Journal articles on the topic 'Calone 1951®'

To see the other types of publications on this topic, follow the link: Calone 1951®.

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 27 journal articles for your research on the topic 'Calone 1951®.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

Drevermann, Britta, Anthony Lingham, Helmut Hügel, and Philip Marriott. "Microwave assisted synthesis of the fragrant compound Calone 1951®." Tetrahedron Letters 46, no. 1 (January 2005): 39–41. http://dx.doi.org/10.1016/j.tetlet.2004.11.045.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Drevermann, Britta, Anthony Lingham, Helmut Huegel, and Philip Marriott. "Microwave-Assisted Synthesis of the Fragrant Compound Calone 1951®." ChemInform 36, no. 16 (March 22, 2005): no. http://dx.doi.org/10.1002/chin.200516149.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Aridhayandi, M. Rendi. "Resensi Buku (Book Review) Soediman Kartohadiprodjo, Kumpulan Karangan, Jakarta: PT Pembangunan, 1965." Jurnal Hukum Mimbar Justitia 3, no. 1 (October 4, 2017): 117. http://dx.doi.org/10.35194/jhmj.v3i1.13.

Full text
Abstract:
Soediman Kartohadiprodjo(lahir di Djatirogo [Tuban] 3 September1908- meninggal 26 Januari 1970karena penyakit jantung; dimakamkandi Taman makam Pahlawan CikutraBandung), merupakan Dekan FakultasHukum Universitas KatolikParahyangan Bandung pada tahun 1961-1970. Buku ini merupakan kumpulankarangan-karangan yang asal mulanyasebagian besar disiapkan dalam bentuk“stencil” sebagai bahan pelajaran bagimahasiswa Fakultas Hukum UniversitasKatolik Parahyangan dan tingkatanterakhir dari Fakultas HukumUniversitas Padjadjaran Bandung.Sedikit catatan tentang SoedimanKartohadiprodjo yaitu 1915 belajar diOpenbare Europese Lagere School(ELS) di Bojonegoro, 1927 - tamat diHogere Burgerschool (HBS) diSemarang, sempat melanjutkan keSekolah Tinggi Kedokteran namunmeneruskan dan tamat Sarjana Hukum1931 s.d. 1936 Sekolah Tinggi Hukum(Rechts Hogeschool) denganmemperoleh gelar Meester in deRechten (Mr). Kehidupan Soedimanmencerminkan ciri-ciri watak orangyang sederhana, jujur, setia, dan adil.Intelektual yang memiliki keutuhan pribadi yang lengkap dengan keberanianmoral yang selalu terpelihara dalamkeadaan apapun. Memancarkansemangat nasionalisme, patriotisme,idealisme dan kemanusiaan yang sudahmenyala sejak masa sekolahnya di HBSSemarang. Aktivis Tri Koro Darmo,Jong Java, dan Indonesia Muda, danturut serta pada Kongres Pemuda IIyang mencetuskan Sumpah Pemudapada tahun 1982. Soediman selaluakrab dengan para mahasiswa asuhnya,dan beliau selalu hadir dalam setiapkegiatan kemahasiswaan dengansenyumnya yang khas “senyum pakDiman”, baginya menumbuhkan danmembina benih kepemimpinan padamahasiswa sebagai calon pemimpinbangsa dikemudian hari haruslah jugamenjadi perhatian dalammenyelenggarakan perguruan tinggi.Pengalaman kerja: Bekerja padaPengadilan di Tg. Karang, Garut,Semarang, dan Jakarta sampai 1945,mengakhiri karir di lingkunganperadilan pada 1947 dalam kedudukanHakim Tinggi Republik Indonesia diJakarta, juga sempat bekerja diKejaksaan Agung sebagai pembantuKetua Kejaksaan Agung dan pada 1947di Kementrian Pendidikan Pengajarandan Kebudayaan (PP & K) sebagaiSekretaris Menteri.Pimpinan Perguruan TinggiDarurat Republik Indonesia pada 1946;Guru Besar luar biasa pada FakultasHukum dan Pengetahuan Masyarakatpada 1951; Guru Besar Biasa padaFakultas Hukum dan PengetahuanMasyarakat pada 1952-1957, setelahPTH terintegrasi ke FH UI, menjabatSekretaris Fakultas Hukum dan IlmuKemasyarakatan Universitas Indonesia(UI) pada 1952-1956, saat itu yangmenjadi Dekan FH UI adalah Mr.Djokosutono; Guru Besar padaAkademi Hukum Militer Jakarta mulaitahun 1952; ke Universitas CaliforniaBerkeley Amerika Serikat pada tahun1957 menjadi Guru Besar Tamu, selainitu juga di Universitas Columbia, JohnHopkins, Cornell, Ithaca, Yale, danHarvard, sepulangnya diangkat menjadiSekretaris Umum Majelis IlmuPengetahuan Indonesia (MIPI) yaitucikal bakal Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia; tahun 1961 pensiun daripegawai negeri, lalu diangkat menjadiGuru Besar biasa pada PerguruanTinggi Katolik Parahyangan dan GuruBesar luar biasa Universitas NegeriPadjadjaran.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Most, W. Glenn. "Alcman's 'Cosmogonic Fragment (Fr. 5 Page, 81 Calame)." Classical Quarterly 37, no. 1 (May 1987): 1–19. http://dx.doi.org/10.1017/s000983880003161x.

Full text
Abstract:
In 1957, Edgar Lobel published an Oxyrhynchus papyrus (P. Oxy. 2390) containing anonymous commentaries to poems of Alcman which has not ceased to fascinate philologists and historians of ancient philosophy.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Mohamad, Mohd Ridzuan, Basri Ibrahim, and Mohd Sufian Moktar. "[The Position of Non Muslim Candidates and Women in The Election System in Malaysia: A Study of The Comparison] Kedudukan Calon Non Muslim dan Wanita dalam Sistem Pilihan Raya di Malaysia: Kajian Terhadap Perbandingan antara Perundangan dan Fiqh Siyasah." Jurnal Islam dan Masyarakat Kontemporari 18, no. 1 (September 24, 2018): 14–22. http://dx.doi.org/10.37231/jimk.2018.18.1.292.

Full text
Abstract:
Election is an important mechanism for one country to choose leaders in a safe and harmonious way. The position of non-Muslim candidates and women is enshrined in the Federal Constitution. The involvement of non-Muslim candidates is generally prohibited from the perspective of Fiqh Siyasah based on the Qur'an (5: 51); and female candidates based on the Qur'an (4:34). The objective of this study was to clarify the position of non-Muslim candidates and women in Fiqh Siyasah which needed to be reviewed from the perspective of the legislative or amendment of the deed according to Islamic values. This study was qualitative that was a library research which involved studies of Turath book and information from field interviews. This study found that the legal status was not in line with the policy of Fiqh Siyāsah under the Federal Constitution Article 47 (b) and the Election Act 1958 (Act 19 Section 13 (1). Therefore, it was a necessary for the Federal Constitution Article 40 (2) 'appointment of a Prime Minister' to be amended to 'appointment of a Muslim Prime Minister' to be consistent with the Federal Constitution of Article 3 which has constituted that Islam is the religion of the federation. Keywords: Non-Muslim Candidate, Woman Candidate, Fiqh Siyasah, Legislation and Election. Pilihan raya merupakan satu mekanisme penting dalam sesebuah negara bagi memilih pemimpin secara aman dan harmoni. Kedudukan calon non Muslim dan wanita sememangnya termaktub dalam Perlembagaan Persekutuan. Penglibatan calon non Muslim secara umumnya adalah dilarang dari sudut fiqh siyasah berdasarkan al-Qur’an (5: 51) dan calon wanita berdasarkan al-Quran (4:34). Objektif kajian ini bagi menjelaskan kedudukan larangan calon non Muslim dan wanita dalam fiqh siyasah yang perlu diteliti semula dari sudut perundangan atau pindaan akta menurut nilai-nilai Islam. Kajian ini bersifat kualitatif iaitu penelitian perpustakaan yang melibatkan kajian kitab turath serta maklumat temu bual di lapangan. Dapatan kajian ini menjelaskan kedudukan perundangan tidak selari dengan dasar fiqh siyāsah di bawah Perlembagaan Persekutuan Perkara 47 (b) dan Akta Pilihan Raya 1958 (Akta 19 Seksyen 13 (1). Justeru, perlu kepada pindaan Perlembagaan Persekutuan Perkara 40 (2) (a) „melantik seorang Perdana Menteri‟ dipinda kepada „melantik seorang Perdana Menteri yang beragama Islam‟ agar ianya selaras dengan Perlembagaan Persekutuan Perkara 3 yang memperuntukkan bahawa agama Islam adalah agama bagi persekutuan. Kata kunci: Calon Non Muslim, Calon Wanita, Fiqh Siyasah, Perundangan dan Pilihan Raya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Landolt, Michaël. "Des vingt-et-un de Saint-Rémy-la-Calonne (Meuse) aux vingt-et-un de Carspach (Haut-Rhin) : 1991-2011." Revue d’Alsace, no. 139 (October 1, 2013): 317–43. http://dx.doi.org/10.4000/alsace.1959.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

OLIVÁN DEL CACHO, Javier. "Antonio Royo Villanova (1869-1958), académico, político y periodista, Universidad de Valladolid, Valladolid, 2017, 278 páginas. CALONGE VELÁZQUEZ, Antonio." RVAP 111, no. 111 (August 30, 2012): 380–83. http://dx.doi.org/10.47623/ivap-rvap.111.2018.12.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Ationg, Romzi, Mohd Azri Ibrahim, Mohd Sohaimi Esa, and Madiyem Layapan. "Analisis Pola Pengundian dan Senario Politik Semasa di Malaysia Era Pasca Pilihan Raya Umum (PRU) Ke-14 Berdasarkan Pilihan Raya Kecil P186 Sandakan, Sabah." Malaysian Journal of Social Sciences and Humanities (MJSSH) 5, no. 5 (May 17, 2020): 60–71. http://dx.doi.org/10.47405/mjssh.v5i5.400.

Full text
Abstract:
Malaysia sebagai sebuah negara merdeka telah melaksanakan prinsip sistem politik demokrasi dengan mengadakan Pilihan Raya Umum sejak tahun 1955. Pilihan Raya Umum pada tahun 2018 merupakan PRU ke-14 (PRU-14) telah dilaksanakan di Malaysia. Pada PRU tersebut, sebanyak 25 kerusi parlimen dan 60 kerusi DUN telah dipertandingkan di negeri Sabah. Pilihan raya ini telah mencipta sejarah apabila gabungan parti-parti politik pembangkang iaitu Pakatan Harapan telah berjaya menewaskan parti Barisan Nasional yang menjadi pemerintah sejak Malaysia dibentuk pada tahun 1963. Sehubungan itu, selepas PRU-14 arena politik negara telah diwarnai dengan beberapa Pilihan Raya Kecil (PRK) peringkat Dewan Undangan Negeri (DUN) seperti di Sungai Kandis, Balakong dan Semenyih serta pilihan raya kecil bagi kerusi parlimen seperti di Cameron Highland, Port Dickson dan Sandakan. PRK bagi P186 Sandakan merupakan pilihan raya kecil yang kelapan diadakan sejak PRU- 14. PRK ini diadakan berikutan kematian ahli parlimen Sandakan iaitu Datuk Wong Tien Fatt akibat serangan jantung. Bagi mengisi kekosongan kerusi P186 Sandakan ini, pihak Suruhanjaya Pilihan Raya (SPR) telah menetapkan Pilihan Raya Kecil (PRK) bagi parlimen Sandakan supaya diadakan pada 11 Mei 2019 selepas proses penamaan calon selesai pada 27 April 2019. PRK Sandakan ini melibatkan pertandingan 5 penjuru iaitu diantara calon DAP, PBS dan calon bebas. Artikel ini bertujuan membicangkan pola pengundian dalam PRK Sandakan serta menganalisis senario politik negara pasca PRU-14 berdasarkan pengamatan keatas PRK bagi P186 Sandakan dengan menumpukan kepada aspek kerjasama dan persefahaman politik antara parti-parti politik. Melalui penjelasan khusus tentang pola pengundian pasca PRU-14 ini maka adalah diharapkan artikel ini dapat memberi pemahaman tentang perkembangan politik dan pilihanraya semasa di Malaysia secara umumnya dan di Sabah secara khususnya, agar ianya selari dengan prinsip demokrasi sebenar.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Meirelles Júnior, Roberto Ferreira, Paolo Salvalaggio, Marcelo Bruno de Rezende, Andréia Silva Evangelista, Bianca Della Guardia, Celso Eduardo Lourenço Matielo, Douglas Bastos Neves, et al. "Liver transplantation: history, outcomes and perspectives." Einstein (São Paulo) 13, no. 1 (March 2015): 149–52. http://dx.doi.org/10.1590/s1679-45082015rw3164.

Full text
Abstract:
In 1958 Francis Moore described the orthotopic liver transplantation technique in dogs. In 1963, Starzl et al. performed the first liver transplantation. In the first five liver transplantations no patient survived more than 23 days. In 1967, stimulated by Calne who used antilymphocytic serum, Starzl began a successful series of liver transplantation. Until 1977, 200 liver transplantations were performed in the world. In that period, technical problems were overcome. Roy Calne, in 1979, used the first time cyclosporine in two patients who had undergone liver transplantation. In 1989, Starzl et al. reported a series of 1,179 consecutives patients who underwent liver transplantation and reported a survival rate between one and five years of 73% and 64%, respectively. Finally, in 1990, Starzl et al. reported successful use of tacrolimus in patents undergoing liver transplantation and who had rejection despite receiving conventional immunosuppressive treatment. Liver Transplantation Program was initiated at Hospital Israelita Albert Einstein in 1990 and so far over 1,400 transplants have been done. In 2013, 102 deceased donors liver transplantations were performed. The main indications for transplantation were hepatocellular carcinoma (38%), hepatitis C virus (33.3%) and alcohol liver cirrhosis (19.6%). Of these, 36% of patients who underwent transplantation showed biological MELD score > 30. Patient and graft survival in the first year was, 82.4% and 74.8%, respectively. A major challenge in liver transplantation field is the insufficient number of donors compared with the growing demand of transplant candidates. Thus, we emphasize that appropriated donor/receptor selection, allocation and organ preservation topics should contribute to improve the number and outcomes in liver transplantation.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Kasandra, Digna, Aldri Frinaldi, and Dasman Lanin. "Pengaruh Budaya Kerja Pengemudi Angkutan Umum Kota Terhadap Kepuasan Penumpang di Kota Padang." Spirit Publik: Jurnal Administrasi Publik 13, no. 1 (April 25, 2018): 38. http://dx.doi.org/10.20961/sp.v13i1.22896.

Full text
Abstract:
<p>Keluhan yang lazim diungkapkan oleh masyarakat pengguna layanan angkutan kota berkaitan dengan budaya kerja pengemudi angkutan kota antara lain pengemudi angkutan kota yang mengambil dan menurunkan penumpang di luar pangkalan dan suka ngetem, memutar musik dengan volume tinggi, ugal-ugalan dan mengemudikan angkutan kota dengan kecepatan tinggi dan kebut-kebutan di jalan raya dan rem mendadak jika melihat ada calon penumpang di pinggir jalan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh budaya kerja pengemudi angkutan kota terhadap kepuasan penumpang di Kota Padang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah 400 penumpang angkutan kota di Kota Padang. Pengambilan sampel menggunakan rumus slovin dan teknik Simple Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket dengan pengukuran skala likert dan wawancara. Data dianalisis menggunakan teknik analisis uji regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terbukti adanya pengaruh yang signifikan budaya kerja pengemudi angkutan kota terhadap kepuasan penumpang di Kota Padang sebesar 19,1%. Berdasarkan hasil ini perlu upaya pemerintah kota Padang merumuskan suatu bimbingan teknis kepada para pengemudi angkutan kota tentang nilai-nilai budaya kerja yang dapat meningkatkan kepuasan penumpang.</p>Keywords: Budaya Kerja; Kepuasan Penumpang ; Angkutan Kota<em></em>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Asari, Hasan, and Zainal Abidin. "KITAB KUNING AND TRAINING OF ‘ULAMÂ’: The Experience of Madrasah Al Qismul Ali Jalan Ismailiyah Medan." MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman 44, no. 1 (October 26, 2020): 93. http://dx.doi.org/10.30821/miqot.v44i1.750.

Full text
Abstract:
<p><strong>Abstract:</strong> This article is a result of a history research relying on informants and documents for the larger part of its data. The Madrasah Al Qismul Ali Jalan Ismailiyah Medan was established by Al Jam’iyatul Washliyah in 1953, to cater for the education of young ‘ulamâ’ applying a curriculum almost solely based on Islamic classical books (known popularly as kitab kuning). This madrasa was very successful in fulfilling its mission and was celebrated as an‘ulamâ’-producing institution until mid-1980s. Madrasah Al Qismul Ali strives to combine its old winning curriculum with the new state-sponsored one. After some decades, it is clear that this strategy is not working to expectation. The madrasa fails to deliver graduates of the same quality as it did. Apparently what is left of classical book in the curriculum is not sufficient to prepare younger generation of ‘ulamâ’.</p><p><strong>Abstrak:</strong> Artikel ini didasarkan pada sebuah penelitian sejarah yang terutama mengandalkan data informan dan dokumen. Madrasah Al Qismul Ali Jalan Ismailiyah Medan didirikan oleh Al Jam’iyatul Washliyah pada 1953, dengan visi mendidik calon ulama dengan pembelajaran berbasis kitab kuning. Madrasah ini sangat sukses menjalankan misinya dan terkenal sebagai produsen ulama sekurang-kurangnya hingga pertengahan 1980an. Madrasah Al Qismul Ali berjuang untuk memadukan dua kurikulum sekaligus: kurikulum lama berbasis kitab kuning dan kurikukum baru versi pemerintah. Setelah beberapa dekade, terlihat bahwa siasat pemaduan kurikulum tidak dapat menghasilkan alumni sebagaimana sebelumnya. Porsi pembelajaran kitab kuning yang dikurangi ternyata tidak memadai untuk melahirkan bibit ulama.</p><p><strong>Keywords:</strong> Qismul Ali, kitab kuning, ‘ulamâ’ training, madrasah</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Susanto, Mikke, and Irwandi Irwandi. "Sejarah dan Makna Fotografi Karya Pelukis Istana, Dullah." Rekam 16, no. 1 (June 8, 2020): 1–14. http://dx.doi.org/10.24821/rekam.v16i1.3847.

Full text
Abstract:
History and Meaning of Photography of a Palace Painter, Dullah. The existence of Dullah the painter is equal with other famous painters, such as Affandi, Basoeki Abdullah, S. Soedjojono and Hendra Gunawan. In 1950 to 1960, he was appointed by President Sukarno as a palace painter. Apart from painting, he also liked to take pictures. His object was around his work as a palace painter and President Sukarno's figure. Reviewed from the historical approach and the meaning explored in it, the photos have an interesting connection. Those photos hold important narratives, especially in the field of history for the Indonesian people. Dullah's photography was able to record the life of President Sukarno while at the palace and outside the presidential palace. The photos clearly illustrate the human side of Sukarno, as a father, a leader, and an art lover. By knowing the connection,, photographs of Dullah's work need to be socialized to the public and can be used as a means of national education for Indonesia, especially for prospective leaders. ABSTRAKEksistensi pelukis Dullah sejajar dengan pelukis ternama lain, seperti Affandi, Basoeki Abdullah, S. Soedjojono, dan Hendra Gunawan. Pada tahun 1950 hingga 1960, ia ditunjuk Presiden Sukarno sebagai pelukis istana. Selain melukis, ia juga hobi memotret dengan objek sekitar pekerjaannya sebagai pelukis istana dan figur Presiden Sukarno. Setelah dikaji dari pendekatan sejarah dan digali makna di dalamnya, foto-foto tersebut memiliki simpul menarik. Foto-foto tersebut menyimpan narasi penting, khususnya dalam bidang sejarah bagi bangsa Indonesia. Fotografi Dullah mampu merekam kehidupan Presiden Sukarno pada saat di istana dan di luar istana presiden. Sisi kemanusiaan Sukarno digambarkan dalam foto-foto tersebut, baik sebagai ayah, pemimpin, maupun penyuka seni. Dengan mengetahui simpul tersebut, foto-foto karya Dullah ini perlu disosialisasikan kepada publik dan dapat digunakan sebagai sarana pendidikan kebangsaan bagi Indonesia, terutama bagi para calon pemimpin.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

R., A. Fadhilah Utami Ilmi. "Transisi Sosial Budaya Adat Pernikahan Suku Bugis Di Makassar 1960." Jurnal Wanita dan Keluarga 1, no. 1 (July 31, 2020): 21–27. http://dx.doi.org/10.22146/jwk.767.

Full text
Abstract:
Berkembangnya pendidikan di Kota Makasar pada tahun 1960 mampu merubah budaya adat pernikahan Suku Bugis yang sangat mahal dan tatacara yang rumit menjadi lebih sederhana. Tata cara pernikahan yang rumit dan mahal tersebut dipengaruhi oleh ideologi adat pernikahan yang sangat memperhatikan “Siri” yang berarti harga diri dan “Messe” yang berarti peduli pada orang lain. Pernikahan Adat Bugis harus melalui berbagai tahapan yaitu Mammanu ‘manu’ yaitu mencarikan jodoh untuk anak laki-laki, Mappese ‘pese’ yaitu menyelidiki calon pengantin perempuan, Massaro yaitu meminang, Mappetu Ada yaitu menentukan hari pernikahan, uang belanja serta mahar, Mappare Boting yaitu mengantarkan pengantin laki-laki ke pengantin perempuan dan Mapparola yaitu mengantarkan pengantin perempuan ke keluarga pengantin laki-laki. Proses ini dilakukan dalam jangka waktu yang lama dan membutuhkan biaya besar. Di samping biaya tersebut pengantin laki-laki juga dibebani uang ‘Panai’ (mahar) yang sangat mahal tergantung kondisi sosial ekonomi pengantin perempuan. Studi Pustaka yang dilakukan menunjukkan majunya pendidikan di Kota Makasar yang ditandai dengan berdirinya Universitas Negeri Makasar (UNHAS) pada tahun 1956 dan Universitas Negeri Makasar (UNM) pada tahun 1961 berdampak pada majunya pendidikan masyarakat setempat dan mampu merubah pola pikir masyarakat tentang adat pernikahan. Perubahan yang terjadi adalah penyederhanaan tatacara pernikahan dan penentuan uang panai yang semakin murah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Nurhadi, Nurhadi. "CERAI BERSYARAT (SHIGHAT TA’LIQ) MENURUT DUAL SISTEM HUKUM (Hukum Islam dan Hukum Perdata)." Media Keadilan: Jurnal Ilmu Hukum 11, no. 1 (April 30, 2020): 22. http://dx.doi.org/10.31764/jmk.v11i1.1151.

Full text
Abstract:
Marriage is a sacred covenant that unites two deeply bound human beings (mitsaqan ghalizha). The agreement was concluded in a consent agreement between guardian and future husband. Indonesian civil law requires saying the husband's sighat ta'liq to his wife. The essence of sighat ta'liq is conditional divorce between the two. Using normative (doctrinal) legal research, and comparative law approach (fiqh of comparative Mazhab). The results of the study explain that Islamic law assesses a legal marriage if enough conditions and harmony, without sighat ta'liq. Indonesian sighat ta'liq requirements are in government policy through the decree of the minister of religion number 3 of 1953. The aim of the sighat ta'liq is to protect the wife from the abuse of her husband, if the husband violates, the wife has the right to sue in a religious court (divorce). Lafadz sighat ta'liq was made referring to the regulation of the minister of religion number 2 of 1990, but the lafadz contained an understanding of "new marriage and a direct promise of divorce". Compilation of Islamic Law (KHI) as an enactment legislation explanation of UUP number 1 of 1974 Article 46 paragraph 3 does not require sighat ta'liqKeywords : conditional; divorce; dual law; shighat ta’liq; system.Pernikahan merupakan akad sakral yang menyatukan dua insan terikat kuat (mitsaqan ghalizha). Perjanjian disimpul dalam ijab kabul antara wali dan calon suami. Hukum perdata Indoesia mengharuskan mengucapkan sighat ta’liq suami kepada istrinya. Inti dari sighat ta’liq adalah perceraian bersyarat antara keduanya. Menggunakan penelitian hukum normatif (doktrinal), dengan pendekatan perbandingan hukum (fikih perbandingan mazhab). Hasil penelitian menjelaskan bahwa hukum Islam menilai pernikahan sah jika cukup syarat dan rukunnya, tanpa sighat ta’liq. Hukum di Indonesia kebersyaratan sighat ta’liq ada dalam kebijakan pemerintah melalui maklumat menteri agama nomor 3 tahun 1953. Tujuan adanya sighat ta’liq dalam rangka melindungi istri dari kesewenangan suami, jika suami melanggar, istri berhak menggugat ke pengadilan agama (cerai gugat). Lafadz sighat ta’liq dibuat mengacu pada peraturan menteri agama nomor 2 tahun 1990, namun lafadz tersebut mengandung pemahaman “baru nikah langsung janji cerai”. Kompilasi Hukum Islam (KHI) sebagai peraturan perundangan penjelasan dari UUP nomor 1 tahun 1974 Pasal 46 ayat 3 tidak mewajibkan sighat ta’liq.Kata Kunci: bersyarat; bersyarat; dual sistem hukum; shighat ta’liq.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Maulana, Fajar, Harton Arfah, Mita Istifarini, and Mia Setiawati. "Supplementation of astaxanthin and vitamin E in feed on the development of gonads white shrimp broodstock Litopenaeus vannamei Boone 1931." Jurnal Akuakultur Indonesia 16, no. 2 (July 5, 2017): 135. http://dx.doi.org/10.19027/jai.16.2.135-145.

Full text
Abstract:
<p class="Pa3"><strong>ABSTRACT </strong></p><p> </p><p>Increase production high quality of white shrimp <em>Litopenaeus vannamei</em> broodstock can be done with the addition of vitamin E or astaxanthin. A dose used was 350 ppm vitamin E, 500 ppm astaxanthin, combination of 350 ppm vitamin E, and 500 ppm astaxanthin, combination of 175 ppm vitamin E and 250 ppm astaxanthin. The purpose of this research was to evaluate the effect of astaxanthin and vitamin E supplementation with different dose in the feed on gonad maturity of white shrimp broodstock. Feeding of vitamin E and astaxanthin was performed in three times, at 06.00, 12.00 and 20.00 by as much as 2% of the shrimp weight. The results showed that combination of 175 ppm vitamin E and 250 ppm astaxanthin giving highest relative survival (100.00±0.00%), growth rate of broodstock shrimp (1.07±0.26%/day), the fastest maturity of first gonads level achieved 14 days (19.45 ±4.81%), maturity of fourth gonads level achieved 41 days, levels of spawning (33.33±8.33%), fecundity (87,000±2,000 eggs) and hatching rate (49±1.53%).</p><p> </p><p class="Pa5">Keywords: astaxanthin, <em>Litopenaeus vannamei</em>, vitamin E.</p><p> </p><p> </p><p class="Pa3"><strong>ABSTRAK </strong></p><p> </p><p class="Pa5">Meningkatkan kualitas induk udang vaname <em>Litopenaeus vannamei </em>dapat dilakukan dengan penambahan vitamin E atau astaxanthin pada pakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian astaxanthin dan vitamin E dengan dosis berbeda dalam pakan terhadap tingkat kematangan gonad calon induk udang vaname. Dosis yang digunakan 350 ppm vitamin E, 500 ppm astaxanthin, 350 ppm vitamin E, dan 500 ppm astaxanthin, 175 ppm vitamin E dan 250 ppm astaxanthin. Pemberian pakan dengan penambahan vitamin E dan astaxanthin dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu jam 06.00, 13.00, dan 20.00 WIB sebanyak 2% dari bobot udang. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan terbaik didapatkan pada pemberian kombinasi 175 ppm vitamin E dan 250 ppm astaxanthin dengan tingkat sintasan induk udang 100,00±0,00%, laju pertumbuhan spesifik induk udang 1,07±0,26%/hari, kematangan gonad pertama tercepat dicapai pada 14 hari sebanyak 19,45±4,81%, kematangan gonad keempat didapat pada hari ke-41, tingkat pemijahan 33,33±8,33%, fekunditas 87.000±2.000 telur, dan derajat penetasan telur mencapai 49±1,53%.</p><p> </p><p>Kata kunci: astaxanthin, udang vaname <em>Litopenaeus vannamei</em>, vitamin E</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Paškonis, Marius, Jonas Jurgaitis, Vitalijus Sokolovas, Tatjana Rainienė, Balys Dainys, and Kęstutis Strupas. "Kepenų transplantacijos raida pasaulyje ir Lietuvoje." Lietuvos chirurgija 5, no. 1 (January 1, 2007): 0. http://dx.doi.org/10.15388/lietchirur.2007.1.2249.

Full text
Abstract:
Marius Paškonis1, Jonas Jurgaitis1, Vitalijus Sokolovas1, Tatjana Rainienė2, Balys Dainys1, Kęstutis Strupas11 Vilniaus universiteto ligoninės Santariškių klinikų Gastroenterologijos,urologijos ir abdominalinės chirurgijos klinika, Santariškių g. 2, LT-08661 Vilnius2 Vilniaus universiteto ligoninės Santariškių klinikų Laboratorinės diagnostikos centroKlinikinės imunologijos laboratorija, Santariškių g. 2, LT-08661 VilniusEl paštas: mpaskonis@yahoo.com 1955–1967 metais klinikinės kepenų transplantacijos pagrindai buvo kuriami tik keliose Europos, Didžiosios Britanijos bei Jungtinių Amerikos Valstijų klinikose ir eksperimentinėse laboratorijose. 1967 metais Kolorado universitete Thomas Starzl atliko pirmą sėkmingą kepenų transplantaciją žmogui. 1968 metais Roy Calne Kembridžo universitete atliko pirmą sėkmingą kepenų transplantaciją Europoje. Tačiau tuo metu penkerius metus išgyvendavo tik apie 20% recipientų. Padėtis pasikeitė, kai 1979 metais klinikinėje organų transplantacijoje pradėtas vartoti ciklosporinas A. Recipientų penkerių metų išgyvenamumas vartojant šį imunosupresantą pasiekė 70%. Gerėjant kepenų transplantacijų rezultatams ėmė stigti donorinių organų. Atliekant sumažinto dydžio donorinių kepenų transplantaciją, vienų donorinių kepenų transplantaciją dviem recipientams, kepenų transplantaciją iš gyvo donoro, buvo stengiamasi sumažinti donorinių organų trūkumą. Šiuo metu vis daugiau dėmesio skiriama ksenotransplantacijai. Ksenotransplantacija – pažeistų žmogaus organų pakeitimas gyvūnais audiniais ar organais. Lietuvoje sėkmingos kepenų persodinimo operacijos žengia tik pirmus žingsnius. 1962 metais Vilniuje buvo įkurta Vilniaus universiteto širdies ir kraujagyslių chirurgijos laboratorija, kurioje aktyviai vyko eksperimentinė širdies, inkstų ir kepenų transplantacija. Buvo sukurtas ir kliniškai pritaikytas originalus tuo laikotarpiu ūminio kepenų funkcijos nepakankamumo gydymo metodas. Ruošiantis klinikinei kepenų transplantacijai atliktos 68 ortotopinės kepenų transplantacijos su gyvūnais. 1969 metais Širdies ir kraujagyslių chirurgijos laboratorijoje sukuriamas imunologijos sektorius. Lietuvoje pirmosios kepenų transplantacijos žmogui atliktos 2000 metais Vilniaus universiteto ligoninėje Santariškių klinikose ir Kauno medicinos universiteto klinikose. Nors šios operacijos buvo nesėkmingos, ir toliau aktyviai tobulintasi šioje chirurgijos srityje. 2002 metais Kauno medicinos universiteto klinikose prof. J. Pundziaus, o 2005 metais Vilniaus universiteto ligoninėje Santariškių klinikose prof. K. Strupo vadovaujamos specialistų brigados atliko pirmąsias sėkmingas ortotopines kepenų transplantacijas Lietuvoje. Pagrindiniai žodžiai: ortotopinė kepenų transplantacija, hetertotopinė kepenų transplantacija, transplantacinė imunologija, ksenotransplantacija, kepenų transplantacijos istorija Developement of liver transplantation in the world and in Lithuania Marius Paškonis1, Jonas Jurgaitis1, Vitalijus Sokolovas1, Tatjana Rainienė2, Balys Dainys1, Kęstutis Strupas11 Vilnius University Hospital Santariškių Klinikos, Department of Gastroenterology,Urology and Abdominal Surgery, Santariškių 2, LT-08661 Vilnius, Lithuania2 Vilnius University Hospital Santariškių Klinikos, Centre of Laboratory Diagnostics,Laboratory of Clinical Immunology, Santariškių 2, LT-08661 Vilnius, LithuaniaE-mail: mpaskonis@yahoo.com In 1955–1967, the basics of clinical liver transplantation were generated only in several experimental laboratories in Europe, Great Britain and United States. In 1967, the first successful human liver transplantation was performed by Thomas Starzl at University of Colorado. A year later, Roy Calne from University of Cambridge performed the first successful liver transplantation in Europe. The five-year survival rate was only 20% at that time. The situation changed in 1979 when the immunosuppressive agent cyclosporine A was introduced into clinical practice. The five-year survival rate reached 70%. The improved results of liver transplantation created a new problem – shortage of available organs. Reduced size liver transplantation, split liver transplantation, living donor liver transplantation were the methods to reduce organ shortage. Nowadays much attention is paid to xenotransplantation. Xenotransplantation is the transplantation of tissues or organs from one species to another. Liver transplantation in Lithuania makes only its first steps. In 1962, Laboratory of Heart and Vascular Surgery of Vilnius University was introduced, in which experimental works in the field of heart, kidney and liver transplantation were performed. At that time, the original method of treatment of acute liver insufficiency was introduced and clinically adapted. 68 experimental liver transplantations on laboratory animals were performed. In 1969, in the Laboratory of Heart and Vascular Surgery, the sector of immunology was established. The first attempts to perform human liver transplantation in Lithuania were made in 2000 at Vilnius University Hospital Santariškiu Klinikos and Kaunas Medical University Hospital. These operations were unsuccessful. Nevertheless the transplant teams continued to improve knowledge in this field of surgery. In 2002, the first successful human liver transplantations was performed at Kaunas Medical University Hospital under the guidance of Prof. J. Pundzius, and in 2005 at Vilnius University Hospital Santariškiu Klinikos under the guidance of Prof. K. Strupas. Keywords: orthotopic liver transplantation, heterotopic liver transplantation, transplant immunology, xenotransplantation, history of liver transplantation
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Wosu, Kalu. "Prophetie et structure de l’intrigue dans le Roman Africain d’expression Française: Le cas de l’etrange destin de Wangrin d’Amadou Hampate ba." AFRREV LALIGENS: An International Journal of Language, Literature and Gender Studies 9, no. 1 (April 28, 2020): 142–50. http://dx.doi.org/10.4314/laligens.v9i1.13.

Full text
Abstract:
Amadou Hampâté Bâ est né en 1901, et pour cela, il s’est surnommé « fils ainé du XXe siècle ». De son vivant, il a fait la collecte des traditions orales africaines en voie de disparition. En collaboration avec les ethnologues tels Géneviève Calame-Griaule, Germaine Dieterlen, Marcel Griaule, etc., Amadou Hampâté Bâ laisse à la postérité un corps important du patrimoine africain sous formes de contes, d’essais autobiographiques, et d’un roman. C’est bien ce souci de préservation du patrimoine oral qu’il a prononcé une phrase qui est devenue un proverbe : En Afrique lorsqu’un vieillard meurt, c’est toute une bibliothèque qui brule. II est décédé en 1991 à l‘âge de 90 ans. L’Etrange destin de Wangrin, son seul roman, est devenu, dès sa parution en 1973, un des classiques de la littérature négro -africaine d’expression française. Ce roman est une peinture saisissante du colonialisme français en Afrique, surtout à la conjoncture historique de la première grande guerre. Il témoigne aussi du choc entre les traditions millénaires des Africains et les valeurs culturelles du Blanc véhiculées par la colonisation. L’Etrange destin de Wangrin suit la trame narrative du théâtre tragique grec en ce sens que le personnage héros est soumis à la volonté d’un destin capricieux. Ses gestes sont prédéterminés par les forces occultes qui l’entrainent dès sa naissance, en passant par des péripéties, jusqu’au geste fatal qui annonce une mort inéluctable Notre visée dans la présente étude porte sur le rôle que joue la prophétie tant dans la programmation du destin de Wangrin, le personnage éponyme du roman, que dans la structure dynamique du récit. Mots-clés : prophétie, dynamique, structurant, divination, Amadou Hampâté Bâ
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Maulana, Fajar, Harton Arfah, Mita Istifarini, and Mia Setiawati. "Supplementation of astaxanthin and vitamin E in feed on the development of gonads white shrimp broodstock Litopenaeus vannamei Boone 1931." Jurnal Akuakultur Indonesia 16, no. 2 (July 5, 2017): 124. http://dx.doi.org/10.19027/jai.16.2.124-135.

Full text
Abstract:
<p class="NoParagraphStyle"><strong>ABSTRACT</strong></p><p class="NoParagraphStyle"><strong> </strong></p><p class="NoParagraphStyle">The quality of white shrimp <em>Litopenaeus vannamei</em> broodstock can be improved through the addition of astaxanthin and vitamin E in the diet. This study aimed to determine the effect of administration of astaxanthin and vitamin E with different doses in the feed on the maturity gonad of prospective Pacific white shrimp broodstock. Supplementation of 0 mg/kg feed astaxanthin + 0 mg/kg feed vitamin E (control/A), 500 mg/kg feed astaxanthin (B), 350 mg/kg feed vitamin E (C), 500 mg/kg feed astaxanthin and 350 mg/kg feed vitamin E (D), and 250 mg/kg feed astaxanthin and 175 mg/kg feed vitamin E (E) were applied in feed formulation. Shrimp was fed 2% of body weight three times daily at 06.00 am, 13.00 pm, and 20.00 pm. The result showed that the optimum dose for survival, specific growth rate and maturity level of Pacific white shrimp broodstock was obtained in the combination of 175 mg/kg vitamin E and 250 mg/kg astaxanthin. The survival of shrimp by that treatment was 100.00±0.00%, specific growth rate 1.07±0.26%/day, the first level of gonad maturity growth was reached at day 14 (19.45±4.81%), the fourth level of gonad maturity was obtained at day 41, spawning rate 33.33±8.33%, fecundity 87,000±2,000 eggs, and hatching rate reached 49.00±1.53%.</p><p class="NoParagraphStyle"> </p><p class="NoParagraphStyle">Keywords: astaxanthin, <em>Litopenaeus vannamei</em>, vitamin E</p><p class="NoParagraphStyle"><strong> </strong></p><p class="NoParagraphStyle"><strong> </strong></p><p class="NoParagraphStyle"><strong>ABSTRAK</strong><strong></strong></p><p class="NoParagraphStyle"><strong> </strong></p><p class="NoParagraphStyle">Peningkatan kualitas induk udang vaname <em>Litopenaeus vannamei </em>dapat dilakukan dengan penambahan vitamin E dan astaxanthin pada pakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh pemberian astaxanthin dan vitamin E dengan dosis berbeda dalam pakan terhadap tingkat kematangan gonad calon induk udang vaname. Dosis yang digunakan adalah 0 mg/kg pakan astaxanthin + 0 mg/kg pakan vitamin E (kontrol/A), 500 mg/kg pakan astaxanthin (B), 350 mg/kg pakan vitamin E (C), 500 mg/kg pakan astaxanthin and 350 mg/kg pakan vitamin E (D), and 250 mg/kg pakan astaxanthin and 175 mg/kg pakan vitamin E (E). Pemberian pakan dengan penambahan vitamin E dan astaxanthin dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu jam 06.00, 13.00, dan 20.00 WIB sebanyak 2% dari bobot udang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis optimum untuk sintasan, laju pertumbuhan spesifik, dan tingkat kematangan induk udang vaname diperoleh dengan kombinasi 175 mg/kg vitamin E dan 250 mg/kg astaxanthin. Kelangsungan hidup udang dengan perlakuan tersebut adalah 100,00±0,00%, laju pertumbuhan spesifik 1,07±0,26%/hari, tingkat kematangan gonad pertama dicapai pada hari ke 14 (19,45±4,81%), tingkat kematangan gonad keempat diperoleh pada hari ke 41, tingkat pemijahan 33,33±8,33%, fekunditas 87.000±2.000 telur, dan tingkat penetasan mencapai 49,00±1,53%. </p><p class="NoParagraphStyle"> </p><p class="NoParagraphStyle">Kata kunci: astaxanthin, udang vaname <em>Litopenaeus vannamei</em>, vitamin E</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Maulana, Fajar, Harton Arfah, Mita Istifarini, and Mia Setiawati. "Supplementation of astaxanthin and vitamin E in feed on the development of gonads white shrimp broodstock Litopenaeus vannamei Boone 1931." Jurnal Akuakultur Indonesia 16, no. 2 (July 5, 2017): 135. http://dx.doi.org/10.19027/jai.16.2.135-146.

Full text
Abstract:
<p class="NoParagraphStyle"><strong>ABSTRACT</strong></p><p class="NoParagraphStyle"><strong> </strong></p><p class="NoParagraphStyle">The quality of white shrimp <em>Litopenaeus vannamei</em> broodstock can be improved through the addition of astaxanthin and vitamin E in the diet. This study aimed to determine the effect of administration of astaxanthin and vitamin E with different doses in the feed on the maturity gonad of prospective Pacific white shrimp broodstock. Supplementation of 0 mg/kg feed astaxanthin + 0 mg/kg feed vitamin E (control/A), 500 mg/kg feed astaxanthin (B), 350 mg/kg feed vitamin E (C), 500 mg/kg feed astaxanthin and 350 mg/kg feed vitamin E (D), and 250 mg/kg feed astaxanthin and 175 mg/kg feed vitamin E (E) were applied in feed formulation. Shrimp was fed 2% of body weight three times daily at 06.00 am, 13.00 pm, and 20.00 pm. The result showed that the optimum dose for survival, specific growth rate and maturity level of Pacific white shrimp broodstock was obtained in the combination of 175 mg/kg vitamin E and 250 mg/kg astaxanthin. The survival of shrimp by that treatment was 100.00±0.00%, specific growth rate 1.07±0.26%/day, the first level of gonad maturity growth was reached at day 14 (19.45±4.81%), the fourth level of gonad maturity was obtained at day 41, spawning rate 33.33±8.33%, fecundity 87,000±2,000 eggs, and hatching rate reached 49.00±1.53%.</p><p class="NoParagraphStyle"> </p><p class="NoParagraphStyle">Keywords: astaxanthin, <em>Litopenaeus vannamei</em>, vitamin E</p><p class="NoParagraphStyle"><strong> </strong></p><p class="NoParagraphStyle"><strong> </strong></p><p class="NoParagraphStyle"><strong>ABSTRAK</strong><strong></strong></p><p class="NoParagraphStyle"><strong> </strong></p><p class="NoParagraphStyle">Peningkatan kualitas induk udang vaname <em>Litopenaeus vannamei </em>dapat dilakukan dengan penambahan vitamin E dan astaxanthin pada pakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh pemberian astaxanthin dan vitamin E dengan dosis berbeda dalam pakan terhadap tingkat kematangan gonad calon induk udang vaname. Dosis yang digunakan adalah 0 mg/kg pakan astaxanthin + 0 mg/kg pakan vitamin E (kontrol/A), 500 mg/kg pakan astaxanthin (B), 350 mg/kg pakan vitamin E (C), 500 mg/kg pakan astaxanthin and 350 mg/kg pakan vitamin E (D), and 250 mg/kg pakan astaxanthin and 175 mg/kg pakan vitamin E (E). Pemberian pakan dengan penambahan vitamin E dan astaxanthin dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu jam 06.00, 13.00, dan 20.00 WIB sebanyak 2% dari bobot udang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis optimum untuk sintasan, laju pertumbuhan spesifik, dan tingkat kematangan induk udang vaname diperoleh dengan kombinasi 175 mg/kg vitamin E dan 250 mg/kg astaxanthin. Kelangsungan hidup udang dengan perlakuan tersebut adalah 100,00±0,00%, laju pertumbuhan spesifik 1,07±0,26%/hari, tingkat kematangan gonad pertama dicapai pada hari ke 14 (19,45±4,81%), tingkat kematangan gonad keempat diperoleh pada hari ke 41, tingkat pemijahan 33,33±8,33%, fekunditas 87.000±2.000 telur, dan tingkat penetasan mencapai 49,00±1,53%. </p><p class="NoParagraphStyle"> </p><p class="NoParagraphStyle">Kata kunci: astaxanthin, udang vaname <em>Litopenaeus vannamei</em>, vitamin E</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Kasupardi, Endang, Iyay Robia Khoerudin, and Casyadi. "ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL INDONESIA ANGKATAN 1920 SAMPAI DENGAN 1960 BERDASARKAN PERBEDAAN ASAL PENGARANG SEBAGAI BAHAN AJAR PEMBELAJARAN SASTRA." Jurnal Tuturan 3, no. 2 (November 28, 2017): 538. http://dx.doi.org/10.33603/jt.v3i2.814.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan (1)unsur instrinsik dan (2) sistem nilai pendididkan yang membangun dan terkandung dalam lima novel dari angkatan berbeda, (3) dapat memanfaatkan hasil pengkajian tersebut sebagai bahan pembelajaran apresiasi sastra di MA, (4) serta ingin mengetahui bagaimana reaksi atau tanggapan siswa ketika novel-novel tersebut dijadikan sebagai bahan pembelajaran apresiasi sastra. Kelima novel tersebut adalah novel Siti Nurbaya (1920) karya Marah Rusli, Layar Terkembang (1930) karya St. Takdir Alisjahbana, Atheis (1940) karya Achdiat Kartamihardja, Jalan Tak Ada Ujung (1950) karya Mochtar Lubis, dan Ziarah (1960) karya Iwan Simatupang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode formal dan analisis isi. Metode formal untuk menganalisis unsur instrinsik yaitu: alur, tokoh penokohan, latar dan tema, yang menggambarkan keadaan objek dan menguraikan aspek-aspek yang menjadi pusat perhatian penelitian, sedangkan metode analisis isi digunakan untuk menemukan isi komunikasi yaitu pesan yang terkandung sebagai akibat komunkasi yang terjadi antara naskah novel dengan konsumen (pembaca). Hasil analisis unsur intrinsik novel bervariasi : alur dalam novel Atheis dan Ziarah adalah alur regresif sedangkan novel Siti Nurbaya, Layar Terkembang dan Jalan Tak Ada Ujung alur progresif. Tema dalam novel Siti Nurbaya dan Layar Terkembang sama yaitu perjuangan emansipasi perempuan. Novel Jalan Tak Ada Ujung dan Ziarah perjuangan menghadapi kehidupan. Sedangkan Atheis bertema keimanan dan ketidak percayaan.Dominan latar novel Siti Nurbaya sesuai asal penulisnya bertempat di Padang Sumatra Barat, Atheis dengan setting tempatnya di tanah sunda Jawa barat, Sedangkan layar Terkembang, Jalan Tak Ada Ujung dominan latar tempatnya di Jakarta Serta novel Ziarah sendiri sesuai arah perjuangan latar tempatnya berpindah dari Jogjakarta, Jakarta, dan Bogor. Hasil analisis sistem nilai- nilai pendidikan pada dasarnya sama dalam memandang tentang hidup adalah perjuangan dan bekerja keras untuk mencapai tujuan hidup dengan penuh tanggung jawab dan kesabaran. Dalam berkarya seseorang perempuan harus tetap pada kodratnya sebagi calon ibu untuk anak-anaknya.Kelima novel itu lebih dominan menyoroti masalah hubungan sesama manusia, bagaimana kenyataan yang ada di masyarakat tentang jati diri perempuan dan bagaimana seharusnya supaya hidup lebih damai, lebih baik dan lebih nyaman tanpa menyalahi aturan agama dan norma yang ada. Berdasarkan hasil analisis unsur intrinsik dan nilai pendidikan yang terkandung dalam lima novel dari angkatan berbeda dikaitkan dengan kriteria bahan pembelajaran di MA maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembelajaran apresiasi sastra di MA serta diperkuat oleh tanggapan siswa yang mengatakan bahwa kelima novel tersebut masih layak dan sangat perlu dijadikan sebagai bahan pembelajaran apresiasi sastra di MA ini.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Zhang, Ya-Zheng, Qian Yang, Shao-Jian Huang, Zi-Ping Luo, Wen-Ping Li, and Li-Chun Dong. "KI-catalysed synthesis of 4-methylcatechol dimethylacetate and fragrant compound Calone 1951®." Chemical Papers 67, no. 6 (January 1, 2013). http://dx.doi.org/10.2478/s11696-013-0359-z.

Full text
Abstract:
AbstractSynthesis of the fragrant compound Calone 1951® from 4-methyl catechol and methyl bromoacetate entails three successive reactions: the Williamson reaction, Dieckmann condensation, and hydrolysis-decarboxylation reaction. In this paper, the synthesis of 4-methylcatechol dimethylacetate (MCDA) via the Williamson reaction by adding KI as catalyst was investigated. It was found that the addition of an appropriate amount of KI can significantly increase the product yield due to generation of methyl iodoacetate via the reaction between KI and methyl bromoacetate. The synthesised MCDA as well as Calone 1951® were first characterised by melting points, HPLC, IR, and NMR analyses. Next, the effect of the key operating factors on MCDA synthesis by the Williamson reaction was investigated and the optimum operating conditions were obtained via a group of orthogonal experiments. The verification experiments demonstrated that, under the optimum operating conditions, the MCDA yield could be increased from 78.5 % to 95.4 % by the addition of an appropriate amount of KI; the corresponding yield of Calone 1951® increased to 68 %.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Kuswono, Kuswono. "PEMBENTUKAN AKADEMI MILITER YOGYAKARTA 1945-1950." ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sejarah 12, no. 1 (June 8, 2016). http://dx.doi.org/10.21831/istoria.v12i1.9558.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah memberi gambaran mengenai proses pendirian Akademi Militer di Yogyakarta pada awal Indonesia merdeka. Metode penelitian menggunakan metode historis dengan langkah-langkah yakni heuristik, kritik sumber, interpretasi, serta langkah terakhir yakni penulisan (sintesis) berdasarkan fakta dari data-data yang diperoleh. Pembentukan Akademi Militer Yogyakarta tidak terlepas dari jasa Urip Sumoharjo, Hamengku Buwono IX dan tokoh-tokoh eks-peta dan eks-KNIL yang kemudian berjuang untuk membentuk angkatan bersenjata tanah air yang tangguh. Pembentukannya merupakan reaksi dari sedikitnya angkatan militer yang berpendidikan pada saat Indonesia baru merdeka. Pendirian akademi militer dengan memilih lokasi di Yogyakarta beralasan bahwa Markas Besar TKR juga berada di Yogyakarta. Setidaknya pusat pendidikan ini dekat dengan pusat kekuatan militer yang merupakan kendali untuk seluruh wilayah Republik Indonesia. Untuk mendaftar calon taruna cukup berpendidikan sekolah dasar enam tahun dengan usia berkisar antara 18 sampai dengan 20 tahun. Tempat pendidikan menggunakan gedung Christelijke MULO Kotabaru sedangkan asrama taruna menggunakan gedung Normaal School. Kata kunci: Pendidikan Militer, Akademi Militer Yogyakarta
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

"Front Matter." Calíope 19, no. 1 (2014). http://dx.doi.org/10.5325/caliope.19.1.fm.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

"Back Matter." Calíope 19, no. 1 (2014). http://dx.doi.org/10.5325/caliope.19.1.bm.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Balthazar, Herman. "i.s.m. Rita Calcoen, fotoalbum van het krijgsgevangenkamp Göttingen (1915-1918), instrument van de Duitse 'Belgienpolitik'." Brood & Rozen 13, no. 4 (December 6, 2016). http://dx.doi.org/10.21825/br.v13i4.3339.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Samaniego, Jessie, Cris Reven Gibaga, Alexandria Tanciongco, and Rasty Rastrullo. "Assessment of Trace Elements in Soils and Sediments in the Abandoned Mercury Mine Site in Puerto Princesa City, Philippines." ASEAN Journal on Science and Technology for Development 38, no. 2 (August 30, 2021). http://dx.doi.org/10.29037/ajstd.682.

Full text
Abstract:
An abandoned mercury mine area in Puerto Princesa City, which was previously operated by Palawan Quicksilver Mines, Inc. (PQMI) from 1953 to 1976, is known for its unrehabilitated open-pit of mercury-rich rocks and exposed mine waste calcine stockpiles in the vicinity. In order to establish an understanding on the geology of the abandoned mercury mine deposit and to obtain clues in determining the possible metal pollutants in the area, measurement of trace element concentrations of soil and sediments collected from the PQMI vicinity were conducted. Soil and sediment samples were analyzed for heavy metals, rare-earth elements and naturally occurring radioactive elements and determined its contamination factor as part of risk assessment. Analytical results showed that aside from mercury, several heavy metals (nickel, chromium, manganese) were found to be anomalous due to the geology of the area. Statistical analyses show that chromium, nickel and antimony present the highest contamination factor among the sampling groups. Mercury is found to have negative bias with higher rare earth elements concentration but positively correlated with arsenic, antimony, and thallium. In general, there is low concentration of rare earth elements (except for scandium) in comparison with its respective average crustal concentration. Due to the nature of geology in the area, naturally occurring radioactive elements influence is also minimal. The results of this study, especially on the assessment of soil and sediment pollutants, are recommended as guidance to its mine rehabilitation.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Guo, Zeng-Yuan, and Quan-Wen Hou. "Thermal Wave Based on the Thermomass Model." Journal of Heat Transfer 132, no. 7 (April 29, 2010). http://dx.doi.org/10.1115/1.4000987.

Full text
Abstract:
In times comparable to the characteristic time of the energy carriers, Fourier’s law of heat conduction breaks down and heat may propagate as waves. Based on the concept of thermomass, which is defined as the equivalent mass of phonon gas in dielectrics, according to the Einstein’s mass-energy relation, the phonon gas in the dielectrics is described as a weighty, compressible fluid. Newton mechanics has been applied to establish the equation of state and the equation of motion for the phonon gas as in fluid mechanics, because the drift velocity of a phonon gas is normally much less than the speed of light. The propagation velocity of the thermal wave in the phonon gas is derived directly from the equation of state for the phonon gas, rather than from the relaxation time in the Cattaneo–Vernotte (CV) model (Cattaneo, C., 1948, “Sulla Conduzione Del Calore,” Atti Semin. Mat. Fis. Univ. Modena, 3, pp. 83–101; Vernotte, P., 1958, “Paradoxes in the Continuous Theory of the Heat Equation,” C. R. Acad. Bulg. Sci., 246, pp. 3154–3155). The equation of motion for the phonon gas gives rise to the thermomass model, which depicts the general relation between the temperature gradient and heat flux. The linearized conservation equations for the phonon gas lead to a damped thermal wave equation, which is similar to the CV-wave equation, but with different characteristic time. The lagging time in the resulting thermal wave equation is related to the wave velocity in the phonon gas, which is approximately two orders of magnitude larger than the relaxation time adopted in the CV-wave model for the lattices. A numerical example for fast transient heat conduction in a silicon film is presented to show that the temperature peaks resulting from the thermomass model are much higher than those resulting from the CV-wave model. Due to the slower thermal wave velocity in the phonon gas, by as much as one order of magnitude, the damage due to temperature overshooting may be more severe than that expected from the CV-wave model.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography