To see the other types of publications on this topic, follow the link: Biokompatibel.

Journal articles on the topic 'Biokompatibel'

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Biokompatibel.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

del Campo, Aránzazu. "Biokompatibel und wieder ablösbar." adhäsion KLEBEN & DICHTEN 56, no. 6 (May 2012): 26–29. http://dx.doi.org/10.1365/s35145-012-0120-8.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

Prajitno, Djoko Hadi, Ahmad Brian Pratama, and Pawawoi Pawawoi. "Perilaku Elektrokimia Paduan Bio Inert Ti-6Al-4V Bahan Implant Yang Di Doping Dengan Nb Dalam Media Minuman Berkarbonasi." Journal of Chemical Process Engineering 4, no. 1 (June 1, 2019): 23–30. http://dx.doi.org/10.33536/jcpe.v4i1.306.

Full text
Abstract:
Penelitian ini untuk mempelajari pengaruh doping unsur Nb terhadap paduan bioinert Ti-6Al-4V dengan metode elektrokimia sebagai bahan implant dalam media minuman berkarbonasi. Tujuan penelitian adalah untuk mempebaiki biokompatibel paduan Ti-6Al-4V yang telah di doping dengan Nb dalam media minuman berkabonasi. Pembuatan paduan Ti-6Al-4V-xNb (x= 0, 1 dan 2 %wt) dilakukan dengan melebur Ti-6Al-4V dan Nb dalam tungku busur listrik. Perilaku elektrokimia paduan Ti-6Al-4V yang telah di doping dengan unsur Nb di uji menggunakan potensiostat dengan metode polarisasi Tafel dengan waktu perendaman selama 0 menit, 60 menit, dan 120 didalam media minuman berkarbonasi pada temperatur kamar. Hasil data pengujian polarisasi Tafel diolah dengan software Echem Analist V.5.66 sehingga didapatkan besaran laju korosi paduan Ti-6Al-4V dalam media minuman berkarnonasi. Permukaan paduan hasil pengujian polarisasi Tafel dievaluasi dengan difraksi sinar X. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa paduan Ti-6Al-4V-xNb (x= 0, 1 dan 2 %wt) akan meningkat biokompatibelnya dengan meningkatnya ketahanan korosi dalam media minuman berkabornasi bila paduan titanium yang di doping dengan Nb dengan jumlah yang lebih besar. Hal tersebut terjadi dikarenakan penambahan Nb pada paduan titanium Ti-6Al-4V terjadi peningkatan transisi dari aktif menjadi pasif. Hasil evaluasi sampel menggunakan difraksi sinar X menujukkan bahwa pada permukaan sampel terdapat lapisan pasif. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa biokompatibel paduan Ti-6Al-4V dalam minuman berkabonasi yang telah di doping dengan Nb unjuk kerjanya akan meningkat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

Asril, Asregi, and Jumriana Rahayuningsih. "Sintesis Hidroksiapatit dari Tulang Ikan Patin melalui Metode Presipitasi." ALKIMIA : Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan 4, no. 1 (February 29, 2020): 12–16. http://dx.doi.org/10.19109/alkimia.v4i1.4633.

Full text
Abstract:
Tulang ikan patin telah berhasil disintesis menjadi hidroksiapatit melalui metode presipitasi. Tulang ikan Patin digunakan karena akan menghasilkan hidroksiapatit yang lebih biokompatibel dengan tulang. Model yang digunakan adalah percobaan laboratorium melalui metode presipitasi yang mensintesis tulang ikan patin yang telah dikalsinasi dengan asam nitrat, aquades, ammonium hidroksida dan diammonium hidrogen fosfat sehingga menghasilkan produk hidroksiapatit. Hasil FTIR menunjukkan bahwa terdapat gugus-gugus penyusun hidroksiapatit pada puncak puncaknya. XRD menunjukkan bahwa porduk yang dihasilkan memang benar hidroksiapatit karena sesuai dengan standar dari ICCS. Hasil dari SEM menunjukkan terdapat aglomerasi dari produk yang dihasilkan dikarenakan metode presipitasi itu sendiri.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Miyashita, C., and M. Zeppezauer. "Biochemische Grundlagen der Inkompatibilität." Hämostaseologie 10, no. 02 (April 1990): 64–70. http://dx.doi.org/10.1055/s-0038-1655185.

Full text
Abstract:
ZusammenfassungUm abzuschätzen, inwieweit körperfremde Oberflächen biokompatibel sind, ist es wichtig, die physikochemischen Eigenheiten künstlicher und biologischer Polymere wie die von Blutproteinen zu verstehen. Diese Eigenschaften der beiden Reaktionspartner bestimmen ihre Wechselwirkungen, z.B. die Art kovalenter und nichtkovalenter Bindungen, in denen die Konformation, Ladung und biologische Aktivität der Eiweißstoffe beeinflußt wird, die an der Oberfläche adsorbiert werden. Zahlreiche Techniken zur Charakterisierung der chemischen, physikalischen und biologischen Parameter von Proteinen stehen zur Verfügung. Allerdings können viele von ihnen in bestimmten Situationen nicht angewendet werden. Thermodynamische wie optische und spektroskopische Methoden für die Charakterisierung von Oberflächenbindungen werden in diesem Referat beschrieben und besprochen.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Ika Devi Adiana and Lasminda Syafiar. "PENGGUNAAN KITOSAN SEBAGAI BIOMATERIAL DI KEDOKTERAN GIGI." Dentika Dental Journal 18, no. 2 (December 4, 2014): 190–93. http://dx.doi.org/10.32734/dentika.v18i2.2029.

Full text
Abstract:
Pengunaan produk-produk alam di bidang kedokteran saat ini semakin berkembang pesat. Salah satu bahan alami yangdigunakan adalah kitosan. Tujuan penulisan ini adalah untuk menjelaskan kegunaan kitosan di bidang kedokteran gigi.Kitosan (poly-β-1,4-glukosamine) merupakan makalah biopolymer alami di alam yang memiliki rantai linear denganrumus struktur (C6H11NO4)n yang dapat diperoleh dari proses destilasi kitin. Kitin ditemukan banyak pada hewan lautberkulit keras seperti blankas, kepiting, kerang, udang, rajungan, cumi-cumi, jenis serangga dan jamur. Kitosan memilikibeberapa sifat yang menguntungkan seperti biokompatibel, biodegradable, tidak beracun serta mucoadhesion sehinggakitosan sering digunakan pada pengaplikasian biomedis. Sebagai kesimpulan, kitosan dapat digunakan sebagai antibakteri, menghambat/ membunuh mikroorganisme, menurunkan rasa nyeri, serta memperbaiki sifat-sifat material dibidang kedokteran gigi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

Jütte, M., S. Klein, D. Katenkamp, W. Vogel, W. Götz, and R. Woytinas. "Ergebnisse der tierexperimentellen Erprobung einer neuen Enukleationsplombe aus Biovitrokeramik - BioveritRI und II (bioaktiv und biokompatibel)." Klinische Monatsblätter für Augenheilkunde 200, no. 06 (June 1992): 674–77. http://dx.doi.org/10.1055/s-2008-1045856.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Abbas, Basril, and Yessy Warastuti. "Preparasi dan Karakterisasi Kitosan-Karboksi Metil Selulosa Iradiasi untuk Scaffold." Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi 14, no. 1 (June 2, 2018): 41. http://dx.doi.org/10.17146/jair.2018.14.1.3537.

Full text
Abstract:
Scaffold umumnya digunakan sebagai matrik pelepasan obat, penelitian perilaku sel dan material dalam bidang rekayasa jaringan. Scaffold berdimensi tiga (3D) biasanya berupa material berpori, biokompatibel, biodegradable dan berfungsi untuk memberikan lingkungan mikro yang cocok, yaitu dukungan mekanik, fisik, dan rangsangan biokimia untuk pertumbuhan sel optimal. Pada penelitian ini scaffold dibuat dari kitosan dan karboksimetil selulosa (KMS) dengan teknik liofilisasi. Selanjutnya, scaffold diiradiasi dengan sinar gamma dan dikarakterisasi dengan Fourier-Transform- Infrared, Scanning Electron Microscope (SEM), serapan air dan porositas. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada spektrum FTIR diperoleh kedua bahan tersebut tanpa terjadi reaksi, ukuran pori berkisar 130-467 µm, serapan air 803-1722%, dan porositas berkisar 70-74%. Iradiasi mempengaruhi ukuran pori, porositas, dan serapan air. Berdasarkan besaran porinya, komposit ini layak menjadi scaffold.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Agus Susanto, Susi Susanah, Bambang Pontjo, and Mieke Hemiawati Satari. "MEMBRAN GUIDED TISSUE REGENERATION UNTUK REGENERASI PERIODONTAL." Dentika Dental Journal 18, no. 3 (July 1, 2015): 300–304. http://dx.doi.org/10.32734/dentika.v18i3.1980.

Full text
Abstract:
Berbagai teknik bedah dan bahan terus dikembangkan untuk meningkatkan regenerasi periodontal. Salah satu metode bedahyang sering digunakan pada defek periodontal adalah menggunakan barriermembranguided tissue regeneration (GTR) atauguided bone regeneration (GBR). Prinsip GTR/GBR adalah menggunakan barriermembran untuk menutupi tulang danligamen periodontal, kemudian memisahkannya sementara dari epitel gusi. Fungsi membran ini meningkatkan dan menjagabekuan darah dan bertindak sebagai scaffold untuk perlekatan dan proliferasi sel. Terdapat dua jenis membran yaitumembran non resorbable dan resorbable. Membran non resorbable pada umumnya terbuat dari polytetrafluoroethylene,membran ini sifatnya stabil, nondegradable dan biokompatibel, tetapi penggunaannya memerlukan bedah kedua untukmengambil membran. Membran resorbable berasal dari bahan sintetis seperti polyglycolic, polylactic acid dan bahan alamiseperti kolagen dan laminar bone. Pembuatan membran yang ideal masih terus dikembangkan, membran kolagen saat inilebih sering digunakan karena mempunyai biocompatibility yang optimal walaupun tingkat resorpsi membran sulit untukdiprediksi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Husni, Dr Sc Amir. "KARBOKSIMETIL KITOSAN MENINGKATKAN DAYA SIMPAN FILET NILA MERAH YANG DISIMPAN PADA SUHU RENDAH." Jurnal Teknosains 8, no. 2 (January 31, 2019): 135. http://dx.doi.org/10.22146/teknosains.37406.

Full text
Abstract:
Kitosan diketahui memiliki aktivitas antibakteri, biodegradable, dan biokompatibel tetapi tidak larut dalam air. Modifikasi kitosan menjadi karboksimetil kitosan diharapkan mampu meningkatkan kelarutan dalam air tanpa mengubah bioaktivitas sehingga memungkinkan aplikasi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh pemberian karboksimetil kitosan sebagai bahan antibakteri terhadap daya simpan filet nila merah yang disimpan pada suhu dingin. Karboksimetil kitosan dibuat dengan cara mereaksikan senyawa kitosan dengan asam monokloroasetat pada suhu 900C selama 3 jam. Sampel filet nila merah segar direndam dalam larutan karboksimetil kitosan dengan konsentrasi 0%; 2%; 3% dan 4% selama 60 menit, kemudian disimpan pada suhu dingin 50C selama 12 hari. Parameter yang diamati tiap 4 hari yaitu Total Plate Count (TPC), Total Volatile Base (TVB), pH dan uji skoring. Hasil penelitian menunjukkan bahwapenggunaan konsentrasi karboksimetil kitosan yang berbeda memberikan pengaruh nyata (P
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Ranamanggala, Jonathan Angelo, Dewinta Intan Laily, Yossy Nur Annisa, and Sari Edi Cahyaningrum. "Potensi Hidroksiapatit dari Tulang Ayam Sebagai Pelapis Implan Gigi." Jurnal Kimia Riset 5, no. 2 (December 7, 2020): 141. http://dx.doi.org/10.20473/jkr.v5i2.22479.

Full text
Abstract:
Tulang ayam pada dasarnya memiliki kandungan kalsium yang tinggi, secara umum sumber kalsium yang tinggi dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan hidroksiapatit. Hidroksiapatit (HAP) merupakan merupakan keramik yang bersifat biokompatibel, bioaktif dan bioresorbabel, dimana HAP sering digunakan sebagai material substitusi tulang atau gigi. Pada review ini, membahas tentang potensi tulang ayam digunakan sebagai bahan dasar dalam sintesis hidroksiapatit (HAP) mengenai karakterisasi secara kimia dan fisik untuk mengetahui potensi kelayakan HAP dari tulang ayam sebagai pelapis implan gigi. Gugus fungsional, kristalinitas, ukuran pori dan uji secara in vitro menunjukkan syarat terpenuhinya HAP layak sebagai implant Karakteristik HAP berpotensi memberikan efek yang menguntungkan ketika digunakan sebagai implan gigi atau pelapis implan gigi. Permukaan berpori dari HAP berperan penting dalam memberikan peningkatan interkoneksi mekanis yang mengarah pada fiksasi implan yang kuat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Rahman, Vicania Raisa, Marline Abdassah Bratadiredja, and Nyi Mekar Saptarini, M.Si, Apt. "Artikel Review: Potensi Kolagen sebagai Bahan Aktif Sediaan Farmasi." Majalah Farmasetika 6, no. 3 (August 6, 2021): 253. http://dx.doi.org/10.24198/mfarmasetika.v6i3.33621.

Full text
Abstract:
Kolagen merupakan protein yang terdapat di kulit, tendon, tulang rawan, dan organ dengan kandungan sekitar 30% atau lebih dari protein total. Saat ini, kolagen telah ditemukan mempunyai 29 jenis dengan struktur dan urutan asam amino yang berbeda. Kolagen mempunyai karakteristik fisikokimia yang baik yaitu bersifat biokompatibel, biodegradable, antigenisitas yang rendah, dan nontoksik dengan berbagai aktivitas yang dapat mendukungnya sebagai sediaan farmasi. Review artikel dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kolagen yang memiliki berbagai aktivitas sebagai sediaan farmasi. Artikel dikumpulkan dari 107 artikel penelitian. Artikel ini membahas tentang potensi kolagen sebagai sediaan farmasi untuk kesehatan. Hasil yang didapatkan adalah kolagen memiliki banyak peran dalam tubuh sehingga memiliki banyak aktivitas untuk kesehatan, terutama sebagai antiinflamasi, menyembuhkan luka, kondroprotektif, pertumbuhan dan homeostasis kulit, tendon, tulang, otot, dan saraf, dan antikanker. Kolagen sangat mempengaruhi tubuh dan dapat dijadikan sediaan farmasi sebagai suplemen, kosmetik, ataupun scaffolding material untuk kesehatan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Meyenberger, Ch, and A. C. Fantin. "Gallenwegs-Stents." Therapeutische Umschau 60, no. 4 (April 1, 2003): 225–32. http://dx.doi.org/10.1024/0040-5930.60.4.225.

Full text
Abstract:
Maligne oder benigne Stenosen der Gallenwege werden heute vorzugsweise minimal invasiv mit endoskopisch platzierbaren Stents behandelt. Wichtig für die Wahl des Stenttyps ist die Frage, ob eine benigne oder maligne Stenose vorliegt. Benigne Stenosen werden in der Regel mit Kunststoffstents versorgt, maligne Stenosen werden mit Metallstents überbrückt. Die wichtigsten Indikationen für Kunststoffstents sind postoperative Gallenwegsstrikturen, z. B. nach Gallenwegschirurgie oder Lebertransplantation, die primär sklerosierende Cholangitis sowie postoperative Galleleckagen. Metallstents werden im Rahmen einer Palliativbehandlung, z. B. beim Pankreaskarzinom, stenosierenden Cholangiokarzinom oder bei einer malignen extrinsischen Gallenwegskompression (z. B. Lebermetastasen), eingesetzt. Die für beide Stenttypen verwendeten Materialien sind biologisch inert und dementsprechend biokompatibel. Ein bisher noch unbefriedigend gelöstes Problem ist die Stentokklusion durch z. B. Sludge, bakterielle Verunreinigung oder Einwachsen von Tumorgewebe. Diese Probleme führen durchschnittlich nach jeweils drei bis sechs Monaten zu einer zunehmenden Stentdysfunktion, was entsprechende endoskopische Nachinterventionen zur Folge hat. Bezüglich Funktionsdauer bis zur Okklusion sind die Metallstents den Kunststoffstents überlegen. Die biliäre Stenttherapie ist den chirurgischen Therapiemethoden (intestinale Bypassverfahren) ebenbürtig.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Huda, Ihsanul, Retno Kusumaningrum, Galuh Sukmarani, and Alfian Noviyanto. "Stabilitasi Fasa Kalsium Pirofospat Pada Temperatur Tinggi Dengan Penambahan Zirkonia." Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia 5, no. 5 (May 20, 2020): 98. http://dx.doi.org/10.36418/syntax-literate.v5i5.1134.

Full text
Abstract:
Kalsium Pirofospat adalah biomaterial yang sangat baik untuk digunakan sebagai pengganti tulang atau gigi yang rusak ataupun retak. Kalsium Pirofospat bersifat biokompatibel, bioaktif dan memiliki komposisi kimia yang mendekati komposisi pada tulang dan gigi manusia. Namun biomaterial ini memiliki kekurangan yaitu sifat mekanisnya yang rendah apabila digunakan untuk menerima beban yang berat. Peningkatan sifat mekanik kalsium pirofospat dapat dilakukan dengan menambahkan material zirkon. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan kajian perubahan fasa kalsium pirofospat dengan penambahan zirkon pada temperatur tinggi. Komposisi zirkonia yang ditambahkan sebesar 5% dan 10% (w/w). Pencampuran kalsium pirofosfat dilakukan menggunakan High Energy Milling (HEM) dengan Ball Powder Ratio (BPR) sebesar 5:1 selama 30 menit. Campuran selanjutnya dipanaskan pada temperatur 1000 selama 60 menit. Hasil karakterisasi menggunakan XRD menunjukan bahwa perlakuan pemanasan dapat mendekomposisi kalsium pirofosfat dan terbentuknya CaZrO3. Pemanasan juga menyebabkan ukuran partikel semakin besar. Hasil SEM menunjukkan ukuran mikrostruktur CPP TA yang semula 590±43nm menjadi CPP TAZ5 1,212±268µm dan CPP TAZ10 1,324±384µm. Sedangkan untuk CPP TB yang semula 455±32nm menjadi CPP TBZ5 1,112±546µm dan CPP TBZ10 1,123±392µm. Kata kunci: Kalsium Pirofospat, Zirkonia, High Energy Milling
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

Sinambela, Febriani, Tri Windarti, and Parsaoran Siahaan. "Pengaruh Waktu pada Pembentukan Kalsium Fosfat dengan Sistem Membran Selulosa Bakterial." Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 15, no. 3 (December 1, 2012): 105–10. http://dx.doi.org/10.14710/jksa.15.3.105-110.

Full text
Abstract:
Kalsium fosfat merupakan senyawa yang biasa digunakan sebagai material bio-implan karena bersifat biokompatibel, bioaktif dan osteokonduktif. Sistem membran selulosa bakterial adalah metode yang dapat digunakan dalam pembentukan kalsium fosfat. Pembuatan kalsium fosfat dilakukan melalui beberapa tahap, meliputi sintesis selulosa bakterial menggunakan 1000 mL media air kelapa, 100 g gula pasir dan 0,6 g diamonium sulfat untuk membiakkan 100 mL starter bakteri Acetobacter Xylinum, pembuatan kalsium fosfat dengan variasi waktu 5, 6, 12, 24 dan 48 jam menggunakan sistem membran selulosa bakterial dan analisis produk sintesis menggunakan FTIR dan XRD. Berdasarkan analisis FTIR dan XRD, pembentukan kalsium fosfat menggunakan membran selulosa bakterial, pada variasi waktu 5, 6, dan 24 jam menghasilkan kalsium hidrogen fosfat dihidrat (CHPD) [CaHPO4.2H2O] , trikalsium fosfat (TCP) [Ca3(PO4)2], karbonat hidroksiapatit (CHA), dan hidroksiapatit (HA) [Ca10(PO4)6(OH)2] dan variasi waktu 12 dan 48 jam adalah CHPD, TCP dan HA. Semakin lama waktu pembentukan kalsium fosfat, fase kalsium fosfat semakin semikristalin. Selain itu, semakin lama waktu, ukuran kristalit CHPD sebagai produk utama cenderung semakin besar yaitu variasi waktu 5 jam sebesar 30,28 nm, variasi waktu 6,12, 24 jam sebesar 32,60 nm, dan variasi waktu 48 jam sebesar 33,90 nm.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

Dwijaya, Made Subekti, Muhammad Satrio Utomo, Syafira Nur Ajeng Ramadhanti, Fendy Rokhmanto, Ibrahim Purawiardi, Galih Senopati, Aprilia Erryani, and Inti Mulyati. "Deposisi Kalsium Karbonat pada Ti-6Al-6Mo[CALCIUM CARBONATE DEPOSITION ON TI-6AL-6MO]." Metalurgi 36, no. 1 (April 29, 2021): 17. http://dx.doi.org/10.14203/metalurgi.v36i1.583.

Full text
Abstract:
Osseointegration is one of important property in development of implant materials for orthopedic applications. While biocompatible metallic materials such as titanium alloys should already have adequate biocompatibility properties as implant materials, their osseointegration property could be further improved by bioceramic coating. Calcium carbonate (CaCO3) and hydroxyapatite are two major bioceramics in bones that can be utilized to improve the osseointegration property of metallic implant materials. Current challenge on bioceramic coating of metallic implant materials is to obtain coating method that is facile and economically feasible for implementation in the industry. Here we propose a simple and straightforward method to deposit calcium carbonate on Ti-6Al-6Mo. We utilize two common biomimetic solutions, the phosphate buffer saline (Dulbecco’s PBS) and supersaturated calcification solution (SCS) to induce the calcium carbonate formation on the Ti-6Al-6Mo surface. Microstructural and elemental observations by scanning electron microscope (SEM) – energy dispersive x-ray (EDX) has shown the presence of calcium carbonate on the surface of the Ti-6Al-6Mo immersed in SCS. Moreover, the crystallography analysis by x-ray diffraction (XRD) also confirmed the formation of calcium carbonate on the surface of Ti-6Al-6Mo. We also studied the proposed method on pure Ti (>95%) as comparison and similar outcomes were also observed. The effect on duration of immersion was also accounted in current setting. The outcomes of immersion duration for 7 and 10 days were not significantly different. ABSTRAKOsseointegrasi adalah salah satu properti penting dalam pengembangan material untuk aplikasi implan tulang. Meskipun material logam biokompatibel seperti paduan titanium sudah memiliki properti biokompatibel bawaan yang sudah mencukupi sebagai material implan tulang, sifat osseointegrasi -nya masih dapat ditingkatkan dengan pelapisan biokeramik. Kalsium karbonat (CaCO3) dan hidroksiapatit adalah dua biokeramik utama pada tulang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan sifat osseointegrasi pada material implan. Tantangan saat ini pada pelapisan biokeramik pada material implant adalah memperoleh metode pelapisan yang mudah diterapkan dan ekonomis untuk selanjutnya diterapkan di industri. Pada penelitian ini dilakukan sebuah metode yang sederhana untuk mendeposisi kalsium karbonat pada permukaan Ti-6Al-6Mo. Kami menggunakan dua larutan biomimetik yang sudah secara luas digunakan, yaitu Dulbecco’s PBS (phosphate buffer saline) dan SCS (supersaturated calcification solution) untuk membuat pembentukan kalsium karbonat pada permukaan Ti-6Al-6Mo. Pengamatan struktur mikro dan elemental dengan scanning electron microscope (SEM) - energy dispersive x-ray (EDX) menunjukkan keberadaan deposit kalsium karbonat pada permukaan Ti-6Al-6Mo. Lebih lanjut, analisa kristalografi dengan difraksi x-ray (XRD) juga menguatkan keberadaan deposit kalsium karbonat pada permukaan Ti-6Al-6Mo. Kami juga mempelajari metode yang diajukan pada Ti murni (>95%) sebagai perbandingan dan diperoleh hasil yang serupa. Pengaruh durasi perendaman juga diamati dalam penelitian ini. Hasil dari imersi dengan durasi 7 dan 10 hari tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Dewi, Mayang Kusuma, Anis Yohana Chaerunisaa, and Sriwidodo Sriwidodo. "Peptida Antimikrobial Cathelicidin dan Liposom sebagai Pembawa." Majalah Farmasetika 6, no. 2 (May 20, 2021): 187. http://dx.doi.org/10.24198/mfarmasetika.v6i2.33182.

Full text
Abstract:
Peptida antimikrobial (PAM) dalam beberapa tahun terakhir telah menarik perhatian di kalangan ilmuwan, profesional kesehatan, dan perusahaan farmasi karena potensi terapeutiknya yang sangat luas. Cathelicidin merupakan salah satu kelompok dari PAM dengan berat molekul rendah yang mempunyai berbagai aktivitas biologis pada rentang terapi tertentu yang berfungsi sebagai antimikrobial, antivirus, dan antijamur, serta dapat memodulasi sistem imum terhadap infeksi bakteri (gram positif dan gram negatif). Walaupun menarik untuk aplikasi klinis, cathelicidin memiliki keterbatasan dalam hal stabilitas dan aktivitasnya secara in-vivo, serta interaksi non-spesifik dengan membran biologis inang yang mengarah pada efek sitotoksik yang merugikan. Enkapsulasi cathelicidin dapat mengakibatkan penurunan sitotoksisitas, meningkatkan stabilitas dan aktivitas biologisnya. Keterbatasan cathelicidin dapat diatasi dengan mengenkapsulasi cathelicidin dalam pembawa lipid seperti liposom. Review ini bertujuan untuk memberikan gambaran singkat mengenai struktur, sifat, fungsi, uji klinis, dan keterbatasan dari cathelicidin yang mana keterbatasan cathelicidin ini dapat di atasi dengan pembawa vesikular salah satunya adalah liposom. Liposom merupakan pembawa vesikular generasi pertama yang bersifat non-toksik, biodegradable, biokompatibel, dan stabil dalam larutan koloid sistem penghantaran obat. Sistem liposom dapat melindungi peptida yang dienkapsulasi dari degradasi protease. Selain itu, pembawa liposom disajikan sebagai alternatif yang menjanjikan untuk mengoptimalkan pemberian cathelicidin dalam hal dosis, pola pengiriman, dan keamanan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Sumeisey, Gabriella, Stella D. Umboh, and Trina E. Tallei. "PENYALUTAN BAKTERI ASAM LAKTAT MENGGUNAKAN NANOPARTIKEL KITOSAN." PHARMACON 8, no. 4 (November 28, 2019): 843. http://dx.doi.org/10.35799/pha.8.2019.29361.

Full text
Abstract:
ABSTRACT The lactic acid bacteria (LAB) are bacteria which have large contribution to provide functional benefits for the human body as a probiotic. One of the conditions needed for a bacterium to be catagorized as probiotic, is to be tolerant to low pH. The encapsulation approach using chitosan nanoparticles is one of the methods to prevent damage and the amount of probiotic bacteria reduction when they are exposed to low pH. Chitosan is a natural polymer, biocompatible, biodegradable, and not toxic substance, and can form microencapsulation with cross-bonding with tripolyphosphate. Therefor, chitosan is suitable for encapsulation of lactic acid bacteria. Keywords : Lactitc acid bacteria, chitosan, microencapsulation, viability, pH low ABSTRAK Bakteri asam laktat merupakan bakteri yang memiliki kontribusi besar dalam memberikan manfaat fungsional bagi tubuh manusia sebagai probiotik. Salah satu syarat yang dibutuhkan agar suatu bakteri dinyatakan sebagai probiotik yaitu toleransi terhadap pH rendah. Pendekatan penyalutan (enkapsulasi) nanopartikel kitosan merupakan salah satu metode untuk mencegah kerusakan dan berkurangnya jumlah bakteri probiotik ketikan terpapar pada pH rendah. Kitosan merupakan polimer alami, biokompatibel, biodegradable, tidak beracun, dan dapat membentuk ikatan silang dengan tripolifosfat, sehingga kitosan dapat digunakan sebagai matriks pada mikroenkapsulasi (penyalutan mikro) bakteri asam laktat. Kata kunci : bakteri asam laktat, kitosan, mikroenkapsulasi, viabilitas, pH rendah
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

Vychytil, Andreas. "Biokompatible Peritonealdialyselösungen." Dialyse aktuell 22, no. 09 (November 2018): 404–9. http://dx.doi.org/10.1055/a-0765-9503.

Full text
Abstract:
ZusammenfassungDurch langzeitige intraperitoneale Anwendung von Glukoselösungen treten bei PD-Patienten (PD: Peritonealdialyse) morphologische und funktionelle Schäden an der Peritonealmembran auf. Es gibt keine eindeutige Evidenz, dass PD-Lösungen mit alternativen osmotischen Substanzen (Icodextrin, Aminosäuren) langfristig einen günstigen Einfluss auf peritonealeSchäden bei chronischen PD-Patienten haben. Dennoch ist die klinische Bedeutung von icodextrinhaltigen PD-Lösungen zur Optimierung des Salz- und Wasserhaushaltes uneingeschränkt. In rezenten Metaanalysen haben Low-GDP-Lösungen (GDP: Glukosedegradationsprodukte) harte Endpunkte wie Peritonitis und technisches Versagen nicht signifikant beeinflusst. Dennoch weisen einzelne kleinere Studien und Kohortenstudien darauf hin, dass diese Lösungen morphologische Schäden der Peritonealmembran reduzieren. Alanyl-Glutamin als Zusatz zur PD-Lösung hat in ersten klinischen Studien zu membranprotektiven, immunmodulatorischen und antiinflammatorischen Effekten geführt. Klinische Studien mit längerer Beobachtungszeit müssen zeigen, ob dies auch mit einer verbesserten Peritonitisrate, einem verbesserten technischen Überleben und/oder Überleben von PD-Patienten assoziiert ist.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

Deviyanti, Sinta. "POTENSI LARUTAN CHITOSAN 0,2% SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN IRIGASI DALAM PERAWATAN SALURAN AKAR GIGI." Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi 14, no. 1 (September 19, 2018): 6. http://dx.doi.org/10.32509/jitekgi.v14i1.642.

Full text
Abstract:
Irigasi dan instrumentasi merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam perawatan saluran akar gigi. Penggunaan instrumen manual dan instrumen yang digerakkan mesin, akan menghasilkan smear layer yang menutupi dinding saluran akar dan tubuli dentin yang terbuka.Pembersihkan debridement secara menyeluruh serta pembersihan smear layer merupakan landasan untuk mencapai keberhasilan perawatan saluran akar gigi. Irigasi dengan sodium hipoklorit (NaOCl) yang dikombinasi dengan bahan khelasi seperti Ethylenediaminetetraacetic (EDTA) telah direkomendasikan untuk pembersihan komponen organik dan komponen inorganik dari smear layer secara efektif. Namun, EDTA dapat bersifat erosif terhadap dentin, konsekuensinya mempengaruhi sifat kekerasan, permeabilitas dan pelarutan dentin di bagian dalam akar gigi. Penggunaan NaOCl tidak mampu membersihkan smear layer, karena hanya efektif terhadap debris organik. Oleh karena itu,dibutuhkan penelitian untuk mencari larutan irigasi yang lebih kompatibel, efesien membersihkan smear layer dan menyebabkan erosi dentin yang lebih rendah. Saat ini, chitosan telah diteliti di bidang kedokteran gigi.Chitosan adalah polisakarida alamiah, berasal dari deasetilasi chitin yang terdapat pada cangkang kepiting dan udang. Chitosan memiliki kemampuan khelasi, biokompatibel, biodegradasi, bioadhesi dan tidak toksik terhadap tubuh manusia. Hasil-hasil penelitian terbaru telah menyimpulkan bahwa irigasi akhir dengan larutan Chitosan 0,2% setelah irigasi dengan larutan NaOCl, lebih efesien dalam membersihkan smear layer dibanding bahan irigasi lainnya dan menyebabkan erosi lebih sedikit pada dentin akar gigi. Chitosan dapat dipertimbangkan sebagai alternatif bahan irigasi dalam perawatan saluran akar gigi karena memiliki kemampuan khelasi pada dentin saluran akar gigi.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Dahar, Eddy, and Allya Nurul Laily. "PENGARUH PENAMBAHAN ZIRKONIUM OKSIDA DAN SERAT KACA PADA BAHAN BASIS GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS TERHADAP KEKUATAN IMPAK DAN TRANSVERSAL." Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) 12, no. 2 (October 19, 2018): 154–60. http://dx.doi.org/10.36911/pannmed.v12i2.19.

Full text
Abstract:
Resin akrilik polimerisasi panas banyak digunakan sebagai bahan pembuat basis gigi tiruan karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya bersifat biokompatibel, estetis baik, mudah diproses, tanpa membutuhkan tenaga ahli laboratorium dan harganya relatif murah. Namun, resin akrilik polimerisasi panas merupakan bahan basis gigi tiruan yang mudah mengalami fraktur karena memiliki kekuatan impak dan transversal yang kurang memadai. Kekuatan impak dan transversal dapat ditingkatkan dengan penambahan bahan penguat nanopartikel zirkonium oksida dan serat kaca. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan nanopartikel zirkonium oksida konsentrasi 5% dan serat kaca potongan kecil ukuran 6 mm konsentrasi 2% pada bahan basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas terhadap kekuatan impak dan transversal. Rancangan penelitian ini adalah eksperimental laboratoris. Penelitian ini dilakukan pada sampel yang berukuran 80 mm x 10 mm x 4 mm untuk uji kekuatan impak dan 65 mm x 10 mm x 2,5 mm untuk uji kekuatan transversal. Jumlah keseluruhan sampel adalah 60 sampel yang terdiri dari 30 sampel untuk kelompok uji kekuatan impak dan 30 sampel untuk kelompok uji kekuatan transversal. Setiap sampel diuji menggunakan alat Amslerotto Walpret Werke GMBH, Germany untuk uji kekuatan impak dan Torsee’s Electronic System Universal Testing Machine untuk uji kekuatan transversal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan nanopartikel zirkonium oksida konsentrasi 5% menghasilkan kekuatan impak dan transversal lebih tinggi dan signifikan dari pada penambahan serat kaca potongan kecil ukuran 6 mm konsentrasi 2% dan tanpa penambahan bahan penguat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Dahar, Eddy, and Sri Handayani. "PENGARUH PENAMBAHAN ZIRKONIUM OKSIDA PADA BAHAN BASIS GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS TERHADAP KEKUATAN IMPAK DAN TRANSVERSAL." Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) 12, no. 2 (October 19, 2018): 194–99. http://dx.doi.org/10.36911/pannmed.v12i2.24.

Full text
Abstract:
Resin akrilik yang dipolimerisasi panas (RAPP) telah banyak digunakan sebagai bahan dasar gigi tiruan karena memiliki kelebihan seperti keadaan biokompatibel, jauh lebih estetis, mudah diproses, tidak memerlukan keahlian laboratorium untuk memperbaiki dan harganya relatif murah. Namun, RAPP adalah bahan dasar gigi tiruan yang mudah patah karena kekuatan impak dan transversal yang rendah. Kekuatan impak dan transversal dapat ditingkatkan dengan penambahan bahan penguat nanopartikel zirkonium oksida (ZrO2). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan nanopartikel ZrO2 konsentrasi 5%, 6% dan 7% pada bahan basis gigi tiruan RAPP terhadap kekuatan impak dan transversal. Nanopartikel ZrO2 dilapisi dengan lapisan trimetoksisilipropilmetrilat (TMSPM) sebelum disonikasi dalam monomer ( MMA) dengan konsentrasi yang berbeda 5%, 6% dan 7% menurut beratnya. Rancangan penelitian ini adalah eksperimental laboratoris. Sampel penelitian ini adalah bentuk persegi panjang dengan ukuran batang uji 80 mm x 10 mm x 4 mm untuk uji kekuatan impak dan 65 mm x 10 mm x 2,5 mm untuk uji kekuatan transversal. Total sampel sebanyak 48 sampel terdiri dari 24 sampel untuk kelompok uji kekuatan impak dan 24 sampel untuk kelompok uji kekuatan transversal. Setiap sampel diuji Amslerotto Walpret Werke GMBH, Jerman untuk uji kekuatan Impak dan Electronic System Universal Testing Machine, Jepang untuk uji kekuatan transversal. Kesimpulan penambahan nanopartikel ZrO2 konsentrasi 5% dan 6% pada bahan basis gigi tiruan dari RAPP dapat meningkatkan kekuatan impak dan transversal namun dapat menurunkan kekuatan impak dan transversal dengan penambahan nanopartikel ZrO2 7% pada bahan basis gigi tiruan RAPP.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

A, Talsha Irzaputri, Yoifah Riezka, and Sarianoferni S. "Bioviabilitas Ekstrak Gracilaria sp terhadap Stem Sel Mesenkimal sebagai Terapi Adjuvant Periodontitis." DENTA 10, no. 1 (February 1, 2016): 1. http://dx.doi.org/10.30649/denta.v10i1.13.

Full text
Abstract:
<p><strong><em>Latar belakang: </em></strong><em>E</em><em>kstrakrumput laut Gracilaria diketahui memilikisifatantibakteriyang dapatmenghambat pertumbuhan bakteri Porphyromonas Gingivalis. P.Gingivalis dominan pada periodontitis kronis sebagai penyebabkerusakanjaringan periodontalyang dapatdihambat dengan menggunakan bahanyang mengandung efek antibakteri. Syarat bahan untuk dapat diaplikasikan dalam rongga mulut harus bersifat biokompatibel, melalui uji toksisitas, salah satunya dengan uji bioviabilitas. Pada penelitian ini uji bioviabilitas dilakukan pada media stem sel mesenkimal.<strong>Tujuan: </strong></em><em>Untuk mengetahui bioviabilitas ekstrak rumput laut Gracilaria terhadap stem sel mesenkimal sebagai terapi adjuvant periodontitis. <strong>Bahan dan metode: </strong>Rancangan</em><em> penelitian adalah post test only control group design. Stem selmesenkimal dalam 96 sumuran dibagi menjadi kelompok kontrolsel(n=6),kontrol media(n=6), danperlakuan(n=6).Kelompokperlakuan diberiekstrakrumput laut Gracilaria dengan konsentrasi 2,5%, 5%, 10%, 20% dan 40%. Stemseldiinkubasi24jamsebelumdan sesudahperlakuan. Setelah diberiMTT,opticaldensitydibacadenganELISAreader laludihitung persentasesel yang hidup. Bahan bersifat toksik bila sel hidup&lt;50% dan tidak toksik bila sel hidup &gt;50%.Data sel yang hidup tersebutdianalisadengan ujistatistik Kruskal wallis dan Man Whitney. <strong>Hasil: </strong>Viabilitas sel pada konsentrasi 2,5% adalah 68,59%, konsentrasi 5% = 29,67%, konsentrasi 10% = 4,43%, konsentrasi 20% = 2,5% dan konsentrasi 40% = 0,96%.<strong> Simpulan: </strong>Ekstrak rumput laut Gracilaria terbukti tidak toksik pada konsentrasi 2,5% dan terbukti toksik pada konsentrasi 5%, 10%, 20% dan 40%.</em></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Pommer, P. "Biokompatible Peritonealdialyse von Vorteil?" DMW - Deutsche Medizinische Wochenschrift 139, no. 30 (July 29, 2014): 1510. http://dx.doi.org/10.1055/s-0033-1360617.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Sisson, Adam L, Dirk Steinhilber, Torsten Rossow, Pia Welker, Kai Licha, and Rainer Haag. "Biokompatible funktionalisierte zellgängige Polyglycerinmikrogele." Angewandte Chemie 121, no. 41 (September 28, 2009): 7676–81. http://dx.doi.org/10.1002/ange.200901583.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

Azkiya, Noor Isnaini, Fanny Prasetia, Rosita Dwi Chrisnandari, and Wianthi Septia Witasari. "Pemanfaatan Precipitated Calcium Carbonat dari Batu Kapur dalam Pembuatan β-TCP sebagai Bahan Dasar Implan Tulang." Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan 5, no. 1 (April 29, 2021): 78. http://dx.doi.org/10.33795/jtkl.v5i1.208.

Full text
Abstract:
Salah satu material yang bersifat biokompatibel serta sering digunakan sebagai bahan dasar implan tulang dan gigi adalah trikalsium fosfat. Material ini dapat dihasilkan dari precipitated calcium carbonate (PCC) batu kapur karena memiliki kandungan kalsium yang sangat tinggi. Metode yang digunakan untuk mensintesis trikalsium fosfat yaitu melalui pengendapan prekursor CaO dan H3PO4 dalam media etanol. Hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan instrumen FT-IR, AAS, spektroskopi UV-Vis, dan XRD. Dari hasil analisis spektroskopi UV-Vis, rasio Ca/P dari hasil sintesis diperoleh sebesar 1,64. Uji FT-IR menunjukkan adanya gugus Ca-O pada bilangan gelombang sekitar 1400 cm-1 dan gugus PO43- pada bilangan gelombang 561 cm-1 dan 1041 cm-1. Uji XRD menunjukkan 3 puncak tertinggi dari β-TCP (trikalsium fosfat) yang sesuai dengan JCPDS no. 09-0169.One of the biocompatible materials that are often used as a basic materials for bone and dental implants is tricalcium phosphate. This material can be produced from precipitated calcium carbonate (PCC) limestone because it has a very high calcium content. The method used to synthesize tricalcium phosphate was deposition of CaO and H3PO4 precursors in ethanol media. The results of the synthesis was characterized using FT-IR instruments, AAS, UV-Vis spectroscopy, and XRD. Based on the results of the UV-Vis spectroscopic analysis, the Ca/P ratio of the synthesis results obtained was 1.87. FT-IR test showed the presence of a Ca-O group at wave number 1400 cm-1 and PO43- group at wave numbers 561 cm-1 and 1041 cm-1. XRD test showed highest peaks of β-TCP (tricalcium phosphate) according to JCPDS no. 09-0169.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Menges, G., and H. Offergeld. "Fertigung biokompatibler Bauteile." Biomedizinische Technik/Biomedical Engineering 33, s1 (1988): 21–22. http://dx.doi.org/10.1515/bmte.1988.33.s1.21.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Wiest, J., M. Brischwein, H. Grothe, and B. Wolf. "Miniaturisierbare, biokompatible Gelöst- Sauerstoff-Sensoren." Chemie Ingenieur Technik 77, no. 8 (August 2005): 1115–16. http://dx.doi.org/10.1002/cite.200590381.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Nikolic, Marija S., Maren Krack, Vesna Aleksandrovic, Andreas Kornowski, Stephan Förster, and Horst Weller. "Maßgeschneiderte Liganden für biokompatible Nanopartikel." Angewandte Chemie 118, no. 39 (October 6, 2006): 6727–31. http://dx.doi.org/10.1002/ange.200602209.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

Voit, Brigitte, Stefan Gramm, Volker Steinert, Carsten Werner, and Stefan Zschoche. "Biokompatible und bioaktive polymere Beschichtungen." Vakuum in Forschung und Praxis 23, no. 1 (February 2011): 29–33. http://dx.doi.org/10.1002/vipr.201100448.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Schulz, Doris. "Hohe Sauberkeit und biokompatible Oberflächen." JOT Journal für Oberflächentechnik 56, S1 (February 2016): 48–49. http://dx.doi.org/10.1007/s35144-016-0069-8.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Meyer, Bettina, Luise Schoenfeld, Karin Schwarz, and Thomas Meyer. "Erfolgreiche biokompatible Therapie von Zwerchfelldefekten im Rattenmodell." Zentralblatt für Chirurgie - Zeitschrift für Allgemeine, Viszeral-, Thorax- und Gefäßchirurgie 145, no. 01 (June 5, 2019): 75–81. http://dx.doi.org/10.1055/a-0897-4001.

Full text
Abstract:
ZusammenfassungDie Behandlung größerer angeborener Zwerchfellhernien (CDH) stellt eine anspruchsvolle Aufgabe in der Kinderchirurgie dar. In der Regel wird heute Gore-Tex® zur Therapie von CDH eingesetzt, dies birgt jedoch das Risiko von Rezidiven, Infektionen und anderen Komplikationen. Ziel unserer Studie war es, zu analysieren, inwieweit sich Lyoplant® – ein azelluläres, avaskuläres biokompatibles Kollagen-Mesh – für CDH im Rattenmodell eignet. Material und Methoden Nach Intubationsnarkose und Beatmung erfolgte eine mediane Laparotomie bei jungen Wistar-Furth-Ratten mit einem Körpergewicht von 155 – 205 g. Anschließend wurde ein 1,0 × 1,0 cm großes Muskelsegment des linken Zwerchfells reseziert und der Defekt durch Implantation eines PTFE-Netzes (Gore-Tex; n = 5) oder eines Lyoplant-Netzes (n = 6) verschlossen. Zu Kontrollzwecken (Sham-Gruppe) wurde bei 2 Tieren der Defekt mittels einer Direktnaht verschlossen. Postoperativ erfolgte eine Röntgenthoraxaufnahme zur Beurteilung des Zwerchfells. Danach wurden die Tiere über 12 Wochen täglich visitiert. Nach diesem Zeitraum wurde das Abdomen der Tiere wieder geöffnet, das linke Zwerchfell auf Verwachsungen hin untersucht und anschließend für die histologische und immunhistologische Untersuchung explantiert. Ergebnisse Alle operierten Wistar-Furth-Ratten zeigten nach dem Eingriff eine physiologische Körpergewichtsentwicklung. Während des o. g. Zeitraumes konnte kein Rezidiv der CDH radiologisch oder klinisch gefunden werden: Bei allen Tiere (PTFE- vs. Lyoplant- vs. Sham-Gruppe) zeigten sich starke Adhäsionen des linken Leberlappens zum implantierten Material. Im Gegensatz zum PTFE-Mesh konnte in der Lyoplant-Gruppe ein stetiger Gewebsumbau (Remodeling) sowie eine kontinuierliche Neovaskularisierung gefunden werden. Schlussfolgerung Unsere Ergebnisse zeigen, dass Lyoplant zur biokompatiblen Therapie von CDH im Rattenmodell erfolgreich eingesetzt werden kann.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Safitri, Vidia Wahyu Meidy, and Tuhu Agung Rachmanto. "PENGARUH JENIS ELEKTRODA TERHADAP POWER DENSITY PADA MICROBIAL FUEL CELL DENGAN PENAMBAHAN GRANULAR ACTIVATED CARBON." JURNAL ENVIROTEK 12, no. 2 (November 22, 2020): 1–9. http://dx.doi.org/10.33005/envirotek.v12i2.48.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Limbah cair tahu mengandung kandungan organik tinggi dengan konsentrasi COD 1408 mg/l, TSS 191 mg/l dan pH 4,46. Salah satu penelitian dengan pemanfaatan limbah dan energi yaitu Microbial Fuel cell (MFC). Energi Kimia senyawa organik dari mikroorganisme akan dirubah menjadi energi listrik dengan reaksi katalik dari mikroorganisme dalam keadaan anaerob merupakan proses microbial fuel cells. Salah satu tantangan untuk mengembangkan sistem MFC adalah dengan memilih elektroda yang tepat. Elektroda yang digunakan harus memiliki daya konduktifitas listrik tinggi, pemukaan yang luas, non korosif, biokompatibel, stabil. Penelitian ini bertujuan untuk memgetahui jenis elektroda optimum dalam menghasilkan power density dengan variasi elektroda karbon grafit, seng dan tembaga, variasi waktu 0, 48, 96, 144, dan 192 jam. Dilakukan pre-treatment koagulasi flokulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MFC dengan elektroda karbon grafit dan karbon grafit menghaslikan power density sebesar 2292,994 mW/m2. MFC juga menurunkan konsentrasi COD hingga 88%. Waktu pengolahan dapat mempengaruhi efisiensi penyisihan COD. Kata kunci: limbah tahu, microbial fuel cell, power density ABSTRACT Tofu liquid waste contains high organic content with a COD concentration of 1408 mg / l, TSS 191 mg / l and pH 4.46. One of the researches related to waste and energy utilization is Microbial Fuel cell (MFC). Chemical energy organic compounds from microorganism will be converted into electrical energy by the catalytic reaction of microorganism in anaerobic conditions is a process of microbial fuel cells. One of the challenges to developing an MFC system is to choose the right electrodes. The electrodes used must have high electrical conductivity, a wide surface, non-corrosive, biocompatible, stable. This study aims to find out the most optimum type of electrode in producing power density with variations of carbon graphite, zinc and copper, variations of 0, 48, 96, 144, and 192 hours. The pre-treatment are Coagulation-flocculation. The results showed that MFC with carbon graphite and carbon graphite electrodes produced a power density of 2292,994 mW/m2. MFC also reduces COD concentrations up to 88%. Processing time can affect the efficiency of COD removal. Keywords: Tofu Liquid Waste, Microbial Fuel Cells, power density
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Nerger, D., R. Dhein, H. Göhl, and H. Harttig. "Entwicklung biokompatibler kunststoffe für die dialyse." Angewandte Makromolekulare Chemie 166, no. 1 (February 1989): 57–69. http://dx.doi.org/10.1002/apmc.1989.051660104.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Thiele, Alexander, U. Bilkenroth, M. Bloching, and St Knipping. "Fremdkörperreaktion nach Implantation eines biokompatiblen Osteosynthesesystems." HNO 56, no. 5 (February 6, 2007): 545–48. http://dx.doi.org/10.1007/s00106-006-1530-4.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Taubert, Andreas. "PILS 2006: von Syntheserobotern zu biokompatiblen Nanodiamanten." Nachrichten aus der Chemie 54, no. 6 (June 2006): 704. http://dx.doi.org/10.1002/nadc.20060540637.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Bulatović, Mirna Z., Danijela Maksimović-Ivanić, Christian Bensing, Santiago Gómez-Ruiz, Dirk Steinborn, Harry Schmidt, Marija Mojić, et al. "Organozinn(IV)-beladenes mesoporöses SiO2als biokompatible Strategie bei der Krebstherapie." Angewandte Chemie 126, no. 23 (May 14, 2014): 6092–97. http://dx.doi.org/10.1002/ange.201400763.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Goralczyk, V., M. Valentin, A. Berthold, H. Schubert, and R. King. "Innovative Bioreaktoren auf Basis von biokompatiblen Keramik-Schaumstrukturen." Chemie Ingenieur Technik 78, no. 9 (September 2006): 1371. http://dx.doi.org/10.1002/cite.200650238.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Kinnear, Calum, David Burnand, Martin J. D. Clift, Andreas F. M. Kilbinger, Barbara Rothen-Rutishauser, and Alke Petri-Fink. "Polyvinylalkohol als biokompatibles Polymer zur Passivierung von Goldnanostäbchen." Angewandte Chemie 126, no. 46 (July 23, 2014): 12821–25. http://dx.doi.org/10.1002/ange.201404100.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Six, Andrea. "Gesundheit zum Anziehen." Technische Textilien 64, no. 1 (2021): 24–25. http://dx.doi.org/10.51202/0323-3243-2021-1-024.

Full text
Abstract:
Coole Kleidung für Spitzenleistungen kann weit mehr, als einfach nur gut aussehen: Dank einer Vielzahl von smarten Technologien analysiert High-Tech-Bekleidung heute Körperfunktionen oder optimiert aktiv das Mikroklima. Als Basis dieser neuen Textilien dienen „smarte“ Fasern und biokompatible Verbundwerkstoffe, die als Sensoren, Medikamentenabgabesysteme oder Gewebeersatz auch in der Medizinforschung zu Innovationen beitragen. Andrea Six Empa, Dübendorf/Schweiz
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Tinnefeld, Philip. "Hoch empfindliches und biokompatibles Wiegen in einer resonanten Blattfeder." Angewandte Chemie 119, no. 42 (October 22, 2007): 8072–75. http://dx.doi.org/10.1002/ange.200702894.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Fatmawati, Dwi Warna Aju. "Composite Flowable Fabricated (CFF) Sebagai Alternatif Bahan Pasak Gigi Paska Endodontik." Majalah Kedokteran Gigi Indonesia 21, no. 2 (December 1, 2014): 159. http://dx.doi.org/10.22146/majkedgiind.8751.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menggali, menganalisis dan membandingkan pasak CCF (plastis) dengan pasak NiTi logam (rigid) sebagai alternatif pasak gigi paska perawatan endodontik yang biokompatibel. Penelitian ini menggunakan sampel elemen gigi insisif rahang atas yang telah disesuaikan dengan kriteria penelitian. Semua sampel gigi diberi perlakuan sesuai dengan kelompoknya. Prosedur kelompok pasak CCF yaitu dengan mengaplikasikan komposit flowable pada saluran akar gigi yang telah dilakukan pengambilan gutta-percha sedalam 2/3 panjang saluran akar dan menyisakan 1/3 gutta-percha di daerah apikal, sampai seluruh saluran akar dan ruang pulpa terisi penuh. Komposit flowable dilakukan penyinaran (curing LED) selama 20 detik. Perlakuan pada kelompok pasak NiTi sama seperti pada kelompok pasak CCF, bedanya pasak NiTi diinsersi menggunakan bahan luting semen ionomer kaca tipe 1. Selanjutnya semua sampel gigi baik yang prefabricated maupun fabricated dilakukan uji three bending point dengan pengaturan sesuai dengan standart ISO10477. Secara deskriptif nilai rerata kelompok pasak NiTi (stiffness = 115,30 N/mm; modulus elastisitas = 9,31 Gpa; flexural = 812 Gpa) lebih besar dari nilai rerata kelompok pasak CFF (stiffness = 35 N/mm; modulus elastisitas = 3,45 Gpa; flexural = 475,8 GPa) dan secara statistik hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara pasak prefabricated (NiTi) dengan fabricated (CFF). Sehingga dapat disimpulkan bahwa walaupun secara deskriptif dan statistik ada perbedaan, namun bahan komposit flowable dapat dijadikan sebagai bahan pasak alternatif dan perlu penelitian lebih lanjut yang sesuai standar keberadaannya sebagai bahan pasak alternatif. Composite Flowable Fabricated (CFF) as Enddodontic Dental Post alternative. Composite Flowable Fabrcated (CFF). CFF is composite resin that viscous and plastic which used as material to enhance the retention and stability of post endodontic treatment and restoration materials. NiTi post is prefabricated post endodontic that the insertion needs luting material. This study was to explore, analyze, and compare CCF (plastic) and NiTi (rigid) post endodontic as alternative of post endodontic that is compatible. This study used element sample of maxillary incisive tooth. All of teeth sample was taken treatment that was appropriate with the groups. the procedure of CFF post group was to make application of flowable composite in root canal up to full that had been done taking of gutta percha as deep as 2/3 of root canal length and left 1/3 gutta percha in apical area. Flowable composite was cured by LEDfor 20 seconds. Treatment of NiTi post group was same with CCF post group, the different NiTi post was inserted using glass ionomer luting type 1. Furthermore all of tooth sample, prefabricated and fabricated, was tested by threebending point with ISO10477. The result showed that mean of NiTi post (stiffness= 115,30 N/mm; modulus elastisitas = 9,31 Gpa; flexural= 812 Gpa) was higher than CFF post (stiffness = 35 N/mm; modulus elastisitas = 3,45 Gpa; flexural= 475,8 GPa); and there was significant different between prefabricated (NiTi) dengan fabricated(CFF) post statistically. Although composite flowable can be used as alternative of post endodontic and needs further research that is suitable with standard of post materials.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Sari, Andina Novita, and Tri Endro Untara. "Root Canal Retreatment menggunakan Kombinasi Kalsium Hidroksida dan Chlorhexidine sebagai Medikamen Intra Kanal Insisivus Sentral Kiri Maksila." Majalah Kedokteran Gigi Indonesia 21, no. 2 (December 1, 2014): 165. http://dx.doi.org/10.22146/majkedgiind.8752.

Full text
Abstract:
Enterococcus faecalis adalah bakteri yang paling banyak terdapat pada infeksi saluran akar yang telah dirawat endodontik. Chlorhexidine mempunyai daya anti bakteri spektrum luas dan telah digunakan dalam endodontik sebagai bahan irigasi maupun medikasi intrakanal. Chlorhexidine mempunyai efek bakterisidal dan fungisidal karena chlorhexidine diserap ke dalam permukaan sel bakteri dan menyebabkan rusaknya integritas sel membran. Kalsium hidroksida digunakan karena mempunyai keuntungan seperti biokompatibel, bahan antimikroba dengan efek pH yang tinggi dan stimulasi jaringan keras. Campuran kalsium hidroksida dan chlorhexidine digunakan untuk alternatif melawan bakteri Enterococcus faecalis. Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk melaporkan kesuksesan perawatan saluran akar ulang pada gigi incisivus sentral kiri maksila dengan periodontitis periapikal akut menggunakan kombinasi kalsium hidroksida dan chlorhexidine sebagai medikamen intrakanal. Seorang pasien wanita 24 tahun datang dengan keluhan gigi insisivus sentral kiri atas yang terasa sakit sejak 4 tahun yang lalu. Gigi terasa sakit saat diperkusi, namun palpasi dan mobilitas normal. Gigi tersebut mengalami trauma dan patah 6 tahun yang lalu dan telah dilakukan perawatan endodontik. Pemeriksaan radiografi menunjukkan obturasi gigi 21 yang tidak hermetis dengan radiolusensi di periapikal dengan batas difus, pelebaran ligamen periodontal dan terputusnya lamina dura. Perawatan berupa perawatan saluran akar ulang menggunakan kombinasi kalsium hidroksida dan chlorhexidine sebagai medikamen intrakanal. Root canalretreatment dengan cleaning dan shaping ulang yang baik dengan menggunakan medikasi intrakanal berupa kombinasi kalsium hidroksida dan chlorhexidine 2% diharapkan mempunyai efek antimikroba yang sinergis untuk mencapai kesuksesan root canal retreatment. Root Canal Retreatment Using Calcium Hydroxide as Intra Canal Medicament On The Maxillary Left Incisor. Enterococcus faecalis bacteria is most abundant in the root canal infection treated endodontically. Chlorhexidine has a broad antibacterial spectrum and has been used as an endodontic irrigant and intracanal medication. Chlorhexidine has a bactericidal and fungicidal effect as chlorhexidine absorbed into the bacterial cell surface and cause damage to the integrity of the cell membrane. Calcium hydroxide is a biocompatible, antimicrobial agents with high pH effects and stimulates hard tissue formation. A mixture of calcium hydroxide and chlorhexidine is used to control bacteria Enterococcus faecalis alternative. The purpose of this case report is to report on the success of root canal treatment in the left maxillary central incisor with acute periapical periodontitis using a combination of calcium hydroxide and chlorhexidine as intracanal A 24 years old female patient presents with left upper central incisor tooth ache since 4 years ago. The tooth was hurt to percussion, but normal to pulpation as well as the mobility. The tooth has a history of previous trauma and broken 6 years ago and has performed endodontic treatment. Radiographic examination showed obturation teeth 21 are not hermetic with periapical radiolucency in diffuse boundaries, widening of the periodontal ligament and the dissolution of the lamina dura. Root canal re-treatment using a combination of calcium hydroxide and chlorhexidine as intracanal medicaments were performed. In conclussion, the root canal cleaning and shaping retreatment can be performed using a combination of calcium hydroxide and chlorhexidine as intracanal medication.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Stieglitz, T., J. Uhlemann, K. P. Koch, and E. Meusel. "ANSÄTZE ZU EINER BIOKOMPATIBLEN AUFBAU- UND VERBINDUNGSTECHNIK FÜR BIOMEDIZINISCHE MIKROSYSTEME." Biomedizinische Technik/Biomedical Engineering 48, s1 (2003): 378–79. http://dx.doi.org/10.1515/bmte.2003.48.s1.378.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Aprilisna, Mirantini, Catur Aditya Ramadhany, Bambang Sunendar, and Haris Budi Widodo. "Karakteristik dan Aktivitas Antibakteri Scaffold Membran Cangkang Telur yang Diaktivasi Karbonat Apatit." Majalah Kedokteran Gigi Indonesia 1, no. 1 (June 1, 2015): 59. http://dx.doi.org/10.22146/majkedgiind.8993.

Full text
Abstract:
Struktur tulang yang hilang akibat penyakit periodontal dan trauma dapat ditanggulangi dengan pemasangan graft. Pemasangan graft rentan akan adanya invasi bakteri sehingga alternatifnya dibuat scaffold dengan aktivitas antibakteri. Teknik jaringan berupa pembuatan scaffold harus memiliki sifat biokompatibel, biodegradasi, dan bioaktif. Penelitian inimenggunakan membran cangkang telur, larutan alginat dan kitosan, karbonat apatit dan larutan SBF Kokubo. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik dan aktivitas antibakteri scaffold membran cangkang telur yang diaktivasi karbonat apatit. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratoris dengan jumlah kelompok sampel sebanyak lima kelompok, yaitu sampel A membran cangkang telur, sampel B membran cangkang telur + karbonat apatit, sampel Cmembran cangkang telur + karbonat apatit + SBF selama 7 hari, sampel D membran cangkang telur + karbonat apatit + SBF selama 14 hari, dan sampel E membran cangkang telur + karbonat apatit + SBF selama 21 hari. Uji sampel yaitu karakterisasi menggunakan ATR FTIR dan SEM, serta uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi. Hasil karakterisasi SEM menunjukkan pori-pori serat 10-20μm pada semua sampel, ATR FTIR sampel B, C, D, E menunjukkan peningkatan gugus apatit dibanding sampel A. Pengujian antibakteri terhadap Staphylococcus aureus menunjukkan zona bening pada setiap sampel. Perhitungan jumlah koloni setiap sampel yaitu terbanyak koloninya sampel A ±78x105 CFU/ml, dan paling sedikit koloninya sampel B ±14x105 CFU/ml. Kesimpulan penelitian ini yaitu karakteristik dan aktivitas antibakteri scaffold membran cangkang telur yang diaktivasi karbonat apatit mengandung bahan bioaktif, bersifat biodegradasi dan menunjukkan aktivitas antibakteri. Characteristic And Antibacterial Activity Of Egg-Shell Membrane Scaffold Activated By Carbonate Apatite. The loss of bone structure that can be caused by periodontal disease and trauma can be treated by installation of graft. The installation of graft is vulnerable to bacterial invasion, so that the alternative is to make a scaffold with antibacterial activity. Scaffold manufacturing in engineering system must have biocompatible, biodegradable, and bioactive properties. This research used egg-shell membrane (ESM) as scaffold template, alginate, chitosan, carbonate apatite, and SBF solution. The purpose of this research is to know the characteristics, and antibacterial activity of eggshell membrane scaffold which is activated by carbonate apatite. This research used laboratory experimental method by dividing the samples into five groups that were ESM as sample A, ESM with carbonate apatite as sample B, ESM with carbonate apatite soaked in SBF sol for 7days as sample C, ESM with carbonate apatite soaked in SBF sol for 14 days as sample D, and ESM with carbonate apatite soaked in SBF sol for 21days as sample E. Then the testing on each sample was conducted: the test for characteristics used ATR FTIR and SEM, while the antibacterial activity test used diffusion method. The results of SEM charaterization from all samples show that the size of pores is 10-20μm. ATR FTIR results of sample B, C, D and E show an increase in functional groups of apatite compared to sample A. Antibacterial testing on Staphylococcus aureus shows inhibition zone. Based on the calculation of colony number the highest number is sample A (±78x105 CFU/ml), and the least is sample E ±14x105 CFU/ml. The conclusion of this research is that the characteristic and antibacterial activity test of egg-shell membrane scaffold activated by carbonate apatite have bioactive and biodegradable material, and show antibacterial activities.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Dammaschke, T. "Einsatz biokompatibler Zemente bei der Vitalerhaltung der Pulpa und in der Endodontie." wissen kompakt 7, no. 2 (April 21, 2013): 3–12. http://dx.doi.org/10.1007/s11838-012-0167-2.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Bohnerth, St, W. Heinrich, E. Wenzel, and U. T. Seyfert. "Klinische Bedeutung und Bewertung unerwünschter Wirkungen von Biomaterialien - Funktion und Aufgaben eines zentralen Registers." Hämostaseologie 10, no. 02 (April 1990): 97–103. http://dx.doi.org/10.1055/s-0038-1655190.

Full text
Abstract:
ZusammenfassungVerschiedene Gesichtspunkte der Beurteilung und Charakterisierung von Biomaterialien werden dargestellt. Viele Prinzipien, die beim Nachweis unerwünschter Wirkungen von Arzneimitteln gelten, müssen deshalb auch für die Erfassung und Beurteilung unerwünschter Wirkungen beim Einsatz von Biomaterialien Berücksichtigung finden. Die Institutionalisierung eines Zentralen Bioregistes an der Universität des Saarlandes wird vorgestellt. Das Zentrale Bioregister ist ein Spontanerfassungssystem, dessen Effizienz von der Mitwirkung der Ärzte abhängt. Die Effizienz und Rationalität des Einsatzes biokompatibler Materialien kann so sicherlich verbessert werden. So können auch seltene unerwünschte Wirkungen und neue Indikationen erfaßt werden. Es ergeben sich daraus Erweiterungen sowie Einschränkungen einer Therapie mit Biomaterialien.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Haisch, A., O. Schultz, C. Perka, V. Jahnke, G. R. Burmester, and M. Sittinger. "Tissue-engineering humanen Knorpelgewebes für die rekonstruktive Chirurgie unter Verwendung biokompatibler resorbierbarer Fibringel- und Polymervliesstrukturen." HNO 44, no. 11 (November 22, 1996): 624–29. http://dx.doi.org/10.1007/s001060050067.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Nievergelt. "Aesthetic breast surgery." Therapeutische Umschau 56, no. 4 (April 1, 1999): 176–81. http://dx.doi.org/10.1024/0040-5930.56.4.176.

Full text
Abstract:
Die Bedeutung einer wohlgeformten weiblichen Brust nimmt in unserer heutigen Gesellschaft einen hohen Stellenwert ein und hat demzufolge große Bedeutung für das weibliche Selbstwertgefühl. Eine Brustvergrösserung wird fast ausschließlich aus ästhetischen Gründen verlangt. Demzufolge werden die anfallenden Kosten von den Krankenkassen nicht übernommen. Es werden Implantate verwendet, die mit biokompatiblen Lösungen oder aber mit Silikongel gefüllt sein können. Auf die Problematik des Silikongels wird eingegangen. Sobald eine übergroße Brust nachweislich krankmachende Symptome verursacht, übernimmt die Krankenkasse die Kosten einer Verkleinerungsplastik. Fließende Übergänge zu mehr ästhetischer Motivation zum Operationswunsch lassen den Vertrauensärzten der Krankenkassen einen weiten Ermessensspielraum. Es werden kurz die Operationsverfahren der Augmentation und der Reduktionsplastik sowie die möglicherweise auftretenden Komplikationen beschrieben.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Mufarrih, AM, Moh Nasir Hariyanto, and Nanang Qosim. "Analisa Kekasaran Permukaan Titanium Grade 2 pada Proses Frais." Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha 8, no. 2 (August 1, 2020): 53. http://dx.doi.org/10.23887/jptm.v8i2.27766.

Full text
Abstract:
Titanium Grade 2 termasuk jenis bahan yang sering dipergunakan di industri, utamanya pada bahan untuk implan biomedis. Titanium Grade 2 mempunyai sifat perbandingan kekakuan terhadap berat yang baik, tahan terhadap korosi dan memiliki sifat biokompatibel yang baik di dalam tubuh. Namun memiliki konduktifitas panas yang rendah, sehingga perlu memilih perameter pemesinan yang tepat untuk menghasilkan nilai kekasaran permukaan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik Titanium Grade 2 yaitu kekasaran permukaan hasil pemesinan frais. Desain penelitian menggunakan metode Taguchi L9, dengan 2 faktor dan 3 level. Parameter pemesinan yang digunakan ialah putaran spindel 500; 700; 900 rpm dan kecepatan pemakanan 25; 50; 75 mm/menit. Variabel respon yang diteliti ialah kekasaran permukaan. Proses frais dilakukan menggunakan Mesin CNC Dahlih. Kekasaran permukaan diukur menggunakan Mitutoyo surface roughess tester. Analisis data menggunakan analisis ANOVA. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh variasi parameter pemesinan terhadap respon kekasaran permukaan. Variabel putaran spindel mempunyai p-value sebesar 0,039 dan variabel gerak makan memiliki p-value sebesar 0,025. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel bebas tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap respon kekasaran permukaan. Kekasaran permukaan terendah dapat dicapai dengan pengaturan putaran spindel sebesar 700 rpm dan kecepatan pemakanan sebesar 25 mm/menit. Kata kunci: titanium grade 2, kekasaran permukaan, frais, anova Daftar RujukanBagno, A., & Di Bello, C. (2004). Surface treatments and roughness properties of Ti-based biomaterials. Journal of Materials Science: Materials in Medicine. https://doi.org/10.1023/B:JMSM.0000042679.28493.7fBruce, 2011. (2013). Analisis Kekasaran Permukaan Dan Getaran Pada Pemesinan Bubut Menggunakan Pahat Putar Modular (Modular Rotary Tools) Untuk Material Titanium 6Al-4V Eli. Journal of Chemical Information and Modeling. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004Davim, J. P. (2011). Machining of hard materials. Machining of Hard Materials. https://doi.org/10.1007/978-1-84996-450-0Ganguli, S., & Kapoor, S. G. (2016). Improving the performance of milling of titanium alloys using the atomization-based cutting fluid application system. Journal of Manufacturing Processes. https://doi.org/10.1016/j.jmapro.2016.05.011Karkalos, N. E., Galanis, N. I., & Markopoulos, A. P. (2016). Surface roughness prediction for the milling of Ti-6Al-4V ELI alloy with the use of statistical and soft computing techniques. Measurement: Journal of the International Measurement Confederation. https://doi.org/10.1016/j.measurement.2016.04.039Kiswanto, G., Mandala, A., Azmi, M., & Ko, T. J. (2020). The effects of cutting parameters to the surface roughness in high speed cutting of micro-milling titanium alloy ti-6al-4v. Key Engineering Materials, 846 KEM, 133–138. https://doi.org/10.4028/www.scientific.net/KEM.846.133Mufarrih, A., Istiqlaliyah, H., & Ilha, M. M. (2019). Optimization of Roundness, MRR and Surface Roughness on Turning Process using Taguchi-GRA. In Journal of Physics: Conference Series. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1179/1/012099Nithyanandam, J., Das, S. L., & Palanikumar, K. (2015). Inluence of Cutting Parameters in Machining of Titanium Alloy. Indian Journal of Science and Technology, 8(8), 556–562. https://doi.org/10.17485/ijst/2015/v8i/71291Oshida, Y. (2012). Bioscience and Bioengineering of Titanium Materials: Second Edition. Bioscience and Bioengineering of Titanium Materials: Second Edition. https://doi.org/10.1016/C2011-0-07805-5Setyowidodo, I., Sutanto, S., Mufarrih, A., & Sholehah, I. M. (2020). Exhaust temperature and peltier element optimization of thermoelectric generator output. In IOP Conference Series: Materials Science and Engineering. https://doi.org/10.1088/1757-899X/850/1/012007Shucai, Y., Chunsheng, H., & Minli, Z. (2019). A prediction model for titanium alloy surface roughness when milling with micro-textured ball-end cutters at different workpiece inclination angles. International Journal of Advanced Manufacturing Technology. https://doi.org/10.1007/s00170-018-2852-6Soepangkat, B. O. P., Pramujati, B., Effendi, M. K., Norcahyo, R., & Mufarrih, A. M. (2019). Multi-objective Optimization in Drilling Kevlar Fiber Reinforced Polymer Using Grey Fuzzy Analysis and Backpropagation Neural Network–Genetic Algorithm (BPNN–GA) Approaches. International Journal of Precision Engineering and Manufacturing. https://doi.org/10.1007/s12541-019-00017-zTapiero, H., Townsend, D. M., & Tew, K. D. (2003). Trace elements in human physiology and pathology. Copper. Biomedicine and Pharmacotherapy. https://doi.org/10.1016/S0753-3322(03)00012-XThepsonthi, T., & Özel, T. (2012). Multi-objective process optimization for micro-end milling of Ti-6Al-4V titanium alloy. International Journal of Advanced Manufacturing Technology. https://doi.org/10.1007/s00170-012-3980-zWennerberg, A., & Albrektsson, T. (2009). Effects of titanium surface topography on bone integration: A systematic review. Clinical Oral Implants Research. https://doi.org/10.1111/j.1600-0501.2009.01775.x
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Berger, G. "Corrosion Books: Medizintechnik mit biokompatiblen Werkstoffen und Verfahren. By: Erich Wintermantel und Suk.Woo-Ha. - Materials and Corrosion 4/2003." Materials and Corrosion 54, no. 4 (April 2003): 272. http://dx.doi.org/10.1002/maco.200390059.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography