Journal articles on the topic 'Dakwah bil hal'

To see the other types of publications on this topic, follow the link: Dakwah bil hal.

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Dakwah bil hal.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Nurul Islam and Thoha Mun'im Masykur. "CSR SEBAGAI DAKWAH BIL HAL." SHOUTIKA 2, no. 2 (December 28, 2022): 21–30. http://dx.doi.org/10.46870/jkpi.v2i2.395.

Full text
Abstract:
Da'wah is not always through the pulpit to call for good but can be done through social-environmental practices. PT. Semen Tonasa carries out community development and environmental development as a means to spread goodness. This study was conducted using qualitative research methods and descriptive research types. PT. Semen Tonasa (shareholders) and interested stakeholders as research subjects and objects, namely implementing corporate social responsibility through community development at PT. Semen Tonasa (Persero). CSR through the Triple Bottom Line Theory, namely Profit, People and Planet. So corporate social responsibility is part of the company's activities carried out continuously in the long term with the impact shown by the company's operations. The concept is the application of the type of direct involvement of social institutions or organizations fostered by the company and in partnership with other parties. The da'wah bil-hal approach carried out by PT Semen Tonasa is solely to call on humanity to be able to avoid Surat Arrum verse 41.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Bahtiar, Ace Toyib, Bahri Ghazali, Yunan Yusuf Nasution, Shonhaji Shonhaji, and Fitri Yanti. "Dakwah Bil Hal: Empowering Muslim Economy in Garut." Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies 14, no. 1 (June 8, 2020): 125–44. http://dx.doi.org/10.15575/idajhs.v14i1.9122.

Full text
Abstract:
The problems that occur to Muslims in the world including Indonesia are somewhat complex. Muslims are still in a circle of poverty. At the same time there is a gap between the lives of elite, Muslim leaders and the fate of most Muslims. This research was conducted to find out how important the role of dakwah bil hal (preaching by action) compared to oral preaching by preachers, preachers in Indonesia. This study uses descriptive qualitative methods that collect data by observation, in-depth interviews and focus group discussions (FGD). From the research conducted, it was found that dakwah bil hal must be done in a balanced manner and in tandem with oral preaching, does not need to be dichotomized between the two. Both methods of da'wah must go hand in hand. Dakwah bil hal the case especially in the economic field increases the ability and independence of Muslims. Henceforth will increase the human resources of Muslims, away from backwardness. This has relevance to the theory of uses and gratification theory proposed by Elihu Katz, Jay G. Blumler and Michael Gurevitch. More serious and systematic efforts are needed by Muslim leaders, Muslim organizations in carrying out preaching activities. So that there is no gap between the lives of Muslim leaders, administrators of Islamic organizations and Muslims generallyPersoalan yang terjadi pada kaum muslim di dunia termasuk Indonesia terbilang komplek. Kaum muslim masih berada di dalam lingkaran kemiskinan. Pada saat yang sama ada jarak antara kehidupan elit, tokoh muslim dengan nasib sebagian besar kaum muslim. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa penting peran dakwah bil hal dibandingkan dengan dakwah bil lisan oleh para dai, pelaku dakwah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang mengumpulkan data dengan observasi, wawancara mendalam dan focus group discussion (FGD). Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa dakwah bil hal harus dilakukan secara seimbang dan beriringan dengan dakwah bil lisan, tidak perlu didikotomikan antara keduanya. Kedua metode dakwah tersebut harus seiring sejalan. Dakwah bil hal khususnya di bidang ekonomi meningkatkan kemampuan dan kemandirian kaum muslim. Untuk selanjutnya akan meningkatkan sumber daya manusia kaum muslim, menjauh dari ketertinggalan. Hal ini memiliki relevansi dengan teori penggunaan dan kepuasan (uses and gratification theory) yang dikemukakan oleh Elihu Katz, Jay G. Blumler dan Michael Gurevitch. Diperlukan upaya lebih serius dan sistematis yang dilakukan oleh tokoh muslim, organisasi muslim di dalam melakukan kegiatan dakwah bil hal. Sehingga tidak ada jurang (gap) antara kehidupan tokoh muslim, pengurus organisasi Islam dengan kaum muslim secara umum.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Fikri, Al, and Imron Rosidi. "Aktivitas Dakwah di Kalangan Anak Muda Muslim Pekanbaru." Idarotuna 3, no. 2 (April 29, 2021): 99. http://dx.doi.org/10.24014/idarotuna.v3i2.12622.

Full text
Abstract:
Berangkat dari fenomena gerakan dakwah anak muda Kota Pekanbaru yang semakin meningkat, penelitian ini mengangkat tentang aktivitas dakwah di komunitas Forum Silaturrahim Remaja Masjid dan Mahasiswa (FSRMM). pertanyaan utama yang akan dijawab di dalam penelitian ini adalah bagaimana aktivitas dakwah yang dilakukan FSRMM di kalangan anak muda Kota Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa aktivitas dakwah yang dilakukan FSRMM meliputi tiga hal yaitu: Pertama, Dakwah Bil-Lisan. Dakwah bil-lisan yang dilakukan FSRMM meliputi Halaqoh dan Tahsin, Tabligh Akbar, dakwah melalui Youtube dan video instagram. Kedua, Dakwah Bil-Qolam. dakwah bil-qolam yang dilakukan oleh FSRMM yaitu melalui poster dakwah. Ketiga, Dakwah Bil-Hal. dakwah bil-hal yang dilakukan FSRMM melalui aksi-aksi sosial seperti memberikan samtunan kepada Anak Yatim, pemberian sembako, masker dan lainnya. Dari ketiga metode dakwah di atas, metode yang sangat berperan penting di FSRMM yaitu metode dakwah Bil-lisan yaitu berfokus di media sosial salah satu nya Youtube dan Video Instagram.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Zainudin, Zainudin. "KORELASI DAKWAH BIL-HAL DENGAN PENINGKATAN IBADAH AMALIYAH." Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah 17, no. 34 (January 7, 2019): 65. http://dx.doi.org/10.18592/alhadharah.v17i34.2381.

Full text
Abstract:
The concept of da'wah, especially da'wah bil-hal is basically one of the effective methods for conveying and preaching Islam to mankind, but the reality is as if a question arises whether or not there is a relationship between da'wah bil-hal and an increase in amaliyah worship. So that such problems provide their own views, to find gaps between preaching and worship. This type of research is quantitative research, which is a population of 400 Bangka students in Palembang, taken as many as 40 students (10%), with a porposive sample technique. The correlation coefficient of da'wah bil-hal with an increase in amaliyah worship is 0.182, at a significance level of 5% (r-table = 0.320). There is a relationship between the two variables, but the relationship level is weak. The causative factor is that many of the two variables are invalid and of the many respondents in this study are not pure students from Islamic universities
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Khaerunnisa, Nurul. "Efektivitas Dakwah Bil-Hal Melalui Gerakan Infaq Beras Bengkayang di Kecamatan Bengkayang." Bandung Conference Series: Islamic Broadcast Communication 1, no. 1 (December 7, 2021): 28–31. http://dx.doi.org/10.29313/bcsibc.v1i1.94.

Full text
Abstract:
Abstract. Da'wah bil-hal is a da'wah that is carried out with real actions, This researcher tries to reveal the problem regarding Bil Da'wah in Bengkayang District, namely bil-hal da'wah carried out by the Gerakan Infaq Beras Movement. Gerakan Infaq Beras is a program of the Pasukan Amal Sholeh community. The choice of rice to be distributed is because rice is a staple for Indonesian society, the beneficiaries of this are Islamic boarding schools and orphanages. However, it is different in Bengkayang with the number of Muslim minorities, which is only 36.39% of the 32,141 people. With a minority number making it difficult to preach, this movement emerged as the beginning of the Islamic movement. After the existence of this movement, the effectiveness of this movement will be seen to introduce Islam. This research method is qualitative with descriptive analytical research and descriptive qualitative with data collection techniques using field observations, interviews, documentation to be further described in the form of reports. The results of his research are: (1) Da'wah activities in Bengkayang are not enough, especially for da'wah bil-hal (2) Invitation from Gerakan Infaq Beras to join by socializing directly to the place and through social media. (3) Da'wah bil-things done by the Infaq Movement rice is effective because it can achieve the desired goal. Keywords: Effectiveness, Da'wah bil-hal Infaq. Abstrak. Peneliti berusaha untuk mengungkapkan Tema mengenai “Efektifitas Dakwah Bil-hal melalui Gerakan Infaq Beras Bengkayang di Kecamatan Bengkayang”. yang dilakukan oleh Gerakan Infaq Beras Bengkayang. Gerakan Infaq Beras ini merupakan program dari komunitas Pasukan Amal Sholeh. Pemilihan beras untuk dibagikan, kepada Pesantren dan panti asuhan. Namun, di Bengkayang jumlah muslim minoritas, yaitu hanya 36,39 % di Kecamatan Bengkayang. Dengan jumlah minoritas membuat kesulitan untuk berdakwah, maka munculah gerakan ini. Melalui gerakan pembagian beras terlihat efektifitasnya untuk mengenalkan Islam. Penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analitis, dengan teori Efektifitas. Teknik pengumpulan data mengunakan observasi di lapangan, wawancara, dokumentasi.. Hasil penelitian adalah: (1) Kegiatan dakwah di Bengkayang belum cukup banyak terutama untuk dakwah bil-hal (2) Ajakan dari Gerakan Infaq beras untuk bergabung dengan cara mensosialisasikan langsung ke tempat dan melalui media sosial. (3) Dakwah bil-hal yang dilakukan oleh Gerakan Infaq beras adalah efektiv karena dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kata Kunci: Efektivitas, Dakwah bil-hal, Infaq.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Harianto, Yudi Asmara. "Penulisan Artikel Dakwah Berbasis Struktur Argumentasi Toulmin." INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah 4, no. 1 (July 28, 2022): 51–70. http://dx.doi.org/10.55372/inteleksiajpid.v4i1.221.

Full text
Abstract:
Secara umum dakwah dibagi menjadi bil lisan, bil qalam, dan bil hal. Saat ini, perkembangan dakwah bil qalam jauh tertinggal dari dakwah bil lisan. Referensi-referensi penulisan dakwah yang bersifat terapan juga sangat sedikit, terutama yang berbasis argumentasi. Selama ini penulisan dakwah identik dengan penulisan persuasi karena makna dakwah adalah seruan, mirip dengan pengertian persuasi. Tulisan ini bertujuan untuk memperkaya dan sekaligus sebagai panduan dalam penulisan dakwah yang argumentatif berbasis pada teori Argumentasi Stephen Toulmin. Kajian dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil Kajian menghasilkan kesimpulan, tahapan langkah penulisan dakwah yang argumentatif adalah: 1) Menggali spirit pesan dakwah, 2) Mengumpulkan data, 3) Merumuskan struktur argumentasi, 4) Menyusun kerangka tulisan, 5) Mengembangkan kerangka. Tahapan langkah ini bisa menjadi panduan bagi pengembangan dakwah bil qalam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Nawawi, Nawawi. "Strategi Dakwah Studi Pemecahan Masalah." KOMUNIKA 2, no. 2 (March 2, 2015): 269. http://dx.doi.org/10.24090/kom.v2i2.2008.pp269-276.

Full text
Abstract:
Dakwah is not only normative understanding of Islamic values, but also understanding human and environment condition as dakwah’s target. In Dakwah activity, we often found many problems as Islamic values bias, poverty, illiteracy, violence, moral decadency, backwardness, etc. These problems cant be solved only with normative teaching. Therefore, proper Dakwah strategy is Dakwah bil hal (practice) or development Dakwah to give solution appropriated with problem faced by umat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Tohari, Amin. "REKONSTRUKSI PARADIGMA DAKWAH: Dalam Konteks Pendekatan Manajemen Fungsional Dakwah Bil-Hal Di Pedesaan." LISAN AL-HAL: Jurnal Pengembangan Pemikiran dan Kebudayaan 9, no. 1 (June 9, 2015): 117–42. http://dx.doi.org/10.35316/lisanalhal.v9i1.85.

Full text
Abstract:
Why Indonesia still need to IMF. The answer is unsufficient ability to manage its selves. The implications of propaganda is the primary awareness of importance caring human-social. A caring the social is what can make the movement of empowerment of rural communities. Edward de Bono, that in the future people should be more constructive. Humans must be more creative. Future, the globalization problem more complex. So people are required more creative and constructive. Exactly is dakwah bil-hal is dakwah bi-lisanil-hal by social action.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Puspitasari, Euis Evi, and Utan Sahiro Ritonga. "Pola Komunikasi Dakwah Bil Hal Muhammadiyah pada Masyarakat Agraris." CHANNEL: Jurnal Komunikasi 8, no. 2 (October 15, 2020): 135. http://dx.doi.org/10.12928/channel.v8i2.16333.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Zakiyyah, Zakiyyah, and Arif Abdul Haqq. "STRATEGI DAKWAH BIL HAL DALAM PROGRAM POSDAYA BERBASIS MASJID." ORASI: Jurnal Dakwah dan Komunikasi 9, no. 1 (July 30, 2018): 127. http://dx.doi.org/10.24235/orasi.v9i1.2969.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Ghozali, Mohamad, and Arif Abdul Haqq. "PROGRAM PARTICIPATORY ACTION RESEARCH MELALUI PENDEKATAN DAKWAH BIL HAL." ORASI: Jurnal Dakwah dan Komunikasi 9, no. 2 (November 15, 2018): 115. http://dx.doi.org/10.24235/orasi.v9i2.3696.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Suwanti, Suwanti. "Dakwah Bil Hal Melalui Hijab Mahasiswi Insuri Ponorogo Tahun 2017." Journal of Community Development and Disaster Management 2, no. 2 (October 31, 2020): 103–11. http://dx.doi.org/10.37680/jcd.v2i2.1022.

Full text
Abstract:
Abstrak Menutup aurat bagi seorang muslimah adalah kewajiban, Pakaian adalah salah satu kebutuhan dasar/ hidup manusia melalui pakaian simbol-simbol budaya manual. Hijab bagian dari pakaian, hijab awalnya merupakan sebuah kewajiban agama namun kini terjadi pergeseran makna dan memandang hijab. Penelitian ini mengangkat masalah hijab ditinjau dari prespektif dakwah, khususnya pandangan mahasiswi INSURI Ponorogo terhadap hijab. penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi.dari penelitian yang dilakukan bahwa tren hijab memang dirsa karena pengarus dari salah satu tokoh. Selain itu juga karena memang menjadi kewajiban oleh setiap muslim. Pengaruh dari tokoh ini yang lebih mendominasi dari adanya hijab. Hal ini disebutkan karena ingin meniru gaya tokoh tersebut. Kata kunci: Dakwah Bil hal, Hijab Mahasiswi, tokoh abstract Covering the genitals for a Muslim woman is an obligation. Clothing is one of the basic needs of human life through manual cultural symbols clothing. Hijab is part of clothing, hijab was originally a religious obligation but now there is a shift in meaning and view of hijab. This study raises the issue of hijab in terms of the perspective of da'wah, especially the views of INSURI Ponorogo students on hijab. This study uses a phenomenological approach. From the research conducted, the hijab trend is indeed felt because of the influence of one of the characters. In addition, because it is an obligation by every Muslim. The influence of this figure is more dominating than the hijab. This is mentioned because they want to imitate the character's style. Keywords: Bil Hal's Da'wah, Student Hijab, figures
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Nasor, M., and Eva Rodiah Nur. "METODE DAKWAH DALAM MEMBINA KELUARGA SAKINAH (Studi Pada Kelompok Pengajian di Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan)." ASAS 11, no. 01 (August 13, 2019): 1–23. http://dx.doi.org/10.24042/asas.v11i01.4639.

Full text
Abstract:
Hakekat dakwah pada dasarnya adalah upaya mengajak dan mengembalikan manusia pada fitrah dan kehanifannya. Untuk itu kegiatan dakwah menitik beratkan materinya pada pemurnian aqidah, masalah nilai-nilai sosial, keadilan, kesejahteraan, kebersamaan, kebebasan, dan lain sebagainya. Materi dakwah dalam pembinaan masyarakat yaitu memberantas segala bentuk kemusyrikan dan takhayul juga materi yang berhubungan dengan kemaslahatan hidup bermasyarakat. Kegiatan dakwah yang dilaksanakan oleh pengurus pengajian menggunakan berbagai metode dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: “Bagaimana metode dakwah dalam membina Keluarga Sakinah pada kelompok Pengajian di Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan ?.Penelitian ini mengambil jenis penelitian lapangan (field research) yaitu jenis penelitian yang dilakukan di suatu tempat yaitu penelitian yang dilakukan dalam kehidupan sebenarnya. Mengenai sumber data dalam penelitian ini adalah pendapat para jamaah yang mengikuti pengajian yang diadakan oleh kelompok pengajian dan para pengurus pengajian.Hasil penelitian beberapa metode dakwah yang telah digunakan oleh pengurus pengajian dalam membina masyarakat untuk mewujudkan keluarga sakinah, yaitu: metode dakwah bil-hikmah, metode dakwah mau’idzah hasanah, metode dakwah mujadalah, metode dakwah bil-lisan atau ceramah, metode dakwah tanya jawab, mtode dakwah bil hal, dan metode dakwah keteladanan.Kata kunci : Metode Dakwah, Keluarga Sakinah, Kelompok Pengajian
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Abdullah, Abdullah. "PARADIGMA DAN EPISTEMOLOGI DAKWAH." Jurnal Pemberdayaan Masyarakat 7, no. 1 (August 24, 2019): 19. http://dx.doi.org/10.37064/jpm.v7i1.5609.

Full text
Abstract:
<p>Paradigma dan epistemologi memegang peranan penting dalam perkembangan suatu disiplin ilmu. Paradigma dimaknai sebagai pandangan yang mendasar tentang apa yang menjadi pokok persoalan dalam ilmu pengetahuan. Berdasarkan paradigma tertentu, ilmuwan merumuskan obyek atau sasaran ilmu dan permasalahannya, serta menentukan metode yang dipakai untuk mencari jawaban dari suatu masalah. Sementara epistemologi merupakan cabang atau sub dari filsafat yang membicarakan hakikat, batasan, prosedur keilmuan yang ditempuh untuk menghasil pengetahuan ilmiah. Paradigma dakwah telah bergeser dari tablig kepada rekontruksi masyarakat Islam berdasarkan pesan-pesan Alquran, melalui dakwah <em>bil-lisan</em>, <em>bil-kitabah</em> dan <em>bil hal</em>. Sementara epistemologi dakwah mulai bergeser dari pemikiran normatif - deduktif kepada pemikiran rasional - empiris.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

HT, Hidayat, and Emi Puspita Dewi. "Analisis Pengembangan Dakwah Islam Dalam Perspektif Teori Struktural Fungsionalisme." Jurnal Intelektualita: Keislaman, Sosial dan Sains 11, no. 2 (December 19, 2022): 275–83. http://dx.doi.org/10.19109/intelektualita.v11i2.14239.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Majelis Tamasya Rohani (MTR) sebagai sebuah sistem sosial atau lembaga dakwah yang melakukan pengembangan dalam beberapa aspek dakwah Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa MTR tidak hanya berhasil meneguhkan eksistensinya sebagai bagian dari lembaga dakwah, namun MTR mampu mengembangkan dakwah yang berawal dari metode bil lisan menjadi bil hal sehingga dakwah menjadi makin variatif. Dakwah yang tidak hanya membangun sisi ruhiyah umat tetapi sisi pendidikan, ekonomi dan budaya. MTR melakukan gerakan nyata untuk perbaikan umat dalam berbagai aktifitas atau programnya. Beberapa program dalam pengembangan dakwah tersebut seperti Program Durasi (Dhuafa Berprestasi), Rumah Tahfizh Supporting, Program Rihlah Ruhiyah dan Wisata Religi, Panti Asuhan Supporting, Khitanan Massal Gratis dan Simpul Jaring Dakwah MTR.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Turhamun, Turhamun. "MULTIKULTURALISME SEBAGAI REALITA DALAM DAKWAH." KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi 10, no. 1 (February 1, 2017): 154–68. http://dx.doi.org/10.24090/komunika.v10i1.870.

Full text
Abstract:
Multiculturalism can be regarded as the attitude and treatment based on equality and equality to the reality of a plural. Multiculturalism is a bid as a way out of exclusivism, obstinacy and rigidity of attitudes towards others. On the other hand, da’wa as a process of introduction and implementation of Islamic values are challenged to more schools against these developments. This is because the success of da’wa certainly can not be separated from its intensity with the times. Where it requires proper da’wa strategies. Strategy of da’wah (bi al-kitabah, bil lisan, bil hal) would still be relevant enough to be applied in the era of multiculturalism, which becomes important is how the development and implementation so that not only the religious doctrine but rather to social issues. Multikulturalisme bisa dikatakan sebagai sikap dan perlakuan berdasarkan persamaan dan kesederajatan terhadap realitas plural dan keberbagaian. Multikulturalisme adalah sebuah tawaran sebagai jalan keluar dari eksklusivisme, kebebalan dan kekakuan sikap terhadap yang lain. Disisi lain dakwah sebagai sebuah proses pengenalan dan penanaman nilai-nilai Islam ditantang untuk lebih paham terhadap perkembangan tersebut. Hal ini dikarenakan keberhasilan dakwah tentunya tidak bisa dilepaskan dari intensitasnya mengikuti perkembangan zaman. Di mana hal tersebut menuntut adanya strategi dakwah yang tepat. Strategi dakwah (bi al-kitabah, bi al-lisan, bi al-hal) kiranya masih cukup relevan untuk diterapkan pada era multikulturalisme, yang menjadi penting adalah bagaimana pengembangannya serta implementasinya supaya tidak hanya mengenai doktrin keagamaan melainkan lebih ke persoalan sosial.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Riady, Fahmi. "POLA DAKWAH MUHAMMADIYAH DI KOTA BANJARMASIN." Al-Mishbah | Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi 10, no. 1 (July 6, 2017): 48. http://dx.doi.org/10.24239/al-mishbah.vol10.iss1.36.

Full text
Abstract:
This paper examines the pattern of Muhammadiyah’s preaching in Banjarmasin. Of Islamic organizations in this city, Muhammadiyah has a large base of masses since dakwah has been carried out consistently and continuously. Muhammadiyah of Banjarmasin has two models in doing da’wah activities. First, internal da’wah model, which is done in a various ways such as verbal (bil lisan), writing (bil kitabah) or behaviour (bil hal), directed to a group of people belong to Muhammadiyah. This also includes consolidation of the members of Muhammadiyah. Second, external da’wah model, which is directed to non-Muhammadiyah’s members.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Fahmi, Fahmi. "POLA DAKWAH NAHDLATUL ULAMA DI KOTA BANJARMASIN." Al-Mishbah | Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi 11, no. 1 (July 8, 2017): 67. http://dx.doi.org/10.24239/al-mishbah.vol11.iss1.54.

Full text
Abstract:
Nahdlatul Ulama (NU) is a big organization in Indonesia and it spreads to the entire areas in Indonesia from Aceh to Papua. In central area of Indonesia, precisely in Banjarmasin, NU can exists and recruits a lot of followers who are generally Pesantren-graduates, which are called "Nahdliyyin". This paper employed a science of da'wah approach with a focus on "NU's pattern of da'wah in Banjarmasin", which includes verbal, action, and written models of preaching (da'wah bil lisan, bil hal wa bil kitab). This showed that NU tends to use verbal and action model of da'wah rather than the written one, such as magazine, newspaper, and so on. This differs from other Islamic organizations such as Muhammadiyah and Al-Irsyad in Banjarmasin. However, the contribution of NU in developing and spreading da'wah and NU's mission is significant despite the fact that it is carried out personally and not on behalf of the organization to which the community can look and recognize it as NU's Islamic preaching.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Masruq, Masruq, and Milawaty Waris. "PENGEMBANGAN STRATEGI DAKWAH PADA MASYARAKAT MARGINAL." RETORIKA : Jurnal Kajian Komunikasi dan Penyiaran Islam 4, no. 1 (April 29, 2022): 11–18. http://dx.doi.org/10.47435/retorika.v4i1.883.

Full text
Abstract:
Karakteristik masyarakat yang berbeda membuat strategi dakwah yang digunakan oleh seorang da’i menjadi berbeda pula. hal ini dilaksanakan agar nilai-nilai dalam ajaran Islam dapat tersampaikan dengan efektif dan efisien kepada mad’u.Terkhusus dakwah di kalangan masyarakat marginal tentunya dimulai dengan strategi, metode, materi, media dan karakteristik seorang da’i pun akan berbeda. Dalam penelitian ini membahas tentang bagaimana strategi dakwah pada masyarakat marginal. Dimana pada umumnya masyarakat marginal memiliki karakteristik yang sifatnya khusus yang memerlukan sebuah sentuhan dakwah yang bisa membawa perubahan ke arah yang lebih maju. Adapun hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pengembangan strategi dakwah dalam masyarakat marginal dapat dilaksanakan dengan menggunakan langkah strategi melalui langkah praksis dan juga melalui pembinaan berupa bimbingan, arahan dan pendampingan, dan memberikan pemahaman serta penjelasan tentang agama Islam berlandaskan al-Qur'an dan al-Hadits secara benar, menjalin kerjasama dalam bidang organisasi-organisasi keagamaan (organisasi Islam) dan ulama/kyai dalam rangka pengembangan dakwah Islam melalui strategi dakwah dengan metode hikmah, metode bil-lisan, metode wal mujadalah billati hiya ahsan dan metode bil-hal dan juga melalui pendekatan kajian tentang keislaman dan melalui pendekatan sosial yang merupakan aktualisasi dari dakwah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Hasmiati, Hasmiati, Rita Rita, and Amiruddin Amiruddin. "Dakwah Aisyiyah melalui kader Tuberkulosis (Tb) care di Kabupaten Sinjai." Jurnal Ilmu Dakwah 41, no. 1 (June 30, 2021): 30–42. http://dx.doi.org/10.21580/jid.v41.1.7343.

Full text
Abstract:
Islamic da'wah is carried out in all sectors, including health. Likewise, Tuberculosis (TB) Care Aisyiyah in Sinjai Regency. The purpose of the study was to determine the form of Aisyiyah preaching through TB Care cadres. This type of research, qualitative, data collection using the method of observation, interviews and documentation. Data analysis applied in this study started from data collection, data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results showed that Aisyiyah preaching through TB Care cadres started from mentoring. Assistance of TB Care cadres is carried out periodically, the first visit is called sampling and becomes a discussion partner with patients, and patients' families starting from information on treatment, healing and health (starting from monitoring taking medication for a period of six months to the recovery stage). Furthermore, the form of da'wah carried out by TB Care cadres in broadcasting da'wah through three forms, namely da'wah by oral bill, da'wah bil hal and da'wah bil qalam. The implication of this research is that the delivery of da'wah for TB Care cadres should be optimized by providing knowledge related to da'wah for TB Care cadres.***Dakwah Islam dilakukan di semua sektor, termasuk kesehatan. Begitu juga yang dilakukan oleh Tuberculosis (TB) Care Aisyiyah di Kabupaten Sinjai. Tujuan penelitian untuk mengetahui bentuk dakwah Aisyiyah melalui kader TB Care. Jenis penelitian, kualitatif, pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang diterapkan dalam penelitian ini mulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dakwah Aisyiyah melalui kader TB Care dimulai dari pendampingan. Pendampingan kader TB Care dilakukan secara berkala, kunjungan pertama disebut dengan pengambilan sampel serta menjadi mitra diskusi terhadap pasien, dan keluarga pasien mulai dari Informasi pengobatan, kesembuhan dan kesehatan (mulai dari pengawasan minum obat selama kurung waktu enam bulan sampai pada tahap kesembuhan). Selanjutnya bentuk dakwah yang dilakukan oleh kader TB Care dalam menyiarkan dakwah melalui tiga bentuk, yakni dakwah secara bil lisan, dakwah bil hal dan dakwah bil qalam. Implikasi penelitian ini bahwa penyampaian dakwah kader TB Care hendaknya dioptimalkan dengan memberikan pengetahuan terkait dakwah terhadap kader TB Care.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Noer, Zam Zam. "KONSEP DAKWAH BIL ḤIKMAH DALAM PERSPEKTIF HADIS." Holistic al-Hadis 7, no. 1 (December 1, 2021): 15. http://dx.doi.org/10.32678/holistic.v7i1.5286.

Full text
Abstract:
Kemajuan teknologi dan informasi yang kian berkembang pesat menjadi tantangan semua umat Islam yang ada untuk senantiasa menjaga nilai – nilai keIslaman yang telah diatur oleh agama Islam itu sendiri. Zaman yang telah modern saat ini tentu banyak bermunculan masalah – masalah baru ditengah kehidupan Islam yang dapat mengurangi kadar ketakwaan dan keimanan kepada sang Khalik. Dilihat dari segi teknik Melihat hal ini seorang Da’i haruslah mengetahui cara – cara yang akan ditempuh untuk menyampaikan dan meluruskan keadaan agar umat Islam bisa menjani kehidupan didunia sesuai dengan norma – norma yang berlaku di dalam agama Islam. Mencari celah dalam memberikan nasihat, melihat kondisi dan situasi, serta bersikap lemah lembut akan menarik minat untuk mengikuti dan mendengarkan nasihat tersebut.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Tandos, Rosita. "EMPOWERING INDONESIAN FEMALE DOMESTIC WORKERS." Jurnal Ilmu Dakwah 34, no. 2 (December 8, 2014): 181. http://dx.doi.org/10.21580/jid.34i.2.53.

Full text
Abstract:
<p>Transnational domestic work is a billion dollar business that has a great impact to economic development of both sending and receiving countries. In fact, women are the main actors of this business that involve multiple stakeholders from governmental and non-governmental institutions and private sectors. Realizing the importance position of the women is necessary to enhance policies, programs and services that will bring positive impact to their lives. Islamic community development studies might provide religious perspective that integrates with other disciplines of studies such as social work, public policy and analysis, and social development. It might contribute ideas, principles and values used for improving social and economic conditions of transnational domestic workers. Therefore, it is necessary to extend the concept of Dakwah from communication (dakwah bil-lisan) into creating social action and movement (dakwah bil-hal) for attain extensive social change.</p><p align="center"><strong>***</strong></p><p>Pekerjaan rumah tangga transnasional adalah bisnis miliar dolar yang memiliki dampak yang besar bagi pembangunan ekonomi kedua negara pengirim dan penerima. Bahkan, perempuan merupakan aktor utama bisnis ini yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari lembaga pemerintah dan non-pemerintah, dan sektor swasta. Menyadari posisi pentingnya perempuan perlu meningkatkan kebijakan, program dan layanan yang akan membawa dampak positif bagi kehidupan mereka. Studi pengembangan masyarakat Islam dapat memberikan perspektif agama yang terintegrasi dengan disiplin keilmuan lain dari berbagai disilin kelimuan seperti kerja sosial, kebijakan publik dan analisis, dan pembangunan sosial. Pengembangan masyarakat Islam dapat menyumbang-kan ide-ide, prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang digunakan untuk meningkatkan kondisi sosial dan ekonomi pekerja domestik-transnasional. Oleh karena itu, perlu untuk memperluas konsep Dakwah dari komunikasi (dakwah bil lisan-) dalam menciptakan aksi sosial dan gerakan (dakwah bil-HAL) untuk mencapai perubahan sosial yang luas.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Wekke, Ismail Suardi, Beja Arif, Andi Zubair, and Moh Wardi. "The Role of Muhammadiyah Institution Towards Muslim Minority in West Papua." Jurnal Ilmiah Peuradeun 7, no. 1 (January 30, 2019): 21. http://dx.doi.org/10.26811/peuradeun.v7i1.311.

Full text
Abstract:
Muhammadiyah is known as Islamic organization pioneering modern educational and social movement. Recently, Muhammadiyah education has experienced rapid development, yet there are still many problems and challenges to overcome in order to continue competing and giving the best for the society. The aim of this research was to figure out the role of Muhammadiyah in conducting dakwah bil hal movement in education and social environment in Sorong City, Papua. By using qualitative method and in-depth interview and also field research, this study found out that bil hal Muhammadiyah Movement in Sorong City, Papua has given significant impact on the society, especially in education from Kindergarten to University level. Meanwhile, in the social field, Muhammadiyah in Sorong City had built orphanage for boys and girls. However, in terms of management of organizational governance, Muhammadiyah needs to strengthen the solidity between regional leaders, optimization of autonomous assemblies and organizations as a power base to support maximization of dakwah bil hal Muhammadiyah movement in the future, especially in education and society.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Khumaedi, Teddy, and Siti Habzah Diniyanti. "METODE DAKWAH DALAM KONTEN OMAR DAN HANA DI CHANNEL OMAR HANA." AT-TAWASUL 1, no. 1 (August 1, 2021): 31–42. http://dx.doi.org/10.51192/ja.v1i1.109.

Full text
Abstract:
Dakwah merupakan ajakan kepada seseorang untuk melakukan kebaikan, melaksanakan amar ma’ruf dan menjauhi nahi munkar. Dakwah tidak hanya disampaikan dengan lisan, tetapi juga bisa disampaikan dengan dakwah bil hal. Film merupakan salah satu media dakwah yang dapat menarik perhatian madh’u serta terdapat pesan-pesan dakwah di dalamnya. Pesan dakwah terbagi menjadi 3, yaitu Aqidah, Syari’ah, dan Akhlak. Salah satu fokus penelitian ini adalah Film Animasi Omar dan Hana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode dakwah apa yang digunakan dalam Film Animasi Omar dan Hana serta pesan dakwah apa yang terkandung di dalamnya. penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriftif dengan metode analisis isi melalui observasi dan dokumentasi. Setelah melakukan penelitian, ditemukan bahwa metode dakwah yang digunakan adalah metode drama, dan di dalam setiap episode mengandung pesan dakwah Aqidah, Syari’ah dan Akhlak
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Lubis, Zulkarnain. "MANAGEMENT OF COMMUNITY DEVELOPMENT DA'WAH." Jurnal Bina Ummat: Membina dan Membentengi Ummat 4, no. 1 (August 12, 2021): 1–11. http://dx.doi.org/10.38214/jurnalbinaummatstidnatsir.v4i1.95.

Full text
Abstract:
Manajemen Pengembangan Masyarakat adalah suatu upaya memadukan ide-ide beserta gagasan-gagasan baru dengan membentuk pengorganisasian, perencanaan dan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk merubah masyarakat ke keadaan yang lebih baik. Dakwah dalam Islam adalah sebuah upaya untuk mengajak manusia kepada jalan yang benar yang diridhai oleh Allah SWT. Dakwah masa kini tidak cukup dimaknai sebagai aktivitas amar ma’ruf nahi mungkar saja, tetapi lebih jauh dakwah dapat dimaknai sebagai upaya untuk menciptakan memaslahatan hidup manusia sesuai bidang yang digelutinya masing-masing. Dakwah dan perkembangan masyarakat tidak dapat dipisahkan, karena sasaran dakwah dalam Islam adalah manusia tanpa kecuali. Manusia, secara sosiologis cultural selalu mengalami perubahan-perubahan, disinilah dakwah berperan sebagai agen perubahan masyarakat yang selalu menuntun manusia kea rah yang lebih baik. Masyarakat dalam kehidupan selalu mengalami perubahan dan perubahan itu tidak selalu lebih baik bahkan terjadi sebaliknya. Manusia akan mengalami krisis identitas dirinya sebagai makhluk yang mulia disisi Allah, karena itu dakwah juga mengalami perubahan sesuai dengan transformasi sosial yang berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era teknologi saat ini sudah selayaknya masyarakat Islam menunjukkan eksistensinya dimata dunia. Perkembangan masyarakat Islam dituntut dalam segala bidang dan tetap berpegang teguh pada cita-cita dan perjuangan Rasulullah dalam dakwah Islam. Untuk membuktikan perkembangan masyarakat Islam tersebut bukan saja dengan jalan dakwah bil-lisan tetapi lebih ditunjukkan dengan dakwah bil-hal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Luluk, Luluk Kholiqoh. "STRATEGI DAKWAH USTADZ ACHMAD NASIRUDDIN ARIF DALAM MENSYIARKAN AJARAN THORIQOH NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH MUJADDIDIYAH KEPADA GENERASI MUDA DI KOTA SURABAYA." Meyarsa: Jurnal Ilmu Komunikasi dan Dakwah 2, no. 1 (June 28, 2021): 24–36. http://dx.doi.org/10.19105/meyarsa.v2i1.4527.

Full text
Abstract:
Dakwah merupakan upaya atau usaha seseorang untuk mengajak orang lain dalam amar ma’ruf nahi munkar, agar mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Tujuan dakwah adalah untuk membentuk pribadi yang lebih baik dan memiliki iman yang kuat, memahami syariat agama Islam serta mengimplementasikan dalam kehidupan sehati-hari. Untuk mengidentifikasi masalah tersebut, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah 1) strategi yang digunakan Ustadz Achmad Nasiruddin Arif dalam berdakwah meliputi : a) memahami khalayak yaitu seorang da’i melihat terlebih dahulu latar belakang kehidupan mad’u. b) merencanakan pesan, yaitu pesan yang disampaikan da’i sesuai dengan pemahaman mad’u mengenai agama Islam. c) menetapkan metode, dan metode yang digunakan adalah dakwah Bil Hal (dakwah melalui tindakan), Bil Lisan (dakwah melalui ucapan), dialog interaktif, diskusi atau kajian. 2) Faktor Pendukung dan Penghambat Aktivitas Dakwah Ustadz Achmad Nasiruddin Arif adalah a) faktor pendukung: penampilan da’i yang menyesuaikan anak muda, terlaksananya kegiatan-kegiatan dalam Thoriqoh. b) faktor penghambat: kurangnya sosialisasi dan dengan masyarakat sekitar, belum ada pondok pesantren untuk para jamaah. 3) ajaran Thoriqoh Naqsyabandiyah Kholidiyah Mujaddidiyah, yang di ajarkan thoriqon ini adalah suluk, Ilmu Tasawuf, Ilmu Tauhid, dan Ilmu Fiqih.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Ar’Rayyan, Farhan, Kamalludin Kamalludin, and Suhendra Suhendra. "Peran Instagram sebagai Media Dakwah pada Masa Pandemi." Da'watuna: Journal of Communication and Islamic Broadcasting 2, no. 2 (August 27, 2021): 81–97. http://dx.doi.org/10.47467/dawatuna.v2i2.546.

Full text
Abstract:
The Covid-19 pandemic is an abnormal condition that has an impact on various aspects of life ranging from social, educational, economic, including the impact on da'wah activities. Barriers to social interaction in the practice of syi'ar Islam are indirectly a problem that must be resolved. The use of social media is a possible alternative tool in the midst of current policies. One community that is able to adapt by utilizing social media as a medium of da'wah is the Penuntut Ilmu Bogor community. Therefore, in this study the researcher wanted to find out how the role of social media Instagram as a medium of da'wah during the pandemic and how the da'wah strategy was carried out by the community. The research method used is qualitative, with data collection techniques of observation, interviews and documentation. The results obtained in this study, Instagram social media as a medium of da’wah during the pandemic has various roles by utilizing the features contained in it, besides that Instagram acts as a communication medium, sharing media, charity media, promotional media and storage media. The da'wah strategy is divided into 3 stages, namely the planning stage, the implementation stage, and the assessment stage. there is a da’wah strategy used is da’wah bil hal, da’wah bil qolam and da’wah bil hal.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Kholis, Nor, M. Mudhofi, Nur Hamid, and Elvara Norma Aroyandin. "Dakwah Bil-Hal Kiai sebagai Upaya Pemberdayaan Santri (Action Da'wah by the Kiai as an Effort to Empower Students)." Jurnal Dakwah Risalah 32, no. 1 (August 6, 2021): 112. http://dx.doi.org/10.24014/jdr.v32i1.12866.

Full text
Abstract:
This study aims to examine the role of Kyai in the effort to empower students through the bil-hal da'wah method at one of the Islamic boarding schools in Yogyakarta. This type of research is field research. Data were collected through interview and observation methods. Through the emic approach, data analysis was carried out descriptively - qualitatively. The study results show that the bil-hal da'wah method carried out by Kyai has a positive impact on the students. This can be seen through three aspects; First, changes in theological morality and social morality for the better. Second, to cultivate the mentality of personality and social care. Third, create productivity of economic independence. However, it is still necessary to continue improving the students' competency skills (Human Resources). Apart from the shortcomings, the bil-hal da'wah method can be used as a role model for developing constructive da'wah, both for students and the wider community.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Wahid, Lalu Abdurrachman. "PENERAPAN PSIKOLOGI KOMUNIKASI DALAM PENYAMPAIAN PESAN DAKWAH." KOMUNIKE 13, no. 1 (June 25, 2021): 115–31. http://dx.doi.org/10.20414/jurkom.v13i1.3193.

Full text
Abstract:
The application of communication psychology in delivering da’wah messages in the Al-Qur’an education park is very important because by applying psychology when conveying information to others, it will make information easier to understand so that the communication process runs more effectively. The research method used in this research is qualitative with descriptive type field research. The results showed that TPA As-Syifa has applied the science of communication psychology in the delivery of his da’wah messages. Then the da’wah method applied at the As-Syifa TPA is the bi-lisan da’wah method, bil-qalam da’wah, and the bil-hal da’wah. Further findings regarding the application of communication psychology in the delivery of da’wah messages at TPA As-Syifa use the da’wah method with effective communication techniques and da’wah method with persuasive communication techniques.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Munasaroh, Mumun, and Weny Widyawati Bastaman. "Aktifitas Dakwah KH Ahmad Rifa’i Arief melalui Pondok Pesantren Latansa Lebak Gedong Lebak Banten." Tsaqofah 17, no. 2 (December 28, 2019): 113. http://dx.doi.org/10.32678/tsaqofah.v17i2.2570.

Full text
Abstract:
Aktivitas yang dilakukan KH. Ahmad Rifa’I Arief terlihat secara lebih jelas merupakan salah satu bagian dari dakwah, menyebarkan seruan Islam dan meneruskan perjuangan Nabi dalam membangun Islam yang Rahmatan Lil Alamin, dan beliau adalah sosok seorang yang telah membangun lembaga pendidikan modern di Banten dengan sistem yang berbeda,dan turut membangun kualitas manusia Indonesia agar menjadi berguna bagi kedua orang tua dan lingkungan sekitar. Dari uraian diatas dapat dirumuskan. Bagaimana bentuk Aktifitas dakwah yang dilakukan KH Ahmad Rifai Arief Semasa hidupnya? Aktivitasnya dalam bidang dakwah dibagi menjadi tiga bentuk yaitu Dakwah bil-hal, Dakwah bi-lisan dan Dakwah bil-Qolam. Penelitian ini dengan menggunakan metodelogi Historis dan mengumpulkan data dengan penelitian Studi Kepustakaan, observasi lapangan dan wawancara. Pengumpulan data dengan cara Studi Dokumentasi strategi yang digunakan dengan cara mengumpulkan data-data melalui buku-buku, media massa, karya ilmiah dan melalui media online. Gagasan dan Konsep pemikiran KH Ahmad Rifa’I Arief mengenai pendidikan sangat baik dan pemikiran KH Ahmad Rifa’I Arief diaktualisasikan melalui pembangunan Pondok Pesantren La Tansa, Lebakgedong, Lebak, Banten. Karena dalam proses pembelajaran pesantren merupakan perpaduan antara ilmu agama dan IPTEK, sehingga out put nya pun mampu diserap diberbagai sektor. Walaupun pada saat itu banyak hambatan dan rintangan yang menerpa dirinya dan seluruh hidupnya ia lakukan semata-mata karena ibadah dijalan Allah. Maka dari itu penulis merasa perlu mengangkat tokoh dakwah tersebut yakni Aktivitas Dakwah KH Ahmad Rifa’i Arief Melalui Pondok Pesantren LA Tansa Lebakgedong, Lebak, Banten
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Ahmadi, Ahmadi. "Analisis Isi Pesan dakwah dalam Tanbih TQN PP. Suryalaya." Iktisyaf: Jurnal Ilmu Dakwah dan Tasawuf 3, no. 2 (September 29, 2021): 01–31. http://dx.doi.org/10.53401/iktsf.v3i2.45.

Full text
Abstract:
Dengan perkembangan zaman, media (wasilah) dakwah semakin banyak, salah satunya ialah melalui media tulisan (dakwah bil qolam). penelitin ini adalah untuk menganalisis isi pesan dakwah dalam Tanbih TQN PP. Suryalaya yang ditulis oleh Syaikh Abdulloh Mubarok bin Nur Muhammad pada tahun 1956 M. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis isi, dan teknik pengumpulan datanya, yaitu dengan mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah yang akan diteliti berupa catatan, buku, surat kabar serta data penunjang lainya yang berhubungan dengan masalah penelitian, serta data yang bersumber dari Tanbih TQN PP. Suryalaya. Hasil penelitian menemukan bahwah isi pesan meliputi masalah keyakinan dalam beragama (aqidah), ketaatan terhadap agama dan negara (syariat ubudiyah dan siayat) dan etika dalam bergaul sesama manusia sekalipun orang asing dan non-muslim (akhlaq). Kesimpulannya, bahwa pesan dakwah dalam Tanbih TQN PP. Suryalaya yang ditulis pada tahun 1956 M menyimpan bimbingan hidup dalam beragama dan bernegara.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Adilan, Dilan Imam. "Persatuan Islam dan Sosio Kultural Masyarakat Lampung Utara." Al-Adyan: Journal of Religious Studies 1, no. 2 (December 29, 2020): 79–87. http://dx.doi.org/10.15548/al-adyan.v1i2.1740.

Full text
Abstract:
The focus of this research is on the people of Talang Harapan, Kotabumi, North Lampung, whose cultural life and religious understanding are still tied to the traditions of their ancestors. Their religious understandings have been experiencing friction with da'wah movement of Islamic Union (Persatuan Islam; PERSIS) which is critical of occultism and local traditions, especially talking about the mixing of culture and religion. Through a new ethnographic method based on qualitative descriptive method, this study shows an alternative da'wah of Islamic Union that utilizes the "development of religion of bil hal" by providing free health services of cupping therapy that becomes a new medium for community's acceptance towards the presence of PERSIS da'wah.Fokus penelitian ini pada masyarakat Talang Harapan, Kotabumi Lampung Utara yang budaya kehidupan dan pemahaman keagamaannya masih terikat dengan tradisi nenek moyang. Pemahaman keagamaan masyarakat Talang Harapan ini mengalami gesekan dengan gerakan dakwah Persatuan Islam (PERSIS) yang kritis terhadap praktik okultisme dan tradisi lokal, khususnya berbicara tentang percampuran budaya dan agama. Melalui metode etnografi baru yang berbasis deskriptif kualitatif, penelitian ini menunjukkan dakwah alternatif PERSIS yang mengambil pendekatan “pengembangan agama bil hal” dengan memberikan pelayanan kesehatan terapi bekam gratis menjadi suatu media baru penerimaan masyarakat Talang Harapan terhadap kehadiran dakwah PERSIS.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Hidayat, Ansori. "DAKWAH PADA MASYARAKAT PEDESAAN DALAM BINGKAI PSIKOLOGI DAN STRATEGI DAKWAH." Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam 1, no. 2 (December 22, 2019): 175. http://dx.doi.org/10.32332/jbpi.v1i2.1716.

Full text
Abstract:
Society is a group of people who live together in an area and form a region and form a system, both semi-closed, where the contractions that occur in it are individuals who are in the group. Psychology is the science that studies or investigates human or animal behavior as seen by birth. The flow of behaviorism focuses its attention on outward behavior, because it is considered as a description of inner feelings or the soul. While the flow of sociology defines psychology as science that studies the process of human adaptation to the natural surroundings of Da'wah that can be done in rural communities, namely the first, with the wisdom method, which is clear speech and is accompanied by propositions that reinforce the truth and eliminate doubts. Second, the oral method is a method through oral which is done in a way such as lectures, sermons, and others. Third, using the method of preaching is billati hiya ahsan is an approach that instills mutual respect between dai and mad'u. Fourth, by using the bil-hal method, it is da'wah with real deeds where the da'wah activities are carried out through role models and real charitable actions
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Udin, Jalal, Zainil Ghulam, and Abdul Ghofur. "Analisis Wacana Strategi Dakwah Sultan Agung Adi Prabu Hanyokrokusumo." Dakwatuna: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam 7, no. 1 (February 26, 2021): 62. http://dx.doi.org/10.54471/dakwatuna.v7i1.923.

Full text
Abstract:
The study of Sultan Agung's da'wah strategy is a study to reveal historical facts that occurred in the past to be used as a guide in achieving a better future. Given that the glory of Mataram was in the power of Sultan Agung who led Mataram from 1613 to 1645. The theoretical framework used in this study is discourse analysis which is used as a knife to analyze Sultan Agung's da'wah strategies. Discourse analysis which is used as a theoretical framework uses the concept of Van Dick (1968). While the da'wah strategy referred to is the method of da'wah in general, namely the da'wah bil hal, the dakwah bil lisan, and the dakwah bil qalam This research resulted in the first findings that Sultan Agung's da'wah strategy was carried out with three oral da'wah strategies, carried out by Sultan Agung as seen in Sultan Agung's negotiations in expanding the power of Islamic Mataram at that time with neighboring kingdoms or countries. Da'wah bil Qalam, was done with phenomenal works, namely literary gending and astronomical works of the Kejawen calendar. Da'wah bilhal, that the personality of Sultan Agung is a personality that is gentle but firm in making decisions as the king has given uswah to his people. The second conclusion is that in social cognition, a king must have strength both physically, psychologically and mystically. In the social context, Sultan Agung's leadership is always colored by cultures that have always been developed by Sultan Agung, which is then carried out an acculturation of indigenous culture with Islamic culture. Keywords:Discourse Analysis, Da'wah Strategy, Sultan Agung Adi Prabu Hanyokrokusumo.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Achmad, Abdul Kholid, and Alfina Indah Wahyuni. "MENUMBUHKAN NILAI KESALEHAN SOCIAL MAHASISWA MELALUI PENDIDIKAN PARTISIPATIF." DedikasiMU : Journal of Community Service 4, no. 2 (June 1, 2022): 227. http://dx.doi.org/10.30587/dedikasimu.v4i2.3996.

Full text
Abstract:
Mahasiswa dapat menjalankan misi dakwah Muhammadiyah sebagai organsiasi social yang dikenal dengan teologi Al Ma’un, diperlukan pendekatan pembelajaran yang menggembirakan dan mencerdaskan melalui praktik nyata sehingga dapat menumbuhkan nilai kesalehan social mahasiswa sebagai wujud luaran dari pembelajaran Al Islam dan Kemummadiyahan. Adapun pendekatan yang digunakan dalam pengabdian adalah pendidikan partisipatif melalaui kegiatan sosialisasi, pendampingan pembuatan program dan kegiatan, serta melaksanakan makna Al Maun yang sebenar-benarnya dengan aksi nyata. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian yakni: (1) terimplementasikannya pemahaman surah Al Ma’un dalam bentuk aksi nyata (dakwah bil hal), (2) terinstitusionalisasikannya aksi social mahasiswa (AKSIMU), (3) pembelajaran AIK menghadirkan nilai-nilai Al Islam dan Kemuhammadiyahan dalam ranah kognitif, psikomotik, afektif dan independent critical thinking, (4) media dakwah institusi dan Persyarikatan, (5) kesadaran filantropy berkelanjutan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Richtig, Iqomah, and Ilham Maulana. "Fragmentasi ke Konvergensi: Asatiz Selebriti dalam Bingkai Gerakan Dakwah Barisan Bangun Negeri." Dialog 45, no. 2 (December 29, 2022): 258–72. http://dx.doi.org/10.47655/dialog.v45i2.673.

Full text
Abstract:
Lebih dari satu dekade terakhir, Islam Indonesia telah menyaksikan menjamurnya gerakan dakwah melalui media sosial. Sebagian besar gerakan dakwah tersebut didirikan oleh 'Ustaz Selebriti', sebuah istilah yang merujuk pada ustaz yang populer di media baru. Belakangan ini, beberapa di antara mereka menunjukkan kecenderungannya pada Aksi Bela Islam (ABI) yang identik dengan identitas politik. Hal itu mencoreng citra Islam di mata publik sekaligus membuat otoritas keagamaan menjadi terfragmentasi. Peristiwa ini mendorong para ustaz selebritis, yang memiliki jumlah jemaah yang besar, mendirikan gerakan dakwah dengan nama "Barisan Bangun Negeri" yang berfokus pada isu-isu sosial, lingkungan dan kemanusiaan serta dirancang untuk memulihkan citra Islam. BBN menjadi bentuk konvergensi atau pemusatan umat sebagai respon atas terpecahnya umat Islam sebelumnya. Urgensi yang dibawa dalam gerakan dakwah ini tentu saja identitas, tepatnya identitas keislaman. Ada kebutuhan bagi para ustaz selebriti untuk membela identitas Islam mereka. Tulisan ini berusaha mengkaji sejauh apa gerakan dakwah BBN berhasil menyatukan umat muslim. Melalui metode netnografi dan wawancara, kami berpendapat bahwa BBN berusaha menampilkan citra Islam sebagai ‘Islam Rahmatan lil Alamin’ melalui implementasi ide-ide syariah. Selain itu, BBN juga mengajak para pengikut ustaz selebritas dalam gerakan dakwah mereka untuk menyukseskan program-program tersebut. Kata Kunci: fragmentasi, konvergensi, Barisan Bangun Negeri, dakwah bil hal, ustaz selebriti Over the last decade, Indonesia Islam has witnessed the mushrooming of da’wah movement through social media. Mostly, those da’wah movement are founded by ‘Celebrity Ustaz’, a term refers to ustaz who are popular within new media. Recently, a few of them have shown their tendencies to Aksi Bela Islam or ABI (Defending Islam Movement) which identically to politic identity. It was defaced image of Islam towards the public as well as fragmented the religious authority. This event was encouraged those celebrity ustaz to established a da'wah movement namely "Barisan Bangun Negeri" which focusing on social, environmental and humanitarian issues as well as designed to recover the image of Islam. BBN founded as a convergence media as result of ABI fragmentation. The main purpose of BBN is the celebrity preachers trying to defend their islamic identity in order to show the real Islam rahmah. This paper seeks to examine at which extent BBN succeed to convergence ummahs. By mean of netnography and interview methods, we argue BBN attempts to perform the image of Islam as ‘Islam Rahmatan lil Alamin’ through implementing syariah ideas. In addition, BBN invited followers of celebrity ustaz of their da'wah movement to successful their programmes. Keywords: fragmentation, convergence, Barisan Bangun Negeri, dakwah bil hal, ustaz celebrity
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Nadzir, Mohammad. "MEMBANGUN PEMBERDAYAAN EKONOMI DI PESANTREN." Economica: Jurnal Ekonomi Islam 6, no. 1 (May 4, 2016): 37. http://dx.doi.org/10.21580/economica.2015.6.1.785.

Full text
Abstract:
<p><em>Pesantren sebagai bagian integral masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan dan memberdayakan masyarakat dalam segala bidang termasuk dalam bidangan ekonomi. Hal ini merupakan tugas baru bagi pesantren yang sementara ini berkutat dalam bidang ilmu-ilmu keagamaan. Walaupun sifatnya masih sporadis, kurang terkoordinasi, tidak institusional dan belum disertai dengan visi dan misi yang jelas, serta perangkat pendukungnya. Peran ini memang tidak mudah bagi pesantren yang selama ini lebih berkonsentrasi pada bidang keagamaan dari pada bidang sosial kemasyarakatan, terutama dalam bidang ekonomi. Ini merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh pesantren, untuk merubah pola dakwah yang menitikberatkan cara bil lisan menjadi pola dawah bil hal di tengah-tengah masyarakat yang semakin komplek.</em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Nurohman, Aris. "BER-EUKA KERJA ISLAMI: IBADAH DAN DAKWAH DI TEMPAT KERJA." KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi 5, no. 1 (November 18, 2016): 28–43. http://dx.doi.org/10.24090/komunika.v5i1.768.

Full text
Abstract:
Islamic work ethic is an Islamic ethic that has been pradiced among the staff base on Islamideaching. islamic work ethic is very important applied in the workplace as a guide staff in performing work in accordance with the values of religious teachings, because the Islamic religion is not only seen as the work of worshipthatwill getthe reward forthe perpetrators, butalso can affedtheformation of a good culture work environment. In this case the ethical work has implications for the effort dakwah bil hal to others in the work environment.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Said, Sayuthi Atman, and Finsa Adhi Pratama. "METODE DAKWAH PADA KOMUNITAS MARJINAL." Al-Mishbah: Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi 16, no. 2 (September 22, 2020): 265. http://dx.doi.org/10.24239/al-mishbah.vol16.iss2.199.

Full text
Abstract:
Globalization flow getting stronger forces each individual to adjust to social life, especially in urban areas. In general, urban communities have begun to classify themselves into communities, both cultural and structural, both small and large communities. One of the communities that was born was a marginal community. This community has a very unique character and orientation and is rarely touched by preaching. Starting from here, this research aims to formulate Islamic preaching method that is suitable for the marginalized communities in Indonesian society. The research method used is qualitative research. In fact, qualitative research does not have a standard measure, the framework that is built can still be reconstructed and adapted to the objective conditions in the field. The approach used is phenomenology. This approach allows researchers to describe experiences as best as possible, understand and apply fairly to phenomena as they appear and are felt by experiences. The conclusion of this research is that the Islamic preaching method that is considered suitable for marginalized communities is da'wah bil hal, study centers, open houses, mentoring and advocacy, economic empowerment, educational scholarships, distribution of Zakat Infaq Sodaqoh (ZIS), library parks, health packages, compensation social and educational skills work.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Sucipto, Agung Drajat. "STRATEGI DAKWAH DALAM PENGUATAN EKONOMI UMAT OLEH GERAKAN PEMUDA (GP) ANSOR KABUPATEN BANYUMAS." Jurnal Dakwah 21, no. 2 (February 19, 2021): 257–80. http://dx.doi.org/10.14421/jd.2122020.6.

Full text
Abstract:
Da'wah is an invitation to change the situation of society from previously unfavorable to better based on the values taught by religion. While the da'wah strategy is the planning steps designed by the preacher in conveying his da'wah material. The choice of da'wah method must be appropriate so that it can be effective. Da'wah bil hal is the most effective method used by researchers in this research. Da'wah bil hal is oriented towards community development through mad'u movements or actions. The preachers in this study were the Gerakan Pemuda (GP) Ansor Banyumas Regency, which is a youth social organization under the auspices of the Nahdlatul Ulama. This study aims to find out what strategies are used by GP Ansor Banyumas to contribute to building the economy of the people. This research is a field, where the data that the authors get by observation and interviews. The collected data were then analyzed using qualitative descriptive analysis method. The result, shows the contribution of GP Ansor Banyumas in strengthening the economy of the people through the tilapia fish cultivation work program, waste bank management, Kietapay. Strong economic development is an alternative to strengthening religious ideology.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Ihsan, Muhammad. "Pengobatan ala Rasulullah SAW sebagai Pendekatan Antropologis dalam Dakwah Islamiah di Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat." PALAPA 4, no. 2 (November 30, 2016): 152–210. http://dx.doi.org/10.36088/palapa.v4i2.32.

Full text
Abstract:
Dakwah menurut pengertian terminologi dikemukakan oleh para ahli mengatakan bahwa dakwah adalah mendorong manusia agar berbuat kebajikan dan petunjuk, menyeru mereka berbuat yang ma’ruf dan mencegah mereka terhadap perbuatan munkar, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sebagian mengatakan bahwa Dakwah Islamiah adalah mengajak umat manusia dengan hikmah dan kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul- Nya. Tujuan dakwah itu bukan untuk mencari dan memperbanyak pengikut, tetapi untuk menyelamatkan dan menolong sesama manusia, untuk membebaskan dari berbagai masalah yang membelenggunya, yang menyebabkan penderitaan, yang merugikan kehidupan, yang menghambat kemajuan dan dapat merendahkan martabat manusia, satu keturunan yaitu keturunan Adam yang berarti bersaudara. Pengobatan ala Rasulullah SAW merupakan media dakwah yang menggunakan pendekatan dakwah ” bil hal”. Dakwah” bil hal” adalah kegiatan dakwah yang mengutamakan kemampuan kreativitas perilaku da’i secara luas atau yang dikenal dengan” action approach” atau perbuatan nyata.Misal pengobatan ala Rasulullah SAW bisa menyembuhkan penyakit stroke dengan metode bekam, atau mengobati orang yang terkena sihir melalui Ruqyah Syari’ah. Bentuk- bentuk pengobatan yang digunakan masyarakat Rensing adalah pengobatan Bubus, Aik Seruang, Jampi- jampi, Pertus, Asma’ Kontak, yang khusus dipangku oleh Dukun Sasak dengan metode membacakan doa khusus atau mantra- mantra yang diwarisi oleh nenek moyang Dukun Sasak tersebut, kecuali pengobatan Asma’ Kontak yang tidak boleh diwarisi atau dijazahkan turun temurun ke anak cucu pemangku sebagaimana yang dilakukan sebagai tradisi oleh dukun- dukun Sasak yang lainya. Dengan adanya tradisi tersebut membuat pengobatan ini sulit untuk punah walaupun zaman sudah modern dan ilmu kedokteran sudah mengalami kemajuan pesat. Bentuk pengobatan sasak ini masih tradisional dan simpel hanya menggunakan mantra dan do’a khusus yang dibacakan didalam air, daun sirih (yang dikombinasikan dengan pinang , kapur, kencur) kecuali pengobatan pertus dan asma’ kontak yang hanya fokus pada mantra/ doa tanpa menggunakan wadah sperti halnya pengobatan yang lain.Yang jelas pengobatan sasak tersebut mengandung unsur kepercayaan terhadap benda- benda mati atau hidup di alam nyata dan metafisik yang mempunyai kekuatan magic luar buasa. Kekuatan magic yang supra natural itu akan dirasakan oleh pasen jika keyakinan pasen itu kuat terhadap pengobatan tersebut.Pengobatan Sasak ini termasuk pengobatan syirik, jika Dukun Sasak meyakini hanya yang bisa menyembuhkan penyakit tersebut adalah mahluk gaib dan benda- benda mati lainya.Begitu juga dengan yang berobat apabila meyakini Dukun Sasak/ Dokter/ Obat adalah sebagai penyembuh penyakit, termasuk syirik karena menyalahi kaidah pengobatan sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam kitab Thibbun Nabawi. Meyakini Dokter/ Dukun Sasak/ obat itu boleh jika hanya sebatas perantara. Karena sesungguhnya yang mendatangkan penyakit dan menyembuhkan penyakit hanya Allah SWT semata. Menyikapi hal tersebut pengobatan ala Rasulullah SAW sebagai pendekatan antropologis dalam dakwah Islamiah memberikan peranan penting dalam membentuk keperibadian masyarakat Rensing. Dalam hal Ibadah, sosial dan keimanan kepada Allah SWT, memberikan solusi alternatif dan mudah dijangkau oleh masyarakat ketika menggunakan metode pengobatan tersebut. Di antara metode pengobatan ala Rasulullah SAW yang memberi pengaruh besar terhadap masyarakat Rensing adalah metode pengobatan bekam yang dikombinasikan dengan Ruqyah yang bersumber dari ayat- ayat Al Qur’an. Karena pengobatan ini bisa memberikan kesembuhan dari segala macam penyakit, baik penyakit jasmani dan rohani. Berdasarkan hasil penelitian dan fakta yang di temukan di lapangan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Al Faruk, Hendri. "Global Syndrom dalam Bidang Teknologi Informasi Dakwah Sebagai Revolusi Institusi Media Massa Masyarakat di Zaman Millenial." Jurnal Al-Hikmah 20, no. 1 (April 1, 2022): 33–44. http://dx.doi.org/10.35719/alhikmah.v20i1.84.

Full text
Abstract:
The information revolution means that there is a change in the world of information that is so sophisticated that even people living in remote tribes can get information about them. The process of globalization as a result of advanced communication technology is a major event or change that almost does not allow all countries to refuse it. This research is a literacy study. Research is a process of finding solutions to problems through scientific procedures. The purpose of the study was to find out that the global syndrome in the field of da'wah information technology is a revolution in the mass media institutions of society in the millennial era. And it can be said that World syndrome in the world of information technology has a good impact on the development of da'wah. It's not just the big changes as a result of major changes in the field of information and communication technology, which is growing increasingly sophisticated. This progress is not only vertical, but also has a horizontal dimension. Now there are no more corners of the world that are not reached by sophisticated communications (worldwide syndrome). Because the portrait of da'wah is divided into two types, namely da'wah bil-lisan and da'wah bil-hal. So far, there has been a kind of paradigm confusion in our concept of da'wah, both verbally and bil-halally. The da'wah process so far tends to lead to the concept of bank-style communication, where society is likened to an empty container that must be filled with beliefs and moral values ​​and life practices so that they are stored and issued when needed. This era was marked by new discoveries and advances in various fields. Various forms of social change that accompany the era of globalization in turn affect the human perspective on life.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Malik, Asep Saepul. "Dakwah Melalui Pengajian Pasaran Kitab al-Hikam di Pondok Pesantren Azzainiyyah Sukabumi." Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam 5, no. 3 (September 25, 2020): 227–48. http://dx.doi.org/10.15575/tabligh.v5i3.1989.

Full text
Abstract:
Kegiatan dakwah ialah suatu aktivitas yang mendorong umat manusia untuk memperkuat keyakinannya kepada Allah SWT dan agar umat yang belum memeluk ajaran Islam juga dapat memeluk ajaran agama Islam dengan menggunakan cara yang bijaksana melalui materi ajaran syariat Islam, supaya mereka mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Pengajian pasaran kitab al-Hikam ialah suatu kegiatan dakwah yang di pimpin langsung oleh sesepuh pondok pesantren azzayniyyah ialah KH. Aang Abdullah Zein. Pengajian kitab al-Hikam ini di dalamnya membahas tentang permasalahan kehidupan manusia seperti masalah hati (qolbu), akhlak, iman, dan Islam. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui penyampayan dakwah melalui pengajian pasaran kitab al-Hikam di pondok pesantren azzayniyyah dan untuk mengetahui pesan-pesan dakwah yang ada di dalam kitab al-Hikam. Landasan teori yang digunakan ialah teori M. Munir tentang dakwah bil-Lisan al-Hal. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif, ialah dengan menggambarkan keadaan sebenarnya melalui pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dakwah melalui pengajian pasaran kitab al-Hikam yang di lakukan oleh KH. Aang Abdullah Zein di anggap cukup berhasil, karena jamaah memberikan respon yang baik atau positif dan jamaah yang hadir setiap bulan slalu meningkat atau lebih banyak.Da'wah activity is an activity that encourages mankind to strengthen his belief in Allah SWT and so that people who have not embraced the teachings of Islam can also embrace the teachings of Islam by using a wise way through Islamic teaching material, so that they get happiness in the world and the hereafter. Study of the market of the book al-Hikam is a missionary activity led directly by the azzayniyyah boarding school elders is KH. Aang Abdullah Zein. This study of al-Hikam in it discusses the problems of human life such as the problem of the heart (qolbu), morals, faith, and Islam. Thep of this study is to determine the delivery of da'wah through the study of the market of the book al-Hikam in azzayniyyah boarding school and to find out the messages of da'wah in the book of al-Hikam. The cornerstone of the theory used is M. Munir's theory about the da'wah bil-Lisan al-Hal. This research method uses descriptive, is to describe the actual situation through data collection conducted using interview techniques, documentation, and literature. The results of this study indicate that preaching through the study of the book market al-Hikam conducted by KH. Aang Abdullah Zein was considered quite successful, because worshipers gave good or positive responses and worshipers who were present every month always increased or more.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Adeni, Adeni, and Silviatul Hasanah. "Kontribusi Dakwah Bil Qalam Syaikh Nawawi Al-Bantani terhadap Nasionalisme Pesantren." KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi 14, no. 1 (July 30, 2020): 139–54. http://dx.doi.org/10.24090/komunika.v14i1.3597.

Full text
Abstract:
The study aims to examine the contribution of Shaykh Nawawi al-Bantani to the formation of pesantren nationalism through the preaching of bil qalam. The method used is a qualitative method by exploring the works of Shaykh Nawawi al-Bantani, especially those relating to jihad in the national context reflecting the attitude of nationalism, and by seeing their contribution to the world of pesantren. The results of the study showed that Shaykh Nawawi alBantani preached with bil qalam approach, namely in the form of intellectual jihad. He was not directly involved in physical resistance against the invader. But it instilled the enthusiasm and awareness of the love of the motherland in each of his students. Nawawi's work was then taught in the world of pesantren, especially NU pesantran. Scholars like KH. Hasyim Asy'ari, who was influenced by Nawawi's struggle, built the NU organization that not only appeared as the most significant Islamic mass organization but also contributed to the initial formation of the Indonesian national identity. It can be seen from the involvement of KH. Wahid Hasyim in the 1945 BPUPKI-PPKI session. It shows that NU has the same Islamic orientation as what Syaikh Nawawi thought. Nawawi's moderate and contextual attitude always colors NU's actions in carrying out religious propaganda and national propaganda in Indonesia. This also proves that santri is not just a religious entity that lives in Indonesian society, but at a crucial point, santri is the identity of the Indonesian people themselves. Penelitian bertujuan mengkaji kontribusi Syaikh Nawawi al-Bantani bagi pembentukan nasionalisme pesantren melalui dakwah bil qalam. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan cara mengeksplorasi karya Syaikh Nawawi al-Bantani terutama yang berkaitan dengan jihad dalam konteks kebangsaan yang mencerminkan sikap nasionalisme, kemudian dilihat kontribusinya bagi dunia pesantren. Berdasarkan hasil penelitian menyimpulkan bahwa Syaikh Nawawi al-Bantani berdakwah dengan pendekatan bil qalam, yaitu berupa jihad intelektual. Ia tidak terlibat langsung dalam aksi perlawanan fisik melawan penjajah, tapi ia menanamkan semangat dan kesadaran akan cinta tanah air ke dalam diri setiap murid-muridnya. Karya Nawawi kemudian diajarkan di dunia pesantren terutama pesantran NU. Ulama seperti KH. Hasyim Asy’ari yang terpengaruh oleh perjuangan Nawawi ini membangun organisasi NU yang tidak hanya tampil sebagai ormas keislaman terbesar, tetapi juga berkontribusi bagi pembentukan awal jati diri bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari keterlibatan KH. Wahid Hasyim dalam sidang BPUPKI-PPKI 1945. Ini menunjukkan bahwa NU memiliki orientasi keislaman yang sama dengan apa yang dipikirkan oleh Syaikh Nawawi. Sikap moderat dan kontekstual Nawawi senantiasa pula mewarnai sepak terjang NU dalam melakukan dakwah keagamaan dan dakwah kebangsaan di Indonesia. Ini juga membuktikan bahwa santri bukan sekadar sebuah entitas keagamaan yang hidup dalam masyarakat Indonesia, tapi pada titik yang sangat menentukan, santri merupakan jati diri bangsa Indonesia itu sendiri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Ipaenin, Sariyah. "Model Komunikasi Dakwah Umar Bin Al-Khattab." Dialogia 16, no. 2 (January 15, 2019): 218. http://dx.doi.org/10.21154/dialogia.v16i2.1504.

Full text
Abstract:
Abstract; Due to the demand of society, Islamic Da'wah has faced complex problems. It can be observed by the spread of da'wah carried out by the Islamic priest. Shahabah were the people who continued da’wah after the Prophet Muhammad passed away. It implied that Islam was not lost by the death of the Prophet, because he had left capable team for carrying out the teachings of Islam. One of the efforts prepared by shahabah in spreading Islam for the next generation was in the form of expanding territory in Islamic history. This mandate was then assigned to one of the Prophet's companions namely Umar bin Khattab as the descendant to his da'wah. His ability for public speaking attracts others and he was able to be a role model for the community. Da’wah must be presented communicatively and include da'wah bil hikmah hasanah. His religious lecture is at least consisting the real needs of the community, as a result, the missionary message will attain at mad'u effectively. To reach the purpose of da'wah, it is necessary to emulate the model of the missionary message carried out by Umar bin Khattab in order to be able to optimize its rhetoric and reality.ملخص:واجهت الدعوة الإسلامية على مر الزمن مشاكل معقدة .وتتميز هذا بانتشار الدعوة التي قام بها الداعي. بعدوفاة النبي صلى الله عليه وسلمانتقلت رسالة الدعوة إلى الصحابة. لم يمت الإسلام بموت رسول الله، لأنه قد ترك خلفًا قويًا مستعدا لتنفيذ تعاليم الإسلام قبل وفاته. تتجلى جهود الصحابة والجيل القادم على نشر الإسلام في شكل توسع ولاية في التاريخ الإسلامي. ثم أعطيت هذه المسؤولية إلى أحد صحابة الرسول، وهو عمر بن الخطاب كخليفة لوعظه. مع مهارات التواصل التي يمتلكها عمر، كان قادرا على أن يصبح نموذجًا يحتذى به للمجتمع في ذلك الوقت. يجب على داعية اليوم أن يشمل الدعوة بالحكمة الحسنة. على الأقل محاضرته الدينية تحت عنوان الاحتياجات الحقيقية للمجتمع بحيث تصل الرسالة التبشيرية إلى المدعوين بفعالية.ولتحقيق غرض الدعوة، فإن نموذج رسالة الدعوة التي قام بها عمر بن الخطاب هو نموذج مثالي من أجل أن يكون قادراً على الاستغلال الأمثل من حيث الخطاب والواقع.Abstrak: Seiring perkembangan zaman, dakwah Islam mengalami persoalan yang kompleks. Hal ini ditandai dengan penyebaran dakwah yang dilakukan para da’i. Setelah Rasulullah SAW meninggal dunia, amanat dakwah berpindah kepada para sahabat. Islam tidak mati dengan meninggalnya Rasulullah, karena sebelum meninggal, beliau telah meninggalkan kader-kader yang tangguh yang siap mengusung ajaran Islam.Upaya para sahabat dengan generasi selanjutnya dalam menyebarkan Islam dalam bentuk perluasan wilayah dalam sejarah Islam. Amanah ini kemudian diembankan kepada salah satu sahabat Nabi yakni Umar bin Khattab sebagai penerus dakwah beliau. Dengan kecakapan komunikasi yang dimiliki Umar mampu untuk menjadi panutan terhadap masyarakat pada saat itu. Seorang komunikator dakwah pada masa kini harus mencakup dakwah bil hikmah hasanah. Model ceramah agamanya minimal bertemakan kebutuhan nyata masyarakat sehingga pesan dakwah akan sampai kepada mad’u secara efektif. Untuk mewujudkan tujuan dakwah, patut dicontohi model pesan dakwah yang dilakukan Umar bin Khattab agar mampu mengoptimilkan dari segi retorika dan realita.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Kurniawan. "ANALISIS ISI PESAN DAKWAH KISAH DZULQARNAIN DALAM BUKU “30 KISAH TELADAN” KARYA K.H ABDURRAHMAN ARROISI (JILID I)." Jurnal Syntax Fusion 1, no. 1 (October 28, 2020): 35–46. http://dx.doi.org/10.54543/fusion.v1i1.4.

Full text
Abstract:
Dakwah itu tidak selalu harus lewat mimbar akan tetapi kita harus bisa memanfaatkan berbagai sarana yang ada supaya dakwah tidak terbatas ruang dan waktu. Berdakwah bisa dilakukan melalui media tulis, yang sering disebut juga daakwah bil qolam yaitu sarana atau metode penyampaian pesan-pesan dakwah dari Da’i kepada Mad’u melalui media cetak dan salah satunya adalah buku. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisi isi yakni teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi pesan komunikasi dalam buku “30 Kisah Teladan”. Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode bagaimana melihat isi komunikasi secara kualitatif dan bagaimana penulis memaknai isi komunikasi, membaca simbol-simbol serta memaknai interaksi simbolik yang terjadi dalam komunikasi, sehingga dapat menggambarkan secara luas tentang isi kisah Dzulkarnain dari buku “30 Kisah Teladan”. Teori yang digunakan adalah teori Holsty yakni suatu teknik dalam mengambil kesimpulan dengan mengidentifikasi pelbagai karakteristik khusus suatu pesan secara obyektif dan sistematis. Sedangkan yang kualitatif dimana pendekatan ini menggunakan seperangkat tema sebagai pedoman dalam membahas seluruh isi pesan dan mencoba menerangkan bagaimana tema tersebut dikembagkan oleh suatu sumber media dan cenderung untuk meneliti masalah yang tidak mencakup jmlah dan kuantitas. Isi kisah Dzulkarnain yang terkandung dalam buku “30 Kisah Teladan” ini adalah Pesan Akidah dan Pesan Akhlak. Pesan-pesan didalamnya cenderung membahas Pesan Akhlak. Hal tersebut dikarenakan berkaitan dengan sifat seorang Raja yaitu Dzulkarnain. Maka berdakwah itu tidak hanya harus dimimbar, tetapi berdakwah juga bisa memanfaatkan media yang ada salah satunya adalah buku, karena buku merupakan media dakwah yang cukup efektif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Siswayanti, Novita. "Metode Pendidikan Pesantren Giri." Syntax Idea 3, no. 12 (December 25, 2021): 2674. http://dx.doi.org/10.36418/syntax-idea.v3i12.1671.

Full text
Abstract:
Giri Pesantren as the center of Islamic development and the lighthouse of the Islamicgovernment center founded by Sunan Giri. He realizes a conducive educational method of making pesantren a progressive and productive training education center. Creating independence and creativity for student in da'wah and work in society. The article uses the research method of descriptive analysis by educational methods applied in Pesantren Giri Sunan Giri period then analyzed and interpreted. The purpose of this study reveals the method of education applied in Giri Pesanren. The methods of education held at Pesantren Giri are: Wetonan and Sorogan Methods, discussion and questioning, problem solving, dakwah bil-hal, practice, learning while working, socio darama / performances, games, macapat singing.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Isti’anah, Anis, and Sutikno Sutikno. "Memaknai Peran Pondok Pesantren An-Nuqayah GulukGuluk dalam Pengentasan Kemiskinan di Pedesaan." FALAH: Jurnal Ekonomi Syariah 3, no. 1 (May 24, 2018): 97. http://dx.doi.org/10.22219/jes.v3i1.5982.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui konsep pemberdayaanpondok pesantren Annuqayah dalam pengentasan kemiskinan; 2)memaknai peran modal sosial yang dimiliki dalam pelaksanaankegiatan pemberdayaan pada pondok pesantren Annuqayah. Penelitianini menggunakan metode pedekatan kualitatif, dengan teknik analisisantara lain: Analisis Life History, Studi Kasus, dan penggunaan bahandokumentasi. Penelitian ini menemukan bahwa: Pertama, konseppemberdayaan yang dilakukan oleh pondok pesantren Annuqayahterdapat dua model. Model pertama pemberdayaan menggunakandakwah bil-hal. Dakwah bil-hal dalam pemberdayaan disini dilakukandengan membentuk kelompok binaan yang mempunyai masalah sosialdan ekonomi untuk diberikan modal usaha. Model yang keduapemberdayaan dilakukan dengan cara pemberian tabungan danpembiayaan tanpa jaminan dan tanpa bunga. Semua kegitan dalampemberdayaan yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Annuqayahberpedoman pada konsep Al-Qur’an dan Hadits. Kedua, modal sosialyang dimiliki oleh pondok pesantren Annuqayah dalam kegiatanpemberdayaan adalah budaya dan tradisi di masyarakat sekitarpesantren yang beriringan dengan agama sehingga menghasilkansebuah norma agama dan norma kesopanan, kepercayaan yangdiberikan antara para pengasuh pondok pesantren dan juga mitrapondok pesantren. Penerapan nilai-nilai seperti kejujuran yangdiajarkan oleh pesantren terus melekat pada masyarakat dalam prosespemberdayaan. Konsep kemitraan dengan sistem jaringan yang berupaselalu menjaga tali silaturrahim antara alumni, pesantren danmasyarakat, serta repirositas yang berupa saling membantu antarpesantren dan masyarakat memperlancar terlaksananya pemberdayaan.Semua unsur modal sosial tersebut mempunyai pengaruh yang cukuppenting dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat di sekitar pesantrenAnnuqayah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Millah, Zaimatul. "COMMUNICATION STRATEGY OF DAKWAH IN COMMUNITY OF THE MODERN ERA (CASE STUDY IN LENGKONG VILLAGE, SUKOREJO DISTRICT, PONOROGO REGENCY)." QAULAN: Journal of Islamic Communication 2, no. 2 (December 3, 2021): 198–217. http://dx.doi.org/10.21154/qaulan.v2i2.2832.

Full text
Abstract:
Voicing goodness including preaching is an obligation for Muslims. In contrast to the method of preaching the Prophet Muhammad in the past, the ease of doing anything now cannot be separated because of the role of technological developments in disseminating information including preaching. The modern era provides an opportunity for us to invite us to do good by preaching by utilizing technology. However, the ease of access now is also inseparable from the communication strategy of preaching da'i in packaging da'wah messages to attractive and light da'wah methods which are also very much needed by modern society. In this paper the author presents empirical data from the preaching of the Prophet Muhammad which is still relevant to be implemented in the communication strategy of da'wah in modern society. The purpose of this research is that the modern era da'wah strategy must be able to be side by side with advanced science and technology. So that the use of technology in preaching is needed in order to increase faith and devotion to Allah through verbal communication (bil al-oral) and nonverbal (bil al hal). The result of this research is that modern society in Lengkong Village gives a good response and can apply what has been conveyed through the da'wah communication strategy carried out, by utilizing the sophistication of today's technology. Keywords: Strategy, Da'wah Communication, Society, Modern Era
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Annazri, Suci. "Peran Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dalam Meningkatkan Kualitas Dakwah Kota Pekanbaru, Riau." Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah FDIK IAIN Padangsidimpuan 3, no. 2 (December 30, 2021): 291–318. http://dx.doi.org/10.24952/tad.v3i2.4485.

Full text
Abstract:
Abstract The Indonesian Ulema Council has an important role in spreading its da'wah to Muslims. The da'wah was delivered aimed at minimizing the problems of the people of Pekanbaru City. With the recommendation to consume products that have halal certification and the implementation of premarital guidance which is categorized as Da'wah bil Hal. As for the problems that are troubling the community, such as products that are not in accordance with halal procedures both in health and Islamic teachings. Such as the case of foodstuffs originating from animals that are haram, the production process, and the delivery process. In addition, the implementation of premarital guidance is also needed, because considering the large number of people, especially prospective couples who have not interpreted the word marriage or having a family, so that wife and child abuse, as well as divorce rates are increasing. This research was conducted to determine the role of MUI as Warasatul anbiya' in spreading its da'wah to the people of the city of Pekanbaru. This research is a qualitative descriptive method, using primary data sources, the results of interviews with the Head of the MUI in Pekanbaru City, Riau while secondary data are taken from articles and other sources to support the relevance of this research. Keywords: Role of MUI, Da'wah, Pekanbaru City Society, Riau
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography