-masing sekolah. Model ini dapat diadopsi atau diadaptasi oleh Dinas Pendidikan dalam rangka memberikan layanan peningkatan kualitas pembelajaran di daerah masing-masing.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Koesnandar, Ade. "PENGEMBANGAN MODEL PENDAYAGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) UNTUK PENDIDIKAN DI DAERAH TERPENCIL, TERTINGGAL, DAN TERDEPAN." Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan 1, no. 2 (December 24, 2013): 122. http://dx.doi.org/10.31800/jtp.kw.v1n2.p122--142.

Full text
Abstract:
This article is about the development of information and communication technology utilization model for education on remote, rural and border areas in Indonesia. The model is named “PSB di Daerah 3T” or information and communication technology-based learning resource center at school on remote, rural, and border areas. The model was developed based on modern learning, empowering, bottom- up, and partnership approaches and also set a benchmark with experiences of other countries. Piloting was developed in five sub-districts, they are Naringgul in Cianjur (West Java), Cijaku in Lebak (Banten), Atambua in Belu (East Nusa Tenggara), Sebatik in Nunukan (East Kalimantan), and Marore in Sangihe Islands (North Sulawesi). An elementary and a secondary school without electricity and internet access were choosen within each sub-district. Then a pack of learning resource contained an electric generator solar cell, a parabolic antenna, a television set, 6 units of laptop, wi-fi apparatus, and a hard disc of digital open learning material was given to each school. To ensure the success of the program a series of activities were conducted such as training, assistance, monitoring, and evaluation. Hopefully, within the following three years the program could be fully adopted and run independently by the school itself. Then the model couldbe disseminated to another districts that have similar characteristics. AbstrakArtikel ini menjelaskan pengembangan model pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk sekolah di daerah terpencil, tertinggal, dan terdepan. Model diwujudkan dalam bentuk “PSB di Daerah 3T” yakni pusat sumber belajar berbasis teknologi informasi dan komunikasi di sekolah pada daerah terpencil, tertinggal, dan terdepan. Pengembangan dilakukan berdasarkan konsep pembelajaran modern, pemberdayaan, tumbuh dari bawah, dan kemitraan, serta dengan belajar dari pengalaman Negara lain. Rintisan dikembangkan di lima daerah, yaitu Naringgul, Cianjur (Jawa Barat), Cijaku, Lebak (Banten), Atambua, Belu (NTT), Sebatik, Nunukan (Kalimantan Timur), dan Marore, Kepulauan Sangihe (Sulawesi Utara). Pada masing-masing daerah tersebut dipilih satu Sekolah Dasar dan satu Sekolah Lanjutan tingkat Pertama yang tidak terjangkau layanan energi listrik dan akses internet. Pada masing-masing sekolah tersebut diberikan paket bantuan pusat sumber belajar lengkap yang terdiri dari pembangkit listrik tenaga surya, antena parabola, pesawat televisi, 6 unit laptop, modem, wi-fi, dan sebuah harddisk satu terabyte berisi konten bahan belajar digital. Guna menjamin keberhasilan program ini diberikan pula paket pelatihan dan bimbingan, pendampingan, serta monitoring dan kajian. Selanjutnya diharapkan program ini dapat dijalankan secara mandiri oleh masing-masing sekolah. Model ini dapat diadopsi atau diadaptasi oleh Dinas Pendidikan dalam rangka memberikan layanan peningkatan kualitas pembelajaran di daerah masing-masing.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography