Journal articles on the topic 'Chairil'

To see the other types of publications on this topic, follow the link: Chairil.

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Chairil.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Arif Setyawan. "Chairil Anwar Service Literature Practices, 1942-1949." AKSIS: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 3, no. 2 (December 31, 2019): 347–57. http://dx.doi.org/10.21009/aksis.030211.

Full text
Abstract:
Chairil Anwar's literary resistance practices in 1942-1949 were supported by ‘literary habitus’--foreign and local literature, literary totality, and literary rationality-- as a foundation with the support of ‘literary modal’ --literary totality, literary rationality, and ideals of literature-- with consideration of the ‘literary fields’.Although the dominance of a ‘pujangga baru’ generation through literary practices is quite strong, Chairil Anwar's ‘literary practice’ is a successful practice.This success was marked by several things, including (1) Chairil's poetry writing model was considered as a new model that was not available before in Indonesian literature; (2) the influence of Chairil's literary practice which is growing in Indonesian literary society; (3) Chairil's coronation as a pioneer of the 45th generation; and (4) the increasingly massive publishing of Chairil's works which certainly brings 'capital modal' to Chairil's family. Keywords: literary resistance practices, Chairil Anwar, 1942-1949 Abstrak Praktik sastra perlawan Chairil Anwar pada tahun 1942-1949 didukung oleh 'habitus sastra' --sastra asing dan lokal, totalitas sastra, dan rasionalitas sastra-- sebagai landasan dengan dukungan 'modal sastra' --totalitas sastra, rasionalitas sastra, rasionalitas sastra , dan cita-cita sastra-- dengan pertimbangan 'ranah sastra'. Meskipun dominasi generasi 'pujangga baru' melalui praktik sastra cukup kuat, 'praktik sastra' Chairil Anwar adalah praktik yang berhasil. Keberhasilan ini ditandai oleh beberapa hal, antara lain(1) Model penulisan sajak Chairil dianggap model baru yang belum ada sebelumnya di kesusasteraan Indonesia; (2) pengaruh praktik sastra Chairil yang semakin besar dalam masyarakat sastra Indonesia; (3) dinobatkannya Chairil sebagai pelopor angkatan 45; dan (4) semakin masifnya penerbitan karya-karya Chairil yang tentunya mendatangkan modal kapital bagi keluarga Chairil. Kata kunci: praktik sastra perlawanan, Chairil Anwar, Tahun 1942-1949
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Mahyudi, Johan. "JEJAK WORDSWORTH, COLERIDGE, DAN SHELLEY PADA SEJUMLAH SAJAK CHAIRIL ANWAR YANG DILENGKAPI NAMA WANITA." LINGUA: Journal of Language, Literature and Teaching 12, no. 1 (March 1, 2015): 71–84. http://dx.doi.org/10.30957/lingua.v12i1.72.

Full text
Abstract:
Almost all critiqus admit the quality of Chairicl Anwar’s verses as of impressed. On a poem he exlicitly dedicated to a certain woman he loved, Chairil Anwar impressively exposed his romantic articulation in the poet. Results of inquiry upon three poems of Chairil Anwar indicated the root of romantic initiators that derived from romantic expressions of Wordsworth, Coleridge, and Shelley. Innovations on the romantic expression the poets delivered for critiques, romantism has been a new mainstream in the literary critique. This article presents how Chairil Anwar strongly expresses romantic articulations in his three poems Cerita Buat Dien Tamaela (A Story for Dien Tamalea), Sajak Putih (A White Verse), Hampa (Empty), and Senja di Pelabuhan Kecil (Twilight in a Small Port). The findings evidently indicated that Chairil Anawar adapted Wordsworth romantism version, and Senja di Pelabuhan Kecil was a poet Chairil Anwar ideally devoted romantism spirit.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Rakata Iskandar, Radea Hafidh, and Bayu Indra Pratama. "NASIONALISME CHAIRIL ANWAR." JENTERA: Jurnal Kajian Sastra 10, no. 2 (December 28, 2021): 167. http://dx.doi.org/10.26499/jentera.v10i2.926.

Full text
Abstract:
Chairil Anwar adalah sastrawan besar yang hidup pada masa perjuangan bangsaIndonesia. Hal ini memungkinkan baginya untuk menulis pesan-pesan nasionalis dalam puisi- puisinya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk membongkar nasionalisme Chairil Anwar yang tertuang dalam puisi-puisinya. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis dengan metode Hermeneutika Filosofis Hans-Georg Gadamer yang didukung dengan Analisis Wacana Kritis Teeun A. Van Dijk untuk menyingkap bagaimana Chairil Anwar memahami praktik ideologi nasionalisme pada masa tersebut dan kemudian menuangkannya dalam puisi-puisinya. Unit data yang dianalisis adalah puisi-puisinya yang bertema nasionalis yang ditulis dalam rentang waktu 1942-1949 sebanyak 13 puisi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa puisi-puisi tersebut merepresentasikan pemikiran nasionalisme Chairil Anwar. Hal ini disebabkan adanya pengaruh dari kognisi individu dan konteks sosial terhadap proses penciptaan puisi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Rozak, Abd, and Irwan Siagian. "Analisis Perubahan Bunyi Fonem pada Puisi Karya Chairil Anwar." LITERATUS 4, no. 1 (May 25, 2022): 126–29. http://dx.doi.org/10.37010/lit.v4i1.681.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis perubahan bunyi fonem yang terdapat dalam puisi-puisi karya Chairil Anwar. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif. Objek penelitian ini adalah perubahan bunyi fonem pada puisi-puisi karya Chairil Anwar. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah puisi-puisi karya Chairil Anwar. Sumber data berasal dari kumpulan puisi karya Chairil Anwar. Metode penyediaan data yaitu analisis dokumen. Perubahan bunyi fonem disebabkan oleh berbagai hal yaitu sistem morfologi bahasa, budaya pengucapan bahasa, dan konsep sistem alfabet bahasa itu sendiri. Puisi merupakan karya sastra yang di dalamnya terdapat irama, matra, rima, serta tersusun larik dan bait. Chairil Anwar ialah seorang pemuda yang lahir di Medan, Sumatera Utara pada 26 Juli 1922, Chairil Anwar dinobatkan sebagai pelopor Angkatan ’45. Hasil analisis data menyimpulkan bahwa dari 11 puisi karya Chairil Anwar terdapat 6 jenis perubahan bunyi fonem di antaranya yaitu asimilasi, disimilasi, netralisasi, zeroisasi, anaptiksis dan monoftongisasi serta 23 kata yang merupakan perubahan bunyi fonem.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Bulderita, Silvania, Erizal Gani, and Syahrul Syahrul. "EPIZEUKSIS DALAM KUMPULAN SAJAK CHAIRIL ANWAR: AKU INI BINATANG JALANG." RETORIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya 12, no. 1 (February 27, 2019): 85. http://dx.doi.org/10.26858/retorika.v12i1.7067.

Full text
Abstract:
Epizeuxis in a collection of Anwar Chairil Poems: I'm a Bitch Animal. This article aims to investigate the epizeuxis style found in the lines of Chairil Anwar's poems: I am a bitch animal. The collection of poems consisted of 76 poems from Chairil Anwar from 1942-1949 totaling 76 poems, 2 poetry transcripts, and Chairil Anwar's letters to H.B Jassin. Descriptive method is using in this research. There are 21 poems that contain epizeuxis style. Found three epizeuxis language style contained in a collection of Chairil Anwar's poems. First, the language style is repeated directly in a row. Secondly, the style of language with important words repeated as affirmation. Third, the style of language that is considered important words repeated several times in a row.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Batmang, NFN. "EKSPRESI AMIR HAMZAH DAN CHAIRIL ANWAR DALAM PUISI-PUISI PERCINTAAN (The Expression of Amir Hamzah and Chairil Anwar in Romantic-Poetry)." Kandai 15, no. 2 (December 1, 2019): 185. http://dx.doi.org/10.26499/jk.v15i2.939.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsep kekasih dalam puisi Amir Hamzah “Dalam Matamu” dan puisi Chairil Anwar “Sajak Putih” serta konsep pengkhianatan kekasih dalam puisi “Kusangka” karya Amir Hamzah dan puisi “Penerimaan” karya Chairil Anwar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Data penelitian diperoleh dengan observasi dan studi dokumen. Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan puisi hipogram Amir Hamzah dan puisi transformasi Chairil Anwar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep kekasih dalam karya Amir Hamzah dan Chairil Anwar dipandang sebagai pembawa kebahagiaan, ketenteraman, keindahan, harapan, dan kemesraan dalam suasana romantis. Namun ekspresi kedua penyair berbeda. Penyair pertama cenderung demokratis karena memandang kekasih itu sebagai ibunya, sedangkan penyair kedua cenderung individualistis karena memandang kekasih sebagai urusan pribadi. Kemudian, dalam memandang pengkhianatan kekasih, Amir Hamzah menganggapnya sebagai sesuatu yang membawa kekecewaan, kehancuran hati, dan rasa was-was sehingga sulit untuk dimaafkan, sedangkan Chairil Anwar memandangnya sebagai sesuatu yang realistis, harus diterima karena itu kenyataan hidup.(This study aims to examine the concept of lovers in the poem “Dalam Matamu” written by Amir Hamzah and “Sajak Putih” written by Chairil Anwar and the concept of betrayal of lovers in Amir Hamzah’s "Kusangka" and Chairil Anwar's "Penerimaan" poems. This study used a type of qualitative research using a case study method. Source data was obtained by observation and study of documents. Data analysis were conducted by comparing the poetry of Amir Hamzah and Chairil Anwar. The results showed that the concept of lover in the work of Amir Hamzah and Chairil Anwar was seen as a bearer of happiness, peace, beauty, hope, and intimacy in romantic situations. But, the expression of the two poets are different. The first poet tends to be democratic because he views the lover as his mother, while the second poet tends to be individualistic because he views lover as a private matter. Then, in view of betrayal of lovers, Amir Hamzah considers it as something that brings disappointment, heartbreak, and anxiety so that it is difficult to be forgiven, while Chairil Anwar sees it as something realistic, but should be accepted because it is a fact of life.)
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Rahmadani, Desy, Anny Wahyuni, and Budi Purnomo. "ANALISIS KARAKTER KEBANGSAAN CHAIRIL ANWAR SEBAGAI PELOPOR ANGKATAN 45." SWADESI: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sejarah 2, no. 1 (April 29, 2021): 38. http://dx.doi.org/10.26418/swadesi.v2i1.45909.

Full text
Abstract:
Perkembangan zaman menyebabkan timbulnya degradasi moral serta karakter bangsa yang dikhawatirkan semakin memudar. Karakter kebangsaan atau dapat diartikan sebagai sikap cinta tanah air sangat perlu ditanamkan dalam diri setiap individu. Chairil Anwar menuaikan sejarah kehidupannya dalam dunia sastra dan juga sebagai sosok pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tujuan ditulisnya artikel ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana karakter kebangsaan dari seorang Chairil Anwar sebagai pelopor angkatan 45 dan figur Chairil dalam kesusastraan. Penulisan artikel ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan kajian literature, dengan menggunakan metode penelitian sejarah dan kajian literature ini penulis menarik kesimpulan bahwasanya analisis Karakter Kebangsaan Chairil Anwar Sebagai Pelopor Angkatan 45 banyak tercermin dalam sajak-sajak dan hasil karya kesusastraannnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Purnomo, Mulyo Hadi. "Membaca Chairil Anwar Melalui Psikokritik." Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra 13, no. 1 (February 28, 2018): 56. http://dx.doi.org/10.14710/nusa.13.1.56-63.

Full text
Abstract:
The poem "Aku" by Chairil Anwar is often identified with the spirit of nationalism. Because indeed Chairil Anwar is widely known as the pioneer of the 45th Generation which is synonymous with independence and nationalism. Psychocritical readings by looking at superpositions / piles of text indicate the passion of tanatos (death) which is even more prominent.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Suci, Novira Aprianti, Nensilianti Nensilianti, and Faisal Faisal. "Misery And Faithfulness In “Aku Ini Binatang Jalang” Anthology Of Poetry By Chairil Anwar: Paul Ricoeur’s Hermeneutics Review." Phonologie : Journal of Language and Literature 1, no. 2 (June 30, 2021): 138. http://dx.doi.org/10.26858/phonologie.v1i2.21993.

Full text
Abstract:
Abstract. This study aims to describe the interpretation of the symbols of misery and the symbols of loyalty contained in the poetry anthology Aku Ini Binatang Jalang by Chairil Anwar using the Hermeneutic theory of Paul Ricoeur. This study used qualitative research methods. The data in this study are poetry quotes in the form of sentences that describe symbols of misery and symbols of loyalty experienced by Chairil as a writer in nine poems. The data source in this research is the poetry anthology Aku Ini Binatang Jalang by Chairil Anwar. The data collection techniques in this study were reading techniques and note taking techniques. The analysis of this research was carried out by identifying, classifying, analyzing, and describing symbols of misery and symbols of loyalty in the poetry anthology Aku Ini Binatang Jalang by Chairil Anwar with a review of Paul Ricouer's Hermeneutics.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Rachmawati, Raja. "STRATEGI PENERJEMAHAN PUISI-PUISI CHAIRIL ANWAR OLEH RAFFEL DALAM BUKU THE COMPLETE PROSE AND POETRY OF CHAIRIL ANWAR." Madah: Jurnal Bahasa dan Sastra 4, no. 2 (August 24, 2017): 140. http://dx.doi.org/10.31503/madah.v4i2.536.

Full text
Abstract:
This article discusses Indonesian—Poetry translation. The purpose of this article is to describe the strategies of translating poetry of Chairil Anwar by Raffel Raffel in “The Complete Prose and Poetry of Chairil Anwar”, a book written and edited by Raffel Raffel. In order to reach the purpose, the poetries of the source language are compared with the poetries of the target language in order to find out the strategy used in the translation. The method applied in this study is a qualitative descriptive analysis of the meaning. The data were analyzed by using some strategies of translation theory in general given by Newmark, Vinay and Dalberhet, Baker, and Hoed and the strategy of translating poetry by Lavefere. The result of the analysis shows that the general translation strategy used in the translation of Chairil Anwar Poetries are modulation translation, calque or literal translation, descriptive equivalence translation, generic words translation, additional translation and interpretation translation. Meanwhile the strategies of translating poetry used by Raffel are metrical translation, rhymed translation, blank verse translation, and interpretation translation.AbstrakPenelitian ini membahas penerjemahan puisi bahasa Indonesia kedalam bahasa Inggris. Tujuannya adalah mendeskripsikan strategi penejemahan puisi-puisi Chairil Anwar oleh Raffel Raffel dalam bukunya yang berjudul The Complete Prose and Poetry of Chairil Anwar. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, puisi-puisi Chairil Anwar dalam bahasa Indonesia dibandingkan dengan terjemahannya dalam bahasa Inggris. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data dianalisis dengan menggunakan strategi penerjemahan secara umum yang dikemukakan oleh Newmark, Vinay dan Dalberhet, Baker, and Hoed dan strategi penerjemahan puisi oleh Andre Lavefere. Hasil analisis menunjukkan bahwa strategi penejemahan umum yang digunakan dalam menerjemahkan puisi Chairil Anwar adalah strategi penerjemahan modulasi, calque atau penerjemahan literal, kesepadanan deskriptif, penerjemahan dengan kata generik atau kata yang lebih umum, penerjemahan dengan tambahan dan penerjemahan dengan pengurangan. Sedangkan strategi penerjemahan puisi yang digunakan oleh Raffel adalah penerjemahan metris, penerjemahan rima atau sajak, penerjemahan bait secara bebas, dan penerjemahan interpretasi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Panjaitan, Indra Purnawan. "Imagery In The Poem “Siap Sedia” By Chairil Anwar." TEKSTUAL 20, no. 1 (July 21, 2022): 19. http://dx.doi.org/10.33387/tekstual.v20i1.4653.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis imaji yang terdapat dalam puisi Siap Sedia karya Chairil Anwar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tertulis berupa imajiner dalam puisi Siap Sedia karya Chairil Anwar. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknik notetaking. Berdasarkan analisis imajiner dalam puisi Siap Sedia karya Chairil Anwar, dapat disimpulkan bahwa karya penyair menggunakan beberapa imajiner seperti visual, auditori, dan tackle. Imajiner visual terdapat pada Bait 1, 2, dan 7. Imajiner tackle terdapat pada Bait 4, 5. dan Imajiner pendengaran hanya terdapat pada Bait 3. Jadi, imajiner visual yang terdapat hampir pada setiap bait.This research aims to describe the types of imagery in the poem Siap Sedia by Chairil Anwar. The method used in this research is descriptive qualitative method. This type of research is library research. The data that is used in this research is written data such as imagery in the poem Siap Sedia by Chairil Anwar. The technique that is used to collect data in this study is the notetaking technique. Based on the imagery analysis in the poetry Siap Sedia by Chairil Anwar, it can be concluded that the work of the poet uses several images such as visual imagery, Auditory imagery, and tactle imagery. Visual imagery can be found in Stanza 1, 2, and 7. Tactle imagery can be found in Stanza 4, 5. and Auditory imagery only can be found in Stanza 3. So, Visual imagery that is almost in every stanza.Keywords: Literary, Poetry, Imagery
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Fransori, Arinah. "Analisis Stilistika pada Puisi Kepada Peminta-Minta Karya Chairil Anwar." DEIKSIS 9, no. 01 (February 17, 2017): 1. http://dx.doi.org/10.30998/deiksis.v9i01.884.

Full text
Abstract:
<p>Karya sastra sebagai kajian dari stilistik yang menggunakan gaya bahasa sastra sebagai media untuk menemukan nilai estetisnya. Stilistika adalah ilmu pemanfaatan bahasa dalam karya sastra. Penggunaan gaya bahasa secara khusus dalam karya sastra yang diciptakan sendiri oleh pengarang. Oleh sebab itu, tujuan analisis puisi ini adalah mendeskripsikan bahasa dan pembentukan kata dengan aplikasi kajian stilistika pada puisi Kepada Peminta-Minta karya Chairil Anwar. Berdasarkan pendekatan stilistika yang dikemukakan sebagai dasar untuk kajian teori yang digunakan dalam analisis. Pendekatan ini mempegaruhi daya cipta dalam sebuah puisi, sebagai contoh puisi Kepada Peminta-Minta karya Chairil Anwar yang dikaji dari struktur pembentukan kata (fisik) dan unsur jiwa pembangunnya, yaitu struktur batin. Dalam kajian puisi tersebut, menonjolkan berbagai aspek pembentukan kata yang kuat dan tak terduga. Sikap Chairil Anwar yang kritis dalam menampilkan gambaran yang sesungguhnya tentang kehidupan rakyat miskin atau kaum melarat. Hal ini mampu menyampaikan pesan secara tidak langsung kepada pembaca, bagaimana sikap dan perilaku yang seharusnya dilakukan. Berdasarkan hasil analisis terhadap puisi Kepada Peminta-Minta karya Chairil Anwar yang menonjolkan berbagai aspek pembentukan kata yang kuat dan tak terduga. Kemudian dari aspek batin, bagaimana Chairil Anwar yang memiliki sikap ekspresionisme memberikan sajian puisi yang ekspresif. Puisi ini juga menunjukkan sikap sosial dan kenyataan yang terjadi pada masyarakat. <br />Kata-kata kunci: analisis stilistika, puisi.</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Raffel, Burton. "A lost poem by Chairil Anwar." Indonesia Circle. School of Oriental & African Studies. Newsletter 23, no. 66 (June 1995): 154–59. http://dx.doi.org/10.1080/03062849508729844.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Hambali, Hambali, and Anzar Anzar. "KAJIAN IMPRESIONISTIK PUISI-PUISI KARYA CHAIRIL ANWAR." KONFIKS : JURNAL BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2, no. 2 (February 10, 2017): 92. http://dx.doi.org/10.26618/jk.v2i2.409.

Full text
Abstract:
AbstracThe main problem in this research is how the image of impressionistic contained in a collection of poems by Anwar based figure of speech, rhyme and diction. This study was a qualitative study in depth about impressionistic based figure of speech, rhyme, and diksi. Data resources was a book of poems by Anwar entitled Aku ini Binatang Jalan. It published by Gramedia Pustaka Utama, in 1986 in Jakarta. Data collection techniques used twofold: (1) the primary data obtained from animal bitch bukuAku It works Anwar who is the object of study in this research. (2) The secondary data in the form of opinions or comments of a critic of literature in books of literature relating to this study. The Results of this study were impresionistik which contained in the poems of Chairil Anwar based of figure speech, rhyme and diction. Majas Metaphor, personification, hyperbole, repetition, and sinekdok were the dominant figure of speech in a poem by Chaeril Anwar )and assonance. Diction used words in everyday life but contains a deep meaning to describe the happiness or sadness.Keywords: impressionistic, romance poetry AbstrakMasalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana gambaran impresionistik yang terdapat dalam kumpulan puisi karya Chairil Anwar berdasarkan majas, rima, dan diksi. Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif yaitu mengkaji secara mendalam tentang impresionistik berdasarkan majas, rima, dan diksi.Sumber data yaitu buku kumpulan puisi karya Chairil Anwar berjudul Aku Ini Binatang Jalang.Diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama, pada tahun 1986 di Jakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan ada dua yaitu: (1) Data primer diperoleh dari bukuAku Ini Binatang Jalang karya Chairil Anwar yang merupakan objek kajian dalam penelitian ini. (2) Data sekunder berupa pendapat atau komentar dari kritikus tentang karya sastra dalam buku-buku sastra yang berkaitan dengan penelitian ini. Hasil penelitian ini yaitu impresionistikyang terkandung dalam puisi-puisi karya Chairil Anwarberdasarkan majas, rima, dan diksi. Majas metafora, personifikasi, hiperbola, repetisi, dan sinekdok merupakan majas yang dominan di dalam puisi karya Chairil Anwar bertema percintaan. Rima yang terkandung didominasi oleh rima rangkai, rima silang, aliterasi, dan asonansi. Diksi yang digunakan merupakan kata-kata dalam keseharian tetapi mengandung makna yang dalam untuk menggambarkan kebahagian maupun kesedihan.Kata Kunci: Impresionistik, puisi percintaan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Gita, Mega Rebeca, and Achmad Yudhi. "Analisis Majas dan Citraan Pada Kumpulan Puisi Deru Campur Debu." Jurnal Suluh Pendidikan 10, no. 2 (September 23, 2022): 41–47. http://dx.doi.org/10.36655/jsp.v10i2.716.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang bentuk citraan dan majas dalam kumpulan puisi Deru Campur Debu Karya Chairil Anwar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik analisis isi. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan teknik analisis data dengan langkah-langkah: reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan/verifikasi. Data dalam penelitian ini berupa citraan dan majas dalam kumpulan puisi Deru Campur Debu Karya Chairil Anwar . Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kumpulan puisi Deru Campur Debu Karya Chairil Anwar terdapat beragam citraan dan majas yang cukup bervariasi. Citraan yang digunakan pengarang dapat menciptakan imajinasi yang lebih hidup. Citraan yang terdapat pada kumpulan puisi tersebut yaitu citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan gerak, citraan perabaan, citraan penciuman, citraan pengecapan serta majas ada personifikasi,metafora,hiperbola dan alegori. Adapun puisi yang dianalisis antara lain “Kawan ku dan Aku”, “Sajak Putih”, dan “Nocturno”.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Tjodding, Tjodding, and Inayah Januarti. "TILISTIKA DALAM PUISI “KERIKIL TAJAM DAN YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS” KARYA CHAIRIL ANWAR." KONFIKS : JURNAL BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2, no. 1 (February 9, 2017): 1. http://dx.doi.org/10.26618/jk.v2i1.395.

Full text
Abstract:
Abstract The problems addressed in this study, namely: (1) How is the form of assonance and alliteration in poetry collection of sharp gravel and deprived and the Disconnect work of Anwar? (2) How does the selection of the connotation and denotation in diction contained in a collection of poems sharp gravel and deprived and the Disconnect work of Anwar? (3) What is the meaning of style in a collection of poems sharp gravel and deprived and the Disconnect work of Anwar. The method in this research used deskriptiva qualitative. Data collection techniques used technique of record, because the data in the form of text. Based on this analysis we can conclude several things, namely: (1) The use or selection of language sounds used in Poetry Gravel sharp and deprived and the Disconnect work of Anwar, discovered the existence of assonance 'equation vowel' a widely used sound a, i, u, e, o. Alliteration 'equation consonant sounds used dalamPuisi Gravel sharp and deprived and the Disconnect work of Anwar is consonant / p /, / s /, / g /, / k /, / t /, / l /, / k /. / m / and /b/.(2) Diction in poetry sharp gravel and deprived and the Disconnect Anwar's work can be viewed in terms of vocabulary, diction, and denotation and connotation. (3) The use of force contained in the language of poetry Gravel sharp and deprived and the Disconnect work Chairil Anwaradalah (a) metaphor, (b) allusion, (c) hyperbole, (d) synesthesia, (e) allegory, (f) the personification, (g) fable (h) the symbolic, ( i) reps. Keywords: Stilistika, diction, style, sound aspects Abstrak Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu: (1) Bagaimana bentuk asonansi dan aliterasi dalam kumpulan puisi Kerikil tajam dan yang terampas dan yang Putus karya Chairil Anwar? (2) Bagaimana pemilihan konotasi dan denotasi dalam diksi yang terdapat dalam kumpulan puisi Kerikil tajam dan yang terampas dan yang Putus karya Chairil Anwar? (3)Bagaimanakah makna gaya bahasa dalam kumpulan puisi Kerikil tajam dan yang terampas dan yang Putus karya Chairil Anwar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptifkualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik catat, karena data-datanya berupa teks. Berdasarkan analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu: (1)Pemanfaatan atau pemilihan bunyi-bunyi bahasa yang dipergunakan dalam Puisi Kerikil tajam dan yang Terampas dan yang Putus karya Chairil Anwar, ditemukan adanya asonansi ‘persamaan bunyi vokal’ yang banyak dipakai bunyi a, i, u, e, o. Aliterasi ‘persamaan bunyi konsonan yang digunakan dalamPuisi Kerikil tajam dan yang Terampas dan yang Putus karya Chairil Anwar adalah bunyi konsonan /p/, /s/, /g/, /k/, /t/,/l/,/k/./m/ dan /b/.(2) Diksi dalam puisi Kerikil tajam dan yang Terampas dan yang Putus karya Chairil Anwar dapat ditinjau dari segi kosakata, pemilihan kata, dan denotasi serta konotasinya.(3)Pemakaian gaya bahasa yang terdapat dalam puisi Kerikil tajam dan yang Terampas dan yang Putus karya Chairil Anwaradalah (a) metafora, (b) alusio, (c) hiperbola, (d) sinestesia, (e) alegori, (f) personifikasi, (g) fabel (h) simbolik, (i) repetisi.Kata kunci: Stilistika, diksi, gaya bahasa, aspek bunyi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Husni, Muhammad. "ABSURDITAS DALAM PUISI DERAI-DERAI CEMARA KARYA CHAIRIL ANWAR." Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya 9, no. 2 (October 30, 2021): 210. http://dx.doi.org/10.20961/basastra.v9i2.54034.

Full text
Abstract:
Absurditas merupakan hubungan antara alam batin manusia dan alam dunia nyata, baik yang bersifat harmonis maupun disharmorni, yang potensial menjadi sumber inspirasi penulisnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui absurditas dalam puisi <em>Derai-Derai Cemara</em> karya Chairil Anwar. Artikel ini dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui analisis dokumen secara kritis. Teori absurditas yang dimaksud dalam penelitian ini ialah absurdisme yang dipopulerkan oleh Albert Camus. Hasil temuan dalam penelitian ini menunjukkan puisi <em>Derai-Derai Cemara</em> karya Chairil Anwar mengandung nilai-nilai absurditas. Absurditas tersebut ialah pemaknaan hidup, keterasingan, harapan, dan pemberontakan. Dalam puisi <em>Derai-Derai Cemara</em>, Chairil Anwar memberikan pandangannya bahwa “<em>hidup hanya menunda kekalahan</em>.” Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa puisi ini menggambarkan usaha seorang manusia menjalani hidup yang absurd tanpa jalan yang pasti.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Fadjarwati, Dhiana. "Figurative Meaning Used by Chairil Anwar on his Poetry ‘Krawang-Bekasi’." JournEEL (Journal of English Education and Literature) 1, no. 2 (December 27, 2019): 40–50. http://dx.doi.org/10.51836/journeel.v1i2.48.

Full text
Abstract:
The purpose of this study was to describe the figurative meaning applied in the poetry written by Chairil Anwar “Krawang-Bekasi”. This study was done by applying descriptive qualitative design by in the semantics theory supported by theory of figurative meaning proposed by Leech (1981). The instrument was the researcher as the primary instrument of the study. The data were examined into the description form within the poetry. The findings showed: (1) This poetry portrayed the war in Military Aggression I and II in Indonesia and described the story of the young soldiers Indonesia to grab Indonesia‘s independency; (2) Chairil Anwar also wrote the peace messages from the young dead soldiers who killed during the war. Chairil Anwar used alliteration and refrain to make a lyrical sound; used visual imagery, internal sensation imagery, and auditory imagery to involve the reader into the poetry. To broaden the reader‘s imaginations, used personification and symbol in case to illustrate the figurative meaning in the poetry.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Aspahani, Hasan. "Melihat Chairil dari Empat Lembar Catatan Jassin." Dekonstruksi 8, no. 01 (September 28, 2022): 56–65. http://dx.doi.org/10.54154/dekonstruksi.v8i01.118.

Full text
Abstract:
H.B. Jassin meninggalkan catatan harian yang ditulis dengan mesin ketik. Catatan ini terkait pemikiran, opini, dan tinjauannya atas situasi yang ia hadapi terkait pekerjaannya. Juga sedikit cerita pribadi.Catatan Jassin itu bisa menjadi bahan penting dan amat kuat menggambarkan beberapa hal tentang Chairil Anwar, sosok yang ia beri perhatian penuh itu, juga melukiskan situasi Jakarta ketika Jepang sedang berkuasa. Terhadap kuasa Jepang kala itu, kalau mau selamat orang harus jadi munafik “bermoeka doea”. Pergantian kekuasan dari Belanda ke Jepang amat mendadak. Jepang harus mencurigai semua orang sebagai pendukung Belanda. Penangkapan, penyiksaan, pengawasan amat menekan kehidupan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Tiwon, Sylvia. "Ordinary songs: Chairil Anwar and traditional poetics." Indonesia Circle. School of Oriental & African Studies. Newsletter 20, no. 58 (June 1992): 3–18. http://dx.doi.org/10.1080/03062849208729782.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Yuliatun, Khomsatun, Yusra D, and Agus Salim. "Analisis Struktural dalam Kumpulan puisi "Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus"karya Chairil Anwar serta Relevansinya terhadap pembelajaran bahasa indonesia di SMA." Basastra 11, no. 1 (April 29, 2022): 12. http://dx.doi.org/10.24114/bss.v11i1.33082.

Full text
Abstract:
PPenenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur pembangun puisi dalam kumpulan “Kerikil Tajam dan Yaang Terampas dan Yang Putus” Karya Chairil Anwar Serta Relevansinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Data penelitian ini adalah berupa kata, kutipan dan kalimat dalam kumpulan tersebut. Sumber data penelitian ini adalah buku kumpulan Puisi Kerikil Tajam dan Yang Terhempas dan Yang Putus karya Chairil Anwar yang diterbitan pada tahun 2020 oleh penerbit NARASI. Pengumpulan data menggunakan teknik studi pustaka, wawancara, dokumentasi, dan melakukan teknik pembacaan terpadu secara komprehensif terhadap objek kajian yaitu 43 judul puisi. Analisis data yang digunakan adalah model Miles and Huberman. Pengujian keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi. Dari hasil penelitian, 43 puisi dalam kumpulan ini dapat digunakan sebagai bahan ajar, karena unsur pembangun yang terdapat di dalam kumpulan puisi karya Chairil Anwar cukup lengkap,yaitu duksi, citraan, kata konkret, majas, verifikasi, tipografi, tema, nada, perasaan, dan amanat. Kelengkapan unsur pembangun dalam puisi menjadi berpengaruh dalam pemilihan bahan ajar oleh pendidik, karena dalam KD 3.17 Menganalisis unsur pembangun puisi terdapat indikator yang mengharuskan peserta didik untuk mampu memahami dan menganalisis unsur pembangun dalam puisi, kemudian berdasarkan tingkat kesulitan, puisi karya Chairil Anwar tidak begitu sulit, hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru bahasa Indonesia kelas X, bahasa yang digunakan penyair dalam kumpulan puisi ini dapat dipahami oleh pembaca sehingga layak dijadikan pertimbangan oleh pendidik dalam pemilihan bahan ajar di SMA. Kata Kunci: Struktur puisi, pembelajaran Bahasa Indonesia, SMA
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Januarti, Inayah. "STILISTIKA DALAM PUISI “KERIKIL TAJAM DAN YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS” KARYA CHAIRIL ANWAR." KONFIKS : JURNAL BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 6, no. 1 (November 13, 2019): 1–9. http://dx.doi.org/10.26618/jk.v6i1.372.

Full text
Abstract:
ABSTRAKPermasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu: (1) Bagaimana bentuk asonansi dan aliterasi dalam kumpulan puisi Kerikil tajam dan yang terampas dan yang Putus karya Chairil Anwar? (2) Bagaimana pemilihan konotasi dan denotasi dalam diksi yang terdapat dalam kumpulan puisi Kerikil tajam dan yang terampas dan yang Putus karya Chairil Anwar? (3) Bagaimanakah makna gaya bahasa dalam kumpulan puisi Kerikil tajam dan yang terampas dan yang Putus karya Chairil Anwar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik catat, karena data-datanya berupa teks. Berdasarkan analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu: (1) Pemanfaatan atau pemilihan bunyi-bunyi bahasa yang dipergunakan dalam Puisi Kerikil tajam dan yang Terampas dan yang Putus karya Chairil Anwar, ditemukan adanya asonansi ‘persamaan bunyi vokal’ yang banyak dipakai bunyi a, i, u, e, o. Aliterasi ‘persamaan bunyi konsonan yang digunakan dalam Puisi Kerikil tajam dan yang Terampas dan yang Putus karya Chairil Anwar adalah bunyi konsonan /p/, /s/, /g/, /k/, /t/,/l/,/k/./m/ dan /b/. (2) Diksi dalam puisi Kerikil tajam dan yang Terampas dan yang Putus karya Chairil Anwar dapat ditinjau dari segi kosakata, pemilihan kata, dan denotasi serta konotasinya. (3) Pemakaian gaya bahasa yang terdapat dalam puisi Kerikil tajam dan yang Terampas dan yang Putus karya Chairil Anwar adalah (a) metafora, (b) alusio, (c) hiperbola, (d) sinestesia, (e) alegori, (f) personifikasi, (g) fabel (h) simbolik, (i) repetisi.Kata kunci: Stilistika, diksi, gaya bahasa, aspek bunyiAbstractThe problems discussed in this study, namely: (1) How do the assonance and alliteration in poetry collection sharp gravel and seized and that the End works Anwar? (2) How does the selection of connotation and denotation in diction contained in a collection of poems sharp gravel and seized and that the End works Anwar? (3) What is the meaning of the language in the style of a collection of poetry and sharp gravel seized and the work of Anwar Disconnect.The method used in this research is descriptive qualitative method. Data collection techniques used in this research was noted, because the data in the form of text. Based on this analysis we can conclude several things, namely: (1) The use or selection of language sounds used in Poetry Gravel sharp and seized and that the End works Anwar, found their assonance 'equation vowel' a widely used sound a, i, u, e, o. Alliteration 'equation consonant sounds used in Poetry Gravel sharp and seized and that the End works Anwar is consonant / p /, / s /, / g /, / k /, / t /, / l /, / k / ./m/ and / b /. (2) Gravel sharp diction in poetry and seized and that the End Anwar's work can be viewed in terms of vocabulary, diction, and denotation and connotation. (3) Use a style that is contained in the poem Gravel sharp and seized and that the End works Anwar is (a) metaphor, (b) allusion, (c) hyperbole, (d) synesthesia, (e) the allegory, (f) personification, (g) fable (h) the symbolic, (i) reps.Keywords: Stilistika, diction, style, sound aspects
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Suskandiati, Suskandiati. "ANALISIS STILISTIKA KUMPULAN PUISI ”DERU CAMPUR DEBU” KARYA CHARIL ANWAR." EDU-KATA 5, no. 2 (August 31, 2019): 129–38. http://dx.doi.org/10.52166/kata.v4i2.1014.

Full text
Abstract:
The purpose of this study was to describe (1) the diction, (2) prosody, and (3) the use of stylistic collection of poems "Mixed roar of Dust" by Chairil this Anwar.Penelitian using qualitative methods that are deskriptif.Objek this study were 1) structure, diction, figure of speech, prosody, stylistics and 2) the meaning or message contained in the poetry of Chairil Anwar. This research data is lines and verses that contain 1) the structure, diction, figure of speech, prosody, and style, as well as 2) the meaning and the message or thought that would be submitted by the poet. Data collection techniques are engineering documentation. Techniques and procedures analysis using three grooves: data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results showed that one characteristic of poetry Chairil Anwar is the powers that be in the choice of words. Every word he created capable of causing a strong imagination, and evoke a different impression, able to liven up the atmosphere, with vivid, so it emits a deep compassion for peniklmatnya. In addition, the strength in diction, characteristic lies in the poetry and literary.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Miswar, Miswar. "KENANGAN MASA LALU, PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN DALAM PUISI-PUISI CHAIRIL ANWAR." Jurnal Basicedu 2, no. 1 (April 28, 2018): 120–34. http://dx.doi.org/10.31004/basicedu.v2i1.130.

Full text
Abstract:
Puisi adalah salah satu karya sastra yang populer dalam dunia kesusastraan, baik di Indonesia maupun di tingkat dunia. Banyak pihak merasa kesulitan untuk memahami puisi secara tepat dan benar. Sebab, untuk memahami puisi tidak semudah memahami tulisan ilmiah. Dalam puisi, tidak menggunakan bahasa seperti dalam tulisan ilmiah, tetapi banyak menggunakan kata yang mengandung makna ganda. Menterjemahkan puisi, antara seseorang dengan yang lain, mungkin hasil akan berbeda. Ini, tergantung dari sudut pandang masing-masing. Sebenarnya, untuk dapat memahami dan menterjemah puisi dengan baik, paling tidak harus memahami dua unsur yang membangun puisi, yaitu unsur intrinsik, dan ekstrinsik karya sastra. Kajian ini mencoba untuk melihat tentang: (1). Adakah suasana kenangan masa lalu dalam puisi Cahril Anwar? (2). Apakah ada manfaat puisi-puisi Chairil Anwar untuk pendidikan dan pengajaran? Hasil kajian ini menujukkan bahwa, puisi-puisi Chairil Anwar mempunyai berbagai kenangan masa lalu, dan puisi-puisi Chairil Anwar mempunyai manfaat bagi pendidikan dan pengajaran. Kajian ini menggunakan analisis kualtitatif, yaitu sebuah analisis menggunakan logika berfikir, dan pendekatan sosio-budaya dalam memaknai karya sastra.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Miswar, Miswar. "KENANGAN MASA LALU, PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN DALAM PUISI-PUISI CHAIRIL ANWAR." Jurnal Basicedu 2, no. 1 (October 4, 2018): 120–34. http://dx.doi.org/10.31004/basicedu.v2i1.33.

Full text
Abstract:
Puisi adalah salah satu karya sastra yang populer dalam dunia kesusastraan, baik di Indonesia maupun di tingkat dunia. Banyak pihak merasa kesulitan untuk memahami puisi secara tepat dan benar. Sebab, untuk memahami puisi tidak semudah memahami tulisan ilmiah. Dalam puisi, tidak menggunakan bahasa seperti dalam tulisan ilmiah, tetapi banyak menggunakan kata yang mengandung makna ganda. Menterjemahkan puisi, antara seseorang dengan yang lain, mungkin hasil akan berbeda. Ini, tergantung dari sudut pandang masing-masing. Sebenarnya, untuk dapat memahami dan menterjemah puisi dengan baik, paling tidak harus memahami dua unsur yang membangun puisi, yaitu unsur intrinsik, dan ekstrinsik karya sastra. Kajian ini mencoba untuk melihat tentang: (1). Adakah suasana kenangan masa lalu dalam puisi Cahril Anwar? (2). Apakah ada manfaat puisi-puisi Chairil Anwar untuk pendidikan dan pengajaran? Hasil kajian ini menujukkan bahwa, puisi-puisi Chairil Anwar mempunyai berbagai kenangan masa lalu, dan puisi-puisi Chairil Anwar mempunyai manfaat bagi pendidikan dan pengajaran. Kajian ini menggunakan analisis kualtitatif, yaitu sebuah analisis menggunakan logika berfikir, dan pendekatan sosio-budaya dalam memaknai karya sastra.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Octariana, Anne Ratna. "Implementasi Model Discovery Learning dalam Menemukan Realitas Kehidupan dalam Biografi Chairil Anwar." Alinea: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaran 8, no. 2 (October 30, 2019): 123. http://dx.doi.org/10.35194/alinea.v8i2.435.

Full text
Abstract:
Artikel ini membahas penerapan model discovery learning dalam pembelajaran menemukan realitas kehidupan dalam sebuah biografi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Subjek penelitian ini adalah 32 siswa kelas X IPS 5 SMA Pasundan 1 Cianjur. Pengumpulan data dilakukan dengan angket dan hasil kerja siswa. Hasil kemampuan siswa dalam menemukan realitas kehidupan dianalisis dengan teknik analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menemukan realitas kehidupan dalam biografi Chairil Anwar dengan model discovery learning sudah baik.This article discusses the application of discovery learning model in learning of finding reality of life in a biography. The method used in this research was descriptive method. The subjects of this study were 32 students of class X IPS 5 of SMA Pasundan 1 Cianjur. Data were collected from questionnaire and students’ work. The results of students' work in finding the reality of life were analyzed by content analysis techniques. The results show that the ability of students to find the reality of life in Chairil Anwar's biography with the discovery learning model was good.Kata Kunci : biografi, Chairil Anwar, Discovery Learning
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Sitohang, Kusmadi. "PENGKAJIAN PUISI PENERIMAAN CHAIRIL ANWAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN STILISTIKA." Jurnal Membaca (Bahasa dan Sastra Indonesia) 3, no. 1 (April 20, 2018): 45. http://dx.doi.org/10.30870/jmbsi.v3i1.3744.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Ntelu, Asna, Ellyana Hinta, Yelin Yasin, and Supriyadi Supriyadi. "Bahasa figuratif dalam puisi-puisi karya Chairil Anwar." AKSARA: Jurnal Bahasa dan Sastra 21, no. 1 (April 30, 2020): 41–56. http://dx.doi.org/10.23960/aksara/v21i1.pp41-56.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Dirman, Rio, La Ode Syukur, and La Ode Balawa. "ANALISIS STRUKTUR PUISI DALAM KUMPULAN PUISI “AKU INI BINATANG JALANG” KARYA CHAIRIL ANWAR." Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) 4, no. 2 (April 1, 2019): 331. http://dx.doi.org/10.36709/jb.v4i2.10743.

Full text
Abstract:
Analisis Struktur Puisi Dalam Kumpulan Puisi “Aku Ini Binatang Jalang” Karya Chairil Anwar. Masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah struktur puisi dalam Kumpulan Puisi “Aku Ini Binatang Jalang” Karya Chairil Anwar? Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan struktur puisi dalam Kumpulan Puisi “Aku Ini Binatang Jalang” Karya Chairil Anwar. Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah penelitian kepustakaan (library Research) yaitu dengan cara mengadakan studi lewat bahan bacaan yang relevan serta mendukung penelitian ini. Bahan bacaan yang dimaksud adalah puisi. Penelitian ini menggunakan pendekatan struktural. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode desktiptif kualitatif. Deskriptif yaitu penggambaran atau penyajian data berdasarkan kenyataan-kenyataan secara objektif sesuai dengan objek penelitian, dengan cara menelaah secara seksama puisi yang diteliti. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data tertulis berupa tiga puisi yaitu: 1. Hampa, 2. Di Mesjid, 3. Diponegoro. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik baca catat.Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah srtuktur batin dan struktur fisik puisi yang terdiri dari tiga puisi yang masing-masing memiliki empat struktur batin yaitu: Tema, nada, perasaan, dan amanat. dan enam struktur fisik yaitu diksi, pengimajian, kata konkret, gaya bahasa, verifikasi, dan tipografi. Kata Kunci: struktur fisik, struktur batin
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Sti M, Ratri, and Yosi Wulandari. "Perbandingan Puisi “Doa” Karya Chairil Anwar dan “Tuhanku” Karya Herawati Mansur." GHANCARAN: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 4, no. 1 (July 13, 2022): 121–30. http://dx.doi.org/10.19105/ghancaran.v4i1.5762.

Full text
Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesamaan tema dalam puisi “Doa” karya Chairil Anwar dan puisi “Tuhanku” karya Herawati Mansur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan kedua puisi tersebut. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif komparatif. Sumber data yang digunakan yaitu puisi “Doa” dari Chairil Anwar dan puisi “Tuhanku” dari Herawati Mansur. Penelitian ini menggunakan pendekatan intertekstualitas. Hasil penelitian ini adalah persamaan dan perbedaan dari kedua puisi tersebut. Persamaanya meliputi penggunaan diksi, majas hiperbola, dan pemaknaan dalam larik puisi. Sedangkan perbedaannya meliputi judul, larik, dan amanat. Puisi “Doa” memiliki 16 larik sedangkan puisi “Tuhanku” memiliki 18 larik. Puisi “Doa” memiliki amanat mengajak pembaca untuk merenungkan dan menghayati hidup. Sedangkan, puisi “Tuhanku” memiliki amanat sebagai makhluk harus senantiasa patuh dan beriman kepada Tuhan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Helmawan, Novri, and Indah Lestari. "The Approaches, Strategies, and Imageries on the Translation of the Poem “Refugees Blues”." International Journal of Linguistics, Literature and Translation 5, no. 8 (August 19, 2022): 103–11. http://dx.doi.org/10.32996/ijllt.2022.5.8.12.

Full text
Abstract:
This research aims at describing the approaches and strategies applied by Chairil Anwar in translating the poem of W.H. Auden’s Refugees Blues into its translation poem in Indonesian, Lagu Orang Usiran. This research also aims at finding out what kinds of imageries are contained in the poem and its translation. The method used for this research is a qualitative descriptive analysis by conducting research procedures as follows: 1) determining data and data sources of the translation to be examined; 2) determining the problems and aims of the research; 3) comparing the source text and the target text to identify the translation approaches and the strategies applied; 4) identifying the kinds of imageries in the poem and its translation; 5) drawing conclusion of the research and proposing suggestion. The results of the research show that 1) Chairil Anwar applied a mimetic approach by largely translating the meanings and the forms of the source text faithfully; 2) There are four kinds of imagery in the source poem and its translation, i.e., visual imagery, auditory imagery, kinesthetic imagery, and organic imagery; 3) regarding the translation strategies Chairil Anwar used Rhymed translation strategy by staying faithfully on the rhymes, particularly on the end rhyme on the first and the second lines, and repetition on the third lines of every stanza.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Atmaja, Loliek Kania, Ajat Manjato, and Septina Lisdayanti. "PENGIMAJIAN DALAM PUISI KERIKIL TAJAM YANG TEREMPAS KARYA CHAIRIL ANWAR." Lateralisasi 9, no. 1 (July 27, 2021): 65–71. http://dx.doi.org/10.36085/lateralisasi.v9i1.1753.

Full text
Abstract:
Puisi dimanfaatkan oleh penyair sebagai sumber inspirasi kreatif, sarana estetika, hingga cara berpikir untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Puisi mempunyai susunan kata terpilih yang apabila dibaca akan mampu membangun gambaran, menghasilkan bayangan imajinatif, dan berkesan dalam pikiran pembaca. Rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah Pengimajian dalam Kumpulan Puisi Kerikil Tajam yang Terempas Karya Chairil Anwar ? Tujuan penelitian ini adalah: untuk mendeskripsikan Pengimajian dalam Kumpulan Puisi Kerikil Tajam yang Terempas Karya Chairil Anwar. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : mampu menambah wawasan dan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan mengenai studi sastra Indonesia, khususnya dengan pembelajaran sastra. penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan tambahan untuk menambah pengetahuan, keterampilan berbahasa khususnya puisi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : Pengimajian dalam Kumpulan Puisi Kerikil Tajam yang Terempas Karya Chairil Anwar yakni 1. Pengimajian penglihatan, 2. Pengimajian pendengaran, 3. Pengimajian gerakan, 4. Pengimajian perabaan, 5. Pengimajian penciuman, 6. Pengimajian pencecapan, dan 7. Pengimajian synaesthetic. Dari hasil penelitian ini, beberapa hal yang penulis sarankan untuk menambah wacana tentang kajian pengimajian. Kajian pengimajian memiliki kedudukan yang cukup signifikan dalam tataran teori sastra. Sebagai salah satu pembedahan karya sastra berupa pengimajian yang mampu memberikan pandangan lain dari sebuah karya sastra. Dengan memanfaatkan teori-teori gaya bahasa yang didasarkan pada pemahaman ilmu sastra, analisis terhadap karya sastra akan menghasilkan warna pemahaman yang lebih terhadap kedudukan seorang dalam sisi sastra.Kata Kunci     : Pengimajian, Puisi, Kerikil Tajam yang Terempas
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Viktorahadi, Bhanu. "Tiga Lapis Makna Puisi ‘Aku Berkaca’ Karya Chairil Anwar." FOCUS 1, no. 1 (June 22, 2022): 33–40. http://dx.doi.org/10.26593/focus.v1i1.4083.

Full text
Abstract:
Interpretation is the art of seeking meaning just as the author originally intend- ed. In the process, the author’s intent becomes the key of which among many towards an interpretation. Each interpretation requires the interpreter to enter the author’s mind and identify with the author, achieve total experience or repeat the global experience of the author and enter the realm of his emotions. Chairil Anwar’s ‘aku Berkaca’ is an interesting text offering a rich depth of meaning to be drawn from. There are at least three layers of meaning contained within the poem, namely the context layer, the sound layer, and the meaning layer. These three layers of meaning usher the reader towards the climax indeed the climax as the author intends is a message and meaning in of itself.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Resvya Noer Fauzy. "ANALISIS MAKNA KETUHANAN PADA PUISI “DOA” KARYA CHAIRIL ANWAR." Inspirasi Dunia: Jurnal Riset Pendidikan dan Bahasa 1, no. 3 (August 22, 2022): 40–45. http://dx.doi.org/10.58192/insdun.v1i3.212.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna-makna yang terdapat dalam puisi “Doa” karya Chairil Anwar,khususnya makna ketuhanan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pemaknaan terhadap puisi akan membuka segala aspek bangun dari teks puisi tersebut. Aspek bangun puisi terdiri atas beragam komponen bahasa yang menjadi bagian integral dalam teks puisi. Secara struktur, puisi dapat dipahami melalui berbagai komponen pembentuknya, seperti: diksi,citraan,majas,bunyi,dan tema. Komponen-komponen tersebut yang nantinya akan menemukan makna tersembunyi di dalamnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Noviardi Fadilatul Rahman and Anisa Fitriyani. "NILAI KEHIDUPAN PADA PUISI “DERAI – DERAI CEMARA” KARYA CHAIRIL ANWAR." Protasis: Jurnal Bahasa, Sastra, Budaya, dan Pengajarannya 1, no. 1 (June 28, 2022): 92–97. http://dx.doi.org/10.55606/protasis.v1i1.29.

Full text
Abstract:
Karya sastra merupakan wujud dari hasil pemikiran manusia yang dapat menimbulkan rasa indah terhadap orang yang membacanya maupun yang merasakannya. Puisi adalah luapan ekspresi dari sebuah emosional jiwa manusia. Puisi mempunyai sifat unik, karena diciptakan melalui imajinasi serta berisi pengalaman terdalam dari pengarangnya yang dianalogikan kedalam bahasa yang indah. Kata-kata dalam puisi mungkin terlihat sederhana namun sukar diartikan, maknanyapun bahkan sangat luas. Untuk memahami makna puisi pembaca perlu mengaitkan puisi dengan riwayat pengarang, serta kondisi pengarang yang menjadi konteks penciptaan karya yang diciptakannya. Peneliti merasakan ada banyak diksi yang sukar untuk diuraikan, pertama puisi "Derai-Derai Cemara" mencerminkan kehidupan manusia dengan pohon cemara, hal tersebut menjadi latar belakang dalam penelitian ini, sehingga peneliti akan membedah puisi “Derai – Derai Cemara” karya Chairil Anwar sebagai objek penelitian untuk mengetahui makna puisi yang disampaikan pengarang melalui pendekatan mimetik. Peneliti akan memaparkan puisi tersebut dengan pemahaman peneliti terhadap pendekatan mimetik. Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui makna dari puisi “Derai – Derai Cemara” karya Chairil Anwar, serta untuk meningkatkan pemahaman konsep dari pendekatan mimetik. Tentunya penelitian ini akan meningkatkan kemampuan menganalisis puisi, memberikan pengalaman, serta menambah referensi untuk para pembaca jika mendapat kesulitan ketika menganalisis puisi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Jumanto, Jumanto. "Language of the Sea: Ideologies within Kabar Dari Laut by Chairil Anwar." Journal of Maritime Studies and National Integration 2, no. 1 (November 12, 2018): 58. http://dx.doi.org/10.14710/jmsni.v2i1.3600.

Full text
Abstract:
This research paper explores ideologies contained in the 1946 poem Kabar Dari Laut by Chairil Anwar. The main words Kabarand Lautare central in this poem. This interpretive exploration tries to find out the ideologies contained in the phrase Kabar(literally means news, however,italso rather to say story) and the ideology in the scripture of laut[the sea] and how the two sets of expressions speak out the restlessness of the noted poet Chairil Anwar. The research findings have shown that the news and the sea have been used by the frustrated author to speak out his regret, awareness, and hatred due to his broken-hearted soul upon his ex-lover in the past. The findings also show that the sea signifies the author’s small self to face and live in this abundant life (the sea). His hatred towards his ex-lover has remained sad memories and bad realities which the author bears in his time while he is writing the poem.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Zuhdah, Daumi Rahmatika, and Shinta Nuriya Alfain. "An Analysis of Denotation and Connotation in Chairil Anwar’s Poem." e-Journal of Linguistics 14, no. 1 (January 31, 2020): 103. http://dx.doi.org/10.24843/e-jl.2020.v14.i01.p11.

Full text
Abstract:
This study primarily investigates denotative and connotative meaning in words. Both of denotation and connotation are helpful for readers of poetry to find the interpretations and implied meaning. This analysis focuses on meaning of words that was taken randomly from a poem. The data is analyzed descriptively using Griffith’s concept about three stages of interpretation, there are literal meaning, explicature and implicature. The result shows that a word not only has denotation, but also negative and positive connotation. Both of negative and positive connotations are possible that refer to an expression or a word. The major finding of the study is every word has one connotative meaning either negative or positive.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Maier, Hendrik M. J. "In Search of Marble Monuments." positions: asia critique 29, no. 1 (February 1, 2021): 141–62. http://dx.doi.org/10.1215/10679847-8722823.

Full text
Abstract:
The Indonesian poet Chairil Anwar (1922–49) appears to have known it all along: his poems, evoking loneliness and failed communication, written in a self-proclaimed new language, were to remain incomplete and unfinished. Incomplete because they were to be read again and again long after the Indonesian National Revolution had achieved its primary aim, political independence of the Republic of Indonesia, heir of the Dutch Empire; unfinished because they were to be published again and again, every printing and every reading creating other poems. The marble monuments of Indonesian culture of which Chairil was dreaming—polished and stable—never materialized. Perhaps only his last poem, in which a formally balanced description of the sociocultural life of the novel Republic was substituted for the evocations of loneliness and failure, seems to confirm his dream: it has rarely been published and became only a reluctant topic of Indonesian conversations in the new century, while the shadows of the Dutch empire and the revolution are fading, and the search for monuments remains incomplete.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Aritonang, Devinna Riskiana. "ANALISIS PENDEKATAN RESEPSI SASTRA TERHADAP NOVEL “CHAIRIL TANJUNG SI ANAK SINGKONG." LINGUISTIK : Jurnal Bahasa dan Sastra 3, no. 1 (August 20, 2018): 62. http://dx.doi.org/10.31604/linguistik.v3i1.62-73.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Rahman, Fakhriawan Fathu, and Fathu Rahman. "Translation or Intertextuality: A Literature Comparative Analysis of “The Young Dead Soldiers Do Not Speak” by Archibald MacLeish and “Krawang Bekasi” by Chairil Anwar." Elsya : Journal of English Language Studies 1, no. 3 (November 19, 2020): 110–17. http://dx.doi.org/10.31849/elsya.v1i3.5320.

Full text
Abstract:
This study aims to pinpoint the relevant relation between two literary works which have a relationship with one another in the perspective of comparative literature studies. Data were gathered through the text deconstruction theory method by means of an intertextuality approach. The method is applied to juxtapose two well-known poems, Krawang Bekasi (Indonesia) and The Young Dead Soldiers Do Not Speak (America), which are suspected of having the same content and theme, but their relations were never revealed. This thematic-based study uses a multicultural perspective and is naturally suitable for comparative literature study. The objective of this study was to reveal the existence of Krawang Bekasi as one of the Indonesian poems written by Chairil Anwar and to demonstrate the cultural translation methods, known as cultural intertexts relation, for finding the intertextuality of two literary works. In fact, by tabling line through line, the intertextuality was found to be workable in comparative literature. As a result, the study shows that Krawang Bekasi by Chairil Anwar is an adaptation which borrows from and transforms The Young Dead Soldiers Do Not Speak by Archibald MacLeish. Thus, the intertextual relationship of these two works is revealed.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Pertiwi, Afrilia Wahyuni Eka, Fahira Zhazha Madinah, and Ririn Wulandari. "Estetika Antologi Puisi-Puisi Pujangga Baru." Gondang: Jurnal Seni dan Budaya 2, no. 1 (June 6, 2018): 9–19. http://dx.doi.org/10.24114/gondang.v2i1.9762.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan mengkaji (1) bentuk estetika pada kumpulan puisi pujangga baru. (2) fungsi estetika dalam kumpulan puisi pujangga baru. Penelitian ini menggunakan pendekatan estetika filosofis teori Alexander Baumgartenn. Sumber data penelitian ini kumpulan puisi pujangga baru dengan beberapa objek yaitu; puisi Aku karya Chairil Anwar, puisi Bahasa, Bangsa karya Moh. Yamin, dan puisi Do’a karya Amir Hamzah. Data diperoleh dengan teknik baca dan catat. Teknik pengumpulan data dengan cara membaca dan memahami bait puisi. Teknik analisis data yang digunakan model analisis isi. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi teori. Metode yang di dapatkan melalui buku dan jurnal, serta diskusi teman sejawat. Sumber data dan data berwujud bait puisi kumpulan puisi pujangga baru. Hasil penelitian diklasifikasikan menjadi; (1) bentuk estetika puisi Aku karya Chairil Anwar menggunakan diksi, sehingga menghasilkan bentuk bebas, bentuk estetika dalam sajak puisi Bahasa, Bangsa ditunjukan dalam pemakaian majas personifikasi. Bentuk estetika dalam sajak Do’a, yaitu penggunaan bentuk ekspresi syair panjang. (2) fungsi estetika kumpulan puisi pujangga baru dalam setiap objeknya yaitu: Puisi Aku memiliki fungsi estetika menggambarkan semangat perjuangan dengan bentuk yang menarik, puisi Bahasa, Bangsa memiliki fungsi estetika sebagai imajinasi pembaca dalam suatu bangsa dan puisi Do’a memiliki fungsi estetika dalam pemilihan kata yang indah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Purnamasari, Dewi, Usman M., and H. Agussalim. "KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK PUISI “KESABARAN’’ KARYA CHAIRIL ANWAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PINRANG KECAMATAN TIROANG KABUPATEN PINRANG." Cakrawala Indonesia 4, no. 2 (November 28, 2019): 1–5. http://dx.doi.org/10.51817/jci.v4i2.185.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap tentang kemampuan menganalisis unsur intrinsik puisi “Kesabaran” karya Chairil Anwar siswa kelas X SMA Negeri 6 Pinrang Kecematan Tiroang Kabupaten Pinrang. Pada tahun pelajaran 2016/2017 Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Pinrang yang berjumlah 128 siswa yang tersebar pada 4 kelas. Mencermati jumlah populasi yang cukup besar maka penarikan sampel dilakukan dengan sebesar 25% dari jumlah populasi atau sebanyak 32 siswa. Data dikumpulkan melalui teknik dokumentasi dan teknik tes. Data tes diolah dan dianalisis dengan menggunakan teknik statistik deskriptif dengan rumus persentase (%). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas sebanyak 28 siswa (87,5%) dan siswa yang memperoleh nilai kurang dari 75 sebanyak 4 siswa (12.5%). Dengan demikian siswa yang mendapat nlai 100 (9,375%) sebanyak 4 orang, nilai 90 (3,125%) sebanyak 1 orang, nilai 85 (21,875%) sebanyak 7 orang, nilai 80 (15,625%) sebanyak 5 orang, nilai 75 (37,5%) sebanyak 12 orang, nilai 65 (9,375%) sebanyak 3 orang dan nilai 35 (3,125%) sebanyak 1 orang Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X SMA Negeri 6 Pinrang Kecamatan Tiroang Kabupaten Pinrang telah mampu menganalisis unsur intrinsik puisi ‘kesabaran’ karya chairil Anwar
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Sukoco, Johan Bhimo. "POTRET ETIKA PROFESI DALAM KASUS MUNDURNYA CHAIRIL ANWAR DAN KISRUH UJIAN NASIONAL." e- Jurnal Mitra Pendidikan 4, no. 5 (June 24, 2020): 269–80. http://dx.doi.org/10.52160/e-jmp.v4i5.731.

Full text
Abstract:
Mundurnya Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan (Kabag Litbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Chairil Anwar Notodiputro menjadi salah satu kasus etika pejabat publik yang menarik perhatian. Surat pengunduran diri Kabag Litbang Kemndikbud tersebut disampaikan kepada Mendikbud, Mohammad Nuh pada 3 Mei 2013. Pengunduran diri Kabag Litbang Kemendikbud ini merupakan bentuk tanggung jawab moral pejabat publik. Pengunduran diri Kabag Litbang ini menimbulkan perdebatan. Dikaji dari segi etika, maka pejabat publik tersebut justru mundur dari jabatannya ketika amanah yang diembannya belum selesai. Namun, di sisi lain, mundurnya pejabat publik ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab moral pejabat publik yang gagal mengemban tugasnya. Artikel ini bermaksud mengkaji perihal sejauh mana bentuk etika dalam mundurnya pejabat publik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Irwan Mus and Aiyub Berdan. "KAJIAN INTERTEKSTUALITAS PUISI NA>ZIK AL-MALA>`IKAH ‘ANA>’ DAN CHAIRIL ANWAR ‘AKU’ (Analisis Satra Bandingan)." An-Nahdah Al-'Arabiyah 1, no. 2 (August 17, 2021): 23–37. http://dx.doi.org/10.22373/nahdah.v1i2.1229.

Full text
Abstract:
Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang kajian intertekstualitas puisi Na>zik Al Mala>`ikah ‘Ana>’ dan Chairil Anwar ‘Aku’ menggunakan teori Satra Bandinga. Intertekstualitas terhadap kedua puisi di atas memiliki persamaan bedasarkan pencarian hakikat manusia yang ada dalam puisi ini adalah sebuah pencarian secara filsafati. Kajian intertekstualitas kedua puisi tersebut memiliki perbandingan dari segi persamaan dan perbedaan yang meliputi isi atau struktur batin dan struktur fisik. Perbandingan intertektualitas persamaaan dan perbedaan puisi kedua puisi tersebut dari segi isi atau struktur batin mencakup beberapa hal seperti: tema, nada, amanat, dan suasana. Sedangkan perbandingan intertektualitas persamaaan dan perbedaan puisi kedua puisi tersebut dari segi struktur fisik meliputi: kata konkret, bahasa figuratif (majas), dan tipografi. Dari segi budaya dan sejarah kedua puisi tersebut yang melatarinya dapat disimpulakan bahwa, pertama puisi Ana> ditulis oleh seorang satrawan kotemporer perempuan berkebangsaan Arab dari Irak sedangkan puisi Aku ditulis oleh sastrawan bekembangsaan Indonesia. Walaupun dari segi tema sama-sama berbicara mengenai perjuangan namun keduanya memiliki makna yang berbeda. Puisi Ana> karya Na>zik Al-Mala>`ikah memiliki makna perjuangan terhadap diri sendiri sebagai bukti jelas nampak pada lirik yang berbunyi ‘Aku tetap kontributor di sini’, sedangkan puisi Aku karya Chairil Anwar lebih berbicara kepada perjuangan membela negara melawan penjajahan, dan itu nampak pada lirik yang berbunyi ‘Biar peluru menembus kulitku’ ‘Aku tetap meradang menerjang’.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Dian Raharjo, Yohanes Maria Restu. "How Burton Raffel Translated Chairil Anwar�s �Aku�: An Analysis in Poem Translation." Indonesian Journal of English Language Studies (IJELS) 3, no. 2 (April 17, 2018): 79–86. http://dx.doi.org/10.24071/ijels.v3i2.1067.

Full text
Abstract:
The paper analyses the translation of Indonesian poem entitled Aku by Chairil Anwar, which is translated by Burton Raffel. The poem was written in 1943 and depicts the struggle of the natives of Indonesia to achieve independence from their colonizer. This paper wants to see how the poem is translated into English by a non-Indonesian who does not have social, cultural, or even historical background like Indonesian people. The focuses of the analysis are in the semantics and syntax as cultural and conceptual phenomena; the works of dynamic, pragmatic, equivalence; and the conveyance of ST message through the translation. Based on the analysis, it is found that the works of dynamic and pragmatic equivalence are needed in translating the poem because they can accommodate flexible relationship between the elements of SL and TL such as social and cultural concepts conveyed or depicted by the poem.Keywords: poem translation, dynamic equivalence, pragmatic equivalence
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Maier, Hendrik M. J. "Chairil Anwar's "Heritage: The Fear of Stultification": Another Side of Modern Indonesian Literature." Indonesia 43 (April 1987): 1. http://dx.doi.org/10.2307/3351207.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Nirwan Dewanto. "Di Seberang Puisi Emosi —Surat untuk Zen Hae." Dekonstruksi 5, no. 01 (December 26, 2021): 76–93. http://dx.doi.org/10.54154/dekonstruksi.v5i01.76.

Full text
Abstract:
Frasa-frasa Chairil Anwar seperti “hidup hanya menunda kekalahan”, “nasib adalah kesunyian masing-masing”, dan “antara kita maut datang tidak membelah”—merupakan potongan filsafat yang menyaru ke dalam puisi, yang gemanya muncul lagi dalam sajak-sajak Sitor Situmorang dan Goenawan Mohamad. Namun sudah jelas bahwa filsafat atau intelektualisme sang penyair sudah sejak awal menentang “kesusastraan yang programatis”, yaitu yang “mendasarkan diri pada sesuatu dogma atau doktrin yang sudah diterima oleh suatu kaum sebagai kebenaran mutlak.” Menurut Nirwan Dewanto, puisi “Manusia Pertama di Angkasa Luar” dari Subagio Sastrowardoyo berhasil karena kekandasannya dalam berfilsafat dan laku hanyut ke dalam sentimentalitas. Ia berhenti menjadi representasi dari penerbangan luar angkasa maupun dari intelektualisme penyairnya sendiri. Ia sepenuhnya menjadi permainan belaka, verbal art form.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Washadi, Washadi. "PROBLEMATIKA HARI PUISI DI INDONESIA." Jurnal Sasindo UNPAM 9, no. 1 (June 1, 2021): 72. http://dx.doi.org/10.32493/sasindo.v9i1.72-80.

Full text
Abstract:
UNESCO telah menetapkan Hari Puisi Dunia pada tanggal 21 Maret, tidak sama dengan tanggal yang ditetapkan kebanyakan negara-negara Eropa, yaitu tanggal 15 Oktober, berdasarkan tanggal lahir Publius Vergilius Maro atau yang biasa dikenal dengan Virgil. Di Indonesia, Hari Puisi diperingati pada tanggal 26 Juli dan 28 April merujuk pada hari kelahiran dan kematian Chairil Anwar. Penulis tertaik dengan dua tanggal tersebut karena dalam perkembangannya menimbulkan problematika. Dalam kajian pustaka, Penulis mencari referensi dan sumber-sumber ilmiah berkaitan dengan Hari Puisi. Hasil penelitian ini diharapkan agar problematika Hari Puisi di Indonesia segera terselesaikan demi kepentingan bersama, baik penyair, pemerhati puisi, maupun penikmat puisi, dan seluruh bangsa Indonesia pada umumnya.Kata kunci: Hari, Puisi, Indonesia, Nasional
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Suwignyo, Heri. "LINTASAN PEMIKIRAN ESTETIKA PUISI INDONESIA MODERN (THE PERIOD OF ORIENTATION MINDED INDONESIAN’S MODERN POETRY AESTHETIC)." JURNAL BAHASA, SASTRA DAN PEMBELAJARANNYA 3, no. 2 (March 1, 2018): 210. http://dx.doi.org/10.20527/jbsp.v3i2.4554.

Full text
Abstract:
AbstractThe Period of orientation minded Indonesian’s modern poetry aesthetic. The orientationminded Indonesian’s modern poetry aesthetic leads to aesthetic theory of harmony,deviation, and emancipatory. The conception of poetry by Sanusi Pane, Rustam Effendi’spoems appearance, and the sonnets by M. Yamin which have soul about nationalism,have relation to harmony of pantun and syair’s asthetic. Mind of deviation aestheticmarked by Chairil’s free poetry that emphasized the depth of the meaning rather thanlinguistic devices. Emancipatory aesthetic found by credo Sutardji that liberating wordsfrom the hegemony of meaning. Remy Silado offering the mbeling poem’s aesthetic asan integral part of the aesthetics of Indonesian’s contemporary poetry. Those minded isvery useful for the construction of the historiography Indonesian’s modern poetryaesthetic which is until right now still through emptyness.Keywords: indonesian poetry aesthetics, aesthetic harmony, aesthetic deviation,aesthetic emancipatoryAbstrakLintasan Pemikiran Estetika Puisi Indonesia Modern. Orientasi pemikiran estetika puisiIndonesia modern mengarah pada teori estetika harmoni, deviasi, dan emansipatori.Konsepsi sajak oleh Sanusi Pane, penampilan sajak-sajak Rustam Effendi, dan sonetasonetayang berjiwa kebangsaan M. Yamin secara harmoni masih terikat pada estetikapantun dan syair. Pemikiran estetika deviasi ditandai oleh kemunculan puisi-puisibebas Chairil yang menekankan pada kedalaman makna daripada sarana kebahasaan.Pemikiran estetika emansipatori ditemukan pada kredo Sutardji yang membebaskankata dari penjajahan makna. Remy Silado menawarkan estetika puisi mbeling sebagaibagian integral dari estetika puisi Indonesia kontemporer. Itu semua sangat bergunauntuk penyusunan historiografi estetika puisi Indonesia modern yang hingga saat inimasih mengalami kekosongan.Kata-kata kunci: estetika puisi Indonesia, estetika harmoni, estetika deviasi,estetika emansipatori
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Monika, Lastry. "LACAN DAN CERMIN HASRAT ‘AKU’ LIRIK DALAM KUMPULAN SAJAK AKU INI BINATANG JALANG KARYA CHAIRIL ANWAR." Poetika 8, no. 1 (August 26, 2020): 39. http://dx.doi.org/10.22146/poetika.v8i1.56534.

Full text
Abstract:
Abstrak Pembahasan dalam tulisan ini bertujuan untuk mengungkapkan cermin hasrat “aku” lirik yang terdapat dalam kumpulan sajak Aku Ini Binatang Jalang karya Chairil Anwar. Pembahasan dalam hal ini mengacu pada mekanisme pembentukan subjek “aku” lirik, ketaksadaran, dan cermin hasrat “aku” lirik yang terdapat dalam beberapa puisi. Penelitian ini menggunakan perspektif dan metode psikoanalisis yang dikemukakan oleh Lacan. Analisis dalam hal ini dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh melalui kata, frasa, bait, dan larik yang terdapat dalam puisi untuk menemukan subjek, ketaksadaran, dan cermin hasrat “aku” lirik sebagai upaya menemukan keutuhan diri melalui mekanisme metafora dan metonimia. Hasil dari pembahasan ini menunjukkan bahwa “aku” lirik memiliki kecendrungan hasrat yang bertumpu pada kebebasan dan individualitas. Ketika “aku” lirik menyadari diri berada pada tatanan yang tidak sesuai dengan yang ia kehendaki, “aku” cenderung merasakan ketidakpuasan, ketakutan, dan kesepian sehingga “aku” lirik mengkonstruksi diri menjadi individu yang bebas, mandiri, dan tidak terikat dalam membangun identifikasi tentang dirinya sendiri. Kata kunci: Lacan, cermin hasrat, puisi
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography