To see the other types of publications on this topic, follow the link: Dekubity.

Journal articles on the topic 'Dekubity'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Dekubity.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Šeflová, Lenka, Petra Stejskalová, and Lukáš Daniš. "Dekubitus in practice." Medicína pro praxi 13, no. 5 (December 1, 2016): 263–67. http://dx.doi.org/10.36290/med.2016.057.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Wojnarová, Dorota, and Darja Jarošová. "Analysis of selected clinical practice guidelines and standards of pressure ulcers management." Kontakt 13, no. 4 (December 16, 2011): 396–403. http://dx.doi.org/10.32725/kont.2011.043.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Hoffmann, Falk, Elke Scharnetzky, Bernhilde Deitermann, and Gerd Glaeske. "Analyse von Krankenkassendaten zur Inanspruchnahme von Hilfsmitteln gegen Dekubitus." Pflege 19, no. 5 (October 1, 2006): 308–13. http://dx.doi.org/10.1024/1012-5302.19.5.308.

Full text
Abstract:
Hintergrund und Fragestellung: Hilfsmittel werden zur Prävention und Behandlung von Dekubiti angewendet. Bisher liegt für Deutschland wenig systematisches Wissen über deren Inanspruchnahme vor. Patienten und Methodik: Wir führten eine Querschnittsstudie mit den Routinedaten der Gmünder ErsatzKasse (GEK) aus dem Jahr 2004 durch, um die Versorgung mit Hilfsmitteln gegen Dekubitus zu analysieren. Basierend auf den alters- und geschlechtsspezifischen Versorgungsprävalenzen für Personen mit mindestens einer Verordnung wurden Prevalence Ratios (PR) berechnet. Ergebnisse: Insgesamt erhielten 1.999 durchschnittlich 63,4 Jahre (SD: 20,7) alte Personen 2.421 Hilfsmittel gegen Dekubitus. Am häufigsten wurden Wechseldruckmatratzen (31,6%), Luftringe (13,5%) und verschieden gefüllte Sitzkissen (13,0%) abgegeben, während Weichpolstermatratzen lediglich 4,7% ausmachten. Die Versorgungsprävalenz steigt kontinuierlich mit dem Alter an, wobei sich keine geschlechtsspezifischen Unterschiede erkennen lassen. Verglichen mit den 50–59-jährigen erhalten über 90jährige Männer (PR: 43,94; 95% KI: 31,46–61,37) wie Frauen (PR: 40,61; 95% KI: 30,77–53,60) etwa 40mal häufiger Hilfsmittel gegen Dekubitus. Schlussfolgerung: Hilfsmittel gegen Dekubitus werden hauptsächlich von älteren Menschen genutzt. Die Studie gibt Hinweise darauf, dass deren Einsatz nicht immer der besten verfügbaren Evidence entspricht. Prävention und Behandlung von Dekubiti sowie die Auswahl entsprechender Hilfsmittel sollten als interdisziplinäre Aufgabe gesehen werden.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Bräutigam, Katrin, Anke Flemming, Ruud Halfens, and Theo Dassen. "Prevalence of pressure ulcer: Theory and practice." Pflege 16, no. 2 (April 1, 2003): 75–82. http://dx.doi.org/10.1024/1012-5302.16.2.75.

Full text
Abstract:
Im Frühjahr 2001 wurde durch das Institut für Medizin-/ Pflegepädagogik und Pflegewissenschaft des Zentrums für Human- und Gesundheitswissenschaften der Berliner Hochschulmedizin in elf Gesundheitseinrichtungen eine Dekubitusprävalenzerhebung bei 3012 Patienten durchgeführt. Innerhalb der Risikogruppe betrug die Prävalenz 28,3%. Darüber hinaus gibt die Studie auch darüber Aufschluss, wie häufig bestimmte Präventionsmaßnahmen bei Patienten ohne Dekubitus und bei Patienten mit Dekubiti verschiedener Stadien durchgeführt wurden. Weiterhin wird ausgewertet, ob die Maßnahmen und Hilfsmittel bei gefährdeten oder bei nicht gefährdeten Patienten zum Einsatz kamen. Insgesamt überwogen die Pflegemaßnahmen. Besonders häufig wurde sowohl bei gefährdeten als auch bei nicht gefährdeten Patienten mit oder ohne Dekubitus die Mobilisation angegeben. Die meist genannten Hilfsmittel waren entweder die Weichlagerungsauflage oder der Fersenschutz. Da fast jede Einrichtung andere Schwerpunkte beim Dekubitusmanagement setzt, soll auch dargestellt werden, welche Evidenzen für die verschiedenen Hilfsmittel und Pflegehandlungen in der Literatur vorhanden sind. Für die vier folgenden, in der Pflegepraxis angewandten Maßnahmen bzw. Hilfsmittel liegt der höchste Empfehlungsgrad vor: Verwendung von Wechseldruckauflage und Pulsationsmatratze, Vorbeugen/Beheben von Flüssigkeits- und Ernährungsdefiziten sowie keine Verwendung der normalen Krankenhausmatratze bei Risikopatienten. Hingegen konnten in fünf Fällen keine Studien, Reviews bzw. Angaben in Guidelines gefunden werden. Dazu gehören die Mobilisation, die Beratung von Angehörigen, die Arbeit nach Richtlinie/Standard sowie die Verwendung von Ellenbogen- und Fersenschutz. Der Abgleich mit der Studie ergab unter anderem, dass die häufig angewandten Prinzipien Weich- und Wechsellagerung gut geprüft sind und zur Anwendung empfohlen werden. Die ebenfalls mehrfach genutzten synthetischen und Echthaarfelle reduzieren den Druck hingegen nicht signifikant.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Mukti, Enie Novieastari. "Penelusuran Hasil Penelitian tentang Intervensi Keperawatan dalam Pencegahan Terjadinya Luka Dekubitus pada Orang Dewasa." Jurnal Keperawatan Indonesia 1, no. 3 (April 24, 2014): 98–104. http://dx.doi.org/10.7454/jki.v1i3.82.

Full text
Abstract:
Luka dekubitus adalah suatu masalah endemic bagi populasi pasien yang dirawat di rumah atau rumah perawatan lainnya. Pasien-pasien tersebut memiliki resiko untuk mengalami terjadinya luka dekubitus selama perawatan. Insiden dan prevalensi terjadinya luka dekubitus pada populasi ini di Amerika Serikat cukup tinggi untuk mendapatkan perhatian dari kalangan tenaga kesehatan. Penelitian menunjukkan bahwa prevalensi luka dekubitus bervariasi, tetapi secara umum dilaporkan bahwa 5% sampai 11% terjadi di tatanan perawatan akut (“acute care”), 15% sampai 25% di tatanan perawatan jangka-panjang (”longterm care”), dan 7% sampai 12% di tatanan perawatan rumah (“home health care”).Berdasarkan panduan praktek klinik yang dikeluarkan oleh AHCPR, intervensi keperawatan yang digunkan untuk mencegah terjadinya luka dekubits terdiri dari tiga kategori yaitu: perawatan kulit dan penanganan dini, penggunaan berbagai matras atau alas, dan edukasi pasien.Tinjauan pustaka terpadu ini bertujuan untuk menggali hasil penelitian yang dilakukan berkaitan dengan intervensi keperawatan untuk mencegah terjadinya luka dekubitus pada populasi orang dewasa, dan hasilnya akan dibandingkan dengan panduan praktek klinik yang dikeluarkan oleh AHCPR.Dalam penelusuran kepustakaan dengan menggunakan fasilitas CINAHL pada tahun 1990-1995, didapatkan 12 artikel penelitian yang berkaitan dengan intervensi keperawatan untuk mencegah terjadinya luka dekubitus, yang terdiri dari 8 penelitian tentang penggunaan matras, 2 penelitian tentang pengaturan posisi baring, dan 2 penelitian tentang edukasi pasien.Penelitian dalam kurun waktu lima tahun terakhir terlihat lebih berfokus pada efek dari berbagai matras untuk mengurangi penekanan jaringan dan perkembangan luka dekubitus. Sedangkan penelitain tentang perawatan kulit dan posisi tubuh, dan edukasi pasien terbatas.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam kurun waktu lima tahun terakhir didapatkan bahwa 1) penggunaan matras yang mereduksi penekanan jaringan dapat menjadi tindakan yang efektif untuk mencegah terjadinya luka dekubitus, 2) intervensi dengan melakukan pengangkatan bagian tubuh tertentu sebagai tambahan jadual dari perubahan posisi yang rutin membantu dalam mencegah terjadinya luka dekubitus, 3) interval perubahan posisi setiap dua jam mungkin dapat merugikan integritas kulit pada populasilanjut usia, 4) perawata yang terlibat didalam edukasi pasien agar lebih menyadari bahwa tindakannya dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien untuk mencegah terjadinya luka dekubitus akan sangat mempengaruhi sikap dan perilaku pasien dalam melakukan tindakan-tindakan untuk mencegah terjadinya luka dekubitus.Untuk peneliti selanjutnya direkomendasikan agar lebih memperhatikan area penelitin yang berhubungan dengan perawatan kulit, pengaturan posisi dan edukasi pasien karena kategori intervensi keperawatan ini masih sangat terbatas diteliti. Dan suatu penelitian replikasi perlu dilakukan untuk melihat efektifitas dari interval perubahan posisi baring yang secra tradisional dilakukan setiap dua jam. Pressure ulcers are an endemic problem in hospitalization, institutionalized, and debilitated patient populations. Patients are at risk for the development of pressure ulcers. The incidence and prevalence of pressure ulcers among these populations in the United States are high enough to warrant concern of health care providers. Studies indicate that the prevalence of pressure ulcers varies, but it has been generally reported to be 5% to 11% in acute care settings, 15% to 25% in long term settings, and 7%-12% in home healthy settings.Based on the AHCPR’s clinical practice guideline, preventive nursing interventions for the development of pressure ulcers were categorized into skin care and early treatment, use of mechanical loading and support surface, and patient education.The purpose of this paper is to explore research study has been conducted in area of nursing interventions to prevent the development of pressure ulcers among adult populations within the last five years, and to compare the result with the clinical practice guideline of predicting and prevention of pressure ulcers by AHCPR.In reviewing the literatures by using the CINAHL in 1990 through 1995, there were twelve research projects related to the subject has been found consisting of eight studies related to the use of various support surfaces, two studies related to body positions, and other two studies related to patient education.Literature within the last five years has appeared to focus on the effects of various support surface on pressure reduction and pressure sore development. Whereas, studies on skin care and body position and patient education have been limited.Based on the findings from the studies being conducted the last five years, the following can be concluded: 1) the utilization of pressure-reducing support surfaces could be an effective measure to prevent the development of pressure ulcers, 2) the small shift intervention in conjunction with routine turning schedules aids in the prevention of pressure ulcers, 3) the traditional two-hour turning intervention may be detrimental to the skin integrity of older adults, 4) nurses engaged most frequently in educational encounters with the client in the prevention of pressure ulcers; therefore, nurses need to remember that their actions can influence the attitudes of clients towards the acquisition of pressure ulcers prevention knowledge and skill.For the researcher it is recommended that the area of skin care interventions and patient education should be more considered, due to the limitations of studies have been conducted in these areas. A replication study to explore the effectiveness of specified turning intervals should be conducted. It is also recommended that a one and half hour turning policy be established with using a larger sample than a study conducted by Knox et al (1994).
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Pokorná, Andrea, and Nela Krajčíková. "Prevention of pressure ulcers when using incontinence aids and tools." Urologie pro praxi 18, no. 5 (December 1, 2017): 242–46. http://dx.doi.org/10.36290/uro.2017.057.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Philbert-Hasucha, Sabine. "Dekubitus." Heilberufe 60, no. 2 (February 2008): 33–34. http://dx.doi.org/10.1007/s00058-008-0029-7.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

von Renteln-Kruse, W. "Dekubitus." Zeitschrift für Gerontologie und Geriatrie 37, no. 2 (April 2004): 79–80. http://dx.doi.org/10.1007/s00391-004-0221-8.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Safitri, Indri, Yuftriana Amir, and Wan Nishfa Dewi. "GAMBARAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEPERAWATAN TENTANG ULKUS DEKUBITUS." Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) 7, no. 1 (March 29, 2021): 29–35. http://dx.doi.org/10.33023/jikep.v7i1.671.

Full text
Abstract:
Pendahuluan : Ulkus dekubitus juga sering disebut sebagai pressure ulcer, bed sore, atau borok tempat tidur diakibatkan oleh nekrosis sel dan sering terjadi dalam kulit atau jaringan subkutan di daerah tonjolan tulang. Untuk mencegah ulkus dekubitus diperlukan pengetahuan yang baik tentang ulkus dekubitus. Metodologi : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa keperawatan tentang ulkus dekubitus. Design penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian sebanyak 214 responden dengan teknik total sampling. Hasil : Hasil penelitian yang didapatkan adalah pengetahuan mahasiswa tentang ulkus dekubitus dengan kategori cukup yaitu sebanyak 5,6 % responden. Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa pengetahuan responden paling bagus adalah pada tema etiologi. Diskusi : Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa adalah dengan memberikan workshop, pelatihan ataupun mini seminar tentang ulkus dekubitus untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang ulkus dekubitus. Kata Kunci : Kata Kunci : Bed Sore, Mahasiswa Keperawatan, Pengetahuan, Ulkus Dekubitus
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Rudini, Dini. "EFEKTIFITAS CUBBIN JACKSON DALAM MENGKAJI RISIKO DEKUBITUS PADA PASIEN INTENSIVE CARE UNIT." Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan Universitas Jambi|JIITUJ| 1, no. 1 (June 9, 2017): 93–97. http://dx.doi.org/10.22437/jiituj.v1i1.3755.

Full text
Abstract:
Dekubitus saat ini menjadi suatu komplikasi yang berbahaya bagi pasien Intensive Care Unit(ICU) karena dapat menyebabkan kematian. Angka kejadian dekubitus yang tinggi di suatu ruangan menunjukan rendahnya kualitas perawatan pada pasien dan hal ini akan berdampak pada tingginya biaya perawatan, sehingga diperlukan upaya pencegahan untuk menurunkan angka kejadian dekubitus. Salah satu pecegahan dekubitus adalah melakukan pengkajian risiko dekubitus dengan menggunakan skala ukur yang sudah terukur dalam mengkaji risiko dekubitus diruangan tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kuantitatif randomized control trial. Peneliti akan menggunakan 30 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dengan tehnik random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi skala Cubbin-Jackson. Analisis data dilakukan dengan menggunakan t- test untuk melihat pengaruh dari penilaian risiko dekubitus dengan menggunakan skala Cubbin-Jackson dalam upaya pencegahan dekubitus. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa rata- rata nilai kejadian luka dekubitus pada responden yang dikaji menggunakan skala cubbin Jackson adalah 10,24 dengan standar deviasi 4,39. Sedangkan pada kelompok control yang menggunakan skala braden selisih skors sebesar 2,52 dengan standar deviasi 2,84. Hasil uji statistis didapatkan nilai p=0,000 (alpha ˂ 0,05), yang berarti dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan pada pasien yang dilakukan penilaian risiko dekubitus dengan menggunakan skala cubbin Jackson di ruang ICU.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Tran, C., M. Roulet, E. Guex, and P. Coti Bertrand. "Escarres et dénutrition - Dépistage et évaluation de l´état nutritionnel." Praxis 97, no. 5 (March 1, 2008): 261–64. http://dx.doi.org/10.1024/1661-8157.97.5.261.

Full text
Abstract:
Der Dekubitus führt zu grossem Leiden und verursacht nicht unwesentliche Kosten. Seine Prävalenz liegt in Spitälern bei 3–23% und in Heimen bei 7–54%. Für die Heilung des Dekubitus sind verschiedene Prozesse auf zellulärer und molekulärer Ebene von Bedeutung. Ein schlechter Ernährungszustand ist einerseits ein wichtiger Risikofaktor für die Entstehung des Dekubitus und verzögert andererseits auch die Wundheilung. Die frühzeitige Erkennung einer Mangelernährung ist deshalb für die Behandlung des Dekubitus sehr wichtig. Entsprechend dem Ernährungszustand sind verschiedene Massnahmen zu treffen. Die systematische Gabe von Nahrungsergänzungsmitteln hat sich in der Prävention des Dekubitus bewährt, ob ihr auch in der Behandlung des Dekubitus Bedeutung zukommt, müssen klinische Studien erst noch zeigen.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Bayer, Julian-Anselm, Anke Bültemann, Gunnar Riepe, Klaus Hager, and Roswitha Boenke. "Pflegeproblem Dekubitus." ProCare 24, no. 3 (March 2019): 35–46. http://dx.doi.org/10.1007/s00735-019-1034-6.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Feddern, K. "Komplikationsdiagnose Dekubitus." Trauma und Berufskrankheit 12, S3 (March 17, 2010): 250–53. http://dx.doi.org/10.1007/s10039-010-1603-1.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Schierack, Stephanie. "Dekubitus vorbeugen." Heilberufe 72, no. 6 (June 2020): 39–40. http://dx.doi.org/10.1007/s00058-020-1507-9.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Alimansur, Moh, and Puguh Santoso. "FAKTOR RESIKO DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE." Jurnal Ilmu Kesehatan 8, no. 1 (November 7, 2019): 82. http://dx.doi.org/10.32831/jik.v8i1.259.

Full text
Abstract:
Pendahuluan:.Stroke merupakan penyakit sistem persyarafan yang paling banyak terjadi saat ini, stroke menyebabkan kelemahan dan kelumpuhan pada pasien sehingga membutuhkan perawatan cukup lama. Sebagian besar pasien stroke dirawat dengan kondisi tirah baring lama yang dapat mencetuskan terjadinya luka dekubitus. Angka kejadian dekubitus pada pasien stroke cukup banyak terjadi. Tingginya angka kejadian ini akibat banyaknya faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya dkubitus pada pasien stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mngidentifikasi faktor resiko dekubitus apa saja yang terdapat pada pasien stroke. Metodologi: Penelitian ini adalah penelitian dekriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel diambil dari penderita Stroke yang dirawat di Rumah Sakit Gambiran Kediri dengan minimal perawatan 3 hari. Untuk mengetahui hubungan faktor resiko dengan kajadian stroke digunakan analisis spearman rho dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 19. Hasil: Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan nilai p-value = 0,000 untuk variabel penurunan sensasi, kelembaban kulit, penurunan mobilitas atau gerak, kemampuan aktivitas, gesekan, status nutrisi dan inkontinensia yang menunjukkan variabel tersebut sangat berhubungan dengan perkembangan luka dekubitus. Untuk penurunan kesadaran didapatkan nilai p-value =0,812 yang berarti penurunan kesadaran tidak ada mempengaruhi secara langsung terjadinya luka dekubitus. Diskusi:.luka dekubitus merupakan suatu komplikasi serius akibat tirah baring, mengenali resikonya sangat penting sehingga bisa dicegah dengan tepat agar tidak terjadi luka dekubitus. Kata Kunci: Dekubitus, Stroke, Resiko
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Faridah, Umi, Sukarmin Sukarmin, and Sri Murtini. "PENGARUH POSISI MIRING TERHADAP DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE DI RSUD RAA SOEWONDO PATI." Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan 10, no. 1 (January 25, 2019): 155. http://dx.doi.org/10.26751/jikk.v10i1.632.

Full text
Abstract:
AbstrakPENGARUH POSISI MIRING TERHADAP DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE DI RSUD RAA SOEWONDO PATI Latar Belakang : latar belakang penelitian ini yaitu dari observasi selama 7 hari, peneliti tidak menemukan pasien dilaksanakan pemberian posisi miring pada pasien yang mengalami dekubitus. Sedangkan pemberian posisi miring bertujuan untuk mengurangi derajat dekubitus yang dialami pasien. Selama observasi satu minggu tersebut, perawat hanya melakukan tindakan keperawatan seperti pengukuran tanda-tanda vital biasa, sekedar ganti balut pada luka dekubitus dan saat injeksi perawat langsung kembali ke ruang keperawatan. Prosedur tetap yang ada di RSUD adalah pemberian alih baring, tetapi tindakan ini juga jarang dilaksanakan sehingga tindakan dalam mengurangi dekubitus masih dianggap kurang. Tujuan : tujuan penelitian ini untuk pengaruh posisi miring terhadap dekubitus pada pasien stroke di RSUD RAA Soewondo Pati. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah metode metode quasi eksperimen dengan pendekatan Pra-Pasca Test. Jumlah sampel 16 pasien sebagai kelompok intervensi dan 16 pasien kelompok kontrol yang dipilih secara consecutive Sampling. Untuk menganalisis data menggunakan Paired T Test. Hasil : Hasil penelitian didapatkan kelompok intervensi diperoleh nilai ρ value adalah 0,002 (p<0,05) dan kelompok kontrol diperoleh nilai ρ value adalah 0,025 (p<0,05). Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ρ value kelompok intervensi lebih kecil dibandingkan ρ value kelompok kontrol sehingga pemberian posisi miring lebih efektif menurunkan derajat dekubitus dibandingkan kelompok kontrol tanpa perlakuan.Kata Kunci: Posisi Miring, Dekubitus dan Stroke
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Compton, Friederike, Matthias Strauß, Tino Hortig, Judith Frey, Falko Hoffmann, Walter Zidek, and Jürgen-Heiner Schäfer. "Validität der Waterlow-Skala zur Dekubitusrisikoeinschätzung auf der Intensivstation: eine prospektive Untersuchung an 698 Patienten." Pflege 21, no. 1 (February 1, 2008): 37–48. http://dx.doi.org/10.1024/1012-5302.21.1.37.

Full text
Abstract:
Patienten von Intensivstationen bilden eine besondere Risikogruppe für die Entwicklung von Dekubiti. Dennoch existieren für Intensivpatienten bislang keine ausreichend spezifischen, validierten Instrumente für die Dekubitusrisikoeinschätzung. In einer prospektiven Studie an 698 Patienten einer internistischen Intensivstation der Maximalversorgung wurde untersucht, inwieweit die Waterlow-Dekubitusrisikoskala für die Anwendung auf der Intensivstation geeignet ist. Es wurden ausschließlich Patienten eingeschlossen, bei denen zum Aufnahmezeitpunkt auf die Intensivstation keine Dekubiti bestanden. Die Waterlow-Skala wurde zur Einschätzung des Dekubitusrisikos bei Aufnahme auf die Intensivstation eingesetzt, und die auf der Skala erreichte Punktzahl in Hinblick auf im Verlauf der Intensivbehandlung aufgetretene Dekubiti (121 Patienten) ausgewertet. Die Ergebnisse zeigen, dass eine ausreichende Dekubitusrisikoeinschätzung mit der Waterlow-Skala zum Aufnahmezeitpunkt auf die Intensivstation nicht möglich ist. Sensitivität und Spezifität waren mit 64.4% bzw. 48.8% bei einer vergleichsweise hohen Waterlow-Punktzahl von 30 maximiert (positive und negative Likelihood Ratio von 1.26 bzw. 0.73). Die Fläche unter der Kurve (AUC) betrug in der Receiver-Operator-Characteristic-Kurve 0.59. Durch zusätzliche Verwendung intensivmedizinischer Parameter ließ sich die Risikoeinschätzung zwar verbessern (AUC 0.69), die Entwicklung und Validierung einer spezifisch intensivmedizinischen Dekubitusrisikoskala erscheint jedoch weiterhin erforderlich, um eine zuverlässige Dekubitusrisikostratifizierung auf der Intensivstation zu ermöglichen.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Köberich, Stefan, Markus Sommer, Markus Merkel, Lyn Anne von Zepelin, Pia Otto, and Christine Spitz-Köberich. "Stirn- und Kinndekubitus bei beatmeten COVID-19-Patienten in Bauchlage – ein ungelöstes Problem?" intensiv 29, no. 05 (September 2021): 235–41. http://dx.doi.org/10.1055/a-1530-3106.

Full text
Abstract:
Patienten mit einem schweren Lungenversagen profitieren davon, in Bauchlage positioniert zu werden. Dabei besteht allerdings die Gefahr, dass sich im Gesichtsbereich Dekubitus entwickeln. Betroffen sind derzeit auch viele COVID-19-Patienten. Die Erkrankung selbst und deren Therapie begünstigen die Dekubitus-Entstehung. In der Uniklinik Freiburg hat man sich die betroffenen Patienten genauer angesehen und die Erkenntnisse aus Studien und beschriebenen „Best-practice-Beispielen“ umgesetzt, um Dekubitus vorzubeugen.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Hauss, Armin, Susanne Greshake, Thomas Skiba, Kristine Schmidt, Julia Rohe, and Jan Steffen Jürgensen. "Systematisches Risikomanagement Dekubitus." Zeitschrift für Evidenz, Fortbildung und Qualität im Gesundheitswesen 113 (2016): 19–26. http://dx.doi.org/10.1016/j.zefq.2016.04.004.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Kottner, Jan. "Wie Dekubitus entstehen." CNE.fortbildung 12, no. 02 (March 1, 2018): 2–6. http://dx.doi.org/10.1055/s-0038-1638796.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Janisch. "Dekubitus und Dekubitusprophylaxe." Pflege 25, no. 5 (September 1, 2012): 390–91. http://dx.doi.org/10.1024/1012-5302/a000238.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Stepniewski, Adam, Wolfgang Lehmann, Dominik Saul, and Gunther Felmerer. "Dekubitus: eine Herausforderung." Orthopädie und Unfallchirurgie up2date 15, no. 05 (September 28, 2020): 487–501. http://dx.doi.org/10.1055/a-1089-3148.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Fattouh, M., C. T. Buschmann, O. C. Thamm, J. P. Sperhake, K. Püschel, and M. Tsokos. "Dekubitus und Wundheilung." Rechtsmedizin 25, no. 4 (March 24, 2015): 299–308. http://dx.doi.org/10.1007/s00194-015-0010-0.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Reus, U., H. Huber, and U. Heine. "Pflegebegutachtung und Dekubitus." Zeitschrift für Gerontologie und Geriatrie 38, no. 3 (June 2005): 210–17. http://dx.doi.org/10.1007/s00391-005-0275-0.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Weimer, Tobias. "Dekubitus: 8.000 € Schmerzensgeld." Pflegezeitschrift 72, no. 4 (March 19, 2019): 39. http://dx.doi.org/10.1007/s41906-019-0045-z.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Bayer, Julian-Anselm. "Den Dekubitus vermeiden." Heilberufe 70, no. 11 (October 25, 2018): 24–26. http://dx.doi.org/10.1007/s00058-018-3744-8.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Bültemann, Anke, and Gunnar Riepe. "Dekubitus im Alter." Heilberufe 70, no. 11 (October 25, 2018): 27–29. http://dx.doi.org/10.1007/s00058-018-3745-7.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Kolbig, Norbert. "Dekubitus: Risikofaktoren erkennen." Heilberufe 71, no. 4 (April 2019): 20–22. http://dx.doi.org/10.1007/s00058-019-0044-x.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Stepniewski, Adam, Wolfgang Lehmann, Dominik Saul, and Gunther Felmerer. "Dekubitus: eine Herausforderung." Geriatrie up2date 3, no. 01 (January 2021): 27–41. http://dx.doi.org/10.1055/a-1297-8822.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

., Wayunah. "EFEKTIFITAS WAKTU PERUBAHAN POSISI TIDUR TERHADAP KEJADIAN DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE DI RUMAH SAKIT X KABUPATEN INDRAMAYU." JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA 6, no. 2 (February 17, 2019): 51. http://dx.doi.org/10.36973/jkih.v6i2.147.

Full text
Abstract:
Stroke merupakan penyakit yang menyebabkan deficit neurologis, samapai terjadi penurunan kesadaran sehingga terjadi ketidakmampuan dalam mobilisasi. Perawatan pasien stroke yang lama dapat menyebabkan terjadinya dekubitus. Tindakan keperawatan untuk mencegah terjadinya dekubitus adalah dengan perubahan posisi tidur. Waktu perubahan posisi tidur yang direkomendasikan adalah setiap 2 jam. Namun tidak semua rumah sakit memberlakukannya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas perubahan posisi tidur pada pasien stroke yang mengalami penurunan kesadaran. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 16 pasien stroke dimana terbagi menjadi 2 kelompok yaitu 8 pasien kelompok intervensi dan 8 pasien kelompok kontrol. Pada kelompok intervensi dilakukan perubahan posisi tidur setiap 2 jam, sedangkan pada kelompok kontrol setiap 4 jam sesuai dengan SOP rumah sakit. Hasil menunjukkan ada perbedaan kejadian dekubitus pada kelompok pasien yang dilakukan perubahan posisi tidur setiap 2 jam dengan kelompok pasien yang dilakukan perubahan posisi tidur setiap 4 jam (p=0,021; α = 0,05), artinya perubahan posisi tidur setiap 2 jam efektif mencegah terjadinya dekubitus. Saran ditujukan untuk rumah sakit agar menerapkan SOP perubahan posisi tidur setiap 2 jam pada semua pasien yang memiliki risiko dekubitus.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Gehrlach, Christoph, Ina Otzen, Rolf Küttel, Regula Heller, and Martina Lerchner. "Inzidenz und Risikoerfassung von Dekubitus – Ergebnisse einer Qualitätsmessung des Verein Outcome in Schweizer Akutspitälern." Pflege 21, no. 2 (April 1, 2008): 75–84. http://dx.doi.org/10.1024/1012-5302.21.2.75.

Full text
Abstract:
Die Vermeidung von Dekubitus gehört zu den zentralen Aufgaben der Pflege. Eine geringe Dekubitusrate ist ein Indikator für die Qualität der Versorgung der Patienten. Bei einer Qualitätsmessung des Verein Outcome (Schweiz) wurden Daten zur Dekubitusinzidenz in 51 Spitälern (n = 88 636) erhoben. Im Rahmen der Auswertungen sowie weiterer Sekundäranalysen wurden diese Daten auf Inzidenz, Schweregrade und Risiko von Dekubitus sowie auf die prädiktive Validität der Norton-Skala ausgewertet. Die Inzidenzrate war mit 3,1% vergleichsweise niedrig. 2,6% der Patienten brachten einen vorbestehenden Dekubitus mit. 3,8% der Patienten hatten zum Zeitpunkt der Entlassung einen Dekubitus. Trotz einer – im Vergleich mit internationalen Zahlen – relativ niedrigen Inzidenzrate konnten die Spitäler Handlungsbedarf in Bezug auf Qualitätsverbesserungen ableiten. Unter Verwendung der Norton-Skala wurde bei 9,5% der Patienten ein Dekubitusrisiko diagnostiziert, aber nur 14% dieser Gruppe entwickelte tatsächlich einen Dekubitus. Festzustellen ist daher, dass das Dekubitusrisiko mittels Norton-Skala tendenziell überschätzt wurde. Die Sensitivität der Norton-Skala lag bei 42,4%, die Spezifität bei 91,5%. Da ein nachvollziehbares Risikoassessment der erste Schritt für die Zuteilung prophylaktischer Maßnahmen ist, erscheint eine Weiterentwicklung der Norton-Skala sinnvoll.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Agus Salim Thamrin, Andi Muhammad, Wijoyo Halim, and Mohamad Fandy. "STUDI KASUS DEKUBITUS PADA PENDERITA TIRAH BARING YANG DIRAWAT DI RSU ANUTAPURA PALU TAHUN 2018." Medika Alkhairaat : Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan 1, no. 3 (December 31, 2019): 89–94. http://dx.doi.org/10.31970/ma.v1i3.37.

Full text
Abstract:
Dekubitus adalah kerusakan pada kulit dan jaringan dibawahnya karena kurangnya suplai darah akibat tekanan dalam waktu yang lama. Dekubitus mempunyai dampak tehadap kesehatan karena dapat memberikan kerugian bagi penderita, serta rumah sakit. Bahkan banyak ditemukan yang bisa menyebabkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penyebab dan faktor – faktor resiko dekubitus pada penderita tirah baring di RSU Anutapura Palu pada tahun 2018. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan metode consecutive sampling. Pada consecutive sampling, semua subjek yang ada dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian. Studi kasus pasien dekubitus pada perawatan tirah baring di RSU Anutapura Palu Tahun 2018 ditemukan faktor terbanyak adalah karena minimnya mobilisasi atau imobilisasi pasien yaitu 6 dari 6 (100%). Faktor lain yaitu status gizi buruk 2 dari 6 pasien (33,3%). Lansia 2 dari 6 pasien (33,3%). Kelembaban 1 dari 6 (18,7%). Ditarik kesimpulan bahwa faktor terbanyak pada kejadian ulkus dekubitus pada penderita tirah baring adalah mobilitas pasien atau imobilisasi. Faktor-faktor lain yang berpengaruh adalah status gizi, usia, kelembaban dan riwayat penyakit DM.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Kačalová, Katarína, and Katarína Žiaková. "The issue of documenting pressure ulcers: literary review." Kontakt 21, no. 3 (September 18, 2019): 254–62. http://dx.doi.org/10.32725/kont.2019.034.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Maria, Insana. "HUBUNGAN PELAKSANAAN RANGE OF MOTION DENGAN RISIKO DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE." JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) 5, no. 1 (June 11, 2020): 109–15. http://dx.doi.org/10.51143/jksi.v5i1.226.

Full text
Abstract:
Latar Belakang : Stroke merupakan pembunuh nomor 3 setelah penyakit jantung dan kanker, stroke biasanya ditandai dengan kelumpuhan anggota gerak pada salah satu sisi anggota tubuh, penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita stroke salah satunya yaitu Range Of Motion. Terapi Range Of Motion merupakan salah satu terapi yang membantu memulihkan keadaan penderita stroke yang mengalami kelumpuhan, serta dilakukannya Range Of Motion agar tidak terjadinya risiko dekubitus. Penelitian bertujuan untuk mengetahui Hubungan Pelaksanaan Range Of Motion dengan Risiko Dekubitus Pada Pasien Stroke. Metode : Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan desain penelitian korelasi, penelitian dilaksanakan di Ruang Saraf Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura jumlah populasi pasien stroke sebanyak 168 orang dan sampel sebanyak 118 orang dengan teknik sampling Consecutive Sampling, Instrumen berupa kuesioner dan teknik analisis data menggunakan uji Spearman’s. Hasil : Hasil dari penelitian ini dengan menggunakan uji Spearman’s diperoleh nilai p = 0,000 yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada hubungan antara pelaksanaan range of motion dengan risiko dekubitus pada pasien stroke di ruang saraf RSUD Ratu Zalecha Martapura. Kesimpulan: ada hubungan (significant) antara pelaksanaan range of motion dengan risiko dekubitus pada pasien stroke di ruang saraf RSUD Ratu Zalecha Martapura 2018 dan diharapkan penelitian ini mengoptimalkan latihan rentang gerak pada pasien stroke, karena dengan melaksanakan Range Of Motion dengan baik maka pasien dapat bergerak secara aktif maupun pasif agar terhindar dari risiko dekubitus. Kata Kunci : Range Of Motion, Stroke, Dekubitus
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Faußner, Maximilian. "Auswirkungen von Vasopressorengabe auf die Entstehung eines Dekubitus." intensiv 29, no. 04 (July 2021): 189–93. http://dx.doi.org/10.1055/a-1482-7036.

Full text
Abstract:
Die Entwicklung eines Dekubitus ist vor allem in der Intensivmedizin ein bedeutendes Thema. Gerade wenn Medikamente zum Einsatz kommen, die auf den Blutdruck der Patienten wirken, stellt sich die Frage, ob deren Gabe die Entstehung eines Dekubitus beeinflussen kann.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Krause, Tom, Jennifer Anders, and Wolfgang von Renteln-Kruse. "Inkontinenz als Risikofaktor für Dekubitus hält kritischer Überprüfung nicht stand." Pflege 18, no. 5 (October 1, 2005): 299–303. http://dx.doi.org/10.1024/1012-5302.18.5.299.

Full text
Abstract:
Die Assoziation zwischen Urininkontinenz und Dekubitus wird auf verschiedene Ursachen zurückgeführt. Am häufigsten wird die Nässe durch den Urin und in der Folge die Mazeration der Haut genannt. Denkbar ist jedoch auch, dass die Urininkontinenz nur ein Indikator für andere Risikofaktoren oder ein Maß für Pflegebedürftigkeit ist, ohne kausalen Bezug zur Entstehung des Dekubitus. Problematisch bei diesen theoretischen Erwägungen ist die fehlende wissenschaftliche Evidenz, denn kontrollierte oder randomisierte Studien liegen kaum vor. Die vorliegende Arbeit versucht, mit den vorhanden Erklärungsmodellen und mit den Daten von 200 Patienten einer Fall-Kontroll-Studie dem Zusammenhang von Dekubitus und Inkontinenz kritisch nachzugehen. In der Studienpopulation waren 97,5 % der Patienten inkontinent. Unterschiedliche Kategorisierungen und Dichotomisierungen des Risikofaktors Urininkontinenz führen zu unterschiedlichen statistischen Ergebnissen. Aussagen zum Zusammenhang zwischen Urininkontinenz und Dekubitus müssen also methodenkritisch interpretiert werden. Die Abhängigkeit der Urininkontinenz von anderen Risikofaktoren (z.B. Pflegebedürftigkeit und Patienten-Compliance) legt nahe, dass der kausale Zusammenhang mit Dekubitus nicht auf den Einfluss der Nässe reduziert werden darf. Vielmehr ist die Urininkontinenz primär Ausdruck schwerer Pflegebedürftigkeit und bildet andere Risikofaktoren wie eine unzureichende Patienten-Compliance («Mitarbeit», nach Einschätzung der Pflegekräfte) und Immobilität ab. Die Katheterversorgung zur Vermeidung von Nässe erscheint im Licht der vorliegenden Ergebnisse als eine unwirksame Maßnahme der Dekubitusprophylaxe.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Schröder, Gerhard. "Richtige Lagerung bei Dekubitus." Heilberufe 69, no. 9 (August 28, 2017): 16–18. http://dx.doi.org/10.1007/s00058-017-2952-y.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Schröder, Gerhard. "Dekubitus oder inkontinenzassoziierte Dermatitis?" CNE.fortbildung 13, no. 04 (August 1, 2020): 13–16. http://dx.doi.org/10.1055/a-1171-4470.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Karrer, Sigrid. "Wird das ein Dekubitus?" MMW - Fortschritte der Medizin 154, no. 4 (March 2012): 63–65. http://dx.doi.org/10.1007/s15006-012-0250-9.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Kottner, J., T. Dassen, and N. A. Lahmann. "Dekubitus in deutschen Pflegeheimen." Zeitschrift für Gerontologie und Geriatrie 44, no. 5 (April 21, 2011): 318–22. http://dx.doi.org/10.1007/s00391-011-0179-0.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Püllen, Rupert. "Dekubitus lässt sich vermeiden!" CME 9, no. 4 (April 2012): 28–29. http://dx.doi.org/10.1007/s11298-012-5103-4.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Vogel, Jann Niklas. "Dekubitus - Gegenstand "ewiger" Forschung." Heilberufe 71, no. 12 (December 2019): 15–17. http://dx.doi.org/10.1007/s00058-019-0189-7.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Püllen, Rupert. "Dekubitus lässt sich vermeiden!" MMW - Fortschritte der Medizin 153, no. 38 (September 2011): 80–84. http://dx.doi.org/10.1007/bf03371836.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Jurkowitsch, Romana Eva. "Mikroschulung „Mikrolagerung“." JuKiP - Ihr Fachmagazin für Gesundheits- und Kinderkrankenpflege 06, no. 03 (June 2017): 101–4. http://dx.doi.org/10.1055/s-0043-105408.

Full text
Abstract:
Zusammenfassung Patienten- und Angehörigenedukation Der Dekubitus, das sogenannte Druckgeschwür oder auch Wundliegen, ist in der Versorgung von Erwachsenen und Kindern mit Bewegungseinschränkungen ein großes Problem. Offene chronische Wunden, ausgelöst durch zu langen Druck, Reibung und Scherkräfte, sind schmerzhaft und meist sehr langwierig in ihrer Behandlung. Dabei sind vorbeugende Maßnahmen und deren Durchführung zur Vermeidung von Dekubitus leicht zu erlernen.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Alasiry, Ema. "Perbandingan Frekuensi Tangisan antara Perawatan Metode Kanguru Posisi Pronasi dengan Posisi Lateral Dekubitus pada Bayi Berat Lahir Rendah." Sari Pediatri 13, no. 5 (November 17, 2016): 329. http://dx.doi.org/10.14238/sp13.5.2012.329-33.

Full text
Abstract:
Latar belakang. Perawatan metode kanguru (PMK) merupakan suatu cara perawatan dengan meletakkan bayi di dada ibu sehingga terjadi kontak antara kulit bayi dan kulit ibu. Banyak manfaat PMK pada bayi antara lain membuat jumlah tangisan bayi berkurang. Tangisan bayi sering merupakan alasan orang tua mencari masalah kesehatan pada bayi mereka atau menganggapnya sebagai suatu kegagalan orang tua dalam merawat bayinya dan hal ini meningkatkan kecemasan mereka. Metode PMK dapat dilakukan dengan posisi pronasi dan lateral dekubitus.Tujuan.Membandingkan frekuensi tangisan antara PMK posisi pronasi dengan posisi lateral dekubitus pada bayi berat lahir rendah.Metode.Penelitian uji klinik acak terkontrol dengan desain paralel pada BBLR yang memenuhi kriteria di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUH/RS Wahidin Sudirohusodo dan RSIA Siti Fatimah, Makassar periode Mei - Juli 2010.Hasil.Tujuhpuluh subyek yang memenuhi kriteria penelitian dibagi atas kelompok PMK posisi pronasi dan PMK posisi lateral dekubitus. Frekuensi tangisan pada kelompok PMK lateral dekubitus lebih sedikit secara bermakna dibandingkan dengan PMK pronasi. Terdapat penurunan frekuensi tangisan dari hari ke hari terlihat menurun secara bermakna pada kedua kelompok.Kesimpulan.Perawatan metode kanguru (PMK) posisi lateral dekubitus menurunkan frekuensi tangisan bayi secara bermakna dibandingkan PMK posisi pronasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Behrendt, Susann, Antje Schwinger, Chrysanthi Tsiasioti, Kai Stieglitz, and Jürgen Klauber. "Qualitätsmessung mit Routinedaten im Pflegeheim am Beispiel Dekubitus." Das Gesundheitswesen 82, S 01 (February 4, 2020): S52—S61. http://dx.doi.org/10.1055/a-1057-8799.

Full text
Abstract:
Zusammenfassung Ziel Obwohl Routinedaten des Gesundheitswesens Teil der gesetzlichen Qualitätssicherung in der SGB-V-Versorgung sind, finden sie keinen Eingang in die Qualitätsmessung in der Langzeitpflege (SGB XI). Routinedaten der GKV und SPV liefern jedoch wertvolle Informationen zur Ergebnisqualität der Versorgung in Pflegeheimen. Die routinedatenbasierte Qualitätsmessung im Pflegeheim ist kaum erforscht und entsprechende Basisarbeit in der Sekundärdatennutzung geboten. Dies betrifft neben dem Datenlinkage ebenso neue Operationalisierungswege für pflegenahe Qualitätsindikatoren und deren Risikoadjustierung für faire Heimvergleiche. Am Beispiel des Dekubitus-Auftretens im Pflegeheim entwickelt der Beitrag einen routinedatenbasierten Qualitätsindikator und diskutiert Potenziale und methodische Herausforderungen. Material und Methoden Die Analyse basiert auf Daten aller elf AOK Kranken- und Pflegekassen (2015) und umfasst 31% der Pflegeheime in Deutschland. Die Operationalisierung des im Heim erworbenen Dekubitus bezog ICD-10-Diagnosen und Arzneimitteldaten zu Verbandsstoffen ein. Die Eignung von Abrechnungsdaten zu dekubitusspezifischen Hilfsmitteln wurde in diesem Zusammenhang ebenso getestet. Die Risikoadjustierung orientierte sich an der Qualitätssicherung mit Routinedaten im Krankenhaus (QSR). Der Berechnung der Standardized Morbidity Ratio, der Relation von beobachteter und angesichts der Risikostruktur des Heimes erwarteter Dekubitus-Rate je Heim, lag eine logistische Regression mit robusten Standardfehlern zugrunde. Ergebnis und Schlussfolgerungen 2015 trat bei 7,2% der Bewohner mindestens ein Dekubitus im Pflegeheim neu auf. Es zeigten sich deutliche Qualitätsunterschiede zwischen den Einrichtungen. In der Gesamtschau ist die routinedatenbasierte Messung des Dekubitus-Auftretens im Pflegeheim machbar und kann in Form von Ergebnisqualitätsindikatoren zu Versorgungstransparenz und -evaluationen im Pflegeheim beitragen. Informationen im Rahmen der Einschätzung der Pflegebedürftigkeit sowie der novellierten gesetzlichen Qualitätsmessung eröffnen routinedatenbasierten Qualitätsindikatoren in der Langzeitpflege künftig neue Wege der Operationalisierung von pflegenahen Aspekten.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Meliza, Siti Cahaya, Kiking Ritarwa, and Nur Asnah Sitohang. "The Prevention of Ulcers Decubitus with Mobilization and The Usage of Olive Oil on Stroke Patients." Elkawnie 6, no. 2 (December 30, 2020): 189. http://dx.doi.org/10.22373/ekw.v6i2.6925.

Full text
Abstract:
Abstract: Decubitus ulcers are one of the problems experienced by bed rest patients, such as stroke patients, caused by immobilization. Prevention of decubitus ulcers can be done with mobilization and topical application of olive oil. Olive oil contains saturated fatty acids, unsaturated fatty acids, vitamin E, and phenols which are healthy for the skin. This research aims to identify the effects of mobilization and application of olive oil on the prevention of decubitus ulcers in stroke patients. A control group pretest-posttest quasi-experimental design was used in the research. Convenience (non-probability) sampling was also carried out, resulting in 64 research samples. Mobilization intervention of right-left oblique positions and application of olive oil on the area prone to decubitus ulcers were then executed for seven days. Data analysis using the Wilcoxon signed-rank test showed the effects of mobilization and application of olive oil on the preventions of decubitus ulcers in stroke patients with a value of P= <0,05. Abstrak: Ulkus dekubitus merupakan salah satu masalah yang dialami pasien tirah baring seperti pasien stroke, dengan faktor penyebabnya adalah immobilisasi, tindakan pencegahan ulkus dekubitus dapat dilkukan dengan mobilisasi dan pemberian bahan oles seperti minyak zaitun, minyak zaitun kandungannya terdiri dari asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh, vitamin E dan fenolik yang baik untuk kesehatan kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh mobilisasi dan penggunaan minyak zaitun terhadap pencegahan ulkus dekubitus pada pasien stroke. Penelitian menggunakan desain Quasi-experimental dengan pretest- posttest with countrol gruopdesign.Convenience (Non-probability) dilakukan untuk pengambilan sampel, jumlah sampel penelitian 64. Intervensi mobilisasi miring kanan dan kiri kemudian bagian yang akan terjadi ulkus dekubitus diolesi minyak zaitun,intervensi dilakukan selama tujuh hari. Analisa data wilcoson signed -rank test menunjukan adanya pengaruh mobilisasi dan penggunaan minyak zaitun terhadap pencegahan ulkus dekubitus pada pasien stroke dangan nilai P= <0,05. Mobilisasi miring kanan dan kiri penggunaan minyak zaitun dapat mencegah ulkus dekubitus.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Weeber, Katharina. "Malignes Melanom – lokale Behandlung von Dekubiti und Ulzera." Wiener Medizinische Wochenschrift 158, no. 23-24 (December 2008): 735–38. http://dx.doi.org/10.1007/s10354-008-0626-8.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Stiller, Eileen. "Die neuen Waffen gegen Dekubitus." kma - Klinik Management aktuell 19, no. 02 (February 2014): 42–44. http://dx.doi.org/10.1055/s-0036-1577228.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Obertacke, U. "Komplikationsmanagement bei Infektionen und Dekubitus." Trauma und Berufskrankheit 12, S3 (November 28, 2009): 254–55. http://dx.doi.org/10.1007/s10039-009-1562-6.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography