Journal articles on the topic 'Bali'

To see the other types of publications on this topic, follow the link: Bali.

Create a spot-on reference in APA, MLA, Chicago, Harvard, and other styles

Select a source type:

Consult the top 50 journal articles for your research on the topic 'Bali.'

Next to every source in the list of references, there is an 'Add to bibliography' button. Press on it, and we will generate automatically the bibliographic reference to the chosen work in the citation style you need: APA, MLA, Harvard, Chicago, Vancouver, etc.

You can also download the full text of the academic publication as pdf and read online its abstract whenever available in the metadata.

Browse journal articles on a wide variety of disciplines and organise your bibliography correctly.

1

T. I., Putri, N. P. Mariani, and A. W. Puger. "PEMETAAN BUDIDAYA BABI BALI DI BALI." Majalah Ilmiah Peternakan 21, no. 3 (October 31, 2018): 120. http://dx.doi.org/10.24843/mip.2018.v21.i03.p06.

Full text
Abstract:
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pemetaan budidaya babi bali di Bali. Penelitian dilaksanakan selamalima bulan mulai bulan Mei sampai dengan September 2016. Data ini sangat diperlukan untuk mengetahuipemetaan budidaya babi bali seperti pemberian pakan dan recording reproduksi ternak babi meliputi: umurawal pemeliharaan, umur pubertas, lama kebuntingan, bobot lahir, bobot sapih/umur sapih, calving interval danjumlah anak per kelahiran di Kabupaten Tabanan, Gianyar, dan Bangli. Penelitian menggunakan metode surveydan penentuan responden menggunakan teknik purposive sampling dengan pertimbangan populasi babi bali tidakmerata di semua kabupaten. Dari masing-masing kabupaten diambil 20 peternak sebagai responden. Data yangdiperoleh dianalisis secara deskriptif sehingga mampu memberi gambaran yang akurat tentang budidaya babi balidi tiga kabupaten tersebut. Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa tujuan pemeliharaan di KabupatenGianyar untuk bibit, Bangli dan Tabanan untuk bibit dan penggemukan. Sistem pemeliharaannya sama yaitusecara semi intensif, demikian juga jenis pakan yang diberikan yaitu limbah dapur, limbah kebun dan dedak padi.Data reproduksi di Kabupaten Gianyar, jumlah anak setiap kelahiran 9-12 ekor, bobot lahir 1-1,5 kg, disapih umur60-90 hari, umur pubertas 6-8 bulan, jarak beranak (calving interval) 7 bulan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
2

N. L. G., Sumardani, I. W. Suberata, N. M. A. Rasna, and I. N. Ardika. "PERFORMA REPRODUKSI BABI BALI JANTAN DI PROVINSI BALI SEBAGAI PLASMA NUTFAH ASLI BALI." Majalah Ilmiah Peternakan 20, no. 2 (June 1, 2017): 73. http://dx.doi.org/10.24843/mip.2017.v20.i02.p07.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa reproduksi babi bali jantan sebagai salah satu indikatordalam pemilihan bibit babi jantan, serta untuk mengetahui produktivitas babi bali pejantan sebagai plasmanutfah asli Bali. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan Juni sampai Agustus 2016. Penelitian inimenggunakan metode survei secara purposive random sampling dan pendekatan eksploratif serta pemilihan lokasipenelitian berdasarkan waktu dan biaya penelitian. Ekterior calon pejantan ada dua yaitu yang berwarna hitam danberwarna hitam dengan belang putih pada keempat kakinya. Dimensi tubuh calon pejantan dengan panjang badanriil rata-rata 52 cm, dimensi testis panjang rata-rata 7,37 cm dan lebar 7,62 cm. Dimensi tubuh dan testis, berkaitanerat dengan aktivitas dan produktivitas calon pejantan. Semakin tinggi dimensi tubuh dan testis calon pejantan,akan berpengaruh secara nyata pada performa reproduksi dari pejantan. Kata kunci: babi bali pejantan, performa reproduksi, testis, plasma nutfah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
3

I Wayan Darma and Arya Bagus Mahadwijati W.,S.T.,M.T. "Tektonika Bale Daja / Bale Meten." Jurnal Anala 9, no. 2 (September 30, 2021): 12–21. http://dx.doi.org/10.46650/anala.9.2.1154.12-21.

Full text
Abstract:
Bale Daja merupakan bale yang mengikuti perletakan sesuai dengan arah mata angin sesuai orientasi arah mata angin masyarakat setempat. Kaja atau daja, secara harfiah berarti Utara, namun bagi masyarakat Bali arah kiblat Kaja adalah tempat yang tinggi atau pegunugnan. Mengingat terdapat gugus pegunungan di bagian tengah Pulau Bali, maka arah Kaja bagi masyarakat Bali Utara berada di selatan, sedangkan arah Kaja bagi masyarakat Bali Selatan berada di utara. Pada jaman sekarang ini dimana hotel dan penginapan yang dibangun sudah banyak mengambil desain dari bangunan bale daja. Selain dampak positif dari segi ekonomi terdapat juga dampak negatif dari banyaknya bangunan bale daja yang digunakan sebagai desain dari penginapan. Masalah yang akan dibahas yaitu bangunan bale daja di rumah tradisional di Bali. Dikarenakan jaman yang sudah modern dan kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat banyak penduduk Bali yang berada pada daerah yang berpotensi sebagai Desa Wisata menggunakan Bale Dajanya sebagai penginapan untuk wisatawan
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
4

Sumardiana, I. Putu Gede Padma, and Ni Luh Putu Trisdyani. "SOUVENIR BAGI WISATAWAN BALI." WIDYANATYA 2, no. 01 (April 1, 2020): 32–38. http://dx.doi.org/10.32795/widyanatya.v2i01.624.

Full text
Abstract:
Era globalisasi saat ini telah melahirkan industri baru yaitu berupa industri pariwisata yang telah menggeser nilai-nilai tradisional budaya agraris masyarakat menjadi sekedar hasil produksi berupa jasa dan barang. Dengan merebaknya industri pariwisata ini, oleh-oleh memiliki prospek tinggi dalam memberikan keuntungan berupa materi bagi masyarakat pariwisata dan menjadikan industri ini sebagai pendapatan terfavorit, karena kedatangan setiap wisatawan yang berkunjung ke sebuah tempat wisata, tentu menginginkan kenang-kenangan untuk dibawa ke Negara mereka masing-masing dan di sinilah peranan penting dari keberadaan souvenir sebagai salah satu komoditi pariwisata selain pertunjukan dan alam.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
5

Gabriella Refaya and I Ketut Adhimastra. "BANGUNAN TRADISIONAL BALI “BALE SAKANEM”." Jurnal Anala 11, no. 1 (March 3, 2023): 46–56. http://dx.doi.org/10.46650/anala.11.1.1402.46-56.

Full text
Abstract:
Keberadaan Bangunan Bale Sakenem cukup mudah ditemui di Bali. Bale Sakenem sebagai bangunan tradisional yang berfungsi untuk menampung kegiatan tradisional patut diketahui dan dipahami kehadiran wujudnya. Untuk itu, penelitian ini ingin mengetahui pengertian arsitektur tradisional Bali secara umum dan khususnya tentang Bale Sakenem. Melalui metode deskriptip pada studi kasus di Banjar Kaja Desa Pedungan Denpasar Selatan. Hasilnya diperoleh tentang pengertian dan konsep-konsep yang mendasari asitektur tradisional Bali serta keberadaan dari Bale sakanem dimaksud. Walaupun beberapa bahan bangunannya tidak menggunakan bahan alami atau tradisional namun tidak menghilangkan karakter dari rumah tradisional Bali. The existence of the Sakenem Bale Building is quite easy to find in Bali. Bale Sakenem as a traditional building that functions to accommodate traditional activities should be known and understood for its existence. For this reason, this research wants to know the meaning of traditional Balinese architecture in general and specifically about Bale Sakenem. Through a descriptive method in a case study at Banjar Kaja, Pedungan Village, South Denpasar. The results obtained about the understanding and concepts that underlie traditional Balinese architecture and the existence of Bale sakanem referred to. Although some of the building materials do not use natural or traditional materials, they do not lose the character of a traditional Balinese house.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
6

I Gede Mudita, Ir. I Ketut Adhimastra, M.Erg., Arya Bagus Mahadwijati Wijaatmaja, S.T., M.T., and Frysa Wiriantari, S.T., M.T. "ARSITEKTUR LINGKUNGAN PADA RUMAH ADAT BALE GAJAH TUMPANG SALU DI DESA SIDATAPA." Jurnal Anala 10, no. 1 (February 24, 2022): 28–37. http://dx.doi.org/10.46650/anala.10.1.1217.28-37.

Full text
Abstract:
Desain arsitektur yang baik adalah desain yang dapat menyesuaikan dengan lingkungan di sekitarnya. Hal ini sangat terlihat pada bangunan Rumah Adat Bale Gajah Tumpang Salu di Desa Sidatapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali. Desa Sidatapa merupakan salah satu Desa Bali Aga yang ada di Bali. Bale Gajah Tumpang Salu adalah bangunan Tradisional Bali Aga yang sangat unik yaitu seluruh bagian ruang dalam satu bangunan dapat menampung aktifitas penghuni dalam berkehidupan sosial, ekonomi, spiritual, budaya, dan keamanan. Hal ini berbeda dengan konsep tata ruang bangunan tradisional Bali pada umumnya, yang terdiri dari banyak massa yang mengacu pada aturan Asta Kosala – Kosali. Bangunan Bale Gajah Tumpang Salu pada saat ini keberadaannya sudah sangat langka, sebagian besar sudah digantikan dengan bangunan rumah tinggal biasa yang lebih modern. Hal ini menjadi ancaman bagi kelestarian rumah adat asli Bali Aga di Desa Sidatapa.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
7

Susiani, Ketut. "Pentingnya Pembelajaran Sor Singgih Bahasa Bali Sebagai Budaya Bali Bagi Siswa SD." Dharma Sastra: Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Daerah 1, no. 2 (October 16, 2021): 168. http://dx.doi.org/10.25078/ds.v1i2.2936.

Full text
Abstract:
<div class="page" title="Page 1"><div class="layoutArea"><div class="column"><p><span>The Balinese language is historical evidence for Balinese people who are domiciled as a vehicle for Balinese cultural expression, in which aesthetic, religious, social, political, and other aspects of Balinese life are recorded. The Balinese language is one of the regional languages that has a multi-level language system (anggah-ungguhing basa/sor singgih basa Bali). The purpose of this study was to provide elementary school students with an understanding of the importance of learning the Balinese language asSor Singgih as Balinese culture. The method used in this study is a qualitative method with interview and observation techniques. The results of this research are that it is important for us to teachSor Singgih Balinese language to students, in addition to communicating with other people, we can also introduce the culture of the Balinese language to others. this can be done by using a short storybook, sample stories can make it easier for students to understandSor Singgih Balinese language</span><span>. </span></p></div></div></div>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
8

Moedy, Emma Ratna Sari, and Dewa Arwidiana. "DAMPAK SOSIAL PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT BALI INTERNATIONAL HOSPITAL BAGI MASYARAKAT LOKAL BALI." Jurnal Ilmiah Cakrawarti 6, no. 1 (February 1, 2023): 24–29. http://dx.doi.org/10.47532/jic.v6i1.799.

Full text
Abstract:
Kesehatan merupakan kondisi keseimbangan dinamis jasmani, mental dan sosial, bukan semata-mata bebas dari rasa sakit, cedera dan kelemahan, sehingga memungkinkan setiap orang mampu mencapai derajat kesehatan optimal secara sosial dan ekonomi (Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 23, 1992). Pandangan lama Men sana in corpore sano atau pada badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat telah mengalami pergeseran oleh karena kondisi kekinian dalam badan yang sehat belum tentu terdapat jiwa dan kehidupan sosial yang sehat. Pandangan terbaru mengarahkan pada paradigma sehat dengan pola kesehatan bersifat holistik, proaktif, antisipatif, dengan melihat masalah dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral. Kesehatan merupakan investasi, oleh karena dengan kondisi sehat masyarakat dapat berupaya untuk produktif. Permasalahan kesehatan yang tiada henti dan tidak akan pernah berhenti polanya oleh karena dipengaruhi oleh multi faktor, secara garis empat besar yaitu lingkungan, perilaku kesehatan, fasilitas /pelayanan kesehatan serta keturunan. Pengamatan terhadap permasalahan tersebut dibutuhkan rancang bangun arsitektur pelayanan kesehatan yang berkelanjutan serta dimanfaatkan oleh khayalak umum dengan berbagai tingkatan status sosial masyarakat. Paradigma sehat memberikan perhatian utama terhadap kebijakan yang bersifat pencegahan dan promosi kesehatan, memberikan dukungan serta alokasi sumber daya untuk menjaga agar yang sehat tetap sehat, sedangkan yang mengalami permasalahan kesehatan memperoleh akses pelayanan secara optimal dan terjangkau dengan kualitas prima.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
9

Putra, I. Nyoman Darma. "EKSISTENSI PUISI INDONESIA DI BALI PADA ERA KOLONIAL." Aksara 29, no. 2 (December 31, 2017): 171. http://dx.doi.org/10.29255/aksara.v29i2.192.171-182.

Full text
Abstract:
Kontribusi Bali pada masa-masa awal perkembangan sastra Indonesia dikenal sebatas karya-karya Panji Tisna. Hal ini tidak mengherankan karena tahun 1930-an Panji Tisna sudah menulis beberapa novel seperti Sukreni Gadis Bali (1936) yang diterbitkan Balai Pustaka dan menjadi karya klasik yang masih mengalami cetak ulang sampai sekarang. Sebetulnya, di luar karya Panji Tisna ada banyak puisi yang dipublikasikan penulis Bali di media massa seperti Surya Kanta, Bali Adnyana, dan Djatajoe, terbit di Singaraja pada era kolonial, 1920-an hingga awal 1940-an. Makalah ini mengidentifikasi puisi Indonesia penyair Bali yang terbit pada zaman kolonial dan menganalisis tema-temanya dikaitkan secara intertekstual dengan wacana sosial yang berkembang saat itu. Makalah ini menyimpulkan tiga hal. Pertama, puisi penyair Bali ikut memperkaya khasanah sastra Indonesia pada masa awal pertumbuhannya. Kedua, kehadiran puisi penyair Bali di media massa lokal ikut memperkenalkan sastra nasional di daerah Bali. Ketiga, puisi penyair Bali dijadikan media bagi penulisnya untuk mengartikulasikan kepedulian sosial, misalnya masalah pentingnya pendidikan bagi kaum perempuan dan kekhawatiran masyarakat Bali yang tidak siap menghadapi dampak pariwisata.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
10

Juniastra, I. Made. "Perkembangan Arsitektur Bale Banjar Ditinjau dari Fungsi dan Pelestarian Budaya Bali." Sinektika: Jurnal Arsitektur 18, no. 1 (January 14, 2021): 36–45. http://dx.doi.org/10.23917/sinektika.v18i1.13309.

Full text
Abstract:
Banjar adat di Bali umumnya menerapkan konsep Tri Hita Karana dalam menata bangunan wantilan bale banjar, yaitu Parhyangan yang mencerminkan hubungan manusia dengan Tuhan, Palemahan yang mencerminkan hubungan manusia dengan lingkungan sekitar, dan Pawongan yang mencerminkan hubungan manusia satu dengan manusia lainnya. Namun seiring perkembangan jaman dan teknologi kini wantilan bale banjar yang dari sejarahnya tidak bertingkat kini di renovasi menjadi bangunan wantilan bertingkat. Timbul pertanyaan apakah yang sebenarnya melatarbelakangi desain bertingkat tersebut dan bagaimana wujud transformasinya agar tetap mencerminkan budaya Bali. Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi desain awal wantilan dan menentukan beberapa wantilan bale banjar yang berarsitektur Bali yang dianggap layak untuk mewakili wantilan-wantilan bale banjar yang ada di Bali. Konsep bangunan bertingkat diterapkan karena ada beberapa pertimbangan yaitu untuk memperluas space bale banjar seiring pertambahan jumlah krame banjar, perkembangan jaman yaitu dengan memiliki bangunan bertingkat menimbulkan suatu kebanggaan akan kemajuan banjar, dan pertimbangan ekonomi untuk fungsi komersial. Semasih desain balai banjar tetap berpedoman pada arsitektur tradisional Bali yaitu menerapkan konsep nawa sanga dan tri angga dalam penataan zoning dan tampilan fisik bangunan, maka wantilan bale banjar tersebut bisa diklasifkasikan sebagai bagian dari perkembangan budaya Bali.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
11

Tavares, Luis, Endang Baliarti, and Sigit Bintara. "PRE WEANING GROWTH OF BALI CALVES AT BALAI PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL SAPI BALI." Buletin Peternakan 36, no. 3 (March 20, 2013): 199. http://dx.doi.org/10.21059/buletinpeternak.v36i3.1629.

Full text
Abstract:
<p>Balai Pembibitan Ternak Unggul is a breeding center established by the Government of Indonesia (GOI) to perform preservation, breeding, breeding stock production and development, and also the distribution of breeding stock of Excellent Bali cattle at national level. In the production of excellent breeding stock through the performance test and progeny test. Pre-weaning growth is one of the important indicators for the population growth. The study was aimed to identify the pre-weaning calf growth rate of Bali cattle in 2010-2011, born from performance-test-passing-dams that were collectively reared with progeny-test-passing sires. Materials used were 84 pre-weaning Bali calves. This was a survey method-based descriptive analysis research. The results showed that in terms of the performance of pre-weaning growth, the birth weights of male and female calves were 18.37±1.65 kg and 18.27±1.29 kg, respectively. The weaning weights of male and female calves were 93.53±21.00 kg and 87.66±12.04 kg, respectively, with weaning time of 205 days. The average of daily weight gain (ADG) were 0.37±0.10 kg/head/day (male) and 0,34±0,06 kg/head/day (female). It was concluded that the pre-weaning calf growth rate of Bali cattle at the BPTU Bali in 2010-2011 were moderately high since they were born from the dams and the sires passing the performance test and progeny test.</p><p>(Keywords: Pre-weaning growth, Bali cattle)</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
12

Sastrawidana, I. Dewa Ketut, and I. Putu Surya Wirawan. "Edukasi dan Introduksi Pembuatan Pakan Biofermentasi bagi Bali Sari Desa Sepang, Buleleng, Bali." Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia 2, no. 6 (October 25, 2022): 1691–96. http://dx.doi.org/10.54082/jamsi.504.

Full text
Abstract:
Kelompok Bali Sari Desa Sepang, Buleleng, Bali sebagai mitra program memelihara sekitar 40 ekor kambing jenis Etawa untuk dimanfaatkan susunya sebagai campuran dalam pengembangan usaha produk perawatan kulit. Permasalahan utama mitra adalah sulitnya penyediaan hijauan yang berkualitas dan berkelanjutan karena keterbatasan sumber hijauan disaat musim kemarau dan keterbatasan waktu mencari hijauan terutama disaat musim panen. Tujuan pengabdian ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mitra untuk menerapkan teknologi biofermentasi pembuatan silase dalam kerangka penyediaan pakan berkualitas dan berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah edukasi dan pelatihan, dimana mitra secara aktif ikut terlibat mulai dari kegiatan edukasi pakan biofermentasi, pelatihan pembuatan silase, evaluasi kualitas pakan sampai mengujicobakan silase untuk ternak kambing. Pada pelaksanaan pelatihan, silase dibuat menggunakan campuran hijauan yang terdiri dari rumput lokal, rumput odot, gamal, lamtoro, dedak padi, molase dan maxigrwo sejenis EM4 sebagai sumber mikrobanya. Campuran bahan dirajang dan difermentasi selama 21 hari dalam silo pada kondisi kedap udara. Silase yang dihasilkan berkualitas baik yang dicirikan tidak berlendir, berwarna coklat kekuning, aroma asam, tidak ditumbuhi jamur, bertekstur padat dan tidak hancur serta disukai oleh kambing. Kegiatan ini mendapat respon yang sangat positif karena mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mitra dalam memproduksi pakan ternak berkualitas sekaligus sebagai upaya konservasi sumber hijauan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
13

Soewandi, Bayu Dewantoro Putro, Sumadi (Sumadi), and Tety Hartatik. "ESTIMASI OUTPUT BABI DI KABUPATEN TABANAN PROVINSI BALI." Buletin Peternakan 37, no. 3 (October 1, 2013): 165. http://dx.doi.org/10.21059/buletinpeternak.v37i3.3088.

Full text
Abstract:
<p>Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat estimasi output pada babi Bali dan babi Landrace di Kabupaten Tabanan. Penelitian ini dilakukan di lima kecamatan di Kabupaten Tabanan dengan mengambil 150 peternak. Data yang diambil adalah identitas peternak, komposisi, dan reproduksi ternak babi Bali dan babi Landrace. Estimasi output dihitung dengan cara pendekatan teori pemuliaan. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa nilai natural increase babi Bali dan babi Landrace sebesar 60,93 dan 116,38%. Nilai net replacement rate jantan dan betina babi Bali dan jantan dan betina babi Landrace sebesar 7.664,29 dan 1.844,05% serta 15.033,33 dan 1.386,47%. Nilai output pada babi Bali jantan dan betina sebesar 30,78 dan 23,58% atau 360 dan 114 ekor serta jantan dan betina pada babi Landrace sebesar 45,57 dan 70,49% atau 6.722 dan 10.009 ekor. Kesimpulan dari penelitian ini adalah estimasi output pada babi Bali jantan (30,78%) lebih besar daripada babi Bali betina (23,58%), sedangkan pada estimasi output babi Landrace jantan (45,57%) lebih kecil daripada babi Landrace betina (70,49%).</p><p><br />(Kata kunci: Estimasi output, Babi Bali, Babi Landrace)</p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
14

N. L. P, Sriyani, M. A. Rasna, I. N. T. Ariana, and A. W. Puger. "PROFIL ASAM LEMAK DAGING BABI BALI ASLI DAN BABI LANDRACE." Majalah Ilmiah Peternakan 20, no. 1 (July 19, 2017): 12. http://dx.doi.org/10.24843/mip.2017.v20.i01.p03.

Full text
Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan profil lemak hewani dari dua jenis daging babi daribangsa (breed) yang berbeda yaitu babi bali asli (babi lokal) dan babi landrace (babi ras). Penelitian ini dilaksanakandengan mengambil beberapa sampel daging babi bali dan babi Landrace. Daging yang diambil bersumber daridaging yang dijual di Rumah Potong Hewan Tradisional yang berlokasi di Banjar Pegending, Desa Dalung KutaUtara. Selanjutnya sampel daging dianalisis profil asam lemaknya dengan metode Gas Cromatografi di LaboratoriumTerpadu IPB Bogor. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa profil asam lemak penyusun daging babi bali aslimaupun daging babi landrace terdiri dari 10 asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acids/SFA) yaitu asam caprik,asam laurat, asam miristat, asam pentadecanoat, asam palmitat, asam heptadecanoat, asam stearat, asam arachidat,asam behenik, asam caprilic, empat jenis asam lemak tidak jenuh tunggal (Mono Unsatured Fatty Acids/MUFA)yaitu asam palmitoleat, asam oleat, asam erucic, asam eiucosenoic dan 2 jenis asam lemak tak jenuh ganda (PollyAnsatured Fatty Acids/PUFA) yaitu asam linoleat, asam eicosedienoic. Kata kunci: profil asam lemak, daging babi bali, dan babi landrace
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
15

I W., SUKANATA, B. R. T. PUTRI, and SUCIANI . "PREFERENSI PRODUSEN BABI GULING TERHADAP BABI BALI SEBAGAI BAHAN BAKU." Majalah Ilmiah Peternakan 21, no. 2 (June 30, 2018): 66. http://dx.doi.org/10.24843/mip.2018.v21.i02.p05.

Full text
Abstract:
This study aims at observing the main attributes of bali pigs that prefer as a raw material suckling pig producer.Farmers have to know this thing in order to increase consumer satisfaction and their loyality. The data usedinterview and observation as primary data collected to fifty producers of suckling pig which is located in Bali. Theywere interviewed using questionnaires and analyzed with chi square and multiatribut Fishbein analysis. It showedthat preferences of producers based on attributes of color, gender, body size and body condition significantly differwithin 95% level of interest. Bali pig attributes that preferred by the producer as a raw material of roasted pig isbali pig with balck colour, sex of male, 10 up to 15 kg of body weight and fat body condition. The bali pig attributesconsidered by the producer in making decision to buy from the most consideration to the minimum such as bodysize, body condition, gender, and color. Body condition attribute was considered to be less satisfying for producersindicated with satisfaction score 2.9 from the maximum score of 5. So, it is important that farmers should payattention to these attributes in the future.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
16

Pranajaya, I. Kadek. "PENDAMPINGAN RESTORASI PENYENGKER DAN BALE KULKUL PURA DESA DAN PUSEH DESA PEKRAMAN GUWANG KECAMATAN SUKAWATI GIANYAR." Jurnal Lentera Widya 1, no. 1 (December 22, 2019): 21–29. http://dx.doi.org/10.35886/lenterawidya.v1i1.62.

Full text
Abstract:
Pura Desa dan Puseh Desa Pekraman Guwang Kecamatan Sukawati di perkirakan sebagai peninggalan bangunan cagar budaya yang memiliki keunikan ukiran dan ornamen arsitektur Bali. Masyarakat Desa Guwang telah melakukan restorasi pada Penyengker (tembok) dan Bale Kulkul yang didampingi oleh tim ahli dari Ikatan Arsitek Indonesia Provinsi Bali bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Desain Bali, dimulai dari proses perencanaan hingga pengawasan berkala. Restorasi dilakukan untuk memulihkan kembali keadaan penyengker (tembok) dan Bale Kulkul karena tenggelam akibat meningginya jalan raya dan sejumlah ukiran dan ornamen style Bali sudah keropos. Restorasi mengedepankan pada aspek pelestarian dengan memanfaatkan kembali bahan-bahan lama dan mengganti bahan yang tidak dapat digunakan dengan pola ukiran, ornamen, dan ciri khas gaya masih tetap bertahan seperti sebelumnya. Pedampingan restorasi dilakukan agar masyarakat dapat melaksanakan kegiatan restorasi sesuai dengan Undang-undang No.11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Selain itu untuk memperkaya dan menambah wawasan, baik bagi penulis maupun bagi pembaca, serta dapat memberikan informasi dalam bidang keilmuan budaya arsitektur.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
17

Butar Butar, Nisa Elisabet, Wahyu Sri Wiyati, and Ketut Sumerjana. "PEMANFAATAN PROGRAM ACARA TALKSHOW DI BALI TV SEBAGAI MEDIA PROMOSI BAGI MUSISI DI BALI." MELODIOUS : JOURNAL OF MUSIC 1, no. 2 (April 10, 2023): 54–63. http://dx.doi.org/10.59997/melodious.v1i2.2167.

Full text
Abstract:
Artikel ini membahas tentang pemanfaatan acara Talk Show sebagai media publikasi dan promosi karya musisi di Bali. Talks Show adalah Gelar wicara antara Host/Mc dengan narasumber yang di undang dan dikemas secara ringan. Perlu diingat walaupun acara Talkshow adalah suatu kegiatan tanya jawab, bukan berarti kegiatan ini sama dengan wawacara, karena Talk show tidak selalu terpaku dengan satu pembahasan. Biasanya Talkshow sangat indentik untuk membahas hal-hal yang sedang trend yang banyak diperbincangkan oleh masyarakat, dan sangat beragam pula jenisnya. Talk Show adalah salah satu program acara Televisi yang saat ini banyak digemari oleh masyarakat. Program acara Sesuai dengan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka, penulis mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan program Magang/Praktik kerja yang dilaksanakan di Bali TV. Melalui program ini penulis berkesempatan untuk membuat program acara yaitu Talkshow. Dalam hal ini penulis ingin mengembangkan program acara Talkshow yang memang sudah ada di Bali TV, dan membuat program tersendiri untuk mengundang bintang tamu dari kalangan musisi di Bali. Pelaksanaan program acara ini melalui tiga tahapan, yaitu tahap Pra – produksi, tahap Produksi dan tahap Pasca Produksi. Tahap Pra – Produksi yaitu tahapan proses brainstorming ide produksi Talk Show, diantaranya: platform yang digunakan sebagai media penyalur Talk Show, nama Talk Show, tema yang diangkat, karakteristik, segementasi, konsep (Layout Studio), narasumber dan host/mc. Tahapan produksi yaitu host/mc dan narasumber hadir untuk menghasilkan suatu produksi. Tahap pasca produksi adalah tahap dimana video Talkshow memasuki tahap penyuntingan sebelum ditayangkan ke khalayak publik.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
18

N. L. P., SRIYANI, and I. N. T. ARIANA. "STUDI KARAKTERISTIK KARKAS BABI BALI ASLI DAN BABI LANDRACE YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN BAKU BABI GULING." Majalah Ilmiah Peternakan 21, no. 2 (June 30, 2018): 56. http://dx.doi.org/10.24843/mip.2018.v21.i02.p03.

Full text
Abstract:
This study aims to determine the differences of carcass characteristics of the two different breeds, such as balipig and landrace pig. These domesticated animals used as raw material for suckling pig. A complete randomizeddesign (CRD) was used with two different pigs, bali pig with traditional maintenance management and landrace pigwith intensive maintenance management. Both species were used as samples between 2-3 months. They are testedusing T Test (Two Independent Tests). The research was conducted at traditional slaughter housing for the needsof suckling pig. It showed that 16.17 kg weight of bali pig used for suckling pig which is significantly lower (P<0.05)than 35.06 kg of landrace pigs. The carcass weight of bali pig is 10.77 kg significantly lower (P<0.05) than 25.65 kgof landrace pig. The percentage of bali pig carcass is 66.98% significantly lower (P<0.05) than 73.12% landrace pigs.The value of fleshing index of bali pig carcass is 0.22 significantly lower (P<0.05) than 0.38 landrace pigs. Back fatthickness of bali pigs is 11.2 mm significantly higher (P<0.05) than 8.1 mm landrace pigs. It can be concluded thatthe quality of bali pig carcass is lower better compared to landrace pig carcass.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
19

N. L. P., Sriyani, and A. A. Oka. "STUDI KUALITAS ORGANOLEPTIK KULIT BABI GULING DARI BAHAN BAKU BABI BALI DAN BABI LANDRACE." Majalah Ilmiah Peternakan 21, no. 3 (October 31, 2018): 91. http://dx.doi.org/10.24843/mip.2018.v21.i03.p01.

Full text
Abstract:
Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbandingan kualitas organoleptik kulit babi guling yang berasal daribabi bali dan babi landrace. Kulit babi guling ini adalah salah satu bagian dari babi guling yang paling digemarikonsumen, bentuk dan teksturnya hampir menyerupai kerupuk. Babi yang digunakan pada penelitian ini adalahbabi bali yang yang didatangkan dari Desa Gerokgak, Kabupaten Buleleng dipelihara secara ekstensif dengandiberikan pakan tradisional seadanya dan babi landrace dipelihara secara intensif yang diberikan pakan komersial.Berat babi yang digunakan relatif sama yaitu ± 20 kg dan dilanjutkan dengan proses penggulingan. Selanjutnyauuji organoleptik kulit babi guling dilakukan dengan menggunakan uji hedonik kepada 20 panelis semi terlatih.Uji hedonik yang dilakukan meliputi warna, aroma, tekstur, citarasa, ketebalan kulit, kerenyahan (crispy) danpenerimaan keseluruhan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis non-parametrik dengan uji-tmenurut Mann-Whitney dibantu dengan program SPSS 16. Dari hasil penelitian didapatkan tingkat kesukaanpanelis terhadap variabel warna, aroma, tekstur, cita rasa, ketebalan kulit dan kerenyahan (crispy) dari kulit babiguling yang berasal dari babi bali nyata lebih tinggi daripada babi landrace (P<0,05). Dapat disimpulkan bahwapanelis lebih menyukai kulit babi guling yang berasal dari babi bali daripada babi landrace.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
20

Ida Ayu Putu Sri Astiti Padmawati, SH.,MH. and Ida Bagus Sudarma Putra. "KESETARAAN GENDER DITINJAU DARI PERKEMBANGAN HUKUM WARIS BAGI PEREMPUAN BALI." VYAVAHARA DUTA 18, no. 2 (October 31, 2023): 13–25. http://dx.doi.org/10.25078/vyavaharaduta.v18i2.3034.

Full text
Abstract:
Masyarakat Bali dengan sistem kekerabatan patrilineal (di Bali lebih dikenal dengan sebutan purusa atau kapurusa), senantiasa menarik untuk dijarikan bahan diskusi, lebih-lebih kalau dikaitkan dengan kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat. keberadaan perempuan Bali, dalam berbagai aspek kehidupan dirasakan berada dalam posisi yang kurang mencerminkan kesetaraan dan keadilan gender. Sistem kapurusa yang dianut “dipojokkan” sebagai penyebab utama terciptanya suasana yang kurang menguntungkan bagi kaum peremuan Bali, terutama dalam pembagian warisan.penelitian yang digunakan adalah metode penelitian hukum normatif, dengan Pendekatan perundang-undangan (The statue approach ) dan Pendekatan Konseptual (The Conceptual Approach). Sumber Bahan hukum yang akan digunakan menunjang pembahasan permasalahan diatas adalah bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Hasil penelitian ini adalah Keputusan Pesamuhan Agung MUDP (Majelis Utama Desa Pakraman) Bali Nomor 01/KEP/PSM-3/MDP Bali/X/2010 tanggal 15 Oktober 2010 tentang Hasil-hasil Pesamuhan Agung III Majelis Utama Desa Pakraman Bali dapat membawa perubahan bersifat fundamental bagi pengaturan tentang hukum waris adat Bali. Keputusan Pesamuhan Agung tersebut memberikan hak mewaris bagi perempuan Bali atas harta gunakaya (harta bersama) yang ditinggalkan oleh pewaris. Walaupun Keputusan Pesamuhan Agung tersebut tidak menetapkan pembagian hak perempuan dan laki-laki sama sebagaimana rasa keadilan itu sendiri, tetapi bagi masyarakat Bali hal ini merupakan perubahan yang luar biasa, dan karena itu perlu disosialisasikan lebih nyata supaya dapat dipahami secara utuh dan komprehensif oleh seluruh lapisan masyarakat hukum adat Bali termasuk pemerintah daerah dan para penegak kuhum. Kata Kunci: Kesetaraan Gender, Perempuan, Waris.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
21

Ardika, I. Nengah. "PEMBERIAN HAK WARIS BAGI ANAK PEREMPUAN DI BALI DALAM PERSPEKTIF KEADILAN." Jurnal Magister Hukum Udayana (Udayana Master Law Journal) 5, no. 4 (August 24, 2017): 639. http://dx.doi.org/10.24843/jmhu.2016.v05.i04.p01.

Full text
Abstract:
Law of inheritance under Balinese customary law has made daughters as heirs. This is a fundamental change in view of Balinese customary law is more concerned with the male lineage. In this study addressed two issues namely 1) What is the basic consideration of granting inheritance rights for girls in Bali? 2) Does the inheritance under customary law Bali already reflect justice?. This study uses normative legal research, that examines the conflict of norms between Decision The Assembly General MUDP Bali No. 01 / KEP / PSM-3 / MDP Bali / X / 2010, Decision of Supremen Court regarding heirs of men and women in customary law system similarly, patriarchy. Legal materials collected through library research. The analysis is conducted qualitatively. Philosophically, granting inheritance rights to daughters in Bali reflects substantive justice. Legally granting inheritance rights in accordance reflect gender equality. Sociologically, the equality between men and women is in conformity with the times. Inheritance under customary law Bali already reflect justice. The Assembly decision MUDP Bali Agung No. 01 / KEP / PSM-3 / MDP Bali / X / 2010 is a product of gender responsive laws. Hukum waris menurut hukum adat Bali telah membuat anak perempuan sebagai ahli waris. Hal ini adalah perubahan mendasar dalam hukum adat Bali yang lebih memperhatikan garis keturunan laki-laki. Dalam penelitian ini dibahas dua permasalahan yaitu 1) Bagaimanakah dasar pertimbangan pemberian hak waris bagi anak perempuan di Bali?dan 2) Apakah pembagian warisan menurut hukum adat Bali sudah mencerminkan keadilan? Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, yang meneliti mengenai konflik norma antara Keputusan Majelis Umum MUDP Bali Nomor 01 / KEP / PSM-3 / MDP Bali / X / 2010, Keputusan Pengadilan tentang ahli waris laki-laki dan perempuan dalam hukum adat sistem patriarki. Bahan hukum dikumpulkan melalui studi kepustakaan. Analisis dilakukan secara kualitatif. Secara filosofis, pemberian hak waris untuk anak perempuan di Bali mencerminkan keadilan substantif. Secara hukum, pemberian hak waris mencerminkan kesetaraan gender. Secara sosiologis, kesetaraan antara laki-laki dan perempuan sudah sesuai dengan perkembangan zaman. Warisan menurut hukum adat Bali sudah mencerminkan keadilan. Keputusan Majelis MUDP Bali Agung Nomor 01 / KEP / PSM-3 / MDP Bali / X / 2010 adalah produk gender hukum responsif.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
22

Purwitasari, Made Santi, Sri Kayati Widyastuti, and I. Gusti Made Krisna Erawan. "GLUCOSE LEVELS OF NON-PREGNANT BALI CATTLE AT BALI’S CATTLE BREEDING CENTER OF SOBANGAN, BADUNG, BALI." Indonesia Medicus Veterinus 9, no. 6 (November 30, 2020): 870–78. http://dx.doi.org/10.19087/imv.2020.9.6.870.

Full text
Abstract:
Glukosa merupakan monosakarida yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak oleh sapi bali untuk kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan tubuh, pertumbuhan fetus, pertumbuhan jaringan tubuh dan produksi susu. Rendahnya glukosa darah dapat menyebabkan penurunan produktivitas sapi bali terutama sapi bali betina. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status kesehatan ternak sapi bali dengan cara menghitung kadar glukosa darah sapi bali betina tidak bunting di Sentra Pembibitan Sapi Bali Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Penelitian ini menggunakan sampel darah 12 ekor sapi bali betina tidak bunting dengan umur di atas dua tahun dan secara klinis sehat. Sampel darah diambil melalui vena jugularis menggunakan venoject berukuran 21G. Darah diambil dua kali yaitu sebelum pemberian pakan (0 jam) dan 2 jam setelah pemberian pakan. Sampel darah diperiksa menggunakan glukometer Nesco Multicheck 3 in 1 (glukosa, asam urat, dan kolestrol). Hasil penelitian menunjukkan rerata kadar glukosa darah yang sangat berbeda antara sapi bali tidak bunting pada waktu sebelum pemberian pakan (0 jam) yaitu 43,11 ± 2.98 mg/dL dan pada 2 jam setelah pemberian pakan yaitu 66,44 ± 2.87 mg/dL.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
23

Baiduri, Ahmad Anwar, Sumadi (Sumadi), and Nono Ngadiyono. "PENDUGAAN NILAI HERITABILITAS UKURAN TUBUH PADA UMUR SAPIH DAN UMUR SETAHUN SAPI BALI DI BALAI PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL SAPI BALI, JEMBRANA, BALI." Buletin Peternakan 36, no. 1 (November 13, 2012): 1. http://dx.doi.org/10.21059/buletinpeternak.v36i1.1269.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
24

Ellis, Derek. "Bali." Marine Pollution Bulletin 20, no. 9 (September 1989): 426–27. http://dx.doi.org/10.1016/0025-326x(89)90057-x.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
25

DEWI, ANGGRAENI PURNAMA, and HILMAN FAUZIA KHOERUMAN. "PEMBELAJARAN BAHASA RUSIA BAGI PEMANDU WISATA DI PULAU BALI." Journal of Linguistic Phenomena 1, no. 1 (July 31, 2022): 41. http://dx.doi.org/10.24198/jlp.v1i1.39906.

Full text
Abstract:
The use of the Russian language in Bali is very important due to the large number of Russian tourists visiting the island of Bali. Even though Russian grammar is very diverse and has significant differences from Indonesian grammar, this does not reduce the enthusiasm of the students to continue learning Russian. The method used in this research is a qualitative method with a cultural approach. The results of the study show that there are more and more Russian-speaking tour guides in Bali in line with the number of Russian tourist visits which continue to show an increase from 2002-2017. Some of them learn Russian through teaching institutions, and some are self-taught. In fact, a lot of information related to tourism to the island of Bali has now been made in Russian to make it easier for Russian tourists to understand.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
26

Pati, N. K., A. Gunawan, and R. I. Arifiantini. "Pendugaan Pola Genetik dan Fenotipik Sifat Reproduksi Ternak Babi di Provinsi Bali." Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan 4, no. 2 (June 30, 2016): 230–305. http://dx.doi.org/10.29244/jipthp.4.2.300-305.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
27

Dewi, Kadek Anggia Sandra, Anak Agung Gede Rai Remawa, and Toddy Hendrawan Yupardhi. "DESAIN NEUROPSYCHIATRY CENTRE BAGI PENDERITA SKIZOFRENIA DI KARANGASEM, BALI." Jurnal Vastukara: Jurnal Desain Interior, Budaya, dan Lingkungan Terbangun 2, no. 1 (March 28, 2022): 82–95. http://dx.doi.org/10.59997/vastukara.v2i1.1487.

Full text
Abstract:
Skizofrenia merupakan penyakit gangguan mental jangka panjang yang menyerang penderitanya dan memberikan efek halusinasi, delusi, kekacauan dalam berfikir hingga berpengaruh pada perubahan perilaku, sehingga penderitanya tidak memiliki kesadaran mengenai apa yang telah ia lakukan. Sebagian besar penduduk yang mengidap penyakit Skizofrenia yakni berada di daerah Karangasem, Bali. Menurut Rikesda tahun 2018 penderita Skizofrenia di Bali sebanyak 46.200 jiwa. Akibat tingginya angka hidup dan kurangnya fasilitas kejiwaan membuat masyarakat yang mengidap penyakit Skizofrenia di Karangasem, Bali ini di pasung agar tidak mengganggu aktifitas masyarakat lainnya. Oleh karena itu akan dirancang desain interior Neuropsychiatry Centre agar dapat memberikan wadah edukasi sekaligus sebagai tempat rehabilitasi bagi para pengidap Skizofrenia. Pemilihan lokasi di Daerah Karangasem, Bali dikarenakan terdapat banyak kasus penyakit kejiwaan khususnya Skizofrenia. Penulis hendak menciptakan desain interior dengan mengambil konsep “Azaztra Gati” atau pergerakan sel saraf sebagai landasan dalam menciptakan interior yang mampu mengedukasi pasien beserta keluarga sekaligus menyembuhkan penyakit mental Skizofrenia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
28

Aziz, Fadhila Arifin. "Strategi Penelitian Dan Pemanfaatan Data Kubur Bagi Studi Wilayah Di Bali." Berkala Arkeologi 20, no. 1 (May 28, 2000): 66–77. http://dx.doi.org/10.30883/jba.v20i1.808.

Full text
Abstract:
Bali, sampai kini dikenal dengan kekayaan nilai-nilai dan budaya yang bersifat unik. Proses pembentukan ·budaya di beberapa wilayah Bali memiliki perbedaan dan keragaman sejak masa plestosen sampai masa resen melalui proses terjadinya persentuhan komunitas-komunitas dari luar Bali. Dengan menerapkan kerangka pikir yang lebih sistematis, hasil penelitian arkeologi yang berorientasi wilayah dan kawasan Bali diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi kajian kebudayaan nusantara, khususnya Bali diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi kajian kebudayaan nusantara. Sumbangan di atas dapat berupa informasi gagasan ideologi maupun bentuk-bentuk fisik peninggalan masa lampau yang sampai kini masih tampak.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
29

I Nyoman Agus Suarya Putra, Aniek Suryanti Kusuma, Ayu Gede Willdahlia, Desak Dwi Utami Putra, I Ketut Sutarwiyasa, Putu Satria Udyana Putra, Ni Wayan Wardani, et al. "Pelatihan Fotografi (Motrek) Bagi Guru SMP Dalam Upaya Revitalisasi Bahasa Daerah Untuk Tunas Bahasa Ibu di Balai Bahasa Provinsi Bali." JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) 3, no. 3 (December 28, 2022): 549–58. http://dx.doi.org/10.37339/jurpikat.v3i3.962.

Full text
Abstract:
Pemakaian Bahasa Bali yang menurun terutama di kalangan generasi muda menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh Balai Bahasa Provinsi Bali untuk segera mengadakan program revitalisasi Bahasa. Salah satu kegiatan dalam program revitalisasi Bahasa Daerah adalah kegiatan pelatihan fotografi (motrek) untuk Guru SMP yang bertujuan agar revitalisasi bahasa dimulai dari ranah sekolah yaitu Guru dan Siswa. Harapannya di dalam kehidupan sehari-hari tidak jauh dari fotografi,. Foto-foto yang dihasilkan dapat diberikan keterangan dalam Bahasa bali terutama saat menggunggah ke sosial media. Pelatihan yang berlangsung selama 4 hari, menghadirkan peserta sejumlah 75 Guru SMP Negeri. Pelatihan diisi dengan penyampaian materi, diskusi, tanya jawab dan praktek langsung menggunakan ponsel peserta masing-masing. Hasil posttest menunjukkan peningkatan pemahaman materi sebesar 48% dari hasil pretest sebelumnya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
30

Rizqi Sholeha Putri, Anisya Setia, Tuty Maryati, and Ketut Sedana Arta. "Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) di Pejeng, Gianyar, Bali Sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA." Widya Winayata : Jurnal Pendidikan Sejarah 10, no. 3 (December 30, 2022): 51–64. http://dx.doi.org/10.23887/jjps.v10i3.43683.

Full text
Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) latar belakang berdirinya Balai Pelestarian Cagar Budaya di Pejeng, Gianyar, Bali, (2) koleksi yang disimpan di Balai Pelestarian Cagar Budaya di Pejeng, Gianyar, Bali yang dapat dijadikan sumber belajar sejarah, dan (3) pemanfaatan Balai Pelestarian Cagar Budaya di Pejeng, Gianyar, Bali sebagai sumber belajar sejarah. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Meliputi: (1) Rancangan Penelitian, (2) Penentuan Lokasi Penelitian,(3) Penentuan Informan, (4) Pengumpulan Data, (5) Kesahihan Data, (6) Analisis Data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) latar belakang berdirinya Balai Pelestarian Cagar Budaya yang diresmikan pada tahun 1989 telah mengalami perubahan nama sebanyak tujuh kali sesuai dengan kebijakan pemerintah (2) koleksi yang disimpan di Balai Pelestarian Cagar Budaya terdiri dari benda peninggalan pada masa paleolithikum, mesolithikum, neolithikum, megalithikum, perundagian dan hindu-budha (3) Balai Pelestarian Cagar Budaya sejauh ini sudah dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah baik untuk kalangan pelajar atau mahasiswa. Terkhusus bagi siswa SMA koleksi peninggalan diolah menjadi materi alternatif dengan berpacuan pada merti-materi pokok yang telah termuat pada silabus.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
31

Geria, Anak Agung Gde Oka, and I. Gusti Ngurah Agung Suprastayasa. "DAYA TARIK BAGI WISATAWAN BERSEPEDA DI PEDESAAN BALI." PARIWISATA BUDAYA: JURNAL ILMIAH AGAMA DAN BUDAYA 6, no. 2 (October 18, 2021): 133. http://dx.doi.org/10.25078/pba.v6i2.2398.

Full text
Abstract:
<p class="Affiliasi"><span lang="EN-US">Artikel ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui minat dan fasilitas pendukung pariwisata yang dibutuhkan oleh wisatawan mancanegara yang mengikuti paket wisata bersepeda di Desa Petak Kaja. Penelitian tersebut merupakan jenis pengembangan pariwisata pedesaan atau pedesaan berdasarkan teori pariwisata berbasis masyarakat yang berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wisatawan yang mengikuti paket wisata bersepeda ini menemukan beberapa atribut desa seperti masyarakat sekitar, kehidupan sehari-hari, keindahan pemandangan, persawahan desa, upacara adat, rumah desa, pura dan sekolah yang menarik. Sedangkan kebersihan lingkungan, lalu lintas desa dan kualitas jalan desa kurang menarik. Keindahan lanskap paling menarik dan lalu lintas desa paling tidak menarik. Mereka sangat membutuhkan toilet yang bersih dan higienis serta air yang jernih dan berkualitas yang dapat mereka gunakan di rumah-rumah penduduk setempat.</span></p>
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
32

Komang Suarsana, and Ni Ketut Karyati. "ADOPSI TIK DAN IMPLIKASINYA BAGI PERTANIAN DI BALI." JURNAL MANAJEMEN AGRIBISNIS (Journal Of Agribusiness Management) 8, no. 1 (June 9, 2020): 61. http://dx.doi.org/10.24843/jma.2020.v08.i01.p06.

Full text
Abstract:
Agriculture in Bali has historically been part of the traditional culture of rural communities. Utilization of information and communication technology (ICT) in the agricultural sector in Bali is still scarce. Therefore, research on the adoption of ICT in the agricultural sector is an urgent need at this time. This research contributes to understanding the adoption and use of ICT, identifying obstacles related to ICT use, and proposing recommendations with managerial implications for improving the current ICT system in Bali's agricultural sector. Research was carried out by distributing questionnaires about knowledge and ICTs for agriculture. The research findings show that there are 93,7% of the total respondents using at least one of the related equipment or ICT facilities for their agricultural businesses. As many as 74,1% of respondents who have adopted ICT have been able to overcome farming problems. Farmer respondents found ICT as an important factor in improving the quality of human resources and the quality of government services to them. The implications of ICT in agricultural development in Bali are considered very important, especially in extension activities. The availability of internet access and the ability and skills of the assisting officers are sufficient to help farmers, groups, or farmer groups to obtain information in the form of technological and institutional innovations.This information is needed in seeking the welfare of farmers. ICTs are a formal and informal source of practical information. Information can be accessed at any time every day. A number of agricultural websites provide weather forecasts, crop prices, financial and industrial services, and other general news. Internet connection provides a variety of functions and benefits to agricultural producers. Research shows that internet usage and the intended use may vary according to the type of operation.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
33

Sutrisnawati, Ni Ketut. "DAMPAK BENCANA ALAM BAGI SEKTOR PARIWISATA DI BALI." Jurnal Ilmiah Hospitality Management 9, no. 1 (December 23, 2018): 57–66. http://dx.doi.org/10.22334/jihm.v9i1.144.

Full text
Abstract:
Natural disasters are natural phenomenon that can occur at any time anywhere. Natural disasters negatively affects society, either through damage to property or through loss of life, environmental damage, also affect various aspects of human life, such as economic, socio-cultural, security, etc. Tourism is an industry continues to be developed in many countries in the world. Tourism as a smokeless industry is strongly influenced by various aspects, one of which is security. Disaster as part of security has a huge influence on the tourism sector. Humans feel anxious and worried about visiting destinations that are prone to disasters. It cannot be denied that Bali is highly dependent on the tourism sector. The Mount Agung eruption in 2017, which lasted until 2018, had an impact on most Balinese people, especially those working in the tourism sector. Reduced tourist arrival due to travel warnings, as well as the closure of Ngurah Rai airport for several days due to volcanic ash bursts had caused the industry in the tourism sector to experience a downturn. To reduce the impact of natural disasters, especially on the tourism sector, various efforts and cooperation from all stakeholders are needed to jointly find solutions to solve the problems arising from this disaster. This solution can be in the form of prevention / pre-disaster, preparedness and post-disaster /recovery. With the existence of concrete efforts and actions before, during and after a disaster, it is expected to create a positive image of Bali so as to create sustainable tourism without worrying for natural disasters. Keywords: Natural Disasters, Tourism Sector, Bali
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
34

Nika wirawan, I. Gede Nika wirawan. "PELATIHAN BAHASA INGGRIS BAGI WARGA SANGEH, BADUNG-BALI." HIKMAYO: JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT AMAYO 1, no. 2 (October 12, 2022): 48. http://dx.doi.org/10.56606/hikmayo.v1i2.66.

Full text
Abstract:
Pengabdian masyarakat ini dilakukan di desa Sangeh Badung dalam bentuk kegiatan pelatihan percakapan bahasa Inggris. Menguasai tenses dalam bahasa Inggris sangat penting ketika melakukan percakapan bahasa Inggris dengan tamu asing. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris siswa di kelompok belajar desa Sangeh-Badung. Metode pengajaran yang digunakan dalam pelatihan bahasa Inggris adalah metode Communicative Language Taeching in Secondary Level. Pelatihan Bahasa Inggris ini terselenggara atas kerjasama antara Kursus Konsultan Bahasa dan Program Studi Bahasa Inggris di Universitas Bali Dwipa. Pelaksanaan pelatihan bahasa Inggris ini dilakukan secara offline untuk mendapatkan hasil kegiatan pembelajaran yang maksimal. Peserta pelatihan bahasa Inggris dasar di desa Sangeh Badung sangat antusias dan aktif mengikuti pembelajaran atau pelatihan percakapan bahasa Inggris. Para siswa diberikan pemahaman tentang tenses bahasa Inggris yang sering digunakan, yaitu simple present tense, simple future tense dan simple past tense. Selain itu, peserta pelatihan bahasa Inggris dasar ini juga melakukan latihan percakapan langsung dengan guru sehingga guru dapat memantau secara langsung proses perkembangan siswanya.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
35

Putri, Penny Kurnia. "Tren Donasi Digital Bagi Gen ‘Z’ Mahasiswa Bali." Jurnal Ilmiah Widya Sosiopolitika 5, no. 1 (July 21, 2023): 1. http://dx.doi.org/10.24843/jiwsp.2023.v05.i01.p01.

Full text
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
36

Widiantana, I. Kadek. "MEDIA MASSA BERBAHASA BALI SEBAGAI MEDIA PEMERTAHANAN BAHASA BALI DI PROVINSI BALI." Widya Duta: Jurnal Ilmiah Ilmu Agama dan Ilmu Sosial Budaya 17, no. 1 (March 30, 2022): 1–9. http://dx.doi.org/10.25078/wd.v17i1.29.

Full text
Abstract:
Balinese language as the mother tongue of the Balinese people is inherited and used until now. As part of the cultural treasures, the existence of the Balinese language is very important to be preserved. The Provincial Government of Bali, as the highest policy holder in the region, has also issued various legal regulations, both in the form of regional regulations and governor regulations in preserving the Balinese language. Policies from the local government certainly require support from all components of Balinese society as supporters and users of the Balinese language. In addition to the efforts carried out by the local government, the mass media in Bali have also long played a role in preserving the Balinese language, one of which is by including Balinese language rubrics in the mass media published, either in daily, weekly or monthly editions. However, the contribution of the Balinese-language mass media is felt to have received less attention from the public, including the government, so that its existence is fluctuating. Therefore, it is important to conduct a study on how the development, existence and also the supporting or inhibiting factors of maintaining the Balinese language through the Balinese language mass media. When viewed from its development, the mass media in Balinese language has been developing for a long time. The Balinese language mass media is still effective in conveying information to the public, because most Balinese people are still active in using the Balinese language. Factors supporting the existence of Balinese-language mass media in Bali include, among others, the support of the Bali provincial government in preserving the Balinese language and literature in the form of regulations in the form of governorates and local regulations; the idealism of the owners or managers of Balinese-language mass media in Bali; the development of Balinese language communities; there are universities that open Balinese language departments. The inhibiting factors for the existence of Balinese-language mass media in Bali include very little interest in writing by the Balinese; the Balinese language is only a spoken language, not a written language; the world of literature is very minimal; operating costs
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
37

Gunada, I. Wayan Agus, and I. Made Intaran. "Pembelajaran Aksara Bali Untuk Penguatan Sradha Serta Bhakti Dan Internalisasi Pendidikan Karakter Hindu." Dharma Sevanam : Jurnal Pengabdian Masyarakat 2, no. 2 (October 24, 2023): 129–47. http://dx.doi.org/10.53977/sjpkm.v2i2.897.

Full text
Abstract:
Tujuan penulisan ini untuk menggambarkan proses kegiatan pelatihan dalam penguatan pengetahuan, perubahan sikap dan peningkatan keterampilan menulis dan membaca aksara Bali bagi anak-anak di Dusun Taman Bali, Desa Sepakek, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah. Secara demografi, masyarakat Dusun Taman Bali merupakan komunitas Hindu keturunan Bali yang sudah berdiam cukup lama di Pulau Lombok. Sehingga masih menganut tradisi-tradisi Bali, salah satunya masih digunakannya bahasa Bali dalam berkomunikasi bagi warganya walaupun sudah bercampur dengan kosakata bahasa daerah setempat. Bahasa Bali yang digunakan sebagai alat komunikasi lebih kepada wujud lisan dan verbal, namun untuk pengetahuan dan penguasaan penggunaan aksara Bali dalam tradisi tulisnya di kalangan anak-anak masih kurang sehingga perlu untuk diadakan pembelajaran aksara Bali. Kegiatan pembelajaran aksara Bali ini merupakan bagian dari pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat, data-data yang digunakan menggunakan data kualitatif dengan observasi, studi wawancara dan kajian dokumentasi sebagai teknik pengumpulan datanya. Berdasarkan hasil kegiatan maka dapat dijelaskan bahwa pada studi awal sebagian besar anak-anak belum mengenal aksara Bali secara mendalam, oleh karenanya disusun model pembelajaran melalui perencanaan pembelajaran menyesuaikan tingkat penguasaan materi dan gaya belajar anak-anak. Dari hasil pelaksanaan dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan aksara Bali telah berhasil dilakukan, dan anak-anak telah memahami bentuk aksara Bali Wreastra dan pengangge aksaranya. Disamping juga anak-anak telah memiliki keterampilan dan mampu menulis aksara Bali walaupun secara bentuk masih perlu untuk ditingkatkan. Diharapkan kegiatan ini dapat berlanjut di masa mendatang dan tulisan ini dapat menjadi pustaka rujukan bagi peneliti dan akademisi dalam upaya meningkatkan penguasaan aksara Bali bagi anak-anak melalui proses pembelajaran.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
38

Gotama, Putu Andyka Putra. "STRATEGI PEMERTAHANAN BENTUK LEKSIKAL NUMERALIA BAHASA BALI." LAMPUHYANG 13, no. 1 (January 25, 2022): 90–106. http://dx.doi.org/10.47730/jurnallampuhyang.v13i1.88.

Full text
Abstract:
ABSTRAK Bahasa Bali merupakan salah satu bagian dari kebudayaan Bali. Kita ketahui bersama bahwa bahasa merupakan jati diri pemiliknya (Seloka, 2006: 6). Artinya, bahasa Bali merupakan jati diri dari masyarakat Bali. Oleh karena itu, eksistensi bahasa Bali merupakan “harta” yang patut untuk dipertahankan. Namun, kenyataannya sekarang bahasa Bali sedikit demi sedikit telah mulai digeser keberadaannya oleh pengaruh bahasa lain. Buktinya adalah generasi muda Bali sekarang nampaknya mulai tidak memperhatikan bahasa Ibu mereka. Sebagian besar generasi muda tidak mengetahui apa arti kata telung benang, selikur, sasur, selaé dan yang lainnya. Oleh karena itu, penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui bentuk leksikal numeralia dalam bahasa Bali dan strategi pemertahanan bentuk leksikal numeralia dalam bahasa Bali. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif, dengan pendekatan empiris. Subjek dalam penelitian ini adalah tokoh masyarakat, pendidik (guru dan dosen) bahasa Bali, dan para pemerhati bahasa Bali. Kemudian, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah wawancara dan studi kepustakaan dengan teknis analisis data melalui reduksi, klasifikasi, display, dan interpretasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, dalam bahasa Bali terdapat bentuk-bentuk leksika numeralia mulai dari tingkat satuan, puluhan, ratusan, ribuan, sampai pada tingkat pecahan yang paling tinggi. Masing-masing bentuk memiliki nama atau sebutan tersendiri. Kedua, berdasarkan hasil wawancara, teridentifikasi adanya dua strategi yang efektif untuk diterapkan dalam mempertahankan bahasa Bali. Strategi tersebut adalah pembiasaan penggunaan bahasa Bali dalam situasi formal di Bali dan pembiasaan untuk menggunakan bentuk leksika numeralia dalam bahasa Bali pada komunikasi yang terjadi di rumah. Berdasarkan hasil tersebut peneliti merumuskan beberapa saran, di antaranya, untuk pemerintah diharapkan untuk lebih memperhatikan kaitannya dengan pemertahanan bahasa daerah, dalam hal ini adalah bahasa Bali, bagi masyarakat diharapkan senantiasa membudayakan penggunaan bahasa Bali dalam komunikasi sehari-hari. Selain itu, diharapkan untuk tetap mempertahankan bahasa Bali sebagai bahasa Ibu, bagi pendidik terutama pendidik bahasa Bali, diharapkan untuk menerapkan pembiasaan komunikasi menggunakan bahasa Bali baik di dalam kelas maupun di luar kelas, Bagi mahasiswa diharapkan untuk membudayakan penggunaan bahasa Bali dalam komunikasi sehari-hari di kampus dan di luar kampus, dan bagi peneliti lain diharapkan tetap melakukan kajian terhadap pemertahanan bahasa Bali, sehingga nantinya akan muncul strategi-strategi lainnya yang dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
39

Mardika, I. Nyoman, and I. Dewa Putu Sumantra. "LAGU POP BALI DALAM PELESTARIAN BUDAYA BALI." KULTURISTIK: Jurnal Bahasa dan Budaya 4, no. 1 (January 20, 2020): 74. http://dx.doi.org/10.22225/kulturistik.4.1.1595.

Full text
Abstract:
Balinese Pop Songs is an important media to help preserve Balinese culture, especially the Balinese language. In addition to the Balinese language is now increasingly less attractive to the younger generation of the main generation who were eroded by the development of globalization due to the increase in technological development. As a media, Balinese Pop Songs have been developing since the 1970s are now facing challenges in the development of the music world. Because, on the other hand, Balinese pop songs are expected to continue to exist, while on the other side, they are expected to help preserve Balinese culture. The concept of preservation published here is through the Balinese pop song Balinese language which is increasingly marginalized due to the insistence of globalization. The Balinese language which is the basis for Balinese pop songs must remain a prominent feature even though sometimes there must be Indonesian, regional and foreign languages as interludes. The use of Balinese language which dominates is certainly directly to invite listeners or viewers to participate in preserving the use of Balinese language. Balinese language as part of Balinese culture must be able to face the development of the dynamics Balinese culture.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
40

Prasiasa, Dewa Putu Oka, Yeyen Komalasari, and Dewa Ayu Diyah Sri Widari. "Perempuan Bali dalam Pengelolaan Pariwisata di Bali." Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI) 4, no. 1 (March 31, 2023): 27–40. http://dx.doi.org/10.22373/jsai.v4i1.2557.

Full text
Abstract:
Women are often positioned as marginal people in various fields of life, including the position of Balinese women in managing tourism in Bali. This article aims to analyze the position of Balinese women in tourism management in Bali. This research is a literature study with a qualitative descriptive analysis. This research found that Balinese women are very enthusiastic as homeworkers because they are related to domestic activities. These symptoms are related to the ideological superstructure and work ethic. This study also found that social structure and material infrastructure strengthen the work ethic. Balinese women think that work is yadnya, needs to be carried out and practiced to improve self-quality. Even though Balinese women experience injustice in the management of tourism in Bali, they are still eager to earn a living. Abstrak Perempuan sering diposisikan sebagai kaum marginal dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk posisi perempuan Bali dalam pengelolaan pariwisata di Bali. Artikel ini bertujuan menganalisis posisi perempuan Bali dalam pengelolaan pariwisata di Bali. Penelitian ini merupakan studi literatur dengan analisis deskriptif kualitatif. Penelitian ini menemukan perempuan Bali amat bergairah sebagai pekerja rumahan karena berkaitan dengan kegiatan domestik. Gejala ini terkait dengan superstruktur ideologi dan etos kerja. Penelitian ini juga menemukan struktur sosial dan infrastruktur material memberikan penguatan terhadap etos kerja. Perempuan Bali menganggap kerja adalah yadnya, perlu dilaksanakan serta diamalkan untuk peningkatan kualitas diri. Meskipun perempuan Bali mengalami ketidakadilan dalam pengelolaan pariwisata di Bali, namun mereka tetap bersemangat untuk memperoleh nafkah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
41

Pujiari, A. A. Made. "Penggunaan Program Bali Simbar Dwijendra dalam Pembelajaran Aksara Bali di SMP Negeri 2 Mengwi." Dharma Sastra: Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Daerah 3, no. 1 (April 21, 2023): 1–9. http://dx.doi.org/10.25078/ds.v3i1.2371.

Full text
Abstract:
Rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran aksara Bali dapat mencerminkan rendahnya minat siswa. Seiring perkembangan teknologi diperlukan kreativitas dalam mengenalkan aksara Bali, dimana program Bali Simbar Dwijendra dianggap efektif meningkatkan minat siswa dalam belajar aksara Bali. Penelitian ini bertujuan menganalisis dan menjelaskan penerapan, faktor-faktor penyebab, dan implikasi penggunaan program Bali Simbar Dwijendra dalam pembelajaran aksara Bali bagi siswa, guru, dan sekolah SMP Negeri 2 Mengwi. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan data diperoleh melalui observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan studi dokumen. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dengan penyajian menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan penggunaan program Bali Simbar Dwijendra dalam pembelajaran aksara Bali dilakukan dalam tiga tahapan yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Faktor-faktor penyebab penggunaaan program Bali Simbar Dwijendra dalam pembelajaran aksara Bali yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Penggunaan program Bali Simbar Dwijendra berimplikasi positif bagi siswa, guru, dan lembaga SMP Negeri 2 Mengwi. Hal ini menunjukkan program Bali Simbar Dwijendra efektif digunakan dalam meningkatkan minat dan kualitas pembelajaran aksara Bali di SMP Negeri 2 Mengwi. Kata kunci : Program Bali Simbar Dwijendra, Pembelajaran Aksara Bali
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
42

Nurmayanti, Siti, Dwi Putra Buana Sakti, I. Nyoman Nugraha Ardana Putra, and Laila Wardani. "PENGARUH KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KEPUASAN HIDUP (STUDI PADAPEREMPUAN ETNIS BALI YANG BEKERJA DI KOTA MATARAM)." Distribusi - Journal of Management and Business 6, no. 2 (May 12, 2018): 35–46. http://dx.doi.org/10.29303/jdm.v6i2.23.

Full text
Abstract:
ABSTRAKEtnis Bali, dimanapun mereka bermukim baik individu ataupun berkelompok akan selalu melaksanakan kehidupannya sebagaimana yang ada di daerah leluhurnya yaitu Pulau Bali. Pelaksanaan tata cara berkehidupan yang telah diatur dan diwariskan oleh leluhur etnis Bali berlaku bagi laki-laki dan perempuan. Tentu saja hal ini menambah peran bagi perempuan etnis Bali, terlebih bagi mereka yang bekerja. Perempuan etnis Bali yang bekerja dihadapkan pada pemenuhan kewajiban dalam berbagai peran. Kondisi ini apabila tidak dapat diselaraskan, dapat menimbulkan konflik Konflik yang timbul dapat berupa konflik pekerjaan-keluarga yang dapat berdampak pada kepuasan kerja dan kepuasan hidup.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh konflik pekerjaan keluarga terhadap kepuasan kerja perempuan etnis Bali yang bekerja dan menganalisis pengaruh konflik pekerjaan keluarga terhadap kepuasan hidup perempuan etnis Bali yang bekerja..Paradigma yang digunakandalampenelitianiniadalahparadigmapositivisdenganmetodekuantitatifsebagaidesain yang tepatuntukmencapaitujuanpenelitian.Melaluipendekataninipenelitimenyebarkankuesionerterstruktur yang ditujukanuntukmemperoleh data yang akandianalisis. kepada 149 orang respondenperempuan etnis Bali di Kota Mataram yang bekerja, Semua data dianalisismenggunakanPartial Least Squre (PLS).Hasil penelitian menunjukkan konflik pekerjaan keluarga pengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja perempuan etnis Bali yang bekerja dan konflik pekerjaan keluarga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan hidup perempuan etmnis Bali yang bekerja.Kata Kunci: konflikpekerjaan-keluarga, kepuasan kerja, kepuasan hidup
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
43

Nurmayanti, Siti, Dwi Putra Buana Sakti, I. Nyoman Nugraha Ardana Putra, and Laila Wardani. "PENGARUH KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KEPUASAN HIDUP (STUDI PADAPEREMPUAN ETNIS BALI YANG BEKERJA DI KOTA MATARAM)." Distribusi - Journal of Management and Business 6, no. 2 (May 12, 2018): 35–46. http://dx.doi.org/10.29303/distribusi.v6i2.23.

Full text
Abstract:
ABSTRAKEtnis Bali, dimanapun mereka bermukim baik individu ataupun berkelompok akan selalu melaksanakan kehidupannya sebagaimana yang ada di daerah leluhurnya yaitu Pulau Bali. Pelaksanaan tata cara berkehidupan yang telah diatur dan diwariskan oleh leluhur etnis Bali berlaku bagi laki-laki dan perempuan. Tentu saja hal ini menambah peran bagi perempuan etnis Bali, terlebih bagi mereka yang bekerja. Perempuan etnis Bali yang bekerja dihadapkan pada pemenuhan kewajiban dalam berbagai peran. Kondisi ini apabila tidak dapat diselaraskan, dapat menimbulkan konflik Konflik yang timbul dapat berupa konflik pekerjaan-keluarga yang dapat berdampak pada kepuasan kerja dan kepuasan hidup.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh konflik pekerjaan keluarga terhadap kepuasan kerja perempuan etnis Bali yang bekerja dan menganalisis pengaruh konflik pekerjaan keluarga terhadap kepuasan hidup perempuan etnis Bali yang bekerja..Paradigma yang digunakandalampenelitianiniadalahparadigmapositivisdenganmetodekuantitatifsebagaidesain yang tepatuntukmencapaitujuanpenelitian.Melaluipendekataninipenelitimenyebarkankuesionerterstruktur yang ditujukanuntukmemperoleh data yang akandianalisis. kepada 149 orang respondenperempuan etnis Bali di Kota Mataram yang bekerja, Semua data dianalisismenggunakanPartial Least Squre (PLS).Hasil penelitian menunjukkan konflik pekerjaan keluarga pengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja perempuan etnis Bali yang bekerja dan konflik pekerjaan keluarga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan hidup perempuan etmnis Bali yang bekerja.Kata Kunci: konflikpekerjaan-keluarga, kepuasan kerja, kepuasan hidup
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
44

Pratiwi, Dede Ayu, I. Nyoman Adi Suratma, and I. Made Dwinata. "PREVALENCE AND RISK FACTORS OF COCCIDIA INFECTION IN PIGS IN THE HIGHLANDS OF BALI PROVINCE." Indonesia Medicus Veterinus 9, no. 6 (November 30, 2020): 900–909. http://dx.doi.org/10.19087/imv.2020.9.6.900.

Full text
Abstract:
Koksidia merupakan protozoa gastrointestinal yang umum menginfeksi babi. Infeksi dari koksidia disebut koksidiosis. Dampak yang ditimbulkan dari penyakit ini bagi ternak babi muda di antaranya diare dengan feses encer berwarna kuning, kekurusan, pertumbuhan lambat bahkan pada kasus berat dapat mengakibatkan kematian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi infeksi dan faktor risiko infeksi koksidia pada babi di wilayah dataran tinggi Provinsi Bali. Sampel penelitian yang digunakan adalah 200 sampel feses babi dan diperiksa dengan metode apung menggunakan larutan NaCl jenuh. Identifikasi ookista koksidia berdasarkan morfologi. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif dan faktor risiko berupa jenis kelamin, umur, manajemen pemeliharaan dan wilayah dianalisis dengan uji Chi-square. Hasil penelitian didapatkan bahwa prevalensi infeksi koksidia pada babi di wilayah dataran tinggi di Bali sebesar 46,5% yang terdiri dari wilayah dataran tinggi basah di Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan adalah (49,0%) dan wilayah dataran tinggi kering di Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem (44,0%). Faktor risiko jenis kelamin, umur, manajemen pemeliharaan dan wilayah tidak berhubungan dengan prevalensi infeksi koksidia.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
45

Juliarta, I. Made. "Pelatihan Bahasa Inggris Bagi Warga Babakan Canggu, Badung-Bali." FORDICATE 1, no. 2 (April 22, 2022): 206–11. http://dx.doi.org/10.35957/fordicate.v1i2.2429.

Full text
Abstract:
Pelatihan Bahasa Inggris dasar yang dilaksanakan di wilayah Banjar Babakan Canggu Badung ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris dasar bagi warga Banjar Babakan Canggu. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan berkat Kerjasama antara Prodi Bahasa Inggris, Universitas Bali Dwipa dan masyarakat sekitar di Banjar Babakan Canggu Badung Bali. Pelatihan Bahasa Inggris dasar ini dilaksanakan selama 4 bulan di wilayah Br. Babakan Canggu, Kuta Utara, Badung Bali. Di dalam proses pembelajaran tersebut, metode persuasive merupakan metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan jenis penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan berdasarkan observasi yaitu dengan mengamati fenomena yang terjadi di lapangan ketika proses pembelajaran dilaksanakan. Bentuk pelatihan yang diiberikan yaitu pelatihan bahasa Inggris dasar yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta pengabmas.Semua peserta pelatihan Bahasa Inggris dasar ini nampak sangat antusias di dalam mengikuti pelatihan Bahasa Inggris dasar ini yang dilaksanakan dengan berkerja sama dengan lembaga Bahasa Inggris Konsultan Bahasa. Kemampuan Bahasa Inggris para peserta pengabmas meningkat dilihat dari kemampuan berbicara dalam Bahasa Inggris setelah pelatihan Bahasa Inggris dasar ini. Dalam memeriksa, kehadiran peserta pengabmas, pengajar menggunakan Google form untuk memastikan peserta pengabmas sudah mengikuti sesi kelas hari ini.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
46

Novanti, Ni Putu Gupta, I. Nyoman Sulabda, and Nyoman Sadra Dharmawan. "Total Leukosit dan Diferensial Leukosit Sapi Bali Jantan Setelah Pengangkutan ke Rumah Potong Hewan Pesanggaran Denpasar." Indonesia Medicus Veterinus 11, no. 1 (January 31, 2022): 22–30. http://dx.doi.org/10.19087/imv.2022.11.1.22.

Full text
Abstract:
Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging masyarakat, sapi bali harus dibawa ke Rumah Potong Hewan (RPH) menggunakan sarana moda transportasi. Akan tetapi, selain memberi kemudahan dalam mobilisasi ternak, transportasi juga memberikan dampak stres bagi ternak. Stres transportasi dapat mengakibatkan perubahan fisiologis dalam tubuh ternak, salah satunya adalah perubahan pada total leukosit dan diferensial leukosit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui total leukosit dan diferensial leukosit sapi bali pascatransportasi. Penelitian ini menggunakan sampel darah dari 20 ekor sapi bali jantan yang disembelih di RPH Pesanggaran, Denpasar. Pengambilan sampel darah dilakukan melalui vena jugularis yang terletak pada bagian ventrolateral leher menggunakan jarum berukuran 21 gauge. Pemeriksaan total leukosit dan diferensial leukosit dilakukan di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Bali menggunakan Hematology Analyzer Sysmex XS-800i. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif. Rata-rata total leukosit sapi bali jantan pascatransportasi di RPH Pesanggaran Denpasar pada penelitian ini adalah, 12,22 x103/?L, sementara rata-rata diferensial leukosit yang terdiri atas neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, dan leukosit, berturut-turut 0,16 x103/?L, 0,06 x103/?L, 0,19 x103/?L, 0,95 x103/?L, 11,10 x103/?L. Berdasarkan hasil yang didapat, dapat diketahui bahwa transportasi dari Pasar Hewan Beringkit ke RPH Pesanggaran Denpasar berpengaruh terhadap total leukosit dan diferensial leukosit sapi bali jantan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
47

Novanti, Ni Putu Gupta, I. Nyoman Sulabda, and Nyoman Sadra Dharmawan. "Total Leukosit dan Diferensial Leukosit Sapi Bali Jantan Setelah Pengangkutan ke Rumah Potong Hewan Pesanggaran Denpasar." Indonesia Medicus Veterinus 11, no. 1 (January 31, 2022): 21–29. http://dx.doi.org/10.19087/imv.2022.11.1.21.

Full text
Abstract:
Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging masyarakat, sapi bali harus dibawa ke Rumah Potong Hewan (RPH) menggunakan sarana moda transportasi. Akan tetapi, selain memberi kemudahan dalam mobilisasi ternak, transportasi juga memberikan dampak stres bagi ternak. Stres transportasi dapat mengakibatkan perubahan fisiologis dalam tubuh ternak, salah satunya adalah perubahan pada total leukosit dan diferensial leukosit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui total leukosit dan diferensial leukosit sapi bali pascatransportasi. Penelitian ini menggunakan sampel darah dari 20 ekor sapi bali jantan yang disembelih di RPH Pesanggaran, Denpasar. Pengambilan sampel darah dilakukan melalui vena jugularis yang terletak pada bagian ventrolateral leher menggunakan jarum berukuran 21 gauge. Pemeriksaan total leukosit dan diferensial leukosit dilakukan di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Bali menggunakan Hematology Analyzer Sysmex XS-800i. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif. Rata-rata total leukosit sapi bali jantan pascatransportasi di RPH Pesanggaran Denpasar pada penelitian ini adalah, 12,22 x103/?L, sementara rata-rata diferensial leukosit yang terdiri atas neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, dan leukosit, berturut-turut 0,16 x103/?L, 0,06 x103/?L, 0,19 x103/?L, 0,95 x103/?L, 11,10 x103/?L. Berdasarkan hasil yang didapat, dapat diketahui bahwa transportasi dari Pasar Hewan Beringkit ke RPH Pesanggaran Denpasar berpengaruh terhadap total leukosit dan diferensial leukosit sapi bali jantan.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
48

Firliansyah, Eterna, Mirza Dikari Kusrini, and Arzyana Sunkar. "Pemanfaatan dan Efektivitas Kegiatan Penangkaran Penyu di Bali bagi Konservasi Penyu." Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology 2, no. 1 (October 4, 2017): 21. http://dx.doi.org/10.22146/jtbb.25690.

Full text
Abstract:
Sea turtle has been widely consumed in Bali since the 1970s mostly for religious activities. After many international critics, various stakeholders (governments, NGOs, environmentalists and Balinese people) developed the so-called “turtle conservation centre” as means to conserve sea turtles. The purpose of this study is to assess the effectiveness of those conservation efforts by evaluating the conservation activities of each conservation centres. We visited five sea turtle conservation centres in Bali; all were named as captive breeding centres or farm. The captive breeding centre is misleading as there is no activity related to captive breeding, mostly hatchery. Some of the eggs were not even originated from Bali, and the centres were sometimes used as the source for sea turtle for religious purposes. Based on the scoring, only one centre is active in terms of conservation. Turtle conservation program in Bali should increase their in situ program, i.e. mapping and protecting the nesting habitat and conducting regular monitoring of nesting turtle.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
49

Kholik, Kholik, Deta Ramdani Qadriyah, Supriadi, Candra Dwi Atma, Katty Hendriana Priscilia Riwu, and Septyana Eka Rahmawati. "Deteksi Parasit Darah pada Sapi Bali di Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak di Pulau Sumbawa." Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI) Indonesian Journal of Animal Science and Technology) 9, no. 2 (December 8, 2023): 89–99. http://dx.doi.org/10.29303/jitpi.v9i2.192.

Full text
Abstract:
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeteksi infeksi parasit darah pada sapi Bali di Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Serading di pulau Sumbawa. Metode penelitian ini menggunakan studi cross sectional survey dengan desain penelitian epidemiologi deskriptif yang berbasis perhitungan. Survei parasit darah pada sapi Bali dilakukan pada pada bulan Maret tahun 2023. Penelitian ini menggunakan 17 sampel darah sapi Bali yang diambil secara acak dengan metode simple random sampling. Sampel darah diambil dari vena Auricularis sapi Bali untuk dibuat apusan darah dan diwarnai dengan pewarnaan Giemsa untuk diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 1000x. Hasil penelitian menunjukan bahwa 17,64 % sapi Bali di Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Serading terinfeksi parasit darah. Parasit darah yang terdeteksi menginfeksi sapi Bali tersebut adalah Anaplasma sp dengan prevalensi 11,76 % dan Trypanosoma sp 5,88%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sapi Bali di Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Serading telah terdeteksi terinfeksi parasit jenis Anaplasma sp dan Trypanosoma sp dengan prevalensi yang rendah.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
50

Suriata, I. Nengah, and I. Wayan Antara. "Strategi Pemberdayaan Desa Adat pada Era Globalisasi." Public Inspiration: Jurnal Administrasi Publik 7, no. 1 (July 21, 2022): 60–66. http://dx.doi.org/10.22225/pi.7.1.2022.60-66.

Full text
Abstract:
Seperti kita ketahui bahwa Pulau Bali dikenal sebagai Pulau Dewata atau Pulau Seribu Pura. Masyarakat Bali mayoritas beragama Hindu dan mereka bertempat tinggal di dalam wilayah desa adat. Desa adat di Bali sejak semula sudah bersifat heterogin, kalau dilihat dari segi kasta/ wangsa, soroh atau kelas. Kehetroginan ini menjadi semakin tinggi, disebabkan, karena adanya perpindahan (migrasi) etnik non-Bali ke daerah Bali. Mereka membawa adat-istiadat, tradisi, kebudayaan, agama, dan identitas etnik yang lainnya. Apabila dengan adanya globalisasi, maka kebudayaan global leluasa masuk ke Bali. Adanya kondisi ini tentu memerlukan pemberdayaan agar desa adat tetap eksis ditengah-tengah terpaan gelombang arus globalisasi. Arah pemberdayaan adalah dengan mengembangkan aneka modal yang mereka miliki, tanpa mengabaikan asas normatif yang berlaku bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena Bali adalah bagian dari NKRI. Begitu pula tuntutan Global tidak bisa diabaikan begitu saja, karena Bali adalah bagian dari dunia. Dalam konteks ini asas pluralisme manjadi amat penting bagi desa adat di Bali.
APA, Harvard, Vancouver, ISO, and other styles
We offer discounts on all premium plans for authors whose works are included in thematic literature selections. Contact us to get a unique promo code!

To the bibliography